Anda di halaman 1dari 56

PENINGKATAN KAPASITAS PENGEOLA TEKNIK

PEMBANGUNAN BGN

SNI TERKAIT PERANCANGAN STRUKTUR


PONDASI PADA BANGUNAN GEDUNG
Seri – 3 : 18 April 2022

Paulus P. Rahardjo, Ph.D


Professor of Geotechnical Engineering
Universitas Katolik Parahyangan
Bandung - Indonesia
OUTLINE OF PRESENTATION
1. Ruang Lingkup Pekerjaan Pondasi
2. Persyaratan Perancangn Pondasi
3. Karakteristik Tanah dan Penyelidikan Tanah
4. Daya Dukung Ijin
5. Ketahanan terhadap geser, pengangkatan, dan guling
6. Metode Pengujian Pembebanan dan Integritas
7. Penurunan Ijin
8. Contoh contoh Kasus Pondasi Dangkal dan Pondasi Dalam
9.1 RUANG LINGKUP PEKERJAAN FONDASI

Pasal ini menetapkan persyaratan pekerjaan fondasi yang meliputi


(1) persyaratan perancangan fondasi dan persyaratan struktur
fondasi.
(2) kriteria laporan perancangan fondasi serta kriteria untuk
melaksanakan survei lapangan.
(3) Fondasi dangkal dan fondasi tiang serta pengujian fondasi tiang
9.2 PERSYARATAN PERANCANGAN FONDASI
• Fondasi dari suatu gedung/struktur harus direncanakan dan dibangun agar aman
dalam memikul beban-beban yang bekerja padanya tanpa mengurangi kestabilan
ataupun menyebabkan deformasi yang besar pada bangunan tersebut, atau bangunan
lain di sekitarnya, jalan, ataupun lereng yang ada.
Untuk mengatasi kedua hal tersebut, maka perancangan fondasi harus:
• a) Memenuhi persyaratan kekuatan, baik untuk struktur fondasinya maupun untuk
lapisan tanah pendukung fondasi tersebut (strength requirement);
• b) Memenuhi peryaratan penurunan yang ditentukan (serviceability requirement).
9.2.2 KARAKTERISTIK TANAH

Perancangan fondasi
membutuhkan pengetahuan
mengenai perilaku teknis
lapisan tanah di bawahnya,
kondisi air tanah, kondisi
geologi, dan sejarah
terbentuknya tanah pada lokasi.
Karakteristik tanah yang
digunakan merujuk ke Pasal 5
dari SNI ini.
9.2.3 DAYA DUKUNG IZIN

Daya dukung izin tanah,


diambil yang terkecil dari:
a) kapasitas ultimit tanah
dengan faktor keamanan
yang cukup
b) deformasi fondasi akibat
beban yang bekerja masih
dalam batas-batas yang
diizinkan
9.2.4.3 Penurunan izin
Besarnya penurunan total dan beda penurunan yang diizinkan ditentukan
berdasarkan toleransi struktur atas dengan mengacu pada integritas,
stabilitas dan fungsi dari struktur di atasnya.

Penurunan izin < 15 cm + b/600 (b dalam satuan cm) untuk bangunan


tinggi dan bisa dibuktikan struktur atas masih aman.

Beda penurunan (differential settlement) yang diperkirakan akan terjadi


harus ditentukan secara saksama dan konservatif, serta pengaruhnya
terhadap bangunan gedung tinggi di atasnya harus dicek untuk menjamin
bahwa beda penurunan tersebut masih memenuhi kriteria kekuatan dan
kemampulayanan sebesar 1/300.
CONTOH KASUS MENARA PISA : SEJARAH KONSTUKSI MENARA PISA
KEMIRINGAN MENARA TELAH DIKETAHUI SEJAK TAHAP II
PEMBANGUNAN. ADA BEBERAPA TAHUN BERHENTI (ALASAN POLITIK)

South edge of the foundation has settled about 3.85m and the
north edge 2.15m (Differential settlement is about 1.7m)
KONDISI TANAH DAN MONITORING
USAHA MELAKUKAN KOREKSI
ROTASI AKIBAT PENGGALIAN DIBAWAH PONDASI
9.3.3 KETAHANAN TERHADAP GESER, PENGANGKATAN,
DAN GULING
Perancangan suatu fondasi juga harus memenuhi persyaratan berikut ini.
a) Ketahanan terhadap geser harus minimum 1,5 kali lebih besar (statik) dan 1,1 (seismik) akibat
gaya geser yang disebabkan oleh beban rencana. Tahanan geser yang diperhitungkan adalah base shear
dan tahanan pasif. Namun, tahanan pasif harus diabaikan kecuali dapat dipastikan bahwa tekanan pasif
dapat dipastikan tetap ada selama umur rencana;
b) Ketahanan terhadap pengangkatan harus minimum 1,5 kali lebih besar dari gaya angkat akibat
beban. Ketahanan ini sedapat mungkin diatasi dengan beban mati. dalam situasi khusus dapat
menggunakan sistem angkur yang diatur pada pasal 10;
c) Ketahanan akibat guling harus minimum 2 kali lebih besar dari momen guling. Momen guling
besarnya sama dengan jumlah dari momen stabilizing akibat beban mati minimum ditambah dengan
akibat tahanan pengangkuran yang diizinkan.
PONDASI DANGKAL DENGAN BEBAN EKSENTRIS
PONDASI GABUNGAN (COMBINED FOOTING)

Pondasi gabungan digunakan bilamana :


• Jarak antara kolom terlalu dekat
• Terdapat gaya momen yang besar 
eksentrisitas besar
• Membutuhkan lebar pondasi yang lebih besar
• Mengurangi differential settlement
PONDASI RAKIT (RAFT)
DESAIN PONDASI RAKIT UNTUK HIGH RISE BUILDING

Pertimbangan Desain
- Profil Tanah  ketebalan lapis pendukung
- Kuat Geser Tanah  Daya Dukung Tanah
- Sifat Kemampatan Tanah  settlement dan deformasi
- Stabilitas Bangunan Terhadap Angin dan Gempa
- Uplift (untuk bagian podium)
- Metode Konstruksi
- Monitoring
Kondisi Pelapisan Tanah
Pelaksanaan
Late Pour Strip
PONDASI DALAM
Pemilihan Jenis Pondasi Tiang Pancang
- Kualitas material lebih pasti
- Pelaksanaan Cepat
- Kesulitan menembus lensa
- Gangguan Suara dan Getaran
- Tekanan Air Pori Ekses
- Diameter Terbatas

Tiang Bor
- Kualitas material perlu dijaga
- Dapat menembus lensa
- Relatif getaran tidak masalah
- Diameter bisa besar
- Tidak ada Tekanan air pori ekses
Mekanisme Transfer Beban Pondasi Tiang pada Tanah
METODE INSTALASI PONDASI TIANG PANCANG
9.2.3 DAYA DUKUNG IZIN (PONDASI TIANG)
Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
METODE INSTALASI TIANG BOR
Spiral Auger Bucket Auger

Belling Bucket

Core Barrel
METODE KONSTRUKSI TIANG BOR

Dry Method Drilling with Slurry Drilling with Casing


9.2.3.2 Metode pengujian pembebanan
Pondasi Dangkal
- Plate Bearing Test
- Full Scale Test

Pondasi Dalam
- Metode Kentledge
- Metode Reaction Pile
- Metode Pembebanan Dua arah (Bi-directional)
- Uji Dinamik
9.8 Uji fondasi tiang (pembebanan dan integritas)

Hasil uji pembebanan harus dibuat dan ditandatangani oleh tenaga ahli
geoteknik tersertifikasi.

a) Uji pembebanan dilakukan untuk memenuhi persyaratan berikut:

1) Memastikan kapasitas tiang terhadap beban,


2) Menentukan dan memastikan parameter desain yang digunakan,
3) Melakukan verifikasi integritas tiang.
b) Uji pembebanan yang perlu dilakukan:

Tahap pendahuluan atau sebelum pelaksanaan, sebagai dasar perancangan


untuk penentuan daya dukung fondasi yang dilakukan pada saat sebelum
perancangan dilaksanakan atau sebagai konfirmasi kebenaran dasar perancangan.
Lokasinya dipilih sedemikian rupa pada kondisi tanah yang relatif terburuk
dilapangan.

Tahap pelaksanaan, sebagai pembuktian besarnya daya dukung rencana pada


system fondasi, struktur penahanan tanah dan bagian struktur bangunan
terpenuhi. Lokasinya dipilih pada lokasi yang paling krusial dan pelaksanaan yang
relatif paling mencurigakan/nilai pelaksanaan terburuk.
c) Apabila hasil uji pembebanan tidak memenuhi daya dukung dalam
perancangan, maka perlu diadakan peninjauan kembali perancangan
berdasarkan hasil uji pembebanan tersebut.

d) Prosedur uji pembebanan harus dilaksanakan berdasarkan ASTM edisi


terakhir.

e) Besarnya beban pada uji pembebanan minimum 200% dari beban rencana
untuk proof test.
Uji Beban Dinamik

Force

Velocity
Uji Pembebanan Dinamik pada Tiang Bor
(Cimeta Bridge Foundation, Cipularang Toll Road Phase 1)
Ringkasan

SNI 8460-2017 merupakan pedoman untuk Perencanaan Geoteknik,


meliputi berbagai aspek terkait termasuk perencanaan pondasi

Perencanaan dan pelaksanaan pondasi harus didasari pada


pemahamam tentang kondisi tanah, kondisi pembebanan, kondisi
lapangan terkait metode pelaksanaan dan harus aman secara
structural, daya dukung tanah maupun penurunan atau deformasi
Terima Kasih
Atas Perhatian ibu-bapak

Anda mungkin juga menyukai