Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTIKUM METALURGI FISIK

PENGUJIAN TARIK

Oleh :
JEREMIA NATALIS LANTANG
2020061034179

PROGRAM STUDI S1 JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWSIH
JAYAPURA 2022
LEMBARAN SAMPUL
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan Praktikum
1.3. Sistematika Penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
BAB III : METODELOGI PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur / Langkah Pengujian Tarik
BAB IV : HASIL DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Praktikum
4.2. Perhitungan
4.3. Pembahasan
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran – Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Akhir Praktikum Pengujian Tarik pada Program Studi S1 Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih ini, telah di teliti dan dinilai oleh assisten dan
dosen pembimbing. Praktikum ini telah dilaksanakan di Laboratorium Metalurgi Fisik
Jurusan Teknik Mesin Universitas Cenderawasih dan hasilnya akan diakumulasikan dengan
praktikum pengujian lain untuk memenuhi syarat sebagai laporan akhir praktikum pada
semester ganjil tahun akademik 2022/2023 yang digunakan sebagai syarat kelulusan mata
kuliah Praktikum Metalurgi Fisik.

Jayapura, ….Desember 2022

Assisten Praktikum Dosen Pembimbing praktikum

Catatan :
___________________________________________________________________________
__
___________________________________________________________________________
__
___________________________________________________________________________
__
___________________________________________________________________________
__
___________________________________________________________________________
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segalanya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Praktium Metalurgi. Semoga Laporan Praktikum ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam melaksanakan Praktikum Pengujian Traik.

Harapan saya semoga Laporan ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Laporan Praktikum ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Laporan Praktikum ini saya
akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh
kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan - masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan Lporan Praktikum ini.

Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, maka dariitu penyusun
ingin mengucapkan terima kasih Kepada:

1. Bapak Enos Tambing, ST, MT selaku Dosen Mata Kuliah Proses


Manufaktur Universitas Cenderawasih
2. Para Asisten Praktikum Laboratorium Teknik Mesin yang telah membimbing dalam
melaksanakan Praktikum Metalurgi Fisik.
3. Teman - teman yang telah banyak memberi masukan serta saran - saran yang
membangun.
4. Semua pihak yang telah membantu hingga selesainya penyusunan laporan ini

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untukitu penyusun
mohon maaf bila dalam laporan ini masih banyak kekurangannya.Saran dan kritik yang
membangun sangat penyusun harapkan demikesempurnaan laporan ini. Akhir kata penyusun
berharap agar laporan ini berguna bagi semua pihakdalam memberi informasi
                                                                                                         
                                                                            Jayapura, Desember  2022    

Penulis
LEMBARAN SAMPUL
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan Praktikum
1.3. Sistematika Penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
BAB III : METODELOGI PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
3.2. Alat dan Bahan
3.3. Prosedur / Langkah Pengujian Tarik
BAB IV : HASIL DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Hasil Praktikum
4.2. Perhitungan
4.3. Pembahasan
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran – Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH

Simbol keterangan Satuan


∆L pertambahan panjang benda kerja mm
L0 panjang benda kerja awal mm
P beban yang bekerja N
A0 luas penampang benda kerja mm2
E modulus elastisitas bahan N/mm2
ε Regangan %
σ Tegangan Kg/mm2

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Benda kerja bertambah panjang ∆L ketika diberi beban P


Gambar 2 Kurva tegangan regangan hasil uji tarik
Gambar 3 Grafik pengujian tarik
DAFTAR TABEL

Tabel hasil Uji Tarik baja karbon rendah.............................................................................…24


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Uji tarik adalah metode yang paling umum untuk menentukan sifat mekanik bahan,
seperti kekuatan, keuletan, ketangguhan, modulus elastisitas, dan kemampuan pengerasan
regangan. Uji tarik terlebih dahulu membutuhkan persiapan tes spesimen. Meskipun sebagian
besar benda uji tarik berbentuk padat dan bulat, mereka juga bisa datar atau berbentuk
tabung. Spesimen disiapkan secara umum menurut spesifikasi ASTM. Pengujian uji tarik
digunakan untuk mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan
secara lambat. Sifat mekanis logam yang dapat diketahui setelah proses pengujian ini seperti
kekuatan tarik, keuletan dan ketangguhan.Pengujian tarik sangat dibutuhkan untuk
menentukan desain suatu produk karena menghasilkan data kekuatan material.
Dalam bidang industri juga diperlukan pengujian tarik ini untuk mempertimbangkan
faktor metalurgi dan faktor mekanis yang tercakup dalam proses perlakuan terhadap logam
jadi, untuk memenuhi proses selanjutnya.

1.2. Maksud dan Tujuan Praktikum


Praktikum ini ditujukan untuk :
1. Mengetahui standar prosedur pengujian tarik dengan baik benar
2. Mengetahui besaran - besaran sifat mekanik yang diperoleh dari pengujian tarik
3. Mengetahui fenomena - fenomena yang terjadi dari pengujian tarik
4. Mampu mengolah data dari hasil pengujian
Manfaat yang didapat dari kegiatan praktikum, dan penyusunan laporan ini
merupakan ilmu pengetahuan dibidang teknologi material, khususnya dalam bidang uji tarik.
Mahasiswa mampu mendalami Mata Kuliah Metalurgi Fisik melalui uji tarik ini.

1.3. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan Makalah ini memuat tentang isi bab - bab yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan praktikum, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEOR
Pada bab ini berisi tentang teori-teori yang diambil dari buku-buku dan media social yang
dipakai untuk kelancaran penulisan ini.
BAB III METODELOGI PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Pada bab ini menjelaskan waktu, tempat dan alat dan bahan serta prosedur / meneliti langkah
pengujian tarik pada praktek yang dilaksanakan.
BAB IV
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dari data hasil praktikum, perhitungan data, dan
pembahasan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini penulis akan menyimpulkan hasil analisa ini dan saran yang mungkin bisa
digunakan untuk pembaca.
BAB II
LANDASAN TEORI
Uji tarik rekayasa banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar
kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan (Dieter, 1987).
Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara
kontinyu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang
dialami benda uji ( Davis, Troxell, dan Wiskocil,1955 ). Kurva tegangan regangan
rekayasa diperoleh dari pengukuran perpanjangan benda uji.
Tegangan yang dipergunakan pada kurva adalah tegangan membujur rata - rata dari
pengujian tarik yang diperoleh dengan membagi beban dengan luas awal penampang
melintang benda uji.

P
σ= .............................................................................................................. 1
A

Regangan yang digunakan untuk kurva tegangan regangan rekayasa adalah regangan
linier rata-rata, yang diperoleh dengan membagi perpanjangan panjang ukur ( gage length )
benda uji, ∆L, dengan panjang awalnya, L0 .

∆ L L−L0
ε= = ................................................................................................... 2
L0 L0

Gambar 2.1 Benda kerja bertambah panjang ∆L ketika diberi beban P.

Pada waktu menetapkan regangan harus diperhatikan:


 Pada baja yang lunak sebelum patah terjadi pengerutan ( pengecilan penampang ) yang
besar.
 Regangan terbesar terjadi pada tempat patahan tersebut, sedang pada kedua ujung benda
uji paling sedikit meregang.

Gambar 2.2 Kurva tegangan regangan hasil uji tarik.


Kurva tegangan regangan hasil pengujian tarik umumnya tampak seperti pada
gambar 5. Dari gambar tersebut dapat dilihat:

1. AR garis lurus. Pada bagian ini pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan
beban yang diberikan. Pada bagian ini, berlaku hukum Hooke:

P L0
∆ L= x ........................................................................................................ 3
A E

dengan: ∆L = pertambahan panjang benda kerja (mm)


L0 = panjang benda kerja awal (mm)
P = beban yang bekerja (N)
A = luas penampang benda kerja( mm2) (mm2)
E = modulus elastisitas bahan (N/mm2)

Dari persamaan (1) dan (2), bila disubstitusikan ke persamaan (3), maka akan
diperoleh:

σ
E= ............................................................................................................ 4
ε

2. Y disebut titik luluh (yield point) atas.


3. Y’ disebut titik luluh bawah.
4. Pada daerah YY’ benda kerja seolah-olah mencair dan beban naik turun disebut
daerah luluh.
5. Pada titik B beban mencapai maksimum dan titik ini biasa disebut tegangan tarik
maksimum atau kekuatan tarik bahan (B). Pada titik ini terlihat jelas benda kerja
mengalami pengecilan penampang ( necking ).
6. Setelah titik B, beban mulai turun dan akhirnya patah di titik F ( failure )
7. Titik R disebut batas proporsional, yaitu batas daerah elastis dan daerah AR
disebut daerah elastis. Regangan yang diperoleh pada daerah ini disebut regangan
elastis.
8. Melewati batas proporsional sampai dengan benda kerja putus, biasa dikenal
dengan daerah plastis dan regangannya disebut regangan plastis.
9. Jika setelah benda kerja putus dan disambungkan lagi (dijajarkan) kemudian diukur
pertambahan panjangnya (∆L), maka regangan yang diperoleh dari hasil pengukuran
ini adalah regangan plastis (AF’).
BAB III
METODELOGI PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Hari dan Tanggal Praktikum : November – Desember 2022
3.2. Alat dan Bahan
a) Alat dan Perlengkapan :
 Universal Testing Machine beserta kelengkapannya.
 Jangka sorong.
 Mistar, pal.
 Modul, lembar kerja dan alat tulis.
b) Bahan : Plat baja karbon rendah

3.3. Prosedur / Langkah Pengujian Tarik


a. Siapkan dan periksalah benda kerja yang akan diuji. Catatlah ukuran benda kerja ( panjang
ukur, lebar, dan tebal mula – mula ) serta jenis bahannya.
b. Periksalah keadaan mesin serta peralatan yang digunakan.
c. Putar switch utama pada posisi “1”, switch terletak pada bagian belakang mesin dalam
switch gear cabinet.
d. Hidupkan mesin dengan menekan tombol “ON”.
e. Aturlah posisi katup pada kedudukan closed.
f. Putarlah kran pengatur pada posisi menutup ( putar ke kanan agak kencang ) atau pada
posisi “1”.
g. Aturlah kedudukan kopling atau lever dalam keadaan netral ( nol ) dengan cara memutar
micro controller.
h. Tentukan piringan beban / load sesuai dengan bahan benda kerja yang akan diuji.
i. Jepit ujung benda kerja bagian atas pada grip chuck. Aturlah skala perpanjangan pada
posisi nol ( dengan kopling lever ). Jepit ujung benda kerja bagian bawah ( tentukan
ukuran panjangnya ) dengan cara mengatur kedudukan chuck bagian bawah. Setel jarum
indicator pada posisi nol ( dengan catatan tidak ada beban ).
j. Mulailah pengujian dengan perlahan - lahan sambil memutar micro controller ke kanan
( dapat dilihat pada skala dial ).
k. Baca dan catatlah pertambahan gaya pada skala indikator untuk setiap pertambahan
panjang 2 mm.
l. Setelah benda kerja patah, ukurlah panjang ukur benda kerja setelah patah, tebal dan lebar
pada patahan.
m. Susunlah tabel pengujian dan gambarlah grafik hubungan tegangan dan regangan.
BAB IV
HASIL DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum


Data - Data Pengamatan
Bahan benda kerja = baja karbon rendah
Ukuran benda kerja mula - mula :
L = 50mm
D0 = 12,5mm
1
πD 2
A0 = 4 0 mm2
1
= .π ∙ d2
4
1
= ×3,4 ×(12,5)2
4
1
= ×3,14 × 156,25
4
3,14 ×156,25
=
4
= 122,65625 mm2
4.2 Perhitungan
Data yang di ambil pada tabel No.11

Regangan
ΔL
ℇ= ×100 %
Lo
1
ℇ=¿ x 100%
50
=2%
Tegangan
P 1164
σ= = = 9.48993631 Kg/mm2
A 0 122,65625
Modulus Elastisitas
σ 9.48993631
E= = = 474.496815 N/m2
ℇ 0,02
4.3 Pembahasan

Data hasil Uji Tarik baja karbon rendah :

Pengujian Tarik
30

25
Tegangan ( Kg/mm2 )

20

15

10

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32
Regangan ( % )

Gambar 4.1 Grafik pengujian tarik

Gambar 4.2 Benda kerja

Pada kurva tegangan-regangan titik mula (0) sampai ke titik batas proporsional kurva
tegangan-regangan berupa garis lurus. Hubungan linear antara perpanjangan dan gaya aksial
tersebut pertama kali diketahui oleh Sir Robert Hooke pada tahun 1678 dan disebut sebagai
Hukum Hooke yang menyatakan bahwa "dalam batas proporsional, tegangan berbanding lurus
dengan tegangan atau :

σ
atau σ = Eε

Modulus Elastisitas atau Modulus Young dan dengan kemiringan yang sama pada
diagram tegangan-regangan. Pada daerah elastisitas, bahan masih pada kondisi elastis yaitu,
bahan dapat kembali ke bentuk asalnya ketika gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Jika
spesimen diberikan gaya hingga melewati batas proporsional, maka akan terjadi perubahan
bentuk secara permanen terjadi atau pada kondisi tersebut, spesimen memasuki daerah
deformasi plastis. Pada daerah deformasi plastis, regangan tidak dapat sepenuhnya hilang
meskipun dengan menghilangkan gaya yang bekerja. Jika gaya yang diberikan meningkat
lebih jauh hingga mencapai titik yield dimana pada kondisi tersebut regangan terjadi meskipun
tegangan tidak meningkat. Titik ini disebut dengan titik luluh atas (Yield point).

Dengan regangan yang lebih lanjut, efek dari fenomena tersebut dikenal dengan strain
hardening (Pengerasan regangan) atau Work hardening (pengerasan kerja). Spesimen uji pada
kondisi tersebut mampu menerima lebih banyak tegangan. Jika gaya yang diberikan pada
spesmen semakin meningkat maka akan mecapai titik maksimum. Dimana titik ini adalah titik
tertinggi dalam kurva tegangan-regangan dan mewakili nilai tegangan maksimum yang
diterima oleh spesimen atau dikenal dengan Ultimate Tensile Strength (UTS). Nilai dari
Ultimate Tensile Strength (UTS) ini sama dengan gaya maksimum yang diberikan dibagi
dengan luas penampang awal (A0) dari spesimen uji. Di sini, efek peningkatan beban pada
area penampang spesimen harus mempertimbangkan. Dengan meningkatnya deformasi
plastis, luas penampang spesimen akan berkurang. Namun untuk perhitungan tegangan dalam
grafik tegangan-regangan, luas penampang awal perlu dipertimbangkan. Berdasarkan
pengaruh luas penampang tersebut, akan terjadi kerusakan spesimen yang berpengaruh
terhadap luasan penampang yang terjadi pada titik patah dengan tingkat tegangan yang lebih
rendah daripada titik UTS. Setelah titik Ultimate Tensile Strength (UTS), terjadi pengurangan
signifikan pada luas penampang spesimen uji dan akan terbentuk "Neck" di tengah spesimen.
Tegangan putus sebenarnya jauh lebih tinggi daripada UTS, jika berkurangnya luas
penampang spesimen uji diperhitungkan.Ukuran kekuatan suatu material adalah Ultimate
Tensile Strength (UTS) atau tegangan yang terjadi pada titik maksimum. Namun pada
perancangan dan pemilihan material, titik luluh (Yield point) lebih perlu diperhatikan, karena
harus memastikan bahwa material yang dipilih harus dapat menahan kekuatan tanpa terjadi
deformasi plastis/luluh. Tegangan luluh pada titik D adalah dua pertiga dari UTS dan disebut
sebagai kekuatan bahan luluh. Dalam praktek sebenarnya, untuk menentukan besarnya
Ultimate Tensile Strength (UTS) perlu dilakukan pengujian tarik yang dilakukan pada mesin
uji tarik atau mesin uji universal. Potongan spesimen uji yang digunakan untuk uji tarik telah
di standarisasi. Pengujian tarik dan kurva tegangan-regangan telah dijelaskan di atas dalam
beberapa detail, karena banyak dari informasi yang berguna berkenaan dengan sifat-sifat
material lainnya yang diperoleh pada pengujian tarik.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan pengujian tarik yang telah dilakukan menggunakan data dari
table hasil uji tarik No.11, maka didapatkan beberapa kesimpulan, bahwa Jenis
material yang di gunakan dengan perlakuan yang di dapatkannya sama sehingga
nilai kekuatannya sama pula dan kurva hasil uji tariknya juga sama. Berikut ini
adalah nilai hasil pengujian dari Regangan yaitu 2%, nilai Tegangan yang di dapat
yaitu 9.48993631 Kg/mm2 , nilai Modulus elastisitas yang di dapat yaitu
474.496815 N/m2 .

5.2. Saran
Saat melakukan pengujian dan menentukan hasil pengujian mohon di teliti
Sehingga kesalahan praktikum dalam membuat kurva uji tarik dapat di minimalisir
dan bisa benar seluruhnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-surakarta/chemical-
engineering/laporan-praktikum-uji-tarik/9550106
(PDF) LAPORAN PRAKTIKUM UJI TARIK | Danur Sawawa - Academia.edu
LAMPIRAN

Tabel hasil Uji Tarik baja karbon rendah

Regangan,
∆L Beban, P Tegangan, σ modulus elastisitas
No. ε
(mm) (kg) (kg/mm2) N/mm2
(%)
1 0 0 0 0 0
2 0.1 597 0.2 4.867112343 24.33556172
3 0.2 630 0.4 5.136148704 12.84037176
4 0.3 690 0.6 5.625305723 9.375509539
5 0.4 744 0.8 6.065547041 7.581933801
6 0.5 744 1 6.065547041 6.065547041
7 0.6 808 1.2 6.587314528 5.489428773
8 0.7 896 1.4 7.304744823 5.217674874
9 0.8 980 1.6 7.98956465 4.993477906
10 0.9 1070 1.8 8.723300179 4.846277877
11 1 1164 2 9.489646176 4.744823088
12 1.1 1245 2.2 10.15000815 4.613640069
13 1.2 1322 2.4 10.77775966 4.490733192
14 1.3 1412 2.6 11.51149519 4.42749815
15 1.4 1506 2.8 12.27784119 4.384943281
16 1.5 1596 3 13.01157672 4.337192239
17 1.6 1692 3.2 13.79422795 4.310696233
18 1.7 1782 3.4 14.52796348 4.272930434
19 1.8 1890 3.6 15.40844611 4.28012392
20 1.9 1992 3.8 16.24001304 4.273687643
21 2 2102 4 17.13680091 4.284200228
22 2.1 2198 4.2 17.91945214 4.266536225
23 2.2 2208 4.4 18.00097831 4.091131435
24 2.3 2302 4.6 18.76732431 4.079853111
25 2.4 2394 4.8 19.51736507 4.066117724
26 2.5 2502 5 20.39784771 4.079569542
27 2.6 2602 5.2 21.21310941 4.079444117
28 2.7 2498 5.4 20.36523724 3.77134023
29 2.8 2488 5.6 20.28371107 3.622091263
30 2.9 2510 5.8 20.46306865 3.528115284
31 3 2498 6 20.36523724 3.394206207
32 3.1 2530 6.2 20.62612098 3.326793707
33 3.2 2544 6.4 20.74025762 3.240665254
34 3.3 2554 6.6 20.82178379 3.154815726
35 3.4 2568 6.8 20.93592043 3.078811828
36 3.5 2598 7 21.18049894 3.025785563
Regangan,
∆L Beban, P Tegangan, σ modulus elastisitas
No. ε
(mm) (kg) (kg/mm2) N/mm2
(%)
37 3.6 2590 7.2 21.115278 2.932677501
38 3.7 2608 7.4 21.26202511 2.873246636
39 3.8 2622 7.6 21.37616175 2.812652862
40 3.9 2642 7.8 21.53921409 2.761437704
41 4 2660 8 21.68596119 2.710745149
42 4.1 2664 8.2 21.71857166 2.6486063
43 4.2 2638 8.4 21.50660362 2.560309955
44 4.3 2660 8.6 21.68596119 2.521623395
45 4.4 2670 8.8 21.76748736 2.473578109
46 4.5 2708 9 22.07728681 2.453031868
47 4.6 2730 9.2 22.25664438 2.419200476
48 4.7 2750 9.4 22.41969672 2.385074119
49 4.8 2772 9.6 22.5990543 2.354068156
50 4.9 2792 9.8 22.76210664 2.322663942
51 5 2810 10 22.90885374 2.290885374
52 5.1 2830 10.2 23.07190608 2.261951577
53 5.2 2848 10.4 23.21865319 2.232562807
54 5.3 2866 10.6 23.36540029 2.204283047
55 5.4 2848 10.8 23.21865319 2.149875295
56 5.5 2866 11 23.36540029 2.124127299
57 5.6 2822 11.2 23.00668515 2.054168317
58 5.7 2900 11.4 23.64258927 2.07391134
59 5.8 2916 11.6 23.77303114 2.049399236
60 5.9 2930 11.8 23.88716778 2.024336253
61 6 2944 12 24.00130442 2.000108702
62 6.1 2960 12.2 24.13174629 1.978011991
63 6.2 2974 12.4 24.24588293 1.955313139
64 6.3 2986 12.6 24.34371433 1.93204082
65 6.4 3000 12.8 24.45785097 1.910769607
66 6.5 3012 13 24.55568237 1.888898644
67 6.6 3026 13.2 24.66981901 1.868925683
68 6.7 3038 13.4 24.76765042 1.848332121
69 6.8 3050 13.6 24.86548182 1.828344251
70 6.9 3058 13.8 24.93070276 1.806572663
71 7 3070 14 25.02853416 1.78775244
72 7.1 3080 14.2 25.11006033 1.768314108
73 7.2 3090 14.4 25.1915865 1.749415729
74 7.3 3098 14.6 25.25680744 1.729918317
75 7.4 3108 14.8 25.33833361 1.712049568
76 7.5 3116 15 25.40355454 1.693570303
77 7.6 3126 15.2 25.48508071 1.676650047
Regangan,
∆L Beban, P Tegangan, σ modulus elastisitas
No. ε
(mm) (kg) (kg/mm2) N/mm2
(%)
78 7.7 3136 15.4 25.56660688 1.660169278
79 7.8 3140 15.6 25.59921735 1.640975471
80 7.9 3150 15.8 25.68074352 1.625363514
81 8 3158 16 25.74596445 1.609122778
82 8.1 3166 16.2 25.81118539 1.593283049
83 8.2 3170 16.4 25.84379586 1.575841211
84 8.3 3178 16.6 25.90901679 1.560784144
85 8.4 3184 16.8 25.9579325 1.54511503
86 8.5 3190 17 26.0068482 1.5298146
87 8.6 3196 17.2 26.0557639 1.514869994
88 8.7 3202 17.4 26.1046796 1.500268943
89 8.8 3208 17.6 26.1535953 1.485999733
90 8.9 3214 17.8 26.20251101 1.47205118
91 9 3220 18 26.25142671 1.458412595
92 9.1 3226 18.2 26.30034241 1.445073759
93 9.2 3220 18.4 26.25142671 1.426707973
94 9.3 3236 18.6 26.38186858 1.418380031
95 9.4 3242 18.8 26.43078428 1.405892781
96 9.5 3246 19 26.46339475 1.39281025
97 9.6 3250 19.2 26.49600522 1.380000272
98 9.7 3256 19.4 26.54492092 1.368294893
99 9.8 3260 19.6 26.57753139 1.355996499
100 9.9 3264 19.8 26.61014186 1.343946558
101 10 3268 20 26.64275232 1.332137616
102 10.1 3272 20.2 26.67536279 1.320562514
103 10.2 3276 20.4 26.70797326 1.309214375
104 10.3 3280 20.6 26.74058373 1.298086589
105 10.4 3282 20.8 26.75688896 1.286388892
106 10.5 3284 21 26.7731942 1.274914009
107 10.6 3286 21.2 26.78949943 1.263655633
108 10.7 3288 21.4 26.80580466 1.252607695
109 10.8 3290 21.6 26.8221099 1.241764347
110 10.9 3292 21.8 26.83841513 1.23111996
111 11 3294 22 26.85472037 1.220669108
112 11.1 3296 22.2 26.8710256 1.210406559
113 11.2 3298 22.4 26.88733083 1.200327269
114 11.3 3300 22.6 26.90363607 1.190426375
115 11.4 3302 22.8 26.9199413 1.18069918
116 11.5 3304 23 26.93624654 1.171141154
117 11.6 3306 23.2 26.95255177 1.161747921
118 11.7 3308 23.4 26.968857 1.152515257
Regangan,
∆L Beban, P Tegangan, σ modulus elastisitas
No. ε
(mm) (kg) (kg/mm2) N/mm2
(%)
119 11.8 3310 23.6 26.98516224 1.143439078
120 11.9 3310 23.8 26.98516224 1.133830346
121 12 3312 24 27.00146747 1.125061145
122 12.1 3312 24.2 27.00146747 1.115763119
123 12.2 3312 24.4 27.00146747 1.106617519
124 12.3 3312 24.6 27.00146747 1.097620629
125 12.4 3312 24.8 27.00146747 1.08876885
126 12.5 3312 25 27.00146747 1.080058699
127 12.6 3312 25.2 27.00146747 1.071486804
128 12.7 3310 25.4 26.98516224 1.062407962
129 12.8 3310 25.6 26.98516224 1.0541079
130 12.9 3308 25.8 26.968857 1.045304535
131 13 3304 26 26.93624654 1.036009482
132 31.1 3300 62.2 26.90363607 0.432534342
133 13.2 3296 26.4 26.8710256 1.017841879
134 13.3 3290 26.6 26.8221099 1.008349996
135 13.4 3286 26.8 26.78949943 0.999608188
136 13.5 3278 27 26.72427849 0.989788092
137 13.6 3268 27.2 26.64275232 0.979512953
138 13.7 3260 27.4 26.57753139 0.969982897
139 13.8 3248 27.6 26.47969998 0.95940942
140 13.9 3236 27.8 26.38186858 0.948988078
141 14 3222 28 26.26773194 0.938133284
142 14.1 3208 28.2 26.1535953 0.927432458
143 14.2 3194 28.4 26.03945867 0.916882347
144 14.3 3178 28.6 25.90901679 0.905909678
145 14.4 3160 28.8 25.76226969 0.894523253
146 14.5 3140 29 25.59921735 0.882731633
147 14.6 3120 29.2 25.43616501 0.871101541
148 14.7 3098 29.4 25.25680744 0.859075083
149 14.8 3076 29.6 25.07744986 0.847211144
150 14.9 3056 29.8 24.91439752 0.836053608
151 15 3026 30 24.66981901 0.8223273
152 15.1 2999 30.2 24.44969835 0.809592661
153 15.2 2970 30.4 24.21327246 0.796489226
154 15.3 2944 30.6 24.00130442 0.784356354
155 15.4 2912 30.8 23.74042068 0.770792879
156 15.5 2882 31 23.49584217 0.757930392
157 15.6 2844 31.2 23.18604272 0.743142395
158 15.7 2810 31.4 22.90885374 0.729581329
159 15.8 2770 31.6 22.58274906 0.714643958
Regangan,
∆L Beban, P Tegangan, σ modulus elastisitas
No. ε
(mm) (kg) (kg/mm2) N/mm2
(%)
160 15.9 2728 31.8 22.24033915 0.699381734
161 16 2686 32 21.89792924 0.684310289
162 16.1 2640 32.2 21.52290885 0.668413318
163 16.2 2592 32.4 21.13158324 0.652209359
164 16.3 2540 32.6 20.70764715 0.6352039
165 16.4 2476 32.8 20.18587967 0.615423161
166 16.5 2462 33 20.07174303 0.608234637

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu logam mempunyai sifat-sifat tertentu yang dibedakan atas sifat fisik,
mekanik, thermal, dan korosif. Salah satu yang penting dari sifat tersebut adalah sifat
mekanik. Sifat mekanik terdiri dari keuletan, kekerasan, kekuatan, dan ketangguhan.
Sifat mekanik merupakan salah satu acuan untuk melakukan proses selanjutnya
terhadap suatu material, contohnya untuk dibentuk dan dilakukan proses permesinan.
Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu logam harus dilakukan pengujian
terhadap logam tersebut. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik.
Pengujian ini dimaksudkan agar kita dapat mengetahui besar sifat mekanik
dari material, sehingga dapat dlihat kelebihan dan kekurangannya. Material yang
mempunyai sifat mekanik lebih baik dapat memperbaiki sifat mekanik dari material
dengan sifat yang kurang baik dengan cara alloying. Hal ini dilakukan sesuai
kebutuhan konstruksi dan pesanan.
Uji tarik merupakan salah satu pengujian mekanik yang paling luas digunakan
di industri dan di dunia pendidikan karena kemudahan dalam menganalisa data yang
didapatkan dan memperoleh informasi mengenai sifat mekanik suatu material. Pada
proses pengujian tarik ini, pembebanan berupa beban uniaksial dengan kecepatan
pembebanan yang statis. Pengujian ini dilakukan dimaksudkan untuk mengetahui
sifat – sifat mekanik suatu bahan atau logam terhadap pembebanan tarik. Sehingga
Mahasiswa dapat melakukan percobaan ini karena mengetahui karakteristik benda.
Kekuatan tarik dari pada spesimen akan diuji, seberapa besar gaya yang bekerja pada
spesimen tersebut hingga spesimen dapat pat

Anda mungkin juga menyukai