Anda di halaman 1dari 19

Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama

NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6

Bab 4
Tanah dan Batuan
Pengertian dari tanah merupakan bagian dari permukaan kerak bumi yang tercipta secara alami
dari disintegrasi batuan atau penguraian vegetasi dan didapatkan dari proses penggalian. Sementara
batu merupakan benda alam yang tersusun atas kumpulan mineral penyusun kerak bumi yang
menyatu secara padat maupun berserakan dan terbentuk dalam waktu yang lama. Tanah dan batu
memiliki fungsi diantaranya untuk:
A. Menopang struktur bangunan akibat beban statis
B. Menopang trotoar di jalan dan landasan pacu di bandara akibat beban dinamis
C. Penahan aliran air pada bendungan dan tanggul
American Society for Testing and Materials (ASTM) menetapkan jenis tanah berdasarkan ukurannya
sebagai berikut:
1. Kerikil (Gravel)
Sifat dari kerikil diantaranya:
a. Partikelnya berbentuk batuan bulat dan setengah bulat
b. Lolos saringan 3 inci dan tertahan pada saringan no.10 (2 mm)
2. Pasir (sand)
Sifat dari pasir diantaranya:
a. Berasal dari batuan yang dihancurkan dengan ukuran partikelnya yang bervariasi dari 2
mm sampai 0,074 mm (ayakan no.200)
3. Endapan lumpur (Silt)
Sifat dari endapan lumpur diantaranya:
a. Memiliki ukuran partikel lebih kecil dari 0,074 mm tetapi lebih besar dari 0,005 mm
b. Termasuk ke dalam bahan non kohesif dan sifat pemadatan lumpur yang sangat buruk.
4. Tanah liat (Clay)
Sifat dari tanah liat di antaranya:
a. Memiliki ukuran partikel yang kurang dari 0,005 mm
b. Sifat antar partikel kohesif
c. Variasi kadar air dapat mempengaruhi volume tanah liat
5. Material organik (organic material)
Sifat dari material organik diantaranya:
a. Terbentuk dari sebagian vegetasi yang terurai
b. Memiliki struktur yang kenyal dan tidak stabil dan terus terurai dan secara kimiawi
reaktif
c. Kurang cocok untuk dijadikan bahan konstruksi
Jenis-jenis tanah ini juga kemudian diklasifikasikan dalam bentuk tabel seperti tabel di bawah:
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6

 Kategorisasi Material
Dalam dokumen kontrak, penggalian dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:
a. Penggalian umum (mengacu pada penggalian tanah biasa)
b. Penggalian batu
c. Penggalian kotoran
d. Penggalian tak terklasifikasi(mengacu pada penggalian yang kurang memperlihatkan
perbedaan yang jelas antara tanah dan batuan)
 Batas Tanah
Batas dari konsistensi tanah dikembangkan untuk membedakan antara bahan yang sangat
plastis, sedikit plastis dan non plastis.
a. Liquid Limit (LL)
Kadar air tanah pada batas antara kondisi plastis dan cair
b. Plastic limit (PL)
Kadar air tanah pada kedudukan antara kondisi plastis dan semi plastis
c. Plasticity index (PI)
Merupakan selisih numerik antara tanah LL dan PL. tanah dengan nilai PI yang tinggi
cukup kompresibel dan memiliki kohesi yang tinggi.
Spesifikasi di atas akan menentukan nilai gradasi dari material tertentu. Spesifikasi suatu
tanah dapat dilihat pada sistem klasifikasi tanah AASHTO
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6

