PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Susunan dalam atom-atom suatu zat sangat mempengaruhi sifat kimia dan sifat
fisika dari zat tersebut. Susunan elektron ini juga berpengaruh pada pembentukan
molekul yang akan kita pelajari. Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri
atas inti atom serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom
terdiri atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral
(kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron
pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Sekumpulan
atom demikian pula dapat berikatan satu sama lainnya, dan membentuk sebuah
molekul.
Menurut model Bohr untuk atom hidrogen, lintasan elektron dalam atom
hidrogen berbentuk lingkaran. Dengan model ini kita telah menurunkan rumus
tingkat-tingkat energi elektron atom hidrogen yang dinyatakan dalam bilangan
kuantum n. Aggapan bahwa lintasan elektron berbentuk lingkaran terlalu sederhana.
Gerakan elektron mengelilingi atom dipengaruhi oleh gaya yang merupakan fungsi 1/
2
r .
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya
membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron
yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron
yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan
berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada
atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop
unsur tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari atom berelektron ?
2. Sebutkan struktur Inti Atom ?
3. Sebutkan susunan Elektron ?
4. Apakah Bilangan Atom Berelektron Banyak itu ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tentang atom berelektron
2. Mengetahui struktur inti atom
3. Mengetahui susunan elektron
4. Mengetahui bilangan atom berelektron banyak
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (/tomos, -), yang berarti
tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom
sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali diajukan oleh para
filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan
dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat
dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah
tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para
fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat
netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda
bersifat positif atau negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan
berdasarkan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah
proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron
menentukan isotop unsur tersebut.
A. Partikel subatom
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Partikel subatom walaupun awalnya kata
atom berarti suatu partikel yang tidak dapat dipotong-potong lagi menjadi partikel
yang lebih kecil, dalam terminologi ilmu pengetahuan modern, atom tersusun atas
berbagai partikel subatom. Partikel-partikel penyusun atom ini adalah elektron,
proton, dan neutron. Namun hidrogen-1 tidak mempunyai neutron. Demikian pula
halnya pada ion hidrogen positif H+.
Dari kesemua partikel subatom ini, elektron adalah yang paling ringan, dengan
massa elektron sebesar 9,11 1031 kg dan mempunyai muatan negatif. Ukuran
elektron sangatlah kecil sedemikiannya tiada teknik pengukuran yang dapat
digunakan untuk mengukur ukurannya.[32] Proton memiliki muatan positif dan massa
1.836 kali lebih berat daripada elektron (1,6726 1027 kg). Neutron tidak bermuatan
listrik dan bermassa bebas 1.839 kali massa elektron[33] atau (1,6929 1027 kg).
Dalam model standar fisika, baik proton dan neutron terdiri dari partikel
elementer yang disebut kuark. Kuark termasuk kedalam golongan partikel fermion
dan merupakan salah satu dari dua bahan penyusun materi dasar (yang lainnya adalah
lepton). Terdapat enam jenis kuark dan tiap-tiap kuark tersebut memiliki muatan listri
fraksional sebesar +2/3 ataupun 1/3. Proton terdiri dari dua kuark naik dan satu
kuark turun, manakala neutron terdiri dari satu kuark naik dan dua kuark turun.
Perbedaan komposisi kuark ini memengaruhi perbedaan massa dan muatan antara dua
partikel tersebut. Kuark terikat bersama oleh gaya nuklir kuat yang diperantarai oleh
gluon. Gluon adalah anggota dari boson tolok yang merupakan perantara gaya-gaya
fisika.
B. Inti atom
sama dengan fm, dengan A adalah jumlah nukleon. Hal ini sangatlah kecil
dibandingkan dengan jari-jari atom. Nukleon-nukleon tersebut terikat bersama oleh
gaya tarik-menarik potensial yang disebut gaya kuat residual. Pada jarak lebih kecil
daripada 2,5 fm, gaya ini lebih kuat daripada gaya elektrostatik yang menyebabkan
proton saling tolak menolak.
Atom dari unsur kimia yang sama memiliki jumlah proton yang sama, disebut
nomor atom. Suatu unsur dapat memiliki jumlah neutron yang bervariasi. Variasi ini
disebut sebagai isotop. Jumlah proton dan neutron suatu atom akan menentukan
nuklida atom tersebut, sedangkan jumlah neutron relatif terhadap jumlah proton akan
menentukan stabilitas inti atom, dengan isotop unsur tertentu akan menjalankan
peluruhan radioaktif.
Neutron dan proton adalah dua jenis fermion yang berbeda. Asas
pengecualian Pauli melarang adanya keberadaan fermion yang identik (seperti
misalnya proton berganda) menduduki suatu keadaan fisik kuantum yang sama pada
waktu yang sama. Oleh karena itu, setiap proton dalam inti atom harusnya menduduki
keadaan kuantum yang berbeda dengan aras energinya masing-masing. Asas Pauli ini
juga berlaku untuk neutron. Pelarangan ini tidak berlaku bagi proton dan neutron
yang menduduki keadaan kuantum yang sama.
Untuk atom dengan nomor atom yang rendah, inti atom yang memiliki jumlah
proton lebih banyak daripada neutron berpotensi jatuh ke keadaan energi yang lebih
rendah melalui peluruhan radioaktif yang menyebabkan jumlah proton dan neutron
seimbang. Oleh karena itu, atom dengan jumlah proton dan neutron yang berimbang
lebih stabil dan cenderung tidak meluruh. Namun, dengan meningkatnya nomor
atom, gaya tolak-menolak antar proton membuat inti atom memerlukan proporsi
neutron yang lebih tinggi lagi untuk menjaga stabilitasnya. Pada inti yang paling
berat, rasio neutron per proton yang diperlukan
untuk menjaga stabilitasnya akan meningkat
menjadi 1,5. Gambaran proses fusi nuklir yang
menghasilkan inti deuterium (terdiri dari satu proton
dan satu neutron). Satu positron (e+) dipancarkan
bersamaan dengan neutrino elektron.
Jumlah proton dan neutron pada inti atom dapat diubah, walaupun hal ini
memerlukan energi yang sangat tinggi oleh karena gaya atraksinya yang kuat. Fusi
nuklir terjadi ketika banyak partikel atom bergabung membentuk inti yang lebih
berat. Sebagai contoh, pada inti Matahari, proton memerlukan energi sekitar 310
keV untuk mengatasi gaya tolak-menolak antar sesamanya dan bergabung menjadi
satu inti.[41] Fisi nuklir merupakan kebalikan dari proses fusi. Pada fisi nuklir, inti
dipecah menjadi dua inti yang lebih kecil. Hal ini biasanya terjadi melalui peluruhan
radioaktif. Inti atom juga dapat diubah melalui penembakan partikel subatom
berenergi tinggi. Apabila hal ini mengubah jumlah proton dalam inti, atom tersebut
akan berubah unsurnya.
Jika massa inti setelah terjadinya reaksi fusi lebih kecil daripada jumlah massa
partikel awal penyusunnya, maka perbedaan ini disebabkan oleh pelepasan pancaran
energi (misalnya sinar gamma), sebagaimana yang ditemukan pada rumus kesetaraan
massa-energi Einstein, E = mc2, dengan m adalah massa yang hilang dan c adalah
kecepatan cahaya. Defisit ini merupakan bagian dari energi pengikatan inti yang baru.
C. Struktur Atom
Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung
campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral
(terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada
sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula
sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul.
Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat
positif atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah
proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan
unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Elektron adalah partikel subatom yang bermuatan negatif dan umumnya ditulis
sebagai e-. Elektron tidak memiliki komponen dasar ataupun substruktur apapun yang
diketahui, sehingga ia dipercayai sebagai partikel elementer. Elektron memiliki massa
sekitar 1/1836 massa proton. Momentum sudut (spin) instrinsik elektron adalah
setengah nilai integer dalam satuan , yang berarti bahwa ia termasuk fermion.
Antipartikel elektron disebut sebagai positron, yang identik dengan elektron, tapi
bermuatan positif. Ketika sebuah elektron bertumbukan dengan positron, keduanya
kemungkinan dapat saling berhambur ataupun musnah total, menghasilan sepasang
(atau lebih) foton sinar gama.
Konsep muatan listrik yang tidak dapat dibagi-bagi lagi diteorikan untuk
menjelaskan sifat-sifat kimiawi atom oleh filsuf alam Richard Laming pada awal
tahun 1838; nama electron diperkenalkan untuk menamakan muatan ini pada tahun
1894 oleh fisikawan Irlandia George Johnstone Stoney. Elektron berhasil
diidentifikasikan sebagai partikel pada tahun 1897 oleh J. J. Thomson.
E. Awan elektron
Gaya ini mengikat elektron dalam sumur potensi elektrostatik di sekitar inti.
Hal ini berarti bahwa energi luar diperlukan agar elektron dapat lolos dari atom.
Semakin dekat suatu elektron dalam inti, semakin besar gaya atraksinya, sehingga
elektron yang berada dekat dengan pusat sumur potensi memerlukan energi yang
lebih besar untuk lolos.
Elektron, sama seperti partikel lainnya, memiliki sifat seperti partikel maupun
seperti gelombang (dualisme gelombang-partikel). Awan elektron adalah suatu daerah
dalam sumur potensi di mana tiap-tiap elektron menghasilkan sejenis gelombang
diam (yaitu gelombang yang tidak bergerak relatif terhadap inti) tiga dimensi.
Perilaku ini ditentukan oleh orbital atom, yakni suatu fungsi matematika yang
menghitung probabilitas suatu elektron akan muncul pada suatu lokasi tertentu ketika
posisinya diukur. Hanya akan ada satu himpunan orbital tertentu yang berada
disekitar inti, karena pola-pola gelombang lainnya akan dengan cepat meluruh
menjadi bentuk yang lebih stabil.
Selain dapat naik menuju aras energi yang lebih tinggi, suatu elektron dapat pula
turun ke keadaan energi yang lebih rendah dengan memancarkan energi yang berlebih
sebagai foton.
F. Elektron valensi
Dalam bidang kimia, elektron valensi adalah elektron-elekron sebuah atom yang
dapat ikut membentuk ikatan kimia dengan atom lainnya. Elektron-elektron valensi
yang terdapat di sebuah atom netral bebas dapat berikatan dengan elektron-elektron
valensi atom lain untuk membentuk ikatan kimia. Dalam ikatan kovalen tunggal,
kedua atom menyumbang satu elektron valensi untuk membentuk pasangan bersama.
Elektron valensi dapat menentukan bagaimana ciri-ciri kimia unsur tersebut dan
apakah unsur tersebut dapat berikatan dengan yang lain atau tidak. Elektron valensi
memiliki kemampuan, seperti elektron dalam kulit yang lebih dalam, untuk menyerap
atau melepas energi dalam bentuk foton. Terserapnya atau terlepasnya energi dapat
membuat sebuah elektron berpindah (melompat) ke kulit yang lain atau bahkan
terlepas dari atom dan kulit valensinya.
G. Konfigurasi elektron
Dalam fisika atom dan kimia kuantum, konfigurasi elektron adalah susunan
elektron-elektron pada sebuah atom, molekul, atau struktur fisik lainnya. Sama
seperti partikel elementer lainnya, elektron patuh pada hukum mekanika kuantum dan
menampilkan sifat-sifat bak-partikel maupun bak-gelombang. Secara formal, keadaan
kuantum elektron tertentu ditentukan oleh fungsi gelombangnya, yaitu sebuah fungsi
ruang dan waktu yang bernilai kompleks. Menurut interpretasi mekanika kuantum
Copenhagen, posisi sebuah elektron tidak bisa ditentukan kecuali setelah adanya aksi
pengukuran yang menyebabkannya untuk bisa dideteksi. Probabilitas aksi
pengukuran akan mendeteksi sebuah elektron pada titik tertentu pada ruang adalah
proporsional terhadap kuadrat nilai absolut fungsi gelombang pada titik tersebut.
Elektron-elektron dapat berpindah dari satu aras energi ke aras energi yang
lainnya dengan emisi atau absorpsi kuantum energi dalam bentuk foton. Oleh karena
asas larangan Pauli, tidak boleh ada lebih dari dua elektron yang dapat menempati
sebuah orbital atom, sehingga elektron hanya akan meloncat dari satu orbital ke
orbital yang lainnya hanya jika terdapat kekosongan di dalamnya.
1.2. ATOM BERELEKTRON BANYAK
A. Bilangan kuantum
Menurut model Bohr untuk atom hidrogen, lintasan elektron dalam atom hidrogen
berbentuk lingkaran. Dengan model ini kita telah menurunkan rumus tingkat-tingkat
energy electron atom hydrogen yang dinyatakan dalam bilangan kuantum n.
Aggapan bahwa lintasan elektron berbentuk lingkaran terlalu sederhana. Gerakan
2
elektron mengelilingi atom dipengaruhi oleh gaya yang merupakan funsi 1/ r .
Telah dipelajari hokum Keppler bahwa gaya jenis ini akan memberikan lintasan elips.
Itulah sebab nya lasan elektron lebih tepat mengatakan bahwa lintasan elektron
berupa elips bukan lingkaran.
a0
bahwa n menentukan jari-jari lintasan elektron ( adalah jari-jari atom Bohr).
Bilangan kuantum orbital l dan bilangan kuantum magnetic m akan kita bahas
dibawah ini.
h/2 dan h adalah konstantas Planck. Menurut Schrodinger rumus diatas tidak
berlaku jika lintasan elektron berbentuk elips. Dengan menganggap elektron
berkelakuan seperti gelombang, Schrodinger menurunkan rumus momentum sudut
elektron.
l = 0, 1, 2, .. , n 1
l = 0 memberikan L = 0
l = 1 memberikan L = h 2
l = 2 memberikan L = h 2 ( 2+1 ) =h 6
l = 3 memberikan L = h 3 ( 3+ 1 ) =h 12
LZ ml
= h .......
..(1.2)
ml
= -l, -l + 1, , 0, l 1, l ......(1.3)
ml
Banyaknya yang mungkin adalah 2l + dan tiap ml berhubungan dengan satu
ml ml
=0 = -1. Jadi 3 kemungkinan proyeksi momentum sudut pada sumbu z,
yaitu:
1 LZ 2 ; cos 1 = 45 o
Cos = / L = 1/
2 LZ 2 o
Cos = / L = 0 ; Cos = 90
3 LZ 2 ; Cos 3 = 135o
Cos = / L = 1/
ml
Bilangan dinamakan bilangan kuantum magnetic karena bilangan kuantum ini
sangat erat hubungannya dengan medan magnetic yang dapat memiringkan lintasan
elektron.
s
magnetic spin ( ) berkaitan dengan momentum sudut spin (S) dan komponen S
SZ SZ
terhadap sumbu Z ( ). Arah dari setiap ditentukan oleh bilangan kuantum
ms
magnetic spin ( ). Elektron inilah yang menyebabkan terjadinya penyimpangan
berkas atom yang menyimpang kearah kutub magnetic S, seperti yang diamati oleh
ms
Stren-Gerlach. Oleh karena orientasi dari hanyan dua buah, dapat ditulis
persamaan
2s + 1 = 2
1
S= 2 ..
................................................(1.4)
Vector momentum sudut spin S adalah
S= s (s +1) h ..(1.5)
Sz ms
= h ....
..(1.6)
ms
Harga-haraga yang mungkin adalah dari +s sampai s tanpa melalui 0, yaitu
1 1
ms ms
= 2 dan = - 2
.....(1.7)
E. Konfigurasi elektron
Elektron yang memiliki bilangan kuantum utama yang sama terletak pada jarak
rata-rata yang sama dari inti. Secara konvensional dikatakan bahwa elektron
menempati kulit yang sama.
Kulit atom n = 1 2 3 4 5 ..
K L M N O
Energi elektron pada kulit tertentu disamping bergantung pada bilangan kuantum
utama n, juga bergantung kuantumorbital l. elektron dalam masing-masing kulit akan
bertambah besar enrginya jika l bertambah besar.
Elektron-elektron yang memiliki harga l yang sama dalam satu kulit dikatakan
menempati subkulit dikatakan menempati subkulit yang sama, karena
ml ms
kepergantungan energy elektron pada dan sangat kecil. Keadaan pada
l = 0 1 2 3 4 5 .
s p d f g h .
1 s2 2 s2 2 p6 3 s1
ml
Untuk setiap I terdapat 2l+1 bilangan kuantum magnetik yang berbeda sebagai
berikut:
ml
= 0, 1, 2, 3, , , l
ml
Dan untuk setiap terdapat 2 bilangan kuantum spin yang berbeda yakni
ms ms
= +1/2 dan = -1/2. Masing-masing subkulit dapat berisi maksimum
2
2(2l + 1) elektron. Dan jumlah maksimum elektron dalam kulit ke-n adalah 2 n .
Aturan Hund
Aturan ini menyatakan : pada umumnya electron dalam atom tetap tak berpasangan
(spinnya sejajar) bila memungkinkan.
N :
O:
Aturan ini timbul karena elektron atomik saling tolak menolak. Karena
tolakkan ini elektron akan saling berjauhan sehingga energy atomnya akan mengecil.
Elektron berspin sejajar lebih terpisah dalam ruang dibandingkan dengan jika
elektron itu berpasangan., sehingga konfigurasi semacam ini mempunyai energy yang
lebih kecil dan lebih mantap.
J= J ( J +1 ) h ..(1.8)
Js MJ
= h
..(1.9)
MJ Jz
dengan J dan menyatakan bilangan kuantum yang mengatur J dan .
Besar L dari momentum sudut orbital L ditentukan oleh bilangan kuantum l menurut
persamaan:
L= l(l+1) h ....(1.10)
Lz
Komponen momentum sudut orbital pada sumbuh z, ditentukan oleh bilangan
ml
kuantum magnetik :
Lz ml
= h
...(1.11)
Besar S dari momentum sudut spin S ditentukan oleh bilangan kuantum spin s (yang
harganya +1/2 saja) menurut persamaan:
S= s ( s+1 ) h ....(1.12)
Sz
Komponen momentum sudut spin pada sumbu z, ditentukan dari bilangan
ms
kuantum magnetic spin :
SZ ms
= h ..
.(1.13)
mj Jz
Biasanya dipakai lambing j dan untuk J dan untuk elektron tunggal.
J= j ( j+1 ) h
JZ mj
= h ..
(1.15)
JZ Lz sz
=
mj ml ms
h= h h
mj ml ms
=
(1.16)
Harga m yang mungkin berkisar antara +j melewati 0, sampai ke-j dalam langkah
bilangan bulat. Untuk setiap harga l, bilangan kuantum j memenuhi:
J=l s (1.17)
mj
Harga dan j adalah setengah bulat
Karena kuantitas setentak dari J, L, dan S, maka vector itu hanya bias
memiliki orientasirelatif yang khusus. Dalam kasus atom dengan satu elektron,
hanya terdapat 2 orientasi relative yang diizinkan. Pertama bersesuaian dengan
j = l + s sehingga J > L dan kedua, bersesuaian dengan j = l s, sehingga J < L.
S S
J L J L
J = l + s = 3/2 j = l s = 1/2
Kerucut orbit L
Kerucut orbit S
Atom
Koper LZ
Kopel ini berlaku pada hampir semua atom dan pada medan lemah. Pola yang
Li
umum selain pada atom sangat berat adalah: momentum sudut orbital dari
Si
Momentum sudut spin terkoper bersama menjadi resultan tunggal S secara
Li
L=
Si
L=
J=L+S (1.18)
L= L ( L+1 ) h
Lz ML
= h
S= S (S +1) h
Sz MS
= h
J= J (J +1) h
Jz MJ
= h ...
.(1.19)
ML
L dan adalah bilangan bulat, sedangkan bilangan kuantum lainnya
ialah setengah bulat bila menyangkut jumlah elktron ganjil, dan bilangan bulat atau
nol jika jumlah elektron genap.
Kopel JJ
Kopel ini berlaku pada atom berat dan medan magnet kuat. Prinsip dari
Ji
pengkopelan ini adalah momentum sudut total dari masing-masing elektron
Ji Li Si
= +
Ji
J= (1.20)
BAB II
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri
atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral
(kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron).
2. Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari
inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang
mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang
bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral
(terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
3. Susunan elektron yang dinyatakan oleh ke-4 bilangan kuantum. Dalam
penyusunan ini kita akan berpedoman pada asas larangan Pauli yang
menyatakan tidak ada dua elektron sejenis yang menempati keadaan
(state) yang sama. Kita juga akan mempelajari tentang spektrum emisi
dan absorpsi suatu zat.
4. Bilangan-bilangan atom berelektron banyak terdiri dari:
a. Bilangan kuantum
b. Bilangan kuantum orbital
c. Bilangan kuantum magnetik
d. Bilangan kuatum spin
SARAN
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta awan
elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton yang
bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral (kecuali pada inti atom
Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron).
DAFTAR PUSTAKA
Wiyatmo, Y. (2010). Fisika Atom Dalam Perpektif Klasik, Semiklasik dan Kuantum.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/03/model-dan-kelemahan-teori-atom-
thomson-pengertian gambar.html#ixzz2oY5M1nhB