PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Susunan dalam atom-atom suatu zat sangat mempengaruhi sifat kimia dan sifat
fisika dari zat tersebut. Susunan elektron ini juga berpengaruh pada pembentukan
molekul yang akan kita pelajari. Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri
atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom
terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral
(kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron
pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan
atom demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah
molekul.
Menurut model Bohr untuk atom hidrogen, lintasan elektron dalam atom
hidrogen berbentuk lingkaran.
.
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya
membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron
yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron
yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan
berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada
atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop
unsur tersebut.
Susunan elektron yang dinyatakan oleh ke-4 bilangan kuantum.
Dalam
penyusunan ini kita akan berpedoman pada asas larangan Pauli yang menyatakan
tidak ada dua elektron sejenis yang menempati keadaan (state) yang sama. Kita juga
akan mempelajari tentang spektrum emisi dan absorpsi suatu zat. Bab ini akan
diakhiri pembahasan tentang kopel LS Dan kopel JJ.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari atom berelektron ?
2. Sebutkan struktur Inti Atom ?
3. Sebutkan susunan Elektron ?
4. Apakah Bilangan Atom Berelektron Banyak itu ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tentang atom berelektron
2. Mengetahui struktur inti atom
3. Mengetahui susunan elektron
4. Mengetahui bilangan atom berelektron banyak
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.
ATOM ELEKTRON
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (/tomos, -), yang berarti
tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom
sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para
filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan
dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat
dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah
tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para
fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri
atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif
yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton
yang
bermuatan
positif,
dan
neutron
yang
bermuatan netral (kecuali pada inti atom Hidrogen1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron
pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula
dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk
sebuah molekul.
Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat
netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda
bersifat positif atau negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan
berdasarkan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah
proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron
menentukan isotop unsur tersebut.
A. Partikel subatom
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Partikel subatom walaupun awalnya kata
atom berarti suatu partikel yang tidak dapat dipotong-potong lagi menjadi partikel
yang lebih kecil, dalam terminologi ilmu pengetahuan modern, atom tersusun atas
berbagai partikel subatom. Partikel-partikel penyusun atom ini adalah elektron,
proton, dan neutron. Namun hidrogen-1 tidak mempunyai neutron. Demikian pula
halnya pada ion hidrogen positif H+.
Dari kesemua partikel subatom ini, elektron adalah yang paling ringan, dengan
massa elektron sebesar 9,11 1031 kg dan mempunyai muatan negatif. Ukuran
elektron sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang dapat
digunakan untuk mengukur ukurannya.[32] Proton memiliki muatan positif dan massa
1.836 kali lebih berat daripada elektron (1,6726 1027 kg). Neutron tidak bermuatan
listrik dan bermassa bebas 1.839 kali massa elektron[33] atau (1,6929 1027 kg).
Dalam model standar fisika, baik proton dan neutron terdiri dari partikel
elementer yang disebut kuark. Kuark termasuk kedalam golongan partikel fermion
dan merupakan salah satu dari dua bahan penyusun materi dasar (yang lainnya adalah
lepton). Terdapat enam jenis kuark dan tiap-tiap kuark tersebut memiliki muatan listri
fraksional sebesar +2/3 ataupun 1/3. Proton terdiri dari dua kuark naik dan satu
kuark turun, manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua kuark turun.
Perbedaan komposisi kuark ini memengaruhi perbedaan massa dan muatan antara dua
partikel tersebut. Kuark terikat bersama oleh gaya nuklir kuat yang diperantarai oleh
gluon. Gluon adalah anggota dari boson tolok yang merupakan perantara gaya-gaya
fisika.
B. Inti atom
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Inti atom
Energi
pengikatan
yang
diperlukan
oleh
Untuk atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang memiliki jumlah
proton lebih banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke keadaan energi yang lebih
rendah melalui peluruhan radioaktif yang menyebabkan jumlah proton dan neutron
seimbang. Oleh karena itu, atom dengan jumlah proton dan neutron yang berimbang
lebih stabil dan cenderung tidak meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor
atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti atom memerlukan proporsi
neutron yang lebih tinggi lagi untuk menjaga stabilitasnya. Pada inti yang paling
berat, rasio neutron per proton yang diperlukan
untuk
menjaga
stabilitasnya
akan
meningkat
C. Struktur Atom
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung
campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral
(terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada
sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula
sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul.
Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat
positif atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah
proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan
unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Relatif terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat
kecil dengan massa yang sama kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau
menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop penerowongan payaran. Lebih dari
99,9% massa atom berpusat pada inti atom, dengan proton dan neutron yang
bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti
yang tidak stabil yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat
mengakibatkan transmutasi yang mengubah jumlah proton dan neutron pada inti.
Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital,
yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap
ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras.
Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur dan memengaruhi
sifat-sifat magnetis atom tersebut.
D. Elektron
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis
sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang
diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron memiliki massa
sekitar 1/1836 massa proton. Momentum sudut (spin) instrinsik elektron adalah
setengah nilai integer dalam satuan , yang berarti bahwa ia termasuk fermion.
Antipartikel elektron disebut sebagai positron, yang identik dengan elektron, tapi
bermuatan positif. Ketika sebuah elektron bertumbukan dengan positron, keduanya
kemungkinan dapat saling berhambur ataupun musnah total, menghasilan sepasang
(atau lebih) foton sinar gama.
Elektron, yang termasuk ke dalam generasi keluarga partikel lepton pertama,
berpartisipasi dalam interaksi gravitasi, interaksi elektromagnetik dan interaksi
lemah. Sama seperti semua materi, elektron memiliki sifat bak partikel maupun bak
gelombang (dualitas gelombang-partikel), sehingga ia dapat bertumbukan dengan
partikel lain dan berdifraksi seperti cahaya. Oleh karena elektron termasuk fermion,
dua elektron berbeda tidak dapat menduduki keadaan kuantum yang sama sesuai
dengan asas pengecualian Pauli.
Konsep muatan listrik yang tidak dapat dibagi-bagi lagi diteorikan untuk
menjelaskan sifat-sifat kimiawi atom oleh filsuf alam Richard Laming pada awal
tahun 1838; nama electron diperkenalkan untuk menamakan muatan ini pada tahun
1894 oleh fisikawan Irlandia George Johnstone Stoney. Elektron berhasil
diidentifikasikan sebagai partikel pada tahun 1897 oleh J. J. Thomson.
Dalam banyak fenomena fisika, seperti listrik, magnetisme dan konduktivitas
termal, elektron memainkan peran yang sangat penting. Suatu elektron yang bergerak
relatif terhadap pengamat akan menghasilkan medan magnetik dan lintasan elektron
tersebut juga akan dilengkungkan oleh medan magnetik eksternal. Ketika sebuah
elektron yang berada dekat dengan pusat sumur potensi memerlukan energi yang
lebih besar untuk lolos.
Elektron, sama seperti partikel lainnya, memiliki sifat seperti partikel maupun
seperti gelombang (dualisme gelombang-partikel). Awan elektron adalah suatu daerah
dalam sumur potensi di mana tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang
diam (yaitu gelombang yang tidak bergerak relatif terhadap inti) tiga dimensi.
Perilaku ini ditentukan oleh orbital atom, yakni suatu fungsi matematika yang
menghitung probabilitas suatu elektron akan muncul pada suatu lokasi tertentu ketika
posisinya diukur. Hanya akan ada satu himpunan orbital tertentu yang berada
disekitar inti, karena pola-pola gelombang lainnya akan dengan cepat meluruh
menjadi bentuk yang lebih stabil.
Fungsi gelombang dari lima orbital atom
pertama. Tiga orbital 2p memperlihatkan
satu biidang simpul. Tiap-tiap orbital atom
berkoresponden
terhadap
aras
energi
disebut sebagai ion. Elektron yang terletak paling luar dari inti dapat ditransfer
ataupun dibagi ke atom terdekat lainnya. Dengan cara inilah, atom dapat saling
berikatan membentuk molekul.
F. Elektron valensi
Dalam bidang kimia, elektron valensi adalah elektron-elekron sebuah atom yang
dapat ikut membentuk ikatan kimia dengan atom lainnya. Elektron-elektron valensi
yang terdapat di sebuah atom netral bebas dapat berikatan dengan elektron-elektron
valensi atom lain untuk membentuk ikatan kimia. Dalam ikatan kovalen tunggal,
kedua atom menyumbang satu elektron valensi untuk membentuk pasangan bersama.
Untuk unsur golongan utama, elektron-elektron dalam kulit terluar merupakan
elektron valensinya. Untuk logam transisi, beberapa elektron kulit yang lebih dalam
juga merupakan elektron valensi.
Elektron valensi dapat menentukan bagaimana ciri-ciri kimia unsur tersebut dan
apakah unsur tersebut dapat berikatan dengan yang lain atau tidak. Elektron valensi
memiliki kemampuan, seperti elektron dalam kulit yang lebih dalam, untuk menyerap
atau melepas energi dalam bentuk foton. Terserapnya atau terlepasnya energi dapat
membuat sebuah elektron berpindah (melompat) ke kulit yang lain atau bahkan
terlepas dari atom dan kulit valensinya.
G. Konfigurasi elektron
1.2.
berbentuk lingkaran. Dengan model ini kita telah menurunkan rumus tingkat-tingkat
energy electron atom hydrogen yang dinyatakan dalam bilangan kuantum n.
Aggapan bahwa lintasan elektron berbentuk lingkaran terlalu sederhana. Gerakan
2
elektron mengelilingi atom dipengaruhi oleh gaya yang merupakan funsi 1/ r .
Telah dipelajari hokum Keppler bahwa gaya jenis ini akan memberikan lintasan elips.
Itulah sebab nya lasan elektron lebih tepat mengatakan bahwa lintasan elektron
berupa elips bukan lingkaran.
Lintasan elips elektron memerlukan 3 bilangan kuantum:
1. Bilangan kuantum utama (n) mengatur besar kecilnya lintasan (berhubungan
dengan jari-jari rata-rata lintasan).
2. Bilangan kuantum orbital (l) mengatur kepipihan elips.
3. Bilangan kuantum magnetic (m) mengatur kemiringan elips.
Bilangan kuantum utama n, rumus jari-jari orbit
bahwa n menentukan jari-jari lintasan elektron (
a0
rn
n2 a0
menunjukkan
Bilangan kuantum orbital l dan bilangan kuantum magnetic m akan kita bahas
dibawah ini.
B. Bilangan kuantum orbital
Bilangan orbital berhubungan erat dengan besar momentum sudut. Momentum
sudut ini lah yang mengatur kepipihan elips. Pada lintasan lingkaran dalam model
atom Borh, besar momentum sudut elektron adalah L = nh di mana h (baca: h-bar) =
h/2
l(l+1)
(h/2 )
l ( l+1 )
.(1.1)
Dengan l menyatakan bilangan kuantum orbital yang merupakan bilangan bulat
dari 0 sampai n 1 (n = bilangan kuantum utaman)
l = 0, 1, 2, .. , n 1
Pada Gambar 1.1, ditunjukan lintasan elips
untuk berbagai nilai l pada kulit n = 4. Jari-jari
rata-rata elips (r = (a + b)/2, a = panjang sumbu
mayor; b = panjang sumbu minor), dari keempat
elips tersebut sama besar. Besar r ditentukan
oleh bilangan kuantum n.
l = 0 memberikan L = 0
l = 1 memberikan L = h
l = 2 memberikan L = h
2 ( 2+1 )
=h
l = 3 memberikan L = h
3 ( 3+ 1 )
=h
12
besarnya adalah:
LZ
ml
.......
..(1.2)
ml
Banyaknya
ml
= -l, -l + 1, , 0, l 1, l
......(1.3)
=0
l(l+1)
ml
yaitu:
Cos
LZ
/ L = 1/
2 ; cos 1 = 45 o
Cos
LZ
/ L = 0 ; Cos
o
= 90
Cos
Bilangan
ml
LZ
/ L = 1/
2 ; Cos 3 = 135o
sangat erat hubungannya dengan medan magnetic yang dapat memiringkan lintasan
elektron.
terhadap sumbu Z (
magnetic spin (
ms
SZ
berkas atom yang menyimpang kearah kutub magnetic S, seperti yang diamati oleh
Stren-Gerlach. Oleh karena orientasi dari
persamaan
2s + 1 = 2
S=
1
2
..
................................................(1.4)
ms
s (s +1)
..(1.5)
ms
....
..(1.6)
Harga-haraga
ms
1
2
dan
ms
1
2
.....(1.7)
E. Konfigurasi elektron
Kaidah yang menentukan struktur elektron dari atom berelktron banyak.
Elektron yang memiliki bilangan kuantum utama yang sama terletak pada jarak
rata-rata yang sama dari inti.
Elektron-elektron yang memiliki harga l yang sama dalam satu kulit dikatakan
menempati
subkulit
dikatakan
menempati
ml
dan
subkulit
ms
yang
sama,
karena
f g h .
2 p6
3 s1
kuantum
utama
dan
bilangan
kuantum
orbital
dengan:
l = 0, 1, 2, 3, , (n-1)
Untuk setiap I terdapat 2l+1 bilangan kuantum magnetik
ml
berikut:
ml
= +1/2 dan
ms
= 0, 1, 2, 3, , , l
ml
2
2(2l + 1) elektron. Dan jumlah maksimum elektron dalam kulit ke-n adalah 2 n .
Aturan Hund
Aturan ini menyatakan : pada umumnya electron dalam atom tetap tak berpasangan
(spinnya sejajar) bila memungkinkan.
N
O:
Gambar 1.3. Penerapan Aturan Hund pada Atom N dan O
Aturan ini timbul karena elektron atomik saling tolak menolak.
Karena
tolakkan ini elektron akan saling berjauhan sehingga energy atomnya akan mengecil.
Elektron berspin sejajar lebih terpisah dalam ruang dibandingkan dengan jika
elektron itu berpasangan., sehingga konfigurasi semacam ini mempunyai energy yang
lebih kecil dan lebih mantap.
F. Momentum sudut total
Setiap elektron dalam sebuah atom memiliki momentum sudut orbital L dan
momentum sudut spin S tertentu, keduanya memberikan sumbangan pada momentum
sudut total J dari atom.
Momentum sudut total dari atom terkuantisasi dengan persamaan:
J=
Komponen
dari
J ( J +1 ) h
..(1.8)
momentum
Js
sudut
totala
atom
memenuhi:
MJ
Jz
..(1.9)
dengan J dan
MJ
Besar L dari momentum sudut orbital L ditentukan oleh bilangan kuantum l menurut
persamaan:
L=
l(l+1)
....(1.10)
ml
Lz
:
Lz
ml
...(1.11)
Besar S dari momentum sudut spin S ditentukan oleh bilangan kuantum spin s (yang
harganya +1/2 saja) menurut persamaan:
S=
s ( s+1 )
....(1.12)
SZ
Sz
:
=
ms
..
.(1.13)
Momentum sudut total J merupakan jumlah dari L dan S:
J=L+S
Biasanya dipakai lambing j dan
J=
JZ
(1.14)
mj
j ( j+1 )
=
mj
untuk J dan
Jz
h
h
..
(1.15)
Hubungan antara berbagai bilangan kuantummomentum sudut:
JZ
mj
h=
mj
Lz
ml
ml
sz
ms
ms
(1.16)
Harga m yang mungkin berkisar antara +j melewati 0, sampai ke-j dalam langkah
bilangan bulat. Untuk setiap harga l, bilangan kuantum j memenuhi:
J=l s
(1.17)
Harga
mj
Karena kuantitas setentak dari J, L, dan S, maka vector itu hanya bias
memiliki orientasirelatif yang khusus.
J = l + s = 3/2
j = l s = 1/2
Kerucut orbit S
Atom
Gambar 1.4. Vektor momentum sudut orbital L dan momentum sudut
spin S berprestasi disekitar momentum sudut total J
Li
dari
Li
L=
Si
J=L+S
(1.18)
S=
Sz
L ( L+1 )
=
ML
S (S +1)
=
MS
J=
Jz
J (J +1)
=
MJ
h
h
...
.(1.19)
L dan
ML
ialah setengah bulat bila menyangkut jumlah elktron ganjil, dan bilangan bulat atau
nol jika jumlah elektron genap.
Kopel JJ
Kopel ini berlaku pada atom berat dan medan magnet kuat. Prinsip dari
pengkopelan ini adalah momentum sudut total
Ji
dapat dijumlahkan membentuk momentum sudut total keseluruhan atom J. Masingmasing J diberikan dengan bilangan kuantum J.
Ji
J=
Li
=
Ji
Si
(1.20)
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri
atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral
(kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron).
2. Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari
inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang
mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang
bermuatan
positif
dan
neutron
yang
bermuatan
netral
(state) yang sama. Kita juga akan mempelajari tentang spektrum emisi
dan absorpsi suatu zat.
4. Bilangan-bilangan atom berelektron banyak terdiri dari:
a. Bilangan kuantum
b. Bilangan kuantum orbital
c. Bilangan kuantum magnetik
d. Bilangan kuatum spin
SARAN
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang
bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom
Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron).
DAFTAR PUSTAKA
Wiyatmo, Y. (2010). Fisika Atom Dalam Perpektif Klasik, Semiklasik dan Kuantum.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Krane, K.(2006). Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/model-dan-kelemahan-teori-atomthomson-pengertian gambar.html#ixzz2oY5M1nhB