Matos® adalah bahan untuk proses stabilisasi tanah yang memiliki banyak
kelebihan dibanding dengan soil stabilizer yang lain. Buku ini berisi
petunjuk dan tata cara penggunaan Matos® di lapangan.
1. PENGENALAN
2. KEUNGGULAN
®
3. APLIKASI MATOS
4. PENERAPAN DI LAPANGAN
Di dunia ini ketergantungan terhadap jalan terus meningkat, begitu pula proses
konstruksi yang terlibat di dalamnya meningkat secara signifikan.
MATOS® adalah bahan aditif yang berfungsi untuk memadatkan (solidifikasi) dan
menstabilkan (stabilizer) tanah secara fisik - kimia. MATOS® berupa material serbuk halus
terdiri dari komposisi mineral anorganik.
KEUNGGULAN MATOS®:
a. Meningkatkan parameter daya dukung tanah (pengganti LPA dan LPB, sekaligus
stabilisasi tanah dasar badan jalan).
b. Jalan menjadi tidak lembek/becek saat musim hujan dan tidak berdebu di musim
kering.
c. Jalan dapat dilalui pada hari ke 4 (curring time 4 – 14 hari), tergantung tanah dan
cuaca.
d. Sesudah curring time, semakin sering terendam air semakin baik, tanah yang
distabilisasi akan menjadi lebih keras.
e. Tidak brittle, karena mampu memanfaatkan kadar air di udara secara optimum
(dikembangkan di Indonesia), bahan Soil Stabilizer lainnya umumnya dikembangkan
di daerah sub tropis.
f. Memperkecil permeabilitas tanah sehingga dapat digunakan sebagai lapis kedap air
(substitusi geosynthetic dan beton).
g. Memaksimalkan fungsi bahan stabilitas lain seperti semen PC dan kapur.
h. Meminimalkan settlement karena elastisitas (E) MATOS® antara Etanah dan Ebeton .
Dengan penggunaan Matos® Soil Stabilizer kita dapat menghemat dari segi ekonomi
dalam beberapa kategori yaitu :
Biaya peralatan
Pembersihan, drainasi dan biaya pengerukan
Biaya staf meliputi pekerja, kontraktor, dan teknisi
Earthworks dan biaya transportasi bahan dan bahan baku
APLIKASI MATOS®
1. PROSEDUR APLIKASI
Prosedur aplikasi Matos® sangat sederhana, pertama tanah yang akan dicampur
dengan Matos® dikeruk dan diaduk hingga mencapai adukan yang homogen. Proses ini juga
dapat menghacurkan butiran-butiran yang besar menjadi lebih kecil, dan menjadikan tanah
yang terlalu lembab menjadi lebih kering. Matos® kemudian ditambahkan ke tanah dan
diaduk kembali untuk memastikan campuran telah tercampur menyeluruh. Air ditambahkan
ke dalam campuran sesuai dengan hitungan untuk mencapai Optimum Moisture Content
(OMC) dan menjadikan proses kimiawi berjalan. Pemadatan adalah salah satu aspek
penting yang harus dilakukan secara menyeluruh dan dengan peralatan yang sesuai untuk
memastikan pemadatan maksimal tercapai.
Bahkan sebelum aplikasi selesai, hasil sudah mulai bisa dilihat. Dengan
penambahan Matos®, kepadatan tanah juga bertambah. Namun proses tersebut masih
dalam tahap awal. Dalam 24 jam pertama reaksi Matos® dengan tanah sudah berlangsung,
dan dalam 7 hari pertama sebagian besar reaksi kimia telah selesai. Namun karena sifat
Matos® dan berdasarkan fakta hidrasi, reaksi kimia akan terus berlangsung selama periode
365 hari.
2. PROSEDUR PRE-APLIKASI
Sebelum aplikasi di lapangan dilakukan kita harus memperhatikan beberapa aspek,
survey awal harus diperoleh. Survey tersebut meliputi kondisi iklim, jumlah lalu lintas yang
direncanakan, beban, dan survey tanah. Berdasarkan hasil survey tersebut kita dapat
membuat rancangan jalan yang sesuai.
3. CONTOH DAN PENGUJIAN
Pengujian harus dilakukan sebelum maupun selama pelaksanaan dan harus
memenuhi beberapa Standart mengenai aspek desain perkerasan. Semua sampel tanah
dan material umum harus diambil sesuai dengan metode standar yang ditetapkan.
Metode standar yang harus digunakan untuk pengujian meliputi:
a. Spesifikasi menurut American Sosiety of Testing and Material ( ASTM ).
b. Spesifikasi menurut American Assosiation of State Highway and
Transportation Official ( AASHTO ).
c. British Standards Institute of Spesifications ( BS ).
4. PENGUJIAN DI LABORATORIUM
Tujuan utama dari proses pengujian di laboratorium adalah untuk mengetahui jenis
dan sifat teknik bahan alami yang akan digunakan pada proses pengerjaan perbaikan
menggunakan Matos®. Pengujian ini diperlukan agar kita dapat memperhitungkan berapa
dosis dan variasi dalam penambahan Matos®, dan dari pengujian di laboratoriun kita dapat
mengetahui nilai kekuatan tanah dasar (CBR), kuat tekan (UCS), dan daya tahan. Sehingga
akan diperoleh campuran yang memiliki kekuatan yang baik secara keseluruhan.
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat isi butir tanah dan berat isi air
suling pada temperature dan volume yang sama. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium
terhadap contoh tanah yang diambil dari lapangan. Kegunaan dari pengujian ini bisa
diterapkan untuk menentukan konsistensi perilaku material dan sifatnya.
Standar ini menetapkan prosedur uji untuk menetukan berat jenis tanah dengan
benda uji tanah yang lolos saringan no. 4 (4,75mm) dengan alat piknometer. Apabila contoh
tanah tertahan oleh saringan no. 4 (4,75mm) maka pemereksaan berat jenis harus sesuai
SNI 03-1969-1990, sedangkan apabila contoh tanah ada yang tertahan dan lolos, maka
harus dipisahkan oleh saringan no.4 (4,75mm). Nilai berat jenis tanah harus dirata-ratakan
dari kedua hasil tersebut.
2) Acuan Normatif
Pengujian ini mencakup penentuan batas cair (liquid limit) dan batas plastis (plastic limit).
Batas cair (liquid limit), w L yaitu kadar air tertentu dimana perilaku berubah dari kondisi
plastis ke cair. Pada kadar air tersebut tanah memiliki kuat geser yang terendah.
Batas plastis (plastic limit), wp yaitu kadar air terendah dimana tanah mulai bersifat plastis.
Dalam hal ini sifat plastis ditentukan berdasarkan kondisi di mana tanah yang digulung
dengan telapak tangan, di atas kaca mulai retak setelah mencapai diameter 1/8 inchi.
C. Pemadatan Standard
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui nilai Optimum moisture content
(OMC) dan Maximum dry density (MDD) yang dapat diperoleh dari grafik hubungan antara
berat isi kering dan kadar air.
1) Ruang Lingkup
Pengujian ini mencakup penentuan distribusi ukuran butir tanah yang lolos saringan no. 200.
2) Definisi
Silt/lanau yaitu tanah dengan ukuran butir antara 0,002 mm – 0,075 mm.
Clay/lempung yaitu tanah dengan ukuran butiran lebih kecil dari 0,002 mm.
Aktivitas tanah :
A =
Analsis Hidrometer adalah suatu metode untuk menghitung distribusi ukuran butir
tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air, kadang disebut juga uji sedimentasi.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui distribusi ukuran butir tanah yang berbutir halus.
Sedangkan manfaat dari pengujian ini bisa digunakan untuk perbandingan dengan sifat
tanah yang ditentukan dari uji batas-batas Atterberg dan dapat menentukan aktivitas tanah.
4) Acuan Normatif
Pengujian ini ditujukan hanya untuk tanah yang bersifat kohesif terutama lempung kenyang
air yang dianggap tidak punya f (dianggap f=0). Pengujian ini untuk menentukan nilai kuat
tekan bebas = qu (N/cm2), dan c = kohesi = ½ qu.
Kekerasan qu
CATATAN :
1. Jika tanah sangat lunak sehingga dalam pengujian tidak mengalami pecah,
tetapi hanya mengembung, maka nilai qu adalah tekanan yang menyebabkan
pemendekkan 20%.
2. Tanah non kohesi bersih tidak memiliki cohesi (c = 0), tanah ini hanya
mempunyai Φ, misalnya pasir.
2) Benda Uji
Benda uji yang berasal dari proses pemadatan ringan atau pengujian ringan bila
tidak direndam dicari dahulu nilai kadar airnya setelah dikeluarkan dari cetakan dan untuk
pemeriksaan CBR langsung pengujian bisa dilakukan pada sampel ini. Namun untuk benda
uji yang akan direndam, kadar air harus diperiksa dahulu sebelum pemadatan. Untuk CBR
yang direndam (soaked) benda uji harus direndam dulu supaya air dapat meresap dari atas
maupun bawah sambil dicatat pengembangan yang terjadi barulah bisa dilakukan pengujian.
Keuntungan dalam pembuatan jalan menggunakan soil stabilizer dari segi proses
konstruksi dan kualitas LPA + LPB jalan yang dihasilkan seperti gambar di bawah.
JALAN BATU:
1. Tidak dapat meningkatkan daya dukung tanah dasar jalan.
2. Tebal LPA dan LPB , masing-masing 30 cm dan 20 cm, dengan CBR 50% dan 80%.
Sulit mendapatkan batu dengan CBR = 100%
3. Tidak ada ikatan antara batu, saling terlepas.
4. Permukaan jalan kasar, sesuai dengan butiran batu.
5. Jika jalan dari tanah, saat hujan licin dan saat kemarau berdebu.
6. Jalan harus disiram air karena berdebu.
7. Debu mengurangi produktifitas tanaman hingga 20%.
8. Lapisan jalan lolos air, sehingga air hujan yang jatuh masuk ke tanah di bawah
badan jalan. Jika tanah dasar jalan tanah ekspansif dengan kembang susut yang
besar, maka jalan menjadi bergelombang
9. Struktur hanya dapat dilapisi dengan aspal atau hotmix.
Halaman berikut ini berisi beberapa pertanyaan yang sering diajukan, dan berisi
beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan.
11. Jika saya melakukan aplikasi percobaan, apa ukuran yang ideal?
SemakIn besar aplikasinya semakin baik,karena aplikasi yang cukup besar hingga
mobil dapat melewatinya jauh lebih baik daripada jalan kecil yang hanya bisa dilewati
dengan jalan kaki. Jarak yang umum adalah 100m dengan lebar 5m,karena dengan
ukuran ini ketahanan dan hasil aplikasinya dapat dilihat secara lngsung. Filosofi kami
'melihat berarti percaya'.
MATOS®
2. IDENTIFIKASI BAHAYA
Gambaran Umum : Bubuk dan tidak berbau.
Potensi efek Kesehatan
a. Pernafasan
Debu Matos® dapat menyebabkan
menyebabka hidung susah bernafas.
b. Kontak mata
Dapat mengakibatkan iritasi mata.
c. Kontak kulit
Dapat menyebabkan kulit kering, kemera han, rasa tidak nyaman, iritasi.
iritasi
d. Tertelan
Konsumsi dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Spesifikasi di bawah ini ditulis untuk merangkum semua tahapan pekerjaan yang
biasanya diperlukan dalam proses stabilisasi bahan atau lapis perkerasan menggunakan
Matos® . Tujuannya
ya adalah untuk membuat keseragaman di seluruh dunia dalam hal
penggunaan Matos®. Dokumen ini ditujukan sebagai buku petunjuk untuk
un para Praktisi
teknik dalam memutuskan segala sesuatu yang diperlukan berkaitan dengan Matos ®.
a. Fondasi
Lapisan yang stabil harus dibuat tahan lama, pemadatan fondasi lapis perkerasan
harus memadai, tergantung pada jenis dan jumlah beban lalu lintas. Berikut ini beberapa
masalah yang harus diselesaikan sebelum proses stabilisasi bahan atau lapis perkerasan
dimulai adalah:
Perubahan volume yang berlebihan sebagai akibat peruba han kelembaban.
Lemahnya dukungan struk tural ( lubang dan stabilitas lereng )
Dukungan yang tidak seragam karena variasi penampang dan jenis tanah.
Aktivitas biologi.
Bahan-bahan
bahan organis (humus, tumbuhan)
Lapisan dasar yang tidak padat
Rendahnya kapasitas pemikul lapisan dasar
b. Drainasi
Lapis dasar harus mampu mengalirkan d an membentuk (@ lengkung 3%) untuk
mengantisipasi air selama proses pengerjaan, dan jika jalan sudah selesai saluran drainasi
harus mampu mengalirkan air dari permukaan jalan.
Matos® harus disimpan dalam kemasan dan terhindar dari kelembaban dimulai
saat pembelian sampai dengan saat pemakaian. Apabila Matos ® telah tercemar oleh
unsur-unsur
unsur lingkungan dari luar, sebaiknya dikonsultasikan dengan pihak pen jual.
Tanah
Semen
Pada suatu proyek, Matos ® akan
an bekerja bila bereaksi dengan semen. Oleh
karena itu semen diperlukan dalam pekerjaan Matos ®. Semen dicampur dengan
tanah sesuai takaran, kemudian baru dicampur dengan larutan Matos ®.
b. Air
Air yang akan digunakan dalam campuran harus bersih dari bahan -bahan yang
mungkin dapat mengganggu proses pengerasan stabilisasi. Air yang digunakan harus
melalui proses pengujian terlebih dahulu.
c. Langkah-langkah
langkah pelaksanaan
A. CARA KERING
1) Pengukuran jalan konstruksi dan desain
Pengukuran lebar jalan dan pematokan dilakukan untuk setiap jarak 5 meter.
Patok yang digunakan adalah patok sementara berupa potongan bambu lebar 3
cm dan panjang 40 cm, dan ditanam sedalam 10 cm.
Pada jalan dengan konstruksi Matos®, nilai CBR tanah dasar dapat dipe rbaiki
dengan menggunakan Matos® pada stabilisasi tanah dasar. Sehingga syarat
nuhi atau konstruksi jalan Matos® berlaku
minimal yang diberikan dapat dipenuhi
sekaligus sebagai subgrade, sub base dan base badan jalan.
Jika tanah yang akan digunakan adalah tanah setempat maka, dapat digunakan
dozer atau gradder untuk tanah kontruksi badan jalan. Tinggi tanah yang
dihaluskan adalah sesuai dengan tinggi rencana. Sebelum menyiapkan badan
jalan, diharuskan kemiringan dasar jalan terhadap sumbu jalan s esuai dengan
rencana (umumnya 2%).
2
Perbaikan gradasi dapat dilakukan jika komposisi tanah yang di gunakan sebagai
bahan konstruksi jalan Matos® memiliki komposisi yang tidak m endukung
stabilisai dengan Matos® . Misalnya tanah gambut (peat soil) dapat dicampur
dengan tanah atau pasir yang berasal dari luar lokasi pekerjaan.
Gambar 2. Penghalusan
Penghal tanah atau perbaikan gradasi
Penaburan semen dilakukan dengan meletakan sak semen secara merata. Grid
yang dibuat disesuaikan dengan jumlah semen yang dibutuhkan. Luas setiap grid
menyatakan setiap sak semen disebarkan untuk satu satuan luas. Cara
perhitungan adalah dengan membagi jumlah sak semen (PC) yang dib utuhkan
dengan luas permukaan (A)
( A) jalan atau = PC/A. Tahapan pekerjaan yang
dilakukan pada penaburan semen adalah :
Untuk ketebalan jalan Matos® yang lebih besar dari 30 cm, pengadukan
dilakukan setiap setengah dari tinggi rencana. Kecuali alat pengaduk memiliki
kemampuan pencampuran yang cukup. Alat khusus untuk soil stabilizer memiliki
kemampuan pengadukan rerata hingga 50 cm.
7) Penyiraman Matos®
a) Mempersiapkan air untuk pelarutan Matos® kristal. Jumlah air yang
digunakan adalah 100 liter air untuk setiap 1 m3 tanah pada kondisi tanah
kering. Pada kondisi tanah basah air yang ditambahkan adalah 50 liter.
Jumlah air tergantung pada kadar air optimum untuk pemadatan. Umumnya
kadar air optimum berada pada nilai 18% - 23%. Toleransi yang diijinkan
pada proses stabilisasi tanah adalah ± 2%.
b) Matos® dilarutkan di air yang sudah disiapkan. Jumlah Matos® yang
ditambahkan adalah 1 – 1,2 kg Matos® untuk setiap 1 m 3 tanah.
c) Pelarutan Matos® dilakukan dengan cara sebagai berikut :
8) Pencampuran
mpuran Tanah-Semen
Tanah dan Air Matos®
Metode pelaksanaan dengan cara basah secara garis besar sama dengan metode
pelaksanaan cara kering. Pada metode kering, pencampuran larutan Matos® + tanah +
semen dilakukan secara bertahap. Untuk lebih jelasnya, metode pelaksanaan dengan cara
basah adalah sebagai berikut :
1) Perataan tanah.
2) Pencampuran larutan Matos® + tanah +semen, kemudian diaduk dengan
menggunakan excavator atau rotary mixer.
3) Penghamparan material.
4) Pekerjaan finishing.