Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS DAYA DUKUNG LAPISAN TANAH DASAR

DI POLITEKNIK NEGERI KETAPANG BERDASARKAN KORELASI


CBR KONVENSIONAL DAN CBR LAPANGAN
Mia Anggreini ¹⁾, Aprianto ²⁾, R.M. Rustamaji ³⁾
1)
Mahasiswi Jurusan Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Pontianak
2,3)
Dosen Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Pontianak
Email : miaanggreini14@gmail.com

ABSTRAK

Dalam menyusun rencana pembangunan gedung dan jalan akses di Politeknik Negeri Ketapang membutuhkan data
primer berupa soil test investigation. Salah satunya yaitu untuk mengetahui nilai daya dukung lapisan tanah dasar
(subgrade). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya nilai daya dukung lapisan tanah dasar
dilingkungan Politeknik Negeri Ketapang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilaksanakan
di laboratorium dan lapangan. Pada penelitian ini dilakukan pengujian Kadar Air, Uji Analisis Ukuran Butir Tanah,
Uji Pemadatan Standar Laboratorium, Uji Kepadatan Lapangan (Sand Cone), Uji CBR Laboratorium, dan Uji
CBR Lapangan yang sampel ujinya diambil dari Jalan Akses Gedung Laboratorium Jurusan Teknik Mesin,
Politeknik Negeri Ketapang. Berdasarkan klasifikasi USCS disimpulkan bahwa tanah di lokasi pengujian ini
adalah tipe SP (pasir bergradasi buruk) dengan nilai kepadatan tanah maksimum adalah 1,64 gr/cm3 dan kadar air
optimum (wopt) sebesar 15,05%. Nilai rata-rata CBR Laboratorium sebesar 16.31% dan nilai rata-rata CBR
lapangan sebesar 15.38%. Berdasarkan metode persamaan garis regresi linier sederhana, didapat kesimpulan
bahwa kenaikan nilai CBR Konvensional diikuti oleh kenaikan nilai CBR Lapangan atau semakin besar nilai CBR
Konvensional maka semakin besar pula nilai CBR Lapangan, dan dilihat dari nilai regresinya (r =0.9218) memiliki
hubungan langsung positif baik.

Kata Kunci : CBR Konvensional, CBR Lapangan, Soil Test Investigation

ABSTRACT

In preparing plans for the construction of buildings and access roads at the Ketapang State Polytechnic, primary
data is needed in the form of soil test investigation. One of them is to determine the value of the bearing capacity
of the subgrade. This study aimed to determine the magnitude of the carrying capacity of the subgrade layer within
the Ketapang State Polytechnic. This research is experimental research carried out in the laboratory and the field.
In this research, water content testing, soil grain size analysis test, Laboratory Standard Compaction Test, Field
Density Test (Sand Cone), Laboratory CBR Test, and Field CBR Test were carried out whose test samples were
taken from the Access Road of the Laboratory Building, Department of Mechanical Engineering, Ketapang State
Polytechnic. . Based on the USCS classification, it was concluded that the soil at the test site was SP type (poorly
graded sand) with a maximum soil density value of 1.64 gr/cm3 and an optimum moisture content (w opt) of
15.05%. The average laboratory CBR value is 16.31% and the field CBR average value is 15.38%. Based on the
simple linear regression equation method, it can be concluded that the increase in the Conventional CBR value is
followed by an increase in the Field CBR value, or the greater the Conventional CBR value, the greater the Field
CBR value, and seen from the regression value (r = 0.9218) has a positive direct relationship either.

Keywords: Conventional CBR, Field CBR, Soil Test Investigation

1. PENDAHULUAN kabupaten, dan salah satu diantaranya adalah


Dalam rangka pemerataan pendidikan dan Politeknik Negeri Ketapang yang berada di
menciptakan tenaga-tenaga madya akademis yang Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.
terampil diseluruh wilayah, Kementerian Proses Pembangunan di Politeknik Negeri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Ketapang hingga saat ini masih terus berlangsung.
sedang melaksanakan pembangunan sarana Dari rencana awal pembangunan, masih sebagian
prasarana untuk pengembangan lembaga pendidikan besar gedung belum dibangun berikut jalan
Akademis, yaitu Politeknik Negeri di semua aksesnya. Dalam rangka proses perencanaan dan

1
desain bangunan gedung dan jalan akses sangat Tabel 1. Sistem klasifikasi tanah USCS
diperlukan proses survey lapangan untuk (Hardiyatmo, 2002) - sambungan
mendapatkan data primer di lokasi pekerjaan. Salah
satu data primer yang penting yang harus dilakukan
yaitu soil test investigation di lokasi pekerjaan. Soil
test investigation ini dilakukan pada lapisan tanah
dasar (subgrade).
Tanah dasar (subgrade) secara umum dapat
didefinisikan sebagai lapisan tanah yang letaknya
paling bawah atau permukaan tanah semula atau
permukaan galian maupun timbunan yang kemudian
dipadatkan dan diletakkan pada bagian bawah pada
suatu konstruksi pekerjaan jalan, bertujuan agar
tanah timbunan tidak mengalami longsor.
Tanah dasar di lokasi penelitian ini, yaitu Jalan
Akses Gedung Laboratorium Jurusan Teknik Mesin
Politeknik Negeri Ketapang, merupakan tanah
timbunan yang quarry nya berlokasi di Desa Sungai Selain melakukan klasifikasi berdasarkan system
Awan Kec. Muara Pawan Kab. Ketapang. Tanah ini USCS, dilakukan juga pengklasifikasian tanah
ditimbun pada tahun 2008, namun belum tersedia menurut hasil uji analisa saringan. Setelah dilakukan
data uji tanahnya. Oleh karena itu, penelitian ini percobaan analisa saringan di laboratorium,
bertujuan untuk mengetahui nilai daya dukung tanah akumulasi persentase butir dengan diameter yang
dengan menggunakan metode korelasi CBR berbeda digambar pada grafik semi logaritmis untuk
Konvensional dan CBR Lapangan. memperoleh kurva akumulasi ukuran butir seperti
pada gambar 1.
2. METODOLOGI DAN PUSTAKA
Lokasi pengambilan sampel adalah di jalan
akses Gedung Laboratorium Teknik Mesin
Politeknik Negeri Ketapang. Sampel tanah ini adalah
tanah timbunan yang ditimbun pada tahun 2008
dengan lokasi quarry berada di Desa Sungai Awan
Kec. Muara Pawan Kabupaten Ketapang
Sistem Klasifikasi Tanah
Sistem klasifikasi tanah merupakan suatu sistem
pengelompokkan tanah berdasarkan sifat dan ciri
tanah yang serupa ke dalam kelompok dan sub-
kelompok berdasarkan pemakaiannya. Pada
penelitian ini digunakan sistem klasifikasi tanah
Unified Soil Classification System (USCS). Yang Gambar 1. Kurva akumulasi ukuran butir tanah
mengacu pada Tabel 1 berikut. (SNI 6371:2015)
Tabel 1. Sistem klasifikasi tanah USCS Prosedur untuk melakukan klasifikasi tanah
(Hardiyatmo, 2002) berdasarkan pada hasil analisa saringan dijelaskan
dalam SNI 6371:2015. Sistem klasifikasi dalam
standar ini mengidentifikasi tanah kedalam 3 (tiga)
kelompok utama, diantaranya adalah tanah berbutir
kasar (coarse-grained soil) , tanah berbutir halus
(fine-grained soil) dan tanah berorganik tinggi (high
organic soil).
Uji Kadar Air Tanah
Percobaan ini dilakukan menggunakan metode
kering oven (oven drying method), dimana benda uji
dipanaskan pada suhu 110 ± 5ᵒC, selama 16 sampai
dengan 24 jam (SNI 1965:2008).
Prosedur pengujian
- Ambil cawan yang bersih dan kering, timbang
beratnya (berat cawan = W3).
- Benda uji yang akan diperiksa, ditempatkan
kedalam cawan kemudian ditimbang beratnya

2
(benda uji basah + cawan) = W1. sampel CBR. . Pengujian ini merujuk kepada standar
- Letakkan cawan dalam oven dengan suhu SNI 1742:2008. Kepadatan basah dihitung dengan
110±5ᵒC, selama minimum 16 jam atau sampai rumus sebagai berikut.
beratnya konstan. 𝐵
𝜌=𝑉 (2)
- Ambil cawan berisi benda uji yang sudah
dengan pengertian:
dikeringkan dari oven, lalu letakkan dalam
ρ : kepadatan basah (gram/cm3);
desikator untuk didinginkan.
B : massa benda uji (gram);
- Setelah dingin lalu timbang cawan beserta
V :volume benda uji atau volume cetakan (cm3)
isinya, beratnya (benda uji kering + cawan) =
sedangkan kepadatan kering dihitung dengan rumus,
W2. 𝜌
Pengolahan data 𝜌𝑑 = (100+𝑤) 𝑋100% (3)
Kadar air dapat dihitung menggunakan rumus dengan pengertian:
berikut : ρd : kepadatan kering (gram/cm3);
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 (𝑊𝑤) 𝑊1−𝑊2
𝑤 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 (𝑊𝑠) = 𝑊2−𝑊3 𝑋100% (1) ρ : kepadatan basah (gram/cm3);
w : kadar air (%).
Uji Analisis Saringan Prosedur pengujian
Pengujian Analisa Saringan bertujuan untuk - Siapkan sampel tanah yang sudah dijemur lalu
mengetahui persentase ukuran butiran tanah dan hancurkan gumpalan - gumpalannya
susunan dari butiran tanah (gradasi) yang tertahan di menggunakan palu karet atau alat penumbuk
atas saringan No. 200. Cara pengujian berdasarkan lainnya.
SNI 3423:2008, Cara uji analisis ukuran butir tanah. - Tentukan kadar mula air tanah tersebut.
Berikut prosedur percobaannya: - Pisahkan 5 sampel tanah dengan berat masing-
Prosedur pengujian: masing 2,5 kg lalu masukkan kedalam loyang.
- Bersihkan semua saringan yang ingin - Ambil salah satu sampel tadi, kemudian buat
digunakan, timbang dan susun saringan tersebut kadar air optimum dengan cara menambahkan
sesuai kebutuhan pengujian dari ukuran besar air sedikit-sedikit sambil diaduk sampai merata
diatas sampai yang paling kecil di bawah. hingga didapatkan campuran tanah yang jika
- Letakkan susunan saringan itu diatas alat dikepalkan dengan tangan kemudian dibuka,
penggetar (sieve shaker) tanahnya tidak hancur juga tidak lengket di
- Benda uji dikeringkan di dalam oven dengan tangan. Catat berapa banyak air yang telah
suhu ± 110°C, sampai berat tetap, kemudian ditambahkan tadi kemudian isikan pada kolom
ditimbang. tengah. Kemudian isi kolom dikiri dan kanan
- Masukkan benda uji ke dalam saringan yang dengan pengurangan dan penambahan kurang
telah disusun. lebih 2 ml.
- Kencangkan penjepit susunan saringan, - Timbang cetakan dengan alas, (W1 gr), lalu
kemudian nyalakan alat pengguncang saringan ukurlah diameter dan tinggi cetakan, hitung pula
selama kurang lebih 15 menit. volume cetakan, (V cm3).
- Timbang berat masing-masing saringan+pan - Beri oli secukupnya pada bagian dalam cetakan,
yang berisi tanah yang tertahan didalamnya. ini dilakukan demi kemudahan saat proses
Pengolahan data mengeluarkan contoh tanah.
- Tanah yang tertahan pada masing-masing - Masukan sebagian benda uji ke dalam cetakan,
ukuran saringan dihitung beratnya secara kemudian lakukan penumbukan sebanyak 25
kumulatif. kali, dimana hasil tumbukan mempunyai tinggi
- Hitung jumlah persentase dari berat tanah 1/3 tinggi cetakan.
tertahan, dihitung terhadap jumlah berat total - Toleransi ketebalan untuk masing-masing
tanah secara kumulatif. lapisan adalah ± 0,5 cm, kecuali untuk lapisan
- Tanah yang lolos dari masing-masing saringan terakhir dengan toleransi + 0,5 cm.
dihitung jumlah persentasenya. - Sebelum menambahkan tanah untuk pemadatan
Pemadatan Tanah (Standart Proctor) lapis berikutnya, muka tanah hasil pemadatan
Pemadatan adalah suatu usaha untuk sebelumnya harus dikasarkan dengan
meningkatkan nilai kerapatan tanah dengan pisau/spatula.
penggunaan energi mekanis untuk menghasilkan - Lepaskan bagian leher penyambung dan buang
pemampatan partikel untuk mengidentifikasi kelebihan tanah menggunakan pisau perata.lalu
hubungan antara nilai kepadatan tanah dengan kadar timbang dengan alas, (W2).
air, juga untuk menentukan nilai kepadatan kering - Benda uji dikeluarkan dari mould (cetakan)
maksimum (maximum dry density) dan kadar air dengan alat extruder.
optimum (optimum moisture content. Kadar air - Belah benda uji, ambil sebagian tanah pada tiga
optimum tersebut digunakan untuk pembuatan bagian (atas, tengah, bawah) untuk dicari nilai

3
kadar airnya. - Berat tanah dari hasil galian, (W7)
- Ulangi tahapan pegujian untuk semua benda uji - Berat botol + pasir uji sebelum percobaan, (W8)
yang sudah disiapkan sebelumnya. - Berat botol + pasir uji sesudah percobaan, (W9)
Kepadatan Lapangan (Sand Cone) - Kadar air tanah asli dilapangan (w)
Pengujian kepadatan lapangan (sand cone) Selanjutnya data-data tersebut, diolah demi
adalah pengujian yang dilakukan langsung di mendapat nilai-nilai berikut ini:
lapangan, untuk mendapatkan nilai berat isi kering - Berat pasir uji dalam lubang + kerucut, (W10) =
(kepadatan) tanah asli maupun hasil dari suatu W8-W9
pekerjaan pemadatan tanah, yang dilakukan pada - Berat pasir uji dalam lubang, (W11) = W10-W6
tanah kohesif ataupun tanah non kohesif. - Volume lubang
Sand Cone terdiri dari gabungan botol kaca/ 𝑊
𝑉ℎ = 𝛾 11 (5)
plastik dan kerucut logam di bagian atasnya. Botol 𝑠𝑎𝑛𝑑

kaca/plastik dan kerucut ini kemudian diisi dengan - Berat isi tanah basah
𝑊
pasir Ottawa yang terlebih dahulu telah diketahui 𝛾𝑤𝑒𝑡 = 𝑉 7 (6)

berat isinya. Jika menggunakan pasir lain, harus Berat isi tanah kering
dicari terlebih dahulu berat isi dari pasir tersebut. 𝛾𝑤𝑒𝑡
𝛾𝑑𝑟𝑦 = 1+𝜔 (7)
Nilai kepadatan tanah yang didapat melalui
percobaan ini, akan digunakan untuk mengevaluasi
hasil dari suatu pekerjaan pemadatan tanah yang Uji CBR Konvensional/Laboratorium
dinyatakan dalam nilai derajat pemadatan (degree of CBR bertujuan untuk menentukan kualitas
compaction). Derajat pemadatan adalah relatif tanah dasar (subgrade), lapis pondasi bawah
perbandingan antara γdry (berat isi kering) sand (subbase) dan lapis pondasi atas (base)
cone dengan γd-max dari hasil pengujian pemadatan dibandingkan dengan beban standar berupa batu
di laboratorium. Cara pengujian berdasarkan SNI pecah yang memiliki nilai CBR 100%. Apabila
03-2828-1992. dirumuskan dalam persamaan maka berbentuk :
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
Prosedur pengujian 𝐶𝐵𝑅 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑋100% (8)
- Bersihkan terlebih dahulu lokasi yang akan Dalam menentukan nilai daya dukung tanah,
dilakukan pengujian seukuran lebar pelat dasar. maka ditetapkan kriteria CBR untuk lapisan tanah
- Kemudian ratakan permukaan tanah tadi, dan dasar (subgrade) berdasarkan penelitian yang
pelat dasar diletakkan diatasnya. dilakukan oleh Turnbul (1968). Kriteria ini dapat
- Gali lubang berdiameter sebesar ukuran lubang dilihat pada dibawah ini.
pelat dasar, kedalaman lubang kurang lebih 10- Tabel 2. Kriteria CBR untuk Subgrade (Turnbul,
15 cm. 1968 dalam Raharjo, 1985 dalam Barnas,
- Kumpulkan seluruh tanah hasil galian, 2014)
masukkan dalam wadah atau kantung plastik, Nilai CBR
lalu timbang (W7). sebagian dari tanah galian Bagian Kriteria
(%)
tersebut digunakan untuk mencari nilai kadar air Sangat Baik 20 - 30
tanahnya.
Baik 10 - 20
- Siapkan botol berisi pasir uji, lalu timbang Subgrade
Sedang 5 - 10
bersama kerucutnya (W8).
Buruk <5
- Letakkan mulut kerucut tepat di atas lubang
tadi, lalu putar kerannya. Standar yang digunakan untuk pegujian ini
- Setelah pasir dalam botol berhenti bergerak, adalah SNI 1744:2012. Contoh tanah yang
maka menandakan bahwa lubang dan kerucut digunakan dalam pengujian ini merupakan sampel
sudah penuh berisi pasir, tutup keran kemudian tanah terganggu (disturbed) yang dibuat di
angkat dan ditimbang (W9). laboratorium dengan pemadatan hingga kadar air
- Ambil kembali pasir uji dalam lubang, optimum, yang didapatkan dari pengujian proktor
masukkan kedalam botol dengan hati-hati, tanah asli. Pengujian CBR konvensional /
jangan sampai tanah ikut diambil. laboratorium ini dilakukan pada kondisi tanpa
Pengolahan data rendaman (unsoaked).
Data - data dari proses kalibrasi di laboratorium Bahan : penyiapan benda uji
terdiri dari: - Ambil contoh tanah seberat 5 kg yang kering
- Berat isi pasir , didapat dari rumus udara, kemudian tambahkan air sehingga
𝑊2−𝑊1 mendekati kadar air optimum (OMC) atau kadar
𝛾𝑠𝑎𝑛𝑑 = 𝑊3−𝑊1 (4) air yang dikehendaki.
- Berat pasir uji dalam kerucut (W6) = W4 – W5 - Rangkai cetakan, keping alas, leher
Data-data yang diperoleh dari percobaan di lapangan penyambung dan masukkan piringan pemisah
yaitu : dan beri kertas saring di atasnya.

4
- Padatkan contoh tanah dengan cara yang - Lakukan koreksi pembacaan nol terhadap kurva
disesuaikan dengan cara yang digunakan pada yang berbentuk cekung pada pembacaan awal
percobaan pemadatan. akibat ketidakaturan permukaan atau sebab-
- Buka leher penyambung, ratakan permukaan sebab lain.
dengan alat perata, jika terdapat lubang-lubang - Dengan menggunakan grafik yang telah
tambalkan dengan bahan yang halus, kemudian dikoreksi, dapat ditentukan besarnya nilai
ditimbang. CBRlaboratorium untuk penetrasi tertentu. Nilai
- Lepaskan alat cetakan dan keluarkan piringan CBR laboratorium benda uji adalah nilai CBR
pemisah, pasangkan alas cetakan pada sisi untuk penetrasi 2,54 mm. Bila nilai CBR di
lainnya, kemudian balikkan benda uji yang penetrasi 1” (2,54 mm) lebih kecil daripada nilai
masih terdapat dalam cetakan, beri kertas saring CBR di penetrasi 2” (5,08 mm), maka pengujian
lalu pasang keping beban. harus diulangi. Apabila pada pengujian ulang
- Untuk CBR tanpa rendaman (unsoaked) benda nilai CBR di penetrasi 1” (2,54 mm) lebih kecil
uji siap untuk ditekan pada mesin tekan. daripada nilai CBR di penetrasi 2” (5,08 mm),
Alat yang digunakan maka yang diambil sebagai nilai CBR
- Mesin beban (load frame) yang dilengkapi laboratorium adalah nilai CBR pada penetrasi
dengan cincin beban (load ring) dan arloji 2” (5,08 mm).
pengukur deformasi (dial gauge). - Bila beban maksimum tercapai sebelum
- Cetakan dengan diameter 15,2 cm dan tinggi penetrasi 5,08 mm, maka nilai CBR didapat dari
12,6 cm termasuk leher penyambung dan keping perbandingan beban maksimum tersebut
alas serta piringan pemisah. terhadap beban standar yang sesuai.
- Alat penumbuk seberat 4,54 kg dengan tinggi Uji CBR Lapangan
jatuh 45,7 cm. Uji CBR lapangan dilakukan untuk memperoleh
- Piston/torak penetrasi dengan diameter 4,49 cm. nilai CBR secara langsung di tempat (in-place) yang
- Keping beban seberat 4 kg. dipakai untuk perencanaan overlay maupun tebal
- Timbangan berketelitian 1 gr. perkerasan. Uji CBR lapangan dilaksanakan dengan
- Alat perata (straight edge) bantuan truk atau alat berat sebagai media yang
- Peralatan untuk pengujian kadar air menahan beban penetrasi (SNI 1738:2011).
Prosedur pengujian CBR lapangan mestinya dilengkapi dengan data
- Letakkan keping beban seberat 4,00 kg atau kepadatan lapangan dan kadar air asli tanah sebagai
sesuai dengan perkiraan beban perkerasan di back up data pada proses analisis yang dilakukan
atas benda uji. setelah pengujian lapangan selesai. Setelah
- Atur piston/torak penetrasi agar menyentuh didapatkan nilai CBR Konvensional/Laboratorium
permukaan benda uji. dan CBR Lapangan, maka dapat disimpulkan apakah
- Lakukan pembebanan awal sebesar 4,54 kg tanah dasar yang akan diuji bisa digunakan untuk
untuk menjamin bahwa permukaan piston/torak lapis perkerasan jalan bagian mana. Lapisan tersebut
benar-benar menyentuh permukaan benda uji. diantaranya, lapis tanah dasar (subgrade) dan lapis
Kemudian atur arloji beban dan penetrasi pada pondasi (subbase dan base). Sifat-sifat bahan yang
posisi nol. dipersyaratkan untuk lapis pondasi agregat
- Lakukan pencatatan bacaan dial beban pada dijelaskan dalam Spesifikasi Umum Bina Marga
penetrasi sebesar 0,32 mm; 0,64 mm; 1,27 2018 Divisi 5.1 Lapis Pondasi Agregat, yang
mm;1,91 mm; 2,54 mm; 3,81 mm;5,08 mm; dideskripsikan pada Tabel 3 dibawah ini.
dan7,62 mm. Pembacaan beban pada Tabel 3. Sifat lapis pondasi agregat dan lapis
penetrasi10,16 mm dan 12,70 mm dapat drainase
ditentukan jika diperlukan.
- Catat pembacaan, bila beban maksimum
(kapasitas cincin beban) telah tercapai sebelum
penetrasi 12,5 mm.
- Lepaskan benda uji dari mesin beban, kemudian
lepaskan keping beban.
- Setelah selesai melakukan pengujian, keluarkan
benda uji dari cetakan dan ambil contoh tanah
pada tiga tempat yang mewakili untuk dicari
nilai kadar airnya.
Pengolahan data
- Konversikan pembacaan beban dari bacaan
divisi ke dalam satuan gaya, dan gambarkan
grafik hubungan beban terhadap penetrasi.

5
Standar yang digunakan untuk pengujian ini - Selanjutnya gunakan hasil tegangan yang telah
adalah SNI 1738:2011 dengan metode sebagai terkoreksi untuk melakukan analisa perhitungan
berikut : berikutnya.
Alat yang digunakan - Ambil nilai tegangan pada penetrasi 0,2 inchi
- Dongkrak CBR mekanis berkapasitas 10 ton, (5,08 mm) dan 0,1 inci (2,54 mm).
yang dilengkapi swivel head dan proving ring) - Hitung nilai CBR dengan membagi tegangan
berkapasitas 1,5 ton, 3 ton, 5 ton (3000 lb, 6000 standar yaitu 0,71 kg/mm2(1000 Psi) untuk nilai
lb, 10000 lb) atau sesuai kebutuhan torak penetrasi 0,1 inci (2,54 mm) dan 1,06
(piston) penetrasi. kg/mm2(1500 Psi) untuk nilai penetrasi 0,2 inci
- Arloji penetrasi ketelitian 0,01 mm atau 0,001”. (5,08 mm) .
- Keping beban berdiameter 10” atau 25 cm Korelasi antara hasil uji CBR konvensional /
memiliki lubang ditengah dengan massa 10 lb laboratorium dan CBR Lapangan
atau 5 kg dan keping beban tambahan seberat 5 Mengacu pada penelitian sebelumnya yang
lb atau 2,5 kg. dilakukan oleh Helmi dkk., dalam menganalisis
- Truk yang berisi beban sesuai kebutuhan dan di korelasi antara hasil pengujian California Bearing
bagian bawahnya dapat dipasang dongkrak Ratio (CBR) Mekanis dan Dynamic Cone
CBR mekanis. Penetrometer (DCP), maka dalam penelitian ini
- Dua dongkrak truk, alat-alat penggali, alat-alat digunakan metode garis regresi linier sederhana
penumbuk, alat-alat perata dan lain-lain. sebagaimana dijabarkan dalam jurnal penelitian
Prosedur pengujian tersebut.
- Ratakan permukaan tanah yang akan diuji, bila Metode regresi linier sederhana ialah metode
perlu digali sampai lapisan yang diinginkan. yang diterapkan untuk mengidentifikasi hubungan
- Mulai pengujian atau pengambilan contoh asli antara satu variabel bebas (independen) yang
tanah ini secapat mungkin setelah persiapan memiliki hubungan garis lurus dengan variabel
tempat. Selama memasang peralatan, terikat (dependen) (Helmi, 2016). Di sini variabel
permukaan tanah ditutup dengan plastik untuk bebasnya adalah hasil uji CBR
menghindari perubahan kadar air. Konvensional/Laboratorium, sedangkan variabel
- Tempatkan truk degan bobot sesuai standar terikatnya adalah hasil uji CBR Lapangan.
tepat diatasa titik pemeriksaan. Data dari pengujian dilapangan ditampilkan
- Pasang swivel head dan CBR Jack dibagian dalam bentuk tabel seperti dibawah ini :
belakang truk dan pasang juga proving ring nya. Tabel 4. Contoh tabel hasil pengujian CBR
Sambung torak penetrasi dengan pipa set supaya konvensional dan CBR lapangan
jarak torak/piston dengan permukaan uji sekitar (Helmi, 2016)
1 atau 2 cm. CBR
No. CBR Lapangan
- Letakkan keping beban dengan diameter 10” di Konvensional
Titik Yᵢ
bawah piston / torak penetrasi hingga piston / Xᵢ
torak penetrasi bisa masuk ke dalam lubang dari 1
keping beban.
2
- Turunkan piston/torak dengan cara memutar
crank jack sampai ujung piston/torak mengenai ...
tanah (dial proving ring mulai bergerak). Keterangan :
- Atur dial proving ring dan dial penetrasi ke titik - Kolom 1 menunjukkan penomoran sekaligus
nol. titik pengujian
- Putar engkol dongkrak dengan kecepatan - Kolom 2 menunjukkan nilai/hasil dari pengujian
konstan, usahakan mencapai kecepatan CBR Konvensional
penetrasi 0,05”/menit. - Kolom 3 menunjukkan nilai/hasil dari pengujian
- Baca dial proving ring pada penetrasi seperti CBR Lapangan
yang tertera pada form test CBR lapangan, Koefisien korelasi dihitung dengan rumus :
ΣXᵢYᵢ
kemudian hitung harga CBR. 𝑟 = √(Σxᵢ2.ΣYᵢ2) (9)
Pengolahan data
Dimana :
- Hitung beban dengan mengalikan nilai masing-
xᵢ = xᵢ - xrt
masing penetrasi dengan nilai kalibrasi alatnya,
yᵢ = yᵢ - yrt
kemudian hitung tegangan pada setiap kenaikan
xᵢ : nilai x pada data ke 1
penetrasinya.
yᵢ : nilai y pada data ke 1
- Plotkan hasil masing-masing nilai tegangan dan
xrt : nilai rata-rata x
penetrasi di grafik, kemudian buat kurva.
yrt : nilai rata-rata y
Koreksi jika kurvanya lengkung keatas, dengan
Setelah didapatkan nilai koefisien korelasi,
menggeser titik nolnya.

6
maka dapat ditentukan kekuatan hubungan antar dalam sampel tersebut seragam. Dari pengujian ini
variabel yang dideskripsikan pada tabel berikut : didapatkan nilai kadar air optimum (w opt) dan nilai
Tabel 5. Nilai koefisien korelasi dan kekuatan berat isi kering (ℽd-max). Pengujian ini dilakukan
hubungan antar variabel (Helmi, 2016) dengan jumlah total 10 sampel, didapatkan nilai w
Nilai opt dan ℽd-max dari masing-masing sampel sebagai
Koefisien Keterangan berikut :
korelasi Tabel 7. Kesimpulan hasil uji pemadatan tanah
Hubungan positif yang standar
1
sempurna Pemadatan Standar
No.
0,6 – 1 Hubungan langsung positif baik Laboratorium
Titik
Hubungan langsung positif yang w opt ɤ dry
0 – 0,6
lemah 1 15.71 1.66
0 Tidak ada hubungan linier 2 15.79 1.64
Hubungan langsung negatif 3 13.64 1.62
-0,6 – 0 4 14.52 1.64
yang lemah
-1 - -0,6 Hubungan langsung negatif baik 5 14.75 1.63
6 15.00 1.63
Hubungan langsung negatif
-1 7 15.38 1.65
yang sempurna
8 14.93 1.64
9 15.25 1.66
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
10 15.49 1.65
Hasil Klasifikasi Tanah Berdasarkan Sistem
Jumlah (Σ) 150.47 16.43
USCS
Rata-rata (rt) 15.05 1.64
Dari semua pengujian sifat fisik tanah yang
Hasil Pengujian Kepadatan Lapangan (Sand
telah dilakukan, disajikan dalam tabel berikut :
Cone)
Tabel 6. Hasil pengujian sifat fisik tanah
Pengujian Sand Cone dilakukan langsung di
No. Pengujian Hasil Uji
lokasi penelitian, yaitu di jalan akses Gedung
1 Kadar Air 12,14%
Laboratorium Teknik Mesin Politeknik Negeri
2 Analisis Saringan
Ketapang pada saat cuaca cerah. Pengujian ini
Lolos saringan #4 (4,75 100,00%
dilakukan sebanyak 10 sampel yang ditampilkan
mm)
pada Tabel 8 dibawah ini.
Lolos saringan #200 (0,075 4,20% dan
Tabel 8. Kesimpulan hasil pengujian kepadatan
mm) 3,70%
lapangan (sand cone)
Cu 3,375 dan
Uji Kepadatan Lapangan
3,5 No.
(Sand Cone)
Cc 1,042 dan Titik
w ɤ dry
1,367
1 14.28 1.53
Berdasarkan hasil sifat fisik tanah asli, maka
2 16.72 1.58
hasil klasifikasi tanah adalah sebagai berikut :
3 11.46 1.51
1) Fraksi tertahan saringan No. 200 > 50%,
4 15.00 1.67
2) Fraksi lolos saringan No. 4 > 50%,
5 15.54 1.64
3) Nilai Cu < 6.
6 14.56 1.57
dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tanah di
7 15.53 1.66
lokasi pengujian ini adalah tipe SP (pasir bergradasi
8 14.21 1.66
buruk). Oleh karena itu tidak perlu dilakukan uji
9 14.36 1.63
batas-batas Atterberg karena disimpulkan bahwa
10 14.48 1.62
sampel tanah ini adalah non-plastis. Kemudian
Jumlah (Σ) 146.13 16.07
berdasarkan pengujian analisis ukuran butir dari
Rata-rata (rt) 14.61 1.61
grafik analisa saringan, didapat bahwa ukuran
partikel dominan berada pada range 0,2 – 0,6 mm, Tabel 9. Perbandingan hasil pengujian pemadatan
berdasarkan kurva akumulasi ukuran butir tanah, standar laboratorium (standart proctor)
dapat diklasifikasikan sebagai pasir berukuran dan uji kepadatan lapangan (sand cone)
sedang. Berat Isi
Kadar Air
Hasil Uji Pemadatan Tanah No. Kering
prokt sand
Pengujian pemadatan tanah yang dilakukan di Titik proktor sand
(ɣd- cone
laboratorium dengan metode pemadatan standar (wopt) cone (w)
max) (ɣd)
(Standard Proctor) menggunakan sampel tanah 1 15.71 14.28 1.66 1.53
yang sebelumnya sudah dijemur agar kadar air 2 15.79 16.72 1.64 1.58

7
3 13.64 11.46 1.62 1.51 persyaratan minimum dari SNI 1738:2011. Uji CBR
4 14.52 15.00 1.64 1.67 lapangan ini dilakukan sejumlah 10 sampel, hasil
5 14.75 15.54 1.63 1.64 pemeriksaan adalah sebagai berikut:
6 15.00 14.56 1.63 1.57 Tabel 11. Hasil pengujian CBR Lapangan
7 15.38 15.53 1.65 1.66 No. Uji CBR Lapangan
8 14.93 14.21 1.64 1.66 Titik w ɣ dry CBR
9 15.25 14.36 1.66 1.63 1 14.28 1.53 10.39
10 15.49 14.48 1.65 1.62 2 16.72 1.58 12.47
Jlh (Σ) 150.47 146.13 16.43 16.07 3 11.46 1.51 10.39
Rata-rata 15.05 14.61 1.64 1.61 4 15.00 1.67 14.55
Selisih 0.43 0.04 5 15.54 1.64 14.55
% lap 97.12 97.81 6 14.56 1.57 12.47
Dari Tabel 9 terlihat bahwa nilai wopt rata-rata 7 15.53 1.66 20.78
dari pengujian pemadatan standar di laboratorium 8 14.21 1.66 14.55
adalah 15,05% sedangkan kadar air tanah asli dari uji 9 14.36 1.63 20.78
kepadatan lapangan adalah 14,61%, dengan selisih 10 14.48 1.62 22.86
sebesar 0,43% diantara kedua pengujian tersebut. Jumlah (Σ) 146.13 16.07 153.79
Sedangkan nilai ɣd-max rata-rata dari pengujian Rata-rata (rt) 14.61 1.61 15.38
pemadatan standar di laboratorium adalah 1,64 Dari Tabel 11 didapatkan nilai kadar air asli
gr/cm3 dan nilai kepadatan tanah asli dari uji tanah (w) rata-rata sebesar 14,61% dengan berat
kepadatan lapangan adalah 1,61 gr/cm3, dengan volume kering (ɤdry) rata-rata sebesar 1,61 gr/cm3
selisih sebesar 0,04 gr/cm3 diantara kedua pengujian dan nilai CBR rata-rata 15,38%.
tersebut. Perbandingan hasil uji CBR konvensional dan
Hasil Uji CBR Laboratorium CBR lapangan akan ditampilkan pada Tabel 12
Pemeriksaan nilai CBR laboratorium tanpa dibawah ini.
rendaman terhadap tanah asli dengan menggunakan Tabel 12. Perbandingan hasil pengujian CBR
kadar air optimum yang sudah didapatkan dari konvensional/laboratorium dan uji
pengujian pemadatan standar sebelumnya. Uji CBR CBR lapangan
laboratorium ini dilakukan sejumlah 10 sampel, hasil
No. (w) (ɣ dry) CBR
pemeriksaan adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil pengujian CBR Konvensional / Titik Lab Lap Lab Lap Lab Lap
Laboratorium 1 15.69 14.28 1.58 1.53 14.68 10.39
Uji CBR Konvensional / 2 14.12 16.72 1.61 1.58 14.92 12.47
No. 3 15.15 11.46 1.59 1.51 12.03 10.39
Laboratorium
Titik 4 15.33 15.00 1.63 1.67 13.96 14.55
w ɣ dry CBR 5 14.99 15.54 1.63 1.64 13.72 14.55
1 15.69 1.58 14.68 6 15.06 14.56 1.61 1.57 13.23 12.47
2 14.12 1.61 14.92 7 14.31 15.53 1.64 1.66 19.49 20.78
3 15.15 1.59 12.03 8 15.34 14.21 1.65 1.66 14.44 14.55
4 15.33 1.63 13.96 9 16.57 14.36 1.67 1.63 23.10 20.78
5 14.99 1.63 13.72 10 14.76 14.48 1.66 1.62 23.58 22.86
6 15.06 1.61 13.23 151.3 146.1 16.2 16.0 163.1 153.7
Jlh (Σ)
2 3 6 7 4 9
7 14.31 1.64 19.49 Rata-
8 15.34 1.65 14.44 15.13 14.61 1.63 1.61 16.31 15.38
rata
9 16.57 1.67 23.10 Selisih 0.52 0.02 0.93
10 14.76 1.66 23.58 % lap 96.57 98.84 94.27
Jumlah (Σ) 151.32 16.26 163.14 Korelasi antara CBR Konvensional dan CBR
Rata-rata (rt) 15.13 1.63 16.31 Laboratorium
Dari Tabel 10 didapatkan nilai kadar air asli Perhitungan Koefisien Korelasi
tanah (w) rata-rata sebesar 15,13% dengan berat Koefisien korelasi dihitung dengan rumus :
volume kering (ɤdry) rata-rata sebesar 1,63 gr/cm3 ΣXᵢYᵢ
𝑟=
dan nilai CBR rata-rata 16,31% . √(Σxᵢ2 . ΣYᵢ2 )
Hasil Pengujian CBR Lapangan Dimana :
Pemeriksaan CBR lapangan dilaksanakan xᵢ = xᵢ - xrt
langsung terhadap tanah asli dengan menggunakan yᵢ = yᵢ - yrt
alat CBR lapangan berupa proving ring yang xᵢ : nilai x pada data ke 1
dipasang dibelakang bak Dump Truck. Dump Truck yᵢ : nilai y pada data ke 1
yang berperan sebagai beban kontra diisi pasir xrt : nilai rata-rata x
sebanyak 5 M³ dengan berat total melebihi yrt : nilai rata-rata y

8
Tabel 13. Hasil pengujian nilai CBR konvensional / b = 0.9949
laboratorium dan CBR lapangan 𝑎 = 15.38 − (0.9949 𝑥 16.31)
a = -0.8513
Maka persamaan garis regresi linier sederhananya
adalah:
Y = bx + a
Y = 0.9949x + (- 0.8513)
Y = 0.9949x - 0.8513
Jika disajikan dalam bentuk grafik akan seperti
dibawah ini

Keterangan :
- Kolom 1 menunjukkan penomoran sekaligus
menunjukkan titik pengujian dilapangan
- Kolom 2 nilai CBR kovensional
- Kolom 3 nilai dari CBR lapangan Gambar 2. Grafik persamaan analisa garis regresi
- Kolom 4 yaitu (Xᵢ) nilai dari pengurangan nilai linier sederhana
CBR konvensional (Xᵢ) dengan CBR
konvensional rata-rata 4. KESIMPULAN DAN SARAN
- Kolom 5 yaitu nilai (Yᵢ) dari pengurangan dari Kesimpulan
nilai CBR lapangan dengan nilai CBR lapangan Dari hasil uji yang dilakukan terhadap sampel
rata-rata tanah laboratorium dan di lapangan, maka diperoleh
- Kolom 6 yaitu nilai dari kolom 4 dikuadratkan kesimpulan, yaitu:
- Kolom 7 yaitu nilai dari kolom 5 dikuadratkan 1. Hasil penelitian yang telah dilakukan di
- Kolom 8 yaiu nilai dari perkalian antara kolom Laboratorium Teknik Sipil Politeknik Negeri
3 dengan kolom 4 Ketapang diperoleh sifat fisik tanah yaitu fraksi
Maka perhitungan koefisien korelasi yaitu : tertahan saringan No. 200 > 50%, fraksi lolos
ΣXᵢYᵢ saringan No. 4 > 50%, dan Nilai Cu < 6. Dari
𝑟= uraian diatas, dengan merujuk pada Tabel 1.
√(Σxᵢ2 . ΣYᵢ2 )
156.42 Sistem klasifikasi tanah USCS (Hardiyatmo,
𝑟= 2002) dapat disimpulkan bahwa tanah di lokasi
√(157.22 x 183.14)
pengujian ini adalah tipe SP (pasir bergradasi
r = 0.9218
buruk dan pasir ber kerikil, sedikit atau tidak
Karena nilai koefisien korelasinya r = 0.9218,
sama sekali mengandung butiran halus).
maka menunjukkan adanya hubungan antara hasil uji
Menurut analisis ukuran butir tanah, didapat
CBR Konvensional dan CBR Lapangan. Hubungan
bahwa sampel tanah ini merupakan pasir
antara hasil uji CBR Konvensional dan CBR
berukuran sedang.
Lapangan adalah hubungan langsung positif baik,
2. Berdasarkan hasil uji pemadatan yang terlihat
sesuai dengan deskripsi pada Tabel 5. Nilai koefisien
pada Tabel 7. Kesimpulan hasil uji pemadatan
korelasi dan kekuatan hubungan antar variabel
tanah standar, nilai kepadatan tanah maksimum
(Helmi, 2016).
adalah 1,64 gr/cm3 dan kadar air optimum (w
Menghitung Persamaan Garis Regresi
opt) sebesar 15,05%. Sedangkan untuk
Persamaan garis regresi linier yaitu:
pengujian kepadatan tanah di lapangan,
Y = bx + a
dilakukan uji Sand Cone di sepuluh titik yang
dimana :
berada di Jalan Akses Gedung Laboratorium
𝛴𝑋ᵢ. 𝑌ᵢ
𝑏= Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
𝛴𝑋ᵢ² Ketapang. Hasil uji kepadatan tanah dasar di
𝑎 = 𝑌𝑟𝑡 − 𝑏𝑋𝑟𝑡 lapangan terlihat pada Tabel 8. Kesimpulan
Dari Tabel 13. Hasil pengujian nilai CBR
hasil uji kepadatan lapangan (Sand Cone), berat
konvensional dan CBR lapangan, diperoleh :
volume kering (ɣd) sebesar 1,61 gr/cm3 dengan
156.42
𝑏= kadar air asli tanah (w) rata-rata sebesar
157.22 14,61%.

9
3. Hasil uji CBR pada sampel tanah ini Barnas, Edi, and Barian Karopeboka. "Penelitian
ditampilkan pada Tabel 9. Perbandingan hasil Kekuatan Tanah Metode CBR (California
pengujian CBR konvensional/laboratorium dan Bearing Ratio) di SPBG Bogor 1 Bubulak Jl KH
uji CBR lapangan, dengan nilai rata-rata untuk R Abdullah bin Nuh." Jurnal KaLIBRASI-
CBR konvensional sebesar 16.31% pada kadar Karya Lintas Ilmu Bidang Rekayasa Arsitektur,
air 15,13% berat volume kering 1,63 gr/cm3 dan Sipil, Industri. 9 (2014).
nilai rata-rata CBR lapangan sebesar 15.38% [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI
pada kadar air 14,61% dan berat volume kering 1965:2008. Cara Uji Penentuan Kadar Air
1.61 gr/cm3. Karena nilai CBR Untuk Tanah. Badan Standarisasi Nasional :
Konvensional/Laboratorium dan CBR Jakarta
Lapangan kurang dari 60%, maka berdasarkan [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI
Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Divisi 5.1 3423:2008. Cara Uji Analisis Ukuran Butir
Lapis Pondasi Agregat, sampel tanah ini tidak Tanah. Badan Standarisasi Nasional : Jakarta
memenuhi syarat untuk dijadikan LPB maupun [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2015. SNI
LPA. Berdasarkan kriteria CBR untuk tanah 6371:2015. Tata cara pengklasifikasian tanah
subgrade pada Tabel 2. Kriteria CBR untuk untuk keperluan teknik dengan sistem
subgrade (Turnbul, 1968 dalam Raharjo, 1985 klasifikasi unifikasi tanah. Badan Standarisasi
dalam Barnas, 2014), pemeriksaan nilai CBR Nasional : Jakarta
konvensional/laboratorium dan CBR lapangan [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI
terhadap sampel tanah dasar tergolong baik 1742:2008. Cara Uji Kepadatan Ringan Untuk
karena nilai CBR berkisar antara 10-20%. Maka Tanah. Badan Standarisasi Nasional : Jakarta
untuk pembangunan konstruksi jalan Pusjatan-Balitbang PU. 1992. SNI 03-2828-1992.
selanjutnya tanah ini memenuhi syarat untuk Metode Pengujian Kepadatan Lapangan
dijadikan sebagai subgrade. Dengan Alat Konus Pasir. Pusjatan-Balitbang
4. Dengan perhitungan menggunakan persamaan PU: Jakarta
garis regresi linier sederhana, didapatkan rumus [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2012. SNI
Y = 0.9949x - 0.8513, dimana Y adalah nilai 1744:2012. Metode Uji CBR Laboratorium.
CBR Lapangan dan x adalah nilai CBR Badan Standarisasi Nasional : Jakarta
Konvensional, serta kesimpulan bahwa [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2011. SNI
kenaikan nilai CBR Konvensional diikuti oleh 1738:2011. Cara Uji CBR (California Bearing
kenaikan nilai CBR Lapangan atau semakin Ratio) Lapangan. Badan Standarisasi Nasional :
besar nilai CBR Konvensional maka semakin Jakarta
besar pula nilai CBR Lapangan terlihat dari nilai Direktorat Jenderal Bina Marga. 2018. Spesifikasi
regresinya (r =0.9218), yaitu memiliki Umum 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan
hubungan langsung positif baik. dan Jembatan. Kementerian Pekerjaan Umum
Saran dan Perumahan Rakyat : Jakarta
Untuk penelitian selanjutnya mengenai korelasi
nilai CBR, disarankan beberapa hal dibawah ini
untuk dipertimbangkan :
1. Disarankan memperbanyak titik pengujian dan
data agar tingkat ketelitian yang akan dicari bisa
tercapai serta mendapatkan data yang akurat dan
teliti.
2. Penelitian ini belum sempurna, maka diperlukan
penelitian yang lebih luas dan komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA
Hardiyatmo, H.C. (2002). Mekanika Tanah 1 Edisi
ke Tiga, Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
Helmi, H., Aprianto, A., & Bachtiar, V.
(2016). Korelasi nilai california bearing ratio
(CBR) lapangan dengan menggunakan alat
dynamic cone penetrometer (DCP) dan
california bearing ratio (CBR)
mekanis (Doctoral dissertation, Tanjungpura
University).

10

Anda mungkin juga menyukai