 Ukuran Voumetric
Suatu material dengan berat yang sama akan memiliki volume yang berbeda-beda bergantung
daripada perlakuan atau proses yang diberikan pada material tersebut.
Untuk bahan curah, ukkuran volumetrik bervariasi terhadap posisi material dalam proses
konstruksinya. Secara umum, sebagian besar tanah kohesif akan menyusut 10-30 % dari
kondisi timbunan ke kondisi terpadatkan.
 Keadaan Volume tanah
Volume tanah diukur dalam satu dari tiga keadaan berikut:
a. Bank cubic yard
1yard kubik material berada pada keadaan natural (bcy)
b. Loose cubic yard
1yard kubik material dalam keadaan terganggu oleh proses pemuatan (lcy)
c. Compacted cubic yard
1yard kubik material dalam keadaan padat (ccy)
 Shrinkage & swell factors
Konsistensi unit yang diperlukan dapat dicapai dengan menggunakan faktor penyusutan
(shrinkage facor) dan pembengkakan (swell factor)
Persamaan yang dapat digunakan diantaranya:

Sifat representatif nilai swell yang representatif untuk berbgai kelas tanah dan batuan:
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6
Nilai-nilai tersebut akan bervariasi dengan tingkat kelonggaran dari pemadatan
 Spesifikasi dan kontrol pemadatan
o Maximum dry density

Melalui kurva, diperlukan nilai berat kering maksimum dan persentase air untuk
dapat menentukan kepadatan (densitas) maksimum. Persentase air yang sesuai
dengan densitas kering maksimum disebut dengan kadar air optimum.
Dari hasil uji kepadatan, terbentuklah grafik hubungan kepadatan dan kadar air,
didapatkan kepadatan keringmaksimum pada kadar air optimum.
Jika pemadatan dicoba pada kadar air yang jauh di atas optimal, tanah bisa terlalu
padat sehingga bidang geser terbentuk dan ada pengurangan kekuatan yang besar.
 Compaction test

Pada uji ini, sampel tanah diletakkan pada mould dalam 3 lapisan sama besar. Mould
tersebut memiliki diameter 10,16 cm dan ketinggian 11,6 cm. Tes ini dilakukan
dengan ilustrasi sebagai berikut. Lalu, Spesimen tanah dikeluarkan dari
cetakan mould lalu ditimbang. Sampel spesimen kemudian diambil dan ditimbang
kembali, lalu dikeringkan dan ditimbang kembali. Dengan itu, nilai kadar air dapat
ditentukan dengan membandingkan nilai berat tersebut. Tes ini dilakukan kembali
dengan menggunakan spesimen yang kadar airnya divariasikan hingga
menemukan kadar air yang dapat menghasilkan densitas
maksimum. (AASHTO T99) Uji verifikasi lapangan terhadap pemadatan yang
dicapai dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti: 1) sand
cone, 2) balloon, 3) nuclear. Metode1 dan 2 merupakan destructive test yang
meliputi:
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6
a. Penggalian lubang di timbunan yang dipadatkan lalu menimbang material yang
digali
b. Menentukan kadar air dari bahan galian
c. Mengukur volume lubang yang dihasilkan dengan menggunakan sand cone dan
balon berisi air
d. Menghitung densitas berdasarkan berat total material yang digali dan volume
lubang yang diperoleh
Kesulitan dari metode di atas adalah
1. Terlalu memakan waktu untuk melakukan tes yang cukup untuk analisis statistik
2. Bermasalah dengan partikel yang terlalu besar
3. Delay waktu dalam penentuan kadar air

 Nuclear Compaction Test

Metode nuklir digunakan untuk menentukan kadar air dan kepadatan tanah. Alat yang
dibutuhkan untuk uji ini dapat dengan mudah diangkut untuk diisi dan ditempatkan di
lokasi pengujian yang diinginkan. Dalam beberapa menit, hasilnya dapat langsung
terbaca pada digital display. Kelebihan metode ini diantaranya:
a. Lebih hemat waktu
b. Tidak memerlukan pemindahan sampel tanah
c. Dapat menyediakan saraana untuk melakukan uji kepadatan pada tanah yang
mengandung agregat besar
d. Mampu mengurangi kemungkinan terjadinya error
 Geogauge
Merupakan alat yang berfungsi untuk menentukan nilai
kekakuan dan modulus dari tanah & agregat. Kelebihan dari alat ini diantaranya:
a. Dimensi dan berat alat yang tidak terlalu besar
b. Prosedur penggunaan alat yang tidak rumit dan tidak memakan waktu
c. Menimbulkan defleksi pada permukaan tanah sebesar <1,27 x 10 -6 m sehingga tidak
menimbulkan kerusakan pada permukaan tanah yang diuji
d. Tidak terpengaruh oleh suara dan getaran yang ditimbulkan akibat pekerjaan
konstruksi
e. Dilengkapi dengan verifier mass sehingga akrat dalam kalibrasi data
Kekurangan dari alat ini adalah:
a. Hanya mampu mengukur nilai kelakuan suatu material sampai 70 MN/m. Di atas
nilai tersebut pengukuran menjadi tidak akurat
b. Tidak dapat melakukan pengukuran terhadap material yang permukaannya terlalu
padat.
 Kadar air optimum
Kadar air optimum untuk pemadatan bervariasi dari sekitar 12 hingga 25 % untuk tanah
berbutir halus dan dari 7 hingga 12 % untuk tanah berbutir bergradasi baik.
Apabila kadar air tanah di bawah kisaran kelembapan optimum, air harus ditambahkan ke
tanah sebelum pemadatan, dengan mempertimbangkan:
a. Jumlah air yang dibutuhkan
Jumlah air yang harus ditambahkan atau dihilangkan biasanya dihitung dalam galon per
stasiun (panjang 100 ft = 30,48 m)
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6

b. Tingkat aplikasi air


Setelah jumlah total air telah dihitung, tingkat aplikasi dapat dihitung. Tingkat aplikas air
biasanya dihitung dalam galon per yard persegi, menggunakan rumus berikut:

c. Metode aplikasi
Setelah tingkat aplikasi telah dihitung, metode aplikasi harus ditentukan. Terlepas dari
metode aplikasi mana yang digunakan, penting untuk memastikan bahwa tingkat
aplikasi yang tepat tercapai dan air didistribusikan secara merata. Metode aplikasi dibagi
menjadi 2 yaitu:
- Water Distributor
Merupakan metode aplikasi yang paling umum digunakan pada proyek konstruks.
Water distributor dirancang untuk mendistribusikan jumlah air secara merata di atas
bahan pengisi. Distributor air yang dipasang di truk atau diderek ini dirancang untuk
mendistribusikan air di bawah berbagai tekanan atau dengan umpan gravitasi.
- Ponding.
Jika waktu tersedia, air dapat ditambahkan ke tanah dengan menggenangi atau
membasahi area tersebut sampai kedalaman penetrasi air yang diinginkan tercapai.
Ponding biasanya membutuhkan beberapa hari untuk mencapai distribusi kelembaban
yang seragam Jika tanah mengandung lebih banyak air daripada yang diinginkan,
maka tanah akan sulit untuk dipadatkan. Oleh karena itu kadar air harus diturunkan
ke dalam kisaran kelembaban yang diperlukan. Metode yang paling umum untuk
mengurangi kelembaban adalah dengan membuat skarifikasi/membajak tanah
sebelum pemadatan.
d. Pengaruh iklim dan cuaca
Kondisi cuaca memiliki pengaruh yang besar terhadap kadar air tanah. Cuaca
dingin, hujan, dan berawan akan memungkinkan tanah menahan air. Sebaliknya
cuaca panas, kering, cerah, dan berangin memungkinkan tanah untuk mengering
 Mixing and blending
Merupakan pencampuran air atau zat pengering secara menyeluruh dan merata
dengan tanah sangat penting baik untuk menambahkan air ke tanah untuk
meningkatkan kadar air atau menambahkan zat pengering untuk
menguranginya
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6

Bab 5
Kompaksi dan Peralatan Stabilisasi
 Kompaksi tanah dan batuan
Pemadatan adalah usaha secara mekanik untuk merapatkan butir-butir tanah.
Pemadatan tanah bertujuan:
1. Meningkatkan kekuatan tanah
2. Mengurangi permeabilitas tanah
3. Menaikan kuat geser tanah
4. Mengurangi kompresibilitas tanah
Peralatn pemadatan harus dicocokan dengan jenis tanah yang akan dikerjakan

