Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Pengaruh Belajar Terhadap Perkembangan Kognitif Anak

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Sanggam R.I. Manalu, M.Pd

19620424 198803 003

Disusun Oleh

Samsul

ACE 117 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih, Tuhan penguasa
alam, Dia-lah Yang Maha Penyayang dan Maha Adil kepada setiap makhluk-Nya. Atas
rahmat dan kehendakNya makalah berjudul, “Pengaruh Belajar terhadap Perkembangan
Kognitif Anak” ini dapat terselesaikan.
            Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran yang dibimbing oleh Prof. Dr. Sanggam R.I. Manalu, M.Pd. Penyusunan
makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Pepatah
mengatakan, “Tiada Gading yang Tak Retak”. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat dinantikan, dan mudah-mudahan makalh ini dapat memberi setitik
manfaat bagi ilmu pengetahuan.

Palangka Raya, Mei 2018

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………1

1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian Pertumbuhan………………………………………………………3

2.2 Pengertian Perkembangan…………………………………………………….3

2.2.1 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan…………………………..3

2.2.2 Tahap Perkembangan…………………………………………………...4

2.3 Pengertian Belajar……………………………………………………………..5

2.4 Pengertian Teori Belajar Kognitif…………………………………………….6

2.5Pengaruh Belajar Terhadap Perkembangan Kognitif Anak………………...7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….8

3.2 Saran……………………………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


  Salah satu fungsi pendidikan adalah pemindahan nilai-nilai, ilmu dan keterampilan
dari generasi tua kepada generasi muda untuk melanjutkan dan memelihara identitas
masyarakat. Dalam pemindahan (transmision) nilai-nilai ilmu, dan keterampilan inilah
psikologi memegang peranan yang sangat penting. Persoalannya adalah melalui pengajaran
ataukah melalui proses belajar (learning)? Dahulu orang menyangka bahwa mengajar
sebenarnya tidak lebih dari memindahkan isi kepala seorang guru atau beberapa orang murid.
Dengan demikian terjadilah proses belajar. Dengan kata lain, belajar sebenarnya tidak
ubahnya seperti memindahkan  isi suatu keranjang atau  keranjang-keranjang lain.
(Langgulung, H, 2008: 245).
            (Rasyidin, W, 2009: 29) mengemukakan bahwa Pendidikan diupayakan dengan
berawal dari manusia apa adanya (aktualitas) dengan  mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang ada padanya (potensialitas), dan diarahkan menuju terwujudnya manusia
yang seharusnya/dicita-citakan (idealitas). Sosok manusia yang dicita-citakan atau yang
menjadi tujuan pendidikan itu tiada lain adalah manusia yang beriman  dan  bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berperasaan, berkemauan, dan
mampu berkarya, mampu memenuhi kebutuhannya secara wajar, mampu mengendalikan
hawa nafsunya, berkepribadian, bermasyarakat dan berbudaya. Implikasinya, pendidikan
harus berfungsi untuk mewujudkan (mengembangkan) berbagai potensi yang ada pada
manusia dalam konteks dimensi keberagamaan, moralitas, individualitas/personalitas,
sosialitas, dan keberbudayaan  secara menyeluruh dan terintegrasi.
Perkembangan adalah  proses atau tahapan perubahan ke arah yang lebih maju.
Belajar adalah tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai
hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Mengajar merupakan
penyampaian  pengetahuan dan kebudayaan kepada siswa. perkembangan  sebuah proses
yang berbeda dengan pertumbuhan. menurut pakar perkembangan adalah suatu proses
perubahan yang kualitatif yang mengacu pada fungsi pada organ-organ jasmaniah. dan
perkembangan itu akan berlanjut sampai manusia itu mati. Sedangkan pertumbuhan ialah
hanya terjadi sampai manusia itu mencapai kematangan fisik, artinya manusia tidak akan
mengalami pertumbuhan jika tubuh manusia itu mengalami Kematangan. Pendidikan adalah
usaha dalam  membantu  pertumbuhan dan perkembangan anak melalui latihan dan belajar.
(Syarifudin, T, 2006: 80).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud perkembangan?

2. Apa yang dimaksud belajar?

3. Apa pengaruh belajar terhadap perkembangan kognitif anak?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa itu perkembangan.

2. Untuk mengetahui apa itu belajar.

3. Untuk mengetahui pengaruh belajar terhadap perkembangan kognitif anak.

    

    

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Pertumbuhan


          Pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat material dan kuantitatif. Misalnya
perubahan tingkah laku pembesaran dan perpanjangan tulang dan otot sehingga tubuh
menjadi lebih besar dan lebih tinggi. (Syarifudin, T, 2006: 80).
          Pertumbuhan adalah perubahan kuantitatif yang mengacu pada jumlah, besar, dan
luas yang bersifat konkret. Pertumbuhan berarti kenaikan dan penambahan ukuran yang
berangsur-angsur seperti badan menjadi besar dan tegap, juga kaki dan tangan semakin
panjang. (Syah, M, 1995: 42).

2.2   Pengertian Perkembangan


          Syarifudin,T (2006: 80) mengemukakan bahwa Perkembangan adalah perubahan
yang bersifat fungsional dan kualitatif. Misalnya perubahan fungsi pikir dari kemampuan
berpikir konkrit menjadi berpikir abstrak, perubahan fungsi tangan dari kemampuan
mencoret-coret menjadi mampu menulis.

2.2.1 Faktor  yang Mempengaruhi Perkembangan


      Syah,M (1995: 43) mengemukakan bahwa dalam mempelajari perkembangan
manusia diperlukan adanya perhatian khusus mengenai hal-hal: 1) proses pematangan,
khususnya pematangan fungsi kognitif; 2) proses belajar; 3) pembawaan atau bakat. Ketiga
hal ini berkaitan erat dan saling berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia tak
terkecuali para siswa sebagai peserta didik. Apabila fungsi kognitif, bakat dan proses belajar
seorang siswa dalam keadaan positif, hampir dapat dipastikan siswa tersebut akan mengalami
proses perkembangan kehidupan secara mulus. Akan tetapi, asumsi yang menjajikan seperti
ini sebenarnya belum tentu terwujud, karena banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses
perkembangan siswa dalam menuju cita-cita bahagianya.
Syah,M (1995: 43) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan siswa terbagi menjadi tiga aliran:
1. Aliran Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar
terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur
Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran filsafat nativisme konon
dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kacamata
hitam. Penganut aliran nativisme berkeyakinan bahwa manusia itu ditentukan oleh
pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Dalam ilmu pendidikan pandangan seperti ini disebut pesimisme pedagogis.

2. Aliran Empirisme
Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme (empiricism) dengan
tokoh utama John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “The School of
British Empiricism” (aliran empirisme Inggris). Namun aliran ini lebih berpengaruh

3
terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah filsafat bernama
“environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi bernama “environmental
psychology” (psikologi lingkungan) yang relatif masih baru. Doktrin empirisme yang
sangat mashyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa asing yang berarti batu
tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa
menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan dalam arti
perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada
pengaruhnya.

3. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran
empirisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas
(pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
perkembangan manusia. Tokeh utama konvergensi bernama Louis William Stern
(1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman. Para penganut aliran konvergensi
berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya
sama besar dalam menentukan masa depan seseorang.

Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang berhubungan dengan


proses perkembangan di atas, faktor yang mempengaruhi perkembangan  pada dasarnya
terdiri dari faktorn internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam
diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut
mengembangkan dirinya sendiri, sedangkan faktor eksternal yaitu hal-hal yang datang atau
ada di luar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman
berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungannya.

2.2.2 Tahap Perkembangan


Jean Piaget mendeskripsikan perkembangan mental anak ditinjau dari sudut tindakan
(in terms of operations), dari pengaturan objek-objek dan kejadian-kejadian  (the ordering of
objects and events). Saat individu belajar untuk memahami objek dan kejadian di dalam suatu
lingkungan, pertama ia bertindak berdasarkan pengamatan konkrit, kemudian mampu
mempresentasikannya melalui simbol-simbol. Menurut Piaget (Syarifudin, T. 2006: 83)
membagi perkembangan mental ini ke dalam 4 periode:

1. Tingkat Sensiomotorik (0-2 tahun)


Tingkat sensiomotorik (fungsi pancaindra) ini dalam kehidupan anak
bertindak lanjut hingga usia 2 tahun anak mempelajari lingkungan sekitar yang paling
dekat melalui aktifitas sensiomotorik. Aktifitas terjadi tanpa lewat wujud simbolik
tetapi lewat wujud nyata yang ada di lingkungan sekitar. Anak pada masa ini tidak
dapat memadukan pengalamannya sebagai satu kesatuan yang utuh, tetapi apa yang
dialami merupakan pengalaman-pengalaman yang terpisah. Meski banyak yang bisa
diungkapkan dari suatu pengalaman yang diperolehnya, namun dengan kemampuan
awal berbicara anak tidak dapat mengungkapkan dan memahami makna
pengalamannya secara utuh dan lengkap.

2. Tingkat Praoperasional (2-6 tahun).

4
Antara 2-6 tahun anak berupaya mengorganisasikan dunia dirinya dengan
lingkungannya. Pada usia 2 atau 2,5 tahun hingga usia 4 atau 5 tahun merupakan
periode perkembangan yang cepat dan ekstensif. Umumnya anak usia 3-4 tahun sudah
dapat membentuk kelompok bermain (play group) dengan teman-temannya. Antara
usia 4-5 tahun anak sudah lebih diarahkan untuk ,emasuki pendidikan TK.

3. Tingkat Operasional Konkrit (7-11 tahun)


Pada fase ini anak berada pada usia SD. Antara 7-8 tahun, sistem kognitif
yang terpadu dalam mengorganisasikan dunia sekitar anak mulai berkembang. Proses
berpikir tidak lagi bersifat statis atau sesaat. Bahasa sudah digunakan secara sadar
sebagai alat pengembang pikiran. Walau demikian pada tingkat ini anak lebih
memfungsikan objek-objek yang dilihatnya, dan anak dapat memanipulasikannya.
Pada usia-usia selanjutnya terutama pada kelas tinggi SD, anak mulai mengenal dunia
melalui pola pikir yang lebih sistematis, mulai menggunakan proses berpikir logis.
Pada kelas 1 SD suasana TK tidak dapat dibedakan dan pengaruh suasana TK pada
anak masih tetap ada. Demikian pula pada kelas 1 SLTP suasana dan pengaruh SD
pada anak masih ada. Hal ini terjadi karena proses perkembangan berlangsung
berkelanjutan.

4. Tingkat Operasional Formal (12-ke atas)


Pada fase ini antara usia 12-15 tahun, anak mengenal dunia melalui logika dan
praduga pikirannya secara sistematis. Anak mampu merumuskan hipotesis tentang
duni sekitar, menggunakan proses berpikir logis, dan mampu menggunakan alam
pikirannya dibalik sesuatu yang tampak ada. Permasalahan dapat diatasi dengan
berbagai cara dan sudut pandang yang berbeda. Bahasa digunakan secara cermat, baik
sebagai fasilitator maupun sebagai pengembangan berpikir. Dalam proses
pertumbuhan dan perkembangannya, anak membutuhkan bantuan orang dewasa.
Dengan memahami prinsip-prinsip perkembangan dan karakterisktik (ciri, sifat) anak
sesuai tingkatan usianya, akan memungkinkan guru lebih mampu menciptakan
kegiatan belajar mengajar yang kondusif bagi kebutuhan anak.

2.3 Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang penting, dalam upaya
mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Melalui belajar seseorang dapat
memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap,
dan ketrampilan. Pernyataan di atas didukung oleh Gagne dalam buku Ratna Wilis bahwa
(1988:12-13)“ Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.” Kutipan diatas dapat diartikan bahwa
belajar membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses perubahan perilaku dan pola pikir
dari seseorang.
Belajar menurut Drs. Bambang Warsita bahwa (2008:87)“ Belajar merupakan suatu
kumpulan proses yang bersifat individu, yang mengubah stimulasi yang datang dari
lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasiyang selanjutnya dapat menyebabkan
adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.” Menurut Prof. Dr. Made Pidarta,
belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat relatif permanen sebagai hasil pengalaman

5
(bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau kecelakaan) dan bisa melaksanakanya pada
pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikanya kepada orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir baik yang berupa
pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, dimana perubahan- perubahan yang
dialami bersifat relatif permanen atau jangka panjang yang merupakan hasil dari pengalaman
hidup manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan.

2.4 Pengertian Teori Belajar Kognitif

Salah satu teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-20 adalah teori belajar
kognitif, yaitu teori belajar yang melibatkan proses berfikir secara komplek dan
mementingkan proses belajar. Menurut Drs. H. Baharuddin dan Esa Nur wahyuni (2007: 89)
yang menyatakan” aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukan sekedar stimulus dan
respons yang bersifat mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan
kegiatan mental yang ada di dalam individu yang sedang belajar”. Kutipan tersebut di atas
berarti bahwa belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk mencapai, mengingat dan
menggunakan perilaku, sehingga perilaku yang tampak pada manusia tidak dapat diukur dan
diamati tanpa melibatkan proses mental seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan dan lain
sebagainya.
Teori belajar kognitif menurut Drs. Bambang Warsita yang beranggapan bahwa”
Belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan persepsi untuk memperoleh
pemahaman”. Maksudnya bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang
tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku. Dimana teori ini menekankan pada gagasan
bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dalam kontek situasi secara
keseluruhan.

Menurut Piaget dalam buku “Teknologi Pembelajaran” dari Drs. Bambang Warsita
(2008:69) yang menjelaskan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu prosess
genetika yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem
syaraf. Dalam buku “Psikologi Pendidikan” karya Wasty Soemanto (1997:123) yang
menyatakan teori belajar piaget disebut cognitive-development yang memandang bahwa
proses berfikir sebagai aktivitas gradual dari pada fungsi intelektual dari kongkrit. Belajar
terdiri dari tiga tahapan yaitu :asimilasi, akomodasi dan equilibrasi. Piaget juga
mengemukakan bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif
yang dilalui siswa. Proses belajar yang dialami seorang anak berbeda pada tahap satu debfab
tahap lainnya yang secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin
teratur dan juga semakin abstrak cara berpikirnya. Oleh karena itu guru seharusnya
memahami tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya serta memberikan isi, metode,
media pembelajaran yang sesuai dengan tahapannya.

Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut Piaget,


antara lain:
1. Menentukan tujuan pembelajaran
2. Memilih materi pembelajaran
3. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari oleh peserta didik
4. Menentukan dan merancang kegiatan pembelajaran sesuia topik
5. Mengembangkan metode pembelajaran

6
6. Menentukan penilaianproses dan hasil peserta didik

2. 5 Pengaruh  Belajar Terhadap Perkembangan Kognitif  Anak

           Syah,M (1995: 94) mengemukakan bahwa belajar adalah key term (istilah kunci yang
paling vital dalam setiap usaha pnndidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah
ada pendidikan. Sebagai suatu proses belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan berbagai upaya kependidikan, misalnya
psikologi pendidikan. Karena demikian pentingnya arti belajar, maka bagian terbesar upaya
riset dan eksperimen psikologi pendidikan pun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang
lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia itu. Perubahan dan
kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar.
Karena kemampuan berubahlah, manusia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai
khalifah di bumi. Selain itu, dengan kemampuan berubah melalui belajar itu, manusia secara
bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk
kehidupannya. Tidak ada proses perkembangan siswa baik jasmani maupun rohaninya yang
sama sekali terlepas dari proses belajar mengajar sebagai proses pendidikan. Apabila fisik
dan mental sudah matang, pancaindra sudah siap menerima stimulus-stimulus dari
lingkungan, berarti kesanggupan siswa pun sudah tiba. Kualitas hasil proses perkembangan
manusia itu banyak terulang pada apa dan bagaimana ia belajar. selanjutnya tinggi rendahnya
kualitas perkembangan manusia itu akan menentukan masa depan peradaban manusia itu
sendiri. E.L. Thordike seorang pakar teori Srbond meramalkan, jika kemampuan belajar umat
manusia dikurangi setengah saja maka peradaban sekarang ini tak akan berguna bagi
kehidupan mendatang.

7
BAB III

3.1 Kesimpulan
  Syarifudin,T (2006: 80) mengemukakan bahwa Perkembangan adalah perubahan
yang bersifat fungsional dan kualitatif. Misalnya perubahan fungsi pikir dari kemampuan
berpikir konkrit menjadi berpikir abstrak, perubahan fungsi tangan dari kemampuan
mencoret-coret menjadi mampu menulis.
      Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. Sehubungan dengan pengertian itu perlu diutarakan bahwa
perubahan tingkah laku yang timbul akibat proses kematangan, keadaan gila, mabuk, lelah,
dan jenuh tidak dapat dipandang sebagai proses belajar. (Syah, M, 1995: 92).
       Belajar akan mempengaruhi perkembangan kognitif siswa. Perubahan dan
kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar.
Karena kemampuan berubahlah, manusia terbebas dari kemandegan fungsinya sebagai
khalifah di bumi. Selain itu, dengan kemampuan berubah melalui belajar itu, manusia secara
bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk
kehidupannya. Tidak ada proses perkembangan siswa baik jasmani maupun rohaninya yang
sama sekali terlepas dari proses belajar mengajar sebagai proses pendidikan. Apabila fisik
dan mental sudah matang, pancaindra sudah siap menerima stimulus-stimulus dari
lingkungan, berarti kesanggupan siswa pun sudah tiba.

3.2 Saran
Saran yang diberikan kepada pembaca ialah selalu menerapkan teori kognitif kepada
peserta didik, agar peserta didik dapat melibatkan proses berfikir secara komplek dan
mementingkan proses belajar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah,Enung.2006.(Perkembangan Peserta Didik).Bandung:CV Pustaka Setia


Hamzah.2010.Perencanaan Pembelajaran.Jakarta:PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai