OLEH :
VANDHE MELSA SEMBIRING
(1407113201)
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA SI
KELAS C
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan kami kemampuan
dan kesanggupan untuk menyelesaikan tugas Bahan Konstruksi Teknik Kimia ini. Shalawat
dan salah kami curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menerangi, membimbing
umat manusia yang jahil menuju manusia yang berpengetahuan luas dan beriman.
Makalah ini berisikan tentang dasar-dasar pemilihan bahan konstruksi sebagai
landasan pemilihan bahan dalam industri kimia. Yaitu aspek biaya, aspek ketersediaan dan
sifat-sifat umum dari bahan.
Kami sebagai penulis dan juga mahasiswa ingin memberikan penjelasan yang cukup
akan konpetensi dasar yang harus dipenuhi, dan jelas akan materi yang disampaikan dalam
makalah ini serta banyak bermanfaat bagi pembaca sekalian. Makalah ini masih belum bisa
menjawab semua pertanyaan pembaca tentang Dasar-dasar dan Pengenalan Bahan Konstruksi
Teknik Kimia, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk
kesalahan yang terdapat dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Dan ucapan terima
kasih kami berikan kepada pembaca yang telah menjadikan makalah ini sebagai referensi
pelajaran. Sekian dari kami,
ii
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................................
ii
iii
I. PENDAHULUAN .........................................................................................
B. TUJUAN ..................................................................................................
10
17
18
I. PENDAHULUAN .........................................................................................
18
18
B. TUJUAN ...................................................................................................
18
20
A. KOROSI ....................................................................................................
20
B. SEMEN .....................................................................................................
35
67
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.2. TUJUAN
Pembuatan makalah ini adalah tidak lain bertujuan untuk :
1. Menjadikan bahan acuan informasi yang berkaitan dengan Bahan
Konstruksi Teknik Kimia
2. Memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor kemudahan untuk merecycle bahan yang digunakan juga merupakan faktor
pertimbangan yang penting.
a. Material properties
Class
Property
Physical
Berbagai macam sifat bahan pada tabel diatas yaitu berbagai macam sifat bahan secara teknik
yang nantinya dapat dipertimbangkan dalam proses pemilihan bahan. Sifat sifat tersebut
dikelompokkan berdasarkan beberapa kelas peninjauan, seperti secara fisik, mekanik, kimia
dan lain sebagainya.
menerima beban / gaya / energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan / komponen
tersebut. Seringkali bila suatu bahan mempunya sifat mekanik yang baik tetapi kurang baik
pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan
berbagai cara yang diperlukan. Misalkan saja baja yang sering digunakan sebagai bahan dasar
pemilihan bahan. Baja mempunyai sifat mekanik yang cukup baik, dimana baja memenuhi
syarat untuk suatu pemakaian tetapi mempunyai sifat tahan terhadap korosi yang kurang baik.
Untuk mengatasi hal itu seringkali dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap korosi tersebut
diperbaiki dengan cara pengecatan atau galvanising, dan cara lainnya. Jadi tidak harus
mencari bahan lain seperti selain kuat juga harus tahan korosi, tetapi cukup mencari bahan
yang syarat pada sifat mekaniknya sudah terpenuhi namun sifat kimianya kurang terpenuhi.
tegangan yang diberikan telah dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak
perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang permanen mulai
terjadi, atau dapat dikatakan dengan kata lain adalah kekenyalan menyatakan kemampuan
bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah menerima bebang yang
menimbulkan deformasi.
Kekakuan (stiffness), menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban
tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi. Dalam beberapa
hal kekakuan ini lebih penting daripada kekuatan.
Plastisitas (plasticity) menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi
plastik (permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini sangat diperlukan
bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai macam pembentukan seperti forging, rolling,
extruding dan lain sebagainya. Sifat ini juga sering disebut sebagai keuletan (ductility).
Bahan yang mampu mengalami deformasi plastik cukup besar dikatakan sebagai bahan yang
memiliki keuletan tinggi, bahan yang ulet (ductile). Sebaliknya bahan yang tidak
menunjukkan terjadinya deformasi plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai
keuletan rendah atau getas (brittle).
Ketangguhan (toughness), menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah energi
tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai ukuran banyaknya
energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja, pada suatu kondisi tertentu.
Sifat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat ini sulit diukur.
Kelelahan (fatigue), merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima
tegangan berulang ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan
elastiknya. Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan
oleh kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting, tetapi sifat ini
juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang mempengaruhinya.
Creep, atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan kecenderungan suatu
logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya berubah sesuai dengan fungsi
waktu, pada saat bahan atau komponen tersebut tadi menerima beban yang besarnya relatif
tetap.
Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu :
Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang besarnya tetap
atau bebannya mengalami perubahan yang lambat.
Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis yang besar
berubah ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut.
Ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan mungkin berbeda terhadap cara pembebanan
yang berbeda.
2. Suhu
Pengaruh suhu terhadap konduktifitas termal suatu bahan adalah kecil, namun secara umum
dapat dikatakan bahwa konduktifitas termal akan meningkat apabila suhu meningkat.
Berikut adalah beberapa sifat konduktifitas termal bahan dan sifat lainnya.
ionisasi.
Contoh : plastik dan karet
Dari pengukuran tribocharging, kita bisa menentukan apakah muatan listrik mudah
ditimbulkan pada bahan tersebut jika tidak mudah membangkitkan muatan (atau muatan
yang dihasilkan cukup rendah), maka bahan itu dapat dikatakan sebagai anti-statik. Statik
disipatif resistansi di antara 105 sampai 1011 ohm
Disini, elektron dapat bergerak tetapi lambat, jadi perlu diketahui parameter decay time.
Untuk mengetahui berapa cepat grounding dapat menetralisasi muatan. Pengukuran
tribocharging juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah bahan tersebut anti-statik atau
tidak.
Umumnya bahan yang masuk kategori statik disipatif adalah bahan buatan, artinya memang
khusus dibuat untuk mempunyai resistansi tertentu, misalnya bahan dasarnya adalah insulatif
tapi diberi tambahan karbon dalam kadar tertentu untuk membuatnya bersifat statik disipatif.
Jika kadarnya berlebih, bahan juga bisa bersifat konduktif.
Untuk mengukur nilai resistansi bahan, kita gunakan MegaOhmmeter (atau Surface
Resistance Meter) ini semacam multimeter biasa tetapi dengan jangkauan pengukuran
sampai 100 G Ohm atau lebih. Kita juga dapat menggunakan electrometer (misalnya
Electrostatic Voltmeter/ Fieldmeter) untuk mengukur muatan listrik dari proses tribocharging
dan dengan bantuan stopwatch, kita pun dapat mengukur decay time secara kualitatif. Untuk
hasil yang lebih akurat, kita perlu menggunakan Charged Plate Monitor.
Jadi, jika adanya muatan listrik statik menimbulkan masalah, maka salah satu solusinya
adalah dengan menetralkan mutan listrik bersangkutan. Cara efektif untuk menetralkan
muatan listrik dilakukan berdasarkan sifat listrik material/bahan.Pada dasarnya netralisasi
muatan dapat dilakukan dua cara, yaitu grounding dan ionisasi dengan ionizer. Grounding
dilakukan jika elektron dapat bergerak atau mengalir dalam bahan bersangkutan, yaitu
dengan menghubungkan bahan tersebut ke tanah/bumi atau bagian ground dari kabel listrik
karena tanah/bumi adalah reservoar muatan (sumber muatan yang tak-terhingga). Sebaliknya,
untuk bahan yang tak dapat mengalirkan muatan, maka tidak ada jalan lain untuk
menetralkan muatan kecuali memberikan muatan yang berlawanan dari udara. Sebetulnya
udara mengandung sejumlah molekual uap air yang dapat menetralkan permukaan suatu
benda, tapi netralisasi secara alami ini akan berlangsung sangat lama. Untuk mempercepat
proses netralisasi, maka digunakan alat/peralatan yang disebut Ionizer. Ionizer dirancang
untuk menghasilkan sejumlah besar ion positif maupun negatif dan ion-ion tersebut diarahkan
ke permukaan benda yang akan dinetralisasi. Selain itu, netralisasi juga dapat dilakukan
dengan membasahi permukaan bahan bersangkutan dengan air biasa (bukan DI water) atau
larutan yang mengandung air seperti IsoPropyl Alcohol (IPA).
BAB III
PENGUJIAN
Pengujian Tegangan
Salah satu cara yang umum dilakukan dalam pengujian sifat mekanik tegangan-regangan
adalah unjuk kerja bahan karena pengaruh tegangan. Suatu bahan (sampel) yang mengalami
deformasi dengan beban tegangan bertambah secara perlahan-lahan (kontinu) sepanjang arah
tunggal sumbu sampel akan mengalami tegangan-regangan. Bentuk sampel standar untuk
pengujian tegangan reganagn ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
10
berbeda. Diameter standar 12,7 mm, panjang Gauge digunakan untuk menentukan keuletan
dengan panjan standar 50 mm. Bentuk alat uji tarik ditunjukkan pada Gambar 3. Hasil
pengujian teganganregangan dicatat pada kertas grafik. Sumbu tegak (vertikal) menyatakan
nilai tegangan dan sumbu mendatar (horisontal) menyatakan nilai regangan.
Gambar 4 Gambar 5
Gambar 4 : alat uji tegangan tarik Gambar 5 : Grafik hasil uji tarik
Karakteristik deformasi karena beban terpakai tergantung pada ukuran sampel. Sebagai
contoh diperlukan beban dua kali lebih besar untuk menghasilkan perpanjangan yang sama
jika luas penampang lintangnya dilipatgandakan. Secara matematis tegangan teknik uji tarik
banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan
sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Pada uji tarik benda uji diberi beban gaya
tarik sesumbu yang bertambah secara kontinu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan
mengenai perpanjang yang dialami benda uji dengan extensometer, seperti terlihat pada
gambar 6.
Gambar 6 : Skema pengujian tarik dengan UTM
Tegangan yang didapatkan dari kurva tegangan teoritik adalah tegangan yang
membujur rata-rata dari pengujian tarik. Tegangan tersebut diperoleh dengan cara membagi
beban dengan luas awal penampang lintang benda uji itu.
= P / Ao ..2
Regangan yang didapatkan adalah regangan linear rata-rata, yang diperoleh dengan
L), dengan atau cara membagi perpanjangan (gage length) benda uji ( panjang awal.
L/ Lo = ( L - Lo ) / Lo .3/ Lo = e =
Karena tegangan dan regangan dipeoleh dengan cara membagi beban dan
perpanjangan dengan faktor yang konstan, kurva beban perpanjangan akan mempunyai
bentuk yang sama seperti pada gambar 7 Kedua kurva sering dipergunakan.
11
Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strenght), adalah nilai yang
paling sering dituliskan sebagai hasil suatu uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilai tersebut
kurang bersifat mendasar dalam kaitannya dengan kekuatan material. Untuk logam ulet,
kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban lmaksimum, diman logam dapat menahan
beban sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas. Pada tegangan yang lebih komplek,
kaitan nilai tersebut dengan kekuatan logam, kecil sekali kegunaannya. Kecenderungan yang
banyak ditemui adalah, mendasarkan rancangan statis logam ulet pada kekuatan luluhnya.
Tetapi karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik untuk menentukan
kekuatan bahan, maka metode ini lebih banyak dipakai.
Kekuatan tarik adalah besarnya beban maksimum dibagi dengan luas penampang lintang
awal benda uji.
u = P maks / Ao 4
Korelasi emperis yang diperluas antar kekuatan tarik dengan sifat mekanik lainnya
seperti kekerasan dan kekuatan lelah, sering dipergunakan. Hubungan tersebut hanya terbatas
pada hasil penelitian beberapa jenis material.
12
Kekuatan Luluh
Kekuatan luluh menyatakan besarnya tegangan yang dibutuhkan tegangan yang dibutuhkan
untuk berdeformasi plastis material. Pengukuran besarnya tegangan pada saat mulai terjadi
deformasi plastis atau batas luluh, tergantung pada kepekaan pengukuran regangan. Sebagian
besar material mengalami perubahan sifat dari elastis menjadi plastis, yang berlangsung
sedikit demi sedikit dan titik saat deformasi plastis mulai terjadi, sukar ditentukan secara
teliti. Sehingga kekuatan luluh sering dinyatakan sebagai kekuatan luluh offset, yaitu
besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis
yang ditetapkan (regangan offset). Kekuatan luluh offset ditentukan tegangan pada
perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis sejajar dengan kemiringan kurva
pada regangan tertentu. Di Amerika Serikat regangan offset ditentukan sebesar 0,2 atau 0,1 %
( e = 0,002 atau 0,001 mm/mm)
y = P(offset) / Ao . 5
Gambar 8 : Kurva tegangan regangan yang mengindikasikan kriteria luluh
Beberapa bahan pada dasarnya tidakmempunyai bagian linear pada kurva teganganregangan, misalnya tembaga lunak atau besi cor kelabu. Untuk bahan-bahan tersebut, metode
offset tidak dapat digunakan dan untuk pemakaian praktis, kekuatan luluh didiefinisikan
sebagai tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan regangan total tertentu, misalnya e =
0,5 %.
Keuletan (e)
Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu bahan, yang secara umum
pengukurannya dilakukan untuk memenuhi tiga kepentingan, yaitu:
13
Menyatakan besarnya deformasi yang mampu dialami suatu material, tanpa terjadi patah.
Hal ini penting untuk proses pembentukan logam, seperti pengerolan dan ekstruksi.
Menunjukkan kemampuan logam untuk mengalir secara plastis sebelum patah.Keuletan
logam yang tinggi menunjukkan kemungkinan yang besar untuk berdeformasi secara lokal
tanpa terjadi perpatahan.
Sebagai petunjuk adanya perubahan kondisi pengolahan.
Ukuran keuletan dapat digunakan untuk memperkirakan kualitas suatu bahan, walaupun tidak
ada hubungan langsung antara keuletan dengan perilaku dalam pemakaian bahan.
Cara untuk menentukan keuletan yang diperoleh dari uji tarik adalah regangan teknis
pada saat patah (ef), yang biasa disebut perpanjangan dan pengukuran luas penampang pada
patahan (q). Kedua sifat ini didapat setelah terjadi patah, dengan cara menaruh benda uji
kembali, kemudian diukur panjang akhir benda uji (Lf) dan diameter pada patahan (Df),
untuk menghitung luas penampang patahan (Af).
ef = ( Lf Lo ) / Lo .. 6
q = ( Ao Af ) / Ao . 7
Baik perpanjangan maupun pengurangan luas penampang, biasanya dinyatakan dalam
persentase. Karena cukup besar bagian deformasi plastis yang akan terkonsentrasi pada
daerah penyempitan setempat, maka harga ef akan bergantung pada panjang ukur awal (Lo).
Makin kecil panjang ukur, makin besar pengaruhnya pada perpanjangan keseluruhan. Oleh
karena itu bila diberikan harga persentase perpanjangan, maka panjang ukur Lo akan selalu
disertakan.
Modulus Elastisitas ( E )
14
Gradien bagian linear awal kurva tegangan-regangan adalah modulus elastisitas atau modulus
Young. Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu bahan. Makin besar modulus
elastisitas makin kecil regangan elastis yang dihasilkan akibat pemberian tegangan.
Modulus elastisitas dirumuskan seperti persamaan 8.
/ e . 8E =
Modulus elastisitas biasanya diukur pada temperatur tinggi dengan metode dinamik.
Kelentingan (Resilience)
Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi pada waktu
berdeformasi secara elastis dan kembali kebentuk awal apabila bebannya dihilangkan.
Kelentingan biasa dinyatakan sebagai modulus kelentingan, yaitu energi regangan tiap satuan
volume yang dibutuhkan untuk menekan bahan dari tegangan nol hingga tegangan luluh.
Modulus kelentingan (Resilience Mudulus) dapat dicari dengan menggunakan persamaan 9
o2 / 2E 9UR =
Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan adalah jumlah energi yang diserap material sampai terjadi patah, yang
dinyatakan dalam Joule. Energi yang diserap digunakan untuk berdeformasi, mengikuti arah
pembebanan yang dialami. Pada umumnya ketangguahan menggunakan konsep yang sukar
dibuktikan atau didefinisikan..Terdapat beberapa pendekatan matematik untuk menentukan
luas daerah dibawah kurva tegangan-regangan.
Untuk logam-logam ulet mempunyai kurva yang dapat didekati dengan persamaanpersamaan berikut:
15
u .ef .. 10 UT
u ) ef / 2 . 11o + ( UT
u ) ef .. 12 2/3 ( UT
16
BAB IV
KESIMPULAN
Setelah melakukan obserfasi pustaka di berbagai sumber, maka dapat disimpulkan bahwa
dasar Ilmu Bahan Konstruksi Teknik Kimia adalah mencakup sebagai berikut :
1. Untuk merancang keperluan industry diperlukan pemahaman ilmu tentang bahan yang
cukup, agar penggunaan alat dapat maksimal, efektif, dan berdaya tahan tinggi.
2. Sifat sifat material dapat diketahui melalui uji material. Dan hasil pengujian dapat
dijadikan landasan perancangan alat, berdasarkan sifat sifatnya.
3. Beberapa material dapat berdeformasi, dan dapat kembali seperti semula (deformasi
elastis) dan tidak dapat kembali (deformasi plastic).
4. Berdasarkan sifat keelektrikan bahan, maka bahan dibagi menjadi 3, yaitu konduktif,
insulatif dan statik desipatif
17
A. LATAR BELAKANG
Pada jurusan Teknik Kimia salah satu materi kuliah yang dipelajari adalah BKTK
(bahan kostruksi teknik kimia). Dalam materi kuliah ini mempelajari korosi dan semen.
Seperti kita ketahui bawasannya dalam pembanguan tidak akan terlepas dari yang kita sebut
sebagai korosi dan semen.
Sebagian besar orang mengartikan korosi sebagai karat. Sebenarnya, karat adalah
salah satu jenis korosi yang dikhususkan untuk bahan logam, sangat lazim terjadi terutama
pada besi. Berbagai jenis logam banyak kita gunakan untuk berbagai peralatan sehingga
korosi sama dengan penurunan mutu dari peralatan logam tersebut. Peristiwa korosi juga bisa
dikatakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan
adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda
negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda).
Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun
bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa
Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Meski sempat
populer di zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang.
Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep
ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang materi ini maka akan dibahas mengenai berbagai hal
yang berkaitan dengan korosi dan semen. Pada materi pertama yaitu korosi akan dibahas
18
19
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KOROSI
A. Pengertian Korosi
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan. Contoh korosi yang
paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia
karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah.
Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya.
Contohnya, bijih mineral logam besi di alam bebas ada dalam bentuk senyawa besi oksida
atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang digunakan untuk
pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan
lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor, seperti ada atau tidaknya
lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi beda potensial terhadap elektroda
lainnya yang akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida
B. Proses Terjadinya Korosi
Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan bahan logam
yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang
kontak langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum, yaitu
20
kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi
menimbulkan banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam menjadi ion dengan
melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengkonsumsi
electron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya merupakan reduksi ion
hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi logam besi dalam
udara lembab, misalnya proses reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
21
Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena lambatnya gerak ion ini
sehingga sulit berhubungan dengan oksigen udara luar, tambahan pula ion ini segera
ditangkap oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk senyawa kompleks stabil
biru. Lingkungan basa tersedia karena kompleks kalium heksasianoferat (III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab lapisan senyawa
besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara maupun
air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif ketimbang
besi, namun proses korosi lanjut menjadi terhambatkarena hasil oksidasi Al2O3, yang
melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak
dengan udara luar.
22
logam yang mengalami korosi adalah reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut
kelingkungannya menjadi ion-ion dengan melepaskan elektron pada logam tersebut.
Sedangkan dari katoda terjadi reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam dan
menangkap elektron- elektron yang tertinggal pada logam.
Dampak yang ditimbulkan korosi sungguh luar biasa. Berdasarkan pengalaman
pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika Serikat mengalokasikan biaya pengendalian korosi
sebesar 80 hingga 126 milyar dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya
yang ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah. Nilai
tersebut memberi gambaran kepada kita betapa besarnya dampak yang ditimbulkan korosi
dan nilai ini semakin meningkat setiap tahunnya karena belum terlaksananya pengendalian
korosi secara baik bidang indusri. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian
langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa terjadinya
kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak
langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang
rusak akibat korosi, terjadinya kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer,
tanki bahan bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya
produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi
perpindahan panasnya, dan lain sebagainya.
23
Jembatan Kukar
Gedung Runtuh
24
25
Qantas berlubang
26
Tangki roboh
D. Bentuk-Bentuk Korosi
Bentuk-bentuk korosi dapat berupa korosi merata, korosi galvanik, korosi
sumuran, korosi celah, korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik
(corrosion fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced
hydrogen), korosi intergranular, selective leaching, dan korosi erosi.
1. Korosi merata
Korosi merata adalah korosi yang terjadi secara serentak diseluruh permukaan
logam, oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi pengurangan
dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Kerugian langsung akibat korosi merata berupa
kehilangan material konstruksi, keselamatan kerja dan pencemaran lingkungan akibat produk
korosi dalam bentuk senyawa yang mencemarkan lingkungan. Sedangkan kerugian tidak
langsung, antara lain berupa penurunan kapasitas dan peningkatan biaya perawatan
(preventive maintenance).
2. Korosi galvanik
Korosi galvanik terjadi apabila dua logam yang tidak sama dihubungkan dan
berada di lingkungan korosif. Salah satu dari logam tersebut akan mengalami korosi,
sementara logam lainnya akan terlindung dari serangan korosi. Logam yang mengalami
korosi adalah logam yang memiliki potensial yang lebih rendah dan logam yang tidak
mengalami korosi adalah logam yang memiliki potensial lebih tinggi.
3. Korosi sumuran
Korosi sumuran adalah korosi lokal yang terjadi pada permukaan yang terbuka
akibat pecahnya lapisan pasif. Terjadinya korosi sumuran ini diawali dengan pembentukan
lapisan pasif dipermukaannya, pada antarmuka lapisan pasif dan elektrolit terjadi penurunan
pH, sehingga terjadi pelarutan lapisan pasif secara perlahan-lahan dan menyebabkan lapisan
27
pasif pecah sehingga terjadi korosi sumuran. Korosi sumuran ini sangat berbahaya karena
lokasi terjadinya sangat kecil tetapi dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan atau
struktur patah mendadak.
4. Korosi celah
Korosi celah adalah korosi lokal yang terjadi pada celah diantara dua komponen.
Mekanisme terjadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi korosi merata diluar dan
didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen
(O2) di dalam celah habis, sedangkan oksigen (O2) diluar celah masih banyak, akibatnya
permukaan logam yang berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan
logam yang didalam celah menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi.
5. Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique
cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen)
Korosi retak tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion
fatique cracking) dan korosi akibat pengaruh hidogen (corrosion induced hydrogen) adalah
bentuk korosi dimana material mengalami keretakan akibat pengaruh lingkungannya. Korosi
retak tegang terjadi pada paduan logam yang mengalami tegangan tarik statis dilingkungan
tertentu, seperti : baja tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga
rentan dilarutan amonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Korosi retak fatk terjadi
akibat tegangan berulang dilingkungan korosif. Sedangkan korosi akibat pengaruh hidogen
terjadi karena berlangsungnya difusi hidrogen kedalam kisi paduan.
6. Korosi intergranular
Korosi intergranular adalah bentuk korosi yang terjadi pada paduan logam akibat
terjadinya reaksi antar unsur logam tersebut di batas butirnya. Seperti yang terjadi pada baja
tahan karat austenitik apabila diberi perlakuan panas. Pada temperatur 425 815oC karbida
krom (Cr23C6) akan mengendap di batas butir. Dengan kandungan krom dibawah 10 %,
28
didaerah pengendapan tersebut akan mengalami korosi dan menurunkan kekuatan baja tahan
karat tersebut.
7. Selective leaching
Selective leaching adalah korosi yang terjadi pada paduan logam karena pelarutan
salah satu unsur paduan yang lebih aktif, seperti yang biasa terjadi pada paduan tembagaseng. Mekanisme terjadinya korosi selective leaching diawali dengan terjadi pelarutan total
terhadap semua unsur. Salah satu unsur pemadu yang potensialnya lebih tinggi akan
terdeposisi, sedangkan unsur yang potensialnya lebih rendah akan larut ke elektrolit.
Akibatnya terjadi keropos pada logam paduan tersebut. Contoh lain selective leaching terjadi
pada besi tuang kelabu yang digunakan sebagai pipa pembakaran. Berkurangnya besi dalam
paduan besi tuang akan menyebabkan paduan tersebut menjadi porous dan lemah, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya pecah pada pipa.
oksigen atau lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan
klorin dan oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme.
Bakteri ini tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal,
pelabuhan, daerah air tenang tergantung pada lingkungannya.
Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya
kadar H2S atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai
fermenter menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat,
29
hidrogen dan CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi
hidrogen.
2.
sulfit atau sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik
dan nilai pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan
menyebabkan drainase tambang menjadi asam.
3.
dengan bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan
Hemispherikal berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi
ditemukan di lingkungan dengan filamen yang panjang.
F.
Masalah-masalah di lapangan
Banyak sekali di dunia industri dan fasilitas umum terjadi proses korosi
disebabkan oleh fenomena biokorosi akibat adanya bakteri. Kasus-kasus tersebut yaitu :
1.
menggunakan pipa-pipa gas yang dilapis denganpolyethy lene (APL 5L X-65). Selama
instalasi, pipa dilas tiap 12 meter dan diproteksi denganim pr es s ed current proteksi katodik
dengan potensial proteksi 850 mV (vs saturated Cu/CuSO4). Kemudian beberapa tahun
dicek kondisi lapis lindung maupun korosi aktif menggunakan pengujian potensial gardien5,
hasilnya berupa letak-letak coating defect di sepanjang pipa. Kegagalan selanjutnya yaitu
adanya disbonded coating area di permukaan pipa yang disebabkan adanya arus proteksi
katodik yang berlebihan terekspos. Coating defect dan daerah disbonded coating sangat baik
30
untuk perkembangan mikroba anaerob. Pada disbonded coating area terjadi korosi local
(pitting), lubang pit berbentuk hemisspherikal dalam tiap-tiap kelompok.
2.
masalah cukup sulit dimana debit air alat system penyemprot turun walau tekanan cukup
besar, setelah diselidiki maka di dalam alat penyemprot terjadi suatu korosi yang disebabkan
oleh aktifitas mikroba dipermukaan dinding bagian dalam yang terbuat dari baja karbon dan
tembaga saat beberapa bulan pembelian.
Hal ini disebabkan adanya biodeposit (turbucle) yang tumbuh di di dinding
bagian dalam, kemudian di dalam biodeposit tersebut terjadi aktifitas degradasi lokal berupa
korosi pitting sehingga mengurangi tebal pipa dan aktifitas ini menghasilkan senyawa H2S di
lubang pit yang mengakibatkan keadaan asam dan mempercepat kelarutan logam.
31
H. Pencegahan korosi
Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut :
1.
peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat,
oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan
logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar
kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.
2.
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya
32
sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan
mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain
(sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya
masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah
lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan
diganti.
1.
19%Cr, 9%Ni).
2.
Pengecatan.
Jembatan, pagar, dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara
dan air. Cat yang mengandung timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya
melindungi besi terhadap korosi.
5. Pelumuran dengan Oli atau Gemuk.
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak
dengan air.
6. Pembalutan dengan Plastik.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan air.
7 Tin Plating (pelapisan dengan timah).
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara elektrolisis, yang disebuttin plating. Timah tergolong logam yang tahan
karat. Akan tetapi, lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat).
Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi besi lebih
33
negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk
suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian, timah mendorong korosi
besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan, sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
8. Galvanisasi (pelapisan dengan Zink).
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan
timah, zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi
karena suatu mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi
besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel
elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang
mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi,
sehingga tahan karat.
9. Cromium Plating (pelapisan dengan kromium).
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan pelindung
yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan
elektrolisis. Sama seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan
kromium itu ada yang rusak.
10. Sacrificial Protection (pengorbanan anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada
besi. Jika logam magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat
tetapi besi tidak. Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah
atau badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
34
SEMEN
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun
bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa
Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Meski sempat
populer di zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang.
Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep
ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.
1. Sejarah
Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu
kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa
hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan
fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di
Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan
aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan
kuno yang dijumpai di Pulau Buton
35
Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak
zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini
awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan
di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas
dinamai pozzuolana.
36
(alumina) serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu
tinggi sampai terbentuk campuran baru.
Selama proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung zat
besi. Nah, agar tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk gips dan dihaluskan hingga
berbentuk partikel-partikel kecil mirip bedak.
37
terhadap suhu tinggi. Ada juga semen yang cocok buat mengecor karena campurannya bisa
mengisi pori-pori bagian yang hendak diperkuat.
Kandungan kimia
Trikalsium silikat
Dikalsium silikat
Trikalsium aluminat
Tetrakalsium aluminofe
Gipsum
1. Produksi semen
Langkah utama proses produksi semen
1. Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen: yang pertama
adalah yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous materials)
seperti batu gamping, kapur, dll., dan yang kedua adalah yang kaya akan silika atau material
mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat
dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
2. Penghancuran
3. Pencampuran Awal
38
39
Jenis semen
No.SNI
SNI 15-0129-2004
Nama
Semen portland putih
Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement
SNI 15-0302-2004
(PPC)
SNI 15-2049-2004
SNI 15-3500-2004
SNI 15-3758-2004
Semen masonry
SNI 15-7064-2004
40
sulfat 0, 0% 0, 10 % dan dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman, gedunggedung bertingkat, perkerasan jalan, struktur rel, dan lain-lain
41
struktur betonnya maksimal K 225. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan
genteng beton, hollow brick, Paving Block, tegel dan bahan bangunan lainnya.
42
Ekspor(dalam ton)
1990
13.762.000
2.516.000
1991
15.513.000
1.041.000
1992
15.801.000
2.570.000
1993
17.804.000
1.409.000
1994
21.527.000
536.000
1995
23.979.000
154.000
1996
25.374.000
330.000
1997
27.940.000
801.000
1998
19.243.000
4.420.000
1999
18.769.000
5.108.000
2000
22.290.000
4.903.000
2001
25.530.000
5.750.000
2002
27.180.000
4.183.000
2003
27.528.000
3.073.000
2004
30.069.000
2.946.000
2005
31.433.000
3.289.000
2009
38.400.000[1]
2010
41.500.000[2]*
3.000.000[3]
43
2.000.000[5]
2011
45.000.000
[4]
*
48.150.000[6]*
2012
Sumber:
Untuk
tahun
1991
sampai
2005
dari
Departemen
44
jalan tol yang, properti, serta perumahan yang terus semakin marak. Di beberapa wilayah
lainnya juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, seperti di Sumatera 14%,
Kalimantan 17%, Sulawesi 16%, serta Bali-Nusa Tenggara 19%. Sementara itu untuk
wilayah yang masih mengalami penurunan hanya terjadi di Papua yaitu sekitar 29%, hal
disebabkan karena masih sering terkendalanya angkutan semen ke beberapa pasar yang ada di
sana akibat dari kurangnya sarana dan prasarana transportasi baik darat maupun laut,
sehingga distribusi semen sering terhambat.
Berdasarkan beberapa data serta informasi yang ada, tidak menutup kemungkinan
bahwa pada tahun 2012 ini yang baru berjalan beberapa hari, pertumbuhan semen masih akan
mengalami peningkatan walaupun tidak sebesar peningkatan tahun 2011. Dengan melihat
serta mencermati berbagai indikator yang menyebabkan penguatan permintaan semen masih
terus berlangsung, salah satunya adalah program MP3EI yang dicanangkan oleh Pemerintah
dengan percepatan pembangunan infrastrukturnya, maka sangat dimungkinkan bahwa
pertumbuhan antara 8% hingga 10% masih dapat tercapai pada tahun 2012 ini dengan
kesiapan dan kemampuan dari industri semen di Indonesia untuk mendukung program
tersebut.
Pada 2012, volume penjualan semen bisa meningkat menjadi 52 juta ton dari 48
juta ton pada tahun sebelumnya atau kenaikan sekitar 10% meskipun akan dipengaruhi oleh
dampak krisis ekonomi di Eropa, yang mana krisis di kawasan euro itu bisa mempengaruhi
aras investasi yang berhubungan erat dengan proyek properti dan infrastruktur. Namun,
ancaman krisis tersebut bisa dikompensasi oleh kenaikan konsumsi semen yang didorong
oleh proyek masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3E1)
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Panggah Susanto
juga memperkirakan penjualan semen pada 2012 bisa meningkat setara dengan pertumbuhan
45
ekonomi. "Kalau pertumbuhan ekonomi 6,7%, seharusnya konsumsi semen bisa sampai 10%,
bergantung pada sektor mana yang didorong," ujarnya.
Kenaikan permintaan semen, akan dipacu oleh peningkatan kapasitas produksi
industri semen nasional seiring dengan realisasi investasi pembangunan pabrik baru. Pada
2012, PT Semen Tonasa dan PT Semen Gresik akan, menambah kapasitas produksi,
sementara pabrik milik PT Lafarge Indonesia di Nanggroe Aceh Darussalam diperkirakan
segera beroperasi penuh. Selain itu, tuturnya, akan ada penambahan kapasitas melalui
investasi badan usaha milik negara dari China, yakni China Anhui Conch Company Ltd, di
Kalimantan Selatan yang saat inimasih terkendala masalah lahan. Grup Semen Gresik juga
dikabarkan akan membangun pabrik semen di Kalimantan Timur pada 2012.
Data Kemenperin menunjukkan kapasitas terpasang sembilan perusahaan semen
domestik pada 2012 mencapai 56,8 juta ton. Semen Gresik Grup, yang terdiri dari PT Semen
Gresik, PT Semen Tonasa dan PT Semen Padang, merupakan produsen terbesar dengan
kapasitas terpasang 26,1 juta ton per tahun. Dua produsen besar lain adalah PT Indocement
Tunggal Perkasa Tbk yang berkapasitas produksi 21,1 juta ton per tahun dan PT Holcim
Indonesia Tbk yang mampu memproduksi hingga 8,7 juta ton per tahun.
