Anda di halaman 1dari 8

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Pada bab ini di uraikan mengenai pelaksanaan penelitian yang dimulai dari
pengumpulan data, alat-alat yang di gunakan, dan alur penelitian sampai dengan
analisa data. Untuk lebih jelas bagan alir penelitian dapat dilihat pada Lampiran
Gambar A.3.1dan A.3.2 halaman 37 sampai 38.

3.1 Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
skunder. Adapun data primer yaitu data yang diperlukan sebagai pendukung
utama dalam penelitian laporan. Data ini di peroleh melalui hasil pemeriksaan
atau pengujian langsung di laboratorium. Adapun data yang termasuk ke dalam
data primer adalah data sifat-sifat fisis tanah seperti berat jenis, batas plastis, batas
cair serta pembagian butir, dan data sifat mekanis yang berupa pemadatan dan
nilai CBR.
Data skunder adalah data pendukung dari data primer yang diperlukan
dalam penelitian yaitu angka kalibrasi alat penguji, serta peta lokasi pengambilan
tanah dan lain sebagainya.

3.2 Material dan Peralatan


Material yang di gunakan pada penelitian ini adalah tanah, garam kotor
dan air. Tanah yang di gunakan sebagai bahan penelitian adalah tanah yang
diambil dari Desa Cot Bagie Kecamatan Blang Bintang yang digunakan sebagai
tanah timbun. Tanah yang diambil dengan kedalaman ± 30 cm dari permukaan
tanah dalam keadaan terganggu tanpa diperlakukan khusus dan langsung dibawa
ke Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
Garam kotor yang digunakan diperoleh dari petani garam desa Lam Ujong
kecamatan Khaju kabupaten Aceh Besar untuk lebih jelas peta dapat dilihat pada
Lampiran A Gambar A.3.3 halaman 36, dan gambar sampel garam kotor dapat
dilihat pada Lampiran A Gambar A.3.4 halaman 37. Air yang digunakan diambil

17
18

dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Sipil Universitas Syiah


Kuala. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan pengujian utama, yaitu pengujian
sifat-sifat fisis tanah, pengujian pemadatan dan pengujian CBR tanpa rendaman
(unsoaked). Pada pengujian sifat fisis tanah, peralatan yang digunakan terdiri dari
flask, sungkup vakum, timbangan, satu set saringan, mangkuk casagrande,
hydrometer, thermometer, mixer, dan oven.
Pada pengujian pemadatan dengan standar proctor memakai alat yang
terdiri dari mold proctor (cetakan) yang berbentuk silinder yang terbuat dari besi
dengan diameter 10,125 cm dan tinggi 11,572 cm; hammer (alat penumbuk)
diameter bidang tumbuk 5,08 cm, berat 2,5 kg dan tinggi jatuh beban 30,5 cm,
timbangan, gelas ukur, pisau perata tanah dan extruder yang digunakan terdiri dari
dongkrak dan kerangka besi.
Pengujian CBR dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas
Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala dengan dengan alat CBR merk soil test yang
terdiri dari tiga bagian, yaitu mesin penggerak, proving ring dan kerangka besi.
Pada pengujian CBR juga di gunakan peralatan pemadatan berupa mold (cetakan)
dengan diameter 15,25 cm, tinggi 17,62 cm, dan hammer (alat penumbuk) yang
digunakan tetap sama dengan penumbuk standar proctor yaitu dengan 2,5 kg dan
tinggi jatuh beban 30,5 cm. alat pengujian CBR diperlihatkan pada Lampiran A
Gambar A.3.3 dan A.3.4 halaman 39 sampai 40.

3.3 Proses Penelitian


Proses penelitian mencakup pengambilan sampel tanah dan penambahan
garam kotor, pengujian sifat fisis tanah, pengujian pemadatan, pembuatan benda
uji, dan pengujian CBR (California Bearing Ratio)

3.3.1 Pengambilan sampel tanah dan garam kotor


Pengambilan sampel tanah berdasarkan ASTM D 1452-80. Dimana
sampel tanah terganggu diambil dengan menggunakan alat cangkul, kemudian
dimasukkan kedalam karung dan di bawa ke Laboratorium Mekanika Tanah
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Sampel tanah yang sudah dibawa
kemudian dihamparkan diatas lantai yang dilapisi dengan terpal plastik dan di
19

biarkan beberapa hari sampai tanah kering udara. Tanah tersebut kemudian di
tumbuk dengan menggunakan lesung untuk memecahkan tanah supaya mudah
disaring. Pengambilan sampel tanah dan pengeringan sampel tanah dapat dilihat
pada lampiran A gambar A.3.5 halaman 39.
Kemudian pengambilan garam kotor diperoleh dari petani garam desa Lam
Ujong kecamatan Khaju kabupaten Aceh Besar. Garam kotor dapat dilihat pada
lampiran A gambar A.3.4 halaman 38.

