Anda di halaman 1dari 12

STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN PENAMBAHAN

SERBUK BATU MERAH

Affan Bryant Permadi(1), Anita Setyowati S.G,.(2), Elma Yulius (3)


(1),(2),(3)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam 45 Bekasi
Jl. Cut Meutia No 83 Bekasi, 17113 Telp: (021) 88344436
Email: affanbryant24@gmail.com

Abstrak : Tanah pada Muara Gembong Bekasi merupakan jenis tanah yang mempunyai
nilai CBR rendah sehingga secara struktural tanah tersebut tidak layak diadakan suatu
pembangunan. Salah satu upaya untuk meningkatkan daya dukung tanah yaitu dengan
stabilisasi menggunakan aditif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari nilai daya
dukung tanah yang distabilisasi menggunakan serbuk bata merah.
Metode yang digunakan berupa eksperimen laboratrium. Pengujian yang
dilakukan yaitu indeks plastisitas, CBR, UCS dan direct shear pada tanah asli dan tanah
stabilitasi. Proses stabilitasi tanah ini dilakukan dengan cara mencampur tanah asli
menggunakan serbuk bata merah dengan variasi presentase 3%, 6% dan 9% terhadap
berat kering tanah.
Berdasarkan hasil analisis, tanah asli termasuk jenis tanah lempung anorganik
(CL) yang mempunyai nilai CBR sebesar 1,315%. Nilai CBR terbaik terjadi pada tanah
yang dicampur dengan serbuk bata merah 6% yaitu sebesar 1,747% pada penetrasi 5mm.
Artinya bahwa terjadi perubahan nilai CBR sebesar 32,85% terhadap nilai CBR tanah
asli. Berdasarkan hasil analisis UCS, varian terbaik ditemukan pada tanah yang dicampur
dengan serbuk bata merah 3% dengan nilai UCS yaitu 0,391kg/cm 2. Artinya bahwa
terjadi peningkatan sebesar3,43% terhadap nilai UCS tanah asli. Penambahan serbuk
bata merah terbukti mampu meningkatkan daya dukung tanah lunak.

Kata kunci: Stabilitas tanah, Serbuk bata merah, CBR


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah dalam bahasa Yunani yaitu pedon, Tanah sendiri merupakan bagian kerak
bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi
semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang
berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh.
Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan
darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Tanah lempung merupakan tanah kohesif yang terdiri dari tanah yang sebagian
besar terdiri dari butir-butir yang sangat kecil seperti lanau. Lapisan tanah
lempung mempunyai sifat gaya geser yang rendah, Kemampatan yang tinggi, Koefisien
permeabilitas yang rendah, dan mempunyai daya dukung yang rendah. Peranan tanah
sangat penting bagi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan karna tanah berfungsi
untuk mendukung beban yang ada diatasnya. Oleh karna itu tanah yang akan
dipergunakan untuk mendukung konstruksi harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum
digunakan sebagai tanah dasar (subgrade) lapisan tanah ini harus cukup kuat jika tanah
asli mempunyai daya dukung yang rendah maka konstruksi yang dibangun diatasnya
akan mengalami kerusakan jika jalan akan mengalami kerusakan atau bergelombang

1
karena ada beberapa jenis tanah yang harus membutuhkan perhatian lebih yaitu salah
satunya tanah lempung.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode experimen, yaitu penelitian dengan
beberapa sample benda uji yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat
antara satu dan yang lainnya dan membandingkan hasilnya sehingga menjadi sebuah
inovasi. Benda uji yang akan dibuat dalam penelitian ini adalah tanah lempung yang
dicampurkan dengan serbuk bata merah dengan variasi serbuk bata merahnya yaitu
sebesar 0%, 3%, 6%, dan 9%. Penelitian ini terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan bahan dan alat.
2. Persiapan tanah asli yang akan dicampur.
3. Perencanaan campuran dengan proporsi yang ditentukan.
4. Pemeriksaan sifat mekanik campuran.
5. Analisis data.

1) Lokasi Penelitian
Pengambilan sampel tanah lempung ini dilakukan di Muara Gembong Kabupaten Bekasi,
Jawa Barat. Bata merah didapat dari bekas-bekas proyek bangunan. Penelitian
dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sipil Tanah Universitas Islam “45” Bekasi
Berikut adalah material yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a) Tanah Lempung
Tanah lempung didapat dari Muara Gembong, Kabupaten Bekasi
b) Serbuk Bata Merah
Serbuk bata merah didapat dari limbah bangunan.
c) Air
Air yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan air yang tersedia pada
Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Sipil Universitas Islam “45”
Bekasi.

2) Peralatan Pengujian
Adapun peralatan yang digunakan pada setiap pengujian ini adalah sebagai berikut:
a) Pengujian berat jenis tanah/spesific gravity (GS) Alat-alat yang digunakan
untuk pengujian GS adalah picnometer dengan kapasitas ± 100 ml, kompor
listrik, thermometer, pencapit dan timbangan.
b) Pengujian atterberg limit dan kadar air Tanah Alat-alat yang digunakan untuk
pengujian atterberg limit dan kadar air tanah adalah 1 set alat liquid limit (alat
casagrande dan grooving tool), plat kaca, cawan, oven dan timbangan
c) Pengujian pemadatan Alat-alat yang digunakan untuk pengujian pemadatan
adalah mold pemadatan dengan diameter 10 cm, alat penumbuk (hammer)
dengan diameter 5 cm dan berat 2,5 kg dengan ketinggian jatuh 30 cm, kantong
plastik, cawan, oven dan timbangan.
d) Pengujian CBR Alat-alat yang digunakan untuk pengujian CBR dan swelling
siklus basah kering adalah mesin uji CBR, mold serta pemberat, hammer, kertas
filter, bak rendam benda uji, dial gauge, stopwatch, penetrasi piston, dongkrak,
cawan, oven dan timbangan.
e) Pengujian UCS siklus basah kering Alat-alat yang digunakan untuk pengujian
UCS adalah 1 set alat uji UCS, stopwatch, jangka sorong, oven, cawan, dan
timbangan
f) Pengujian Geser Langsung (Direct Shear) Peralatan yang digunakan adalah alat
pengujian geser langsung (direct shear) I set, pembebanan, proofìng ring, alat
pengeluar sampel (dongkrak), timbangan dengan ketelitian 5 gram, pisau
pemotong, kantong plastik, nampan, cawan dan oven

2
3) Pembuatan Benda Uji Tanah
Pembuatan benda uji dengan variasi sampel tanah asli dan pencampuran bahan tambah
menggunakan bahan serbuk bata merah (SBM). Untuk kemudian dilakukan pengujian
fisik dan mekanis. Pengujian fisik berupa spesific gravity (GS)/berat jenis dan atterberg
limit (liquid limit, plastic limit dan plasticy index). Tanah yang akan digunakan untuk
pengujian spesific gravity (GS)/berat jenis menggunakan tanah yang lolos pada saringan
2 mm. Sedangkan tanah yang digunakan untuk pengujian atterberg limit menggunakan
tanah yang lolos saringan 0,42 mm. Untuk pemadatan menggunakan tanah yang lolos
saringan 5 mm dengan kebutuhan tanah 2,5 kg per sampel, sampel yang akan dibuat
sebanyak 3 sampel.
Pengujian mekanis berupa pengujian CBR, UCS dan Direct shear. Tanah yang
digunakan adalah tanah yang lolos ayakan 5 mm dengan dengan kebutuhan tanah 4,5 kg
per sampel, dimana sampel yang akan dibuat sebanyak 2 sampel dan selanjutnya di
masukkan ke dalam wadah plastik yang tertutup rapat. Tabel 1. Variasi Campuran
Tabel 1 Perencanaan Sample
Direc
Atterberg Pemadata
No Mix Soil Gs CBR UCS t
Limit n
Shear
1 TA 2 1 3 2 2 2
2 TA + 3% SBM 2 1 3 2 2 2
3 TA + 6% SBM 2 1 3 2 2 2
4 TA + 9% SBM 2 1 3 2 2 2
Total 8 4 12 8 8 8

Sumber: Hasil Uji, 2022

4) Pengujian Fisik`
Adapun beberapa pengujian fisik pada penelitian ini sebagai berikut:
a) Pengujian berat jenis tanah (GS)
Maksud dan tujuan pengujian pengujian berat jenis untuk menentukan berat jenis
tanah, menggunakan sampel tanah yang lolos saringan 2 mm, cara pengujian
berat jenis tanah dengan cara timbang beberapa picnometer kosong lalu catat
sesuai nomornya. Setelah itu masukkan sampel tanah yang lolos saringan 2 mm
ke dalam picnometer sebanyak ⅓ dari tinggi picnometer. Kemudian picnometer
diisi air sampai permukaan sampel tanah terendam seluruhnya. Setelah itu
masukkan picnometer yang berisi tanah dan air ke dalam panci yang berisi
larutan gliserin dan panaskan panci menggunkan kompor listrik hingga air
didalam picnometer mendidih selama ± 10 menit setelah itu keluarkan
picnometer kemudian tunggu picnometer dan isinya dingin konstan pada suhu
ruangan, setelah itu isi picnometer dengan air sampai penuh kemudian timbang.
Setelah ditimbang buang sampel tanah dalam picnometer lalu bersihkan, isi lagi
picnometer dengan air sampai penuh dan timbang hasilnya.

b) Pengujian atterberg limit


Pengujian batas cair/liquid limit (LL) maksud dan tujuan pengujian batas
cair/liquid limit adalah untuk menentukan batas cair tanah yang berbutir halus,
sampel tanah yang dapat digunakan adalah tanah yang lolos ayakan 0,42 mm.
Cara pengujian batas cair adalah letakkan sampel tanah dan dicampur air
secukupnya diatas plat kaca kemudian diaduk rata dengan spatula. Setelah itu
masukkan sampel tanah tersebut yang sudah diaduk rata ke dalam mangkok
casagrande dan ratakan permukaannya kirakira 1 cm dari dasar plat mangkok
casagrande, kemudian buat alur pada posisi tengah dengan menggunakan

3
grooving tool. Setelah potongan alur tanah tegak lurus kemudian putar engkol
pada alat tersebut dengan kecepatan 2 kali putaran perdetik hingga belahan tanah
tersebut berhubung kembali sepanjang 1,5 cm. selanjutnya catat banyaknya
ketukan, kemudian ambil contoh tanah yang telah dilakukan pengujian untuk
menentukan kadar air batas cair tersebut.
Pengujian batas plastis/plastic limit (PL) maksud dan tujuan pengujian batas
plastis/plastic limit adalah untuk menentukan batas plastis tanah yang berbutir
halus, sampel tanah yang dapat dari pengujian LL. Setelah itu sampel digulung-
gulung menggunakan telapak tangan, gulung tanah tersebut sampai terjadi retak
rambut, kemudian sampel tanah tersebut masukkan ke dalam cawan yang sudah
disiapkan dan timbangan serta catat hasilnya. Setelah ditimbang tanah di
masukkan ke dalam oven untuk menentukan kadar airnya.

5) Pengujian Mekanis
Adapun beberapa pengujian mekanis pada penelitian ini sebagai berikut:
a) Pengujian pemadatan standar
Cara pengujian pemadatan adalah timbang beberapa mold pemadatan yang akan
diuji, siapkan tanah 2,5kg yang sudah dikeringkan kemudian diaduk dengan air
yang sudah ditentukan dan dibagi 3 lapis. Setelah itu masukan tanah yang sudah
dicampur ke air kedaam mold dengan perlapisan ditumbuk 25kali tumbukan
secara merata. Setelah ditumbuk 3 lapisan sampai atas, lepas silnder atas lalu
ratakan bagian atas dengan pisau perata kemudian timbang dan catat beratnya.

b) Pengujian california bearing ratio (CBR)


Maksud dan tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan kekuatan tanah dasar.
Pengujian CBR adalah pengujian CBR terendam dimana benda uji yang
digunakan adalah benda uji dari pengujian swelling, setelah benda uji selesai
pengujian swelling masukkan benda uji ke alat uji CBR, pasang dial gauge dan
lakukan pengetesan dengan baca dan catat hasil profing ring dengan kelipatan 50
pada dial gauge.

c) Pengujian unconfined compression strenght (UCS))


Pengujian UCS dilakukan dari sampel benda uji yang sudah dilakukan pengujian
CBR, lalu ambil sampel tanah dari benda uji dengan menggunakan ring
pemotong yang berdiameter ± 3 cm dan tingginya ± 7 cm serta ambil kadar air
benda uji untuk tanah bentuk asli. Kemudian ukur tinggi dan diameter sampel di
pertiga bagian (atas, tengah dan bawah) menggunakan jangka sorong, setelah itu
timbang berat sampel tersebut. Pasang dial gauge pada alat uji UCS kemudian
posisikan profing ring pada angka nol, setelah itu putar poros engkol alat UCS
tersebut secara manual baca profing ring per 20 detik. Kemudian catat hasil
pembacaan profing ring dilakukan secara berulang sampai sampel terjadi retakan
dan hasil pembacaan turun sebanyak 2 kali berturut-turut. Dan gambar keretakan
lalu ukur tinggi diameter pertiga bagian (atas, tengah dan bawah). Setelah itu,
bentuk ulang sampel (remoulded) yang sudah retak tersebut dengan menekan
sampel tersebut dan lakukan pengujian berulang.

d) Pengujian geser langsung (direct shear)


Cara pengujian geser langsung Direct Shear adalah ambil tanah yang telah
dipadatkan, ambil contoh tersebut menggunakan ring pemotong dengan
bantuan dongkrak, kemudian timbang contoh bersama ringnya, cek kadar
airnya, masukkan benda uji kedalam alat penguji direct shear dan tekan
dengan alat penekan dengan pcmberat 1 kg, 2 kg dan 4 kg. Pasang dial gauge
kemudian posisikan pada angka nol, putar poros engkol alat uji kemudian

4
baca proofing ring setiap 15 detik setelah pernbacaan dial gauge mencapai
nilai maksimum keluarkan benda uji

Gambar 1. Flow Chart Penelitian

5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian fisik dan mekanis yang telah dilakukan akan disajikan data-data
hasal pengujian dalam bentuk tabel-tabel berikut:

1) Tanah Asli
Hasil data pengujian karakeristik tanah asli akan disajikan pada Tabel 2
Tabel 2. Karakteristik Tanah Asli
No Jenis Pengujian Satuan Nilai
1 Berat jenis tanah (Gs) - 2,556
2 Batas cair % 38,38
3 Batas plastis % 22,30
4 Indeks plastisitas % 16,08
5 Klisifikasi tanah - CL (Lean Clays)
8 Berat isi kering gram/cm3 1,471
9 Kadar air optimum % 21,45
10 CBR 2,5 inchi % 1,332
11 CBR 5 inchi % 1,315
12 Kuat tekan bebas kg/cm2 0,378
13 Sudut direct shear kg/cm2 22,25
14 Kohesi ° 0,019
Sumber: Hasil iji 2022
Catatan: CL = Lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai sampai dengan
sedang lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung berlanau, lempung “ kurus” (
Lean Clays)

2) Tanah Distabilisasi
Dari hasil pengujian tanah yang distabilitas menggunakan serbuk bata merah (SBM)
didapat data-data pengujian sebagai berikut:Berat jenis
Dari hasil pengujian berat jenis tanah asli maupun yang telah distabilisasi
menggunakan serbuk bata merah
1. Berat jenis
Persentase
Variasi Campuran Nilai Berat Jenis Kenaikan/Penurunan
(%)
Tanah asli 2,556 -
Tanah + 3% SBM 2,535 (- 0,82%)
Tanah + 6% SBM 2,525 (- 0,82%)
Tanah + 9% SBM 2,513 (- 0,82%)
Dari hasil pengujian berat jenis tanah asli maupun yang telah distabilisasi
menggunakan serbuk bata merah , dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3. Berat Jenis
Sumber: Hasil iji 2022

6
2. Atterberg limit
Pengujian batas konsistensi tanah pada meliputi pemeriksaan batas cair, batas
plastis dan indeks plastisitas. Hasil pemeriksaan akan ditabel kan sebagai berikut :
Tabel 4 Batas Konsistensi Tanah Stabilitas
Indek Persentase
Batas Batas
plastisita Klasifikasi Kenaikan/Penurunan
Variasi campuran cair plastis
s tanah Indek Plastisitas
(%) (%)
(%) (%)
Tanah asli 38,38 22,30 16,08 CL -

Tanah + 3% SBM 35,72 20,61 15,11 CL (- 6,41%).

Tanah + 6% SBM 36,61 19,35 17,26 CL ( 7,33%)

Tanah + 9% SBM 36,46 20,93 20,93 CL (-3,54%).


Sumber: Hasil Uji, 2022

3. Pemadatan
Pengujian pemadatan ini dilakukan untuk mengetahui berat isi kering maksimum
(γd) dan kadar air optimum pada tanah asli maupun yang telah distabilisasi
menggunakan serbuk bata merah yang akan ditabel kan sebagai berikut:
Tabel 5 Hasil Pemadatan
Berat isi kering Persentase
Kadar air (γd) Kenaikan/Penurunan
Variasi campuran
optimum(%) Kadar Air
(gram/cm3)
(%)
Tanah asli -
21,45 1,472
Tanah + 3% SBM (7,41%)
23,4 1,449
Tanah + 6% SBM (7,45%)
23,5 1,445
Tanah + 9% SBM (16,82%)
25,6 1,434

Sumber: Hasil Uji, 2022

4. CBR (California Bearing Ratio)


Tabel 6 Tabel Prosentase Pengujian CBR
Persentase
Variasi Sampel Rata- Rata 5,0 (%) Kenaikan/Penurunan
5,0 (%)
TA 1,315 -
TA + 3% SBM 1,286 (-2,25%)
TA + 6% SBM 1,747 (32,85%)
TA + 9% SBM 0,786 (-67,30%)
Sumber Hasil Analisa 2022

7
Hasil pengujian CBR dibuat dalam bentuk grafik dapat di lihat pada Gambar 2
4.000 1.747
3.500
3.000 1.315 1.286

Nilai CBR (%)


2.500
2.000 1.791
0.786
1.332 1.332
1.500
0.823
1.000
0.500
0.000
TA TA + 3% SBM TA + 6% SBM TA + 9% SBM

Variasi

CBR 2,5 CBR 5,0

Sumber Hasil Analisa 2022


Nilai CBR mengalami peningkatan yang signifikan dicampuran serbuk bata
merah 6% pada penetrasi 5mm dengan nilai CBR 1,747 artinya mengalami
peningkatan 32,85% dari tanah asli, setelah distabilkan menggunakan 3% serbuk
bata merah mempunyai nilai CBR 1,286 artinya mengalami penurunan 2,25% dari
tanah asli
Hal ini dapat terjadi disebabkan karna serbuk bata merah yang dicampurkan ke
tanah CL atau tanah lempung anorganik dengan plastisitas rendah tidak dapat
menyatu disebabkan sifat serbuk bata merah yang menyerap Air Menurut (Nur,
2008) penyerapan air adalah kemampuan maksimum batu bata untuk menyimpan
atau menyerap air atau lebih dikenal dengan batu bata yang jenuh air. Hal ini
menyebabkan perlambatan proses pengikatan terhadap tanah. Dari hasil pengujian
tersebut nilai CBR dengan penambahan serbuk bata merah mengalami kenaikan di
campuran 6% tetapi tidak memenuhi syarat untuk subgrade jalan yang ditetapkan
oleh (direktur jendral bina marga, 1976) yang mengharuskan nilai CBR diatas > 5%.
Akan tetapi tanah dengan campuran serbuk bata merah 6% cukup dapat
memperbaiki tanah asli.

5. Unconfined Compression Strenght (UCS)


Tabel 7 Prosentase Pengujian UCS
Rata-Rata Persentase
Variasi Sampel qu Kenaikan/Penurunan
kg/cm2 (%)
TA
0,378 -
TA +3% SBM
0,391 (3,43%)
TA +6% SBM
0,382 ( 1,05%)
TA +9% SBM
0,277 (-36,46%).

Sumber Hasil Analisa 2022

8
Hasil pengujian UCS dibuat dalam bentuk grafik dapat di lihat pada Gambar 3

0.800 0.320
0.298 0.292
0.700
0.600
0.215

Nilai ucs kg/cm3


0.500
0.378 0.391 0.382
0.400
0.277
0.300
0.200
0.100
0.000
TA TA +3% SBM TA +6% SBM TA +9% SBM
Variasi

qu ASLI qu r REMOLDID
Sumber Hasil Analisa 2022
Hasil pengujian UCS tanah asli mempunyai nilai sebesar 0,378 kg/cm2setelah
distabilisasikan menggunakan serbuk bata merah (SBM). Penambahan 3% serbuk
bata merah ditemukan nilai UCS sebesar 0,391 kg/cm2 artinya mengalami
peningkatan 3,43% dari tanah asli, kemudian distabilisasi menggunakan 9% serbuk
bata merah ditemukan nilai UCS sebesar 0,277 kg/cm2 artinya mengalami
penurunan 36,46% dari tanah asli. Penambahan 3% serbuk bata merah memperbaiki
nilai UCS ketimbang varian lainya. Menurut (Hardiyatmo,1992) hubungan kuat
tekan bebas tanah lempung dengan konsistensinya tanah tersebut tergolong lempung
lunak. Sedangkan sampel tanah yang di gunakan dalam penelitian ini, memiliki rasio
kesensitifian sebesar 1,27. Menurut (Bowles,1991) tanah tersebut tergolong ke
dalam tanah sensitifitas rendah atau tidak sensitif. Artinya, kerusakan struktural yang
dialami tanah tidak berpengaruh besar terhadap perubahan kuat tekan.
6. Pengujian Kuat Geser Langsung (Direct Shear)
Tabel 8 Prosentase Pengujian Direct Shear
Rata- Rata- Persentase
Kenaikan/Penuruna Persentase
Rata Rata
Variasi Sampel n Kuat Geser Kenaikan/Penuruna
Kuat Kohes
2 n Kohesi °
geser i (kg/cm )
TA 22,25 0,019 - -
TA +3% SBM 20 0,041 (-11,25%) (115,78%)
TA +6% SBM 24,75 0,028 (11,23%) (47,36%)
TA +9% SBM 29,25 0,0255 (31,46%) (34,21%)
Sumber Hasil Analisa 2022

9
Hasil pengujian Direct Shear dibuat dalam bentuk grafik dapat di lihat pada
Gambar 4
35
29.25

Nilai Kohesi dan Sudut Geser


30
24.75
25 22.25
20
20
15
10
5
0.019 0.041 0.028 0.0255
0
TA TA +3% SBM TA +6% SBM TA +9% SBM
Variasi

Kuat Geser Kohesi

Sumber Hasil Analisa 2022

Hasil pengujian kuat geser langsung didapat tanah asli mempunyai kohesi sebesar
0,019 kg/cm2dan nilai kuat geser sebesar 22,25. Penambahan 6% serbuk bata merah
mendapatkan nilai kohesi sebesar 0,028 kg/ cm2 artinya mengalami peningkatan
47,36% dari tanah asli dan nilai sudut geser sebesar 24,75 artinya mengalami
peningkatan 11,23% terhadap tanah asli. Sedangkan penambahan dengan varian 9%
serbuk bata merah mendapatkan nilai kohesi sebesar 0,0255 kg/ cm2 artinya
mengalami peningkatan 34,21% dari tanah asli dan nilai sudut geser sebesar 29,25
artinya mengalami peningkatan 31,46% dari tanah asli. Kuat geser tanah adalah gaya
perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap desakan atau tarikan.
Dengan dasar pengertian ini, bila tanah mengalami pembebanan akan ditahan oleh
(Hardiyatmo, 2002

10
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari pengujian yang dilakukakn dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tanah pada Muara Gembong Bekasi termasuk klasifikasi tanah lempung
anorganik (CL) yang mempunyai berat jenis 2,556, nilai indeks plastisitas
16,08, berat isi kering 1,471 gram/ cm3 dengan kadar optimum 21,45% kuat
tekan bebas 0,378 kg/cm2, sudut direct shear sebesar 22,25 dan kohesi 0,019
kg/cm2 dan CBR 1,31 % < 5 termasuk kategori buruk untuk lapisan dasar
(subgrade) jalan
2. Penambahan serbuk bata merah pada tanah lempung Muara Gembong Bekasi
terhadap nilai fisik dan mekanis tanah yang di stabilisasi:
a) Nilai IP tanah asli sebesar 16,08% penurunan pada varian 3% serbuk bata
merah sebesar 15,11%. Sedangkan penambahan 6% serbuk bata merah
mengalami peningkatan nilai IP yaitu sebesar 17,26% Tanah atau
campuran tanah dengan bahan tambahan nilai indeks plastis tinggi
biasanya sulit untuk dipadatkan dan kekuatanya rendah
b) Nilai CBR tanah asli 5mm sebesar 1,31% setelah distabilisasikan
menggunakan 6% serbuk bata merah mengalami kenaikan sebesar 1,74%
dari tanah asli
c) Nilai UCS tertinggi diperoleh pada variasi 3% dan 6% serbuk bata merah
dengan nilai sebesar 0,391 kg/cm2dan 0,382 kg/cm2 dari tanah asli
sebesar 0,378 kg/cm3
d) Hasil pengujian direct shear untuk variasi penambahan 9% serbuk bata
merah mengalami kenaikan sebesar 0,0255 kg/ cm2 dan nilai sudut geser
sebesar 29,25 dari tanah asli tanah asli mempunyai nilai kohesi sebesar
0,019 kg/cm2dan nilai kuat geser sebesar 22,25
3. Penambahan 6% serbuk bata merah dapat meningkatkan nilai CBR dari tanah
asli namun belum dapat diaplikasikan sebagai subgrade jalan raya karna tidak
memenuhi syarat subgrade jalan yang ditetapkan oleh (direktur jendral bina
marga, 1976) yang mengharuskan nilai CBR diatas > 5%.
Saran
Setelah pengujian selesai ada beberapa saran yang dapat digunakan agar penelitian lebih
baik lagi
1. Perlu penelitian lebih lanjut dengan varian berbeda menggunakan serbuk bata
merah untuk mendapatkan nilai mekanis agar dapat membandingkan hasil
pengujian CBR, UCS, dan Direct Shear yang telah didapatkan
2. Perlu dilakukan sewlling potensial/CBR terendam untuk melihat pengaruh
terhadap air
3. Perlu dilakukan pengujian yang teliti supaya nilai CBR, UCS dan Direct
Shear bisa lebih tevalidasi
4. Dalam pencampuran diusahakan serbuk bata merah yang dipakai belum
terpengaruh pemadatan atau bekas pecahan karna kurang matang

11
DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J E. 1991. Sifat-sifat dan Geoteknis Tanah ( Mekanika Tanah)

Casagrande, R. A., 1932. Research of Atterberg Limit of Soils. Public Road.

Craig, R.F. (1991). Mekanika Tanah. diterjemahkan oleh S. Soepandji. Edisi ke 4. Jakarta :
Erlangga.

Darwis. 2017. Dasar-Dasar Teknik Perbaikan Tanah. Yogyakarta: Pustaka AQ

Dega Ramdan, 2017. Tinjauan Kuat Dukung Tanah Lempung Bayat Klaten dengan Bahan
Stabilisasi Serbuk Batu Bata Mera, Universitas muhamadiyah Surakarta

Dirjen Bina Marga 1976, Bahwa Tanah Yang Memiliki Nilai CBR Untuk subgrade Jalan

Hardiyatmo, H.C. 2002. Mekanika Tanah 1. Yogyakarta:Penerbit Universitas Gajah Mada

Hardiyatmo, H.C. 2002. Mekanika Tanah 2. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Jamshida M.J., Anu Jacob., Amina Latheef., Muhammed K., Adila Abdullakunju.2020.
Stabilization of Expansive Sub-Grade for Pavement using Foundry Sand. International
Research Journal of Engineering and Technology (IRJET).

Modul Praktikum Mekanika Tanah I. 2008. Program Studi Teknik Sipil. Fakultas

Teknik Sipil dan Lingkungan – ITB

Moch Sholeh, 2012, Pengaruh Penambahan Serbuk Batu Bata Merah Terhadap Stabilisasi
Tanah Lempung Sebagai Tanah Dasar Jalan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang

Nugroho, Untoro., 2003. “Pengaruh Penambahan Kapur Dan Aspal Emulsi Terhadap Kembang-
Susut Dan Daya Dukung Tanah Ekspansif Sebagai

Subgrade Jalan”. Tesis. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Semarang.

Tanah. Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta

Team Soil Mechanics Laboratory. 2018. Buku Panduan Praktikum Mekanika

Terzagni, K, & Peck, R. B. 1987. Mekanika Tanah Dalam Praktek Rekayasa. Penerbit Erlangga,
2, 1-373

Tri Desrimaya, 2014, Pengaruh Pemakaian Semen dan Serbuk Bata Merah untuk Stabilisasi
Tanah Lempung Sebagai Subgade Jalan, Universitas Andalas

12

Anda mungkin juga menyukai