Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Gambaran umum Lokasi Penelitian dan Pengambilan Material

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


eksperimental, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh kuat tekan beton jika ditambah dengan serbuk limbah penggergajian
kayu. Penelitian ini akan di adakan di laboratorium Teknik Sipil UKI Toraja.
Penulis memilih lokasi pengambilan material yaitu agregat halus dari Tapparan
dan agregat Kasar dari PT.Carli Alfa Timur Toraja Utara.

Lokasi pengambilan agregat halus Kelurahan Tapparan, Kecamatan


Rantetayo, kabupaten Tanah Toraja + 18 KM dari kota Makale

Gambar 3.1 lokasi Pengambilan Agregat Halus


Lokasi pengambilan agregat kasar Rinding Batu, Kecamatan Kesu, Kabupaten
Toraja Utara, Sulawesi selatan. + 5 KM dari Rantepao

Gambar 3.2 Lokasi Pengambilan Agregat Kasar

3.1.1 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Agregat kasar/cipping

Agregat kasar yangakan digunakan adalah batu pecah yang berasal dari PT. Carli
Alfa Timur Toraja Utara. Agregat kasar ini disaring dengan ayakan sehingga
agregat kasar yang sesuai dengan rencana dengan butiran-butiran yang tertinggal
disaringan 4,75 mm.

b. Agregat halus

Agregat halus yang akan digunakan adalah agregat halus yang berasal dari daerah
Tapparan yang berjarak 18 KM dari kota Makale, Kabupaten Tanah Toraja.
Agregat halus yang sesuai dengan rencana yang butiran-butirannya lolos dari
saringan 4,75 mm.

c. Semen

Semen yang dipakai dalam penelitian ini semen Portland type 1 (normal) yaitu
semen merk Tiga Roda. Semen ini dijual dan dikemas dalam kantong tertutup
dengan berat 50 kg semen ini dapat dibeli dari toko bangunan yang ada di wilayah
Tanah Toraja dan Toraja Utara.

d. Air

Dalam penelitian ini penulis menggunakan air bersih yang bersumber dari
Kampus II UKI Toraja, Kabupaten Toraja Utara.

e. Serbuk Gergaji
Serbuk gergaji yang akan digunakan memerlukan pengolahan pendahuluan
yang disebut proses mineralisasi. Proses pengolahan serbuk kayu sebagai
bahan penambah dilakukan dengan cara manul yang sebelumnya di dapat di
daerah kota Rantepao, Toraja Utara.

3.1.2 Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Ayakan/saringan

a. Ayakan dengan lubang berturut-turut 9,5 mm, 4,75 mm, 2.36 mm, 1,18 mm,
0,60 mm, dan 0,15 mm yang dilengkapi dengan penutup dan alat penggetar,
digunakan untuk mengetahui gradasi pasir.
b. Ayakan dengan lubang berturut-turut 76 mm, 38 mm, 25 mm, 19 mm, 12,7
mm, 9,5 mm, 4,75 mm, 1,18 mm, 0,30 mm, 0,15 mm, digunakan untuk
mengetahui gradasi batu pecah.

2. Timbangan digital

Timbangan digital mempunyai kapasitas 100 kg. digunakan untuk menimbang


material-material yang akan diteliti dan juga untuk menimbang semen, pasir dan
kerikil sebagai bahan beton sebelum dicampur.

3. Piknometer

Alat ini digunakan untuk memeriksa berat jenis dan penyerapan agregat pasir,
piknometer memiliki kapasitas 500 cc.
4. Oven

Oven digunakan untuk memanaskan/mengeringkan agregat pada benda uji.

5. Gelas ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume air, misalnya pada waktu
pemeriksaan kandungan kadar lumpur dan waktu pembuatan benda uji.

6. Kerucut Abrams

Kerucut Abrams beserta tilam pelat baja dan tongkat besi digunakan untuk
mengukur konsistensi atau secara sederhana.

7. Cetakan beton

Cetakan beton yang digunakan untuk mencetak benda uji terbuat dari bahan baja
berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.

8. Mesin pengaduk beton (concrete mixer)

Alat pengaduk beton ini digunakan untuk mencampur material pada adukan
beton.

9. Bak perendam benda uji

Bak digunakan untuk menampung air untuk rendaman/perawatan pada benda uji

10. Compresion testing mechine (CTM)

Compresion testing mechine yang dipakai untuk kapasitas pembebanan


maksimum 150 ton. Alat ini digunakan untuk pengujian kuat tekan beton silinder

3.2 Pengujian Agregat


A. Agregat Halus
Berikut langkah pemeriksaan bahan berat jenis pasir yaitu :
1. Pemeriksaan Berat Jenis Pasir
a. Pasir Uji (SSD) dikeringkan dalam oven dengan suhu 1100 C sampai beratnya
tetap kemudian direndam didalam air selama 24 jam.
b. Setelah 24 jam air rendaman dibuang dengan hati-hati agar butiran pasir tidak
ikut terbuang, tebarkan pasir dalam talam keringkan diudara panas dengan cara
membolak-balikan pasir sampai kering.
c. Pasir tersebut dimasukkan dalam piknometer sebanyak 500 gr (W1) kemudian
masukkan air dalam piknometer hingg mencapai 90% isi piknometer, putar
dan guling-gulingkan piknometer sampai tidak terlihat gelembung udara
didalamnya.
d. Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian
perhitungan dengan suhu standar 250 C.
e. Piknometer berisi air dan pasir ditimbang dan dicatat beratnya (W2).
f. Piknometer kosong dan berisi air ditimbang dan dicatat beratnya. Berturut-turut
(W3) dan (W4) setelah menyedap air pasir dikeluarkan dari piknometer tanpa
adanya terjejer, kemudian dikeringkan dalam oven selama 24 jam. Berat jenis
pasir dengan rumus:
W1
¿¿

2. Pemeriksaan Gradasi Pasir


Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui distribusi ukuran agregat halus
atau agregat kasar dengan menggunakan saringan standar tertentu dan untuk
menentukan nilai apakah agregat kasar atau agregat halus yang akan digunakan
tersebut cocok untuk produksi beton.
Langkah-langkah pemeriksaan gradasi agregat halus yaitu :
a. Pasir yang akan diperiksa keringkan dalam oven dengan suhu 1100 C sampai
berat tetap.
b. Keluarkan pasir dari oven dinginkan dalam desikator selama 3 jam
c. Menysun ayakan sesuai dengan urutannya, ukuran terbesar diletakkan di atas
yaitu 4.8 mm, 2.4 mm, 1.2 mm, 0.6 mm, 0.3 mm, dan 0.15 mm.
d. Memasukkan pasir dalam ayakan paling atas, tutup ayakan dengan cara
digetarkan selama 15 menit kemudian diamkam pasir selama 5 menit agar pasir
tersebut mengendap.
e. Pasir yang tertinggal dalam masing-masing ayakan ditimbang beserta
wadahnya.
f. Gradasi pasir yang didapat dengan cara menghitung jumlah komulatif
presentasi butiran yang lolos masing-masing ayakan. menjumlahkan presentasi
komulatif butir yang tertinggal kemudian dibagi seratus.
3. Pemeriksaan Kadar Lumpur pada Pasir
Pemeriksaan kadar lumpur pada pasir akan mengetahui kadar lumpur pada
pasir. Kadar lumpur dalam pasir harus kurang dari 5% sebagai ketentuan
agregat pada beton.
a. Mengambil pasir yang lolos dari ayakan No. 200 (0.075 mm) masukkan benda
uji kedalam gelas ukur.
b. Mencuci pasir dengan air bersih dengan air bersih yaitu dengan menuangkan
pasir kedalam gelas ukur yang berisi air yang mencapai 200 cc. Kemudian
goyang-goyangkan (kocok) gelas ukur hingga air dan pasir tercampur,
selanjutnya diamkan selama 5 menit dan air dibuang.
c. Percobaan ini diulang-ulang sampai air benar-benar jernih dan bersih.
d. Kemudian catat tinggi pasir dan tinggi lumpur pada gelas ukur.
e. Kemudian pasir ditaruh dicawan dan dikeringkan dalam oven selama 24 jam
selanjtnya ditimbang beratnya.
f. Hitung kadar lumpur benda uji.
4. Pemeriksaan Berat Isi Pasir
Pemeriksaan berat isi air pasir bertujuan untuk perbandingan antara berat yang
terkandung dalam agregat yang berat terkandung dalam agregat dengan berat
agregat dalam keadaan kering. Nilai dari kadar air ini digunakan untuk koreksi
takaran air dalam adukan pencampuran beton yang sesuai dengan kondisi
agregat dilapangan.
a. Timbang berat talam untuk pengeringan.
b. Masukkan pada benda uji dalam talam kemudian timbang berat talam serta
benda uji.
c. Talam serta benda uji dimasukkan kedalam oven sampai benar-benar kering
dan beratnya tetap.
d. Keluarkan talam serta benda uji dari dari oven, setelah dalam keadaan kering
timbang dan catat berat dalam talam dari benda uji.
e. Kemudian hitung kadar air agregat.
B. Agregat Kasar
Persiapan dan pemeriksaan bahan pada susunan beton adapun tahapan
meliputi:
1. Uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar sesuai (SNI 03-1969-90)
a. Pertama benda uji di cuci untuk menghilangkan lumpur pada kerikil yang
merekat pada permukaan.
b. Benda uji dikeringkan dalam oven pada suhu 1100C sampai kering. Keluarkan
benda uji dari oven, kemudian didinginkan selama 1-4 jam lalu ditimbang
c. Selanjutnya rendam benda uji dalam air selama + 5 jam. Setelah direndam
keluarkan benda uji kemudian dikeringkan pake kain lap hingga selaput air
pada permukaan hilang (jenuh permukaan kering/SSD).
2. Uji berat isi porositas agregat kasar (ASTM C 29-91a)
3. Uji analisa ayakan agregat kasar (ASTM C 135-95a)
4. Uji kadar air agregat kasar (SNI 03-1971-90)
5. Uji kadar air agregat kasar (ASRM C 117-95)
3.3 Tahapan Perencanaan Campuran Beton
Dalam tahapan perencanaan campuran bahan pembuat beton atau mix design
menggunakan metode SNI 7656-2012 untuk mengetahui proporsi semen, agregat
kasar, agregat kasar dan air agar dapat kuat tekan beton.
Adapun langkah perencanaan dalam campuran beton yaitu :
1. Menentukan kuat tekan beton pada usia 3, 7, 14 dan 28 hari.
2. Menghitung persentase agregat gabungan
3. Rencana sampel untuk penelitian Analisa Kuat Tekan Beton dengan
penambahan serbuk gergaji kayu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Rencana Sampel

Jenis Sampel Ukuran Jumlah


Silinder 15 cm x 30 cm 18 Sampel

4. Rencana penggunaan jumlah sampel dan perhitungan proporsi penggunaan


serbuk kayu sebagai bahan tambah :

Tabel 3.2 Rencana Pengujian

No. Perbandingan Umur Beton Jumlah


Campuran 7 hari 14 hari 28 hari Sampel
1 0% 3 3 3 9
2 20% 3 3 3 9
Total 18

Proporsi penggunaan serbuk gergaji kayu sebagai bahan tambah adalah sebagai
berikut ;

berat semen x jumlah persen sebuk kayu


Volume serbuk gergaji kayu ¿
100

Dengan keterangan :

a. Perbandingan campuran 0% merupakan beton normal tanpa adanya


penambahan zat aditif.
b. Perbandingan campuran 20% merupakan beton yang pada saat pengaduknya
ditambahkan dengan serbuk gergaji sebesar 20% dari semen.

3.4 Pembuatan Sampel Beton


sampel yang dibuat dalam penelitian ini adalah silinder dengan diameter 15
cm dan tinggi 30 cm, untuk menghitung kuat tekan beton. Benda uji pada
variasi dengan 9 benda uji beton yang berserat dan 9 beton normal.
a. Langkah pembuatan sampel beton :
1. Gunakan kerikil yang lolos ayakan diameter 9,5 mm dan tertahan pada
ayakan No.4 (4,75)
2. Siapkan pasir,semen, kerikil dan air yang sesuai dengan berat yang sudah
direncanakan agar mendapatkan campuran yang sesuai.
3. Aduk sampai campuran beton tersebut merata.
4. Pada setiap campuran adukan dilakukan slump test.
5. Pengujian ini dapat untuk menentukan nilai slump beton segar, sehingga
dapat dilakukan tingkat kemudahan pekerjaannya.
b. Langkah percetakan sampel :
1. Siapkan dan bersihkan cetakan silinder.
2. Olesin bagian dalam dengan menggunakan oli agar pada saat pelepasan
cetakan beton tidak susah dilepaskan.
3. Tuangkan beton pada cetakan.
4. Ratakan permukaan beton pada cetakan dengan menggunakan mistar
3.5 Perawatan Beton
Setelah benda uji selesai dicetak, agar kelembapan pada beton tetap terjaga
dengan baik selama umur 3, 7,14 sampai 28 hari. Cara perawatan beton
dengan direndam dalam bak air selama proses perawatan pada beton
dilakukan untuk mencegah pengeringan pada beton biasanya pada proses ini
beton sangat memerlukan air pada proses pengerasan pada beton. Pada
penelitian ini benda uji akan diangkat dari bak air sehari sebelum pengujian
kuat tekan beton.
3.6 Uji Kuat Tekan Beton
Sebelum melakukan pengujian kuat tekan beton pertama yang dilakukan
adalah menimbang sampel beton yang akan di uji dan dicatat hasilnya.
Pengujian kuat tekan beton dilakukan di laboratorium Teknik Sipil UKI
Toraja, dengan menggunakan mesin uji kuat tekan.

Anda mungkin juga menyukai