Anda di halaman 1dari 29

TUGAS PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA

Mata Kuliah Struktur Baja Jembatan 2

Oleh

Andy Adiansyah

191134007

2-TPJJ

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2021
DATA TEKNIS JEMBATAN

Uraian Simbol Nilai Satuan

Jarak antar gelagar memanjang b 1,75 m

Panjang bentang jembatan L 55 m

Panjang segmen rangka λ 5,5 m

Tipe Jembatan II/B

Tebal aspal da 0,05 m

Tebal lantai kendaraan d 0,22 m

Tebal genangan air dw 0,05 m


Asumsi IWF G. Memanjang IWF 500x300x18x26
Berat jenis air γair 10 kN/m3

Berat jenis aspal γaspal 22 kN/m3

Berat jenis beton γbeton 24 kN/m3

Mutu baja BJ-37

Tegangan ultimit baja fu 370 MPa

Tegangan leleh baja fy 240 MPa

Modulus elastisitas baja E 200000 MPa

Modulus geser baja G 80000 MPa


Mutu beton fc’ 30 MPa
ANALISIS PEMBEBANAN
1. Pembebanan pada Gelagar Memanjang
A. Akibat beban sendiri (Qms)
• Berat Baja Asumsi (qms) = IWF 500x300x18x26 = 128 kg/m = 1,28 kN/m
◦ Momen dan lintang pada tumpuan:
Mms = 1/8 x qms x λ 2 = 1/8 x 1,28 x 5,52 = 5.125 kNm
Dms = ½ x qms x λ = ½ x 1,28 x 5,5 = 3,52 kN

• Berat pelat lantai kendaraan (qms)


Pelat lantai = d x b x ɣbeton = 0.22 x 1,75 x 24 = 9,24 kN/m
◦ Momen dan lintang pada tumpuan:
Mms = 1/8 x qms x λ 2 = 1/8 x 9,24 x 5,52 = 34,9388 kNm
Dms = ½ x qms x λ = ½ x 9,24 x 5,5 = 25,41 kN

B. Akibat beban mati tambahan (Qma)


Beban
Jenis Beban Tebal (m) Berat Isi (ɣ) b
(kN/m)
Aspal 0,05 2200 1,75 1,925
Genangan Air 0,05 1000 1,75 0,875

1 1
Momen akibat berat mati tambahan = 8 × 𝑞𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 × 𝜆2 + 8 × 𝑞𝑎𝑖𝑟 × 𝜆2
1 1
= 8 × 1,925 × 5,52+ 8 × 0,875 × 5,52

= 10,5875 kNm
1 1
Lintang akibat berat mati tambahan = 2 × 𝑞𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 × 𝜆 + 2 × 𝑞𝑎𝑖𝑟 × 𝜆
1 1
= 2 × 1,925 × 5,5 + 2 × 0,875 × 5,5

= 7,7 kN
C. Akibat Beban Lalu Lintas (TD)

• Beban Terbagi Rata (BTR)


Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa, dimana besarnya q tergantung
panjang total yang dibebani L seperti berikut:
L ≤ 30 m : q = 9.0 kPa
15
L > 30 m : q = 9.0 (0.5 + ) kPa
𝐿

Karena L = 55 m > 30 m, maka nilai q:


15
q = 9.0 (0.5 + 55 ) kPa = 6,954 kN/m2

Lebar BTR yang ditinjau adalah 1,75 m (sejarak antargelagar)


◦ qBTR = q x b = 6,954 x 1,75 = 12,1705 kN/m

• Beban Garis (BGT)


P = 49 kN/m ( menurut SNI 1725 : 2016)
Lebar yang ditinjau adalah 1,75 m (sejarak antargelagar)
◦ P = 49 x 1,75 = 85,75 kN/m
Faktor beban dinamis (FBD) untuk L = 55 m yaitu 0.38
◦ PBGT = (1+0,38) x PBGT = 1,38 x 85,75 = 118,335 kN

• Momen dan Lintang akibat Beban Kendaraan


◦ Momen dan lintang pada tumpuan:
Mms = (1/8 x qBTR x λ2 + 1/4 x PBGT x λ)
= (1/8 x 12,1705 x 5,52 + 1/4 x 118,335 x 5,5) = 204,605 kNm
Dms = (½ x qBTR x λ + ½ PBGT) = (½ x 12,1705 x 5,5 + ½ x 118,335 )
= 92,636 kN
◦ Momen lapangan
Mms = (3/32 x qBTR x λ2 + 3/16 x PBGT x λ)
= (3/32 x 12,1705 x 5,52 + 3/16 x 118,335 x 5,5) = 156,5478 kNm

D. Akibat Beban Angin (EW)


RSNI T-02-2005 menerangkan bahwa suatu kendaraan berada diatas jembatan,
beban angin harus diterapkan pada permukaan lantai jembatan dengan rumus:
TEW = 0,0012×CW×(VW)2×Ab
Koefisien seret CW = 1,2.
Kecepatan angin rencana VW untuk lokasi jembatan > 5 km dari pantai = 30 m/s.
Luas bidang samping kendaraan (asumsi seluruh kendaraan berjajar sepanjang jembatan
dan tinggi kendaraan 2 m) = 2 × 5,5 = 11 m2.
Beban garis angin TEW = 0,0012×CW×(VW)2×Ab
= 0,0012×1,2×(30)2×11= 14,256 kN
(2+𝑑)𝑇𝐸𝑊 (2+0,2)14,256
• Beban garis angin pada akibat tekanan roda = = = 17,922 kN
1,75 1,75

• Momen dan Lintang akibat beban angin


1
o Momen akibat beban angin = 4 × 𝑃𝐸𝑊 × 𝜆
1
= ×× 17,922 = 24,643 kNm
4
1
o Lintang akibat beban angin = 2 × 𝑃𝐸𝑊
1
= 2 × 17,922 = 8,961 kN

E. Beban gempa (EQ)


Beban gempa yang ditinjau adalah gempa vertikal pada struktur atas jembatan. Analisa
beban gempa untuk jembatan adalah sebagai berikut.
qEQ = 0,1 berat sendiri
= 0,1 (qpelat + qIWF + qaspal + qair )
= 0,1 (9,24 + 1,28 + 1,925 + 0,875)
= 1,332 kN/m

1
Momen akibat beban gempa = 8 × 𝑞𝑔𝑒𝑚𝑝𝑎 × 𝜆2
1
= 8 × 1,332 × 5,52 = 5,037 kNm
1
Lintang akibat beban gempa = 2 × 𝑞𝑔𝑒𝑚𝑝𝑎 × 𝜆
1
= 2 × 1,332 × 5,5 = 3,663 kN

F. Kombinasi Pembebanan
Rekapitulasi momen dan lintang pada pembebanan gelagar memanjang ditampilkan pada
Tabel IV.2.
Tabel IV.2 Rekapitulasi Momen Dan Lintang Beban Gelagar Memanjang
Faktor beban Momen Lintang
Faktor beban
Beban ultimit
layan (KS) kNm kN
(KU)
Beban mati baja 1,1 1,0 4,84 3,52
Beban mati pelat 1,3 1,0 34,988 25,41
Beban mati tambahan 2,0 1,0 10,5875 7,7
Beban lalu lintas 1,8 1,0 204,605 92,636
Beban angin 1,2 1,0 24,643 8,961
Beban gempa vertikal 1,0 0 5,037 3,663

Ada enam kombinasi pembebanan yang diterapkan pada analisa gelagar memanjang.
Hasil kombinasi pembebanan terdapat pada Tabel IV.3 sampai Tabel IV.9. Kombinasi
pembebanan tersebut adalah sebagai berikut.
Kombinasi 1 : KUMS*MS+ KUMA*MA+ KUTD*TD+ KSEW*EW
Kombinasi 2 : KUMS*MS+ KUMA*MA+ KSTD*TD
Kombinasi 3 : KUMS*MS+ KUMA*MA+ KSTD*TD+ KUEW*EW
Kombinasi 4 : KUMS*MS+ KUMA*MA+ KSTD*TD+ KSEW*EW
Kombinasi 5 : KUMS*MS+ KUMA*MA+ KSTD*TD+ KUEQ*EQ
Kombinasi 6 : KUMS*MS+ KUMA*MA+ KSEW*EW

Kombinasi 1 Pembebanan Gelagar Memanjang

Momen Lintang Momen Lintang


Beban K
kNm kN kNm kN
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)
Beban mati baja MS 1,1 4,84 3,52 5,324 3,872
Beban mati pelat MS 1,3 34,988 25,41 45,4204 33,033
Beban mati
MA 2 10,5875 7,7
tambahan 21,175 15,4
Beban lalu lintas TD 1,8 204,605 92,636 368,289 166,745
Beban angin EW 1 24,643 8,961 24,643 8,961
Total 464,8514 227,991

Kombinasi 2 Pembebanan Gelagar Memanjang


Momen Lintang Momen Lintang
Beban K
kNm kN kNm kN
1 2 3 4 (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)

Beban mati baja MS 1,1 4,84 3,52


5,324 3,872
Beban mati pelat MS 1,3 34,988 25,41 45,4204 33,033
Beban mati tambahan MA 2 10,5875 7,7
21,175 15,4
Beban lalu lintas TD 1,8 204,605 92,636 368,289 166,745
Total 440,2084 219,03
Kombinasi 3 Pembebanan Gelagar Memanjang

Momen Lintang Momen Lintang


Beban K
kNm kN kNm kN
-1 -2 -3 -4 (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)

Beban mati baja MS 1,1 4,84 3,52


5,324 3,872
Beban mati pelat MS 1,3 34,988 25,41 45,4204 33,033
Beban mati
MA 2 10,5875 7,7
tambahan 21,175 15,4
Beban lalu lintas TD 1 204,605 92,636 204,605 92,636
Beban angin EW 1,2 24,643 8,961 29,572 10,753
Total 306,096 155,694

