Anda di halaman 1dari 12

Mikrobiologi industri adalah pertumbuhan mikroorganisme dalam jumlah besar, yang terkendali bertujuan untuk menghasilkan

produk yang bernilai ekonomi dan bermanfaat (Pelczar dan Chan,2012:923).

Menurut (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Shartini,S,2006:3) mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba
sebagai komponen untuk industri atau mengikutsertakan mikroba dalam proses.

B. Mikroorganisme dalam Industri

Dalam perindustrian ada beberapa mikroba yang sering digunakan atau yang ikutsertakan yaitu bakteri, khamir, kapang dan alga.

1. Bakteri

Ada berbagai macam bakteri yang berperan penting dalam industri khususnya proses fermentasi, antara lain
(Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:18):

a. Acetobacter acetii

Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat yang mengoksidasi alkohol sehingga menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada
ragi tapai, yang menyebabkan tapai yang melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa asam Acetobacter xylinum
(Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:18).

Bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco. Acetobacter xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang
dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengambang di permukaan substrat. Bakteri ini juga terdapat produk
kombucha yaitu fermentasi dari teh (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:19).

b. Bacillus sp.

Bacillus sp. merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada mulanya hanya digunakan untuk menghasilkan enzim
amilase. Namun kini berkembang untuk bioinsektisida yang diwakili Bacillus thuringiensis maupun untuk penanganan limbah
Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Melalui rekayasa genetika, kini bakteri ini juga digunakan untuk produksi bahan baku
plastik ramah lingkungan (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:19).

c. Bividobacterium sp.

Bakteri ini bersifat anaerob dan digunakan sebagai mikroba probiotik. Produk probiotik dari bakteri ini biasanya berbentuk padat
(Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:19).

d. Lactobacillus sp.

Bakteri ini cukup populer karena selain dapat digunakan dalam produksi asam lakat juga berperan dalam fermentasi pangan
seperti yogurt, dan juga produk probiotik yang saat ini banyak diminati masyarakat. Probiotik merupakan mikrobia yang
dikonsumsi untuk mengatur flora usus. Asam laktat dari bakteri ini dapat dibuat poli asam laktat sebagai bahan baku plastik ramah
lingkungan (Hidayat,N,.Padaga,MC dan Suhartini,S,2006:19).

2. Khamir

Khamir (yeast), merupakan jamur bersel satu yang mikroskopik, tidak berflagel. Beberapa genera membentuk filamen
(pseudomiselium). Hidupnya sebagai safrofit dan parasit. Hidup di dalam tanah atau debu di udara, tangah, daun-daun, nektar
bunga, permukaan buah-buahan, di tubuh serangga, dan cairan yang mengandung gula seperti sirup, madu dll (Anonim:68)

Khamir ada yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia. fermentasi khamir banyak digunakan dalam
pembentukan roti, bir, wine, finegar, dan sebagainya. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang ada pada makanan dan
pemnyebabnya kerusakan pada saurkraut, juice, buah, sirup, molase, madu, jelly, daging, dan sebagainya (Hidayat,N,.Padaga,MC
dan Shartini,S,2006:17).

1. Kelompok yeast sejati (True yeasts)

Kelompok yeast sejati pada dasarnya termasuk kedalam kelas Ascomycetes, dengan ciri memiliki spora. Termasuk kedalam
kelompok ini adalah berbagai spesies Saccharomyces, Schizosaccharomyces, Zygosaccharomyces, Pichia, Hansenula,
Debaryomyces dan Hanseniaspora. Sedangkan pada kelompok jenis yeast sejati ini spesies yang umum digunakan dalam industri
adalah Saccharomyces cerevisiae yaitu untuk pembuatan roti, minuman beralkohol, glyserol dan enzim invertase (Anonim,2011).

2. Kelompok yeast yang liar (wild yeast)

Kelompok yeast ini tidak mempunyai spora. Yeast liar ini pertumbuhannya terkadang diharapkan ada yang tidak diharapkan dalam
suatu fermentasi. Termasuk dalam kelompok yeast ini adalah Candida, Torulopsis, Brettanomyces, Rhodotorula, Trichosporon dan
Kloeckera (Anonim,2011).

Salah satu kegunaan yeast atau khamir adalah dapat digunakan untuk proses fermentasi. Proses fermentasi dalam pengolahan
pangan adalah proses pengolahan pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan
keawetan pangan dengan diproduksinya asam dan/atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karekateristik flavor dan
aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik. Contoh-contoh produk pangan
fermentasi ini bermacam-macam; mulai dari produk tradisional (misalnya tempe, tauco, tape, dan lain-lain) sampai kepada produk
yang modern (misalnya salami dan yoghurt) (Anonim,2011).

3. Jamur (fungi/kapang)

Jamur merupakan mikroba multiseluler yang banyak dimanfaatkan manusia dalam ferrmentasi maupun budidaya. Umumnya dalam
bidang fermentasi jamur yang digunakan adalah jamur berbentuk hifa yaitu pada pembuatan tempe, angkak dan kecap
(Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:21).

Jamur yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut:

1. Aspergillus niger. Jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat merupakan salah satu asam organik yang
banyak digunakan dalam bidang industri pangan misalnya pada pembuatan permen dan minuman kemasan. Jamur ini sering
mengontaminasi makanan misalnya roti tawar (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:23).

2. Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas jamur Rhizopus oryzae menjadikan nutrisi pada tempe
siap dikonsumsi manusia. Aktivitas enzim yang dihasilkan menjadikan protein terlarut meningkat. Produk tempe kini juga telah
dikembngkan menjadi isoflavon yang penting bagi kesehatan (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:23).

3. Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi tradisional. Produk oncom yang dikenal di
Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang dilakukan Neurospora sitophila. Produksi spora untuk sumber beta karoten yang dapat
disubstitusikan pada makanan juga telah diteliti. Selain mampu memberikan asupan, beta karoten juga merupakan sumber warna
yang cukup menarik (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:23).

4. Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal karena produk yang dihasilkan. Mula pertama jamur ini
ditemukan di Jawa namun menjadi produk utama Cina dengan nama angkak. Angkak adalah fermentasi pada beras. Jamur ini
menghasilkan pewarna alami yang umumnya digunakan pada masakan Cina. Saat ini telah ditemukan adanya zat aktif pada ngkak
yang dapat membantu kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:23).

5. Penicillium sp. Jamur ini paling terkenal karena kemampuannya menghasilkan antibiotika yang disebut pensilin. Sejak
pertama kali dikenal terus digunakan sampai sekarang. Jamur pengasil antibiotika saat ini telah banyak diketahui sehingga ragam
antibiotik pun semakin banyak. Selain itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain juga digunakan dalam pembuatan keju khusus
(Hidayat,N,.Padaga.MC dan Suhartini,S,2006:24).

4. Alga

Alga merupakan kelompok organisme autotrophic, yaitu mereka dapat menghasilkan senyawa organik dengan bantuan sumber
anorganik sederhana melalui mekanisme, yang dikenal sebagai fotosintesis (Alim,tanri,2013).

Ganggang adalah sumber yang kaya karbohidrat, protein, enzim dan serat. Selain itu, banyak vitamin dan mineral seperti vitamin
A, C, B1, B2, B6, niasin, yodium, kalium, zat besi, magnesium dan kalsium banyak ditemukan dalam ganggang. Menjadi seperti
sumber yang kaya nutrisi penting, mereka adalah sumber utama makanan, terutama di negara-negara Asia seperti China, Jepang
dan Korea. Saat ini, mereka dikonsumsi di seluruh dunia untuk nilai gizi mereka. Hal ini juga digunakan dalam memproduksi
suplemen gizi. Rumput laut merupakan suplemen makanan yang penting bagi hewan dan juga dapat digunakan sebagai pupuk. Ini
juga memiliki potensi menghasilkan minyak nabati. Diatom, ganggang mikroskopis, digunakan dalam kedokteran forensik
(Alim,tanri,2013).

2. Industri Bahan Kimia

a) Industri Asam Asetat

Asam asetat disebut juga dengan asam cuka, merupakan cairan yang berwarna putih dengan bau asam yang sangat tajam.
Pembuatan asam asetat secara fermentasi dilakukan dalam dua tahap yaitu fermentasi alcohol dan fermentasi asam asetat oleh
bakteri asam asetat pada larutan yang mengandung alcohol.

Dalam metode Frings proses pembuatan cuka mula-mula disiapkan suatu campuran yang terdiri dari larutan alkohol yang
disesuaikan serta yang diasamkan dengan asam asetat dan nutrien bagi pertumbuhan bakteri asam asetat, yaitu spesies dari genus
Acetobacter. Bakteri ini diinokulasikan ke dalam lapisan serutan kayu yang ada didalam ruang yang disediakan. Campuran itu
ditaruh didalam suatu parit dan dibiarkan mencucur diatas serutan kayu tersebut. Udara tersedia berlimpah-limpah dan suhu
dipertahankan antara 15 dan 34ºC. Ketika larutan itu melewati serutan kayu tadi, Acetobacter mengoksidasi sebagian dari alkohol
itu menjadi asam asetat. Campuran yang keluar dikumpulkan didasar suatu unit dan dapat diedarkan kembali ke atas serutan kayu
tadi sehingga terjadi lagi oksidasi alkohol sehingga menghasilkan cuka dengan kadar yang dikehendaki (Irianto,koes,2006:211).

b) Industri Asam Laktat

Asam laktat merupakan bahan kimia serba guna yang dapat digunakan sebagai :

 Asidulan (bahan pengasam), aroma dan pengawet dalam industry makanan dan
 obat-obatan, kulit dan tekstil.
 Untuk produksi bahan kimia dasar.
 Untuk polimerisasi bahan yang mudah dirombak poly lactic acid (PLA).
Produksi asam laktat dunia mencapai 80.000 ton dan sekitar 90% diantaranya dihasilkan oleh bakteri asam laktat melalui
fermentasi dan sisanya dihasilkan secara sintetis dengan menghidrolisis laktonitril.

b.Asam Glukonat

Produksi asam glukonat berdasarkan enzimatik dari glukosa dengan bantuan Glukosa oksidase. Glukosa oksidase diekskresi oleh
fungi ke dalam medium. Asam glukonat dibentuk oleh Aspergilli dan Penicillia. Proses tersebut dapat berlangsung dalam larutan
glukosa 30 – 35 % dengan hasil yang lebih banyak apabila asam dinetralkan dengan CaCO3 (kalsium karbonat) dengan dibantu
Aspergillus niger. Glukosa oksidase merupakan suatu enzim yang mengandung FAD sebagai gugus prostetik. Pada oksidasi
glukosa dihasilkan β-D-glukono-δ-lakton sebagai produk oksidasi primer. Produk tersebut oleh enzim glukonolaktonase dirubah
menjadi glukonat dengan mengabil air. Glukosa oksidase yang tereduksi memindahkan hidrogennya pada oksigen udara dengan
membentuk hidrogen peroksida kemudian oleh katalase dipecah menjadi air dan oksigen (Fadma, 2013).

d.Asam Sitrat

C Wehmer menemukan asam sitrat dalam biak Penicillia ( Citromyces pfefferianus). Kemudian Currie dengan menggunakan dasar
penemuan C.Wehmer dapat menghasilkan asam sitrat dalam industri. Ia menyimpulkan bahwa Aspergillus niger dalam larutan
biak dengan pH aawal 2,5 – 3,5 dapat tumbuh dengan subur sambil mengekskresi asam sitrat dalam jumlah yang banyak. pH awal
yang rendah dimaksudkan agar tidak terjadi pencemaran oleh bakteri. Dengan adanya peningkatan pH maka akan dihasilkan pula
asam glukonat dan akhinya asam oksalat (Fadma, 2013).

b. Asam-Asam Amino

Asam amino dapat dibentuk oleh Corynebacterium glutamicum dan Brevibacterium divaricatum. Kedua bakteri tersebut mampu
mengekskresi asam L-glutamin dengan adanya biotin. Kadar biotin ini agar terjadi penimbunan asam dalam jumlah 2,5 ϥg biotin/L
sehingga optimum. Apabila kadar lebih rendah pertumbuhan akan berkurang dan asam glutamin yang dihasilkan menurun. Untuk
memproduksi asam-asam amino lain dapat disertakan mutan auksatrof dari Corynebacterium glutamicum. Mutan-mutan yang
memerlukan homoserin pada kondisi tertentu akan mengekskresi 20 gram lisin/L larutan biak. Mutan-mutan lain dari
Corynebacterium glutamicum, Enterobacteriaceae dan Pseudomonadaceae memproduksi L-homoserin, L-valin, L-isoleusin, L-
triptopan dan asam amino lainnya (Fadma, 2013).

c) Industri Alkohol

Secara garis besar proses pembuatan alkohol (ethanol) merupakan proses pengubahan karbohidrat dari berbagai tanaman dengan
bantuan mikroba Saccharomyces cereviceae menjadi alkohol. Karbohidrat sebagai substrat dapat digunakan dari berbagai sumber
seperti pati ubi, nira kelapa, nira nipah, sagu maupun limbah sagu, air kalapa, jagung, gandum, limbah bahan organik dsb

3. Industri Enzim

Beberapa spesies kapang dapat mensintesis sejumlah besar enzim. Jumlah yang dihasilkan dan diekskresikan ke dalam medium
memungkinkan untuk mengumpulkan enzim ini serta memekatkannya untuk penerapan di dalam industri. Beberapa di antara
enzim ialah pektinase, invertase, amilase, dan protase. Amilase menghidrolisis pati menjadi desktrin dan gula digunakan untuk
membuat lem dan bahan perekat, melepaskan perekat dari tekstil, menjernihkan sari buah, membuat bahan-bahan farmasi, dan lain-
lain (Pelczar dan Chan,2012:936), (Koes,iranto,2006:223).

Invertase menghidrolis sukrose menjadi campuran glukosa dan levulosa dan banyak digunakan dalam pembuatan gula-gula dan
sirop yang tak dapat dikristalkan dari sukrosa. Protease digunakan terhadap kulit untuk memperhalus tekstur dan uratnya dan pada
langkah-langkah pengolahan kulit lainnya, membuat cairan perekat, melepaskan perekat dari kain sutra, menjernihkan kekeruhan
oleh protein dalam bir, dan digunakan bersama sabun untuk mencuci pakaian. Selama berabad-abad, jauh sebelum orag
mengetahui peranan enzim didalam menghasilkan kulit bintang, perlakuan ini diberikan dengan cara merendam kulit tersebut
didalam suspensi kotoran anjing dan unggas. Kini larutan enzim baku telah menggantikan ramuan kotoran hewan. Pektinase
digunakan untukmenjernihkan sari buah dan juga menghidrolisis pektin dalam batang tanaman rami guna membebaskn serai-serai
selulosa untuk membuat kain linen dan karung goni (Pelczar dan Chan,2012:936), (Koes,iranto,2006:223).

Potensi penggunaan enzim didalam industri telah meningkat dengan nyata karena berkembangnya teknologi enzimang
dimobilisasi. Dalam teknik ini, enzim “diikat” (dibuat tidak mobil) pada suatu matriks yang tidak dapat larut; kemudian substrat
dilakukan pada lapisan enzim yang dimobilisasi ini dan pada saat bersaam enzim akan menubah substrat tersebut. Teknik tersebut
menawarkan beberapa hal yang menarik seperti: Enzim dapat digunakan berulang-ulang dan tidak hilang atau rusak; umur
penggunaan enzim menjadi jauh lebih panjang. Enzim tidak mengkontaminasi produk (Koes,iranto,2006:224).

4. Industri Protein Sel Tunggal (SCP= single cell protein)

Protein sel tunggal merupakan produk pengembangan bahan makanan berkadar protein tinggi yang berasal dari mikroba melalui
mekanisme biteknologi. Istilah protein sel tunggal (PST) digunakan untuk membedakan bahwa protein sel tunggal berasal dari
mikro organisme bersel tunggal atau banyak, contohnya seperti bakteri atau alga. Pemanfaatan mikroorganisme tersebut dilakukan
untuk menghasilkan kualitas produk makanan berprotein tinggi. Sejarah penggunaan protein sel tunggal secara komersial dimulai
pada era Perang Dunia pertama di negara Jerman dengan memproduksi khamir torula. Operasi utama dalam memproduksi protein
sel tunggal adalah dengan cara fermentasi yang bertujuan untuk mengoptimalkan konversi substrat menjadi massa mikrobial.
Contoh penggunaan antara lain Mikoprotein dari Fusarium, Substrat: tepung gandum dan ketan serta Spirulina dan Chlorella.
Contoh diatas dipilih oleh para ilmuwan dalam mengembangkan protein sel tunggal disebabkan kadar protein lebih tinggi dari
protein kedelai atau hewan dan memiliki pertumbuhan yang cepat dan tepat (Zulkarnain,2013).
Mikroorganisme yang dibiakkan untuk protein sel tunggal dan digunakan sebagai sumber protein untuk hewan atau pangan harus
mendapat perhatian secara khusus. Mikroorganisme yang cocok antara lain memiliki sifat tidak menyebabkan penyakit terhadap
tanaman, hewan, dan manusia. Selain itu, nilai gizinya baik, dapat digunakan sebagai bahan pangan atau pakan, tidak mengandung
bahan beracun serta biaya produk yang dibutuhkan rendah. Mikroorganisme yang umum digunakan sebagai protein sel tunggal,
antara lain alga Chlorella, Spirulina, dan Scenedesmus; dari khamir Candida utylis; dari kapang berfilamen Fusarium gramineaum;
maupun dari bakteri (Zulkarnain,2013).

Protein sel tunggal ( SCP = single cell protein ) mengacuh pada sel mikroorganisme yang dikeringkan seperti ganggang, jamur,
bintang, bakterri, khamir, kapang dan cendawan lebih tinggi yang ditimbulkan dalam sistem balakan skala besar untuk digunakan
sebagai sumber protein dalam pangan dan pakan. Meskipun organisme ini ditimbulkan terutama untuk kandungan prroteinnya
dalam proses produksi SCP, sel mikroba juga mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan senyawa nitrogen bukan
prrtein seperti asam nukleat. Istilah protein sel tunggal atau SCP di gunakan bagi protein mikroba untuk membedakan dengan
protein yang berasal dari tumbuhan dan hewan multiseluler. Protein mikroba diharapkan dapat memberi sumbangan mencukupi
kebutuhan protein dunia, sehingga dapat mengurangi penggunaan pangan yang berasal dari kedelai, ikan, dan daging
(Sardjoko,2006:121)

a. Produk penisilin

2.4 Peranan Mikroba dalam Mikrobiologi Industri

A. Produksi Bahan Kimia Farmasi yang Bernilai Komersil

1. Antibiotika

Antibiotika merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan dapat menghambat atau membunuh
mikroorganisme lain. Perkembangan antibiotika sebagai zat untuk pengobatan penyakit infeksi lebih banyak mempengaruhi
penggunaan obat dibandingkan dengan perkembangan antibiotik itu sendiri. Antibiotika merupakan produk metabolisme sekunder.
Meskipun hasilnya relatif rendah dalam sebagian besar industri fermentasi, tetapi karena aktivitas terapetiknya tinggi maka
menjadi memiliki nilai ekonomik tinggi, oleh karena itu antibiotika dibuat secara komersial melalui fermentasi mikroba. Beberapa
antibiotika dapat disintesis secara kimia, tetapi karena kompleksitas bahan kimia antibiotika dan cenderung menjadi mahal, maka
tidak memungkinkan sintesis secara kimia dapat bersaing dengan fermentasi mikroorganisme.

Penggunaan antibiotika secara komersial, pertamakali dihasilkan oleh fungi berfilamen dan oleh bakteri kelompok
Actinomycetes. Seringkali, sejumlah senyawa kimia berhubungan dengan keberadaan antibiotika, sehingga dikenal famili
antibiotik. Antibiotika dapat dikelompokkan berdasarkan struktur kimianya. Sebagian besar antibiotika digunakan secara medis
untuk mengobati penyakit bakteri, meskipun sebagian diketahui efektif menyerang penyakit fungi. Secara ekonomi dihasilkan
lebih dari 100.000 ton antibiotika per tahun, dengan nilai penjualan hampir mendekati $ 5 milyar.

Perkembangan penisilin dan anti biotik lain secara komersial merupakan slah satu peristiwa hebat yang paling dramatis
dalam sejarah mikrobiologi industri (Koes,iranto:219).

Jamur Pinicillium sp merupakan jamur yang menghasilkan antibiotik yang disebut penisilin (Hidayat,N,.Padaga.MC dan
Suhartini,S,2006:24).

Kapang yang diisolasi oleh Fleming (penicillum notatum) di laboratoriumnya menghasilkan hanya beberapa unit penisilin per
militer, suatu jumlah yang amat kecil dibandingkan dengan kebutuhan pasien yang memerlukan pengobatan dengan jutaan atau
miliaran unit. Keefektifan penisilin yang istimewa sebagai zat kemoterapeutik telah dipertunjukan oleh Sir Howard Florey dan
Ernest B. Chain selama tahun 1939 dan 1941. Karena tekanan perang, para ilmuwan Inggris membawa kapang itu ke Amerika
Serikat dengan harapan dapat mengembangkan produksi antibiotik tersebut dalam skalar besar. Maka dimulailah suatu program
penelitian ekstensif yang memiliki salah satu prioritas masa perang yang paling tinggi. Dalam waktu relatif singkat asil penisilin
meningkat seribu kali. Perkembangan-perkembangan yang turut meningkatkan hasil yang luar biasa ini ialah
(Koes,iranto,2006:221):

a. Perbaikan komposisi medium

b. Isolasi spesies kapang penghasil penisilin yang lebih baik, yaitu

Penicilium chrysogenum.

c. Perkembangan teknik biakan dibawah permukaan: kultivasi kapang

dalam media cair bervolum tinggi yang dialiri udara steril.

d. Produksi galur-galur mutan dari Penicillium chrysogenum yang

mampu menghasilkan penisilin dalam jumlah muatan besar. Sederetan mutan yang diperoleh dengan bantuan radiasi sinar-X dan
ultraviolet menghasilkan galur-galur kemampuan istimewa dalam sintesis penisilin.

e. Penambahan zat kimia kedalam medium yang berfungsi sebagai


prekursor bagi sintesis penisilin.

f. Menyempurnakan metode-metode untuk memisahkan penisilin dari

campuran hasil fermentasi (Pelczar dan Chan,2012:933).

Sebagian besar antibiotik lain diproduksi dengan cara yang serupa. Perbedaan utama yang terletak pada jenis mikroorganisme yang
digunakan, komposisi medium, dan metodeekstraksi. Peralatan fermentasi yang sama dapat digunakan untuk memproduksi lebih
dari satu macam antibiotik (Pelczar dan Chan,2012:934), (Koes,iranto,2006:223).

Langkah-langkah utama dalam produksi penisilin secara komersial disajikan secara skematis pada Gambar 2.8. Perubahan-
perubahan biokimiawi yang terjadi selama proses fermentasi (pertumbuhan, produksi penisilin, perubahan dalam medium)
diperlihatkan pada Gambar 2.9. (Pelczar dan Chan,2012:934).

4. Pemisahan Logam Berat oleh Bakteri

Bakteri yang berperan dalam proses pemisahan logam berat adalah Thiobacillus ferroxidans dan Thiobacillus oxidans. Kedua
bakteri ini termasuk khemolitotrof artinya bakteri pemakan batuan yang tumbuh subur di tempat pertambangan ataupun dalam
lingkungan tanpa ada zat organik dan berperan untuk mengekstraksi berbagai jenis logam. Energi dapat diperoleh bakteri dari
oksidasi zat anorganik(besi dan belerang). Bakteri ini dapat mengekstrak karbondioksida secara langsung menjadi karbon (Fadma,
2013).

7. Produksi Senyawa Hidrokarbon

a.Naftalena, Antrasena dan senyawa Poliaromatik lain

Beberapa bakteri mampu menguraikan senyawa hidrokarbon polisiklik seperti naftalena, antrasena dan fenantrena. Bakteri akan
dirumbuhkan dalam salah satu larutan biak tersebut kemudian akakn diekskresi salisilat. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa
hidrokarbon alamiah apat diubah oleh mikroorganisme maupun dioksidasi sebagian atau seluruhnya. Aspal dalam kondisi
lingkungan yang menguntungkan dapat diuraikan meskipun prosesnya berlangsung lambat. Grafit dapat dioksidasi dalam tanah
yang didalamnya terdapat mikroorganisme (Fadma, 2013).

Pada pencemaran tanah dengan minyak bumi, hidrokarbon dalam tanah yang didalamnya terdapat mikroorganisme dan diudarai
dapat diuraikan secara cepat dan sempurna. Minyak bumi yang tumpah pada air laut merupakan bahaya besar bagi flora dan fauna.
Tumpahan minyak bumi ini dapat diuraikan pula oleh bakteri akan tetapi meskipun telah diuraikan akan tetap tertinggal dalam
waktu yang lama karena pengaruh biologik. Zat alkana berantai panjang, senyawa hidrokarbin aromatik dan campuran menyerupai
aspal (Fadma, 2013).

b. Metana

Metana dapat diolah dan dioksidasi oleh bakteri yang tidak mampu memecah hidrokarbon berantai panjang. Hanya bakteri tertentu
pengolah metana yang memakan hidrokarbon yaitu kelompok bakteri yang ekstrim dalam pengolahan senyawa C1. Oleh karena itu
bakteri pengolah metana dikelompokkan bersama dengan semua bakteri dan ragi yang mengolah metanol, amina termetilasi,
formiat, dimetileter, dan formaldehid sebagai kelompokm organisme metilotrof. Bakteri yang mengandung metana sebagai sumber
karbon dan energi berasal dari genus: Methylomonas, Methylococcus dan Methylosinus. Gas metana berguna sebagai sumber
energi alternatif sebagai contoh gas elpiji untuk keperluan rumah tangga dan pembakaran untuk menghasilkan listrik (Fadma,
2013).

Pengolahan metanol oleh bakteri dimulai oleh metanol dehidrogenase. Ditemukan gugus prostetik yang disebut metoksatin atau
pirolkhinolinkhinon (PQQ) di dalam enzim tersebut. Metosaktin sebagai komponen alkohol dehidrogenase yang terikat membran
dan terdapat dalam bakteri. Pada pengolahan metana dengan metode saringan tetes, proses pengolahan dilakukan dengan
memasukkan bakteri ke dalam bak berisi limbah yang telah diberi lubang untuk masuknya udara (aerator). Limbah akan terurai dan
dapat dibuang ke lingkungan yang airnya sudah dipisahkan dari endapannya. Misalnya limbah logam berat yaitu chromium, limbah
tersebut dapat direduksi oleh bakteri Enterobacter cloaceae (Fadma, 2013).

Di Berlin telah diisolasi dari biak pengkayaan dengan fraksi hidrokarbon sebagai sumber energi dua ragi: Candida lipolytica dan
Candida tropicalis. Candida lipolytica mengolah mulai dari panjang rantai 15 atom-C semua homolog yang lebih panjang.
Kebanyakan jenis candida mengoksidasi hidrokarbon. Hasilnya dengan karbohidrat sebagai substrat harga Y hanya 0,5 akan tetapi
hidrokarabon yang dihasilkan 0,7 – 1 (Fadma, 2013).

Banyak Pseudomonas yang mengoksidasi hidrokarbon secara sempurna, hanya Acinetobacter calcoaceticus saja mengekskresi
produk oksidasi dan Nocardia menimbunnya di dalam sel (Fadma, 2013).

Beberapa contoh bakteri metanogen yang diklasifikasikan secara taksonomi (Fadma, 2013):

1. Methanobacterium thermoaautotrophicum

2. Methanobacterium aboriphilicum

3. Methanobacterium formicicum

4. Methanobacterium ruminantium
5. Methanobacterium mobile

6. Methanococcus vannielii

7. Methanosarcina barkeri

8. Methanosarcina marzei

9. Methanospirillum hungatii

10. Methanothrix soehngenii

Bakteri-bakteri metana dapat mengaktivasi hidrogen dan menghubungkan oksidasi hidrogen dengan reduksi CO2. CO2 diolah
sebagai akseptor hidrogen dan metana diproduksi untuk memperoleh energi (Fadma, 2013).

Selain bakteri-bakteri metanogen di atas, bakteri Escherichia coli juga berperan penting dalam pembentukan bahan bakar karena
Escherichia coli mampu menyintesa dan memproduksi enzim hemiselulosa yang berguna untuk menguraikan selulosa menjadi
gula kemudian gula akan diubah menjadi asam lemak untuk membentuk membran sel. Gen bakteri ini direkayasa dengan
memberikan arus pendek. Hal ini bertujuan untuk dapat memproduksi molekul asam lemak secara maksimum. Asam lemak ini
nantinya akan diubah menjadi bahan bakar dan senyawa kimia lainnya (Fadma, 2013).

5. Industri Produk-produk Kesehatan

Vaksin adalah sediaan mikroorganisme mati atau yang dilemahkan yang dapat diberikan kepada manusia atau hewan guna
merangsang kekebalan tubuh. Dalam penyakit yang disebabkan oleh virus, vaksin telah berkembang oleh teknologi DNA
rekombinan untuk melawan virus polio, hepatitis, herpes, influenza dll.

Antibiotic adalah senyawa anti mikrob yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup. Antibiotic telah digunakan secara meluas
sejak perang dunia kedua dengan penemuan penicillin. Selanjutnya dalam perkembangannya, anti biotic digunakan secara
meluas bagi obat-obatan manusia dan hewan ternak. Beberapa antibiotic telah digunakan untuk meningkatkan berat ternak.
Antibiotic dalam dosis terbatas dapat digunakan untuk mengatasi penyakit taaman yang disebabkan oleh mikroba.

Beberapa antibiotic penting yang telah dihasilkan oleh mikroba :


Senyawa antibiotik Mikroorganisme penghasil Spectrum aktivitas antibiotik
Aktinomisin D Streptomyces sp Antitumor
Asparaginase Erwinia sp Antileukomia
Basitrasin Bacillus sp Antibakteria
Bleomisin Streptomyces sp Anti kanker
Sefalosporin Acremonium sp Anti bacteria
Kloramfenikol Cephalosporium sp Anti bakteri
Daunorubisin Streptomycessp Anti protozoa
Fumagilin Aspergillus sp Amoebisidal
Griseofulvin Penicillin sp Anti fungus
Mitomisin Streptomyces sp Anti tumor
Natamisin Streptomyces sp Pengawetan makanan
Nisin Streptomyces sp Pengawetan makanan
Penicillin G Penicillin sp Anti bakteri
Rifamisin Nocardia sp Antituberculosis
Streptomisin Streptomyces sp Anti bakteria

aktor-faktor yang Mempengaruhi Mikroorganisme dalam Industri

Kegiatan mikroba dipengaruhi oleh faktor lingkungannya. Perubahan dilingkungan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan
sifat morfologi dan fisiologi mikroorganisme. Beberapa golongan mikroorganisme resisten terhadap perubahan lingkungan
karena dengan cepat melakukan adaptasi dengan lingkungan. Faktor-faktor lingkungan yang sering mempengaruhi pertumbuhan
mikroba antara lain (Anonim, 2010):

a) Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan mikroba. Beberapa mikroba mampu hidup dalam kisaran suhu yang
luas. Terkait dengan suhu pertumbuhan maka dikenal suhu minimum, maksimum dan optimum. Suhu minimum adalah suhu
yang paling rendah dimana kegiatan mikroba masih berlangsung. Suhu optimum adalah suhu yang paling baik untuk kehidupan
mikroba. Sedangkan suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat menumbuhkan mikroba tetapi pada tingkat
kegiatan fisisologi yang paling rendah.

Atas dasar suhu perkembangannya mikroba dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu psikofil, mesofil dan termofil.

· Mikroba psikofil/kriofil dapat tumbuh pada suhu antara 0o C-30o C, dengan suhu optimum 15OC. Kebanyakan tumbuh
ditempat-tempat dingin, baik di daratan maupun dilautan.

· Mikroba mesofil mempunyai suhu optimum antara 25-37oC, dengan suhu minimum 15oC dan suhu maksimum antara 45-
55oC. Mikroba ini biasa hidup pada tanah dan perairan.

· Mikroba termofil mempunyai suhu pertumbuhan antara 40-75oC, dengan suhu optimum 55-60oC.

b) Kelembaban

Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban optimum tertentu. Pada umumnya khamir dan bakteri membutuhkan kelembapan
yang lebih tinggi dibandingkan jamur. Banyak mikroba yang tahan tahan hidup dalam keadaan kering untuk waktu yang lama.
Misalnya mikroba yang membentuk spora dan mentuk-bentuk Krista.

c) pH

Berdasarkan pH yang ada, mikroba dikenal dengan asidofil, neurofil, dan alkalifil. Asidofil adalah mikroba yang dapat tumbuh
pada pH antara 2,0-5,0. Mikroba neutrofil adalah mikroba yang mampu tumbuh pada kisaran pH 5,5-8,0 sedangkan mikroba
alkalifil dapat tumbuh pada kisaran pH 8,4-9,5. Bakteri memerlukan pH 6,5-7,5, khamir memerlukan pH 4,0-4,5, sedangkan jamur
mempunyai kisaran pH yang luas.

d) Ion-ion logam

Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au dan Pb pada kadar yang sangat rendah dapat bersifat toksik. Daya bunuh logam berat
pada kadar rendah disebut oligodinamik. Ion-ion logam dapat mengganggu sistem enzim sel. Misalnya Hg++ akan bergabung
dengan gugus sulfidril (-SH) dalam enzim sehingga aktivitas enzim dengan gugus aktif sulfidril akan terhambat aktivitasnya. Ion-
ion Li++ dan Zn++ bersifat toksik bagi Lactobacillus dan Leuconostoc, namun demikian jika Ph diturunkan maka peracunan Li++
dan Zn++ dapat dikurangi.

e) Iradiasi

Radiasi pengion dicirikan oleh energi yang sangat tinggi dan kemampuan penetrasi yang besar. Demikian juga sifat letalnya.
Penggunaan radiasi pengion terutama pada bidang farmasi, kedokteran,proses industri, serta digunakan dalam bidang
mikrobiologi, misalnya menggunakan sinar ultraviolet dan sinar gamma.

· Sinar UV yang paling efektif dalam membunuh mikroorganisme adalah yang memiliki panjang gelombang yang dekat dengan
260 nm, dengan energi kuantum sekitar 4,9 Ev. Sinar dengan panjang gelombang dibawah 200 nm tidak efektif karena mudah
diserap oleh oksigen atmosfir. Sinar dengan panjang gelombang 360-450 nm umumnya disebut UV gelombang panjang dan biasa
digunakan untuk menstimulasi flourisensi, misalnya untuk menunjukkan adanya pigmen pseudomonas pada telur.

Penggunaan lain UV pada bidang industri bahan makanan adalah pada ruang pendingin yang dipergunakan untuk
menyimpan daging. Tujuannya dalah untuk menunda pertumbuhan mikroba permukaan. Iradiasi ultraviolet dengan internsitas 2
mW/cm2 terhadap pseudomonas pada daging dapat mengurangi kecepatan pertumbuhannnya menjadi 85% bila dibandingkan
dengan kontrol, dan akan menjadi 75% bila intensitas pada permukaan 24 mW/cm2.

· Sinar gamma, iradiasi gamma telah digunakan sebagai metode dalam pengawetan pangan di beberapa Negara seperti Belgia,
Perancis, Jepang dan Belanda. Di Indonesia sendiri baru dilakukan dalam skala laboratorium. Proses dilakukan dengan penyinaran
pangan dengan menggunakan kobalt radioisotope (60oC). Iradiasi akan mempengaruhi fungsi metabolisme dan fragmentasi DNA
yang dapat mengakibatkan kematian sel mikroba sehingga memperbaiki kualitas mikrobiologis pangan dengan mengurangi
jumlah jasad perusak dan pathogen.

Selain faktor di atas, mikroba juga melakukan interaksi, sebab di alam jarang dijumpai mikroba yang hidup sebagai biakan murni,
tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan jasad lain. Interaksi antar mikroba dapat terjadi antara dua mikroba yang sama ukuran
selnya (dua sel bakteri, dua sel protozoa) atau antara dua sel yang berbeda ukurannya (sel bakteri dengan sel protozoa). Dua sel
yang ukurannya sama memiliki kebutuhan nutrisi yang kurang lebih sama, sebab susunan molekul suatu sel pada umumnya
relatif sama. Berbeda halnya jika ukuran sel berbeda, kebutuhan ruang berbeda. Protozoa membutuhkan ruang ribuan kali lebih
besar daripada bakteri. Begitu juga dengan kebutuhan nutrisinya. Contohnya interaksi antar Pseudomonas synoyanea dengan
Sterptococcus lactis yang menyebabkan terjadinya warna biru pada susu.
2.3 Syarat-syarat yang Harus Dipenuhi dalam Proses Mikrobiologi Industri

Dari segi perindustrian, mikroba merupakan pabrik zat kimia yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki.
Mikroba merombak bahan mentah dan mengubah bahan mentah menjadi suatu produk baru. Beberapa prasyarat yang harus
dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri, antara lain (Waluyo, 2005):

a. Organisme

Organisme yang akan digunakan harus dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang cukup banyak. Karakteristik penting yang
harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu harus tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang
relatif singkat, memiliki sifat-sifat genetik yang stabil, mampu menghasilkan substansi yang menarik, serta dapat dipelihara dalam
periode waktu yang sangat panjang di laboratorium. Mikroba yang digunakan dalam industri adalah kapang, khamir, bakteri, dan
virus.

b. Medium

Substrat yang digunakan oleh organisme untuk membuat produk baru harus murah dan tersedia dalam jumlah yang banyak.
Misalnya, limbah yang banyak mengandung nutrisi dari industri persusuan dan industri kertas untuk menghasilkan bahan-bahan
yang bernilai tinggi.

c. Hasil

Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki yang besar kapasitasnya dapat mencapai 200.000 liter. Produk metabolisme
mikroba biasanya merupakan campuran heterogen yang terdiri dari sel-sel mikroorganisme dalam jumlah yang sangat banyak,
komponen-komponen medium yang tidak terpakai, dan produk-produk metabolisme yang tidak dikehendaki. Karena itu, harus
dikembangkan metode-metode yang mudah dilaksanakan dalam skala besar untuk memisahkan dan memurnikan produk akhir
yang diinginkan.

d. Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan tumbuhan.

e. Bersifat non-patogen dan bebas toksin, atau jika menghasilkan toksin harus cepat di-inaktifkan.

f. Mudah dipindahkan dari medium biakan. Di laboratorium, sel mikroorganisme pertama kali dipindahkan dengan sentrifugasi,
tetapi sentrifugasi bersifat sulit dan mahal untuk industri skala-besar.

g. Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah dipindahkan dari biakan dengan penyaringan
(dengan bahan penyaring yang relatif murah). Sehingga, fungi, ragi, dan bakteri berfilamen lebih disukai. Bakteri unisel,
berukuran kecil sehingga sulit dipisahkan dari biakan cair.

h. Mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara genetik. Rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk
meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan
kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan),
untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia dari bakteri (Sel pankreas yang mempu
mensekresi Insulin digunting, potongan DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri) DNA rekombinan yang terbentuk menyatu
dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera dikembangbiakkan.
No. Jenis mikroba Nama mikroba Produk yang dihasilkan

1. Bakteri Acetobacter aceti, Asam cuka,


Acetobacter xylinum, Nata de pina, nata de coco,
Bacillus sp, Rekayasa genetic (lingkungan),
Bividobacterium sp, Probiotik,
Lactobacillus sp, dll Yogurt, dll

2. Jamur Aspergillus niger Asam sitrat


Rhyzopus oryzae Pembuatan tempe (perbaikan nilai gizi)
Neurospora sitophila Pembuatan oncom (beta karoten)
Monascus purpureus Pewarna alami dan angkak (membantu kesehatan)
Penicillium sp, dll Antibiotic, dll

3. Yis (kapang) Saccharomyces Alcohol, wine, bir, pengembang roti


cereviceae
Pembuatan kecap (pembentukan aroma), dll
Saccharomyces
Roxii
4. Virus Virus polio Vaksin polio
Virus rabies Vaksin rabies, dll
5. Alga Chlorella Makanan kesehatan dll
2. Produk industri dari pemanfaatan khamir

a. Fermentasi Alkohol

Alkohol merupakan zat pelarut dan bahan dasar paling umun yang digunakan didalam laboratorium dan industri kimia. Aspek-
aspek mikrobiologis dalam proses pembuatan etil alkohol adalah sebagai berikut:

· Substrat

Etil alkohol dapat dibuat dari karbohidrat apa saja yang dapat difermentasi oleh khamir. Apabila pati-patian seperti
jagung dan karbohidrat kompleks yang lain dipergunakan sebagai bahan mentah, maka pertama-tama bahan-bahan tersebut
perlu dihidrolisis menjadi gula sederhana yang dapat difermentasikan. Hidrolisis tersebut dapat dilakukan dengan bantuan enzim
dari barley malt (biji sejenis gandum yang telah dirandam, dikecambahkan, dan dikeringkan) atau kapang atau dengan
pemanasan bahan yang telah diasamkan (Irianto,koes,2006:213).

· Reaksi

Perubahan biokimiawi yang dilakukan oleh khamir adalah

C6H12O6 + khamir 2C2H5OH + 2CO2

· Minuman beralkohol

Minuman beralkohol seperti bir dan anggur diproduksi dengan fermentasi alkohol bahan yang mengandung gula menjadi
etanol dan CO2. Fermentasi dilakukan oleh jenis khamir Saccharomyces.

b. Jamur ragi

Jamur Saccharomyces cerevisiae adalah jamur yang digunakan dalam industri fermentasi karena kemampuannya dapat
menghasilkan alkohol. Saccharomycesce cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah melekat mikstones dalam kehidupan
dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makana (sebagai
ragi roti, sekitar 100 SM, Romawi kuno) dan sebagai minuman (sebagai jamur fermentasi bir dan anggur, sekitar 700 SM di
Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumaria) (Irianto,koes,2006:215).

Di Indonesia sendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari dan digunakan dalam pembuatan makanan dan
minuman seperti tempe, tape dan tuak (Irianto,koes,2006:216).

File:Saccromyces.jpg

Gambar 2.7 Saccharomyces cerevisiae

(sumber: Anonim,2011)
I. Pengertian Mikrobiologi Industri

Adalah suatu proses produksi mikroorganisme dalam jumlah besar, kondisi

terkendali dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi

dan bermanfaat. Dilihat dari sudut industri, mikroorganisme merupakan “pabrik zat kimia”

yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki. Mikroorganisme merombak bahan

mentah (substrat) menjadi suatu produk baru :

Substrat + Mikroorganisme Produk baru

Substrat : karbohidrat, pati, molasses, limbah hasil pertanian, tebu, ubi dsb.

Mikroorganisme : bakteri, jamur, yis dll.

Produk baru : enzim, alcohol, antibiotic, vitamin, hormone steroid, asam amino,

asam organic, protein sel tungg

Tidak semua mikroorganisme yang ada dapat digunakan dalam industri. Mikroorganisme yang diisolasi dari alam memperlihatkan
pertumbuhan sel seperti komponen fisiologi utamanya, sedangkan mikroorganisme industri merupakan organisme yang dipilih
secara hati-hati sehingga dapat membuat satu atau banyak produk khusus. Bahkan jika mikroorganisme industri merupakan salah
satu yang sudah diisolasi dengan teknik tradisional, mikroorganisme tersebut menjadi organisme yang sangat ‘termodifikasi”
sebelum memasuki industri berskala-besar (Suriawiria, 1995). Penentuan produk industri menggunakan jasa mikroorganisme
sangat tergantung dari sifat-sifat mikroorganisme yang dipilih. Mikroorganisme yang dipilih harus memenuhi kriteria-kriteria,
antara lain: memiliki sifat-sifat yang stabil, mampu tumbuh pesat, tidak patogenik, memiliki sifat potensial menjamin proses
biotransformasi berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Mikroorganisme yang terpilih ini berupa galur-galur unggul.
Sedangkan penentuan media dan bagian pengendali proses lainnya disesuaikan dengan spesifikasi sifat mikroorganisme serta
enzim-enzimnya (Haffandi, 2011). Berdasarkan latar belakang diatas, dalam makalah ini akan dibahas mengenai mikrobiologi
industri yang meliputi mikroorganisme yang berperan dalam mikrobiologi industri, faktor-faktor dan syarat-syarat yang harus
dipenuhi serta bagaimana peranan mikroba sebagai penghasil produk dalam bidang industri.
http://novitasariyaman.blogspot.com/2015/10/makalah-mikrobiologi-industri.html

Anda mungkin juga menyukai