Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ADAB KEPADA PENCIPTA DAN CARA BERGAUL DENGAN SESAMA MAKHLUQ

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Fiqih Tasawuf”

Dosen Pengampu:
Ny. Hj. Lathifah Wafi, M.th.I

Oleh :
MILDA ATIA

MA’HAD ALY NURUL JADID


MARHALAH I’DADIYAH
PAITON PROBOLINGGO
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Robbil’alamin, ucapan rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat selesai tepat
waktu.
Sholawat beserta salam semoga tercurah limphkan keharibaan Nabi besar Muhammad
SAW, beserta keluarganya dan juga para sahabatnya, dengan harapan kita akan mendapatkan
syafa’atnya. Amin.
Makalah ini disusun atas pengetahuan yang telah kami pelajari, dan kami susun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Tasawuf. Kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantunya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa tanpa berbagai pihak, makalah ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, kami ucapkan banyak terima kasih. Kami sangat berharap kritik
serta saran yang akan membangun untuk makalah ini, karena kami menyadari makalah kami
masih banyak kekurangan.

Paiton, 19 Juli 2023

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sopan Santun Bermunajat Kepada Allah
B. Sopan Santun Seorang Yang Berilmu (GURU)
C. Sopan Santun Seorang Murid
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana hamba Allah yang beriman kita diharuskan untuk mengikuti
segala hal yang diperintahkan oleh Allah, serta meninggalkan hal yang di larang oleh
Allah, Agama Islam merupakan Agama yang sangat sempurna, dikatakan begitu
karena segala macam perbuatan kita memiliki peraturan masing-masing agar tidak
terjerumus dalam kesesatan.
Allah SWT memiliki hak yang menjadi kewajiban para hamba-Nya. Hak
Allah SWT tersebut harus diutamakan daripada hal-hak sesama makhluk. Diantara
yang menjadi hal Allah Azza wa Jalla dan menjadi kewajiban para hamba yaitu
memiliki adab yang baik kepada Allah Azza wa Jalla. Maka wajib bagi seseorang
hamba memiliki adab dan tatakrama.
Adab dalam Islam terdapat pada keseharian dimulai dari seseorang itu
terbangun sampai tertidur kembali. Adab ini merupakan suatu kebaikan yang terdapat
hikmah di dalamnya karena merupakan sunnah yang telah dicontohkan oleh Rasulluh.
Adab dalam keseharian selalu dianggap hal kecil, namun sebenarnya mempunyai
pengaruh yang besar jika tidak dilakukan dalam keseharian. Tidak hanya dalam ajaran
Agama Islam hal besar atau disebut dosa besar berawal dari hal-hal kecil yang
disengaja ditinggalkan dan dilakukan secara berulang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana adab manusia kepada pencipta?
2. Bagaimana adab manusia dengan sesama manusia?
3. Bagaimana cara mendekatkan diri pada sang pencipta?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui adab manusia kepada pencipta.
2. Untuk mengetahui adab manusia dengan makhluk.
3. Untuk mengetahui cara mendekatkan diri kepada sang pencipta.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sopan Santun Bermunajat Kepada Allah


Ketahuilah bahwa dalam keberadaanmu ada yang menemanimu yang tidak
pernah pisah denganmu baik engkau sedang berada di rumah maupun bepergian, di
waktu tidur atau ketika terjaga, bahkan di waktu hidup dan matimu. Dia ialah
Tuhanmu dan Penghukummu dan Penolongmu dan Penciptamu. Apabila engkau
menyebut-Nya dia aka nada bersama denganmu terdapat dalam firman Allah pada
hadist qudsi.
‫انا جليس من ذكرني‬
Atinya: “Aku adalah teman duduk orang yang menyebut-nyebut (berdzikir)
kepadaku”.
‫انا عند المكسرة قلوبهم من اجل‬
Allah juga setia menemanimu ketika engkau dalam keadaan cemas dan sedih
disebabkan engkau lalai dalam menjalankan kewajiban-kewajiban Agama.
Sebagaimana firman Allah dalam hadist qudsi:

Artinya: “Aku akan selalu berada di sisi orang yang cemas dan bersedih hati
disebabkan mengingatkan ku. Apabila engkau mengenal Tuhanmu dengan
sebenarnya, tentu engkau akan berusaha keras menjadikan nya sebagai pendamping
dan engkau akan mengesampingkan orang-orang selainnya. Dan jika engkau tidak
mampu berbuat demikian di setiap waktumu maka luangkanlah Sebagian waktumu
di siang dan malammu, khusus untuk bermunajat kepada tuhan daripada waktu yang
telah engkauu tentukan untuk bersunyi diri dengan nya dan engkat berlezat-lezat
dengan menujat nya. Oleh karena itu maka sudah menjadi kewajiban supaya engkau
mengetahui tata cara dan kesopanan kepada nya. Tata car aitu ialah:
1. Menundukkan kepala dihadapan-Nya
2. Menundukkan pandangan dihadapan-Nya
3. Menumpukkan perhatian kepada-Nya
4. Mendiamkan segala anggota badan
5. Bersegera mengikuti perintah-Nya
6. Menjauhi larangan-Nya
7. Tidak menyangkal perbuatan-nya (tidak menunjukkan rasa tidak puas hati
terhadap takdir-Nya
8. Mengakali dzikir (ingat) kepada-Nya
9. Melazimi fikir tentang qudrat-Nya
10. Mengambil yang hal dan meninggalkan yang batil
11. Putus harapan daripada makhluk
12. Tunduk karena kehebatan-Nya
13. Pecah hati karena malu daripada-Nya
14. Merasa tenang dalam kehidupan karena percaya dengan jaminan-Nya
Itulah semua tata cara atau kesopanan yang harus engkau jadikan syiarmu di
sepanjang malam dan hari dalam bergaul dengan tuhan yang menemanimu yang tak
pernah pisah dengan mu disaat orang-orang meninggalkanmu.

B. Sopan Santun Seseorang Yang Berilmu (Guru)


Apabila engkau menjadi seorang yang berilmu atau guru maka engkau harus
memperhatikan sopan santun di bawah ini.
1. Ihtimal (banyak sabar menanggung kesusahan).
2. Lambat Marah.
3. Duduk dengan haibah atas kelakuan yang tetap serta menundukkan kepala.
4. Meninggalkan takbur atas sekalian hamba Allah Ta’ala kecuali terhadap orang
yang dzalim karena menegahkan daripada kedzhaliman nya.
5. Memilih tawaddu’ yakni merendahkan diri daripada perhimpunan orang ramai
dan pada majlis orang ramai.
6. Meninggalkan bargurau dan bermain-main.
7. Kasih sayang dengan murid dan lemah lembut dengan yang kurang pandai.
8. Membimbing murid yang bebal.
9. Tidak memarahi murid yang bodoh.
10. Tidak malu daripada berkata “aku tidak tahu” (bagi masalah yang tidak
diketahuinya).
11. Memberikan perhatian kepada murid yang bertanya dancoba memahami
soalnya dengan baik.
12. Menerima hujjah atau dalill yang dihadapan kepadanya.
13. Tunduk kepada kebenaran dengan kembali kepadanya ketika ia tersalah.
14. Melarang murid daripada ilmu yang boleh memudaratkan.
15. Melarang murid daripada menghendaki yang lain dari Allah dengan ilmunya.
16. Melarang murid dengan menuntut ilmu yang fardu kifayah sebelum selesai
daripada menuntut ilmu yang farduain.
17. Memperbaiki diri sendiri dengan taqwa sebelum ia menyuruh orang lain,
supaya murid-Nya dapat mencontohi amalan-Nya dan mengambil manfaat
daripada percakapan-Nya (ilmunya).

C. Sopan Santun Seorang murid


Apabila engkau seorang murid maka perhatikanlah adab kesopanan terhadap
guru sebagai berikut:
1. Apabila ia menemui gurunya maka hendaklah ia memberi salam kepadanya
terlebih dahulu.
2. Jangan membanyakkan bercakap-cakap di hadapan gurunya.
3. Jangan ia bercakap-cakap sebelum gurunya bertanya kepadanya.
4. Jangan ia bertanya kepda gurunya sebelum ia meminta izin.
5. Jangan ia menyangkal (menunjukan rasa tidak puas hati) terhadap perkataan
gurunya seperti ia berkata si fulan itu menyalahi akan yang engkau kata itu.
6. Jangan ia mengisyaratkan kepada gurunya dengan menyalahi pendapatnya
maka ia menyangka bahwa ia lebih mengetahui daripada gurunya.
7. Jangan ia berbisik dengan orang yang duduk di tepinya ketika gurunya
memberikan perjalanan.
8. Janganias berpaling ke kiri dan ke kanan di hadapan gurunya tetapi hendaklah
ia menundukkan kepalanya dengan penuh tenang lagi beradabseolah-olah dia
sedang sembahyang.
9. Jangan ia membanyakkan soalan kepada gurunya ketika ia letih.
10. Apabila gurunya berdiri hendaklah ia berdiri untuk menghormatinya.
11. Jangan mengikuti gurunya dengan perkataan atau soalan ketika ia bangkit dari
majlisnya.
12. Jangan bertanya kepada gurunya di tenfah jalan sehingga ia sampai rumahnya
atau ke tempat duduknya.
13. Jangan jahat sangka terhadap gurunya apabila ia melihat gurunya mengerjakan
suatu pekerjaan yang pada dzahirnya menyalahi ilmunya (bukan menyalahi
agama) maka gurunya itu adalah lebih mengetahui dengan rahasia segala
perbuatannya.
Dalam hal ini hendaklah ia mengingati akan perkataan Nabi Musa A.S bagi Nabi
Khidhir A.S seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:
‫قال اخرقتهالتغرق أهلها لقدجئت شيا امرا‬
Artinya: Musa berkata: mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya kamu
menegelamkan penumpangnya, sesungguhnya engkau telah berbuat kesalahan yang besar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari apa yang telah kami bahas dapat di simpulkan bahwa dengan
menjalankan perintah wajib inilah akan selamat, terhindar dari siksaan. Allah akan
menaikkan derajat seseorang terhadap maqom ihsan jika orang tersebut dengan
menegakkan apa yang diperintahkannya dengan mendekatkan hati kepada Allah.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami sadar bahwa masih banyak sekali
kesalahan-kesalahan dalam proses pembuatan makalah ini. Oleh karena itu penting
bagi kami kritik dan saran dengan tujuan perbaikan dan evaluasi bagi kami dalam
pembuatan makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Kitab Syarah Bidayatul Hidayah hal 86-89, Maraqil Ubudiyah Syarah Hidayah, (Surabaya :
Nurul Huda) Nafis.

Anda mungkin juga menyukai