Kombinasi 4 Pembebanan Gelagar Memanjang

Momen Lintang Momen Lintang


Beban K
kNm kN kNm kN
-1 -2 -3 -4 (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)

Beban mati baja MS 1,1 4,84 3,52


5,324 3,872
Beban mati pelat MS 1,3 34,988 25,41 45,4204 33,033
Beban mati
MA 2 10,5875 7,7
tambahan 21,175 15,4
Beban lalu lintas TD 1 204,605 92,636 204,605 92,636
Beban angin EW 1 24,643 8,961 24,643 8,961
Total 301,167 153,902

Kombinasi 5 Pembebanan Gelagar Memanjang

Momen Lintang Momen Lintang


Beban K
kNm kN kNm kN
-1 -2 -3 -4 (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)
Beban mati baja MS 1,1 4,84 3,52 5,324 3,872
Beban mati pelat MS 1,3 34,988 25,41 45,4204 33,033
Beban mati
MA 2 10,5875 7,7 21,175 15,4
tambahan
Beban lalu lintas TD 1 204,605 92,636 204,605 92,636
Beban Gempa
EQ 1 5,037 3,663 5,037 3,663
Vertikal
Total 281,561 148,604
Kombinasi 6 Pembebanan Gelagar Memanjang

Momen Lintang Momen Lintang


Beban K
kNm kN kNm kN
1 2 3 4 (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)
Beban mati
MS 1,1 4,84 3,52 5,324 3,872
baja
Beban mati
MS 1,3 34,988 25,41 45,4204 33,033
pelat
Beban mati
MA 2 10,5875 7,7
tambahan 21,175 15,4
Beban Angin EW 1 24,643 8,961 24,643 8,961
Total 96,562 61,266

Dari Tabel momen dan lintang maksimum adalah


MUMAX = 464,8514 kNm
DUMAX = 227,991 kN

G. Pradimensi Gelagar Memanjang


Baja pada gelagar memanjang menggunakan baja dengan BJ-37 yang memiliki
nilai fy = 240 MPa dan nilai fu = 370 MPa.
Asumsi menggunakan profil IWF 200x200x12x12
Data profil

Zx = 498 cm3
Zy = 167 cm3

Ix = 4980 cm4
Iy = 1700 cm4

ix = 8,35 cm
iy = 4,88 cm
r = 13 mm
A = 71,53 cm2
h = 200 mm
b = 204 mm
tw = 12 mm
tf = 12 mm
Berat profil = 0,0562 KN/m

MDL = 5,324 kNm = 5324000 Nmm


Faktor reduksi kekuatan (𝜙) = 0,9
Syarat yang harus dipenuhi
Koefisien penampang plastis untuk WF = 1,12 (khusus untuk profil IWF)
MDL ≤ 𝜙 Mn
Mn = 1,12 × Zx × fy
𝑀𝑢
Zx (perlu) =
𝜙 ×1,12 × Fy

5324000
= =22007,28 mm3 = 22,0073 cm3
0,9×1,12 × 240

Zx (perlu) = 22,0073 cm3 < Zx = 498 cm3 ➔ OK, Profil dapat digunakan

• Kontrol Profil Gelagar Memanjang


Kontrol profil yang digunakan terdiri dari kontrol kekuatan terhadap kapasitas
penampang, kontrol pengaruh panjang bentang, kontrol kondisi pelat badan dan kontrol geser.
• Kontrol kekuatan terhadap kapasitas penampang
𝑏 204
𝜆𝑓 = 2×𝑡𝑓 = 2×12 = 8,5 (pelat sayap)
ℎ−2𝑡𝑓−2𝑟 200−2×12−2×13
𝜆𝑤 = = = 12,5 (pelat badan)
𝑡𝑤 12
170 170
𝜆𝑝 = = = 10,97 (pelat sayap)
√𝑓𝑦 √240
1680 1680
𝜆𝑝 = = = 108,44 (pelat badan)
√𝑓𝑦 √240

𝜆𝑓 ≤ 𝜆𝑝
𝜆𝑓 = 8,5 ≤ 𝜆𝑝 = 10,97 ……OK (Penampang Kompak)
𝜆𝑤 = 12,5 ≤ 𝜆𝑝 = 108,44 ……OK (Penampang Kompak)
Maka,
MDL = 𝜙 Mn
Mn = Mp = 1,12 × Zx × Fy
= 1,12 × 498 × 10−6 × 240× 103 = 133,86 kNm
𝜙 Mn= 0,9 × 133,86
= 120,474 kNm
MDL ≤ 𝜙 Mn
4,84 kNm ≤ 120,474 kNm ……OK

• Kontrol kondisi pelat badan


ℎ 𝐸
≤ 6,36√𝐹𝑦
𝑡𝑤

200 200000
≤ 6,36√
12 240

𝟏𝟔, 𝟔 ≤ 183,59 …… OK, kondisi pelat badan aman.


DATA TEKNIS JEMBATAN

Uraian Simbol Nilai Satuan

Jarak antar gelagar memanjang b 1,75 m

Panjang bentang jembatan L 55 m

Panjang segmen rangka λ 5,5 m

Tipe Jembatan II/B

Tebal aspal da 0,05 m

Tebal lantai kendaraan d 0,22 m

Tebal genangan air dw 0,05 m


Asumsi IWF G. Melintang IWF 500x300x18x26
Berat jenis air γair 10 kN/m3

Berat jenis aspal γaspal 22 kN/m3

Berat jenis beton γbeton 24 kN/m3

Mutu baja BJ-37

Tegangan ultimit baja fu 370 MPa

Tegangan leleh baja fy 240 MPa

Modulus elastisitas baja E 200000 MPa

Modulus geser baja G 80000 MPa


Mutu beton fc’ 30 MPa
• Analisa Pembebanan
Beban Mati
Berat sendiri, berat profil gelagar melintang asumsi
IWF 500x300x18x26 , qGML = 1,28 kN/m
◦ Momen dan lintang pada tumpuan:
Mms = 1/8 x qms x λ 2 = 1/8 x 1,28 x 5,52 = 4,84 kNm
Dms = ½ x qms x λ = ½ x 1,28 x 5,5 = 3,52 kN

Beban Mati Tambahan


Analisa beban mati tambahan pada pembebanan gelagar melintang berkaitan dengan
gaya lintang dari pembebanan beban mati gelagar memanjang.
• DPelat = 25,41 kN
• Dmati tambahan = 7,7 kN
1 1
• DIWFMemanjang = 2 × 𝑞𝐼𝑊𝐹𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝜆 = 2 × 1,28 × 5,5 = 3,52 kN

DDL GMJ = Gaya lintang total dari gelagar memanjang


DDL GMJ = DPelat + Dmati tambahan + DIWFMemanjang = 25,41 + 7,7 + 3,52
DDL GMJ = 36,63 kN
• Jumlah G.Memanjang (n) = 5 buah
Dengan menggunakan SAP 2000 didapatkan nilai momen dan lintang sebagia berikut :
• Momen = 130,17 kN
• Lintang = 56,09 kN

Beban lalu lintas (TT)

Kelas jembatan rencana = I/A dengan besar muatan 100%.


1. Beban Terbagi Rata (BTR)
Ilustrasi beban terbagi rata ditunjukkan pada Gambar berikut

L = bentang jambatan = 55 m, 𝜆 = 5,5 m


Karena L > 30 m (RSNI T-02-2005 Pasal 6.3), sehingga
15
• BTR = 9,0× (0,5 + )kPa
𝐿
15
= 9,0× (0,5 + 55) = 6,954 kPa = 6,954 kN/m2

• qBTR = BTR × 𝜆
= 6,954 × 5,5 = 38,25 kN/m

Asumsi Luas Barrier sebesar 0,6 m2


𝐵−2 𝐿𝑏𝑎𝑟𝑟𝑖𝑒𝑟 8−2×0,6
• n = = = 2,472 ~ 2
2,75 2,75

• LqBTR 100% = 𝑛 × 2,75 = 2 × 2,75 = 5,5 𝑚


𝐵−𝐿𝑞100%−2 × 𝑙𝑏𝑎𝑟𝑟𝑖𝑒𝑟 8−2,75−2 × 0,6
• Lx = = = 0,65 m
2 2

Dengan menggunakan SAP 2000 diperoleh nilai momen sebagai berikut :


• Alternatif I
Momen = 227,6 kNm
Lintang = 117,62 kN
• Alternastif II
Momen = 224,31 kNm
Lintang = 127,39 kN

2. Beban Garis Terpusat (BGT)


Ilustrasi beban garis terpusat ditunjukkan pada Gambar IV.14.
Faktor beban dinamis (FBD) L = 55 m = 0,38 (RSNI T-02-2005 Hal 25)
• PBGT= (1+0,38) × 49 kN/m = 67,62 kN/m
𝐵−2 𝐿𝑏𝑎𝑟𝑟𝑖𝑒𝑟 8−2×0,6
• n = = = 2,472 ~ 2
2,75 2,75

• LqBTR 100% = 𝑛 × 2,75 = 2 × 2,75 = 5,5 𝑚


𝐵−𝐿𝑞100%−2 × 𝑙𝑏𝑎𝑟𝑟𝑖𝑒𝑟 8−5,5−2 × 0,6
• Lx = = = 0,65 m
2 2

Dengan menggunakan SAP 2000 diperoleh nilai momen dan lintang sebagai
berikut :

• Alternatif I
Momen = 402,38 kNm
Lintang = 207,93 kN
• Alternastif II
Momen = 396,54 kNm
Lintang = 225,2 kN

Beban angin (EW)


RSNI T-02-2005 menerangkan bahwa suatu kendaraan berada diatas jembatan, beban
angin harus diterapkan pada permukaan lantai jembatan dengan rumus:
TEW = 0,0012×CW×(VW)2×Ab
Koefisien seret CW = 1,2.
Kecepatan angin rencana VW untuk lokasi jembatan > 5 km dari pantai = 30 m/s.
Luas bidang samping kendaraan (asumsi seluruh kendaraan berjajar sepanjang jembatan
dan tinggi kendaraan 2 m) = 2 × 5,5 = 11 m2.
Beban garis angin TEW = 0,0012×CW×(VW)2×Ab
= 0,0012×1,2×(30)2×11 = 14,256 kN
(2+𝑑)𝑇𝐸𝑊 (2+0,22)14,256
Beban garis angin pada akibat tekanan roda = = =18,0848 kN
1,75 1,75

Dengan menggunakan SAP 2000 didapatkan nilai momen dan lintang sebagai berikut
• Momen = 31,65 kNm
• Lintang = 9,04 kN

Beban gempa (EQ)


Beban gempa yang ditinjau adalah gempa vertikal dengan menggunakan 10% dari
berat struktur atas terhadap percepatan gravitasi. Analisa beban gempa untuk jembatan
adalah sebagai berikut.
qEQ = 0,1 WT
a. Beban gempa terpusat (PEQ)
Beban gempa terpusat adalah jumlah antara gaya lintang beban pelat (Dpelat), beban
gelagar memanjang (DGMJ) dan beban mati tambahan (DMa) pada perhitungan
pembebanan gelagar memanjang kemudian dikalikan 10%.
PEQ = 10%(DPelat + DGMJ + DMa)
= 10%(25,41 + 1,28 + 36,63) = 6,332 kN
b. Beban gempa terbagi merata
Beban gempa terbagi adalah 10% dari berat profil melintang (qGML) dan berat barrier
(qBar).
QEQ1 = 10%×qGML
= 10%× 1,28 = 0,128 kN/m

Dengan menggunakan SAP 2000 didapatkan nilai momen dan lintang sebagai berikut
• Momen = 11,85 kNm
• Lintang = 3,61 kN
KONDISI PEMBEBANAN

kombinasi pembebanan 1

Komb.1 Komb.2 Komb.3 Komb.4 Komb.5 Komb.6


FAKTOR FAKTOR MOMEN Lintang
BEBAN
ULTIMIT LAYAN Momen Lintang Momen Lintang Momen Lintang Momen Lintang Momen Lintang Momen Lintang
kNm kN kNm Kn kNm Kn kNm Kn kNm Kn kNm Kn kNm Kn
Beban Mati Baja 1,1 1 4,84 3,52 5,324 3,872 5,324 3,872 5,324 3,872 5,324 3,872 5,324 3,872 5,324 3,872
Beban Mati Tambahan 2 1 130,17 56,09 260,34 112,18 260,34 112,18 260,34 112,18 260,34 112,18 260,34 112,18 260,34 112,18
Beban Lalu LintaS 'D' BTR 1,8 1 227,6 117,62 409,68 211,716 227,6 117,62 227,6 117,62 227,6 117,62 227,6 117,62
Beban Lalu LintaS 'D' BGT 1,8 1 402,38 207,93 724,284 374,274 402,38 207,93 402,38 207,93 402,38 207,93 402,38 207,93
Beban Angin 1,2 1 31,65 9,04 31,65 9,04 37,98 10,848 31,65 9,04 31,65 9,04
Beban Gempa Vertikal 1 0 11,85 3,61 11,85 3,61
Beban Ultimit Total 1431,278 711,082 895,644 441,602 933,624 452,45 927,294 450,642 907,494 445,212 297,314 125,092
Momen Ultimit Maksimum 1431,278
Lintang Ultimit Maksimum 711,082

kombinasi pembebanan 2
Komb.1 Komb.2 Komb.3 Komb.4 Komb.5 Komb.6
FAKTOR FAKTOR MOMEN Lintang
BEBAN Momen Lintang Momen Lintang Momen Lintang Momen Lintang Momen Lintang Momen Lintang
ULTIMIT LAYAN
kNm kN kNm Kn kNm Kn kNm Kn kNm Kn kNm Kn kNm Kn
Beban Mati Baja 1,1 1 4,84 3,52 5,324 3,872 5,324 3,872 5,324 3,872 5,324 3,872 5,324 3,872 5,324 3,872
Beban Mati Tambahan 2 1 130,17 56,09 260,34 112,18 260,34 112,18 260,34 112,18 260,34 112,18 260,34 112,18 260,34 112,18
Beban Lalu LintaS 'D' BTR 1,8 1 224,31 127,39 403,758 229,302 224,31 127,39 224,31 127,39 224,31 127,39 224,31 127,39
Beban Lalu LintaS 'D' BGT 1,8 1 396,54 225,2 713,772 405,36 396,54 225,2 396,54 225,2 396,54 225,2 396,54 225,2
Beban Angin 1,2 1 31,65 9,04 31,65 9,04 37,98 10,848 31,65 9,04 31,65 9,04
Beban Gempa Vertikal 1 0 11,85 3,61 11,85 3,61
Beban Ultimit Total 1414,844 759,754 886,514 468,642 924,494 479,49 918,164 477,682 898,364 472,252 297,314 125,092
Momen Ultimit Maksimum 1414,844
Lintang Ultimit Maksimum 759,754
Dari Tabel tersebut didapatkan momen maksimum berada pada kombinasi 1 dan
lintang maksimum berada pada kombinasi 2 dengan momen dan lintang
maksimumnya adalah sebagai berikut.
MUMAX = 1431,278 kNm
DUMAX = 759,754 kN

Pradimensi Gelagar Melintang


Baja pada gelagar memanjang menggunakan baja dengan BJ-37 yang memiliki
nilai fy = 240 MPa dan nilai fu = 370 MPa.
• Mu = 1431,278 kNm = 1431278000 Nmm
• Vu = 759,754 kN = 759754 N
• Faktor reduksi kekuatan (𝜙) = 0,9
Syarat yang harus dipenuhi
• Koefisien penampang plastis untuk WF = 1,12 (khusus untuk profil IWF)
• Mu ≤ 𝜙 Mn
• Mn = 1,12 × Zx × Fy
𝑀𝑢 1431278000
• Zx (perlu) = = = 5916327,7116 mm3 = 5916,3277 cm3
𝜙 ×1,12 × Fy 0,9×1,12 × 240

Dicoba profil IWF- 700.300.15.28


Data profil
Zx = 6700 cm3 r = 28 mm
Zy = 853 cm3 A = 273,6 cm2
Ix = 237000 cm4 h = 708 mm
Iy = 12900 cm4 b = 302 mm
ix = 29,4 cm tf = 28 mm
iy = 6,86 cm tw = 15 mm
Berat profil = 2,15 kN/m

Zx (perlu) = 5916,3277 cm3 < Zx = 6700 cm3 ➔ OK, Profil dapat digunakan

Kontrol Profil Gelagar Melintang


Kontrol profil yang digunakan terdiri dari kontrol kekuatan terhadap kapasitas
penampang, kontrol pengaruh panjang bentang, kontrol kondisi pelat badan dan kontrol geser.
• Kontrol kekuatan terhadap kapasitas penampang
𝑏 302
𝜆𝑓 = 2×𝑡𝑓 = 2×28 = 5,3929 (pelat sayap)
ℎ−2𝑡𝑓−2𝑟 708−2×28−2×28
𝜆𝑤 = = = 39,73 (pelat badan)
𝑡𝑤 15
170 170
𝜆𝑝 = = = 10,97 (pelat sayap)
√𝑓𝑦 √240
1680 1680
𝜆𝑝 = = = 108,44 (pelat badan)
√𝑓𝑦 √240

𝜆𝑓 ≤ 𝜆𝑝
𝜆𝑓 = 5,3929 ≤ 𝜆𝑝 = 10,97 ……OK (Penampang Kompak)
𝜆𝑤 = 39,73 ≤ 𝜆𝑝 = 108,44 ……OK (Penampang Kompak)
Maka,
Mu = 𝜙 Mn
Mn = Mp = 1,12 × Zx × Fy
= 1,12 × 6700 × 10−6 × 240× 103
= 1800,96 kNm
𝜙 Mn= 0,9 × 1800,96
= 1620,864 kNm
Mu ≤ 𝜙 Mn
1431,278 kNm ≤ 1620,864 kNm …… OK

• Kontrol kondisi pelat badan


ℎ 𝐸
≤ 6,36√𝐹𝑦
𝑡𝑤

708 200000
≤ 6,36√
15 240

47,2 ≤ 183,597 …… OK, kondisi pelat badan aman.

• Kontrol pengaruh panjang bentang


Karena profil memanjang berada sejajar dengan gelagar melintang, sehingga gelagar
memanjang menjadi pengaku gelagar melintang sehingga,
Lb = jarak antar gelagar memanjang = 1,75 m
𝐸
Lp = 1,76 × iy × √𝑓𝑦

200000
= 1,76 × 6,86 × √ = 348,5348 cm
240

1
J = 3 (ℎ × 𝑡𝑓 3 + 2𝑏 × 𝑡𝑤 3 )
1
= 3 (708 × 283 + 2 × 302 × 153 ) × 10−4

= 586,0172 cm4
G = 80.000 MPa = 800.000 kg/cm2
E = 200.000 MPa = 2.000.000 kg/cm2
Fr = 0,3×Fy = 0,3×240 = 72 MPa
FL = Fy – Fr =240 – 72
= 168 MPa
𝜋 𝐴.𝐽.𝐸.𝐺
X1 = 𝑍𝑥 × √ 2

𝜋 273,6 ×586,0172 × 2.000.000 ×800.000


= 6700 × √ = 167931,9348 kg/cm2
2

𝑍𝑥 2 𝐼𝑤
X2 = 4 × (𝐽.𝐺 ) × 𝐼𝑦

Iw = konstanta puntir lengkung / warping


𝐻2
= Iy × 4
𝐻2
𝑍𝑥 2 𝐼𝑦×
4
X2 = 4 × (𝐽.𝐺 ) × 𝐼𝑦

6700 2 7082
= 4 × (586,0172×800.000) × 4

= 1,0238 x 10-6 kg/cm2

𝑋1 ×𝑖𝑦
Lr = √1 + √1 + 𝑋2 × 𝐹𝐿 2
𝐹𝐿

167931,9348 ×6,86
= √1 + √1 + 1,0238 x 10 − 6 × 16802
1680

= 1182,1896 cm

Lb = jarak antar gelagar memanjang = 175 cm


Lp = 348,5348 cm
Lr = 1182,1896 cm
Jadi Lb ≤ Lp ≤ Lr
175 cm ≤ 348,5348 cm ≤ 1182,1896 cm ➔ Kondisi Plastis (Zona I).
Mn = Mp = 1,12 × Zx × Fy
= 1,12 × 6700 × 2.400 = 18009600 kg/cm = 1800 ,96 kNm
Syarat,
Mu ≤ 𝝓 Mn
≤ 0,9 × 1800,96
1431,278 kNm ≤ 1620,864 kNm ……OK

• Kontrol geser
5
Kn =5+ 𝑎 2
=5+0=5
( )

ℎ 𝐾𝑛×𝐸
≤ 1,1√
𝑡𝑤 𝐹𝑦

708 5×200000
≤ 1,1√
15 240

47,2 ≤ 71,005 , maka tidak perlu pengaku.


Sehingga Vn = 0,6 × fy × Aw

Vu = 𝜙 Vn
= 𝜙 × 0,6 × fy × Aw
Aw = h × tw = 70,8 × 1,5
= 106,2 cm2
Vn = 0,6 × fy × Aw
= 0,6 × 2400 ×106,2
= 152928 kg = 1529,28 kN
Syarat,
Vu ≤ 𝝓 Vn
≤ 0,9 × 1529,28
759,754 kNm ≤ 1376,352 kNm➔OK, Penampang aman terhadap gaya geser
Sehingga gelagar melintang yang digunakan adalah baja profil IWF-700.300.15.28
dengan panjang 8 meter.
Perencanaan Rangka Induk
Dalam perencanaan profil rangka induk overpass simpang susun Perbaungan,
sebelumnya ditentukan asumsi profil IWF untuk seluruh rangka batang guna menganalisis
pembebanan. Adapun beban-beban yang dianalisis yaitu, beban mati sendiri (MS), beban mati
tambahan (MA), beban lalu lintas (TD), beban angin (EW) dan beban gempa vertikal (EQ).

Data Perencanaan Rangka Induk


Data-data konstruksi dalam perencanaan rangka induk tertera pada Tabel berikut. Nomor
batang ditampilkan pada Gambar
Tabel IV.11 Data Perencanaan Rangka Induk
Uraian Simbol Dimensi Satuan
Bentang L 55 m
Lebar jembatan B 8 m
Tebal aspal ta 0,05 mm
Luas Barrier lbarr 0,6 mm
Asumsi genangan air tw 0,05 mm
Berat jenis beton BJbeton 24 kN/m3
Berat jenis aspal BJair 22 kN/m3
Berat jenis air BJair 10 kN/m3
Mutu Baja BJ 37
Tegangan putus minimum Fu 370 MPa
Tegangan leleh minimum Fy 240 MPa
Modulus elastitas baja Es 200000 MPa
Modulus geser baja G 80000 MPa
Angka poisson baja 𝜇 0,3
Jumlah titik simpul n 9 titik
Profil gelagar memanjang IWFGMJ 200x200x12x12
Profil gelagar melintang IWFGML 700x300x15x28
Panjang Batang Rangka Induk
No Panjang No Panjang No Panjang No Panjang
Batang (mm) Batang (mm) Batang (mm) Batang (mm)
U1 5500 O1 8139,41 V1 6000 D1 8139,41

U2 5500 O2 11000 V2 6000 D2 8139,41

U3 5500 O3 11000 V3 6000 D3 8139,41

U4 5500 O4 11000 V4 6000 D4 8139,41

U5 5500 O5 11000 V5 6000 D5 8139,41

U6 5500 O6 8139,41 D6 8139,41

U7 5500 D7 8139,41

U8 5500 D8 8139,41

U9 5500

U10 5500

Analisa Pembebanan
1. Berat mati sendiri (MS)
Berat mati sendiri pada pembebanan rangka induk diambil dari lintang yang
dihasilkan dari gelagar melintang akibat berat mati sendiri. Adapun berat mati sendiri
terbagi menjadi 2 komponen yaitu berat mati dari bahan beton seperti pelat dan barrier dan
berat mati dari bahan baja seperti profil gelagar memanjang, melintang dan rangka induk.
a. Berat mati sendiri bahan beton (MSbeton)
• Berat air = 0.5 × 𝐵 × 𝜆 × 𝑡 × 𝛾 𝑎𝑖𝑟 = 0,5 × 8 × 5,5 × 0,05 × 10 = 11 kN
• Berat aspal = 0.5 × 𝐵 × 𝜆 × 𝑡 × 𝛾 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 = 0,5 × 8 × 5,5 × 0,05× 22 = 24,2 kN
• Berat plat lantai = 0.5 × 𝐵 × 𝜆 × 𝑡 × 𝛾 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 = 0,5 × 8 × 5,5 × 0,22 × 24 = 26,4 kN
• Berat gelagar = (0.5 × 𝐵 × 𝑞𝑏𝑠) + (𝑛/2 × 𝜆 × 𝑞𝑏𝑠) = (0,5 × 8 ×2,15) + (5/2 × 5,5
×2,15) = 38,1635 kN
Total (PK) = 99,7625 kN
Berat rangka PR (asumsi empiris)

PR total = (20 + L) x (0,5 x λ x B) = (20 + 55) x (0,5 x 5,5 x 8) = 16,5 KN

PDL = (PK x 1,2) + (PR x 1,6) = (99,7625 x 1,2) + (16,5 x 1,6) = 146,115 KN

Beban mati PDL ini merupakan basar beban titik yang bekerja disetiap titik simpul rangka
batan

a) Beban hidup Pada Gelagar angka

Untuk satu Gelagar Rangka dihitung selebar ½ lebar jembatan dari susunan Beban
Lalu Lintang (Muatan “D”) yang terdiri dari beban Jalur qUDL dan Beban Garis PKEL seperti
gambar berikut :

Sesuaikan dengan SNI 1725

L = 60 m

L > 30 m

P = 49 KN

qudl = 9 (0,5 + 15/L) = 9 (0,5 + 15/60) = 6.75 KN

qLL = (qUDL x 50% x x) + (qUDL x 100% x 2,75) + (qtr x lt)

= (6.75 x 50% x 1.05 ) + (6.75 x 100% x 2,75) + (16.8 x 0.7)

= 3.54375 + 18.5625 + 11.76 = 33.86625


PLL = (Pkel x 50% x 0,75) + (Pkel x 100% x 2,75)

= (49 x 50% x 0,75) + (49 x 100% x 2,75) = 153,125 KN

Dari besar Beban Hidup Lalulintas yang didapat tersebutmerupakan beban berjalan,
maka untuk menghitung besar gaya batang di setiap batang rangka digunkan Teori Garis
Pengaruh Gaya Batang pada Rangka Batang

c. Beban Angin (WL)

W = 100,0 Kg/m2 = 1,00 KN/ m2( BMS )

YK = h’ + 2 = 0,97 + 2 = 2,97 m

2.𝑎 + 𝑏 ℎ 2(𝐿 − 2λ) + L 𝐻


Yr = (3) = x (3)
𝑎+𝑏 (𝐿 − 2λ) + L

2.𝑎 + 𝑏 ℎ 2(40 − 2.5) + 40 6


= (3) = x (3) = 2,857 m
𝑎+𝑏 (40 − 2.5) + 40

(ℎ′ + 𝑡𝑡𝑟) − (𝑡𝑝𝑙 + 𝑡𝑡𝑟) (1,164 + 0,3) − (0,22 + 0,3)


Yl = = = 0,472 m
2 2

Ak = 2 x L = 2 x 40 = 80 m2

(𝐿 − 2.λ ) + 𝐿 (40 − 2.5 ) + 40


Ar = x H x 30% = x 6 x 30% = 63 m2
2 2

Al = (tpl + ttr) x L = (0,22 + 0,3) x 40 = 20,8 m2

Wk = W x Ak = 1,00 x 80 = 80 KN
Wr = W x Ar = 1,00 x 63 = 63 KN

Wl = W x Al = 1,00 x 20,8 = 20,8 KN

(𝑊𝑘 𝑥 𝑌𝑘) + (𝑊𝑟 𝑥 𝑌𝑟) + (𝑊𝑙 𝑥 𝑌𝑙)


Vb = 𝐵

(80 𝑥 2,97) + (63 𝑥 2,857) + (20,8 𝑥 0,472)


= 9

= 47,49 KN

• Beban angin pada titik simpul

𝑉𝐵 47,49
Pw = 𝑆𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑢𝑙 = = 5,936 KN
9−1

Beban Angin Pw ini merupakan basar beban titik yang bekerja disetiap titik simpul
bawah di rangka batangSelanjutnya untuk menghitung besar masing-masing Gaya Batang
menggunkan Teori Perhittungan gaya batang akibat masing-masing beban :

a. Mati dan Beban mati Tambahan

b. Beban Angin dan

c. Baban Hidup Lalulintas

Anda mungkin juga menyukai