Anda di halaman 1dari 132

Laporan Praktikum Mekanika Tanah

BAB 3
UJI LABORATORIUM

3.1 LANDASAN TEORI


Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-
mineral padat yang tidak tersegmentasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan
dari bahan-bahan organik yang telah melapuk disertai dengan zat cair dan gas
yang mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut. Tanah
di dalam dunia teknik sipil sangat berperan penting untuk membuat suatu
bangunan dan berbagai macam pekerjaan dalam lingkupan teknik sipil.
Menurut ilmu mekanika tanah, tanah adalah semua endapan alam
yang berhubungan dengan teknik sipil, kecuali batuan tetap. Batuan tetap menjadi
ilmu tersendiri yaitu mekanika batuan (rock mechanics), sedangkan endapan alam
tersebut mencakup semua bahan, dari tanah lempung (clay) sampai batu besar
(boulder). Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam
pekerjaan teknik sipil, di samping itu tanah berfungsi juga sebagai pendukung
fondasi dari bangunan, sehingga seorang ahli teknik sipil harus juga mempelajari
sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya, penyebaran ukuran butiran,
kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan ketika dibebani (compressibility),
kekuatan geser dan kapasitas daya dukung terhadap beban.
Pengujian dilakukan menggunakan sampel tanah terganggu
(disturbed) dan sampel tanah yang tidak terganggu (undisturbed) yang diambil
dari lapangan. Pengujian tanah di laboratorium dilaksanakan dengan mengikuti
standar American Society Testing Materials (ASTM) atau American Assosiation
State Highway Transportation Officials (AASTHO).

60
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Adapun pekerjaan di laboratorium yang dapat dilakukan sebagai


berikut :
1. Index properties test :
a. Kadar air (water content)
b. Berat isi tanah (density test)
c. Berat jenis tanah (specific gravity)
d. Analisis gradasi butiran (grain size analysis)
e. Atterberg limits (batas cair, batas plastis, batas susut)
2. Engineering properties test :
a. Pengujian geser langsung (direct shear test)
b. Kuat tekan bebas (unconfined compression test)
c. Konsolidasi
d. Pemadatan (compaction test)
e. CBR laboratorium (laboratory CBR)
Hasil pengujian di atas dapat menjadi dasar untuk memberikan
rekomendasi berupa rencana sistem fondasi, analisis kapasitas daya dukung
fondasi, analisis penurunan, dan rekomendasi perbaikan tanah.

61
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2 INDEX PROPERTIES TEST


3.2.1 Kadar Air Tanah (Water Content)
3.2.1.1 Maksud
Percobaan kadar air tanah dimaksudkan untuk memperoleh besaran
kadar air (water content) yang terdapat di dalam tanah. Kadar air tanah adalah
perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat tanah
kering tersebut.

3.2.1.2 Landasan Teori


Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari butiran mineral-
mineral padat yang tidak tersementasi satu sama lainnya serta terletak di atas
batuan dasar. Ikatan antar butiran relatif lemah disebabkan karena adanya ruang
(rongga) di antara partikel butiran tanah. Ruang tersebut dapat berisi air, udara
ataupun keduanya.
Apabila tanah sudah benar-benar kering maka tidak akan ada air sama
sekali dalam porinya. Keadaan semacam ini jarang ditemukan pada tanah yang
masih dalam keadaan asli lapangan. Air hanya dapat dihilangkan sama sekali dari
tanah apabila praktikan mengambil tindakan khusus untuk maksud itu, misalnya
dengan memanaskan di dalam oven.
Penyelidikan tanah yang memadai merupakan suatu pekerjaan
pendahuluan yang sangat penting pada perencanaan sebuah proyek. Pengujian
yang perlu dilakukan yaitu uji kadar air pada tanah agar derajat kejenuhan pada
tanah jangan sampai dikacaukan dengan kadar, yaitu perbandingan antara berat air
dalam contoh tanah dengan berat butir.

Tabel 3.1 Tipe Tanah dalam Keadaan Asli dan Kadar Air
Jenis Tanah Kadar Air (%)
Pasir lepas dengan butiran seragam 30
Pasir padat dengan butiran seragam 16
Pasir berlanau yang lepas dengan butiran bersudut 25

62
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Tabel 3.1 Tipe Tanah dalam Keadaan Asli dan Kadar Air (Lanjutan)
Jenis Tanah Kadar Air (%)
Pasir berlanau yang padat dengan butiran bersudut 15

Lempung kaku 21

Lempung lembek 30 – 50

Tanah 25

Lempung organik lembek 90 – 120

Glacial till 10
Sumber: Braja. M. Das, 1995

3.2.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan kadar air tanah (water
content) adalah:
1. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 
5)C.
2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat dengan ukuran yang cukup. Cawan
dapat terbuat dari gelas atau logam, misalnya aluminium.
3. Timbangan dengan berbagai ketelitian:
a. Timbangan dengan ketelitian = 0,01 gram
b. Timbangan dengan ketelitian = 0,10 gram
c. Timbangan dengan ketelitian = 1,00 gram
4. Desikator

3.2.1.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan pada kadar air tanah (water content) yang
dilakukan adalah:
1. Menyiapkan benda uji dengan kriteria sebagai berikut:

63
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Tabel 3.2 Kriteria Benda Uji Percobaan Kadar Air Tanah


No. Nomor Lolos Saringan Berat Tanah
1. 1” (25 mm) 500 gram
2. ½” (12,5 mm) 300 gram
3. No.4 (4,75 mm) 100 gram

2. Menempatkan benda yang akan diuji dalam cawan yang bersih dan kering
dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Untuk masing-masing contoh tanah harus menggunakan cawan-cawan
yang diberi tanda dan tidak boleh sampai tertukar.
b. Untuk setiap benda uji harus menggunakan minimal 2 cawan,
sehingga kadar air dapat diambil rata-rata.
3. Menimbang cawan yang berisi benda uji.
4. Mengutamakan pengeringan dengan oven, yaitu dengan membuka tutup
cawan dan kemudian menempatkannya dalam oven selama 24 jam dengan
suhu 110oC atau sampai berat tetap. Agar pengeringan dapat berjalan
dengan baik, maka susunan benda uji di dalam oven harus diatur sehingga
pengeringan tidak terganggu, serta saluran udara harus dibuka.
5. Menutup cawan yang berisikan benda uji yang telah dikeringkan kemudian
mendinginkannya dalam desikator.
6. Menimbang dan mencatat berat cawan setelah dingin.
7. Menghitung kadar air dengan ketentuan:
Berat cawan kosong =A (gram)
Berat cawan + tanah basah =B (gram)
Berat cawan + tanah kering =C (gram)
Berat air = (B ‒ C) (gram)
Berat tanah kering = (C ‒ A) (gram)
BC
Kadar air =  100% (%)
CA

64
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.1.5 Perhitungan
Adapun perhitungan dan analisis hasil dari sampel percobaan kadar air
tanah (water content) pada sampel 2 adalah:
Berat cawan kosong = 152,000 gram
Berat cawan + tanah basah = 452,000 gram
Berat cawan + tanah kering = 370,980 gram
Berat air = (berat cawan + tanah basah) –
(berat cawan + tanah kering)
= 452,000 – 370,980
= 81,020 gram
Berat tanah kering = (berat cawan + tanah kering) –
(berat cawan)
= (370,980 – 152,000)
= 218,980 gram
Berat air
Kadar air =  100%
Berat tanah kering
81,020
=  100%
218,980
= 36,999%

3.2.1.5 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan kadar air tanah yang dilakukan di laboratorium
dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk
pelaksanaan praktikum yang mengacu pada SNI 1965:2008. Pengujian
pemeriksaan kadar air dilakukan pada tiga sampel tanah untuk mendapatkan hasil
yang akurat. Data hasil pemeriksaan dapat dilihat di Tabel 3.3.

65
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 19 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Kadar Air Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 18 April 2017

Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan Kadar Air

Hasil
No. Parameter
1 2 3
1. Berat cawan (gram) 131,000 152,000 162,000
2. Berat cawan + tanah basah (gram) 631,000 452,000 262,000
3. Berat cawan + tanah kering (gram) 461,330 370,980 235,980
4. Berat air (gram) 169,670 81,020 26,020
5. Berat tanah kering (gram) 330,330 218,980 73,980

6. Kadar air (%) 51,364 36,999 35,172

Rata-rata (w) (%) 41,178

66
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.1.6 Kesimpulan dan Analisis


Data hasil perhitungan kadar air rata-rata pada percobaan kadar air
(water content) yang telah dilaksanakan adalah sebesar 41,178% dan bisa
disimpulkan bahwa tanah tersebut termasuk tipe tanah lempung lunak (soft clay).
Kadar air akan mempengaruhi sifat dari tanah pada hubungan tegangan dan
kelembaban, kadar garam, kedalaman tanah, dan lapisan tanah.

67
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.2 Berat Isi Tanah (Density Test)


3.2.2.1 Maksud
Percobaan berat isi tanah (density test) dimaksudkan untuk
mengetahui berat isi, angka pori, dan derajat kejenuhan suatu sampel tanah.

3.2.2.1.1 Landasan Teori


Berat isi tanah adalah berat suatu volume tanah dalam keadaan utuh,
dinyatakan dalam gram/cm3. Kalau dalam berat jenis tanah yang dimaksud dalam
volume tanah, hanya volume padatan tanah saja, untuk berat isi volume tanah
dalam hal ini termasuk dalam bahan padat dan ruang pori.
Berat isi tanah adalah perbandingan antara berat tanah dengan
volumenya dalam keadaan asli di lapangan. Berat isi suatu tanah memperlihatkan
kerapatan dari butiran tanah secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan
perbandingan antara massa total dari butiran padatan dengan total volume dan
tidak termasuk ruang pori diantara butiran-butiran tersebut (termasuk berat air dan
udara). Nilai berat isi suatu tanah digunakan secara luas, seperti mengkonversikan
persentase air dalam berat menjadi kandungan air dalam volume untuk
menghitung porositas.
Berat isi juga diperlukan untuk memperkirakan berat dari volume
tanah yang sangat besar. Nilai berat isi suatu tanah berbeda-beda tergantung
kondisi struktur tanahnya, terutama dikaitkan dengan pemadatan. Oleh karena itu,
berat isi sering digunakan sebagai ukuran struktur tanah. Berat volume dapat
dinyatakan dalam berat butiran padat, kadar air dan volume total (Aryanata,
2010).
Tabel 3.4 Derajat Kejenuhan dan Kondisi Tanah
Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan
Tanah kering 0
Tanah agak lembab > 0 - 0,25
Tanah lembab 0,26 - 0,50

68
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Tabel 3.4 Derajat Kejenuhan dan Kondisi Tanah (Lanjutan)


Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan
Tanah sangat lembab 0,51 - 0,75
Tanah basah 0,76 - 0,99
Tanah jenuh 1
Sumber: Imam Zuhri, 2012

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air


berkaitannya dengan tingkat kepadatan tanah. Semakin padat tanah berarti
semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas tanah semakin kecil. Sebaliknya
semakin mudah tanah menyerap air maka tanah tersebut memiliki porositas yang
besar. Kategori tanah ditentukan berdasarkan sifat semi-kuantitatif dan
dipergunakan suatu skala yaitu 0 - 5% dapat diabaikan (negligble), 5 - 10% buruk
(poor), 10 - 15% cukup (fair), 15 - 20% baik (good), 20 - 25% sangat baik (very
good), dan lebih besar dari 25% istimewa (excellent).

3.2.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan berat isi tanah (density test)
adalah:
1. Ring berat isi
2. Jangka sorong
3. Timbangan
4. Oven
5. Desikator
6. Cawan

3.2.2.3 Prosedur Percobaan


Pada percobaan berat isi tanah (density test) prosedur percobaan yang
harus dilakukan adalah:
1. Membersihkan ring berat isi yang akan dipakai.

69
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2. Mengukur diameter dalam dan tinggi ring berat isi dengan jangka sorong,
kemudian menghitung volumenya.
3. Menimbang ring berat isi lalu memasukkan sampel tanah ke dalam ring,
langsung dari tabung sampel dengan menggunakan extruder.
4. Meratakan permukaan tanah di kedua ujung ring dengan pisau pemotong.
5. Membersihkan bagian luar ring, kemudian menimbang kembali ring berikut
cawan.
6. Memasukkan ring yang berisi sampel tanah tadi ke dalam oven dengan suhu
110oC selama 24 jam.
7. Memasukkan benda uji tersebut ke dalam desikator sampai dingin, lalu
menimbangnya kembali.

3.2.2.4 Perhitungan
Adapun perhitungan dan analisis hasil dari percobaan berat isi tanah
(density test) pada sampel 2 adalah:
Diketahui:
Berat ring = 15,550 gram
Berat ring + tanah basah = 68,870 gram
Berat ring + tanah kering = 51,930 gram
Volume ring =

= 35,032 cm3
= 0,000035 m3
1
Faktor K =
1000 × volume ring
1
=
1000 × 0,000035
= 28,545 kg/m3
Berat jenis (Gs) = 2,491 gram/cm3

70
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Berat air = (berat ring + tanah basah) – (berat ring + tanah


kering)
= 68,870 – 51,930
= 16,940 gram
Berat tanah kering = (berat ring + tanah kering) – berat ring
= 51,930 – 15,550
= 36,380 gram
berat air
Kadar air =  100%
berat tanah kering
16,940
= ×100%
36,380
= 46,564%
Berat tanah basah = (berat ring + tanah basah) – berat ring
= 68,870 – 15,550
= 53,320 gram
faktor K × berat tan ah basah
Berat isi kering =
kadar air
1+
100
28,545 × 53,320
=
46,564
1+
100
= 1038,466 gram/cm3
berat tanah kering
Volume tanah kering =
berat jenis
36,380
=
2,491
= 14,603 cm3
Isi pori = (volume ring) – (volume tanah kering)
= 35,032 – 14,603
= 20,429

71
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

berat air
Derajat kejenuhan (Sr) = × 100%
isi pori
16,940
= × 100%
20,429
= 82,920%
isi pori
Porositas = × 100%
volume ring
20,429
= × 100%
35,032
= 58,315%

3.2.2.5 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan berat isi tanah yang dilakukan di laboratorium,
dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk
pelaksanaan praktikum yang mengacu pada SNI 1964:2008. Pemeriksaan berat isi
tanah dilakukan pada sampel tanah yang diperoleh dari tanah lapangan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh nilai yang dapat dilihat pada Tabel 3.5.

72
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 20 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Berat Isi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 19 April 2017

Tabel 3.5 Hasil Pemeriksaan Berat Isi, Isi Pori, Derajat Kejenuhan

Hasil Rata-
No. Parameter
1 2 rata
1. Diameter ring (cm) 5,020 5,020 -
2. Tebal ring (cm) 1,480 1,770 -
3. Volume ring (cm³) 29,293 35,032 -
5. Faktor K (kg/g.m3) 34,138 28,545 -
6. Berat ring (gram) 36,370 15,550 -
7. Berat ring + tanah basah (gram) 82,460 68,870 -
8. Berat ring + tanah kering (gram) 66,590 51,930 -
9. Berat air (gram) 15,870 16,940 -
10. Berat tanah kering (gram) 30,220 36,380 -
11. Kadar air (%) 52,515 46,564 49,539
12. Berat tanah basah (gram) 46,090 53,320 -
13. Berat isi kering (kg/m³) 1031,657 1038,466 -
14. Berat jenis 2,535 2,491 2,513
15. Volume tanah kering (cm³) 11,921 14,603 -
16. Isi pori (cm³) 17,372 20,429 18,900
17. Derajat kejenuhan (%) 91,356 82,920 87,138
18. Porositas (%) 59,303 58,315 58,809

73
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.2.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan percobaan di atas diperoleh berat isi kering sebesar
1038,466 kg/m3 atau 1,038 gram/cm3 yang menyatakan dalam 1 cm3 volume
tanah terdapat 1,038 gram padatan. Isi pori sebesar 18,900 cm3 yang artinya
18,900 cm3 pori tanah terisi oleh zat lainnya. Derajat kejenuhan sebesar 87,138%
dapat disimpulkan bahwa tanah yang digunakan dalam percobaan termasuk tipe
tanah basah. Porositas sebesar 58,809% dengan presentase porositas tersebut
berada pada kriteria porositas tinggi, karena tanah ini tergolong dalam mineral
kecil sehingga memiliki porositas yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Pairunan, 1995.

74
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3 Berat Jenis Tanah (Spesific Gravity)


3.2.3.1 Maksud
Percobaan berat jenis tanah (spesific gravity) ini untuk menentukan
berat jenis tanah yang lolos saringan No.4 dengan menggunakan labu ukur.

3.2.3.2 Landasan Teori


Berat jenis tanah sering disebut juga sebagai specific gravity. Berat
jenis tanah dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara berat isi butir tanah
dengan berat isi air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu. Nilai dari
berat isi butir tanah adalah perbandingan antara berat air dengan volume airnya,
biasanya mendekati nilai 1 gram/cm3.
Berat jenis tanah diperlukan untuk merencanakan konstruksi
bangunan yang kekuatannya dipengaruhi oleh berat jenis tanah. Gravitasi spesifik
juga dapat diartikan sebagai rasio densitas (massa dari satuan volume) dari suatu
zat dengan densitas (massa satuan volume yang sama) dari bahan referensi. Nilai
Gs suatu tanah dapat diketahui pula suatu contoh tanah apakah tanah tersebut
organik atau anorganik.

Tabel 3.6 Klasifikasi Tanah berdasarkan Berat Jenis


Jenis Tanah Berat Jenis
Kerikil 2,65 - 2,68
Pasir 2,65 - 2,68
Lanah tak organik 2,62 - 2,68
Lempung organik 2,58-2,65
Lempung tak organik 2,68-2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25-1,80
Sumber: Hary Christiady, Mekanika Tanah 1, 1992

75
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan berat jenis tanah (spesific
gravity) adalah:
1. Labu ukur 500 ml
2. Termometer 50°C
3. Air suling
4. Botol air suling
5. Cawan perendam
6. Saringan No.4
7. Timbangan ketelitian 0,1 gram dan 0,01 gram
8. Desikator
9. Hot plate

3.2.3.4 Prosedur Percobaan


Pada percobaan berat jenis tanah (spesific gravity) prosedur percobaan
yang harus dilakukan adalah:
1. Menyiapkan benda uji yang lolos saringan No.4 lalu mengeringkannya
dalam oven selama 24 jam dengan suhu 110o C.
2. Mengeluarkan benda uji dari dalam oven setelah 24 jam pengeringan, lalu
mendinginkannya dalam desikator. Menumbuk tanah tersebut dengan
menggunakan mortar dan pastle bila terdapat tanah yang menggumpal.
Kemudian menyaringnya dengan saringan No.4.
3. Mencuci labu ukur dengan air suling lalu membilas dengan alkohol dan eter.
Kemudian membiarkan sampai kering dalam ruangan terbuka atau
menggunakan fan.
4. Mengambil sampel tanah sekitar 50 gram dari sampel yang sudah kering.
5. Memasukkan sampel tanah tersebut ke dalam labu ukur kemudian
menambahkan air suling secukupnya. Mendiamkan selama 24 jam dalam
kondisi tertutup.

76
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

6. Mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terperangkap didalamnya


dengan menggunakan pompa vacuum.
7. Menambahkan air suling sampai tepat menyentuh garis batas labu ukur
tersebut.
8. Mengeringkan bagian luar labu ukur dengan kapas dan eter, kemudian
menimbangnya dengan ketelitian 0,01 gram, mengukurnya dan mencatat air
suhu tersebut.
9. Menghitung nilai berat jenis (Gs) masing-masing percobaan.
10. Kalibrasi alat ukur pada prosedur percobaan berat jenis tanah (spesific
gravity) adalah sebagai berikut:
a. Menimbang labu ukur dalam keadaan kosong.
b. Memasukkan air suling ke dalam labu ukur sampai batas skala garis
kemudian mengeluarkan gelembung udara di dalamnya dengan
menggunakan pompa vacuum. Menambahkan air suling bila masih
kurang atau menghisap kelebihannya dengan menggunakan pipet.
c. Mengeringkan bagian luar labu ukur dengan kapas dan eter, kemudian
menimbangnya dengan ketelitian 0,01 gram, mengukurnya dan
mencatat air suhu tersebut.
d. Mendinginkan air suling dalam labu ukur (sampai ±5oC di bawah suhu
ruang) dengan cara merendamnya dalam air es.
e. Menambahkan air sampai garis batas pada labu ukur yang terjadi
penyusutan volume.
f. Mengeringkan bagian luar labu ukur dengan menggunakan kapas dan
eter lalu menimbangnya dengan ketelitian 0,01 gram, mengukur dan
mencatat suhunya.
g. Menghisap dengan pipet kelebihan air yang terjadi karena
pertambahan volume hingga tepat pada garis batas labu ukur.
h. Mencatat suhu air dalam labu ukur.
i. Mengisikan data-data tadi dalam formulir, lalu membuat grafik
hubungan antara temperatur dan berat labu ukur + air.

77
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.5 Perhitungan
Adapun perhitungan dari sampel 2 pada percobaan berat jenis tanah
(spesific gravity) adalah:
Berat sampel setelah di oven = 50,000 gram
Berat labu + air = 662,000 gram
Berat labu ukur + air + tanah = 692,000 gram
Temperatur (T) = 27,000oC
Faktor K pada T oC = 0,9965 gram/cm3
faktor K  berat tanah kering
berat tanah kering  berat labu  air   berat labu  air  tanah
Gs =

0,9965  50,000
=
(50,000  662,000)  692,000
= 2,491 gram/cm3

Catatan:
Faktor K ditentukan dengan melihat Tabel 3.8.

3.2.3.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan berat jenis tanah yang dilakukan di laboratorium,
dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk
pelaksanaan praktikum dengan mengacu pada SNI 1964:2008. Pemeriksaan berat
jenis tanah dilakukan pada sampel tanah lapangan. Hasil pemeriksaan berat jenis
tanah dapat dilihat pada Tabel 3.7.

78
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 21 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Berat Jenis Tanah Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Tabel 3.7 Hasil Pemeriksaan Percobaan Berat Jenis Tanah

Hasil
No. Parameter
1 2
1. Berat labu (gram) 170,000 166,000
2. Berat labu + air (gram) 667,000 662,000
3. Berat labu + air + tanah (gram) 698,000 692,000
4. Berat sampel kering (gram) 50,000 50,000
5. Suhu (ºC) 28,000 27,000
6. Faktor K 0,996 0,997
7. Berat jenis 2,622 2,491
Berat jenis rata-rata 2,557

79
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 22 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Berat Jenis Tanah Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Tabel 3.8 Table Spesific Gravity of Water


o
C 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 0,9999 0,9999 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 1,0000 0,9999 0,9999 0,9999
10 0,9997 0,9996 0,9995 0,9994 0,9993 0,9991 0,9990 0,9988 0,9986 0,9984
20 0,9982 0,9980 0,9978 0,9976 0,9973 0,9971 0,9968 0,9965 0,9963 0,9960
30 0,9957 0,9954 0,9951 0,9947 0,9944 0,9941 0,9937 0,9934 0,9930 0,9926
40 0,9922 0,9919 0,9915 0,9911 0,9907 0,9902 0,9898 0,9894 0,9890 0,9985
50 0,9881 0,9876 0,9872 0,9867 0,9862 0,9857 0,9852 0,9848 0,9842 0,9838
60 0,9832 0,9827 0,9822 0,9817 0,9811 0,9806 0,9800 0,9795 0,9789 0,9784
70 0,9778 0,9772 0,9767 0,9761 0,9755 0,9749 0,9743 0,9737 0,9731 0,9724
80 0,9718 0,9712 0,9706 0,9699 0,9693 0,9686 0,9680 0,9673 0,9667 0,9660
90 0,9653 0,9647 0,9640 0,9633 0,9626 0,9619 0,9612 0,9605 0,9598 0,9591

80
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan hasil percobaan dan melakukan pengolahan data dari
persamaan yang telah diberikan pada petunjuk pelaksanaan praktikum. Diperoleh
bahwa nilai berat jenis tanah dari hasil percobaan adalah 2,557 gram/cm3.

81
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.4 Analisis Gradasi Butiran


3.2.4.1 Maksud
Percobaan analisis gradasi butiran ini dimaksudkan untuk menentukan
ukuran gradasi butiran pada sampel tanah dan menentukan jenis tanah
berdasarkan ukuran gradasi butirannya.

3.2.4.2 Landasan Teori


Pada umumnya tanah terdiri atas beberapa butir dengan ukuran yang
berbeda-beda. Batas-batas ukuran butiran terdapat dua bagian, yaitu tanah berbutir
kasar dan tanah berbutir halus. Tanah berbutir kasar adalah tanah yang sebagian
butir-butir tanahnya berupa pasir dan kerikil, tanah berbutir halus adalah tanah
yang sebagian besar butir-butir tanahnya berupa lempung dan lanau.
Deskripsi tanah berbutir kasar adalah gradasi baik, gradasi senjang
dan gradasi buruk. Sifat yang terdapat pada tanah berbutir halus yaitu memiliki
kekuatan yang rendah, plastis dan mudah dimampatkan, mengembang bila basah
mengkerut bila kering, sangat kedap air dan rawan longsor, sedangkan sifat yang
terdapat pada tanah berbutir kasar adalah sebaliknya. Jenis tanah berdasarkan
diameter butiran yaitu kerikil lebih besar dari 2 mm, pasir antara 0,42 mm sampai
0,074 mm, lanau antara 0,074 mm sampai 0,002 mm, lalu lempung lebih kecil
dari 0,002 mm.

3.2.4.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan analisis gradasi butiran
adalah:
1. Saringan 3/8”, No.4, No.10, No.40, No.60, No.100, No.120, dan No.200
2. Timbangan
3. Pan dan cover
4. Spatula
5. Sieve shaker
6. Gelas ukur

82
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

7. Hidrometer B
8. Termometer
9. Cawan
10. Hot plate
11. Water glass
12. Beaker glass

3.2.4.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan analisis gradasi butiran yang harus dilakukan
meliputi dua tahapan, yaitu tahapan pertama sebagai berikut:
1. Menyiapkan sampel tanah yang telah di-oven. Menghancurkan tanah
tersebut hingga menjadi butiran-butiran yang terpisah.
2. Menimbang tanah yang akan diuji sebanyak 1000 gram.
3. Menyiapkan saringan sesuai dengan ketentuan. Membersihkan saringan
tersebut.
4. Menyusun saringan tersebut dengan urutan. Memasukkan sampel tanah
yang telah dtimbang sebelumnya ke dalam susunan saringan tersebut.
5. Mengguncangkan susunan saringan tersebut menggunakan sieve shaker
selama 10 menit. Kemudian diamkan selama 5 menit hingga debu yang
berterbangan turun.
6. Menyiapkan cawan yang telah ditimbang. Membuka susunan saringan.
Menuangkan semua tanah yang tertahan pada saringan tersebut kedalam
cawan, kemudian menimbang berat cawan + tanah. Lakukan hal serupa
pada saringan yang lainnya.

Prosedur percobaan tahap kedua dari percobaan analisis gradasi butiran


adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan sampel tanah yang lolos saringan No.200 sebanyak 50 gram
untuk pengujian hidrometer.

83
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

2. Membuat larutan dispersi dengan memasukan water glass ke dalam air


sampai angka pada hidrometer B menunjukkan angka 1023.
3. Memasukkan sampel tanah yang telah disiapkan ke dalam beaker glass.
Menambahkan larutan dispersi sebanyak 125 ml.
4. Mengaduk larutan tersebut sampai rata, kemudian menutup beaker glass
dengan plastik dan diamkan selama 24 jam.
5. Menuang larutan di dalam beaker glass ke dalam hydrometer jar.
Menambahkan air sampai setengah hydrometer jar kemudian aduk
menggunakan mechanical stirer selama 5 menit hingga larutan tersebut
homogen.
6. Memasukan larutan tersebut kedalam gelas ukur 1000 ml. Tambahkan air
sampai 1000 ml.
7. Mengangkat gelas ukur 1000 ml lalu menutup bagian atasnya dengan
telapak tangan. Balik gelas ukur tersebut berulang kali selama 1 menit,
jangan sampai ada tanah yang menempel pada dasar gelas ukur tersebut.
8. Memasukan hidrometer B kedalam larutan tanah dalam gelas ukur tadi,
kemudian melakukan pembacaan pada detik ke 15, 30, 60, dan 120.
Kemudian lakukan lagi pembacaan pada menit ke 5, 15, 30, 60, 250, dan
1440.

84
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 3.1 Alat Hidrometer dengan Skala B


Sumber: SNI 3423-2008

85
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.4.6 Perhitungan
Adapun perhitungan pada percobaan analisis gradasi butiran tanah
terbagi atas dua perhitungan yaitu sebagai berikut:
1. Perhitungan uji analisis saringan dengan menggunakan saringan No.40
a. Berat tertahan = (berat cawan+ saringan+ tertahan)
(berat cawan+ saringan)
= 665,000 385,000
= 280,000 gram

b.  Berat tertahan = Σberat tertahan  berat tertahan saringan

= 58,000 + 280,000
= 338,000 g
berat tertahan
c. Persentase berat tertahan = 100%
berat tanah kering
338,000
= × 100%
1000,000
= 33,800%
d. Persentase berat lolos = 100%  persentase berat tertahan

= 100 33,800

= 66,200%
2. Perhitungan uji analisis hidrometer
Zero correction = 1,000
Meniscus correction = 0,0005
Gs (Berat jenis) = 2,557 gram/cm3
Ws (Berat tanah kering) = 50,000 gram
Perhitungan pada menit ke 5.
a. Mencari harga a
Gs  1,650
a =
Gs  1,000  2,650
2,557  1,650
a =
2,557  1,000  2,650
86
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

a = 1,023
b. Mencari RC (koreksi pembacaan hidrometer)
Rc = Ra – zero correction + FT
Fta = 0,25t – 4,850
= 0,250 (27,000) – 4,850
= 1,900 (Hirometer A)
Ftb = 1,001 (Hidrometer B)
RC = 1,027 – 1,000 + 1,001
= 1,028
c. Persen finer
1606  (Rc  1)  a
% Finer  100%
Ws
1606 × (1,028 1) × 1,023
= ×100%
50,000
= 91,974%
4. Koreksi Meniscus Hydrometer
R = Ra + Meniscus Correction
= 1,027 + 0,0005
= 1,028
Didapat dari Tabel 3.6 sesuai dengan harga R yang bersangkutan
L = 8,900
K = 0,013
Harga K bisa didapat di Tabel 3.7 dari kombinasi antara suhu dan berat jenis

L
D =K
t

11,800
 0,013
0,250
= 0,082

87
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

5. Finer akhir
persen finer  persentase lolos saringan No.200
Fine finer =
100
9,700  91,974
=
100
= 8,921 %

88
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 23 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Analisis Gradasi Diperiksa : Asisten Mektan
Butiran Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Tabel 3.9 Penentuan Nilai K


Berat Jenis Butiran Tanah
T˚C 2,45 2,50 2,55 2,60 2,65 2,70 2,75 2,80 2,85
16 0,01510 0,01505 0,01481 0,01457 0,01435 0,01414 0,01394 0,01374 0,01356

17 0,01511 0,01486 0,01462 0,01439 0,01417 0,01396 0,01376 0,01356 0,01338

18 0,01492 0,01467 0,01443 0,01421 0,01399 0,01378 0,01359 0,01339 0,01321

19 0,01474 0,01449 0,01425 0,01403 0,01382 0,01361 0,01342 0,01323 0,01305

20 0,01456 0,01431 0,01408 0,01386 0,01365 0,01344 0,01352 0,01307 0,01289

21 0,01438 0,01414 0,01391 0,01369 0,01348 0,01328 0,01309 0,01291 0,01273

22 0,01421 0,01397 0,01374 0,01353 0,01332 0,01312 0,01294 0,01276 0,01258

23 0,01404 0,01381 0,01358 0,01337 0,01317 0,01297 0,01279 0,01261 0,01243

24 0,01388 0,01342 0,01342 0,01321 0,01301 0,01282 0,01264 0,01246 0,01229

25 0,01372 0,01349 0,01327 0,01306 0,01286 0,01267 0,01249 0,01232 0,01215

26 0,01357 0,01334 0,01312 0,01291 0,01272 0,01253 0,01235 0,01218 0,01201

27 0,01342 0,01319 0,01297 0,01277 0,01258 0,01239 0,01221 0,01204 0,01188

28 0,01327 0,01304 0,01283 0,01264 0,01244 0,01255 0,01208 0,01191 0,01175

29 0,01312 0,01290 0,01269 0,01249 0,01230 0,01212 0,01195 0,01178 0,01162

30 0,01298 0,01276 0,01256 0,01236 0,01217 0,01199 0,01182 0,1165 0,01149

89
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.4.5 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan analisis gradasi butiran yang dilakukan di laboratorium,
dilaksanakan dengan dua tahap berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada
petunjuk pelaksanaan praktikum dengan mengacu pada SNI 3423:2008.
Pemeriksaan analisis gradasi butiran dilakukan pada sampel tanah yang diperoleh
dari tanah lapangan. Hasil pemeriksaan analisis gradasi butiran dapat dilihat pada
Tabel 3.10, Tabel 3.11 dan Tabel 3.12.

90
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 24 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Analisis Gradasi Diperiksa : Asisten Mektan
Butiran Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Tabel 3.10 Hasil Pemeriksaan Analisis Saringan

Berat
Berat Berat Σ Berat Persentase
Saringan Diameter Cawan +
Cawan Tertahan Tertahan
No. Saringan Tertahan
Tertahan Lolos
(gram) (gram) (gram) (gram) (%) (%)
3/8” 9,500 522,000 522,000 0,000 0,000 0,000 100,000
4 4,750 429,000 432,000 3,000 3,000 0,300 99,700
10 2,000 414,000 469,000 55,000 58,000 5,800 94,200
40 0,425 385,000 665,000 280,000 338,000 33,800 66,200
60 0,250 256,000 444,000 188,000 526,000 52,600 47,400
100 0,150 243,000 426,000 183,000 709,000 70,900 29,100
120 0,125 381,000 413,000 32,000 741,000 74,100 25,900
200 0,075 236,000 398,000 162,000 903,000 90,300 9,700
Pan 445,000 542,000 97,000 1000,000 1000,000 0,000

91
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 25 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Analisis Gradasi Diperiksa : Asisten Mektan
Butiran Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Tabel 3.11 Hasil Pemeriksaan Analisis Hidrometer

Elapsed Suhu Pembacaan Koreksi Finer


Time Hidrometer Pembacaan
Fta Ftb
Hidrometer
(menit) (t) (Ra) (Rc) (%)
0,25 27,000 1,027 1,900 1,001 1,028 93,548
0,5 27,000 1,026 1,900 1,001 1,027 90,207
1 27,000 1,025 1,900 1,001 1,026 86,866
2 27,000 1,023 1,900 1,001 1,024 82,857
5 27,000 1,020 1,900 1,001 1,021 70,161
15 27,000 1,014 1,900 1,001 1,015 52,788
30 27,000 1,011 1,900 1,001 1,012 40,760
60 27,000 1,007 1,900 1,001 1,008 28,398
250 27,000 1,007 1,900 1,001 1,008 26,728
1440 27,000 1,004 1,900 1,001 1,005 16,701

92
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 26 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Analisis Gradasi Diperiksa : Asisten Mektan
Butiran Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Tabel 3.11 Hasil Pemeriksaan Analisis Hidrometer (Lanjutan)

Koreksi Diameter Finer


Meniscus Akhir
L L/t K
Hidrometer
(R) (mm) (%)
1,028 8,900 35,600 0,013 0,082 9,074
1,027 9,200 18,400 0,013 0,059 8,750
1,026 9,400 9,400 0,013 0,042 8,426
1,024 10,000 5,000 0,013 0,031 8,037
1,021 10,700 2,140 0,013 0,020 6,805
1,015 12,300 0,820 0,013 0,012 5,120
1,012 13,100 0,440 0,013 0,009 3,953
1,008 14,200 0,240 0,013 0,007 2,754
1,008 14,200 0,060 0,013 0,003 2,592
1,005 15,000 0,010 0,013 0,001 1,620

93
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 27 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Analisis Gradasi Diperiksa : Asisten Mektan
Butiran Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Clay Silt Fine sand Gravel

Gambar 3.2 Hubungan antara Diameter dengan Persentase Lolos Saringan

94
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 28 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Analisis Gradasi Diperiksa : Asisten Mektan
Butiran Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Tabel 3.12 Klasifikasi Jenis Tanah


Jenis Diameter Persentase Tanah ∑Tanah
Tanah (mm) (%) (%)
Gravel > 2,000 5,800 5,800
Coarse sand 2,000 - 0,420 28,000 33,800
Fine sand 0,420 - 0,074 56,500 90,300
Silt 0,074 - 0,002 7,107 97,407
Clay > 0,002 2,593 100,000

95
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.4.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan percobaan analisis gradasi butiran, didapatkan jenis tanah
kerikil (> 2mm) sebesar 5,800%, pasir kasar (2,000 mm - 0,420 mm) sebesar
28,000%, pasir halus (0,420 mm - 0,074 mm) sebesar 56,500%, lanau (0,074 mm
- 0,002 mm) sebesar 7,107% dan lempung (< 0,002 mm)sebesar 2,593%. Data
tersebut menunjukan bahwa pasir yang digunakan memiliki kandungan pasir
halus yang lebih banyak dibandingkan kandungan lempung, hal ini disebabkan
saat proses penumbukan, praktikan tidak menumbuk tanah sampai halus, sehingga
banyak partikel tanah yang masih menyatu.

96
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5 Atterberg Limit


3.2.5.1 Batas Cair (Liquid Limit)
3.2.5.1.1 Maksud
Percobaan batas cair (liquid limit) ini dimaksudkan untuk menentukan
kadar air sampel tanah pada peralihan keadaan plastis dan keadaan cair.

3.2.5.1.2 Landasan Teori


Batas cair didefinisikan sebagai kadar air pada tanah yang berada pada
peralihan keadaan cair dan keadaan plastis. Batas cair juga dinyatakan dalam
persen berat kering, dimana kedua penampang tanah yang hampir bersentuhan
tetapi tidak saling melimpah satu terhadap yang lain, ketika dalam cawan
mengalami pukulan dari arah bawah. Dalam pengujian ini hasilnya sangat
dipengaruhi dari unsur manusia.
Liquid limit atau batas cair merupakan kadar air dimana tingkah laku
tanahnya didapat dari perubahan keadaan plastis ke liquidity index atau indeks
cair. Biasanya nilai liquid limit > plastic limit > shrinkage limit. Liquid limit
memiliki beberapa nilai ketukan yang menyangkut kadar air dari berbagai
ketukannya tersebut, semakin sedikit ketukan, maka kadar airnya semakin besar
dan sebaliknya. Untuk nilai liquid limit optimum didapat pada saat kadar air di
ketukan ke-25.
Tabel 3.13 Kriteria Batas Cair dan Indeks Plastisitas Tanah
Kriteria Batas Cair (%)
Sangat rendah <20
Rendah 20 – 30
Sedang 31 – 45
Tinggi 46 – 70
Sangat tinggi 71 – 100
Ekstrim tinggi -
Sumber : Sarief, dkk (2001)

97
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.1.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan batas cair (liquid limit)
adalah:
1. Liquid limit device
2. ASTM grooving tool
3. Tin box
4. Porcelain dish
5. Spatula
6. Sieve No.40
7. Pan dan cover

3.2.5.1.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan batas cair (liquid limit) yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan mangkok batas cair dari kotoran yang menempel.
2. Mengatur tinggi jatuh mangkok. Kemudian mengendurkan kedua baut
penjepit lalu putar tuas pemutar sampai posisi mangkok mencapai tinggi
maksimum. Memutar baut belakang sehingga ujung tangkai alat pembuat
alur ASTM tepat masuk di antara dasar mangkok dan alas.
3. Mengambil sampel tanah sekitar 100 gram yang lolos saringan No.40 lalu
meletakkannya di dalam mangkok pengaduk.
4. Mengaduk sampel tanah tersebut sambil menambahkan air suling sedikit
demi sedikit dengan menggunakan spatula. Pengadukan harus dilakukan
dengan sempurna agar didapat campuran yang homogen.
5. Setelah didapat campuran yang homogen, mengambil sedikit demi sedikit
sampel tanah tersebut lalu memasukkannya ke dalam mangkok batas cair.
Meratakan permukaannya agar sejajar dengan alas (mangkok dalam posisi
menyentuh alas). Lapisan tanah yang paling tebal adalah 1 cm.

98
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

6. Membuat alur dengan cara membagi dua benda uji dalam mangkok tersebut
menggunakan ASTM grooving tool melalui garis tengah mangkok dengan
posisi tegak lurus permukaan mangkok.
7. Memutar tuas dengan kecepatan 2 ketukan per detik (dalam 1 detik
mangkok jatuh dua kali) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang 0,5
inch (12,7 mm). Mencatat jumlah pukulan yang diperlukan.
8. Menentukan kadar air pada bagian yang bersinggungan.
9. Mengulangi prosedur 4 sampai 8 dengan kadar air dan jumlah ketukan yang
berbeda (minimal 3 kadar air).
10. Prosedur perhitungan dalam percobaan batas cair (liquid limit) adalah
sebagai berikut:
a. Menggambarkan dalam bentuk grafik hasil-hasil yang diperoleh dari
pengujian tersebut berupa nilai-nilai kadar air dan jumlah pukulan-
pukulan merupakan skala horizontal dengan skala logaritma.
b. Membuat garis lurus melalui titik tersebut, menentukan nilai batas cair
benda uji tersebut berdasarkan kadar air pada jumlah pukulan ke-25.
Apabila titik-titik yang diperoleh tidak satu garis lurus, dan membuat
garis yang melalui titik berat dari titik-titik tersebut.
11. Adapun catatan dalam percobaan batas cair (liquid limit) yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Proses persinggungan kedua sisi tanah harus terjadi karena aliran dan
bukan karena geseran antara tanah dan mangkok.
b. Selama berlangsungnya percobaan, kadar air harus dijaga konstan.
c. Untuk memperoleh hasil yang teliti, jumlah pukulan diambil antara 10
- 20, 20 - 30, 30 - 40.

99
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.1.5 Perhitungan
Adapun perhitungan hasil dari percobaan batas cair (liquid limit) yang
ditampilkan merupakan sampel pertama pada ketukan 20 - 30 sampel 1, yaitu:
Berat tin box = 12,010 gram
Berat tin box + tanah basah = 22,170 gram
Berat tin box + tanah kering = 18,540 gram
Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box +
tanah kering)
= 22,170 – 18,540
= 3,630 gram
Berat tanah kering = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box)
= 18,540– 12,010
= 6,530 gram
berat air
Kadar air =  100%
berat tanah kering
3,630
= × 100%
6,530
= 55,590%

3.2.5.1.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan batas cair (liquid limit) yang dilakukan di laboratorium
dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk
pelaksanaan praktikum dengan mengacu pada SNI 1967:2008. Pemeriksaan batas
cair menggunakan sampel tanah asli dari lapangan, sehingga diperoleh nilai kadar
air rata-rata sebagai hasil dari perhitungan pemeriksaan batas cair. Nilai liquid
limit diperoleh dengan cara membuat grafik hubungan antara jumlah ketukan
dengan kadar air rata-rata. Data hasil percobaan dapat dilihat pada Tabel 3.14 dan
Gambar 3.3.

100
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

101
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 30 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Batas Cair Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

25

Gambar 3.3 Grafik Hubungan antara Jumlah Ketukan dengan Kadar Air

102
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.1.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapatkan nilai kadar
air untuk ketukan 10 - 20 sebesar 62,834%, ketukan 20 - 30 sebesar 58,369%, dan
ketukan 30 - 40 sebesar 55,998% kemudian didapat nilai kadar air pada ketukan
25 yaitu 60,640% yang menjadi nilai optimum batas cair (liquid limit) sampel
tanah yang diuji. Berdasarkan Tabel 3.13 maka tanah yang digunakan termasuk
kriteria batas cair (liquid limit) yang tinggi. Sedangkan dari Gambar 3.3 tampak
bahwa semakin banyak ketukan maka semakin kecil kadar air. Hal ini sesuai
dengan konsep batas cair (liquid limit).

103
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.2 Batas Plastis (Plastic Limit)


3.2.5.2.1 Maksud
Percobaan batas plastis (plastic limit) dimaksudkan untuk menentukan
kadar air sampel tanah pada peralihan keadaan semi padat dan keadaan plastis.

3.2.5.2.2 Landasan Teori


Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air yang dinyatakan dalam
persen, di mana tanah apabila digulung sampai dengan diameter inch (3,2 mm)

menjadi retak-retak. Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat


keplastisan suatu tanah. Cara pengujiannya adalah dengan cara menggulung
massa tanah berukuran elipsoida dengan telapak tangan di atas kaca datar (Braja
M. Das, 1998).
Indeks Plastisitas (Plasticity Index atau PI) adalah perbedaan antara
batas cair dan batas plastis suatu tanah:
PI = LL – PL
Dimana: PI = Plasticity Index
LL = Liquid Limit
PL = Plastic Limit

3.2.5.2.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan batas plastis (plastic limit)
adalah:
1. Glass plate
2. Reference rod
3. Tin box
4. Spatula
5. Sieve No.40
6. Pan dan cover
7. Wash bottle

104
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.2.4 Prosedur Percobaan


Pada percobaan plastic limit (batas plastis) prosedur percobaan yang
harus dilakukan adalah:
1. Mengambil sampel tanah kurang lebih 20 gram yang lolos saringan No.40
lalu meletakkan di atas pelat kaca pengaduk. Menggunakan spatula untuk
mengaduk sehingga didapat campuran yang homogen.
2. Setelah didapat campuran yang homogen, membuat bola-bola tanah seberat
kurang lebih 8 gram kemudian memilinnya.
3. Pemilinan dilakukan terus sampai tanah tersebut membentuk batang tanah
dengan diameter inch. Bila sebelum mencapai diameter inch tanah sudah

retak, maka menyatukan kembali benda uji lalu menambahkan sedikit air
suling untuk memperbesar kadar airnya.
4. Bila setelah mencapai diameter inch tanah belum retak, membiarkan

batang tanah tersebut beberapa saat di udara terbuka supaya kadar airnya
berkurang karena penguapan.
5. Setelah kadar airnya berubah diaduk terus sampai homogen, lalu memilin
sampel kembali sehingga terjadi retakan tepat pada saat diameternya
mencapai inch.

6. Menentukan kadar air, kadar air ini disebut batas plastis.

3.2.5.2.5 Perhitungan
Adapun perhitungan dan analisis hasil dari sampel percobaan batas
plastis (plastic limit) pada sampel adalah:
Berat tin box = 9,660 gram
Berat tin box + tanah basah = 12,560 gram
Berat tin box + tanah kering = 11,680 gram

105
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Berat air = (berat tin box + tanah basah) – (berat tin box +
tanah kering)
= 12,560 – 11,680
= 0,880 gram
Berat tanah kering = (berat tin box + tanah kering) – (berat tin box)
= 11,680 – 9,660
= 2,020 gram
berat air
Kadar air =  100%
berat tanah kering

0,880
=  100%
2,020
= 43,564%
Kadar air PI = (kadar air liquid limit) – (kadar air plastic limit)
= 60,640 – 43,217
= 17,423%

3.2.5.2.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan platic limit (batas plastis) yang dilakukan di laboratorium
dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada petunjuk
pelaksanaan praktikum dengan mengacu pada SNI 1966:2008. Pemeriksaan batas
plastis pada sampel tanah yang membentuk batang tanah dengan diameter 1/8 inch
dengan berat 8 gram diperoleh nilai kadar air dari tiga tanah yang dipilin. Nilai
plastic limit diperoleh dengan cara membuat rata-rata dari nilai kadar air ketiga
tanah yang dipilin. Hasil pemeriksaan batas plastis (plastic limit) dapat dilihat
pada Tabel 3.15.

106
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 31 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Batas Plastis Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Tabel 3.15 Pemeriksaan Batas Plastis (Plastic Limit)

NO. Parameter Hasil


1. Nomor tin box 1 2 3
2. Berat tin box (gram) 9,660 9,030 9,600
3. Berat tin box + tanah basah (gram) 12,560 12,380 12,630
4. Berat tin box + tanah kering (gram) 11,680 11,370 11,720
5. Berat air (gram) 0,880 1,010 0,910
6. Berat tanah kering (gram) 2,020 2,340 2,120
7. Kadar air (w) (%) 43,564 43,162 42,925
Plastic limit (%) 43,217

107
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.2.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan, maka
didapatkan nilai kadar air untuk masing-masing tanah yang dipilin, untuk tin box
1 sebesar 43,564%, tin box 2 sebesar 43,162%, dan tin box 3 sebesar 42,925%.
Nilai plastic limit diperoleh dengan cara membuat rata-rata dari nilai kadar air
ketiga tanah yang dipilin yaitu sebesar 43,217%. Sedangkan nilai plasticity index
diperoleh dari perbedaan antara batas cair dan batas plastis yaitu sebesar 17,423%.
Nilai tersebut akan digunakan untuk menentukan jenis tanah melalui grafik
AASHTO.

108
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.5.3 Batas Susut (Shrinkage Limit)


3.2.5.3.1 Maksud
Percobaan batas susut (shrinkage limit) dimaksudkan untuk
menentukan kadar air sampel tanah pada batas keadaan semi padat.

3.2.5.3.2 Landasan Teori


Suatu tanah akan mengalami penyusutan apabila air yang
dikandungnnya secara perlahan-lahan hilang dari dalam tanah. Tanah akan
mencapai suatu tingkat keseimbangan dengan hilangnya air secara terus menerus,
dimana penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan volume.
Kadar air dinyatakan dalam persen, dimana perubahan volume suatu massa tanah
berhenti diartikan sebagai batas susut (shrinkage limit).
Pengujian untuk menentukan shrinkage limit adalah ASTM
International D427. Shrinkage limit lebih jarang digunakan dari pada liquid limit
dan plastic limit. Nilai batas susut diperoleh dari kadar air mula-mula dikurangi
perunbahan kadar air.

3.2.5.3.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan batas susut (shrinkage
limit) adalah:
1. Prong plate
2. Monel dish
3. Crystallizing dish
4. Cawan petri
5. Mercury
6. Porcelain dish
7. Sieve No.40
8. Pan dan cover

109
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.5.4 Prosedur Percobaan


Prosedur percobaan batas susut (shrinkage limit) yang harus dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan sampel tanah yang lolos saringan No.40 kurang lebih 30 gram.
2. Meletakkan sampel tanah tersebut dalam porcelain dish, menambahkan air
suling secukupnya untuk mengisi pori-pori tanah. Banyaknya air yang
dibutuhkan agar tanah mudah diaduk kira-kira lebih sedikit daripada kadar
air batas cair.
3. Mengisi sepertiga bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah
dipersiapkan, lalu mengetuk-ngetuk bagian pinggir monel dish dengan
ringan sehingga pasta tanah mengalir ke samping dan memadat dengan
sendirinya.
4. Melakukan hal yang sama untuk lapisan berikutnya, sehingga pasta tanah
mengisi monel dish dengan padat dan tidak ada gelembung-gelembung
udara yang terperangkap.
5. Memotong tanah yang berlebihan dengan spatula.
6. Membersihkan bagian luar monel dish lalu menimbangnya (A).
7. Mendiamkan monel dish yang berisi pasta tanah tersebut di udara terbuka
sehingga terjadi penguapan lalu memasukkan sampel ke dalam oven selama
24 jam pada suhu 110oC.
8. Setelah kering, memasukkannya dalam desikator dan setelah dingin
menimbangnya (B).
9. Menimbang monel dish yang telah dibersihkan (C).
10. Mengukur volume monel dish dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengisi monel dish dengan mercury sampai meluap kemudian
menekannya dengan pelat kaca yang berada di atasnya dengan kuat
sehingga kelebihan mercury akan keluar.
b. Menimbang monel dish berikut mercury (D).
c. Menghitung volume monel dish yaitu berat mercury (D – C) dibagi
13,6 gram/cm3.

110
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

11. Mengukur volume tanah kering dengan langkah-langkah sebagai berikut:


a. Menempatkan crystallizing dish pada cawan petri besar.
b. Mengisi crystallizing dish dengan mercury sampai meluap.
c. Meletakan prong plate di atas crystallizing dish lalu menekannya
sehingga kelebihan mercury akan keluar dan menampungnya dalam
cawan petri besar.
d. Mengangkat crystallizing dish dari dalam cawan petri besar kemudian
memindahkan mercury dalam cawan petri besar ke dalam botol
penyimpanan.
e. Membersihkan cawan petri dari mercury yang tersisa lalu
menimbangnya.
f. Meletakkan kembali crystallizing dish tadi dalam cawan petri
kemudian meletakkan sampel tanah yang sudah kering di atasnya.
g. Menekan sampel tanah tersebut menggunakan prong plate sampai
tenggelam. Jangan sampai ada udara yang terperangkap di bawah
prong plate.
h. Menimbang cawan petri yang berisi tumpahan mercury tersebut.
Menghitung volume mercury yang tumpah. Volume ini sama dengan
volume tanah kering.
12. Adapun catatan yang harus diperhatikan dalam percobaan batas susut
(shrinkage limit) adalah pada waktu menekan prong plate, mercury yang
berlebih harus keluar.

3.2.3.5.5 Perhitungan
Adapun perhitungan dan analisis hasil dari sampel percobaan batas
susut (shrinkage limit) pada sampel 2 adalah:
Berat monel dish = 10,270 gram
Berat tanah basah = (berat tanah basah + monel dish)  berat monel dish
= 34,450  10,270
= 24,180 gram

111
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Berat tanah kering = (berat tanah kering + monel dish)  berat monel dish
= 26,010  10,270
= 15,740 gram
(berat monel dish  mercury)  (berat monel dish)
Volume tanah basah =
13,600
210,760
=
13,600
= 15,497 cm3
(berat cawan petri  mercury)  (berat cawan petri)
Volume tanah kering =
13,600
142,210
=
13,600
= 10,457 cm3
Berat air = berat tanah basa erat tana kering
= 24,180 – 15,740
= 8,440 gram
berat air
Kadar air (w) = × 100%
berat tanah kering

15,651
=  100%
8,440
= 53,621%

Shrinkage limit (SL) =

= 21,598%

112
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.5.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan batas susut (shrinkage limit) yang dilakukan di
laboratorium dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada
petunjuk pelaksanaan praktikum dengan mengacu pada SNI 3422:2008.
Pemeriksaan batas susut dilakukan dengan menggunakan sampel tanah lapangan,
sehingga diperoleh data-data berat tanah basah dan berat tanah kering yang
kemudian diolah untuk mendapatkan nilai kadar air dan nilai batas susut. Hasil
pemeriksaan batas susut (shrinkage limit) dapat dilihat pada Tabel 3.16.

113
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 32 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Batas Susut Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2017

Tabel 3.16 Hasil Pemeriksaan Batas Susut (Shrinkage Limit)

No. Parameter Hasil


1. Nomor monel dish 1 2
2. Berat monel dish (gram)
10,310 10,270
3. Berat monel dish + tanah basah (gram)
36,990 34,450
4. Berat monel dish + tanah kering (gram)
28,270 26,010
5. Berat tanah basah (gram)
26,680 24,180
6. Berat tanah kering (gram)
17,960 15,740
7. Berat air (gram)
8,720 8,440
8. Volume tanah basah (gram)
15,651 15,497
9. Volume tanah kering (gram)
12,657 10,457
10. Kadar air (w) (%)
48,552 53,621
11. SL (%)
31,881 21,598
Rata-rata (%) 26,740

114
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.5.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan percobaan Atterberg yang telah praktikan lakukan, maka
diperoleh nilai kadar air sebesar 53,621% dan nilai shringkage limit sebesar
21,598%. Praktikan dapat menyimpulkan bahwa tanah tersebut akan mengalami
kondisi batas susut saat kadar airnya sebesar 21,598% dan tidak akan mengalami
penyusutan jika terjadi pengurangan kadar air lagi.

115
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 33 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Batas Susut Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2017

Gambar 3.4 Grafik Hubungan antara Batas Cair dengan Indeks Plastis

Tabel 3.17 Hasil Pemeriksaan Atterberg Limit


LL PL PI SL
60.640 43.217 17.423 26.740

116
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.2.3.5.8 Kesimpulan Batas-Batas Atterberg


Pemeriksaan batas-batas atterberg limit yang dilakukan di
laboratorium dilaksanakan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan pada
petunjuk pelaksanaan praktikum. Pemeriksaan batas-batas atterberg dilakukan
dengan menggunakan sampel tanah lapangan, sehingga diperoleh batas cair
60,640%, batas plastis 43,217%, indeks plastis 17,423%, dan batas susut
26,740%. Nilai tersebut memenuhi syarat percobaan Atterberg yaitu LL > PL >
SL dan digunakan untuk menentukan jenis dan klasifikasi tanah dengan cara
menghubungkan nilai tersebut melalui grafik AASHTO. Jenis dan klasifikasi
tanah yang didapat ialah jenis tanah A-2-7 yaitu pasir berlempung karena LL ≥
41 dan PI ≥ 11%.

117
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3 ENGINEERING PROPERTIES TEST


3.3.1 Uji Geser Langsung (Direct Shear Test)
3.3.1.1 Maksud
Pengujian uji geser langsung (direct shear test) dimaksudkan sebagai
acuan dan pegangan dalam pengujian laboratorium geser dengan cara uji langsung
terkonsolidasi dengan drainase pada uji tanah. Tujuan dari percobaan uji geser
langsung yaitu untuk memperoleh parameter kekuatan geser tanah terganggu atau
tanah tidak terganggu yang terkonsolidasi.

3.3.1.2 Landasan Teori


Pengujian direct shear, kekuatan geser tanah diperoleh dengan cara
menggeser contoh tanah yang diberi beban normal (N). Kekuatan tanah yang
diperoleh dari percobaan tersebut adalah dalam kondisi drained, karena air di
dalam pori tanah diijinkan keluar selama pembebanan.
Hubungan antara besarnya gaya geser (T) dan beban normal (N)
dipresentasikan dalam grafik. Untuk menentukan parameter kohesi (c) dan sudut
geser dalam (ø). Agar diperoleh hasil yang akurat, maka pengujian dilakukan
minimum 3 kali dengan pembebanan normal yang berbeda-beda.

3.3.1.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan uji geser langsung
(direct shear test) adalah sebagai berikut:
1. Alat geser langsung
2. Ring cetakan benda uji
3. Extruder
4. Pisau pemotong
5. Stopwatch
6. Proving ring
7. Dial untuk pembacaan horizontal dan vertikal

118
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 3.5 Direct Shear Test Set

Keterangan gambar:
1. Dial pergeseran 8. Box gigi penggerak
2. Bak perendam 9. Meja dudukan
3. Pelat beban 10. Engkol pemutar
4. Lengan keseimbangan 11. Sekrup pendorong
5. Dial konsolidasi 12. Tiang penekan
6. As pendorong 13. Landasan bawah
7. Proving ring 14. Beban

119
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.1.4 Prosedur Percobaan


Pada uji geser langsung (direct shear test), prosedur percobaan yang
harus dilakukan adalah:
1. Menyiapkan benda uji dengan kriteria sebagai berikut:
a. Diamater minimum benda uji berbentuk lingkaran sekitar 50 mm.
b. Diameter benda uji yang dipotong dari tabung contoh minimal 5 mm
lebih kecil dari diameter tabung contoh.
c. Tebal minimum benda uji kira-kira 12,5 mm namun tidak kurang dari
6 kali diameter butiran maksiumum.
d. Diameter benda uji berbanding 2 : 1.
2. Menyiapkan bahan penunjang yang diperlukan yaitu air suling atau air
bersih bebas dari limbah dan suspensi lumpur.
3. Mengukur diameter dalam dan tinggi cincin cetak (D) sampai ketelitian 0,1
mm kemudian menimbang berat cincin cetak dengan ketelitian 0,01 gram.
4. Mencetak benda dari tabung contoh, meratakan bagian atas dan bawah
dengan pisau atau gergaji kawat.
5. Menimbang benda uji tersebut dengan ketelitian 0,01 gram.
6. Mengeluarkan kotak geser dari bak airnya, dan memasang baut pengunci
agar kotak geser bagian bawah dan atasnya menjadi satu.
7. Memasukkan plat dasar pada bagian bawah dari kotak geser dan memasang
batu pori diatasnya.
8. Memasang plat berlubang yang beralur dengan alur menghadap ke atas serta
arah alur harus tegak lurus bidang pergeseran.
9. Memasukkan kembali kotak geser dalam bak air dan mengatur kedudukan
kotak geser dengan mengencangkan kedua baut penjepitnya.
10. Mengeluarkan benda uji dari cetakan/ ring dengan alat extruder, kemudian
memasukannya ke dalam kotak geser.
11. Memasang batu pori yang diatasnya terdapat alur landasan untuk
pembebanan tepat di atas benda uji.

121
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

12. Memasang rangka pembebanan vertikal, mengangkat ujung lengannya agar


rangka dapat diatur dalam posisi vertikal (posisi pengujian).
13. Memasang dial untuk pengukuran dial gerak vertikal, serta pada posisi nol.
14. Memasang dial untuk pengukuran gerak horizontal, mengatur kedudukan
dial agar menyentuh bak air, jarum dial pada posisi nol.
15. Menjenuhkan benda uji dengan cara mengisi bak dengan air hingga benda
uji dan batu pori terendam seluruhnya.
16. Memberikan beban normal pertama sesuai beban yang diperlukan.
17. Memutar engkol pendorong, sehingga tanah mulai menerima beban geser.
Membaca dial proving ring dan dial pergeseran setiap 15 detik, sampai
tercapai beban maksimum atau deformasi 10% diameter benda uji.
18. Memberikan beban normal pada benda uji kedua, sebesar dua kali beban
normal pertama dengan mengulangi prosedur 2 sampai 15.
19. Untuk pengujian ketiga, beban normal yang diberikan tiga kali beban
normal pertama, dan urutan pengujian sama dengan di atas.
20. Setelah dilakukan pembacaan dial, mengeluarkan contoh tanah dari dalam
kotak geser kemudian menimbang berat tanahnya.

3.3.1.5 Perhitungan
Hasil perhitungan dari percobaan kuat geser langsung (direct shear
test) adalah:
1. Beban = 1,000 kg
beban
2. Tegangan normal (σ) =
1
πd2
4
1,000
=
33,781
= 0,030 kg/cm2
3. Gaya geser = pembacaan dial  kalibrasi proving ring
= 12,000  0,7707
= 9,248

122
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

gaya geser
4. Tegangan geser =
1
π d2
4
9,248
=
33,781
= 0,274 kg/cm2

3.3.1.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan di laboratorium dilakukan berdasarkan langkah-langkah
yang tertera pada prosedur praktikum. Setelah dilakukan percobaan pada sampel
tanah, didapatkan data kuat geser langsung. Data tersebut dimasukkan ke dalam
Tabel 3.18, Tabel 3.19, Tabel 3.20, Tabel 3.21 dan Gambar 3.6. Hasil analisis
setelah praktikan melakukan percobaan kuat geser langsung yaitu tegangan geser
sebesar 0,461 kg/cm2 dan tegangan normal sebesar 0,030 kg/cm2.

123
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 34 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Kuat Geser Langsung Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 19 April 2017

Tabel 3.18 Hasil Pemeriksaan Kuat Geser Langsung (Direct Shear Test) Beban 1
Kg

Luas = 33,781 cm2


Gaya Normal
P1 = 1 Kg
Tegangan Normal σ1 = 0,030 kg/cm2
Waktu Pembacaan Gaya Tegangan
Pergeseran
(detik) Dial Geser Geser
15 0,500 7,000 5,395 0,160
30 0,100 12,000 9,248 0,274
45 1,500 13,000 10,019 0,297
60 2,000 14,000 10,790 0,319
75 2,500 11,000 8,478 0,251
90 3,000 8,000 6,166 0,183
105 3,500 6,000 4,624 0,137
Tegangan geser maksimum 0,319

124
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 35 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Kuat Geser Langsung Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 19 April 2017

Tabel 3.19 Hasil Pemeriksaan Pengujian Kuat Geser Langsung (Direct Shear
Test) Beban 2 Kg

Luas = 33,781 cm2


Gaya Normal
P2 = 2 Kg
Tegangan Normal σ2 = 0,059 kg/cm2
Waktu Pembacaan Gaya Tegangan
Pergeseran
(detik) Dial Geser Geser
15 0,500 10,000 7,707 0,228
30 1,000 12,000 9,248 0,274
45 1,500 14,000 10,790 0,319
60 2,000 15,000 11,561 0,342
75 2,500 14,000 10,790 0,319
90 3,000 13,000 10,019 0,297
105 3,500 10,000 7,707 0,228
Tegangan geser maksimum 0,342

125
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 36 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Kuat Geser Langsung Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 19 April 2017

Tabel 3.20 Hasil Pemeriksaan Pengujian Kuat Geser Langsung (Direct Shear
Test) Beban 3 Kg

Luas = 33,781 cm2


Gaya Normal
P3 = 3 Kg
Tegangan Normal σ3 = 0,089 kg/cm2
Pembacaan Gaya Tegangan
Waktu Pergeseran
Dial Geser Geser
15 0,500 12,000 9,248 0,274
30 1,000 15,000 11,561 0,342
45 1,500 15,500 11,946 0,354
60 2,000 16,000 12,331 0,365
75 2,500 15,000 11,561 0,342
90 3,000 14,000 10,790 0,319
105 3,500 12,000 9,248 0,274
Tegangan geser maksimum 0,342

126
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 37 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Kuat Geser Langsung Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 19 April 2017

Gambar 3.6 Grafik Hubungan antara Tegangan Geser dan Tegangan Normal

Tabel 3.21 Parameter Sampel dan Hasil Pemeriksaan Geser Langsung


Diameter 6,560 cm
Sampel Tinggi 1,700 cm
Luas 33,781 cm2
Kalibrasi
Alat 0,7707 kg/div
Proving
C 0,297 kg/cm2
Hasil
Sudut 1,306 Derajat

127
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.1.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan hasil pengujian laboratorium untuk engineering
properties pada percobaan uji geser langsung didapat nilai kohesi sebesar 0,297
kg/cm2 dan sudut geser dalam sebesar 1,306˚. Berdasarkan nilai sudut geser
tersebut, praktikan dapat menyimpulkan bahwa didapat nilai kohesi yang kecil
sehingga sudut geser yang didapat cukup besar, karena nilai kohesi memengaruhi
sudut geser.

128
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.2 Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)


3.3.2.1 Maksud
Percobaan kuat tekan bebas (unconfined compression test) mencakup
penentuan tekan bebas tanah kohesif pada kondisi tanah asli (undisturbed)
maupun tanah yang dipadatkan/ dibuat (remolded).

3.3.2.2 Landasan Teori


Uji kuat tekan bebas merupakan pengujian yang dilakukan di
laboratorium untuk menghitung kekuatan geser tanah. Uji kuat tekan bebas
mengukur seberapa kuat tanah menerima tekanan, sehingga tanah tersebut
terpisah dari butiran-butirannya juga mengukur regangan tanah akibat tekanan
tersebut.
Metode pengujian ini meliputi penentuan nilai kuat tekan bebas
(unconfined comprenssives strength test) untuk tanah kohesif, dari benda uji asli
(undisturbed) maupun buatan (remolded or recompacted samples). Kuat tekan
bebas (qu) ialah besarnya beban aksial persatuan luas pada saat benda uji
mengalami keruntuhan (beban maksimum), atau bila regangan aksial telah
mencapai 15%.

3.3.2.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam kuat tekan bebas (unconfined
compression test) adalah:
1. Mesin penekan
2. Tabung penuh dan tabung pecah
3. Alat pengeluar contoh (extruder)
4. Dial deformasi
5. Jangka sorong
6. Stopwatch
7. Oven
8. Timbangan

129
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

9. Pisau
10. Proving ring
11. Trimer

Gambar 3.7 Unconfined Compression Test Set

Keterangan gambar:
1. Mur tiang
2. Proving ring
3. Dial beban
4. Pelat penekan atas
5. Pelat penekan bawah

130
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.2.4 Prosedur Percobaan


Adapun kriteria benda uji pada percobaan kuat tekan bebas
(unconfined compression test) adalah:
a. Benda uji yang digunakan memiliki diameter minimum 1,3 inch (33
mm) apabila ukuran maksimum partikel benda uji lebih kecil dari 1/10
diameter benda uji.
b. Untuk benda uji yang diameter minimalnya 2,8 inch (71 mm) atau
lebih, maka digunakan apabila ukuran partikel maksimum lebih kecil
dari 1/6 diameter benda uji.
c. Tinggi contoh dibuat 2 dan 3 kali diameternya.
Adapun kriteria benda uji asli pada percobaan kuat tekan bebas
(unconfined compression test) adalah:
a. Untuk menjamin keaslian benda uji keluarkan benda uji dari tabung
contoh asli, potong bagian contoh yang terdapat pada tepi tabung
contoh asli sepanjang 2 cm dorong benda uji pada tabung contoh asli
sampai masuk seluruhnya ke dalam tabung yang akan diuji, ratakan
kedua permukaan benda uji dengan pisau.
b. Ambil benda uji dari tabung contoh asli dengan memasang tabung
yang sesuai ukuran benda uji yang digunakan tepat ditengah-tengah.
c. Keluarkan benda uji yang telah tercetak dalam tabung dengan alat
pengeluar contoh. Tentukan berat benda uji tersebut.
Adapun kriteria benda uji buatan pada percobaan kuat tekan bebas
(unconfined compression test) adalah:
a. Siapkan tabung belah yang sudah diberi pelumas bagian dalamnya
dengan ukuran sesuai pada langkah pertama.
b. Siapkan benda uji dari contoh tanah asli atau dari contoh tanah
terganggu. Untuk benda uji dari contoh tanah asli, kepal-kepal dengan
jari tangan hingga terdapat berat isi seragam. Masukkan sedikit demi
sedikit ke dalam tabung belah dan padatkan. Pengisian terus dilakukan

131
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

sampai memenuhi isi tabung. Usahakan pemadatan benda uji


menghasilkan tingkat kepadatan yang sama.
c. Keluarkan benda uji tersebut dan tentukan beratnya.
Adapun prosedur percobaan kuat tekan bebas (unconfined
compression test) yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menempatkan benda uji pada mesin penekan tepat di tengah-tengah plat
bagian bawah. Menurunkan plat bagian atas sampai menyentuh permukaan
benda uji.
2. Memutar dial benda maupun dial deformasi pada posisi nol.

3. Melakukan penekanan dengan nilai renggang 1 - 2 per menit dan mencatat


2
nilai beban dan deformasi yang terjadi setiap 30 detik.
4. Penekanan terus dilakukan hingga tidak ada lagi penambahan beban pada
penambahan renggang atau hingga mencapai renggang 15%.
5. Menentukan kadar air benda uji tersebut.
6. Menggambarkan pola keruntuhan yang terjadi pada benda uji tersebut, dan
mengukur sudut kemiringan keruntuhan.
Adapun perawatan yang dilakukan dalam uji kuat tekan bebas
(unconfined compression test) adalah sebagai berikut:
1. Bila engkol pemutar tidak dapat diputar dengan lancar, membuka box
bagian gigi-gigi penggerak, lalu menambahkan stempet secukupnya.
2. Mur penjepit plat penekan atas harus selalu dalam keadaan kencang untuk
mencegah rusaknya drat akibat aus.
3. Untuk mesin penekan elektrik, memeriksa bagian dalamnya secara berkala.
Periksa dudukan motor, mengencangkan baut-baut penjepitnya untuk
mengurangi getaran mesin.
4. Menambahkan oli pelumas pada speed reducer melalui lubang pengisian
oli.
5. Mengganti sabuk atau ban pemutar bila sudah aus/ slip.
6. Bila terjadi kebocoran arus listrik, memeriksa kabel order atau ground atau
membalikkan kedudukan steker input.
132
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.2.5 Perhitungan
Perhitungan dan hasil analisis dari uji kuat tekan bebas (unconfined
compression test) adalah:
Contoh perhitungan pemeriksaan kuat tekan bebas tanah terganggu detik ke-30.
Beban (kg) = pembacaan dial × kalibrasi proving ring
= 1,2  0,856
= 1,027 kg
luas contoh
Luas koreksi (cm2) =
 regangan 
1  
 100 
8,241
=
 0,434 
1  
 100 
= 8,277 cm²
beban
Tegangan (kg/cm2) =
luas koreksi
1,027
=
8,277
= 0,124 kg/cm²
Contoh perhitungan tabel pemeriksaan kuat tekan bebas tanah tidak terganggu
tanah asli detik ke-30.
Beban (kg) = pembacaan dial × kalibrasi
= 0,8 0,856
= 0,685 kg
luas contoh
Luas koreksi (cm2) =
 regangan 
1  
 100 
9,507
=
 0,422 
1  
 100 
= 9,547 cm²

133
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

beban
Tegangan (kg/cm2) =
luas koreksi
0,685
=
9,547
= 0,072 kg/cm²

3.3.2.6 Hasil Pemeriksaan


Pada hasil pemeriksaan di laboratorium, hasil yang diperoleh
dilaporkan pada formulir yang tersedia sebagai berikut:
1. Nilai kekuatan tekan bebas.
2. Jenis benda uji asli (undisturbed) dan dipadatkan (remolded).
3. Perbandingan tinggi dan diameter benda uji.
4. Deskripsi visual jenis tanah, simbol, dan sebagainya.
5. Nilai rata-rata persen (%) regangan untuk mencapai keruntuhan.
Hasil uji kuat tekan dapat dilihat pada Tabel 3.22, Tabel 3.23, Gambar
3.8 dan Gambar 3.9.

134
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 38 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Kuat Tekan Bebas Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2017

Tabel 3.22 Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)
Tanah Terganggu

Waktu Regangan Beban Luas


Tegangan
Pembacaan Regangan Pembacaan Beban Luas
(kg/cm²)
(detik) Dial (%) Dial (kg) Koreksi
0 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
30 28,000 0,434 1,200 1,027 8,277 0,124
60 55,000 0,853 9,000 7,704 8,311 0,927
90 80,000 1,240 7,800 6,677 8,344 0,800
120 109,000 1,690 12,000 10,272 8,382 1,225
150 135,000 2,093 17,000 14,552 8,417 1,729
180 158,000 2,450 22,100 18,918 8,448 2,239
210 181,000 2,806 27,000 23,112 8,479 2,726
240 202,000 3,132 30,000 25,680 8,507 3,019
270 224,000 3,473 30,800 26,365 8,537 3,088
300 251,000 3,891 31,000 26,536 8,574 3,095
330 280,000 4,341 29,800 25,509 8,615 2,961
360 308,000 4,775 27,800 23,797 8,654 2,750
390 335,000 5,194 25,000 21,400 8,692 2,462

135
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 39 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Kuat Tekan Bebas Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2017

Tabel 3.22 Hasil Pemeriksaan Parameter Sampel Kuat Tekan Bebas Tanah
Terganggu (Lanjutan)

Berat Kadar
Diameter Tinggi Luas Isi Berat Berat Isi
Macam Tanah Air
Contoh Contoh Contoh Contoh Contoh Contoh
Tanah Kering Contoh
(cm) (cm) (cm²) (cm³) (gram) (gram/cm³)
(gram) (%)
Terganggu 3,240 6,450 8,241 53,152 107,120 2,015 69,800 53,467

Poly. (Regangan vs Tegangan Tanah Terganggu

Gambar 3.8 Grafik Hubungan antara Tegangan dan Regangan Kuat Tekan Bebas
Tanah Terganggu

136
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 40 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Kuat Tekan Bebas Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2017

Tabel 3.23 Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)
Tanah Asli

Regangan Beban Luas


Waktu Tegangan
Pembacaan Regangan Pembacaan Beban Luas
(detik) (kg/cm²)
Dial (%) Dial (kg) Koreksi
0 0,500 0,007 0,000 0,000 0,000 0,000
30 29,000 0,422 0,800 0,685 9,547 0,072
60 59,000 0,859 1,500 1,284 9,589 0,134
90 88,000 1,281 2,700 2,311 9,630 0,240
120 116,000 1,689 3,900 3,338 9,670 0,345
150 142,000 2,067 5,000 4,280 9,707 0,441
180 159,000 2,314 6,000 5,136 9,732 0,528
210 189,000 2,751 6,900 5,906 9,776 0,604
240 213,000 3,100 7,800 6,677 9,811 0,681
270 245,000 3,566 8,300 7,105 9,858 0,721
300 275,000 4,003 9,100 7,790 9,903 0,787
330 304,000 4,425 9,800 8,389 9,947 0,843
360 330,000 4,803 10,100 8,646 9,986 0,866
390 356,000 5,182 10,800 9,245 10,026 0,922

137
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 41 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Kuat Tekan Bebas Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2017

Tabel 3.23 Hasil Pemeriksaan Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)
Tanah Asli (Lanjutan)
Regangan Beban Luas
Waktu Tegangan
Pembacaan Regangan Pembacaan Beban Luas
(detik) (kg/cm²)
Dial (%) Dial (kg) Koreksi
420 382,000 5,560 11,000 9,416 10,066 0,935
450 408,000 5,939 11,100 9,502 10,107 0,940
480 435,000 6,332 11,200 9,587 10,149 0,945
510 465,000 6,769 11,100 9,502 10,197 0,932
540 493,000 7,176 11,000 9,416 10,242 0,919
570 520,000 7,569 10,900 9,330 10,285 0,907
600 545,000 7,933 10,800 9,245 10,326 0,895

Berat
Diameter Tinggi Luas Isi Berat Berat Isi Kadar Air
Macam Tanah
Contoh Contoh Contoh Contoh Contoh Contoh Contoh
Tanah Kering
(cm) (cm) (cm²) (cm³) (gram) (gram/cm³) (%)
(gram)
Asli 3,480 6,870 9,507 65,311 99,860 1,529 64,770 54,176

138
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 42 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Kuat Tekan Bebas Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2017

Te
ga
ng
an
kg
/c

Regangan (%)

Poly. (Regangan vs Tegangan Tanah Terganggu)

Gambar 3.9 Grafik Hubungan antara Tegangan dan Regangan Kuat Tekan Tanah
Asli

139
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.2.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan percobaan yang telah praktikan lakukan, didapatkan nilai
kuat tekan bebas dari sampel tanah terganggu (disturbed) sebesar 0,124 kg/cm2
dan kuat tekan bebas sampel tanah tidak terganggu (undisturbed) sebesar 0,072
kg/cm2. Selain kuat tekan bebas yang didapatkan, praktikan juga memperoleh
nilai kohesi berturut-turut sebesar 0,062 kg/cm2dan 0,036 kg/cm2.
Praktikan dapat menyimpulkan bahwa semakin besar nilai kuat tekan
bebas maka korelasinya antara nilai kohesi yaitu semakin besar pula. Seharusnya
tanah undisturbed memiliki nilai kohesi yang lebih besar dari tanah disturbed,
tetapi pada percobaan ini, nilai kohesi disturbed lebih besar dibanding dengan
nilai kohesi undisturbed. Hal itu disebabkan karena pada saat proses pembuatan
sampel tanah terganggu, sampel tanah yang dibuat terlalu padat sehingga sampel
tanah terganggu tersebut lebih padat dibandingkan dengan sampel tanah tak
terganggu.

140
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.3 Konsolidasi
3.3.3.1 Maksud
Pengujian ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam melakukan
pengujian untuk mengetahui sifat-sifat pemampatan dan penurunan tanah pada
saat dibebani.

3.3.3.2 Landasan Teori


Konsolidasi adalah suatu proses mereduksinya volume secara
perlahan-lahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat
pengaliran sebagian air pori. Dengan kata lain, konsolidasi merupakan proses
terperasnya air tanah akibat bekerjanya beban, yang terjadi sebagai fungsi waktu
karena kecilnya permeabilitas tanah. Proses ini berlangsung terus sampai
kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total telah
benar-benar hilang. Konsolidasi terjadi apabila memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Tanah dalam keadaan jenuh air
2. Adanya beban diatasnya
3. Adanya air yang mengalir
Pada umumnya konsolidasi terjadi dalam satu arah saja atau disebut
juga one dimensional consolidation. Pergerakan arah horizontal dapat diabaikan,
karena tertahan oleh lapisan tanah yang berada di sekelilingnya. Parameter-
parameter konsolidasi suatu tanah yaitu koefisien kompresi (Cc) dan koefisien
konsolidasi (Cv). Koefisien kompresi berhubungan dengan berapa besarnya
penurunan yang akan terjadi. Nilai koefisien kompresi (Cc) adalah kemiringan
garis penurunan dari garis konsolidasi tanah teoritis atau sama dengan garis
konsolidasi tanah asli.

141
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.3.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam uji konsolidasi adalah
sebagai berikut:
1. Alat konsolidasi
2. Cetakan benda uji
3. Extruder
4. Stopwatch
5. Dial deformasi
6. Timbangan
7. Oven

Gambar 3.10 Consolidation Test Set

142
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Keterangan gambar:
1. Beban keseimbangan 7. Pelat penekan
2. Pelat beban 8. Batu pori
3. Tiang penyangga 9. Benda uji
4. Dudukan dial 10. Ring sampel
5. Sel konsolidasi 11. Sel konsolidasi
6. Bola baja 12. Beban

143
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.3.4 Prosedur Percobaan


Pada uji konsolidasi (consolidation test) prosedur percobaan yang
harus dilakukan adalah:
1. Membersihkan dan mengeringkan cetakan benda uji, kemudian
menimbangnya.
2. Menyiapkan benda uji dengan cara:
a. Mengeluarkan contoh tanah dari tabung sepanjang 1 cm dengan
menggunakan extruder tabung lalu memotong dan meratakan contoh
tanah tersebut.
b. Memasang cetakan di depan tabung contoh, lalu mengeluarkan contoh
tanah dengan extruder sehingga cetakan terisi penuh dengan tanah.
c. Meratakan tanah yang menonjol di kedua ujung cetakan benda uji
dengan pisau pemotong.
d. Memotong kelebihan tanah dengan hati-hati dan menentukan kadar air
bagian yang terpotong tersebut.
e. Menimbang cetakan tanah beserta tanah dan menentukan berat
tanahnya sendiri.
f. Mengeluarkan contoh tanah dari cetakan tanah dengan cara
mendorongnya dengan menggunakan besi pendorong.
3. Memasukkan benda uji tersebut ke dalam ring contoh dengan hati-hati
jangan sampai terjadi pematahan.
4. Memasang kertas saring pada bagian atas dan bawah sampel, kemudian
memasang batu pori pada bagian atas dan bawahnya.
5. Memasukkan sampel dalam sel konsolidasi.
6. Mengatur posisi palang penekan hingga tepat menyentuh bola baja.
7. Mengatur ketinggian baut penekan sehingga horizontal dengan cara
memutar span sekrup di bagian belakang.
8. Mengatur posisi palang penekan hingga menyentuh bola baja.
9. Mengatur ketinggian baut penekan secara horizontal dengan cara memutar
span sekrup dibagian belakang.

144
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

10. Mengisi sel konsolidasi dengan air suling hingga sampel terendam.
11. Mengatur posisi dial deformasi dalam posisi tertekan, kemudian mengatur
dial dalam posisi nol, menahan lengan beban dengan palang penahan.
12. Memasang beban pertama yang menghasilkan tekanan pada benda uji
sebesar 0,25 kg/cm2.
13. Membaca deformasi tanah pada detik ke 0, 6, 10, 15, 30, kemudian menit ke
1, 2, 4, 8, 12, 15, 30, dan pada jam ke 16, 20, 25, 30.
14. Memasang beban kedua sebesar 2 kali beban pertama, melakukan
pembacaan sesuai prosedur ke 12.
15. Melakukan hal yang sama untuk beban-beban yang lebih besar (4×, 8×, 16×,
32×).
16. Setelah melakukan pembebanan maksimum, mengurangi beban dalam tahap
dua tahap sampai mencapai beban pertama. Membaca dial deformasi 5 jam
setelah pengurangan beban lalu mengurangi beban lagi. Melakukan
pembacaan kembali setelah 5 jam berikutnya.
17. Setelah mencatat pembacaan terakhir, segera mengeluarkan ring contoh dan
benda uji dari sel konsolidasi.
18. Mengeluarkan batu pori dan kertas saring.
19. Mengeluarkan benda uji dari dalam ring contoh lalu menimbang dan
menentukan berat keringnya.
20. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam percobaan ini adalah:
a. Untuk menjaga supaya tidak terjadi perubahan kadar air, benda uji
harus segera diperiksa dan diberi beban pertama.
b. Pada permulaan percobaan, batu pori harus benar-benar rapat pada
permukaan benda uji dan plat penekan, bola baja serta baut penekan
harus rapat satu sama lain. Jika hal ini tidak diperhatikan maka pada
pembebanan pertama kemungkinan diperoleh pembacaan penurunan
yang lebih besar daripada yang sesungguhnya.
c. Selama percobaan sel konsolidasi harus selalu terisi penuh dengan air.

145
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

d. Untuk tanah tertentu yang memiliki faktor swelling besar,


kemungkinan pada saat pembebanan pertama yang terjadi bukan
penurunan melainkan pengembangan. Kemudian, Melakukan
pemasangan beban kedua untuk menghentikan pengembangan tanah
tersebut. Bila hal ini tidak menolong, segera beri beban ketiga, dan
seterusnya.

3.3.3.5 Perhitungan
Adapun perhitungan hasil percobaan uji konsolidasi terbagi menjadi
pemeriksaan konsolidasi, pemeriksaan beban, pemeriksaan angka pori, dan
peneriksaan indeks pemampatan adalah sebagai berikut:
1. Perhitungan pemeriksaan setelah konsolidasi:
a. Berat tanah basah = (berat ring + tanah basah) – berat ring
= 61,130 – 16,000
= 45,130
b. Berat tanah kering = (berat ring + tanah kering) – berat ring
= 45,120 – 16,000
= 29,120
c. Berat air = (berat tanah basah + ring)
(berat tanah kering + ring)
= 61,130 – 45,120
= 16,010
berat air
d. Kadar air = 100%
berat tanah kering

16,010
=  100%
29,120
= 54,979 %
berat tanah basah
e. Berat isi basah =
volume tanah basah
45,130
=
30,584
146
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

= 1,476 gram/cm3
berat isi basah
f. Berat isi kering =  100%
100  kadar air
1,476
=  100%
100  54,979
= 0,952 gram/cm3
2. Perhitungan pemeriksaan beban 1 kg konsolidasi:
Pemeriksaan Beban 1 kg
Untuk t = 6 detik

a. Akar waktu ( t ) = 6  0,316 detik

5
b. Pembacaan dial =  0,05 mm
100
3. Perhitungan pemeriksaan angka pori sesudah konsolidasi:
berat tanah kering
a. Tinggi tanah kering =
1
 π  diameter 2  berat jenis
4
29,120
=
22,051 2,492
= 0,530 cm
tinggi contoh  tinggi tanah kering
b. Angka pori =
tinggi tanah kering

=
1,387  0,530
0,530
= 1,617

 kadar air 
   berat jenis
 100   100%
c. Derajat kejenuhan =
angka pori
 54,979 
   2,491
=  100 
 100%
1,617
= 84,730%

147
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

beban
d. Tekanan =
1
   diameter 2
4
1,000
=
1
 3,140  5,300 2
4
= 0.045 kg/cm2
0,848  h 2
e. Cv = t 90

0,848  0,744 2
=
10,240
= 0,046 cm2/menit
(e1  e 2)
f. Cc =
 P2 
Log  
 P1 
(1,743  1,665)
=
 0,185 
Log 
 0,093 
= 0,0261

3.3.3.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan di laboratorium dilakukan berdasarkan prosedur yang
tertera pada petunjuk pelaksanaan praktikum dengan mengacu pada SNI
6424:2008. Berikut merupakan tabel pemeriksaan konsolidasi, beban, angka pori,
dan koefisien pemampatan. Setelah dilakukan percobaan pada sampel tanah,
didapatkan penurunan tanah. Data tersebut dimasukkan ke dalam Tabel 3.20,
Tabel 3.24, Tabel 3.25, Tabel 3.26, Tabel 3.27, Tabel 3.25, dan Tabel 3.26, Tabel
3.27, Tabel 3.28, T Gabel 3.29, Tabel 3.30, Gambar 3.11, Gambar 3.12, Gambar
3.13, Gambar 3.14, Gambar 3.15, dan Gambar 3.16 untuk memudahkan analisis.

148
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 43 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 18 April 2017

Tabel 3.24 Hasil Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Percobaan Konsolidasi

Hasil
NO. Parameter
Sebelum Sesudah
Berat ring/ cawan (gram) 30,000 16,000
1.
Berat tanah basah + ring (gram) 70,320 61,130
2.
Berat tanah basah (gram) 46,130 45,130
3.
Berat tanah kering + ring (gram) 45,120
4.
Berat tanah kering (gram) 29,120
5.
Berat air (gram) 25,200 16,010
6.
Kadar air (%) 86,538 54,979
7.
Volume tanah basah/ ring (cm3) 32,855 30,584
8.
Berat isi basah (gram/cm3) 1,404 1,476
9.
Berat isi kering (gram/cm3) 0,752 0,952
10.

149
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 44 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 18 April 2017

Beban = 1,000 kg
Tekanan = 0,0454 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Tabel 3.25 Hasil Pemeriksaan Beban 1 Kg Percobaan Konsolidasi

Tinggi
T t0,5 Pembacaan Dial Penurunan
Waktu Akhir
(menit) (menit)1/2 (10-2 mm) (mm)
(mm)
0 detik 0,000 0,000 5,000 0,050 14,850
6 detik 0,100 0,316 5,000 0,050 14,850
15 detik 0,250 0,500 5,000 0,050 14,850
30 detik 0,500 0,707 5,000 0,050 14,850
1 menit 1,000 1,000 6,000 0,060 14,840
2 menit 2,000 1,414 6,000 0,060 14,840
4 menit 4,000 2,000 6,500 0,065 14,835
8 menit 8,000 2,828 7,000 0,070 14,830
15 menit 15,000 3,873 7,000 0,070 14,830
30 menit 30,000 5,477 8,000 0,080 14,820
1 jam 60,000 7,746 8,500 14,815 0,085

150
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 45 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 18 April 2017

Beban = 1,000 kg
Tekanan = 0,0454 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Tabel 3.25 Hasil Pemeriksaan Beban 1 Kg Percobaan Konsolidasi (lanjutan)

Tinggi
T t0,5 Pembacaan Dial Penurunan
Waktu Akhir
(menit) (menit) 1/2 (10-2 mm) (mm)
(mm)
2 jam 120,000 10,954 9,000 0,090 14,810
4 jam 240,000 15,492 10,000 0,100 14,800
10 jam 7 menit 607,000 24,637 11,500 0,115 14,875

151
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 46 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 18 April 2017

Beban = 1,000 kg
Tekanan = 0,0454 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Gambar 3.11 Grafik Hubungan antara Penurunan Beban 1 kg dengan Akar Waktu

152
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 47 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Beban = 2,000 kg
Tekanan = 0,0907 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Tabel 3.26 Hasil Pemeriksaan Beban 2 Kg Percobaan Konsolidasi

T t0,5 Pembacaan Dial Penurunan Tinggi Akhir


Waktu
(menit) (menit) 1/2 (10-2 mm) (mm) (mm)

0 detik 0,000 0,000 20,000 0,200 14,700


6 detik 0,100 0,316 22,000 0,220 14,680
15 detik 0,250 0,500 23,000 0,230 14,670
30 detik 0,500 0,707 24,000 0,240 14,660
1 menit 1,000 1,000 25,000 0,250 14,650
2 menit 2,000 1,414 26,000 0,260 14,640
4 menit 4,000 2,000 27,000 0,270 14,630
8 menit 8,000 2,828 27,500 0,275 14,625
15 menit 15,000 3,873 28,000 0,280 14,620
30 menit 30,000 5,477 28,500 0,285 14,615
1 jam 60,000 7,746 30,000 0,300 14,600
2 jam 120,000 10,954 31,000 0,310 14,590

153
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 48 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Beban = 2,000 kg
Tekanan = 0,0907 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Tabel 3.26 Hasil Pemeriksaan Beban 2 kg Percobaan Konsolidasi (lanjutan)


Tinggi
T t0,5 Pembacaan Dial Penurunan
Waktu Akhir
(menit) (menit) 1/2 (10-2 mm) (mm)
(mm)
4 jam 240,000 15,492 31,000 0,310 14,590
8 jam 480,000 21,909 31,200 0,312 14,588
120 jam 37 menit 7237,000 85,071 31,500 0,335 14,565

154
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 49 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 20 April 2017

Beban = 2,000 kg
Tekanan = 0,0907 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Gambar 3.12 Grafik Hubungan antara Penurunan Beban 2 kg dengan Akar Waktu

155
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 50 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2017

Beban = 4,000 kg
Tekanan = 0,1814 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Tabel 3.27 Hasil Pemeriksaan Beban 4 Kg Percobaan Konsolidasi

T t0,5 Pembacaan Dial Penurunan Tinggi Akhir


Waktu
(menit) (menit) 1/2 (10-2 mm) (mm) (mm)

0 detik 0,000 0,000 50,000 0,500 14,400


6 detik 0,100 0,316 54,000 0,540 14,360
15 detik 0,250 0,500 57,000 0,570 14,330
30 detik 0,500 0,707 59,200 0,592 14,308
1 menit 1,000 1,000 61,800 0,618 14,282
2 menit 2,000 1,414 63,700 0,637 14,263
4 menit 4,000 2,000 65,000 0,650 14,250
8 menit 8,000 2,828 66,200 0,662 14,238
15 menit 15,000 3,873 67,000 0,670 14,230
30 menit 30,000 5,477 68,000 0,680 14,220
1 jam 60,000 7,746 68,500 0,685 14,215

156
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 51 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2017

Beban = 4,000 kg
Tekanan = 0,1814 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Tabel 3.27 Hasil Pemeriksaan Beban 4 kg Percobaan Konsolidasi (lanjutan)


Tinggi
T t0,5 Pembacaan Penurunan
Waktu Akhir
(menit) (menit) 1/2 Dial (10-2 mm) (mm)
(mm)
2 jam 120,000 10,954 69,200 0,692 14,208
4 jam 240,000 15,492 70,000 0,700 14,200
30 jam 36 menit 1836,000 42,849 79,500 0,795 14,105

157
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 52 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 25 April 2017

Beban = 4,000 kg
Tekanan = 0,1814 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Gambar 3.13 Grafik Hubungan antara Penurunan Beban 4 kg dengan Akar Waktu

158
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 53 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 26 April 2017

Beban = 8,000 kg
Tekanan = 0,3628 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Tabel 3.28 Hasil Pemeriksaan Beban 8 kg Percobaan Konsolidasi


Tinggi
T t0,5 Pembacaan Dial Penurunan
Waktu Akhir
(menit) (menit) 1/2 (10-2 mm) (mm)
(mm)
0 det 0,000 0,000 80,000 0,800 14,100
6 det 0,100 0,316 84,000 0,840 14,060
15 det 0,250 0,500 88,000 0,880 14,020
30 det 0,500 0,707 90,000 0,900 14,000
1 menit 1,000 1,000 93,000 0,930 13,970
2 menit 2,000 1,414 96,000 0,960 13,940
4 menit 4,000 2,000 97,500 0,975 13,925
8 menit 8,000 2,828 99,000 0,990 13,910
15 menit 15,000 3,873 99,500 0,995 13,905
30 menit 30,000 5,477 100,000 1,000 13,900

159
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 54 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 26 April 2017

Beban = 8,000 kg
Tekanan = 0,3628 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Tabel 3.28 Hasil Pemeriksaan Beban 8 kg Percobaan Konsolidasi (lanjutan)


Tinggi
T t0,5 Pembacaan Dial Penurunan
Waktu Akhir
(menit) (menit) 1/2 (10-2 mm) (mm)
(mm)
1 jam 60,000 7,746 101,000 1,010 13,890
2 jam 120,000 10,954 101,500 1,015 13,885
20 jam 24 menit 1224,000 34,986 103,000 1,030 13,870

160
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 55 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 26 April 2017

Beban = 8,000 kg
Tekanan = 0,3628 kg/cm2
Tinggi Awal (H0) = 1,490 cm

Gambar 3.14 Grafik Hubungan antara Penurunan Beban 8 kg dengan Akar Waktu

161
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 56 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 26 April 2017

Berat Jenis (Gs) = 2,491


Luas Contoh (A) = 22,051 cm2
Tinggi Tanah Kering (Ht) = 0,530 cm

Tabel 3.29 Hasil Pemeriksaan Angka Pori Percobaan Konsolidasi

Hasil
No. Parameter
Sebelum Sesudah

1. Kadar Air (%) 86,538 54,979


2. Berat Isi Basah (gram/cm3) 1,404 1,476
3. Berat Isi Kering (gram/cm3) 0,753 0,952
4. Tinggi Contoh cm 1,490 1,387
5. Angka Pori 1,811 1,617
6. Berat Jenis 2,491
7. Derajat Kejenuhan (%) 119,056 84,730

162
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

163
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 58 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 4 Mei 2017

Gambar 3.15 Grafik Hubungan antara Nilai Angka Pori dengan Tekanan

164
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen. Pol. M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 59 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Konsolidasi Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 4 Mei 2017

Gambar 3.16 Grafik Nilai Koefisien Konsolidasi

e1 1,743
e2 1,665
P1 0,093
P2 0,185
CC 0,261

165
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.3.7 Kesimpulan dan Analisis


Data dari hasil percobaan yang dilakukan di laboratorium didapatkan
nilai angka pori sebesar 1,617. Tanah yang diujikan memiliki derajat kejenuhan
84,730% sedangkan tanah jenuh sekali memiliki derajat kejenuhan 100%. Hal ini
dapat diartikan bahwa tanah yang diujikan tersebut termasuk tanah yang cukup
jenuh daripada syarat kejenuhan yaitu 100%. Hal ini bisa disebabkan karena
kesalahan pengujian.

166
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.4 Pemadatan (Compaction Test)


3.3.4.1 Maksud
Praktikum ini dilakukan untuk mendapatkan kadar air optimum dan
berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan dalam perencanaan jalan.

3.3.4.2 Landasan Teori


Pemadatan adalah proses dimana partikel-partikel tanah diatur
kembali dan dikemas menjadi bentuk yang padat dengan bantuan peralatan
mekanis dan bertujuan untuk mengurangi porisitas tanah sehingga meningkatkan
berat isi tanah kering. Proses pemadatan merupakan proses pengurangan pori-pori
tanah akibat pembebanan yang singkat.
Setiap lapisan jenis pemadatan tertentu, kepadatan yang tercapai
tergantung pada kadar air di dalam tanah, kadar air di dalam tanah kecil, maka
tanah akan sulit untuk dipadatkan. Jika kadar air di dalam tanah ditambah maka
tanah akan mudah dipadatkan karena air berfungsi sebagai pelumas. Pada kondisi
kadar air yang tinggi, maka tingkat kepadatan adalah rendah, karena air yang
terjebak di dalam tanah akan sulit untuk dikeluarkan (Kammisiq, 2010).
Tingkat kepadatan yang tinggi membantu dalam :
1. Menurunkan biaya pemeliharaan
2. Menurunkan risiko terjadinya longsoran;
3. Memungkinkan struktur permanen seperti jalan-jalan, gedung- gedung
untuk dibangun langsung tanpa penundaan;
4. Mendapatkan tekanan dukung yang lebih tinggi pada desain fondasi untuk
struktur permanen

167
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.4.3 Peralatan
Adapun peralatan-peralatan yang digunakan dalam percobaan
Pemadatan (compaction test) adalah:
1. Modified proctor mold
2. Modified proctor hammer
3. Extruder mold
4. Square pan
5. Tin box
6. Graduated cylinder
7. Sekop
8. Trowel
9. Straight edge
10. Rubber mallet
11. Steel wire brush
12. Saringan No.4
13. Heavy duty solution balance

3.3.4.4 Prosedur Percobaan


Pada percobaan pemadatan (compaction test) prosedur percobaan
yang harus dilakukan adalah:
1. Mempersiapkan sampel sebelum percobaan yaitu dengan cara:
a. Menyiapkan sampel tanah yang tersedia, menyaring dengan saringan
No.4 hingga terkumpul sebanyak 11 kg.
b. Menjemur tanah di tempat terbuka.
c. Memisahkan 5 buah sampel tanah masing-masing seberat 2,2 kg untuk
mold 4”, memasukkan ke dalam kantong plastik.
d. Mengambil salah satu sampel tadi kemudian tambahkan air sedikit
demi sedikit kemudian mengaduk dengan tangan sampai merata.
Melakukan penambahan air sampai didapat campuran tanah yang bila

168
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

dikepalkan dengan tangan lalu dibuka tidak hancur, namun juga tidak
lengket. Setelah mendapat tanah seperti itu, mencatat jumlah air yang
ditambahkan tadi. Kemudian menentukan kadar airnya dengan
perhitungan sebagai berikut:
 B  100 
DC B
 A 
e. Mengisikan data tersebut pada form untuk kadar air optimum di
tengah. Kemudian mengisi kolom-kolom samping kiri dan kanan
untuk kadar air –3%, –6%, +3% dan +6%.
f. Menghitung penambahan air yang diperlukan untuk membuat sampel
tanah dengan kadar air dengan perhitungan sebagai berikut:
 DB 
C  A
100  B 
Dimana: D = Kadar air yang dicari (%)
C = Penambahan air (ml)
B = Kadar air semula (%)
A = Berat tanah (gram)
g. Melakukan penambahan air sesuai perhitungan lalu simpan sampel
tanah tersebut dalam plastik selama 24 jam agar didapatkan kadar air
yang merata.
2. Menimbang mold berikut alasnya dengan timbangan ketelitian 1 gram.
Memberi tanda mold tersebut agar tidak tertukar.
3. Memasang collar lalu mengencangkan dan menempatkan pada tumpuan
yang kokoh.
4. Mengambil salah satu sampel tanah dari dalam kantong plastik yang telah
dipersiapkan tadi, kemudian mengisikan ke dalam mold 4”. Menum uk
dengan modified proctor hammer sebanyak 25 kali tumbukan secara merata.
Mengulangi langkah tersebut hingga mencapai 5 lapisan.

169
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

5. Melakukan hal yang sama untuk lapisan berikutnya sampai lapisan terakhir
mengisi sebagian collar.
6. Melepaskan collar dan meratakan kelebihan tanah pada mold dengan
menggunakan staright edge (pisau pemotong).
7. Mengisi rongga-rongga yang terbentuk dengan tanah bekas potongan
sehingga didapat permukaan yang merata.
8. Menimbang mold berikut tanah yang ada di dalamnya dengan timbangan
ketelitian 1 gram.
9. Mengeluarkan sampel tanah dari mold dengan menggunakan extruder mold
dan ambil sampel untuk diperiksa kadar airnya.
10. Melakukan hal yang sama untuk kadar air yang lain sehingga didapatkan 5
data pemadatan.
11. Cara Modified Proctor adalah sebagai berikut:
a. Untuk cara modified proctor bisa juga digunakan mold dengan
diameter 4” atau 6” dan palu pemadatan se esar 10 l .
b. Jumlah lapisan per-mold adalah 5 lapis.
c. Jumlah tumbukan per lapis untuk 4” adala 25 kali tum ukan, dan
untuk mold 6” adala 56 kali tum ukan.
d. Prosedur percobaan sama dengan pemadatan standar.
12. Laporan
Gambarkan grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil
percobaan, kemudian gambarkan sebuah kurva yang halus yang paling mendekati
dengan titik-titik yang digambarkan dan tentukan berat isi kering maksimum dari
kurva tersebut dengan ketelitian 0,01 gram/cm3. Kadar air yang sesuai dengan
berat isi maksimum ini adalah kadar air optimum dan harus dicatat dengan
ketelitian 0,5%.
Setelah diketahui w optimum dan d maksimum gambarlah garis jenuh (zero
air void line) dengan rumus:

170
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

ZAVC 
Gsγw 
  w  
   Gs 
1   100  
 Sr 
 
 
Dengan: Gs = Berat jenis tanah
= Berat jenis air (gram/cm3)
w = Kadar air (%)
Sr = Derajat kejenuhan
Grafik pemadatan tidak boleh memotong garis jenuh (zero air void
line) dan pada harga kadar air yang tertinggi menjadi sejajar dengan garis tersebut.

3.3.4.5 Perhitungan
Adapun perhitungan dan analisis hasil dari percobaan Pemadatan
(compaction test) adalah:
 B  100 
Kadar air optimum (D) = C  B
 A 
 30,035  100 
= 1026,3     30,035
 2200,000 
= 90,696
 DB 
Penambahan air (kadar air 0%) (C) =  A
100  B 

 90,696  30,035
Kadar air akhir 0% = 
   2200,000
 100 30,035 
= 1026,3 ml
berat tanah basah
Berat isi basah ( γw ) =
Isi cetakan
1420,000
=
939,313
= 1,511 gram/cm3
171
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

berat isi basah


Berat isi kering ( γw ) =  100
100  kadar air
1,511
=  100
100  30,035
= 1,161 gram/cm3

3.3.4.6 Hasil Pemeriksaan


Pemeriksaan di laboratorium dilakukan berdasarkan prosedur yang
tertera pada petunjuk pelaksanaan praktikum. Berikut merupakan tabel percobaan
pemadatan, pemeriksaan berat isi, dan pemeriksaan kadar air serta grafik
hubungan antara kadar air dengan berat isi kering. Hasil pemeriksaan dapat dilihat
di Tabel 3.31, Tabel 3.32, Tabel 3.33, dan Gambar 3.17

172
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 60 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Pemadatan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2017

Tabel 3.31 Hasil Penambahan Air Percobaan Pemadatan

Parameter Hasil

Jenis Kadar Air –6% –3% 0 +3% +6%

Berat Tanah Basah (gram) 2200,000 2200,000 2200,000 2200,000 2200,000

Kadar Air Mula (%) 30,035 30,035 30,035 30,035 30,035

Kadar Air Akhir (%) 30,626 60,661 90,696 120,731 150,766

Penambahan Air (ml) 10,000 518,148 1026,300 1534,440 2042,590

173
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 61 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Pemadatan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2017

Tabel 3.32 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Percobaan Pemadatan

Hasil
No. Parameter
-6 -3 0 3 6
1. Berat cetakan (gram) 3698,000 3698,000 3698,000 3698,000 3698,000
Berat tanah basah +
2.
cetakan (gram) 5019,000 5030,000 5118,000 5253,000 5320,000
3. Berat tanah basah (gram) 1321,000 1332,000 1420,000 1555,000 1622,000
4. Isi cetakan (cm3) 939,313 939,313 939,313 939,313 939,313
5. Berat isi basah (gram/cm3) 1,406 1,418 1,512 1,655 1,727
6. Berat isi kering (gram/cm3) 1,084 1,091 1,171 1,196 1,254

174
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 62 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Pemadatan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2017

Tabel 3.33 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Percobaan Pemadatan


Hasil
No. Parameter
1 2 3 4 5
1. Berat tin box (gram) 9,600 10,720 9,180 9,210 9,740
2. Berat tin box + tanah basah (gram) 97,140 113,760 133,190 112,050 94,500
Berat tin box + tanah
3. (gram) 77,060 89,980 105,200 83,480 71,310
kering
4. Berat air (gram) 20,080 23,780 27,990 28,570 23,190
5. Berat tanah kering (gram) 67,460 79,260 96,020 74,270 61,570
6. Kadar air (%) 29,766 30,003 29,150 38,468 37,664
7. ZAV 1,430 1,426 1,443 1,272 1,285

175
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 63 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : Pemadatan Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2017

Gambar 3.17 Grafik Hubungan antara Kadar Air dengan Berat Isi Kering

176
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.4.7 Kesimpulan dan Analisis


Disimpulkan bahwa pemadatan adalah proses merapatkan butiran
tanah secara mekanis yang menyebabkan keluarnya udara dari ruang pori
sehingga meningkatkan kepadatan tanah memiliki nilai kadar air optimum
sebesar 14,5 % dan memiliki kepadatan kering maksimum
sebesar 1,865 gram/cm3. Pemadatan dilakukan terhadap 5 sampel yang masing-
masing sebanyak 2200,000 gram. Tanah yang digunakan adalah tanah lolos
saringan No.4, dari percobaan yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut:
1. Kadar air mula sebesar 30,035%
2. Kadar air akhir sebesar 90,696%
3. Dengan penambahan air 1026,300 ml
4. Kadar air optimum sebesar 150,766 %

177
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.5 CBR Laboratorium


3.3.5.1 Maksud
Praktikum ini dimaksudkan untuk menentukan nilai CBR (California
Bearing Ratio) tanah dan campuran agregat di laboratorium pada kadar air
optimum.

3.3.5.2 Landasan Teori


CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan
terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.
Percobaan yang dilakukan hampir sama dengan percobaan di lapangan hanya
perbedaannya bahwa CBR laboratorium sudah menggunakan alat bantu yang
lebih baik.
Cara ini dikembangkan oleh California State Highway Departement
sebagai cara untuk menilai tanah dasar jalan (sub grade), dengan cara ini suatu
percobaan penetrasi dipergunakan untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan
lainnya yang hendak dipakai untuk pembuatan perkerasan. Nilai CBR yang
diperoleh kemudian dipakai untuk menentukan tebal lapisan perkerasan yang
diperlukan di atas lapisan yang CBR-nya ditentukan. Cara CBR dikembangkan
oleh California State Highway Department sebagai cara untuk menilai kekuatan
tanah dasar jalan (sub grade). Nilai CBR diambil pada pemadatan tanah dengan
kondisi kadar air tanah optimum. Dalam hal ini akan didapat 2 nilai, yakni:
1. CBR unsoaked acering (tanpa pemadatan)
2. CBR soaked/ basah (dengan pemadatan 4  24 jam)
Daya dukung lapisan tanah dasar dibutuhkan untuk menentukan
lapisan perkerasan yang dibutuhkan sesuai rencana. Data yang diperoleh adalah
data CBR asli lapangan yang diuji di laboratorium untuk menunjukkan kekuatan
daya dukung tanah tersebut yang dibandingkan dengan material atau bahan
standar. Pada uji pemadatan ini biasanya diperoleh energi pemadatan yang lebih

178
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

besar, sehingga hal ini mengakibatkan harga berat volume maksimal akan lebih
besar pula. Hal tersebut akan mempengaruhi kadar air yang optimum.

3.3.5.3 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada percobaan california bearing ratio
laboratorium (CBR laboratorium) adalah:
1. Mechanical loading pressure 13. Scoop
2. CBR mold 14. Trowel
3. Spacer dish 15. Straight edge
4. Cutting edge 16. Extruder
5. Circular surcharge weight 17. Swell plate
6. Slotted surcharge weight 18. Swell tripod
7. Filter paper 19. Moisture content test set
8. Modified proctor hammer 20. Saringan No.4
9. Proving ring 21. Dial indicator
10. Square pan 22. Heavy duty solution balance
11. Tin box 23. Rectangular pan
12. Graduated cylinder

179
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 3.18 Laboratory CBR Test Set

Keterangan gambar:
1. Plat penahan atas 12. Palu penumbuk
2. Mur prisma 13. Piringan pemisah
3. Tiang prisma 14. Keping beban bulat
4. Proving ring 15. Keping beban alur
5. Piston penetrasi 16. Alat perata
6. Dial penetrasi 17. Alat pengukur swelling
7. Piringan penekan 18. Collar
8. Piston mekanik 19. Mold
9. Jack 20. Alas mold
10. Engkol pemutar 21. Tripod
11. Alat penahan bawah

180
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Gambar 3.19 Swelling

Keterangan gambar:
1. Dial
2. Tripod
3. Sloted surcage weight
4. Sirculair surcage weight
5. Swell plate
6. Screen filter
7. Mold CBR
8. Container

181
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.5.4 Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan dalam percobaan california bearing ratio
laboratorium (CBR laboratorium) adalah sebagai berikut:
1. Mengambil sampel tanah kering udara yang lolos saringan ¾”, terta an
saringan No.4 seperti yang dipakai pada percobaan pemadatan sebanyak 1
sampel sebanyak 5 kg.
2. Menambahkan tanah tersebut dengan air sehingga mendekati kadar air
optimum dengan toleransi 3%, dengan langkah sebagai berikut:
a. Pada saat percobaan pemadatan, menyimpan setiap sampel tanah
dalam kantong plastik tertutup sehingga kadar air tidak berubah.
Masing-masing kantong plastik diberi tanda nomor percobaan dan
kadar airnya.
b. Setelah kadar air optimum diketahui, mengambil kantong plastik
berisi tanah dengan kadar air yang paling mendekati kadar air
optimum.
c. Menambahkan air pada sampel tanah yang akan dipakai untuk
percobaan CBR sedikit demi sedikit hingga warnanya hampir
mendekati warna tanah dalam kantong plastik tadi. Melakukan hal ini
dengan seksama karena toleransi yang diizinkan hanya 3%.
3. Membiarkan tanah selama 24 jam (curing time) agar kadar airnya merata
dan menutup rapat-rapat agar tidak terjadi penguapan.
4. Menimbang CBR mold beserta alasnya kemudian memasukkan spacer dish
(keeping pemisah) lalu meletakkan kertas saring di atasnya.
5. Memasang collar di atas mold.
6. Memasukkan tanah yang telah dipersiapkan ke dalam mold sedemikian rupa
sehingga setelah dipadatkan tanah akan mengisi 1/5 tinggi mold.
7. Memadatkan masing-masing lapisan tanah sampai mencapai seluruh tinggi
mold, dengan 30 kali tumbukan pada tiap lapisannya.

182
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

8. Melepaskan collar lalu meratakan tanah dibagian atas mold dengan staright
edge (alat perata).
9. Membalik mold lalu mengeluarkan piringan pemisah dan kertas saring,
kemudian menimbangnya.
10. Memasang kertas saring di kedua permukaan tanah dalam mold lalu
memasang kembali alasnya dengan posisi mold terbalik.
11. Meletakkan swell plate di atas kertas saring seberat 10 lbs (beban ini
sebagai beban pengganti yang akan dilimpahkan pada tanah nantinya),
kemudian memasang swell tripod dan dial indicator.
12. Merendam mold tersebut dalam air selama 4 × 24 jam. Permukaan air
selama perendaman harus tetap.
13. Melakukan pembacaan dial perkembangan setiap hari untuk perhitungan.
14. Mengangkat mold dari dalam air, lalu membuang genangan air di atasnya.
Mengangkat swell plate dari dalam mold.
15. Meletakkan mold di atas piringan penekan pada alat penetrasi CBR ketika
beban masih terpasang.
16. Mengatur posisi dial beban dan dial penetrasi pada posisi nol lalu
melakukan penekanan dengan kecepatan 0,05”/menit.
17. Melakukan pembacaan dial e an pada penetrasi 0,0125”, 0,0025”, 0,050”,
0,075”, 0,10”, 0,15”, 0,20”, 0,30”.
18. Mencatat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum
terjadi se elum penetrasi 0,59” tercapai.
19. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan menentukan kadar air dari lapisan
tana enda uji sete al 1”.
20. Membuat sampel dengan kadar air optimum dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Melakukan pencocokan warna sampel dengan sampel dalam kantong
plastik.

183
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

b. Menghitung banyaknya air yang dibutuhkan untuk mencapai kadar air


optimum.
1) Kadar air asli A%.
2) Kadar air yang diinginkan B% (kadar optimum).
3) Diperlukan sampel 5000 gram.

 100  B 
4) Penambahan air = 5000   1 gram
 100  A 

3.3.5.5 Perhitungan
Perhitungan dan hasil analisis dari percobaan california bearing ratio
laboratorium (CBR Laboratorium) adalah:
berat tanah basah
Berat isi basah =
volume cetakan

62,000
=
78,700
= 0,787 gram/cm3
berat isi basah
Berat isi kering =  100%
100  (kadar air)

0,788
=  100%
100  41,143
= 0,558 gram/cm3
Beban = pembacaan dial  8,6895
= 8 8,6895
= 69,516 lbs
Nilai CBR 30 tumbukan
beban
0,1” =  100%
3  1.000
79,0745
=  100%
3  1.000

184
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

=2,633%
beban
0,2” =  100%
3  1.500
230,272
=  100%
3  1.500
= 5,111%

3.3.5.6 Hasil Pemeriksaan


Setelah melakukan percobaan sesuai di laboratorium, didapatkan nilai
CBR laboratorium yang dapat dilihat pada Tabel 3.28. Terdapat juga hubungan
antara beban dengan penurunan yang terbaca pada dial dan ditampilkan pada
Tabel 3.34, Tabel 3.35, Tabel 3.36, Tabel 3.37, Tabel 3.38, Tabel 3.39, Gambar
3.20, dan Gambar 3.21.

185
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 64 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : CBR Laboratorium Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2017

Tabel 3.34 Hasil Pembacaan Dial saat Perendaman


Tanggal 27/04/2017 28/04/2017 29/04/2017 02/04/2017
Jam 14.17 16.36 14.55 9.15
Pembacaan 0 48,500 58,000 68,500

Tabel 3.35 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Percobaan CBR Laboratorium


Hasil
No. Parameter
Sebelum Sesudah
1. Nomor cetakan I I
2. Berat cetakan (gram) 48,000 41,000
3. Berat tanah + cetakan (gram) 78,700 91,757
4. Berat tanah basah (gram) 110,000 123,000
5. Volume cetakan (cm3) 62,000 82,000
6. Berat isi basah (gram/cm3) 0,788 0,894
7. Berat isi kering (gram/cm3) 0,588 0,619
Rata-rata 0,588

186
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 65 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : CBR Laboratorium Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2017

Tabel 3.36 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Percobaan CBR Laboratorium


Hasil
No. Parameter
Sebelum Sesudah
1. Berat cawan (gram) 11,000 9,000
2. Berat cawan + sampel basah (gram) 31,000 35,000
3. Berat cawan + sampel kering (gram) 25,170 27,000
4. Berat air (gram) 5,830 8,000
5. Berat tanah kering (gram) 14,170 18,000
6. Kadar air (%) 41,143 44,444
7. Kadar air rata-rata (%) 42,794

187
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 66 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : CBR Laboratorium Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2017

Tabel 3.37 Hasil Pemeriksaan Penetrasi CBR Laboratorium


Pembacaan dial per (dev)
Waktu Penurunan
(menit) (inch) 10 30 30 65
Tumbukan Tumbukan Tumbukan Tumbukan
0,25 0,012 1,700 0,000 0,500 0,000
0,50 0,025 2,100 2,000 4,000 0,000
1,00 0,050 2,900 4,000 7,500 7,000
1,50 0,075 3,200 6,000 10,500 19,500
2,00 0,100 4,000 9,100 13,500 31,000
3,.00 0,125 4,500 13,500 16,000 39,000
4,00 0,150 4,900 17,800 18,500 45,000
6,00 0,175 5,000 22,000 20,500 50,500
8,00 0,200 5,500 26,500 22,300 56,000
10,00 0,300 6,900 38,800 27,700 72,000

188
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

189
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 68 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : CBR Laboratorium Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 27 Mei 2017

Gambar 3.20 Grafik Hubungan Antara Beban dengan Penurunan

Tabel 3.39 Hasil Pemeriksaan CBR Laboratorium 30 Tumbukan


Parameter Hasil
0,1” 2,636
0,2” 5,117

190
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan Komjen Pol M. Jasin, Kelapa Dua, Cimanggis, Depok

Lampiran Surat : 69 Dikerjakan : Kelompok 2


Pekerjaan : CBR Laboratorium Diperiksa : Asisten Mektan
Tanggal Pemeriksaan : 30 Mei 2017

Gambar 3.21 Grafik Hubungan antara Berat Isi Kering dengan Nilai CBR
Laboratorium

191
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
Laporan Praktikum Mekanika Tanah

3.3.5.7 Kesimpulan dan Analisis


Berdasarkan praktik yang telah dilakukan, didapatkan nilai CBR untuk
penurunan 0,1 inch sebesar 2,633% dan untuk penurunan 0,2 inch didapatkan nilai
CBR sebesar 5,111%, sehingga menurut Braja M.Das.(1995), Mekanika Tanah
Jilid I, kedua nilai CBR tersebut berturut-turut termasuk kedalam kategori very
poor dan poor, selain itu diperoleh juga nilai berat isi kering dari sampel tanah
yang diambil sebesar 0,558 gram/cm3.

192
Kelompok 2 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma

Anda mungkin juga menyukai