Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ILMU BAHAN
Uji Tarik
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ilmu Bahan

Dosen Pengampu:
Edward Yosep T, ST

Disusun Oleh:
Samsul
ACE 117 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2018

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang “PENGUJIAN TARIK”. yang mana makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas dan memberikan informasi serta pengetahuan tambahan bagi
para pembaca.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan
dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna dan dapat bermanfaat sertadapat menambah
pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini yang telah penulis susun, apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan dan terdapat banyak kekurangan, penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Palangka Raya, September 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................3
2.1 Persiapan (Benda Uji)...............................................................................3
2.2 Prosedur Penempatan Benda Uji Pada Alat Uji………………………. ..3
2.3 Prosedur Pengujian (Manual/Digital………………………..……… ….4
2.4 Penjelasan Grafik Gaya-Perpanjangan yang Di Dapat…………..…….. 5
2.5 Mengubah Tegangan-Regangan………………………………….....… .6
BAB III PENUTUP.............................................................................8
3.1 Kesimpulan................................................................................................8
3.2 Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik,
mekanik, thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah
sifat mekanik. Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan
ketangguhan. Sifat mekanik merupakan salah satu acuan untuk melakukan proses
selanjutnya terhadap suatu material, contohnya untuk dibentuk dan dilakukan
proses permesinan. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam harus
dilakukan pengujian terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian yang
dilakukan adalah pengujian tarik.

Dalam pembuatan suatu konstruksi diperlukan material dengan spesifikasi


dan sifat-sifat yang khusus pada setiap bagiannya. Sebagai contoh dalam
pembuatan konstruksi sebuah jembatan. Diperlukan material yang kuat untuk
menerima beban diatasnya. Material juga harus elastis agar pada saat terjadi
pembebanan standar atau berlebih tidak patah. Salah satu contoh material yang
sekarang banyak digunakan pada konstruksi bangunan atau umum adalah logam.

Meskipun dalam proses pembuatannya telah diprediksikan sifat mekanik


dari logam tersebut, kita perlu benar-benar mengetahui nilai mutlak dan akurat
dari sifat mekanik logam tersebut. Oleh karena itu, sekarang ini banyak dilakukan
pengujian-pengujian terhadap sampel dari material.

Pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik
dari material, sehingga dapat dlihat kelebihan dan kekurangannya. Material yang
mempunyai sifat mekanik lebih baik dapat memperbaiki sifat mekanik dari
material dengan sifat yang kurang baik dengan cara alloying. Hal ini dilakukan
sesuai kebutuhan konstruksi dan pesanan.

Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan
suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil
yang didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan
desain produk karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik
digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang
diberikan secara lambat.Salah satu cara untuk mengetahui besaran sifat mekanik
dari logam adalah dengan uji tarik. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah
kekuatan dan elastisitas dari logam tersebut. Uji tarik banyak dilakukan untuk

1
melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data
pendukung bagi spesifikasi bahan. Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji
dapat dilihat dari kurva uji tarik.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Pengertian Uji Tarik
2. Teori Dasar Uji Tarik
3. Mekanisme yang Terdapat Pada Pengujian Tarik

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Memberi informasi tentang Pengujian Tarik kepada pembaca.
2. Bagi penulis, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen.
3. Bagi dosen, menjadi tolak ukur dan penilaian pada tugas yang diberikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Persiapan (Benda Uji)
Alat dan Bahan
a. Alat
1. Kunci L (1 set)
2. Jangka sorong
3. Penggaris
4. Spidol
5. Mesin uji tarik
6. lot sell
7. Ampelas kasar dan halus
8. Auto sol
9. Palu
10 Ekstenso meter

b. Bahan
1. Material uji coba ( Hasil kerja bangku, silinder).
2. Material ST-37 (hasil kerja bangku, hasil pelat las, Hasil root/pembubutan).

2.2 Prosedur Penempatan Benda Uji Pada Alat Uji


Langkah pengujian tarik, Langkah  yang pertama sebelum melakukan
praktek pastikan  mesin dalam kondisi baik. Pastikan posisi mesin tersambung
datanya dengan komputer.
Siapkan benda kerja atau spesimen yang akan di uji sesuai kebutuhan. 
Buka cekam pada mesin dengan jarak  yang telah ditentukan jepit dengan kencang
janan sampai bergeser karena bisa mengakibatkan  hasil yanag tidak falid.
Sehinga harus diperhatikan cekamannya.baru mesin dinyalakan untuk pengujian
tarik. Sampai dengan bendakerja tersebut patah atau mengalami deformasi.

3
      Sedangkan langkah pengujian  hardness mengunakan mesin yang bersifat
menekan ban ada 4  pengujian dan masing –masing  pengujian  cara nya sama
tinggal alat bantunya saja yang berbeda.jadi pasang benda kerja pada ragum mesin
kemudian pasang mata pada ujung  ragum mesin tersebut dan lakukan penekanan.
Maka nilai nya akan muncul  pada jarum penunjuk.

2.3 Prosedur Pengujian


a. Proses Hipotensa (Persiapan)
1. Pilih material dan bersihkan material dari karat menggunakan ampelas kasar
dan halus.
2. Kemudian gunakan autosl jika karat masih tetap ada oleskan kotoran dan karat
samap bersih.
3. Tandai material yang akan di uji tentukan 5 garis pada material, seperti garis
tengah, garis batas ekstenso, garis batas pencekaman.
4. Setelah itu berikan kode urutan nomor pada material seperti atas atau bawah
5. kemudian bersihkan dudukan dan lot sell dari kotoran lain menggunakan majun
dan amplas.
6. Setelah itu periksa mesin uji tarik dan komputer.

b. Proses Pengujian
1. Pastikan jaringan listrik terpasang sesuai sop.
2. Pasang ragum uji tarik sesuai dengan dudukannya.
3. Ganti dudukan lotsel dengan menggunakan grif (pelat) atau root (bulat) sesuai
kebutuhan.
4. Ukurlah diameter dan ketebalan benda kerja sebelum di pasangkan ke ragum.
5. Pasang benda kerja pada ragum penjepit  bagian bawah kemudian kencangkan
agar tidak terjadi slip saat di pengujian berlangsung.
6. Turunkan ragum penjepit bagian atas secara otomatis
7. Pandu material uji tarik dengan tangan untuk masuk pada ragum penjepit
bagian atas. Agar benda kerja tidak bertabrakan.

4
8. Hidupkan komputer dan pastikan mesin uji tarik terhubung dengan komputer,
setting program aplikasi uji tarik.
9. Berikan data ukuran yang telah di ukur sebelumnya pada program yang
digunakan.
10. Berikan pembebanan maksimal seberat 5 ton untuk pengujiannya.
11. Periksa kembali material dan mesin uji tarik seperti data nomor yang telah
diberikan apa terpasang dengan sesuai pada mesin uji tarik.
12. Pasangkan ekstenso meter untuk melihat perubahan panjang secara  aktual
pada material.
13. Kemudian klik icon “zero” kemudian klik icon “test” setalah itu amati dan
analisa material yan sedang di uji.
14. kemudian jika proses yield sedang terjadi buka ekstenso pada material, jika
ekstenso telah dilepas klik ok pada monitor komputer.
15. Saat proses necking terjadi amati di posisi bagian mana yang akan putus
16. Jika break telah terjadi lihat pada program data hasil pengujian seperti data
table uji tarik.
17. Buka material yang telah di uji kemudian bersihkan lot sell dari kotoran bekas
pengujian
18. Print data hasil pengujian.

2.4 Penjelasan Grafik Gaya-Grafik yang Ditentukan


Dari semua proses yang sudah di kerjakan pada proses uji tarik ternyata
mempunyai beberapa kesulitan dari hasil analisa yang telah kita ringkas inilah
beberapa Faktor tingkat masalah diantaranya :
1.  Pada saat pemsangan material ke lotsel pada saat pencekaman ini sering terjadi
material yang sudah di pasangkan permuk
2.  Pada bidang  tidak simetris. Masalah ini terjadi karena amterial yang akan di uji
permukaan bidangnya  tidak rata sehinggga mangaterial tidak terpasang
megakibatkan pencekaman pada rootsel  pada material yang sudah di pasang tidak

5
simetris dalam hal ini solusinya seharusnya material yang akan di uji harus benar-
benar rata sehingaga pada saat peaterial yang sudah di cekaman pada rootsel 
matrial dapat di cekam dengan simetris.
3.  Pada saat pengujian material yang sudah dI las  sering terjadi “necking ’’pada
daerah yang sudah di las sehingga data analisa yang di dapat hampir sama .
Maka dari itu solusinya,  pada saat peroses pengelasan penyambungan logam
material yang di las harus benar-benar tersambung dengan solid sehingga hasil
pengelasan yang di dapatkan pada material menjadi homogen dan data analisa
yang di dapatkan dapat di terima dengan benar.

2.5 Mengubah Tegangan-Regangan

Tegangan (Stress)

Suatu benda elastis akan bertambah panjang sampai ukuran tertentu ketika
ditarik oleh sebuah gaya. Besarnya tegangan pada sebuah benda adalah
perbandingan antara gaya tarik yang berkerja benda terhadap luas penampang
benda tersebut. Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan benda
berubah bentuk. Tegangan dibedakan menjadi tiga macam yaitu regangan,
mampatan dan geseran.

Misalnya, jika ada dua buah kawat dari bahan yang sama tetapi luas
penampang berbeda dan diberi gaya, kedua kawat tersebut akan mengalami
tegangan yang berbeda. Kawat dengan luas penampang yang lebih kecil akan
mengalami tegangan yang lebih besar daripada kawat dengan luas penampang
yang lebih besar. Tegangan pada benda diperhitungkan dalam menentukan jenis
dan ukuran bahan penopang suatu beban contohnya ada jembatan gantung dan
bangunan bertingkat.

contoh soal:

1. Seutas tali memiliki diameter 2 cm ditarik dengan gaya 200 N. Tentukan


tegangan tali tersebut!

Diketahui:

F = 200 N

d = 2 cm = 0,02 m

6
r = 1 cm = 0,01 m

Ditanya: σ ?

Jawab:

 A= 3,14 x (0,01)2 = 3,14 x 0,0001 = 0,000314 = 3,14 x 10-4

Regangan (Strain)

Regangan merupakan perubahan relatif ukuran atau bentuk suatu benda


yang mengalami tegangan. Regangan dapat didefinisikan sebagai pebandingan
antara pertambahan panjang benda terhadap panjang benda mula-mula.
Selain itu regangan menjadi tolok ukur seberapa jauh benda tersebut berubah
bentuk.

contoh soal:

1. Seutas tali mempunyai panjang mula-mula 200 cm ditarik hingga tali


tersebut mengalami pertambahan panjang 1 cm. Tentukan regangan tali
tersebut!

Diketahui:

X = 200 cm = 2 m

ΔX = 1 cm = 0,01 m

Ditanya: ε ?

Jawab:

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengujian tarik yaitu pengujian yang bertujuan untuk mendapatkan


gambaran tentang sifat-sifat dan keadaan dari suatu logam. Pengujian tarik
dilakukan dengan penambahan beban secara perlahan-lahan, kemudian akan
terjadi pertambahan panjang yang sebanding dengan gaya yang bekerja.
Kesebandingan ini terus berlanjut sampai bahan sampai titik propotionality limit.
Setelah itu pertambahan panjang yang terjadi sebagai akibat penambahan beban
tidak lagi berbanding lurus, pertambahan beban yang sama akan menghasilkan
penambahan panjang yang lebih besar dan suatu saat terjadi penambahan panjang
tanpa ada penambahan beban, batang uji bertambah panjang dengan sendirinya.
Hal ini dikatakan batang uji mengalami yield (luluh). Keadaan ini hanya
berlangsung sesaat dan setelah itu akan naik lagi.

       Kenaikan beban ini akan berlangsung sampai mencapai maksimum, untuk


batang yang ulet beban mesin tarik akan turun lagi sampai akhirnya putus. Pada
saat beban mencapai maksimum, batang uji mengalami pengecilan penampang
setempat (local necting) dan penambahan panjang terjadi hanya disekitar necking
tersebut. Pada batang getas tidak terjadi necking dan batang akan putus pada saat
beban maksimum.

    Pada pengujian tarik nantinya akan diperoleh sifat mekanik dari logam.
Beberapa sifat mekanik tersebut adalah:

A. Sifat Mekanik di daerah Elastis :

 Kekuatan elastis : kemampuan batang untuk menerima beban / tegangan


tanpa berakibat terjadinya deformasi plastis (perubahan bentuk yang
permanen). Ditunjukkkan oleh titik luluh (yield).

 Kekakuan (stiffness) : suatu batang yang memiliki kekakuan tinggi bila


mendapat beban (dalam batas elastisnya) akan mengalami deformasi
plastis, tetapi hanya sedikit.

 Resilience : kemampuan bahan untuk menyerap energi tanpa


menyebabkan terjadinya deformasi plastis. Dinyatakan dengan besarnya
luasan di bawah grafik daerah elastik (Modulus Resilien)

8
 B. Sifat mekanik di daerah plastis :

 Kekuatan tarik (Tensile strength)

    Kemampuan batang untuk menerima beban/ tegangan tanpa


mengakibatkan batang rusak atau putus. Kekuatan tarik maksimum ditunjukkan
sebagai tegangan maksimum (ultimate stress) pada kurva tegangan-regangan.

 Keuletan (Ductility)

    Kemampuan bahan untuk berdeformasi tanpa menjadi patah. Dapat diukur
dengan besarnya tegangan plastis yang terjadi setelah batang uji putus.
Ditunjukkan sebagai garis elastik pada grafik tegangan-regangan.

 Ketangguhan (Toughness)

   Kemampuan menyerap energi tanpa mengakibatkan patah, dapat diukur


dengan besarnya energi yang diperlukan untuk mematahkan batang uji.
Ketangguhan dinyatakan dengan modulus ketangguhan yaitu banyaknya energi
yang dibutuhkan untuk mematahkan satu satuan volume bahan. Ditunjukkan
sebagai keseluruhan luasan di bawah kurva tegangan-regangan.

3.2 Saran

Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Jadi, penulis mohon
kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://teknikmanajemenindustri.wordpress.com/2011/03/17/pengujian-tarik-
pengetahuan-bahan/

https://youtu.be/ACCPOW_H-Nw

10

Anda mungkin juga menyukai