Anda di halaman 1dari 4

Nama : Afita Diana Pujiyanti

NIM : 11211508
Kelas : MA.21.B.03
Program Studi : Manajemen
Hari / Tanggal : Senin, 11 April 2022

1. Taqwa adalah menuruti segala perintah Allah yang Maha Tinggi dan Maha Besar serta
menjauhi laranganNya secara tersembunyi dan terang-terangan, maka tidak sempurna
Taqwa kecuali dengan mengosongkan semua keburukan dan menghiasi kebaikan-
kebaikan. Taqwa ialah suatu jalan seseorang yang menempuhnya akan terpetunjuk dan
tali yang kuat siapa saja yang memegangnya akan selamat.

Sebab-sebab Taqwa sangat banyak diantaranya :

a. Manusia memperhatikan bahwa dia hamba yang hina dan Tuhannya Maha Kuat dan
Perkasa tentu tidak layak bagi hina mendurhakai Yang maha Perkasa karena ubun-
ubunnya dalam kekuasaanNya (Nasiyah : Ubun-ubun, pada dasarnya di pakai untuk
bagian depan kepala atau rambut depan dan yang dimaksud disini sosok sempurna)

b. Mengingat mati, seseorang yang menyadari bahwa dia akan mati tiada di hadapannya
selain Surga dan Neraka niscaya tergeraklah dirinya melakukan amal-amal baik
semampunya, diantara perbuatan baik adalah menolong sesama Muslim, memandang
mereka dengan pandangan lemah lembut, dan kasih sayang lebih-lebih lagi bila mereka
lebih duluan berbuat baik.

c. Bersungguh-sungguh dalam mentaati Allah Ta’ala karena Allah akan membalas atas
usahanya tersebut dengan menambahkan hidayah dan ketakwaan. Dengan demikian,
Allah membantunya untuk melaksanakan perintah Allah, membukakan pintu-pintu
kebaikan dan ketaatan, serta memudahkan dirinya untuk melakukan ketaatan dan
kebaikan yang sebelumnya sulit untuk dilakukan.

d. Bersemangat untuk melakukan dan memperbanyak puasa. Sesungguhnya Allah Ta’ala


menjadikan keitimewaan dalam puasa yang dapat membantu hamba melakukan dan
mencintai ketaatan kepada Allah.

e. Perbuatan baik adalah menolong sesama muslim, memandang mereka dengan


pandangan lemah lembut dan kasih sayang,  lebih-lebih jika mereka lebih duluan berbuat
baik.

f. Hendaknya ia mengingat kebaikan Allah kepadanya dalam segala hal, dan barang siapa
seperti itu tentu tidak layak dia mengingkari nikmat-Nya.
2. Taqwa adalah bekal hidup paling utama. Begitupun dengan akhlak mulia,
Rasulullah menganjurkan untuk bertakwa dan mengiringinya dengan akhlak
yang dimanapun berada. Hal tersebut menandakan bahwa agama Islam terdiri
dari hablun minallah dan hablun minannas. Sebagaimana sabda Rasulullah:

ٍ ُ‫اس بِ ُخل‬
‫ق َح َس ٍن‬ ِ ِ‫ َوخَال‬،‫ َوَأ ْتبِ ِع ال َّسيَِّئةَ ْال َح َسنَةَ تَ ْم ُحهَا‬، َ‫ق هللاَ َح ْيثُ َما ُك ْنت‬
َ َّ‫ق الن‬ ِ َّ‫ات‬

”Bertakwalah engkau kepada Allah dimanapun berada, dan sertailah kemaksiyatan


dengan amalan kebaikan maka niscaya kebaikan itu akan menghapus (gelapnya)
dosa keburukan, serta berinteraksilah dengan manusia dengan akhlak yang mulia”
(HR Ahmad)

Keistimewaan yang luar biasa ketika takwa dan aklak mulia melebur jadi satu.
Takwa membawa kita untuk terus berasa di jalan yang diridhai Allah, tentu
akan menghadirkan hubungan yang sangat baik dengan-Nya. Dengan akhlak
mulia, kita akan terus menebar kasih dan sayang kepada sesama, sehingga tak
ada perpecahan yang memicu keresahan. Yang demikian akan menghadirkan
hubungan yang baik antar sesama.

3. Adap seorang murid :


a) Adapun adab untuk dirinya sangat banyak, sebagianya adalah tidak ‘ujub (heran pada
kemampuan diri sendiri), tawaddu, jujur agar murid dicintai dan dipercaya, sopan saat
berjalan, menundukkan pandangan dari melihat yang haramharam, terpercaya (tidak
membelot) dari ilmu yang diberikan kepadanya, maka dia tidak sembarangan
menjawab apa yang tidak diketahuinya
b) Adapun adab bersama Ustadznya adalah meyakini kelebihan Ustadznya lebih besar
dari kedua orang tuanya karena ustadz mendidik ruhnya, dan merendahkan diri
dihadapan Ustadznya, dan duduk disaat belajar penuh sopan santun serta mendengar
baik-baik apa yang dikatakan Ustadnya, meninggalkan senda gurau dan tidak memuji
orang lain di hadapan Ustadnya daripada Ulama-Ulama karena dikwatirkan Ustadnya
memahami itu sebagai celaan dan tidak malu bertanya hal yang tidak diketahuinya.
c) Sedangkan adab bersama saudaranya adalah memuliakan mereka, tidak meremehkan
dan tidak sombong terhadap mereka, tidak mengolok-ngolok kelambatan pemahaman
diantara mereka dan tidak merasa senang bila Ustad menegur yang kurang perhatian,
sebab itu akan menimbulkan kemarahan dan permusuhan.

4. Hak-hak orang tua antara lain :


a. Ditaati, Seorang anak sebaiknya menuruti semua keinginan orang tua, tentunya selama
tidak melanggar syariat.
b. Didoakan, Allah SWT menjelaskan dalam firmannya “Dan ucapkanlah, ‘Wahai
Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku (di)
waktu kecil.” (QS. Al-`Israa` [17]: 25)
c. Diperlakukan dengan hormat, kita wajib menghormati orang tua, karena dari
merekalah kita pertama kali mendapatkan perlindungan dan rezeki saat kita terlahir ke
dunia ini.
d. Berbicara dengan lemah lembut, Hal ini sudah termaktub dalam surat Al-Israa yang
kami kutip diatas, bahwa jangan sampai kita berlaku kurang ajar kepada orang tua kita
dengan meninggikan bahasa kita -apalagi sampai membentak orang tua kita.
e. Diberi Nafkah, jika orang tua kita sudah tidak berpenghasilan, maka kewajiban kita
sebagai anak untuk menanggung kehidupannya, terlebih bagi anak laki-laki. Lebih baik
lagi jika kita merawat orang tua kita yang sudah renta, tinggal satu atap dengannya,
sehingga kita bisa mengetahui kesehatannya waktu demi waktu.

Hak-hak kerabat / saudara :


Saudara adalah mereka yang memiliki hubungan kasih sayang (kerabat), Allah
memerintah menyambung persaudaraan dan mencegah memutuskannya. Sabda Nabi
SAW : Allah Ta’ala berfirman “Aku Yang Maha Pengasih, kasih sayang kuambil dari
nama daripada namak, seseorang yang menyambungnya, aku menyambungnya, siapa
yang memutuskan, aku putuskan!” Seyogianya manusia menjaga dan memelihara
persaudaraan, tidak menyakiti mereka dengan perbuatan dan perkataan, merendahkan
diri dan menahan ganguan walau dalam waktu lama dan bertanya jika mereka tidak ada,
membantu mendapat tujuan mereka bila mampu,mencegah dari bahaya jika mungkin,
kalau mereka tidak memerlukan hal-hal diatas, dengan cara menyempurnakannya dengan
membeduk (berkunjung) ke rumah mereka.

Hak-hak tetangga :
Memulai memberi salam, kamu berbuat baik padanya, seimbangkan melakukan
kebaikan, apabila dia mengawalinya (balaslah kebaikannya), kamu tunaikan (bayarlah)
hak-hak hartanya bila sangkut paut dengan itu dan kamu kunjungi dia bila sakit, kamu
merasa puas jikalau tetangga senang, kamu berduka cita bila dia tertimpa musibah,
janganlah kamu arahkan pandangan kamu kepada wanitanya sekalipun itu pembatunya,
kamu tutup aurat tetanggamu dan kamu hindari sesuatu yang dibenci saudaramu
semampumu dan kamu bertemunya dengan wajah manis dan memuliakan.

5. Begitu pentingnya akhlak dan adab hingga Allah Ta'aala menempatkanya sebagai hal
yang paling utama. Sebab, kepintaran tidak ada artinya apabila seseorang tidak memiliki
adab (etika). Ilmu menjadi berbahaya bagi pemiliknya dan orang lain karena tidak dihiasi
akhlak. Ketika seseorang memiliki ilmu tanpa akhlak , maka dia akan lupa siapa dirinya
yang sesungguhnya, lupa akan akhlak Rasulullah SAW . Bahkan lupa bahwa dia adalah
makhluk yang sangat lemah dan bodoh. Kalaulah merasa punya ilmu, tentulah Allah
tidak memberinya kecuali hanya secuil (sangat sedikit).

Anda mungkin juga menyukai