3.4 Pengujian Sifat-sifat Fisis Tanah


Pengujian sifat-sifat fisis tanah dalam penelitian ini meliputi pengukuran
berat jenis, batas cair, batas plastis dan pembagian butir yang dilakukan
berdasarkan metode ASTM (American Soceity For Testing and Material). Dari
hasil pengujian tersebut ditentukan klasifikasi tanah berdasarkan sistem AASHTO
(American Association of State and Transportation Officials) dan USCS (Unified
Soil Clasification System).

3.4.1 Pengujian berat jenis


Pengujian berat jenis tanah dilakukan berdasarkan pada ketentuan standar
ASTM D 854-83. Pengujian berat jenis bertujuan untuk mengetahui kerapatan
massa butir tanah atau untuk menentukan berat jenis dari suatu sampel tanah.
Sebelum pengukuran berat jenis tanah dilakukan sebagai langkah awal adalah
tanah diovenkan selama 24 jam pada temperatur 105°C dan menyiapkan 3 bagian
sampel tanah kemudian dimasukkan kedalam labu ukur dengan berat masing-
masing tanah 25 gram. Selanjutnya labu ukur beserta tanah ditimbang kemudian
dimasukkan air suling kedalam labu ukur sebanyak 2/3 bagian atau sampai tanah
dalam labu ukur terendam dan kemudian labu ukur berisi tanah dan air
ditempatkan kedalam sangkup vakum selama kira-kira 10 menit pada tekanan
minimum uap air pada temperatur kerja, sehingga udara yang ada pada pori tanah
dan air keluar. Selanjutnya labu ukur dikeluarkan dari sangkup vakum kemudian
ditambah air sampai batas yang ditentukan, kemudian temperatur air dalam tabung
diukur dengan menggunakan thermometer, setelah itu labu ukur yang telah diisi
air ditimbang. Selanjutnya dilakukan percobaan perbandingan dengan
20

memasukkan air kedalam labu ukur yang masih kosong kemudian ditimbang
beratnya dan diukur suhunya.

3.4.2 Pengujian batas cair


Pengujian batas cair ini berpedoman pada ketentuan standar ASTM D 423-
66. Pengujian batas cair bertujuan untuk mendapatkan nilai batas cair yang
digunakan untuk penentuan jenis tanah berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO
dan USCS. Pengujian batas cair dilakukan terhadap tanah yang telah kering oven
dan lolos saringan 40 (diameter 0,425 mm) sebanyak lebih kurang 300 gram.
Tanah diletakkan diatas plat kaca dan dilakukan pemberian air sedikit demi
sedikit, kemudian diaduk menggunakan spatula sampai merata. Selanjutnya tanah
dimasukkan kedalam mangkuk Casagrande dan diratakan permukaannya.
Kemudian pada bagian tengah tanah dibuat alur dengan menggunakan alat
grooving tool, mangkuk Casagrande diketuk pada landasan dengan cara memutar
handle, putaran diatur dengan kecepatan dua putaran perdetik dan ketukan
dihentikan pada saat alur merapat sepanjang setengah inci. Kemudian catat jumlah
ketukan sampai merapatnya alur.
Selanjutnya contoh tanah pada bagian tengahnya diambil sedikit dan
dimasukkan kedalam oven yang sebelumnya sudah ditimbang terlebih dahulu
untuk mendapatkan kadar air tanah. Untuk kadar air yang lebih tinggi
direncanakan banyak ketukannya tiga kali diatas 25 ketukan dan untuk kadar air
yang rendah tiga kali dibawah 25 ketukan, misalnya 10, 18, 23, 28, 35 dan 40
ketukan. Data yang diperoleh adalah banyak ketukan, berat kontainer yang berisi
tanah basah dan berat kontainer yang berisi tanah kering.

3.4.3 Pengujian batas plastis


Pengujian batas plastis dilakukan berdasarkan pada ketentuan standar
ASTM D 424-74. Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai batas plastis
yang digunakan untuk mendapatkan nilai indeks plastis yang dapat dipakai untuk
penentuan jenis tanah berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO dan USCS. Tanah
yang telah diayak dengan saringan nomor 40 sebanyak lebih kurang 300 gram
diletakkan diatas plat kaca dan diberi air kira-kira kurang dari yang dibutuhkan
21

untuk pengukuran batas cair, selanjutnya diaduk hingga merata. Adonan tanah
tersebut diambil kira-kira sebesar ibu jari, kemudian dipilin-pilin diatas plat kaca
dengan telapak tangan sehingga berbentuk batang yang memanjang yang makin
lama makin kecil sampai retak kira-kira berdiameter 3,2 mm, pada saat tersebut
tanah telah mencapai batas plastis. Kemudian kontainer beserta tanah ditimbang
dan dimasukkan kedalam oven selama 24 jam untuk diketahui kadar airnya. Data
yang diperoleh pada pengujian batas plastis adalah berat kontainer kosong, berat
kontainer beserta tanah basah, dan berat kontainer beserta tanah kering.

3.4.4 Pengujian pembagian butir


Pengujian pembagian butir didasarkan pada standar ASTM 422-63.
Pengujian pembagian butir ini bertujuan untuk mengetahui persentase butiran
yang lolossaringan 10, 20, 40, 60, 80, 100,140 dan nomor 200. Persentase yang
lolos saringan tersebut digunakan untuk menentukan jenis tanah berdasarkan
AASHTO dan USCS. Pengukuran analisa saringan kering dilakukan terhadap
tanah yang telah kering oven sebanyak kira-kira 60 gram kemudian direndam
selama 24 jam untuk memisahkan butiran yang satu dengan butiran yang lainnya.
Selanjutnya tanah dicuci diatas saringan nomor 200 (diameter 0,075 mm), contoh
tanah yang tertahan diatas saringan nomor 200 dioven pada suhu 105°C selama 24
jam. Penentuan ukuran butiran dilakukan dengan penyaringan diatas saringan
nomor 10 (diameter 2 mm), nomor 20 (diameter 0,48 mm), nomor 40 (diameter
0,425 mm), nomor 60 (diameter 0,42 mm), nomor 80 (diameter 0,149 mm),
nomor 100 (diameter 0,105 mm), dan nomor 200 (diameter 0,074 mm). Masing-
masing butiran tanah yang tertinggal pada setiap saringan ditimbang kembali
untuk mengetahui banyaknya persentase butiran.
Oven tanah kering kira-kira 60 gram kemudian direndam dalam larutan
Sodium Metaphodphate (NaPO3) kira-kira 100 cc. Perendaman ini dimaksudkan
untuk memisahkan butiran satu dengan yang lainnya. Setelah perendaman, contoh
tanah diaduk dengan pengaduk (mixer) selama kurang 15 menit. Selanjutnya
larutan tersebut dimasukkan kedalam gelas dan digoyang-goyang sehingga
adukan merata dengan air. Masukkan hydrometer kedalam gelas ukur kemudian
22

lakukan pembacaan dengan selang waktu 1/4, 1/2, 3/4, 1, 2, 3, 4, 8, 16, 30, 45, 60,
120, 240, 480, dan 1140 menit. Setiap pembacaan hydrometer di dalam larutan
hydrometer dibaca juga pada air jernih serta dengan mengukur suhu larutan.

3.5 Pengujian Pemadatan (Standard Proctor)


Pengujian pemadatan dilakukan berdasarkan standar ASTM D-698-78.
Tanah yang digunakan pada pengujian ini adalah tanah dalam keadaan kering
udara yang lolos saringan nomor 4, tanah dipersiapkan dalam kantong plastik
sebanyak 6 subsampel dengan berat masing-masing 2000 gram, tanah yang telah
dipersiapkan tersebut dicampur dengan air dengan kadar air yang berbeda lalu
diaduk hingga merata, kemudian masukkan tanah ke dalam kantong plastik dan
didiamkan selama 24 jam sebelum dipadatkan ditempat yang terhindar dari
cahaya. Fungsi dari tanah didiamkan selama 24 jam adalah untuk meratakan kadar
air, dan dihindarkan dari cahaya karena cahaya mengandung panas sehingga
dikhawatirkan mengurangi air yang terkandung didalam tanah.
Pemadatan dilakukan dengan menjatuhkan hammer ke dalam mold yang
telah diisi sampel tanah dan ditumbuk dengan menjatuhkan hammer sebanyak 25
kali setiap lapisan, dimana untuk setiap mold dipadatkan dalam tiga lapisan.
Penumbukan dilakukan dengan menjatuhkan hammer pada sampel, yang dimulai
dari bagian tepi sampel dan diakhiri pada bagian tengahnya sehingga didapatkan
kepadatan merata disetiap bagian sampel tanah, tanah yang berlebih di atas bibir
mold diratakan dengan menggunakan pisau perata tanah. Benda uji beserta mold
ditimbang, lalu dengan menggunakan extruder benda uji dikeluarkan dari dalam
mold. Pengukuran kadar air dilakukan sesudah pemadatan masing-masing dengan
tiga buah kontainer untuk bagian atas, tengah dan bawah benda uji.

3.6 Pembuatan Benda Uji


Sampel tanah yang telah kering udara ditumbuk dengan menggunakan
lesung, kemudian di saring dengan menggunakan saringan nomor 4 (4,76 mm).
Tanah lempung kering udara tersebut dicampur dengan serbuk cangkang telur
yang dipersiapkan untuk setiap benda uji yang direncanakan. Tanah campuran ini
kemudian diberi air sampai kadar air OMC, dan dipadatkan dalam Mold CBR.
23

Tanah campuran ini diberikan air sebanyak kadar air OMC yang diperoleh dari
percobaan pemadatan. Tanah kemudian dimasukkan ke dalam Mold CBR dan
ditumbuk sebanyak 56 kali perlapis dalam tiga lapis setelah dilakukan perhitungan
penyetaraan terhadap energi tumbukan yang dilakukan pada uji pemadatan.
Semua tahapan tersebut dilakukan dari bahan campuran 0% sampai 20%. Untuk
lebih jelasnya rancangan berat campuran benda uji dapat dilihat pada tabel 3.1
dibawah ini.
Tabel 3.1 Rancangan benda uji CBR tak terendam

Perentase Garam Kotor (%) Jumlah


Jenis Pengujian
0% 5% 10% 15% 20% Sampel
CBR tak terendam 1 1 1 1 1 5

Tabel 3.2 Rancangan Berat Campuran Benda Uji CBR tak terendam

Bahan
No. 0% 5% 10% 15% 20%
Campuran
1. Tanah 5000 gr 4750 gr 4500 gr 4250 gr 4000 gr
2. Garam 0 gr 250 gr 500 gr 750 gr 1000 gr
3. Air 725 cc 635,4 cc 635,4 cc 586,5 cc 515,6 cc

3.7 Pengujian CBR (California Bearing Ratio)


Pengujian CBR dilakukan dengan menekan suatu piston standar ke dalam
tanah dengan kecepatan tertentu. Prosedur yang dipakai adalah standar ASTM D
1883-73. Pembebanan dilaksanakan dengan memutar engkol pada alat tersebut
sehingga kecepatan penurunan mendekati 0,05 inci/menit. Pembacaaan
pembebanan dicatat pada penetrasi : 0,0125; 0,025; 0,05; 0,075; 0,10; 0,15; 0,20;
0,30; 0,40; dan 0,50 inci pada kedua permukaan atas dan bawah dari benda uji.
Setelah proses pembebanan selesai, benda uji dikeluarkan dari cetakan
dan kemudian diukur kadar airnya. Angka baca Proving Ring selanjutnya
dikalikan dengan angka kalibrasi sebesar 8,267 untuk mendapatkan nilai beban
pengujian CBR. Hasil dari percobaan ini kemudian di plot ke dalam sebuah grafik
24

hubungan penetrasi (inci) dengan beban (lb). Nilai beban ini dibaca pada penetrasi
0,1 dan 0,2 inci yang dibagi dengan beban standar pengujian CBR dan dikalikan
dengan 100% seperti diuraikan dalam persamaan 2.8 sampai persamaan 2.10
halaman 11. Angka pembagi beban standar dapat dilihat pada Tabel 2.4 halaman
11 untuk tiap penetrasi.

3.8 Analisa Data


Data yang diperoleh dari hasil pengujian sifat-sifat fisis tanah Desa Cot
Bagie Kecamatan Blang Bintang, yang dilakukan pengujiannya di Laboratorium
Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, meliputi pengujian
sifat fsis tanah, pengujian pemadatan untuk menentukan volume kering
maksimum (Ɣd maks) dan kadar air optimum (OMC) selanjutnya hasil dari data
tersebut digunakan untuk pembuatan benda uji CBR. Setelah dicatat dan
dievaluasi, selanjutnya dimasukkan dalam bentuk tabel dan grafik. Penggunaan
tabel dan grafik dimaksudkan untuk memudahkan dalam menganalisa suatu
variabel serta keterkaitan variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Beberapa hubungan variabel uji yang akan dianalisis adalah hasil
pengujian sifat-sifat fisis seperti pengujian berat jenis, batas cair dan analisa
butiran. Hasil pengujian sifat-sifat mekanik yang akan dianalisis adalah hasil
pengujian pemadatan proctor dan pengaruh campuran garam kotor dengan
berbagai variasi terhadap nilai CBR. Pengolahan data dan analisis hasil dilakukan
dengan bantuan komputer yang menggunakan Software Microsoft Excel.

Anda mungkin juga menyukai