Anda di halaman 1dari 167

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKY AT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN


PUSAT LITBANG JALAN & JEMBATAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN

PENGUJIAN LABORATORIUM DALAM PELAKSANAAN


PEKERJAAN CAMPURAN BERASPAL
Bandung, 8 Agustus 2019
ISU PERKERASAN

 OVERLOADING  BAD CONSTRUCTION

 HIGH PAVEMENT TEMP..  EARLY DAMAGE


2
2
RESPON PERKERASAN
RESPON PERKERASAN AKIBAT BEBAN (DIPENGARUHI LINGKUNGAN)

RETAK

DEFORMASI

DEFORMASI RAVELLING/
PLASTIS LUBANG

3
KERUSAKAN UTAMA PADA
LAPISAN BERASPAL
PERMASALAHAN CAMPURAN  BLEEDING

4
TRAFFIC  KEAUSAN PERMUKAAN

3
LINGKUNGAN OKSIDASI, AGING, RETAK, LUBANG DLL

2
BEBAN  DEF. PLASTIS

1
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
DESAIN PERKERASAN JALAN

BEBAN TEBAL KEKUATAN


LALULINTAS PERKERASAN TANAH DASAR

“PAVEMENTS ARE DESIGNED TO FAIL”


(IN A PREDICTABLE WAY)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


5
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
UJI LAPANGAN UNTUK
KEPERLUAN DESAIN
BEBAN LALULINTAS TEBAL LAPIS PERKERASAN &
(CESA/ESAL) LALU KEKUATAN
• CORE TANAH• FWD
DASAR
• PERHITUNGAN
LINTAS (LHR) DRILL/TES PIT • BENKELMAN SURVEY KONDISI
• PENGUJIAN BEBAN • GPR BEAM
PERMUKAAN JALAN
KENDARAAN • UJI CBR • DCP

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


6
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
PROSEDUR PENENTUAN TEBAL
OVERLAY PERK. LENTUR
 TEBAL OVERLAY
BERDASARKAN
LENDUTAN
MAKSIMUM

 TEBAL
OVERLAY
NON
STRUKTUR
AL

 TEBAL 𝐶𝐹
  =𝐷 0 − 𝐷 200
OVERLAY
BERDASARKA
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK) N LENGKUNG
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN LENDUTAN
DESAIN PERKERASAN

DESAIN STRUKTUR  TEBAL DAN JENIS PERKERASAN PER LAPISAN

8
KOMPONEN CAMPURAN BERASPAL

01 AGREGAT HALUS

AGREGAT
02 KASAR

03 ASPAL
.

BAHAN LAINNYA
04 ADITIF, FILLER, DLL
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
SIFAT AGREGAT

UKURAN GRADASI
BUTIR
04 05
KEBERSIHAN
BENTUK PARTIKEL 03 06
KELEKATAN TERHADAP ASPAL
TEKSTUR PERMUKAAN 02 07

PENYERAPAN 01 08 KEKERASAN

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
SIFAT ASPAL
• Sifat Kimia:
• Aspalten : 5 – 25% KARAKTERISTIK ASPAL YANG
DIBUTUHKAN
1. Aspal harus dapat melapisi agregat dan mengisi rongga
• Malten antar agregat hingga perkerasan cukup rapat dan kedap
• Resin: dari air
• Aromatic: 40-65% 2. Aspal harus memberikan lapisan yang elastis sehingga
perkerasan tidak mudah retak
• Sifat Fisik: • Saturated 5 - 25% 3. Aspal tidak peka terhadap perubahan suhu di lapangan
• Durabilitas  Reologi 4. Aspal mempunyai adhesi yang baik terhadap agregat
yang dilapisi
• TFOT Penetrasi
 5. Aspal mempunyai kohesi yang baik
• RTFOT  Titik Lembek 6. Aspal tidak cepat rapuh atau lapuk
• PAV 7. Aspal mudah dikerjakan
 Absolut viskositas 8. Aspal aman saat pengerjaan
• Keamanan
 Viskositas Kinematis 9. Aspal homogen dan tidak berubah selama penyimpanan
• Titik Nyala 10. Aspal memberikan kinerja yang baik terhadap campuran
 Daktilitas
• Kemurnian
• Berat Jenis  Rotational Viskometer

• Adhesi/Kohesi  DSR
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KLASIFIKASI ASPAL KERAS

 Berdasarkan tingkat  Berdasarkan kelas  Berdasarkan kelas kinerja


kekerasan aspal kekentalan (Viscosity (Performance Grade)
(Penetration grade) grade)  RTFOT
 Penetrasi  Viskositas pada 60 °C  Pressure Aging Vessel
 Titik Nyala  Viskositas pada 135 °C (PAV)
 Daktilitas  Penetrasi  Rotational Viskometer
 Kelarutan  Titik Nyala (RV)
 TFOT (LOH):  Daktilitas  Dynamic Shear
Penetrasi, Daktilitas  Kelarutan Rheometer (DSR)
 TFOT (LOH):  Bending Beam Rheometer
Viskositas 60 °C, (BBR)
Daktilitas  Direct Tension Tester
(DDT)
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
12
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KEPEKAAN ASPAL TERHADAP
TEMPERATUR

Resiko
Deformasi D (PI rendah)
Log Penetrasi

C (PI tinggi)

Ket:
IP: Indeks Penetrasi
Resiko T1:Temperatur pengujian (25°C)
Retak PenT1: Nilai Penetrasi pada Temp. Pengujian
TL: Titik Lembek
15oC 25oC 65oC
Temperatur
Dari persamaan diatas terlihat
bahwa makin tinggi nilai titik
Pada Pen Sama lembek makin tinggi nilai IP
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
13
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KECEPATAN PENUAAN ASPAL
(SHELL, 1995)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
JENIS PERKERASAN JALAN
MENURUT SPEK UMUM

PERKERASAN BERBUTIR TANPA


PENUTUP ASPAL

PERKERASAN BETON SEMEN

1 2 3
PERKERASAN ASPAL

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
CAMPURAN BERASPAL PANAS

• Campuran beraspal merupakan kombinasi


campuran antara agregat dan bahan aspal dengan
atau tanpa bahan tambah.
• Aspal berperan sebagai pengikat dan Agregat
berperan sebagai tulangan
• Sifat-sifat mekanis dalam campuran beraspal ini
diperoleh dari friksi dan kohesi dari bahan-bahan
pembentuknya.
• Friksi agregat diperoleh dari ikatan antar butir
agregat (interlocking) dan kekuatannya tergantung
dari gradasi, tekstur permukaan, bentuk butiran
dan ukuran agregat maksimumnya.
• Sifat
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN kohesi
KERJA (PISK) diperoleh dari sifat-sifat aspal yang
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN 16
17
SIFAT CAMPURAN
Sifat dan Persyaratan Campuran
beraspal
• Stabilitas: Mampu mendukung beban LL tanpa deformasi
• Keawetan/DayaTahan : mampu menahan keausan akibat cuaca,
iklim, dan gesekan roda kendaraan
• Impermeabilitas: kedap air agar tidak masuk pada lap. Bawah
• Workabilitas: mudah dilaksanakan, dihampar dan dipadatkan
• Kelenturan: tahan thd lendutan akibat LL tanpa retak
• Kekesatan (Skid Resistance): cukup aman pada kondisi basah
• Ketahanan terhadap Lelah (Fatigue Resistance): mampu
menahan repetisi beban LL selama umur pelayanan tanpa
terjadi retak

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
GRADASI CAMPURAN (UMUM)
GRADASI CAMPURAN
BERASPAL PANAS Gradasi:
Grafik Ilustrasi Gradasi Ilustrasi Setting
Proporsi
Grafik
Komulatif
 Campuran
Beraspal
Ukuran
Gradasi Rapat
Butir Ukuran yang
Proporsi hilang
Grafik
Komulatif  Campuran
Beraspal
Ukuran yang
hilang
Ukuran
Butir
Gradasi
Proporsi Dominasi Ukuran
Senjang

Grafik
Komulatif

Ukuran
Butir
 Campuran
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK) Beraspal
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Gradasi
GRADASI AC & LTBA (MENERUS)

P ro sen lolo s (% )

P rose n lo lo s (% )
Ukuran saringan (mm) Ukuran saringan (mm)

Gradasi LTBA-A Atas Gradasi LTBA-A Bawah


Gradasi AC WC Atas Gradasi AC WC Bawah
Gradasi LTBA-B Halus Atas Gradasi LTBA-B Halus Bawah
Gradasi AC BC Atas Gradasi AC BC Bawah
Gradasi LTBA-B Kasar Atas Gradasi LTBA-B Kasar Bawah
Gradasi AC Base Atas Gradasi AC Base Bawah

 TEBAL NOMINAL  STABILITAS MARSHAL


MINIMUM: MINIMUM:
• LTBA-A  2.0 CM • LTBA-A  800 KG
• LTBA-B HALUS • LTBA-B HALUS 1000 KG
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK) 3.0 CM • LTBA-B KASAR  1000 KG
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN • LTBA-B KASAR 
GRADASI SMA & HRS (SENJANG)

Prosen lolos (% )
P ro se n lo lo s (% )

Ukuran saringan (mm)


Gradasi SMA Kasar Atas Gradasi SMA Kasar Bawah Ukuran saringan (mm)
Gradasi SMA Halus Atas Gradasi SMA Halus Bawah Gradasi HRS WC Atas Gradasi HRS WC Bawah
Gradasi SMA Tipis Atas Gradasi SMA Tipis Bawah Gradasi HRS Base Atas Gradasi HRS Base Bawah

 DAPATKAH GRADASI SENJANG TERCAPAI DI


LAPANGAN?????

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN *SPEK UMUM 2018 6.3.2.5) HAL 6-39
TAHAPAN JMF
A
B
Mulai
Kalibrasi bukaan bin dingin dan menentukan
bukaannya. Selanjutnya pengambilan contoh
Evaluasi jenis dari bin panas dan diuji gradasinya
campuran dan
persyaratannya
Penentuan komposisi tiap bin sesuai gradasi rencana,
selanjutnya pembuatan FCR untuk mengetahui karakteristik
Kesesuaian campuran. Hasil yang diperoleh dievaluasi untuk
mutu bahan dengan tidak Ganti bahan menentukan kadar aspal optimum
spesifikasi
Uji coba pencampuran di AMP untuk melihat
ya
kesesuaian operasional dengan rencana
(sebelumnya periksa kondisi AMP)
Kesesuaian
Perbaikan alat Jika perlu atau jika
peralatan dengan standar tidak
atau ganti alat uji terjadi banyak
pengujian Sesuai dengan rencana tidak
overflow lakukan
ya perubahan gradasi
ya
Pembuatan FCR untuk mengetahui Uji coba pemadatan di lapangan untuk
karakteristik campuran dari bin dingin menentukan jumlah lintasan pemadat.

Kesesuaian Perbaikan gradasi,


Perubahan gradasi atau
karaktristik campuran tidak jika perlu ganti Campuran beraspal
dengan spesifikasi bahan
tidak penambahan pasir pada
mudah dipadatkan
proporsi yang diijinkan

ya ya
Pengesahan FCR
A B menjadi FCK
(Selesai)
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK) 21
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
TAHAPAN JMF (1)

PENGUJIAN SIFAT FISIK


MATERIAL

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KETENTUAN AGREGAT KASAR

Angularitas
Kelekatan agregat terhadap aspal
SNI 2439:2011 SNI 7619:2012
Min. 95% SMA  100/90
Abrasi Lainnya  95/90
SNI 2417:2008
Partikel Pipih Lonjong
AC Modif./SMA Camp. Beraspal lainnya ASTM D4791-10
100 Put  Max. 6% 100 Put  Max. 8% Perbandingan 1:5
500 Put  Max. 30% 500 Put  Max. 40% SMA  Max. 5%
Lainnya  10%

Kekekalan Bentuk Agregat Lolos #200


SNI 3407:2008 SNI ASTM
Max: 12% (Natrium Sulfat) C117:2012
Miax: 18% (Magnesium Max. 1%.
Sulfat)

 Penyerapan Air Maksimum 2% untuk campuran SMA dan 3% untuk campuran lainnya

 Perbedaan berat jenis agregat kasar dan halus ≤ 0,2

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KETENTUAN AGREGAT HALUS
SNI. 03-4141-1996
Max. 1%

SNI ASTM C117:2012


Max. 10%

SNI 03-6877-2002
Min. 45%

SNI 03-4428-1997
Min. 50%

Nilai Setara Pasir


Kadar Rongga Tanpa Pemadatan
Agregat Lolos Ayakan No. 200
Gumpalan Lempung dan Butir
mudah pecah dalam agregat
 Penyerapan Air Maksimum 2% untuk campuran SMA dan 3% untuk campuran lainnya

 Perbedaan berat jenis agregat kasar dan halus ≤ 0,2


PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KETENTUAN ASPAL

Tipe II Aspal Modifikasi


Tipe I Elastomer Sintetis
No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian Aspal
Pen.60-70 PG70 PG76

1. Penetrasi pada 25C (0,1 mm) SNI 2456:2011 60-70 Dilaporkan (1)
Temperatur yang menghasilkan Geser
2. Dinamis (G*/sinδ) pada osilasi 10 SNI 06-6442-2000 - 70 76
rad/detik ≥ 1,0 kPa, (°C)
3. Viskositas Kinematis 135C (cSt) (3) ASTM D2170-10 ≥ 300 ≤ 3000
4. Titik Lembek (C)  SNI 2434:2011 > 48 Dilaporkan (2)
5. Daktilitas pada 25C, (cm) SNI 2432:2011 > 100 -
6. Titik Nyala (C) SNI 2433:2011 > 232 > 230
7. Kelarutan dalam Trichloroethylene (%) AASHTO T44-14 > 99 > 99
8. Berat Jenis SNI 2441:2011 > 1,0 -
ASTM D 5976-00 Part
Stabilitas Penyimpanan: Perbedaan Titik 6.1 dan
9. - ≤ 2,2
Lembek (C)
SNI 2434:2011
10. Kadar Parafin Lilin (%) SNI 03-3639-2002 ≤2    

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KETENTUAN ASPAL

Tipe II Aspal
Modifikasi
Tipe I
Elastomer Sintetis
No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian Aspal
Pen.60-70 PG70 PG76

  Pengujian Residu hasil TFOT (SNI-06-2440-1991) atau RTFOT(SNI-03-6835-2002) : 


11. Berat yang Hilang (%) SNI 06-2441-1991 < 0,8 < 0,8
Temperatur yang menghasilkan Geser
12. Dinamis (G*/sinδ) pada osilasi 10 rad/detik SNI 06-6442-2000 - 70 76
≥ 2,2 kPa, (°C)
13. Penetrasi pada 25C (% semula) SNI 2456:2011 > 54 > 54 ≥ 54
14. Daktilitas pada 25C (cm) SNI 2432:2011 > 50 > 50 ≥ 25
  Residu aspal segar setelah PAV (SNI 03-6837-2002) pada temperatur 100C dan tekanan 2,1 MPa
Temperatur yang menghasilkan Geser
15. Dinamis (G*sinδ) pada osilasi 10 rad/detik SNI 06-6442-2000 - 31 34
≤ 5000 kPa, (°C)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
PENGUJIAN DSR, RTFOT, PAV
• Aspal yang digunakan sebagai benda uji adalah hasil pengujian RTFOT
• PAV dapat memberikan tekanan sebesar 2.1 Mpa dan temperatur 90 – 110°C
• Pengujian dilakukan selama 20 jam

DSR RTF
OT
• Digunakan untuk mengetahui reologi aspal, penentuan PG, nilai complex
PAV
modulus dan phase angle, dll
• Untuk aspal dengan nilai modulus antara 100 Pa – 10 Mpa (pada 4 - 88° C)
• Ukuran benda uji : d = 25 mm dan t = 1 mm atau d = 8 mm dan t = 2 mm
• Standar Test Frequency 10 rad/s ataupun variasi

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
PENENTUAN TEMP. PENCAMPURAN
& PEMADATAN

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
TAHAPAN JMF (2)

RANCANGAN CAMPURAN

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
RANCANGAN CAMPURAN
DESAIN CAMPURAN BERASPAL PANAS 
UJI MARSHAL
• Untuk mendapatkan Kadar Aspal Optimum
• Bertujuan untuk memastikan proporsi
volumetrik campuran beraspal yang sesuai
untuk mendapatkan durabilitas yang
diharapkan
• Menentukan stabilitas dan kelelehan dari
campuran beraspal
• Pengujian stabilitas bertujuan untuk mengukur
ketahanan campuran terhadap beban lalu lintas
• Uji kelelehan bertujuan untuk menentukan
perubahan bentuk
PELATIHAN PEJABAT INTIyang terjadi
SATUAN akibat beban
KERJA (PISK) 30

lalu lintas BIDANG JALAN DAN JEMBATAN


STABILITAS DINAMIS
DS = Stabilitas Dinamis (lintasan/mm)
Stabilitas dinamis dihitung dengan
DS  21x 2 x
 t 2  t 1 RD = Laju Deformasi (mm/menit)
d1= Deformasi pada saat pengujian

persamaan:  d 2  d 1 berjalan 45 menit (mm)


d2 =Deformasi pada saat pengujian

aju deformasi dihitung dengan persamaan:


RD 
 d 2  d 1 berjalan 60 menit (mm)
t1= 45 menit

 t 2  t 1 t2= 60 menit

2
d60
d45
deformasi (mm)

Beban Roda Penguji,


d0 diameter 20 cm lebar 5 cm
1 Benda Uji 30x30x5 cm
42 lintasan / menit

5 cm

Jejak Roda
30 cm
30 cm
0
0 15 30 45
45 60
60
waktu (menit) Cetakan Benda Uji

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KETENTUAN CAMPURAN
Laston Laston Modifikasi
Sifat-sifat Campuran Fondasi Fondasi
Lapis Aus Lapis Antara Lapis Aus Lapis Antara
Jumlah tumbukan per bidang   75 112 (3) 75 112 (3)
Rasio partikel lolos ayakan Min. 0,6 0,6
0,075mm dengan kadar aspal efektif Maks. 1,2 1,2
Min. 3,0 3,0
Rongga dalam campuran (%) (4)
Maks. 5,0 5,0
Rongga dalam Agregat (VMA) (%) Min. 15 14 13 15 14 13
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 65 65 65 65 65 65
Stabilitas Marshall (kg) Min. 800 1800 (3) 1000 2250 (3)
Min. 2 3 2 3
Pelelehan (mm)
Maks 4 6 (3) 4 6 (3)
Stabilitas Marshall Sisa (%) setelah
Min. 90 90
perendaman selama 24 jam, 60°C (5)
Rongga dalam campuran (%) pada
Min. 2 2
Kepadatan membal (refusal) (6)

Stabilitas Dinamis lintasan/mm - 2500

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KETENTUAN CAMPURAN
SMA SMA Mod
Sifat-sifat Campuran Tipis, Halus Tipis, Halus
Lataston
dan Kasar dan Kasar
Sifat-sifat Campuran Lapis Jumlah tumbukan per bidang   50
Lapis Aus
Fondasi Min. 4,0
Kadar aspal efektif (%) Min 5,9 5,5 Rongga dalam campuran (%) (4)
Maks. 5,0
Jumlah tumbukan per bidang   50 Rongga dalam Agregat (VMA)
Min. 17
Min. 4,0 (%)
Rongga dalam campuran
Maks Rasio VCAmix/VCA
(%) (4) 6,0
. Draindown pada temperature
Rongga dalam Agregat produksi, % berat dalam Min. 68
Min. 18 17
(VMA) (%) campuran (waktu 1 jam)
Rongga Terisi Aspal (%) Min. 68 Stabilitas Marshall (kg) Min. 600
Stabilitas Marshall (kg) Min. 600 Min. 2
Marshal Quotient (kg/mm) Min. 250 Pelelehan (mm)
Maks. 4,5
Stabilitas Marshall Sisa (%)
setelah perendaman selama Min. 90 Stabilitas Marshall Sisa (%)
24 jam, 60°C (5) setelah perendaman selama 24 Min. 90
jam, 60°C (5)
Stabilitas Dinamis (lintasan/mm) Min 2500 3000

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
EVALUASI PENGUJIAN MARSHAL
 Pengujian Marshall
- Volumetrik Campuran
- Hubungan Parameter Marshal vs Kadar
Aspal
- Penentuan KAO
 Pada grafik tersebut gambarkan rentang kadar aspal yang masing-
masing parameter memenuhi persyaratan spesifikasi
 Tentukan bahwa kadar aspal rencana berada pada titik tengah dari
rentang kadar aspal yang memenuhi seluruh rentang kadar aspal
Tayangan Uji Marshal
EVALUASI VOLUMETRIK
8

Va UDARA UDARA
6

Vma
5 Vfa ASPAL
1
Vb ASPAL
1 7
Vmb Vba ASPAL TERSERAP AGREGAT

3 8 Vmm

9
Vsb AGREGAT
4 Vse AGREGAT
1

Keterangan 2
Vma = volume rongga dalam agregat
 Butir agregat.
Vmb = volume curah campuran
 Aspal efektif.
 Rongga dalam campuran. Vmm = volume campuran tanpa rongga
 Bagian agregat yang tidak menyerap air (dan aspal) Vfa = volume rongga terisi aspal
 Pori agregat yang terisi aspal. = volume aspal efektif
 Pori agregat yang terisi air Va = volume rongga dalam campuran
 Volume agregat untuk berat jenis curah Vba = volume aspal yang terserap agregat
 Volume agregat untuk berat jenis efektif Vsb = volume agregat (untuk berat jenis curah)
 Volume agregat untuk berat jenis semu Vse = volume agregat (untuk berat jenis efektif)
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
EVALUASI VMA (1)

VMA adalah volume rongga yang terdapat diantara partikel agregat suatu campuran beraspal
yang telah dipadatkan, yaitu rongga udara dan volume kadaraspal efektif, yang dinyatakan dalam
persen terhadap volume
a). Bilatotal benda
garis uji
hubungan mempunyai nilai minimum dan berada diatas batas
• Pada kondisi
minimum VMA ini VMA memenuhi syarat
• Bila Kadar Aspal berada disebelah kanan, cenderung
V MA ( %)

menyebabkan terjadinya kelelehan plastis.


minimum

4.5 5.0
• Hindari penggunaan kadar aspal disebelah kanan titik
5.5 6.0 6.5 7.0 7.5

Kadar aspal ( % )

terendah
b). Garis VMA.
penghubung memotong dan VMA mempunyai nilai
·minimum
VIM relatif kecil sehingga dapat berada dibawah batas
minimum.
· Bila kadar aspal diambil sebelah kiri maka campuran akan
V MA ( %)

minimum

terlalu kering dan rongga udara terlalu tinggi sehingga akan


4.5 5.0 5.5 6.0
terjadi
· Bila
Kadar aspal ( % ) segregasi.
kadar
6.5

aspal diambil sebelah kanan maka kadar


7.0 7.5

aspal terlalu tinggi dapat mengakibatkan kelelehan


plastis.
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
EVALUASI VMA (2)

c). Bila garis hubungan mempunyai nilai minimum


berada dibawah batas minimum VMA.
minimum

· Tidak tercapai nilai VMA.


V M A ( %)

· VFA dan VIM minimum sehingga perlu untuk mengganti


4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 gradasi campuran agregat.
Kadar aspal ( % )

· Mengganti dari sumber agregat yang digunakan


d). Garis penghubung tidak mempunyai nilai minimum tetapi
berada diatas batas minimum VMA.
V MA ( %)

minimum · Tambah benda uji dengan menambah kadar aspal sehingga


4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 terbentuk garis hubungan yang memadai diatas batas
Kadar aspal ( % )
minimum VMA.

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
EVALUASI VIM (RONGGA DALAM
CAMPURAN)

• VIM adalah volume total udara yang berada diantara partikel agregat yang
terselimuti aspal dalam suatu campuran yang telah dipadatkan,
dinyatakan dengan persen volume bulk suatu campuran.
• Rongga udara (VIM) setelah selesai dipadatkan di lapangan idealnya
adalah 8 %. Rongga udara yang kurang dari 8 % akan rentan terhadap
pelelehan, alur dan deformasi plastis.
• Sementara VIM setelah selesai pemadatan yang jauh dari 8 % akan rentan
terhadap retak dan pelepasan butir (disintegrasi).
• Untuk mencapai nilai lapangan , nilai VIM pada uji Marshal dibatasi pada
interval 3 % sampai 5 %. Dengan kepadatan lapangan dibatasi minimum
98 % (Laston).
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
EVALUASI VFA

• VFA adalah bagian dari rongga yang berada diantara mineral agregat
(VMA) yang terisi oleh aspal efektif, dinyatakan dalam persen
• Kriteria VFA bertujuan menjaga keawetan campuran beraspal dengan
memberi batasan yang cukup.
• Pada gradasi yang sama, semakin tinggi nilai VFA makin makin banyak
kadar aspal campuran tersebut.
• Sehingga kriteria VFA dapat menggantikan kriteria kadar aspal dan tebal
lapisan film aspal (asphalt film thicknes).

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
STABILITAS SISA
• Dimaksudkan untuk memeriksa kerentanan campuran terhadap
kerusakan yang disebabkan oleh air
• Merupakan perbandingan antara stabilitas benda uji setelah
perendaman dan stabilitas benda uji standar dinyatakan dalam persen
• Jika nilai stabilitas sisa tidak memenuhi persyaratan, maka
ditambahkan anti stripping ke dalam campuran

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KEPADATAN MUTLAK (REFUSAL
DENSITY)
• Bertujuan untuk mensimulasikan kondisi kepadatan maksimum
perkerasan selama umur rencana akibat dari lalulintas
• Pembatasan rongga dimaksudkan untuk ruang gerak aspal (agar
tidak terjadi bleeding) apabila kepadatan maksimum telah tercapai
selama umur rencana

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
BERAT JENIS MAKSIMUM (Gmm)

• Merupakan parameter yang digunakan untuk perhitungan persen


rongga udara pada benda uji yang telah dipadatkan
• Digunakan juga untuk perhitungan penyerapan aspal, sehingga kadar
aspal efektif (Pbe) dapat diketahui

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
BERAT JENIS NYATA (Gsb)
Pengujian berat jenis nyata campuran beraspal dipadatkan menggunakan benda uji kering permukaan
jenuh

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Perhitungan Proporsi
Selisih
Berat
Berdasarkan Berat Agregat
Proporsi dan
Agregat Campuran

Berat Berat Berat


Agregat Campuran Aspal

Berdasarkan Volume Proporsi


Agregat,
Aspal
BJ dan Proporsi BJ
Agregat Rongga Aspal Aspal

Berat Volume Volume Volume Berat


agregat Agregat Campuran Aspal aspal
Rentang kadar aspal yang memenuhi
Sifat-sifat campuran
Spesifikasi
4 5 6 7 8

Kepadatan (gr/cc)
Rongga diantara Agrgat (%)
(VMA)
Rongga terisi aspal (%)
(VFB)
Rongga dalam campuran (%)
(VIM Marshall)
Rongga dalam campuran (%)
pada kepadatan mutlak
Re ntang
Stabilitas (kg) yang
m e m enuhi
Kelelehan (mm) param e te r
Cam puran
Be ras pal
Hasil bagi Marshall (kg/mm)

Kadar aspal Rencana


TAHAPAN JMF (3)
KALIBRASI COLD BIN

Bin dingin Atur ukuran pintu bukaan Ukur panjang agregat yang di ambil

Ambil agregat Timbang agregat Uji kadar air


KALIBRASI COLD BIN

Aliran material agregat per menit untuk setiap bukan pintu


pengeluar dapat dihitung dengan persamaan:

WR
q
r (1  m)
q = jumlah aliran agregat kering dengan satuan kg per menit.

P a so k a n A g r e g a t (k g / m e n i t)
W = berat agregat pada kadar air tertentu dengan satuan kg.
3500
r = panjang dari agregat dalam ban berjalan dalam satuan
meter. 3000
BIN 1
R = kecepatan dari ban berjalan dalam satuan meter per 2500
menit. BIN 2

m = kadar air agregat, % 2000


BIN 3
BIN 4
1500

1000

500

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK) 0


0 5 10 15 20 25

BIDANG JALAN DAN JEMBATAN Bukaan Pintu Bin Dingin (Cm)


TAHAPAN JMF (4)

TRIAL MIX
DAN
TRIAL COMPACTION
PENGAMBILAN SAMPEL DI HOT BIN
DAN TANGKI ASPAL
SKEMA
PENGOPERASIAN AMP Pengambilan aspal dari tangki aspal atau ketel
aspal di AMP

Pengambilan agregat dari bin panas (hot bin)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
PERCOBAAN PENCAMPURAN
 Pengambilan contoh campuran
beraspal
 Kadar aspal dengan pengujian
Ekstraksi
 Gradasi agregat dengan analisa
saringan
 Sekaligus cek peralatan AMP
(berfungsi atau tidak)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
PERCOBAAN PEMADATAN
Kepadatan Laboratorium Kepadatan Lapangan
Pengambilan contoh campuran
beraspal

Pemadatan sampel di Lab AMP

Pemadatan awal (breakdown Pemadatan antara


(intermediate rolling) 10-16 Pemadatan akhir (finish
rolling) 1-3 lintasan rolling) 1-2 lintasan
lintasan Kepadatan Standar Kerja
(Job Standard Density)
Pembuatan sampel uji Lataston (HRS) > 97%
Marshall Campuran beraspal lainnya
> 98%

JSD = (Kepadatan Lapangan


/ Kepadatan Laboratorium)
x 100%
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN
PENGAMBILAN UJI EKSTRAKSI
PENGUJIAN PENGUJIAN SURVEY SAMPEL
FUNGSIONAL STRUKTURAL KONDISI COREDRILL &
TEST PIT

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
CONTOH KASUS PELAKSANAAN
Metode Hasil Pengujian
No. Jenis Pengujian Satuan TEBAL RATA- BERAT (gr) VOL DEN
Pengujian KM 88+500 (Cepat) KM 88+810 (Lambat) NO. KM LAJUR GMM VOID
RATA KRG SSD BA (cc) (gr/cc)
L1A L1B L1A L1B
1 Kadar aspal RSNI M-05-2004 % 1 88+360 LAMBAT 4.70 815.21 817.65 454.87 362.8 2.247 6.0
2.392
-Dengan koreksi kadar air 6.89 6.79 6.43 6.36 2 88+810 LAMBAT 3.76 585.01 587.83 332.26 255.57 2.289 4.3
2 Kadar air SNI 2490 : 2008 0.5 0.6 % 3 88+485 CEPAT 3.95 653.87 655.90 364.92 291.0 2.247 6.2
2.395
3 Analisa saringan SNI ASTM C 136 : 2012 4 88+500 CEPAT 4.06 586.25 588.31 327.80 260.5 2.250 6.0
          Ukuran saringan 1" % Lolos
          Ukuran saringan 3/4" % Lolos
          Ukuran saringan 1/2" 92.35 89.18 88.92 90.89 % Lolos
          Ukuran saringan 3/8" 78.11 76.76 74.72 75.89 % Lolos
          Ukuran saringan No. 4 49.03 47.04 44.12 44.96 % Lolos
          Ukuran saringan No. 8 31.65 30.72 29.92 30.27 % Lolos
          Ukuran saringan No. 16 22.56 21.74 22.07 22.19 % Lolos
          Ukuran saringan No. 30 16.69 16.04 16.46 16.5 % Lolos
          Ukuran saringan No. 50 12.48 11.90 12.15 12.13 % Lolos
          Ukuran saringan No. 100 9.32 8.77 8.76 8.67 % Lolos
          Ukuran saringan No. 200 6.75 6.19 5.94 6.00 % Lolos
o
4 Penetrasi pada 25 C, 100 g, 5 detik SNI 2456 : 2011 73 - 73 - 73 - 72 - 72 51 - 52 - 52 - 52 - 52 dmm
72 - 72 - 73 - 73 - 73 51 - 51 - 52 - 52 - 52
Titik lembek o
5 SNI 2434 : 2011 48.8 - 49.0 54.4 - 54.6 C
48.8 - 49.0 54.4 - 54.6
6 Daktilitas pada 25°C, 5 cm/menit SNI 2432 : 2011 > 140 62.5 Cm
68
7 Berat Jenis Aspal SNI 2441 : 2011 1.034 1.032 -
1.035 1.030 DISKUSI CONTOH KASUS!!
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
THANK YOU
MINISTRY OF PUBLIC WORKS AND HOUSING
AGENCY FOR RESEARCH AND
DEVELOPMENT
INSTITUTE OF ROAD
www.pusjatan.pu.go.id ENGINEERING
Jl. AH. Nasution No. 264 Bandung 40294 Mobile. +62-8122446318
Social Media: https://www.facebook.com/Pusjatan/ https://twitter.com/pusjatan https://www.instagram.com/infopusjatan/ https://www.youtube.com/user/Pusjatan
Email: info@pusjatan.pu.go.id

54
54
Pengujian dalam Pengendalian
Mutu Pekerjaan Beton

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


Jl. A.H. Nasution No. 264, Bandung 40294. Telp (022) 7802251-53 Fax (022) 7802726
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN Email: info@pusjatan.pu.go.id, www.pusjatan.pu.go.id
What is concrete ?

BETON
Concrete
Semen Portland Pasir/Agregat halus

Bahan tambah
(bila diperlukan)
Air Kerikil/Agregat kasar
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
What is concrete ?

Adukan
Mortar
Semen Portland Pasir/Agregat halus

Bahan tambah
(bila diperlukan)
Air
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
What is concrete ?

Acian
Pasta semen
Semen Portland

Bahan tambah
(bila diperlukan)
Air
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Setting Pengerasan

Beton kondisi segar Beton kondisi keras dan kaku


(Plastis)
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
SISTEM PRODUKSI BETON SEGAR

Pengadukan dengan tangan

Pengadukan cara manual dengan


mesin pengaduk

Pengadukan dengan peralatan


batching plant
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BETON SEBAGAI MATERIAL
BAHAN KONSTRUKSI
Keunggulan beton :
a.mudah dalam pencampuran
b.dapat dibentuk sesuai keinginan
c.mampu memikul beban tekan yang berat
d.tahan terhadap temperatur tinggi
e.biaya pemeliharaan rendah / kecil
Kelemahan beton
a.bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah
b.pelaksanaa pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi
c.memerlukan waktu perawatan yang cukup lama setelah selesai pengecoran
d.berat isi besar
e.daya pantul suara besar
f.membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk
g. kekuatan tarik kecil dibandingkan dengan kekuatan tekan
h. kegagalan setelah beton keras sulit dan mahal perbaikannya 
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KRITERIA MUTU TEKNIS BETON
WORKABILITY
Dengan peralatan
yang tersedia,
adukan beton segar
Slump =...?
harus memiliki
kelecakan (nilai
X
slump) yang bisa
dikerjakan tanpa Faktor-faktor yang berpengaruh :
terjadi segregasi -Jumlah air
Slump =...? -Tipe agregat dan gradasi
-Kehalusan semen
-Bahan tambah
-Waktu, suhu penguapan,
proses hidrasi

Slump =...?
KEKUATAN BETON
(Pada umur tertentu)
Pengujian mutu kekuatan
tekan beton (destructive)

Kubus beton 15x15x15 cm3 Kubus beton 15x15x15 cm3

Pengujian mutu kekuatan lentur


Pengujian mutu kekuatan beton
(non destructive)
DURABILITY
AWAL AKHIR

Umur rencana pelayanan


Mutu kekuatan Mutu kekuatan Mutu kekuatan
=....? =....? =....?

Faktor-faktor yang berpengaruh:


-Kondisi lingkungan dan iklim
-Faktor air-semen
-Kadar semen
-Zat-zat tertentu dalam beton
-Permeabilitas beton
-Perawatan beton
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Motto :

“Hindari penolakan pekerjaan setelah produk terpasang”

Caranya ?

Awasi setiap tahapan pekerjaan dengan Spesifikasi !

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Struktur Spesifikasi Teknik
Umum

Persyaratan
(standar rujukan, toleransi, bahan, persyaratan kerja)

Pelaksanaan

Pengendalian Mutu
(penerimaan bahan, jaminan mutu, perbaikan, pemeliharaan)

Pengukuran dan Pembayaran


(Pengukuran dan dasar pembayaran)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Evalusai Mutu (lanjutan)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
P e r s e n t a s e p e r k e m b a n g a n (% )
Pemilihan Semen

Grafik Perkembangan Kekuatan Beton Relatif berdasarkan variasi semen


Portland
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0% PCC A PCC B PCC D PCC E OPC C OPC D PPC C PPC D PBI-71 Tipe I PBI-71 Tipe III

Contoh kasus :
fc’ (28 hari) = 30 MPa -> fcr (28 hari) = 35 MPa

kuat tekan rata-rata (3 hari) = 14 MPa


kuat tekan rata-rata (7 hari) = 23 MPa
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN “?”
f.a.s 0,4

f.a.s 0,6

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Kelecakan/konsistensi (nilai slump)
harus terpenuhi
Campuran percobaan (trial mix)
di lokasi P
Pengujian kuat tekan beton umur 7
E
N hari harus mencapai ≥ 90 % nilai
Menggunakan jenis instalasi G kuat tekan beton rata-rata yang
dan peralatan yang sama U ditargetkan dalam rancangan
J
seperti yang akan digunakan I
campuran beton (mix design) umur
untuk pekerjaan (serta sudah A 7 hari.
memperhitungkan waktu N

pengangkutan dll). HASIL

JMF (Job Mix Formula)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Penakaran Bahan

Proporsi bahan campuran  Basis kondisi agregat

Penakaran cara volume beton dengan mutu < fc’ 20 Mpa

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Koreksi takaran volume

-Ukuran takaran volume


dibuat untuk kondisi agregat
kering
- Bila dalam pelaksanaan
agregat halus tidak kering
(mengandung kadar air),
maka agregat halus harus
ditambah ... % sesuai dengan
kadar air permukaan
(moisture content)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Luas permukaan

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Bleeding and settlement

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Koreksi penakaran berat
Contoh :
Jika dengan kondisi agregat
- Jika proporsi campuran beton/m3 hasil perhitungan
SSD diperoleh proporsi,
dengan kondisi agregat ssd ;
B1 = berat semen/m3
Semen = 385 kg
B2 = berat air/m3
Air = 181 liter
B3 = berat agregat halus/m3, SSD
Agregat halus = 634,68 kg
B4 = berat agregat kasar/m3, SSD
Agregat kasar = 1137,42 kg
Cm = kadar air agregat halus (%)
Ca = resapan agregat halus (%)
- Koreksi proporsi campuran berdasarkan kondisi
Dm = kadar air agregat kasar (%)
agregat saat pelaksanaan :
Da = resapan agregat kasar (%)
Jika resapan agregat halus = 2%, resapan agregat kasar
= 3,4%, kadar air agregat halus = 6%, dan kadar air
Proporsi campuran yang disesuaikan
agregat kasar = 2%, maka :
adalah :
Semen tetap = 385 kg
Semen, tetap = B1
Agregat halus = 634,68 + 0,06(634,68) =
Air = B2 – (Cm – Ca) x B3/100 – (Dm – Da) x
672,76 kg
B4/100
Agregat kasar = 1137,42 + 0,02(1137,42) = 1160,17 kg
Agregat halus = B3 + (Cm – Ca) x B3/100
Air = 181–(0,06 – 0,02)634,68 –
Agregat kasar = B4 + (Dm – Da) x B4/100
(0,02 – 0,034)1137,42 = 171,54 liter
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pemadatan

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Perawatan dengan Selimut
Kedap Air :
Metode ini dilakukan dengan
menyelimuti permukaan beton
dengan bahan lembaran kedap
air yang bertujuan mencegah
kehilangan kelembaban ari
permukaan beton

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Perawatan

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Perawatan dengan
Membran Cair

Bahan yang digunakan harus sudah kering


dalam waktu 4 jam (sesuai final setting time)
-Bahan harus melekat tapi tidak bersenyawa
dengan beton, tidak beracun, tidak selip,
bebas dari lubang-lubang halus dan tidak
membahayakan beton
Agar diperoleh hasil yang lebih baik,
disarankan juga untuk melakukan
pembasahan dengan air di atas selaput
X membran yang sudah kering.
Spesifikasi Bina Marga

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


81
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Analisis Saringan
Analisis saringan agregat ialah
Persentase Persentase Persentase
Kumulatif Kumulatif Kumulatif
Ukuran Saringan y ang lewat y ang lewat y ang lewat

penentuan persentase berat butiran saringan


(Minimum)
saringan
(Maksimum)
saringan
(Eksisting)

agregat yang lolos dari satu set mm


0,075
inci
No.200 0 0 2,78

saringan, kemudian angka-angka 0,15


0,30
No.100
No.50
0
8
10
30
8,32
31,97

persentase tersebut digambarkan 0,60


1,20
No.30
No.16
35
55
59
90
54,46
70,25

pada grafik pembagian butir. 2,40


4,80
No.8
No.4
75
90
100
100
84,99
100,00
9,60 3/8" 100 100 100,00
19,00 3/4" 100 100 100,00
Modulus Kehalusan 2,5

Fine Aggregate Gradation Curve


120
Minimum
Maksimum
100 2.4 4.8 9.6 19
Eksisting 1.2 4.8
2.4
80
0.6 2.4
1.2

%passing sieve
60 0.6
1.2
0.3
40
0.6
0.3
20 0.15
0.15 0.3
00
Digunakan dalam perancangan mutu beton, penentuan jarak penulangan, 0 0.15
Sieve Size

tebal selimut beton dan kemudahan pelaksanaan


82
Pengujian Analisis Saringan

Kesalahan atau pengabaian terhadap gradasi agregat dalam pekerjaan beton dapat menyebabkan kekuatan beton dan
durabilitas tidak tercapai akibat campuran yang sulit untuk dikerjakan, serta struktur yang keropos akibat bagian
bagian tertentu yang tidak terisi oleh campuran beton segar

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


83
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Abrasi Agregat Kasar
Prinsip uji abrasi Los Angeles
adalah menghasilkan aksi abrasif
dengan menggunakan bola baja
standar yang bila dicampur dengan
agregat dan diputar dalam drum
untuk jumlah putaran tertentu akan
menyebabkan tumbukan pada
agregat.

Digunakan sebagai ukuran kuantitatif kekerasan agregat untuk beton secara


mekanis
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
84
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Abrasi Agregat Kasar
Penggunaan agregat dengan nilai
abrasi tinggi pada struktur beton
dapat menyebabkan kekuatan
beton yang rendah, karena pada
saat menerima beban, retak
terjadi melalui penampang
agregat.

Meningkatkan kadar semen


untuk menaikkan kekuatan beton
dapat menyebabkan beton lebih
rentan terhadap retak susut akibat
panas hidrasi yang berlebihan.

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


85
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian bahan yang lolos saringan 200
Prinsip pengujian bahan yang
lebih halus dari 75 mm dalam
agregat adalah untuk
mengetahui berapa banyak
bahan yang halus seperti clay
yang terdapat di dalam agregat,
sebelum dan setelah pencucian
dengan air bersih.
Jumlah material yang halus
dalam agregat harus dibatasi,
karena semakin banyak material
yang halus dalam agregat akan
menaikkan kebutuhan air
pencampur dalam produksi
beton.

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


86
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian bahan yang lolos saringan 200

Kebutuhan air dalam beton, selain untuk merancang kekuatan (nilai f.a.s) juga untuk kebutuhan kemudahan
pelaksanaan (nilai workability) yang harus mencapai optimal
Kelebihan penggunaan air dalam pencampuran beton dapat menyebabkan menurunnya kekuatan beton, dan
terbentuknya lapisan air di permukaan beton segar (bleeding) yang dapat menyebabkan lapisan yang lemah
pada permukaan beton
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
87
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian gumpalan lempung dan partikel yang mudah
pecah
Gumpalan lembung (Clay lumps) dan
partikel yang mudah pecah (friable
pasticles) adalah material yang terdapat
dalam agregat alam serta hasil
pemecahan mekanis yang dapat
mengganggu ikatan antara pasta semen
dengan agregat yang berdampak pada
menurunnya kekuatan beton yang
dihasilkan.
Salah satu kriteria kebersihan agregat
adalah batasan terhadap jumlah
gumpalan lempung dan partikel yang
mudah pecah.

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


88
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian gumpalan lempung dan partikel yang mudah
pecah
Pop-outs atau terlepasnya butiran agregat
dari beton yang telah mengeras adalah
salah satu bentuk kerusakan pada beton
akibat lemahnya ikatan antara pasta
dengan agregat.
Berlebihannya gumpalan lempung serta
partikel yang mudah pecah di dalam
beton akan menyebabkan rendahnya
kekuatan beton, serta kerusakan dini pada
permukaan beton, terutama bagian yang
mengalami gesekan, seperti permukaan
lantai jembatan.

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


89
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian kekekalan bentuk agregat dengan Magnesium
sulfat atau Natrium Sulfat
Pengujian Soundness (kekekalan bentuk)
agregat dilakukan untuk melihat keutuhan
butiran agregat setelah direndam di dalam
larutan sulfat, dalam lima siklus basah –
kering.
Perendaman di dalam larutan sulfat dengan
kondisi basah-kering selama 5 siklus, akan
memaksa garam yang terbentuk di dalam pori
pori agregat untuk mendorong agar terjadi
disintegrasi/pemecahan pada agregat.
Agregat yang keras akan memiliki ketahanan
yang baik terhadap gaya yang mendorong
terjadinya disintegrasi dari dalam.

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


90
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian kekekalan bentuk agregat dengan Magnesium
sulfat atau Natrium Sulfat
Kelembapan (air) yang terperangkap di
dalam agregat, akan menyebabkan air
yang memiliki sifat anomali pada
temperatur 4oC untuk memuai dan
menyebabkan gaya dorong ke segala
arah.
Salah satu contoh mekanisme kerusakan
pada beton akibat dorongan dari dalam
agregat yang menyebabkan disintegrasi
dan kerusakan pada beton adalah
mekanisme freeze & thaw pada beton
yang mengalami pembekuan pada musim
dingin yang panjang.

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


91
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Berat jenis agregat adalah perbandingan antara
berat agregat (kg) dengan berat air (kg)sebagai
acuan pada volume yang setara.

Digunakan dalam perancangan mutu beton, koreksi kadar air


pada saat pelaksanaan pembetonan, dan kebutuhan air
minimum dalam pencampuran
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
92
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat
Common
Mistakes

Untuk mengetahui proporsi agregat yang harus digunakan dalam beton dalam
mencapai campuran yang optimal, data berat jenis (specific gravity) dari agregat
yang digunakan menjadi parameter utama.
Pada kondisi lapangan, agregat hanya mungkin berada dalam kondisi kering
udara atau basah, sedangkan dalam rancangan campuran, agregat dalam kondisi
jenuh kering permukaan.
Hal tersebut menyebabkan, dalam setiap pencampuran perlu dilakukan koreksi
terhadap kadar air agregat, dibandingkan dengan nilai penyerapan airnya.
Kesalahan atau pengabaian terhadap parameter berat jenis dan penyerapa air ,
sama dengan menghasilkan komposisi campuran beton yang tidak dirancang

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


93
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Berat Isi dan Rongga Udara Agregat
Lepas/Loose Padat/Rodded Berat isi agregat adalah perbandingan antara
berat agregat (kg) dengan volumenya, pada
volume tertentu (liter) sebagai acuan

Digunakan dalam perhitungan volume struktur dan kebutuhan


bahan penyusunnya, dan sebagai dasar proporsi campuran
untuk penakaran secara volumetrik utk beton di bawah 20 MPa
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
94
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Berat Isi dan Rongga Udara Agregat
Common
Mistakes

Penakaran bahan penyusun beton secara volumetrik membutuhkan data-


data berat isi dari setiap komponen penyusunnya.
Penakaran bahan penyusun beton secara volumetrik tanpa merujuk pada
data hasil uji berat isi, akan menyebabkan komposisi campuran yang
tidak terukur, sehingga akan menyulitkan pelaksanaan dan
pengendalian kekuatan serta keseragamannya

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


95
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Kepipihan Agregat Kasar
Jenis-jenis agregat yang dianggap tidak cocok
untuk campuran beton adalah agregat yang
pipih, memanjang atau kombinasi keduanya,
terutama untuk beton yang dirancang dengan
kekuatan yang tinggi.
Kondisi pipih dan panjang pada agregat
disebabkan karena proses pemecahan agregat
yang kurang baik.
Agregat yang pipih cenderung akan
menempatkan dirinya sejajar dalam satu
bidang, sehingga dapat menyebabkan masalah
dengan kekuatan dan keawetan beton, akibat
kepadatan yang dihasilkan kurang baik.

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


96
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Kotoran Organik Agregat Halus
Pengujian dilakukan dengan membandingkan
warna air rendaman pasir dengan warna standar
pada pelat pembanding
Kotoran organik dalam pasir umumnya terdiri
dari bahan dalam bentuk karbon atau bentuk
pembusukan tanaman dan sisa-sisa hewan.
Selain kemungkinan mengandung mineral
reaktif, agregat halus dengan kotoran organik
yang tinggi, berpotensi mengurangi kekuatan
beton.
Pada umumnya, pengujian perbandingan
kekuatan mortar dengan pasir yang bersih dan
pasir yang diragukan digunakan sebagai
Agregat halus/pasir yang bersih ditunjukkan dengan warna air pengukur efek berbahaya dari pengotor.
rendaman yang semakin bening atau cerah, sedangkan agregat
halus/pasir yang kotor ditunjukkan dengan warna air rendaman
yang semakin gelap atau pekat

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


97
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Alkali Reaktif pada Agregat Halus
Kerusakan akibat
pengaruh reaksi
alkali silika pada
umumnya muncul
setelah beberapa
tahun beton
dilaksanakan,
dalam bentuk
retak-retak di
seluruh
permukaan yang
terdampak

Reaksi alkali silika pada beton terjadi karena agregat yang digunakan memiliki tingkat reaktifitas yang
tinggi (ekspansif) saat berhubungan dengan semen portland pada kondisi basa dan kelembapan yang
tinggi. Untuk mengetahui agregat yang digunakan merupakan tipe silica yang reaktif, maka perlu
dilakukan pengujian di laboratorium dengan mengukur perpanjangan dari mortar yang dibuat dalam
bentuk batang-batang uji.
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
98
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Agregat Kasar
Jenis Pengujian Nomor Standard / Pedoman Urgensi dalam Penerapan
Mandatory    
Digunakan dalam perancangan mutu beton, penentuan jarak
Analisis Saringan SNI ASTM C136:2012 penulangan, tebal selimut beton dan kemudahan pelaksanaan
Sebagai ukuran kuantitatif kekerasan agregat untuk beton secara
Abrasi SNI 2417:2008 mekanis
Sebagai ukuran kuantitatif kebersihan agregat dan berpengaruh pada
Lolos Saringan No. 200 SNI ASTM C117:2012 penggunaan air (f.a.s, slump, dll) serta kemudahan pelaksanaan

Gumpalan lempung SNI 4141:2015 Sebagai ukuran kuantitatif kebersihan agregat


Sebagai ukuran kuantitatif kekerasan agregat untuk beton secara
Soundness SNI 43407:2008 kimia
Non Mandatory    
Digunakan dalam perancangan mutu beton, koreksi kadar air pada
Berat Jenis & penyerapan air SNI 1969:2008 saat pelaksanaan pembetonan, dan kebutuhan air minimum dalam
pencampuran
Digunakan dalam perhitungan volume struktur dan kebutuhan bahan
Berat Isi SNI 4804:1998 peyusunnya, dan sebagai dasar proporsi campuran untuk penakaran
secara volume utk beton di bawah 20 MPa
Sebagai ukuran kuantitatif batasan agregat yang mudah patah yang
Kepipihan SNI 8287:2016 berpengaruh terhadap kekuatan beton dan kemudahan pelaksanaan

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


Modul 4 - Inspeksi dan Pengujian Bahan 99
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Agregat Halus
Jenis Pengujian Nomor Standard / Pedoman Urgensi dalam Penerapan
Mandatory  (eksplisit di dalam spesifikasi)
Digunakan dalam perancangan mutu beton, dan kemudahan
Analisis Saringan SNI ASTM C136:2012 pelaksanaan
Sebagai ukuran kuantitatif kebersihan agregat yang berpengaruh
Kotoran Organik SNI 2417:2008 terhadap kekuatan dan keawetan beton
Sebagai ukuran kuantitatif kebersihan agregat dan berpengaruh pada
Lolos Saringan No. 200 SNI ASTM C117:2012 penggunaan air (f.a.s, slump, dll) serta kemudahan pelaksanaan

Gumpalan lempung SNI 4141:2015 Sebagai ukuran kuantitatif kebersihan agregat


Sebagai ukuran kuantitatif kekerasan agregat untuk beton secara
Soundness SNI 43407:2008 kimia
Non Mandatory (tidak eksplisit di dalam spesifikasi)
Digunakan dalam perancangan mutu beton, koreksi kadar air pada
Berat Jenis & penyerapan air SNI 1969:2008 saat pelaksanaan pembetonan, dan kebutuhan air minimum dalam
pencampuran
Digunakan dalam perhitungan volume struktur dan kebutuhan bahan
Berat Isi SNI 4804:1998 peyusunnya, dan sebagai dasar proporsi campuran untuk penakaran
secara volume utk beton di bawah 20 MPa
Sebagai ukuran kuantitatif batasan agregat yang dapat bereaksi
Alkali Reaktif SNI 8287:2016 secara kimia dengan semen dan berpengaruh terhadap durabilitas
struktur

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


Modul 4 - Inspeksi dan Pengujian Bahan 100
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Spesifikasi Bina Marga

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


101
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Slump Beton Segar
Dengan peralatan
yang tersedia,
Slump =...? adukan beton segar
harus memiliki
kelecakan (nilai
slump) yang bisa
dikerjakan tanpa
terjadi segregasi  SNI 1972:2008
Slump =...?
Pengujian kemudahan pengerjaan (workability) dibutuhkan untuk menjamin bahwa beton yang
dibuat memiliki keseragaman komposisi dari batch ke batch dan akan mencapai kepadatan
optimum pada saat dilaksanakan.
Nilai slump tidak memiliki hubungan langsung dengan kekuatan yang ditargetkan. Sebagai
contoh, beton 40 MPa boleh jadi harus memiliki nilai Slump 180 mm, sedangkan beton 30
MPa harus memiliki nilai slump 60 mm.
Nilai slump akan berhubungan langsung dengan metode kerja dari struktur yang akan dibuat
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
102
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Common
Pengujian Slump Beton Segar Mistakes

Seringkali nilai slump dihubungkan terhadap kuat tekan beton yang dihasilkan. Namun sebenarnya nilai slump
tidak memiliki hubungan langsung dengan kekuatan yang ditargetkan. Sebagai contoh, beton 40 MPa boleh
jadi harus memiliki nilai Slump 180 mm, sedangkan beton 30 MPa harus memiliki nilai slump 60 mm.

Penolakan akibat nilai slump yang tidak sesuai juga jarang dilakukan akibat missleading terhadap pernyataan
diatas.

Padahal akibat pengabaian terhadap nilai slump, dapat menghasilkan mulai dari hal yang kecil seperti beton
yang keropos/kurang padat, kegagalan konstruksi hingga kegagalan struktur.
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
103
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Kekuatan Beton
SNI 1974:2011
SNI ASTM C805:2012

Pengujian kuat tekan beton Pengujian angka pantul beton


 SNI 4431:2011 Beton harus diuji untuk mengetahui pencapaian kekuatannya pada umur yang
disyaratkan.
Pengujian harus dilakukan sesuai dengan jenis kekuatan yang syaratkan.
Pengujian kuat tekan harus dilakukan untuk elemen struktur beton yang
mengalami beban tekan, seperti pilar dan/atau lantai jembatan, sedangkan
pengujian kuat lentur harus dilakukan untuk struktur beton yang mengalami
beban tarik lentur, seperti perkerasan beton.
Penggunaan schmidt hammer (hammer test) hanya digunakan sebagai indikasi
Pengujian kuat lentur beton kekuatan dan keseragaman.
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
104
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Common
Pengujian Kekuatan Beton Mistakes
Sering terjadi kekuatan beton diukur dengan metode yang tidak
sesuai peruntukkannya, sebagai contoh :
1. Kekuatan lentur beton diukur dengan pendekatan dari kekuatan
tekannya
2. Kekuatan pada 28 hari diukur dari konvensi kekuatan dari umur
yang lebih muda.
Kedua hal tersebut dapat menyebabkan missleading terhadap
spesifikasi yang berujung pada usia layan yang lebih rendah
dari rencana

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


105
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Tarik dan Lengkung Tekan
Baja Tulangan

Baja tulangan adalah produk ber


SNI wajib, sehingga penggunaan
baja tulangan yang tidak
memenuhi SNI 2052:2017 dapat
diancam secara pidana sesuai
Undang Undang No 20 tahun 2014

Baja Tulangan merupakan komponen wajib dalam beton bertulang yang harus memiliki
kekuatan tarik minimum tertentu sesuai persyaratan, selain daktilitas yang juga
diperlukan untuk ketahanan gempa.
Pengujian lengkung tekan dilakukan untuk mengamati secara visual bahwa tidak terjadi
retak pada tulangan pada saat dibengkokkan sampai 180 derajat.
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
106
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Tarik dan Lengkung Tekan
Baja Tulangan Common
Mistakes

Uji lengkung tekan (bending test), sering diabaikan karena sifatnya yang kualitatif, namun
pengujian tersebut dapat memberikan informasi yang sangat penting terhadap kualitas baja
tulangan untuk keperluan pelaksanaan. Pembengkokkan tulangan adalah hal yang hampir
selalu dilakukan pada saat pemasangan tulangan mengikuti keperluan struktur.
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
107
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Pengencangan Baut
Pengencangan baut (tipe friksi) pada
pekerjaan jembatan harus dilakukan
berdasarkan kebutuhan gaya tarik minimum
(minimum tension force) dari setiap
diameter dan kelas baut, yang dibutuhkan
untuk menghasilkan kekakuan pada
sambungan baut.

Gaya tarik minimum yang disyaratkan (kN)


harus tercapai dengan pemberian torsi
(kN.m) yang dilakukan menggunakan kunci
momen pada saat pengencangan baut.

Untuk dapat memverifikasi bahwa gaya


tarik yang dibutuhkan telah tercapai
dengan nilai torsi tertentu yang diberikan,
perlu dilakukan uji pengencangan baut
untuk setiap kelas dan diameter baut
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
108
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Common
Pengujian Pengencangan Baut Mistakes
Pemberian torsi tertentu pada baut
belum tentu dapat memberikan
kekencangan atau tension yang
dibutuhkan.

Kekencangan atau tension yang


kurang akan menyebabkan baut
yang longgar dan berpengaruh
kepada kinerja struktur jembatan

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


109
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
THANK YOU
MINISTRY OF PUBLIC WORKS AND HOUSING
AGENCY FOR RESEARCH AND
DEVELOPMENT
INSTITUTE OF ROAD
www.pusjatan.pu.go.id ENGINEERING
Jl. AH. Nasution No. 264 Bandung 40294 Mobile. +62-8122446318
Social Media: https://www.facebook.com/Pusjatan/ https://twitter.com/pusjatan https://www.instagram.com/infopusjatan/ https://www.youtube.com/user/Pusjatan
Email: info@pusjatan.pu.go.id

110
110
PENGUJIAN LABORATORIUM DAN
LAPANGAN UNTUK PEKERJAAN TANAH

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN Jl. A.H. Nasution No. 264, Bandung 40294. Telp (022) 7802251-53 Fax (022) 7802726
Email: info@pusjatan.pu.go.id, www.pusjatan.pu.go.id
Outline
1. Konstruksi jalan diatas tanah problematik
2. Acuan untuk penyelidikan dan desain
3. Penyelidikan geoteknik
4. Pengujian lapangan
5. Pengujian laboratorium
6. Kesimpulan

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Permasalahan pada Konstruksi Jalan di Atas Tanah
Problematik

Ruas jalan menuju Sungai Bahar, Jambi

Tanah lunak

Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi

Gambut
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Permasalahan pada Konstruksi Jalan di Atas Tanah
Problematik

Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi

Tanah dasar lunak dan daya dukung rendah mengakibatkan


penurunan besar dan stabilitas timbunan rendah

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Permasalahan pada
Tanah Konstruksi Jalan di Atas
Tanah lunak dan gambut meliputi sekitar 20
juta hektar atau sekitar 10% dari luas total
Problematik
Tanah Problematik
daratan di Indonesia
Tanah Tanah
Gambut
Lunak Ekspansif

Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Klasifikasi Tanah (Panduan Geoteknik 1)

Klasifikasi
Tanah

Tanah
inorganik Tanah organik
Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi

Tanah Tanah Tanah dengan Tanah organik


inorganik inorganik kadar organik
berbutir kasar berbutir halus tinggi Gambut

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Klasifikasi Tanah (Panduan Geoteknik 1)

Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Apa yang dimaksud Tanah Lunak ?

Tanah-tanah yang jika tidak dikenali dan diselidiki secara seksama dapat menyebabkan
masalah ketidakstabilan dan penurunan jangka panjang yang tidak dapat ditolerir;
tanah tersebut mempunyai kuat geser yang rendah dan kompresibilitas yang tinggi.

Panduan Geoteknik – 1 (Pt T-8-2002-B)

Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi

Dijumpai di :
• Daerah pantai
• Delta sungai
• Alluvial plain
• Cekungan-cekungan

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Apa yang dimaksud dengan Gambut ?

• Gambut (PF) adalah jenis


tanah yang memiliki kadar
organik lebih dari 75 %.
• Selanjutnya berdasarkan
kandungan seratnya, gambut
dikelompokkan kembali
menjadi dua kelompok
Amorf
Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi
Fibrous

Lapisan tanah gambut

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Peta Penyebaran Tanah Lunak dan Gambut

Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi

Sumber: Buku Panduan Geoteknik 1 (Depkimpraswil, 2001)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Solusi ?
TEKNISI LAPANGAN
& LABORATORIUM

Penyelidikan tanah detail


Identifikasi kondisi • Penyelidikan lapangan
Preliminary
tanah dan • Pengujian laboratorium
investigation
permasalahannya

Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi


Analisis dan evaluasi
Pelaksanaan konstruksi Pemilihan metode
Perancangan stabilitas dan/atau
penanganan penanganan
penurunan

PERENCANA/ENGINEER

Monitoring dan
evaluasi kinerja

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
ACUAN UNTUK PENYELIDIKAN & DESAIN
(SPESIFIKASI DAN PEDOMAN TEKNIS)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pedoman dan
Spesifikasi Teknis
Tanah Lunak & Gambut

Pedoman Teknis, dari


Penyelidikan Tanah
s.d Perancangan

Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro


Jambi

Spesifikasi Teknis Pedoman Teknis untuk


Pekerjaan Tanah Konstruksi Jalan di
(Spek Umum Bina Gambut
Marga 2010/BUKU 3)

Pedoman Teknis Pengenalan Jenis Tanah,


Pengujian Laboratorium dan Lapangan,
Desain dan Konstruksi

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Persyaratan dalam Spesifikasi Bina Marga,
Divisi 3 PEKERJAAN TANAH

• Pekerjaan Tanah:
1. Galian
2. Timbunan
3. Penyiapan Badan Jalan
4. Pembersihan, Pengupasan dan Pemotongan Pohon
5. Geotekstil
Tanah lunak menurut spesifikasi umum Bina
Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi Marga adalah tanah dengan CBR lapangan < 2%

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Persyaratan dalam Spesifikasi Bina Marga,
Divisi 3 PEKERJAAN TANAH

JENIS PEKERJAAN TANAH SPESIFIKASI YG DISYARATKAN PENGUJIAN YG DISYARATKAN

GALIAN TANAH LUNAK , a. Tanah Lunak harus ditangani, antara lain: TIDAK ADA
TANAK EKSPANSIF ATAU - Dipadatkan sampai CBR lapangan > 2,5%, PENGUJIAN BAHAN
BERDAYA DUKUNG atau TIMBUNAN &
SEDANG SELAIN TANAH - Distabilisasi, atau
ORGANIK/GAMBUT - Dibuang seluruhnya, atau TANAH DASAR
- Digali sampai di bawah elevasi tanah dasar
sesuai perancangan
b. Tanah ekspansif harus ditangani secara
khusus

TIMBUNAN DI ATAS TANAH Tanah dasar lunak harus ditimbun dengan


DASAR LUNAK DAN Timbunan Pilihan Berbutir sebagai lapis
GAMBUT (RAWA)Petaling, kec: Sungaipenopang
Gelam, Muaro(capping
Jambi layer) > jika tanah dasar lunak
tsb tdk dapat dipadatkan/distabilisasi

Bahan timbunan biasa:


- Bukan tanah plastisitas tinggi (A-7-6) atau CH
- CBR ≥ 6% (kondisi perendaman 4 hari dan
100% MDD

Bahan timbunan berbutir: PI max 6%


Kadar air saat pemadatan -3% < OMC < +1%

GEOTEKSTIL Spesifikasi geosintetik sebagai drainase bawah


permukaan, separator dan stabilisastor > tidak
dibahas
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Kembali ke permasalahan pada tanah lunak…

Tanah lunak

Permasalahan utama :
A. Daya dukung tanah yg kecil
B. Settlement yg besar saat konstruksi dan waktu konsolidasi
Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi

lama

Menurunnya fungsi jalan, berpengaruh buruk terhadap


perekonomian

Penanganan harus dilakukan


PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Beberapa contoh lokasi konstruksi jalan
di atas tanah lunak

Jalan Tol Padalarang-


Cileunyi

Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi

19M

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Beberapa contoh lokasi konstruksi jalan di
atas tanah lunak
Parameter
No. Jenis Tanah Kedalaman
Tanah

Jalan Lingkar Utara Semarang Tanah sangat lunak sampai lunak:


Ketebalan
22,5~25 m
NSPT=0~3
qc=1~4 kg/cm2
merupakan lapisan paling atas,
1 berwarna abu-abu muda, terdapat
campuran sedikit pecahan kulit
kerang dan pasir yang sangat halus

>25m NSPT=12~29
Lapisan keras: berada di bawah qc=30~45
lapisan sangat lunak dan kg/cm2
merupakan lapisan lempung
2
kelanauan, berwarna abu-abu
kecoklatan dengan campuran pasir
halus berwarna kuning

Petaling, kec: Sungai Gelam, Muaro Jambi

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Beberapa contoh lokasi konstruksi jalan
di atas tanah lunak

Jalan Cakung Cilincing

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Beberapa contoh lokasi konstruksi jalan
di atas tanah lunak

Jalan Tol Cipularang

CIPULARANG
S-2 KM. 102+800
JALUR B (ARAH JAKARTA)

qc (kPa)

- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000

0
Prediksi tanah

1
2
lunak

3
Lebih Lunak

4
5
6
7
8
9
Depth (meter)
10
NSPT

11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

Tf (Friction
Resistance) kN/m

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Opsi/solusi yang umumnya direkomendasikan
oleh Pusjatan

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Opsi/solusi yang umumnya direkomendasikan oleh Pusjatan

PERMASALAHAN TIPE TEKNOLOGI

Preloading dan
surcharge
Stabilitas
Timbunan Timbunan Bertahap

Penggantian
Material
· EPS
(Replacement)
· Timbunan
ringan mortar
Counterberm
busa
Tanah Timbunan Ringan
· dll

Lunak dan · Separator dan


Geosintetik Stabilisator
gambut · Pengontrol Erosi
· Perkuatan Basal
Tanah Dasar
· PVD

Daya Dukung Stabilisasi tanah


Tanah Dasar Stabilisasi Dangkal
(Shallow Stabilization)
kimia serbuk, semen
dan cerucuk

· Piled Embankment
Stabilisasi Dalam · Blast densification
(Deep Stabilization) · Stone column
· Dynamic
compaction
· Deep mixing
method

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Jadi, penyelidikan dan pengujian apa saja yang
dibutuhkan untuk kebutuhan desain maupun
evaluasi geoteknik?

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
PENTING!
Quality control penyelidikan geoteknik
(lapangan & laboratorium)

• Ketahui jenis tanah apa yang akan diuji?


• Ketahui tujuan pengujian ?
• Ketahui untuk kebutuhan desain/evaluasi apa sampel diuji?
– Analisis ketidakstabilan lereng timbunan?
– Evaluasi penurunan timbunan
– Desain fondasi, dll.  utamanya menggunakan data uji lapangan
• Berikan panduan untuk memaksimalkan jumlah dan jenis pengujian, sehingga
memperoleh parameter hasil uji yang benar-benar dapat digunakan dalam
desain/evaluasi
– Pengecekan tinggi sample pada UDS terhadap kebutuhan uji (misal 1 tabung dengan tinggi 30cm
dapat digunakan untuk uji Triaxial, konsolidasi dan indeks.
– Perlu mengetahui parameter apa saja yg diberikan dari masing-masing uji

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
PENTING!
Quality control penyelidikan geoteknik
(lapangan & laboratorium)

• Penanganan sampel harus cermat >> tidak ada sampel undisturbed yang
sepenuhnya undisturbed akibat penanganan sampel sebelum diuji
• Nilai kisaran tanah lunak dan grafik-grafik korelasi hasil pengujian hanya dapat
digunakan untuk mengecek kesesuaian hasil pengujian (lihat tabel/grafik di
halaman berikut)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
KISARAN PARAMETER TANAH
LUNAK & GAMBUT

GRAFIK
KORELASI
YANG UMUM
DIGUNAKAN
DALAM
DESAIN
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
PENGUJIAN LAPANGAN

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Penting diketahui dalam penyelidikan
lapangan

 Penyelidikan tanah di lapangan antara lain :


a. Pemboran mesin, dilakukan hingga tanah keras  N-SPT>50
b. Uji SPT, dilakukan interval tiap 2m
c. UDS diambil sebelum uji SPT
d. Uji Penetrasi Konus dengan alat Sondir  qc>150kg/cm2
e. Uji geofisika (geolistrik dan seismik)  dugaan stratifikasi dan elevasi muka air tanah
 Pengambilan contoh tanah untuk pengujian laboratorium diambil dengan Sumur
Uji (Trial Pits) dan Undisturbed Sample (UDS) dari pemboran mesin

STRATIFIKASI BERDASARKAN KONSISTENSI JENIS


TANAH

Digunakan dalam desain

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Sondir
TUJUAN: MENGETAHUI KEDALAMAN TANAH LUNAK, DAYA
DUKUNG TANAH DASAR (qc), KEDALAMAN BIDANG
GELINCIR

SNI 2827:2008

SONDIR RINGAN, KEDALAMAN


Tanah
MAKSIMAL 30 M lunak
SONDIR BERAT, KEDALAMAN MAKSIMAL
50 M

SONDIR ELEKTRIK KELEBIHANNYA:


LEBIH AKURAT, TIDAK PERLU KOREKSI
BERAT TIANG TEKAN, SENSITIF UNTUK
TANAH LUNAK, MEMILIKI SENSOR
PENGUKUR TEKANAN AIR PORI

SONDIR DILAKUKAN MINIMAL 2 TITIK


PADA 1 DAERAH TIMBUNAN JALAN

Sondir ringan Klasifikasi


Kuat Geser Undrained, cu
(kPa) Tahanan Konus, qc (kg/cm2)

(2 ton) Sondir elektrik Very soft (sangat lunak) 0-20 0-4


Soft (lunak) 20-40 4-8
Firm (teguh) 40-75 8-15
Sondir berat Stiff (kaku) 75-150 15-30
(10 ton)
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
SPT (Standard Penetration
Testing)
TUJUAN: MENGETAHUI KEDALAMAN TANAH KERAS DAN DAYA
SNI 4153: 2008
DUKUNG DI TIAP KEDALAMAN KELAS KEPADATAN NSPT ISTILAH
RELATIF (%)
1 <15 <4 Sangat urai
Cara uji SPT Jenis Hammer 2
3
15-35
35-60
4-10
10-30
Urai
Agak padat
4 60-85 30-50 Padat
5 >85 >50 Sangat padat

KELAS IDENTIFIKASI LAPANGAN NSPT ISTILAH


1 Keluar di antar jari bila ditekan <2 Sangat
2 Mudah dibentuk oleh tekanan jari 2-4 lembek
3 Dapat dibentuk oleh tekanan kuat 4-8 Lembek
4 jari 8-15 Teguh
5 Membekas bila ditekan dengan ibu 15-30 Sangat teguh
6 jari >30 Keras
Membekas bila ditekan dengan kuku Sangat keras
ibu jari
Tidak memberikan bekas bial ditekan

N-SPT = Jumlah pukulan untuk memasukkan split spoon sedalam 30 cm

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
SNI 03-3969-1995
PENGEBORAN SNI 03-6371-2000 (Pengambilan contoh tanah dengan tabung)

TUJUAN: mendapatkan contoh dan penampang tanah/batuan untuk mengetahui jenis tanah/batuan bawah
permukaan secara pasti.

Jumlah pemboran yang harus dilakukan minimal 1 titik pada setiap lokasi timbunan.

Pemboran minimal mencapai kedalaman 5-10m ke dalam tanah dasar (di bawah timbunan).

Metode pemboran inti kering:


1) menggunakan open tube atau tabung dinding tipis (lihat Gambar) atau
2) single tube core barrel,

Pemboran ini menghasilkan contoh tanah terganggu dan dapat dilakukan deskripsi.

Sampl
Tabung Dinding Tipis ing
untuk Sampling Tanah
Berkohesi Tak tanah
Terganggu
lunak Contoh stratifikasi tanah hasil
korelasi data sondir dan
pengeboran

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
PENGUJIAN LABORATORIUM

• SNI 4813:2015 Triaxial UU


• SNI 2455:2015 Triaxial CU, CD
• SNI 8072:2016 Konsolidasi 1 dimensi
• SNI 2813:2008 Geser Langsung
• SNI 3638:2012 Kuat Tekan Bebas
• SNI 3423:2008 Gradasi Ukuran Butiran
• SNI 1965:2008 Kadar Air
• SNI 1967:2008 Batas Cair
• SNI 1966:2008 Batas Plastis Dan Indeks Plastisitas Tanah
• SNI 3422:2008 Batas Susut
• SNI 6371:2015 Klasifikasi

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Penting diketahui dalam pengujian laboratorium

• Pengujian tanah yang dilakukan antara lain :


a. Uji indeks tanah : Kadar air, berat jenis, berat isi, angka pori, batas cair, batas
plastis, distribusi ukuran butir, kadar organik dan permeabilitas
b. Kuat geser tanah : Triaxial Consolidated Undrained (CU), Direct shear
c. Uji Konsolidasi : konsolidasi drainase vertikal dan horizontal

PARAMETER TANAH DESAIN

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
SNI 2455:2015 Triaxial CU,
CD Uji Triaxial
SNI 4813:2015 Triaxial UU

1. Triaxial UU
(Quick Test)
2. Triaxial CU
3. Triaxial CD
(Slow Test)

- Pasir terdrainase sangat cepat, sehingga utk pasir gunakan uji Triaxial
terdrainase atau drained (CD)
- Lempung tidak terdrainase dengan cepat, sehingga ekses air pori tidak
cepat terdisipasi, jadi gunakan uji Triaxial kondisi tak terdrainase atau
undrained (UU) untuk analisis jangka pendek dan CU untuk analisis jangka
panjang
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Uji Triaxial UU
• Disebut juga Quick Test
• s3 dan Ds diberikan dengan cepat Hasil Uji Triaxial UU
sehingga tanah tidak sempat
terkonsolidasi
• Saat pengujian, katup drainase ditutup
• Uji triaxial UU mensimulasikan kuat geser
tanah jangka pendek untuk tanah kohesif
• Pada uji ini, nilai fu = 0 (kecil)
• s= cu = su = (s1 – s3)/2 = (s1’ = s3’)/2
• Nilai cu = Su umumnya besar

Parameter ini
yang
digunakan
dalam desain

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Uji Triaxial CU

• Berikan beban s3, tunggu sampai tanah


terkonsolidasi
• Katup drainase dibiarkan terbuka selama fase
konsolidasi, namun dtutup saat fase
penggeseran
– Drainase dan konsolidasi terjadi saat
pemberian beban s3
• Pemberian beban tidak dimulai sampai Parameter ini yang
digunakan dalam
sampel berhenti terdrainase (atau
desain
terkonsolidasi)
• Uji triaxial CU mensimulasikan kuat geser
tanah jangka panjang juga jangka pendek
untuk tanah kohesif, jika tekanan air pori
diukur selama fase penggeseran
• Pada uji ini, cT ≠ c’ dan fT = f’
• Dari uji ini diperoleh:
– C’, f’ dan u (tekanan efektif)
– CT, fT (tekanan total)
• Nilai f umumnya besar

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Uji Triaxial CD

• Disebut juga Slow Test


• Katup drainase dibiarkan terbuka
selama fase konsolidasi dan fase
penggeseran
• Proses drainase sampel harus selesai
sebelum pemberian beban vertical
• Beban diberikan dengan regangan
(strain) rendah sehingga tidak
mengakibatkan ekses tekanan air pori
(lamanya bisa 2 minggu)
• Karena tidak ada ekses tekanan air
pori, tekanan total akan sama dengan Parameter
ini yang
tekanan efektif digunakan
• Uji triaxial CD mensimulasikan kuat dalam
geser tanah jangka panjang untuk desain

tanah kohesif

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Parameter hasil uji Triaxial digunakan
untuk desain apa?

1) Penentuan tinggi timbunan kritis


cu.Nc
Hc = ---------
t.Fk

Hc = tinggi timbunan kritis (m)


cu = kohesi tanah (ton/m2)
t = berat isi tanah timbunan
(ton/m3)
Nc = faktor daya dukung  4
Fk = faktor keamanan

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Parameter hasil uji Triaxial digunakan
untuk desain apa?

2) Analisis stabilitas lereng , perhitungan Faktor Keamanan

Bisa dihitung manual atau dengan


tan  input cinput
FS   piranti lunak
tan  reduced creduced

dimana:
j ' = sudut geser dalam
(derajat)
c' = kohesi (kPa)

Faktor Keamanan kondisi jangka pendek (akhir


Dari uji
Dari uji Konsolidasi Dari uji konstruksi) – Uji Triaxial UU (parameter S u), Uji
Berat Isi Triaxial Triaxial CU (parameter cu dan fu)

Faktor keamanan kondisi jangka panjang


(pasca konstruksi) – Uji Triaxial CD (parameter
c’ dan f’
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)
BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Parameter hasil uji Triaxial digunakan
untuk desain apa?

Parameter Kekuatan Geser **)


Faktor Keamanan
Kondisi Maksimum Sisa
Risiko *)
Beban
digunakan dalam
Teliti Kurang teliti Teliti Kurang teliti
desain, di
Dengan
1.50 1.75 1.35 1.50
antaranya untuk
Tinggi gempa
mengakomodir
Tanpa gempa 1.80 2.00 1.60 1.80
ketidakpastian
Menenga
Dengan
1.30 1.60 1.20 1.40 hasil pengujian
gempa
h
Tanpa gempa 1.50 1.80 1.35 1.50
Dengan
1.10 1.25 1.00 1.10
Rendah gempa
Tanpa gempa 1.25 1.40 1.10 1.20
*) - Resiko tinggi bila ada konsekuensi terhadap manusia cukup besar (ada permukaan), dan atau bangunan sanat mahal,
dan atau sangat mahal, dan atau sangat penting.
- Risiko menengah bila ada konsekuensi terhadap manusia tetapi sedikit (bukan pemukiman), dan atau bangunan tidak
begitu mahal dan atau tidak terlalu penting.
- Risiko rendah bila tidak ada konsekuensi terhadap manusia dan terhadap bangunan (sangat murah)

**) - Kekuatan geser maksimum adalah harga puncak dan dipakai apabila massa tanah/batuan yang potensial longsor tidak
mempunyai bidang diskontinuitas (perlapisan, rekahan, sesar, dan sebagainya) dan belum pernah mangalami gerakan.
- Kekuatan geser residual dipakai apabila : (i) massa tanah/batuan yang potensial bergerak mempunyai bidang
diskontinuitas, dan atau (ii) pernah bergerak (walaupun tidak mempunyai bidang diskontinuitas)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Uji Konsolidasi 1 Dimensi SNI 8072:2016

- Tujuan pengujian: memperoleh data


tanah yang digunakan untuk prediksi
kecepatan dan besar penurunan
suatu struktur di atas tanah lempung
(kohesif)
- 4 parameter penting yang
diperoleh dari uji ini:
- Tekanan pra konsolidasi (sp’) =
tekanan maksimum yang telah
diterima tanah di masa lampau
- Indeks kompresi (Cc) =
kompresibilitas tanah Normally-
Consolidated (NC soil)
- Indeks rekompresi (Cr) =
kompresibilitas tanah Over-
Consolidated (OC soil)
- Koefisien konsolidasi (cv) =
kecepatan kompresi selama
penambahan beban
Uji Konsolidasi 1 Dimensi SNI 8072:2016

Prinsip Uji Hasil Uji


1. Pasang sampel di dalam ring
2. Berikan beban
3. Ukur perubahan tinggi sampel
4. Ulangi untuk beban
selanjutnya

Untuk pengujian tanah lunak, berikan beban yang kecil

Untuk tanah yang mudah runtuh sangat sensitif terhadap air diperlukan persiapan benda uji sesuai
dengan SNI 2812:2011 dan prosedur pengujian merujuk pada SNI 8072:2016

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Parameter hasil uji konsolidasi
digunakan untuk desain/evaluasi apa?
Penurunan timbunan

Cc.H Po + P
Sc = ---------- Log -----------
1+ eo Po

Sc = penurunan konsolidasi
primer (m)
Cc = indeks kompresibilitas Tv. (Hd) 2
t = ---------------
H = tebal lapisan tanah Cv
terkonsolidasi (m)
eo = angka pori tanah t = lamanya penurunan (th)
Po = tekanan overburdan (ton/m2) Tv = faktor waktu
P = tekanan tanah akibat
Hd = jarak tempuh air (m)
beban timbunan(ton/m2)
Cv = faktor konsolidasi
(m2/th)

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Uji Geser Langsung (Direct Shear)

• Keselamatan suatu struktur geoteknik


tergantung pada kekuatan tanah
dasarnya
• Jika tanahnya dasarnya lemah, struktur
di atasnya pun akan runtuh

Keruntuhan akibat
ketidakcukupan kekuatan geser di
tanah dasar/di kaki lereng

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Uji Geser Langsung (Direct Shear)

SNI 2813:2008
• Parameter kuat geser tanah ditentukan di
• Direct Shear adalah jenis uji yang
lab, dengan 2 pengujian yaitu: cepat (Quick test) dan tidak mahal
– Uji Direct Shear
– Uji Triaxial Shear • Kekurangannya, tanah akan runtuh
pada bidang utamanya dan mungkin
bukan bidang terlemahnya
• Uji ini digunakan untuk mendapatkan
nilai kuat geser tanah kohesif juga
non kohesif

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Uji Geser Langsung (Direct Shear)

Parameter
ini yang Hasil Uji Geser
digunakan Langsung
dalam
desain

• Parameter yang diperoleh dari uji


geser langsung adalah:
– Kuat geser puncak dan residual
– Sudut geser dalam puncak dan residual

• Di dalam analisis, yang digunakan adalah nilai


fresidualnya, untuk analisis stabilitas lereng
pada kondisi jangka panjang
• Juga untuk analisis balik lereng yang sudah
mengalami longsoran

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Uji Kuat Tekan Bebas SNI 3638:2012
(UCS)

• Untuk tanah lempung


• Sampel tanah berbentuk silinder
• Tidak ada tegangan pengekang
(confining stress) >> s3 = 0
• Tegangan aksial, Ds = s1
Kompresi uni aksial

Grafik hasil pengujian Kuat tekan bebas = su = cu = qu /2

Untuk, desain/evaluasi: nilai su


dicek dengan cu dari hasil uji
Triaxial atau Direct Shear

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian Indeks

Jenis Uji Acuan Tujuan

KADAR AIR SNI 1965:2008 Menentukan korelasi antara perilaku


tanah dan sifat-sifatnya

GRADASI UKURAN SNI 3423:2008 Mengetahui distribusi ukuran butiran


BUTIRAN tanah (kasar dan halus)

BATAS-BATAS • SNI 1967:2008 Batas Cair Menentukan:


KONSISTENSI • SNI 1966:2008 Batas Plastis • Jenis tanah
ATTERBERG Dan Indeks Plastisitas Tanah • Klasifikasi tanah
• SNI 3422:2008 Batas Susut • Tingkat pengembangan tanah
• SNI 6371:2015 Klasifikasi • Activity tanah (PI dibagi kadar
lempung)
• Indeks Likuiditas (LI) tanah

Untuk, desain/evaluasi:
- Berat isi tanah (g)
- Kadar air
- PI

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian untuk tanah gambut

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Pengujian untuk tanah gambut

SNI PENGUJIAN JENIS PENGUJIAN

1. SNI 13 – 6788 – 2002 “Metode Pengujian pH Pengujian gambut yang belum ada SNI-nya
bahan gambut dengan alat pHmeter”
1. Von post
2. SNI 13 – 6789 – 2002 “Metode pengukuran
tebal endapan gambut” 2. Peat auger
3. SNI 13 – 6794 – 2002 “Metode pengujian untuk 3. Peat piston sampling
penentuan kadar serat dari contoh gambut 4. Mechanical Cone Penetrometer Test (CPT)
dengan cara kering di laboratorium” and electrical Cone Penetrometer Test with
4. SNI 13 – 6801 – 2002 “ Metode pengujian berat ball or T bar
volume kapasitas mengikat air dan kapasitas Laboratorium
udara bahan gambut jenuh air”
5. DSS (direct simple shear)
6. Triaxial multistage

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Quality control pada pengujian lapangan di
tanah gambut
• Uji geser baling lapangan tidak sesuai untuk gambut fibrous
(Halenelund,1967)

• Uji geser baling lapangan untuk jenis gambut amorf harus sangat
hati-hati dilakukan

• Uji Direct Simple Test (DSS) dilakukan untuk memodelkan perilaku


efektif gambut, menggunakan sampel gambut tak terganggu.
– Namun sulit untuk memperoleh dan menyiapkan sampel gambut tak terganggu

• Uji CPTu; ukuran konusnya tidak sesuai dan tidak bisa merekam
tahanan konus gambut dengan akurat

• Full Flow Penetrometer; ukuran konusnya 10 kali lebih besar dari


konus konvensional sehingga lebih akurat untuk gambut
– Ball and T-bar menggunakan konus mekanik yang dikembangkan
Pusjatan sudah diteliti dan sesuai untuk memperoleh tahanan konus Konus untuk uji gambut yang
tanah gambut dibuat oleh Pusjatan

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Parameter desain tanah gambut

Parameter untuk desain A. Parameter uji lapangan


Berat isi curah dan kandungan air:
Dr kN/m³ Bobot satuan kering Tipe Parameter
w % Kandungan air
g kg/m³ Berat isi curah partikel padat Piston sampler Bulk sample
Field vane shear Cu, Cu; res
Kekuatan: Cone Penetrometer Test (CPT) qc, fs
Cu, Su Kpa Kekuatan geser takberdrainase Permeabilitas kh, kv
c’ Kpa Kohesi efektif
f’ Derajat Sudut efektif gesekan-dalam
B. Penentuan parameter dari laboratorium
Deformasi (dijabarkan dari pengujian oedometer):
Cc – Indeks pemampatan primer Type of test Parameter
C – Indeks pemampatan sekunder Sample cut , dt, W
Cr – Indeks rekompresi Specific gravity
Po kPa Tekanan prakonsolidasi  
Atterberg limit s
mv m²/kN Koefisien kompresibilitas vertical Loss of ignition
Eoed kPa Modulus oedometer wL, wP, IP
Fiber content Organic content
Chemical Degree of degradation
Deformasi (dijabarkan dari pengujian triaksial):   Chemical content
Ko – Triaxial UU Cu
E kPa Modulus Young Triaxial CU
Direct shear c, c', , '
G kPa Modulus geser: G = E/2(1 + ) c,
– Poisson Ratio Consolidation
Co, Cv, k, C, Cr, mv, pc, Eoed
derajat Sudut dilatasi  
Permeabilitas dan konsolidasi:
kh m/det Koefisien permeabilitas horisontal
kv m/det Koefisien permeabilitas vertikal
cv m²/det Koefisien dan konsolidasi vertikal
e – Void ratio

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Quality control pengujian laboratorium
untuk tanah gambut

Klasifikasi:
• Kadar air diukur dengan mengacu pada ASTM D2974 atau BS 1377.
• Kadar organik adalah persentase berat kering. Diukur dengan uji Hilang Pijar (Ignition Loss Testing) ASTM
D2974 atau BS1377 Part 3 (4) atau Chemical Oxidation Test, BS 1377 Part 3 (3).
• Derajat pelapukan gambut. DI lapangan dilakukan dengan uji Post-Squeeze, ASTM D5715
• Kadar serat. Diukur mengacu pada ASTM D1997-91.
• Bulk modulus. Mengacu pada ASTM test method D4531.

Parameter konsolidasi:
• Pengambilan sampel harus sangat hati-hati
• Dibutuhkan sampel yang besar, minimum 75 mm.

Parameter kekuatan:
• Pengambilan sampel harus sangat hati-hati
• Untuk uji Triaxial, gunakan sampel yang besar

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
Kesimpulan
1. Sebelum pengujian, perlu dipahami: jenis tanah, tujuan pengujian,
parameter hasil uji yang didapat, kegunaan parameter tersebut
2. Penanganan sampel tanah harus cermat
3. Prosedur uji harus dipahami
4. Ketidaksesuaian hasil diuji bisa dicek dengan melihat kisaran nilai
parameter hasil uji (tabel, grafik, dll.)
5. Ketidaksesuaian hasil uji akan sangat berdampak pada hasil
desain/evaluasi geoteknik
6. Kalibrasi alat berkala, pemeliharaan alat, penanganan sampel : sangat
memengaruhi hasil uji

PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA (PISK)


BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
THANK YOU
MINISTRY OF PUBLIC WORKS AND HOUSING
AGENCY FOR RESEARCH AND
DEVELOPMENT
INSTITUTE OF ROAD
www.pusjatan.pu.go.id ENGINEERING
Jl. AH. Nasution No. 264 Bandung 40294 Mobile. +62-8122446318
Social Media: https://www.facebook.com/Pusjatan/ https://twitter.com/pusjatan https://www.instagram.com/infopusjatan/ https://www.youtube.com/user/Pusjatan
Email: info@pusjatan.pu.go.id

166
166
MATERI POKOK
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSDIKLAT JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN
DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

PERTANYAAN
ANALISA HASIL LABORATORIUM UNTUK PENGAMBILAN
Jawaban ditulis tangan pada form yang
telah disediakan dan diupload melalui e- KEPUTUSAN
pelatihan dalam bentuk PDF. 1. Berapa nilai ketahanan agreat terhadap pengujian abrasi yang
disyaratkan dalam dalam Spesifikasi Teknis 2018 untuk
DOWNLOAD FORM
campuran SMA dan lainnya?
2. Ketika melakukan pengujian marshall didapatkan parameter
marshall yang memiliki nilai VMA yang terlalu tinggi, apakah
efek dari nilai VMA terlalu tinggi dalam penghamparan
perkerasan jalan dan bagaimana solusi untuk mengatasinya?
3. Kondisi agregat dalam pencampuran ada 3 yaitu agregat
kering, agregat SSD, agregat basah. Bagaimana cara
mendapatkan agregat dalam kondisi SSD pada pengujian
lapangan dan laboratorium?

INTEGRITAS * PROFESIONAL * ORIENTASI MISI * VISIONER * ETIKA-AKHLAKUL KARIMAH

Anda mungkin juga menyukai