DI SUSUN OLEH:
Nama : Moh. Rafli Panjili
Kelas : A(Semester II)
NPM : 22052001
DOSEN PENGAMPU : Masrion Tahawali
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK
TAHUN 2023/2024
Macam-macam Akhlak
1. AKHLAK TERHADAP ALLAH DAN RASUL
Akhlak terhadap Allah SWT
Terdapat 8 Akhlak yang harus dipahami sebagai umat muslim:
Takwa
Akhlak takwa terhadap Allah SWT merujuk pada perilaku dan sikap yang tercermin dalam
hubungan seseorang dengan Allah SWT berdasarkan takwa. Takwa adalah ketakwaan atau
ketaqwaan yang merupakan konsep fundamental dalam Islam. Ia mencerminkan kecintaan,
penghormatan, dan kepatuhan yang tulus terhadap Allah SWT. Akhlak takwa terhadap Allah
SWT adalah upaya untuk menjalin hubungan yang bermakna dengan-Nya melalui perilaku
dan sikap yang sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini mencakup penghormatan, ketaatan,
kesadaran akan pengawasan-Nya, syukur, kesabaran, menjauhi dosa, keadilan, dan kasih
sayang terhadap semua makhluk-Nya.
Berikut adalah beberapa aspek dari akhlak takwa terhadap Allah SWT:
1. Penghormatan dan pengabdian: Akhlak takwa melibatkan penghormatan yang tulus
terhadap Allah SWT sebagai Pencipta dan Pemelihara alam semesta. Hal ini tercermin
dalam pengabdian yang tulus, termasuk melaksanakan ibadah dengan penuh
kesungguhan, seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur'an, dan berzikir.
2. Kepatuhan terhadap perintah Allah SWT: Seseorang yang memiliki akhlak takwa
berusaha untuk mentaati perintah Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur'an dan
hadis Nabi Muhammad SAW. Mereka berusaha menjauhi apa yang diharamkan dan
melaksanakan apa yang diperintahkan dengan penuh keyakinan dan kesadaran.
baik ketika bersama orang lain maupun ketika berada sendirian.
3. Rasa syukur dan kesabaran: Akhlak takwa melibatkan rasa syukur yang dalam
terhadap nikmat Allah SWT dan kesabaran dalam menghadapi cobaan dan ujian
hidup. Seseorang yang memiliki akhlak takwa menyadari bahwa segala yang
diberikan Allah SWT adalah anugerah-Nya, dan mereka berusaha untuk bersyukur
dalam segala situasi.
4. Mencegah diri dari perbuatan dosa: Akhlak takwa melibatkan upaya yang sungguh-
sungguh untuk menjauhi perbuatan dosa dan mencari pengampunan Allah SWT jika
melakukan kesalahan. Mereka berusaha menjaga hati, lisan, dan anggota tubuh dari
tindakan yang tidak berkenan di sisi Allah SWT.
5. Keadilan dan kasih sayang: Akhlak takwa melibatkan perlakuan yang adil terhadap
sesama manusia serta kasih sayang dan kebaikan terhadap semua makhluk Allah
SWT. Seseorang yang memiliki akhlak takwa berusaha menjaga hak-hak orang lain
dan menghindari sikap prejudis atau berlaku zalim terhadap siapa pun.
Akhlak takwa terhadap Allah SWT adalah upaya untuk menjalin hubungan yang
bermakna dengan-Nya melalui perilaku dan sikap yang sesuai dengan ajaran Islam.
Hal ini mencakup penghormatan, ketaatan, kesadaran akan pengawasan-Nya, syukur,
kesabaran, menjauhi dosa, keadilan, dan kasih sayang terhadap semua makhluk-Nya.
Cinta dan Ridho
Akhlak cinta dan ridho terhadap Allah SWT dapat dijelaskan sebagai sebuah keadaan
terkait hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Akhlak cinta artinya mencintai
Allah SWT dengan sepenuh hati, membaktikan diri dan selalu mengingat Dia dalam setiap
langkah yang diambil. Sedangkan akhlak ridho artinya merelakan dan menerima segala apa
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT, baik yang disukai maupun yang tidak disukai.
Kesadaran dalam akhlak cinta dan ridho terhadap Allah SWT mengajarkan manusia untuk
selalu merendahkan hati, bersikap sabar, tawakal dan senantiasa menyadari keberadaan-Nya.
Hal ini juga meliputi penghormatan pada hukum-hukum agama, menjalankan perintah serta
menjauhi segala larangan dan menghindari perbuatan dosa.
