Anda di halaman 1dari 254

Kementerian

Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat

SPESIFIKASI UMUM 2018 REVISI 2,


SPESIFIKASI KHUSUS DAN
TAMBALAN CEPAT MANTAP

JUNI 2021

PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH (PHJD)


PROVINCIAL ROAD IMPROVEMENT AND MAINTENANCE (PRIM)

1
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

OUTLINE SPESIFIKASI UMUM 2018 REV 2, SPESIFIKASI KHUSUS


DAN CAMPURAN CEPAT MANTAP

1. Spesifikasi 2. Spesifikasi 5. Pengelolaan


3. Lingkup 4. Pelaksanaan
Umum 2018 Khusus Mutu (PM)
Pekerjaan Pekerjaan Di
Revisi 2 PHJD/PRIM Pekerjaan di
Lapangan
Lapangan
Divisi 1 SKh Divisi 1 PR Pekerjaan Drainase PM Pekerjaan
Divisi 2 Timbunan
SKh Divisi 2 Pekerjaan Tanah
BMW
Divisi 3
SKh Divisi 9 Pekerjaan Preventif PM Pekerjaan
Divisi 4 HT Agregat
SKh Divisi 10
Divisi 5 Pekerjaan Agregat
PM PM Pekerjaan
Divisi 6 Pekerjaan Aspal Aspal
RH
Divisi 7
Pekerjaan Beton
PM Pekerjaan
Divisi 8
Pekerjaan lain2 Struktur
Divisi 9
Divisi 10 Pekerjaan Pemel

2
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

SPESIFIKASI UMUM 2018


REVISI 2

Materi hanya menjelaskan Seksi yang terkait


dengan Pekerjaan PHJD/PRIM Kontrak 2021

3
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI
I Umum
II Drainase
III Pekerjaan Tanah dan Geosintetik
IV Pekerjaan Preventif
V Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
VI Perkerasan Aspal
VII Struktur
VIII Rehabilitasi Jembatan
IX Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Lain-Lain
X Pekerjaan Pemeliharaan

4
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 1
UMUM

5
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 1.1 Ringkasan Pekerjaan

1. Cakupan Pekerjaan 3. Penyedia jasa harus melaksanakan semua


❑ Pembangunan Jalan dan Jembatan Baru pekerjaan yang tercakup dalam kontrak dan
❑ Penggantian Jembatan memperbaiki cacat mutu sebelum
❑ Peningkatan Kapasitas Jalan (Pelebaran) berakhirnya waktu yang diberikan untuk
❑ Peningkatan Kapasitas Jembatan memperbaiki cacat mutu.
(Pelebaran) 4. Lingkup pekerjaan termasuk, tetapi tidak
❑ Preservasi Jalan terbatas, seluruh pekerjaan yang terkait
❑ Rehabilitasi Jembatan dengan:
❑ Perkuatan Struktur Jembatan ❑ Fasilitas dan Pelayanan Pengujian
2. Penyedia jasa diharuskan melakukan ❑ Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
pematokan dan survey lapangan (kajian ❑ Pengamanan Lingkungan Hidup
teknis lapangan) ❑ Keselamatan dan Kesehatan Kerja
❑ Manajemen Mutu

6
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sistematika Spesifikasi

❑ Umum → Menguraikan hal-hal yang umum sehubungan dengan pekerjaan


❑ Bahan → Menguraikan spesifikasi dan persyaratan mutu bahan yang diperlukan
❑ Pelaksanaan → Menguraikan petunjuk umum pelaksanaan yang terinci & peralatan
❑ Pengendalian Mutu → Menguraikan petunjuk yang lengkap untuk mencapai mutu yang disyaratkan
❑ Pengukuran dan pembayaran → Menguraikan cara pengukuran dan pembayaran kepada Penyedia Jasa

Pembayaran

❑ Harga Satuan

❑ Lump Sum

7
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 1.2 Mobilisasi

Ketentuan Mobilisasi
❑ Sewa Lahan
❑ Mobilisasi Peralatan
❑ Mobilisasi Kantor Lapangan & Fasilitasnya
❑ Mobilisasi Fasilitas Laboratorium
❑ Mobilisasi Personil

Periode Mobilisasi
❑ Mobilisasi Peralatan
❑ Peralatan Laboratorium

8
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Program Mobilisasi

➢ Pre-Konstruction Meeting (PCM)/ 7 hari setelah tanggal mulai kerja


✓ Sinkronisasi Organisasi (rincian tugas & tanggung jawab)
✓ Masalah-masalah di lapangan
✓ Rencana Kerja
▪ Jadwal pelaksanaan kontrak
▪ Rencana Mobilisasi & relokasi (bila ada)
▪ RK3K (Rencana Keselamatan dan Kesehatah Kerja Konstruksi)
▪ RMK (Rencana Mutu Kontrak)
▪ RMKL (Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas)
▪ RMRP (Rencana Manajemen Rantai Pasok Sumber Daya)
▪ RKPPL (Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan)
✓ Komunikasi dan Korespondensi
✓ Rapat Pelaksanaan
✓ Pelaporan dan pemantauan

➢ Program Mobilisasi
Penyedia Jasa harus menyerahkan Program Mobilisasi kepada Penyedia Jasa dalam waktu14 hari setelah PCM.
Program Mobilisasi harus menetapkan waktu dan informasi tambahan yang lainnya.

9
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

➢ Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan atas dasar jadwal
kemajuan mobilisasi yang lengkap dan disetujui.

➢ Dasar Pembayaran
Mobilisasi dibayar atas dasar Lump Sum. Pembayaran biaya Lump Sum ini akan dilakukan dalam
tiga angsuran sebagai berikut:
▪ Angsuran pertama
▪ Angsuran kedua
▪ Angsuran ketiga

10
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

SKh. 1.2.1 Toilet Portabel

▪ Penyedia jasa harus menyediakan toilet portable


sebanyak 1 (satu) unit per Km untuk
segmen pekerjaan rehabilitasi, rekonstruksi dan
pemeliharaan berkala.
▪ Penyedia harus memelihara toilet portable agar selalu
siap digunakan selama periode
Konstruksi.
▪ Toilet Portable harus bisa digunakan untuk pria
maupun wanita.
▪ Toilet portable merupakan bangunan yang terbuat
dari struktur baja atau
Fiberglass dengan Rangka dengan luas bangunan
minimal 2.25 m2 (Panjang 1.5 m x
lebar 1.5 m) dan tinggi bangunan minimal 2,20 m
▪ Toilet portable harus dilengkapi dengan air dan septic
tank
▪ Perlengkapan di dalam toilet portable harus terdiri
atas gayung, ember air, sabun, tisu,
hand sanitizer
▪ Toilet portable harus mudah untuk dipindahkan

11
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemeriksaan Kelaikan Alat

❑ Asphalt Mixing Plant (AMP)

❑ Stone Crusher

❑ Blending Equipment

❑ Peralatan Laboratorium (Lampiran 1.4 B)

12
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

❑ Asphalt Mixing Plant

1. Sertifikat Kelaikan Operasi


2. Sertifikat Kalibrasi Timbangan
3. Kapasitas sekali pencampuran
4. Sekat antar Cold Bin
5. Bukan Cold Bin
6. Bahan Bakar Pemanasan Agregat
7. Dust Collector
8. Silo Filler
9. Dozing Pump
10. Termometer Aspal dan Dryer
11. Timbangan Truck
12. Harus AMP sistem penakaran (batching), sistem continuous
tidak diizinkan untuk dipakai

13
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

❑ Stone Crusher

14
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Proses di
Stone
Crusher

15
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

❑ Blending Equipment

1. Kalibrasi bukaan bin


2. Sekat antar bin
3. Kadar air pembasahan
4. Tinggi jatuh
5. Penumpukan
6. Pengangkutan ke lapangan
7. Pengelolaan lingkungan

16
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Proses Pencampuran Agregat

Water

Mixer

Cold bins

Stockpiled
aggregates

17
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi SKh1.8 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
Rangka Rambu Multi
Skh.1.8.(1a) Buah
Pesan

Skh.1.8.(3) Rambu Multi Pesan Buah

Skh.1.8.(4) Traffic Cone Buah

Rambu Jalan Stop/Pelan-


Skh.1.8.(7) uah
pelan (lolypop)

Kendaraan untuk
Skh.1.8.(8) Manajemen dan Bulan
Keselamatan Lalu lintas

18
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 1.9 Kajian Teknis Lapangan

Kajian Teknis Lapangan adalah suatu kegiatan


untuk mencari kesesuaian antara rancangan asli
yang ditunjukkan dalam Gambar, dengan
kebutuhan lapangan. Kegiatan ini terdiri dari
survei lapangan dan analisis data lapangan.

19
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Ketentuan Teknis

1. Umum
❑ Sebelum pekerjaan survey dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari gambar untuk dikonsultasikan
dengan Pengawas Pekerjaan
❑ Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Pengawas Pekerjaan setelah
penyesuaian terhadap seluruh rancangan selesai berdasarkan data survei lapangan.

2. Survei Lapangan Oleh Penyedia Jasa


❑ Selama periode mobilisasi, Penyedia Jasa harus melaksanakan survei lapangan yang lengkap
terhadap kondisi fisik dan struktur pekerjaan yang akan dilaksanakan.
❑ Setelah pekerjaan survei lapangan selesai Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan
laporan lengkap dan detail hasil survei kepada Pengawas Pekerjaan tidak lebih dari 30 hari setelah
tanggal mulai kerja.

3. Gambar Kerja (Shop Drawings) dapat disiapkan secara bertahap oleh Penyedia Jasa untuk mendapat
persetujuan Pengawas Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.

20
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Tahapan Kajian Teknis

Pekerjaan Rutin & BMW/RK Pekerjaan Rehab & Berkala


Mempelajari Stripmap (hasil Mempelajari Gambar
survey BOQ sebelumnya) Rencana
Penyesuaian BOQ &
Balancing Budget (Original/
Penentuan STA awal & akhir Original + Sisa lelang) Penentuan STA awal & akhir
& papan nama ruas & papan informasi proyek
Rapat pembahasan
Pemasangan patok STA (tingkat lapangan) Pemasangan patok STA
(Stationing) (Stationing)
Draft CCO
Survey investigasi (Contract Change Order) Survey investigasi
BOQ kontrak original
BOQ balancing budged
Pengolahan data survey BOQ tambah dana sisa lelang Pengolahan data survey
Justifikasi Teknis
Penyusunan Bill of Quantity Penyusunan Bill of Quantity
Proses Perubahan Kontrak/
CCO

21
Adendum Kontrak
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penyesuaian BOQ dan Balancing Budget

Hal yang perlu diperhatikan pada tahap


ini antara lain:
1. Kuantitas Pekerjaan Rutin & BMW/RK pada
kontrak original tidak dapat dikurangi
Penyesuaian BOQ dan
namun bisa di tambah bila diperlukan di
Balancing Budget
lapangan (hasil survei investigasi).
(Original/Original + Sisa
2. Bila diperlukan tambahan kuantitas untuk
lelang)
Pekerjaan Rutin & BMW/RK anggaran dapat
diambilkan dari Pekerjaan Utama
(Rehabilitasi/Pemeliharaan berkala).

22
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Justifikasi Teknis

Justifikasi Teknis adalah pembuktian tertulis yang disertai dengan penjelasan rinci tentang adanya
perubahan kebutuhan pada penyelenggaraan kegiatan yang berdampak adanya perubahan konstruksi
dan digunakan sebagai dasar dilakukannya perubahan kontrak (petunjuk pelaksanaan justifikasi teknis
Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional, 2012).

Maksud dan Tujuan Justifikasi Teknis

Justifikasi Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan kebutuhan lapangan secara teknis berdasarkan
gambar rencana dan Spesifikasi Teknis serta hasil investigasi lapangan.

Tujuannya adalah menghasilkan kesimpulan dan kesepahaman diantara ketiga unsur proyek (Penyedia
Jasa, Konsultan Supervisi dan PPK) tentang adanya perubahan kuantitas pekerjaan dalam kontrak yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Contoh laporan Justifikasi Teknis terlampir

23
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 1.21 Manajemen Mutu

Program Mutu dalam manajemen mutu mempunyai Komponen Kunci, yaitu:

1. Pengendalian Mutu /QC (tanggung jawab Penyedia Jasa)


2. Jaminan Mutu /Qa (tanggung jawab Pengawas Pekerjaan)

Setiap komponen dari program harus dilamatkan pada bahan, proses, kecakapan kerja,
produk dan dokumentasi yang harus dituangkan dalam rencana mutu kontrak (RMK)

24
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Rencana Mutu Kontrak (RMK)

RMK disusun dan disajikan oleh Penyedia Jasa pada saat PCM dengan konten terdiri dari :

❑ Ruang Lingkup Pekerjaan


❑ Organisasi Kerja Penyedia Jasa termasuk uraian tugas dan tanggung jawabnya
❑ Jadwal pelaksanaan terinci per elemen dari pekerjaan
❑ Rincian Prosedur Pelaksanaan pekerjaan
❑ Rincian Prosedur Standar instruksi kerja dan daftar simak
❑ Formulir bukti kerja
❑ Daftar personil pelaksanaan

25
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Titik-Titik Tunggu (Holding Points)

Penyedia Jasa harus memberi tahu Pengawas Pekerjaan, dan Pengawas Pekerjaan atau yang
didelegasikan akan menginspeksi dan menyetujui tahapan-tahapan pekerjaan berikut, sebelum
melaksanakan pekerjaan di atasnya:

➢ Permukaan tanah dasar yang telah dipadatkan


➢ Permukaan fondasi kelas B yang telah dipadatkan
➢ Permukaan fondasi kelas A yang telah dipadatkan
➢ Penyiapan permukaan aspal eksisting untuk pelapisan ulang
➢ Setiap lapisan beraspal
➢ Lapisan lean concrete pada perkerasan beton semen
➢ Gorong-gorong pipa, struktur drainase
➢ Saluran tanah dasar dan pekerjaan yang lain

26
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

LINGKUP PEKERJAAN DALAM KONTRAK


LONG SEGMENT

27
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Lingkup Pekerjaan Dalam


Kontrak Long Segment
PHJD/PRIM :
❑ Pemeliharaan Rutin (PR)
❑ Backlog and Minor Work
(BMW)/ Rutin Kondisi
(RK)
❑ Holding Treatment (HT)
❑ Pemeliharaan Berkala
(PM)
❑ Rehabilitasi (RH)

28
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

❑ Pekerjaan Pemeliharaan (Spesifikasi Umum 2018 Rev 2)

Nomor Mata Satuan


Uraian
Pembayaran Pengukuran
10.1.(1) Galian pada Saluran Air atau Lereng untuk Pemeliharaan Meter Kubik
10.1.(2) Timbunan Pilihan pada Lereng Tepi saluranuntuk Pemeliharaan Meter Kubik
10.1.(3) Perbaikan Pasangan Batu dengan Mortar Meter Kubik
10.1.(4) Perbaikan Lapis Fondasi Kelas A Meter Kubik
10.1.(5) Perbaikan Lapis Fondasi Kelas B Meter Kubik
10.1.(6a) Perbaikan Lapis Fondasi Kelas S Meter Kubik
10.1.(6b) Perbaikan Lapis Fondasi Kelas C Meter Kubik
10.1.(7) Perbaikan dan Perataan Permukaan Jalan Tanah Meter Persegi
10.1.(8) Perbaikan dan Perataan Permukaan Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal Meter Persegi
10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas Meter Kubik
10.1.(10) Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton Meter Kubik
10.1.(11) Perbaikan asbuton Campuran Panas Hampar Dingin Meter Kubik
29
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

10.1.(12) Perbaikan Lapis Penetrasi Macadam tanpa atau dengan Asbuton Meter Kubik
10.1.(13) Residu Bitumen untuk Pemeliharaan Liter
10.1.(14) Perbaikan Perkerasan Beton Semen Meter Kubik
10.1.(15) Perbaikan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Meter Kubik
10.1.(16) Perbaikan Pasangan Batu Meter Kubik
10.1.(17) Pengecatan Kerb pada Trotoar atau Median Meter Persegi
10.1.(18a) Penggantian Komponen Rel Pengaman Kilogram
10.1(18b) Perbaikan Rel Pengaman Meter Panjang
10.1.(19a) Pengecatan Patok Buah

10.1.(19b) Pembersihan patok Buah


10.1.(20a) Pengecatan Rambu Buah
10.1.(20b) Pembersihan Rambu Buah
10.1.(21) Pembersihan Drainase Meter panjang
10.1.(22) Pengendalian Tanaman Meter Persegi

30
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

I. Pemeliharaan Rutin (PR)


Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran Keterangan
Pembayaran
10.1.(4) Perbaikan Lapis Pondasi Kelas A Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(5) Perbaikan Lapis Pondasi Kelas B Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(10) Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(11) Perbaikan asbuton Campuran Panas Hampar Dingin Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(12) Perbaikan Lapis Penetrasi Macadam tanpa atau dengan Asbuton Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(13) Residu Bitumen untuk Pemeliharaan Liter Ukuran ≤10%/100m
10.1.(14) Perbaikan Perkerasan Beton Semen Meter Kubik Ukuran ≤ 40x40
10.1.(15) Perbaikan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(19a) Pengecatan Patok Buah
10.1.(19b) Pembersihan Patok Buah

10.1.(20a) Pengecatan rambu Rambu Buah


10.1.(20b) Pembersihan rambu Buah

10.1.(21) Pembersihan Drainase Meter Panjang Saluran & Gorong-Gorong


10.1.(22) Pengendalian Tanaman Meter Persegi + Pembersihan Bahu
31
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

I. Pemeliharaan Rutin (PR) LANJUTAN

Nomor Mata Satuan


Uraian Keterangan
Pembayaran Pengukuran

Skh 10.2.(1) Pemeliharaan Jembatan (pengecatan railing dan headwall) Meter panjang RM

Skh 10.2.(2) Pembersihan Drainase/Lubang Drainase pada Lantai Jembatan Meter panjang RM

Skh 10.2.(3) Pembersihan/pemotongan rumput dan semak disekitar jembatan (oprit, Meter persegi RM
jembatan, bawah jembatan)

Skh 10.2.(4) Pemeliharaan/Pembersihan expansion joint Meter panjang RM

Dalam Perhitungan Nilai Penggantian untuk Pemeliharaan Rutin, didasarkan atas 4 kelompok pekerjaan :
1. Pembersihan Saluran
2. Kontrol Vegetasi
3. Cacat Permukan Perkerasan
4. Pembersihan Jembatan
32
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

II. Backlog and Minor Work (BMW)/Rutin Kondisi (RK)

Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran Keterangan
Pembayaran

10.1.(1) Galian pada Saluran Air atau Lereng untuk Pemeliharaan Meter Kubik Saluran, Gorong2 & Bahu

10.1.(2) Timbunan Pilihan pada Lereng Tepi saluran untuk Pemeliharaan Meter Kubik
10.1.(3) Perbaikan Pasangan Batu dengan Mortar Meter Kubik

10.1.(4) Perbaikan Lapis Fondasi Kelas A Meter Kubik > 40x40

10.1.(5) Perbaikan Lapis Fondasi Kelas B Meter Kubik > 40x40

10.1.(6a) Perbaikan Lapis Fondasi Kelas S Meter Kubik

10.1.(6b) Perbaikan lapis Fondasi Kelas C Meter Kubik

10.1.(7) Perbaikan dan Perataan Permukaan Jalan Tanah Meter Persegi

10.1.(8) Perbaikan dan Perataan Permukaan Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal Meter Persegi

10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas Meter Kubik > 40x40

10.1.(10) Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton Meter Kubik > 40x40

10.1.(11) Perbaikan Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin Meter Kubik > 40x40

33
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

II. Backlog & Minor Work (BMW)/Rutin Kondisi (RK) LANJUTAN

Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran Keterangan
Pembayaran

10.1.(12) Perbaikan Lapis Penetrasi Macadam tanpa atau Meter Kubik > 40x40
dengan Asbuton

10.1.(13) Residu Bitumen untuk Pemeliharaan Liter > 10%/100m

10.1.(14) Perbaikan Perkerasan Beton Semen Meter Kubik > 40x40

10.1.(15) Perbaikan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Meter Kubik > 40x40

10.1.(16) Perbaikan Pasangan Batu Meter Kubik

10.1.(17) Pengecatan Kerb pada Trotoar atau Median Meter Persegi

10.1.(18a) Penggantian Komponen Rel Pengaman Kilogram

10.1.(18b) Perbaikan Rel Pengaman Meter Panjang

34
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

❑ RV BMW of carriageway didasarkan atas 4 Kelompok Pekerjaan


1. Pembersihan saluran (sedimen)
2. Penggalian ulang saluran
3. Rekonstruksi saluran
4. Perbaikan bahu

❑ RV BMW on carriageway didasarkan atas 4 Kelompok Pekerjaan


1. Retakan
2. Cacat tepi
3. Lubang
4. Pemotongan dan penambalan

35
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

III. HOLDING TREATMENT

HOLDING TREATMENT, digunakan apabila jalan lama (existing) berupa


jalan tanah/agregat/jalan aspal atau penetrasi yang telah rusak berat.
❑ Penyiapan Badan Jalan
❑ Penambahan Agregat Tanpa Penutup Aspal (Agregat Kelas A)
❑ Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) pada tempat tertentu/tanjakan bila
diperlukan

36
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

IV. PEMELIHARAAN BERKALA

PEMELIHARAAN BERKALA, bila susunan perkerasan baru berupa lapis aspal


tambahan dengan tanpa agregat dibawahnya :
❑ AC–WC / HRS–WC
❑ AC–BC / HRS–Base

37
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

V. REHABILITASI

REHABILITASI, bila susunan perkerasan yang baru berupa lapisan aspal dengan agregat Kelas A/B
di bawahnya atau Pelat Beton mutu sedang dengan Lean Concrete di bawahnya

Perkerasan Lentur Perkerasan Kaku


❑ AC–WC / HRS–WC ❑ Pelat Beton (Fs 45Kg/cm2)
❑ AC–BC /HRS–Base ❑ Subbase / Lc (B0)
❑ Agregat Kelas A/B (Lapis Pondasi)

38
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

39
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi dan Implementasi


Pekerjaan di Lapangan

40
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

5. VERIFICATION 1. PPB

Siklus Kegiatan
Lapangan

4. PELAKSANAAN 2. PERENCANAAN

3. PENGADAAN
41
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 2
DRAINASE

42
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 2.1 Selokan dan Saluran Air

Umum

1. Uraian
❑ Mencakup galian selokan baru dilapisi (lined), maupun tidak dilapisi (unlined)

2. Gambar Kerja
❑ Sebelum memulai Penyedia Jasa harus menyerahkan Gambar Kerja untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

3. Toleransi dan Dimensi


❑ Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih 3 cm dari
yang ditentukan.
❑ Profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm

43
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan dan Jaminan

1. Timbunan
➢ Bahan timbunan yang digunakan harus memenuhi sifat-sifat bahan, penghamparan, pemadatan dan jaminan mutu
yang ditentukan dalam Seksi 3.2
2. Pasangan Batu Dengan Mortar
➢ Saluran yang dilapisi pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan sifat-sifat bahan, pemasangan, dan
jaminan mutu yang disyaratkan dalam Seksi 2.2

Pelaksanaan

1. Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran


➢ Penetapan lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian dan pengaturan pembuangan dari semua selokan, elevasi
terendah dan selokan pembuang yang berhubungan harus ditandai dengan cermat oleh Penyedia Jasa sesuai
dengan gambar.
2. Pelaksanaan Pekerjaan Selokan
➢ Penggalian, penimbunan dan pemangkasan
➢ Menyiapkan formasi selokan
➢ Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan guna mencegah dampak lingkungan, dilokasi yang disetujui
oleh Pengawas Pekerjaan.

44
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Galian
➢ Diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume aktual bahan yang dipindahkan dan
disetujui Pengawas Pekerjaan.

2. Pengukuran dan Pembayaran Timbunan


➢ Timbunan yang digunakan untuk pekerjaan selokan drainase dan saluran air harus diukur dan
dibayar sebagai timbunan dalam Seksi 3.2.

3. Pengukuran dan Pembayaran Pelapisan Saluran


➢ Pelapisan selokan untuk selokan drainase dan saluran air akan diukur dan dibayar sebagai Pasangan
batu dengan Mortar dalam Seksi 2.2 dan saluran U Tipe DS dalam Seksi 2.3.

4. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas galian akan dibayar berdasarkan satuan pengukuran Meter Kubik, harga dan pembayaran
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas dan peralatan untuk
galian selokan drainase dan salurn air, untuk semua formasi penyiapan fondasi selokan drainase dan
saluran air yang di lapisi, dan semua pekerjaan lain atau biaya lain yang diperlukan.
45
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PEKERJAAN Bagan Alir – Seksi 2.1


MULAI
PENGALIHAN
SEMENTARA PENGUKURAN
SURVEI Sebelum memulai konstruksi,
HASIL
LAPANGAN
PEKERJAAN
pastikan Penyedia Jasa mendapat
PENYEDIA JASA CHECK TIDAK data dan gambar yang diperlukan
3 SERTIFIKASI CHECK 1
SETUJU KUANTITAS
CHECK TIDAK
• Periksa apakah hasil survei
PENGUKURAN lapangan Penyedia Jasa sudah
1
SETTING OUT PEMBAYARAN lengkap akurat
SETUJU
• Jika hasil survei perlu perbaikan
PENYIAPAN CHECK TIDAK segera disampaikan kepada
SHOP DRAWING 4
Penyedia Jasa
SETUJU
• Penyedia Jasa akan memperbaiki
PENERBITAN PEKERJAAN
SHOP DRAWING kekurangannya dan mengajukan
GALIAN
TIMBUNAN
kembali
CHECK 2
PERSETUJUAN • Pastikan bahwa material yang
PENYELESAIAN
MATERIAL FORMASI diusulkan sesuai dengan
kebutuhan kontrak
CHECK TIDAK • Jika diterima, Penyedia Jasa
CHECK TIDAK
2 5 mengajukan alternative untuk
SETUJU SETUJU langkah selanjutnya.
46
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 2.1

CHECK 3
• Kaji usulan Penyedia Jasa untuk pekerjaan sementara dan pengalihan
• Jika diterima dapat disetujui
• Jika tidak diterima, berikan penjelasan kepada Penyedia Jasa dan bagaimana penyelesaiannya
• Penyedia Jasa harus memperbaiki usulannya dan mengajukan kembali

CHECK 4
• Periksa hasil setting out untuk konstruksi

CHECK 5
• Periksa garis dan ketinggian sehubungan aktivitas pekerjaan tanah
• Jika diterima, Penyedia Jasa dapat meneruskan dengan pekerjaan adukan pasangan batu atau kegiatan
berikutnya

CHECK 6
• Buat daftar kekurangan dan kerusakan yang harus diperbaiki Penyedia Jasa sebelum dibuat sertifikat
pembayaran

47
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

Standard Selokan Tanah

Perhatian pada :

1. Formasi galian / trapesium


2. Elevasi dasar saluran
3. Elevasi top saluran
4. Pembuangan sisa galian (pada hari yang sama)
5. Outlet ke pembuangan akhir
6. Road safety saat pelaksanaan
7. Pengelolaan lingkungan

48
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Selokan Bentuk Trapesium

49
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Galian untuk Selokan

50
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 2.2 Pasangan Batu Dengan Mortar

Umum
1. Uraian
➢ Mencakup pembuatan selokan dan saluran air, apron (lantai golak), lubang masuk (entry pit),
dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batu mortar.
➢ Mencakup pembuatan lubang sulingan.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan Gambar Kerja untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3. Toleransi dan Dimensi
➢ Sisi muka masing-masing batu tidak boleh melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata.
➢ Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air
yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dari
yang ditentukan, dan tidak boleh bergeser lebih 5 cm dari profil penampang melintang yang
telah ditentukan.
➢ Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar haruslah 20 cm.

51
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan dan Jaminan Mutu

1. Batu
➢ Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh
(sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk
fungsi yang dimaksud.
➢ Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk
pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi.
➢ Kecuali ditentukan lain oleh gambar dan spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk
pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.

2. Mortar
➢ Mortar haruslah merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Seksi 7.8.

3. Drainase Porous
➢ Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung saringan memenuhi
ketentuan Seksi 2.4 Drainase Porous.

52
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

1. Penyiapan Formasi
➢ Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Seksi 2.1.

2. Penyiapan Batu
➢ Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat menghalangi kelekatan adukan.
➢ Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaanya, dan diberi waktu yang cukup untuk proses
penyerapan air sampai jenuh.

3. Pemasangan Lapisan Batu


➢ Landasan adukan semen paling sedikit setebal 3 cm dipasang pada formasi yang telah ditetapkan.
➢ Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen, sedemikian sehingga satu batu berdekatan
dengan yang lainnya.
➢ Rongga yang terdapat diantara satu batu dengan lainnya harus diisi dengan adukan sampai hampir sama rata
dengan permukaan.
➢ Pekerjaan dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaannya harus segera diselesaikan sebelum
pengerasan awal (initial setting).
➢ Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti disyaratkan untuk pekerjaan Beton Pasal 7.1.5.4.
➢ Lereng bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memberikan drainase permukaan
yang lancer.

53
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Pasangan batu dengan mortar diukur untuk pembayaran dalam Meter Kubik.
➢ Pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan saluran air, untuk keperluan
pembayaran, tebal harus diambil yang terkecil dari:
▪ Tebal yang ditentukan pada gambar
▪ Tebal aktual yang terpasang sesuai hasil pengukuran
➢ Galian untuk selokan drainase yang diberi pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran
sesuai Seksi 2.1.
➢ Bahan berbutir untuk drainase porus diukur dan dibayar seperti ditetapkan dalam pasal 2.4.4.

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas Pasangan Batu Mortar akan dibayar berdasarkan satuan pengukuran Meter Kubik, harga satuan
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua formasi
penyiapan fondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang sulingan, untuk pengeringan air, untuk
penimbunan kembali dan pekerjaan akhir dan biaya lain yang diperlukan.

54
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 2.2


MULAI STRUKTUR
PENEMPATAN PASANGAN BATU
PENERBITAN BATU (4) (5)
GAMBAR
RENCANA/SHOP Sebelum memulai konstruksi, pastikan
DRAWING CHECK Penyedia Jasa mendapat data dan gambar
6 yang diperlukan
PERSETUJUAN PERBAIKAN CHECK 1
MATERIAL PEKERJAAN • Pastikan bahwa material yang diusulkan
sesuai dengan spesifikasi
• Jika material tidak disejui, Penyedia Jasa
CHECK TIDAK PENGUKURAN harus mengusulkan kembali.
1 HASIL
SETUJU CHECK 2
PEKERJAAN
• Tidak boleh ada pekerjaan adukan
PENYIAPAN
LAHAN pasangan batu sebelum formasi atau
pondasi disetujui untuk pelapisan
CHECK TIDAK pasangan batu
2 • Lantai kerja dan filter
SETUJU SERTIFIKASI KETENTUAN (3)
PENYIAPAN KUANTITAS • Bersihkan semua kotoran
BATU (3) • Basahi permukaan agar adukan dapat
meresap
PEMBAYARAN

55
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 2.2

KETENTUAN (4)
• Jarak batuan sekitar 3 cm yang terisi adukan
• Tutup lagi dengan adukan agar mendapat ukuran yang diperlukan
• Pekerjaan dilakukan dari bawah menuju atas
• Pemeliharaan akhir berupa dengan pembasahan
• Pasangan yang berdekatan dengan bahu jalan dipangkas agar sambungan terlihat rata

KETENTUAN (5)
• Adukan pasangan batu dilaksanakan tanpa cetakan
• Konstruksi tanpa cetakan dapat diijinkan dimana kaitan batu dan adukan cukup kuat dan kaku
• Permukaan yang terbuka harus disempurnakan dan dipelihara

CHECK 6
• Periksa semua toleransi dimensi
• Buat daftar kekurangan dan kerusakan yang harus diperbaiki sebelum sertifikasi pembayaran

56
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

Standard Selokan Pasangan Batu


Mortar

Perhatian Pada :
1. Formasi galian
2. Elevasi dasar
3. Metode pelaksanaan/Ketebalan lantai, dinding
sisikiri/kanan, adukan sama rata dengan permukaan
lapisan.
4. Lubang suling (weeb hole)
5. Elevasi top pasangan
6. Bahan /Adukan semen (campuran)
7. Perawatan / pembasahan
8. Pembuangan sisa galian (pada hari
yang sama)
9. Outlet ke pembuangan akhir
10. Road safety saat
11. Pengelolaan lingkungan

57
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Selokan Pasangan Batu Mortar

58
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 2.3 Gorong-Gorong dan Selokan Beton U

Umum

1. Uraian
➢ Mencakup pekerjaan perbaikan, perpanjangan, atau pembuatan baru gorong-gorong pipa
atau kotak beton bertulang maupun tanpa tulangan pracetak atau pipa logam gelombang
(corrugated), gorong-gorong persegi dan pelat beton, termasuk tembok kepala, struktur
lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lain yang berhubungan dengan perlindungan
terhadap penggerusan.
➢ Pekerjaan juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton (concrete line
drains), bilamana diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup, untuk daerah perkotaan dan
dimana air rembesan dari selokan yang tidak dilapisi mengakibatkan ketidakstabilan lereng.

2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

59
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Landasan 6. Pasangan Batu


➢ Bahan berbutir kasar untuk landasan ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 7.9
drainase beton, gorong-gorong pipa dan
struktur lainnya mengacu pada Seksi 2.4 7. Pasangan Batu Dengan Mortar
Drainase Porous ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 2.2

2. Beton 8. Adukan
➢ Beton mengacu pada Seksi 7.1 ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 7.8

3. Baja Tulangan Untuk Beton 9. Bahan Penyaring (Filter)


➢ Mengacu pada Sksi 7.3 ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 2.4

4. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang 10.Penimbunan Kembali


➢ Beton bertulang pracetak mutu fc’30 Mpa ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 3.2

5. Gorong-gorong Pipa Logam (Corrugated)


➢ Memenuhi persyaratan SNI 6719: 20

60
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

1. Persiapan Tempat Kerja


➢ Penggalian dan persiapan fondasi
➢ Bahan untuk landasan ditempatkan sesuai ketentuan Seksi 2.4
2. Penempatan Gorong-Gorong Pipa Beton
➢ Dipasang dengan hati-hati, ujung dengan alur dipasang di bagian hulu, dan lidah dimasukkan sepenuhnya
kedalam ujung alur.
➢ Sebelum pemasangan pipa beton berikutnya setengah bagian alur bagian hilir harus diberi adukan. Pada saat
yang sama setengah bagian lidah bagian hulu juga diberi adukan.
➢ Bila sambungan antar gorong-gorong pipa berupa karet khusus , haruslah dalam bentuk bell dan spigot (bell:
bagian akhir pipa dengan diameter yang lebih besar atau bagian alur, spigot: bagian akhir pipa dengan diameter
yang lebih kecil atau bagian lidah).
➢ Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan adukan, adukan tambahan harus
diberikan untuk membentuk selimut adukan disekeliling sambungan.
➢ Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan diatas gorong-gorong beton dilaksanakan sesuai ketentuan
Seksi 3.2. Timbunan, dengan menggunakan bahan yang memenuhi ketentuan yang diberikan untuk timbunan
pilihan.
➢ Penimbunan kembali harus dilakukan sampai minimum 30 cm di atas puncak pipa. Penimbunan kembali pada
setengah pipa ke bawah harus mendapatkan perhatian.
➢ Peralatan ringan dapat dioperasikan diatas pipa asalkan penimbunan kembali telah mencapai ketinggian 30 cm
diatas puncak pipa, sedangkan peralatan berat paling sedikit 60 cm diatas pipa.
61
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

3. Penempatan Gorong-Gorong Pipa Logam


➢ Pipa logam dapat dirakit di lokasi penempatannya atau di dalam galian parit yang telah disiapkan. Perhatian
khusus harus diberikan untuk menghindari kerusakan pada ujung pipa dan kemungkinan jatuhnya pipa selama
pengangkutan dan pemasangan.
➢ Pipa logam yang telah dirakit harus dibaut dengan tepat dan alur sambungan harus terpasang dengan benar
untuk menghindari adanya regangan yang berlebihan.
4. Pelaksanaan Gorong-Gorong Persegi
➢ Gorong-gorong persegi dan pelat harus dibuat sesuai dengan garis dan dimensi yang diberikan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
➢ Pekerjaan beton bertulang harus memenuhi ketentuan Seksi 7.1, dan baja tulangan harus memenuhi ketentuan
Seksi 7.3.
➢ Pekerjaan pasangan batu harus memenuhi ketentuan Seksi 7.9.
5. Pelaksanaan Drainase Beton
➢ Saluran beton bertulang dan pelat penutup harus dibuat sesuai dengan garis/elevasi dan detail lain yang
ditunjukkan dalam gambar, atau seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
➢ Saluran beton dapat docor ditempat atau dengan pracetak. Pelat penutup harus dibuat sebagai unit pracetak dan
dapat dipindahkan. Untuk saluran yang dicor ditempat, sambungan konstruksi harus dibuat pada interval 10
m atau kurang.
➢ Untuk saluran dicor di tempat pengawas pekerjaan dapat mengijinkan menggunakan sisi galian sebagai cetakan
dan menambah tebal 25 mm tanpa pembayaran tambahan.
62
➢ Lubang sulingan harus dibuat pada dinding saluran.
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Gorong-Gorong Gorong-Gorong
Pipa Beton Pipa Baja

Gorong-Gorong
Selokan Beton U
Kotak

63
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa/kotak beton bertulang maupun tanpa
tulangan adalah jumlah Meter Panjang yang diukur dari ujung ke ujung pipa.
➢ Kuantitas yang diukur untuk gorong-gorong pipa logam (corrugated) adalah jumlah Ton dari struktur pipa
baru atau perpanjangan gorong-gorong pipa.
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran saluran beton bertulang bentuk U haruslah dalam jumlah Meter
Panjang saluran berbentuk U yang dicor ditempat atau pracetak, yang diukur dari ujung ke ujung pipa,
termasuk baja tulangan yang terpasang sesuai gambar.
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran Tembok Kepala Beton, Apron (lantai golak), Lubang Masuk (entry
pits), Gorong-gorong Persegi dan struktur drainase beton lainnya adalah dalam jumlah Meter Kubik beton
termasuk baja tulangan terpasang sesuai gambar.
➢ Kecuali untuk Galian Batu dan Drainase Porous yang digunakan, tidak ada pengukuran yang terpisah
untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian dan timbunan, biaya pekerjaan ini dipandang
sebagai pelengkap untuk melaksanakan pekerjaan gorong-gorong dan sudah termasuk dalam harga
penawaran.

64
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

2. Dasar Untuk Pembayaran

➢ Kuantitas gorong-gorong pipa, saluran berbentuk U, gorong-gorong persegi dan struktur drainase minor
lainnya, yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak persatuan
pengukuran, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan termasuk baja tulangan, dan untuk semua galian dan pembuangan bahan,
pemadatan, cetakan, penimbunan kembali, lubang sulingan, dan biaya yang lainnya yang diperlukan.

65
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 3
PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

66
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 3.1 Galian

1. Uraian
Jenis-jenis galian:
➢ Galian Biasa
➢ Galian Batu Lunak
➢ Galian Batu
➢ Galian Struktur
➢ Galian Perkerasan Beraspal
➢ Galian Perkerasan Berbutir
➢ Galian Perkerasan Beton

67
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

❑ Galian Biasa
Mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu lunak, galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir,
dan galian perkerasan beton.

❑ Galian Batu Lunak


Mencakup galian pada batuan yang mempunyai kuat tekan uniaksial 0.6 – 12.5 Mpa (6-125 kg/cm2)
yang diuji sesuai dengan SNI 2825: 2008.

❑ Galian Batu
Mencakup galian bongkahan batu yang mempunyai kuat tekan uniaksial > 12.5 Mpa (>125 kg/cm2),
dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Pengawas
Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa menggunakan alat bertekanan udara atau pemboran
(drilling), dan peledakan.

❑ Galian Struktur
Terbatas untuk galian lantai beton fondasi jembatan, tembok penahan beton, dan struktur beton
pemikul beban lainnya. Pekerjaan galian struktur juga meliputi: penimbunan kembali dengan bahan yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan
drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam dan
pembongkarannya.

68
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

❑ Galian Perkerasan Beraspal


Mencakup galian pada perkerasan beraspal lama dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan
atau tanpa Cold Milling Machine.

❑ Galian Perkerasan Berbutir


Mencakup galian pada perkerasan berbutir exsisting dan pembuangan bahan perkerasan berbutir yang
tidak terpakai.

❑ Galian Perkerasan Beton


Mencakup galian pada perkerasan beton lama dan pembuangan bahan perkerasan beton yang tidak
terpakai.
Pemanfaatan kembali bahan galian harus mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan sebelum
bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.

69
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Galian yang Tidak Diukur Untuk Pembayaran


➢ Galian di luar garis yang ditunjukan dalam profil dan penampang melintang yang disetujui tidak akan
dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran kecuali:
✓ Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak memenuhi syarat (tanah lunak),
atau untuk membuang batu atau bahan keras lainnya yang dujumpai pada formasi selokan diperkeras,
pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, pada dasar galian pipa atau fondasi struktur.
✓ Pekerjaan tanah sebagai akibat dari longsoran lereng yang sebelumnya telah diterima oleh Pengawas
Pekerjaan.
➢ Pekerjaan galian untuk pasangan batu dan pemasangan gorong-gorong.
➢ Pekerjaan galian untuk memperoleh bahan konstruksi dari sumber bahan (borrow pits).
➢ Pekerjaan galian untuk membuat gigi bertangga

2. Pengukuran Galian Untuk Pembayaran


➢ Dasar perhitungan kuantitas galian haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum digali
yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang
disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata dengan jarak tidak
lebih dari 25 meter atau dengan jarak 50 meter untuk medan yang datar.

70
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

➢ Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang
sebagai berikut:
✓ Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang dasar fondasi yang melalui titik terendah dari
terrain tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau
galian batu sesuai dengan sifatnya.
✓ Bidang bawah adalah bidang dasar fondasi.
✓ Bidang tegak adalah bidang vertical keliling fondasi.
➢ Galian bahan, tanah gambut, tanah organik, tanah lunak, tanah ekpansif, tanah yang tidak dikehendaki,
tanah tergumpal dan tanah dengan daya dukung sedang, harus diukur untuk pembayaran sebagai galian
biasa.

3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran Meter
Kubik, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan dan pembuangan bahan galian.

71
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Galian Struktur

Batasan :
➢ Bidang atas adalah bidang
horizontal seluas bidang dasar
fondasi yang melalui titik
terendah dari terrain tanah asli.
Di atas bidang horizontal ini
galian tanah diperhitungkan
sebagai galian biasa atau galian
batu sesuai dengan sifatnya.
➢ Bidang bawah adalah bidang
dasar fondasi.
➢ Bidang tegak adalah bidang
vertical keliling fondasi.
➢ Pengukuran volume tidak
diperhitungkan diluar bidang-
bidang yang disebutkan diatas.

72
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
Bagan Alir – Seksi 3.1
PENGAJUAN
MULAI
PEKERJAAN (1) KETENTUAN (1)
• Pengawas Pekerjaan memeriksa kesiapan shop drawing, rencana
KONTROL LALU metode kerja dan kesiapan alat
LINTAS (2)
KETENTUAN (2)
PENYIAPAN • Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
LAPANGAN (3) KETENTUAN (3)
• Lokasi utilitas bawah tanah
PENGGALIAN PERBAIKAN • Lindungi utilitas existing
PEKERJAAN CHECK 4
CHECK TIDAK • Galian yang tidak sesuai toleransi harus diperbaiki
4 • Semua hasil galian yang memenuhi syarat sebagai bahan
SETUJU
timbunan agar disimpan
PENGUKURAN • Sisa galian yang tidak terpakai harus dibuang
HASIL
PEKERJAAN

SERTIFIKASI
KUANTITAS

PEMBAYARAN

73
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 3.2 Timbunan

Umum
1. Uraian.
➢ Timbunan dibagi atas empat jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan
Berbutir di atas Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill).
➢ Timbunan Pilihan harus digunakan sebagai lapisan penopang (caping layer) pada tanah lunak yang
mempunyai CBR lapangan kurang 2.5% yang tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan dan stabilisasi.
➢ Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan di atas tanah rawa, didaerah berair dan lokasi-lokasi serupa
dimana bahan Timbunan Pilihan dan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
➢ Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill) harus digunakan untuk penimbunan kembali didaerah
pengaruh dari struktur seperti abutmen dan dinding penahan tanah serta didaerah kritis lainnya yang
memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan dengan alat.
2. Toleransi Dimensi
➢ Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm
dari yang ditentukan.
➢ Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekpos harus cukup rata dan memiliki kelandaian yang cukup
untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
➢ Timbunan selain untuk Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan
tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

74
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Timbunan Biasa
➢ Terdiri dari bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebagai
bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan.
➢ Sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut
AASHTO atau sebagi CH menurut Unified atau Casagrande Soil Classification System.
➢ Mempunyai CBR tidak kurang dari 6% (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100% kepadatan
kering maksimum MDD).
➢ Tanah sangat ekpansif yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1.25, atau derajat pengembangannya very
high tidak boleh digunakan.

2. Timbunan Pilihan
➢ Mempunyai CBR tidak kurang dari 10% (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100% kepadatan
kering maksimum MDD)
➢ Persyaratan lain sesuai dengan ketentuan untuk timbunan biasa di atas.

75
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

3. Timbunan Pilihan Berbutir Di Atas Tanah Rawa


➢ Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan dimana penghamparan dalam kondisi
jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih
lainnya dengan Index Plastisitas maximum 6%.

4. Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Back Fill)


➢ Bahan timbunan berbutir daerah oprit harus terdiri dari kerikil pecah, batu, timbunan batu atau pasir
alam atau campuran yang baik dari kombinasi bahan-bahan ini dengan gradasi bukan menerus dan
mempunyai Index Plastisitas Maksimum 10%.
➢ Gradasi Penimbunan Kembali Berbutir

Ukuran Ayakan Persen Berat


ASTM (mm) yang Lolos

4” 100 100
No. 4 4.75 25 - 90
No. 200 0.075 0 - 10

76
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pemadatan Timbunan

1. Penyiapan Tempat Kerja


➢ Dasar fondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya, kecuali untuk daerah tanah lunak atau tanah
yang tidak bias dipadatkan atau tanah rawa.
➢ Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng lebih dari 10%,
maka digunakan lereng bertangga.

2. Penghamparan Timbunan
➢ Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata.
➢ Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan
batu dengan mortar, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
➢ Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang
seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus dibuat bertangga (atau dibuat
bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama.
➢ Lapisan penopang diatas tanah lunak harus dihampar sesegera mungkin dan tidak lebih dari 3 hari
setelah pembersihan dan pengupasan. Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis
dengan tebal antara 0.5 sampai 1 meter.

77
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pemadatan Timbunan

3. Pemadatan Timbunan
➢ Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3% di
bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.
➢ Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan dan diuji kepadatannya.
➢ Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam
lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat
mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat statis minimum 10 kg.

78
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Jaminan Mutu

1. Pengendalian Mutu Bahan


➢ Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untuk mengendalikan
perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan, untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan harus
dilakukan suatu pengujian nilai aktif.

2. Ketentuan Kepadatan Untuk Timbunan


➢ Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai
dengan 100% dari kepadatan kering maksimum, sedang lapisan yang lebih dalam dari 30 cm harus
dipadatkan sampai 95% kepadatan kering maksimum.
➢ Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan. Pengujian harus
dilakukan sampai kedalaman penuh, dan tidak boleh berselang lebih dari 200 m.
➢ Untuk penimbunan kembali disekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit
harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan.

79
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

3. Kriteria Pemadatan Untuk Penimbunan Kembali Berbutir


➢ Penimbunan kembali berbutir harus ditempatkan sebagai lapisan tidak lebih dari 15 cm, dan dipadatkan
sampai kepadatan 95% dari kepadatan kering maksimum.

4. Percobaan Pemadatan
➢ Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai tingkat
kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan,
percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi dan jumlah lintasan peralatan pemadat dan kadar
air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai.

80
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Timbunan
➢ Timbunan harus diukur sebagai jumlah Meter Kubik bahan terpadatkan yang diperlukan, diselesaikan
ditempat dan diterima. Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih 25 m, dan berselang tidak
lebih 50 m untuk daerah datar.
➢ Timbunan diluar penampang melintang yang disetujui, termasuk timbunan tambahan yang diperlukan
akibat penggalian lereng bertangga, tidak dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran,
kecuali:
✓ Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi ketentuan.
✓ Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak stabil atau gagal.
➢ Bila timbunan akan ditempatkan di atas tanah rawa yang dapat diperkirakan terjadinya konsolidasi tanah
asli, maka pembayaran akan dilakukan tergantung apakah timbunan biasa atau timbunan pilihan yang
digunakan.
✓ Jika bahan timbunan biasa digunakan, pengukuran akan dilakukan dengan pemasangan pelat dan
batang pengukur penurunan (settlement) yang harus ditempatkan dan diamati Bersama. Kuantitas
timbunan dapat ditentukan berdasarkan elevasi tanah asli setelah penurunan (settlement).
✓ Jika bahan Timbunan Pilihan yang digunakan (1) Dengan pemasangan pelat dan batang pengukur
penurunan; (2) Dengan volume gembur yang diukur pada kendaraan.
81
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas timbunan yang diukur, dalam jarak angkut berapapun, akan dibayar dalam satuan pengukuran
Meter Kubik, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, dan seluruh biaya lain yang
diperlukan.

82
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
PENGUKURAN Bagan Alir – Seksi 3.2
PENGAJUAN HASIL
MULAI PEKERJAAN
PEKERJAAN (1) KETENTUAN (1)
SERTIFIKASI
KUANTITAS • Potongan melintang detail
KONTROL LALU • 2 contoh material timbunan masing-masing 50 kg
• Hasil pengujian kepadatan laboratorium
LINTAS PEMBAYARAN CHECK 2
• Periksa peralatan pemadatan
PERCOBAAN • Dapatkan jumlah lintasan
PEMADATAN • Periksa kepadatan lapangan
KETENTUAN (3) – (5)
CHECK TIDAK • Pekerjaan dilakukan pada saat kondisi kering
2 • Pengawas Pekerjaan memeriksa shop drawing, rencana kerja
SETUJU
(material, alat & metode kerja)
BATASAN CUACA RENCANA KERJA KONDISI • Penyedia Jasa dapat menentukan dimana jalan sementara
(3) (4) LAPANGAN (5) selama penyelesaian sesuai dengan kondisi lapangan
KETENTUAN (6)
PENYIAPAN • Semua material yang tidak digunakan harus dikeluarkan
CHECK 7
LAPANGAN (6) • Kepadatan & kadar air yang tidak sesuai harus diperbaiki
• Timbunan yang tidak sesuai dengan toleransi profil permukaan
PENIMBUNAN harus diperbaiki
• Timbunan yang rusak akibat gerusan air atau erosi harus
diperbaiki
PEMADATAN PERBAIKAN
PEKERJAAN
CHECK TIDAK
7
83 SETUJU
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemadatan Dengan Lereng Bertangga

Ketentuan

Tangga
Kelandaian
Lereng Kemiringan Jarak Vertikal

> 10% s/d ≤ 15% Mak 4% Mak 30cm

> 15% Mak 4% Mak 60cm

4% - 6% 2% - 3% (Perkerasan Jalan)
4% Mak 30/60 cm
Dinding Penahan

4% Mak 30/60 cm
4% Mak 30/60 cm
4% Mak 30/60 cm

84
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

Perhatian pada :
1. Pemadatan dasar timbunan
2. Kualitas bahan timbunan
3. Pemadatan lapis per lapis
4. Uji kepadatan setiap lapis
5. Elepasi top timbunan
6. Road safety saat pelaksanaan
7. Pengelolaan lingkungan

85
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 3.3 Penyiapan Badan Jalan

Umum

1. Uraian
➢ Cakupan pekerjaan:
✓ Penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau
✓ Penggaruan dan pemadatan permukaan jalan kerikil lama, untuk penghamparan Lapis Fondasi
Agregat, Lapis Fondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, stabilisasi tanah (soil stabilization).
➢ Penyiapan tanah dasar juga termasuk bagian dari pekerjaan yang dipersiapkan untuk dasar lapis fondasi
bawah (sub-base) perkerasan di daerah galian.
➢ Pekerjaan penyiapan tanah dasar harus diperiksa, diuji dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan sebelum
lapisan di atasnya akan dilaksanakan.

2. Toleransi Dimensi
➢ Elevasi akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang
disyaratkan.
➢ Seluruh permukaan akhir harus cukup rata dan seragam serta memiliki kemiringan melintang sesuai
rancangan dengan toleransi ± 0.5%.

86
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Fondasi Agregat, atau
tanah asli didaerah galian. Bahan yang digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang
dihampar dan membentuk tanah dasar seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi.

Pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan

1. Penyiapan Tanah Dasar


➢ Pekerjaan galian yang diperlukan untuk membentuk tanah dasar dilaksanakan sesuai dengan Pasal 3.1.2.1
➢ Seluruh timbunan yang diperlukan harus dihampar sesuai dengan Pasal 3.2.3
2. Pemadatan Tanah Dasar
➢ Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari Pasal 3.2.3.3
➢ Ketentuan pemadatan dan jaminan mutu untuk tanah dasar diberikan dalam Pasal 3.2.4
3. Daya Dukung Tanah Dasar
➢ Tanah dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum sebagaimana yang diberikan
dalam gambar, atau sekurang kurangnya mempunyai CBR 6% jika tidak disebutkan.
87
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Daerah jalur lalu lintas eksisting yang memerlukan rekonstruksi, akan ditetapkan sebagai lokasi yang
ditingkatkan dan penyiapan badan jalan akan dibayar.
➢ Penyiapan tanah dasar didaerah galian untuk jalur lalu lintas dan bahu jalan

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas dari pekerjaan Penyiapan badan Jalan akan dibayar dalam satuan pengukuran Meter Persegi,
dimana harga dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan dan
biaya lainnya yang telah dimasukkan untuk keperluan pembentukan pekerjaan Penyaiapan Tanah Dasar.

88
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
PENGUKURAN Bagan Alir – Seksi 3.3
PENGAJUAN HASIL
MULAI PEKERJAAN
PEKERJAAN (1)
SERTIFIKASI
KUANTITAS
KONTROL LALU Periksa apakah Penyedia Jasa sudah mendapat informasi
LINTAS (2) yang diperlukan
PEMBAYARAN
KETENTUAN (1)
PENYIAPAN • Pengawas Pekerjaan memeriksa kesiapan shop
LAPANGAN (3) drawing, rencana metode kerja dan kesiapan alat
KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai
GALIAN kebutuhan
KETENTUAN (3)
PERBAIKAN • Lokasi utilitas bawah tanah
TIMBUNAN
PEKERJAAN • Lindungi utilitas existing
• Semua material yang tidak digunakan harus
dikeluarkan
PEMADATAN
CHECK 4
• Kepadatan dan kadar air
CHECK TIDAK • Toleransi dimensi (elevasi akhir, kerataan dan
4 kemiringan melintang permukaan)
SETUJU

89
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 4
PEKERJAAN PREVENTIF

90
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 4.2 Pekerjaan Laburan Aspal (Buras)

1. Uraian
➢ Pekerjaan ini meliputi pelaburan aspal pada lokasi perkerasan pekerjaan dengan menggunakan baik aspal
keras, aspal cair maupun aspal emulsi untuk menutup retak, mencegah pelepasan butiran agregat,
memelihara tambalan atau menambal lubang agar kedap air, memelihara perkerasan eksisting yang
mengalami penuaan atau untuk tujuan lainnya.

2. Kondisi Cuaca yang Diijinkan Untuk Bekerja


➢ Pemeliharaan dengan laburan aspal harus dilaksanakan hanya pada permukaan yang kering dan tidak
boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan.
➢ Untuk memperoleh kondisi penguapan yang baik, aspal emulsi tidak boleh disemprotkan setelah jam
15.00 kecuali disetujui oleh pengawas pekerjaan.
➢ Bilamana aspal panas digunakan maka temperature perkerasan pada saat disemprotkan tidak boleh kurang
dari 25°C.

3. Ketentuan Lalu Lintas


➢ Tempat kerja harus ditutup untuk lalu lintas pada saat pekerjaan sedang berlangsung dan selanjutnya
sampai waktu yang ditentukan Pengawas Pekerjaan menyetujui untuk dibuka.

91
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Aspal yang digunakan adalah aspal keras (pen 80/100), aspal cair (MC 250, MC 800), aspal emulsi
(MS-1, HFMS-2, RS-1, CRS-1).
2. Agregat penutup untuk laburan aspal harus memenuhi gradasi seperti terlihat pada table berikut:

Ukuran Ayakan Persen Lolos Persen Lolos


(“/mm) Type 1 Type 2
3/8 “ (9.5 mm) 100
No. 4 (4.75 mm) 100 85 - 100
No. 8 (2.36 mm) 80 - 100 0 - 40
No. 30 (0.600 mm) 0 - 30
No. 200 (0.075 mm) 0-5 0-5

92
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Kuantitas Agregat dan Aspal

Variasi tekstur
Bahan Satuan
Halus Kasar

Aspal (residu) liter/m2 0.60 – 0.86 0.87 – 1.00

Agregat penutup kg/m2 7.00 – 7.70 7.80 – 8.60

CATATAN :
Aspal Emulsi = Aspal (residu) x 100/(100 - % air dalam emulsi),

bila % air+bahan pengelmosi dalam Aspal Emulsi 40 %, maka:

Aspal Emulsi = 0.60 x (100/60) s/d 0.86 x (100/60) = 1.00 s/d 1.43 lt/m2 (Agregat halus)
Aspal Emulsi = 0.87 x (100/60) s/d 1.00 x (100/60) = 1.45 s/d 1.66 lt/m2 (Agragat kasar)

93
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

1. Persiapan Permukaan yang Akan Dilabur


➢ Permukaan perkerasan harus dibersihkan dengan menggunakan sapu atau kompresor, dan harus bebas
dari genangan air. Retakan yang lebar harus diperbaiki sesuai dengan Seksi 10.1.

2. Pemakaian Aspal
➢ Mesin penyemprot harus mampu memberikan distribusi aspal yang merata baik menggunakan batang
penyemprot dari distributor aspal maupun penyemprot tangan.
➢ Cara manual pada pelaburan untuk lokasi yang kecil, mungkin dapat diperkenankan menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan.

3. Pemakaian Agregat
➢ Agregat harus ditebar segera setelah penyemprotan aspal. Agregat dapat ditebar dengan cara yang
memadai (termasuk cara manual) sampai diperoleh lapisan yang merata tanpa bopeng.
➢ Agregat harus digilas dengan menggunakan pemadat roda karet yang sesuai atau pemadat roda baja
dengan berat kotor tidak kurang dari 1 ton.
➢ Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, kelebihan agregat yang lepas harus disapu dari permukaan
perkerasan.

94
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengendalian dan Pengujian Mutu Lapangan

1. Bahan
➢ Agregat harus dijaga kebersihannya dari benda asing
➢ Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara tertentu agar supaya tidak terjadi
kebocoran atau kemasukan air.
➢ Temperatur penyemprotan aspal sesuai yang disyaratkan.

2. Kecakapan Kerja
➢ Bilamana laburan aspal dilaksanakan setengah lebar jalan, suatu lajur aspal selebar 20 cm harus
dibiarkan terbuka dan tidak boleh diberi agregat penutup agar dapat menyediakan bagian
tumpeng tindih (overlap) bahan aspal bilaman lajur yang bersebelahan dilaksanakan.

3. Lalu Lintas
➢ Lalu lintas dizinkan melewati permukaan laburan aspal setelah beberapa jam selesai dikerjakan,
seperti yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Periode tipical berkisar antara 2 sampai 4 jam.

95
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Cara Pengukuran
➢ Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan takaran
penghamparan yang masih kurang dari yang diterima atau setiap bagian yang terkelupas.
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran laburan aspal adalah dalam satuan Meter Persegi
yang terhampar di lapangan.

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas sebagaimana yang disyaratkan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak per
Meter Persegi, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk pembersihan, pembuangan kotoran, semua bahan, penghamparan dan pemadatan,
termasuk semua tenaga kerja, alat, pengujian, alat-alat bantu dan hal lain yang diperlukan.

96
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di lapangan

Seksi 4.2 Pekerjaan Laburan Aspal (Buras)

Peralatan yang digunakan :


1. Dump Truck
Perhatian pada :
2. Whell Loader
1. Kesiapan perkerasan dibawah
3. Pneumatic Tire Roller
2. Aspal yang digunakan
4. Asphalt Distributor
3. Cara pelaburan
5. Compressor
4. Pemakaian aspal (lt/m2)
6. Power Broom
5. Pemilihan agregat penutup
7. Alat Bantu
6. Penaburan agregat penutup
7. Penggilasan
Material yang digunakan :
8. Road safety
1. Aspal
9. Pengelolaan lingkungan
2. Agregat

Urutan Pekerjaan :
1. Permukaan perkerasan harus dibersihkan dengan menggunakan compressor dan bebas dari genangan
2. Aspal emulsi disemprotkan dengan menggunakan Aspal Distributor
3. Agregat ditebar segera setelah penyemprotan aspal
4. Agregat digilas dengan menggunakan pemadat roda karet (Pneumatic Tire Roller)

97
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Aspal yang digunakan
3. Cara pelaburan
4. Pemakaian aspal (lt/m2)
5. Pemilihan agregat penutup
6. Penaburan agregat penutup
7. Penggilasan
8. Road safety
9. Pengelolaan lingkungan

98
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 5
PERKERASAN BERBUTIR DAN
PERKERASAN BETON SEMEN

99
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 5.1 Lapis Fondasi Agregat

Umum

1. Uraian

➢ Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan,


dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detail
yang ditunjukkan dalam gambar.

2. Cuaca yang Diijinkan Untuk Bekerja

➢ Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air bahan tidak berada dalam
rentang yang disyaratkan.

100
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

3. Perbaikan Terhadap Lapis Fondasi Agregat yang Tidak Memenuhi Ketentuan


➢ Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi ketentuan toleransi,
harus diperbaiki dengan membongkar lapis permukaan tersebut dan membuang atau menambahkan
sebagaimana diperlukan kemudian membentuk dan memadatkan kembali.
➢ Lapis Fondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut yang dilanjutkan dengan penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup serta mencampurnya
sampai rata.
➢ Lapis Fondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut secara berulang-ulang pada cuaca yang kering dengan peralatan yang disetujui.
➢ Perbaikan Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat-sifat bahan yang
disyaratkan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan
pemadatan kembali, pembuangan dan penggantian bahan.

101
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Jenis Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase

➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas A adalah untuk Lapis Fondasi Atas / di bawah lapisan beraspal,
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Fondasi Bawah,
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas S digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup.
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas C digunakan pada bahu jalan tanpa penutup LHRT < 2000 kendaraan/hari,
➢ Lapis Drainase digunakan di bawah perkerasan beton semen baik langsung maupun tidak langsung.

2. Fraksi Agregat

➢ Agregat kasar yang tertahan ayakan 4.75 mm harus terdiri dari partikel/pecahan batu yang keras dan awet.
➢ Agregat halus yang lolos ayaka 4.75 mm, terdiri dari pasir alami atau batu pecah halus.

102
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

3. Sifat Bahan yang Disyaratkan


➢ Seluruh Lapis Fondasi Agregat harus bebas dari bahan organik & gumpalan lempung atau bahan lain
yang tidak dikehendaki & setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (masuk dalam
amplop gradasi).
➢ Ukuran maksimum (maximum size) Lapis Fondasi Agregat Kelas A 37.5 mm, Kelas B 50 mm, Kelas S 37.5
mm, dan Lapis Drainase 37.5 mm.

4. Pencampuran Bahan
➢ Pencampuran bahan (antar fraksi) harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur yang
disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis (mechanical fedder).

103
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pemadatan

1. Penyiapan Formasi

➢ Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan eksisting, semua
kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan eksisting harus diperbaiki terlebih dahulu.
➢ Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan lama, yang
menurut pendapat Pengawas Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan
atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar meningkatkan tahanan geser yang
lebih baik.

2. Penghamparan

➢ Lapis Fondasi Agregat harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkaan. Bilamana akan
dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
➢ Lapis Fondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan metode yang disetujui yang tidak
menyebabkan segregasi. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan
bahan yang bergradasi baik.
➢ Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan peralatan khusus yang disetujui
Pengawas Pekerjaan.

104
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pemadatan

3. Pemadatan
➢ Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan, hingga kepadatan
paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified)
➢ Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet, bila mesin gilas
statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan.
➢ Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air
optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.

4. Pengujian
➢ Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan
ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Untuk setiap 1000 m3 bahan yang diproduksi
untuk pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 500 m3 bahan untuk pelebaran menuju lebar
standar, paling sedikit harus meliputi 5 (lima) pengujian gradasi, 5 (lima) pengujian PI dan 1 (satu)
penentuan kepadatan kering maksimum.
➢ Kepadatan dan Kadar Air bahan Lapis Fondasi Agregat harus secara rutin diperiksa. Pengujian harus
dilakukan sampai seluruh kedalaman, dan tidak boleh berselang seling lebih dari 100 m per lajur untuk
pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 50 m untuk pelebaran menuju lebar standar.

105
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran dan Pembayaran

➢ Lapis Fondasi Agregat harus diukur sebagai jumlah Meter Kubik dari bahan yang sudah dipadatkan.
➢ Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan atau kepadatan pada Lapis
Fondasi Agregat dan Lapis Drainase dilakukan sesuai dengan ketentuan Tabel 5.1.4.1 dan 5.1.4.2

2. Pengukuran Dari Pekerjaan yang Diperbaiki

➢ Perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi toleransi dapat dilaksanakan setelah
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
➢ Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat dengan tebal dan kerataan yang tidak memenuhi ketentuan
telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas
berdasarkan tebal terpasang dan tidak melebihi tebal pada gambar.
➢ Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat adalah dengan penambahan lapisan di atasnya, maka
harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis.

106
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI Bagan Alir – Seksi 5.1


PENGUKURAN
PENGAJUAN KUANTITAS
MULAI KERJA (1) PEKERJAAN
Pastikan Penyedia Jasa mendapat seluruh data dan gambar yang
SERTIFIKASI
KONTROL LALU dibutuhkan
KUANTITAS
LINTAS (2) KETENTUAN (1)
• Siapkan 2 contoh material masing-masing 50 kg
BATASAN CUACA PEMBAYARAN
• Detail sumber bahan dan hasil pengujian laboratorium
(3) KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PENYIAPAN
KETENTUAN (3)
LAHAN
• Tidak ada pekerjaan selama hujan atau pemadatan segera
CHECK TIDAK setelah hujan
4 CHECK 4
SETUJU • Kerusakan perkerasan atau bahu jalan existing harus diperbaiki
PENGHAMPRAN • Permukaan perkerasan existing digaruk
(5) KETENTUAN (5)
• Rentang kadar air campuran -3 +1 dari OMC
PEMADATAN PERBAIKAN • Tebal gembur disesuaikan
PEKERJAAN • Gradasi campuran masuk dalam amplop gradasi
CHECK TIDAK CHECK 6
6 • Kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering
SETUJU maksimum modifikasi
• Kemiringan melintang dan kerataan dalam batas toleransi

107
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan


Seksi 5.1 Lapis Fondasi Agregat Kelas A

Desain Campuran

108
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

109
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan Agregat Kelas A

Lampiran C - Syarat-Syarat Khusus Kontrak


1. Untuk keperluan pengukuran permukaan
perkerasan jalan, Penyedia Jasa wajib
menyediakan 2(dua) unit peralatan Digital
Smart Level meter sesuai dengan gambar
dan spesifikasi dibawah ini:
Digital SmartTool (http://digitalsmarttool.com/)

Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Homogenitas campuran
3. Kontrol gradasi terhampar
4. Kemiringan melintang
5. Tebal padat maksimum
6. Kadar air penghamparan
7. Uji kepadatan
8. Road safety dalam pelaksanaan
9. Pengelolaan lingkungan
110
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Soil Density HMP LFG (Light


Sand Cone Test
Weight Tester)

Perhatian pada :
1. Kepadatan lapangan & kadar air
2. Pemadatan kembali galian sand cone
3. Jarak titik pengujian
4. Perawatan sebelum pekerjaan prime
coat/aspal

111
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PENGUJIAN LWD
Spesifikasi Lampiran 3.2.B

112
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 5.3 Perkerasan Beton Semen

Cakupan pekerjaan: meliputi pembuatan perkerasan Beton Semen (Perkerasan Kaku) dan Lapis
Fondasi Bawah yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.

Bahan

1. Agregat Halus
2. Agregat Kasar
3. Semen dan Abu Terbang
4. Air
5. Baja Tulangan
6. Membran Kedap Air
7. Bahan Tambah
8. Bahan Untuk Perawatan
9. Bahan penutup dan pengisi sambungan
113
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Peralatan

1. Umum
➢ Acuan bergerak (slipform) maupun acuan tetap (fixed form).

2. Mesin penghampar dan pembentuk (spreading and Finishing Machines)


➢ Mesin penghampar harus dirancang sedemikian hingga dapat mengurangi segregasi pada campuran
beton.
➢ Mesin pembentuk (finishing machine) harus dilengkapi dengan sepatu melintang (tranverse screeds) yang
dapat bergerak bolak-balik (oscllating type), atau alat lain yang serupa untuk memadatkan (stricking off)
beton.

3. Kendaraan Pengangkut
➢ Penghantar jenis agitator (penggoyang bolak-balik) atau pencampur harus mampu menuangkan beton
dengan konsistensi adukan yang disyaratkan.
➢ Untuk beton yang dibentuk dengan acuan bergerak campuran dapat diangkut dengan dump truck.

114
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Peralatan

4. Pencampuran Beton
➢ Pemasokan beton siap pakai diizinkan untuk penghamparan dengan acuan tetap (fixed form) sesuai hasil
demonstrasi bahwa kecepatan penghantaran, mutu, dan kesinambungan dapat dipenuhi.
➢ Alat pencampur tetap (stationary mixer) yang mempunyai kapasitas gabungan tidak kurang dari 60 m3 per
jam harus dilengkapi dengan acuan bergerak kecuali jika dapat dibuktikan bahwa kecepatan penghantaran,
mutu dan kesinambungan dapat dipenuhi.

5. Vibrator (Penggetar)
➢ Vibrator untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan, dapat berupa jenis Surface Pen atau jenis internal
dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple spuds.
➢ Vibrator tidak boleh menyentuh rakitan sambungan, perlengkapan untuk memindahkan beban, tanah dasar
atau acuan samping.
➢ Frekuensi vibrator surface pan tidak boleh kurang dari 3500 impuls permenit, dan vibrator internal tidak
boleh kurang dari 5000 impuls per menit, untuk vibrator tabung tidak kurang dari 7000 impuls per menit.

6. Gergaji Beton
➢ Penyedia jasa harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai.
➢ Penyedia jasa harus menyediakan paling sedikit 1 gergaji siap pakai dan sebuah pisau gergaji cadangan.
115
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sambungan (Joints)

1. Sambungan Memanjang

➢ Batang baja ulir dengan Panjang, ukuran, dan jarak seperti yang disyaratkan harus diletakkan tegak lurus
dengan sambungan memanjang memakai peralatan mekanis atau dipasang dengan besi penahan (chair).
➢ Batang pengikat (tie bars) tidak boleh dicat atau dilapisi aspal atau bahan lain atau dimasukkan dalam
tabung atau sleeves kecuali untuk keperluan sambungan pada pelebaran lanjutan.
➢ Bilamana ditunjukkan dalam gambar atau lajur perkerasan yang bersebelahan dilaksanakan secara terpisah,
acuan samping terbuat dari baja harus digunakan untuk membentuk lidah dan alur (keyway) sepanjang
sambungan konstruksi.
➢ Baja pengikat kecuali terbuat dari baja rel dapat dibengkokkan dengan sudut tegak terhadap acuan dari
lajur pertama yang dilaksanakan dan diluruskan kembali bila lajur yang bersebelahan dihamparkan.
➢ Sambungan memanjang hasil penggergajian (longitudinal saw joint) harus dilakukan dengan pemotong
beton dengan kedalaman, lebar dan garis yang ditunjukkan dalam gambar, serta harus segera dibersihkan
dan diisi dengan bahan penutup (sealer).
➢ Sambungan memanjang tipe sisipan permanen (longitudinal permanent insert type joint) harus dibentuk
dengan memasang bahan lentur yang memanjang (strip) yang tidak bereaksi secara kimiawi dengan bahan-
bahan kimia dalam beton.

116
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

2. Sambungan Ekspansi Melintang (Tranverse Expansion Joint)

➢ Filler (bahan pengisi) untuk sambungan expansi (expansion joint filler) harus menerus dari acuan ke acuan,
dibentuk sampai dasar dan dibentuk pada lidah alur sepanjang acuan.
➢ Filler sambungan pracetak (preform joint filler) harus disediakan dengan Panjang sama dengan lebar satu
lajur.
➢ Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas
pekerjaan.

3. Sambungan Susut Melintang (Tranverse Contraction Joint)

➢ Sambungan ini terdiri dari bidang yang diperlemah, dengan membentuk atau membuat alur dengan
pemotongan pada permukaan perkerasan, dan termasuk perlengkapan untuk memindahkan beban (load
transfer assemblies) bila ditunjukkan dalam gambar.
a) Sambungan Susut Lajur Melintang (Transverse Strip Contraction Joints)
✓ Sambungan ini dibentuk dengan memasang bagian lajur melintang (strip) sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar.

117
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

b) Alur yang dibentuk (Formed Grooves)


✓ Dibentuk dengan menekankan perlengkapan yang disetujui kedalam beton yang masih plastis.
✓ Perlengkapan tersebut harus tetap ditempat sekurang-kurangnya sampai beton mencapai tahap
pengerasan awal, dan kemudian dilepas tanpa merusak beton disekitarnya, kecuali bilamana
perlengkapan tersebut dirancang untuk tetap terpasang pada sambungan.

c) Sambungan Susut Gergajian (Sawn Contraction Joint)


✓ Dibentuk dengan membuat alur dengan gergaji beton pada permukaan perkerasan dengan lebar,
jarak dan garis sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
✓ Setelah setiap sambungan digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang bersebelahan
dibersihkan dan diisi dengan bahan pengisi joint sealent.
✓ Penggergajian untuk membentuk sambungan harus dilakukan sesegera mungkin setelah beton
cukup mengeras, dan agar agar didapatkan hasil yang rapih tanpa menimbulkan keretakan,
umumnya tidak kurang dari 4 jam setelah pemadatan akhir beton, dan tidak lebih dari waktu ikat
akhir atau sekitar 10 jam tergantung jenis semennya.

d) Sambungan Susut Melintang yang Dibentuk Dengan Acuan (Transverse Formed Contraction Joints)
✓ Sambungan ini harus memenuhi ketentuan untuk sambungan memanjang yang dibentuk dengan
acuan (longitudinal formed joints).

118
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

4. Sambungan Konstruksi Melintang (Transverse Construction Joints)

➢ Sambungan ini harus dibuat bila pekerjaan beton berhenti lebih dari 30 menit (sebelum terjadi pengikatan
awal).
➢ Tidak boleh dibuat pada jarak kurang dari 1.8 meter dari sambungan muai, sambungan susut, atau bidang
yang diperlemah lainnya.
➢ Bilamana dalam waktu penghentian tersebut campuran beton belum cukup untuk membuat perkerasan
minimal 1.8 meter maka kelebihan beton tersebut harus dipotong dan dibuang.

119
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Kerusakan pada perkerasan beton


➢ Kerusakan pada celah sambungan
melintang dan memanjang
➢ Ketidakrataan pelat beton (slab) pada
sambungan (faulting)
➢ Retak pada pelat beton
➢ Lubang atau gompal (spallling) pada pelat
beton
120
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

1. Acuan dan Alat Pengendalian Elevasi


➢ Acuan harus kokoh dan tidak goyah, perbedaan permukaan acuan dan garis yang sebenarnya tidak boleh
lebih dari 5 mm. Acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tahan, tanpa terlihat adanya lentingan atau
penurunan, terhadap benturan dan getaran dari peralatan pemadat dan penyelesaian.
➢ Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton dihamparkan
➢ Bagian atas acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang dengan toleransi elevasi tidak melampaui -10
mm sampai +10 mm terhadap rancangan elevasi permukaan perkerasan yang telah selesai.

121
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

2. Pengecoran Beton
➢ Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan sedapat mungkin
dihindari.
➢ Penghamparan harus dilakukan secara menerus diantara sambungan melintang tanpa sekatan sementara,
penghamparan secara manual diperlukan harus dilakukan dengan memakai sekop bukan perlengkapan
perata (rakes).
➢ Tenaga kerja tidak boleh menginjak hamparan beton yang masih baru dengan memakai sepatu yang
dilekati dengan tanah atau kotoran lainnya.
➢ Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur yang telah selesai terlebih dulu, dan peralatan
mekanik harus dijalankan di atas lajur tersebut, maka kekuatan beton harus sudah mencapai sekurangnya
90% dari kekuatan rencana umur 28 hari.

122
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

3. Pemasangan Baja Tulangan


➢ Bilamana perkerasan beton bertulang dihampar dalam dua lapis, lapis bawah harus digetar dan dipadatkan
sampai panjang dan kedalaman tertentu sehingga anyaman baja tulangan dapat diletakkan diatas beton
dengan tepat.
➢ Lapis bawah beton yang sudah dituang lebih dari 30 menit tanpa diikuti penghamparan lapis atas harus
dibongkar dan diganti dengan beton yang baru.
➢ Bilamana perkerasan beton dibuat langsung dalam satu lapis, baja tulangan harus diletakkan dengan kaku
sebelum pengecoran beton.
➢ Sambungan antar anyaman baja tulangan harus tumpang tindih tidak kurang dari 450 mm.
➢ Baja tulangan harus bebas dari kotoran.

4. Penyelesaian dengan Mesin


➢ Beton harus terdistribusi sesegera mungkin setelah dituang, dibentuk dan diratakan dengan mesin
pembentuk (finishing machine).
➢ Mesin harus melintas setiap bagian permukaanjalan beberapa kali dengan interval yang diperlukan
➢ Kegiatan yang berlebihan di atas permukaan beton harus dihindarkan.

123
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

5. Penyelesaian Dengan Tangan


➢ Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau jika tempat kerja sangat terbatas
untuk dilaksanakan dengan mesin pemadat dan pembentuk.

6. Penyetrika (Floating)
➢ Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi dengan
bantuan alat penyeterika, dengan metode:
a. Metode Manual, dijalankan dengan manual dengan Panjang tidak kurang dari 350 mm dan lebar tidak
kurang dari 150 mm, dilengkapi dengan pengaku. Dijalankan dari atas jembatan yang dipasang
membentang dikedua sisi acuan tepi tanpa menyentuh beton, digerakkan seperti Gerakan menggergaji.
b. Metode Mekanik, dapat menggunakan mesin yang mencakup pemotong, penyetrika dan penghalus,
yang dipasang pada dan dikendalikan melalui rangka yang kaku. Rangka dijalankan dengan alat beroda
4 atau lebih, yang bertumpu pada acuan samping.

7. Memperbaiki Permukaan
➢ Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis, bagian yang
ambles harus segera diisi dengan beton yang baru, dibentuk, dipadatkan dan diselesaikan (finishing) lagi.
➢ Perhatian khusus harus untuk memastikan kerataan permukaan memenuhi toleransi yang dipersyaratkan.

124
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

8. Membentuk Tepian
➢ Tepi perkerasan beton sepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan perkakas (edging
tool) untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu atau12 mm
bila tidak ditentukan dalam gambar.

9. Penyelesaian Permukaan
➢ Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawatan pada permukaan
digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat tegaklurus dengan garis sumbu (centerline)
jalan.
➢ Pengasaran dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dengan lebar tidak kurang dari 450 mm, terdiri
dari dua baris kawat dengan Panjang kawat 100 mm dan ukuran kawat per 32 gauge serta jarak kawat dari
as ke as 25 mm.
➢ Kedua baris kawat harus mempunyai susunan berseling-seling (zig-zag) sehingga jarak kawat pada baris
kedua dan baris pertama 12.5 mm. Masing-masing baris harus mempunyai 14 kawat dan harus diganti bila
Panjang kawat terpendek telah mencapai 90 mm.
➢ Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 3 mm.

125
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

10.Survey Permukaan
➢ Dalam 24 jam setelah pengecoran, penyedia jasa harus melakukan survey elevasi permukaan dan tebal
lapisan.
➢ Elevasi setiap titik dari lapis permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus dan perkerasan semen tidak
boleh berbeda lebih 10 mm di bawah atau 10 mm di atas (-10,+10).
➢ Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus mempunyai lereng melintang sama dengan lereng melintang
rancangan dengan toleransi ± 0.3%.

11.Menguji Permukaan
➢ Begitu beton mengeras, permukaan Lapis Fondasi Bawah dan Permukaan Beton Semen harus diuji dengan
menggunakan mistar lurus (straight-edges) sepanjang 3 m. Lokasi yang menunjukkan ketinggian lebih 3
mm tapi tidak lebih dari 12.5 mm sepanjang 3 m, harus ditandai dan segera diturunkan elevasinya dengan
Gurinda sampai tidak melebihi 3 mm.
➢ Bilaman penyimpangan penampang melintang melebihi 12.5 mm perkerasan beton harus dibongkar.

126
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

12. Perawatan (Curing)


➢Permukaan perkerasan beton yang terekpos harus segera dirawat dengan penyemprotan bahan
perawatan yang disetujui. Penyemprotan dilakukan segera setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan
dengan sikat sesuai dengan kondisi berikut:
a. Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus dan tak terputus, disemprotkan merata
dalam 2 kali penyemprotan, pertama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air pemukaan tidak begitu
mengkilap, kedua 10 sampai 30 menit setelah itu.
b. Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama 30 menit setelah penggaruan, dan yang
kedua 15 menit sampai 45 menit sesudahnya.
c. Alat penyemprot yang dapat berjalan penuh merupakan prasyarat untuk perawatan perkerasan.
d. Kadar penyemprotan minimum 0.20 ltr/m2.
e. Penyemprotan yang tidak merata harus disemprot ulang dalam waktu 6 jam, dengan kadar
penyemprotan yang diuji tidak kurang dari 2 kali penyemprotan semula.
f. Lapisan perawatan harus dipertahankan utuh dalam bentuk selaput (membrane) yang menerus dan
tidak patah sampai kekuatan lapangan mencapai 70% kekuatan rancangan.
➢Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus paling tidak 70% kekuatan yang disyaratkan tercapai, dengan cara:
a. Menutup dengan lembaran plastik, sampai perkerasan berikutnya dihampar.
b. Penyemprotan dengan bahan perawatan berpigmen putih
c. Pengabutan yang berkesinambungan

127
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

13. Membongkar Acuan


➢Acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang baru dicor sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam.
➢Lokasi keropos kecil harus dibersihkan, dibasahi dan ditambal dengan adukan semen kental dengan
perbandingan 1 semen 2 agregat halus.
➢Lokasi yang banyak keroposnya dianggap pekerjaan yang cacat mutu dan harus dibongkar dan diganti
➢Setiap lokasi atau ruas yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m panjangnya atau kurang dari lebar
seluruh lajur yang terkena pembongkaran.

14. Panjang Percobaan


➢Penyedia jasa harus menyediakan instalasi, peralatan dan menunjukkan metode pelaksanaan pekerjaan
dengan melakukan penghamparan percobaan tidak kurang dari 30 m di luar lokasi pekerjaan.
➢Setelah percobaan pertama disetujui maka percobaan sepanjang minimum 150 m dan tidak lebih dari 300
m harus dilakukan di daerah kerja permanen.
➢Bilamana hasil penghamparan percobaan lanjutan tidak memenuhi spesifikasi, Penyedia Jasa harus harus
menyiapkan lokasi percobaan yang lain.
➢Penghamparan percobaan yang tidak memenuhi spesifikasi harus dibongkar.

128
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

15. Perlindungan Terhadap Perkerasan


➢Penyedia Jasa harus melindungi perkerasan dan perlengkapannya dari lalu lintas umum dan lalulintas
kegiatan pekerjaan. Perlindungan meliputi penyediaan tenaga pengatur lalu lintas, pemasangan dan
pemeliharaan rambu peringatan, lampu penerangan , jembatan diatas perkerasan, jalan alih dll.
➢Setiap kerusakan pada perkerasan yang terjadi sebelum persetujuan akhir harus diperbaiki atau diganti.

16. Pembukaan Terhadap Lalu Lintas


➢Perkerasan beton tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum hasil pengujian terhadap benda uji yang
dicetak dan dirawat mencapai 90% dari kuat lentur minimum (45 kg/cm2).
➢Baik peralatan maupun lalu lintas tidak diperkenankan melewati Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus yang
telah selesai sampai beton tersebut mencapai paling tidak 70% dari kekuatan yang disyaratkan.

17. Toleransi Ketebalan Perkerasan


➢Tebal aktual umumnya ditentukan dari perbedaan elevasi hasil surveey sebelum dan sesudah pelaksanaan.
➢Bila dari 2 kali survey didapatkan hasil berbeda maka digunakan benda uji inti untuk menetapkan tebal.
➢Bila tebal rata rata melampaui 5 mm dari yang disyaratkan akan dipandang tebal yang disyaratkan
ditambah 5 mm.
➢Lokasi yang kurang sempurna dengan kekurangan tebal lebih dari 12.5 mm akan dievaluasi oleh pengawas
pekerjaan, bila keputusannya mengharuskan pembongkaran maka harus dibongkar.

129
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
Bagan Alir – Seksi 5.3
PERAWATAN (6)
RENCANA
DETAIL/SHOP
DRAWING PENGUKURAN
HASIL CHECK 1
PENGAJUAN PEKERJAAN • Periksa contoh material yang diajukan, pastikan sesuai dengan
MULAI KERJA spesifikasi
SERTIFIKASI
KUANTITAS • Periksa proporsi rencana campuran untuk tiap jenis beton
CHECK TIDAK
1
• Pastikan proporsi campuran dalam percobaan campuran
SETUJU PEMBAYARAN • Periksa hasil pengujian kekuatan beton untuk 3 hari, 7 hari, 14
KONTROL LALU hari dan 28 hari
LINTAS • Periksa gambar acuan dan perancah
PERSIAPAN KETENTUAN (2)
LAPANGAN (2) • Bila acuan dari kayu, pastikan bahwa acuan terpasang dengan
benar dengan kondisi kuat
PENCAMPURAN
KETENTUAN (3)
DIUNIT
PENCAMPUR (3) • Gunakan air bersih dan agregat jenuh air
• Campuran beton diukur berdasarkan berat dan dicampur dengan
PENGAMBILAN mesin pencampur mekanis
SAMPLE • Slump beton diatas yang disyaratkan tidak boleh dipakai
PENGUJIAN (4)
• Tidak boleh ada beton yang ditambah air bila hampir mengeras
PENGECORAN
BETON (5)
130
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 5.3

KETENTUAN (4)
• Uji slump
• Pengambilan sample untuk uji silinder/kubus
KETENTUAN (5)
• Pengecoran menerus tanpa berhenti sampai sambungan yang disetujui atau sampai pekerjaan selesai
• Tidak boleh terjadi segregasi antara material halus dan kasar
• Campuran beton harus jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggian tidak lebih dari 150 cm
• Cetakan harus siap ditempati adukan beton
• Konsolidasi beton menggunakan vibrator mekanis dengan prosedur dan cara kerja yang benar
KETENTUAN (6)
• Secepatnya setelah beton ditempatkan, beton dirawat (curring compound / pembasahan)

131
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Kuantitas yang dibayar adalah jumlah Meter Kubik Perkerasan Beton Semen dan Lapis Fondasi Bawah
Beton Kurus. Lebar yang diukur adalah lebar perkerasan yang ditunjukkan pada penampang melintang
gambar, Panjang haruslah sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar, tebal haruslah tebal rata-rata
actual yang diterima.
➢ Sambungan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar) dan baja tulangan yang diperlukan untuk pekerjaan
tidak boleh diukur terpisah untuk pembayaran.
➢ Pekerjaan hasil penghamparan percobaan di luar daerah pekerjaan tidak boleh diukur untuk pembayaran.
➢ Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi pada Perkerasan Beton Semen harus
dilakukan sesuai ketentuan table 5.3.10.1

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas Perkerasan Beton Semen dan Lapis Fondasi Beton Kurus akan dibayar dengan Harga Kontrak per
Meter Kubik, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan
dan pengecoran semua bahan termasuk semen, baja tulangan, acuan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar),
bahan sambungan dan lembar membrane, Panjang percobaan diluar lokasi kegiatan, perawatan, pengujian,
dan semua bahan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.

132
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 5.5 Lapis Pondasi Agregat Semen (CTB & CTSB)

1. Uraian
➢ Pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) dan Lapis Fondasi Agregat
Semen Kelas B (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi penyediaan material, pencampuran dengan alat
pencampur berpenggerak sendiri (self propelled mixer), pengangkutan, penghamparan, pemadatan dengan
roller, pembentukan permukaan (shaping), perawatan (curing), dan penyelesaian (finishing), dan kegiatan
lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
➢ Lapis Fondasi Agregat Semen tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau ketika kondisi lapangan
sedang basah/becek.
➢ Apabila terjadi kegagalan Penyedia Jasa dalam memenuhi ketentuan kualitas dan dimensi, maka Penyedia
Jasa harus mengkompensasikan dengan penambahan tebal lapisan di atasnya (AC-Base, AC-BC, AC-WC).
➢ Apabila karena kualitas atau ketebalan Lapis Fondasi Agregat Semen tidak dimungkinkan keberadaannya
sebagai lapis konstruksi, maka Penyedia Jasa harus melakukan pembongkaran.
➢ Sebaiknya, 7 hari setelah penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen penghamparan lapis penutup atas
(Ac-Base, AC-BC, AC-WC) harus dilaksanakan.
➢ Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat minimum 4 hari sesudah
pemadatan terakhir.

133
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. SEMEN PORTLAND
➢ Semen yang digunakan adalah Semen Portland tipe I yang memenuhi ketentuan SNI 15-2049-2004, atau
PPC (Portlad Pozzolan Cement) yang memenuhi SNI 0302: 2014 dapat digunakan apabila diizinkan oleh
Pengawas Pekerjaan.

2. Air
➢ Ketentuan Pasal 7.1.2.2 air untuk campuran beton harus berlaku

3. Agregat
➢ Syarat-syarat agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A dan Lapis Fondasi Semen Kelas B
mengikuti ketentuan Seksi 5.1

134
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Campuran dan Takaran

1. Lapis fondasi Agregat Semen terdiri dari agregat, semen dan air. Kadar semen harus ditentukan
berdasarkan percobaan laboratorium (laboratory test) dan campuran percobaan (trial mix).

2. Penyedia Jasa harus melakukan campuran percobaan (trial mix) di bawah pengawasan
Pengawas Pekerjaan, untuk menentukan : Kuat Tekan, Kadar Semen, Kadar Air Optimum, Berat Isi
Campuran kering pada kadar air optimum.

3. Perkiraan penggunaan kadar semen untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (CTB) adalah 3
– 5%, dan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) adalah 4 – 6%. Kadar semen yang
diperlukan harus ditentukan berdasarkan hasil rancangan campuran kerja (job mix design).

4. Persyaratan kuat tekan untuk CTB pada umur 7 hari 45 – 55 kg/cm2 dan CTSB 35 -45 kg/cm2.

135
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Percobaan di Lapangan (Field Test)

1. Desain campuran harus dicoba di lapangan dengan luas pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen
sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan pekerjaan.

2. Berdasarkan hasil percobaan lapangan setelah 7 hari Pengawas Pekerjaan dapat menyetujui
Penyedia Jasa untuk meneruskan pekerjaan atau menginstruksikan Penyedia Jasa untuk membuat
beberapa variasi yang lain.

136
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pencampuran

1. Pencampuran di Tempat (Mix In Place)


➢ Jumlah total kuantitas semen yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan tebal penuh (full depth) harus
dihampar merata di atas permukaan agregat yang akan dicampur dengan pemasok mekanis terkendali
yang disetujui. Peralatan apapun yang digunakan tidak diperkenankan melintasi hamparan semen yang
masih segar sampai kegiatan pencampuran selesai dikerjakan.
➢ Air akan ditambahkan selama proses pencampuran dengan alat pengendali tekanan pada distributor
pemasok yang terletak didalam ruag pencampuran.
➢ Alat pencampur harus dijalankan sedemikian hingga tebal Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A/B dapat
memenuhi seluruh tebal rancangan.
➢ Pencampuran harus dilakukan dengan alat pencampur yang berpenggerak sendiri, dengan lebar
pencampuran tidak kurang 1.8 m, dan kedalaman pencampuran paling sedikit 30 cm.

2. Pencampuran di Instalasi Terpusat (Central Plant)


➢ Instalasi pencampur yang tetap (tidak berpindah) harus menggunakan cara takaran berat. Jumlah bahan
agregat dan semen yang harus diukur dengan tepat pertama-tama harus dimasukkan ke dalam instalasi
pencampur kemudian air ditambahkan secukupnya agar kadar air hasil campuran terletak dalam rentang
yang dirancang untuk pemadatan di lapangan.
➢ Campuran harus dihampar di atas permukaan yang sudah dilembabkan dengan tebal lapisan yang seragam
dan harus dihampar dengan mesin penghampar (proving machine) yang dijalankan secara mekanis.
137
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pemadatan

1. Persiapan Permukaan Tanah Dasar (Sub-Grade) atau Lapis Fondasi Bawah (Sub-Base)
➢ Permukaan tanah dasar (sub-grade) jika ada harus sesuai dengan Seksi 3.3
➢ Lapisan Fondasi Bawah (sub-base) jika ada, harus sesuai dengan Seksi 5.1
➢ Permukaan tanah dasar (sub-grade) atau Lapis Fondasi Bawah (sub-base) harus bersih dan rata.

2. Penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen


➢ Lapis Fondasi Agregat Semen harus dihampar dan ditempatkan di atas permukaan yang telah disiapkam,
dengan metode mekanis.
➢ Pemadatan Lapis Fondasi Agregat Semen harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat 30 menit
semenjak pencampuran material dengan air.
➢ Kepadatan Lapis Fondasi Agregat Semen setelah pemadatan harus mencapai kepadatan kering lebih dari
98% kepadatan kering maksimum.
➢ Kadar air pada waktu pemadatan haruslah pada kadar air dari bahan berada dalam rentang 1% di bawah
kadar air optimum sampai 2% di atas kadar air optimum.
➢ Pemadatan sudah harus selesai dalam waktu 60 menit semenjak semen dicampur dengan air.
➢ Untuk lapisan yang lebih tebal 20 cm, maka harus dilakukan 2 pengujian untuk masing-masing lokasi
dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm.
➢ Pemadatan harus dilakukan dengan kaki kambing bervibrasi (vibratory padfoot roller).
138
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Perawatan (Curing)

Segera setelah pemadatan terakhir, bila permukaan telah cukup kering harus ditutup minimum 4 hari dengan
menggunakan:
1. Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran
2. Penyemprotan dengan aspal emulsi CSS-1 dengan Batasan pemakaian 0.35 – 0.50 lt/m2.
3. Karung goni yang dibasahi dengan air selama masa perawatan.

Pengendalian Mutu

1. Kadar penghamparan semen harus diperiksa paling sedikit 2 kali per hari
2. Kepadatan campuran harus diperiksa dengan pengujian paling sedikit 2 lokasi per hari. Sesuai SNI 2828:2011 dan
/atau Light Weight Deflectometer (LWD) yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi
lendutan dan kepadatan. Pengujian kerucut pasir untuk lapisan yang lebih dalam 20 cm, harus dilakukan 2
pengujian untuk masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm.
3. Pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS )dan kadar air harus dilakukan paling sedikit 2 kali per hari.

139
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


➢ Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) yang diterima tidak boleh kurang dari tebal
dan toleransi yang disyaratkan dalam pasal 5.5.1.3
➢ Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) untuk suatu segmen tebalnya
kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam pasal 5.5.1.3 persentase pengurangan harga satuan
dilakukan.

2. Pengukuran Dari Pekerjaan yang Diperbaiki


➢ Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Semen dapat dilakukan dengan melapisi di atasnya dengan perkerasan
campuran beraspal. Perbaikan tersebut harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai
desain.

3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuai Harga Kontrak per Meter Kubik. Harga satuan merupakan
kompensasi penuh semua bahan, pencampuran,pengangkutan, penghamparan, pemadatan, pemeliharaan,
finishing, testing, dan perbaikan permukaan, serta biaya yang lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan.

140
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
Bagan Alir – Seksi 5.5
PERAWATAN (6)
PENGAJUAN
MULAI
PENGUKURAN KETENTUAN (1)
PEKERJAAN (1)
HASIL • Potongan melintang detail
PEKERJAAN • Rancangan campuran (kuat tekan, kadar semen, kadar air optimum terhadap isi
KONTROL LALU kering campuran)
LINTAS (2) SERTIFIKASI KETENTUAN (2)
KUANTITAS • Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PERCOBAAN
CHECK 3
PEMADATAN PEMBAYARAN • Dicoba di lapangan sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan
CHECK TIDAK • Periksa kepadatan lapangan
3 • Periksa peralatan pemadatan
SETUJU • Dapatkan jumlah lintasan
PERSIAPAN KETENTUAN (4)
LAPANGAN (4) • Permukaan tanah dasar/sub-grade (jika ada) harus dipersiapkan sesuai
spesifikasi Seksi 3.3
PENGHAMPARN • Lapis fondasi bawah/sub-base (jika ada) harus sesuai dengan Seksi 5.1
& • Permukaan tanah dasar/sub-grade atau lapis pondasi bawah/sub-base harus
PENCAMPURAN bersih dan rata
CHECK 5
• Kepadatan paling sedikit 98 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi
PEMADATAN • Kemiringan melintang dan kerataan dalam batas toleransi
KETENTUAN (6)
CHECK TIDAK • Ditutup dengan lembaran plastik atau terpal
5 • Penyemprotan dengan aspal emulsi CSS1 (0,35-0,5 lt/m2)
SETUJU
• Penutupan dengan karung goni yang dibasahi
141
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL

142
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 6.1 Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat

1. Umum

➢ Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) harus dihampar di atas permukaan fondasi tanpa bahan pengikat
seoperti Lapis Fondasi Agregat.
➢ Lapis Perekat (Tack Coat) harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat seperti : Lapis Penetrasi
Macadam, Laston, Lataston, Lapis Fondasi Semen Tanah, Lapis Fondasi Agregat Semen,Perkerasan Beton
Semen dll.

2. Kondisi Cuaca yang Diizinkan Untuk Bekerja


➢ Lapis Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau mendekati kering.
➢ Lapis Perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang benar-benar kering.

3. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan


➢ Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan tampak merata, tanpa
adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
➢ Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi ketentuan, termasuk
pembuangan bahan yang berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material), atau penyemprotan
tambahan seperlunya.
143
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Bahan Lapis Resap Pengikat


➢ Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu dari ketentuan berikut:
✓ Aspal Emulsi yang mengikat sedang (Medium Setting) atau yang mengikat lambat (slow setting).
✓ Aspal Semen Penetrasi 80/100 atau Penetrasi 60/70 diencerkan dengan minyak tanah (kerosin).
Perbandingan pemakaian minyak tanah 80 -85 bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 -85 pph).
➢ Bilamana lalu lintas diizinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus digunakan bahan penyerap
(blotter material).

2. Bahan Lapis Perekat


➢ Aspal emulsi yang mengikat cepat (rappit setting)
➢ Aspal cair penguapan cepat atau sedang jenis RC-250 atau MC-250. Bilamana disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan, aspal keras penetrasi 60/70 atau Penetrasi 80/100, dapat diencerkan dengan 30 bagian bensin
per 100 bagian aspal (30 pph) untuk RC 250, atau 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal (30
pph) untuk MC-250.

144
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Peralatan

1. Ketentuan Umum
➢ Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau kompresor,
distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal, dan peralatan yang sesuai untuk
menyebarkan kelebihan aspal.

2. Distributor Aspal – Batang Penyemprot


➢ Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin penggerak sendiri.
➢ Distributor aspal harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat mensirkulasi aspal secara penuh.
Batang semprot harus terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang dengan jarak yang sama yaitu
10 ± 1 cm. Distributor aspal juga harus dilengkapi pipa semprot tangan.

145
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan Pekerjaan

1. Penyiapan Permukaan yang Akan Disemprot


➢ Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada permukaan perkerasan
jalan, semua kerusakan perkerasan harus diperbaiki dahulu.
➢ Sebelum penyemprotan aspal dmulai, permukaan harus dibersihkan dengan memakai sikat mekanis atau
kompresor atau kombinasi keduanya.
➢ Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
➢ Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir yang telah
disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat
halus tidak akan diterima.
➢ Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah disiapkan dapat diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.

2. Takaran Pemakaian Bahan Aspal


➢ Lapis Resap Pengikat, 0.4 sampai 1.3 liter per meter persegi untuk Lapis Fondasi Agregat tanpa bahan
pengikat.
➢ Lapis Perekat, 0.15 – 0.35 (aspal cair) liter per meter persegi, untuk permukaan porous dan terekspos
cuaca

146
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan Pekerjaan

3. Pelaksanaan Penyemprotan

➢ Bilamana lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau setengah lebar jalan dan harus ada
bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi lajur yang bersebelahan, dan harus
dibiarkan terbuka tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya.
➢ Setelah pelaksanaan penyemprotan, khusus untuk Lapis Perekat, bahan aspal yang berlebihan dan
tergenang di atas permukaan yang telah disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat pemadat
roda karet, sikat ijuk, atau alat penyapu dari karet.
➢ Tempat yang disemprot dengan Lapis Resap Pengikat yang menunjukkan adanya bahan yang berlebihan
harus ditutup dengan bahan penyerap (blotter material) sebelum penghamparan lapis berikutnya. Bahan
penyerap (blotter material) hanya boleh dihampar 4 jam setelah penyemprotan Lapis resap Pengikat.

147
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemeliharaan dan Pembukaan Bagi Lalu Lintas

1. Pemeliharaan Lapis Resap Pengikat


➢ Penyedia Jasa harus memelihara permukaan yag telah diberi Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat.
Lapisan berikutnya hanya dapat dihampar setelah bahan resap pengikat telah meresap sepenuhnya ke
dalam lapis fondasi dan telah mengeras dalam waktu paling sedikit 48 jam.
➢ Lalu lintas tidak diizinkan lewat sampai bahan aspal telah meresap dan mengering serta tidak akan
terkelupas akibat dilewati roda lalu lintas.
➢ Dalam keadaan khusus lalu lintas dapat diizinkan lewat sebelum 48 jam tetapi tidak boleh kurang dari 4
jam setelah penyemprotan Lapis Resap Pengikat, yaitu dengan menaburkan agregat penutup (blotter
material).
2. Pemeliharaan Lapis Perekat
➢ Lapis Perekat harus disemprotkan hanya sebentar sebelum penghamparan lapis aspal berikut di atasnya
untuk memperoleh kondisi kelengketan yang tepat.
➢ Pelapisan lapisan beraspal harus dihampar sebelum Lapis Perekat hilang kelengketannya melalui
pengeringan yang berlebihan, oksidasi, debu yang tertiup atau lainnya.
➢ Sewaktu Lapis Perekat dalam kedaan tidak tertutup, Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan dan
mencegahnya agar tidak berkontak dengan roda lalu lintas.
➢ Pemberian kembali (retackcoating) harus dilakukan bila Lapis Perekat hilang kelengketanya.
➢ Pengeringan Lapis Perekat yang basah karena hujan dengan menggunakan kompresor dapat dilakukan
sebelum lapisan aspal dihampar, hanya bila durasi hujan kurang dari 4 jam.
148
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Setiap agregat penutup (blotter material) yang digunakan harus dianggap termasuk pekerjaan sementara
untuk memperoleh Lapis Resap Pengikat yang memenuhi ketentuan dan tidak akan diukur atau dibayar
secara terpisah.

2. Pengukuran Untuk Pekerjaan yang Diperbaiki


➢ Bila perbaikan pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi ketentuan telah
dilaksanakan, maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah pekerjaan yang seharusnya dibayar
jika pekerjaan yang semula diterima.

3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang sebagaimana ditetapkan harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per Liter, dimana
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan penyemprotan seluruh
bahan, termasuk bahan penyerap (blotter material), penyemprotan ulang, termasuk seluruh pekerja,
peralatan, perlengkapan, dan setiap bagian yang diperlukan.

149
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI PEMELIHARAAN Bagan Alir – Seksi 6.1


LAPISAN (7)
PENGAJUAN
MULAI KERJA PENGUKURAN
KUANTITAS CHECK 1
PEKERJAAN • Periksa contoh material aspal yang disiapkan
CHECK TIDAK berikut sertifikat dan hasil pengujian yang sesuai
SERTIFIKASI spesifikasi
1
SETUJU KUANTITAS • Periksa laporan sertifikat kalibrasi semua
KONTROL LALU instrumen dan jarum pengukur serta alat
LINTAS (2) PEMBAYARAN
penyemprot aspal sesuai spesifikasi
• Periksa contoh material yang digunakan setiap
BATASAN CUACA PERSIAPAN KONDISI
hari, catatan harian penyemprotan dan tingkat
(3) LAPANGAN (4) LAPANGAN (3)
penggunaan material
PERCOBAAN • Bangunan, pohon atau rumah yang berdekatan
PELAKSANAN (5) dengan daerah yang akan disemprot agar
dilindungi dari percikan aspal
PELAKSANAAN
• Tidak boleh ada material aspal yang terbuang ke
LAPISAN
saluran samping atau drainase
CHECK • Penyedia Jasa harus melengkapi dan memelihara
6 sekitar alat pemanas aspal secukupnya terhadap
PERBAIKAN bahaya api dan alat pengontrol, juga
PEKERJAAN menyediakan fasilitas pertolongan pertama

150
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 6.1

KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
KETENTUAN (3)
• Prime coat atau tack coat tidak boleh dilaksanakan selama hujan, menjelang hujan atau segera setelah hujan
KETENTUAN (4)
• Permukaan yang dilapisi harus bebas dari kotoran dan debu
• Pembersihan dilebihkan tidak kurang 20 cm pada masing-masing sisi daerah yang akan disemprot
• Permukaan akhir setelah disapu harus terlihat datar, lurus, bersih terlihat tekstur agregat. Permukaan yang hanya terlihat
agregat halus tidak boleh diterima
KETENTUAN (5)
• Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan lapangan untuk mengetahui tingkat penggunaan yang cukup
CHECK 6
• Periksa toleransi ukuran, Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan yang gagal atau tidak diterima
KETENTUAN (7)
• Permukaan yang di prime coat harus dipelihara sampai pelapisan berikutnya. Lalu lintas tidak boleh melintasi
permukaan yang sudah ada prime coat sampai material prime coat terpenetrasi dan kering (kecuali bila digunakan
balotter material)
• Permukaan yang di tack coat harus dilindungi dari kerusakan dan dihindarkan dari lalu lintas. Pelapisan aspal
dilaksanakan sebelum tack coat mengering
151
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan

Seksi 6.1 Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat

Asphalt Distributor

152
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Cuaca/kondisi perkerasan
3. Persyaratan bahan
4. Metode/cara penyemprotan
5. Perbaikan kerataan penyemprotan
6. Uji pemakaian (lt/m2)
7. Perawatan sebelum pekerjaan aspal
8. Road safety saat pelaksanaan
9. Pengelolaan lingkungan

153
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 6.3 Campuran Beraspal Panas

1. Uraian
➢ Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisa padat yang awet berupa lapis perata, lapis fondasi, lapis antara
dan lapis aus dari campuran beraspal panas terdiri dari agregat, bahan aspal, bahan anti pengelupasan, dan
serat selulosa (hanya untuk SMA), yang dicampur secara panas di AMP, serta menghampar dan
memadatkan campuran tersebut di atas permukaan yang telah disiapkan.

2. Jenis Campuran
➢ Stone Matrix Asphalt (SMA), terdiri dari 3 jenis: SMA tipis, SMA halus, SMA kasar, dengan ukuran partikel
maksimum 12.5 mm, 19 mm, 25 mm.
➢ Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet, HRS), terdiri dari 2 jenis : HRS Fondasi (HRS - Base) dan HRS
Lapis Aus (HRS - Wearing Course, HRS-WC), dengan ukuran agregat masing-masing 19 mm.
➢ Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete, AC), terdiri dari 3 jenis : AC Lapis Fondasi (AC - Base), AC Lapis Antara
(AC - Binder Course, AC-BC), AC Lapis Aus (AC - Wearing Course, AC-WC).

154
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

3. Tebal Lapisan dan Toleransi


➢ Tebal lapisan campuran yang bukan perata diperikasa dengan benda uji inti (core), Benda uji ini (core)
paling sedikit harus diambil dua titik pengujian per penampang melintang per lajur dengan jarak
memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 100 m.
➢ Tebal aktual hamparan lapis beraspal di setiap segmen, didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua
benda uji inti yang diambil dari segment teesebut. Segmen adalah Panjang hamparan yang dilapis dalam
satu kali produksi AMP dalam satu hari pada satu hamparan.
➢ Bilamana campuran beraspal yang tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam gambar, maka
kekurangan tebal ini dapat diperbaiki dengan penyesuaian tebal dari lapis berikutnya, atau dipotong
pembayarannya. Tebal total campuran beraspal tidak boleh kurang dari jumlah tebal rancangan dari
masing-masing jenis campuran minus 5 mm.
➢ Perbedaan kerataan permukaan (SMA/HRS/AC), bila diukur dengan mistar 3 m yang diletakkan tepat diatas
permukaan jalan tidak boleh melampaui 5 mm untuk lapis aus dan lapis antara atau 10 mm untuk lapis
fondasi
➢ Bilamana campuran beraspal dihampar sebagai lapis perata maka tebal lapisan tidak boleh melapaui 2.5
kali tebal nominal.

155
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Agregat Kasar
➢ Fraksi agregat kasar tertahan ayakan No. 4, harus bersih, keras, awet, bebas dari lempung.
➢ Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran nominal.
➢ Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan
menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian sehingga gradasi gabungan agregat
dapat dikendalikan dengan baik.

2. Agregat Halus
➢ Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan
terdiri dari bahan yang lolos saringan No.4 (4.75 mm).
➢ Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal
dengan pemasok penampung dingin (cold bin feeds)
➢ Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang tidak melampaui 15%.
➢ Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas lempung, atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya.

156
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

3. Bahan Pengisi
➢ Bahan pengisi yang ditambahkan (added filler) dapat berupa debu batu kapur (limestone dust), atau semen,
harus kering dan bebas dari gumpalan, dan bila diuji dengan pengayakan harus mengandung bahan yang
lolos ayakan No. 2000 (75 micron) tidak kurang dari 755.
➢ Bahan pengisi yang ditambahkan (added filler) untuk semen harus dalam rentang 1% – 2% terhadap
berat total agregat, dan untuk bahan pengisi lainnya dalam rentang 1% – 3% terhadap total agregat.
Khusus untuk SMA tidak dibatasi kadarnya tetapi tidak boleh menggunakan semen.

4. Gradasi Agregat Gabungan


➢ Gradasi agregat gabungan untuk campuran beraspal harus memenuhi batas-batas yang diberikan
(amplop gradasi) dan harus mempunyai jarak terhadap batas-batas tersebut.
➢ Untuk memperoleh gradasi HRS-WC/HRS-Base yang senjang maka paling sedikit 80% agregat lolos
ayakan No. 8 (2.36 mm) harus lolos ayakan No. 30 (0.60 mm).
➢ Bilamana gradasi yang diperoleh tidak memenuhi kesenjangan yang disyaratkan Pengawas Pekerjaan
dapat menerima gradasi tersebut asalkan sifat-sifat campurannya memenuhimketentuan yang
disyaratkan.

157
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

5. Bahan Aspal Untuk Campuran Beraspal


➢ Aspal tipe I (aspal keras pen 60-70) harus diuji pada setiap kedatangan dan sebelum dituangkan ke tangki
penyimpanan AMP untuk penetrasi pada 25°C. Tipe II (aspal modifikasi) harus diuji stabilitas
penyimpanan.
➢ Tidak ada aspal yang boleh digunakan sampai aspal tersebut telah diuji dan disetujui.

6. Bahan Anti Pengelupasan


➢ Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika stabilitas Marshall sisa sebelum ditambah bahan anti
pengelupasan lebih besar dari yang disyaratkan, stabilitas Marshall sisa (setelah direndam 24 jam 60°C)
75% haruslah minimum .
➢ Stabilitas bahan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam bentuk cairan
ditimbangan aspal AMP dengan menggunakan pompa penakar (dozing pump) sesaat sebelum
dilakukan proses pencampuran basah di pugmill.

7. Prosedur Rancangan Campuran


➢ Prosedur rancangan campuran seperti terlihat pada skema di bawah

158
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Campuran Beraspal Panas

1. MATERIAL COLD BIN/STOCK PILE

2. GRADASI INDIVIDU

Urutan Penyusunan 3. GRADASI GABUNGAN


DMF/JMF 4. UJI MARSHALL

5. KALIBRASI BUKAAN COLD BIN

6. MATERIAL HOTBIN (I – IV)

7. GRADASI INDIVIDU

8. GRADASI GABUNGAN
Catatan:
DMF: 1 – 9 9. UJI MARSHALL
JMF: 1 – 11 10. TRIAL AMP

11. TRIAL LAPANGAN


159
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Ketentuan Peralatan

1. Asphalt Mixing Plant


➢ Mempunyai sertifikat laik operasi dan setifikat kalibrasi
➢ Berupa pusat pencampuran dengan sistem penakaran (batching), sistem menerus (Continuous) tidak
diizinkan.
➢ Dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman
➢ Dilengkapi dengan alat pengumpul debu
➢ Mempunyai pengaduk (pug mill) dengan kapasitas minimum 800 kg
➢ Jika digunakan untuk campuran AC-Base mempunyai cold bin tidak kurang dari 5 buah
➢ Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan agregat haruslah minyak tanah atau solar atau LPG.

2. Peralatan Pengangkut

3. Peralatan Penghampar dan Pembentuk

4. Peralatan Pemadat

160
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan Campuran

1. Menyiapkan permukaan yang akan dilapisi (agregat/aspal lama)


2. Acuan tepi (tegak)
3. Penghamparan dan Pembentukan (tebal gembur/kemiringan/kerataan)
4. Pemadatan (awal/antara/akhir)
5. Sambungan (antar lapis tidak segaris)

Pengendalian Mutu dan Pemeriksaan Lapangan

1. Pengujian Permukaan Perkerasan (kerataan/kemiringan)


2. Ketentuan Kepadatan (HRS/AC)
3. Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Beraspal (di AMP/pengendalian proses/di lapangan)
4. Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Beraspal (catatan hasil pengujian setiap hari produksi)
5. Pengendalian Kuantitas Dengan Menimbang Campuran Beraspal (tiket pengiriman campuran)
161
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Pekerjaan
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran campuran beraspal haruslah berdasarkan ketentuan di bawah :
✓ Untuk lapis bukan perata adalah jumlah tonase bersih dari campuran beraspal yang telah dihampar dan
diterima. Yang dihitung sebagai hasil perkalian luas lokasi yang diterima dan tebal aktual yang
diterima dengan kepadatan campuran yang diperoleh dari benda uji (core). Tonase bersih adalah
selisih dari berat campuran beraspal dengan bahan anti pengelupasan (anti stripping agent).
✓ Untuk anti pengelupasan adalah jumlah kilogram bahan yang digunakan dan diterima.
➢ Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparan kurang dari
tebal minimum yang dapat diterima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis
disepanjang tepi perkerasan atau ditempat lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar
aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF atau toleransi yang disyaratkan tidak akan diterima untuk
pembayaran.
➢ Campuran beraspal yang dihampar langsung di atas permukaan existing (memerlukan koreksi bentuk),
harus dihitung berdasarkan hasil perkalian antara tebal rata-rata yang diterima dengan luas penghamparan
aktual yang diterima. Bilamana tebal rata-rata campuran beraspal melampaui kuantitas perkiraan yang
dibutuhkan (diperlukan untuk perbaikan bentuk), maka tebal rata-rata yang digunakan dan diterima oleh
pengawas pekerjaan yang diperhitungkan untuk pembayaran. Bagaimanapun juga, jumlah tonase
campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima tidak boleh melampaui berat campuran beraspal
yang diperoleh dari penimbangan muatan di rumah timbangan.
162
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

➢ Kecuali yang disebutkan di atas, maka tebal campuran beraspal yang diukur untuk pembayaran tidak boleh
lebih besar dari tebal rancangan yang ditentukan dalam gambar. Tidak ada penyesuaian kuantitas untuk
ketebalan yang melebihi tebal rancangan.
➢ Lebar hamparan campuran beraspal yang dibayar harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Pengukuran
dilakukan tegak lurus sumbu jalan per 25 m.
➢ Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima campuran dengan kadar aspal lebih rendah dari yang disyaratkan
(kadar aspal JMF), pembayaran campuran akan dihitung berdasarkan tonase hamparan dikalikan dengan faktor
koreksi Cb (Cb=kadar aspak ekstraksi/kadar aspal JMF).
➢ Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan atau kepadatan dapat dilihat
table 6.3.8.1/6.3.8.2.
2. Pengukuran Dari Pekerjaan yang Diperbaiki
➢ Bilamana perbaikan dari campuran beraspal panas dilaksanakan, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran
haruslah kuantitas berdasarkan tebal terpasang yang memenuhi toleransi dan tidak melampaui tebal dalam
gambar.
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang sebagaimana ditentukan dibayar menurut Harga Kontrak per Ton untuk campuran beraspal
panas, dan Harga Kontrak per kg untuk Bahan Anti Pengelupasan, harga tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk mengadaan dan memproduksi dan menguji dan mencampur serta menghampar semua bahan,
termasuk semua pekerja, peralatan, pengujian, perkakas dan perlengkapan lainnya.

163
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI PENGIRIMAN Bagan Alir – Seksi 6.3


CAMPURAN (10)
PENGAJUAN
MULAI KERJA PENGHAMPARN CHECK 1
CAMPURAN • Periksa contoh material yang akan
CHECK TIDAK digunakan
1 PEMADATAN • Periksa laporan hasil pengujian
SETUJU
PENYIAPAN material yang akan digunakan
PLANT CHECK • Periksa JMF berikut data dan grafik
PENCAMPUR 11 percobaan campuran
PERBAIKAN • Periksa aspal yang diajukan berikut
PEKERJAAN sertifikat dan data pengujian
CHECK TIDAK
CHECK 2
2
SETUJU • Periksa bahwa mixing plant
PERCOBAAN PENGUKURAN mempunyai kapasitas sesuai
CAMPURAN (3) KUANTITAS kemampuan finisher dijalan dengan
PEKERJAAN kecepatan tetap dan tebal tertentu
BATASAN CUACA PERSIAPAN KONTROL LALU • Peralatan pengiriman,
PEMELIHARAAN
(5) LAHAN (6) LINTAS (4) penghamparan dan pemadatan
RUTIN
sesuai spesifikasi
PENYIAPAN PENYIAPAN SERTIFIKASI KETENTUAN (3)
MATERIAL ASPAL MATERIAL KUANTITAS • Penyedia Jasa harus melakukan
(7) AGREGAT (8) percobaan penghamparan tidak
PEMBAYARAN kurang dari 50 ton untuk tiap JMF
PENYIAPAN yang disetujui menggunakan
CAMPURAN (9) produksi, alat penghampar dan
164 prosedur yang diusulkan
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 6.3

KETENTUAN (4)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
KETENTUAN (5)
• Penghamparan aspal tidak boleh dilaksanakan selama hujan, menjelang hujan atau segera setelah hujan
KETENTUAN (6)
• Permukaan yang dilapisi, dibersihkan dari kotoran dan debu. Tack coat atau prime coat yang digunakan disesuaikan
dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (7)
• Material aspal yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (8)
• Material agregat yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (9)
• Mengacu ke DMF/JMF yang telah disetujui
KETENTUAN (10)
• Campuran akan dikirim ke lokasi penghamparan pada temperatur sesuai pada spesifikasi
CHECK 11
• Campuran dihampar dan dipadatkan sesuai ketebalan, kemiringan, elevasi, kerataan dan potongan melintang
• Penghamparan dimulai dari lajur terendah
• Mesin vibrator pada alat penghampar dijalankan selama penghamparan dan pemadatan
• Kepadatan lapangan harus disetujui Pengawas Pekerjaan
165
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan


Seksi 6.3 Campuran Beraspal Panas

Desain Campuran

Perhatian pada :
1. Persyaratan raw
material
2. Gradasi individu
3. Gradasi
gabungan
4. Pemakaian pasir/
filler

166
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Marshall Properties Chart

167
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Proses di Stone
Crusher

168
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Kolam Pencucian Raw Material Scalping (Pemisahan)

169
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir Pengoperasian AMP

170
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Komponen Asphalt Mixing Plant

1. Bin Dingin
2. Bukaan Cold Bin
3. Elevator Dingin
4. Pengering (Blower)
5. Collector Debu
6. Cerobong Asap
7. Elevator Panas
8. Pengendali Gradasi
9. Bin Panas
10. Hopper Penakar
11. Pugmill
12. Penyimpan Minerali
13. Penyimpan Aspal Panas
14. Tempat Penimbang Aspal

171
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemisahan yang Tegas


Antar Cold Bin

172
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan


Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Kesiapan peralatan, Tenaga Kerja
3. Suhu campuran aspal
4. Sambungan melintang & memanjang
5. Penghamparan
6. Tebal gembur hamparan
7. Suhu pemadatan
8. Pemadatan
9. Kemiringan dan kerataan
10. Uji kepadatan dan ketebalan
11. Penutupan lubang uji inti (Core)
12. Road safety saat pelaksanaan
13. Pengelolaan lingkungan

173
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Suhu Pencampuran & Pemadatan

Temperatur
No Prosedur Pelaksanaan
(°C)

1 Pencampuran di AMP 145 - 155

2 Menuangkan ke dump truck 135 - 150

3 Menuangkan ke alat penghampar 130 -150

4 Pemadatan awal (roda baja) 125 - 145

5 Pemadatan antara (roda karet) 100 - 125

6 Pemadatan akhir (roda baja) >95

174
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 7
STRUKTUR

175
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 7.1 Beton

Umum
1. Uraian
➢ Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidrulik yang setara, agregat halus, agregat
kasar, dan air dengan atau bahan tambah membentuk masa padat.
➢ Pekerjaan beton dalam hal ini mencakup beton bertulang dan beton tanpa tulangan.
➢ Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, perawatan beton,
lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar
fondasi tetap kering.
➢ Mutu beton yang digunakan dapat dibagi sebagai berikut: 1) Beton Mutu Tinggi fc’ ≥ 45 MPa, 2) Beton
Mutu Sedang 20 MPa ≤ fc’< 45 MPa, 3) Beton Mutu Rendah 15 MPa ≤ fc’< 20 MPa.

2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
pelaksanaan beton untuk mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan.

3. Jaminan Mutu
➢ Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau
dan dikendalikan.

176
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

4. Pengajuan Kesiapan Kerja


➢ Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan, dan
hasil pengujian percobaan campuran beton di laboratorium umur 7 dan 28 hari.

5. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan


➢ Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
✓ Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat.
✓ Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan, tidak menempel pada
dinding dan tinggi timbunan maksimum 8 zak semen.
✓ Tumpukan zak diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perputaran udara diantaranya.
✓ Semen dari berbagai merek disimpan secara terpisah.
✓ Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk diatas tumpukan semen yang sudah ada dan
penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengiriman.
✓ Semen dalam bentuk curah harus disimpan didalam silo.
✓ Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 bulan, sebelum digunakan harus diperiksa apakah masih
memenuhi syarat untuk digunakan.

177
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Semen
➢ Semen Portland tipe I, II, III, IV dan V atau PPC (Portland Pozzolan Cement) apabila diizinkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
➢ Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe atau satu merek semen.

2. Air
➢ Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau amoniak.
➢ Air yang diusulkan dapat digunakan bila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28
hari mempunyai kuat tekan minimal 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling. Air yang diketahui
dapat diminum dapat digunakan.

3. Agregat
➢ Ketentuan Gradasi Agregat
✓ Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan aplop gradasi, tetapi atas persetujuan
Pengawas Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi masih dapat digunakan apabila
memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran (slump/strength/durability)
✓ Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak
antar baja tulangan.
178
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

4. Bahan Tambah
➢ Digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton, dapat berupa bahan tambah kimia dan/atau
bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
✓ Bahan Tambah Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton tidak lebih dari 5% berat
semen.
✓ Bahan Tambah Mineral
Berupa abu terbang (fly ash), semen slag, mikro silika atau silica fume (SNI 2460:2011/SNI 6385:2016)

179
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksaanaan Pengecoran

1. Penyiapan Tempat Kerja


➢ Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang baru
➢ Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar yang tidak memenuhi ketentuan Penyedia Jasa dapat
diperintahkan untuk menggali dan mengganti bahan ditempat yang lunak, memadatkan tanah dasar atau
melakukan tiindakan stabilisasi yang lainnya.

2. Acuan
➢ Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi
samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan.
➢ Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir yang tidak terekpose,
tetapi kayu yang diserut harus digunakan untuk permukaan beton yang terekpose.

3. Pengecoran
➢ Penyedia Jasa harus memberitahukan Pengawas Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
pengecoran beton dimulai. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton, tanggal
serta waktu pencampuran beton.
➢ Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Pengawas Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir
untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
180
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

➢ Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak khusus (oil form).
➢ Pekerjaan beton harus sudah selesai sebelum waktu ikat awalnya (initial setting time).
➢ Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi
(construction joint), atau sampai pekerjaan selesai.
➢ Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dIcapai pada posisi akhir beton
untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui 1 m dari tempat awal pengecoran.
➢ Beton tidak boleh jatuh bebas dalam acuan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
➢ Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga campuran beton yang telah dicor
masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru..
➢ Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu
dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga
jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan
adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
➢ Air tidak boleh dialirkan di atas/dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton s/d 24 jam setelah
pengecoran.

181
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

4. Sambungan Konstruksi
➢ Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan kedalamam paling sedikit 4 cm untuk
pelat. Sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak
melampaui 40 m2.
➢ Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja dan bahan tambah sebagaimana yang diperlukan untuk
membuat sambungan konstruksi tambahan bila pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat
hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Pengawas Pekerjaan.

5. Pemadatan
➢ Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah disetujui.
Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
➢ Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran permenit
dengan berat efektif 0.25 kg.
➢ Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut) dan mampu
menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 vibrasi per menit (vpm).

182
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Perawatan Beton

1. Perawatan Dengan Pembasahan


➢ Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperature yang terlalu
panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air seminimal mungkin dan
diperoleh temperature yang relative tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
➢ Beton harus dirawat, sesegeramungkin setelah beton mulai mengikat (pengikatan awal/initial setting)
dengan memberikan lapisan curing compound.

2. Perawatan Dengan Uap


➢ Beton dirawat dengan uap untuk maksud mendapat kekuatan yang lebih tinggi pada permulaannya.
➢ Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana beton telah mencapai
minimum 70% dari kekuatan yang dirancang.
➢ Perawatan dengan uap harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
✓ Tekanan uap pada ruang penguapan tidak melebihi 1 atm.
✓ Temperatur pada ruang penguapan tidak boleh melebihi 38°C selama 2 jam setelah pengecoran selesai,
dan kemudian temperatur berangsur dinaikkan hingga mencapai 65°C.
✓ Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dari 11°C per jam.
✓ Temperatur beton saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh 11°C lebih tinggi dari temperatur udara
luar.
183
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

3. Perawatan Dengan Curing Membrane


➢ Perawatan beton dilaksanakan dengan memperhatikan waktu pengikatan awal. Segera setelah terjadi
waktu pengikatan awal (initial setting), maka harus segera dilaksanakan pekerjaan perawatan (curing)
dengan menyemprotkan curing compound. Curing compound akan menghasilkan membrane yang
berfungsi sebagai lapisan penutup untuk menahan panas, dan sedikitnya harus memiliki tingkat penahanan
panas 0.5 hour-foot2/ BTU (British Thermal Unit). Beberapa curing lain dapat dilaksanakan setelah curing
comping selesai.

184
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengendalian Mutu di Lapangan

1. Penerimaan Bahan
➢ Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus setujui oleh Pengawas
Pekerjaan dengan mengecek atau memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan bahan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan.

2. Pengujian Kelecakan (Workability)


➢ Satu pengujian Slump atau lebih harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan
dilakukan sesaat sebelum pengecoran.
➢ Campuran beton yang tidak memenuhi kelecakan tidak boleh digunakan pada pekerjaan.

3. Pengujian Kuat Tekan


➢ Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton dari pekerjaan
beton yang dilaksanakan.
➢ Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton berupa
silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, yang diambil dari campuran beton yang akan dicor.

185
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

➢ Pencampuran dengan alat pencampur beton manual, untuk masing-masing mutu beton dengan volume ≤
60 m3, setiap maksimum 5 m3 beton minimum diambil 1 set benda uji (1 set = 3 benda uji), dan jumlah
hasil pengujian tidak boleh kurang dari 4 hasil untuk masing-masing umur dan rancangan campuran. Apabila
volume pekerjaan beton > 60 m3 tercapai, maka setiap maksimum 10 m3 beton minimum diambil 1 set
benda uji.
➢ Untuk pengecoran produksi Ready Mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing mutu ≤
60 m3 harus diperoleh 1 set benda uji untuk setiap 15 m3. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60
m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya diambil 1 set benda uji.

186
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran
➢ Beton akan diukur dengan jumlah Meter Kubik terpasang dan diterima sesuai yang ditunjukkan pada
gambar.
➢ Tidak ada pengukuran tambahan yang akan dilakukan untuk acuan, perancah, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, dan pekerjaan pelengkap lainnya.
➢ Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan
tambah.

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan, akan dibayar sebagai Harga Kontrak
per Meter Kubik beton. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
dan pemasangan bahan yang tidak dibayar pada mata pembayaran lain, seperti acuan, perancah, pekerjaan
akhir dan perawatan beton, dan biaya lain yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan.

187
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
Bagan Alir – Seksi 7.1
PERAWATAN (6)
RENCANA
DETAIL/SHOP
DRAWING PENGUKURAN CHECK 1
HASIL • Periksa contoh material yang diajukan, pastikan sesuai dengan
PENGAJUAN PEKERJAAN spesifikasi
MULAI KERJA • Periksa proporsi rencana campuran untuk tiap jenis beton
SERTIFIKASI
KUANTITAS • Pastikan proporsi campuran dalam percobaan campuran
CHECK TIDAK
1
• Periksa hasil pengujian kekuatan beton untuk 3 hari, 7 hari, 14
SETUJU PEMBAYARAN hari dan 28 hari
KONTROL LALU • Periksa gambar acuan dan perancah
LINTAS KETENTUAN (2)
PERSIAPAN • Bila acuan dari tanah, pastikan galian pada kondisi kering, bebas
LAPANGAN (2) dari lumpur, runtuhan atau tergenang air
• Bila acuan dari kayu, pastikan bahwa acuan terpasang dengan
PENCAMPURAN
benar dengan kondisi kuat
PENGADUKAN
BETON (3) KETENTUAN (3)
• Gunakan air bersih dan agregat jenuh air
PENGAMBILAN • Campuran beton diukur berdasarkan berat dan dicampur dengan
SAMPLE mesin pencampur mekanis
PENGUJIAN (4)
• Slump beton diatas yang disyaratkan tidak boleh dipakai
PENGECORAN • Tidak boleh ada beton yang ditambah air bila hampir mengeras
BETON (5)
188
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 7.1

KETENTUAN (4)
• Uji slump
• Pengambilan sample untuk uji silinder/kubus
KETENTUAN (5)
• Pengecoran menerus tanpa berhenti sampai sambungan yang disetujui atau sampai pekerjaan selesai
• Tidak boleh terjadi segregasi antara material halus dan kasar
• Campuran beton harus jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggian tidak lebih dari 150 cm
• Cetakan harus siap ditempati adukan beton
• Konsolidasi beton menggunakan vibrator mekanis dengan prosedur dan cara kerja yang benar
KETENTUAN (6)
• Secepatnya setelah beton ditempatkan, beton dirawat (curring compound / pembasahan)

189
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

Metode Pelaksanaan Bahu Beton


Pada Lokasi Rehabilitasi /
Periodik
Seksi 7.1 Beton Lampiran C – Syarat-Syarat
Khusus Kontrak
Pada pelaksanaan pekerjaan Beton K-175 untuk
bahu jalan, Penyedia Jasa harus menyediakan
alat / material sebagai berikut:
1. Besi profil siku dengan ukuran tinggi sesuai
dengan ketebalan lapis ke-2 perkerasan
aspal, sebagai cetakan beton yang
berbatasan dengan perkerasan.
2. Pelat Baja tebal ≥ 2mm, lebar 15cm, dan
Panjang menyesuaikan, sebagai cetakan sisi
luar.
3. Baja tulangan Ø 12mm Panjang 30cm
sebagai patok penguat tepi cetakan pelat
baja yang ditancapkan dengan jarak setiap
50cm.

190
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Perhatian pada :
1. Kerataan, kemiringan, keseragaman kepadatan pada tanah dasar
2. Kedalaman galian/ketebalan bahu beton
3. Sambungan aspal dan bahu beton
4. Pemasangan Acuan
5. Pengecoran sampai sambungan kerja
6. Pemadatan bahu beton
7. Sekat pemisah (per 5 m)
8. Finishing bahu beton
9. Perawatan bahu beton
10. Road safety
11. Pengelolaan lingkungan

191
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

192
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahu Beton Dengan Proteksi Tepi

193
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

194
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

195
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

196
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 7.9 Pasangan Batu

Umum

1. Uraian
➢ Pekerjaan ini meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau fondasi, termasuk galian
dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi.
➢ Pasangan batu umumnya digunakan hanya untuk struktur seperti dinding penahan tanah, gorong-
gorong pelat dan tembok kepala gorong-gorong.

2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja detail
pelaksanaan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

197
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Batu
➢ Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan haru dari jenis yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
➢ Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-
sama.
➢ Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.

2. Adukan Mortar Semen


➢ Adukan mortar semen yang memenuhi ketentuan Seksi 7.8

198
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

1. Persiapan Fondasi
➢ Fondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai Seksi 3.1 Galian.

2. Pemasangan Batu
➢ Landasan dari adukan mortar semen baru paling sedikit 3 cm tebalnya, harus dipasang pada fondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama.
➢ Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang nampak harus dipasang
sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
➢ Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang.

3. Penempatan Adukan Mortar


➢ Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup
untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
➢ Banyaknya adukan mortar semen untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi
sehingga batu hanya dipasang pada adukan mortar semen yang baru dan belum mengeras.

199
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

4. Ketentuan Lubang Suling


➢ Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan, lubang sulingan harus ditempatkan
dengan jarak antara tidak lebih dari 2 meter dari satu sumbu ke sumbu lainnya dan harus
berdiameter 50 mm.
➢ Pada struktur yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka dilatasi harus dibentuk untuk Panjang
struktur tidak lebih dari 20 meter dengan lebar dilatasi 30 mm.
➢ Timbunan dibelakang dilatasi haruslah dari bahan drainase porous berbutir kasar.

5. Pekerjaan Akhir Pasangan Batu


➢ Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan,
tetapi tidak sampai menutup batu.
➢ Permukaan horizontal dari seluruh pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan mortar
semen tahan cuaca setebal 2 cm.
➢ Permukaan yang telah selesai dikerjakan, harus dirawat seperti yang disyaratkan pada pekerjaan beton.
➢ Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih dari
14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali dapat dilaksanakan.
➢ Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas untuk memperoleh bidang antar muka
rapat dan halus dengan pasangan batu hingga akan memberikan drainase yang lancar.

200
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam Meter Kubik sebagai volume pekerjaan yang
diselesaikan dan diterima, dihitung sebegai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang
yang disyaratkan dan disetujui.
➢ Setiap bahan yang dipasang melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak diukur atau tidak dibayar.
➢ Pekerjaan galian untuk menyiapkan fondasi struktur pasangan batu tidak diukur untuk pembayaran secara
terpisah.

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan harus dibayar dengan Harga Kontrak per Meter Kubik,
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan, dan penyiapan seluruh formasi atau fondasi termasuk galian, untuk pembuatan
lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, dan pekerjaan akhir dan untuk semua
pekerjaan lain atau biaya yang lain yang diperlukan.

201
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
PENYEMPURNAAN Bagan Alir – Seksi 7.9
PERENCANAAN PASANGAN BATU
DETAIL/SHOP
DRAWING CHECK
6 CHECK 1
PENGAJUAN PERBAIKAN
MULAI KERJA • Periksa shop drawing dan contoh material yang
PEKERJAAN
diajukan, pastikan sesuai dengan spesifikasi
CHECK TIDAK KETENTUAN (2)
SETUJU
1 PENGUKURAN • Siapkan pondasi yang berhubungan dengan
HASIL kegiatan penggalian sebelumnya
PERISAPAN PEKERJAAN
PONDASI (2) • Jika ditentukan, siapkan lapisan kedap air dan filter
SERTIFIKASI air
PENEMPATAN KUANTITAS • Tempatkan beton lantai kerja jika diperlukan
BATU (3) KETENTUAN (3)
PENEMPATAN PEMBAYARAN • Hampar adukan pada pondasi setebal 3 cm
LUBANG SULING sebelum penempatan batu lapis pertama sebagai
DAN SAMBUNGAN
KONSTRUKSI batu yang besar
(5) • Batu ditempatkan muka terpanjang mendatar dan
buat agar posisi batu stabil
PENEMPATAN
ADUKAN (4)

202
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 7.9

KETENTUAN (4)
• Sebelum ditempatkan, batu dibersihkan dan dibasahi, adukan dimasukkan kedalam rongga melalui samping batu
• Pastikan adukan memenuhi rongga antara batu
• Adukan ditempatkan segera setelah penempatan batu

KETENTUAN (5)
• Dinding penahan batu harus dilengkapi lubang suling
• Pada dinding penahan batu yang panjang, harus ditempatkan sambungan konstruksi setiap 20 m

CHECK 6
• Permukaan sambungan antara batu harus diisi adukan sama rata dengan permukaan dinding tapi tidak menutupi
batu
• Permukaan atas dinding harus sesuai dengan yang ditentukan setelah ditambah adukan tahan cuaca setebal 2 cm
• Periksa toleransi ukuran, Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi atau tidak
diterima

203
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

204
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Dinding Penahan Tanah

Perhatian pada:
1. Gambar standard
2. Kualitas pelaksanaan Dinding Penahan
Tanah
3. Pemadatan backfill
4. Elevasi atas/top Dinding Penahan
Tanah
5. Perawatan/pembasahan

205
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Dinding Penahan Tanah dan Bahu Beton

206
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 8
REHABILITASI JEMBATAN

207
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

8.1 Perbaikan Retak Dengan Bahan Epoksi

Umum

1. Dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi retak structural pada beton menjadi satu kesatuan Kembali dan befungsi
sebagaimana mestinya.
2. Lebar retak yang diperbaiki melebihi lebar yang diizinkan yaitu lebih dari 0.15 mm dan maksimum 1 mm
3. Perbaikan retak tidak bisa digunakan untuk struktur beton yang telah mengalami kebocoran (atau telah terjadi rembesan air
pada celah/retak) dan celah/retak yang bergerak.

Bahan

1. Bahan Perekat (epoksi)


2. Bahan Penutup Retak (Sealant)
3. Tabung Penyuntik

Pelaksanaan

1. Persiapan Permukaan (pembersihan, peletakan nipple, penutupan retakan)


2. Perbaikan Retak (pemasangan tabung penyuntik, memasukkan epoksi ke tabung penyuntik, pemeriksaan tabung penyuntik)
3. Penyelesaian Akhir Permukaan (pelepasan tabung penyuntik, perataan dan perapian permukaan struktur, pembersihan)

208
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengendalian Mutu

1. Penerimaan Bahan (Epoksi & Sealant sesuai dengan spesifikasi)


2. Penerimaan Hasil kerja (tabung penyuntik sebelum dilepas dlm kondisi penuh, permukaan beton
bersih dan rapi)
3. Perbaikan atas pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan (uji Ultra Pulse Velocity/UPV untuk
memastikan bahan epoksi masuk kedalam celah)

Pengukuran dan Pembayaran

1. Epoksi Resin dalam satuan Kilogram


2. Sealant dalam satuan Kilogram
3. Tabung Penyuntik dalam satuan Buah

209
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 9
PEKERJAAN HARIAN DAN
PEKERJAAN LAIN-LAIN

210
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

9.2.(1) Marka Jalan Termoplastik

1. Penyiapan Permukaan Perkerasan


➢ Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa permukaan
perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu.
➢ Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan
lama bailk termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan lapisan cat baru.

2. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan


➢ Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal kurang dari 1 bulan setelah pelaksanaan
lapis permukaan.
➢ Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross dengan bantuan mesin
mekanis yang disetujui.
➢ Mesin yang digunakan harus menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0.38 mm
untuk “cat bukan termoplastik”, dan tebal minimum 1.5 mm untuk “cat termoplastik” belum termasuk butiran kaca
(glass bead) yang juga ditaburkan secara mekanis, dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi). Bilamana tidak
disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat termoplastik harus dilaksanakan pada temperature 204 - 218°C.
➢ Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah pelaksanaan penyemprotan atau
penghamparan cat. Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua jenis cat baik
untuk bukan termoplastis maupun termoplastis.

3. Pengukuran dan Pembayaran


➢ Satuan pengukuran untuk pembayaran dalam meter persegi

211
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

9.2.(4a) Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul High Intensity Grade

Rambu Lalu Lintas

1. Pelat Rambu Jalan


➢ Bahan campuran aluminium keras 5052-H34, dengan ketebalan minimum 2 mm
➢ Bahan logam lainnya selain aluminium dengan syarat:
✓ Tahan terhadap korosi dan oksidasi
✓ Mempunyai tebal minimum 0.8 mm
➢ Bahan panel komposit aluminium dengan tebal minimum 3.0 mm
➢ Bahan non logam dengan syarat:
✓ Mempunyai ketahanan terhadap: cuaca, kelembapan nisbi, asam, kelapukan, uji mekanik meliputi daya
lengkung dan patah.
✓ Mempunyai tebal minimum 2.0 mm

2. Tiang Rambu tiang tunggal terdiri dari pipa bulat diameter minimum 55 mm (2”)
3. Lembaran pemantul (retroreflective sheeting) harus merupakan Scotchlite jenis Engineering Grade atau High
Intensity Quality.
4. Beton Adukan Semen untuk fondasi rambu minimum harus dari kelas fc’ 15 Mpa
5. Dimensi fondasi mengikuti gambar rencana / gambar standar

212
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan di Lapangan

Fondasi Rambu Lalu Lintas

Perhatian
pada :
1. Dimensi
pondasi
2. Mutu
beton
(min K-
175)

213
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

SKh 9.2.5 Patok Pengarah

1. Bahan
➢ Patok pengarah (guidepost) dibuat dari pipa plastik yang dilengkapi dengan bahan bersifat reflektif.
➢ Pipa plastik mempunyai panjang 1250 mm dan penampang menyerupai segitiga sama kaki dengan panjang kaki 150 mm,
lebar 105 mm dan dilengkapi dengan 2 macam reflektor ASTM tipe IV yang dilekatkan pada plat aluminium ukuran 50 X
181mm yang berwarna merah dan putih.
➢ Letak pipa searah dengan lalu lintas dan warna reflektornya disesuaikan dengan warna dan fungsi.
➢ Pipa plastik sebagaimana dimaksud harus dengan dicat warna hitam dan putih bergantian dengan warna hitam di ujung
paling atas.
➢ Bentuk dan ukuran tanda patok tikungan (delineator) dari pipa plastik sebagaimana dalam gambar.
➢ Lokasi dan jarak pengulangan penempatan patok pengarah disesuaikan dengan hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas.
2. Syarat Konstruksi:
➢ Bagian dasar galian diberi perkerasan adukan campuran semen dan pasir dengan ketebalan 100 mm
➢ Mutu pondasi beton sekurang-kurangnya K-175
➢ Ukuran pondasi setiap tiang masing-masing adalah : Sisi bagian atas: 300 mm, Sisi bagian bawah: 500 mm
➢ Kedalaman: 600 mm
➢ Ukuran galian tanah adalah 500 X 500 mm dengan kedalaman 600 mm sebagaimana tercantum di gambar

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


SKh.9.2.5. Patok Pengarah (Dari Pipa Plastik) Buah

214
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

215
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

216
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

Pemasangan Patok Pengarah

217
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

SKh 9.2.6 Penanaman Pohon Pada Sistim Jaringan Jalan

Dalam mendukung Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air (GNKPA) maka akan ditanam pohon di sepanjang kiri kanan jalan 40 pohon
per kilometer di daerah efektif dan dapat ditanam di lokasi lain di ruas paket kontrak tersebut dan jenis pohon sesuai Permen PU Nomor
05/PRT/M/2012 tentang Pedoman Penanaman Pohon pada Sistem Jaringan Jalan. Pemotongan Pohon dilakukan jika diperlukan untuk
pelebaran jalan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Setiap pohon yang ditebang harus diganti dengan dua pohon
yang sudah hampir jadi (buka pohon kecil) dengan jenis yang sama atau sejenis. Tidak ada pohon yang boleh ditanam dalam zona bebas.
Penanaman pohon harus sesuai dengan Seksi 9.2 Pekerjaan Lain-lain

Biaya Penanaman Pohon


Biaya penanaman tanaman jalan harus sudah direncanakan sebelum pelaksanaan penanaman. Komponen utama biaya meliputi biaya
penanaman dan pemeliharaan.

1) Biaya penanaman
Komponen biaya penanaman mencakup pembelian tanarnan, pengolahan tanah, peralatan dan bahan,dan tenaga kerja.

2] Biaya pemeliharaan
Komponen biaya pemeliharaan mencakup peralatan, bahan (pupuk, pestisida, fungisida, hormon dan lain—lain} dan tenaga kerja.

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


SKh.9.2.6. Penanaman Pohon Buah

218
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

9.2.(7) Rel Pengaman

1. Bahan
Bahan harus dari baja yang digalvanisasi, dengan ketebalan minimum 2.67 mm, dan sifat-sifatnya harus:
➢ Pemanjangan tidak kurang dari 12% untuk pengujian Tarik pada baut dengan Panjang 5 cm.
➢ Mempunyai kekuatan Tarik batas (ultimate) dari 4.900 kg/cm2 (70.000 psi).
➢ Lapisan seng hasil galvanisasi mempunyai berat minimum 550 gr/m2 (pengujian satu titik) dan 610 gr/m2
(pengujian tiga titik) atau mempunyai ketebalan minimum 0.08 mm.
➢ Mempunyai lebar nominal 483 mm dengan toleransi lebar nominal minus 3.2 mm.

2. Pelaksanaan Pemasangan
➢ Elevasi top Rel Pengaman mengikuti ketentuan pada gambar rencana.
➢ Pemasangan sambungan (overlapping) antar segmen mengikuti gambar rencana / segmen depan sisi
dalam)
➢ Segmen akhir direkomendasikan menggunakan tipe bullnose

3. Pengukuran dan Pembayaran


➢ Satuan pengukuran untuk pembayaran dalam meter panjang

219
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

SKh 9.2.(25) Cermin Tikungan

1. UKURAN DAN BAHAN CERMIN TIKUNGAN


a. Cermin tikungan harus menggunakan cermin cembung dari bahan acrylic;
b. Tebal dan diameter cermin adalah masing-masing sebesar 3 milimeter dan tidak kurang dari 900 milimeter;
c. Cermin tikungan dilengkapi dengan bingkai dan topi cermin;
d. Tiang penyangga dibuat dari besi galvanis dengan ukuran diameter 2,5 inchi;
e. Tinggi cermin tikungan 2500 milimeter disesuaikan dengan hasil majememen dan rekayasa lalu lintas.

2. PEMASANGAN CERMIN TIKUNGAN


Pemasangan Tiang Cermin Tikungan dilakukan dengan cara:
a. Pembuatan lubang pondasi kedalaman dan dasar lubangnya disesuaikan dengan gambar desain yaitu 600 x 600 milimeter;
b. Pada bagian tiang yang tertanam di tanah harus dipasang angkur paling sedikit 2 (dua) buah;
c. Untuk melindungi tiang dari kemungkinan turun, dasar lubang harus dikeraskan dengan lapisan pasir padat minimal 100 milimeter;
d. Tiang cermin tikungan harus dipasang pada posisi tegak lurus, ketinggian disesuaikan dengan kebutuhan di lokasi;
e. Untuk memberikan kepadatan yang maksimal, tanah di pinggir pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat (stamper);
f. Bagian pondasi yang menonjol di atas permukaan tanah 100 milimeter .

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


SKh.9.2.(25). Cermin Tikungan Buah

220
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Gambar Teknis Cermin Tikungan

221
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 10
PEKERJAAN PEMELIHARAAN

222
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 10.1 Pemeliharaan Jalan

a) Perkerasan
➢ Perkerasan Berpenutup Aspal
✓ Penutupan retak (struktural atau retak kecil yang menjalar) dan kekasaran permukaan
✓ Penutupan lubang dengan agregat A/B (rekonstruksi)
✓ Pemotongan dan penambalan dengan campuran aspal panas (patching)
✓ Perbaikan tepi (rekonstruksi/patching)
➢ Perkerasan Tanpa Penutup Aspal (jalan tanah/agregat)
✓ Pengisian lubang dan keriting (corrugation)
✓ Perataan ringan dengan grader untuk mengembalikan bahan yang lepas
✓ Perataan setempat dan perbaikan lereng melintang perkerasan dengan bahan agregat
➢ Perkerasan Beton Semen
✓ Perbaikan celah pada sambungan melintang dan memanjang (transversal and longitudinal joints)
✓ Ketidakrataan plat beton (slab) pada sambungan (faulting), perbaikan retak & lubang pada plat beton

b) Bahu Jalan
➢ Pengisian lubang pada bahu dengan mutu material sama atau lebih baik dari bahu jalan existing.
➢ Pemotongan permukaan bahu jalan jika elevasi permukaan bahu jalan lebih tinggi dari permukaan jalan.
➢ Pembentukan kemiringan/kerataan bahu.
➢ Pembuangan semak/tanaman liar/rumput dan atau penghalang lainnya yang mengganggu fungsi jalan.
223
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

c) Drainase
➢ Cakupan pekerjaan drainase meliputi saluran samping, saluran melintang, saluran pembuang
(inlet/outlet) dan bak kontrol (catch pits/basins) serta semua sistem drainase yang terkait dengan
pekerjaan ruas jalan dalam kontrak. Adapun pekerjaan pemeliharaan kinerja drainase jalan meliputi:
✓ Pemeliharaan dan perbaikan selokan yang dilapisi (lined ditch) dan atau selokan tanpa dilapisi
(unlined ditch).
✓ Perbaikan struktur drainase yang mengalami kerusakan.
✓ Pemotongan semak dan rumput pada sisi saluran.

d) Perlengkapan Jalan
➢ Pembersihan dan perbaikan rambu jalan.
➢ Pembersihan dan perbaikan patok pengarah (guide post) dan patok kilometer.
➢ Pembersihan dan perbaikan rel pengaman (guardrail).

224
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

SKh 10.1.5 Bahan Tambalan Siap Pakai Campuran Beraspal (Tambalan Cepat Mantap)

Spesifikasi ini menetapkan


❑ Persyaratan gradasi agregat campuran, kadar aspal dan sifat campuran beraspal.
❑ Pada spesifikasi ini ditetapkan ada dua tipe gradasi, yaitu gradasi rapat dan gradasi terbuka.
❑ Campuran beraspal dengan kedua tipe gradasi agregat tersebut masing-masing dapat diaplikasikan pada ruas jalan dengan
maksimum lalu lintas harian rata-rata (LHR) sebesar 1000 kendaraan/hari dengan presentase truk kurang dari 10% dan
untuk ruas jalan dengan lalu lintas harian ratarata (LHR) lebih dari 1000 kendaraan/hari dengan presentase truk 10% atau
lebih.

Bahan tambalan siap pakai campuran beraspal untuk bahan penambalan dipasok dalam kemasan kantong yang kedap air dan
kemasannya diberi label yang memuat informasi :
a) Logo pabrik (produsen);
b) Kode pengenal antara lain: berat, kadar aspal total, ukuran butiran maksimum campuran dan tanggal produksi.
Dalam kondisi apapun, bahan tambalan siap pakai campuran beraspal harus dalam kondisi gembur.

225
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

226
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Tabel 1 - Persyaratan gradasi agregat campuran

Gradasi Rapat : gradasi agregat dari campuran agregat yang semua ukuran butirnya ada dan terdistribusi dengan baik

Gradasi Teruka : gradasi agregat yang terdiri dari campuran agregat dengan ukuran butir yang hampir sama dan hanya
mengandung sedikit agregat dengan ukuran butir halus

227
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

228
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Tabel 2 - Persyaratan kadar dan sifat aspal hasil ekstraksi

229
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Tabel 3 - Persyaratan sifat bahan tambalan siap pakai campuran beraspal dengan gradasi rapat

230
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Tabel 4 - Persyaratan sifat bahan tambalan siap pakai campuran beraspal dengan gradasi terbuka

231
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Berikut contoh dari aplikasi Bahan Tambalan Siap Pakai Campuran Beraspal yang menggunakan Type TCM
(Tambalan Cepat Mantap):

232
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemilihan Bahan Tambalan Perkerasan Lama


Berdasarkan Jenis Perkerasan ❑ AC
Lama dan LHR ❑ HRS

Pendektan Gradasi
❑ Rapat
❑ Terbuka

LHR / % Truck
❑ ≤ 1000 / < 10%
❑ > 1000 / ≥ 10%

Stabilitas Marshall
Gradasi Rapat dengan
❑ Min 500 / min 700
Stabilitas min 700
❑ Min 400 / min 600

233
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

Perhatian pada :
1. Pemotongan aspal lama menggunakan
cutter aspal (lurus/tegak lurus).
2. Penggalian lubang patching/rekonstruksi.
3. Pembuangan material galian ke tempat
yang telah ditentukan.
4. Pemadatan dasar (rekonstruksi).
5. Pemadatan lapi per lapis (rekonstruksi).
6. Pemakaian prime coat/tack coat.
7. Suhu campuran (bila menggunakan
hotmix).
8. Tebal gembur aspal
9. Pemadatan aspal & pengendalian mutu
10. Road safety

234
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

10.1.(13) Residu Bitumen untuk pemeliharaan

Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah Peralatan yang digunakan :
2. Aspal yang digunakan 1. Mini Asphalt Sprayer
3. Cara pelaburan 2. Air Compressor
4. Pemakaian aspal (lt/m2) 3. Dump Truck
5. Penaburan agregat penutup (bila Material yang digunakan :
diperlukan) 1. Aspal
6. Road safety

Urutan Pekerjaan :
1. Aspal Emulsi dimasukkan kedalam Mini Asphalt Sprayer
2. Permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dari debu dan kotoran
3. Campuran aspal cair disemprotkan dengan Mini Asphalt Sprayer ke permukaan yang akan dilapisi

235
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

Perbaikan Retak
(Crack Sealing)

Perhatian pada :
1. Pembersihan retak (manual/
kompresor)
2. Pengisian retakan denga aspal cair
3. Penutupan retakan dengan agregat
penutup
4. Penekanan agregat penutup
dengan alat (manual/ mekanis)

236
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

10.1.(21) Pembersihan Drainase dan Saluran Samping

Perhatian pada :
1. Program kerja pemeliharaan
rutin
2. Pengawasan dan pengarahan
dalam pelaksanaan.
3. Evaluasi kemajuan pekerjaan.

237
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

238
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 10.1.(22) Pengendalian Tanaman

Perhatian pada :
1. Prgram Kerja Pemeliharaan Rutin
2. Pengawasan dan pengarahan
dalam pelaksanaan
3. Kelebaran pemotongan (Rumaja)
4. Pemotongan kasar
5. Pemotongan dengan grass cutter
6. Pembersihan/penyapuan
7. Pembuangan hasil potongan
(pada hari yang sama)
8. Road safety

239
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi SKh. 10.2 Pemeliharaan Jembatan

Pekerjaan Pemeliharaan Jembatan ini meliputi pekerjaan pemeliharaan rutin seperti pembersihan
struktur jembatan secara keseluruhan (bangunan atas, bangunan bawah dan bangunan
pelengkapnya), pembersihan daerah aliran sungai yang mempengaruhi keamanan jembatan (100
meter kehulu dan 100 meter kehilir), pembersihan kotoran sampah di sekitar jembatan,
pengecatan sederhana pada kereb, parapet dan sandaran.

Pemeliharaan Jembatan yang menggunakan peralatan sederhana dapat dilaksanakan melalui


program padat karya yaitu pekerjaan pembersihan darah sekitar jembatan dan pengecatan
sederhana.

Kegiatan Pemeliharaan Jembatan harus segera dimulai setelah Tanggal Mulai Kerja selama Masa
Pelaksanaan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjamin agar jembatan dapat digunakan dan
berfungsi dengan baik.

240
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Nomor Mata
Uraian Satuan Pengukuran
Pembayaran

Pemeliharaan Jembatan (pengecatan railing dan


Skh.10.2.(1) M1
Headwall)

Pembersihan Drainase/Lubang Drainase pada Lantai


Skh.10.2.(2) M1
Jembatan.

Pembersihan/pemotongan rumput dan semak


M1
Skh.10.2.(3) disekitar jembatan (oprit, jembatan, bawah
jembatan)

M1
Skh.10.2.(4) Pemeliharaan/Pembersihan Expansion Joint

241
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan

Perhatian pada :
1. Pegecatan railing & headwall
2. Pembersihan lubang drainase
3. Pembersihan rumput dan semak
4. Pembersihan expansion joint
5. Road safety

242
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

TERIMA KASIH

Contact:
Hadi Suwasono
E: hadi.suwasono@vtasc.co.id
P: +62878-3283-3799
243
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

KONSULTAN SUPERVISI PENYEDIA JASA


…………………………… ……………………………

244
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….

…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….

…………………………………………….

245
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

246
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

247
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

248
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

249
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

250
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

251
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

252
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

253
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

KONSULTAN SUPERVISI PENYEDIA JASA

_________________________ _________________________

Rp. …………………… (…………………………………………)

Rp. …………………… (…………………………………………)


Pejabat Pembuat Komitmen

_________________________

254

Anda mungkin juga menyukai