Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENGANTAR BAHAN TEKNIK

“ PENGUJIAN KEULETAN DAN PATAH ULET, KEKERASAN, MELAR,


KELELAHAN, KEAUSAN, PENGARUH LINGKUNGAN PADA KEKUATAN
DAN PATAHNYA BAHAN”

DI SUSUN OLEH :
NAMA : DANNY FEBRIYANTO PURNOMO
NPM : 22052016
KELAS : A (SEMESTER II)
DOSEN PENGAMPU : ISLAMIYATI JAHADA HALUTI, S.T., M.T

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK
TAHUN 2023/2024
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan YME atas segala limpahan rahmat, dan
karunia-nya sehingga saya dapat meyelesaikan penyusunan makalah ini. Guna memenuhi
tugas mandiri untuk mata kuliah Pengantar Bahan Teknik.
saya menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan saya yang dimiliki masih
terbatas.
saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah masih jauh dari sempurna dikarena
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki Oleh karena itu. saya
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak.
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................


KATA PENGANTAR..............................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................
A. latar Belakang ....................................................................................................................
B. Rumusan masalah ................................................................................................................
C. Tujuan pembahasan ............................................................................................................
BAB II pembahasan
A. Pengujian Keuletan Dan Patah Ulet .....................................................................................
B. Kekerasan ............................................................................................................................
C. Melar ...................................................................................................................................
D. Kelelahan ............................................................................................................................
E. Keausan ...............................................................................................................................
F. Pengaruh lingkungan pada kekuatan dan patahnya bahan .....................................................
BAB III penutup
A. Kesimpulan ........................................................................................................................

Daftar pustaka ..........................................................................................................................


Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bahan merupakan suatu zat atau tiga zat atau lebih yang dicampurkan dengan
tujuan tertentu untuk digunakan dalam kegiatan manusia. Bahan berkaitan erat dengan
kekuatan, daya tahan, dan kualitasnya. Oleh karena itu, keuletan dan patah ulet,
kekerasan, melar, kelelahan, kehausan, pengaruh lingkungan sangatlah penting dalam
pengujian bahan.
Pengujian keuletan dan patah ulet bertujuan untuk mengetahui daya tahan suatu
bahan terhadap gaya tarik dan tekan. Bahan yang memiliki keuletan yang baik akan
mampu menahan gaya tarik atau tekan yang kuat sehingga tidak mudah mengalami
patah ulet. Contoh pengujian keuletan dan patah ulet adalah pengujian tarik dan tekuk.
Kekerasan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan gaya gesekan.
Bahan yang kuat akan memiliki kekerasan yang tinggi dan mampu menahan gaya
gesekan yang kuat. Contoh pengujian kekerasan adalah pengujian Brinell dan
Vickers.
Melar merupakan kemampuan suatu bahan untuk meregang pada saat diberikan
beban. Bahan yang tahan melar akan memiliki kemampuan untuk membentuk
kembali bentuk aslinya setelah dilepaskan dari beban. Contoh pengujian melar adalah
pengujian tarik.
Kelelahan dan kehausan merupakan kemampuan suatu bahan untuk bertahan
dalam waktu yang cukup lama pada kondisi yang terus menerus. Bahan yang kuat
akan mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kerusakan
yang signifikan. Contoh pengujian kelelahan adalah pengujian pada baja struktural.
Pengaruh lingkungan dapat berpengaruh signifikan pada bahan, terutama pada
bahan logam. Lingkungan yang lembap dapat menyebabkan korosi pada bahan logam,
sedangkan lingkungan yang berdebu dapat menyebabkan abrasi pada permukaan
bahan. Contoh pengujian pengaruh lingkungan adalah pengujian korosi pada logam.
Dalam pengujian bahan, banyak metode dan teknik yang digunakan tergantung
pada tujuan pengujian bahan. Secara umum, pengujian keuletan dan patah ulet,
kekerasan, melar, kelelahan, kehausan, pengaruh lingkungan telah menjadi bagian
penting dalam pengembangan dan produksi bahan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengujian keuletan dan patah ulet, kekerasan, melar, kelelahan,
kehausan, dan pengaruh lingkungan dapat memengaruhi kekuatan dan
patahnya bahan?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keuletan dan patah ulet, kekerasan,
melar, kelelahan, kehausan, pengaruh lingkungan pada kekuatan dan patahnya
bahan?
3. Apa saja contoh dari pengujian keuletan dan patah
ulet,kekerasan,melar,kelelahan,kehausan,pengaruh lingkungan pada kekuatan
dan patahnya bahan ?
C. Manfaat
1. Menjelaskan teori dan prinsip dasar pengujian bahan
2. Menjelaskan tentang kekuatan dan kestabilan bahan
Bab II
Pembahasan
A. pengujian keuletan dan patah ulet
Pengujian keuletan dan patah ulet adalah salah satu uji kekuatan material yang penting
dalam pengujian material. Pengujian keuletan dan patah ulet digunakan untuk mengetahui
nilai keuletan dan batas patah suatu bahan.
Keuletan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan deformasi plastis tanpa
mengalami kerusakan permanen. Sedangkan patah ulet adalah keadaan ketika retak atau
patahan akhirnya terjadi pada suatu bahan.
Pengujian keuletan dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengujian lentur
atau tarik. Pada pengujian tarik, sampel bahan ditarik secara perlahan hingga terjadi
deformasi plastis dan kemudian diukur nilai keuletannya. Sedangkan pada pengujian lentur,
sampel bahan dilengkungkan hingga terjadi deformasi plastis dan kemudian diukur nilai
keuletannya.
Pengujian patah ulet dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengujian tarik.
Pada pengujian tarik, sampel bahan ditarik secara perlahan hingga terjadi patah ulet dan
kemudian diukur batas patahnya.
Selain uji tarik, terdapat pula uji impak yang menguji kemampuan bahan untuk
menahan gaya pukul atau benturan. Uji impak ini diuji dengan cara memberikan energi pada
bahan dalam waktu yang sangat singkat.
Hasil pengujian keuletan dan patah ulet sangat penting dalam menentukan kekuatan
bahan. Bahan yang memiliki nilai keuletan dan batas patah yang tinggi, dapat menahan beban
yang besar dan dianggap sebagai material yang kuat. Sedangkan bahan yang memiliki nilai
keuletan dan batas patah yang rendah, tidak dapat menahan beban yang besar dan dianggap
sebagai material yang lemah.
Pengujian keuletan dan patah ulet adalah salah satu dari banyak jenis pengujian bahan
yang dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik suatu bahan. Kekuatan dan patahnya
bahan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kekerasan, melar, kelelahan, kehausan, dan
pengaruh lingkungan.
Contoh pengujian keuletan dan patah ulet adalah ketika kita menggosokkan bola baja
di atas suatu bahan untuk melihat apakah bahan tersebut dapat menahan tekanan atau tidak.

B. Kekerasan
kekerasan adalah suatu bahan untuk menahan tekanan tinggi tanpa mengalami
patah,kekerasan juga merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan gaya gesekan
yang kuat juga dapat di definisikan sebagai kemampuan bahan untuk menahan deformasi
plastis atau penetrasi oleh benda keras lainnya.berbagai jenis pengujian kekerasan di
gunakan untuk menentukan keerasan bahan,yang dapat memberikan informasi penting
tentang siat fisik dan sifat mekanik bahan.
Pengujian kekerasan adalah satu dari sekian banyak pengujian dipakai, karena dapat
dilaksanakan pada benda uji tanpa kesukaran mengenai spesifikasi. Pengujian yang paling
banyak dipakai adalah dengan menekankan penekan tertentu kepada benda uji dengan
beban tertentu dan dengan mengukur bekas penekanan yang terbentuk diatasnya, cara ini
dinamakan cara kekerasan penekanan.
Adapun Kekerasan diartikan juga sebagai kemampuan suatu material untuk
menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan). Didunia teknik, umumnya pengujian
kekerasan menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni :
1. Brinnel (HB / BHN)
Pengujian Brinell merupakan jenis hardness test dengan cara menusuk atau menekan
spesimen menggunakan indenter berbentuk bola yang terbuat dari baja yang sudah
dikeraskan atau karbida tungsten. Indenter bola baja digunakan untuk material yang
memiliki kekerasan Brinell hingga 450 BHN.Indentor bola karbida tungsten harus
digunakan apabila material yang di uji memiliki kekerasan Brinell antara 451-650
BHN. Pengujian yang standar dilakukan dengan menggunakan diameter 10 mm bola
baja atau karbida tungsten dengan beban 3000 kgf untuk logam keras, beban 1500 kgf
untuk logam pertengahan, dan beban 500 kgf serta lebih rendah untuk material lunak.
2. Rockwell (HR / RHN)
Uji kekerasan rockwell ini juga didasarkan kepada penekanan sebuah indentor
dengan suatu gaya tekan tertentu kepermukaan yang rata dan bersih dari suatu logam
yang diuji kekerasannya. Setelah gaya tekan dikembalikan ke gaya minor maka yang
dijadikan dasar perhitungan nilai kekerasan rockwell bukanlah hasil pengukuran
diameter ataupun diagonal bekas lekukan tetapi justru “dalamnya bekas lekukan yang
terjadi itu”.uji kekerasan Rockwell tidak melakukan pengukuran tapak tekan secara
manual, pengukuran langsung dilakukan oleh mesin dan langsung menunjukkan nilai
hardness dari bahan yang diuji, nilai ini dapat dilihat pada dial indicator.Nilai
kekerasan yang diperoleh berhubungan terbalik dengan kedalaman identasi. Indenter
yang digunakan adalah bola baja yang diperkeras berukuran 1/16 in dan 1/8 in serta
kerucut intan bersudut 120o dengan ujung bulat diberi nama brale. Pada operasi
pengujian, Beban minor diterapkan sebesar 10 kgf yang menyebabkan identasi awal
dan menempatkan identer pada posisi yang akurat untuk penekanan. Dial ditempatkan
pada skala tanda set nol.
3. Vikers (HV / VHN)
pengujian vickers sama dengan uji Brinell, perbedaannya penggunaan indentor intan
yang berbentuk piramid beralas bujur sangkar dan sudut puncak antara dua sisi yang
berhadapan 136o. Pengukuran diagonal segi empat lebih akurat dibandingkan
pengukuran pada lingkaran. Pengujian ini dapat dilakukan untuk spesimen tipis
hingga 0,006 inci.Nilai yang diperoleh akurat hingga nilai 1300 (setara dengan Brinell
850). Indentor relatif tidak menjadi rata seperti pada Brinell. Beban yang digunakan
pada uji vickers antara 1 hingga 120 kgf. Perubahan beban relatif tidak mempengaruhi
hasil pengujian, penggunaan beban yang berbeda akan tetap menghasilkan nilai yang
sama untuk material yang sama
4. Micro Hardness (Namun jarang sekali dipakai-red)
Pada mikro vicker, indentor yang di gunakan juga sama seperti pada vickers biasa,
juga cara perhitungan angka kekerasannya, hanya saja gaya tekan yang di gunakan
kecil sekali , 1 sampai 1000 garam dan panjang diagonal indentasi diukur dalam
mikron.
Pengujian kekerasan Rockwell Hardness Tester cocok untuk semua bahan yang keras dan
yang lunak, penggunaannya sederhana dan penekannya dapat dengan leluasa. Pengujian
Rockwell superfisial mempergunakan beban yang ringan untuk memperbaiki ketelitian dari
penekan dengan cara penggunaan yang sama, juga dapat mengukur kekerasan permukaan
dari bahan yang dikeraskan kulitnya.
Contoh pengujian kekerasan adalah ketika kita menarik sebuah benda keras di atas di atas
suatu bahan untuk melihat apakah bahan tersebut dapat menahan tekanan atau tidak.

C. Melar
Pengujian melar (tensile testing) adalah salah satu jenis pengujian material yang
dilakukan untuk mengukur kemampuan suatu bahan atau material dalam menahan pengaruh
gaya tarik atau tegangan. Pengujian melar umumnya dilakukan pada bahan logam, plastik,
karet, kayu, dan material komposit untuk mengetahui sifat-sifat mekaniknya seperti kekuatan
tarik, modulus elastisitas, ketahanan sesuai dengan karakteristik bahan.
Pengujian melar dilakukan dengan menguji sampel material berupa balok atau batang
dengan memasangnya pada mesin pengujian. Selanjutnya, pada sampel material tersebut
diberikan gaya tarik atau tegangan secara perlahan-lahan hingga sampai pada titik pecah atau
deformasi permanen. Pada saat pengujian, dilakukan pengukuran gaya sepanjang waktu dan
dilakukan pengamatan terhadap perubahan dimensi atau bentuk dari sampel material. Hasil
pengujian ini akan dianalisis untuk menentukan sifat-sifat mekanik dari material seperti
kekuatan tarik, modulus elastisitas, dan deformasi.
Pengujian tarik, atau yang sering disebut sebagai tensile testing, adalah salah satu jenis
pengujian mekanik yang sering dilakukan pada bahan atau material. Tujuan utama dari
pengujian tarik adalah untuk mengetahui karakteristik mekanik suatu material, seperti
kekuatan tarik, kekakuan, dan regangan maksimum yang dapat dicapai sebelum bahan
tersebut pecah. Prosedur pengujian tarik meliputi pemasangan bahan pada mesin pengujian,
penerapan beban secara bertahap yang diarahkan sepanjang sumbu longitudinal bahan, dan
pengukuran regangan pada bahan tersebut selama proses pengujian. Pada umumnya,
pengujian tarik dilakukan pada sampel bahan dengan ukuran dan bentuk tertentu. Dalam
proses pengujian, beban yang diterapkan pada sampel bahan secara bertahap, dimulai dari
beban awal hingga mencapai beban maksimum atau sampai terjadi kegagalan pada bahan
tersebut. Pengujian tarik dilakukan pada berbagai jenis material, mulai dari logam hingga
material komposit. Adapun beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengujian, antara
lain suhu dan kelembaban lingkungan, kondisi permukaan sampel bahan, dan metode
pengambilan sampel. Secara keseluruhan, pengujian tarik merupakan salah satu teknik
pengujian yang efektif dan penting dalam menentukan karakteristik mekanik suatu material.
Dalam industri, teknik ini digunakan untuk memastikan produk yang dihasilkan memiliki
kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Dalam penelitian, teknik ini dapat digunakan untuk
mempelajari karakteristik mekanik material secara mendalam dan untuk mengembangkan
material baru dengan karakteristik yang diinginkan.
Pengujian melar sangat penting dilakukan dalam industri manufaktur maupun
konstruksi untuk memastikan bahwa material yang digunakan memiliki sifat mekanik yang
sesuai dan aman untuk digunakan. Hasil pengujian melar dapat digunakan dalam perencanaan
produk atau konstruksi dan juga dapat digunakan untuk membandingkan sifat mekanik dari
berbagai jenis material sebelum digunakan dalam produksi atau konstruksi.
Melar terjadi pada temperatur rendah juga, tetapi yang sangat menyolok terjadi pada
temperatur kritis. Kalau kekuatan lelah yang akan dikemukakan kemudian dibandingkan
dengan kekuatan melar, kekuatan lelah rendah pada temperatur rendah sedangkan pada
temperatur lebih tinggi kekuatan melar lebih rendah. Oleh karena itu pada perencanaan suatu
komponen untuk temperatur rendah didasarkan atas kekuatan lelah sedangkan pada
temperatur lebih tinggi perlu didasarkan atas kekuatan melar, karena pengaruh waktu
pembebanan adalah besar. Laju melar yang diperbolehkan pada industri adalah 10-7 - 10-4
%/jam, tetapi secara praktis tidak mudah memeriksa sifat melar bahan pada laju regangan
yang demikian rendah, oleh karena itu pengujian dilakukan pada orde pangkat dua lebih besar
yaitu : 10-5 - 10-2 % /jam. Penegasan mengenai sifat melar adalah berdasarkan melar
stasioner yang merupakan bagian dari umur melar atau mengabaikan melar transisi dan melar
tahap ke-tiga, yang diperhatikan lama waktu sampai putus.
Pengujian melar adalah proses untuk mengetahui kemampuan suatu bahan untuk
meregang tanpa mengalami patah. Contoh pengujian melar adalah ketika kita menarik sebuah
bahan dari kedua sisi dan melihat apakah bahan tersebut dapat meregang atau tidak.

D. Kelelahan
Pengujian kelelahan adalah serangkaian tes yang dilakukan untuk mengevaluasi
kemampuan material atau struktur untuk bertahan terhadap beban atau tekanan yang
berkepanjangan atau berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama. Tujuan dari
pengujian kelelahan adalah untuk menentukan umur pakai dari material atau struktur dan
memastikan bahwa ia dapat bertahan dalam kondisi penggunaan atau operasi normal.
Pengetahuan tentang pengujian kelelahan sangat penting dalam bidang teknik dan
manufaktur karena dapat membantu mengurangi kegagalan mesin atau peralatan dan
meningkatkan efisiensi produksi.
Pengujian kelelahan atau fatigue testing adalah suatu metode pengujian yang
digunakan untuk mengevaluasi tahan lama dan ketahanan sebuah bahan terhadap
kerusakan yang disebabkan oleh siklus atau muatan yang berulang-ulang. Pengujian
kelelahan biasanya dilakukan pada bahan yang terpapar pada beban cylic atau beban
berulang, seperti bahan struktural, bahan logam, dan bahan komposit.
Pengujian kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti uji regangan,
uji tegangan, dan uji beban pisau. Pada pengujian kelelahan, bahan yang diuji dikenakan
beban berulang-ulang pada suatu frekuensi tertentu, yang dapat disesuaikan dengan
aplikasi bahan tersebut di dunia nyata. Proses pengambilan contoh pada pengujian
kelelahan harus mewakili kondisi kerja yang paling ekstrim yang akan ditangani oleh
bahan tersebut pada aplikasi nyata. Pengujian kelelahan atau fatigue testing adalah suatu
metode pengujian yang digunakan untuk mengevaluasi tahan lama dan ketahanan sebuah
bahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh siklus atau muatan yang berulang-ulang.
Pengujian kelelahan biasanya dilakukan pada bahan yang terpapar pada beban cylic atau
beban berulang, seperti bahan struktural, bahan logam, dan bahan komposit. Contoh
pengujian kelelahan adalah ketika kita menempatkan beban berat pada suatu bahan secara
terus-menerus selama beberapa waktu.
Hasil pengujian kelelahan akan memberi informasi yang sangat berguna tentang
umur layanan bahan, keandalan, dan tahan lama bahan tersebut. Agar hasil pengujian
kelelahan dapat diartikan dan dibuat keputusan yang tepat, data tersebut harus dianalisis
secara seksama dan dibandingkan dengan standar industri dan spesifikasi teknis.
Dalam kelelahan logam walaupun retakan lelah tergantung pada slip, retakan lelah
tidak terjadi pada tegangan mulur yang tinggi. Mulur pada pengujian tarik dan regangan
mulur yang disebabkan tegangan mulur uji, diteliti dari hasil pergerakan jarak panjang dari
sejumlah banyak dislokasi, sedangkan slip yang diperlukan untuk pengembangan retakan
mikro dalam kelelahan terjadi pada mulur mikro yang jauh lebih rendah. Sebuah mesin
mempunyai banyak komponen yang bekerja pada pergerakan dengan gesekan. Pada
pergerakan relatif dengan tekanan, selalu terjadi friksi pada bidang kontak. Maka abrasi
akan berlanjut, dan merusak ketelitian komponen yang selanjutnya berkembang terus
menjadi lebih parah sampai pada saat komponen mesin kehilangan fungsinya dan patah.
Karakteristik kelelahan logam dapat dibedakan menjadi 2 yaitu karakteristik makro
dan karakteristik mikro.
 Karakteristik makro merupakan ciri-cirikelelahan yang dapat diamati secara
visual(dengan mata telanjang atau dengan kacapembesar).
 karakteristik mikro hanya dapat diamati denganmenggunakan mikroskop.
1. Karakteristik makroskopis dari kelelahan logamadalah sebagai berikut:
a. Tidak adanya deformasi plastis secara makro.
b. Terdapat tanda ’garis-garis pantai’ (beachmarks) atau clam shell atau stop/arrest
marks.Beach marks merupakan tanda penjalaranretakan, mengarah tegak lurus dengan
tegangantarik dan setelah menjalar sedemikian hinggapenampang yang tersisa tidak
mampu lagimenahan beban yang bekerja
c. Terdapat ’Ratchet marks’ (permukaan patah). ratchet marks ini merupakan pertemuan
beachmarks dari satu lokasi awal retak dengan beachmarks dari lokasi lainnya.
2. Karakteristik MikroskopisKarakteristik mikroskopis dari kelelahan logam adalah sebagai
berikut:
a. Pada permukaan patahan terdapat striasi(striations).
b. Permukaan patahan memperlihatkan jenispatah transgranular (memotong butir)
tidakseperti jenis patah intergranular seperti yangterjadi pada kasus SCC (stress
corrosioncracking) atau mulur (creep).

 Pencegahan Kelelahan
 Dengan pengikat ( fastenings)
Ekspansi dingin menggunakan madrel (contoh paku keling)
 Pelubangan mandiri (autofrettage)
Ekspansi dingin oleh penekanan (contoh ketelbertekanan)

E. Kehausan
Keausan umumnya didefinisikan sebagai kehilangan material secara progresif atau
pemindahan sejumlah material dari suatu permukaan sebagai suatu hasil pergerakan relatif
antara permukaan tersebut dan permukaan lainnya. Keausan telah menjadi perhatian
praktisi sejak lama, tetapi hingga beberapa saat lamanya masih belum mendapatkan
penjelasan ilmiah yang besar sebagaimana halnya pada mekanisme kerusakan akibat
pembebanan tarik, impak, puntir ataupun fatik. Hal ini disebabkan masih lebih mudah
untuk mengganti komponen atau part suatu sistem dibandingkan melakukan disain
komponen dengan ketahanan atau umur pakai (life) yang lama. Saat ini, prinsip
penggantian dengan mudah seperti itu tidak dapat diberlakukan lebih lanjut karena
pertimbangan biaya (cost).
Material apapun dapat mengalami keausan disebabkan mekanisme yang beragam
Akibat dari keausan pada suatu produk :
 Rendahnya operating efficiency
 Meningkatnya power losses
 Meningkatnya oil consumption
 Meningkatnya component replacement rates
Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan teknik, yang
semuanya bertujuan untuk mensimulasikan kondisi keausan aktual. Salah satunya adalah
dengan metode Ogoshi dimana benda uji memperoleh beban gesek dari cincin yang berputar
(Revolving disc). Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar permukaan yang
berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material pada permukaan
benda uji. Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar
penentuan tingkat keausan pada material. Semakin besar dan dalam jejak keausan maka
semakin tinggi volume material yang terlepas dari benda uji.
Material jenis apapun akan mengalami keausan dengan mekanisme yang beragam, antara lain
keausan adhesive, keausan abrasive, keausan fatik, keausan oksidasi dan keausan erosi.
A. Kehausan adhesive

Keausan ini terjadi bila kontak permukaan antara dua material atau lebih
mengakibatkan adanya perlekatan satu sama lain dan pada akhirnya terjadi pelepasan
atau pengoyakan salah satu material.
Faktor yang menyebabkan keausan adhesive:
· Kecenderungan dari material yang berbeda untuk membentuk larutan padat
atau senyawa intermetalik
· Kebersihan permukaan
Jumlah wear debris akibat terjadinya aus melalui mekanisme adhesive ini dapat
dikurangi dengan cara ,antara lain :
· Menggunakan material keras.
· Material dengan jenis yang berbeda, misal berbeda struktur kristalnya.
B. Kehausan abrasive
Terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentu meluncur pada
permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan
material yang lebih lunak.
C. Kehausan fatik
Keausan fatik atau keausan lelah merupakan mekanisme yang relatif berbeda
dibandingkan dua mekanisme sebelumnya, keausan abrasive dan keausan adhesive,
yaitu dalam hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive maupun abrasif
melibatkan hanya satu interaksi sementara pada keausan lelah dibutuhkan interaksi
multi.
Keausan fatik terjadi akibat interaksi permukaan dimana permukaan yang
mengalami beban berulang-ulang akan mengarah pada pembentukan retak mikro.
Gambar 4.5 memberikan skematis mekanisme keausan lelah. Permukaan yang
mengalami beban berulang akan mengarah pada pembentukan retak-retak mikro (t1).
Retak-retak tersebut pada akhirnya menyatu (t2) dan menghasilkan pengelupasan
material ((t3). Tingkat keausan sangat tergantung pada tingkat pembebanan.

d. Kehausan oksidasi
Mekanisme keausan dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di
bagian permukaan oleh faktor lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan
menghasilkan pembentukan lapisan pada permukaan dengan sifat yang berbeda dengan
material induk. Sebagai konsekuensinya, material pada lapisan permukaan akan
mengalami keausan yang berbeda. Hal ini selanjutnya mengarah kepada perpatahan
interface antara lapisan permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh lapisan
permukaan itu akan tercabut.

E. Kehausan Erosi
Proses erosi disebabkan oleh gas atau cairan yang dapat membawa partikel padatan
(solid particles) yang mengenai (membentur) permukaan material. Jika sudut
benturannya kecil, keausan yang dihasilkan analog dengan abrasive. Jika sudut
benturannya membentuk sudut gaya normal (900), maka keausan yang terjadi
mengakibatkan brittle failure pada permukaanya.

Untuk memilih material yang tahan aus, sangat penting untuk mengetahui karakteristik
keausan suatu material. Faktor utama yang mempengaruhi karakteristik keausan pada
material dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Variabel Metalurgi seperti : kekerasan (hardness), ketangguhan (toughness),
komposisi kimia dan struktur mikro.
2. Variabel di lapangan (Service) yang meliputi kontak material, tekaan, kecepatan
gesek (sliding), temperatur, kehalusan permukaan , pelumasan, dan lingkungan korosi.
Contoh pengujian kehausan adalah ketika kita melakukan pengujian terhadap suatu bahan di
lingkungan yang bersuhu sangat tinggi dan melihat kemampuan bahan tersebut untuk
menahan tekanan.
f. pengaruh lingkungan pada kekuatan dan patahnya bahan
Bahan atau material adalah substansi yang digunakan untuk membuat berbagai jenis
produk dan barang. Bahan dibuat dari berbagai sumber yang berasal dari alam atau manusia,
seperti kayu, logam, plastik, dan kertas. Faktor lingkungan seperti penggunaan intensif bahan
bakar fosil, pemanasan global, dan polusi udara dapat mempengaruhi stabilitas dan keawetan
bahan yang digunakan.
Pengaruh lingkungan dapat berpengaruh signifikan pada bahan, terutama pada
bahan logam. Lingkungan yang lembap dapat menyebabkan korosi pada bahan logam,
sedangkan lingkungan yang berdebu dapat menyebabkan abrasi pada permukaan bahan.
Contoh pengujian pengaruh lingkungan adalah pengujian korosi pada logam.
Lingkungan mempengaruhi keawetan, kekuatan, dan ketahanan bahan yang
digunakan pada berbagai produk dan barang. Beberapa bahan dapat mengalami kerusakan
atau patah secara fisik dan menyebabkan cedera pada kelompok masyarakat yang
menggunakannya jika tidak dirawat dengan benar. Penting untuk mempertimbangkan faktor
lingkungan pada pemilihan bahan dan penggunaannya pada produk tertentu agar keamanan
dan kualitas tetap terjaga.
Pengujian pengaruh lingkungan pada kekuatan dan patahnya bahan dilakukan untuk
mengetahui seberapa baik sebuah bahan mampu bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan,
Pengujian dilakukan dengan memasukkan bahan ke dalam lingkungan tersebut dan
mengamati apakah ada perubahan pada kekuatan atau patahnya bahan.oleh karena
itu,pengujian bahan yang dilakukan harus memperhitungkan faktor suhu, kelembaban,
radiasi, korosi, dan beban dinamis. pengujian bahan yang dilakukan harus memperhitungkan
faktor-faktor lingkungan ini untuk memastikan keakuratan hasil pengujian.Setiap faktor ini
memiliki pengaruh yang unik terhadap bahan, dan pemahaman tentang bagaimana
lingkungan mempengaruhi kekuatan dan kegagalan bahan dapat membantu para insinyur dan
ilmuwan dalam mengembangkan bahan yang lebih tahan lama dan lebih kuat.
Tekanan
Tekanan dapat mempengaruhi kekuatan dan kegagalan bahan, terutama ketika bahan terdiri
dari pori-pori atau lubang-lubang kecil, seperti beton bekas. Tekanan dapat menyebabkan
bahan menjadi rapuh atau pecah jika terlalu tinggi, atau bahkan merusak bahan ketika
tekanan berayun-ayun antara tinggi dan rendah, seperti pada struktur yang terekspos pada
serangan gelombang laut.
Suhu
Suhu juga mempengaruhi kekuatan dan kegagalan bahan. Pada suhu yang tinggi, bahan
cenderung kehilangan kekuatan dan menjadi lebih rapuh atau mudah patah, sedangkan pada
suhu yang rendah, bahan cenderung menjadi lebih keras dan kuat. Hal ini dapat dilihat pada
baja yang digunakan dalam konstruksi bangunan, di mana suhu yang lebih rendah membuat
baja menjadi lebih kuat dan lebih tahan lama.
Kelembaban

Kelembaban juga dapat mempengaruhi kekuatan dan kegagalan bahan. Bahan yang terbuat
dari kayu atau kertas mudah rusak jika terlalu lembab, sementara beton dapat retak dan
melemah jika terkena kelembapan yang berlebihan. Kelembaban juga dapat menyebabkan
korosi pada bahan logam, yang menyebabkan kegagalan bahan pada akhirnya.
Radiasi
Radiasi merupakan faktor yang dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada kekuatan
dan kegagalan bahan, terutama dalam lingkungan di mana bahan terpapar radiasi dalam
jangka waktu yang lama. Pada bahan plastik, radiasi dapat menyebabkan pembusukan dan
kehilangan kekuatan, sedangkan pada bahan logam, radiasi dapat menyebabkan kerapuhan
atau gangguan yang dikenal sebagai "radiasi kaca".
Korosi
Korosi juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan dan kegagalan bahan.
Korosi pada bahan logam terkait erat dengan kelembaban dan zat kimia yang terkandung di
sekitar bahan tersebut. Korosi dapat menyebabkan bahan menjadi rapuh atau hilang
kekuatannya dengan cepat, terutama jika bahan berada di lingkungan yang sangat asam atau
bergaram.
Beban dinamis
Beban dinamis dapat mempengaruhi kekuatan dan kegagalan bahan dalam waktu yang relatif
singkat. Beban dinamis terjadi ketika bahan bergerak atau diketuk secara berulang-ulang,
seperti pada bahan yang terkena getaran, goyangan, dan goncangan. Hal ini dapat
menyebabkan kelelahan pada bahan dan kehilangan kekuatan seiring dengan waktu.
Contoh pengujian pengaruh lingkungan pada kekuatan dan patahnya bahan adalah ketika kita
mengubah suhu dari lingkungan di mana suatu bahan berada, dan melihat apakah suhu
tersebut mempengaruhi kemampuan bahan untuk tidak patah.
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Dapat di simpulkan bahwa pengujian keuletan,dan patah
ulet,kekerasan,melar,kelelahan,kehausan,pengaruh lingkungan paa kekuatan dan patahnya
bahan sangat penting dalam menentukan kualitas suatu bahan. juga bahan memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada jenis dan komposisinya,dalam penggunaan
bahan dalam industri atau aplikasi lainnya,bahan harus memenuhi standar dan spesifikasi
yang di tetapkan untuk menjamin keamanan dan keandalan produk. Selain itu, pemahaman
yang baik tentang sifat bahan dan faktor yang mempengaruhi kekuatannya juga membantu
dalam pemilihan bahan yang tepat untuk aplikasi tertentu, sehingga dapat meningkatkan
performa dan ketahanan produk.kemudian pengujian bahan harus dilakukan dengan cermat
dan akurat untuk memastikan bahwa bahan dapat memenuhi persyaratan teknis yang
diinginkan. Pengujian keuletan, patah ulet, kekerasan, melar, kelelahan, dan pengaruh
lingkungan pada kekuatan dan patahnya bahan dapat membantu dalam mengevaluasi
performa bahan selama pemakaian dan memberikan gambaran yang akurat tentang kekuatan
dan kelemahan bahan tersebut.

Daftar Pustaka

ASM International. (2017). Metals Handbook Desk Edition. Ohio: ASM International.
Callister, W. D. (2017). Materials Science and Engineering: An Introduction. John Wiley &
Sons.
Dieter, G. E. (2018). Mechanical Metallurgy. Tata McGraw-Hill Education.
Ghosh, A. (2017). Introduction to Materials Science and Engineering. CRC Press.
Krause, A. R. (2017). Fatigue Testing and Analysis: Theory and Practice. Elsevier.
Meyers, M. A., & Chawla, K. K. (2015). Mechanical Metallurgy: Principles and
Applications. Prentice Hall.
Porter, D. A., Easterling, K. E., & Sherif, M. (2017). Phase Transformations in Metals and
Alloys. CRC Press.
Raghavan, V. (2018). Materials Science and Engineering: A First Course. Prentice Hall.
Roberts, W. L., & Smith, J. F. (2016). Mechanical Testing of Metallic Materials. ASTM
International.
Shackleford, J. F. (2016). Introduction to Materials Science for Engineers. Prentice Hall.
“ PENGUJIAN KEULETAN DAN PATAH ULET,
KEKERASAN, MELAR, KELELAHAN, KEAUSAN,
PENGARUH LINGKUNGAN PADA KEKUATAN DAN
PATAHNYA BAHAN”
HELLO! I,m…
NAMA: DANNY FEBRIYANTO PURNOMO
NPM : (22052016)
KELAS: A (SEMESTER II)
PENGUJIAN KEULETAN DAN PATAH ULET

Pengujian keuletan dan patah ulet adalah salah satu uji kekuatan material yang penting dalam pengujian
material. Pengujian keuletan dan patah ulet digunakan untuk mengetahui nilai keuletan dan batas patah
suatu bahan.
Pengujian keuletan dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode yaitu pengujian lentur atau tarik dan uji
impak.
● Kekuatan dan patahnya bahan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kekerasan, melar, kelelahan,
kehausan, dan pengaruh lingkungan.
● Contoh pengujian keuletan dan patah ulet adalah ketika kita menggosokkan bola baja di atas suatu bahan
untuk melihat apakah bahan tersebut dapat menahan tekanan atau tidak.
Kekerasan
Pengujian kekerasan adalah satu dari sekian Pengujian yang paling banyak dipakai adalah
banyak pengujian dipakai, karena dapat cara kekerasan penekanan.
dilaksanakan pada benda uji tanpa kesukaran Contoh pengujian kekerasan adalah ketika
mengenai spesifikasi. kita menarik sebuah benda keras di atas di
Didunia teknik, umumnya pengujian atas suatu bahan untuk melihat apakah
kekerasan menggunakan 4 macam metode bahan tersebut dapat menahan tekanan atau
pengujian kekerasan, yakni : tidak.
● Brinnel (HB / BHN)
● Rockwell (HR / RHN)
● Vikers (HV / VHN)
● Micro Hardness (Namun jarang sekali
dipakai-red)
“Melar”
●Pengujian melar (tensile testing) adalah salah satu jenis pengujian material yang dilakukan untuk mengukur kemampuan
suatu bahan atau material dalam menahan pengaruh gaya tarik atau tegangan.
●Pengujian melar umumnya dilakukan pada bahan logam, plastik, karet, kayu, dan material komposit untuk mengetahui sifat-
sifat mekaniknya seperti kekuatan tarik, modulus elastisitas, ketahanan sesuai dengan karakteristik bahan.
●Pengujian melar sangat penting dilakukan dalam industri manufaktur maupun konstruksi untuk memastikan bahwa material
yang digunakan memiliki sifat mekanik yang sesuai dan aman untuk digunakan. Hasil pengujian melar dapat digunakan dalam
perencanaan produk atau konstruksi dan juga dapat digunakan untuk membandingkan sifat mekanik dari berbagai jenis
material sebelum digunakan dalam produksi atau konstruksi.
●Contoh pengujian melar adalah ketika kita menarik sebuah bahan dari kedua sisi dan melihat apakah bahan tersebut dapat
meregang atau tidak
“Kelelahan “
Pengujian kelelahan adalah serangkaian tes yang dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan material atau struktur untuk
bertahan terhadap beban atau tekanan yang berkepanjangan atau berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama.
Pengujian kelelahan biasanya dilakukan pada bahan yang terpapar pada beban cylic atau beban berulang, seperti bahan
struktural, bahan logam, dan bahan komposit.
Pengujian kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti uji regangan, uji tegangan, dan uji beban pisau.
Dalam kelelahan logam walaupun retakan lelah tergantung pada slip, retakan lelah tidak terjadi pada tegangan mulur yang
tinggi.
Karakteristik kelelahan logam dapat dibedakan menjadi 2 yaitu karakteristik makro dan karakteristik mikro.
. Contoh pengujian kelelahan adalah ketika kita menempatkan beban berat pada suatu bahan secara terus-menerus selama
beberapa waktu.
keausan
Keausan umumnya didefinisikan sebagai kehilangan material secara progresif atau pemindahan sejumlah material dari
suatu permukaan sebagai suatu hasil pergerakan relatif antara permukaan tersebut dan permukaan lainnya.
Contoh pengujian kehausan adalah ketika kita melakukan pengujian terhadap suatu bahan di lingkungan yang bersuhu
sangat tinggi dan melihat kemampuan bahan tersebut untuk menahan tekanan.
pengaruh lingkungan pada kekuatan dan patahnya bahan

Bahan atau material adalah substansi yang Pengaruh lingkungan dapat berpengaruh
digunakan untuk membuat berbagai jenis signifikan pada bahan, terutama pada bahan
produk dan barang. Bahan dibuat dari logam. Lingkungan yang lembap dapat
berbagai sumber yang berasal dari alam atau menyebabkan korosi pada bahan logam,
manusia, seperti kayu, logam, plastik, dan sedangkan lingkungan yang berdebu dapat
kertas. menyebabkan abrasi pada permukaan bahan.
Contoh pengujian pengaruh lingkungan
adalah pengujian korosi pada logam.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai