Kelompok 1
Manuel Siregar (0915041034)
Muhammad Ahdan (0915041037)
Supriyanto Ardi (0915041047)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan kami kemampuan dan
kesanggupan untuk menyelesaikan tugas makalah tentang Bahan kostruksi Teknik Kimia ini.
Shalawat dan salah kami curahkan kepada nabi Muhammad SAW yang telah menerangi
membimbing umat manusia yang jahil menuju manusia yang berpengetahuan luas dan beriman.
Makalah ini berisikan tentang dasar-dasar pemilihan bahan konstruksi, baik itu dari sifat
mekanik, sifat thermal, maupun sifat listrik dari bahan tersebut. Sifat fisika bahan yang sering
diuji untuk menentukan baik-buruknya suatu bahan pun kami sertakan seperti, sifat regangan,
tegangan, deformasi, elastisitas bahan.
Kami sebagai penulis dan juga mahasiswa ingin memberikan penjelasan yang cukup akan
konpetensi dasar yang harus dipenuhi, dan jelas akan materi yang disampaikan dalam makalah
ini serta banyak bermanfaat bagi pembaca sekalian. Makalah ini masih belum bias menjawab
semua pertanyaan pembaca tentang Dasar-dasar dan Pengenalan Bahan Konstruksi Teknik
Kimia, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk kesalahan yang
terdapat dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Dan ucapan terima kasih kami berikan
kepada pembaca yang telah menjadikan makalah ini sebagai referensi pelajaran. Sekian dari
kami,
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
a. LATAR BELAKANG .................................................................... 1
b. TUJUAN ........................................................................................ 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 2
a. Dasar – dasar pemilihan Bahan Konstruksi Teknik Kimia................ 2
b. Sifat Mekanik Bahan ...................................................................... 3
c. Sifat Thermal Bahan ....................................................................... 7
d. Sifat Elektrik Bahan ....................................................................... 8
III. PENGUJIAN ........................................................................................ 11
IV. KESIMPULAN .................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20
I. PENDAHULUAN
I.2. TUJUAN
Pembuatan makalah ini adalah tidak lain bertujuan untuk :
1. Menjadikan bahan acuan informasi yang berkaitan dengan Bahan Konstruksi Teknik Kimia
2. Memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia
Berbagai macam sifat bahan pada tabel diatas yaitu berbagai macam sifat bahan secara teknik
yang nantinya dapat dipertimbangkan dalam proses pemilihan bahan. Sifat – sifat tersebut
dikelompokkan berdasarkan beberapa kelas peninjauan, seperti secara fisik, mekanik, kimia dan
lain sebagainya.
Kelelahan (fatigue), merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima tegangan
berulang – ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas kekuatan elastiknya.
Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen mesin disebabkan oleh kelelahan ini.
Karenanya kelelahan merupakan sifat yang sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur
karena sangat banyak faktor yang mempengaruhinya.
Creep, atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan kecenderungan suatu logam
untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya berubah sesuai dengan fungsi waktu, pada
saat bahan atau komponen tersebut tadi menerima beban yang besarnya relatif tetap.
Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara pembebanannya, yaitu :
Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang besarnya tetap atau
bebannya mengalami perubahan yang lambat.
Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis yang besar berubah
– ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut.
Ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan mungkin berbeda terhadap cara pembebanan yang
berbeda.
2. Suhu
Pengaruh suhu terhadap konduktifitas termal suatu bahan adalah kecil, namun secara umum
dapat dikatakan bahwa konduktifitas termal akan meningkat apabila suhu meningkat.
Berikut adalah beberapa sifat konduktifitas termal bahan dan sifat lainnya.
muatan (atau muatan yang dihasilkan cukup rendah), maka bahan itu dapat dikatakan sebagai
anti-statik
Statik disipatif – resistansi di antara 105 sampai 1011 ohm
Disini, elektron dapat bergerak tetapi lambat, jadi perlu diketahui parameter decay time. Untuk
mengetahui berapa cepat grounding dapat menetralisasi muatan. Pengukuran tribocharging juga
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah bahan tersebut anti-statik atau tidak.
Umumnya bahan yang masuk kategori statik disipatif adalah bahan buatan, artinya memang
khusus dibuat untuk mempunyai resistansi tertentu, misalnya bahan dasarnya adalah insulatif tapi
diberi tambahan karbon dalam kadar tertentu untuk membuatnya bersifat statik disipatif. Jika
kadarnya berlebih, bahan juga bisa bersifat konduktif.
Untuk mengukur nilai resistansi bahan, kita gunakan MegaOhmmeter (atau Surface Resistance
Meter) – ini semacam multimeter biasa tetapi dengan jangkauan pengukuran sampai 100 G Ohm
atau lebih. Kita juga dapat menggunakan electrometer (misalnya Electrostatic Voltmeter/
Fieldmeter) untuk mengukur muatan listrik dari proses tribocharging dan dengan bantuan
stopwatch, kita pun dapat mengukur decay time secara kualitatif. Untuk hasil yang lebih akurat,
kita perlu menggunakan Charged Plate Monitor.
