Anda di halaman 1dari 24

STABILISASI DANGKAL TANAH LUNAK

UNTUK KONSTRUKSI TIMBUNAN JALAN


(DENGAN SEMEN DAN CERUCUK)
Pd T-11-2005-B

Dr. Yudha Sandyutama, S.T., M.T.


Kepala Seksi Geoteknik
Subdirektorat Geoteknik dan Manajemen Lereng

D I R E K TO R AT P E M B A N G U N A N JA L A N
D I R E K TO R AT J E N D E R A L B I N A M A R G A
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
Subdirektorat Geoteknik dan Manajemen Lereng

TUGAS  Melakukan pembinaan teknis geoteknik dan manajemen lereng

 Pembinaan teknis perencanaan tanah


 Pembinaan pengembangan dan penerapan teknologi tanah
FUNGSI  Penyediaan konsultansi teknis geoteknik dan manajemen lereng
 Pembinaan teknis perencanaan mitigasi daerah rawan gempa, patahan dan manajemen lereng
 Pembinaan manajemen mitigasi daerah rawan longsor

SEKSI GEOTEKNIK SEKSI MANAJEMEN LERENG

 Penyiapan bahan pembinaan teknis perencanaan  Penyiapan bahan penyediaan konsultansi teknis
tanah lunak, tanah ekspansif, tanah dasar dan manajemen lereng
timbunan  Pembinaan teknis perencanaan mitigasi daerah
 Pembinaan pengembangan dan penerapan rawan gempa, patahan, dan manajemen lereng
teknologi tanah dasar pada daerah tanah lunak  Pembinaan manajemen mitigasi daerah rawan
dan tanah ekspansif longsor
 Penyediaan konsultansi geoteknik
OUTLINE
1 STABILISASI DANGKAL

2 PRINSIP DAN PARAMETER DESAIN

3 PENYELIDIKAN GEOTEKNIK

4 PERENCANAAN STABILISASI DANGKAL

5 PELAKSANAAN STABILISASI DANGKAL

6 INSTRUMEN GEOTEKNIK DAN PEMANTAUAN

7 PENYELIDIKAN PASCA KONSTRUKSI


Peta Penyebaran Tanah Lunak di Indonesia

Sumber: Penelitian Penyebaran Tanah Lunak di Indonesia, Saroso, 1984/1985


STABILISASI DANGKAL
Stabilisasi Dangkal

 Tujuan stabilisasi dangkal:  Stabilisasi dangkal dapat dilakukan dengan


 Meningkatkan daya dukung tanah menggunakan semen dan cerucuk tiang kayu
 Mengurangi sifat kompresibel  Penerapan pada tanah lunak yang tidak terlalu
 Mengurangi besarnya penurunan dalam dapat menggunakan stabilisasi dangkal
timbunan dengan semen sedangkan untuk tanah lunak
 Penggunaan stabilisasi dangkal telah berkembang yang lebih dalam dan daerah rawa digunakan
untuk memperbaiki lapisan tanah lunak di bawah cerucuk tiang kayu
permukaan

Stabilisasi dangkal dengan menggunakan semen Stabilisasi dangkal dengan menggunakan tiang kayu
Karakteristik Kinerja Stabilisasi Dangkal

Dari segi kinerja, stabilisasi dangkal dapat mengurangi penurunan total dan perbedaan
penurunan, deformasi lateral, serta meningkatkan stabilitas fondasi baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Tipe Stabilisasi Potensi Potensi Potensi Potensi Kecepatan Biaya
Dangkal Penurunan Deformasi Stabilitas Penimbunan
Total Lateral Fondasi
Tanpa stabilisasi Besar Besar Sangat tidak Lambat Rendah
dangkal stabil
Stabilisasi dangkal Sedang Cukup stabil Cukup stabil Sedang Sedang

Stabilisasi Agak kecil Stabil Stabil Agak cepat Tinggi


dangkal+cerucuk
yang renggang
(jarak antarcerucuk
> 3,5x diameter
cerucuk
Stabilisasi Kecil Lebih stabil Lebih stabil Cepat Sangat
dangkal+cerucuk tinggi
yang renggang
(jarak antarcerucuk
≤ 3,5x diameter
cerucuk
PRINSIP DAN
PARAMETER DESAIN
Pendekatan Desain
a) Daya Dukung Tanah
Tabel faktor keamanan berdasarkan kelas jalan
Variabel yang mengontrol besarnya daya
dukung tanah adalah kohesi, kedalaman, Kelas jalan Faktor keamanan
lebar pondasi, dan sudut geser dalam. I & II 1,4
III & IV 1,3
b) Faktor keamanan
Analisis stabilitas timbunan membutuhkan
faktor keamanan berdasarkan kelas jalan
yang harus dipenuhi untuk mengurangi
risiko keruntuhan.

c) Penurunan timbunan
Untuk memperkirakan penurunan timbunan
jangka panjang menggunakan Teori
Konsolidasi Terzaghi.

d) Stabilitas timbunan
Stabilitas fondasi diperiksa melalui analisis
stabilitas lereng dan dengan menggunakan
Metode Taylor atau Bishop untuk memeriksa
faktor keamanan dari timbunan. Apabila fk
yang didapat ≤ 1,3 maka stabilisasi dangkal Analisis stabilisasi lereng untuk stabilitas dangkal
digunakan untuk meningkatkan batas aman.
Mekanisme Teknik Stabilisasi Dangkal
• Kombinasi semen dan tiang cerucuk dapat
meningkatkan stabilisasi dengan mekanisme
berikut:
 Distribusi tegangan
 Meningkatkan stabilitas jangka pendek
 Memperkecil penurunan dengan cara
menyalurkan tegangan ke lapisan tanah
yang lebih dalam
• Batasan stabilisasi dangkal adalah teknik ini
tidak ditujukan untuk menghilangkan Distribusi tegangan
penurunan keseluruhan tapi hanya untuk
memperkecil penurunan

Meningkatkan stabilitas jangka pendek Mengurangi penurunan


PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
Penyelidikan Geoteknik
Untuk perencanaan stabilisasi dangkal diperlukan penyelidikan geoteknik yang terdiri dari penyelidikan
lapangan dan pengujian laboratorium.
Tabel jenis penyelidikan lapangan
No. Jenis Penyelidikan Standar Acuan Tujuan dan Kegunaan
1. Pemetaan topografi dan geologi SNI 03-2849-1992 Gambaran permukaan tanah lokasi proyek
lokal (pemetaan geologi)
2. Pengeboran ASTM D 2113-83 a) Gambaran visual dari tanah
(1993) b) Letak muka air tanah
c) Pengambilan contoh tanah dan jenis tanah
3. Pengujian Penetrasi Standar (SPT) SNI 03-4153-1996 a) Tingkat kepadatan dan konsistensi tanah
b) Pengambilan contoh tanah terganggu untuk uji sifat indeks di laboratorium
c) Untuk mengetahui efektivitas stabilitas dangkal dengan membandingkan
nilai N dari SPT sebelum dan setelah konstruksi
4. Pengambilan contoh tanah tak SNI 03-4148-1996 a) Untuk pengujian laboratorium yaitu sifat-sifat indeks dan mekanik
terganggu (Spesifikasi Tabung b) Untuk mengetahui efektivitas stabilisasi dangkal dengan membandingkan
Dinding Tipis untuk Pengambilan sifat-sifat indeks dan mekanik sebelum dan sesudah konstruksi
Contoh Tanah Berkohesi Tidak
Terganggu)
5. Uji geser baling lapangan SNI 06-2487-91 a) Kuat geser tak terdrainase lapisan tanah lunak
b) Untuk mengetahui efektivitas stabilisasi dangkal dengan membandingkan
sifat-sifat indeks dan mekanik sebelum dan sesudah konstruksi

6. Penyondiran, secara mekanik SNI 03-2827-1992 a) Untuk mengetahui konsistensi tanah


maupun elektrik b) Stratigrafi tanah pada lokasi proyek
c) Korelasinya dengan sifat mekanik
d) Untuk mengetahui efektivitas stabilisasi dangkal dengan membandingkan
sifat-sifat indeks dan mekanik sebelum dan sesudah konstruksi
Penyelidikan Geoteknik

Tabel jenis pengujian laboratorium


No. Jenis Pengujian Standar Acuan Tujuan dan Kegunaan

1. Pengujian sifat indeks: a) Dilakukan pada tahap sebelum konstruksi guna menentukan
- Kepadatan - SNI 03-2828-1992 sifat awal tanah untuk perencanaan stabilisasi dangkal, juga
- Berat jenis - SNI 03-1964-1990 untuk perencanaan campuran lapisan yang distabilisasi
- Kadar air - SNI 03-1965-1990
- Batas-batas Atterberg - SNI 03-1967-1990 b) Dilakukan pada tahap setelah konstruksi untuk menegaskan
SNI 03-1966-1990 peningkatan lapisan yang distabilisasi, juga efektivitas
SNI 03-3422-1994 stabilisasi dangkal dengan membandingkan perubahan sifat
- Distribusi ukuran butir - SNI 03-3423-1994 indeks

2. Pengujian sifat teknik a) Kuat tekan bebas (qu) untuk analisis stabilitas lereng dan daya
- Kuat tekan bebas - SNI 03-3638-1994 dukung tanah
- Konsolidasi - SNI 03-2812-1992 b) Sifat konsolidasi, seperti angka pori awal (e0), indeks
kompresi (Cc), koefisien konsolidasi (cv) dan tegangan pra
konsolidasi (P’c) untuk memperkirakan penurunan tanah
akibat pembebanan pada timbunan yang dimaksud
c) Dilakukan pada tahap sebelum konstruksi untuk menentukan
sifat awal tanah tanah serta dilakukan pada tahap setelah
konstruksi untuk mendapatkan hasil peningkatan dari
stabilisasi dangkal dengan membandingkan perubahan kuat
geser, angka pori dan tegangan pra konsollidasi
PERENCANAAN
STABILISASI DANGKAL
Prosedur Perencanaan Stabilisasi Dangkal
Mulai

• Prosedur pertama yang harus dilakukan Langkah 1


Cek penurunan total Ya Tanpa teknik
adalah menentukan kriteria penurunan dan stabilisas pondasi stabilisasi dangkal
(Fk min= 1,3)
dan stabilitas berdasarkan kelas jalan.
Tidak
Gunakan teknik stabilisasi
dangkal dengan semen dan Tidak dapat
digunakan
tentukan ketebalan lapisan
tanah yang distabilisasi
Tabel batas-batas penurunan untuk timbunan
Langkah 2-a
Cek penurunan total
Nilai X (kecepatan penurunan < X mm/tahun Ya
Kelas jalan Tidak >X mm/tahun
setelah konsolidasi, mm/thn) Gunakan teknik
Gunakan teknik stabilisasi
stabilisasi dangkal
I < 20 dangkal dengan tiang cerucuk
dengan semen
dan tentukan panjang tiang
II <25 Langkah 3-a >X mm/
Langkah 2-b Cek stabilitas fondasi tahun
Cek penurunan total
III & IV <30 Ya (fk min = 1,3) Tidak

Tidak < X mm/tahun


Tentukan kombinasi yang
Tentukan kekakuan
efektif dari segi biaya untuk
lapisan tanah yang
diameter/ spasi tiang cerucuk
distabilisasi yang
dan kekakuan lapisan tanah
dibutuhkan
yang distabilisasi
Tidak

Cek stabilitas fondasi


(fk min = 1,3)

Ya

Tentukan rasio
pencampuran lapisan
tanah yang distabilisasi
Prosedur perencanaan teknik stabilisasi dangkal dari hasil percobaan

dengan/tanpa tiang cerucuk


Selesai
Stabilisasi dengan Pencampuran Semen
Pilih perbaikan tanah dengan stabilisasi

Selidiki sifat-sifat tanah lunak


yang akan distabilisasi
• Pencampuran tanah dengan bahan aditif
semen dilakukan untuk memenuhi kuat
geser. Periksa berat isi, berat jenis, kadar
• Dilakukan uji laboratorium untuk air alami, batas Atteberg, & loss
of ignition
menentukan tipe dan perbandingan Tanah inorganic:
γ >= 1,6; GS > 2,5; Wn <60%
campuran. Plastisitas = CH; LOI <10%
• Dikarenakan homogenitas yang sulit Secara visual tidak mengandung
bahan organik
dikontrol di lapangan, digunakan faktor
reduksi untuk membedakan upaya Ya
pemadatan di lapangan dan di Dicampur dengan
semen/OPC pada
laboratorium. perbandingan 100 s/d
200 kg/m3

Dipadatkan dengan
modified proctor

Perawatan di dalam
wadah lembab selama
7 hari

Uji kuat tekan bebas

Meningkatkan Periksa
Tidak
perbandingan kekuatan
semen yang lebih tekan yang
besar daripada (a) ditargetkan
Ya
Selesai

Metodologi pencampuran semen


PELAKSANAAN
STABILISASI DANGKAL
Tahapan Konstruksi Pada Teknik Stabilisasi Dangkal

Persiapan lokasi
Membuang material yang tidak diperlukan, dan
menambahkan air bila pada kelembapan tanah lebih
rendah daripada kadar optimumnya
Pemasangan Penyebaran
cerucuk kayu bahan stabilisasi
Menggunakan Back-hoe atau secara manual

Pencampuran
Menggunakan Back-hoe atau traktor pertanian
dengan tambahan peralatan

Perataan

Menggunakan Motor-grader atau Buldozer

Pemadatan
Menggunakan Tire-roller, Tandem-roller, Vibrating-
roller, Vibrating-plate atau compactor

Perawatan
Menutupi dengan lembaran plastic

Pengujian
kualitas
Uji CBR, uji pembebanan pelat dan uji kerucut pasir

Tahapan konstruksi pada teknik stabilisasi dangkal


INSTRUMEN GEOTEKNIK
DAN PEMANTAUAN
Instrumen Geoteknik dan Pemantauan
Untuk mengetahui efektivitas penggunaan teknik stabilisasi dangkal dan sebagai peringatan awal bila
timbunan dalam kondisi kritis terhadap keruntuhan diperlukan pemasangan instrumen geoteknik.
No. Jenis Instrumentasi Fungsi Penempatan Instrumen

1 Pelat penurunan Untuk memantau penurunan total dan Pada permukaan lapisan yang
perbedaan muka tanah distabilisasi di bagian tengah dan
kedua ujung penampang melintang
timbunan
2 Ekstensometer Untuk memantau penurunan total pada tiap Pada lubang bor di bagian tengah
magnetik (magnetic lapisan tanah yang berbeda timbunan dengan kedalaman yang
extensometer) bervariasi
3 Patok geser Untuk memantau pergerakan lateral muka Pada permukaan timbunan atau
tanah tanah yang berdekatan dengan kaki
timbunan
4 Inklinometer Untuk memantau pergerakan lateral pada Pada lubang bor yang berdekatan
lapisan tanah yang berbeda dengan kaki timbunan. Ujung
inklinometer harus masuk di tanah
keras di bawah tanah kompresibel
5 Pisometer Untuk memantau tekanan air pori yang Pada lubang bor yang ditempatkan
berkaitan dengan penempatan timbunan di bagian tengah timbunan pada
dan disipasi air pori terhadap waktu kedalaman yang bervariasi dalam
lapisan tanah kompresibelnya
6. Pipa ukur muka air Untuk mengukur fluktuasi muka air tanah Pada lubang bor ditempatkan di luar
dan sebagai referensi untuk menghitung badan timbunan yang r elatif tidak
kelebihan tekanan pori terpengaruh oleh beban timbunan,
dibawah fluktuasi muka air tanah
yang diharapkan
Pemantauan Instrumen Geoteknik

Instrumen geoteknik dipantau pada interval


dengan periode sebagai berikut.
• Pemantauan harian
Dilakukan pada awal kegiatan yaitu selama
proses penimbunan berlangsung dan
sebulan sesudah penimbunan selesai.
• Pemantauan mingguan
Dilakukan pada periode kedua setelah satu
bulan dari selesainya proses penimbunan.
Umumnya dilakukan 3-6 bulan.
• Pemantauan bulanan
Dilakukan pada periode ketiga setelah
pemantauan mingguan selesai. Tata letak instrumen geoteknik untuk timbunan diatas tanahc
PENYELIDIKAN
PASCA KONSTRUKSI
Penyelidikan Pasca Konstruksi

 Penyelidikan pasca konstruksi disebut check boring.


 Bertujuan untuk membuktikan efektivitas stabilisasi dangkal.
 Perbandingan sifat indeks dan sifat mekanik dari tahap prakonstruksi dengan tahap
pasca konstruksi.
 Program penyelidikan pasca konstruksi sama dengan program penyelidikan
prakonstruksi namun lebih difokuskan kepada lapisan tanah kompresibel.

Contoh penyelidikan pasca konstruksi


TERIMA KASIH

D I R E K TO R AT P E M B A N G U N A N JA L A N
D I R E K TO R AT J E N D E R A L B I N A M A R G A
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Anda mungkin juga menyukai