LOKASI PENGUJIAN
LABORATORIUM MATERIAL JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI
IDENTITAS PENGUJIAN
PELAKSANA PENGUJIAN : KELOMPOK V
ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA : IDA BAGUS BRAM
TARA PUTRA
LOKASI PENGUJIAN : LAB. MATERIAL BAHAN
PNB
PASIR :
Asal Material : Karangasem
Jenis Agregat : Alami
Kondisi Material : SSD (Satuarted Surface
Dry)
KERIKIL:
Asal Material : Karangasem
Jenis Agregat : Batu Pecah
Diameter Butir MAX : 40mm
Kondisi Material : SSD (Satuarted Surface
Dry)
PERENCANAAN CAMPURAN
Kuat Tekan Beton : 35 MPa.
Nilai SLUMP : 75 – 150 mm
1
BAB I
PERSIAPAN BAHAN
2
sama. (yang membedakan antara spliter pasir dan kerikil adalah besar
ukuran lubang spliter itu sendiri)
5. Siapkan empat ompreng segi empat, ( masing – masing 2 buah untuk
pasir dan kerikil)
6. Setelah itu letakkan 2 buah ompreng berdampingan, kemudian
letakkan alat spliter untuk pasir tepat diantara kedua ompreng
tersebut.
7. Setelah itu tuangkan material pasir tepat diatas alat spliter, usahakan
pada saat menuangkan material dengan posisi yang merata, agar
jumlah material yang jatuh diatas ompreng memiliki jumlah yang
hampir sama.
8. Proses ini dilakukan sampai material kurang lebih memenuhi kedua
ompreng tersebut.
9. Setelah itu siapkan ompreng bulat 2 buah,
10. Pindahkan pasir yang sudah di pisahkan tadi keatas ompreng bulat.
11. Setelah itu sampel pertama kembali dituangkan kealat spliter seperti
pada langkah sebelumnya.
12. Setelah didapat 2 sampel, letakkan satu sampel keatas ompreng bulat
kecil untuk dioven. Untuk mencari gradasi pasir ( analisa ayakan).
13. Sampel yang satunya di bagi lagi menjadi dua bagian menggunakan
alat spliter, sua sample tersebut diletakkan diatas ompreng segiempat
kecil, satu bagian untuk mencari berat jenis, dan satru bagian lagi
dugunakan unuk menguji kadar lumpur dari pasir tersebut.
14. Sehingga kita memiliki 4 buah pasir dalam wadah yang berbeda, dan
pada wadah yang paling besar nantinya digunakan untuk membuat
benda uji.
15. Ikuti langkah 6- 11 pada pasir diatas.
16. Ambil satu bagian untuk di bagi lagi menggunakan alat spliter,
17. Setelah di spliter, satu bagian dijadikan satu dengan material
sebelumnya, sedangkan bagian lainnya di bagi lagi dengan alat spliter
kemudian diletakkan di dua buah ompreng bulat kecil. Sampel ini
digunakan untuk mencari berat jenis.
18. Kita memiliki tiga sampel untuk kerikil, cuci semua sampel agar
lumpur yang menempel bisa terlepas.
19. Rendam sampel yang di letakkan di ompreng segiemapt kecil.
20. Simpan hingga 24 jam semua sampel.
3
BAB II
PENGUJIAN KADAR LUMPUR
Volume Lumpur 40
Volume Total 550
Perhitungan :
40
x 100 % = 7.27 %
550
Pembahasan
Dari hasil uji kadar lumpur didapatkan kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir yakni 7.27 %. Hasil ini terbilang buruk, karena batas
maksimum kadar lumpur untuk pasir yakni 5%.
4
BAB III
PENGUJIAN GRADASI AGREGAT HALUS
Alat : Bahan :
Ayakan standar Samplepasir yang
ASTM ( ukuran sudahdirendam
0.075 mm – 3.8 mm) Samplepasir yang
Timbangan sudahdioven
Formulirberatjenisda Samplekrikil yang
nanalisasaringan sudahdirendamsehari
Splitter an
Ompreng
Lap Kain
5
9. Timbangkembaliayakan yang sudahterisipasiratauadapasir yang
tertahan. Pastikantidakada 1 butirpasir yang tertinggalatauterjatuh
10. Lakukanpengecekanberatpada form
untukmengecekberatmaksimumsebelumdiayak
11. Bersihkanalat.
Ukuran
Berat Ayakan Berat Ayakan Berat Sampel Berat Komulatif % Komulatif % Komulatif Sampel
Ayakan
(gr) Sampel Tertahan Tertahan Sampel Tertahan Sampel Tertahan Lolos
(mm)
19 523 523 0.00 0.00 0.00 100.00
9.5 434 434 0.00 0.00 0.00 100.00
4.75 418 420 2.00 2.00 0.46 99.54
2.36 300 318 18.00 20.00 4.65 95.35
1.18 307 365 58.00 78.00 18.12 81.88
0.6 283 330 47.00 125.00 29.04 70.96
0.3 289 349 60.00 185.00 42.97 57.03
0.15 285 393.5 108.50 293.50 68.18 31.82
0.075 275 349 74.00 367.50 85.37 14.63
FAN 257 320 63.00 430.50 100.00 0.00
Berat Benda Uji sebelum diayak 1114.50 gram
Berat Benda Uji setelah diayak 430.50 gram
Jumlah agregat yang hilang (kurang dari 1%) 61.37 %
6
120
ZONE 3
100
80
ZONE 3 Batas Bawah
% Lolos
60 ZONE 3 Batas Atas
Ayakan
% Pasir Lolos Ayakan
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukuran Ayakan
7
120 ZONE 4
100
80
ZONE 4 Batas Bawah
% Lolos 60 ZONE 4 Batas Atas
Ayakan
40 % Pasir Lolos Ayakan
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukuran Ayakan
8
BAB IV
9
denganataskerucutabramterpancungdanlakukantumbukansebanyak
8x denganmerata
11. Isikembalikerucutabramterpancungdenganpasirsekitar 2/3 nya.
Lakukan 8x tubukandenganjatuhtinggi yang samasebelumnya.
12. Isikembalikerucutabramterpancungsampaipenuh,
tumbukkembalisebanyak 8x danjatuhbebas yang sama.
Laluratakanpasirdiataskerucutterpancung
13. Bersihkansisapasir yang
adadisekelilingkerucutabramterpancungdandiatas alas
kacadenganmenggunakankuas
14. Angkatperlahan – lahankerucutsecara vertical
15. Jika pasir jatuh sebagian mana dapat dikatana SSD
16. Setelahmendapatkanpasir SSD, siapkanstoples
17. Timbangstoplesdankaca penutup
18. Isistoplesdenganpasir SSD
19. Timbangkembalistoples + kacapenutup + samplepasir SSD
20. Tuangkan air kedalamstoples yang sudahberisi sample SSD
sampaipenuh, hinggatidakadagelembung yang
tersisadidalamstoples
21. Adukpasir SSD yang sudahberisi air,
tutupstoplesdengankacapenutuplalu lap hingga bersih
22. Timbangkembalistoples + kaca penutup + sample SSD + air
23. Tuangkan air beserta sample pasirkedalamompreng,
jangansampaiada yang terbuang
24. Tunggu air yang sudahdituangkankedalamomprenghinggabening
25. Sedot air yang sudahbening
26. Samplepasir yang sudah disedotairnyalalu di oven
27. Isikembalistoplesdengan air sampaipenuh
28. Timbangkembalistoples + kacapenutup + air untukmendapatkan
volume
29. Timbang pasri yang sudah di oven selama 1 hari tersebut
PERHITUNGAN
Berat ( stoples + kaca penutup + air ) + berat benda uji w6 = w3 + w1 2452 gr 2702 gr
Berat air yg tumpah akibat dimasukkannya benda uji kedalam air w7 = w6 - w4 243 gr 344 gr
Volume Benda Uji v = w7 gr / 1 (gr/cm3) 243 cm3 344 cm3
Berat air dalam agregat w8 = w1 -w5 504 gr 9 gr
10
Hasil Pengujian
Keterangan simbul
I II
Berat benda uji pasir untuk butiran yang tertahan pada saringan 4,75 mm w1 a 605 gr 855 gr
Berat benda uji pasir untuk butiran yang lolos pada saringan 4,75 mm w1 b 0 gr 0 gr
Berat total benda uji pasir w1 ab = w1a + w1b 605 gr 855 gr
Volume benda uji pasir untuk butiran yang tertahan pada saringan 4,75
mm v1a 243 cm3 344 cm3
Volume benda uji pasir untuk butiran yang lolos pada saringan 4,75 mm v1b 0 cm3 0 cm3
Volume benda uji pasir v1ab = v1a + v1b 243 cm3 344 cm3
Berat jenis benda uji pasir bj = w1ab (gr)/v1ab (cm3) 2.490 gr/cm3 2.485 gr/cm3
Berat jenis rata - rata benda uji PASIR 2.488 gr/cm3
Hasil Pengujian
Keterangan Simbul
I II
Berat benda uji pasir kering oven untuk butiran yang tertahan pada
saringan 4,75 mm w5 a 601 gr 846 gr
Berat benda uji pasir kering oven untuk butiran yang lolos pada saringan
4,75 mm w5 b 0 gr 0 gr
Berat total benda uji pasir kering oven w5 ab = w5a + w5b 601 gr 846 gr
Berat total benda uji pasir kering oven untuk butiran yang tertahan pada
saringan 4,75 mm w8a 504 cm3 9 cm3
Berat benda uji pasir kering oven untuk butiran yang lolos pada saringan
4,75 mm w8b 0 cm3 0 cm3
Berat total air dalam benda uji pasir w8ab = w8a + w8b 504 cm3 9 cm3
Penyerapan benda uji pasir pa = w8ab*100% (gr) / w5ab (gr) 0.839 gr/cm3 0.011 gr/cm3
Penyerapan rata - rata benda uji PASIR 0.425 gr/cm3
11
BAB V
BERAT JENIS AGREGAT KASAR
12
5.4 Hasil Praktikum
PERHITUNGAN :
𝑩𝒌 𝟐𝟏𝟖𝟏
Berat jenis SSD =𝑩𝒋−𝑩𝒂 = 𝟐𝟑𝟏𝟕−𝟏𝟑𝟐𝟖
Dimana :
Bk = Berat Uji Kering Oven (gr)
Bj = Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh (gr)
Ba = Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh di dalam Air (gr)
13
BAB VI
6.1 Tujuan
Menentukan berat volume pasir, kerikil, dan semen
Bahan :
- Pasir
- Kerikil
- Semen
14
6.3 Langkah Kerja
1. Siapkan agregat yang telah disiapkan sebelumnya
2. Siapkan bejana kosong masing masing untuk pasir kerikil dan semen beserta penutup
kaca
3. Timbang ketiga bejana secara bergantian mengguanakan timbangan besar yaitu
bejana pasir, kerikil dan semen beserta masing masing penutupnya.
4. Isi bejana dengan agregat (pasir, kerikil dan semen ) sampai penuh (tidak
dipadatkan) kemudian timbang, dan lakukan langkah tersebut sebanyak 2x agar
mendapatkan perbandingan data (duplo)
5. kemudian timbang bejana yang penuh berisi air + penutup ( bejana pasir, kerikil dan
semen)
6. Lakukan analisa data
ANALISA DATA
Hasil Pengujian
Keterangan Simbul
I II
Berat Mould W1 2000 gr 2000 gr
Berat Mould + Benda Uji W2 5900 gr 6100 gr
Berat Mould + Air W3 5100 gr 5100 gr
Berat benda uji W4=W2-W1 3900 gr 4100 gr
Berat Air W5=W3-W1 3100 gr 3100 gr
V = W5(gr)/
3100 cm3 3100 cm3
Volume Bejana 1(gr/cm3)
Berat volume benda uji PASIR Bv= W4(gr)/V(cm3) 1.258065 gr/cm3 1.322581 gr/cm3
Berat Volume Rata - rata benda uji PASIR 1.290322581 gr/cm3
15
Nama Material : KERIKIL
Hasil Pengujian
Keterangan Simbul
I II
Berat Mould W1 3400 gr 3400 gr
Berat Mould + Benda Uji W2 12900 gr 13000 gr
Berat Mould + Air W3 10200 gr 10200 gr
Berat benda uji W4=W2-W1 9500 gr 9600 gr
Berat Air W5=W3-W1 6800 gr 6800 gr
V = W5(gr)/
6800 cm3 6800 cm3
Volume Bejana 1(gr/cm3)
Berat volume benda uji PASIR Bv= W4(gr)/V(cm3) 1.397059 gr/cm3 1.411765 gr/cm3
Berat Volume Rata - rata benda uji KERIKIL 1.404411765 gr/cm3
Hasil Pengujian
Keterangan Simbul
I II
Berat Mould W1 2000 gr 2000 gr
Berat Mould + Benda Uji W2 6000 gr 5900 gr
Berat Mould + Air W3 5100 gr 5100 gr
Berat benda uji W4=W2-W1 4000 gr 3900 gr
Berat Air W5=W3-W1 3100 gr 3100 gr
V = W5(gr)/
3100 cm3 3100 cm3
Volume Bejana 1(gr/cm3)
Berat volume benda uji PASIR Bv= W4(gr)/V(cm3) 1.290323 gr/cm3 1.258065 gr/cm3
Berat Volume Rata - rata benda uji SEMEN 1.274193548 gr/cm3
16
BAB VII
17
8. Pertama masukkan agregat kasar ( kerikil) kedalam mesin molen, jumlah agregat kasar
yang dimasukkan harus sesuai dengan hasil analisa jobmix yang sudah dikerkana pada
hari sebelumnya,
9. Kedua masukkan bahan tambah ( semen) kedalam mesin molen, jumlahnya pun sama
dengan hasil analisa jobmix
10. Tunggu sampai kerikil dan semen tercampur kemudian masukkan pasir, jumlah pasir
yang dimasukkan pun sesuai dengan analiasa jobmix,
11. Kemudian penambahan air, air yang ditambahkan sesuai dengan jumlah air yang di
dapatkan pada saat analisa jobmix, namun sebagai cadangan sediakan juga air tambahan
yang didapatkan pada saat menghitung penyerapan pada agregat,
12. Setelah bahan sudah tercampur kemudian perhatikan campuran bahan di dalam mesin
molen, apabila masih terlihat kental mulai tambahkan air sesuai dengan jumlah kadar air
penyerapan dari agregat yaitu 1.5 liter, namun pada kondisi ini kami melakukan cara
dengan membagi penambahan air dalam beberapa bagian, pada penambahan pertama
menambahkan air sebanyak 1 liter,
13. Kemudian mesin diputar kembali,
14. Setelah itu balik posisi mesin menghadap kekiri,
15. Letakkan ompreng dibawah mesin kemudian tuangkan secara perlahan campuran
betonnya,
16. Setelah dituangkan cari dengan cepat di cari niai slump dari campuran yang dibuat,
17. Cara menguji nilai slump yaitu
18. Pertama ambil satu set alat uji slump
19. Letakkan alas ditempat yang datar
20. Basahi alas dan juga cetakan berbentuk kerucut terpancung
21. Letakan cetakan diatas alas kemudian tuangkan campuran beton, diisi setiap sepertiga
bagiannya dan ditumbuk sebanyak 25 x, seteah penuh isi kembali kemudian tumbuk lagi
satu x kemudian diratakan,
22. Mulai hitung selama 30 detik dari proses perataan
23. Setelah tiga puluh detik pasang mistar ukur di alas
24. Kemdian angkat kerucut dengan gerakan vertical keatas
25. Kemudian hitung nilai slumpnya
26. Jika nilai slump yang didapatkan masih belum sesuai dengan nilai slump yang ditentukan
maka campurkan lagi air kedalam campuran beton, sesuai dengan sisa dari jumah
penambahan airnya,
27. Kemudian uji lagi nilai slumpnya,
28. Saat nilai slump sudah memenuhi nilai slump yang ditentukan, kemudian ambil cetakan
silinder dan cetakan kubus
29. Isi cetakan sampai penuh dengan cara menuangkan sedikit demi sedikit sambil di tumbuk
setiap kali mengisi, hal ini dilakukan untuk meratkan semu ruangan dalam cetakan agar
terisi campuran, ddan juga untuk menghilangkan udara yang ada didalamnya.
18
30. Setelah selesai letakkan ditempat yang ditentukan,
31. Kemudian bersihkan alat-alat yang dipakai agar bisa digunakan untuk kelompok
berikutnya
ANALISA DATA :
9 Dicari dari Tabel hubungan antara Kuat Tekan dan Faktor air semen atau 0.43
Faktor air semen bebas Grafik Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen.
Ditetapkan berdasarkan penggunaan beton (Tabel - 3 SK-SNI-T-15-1990-
10 0.6
Faktor air semen maksimum 03, Halaman-9)
Faktor air semen yang dipakai adalah fas yang terkecil diantara fas
11 0.43
Faktor air semen yang dipakai langkah No. 9 dan langkah No. 10
Ditetapkan berdasarkan penggunaan beton (Tabel 4.4.1, Sumber PBI-
12 75-150 mm
Slump. 1971 Halaman-38)
13 Diameter butir agregat maksimum Dari hasil analisa saringan 40 mm
Tabel perkiraan kadar air bebas yang dibutuhkan untuk beberapa tingkat
14 kemudahan pengerjaan beton. (Tabel-6,Sumber SK-SNI.T-15-1990-03 205 mm
Kadar air bebas Halaman-13)
15 Jumlah semen (14)/(11) 476.744186
Ditetapkan berdasarkan berdasarkan penggunaan beton (Tabel - 3 SK-SNI-
16 325 kg/m3
Jumlah semen minimum T-15-1998-03,Halaman-9)
Jumlah semen yang dipakai adalah jumlah semen yang terbesar diantara
17 476.744186
Jumlah semen yang dipakai Jumlah semen langkah No.15 dan langkah No.16
Dihitung bila jumlah semen hasil perhitungan pada langkah (15) kurang
18 dari jumlah semen minimum pada langkah (16). Dihitung dengan rumus :
Faktor air semen yang disesuaikan fas' = (14)/(17)
19 Susunan besar butir agregat halus Grafik Batas Gradasi Pasir dalam daerah Gradasi Zone 3
Grafik hubungan faktor air semen (fas) dengan Presentase Agregat halus
20
Persentasan agregat halus terhadap agregat gabungan 27.5 %
BJ_rel = (% Agg.halus thd agg.Gabungan) * (BJ Agg.Halus) + (% Agg. Kasar
21
berat jenis relatif agg. Gabungan thd agg.Gabungan) * (BJ Agg.Kasar) 2.37345
Grafik hubungan BERAT JENIS AGG.GABUNGAN, KADAR AIR BEBAS.
22
Berat jenis beton Dengan BERAT JENIS BETON SEGAR 2425
23 Kadar agregat gabungan (22) - (17) - (14) 1743.25581
24 Kadar agregat halus (20) * (23) 479.395349
25 Kadar agregat kasar (23) - (24) 1263.86047
19
DAFTAR KEBUTUHAN JUMLAH MATERIAL UNTUK PEMBUATAN
CAMPURAN BETON
A. Proses Capping
Proses Capping yaitu meratakan muka benda benda uji. Proses ini hanya
berlaku untuk benda uji silinder.
Alat dan Bahan:
a) Panci
b) Kompor suhu
c) Sendok
d) Alas
e) Palu
f) Minyak
g) Belerang bubuk
20
B. Langkah Kerja:
1) Cairkan dulu belerang bubuk dengan cara dimasukan ke dalam panci dan
dimasak dengan kompor.
2) Lalu alas dibersihkan dan diberi minyak sedikit saja.
3) Jika sudah cair tuangkan ke alas dan ditumpuk dengan benda uji.
4) Setelah agak kering pukul-pukul alas dengan palu, tapi jangan terlalu keras.
5) Lalu di angkat.
Kode Benda Tanggal Bacaan Beban Luas Permukaan Volume Benda Uji Berat jenis Benda Uji Kuat Tekan Benda Uji
NO Jenis Benda Uji
Uji Uji Cetak Berat Benda Uji (gram) (KN) Benda Uji (mm2) (cm3) (gr/cm3) F'c (N/mm2) K (Kg/cm3)
1 B1 Silinder 8/12/2016 5/12/2016 11400 262 17663 5298.75 2.15 32.17 374.1
2 B2 Silinder 8/12/2016 5/12/2016 11600 219.5 17663 5298.75 2.19 26.96 313.4
3 B3 Silinder 8/12/2016 5/12/2016 8400 106.6 7850 1570 5.35 13.04 151.7
21
LAMPIRAN
22
Gambar 3. Sample Kadar Lumpur
\
Gambar 4. Sample Analisa Saringan
23
Gambar 5. Proses Pencucian Kerikil
24
Gambar 7. Proses Ayakan Analisa Saringan
25
Gambar 9. Proses Mencari Pasir Agar SSD
26
Gambar 11. Contoh Pasir Kondisi SSD
27
Gambar 13. Proses Penyiapan Kadar Lumpur
28
Gambar 15. Proses Mencari Berat Isi Pasir
29
Gambar 17. Proses Mencari Berat Isi Kerikil
30
Gambar 19. Proses Pengadukan/Pencampuran
31
Gambar 21. Proses Pencetakan Sample
32
Gambar 23. Proses Caping
33
Gambar 25. Oven
34
Gambar 27. Mesin Pengguncang/Shieve Shaker
35
Gambar 29. Concrete Mix
36