MODUL PRAKTIKUM
PENGETAHUAN MATERIAL (KP-
105)
Disusun Oleh:
Nama Anggota : 1. Sanjung Erikson Parhusip (4412201030)
Kelas : 1A Pagi
DI PERIKSA :
Ninda Hardina Batubara, S.Pd., M.Si. (Dosen)
HALAMAN
PRAKTIKUM 1: PERSIAPAN MATERIAL UJI …
Latihan soal dan lembar kerja siswa
PRAKTIKUM 2: UJI KEKERASAN DENGAN METODE ROCKWELL …
Latihan soal dan lembar kerja siswa
PRAKTIKUM 3: UJI KEKERASAN DENGAN METODE VICKERS …
Latihan soal dan lembar kerja siswa
PRAKTIKUM 4: UJI STRUKTUR MIKRO …
Latihan soal dan lembar kerja siswa
PRAKTIKUM 5: UJI IMPACT …
Latihan soal dan lembar kerja siswa
PRAKTIKUM 6: UJI SPEKTRO …
Latihan soal dan lembar kerja siswa
Praktikum 1 - Persiapan Material
Uji
I. Latihan Soal
Penguasaan pengetahuan secara teori:
1. Tuliskan jenis material yang digunakan dalam praktikum yang anda lakukan di
Laboratorium Metalurgi.
2. Apa indikator yang menyatakan material uji tersebut telah layak untuk
digunakan dalam pengujian kekerasan dengan metode Vickers dan Rockwell?
3. Apa peralatan uji yang anda gunakan untuk mengukur indikator dalam soal
nomor 2? Jelaskan prinsip kerja peralatan uji tersebut secara singkat.
4. Dalam praktikum anda diminta untuk mengamplas material uji dengan waktu
tertentu (15 menit dengan kertas amplas 60 grit, 10 menit dengan masing-
masing kertas amplas 120 grit, 240 grit, dan 400 grit). Apa yang akan anda
lakukan jika diminta untuk mempersiapkan material uji kurang dari 15 menit?
Jelaskan secara singkat dalam bentuk poin-poin langkah kerja.
5. Dalam praktikum digunakan ukuran kertas amplas secara berurutan yakni 60
grit, 120 grit, 240 grit, dan 400 grit. Jika dalam suatu kondisi khusus, kertas
amplas yang tersedia hanya 60 grit dan 400 grit, menurut anda apakah hasil
yang diperoleh akan bisa menghasilkan indikator yang sama dengan kondisi
dalam praktikum? (Jawabannya iya atau tidak dan sertakan alasannya)
Prosedur Kerja:
1. Dipastikan material dalam keadaan bersih.
2. Diberikan tanda dengan menggunakan spidol pada material sebagai acuan potong
dengan panjang 15mm.
3. Digunakan mesin potong elektrik untuk memotong material:
4. Dipotong kertas amplas ukuran 60 grit, 120 grit, 240 grit, dan 400 grit mengikuti
bentuk dan ukuran sama dengan diameter piringan pada polisher:
5. Ditempelkan kertas amplas ukuran 60 grit dengan menggunakan double tape di atas
piringan polisher.
.
6. Dihidupkan power polisher dan diatur kecepatan putaran menjadi Rpm.
Permukaan kertas amplas dibasahi dengan air secara merata.
7. Material uji dipegang dengan dua tangan dan ditekan di atas piringan polisher
Selama 5 menit. Proses ini dilakukan untuk masing-masing sisi material uji.
9. Dicabut kertas amplas ukuran 60 grit dari piringan polisher lalu digantikan dengan
kertas amplas ukuran 120 grit.
10. Diatur kecepatan putaran menjadi 250 RpmPermukaan kertas amplas dibasahi
dengan air secara merata.
11. Material uji dipegang dengan dua tangan dan ditekan di atas piringan polisher
selama.5 menit. Proses ini dilakukan hanya pada satu sisi material uji (yang
selanjutnya akan disebut dengan bagian atas).
.
12. Ulangi langkah 9 hingga 12 untuk masing-masing ukuran kertas amplas 240 grit
dan 400 grit.
13. Dilakukan pengecekan sisi bagian atas material uji, dengan indikator
permukaannya sudah sangat halus hingga memantulkan cahaya (bersifat seperti
cermin) dan permukaannya rata yang dibuktikan dengan alat uji water pass.
.
Praktikum 2 - Uji Kekerasan dengan
Metode Rockwell
I. Latihan Soal
Penguasaan pengetahuan secara teori:
1. Apa saja jenis uji kekerasan material yang anda ketahui? (Cantumkan sumber
referensi yang digunakan di bagian jawaban dan daftar pustaka)
2. Apa saja standar uji kekerasan yang kalian ketahui? Tuliskan secara singkat negara
sumber standar uji tersebut.
3. Jelaskan secara singkat prinsip kerja uji kekerasan dengan metode rockwell.
(Cantumkan sumber referensi yang digunakan di bagian jawaban dan daftar pustaka)
4. Apa dasar yang anda gunakan dalam memilih tipe uji kekerasan HRB (hardness
rockwell B) ?
5. Harus dilakukan kalibrasi untuk semua peralatan uji, termasuk alat uji kekerasan
dengan metode Rockwell di Laboratorium Metalurgi. Apa yang membedakan
material kalibrasi internal dengan material uji yang telah kalian persiapkan sendiri?
Uji Kekerasan :
Sumber : https://www.detech.co.id/hardness-test/
2. Berikut ini list standard ASTM sebagai acuan dalam uji kekerasan :
( American Soicety for Testing and Materials)
A956
Standard Test Method for Equotip Hardness Testing of Steel Products
B277
Standard Test Method for Hardness Testing of Electrical Contact Materials
B294
Standard Test Method for Hardness Testing of Cemented Carbides
B578
Standard Test Method for Microhardness of Electro-plated Coatings
B647
Standard Test Method for Indentation Hardness of Aluminum Alloys by Mean of a Webster
Hardness Gage
B721
.
Standard Test Method for Microhardness and Case Depth Testing of Powder Metallurgy Parts
B724
Standard Test Method for Indentation Hardness of Aluminum Alloys by Means of a Newage
Portable Non-Caliper-type Instrument
C661
Standard Test Method for Indentation Hardness of Elastomeric-type Sealants by Means of a
Durometer
C730
Standard Test Method for Knoop Indentation Hardness of Glass
C748
Standard Test Method for Rockwell Hardness of Fine-Grained Graphite Materials
C849
Standard Test Method for Knoop Indentation Hardness of Ceramic Whitewares
C886
Standard Test Method for Scleroscope Hardness Testing of Fine-Grained Carbon and Graphite
Materials
C1326
Standard Test Method for Knoop Indentation Hardness of Advanced Ceramics
C1327
Standard Test Method for Vickers Indentation Hardness of Advanced Materials
D785
Standard Test Method for Rockwell Hardness of Plastic and Electrical Insulating Materials
D1415
Standard Test Method for Rubber Property-International Hardness
D1474
Standard Test Method for Indentation Hardness of Organic Coatings
D2240
Standard Test Method for Rubber Property-Durometer Hardness
D2583
Standard Test Method for Indentation Hardness of Rigid Plastic by Means of a Barcol Impressor
E10
Standard Test Method for Brinell Hardness of Metallic Materials
E18
Standard Test Methods for Rockwell Hardness and Rockwell Superficial Hardness of Metallic
Materials
E92
Standard Test Method for Vickers Hardness of Metallic Materials
E103
Standard Test Method for Rapid Indentation Hardness Testing of Metallic Materials
E110
Standard Test Method for Indentation Hardness of Metallic Materials by Portable Hardness
Testers
E140
Standard Hardness Conversion Tables for Metals
E384
Standard Test Method for Microhardness of Materials
E1842
Standard Test Method for Macro-Rockwell Hardness Testing of Metallic Materials
F1957
Standard Test Method for Composite Foam Hardness-Durometer Hardness
3. Prinsip dasar uji kekerasan rockwell yaitu memberikan penekanan pada bagian permukaan
material uji menggunakan sebuah indentor. Tahap pertama, material diberikan penekanan beban
minor, lalu diteruskan dengan memberikan beban utama atau beban mayor. Kemudian, beban mayor
diangkat tapi posisi beban minor tetap ditahan.
5. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa alat yang kita pakai selama pengujian memberikan
hasil/data yang valid, yaitu tertelusur dengan alat yang digunakan untuk kalibrasi tersebut, hal ini
terlihat/dapat dibaca dari sertifikat kalibrasi yang akan diberikan setelah selesai dilakukan kalibrasi.
Kalibrasi dilakukan minimal 1 tahun 1 kali, Hal ini tergantung dengan berapa seringnya penggunaan alat
tersebut. Semakin sering alat digunakan maka kemungkinan bergesernya ketelitian akan lebih tinggi
dibandingkan dengan yang jarang digunakan. Hal inilah yang menjadikan pentingnya arti kalibrasi.
Sedangkan material kami tidak diketahui dan belum tentu valid.
Sumber website :
https://dpkp.jogjaprov.go.id/baca/Kalibrasi+Internal+dan+Eksternal+Peralatan+Laboratorium+UPTD+BP
3MBTP+DIY/051219/5d4f7172262c2ddff47aec4a82e4b5b960a47b64973b3f7e63422fde1f4d4b1282
.
II. Lembar Kerja Siswa
(Petunjuk: Lengkapi template gambar yang kosong sesuai perintah yang ada di dalamnya dan ganti titik-
titik maupun kata/kalimat berwarna merah dengan kata/kalimat yang benar sesuai dengan yang anda
lakukan selama praktikum)
Prosedur Kerja:
1. Dipastikan peralatan uji Mitutoyo HR – 400 Rockwell Hardness Testing Machine
dalam keadaan baik dan telah memiliki sumber energi yang sesuai.
2. Ditekan tombol power untuk menghidupkan peralatan uji rockwell.
3. Dipastikan satuan uji yang ditampilkan di layar telah sesuai dengan satuan dalam
standar uji dan jenis material (HRB)
.
4. Dilepaskan safety cover dari peralatan uji dengan cara memutar hand wheel ke arah
kiri sehingga elevating screw bergerak turun menjauhi pegangan identor.
5. Dipilih jenis identor jenis Bola besi lalu dipasang pada pegangan identor hingga
rapat.
6. Dipilih beban 100 Mg dengan cara memutar roda beban yang berada di sisi kanan
peralatan uji.
7. Dilakukan kalibrasi internal. Diletakkan standar blok kalibrasi pada anvil lalu hand
wheel diputar ke arah Kanan sehingga elevating screw bergerak naik mendekati
identor.
8. Hand wheel diputar secara perlahan dengan menggunakan kedua tangan hingga di
layar peralatan uji akan muncul 2 balok di kiri dan 1 balok di kanan.
9. Hand wheel diputar secara perlahan dengan menggunakan kedua tangan hingga
balok pada layar terpenuhi. Diberikan jeda 2-3 detik dari kemunculan balok baru
sebelum hand wheel diputar kembali.
.
10. Ditunggu sampai lampu menyala kembali dan hasil uji ditampikan di layar
peralatan dengan nilai 72.0 HRB
11. Dibandingkan nilai di layar dengan nilai yang tertera pada standar blok kalibrasi.
Nilai pada standar blok kalibrasi adalah 90 HRBdan hasil uji bernilai 72.0 HRB
12. Diganti standar blok kalibrasi dengan material yang akan diuji.
13. Dilakukan langkah 7-9 dengan menggunakan material uji sebanyak 3 titik.
Sehingga didapatkan nilai kekerasan material uji 72.0 HRB, 67.5 HRB, 73.4 HRB
Foto layar hasil uji Foto layar hasil uji Foto layar hasil uji material
material uji titik 1 material uji titik 2 uji titik 3
14. Kembalikan kondisi peralatan uji sesuai dengan keadaan sebelum digunakan.
.
Praktikum 3 - Uji Kekerasan dengan
Metode Vickers
I. Latihan Soal
Penguasaan pengetahuan secara teori:
1. Tulisakan perbedaan-perbedaan dalam uji kekerasan material antara metode
rockwell dan vickers. (Cantumkan sumber referensi yang digunakan dibagian
jawaban dan daftar pustaka)
2. Jelaskan secara singkat prinsip kerja uji kekerasan dengan metode vickers.
(Cantumkan sumber referensi yang digunakan dibagian jawaban dan daftar pustaka)
3. Dalam praktikum uji kekerasan material di Laboratorium Metalurgi dengan metode
vickers diperoleh nilai kekerasan dengan nilai satuan HV (hardness vickers). Jika
dalam kondisi tertentu anda diminta untuk menguji suatu material dengan
menggunakan peralatan uji yang hanya dapat menampilkan nilai d1 dan d2
(diagonal 1 dan diagonal 2) dari lekukan/jejak pada material uji, bagaimana anda
mendapatkan nilai kekersaannya (HV)? Buktikan dengan melakukan perhitungan
menggunakan data, nilai d1, dan d2 yang anda peroleh dalam praktikum.
4. Asumsikan anda belum mengetahui jenis material uji. Setelah memperoleh nilai
kekerasan material uji melalui pengujian dengan metode vickers, bagaimana cara
anda menentukan jenis material uji tersebut?
5. Jika telah berkompeten dalam melakukan uji kekerasan material, apa jenis
pekerjaan yang akan sesuai dengan anda nantinya? Sebutkan kisaran gaji pekerjaan
tersebut di Kota Batam.
1. Prinsip kerja pengujian kekerasan Rockwell adalah Pengujian kekerasan Rockwell dilakukan
dengan cara menekan permukaan benda uji dengan suatu indentor sebanyak dua kali penekanan.
Penekanan pertama menggunakan beban 10 kg. F yang disebut beban minor, kemudian ditambah
dengan beban kedua yang merupakan beban utama atau beban mayor. Beban utama kemudian
dilepas, sedangkan beban minor tetap terpasang. Sehingga beban pada benda uji kembali pada
beban minor. Selisih jejak kedalaman penetrasi oleh beban mayor dan beban minor merupakan nilai
yang digunakan untuk menghitung kekerasan Rockwell.Sedangkan,
Prinsip kerja dari pengujian kekerasan Vickers adalah Pengujian ini dilakukan dengan cara
menekan material atau spesimen uji dengan indentor intan dengan bentuk piramida dengan alas
segi empat dan besar sudut dari permukaan yang berhadapan 136°. Penekanan dengan indentor
akan menghasilkan suatu jejak atau lekukan pada permukaan material uji. Untuk mengetahui
nilai dari kekerasan material uji, maka diagonal rata-rata dari jejak tersebut harus diukur dahulu
dengan mikroskop.
.
II. Lembar Kerja Siswa
(Petunjuk: Lengkapi template gambar yang kosong sesuai perintah yang ada di dalamnya dan ganti titik-
titik maupun kata/kalimat berwarna merah dengan kata/kalimat yang benar sesuai dengan yang anda
lakukan selama praktikum)
Prosedur Kerja:
1. Dipastikan peralatan uji Digital Display Microhardness Tester Model HVS – 1000A
dalam keadaan baik dan telah memiliki sumber energi yang sesuai.
2. Ditekan tombol power untuk menghidupkan peralatan uji vickers.
3. Diletakan material uji pada anvil (diposisikan di ruang tetap ragum agar tidak
bergeser).
6. Diatur lama (detik) pembebanan (dwelling time) selama 20 detik dengan cara
menekan tombol time pada peralatan dan dilanjutkan dengan menekan tombol
panah atas () atau bawah () hingga menunjukkan angka 20s lalu tekan tombol
ok.
Foto tampak layar dan
tandai tombol kontrol
pengaturan waktu
.
7. Diatur agar lensa pembesaran 40 kali menghadap material uji dengan cara
menekan tombol panah kiri () atau kanan ().
8. Dilakukan pengamatan awal terhadap area kerja melalui lensa mata hingga
didapatkan permukaan material uji yang jelas dengan mengatur tingkat kecerahan
(dengan cara menekan tombol panah atas () untuk meningkatkan intensitas
cahaya atau tombol panah bawah () untuk menurunkan intensitas cahaya) dan
mengatur jarak antara anvil dan lensa pembesaran hingga ditemukan titik fokusnya
(dengan cara memutar hand wheel ke depan untuk menurunkan anvil dan memutar
ke belakang untuk menurunkan anvil).
9. Digunakan tombol load dan secara otomatsi identer akan mengarah ke atar
material uji dan selanjutnya memberikan tekanan sesuai beban dan waktu yang
telah diatur sebelumnya.
.
10. Dilihat bekas pembebanan pada permukaan material uji dengan menggunakan
lensa pembesaran 10 kali. Ditekan tombol panah kiri () atau kanan () untuk
menggerakkan lensa yang diinginkan.
11. Diposisikan bekas pembebanan di tengah-tengah garis ukur dengan memutar kenop
sumbu x atau y yang berada pada anvil dan atau memutar kenop yang berada di sisi
lensa mata.
12. Dilihat bekas pembebanan pada permukaan material uji dengan menggunakan
lensa pembesaran 40 kali. Ditekan tombol panah kiri () atau kanan () untuk
menggerakkan lensa yang diinginkan.
.
13. Dilakukan kalibrasi dengan cara mendempetkan garis ukur dengan memutar kenop
yang berada di sisi lensa mata dan kemudian ditekan tombol clear.
15. Ditekan tombol merah untuk mengunci nilai diagonal bekas pembebanan (d1).
Tanda bintang akan muncul di layar sebagai bukti nilai d1 telah dikunci. Dalam
praktikum ini diperoleh nilai d1 = 0083.67 um
16. Diputar lensa mata ke arah kiri sebanyak 90o diulangi langkah 14 dan 15 untuk
mendapatkan nilai diagonal bekas pembebanan (d2). Dalam praktikum ini diperoleh
nilai d2 = 0084.28um
.
17. Didapatkan nilai kekerasan material uji 0263.0 HV (hardness vickers). Nilai
ditampilkan di layar dan kertas yang tercetak secara otomatasi.
18. Dilepaskan material uji dari ragum dan mesin uji vickers dimatikan.
.
Praktikum 4 – Uji
Struktur Mikro
I. Latihan Soal
Penguasaan pengetahuan secara teori:
1. Untuk mengetahui sifat dari suatu logam, salah satunya dapat dilakukan dengan
uji struktur mikro. Tuliskan:
a. Pengertian pengujian struktur mikro.
b. Tujuan proses pengamplasan dan polish spesimen (material uji).
2. Jelaskan secara singkat prinsip kerja pengujian dengan metode struktur mikro
yang menggunakan mikroskop optik dan sebutkan indikator pengujian yang
berhasil.
3. Setelah spesimen diamplas, tahapan selanjutnya adalah di-polish dengan
diberikan autosol terlebih dahulu. Apa manfaat dari autosol yang diberikan pada
material yang akan di-polish?
4. Hal penting sebelum uji struktur mikro, spesimen dicelupkan kedalam larutan
nital (95 % etanol dan 5% HNO3) selama 3 detik dan dibersihkan dengan etanol
selama 5 detik. Apa tujuan dari kegiatan tersebut dan dampaknya jika tidak
dilakukan?
5. Sebutkan fasa dari material yang telah diuji pada mikroskop optik disertai
penjelasan dan aplikasinya dalam dunia industry.
6. Sebutkan perbedaan dan manfaat dari ferrite dan pearlite pada baja dalam dunia
industry.
7. Mengapa setelah spesimen selesai dicelupkan pada larutan nital dan etanol harus
langsung segera diuji pada mikroskop? Apa yang terjadi pada spesimen dan
pembacaan hasil uji jika tidak langsung dilakukan pengujian?
c. Austenite adalah campuran besi dan karbon yang terbentuk pada pembekuan, pendinginan
kemudian berubab menjadi ferit, Perlit, dan sementit.
d. Bainite adalah terjadi akibat transformasi pendinginan yang sangat cepat pada fara austenite
bersuhu 250°C - 550°C dan duahan pada suhu tersebut. Merupakan struktur mikro campuran
fara ferit dan sementit
e. Martensite adalah fase dimana pert dan sementit bercampur tetapi bukan dalam lamellar,
melainkan jarum jarum sementit.
f. Sementit adalah pada paduan besi melebihi batar daya larut membentuk fara kedua yang
direbur karbida beri (rementit).
6. - Ferit (Ferrite)
Ferit mengandung sangat sedikit (atau tidak ada) karbon dalam zat besi. Ferit adalah nama yang
diberikan untuk kristal besi murni yang lunak dan ulet. Pendinginan lambat dari baja karbon
rendah di bawah suhu kritis menghasilkan struktur ferit. Ferit tidak mengeras bila didinginkan
dengan cepat. Ferit sangat lembut dan sangat magnetik.
- Perlit (Perlite)
Perlit adalah paduan eutektoid dari ferit dan sementit. Perlit terjadi terutama pada baja karbon
rendah dalam bentuk campuran mekanik ferit dan sementit dalam perbandingan 87:13.
Kekerasannya meningkat dengan proporsi perlit dalam bahan besi. Pearlite relatif kuat, keras dan
ulet, sedangkan ferit lemah, lunak dan ulet. Perlit berbentuk seperti lapisan terang dan gelap
secara bergantian. Lapisan-lapisan ini bergantian antara ferit (terang) dan sementit (gelap). Ketika
dilihat dengan bantuan mikroskop, permukaan memiliki penampilan seperti pearl (mutiara)
mutiara, karenanya disebut perlit. Baja keras adalah campuran dari perlit dan sementit sedangkan
baja lunak adalah campuran dari ferit dan perlit.
Karena kandungan karbon meningkat melebihi 0,2% pada suhu di mana ferit pertama kali ditolak
dari penurunan austenit sampai, pada atau di atas 0,8% karbon, tidak ada ferit bebas, yang ditolak
dari austenit. Baja ini disebut baja eutektoid, dan merupakan struktur perlit di dalam
komposisinya. Karena besi yang memiliki berbagai persentase kadar karbon (hingga 6%)
dipanaskan dan didinginkan.
7. Spesimen yang selesai dicelup pada larutan nital dan ethanol harus langsung segera diuji pada
mikroskop karena pada larutan nital terdapat nitrit acid yang bersifat asam kuat oleh karena itu bisa
menyebabkan korosi. Yang terjadi jika tidak langsung dilakukan pengujian adalah pearlite tidak
terlihat karena terjadinya korosi
.
II. Lembar Kerja Siswa
(Petunjuk: Lengkapi template gambar yang kosong sesuai perintah yang ada di dalamnya dan ganti
titik- titik maupun kata/kalimat berwarna merah dengan kata/kalimat yang benar sesuai dengan yang
anda lakukan selama praktikum)
Prosedur Kerja:
1. Pastikan spesimen dan peralatan uji Buehler omnimet basic dalam praktikum dalam
keadaan berfungsi dengan baik.
2. Letakkan spesimen pada mesin yang ada kertas amplas dengan menggunakan
amplas
60. grit, 800 grit, dan 1200 grit masing-masing selama 5.menit.
3. Dilapisi piringan polisher dengan kain flanel yang telah diberikan autosol dan
dilanjutkan dengan pemolesan spesimen selama 10 menit.
4. Dinyalakan tombol power pada mikroskop optik dan monitor yang akan digunakan.
5. Dilakukan pembuatan larutan etsa dengan mencampurkan 95% asam nitrat dan
5% etanol. Larutan pencampuran ini disebut dengan Larutan nital
6. Dilakukan pencelupan spesimen logam ke dalam larutan Larutan nital selama 3
detik dan etanol selama 5 detik untuk Mengkorosifkan specimen sehingga
bereaksi/lebih terlihat dilensa optik
7. Diatur perbesaran lensa yang akan digunakan (umumnya menggunakan lensa
perbesaran 40x untuk spesimen yang biasa di uji pada lab W1).
8. Diposisikan spesimen pada area pengamatan mikroskop.
9. Gambar struktur mikro uji dapat di lihat pada layar monitor komputer maupun
lensa dari mikroskop optik (etika ingin melihat hasil uji di layar monitor, maka
tarik tuas yang ada disisi kanan mikroskop optik, jika ingin melihat melalui lensa
mikroskop, posisikan tuas seperti semula).
10. Struktur mikro dari spesimen yang diuji akan muncul dalam beberapa fasa, dan
fasa dominan yaitu ferrite dan perlite.
.
Praktikum 5 - Uji Impak
I. Latihan Soal
Penguasaan pengetahuan secara teori:
1. Apa perbedaan mendasar antara uji kekerasan dengan uji impak?
2. Apa energi penggerak pendulum yang menghantam spesimen pada uji impak?
3. Jelaskan secara singkat dan disertai contoh gambar dari bentuk-bentuk patahan
sampel uji impak:
a. Patahan Getas
b. Patahan Liat/Plastis
c. Patahan Campuran
4. Uji impak yang anda lakukan di Laboratorium Metalurgi dilaksanakan pada
temperatur ruang (25oC) dengan asumsi temperatur sampel sama dengan
temperatur ruangan, jika dalam kondisi khusus temperatur sampel berada dalam
suhu dingin jauh dibawah 0oC apakah hasil uji impak sampel anda akan sama
dengan yang dilakukan pada saat praktikum? Jelaskan secara singkat dasar jawaban
anda.
5. Dalam melaksanakan praktikum, spesimen/material uji anda dibentuk mengikuti
ASTM E23 dengan dimensi seperti gambar di bawah ini:
Jika dimensi spesimen yang anda miliki lebih kecil dibandingkan standar, apakah
energi (Joule) yang akan diserap spesimen tersebut akan meningkat? Jelaskan
secara singkat jawaban anda.
3. a. Patahan getas adalah Patahan yang terjadi pada benda yang getas, misalnya: besi tuang, dapat
.
dianalisis Permukaan Jurnal Polimesin (ISSN: 1693-5462), Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 60 rata
dan mengkilap, potongan dapat dipasangkan kembali, keretakan tidak dibarengi deformasi, nilai pukulan
takik rendah
b. Patahan liat adalah patahan yang terjadi pada benda yang lunak, misalnya: baja lunak, tembaga, dapat
dianalisis Permukaan tidak rata buram dan berserat, pasangan potongan tidak bisa dipasang lagi, terdapat
deformasi pada keretakan, nilai pukulan takik tinggi.
c. Patahan campuran adalah Patahan yang terjadi pada bahan yang cukup kuat namun ulet, misalnya pada
baja temper Gabungan patahan getas dan patahan liat, permukaan kusam dan sedikit berserat, potongan
masih dapat dipasangkan, ada deformasi pada retakan
4. Beda, juga ditemukan bahwa semakin tinggi temperatur pada besi maka akan mengakibatkan
perpatahan yang ulet dan dapat memberi sinyal informasi untuk segera memperbaiki kerusakan sebelum
terjadi perpatahan yang lebih besar. Sedangkan, sebaliknya akan terjadi jika semakin rendah temperatur
pada besi maka akan mengakibatkan perpatahan yang getas dan tidak dapat dilakukan antisipasi karena
patahan terjadi dengan cepat.
Sumber : jurnal Mildayati Nurdin (1) , Muhsin Z. (2) dan Badaruddin Anwar (3) (1)(2)(3) Pendidikan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Unviersitas Negeri Makassar
5. Ya, karena ukuran sudah beda, yang lebih kecil akan lebih dikarenakan factor bidang yang lebih kecil.
.
II. Lembar Kerja Siswa
(Petunjuk: Lengkapi template gambar yang kosong sesuai perintah yang ada di dalamnya dan ganti titik-
titik maupun kata/kalimat berwarna merah dengan kata/kalimat yang benar sesuai dengan yang anda
lakukan selama praktikum)
Prosedur Kerja:
1. Dilakukan pemotongan material dengan alat mesin potong logam elektrik dengan
ukuran:
a. Panjang : 55 cm
b. Lebar : 10 cm
c. Tinggi : 10 cm
2. Dilakukan proses pengamplasan untuk memperhalus spesimen dan mendapatkan
ukuran yang sesuai dengan kriteria.
3. Dibentuk takikan V (V-Notch) pada spesimen dengan alat broaching machine u/v
untuk mendapatkan takikan v sebesar 450
6. Dipastikan jarum pembaca energi di posisi awal dan pendulum dalam keadaan diam.
7. Dipastikan karet safety pendulum masih berfungsi dengan baik.
8. Dinaikkan pendulum ke arah atas sambil menarik tuas pengunci atas. Lepaskan tuas
pengunci setalah pendulum berada di posisi atas dan dipasangkan kait pengamannya.
9. Diletakkan spesimen pada sample holder dan dipastikan notch spesimen membelakangi
arah jatuhnya pendulum.
10. Dipastikan tidak ada praktikan yang berada di jalur pendulum.
.
11. Dilepaskan kait pengaman dan tuas pengunci pendulum sehingga pendulum berayun
menghantam spesimen.
12. Digeser tuas rem untuk menghentikan gerakan pendulum.
13. Dibaca hasil pengujian impak pada jarum penunjuk dan layar display.
14. Pada pengujian material Alumunium diperoleh hasil uji impak 60Joule
15. Dikembalikan posisi mesin penguji seperti sedia kala dan dilakukan pembersihan area
kerja.
.
DAFTAR PUSTAKA
Metode Uji Kekerasan Rockwell, Mengukur Nilai Kekerasan Material dengan Cepat, 5 Juli 2018,
https://testingindonesia.com/metode-uji-kekerasan-rockwell-mengukur-nilai-kekerasan-material-dengan-
cepat-163
Prinsip Kerja Uji Kekerasan Brinell Vickers Rockwell, Pengertian Rumus Contoh Soal
Perhitungan https://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-baja-iron-steel/pengujian- sifat-mekanik-
bahan-logam/pengujian-sifat-mekanik-kekerasan-bahan-logam-baja/
Saifuddin A.Jalil1 , Zulkifli2 , Tri Rahayu3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Lhokseumawe
Analisis kekuatab impak pada penyambungan pengelasan SMAW material ASSAB 705 dengan variasi
arus pengelasan,
https://www.academia.edu/34766747/ANALISA_KEKUATAN_IMPAK_PADA_PENYAMBUNGAN_P
ENGELASAN_SMAW_MATERIAL_ASSAB_705_DENGAN_VARIASI_ARUS_PENGELASAN
Impact Test (uji pukulan takik ) - PowerPoint PPT Presentation, hal-lee uploaded on Nov 17, 2014
https://www.slideserve.com/hall-lee/impact-test-uji-pukulan-takik
Mildayati Nurdin, Muhsin Z., dan Badaruddin Anwar, Pengaruh Temperatur terhadap Kekuatan 35 Impak
Sambungan Las Listrik pada Material Besi Plat ST 42 Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Unviersitas Negeri Makassar, https://ojs.unm.ac.id/teknologi/article/download/22576/11611
https://id.wikipedia.org/wiki/Uji_kekerasanhttp://download.garuda.kemdikbud.go.id