 Tipe peralatan kompaksi


Memberi energi ke tanah dengan metode tertentu akan menyebabkan pemadatan
diantaranya:
1. Pukulan tajam berdampak
2. Berat tekanan statis
3. Getaran-getaran
4. Menguleni maniulasi atau menata ulang
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6
Metode pemadatan yang tepat berdasarkan busur jenis tanah yang diidentifikasi
terdapat padatabel berikut:

Jenis-jenis peralatan pemadatan diantaranya:


1. Sheep foot roller

Cocok untuk memadatkan semua material berbutir halus, tetapi umumnya tidak cocok
untuk digunakan pada material granular tanpa kohesi. Rol ini memiliki roda baja yang
dilengkapi dengan bantalan silinder (atau kaki) biasanya panjangnya kurang dari 10 inci. Alat
ini hanya dapat bekerja pada kecepatan dari 4 sampai 6 mph. Biasanya 6 sampai 10 lintasan
akan dibutuhkan untuk memadatkan tanah liat berkuran 8 inchi.
2. Pneumatic tired rollers

Alat ini memiliki roda-roda yang enggilasnya terdiri dari ban karet yang dipompa
(pneumatic). Penggilas dengan ban ini memiliki ciri khusus dengan adanya kneading effect,
dimana air dan udara dapat ditekan keluar (pada tepi-tepi ban) yang segera akan meguap pada
keadaan udara yang kering. Alat ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang halus. Alat
berat ini digunakan pada penggilasan bahan yang ber granular, baik digunakan pada penggilasan
lapisan hot mix sebagai penggilas antara.
3. Smooth-drum vibratory
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6

Pemadat drum halus, baik model drum tunggal atau ganda menghasilkan tiga gaya
pemadatan:
a. Tekanan
b. Benturan
c. Getaran
4. Tamping rollers

Alat pemadar ini berfungsi memadatkan tanah lempung atau campuran pasir dan
lempung. Dalam pengoperasiannya, tamping roller dapat bergerak sendiri maupun ditarik
oleh alat lain. Metode pemadatan yang digunakan oleh alat ini adalah kneading action atau
peremasan. Tamping roller baik digunakan untuk jenis tanah lempung berpasir dengan
kedalaman efektid pemadatan sekitar 15 sampai 25 cm. Dalam pengoperasiannya, setiap
pemadatan dilakukan secara overlap kurang lebih 30 cm.
5. Pad-drum vibratory

Ketebalan gaya angkat khas untuk unit drum empuk pada tanah kohesif adalah 12
hingga 18 inchi. Unit ini terkadang dilengkapi dengan pisau merata. Tersedia rol getar kecil
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6
yang berjalan di belakang atau dikendalikn dari jarak jauh yang memiliki lebar dalam kisaran
24 hingga 38 inchi. Unit-unit ini dirancang khusus untuk pekerjaan parit atau untuk bekerja di
area terbatas. Drum roller melampaui sisi bodi roller, sehingga pemadatan dapat dilakukan
berdekatan dengan dinding parit.
6. Vibrating compactors

Getaran yang dihasilkan menciptakan gaya tumbukan dan gaya ini menghasilkan
lebih banyak energi pemadatan daripada beban statis yang setara. Jenis tanah tertentu seperti
pasir keriki dan batuan yang relatif besar bereaksi cukup baik terhadap pemadatan yang
dihasilkan oleh kombinasi tekanan dan getaran. Kecepatan kerja penting karena menentukan
berapa lama bagian tertentu dari timbunan dipadatkan. Kecepatan kerja 2 hingga 4 mph
memberikan hasil terbaik saat menggunakan vibratory compactor.
7. Compacting wheels

Untuk menghindari bahaya pekerja laki-laki bekerja di penggalian dengan dimensi


terbatas, roda pemadatan yang dipasang pada boom excavator sering digunakan untuk
mencapai pemadatan saat mengisi parit utilitas. Kaki pada roda ini dapat berbentuk seperti
kaki domba atau tamping. Roda dirancang untuk memadatkan semua jenis tanah. Perubahan
dari bucket excavator ke roda pemadatan dapat dilakukan dengan cepat.
8. Manually operated vibratori plate compactors

Banyak dari compactor ini dapat dioperasikan baik secara manual sebagai unit
berjalan di belakang atau dengan remote control dan digunakan untuk memadatkan tanah
berbutis, agregat pecah, dan beton aspal d lokasi dimana pemadat besar tidak dapat
beroperasi.
9. Manually operated rammer compactors
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6

Alat ini digunakan untuk memadatkan tanah kohesif atau tanah campuran di area terbatas.
Unit-unit ini memiliki rentang tumbukan dari 300 hingga 900 kaki-on per detik pada tingkat
tumbukan hingga 850 per menit, tergantung pada model spesifik. Pemadat kecil seperti pelat
getar yang didorong sendiri atau dorongan yang kuat akan memberikan pemadatan yang
memadai jika:
A. Cakupan cukup
B. Kadar air dikontrol dengan hati-hati
C. Ketebalan angkat minimal

Penggunaan masing-masing alat dikelompokan pada tabel berikut

Peralatan pemadatan harus disesuaikan dengan materialnya. Oleh karena itu,


pekerjaan harus selalu diperiksa dengan cermat dan sampel diambil dari bahan glian
atau pinjaman, peralatan penggalian dan pemadatan yang tepat tidak dapat dipilih
samapi tanah diidentifikasi.

 Roller Production Estimating


Peralatan pemadatan pada proyek harus memiliki kemampuan produksi yang
sesuai dengan peralatan penggalian, pengangkutan dan penyebaran. Biasanya,
kemampuan ini menentukan produksi maksimum untuk pekerjaan.

 Dynamic compaction
Merupakan teknik pemadatan yang berulang kali menjatuhkan beban berat ke
permukaan tanah. Proses ini biasa juga disebut sebagai heavy tamping, impact
densification, dynamic consolidation, punding dan dynamic precompression.
 Stabilisasi tanah
Stabilisasi dilakukan untuk mengatasi perubahan volume tanah akibat
berbagai faktor serta untuk meningkatkan kekuatan alami tanah. Stabilisasi dapat
diterapkan di tempat pada tanah alam posisi alaminya atau pencampuran dapat
dilkukan pada timbunan.
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6
Stabilisasi dapat diterapkan di pabrik dan kemudian bahan campuran
diangkut ke lokasi kerja untuk penempatan dan pemadatan.
Stabilisasi tanah dibagi menjadi 2:
a. Stabilisasi mekanis
Dilakukan dengan mencampur dua atau lebih macam tanah dengan gradasi
berbeda sehingga materialnya menjadi lebih baik, kuat dan memenuhi syarat.
Selain itu, dapat dilakukan dengan membongkar tanah di lokasi kemudian
menggantinya dengan material yang lebih memenuhi syarat.
b. Stabilisasi kimiawi
Cara ini dilakukan dengan menambahkan stabilizing agents pada tanah dasar
yang akan ditingkatkan mutunya. Stabilizing agents ini antara lain adalah
portland cement, lime, bitumen, fly ash dan lain lain.
 Stabilizing Soils with Lime
Stabilisasi pada tanah akan mengurangi perubahan volume tanah serta
meningkatkan kekuatan tana. Ada 2 metode stabilisasi tanah yang sering digunakan
yaitu:
a. Mencampurkan kapur serta fly-ash pada tanah. Namun fly ash relatif murah dan
kapur relatif mahal.
b. Mencampurkan semen portland

Pada saat tanah dicampuri kapur terjadi reaksi pozzolan. Dimana kapur
secara kimiawi bergabung dengan konstituen slika dan alumina di dalam tanah
yang mengikat tanah bersama-sama. Proses pengikatan kapur dengan tanah
lempung berlangsung lama, namun memberikan kebebasan manipulasi pada
tanah setelahnya. Treatment kapur dibagi menjadi 3 kategori yaitu:
1. Subgrade stabilization
Termasuk pemadatan tanah pada subbase tanah
2. Base stabilization
Termasuk material plastik yang mengandung 50 % material kasar tertahan
pada saringan no.40
3. Lime modification
Termasuk meningkatkan dengan sedikit kapur sebesar 3% berat tanah.
Langkah-langkah stabilisasi tanah dengan kapur:
1. Scarification & pulverization (penghancuran tanah) biasanya dilakukan
dengan rotary stabilizer
2. Lime spreading
Tidak boleh dilakukan pada kondisi berangin, kapur disebar
menggunakan standard water distributor trucks
3. Preliminary mixing and adding water
Pada saat rotary mixing antara tanah dengan kapur, kadar air harus
melebihi 5 % batas optimum sehingga dibutuhkan penambahan air
4. Preliminary curing (perawatan awal)
Campuran kapur tanah akan bereaksi selama 24-48 jam untuk
memecah tanah lempung
5. Final mixing dan pulverization (pencampuran tanah kembali)
Tanah harus dicampur hingga gumpaan tanah dapat melewati 60 %
saringan no.4
6. Compaction (pemadatan)
Campuran tanah akan dipadatkan sesuai spesifikasi
7. Final curing (perawatan akhir)
Tanah yang telah dipadatkan akan terus dirawat hingga 3-7 hari
sebelum menempatkan lapisan tanah berikutnya. Curing dapat dilakukan
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6
dengan memberikan air ke lapisan tanah untuk menjaga tanah tetap lembab
dan mempertahankan kadar-airnya.
 Stabilisasi tanah dengan semen
Semen merupakan bahan anorganik halus yang memeiliki sifat mengikat kuat
secara hidrolik bila dicampur dengan air untuk menghasilkan produk yang stabil dan
tahan lama. Reaksi yang terjadi tidak tergantung dari sifat tanah dan untuk berbagai
jenis tanah, kecuali untuk tanah organik atau mengandung sulfat.
Menstabilkan tanah dengan semen portland adalah metode penguatan yang
efektif. Kandidat untuk jenis stabilisasi ini adalah tanah dengan PI kurang dari 10.
Jumlah semen yang dicampur dengan tanah biasanya 3 sampai 7 % dari berat kering
tanah. Persentase penggantian atas dasar bobot yang sama atau rasio penggantian fly
ash/ semen portland 1,25:1
o Prosedur konstruksi semen tanah
a. Lokasi proyek
Konfigurasi area yang akan dirawat harus diperhatikan. Ada banyak aspek
dari proses yang dapat dipengaruhi oleh konfigurasi.
b. Skarifikasi
Melonggarkan tanah atau scarifying dapat membantu mengidentifikasi area
masalah. Skarifikasi juga dapat mengungkapkan area lunak, hasil atau basah
dan bahan organik yang tersembunyi.
c. Penyebaran
Aplikasi massal diperiksa dan penyesuaian yang diperlukan dibuat. Pola
penyebaran semen ditentukan oleh konfigurasi lokasi.
d. Pencampuran
Campuran tanah dan semen harus diperiks untuk memastikan keseragaman
campuran. Prosedur pencampuran tanah-semen dilakukan secara down-cut
dengan menggunakan tine-type mixing teeth
e. Pemadatan
Pemadatan awal dilakukan dengan vibratory-pad foot roller segera mengikuti
operasi encampuran. Kedalaman campuran, jenis tanah dan kepadatan
yangdibutuhkan adalah faktor yang mengontrol jumlah lintasan roller yang
dibutuhkan. Pemadat harus mengimbangi operasi pencampuran.
f. Curing
Selama operasi curing, area yang dirawat harus dijaga agar tidak membeku
selama 7 hari. Metode tersebut memiliki kemungkinan dampak lingkungan
dan material dapat menyebar ke jalan raya yang berdekatan yang
memerlukan operasi pembersihan. Edek limpasan dapat mengotori saluran air
disekitarnya.
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6

Bab 6
Mobile Equipment
 General Information
Pada proyek konstruksi berat maupun proyek pembuatan jalan diperlukan mobilitas
untuk mengangkut bahan material dalam jumlah yang besar. Mobilitas ini dipilih dengan
mempertimbangkan 3 aspek, yaitu jumlah total material, kecepatan pemindahan, ukuran dari
masing-masing potongan
o Muatan
Kapasitas muatan dapat dinyatakan secara:
a. Volumetric
b. Gravimetric
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6
Dengan kelebihan muatan akan meningkatkan tingkat pengangkutan namun
juga meningkatkan pemuatan dan pengangkutan
o Kinerja mesin
Kecepatan mempengaruhi secara langsung siklus waktu. Terdapat 3 pendekatan
untuk mengtahui kecepatan perjalanan:
a. Required power
b. Available power
c. Usable power
 Required power
Power required adalah kekuatan yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya-gaya
yang menahan dan menghambat mesin bergerak. Besarnya gaya yang menahan
menentukan besarnya power required. Gaya yang menahan pergerakan alat yang
bergerak adalah rolling resistance dan grade resistance dan total resistance merupakan
penjumlahan dari keduanya.
Jadi power required merupakan gaya yang dibutuhkan untuk mengatawsi total
resistance.
o Rolling resistance
Rolling resistance merupakan daya tahan dari permukaan terhadap suatu
kecepatan konstan yang melewatinya dan didapatkan dari hasil friksi dari alat
yang bergerak, ban yang melentur dan gaya yang dibutuhkan untuk melewati
suatu permuhkaan.
Tanah lunak dapat memberikan resistensi yang lebih tinggi dibandingkan
permukaan yang keras. Untuk alat atau mesin yang bergerak dengan ban, rolling
resistance nya bervariasi dengan ukuran, tekanan, dan desain tapak dari bannya.
Rolling resistance dari jenis ban yang berbeda terhadap permukaan yang berbeda
dikelompokkan dalam tabel berikut

Rolling resistance dalam punds per gross persamaannya adalah:

Keterangan:
R = rolling resistance
P = total tegangan di kabel derek
W = berat kotor dari kendaraan
Ketika diketahui tire penetration maka perkiraan nilai R untuk mesin beroda dapat
dihitung dengan rumus:
RR = (40 + (30 x TP) x GVW (6.3)
KEt:
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6
RR= rolling resistance
TP = penetrasi ban
GVW = berat kotor kendaraan
o Grade Resistance
Gerak gaya berlawanan dari mesin yang mendaki lereng tanpa gesekkan
dikenal sebagai grade resistance (bekerja melawan total berat dari mesin,
baik jenis jalan, ataupun jenis ban). Jika mesin bergerak turun atau menuruni jalan
yang miring, kekuatan yang
dibutuhkan untuk membuat mesin tetap bergerak berkurang sebanding

Dengan kemiringan jalannya, disebut juga grade assistance. Metode yang paling
umum untuk mengekspresikan kemiringan ialah dengan gradien dalam persen.
1% kemiringan adalah permukaan yang naik atau turun sebesar 1ft secara vertikal
dalam jarak horizontal sepanjang 100ft.
Jika permukaannya naik, kemiringan dinyatakan sebagai positif,
maka jika permukaannya turun maka dinyatakan kemiringannya sebagai negatif.
Pernyataan tersebut merupakan sifat fisik, tidak dipengaruhi oleh jenis mesin atau
kondisi jalan. namun, dalam Menganalisis gaya dipengaruhi pada arah perjalanan
dari mesinnya.

Untuk kemiringan kurang dari 10 %, pengaruh kemiringan adalah


meningkatkan, untuk kemiringan plus atau penurunan, untuk kemiringan mnus
upaya traksi yang diperlukan sebesar 20 lb per ton kotor berat mesin untuk setiap
1 % kemiringan. Ini dapat diturunkan dari mekanika dasar dengan menghitung
gaya penggerak yang dibutuhkan. Dari gambar sebelah, didapatkannya
persamaan
F = W sin a
N = W cos a
Untuk sudut kurang dari 10o sin alpha = tan a maka substitusi
F = W tan a
Dengan

Dengan G% adalah gradien maka

 Available Power
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6
Available Power merupakan daya yang tersedia untuk
menggerakan peralatan konstruksi
o Torsi
Torsi merupakan gerakan berupa dorongan yang memiliki radius r yang
terjadi antara piston dan poros engkol, gerakan pada kedua bagian tersebut
menghasilkan perputaran yang dapat mentransfer daya ke bagian-bagian mesin

 Usable Power
Usable power tergantung pada kondisi awal proyek, permukaan jalur angkut,
ketinggian, dan suhu. Kondisi permukaan tanah menentukan seberapa besar dari
available power yang bisa di-transfer ke permukaan tanah untuk mendorong mesin.
The Society of Automotive Engineers mengeluarkan rating untuk net engine
power atau usable power.
Rating ini berdasarkan tekanan barometer. Penurunan pada tekanan barometrik
menandakan penurunan pada densitas udara, agar mesin dapat beroperasi efektif
dibutuhkan kadar udara yang cukup. Efek Efek berkurangnya daya mesin akibat
ketinggian ini bisa dihilangkan dengan turbocharger atau. Sistem ini memampatkan
udara yang mengalir ke ruang pembakaran mesin sehingga performa
mesin di ketinggian yang tinggi bisa sama dengan performa mesin pada permukaan
laut (kondisi standar SAE rating) memasang supercharger
 Performance charts
Performance Charts membantu planner untuk melakukan analisa terhadap
alat/mesin yang digunakan selama proyek. Grafik menunjukkan hubungan tenaga dan
kecepatan yang dihasilkan oleh alat berat. Tarikan beban/drawbar pull berbanding
terbalik dengan kecepatan kendaraan.
o Rimpul Performance Chart
Penentuan kecepatan dilakukan dengan:
1. Memastikan ukuran, rasio gigi, dan ukuran ban sesuai dengan bagan
2. Memperkirakan kekuatan tarik yang bekerja sesuai dengan kondisi pekerjaan
3. Menarik perpotongan dari sumbu vertikal terkait kekuatan tarik ke arah
kurva roda gigi
4. Dari titik perpotongan di proyeksikan ke arah sumbu horizontal untuk
memperoleh kecepatan
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6

Jika kuat tarik mesin yang dibutuhkan kurang dari yang dibutuhkan haul road
maka menggunakan kecepatan dan gigi yang besar. Jika kuat tarik mesin yang
dibutuhkan lebih besar dari yang dibutuhkan haul road maka menggunakan kecepatan
dan gigi yang kecil.
o Retarder Performance Charts
Prosedur untuk menentukan kecepatan adalah:
1. Memastikan mesin, rasio roda gigi, dan ukuran ban yang sama dengan yang
diidentifikasi untuk mesin pada grafik.
2. Menentukan berat mesin baik saat mesin kosong maupun dimuat.
3. Menghitung hambatan total (jumlah hambatan gelinding ditambah kemiringan
keduanya dinyatakan sebagai persen kadar).
4. Memproyeksikan garis secara horizontal dari titik persimpangan proyeksi berat
kendaraan vertikal dan diagonal hambatan total yang sesuai. Titik perpotongan
proyeksi horizontal ini dengan kurva roda gigi menentukan hubungan operasi
antara
4. Proyekskan titik garis horizontal memotong kurva jangkauan roda gigi ke
sumbu x bawah yang menunjukkan kecepatan mesin.
Nama: Muhammad Raditya Adjie Pratama
NPM: 1906383066
Ringkasan: Bab 4, 5 dan 6

Anda mungkin juga menyukai