Anda di halaman 1dari 23

DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL

FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I
TUJUAN PRAKTIKUM GRADASI BUTIRAN

Praktikum Analisa Ayakan adalah percobaan atau penelitian analisa ayakan yang
digunakan untuk menganalisa hasil ayakan tanah (pasir/lempung/koloid) yang butiran
diameternya lebih besar dari 0.075 mm untuk standart ASTM, AASHTO, dan
USCS.Sedangkan untuk standart MIT dipergunakan untuk mendapatkan hasil ayakan
yang butiran diameternya lebih dari 0,06 mm.
Praktikum Hidrometer adalah Percobaan untuk menentukan gradasi butiran dari
tanah berbutir halus dengan prinsip kecepatan pengendapan didasarkan pada Hukum
Stoke.

Tujuan
Tujuan pemebelajaran dari praktikum Analisa Gradasi Butiran dibagi menjadi
dua kategori, yaitu sebagai berikut :

Tujuan Pembelajaran Umum


Tujuan Pembelajaran Umum dari laporan praktikum Analisa Gradasi Butiran
ini adalah sebagai berikut :
a. Test Analisa ayakan
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan distribusi butiran dari suatu
sampel tanah.

b. Test Analisa Hidrometer


Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan distribusi butiran dari suatu
sampel tanah yang lolos saringan no. 200.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tujuan Pembelajaran Khusus


Tujuan Pembelajaran Khusus dari laporan praktikum Analisa Gradasi Butiran
ini adalah sebagai berikut :
c. Test Analisa Ayakan
- Dapat melakukan tes laboratorium untuk mendapatkan distribusi
butiran tanah dengan menggunakan ayakan.
- Dapat melakukan perhitungan tes analisa ayakan.
- Dapat menggambar grafik distribusi butiran dari hasil tes ayakan.
- Dapat menghitung Cu (Coefficient of Uniformaty) dan Cc (Coefficient
of Curvature).
- Dapat menjelaskan arti well grade, poorly graded dan gap graded.
d. Test Analisa Hidrometer
- Dapat melakukan tes laboratorium untuk mendapatkan distribusi
butiran tanah dengan menggunakan analisa hydrometer.
- Dapat melakukan perhitungan tes analisa hydrometer.
- Dapat menggambar grafik distribusi butiran dari hasil hydrometer.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB II
DASAR TEORI

Analisa Ayakan

Percobaan analisa ayakan dipakai untuk diameter butiran tanah lebih


besar dari 0.075 mm untuk standart ASTM, AASTHO, dan USCS sedangkan
untuk standart MIT dipakai untuk diameter butiran lebih besar dari 0.06 mm.
Dapat kita lihat perbandingannya dari keempat standart tersebut seperti
dibawah ini.
Ada dua macam cara yang umum dipakai untuk menentukan pembagian
butir dari suatu tanah di laboratorium, yaitu :
1. Dengan Analisa Ayakan
2. Dengan Hydrometer Test
Analisa ayakan biasanya dipakai untuk yang butir-butiranya mempunyai
diameter lebih besar dari 0.075 mm untuk standart ASTM, AASTHO, dan
USCS sedangkan untuk standart MIT dipakai untuk diameter butiran lebih
besar dari 0.06 mm.
Standart ukuran butiran dan distribusi ukuran butiran tanah dapat
diklasifikasikan melalui beberapa percobaan. Dan percobaan analisa ayakan ini
adalah merupakan klasifikasi tanah berdasarkan gradasi butiran.
Dari ukuran butiran ini dapat ditentukan tingkat keseragaman dan tingkat
kemampatan tanah tersebut yaitu disebut Cu dan Cc (Cu = koefisien
keseragaman, dan Cc = koefisien concavity). Cu dan Cc digunakan untuk
menentukan bahwa gradasi butiran itu baik atau buruk.
Hasil dari analisa ayakan umumnya digambarkan dalam kertas
semilogaritmik yang dikenal sebagai kurva distribusi ukuran-butiran (particle-
size distribution curve). Diameter partikel (butiran) digambarkan dalam skala
logaritmik, dan persentase dari butiran yang lolos ayakan digambarkan dalam
skala hitung biasa.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Kurva distribusi ukuran butiran dapat digunakan untuk membandingkan


beberapa jenis tanah yang berbeda-beda. Selain itu ada tiga parameter yang
dapat ditentukan dari kurva tersebut, dan parameter-parameter tersebut dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan tanah berbutir kasar. Parameter-parameter
tersebut adalah:
a. Ukuran efektif (effective size)
Ukuran efektif atau D10 adalah diameter dalam kurva distribusi
ukuran butiran yang bersesuaian dengan 10% yang lebih halus (lolos
ayakan).
b. Koefisien keseragaman (uniformity coefficient)
Tanah bergradasi baik akan mempunyai koefisien keseragaman lebih besar
dari 4 untuk kerikil dan lebih besar dari 6 untuk pasir. Dan koefisien gradasi
antara 1 sampai 3 (untuk kerikil dan pasir).
STANDART UKURAN BUTIRAN DAN DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN TANAH.
Klasifikasi rekayasa tanah menurut :
Tabel 4.a Table Standart Ukuran Butiran dan Distribusi ukuran Butiran Tanah
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Analisa Hydrometer Test


Analisa hydrometer digunakan untuk tanah yang diameter butiranya lebih
kecil dari 0,075 mm. Pada analisa ini, contoh tanah yang akan dites dilarutkan di
dalam air, butir-butir tanah akan turun mengendap dengan bebas ke dasar gelas
ukur. Kecepatan mengendap dari butir-butir tanah berbeda-beda tergantung pada
ukuran butir-butir tanah tersebut. Butir tanah yang lebih besar akan mengendap
dengan kecepatan lebih cepat.
Pada metode ini, butir-butir tanah dianggap berbentuk spheres (bulat), dan
teori yang digunakan untuk mentukan kecepatan turun (mengendap) dari butir-
butir tanah dalam air adalah didasarkan pada hokum Stoke.
Kecepatan butir-butir tanah dapat dihitung sesuai dengan hukum stokes
yaitu :
Dengan menganggap γw =1 gr/cm3,

D =K
√ L
t
(mm)

K=
√ 30 µ
G S−1
Nilai K merupakan fungsi dari Gs dan µ yang tergantung pada temperatur
benda uji . Butiran yang lebih besar akan mengendap lebih cepat dan sebaliknya
butiran lebih halus akan mengendap lebih lama di dalam suspensinya. Hukum
strokes tidak cocok untuk butiran yang lebih kecil dari 0,0002 mm.
Cara hidrometer juga bisa digunakan, yaitu dengan memperhitungkan berat
jenis suspensi yang tergantung dari berat butiran tanah dalam suspensi pada
waktu tertentu.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III
METODE PELAKSANAAN
3
4
4.1
4.2

Peralatan
Test Analisa Ayakan
a. Timbangan dan neraca
b. 1 set ayakan, dengan urutan 4”, 10”, 20”, 40”, 60”, 80”, 100”, 200”, pan
c. Cawan
d. Mesin pengguncang ayakan (ayakan mekanis)
e. Kuas
f. Sendok
g. Tanah sampel

Tes Hidrometer
a. Aerometer
b. Tabung gelas ukur 1000 ml
c. Pengaduk dan mangkok disperse
d. Timbangan
e. Stopwacth
f. Tanah sampel (yang lolos ayakan 200” atau yang ada di pan)
g. Air
h. Calgon
i. Termometer

Langkah Kerja
Test Analisa Ayakan
1. Sediakan alat-alat yang akan digunakan,
2. Timbanglah cawan yang akan digunakan sebagai tempat untuk mengambil
tanah kering,
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3. Ambil tanah kering sebanyak 1000 gr,


4. Timbanglah cawan + tanah kering,
5. Masukkan tanah yang telah ditimbang ke dalam ayakan susun,
6. Guncang-guncangkan ayakan selama + 10 menit dengan mesin
pengguncang ayakan (ayakan mekanis),
7. Menimbang tanah yang tertinggal pada masing-masing ayakan.

Test Hidrometer

1. Ambilah tanah yang lolos ayakan nomor 200 dan timbang berat tanah
tersebut,
2. Timbanglah calgon sebanyak 40 gr,
3. Haluskan calgon dengan alat penghalus,
4. Ambilah air dengan gelas ukur sebanyak 1000 ml = 1 liter,
5. Campurkan 40 gr calgon ke dalam tabung ukur 1000 ml air sampai larut,
6. Pindahkan larutan calgon ke dalam tabung ukur 1000 ml (tabung A),
7. Ambil larutan calgon sebanyak 125 ml masukkan ke dalam gelas ukur,
kemudian tambahkan 50 gr tanah yang lolos ayakan nomor 200, setelah itu
dicampur sampai homogeny dengan menggunakan mixer.
8. Setelah larutan tersebut homogen masukkan ke dalam tabung ukur 1000 ml
(tabung B), kemudian tambahkan air suling hingga batas 1000 ml,
9. Lalu tutup dengan plastic dan tali dengan karet,
10. Kocok tabung B untuk menghindari pengendapan tanah,
11. Lakukan langkah no. 9 dan no. 10 pada tabung A,
12. Buka penutup (plastik) pada tabung A dan tabung B, kemudian ukur
suhunya dengan thermometer.
13. Setelah itu masukkan aerometer ke dalam tabung A dan tabung B, tunggu
hingga aerometer stabil dan stopwatch dimulai, setelah itu lakukan
pembacaan aerometer sesuai dengan waktu yang telah ditentukan (waktu
secara komulatif), dan masukkan ke dalam tabel :
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

14. Pindahkan aerometer pada tabung A saat menit ke 3, 30, 480, 2880 dan
diamkan selama 30 detik setelah itu pindahkan kembali pada tabung B.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB IV
ANALISIS DATA
Hasil Percobaan Analisa Ayakan

Tabel 1 Hasil Percobaan Analisa Ayakan

Diameter Berat Pasir Persen Persen


No
Saringan (mm) Tertahan (gr) Tertahan (%) Lolos (%)
3/4 inch
4 4,76 0,00 0,00 100,00
10 2 0,37 8,409 99,876
20 0,85 0,19 4,318 99,812
40 0,425 0,53 12,045 99,635
100 0,15 1,81 41,136 99,031
200 0,075 1,50 34,090 98,53

Jumlah 4,40 100,00

Contoh Perhitungan :

Ayakan nomor 10 :

Prosen tertahan = Berat pasir tertahan × 100 %


Jumlah
0,37
= X 100%
300
= 0,00123333 %
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Dari analisis data diatas kita ilustrasikan kedalam grafik gradasi butir dengan grafik semi-log,
dengan sumbu-y sebagai pesentase lolos dan sumbu-x sebagai diameter saringan, sebagai
berikut.

Grafik Distribusi Ukuran Butiran


102

100.000 99.876
100 99.812
Persentase Lolos (%)

99.635

99.031
98.531

98

96
15.00 1.00 0.07

Diameter Saringan (mm)

data

Grafik 1. Grafik gradasi butir


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3.4.2 Hasil Percobaan Hidrometer

Tabel 2 Hasil Percobaan Hidrometer

Waktu Pembacaan Hidrometer Suhu


Z(mm
(menit) Tanah (mm) (°C)
)
0,25 50 2
0,5 49 2
1 45,5 2
2 48,5 2
3 48,2 2
4 48 2
8 47,5 2 30
16 46,3 2
30 45 2
60 44 2
120 43 2
180 41 2
1440

Ct = 3,80 α = 1,0535 Ws = 50 g
Gs = 2,860 Z0 = 2
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 3 Hasil Perhitungan Hidrometer Test

TANAH LOLOS AYAKAN N0.40


Waktu
Temperatur Ct = Z0 = Ra + L/t D
(menit) Ra Rc L K Lolos (%)
F1 F2 1
t (⁰C) (cm/menit) (mm)
0,25 30 1,65 50 2 49,65 51 7,9 31,6 0,01169 0,066 97,899
0,5 30 1,65 49 2 48,65 50 8,1 16,2 0,01169 0,047 95,927
1 30 1,65 46 2 45,15 47 8,60 8,60 0,01169 0,034 89,026
2 30 1,65 49 2 48,15 50 8,1 4,05 0,01169 0,024 94,942
3 30 1,65 48 2 47,85 49 8,3 2,77 0,01169 0,019 94,350
4 30 1,65 48 2 47,65 49 8,30 2,08 0,01169 0,017 93,956
8 30 1,65 48 2 47,15 49 8,3 1,04 0,01169 0,012 92,970
16 30 1,65 46,3 2 45,95 47,3 8,6 0,54 0,01169 0,009 90,604
30 30 1,65 45 2 44,65 46 8,80 0,29 0,01169 0,006 88,040
60 30 1,65 44 2 43,65 45 8,9 0,15 0,01169 0,005 86,068
120 30 1,65 43 2 42,65 44 9 0,08 0,01169 0,003 84,097
180 30 1,65 41 2 40,65 42 9,40 0,05 0,01169 0,003 80,153
1440 30 1,65 0 0 1,65 1 16,10 0,01 0,01169 0,001 3,253
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 4 Tabel Koreksi Temperatur


Temperatur ( oC) Ct
15 -1.10
16 -1.90
17 -0.70
18 -0.50
19 -0.30
20 0.00
21 0.20
22 0.40
23 0.70
24 1.00
25 1.30
26 1.65
27 2.00
28 2.50
29 3.65
30 3.80

Karena T = 32 o C, maka dipakai T = 30o C dan didapat harga Ct = 3,80


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Grafik 1 Grafik Besar L

Plot antara
bacaan
hydrometer
(type ASTM
152-11) dan
panjang
effective, L
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Grafik 2 Grafik Besar K

Grafik Variasi K – Gs
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Grafik 3 Grafik Besar a

Grafik Variasi a – Gs
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.4.3 Grafik Analisa Ayakan

Analisis ayakan & hidrometer


120.000

100.000

80.000
Analisis ayakan & hidrometer
60.000

40.000

20.000

0.000
0.001 0.010 0.100
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 1 Diagram alir sistem klasifikasi Unified


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 2 Sistem Klasifikasi tanah Unified


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 3 Sistem Klasifikasi AASHTO

Gambar 4 Perbandingan sistem AASHTO dengan sistem Unified


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 5 Perbandingan sistem Unified dengan sistem AASHTO


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB V

KESIMPULAN
Berdasarkan grafik analisa ayakan, kita dapat menentukan presentase jenis
tanah, berapa presentase kerikil, pasir, lempung dan lanaunya. Dari tes analisa ayakan dan
setelah di plotkan pada grafik analisa ayakan, maka di dapat:

Kerikil (Gravel) :0%


Pasir (Sand) : 1,46%%
Halus (Fines) : 98,53 %
Berdasarkan grafik analisa ayakan kita juga bisa menentukan nilai Cu dan Cc
yang nantinya akan di gunakan untuk menentukan gradasi butiran tanah tersebut termasuk
baik atau buruk, maka di dapatkan nilai Cu = 1,94 dan Cc =0.914, maka tanah tersebut
termasuk tanah bergradasi buruk karena Cu > 4 (kerikil), Cu > 6 (pasir), dan 1 < Cc < 3
(untuk pasir dan kerikil).
Berdasarkan Klasifikasi menurut USCS, tanah tersebut termasuk dalam
klasifikasi tanah bergradasi buruk mengandung butiran halus yang tinggi dengan sedikit
kerikil dan pasir. Sedangkan menurut AASHTO tanah tersebut termasuk dalam kelompok
A – 7 – 6 yang kemungkinan termasuk klasifikasi tanah SC yang artinya pasir
berlempung , campuran pasir-lempung.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB VI
PENGAPLIKASIAN

Untuk mengetahui letak bangunan dan pondasi yang sesuai maka uji hidrometer ini berguna
untuk mengetahui karakteristik gradasi tanah serta mengetahui jenis tanah pada daerah
tempat pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai