Pada tahun 1803, muncul teori bahwa atom merupakan bola padat, model
atom tersebut dikemukakan oleh seorang ilmuwan asal Inggris yaitu John
Dalton. Dalton menggambarkan atom sebagai bola pejal yang tidak
bermuatan dan bersifat identik, sehingga setiap unsur kimia memiliki atom
yang berbeda juga. Tidak hanya itu, menurut Dalton, atom merupakan
bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Dalton juga berpendapat
bahwa atom tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, reaksi kimia
hanya dapat menggabungkan, memisahkan atau penyusunan kembali
atom-atom. Model atom Dalton ini pun dikenal sebagai model atom yang
paling sederhana, namun masih memiliki kelemahan, yaitu teori ini belum
bisa menjelaskan mengapa suatu larutan dapat menghantarkan arus
listrik. Karakteristik model atom John Dalton yaitu tidak ada bagian sub-
atomik, atom berbentuk pola pejal, dan setiap unsur memiliki atom yang
berbeda.
Meskipun begitu, model atom Thomson ini tetap memiliki kelemahan yaitu
model atom Thomson ini belum bisa menjelaskan mengenai susunan dari
muatan-muatan atom tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa atom terdiri dari inti atom atau neutron
yang bermuatan positif atau proton dan dikelilingi oleh elektron atau
muatan negatifnya.
Meskipun begitu, model atom ini masih memiliki kelemahan yaitu belum
bisa menjelaskan mengenai mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti
atom, yang tidak sesuai dengan teori elektromagnetik.
Tingkat energi paling rendah berada pada tingkat kulit paling dalam atau
paling dekat dengan inti, sementara tingkat energi paling tinggi berada
pada tingkat kulit paling luar, atau paling jauh dari inti.
“Tidak mungkin dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada
saat bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak
tertentu dari inti atom.”
Inti Atom
Hal pertama yang akan Sobat Pijar pelajari dalam materi inti atom dan radioaktivitas ini
adalah mengenai inti atom. Atom adalah sebuah partikel yang paling kecil kecil
pada suatu materi hidup maupun tidak hidup yang tidak dapat dipecah
lagi. Namun ternyata atom memiliki bagian lainnya yaitu inti atom, dan inti atom terdiri
atas proton dan neutron dengan jarak yang berdekatan.
Nuklida
Nuklida merupakan istilah dari inti atom yang tersusun atas proton dan neutron yang
berdekatan. Proton merupakan partikel penyusun yang bermuatan positif sedangkan
neutron merupakan partikel penyusun tidak bermuatan atau netral. Lambang atom
atau nuklida dituliskan seperti dibawah ini.
Keterangan:
Z = Jumlah proton
A = Nomor massa atau nukleon yang terdiri atas proton dan neutron
Nukleon
Nukleon sendiri merupakan bagian dari nuklida, yaitu merupakan neutron dan proton.
Kedua partikel yang ada di nukleon ini adalah partikel penyusun inti atom.
Defek Massa
Energi ikat inti atom yang mampu menyatukan proton-proton tersebut berasal dari
perbedaan jumlah massa inti dibandingkan dengan jumlah keseluruhan massa dari
nukleon, massa yang hilang disebut sebagai defek massa. Defek massa ini berubah
menjadi energi pada saat inti atom atau nuklida terbentuk dari kumpulan nukleon.
Keterangan:
∆� = defek massa
z = jumlah proton
�� = massa proton (1,0078 sma)
A = jumlah nukleon
A - Z = jumlah neutron
Akibat gaya elektrostatik atau gaya coulomb, proton-proton yang memiliki muatan
positif seharusnya salah tolak menolak dan tidak dapat berdekatan. Hingga saat ini,
para fisikawan menyimpulkan jika ada energi besar yang mengikat nukleon pada inti
hingga mampu menahan gaya tolak menolak tersebut. Energi yang hilang saat
terbentuk inti atom berubah menjadi energi ikat inti.
Isotop
Isotop merupakan penamaan untuk nuklida, terdapat dua isotop yaitu isotop karbon
dan isotop oksigen. Dapat disimpulkan jika isotop adalah nuklida yang memiliki nukleus
yang berbeda-beda.
Isotop yang memiliki banyak nukleon maka nuklidanya tidak stabil, dan isotop dengan
nukleon sedikit akan memiliki nuklida stabil. Hal ini disebabkan karena makin banyak
nukleon akan semakin besar ukuran nuklida dan melewati gaya ikat inti sehingga lebih
mudah goyah dan mudah lepas dari ikatan inti.
Kestabilan inti atom menunjukkan adanya interaksi inti kuat. Seperti yang sudah
dijelaskan jika nukleon banyak, maka nuklida akan menjadi berat, begitu pula
sebaliknya, hal ini mempengaruhi jangkauan gaya ikat inti.
Radioaktivitas
Selanjutnya mengenai inti atom dan radioaktivitas ini adalah pengertian radioaktivitas.
Radioaktivitas merupakan kemampuan inti atom yang tidak stabil memancarkan radiasi
dan berubah menjadi inti stabil.
Partikel Radioaktif
Ketika isotop tidak stabil, ada beberapa partikel yang dilepas ke beberapa bentuk seperti
dibawah ini.
1. Neutron
2. Proton
3. Detron
4. Triton
5. Sinar Alpha
6. Sinar Beta
7. Positron
8. Sinar Gamma
Tiap partikel memiliki karakter yang berbeda sesuai dengan ukuran dan muatan listrik.
Semakin kecil ukuran maka daya tembus akan semakin besar, maka dari itu sinar
gamma memiliki partikel radiasi yang memiliki daya tembus paling besar.
Radioisotop
Radioisotop ini merupakan isotop yang dapat memancarkan radiasi, terdapat radioisotop
alamiah dan yang diproduksi untuk kehidupan sehari-hari. Radioisotop dapat
memancarkan partikel radiasi yang diinginkan namun dapat juga memancarkan radiasi
yang berbahaya.
Aktivitas Radiasi
Proses melepas partikel radiasi memiliki ukuran, ukuran tersebut dinyatakan sebagai
aktivitas radiasi, semakin banyak aktivitas, maka makin cepat kestabilan inti baru
tercapai. Aktivitas radiasi dipengaruhi oleh jumlah nuklida dan konstanta peluruhan,
dan hal ini dapat dinyatakan dengan rumus.
Keterangan:
A = aktivitas (kejadian/detik)
� = konstanta peluruhan
N = jumlah partikel
Waktu Paruh
Waktu paruh fisika merupakan lama waktu yang diperlukan untuk mencapai nilai
setengah dari aktivitas radiasi yang semakin melemah. Menggunakan logaritma natural,
maka waktu paruh dapat diperoleh dengan rumus.
Keterangan:
T= Waktu paruh
λ =Konstanta peluruhan
Reaksi Inti
Reaksi inti radioaktif digunakan untuk melihat proses perubahan yang terjadi pada satu
nuklida ke nuklida lainnya. Reaksi inti harus memenuhi perubahan nuklida karena
peristiwa peluruhan, penggabungan, atau pecah karena terjadi benturan.
Reaksi Peluruhan
Reaksi peluruhan inti menggambarkan proses perubahan nuklida menjadi nuklida baru
lainnya dengan memancarkan partikel radiasi. Reaksi peluruhan mudah dikenali dari
perubahan nuklida seperti dibawah ini.
Peluruhan alpha
Perubahan alpha melepas 2 proton dan 2 neutron secara bersamaan (88226Rα menjadi
86222Rn + 24α).
Peluruhan beta
Peluruhan beta mengubah neutron menjadi proton (614C menjadi 714N + -10β).
Peluruhan beta positif merupakan perubahan proton menjadi neutron (713N menjadi
613C + 10β).
Peluruhan sinar gamma terjadi bersamaan dengan peluruhan lainnya dan tidak ada
proton atau netron yang berubah (612C* menjadi 612C + 00γ).
Reaksi Fisi. Fisi nuklir merupakan pembelahan inti atom yang besar menjadi dua
nuklida yang lebih kecil. Reaksi fisi akan menghasilkan energi yang besar dan partikel
radiasi dan produksi radioisotop lainnya akan digunakan manfaatnya. Fisi nuklir yang
terkendali terjadi dalam reaktor sementara fisi nuklir yang tidak terkendali terjadi pada
bom nuklir.
Reaksi Fusi. Berbeda dari reaksi fisi, reaksi fusi merupakan peristiwa bergabungnya
dua nuklida yang ringan menjadi satu nuklida besar. Di matahari, reaksi fusi selalu
terjadi setiap saat dimana neutron dan proton membentuk inti hidrogen dan helium.
Energi Reaksi. Reaksi nuklir yang merupakan peluruhan, reaksi fisi dan fusi selalu
mengikutsertakan energi. Energi reaksi inti ini dihitung dari kesetaraan perubahan
massa awal dengan massa akhir setelah perubahan. Jika hasilnya positif, maka reaksi
menghasilkan energi, sebaliknya, jika hasilnya negatif, maka reaksi nuklir
membutuhkan energi.
Deret Radioaktif. Isotop radioaktif yang meluruh membentuk unsur baru yang bersifat
radioaktif juga dan akan terus meluruh hingga mencapai inti atom yang stabil. Hingga
mencapai inti atom yang stabil, rangkaian inti atom tadi memiliki nomor massa yang
membentuk deret radioaktif. Dibawah ini kamu dapat melihat tabel deret radioaktif.