Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

MATERIAL TEKNIK
IMPACT

OLEH:

HENDRA GUNAWAN 515210032


DAFOT CLESTIAL SINAGA 515210033
AMMARULLAH WIJNAYAKA DIGDA 515210034
THEODORUS BENEDICTUS SALIM 515210037
KRISTOFER SEVERIANO DINATA 515210038
ANDRE WIJAYA 515210039
TEMMY TRILUKITO 515210040

LABORATORIUM MATERIAL TEKNIK


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Modul Praktikum : Impact Test


Nama : 1.Hendra Gunawan (NIM : 515210032)
2. Dafot Clestial Sinaga (NIM : 515210033)
3. Ammarullah Wijnayaka (NIM : 515210034)
4. Theodorus Benedictus S (NIM : 515210037)
5. Kristofer Severiano Dinata (NIM : 515210038)
6. Andre Wijaya (NIM : 515210039)
7. Temmy Trilukito (NIM : 515210040)
Fakultas : Teknik
Prodi/Jurusan : Teknik Mesin / Teknologi Industri
Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal : …
Nilai : …
Pembimbing Asisten

(Dr. Ir. Erwin Siahaan M.Si.) (Farrell Aristo Siva)

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat yang diberikan-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan
Laporan Praktikum Material Teknik dengan judul “Impact” ini dengan baik.
Laporan Praktikum Proses Manufaktur dengan judul “Impact” dibuat dengan
tujuan melakukan perbandingan antara teori yang ada dengan hasil praktikum
serta membuat proses impact berjalan dengan baik dan benar.
Praktikan senantiasa berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua orang yang membacanya walaupun praktikan menyadari bahwa laporan ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati praktikan
memohon kepada pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang
membangun demi mencapai sebuah laporan yang semestinya. Praktikan berharap
laporan praktikum material teknik dengan judul “Impact” ini dapat bermanfaat
dan berguna bagi semua orang sebagai bahan penambah informasi.

Jakarta, 16 Mei 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Praktikum 2
1.3 Batasan 2
1.4 Metode 2
BAB 2 DASAR TEORI 3
2.1 Dasar Teori 3
2.2 Keterangan Charpy Impact Tester 5
2.3 Alat dan Bahan 6
2.4 Jalannya Percobaan 10
2.5 Pertanyaan11
BAB 3 HASIL PRAKTIKUM 12
3.1 Hasil Pengujian 12
BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS 13
4.1 Analisis 13
4.2 Jawaban Pertanyaan 14
BAB 5 KESIMPULAN 18
5.1 Faktor Kesalahan 18
5.2 Kesimpulan 18
LAMPIRAN
KUIS SEBELUM PRAKTIKUM
LEMBAR ASISTENSI

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Spesimen Aluminium 4
Gambar 2.2 Gambar Baja ST 37 5
Gambar 2.3 Kikir Kasar 5
Gambar 2.4 Kikir Halus 5
Gambar 2.5 Penggores 6
Gambar 2.6 Penitik 6
Gambar 2.7 Penggaris Siku 6
Gambar 2.8 Ragum 6
Gambar 2.9 Jangka Sorong7
Gambar 2.10 Gergaji 7
Gambar 2.11 Mata Bor 7
Gambar 2.12 Mesin Bor 8
Gambar 2.13 Sikat Kawat 8
Gambar 2.14 Impact Tester Machine 8
Gambar 2.15 Keterangan Charpy Impact Tester 9

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Hasil Pengujian Impact 11

5
6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Logam merupakan salah satu material yang cukup sering dipakai dalam
kehidupan sehari-hari, baik untuk dunia industri, maupun rumah tangga. Seiring
berjalannya waktu, kebutuhan juga akan logam menjadi semakin tinggi. Logam
itu sendiri mempunyai sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, serta
mempunyai titik cair tinggi. Keistimewaan dari logam yaitu dengan satu batang
logam yang komposisinya sama, dapat menyebabkan perbedaan sifat. Sifat
tersebut adalah sifat mekanik. Untuk mengetahui sifat mekanik pada suatu
material dalam hal ini logam harus dilakukan pengujian terhadap logam tersebut.
Salah satu pengujian yang dilakukan adalah pengujian impact.
Sifat mekanik dari logam, terdiri dari mampu tempa, mampu bentuk,
keuletan, kekerasan, ketangguhan, mampu mesin, mampu las, serta tahan korosi.
Diantara sifat mekanik di atas, salah satu sifat yang penting adalah ketangguhan.
Sifat ketangguhan adalah kemampuan suatu logam untuk menahan beban kejut
atau menyerap energi yang diberikan. Ketangguhan suatu logam merupakan
gabungan antara kekuatan dan keuletan logam tersebut. Pengujian impact
merupakan suatu pengujian yang mengukur ketahanan bahan terhadap beban
kejut. Inilah yang membedakan pengujian impact dengan pengujian tarik dan
kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara perlahan-lahan.
Dengan begitu, percobaan impact ini sangat penting dilakukan untuk
mengetahui nilai ketangguhan suatu logam. Hal ini dimaksudkan agar praktikan
mengetahui tentang cara melakukan pengujian impact yang baik terhadap suatu
logam, dan diharapkan mampu menganalisa hasil dari percobaan impact berikut.
Sebagai engineer terutama dalam bidang permesinan, diperlukan
pemahaman sifat sifat mekanik dari suatu material agar dapat berguna dalam
pemilihan material yang cocok sebagai bahan dari suatu alat permesinan. Maka
dari itu praktikum pengujian tarik ini perlu dilakukan untuk mengetahui dan
paham bagaimana cara menentukan sifat-sifat mekanik dari suatu material.
2

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari pengujian impact ini adalah untuk mengetahui sifat patah
getas dari suatu bahan logam dan ketahanan bahan terhadap pembebanan yang
tiba-tiba pada berbagai temperatur. Hal-hal yang bisa menyebabkan suatu logam
patah getas adalah:
1. Keadaan tegangan tiga sumbu, terjadi dengan adanya notch (takikan)
2. Temperatur rendah
3. Perubahan kecepatan regangan atau kecepatan pembebanan secara tiba -
tiba
4. Kandungan unsur - unsur tertentu dan keadaan struktur, untuk baja yaitu
kandungan karbon yang tinggi, kandungan - kandungan hydrogen, fosfor
hidrogen, butir kasar, hardened, dll.

1.3 Batasan
Percobaan ini (percobaan impact) memiliki ruang lingkup yang luas. Oleh
karena itu perlu adanya batasan-batasan, agar bisa terfokus pada tujuan dari
penelitian. Pada penelitian kali ini hal hal yang akan dibahas terdiri dari 5 bab
diantaranya: Pendahuluan, Landasan Teori, Metode Penelitian, Hasil Praktikum,
dan Penutup.

1.4 Metode
Pada penelitian kali ini akan menggunakan metode Impact Test pada
pengujian langsung. Setelah percobaan dilakukan, hasil-hasil dari percobaan akan
langsung dicatat dan dihitung menggunakan rumus-rumus yang sesuai. Hasil data
percobaan akan dihitung sehingga mendapatkan sifat-sifat material dari pengujian
impact kali ini

2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori
Uji Impact adalah pengujian dengan menggunakan pembebanan yang
cepat (rapid loading). Pengujian impak merupakan suatu pengujian yang
mengukur ketahanan bahan terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan
pengujian impak dengan pengujian tarik dan kekerasan, dimana pembebanan
dilakukan secara perlahan-lahan. Pengujian impak merupakan suatu upaya untuk
mensimulasikan kondisi operasi material yang sering ditemui dalam perlengkapan
transportasi atau konstruksi dimana beban tidak selamanya terjadi secara
perlahan-lahan melainkan datang secara tiba-tiba, contoh deformasi pada bumper
mobil pada saat terjadinya tumbukan kecelakaan.
Dasar pengujian impak adalah penyerapan energy potensial dari beban
yang berayun dari suatu ketinggian dan menumbuk benda yang diuji tersebut
sampai mengalami deformasi (patahan). Pada pengujian ini banyak energy yang
diserap oleh bahan untuk terjadinya patahan.setalah benda uji patah akibat
seformasi, bandul melanjutkan ayunan sehingga posisi h (end of swing). Bila
bahan tersebut tangguh yaitu makain mampu menyerap energy lebih besar, maka
makin rendah posisi h (end of swing).
Suatu material dikatakan tangguh bila memiliki kemampuan menyerap
beben kejut yang besar tanpa terjadi retak / terdeformasi dengan mudah.Pada
pengujian impak, energy yang diserap oleh benda uji biasanya dinyatakan dalam
satuan joule dan dibaca langsung pada skala (dial).Petunjuk yang dikalibrasi yang
terdapat pada mesin pengujian.
E
HI =
A
Dimana:
E= Energi yang diserap (joule)
A= Luas penampang dibawah rakit (mm)
Sifat keuletan suatu bahan dapat diketahui dari pengujian tarik dan
pengujian impact, tetapi dalam kondisi beban yang berbeda. Beban pada
pengujian impact seperti yang telah dijelaskan diatas adalah secara tiba-tiba,
sedangkan pada pengujian tarik adalah perlahan-lahan. Dari hasil pengujian tarik
4

dapat disimpulkan perkiraan dari hasil pengujian impact. Tetapi dari pengujian
impact dapat diketahui sifat ketangguhan logam dan harga impact untuk
temperatur yang berbeda-beda, mulai dari temperatur yang sangat rendah sampai
temperatur yang tinggi. Sedangkan pada percobaan tarik, temperatur kerja adalah
temperatur kamar. Ada dua macam metode uji impact, yakni metode charpy dan
izod, perbedaan mendasar dari metode itu adalah pada peletakan spesimen,
Pengujian dengan menggunkan charpy lebih akurat karena pada izod pemegang
spesimen juga turut menyerap energi, sehingga energi yang terukur bukanlah
energi yang mampu di serap material seutuhnya
Secara umum metode pengujian impak terdiri dari dua jenis yaitu: Metode
Charpy Pengujian tumbuk dengan meletakkan posisi spesimen uji pada tumpuan
dengan posisi horizontal/mendatar, dan arah pembebanan berlawanan dengan arah
takikan. Batang impak biasa, banyak di gunakan di Amerika Serikat. Benda uji
Charpy mempunyai luas penampang lintang bujursangkar (10 x 10 mm) dan
mengandung takik V-45 ° , dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm.
Benda uji diletakan pada tumpuan.
Izod Impact Test mempunyai penampang lintang bujur sangkar atau
lingkaran dengan takik V di dekat ujung yang dijepit. uji impak dengan metode ini
umumnya dilakukan hanya pada temperatur ruang dan ditujukan untuk material-
material yang didesain sebagai cantilever.

Perbedaan mendasar charpy dengan izod adalah peletakan spesimen. Pengujian


dengan menggunkan izod tidak seakurat pada pengujian charpy, karena pada izod
pemegang spesimen juga turut menyerap energi tumbukan sehingga energi yang
diukur bukanlah energi yang di serap oleh material seutuhnya.

Jenis patahan dibagi menjadi 2 yaitu patah getas dan patah ulet.
Patah ulet merupakan patah yang diakibatkan oleh beban statis yang diberikan
pada material, bila beban dihilangkan maka penyebaran retakan akan berhenti.
Patah ulet ditandai dengan adanya deformasi plastis yang cukup besar di sekitar
patahan, sehingga permukaan patahan nampak kasar.

4
5

Sedangkan patah getas merupakan fenomena patah pada material yang


diawali terjadinya retakan secara cepat dan dalam waktu yang singkat. Dalam
kehidupan nyata, peristiwa patah getas dinilai lebih berbahaya dibanding patah
ulet, dikarenakan dapat terjadi tanpa tanda deformasi. 

2.2 Keterangan Charpy Impact Tester

Gambar 2.15 Gambar Keterangan Charpy Impact Tester

Keterangan Gambar:
1. Pendulum
2. Tuas pengait
3. Roda gigi cacing
4. Skala ukur
5. Jarum penunjuk
6. Engkol
7. Tempat kedudukan spesimen (Anvil)
8. Tongkat pengerem

5
6

2.3 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam percobaan Impact Test adalah sebagai
berikut:
1. Spesimen

Gambar 2.1 Gambar Spesimen Aluminium

Gambar 2.2 Gambar Baja ST 37


2. Kikir kasar

Gambar 2.3 Gambar Kikir Kasar

6
7

3. Satu set kikir halus

Gambar 2.4 Gambar Kikir Halus


4. Penggores

Gambar 2.5 Gambar Penggores

5. Penitik

Gambar 2.6 Gambar Penitik

7
8

6. Penggaris siku

Gambar 2.7 Gambar Penggaris Siku


7. Ragum

Gambar 2.8 Gambar Ragum


8. Jangka sorong

Gambar 2.9 Gambar Jangka Sorong

8
9

9. Gergaji

Gambar 2.10 Gambar Gergaji


10. Mata bor 3mm

Gambar 2.11 Gambar Mata Bor


11. Mesin bor

Gambar 2.12 Gambar Mesin Bor

9
10

12. Sikat kawat

Gambar 2.13 Gambar Sikat Kawat


13. Impact Tester Machine

Gambar 2.14 Gambar Impact Tester Machine

2.4 Jalannya Percobaan


1. Siapkan tiga spesimen dengan bahan Aluminium, baja ST 37 dan baja
karbon
2. Bentuk tiga spesimen tersebut dengan cara mengikir dengan ukuran yang
ditentukan oleh asisten
3. Untuk bahan Aluminium bentuk model V notch, untuk bahan baja ST 37
bentuk model U notch dan untuk bahan baja karbon bentuk model takikan
bentuk kunci
4. Setelah selesai, letakkan spesimen di atas anvil dimana takikan dan ujung
pisau dari martil (striking edge) tepat di tengah-tengah
5. Kaitkan martil pada pada pengaitnya lalu di engkol sampai posisi teratas
6. Jarum skala diset tepat pada posisi 0° (144°)

10
11

7. Setelah dirasa cukup aman, lepaslah pengait martil. Martil akan bergerak
ke bawah dan memutuskan spesimen dan pada saat itu jarum skala akan
bergeser
8. Bacalah jarum penunjuk di skala, di mana angka tersebut adalah sudut β
9. Lakukan prosedur tersebut untuk tiga spesimen tersebut
10. Setelah selesai, bersihkan semua alas yang digunakan

2.5 Pertanyaan
1. Hitunglah harga-harga impact dari tiap batang percobaan dan buatlah
diagram antara harga Impact vs Temperature serta di daerah manakah basil
pengujiannya berada
2. Hitung berapa kecepatan bandul pada waktu akan mengenai batang
percobaan dan pada waktu mengenainya
3. Jelaskan fungsi pembuatan takikan (notch) pada batang percobaan
4. Jelaskan perbedaan-perbedaan utama antara patah ulet dengan patah getas
5. Hal-hal manakah yang cenderung menyebabkan patah getas
6. Berikan interpretasi mengenai harga impact serta bentuk patahan atas
pengujian-pengujian yang dilakukan
7. Pada komponen mesin apa saja yang mungkin terjadi impact
8. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga impact ?

11
BAB 3
HASIL PRAKTIKUM

3.1 Hasil Pengujian

No Bahan P(mm) l T A α (°) β E HI


. (m (mm) (mm² (°) (Joule) (H/mm²)
) )
1. Aluminium 60 9 6 56 144° 60 281,176 0,404
°
2. ST37 65 12 10 90 144° 90 214,419 0,182
°

Tabel 3.1 Hasil Pengujian Impact


BAB 4
PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1 Analisis
Harga impact dari specimen
G × D × ( cos β−cos α ) × L
HI =
A
Dengan:
G = 26,12 kg
D = 0,6345 m
L = 0,75 m

a) Aluminium
Harga Impact Spesimen Aluminium adalah
G . D. ( cos β−cosα ) . L
HI =
A
26,12 . 0,6345 . ( cos 60−cos 144 ) .75
HI =
56
Joule
HI =0,404 2
mm
b) Baja ST37
Harga Impact Spesimen ST37 adalah
G . D. ( cos β−cosα ) . L
HI =
A
26,12 . 0,6345 . ( cos 90−cos 144 ) .75
HI =
90
Joule
HI =0,182 2
mm

Bedasarkan percobaan yang dilakukan, didapat beberapa data dari hasil


percobaan dan perhitungan. Dapat dilihat bahwa harga impact yang dimiliki oleh
spesimen aluminium lebih besar daripada spesimen baja ST37, dimana harga
impact spesimen aluminium adalah 0,404 Joule/mm2 sedangkan spesimen baja
14

ST37 memiliki harga impact sebesar 0,182 Joule/mm2 . Hal ini dikeranakan
spesimen aluminium berupa logam yang memiliki sifat keuletan lebih baik
sedangkan spesimen baja memiliki kadar karbon sehingga bersifat getas.

4.2 Jawaban Pertanyaan


1. Harga impact dari specimen
G × D × ( cos β−cos α ) × L
HI =
A
Dengan:
G = 26,12 kg
D = 0,6345 m
L = 0,75 m

c) Aluminium
Harga Impact Spesimen Aluminium adalah
G . D. ( cos β−cosα ) . L
HI =
A
26,12 . 0,6345 . ( cos 60−cos 144 ) .75
HI =
56
Joule
HI =0,404
mm 2
d) Baja ST37
Harga Impact Spesimen ST37 adalah
G . D. ( cos β−cosα ) . L
HI =
A
26,12 . 0,6345 . ( cos 90−cos 144 ) .75
HI =
90
Joule
HI =0,182
mm2

2. Kecepatan dan energi bandul saat mengenai batang percobaan menurut


hukum kekekalan energi:
a) Spesimen aluminum:
h=L+ Lsin ( 144 ° −60° )

14
15

h=0,75 m+ 0,75 m×sin 84 °


h=1,099 m

EP=EK
1 2
m× g ×h= ×m× v
2
m 1
26,12 kg × 9,8 ×1,099 m= × 26,12kg × v 2
s
2
2
m
v=4,641
s

1 2
E= × m× v
2
1 m2
E= × 26,12 kg ×21,538 2
2 s
E=281,176 J

b) Spesimen Baja ST-37:


h=L+ Lsin ( 144 ° −90 ° )
h=0,75 m+ 0,75 m×sin 54 °
h=0,838 m

EP=EK
1 2
m× g ×h= ×m× v
2
m 1 2
26,12 kg × 9,8 × 0,838 m= × 26,12 kg × v
s2
2
m
v=4,052
s

1
E= × m× v 2
2
1 m2
E= × 26,12 kg ×16,418 2
2 s
E=214,419 J

15
16

3. Fungsi dari pembuatan notch adalah agar terjadinya konsentrasi tegangan


yang besar dan terfokus pada daerah notch sehingga terjadi tiga sumbu
yang mengakibatkan specimen mendapat patahan tepat di tengah-tengah.
Selain itu notch juga menguntungkan untuk membantu material tertentu
yang mudah patah. Hal ini menyebabkan terjadinya patahan pada posisi
yang sesuai keinginan kita, misalnya Baja ST-37 akan berbentuk U dan
Aluminium berbentuk V. Notch juga menyebabkan tegangan 3 sumbu
yang menyebabkan terjadinya patahan sehingga bentuk patahan dapat
terlihat dengan jelas untuk menentukan sifat patahan. Berikut rumus yang
digunakan:
E
HI =
A
Dengan:
HI = harga impact (J/mm2)
A = luas daerah di bawah takikan (mm2)
E = energy (J)

4. Patah ulet (ductile), terjadi dengan ditandai adanya deformasi plastis yang
cukup besar, sehingga permukaan patahannya kasar dan berserabut
sedangkan patah getas (brittle), hampir tidak disertai dengan deformasi
plastis, permukaan patahannya mengkilap, granular dan relatif rata.

5. Berikut hal-hal yang menyebabkan logam patah getas:


a) Tegangan
b) Laju regangan
c) Temperatur rendah
d) Kandungan unsur tertentu dan kandungan struktur baja yaitu kandungan
karbon pada Baja ST-37 yang lebih tinggi

6. Harga impact pada aluminium yaitu 0,404 J/mm2, pada Baja ST-37 yaitu
0,182 J/mm2. Spesimen aluminium tidak mengalami patah, sedangkan
pada Baja ST-37 mengalami patah getas.

16
17

7. Komponen mesin yang mengalami impact pada umumnya adalah pada mesin
yang selalu mengalami beban lanjut seperti pada roda gigi pada perseneling
motor dan mobil, mesin paku bumi, roda gigi transmisi, dan rem cakram.

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga impact adalah :


a) Bentuk takikan
b) Beban
c) Temperature
d) Transisi ulet rapuh
e) Efek komposisi ukuran butir
f) Perlakuan panas dan perpatahan
g) Pengerasan kerja dan pengerjaan radiasi

17
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Faktor Kesalahan
Berikut faktor-faktor yang mungkin mengakibatkan ketidakakuratan dalam
melakukan percobaan:
1. Kesalahan saat mengangkat tuas yang mengakibatkan sudut tidak tepat pada
144º melihat skala sudut, sudut α dan β tidak akurat di angka 60º dan 90º.
Sehingga hasil yang didapat dari perhitungan tidak akurat atau tidak tepat
2. Kesalahan perhitungan terhadap harga impact dikarenakan pembulatan angka
yang menyebabkan hasil harga impact tidak sepenuhnya akurat, sehingga hasil
nilai impact tidak sepenuhnya akurat.
3. Pengikiran spesimen yang tidak rata yang menyebabkan hasil pengukuran tidak
sesuai dengan angka pada alat sehingga hasil perhitungan tidak akurat.
4. Penempatan spesimen yang tidak sejajar dengan notch sehingga hasil nilai
impact tidak sepenuhnya akurat.

5.2 Kesimpulan
1. Pengujian impact dilakukan untuk mengetahui ketangguhan spesimen
aluminium dan baja yang dipengaruhi dari sifat dari ulet dan getas masing-
masing spesimen.
2. Semakin getas sifat material maka semakin kecil harga impact. Semakin ulet
sifat material maka semakin besar harga impact.
3. Dari percobaan yang dilakukan didapat harga impact dari spesimen
aluminium sebesar 0,404 J/mm² dan spesimen baja ST37 sebesar 0,182 J/mm²
seperti pada table 4.1.
E (Joule) HI (J/mm²)
Bahan
Aluminium 281,176 0,404
ST37 214,419 0,182
LAMPIRAN
KUIS SEBELUM PRAKTIKUM
1. Apa tujuan dari praktikum Impact?
Untuk mengetahui sifat patah getas dari suatu bahan logam dan ketahanan
beban terhadap pembebanan
2. Jelaskan langkah langkah praktikum Impact secara singkat!
a. Siapkan spesimen
b. Mengikir spesimen sampai menjadi ukuran yang ditentukan
c. Letakan spesimen di anvil
d. Mulai percobaan
e. Setelah percobaan, bersihkan alat yang digunakan
3. Antara alumunium dan baja, yang mana lebih membutuhkan energi untuk
dipatahkan?
Baja, karena lebih kuat dan kokoh dibanding alumunium
LEMBAR ASISTENSI
No. Tanggal Kegiatan Paraf asisten
1. 11 Mei 2022 Praktikum Impact Test
Revisi 1
- Perbaikan cover
2. 24 Mei 2022 - Perbaikan lembar
pengesahan
- Kata asing di Italic
Revisi 2
- Rumus menggunakan
equation
- Tambahan jenis tes
3. 27 Mei 2022 Impak
- Jenis perpatahan Impak
- Laporan Awal
- Memasukkan
perhitungan
Revisi 3
- Susunan halaman bab 2
- Perbaikan tabel
4. 1 Juni 2022 - Penambahan Faktor
Kesalahan
- Perbaikan susunan bab 3
dan 4

Jakarta,….Mei 2022
Mengetahui,
Pembimbing

(Ir. Erwin Siahaan M.Si.)

Anda mungkin juga menyukai