Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini, pembangunan di dunia global semakin meningkat. Namun,


kebanyakan orang hanya memperhatikan nilai estetikanya saja, tanpa
memperhatikan seberapa lama ketahanan suatu infrastruktur tersebut jika
dikenakan beban, terjadi goncangan, dan terpengaruh cuaca. Dalam dunia teknik
sipil sendiri, ilmu geoteknik merupakan langkah awal terbentuknya suatu
infrastruktur. Tanpa ilmu geoteknik mustahil suatu infrastruktur dapat berdiri
dengan kokoh, karena ilmu geoteknik merupakan cabang dari ilmu teknik sipil
yang mempelajari ilmu tanah dimana didalam ilmu ini akan dikupas tentang
kemampuan tanah menahan beban, sehingga pembangunan infrastruktur dapat
direncanakan sebaik mungkin agar dapat berdiri kuat dan kokoh sesuai dengan
umur yang telah direncanakan sebelumnya.
Tanah merupakan dasar suatu struktur atau konstruksi, baik itu konstruksi
bangunan gedung, konstruksi jalan, maupun konstruksi yang lainnya. Jadi seorang
ahli teknik sipil harus juga mempelajari sifat-sifat dasar dari tanah, seperti asal
usulnya, penyebaran ukuran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat
pemampatan bila dibebani (compressibility), kekuatan geser, kapasitas daya
dukung terhadap beban dan lain-lain.
Tanah lempung merupakan salah satu jenis tanah yang sangat dipengaruhi
oleh kadar air. Tanah ini banyak menimbulkan masalah dalam konstruksi sipil,
karena memiliki daya dukung rendah, plastisitas tinggi, dan kembang susut yang
tinggi pada saat tanah tersebut mengandung air.
Usaha-usaha perbaikan tanah dasar untuk meningkatkan kekuatan tanah
telah banyak dilakukan. Metode yang sudah sering dilakukan adalah dengan
menambahkan material-material kimia ataupun bahan lain yang berupa serat,
maka diusahakan menggunakan bahan kimia yang ada di sekitar, adapun bahan
yang digunakan adalah garam kotor, sehingga peneliti ingin memanfaatkan garam

1
2

kotor sebagai bahan stabilitas untuk menanggulangi masalah tanah dasar dengan
kembang susut tinggi.
Pada penelitian ini, sampel tanah yang digunakan adalah tanah terganggu
(disturbed), yang berasal dari Desa Cot Bagie Kecamatan Montasik Kabupaten
Aceh Besar. Pemilihan terhadap tanah tersebut karena tanah di lokasi tersebut
sering digunakan sebagai tanah timbunan untuk daerah Aceh Besar dan Banda
Aceh. Lokasi pengambilan sampel tanah tersebut dapat dilihat pada Lampiran
A.1.1 sampai A.1.4. halaman 33.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan
garam kotor sebagai bahan stabilitas terhadap daya dukung (nilai CBR) tanah
yang berasal dari Desa Cot Bagie Kecamatan Blang Bintang Kabupaten Aceh
Besar. Variasi penambahan tanah kotor yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%.
Pengujian yang dilakukan merupakan pengujian sifat-sifat fisis (berat
jenis, batas cair, batas plastis, pembagian butiran), pengujian pemadatan, dan
pengujian CBR tanpa rendaman (unsoaked). Pengujian pemadatan dilakukan
untuk mendapatkan kadar air optimum Optimum Moisture Content (OMC). Hasil
dari pengujian tersebut didapat bahwa nilai OMC 22,50% dengan berat isi kering
dicapai 1,52 gr/cm3.

Manfaat dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan ilmu


pengetahuan tentang sifat fisis dan mekanis tanah lempung dan juga dapat
mengetahui seberapa pengaruh penambahan garam kotor terhadap nilai CBR
dengan variasi kadar campuran yang berbeda-beda. Menggunakan bahan garam
kotor karena memiliki kandungan yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai
bahan stabilisasi tanah.

Hasil pengujian CBR tanpa rendaman pada tanah lempung tanpa


campuran diperoleh sebesar 5,42% setelah ditambah 5% garam kotor nilai CBR
meningkat menjadi 6,24%, pada campuran 10% garam kotor nilai CBR meningkat
menjadi 6,47%, pada campuran 15% garam kotor nilai CBR meningkat menjadi
3

9,10%, pada campuran 20% garam kotor nilai CBR meningkat menjadi 11,71%.
Persentase nilai CBR terbesar adalah pada tanah campuran 20% yaitu 11,71%.

Anda mungkin juga menyukai