Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“SIFAT MEKANIK BAHAN”


Dosen Pengampu : Prof.Dr.Nurdin Bukit, M.Si

Oleh :

Rio Andika Putra (418324000)

Siti Rahmah (4182240002)

FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisikan tentang materi
“Sifat Mekanik Bahan ”. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Saran dan kritik
tersebut sebagai motivasi bagi Penulis untuk menyempurnakan makalah ini, sehingga makalah
berikutnya akan menjadi lebih baik lagi.

Meskipun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Penulis berharap makalah ini akan
bermanfaat bagi pembaca. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Terima kasih.

Medan, Agustus 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang .................................................................................................... 4
Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
Tujuan................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
Sifat Mekanik Bahan............................................................................................. 5
Pengujian Tarik..................................................................................................... 6
Modulus Elastisitas............................................................................................... 7
Uji Tekan, Uji Impak Dan Uji Sobek.................................................................... 8

BAB III PENUTUP


Kesimpulan............................................................................................................ 11
Saran ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masalah Energi dan bahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Pengetahuan bahan terus berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban
manusia. Berbagai macam bahan telah ditemukan, dikembangkan, dan dimanfaatkan
untuk berbagai aplikasi. Penemuan bahan – bahan tertentu, seperti logam misalnya, telah
ikut mewarnai peradaban manusia di dalam kurun waktu tertentu. Tidak aneh jika nama
suatu zaman atau periode waktu tertentu dikaitkan dengan nama bahan, seperti misalnya
zaman batu, zaman perunggu, zaman besi, dan seterusnya. Pengetahuan dan
keterampilan manusia untuk memanfaatkan bahan tertentu telah membuka peluang
berkembangnya desain, proses-proses atau produk-produk tertentu yang sebelumnya
belum pernah ada. Pengembangan proses-proses dan produk-produk baru telah
mendorong berkembangnya ilmu dan teknologi bahan untuk memenuhi kebutuhan
desain. Ilmu dan teknologi bahan adalah bagian tak terpisahkan dari disain rekayasa.
Disain adalah esensi dari rekayasa atau engineering karena rekayasa pada prinsipnya
adalah aplikasi matematika dan ilmu-ilmu pengetahuan alam untuk memecahkan
masalah-masalah nyata di dalam kehidupan manusia di dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, pengetahuan bahan sangat penting bagi setiap
disiplin ilmu rekayasa.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu sifat mekanik bahan?
2. Seperti apa pengujian tarik?
3. Apa itu modulus elastisitas?
4. Apa itu uji tekan, uji impak dan uji sobek?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu sifat mekanik bahan.
2. Mengetahui Seperti apa pengujian tarik.
3. Mengetahui itu modulus elastisitas.
4. Mengetahui Apa itu uji tekan, uji impak dan uji sobek.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Sifat Mekanik Bahan


Sifat mekanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan suatu material /
komponen untuk menerima beban, gaya dan energi tanpa menimbulkan kerusakan
pada material/komponen tersebut.
Sifat mekanik logam adalah suatu sifat terpenting karena sifat mekanik logam
menyatakan kemampuan suatu logam untuk menerima beban atau gaya dari luar
tanpa mengalami kerusakan pada logam tersebut.Beberapa sifat-sifat mekanik
antara lain:

1.        Kekuatan (Strength)

Merupakan kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan tanpa


menyebabkan bahan tersebut patah. Kekuatan ada beberapa macam tergantung
pada jenis beban yang bekerja. Contohnya: 
kekuatan tarik,tekan, geser, torsi, dan kekuatan lengkung.

2.        Kekerasan (Hardness) 

Kekerasan adalah kemampuan suatu material untuk menerima penetrasi benda


runcing, goresan, kikisan tanpa mengalami deformasi.

3.        Keelastisitasan (Elasticity)

Kekenyalan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan atau


beban tanpa mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi).

4.        Plastisitas (Plasticity)

Merupakan kemampuan bahan untuk mengalami sejumlah deformasi platis


(permanen) tanpa mengakibatkan terjadinya kerusakan. Mekanisme yang
mempunyai plastisitas yang tinggi dikatakan sebagai material yang ulet (ductile),
sedangkan material yang mempunyai plastisitas rendah dikatakan sebagai material
yang getas (brittle).

5.        Ketangguhan (Toughness)

Merupakan kemampuan bahan untuk menyerap energi tanpa mengakibatkan


terjadinya kerusakan.

6.        Kekakuan (stiffness)

5
Kemampuan suatu bahan untuk menerima tegangan atau beban tanpa
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk (deformasi) atau defleksi.

7.        Kelelahan (Fatigue)

Merupakan kecenderungan bahan untuk patah apabila menerima tegangan


berulang-ulang yang besarnya jauh dibawah batas kekakuan elastisitas. 

8.        Mulur (Creep) 

Menyatakan kecenderungan logam mengalami deformasi platis yang besarnya


merupakan fungsi waktu saat menerima beban yang besarnya tetap.
2.2. Pengujian Tarik

Pengujian tarik (tensile test) adalah pengujian mekanik secara statis dengan cara sampel
ditarik dengan pembebanan pada kedua ujungnya dimana gaya tarik yang diberikan
sebesar P (Newton). Dalam pengujiannya, bahan uji ditarik sampai putus. Tujuannya
untuk mengetahui sifat- sifat mekanik tarik (kekuatan tarik) dari komposit yang diuji.
Pertambahan panjangnya (Δl) yang terjadi akibat gaya tarikan yang diberikan pada
sampel uji disebut deformasi. Dan regangan merupakan perbandingan antara
pertambahan panjang dengan panjang mula-mula. Regangan merupakan ukuran untuk
kekenyalan suatu bahan yang harganya biasanya dinyatakan dalam persen .

∆l l−l 0
ε= ×100 %= × 100 %
l0 l0
Dengan :
 = regangan (%)
l = pertambahan panjang (m)
l0 = panjang mula-mula (m)
l = panjang akhir (m)

Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil yang
didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk
karena mengahsilkan data kekuatan material. Pengujian uji tarik digunakan untuk
mengukur ketahanan suatu material terhadap gaya statis yang diberikan secara
lambat.Salah satu cara untuk mengetahui besaran sifat mekanik dari logam adalah dengan
uji tarik. Sifat mekanik yang dapat diketahui adalah kekuatan dan elastisitas dari logam
tersebut. Uji tarik banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar
kekuatan suatu bahan dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan. Nilai kekuatan
dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva uji tarik.

6
Kekuatan tarik adalah salah satu sifat mekanik yang sangat penting dan dominan dalam
suatu perancangan konstruksi dan proses manufaktur. Setiap material atau bahan
memiliki sifat (kekerasan, kelenturan, dan lain lain) yang berbeda-beda. Untuk dapat
mengetahui sifat mekanik dari suatu material maka diperlukan suatu pengujian, salah satu
pengujian yang paling sering dilakukan yaitu uji tarik (tensile test). Pengujian ini
memiliki fungsi untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu material dan untuk mengenali
karakteristik pada material tersebut.

Terdapat beberapa spesimen pada uji tarik. Uji Tarik (Tensile Test) adalah suatu metode
yang digunakan untuk menguji kekuatan (tensile strength) suatu material/bahan dengan
cara memberikan beban (gaya statis) yang sesumbu dan diberikan secara lambat atau
cepat. Diperoleh hasil sifat mekanik dari pengujian ini berupa kekuatan dan elastisitas
dari material/bahan.

Nilai kekuatan dan elastisitas dari material uji dapat dilihat dari kurva hasil uji tarik.
Selain kekuatan dan elastisitas, sifat lain yang dapat diketahui adalah sebagai berikut :

1. Kekuatan luluh dari material.


2. Keuletan dari material.
3. Kelentingan dari suatu material

Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi informasi rancangan dasar


kekuatan suatu material/bahan dan juga sebagai referensi pendukung untuk spesifikasi
material/bahan. Kekuatan ini ada beberapa macam, tergantung pada jenis beban yang
bekerja, yaitu kekuatan tarik, kekuatan geser, kekuatan tekan kekuatan torsi dan kekuatan
lengkung. Sifat Mekanik yang didapat dari uji tarik meliputi :

7
2.3. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas bahan.
Modulus elastisitas disebut juga modulus Young (diberi lambang Y) untuk menghargai
Thomas Young. yang didefinisikan sebagai perbandingan stress dengan strain. Grafik
dari tegangan pada sumbu y dan regangan pada sumbu x menghasilkan hubungan linier,
seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut:

Modulus elastisitas disebut konstanta, dengan demikian mosulus elastis (E) suatu bahan
didefinisikan sebagai perbaandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan.
Secara matematika konsep Modulus Elastisitas Dapat dituliskan sebgai berikut:

8
Satuan SI untuk tegangan (σ ¿ adalah Nm 2 atau Pa sedang regangan (e) tidak

F ∆L
memiliki satuan, sehingga σ = dan regangan e= Diperoleh hubungan gaya tarik
A L
(F) dengan modulus elastis (E) yaitu:

2.4. Uji tekan , Uji impak dan uji sobek


a. Uji tekan
Tegangan tekan berlawanan dengan tegangan tarik. Jika pada tegangan tarik,
arah kedua gaya menjauhi ujung benda kedua gaya saling berjauhan, maka pada
tegangan tekan, arah kedua gaya saling mendekati. Dengan kata lain benda tidak
ditarik tetapi ditekan gaya-gaya bekerja di dalam benda. Kekuatan tekan material
adalah nilai tegangan tekan uniaksial yang mempunyai modus kegagalan ketika
saat pengujian. Perubahan bentuk benda yang disebabkan oleh tegangan tekan
dinamakan mampatan. Misalnya pada tiang-tiang yang menopang beban, seperti
tiang bangunan mengalami tegangan tekan. Kekuatan tekan biasanya diperoleh
dari percobaan dengan alat pengujian tekan. Ketika dalam pengujian nantinya,
specimen akan menjadi lebih mengecil seperti menyebar lateral.
b. Uji impak
Menurut Dieter, George E (1988) uji impak digunakan dalam menentukan
kecenderungan material untuk rapuh atau ulet berdasarkan sifat ketangguhannya.
Hasil uji impak juga tidak dapat membaca secara langsung kondisi perpatahan
batang uji, sebab tidak dapat mengukur komponen gaya-gaya tegangan tiga
dimensi yang terjadi pada batang uji. Hasil yang diperoleh dari pengujian impak
ini, juga tidak ada persetujuan secara umum mengenai interpretasi atau
pemanfaatannya. Sejumlah uji impak batang uji bertakik dengan berbagai desain
telah dilakukan dalam menentukan perpatahan rapuh pada logam. Metode yang

9
telah menjadi standar untuk uji impak ini ada 2, yaitu uji impak metode Charpy
dan metode Izod.

Pengujian impak Charpy (juga dikenal sebagai tes Charpy v-notch) merupakan
standar pengujian laju regangan tinggi yang menentukan jumlah energi yang
diserap oleh bahan selama terjadi patahan. Energi yang diserap adalah ukuran
ketangguhan bahan tertentu dan bertindak sebagai alat untuk belajar bergantung
pada suhu transisi ulet getas. Metode ini banyak digunakan pada industri dengan
keselamatan yang kritis, karena mudah untuk dipersiapkan dan dilakukan.
Kemudian hasil pengujian dapat diperoleh dengan cepat dan murah. Tes ini
dikembangkan pada 1905 oleh ilmuwan Perancis Georges Charpy. Pengujian ini
penting dilakukan dalam memahami masalah patahan kapal selama Perang Dunia
II. Metode pengujian material ini sekarang digunakan di banyak industri untuk
menguji material yang digunakan dalam pembangunan kapal, jembatan, dan
untuk menentukan bagaimana keadaan alam (badai, gempa bumi, dan lain-lain)
akan mempengaruhi bahan yang digunakan dalam berbagai macam aplikasi
industri. Tujuan uji impact charpy adalah untuk mengetahui kegetasan atau
keuletan suatu bahan (spesimen) yang akan diuji dengan cara pembebanan secara
tiba-tiba terhadap benda yang akan diuji secara statik.
c. Uji sobek

Uji kekuatan sobek dapat ditemukan di industri film plastik, kertas dan tekstil. Hal
ini digunakan untuk menggambarkan seberapa baik suatu material yang dapat
menahan efek robek. Elmendorf sobek adalah metode umum yang digunakan untuk
menguji ketahanan terhadap air mata.

Metode Elmendorf – SLY-S1 Elmendorf Tearing Strength Tester

 ISO 6383-2 – Plastik – Film dan lembaran – Cara uji ketahanan air mata –
Bagian 2: Metode Elmendorf
 ISO 1974 – Kertas – Cara uji ketahanan sobek – Metode Elmendorf
ASTM D1922 –
 Metode Uji Standar Perlambatan Tahan Peredaran Film Plastik dan
Lapisan Tipis dengan Metode Pendulum

10
 ISO 5636 – Kertas dan karton – Penentuan permeansi udara dan tahanan
udara (Bagian 5: Metode Gurley)
 ASTM D1424 – Metode Uji Standar Kekuatan Tabrakan Kain oleh
Aparatus Falling Pendulum Type (Elmendorf)
 ASTM D689 – Metode Uji Standar untuk Perlawanan Tahan Internal
Kertas (Ditarik 2009)
 TAPPI T414 – Tahan Tahan Tampak Internal (Elmendorf-Type Method)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sifat mekanik adalah sifat yang menyatakan kemampuan suatu material /


komponen untuk menerima beban, gaya dan energi tanpa menimbulkan kerusakan pada
material/komponen tersebut .

Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu. Hasil yang
didapatkan dari pengujian tarik sangat penting untuk rekayasa teknik dan desain produk
karena mengahsilkan data kekuatan material.

11
Modulus elastisitas adalah besaran yang menggambarkan tingkat elastisitas bahan.
Modulus elastisitas disebut juga modulus Young (diberi lambang Y) untuk menghargai
Thomas Young. yang didefinisikan sebagai perbandingan stress dengan strain. Modulus
Elastisitas Dapat dituliskan sebgai berikut:

B.Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penulisan makalah


ini, Penulis berharap kepada para pembaca agar memberikan sekiranya Kritikan dan juga
saran yang membangun, agar Penulis dapat lebih baik lagi dalam penulisan makalah
kedepannya

DAFTAR PUSTAKA

o Scribd, pengertian logam ,https://www.scribd.com/doc/36253489/PENGERTIAN-LOGAM


o Indo-digital,sifat dan karakteristik,https://indo-digital.com/sifat-dan-karakteristik-proses-
pengujian-logam.html
o Fariedpradhana,pengujian logam,https://fariedpradhana.wordpress.com/tag/pengujian-logam/
o Terasepter,2013 pengujian bahan,http://terasepter.blogspot.co.id/2013/11/pengujian-bahan.html
o Rumus hitung,2014 sifat dan kegunaan besi,http://rumushitung.com/2014/11/09/sifat-dan-
kegunaan-besi/
o Yusufaya 2013 sifat mekanik logam dan factor,http://yusufaya.blogspot.co.id/2013/05/sifat-
mekanik-logam-dan-faktor-yang.html

12
o Documents.tips,sifat mekanik logam,http://documents.tips/documents/sifat-mekanik-logam-
562e66a66cbd6.html

13

Anda mungkin juga menyukai