Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK KIMIA

“KONSEP DASAR BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK KIMIA”

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia

Dosen Pengampu: Panca Nugrahini F., S.T., M.T.

Disusun oleh:
Salma Afrianti 2015041045

Alfathan Wiguna 2015041083


Elda Sindy Aprilia 2015041095
Mutfia Nadadhiya Ulhaq 2015041099
Ara Annastasya Azizah 2015041101

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat serta karunia-Nya, Makalah Bahan Konstruksi
Teknik Kimia Tahun Ajaran 2020/2021 yang berjudul “Konsep Dasar Bahan Konstruksi Teknik Kimia” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini didalamnya berisi tentang: kata pengantar, pendahuluan, isi, serta
kesimpulan. Penyusunan Makalah Bahan Konstruksi Teknik Kimia ini pun tidak luput dari bantuan maupun kerja
sama dengan pihak lain. Oleh karena itu, penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:

1. Panca Nugrahini F., S.T., M.T. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung.
2. Kak Nada Afifah Gomiyati selaku Asisten Dosen Mata Kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lampung.
3. Seluruh pihak yang secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu di
sini. Atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan makalah ini kami ucapkan terima kasih.

Akhir kata, semoga bantuan serta dukungan yang telah diberikan oleh semua pihak di atas dapat menjadi amalan
yang bermanfaat dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penyusun berharap bahwa makalah Bahan Konstruksi
Teknik Kimia ini dapat menambah informasi serta wawasan yang bermanfaat bagi pembaca ataupun pihak lain
yang membutuhkan. Tak ada gading yang tak retak, kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk penyusunan laporan di
masa yang akan datang.

Bandar Lampung, 30 maret 2021

Kelompok 6 Ganjil

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................... 3

1.1 Latar belakang masalah .................................................................................................................. 3


1.2 Rumusan masalah........................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................. 4

2.1 Dasar-Dasar Pemilihan Bahan Konstruksi Teknik Kimia ................................................................ 4


2.2 Sifat Mekanik Bahan ...................................................................................................................... 4
2.3 Sifat Thermal Bahan ....................................................................................................................... 6
2.4 Sifat Elektrik Bahan ....................................................................................................................... 6
2.5 Macam-Macam Bahan Konstruksi Kimia ....................................................................................... 7
BAB 3 KESIMPULAN ........................................................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... .25

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang teknik kimia adalah sosok yang harus bertanggung jawab terhadap suatu proses industri kimia.
Termasuk juga dalam pemilihan material konstruksi pabrik. Pemilihan material konstruksi untuk peralatan teknik
kimia bukan masalah mudah. Pemilihan material mempengaruhi keselamatan, kehandalan, seumur hidup, dan biaya
peralatan. Banyak kriteria yang harus dipertimbangkan, dan ada berbagai jenis bahan yang sedikit jumlah
ketersediaannya.
Perancangan pabrik untuk industri kimia tentu harus memperhatikan berbagai macam pertimbangan. Hal
semacam ini dilakukan untuk mengefektifkan dan mengefesienkan pengunaan bahan konstruksi kimia tersebut.
Seorang sarjana teknik kimia harus mengedepankan aspek ekonomi dalam setiap rancangan yang dibuat. Menjadi
satu keharusan bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan itu sendiri. Jadi diharapkan ketika kita mengenali
sifat bahan yang kita gunakan, maka penggunaan yang nanti dilakukan akan efektif karena kita mengetahui
kekurangan dan kelebihan bahan yang digunakan.
Dalam makalah ini ada beberapa aspek pertimbangan pemilihan BahanKonstruksi Kimia sebagai landasan
pemilihan bahan dalam industri kimia. Yaitu aspek biaya, aspek ketersediaan dan sifat-sifat umum bahan yang
ditinjau dari sifat mekanik, sifat thermal, dan sifat listrik bahan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari pembentukan makalah ini antara lain:
1. Apa definisi dari bahan kontruksi kimia?
2. Apa saja dasar-dasar pemilihan bahan kontruksi Teknik kimia ?
3. Apa saja sifat mekanik dan thermal dari bahan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi dari bahan kontruksi kimia
2. Mengetahui dasar-dasar pemilihan bahan kontruksi Teknik kimia
3. Mengetahui apa saja sifat mekanik dan thermal dari bahan

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar- Dasar Pemilihan Bahan Konstruksi Teknik Kimia

Untuk memilih material kita patut berpegang kepada “most important characteristics” dari suatu material, dan hal
ini juga bergantung dengan keadaan geografis atau lingkungan suatu tempat. Pedoman ini dapat dijadikan
penentuan skala prioritas untuk memilih suatu material, dan hal itu adalah:

a) Material properties
b) Thermal properties
c) Corrosion resistance
d) Thermal conductivity and
e) ectrical resistancee. Ease of fabrication
f) Availability in standard size
g) Cost
h) Contamination
i) Recycle

2.2 Sifat Mekanik Bahan

Sifat mekanik adalah salah satu sifat yang terpenting, karena sifat mekanik menyatakan kemampuan suatu bahan
(seperti komponen yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima beban / gaya / energi tanpa menimbulkan
kerusakan pada bahan / komponen tersebut. Seringkali bila suatu bahan mempunya sifat mekanik yang baik tetapi
kurang baik pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai cara
yang diperlukan. Misalkan saja baja yang sering digunakan sebagai bahan dasar pemilihan bahan. Baja mempunyai
sifat mekanik yang cukup baik, dimana baja memenuhi syarat untuk suatu pemakaian tetapi mempunyai sifat tahan
terhadap korosi yang kurang baik. Untuk mengatasi hal itu seringkali dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap
korosi tersebut diperbaiki dengan cara pengecatan atau galvanising, dan cara lainnya. Jadi tidak harus mencari
4
bahan lain seperti selain kuat juga harus tahan korosi, tetapi cukup mencari bahan yang syarat pada sifat
mekaniknya sudah terpenuhi namun sifat kimianya kurang terpenuhi. Berikut adalah beberapa sifat mekanik yang
penting untuk diketahui :

 Kekuatan (strength), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa menyebabkan bahan
menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang bekerja atau
mengenainya. Contoh kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan
lengkung.
 Kekerasan (hardness), dapat didefenisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk tahan terhadap
penggoresan, pengikisan (abrasi), identasi atau penetrasi. Sifat ini berkaitan dengan sifat tahan aus (wear
resistance). Kekerasan juga mempunya korelasi dengan kekuatan.
 Kekenyalan (elasticity), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan dihilangkan. Bila suatu benda mengalami
tegangan maka akan terjadi perubahan bentuk. Apabila tegangan yang bekerja besarnya tidak melewati
batas tertentu maka perubahan bentuk yang terjadi hanya bersifat sementara, perubahan bentuk tersebut
akan hilang bersama dengan hilangnya tegangan yang diberikan. Akan tetapi apabila tegangan yang bekerja
telah melewati batas kemampuannya, maka sebagian dari perubahan bentuk tersebut akan tetap ada
walaupun tegangan yang diberikan telah dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak
perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai terjadi, atau
dapat dikatakan dengan kata lain adalah kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk kembali ke
bentuk dan ukuran semula setelah menerima bebang yang menimbulkan deformasi.
 Kekakuan (stiffness), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi. Dalam beberapa hal kekakuan ini
lebih penting daripada kekuatan.
 Plastisitas (plasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi plastik
(permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan bagi bahan yang akan
diproses dengan berbagai macam pembentukan seperti forging, rolling, extruding dan lain sebagainya. Sifat
ini juga sering disebut sebagai keuletan (ductility). Bahan yang mampu mengalami deformasi plastik cukup
besar dikatakan sebagai bahan yang memiliki keuletan tinggi, bahan yang ulet (ductile). Sebaliknya bahan
yang tidak menunjukkan terjadinya deformasi plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan
rendah atau getas (brittle).
 Ketangguhan (toughness), menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi tanpa
mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya energi yang
diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh
banyak faktor, sehingga sifat ini sulit diukur.
 Kelelahan (fatigue), merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan berulang –
ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastiknya. Sebagian besar dari
kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh kelelahan ini. Karenanya kelelahan
merupakan sifat yang sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang
mempengaruhinya.
 Creep, atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan kecenderungan suatu logam untuk
mengalami deformasi plastik yang besarnya berubah sesuai dengan fungsi waktu, pada saat bahan atau
komponen tersebut tadi menerima beban yang besarnya relatif tetap.

Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu :

1. Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang besarnya tetap atau bebannya
mengalami perubahan yang lambat.
2. Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis yang besar berubah – ubah, atau
dapat juga dikatakan mengejut.

5
2.3 Sifat Thermal Bahan

Sifat termal bahan adalah perubahan sifat yang berkaitan dengan suhu. Sifat termal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:

a. Kandungan Uap Air

Apabila suatu benda berpori diisi air, maka akan berpengaruh terhadap konduktifitas termal. Konduktifitas termal
yang rendah pada bahan insulasi adalah selaras dengan kandungan udara dalam bahan tersebut.

b. Suhu

Pengaruh suhu terhadap konduktifitas termal suatu bahan adalah kecil, namun secara umum dapat dikatakan bahwa
konduktifitas termal akan meningkat apabila suhu meningkat.

c. Kepadatan dan Porositas

Konduktifitas termal berbeda pengaruh terhadap kepadatan, apabila pori-pori bahan semakin banyak maka
konduktifitas termal rendah. Perbedaan konduktifitas termal bahan dengan kepadatan yang sama akan tergantung
pada perbedaan struktur yang meliputi ukuran, distribusi, hubungan pori / lubang. Sifat termal bahan dikaitkan
dengan perpindahan kalor.

2.4 Sifat Elektrik Bahan

Berdasarkan sifat listriknya, material/bahan dikelompokkan menjadi 3 sebagai berikut :

a) Konduktif – jika resistansinya < 105 ohm. Disini elektron mudah bergerak atau mengalir, jadi netralisasi
dapat dilakukan dengan mudah dengan cara grounding. Contoh : logam dan tubuh manusia
b) Insulatif – jika resistansinya > 1011 ohm Elektron bisa dikatakan tak dapat bergerak, jadi netralisasi hanya
mungkin dilakukan dengan ionisasi. Contoh : plastik dan karet Dari pengukuran tribocharging, kita bisa
menentukan apakah muatan listrik mudah ditimbulkan pada bahan tersebut – jika tidak mudah
membangkitkan muatan (atau muatan yang dihasilkan cukup rendah), maka bahan itu dapat dikatakan
sebagai anti-statik
c) Statik disipatif – resistansi di antara 105 sampai 1011 ohm Disini, elektron dapat bergerak tetapi lambat,
jadi perlu diketahui parameter decay time. Untuk mengetahui berapa cepat grounding dapat menetralisasi
muatan. Pengukuran tribocharging juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah bahan tersebut anti-
statik atau tidak. Umumnya bahan yang masuk kategoristatik disipatif adalah bahan buatan, artinya
memang khusus dibuat untuk mempunyai resistansi tertentu, misalnya bahan dasarnya adalah insulatif tapi
diberi tambahan karbon dalam kadar tertentu untuk membuatnya bersifat statik disipatif. Jika kadarnya
berlebih, bahan juga bisa bersifat konduktif. Untuk mengukur nilai resistansi bahan, kita gunakan
MegaOhmmeter (atau Surface Resistance Meter) – ini semacam multimeter biasa tetapi dengan jangkauan
pengukuran sampai 100 G Ohm atau lebih. Kita juga dapat menggunakan electrometer (misalnya
Electrostatic Voltmeter/ Fieldmeter) untuk mengukur muatan listrik dari proses tribocharging dan dengan
bantuan stopwatch, kita pun dapat mengukur decay time secara kualitatif. Untuk hasil yang lebih akurat,
kita perlu menggunakan Charged Plate Monitor. Jadi, jika adanya muatan listrik statik menimbulkan
masalah, maka salah satu solusinya adalah dengan menetralkan mutan listrik bersangkutan. Cara efektif
untuk menetralkan muatan listrik dilakukan berdasarkan sifat listrik material/bahan.Pada dasarnya
netralisasi muatan dapat dilakukan dua cara, yaitu grounding dan ionisasi dengan ionizer.
6
Grounding dilakukan jika elektron dapat bergerak atau mengalir dalam bahan bersangkutan, yaitu dengan
menghubungkan bahan tersebut ke tanah/bumi atau bagian ground dari kabel listrik karena tanah/bumi adalah
reservoar muatan (sumber muatan yang takterhingga). Sebaliknya, untuk bahan yang tak dapat mengalirkan muatan,
maka tidak ada jalan lain untuk menetralkan muatan kecuali memberikan muatan yang berlawanan dari udara.
Sebetulnya udara mengandung sejumlah molekual uap air yang dapat menetralkan permukaan suatu benda, tapi
netralisasi secara alami ini akan berlangsung sangat lama.

Untuk mempercepat proses netralisasi, maka digunakan alat/peralatan yang disebut Ionizer. Ionizer dirancang
untuk menghasilkan sejumlah besar ion positif maupun negatif dan ion-ion tersebut diarahkan ke permukaan benda
yang akan dinetralisasi. Selain itu, netralisasi juga dapat dilakukan dengan membasahi permukaan bahan
bersangkutan dengan air biasa (bukan DI water) atau larutan yang mengandung air seperti IsoPropyl Alcohol (IPA).

2.5 Macam-Macam Bahan Konstruksi Kimia

Secara garis besar bahan konstruksi teknik kimia terdiri dari beberapa macam antara lain

 Logam
 Polimer atau Plastik
 Keramik.

a. Material Logam

Logam dalam penggunaan dunia konstruksi memiliki harga yang relatif mahal, namun selalu menjadi prioritas
karena digunakan dalam sebuah bangunan, karena logam memiliki sifat daktil ehingga mampu menahan keadaan
plastis yang sangat besar tanpa mengalami kerusakan, kuat, kokoh, dan memiliki kekakuan yang sangat besar tidak
porus sehingga bahan kimia cenderung tertahan dipermukaan, serta dapat disambung dengan sistem pengelasan
dengan sangat kuat. Logam merupakan subtansi kristalin, dimana Kristal logam terdiri dari berjuata sel dasar yang
tersusun rapih mengikuti pola ruang tertentu.

Logam memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :

 Daya hantar panas tinggi


 Daya hantar listrik tinggi
 Kedap cahaya, Sifat kedap cahaya dari logam disebabkan oleh ketanggapan elektron yang terdislokasi
terhadap getaran elektromagnet pada frekuensi yang tinggi

7
 Dapat dipoles sampai mengkilap
 Dapat diubah bentuknya sesuai fungsi dan kegunaan, logam memiliki sifat mudah dibentuk karena didalam
logam terdapat elektron yang terdislokasi sehingga dapat dengan mudah memindahkan muatan listrik dan
energi termal.
 Modulus logam sangat besar dan tinggi, Logam memiliki sifat modulus yang tinggi, menyebabkan logam
memiliki ketahanan yang tinggi pula sehingga sukar untuk dibengkokkan.

Logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni yang hanya terdiri dari satu jenis atom, seperti besi (Fe) murni,
tembaga (Cu) murni dan logam paduan (metal alloy) yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom dan merupakan
campuran dari dua macam logam atau lebih yang dicampur satu sama lain dalam keadaan cair. Logam paduan
meruspakan salah satu material yang sering diunakan dalam industry, khususnya dalam industry bidang konstruksi.
Terdapat banyak sekali jenis logam paduan yang sering digunakan.

1. Logam Murni

Logam murni adalah logam yang hanya terdiri dari satu jenis atom, seperti besi (Fe) murni, tembaga (Cu) murni,
dll. Adapun sifat dari logam murni,yaitu:

 Kadar kemurniannya 99,9%


 Kekuatan tarik rendah
 Titik lebur tinggi
 Daya hantar listrik baik
 Daya tahan terhadap karat baik

Contoh dari logam murni aadalah eas, timah, seng, dan alumunium.

2. Logam Paduan

Logam paduan (metal alloy) adalah logam yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom dan merupakan campuran dari
dua macam logam atau lebih yang dicampur satu sama lain dalam keadaan cair. Logam paduan sering digunakan
sebagai pengganti logam murni karena pada logam paduan memiliki sifat yang dapat memberikan keuntungan dan
kemudahan sebagai material pabriksai, seperti kekerasan pada logam paduan dapat ditingkatkan dari kekerasan
logam asalnya, kekuatan tarik dapat diperbesar daya pemuaian dapat dikurangkan, titik lebur dapat diturunkan atau
dinaikkan dibandingkan logam-logam asalnya. Adapun macam-macam dari logam paduan antara lain:

 Baja

Baja adalah logam paduan antara besi (Fe) dan karbon (C) dimana besi sebagai unsur dasar dan karbon sebagai
unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam baja kurang dari 1,4% berat sesuai grade-nya. Dalam proses
pembuatan baja akan terdapat unsur-unsur lain selain karbon yang akan tertinggal dalam baja seperti mangan (Mn),
silicon (Si), Kromium (Cr), vanadium (V) dan unsur lainya. Dalam unsur aplikasi,baja sering digunakan sebagai
bahan baku untuk alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan rumah tangga,
dan lain-lain. Adapun sifat- sifat dari baja antara lain:

1. Kekenyalan / elastisitas, yakni kesanggupan bahan dalan batas-batas pembebanan tentu untuk kembali pada
bentuk semula sesudah ditiadakan.
2. Keteguhan, yakni daya melawan gaya tekan bauk dari luar maupun dalam saat patahan betoh mulai
berlangsung.
3. Keliatan / dektilitas, yakni kesanggupan bahan untuk menerima perubahan-perubahan bentuk tanpa
kerusakan besar yang tidak terlihat dari luar sebelum patah dan mesin dapat berubah dengan baik.

8
4. Kemungkinan di las, yaknni sifat bahan yang tidak murugikan sifat keteguhannya sendiri saat memakai atau
tidak memakai bahan lain tetap dapat bergabung antara satu dengan yang lain dalam keadaan panas
5. Keras, yakni sifat permukaan bahan untuk melawan masuknya benda lain kedalamnya.
6. Kemungkinan di tempa yakni kemungkinan bahan dibentuk dalam keadaan panas tanpa merusak sifat
kekuatannya.

Klasifikasi baja berdasarkan komposisi kimianya antara lain baja karbon dan baja paduan. Baja karbon dibagi lagi
menjadi:

a) Baja karbon rendah (Low Carbon Steel), ialah baja yang mengandung karbon kurang dari 0,25% C, serta
struktur mikronya terdri atas ferit dan perlit. Dibandingkan dengan jenis baja lainnya, baja karbon rendah
merupakan baja yang paling murah diproduksi diantara semua karbon, mudah dicampur dan di las, serta
keuletan dan ketangguhannya sangat tinggi tetapi kekerasannya rendah dan tahan aus.
b) Baja karbon menengah ( Medium Carbon Steel, ialah baja yang mengandung karbon 0,25% C- 0,6% C.
Baja karbon menengah memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan baja karbon rendah, kekuatan tarik
dan batas renggang yang tinggi, tidak mudah dibentuk oleh mesin, lebih sulit dilakukan pengelasan, dan
dapat dikeraskan. Baja karbon menengah banyak digunakan untuk poros, rel kereta api, roda gigi, pegas,
baut, komponen mesin yang membutuhkan kekuatan tingi, dan lain-lain.
c) Baja karbon tinggi (High Carbon Steel), ialah baja yang mengandung karbon 0,6% C-1,4% C memiliki
tahan panas yang tinggi, kekerasan tinggi, namun keuletannya lebih rendah. Biji karbon tunggi memiliki
kuat tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk material tools. Salah satu aplikasi dari naja ini adalah
dalam pembuatan kawat baja dan kabel baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja maka
baja karbon ini digunakan dalam pembuatan pegas dan alat-alat perkakas seperti palu, gergaji, dan pahat
potong. Selaian itu, baja jenis ini juga banyak digunakan dalam keperluan industri lain seperti pembuatan
kikir, pisau, mata gergaji, cetakan, dan pegas.

Sedangkan baja paduan didefinisikan sebagai suatu baja yang dicampur dengan satu atau lebih unsur campuran
seperti nikel, mangan, molybdenum, kromium, vanadium, dan wolframyang berguna untuk memperoleh sifat-sifat
baja yang dikehendaki seperti sifat kekuatan, kekerasan dan keuletannya. Paduan dari beberapa unsur yang berbeda
memberikan sifat yang khas pada baja. Misalnya baj yang dipadu dengan Ni dan Cr akan menghasilkan baja yang
mempunyai sifat keras dan ulet. Berdasarkan kadar paduannya baja paduan dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

a) Baja paduan rendah (Low Alloy Steel), ialah baja paduan yang elemen paduannya kurang dari 2,5% wt .
misalnya unsur Cr, Mn, S, Si, P, dan lain-lain.
b) Baja paduan menengah ( Medium Alloy Steel), ialah baja paduan yang elemen paduannya 2,5% - 10% wt .
c) Baja paduan tinggi (High Alloy Steel), ialah baja paduan yang elemen paduannya lebih dari 10% wt.

Dari beberapa ciri umum yang dimiliki logam diatas sekiranya kita sudah dapat merekareka untuk keperluan
dibagian mana kita pergunakan logam. Secara umum logam bisa dibedakan atas dua yaitu : logam- logam besi
(ferous) dan logam-logam bukan besi (non feorus). Sesuai dengan namanya logam-logam besi adalah logam atau
paduan yang mengandung besi sebagai unsur utamanya, sedangkan logam-logam bukan besi adalah logam yang
tidak atau sedikit sekali mengandung besi. Logam-logam besi terdiri atas :

 besi tuang (cast iron)


 baja karbon (carbon steel)
 baja paduan (alloy steel)
 baja spesial (specialty steel)

Setelah itu terdapat juga reaksi-reaksi yang menyangkut pembuatan besi itu sendiri, melalui dua proses berikut yaitu
proses reduksi dan oksidasi.

A. Proses Reduksi

9
Tujuan proses reduksi adalah untuk menghilangkan ikatan oksigen dari biji besi. Proses reduksi ini memerlukan
gas reduktor seperti hidrogen atau gas karbon monoksida (CO). Proses reduksi ini ada 2 macam yaitu proses reduksi
langsung dan proses reduksi tidak langsung.

 Proses Reduksi Langsung

Proses ini biasanya digunakan untuk merubah pellet menjadi besi spons (sponge iron) atau sering disebut: besi
hasil reduksi langsung (direct reduced iron). Gas reduktor yang dipakai biasanya berupa gas hidrogen atau gas CO
yang dapat dihasilkan melalui pemanasan gas alam cair (LNG) dengan uap air didalam suatu reaktor yaitu melalui
reaksi kimia berikut :

Dengan menggunakan gas CO atau hidrogen dari persamaan diatas maka proses reduksi terhadap pellet biji besi
dapat dicapai melalui reaksi kimia berikut ini :

Atau

 Proses Reduksi Tidak Langsung

Proses ini dilakukan dengan menggunakan tungku pelebur yang disebut juga tanur tinggi (blast furnace). Sketsa
tanur tinggi diperlihatkan pada gambar 4. Biji besi hasil penambangan dimasukkan ke dalam tanur tinggi tersebut
dan didalam tanur tinggi dilakukan proses reduksi tidak langsung yang cara kerjanya sebagai berikut :

Bahan bakar yang digunakan untuk tanur tinggi ini adalah batu bara yang telah dikeringkan (kokas). Kokas
dengan kandungan karbon (C) diatas 80%, tidak hanya berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga berfungis sebagai
pembentuk gas CO yang berfungsi sebagai reduktor. Untuk menimbulkan proses pembakaran maka ke dalam tanur
tersebut ditiupkan udara dengan menggunakan blower sehingga terjadi proses oksidasi sebagai berikut :

3. Polimer atau Plastik

10
Mungkin dalam keseharian kita jarang mendengar kata polimer, apalagi buat orang yang masih awam. Sungguh
ia akan bertanya apa sesungguhnya polimer itu. Sedikit memberikan penjelasan polimer itu berasal dari kata Poly
yang berarti banyak dengan mer yang saya secara sederhana menafsirkan sebagai singkatan dari monomer yang
berarti 1 mer.

Maka dapat kita simpulkan bahwa polimer merupakan kumpulan dari monomermonomer yang menjadi satu
sehingga memiliki sifatnya sendiri. Polimer yang sering kita jumpai adalah plastik itu lah mengapa polimer
diidentikkan dengan polimer, padahal sesungguhnya masih banyak contoh polimer yang terdapat dikeseharian kita.

Polimer atau plastik memiliki keunggulan sebagai berikut : -

 Berat jenis kecil


 Isolator terhadap panas dan listrik
 Mudah diberi warna
 Tahan terhadap larutan kimia
 Tidak banyak memantulkan cahaya dan cendrung tembus cahaya.
11
Reaksi suatu polimer disebut dengan reaksi polimerisasi.Reaksi polimerisasi ini dapat berlangsung secara
adisi atau pun kondensasi. Sebagai contoh dari polimer selain plastik yang sudah lazim digunakan adalah Poliester
resin yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat kotak pelindung mesin. Polivinil klorida (PVC) dapat
digunakan sebagai bahan pembuat pipapipa yang tahan terhadap bahan kimia.

1. Polietilen

Poli etilen adalah bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang lunak sampai yang kaku. Ada dua
jenis polietilen yaitu polietilen densitas rendah (low-density polyethylene / LDPE) dan polietilen densitas tinggi
(high-density polyethylene / HDPE). Polietilen densitas rendah relatif lemas dan kuat, digunakan antara lain untuk
pembuatan kantong kemas, tas, botol, industri bangunan, dan lain-lain. Polietilen densitas tinggi sifatnya lebih
keras, kurang transparan dan tahan panas sampai suhu 1000C. Campuran polietilen densitas rendah dan polietilen
densitas tinggi dapat digunakan sebagai bahan pengganti karat, mainan anak-anak, dan lain-lain.

2. Polipropilen

12
Polipropilen mempunyai sifat sangat kaku; berat jenis rendah; tahan terhadap bahan kimia, asam, basa, tahan
terhadap panas, dan tidak mudah retak. Plastik polipropilen digunakan untuk membuat alat-alat rumah sakit,
komponen mesin cuci, komponen mobil, pembungkus tekstil, botol, permadani, tali plastik, serta bahan pembuat
karung.

3. Polistirena

Polistiren adalah jenis plastik termoplast yang termurah dan paling berguna serta bersifat jernih, keras, halus,
mengkilap, dapat diperoleh dalam berbagai warna, dan secara kimia tidak reaktif. Busa polistirena digunakan untuk
membuat gelas dan kotak tempat makanan, polistirena juga digunakan untuk peralatan medis, mainan, alat olah
raga, sikat gigi, dan lainnya.

13
4. Polivinil klorida (PVC)

Plastik jenis ini mempunyai sifat keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, dan dapat diperoleh dalam berbagai
warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang keras sampai yang kaku keras. Banyak barang yang dahulu dapat
dibuat dari karet sekarang dibuat dari PVC. Penggunaan PVC terutama untuk membuat jas hujan, kantong kemas,
isolator kabel listrik, ubin lantai, piringan hitam, fiber, kulit imitasi untuk dompet, dan pembalut kabel.

14
5. Potetrafluoroetilena ( Teflon)

15
Teflon memiliki daya tahan kimia dan daya tahan panas yang tinggi (sampai 2600C) Keistimewaan teflon
adalah sifatnya yang licin dan bahan lain tidak melekat padanya. Penggorengan yang dilapisi teflon dapat dipakai
untuk menggoreng telur tanpa minyak.

6. Polimetil pentena (PMP)

Plastik poli metil pentena adalah plastik yang ringan dan melebur pada suhu 2400C. Barang yang dibuat dari
PMP bentuknya tidak berubah bila dipanaskan sampai 2000C dan daya tahannya terhadap benturan lebih tinggi dari
barang yang dibuat dari polistiren.

Bahan ini tahan terhadap zat-zat kimia yang korosif dan tahan terhadap pelarut organik, kecuali pelarut organik
yang mengandung klor, misalnya kloroform dan karbon tetraklorida. PMP cocok untuk membuat alat¬alat
laboratorium dan kedokteran yang tahan panas dan tekanan, tanpa mengalami perubahan, Barang-barang dari bahan
ini tahan lama.

4. Keramik

16
Keramik adalah campuran yang terdiri dari unsur logam dan unsur yang bukan logam, memiliki sifat umum
sebagai berikut :

 Keras dan rapuh


 Tahan terhadap lingkungan suhu tinggi dan lingkungan yang lebih berat persyaratannya.
 Tahan terhadap perubahan kimia.
 Mempunyai titik cair yang tinggi dibandingkan dengan logam atau organik.

5. Biopolimer

Polimer alami atau disebut juga sebagai biopolimer adalah material polimer yang berasal dari alam. Lebih
lanjut biopolimer adalah polimer biodegradable alami yang diakumulasikan oleh mikroorganisme. Polimer
merupakan makromolekul besar yang terbentuk dari unit-unit atau monomer berulang sederhana. Salah satu
kelompok polimer ini adalah plastik. Sementara biodegradable berarti dapat diuraikan secara kimia oleh
mikroorganisme.

 Pegolahan biopolymer

Awalan kata bio memiliki arti bahwa mereka diproduksi oleh organisme hidup dan dengan demikian dapat
terurai secara alami. Biopolimer berdasarkan asalnya dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Polimer yang diproduksi oleh sistem biologi seperti oleh hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
2. Polimer yang disintesis secara kimia tetapi merupakan turunan dari senyawa alami yang diproduksi oleh
sistem biologi seperti gula dan asam amino.

17
 Bahan penyusun biopolymer

Sementara itu, berdasarkan penyusunnya biopolimer terbagi kedalam tiga kelompok besar yaitu:
a. Polisakarida (juga sering disebut karbohidrat, pati, gula, selulosa, amilum) tersusun dari monomer glukosa
dengan rumus Cn(H2O)n-1 atau (C6H10O5)n dengan n adalah jumlah unit monomer. Selulosa terdiri dari 3000 atau
lebih glukosa, memiliki rantai polimer yang lurus dan tidak bercabang, karena itu selulosa sangat kaku. Selulosa
adalah penyusun dari dinding sel tumbuhan hijau. Kapas tersusun dari 90% selulosa. Ada juga kitin penyusun
dari eksoskeleton serangga.
b. Protein (juga sering disebut polipeptida) tersusun dari monomer asam amino. Di alam terdapat pada sutra,
dibuat oleh ulat sutra. Keratin dihasilkan oleh rambut berguna sebagai panahan panas. Kolagen terdapat pada
kulit maupun pada tendon sebagai jaringan penghubung, gelatin yang dihasilkan dari dunia industri sebagian
besar adalah kolagen dalam bentuk amorf.
c. Asam nukleat tersusun dari monomer nukleotida contohnya adalah DNA dan RNA yang berfungsi baik dalam
tubuh hewan ataupun tumbuhan untuk sintesis protein.
d. Polihidroksi alkanoat tersusun dari monomer asam lemak dan berfungsi sebagai penyimpan energi.

Biopolimer berdasarkan penyusunnya

 Contoh dan proses pembuatan biopolimer


Polimer alami salah satu contohnya adalah pati, yang merupakan bentuk polimer sebagai penyimpan energi.
Pati termasuk dalam jenis polisakarida dan merupakan kopolimer yang tersusun atas dua jenis unit penyusun yang
berbeda, yaitu amilosa dan amilopektin yang bisa dipisahkan menurut kelarutan.
Amilosa memiliki berat molekul 30.000 sampai 1 juta yang berarti memiliki DP (degree of polymerization atau
derajat polumerisasi) 295 sampai 9804, sedangkan amilopektin memiliki berat molekul diatas 1 juta yang berarti
memiliki DP minimum sebesar 3610, namun tentu masih dibawah polimer sintesis. Derajat polimerisasi ini
termasuk bernilai kecil, bila dibandingkan dengan polietilen. Dengan berat molekul terendah 100.000 dan tertinggi
hingga 6.000.000, DP yang dimiliki polietilen mencapai 3572 hingga 214.286. Besar berat molekul tersebut masih
jauh diatas DP selulosa yang mempunyai DP yang cukup besar diantara polimer alami hingga 15.000.
Kecilnya DP mengindikasikan bahwa polimer alami mempunyai rantai yang pendek. Pendeknya rantai ikatan
ini menjadikan kelemahan bagi polimer alami dalam hal ketahan (durabilitas), namun menjadikan kebihan dalam
hal mampu urai (degradabilitas), dimana semakin rendah berat molekul dan derajat polimerisasi, maka polimer akan
semakin cepat terdegradasi.

18
Gugus penyusun pati: (a) amilosa, (b) amilopektin

Polimer alami terutama pati, memerlukan suatu proses dengan kondisi khusus untuk mengubahnya ke dalam
struktur material plastik biopolimer. Proses tersebut adalah gelatinisasi. Gelatinisasi merupakan proses yang
melibatkan air dan pemanasan hingga tercapai suhu tertentu, yang merupakan suhu gelatinisasi dimana suhu
gelatinisasi ini biasanya berada diatas temperatur transisi gelas (Tg). Gelatinisasi bertujuan untuk mengubah struktur
pati yang berupa polimer semi-kristalin menjadi amorf. Pengubahan itu diawali dengan terputusnya ikatan hidrogen
pada molekul pembentuk pati (amilosa dan amilopektin), dimana pemutusan ikatan tersebut terjadi karena
pemanasan. Setelah ikatan hidrogen putus, air dapat masuk ke granula pati sehingga pati mengalami
penggembungan (swelling). Kemudian terjadi peningkatan ikatan hidrogen antara air dengan molekul penyusun
pati. Pada tahap ini dapat dikatakan bahwa pati telah terplastisasi oleh air. Penambahan sejumlah plasticizer akan
meningkatkan mobilitas segmental dan ruang bebas (free volume) polimer serta menurunkan atau melemahkan
ikatan intermolekular

6. Geopolimer

19
Geopolimer adalah sebuah senyawa silikat alumino anorganik yang disintesiskan dari bahan-bahan produk
sampingan seperti abu terbang (fly ash) abu sekam padi (risk husk ash) dan lain-lain, yang banyak mengandung
silicon dan aluminium. Geopolimer merupakan produk beton geosintetik dimana reaksi pengikatan yang terjadi
adalah reaksi polimerisasi. Dalam reaksi polimerisasi ini Aluminium (Al) dan Silika (Si) mempunyai peranan
penting dalam ikatan polimerisasi. Reaksi Al dan Si dengan alkaline akan meghasilkan AlO4 dan SiO4.
 Pengolahan Geopolimer
Material yang diperkeras secara natural
 Hasil X-Ray pada suhu kamar menghasilkan grafik amorf
 Hasil X-Ray pada suhu >500oC membentuk pola kristalin
Rute sintesa
 Media alkali (Na, K, Ca) hidroksida dan alkali silikat menghasilkan poli (silikat)-poli (silokso) atau tipe
poli (siliko-aluminat)-poli (sialat)
 Media asam (asam fosfor) menhaslkan tipe poli (asam fosoforik ) dan poli (alumino-fosfo)

 Bahan penyusun Geopolimer

Dalam hal komposisi kimia dan proses pembentukan, geopolimer dapat dipandang ekivalen dengan zeolit
sintetik sekalipun geopolimer bersifat amorf. Davidovits (1988) mengusulkan bahwa geopolimer diperoleh dari
disolusi dan polikondensasi polimerik mineral aluminasilikat dan larutan alkali tinggi. Pada kondisi hidrotermal
proses tersebut menghasilkan material polimerik amorf tiga-dimensi. Keluarga material baru ini
disebut poly(sialates) dan terdiri dari jaringan amorf SiO4 tetrahedral dan AlO4 tetrahedral yang berikatan dengan
ion Na+ atau K+ (Gambar 1.4). Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa geopolimer poly(sialate) dapat disintesa
dari bahan dasar yang murah seperti lempung (kaolinitic clays), sisa produk seperti debu terbang (fly ash), abu
sekam padi (rice husk ash) dan dan furnace slag.

20
Struktur molekular geopolimer Na-Poly(sialate)

 Contoh dan Proses Pembuatan Geopolimer


Semen geopolimer

Kebutuhan akan semen cepat (rapid setting cement), yaitu semen yang cepat keras (matang) dan dapat
mencapai kekuatan tinggi dalam waktu relatif singkat cukup mendesak, misalnya sebagai bahan semen untuk
reparasi landas pacu pesawat, jalan raya yang sibuk, dan jalur busway yang padat. Semen yang memenuhi
kebutuhan tersebut sudah dapat diperoleh di pasaran namun dengan harga yang sangat tinggi. Semen yang termasuk
dalam kategori ini berbahan dasar magnesium fosfat, Ca sulfoaluminat dan Ca fluoroaluminat. Selain itu,
akselerator juga dapat ditambahkan pada semen konvensional (Portland) untuk mempercepat pencapaian kuat
optimum. Akselerator yang murah dan umum dipakai adalah garam-garam klorida, namun tidak direkomendasi oleh
American Concrete Institute untuk aplikasi pada beton bertulang karena dapat menyebabkan korosi pada tulangan
baja.
Geopolimer merupakan material polimer anorganik yang tersusun atas atom Si dan Al yang tersusun dalam
jaringan 3 dimensi. Material ini memiliki sifat gabungan antara polimer anorganik (plastik) dan keramik.
Geopolimer disintesa dari bahan dasar yang berupa senyawa alumina – silika dengan aktivator yang berupa larutan
alkali silikat. Pelarutan dari alumina – silika oleh alkali akan menghasilkan monomer Si(OH)4 dan Al(OH)4 yang
kemudian akan terpolikondensasi menjadi polimer alkali aluminosilikat yang memiliki struktur jaringan (cross-link)
3 dimensi.

21
Geopolimerisasi merupakan proses aktivasi bahan baku (prekursor) yang berupa silika-alumina dengan
aktivator larutan alkali silikat. Prosesnya meliputi pelarutan prekursor dengan aktivator diikuti oleh pengerasan
(curing) pada suhu ambien menjadi padatan yang disebut geopolimer. Proses pengerasan geopolimer berbeda
dengan pengerasan pada semen Portland yang merupakan proses hidrasi yang bersifat eksotermis. Proses
pengerasan pada geopolimer merupakan reaksi polikondensasi yang bersifat endotermis, yang oleh karenanya laju
pengerasan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan suhu curing.
Invensi sebelumnya yang dikemukakan oleh R.J. Schultz pada tahun 1980 pada paten bernomor US Patent
4,209,335 dengan judul : Rapid setting accelerators for cementitious compositions. Dalam paten tersebut diklaim
bahwa suatu campuran yang terdiri dari kaarbonat logam alkali dan garam anorganik besi bermuatan 3+ (ferric
ion)kecuali besi fosfat merupakan akselerator untuk ditambahkan pada semen untuk aplikasi sebagai shotcrete atau
mortar yang diaplikasikan secara manual. Pada paten ini tidak diklaim kuat tekan yang dicapai produk pada interval
waktu tertentu.
Pada tahun 1984 Richard Miller memperoleh hak paten bernomor US Patent 4,501,830 dengan judul:
Rapid-set lightweight cement. Dalam paten tersebut diklaim bahwa suatu produk semen ringan dapat dibuat dari
campuran semen konvensional, debu silika (silica fume), abu terbang cenosphere, partikel SiO2 dan epoxy sebagai
akselerator. Produk ini diklaim dapat mencapai kepadatan 90 pon/kaki3 dalam waktu 1 jam serta kuat tarik sebesar
600 psi dan kuat tekan sebesar 6000 psi dalam waktu 24 jam.
Ashish Dubey dalam US Patent 6,641,658 dengan judul: Rapid setting cementitious composition
mengklaim suatu komposisi campuran yang terdiri dari 35-90 % berat Portland cement ASTM type III; 0-55 %
berat pozolan; 5-15 % berat semen alumina dan 1-8 % berat kalsium sulfat anhidrat dapat mengeras dalam waktu
singkat untuk dipergunakan dalam pembuatan papan semen. Pada paten ini juga tidak diklaim kuat mekanis produk
pada suatu interval waktu.
Marianela Perez-Pena dan rekan mengajukan permohonan paten dengan nomor EP 1532080 dan US
1,670,427 pada tanggal 6 Juni 2007 dengan judul: Very fast setting cement composition. Mereka mengklaim bahwa
penambahan senyawa alkanolamine dan fosfat pada campuran / slurry semen Portland, abu terbang, gipsum dan air
dengan suhu minimal 90oF dapat mempercepat pengerasan (setting) dan meningkatkan kuat tekan mula. Metode
ini diaplikasikan pada pembuatan papan semen. Pada paten ini tidak diklaim kuat tekan yang dicapai pada interval
waktu tertentu.

ASPEK BIAYA

Aspek biaya menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam memilih bahan konstruksi. Karena seorang
sarjana teknik kimia tidak lepas dengan yang namanya perhitungan ekonomi. Sehingga didapat bahan konstruksi
yang bagus dan murah.
Yang termasuk hal biaya dalam pemilihan bahan konstruksi adalah :

a. Biaya banyaknya bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan produk atau biaya kuantitas.
b. Biaya produksi, termasuk diantaranya biaya kemampuan di las, dibentuk dan diproses secara mesin maupun
tradisional.
c. Umur pelayanan yang diharapkan.

Penambahan biaya mungkin baru bisa terasa efeknya pada saat pengadaan bahan tersebut yang meliputi
biaya transportasi, penempatannya dilapangan dan biaya diluar dari biaya yang langsung tetap menjadi perhatian
dalam aspek ekonominya.

22
Penambahan bahan dalam sebuah campuran konstruksi kimia atau tidak mengubah komposisi yang besar
dari bahan yang lainnya, karena penggunaan bahan tambah cenderung merupakan pengganti atau substitusi dari
dalam campuran konstruksi itu sendiri. Karena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik
tertentu dari beton atau mortar yang akan dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi dalam berat
volume tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan komposisi awal konstruksi tanpa bahan tambah.
Peralatan dengan biaya fabrikasi rendah, dan dimana kegagalan prematur tidak akan menyebabkan serius
bahaya. Misalnya, baja karbon dapat ditentukan untuk limbah cair baris di tempat stainless steel, menerima
kebutuhan kemungkinan untuk penggantian Pipa Tebal dinding akan dipantau in situ sering untuk menentukan
kapan pengganti dibutuhkan.
Lebih mahal tahan korosi, paduan sering digunakan sebagai cladding pada baja karbon. Jika piring tebal
diperlukan untuk kekuatan struktural, penggunaan bahan berpakaian secara substansial dapat mengurangi biaya.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penentuan skala prioritas untuk memilih suatu material seperti material properties, thermal properties, corrosion
resistance, thermal conductivity and ectrical resistancee. Ease of fabrication , availability in standard size , cost,
contamination , dan recycle, sifat-sifat untuk menetukan bahan kontruksi yang cocok untuk digunakan seperti
sifat mekanik, sifat thermal, dan sifat listriknya, secara garis besar bahan konstruksi teknik kimia terdiri dari
Logam, Polimer atau Plastik, dan Keramik, logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni dan logam paduan
(metal alloy), polimer atau plastic dibagi menjadi polietilen, polipropilen, polistirena, polivinil klorida (PVC),
potetrafluoroetilena ( Teflon), dan polimetil pentena (PMP), sifat-sifat umum keramik yaitu keras dan rapuh ,
tahan terhadap lingkungan suhu tinggi, tahan terhadap perubahan kimia., mempunyai titik cair yang tinggi
dibandingkan dengan logam atau organic, biopolimer adalah material polimer yang berasal dari alam.yang
berdasarkan asalnya dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu polimer yang diproduksi oleh sistem dan
polimer yang disintesis secara kimia, geopolimer adalah sebuah senyawa silikat alumino anorganik yang
disintesiskan dari bahan-bahan produk sampingan seperti abu terbang (fly ash) abu sekam padi (risk husk ash)
dan lainnya yang banyak mengandung silicon dan aluminium

24
DAFTAR PUSTAKA

Mochammad Qomaruddin, 2019, Teknologi Bahan Konstruksi,UNISNU PRESS-Jawa Tengah.

Van Vlack H. Laurence. 1995. Ilmu dan teknologi Bahan Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga

25

Anda mungkin juga menyukai