A. Proyeksi Kebutuhan Pabrik Semen
Sebagai komoditas strategis, semen sudah dianggap sebagai kebutuhan pokok
pembangunan manusia modern, sehingga menjadi sesuatu yang mutlak. Namun belakangan
muncul kekhawatiran kelangkaan pada tahun-tahun mendatang. Saat ini kapasitas produksi
terpasang industri semen nasional sekitar 60,6 juta ton per tahun, dengan tingkat konsumsi 53
juta ton. Masih surplus, namun dengan tingkat pertumbuhan konsumsi sekitar 6% persen per
tahun, dan peningkatan pembangunan infrastruktur, prediksi ada kelangkaan pada 5 tahun
mendatang masing dapat diatasi.
46
47
48
49
50
yang sebagian besar berasal dari Vietnam dengan peningkatan kapasitas produksi sebesar
32,1 juta ton. Dengan demikian Vietnam menjadi negara yang memiliki kapasitas produksi
terbesar (63,8 juta ton) di Asia Tenggara mengungguli Thailand (56,6 juta ton) dan Indonesia
yang berkapasitas 46,5 juta ton Kecuali Indonesia dan Vietnam, negara-negara ASEAN
lainnya diperkirakan belum akan meningkatkan kapasitas produksinya mengingat surplus
produksi masih cukup banyak sampai 5-6 tahun mendatang. Tabel di bawah memperlihatkan
posisi industri semen ASEAN pada tahun 2010 dan perkiraannya pada tahun 2014.
Dari table di bawah terlihat bahwa kapasitas produksi pada tahun 2014
diperkirakan akan meningkat 35 juta ton atau 15% selama 3 tahun mendatang. Sedangkan
konsumsi semen dometiknya diperkirakan kan meningkat sekitar 45 juta ton atau sekitar 10%
per tahun Pertumbuhan konsumsi semen di ASEAN yang sekitar 10% per tahun sesuai
dengan perkiraan perekonomian ASEAN akan tumbuh sangat signifikan. Ekspor akan
dipertahankan pada sekitar 20 juta ton pertahun mengingat surplus produksi masih cukup
banyak dan pertumbuhan ekonomi Negara-negara ini belum mendukung percepatan
pertumbuhan konsumsi semen domestic. Impor semen dan klinker diperkirakan akan
menurun menjadi setengahnya mengingat Vitenam akan menghentikan impor dan Indonesia
tidak lagi memerlukan impor semen dari Lafarge Malaysia karena PT Semen Andalas akan
menyelesaikan renovasinya pada tahun 2011.
F. Kapasitas Produksi
Hanya Vietnam dan Indonesia yang akan meningkatkan kapasitas produksi
produksi empat tahun mendatang, Vietnam meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 90
juta pada tahun 2014 dari kapasitas produksi saat ini sebesar 65,7juta ton. Sedangkan
Indonesia akan meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 62,5 juta pada tahun 2014 dari
kapasitas produksi saat ini sebesar 53,0juta ton. Sementara itu Negara-negara ASEAN
lainnya belum memperlihatkan adanya rencana peningkatan kapasitas produksinya dalam 4
51
tahun mendatang. Hal ini dapat dimengerti mengingat surplus produksi negara-negara ini
masih cukup besar. Bahkan Thailand berencana melaksanakan ekspansinya dinegara tetangga
Myanmar dan Laos dan juga Vietnam serta Indonesia, mengingat potensi kebutuhan
semennya yang terus meningkat dan pemanfaatan kapasitas produksi yang ada sudah
maksimal. Tabel di bawah memperlihatkan .
G. Produksi Semen
Produksi semen Thailand yang mencapai 30juta ton pada tahun 1996 menurun
menjadi 33,4 juta ton sampai tahun 2006, masih pada posisi teratas. Sedangkan Indonesia
sejak 2006 mulai tergeser oleh Vietnam pada posisi ketiga dengan produksi 33.0 juta ton.
Pada tahun ini Vietnam produksi semennya mencapai 32,6 juta ton meningkat 22 juta selama
10 tahun terakhir. Malaysia yang produksi semennya mencapai 19,7 juta pada tahun yang
sama pada posisi keempat.. Philippines yang produksinya pernah mencapai 14,5juta ton pada
tahun 1997, tahun 2006 hanya mencapai 12 juta ton. Kondisi perekonomian khususnya
kegiatan di sektor konstruksi yang menunjukkan penurunan di Thailand, Malaysia dan
Philippines telah menyebabkan penurunan produksi semennya. Penutupan pabrik-pabrik
penggilingan semen di Singapura yang diganti dengan pembangunan terminal-terminal
semen telah menyebabkan produksi semennya menurun drastis dari 4juta ton tahun 1995
menjadi hanya 150.000 ton pada tahun 2006. Sebagian besar kebutuhan semen dilaksanakan
melalui terminal-terminal semen yang kapasitasnya di atas 8 juta ton per tahun. Hal ini
dilakukan sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah setempat untuk mengurangi polusi dari
pembongkaran klinker impor dan proses penggilingan semennya.
H. Konsumsi
Konsumsi semen Thailand yang pernah mencapai 38 juta ton sejak tahun 1996
menurun menjadi 25,1 juta juta ton pada tahun 2010, sedangkan Indonesia yang berada pada
52
posisi kedua sejak 1994 telah menyusul menjadi negara konsumen semen terbesar di ASEAN
sampai tahun 2005 dengan konsumsi semen 31,5 juta ton. Sejak tahun 2006 Vietnam
menggantikan Indonesia sebagai konsumen terbesar di ASEAN dimana konsumsinya
mencapai 32,5 juta ton sedangkan konsumsi semen Indonesia pada tahun tersebut mencapai
32 juta ton. Tahun 2010 sampai empat tahun mendatang Vietnam akan tetap berada sebagai
Negara dengan konsumsi semen terbesar di ASEAN. Malaysia yang konsumsi semennya
pada tahun 2006 mencapai 15,7 juta ton telah melampui konsumsi semen Pilippines yang
terus menurun pada tahun 2006 mencapai 11,7 juta ton. Tahun 2010 sampai 2014 mendatang
konsumsi semen di Malaysia akan tetap berada di atas Filipina. Konsumsi semen di
Singapura yang pada periode sebelum krisis pernah mencapai 6juta ton, tahun 2006 kurang
dari 3 juta ton. Tahun 2011 diperkirakan naik mencapai 4,5juta ton sebelum turun kembali
sekitar 4 juta ton. Negara-negara Asean lainnya secara keseluruhan konsumsi semennya
diperkirakan mencapai 4 jutaan ton pada tahun 2014.
I. Ekspor
Ekspor semen (termasuk klinker) dari ASEAN mengalami perkembangan yang
luar biasa, terutama dari Thailand dan Indonesia. Thailand menjadi eksportir terbesar di dunia
sejak tahun 2000 dan meskipun ekspornya masih bertahan pada tingkat 14,7 juta ton pada
tahun 2006 posisinya telah tergeser oleh China yang pada tahun 2006 diperkirakan di atas 20
juta ton. Indonesia menduduki posisi eksportir terbesar nomor dua di dunia pada periode
1999 sampai dengan 2001. Tahun-tahun berikutnya Indonesia hanya menduduki tempat
keempat sebagai eksportir terbesar didunia sesudah Jepang dan Turki. Dua negara eksportir
semen dari ASEAN lainnya adalah Malaysia dan Philipina yang mengekspor sekitar satu
sampai dua setengah juta ton. Ekspor semen dari ASEAN yang cukup besar ini disebabkan
oleh melemahnya konsumsi semen setempat sehingga surplus produksi produksi yang ada di
wilayah ini masih sangat besar. Tahun 2010 ekspor semen dari negara-negara ASEAN masih
53
sekitar 20 juta ton dengan perincian 8,8 juta ton berupa klinker dan 11,3juta ton semen.
Tahun 2014 jumlah ekspor diperkirakan akan sama sekitar 20juta ton hanya porsi semennya
meningkat menjadi sekitar 11,3 juta ton sedangkan klinkernya hanya 8,5juta ton.
J. Impor Semen dan Klinker
Dari sisi impor semen (termasuk klinker), tidak terlihat pola yang umum.
Vietnam sampai tahun 2010 merupakan importir kedua terbesar di ASEAN dengan impor
klinkernya sebesar 2,1 juta ton. Singapura akan tetap menjadi importir semen yang terbesar
dengan impor semen dan klinker sebesar 4,5juta ton pada tahun 2010. Posisi ini akan
bertahan sampai empat tahun kedepan karena negara ini hanya memiliki satu grinding plant
yang juga akan ditutup dalam waktu dekat. . Malaysia masih mengimpor terutama klinker
yang pada tahun 2010 berjumlah sekitar 1,6 juta ton mengingat dibagian Serawak dan Sabah,
negara bagian ini hanya memiliki grinding plant.
Dengan adanya krisis finansial yang melanda Eropa dan Amerika Serikat,
Persemenan ASEAN akan kembali bergairah dengan adanya pembangunan infrastrukutur
besar-besaran di belahan Asia Timur dan Selatan.Dari sektor industri semen, Indonesia masih
beruntung karena pertumbuhan konsumsi semen terus meningkat bahkan bersama Vietnam
menjadi nomor satu di ASEAN sampai 2014. Singapura yang telah melewati krisis terlebih
dahulu karena pondasi ekonominya kuat, kemudian disusul Malaysia dan Thailand. Vietnam
yang sedikit sekali terkena dampak krisis ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi khususnya
industri semen Vietnam sangat mengesankan. Selama sepuluh tahun terakhir menjadikan
Vietnam menjadi Negara terkemuka di ASEAN mengungguli Thailand dan Indonesia..
K. Pabrik semen di Indonesia
1. Holcim Indonesia
54
Holcim dikenal sebagai pelopor dan inovator di sektor industri semen yang
tercatat sebagai sektor yang tumbuh pesat seiring pertumbuhan pasar perumahan, bangunan
umum dan infrastruktur. Satu-satunya produsen yang menyediakan produk dan layanan
terintegrasi yang meliputi 10 jenis semen, beton dan agregat. Kini tengah dikembangkan
usaha waralaba yang unik, yakni Solusi Rumah, yang menawarkan solusi perbaikan dan
pembangunan rumah dengan biaya terjangkau dengan dukungan lebih dari 14.700 ahli
bangunan binaan Holcim, waralaba yang hingga 2012 telah mencapai 433 gerai, dan staf
penjualan via telepon yang jumlahnya terus bertambah.
Produk Holcim dijual di lebih dari 9.000 toko bangunan di seluruh Indonesia.
Holcim Beton adalah perusahaan yang pertama memasarkan SpeedCrete, produk beton
cepat kering untuk membantu menghemat waktu perbaikan jalan dan proyek pembangunan,
sementara layanan pemesanan via telepon MiniMix memudahkan konsumen mendapatkan
produk beton jadi pada hari yang sama. Holcim pula perusahaan pertama yang
mengembangkan fasilitas batching plant keliling.
Seminar yang Holcim selenggarakan untuk kalangan industri seputar prosedur
pengecoran beton skala besar untuk pendirian pondasi gedung tinggi merupakan yang
pertama di sini. Holcim mempelopori pembangunan Akademi Holcim yang merupakan pusat
55
UNFCCC dengan memanfaatkan biomassa dalam proses produksi semen karena langkah ini
dapat mengurangi emisi CO2 yang muncul dalam proses pembusukan jika limbah pertanian
tersebut dibiarkan begitu saja.
Pada tahun 2012 pabrik semen di Cilacap menjadi salah satu dari sedikit badan
usaha di Indonesia yang berhasil meraih penghargaan PROPER Emas dari Kementerian
Negara Lingkungan Hidup penghargaan tertinggi di bidang manajemen limbah dan
lingkungan hidup di Indonesia, yang dicapai untuk ketiga kalinya. Pabrik di Narogong
berhasil memperoleh peringkat PROPER Hijau untuk kedua kalinya berturut-turut.
56
Pada tahun yang sama, memperoleh penghargaan Industri Hijau untuk yang
ketiga kalinya. Dan juga merupakan perusahaan satu-satunya yang menerima penghargaan
Ozon sebagai pengakuan atas kegiatan yang berkelanjutan dalam memusnahkan bahan
perusak ozon dengan aman.
Kegiatan CSR Holcim mendapat penghargaan CSR Awards dari Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah serta pemerintah daerah.
2. PT Indocement Tunggal Prakarsa (Semen Tigaroda)
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (IDX: INTP) adalah salah satu produsen
semen di Indonesia. Indocement merupakan produsen terbesar kedua di Indonesia.
Perusahaan ini didirikan tahun 1985 yang merupakan hasil penggabungan enam perusahaan
yang menghasilkan sebuah perusahaan semen dengan delapan pabrik sejak 1975. Produksi
semen Indocement dapat mencapai total sekitar 16,5 juta ton per tahun. Indocement memiliki
12 buah pabrik, sembilan diantaranya berada di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dua berada di Cirebon, Jawa Barat dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Produk utama Indocement adalah semen tipe Ordinary Portland Cement
disingkat OPC dan Pozzolan Portland Cement disingkat PPC yang kemudian digantikan oleh
Portland Composite Cement disingkat PCC sejak 2005. Indocement juga memproduksi
semen jenis lain misalnya Portland Cement Type II dan Type V serta Oil Well Cement.
Indocement juga merupakan satu-satunya produsen semen jenis Semen Putih (White Cement)
di Indonesia.
57
PT Semen Baturaja (Perssero) didirikan pada tanggal 14 November 1974 oleh PT.
Semen Gresik dengan saham 45% dan PT. Semen padang 55%. Pada tanggal 9 November
1979 status Perusahaan berubah dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi
Persero dengan komposisi saham Pemerintah Republik Indonesia 88%, PT. Semen Padang
7% dan PT. Semen Gresik 5%. Sejak tahun 1991 diambil alih secara keseluruhan oleh
Pemerintah Republik Indonesia.
Produksi yang di hasilkan oleh PT Semen Baturaja (Persero) adalah Semen
Portland Type I dan Semen Portland Komposit (SPK) dengan lokasi pabrik di Baturaja,
Palembang dan Panjang. Pusat Produksi terletak di Baturaja yaitu Produksi Terak. Sedangkan
proses penggilingan dan pengantongan semen selain dilaksanakan di Pabrik Palembang dan
panjang yang selanjutnya siap untuk didistribusikan ke daerah-daerah pemasaran.
Untuk penyempurnaan peralatan yang sudah ada dalam rangka pencapaian
kapasitas tepasang yaitu sebesar 500.000 ton semen per tahun, sekaligus persiapan untuk
meningkatkan kapasitas terpasang PT Semen Baturaja (Persero) melaksanakan Proyek
Optimalisasi I
(OPT l). proyek ini dimulai tahun 1992 dan selesai tahun 1994 dengan
58
Sebagai tindak lanjut proyek OPT I, pada tahun 1996 Perseroan melaksanakan
Proyek Optimalisasi ll (OPT ll), untuk meningkatkan kapasitas menjadi sebesar 1.250.000 ton
semen per tahun. Proyek OPT ll selesi tahun 2001 dan telah berproduksi sampai dengan
sekarang. Bahan baku produksi berupa Batu Kapur dan Tanah Liat diperoleh dari
pertambangan Batu Kapur dan Tanah Liat milik Perseroan yang berlokasi hanya 1,2 km dari
pabrik di Baturaja. Sedangkan bahan baku pendukung seperti Pasir Silika diperoleh dari
tambang rakyat disekitar Baturaja, Pasir Besi diperoleh dari tambang rakyat di provinsi
Lampung, gypsum dibeli dari Petro Kimia Gresik dan impor dari Thailand, sedangkan
kantong semen
59
para distributor di wajibkan untuk menyediakan jaminan dalam bentuk bank garasi dan/atau
bentuk jaminan lainnya.
Keberadaan PT Semen Baturaja (Persero) banyak memberikanj manfaat baik
langsung maupun tidak langsung, berupa pajak dan retribusi kepada Pemerintah Pusat dan
Daerah, dividen kepada Pemegang Saham, kesempatan kerja maupun dalam bentuk
Kemitraan dan Bina Lingkugan bagi masyarakat sekitar pabrik.
4. PT Semen Padang (Semen Padang)
60
61
Grup Semen merupakan salah satu unit usaha terdepan yang dimiliki oleh
Bosowa. Grup ini melakukan aktifitas usaha sangat terpadu, yakni mulai dari proses
penggunaan bahan baku, produksi semen, hingga pengiriman ready mix kepada para
pelanggan. Standar mutu dari produk yang dihasilkan juga sudah sesuai dengan ISO 9001 dan
14001.
Grup Semen saat ini terbagi dalam dua perusahaan yang masing-masing mengelola bisnis
semen secara full integrated dan semi integrated. Adapun dua perusahaan itu adalah:
PT Semen Bosowa Maros : Perusahaan yang mengelola bisnis semen secara full integrated
yang terletak di Maros Sulawesi Selatan dengan kapasitas produksi sebesar dua juta ton
klinker semen per tahun dan 2,4 juta ton semen per tahun. Pabrik semen ini dibangun di atas
lahan seluas 147 hektare (ha) serta dilengkapi dengan akses jalan masuk yang mendukung.
PT Semen Bosowa Indonesia : Perusahaan yang mengelola bisnis semen secara semi
integrated (grinding) yang terletak di Batam, Kepulauan Riau, dengan kapasitas produksi
sebesar
1,2
juta
ton
per
tahun.
Selain dua perusahaan tersebut, Bosowa saat ini juga sedang membangun beberapa pabrik
semen baik yang full integratedmaupun semi integrated di beberapa wilayah, seperti Maros
(Sulawesi Selatan), Barru (Sulawesi Selatan), Ciwandan (Banten), Banyuwangi (Jawa
Timur), Rembang (Jawa Tengah), dan Sorong (Papua Barat).
7. PT Semen Andalas (Semen Andalas)
62
63
64
diterjang bencana tsunami, pabrik Semen Andalas mengalami kerusakan yang cukup parah.
Akibatnya produksi semen ini berkurang sekitar 1,2 juta ton. Untungnya enam bulan
kemudian, pabrik tersebut sudah bisa beroperasi kembali. Menurut data dari Departemen
Perindustrian bahwa produksi semen nasional mencapai hingga 33 juta ton pada tahun 2005.
Dengan rusaknya pabrik Semen Andalas, Presiden Direktur Thomas P. Erhart perlu
melakukan beberapa perbaikan secara bertahap. Dalam kerjasamanya dengan Dinas Tenaga
Kerja dan Transmigrasi kota Dumai pada tahun 2013 ini yang isinya untuk meningkatkan
upaya meminimalisir tingkat pengangguran yang terjadi di kota Dumai. Selain itu juga upaya
dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan Semen Andalas mampu
menjadi salah satu produsen semen terkemuka di Indonesia
3. KESIMPULAN
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang
tidak dikehendaki. Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses terjadinya
transfer elektron dari logam ke lingkungannya. . Dampak yang ditimbulkan korosi dapat
berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah berupa
terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian
tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan
yang rusak akibat korosi, terjadinya kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada
kontainer, tanki bahan bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah,
terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan
menurunkan efisiensi perpindahan panasnya, dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk korosi
dapat berupa korosi merata, korosi galvanik, korosi sumuran, korosi celah, korosi retak
tegang (stress corrosion cracking), korosi retak fatik (corrosion fatique cracking) dan korosi
65
Trikalsium silikat
Dikalsium silikat
Trikalsium aluminat
Tetrakalsium aluminofe
Gipsum
Jenis semen
No.SNI
SNI 15-0129-2004
Nama
Semen portland putih
Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement
SNI 15-0302-2004
(PPC)
SNI 15-2049-2004
SNI 15-3500-2004
SNI 15-3758-2004
Semen masonry
SNI 15-7064-2004
66
DAFTAR PUSTAKA
http://cassanarief.blogspot.com/2013/12/korosi-adalah.html
http://ratihkumalachachae.blogspot.com/2011/12/mengenal-korosi-dan-akibatnya-serta.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Semen
http://fakeplasticworlds.wordpress.com/2009/12/18/bahan-konstruksi-teknik-kimia-bahankonstruksi-korosi-pengantar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan
http://mustazamaa.wordpress.com/2010/04/15/sifat-sifat-mekanik-bahan/
http://novirita.blogspot.com/2011/01/deformasi-plastic-dan-delastic.html
http://rudydwi.wordpress.com/2010/03/28/mengetahui-sifat-mekanik-material-dengan-ujitarik/
http://www.fisika-ceria.com/sifat-listrik-bahan-semikonduktor.html
Van Vlack H. Laurence. 1995. Ilmu dan teknologi Bahan Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga
67