Anda di halaman 1dari 36

HASIL PENGUJIAN MATERIAL

LOKASI PENGUJIAN
LABORATORIUM MATERIAL JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI
IDENTITAS PENGUJIAN
PELAKSANA PENGUJIAN : KELOMPOK V
ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA : IDA BAGUS BRAM
TARA PUTRA
LOKASI PENGUJIAN : LAB. MATERIAL BAHAN
PNB

IDENTITAS MATERIAL YANG DIUJI


SEMEN :
Merk/TYPE : Tiga Roda/ TYPEI

PASIR :
Asal Material : Karangasem
Jenis Agregat : Alami
Kondisi Material : SSD (Satuarted Surface
Dry)

KERIKIL:
Asal Material : Karangasem
Jenis Agregat : Batu Pecah
Diameter Butir MAX : 40mm
Kondisi Material : SSD (Satuarted Surface
Dry)

PERENCANAAN CAMPURAN
Kuat Tekan Beton : 35 MPa.
Nilai SLUMP : 75 – 150 mm

1
BAB I

PERSIAPAN BAHAN

Hari/Tanggal : Senin, 28 November 2016


Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan

1.1 Tujuan Praktikum


Kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium struktur dan bahan
mempunyai sasaran untuk mengenal sifat mekanika bahan elemen maupun
struktur melalui percobaan di laboratorium. Diharapkan dengan percobaan ini
mahasiswa menegerti dan mengetahui gradasi agregat, perancangan dan
percobaan melaksanakan pembuatan campuran beton dengan kekuatan tekan
yang telah ditentukan.
Namun kegiatan hari ini lebih mengarah terhadap tujuan antara lain agar
mahasiwa dapat melakukan persiapan bahan seperti Agregat Kasar (Kerikil)
dan Agregat Halus (Pasir) yang akan digunakan untuk melakukan praktikum
pengujian bahan I untuk esok hari.

1.2 Alat dan Bahan


 Alat  Bahan
- Arco (alat pengangkut - Agregat Kasar
pasir dan kerikil) (Kerikil)
- Sekop kecil - Agregat Halus (Pasir)
- Sekop besar - Air
- Ompreng
- Alat spliter
- Gelas ukur
- Alat Tulis (Buku
Bolpoin)

1.3 Langkah Kerja


1. Langkah pertama yaitu mempersiapkan bahan untuk praktikum antara
lain pasir dan kerikil, material ini akan digunakan untuk membuat
benda uji.
2. Material diambil dengan menggunakan arco dan sekop, jumlah
masing- masing material yang diambil adalah masing-masing 3 arco. (
diibaratkan saja material ini diambil langsung dari quary)
3. Material yang telah diambil diletakkan diatas ompreng, dipisahkan
antara pasir dan kerikil di masing- masing ompreng.
4. Setelah itu keluarkan alat spliter ( untuk kerikil dan Pasir), Alat spliter
ini digunakan untuk membagi sampel menjadi kondisi yang hampi r

2
sama. (yang membedakan antara spliter pasir dan kerikil adalah besar
ukuran lubang spliter itu sendiri)
5. Siapkan empat ompreng segi empat, ( masing – masing 2 buah untuk
pasir dan kerikil)
6. Setelah itu letakkan 2 buah ompreng berdampingan, kemudian
letakkan alat spliter untuk pasir tepat diantara kedua ompreng
tersebut.
7. Setelah itu tuangkan material pasir tepat diatas alat spliter, usahakan
pada saat menuangkan material dengan posisi yang merata, agar
jumlah material yang jatuh diatas ompreng memiliki jumlah yang
hampir sama.
8. Proses ini dilakukan sampai material kurang lebih memenuhi kedua
ompreng tersebut.
9. Setelah itu siapkan ompreng bulat 2 buah,
10. Pindahkan pasir yang sudah di pisahkan tadi keatas ompreng bulat.
11. Setelah itu sampel pertama kembali dituangkan kealat spliter seperti
pada langkah sebelumnya.
12. Setelah didapat 2 sampel, letakkan satu sampel keatas ompreng bulat
kecil untuk dioven. Untuk mencari gradasi pasir ( analisa ayakan).
13. Sampel yang satunya di bagi lagi menjadi dua bagian menggunakan
alat spliter, sua sample tersebut diletakkan diatas ompreng segiempat
kecil, satu bagian untuk mencari berat jenis, dan satru bagian lagi
dugunakan unuk menguji kadar lumpur dari pasir tersebut.
14. Sehingga kita memiliki 4 buah pasir dalam wadah yang berbeda, dan
pada wadah yang paling besar nantinya digunakan untuk membuat
benda uji.
15. Ikuti langkah 6- 11 pada pasir diatas.
16. Ambil satu bagian untuk di bagi lagi menggunakan alat spliter,
17. Setelah di spliter, satu bagian dijadikan satu dengan material
sebelumnya, sedangkan bagian lainnya di bagi lagi dengan alat spliter
kemudian diletakkan di dua buah ompreng bulat kecil. Sampel ini
digunakan untuk mencari berat jenis.
18. Kita memiliki tiga sampel untuk kerikil, cuci semua sampel agar
lumpur yang menempel bisa terlepas.
19. Rendam sampel yang di letakkan di ompreng segiemapt kecil.
20. Simpan hingga 24 jam semua sampel.

3
BAB II
PENGUJIAN KADAR LUMPUR

Hari/Tanggal :Selasa – Kamis , 29 November – 1 Desember 2016

Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan

2.1 Tujuan Praktikum


Mengetahui kadar lumpur yang terdapat dalam pasir
Batas maksimum kadar lumpur untuk pasir yakni 5%.

2.2 Alat dan Bahan


 Alat:  Bahan :
 Gelas ukur  Pasir
 Lap kain  Air

2.3 Langkah Kerja


1. Siapkan 1 gelas ukur
2. Setelah itu ambil salah satu pasir yang diletakkan di ompreng yang
berbentuk segiempat kecil, kemudian masukkan kedalam gelas ukur,
kemudian isi air secukupnya untuk melarutkan pasir dengan air.
3. Setelah itu isi kembali dengan air lebih banyak dari yang sebelumnya.

2.4 Hasil Praktikum

Volume Lumpur 40
Volume Total 550

Perhitungan :
40
x 100 % = 7.27 %
550
Pembahasan
Dari hasil uji kadar lumpur didapatkan kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir yakni 7.27 %. Hasil ini terbilang buruk, karena batas
maksimum kadar lumpur untuk pasir yakni 5%.

4
BAB III
PENGUJIAN GRADASI AGREGAT HALUS

Hari/Tanggal :Selasa – Kamis , 29 November – 1 Desember 2016

Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan

3.1 Tujuan Praktikum


1. Untuk dapat membuat suatu distribusi ukuran agregat yang dapat
memperlihatkan pembagian butir (gradasi) suatu agregat dengan
menggunakan saringan.
2. Untuk dapat memahami pelaksanaan pengelompokan ukuran agregat
dengan menggunakan saringan
3. Untuk dapat menggunakan peralatan pengujianpengelompokan ukuran
agregat dengan menggunakan saringan
4. Untuk dapat mencatat, menghitung dan menganalisa pengujian

3.2 Alat dan Bahan

 Alat :  Bahan :
 Ayakan standar  Samplepasir yang
ASTM ( ukuran sudahdirendam
0.075 mm – 3.8 mm)  Samplepasir yang
 Timbangan sudahdioven
 Formulirberatjenisda  Samplekrikil yang
nanalisasaringan sudahdirendamsehari
 Splitter an
 Ompreng
 Lap Kain

3.3 Langkah Kerja


1. Siapkanpasir yang sudahdioven, spliterdanompreng
2. Bagi pasir menggunakan splitter
3. Taruhpasir di ompreng yang sudahdisediakan
4. Stabilkanterlebihdahulualattimbangan
5. Timbangsemuaberatayakandalamkeadaankosong. Tidaktermasuk fan
6. Susunayakansesuaiukuranayakan yang paling kecil
7. Tuangkanpasirdiatasayakanlalututup
8. Taruhayakandalammesinayakan selama 10 menit

5
9. Timbangkembaliayakan yang sudahterisipasiratauadapasir yang
tertahan. Pastikantidakada 1 butirpasir yang tertinggalatauterjatuh
10. Lakukanpengecekanberatpada form
untukmengecekberatmaksimumsebelumdiayak
11. Bersihkanalat.

3.4 Hasil Praktikum

PERHITUNGAN ANALISA SARINGAN PASIR BENOA

Ukuran
Berat Ayakan Berat Ayakan Berat Sampel Berat Komulatif % Komulatif % Komulatif Sampel
Ayakan
(gr) Sampel Tertahan Tertahan Sampel Tertahan Sampel Tertahan Lolos
(mm)
19 523 523 0.00 0.00 0.00 100.00
9.5 434 434 0.00 0.00 0.00 100.00
4.75 418 420 2.00 2.00 0.46 99.54
2.36 300 318 18.00 20.00 4.65 95.35
1.18 307 365 58.00 78.00 18.12 81.88
0.6 283 330 47.00 125.00 29.04 70.96
0.3 289 349 60.00 185.00 42.97 57.03
0.15 285 393.5 108.50 293.50 68.18 31.82
0.075 275 349 74.00 367.50 85.37 14.63
FAN 257 320 63.00 430.50 100.00 0.00
Berat Benda Uji sebelum diayak 1114.50 gram
Berat Benda Uji setelah diayak 430.50 gram
Jumlah agregat yang hilang (kurang dari 1%) 61.37 %

Posisi Zone Agregat Halus ( Pasir)


Ukuran % Pasir Lolos ZONE 1 ZONE 2 ZONE 3 ZONE 4
Ayakan Ayakan Batas Bawah Batas Atas Batas Bawah Batas Atas Batas Bawah Batas Atas Batas Bawah Batas Atas
0.075 14.63 0 0 0 0 0 0 0 0
0.15 31.82 0 10 0 10 0 10 0 15
0.3 57.03 5 20 8 30 12 40 15 50
0.6 70.96 15 34 35 59 60 79 80 100
1.18 81.88 30 70 55 90 75 100 90 100
2.36 95.35 60 95 75 100 85 100 95 100
4.75 99.54 90 100 90 100 90 100 95 100
9.5 100.00 100 100 100 100 100 100 100 100
19 100.00 100 100 100 100 100 100 100 100

6
120
ZONE 3
100

80
ZONE 3 Batas Bawah
% Lolos
60 ZONE 3 Batas Atas
Ayakan
% Pasir Lolos Ayakan
40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukuran Ayakan

7
120 ZONE 4
100

80
ZONE 4 Batas Bawah
% Lolos 60 ZONE 4 Batas Atas
Ayakan
40 % Pasir Lolos Ayakan

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukuran Ayakan

8
BAB IV

BERAT JENIS AGREGAT HALUS

Hari/Tanggal :Selasa – Kamis , 29 November – 1 Desember 2016

Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan

4.1 Tujuan Praktikum


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis dari pada pasir untuk
dimasukan kedalam job mixdesign

4.2 Alat dan Bahan :


 Samplepasir yang sudahdirendam
 Kaca
 Stoples
 Penumbuk
 Ompreng
 Lap
 Kerucutabramterpancung
 Kacapenutupstoples
 Spatula

4.3 Langkah Kerja


1. Siapkanpasir yang sudahdirendamseharidan form
2. Tiriskan air dalampasir yang sudahdirendam
3. Jemurpasirdengancaramenghamparpasirdibawahsinarmatahari
4. Setiap 10 menitsekalicekkekeringan pasir.
Dengancaramenggenggampasirtersebut.
Jikapasirmasihutuhmakapasirtersebutmasihdalamkeaadaan
basahataubelumdalamkeadaan SSD.
5. Jikasudahpecahsebagiansegeralakukanpengujuian
6. Ambil alas kaca, tempatkandiatas lap. Inibertujuan agar
kacasebagai alas tidakpecah
7. Bersihkankembali alas kaca
8. Ambilkerucut abramterpancungdantaruhdiatas alas kaca
9. Masukanpasir yang telahdiperkirakandalamkeadaan ssd
kedalamkerucutabramterpancung, sekitar 1/3 nya
10. Ambilpenumbuk, lalutumbukpasir yang ada di
dalamkerucutabramterpancungdengantinggijatuhbebasyakni rata

9
denganataskerucutabramterpancungdanlakukantumbukansebanyak
8x denganmerata
11. Isikembalikerucutabramterpancungdenganpasirsekitar 2/3 nya.
Lakukan 8x tubukandenganjatuhtinggi yang samasebelumnya.
12. Isikembalikerucutabramterpancungsampaipenuh,
tumbukkembalisebanyak 8x danjatuhbebas yang sama.
Laluratakanpasirdiataskerucutterpancung
13. Bersihkansisapasir yang
adadisekelilingkerucutabramterpancungdandiatas alas
kacadenganmenggunakankuas
14. Angkatperlahan – lahankerucutsecara vertical
15. Jika pasir jatuh sebagian mana dapat dikatana SSD
16. Setelahmendapatkanpasir SSD, siapkanstoples
17. Timbangstoplesdankaca penutup
18. Isistoplesdenganpasir SSD
19. Timbangkembalistoples + kacapenutup + samplepasir SSD
20. Tuangkan air kedalamstoples yang sudahberisi sample SSD
sampaipenuh, hinggatidakadagelembung yang
tersisadidalamstoples
21. Adukpasir SSD yang sudahberisi air,
tutupstoplesdengankacapenutuplalu lap hingga bersih
22. Timbangkembalistoples + kaca penutup + sample SSD + air
23. Tuangkan air beserta sample pasirkedalamompreng,
jangansampaiada yang terbuang
24. Tunggu air yang sudahdituangkankedalamomprenghinggabening
25. Sedot air yang sudahbening
26. Samplepasir yang sudah disedotairnyalalu di oven
27. Isikembalistoplesdengan air sampaipenuh
28. Timbangkembalistoples + kacapenutup + air untukmendapatkan
volume
29. Timbang pasri yang sudah di oven selama 1 hari tersebut

4.4 Hasil Praktikum


Hasil Pengujian
Keterangan Simbul
I II
Berat Benda Uji w1 605 gr 855 gr
Berat ( stoples + kaca penutup ) w2 720 gr 720 gr
Berat ( stoples + kaca penutup + air ) w3 1847 gr 1847 gr
Berat ( stoples + kaca penutup + benda uji dalam air + air ) w4 2209 gr 2358 gr
Berat Benda uji kering oven w5 101 gr 846 gr

PERHITUNGAN
Berat ( stoples + kaca penutup + air ) + berat benda uji w6 = w3 + w1 2452 gr 2702 gr
Berat air yg tumpah akibat dimasukkannya benda uji kedalam air w7 = w6 - w4 243 gr 344 gr
Volume Benda Uji v = w7 gr / 1 (gr/cm3) 243 cm3 344 cm3
Berat air dalam agregat w8 = w1 -w5 504 gr 9 gr

10
Hasil Pengujian
Keterangan simbul
I II

Berat benda uji pasir untuk butiran yang tertahan pada saringan 4,75 mm w1 a 605 gr 855 gr

Berat benda uji pasir untuk butiran yang lolos pada saringan 4,75 mm w1 b 0 gr 0 gr
Berat total benda uji pasir w1 ab = w1a + w1b 605 gr 855 gr
Volume benda uji pasir untuk butiran yang tertahan pada saringan 4,75
mm v1a 243 cm3 344 cm3

Volume benda uji pasir untuk butiran yang lolos pada saringan 4,75 mm v1b 0 cm3 0 cm3
Volume benda uji pasir v1ab = v1a + v1b 243 cm3 344 cm3
Berat jenis benda uji pasir bj = w1ab (gr)/v1ab (cm3) 2.490 gr/cm3 2.485 gr/cm3
Berat jenis rata - rata benda uji PASIR 2.488 gr/cm3

Hasil Pengujian
Keterangan Simbul
I II
Berat benda uji pasir kering oven untuk butiran yang tertahan pada
saringan 4,75 mm w5 a 601 gr 846 gr
Berat benda uji pasir kering oven untuk butiran yang lolos pada saringan
4,75 mm w5 b 0 gr 0 gr
Berat total benda uji pasir kering oven w5 ab = w5a + w5b 601 gr 846 gr
Berat total benda uji pasir kering oven untuk butiran yang tertahan pada
saringan 4,75 mm w8a 504 cm3 9 cm3
Berat benda uji pasir kering oven untuk butiran yang lolos pada saringan
4,75 mm w8b 0 cm3 0 cm3
Berat total air dalam benda uji pasir w8ab = w8a + w8b 504 cm3 9 cm3
Penyerapan benda uji pasir pa = w8ab*100% (gr) / w5ab (gr) 0.839 gr/cm3 0.011 gr/cm3
Penyerapan rata - rata benda uji PASIR 0.425 gr/cm3

11
BAB V
BERAT JENIS AGREGAT KASAR

Hari/Tanggal : Selasa – Kamis , 29 November – 1 Desember 2016

Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan

5.1 Tujuan Praktikum


Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat jenis dari agregat kasar untuk
dimasukan kedalam job mix design.

5.2 Alat dan Bahan


1. Sample agregat kasar yang sudah di rendam
2. Timbangan
3. Splitter
4. Ompreng
5. Handuk (lap)
6. Oven

5.3 Langkah Kerja


1. Siapkan krikil yang sudah direndam selama 24 jam, spliter dan juga
ompreng berukuran kecil
2. Tiriskan air yang ada dalam krikil yang sudah direndam kemudian
bagi krikil yang sudah ditiriskan menggunakan splitter
3. untuk membuat krikil dalam keadaan ssd atau permukaan dalam
keadaan kering, siapkan lap, taruh krikil pada lap kering
4. Taruh kembali krikil pada ompreng
5. Stabilkan timbangan
6. Timbang krikil pada timbangan, untuk uji kering lalu catat di form
7. Timbang krikil pada timbangan dalam keadaan basah di dalam air dan
pastikan keranjang timbangan tidak Nampak dipermukaan air.”catat
berat di form”
8. Keluarkan krikil yang sudah direndam di dalam timbangan, lalu taruh
di ompeng berukuran kecil kembali
9. Oven sample krikil kembali selama 1 hari
10. Timbang kembali sample krikil untuk uji kering oven. lalu catat di
form kembali

12
5.4 Hasil Praktikum

No Pengukuran Indeks Sampel


I II
1 Berat benda uji didalam air Ba 1328 gr 1216 gr
2 Berat benda uji SSD Bj 2317 gr 2135 gr
3 Berat benda uji kering oven Bk 2181 gr 2008 gr

No Perhitungan Sampel Nilai Rata-rata ½


I II [(1)+(2)]
1 Berat Jenis Bulk : Bk/Bj-Ba 2.21 2.18 2.20
2 Berat Jenis SSD : Bj/Bj-Ba 2.34 2.32 2.33
3 Berat Jenis Semu : Bk/Bk-Ba 2.56 2.54 2.55
4 Penyerapan : Bj-Bk/Bk x 100% 6.24 6.32 6.28

PERHITUNGAN :

𝑩𝒌 𝟐𝟏𝟖𝟏
Berat jenis SSD =𝑩𝒋−𝑩𝒂 = 𝟐𝟑𝟏𝟕−𝟏𝟑𝟐𝟖
Dimana :
Bk = Berat Uji Kering Oven (gr)
Bj = Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh (gr)
Ba = Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh di dalam Air (gr)

13
BAB VI

PENGUJIAN BERAT VOLUME PASIR, KERIKIL, DAN SEMEN

Hari/Tanggal : Selasa – Kamis , 29 November – 1 Desember 2016

Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan

6.1 Tujuan
Menentukan berat volume pasir, kerikil, dan semen

6.2 Alat dan Bahan


Alat :
- Ompreng
- Lap kain
- Timbangan besar
- Bejana pasir
- Bejana kerikil
- Bejana semen
- Kaca penutup bejana
- Skrop kecil
- skraper

Bahan :
- Pasir
- Kerikil
- Semen

14
6.3 Langkah Kerja
1. Siapkan agregat yang telah disiapkan sebelumnya
2. Siapkan bejana kosong masing masing untuk pasir kerikil dan semen beserta penutup
kaca
3. Timbang ketiga bejana secara bergantian mengguanakan timbangan besar yaitu
bejana pasir, kerikil dan semen beserta masing masing penutupnya.
4. Isi bejana dengan agregat (pasir, kerikil dan semen ) sampai penuh (tidak
dipadatkan) kemudian timbang, dan lakukan langkah tersebut sebanyak 2x agar
mendapatkan perbandingan data (duplo)
5. kemudian timbang bejana yang penuh berisi air + penutup ( bejana pasir, kerikil dan
semen)
6. Lakukan analisa data

ANALISA DATA

Nama Material : PASIR

Hasil Pengujian
Keterangan Simbul
I II
Berat Mould W1 2000 gr 2000 gr
Berat Mould + Benda Uji W2 5900 gr 6100 gr
Berat Mould + Air W3 5100 gr 5100 gr
Berat benda uji W4=W2-W1 3900 gr 4100 gr
Berat Air W5=W3-W1 3100 gr 3100 gr
V = W5(gr)/
3100 cm3 3100 cm3
Volume Bejana 1(gr/cm3)
Berat volume benda uji PASIR Bv= W4(gr)/V(cm3) 1.258065 gr/cm3 1.322581 gr/cm3
Berat Volume Rata - rata benda uji PASIR 1.290322581 gr/cm3

15
Nama Material : KERIKIL

Hasil Pengujian
Keterangan Simbul
I II
Berat Mould W1 3400 gr 3400 gr
Berat Mould + Benda Uji W2 12900 gr 13000 gr
Berat Mould + Air W3 10200 gr 10200 gr
Berat benda uji W4=W2-W1 9500 gr 9600 gr
Berat Air W5=W3-W1 6800 gr 6800 gr
V = W5(gr)/
6800 cm3 6800 cm3
Volume Bejana 1(gr/cm3)
Berat volume benda uji PASIR Bv= W4(gr)/V(cm3) 1.397059 gr/cm3 1.411765 gr/cm3
Berat Volume Rata - rata benda uji KERIKIL 1.404411765 gr/cm3

Nama Material : SEMEN

Hasil Pengujian
Keterangan Simbul
I II
Berat Mould W1 2000 gr 2000 gr
Berat Mould + Benda Uji W2 6000 gr 5900 gr
Berat Mould + Air W3 5100 gr 5100 gr
Berat benda uji W4=W2-W1 4000 gr 3900 gr
Berat Air W5=W3-W1 3100 gr 3100 gr
V = W5(gr)/
3100 cm3 3100 cm3
Volume Bejana 1(gr/cm3)
Berat volume benda uji PASIR Bv= W4(gr)/V(cm3) 1.290323 gr/cm3 1.258065 gr/cm3
Berat Volume Rata - rata benda uji SEMEN 1.274193548 gr/cm3

16
BAB VII

PENYUSUNAN ,PEMBUATAN DAN PEMELIHARAAN BENDA UJI BETON F’C


35 Mpa

Hari/Tanggal : Jumat – Rabu , 2– 7 Desember 2016

Tempat : Laboratorium Pengujian Bahan

7.1 Alat dan Bahan


1. Alat 2. Bahan
- Ompreng - Agregat Kasar ( kerikil )
- Mesin Molen - Agregat Halus (pasir)
- Satu set alat uji slump - Semen
- Sekrop - Air
- Roskam
- Cetakan benda uji silinder
- Cetakan benda uji kubus
- Alat penumbuk
- Timbangan
- Alat Tulis ( Buku, Bolpoin)

7.2 Langkah Kerja


1. Sebelum mengeluarkan alat dan bahan, hitung penyerapan agregat terhadap air, karna
pada saat menghitung jobmix kita menggunakan kondisi SSD,
2. Persiakan alat dan bahan yang akan digunakan unuk membuat benda uji, sesuai dengan
alat dan bahan di sub bab A.
3. Setelah itu, basahi alat molen, ompreng, alat slump dan alat lainnya. Hal ini dilakukan
agar memudahkan pengerjaan benda uji nantinya.
4. Untuk penggunaan molen sendiri harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan,
5. Untuk memasukkan alat dan bahan molen harus diputar sehingga menghadap kesebelah
kanan kita,
6. Untuk memindahkan campuran ke dalam ompreng maka alat harus diputar kebagian
sebelah kiri.
7. Setelah semua siap kemudian hidukan mesin, masukkan bahan dengan langkah sebagai
berikut;

17
8. Pertama masukkan agregat kasar ( kerikil) kedalam mesin molen, jumlah agregat kasar
yang dimasukkan harus sesuai dengan hasil analisa jobmix yang sudah dikerkana pada
hari sebelumnya,
9. Kedua masukkan bahan tambah ( semen) kedalam mesin molen, jumlahnya pun sama
dengan hasil analisa jobmix
10. Tunggu sampai kerikil dan semen tercampur kemudian masukkan pasir, jumlah pasir
yang dimasukkan pun sesuai dengan analiasa jobmix,
11. Kemudian penambahan air, air yang ditambahkan sesuai dengan jumlah air yang di
dapatkan pada saat analisa jobmix, namun sebagai cadangan sediakan juga air tambahan
yang didapatkan pada saat menghitung penyerapan pada agregat,
12. Setelah bahan sudah tercampur kemudian perhatikan campuran bahan di dalam mesin
molen, apabila masih terlihat kental mulai tambahkan air sesuai dengan jumlah kadar air
penyerapan dari agregat yaitu 1.5 liter, namun pada kondisi ini kami melakukan cara
dengan membagi penambahan air dalam beberapa bagian, pada penambahan pertama
menambahkan air sebanyak 1 liter,
13. Kemudian mesin diputar kembali,
14. Setelah itu balik posisi mesin menghadap kekiri,
15. Letakkan ompreng dibawah mesin kemudian tuangkan secara perlahan campuran
betonnya,
16. Setelah dituangkan cari dengan cepat di cari niai slump dari campuran yang dibuat,
17. Cara menguji nilai slump yaitu
18. Pertama ambil satu set alat uji slump
19. Letakkan alas ditempat yang datar
20. Basahi alas dan juga cetakan berbentuk kerucut terpancung
21. Letakan cetakan diatas alas kemudian tuangkan campuran beton, diisi setiap sepertiga
bagiannya dan ditumbuk sebanyak 25 x, seteah penuh isi kembali kemudian tumbuk lagi
satu x kemudian diratakan,
22. Mulai hitung selama 30 detik dari proses perataan
23. Setelah tiga puluh detik pasang mistar ukur di alas
24. Kemdian angkat kerucut dengan gerakan vertical keatas
25. Kemudian hitung nilai slumpnya
26. Jika nilai slump yang didapatkan masih belum sesuai dengan nilai slump yang ditentukan
maka campurkan lagi air kedalam campuran beton, sesuai dengan sisa dari jumah
penambahan airnya,
27. Kemudian uji lagi nilai slumpnya,
28. Saat nilai slump sudah memenuhi nilai slump yang ditentukan, kemudian ambil cetakan
silinder dan cetakan kubus
29. Isi cetakan sampai penuh dengan cara menuangkan sedikit demi sedikit sambil di tumbuk
setiap kali mengisi, hal ini dilakukan untuk meratkan semu ruangan dalam cetakan agar
terisi campuran, ddan juga untuk menghilangkan udara yang ada didalamnya.

18
30. Setelah selesai letakkan ditempat yang ditentukan,
31. Kemudian bersihkan alat-alat yang dipakai agar bisa digunakan untuk kelompok
berikutnya

ANALISA DATA :

NO URAIAN TABEL/GRAFIK/PERHITUNGAN NILAI SATUAN

1 Bentuk benda uji Kubus / Silinder Silinder


Kuat tekan beton yang disyratkan pada umur 28
2 35 MPa
hari ditetapkan berdasarkan permintaan
3 Deviasi standard ayat 3.3.1 poin-2 (S = 7) 7 MPa
4 Nilai tambah (margin) ayat 3.3.1 poin-5 (M = 1.64 * S) 11.48 MPa
5 Kekuatan rata-rata yang ditargetkan (4) = (1) + (3) 46.48 MPa
6 Jenis Semen Ditetapkan (Type I,II,III, dsb) Type 1
7 Jenis agregat kasar Alami / Batu pecah (ditetapkan) Pecah
8 Jenis agregat halus Alami / batu pecah. Alami

9 Dicari dari Tabel hubungan antara Kuat Tekan dan Faktor air semen atau 0.43
Faktor air semen bebas Grafik Hubungan antara kuat tekan dan faktor air semen.
Ditetapkan berdasarkan penggunaan beton (Tabel - 3 SK-SNI-T-15-1990-
10 0.6
Faktor air semen maksimum 03, Halaman-9)
Faktor air semen yang dipakai adalah fas yang terkecil diantara fas
11 0.43
Faktor air semen yang dipakai langkah No. 9 dan langkah No. 10
Ditetapkan berdasarkan penggunaan beton (Tabel 4.4.1, Sumber PBI-
12 75-150 mm
Slump. 1971 Halaman-38)
13 Diameter butir agregat maksimum Dari hasil analisa saringan 40 mm
Tabel perkiraan kadar air bebas yang dibutuhkan untuk beberapa tingkat
14 kemudahan pengerjaan beton. (Tabel-6,Sumber SK-SNI.T-15-1990-03 205 mm
Kadar air bebas Halaman-13)
15 Jumlah semen (14)/(11) 476.744186
Ditetapkan berdasarkan berdasarkan penggunaan beton (Tabel - 3 SK-SNI-
16 325 kg/m3
Jumlah semen minimum T-15-1998-03,Halaman-9)
Jumlah semen yang dipakai adalah jumlah semen yang terbesar diantara
17 476.744186
Jumlah semen yang dipakai Jumlah semen langkah No.15 dan langkah No.16
Dihitung bila jumlah semen hasil perhitungan pada langkah (15) kurang
18 dari jumlah semen minimum pada langkah (16). Dihitung dengan rumus :
Faktor air semen yang disesuaikan fas' = (14)/(17)
19 Susunan besar butir agregat halus Grafik Batas Gradasi Pasir dalam daerah Gradasi Zone 3
Grafik hubungan faktor air semen (fas) dengan Presentase Agregat halus
20
Persentasan agregat halus terhadap agregat gabungan 27.5 %
BJ_rel = (% Agg.halus thd agg.Gabungan) * (BJ Agg.Halus) + (% Agg. Kasar
21
berat jenis relatif agg. Gabungan thd agg.Gabungan) * (BJ Agg.Kasar) 2.37345
Grafik hubungan BERAT JENIS AGG.GABUNGAN, KADAR AIR BEBAS.
22
Berat jenis beton Dengan BERAT JENIS BETON SEGAR 2425
23 Kadar agregat gabungan (22) - (17) - (14) 1743.25581
24 Kadar agregat halus (20) * (23) 479.395349
25 Kadar agregat kasar (23) - (24) 1263.86047

19
DAFTAR KEBUTUHAN JUMLAH MATERIAL UNTUK PEMBUATAN
CAMPURAN BETON

Pemberi Tugas : Jurususan Teknik SIpil Politeknik Negeri Bali

Daerah Asal Agregat Halus : Karangasem

Daerah Asal Agregat Kasar : Karangasem

Jenis Agregat Halus : Alami

Jenis Agregat Kasar : Batu pecah

Type Semen : TIGA RODA/TYPE 1

Kebutuhan Material Untuk


Volume Material untuk
NO Nama Material Satuan Berat volume
1 M3 Beton 3 Slinder Beton Perbandingan Perbandingan
1 M3 Beton
(d=15, t=30 ) Berat Volume
1 Semen kg/m3 1274.00 0.37 476.74 7.58 1.00 1.00
2 Pasir ( Agregat Halus ) kg/m4 1290.00 0.37 479.40 7.62 1.01 0.99
3 Kerikil ( Agregat Kasar ) kg/m5 1404.00 0.90 1,263.86 20.09 2.65 2.41
4 Air kg/m6 1000.00 0.21 205.00 3.26 0.43 0.55

A. Proses Capping
Proses Capping yaitu meratakan muka benda benda uji. Proses ini hanya
berlaku untuk benda uji silinder.
Alat dan Bahan:
a) Panci
b) Kompor suhu
c) Sendok
d) Alas
e) Palu
f) Minyak
g) Belerang bubuk

20
B. Langkah Kerja:
1) Cairkan dulu belerang bubuk dengan cara dimasukan ke dalam panci dan
dimasak dengan kompor.
2) Lalu alas dibersihkan dan diberi minyak sedikit saja.
3) Jika sudah cair tuangkan ke alas dan ditumpuk dengan benda uji.
4) Setelah agak kering pukul-pukul alas dengan palu, tapi jangan terlalu keras.
5) Lalu di angkat.

HASIL DATA UJI TEKAN

Kode Benda Tanggal Bacaan Beban Luas Permukaan Volume Benda Uji Berat jenis Benda Uji Kuat Tekan Benda Uji
NO Jenis Benda Uji
Uji Uji Cetak Berat Benda Uji (gram) (KN) Benda Uji (mm2) (cm3) (gr/cm3) F'c (N/mm2) K (Kg/cm3)
1 B1 Silinder 8/12/2016 5/12/2016 11400 262 17663 5298.75 2.15 32.17 374.1
2 B2 Silinder 8/12/2016 5/12/2016 11600 219.5 17663 5298.75 2.19 26.96 313.4
3 B3 Silinder 8/12/2016 5/12/2016 8400 106.6 7850 1570 5.35 13.04 151.7

21
LAMPIRAN

Gambar 1. Proses Pengovenan

Gambar 2. Proses Penyiapan Sample

22
Gambar 3. Sample Kadar Lumpur

\
Gambar 4. Sample Analisa Saringan

23
Gambar 5. Proses Pencucian Kerikil

Gambar 6. Proses Pembagian Sample

24
Gambar 7. Proses Ayakan Analisa Saringan

Gambar 8. Proses Menimbang

25
Gambar 9. Proses Mencari Pasir Agar SSD

Gambar 10. Proses Penentuan Pasir SSD atau Tidak

26
Gambar 11. Contoh Pasir Kondisi SSD

Gambar 12. Proses Penyiapan Kadar Lumpur

27
Gambar 13. Proses Penyiapan Kadar Lumpur

Gambar 14. Proses Mencari Berat Isi Semen

28
Gambar 15. Proses Mencari Berat Isi Pasir

Gambar 16. Proses Mencari Berat Isi Pasir

29
Gambar 17. Proses Mencari Berat Isi Kerikil

Gambar 18. Proses Memasukan Bahan

30
Gambar 19. Proses Pengadukan/Pencampuran

Gambar 20. Proses Tes Slump

31
Gambar 21. Proses Pencetakan Sample

Gambar 22. Beton Siap Uji

32
Gambar 23. Proses Caping

Gambar 24. Beton setelah dicaping

33
Gambar 25. Oven

Gambar 26. Splitter

34
Gambar 27. Mesin Pengguncang/Shieve Shaker

Gambar 28. Timbangan

35
Gambar 29. Concrete Mix

Gambar 30. Neraca Ohaus

36

Anda mungkin juga menyukai