Jadi, jika adanya muatan listrik statik menimbulkan masalah, maka salah satu solusinya adalah
dengan menetralkan mutan listrik bersangkutan. Cara efektif untuk menetralkan muatan listrik
dilakukan berdasarkan sifat listrik material/bahan.Pada dasarnya netralisasi muatan dapat
dilakukan dua cara, yaitu grounding dan ionisasi dengan ionizer. Grounding dilakukan jika
elektron dapat bergerak atau mengalir dalam bahan bersangkutan, yaitu dengan menghubungkan
bahan tersebut ke tanah/bumi atau bagian ground dari kabel listrik karena tanah/bumi adalah
reservoar muatan (sumber muatan yang tak-terhingga). Sebaliknya, untuk bahan yang tak dapat
mengalirkan muatan, maka tidak ada jalan lain untuk menetralkan muatan kecuali
memberikan muatan yang berlawanan dari udara. Sebetulnya udara mengandung sejumlah
molekual uap air yang dapat menetralkan permukaan suatu benda, tapi netralisasi secara alami
ini akan berlangsung sangat lama. Untuk mempercepat proses netralisasi, maka digunakan
alat/peralatan yang disebut Ionizer. Ionizer dirancang untuk menghasilkan sejumlah besar ion
positif maupun negatif dan ion-ion tersebut diarahkan ke permukaan benda yang akan
dinetralisasi. Selain itu, netralisasi juga dapat dilakukan dengan membasahi permukaan bahan
bersangkutan dengan air biasa (bukan DI water) atau larutan yang mengandung air seperti
IsoPropyl Alcohol (IPA).
III. PENGUJIAN
Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan
dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Pada uji tarik benda uji diberi beban gaya
tarik sesumbu yang bertambah secara kontinu, bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan
mengenai perpanjang yang dialami benda uji dengan extensometer, seperti terlihat pada gambar
6.
Gambar 6 : Skema pengujian tarik dengan UTM
Tegangan yang didapatkan dari kurva tegangan teoritik adalah tegangan yang membujur rata-rata
dari pengujian tarik. Tegangan tersebut diperoleh dengan cara membagi beban dengan luas awal
penampang lintang benda uji itu.
= P / Ao …..2
Regangan yang didapatkan adalah regangan linear rata-rata, yang diperoleh dengan cara
membagi perpanjangan (gage length) benda uji ( atau L), dengan panjang awal.
e = / Lo = L/ Lo = ( L - Lo ) / Lo …….3
Karena tegangan dan regangan dipeoleh dengan cara membagi beban dan perpanjangan dengan
faktor yang konstan, kurva beban – perpanjangan akan mempunyai bentuk yang sama seperti
pada gambar 7 Kedua kurva sering dipergunakan.
Tetapi karena jauh lebih praktis menggunakan kekuatan tarik untuk menentukan kekuatan bahan,
maka metode ini lebih banyak dipakai.
Kekuatan tarik adalah besarnya beban maksimum dibagi dengan luas penampang lintang awal
benda uji.
u = P maks / Ao ……… 4
Korelasi emperis yang diperluas antar kekuatan tarik dengan sifat mekanik lainnya seperti
kekerasan dan kekuatan lelah, sering dipergunakan. Hubungan tersebut hanya terbatas pada hasil
penelitian beberapa jenis material.
Kekuatan Luluh
Kekuatan luluh menyatakan besarnya tegangan yang dibutuhkan tegangan yang dibutuhkan
untuk berdeformasi plastis material. Pengukuran besarnya tegangan pada saat mulai terjadi
deformasi plastis atau batas luluh, tergantung pada kepekaan pengukuran regangan. Sebagian
besar material mengalami perubahan sifat dari elastis menjadi plastis, yang berlangsung sedikit
demi sedikit dan titik saat deformasi plastis mulai terjadi, sukar ditentukan secara teliti. Sehingga
kekuatan luluh sering dinyatakan sebagai kekuatan luluh offset, yaitu besarnya tegangan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah kecil deformasi plastis yang ditetapkan (regangan
offset). Kekuatan luluh offset ditentukan tegangan pada perpotongan antara kurva tegangan-
regangan dengan garis sejajar dengan kemiringan kurva pada regangan tertentu. Di Amerika
Serikat regangan offset ditentukan sebesar 0,2 atau 0,1 % ( e = 0,002 atau 0,001 mm/mm)
y = P(offset) / Ao ……. 5
Gambar 8 : Kurva tegangan regangan yang mengindikasikan kriteria luluh
Beberapa bahan pada dasarnya tidakmempunyai bagian linear pada kurva tegangan-regangan,
misalnya tembaga lunak atau besi cor kelabu. Untuk bahan-bahan tersebut, metode offset tidak
dapat digunakan dan untuk pemakaian praktis, kekuatan luluh didiefinisikan sebagai tegangan
yang diperlukan untuk menghasilkan regangan total tertentu, misalnya e = 0,5 %.
Keuletan (e)
Keuletan adalah suatu besaran kualitatif dan sifat subyektif suatu bahan, yang secara umum
pengukurannya dilakukan untuk memenuhi tiga kepentingan, yaitu:
Menyatakan besarnya deformasi yang mampu dialami suatu material, tanpa terjadi patah. Hal
ini penting untuk proses pembentukan logam, seperti pengerolan dan ekstruksi.
Menunjukkan kemampuan logam untuk mengalir secara plastis sebelum patah.Keuletan logam
yang tinggi menunjukkan kemungkinan yang besar untuk berdeformasi secara lokal tanpa terjadi
perpatahan.
Sebagai petunjuk adanya perubahan kondisi pengolahan.
Ukuran keuletan dapat digunakan untuk memperkirakan kualitas suatu bahan, walaupun tidak
ada hubungan langsung antara keuletan dengan perilaku dalam pemakaian bahan.
Cara untuk menentukan keuletan yang diperoleh dari uji tarik adalah regangan teknis pada saat
patah (ef), yang biasa disebut perpanjangan dan pengukuran luas penampang pada patahan (q).
Kedua sifat ini didapat setelah terjadi patah, dengan cara menaruh benda uji kembali, kemudian
diukur panjang akhir benda uji (Lf) dan diameter pada patahan (Df), untuk menghitung luas
penampang patahan (Af).
ef = ( Lf – Lo ) / Lo ……….. 6
q = ( Ao – Af ) / Ao ………. 7
Baik perpanjangan maupun pengurangan luas penampang, biasanya dinyatakan dalam
persentase. Karena cukup besar bagian deformasi plastis yang akan terkonsentrasi pada daerah
penyempitan setempat, maka harga ef akan bergantung pada panjang ukur awal (Lo). Makin
kecil panjang ukur, makin besar pengaruhnya pada perpanjangan keseluruhan. Oleh karena itu
bila diberikan harga persentase perpanjangan, maka panjang ukur Lo akan selalu disertakan.
Modulus Elastisitas ( E )
Gradien bagian linear awal kurva tegangan-regangan adalah modulus elastisitas atau modulus
Young. Modulus elastisitas adalah ukuran kekakuan suatu bahan. Makin besar modulus
elastisitas makin kecil regangan elastis yang dihasilkan akibat pemberian tegangan.
Modulus elastisitas dirumuskan seperti persamaan 8.
E = / e ……………. 8
Modulus elastisitas biasanya diukur pada temperatur tinggi dengan metode dinamik.
Kelentingan (Resilience)
Kelentingan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi pada waktu berdeformasi
secara elastis dan kembali kebentuk awal apabila bebannya dihilangkan. Kelentingan biasa
dinyatakan sebagai modulus kelentingan, yaitu energi regangan tiap satuan volume yang
dibutuhkan untuk menekan bahan dari tegangan nol hingga tegangan luluh. Modulus kelentingan
(Resilience Mudulus) dapat dicari dengan menggunakan persamaan 9
UR = o2 / 2E …………… 9
Ketangguhan (Toughness)
Ketangguhan adalah jumlah energi yang diserap material sampai terjadi patah, yang dinyatakan
dalam Joule. Energi yang diserap digunakan untuk berdeformasi, mengikuti arah pembebanan
yang dialami. Pada umumnya ketangguahan menggunakan konsep yang sukar dibuktikan atau
didefinisikan..Terdapat beberapa pendekatan matematik untuk menentukan luas daerah dibawah
kurva tegangan-regangan.
Untuk logam-logam ulet mempunyai kurva yang dapat didekati dengan persamaan-persamaan
berikut:
UT u .ef ……….. 10
UT ( o + u ) ef / 2 ………. 11
UT 2/3 ( u ) ef .………. 12
IV. KESIMPULAN
Setelah melakukan obserfasi pustaka di berbagai sumber, maka dapat disimpulkan bahwa dasar
Ilmu Bahan Konstruksi Teknik Kimia adalah mencakup sebagai berikut :
1. Untuk merancang keperluan industry diperlukan pemahaman ilmu tentang bahan yang cukup,
agar penggunaan alat dapat maksimal, efektif, dan berdaya tahan tinggi.
2. Sifat – sifat material dapat diketahui melalui uji material. Dan hasil pengujian dapat dijadikan
landasan perancangan alat, berdasarkan sifat – sifatnya.
3. Beberapa material dapat berdeformasi, dan dapat kembali seperti semula (deformasi elastis)
dan tidak dapat kembali (deformasi plastic).
4. Berdasarkan sifat keelektrikan bahan, maka bahan dibagi menjadi 3, yaitu konduktif, insulatif
dan statik desipatif
DAFTAR PUSTAKA
http://fakeplasticworlds.wordpress.com/2009/12/18/bahan-konstruksi-teknik-kimia-bahan-
konstruksi-korosi-pengantar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan
http://mustazamaa.wordpress.com/2010/04/15/sifat-sifat-mekanik-bahan/
http://novirita.blogspot.com/2011/01/deformasi-plastic-dan-delastic.html
http://rudydwi.wordpress.com/2010/03/28/mengetahui-sifat-mekanik-material-dengan-uji-tarik/
http://www.fisika-ceria.com/sifat-listrik-bahan-semikonduktor.html
Van Vlack H. Laurence. 1995. Ilmu dan teknologi Bahan Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga