Dosen Pengampu:
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat
Nya yang diberikan kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang
bertemakan “Model Mengajar Dalam Pembelajaran”.
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan sedemikian mungkin kami berusaha, dan
dengan bantuan berbagai pihak sehingga bisa mempelancar pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna, baik itu dari susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu kami bersedia
untuk menerima masukan dan kritikan yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami
dapat termotivasi untuk memperbaiki makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan
benar.
Akhir kata kami minta makalah ini agar dapat diterima dengan segala kekurangan dan
kelebihannya dan juga dapat bermanfaat bagi semua pihak, kami ucapkan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………16
3.2 Saran……………………………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sering ditemukan waktu kontak antara guru dengan murid tidak dimanfaatkan
secara baik, guru lebih suka memaksakan kehendaknya dalam belajar muridnya sesuai
keinginannya.Sedangkan guru yang bersangkutan istirahat di ruang guru atau duduk di
kelas asik dengan kegiatan sendiri.Model mengajar seperti itu tentu saja dipandang tidak
mendidik seperti ketentuan A. S. Neil (1973).Neil menuturkan bahwa “memaksimalkan
apapun dengan kekuasaan adalah salah, seorang anak seharusnya tidak melakukan
apapun sesuai ia mampu berpendapat dengan mengemukakan pendapatnya sendiri”
(Hobson dalam Palmer, 2003:1).Pendapat Neil ini memberi gambaran bahwa para siswa
diminta untuk berpikir dan belajar tanpa tekanan, tetapi bimbingan dan arahan yang
menganut prinsip-prinsip kemerdekaan dan demokrasi.
Dari segi pemanfaatan sumberdaya, seringkali saran dan prasarana proses belajar
dengan berbagai alas an belum dimanfatkan secara baik. Masalah lainnya adalah kepala
sekolah tidak memanfaatkan kesempatan yang ada untuk melakukan evaluasi program
pembelajaran, kepala sekolah tersebut membiarkan para guru menggunakan model
mengajar yang telah lama dilaksanakan atau bersifat rutin belaka, sehingga kepala
sekolah tidak mengetahui mana yang harus diperbaiki dan mana yang harus
dikembangkan dalam program pembelajaran.
2
sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
kegiatan.
Model mengajar menurut Joyce dan Weil (2000:13) merupakan deskripsi dari
lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, desain
unit-unit pelajaran dan pembelajaran, program multimedia, dan bantuan belajar melalui
program komputer.Joyce dan Weil mengemukakan ada empat kategori yang penting
dalam model mengajar yaitu model informasi, model personal, model interaksi, dan
model tingkah laku. Kemudian model tersebut dikembangkan dan di tes keberlakuannya
oleh para pakar pendidikan dengan klasifikasi model pembelajaran pada empat kelompok
yaitu:
3
Ada beberapa pendapat mengenai pendekatan mengajar antara lain sebagaimana
dikemukakan oleh Richard Anderson (1959:201) mengajukan dua pendekatan yang
berorientasi kepada guru atau disebut teacher centered dan pendekatan yang berorientasi
kepada siswa atau disebut student centered. Pendekatan pertama disebut pula tipe
otokratis karena pendekatannya satu arah dari guru dan pendekatan kedua disebut tipe
demokratis karena guru memberi peluang murid mengajukan pendapatnya.
Pendapat lainnya dikemukakan oleh Massialas (1975:21) yang mengajukan dua
pendekatan yakni pendekatan ekspositori dan pendekatan inquiry.Pendekatan interaksi
social hampir memiliki persamaan dengan pendekatan inquiry terutama “social
inquiry”.Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu/siswa yang
satu dengan siswa yang lainnya sehingga dalam konteks yang lebih luas terjadi hubungan
sosial individe dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar mengajar hendaknya
mengembangkan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk mengadakan hubungan
dengan orang lain/siswa lain, mengembangkan sikap dan perilaku yang demokratis, serta
menumbuhkan produktivitas kegiatan belajar siswa.
4
c. Model Pembelajaran Pusar Perhatian
Pengajaran pusat perhatian di rintis oleh Ovide Decroly (1871-1932) dari Belgia
dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat (Centres d’interet), di samping
pendapatnya tentang pengajaran global.Pendidikan menurut Decroly berdasar pada
semboyan “Ecole pout la vie” (sekolah untuk hidup dan oleh hidup).Anak harus di didik
untuk dapat hidup dalam masyarakat dan di persiapkan dalam masyarakat, anak harus di
arahkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat.Karena nya, anak harus
pengetahuan terhadap diri sendiri seperti hasrat dan cita-citanya, kemudian pengetahuan
tentang dunianya seperti lingkungannya dan tempat hidup di hari depannya.Menurut
Declory dunua ini terdiri dari alam dan kebudayaan, dan dunia itu harus hidup yang
dapat mengembangkan kemampuan untuk mencapai cita-cita.
5
Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu.
Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam
mengabdi bagi negara.
Dengan banyaknya macam pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran, maka sekolah
kerja dibagi menjadi tiga golongan besar antara lain:
Sekolah perindustrian seperti tukang cukur, tukang cetak, tukang kayu, tukang
daging, masinis, dll.
Sekolah-sekolah perdagangan seperti makanan, pakaian, bank, asuransi,
pemegang buku, porselin, pisau, gunting, dll.
Sekolah-sekolah rumah tangga bertujuan mendidik para calon ibu yang
diharapkan akan menghasilkan warga negara yang baik.
6
efisien pembelajaran secara klasikal ini memberi arti bahwa seorang guru melakukan dua
kegiatan sekaligus yaitu mengelola kelas dan mengelola pembelajaran.Pengelolaan kelas
adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan
pembelajaran secara baik dan menyenangkan yang dilakukan didalam kelas diikuti
sejumlah siswa yang dibimbing oleh seorang guru.Dalam hal ini guru dituntut
kemampuannya menggunakan teknik-teknik penguatan dalam pembelajaran agar
keterlibatan belajar dapat diwujudkan.
Pengajaran klasikal dirasa lebih sesuai dengan kurikulum yang seragam, yang
dinilai melalui ujia yang seragam pula.Hasil penelitian J. H. Pestalozzi (1746-1827)
mengajarkan berbagai macam-macam mata pelajaran pertukaran disekolahnya.
7
Menurut Piaget, pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk
perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara
langsung, perkembangannya dapat distimulasi oleh konfrontasi kritis,
khususnya dengan teman-teman setingkat.Adakalanya guru menganjurkan
para siswa untuk membandingkan berbagai gagasan.
Hindari Istilah Teknis Tekankan Bepikir
Kerapkali kata-kata dan istilah-istilah teknis merintangi berpikir, oleh
karena itu guru hendaknya dapat membangkitkan gagasan-gagasan untuk
melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Adakalanya siswa-
siswa membandingkan hal-hal yang salah, walaupun mereka harus dianjurkan
untuk berpikir dengan cara mereka sendiri.
Memperkenalkan Kembali Materi Kegiatan
Anak yang sama jika melihat mobil atau benda lain ataupun peristiwa,
tidak akan melihat kenyataan yang sama pada umur 6, 10, dan 14 tahun.
Alasannya karena anak yang lebih tua mengasimilasikan benda-benda
kedalam pengetahuan terstruktur yang lebih baik daripada anak yang lebi
muda.Jadi, menurut Piaget pengurutan ketat dari isi tidak perlu.
Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek
dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai
kemampuan yang dimilikinya.Dengan demikian, siswa lebih banyak melakukan kegiatan
sendiri atau dalam bentuk kelompok memecahkan pemasalahan dengan bimbingan
guru.Peranan guru dalam pendekatan inquiry adalah pembimbing belajar dan fasilitator
belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu di lontarkan kepada kelas
untuk dipecahkan oleh siswa sendiri
1. Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk di ajukan kepada
kelas dan sesuai dengan daya nalar siswa.
8
2. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan
situasi belajar yang menyenangkan.
3. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup.
4. Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi.
5. Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar.
6. Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.
Pendekatan ini menekakan pada teori tingkah laku sebagai aplikasi dari teori
belajar behaviorisme.Tingkah laku individu pada dasarnya dikontrol oleh stimulus dan
respon yang diberikan individu. Penguatan hubungan stimulus dengan respon
merupakan proses belajar yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Teori ini dimulai
oleh Pavlov dengan teori klasikal conditioning, Throndike dengan teori instrumental
conditioning dan dikembangkan oleh Skinner dengan teori operant conditioning.
Paradigma utama dalam proses belajar adalah stimulus-respon. Dalam pendekatan ini
langkah guru dalam mengajar adalah:
9
Ceramah adalah penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, ceramah juga
sebagai kegiatan memberikan informasi dengan kata-kata sering mengaburkan dan
kadang-kadang ditafsirkan salah.Peranan siswa dalam metode cerama adalah
mendengarkan dengan teliti mencatat pokok-pokok penting yang dikemukakan oleh guru.
Agar ceramah itu menjadi metode yang baik yaitu dengan metode ceramah digunakan
jika jumlah khalayak cukup banyak, metode ceramah dipakai jika guru akan
memperkenalkan materi pelajaran baru, metode ceramah dipakai khalayaknya telah
mampu menerima informasi melalui kata-kata, dan ceramah diselingi oleh penjelasan
melalui gambar dan alat-alat visual lainnya.
Kelebihan dari metode ini ialah dapat membimbing peserta didik kea rah berpikir
yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama. Sedangkan kelemahannya ialah
memerlukan banyak waktu, sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum.
Kelebihan dari metode ini ialah bahasa lisan murid dapat dibina menjadi bahasa
yang baik agar mudah dipahami orang lain. Sedangkan kelemahannya ialahbanyak
memakan waktu, baik wakt persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran
maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
Kelebihan dari metode ini yaitu anak didik dapat menghayati pengalaman-
pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan.Sedangkan
kelemahannya yaitu memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
11
Istilah kerja kelompok dipakai untuk merangkum pengertian dimana anak didik
dalam satu kelompok dipandang sebagai satu kesatuan tersendiri, untuk mencari satu
tujuan pelajaran yang tentu dengan bergotong royong.
Kelebihan dari metode ini ialah membiasakan siswa bekerja sama menurut paham
demokrasi, memberikan kesempatan kepada mereka untukmengembangkan sikap
musyawarah dan bertanggung jawab. Sedangkan kelemahannya ialah dalam belajar
bersama kadang-kadang tidak terkendali sehinggga menyimpang dari rencana yang
berlarut-larut.
Kelebihan dari metode ini ialah dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan
studi eksploratori tentang sains dan teknologi.Sedangkan kelemahannya ialah sangat
menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir.
12
2.4 Strategi Dalam Mengajar
c. Tahapan Mengajar
Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan strategi
mengajar yaitu tahapan mengajar, penggunaan model atau pendekatan mengajar, dan
penggunaan prinsip mengajar. Secara umum ada tiga pokok dalam strategi mengajar
yaitu:
1) Tahap Praintruksional
13
Tahap ini adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses
belajar dan mengajar. Kegiatannya yaitu sebagai berikut:
Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa saja yang tidak
hadir.
Bertanya kepada siswa.
Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas.
Member kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
Mengulang kembali bahan pelajarandebelumnya.
2) Tahap Instruksional
Tahap ini adalah tahap pengajaran atau tahap inti yakni tahapan memberikan
bahan pengajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Kegiatannya yaitu
sebagai berikut:
Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari
sumber buku yang telah disiapkan sebelumnya.
Membahas poko materi yang telah dituliskan tadi.
Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-
contoh konkret.
Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan
setiap pokok materi.
Menyimpulkan hasil pembahasan pokok dari materi.
Kedua tahap yang telah dibahas merupakan satu rangkaian kegiatan yang
terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat
mengatur waktu kegiatan secara fleksibel, sehingga kedua rangkaian tersebut diterima
secara utuh oleh siswa.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa
senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam
mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran
sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.Model-model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual sedangkan strategi lebih menekankan pada
penerapannya dikelas sehingga model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai
acuan pada kegiatan perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan
pelajaran kepada siswa untuk siswa mengerti.
3.2 Saran
Dengan mempelajari model-model pembelajaran, maka harus diterapkan guna
tercapainya proses pembelajaran yang aktif.
DAFTAR PUSTAKA
16
17