Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN

Bahan kajian: Pengujian Bahan Agregat


Pokok bahasan: Pengambilan contoh agregat halus dan kasar (sampling)

Agregat atau orang awam sering menyebutnya kerikil merupakan objek yang tersedia
dari alam bahka ada pula yang buatan. Agregat sendiri memiliki ukuran yang beragam dan ciri
fisik yang berbeda beda. Agregat sering digunakan pada dunia Teknik sipil, khusunya pada
campuran beton. Tentu pada saat akan digunakan kita tidak sembarang memilih agregat, tetapi
ada ketentuan tersendiri, hal ini dilakukan untuk mencapai kekuatan beton dan daya ikata atau
interlocking yang sesuai dengan mutu yang diinginkan. Untuk mengetahui itu maka kita harus
meneliti hal tersebut, tentu saja dengan menggunakan data yang tepat dengan cara sampling.
Sampling merupakan pengambilan data sempel yang dipandang mampu untuk
mewakili objek yang akan kita uji. Hasil dari sampel yang digunakan harus mampu sedikitnya
untuk mencerminkan dan mewakili dari kesuluruhan objek yang kita teliti.
Pengambilan sampling pada agregat merupakan pengambilan bahan uji dari agregat
baik yang berasal dari alam ataupun buatan guna untuk menyelidiki sifatnya, terutama pada
penggunaanya pada campuran beton pada bidang konstruksi.
Pengambilan sampel dapat dilakukan baik di lapangan sebagai contoh ataupun dari
laboratorium sebagai beda uji. Referensi yang dapat digunakan untuk sampling uji agregat
diantaranya, yaitu:
1. SNI 13-6717-2002. Tata Cara Penyiapan Benda Uji Dari Contoh Agregat
2. SNI 03-6889-2002. Tata Cara Pengambilan Contoh Agregat
Pada referensi SNI 13-6717-2002, dijelaskan mengenai cara penyiapan benda uji
agregat yang akan digunakan pada penelitian. Untuk ruang lingkup penyiapan benda uji ini
akan disesuaikan dengan kondisi agregat dab juga jumlah sample benda uji yang kita perlukan.
Pada SNI 03-6889-2002, kita akan dijelaskan perihal tata cara yang benar dalam
pengambilan sample data Agregat yang bervariasi dan beragam. Prosedur mengambilan
sample ini dimaksudkan agar contoh yang diambil dapat mewakili dari persedian agregat yang
akan digunakan, dimana sample data ini harus mampu mencerminkan sedikitnya sifat
keseluruhan dari agregat sebagai benda uji.
Tujuan dari sampling ini bagi kita sebagai mahasiswa Teknik sipil adalah sebagai
berikut:
1. Kita mampu menjelaskan prosedur yang tepat pada pengambilan sample agregat
yang digunakan untuk pengujian .
2. Kita mampu melakukan pengambilan sampel agregat sebagai bahan uji yang sesuai
dengan prosedur atau tata cara pengambilan yang tepat.
Dalam sampling agregat baik kasar ataupun halus dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu
• Metode Quatering
Metode ini digunakan dengan cara pengujian tanpa menggunakan alat khusus, artinya
hanya menggunakan alat yang sederhana. Metode ini digunakan oleh kita apabila kita
berada di daerah lapangan, yang mana keterbatasan akan ketersediaan alat uji yang
digunakan, yaitu diantaranya:
1. Sekop
2. Sapu atau sikat
3. Alas/ lantai dasar
4. Wadah/ nampan/ Cawan, dll
Pengujian dengan metode ini relative mudah dan sederhana, yaitu dengan prosedur
sebagai berikut:

1. Tumpahkan contoh dari semua wadah ke suatu permukaan lantai yang keras, datar,
rata, dan tidak mudah terkalupas.
2. Aduk contoh agregat yang sudah terkumpul tersebut secara merata, dengan
membalikbalikannya dengan menggunakan sekop.
3. Pada pembalikan yang terakhir bentuklah kerucut dengan menempatkan satu sekop
contoh penuh ke atas sekopan sebelumnya.
4. Tekan puncak kerucut tersebut dengan sekop secara hati-hati, sehingga terbentuk
kerucut terpancung dengan ketebalan dan diameter yang seragam. Usahakan
diameter kerucut terpancung tersebut kira-kira 4-8 kali ketebalannya.
5. Bagilah kerucut terpancung tersebut dengan sekop menjadi empat bagian yang
dikira sama banyaknya.
6. Ambil 2 bagian yang bersilangan dengan sekop dan dengan kwas sampai seluruh
bahan terbawa.
7. Kerjakan kegiatan langkah 1) sampai dengan langkah 6) terhadap salah satu hasil
pembagian sampai diperoleh berat benda uji yang kita rencanakan.
8. Masukkan semua bahan hasil pembagian yang telah diperoleh ke dalam wadah-
wadah untuk setiap jenis pengujian.

• Metode Riffle Sampler


Metode Riffle Sampler merupakan metode sampling dengan menggunakan alat khusus,
yang disebut dengan splitter. Alat ini mampu membagi agregat menjadi dua bagian
yang sama banyak.
Disamping merupakan alat yang di
gunakan pada metode rifle sampler.

Untuk melakukan metode ini ada alat yang diperlukan pada saat pengujian, yaitu
1. Corong berlubang dengan jumlah lubang genap (paling sedikit 8 untuk agregat
kasar dan 12 untuk agregat halus), arah aliran pengeluaran berlawanan, lebar
lubang tidak kurang dari 1,5kali maksimum agregat.
2. Dua buah penampung.
3. Nampan atau bejana untuk menuangkan contoh ke spliter dan wadah untuk
menampung benda uji.
4. Sekop
5. Sendok spesi, kuas dll
Apabila alat sudah tersedia maka kita dapat melanjutkan ke tahap pengujian, dengan
prosedur sebagai berikut:

1. Siapkan spliter yang mempunyai ukuran lubang kira-kira 1,5 kali ukuran butir
agregat terbesar. Penggunaan 1,5 kali ukuran supaya agregat tidak tertahan pada
spliternya, sehingga menggunakan 1,5 kali ukuran butirnya.
2. Letakan kedua penampang di bawah lubang pembagi.
3. Isikan agregat secukupnya ke dalam ember penampung.
4. Ratakan contoh agregat tersebut pada seluruh nampan pemasok, sehingga dapat
terbagi rata masuk ke dalam spliter.
5. Tumpahkan contoh agregat tersebut ke dalam spliter dengan kecepatan tertentu, kita
dapat memperkirakan kecepatan tumpahanya sehingga terjadi aliran bebas yan
terjadi tidak membuat agregat jatuh berserajan pada saat melalui lubang persegi.
6. Lakukan kegiatan langkah 1) sampai dengan langkah 5), sehingga semua contoh uji
terbagi menjadi dua bagian.
7. Lalu kerjakan kegiatan langkah 1) sampai dengan langkah 6) terhadap salah satu
hasil pembagian sampai diperoleh berat benda uji yang direncanakan.
8. Masukkan semua bahan hasil pembagian yang telah diperoleh ke dalam wadah-
wadah untuk setiap jenis pengujian.

Setelah melakukan metode diatas kita mampu mengetahui kondisi agregat di lapangan
yang mencakup dari tata letak, perkiraan jumlah agregat yang akan di sampling dan berat benda
uji serta metode sampling yang paling efisien untuk dapat digunakan.
Ketelitian dari benda uji hasil dari sampling dengan kedua metoda itu pastilah berbeda,
karena kedua metode itu ada yang menggunakan alat khusus dan ada juga yang menggunakan
alat yang sangat sederhana. Dari situ kita dapat menilai bahwa pada metode Metode Riffle
Sampler akan memiliki ketelitian yang unggul dalam sampling agregat , hal ini dikarenakan
pada metode ini agregat akan terbagi relative rata dan akan memperoleh data yang lebih akurat
disbanding metode Quatering.
Namun dari segi kemudahan pada ketersediaan alat, metode Quatering dapat menjadi
pilihan, terutama pada saat kita berada di lapangan nantinya, karena alat yang diperlukan
relative sederhana dan mudah disediakan.

Anda mungkin juga menyukai