Anda di halaman 1dari 5

Nama : Raihan Akbar Zaman

NIM : 205010100111015
Kelas : Agama Islam A
1. Bagaimana akhlak kepada Allah dan Rasulnya?
A. Akhlak Kepada Allah:
a. Mentauhidkan Allah
Tauhid adalah konsep dalam aqidah Islam yang menyatakan keesaan
Allah dan Beriman bahwa hanya Allah semata yang berhak disembah,
tidak ada sekutu bagiNya
b. Banyak Berzdikir pada Allah
Zikir (atau Dzikir) artinya mengingat Allah di antaranya dengan
menyebut dan memuji nama Allah. Zikir adalah satu kewajiban.
Dengan berzikir hati menjadi tenteram.
c. Berdo’a kepada Allah SWT.
berdo’a adalah inti dari ibadah. Orang-orang yang tidak mau berdo’a
adalah orang-orang yang sombong karena tidak mau mengakui
kelemahan dirinya di hadapan Allah SWT.
d. Bertawakal Hanya Pada Allah
Tawakal kepada Allah SWT merupakan gambaran dari sikap
sabar dan kerja keras yang sungguh-sungguh dalm pelaksanaanya
yang di harapkan gagal dari harapan semestinya,sehingga ia akan
mamppu menerima dengan lapang dada tanpa ada penyesalan.
e. Berhusnudzhon ,kepada Allah
yakni berbaik sangka kepada Allah SWT karena sewsungguhnya apa
saja yang di berijan Allah merupakan jalan yang terbaik untuk hamba-
Nya.

B. Akhlak Kepada Rasulullah:


a. Mencintai dan memuliakannya .
Mencintai Rasulullah juga berarti mencintai orang-orang yang di cintai
oleh beliau dan membenci orang-orang yang di bencinya.Lebih khusus
mencintai keluarga dan sahabat-sahabatnya.
b. Menghormati dan memuliakan Rasulullah.
Bentuk penghormatan dan pemuliaan terhadap beliau adalah tidak
boleh mendahului beliau dalam mengambil keputusan atau menjawab
pertanyaan. Bentuk lain menghormati Rasulullah dapat di teruskan
oleh umatnya yaitu dengan tidak mengeraskan suara di hadapan para
ulama pewaris nabi.
c. Mengikuti dan menaati segala yang di ajarkan kepada kita.
Mengikuti Rasuullah adalah bukti kecintaan seorang hamba terhadap
Allah SWT.
d. Mengucapkan sholawat dan salam untuk Rasulullah.
Perintah untuk bersholawat menunjukkan betapa mulia dan
terhormatnya kedudukan Rasulullah di sisi Allah. Di samping bukti
penghormatan kepada beliau juga untuk kebaikan kita sendiri.
2. Bagaimana akhlak kepada diri sendiri?
a. Shidiq. Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong.
Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir
batin, benar hati, benar perkataan dan benar perbuatan. Rasulullah
memerintahkan setiap muslim untuk selalu shidiq, karena sikap shidiq
membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkannya ke
surga.Shidiq (benar) meliputi benar perkataan, benar pergaulan, benar
kemauan, benar janji dan benar kenyataan.
b. Amanah, artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat
amanah lahir dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan
seseorang semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya.Bentuk
amanah dapat berupa tidak menyalahgunakan jabatan untuk
kepentingan tertentu, menunaikan kewajiban dengan baik dan
memelihara semua nikmat yang diberikan Allah SWT.
c. Istiqamah. Istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan
keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai tantangan
dan godaan. Seorang yang beriman haruslah istiqamah dalam ketiga
dimensi tersebut. Dia akan selalu menjaga kesucian hatinya, kebenaran
perkataan dan kesesuaian perbuatannya dengan ajaran Islam.
d. Iffah. Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan
memelihara kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan,
merusak dan menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri
tersebut, dia harus dapat mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari
hal-hal yang haram, bahkan kadang-kadang harus juga menjaga dirinya
dari hal-hal yang halal karena bertentangan dengan kehormatan
dirinya..
e. Tawadhu’. Tawadhu’ artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau
takabur. Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih hebat
dari orang lain. Rendah hati berbeda dengan rendah diri.Sikap
tawadhu’ adalah sifat mulia yang lahir dari kesadaran akan
Kemahakuasaan Allah atas semua hamba-Nya.
f. Malu. Malu atau dalam bahasa Arab al-hayaa-uadalah sikap menahan
segala kecenderungan berbuat keburukan, kedzaliman, kekejian,
kewenang-wenangan dan tindak kemaksiatan lainnya. Orang yang
memiliki rasa malu akan mendapatkan banyak kebaikan. Perasaan
malu juga merupakan akhlak yang paling asli dan pokok pada
Rasulullah SAW.
g. Sabar. Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak
disukai karena mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti
menahan dan mengekang diri dari mempertuhankan hawa nafsu.
h. Pemaaf. Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan
orang lain tanpa harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf
kepada, tetapi boleh jadi karena hambatan psikologis menyebabkan
seseorang tidak mau meminta maaf,
3. Bagaimana akhlak terhadap keluarga?
a. Memimpin rumah tangga
Memimpin rumah tangga adalah sebuah tanggung jawab, demikian
juga memimpin bangsa. Tanggung jawab itu pun idealnya harus
ditunjang dengan kemampuan di berbagai bidang termasuk
kemampuan leadership (kepemimpinan)..
b. Kerjasama
Dalam konteks yang lebih besar, kepemimpinan suatu bangsa
misalnya tidak mungkin mencapai sukses apabila langkah-langkah
pemimpin daerah tidak searah dengan kepemimpinan pusat.
Kepemimpinan di setiap daerah itu sendiri pun tidak akan berjalan
mulus jika bertentangan dengan kepemimpinan atau langkah-langkah
keluarga dan jelaslah pula bahwa keluarga merupakan tulang
punggung bagi tegaknya suatu bangsa.
c. PerhitungandanKeseimbangan
Pengaturan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut oleh
ajaran Islam.Hal tersebut lahir dari rasa cinta terhadap anak dan
tanggung jawab terhadap generasi selanjutnya. Dalam al-Qur’an anak
disebut sebagai “buah hati yang menyejukkan”, serta “Hiasan
kehidupan dunia”.
d. Disiplin
Dalam kehidupan berkeluarga, sikap kedisiplinan ini begitu penting.
Untuk mendapatkan kesejahteraan, seorang kepala keluarga perlu
memiliki sikap disiplin dalam mengatur waktu untuk bekerja, ibadah
dan istirahat, demikian juga seorang anak, untuk menggapai cita-
citanya dia harus rela mendisiplinkan diri dan waktunya untuk belajar,
bermain, ibadah dan istirahat. Tanpa kedisiplinan, keteraturan hidup
susah tercapai.
e. Kasihsayang
keajaiban dari kekuatan besar yang dinamakan cinta yang merupakan
anugrah dari Allah SWT.Sejatinya, kekuatan besar tersebut melandasi
seluruh aspek kehidupan berkeluarga, karena dengan cinta sesuatu
yang berat akan terasa mudah.

4. Bagaimana akhlak dan etika pergaulan yang baik?


1. Tidak Menyakiti Hati Orang Lain
menyakiti hati orang lain adalah perbuatan yang diharamkan dan
termasuk di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Sedangkan
Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa bersikap murah hati
terhadap sesama dan memuliakannya.
2. Memulai salam
Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati)
seseorang dan tanda ketaatannya kepada Allah subhanahu wata’ala.
Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman,”…Dan berendah
dirilah kamu terhadap o-rang-orang yang beriman.” (QS. 15:88)
3. Bermuka berseri-seri (ceria)
Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para
shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Senyummu
kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh
al-Albani).
4. Memberikan Penghormatan yang Istimewa.
Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata
krama dalam bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak
bermanfaat baginya, dan tidak menanyakan urusan-urusan orang lain
yang bersifat pribadi.Maka jika anda ingin mendapat cinta dan simpati
tetangga, janganlah pernah mencampuri urusan-urusan pribadi mereka.
5. Menerima Udzur (permohonan maaf).
Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam berinteraksi
dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga.
Contohnya: Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan
menganggap seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan tersebut.
Karena tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah.
6. Menasehati dengan lemah lembut.
Seorang muslim yang baik ketika ia tahu tetangganya berbuat maksiat
adalah menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali
ke jalan Allah shallallahu ‘alaihi wasallam, memotivasinya agar berbuat
baik, dan memperingatkannya dari kejahatan, serta mendo’akannya tanpa
sepengetahuannya
7. Menutup Aib.
Seorang mu’min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya,
menutup aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan
saudaranya selalu mendapatkan kebaikan ,taufiq serta istiqamah
Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi
tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa
mengabarinya terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan
hendaklah tidak membuat tetangga merasa terbebani atau direpotkan
dengan kunjungannya.
9. Bersikap Ramah Tamah.
Di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap
mereka dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan
memberikan hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan
mengundang mereka untuk makan di rumah kita, dan lain sebagainya.

5. Bagaimana akhlak dalam bernegara?


a. Musyawarah
Secara etimologis, musyawarah berasal dari kata syawara yang pada
awalnya bermakna mengeluarkan madu dari tempatnya. Makna ini
kemudian berkembang, sehingga mencakup segala sesuatu yang dapat
diambil atau dikeluarkan dari yang lain termasuk pendapat.
b. Menegakkan Keadilan
Istilah keadilan berasal dari kata ‘adl (Bahasa Arab), yang mempunyai
arti antara lain sama dan seimbang. Dalam pengertian pertama,
keadilan dapat diartikan sebagai membagi sama banyak, atau
memberikan hak yang sama kepada orang-orang atau kelompok.
Dengan status yang sama. Misalnya semua pegawai dengan
kompetensi akademis dan pengalaman kerja yang sama berhak
mendapatkan gaji dan tunjangan yang sama. Semua warga negara–
sekalipun dengan status sosial-ekonomi-politik yang berbeda-beda
mendapatkan perlakuan yang sama dimata hukum.
c. Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Secara harfiah amar ma’ruf nahi munkar (al-amru bi ‘l-ma’ruf wa ‘n-
nahyu ‘an ‘l-munkar) berarti menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar.
Ma’ruf secara etimologis berarti yang dikenal, sebaliknya munkar
adalah sesuatu yang tidak dikenal. Menurut Muhammad ‘Abduh,
ma’ruf adalah apa yang dikenal (baik) oleh akal sehat dan hati nurani
(ma ‘arafathu al-‘uqul wa ath-thaba’ as-salimah), sedangkan munkar
adalah apa yang ditolak oleh akal sehat dan hati nurani (ma ankarathu
al-‘uqul wa ath-thaba’ as-salimah)
d. Patuh terhadap Ulil Amri selama tidak bermaksiat pada agama

6. Bagaimana akhlak kepada lingkungan dan alam?


Berakhlak dengan alam sekitar dapat kita lakukan dengan cara
melestarikan alam sekitar sebagai berikut :
 Melarang penebangan pohon-pohon secara liar
 Melarang perburuan binatang secara liar
 Melakukan reboisasi
 Membuat cagar alam dan suaka margasatwa
 Mengendalikan erosi
 Menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai
 Memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada seluruh
lapisan masyarakat
 Memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya

Sumber referensi:
1. http://blog.unnes.ac.id/sitikhotimah/2015/11/19/makalah-akhlak-dan-
aktualisasinya-dalam-kehidupan/
2. http://makalah73.blogspot.com/2012/11/akhlak-dan-aktualisasinya-
dalam.html
3. http://anwar-ath.blogspot.com/2013/12/akhlak-bernegara.html

Anda mungkin juga menyukai