Akhlak cinta dan ridho terhadap Allah SWT juga dikaitkan dengan merayakan berbagai
peristiwa suci dalam Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha dan lainnya. Hal itu
dilakukan sebagai bentuk terima kasih dan penghormatan atas segala nikmat dan keberkahan
yang diberikan oleh Allah SWT.
Akhlak cinta dan ridho terhadap Allah SWT merupakan sikap dan perilaku yang mendasar
bagi seorang mu'min dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai hamba.
Beberapa aspek dari akhlak cinta dan ridho terhadap Allah SWT yang perlu dipahami adalah:
1. Cinta kepada Allah SWT
Cinta kepada Allah SWT merupakan dasar dari akhlak cinta dan ridho terhadap Allah SWT.
Cinta kepada Allah SWT harus menjadi motivasi dalam segala hal yang dilakukan sebagai
bentuk rasa syukur dan pengabdian kepada-Nya. Cinta kepada Allah SWT artinya
mempercayai kebenaran dan kekuasaan-Nya serta berusaha mencari redha-Nya dengan
mengikuti segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
2. Penyerahan diri kepada Allah SWT
Akhlak cinta dan ridho terhadap Allah SWT juga meliputi sikap pasrah dan ikhlas dalam
menghadapi segala cobaan dalam hidup. Penyerahan diri kepada Allah SWT menjadi penting
karena manusia tidak dapat mengendalikan segala hal dalam hidup ini dan hanya Allah SWT
yang memiliki kekuasaan penuh atas segala sesuatu.
3. Ketaatan terhadap perintah-Nya
Akhlak cinta dan ridho terhadap Allah SWT juga dimanifestasikan dalam ketaatan terhadap
perintah-Nya. Tidak hanya menjauhi segala larangan-Nya, tapi juga melakukan segala bentuk
kebaikan sesuai dengan yang diperintahkan-Nya. Hal ini akan memperlihatkan rasa cinta dan
rasa syukur kepada Allah SWT.
4. Mencari ilmu dan mengamalkannya
Akhlak cinta dan ridho terhadap Allah SWT juga menuntut seorang mu'min untuk senantiasa
berusaha mencari ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu yang
dimaksud adalah ilmu yang bisa membawa diri menuju rida dan mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Ilmu tersebut harus dipahami dan diamalkan sebagai bentuk syukur atas karunia-
Nya.
Dalam rangka menumbuhkan dan memperkuat akhlak cinta dan ridho terhadap Allah SWT,
seorang mu'min harus selalu memperkuat hubungan dengan Allah SWT melalui berbagai
aktivitas ritual ibadah, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji serta meningkatkan perbuatan
kebajikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut perlu diiringi dengan kesadaran yang
konsisten dan tekad yang kuat untuk selalu mengarahkan segala hal yang dilakukan hanya
untuk mengejar keridhaan-Nya.
Ikhlas
Akhlak ikhlas terhadap Allah SWT adalah sikap tulus, tidak bercampur maksud lain, dalam
beribadah kepada Allah SWT. Akhlak ini mencakup kepatuhan dan pengabdian yang sepenuh
hati kepada Allah SWT tanpa memperdulikan imbalan atau pengakuan orang lain. Sikap
ikhlas ini didasarkan pada kesadaran bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang
tersembunyi dan bahwa Dia lah yang memiliki kuasa penuh atas segala yang terjadi dalam
hidup. Dengan demikian, akhlak ikhlas terhadap Allah SWT dilandasi oleh keyakinan yang
kuat bahwa tidak ada yang lebih mulia daripada beribadah dan berserah diri kepada-Nya
semata-mata karena Allahlah yang menciptakan, memelihara, dan memberi rezeki kepada
manusia. Akhlak ikhlas terhadap Allah SWT adalah perilaku yang didasarkan pada tujuan
utama untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah SWT tanpa mengharapkan imbalan atau
keuntungan apapun, kecuali keridhaan dan kasih sayang-Nya. Akhlak ini mengajarkan bahwa
segala bentuk ibadah dan amal baik yang dilakukan harus bersumber dari motivasi yang tulus
dan ikhlas, tanpa memikirkan pujian atau apresiasi dari orang lain.
Beberapa sifat akhlak ikhlas terhadap Allah SWT antara lain:
1. Mengutamakan keridhaan Allah SWT dalam setiap tindakan dan perbuatan.
2. Beribadah kepada Allah SWT dengan menyadari bahwa Dia Maha Pencipta, Maha
Bergerak, Maha Besar dan Maha Kuasa.
3. Tidak mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain atas setiap amal yang dilakukan,
karena Allah SWT adalah satu-satu Tuhan yang mampu membalas dan memberi pahala.
4. Berdoa secara tulus dan ikhlas dengan mengharapkan keridhaan Allah SWT tanpa
mengajukan syarat atau permintaan lainnya.
5. Menerima apapun yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT dengan ikhlas dan sabar, karena
Dia telah menentukan segala ketentuan untuk kebaikan hamba-Nya.
Akhlak ikhlas terhadap Allah SWT sangat penting bagi umat Islam, karena ini merupakan
jalan untuk mencapai kebahagiaan dan keberhasilan di dunia dan akhirat. Dengan akhlak
ikhlas terhadap Allah SWT, seseorang akan selalu merasa dekat dengan-Nya dan mampu
mengatasi setiap rintangan dan cobaan yang datang dalam hidupnya.
Kalif
Sebagai seorang pemimpin muslim, akhlak kalif terhadap Allah SWT haruslah sangatlah baik
dan patuh kepada perintah-perintah Allah SWT. Mereka haruslah menjunjung tinggi agama
dan selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan mereka. Akhlak
kalif terhadap Allah SWT dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Taqwa: Kalif haruslah memiliki taqwa, yaitu rasa takut kepada Allah SWT dan menjauhi
segala yang dilarang olehNya.
2. Beribadah: Kalif haruslah sering melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, dan membaca
Al-Quran.
3. Tawakal: Kalif harus meyakini dan berserah diri sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT
yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana.
4. Bersyukur: Kalif harus selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT, dan
tidak lupa memujiNya.
5. Adil: Kalif harus menegakkan keadilan dalam segenap aspek kehidupan, karena Allah
SWT menyukai orang-orang yang adil.
6. Sabar: Kalif juga harus sabar dan tabah dalam menghadapi ujian dan cobaan yang
diberikan oleh Allah SWT.
7. Merendahkan diri: Kalif harus merendahkan diri dihadapan Allah SWT dan bersikap
rendah hati, sehingga tidak merasa sombong atau angkuh.
Hal-hal tersebut merupakan gambaran umum mengenai akhlak kalif terhadap Allah SWT.
Sebagai pemimpin muslim, mereka haruslah mengutamakan ketakwaan, keimanan, dan
ketaatan kepada Allah SWT. Semua tindakan yang mereka lakukan haruslah mengikuti
perintah dan tuntunanNya.
Tawakkal
Akhlak tawakkal adalah sikap dan perilaku yang merujuk pada kepercayaan dan
ketergantungan yang kuat terhadap Allah SWT. Tawakkal berarti berserah diri sepenuhnya
kepada Allah dan mempercayakan segala urusan hidup kepada-Nya. Ini melibatkan
keyakinan yang kuat bahwa Allah SWT akan memberikan apa yang terbaik untuk kita dan
akan membantu kita melewati cobaan hidup.
Beberapa ciri-ciri akhlak tawakkal antara lain:
1. Memiliki keyakinan yang kuat pada Allah SWT.
2. Berserah diri kepada Allah dalam segala urusan.
3. Tidak terlalu terikat pada dunia dan materialistik.
4. Selalu bersikap sabar dan syukur dalam menghadapi cobaan hidup.
5. Memiliki sikap optimis dan positif terhadap masa depan.
6. Selalu mengembangkan ketaqwaan kepada Allah SWT dalam setiap langkah hidup.
Dalam akhlak tawakkal, seseorang tidak hanya mengandalkan kemampuannya sendiri, tetapi
juga mempercayakan segala urusan hidup kepada Allah SWT. Sehingga, sikap tawakkal
adalah sikap yang penting untuk mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.
Akhlak tawakkal terhadap Allah SWT adalah sikap yang selalu percaya bahwa segala sesuatu
yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak dan kuasa Allah SWT semata. Tawakkal
bermakna meyakini sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang dihadapi akan diatasi oleh
kekuasaan dan rahmat Allah SWT jika manusia sudah berusaha sebaik mungkin.
Akhlak tawakkal ini menuntut agar setiap Muslim berserah diri sepenuhnya kepada Allah
SWT ketika menghadapi suatu masalah atau kesulitan. Terkadang, manusia merasa sia-sia
ketika mengalami kegagalan, tetapi akhlak tawakkal mengajarkan untuk selalu berserah diri
dan berdoa kepada Allah SWT agar diberikan jalan keluar yang baik bagi setiap masalah
yang dihadapi.
Selain itu, akhlak tawakkal juga menampakkan kesabaran dan ketenangan jiwa, serta tidak
mudah putus asa. Bila manusia tawakkal pada Allah SWT, maka ia akan selalu merasa tenang
dan yakin bahwa apa pun yang terjadi adalah yg terbaik menurut Allah. Akibatnya, akhlak
tawakkal akan membawa kebaikan pada kehidupan sehari-hari dan dapat membantu
seseorang untuk senantiasa bergantung pada Allah SWT.
Syukur
Akhlak syukur adalah sikap dan tindakan yang menunjukkan rasa bersyukur dan menghargai
nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Dalam Islam, akhlak syukur merupakan
salah satu sikap yang sangat dianjurkan dan dianggap sebagai kunci kebahagiaan dunia dan
akhirat. Beberapa contoh akhlak syukur adalah:
1. Mengucapkan Alhamdulillah: Ketika kita menerima nikmat dari Allah SWT, maka yang
pertama kali harus kita lakukan adalah mengucapkan rasa syukur kepada-Nya dengan
mengucapkan Alhamdulillah.
2. Menggunakan nikmat dengan baik: Allah SWT memberikan nikmat kepada kita agar kita
bisa memanfaatkannya dengan baik dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Oleh
karena itu, akhlak syukur kita adalah dengan menggunakan nikmat dengan sebaik-baiknya.
3. Beramal sholeh: Salah satu bentuk penghargaan paling baik atas nikmat yang Allah SWT
berikan adalah dengan melakukan amal sholeh. Dengan amal sholeh kita memanfaatkan
nikmat dengan baik dan tindakan kita itu juga menjadi bentuk rasa syukur kepada Allah
SWT.
4. Bersabar dalam ujian dan kesulitan: Allah SWT memberikan cobaan dan kesulitan dalam
hidup bukan karena Dia benci kepada kita, namun justru untuk menguji seberapa besar
keikhlasan kita dalam bersyukur. Ketika mengalami kesulitan, akhlak syukur kita adalah
dengan tetap sabar, istiqomah, dan tidak mengeluh.
5. Tiada dusta dalam syukur: Ketika bersyukur kepada Allah SWT, hendaknya kita tidak ada
unsur dusta sama sekali. Kita harus benar-benar merasa bersyukur atas nikmat yang Allah
SWT berikan tanpa ada unsur kedustaan.
Dengan memiliki akhlak syukur yang baik, kita akan senantiasa dekat dengan Allah SWT dan
disayangi-Nya. Kita juga akan merasakan kebahagiaan dan kedamaian hati dalam hidup kita
Muraqabah
Akhlak muraqabah terhadap Allah SWT adalah sikap kesadaran bahwa Allah selalu
mengawasi dan mengetahui segala yang kita lakukan. Dalam muraqabah, kita selalu
memperhatikan dan mengontrol setiap tindakan dan perkataan kita agar sesuai dengan ajaran
Allah yang baik dan benar.
Muraqabah juga membangkitkan rasa syukur kita kepada Allah atas nikmat yang diberikan-
Nya kepada kita. Selain itu, akhlak ini juga mempertegas keyakinan kita bahwa Allah adalah
satu-satunya tujuan kita dalam hidup dan segala tindakan yang kita lakukan harus diniatkan
semata-mata karena-Nya.
Dalam muraqabah, kita selalu mengingatkan diri kita sendiri untuk senantiasa meningkatkan
kualitas ibadah dan kerja kita sebagai bagian dari usaha meningkatkan kualitas hidup kita dan
membentuk karakter yang baik. Kita juga selalu memohon maaf dan ampunan kepada Allah
jika terdapat kesalahan ataupun kesalahan dalam tindakan dan sikap kita. Akhlak muraqabah
terhadap Allah SWT mengajarkan kita untuk hidup bermartabat dan jujur dengan diri sendiri
dan lingkungan sekitar.
Akhlak muraqabah atau kesadaran atas Allah SWT adalah sikap yang senantiasa dijaga dan
dihayati dengan sebaik-baiknya oleh seorang muslim dalam setiap melangkah dan
beraktivitas. Terdapat beberapa hal yang menjadi ciri-ciri atau sifat-sifat akhlak muraqabah
terhadap Allah SWT, antara lain:
1. Menjaga hubungan dengan Allah dengan baik dan konsisten. Setiap perbuatan yang
dilakukan selalu dihadapkan pada Allah SWT.
2. Menjaga hati dan pikiran terhadap segala sesuatu yang bersifat negatif atau tidak sesuai
dengan ajaran Islam. Membiasakan diri untuk selalu berdzikir dan mengingat-Nya
3. Mengutamakan kebaikan dan menghindari segala bentuk keburukan, baik dalam pikiran,
ucapan, maupun perbuatan.
4. Selalu berusaha membenahi diri agar senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya.
Menghindari segala bentuk tindakan yang merusak ketaatan kepada Allah SWT dan berusaha
membentuk perilaku yang sesuai dengan ajaran-Nya.
5. Menghargai dan menghormati segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT, baik itu
berupa aturan, larangan, maupun tata cara beribadah.
Dalam akhlak muraqabah, seorang muslim senantiasa menjadikan Allah SWT sebagai saksi
dalam setiap tindakan dan perbuatannya. Hal ini menjadi motivasi bagi dirinya dalam berbuat
baik dan berusaha menyenangkan Allah SWT. Dengan menjaga kesadaran dan kebersihan
hati, seorang muslim akan selalu berada dalam kondisi yang siap menerima segala ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
Taubat
Akhlak taubat terhadap Allah SWT adalah sikap mental dan moral yang muncul dari niat dan
tindakan seseorang yang berusaha membersihkan diri dari dosa-dosa dan kesalahan-
kesalahan yang telah dilakukannya. Akhlak taubat melibatkan beberapa tindakan dan sikap,
antara lain:
1. Mengakui dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan merasa menyesal
atas tindakan tersebut.
2. Menyesali perbuatan buruk tersebut dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi di masa
depan.
3. Mengambil tindakan konkret untuk memperbaiki keadaan yang diakibatkan oleh dosa-dan
kesalahan tersebut, seperti memberi makan orang yang kelaparan atau memperbaiki
hubungan yang rusak akibat kesalahan tersebut.
4. Memohon ampunan Allah SWT, merenungkan kebesaran-Nya, serta memperkuat iman
dan komitmen untuk berbuat baik di masa depan.
Akhlak taubat adalah sikap yang sangat penting dalam Islam karena setiap manusia selalu
berbuat dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, taubat merupakan sarana penting untuk
memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran surah Al-
Baqarah ayat 222, Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." Oleh karena itu, manusia harus
selalu mengembangkan dan memperkuat akhlak taubat agar selalu mendapat keberkahan dari
Allah SWT.
4) Menghormati Diri Sendiri: Akhlak Individu Yang Menjaga Harga Diri Mencakup
Penghargaan Terhadap Kebutuhan Dan Keinginan Pribadi. Ini Berarti Menghormati Dan
Memenuhi Kebutuhan Fisik, Emosional, Mental, Dan Spiritual Dengan Cara Yang Sehat Dan
Positif.
5) Pemilihan Teman Dan Lingkungan Yang Tepat: Bagian Dari Menjaga Harga Diri
Adalah Memilih Teman Dan Lingkungan Yang Mendukung Nilai-Nilai Pribadi Dan
Membantu Dalam Pertumbuhan Positif. Memiliki Lingkungan Yang Positif Dan Dukungan
Sosial Yang Baik Dapat Memperkuat Dan Menjaga Harga Diri.
6) Mengatasi Tekanan Dan Godaan: Menjaga Harga Diri Juga Berarti Memiliki
Kemampuan Untuk Mengatasi Tekanan Dan Godaan Yang Mungkin Mengancam Integritas
Pribadi. Ini Membutuhkan Kesadaran Diri Yang Kuat, Kemampuan Untuk Membuat
Keputusan Yang Tepat, Dan Kemauan Untuk Bertindak Sesuai Dengan Nilai-Nilai Yang
Diyakini.
Menjaga Harga Diri Melibatkan Proses Yang Berkelanjutan Dan Memerlukan Kesadaran Diri
Yang Tinggi Serta Komitmen Yang Kuat Terhadap Nilai-Nilai Pribadi. Dengan Menjaga
Harga Diri, Seseorang Dapat Membangun Keyakinan Diri Yang Sehat, Memperkuat
Integritas Pribadi, Dan Menciptakan Hubungan Yang Lebih Sehat Dan Bermakna Dengan
Orang Lain.
Mujahada
Akhlak Individu Mujahada Merujuk Pada Usaha Dan Perjuangan Seseorang Dalam
Mengendalikan Hawa Nafsu, Mengatasi Kelemahan Diri, Dan Meningkatkan Kualitas
Akhlak Serta Spiritualitas. Kata "Mujahada" Berasal Dari Bahasa Arab Yang Berarti
"Berjuang" Atau "Berusaha Dengan Keras".
Berikut Adalah Beberapa Penjelasan Mengenai Akhlak Individu Mujahada: