Perkerasan
Pekan Webinar
Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan
• Pendahuluan
Outline Paparan • Hal Umum dalam Pekerjaan Beton
• NSPK (Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria)
dalam pekerjaan beton
• Interpretasi Hasil Pengujain dan Urgensinya
• Pelaksanaan Jalan Beton
• Pemeliharaan Jalan Beton
• Jenis kerusakan beton
• NSPK (Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria)
dalam perbaikan beton
• Pemilihan Metode Perbaikan Perkerasan Beton
• Product Knowledge – Material Untuk Perbaikan
Beton
Pendahuluan
(Introduction)
BETON
CONCRETE
Semen Portland Pasir/Agregat halus
Bahan tambah
(bila diperlukan)
Air Kerikil/Agregat kasar
ADUKAN
MORTAR
Semen Portland Pasir/Agregat halus
Bahan tambah
(bila diperlukan)
Air
ACIAN
PASTA SEMEN
Semen Portland
Bahan tambah
(bila diperlukan)
Air
“Musuh” beton
7
Hal Umum
dalam Pekerjaan Beton
Setting Pengerasan
Pelaksanaan
Pengendalian Mutu
(penerimaan bahan, jaminan mutu, perbaikan, pemeliharaan)
16
NSPK (Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria)
dalam Pekerjaan Beton
Standar yang digunakan dalam pekerjaan
beton
• SNI 7974:2013 Spesifikasi
air pencampur yang
digunakan dalam produksi
beton semen hidraulis
(ASTM C1602-06, IDT)
18
Standar yang digunakan dalam pekerjaan
beton
• SNI 7064:2014 Semen portland komposit (PCC)
• SNI 0302:2014 Semen portland pozolan (PPC)
• SNI 2049:2015 Semen portland (OPC) Tipe I s/d V
• SNI 8363:2017 Semen portland slag (SPS)
19
Jenis Semen Portland
Yang tersedia di pasar Indonesia
Jenis Semen Acuan Penjualan tahun 2019**
Semen Portland Komposit (PCC) SNI 7064:2014 33 juta ton
Semen Portland Pozolan (PPC) SNI 0302:2014 845 ribu ton
Semen Portland Jenis I (OPC) SNI 2049:2015 36 juta ton
Semen Portland Jenis II (OPC) SNI 2049:2015 …. ton
Semen Portland Jenis III (OPC) SNI 2049:2015 …. ton
Semen Portland Jenis IV (OPC) SNI 2049:2015 …. ton
Semen Portland Jenis V (OPC) SNI 2049:2015 65 ribu ton
Semen Portland Slag SNI 8363:2017 …. ton
Semen Portland Putih SNI 0129:2018 …. ton
Semen Pemboran (Oil Well Cement) SNI 15-3044-xxxx 66 ribu ton
Semen Mansonry SNI 15-3758-xxxx …. ton
Semen Portland Campur SNI 15-3500-xxxx …. ton
Semen Slag (GGBFS)* SNI 6385:2016 …. ton
* Tidak termasuk dalam kategori semen portland , namun tersedia di Indonesia
** Sumber : Semen Indonesia Group (2020)
Produsen semen di Indonesia
No NAMA PRODUSEN* LOKASI PABRIK* NAMA PRODUK* JENIS SEMEN*
1 Semen Padang Sumatera Barat Semen Padang OPC, PPC, PCC, OWC
OPC, PPC, PCC,
2 Semen Gresik Jawa Timur, Jawa Tengah Semen Gresik
Semen Putih
3 Semen Tonasa Sulawesi Selatan Semen Tonasa OPC, PCC
4 Solusi Bangun Indonesia Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah Dynamix PCC
OPC, PPC, PCC,
5 Indocement Tunggal Prakasa Jawa Barat, Kalimantan Selatan Semen Tiga Roda, Semen Rajawali
Semen Putih
6 Semen Baturaja Sumatera Selatan, Lampung Semen Baturaja OPC, PCC
7 Semen Kupang Nusa Tenggara Timur Semen Kupang PCC
8 Semen Bosowa Sulawesi Selatan Semen Bosowa PCC
9 Jui Shin indonesia Jawa Barat Semen Garuda PCC
10 Semen Jawa Jawa Barat SCG PCC
11 Cemindo Gemilang Banten Semen Merah Putih PCC
Papua, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,
12 Anhui Conch Cement Semen Conch PCC
Sulawesi Selatan, Banten
Cement Puger Jaya
13 Jawa Timur Semen Puger/Semen Singa Merah PPC
Raya/Semen IMASCO Asiatic
14 Sunfook Industries Indonesia Banten Semen Hippo OPC, PCC
15 Semen Jakarta Banten Semen Jakarta PCC
Sinar Tambang Artha
16 Jawa Tengah Semen Bima PPC
Lestari/Semen Panasia
17 Haohan Cement Indonesia Banten Semen Serang OPC, PCC
18 Semen Gombong** Jawa Tengah - -
19 Semen Grobogan** Jawa Tengah - -
20 Ultratech** Jawa Tengah - -
Semen
Portland
Deep soil mixing
Mass Concrete
Concrete Pavement
23
Standar yang digunakan dalam pekerjaan
beton
30
Interpretasi Hasil Pengujian
dan Urgensinya dalam Pekerjaan Beton
Pengujian Analisis Saringan
Persentase Persentase Persentase
% passing sieve
1.2
60 0.6
1.2
0.3
40
0.6
0.3
20 0.15
0.15 0.3
00
Digunakan dalam perancangan mutu beton, penentuan jarak penulangan, 0 0.15
Sieve Size
Kesalahan atau pengabaian terhadap gradasi agregat dalam pekerjaan beton dapat
menyebabkan kekuatan beton dan durabilitas tidak tercapai akibat campuran yang sulit untuk
dikerjakan, serta struktur yang keropos akibat bagian bagian tertentu yang tidak terisi oleh
campuran beton segar
33
Pengujian Abrasi Agregat Kasar
Prinsip uji abrasi Los Angeles
adalah menghasilkan aksi
abrasif dengan
menggunakan bola baja
standar yang bila dicampur
dengan agregat dan diputar
dalam drum untuk jumlah
putaran tertentu akan
menyebabkan tumbukan
pada agregat.
Meningkatkan kadar
semen untuk menaikkan
kekuatan beton dapat
menyebabkan beton lebih
rentan terhadap retak susut
akibat panas hidrasi yang
berlebihan.
35
Pengujian bahan yang lolos saringan 200
Prinsip pengujian bahan
yang lebih halus dari 75 mm
dalam agregat adalah
untuk mengetahui berapa
banyak bahan yang halus
seperti clay yang terdapat
di dalam agregat, sebelum
dan setelah pencucian
dengan air bersih.
Jumlah material yang halus
dalam agregat harus
dibatasi, karena semakin
banyak material yang
halus dalam agregat akan
menaikkan kebutuhan air
pencampur dalam
produksi beton.
36
Pengujian bahan yang lolos Common
saringan 200 Mistakes
Kebutuhan air dalam beton, selain untuk merancang kekuatan (nilai f.a.s) juga untuk
kebutuhan kemudahan pelaksanaan (nilai workability) yang harus mencapai optimal
Kelebihan penggunaan air dalam pencampuran beton dapat menyebabkan menurunnya
kekuatan beton, dan terbentuknya lapisan air di permukaan beton segar (bleeding) yang
dapat menyebabkan lapisan yang lemah pada permukaan beton
37
Pengujian gumpalan lempung dan partikel
yang mudah pecah
Gumpalan lembung (Clay lumps)
dan partikel yang mudah pecah
(friable pasticles) adalah material
yang terdapat dalam agregat
alam serta hasil pemecahan
mekanis yang dapat
mengganggu ikatan antara pasta
semen dengan agregat yang
berdampak pada menurunnya
kekuatan beton yang dihasilkan.
Salah satu kriteria kebersihan
agregat adalah batasan
terhadap jumlah gumpalan
lempung dan partikel yang
mudah pecah.
38
Pengujian gumpalan lempung dan partikel
yang mudah pecah Common
Mistakes
Pop-outs atau terlepasnya butiran
agregat dari beton yang telah
mengeras adalah salah satu
bentuk kerusakan pada beton
akibat lemahnya ikatan antara
pasta dengan agregat.
Berlebihannya gumpalan
lempung serta partikel yang
mudah pecah di dalam beton
akan menyebabkan rendahnya
kekuatan beton, serta kerusakan
dini pada permukaan beton,
terutama bagian yang
mengalami gesekan, seperti
permukaan lantai jembatan.
39
Pengujian kekekalan bentuk agregat dengan
Magnesium sulfat atau Natrium Sulfat
Pengujian Soundness (kekekalan
bentuk) agregat dilakukan untuk
melihat keutuhan butiran agregat
setelah direndam di dalam larutan
sulfat, dalam lima siklus basah – kering.
Perendaman di dalam larutan sulfat
dengan kondisi basah-kering selama 5
siklus, akan memaksa garam yang
terbentuk di dalam pori pori agregat
untuk mendorong agar terjadi
disintegrasi/pemecahan pada
agregat.
Agregat yang keras akan memiliki
ketahanan yang baik terhadap gaya
yang mendorong terjadinya
disintegrasi dari dalam.
40
Pengujian kekekalan bentuk agregat dengan
Magnesium sulfat atau Natrium Sulfat Common
Mistakes
Kelembapan (air) yang
terperangkap di dalam agregat,
akan menyebabkan air yang
memiliki sifat anomali pada
temperatur 4oC untuk memuai
dan menyebabkan gaya dorong
ke segala arah.
Salah satu contoh mekanisme
kerusakan pada beton akibat
dorongan dari dalam agregat
yang menyebabkan disintegrasi
dan kerusakan pada beton
adalah mekanisme freeze & thaw
pada beton yang mengalami
pembekuan pada musim dingin
yang panjang.
41
Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air
Agregat
Berat jenis agregat adalah
perbandingan antara berat agregat
(kg) dengan berat air (kg)sebagai
acuan pada volume yang setara.
42
Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air
Agregat Common
Mistakes
45
Pengujian Berat Isi dan Rongga Udara Common
Agregat Mistakes
48
Pengujian Kotoran Organik Agregat Halus
Pengujian dilakukan dengan
membandingkan warna air
rendaman pasir dengan warna
standar pada pelat pembanding
Kotoran organik dalam pasir
umumnya terdiri dari bahan
dalam bentuk karbon atau
bentuk pembusukan tanaman
dan sisa-sisa hewan.
Pada umumnya, pengujian
perbandingan kekuatan mortar
Agregat halus/pasir yang bersih ditunjukkan dengan warna air dengan pasir yang bersih dan
rendaman yang semakin bening atau cerah, sedangkan agregat pasir yang diragukan digunakan
halus/pasir yang kotor ditunjukkan dengan warna air rendaman sebagai pengukur efek
yang semakin gelap atau pekat
berbahaya dari pengotor.
49
Pengujian Kotoran Organik Agregat Halus
Common
Mistakes
50
Pengujian Alkali Reaktif pada Agregat
Halus
Reaksi alkali silika pada beton terjadi karena agregat yang digunakan memiliki tingkat reaktifitas yang
tinggi (ekspansif) saat berhubungan dengan semen portland pada kondisi basa dan kelembapan yang
tinggi. Untuk mengetahui agregat yang digunakan merupakan tipe silica yang reaktif, maka perlu
dilakukan pengujian di laboratorium dengan mengukur perpanjangan dari mortar yang dibuat dalam
bentuk batang-batang uji.
51
Pengujian Alkali Reaktif pada Agregat
Halus Common
Mistakes
Kerusakan akibat pengaruh reaksi alkali
silika pada umumnya muncul setelah
beberapa tahun beton dilaksanakan,
52
Spesifikasi Bina Marga
Seksi 7.1 Seksi 5.3
53
Pengujian Slump Beton Segar
Dengan peralatan
yang tersedia,
Slump =...? adukan beton segar
harus memiliki
kelecakan (nilai
slump) yang bisa
dikerjakan tanpa
terjadi segregasi SNI 1972:2008
Slump =...?
Pengujian kemudahan pengerjaan (workability) dibutuhkan untuk menjamin bahwa beton yang
dibuat memiliki keseragaman komposisi dari batch ke batch dan akan mencapai kepadatan
optimum pada saat dilaksanakan.
Nilai slump akan berhubungan langsung dengan metode kerja dari struktur yang akan dibuat
54
Common
Pengujian Slump Beton Segar Mistakes
Seringkali nilai slump dihubungkan terhadap kuat tekan beton yang dihasilkan. Namun sebenarnya nilai slump
tidak memiliki hubungan langsung dengan kekuatan yang ditargetkan. Sebagai contoh, beton 40 MPa boleh
jadi harus memiliki nilai Slump 180 mm, sedangkan beton 30 MPa harus memiliki nilai slump 60 mm.
Penolakan akibat nilai slump yang tidak sesuai juga jarang dilakukan akibat missleading terhadap pernyataan
diatas.
Padahal akibat pengabaian terhadap nilai slump, dapat menghasilkan mulai dari hal yang kecil seperti beton
yang keropos/kurang padat, kegagalan konstruksi hingga kegagalan struktur.
55
Pengujian Waktu Pengikatan BetonFase
SNI ASTM C403/C403M:2012
Pengecoran, Penggergajian /
Pengadukan Pemadatan dan Perawatan Pembukaan Pembebanan
Penyelesaian cetakan
Penggergajian Akhirwaktu
konvensional penggergajian
Pengikatanakhir
Penggergajianawal
Panas
Pengikatanawal
56
Common
Retak Akibat Susut Mistakes
• Retak akibat susut pada beton
biasanya terjadi pada permukaan yang
terbuka dari bagian lantai dan pelat
(atau bagian-bagian lain dengan
permukaan yang lebar) dimana akan
terjadi kehilangan banyak kadar air
yang disebabkan oleh kelembaban
yang rendah, angin, dan/atau
temperatur yang tinggi.
• Susut plastis biasanya terjadi sebelum
akhir penyelesaian pekerjaan sebelum
dilakukannya perawatan (curing).
KESALAHAN-KESALAHANUMUMDALAMPEKERJAAN Common
JALANBETONDANJEMBATAN Mistakes
61
KESALAHAN-KESALAHAN UMUM DALAM PEKERJAAN JALAN BETON
DAN JEMBATAN
Seksi 7.1
64
Kuat Tekan dan Kuat Lentur Beton
(Min. 100% + Margin) (= 100% + Margin)
Kuat Tekan DMF Kuat Tekan Perlu Kuat Tekan Perlu/Target ed mean strength
(fcr)
strength
(fc’)
Margin
Kuat Tekan
Karakteristik
Margin
Kuat Tekan JMF (= 100%)
3 7 28
Umur (hari)
Cuaca yang diijinkan untuk bekerja
• Tingkat penguapan
harus selalu di
bawah 1 kg/m2/jam
66
Penggunaan Beton Siap Pakai
(Readymix Concrete)
67
Pengambilan contoh Uji
• Berbasis Lot : Umur pengujian :
• Hingga 50 m3 Acuan gelincir Sepasang untuk 7 hari
• Hingga 30 m3 Acuan tetap Sepasang untuk 28 hari
68
Pembukaan Terhadap Lalu lintas
• Perkerasan boleh dibuka untuk lalu lintas jika
kekuatan sudah mencapai minimal 90% dari
kekuatan lentur yang disyaratkan.
• 90% x 4,5 MPa = 4,05 MPa.
69
Pengukuran Tebal Perkerasan
70
Pemeliharaan Jalan Beton
(Preservation)
Data Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia
orang. Stroke
Diabetes Melitus dan Komplikasinya
Jantung&Pembuluh Darah
Tuberkulosis Pernapasan
[berdasarkan data Korlantas POLRI] Hipertensi
Liver
Infeksi Saluran Pernapasan bawah
Kecelakaan Lalu Lintas
Pneumonia Diare disertai infeksi pencernaan
Hubungan Kondisi Jalan, Kemantapan Jalan, dan Penanganan Jalan
Pemeliharaan
Penanganan Jalan Rutin
Rehabilitasi
Jalan
Jenis Kerusakan
Pada Beton
Jenis-jenis kerusakan pada beton
KODE BETON
202 Keretakan
206 Lendutan
96
Jenis-jenis kerusakan pada perkerasan kaku
• Retak melintang
(Transverse crack),
yang terjadi pada arah
lebar perkerasan beton
dan hampir tegak lurus
sumbu jalan.
97
Jenis-jenis kerusakan pada perkerasan kaku
• Gompal pada sambungan
(joint spalling),
kerusakan/pecahnya tepi
slab beton di sekitar
sambungan dan biasanya
tidak membentuk bidang
vertikal, tetapi
membentuk sudut
terhadap bidang datar.
98
Jenis-jenis kerusakan pada perkerasan kaku
• Pecah sudut (corner
breaks), pecah yang
terjadi di sudut slab beton
yang memotong
sambungan pada jarak
kurang atau sama dengan
½ dari panjang slab di
kedua sisi panjang dan
lebarnya, diukur dari
sudut pelat.
99
Jenis-jenis kerusakan pada perkerasan kaku
• Pumping, pergerakan atau
terangkatnya material di
bawah slab beton akibat
tekanan air melalui
sambungan atau retakan.
Akumulasi air dibawah slab
beton akan menekan slab
keatas saat dibebani lalu
lintas
100
NSPK
dalam Perbaikan Perkerasan Beton
Daftar NSPK
102
Daftar NSPK
103
• Seksi 4.8 Penambalan Dangkal Perkerasan Beton
Daftar NSPK Semen Tanpa Tulangan
• Seksi 4.9 Penambalan Penuh Perkerasan Beton
Semen Bersambung Tanpa Tulangan
• Seksi 4.10 Penambahan Penyaluran Beban Pada
Perkerasan Beton Semen (Dowel Retrofit)
• Seksi 4.11 Penjahitan Melintang Pada
Pemeliharaan Perkerasan Beton Semen (Cross
Stitching)
• 4.12 Penutupan Ulang Sambungan dan Penutupan
Retak Pada Perkerasan Beton Semen (Joint &
Crack Sealing)
• 4.13 Penstabilan dan Pengembalian Elevasi Pelat
Beton Dengan Cara Injeksi Pada Perkerasan Beton
Semen
104
Pemilihan
Metode Perbaikan
Panduan Pemilihan Teknologi Pemeliharaan
Preventif Perkerasan Jalan
106
Panduan Pemilihan Teknologi Pemeliharaan
Preventif Perkerasan Jalan
107
Panduan Pemilihan Teknologi Pemeliharaan
Preventif Perkerasan Jalan
108
Penstabilan dan Pengembalian Elevasi
109
Penambalan Dangkal Perkerasan Beton
110
Restorasi Penyaluran Beban
111
Penjahitan Melintang Perkerasan Kaku
112
Joint & Crack re-Sealing
113
Full depth Repair
114
Product Knowledge
Bahan Perbaikan Beton
Repair Material
• Non-Shrink Grouts.
• Shotcrete.
• Epoxy Resins.
• Epoxy Mortar.
• Quick-Setting Cement Mortar.
• Mechanical Anchors.
• Ferrocement – Fibre Concrete.
• Fibre Reinforced Plastics (FRP)
116
Beton / Mortar Tahan Susut
• Semen dan agregat
halus di dalam
kemasan
• Umumnya cepat
setting dan
berkekuatan awal
tinggi
• Tinggal menambah
air dan mengaduk
• Tidak menyusut
karena
mengandung
expanding agent.
117
Beton Semprot
• Campuran mirip dengan Beton pada
umumnya, dengan ukuran agregat
yang lebih kecil.
• Pengecoran dilakukan dengan cara
memberikan tekanan kepada
campuran beton segar.
• Menggunakan admixture yang mampu
mempercepat proses
pengikatan/setting
118
Epoxy Resin
• Termasuk dalam kategori
polimer termosetting.
• Dalam pekerjaan
perbaikan beton
digunakan untuk
menutup celah /retak
yang kecil
• Dapat diaplikasikan
menggunakan tekanan
atau gravitasi
• Cepat setting
119
Epoxy Mortar
• Campuran bahan atau
adonan bersifat keras dan
padat setelah kering yang
berfungsi untuk mengisi
ruang dalam suatu
bangunan.
Disebut mortar karena
kokoh atau memiliki daya
tahan tinggi terhadap
benturan.
120
Beton / Mortar Cepat Mengeras
• Semen dan agregat
halus di dalam
kemasan
• Cepat setting dan
berkekuatan awal
tinggi
• Masih dapat
menyusut
meskipun sedikit
• Tinggal menambah
air dan mengaduk
• Sangat mudah
dikerjakan
121
Angkur Mekanis dan Angkur Kimia
• Menambah kekuatan
tarik dan / atau
geser dari
permukaan beton
yang diperbaiki
122
Beton Serat / Ferrocement
• Seperti beton pada umunya,
namun mengandung serat
(baja atau sintetik) yang
ditambahkan pada saat
pengadukan beton.
• Serat berfungsi menambah
kekuatan tarik beton
• Serat juga berfungsi
memberikan ketahanan retak
yang lebih baik pada beton
123
Fiber Reinforced Plastics (FRP)
• FRP merupakan kepanjangan dari
Fiber Reinforced Plastic , yaitu sebuah
komposit yang terdiri dari serat (fiber)
dan matriks (resin).
• Biasa digunakan untuk
memberikan tambahan atau
mengembalikan kekuatan struktur
beton bertulang.
• Tujuan perkuatan pada struktur
beton, adalah untuk meningkatkan
kapasitas dari struktur dalam
menahan beban yang diperlukan
baik akibat perubahan fungsi
maupun beban yang baru
124
HATUR NUHUN