I. PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Seorang teknik kimia adalah sosok yang harus bertanggung jawab terhadap suatu proses
industri kimia. Termasuk juga dalam pemilihan material konstruksi pabrik. Pemilihan
material konstruksi untuk peralatan teknik kimia bukan masalah mudah. Pemilihan material
mempengaruhi keselamatan, kehandalan, seumur hidup, dan biaya peralatan. Banyak kriteria
yang harus dipertimbangkan, dan ada berbagai jenis bahan yang sedikit jumlah
ketersediaannya.
Perancangan pabrik untuk industri kimia tentu harus memperhatikan berbagai macam
pertimbangan. Hal semacam ini dilakukan untuk mengefektifkan dan mengefesienkan
pengunaan bahan konstruksi kimia tersebut. Seorang sarjana teknik kimia harus
mengedepankan aspek ekonomi dalam setiap rancangan yang dibuat. Menjadi satu keharusan
bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan itu sendiri. Jadi diharapkan ketika kita
mengenali sifat bahan yang kita gunakan, maka penggunaan yang nanti dilakukan akan
efektif karena kita mengetahui kekurangan dan kelebihan bahan yang digunakan.
I.2. TUJUAN
Pembuatan makalah ini adalah tidak lain bertujuan untuk :
1. Menjadikan bahan acuan informasi yang berkaitan dengan Bahan Konstruksi Teknik
Kimia
2. Memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia
Kelelahan (fatigue), merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima
tegangan berulang ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan
elastiknya. Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan
oleh kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting, tetapi sifat ini
juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang mempengaruhinya.
Creep, atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan kecenderungan suatu
logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya berubah sesuai dengan fungsi
waktu, pada saat bahan atau komponen tersebut tadi menerima beban yang besarnya relatif
tetap.
Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu :
Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang besarnya tetap
atau bebannya mengalami perubahan yang lambat.
Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis yang besar
berubah ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut.
Ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan mungkin berbeda terhadap cara pembebanan
yang berbeda.
III. PENGUJIAN
Regangan yang didapatkan adalah regangan linear rata-rata, yang diperoleh dengan L),
dengan atau cara membagi perpanjangan (gage length) benda uji ( panjang awal.
L/ Lo = ( L - Lo ) / Lo .3/ Lo = e =
Karena tegangan dan regangan dipeoleh dengan cara membagi beban dan perpanjangan
dengan faktor yang konstan, kurva beban perpanjangan akan mempunyai bentuk yang sama
seperti pada gambar 7 Kedua kurva sering dipergunakan.
) - Gambar 7 : Kurva Tegangan Regangan teknik (
Bentuk dan besaran pada kurva tegangan-regangan suatu logam tergantung pada komposisi,
perlakukan panas, deformasi plastis yang pernah dialami, laju regangan, temperatur, dan
keadaan tegangan yang menentukan selama pengujian. Parameter-parameter yang digunakan
untuk menggambarkan kurva tegangan-regangan logam adalah kekuatan tarik, kekuatan luluh
atau titik luluh, persen perpanjangan, dan pengurangan luas. Parameter pertama adalah
parameter kekuatan, sedangkan yang kedua menyatakan keuletan bahan.
Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik atau kekuatan tarik maksimum (ultimate tensile strenght), adalah nilai yang
paling sering dituliskan sebagai hasil suatu uji tarik, tetapi pada kenyataannya nilai tersebut
kurang bersifat mendasar dalam kaitannya dengan kekuatan material. Untuk logam ulet,
kekuatan tariknya harus dikaitkan dengan beban lmaksimum, diman logam dapat menahan
beban sesumbu untuk keadaan yang sangat terbatas. Pada tegangan yang lebih komplek,
kaitan nilai tersebut dengan kekuatan logam, kecil sekali kegunaannya. Kecenderungan yang
banyak ditemui adalah, mendasarkan rancangan statis logam ulet pada kekuatan luluhnya.
Tetapi karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik untuk menentukan kekuatan
bahan, maka metode ini lebih banyak dipakai.
Kekuatan tarik adalah besarnya beban maksimum dibagi dengan luas penampang lintang
awal benda uji.
u = P maks / Ao 4
Korelasi emperis yang diperluas antar kekuatan tarik dengan sifat mekanik lainnya seperti
kekerasan dan kekuatan lelah, sering dipergunakan. Hubungan tersebut hanya terbatas pada
hasil penelitian beberapa jenis material.
Kekuatan Luluh
Kekuatan luluh menyatakan besarnya tegangan yang dibutuhkan tegangan yang dibutuhkan
untuk berdeformasi plastis material. Pengukuran besarnya tegangan pada saat mulai terjadi
deformasi plastis atau batas luluh, tergantung pada kepekaan pengukuran regangan. Sebagian
besar material mengalami perubahan sifat dari elastis menjadi plastis, yang berlangsung
sedikit demi sedikit dan titik saat deformasi plastis mulai terjadi, sukar ditentukan secara
teliti. Sehingga kekuatan luluh sering dinyatakan sebagai kekuatan luluh offset, yaitu
besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis
yang ditetapkan (regangan offset). Kekuatan luluh offset ditentukan tegangan pada
perpotongan antara kurva tegangan-regangan dengan garis sejajar dengan kemiringan kurva
pada regangan tertentu. Di Amerika Serikat regangan offset ditentukan sebesar 0,2 atau 0,1 %
( e = 0,002 atau 0,001 mm/mm)
y = P(offset) / Ao . 5
Gambar 8 : Kurva tegangan regangan yang mengindikasikan kriteria luluh
Beberapa bahan pada dasarnya tidakmempunyai bagian linear pada kurva tegangan-regangan,
misalnya tembaga lunak atau besi cor kelabu. Untuk bahan-bahan tersebut, metode offset
tidak dapat digunakan dan untuk pemakaian praktis, kekuatan luluh didiefinisikan sebagai
tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan regangan total tertentu, misalnya e = 0,5 %.
Keuletan (e)
Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu bahan, yang secara umum
pengukurannya dilakukan untuk memenuhi tiga kepentingan, yaitu:
Menyatakan besarnya deformasi yang mampu dialami suatu material, tanpa terjadi patah.
Hal ini penting untuk proses pembentukan logam, seperti pengerolan dan ekstruksi.
Menunjukkan kemampuan logam untuk mengalir secara plastis sebelum patah.Keuletan
logam yang tinggi menunjukkan kemungkinan yang besar untuk berdeformasi secara lokal
tanpa terjadi perpatahan.
Sebagai petunjuk adanya perubahan kondisi pengolahan.
Ukuran keuletan dapat digunakan untuk memperkirakan kualitas suatu bahan, walaupun tidak
ada hubungan langsung antara keuletan dengan perilaku dalam pemakaian bahan.
Cara untuk menentukan keuletan yang diperoleh dari uji tarik adalah regangan teknis pada
saat patah (ef), yang biasa disebut perpanjangan dan pengukuran luas penampang pada
patahan (q). Kedua sifat ini didapat setelah terjadi patah, dengan cara menaruh benda uji
kembali, kemudian diukur panjang akhir benda uji (Lf) dan diameter pada patahan (Df),
untuk menghitung luas penampang patahan (Af).
ef = ( Lf Lo ) / Lo .. 6
q = ( Ao Af ) / Ao . 7
Baik perpanjangan maupun pengurangan luas penampang, biasanya dinyatakan dalam
persentase. Karena cukup besar bagian deformasi plastis yang akan terkonsentrasi pada
daerah penyempitan setempat, maka harga ef akan bergantung pada panjang ukur awal (Lo).
Makin kecil panjang ukur, makin besar pengaruhnya pada perpanjangan keseluruhan. Oleh
karena itu bila diberikan harga persentase perpanjangan, maka panjang ukur Lo akan selalu
disertakan.
Modulus Elastisitas ( E )
Gradien bagian linear awal kurva tegangan-regangan adalah modulus elastisitas atau modulus
Young. Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu bahan. Makin besar modulus
elastisitas makin kecil regangan elastis yang dihasilkan akibat pemberian tegangan.
Modulus elastisitas dirumuskan seperti persamaan 8.
/ e . 8E =
Modulus elastisitas biasanya diukur pada temperatur tinggi dengan metode dinamik.
Kelentingan (Resilience)
Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi pada waktu
berdeformasi secara elastis dan kembali kebentuk awal apabila bebannya dihilangkan.
Kelentingan biasa dinyatakan sebagai modulus kelentingan, yaitu energi regangan tiap satuan
volume yang dibutuhkan untuk menekan bahan dari tegangan nol hingga tegangan luluh.
Modulus kelentingan (Resilience Mudulus) dapat dicari dengan menggunakan persamaan 9
o2 / 2E 9UR =
Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan adalah jumlah energi yang diserap material sampai terjadi patah, yang
dinyatakan dalam Joule. Energi yang diserap digunakan untuk berdeformasi, mengikuti arah
pembebanan yang dialami. Pada umumnya ketangguahan menggunakan konsep yang sukar
dibuktikan atau didefinisikan..Terdapat beberapa pendekatan matematik untuk menentukan
luas daerah dibawah kurva tegangan-regangan.
Untuk logam-logam ulet mempunyai kurva yang dapat didekati dengan persamaanpersamaan berikut:
u .ef .. 10 UT
u ) ef / 2 . 11o + ( UT
u ) ef .. 12 2/3 ( UT
2.3.3 Kurva Tegangan Regangan Sesungguhnya
Kurva tegangan regangan teknik tidak memberikan indikasi karekteristik deformasi yang
sesungguhnya, karena kurva tersebut semuanya berdasarkan pada dimensi awal benda uji,
sedangkan selama pengujian terjadi perubahan dimensi. Pada tarik untuk logam liat, akan
terjadi penyempitan setempat pada saat beban mencapai harga maksimum. Karena pada tahap
ini luas penampang lintang benda uji turun secara cepat, maka beban yang dibutuhkan untuk
melanjutkan deformasi akan segera mengecil.
Kurva tegangan regangan teknik juga menurun setelah melewati beban maksimum. Keadaan
sebenarnya menunjukkan, logam masih mengalami pengerasan regangan sampai patah
sehingga tegangan yang dibutuhkan untuk melanjutkan s) adalahdeformasi juga bertambah
besar. Tegangan yang sesungguhnya ( beban pada saat manapun dibagi dengan luas
penampang lintang benda uji, Ao dimana beban itu bekerja.
IV. KESIMPULAN
Setelah melakukan obserfasi pustaka di berbagai sumber, maka dapat disimpulkan bahwa
dasar Ilmu Bahan Konstruksi Teknik Kimia adalah mencakup sebagai berikut :
1. Untuk merancang keperluan industry diperlukan pemahaman ilmu tentang bahan yang
cukup, agar penggunaan alat dapat maksimal, efektif, dan berdaya tahan tinggi.
2. Sifat sifat material dapat diketahui melalui uji material. Dan hasil pengujian dapat
dijadikan landasan perancangan alat, berdasarkan sifat sifatnya.
3. Beberapa material dapat berdeformasi, dan dapat kembali seperti semula (deformasi
elastis) dan tidak dapat kembali (deformasi plastic).
4. Berdasarkan sifat keelektrikan bahan, maka bahan dibagi menjadi 3, yaitu konduktif,
insulatif dan statik desipatif
DAFTAR PUSTAKA
http://fakeplasticworlds.wordpress.com/2009/12/18/bahan-konstruksi-teknik-kimia-bahankonstruksi-korosi-pengantar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan
http://mustazamaa.wordpress.com/2010/04/15/sifat-sifat-mekanik-bahan/
http://novirita.blogspot.com/2011/01/deformasi-plastic-dan-delastic.html
http://rudydwi.wordpress.com/2010/03/28/mengetahui-sifat-mekanik-material-dengan-ujitarik/
http://www.fisika-ceria.com/sifat-listrik-bahan-semikonduktor.html
Van Vlack H. Laurence. 1995. Ilmu dan teknologi Bahan Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga