PENDAHULUAN
1
C. Pemadatan Tanah ( Soil Compaction ), terdiri dari :
a. Pemadatan Standar
b. Pemadatan Modifikasi
1. Kekuatan Geser Tanah ( Shear Strength Of Soil ), parameternya
dapat diperoleh dari pengujian :
a. Kuat Geser Langsung ( Direct Shear Test )
b. Kuat Tekan Bebas ( Uncomfined Compression Test )
c. Triaksial ( Triaxial Test )
2. Koefisien konsolidasi, diperoleh dengan metode :
a. Square Root Fitting Method
b. Log Fitting Method
Selain pengujian di laboratorium, dilakukan juga di lapangan atau
pengujian in – situ yaitu :
1. DCP ( Dynamic Cone Penetrometer ), parameter yang diperoleh
antara lain :
a. CBR ( California Bearing Penetrometer )
b. DDT ( Daya Dukung Tanah )
2
BAB II
LAPORAN PRAKTIKUM
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
Masih ada ruang kosong di cincin sehingga penimbangan tidak
akurat
Tidak mendinginkan objek terlebih dahulu setelah pemanasan
menyebabkan timbangan tidak stabil dikarenakan suhu yang tinggi.
2. Aplikasi
Aplikasi pengujian kadar air yaitu untuk mengetahui kadar air yang
terkandung pada suatu tanah yang nantinya dapat dijadikan acuan
salah satunya untuk pembangunan infrastruktur.
Aplikasi dari mengetahui bobot isi yaitu kita bisa mengetahui tanah
daerah tersebut bisa ditanami atau tidak, jika bobot isi tinggi berarti
tidak layak. Penanaman ini berguna pada proses tahap reklamasi.
Aplikasi dari berat jenis tanah yaitu kita dapat menentukan
investigasi mineral atau kita dapat melakukan klasifikasi tanah
berdasarkan berat jenisnya.
6
berat tanah juga mempengaruhi kadar air di ayakan yang
seharusnya semakin banyak ketukan maka kadar air semakin sedikit,
tetapi di hasil perhiungan malah sebaliknya, selain faktor itu yang
membuat data kurang akurat adalah penggunaan alat yang tidak
memenuhi standarnya (tidak kalibrasi alat, tidak membersihkan alat,
dan lainnya).
Dari analisis percobaan di atas bahwa tanah yang digunakan
adalah tanah yang berbutir halus yang sudah memenuhi kriteria sebagai
contoh untuk pengujian. Pada saat melakukan percobaan batas cair
tanah yang telah dicampur dengan kadar air tertentu, sifatnya berubah
menjadi plastis, artinya kadar air sangat berpenaruh pada percobaan ini,
begitu pula saat melakukan pengujian batas plastis, tanah yang banyak
mengandung air tidak mudah retak saat dipilih.
Semua percobaan ini bertujuan untuk menentukan batas cair
dan batas plastis pada conto tanah, dengan menguji batas cair sebanyak
4 kali dengan menggunakan Cassagrande dengan masing-masing
pukulan 100, 71, 18, dan 16 pukulan. Standar penentuan batas cair
adalah 25 pukulan sama dengan 25 gram/cm^3, nilai tersebut sama
dengan nilai gaya beban geser suatu tanah.
2. Aplikasi
Identifikasi Jenis Tanah
Sistem klasifikasi tanah dikembangkan berdasarkan sifat-sifat
indeks tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butir dan
plastisitas. Terdapat 2 metode penggolongan jenis tanah yang
digunakan, antara lain :
a. Unifieed Soil Classification System
Didasarkan pada jenis dan unsur-unsur pokok dari tanah,
ukuran butir-butir tanah, gradasi, tingkat plastisitas dan unsur-
unsur organis. Dengan diketahuinya batas cair dan batas plastis
dari tanah seperti lanau atau lempung.
b. AASHTO Soil Classification System
7
Sistem ini menunjukkan kelakuan daripada tanah yang akan
digunakan sebagai dasar jalan.
Dengan metode ini dapat disimpulkan bahwasannya dengan
pertambangan juga diperlukan pengujian batas plastis dan batas
cair pada tanah agar dapat mengetahui klasifikasi jenis tanah
tersebut untuk kegiatan pertambangan.
Analisa Kestabilan Lereng
Kestabilan lereng erat juga kaitannya dengan batas cair dan batas
plastis dikarenakan berkaitan dengan kondisi tanah yang sangat
berpengaruh terhadap kestabilan lereng. Untuk metode yang
digunakan tergantung dengan keadaan lereng, seperti metode Hoek
and Bray yang digunakan untuk menentukan faktor keamanan
dengan berbagai kondisi di permukaan.
Asumsi tegangan geser normal di alam adalah 25 gram/cm^3,
sehingga batas cair ini juga dapat digunakan sebagai parameter
kestabilan lereng.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari seluruh kegiatan Praktikum Mekanika Tanah acara I-VII, penyusun
dapat menyimpulkan :
1. Acara I ( Kadar Air, Bobot Isi, dan Berat Jenis )
a. Dalam praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan bahwa :
Kadar air adalah banyaknya air yang terkandung dalam tanah
dinyatakan dalam persen.
Berat jenis adalah perbandingan antara berat isi air tanah dengan
berat isi air murni pada suhu (t).
Bobot isi adalah perbandingan berat tanah biasa dengan
volumenya.
b. Konsep dasar pengujian :
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat
(butiran) minera-mineral yang tidak tersedimentasi satu sama
lain.
Kadar air adalah perbandingan berat air yang berisi rongga pori
material tanah atau material batuan terhadap berat partikel
padatnya yang dinyatakan dalam persen.
Bobot isi adalah perbandingan antara isi pori dengan isi tanah
seluruhnya.
Partikel padat merupakan partikel material tanah atau partikel
material batuan yang tidak terlarut dalam air.
Berat jenis adalah perbandingan antara berat isi butir tanah
dengan berat isi air.
9
Angka pori adalah perbandingan antara isi pori dengan isi tanah
seluruhnya.
Porositas adalah perbandingan antara volume rongga dengan
volume total nilai n dapat dinyatakan dalam persen atau desimal.
Derajat kejenuhan adalah perbandingan volume air dengan
volume total rongga pori tanah lolosnya dinyatakan dalam
persen.
c. Data yag didapatkan dari percobaan 3 conto tanah adalah sebagai
berikut :
Kadar Air : 29,1991 %
Berat Jenis : 2,0666 gram
Bobot Isi : 1,4117 gram/cm^3
Porositas : 0,4713
Angka Pori : 0,8914
Derajat Kejenuhan : 67,706 %
d. Kegunaan :
Aplikasi pengujian kadar air yaitu untuk mengetahui kadar air
yang terkandung pada suatu tanah yang nantinya dapat dijadikan
acuan salah satunya untuk pembangunan infrastruktur.
Aplikasi dari mengetahui bobot isi yaitu kita bisa mengetahui
tanah daerah tersebut bisa ditanami atau tidak, jika bobot isi
tinggi berarti tidak layak. Penanaman ini berguna pada proses
tahap reklamasi.
Aplikasi dari berat jenis tanah yaitu kita dapat menentukan
investigasi mineral atau kita dapat melakukan klasifikasi tanah
berdasarkan berat jenisnya.
4.2. Saran
10
1,5
DAFTAR PUSTAKA
[1] Craly, R.F dan Budi Susilo. 1989. Mekanika Tanah Edisi Keempat : Erlangga.
[2] Dras, Braja .M. 1995. Mekanika Tanah. Surabaya : Penerbit Erlangga.
[3] Hakim. 1986. Dasar-Dasar Fisika Tanah. Malang : Jurusan Teknik Fakultas
Pertanian UB.
………………………………………………
11