Sumber : Materi Presentasi Forum Pelaksana PT. Wika Beton, Tbk. oleh Prof. Bambang Suhendro, M.Sc., P.hd.
PENGGUNAAN BALOK GELAGAR DI INDONESIA
Sumber : Materi Presentasi Forum Pelaksana PT. Wika Beton, Tbk. oleh Prof.
Bambang Suhendro, M.Sc., P.hd.
TIPE PRODUKSI PRACETAK BALOK JEMBATAN
1 2 3
7 6 5
Erection Posttensioning
Penyimpanan produk
Di site
Selesai
Beam Plan, Beam
Detail Drawing and
Material Specification
Production
Line Bed setting Beam Section
preparation & length
Ducting
Post Tension Cable layout
sheath
Preparation Drawing
setting
Side
Formwork Beam section
Formwork
Closing & length
preparation
Concrete Concrete
Concreting
Preparation specification
Conc. curing
and segment
Stacking
Beam Plan, Beam
Detail Drawing and
Material Specification
Production
Line Bed setting Beam Section
preparation & length
Ducting
Post Tension Cable layout
sheath
Preparation Drawing
setting
Side
Formwork Beam section
Formwork
Closing & length
preparation
Concrete Concrete
Concreting
Preparation specification
Conc. curing
and segment
Stacking
Beam Plan, Beam
Detail Drawing and
Material Specification
Production
Line Bed setting Beam Section
preparation & length
Ducting
Post Tension Cable layout
sheath
Preparation Drawing
setting
Side
Formwork Beam section
Formwork
Closing & length
preparation
Concrete Concrete
Concreting
Preparation specification
Conc. curing
and segment
Stacking
Beam Plan, Beam
Detail Drawing and
Material Specification
Production
Line Bed setting Beam Section
preparation & length
Ducting
Post Tension Cable layout
sheath
Preparation Drawing
setting
Side
Formwork Beam section
Formwork
Closing & length
preparation
Concrete Concrete
Concreting
Preparation specification
Conc. curing
and segment
Stacking
Beam Plan, Beam
Detail Drawing and
Material Specification
Production
Line Bed setting Beam Section
preparation & length
Ducting
Post Tension Cable layout
sheath
Preparation Drawing
setting
Side
Formwork Beam section
Formwork
Closing & length
preparation
Concrete Concrete
Concreting
Preparation specification
Conc. curing
and segment
Stacking
Beam Plan, Beam
Detail Drawing and
Material Specification
Production
Line Bed setting Beam Section
preparation & length
Ducting
Post Tension Cable layout
sheath
Preparation Drawing
setting
Side
Formwork Beam section
Formwork
Closing & length
preparation
Concrete Concrete
Concreting
Preparation specification
Conc. curing
and segment
Stacking
Beam Plan, Beam
Detail Drawing and
Material Specification
Production
Line Bed setting Beam Section
preparation & length
Ducting
Post Tension Cable layout
sheath
Preparation Drawing
setting
Side
Formwork Beam section
Formwork
Closing & length
preparation
Concrete Concrete
Concreting
Preparation specification
Conc. curing
and segment
Stacking
Beam Plan, Beam
Detail Drawing and
Material Specification
Production
Line Bed setting Beam Section
preparation & length
Ducting
Post Tension Cable layout
sheath
Preparation Drawing
setting
Side
Formwork Beam section
Formwork
Closing & length
preparation
Concrete Concrete
Concreting
Preparation specification
Conc. curing
and segment
Stacking
Beam Plan, Beam
Detail Drawing and
Material Specification
Delivery Construction
Planning Schedule
Site storage
Preparation Site storage design
Segment Weight
Segment Length
Delivery Schedule No Stressing
bed ready?
Yes
Delivery Construction
Planning Schedule
Delivery Construction
Planning Schedule
Applied Joint
Segment Beam drawing
Epoxy glue
Strand Final
Cutting Posttensioning
Report
Tendon
Grouting
End Block
Finishing
Beam Plan, Beam Cable
Layout Drawing &
Material Specification
Applied Joint
Segment Beam drawing
Epoxy glue
Strand Final
Cutting Posttensioning
Report
Tendon
Grouting
End Block
Finishing
Beam Plan, Beam Cable
Layout Drawing &
Material Specification
Applied Joint
Segment Beam drawing
Epoxy glue
Strand Final
Cutting Posttensioning
Report
Tendon
Grouting
End Block
Finishing
Beam Plan, Beam Cable
Layout Drawing &
Material Specification
Applied Joint
Segment Beam drawing
Epoxy glue
Strand Final
Cutting Posttensioning
Report
Tendon
Grouting
End Block
Finishing
Beam Plan, Beam Cable
Layout Drawing &
Material Specification
Applied Joint
Segment Beam drawing
Epoxy glue
Strand Final
Cutting Posttensioning
Report
Tendon
Grouting
End Block
Finishing
Beam Plan, Beam Cable
Layout Drawing &
Material Specification
Applied Joint
Segment Beam drawing
Epoxy glue
Strand Final
Cutting Posttensioning
Report
Tendon
Grouting
End Block
Finishing
Beam Plan, Beam Cable
Layout Drawing &
Material Specification
Applied Joint
Segment Beam drawing
Epoxy glue
Strand Final
Cutting Posttensioning
Report
Tendon
Grouting
End Block
Finishing
PENGANGKUTAN SEGMEN BALOK DENGAN TRAILER
PERSYARATAN :
1. Jalur pengiriman sudah disurvey untuk memastikan kondisi rute perjalanan ke lokasi dapat dilalui
oleh trailer. Yang harus diperhatikan adalah kelandaian jalan, kelayakan jalan, radius tikungan
minimum, kelas jalan dan jembatan, clearance dibawah jembatan, rintangan lain seperti kabel dan
pohon, dan tingkat kepadatan lalu lintas.
2. KEUR kendaraan angkutan masih berlaku dan sopir dalam kondisi sehat serta memiliki SIM untuk
mengemudikan sesuai dengan jenis kendaraan.
3. Kondisi fisik bak trailer rata dan kokoh serta fungsi sistem keamanan kendaraan seperti lampu,
alaram mundur, klakson, dll berfungsi.
4. Ban trailer tidak gundul dan memiliki tekanan yang sama.
5. Beban yang diangkut oleh trailer tidak melebihi kapasitas angkut kendaraan.
6. Segmen balok diletakan diatas dua tumpuan kayu ganjal (tidak lapuk) pada daerah ujung pada
posisi seimbang diatas bak trailer.
7. Antar segmen balok dirangkai dengan 2(dua) ikatan rantai/sling pada posisi 1m dari ujung balok
dan segmen diikat dengan rantai/sling yang dikencangkan ke bak trailer dengan rantai dengan
jarak per-3m.
8. Gunakan ganjal kayu pada bagian atas balok yang bersentuhan dengan rantai pengikat dan antar
balok untuk mencegah gompal pada balok.
PENGANGKUTAN SEGMEN BALOK DENGAN TRAILER
Kayu
tumpuan
Dudukan
Baja Penahan
lateral
Boggie Trailer Dudukan
Baja
PENGANGKATAN SEGMEN BALOK DENGAN CRANE
PERSYARATAN
1. Kapasitas alat angkat minimal 1,2 kali sesuai tabel kapasitas angkat terhadap radius boom.
2. Alat angkat memiliki Dokumen Surat Ijin Alat (SIA) dan operator alat memiliki Surat Ijin
Operator (SIO) untuk alat angkat sesuai jenis kualifikasinya yang masih berlaku.
3. Hasil pemeriksaan fisik alat angkat dan sling angkat, lampu indikator overload sebelum
pengangkatan dipastikan dalam kondisi dan berfungsi baik dan layak digunakan.
4. Landasan crane menggunakan pelat tebal 20mm dan tanah dasar dibawah crane stabil dan
kuat menopang beban crane saat pengangkatan.
5. Kondisi cuaca tidak hujan, angin tidak menggangu operasi pengangkatan dan penerangan dan
area sekitar yang berdampak pada manuver pengangkatan dan beresiko tinggi saat kegagalan
pengangkatan balok harus steril dari orang yang tidak berkepentingan terhadap operasi alat.
6. Titik angkat balok dalam kondisi baik dan layak digunakan. Untuk penggunaan titik angkat
multi strand, posisi strand harus rata sehingga beban yang diangkat terdistribusi merata.
7. Segmen balok diangkat pada titik angkat yang sudah disiapkan dengan posisi segmen balok
saat pengangkatan rata horizontal dengan toleransi 4%.
PENGANGKATAN SEGMEN BALOK DENGAN CRANE
Sling
Sling
Min. Lifiting
45o Beam
Min.
60o
CRANE
TITIK ANGKAT OVERTURNING
SEGMEN
PUTUS
BALOK RUSAK
TANAH LUNAK
Sudut sling angkat kurang dari 60o. Sangat Segmen balok dipindahkan dengan cara Landasan crane tidak padat. Sangat
berbahaya! Resiko titik angkat segmen balok ditarik. Berbahaya! Resiko balok gompal dan Berbahaya! Resiko alat crane angkat
putus dan segmen balok jatuh. terguling. terjungkal jatuh.
PENGANGKATAN SEGMEN BALOK DENGAN CRANE
Balok
Jatuh
Balok
Balok terbentur Crane
Jatuh overturning
Kondisi sling angkat tidak layak digunakan. Segmen balok membentur segmen balok Radius boom crane saat mengangkat balok
Berbahaya! Resiko segmen balok jatuh lain saat diangkat. Berbahaya! Resiko melebihi maksimum radius operasi.
akibat sling putus segmen balok gompal dan segmen balok Berbahaya! Resiko alat crane terjungkal
yang terbentur terguling (overturning) dan segmen balok jatuh
PENANGANAN SEGMEN BALOK DILAPANGAN
PERSYARATAN :
1. Lahan stock yard memiliki kontur yang relatif rata dan area yang mencukupi untuk menumpuk segmen balok.
2. Kondisi tanah dasar cukup padat untuk menopang berat segmen balok yang ditumpuk.
3. Segmen balok diletakkan diatas 2 tumpuan. Tumpuan dapat menggunakan kayu atau blok beton
4. Segmen balok diletakkan dalam posisi vertikal dan stabil dengan jarak bersih antar segmen minimal 50cm.
OK Segmen
min. min. min. Balok
0.3m 0.3m 0.5m
Tumpuan
Kayu/Beton
Tanah
L min.= H balok
padat
OK
Segmen balok
Maks.0.8m Maks.0.8m
PENANGANAN SEGMEN BALOK DILAPANGAN
Segmen
Balok
Segmen Balok Tumpuan
Kayu/Beton
Permukaan
tanah
tidak rata
Tanah lunak
SEGMEN BALOK
DITUMPUK
SEMBARANG
Balok
Permukaan
tanah
PENYUSUNAN BALOK DIATAS STRESSING BED
TAHAPAN SETTING
MULAI SEGMEN BALOK PERSYARATAN :
1.Tanah dasar pada bagian landasan
SURVEY : stressing bed balok harus mampu
1. Survey & stake out lokasi
stressing bed
menopang beban segmen untuk stressing
PERSIAPAN STRESSING BED
BALOK PERSIAPAN : bed tengah dan beban balok utuh setelah
Ya
1. Pemadatan tanah landasan segmen balok terstressing untuk stressing
2. Tes daya dukung tanah
Tidak 3. Pembuatan stressing bed bed ujung
STRESSING BED ujung 2.Dongkrak untuk melevel segmen balok
SIAP 4. Mobilisasai kayu ganjal
stressing bed tengah dan pelat
diatas stressing bed dalam kondisi layak
Ya
peluncur pakai.
SETTING SEGMEN BALOK
3.Segmen balok diletakan diatas landasan
(bed) stressing pada posisi level/rata
Ya antar segmen pada arah vertikal dan
horisontal.
Tidak
4.Posisi urutan segmen balok sesuai
URUTAN SEGMEN BENAR,
POSISI SEGMEN LURUS DAN pasangan pertemuan segmen saat
LEVEL
produksi
Ya
Setting segmen balok
pada stressing bed
SELESAI
PENYUSUNAN BALOK DIATAS STRESSING BED
Min.
OK 5 cm
1m 0.5m
Pelat Pelat
Peluncur Peluncur
Beton Tanah
bertulang Padat
Balok
Kayu
AREA TAPAK BED UJUNG SESUAI PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH LANDASAN
OK Pelat
Peluncur Pelat baja
Pelat t = min. 4mm
Peluncur
Beton
bertulang grease/
gemuk
Plywood
t = min 16 mm
STRESSING BED UJUNG
Tumpukan STRESSING BED PELAT
balok kayu TENGAH PELUNCUR
PENYUSUNAN BALOK DIATAS STRESSING BED
OK
Stressing
Stressing Bed Ujung
Bed Ujung
BALOK RETAK
SAAT
STRESING
Kondisi Setelah Stressing
CBR Rencana
Tanah Sedang = SPT 4-8
PERBAIKAN TANAH DASAR
- Penggantian tanah asli (tanah dasar)
2 4
PERSYARATAN :
1. Perancah terpasang stabil dan kokoh rmenopang beban segmen balok.
2. Elevasi kedua sisi ujung perancah dalam posisi level yang sama.
3. Permukaan perancah sebelum di bebani segmen balok dalam kondisi rata.
4. Kondisi cuaca saat peluncuran tidak terjadi hujan, sungai tidak banjir, angin tidak menggangu
dan penerangan lokasi yang mencukupi.
5. Segmen balok diletakan diatas roller peluncur dan diikat kencang ke badan roller peluncur.
6. Peluncuran segmen sesuai urutan posisi segmen balok pasangannya.
7. Dongkrak untuk melevel segmen balok dalam kondisi layak pakai.
8. Segmen balok diletakan diatas balok kayu pada posisi level/rata antar segmen pada arah
vertikal dan horisontal.
PENYUSUNAN BALOK DIATAS PERANCAH
Segmen balok diikat kencang pada roller peluncur diatas perancah. Urutan peluncuran
OK mengikuti dengan urutan dan pasangan segmen balok
Rantai
ikat
Rantai
ikat
Peluncur
Peluncur
Perancah Perancah
Perancah tidak melendut dan segmen balok pada posisi level arah vertikal dan horizontal. Tidak
OK ada perbedaan elevasi kedua sisi perancah.
Stressing Bed
Kayu
Perancah
Pondasi
Perancah tidak melendut dan segmen balok pada posisi level arah vertikal dan horizontal. Tidak
OK ada perbedaan elevasi kedua sisi perancah.
Balok
Stressing Bed
Perancah
Segmen
Abutment SUNGAI Kaki/pondasi balok
jembatan Perancah
49
DILARANG! Perancah melendut sehingga level segmen tidak rata. Berbahaya!
Resiko balok retak struktural pada sambungan segmen saat penarikan
dan direject.
PERANCAH MELENDUT DAN SEGMEN TIDAK PERAPATAN SEGMEN TIDAK
RATA SEMPURNA
Posisi level elevasi ujung perancah berbeda. Awas! Resiko balok retak
DILARANG! pada sambungan segmen akibat posisi segmen balok tidak lurus
sempurna
POSISI SEGMEN BALOK TIDAK SAMA PERAPATAN SEGMEN TIDAK
LEVEL SEMPURNA
OK
Standar spesifikasi PC Strand
ASTM A416 :
Uncoated seven wire for prestressed concrete
Grade : 270 ksi (1860 MPa)
Type : Low Relaxation
Mod. Elastisitas : 200,000 MPa
Kondisi strand tidak korosi Diameter Area Berat
0.5” (12,7mm) 98,7 mm2 0,775 kg/m
0,6”(15,2mm) 140 mm2 1,102 kg/m
Secara visual sudah terlihat karat yang dalam (pitting surface) pada strand.
DILARANG! Sangat berbahaya ! Resiko Strand putus saat penarikan akibat luas
penampang strand berkurang.
PITTING SURFACE PADA STRAND
INSTALASI PC STRAND DAN ANCHOR BLOCK TENDON
OK
PC Strand dengan karat halus dapat digunakan setelah dibersihkan
dengan mengelap PC strand menggunakan kain yang halus.
Untuk area strand yang akan tergigit oleh stressing jack dan wedges
saat proses penarikan harus dibersihkan dari karat permukaan dengan
menggunakan pembersih karat.
(contoh: Dromus dari Shell).
OK
Untuk penggunaan strand lebih dari satu bulan,
strand harus disimpan dalam kontainer/gudang
tertutup /terlindung dari hujan untuk
menghindari karat pada PC Strand. Material PC
Strand disimpan di lokasi yang kering, bersih,
tidak bersentuhan dengan permukaan dan
dikemas atau diselubungi agar tidak terkena
udara atau air secara langsung.
STRESSING SEGMEN BALOK
MULAI FLOW CHART TAHAPAN
STRESSING BALOK
PENCAMPURAN DAN
PENGOLESAN LEM EPOXY PADA
SAMBUNGAN SEGMEN
LAPISAN EPOXY
Tidak
PADA PERMUKAAN
SAMBUNGAN
MERATA
Ya
WAKTU
BERSIHKAN SELURUH PELUMURAN
Tidak
LAPISAN EPOXY PADA EPOXY PERTAMA
PERMUKAAN BALOK DIBAWAH 45
MENIT
Ya
A
STRESSING/TARIK STRAND PADA B
LUBANG TENDON SESUAI GAYA
A
DAN TAHAPAN PENARIKAN Ya
RENCANA
GROUTING
Tidak TENDON BALOK
PEKERJAAN
STRESSING DISETUJUI Tidak
OLEH KONSULTAN
SEMUA LUBANG
TENDON SUDAH
DIGROUTING
Ya
PEMOTONGAN Ya
KELEBIHAN STRAND
PADA UJUNG FINISHING UJUNG
TENDON BALOK
Tidak
Tidak
SEMUA KELEBIHAN SEMUA LUBANG
STRAND SUDAH TENDON SUDAH
DIPOTONG DIGROUTING
Ya Ya
B SELESAI
STRESSING SEGMEN BALOK
PERSYARATAN :
1. Pekerjaan stressing harus dikerjakan oleh personel yang terlatih dan paham tentang peralatan
stressing jack dan persyaratan untuk keselamatan kerja saat proses penarikan.
2. Saat proses penarikan harus selalu waspada dan memastikan bahwa tidak ada siapa pun berada
pada beberapa jarak yang jauh dibelakang stressing jack.
3. Segmen-segmen balok yang akan dirapatkan dapat bebas bergerak pada arah horisontal dan
vertikal saat proses penarikan tendon.
4. Kuat tekan beton sudah mencapai kekuatan minimal yang disyaratkan untuk kondisi stressing
balok
5. Kondisi pompa, pembacaan tekanan dan stressing jack dalam keadaan dapat berfungsi baik dan
sudah dikalibrasi.
6. Tipe Pompa hidrolik dan kapasitas alat stressing jack yang digunakan mencukupi terhadap
rencana gaya penarikan.
7. Ruang yang mencukupi untuk pergerakan piston alat tarik (stressing jack).
8. Lem Epoxy dioleskan merata pada seluruh permukaan penampang sambungan segmen.
9. Penarikan tendon sesuai dengan spesifikasi tarikan dan tahapan penarikan rencana.
10. Setelah stressing, lakukan pengamatan 24 jam untuk memastikan tidak terjadinya “slip lambat”
PC Strand pada angkur blok.
STRESSING TENDON BALOK
RESIN + HARDENER =
MIXER
Part A Part B
Epoxy dicampur merata hingga memiliki warna seragam dengan menggunakan alat mixer dengan
kecepatan max. 600 rpm selama 3menit kemudian kecepatan adukan dikurangi mak. 300 rpm
selama 1 menit agar tidak ada udara terperangkat dalam adukan.
STRESSING TENDON BALOK
Min.
3mm
Pasang tape pada dinding Saat perapatan lem epoxy Bersihkan dan ratakan Lepas tape pada dinding
pertemuan segmen tertekan dan meluber ke luar lem epoxy yang meluber balok
Q2 : Apa fungsi Epoxy pada sambungan ?
A2 : Fungsi epoxy pada sambungan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pelumas permukaan segmen yang akan disambung sehingga membantu
proses perekatan segmen.
2. Material pengisi celah yang ada pada permukaan segmen akibat ketidak sempurnaan
saat proses produksi
3. Memastikan kerapatan antar segmen sehingga air tidak dapat masuk. Hal ini sangat
membantu agar tidak terjadinya kebocoran saat proses grouting tendon.
4. Perekat epoxy yang mengeras secara struktural akan menghasilkan penyatuan yang
baik dan menambah durabilitas pada sistim sambungan segmen.
STRESSING TENDON BALOK
TAHAPAN PEKERJAAN POSTTENSIONING BALOK
2. INSTALASI STRESSING JACK 1. Pasang alat streessing jack pada blok angkur
2. Sambung stressing jack ke pompa elektrik
3. Pasang blok penarik strand
4. Pasang pengunci strand (wedge) pada blok penarikan.
5. GROUTING TENDON
1. Potong kelebihan strand dengan jarak 20mm dari blok angkur
2. Tutup angkur blok dengan mortar beton.
3. Isi lubang tendon dengan mortar grouting hingga min. 48 jam.
4. Tutup & rapikan ujung balok dengan beton
STRESSING TENDON BALOK
OK
Titik awal saat tegangan pada strand dianggap nol dihitung dengan cara berikut :
1.Naikan tekanan pompa sampai dengan nilai tertentu contohnya 10 Mpa, kemudian beri
tanda/marking pada strand.
2.Tanda ini adalah point A pada diagram 2. Stressing kemudian dilanjutkan dalam beberapa tahapan
yaitu 20MPa, 30 MPa dan sampai pada tekanan target (P) dan nilai elongasi yang terjadi untuk tiap
tahapan penarikan diukur dan dicatat sehingga menghasilkan titi B,C dan D pada diagram.
3.Karena nilai elongasi proposional linear dengan besaran gaya di daerah elastis, garis yang
mengubungkan titik C,B dan A dapat diteruskan sampai memotong garis untuk nilai tekanan = 0.
Total elongasi adalah jumlah total dari panjang d + e. nilai e adalah panjang elongasi dari tanda
pembaca yan diberikan pada strand
Apabila pada diagram terdapat lengkungan pada tekanan tertinggi berarti strand sudah melebihi titik
lelehnya dan menghasilkan penambahan elongasi yang besar.
GROUTING TENDON BALOK
PERSYARATAN :
1.Pemotongan kelebihan PC Strand menggunakan alat potong gerinda.
2.Material patching penutup blok angkur sudah mengeras.
3.Tidak ada kebocoran lubang tendon pada bagian segmen dan tendon tidak tersumbat.
4.Material grouting dicampur menggunakan mixer mekanik hingga seragam dan merata.
5.Alat mixer harus terus mengaduk campuran material grouting sampai material tersebut
dipompa.
6.Pompa grouting dalam kondisi yang siap digunakan dan mampu menghasilkan tekanan yang
dibutuhkan saat proses pemompaan material grouting.
7.Pipa injeksi grouting harus terhubung baik dengan keran pompa grouting.
MULAI
Tidak
A
ERECTION BALOK DENGAN CRANE
Tidak
POSISI BALOK
SESUAI
RENCANA
Ya
PEMASANGAN BRACING/SHORING
BALOK DIATS PIER/ABUTMENT
Tidak
BRACING/SHORING
TERPASANG BAIK
Ya
SELESAI
ERECTION BALOK DENGAN CRANE
DILARANG!
