Anda di halaman 1dari 48

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
limpahan rahmad-Nya kami dapat menyelesaikantugas makalah dalam rangka
memperlancar kegiatan pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Lampung,
maka diperlukan materi-materi pelajaran baik.
Makalah ini disusun dari berbagai sumber berupa pdf, gambar ,dan
sumber yang ada di media elektronik.

Isu makalah ini meliputi materi material teknik berdasarkan sifat
material teknik secara kimia, yang antara lain terdiri dari atom dan inti atom
serta unsur, model atom bohr, pembagian atom berdasarkan system periodic,
elektronegtif dari unsur, ikatan atom ionik, ikatan atom kovalen, ikatan atom
logam, ikatan atom hidrogen, bilangan koordinasi untuk ikatan atom.

Penulis sadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kritik
dan saran yang bertujuan memperbaiki isi makalah ini akan diterima dengan
senang hati. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya
sehingga makalah ini dapat diterima, penulis mengucapkan terima kasih.



Bandar Lampung, 9 maret 2013



Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i
KATA PENGANTAR.. ii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..
1.2 Rumusan Masalah.
1.3 Tujuan
BAB II. PEMBAHASAN MATERIAL TEKNIK
2.1 Atom dan inti atom serta unsur
2.2 Model atom bohr...
2.3 Pembagian atom berdasarkan sistem periodik .
2.4 Elektronegatif dari unsur...
2.5 Ikatan atom ionik..
2.6 Ikatan atom kovalen..
2.7 Ikatan atom logam.
2.8 Ikatan atom hidrogen
2.9 Bilangan koordinasi untuk ikatan atom.
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA.


















BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Bahan / material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman
dahulu sampai sekarang. Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan
kebutuhan bahan seperti pada transportasi, rumah, pakaian, komunikasi,
rekreasi, produk makanan dll.

Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya
memproduksi dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
(jaman batu, perunggu dsb).

Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya
seperti yang tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dsb. Dengan
perkembangan peradaban manusia bahan - bahan alam tsb bisa diolah sehingga
bisa menghasilkan kualitas bahan yang lebih tinggi.

RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
berikut :
Jelaskan beserta prinsip, serta gambar dari atom dan inti atom serta
unsur, model atom bohr, pembagian atom berdasarkan sistem periodik,
elektronegtif dari unsur, ikatan atom ionik, ikatan atom kovalen, ikatan
atom logam, ikatan atom hidrogen, bilangan koordinasi untuk ikatan
atom.
Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari atom dan inti atom serta
unsur, model atom bohr, pembagian atom berdasarkan sistem periodik,
elektronegtif dari unsur, ikatan atom ionik, ikatan atom kovalen, ikatan
atom logam, ikatan atom hidrogen, bilangan koordinasi untuk ikatan
atom.
Jelaskan aplikasi dan manfaat dari sifat dari atom dan inti atom serta
unsur, model atom bohr, pembagian atom berdasarkan sistem periodik,
elektronegtif dari unsur, ikatan atom ionik, ikatan atom kovalen, ikatan
atom logam, ikatan atom hidrogen, bilangan koordinasi untuk ikatan
atom.

TUJUAN
Menambah wawasan tentang material tenik
Menuntaskan tugas yang diberikan














BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Atom, Inti Atom, serta Unsur

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri
atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada
inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah
atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian
pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom yang
mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang
mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif
dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan
neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom
menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur
tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (/tomos, -), yang
berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali
diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18,
para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa
zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode
kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawanberhasil
menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom,
membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-
prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom.
Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek
yang sangat kecil yang memiliki massa yang secara proporsional kecil pula. Atom
hanya dapat dipantau dengan menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop gaya
atom. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom, dengan proton dan
neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop
dengan inti yang tidak stabil, yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini
dapat mengakibatkantransmutasi, yang mengubah jumlah proton dan neutron pada
inti. Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi,
ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut
dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi
antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan
memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut
Inti atom terdiri atas proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat
atom. Secara kolektif, proton dan neutron tersebut disebut sebagai nukleon (partikel
penyusun inti). Diameter inti atom berkisar antara 10-15 hingga 10-14m. Jari-jari inti
diperkirakan sama dengan fm, dengan A adalah jumlah nukleon Hal ini
sangatlah kecil dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut terikat
bersama oleh gaya tarik-menarik potensial yang disebut gaya kuat residual. Pada
jarak lebih kecil daripada 2,5 fm, gaya ini lebih kuat daripada gaya elektrostatik yang
menyebabkan proton saling tolak menolak.
Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama,
disebut nomor atom. Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi.
Variasi ini disebut sebagai isotop. Jumlah proton dan neutron suatu atom akan
menentukan nuklidaatom tersebut, sedangkan jumlah neutron relatif terhadap jumlah
proton akan menentukan stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu akan
menjalankan peluruhan radioaktif.
Neutron dan proton adalah dua jenis fermion yang berbeda. Asas
pengecualian Pauli melarang adanya keberadaan fermion yangidentik (seperti
misalnya proton berganda) menduduki suatu keadaan fisik kuantum yang sama pada
waktu yang sama. Oleh karena itu, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki
keadaan kuantum yang berbeda dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini
juga berlaku untuk neutron. Pelarangan ini tidak berlaku bagi proton dan neutron
yang menduduki keadaan kuantum yang sama.
Untuk atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang memiliki jumlah
proton lebih banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke keadaan energi yang lebih
rendah melalui peluruhan radioaktif yang menyebabkan jumlah proton dan neutron
seimbang. Oleh karena itu, atom dengan jumlah proton dan neutron yang berimbang
lebih stabil dan cenderung tidak meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor
atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti atom memerlukan proporsi
neutron yang lebih tinggi lagi untuk menjaga stabilitasnya. Pada inti yang paling
berat, rasio neutron per proton yang diperlukan untuk menjaga stabilitasnya akan
meningkat menjadi 1,5.


Gambaran proses fusi nuklir yang menghasilkan inti deuterium (terdiri dari satu
proton dan satu neutron). Satu positron (e+) dipancarkan bersamaan
dengan neutrino elektron.
Jumlah proton dan neutron pada inti atom dapat diubah, walaupun hal ini
memerlukan energi yang sangat tinggi oleh karena gaya atraksinya yang kuat.Fusi
nuklir terjadi ketika banyak partikel atom bergabung membentuk inti yang lebih
berat. Sebagai contoh, pada inti Matahari, proton memerlukan energi sekitar 310
keV untuk mengatasi gaya tolak-menolak antar sesamanya dan bergabung menjadi
satu inti. Fisi nuklir merupakan kebalikan dari proses fusi.
Kelebihan dan kelemahan dari masing-masing model atom dari mulai model atom
Dalton sampai dengan model atom Niels Bohr.


2.2 Model Atom Bohr
Model atom Bohr mengemukakan bahwa atom terdiri dari inti berukuran
sangat kecil dan bermuatan positif dikelilingi oleh elektron bermuatan negatif yang
mempunyai orbit. Inilah gambar teori model atom Bohr. Penjelasan teori atom Bohr
dapat dibaca pada sub bunyi postulat teori atom Bohr di bawah.

Model Atom Kelebihan Kelemahan
Menurut Dalton
seperti bola
pejal
Mulai membangkitkan minat terhadap
penelitian mengenai model atom
Tidak menerangkan
hubungan antara larutan
senyawa dan daya hantar
arus listrik, jika atom
merupakan bagian terkecil
dari suatu unsur dan tidak
dapat dibagi lagi
Menurut
Thomson seperti
roti kismis
Membuktikan adanya partikel lain
yang bermuatan negatif dalam atom.
Berarti atom bukan merupakan
bagian terkecil dari suatu unsur.
Selain itu juga memastikan bahwa
atom tersusun dari partikel yang
bermuatan positif dan negatif untuk
membentuk atom netral. Juga
membuktikan bahwa elektron
terdapat dalam semua unsur
Belum dapat
menerangkan bagaimana
susunan muatan positif
dalam bola dan jumlah
elektron

Rutherford
seperti planet
bumi
mengelilingi
matahari
Membuat hipotesa bahwa atom
tersusun dari inti atom dan elektron
yang mengelilingi inti
Model tersebut tidak
dapat menerangkan
mengapa elektron tidak
pernah jatuh ke dalam inti
sesuai dengan teori fisika
klasik
Niels Bohr
seperti bola,
dengan inti
atom yang
dikelilingi
sejumlah
elektron
Mempu membuktikan adanya lintasan
elektron untuk atom hidrogen
Hanya dapat
menerangkan atom-atom
yang memiliki elektron
tunggal seperti gas
hidrogen, tetapi tidak
dapat menerangkan
spektrum warna dari
atom-atom yang memiliki
banyak elektron

Bunyi Postulat Teori Atom Bohr
Teori atom Bohr kiranya dapat dijelaskan seperti berikut:

o Elektron mengitari inti atom dalam orbit-orbit tertentu yang berbentuk
lingkaran. Orbit-orbit ini sering disebut sebagai kulit-kulit elektron yang
dinyatakan dengan notasi K, L, M, N ... dst yang secara berututan sesuai
dengan n = 1, 2, 3, 4 ... dst.
o Elektron dalam tiap orbit mempunyai energi tertentu yang makin tinggi
dengan makin besarnya lingkaran orbit atau makin besarnya harga n. Energi
ini bersifat terkuantisasi dan harga-harga yang diijinkan dinyatakan oleh harga
momentum sudut elektron yang terkuantisasi sebesar n (h/2) dengan n = 1, 2,
3, 4 ... dst.
o Selama dalam orbitnya, elektron tidak memancarkan energi dan dikatakan
dalam keadaan stasioner. Keberadaan elektron dalam orbit stasioner ini
dipertahankan oleh gaya tarik elektrostatik elektron oleh inti atom yang
diseimbangkan oleh gaya sentrifugal dari gerak elektron.
o Elektron dapat berpindah dari orbit satu ke orbit lain yang mempunyai energi
lebih tinggi bila elektron tersebut menyerap energi yang besarnya sesuai
dengan perbedaan energi antara kedua orbit yang bersangkutan, dan
sebaliknya bila elektron berpindah ke orbit yang mempunyai energi lebih
rendah akan memancarkan energi radiasi yang teramati sebagai spektrum
garis yang besarnya sesuai dengan perbedaan energi antara kedua orbit yang
bersangkutan.
o Atom dalam molekul dikatakan dalam keadaan tingkat dasar (ground state)
apabila elektron-elektronnya menempati orbit-orbit sedemikian sehingga
memberikan energi total terendah. Dan apabila elektron-elektron menempati
orbit-orbit yang memberikan energi lebih tinggi daripada energi tingkat
dasarnya dikatakan atom dalam tingkat tereksitasi (excited state). Atom dalam
keadaan dasar lebih stabil daripada dalam keadaan tereksitasi.
Kelemahan Teori Atom Bohr
Walaupun dinilai sudah revolusioner, tetapi masih ditemukan kelemahan teori
atom Bohr yaitu:

Melanggar asas ketidakpastian Heisenberg karena elektron mempunyai jari-
jari dan lintasan yang telah diketahui.
Model atom Bohr mempunyai nilai momentum sudut lintasan ground
state yang salah.
Lemahnya penjelasan tentang prediksi spektra atom yang lebih besar.
Tidak dapat memprediksi intensitas relatif garis spektra.
Model atom Bohr tidak dapat menjelaskan struktur garis spektra yang baik.
Tidak dapat menjelaskan efek Zeeman.
Kelebihan teori Atom Bohr
Menjadi pertimbangan bagi perkembangan model atom selanjutnya.
Unsur
Unsur merupakan zat tunggal yang secara kimia tidak dapat diuraikan menjadi
zat-zat lain. Beberapa contoh unsur adalah oksigen, nitrogen, hidrogen, besi,
aluminium, emas, perak, raksa, dan platina. Unsur-unsur alam tersebut umumnya
terdapat dalam bentuk senyawa, seperti halnya hidrogen sebagai contoh terdapat di
dalam air dan karbohidrat. Beberapa unsur seperti oksigen, nitrogen, belerang, emas,
dan platina di samping sebagai senyawa juga terdapat dalam keadaan bebas.
Sebagaimana kita ketahui, oksigen dan nitrogen terdapat dalam udara.






2.3 Pembagian Atom Berdasarkan Sistem Periodik
Ahli kimia mengklasifikasikan jutaan zat ke dalam unsur, senyawa, dan
campuran. Pada awalnya unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifat.
Selanjutnya, seiring dengan semakin banyaknya penelitian yang dilakukan oleh para
ahli maka unsur-unsur dikelompokkan berdasarkan kemiripan sifat dan kenaikan
massa atom.
Pengertian Sistem Periodik Unsur
Sistem periodik memperlihatkan pengelompokkan atau susunan unsur-unsur
dengan tujuan mempermudah dalam mempelajari sifat-sifat berbagai unsur yang
berubah secara periodik.
Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur
Usaha-usaha untuk mengelompokkan unsur-unsur telah dimulai sejak para
ahli menemukan semakin banyaknya unsur di alam. Pengelompokkan unsur-unsur ini
dimaksudkan agar unsur-unsur tersebut mudah dipelajari. Beberapa ahli
mengelompokkan unsur-unsur tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan.
1) Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johann Dobereiner mengelompokkan unsure berdasarkan
kemiripan sifat ke dalam tiga kelompok yang disebut triade. Dalam triade, sifat unsur
kedua merupakan sifat antara unsur pertama dan unsur ketiga. Contohnya: suatu
triade Li-Na-K terdiri dari Lithium (Li), Natrium (Na), Kalium (K) yang mempunyai
kemiripan sifat. Dia juga menemukan bahwa massa atom unsur kedua adalah rata-rata
massa atom unsur pertama dan unsur ketiga. Tabel pengelompokkan unsur dapat
dilihat pada Tabel 1. Contohnya: massa atom unsur Na adalah rata-rata massa atom
unsur Li dan massa atom unsur K.
Contoh triade yang lain adalah triade Ca-Sr-Ba, triade Cl-Br-I.
Tabel 1. Tabel Triade
Litium
(Li)
Kalsium
(Ca)
Klorin
(Cl)
Belerang
(S)
Mangan
(Mn)
Natrium
(Na)
Stronsium
(Sr)
Bromin
(Br)
Selenium
(Se)
Kromium
(Cr)
Kalium
(K)
Barium
(Ba)
Iodin
(I)
Telurium
(Te)
Besi
(Fe)
2) Hukum Oktaf Newlands
Pada tahun 1865, John Newlands mengklasifikasikan unsur berdasarkan
kenaikan massa atomnya. Newlands mengamati ada pengulangan secara teratur
keperiodikan sifat unsur. Unsur ke-8 mempunyai sifat mirip dengan unsur ke-1.
Begitu juga unsur ke-9 mirip sifatnya dengan unsur ke-2, dan seterusnya. Karena
kecenderungan pengulangan selalu terjadi pada sekumpulan 8 unsur (seperti yang
telah dijelaskan) maka sistem tersebut disebut Hukum Oktaf.
Tabel 2. Tabel unsur Newlands
No No No No No No No No
H 1 F 8 Cl 15 Co&Ni 22 Br 29 Pd 36 Te 43 Pt&Ir
50
Li 2 Na 9 K 16 Cu 23 Rb 30 Ag 37 Cs 44 Os 51
Be 3 Mg 10 Ca 17 Zn 24 Sr 31 Cd 38 Ba 45 V 52
B 4 Al 11 Cr 18 Y 25 Ce&La 32 U 39 Ta 46 Tl 53
C 5 Si 12 Ti 19 In 26 Zr 33 Sn 40 W 47 Pb 54
N 6 P 13 Mn 20 As 27 Di&Mo 34 Sb 41 Nb 48 Bi 55
O 7 S 14 Fe 21 Se 28 Ro&Ru 35 I 42 Au 49 Th 56
Kelemahannya adalah Hukum Oktaf Newlands hanya berlaku untuk unsur-unsur
dengan massa atom yang rendah.
3) Sistem Periodik Mendeleev
Sesuai dengan kegemarannya yaitu bermain kartu, ahli kimia dari Rusia,
Dimitri Ivanovich Mendeleev (1869) mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
tentang unsur, kemudian ia menulis pada kartu-kartu. Kartu-kartu unsur tersebut
disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Kartu-kartu unsur
yang sifatnya mirip terletak pada kolom yang sama yang kemudian disebut golongan.
Sedangkan pengulangan sifat menghasilkan baris yang disebut periode. Alternatif
pengelompokkan unsur-unsur lebih ditekankan pada sifat-sifat unsur tersebut
daripada kenaikan massa atom relatifnya, sehingga ada tempat-tempat kosong dalam
tabel periodik tersebut. Tempat kosong inilah yang oleh Mendeleev diduga akan diisi
oleh unsur-unsur dengan sifat-sifat yang mirip tetapi pada waktu itu unsur tersebut
belum ditemukan.
Tabel 3. Tabel Sistem Periodik Mendeleev
Reihen
Group
I
Group
II
Group
III
Group
IV
Group
V
Group
VI
Group
VII
Group
VII
- - - RH
4
RH
3
RH
2
RH -
R
2
O RO R
2
O
3
RO
2
R
2
O
5
RO
3
R2H7 RO
4

1 H = 1
2 Li =7 Be =
9,4
B = 11 C =
12
N =14 O =
16
F = 19
3 Na =
23
Mg =
24
Al =
27,3
Si =
28
P =
31
S = 32 Cl =
35,5

4 K =
39
Ca =
40
- =
44
Ti =
48
V =
51
Cr =
52
Mn =
55
Fe =
56, Co
=59,
Ni = 59,
Cu = 63
5 (Cu =
53)
Zn =
65
- = 68 - = 72 As =
75
Se =
78
Br = 80
6 Rb =
85
S = 87 Yt =
88
Zr =
90
Nb =
94
Mo =
96
- = 100 Ru =
104, Rh
=104,Pd
= 106,
Ag
=108
7 (Ag
=108)
Cd =
112
In =
113
Sn =
118
Sb =
122
T =
125
J = 127
8 Cs =
133
Ba =
137
Di =
138
Ce =
140
- - - - - -
9 (-) - - - - - -
10 - - ?Er=
178
?La =
18-
Ta=
182
W =
184
- Os =
195, Ir
=197,
Pt 198,
Au =
199
11 (Au
=198)
Hg =
200
Tl =
204
Pb =
207
Bi =
208

12 - - - Th =
231
- U
=240
- - - -
Kelebihan sistem periodik Mendeleev adalah dapat meramalkan sifat unsur
yang belum ditemukan pada saat itu dan telah mempunyai tempat yang kosong,
penempatan gas mulia yang baru ditemukan tahun 18901900 tidak menyebabkan
perubahan susunan sistem periodik Mendeleev, sedangkan kekurangannya yaitu
adanya penempatan unsur yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom. Contoh:
127
I dan
128
Te. Karena sifatnya, Mendeleev terpaksa menempatkan Te lebih dulu
daripada I.
4) Sistem Periodik Modern
Pada tahun 1914, Henry G. Moseley menemukan bahwa urutan unsur-unsur
dalam sistem periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Sistem periodik
unsur modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat.
Moseley berhasil menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada
unsur yang terbalik letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai
dengan kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor
atom. Sistem periodik modern bisa dikatakan sebagai penyempurnaan sistem periodik
Mendeleev. Tabel Moseley atau yang dikenal dengan istilah Tabel Sistem Periodik
Modern dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tabel Sistem Periodik Modern


Jumlah periode dalam sistem periodik ada 7 dan diberi tanda dengan angka:
Periode 1 disebut sebagai periode sangat pendek dan berisi 2 unsur.
Periode 2 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur.
Periode 3 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur.
Periode 4 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur.
Periode 5 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur.
Periode 6 disebut sebagai periode sangat panjang dan berisi 32 unsur, pada
periode ini terdapat unsur Lantanida yaitu unsur nomor 58 sampai nomor 71.
Periode 7 disebut sebagai periode belum lengkap karena mungkin akan bertambah
lagi jumlah unsur yang menempatinya, sampai saat ini berisi 24 unsur. Pada periode
ini terdapat deretan unsur yang disebut Aktinida, yaitu unsur bernomor 90 sampai
nomor 103.
Kegunaan Sistem Periodik
Sistem periodik dapat digunakan untuk memprediksi harga bilangan oksidasi, yaitu:
1. Nomor golongan suatu unsur, baik unsur utama maupun unsur transisi, menyatakan
bilangan oksidasi tertinggi yang dapat dicapai oleh unsur tersebut. Hal ini berlaku
bagi unsur logam dan unsur non logam.
2. Bilangan oksidasi terendah yang dapat dicapai oleh suatu unsur bukan logam
adalah nomor golongan dikurangi delapan. Adapun bilangan oksidasi terendah bagi
unsur logam adalah nol. Hal ini disebabkan karena unsur logam tidak mungkin
mempunyai bilangan oksidasi negatif.
Sistem Periodik dan Aturan Aufbau; Blok s, p, d, dan f
Kaitan antara sistem periodik dengan konfigurasi elektron (asas Aufbau) dapat dilihat
seperti pada gambar di bawah.
Dapat kita lihat bahwa asas Aufbau bergerak dari kiri ke kanan sepanjang periode,
kemudian meningkat ke periode berikutnya. Setiap periode dimulai dengan subkulit
ns dan ditutup dengan subkulit np (n = nomor periode).
1s 2s, 2p 3s, 3p 4s, 3d,
4p
5s, 4d,
5p
6s, 4f, 5d,
6p
7s, 5f,
6d
Periode 1 2 3 4 5 6 7
Berdasarkan jenis orbital yang ditempati oleh elektron terakhir, unsur-unsur dalam
sistem periodik dibagi atas blok s, blok p, blok d, dan blok f.
a. Blok s: golongan IA dan IIA
Blok s tergolong logam aktif, kecuali H dan He. H tergolong nonlogam, sedangkan
He tergolong gas mulia.
b. Blok p: golongan IIIA sampai dengan VIIIA
Blok p disebut juga unsur-unsur representatif karena di situ terdapat semua jenis
unsur logam, nonlogam, dan metaloid.
c. Blok d: golongan IIIB sampai dengan IIB
Blok d disebut juga unsur transisi, semuanya tergolong logam.
d. Blok f: lantanida dan aktinida
Blok f disebut juga unsur transisidalam, semuanya tergolong logam. Semua unsur
transisidalam periode 7, yaitu unsur-unsur aktinida, bersifat radioaktif.

Sistem periodik unsur memperlihatkan pengelompokan unsur-unsur dalam blok s, p,
d, dan f. Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter and Change, Martin S.
Silberberg. 2000
SIFAT-SIFAT UMUM UNSUR DALAM SISTEM PERIODIK

1.Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Unsur-unsur
yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah makin besar sebab jumlah kulit yang
dimiliki atom makin banyak, sehingga kulit terluar makin jauh dari inti atom. Unsur-
unsur yang seperiode, jari-jari atom makin ke kanan makin kecil. Unsur-unsur yang
seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan tetapi, tidaklah berarti mereka
memiliki jari-jari atom yang sama pula. Semakin ke kanan letak unsur, proton dan
elektron yang dimiliki makin banyak,sehingga tarik-menarik inti dengan elektron
makin kuat. Akibatnya,elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti


Jari-jari atom makin besar




2. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
terluar suatu atom. Energi ionisasi ini dinyatakan dalam satuan kJ mol1. Unsur-
unsur yang segolongan, energi ionisasinya makin ke bawah semakin kecil karena
elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron
terluar makin mudah dilepaskan. Unsur-unsur yang seperiode, gaya tarik inti makin
ke kanan makin kuat, sehingga energi ionisasi pada umumnya makin ke
kanan makin besar
.

Energi ionisasi makin besar


3.Elektronegativitas (Keelektronegatifan)
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk
menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Unsur-unsur yang segolongan,
keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil sebab gaya tarik inti makin lemah.
Unsur-unsur yang seperiode, keelektronegatifan makin ke kanan makin besar.Akan
tetapi perlu diingat bahwa golongan VIIIA tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal
ini karena sudah memiliki 8 elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar
berada pada golongan VIIA.


Elektronegativitas makin besar.





4.Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan 1elektron
pada satu atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan 1.
Afinitas elektron juga dinyatakan dalam kJ mol1. Unsur yang memiliki afinitas
elektron bertanda negatif, berarti mempunyai kecenderungan lebih besar dalam
menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin
negatif nilai afinitas elektron, maka makin besar kecenderungan unsur tersebut dalam
menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion negatif).


Afinitas Elektron makin besar.





5.Sifat Logam
Sesuai dengan kecenderungan energi ionisasi dan keelektronegatifan, maka
sifat logam-nonlogam dalam periodik unsur adalah:
a. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, sifat logam berkurang, sedangkan sifat
nonlogam bertambah
b.Dari atas ke bawah dalam satu golongan, sifat logam bertambah, sedangkan sifat
nonlogam berkurang.

Sifat logam bertambah besar




6.Titik Didih dan Titik Cair (Leleh)

Dalam satu periode, titik cair dan titik didih naik dari kiri ke kanan sampai
golongan IVA, kemudian turun drastis. Titik cair dan titik didih terendah dimiliki
oleh unsur golongan VIIIA.
Dalam satu golongan, ternyata ada dua jenis kecenderungan:
a.Unsur-unsur golongan IA IVA, titik cair dan titik didih makin rendah dari atas ke
bawah
b.Unsur-unsur golongan VA VIIIA, titik cair dan titik didihnya makin tinggi.

7.Kereaktifan
Kereaktifan unsur-unsur logam bertambah dari atas ke bawah dalam satu
golongan, sedangkan unsur-unsur non logam kereaktifannya berkurang dari atas
kebawah dalam satu golongan.
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk
menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Misalnya, fluorin memiliki
kecenderungan menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa keelektronegatifan fluorin lebih besar daripada hidrogen. Konsep
keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling (1901 1994) pada
tahun 1932.
Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke bawah makin
kecil sebab gaya tarik inti makin lemah. Sedangkan unsur-unsur yang seperiode,
keelektronegatifan makin ke kanan makin besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa
golongan VIIIA tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal ini karena sudah memiliki
8 elektron di kulit terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar berada pada golongan
VIIA.


2.4 ELEKTRONEGATIF DARI UNSUR
Keelektronegatifan didefinisikan sebagai kecenderungan suatu atom dalam
molekul untuk menarik pasangan elektron yang digunakan pada ikatan ke arah atom
bersangkutan. Skala keelektronegatifan yang dipakai sampai sekarang adalah yang
dikembangkan oleh Pauling sebab lebih lengkap dibandingkan skala
keelektronegatifan yang lain.

Gambar 4. Linus Pauling
Sumber : Mudah dan Aktif Belajar Kimia, 2009
Pauling memberikan skala keelektronegatifan 4 untuk unsur yang memiliki energi
ionisasi dan energi afinitas elektron tinggi, yaitu pada unsur florin, sedangkan unsur-
unsur lainnya di bawah nilai 4.

Sumber : Foundation of Chemistry, 1996
Pada tabel periodik, unsur florin yang ditetapkan memiliki keelektronegatifan 4
(terbesar) berada di ujung kanan paling atas. Adapun Unsur fransium yang memiliki
keelektronegatifan terendah yaitu 0,7 berada di kiri paling bawah dalam tabel
periodik.
Sifat Keelektronegatifan
Keelektronegatifan merupakan ukuran kemampuan suatu atom untuk menarik
elektron dalam ikatannya. Harga keelektronegatifan bersifat relative antara atom satu
dengan atom yang lain. Keelektronegatifan diukur dengan menggunakan skala
Pauling yang harganya berkisar antara 0,7-40. Untuk unsur-unsur segolongan dari
atas ke bawah harga keelektronegatifan berkurang, sedang dalam 1 periode dari kiri
ke kanan harga keelektronegatifan unsur golongan VII A sebagai berikut:
F = 4,0
Cl= 3,0
Br= 2,8
I = 2,5
Energi ionisasi merupakan energi minimum yang diperlukan atom netral
dalam bentuk gas untuk melepaskan satu elektron membentuk ion bermuatan +1.
Apabila atom tersebut akan melepaskan elektronnya yang kedua, maka diperlukan
energi yang jauh lebih besar, energi ini disebut energi ionisasi kedua. Demikian
seterusnya energi ionisasi akan makin besar dengan makin banyaknya jumlah
elektron yang akan dilepaskan dari suatu atom. Energi ionisasi unsur golongan VII A
adalah sebagai berikut:
F = 402
Cl= 299
Br= 273
I = 241
Energi ionisai dipengaruhi oleh besarnya muatan inti dan ukuran jari-jari
atom. Makin besar muatan inti, makin besar pula energi ionisasinya. Sedangkan
makin besar jari-jari, akan makin kecil daya tarik terhadap elektron terluarnya. Oleh
karena itu, energi ionisasi makin kecil dan makin reaktif unsur tersebut. Berdasarkan
hal tersebut, eneergi ionisasi unsur-unsur segolongan dari atas ke bawah makin kecil,
karena makin besar jari-jari atom unsur-unsur segolongan dari atas ke bawah dengan
bertambahnya jumlah kulit elektron. Sebaliknya energi ionisasi unsur-unsur seperiode
dari kiri ke kanan makin besar, karena bertambah besarnya muatan inti dari kiri ke
kanan sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap.
Ada suatu penurunan yang teratur dalam kereaktifan kimia fluor sampai iod,
sebagaimana ditunjukkan olleh kecenderungan dalam kekuatan mengoksidasinya.
Molekul fluor yang beratom dua (diatomik) itu, F
2
, merupakan zat pengoksid yang
lebih kuat daripada unsur lain yang manapun dalam keadaan normalnya.
Secara umum, fluorin bereaksi dengan unsur dan senyawa lain dengan cara
mengoksidasiya. Atom ini menggantikan halogen lain yang kurang reakstif dari
senyawa-senyawanya, seperti halnya klorin menggantikan bromine dan iodine, yaitu
unsur yang terletak di bawahnya dan bromine menggantikan iodine. Flourin jauh
lebih reaktif daripada klorin, bromine, dan iodine. Dalam membentuk suatu senyawa,
1 atom flourin dapat menggunakan secara bersama-sama elektron-elektron dalam 1
ikatan kovalen tunggal atau mendapat 1 elektron membentuk ion fluoride (F-).
Diantara halogen-halogen lain energi ionisasi F paling besar. SElain posisi F sebagai
unsur yang paling elektronegatif, data afinitas elektron menunjukkan bahwa F
(g)

(membentuk anion gas) kurang mudah daripada Cl
(g)
dan hanya sedikit lebih mudah
daripada Br
(g)
.
Dengan menentukan kekuatan oksidasi relative dari unsur-unsur golongan
halogen, maka akan diperoleh suatu pengertian mengenai kecenderungan unsur-unsur
untuk dihubungkan dengan berubahnya ukuran atom dan ukuran ion. Semua halogen
adalah non logam dengan rumus X
2
, dimana X melambangkan unsur halogen karena
kereaktifannya yang besar halogen tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur
bebasnya di alam.
2.5 Ikatan Atom ionic
Ikatan atom ionik
Pengertian dan prinsip
Ikatan ion (atau ikatan elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat
terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti
amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion
terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion yang berbeda muatan.
salah satu atom yang akan membentuk ikatan memberikan elektron kepada
atom pasangannya yang memang memiliki kemampuan untuk menerima elektron.
Dengan demikian terjadilah pasangan ion positif dan negatif, dan mereka saling
terikat.
Pada ikatan ini terjadi transfer elektron dari satu atom ke atom lainnya. Oleh
karena berpindahnya elektron, maka ada atom yang kedapatan elektron menjadi
bermuatan negatif, sedangkan atom yang kehilangan elektron akan bermuatan positif.
Jika atom ketambahan elektron, maka atom tersebut menjadi ion negatif atau dikenal
dengan istilah anion. Sedangkan jika atom kehilangan elektron, maka atom tersebut
menjadi ion positif atau kation Karena adanya perbedaan muatan antar ion (ion positif
dan ion negatif), maka ion positif dan negatif akan saling tarik menarik oleh gaya
elektrostatik. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari ikatan ionik.
Proses terbentuknya ikatan ionik dicontohkan dengan pembentukan
NaCl. Natirum (Na) dengan konfigurasi elektron (2,8,1) akan lebih stabil jika
melepaskan 1 elektron sehingga konfugurasi elektron berubah menjadi (2,8).
Sedangkan Klorin (Cl), yang mempunyai konfigurasi (2,8,7), akan lebih stabil jika
mendapatkan 1 elektron sehingga konfigurasinya menjadi (2,8,8). Jadi agar keduanya
menjadi lebih stabil, maka natrium menyumbang satu elektron dan klorin akan
kedapatan satu elektron dari natrium. Ketika natrium kehilangan satu elektron, maka
natrium menjadi lebih kecil. Sedangkan klorin akan menjadi lebih besar karena
ketambahan satu elektron. Oleh karena itu ukuran ion positif selalu lebih kecil
daripada ukuran sebelumnya, namun ion negatif akan cenderung lebih besar daripada
ukuran sebelumnya. Ketika pertukaran elektron terjadi, maka Na akan menjadi
bermuatan positif (Na
+
) dan Cl akan menjadi bermuatan negatif (Cl
-
). Kemudian
terjadi gaya elektrostatik antara Na
+
dan Cl
-
sehingga membentuk ikatan ionik.

Kelebihan :
1. Ikatan ionik mudah larut dalam air dan pelarut polar lainnya.
2. Senyawa ionik mudah sekali menghantarkan listrik jika dalam larutan.
3. Senyawa ionik cenderung membentuk kristal solid dengan titik leleh yang
tinggi.
Kekurangan :
1. Keras, tetapi mudah patah
2. Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena)

Aplikasi nya untuk material:
Salah satu material yang diaplikasikan untuk ikatan ionic adalah keramik.
Keramik berasal dari bahasa yunani yaitu ceramos(pembuat barang tembikar
tanah liat) dan bahasa inggrisceramic adalah material anorganik dan non-
metal. Umumnya keramik adalah senyawa antara logam dan non logam. Keramik
sudah digunakan sekitar sebelum 4000 SM yang sudah digunakan sebagai busi
isolator listrik dan kekuatan terhadap suhu tinggi yang dapat menghasilkan jenis
keramik yang sangat berkualitas. Keramik biasanya materias yang kuat dan tahan
korosi, sifat-sifat ini bersamaan dengan kerapatan yang rendah dan tititk lelehnaya
yang tinggi yang menjadikan keramik material yang menarik.
Kerapuhan dalam keramik merupakan keterbatasan, karena keramik cenderung untuk
patah secara tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit.
sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal,
dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk
mengabsorbsi panas dari lingkungan. Sifat bahan listrik sangat bervariasi, karena
keramik dikenal dengan isolator yang baik.

Keramik sendiri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. keramik tradisional yang biasanya terbuat dari tanah liat,
contoh: porselen, batu ubin, gelas, whiteware, sewer piper, dll,
Porselen merupakan material keramik yang dibuat
melalui pemanasan bahan mentah. Porselen terbuat dari tanah liat yang dibentuk dan
dibakar di tempat khusus dengan temperatur 1.200 sampai 1.400 derajat
Celsius.Material ini sering dibuat sebagai bahan dasar alat-alat rumah tangga, atau
media hiasan semisal vas bunga atau pahatan. Di ranah alat rumah tangga, biasanya
porselen digunakan untuk bahan piring dan gelas.

2. keramik modern yang biasanya mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dan
mempunyai efek dramaris yang lebih bermanfaat untuk kehidupan manusia
atau biasanya disebut keramik industri, keramik teknologi tinggi dan keramik
halus,Bahan keramik adalah bahan dasar penyusun kerak bumi, yaitu: SiO2,
Al2O3, CaO, MgO, K2O, Na2O dst. Dari unsur-unsur tersebut dapat dilihat
terdapat paduan dua unsur yaitu logam dan non logam, sehingga dapat
dikatakan keramik adalah bahan padat anorganik yang merupakan paduan dari
unsur logam dan non logam. Keramik modern mempunyai keunikan atau sifat
yang menonjol yang tahan terhadap temperatur tinggi, sifat mekanis yang
sangat baik, sifat elektrik yang istimewa, tahan terhadap bahan kimiawi.
contoh: pemakaian pada benda-benda elektronik,komputer, aerospace, heat
changers, turbin, dll.

Alat penukar
Panas atau Heat Exchanger (HE) adalah Alat Yang digunakan untuk memindahkan
Panas bahasa Dari SISTEM SISTEM Ke Lain Tanpa perpindahan massa Dan Bisa
berfungsi sebagai PEMANAS maupun sebagai pendingin. Biasanya, media
PEMANAS dipakai adalah udara Yang dipanaskan sebagai fluida Panas Dan udara
Biasa sebagai pendingin udara (air pendingin).
Manfaat dari sifat :
Manfaat dari sifat material yang terdapat ikatan atom ionic yang akan dibahas
dimakalah ini adalah sebagai garam dapur dan minuman yang memenuhi kebutuhan
elektrolit tubuh

KI
Untuk memenuhi kebutuhan elektrolit dalam tubuh, maka seorang atlet
dianjurkan meminum minuman yang dapat menjaga cairan elektrolit dalam tubuhnya
seimbang yaitu minuman yang mengandung Kalium Iodida (KI) seperti pocari sweat.
Perhatikan animasi dibawah ini

animation created by Beth in Ulead (GIF Animator)
Pada animasi ini terlihat dua molekul yaitu molekul Kalium (K) dan Iodium
(I). Ion Kalium mentrasfer elektron ke ion Iodium, sehingga terbentuk senyawa ion.
Kalium (K) kehilangan satu elektron sedangkan Iodium (I) bertambah satu elektron.
KI digunakan untuk mengatasi masalah penyakit thyroid pada manusia.

NaCl
Selain Kalium Iodida contoh lain dari ikatan ion adalah Natrium Klorida
(NaCl). Garam NaCl ini digunakan untuk penambah cita rasa pada makanan,
kristalnya berbentuk kubus dan biasanya sering dijumpai dimeja makan. Senyawa ini
terbentuk dari reaksi antara : HCl + NaOH H
2
0 + NaCl
Dalam bentuk padatan, NaCl adalah kristal yang berbentuk kubus (sel lattice).
Ikatan ion pada natrium klorida adalah contoh ikatan ion yang klasik. Ketika logam
natrium yang lunak direaksikan dengan gas klor yang berwarna kuning kehijauan
terjadi reaksi yang sangat eksoterm menghasilkan suatu padatan putih natrium
klorida, NaCl (s). Natrium klorida merupakan senyawa ion yang lelehan dan
larutannya dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa ion terbentuk dari senyawa ion
positip dan ion negatip. Dalam NaCl terdapat ion-ion Na+ dan Cl -.
Bagaimana senyawa ion NaCl terbentuk dari unsur-unsurnya?.
Kita gunakan konfigurasi elektron atom Na dan Cl untuk menggambarkan
reaksi tersebut. Na melepaskan satu elektron pada kulit terluar membentuk ion Na+
yang konfigurasi elektronnya mirip dengan unsur gas mulia. Unsur yang dekat
dengan Na adalah Ne (neon)
Na Na + + e -
( 1s2 2s2 2p6 3s1 ) 1s2 2s2 2p6 = Ne
Elektron yang dilepaskan oleh Na diterima oleh Cl sehingga terbentuk Cl-, yang
konfigurasi elektronnya sama dengan konfigurasi unsur Argon yang terdapat pada
golongan unsur gas mulia. Dengan reaksi sebagai berikut :
Cl + e - Cl -
( 3s2 3p5 ) 3s2 3p6 = Ar
Kedua proses tersebut terjadi secara bersama-sama, artinya jika ada unsur
yang melepaskan elektron harus ada unsur lain yang menerimanya. Unsur-unsur
logam cenderung untuk melepaskan elektron membentuk ion positip dan unsur-unsur
non logam cenderung menerima elektron membentuk ion negatip.
Energi pembentukan ion antara reaksi logam natrium dengan gas klorida
sangat eksotermik. Untuk setiap mol padatan NaCl yang terbentuk dilepaskan kalor
sebesar 410,9 KJ/mol. Pertanyaannya adalah mengapa pembentukan senyawa ion
sangat eksotermik ?
Hal ini disebabkan karena pada proses pembentukan padatan NaCl terjadi
transfer elektron dari Na ke Cl. Pada proses pelepasan elektron diperlukan energi, tapi
pada proses penerimaan elektron dilepaskan energi. Untuk melepaskan elektron dari
Na diperlukan energi sebesar energi ionisasinya, yakni 496 KJ/mol dan pada
penerimaan elektron oleh Cl dilepaskan energi sesuai dengan afinitas elektronnya
yakni 349 KJ/mol.
Selain faktor transfer elektron faktor yang berperan pada pembentukan ikatan
adalah gaya tarik antar ion. Gaya tarik antar ion sangat kuat pengaruhnya. Sehingga
reaksi pembentukan senyawa NaCl(s) berlangsung sangat eksoterm, artinya senyawa
NaCl(s) yang terbentuk stabil. Dengan adanya gaya tarik yang sangat kuat antara ion
positip dan ion negatip menyebabkan ion-ion saling mendekat dan bersatu
membentuk susunan padatan tertentu atau kisi tertentu, ukuran kestabilan padatan
ionik dinyatakan dengan energi kisi .

2.6 Ikatan atom kovalen
Pengertian dan prinsip
Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang dikarakterisasikan oleh
pasangan elektron yang saling terbagi (kongsi elektron) di antara atom-atom yang
berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan tolakan yang terbentuk di antara atom-
atom ketika mereka berbagi elektron dikenal sebagai ikatan kovalen.

Pada dasarnya ikatan kovalen dapat dijelaskan melalui dua pendekatan yaitu:
teori ikatan valensi dan yang kedua adalah teori orbital molekul. Pada teori yang
pertama yaitu tentang tentang teori ikatan valensi,dijelaskan interaksi electron valensi
atom-atom yang saling berdekatan. Pada teori ini jarak antara inti atom adalah yang
mempunyai energi terendah. Sedangkan pada teori yang kedua yakni tentang teori
orbital molekul, menjelaskan tentang orbital sekitar inti inti atom yang bergabung.
pada teori ini, orbital adalah gelombang electron pada molekul.
Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan
kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik
menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.
Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu
memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan kovalen,
masing-masing atom memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian
untuk atom H yang menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom dari He (2 valensi)
untuk mencapai tingkat kestabilannya. Selain itu, elektron-elektron yang tidak terlibat
dalam ikatan kovalen disebut elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh dalam
menentukan bentuk dan geometri molekul.
Macam-Macam Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Polar
Ikatan Kovalen yang terjadi antara dua atom yang berbeda, contoh HF, HF memiliki
keelektronegatifan yang berbeda
Ikatan Kovalen Non Polar
Ikatan kovalen yang terjadi diantara dua atom yang sama, dan kelektronegatifan yang
sama,, contoh O2
Ikatan Kovalen Koordinasi
Ikatan kovalen dengan elektron berasala dari satu atom, contoh BF
3
NH
3

Kelebihan:
1. Mudah larut dalam pelarut polar maupun pelarut non polar.
a. Kovalen Non Polar larut dengan pelarut non polar)
(contoh: I2 larut dengan baik pada CCl4)
b. Kovalen polar larut dengan pelarut polar.
(contoh: gula larut dalam air)

2. Untuk kovalen Polar, dapat menghantarkan listrik. Larutannya dalam air ada yang
menghantar arus listrik (contoh: HCl dapat menghantarkan listrik)

3. Ikatan antaratomnya sangat kuat
Kekurangan:
1. Untuk kovalen non polar, tidak dapat menghantarkan listrik walaupun berbentuk
lelehan.
(contoh: lelehan gula tidak dapat menghantarkan listrik)
2. Titik Leleh dan Titik Didih Lebih rendah (kecuali intan karena kristalnya terikat
dengan kuat sehingga energi yang diperlukan untuk memutuskan energipun lebih
besar).
3. sebagian besar tidak dapat menghantarkan arus listrik, baik padatan, leburan, atau
larutannya.
Aplikasi nya untuk material:
Pada ikatan atom kovalen kermaik juga merupakan salah satu material yang
diaplikasiakn menggukan ikatan atom kovalen, selain keramik material lainnya yaitu
polimer.

Polimer atau polimerisasi berasal dari dua kata yaitu poli dan meros. Poli
berarti banyak sedangkan meros berarti bagian, polimer berarti banyak bagian,
terdiri dari banyak monomer yang membentuk polimer atau blok yang dihubungkan
dengan iktan-ikatan kovalen. Polimer tersusun atas monomer. Monomer monomer
tersebut dihubungkan melalui suatu reaksi dimana dua molekul berikatan secara
kovalen satu sama lain melalui pelepasan satu molekul air. Reaksi ini disebut
kondensasi atau dehidrasi. Ketika suatu ikatan terbentuk antara 2 monomer,tiap
molekul memberikan gugus hidroksil (-OH), sementara yang lainnya memberikan
hidrogen (-H). Polimer juga dapat diuraikan menjadi monomer melalui hidrolisis
berdasarkan asal polimer dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Polimer alam adalah senyawa yang dihasilkan dari metabolisme makhluk hidup,
Contoh: pati, selulosa, protein, lipid, asam nukleat.

2. Polimer Sintetik
Polimer sintetik adalah polimer yang tidak berasal dari alam atau metabolidme
makhlukhidup, tetapi buatan manusia yang biasanya disebut dengan plastik, Polimer
sintetis merupakan hasil sintesis senyawa-senyawa organik di mana molekulmolekul
yang berupa monomer bergabung membentuk rantai panjang melalui ikatan kovalen.
Walaupun, kebanyakan polimer sintetik boleh diklasifikasikan dalam tiga kumpulan
utama : thermoplastik, thermoset dan elastomer.
Contoh: polietilena dan polivinil klorida, nylon.

Berdasarkan cara polimerisasinya, polimer dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Polimer adisi
Polimer adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap
diikuti oleh adisi monomer.
Yang termasuk dalam polimer adisi adalah polistirena (karet ban), polietena
(plastik), poliisoprena (karet alam), politetraflouroetena (teflon), PVC, dan
poliprepilena (plastik).
2. Polimer kondensasi
Polimer kondensasi adalah polimer yang terbentuk karena monomer-monomer
saling berikatan dengan melepaskan molekul kecil (H
2
O, NH
3
).

Yang termasuk ke dalam polimer kondensasi adalah bakelit, poliuretan,
poliamida, (melamin), poliester (nilon), teteron, dan protein.

Berdasarka reaksi polimer terhadap kalor dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Polimer termoplastik/termoplas
Polimer termoplastik adalah polimer yang melunak ketika dipanaskan dan dapat
kembali ke bentuk semula.
Contoh: PVC, polietilena, polipropilena
2. Polimer termosetting
Polimer termosetting adalah polimer yang tidak melunak ketika dipanaskan dan tidak
dapat kembali ke bentuk semula.
Contoh: melamin, selulosa.
Manfaat dari sifat :
Molekul yang membangun sel makhluk hidup berupa protein, lemak,
karbohidrat merupakan contoh molekul atau senyawa yang dibentuk oleh ikatan
kovalen.
Lemak mengandung asam lemak jenuh, sedang minyak mengandung asam
lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam alkanoat suku tinggi yang rantai
atom C-nya berikatan kovalen tunggal. Karena itu lemak tidak dapat diadisi. Fungsi
lemak umumnya yaitu sebagai sumber energi, bahan baku hormon, membantu
transport vitamin yang larut lemak, sebagai bahan insulasi terhadap perubahan suhu,
serta pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.

Karbohidrat atau hidrat arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya
sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Di negara
sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan
pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju
karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan
makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber
bahan makanan kaya lemak maupun protein.


2.7 Ikatan Atom Logam
Ikatan logam adalah ikatan kimia yang terbentuk akibat penggunaan bersama
elektron-elektron valensi antaratom- atom logam. Atom logam cenderung melepaskan
elektron bermuatan positif. Antarato logam dapat saling berikatan akibat gaya tarik
menarik antara ion logam bermuatan positif dengan elektron valensi yang bermuatan
negatif. Elektron elektron valensi tersebut dapat bergerak bebas di sela sela ruang
antaratom dan membentuk suatu lautan elektron. Jadi, kristal logam terdiri atas
kumpulan ion logam bermuatan positif di dalam lautan elektron yang mudah
bergerak. Contoh: logam besi, seng, dan perak. Ikatan logam bukanlah ikatan ion atau
ikatan kovalen. Salah satu teori yang dikemukakan untuk menjelaskan ikatan logam
adalah teori lautan elektron.
Contoh terjadinya ikatan logam. Tempat kedudukan elektron valensi dari suatu atom
besi (Fe) dapat saling tum- pang tindih dengan tempat kedudukan elektron valensi
dari atom-atom Fe yang lain. Tumpang tindih antarelektron valensi ini
memungkinkan elektron valensi dari setiap atom Fe ber- gerak bebas dalam ruang di
antara ion-ion Fe+ membentuk lautan elektron. Karena muatannya berlawanan (Fe2+
dan 2 e), maka terjadi gaya tarik-menarik antara ion-ion Fe+ dan elektron-elektron
bebas ini. Akibatnya terbentuk ikatan yang disebut ikatan logam.

Sifat logam ditentukan oleh ikatan logamnya yang kuat, strukturnya yang rapat, dan
keberadaan elektron-elektron bebas. Beberapa sifat fisis logam yang penting:
Berupa padatan pada suhu ruang
Atom-atom logam bergabung oleh ikatan logam yang sangat kuat membentuk
struktur kristal yang rapat. Hal ini menyebabkan atom-atom tidak memiliki kebebasan
bergerak seperti halnya pada zat cair (pengecualiannya adalah Hg).
Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa
Ikatan logam yang kuat dan
struktur logam yang rapat menyebabkan logam bersifat kuat, keras, dan rapat. Akan
tetapi. Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur/tidak
mudah patah. Hal ini dikarenakan sewaktu logam dikenakan gaya luar, maka
elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser.
Kemudian, berikatan lagi dengan atom yang berada di sampingnya. Oleh karena itu,
logam dapat ditempa, dibengkokkan, atau dibentuk sesuai keinginan.
Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi
Hal ini dikarenakan atom-atom logam terikat oleh ikatan logam yang kuat. Untuk
mengatasi ikatan tersebut, diperlukan energi dalam jumlah yang besar.
Menghantarkan listrik dengan baik
Di dalam ikatan logam, terdapat
elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan listrik. Jika diberi suatu beda
tegangan, maka elektron-elektron ini akan bergerak dari kutub negatif menjadi kutub
positif.
Menghantarkan panas dengan baik
Elektron-elektron yang bergerak bebas
di dalam kristal logam memiliki energi kinetik. Jika dipanaskan, elektron-elektron
akan memperoleh energi kinetik yang cukup untuk dapat bergerak/bervibrasi dengan
cepat. Dalam pergerakannya, elektron-elektron tersebut akan bertumbukkan dengan
elektron-elektron lainnya. Hal ini menyebabkan terjadinya transfer energi dari bagian
bersuhu tingi ke bagian bersuhu rendah.
Mempunyai permukaan yang mengkilap
Di dalam ikatan logam, terdapat elektron-elektron bebas. Sewaktu cahaya jatuh pada
permukaan logam, maka elektron-elektron bebas akan menyerap energi cahaya
tersebut. Elektron-elektron akan melepas kembali energi tersebut dalam bentuk
radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi cahaya awal.
Oleh karena frekuensinya sama, maka kita melihatnyta sebagai pantulan cahaya yang
datang. Pantulan cahaya tersebut memberikan permukaan logam tampak mengkilap.
Memberikan efek fotolistrik dan efek termionik
Apabila elektron bebas pada ikatan logam memperoleh
energi yang cukup dari luar, maka elektron tersebut dapat lepas dari logam. Elektron
tersebut dapat ditarik keluar oleh suatu beda potensial positif. Jika energi yang
diperoleh elektron bebas berasal dari berkas cahaya, maka fenomena pelepasan
elektron dari logam disebut efek fotolistrik. Sedangkan jika energi tersebut berasal
dari pemanasan, maka disebut efek termionik.Contoh gambar ikatan logam.

Contoh material ikatan logam
Kristal logam
Kristal dengan kisi yang terdiri atas atom logam yang terikat melalui ikatan
logam. Atom logam merupakan atom yang memiliki energi ionisasi kecil sehingga
elektron valensinya mudah lepas dan menyebabkan atom membentuk kation. Bila dua
atom logam saling mendekat, maka akan terjadi tumpah tindih antara orbital-
orbitalnya sehingga membentuk suatu orbital molekul. Semakin banyak atom logam
yang saling berinteraksi, maka akan semakin banyak terjadi tumpang tindih orbital
sehingga membentuk suatu orbital molekul baru. Terjadinya tumpang tindih orbital
yang berulang-ulang menyebabkan elektron-elektron pada kulit terluar setiap atom
dipengaruhi oleh atom lain sehingga dapat bergerak bebas di dalam kisi.
Salah satu sifat kristal logam adalah dapat ditempa. Sifat ini diperoleh dari
ikatan logam yang membentuknya. Dalam ikatan logam, terjadi interaksi antara
atom/ion dengan elektron bebas di sekitarnya sehingga dapat membuat logam
mempertahankan strukturnya bila diberikan suatu gaya yang kuat.


2.8 Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang terjadi akibat gaya tarik antarmolekul
antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. . Ikatan hidrogen
seperti interaksi dipol-dipol dari Van der Waals. Perbedaannya adalah muatan parsial
positifnya berasal dari sebuah atom hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan
muatan parsial negatifnya berasal dari sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang
memiliki elektronegatifitas yang besar, seperti atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen
(N), Belerang (S) dan Posfor (P). Muatan parsial negatif tersebut berasal dari
pasangan elektron bebas yang dimilikinya. Perhatikan Gambar 5.25.

Gambar 5.25. Muatan parsial yang berasal dari atom yang memiliki pasangan
elektron bebas.
Ikatan hidrogen lebih kuat dari gaya antarmolekul lainnya, namun lebih lemah
dibandingkan dengan ikatan kovalen dan ikatan ion, contoh ikatan hidrogen tampak
pada Gambar 5.26.

Gambar 5.26. Ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul air, dimana muatan
parsial positif berasal dari atom H yang berasal dari salah satu molekul air

Sifat-sifat ikatan Hidrogen:
1. Wujud cair, ikatan hidrogen antara satu molekul H2O dengan molekul
H2O yang lain mudah putus, akibat gerak termal atom-atom H dan O. Namun dapat
tersambung dengan molekul H2O yang letaknya relatif lebih jauh.
2. Wujud padat, ikatan hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya
lebih rendah dari energi ikat hidrogen : kristal es (suhunya lebih rendah)

Aplikasi ikatan hidrogen dalam kehidupan:
1. Air sebagai contoh sempurna ikatan hidrogen
Harus diperhatikan bahwa tiap molekul air dapat berpotensi membentuk
empat ikatan hidrogen dengan molekul air disekelilingnya. Terdapat jumlah hidrogen
+ yang pasti dan pasangan mandiri karena itu tiap masing-masing molekul air dapat
terlibat dalam ikatan hidrogen.
Hal inilah yang menjadi sebab kenapa titik didih air lebih tinggi dibandingkan
amonia atau hidrogen fluorida. Pada kasus amonia, jumlah ikatan hidrogen dibatasi
oleh fakta bahwa tiap atom nitrogen hanya mempunyai satu pasang elektron mandiri.
Pada golongan molekul amonia, tidak terdapat cukup pasangan mandiri untuk
mengelilinginya untuk memuaskan semua hidrogen.
Pada hidrogen fluorida, masalah yang muncul adalah kekurangan hidrogen.
Pada molekul air, hal itu terpenuhi dengan baik. Air dapat digambarkan sebagai
sistem ikatan hidrogen yang sempurna.
Contoh yang lebih kompleks dari ikatan hidrogen
Hidrasi ion negatif
Ketika sebuah substansi ionik dialrutkan dalam air, molekul air berkelompok
disekeliling ion yang terpisah. Proses ini disebut hidrasi. Air seringkali terikat pada
ion positif melalui ikatan koordinasi (kovalen dativ). Air berikatan dengan ion negatif
menggunakan ikatan hidrogen
Diagram menunjukkan potensi terbentuknya ikatan hidrogen pada ion klorida,
Cl-. Meskipun pasangan mandiri pada ion klor terletak pada tingkat-3 dan secara
normal tidak akan cukup aktif utnuk membentuk ikatan hidrogen, pada kasus ini
mereka terbentuk lebih atraktif melalui muatan negatif penuh pada klor. Meskipun
ion negatif rumit, hal itu akan selalu menjadi pasangan mandiri yang mana atom
hidrogen dari molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen juga.
Ikatan hidrogen pada alkohol
Alkohol adalah molekul organik yang mengandung gugus -O-H.
Setiap molekul yang memiliki atom hidrogen tertarik secara langsung ke
oksigen atau nitrogen adalah ikatan hidrogen yang cakap. Seperti molekul yang akan
selalu memiliki titik didih yang tinggi dibandingkan molekul yang berukuran hampir
sama yang mengandung gugus -O-H atau -N-H. Ikatan hidrogen membuat molekul
lebih melekat (stickier), dan memerlukan lebih banyak energi kalor untuk
memisahkannya.
Etanol, CH3CH2-O-H, dan metoksimetana, CH3-O-CH3, keduanya memiliki
rumus molekul yang sama, C2H6O.

Keduanya memiliki jumlah elektron yang sama, dan panjang molekul yang
sama. Dayatarik van der Waals (baik antara gaya dispersi dan dayatarik dipol-dipol)
pada keduanya akan sama.
Bagaimanapun, etanol memiliki atom hirogen yang tertarik secara langsung
pada oksigen dan oksigen tersebut masih memiliki dua pasangan mandiri seperti
pada molekul air. Ikatan hidrigen dapat terjadi antara molekul etanol, meskipun tidak
seefektif pada air. Ikatan hidrogen terbatas oleh fakta bahwa hanya ada satu atom
hidrogen pada tiap molekul etanol dengan cukup muatan +.
Pada metoksimetana, pasangan mandiri pada oksigen masih terdapat disana,
tetapi hidrogen tidak cukup + untuk pembentukan ikatan hidrogen. Kecuali pada
beberapa kasus yang tidak biasa, atom hidrogen tertarik secara langsung pada atom
yang sangat elektronegatif untuk menjadikan ikatan hidrogen.
Titik didih etanol dan metoksimetana menunjukkan pengaruh yang dramatis
bahwa ikatan hidrogen lebih melekat pada molekul etanol:

etanol (dengan ikatan hidrogen) 78.5C
metiksimetana (tanpa ikatan hidrogen) -24.8C
Ikatan hidrogen pada etanol menghasilkan titik didih sekitar 100C.
Sangat penting untuk merealisasikan bahwa ikatan hidrogen eksis pada
penambahan (in addition) dayatarik van der Waals. Sebagai contoh, semua molekul
berikut ini mengandung jumlah elektron yang sama, dan dua yang pertama memiliki
panjang yang sama. Titik didih yang paling tinggi butan-1-ol berdasarkan pada
penambahan ikatan hidrogen.
Dengan membandingkan dua alkohol (yang mengandung gugus -O-H), kedua
titik didih adalah tinggi karena penambahan ikatan hidrogen berdasarkan pada
tertariknya hidrogen secara langsung pada oksigen ? tetapi sebenarnya tidak sama.
Titik didih 2-metilproan-1-ol tidak cukup tinggi seperti butan-1-ol karena
percabangan pada molekul menjadikan daya tarik van der Waals kurang efektif
dibandingkan pada butan-1-ol yang lebih panjang.
Ikatan hidrogen pada molekul organik yang mengandung nitrogen
Ikatan hidrogen juga terjadi pada molekul organik yang mengandung gugus
N-H pendeknya terjadi juga ada amonia. Contohnya adalah molekul sederhana
seperti CH3NH2 (metilamin) sampai molekul yang panjang seperti protein dan DNA.
Dua untai double helix yang terkenal pada DNA berikatan satu sama lain
melalui ikatan hidrogen antara atom hidrogen yang tertarik oleh nitrogen pada salah
satu untai, dan pasangan mandiri pada nitrogen atau oksigen yang lain yang terletai
pada untai yang lain

Keuntungan ikatan hidrogen:
Contoh:
Ikatan hidrogen adalah ikatan yang lemah, dan waktu bertahannya sangat singkat.
Namun saat satu ikatan hidrogen putus ikatan hidrogen lainnya terbentuk. Jadi
molekul-molekul air yang sering kita jumpai ini merekat kuat satu dengan yang
lainnya sambil mempertahankan bentuk cair karena diikat oleh ikatan yang sangat
lemah
Selain yang saya sebut diatas masih banyak manfaat yang kita dapatkan dari ikatan
;lemah ini, antara lain adlah ikatan Hidrogen membuat air mampu menahan
perubahan temperature, artinya saat udara di sekitar kita meningkat cepat, suhu air
meningkat dengan lambat begitu juga sebaliknya, saat suhu turun drastis suhu air
turun dengan lambat. Energy termal air yang tinggi ini memiliki peranan penting
dalam hidup kita. Sebagai contoh, hampir 70% tubuh kita memiliki kandungan air,
bayangkan apabila air di tubuh kita beradaptasi dengan perubahan suhu yang tiba-
tiba, tentunya kita akan demam dan membeku secara tiba-tiba
Ikatan hidrogen juga membuat air tampak berbeda dengan zat-zat lainnya yg ada di
bumi ini, yakni air memiliki massa jenis yang lebih besar pada keadaan cair
dibandingkan massa jenis pada keadaan bekunya. Hal ini berbanding terbalik dengan
sebagian zat yang ada di bumi. Air memuai (volume membesar) ketika membeku
akibat dari ikatan hidrogen, Akibatnya banyak ruang kosong yang terbentuk. Pada
keadaan cair ikatan hidrogen terurai yang membuat atom oksigen saling mendekat
dan membentuk struktur yang lebih kental. Hal ini manjadi penyebab mengapa es
lebih ringan daripada Air.
Fakta lain dalam kehidupan kita yang sering sekali kita jumpai adalah kita semua tau
bahwa air mendidih pada suhu 100 C dan membeku pada 0 c. Sebenarnya pada
kondisi normal (sesuai urutan tabel periodik pada unsur oksigen) air mendidih pada
suhu kira-kira -80 c dan membeku pada -180 c. Akibat dari ikatan hidrogen air
mendidih 180c lebih besar dari yang semestinya ., .,., dan hal ini sangat
menguntungkan bagi manusia serta seluruh makhluk hidup yang ada dibumi.

Kerugian ikatan hidrogen
Salah satu kelemahan dari ikatan hidrogen adalah kemampuannya akan terganggu
dengan adanya air. Air dapat masuk dalam ikatan antara dua kelompok yang terjadi
dan ini akan melemahkan ikatan antar rantai yang terbentuk. Dengan demikian maka
daya akan kehilangan sebagian kekuatannya ini pada material yang menyerap air,
seperti kayu. Kenyataan ini mungkin merupakan penyebab dari kegagalan
terbentuknya ikatan yang baik antara kayu dan perekat. Salah satu aspek yang
menarik dari ikatan sekunder (dispersif, dipole, dan ikatan hidrogen) adalah bahwa
setelah terjadinya suatu gangguan, mereka bisa tereformasi sementara ikatan kovalen
biasanya tidak terreformasi. Reformasi dari ikatan hidrogen telah dikenal untuk waktu
yang lama, tapi hasil penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa hal itu dapat
menjadi bagian penting dari kemampuan kayu untuk menjaga kekuatannya. Peran
proses ini memungkinkan perekat untuk menyesuaikan dan mempertahankan
kekuatan sebagai perubahan dimensi kayu yang belum dipahami dengan baik, tetapi
dapat memainkan faktor penting pada pengeleman kayu.

2.9 Bilangan Koordinasi untuk Ikatan Atom
Bilangan koordinasi adalah bilangan yang menyatakan banyaknya jumlah
pasangan electron ligan yang digunakan dalam membentuk ikatan dengan atom
pusatnya. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia disekitar
atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-
masingnya dapat dihuni satu ligan (monodentat).

Bilangan koordinasi dideskripsikan menjadi enam bagian:
1. Kompleks bilangan koordinasi dua
2. Kompleks bilangan koordinasi tiga
3. Kompleks bilangan koordinasi empat
4. Kompleks bilangan koordinasi lima
5. Kompleks bilangan koordinasi enam
6. Kompleks bilangan koordinasi lebih tinggi dari enam

BILANGAN KOORDINASI RENDAH (BK = 1, 2, dan 3)
- Bilangan Koordinasi 1 biasanya jarang, kecuali dalam bentuk pasangan ions
dalam fasa gas. Dalam fasa cair koordinasi sekunder akan tergantikan oleh ligan aquo
sehingga memperbesar bilangan koordinasi.
Contoh :
Senyawaan Organologam Cu(I)/Ag (I) dengan ligan 2,4,6 Ph3C6H2-


- Bilangan koordinasi 2 juga jarang, contoh senyawaa koordinasi dengan
Bilangan Koordinasi 2 [Ag(NH3)2]+ diamin perak (I). Perak +1 merupakan sistem
d10 sehingga VSEPR memegang peran penting dalam penentuan struktur.


Mn(N(SiMePh2)2)2 : bis tetra phenil dimetil disilyl amin Mangan (0)
-Tris(triphenil phosphine) Emas (I) [Au(PPh3)3]+
- Senyawa siklis tris(trimetil phospine sulfida) kloro Tembaga (I)
[Cu3Cl3(SPMe3)3]
- Tris(trimetil phospine sulfida) tembaga (I) [Cu(SP(CH3)3)3]+


Mengapa meskipun ukuran ligan kecil senyawa kompleks diatas berstruktur linier?
Jawab : karena orbital d dari atom pusat terisi elektron penuh sehingga pengaruhnya
akan simetris, dalam hal ini yang menentukan strukturnya adalah VSEPRnya.
Mengapa pada senyawa kompleks dengan sistem d5, d6, dan d7 dapat membentuk
struktur linier atau hampir linier.
Contoh :
[Mn(N(SiMePh2)2)2]/d5
[Fe(N(SiMe2Ph)2)2]/d6
[Co(N(SiMePh2)2)2/d7
- Senyawa kompleks dengan Bilangan koordinasi 3
Senyawa-senyawa kompleks dengan sistem d10 dengan bilangan koordinasi 3
umumnya berstrutur trigonal planar.
Contohnya : Kompleks dari Au(I) dan Cu(I)

- Kompleks dengan Bilangan Koordinasi 4
Didasarkan dari fakta sangat sedikit kompleks dengan bilangan koordinasi 4
dibandingkan dengan kompleks bilangan koordinasi 6.
Secara umum untuk kompleks dengan bilangan koordinasi 4 memiliki struktur :
- Tetrahedral
- Square planar
Terbentuknya kompleks bilangan koordinasi 4 disebabkan oleh:
- Ukuran ion yang kecil dengan bilangan oksidasi tinggi, seperti Mn(VII) dan
Cr(VI) dan
- Ukuran ligan yang besar
Kompleks tetrahedral dibentuk ion logam yang memiliki sistem d0, d10, dan d5
Contoh : Pada kompleks BF4-, MnO4-, CrO42-, [Ni(CO)4], dan [Cu(py)4]-

- Kompleks dengan Bilangan Koordinasi 5
Struktur senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 5 :
- Square pyramid
- Trigonal bipiramid
Contoh : -[CuCl5]3- dari [Cr(NH3)6][CuCl5]
-[Ni(CN)5]3- dari garam [Cr(en)3][Ni(CN)5]
Perbedaan tingkat energi untuk komplek Trigonal Bipiramid dengan square
piramid sangat kecil

- Kompleks dengan Bilangan Koordinasi 6
Senyawa kompleks ini yang paling banyak ditemukan umumnya berstruktur
oktahedral tetapi juga dijumpai dalam struktur Trigonal Prismatik

- Kompleks dengan Bilangan Koordinasi 7
Ada 3 struktur yang mungkin untuk bilangan koordinasi 7 yaitu :
1. Pentagonal Bipiramid
2. Trigonal Prisma Berpenutup
3. Oktahedral berpenutup
Bilangan Koordinasi > 8
(a) [ZrF8]4-
(b) [ReH9]2-
Beberapa faktor yang mendorong terbentuknya kompleks
A. Bilangan Koordinasi Rendah
1. Ligan lunak dan atom pusat dengan biloks rendah, adanya ikatan p diduga
dapat menggantikan posisi yang seharusnya ditempati oleh ikatan s.
2. Ligan meruah dan berukuran besar, meskipun senyawa kompleks belum jenuh
adanya halangan sterik mencegah terjadinya penambahan ligan lebih lanjut.
3. Pengaruh terbentuknya ion kounter, kompleks kationik dengan bilangan
koordinasi rendah merupakan asam Lewis yang lebih mudah berinteraksi dengan ion
kounter anionic

. Bilangan Koordinasi Tinggi
1. Biloks tinggi dan ligan keras, peran ikatan elektrostatik untuk menstabilkan
senyawa kompleks
2. Halangan sterik dari ligan kecil
3. Atom pusat mempunyai ukuran besar dan tidak bersifat asam







BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Material- material yang ada di bumi ini merupakan kesatuan dari atom yang
membentuk berbagai ikatan sehingga atom merupakan penyusun terkecil dari benda-
banda yang telah ada. Atom sendiri ditemukan dengan berbagai proses dan lewat
penemuan- penemuan yang terus diperbarukan dan dikembangkan sedimikan rupa
sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. Bisa kita lihat dalam literatur semua
perkemnbangan penemuan atom yang telah ditemukan.
Setelah atom- atom ditemukan kemudian diperlukannya penentuan golongan
dan periode dari masing- masing unsur agar memudahkan dalam mengidentifikasi
dari masing masing unsur untuk ditelaah lebih dalam. Sampai saat ini sistem yang
digunakan tabel periodik unsur untuk memisahkan dari sesuai perbedaan yang telah
ada.
Dari penggolongan atom-atom tersebut maka memiliki sifat yang spesifik
untuk masing- masing atom. Atom- atom yang bergabung dapat menjadi sebuah
ikatan seperti ikatan atom ionic, ikatan atom kovalen, ikatan atom logam, ikatan atom
hydrogen. Dari semua ikatan itu tentu memiliki bagian tersendiri dalam susunannya
sesuai dengan sifat yang dimiliki atom untuk saling mengikat satu sama lain.

SARAN
Ilmu yang telah diperoleh tentu ingin terus kita kembangkan untuk mencapai
kemajuan zaman yang diimbangi dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Untuk itu
diperlukan pengkajian lebih dalam untuk mendalami ilmu dari material teknik ini.





DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai