JUNI 2021
1
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI
I Umum
II Drainase
III Pekerjaan Tanah dan Geosintetik
IV Pekerjaan Preventif
V Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
VI Perkerasan Aspal
VII Struktur
VIII Rehabilitasi Jembatan
IX Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Lain-Lain
X Pekerjaan Pemeliharaan
4
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 1
UMUM
5
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
6
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Sistematika Spesifikasi
Pembayaran
❑ Harga Satuan
❑ Lump Sum
7
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Ketentuan Mobilisasi
❑ Sewa Lahan
❑ Mobilisasi Peralatan
❑ Mobilisasi Kantor Lapangan & Fasilitasnya
❑ Mobilisasi Fasilitas Laboratorium
❑ Mobilisasi Personil
Periode Mobilisasi
❑ Mobilisasi Peralatan
❑ Peralatan Laboratorium
8
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Program Mobilisasi
➢ Program Mobilisasi
Penyedia Jasa harus menyerahkan Program Mobilisasi kepada Penyedia Jasa dalam waktu14 hari setelah PCM.
Program Mobilisasi harus menetapkan waktu dan informasi tambahan yang lainnya.
9
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan atas dasar jadwal
kemajuan mobilisasi yang lengkap dan disetujui.
➢ Dasar Pembayaran
Mobilisasi dibayar atas dasar Lump Sum. Pembayaran biaya Lump Sum ini akan dilakukan dalam
tiga angsuran sebagai berikut:
▪ Angsuran pertama
▪ Angsuran kedua
▪ Angsuran ketiga
10
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
11
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
❑ Stone Crusher
❑ Blending Equipment
12
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
13
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
❑ Stone Crusher
14
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Proses di
Stone
Crusher
15
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
❑ Blending Equipment
16
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Water
Mixer
Cold bins
Stockpiled
aggregates
17
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Kendaraan untuk
Skh.1.8.(8) Manajemen dan Bulan
Keselamatan Lalu lintas
18
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
19
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Ketentuan Teknis
1. Umum
❑ Sebelum pekerjaan survey dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari gambar untuk dikonsultasikan
dengan Pengawas Pekerjaan
❑ Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Pengawas Pekerjaan setelah
penyesuaian terhadap seluruh rancangan selesai berdasarkan data survei lapangan.
3. Gambar Kerja (Shop Drawings) dapat disiapkan secara bertahap oleh Penyedia Jasa untuk mendapat
persetujuan Pengawas Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
20
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
21
Adendum Kontrak
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
22
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Justifikasi Teknis
Justifikasi Teknis adalah pembuktian tertulis yang disertai dengan penjelasan rinci tentang adanya
perubahan kebutuhan pada penyelenggaraan kegiatan yang berdampak adanya perubahan konstruksi
dan digunakan sebagai dasar dilakukannya perubahan kontrak (petunjuk pelaksanaan justifikasi teknis
Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional, 2012).
Justifikasi Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan kebutuhan lapangan secara teknis berdasarkan
gambar rencana dan Spesifikasi Teknis serta hasil investigasi lapangan.
Tujuannya adalah menghasilkan kesimpulan dan kesepahaman diantara ketiga unsur proyek (Penyedia
Jasa, Konsultan Supervisi dan PPK) tentang adanya perubahan kuantitas pekerjaan dalam kontrak yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Contoh laporan Justifikasi Teknis terlampir
23
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Setiap komponen dari program harus dilamatkan pada bahan, proses, kecakapan kerja,
produk dan dokumentasi yang harus dituangkan dalam rencana mutu kontrak (RMK)
24
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
RMK disusun dan disajikan oleh Penyedia Jasa pada saat PCM dengan konten terdiri dari :
25
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Penyedia Jasa harus memberi tahu Pengawas Pekerjaan, dan Pengawas Pekerjaan atau yang
didelegasikan akan menginspeksi dan menyetujui tahapan-tahapan pekerjaan berikut, sebelum
melaksanakan pekerjaan di atasnya:
26
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
27
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
28
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
10.1.(12) Perbaikan Lapis Penetrasi Macadam tanpa atau dengan Asbuton Meter Kubik
10.1.(13) Residu Bitumen untuk Pemeliharaan Liter
10.1.(14) Perbaikan Perkerasan Beton Semen Meter Kubik
10.1.(15) Perbaikan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Meter Kubik
10.1.(16) Perbaikan Pasangan Batu Meter Kubik
10.1.(17) Pengecatan Kerb pada Trotoar atau Median Meter Persegi
10.1.(18a) Penggantian Komponen Rel Pengaman Kilogram
10.1(18b) Perbaikan Rel Pengaman Meter Panjang
10.1.(19a) Pengecatan Patok Buah
30
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Skh 10.2.(1) Pemeliharaan Jembatan (pengecatan railing dan headwall) Meter panjang RM
Skh 10.2.(2) Pembersihan Drainase/Lubang Drainase pada Lantai Jembatan Meter panjang RM
Skh 10.2.(3) Pembersihan/pemotongan rumput dan semak disekitar jembatan (oprit, Meter persegi RM
jembatan, bawah jembatan)
Dalam Perhitungan Nilai Penggantian untuk Pemeliharaan Rutin, didasarkan atas 4 kelompok pekerjaan :
1. Pembersihan Saluran
2. Kontrol Vegetasi
3. Cacat Permukan Perkerasan
4. Pembersihan Jembatan
32
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran Keterangan
Pembayaran
10.1.(1) Galian pada Saluran Air atau Lereng untuk Pemeliharaan Meter Kubik Saluran, Gorong2 & Bahu
10.1.(2) Timbunan Pilihan pada Lereng Tepi saluran untuk Pemeliharaan Meter Kubik
10.1.(3) Perbaikan Pasangan Batu dengan Mortar Meter Kubik
10.1.(8) Perbaikan dan Perataan Permukaan Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal Meter Persegi
10.1.(10) Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton Meter Kubik > 40x40
10.1.(11) Perbaikan Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin Meter Kubik > 40x40
33
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran Keterangan
Pembayaran
10.1.(12) Perbaikan Lapis Penetrasi Macadam tanpa atau Meter Kubik > 40x40
dengan Asbuton
10.1.(15) Perbaikan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Meter Kubik > 40x40
34
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
35
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
36
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
37
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
V. REHABILITASI
REHABILITASI, bila susunan perkerasan yang baru berupa lapisan aspal dengan agregat Kelas A/B
di bawahnya atau Pelat Beton mutu sedang dengan Lean Concrete di bawahnya
38
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
39
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
40
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
5. VERIFICATION 1. PPB
Siklus Kegiatan
Lapangan
4. PELAKSANAAN 2. PERENCANAAN
3. PENGADAAN
41
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 2
DRAINASE
42
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
1. Uraian
❑ Mencakup galian selokan baru dilapisi (lined), maupun tidak dilapisi (unlined)
2. Gambar Kerja
❑ Sebelum memulai Penyedia Jasa harus menyerahkan Gambar Kerja untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
43
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Timbunan
➢ Bahan timbunan yang digunakan harus memenuhi sifat-sifat bahan, penghamparan, pemadatan dan jaminan mutu
yang ditentukan dalam Seksi 3.2
2. Pasangan Batu Dengan Mortar
➢ Saluran yang dilapisi pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan sifat-sifat bahan, pemasangan, dan
jaminan mutu yang disyaratkan dalam Seksi 2.2
Pelaksanaan
44
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Pengukuran Galian
➢ Diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume aktual bahan yang dipindahkan dan
disetujui Pengawas Pekerjaan.
4. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas galian akan dibayar berdasarkan satuan pengukuran Meter Kubik, harga dan pembayaran
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas dan peralatan untuk
galian selokan drainase dan salurn air, untuk semua formasi penyiapan fondasi selokan drainase dan
saluran air yang di lapisi, dan semua pekerjaan lain atau biaya lain yang diperlukan.
45
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
CHECK 3
• Kaji usulan Penyedia Jasa untuk pekerjaan sementara dan pengalihan
• Jika diterima dapat disetujui
• Jika tidak diterima, berikan penjelasan kepada Penyedia Jasa dan bagaimana penyelesaiannya
• Penyedia Jasa harus memperbaiki usulannya dan mengajukan kembali
CHECK 4
• Periksa hasil setting out untuk konstruksi
CHECK 5
• Periksa garis dan ketinggian sehubungan aktivitas pekerjaan tanah
• Jika diterima, Penyedia Jasa dapat meneruskan dengan pekerjaan adukan pasangan batu atau kegiatan
berikutnya
CHECK 6
• Buat daftar kekurangan dan kerusakan yang harus diperbaiki Penyedia Jasa sebelum dibuat sertifikat
pembayaran
47
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
48
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
49
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
50
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
1. Uraian
➢ Mencakup pembuatan selokan dan saluran air, apron (lantai golak), lubang masuk (entry pit),
dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batu mortar.
➢ Mencakup pembuatan lubang sulingan.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan Gambar Kerja untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3. Toleransi dan Dimensi
➢ Sisi muka masing-masing batu tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata.
➢ Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air
yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dari
yang ditentukan, dan tidak boleh bergeser lebih 5 cm dari profil penampang melintang yang
telah ditentukan.
➢ Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar haruslah 20 cm.
51
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Batu
➢ Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh
(sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk
fungsi yang dimaksud.
➢ Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk
pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi.
➢ Kecuali ditentukan lain oleh gambar dan spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk
pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.
2. Mortar
➢ Mortar haruslah merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Seksi 7.8.
3. Drainase Porous
➢ Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung saringan memenuhi
ketentuan Seksi 2.4 Drainase Porous.
52
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
1. Penyiapan Formasi
➢ Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Seksi 2.1.
2. Penyiapan Batu
➢ Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat menghalangi kelekatan adukan.
➢ Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaanya, dan diberi waktu yang cukup untuk proses
penyerapan air sampai jenuh.
53
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas Pasangan Batu Mortar akan dibayar berdasarkan satuan pengukuran Meter Kubik, harga satuan
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua formasi
penyiapan fondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang sulingan, untuk pengeringan air, untuk
penimbunan kembali dan pekerjaan akhir dan biaya lain yang diperlukan.
54
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
55
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (4)
• Jarak batuan sekitar 3 cm yang terisi adukan
• Tutup lagi dengan adukan agar mendapat ukuran yang diperlukan
• Pekerjaan dilakukan dari bawah menuju atas
• Pemeliharaan akhir berupa dengan pembasahan
• Pasangan yang berdekatan dengan bahu jalan dipangkas agar sambungan terlihat rata
KETENTUAN (5)
• Adukan pasangan batu dilaksanakan tanpa cetakan
• Konstruksi tanpa cetakan dapat diijinkan dimana kaitan batu dan adukan cukup kuat dan kaku
• Permukaan yang terbuka harus disempurnakan dan dipelihara
CHECK 6
• Periksa semua toleransi dimensi
• Buat daftar kekurangan dan kerusakan yang harus diperbaiki sebelum sertifikasi pembayaran
56
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian Pada :
1. Formasi galian
2. Elevasi dasar
3. Metode pelaksanaan/Ketebalan lantai, dinding
sisikiri/kanan, adukan sama rata dengan permukaan
lapisan.
4. Lubang suling (weeb hole)
5. Elevasi top pasangan
6. Bahan /Adukan semen (campuran)
7. Perawatan / pembasahan
8. Pembuangan sisa galian (pada hari
yang sama)
9. Outlet ke pembuangan akhir
10. Road safety saat
11. Pengelolaan lingkungan
57
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
58
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
1. Uraian
➢ Mencakup pekerjaan perbaikan, perpanjangan, atau pembuatan baru gorong-gorong pipa
atau kotak beton bertulang maupun tanpa tulangan pracetak atau pipa logam gelombang
(corrugated), gorong-gorong persegi dan pelat beton, termasuk tembok kepala, struktur
lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lain yang berhubungan dengan perlindungan
terhadap penggerusan.
➢ Pekerjaan juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton (concrete line
drains), bilamana diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup, untuk daerah perkotaan dan
dimana air rembesan dari selokan yang tidak dilapisi mengakibatkan ketidakstabilan lereng.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
59
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
2. Beton 8. Adukan
➢ Beton mengacu pada Seksi 7.1 ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 7.8
60
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Gorong-Gorong Gorong-Gorong
Pipa Beton Pipa Baja
Gorong-Gorong
Selokan Beton U
Kotak
63
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
64
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Kuantitas gorong-gorong pipa, saluran berbentuk U, gorong-gorong persegi dan struktur drainase minor
lainnya, yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak persatuan
pengukuran, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan termasuk baja tulangan, dan untuk semua galian dan pembuangan bahan,
pemadatan, cetakan, penimbunan kembali, lubang sulingan, dan biaya yang lainnya yang diperlukan.
65
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 3
PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
66
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
Jenis-jenis galian:
➢ Galian Biasa
➢ Galian Batu Lunak
➢ Galian Batu
➢ Galian Struktur
➢ Galian Perkerasan Beraspal
➢ Galian Perkerasan Berbutir
➢ Galian Perkerasan Beton
67
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
❑ Galian Biasa
Mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu lunak, galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir,
dan galian perkerasan beton.
❑ Galian Batu
Mencakup galian bongkahan batu yang mempunyai kuat tekan uniaksial > 12.5 Mpa (>125 kg/cm2),
dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Pengawas
Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa menggunakan alat bertekanan udara atau pemboran
(drilling), dan peledakan.
❑ Galian Struktur
Terbatas untuk galian lantai beton fondasi jembatan, tembok penahan beton, dan struktur beton
pemikul beban lainnya. Pekerjaan galian struktur juga meliputi: penimbunan kembali dengan bahan yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan
drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam dan
pembongkarannya.
68
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
69
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
70
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang
sebagai berikut:
✓ Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang dasar fondasi yang melalui titik terendah dari
terrain tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau
galian batu sesuai dengan sifatnya.
✓ Bidang bawah adalah bidang dasar fondasi.
✓ Bidang tegak adalah bidang vertical keliling fondasi.
➢ Galian bahan, tanah gambut, tanah organik, tanah lunak, tanah ekpansif, tanah yang tidak dikehendaki,
tanah tergumpal dan tanah dengan daya dukung sedang, harus diukur untuk pembayaran sebagai galian
biasa.
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran Meter
Kubik, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan dan pembuangan bahan galian.
71
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Galian Struktur
Batasan :
➢ Bidang atas adalah bidang
horizontal seluas bidang dasar
fondasi yang melalui titik
terendah dari terrain tanah asli.
Di atas bidang horizontal ini
galian tanah diperhitungkan
sebagai galian biasa atau galian
batu sesuai dengan sifatnya.
➢ Bidang bawah adalah bidang
dasar fondasi.
➢ Bidang tegak adalah bidang
vertical keliling fondasi.
➢ Pengukuran volume tidak
diperhitungkan diluar bidang-
bidang yang disebutkan diatas.
72
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
Bagan Alir – Seksi 3.1
PENGAJUAN
MULAI
PEKERJAAN (1) KETENTUAN (1)
• Pengawas Pekerjaan memeriksa kesiapan shop drawing, rencana
KONTROL LALU metode kerja dan kesiapan alat
LINTAS (2)
KETENTUAN (2)
PENYIAPAN • Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
LAPANGAN (3) KETENTUAN (3)
• Lokasi utilitas bawah tanah
PENGGALIAN PERBAIKAN • Lindungi utilitas existing
PEKERJAAN CHECK 4
CHECK TIDAK • Galian yang tidak sesuai toleransi harus diperbaiki
4 • Semua hasil galian yang memenuhi syarat sebagai bahan
SETUJU
timbunan agar disimpan
PENGUKURAN • Sisa galian yang tidak terpakai harus dibuang
HASIL
PEKERJAAN
SERTIFIKASI
KUANTITAS
PEMBAYARAN
73
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
1. Uraian.
➢ Timbunan dibagi atas empat jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan
Berbutir di atas Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill).
➢ Timbunan Pilihan harus digunakan sebagai lapisan penopang (caping layer) pada tanah lunak yang
mempunyai CBR lapangan kurang 2.5% yang tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan dan stabilisasi.
➢ Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan di atas tanah rawa, didaerah berair dan lokasi-lokasi serupa
dimana bahan Timbunan Pilihan dan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
➢ Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill) harus digunakan untuk penimbunan kembali didaerah
pengaruh dari struktur seperti abutmen dan dinding penahan tanah serta didaerah kritis lainnya yang
memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan dengan alat.
2. Toleransi Dimensi
➢ Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm
dari yang ditentukan.
➢ Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekpos harus cukup rata dan memiliki kelandaian yang cukup
untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
➢ Timbunan selain untuk Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan
tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
74
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. Timbunan Biasa
➢ Terdiri dari bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebagai
bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan.
➢ Sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut
AASHTO atau sebagi CH menurut Unified atau Casagrande Soil Classification System.
➢ Mempunyai CBR tidak kurang dari 6% (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100% kepadatan
kering maksimum MDD).
➢ Tanah sangat ekpansif yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1.25, atau derajat pengembangannya very
high tidak boleh digunakan.
2. Timbunan Pilihan
➢ Mempunyai CBR tidak kurang dari 10% (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100% kepadatan
kering maksimum MDD)
➢ Persyaratan lain sesuai dengan ketentuan untuk timbunan biasa di atas.
75
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
4” 100 100
No. 4 4.75 25 - 90
No. 200 0.075 0 - 10
76
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Penghamparan Timbunan
➢ Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata.
➢ Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan
batu dengan mortar, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
➢ Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang
seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus dibuat bertangga (atau dibuat
bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama.
➢ Lapisan penopang diatas tanah lunak harus dihampar sesegera mungkin dan tidak lebih dari 3 hari
setelah pembersihan dan pengupasan. Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis
dengan tebal antara 0.5 sampai 1 meter.
77
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Pemadatan Timbunan
➢ Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3% di
bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.
➢ Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan dan diuji kepadatannya.
➢ Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam
lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat
mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat statis minimum 10 kg.
78
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Jaminan Mutu
79
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
4. Percobaan Pemadatan
➢ Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai tingkat
kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan,
percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi dan jumlah lintasan peralatan pemadat dan kadar
air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai.
80
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Pengukuran Timbunan
➢ Timbunan harus diukur sebagai jumlah Meter Kubik bahan terpadatkan yang diperlukan, diselesaikan
ditempat dan diterima. Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih 25 m, dan berselang tidak
lebih 50 m untuk daerah datar.
➢ Timbunan diluar penampang melintang yang disetujui, termasuk timbunan tambahan yang diperlukan
akibat penggalian lereng bertangga, tidak dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran,
kecuali:
✓ Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi ketentuan.
✓ Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak stabil atau gagal.
➢ Bila timbunan akan ditempatkan di atas tanah rawa yang dapat diperkirakan terjadinya konsolidasi tanah
asli, maka pembayaran akan dilakukan tergantung apakah timbunan biasa atau timbunan pilihan yang
digunakan.
✓ Jika bahan timbunan biasa digunakan, pengukuran akan dilakukan dengan pemasangan pelat dan
batang pengukur penurunan (settlement) yang harus ditempatkan dan diamati Bersama. Kuantitas
timbunan dapat ditentukan berdasarkan elevasi tanah asli setelah penurunan (settlement).
✓ Jika bahan Timbunan Pilihan yang digunakan (1) Dengan pemasangan pelat dan batang pengukur
penurunan; (2) Dengan volume gembur yang diukur pada kendaraan.
81
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas timbunan yang diukur, dalam jarak angkut berapapun, akan dibayar dalam satuan pengukuran
Meter Kubik, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, dan seluruh biaya lain yang
diperlukan.
82
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
PENGUKURAN Bagan Alir – Seksi 3.2
PENGAJUAN HASIL
MULAI PEKERJAAN
PEKERJAAN (1) KETENTUAN (1)
SERTIFIKASI
KUANTITAS • Potongan melintang detail
KONTROL LALU • 2 contoh material timbunan masing-masing 50 kg
• Hasil pengujian kepadatan laboratorium
LINTAS PEMBAYARAN CHECK 2
• Periksa peralatan pemadatan
PERCOBAAN • Dapatkan jumlah lintasan
PEMADATAN • Periksa kepadatan lapangan
KETENTUAN (3) – (5)
CHECK TIDAK • Pekerjaan dilakukan pada saat kondisi kering
2 • Pengawas Pekerjaan memeriksa shop drawing, rencana kerja
SETUJU
(material, alat & metode kerja)
BATASAN CUACA RENCANA KERJA KONDISI • Penyedia Jasa dapat menentukan dimana jalan sementara
(3) (4) LAPANGAN (5) selama penyelesaian sesuai dengan kondisi lapangan
KETENTUAN (6)
PENYIAPAN • Semua material yang tidak digunakan harus dikeluarkan
CHECK 7
LAPANGAN (6) • Kepadatan & kadar air yang tidak sesuai harus diperbaiki
• Timbunan yang tidak sesuai dengan toleransi profil permukaan
PENIMBUNAN harus diperbaiki
• Timbunan yang rusak akibat gerusan air atau erosi harus
diperbaiki
PEMADATAN PERBAIKAN
PEKERJAAN
CHECK TIDAK
7
83 SETUJU
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Ketentuan
Tangga
Kelandaian
Lereng Kemiringan Jarak Vertikal
4% - 6% 2% - 3% (Perkerasan Jalan)
4% Mak 30/60 cm
Dinding Penahan
4% Mak 30/60 cm
4% Mak 30/60 cm
4% Mak 30/60 cm
84
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Pemadatan dasar timbunan
2. Kualitas bahan timbunan
3. Pemadatan lapis per lapis
4. Uji kepadatan setiap lapis
5. Elepasi top timbunan
6. Road safety saat pelaksanaan
7. Pengelolaan lingkungan
85
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
1. Uraian
➢ Cakupan pekerjaan:
✓ Penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau
✓ Penggaruan dan pemadatan permukaan jalan kerikil lama, untuk penghamparan Lapis Fondasi
Agregat, Lapis Fondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, stabilisasi tanah (soil stabilization).
➢ Penyiapan tanah dasar juga termasuk bagian dari pekerjaan yang dipersiapkan untuk dasar lapis fondasi
bawah (sub-base) perkerasan di daerah galian.
➢ Pekerjaan penyiapan tanah dasar harus diperiksa, diuji dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan sebelum
lapisan di atasnya akan dilaksanakan.
2. Toleransi Dimensi
➢ Elevasi akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang
disyaratkan.
➢ Seluruh permukaan akhir harus cukup rata dan seragam serta memiliki kemiringan melintang sesuai
rancangan dengan toleransi ± 0.5%.
86
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Fondasi Agregat, atau
tanah asli didaerah galian. Bahan yang digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang
dihampar dan membentuk tanah dasar seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas dari pekerjaan Penyiapan badan Jalan akan dibayar dalam satuan pengukuran Meter Persegi,
dimana harga dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan dan
biaya lainnya yang telah dimasukkan untuk keperluan pembentukan pekerjaan Penyaiapan Tanah Dasar.
88
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
PENGUKURAN Bagan Alir – Seksi 3.3
PENGAJUAN HASIL
MULAI PEKERJAAN
PEKERJAAN (1)
SERTIFIKASI
KUANTITAS
KONTROL LALU Periksa apakah Penyedia Jasa sudah mendapat informasi
LINTAS (2) yang diperlukan
PEMBAYARAN
KETENTUAN (1)
PENYIAPAN • Pengawas Pekerjaan memeriksa kesiapan shop
LAPANGAN (3) drawing, rencana metode kerja dan kesiapan alat
KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai
GALIAN kebutuhan
KETENTUAN (3)
PERBAIKAN • Lokasi utilitas bawah tanah
TIMBUNAN
PEKERJAAN • Lindungi utilitas existing
• Semua material yang tidak digunakan harus
dikeluarkan
PEMADATAN
CHECK 4
• Kepadatan dan kadar air
CHECK TIDAK • Toleransi dimensi (elevasi akhir, kerataan dan
4 kemiringan melintang permukaan)
SETUJU
89
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 4
PEKERJAAN PREVENTIF
90
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Pekerjaan ini meliputi pelaburan aspal pada lokasi perkerasan pekerjaan dengan menggunakan baik aspal
keras, aspal cair maupun aspal emulsi untuk menutup retak, mencegah pelepasan butiran agregat,
memelihara tambalan atau menambal lubang agar kedap air, memelihara perkerasan eksisting yang
mengalami penuaan atau untuk tujuan lainnya.
91
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. Aspal yang digunakan adalah aspal keras (pen 80/100), aspal cair (MC 250, MC 800), aspal emulsi
(MS-1, HFMS-2, RS-1, CRS-1).
2. Agregat penutup untuk laburan aspal harus memenuhi gradasi seperti terlihat pada table berikut:
92
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Variasi tekstur
Bahan Satuan
Halus Kasar
CATATAN :
Aspal Emulsi = Aspal (residu) x 100/(100 - % air dalam emulsi),
Aspal Emulsi = 0.60 x (100/60) s/d 0.86 x (100/60) = 1.00 s/d 1.43 lt/m2 (Agregat halus)
Aspal Emulsi = 0.87 x (100/60) s/d 1.00 x (100/60) = 1.45 s/d 1.66 lt/m2 (Agragat kasar)
93
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
2. Pemakaian Aspal
➢ Mesin penyemprot harus mampu memberikan distribusi aspal yang merata baik menggunakan batang
penyemprot dari distributor aspal maupun penyemprot tangan.
➢ Cara manual pada pelaburan untuk lokasi yang kecil, mungkin dapat diperkenankan menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan.
3. Pemakaian Agregat
➢ Agregat harus ditebar segera setelah penyemprotan aspal. Agregat dapat ditebar dengan cara yang
memadai (termasuk cara manual) sampai diperoleh lapisan yang merata tanpa bopeng.
➢ Agregat harus digilas dengan menggunakan pemadat roda karet yang sesuai atau pemadat roda baja
dengan berat kotor tidak kurang dari 1 ton.
➢ Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, kelebihan agregat yang lepas harus disapu dari permukaan
perkerasan.
94
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Bahan
➢ Agregat harus dijaga kebersihannya dari benda asing
➢ Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara tertentu agar supaya tidak terjadi
kebocoran atau kemasukan air.
➢ Temperatur penyemprotan aspal sesuai yang disyaratkan.
2. Kecakapan Kerja
➢ Bilamana laburan aspal dilaksanakan setengah lebar jalan, suatu lajur aspal selebar 20 cm harus
dibiarkan terbuka dan tidak boleh diberi agregat penutup agar dapat menyediakan bagian
tumpeng tindih (overlap) bahan aspal bilaman lajur yang bersebelahan dilaksanakan.
3. Lalu Lintas
➢ Lalu lintas dizinkan melewati permukaan laburan aspal setelah beberapa jam selesai dikerjakan,
seperti yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Periode tipical berkisar antara 2 sampai 4 jam.
95
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Cara Pengukuran
➢ Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan takaran
penghamparan yang masih kurang dari yang diterima atau setiap bagian yang terkelupas.
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran laburan aspal adalah dalam satuan Meter Persegi
yang terhampar di lapangan.
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas sebagaimana yang disyaratkan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak per
Meter Persegi, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk pembersihan, pembuangan kotoran, semua bahan, penghamparan dan pemadatan,
termasuk semua tenaga kerja, alat, pengujian, alat-alat bantu dan hal lain yang diperlukan.
96
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Urutan Pekerjaan :
1. Permukaan perkerasan harus dibersihkan dengan menggunakan compressor dan bebas dari genangan
2. Aspal emulsi disemprotkan dengan menggunakan Aspal Distributor
3. Agregat ditebar segera setelah penyemprotan aspal
4. Agregat digilas dengan menggunakan pemadat roda karet (Pneumatic Tire Roller)
97
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Aspal yang digunakan
3. Cara pelaburan
4. Pemakaian aspal (lt/m2)
5. Pemilihan agregat penutup
6. Penaburan agregat penutup
7. Penggilasan
8. Road safety
9. Pengelolaan lingkungan
98
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 5
PERKERASAN BERBUTIR DAN
PERKERASAN BETON SEMEN
99
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
1. Uraian
➢ Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air bahan tidak berada dalam
rentang yang disyaratkan.
100
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
101
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas A adalah untuk Lapis Fondasi Atas / di bawah lapisan beraspal,
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Fondasi Bawah,
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas S digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup.
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas C digunakan pada bahu jalan tanpa penutup LHRT < 2000 kendaraan/hari,
➢ Lapis Drainase digunakan di bawah perkerasan beton semen baik langsung maupun tidak langsung.
2. Fraksi Agregat
➢ Agregat kasar yang tertahan ayakan 4.75 mm harus terdiri dari partikel/pecahan batu yang keras dan awet.
➢ Agregat halus yang lolos ayaka 4.75 mm, terdiri dari pasir alami atau batu pecah halus.
102
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
4. Pencampuran Bahan
➢ Pencampuran bahan (antar fraksi) harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur yang
disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis (mechanical fedder).
103
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Penyiapan Formasi
➢ Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan eksisting, semua
kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan eksisting harus diperbaiki terlebih dahulu.
➢ Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan lama, yang
menurut pendapat Pengawas Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan
atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar meningkatkan tahanan geser yang
lebih baik.
2. Penghamparan
➢ Lapis Fondasi Agregat harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkaan. Bilamana akan
dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
➢ Lapis Fondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan metode yang disetujui yang tidak
menyebabkan segregasi. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan
bahan yang bergradasi baik.
➢ Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan peralatan khusus yang disetujui
Pengawas Pekerjaan.
104
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Pemadatan
➢ Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan, hingga kepadatan
paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified)
➢ Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet, bila mesin gilas
statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan.
➢ Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air
optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.
4. Pengujian
➢ Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan
ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Untuk setiap 1000 m3 bahan yang diproduksi
untuk pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 500 m3 bahan untuk pelebaran menuju lebar
standar, paling sedikit harus meliputi 5 (lima) pengujian gradasi, 5 (lima) pengujian PI dan 1 (satu)
penentuan kepadatan kering maksimum.
➢ Kepadatan dan Kadar Air bahan Lapis Fondasi Agregat harus secara rutin diperiksa. Pengujian harus
dilakukan sampai seluruh kedalaman, dan tidak boleh berselang seling lebih dari 100 m per lajur untuk
pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 50 m untuk pelebaran menuju lebar standar.
105
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Lapis Fondasi Agregat harus diukur sebagai jumlah Meter Kubik dari bahan yang sudah dipadatkan.
➢ Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan atau kepadatan pada Lapis
Fondasi Agregat dan Lapis Drainase dilakukan sesuai dengan ketentuan Tabel 5.1.4.1 dan 5.1.4.2
➢ Perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi toleransi dapat dilaksanakan setelah
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
➢ Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat dengan tebal dan kerataan yang tidak memenuhi ketentuan
telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas
berdasarkan tebal terpasang dan tidak melebihi tebal pada gambar.
➢ Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat adalah dengan penambahan lapisan di atasnya, maka
harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis.
106
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
107
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Desain Campuran
108
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
109
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Homogenitas campuran
3. Kontrol gradasi terhampar
4. Kemiringan melintang
5. Tebal padat maksimum
6. Kadar air penghamparan
7. Uji kepadatan
8. Road safety dalam pelaksanaan
9. Pengelolaan lingkungan
110
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Kepadatan lapangan & kadar air
2. Pemadatan kembali galian sand cone
3. Jarak titik pengujian
4. Perawatan sebelum pekerjaan prime
coat/aspal
111
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
PENGUJIAN LWD
Spesifikasi Lampiran 3.2.B
112
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Cakupan pekerjaan: meliputi pembuatan perkerasan Beton Semen (Perkerasan Kaku) dan Lapis
Fondasi Bawah yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
1. Agregat Halus
2. Agregat Kasar
3. Semen dan Abu Terbang
4. Air
5. Baja Tulangan
6. Membran Kedap Air
7. Bahan Tambah
8. Bahan Untuk Perawatan
9. Bahan penutup dan pengisi sambungan
113
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Peralatan
1. Umum
➢ Acuan bergerak (slipform) maupun acuan tetap (fixed form).
3. Kendaraan Pengangkut
➢ Penghantar jenis agitator (penggoyang bolak-balik) atau pencampur harus mampu menuangkan beton
dengan konsistensi adukan yang disyaratkan.
➢ Untuk beton yang dibentuk dengan acuan bergerak campuran dapat diangkut dengan dump truck.
114
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Peralatan
4. Pencampuran Beton
➢ Pemasokan beton siap pakai diizinkan untuk penghamparan dengan acuan tetap (fixed form) sesuai hasil
demonstrasi bahwa kecepatan penghantaran, mutu, dan kesinambungan dapat dipenuhi.
➢ Alat pencampur tetap (stationary mixer) yang mempunyai kapasitas gabungan tidak kurang dari 60 m3 per
jam harus dilengkapi dengan acuan bergerak kecuali jika dapat dibuktikan bahwa kecepatan penghantaran,
mutu dan kesinambungan dapat dipenuhi.
5. Vibrator (Penggetar)
➢ Vibrator untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan, dapat berupa jenis Surface Pen atau jenis internal
dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple spuds.
➢ Vibrator tidak boleh menyentuh rakitan sambungan, perlengkapan untuk memindahkan beban, tanah dasar
atau acuan samping.
➢ Frekuensi vibrator surface pan tidak boleh kurang dari 3500 impuls permenit, dan vibrator internal tidak
boleh kurang dari 5000 impuls per menit, untuk vibrator tabung tidak kurang dari 7000 impuls per menit.
6. Gergaji Beton
➢ Penyedia jasa harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai.
➢ Penyedia jasa harus menyediakan paling sedikit 1 gergaji siap pakai dan sebuah pisau gergaji cadangan.
115
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Sambungan (Joints)
1. Sambungan Memanjang
➢ Batang baja ulir dengan Panjang, ukuran, dan jarak seperti yang disyaratkan harus diletakkan tegak lurus
dengan sambungan memanjang memakai peralatan mekanis atau dipasang dengan besi penahan (chair).
➢ Batang pengikat (tie bars) tidak boleh dicat atau dilapisi aspal atau bahan lain atau dimasukkan dalam
tabung atau sleeves kecuali untuk keperluan sambungan pada pelebaran lanjutan.
➢ Bilamana ditunjukkan dalam gambar atau lajur perkerasan yang bersebelahan dilaksanakan secara terpisah,
acuan samping terbuat dari baja harus digunakan untuk membentuk lidah dan alur (keyway) sepanjang
sambungan konstruksi.
➢ Baja pengikat kecuali terbuat dari baja rel dapat dibengkokkan dengan sudut tegak terhadap acuan dari
lajur pertama yang dilaksanakan dan diluruskan kembali bila lajur yang bersebelahan dihamparkan.
➢ Sambungan memanjang hasil penggergajian (longitudinal saw joint) harus dilakukan dengan pemotong
beton dengan kedalaman, lebar dan garis yang ditunjukkan dalam gambar, serta harus segera dibersihkan
dan diisi dengan bahan penutup (sealer).
➢ Sambungan memanjang tipe sisipan permanen (longitudinal permanent insert type joint) harus dibentuk
dengan memasang bahan lentur yang memanjang (strip) yang tidak bereaksi secara kimiawi dengan bahan-
bahan kimia dalam beton.
116
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Filler (bahan pengisi) untuk sambungan expansi (expansion joint filler) harus menerus dari acuan ke acuan,
dibentuk sampai dasar dan dibentuk pada lidah alur sepanjang acuan.
➢ Filler sambungan pracetak (preform joint filler) harus disediakan dengan Panjang sama dengan lebar satu
lajur.
➢ Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas
pekerjaan.
➢ Sambungan ini terdiri dari bidang yang diperlemah, dengan membentuk atau membuat alur dengan
pemotongan pada permukaan perkerasan, dan termasuk perlengkapan untuk memindahkan beban (load
transfer assemblies) bila ditunjukkan dalam gambar.
a) Sambungan Susut Lajur Melintang (Transverse Strip Contraction Joints)
✓ Sambungan ini dibentuk dengan memasang bagian lajur melintang (strip) sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar.
117
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
d) Sambungan Susut Melintang yang Dibentuk Dengan Acuan (Transverse Formed Contraction Joints)
✓ Sambungan ini harus memenuhi ketentuan untuk sambungan memanjang yang dibentuk dengan
acuan (longitudinal formed joints).
118
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Sambungan ini harus dibuat bila pekerjaan beton berhenti lebih dari 30 menit (sebelum terjadi pengikatan
awal).
➢ Tidak boleh dibuat pada jarak kurang dari 1.8 meter dari sambungan muai, sambungan susut, atau bidang
yang diperlemah lainnya.
➢ Bilamana dalam waktu penghentian tersebut campuran beton belum cukup untuk membuat perkerasan
minimal 1.8 meter maka kelebihan beton tersebut harus dipotong dan dibuang.
119
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
121
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Pengecoran Beton
➢ Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan sedapat mungkin
dihindari.
➢ Penghamparan harus dilakukan secara menerus diantara sambungan melintang tanpa sekatan sementara,
penghamparan secara manual diperlukan harus dilakukan dengan memakai sekop bukan perlengkapan
perata (rakes).
➢ Tenaga kerja tidak boleh menginjak hamparan beton yang masih baru dengan memakai sepatu yang
dilekati dengan tanah atau kotoran lainnya.
➢ Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur yang telah selesai terlebih dulu, dan peralatan
mekanik harus dijalankan di atas lajur tersebut, maka kekuatan beton harus sudah mencapai sekurangnya
90% dari kekuatan rencana umur 28 hari.
122
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
123
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
6. Penyetrika (Floating)
➢ Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi dengan
bantuan alat penyeterika, dengan metode:
a. Metode Manual, dijalankan dengan manual dengan Panjang tidak kurang dari 350 mm dan lebar tidak
kurang dari 150 mm, dilengkapi dengan pengaku. Dijalankan dari atas jembatan yang dipasang
membentang dikedua sisi acuan tepi tanpa menyentuh beton, digerakkan seperti Gerakan menggergaji.
b. Metode Mekanik, dapat menggunakan mesin yang mencakup pemotong, penyetrika dan penghalus,
yang dipasang pada dan dikendalikan melalui rangka yang kaku. Rangka dijalankan dengan alat beroda
4 atau lebih, yang bertumpu pada acuan samping.
7. Memperbaiki Permukaan
➢ Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis, bagian yang
ambles harus segera diisi dengan beton yang baru, dibentuk, dipadatkan dan diselesaikan (finishing) lagi.
➢ Perhatian khusus harus untuk memastikan kerataan permukaan memenuhi toleransi yang dipersyaratkan.
124
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
8. Membentuk Tepian
➢ Tepi perkerasan beton sepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan perkakas (edging
tool) untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu atau12 mm
bila tidak ditentukan dalam gambar.
9. Penyelesaian Permukaan
➢ Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawatan pada permukaan
digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat tegaklurus dengan garis sumbu (centerline)
jalan.
➢ Pengasaran dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dengan lebar tidak kurang dari 450 mm, terdiri
dari dua baris kawat dengan Panjang kawat 100 mm dan ukuran kawat per 32 gauge serta jarak kawat dari
as ke as 25 mm.
➢ Kedua baris kawat harus mempunyai susunan berseling-seling (zig-zag) sehingga jarak kawat pada baris
kedua dan baris pertama 12.5 mm. Masing-masing baris harus mempunyai 14 kawat dan harus diganti bila
Panjang kawat terpendek telah mencapai 90 mm.
➢ Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 3 mm.
125
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
10.Survey Permukaan
➢ Dalam 24 jam setelah pengecoran, penyedia jasa harus melakukan survey elevasi permukaan dan tebal
lapisan.
➢ Elevasi setiap titik dari lapis permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus dan perkerasan semen tidak
boleh berbeda lebih 10 mm di bawah atau 10 mm di atas (-10,+10).
➢ Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus mempunyai lereng melintang sama dengan lereng melintang
rancangan dengan toleransi ± 0.3%.
11.Menguji Permukaan
➢ Begitu beton mengeras, permukaan Lapis Fondasi Bawah dan Permukaan Beton Semen harus diuji dengan
menggunakan mistar lurus (straight-edges) sepanjang 3 m. Lokasi yang menunjukkan ketinggian lebih 3
mm tapi tidak lebih dari 12.5 mm sepanjang 3 m, harus ditandai dan segera diturunkan elevasinya dengan
Gurinda sampai tidak melebihi 3 mm.
➢ Bilaman penyimpangan penampang melintang melebihi 12.5 mm perkerasan beton harus dibongkar.
126
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
127
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
128
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
129
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
Bagan Alir – Seksi 5.3
PERAWATAN (6)
RENCANA
DETAIL/SHOP
DRAWING PENGUKURAN
HASIL CHECK 1
PENGAJUAN PEKERJAAN • Periksa contoh material yang diajukan, pastikan sesuai dengan
MULAI KERJA spesifikasi
SERTIFIKASI
KUANTITAS • Periksa proporsi rencana campuran untuk tiap jenis beton
CHECK TIDAK
1
• Pastikan proporsi campuran dalam percobaan campuran
SETUJU PEMBAYARAN • Periksa hasil pengujian kekuatan beton untuk 3 hari, 7 hari, 14
KONTROL LALU hari dan 28 hari
LINTAS • Periksa gambar acuan dan perancah
PERSIAPAN KETENTUAN (2)
LAPANGAN (2) • Bila acuan dari kayu, pastikan bahwa acuan terpasang dengan
benar dengan kondisi kuat
PENCAMPURAN
KETENTUAN (3)
DIUNIT
PENCAMPUR (3) • Gunakan air bersih dan agregat jenuh air
• Campuran beton diukur berdasarkan berat dan dicampur dengan
PENGAMBILAN mesin pencampur mekanis
SAMPLE • Slump beton diatas yang disyaratkan tidak boleh dipakai
PENGUJIAN (4)
• Tidak boleh ada beton yang ditambah air bila hampir mengeras
PENGECORAN
BETON (5)
130
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (4)
• Uji slump
• Pengambilan sample untuk uji silinder/kubus
KETENTUAN (5)
• Pengecoran menerus tanpa berhenti sampai sambungan yang disetujui atau sampai pekerjaan selesai
• Tidak boleh terjadi segregasi antara material halus dan kasar
• Campuran beton harus jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggian tidak lebih dari 150 cm
• Cetakan harus siap ditempati adukan beton
• Konsolidasi beton menggunakan vibrator mekanis dengan prosedur dan cara kerja yang benar
KETENTUAN (6)
• Secepatnya setelah beton ditempatkan, beton dirawat (curring compound / pembasahan)
131
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas Perkerasan Beton Semen dan Lapis Fondasi Beton Kurus akan dibayar dengan Harga Kontrak per
Meter Kubik, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan
dan pengecoran semua bahan termasuk semen, baja tulangan, acuan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar),
bahan sambungan dan lembar membrane, Panjang percobaan diluar lokasi kegiatan, perawatan, pengujian,
dan semua bahan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.
132
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) dan Lapis Fondasi Agregat
Semen Kelas B (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi penyediaan material, pencampuran dengan alat
pencampur berpenggerak sendiri (self propelled mixer), pengangkutan, penghamparan, pemadatan dengan
roller, pembentukan permukaan (shaping), perawatan (curing), dan penyelesaian (finishing), dan kegiatan
lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
➢ Lapis Fondasi Agregat Semen tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau ketika kondisi lapangan
sedang basah/becek.
➢ Apabila terjadi kegagalan Penyedia Jasa dalam memenuhi ketentuan kualitas dan dimensi, maka Penyedia
Jasa harus mengkompensasikan dengan penambahan tebal lapisan di atasnya (AC-Base, AC-BC, AC-WC).
➢ Apabila karena kualitas atau ketebalan Lapis Fondasi Agregat Semen tidak dimungkinkan keberadaannya
sebagai lapis konstruksi, maka Penyedia Jasa harus melakukan pembongkaran.
➢ Sebaiknya, 7 hari setelah penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen penghamparan lapis penutup atas
(Ac-Base, AC-BC, AC-WC) harus dilaksanakan.
➢ Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat minimum 4 hari sesudah
pemadatan terakhir.
133
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. SEMEN PORTLAND
➢ Semen yang digunakan adalah Semen Portland tipe I yang memenuhi ketentuan SNI 15-2049-2004, atau
PPC (Portlad Pozzolan Cement) yang memenuhi SNI 0302: 2014 dapat digunakan apabila diizinkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
2. Air
➢ Ketentuan Pasal 7.1.2.2 air untuk campuran beton harus berlaku
3. Agregat
➢ Syarat-syarat agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A dan Lapis Fondasi Semen Kelas B
mengikuti ketentuan Seksi 5.1
134
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Lapis fondasi Agregat Semen terdiri dari agregat, semen dan air. Kadar semen harus ditentukan
berdasarkan percobaan laboratorium (laboratory test) dan campuran percobaan (trial mix).
2. Penyedia Jasa harus melakukan campuran percobaan (trial mix) di bawah pengawasan
Pengawas Pekerjaan, untuk menentukan : Kuat Tekan, Kadar Semen, Kadar Air Optimum, Berat Isi
Campuran kering pada kadar air optimum.
3. Perkiraan penggunaan kadar semen untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (CTB) adalah 3
– 5%, dan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) adalah 4 – 6%. Kadar semen yang
diperlukan harus ditentukan berdasarkan hasil rancangan campuran kerja (job mix design).
4. Persyaratan kuat tekan untuk CTB pada umur 7 hari 45 – 55 kg/cm2 dan CTSB 35 -45 kg/cm2.
135
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Desain campuran harus dicoba di lapangan dengan luas pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen
sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan pekerjaan.
2. Berdasarkan hasil percobaan lapangan setelah 7 hari Pengawas Pekerjaan dapat menyetujui
Penyedia Jasa untuk meneruskan pekerjaan atau menginstruksikan Penyedia Jasa untuk membuat
beberapa variasi yang lain.
136
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Persiapan Permukaan Tanah Dasar (Sub-Grade) atau Lapis Fondasi Bawah (Sub-Base)
➢ Permukaan tanah dasar (sub-grade) jika ada harus sesuai dengan Seksi 3.3
➢ Lapisan Fondasi Bawah (sub-base) jika ada, harus sesuai dengan Seksi 5.1
➢ Permukaan tanah dasar (sub-grade) atau Lapis Fondasi Bawah (sub-base) harus bersih dan rata.
Perawatan (Curing)
Segera setelah pemadatan terakhir, bila permukaan telah cukup kering harus ditutup minimum 4 hari dengan
menggunakan:
1. Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran
2. Penyemprotan dengan aspal emulsi CSS-1 dengan Batasan pemakaian 0.35 – 0.50 lt/m2.
3. Karung goni yang dibasahi dengan air selama masa perawatan.
Pengendalian Mutu
1. Kadar penghamparan semen harus diperiksa paling sedikit 2 kali per hari
2. Kepadatan campuran harus diperiksa dengan pengujian paling sedikit 2 lokasi per hari. Sesuai SNI 2828:2011 dan
/atau Light Weight Deflectometer (LWD) yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi
lendutan dan kepadatan. Pengujian kerucut pasir untuk lapisan yang lebih dalam 20 cm, harus dilakukan 2
pengujian untuk masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm.
3. Pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS )dan kadar air harus dilakukan paling sedikit 2 kali per hari.
139
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuai Harga Kontrak per Meter Kubik. Harga satuan merupakan
kompensasi penuh semua bahan, pencampuran,pengangkutan, penghamparan, pemadatan, pemeliharaan,
finishing, testing, dan perbaikan permukaan, serta biaya yang lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan.
140
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
Bagan Alir – Seksi 5.5
PERAWATAN (6)
PENGAJUAN
MULAI
PENGUKURAN KETENTUAN (1)
PEKERJAAN (1)
HASIL • Potongan melintang detail
PEKERJAAN • Rancangan campuran (kuat tekan, kadar semen, kadar air optimum terhadap isi
KONTROL LALU kering campuran)
LINTAS (2) SERTIFIKASI KETENTUAN (2)
KUANTITAS • Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PERCOBAAN
CHECK 3
PEMADATAN PEMBAYARAN • Dicoba di lapangan sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan
CHECK TIDAK • Periksa kepadatan lapangan
3 • Periksa peralatan pemadatan
SETUJU • Dapatkan jumlah lintasan
PERSIAPAN KETENTUAN (4)
LAPANGAN (4) • Permukaan tanah dasar/sub-grade (jika ada) harus dipersiapkan sesuai
spesifikasi Seksi 3.3
PENGHAMPARN • Lapis fondasi bawah/sub-base (jika ada) harus sesuai dengan Seksi 5.1
& • Permukaan tanah dasar/sub-grade atau lapis pondasi bawah/sub-base harus
PENCAMPURAN bersih dan rata
CHECK 5
• Kepadatan paling sedikit 98 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi
PEMADATAN • Kemiringan melintang dan kerataan dalam batas toleransi
KETENTUAN (6)
CHECK TIDAK • Ditutup dengan lembaran plastik atau terpal
5 • Penyemprotan dengan aspal emulsi CSS1 (0,35-0,5 lt/m2)
SETUJU
• Penutupan dengan karung goni yang dibasahi
141
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL
142
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Umum
➢ Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) harus dihampar di atas permukaan fondasi tanpa bahan pengikat
seoperti Lapis Fondasi Agregat.
➢ Lapis Perekat (Tack Coat) harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat seperti : Lapis Penetrasi
Macadam, Laston, Lataston, Lapis Fondasi Semen Tanah, Lapis Fondasi Agregat Semen,Perkerasan Beton
Semen dll.
Bahan
144
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Peralatan
1. Ketentuan Umum
➢ Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau kompresor,
distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal, dan peralatan yang sesuai untuk
menyebarkan kelebihan aspal.
145
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan Pekerjaan
146
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan Pekerjaan
3. Pelaksanaan Penyemprotan
➢ Bilamana lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau setengah lebar jalan dan harus ada
bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi lajur yang bersebelahan, dan harus
dibiarkan terbuka tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya.
➢ Setelah pelaksanaan penyemprotan, khusus untuk Lapis Perekat, bahan aspal yang berlebihan dan
tergenang di atas permukaan yang telah disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat pemadat
roda karet, sikat ijuk, atau alat penyapu dari karet.
➢ Tempat yang disemprot dengan Lapis Resap Pengikat yang menunjukkan adanya bahan yang berlebihan
harus ditutup dengan bahan penyerap (blotter material) sebelum penghamparan lapis berikutnya. Bahan
penyerap (blotter material) hanya boleh dihampar 4 jam setelah penyemprotan Lapis resap Pengikat.
147
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang sebagaimana ditetapkan harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per Liter, dimana
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan penyemprotan seluruh
bahan, termasuk bahan penyerap (blotter material), penyemprotan ulang, termasuk seluruh pekerja,
peralatan, perlengkapan, dan setiap bagian yang diperlukan.
149
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
150
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
KETENTUAN (3)
• Prime coat atau tack coat tidak boleh dilaksanakan selama hujan, menjelang hujan atau segera setelah hujan
KETENTUAN (4)
• Permukaan yang dilapisi harus bebas dari kotoran dan debu
• Pembersihan dilebihkan tidak kurang 20 cm pada masing-masing sisi daerah yang akan disemprot
• Permukaan akhir setelah disapu harus terlihat datar, lurus, bersih terlihat tekstur agregat. Permukaan yang hanya terlihat
agregat halus tidak boleh diterima
KETENTUAN (5)
• Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan lapangan untuk mengetahui tingkat penggunaan yang cukup
CHECK 6
• Periksa toleransi ukuran, Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan yang gagal atau tidak diterima
KETENTUAN (7)
• Permukaan yang di prime coat harus dipelihara sampai pelapisan berikutnya. Lalu lintas tidak boleh melintasi
permukaan yang sudah ada prime coat sampai material prime coat terpenetrasi dan kering (kecuali bila digunakan
balotter material)
• Permukaan yang di tack coat harus dilindungi dari kerusakan dan dihindarkan dari lalu lintas. Pelapisan aspal
dilaksanakan sebelum tack coat mengering
151
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Asphalt Distributor
152
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Cuaca/kondisi perkerasan
3. Persyaratan bahan
4. Metode/cara penyemprotan
5. Perbaikan kerataan penyemprotan
6. Uji pemakaian (lt/m2)
7. Perawatan sebelum pekerjaan aspal
8. Road safety saat pelaksanaan
9. Pengelolaan lingkungan
153
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisa padat yang awet berupa lapis perata, lapis fondasi, lapis antara
dan lapis aus dari campuran beraspal panas terdiri dari agregat, bahan aspal, bahan anti pengelupasan, dan
serat selulosa (hanya untuk SMA), yang dicampur secara panas di AMP, serta menghampar dan
memadatkan campuran tersebut di atas permukaan yang telah disiapkan.
2. Jenis Campuran
➢ Stone Matrix Asphalt (SMA), terdiri dari 3 jenis: SMA tipis, SMA halus, SMA kasar, dengan ukuran partikel
maksimum 12.5 mm, 19 mm, 25 mm.
➢ Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet, HRS), terdiri dari 2 jenis : HRS Fondasi (HRS - Base) dan HRS
Lapis Aus (HRS - Wearing Course, HRS-WC), dengan ukuran agregat masing-masing 19 mm.
➢ Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete, AC), terdiri dari 3 jenis : AC Lapis Fondasi (AC - Base), AC Lapis Antara
(AC - Binder Course, AC-BC), AC Lapis Aus (AC - Wearing Course, AC-WC).
154
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
155
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. Agregat Kasar
➢ Fraksi agregat kasar tertahan ayakan No. 4, harus bersih, keras, awet, bebas dari lempung.
➢ Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran nominal.
➢ Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan
menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian sehingga gradasi gabungan agregat
dapat dikendalikan dengan baik.
2. Agregat Halus
➢ Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan
terdiri dari bahan yang lolos saringan No.4 (4.75 mm).
➢ Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal
dengan pemasok penampung dingin (cold bin feeds)
➢ Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang tidak melampaui 15%.
➢ Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas lempung, atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya.
156
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Bahan Pengisi
➢ Bahan pengisi yang ditambahkan (added filler) dapat berupa debu batu kapur (limestone dust), atau semen,
harus kering dan bebas dari gumpalan, dan bila diuji dengan pengayakan harus mengandung bahan yang
lolos ayakan No. 2000 (75 micron) tidak kurang dari 755.
➢ Bahan pengisi yang ditambahkan (added filler) untuk semen harus dalam rentang 1% – 2% terhadap
berat total agregat, dan untuk bahan pengisi lainnya dalam rentang 1% – 3% terhadap total agregat.
Khusus untuk SMA tidak dibatasi kadarnya tetapi tidak boleh menggunakan semen.
157
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
158
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. GRADASI INDIVIDU
7. GRADASI INDIVIDU
8. GRADASI GABUNGAN
Catatan:
DMF: 1 – 9 9. UJI MARSHALL
JMF: 1 – 11 10. TRIAL AMP
Ketentuan Peralatan
2. Peralatan Pengangkut
4. Peralatan Pemadat
160
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Penghamparan Campuran
1. Pengukuran Pekerjaan
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran campuran beraspal haruslah berdasarkan ketentuan di bawah :
✓ Untuk lapis bukan perata adalah jumlah tonase bersih dari campuran beraspal yang telah dihampar dan
diterima. Yang dihitung sebagai hasil perkalian luas lokasi yang diterima dan tebal aktual yang
diterima dengan kepadatan campuran yang diperoleh dari benda uji (core). Tonase bersih adalah
selisih dari berat campuran beraspal dengan bahan anti pengelupasan (anti stripping agent).
✓ Untuk anti pengelupasan adalah jumlah kilogram bahan yang digunakan dan diterima.
➢ Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparan kurang dari
tebal minimum yang dapat diterima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis
disepanjang tepi perkerasan atau ditempat lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar
aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF atau toleransi yang disyaratkan tidak akan diterima untuk
pembayaran.
➢ Campuran beraspal yang dihampar langsung di atas permukaan existing (memerlukan koreksi bentuk),
harus dihitung berdasarkan hasil perkalian antara tebal rata-rata yang diterima dengan luas penghamparan
aktual yang diterima. Bilamana tebal rata-rata campuran beraspal melampaui kuantitas perkiraan yang
dibutuhkan (diperlukan untuk perbaikan bentuk), maka tebal rata-rata yang digunakan dan diterima oleh
pengawas pekerjaan yang diperhitungkan untuk pembayaran. Bagaimanapun juga, jumlah tonase
campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima tidak boleh melampaui berat campuran beraspal
yang diperoleh dari penimbangan muatan di rumah timbangan.
162
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Kecuali yang disebutkan di atas, maka tebal campuran beraspal yang diukur untuk pembayaran tidak boleh
lebih besar dari tebal rancangan yang ditentukan dalam gambar. Tidak ada penyesuaian kuantitas untuk
ketebalan yang melebihi tebal rancangan.
➢ Lebar hamparan campuran beraspal yang dibayar harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Pengukuran
dilakukan tegak lurus sumbu jalan per 25 m.
➢ Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima campuran dengan kadar aspal lebih rendah dari yang disyaratkan
(kadar aspal JMF), pembayaran campuran akan dihitung berdasarkan tonase hamparan dikalikan dengan faktor
koreksi Cb (Cb=kadar aspak ekstraksi/kadar aspal JMF).
➢ Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan atau kepadatan dapat dilihat
table 6.3.8.1/6.3.8.2.
2. Pengukuran Dari Pekerjaan yang Diperbaiki
➢ Bilamana perbaikan dari campuran beraspal panas dilaksanakan, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran
haruslah kuantitas berdasarkan tebal terpasang yang memenuhi toleransi dan tidak melampaui tebal dalam
gambar.
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang sebagaimana ditentukan dibayar menurut Harga Kontrak per Ton untuk campuran beraspal
panas, dan Harga Kontrak per kg untuk Bahan Anti Pengelupasan, harga tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk mengadaan dan memproduksi dan menguji dan mencampur serta menghampar semua bahan,
termasuk semua pekerja, peralatan, pengujian, perkakas dan perlengkapan lainnya.
163
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (4)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
KETENTUAN (5)
• Penghamparan aspal tidak boleh dilaksanakan selama hujan, menjelang hujan atau segera setelah hujan
KETENTUAN (6)
• Permukaan yang dilapisi, dibersihkan dari kotoran dan debu. Tack coat atau prime coat yang digunakan disesuaikan
dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (7)
• Material aspal yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (8)
• Material agregat yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (9)
• Mengacu ke DMF/JMF yang telah disetujui
KETENTUAN (10)
• Campuran akan dikirim ke lokasi penghamparan pada temperatur sesuai pada spesifikasi
CHECK 11
• Campuran dihampar dan dipadatkan sesuai ketebalan, kemiringan, elevasi, kerataan dan potongan melintang
• Penghamparan dimulai dari lajur terendah
• Mesin vibrator pada alat penghampar dijalankan selama penghamparan dan pemadatan
• Kepadatan lapangan harus disetujui Pengawas Pekerjaan
165
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Desain Campuran
Perhatian pada :
1. Persyaratan raw
material
2. Gradasi individu
3. Gradasi
gabungan
4. Pemakaian pasir/
filler
166
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
167
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Proses di Stone
Crusher
168
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
169
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
170
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Bin Dingin
2. Bukaan Cold Bin
3. Elevator Dingin
4. Pengering (Blower)
5. Collector Debu
6. Cerobong Asap
7. Elevator Panas
8. Pengendali Gradasi
9. Bin Panas
10. Hopper Penakar
11. Pugmill
12. Penyimpan Minerali
13. Penyimpan Aspal Panas
14. Tempat Penimbang Aspal
171
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
172
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
173
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Temperatur
No Prosedur Pelaksanaan
(°C)
174
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 7
STRUKTUR
175
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
1. Uraian
➢ Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidrulik yang setara, agregat halus, agregat
kasar, dan air dengan atau bahan tambah membentuk masa padat.
➢ Pekerjaan beton dalam hal ini mencakup beton bertulang dan beton tanpa tulangan.
➢ Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, perawatan beton,
lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar
fondasi tetap kering.
➢ Mutu beton yang digunakan dapat dibagi sebagai berikut: 1) Beton Mutu Tinggi fc’ ≥ 45 MPa, 2) Beton
Mutu Sedang 20 MPa ≤ fc’< 45 MPa, 3) Beton Mutu Rendah 15 MPa ≤ fc’< 20 MPa.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
pelaksanaan beton untuk mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan.
3. Jaminan Mutu
➢ Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau
dan dikendalikan.
176
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
177
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. Semen
➢ Semen Portland tipe I, II, III, IV dan V atau PPC (Portland Pozzolan Cement) apabila diizinkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
➢ Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe atau satu merek semen.
2. Air
➢ Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau amoniak.
➢ Air yang diusulkan dapat digunakan bila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28
hari mempunyai kuat tekan minimal 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling. Air yang diketahui
dapat diminum dapat digunakan.
3. Agregat
➢ Ketentuan Gradasi Agregat
✓ Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan aplop gradasi, tetapi atas persetujuan
Pengawas Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi masih dapat digunakan apabila
memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran (slump/strength/durability)
✓ Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak
antar baja tulangan.
178
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
4. Bahan Tambah
➢ Digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton, dapat berupa bahan tambah kimia dan/atau
bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
✓ Bahan Tambah Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton tidak lebih dari 5% berat
semen.
✓ Bahan Tambah Mineral
Berupa abu terbang (fly ash), semen slag, mikro silika atau silica fume (SNI 2460:2011/SNI 6385:2016)
179
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksaanaan Pengecoran
2. Acuan
➢ Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi
samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan.
➢ Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir yang tidak terekpose,
tetapi kayu yang diserut harus digunakan untuk permukaan beton yang terekpose.
3. Pengecoran
➢ Penyedia Jasa harus memberitahukan Pengawas Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
pengecoran beton dimulai. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton, tanggal
serta waktu pencampuran beton.
➢ Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Pengawas Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir
untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
180
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak khusus (oil form).
➢ Pekerjaan beton harus sudah selesai sebelum waktu ikat awalnya (initial setting time).
➢ Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi
(construction joint), atau sampai pekerjaan selesai.
➢ Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dIcapai pada posisi akhir beton
untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui 1 m dari tempat awal pengecoran.
➢ Beton tidak boleh jatuh bebas dalam acuan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
➢ Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga campuran beton yang telah dicor
masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru..
➢ Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu
dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga
jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan
adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
➢ Air tidak boleh dialirkan di atas/dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton s/d 24 jam setelah
pengecoran.
181
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
4. Sambungan Konstruksi
➢ Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan kedalamam paling sedikit 4 cm untuk
pelat. Sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak
melampaui 40 m2.
➢ Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja dan bahan tambah sebagaimana yang diperlukan untuk
membuat sambungan konstruksi tambahan bila pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat
hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Pengawas Pekerjaan.
5. Pemadatan
➢ Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah disetujui.
Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
➢ Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran permenit
dengan berat efektif 0.25 kg.
➢ Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut) dan mampu
menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 vibrasi per menit (vpm).
182
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perawatan Beton
184
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Penerimaan Bahan
➢ Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus setujui oleh Pengawas
Pekerjaan dengan mengecek atau memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan bahan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan.
185
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Pencampuran dengan alat pencampur beton manual, untuk masing-masing mutu beton dengan volume ≤
60 m3, setiap maksimum 5 m3 beton minimum diambil 1 set benda uji (1 set = 3 benda uji), dan jumlah
hasil pengujian tidak boleh kurang dari 4 hasil untuk masing-masing umur dan rancangan campuran. Apabila
volume pekerjaan beton > 60 m3 tercapai, maka setiap maksimum 10 m3 beton minimum diambil 1 set
benda uji.
➢ Untuk pengecoran produksi Ready Mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing mutu ≤
60 m3 harus diperoleh 1 set benda uji untuk setiap 15 m3. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60
m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya diambil 1 set benda uji.
186
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Pengukuran
➢ Beton akan diukur dengan jumlah Meter Kubik terpasang dan diterima sesuai yang ditunjukkan pada
gambar.
➢ Tidak ada pengukuran tambahan yang akan dilakukan untuk acuan, perancah, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, dan pekerjaan pelengkap lainnya.
➢ Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan
tambah.
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan, akan dibayar sebagai Harga Kontrak
per Meter Kubik beton. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
dan pemasangan bahan yang tidak dibayar pada mata pembayaran lain, seperti acuan, perancah, pekerjaan
akhir dan perawatan beton, dan biaya lain yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan.
187
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
Bagan Alir – Seksi 7.1
PERAWATAN (6)
RENCANA
DETAIL/SHOP
DRAWING PENGUKURAN CHECK 1
HASIL • Periksa contoh material yang diajukan, pastikan sesuai dengan
PENGAJUAN PEKERJAAN spesifikasi
MULAI KERJA • Periksa proporsi rencana campuran untuk tiap jenis beton
SERTIFIKASI
KUANTITAS • Pastikan proporsi campuran dalam percobaan campuran
CHECK TIDAK
1
• Periksa hasil pengujian kekuatan beton untuk 3 hari, 7 hari, 14
SETUJU PEMBAYARAN hari dan 28 hari
KONTROL LALU • Periksa gambar acuan dan perancah
LINTAS KETENTUAN (2)
PERSIAPAN • Bila acuan dari tanah, pastikan galian pada kondisi kering, bebas
LAPANGAN (2) dari lumpur, runtuhan atau tergenang air
• Bila acuan dari kayu, pastikan bahwa acuan terpasang dengan
PENCAMPURAN
benar dengan kondisi kuat
PENGADUKAN
BETON (3) KETENTUAN (3)
• Gunakan air bersih dan agregat jenuh air
PENGAMBILAN • Campuran beton diukur berdasarkan berat dan dicampur dengan
SAMPLE mesin pencampur mekanis
PENGUJIAN (4)
• Slump beton diatas yang disyaratkan tidak boleh dipakai
PENGECORAN • Tidak boleh ada beton yang ditambah air bila hampir mengeras
BETON (5)
188
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (4)
• Uji slump
• Pengambilan sample untuk uji silinder/kubus
KETENTUAN (5)
• Pengecoran menerus tanpa berhenti sampai sambungan yang disetujui atau sampai pekerjaan selesai
• Tidak boleh terjadi segregasi antara material halus dan kasar
• Campuran beton harus jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggian tidak lebih dari 150 cm
• Cetakan harus siap ditempati adukan beton
• Konsolidasi beton menggunakan vibrator mekanis dengan prosedur dan cara kerja yang benar
KETENTUAN (6)
• Secepatnya setelah beton ditempatkan, beton dirawat (curring compound / pembasahan)
189
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
190
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Kerataan, kemiringan, keseragaman kepadatan pada tanah dasar
2. Kedalaman galian/ketebalan bahu beton
3. Sambungan aspal dan bahu beton
4. Pemasangan Acuan
5. Pengecoran sampai sambungan kerja
6. Pemadatan bahu beton
7. Sekat pemisah (per 5 m)
8. Finishing bahu beton
9. Perawatan bahu beton
10. Road safety
11. Pengelolaan lingkungan
191
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
192
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
193
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
194
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
195
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
196
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
1. Uraian
➢ Pekerjaan ini meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau fondasi, termasuk galian
dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi.
➢ Pasangan batu umumnya digunakan hanya untuk struktur seperti dinding penahan tanah, gorong-
gorong pelat dan tembok kepala gorong-gorong.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja detail
pelaksanaan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
197
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. Batu
➢ Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan haru dari jenis yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
➢ Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-
sama.
➢ Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.
198
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
1. Persiapan Fondasi
➢ Fondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai Seksi 3.1 Galian.
2. Pemasangan Batu
➢ Landasan dari adukan mortar semen baru paling sedikit 3 cm tebalnya, harus dipasang pada fondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama.
➢ Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang nampak harus dipasang
sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
➢ Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang.
199
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
200
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan harus dibayar dengan Harga Kontrak per Meter Kubik,
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan, dan penyiapan seluruh formasi atau fondasi termasuk galian, untuk pembuatan
lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, dan pekerjaan akhir dan untuk semua
pekerjaan lain atau biaya yang lain yang diperlukan.
201
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
PENYEMPURNAAN Bagan Alir – Seksi 7.9
PERENCANAAN PASANGAN BATU
DETAIL/SHOP
DRAWING CHECK
6 CHECK 1
PENGAJUAN PERBAIKAN
MULAI KERJA • Periksa shop drawing dan contoh material yang
PEKERJAAN
diajukan, pastikan sesuai dengan spesifikasi
CHECK TIDAK KETENTUAN (2)
SETUJU
1 PENGUKURAN • Siapkan pondasi yang berhubungan dengan
HASIL kegiatan penggalian sebelumnya
PERISAPAN PEKERJAAN
PONDASI (2) • Jika ditentukan, siapkan lapisan kedap air dan filter
SERTIFIKASI air
PENEMPATAN KUANTITAS • Tempatkan beton lantai kerja jika diperlukan
BATU (3) KETENTUAN (3)
PENEMPATAN PEMBAYARAN • Hampar adukan pada pondasi setebal 3 cm
LUBANG SULING sebelum penempatan batu lapis pertama sebagai
DAN SAMBUNGAN
KONSTRUKSI batu yang besar
(5) • Batu ditempatkan muka terpanjang mendatar dan
buat agar posisi batu stabil
PENEMPATAN
ADUKAN (4)
202
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (4)
• Sebelum ditempatkan, batu dibersihkan dan dibasahi, adukan dimasukkan kedalam rongga melalui samping batu
• Pastikan adukan memenuhi rongga antara batu
• Adukan ditempatkan segera setelah penempatan batu
KETENTUAN (5)
• Dinding penahan batu harus dilengkapi lubang suling
• Pada dinding penahan batu yang panjang, harus ditempatkan sambungan konstruksi setiap 20 m
CHECK 6
• Permukaan sambungan antara batu harus diisi adukan sama rata dengan permukaan dinding tapi tidak menutupi
batu
• Permukaan atas dinding harus sesuai dengan yang ditentukan setelah ditambah adukan tahan cuaca setebal 2 cm
• Periksa toleransi ukuran, Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi atau tidak
diterima
203
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
204
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada:
1. Gambar standard
2. Kualitas pelaksanaan Dinding Penahan
Tanah
3. Pemadatan backfill
4. Elevasi atas/top Dinding Penahan
Tanah
5. Perawatan/pembasahan
205
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
206
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 8
REHABILITASI JEMBATAN
207
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
1. Dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi retak structural pada beton menjadi satu kesatuan Kembali dan befungsi
sebagaimana mestinya.
2. Lebar retak yang diperbaiki melebihi lebar yang diizinkan yaitu lebih dari 0.15 mm dan maksimum 1 mm
3. Perbaikan retak tidak bisa digunakan untuk struktur beton yang telah mengalami kebocoran (atau telah terjadi rembesan air
pada celah/retak) dan celah/retak yang bergerak.
Bahan
Pelaksanaan
208
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pengendalian Mutu
209
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 9
PEKERJAAN HARIAN DAN
PEKERJAAN LAIN-LAIN
210
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
211
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
9.2.(4a) Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul High Intensity Grade
2. Tiang Rambu tiang tunggal terdiri dari pipa bulat diameter minimum 55 mm (2”)
3. Lembaran pemantul (retroreflective sheeting) harus merupakan Scotchlite jenis Engineering Grade atau High
Intensity Quality.
4. Beton Adukan Semen untuk fondasi rambu minimum harus dari kelas fc’ 15 Mpa
5. Dimensi fondasi mengikuti gambar rencana / gambar standar
212
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan di Lapangan
Perhatian
pada :
1. Dimensi
pondasi
2. Mutu
beton
(min K-
175)
213
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Bahan
➢ Patok pengarah (guidepost) dibuat dari pipa plastik yang dilengkapi dengan bahan bersifat reflektif.
➢ Pipa plastik mempunyai panjang 1250 mm dan penampang menyerupai segitiga sama kaki dengan panjang kaki 150 mm,
lebar 105 mm dan dilengkapi dengan 2 macam reflektor ASTM tipe IV yang dilekatkan pada plat aluminium ukuran 50 X
181mm yang berwarna merah dan putih.
➢ Letak pipa searah dengan lalu lintas dan warna reflektornya disesuaikan dengan warna dan fungsi.
➢ Pipa plastik sebagaimana dimaksud harus dengan dicat warna hitam dan putih bergantian dengan warna hitam di ujung
paling atas.
➢ Bentuk dan ukuran tanda patok tikungan (delineator) dari pipa plastik sebagaimana dalam gambar.
➢ Lokasi dan jarak pengulangan penempatan patok pengarah disesuaikan dengan hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas.
2. Syarat Konstruksi:
➢ Bagian dasar galian diberi perkerasan adukan campuran semen dan pasir dengan ketebalan 100 mm
➢ Mutu pondasi beton sekurang-kurangnya K-175
➢ Ukuran pondasi setiap tiang masing-masing adalah : Sisi bagian atas: 300 mm, Sisi bagian bawah: 500 mm
➢ Kedalaman: 600 mm
➢ Ukuran galian tanah adalah 500 X 500 mm dengan kedalaman 600 mm sebagaimana tercantum di gambar
214
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
215
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
216
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
217
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Dalam mendukung Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) maka akan ditanam pohon di sepanjang kiri kanan jalan 40 pohon
per kilometer di daerah efektif dan dapat ditanam di lokasi lain di ruas paket kontrak tersebut dan jenis pohon sesuai Permen PU Nomor
05/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan. Pemotongan Pohon dilakukan jika diperlukan untuk
pelebaran jalan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Setiap pohon yang ditebang harus diganti dengan dua pohon
yang sudah hampir jadi (buka pohon kecil) dengan jenis yang sama atau sejenis. Tidak ada pohon yang boleh ditanam dalam zona bebas.
Penanaman pohon harus sesuai dengan Seksi 9.2 Pekerjaan Lain-lain
1) Biaya penanaman
Komponen biaya penanaman mencakup pembelian tanarnan, pengolahan tanah, peralatan dan bahan,dan tenaga kerja.
2] Biaya pemeliharaan
Komponen biaya pemeliharaan mencakup peralatan, bahan (pupuk, pestisida, fungisida, hormon dan lain—lain} dan tenaga kerja.
218
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Bahan
Bahan harus dari baja yang digalvanisasi, dengan ketebalan minimum 2.67 mm, dan sifat-sifatnya harus:
➢ Pemanjangan tidak kurang dari 12% untuk pengujian Tarik pada baut dengan Panjang 5 cm.
➢ Mempunyai kekuatan Tarik batas (ultimate) dari 4.900 kg/cm2 (70.000 psi).
➢ Lapisan seng hasil galvanisasi mempunyai berat minimum 550 gr/m2 (pengujian satu titik) dan 610 gr/m2
(pengujian tiga titik) atau mempunyai ketebalan minimum 0.08 mm.
➢ Mempunyai lebar nominal 483 mm dengan toleransi lebar nominal minus 3.2 mm.
2. Pelaksanaan Pemasangan
➢ Elevasi top Rel Pengaman mengikuti ketentuan pada gambar rencana.
➢ Pemasangan sambungan (overlapping) antar segmen mengikuti gambar rencana / segmen depan sisi
dalam)
➢ Segmen akhir direkomendasikan menggunakan tipe bullnose
219
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
220
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
221
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 10
PEKERJAAN PEMELIHARAAN
222
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
a) Perkerasan
➢ Perkerasan Berpenutup Aspal
✓ Penutupan retak (struktural atau retak kecil yang menjalar) dan kekasaran permukaan
✓ Penutupan lubang dengan agregat A/B (rekonstruksi)
✓ Pemotongan dan penambalan dengan campuran aspal panas (patching)
✓ Perbaikan tepi (rekonstruksi/patching)
➢ Perkerasan Tanpa Penutup Aspal (jalan tanah/agregat)
✓ Pengisian lubang dan keriting (corrugation)
✓ Perataan ringan dengan grader untuk mengembalikan bahan yang lepas
✓ Perataan setempat dan perbaikan lereng melintang perkerasan dengan bahan agregat
➢ Perkerasan Beton Semen
✓ Perbaikan celah pada sambungan melintang dan memanjang (transversal and longitudinal joints)
✓ Ketidakrataan plat beton (slab) pada sambungan (faulting), perbaikan retak & lubang pada plat beton
b) Bahu Jalan
➢ Pengisian lubang pada bahu dengan mutu material sama atau lebih baik dari bahu jalan existing.
➢ Pemotongan permukaan bahu jalan jika elevasi permukaan bahu jalan lebih tinggi dari permukaan jalan.
➢ Pembentukan kemiringan/kerataan bahu.
➢ Pembuangan semak/tanaman liar/rumput dan atau penghalang lainnya yang mengganggu fungsi jalan.
223
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
c) Drainase
➢ Cakupan pekerjaan drainase meliputi saluran samping, saluran melintang, saluran pembuang
(inlet/outlet) dan bak kontrol (catch pits/basins) serta semua sistem drainase yang terkait dengan
pekerjaan ruas jalan dalam kontrak. Adapun pekerjaan pemeliharaan kinerja drainase jalan meliputi:
✓ Pemeliharaan dan perbaikan selokan yang dilapisi (lined ditch) dan atau selokan tanpa dilapisi
(unlined ditch).
✓ Perbaikan struktur drainase yang mengalami kerusakan.
✓ Pemotongan semak dan rumput pada sisi saluran.
d) Perlengkapan Jalan
➢ Pembersihan dan perbaikan rambu jalan.
➢ Pembersihan dan perbaikan patok pengarah (guide post) dan patok kilometer.
➢ Pembersihan dan perbaikan rel pengaman (guardrail).
224
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
SKh 10.1.5 Bahan Tambalan Siap Pakai Campuran Beraspal (Tambalan Cepat Mantap)
Bahan tambalan siap pakai campuran beraspal untuk bahan penambalan dipasok dalam kemasan kantong yang kedap air dan
kemasannya diberi label yang memuat informasi :
a) Logo pabrik (produsen);
b) Kode pengenal antara lain: berat, kadar aspal total, ukuran butiran maksimum campuran dan tanggal produksi.
Dalam kondisi apapun, bahan tambalan siap pakai campuran beraspal harus dalam kondisi gembur.
225
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
226
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Gradasi Rapat : gradasi agregat dari campuran agregat yang semua ukuran butirnya ada dan terdistribusi dengan baik
Gradasi Teruka : gradasi agregat yang terdiri dari campuran agregat dengan ukuran butir yang hampir sama dan hanya
mengandung sedikit agregat dengan ukuran butir halus
227
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
228
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
229
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Tabel 3 - Persyaratan sifat bahan tambalan siap pakai campuran beraspal dengan gradasi rapat
230
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Tabel 4 - Persyaratan sifat bahan tambalan siap pakai campuran beraspal dengan gradasi terbuka
231
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Berikut contoh dari aplikasi Bahan Tambalan Siap Pakai Campuran Beraspal yang menggunakan Type TCM
(Tambalan Cepat Mantap):
232
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pendektan Gradasi
❑ Rapat
❑ Terbuka
LHR / % Truck
❑ ≤ 1000 / < 10%
❑ > 1000 / ≥ 10%
Stabilitas Marshall
Gradasi Rapat dengan
❑ Min 500 / min 700
Stabilitas min 700
❑ Min 400 / min 600
233
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Pemotongan aspal lama menggunakan
cutter aspal (lurus/tegak lurus).
2. Penggalian lubang patching/rekonstruksi.
3. Pembuangan material galian ke tempat
yang telah ditentukan.
4. Pemadatan dasar (rekonstruksi).
5. Pemadatan lapi per lapis (rekonstruksi).
6. Pemakaian prime coat/tack coat.
7. Suhu campuran (bila menggunakan
hotmix).
8. Tebal gembur aspal
9. Pemadatan aspal & pengendalian mutu
10. Road safety
234
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah Peralatan yang digunakan :
2. Aspal yang digunakan 1. Mini Asphalt Sprayer
3. Cara pelaburan 2. Air Compressor
4. Pemakaian aspal (lt/m2) 3. Dump Truck
5. Penaburan agregat penutup (bila Material yang digunakan :
diperlukan) 1. Aspal
6. Road safety
Urutan Pekerjaan :
1. Aspal Emulsi dimasukkan kedalam Mini Asphalt Sprayer
2. Permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dari debu dan kotoran
3. Campuran aspal cair disemprotkan dengan Mini Asphalt Sprayer ke permukaan yang akan dilapisi
235
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perbaikan Retak
(Crack Sealing)
Perhatian pada :
1. Pembersihan retak (manual/
kompresor)
2. Pengisian retakan denga aspal cair
3. Penutupan retakan dengan agregat
penutup
4. Penekanan agregat penutup
dengan alat (manual/ mekanis)
236
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Program kerja pemeliharaan
rutin
2. Pengawasan dan pengarahan
dalam pelaksanaan.
3. Evaluasi kemajuan pekerjaan.
237
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
238
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Prgram Kerja Pemeliharaan Rutin
2. Pengawasan dan pengarahan
dalam pelaksanaan
3. Kelebaran pemotongan (Rumaja)
4. Pemotongan kasar
5. Pemotongan dengan grass cutter
6. Pembersihan/penyapuan
7. Pembuangan hasil potongan
(pada hari yang sama)
8. Road safety
239
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pekerjaan Pemeliharaan Jembatan ini meliputi pekerjaan pemeliharaan rutin seperti pembersihan
struktur jembatan secara keseluruhan (bangunan atas, bangunan bawah dan bangunan
pelengkapnya), pembersihan daerah aliran sungai yang mempengaruhi keamanan jembatan (100
meter kehulu dan 100 meter kehilir), pembersihan kotoran sampah di sekitar jembatan,
pengecatan sederhana pada kereb, parapet dan sandaran.
Kegiatan Pemeliharaan Jembatan harus segera dimulai setelah Tanggal Mulai Kerja selama Masa
Pelaksanaan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin agar jembatan dapat digunakan dan
berfungsi dengan baik.
240
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran
M1
Skh.10.2.(4) Pemeliharaan/Pembersihan Expansion Joint
241
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Pegecatan railing & headwall
2. Pembersihan lubang drainase
3. Pembersihan rumput dan semak
4. Pembersihan expansion joint
5. Road safety
242
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
TERIMA KASIH
Contact:
Hadi Suwasono
E: hadi.suwasono@vtasc.co.id
P: +62878-3283-3799
243
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
244
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
245
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
246
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
247
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
248
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
249
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
250
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
251
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
252
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
253
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
_________________________ _________________________
_________________________
254