OK OK
POSISI BALOK
TIDAK STABIL
Sling
D-Shackle Lifting
Lifting Frame
Point
Stress
bar
Balok diangkat pada titik Balok diangkat dengan cara Balok diangkat dengan
angkat yang sudah disiapkan. digendong menggunakan mengalungkan sling/span set
Pastikan kondisi titik angkat lifting frame baja yang pada balok. Sangat berbahaya!
dalam kondisi layak dipakai memiliki titik angkat Resiko balok terguling dan jatuh
dibagian atas. saat pengangkatan.
ERECTION BALOK DENGAN CRANE
OK
ERECTION BALOK DENGAN CRANE
Balok diangkat menggunakan titik angkat balok yang sudah
OK disiapkan atau digendong dengan steel frame pada daerah ujung
balok pada posisi rata horizontal.
Titik angkat
Rata horisontal
Finishing
angkur blok
• CRANE LOAD CHART
Sample Kobelco CKE 2500 cap 250 ton
Sumber : Presentasi Bpk. Yanuwirawan Tri Wahyunugraha untuk Forum Pelaksana PT. Wika Beton, Tbk.
• CRANE LOAD CHART
Sumber : Presentasi Bpk. Yanuwirawan Tri Wahyunugraha untuk Forum Pelaksana PT. Wika Beton, Tbk.
• MULTIPLE CRANE
2 Crane
Contoh :
Kapasitas crane yang dibutuhkan 144 ton,
radius kerja boom direncanakan 6 meter.
Sumber : Presentasi Bpk. Yanuwirawan Tri Wahyunugraha untuk Forum Pelaksana PT. Wika Beton, Tbk.
KOMPETENSI & KELAYAKAN PERSONIL DAN ALAT SEBELUM
MASUK PROYEK
Layak Operasi
KOMPETENSI & KELAYAKAN PERSONIL DAN ALAT SEBELUM
MASUK PROYEK
- Sertifikat Disnaker /
Migas
- SIO (Sertifikat Test Tertulis,
Operator Pesawat Wawancara
Angkat) Disnaker / & Praktek
Migas
Layak Bekerja
• EKSEKUSI PENGANGKATAN
ERECTION BALOK DENGAN CRANE
DILARANG! Posisi Titik angkat balok tidak pada bagian daerah ujung
balok. Sangat berbahaya! Resiko balok retak pada bagian atas
Titik angkat
APABILA BALOK DIANGKAT TIDAK PADA BAGIAN UJUNG BALOK, MAKA HARUS
MENDAPAT PERSETUJUAN DARI DESAINER
CRANE BERJALAN SAAT ORANG IKUT PADA BALOK YANG ORANG DIBAWAH BALOK YANG
MENGANGKAT BALOK DIANGKAT DIANGKAT
Crane berjalan maju/mundur ketika Pekerja/orang berada ditas balok Pekerja/orang berada di bawah
mengangkat balok. Sangat yang diangkat. Sangat berbahaya! balok yang diangkat. Sangat
berbahaya! Resiko crane angkat Resiko Pekerja tergelincir jatuh dari berbahaya! Resiko tertimpah balok
terguling akibat kondisi crane tidak ketinggian apabila balok jatuh.
stabil.
BALOK DIATAS PIER/ABUTMEN
PERSYARATAN
1.Kuat tekan leveling grout tumpuan elastomer bearing sudah mencapai kekuatan yang disyaratkan
2.Elastomer bearing pad dipasang pada posisi dan level rencana di abutmen jembatan
3.Elastomer bearing pad yang digunakan adalah tipe Laminated (steel reinforced) Elastomer
Bearing sesuai spesifikasi beban rencana.
4.Dimensi lebar elastomer bearing minimal 90% dari lebar bawah balok untuk menjaga kestabilan
balok tunggal
5.Aksesoris pengikat/shoring pada ujung balok diatas abutment/pier terpasang dengan benar.
6.Aksesoris kayu ganjal dan lasing besi antar balok dipasang dengan jarak maksimum 4m dan
terpasang dengan benar
Balok diletakan pada elastomer bearing pada posisi dan level rencana
min.
OK 15cm
Balok Elastomer
bearing
Elastomer
bearing Leveling
Grout
Leveling
Grout
ABUTMEN
Balok diatas pier diletakan tanpa dishoring/diikat untuk
menjaga stabilitas balok. Awas! Balok terguling dan
DILARANG! membentur balok di sebelahnya sehingga balok yang
sudah dipasang jatuh beruntun
BALOK TIDAK DIPASANG PENGAMAN STABILITAS
Kayu Ganjal
max per-4m
Untuk menjaga stabilitas balok diatas pier maka pada bagian ujung balok
OK dipasang shoring kaki dari baja untuk penahan guling balok dan per jarak 4m,
dipasang kayu ganjal dan lasing besi antar balok
Shoring kaki dari Shoring Lasing besi
baja Kaki dari Max per-4m
Baja
Untuk menjaga stabilitas balok diatas pier maka pada bagian tengah segera
dipasang diafragma pracetak atau dicor struktur diafragma penghubung
OK antar balok secara simultan dengan pemasangan balok.
Strand Stressing Lateral
WAKTU PELAKSANAAN :
No Pekerjaan Durasi (Menit)
1 Survey, Persiapan Lahan, Manajemen 60
Lalu Lintas
2 Pengangkutan PCI Girder ke Trailer 30
3 Pengaturan Outrigger Mobile Crane 30
4 Tes Angkat Beban 15
5 Pengangkatan PCI-Girder 60
6 Penempatan PCI-Girder pada Temporary 30
bearing
7 Pemasangan Bracing Sementara 30
8 Pembersihan dan Finishing 60
TOTAL 315 menit =
5.25 jam
CONTOH
• Lalu lintas di sisi utara Jl. Kelapa Nias Raya masih bisa
lewat (tidak ada pengalihan).
Barrier Flagman
ERECTION BALOK DENGAN CRANE
Trailer MODEL 1
Crane 2
Crane 1
Pier
jembatan
Boggie Pier
Trailer jembatan
Swing Swing
Pier Swing
jembatan
Boggie Swing Boggie
Pier Pier
jembatan jembatan
ERECTION BALOK DENGAN CRANE
MODEL 2
Perancah
sementara
Balok 1
SUNGAI
Crane 1 Crane 2
Abutmen
jembatan
Perancah
sementara
SUNGAI
Crane 1 Crane 2
Abutmen
jembatan Balok 1
ERECTION BALOK DENGAN CRANE
Lifting
frame
Swing
Crane 1
Kayu
ganjal
Swing
Rantai
ikat
Crane 2
Landasan Crane dalam posisi stabil, jarak Angkat balok dengan Pasang dan
pergerakan swing boom saat menggunakan titik kencangkan rantai
pengangkatan balok dari perancah ke angkat balok utuh atau pengikat pada kedua
tumpuan abutmen masih dalam radius digendong dengan ujung balok. Gunakan
aman operasi crane saat pengangkatan. lifting frame baja pada kayu ganjal pada
posisi stabil bagian rantai yang
bersinggungan dengan
balok
INSTALASI BALOK DENGAN CRANE
Diapragma
Balok beton
kedua
Kayu ganjal
& Lasing besi
Ikat
Balok Kayu ganjal
rantai Diapragma
kedua & Lasing besi
beton
Balok
Pertam
a
PC Strand
lateral
Balok stressing
Balok
Pertam Pertam
a a
Letakan balok selanjutnya Pasang shoring kayu pada Pasang diafragma pracetak
pada abutmen, pasang dan bagian ujung balok dan kayu antar balok pertama dan
kencangkan rantai pengikat ganjal antar balok sebagai kedua, pasang baji untuk
pada kedua ujung balok. penahan tekan serta pasang ganjal celah diaframa
Gunakan kayu ganjal pada lasing besi dengan cara dengan balok kemudian
bagian rantai yang mengelas pada tulangan kencangkan strand
bersinggungan dengan stek balok sebagai penahan stressing lateral difragma.
balok tarik agar menjaga Pengencangan difragma
kestabilan dua balok diatas bersifat sementara dan
tumpuan. dikendurkan untuk
Pasang Jarak kayu ganjal dan pemasangan diafragma
lasing besi dengan jarak antar balok selanjutnya.
maksimum 4m.
INSTALASI BALOK DENGAN CRANE
Balok
Balok Balok
Pertama
Pertama Pertama
PC Strand
lateral
stressing
Letakan balok selanjutnya Pasang kayu ganjal antar Pasang diafragma pracetak
pada abutmen, pasang dan balok sebagai penahan antar balok kedua dan ketiga,
kencangkan rantai pengikat tekan dan pasang lasing besi pasang baji untuk ganjal
pada kedua ujung balok. dengan cara mengelas pada celah diaframa dengan balok
Gunakan kayu ganjal pada tulangan stek balok sebagai kemudian kencangkan strand
bagian rantai yang penahan tarik untuk stressing lateral difragma.
bersinggungan dengan menjaga kestabilan balok Pengencangan difragma
balok diatas tumpuan. bersifat sementara dan
Pasang Jarak kayu ganjal dan dikendurkan untuk
lasing besi dengan jarak pemasangan diafragma antar
maksimum 4m. balok selanjutnya sampai
semua balok terpasang.
ERECTION BALOK DENGAN PORTAL GANTRY
PERSYARATAN
1. Struktur portal dan pondasi portal kuat memikul beban balok yang diangkat.
2. Kapasitas hoist gantry minimal 1,2 kali bebab yang diangkat.
3. Alat angkat memiliki Surat Ijin Alat (SIA) dan operator alat memiliki Surat Ijin Operasi (SIO) untuk
alat angkat
4. Hasil pemeriksaan fisik portal, hoist angkat dan sling angkat sebelum pengangkatan dipastikan
dalam kondisi baik dan layak digunakan.
5. Kondisi cuaca tidak hujan, angin tidak menggangu operasi pengangkatan dan penerangan.
6. Area sekitar yang berdampak pada manuver pengangkatan dan beresiko tinggi saat kegagalan
pengangkatan balok harus steril dari orang yang tidak berkepentingan terhadap operasi alat.
7. Titik angkat balok dalam kondisi baik dan layak digunakan, sedangkan untuk pengangkatan
balok dengan lifting frame baja, pastikan sudah terpasang dengan benar.
8. Posisi balok saat pengangkatan rata horizontal dengan toleransi 4%.
9. Balok diletakan diatas elastomer bearing pad pada posisi simetris.
10. Pasang dan kencangkan rantai pengikat pada kedua ujung balok sebelum sling alat angkat
dilepas.
11. Setelah dua balok berada pada abutmen/pier, segera pasang shoring kayu pada bagian ujung
dan kayu ganjal dengan lasing besi antar balok per- jarak maksimal 4m sebagai pengaku antar
balok kemudian pasang diafragma pracetak atau bracing tie rod antar balok
ERECTION BALOK DENGAN PORTAL GANTRY
Gantry
Hoist Gantry Gantry
Hoist Hoist
Sling angkat
Portal-1 Portal-2
Portal
Pier column
ERECTION BALOK DENGAN PORTAL GANTRY
Angkat balok dengan Letakan balok selanjutnya pada Pasang shoring kayu pada bagian
menggunakan titik angkat balok abutmen, pasang dan ujung balok dan kayu ganjal antar
utuh atau digendong dengan lifting kencangkan rantai pengikat balok sebagai penahan tekan serta
frame baja pada posisi stabil pada kedua ujung balok. pasang lasing besi dengan cara
Pasang dan kencangkan rantai Gunakan kayu ganjal pada mengelas pada tulangan stek balok
pengikat pada kedua ujung balok. bagian rantai yang sebagai penahan tarik agar menjaga
Gunakan kayu ganjal pada bagian bersinggungan dengan balok kestabilan dua balok diatas tumpuan.
rantai yang bersinggungan dengan Pasang Jarak kayu ganjal dan lasing
balok besi dengan jarak maksimum 4m.
ERECTION BALOK DENGAN LAUNCHING GANTRY
ERECTION BALOK DENGAN LAUNCHING GANTRY
PERSYARATAN
1. Struktur launching truss kuat memikul beban balok yang diangkat.
2. Baut sambungan dikencangkan dengan torsimeter dan baut dalam kondisi baik dengan maksimal
penggunaan 2 kali.
3. Kapasitas gantry hoist minimal 1,2 kali beban yang diangkat.
4. Alat angkat memiliki Surat Ijin Alat (SIA) dan operator alat memiliki Surat Ijin Operasi (SIO) untuk alat
angkat.
5. Hasil pemeriksaan fisik launching truss, hoist angkat dan sling angkat sebelum pengangkatan
dipastikan dalam kondisi baik dan layak digunakan.
6. Kondisi cuaca tidak hujan, angin tidak menggangu operasi pengangkatan dan penerangan
mencukupi.
7. Area sekitar yang berdampak pada manuver pengangkatan dan beresiko tinggi saat kegagalan
pengangkatan balok harus steril dari orang yang tidak berkepentingan terhadap operasi alat.
8. Titik angkat balok dalam kondisi baik dan layak digunakan, sedangkan untuk pengangkatan balok
dengan lifting frame baja, pastikan sudah terpasang dengan benar.
9. Balok diangkat setinggi 30cm dan tunggu +/- 15 menit untuk memastikan alat dan sling angkat
mampu menahan beban dan tidak terjadi penurunan launching trust.
10. Posisi balok saat pengangkatan rata horizontal dengan toleransi 4%.
11. Balok diletakan diatas elastomer bearing pad pada posisi simetris.
12. Pasang dan kencangkan rantai pengikat pada kedua ujung balok sebelum sling alat angkat dilepas.
13. Setelah dua balok berada pada abutmen/pier, segera pasang shoring kayu pada bagian ujung dan
kayu ganjal dengan lasing besi antar balok per- jarak maksimal 4m sebagai pengaku antar balok
kemudian pasang diafragma pracetak atau diafragma antar balok dicor.
Tahap 1 : Perakitan Alat Launching Gantry Tahap 3 : Pemasangan balok span 2
Launching Truss
span 2
Pengangkatan balok span 2
span 1
Pengangkatan balok span 1
span 2
Peluncuran balok span 2
span 1
Peluncuran balok span 1
Peluncuran balok span 2 span 2
Tahap 4 : Pemasangan balok span 3
span 3 span 3
Pengangkatan balok span 3 Peluncuran balok span 3
span 3
span 3
Peluncuran balok span 3 Peluncuran balok span 3
span 3
Peluncuran balok span 3
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA