Anda di halaman 1dari 16

BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK KIMIA

‘’ Kriteria Pemilihan Bahan Konstruksi Berdasarkan


Biaya, Ketersediaan, dan Sifat Umum Bahan ‘’

Kelompok 1

Afri Andrean Toni 432186050418001


Arfando Yudha Pradana 432186050418006
Inggit Novianti 432186050418015

Makalah Ini Diselesaikan Sebagai Tugas Mata

Kuliah Bahan Konstruksi Teknik Kimia (BKTK)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


SEKOLAH TINGGI TEKNIK FATAHILLAH
CILEGON - BANTEN
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan kami
kemampuan dan kesanggupan untuk menyelesaikan tugas Bahan Konstruksi
Teknik Kimia ini. Shalawat dan salah kami curahkan kepada nabi Muhammad
SAW yang telah menerangi, membimbing umat manusia yang jahil menuju
manusia yang berpengetahuan luas dan beriman.
Makalah ini berisikan tentang dasar-dasar pemilihan bahan konstruksi
sebagai landasan pemilihan bahan dalam industri kimia. Yaitu aspek biaya, aspek
ketersediaan dan sifat-sifat umum dari bahan.
Kami sebagai penulis dan juga mahasiswa ingin memberikan penjelasan
yang cukup akan konpetensi dasar yang harus dipenuhi, dan jelas akan materi yang
disampaikan dalam makalah ini serta banyak bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Makalah ini masih belum bisa menjawab semua pertanyaan pembaca tentang
Dasar-dasar dan Pengenalan Bahan Konstruksi Teknik Kimia, maka kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Untuk kesalahan yang terdapat
dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Dan ucapan terima kasih kami
berikan kepada pembaca yang telah menjadikan makalah ini sebagai referensi
pelajaran. Sekian dari kami,
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seorang teknik kimia adalah sosok yang harus bertanggung jawab terhadap
suatu proses industri kimia. Termasuk juga dalam pemilihan material konstruksi
pabrik. Pemilihan material konstruksi untuk peralatan teknik kimia bukan masalah
mudah. Pemilihan material mempengaruhi keselamatan, kehandalan, seumur hidup,
dan biaya peralatan. Banyak kriteria yang harus dipertimbangkan, dan ada berbagai
jenis bahan yang sedikit jumlah ketersediaannya.
Perancangan pabrik untuk industri kimia tentu harus memperhatikan
berbagai macam pertimbangan. Hal semacam ini dilakukan untuk mengefektifkan
dan mengefesienkan pengunaan bahan konstruksi kimia tersebut. Seorang sarjana
teknik kimia harus mengedepankan aspek ekonomi dalam setiap rancangan yang
dibuat. Menjadi satu keharusan bagi kita untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan itu
sendiri. Jadi diharapkan ketika kita mengenali sifat bahan yang kita gunakan, maka
penggunaan yang nanti dilakukan akan efektif karena kita mengetahui kekurangan
dan kelebihan bahan yang digunakan.
Dalam makalah ini ada beberapa aspek pertimbangan pemilihan Bahan
Konstruksi Kimia sebagai landasan pemilihan bahan dalam industri kimia. Yaitu
aspek biaya, aspek ketersediaan dan sifat-sifat umum bahan yang ditinjau dari sifat
mekanik, sifat thermal, dan sifat listrik bahan

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Sebagai bahan pembelajaran guna untuk menambah pengetahuan terutama
dalam pembahasan pemilihan bahan konstruksi kimia
2. Memberikan informai kepada pembaca makalah ini tentang tinjauan aspek-
aspek pemilihan bahan konstruksi kimia dari segi biaya, ketersediaan, dan
sifat sifak bahan meliputi sifat mekanik dan sifat thermal
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Material Teknik


Material atau bahan adalah zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat
dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Bahan
kadangkala digunakan untuk menunjuk ke pakaian atau kain.
Material adalah sebuah masukan dalam produksi. Mereka seringkali adalah
bahan mentah - yang belum diproses, tetapi kadang kala telah diproses sebelum
digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam masyarakat
teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang belum selesai. Beberapa
contohnya adalah kertas dan sutra.
Material teknik adalah jenis material yang banyak dipakai dalam proses rekayasa dan
industri. Material teknik dikelompokkan menjadi 6 golongan, yaitu :

1. Logam : baja, besi cor, titanium, logam paduan, dll


2. Polimer : polietilan, polipropilen, polikarbonat, dll
3. Karet : isopren, neopren, karet alam, dll
4. Gelas : gelas soda, gelas silika, gelas borosilikat
5. Keramik : alumina, karbida silikon, nitrida silikon dll
6. Hibrida : komposit, sandwich, foam

Logam memiliki moduli relatif tinggi. Mereka dapat dibuat kuat dengan
paduan atau campuran logam dan oleh perlakuan panas dan mekanik, tetapi mereka
tetap ulet dapat dibentuk, memungkinkan mereka untuk dibentuk dengan proses
deformasi.
Paduan logam kekuatan tinggi tertentu (baja pegas, sebagai contoh) memiliki
keuletan serendah 2%, tetapi meskipun ini cukup untuk memastikan bahwa yield
material sebelum patah dan retak itu, manakala itu terjadi pada suatu material jenis
tangguh. Sebagian oleh karena keuletan mereka, logam adalah mangsa untuk
kelelahan; dan dari semua kelas material, mereka adalah paling sedikit bersifat bahan
karatan atau korosi.
Keramik dan kaca juga, mempunyai moduli tinggi, tetapi, tidak sama dengan
logam, mereka rapuh. “Kekuatan” mereka dalam tegangan tarik artinya kekuatan
retak yang rapuh; dalam tegangan tekan, kekuatan hancur yang rapuh, yang mana
adalah sekitar limabelas kali lebih besar. Dan sebab keramik tidak punya keuletan
atau duktilitas, mereka mempunyai suatu toleransi rendah untuk konsentrasi tegangan
(sepertilubang atau retakan) atau untuk tegangan kontak yang tinggi (pada titik-titik
pengekleman, sebagai contoh). Material ulet mengakomodasi konsentrasi tegangan
dengan deformasi (perubahan bentuk) dengan cara yang mana membagi-bagi lagi
beban lebih merata; dan oleh karena ini, mereka dapat digunakan di bawah beban
statis dengan suatu batas atau margin yang kecil terhadap kekuatan luluh mereka.
Keramik & kaca tidak bisa.

2.2 Sifat-sifat Material


Secara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya, pada
bidang teknik mesin umumnya sifat tersebut dibagi menjadi tiga sifat. Sifat –sifat itu
akan mendasari dalam pemilihan material, sifat tersebut adalah:

-          Sifat mekanik.


-          Sifat fisik.
-          Sifat teknologi

Dibawah ini akan dijelaskan secara terperinci tentang sifat-sifat material tersebut

2.2.1 Sifat Mekanik


Sifat mekanik material, merupakan salah satu faktor terpenting yang
mendasari pemilihan bahan dalam suatu perancangan. Sifat mekanik dapat diartikan
sebagai respon atau perilaku material terhadap pembebanan yang diberikan, dapat
berupa gaya, torsi atau gabungan keduanya. Dalam prakteknya pembebanan pada
material terbagi dua yaitu beban statik dan beban dinamik. Perbedaan antara
keduanya hanya pada fungsi waktu dimana beban statik tidak dipengaruhi oleh fungsi
waktu sedangkan beban dinamik dipengaruhi oleh fungsi waktu.

Untuk mendapatkan sifat mekanik material, biasanya dilakukan pengujian


mekanik. Pengujian mekanik pada dasarnya bersifat merusak (destructive test), dari
pengujian tersebut akan dihasilkan kurva atau data yang mencirikan keadaan dari
material tersebut.

Setiap material yang diuji dibuat dalam bentuk sampel kecil atau spesimen.
Spesimen pengujian dapat mewakili seluruh material apabila berasal dari jenis,
komposisi dan perlakuan yang sama. Pengujian yang tepat hanya didapatkan pada
material uji yang memenuhi aspek ketepatan pengukuran, kemampuan mesin, kualitas
atau jumlah cacat pada material dan ketelitian dalam membuat spesimen. Sifat
mekanik tersebut meliputi antara lain: kekuatan tarik, ketangguhan, kelenturan,
keuletan, kekerasan, ketahanan aus, kekuatan impak, kekuatan mulur, kekeuatan leleh
dan sebagainya.

Sifar-sifat mekanik material yang perlu diperhatikan:

-          Tegangan yaitu gaya diserap oleh material selama berdeformasi persatuan luas.
-          Regangan yaitu besar deformasi persatuan luas.
-          Modulus elastisitas yang menunjukkan ukuran kekuatan material.
-          Kekuatan yaitu besarnya tegangan untuk mendeformasi material atau
kemampuan material untuk menahan deformasi.
-          Kekuatan luluh yaitu besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk mendeformasi
plastis.
-          Kekuatan tarik adalah kekuatan maksimum yang berdasarkan pada ukuran mula.
-          Keuletan yaitu besar deformasi plastis sampai terjadi patah.
-          Ketangguhan yaitu besar energi yang diperlukan sampai terjadi perpatahan.
-          Kekerasan yaitu kemampuan material menahan deformasi plastis lokal akibat
penetrasi pada permukaan.

2.2.2 Sifat Fisik


Sifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat fisik. Sifat
fisik adalah kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan disebabkan oleh
pembebanan seperti pengaruh pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus listrik yang
lebih mengarah pada struktur material. Sifat fisik material antara lain : temperatur
cair, konduktivitas panas dan panas spesifik.

Struktur material sangat erat hubungannya dengan sifat mekanik. Sifat


mekanik dapat diatur dengan serangkaian proses perlakukan fisik. Dengan adanya
perlakuan fisik akan membawa penyempurnaan dan pengembangan material bahkan
penemuan material baru.

2.2.3 Sifat Teknologi


Selanjutnya sifat yang sangat berperan dalam pemilihan material adalah sifat
teknologi yaitu kemampuan material untuk dibentuk atau diproses. Produk dengan
kekuatan tinggi dapat dibuat dibuat dengan proses pembentukan, misalnya dengan
pengerolan atau penempaan. Produk dengan bentuk yang rumit dapat dibuat dengan
proses pengecoran. Sifat-sifat teknologi diantaranya sifat mampu las, sifat mampu
cor, sifat mampu mesin dan sifat mampu bentuk. Sifat material terdiri dari sifat
mekanik yang merupakan sifat material terhadap pengaruh yang berasal dari luar
serta sifat-sifat fisik yang ditentukan oleh komposisi yang dikandung oleh material itu
sendiri.

2.3 Aspek Biaya


Aspek biaya menjadi salah satu yang dipertimbangkan dalam memilih
bahan konstruksi. Karena seorang sarjana teknik kimia tidak lepas dengan yang
namanya perhitungan ekonomi. Sehingga didapat bahan konstruksi yang bagus dan
murah.
Yang termasuk hal biaya dalam pemilihan bahan konstruksi adalah :

a. Biaya banyaknya bahan mentah yang digunakan untuk menghasilkan


produk atau biaya kuantitas.
b. Biaya produksi, termasuk diantaranya biaya kemampuan di las, dibentuk
dan diproses secara mesin maupun tradisional.
c. Umur pelayanan yang diharapkan.

Penambahan biaya mungkin baru bisa terasa efeknya pada saat pengadaan
bahan tersebut yang meliputi biaya transportasi, penempatannya dilapangan dan
biaya diluar dari biaya yang langsung tetap menjadi perhatian dalam aspek
ekonominya.
Penambahan bahan dalam sebuah campuran konstruksi kimia atau tidak
mengubah komposisi yang besar dari bahan yang lainnya, karena penggunaan
bahan tambah cenderung merupakan pengganti atau substitusi dari dalam campuran
konstruksi itu sendiri.
Karena tujuannya memperbaiki atau mengubah sifat dan karakteristik
tertentu dari beton atau mortar yang akan dihasilkan, maka kecenderungan
perubahan komposisi dalam berat – volume tidak terasa secara langsung
dibandingkan dengan komposisi awal konstruksi tanpa bahan tambah.
Peralatan dengan biaya fabrikasi rendah, dan dimana kegagalan prematur
tidak akan menyebabkan serius bahaya. Misalnya, baja karbon dapat ditentukan
untuk limbah cair baris di tempat stainless steel, menerima kebutuhan
kemungkinan untuk penggantian. Pipa Tebal dinding akan dipantau in situ sering
untuk menentukan kapan pengganti dibutuhkan.
Lebih mahal tahan korosi, paduan sering digunakan sebagai cladding pada
baja karbon. Jika piring tebal diperlukan untuk kekuatan struktural, penggunaan
bahan berpakaian secara substansial dapat mengurangi biaya.
2.4 Ketersediaan Bahan
Adapun Yang dimaksud ketersediaan bahan disini adalah tersedianya
peralatan untuk pabrikasi, dan tersedianya bahan baku dilingkungan sekitar yang
cukup dekat, sehingga tidak perlu mendatangkan bahan dari tempat lain.

2.5 Sifat Umum Bahan

Yang dimaksud sifat-sifat umum bahan ialah :

a) Sifat mekanik
b) Sifat thermal
c) Sifat listrik

a. Sifat Mekanik Bahan

Sifat mekanik adalah salah satu sifat yang terpenting, karena sifat mekanik
menyatakan kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari bahan
tersebut) untuk menerima beban / gaya / energi tanpa menimbulkan kerusakan pada
bahan / komponen tersebut. Seringkali bila suatu bahan mempunya sifat mekanik
yang baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk
mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai cara yang diperlukan. Misalkan
saja baja yang sering digunakan sebagai bahan dasar pemilihan bahan. Baja
mempunyai sifat mekanik yang cukup baik, dimana baja memenuhi syarat untuk
suatu pemakaian tetapi mempunyai sifat tahan terhadap korosi yang kurang baik.
Untuk mengatasi hal itu seringkali dilakukan sifat yang kurang tahan terhadap
korosi tersebut diperbaiki dengan cara pengecatan atau galvanising, dan cara
lainnya. Jadi tidak harus mencari bahan lain seperti selain kuat juga harus tahan
korosi, tetapi cukup mencari bahan yang syarat pada sifat mekaniknya sudah
terpenuhi namun sifat kimianya kurang terpenuhi.
Berikut adalah beberapa sifat mekanik yang penting untuk diketahui :

 Kekuatan (strength)
Kekuatan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan tanpa
menyebabkan bahan menjadi patah. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung
pada jenis beban yang bekerja atau mengenainya. Contoh kekuatan tarik, kekuatan
geser, kekuatan tekan, kekuatan torsi, dan kekuatan lengkung.
 Kekerasan (hardness)
Kekerasan dapat didefenisikan sebagai kemampuan suatu bahan untuk
tahan terhadap penggoresan, pengikisan (abrasi), identasi atau penetrasi. Sifat ini
berkaitan dengan sifat tahan aus (wear resistance). Kekerasan juga mempunya
korelasi dengan kekuatan.

 Kekenyalan (elasticity)
Kekenyalan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan
tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang permanen setelah tegangan
dihilangkan. Bila suatu benda mengalami tegangan maka akan terjadi perubahan
bentuk. Apabila tegangan yang bekerja besarnya tidak melewati batas tertentu
maka perubahan bentuk yang terjadi hanya bersifat sementara, perubahan bentuk
tersebut akan hilang bersama dengan hilangnya tegangan yang diberikan. Akan
tetapi apabila tegangan yang bekerja telah melewati batas kemampuannya, maka
sebagian dari perubahan bentuk tersebut akan tetap ada walaupun tegangan yang
diberikan telah dihilangkan. Kekenyalan juga menyatakan seberapa banyak
perubahan bentuk elastis yang dapat terjadi sebelum perubahan bentuk yang
permanen mulai terjadi, atau dapat dikatakan dengan kata lain adalah kekenyalan
menyatakan kemampuan bahan untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula
setelah menerima beban yang menimbulkan deformasi.

 Kekakuan (stiffness)
Kekakuan menyatakan kemampuan bahan untuk menerima tegangan/beban
tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.
Dalam beberapa hal kekakuan ini lebih penting daripada kekuatan.

 Plastisitas (plasticity) / keuletan (ductility)


Plastisitas menyatakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah
deformasi plastik (permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Sifat ini
sangat diperlukan bagi bahan yang akan diproses dengan berbagai macam
pembentukan seperti forging, rolling, extruding dan lain sebagainya. Sifat ini juga
sering disebut sebagai keuletan (ductility). Bahan yang mampu mengalami
deformasi plastik cukup besar dikatakan sebagai bahan yang memiliki keuletan
tinggi, bahan yang ulet (ductile). Sebaliknya bahan yang tidak menunjukkan
terjadinya deformasi plastik dikatakan sebagai bahan yang mempunyai keuletan
rendah atau getas (brittle).
 Ketangguhan (toughness)
Ketangguhan menyatakan kemampuan bahan untuk menyerap sejumlah
energi tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Juga dapat dikatakan sebagai
ukuran banyaknya energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu benda kerja,
pada suatu kondisi tertentu. Sifat ini dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga sifat
ini sulit diukur.

 Kelelahan (fatigue)
Kelelahan merupakan kecendrungan dari logam untuk patah bila menerima
tegangan berulang – ulang (cyclic stress) yang besarnya masih jauh dibawah batas
kekuatan elastiknya. Sebagian besar dari kerusakan yang terjadi pada komponen
mesin disebabkan oleh kelelahan ini. Karenanya kelelahan merupakan sifat yang
sangat penting, tetapi sifat ini juga sulit diukur karena sangat banyak faktor yang
mempengaruhinya.

 Creep
Creep atau bahasa lainnya merambat atau merangkak, merupakan
kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastik yang besarnya
berubah sesuai dengan fungsi waktu, pada saat bahan atau komponen tersebut tadi
menerima beban yang besarnya relatif tetap.
Beberapa sifat mekanik diatas juga dapat dibedakan menurut cara
pembebanannya, yaitu:
:
a. Sifat mekanik statis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban statis yang
besarnya tetap atau bebannya mengalami perubahan yang lambat.
b. Sifat mekanik dinamis, yaitu sifat mekanik bahan terhadap beban dinamis
yang besar berubah – ubah, atau dapat juga dikatakan mengejut.

Ini perlu dibedakan karena tingkah laku bahan mungkin berbeda terhadap
cara pembebanan yang berbeda.

b. Sifat Thermal Bahan

Sifat termal baha adalah perubahan sifat yang berkaitan dengan sihi. Sifat termal ini
dipengaruhi beberapa faktor yaitu :
 Kandungan Uap Air

Apabila suatu benda berpori diisi air, maka akan berpengaruh terhadap
konduktifitas termal. Konduktifitas termal yang rendah pada bahan insulasi adalah
selaras dengan kandungan udara dalam bahan tersebut.

 Suhu

Pengaruh suhu terhadap konduktifitas termal suatu bahan adalah kecil,


namun secara umum dapat dikatakan bahwa konduktifitas termal akan meningkat
apabila suhu meningkat.

 Kepadatan dan Porositas

Konduktifitas termal berbeda pengaruh terhadap kepadatan, apabila pori-


pori bahan semakin banyak maka konduktifitas termal rendah. Perbedaan
konduktifitas termal bahan dengan kepadatan yang sama akan tergantung pada
perbedaan struktur yang meliputi ukuran, distribusi, hubungan pori dan lubang.
Sifat termal bahan dikaitkan dengan perpindahan kalor. Perpindahan kalor ada 2
jenis, yaitu :
- Keadaan tetap (steady heat flow)
- Keadaan berubah (transien heat flow)

c. Sifat Elektrik Bahan

Berdasarkan sifat listriknya, material/bahan dikelompokkan menjadi 3 sebagai


berikut :

 Konduktif – jika resistansinya < 105 ohm ; disini elektron mudah bergerak
atau mengalir, jadi netralisasi dapat dilakukan dengan mudah dengan cara
grounding. Contoh : logam dan tubuh manusia.

 Insulatif – jika resistansinya > 1011 ohm ; elektron bisa dikatakan tak dapat
bergerak, jadi netralisasi hanya mungkin dilakukan dengan ionisasi. Contoh
: plastik dan karet Dari pengukuran tribocharging, kita bisa menentukan
apakah muatan listrik mudah ditimbulkan pada bahan tersebut – jika tidak
mudah membangkitkan muatan (atau muatan yang dihasilkan cukup
rendah), maka bahan itu dapat dikatakan sebagai anti- statik.

 Statik disipatif – resistansi di antara 105 sampai 1011 ohm ; disini, elektron
dapat bergerak tetapi lambat, jadi perlu diketahui parameter decay time.
Untuk mengetahui berapa cepat grounding dapat menetralisasi muatan.
Pengukuran tribocharging juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
bahan tersebut anti-statik atau tidak. Umumnya bahan yang masuk kategori
statik disipatif adalah bahan buatan, artinya memang khusus dibuat untuk
mempunyai resistansi tertentu, misalnya bahan dasarnya adalah insulatif
tapi diberi tambahan karbon dalam kadar tertentu untuk membuatnya
bersifat statik disipatif. Jika kadarnya berlebih, bahan juga bisa bersifat
konduktif. Untuk mengukur nilai resistansi bahan, kita gunakan Mega Ohm
meter (atau Surface Resistance Meter) – ini semacam multimeter biasa
tetapi dengan jangkauan pengukuran sampai 100 G Ohm atau lebih. Kita
juga dapat menggunakan electrometer (misalnya Electrostatic Voltmeter/
Fieldmeter) untuk mengukur muatan listrik dari proses tribocharging dan
dengan bantuan stopwatch, kita pun dapat mengukur decay time secara
kualitatif. Untuk hasil yang lebih akurat, kita perlu menggunakan Charged
Plate Monitor. Jadi, jika adanya muatan listrik statik menimbulkan masalah,
maka salah satu solusinya adalah dengan menetralkan mutan listrik
bersangkutan. Cara efektif untuk menetralkan muatan listrik dilakukan
berdasarkan sifat listrik material/bahan.Pada dasarnya netralisasi muatan
dapat dilakukan dua cara, yaitu grounding dan ionisasi dengan ionizer.
Grounding dilakukan jika elektron dapat bergerak atau mengalir dalam
bahan bersangkutan, yaitu dengan menghubungkan bahan tersebut ke
tanah/bumi atau bagian ground dari kabel listrik karena tanah/bumi adalah
reservoar muatan (sumber muatan yang tak-terhingga). Sebaliknya, untuk
bahan yang tak dapat mengalirkan muatan, maka tidak ada jalan lain untuk
menetralkan muatan kecualim memberikan muatan yang berlawanan dari
udara. Sebetulnya udara mengandung sejumlah molekual uap air yang dapat
menetralkan permukaan suatu benda, tapi netralisasi secara alami ini akan
berlangsung sangat lama. Untuk mempercepat proses netralisasi, maka
digunakan alat/peralatan yang disebut Ionizer. Ionizer dirancang untuk
menghasilkan sejumlah besar ion positif maupun negatif dan ion-ion
tersebut diarahkan ke permukaan benda yang akan dinetralisasi. Selain itu,
netralisasi juga dapat dilakukan dengan membasahi permukaan bahan
bersangkutan dengan air biasa (bukan DI water) atau larutan yang
mengandung air seperti IsoPropyl Alcohol (IPA).
KESIMPULAN

Material Teknik merupakan zat atau benda yang dari mana sesuatu dapat
dibuat darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Material teknik
merupakan jenis material yang banyak dipakai dalam proses rekayasa dan industri
dan dikelompokkan menjadi 6 golongan, yaitu : Logam, Polimer, Karet, Gelas,
Keramik dan Hibrida.

Secara garis besar material mempunyai sifat-sifat yang mencirikannya yaitu :


Sifat Mekanik, Fisik dan Teknologi.

Beberapa aspek pada pemilihan material Teknik yaitu aspek biaya dan
ketersediaan bahan. Aspek biaya termasuk biaya bahan, biaya produksi dan umur
pelayanan yang diharapkan.

Sifat umum bahan yaitu :

1. Mekanik : Hardness, elasticity, stifness, ductility, toughness, fatigue


dan juga creep.

2. Thermal : Kandungan uap air, suhu, kepadatan dan porositas.

3. Listrik : Konduktif, insulatif dan statik disipatif

Untuk memilih material kita patut berpegang pada “most important


characteristics” dari suatu material dan hal ini juga tergantung pada keadaan
geografis atau lingkungan suatu tempat. Pendoman ini dapat dijadikan penentuan
skala prioritas untuk memilih suatu material. Hal yang perlu diperhatikan yaitu :
Mechanical properties, thermal properties, corrosion properties, special properties
required, ease of fabrication, availability in standar size, cost, contamination and
recycle.
DAFTAR PUSTAKA
http://fakeplasticworlds.wordpress.com/2009/12/18/bahan-konstruksi-
teknik-kimia-bahan- konstruksi-korosi-pengantar/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan
http://mustazamaa.wordpress.com/2010/04/15/sifat-sifat-
mekanik-bahan/
http://novirita.blogspot.com/2011/01/deformasi-plastic-
dan-delastic.html
http://rudydwi.wordpress.com/2010/03/28/mengetahui-sifat-mekanik-material-
dengan-uji-tarik/ http://www.fisika-ceria.com/sifat-listrik-bahan-
semikonduktor.html
Van Vlack H. Laurence. 1995. Ilmu dan teknologi Bahan Edisi ke 5. Jakarta :
Erlangga

Anda mungkin juga menyukai