Anda di halaman 1dari 208

1

MUQODDIMAH
HSI Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 1

Halaqah yang pertama dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah adalah tentang
Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian yang Pertama
Telah berkata Guru kami yang mulia Syaikh Dr. shaleh bin abdillah ibn hamid al
‘ushaimi hafdzhahullah didalam muqaddimah kitab beliau khulashah ta’dzimi ‘ilmi,
bahwa banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan pengagungan dia
terhadap ilmu itu sendiri. Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan
terhadap ilmu maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut, sebaliknya
barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu maka akan berkurang
bagiannya Kemudian beliau menyebutkan 20 perkara yang merupakan bentuk
pengagungan terhadap ilmu:
1. Membersihkan Tempat Ilmu Yaitu Hati,
Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah membersihkan tempat ilmu,
apabila hati kita bersih maka ilmu akan berkenan masuk dan semakin bersih maka
semakin menerima ilmu tersebut dan hal yang mengotori hati dan menjadikan ilmu
sulit masuk adalah kotoran syahwat dan kotoran syubhat.
2. Mengikhlaskan Niat
Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah mengikhlaskan niat karena Allah
didalam menuntutnya, sesuai dengan keikhlasan seseorang maka dia akan
mendapatkan ilmu dan niat yang ikhlas didalam mencari ilmu adalah apabila niatnya :
> Mengangkat kebodohan dari diri sendiri
> Mengangkat kebodohan dari orang lain
> Menghidupkan ilmu dan menjaganya supaya tidak punah
> Mengamalkan ilmu
Diantara bentuk pengagungan terhadapa ilmu adalah
3. Mengumpulkan Tekad Untuk Menuntutnya Meminta Pertolongan Kepada Allah Dan
Tidak Merasal Lemah,
Sebagaimana dalam Hadits

ْ ‫ﻋﻠَﻰ َﻣﺎ ﯾَ ْﻧﻔَﻌُكَ َوا‬


‫ﺳﺗ َ ِﻌ ْن ِﺑﺎﻟﻠﱠ ِﮫ َوﻻَ ﺗ َ ْﻌ ِﺟ ْز‬ َ ‫ص‬
ْ ‫اﺣْ ِر‬

“Hendaklah engkau semangat melakukan apa yang bermanfa’at untuk dirimu, dan
memohonlah petolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah”
Dahulu Imam Ahmad Bin Hanbal terkadang ingin keluar dari rumahnya untuk
menghadiri majelis ilmu gurunya sebelum datang waktu shubuh dan sebagian mereka
membaca shahih al bukhari kepada gurunya dalam 3 majelis atau 3 pertemuan
Ini semua menunjukkan bagaimana semangat dan tekad para pendahulu kita didalam
menuntut ilmu. Diantara bentuk pengagungan terhadapa ilmu adalah
4. Memusatkan Semangat Untuk Mempelajari Al-Quran dan Al-Hadits,
karena inilah asal dari ilmu itu sendiri.

2
Halaqah yang ke-2 dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah "Pengagungan Terhadap
Ilmu Bagian yang Kedua"

Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu yang disebutkan oleh guru kami yang
mulia syaikh Dr. Shaleh bin abdillah ibn hamid al ‘ushaimi hafdzhahullah adalah
5. Menempuh Jalan Yang Benar Di Dalam Menuntut Ilmu Agama
orang yang salah cara didalam menuntut ilmu maka dia tidak akan mendapatkan
keinginannya atau mendapatkan sedikit disertai rasa lelah yang sangat,
Dan cara yang benar didalam mempelajari suatu cabang ilmu
- Dengan menghafal sebuah matan kitab yang menyeluruh dan dia mengumpulkan
perkara perkara yang rajih (yang dikuatkan) menurut para ulama dibidang tersebut
- Mempelajari ilmu tersebut dari serorang yang ahli yang bisa dijadikan teladan dan dia
mampu mengajar
6. Mendahulukan Ilmu Yang Paling Penting, Kemudian Yang Setelahnya dan Setelahnya,
Dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan ibadah seseorang
kepada Allah, dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan
‘ubudiyyah seseorang kepada Allah ‘azza wa jalla seperti :
lmu Aqidah, Tata Cara Wudhu, Tata Cara Shalat, Dan Lain Lain
7. Bersegera Untuk Mendapatkan Ilmu Dan Memanfaatkan Waktu Muda
karena waktu muda adalah waktu yang emas untuk mempelajari ilmu agama berkata Al
Hasan Al Bashri rahimahullah
‫اﻟﻌﻠم ﻓﻲ اﻟﺻﻐر ﻛﺎﻟﻧﻘص ﻓﻲ اﻟﺣﺟر‬

“menuntut ilmu diwaktu kecil seperti mengukir dibatu”


adapun apabila sudah tua maka kebanyakan manusia akan memiliki banyak kesibukan,
pikiran dan memliki banyak koneksi, kalau dia bisa mengatasi itu semua maka In Syaa
Allah dia akan mendapatkan ilmu
Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam dahulu mempelajari agama dan mereka
sudah berumur

8. Pelan Pelan Di Dalam Menuntut Ilmu


karena menuntut ilmu tidak bisa dilakukan serta merta sekali jalan tetapi di ambil ilmu
secara pelan pelan dengan memulai kitab kitab yang ringkas menghapal dan memahami
maknanya dan jangan kita memulai menuntut ilmu dengan membaca kitab kitab yang
panjang
Halaqah yang ke-3 dari silsilah ilmiyyah dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah
"Pengagungan terhadap Ilmu Bagian yang Ketiga"

Diantara pengagungan terhadap ilmu :


9. Sabar Dalam Menuntut Ilmu Dan Menyampaikan Ilmu:
menghapal membutuhkan kesabaran, memahami membutuhkan kesabaran,
Menghadiri majelis ilmu membutuhkan kesabaran Demikian pula menjaga hak seorang
guru membutuhkan kesabaran. Berkata Yahya Ibnu Abi Katsiirin
3
‫ﺳم‬
ْ ‫اﻟﺟ‬ ُ ‫ﺳﺗ َ َطﺎ‬
ِ ‫ع اﻟﻌﻠ َم ِﺑ َرا َﺣ ِﺔ‬ ْ ُ‫ﻻ ﯾ‬

"Tidak didapatkan ilmu dengan badan yang berleha leha"


Demikian pula menyampaikan dan mengajarakan perlu kesabaran duduk bersama
dengan para penuntut ilmu perlu kesabaran, memahamkan mereka perlu kesabaran,
demikian pula menghadapi kesalahan kesalahan mereka perlu kesabaran
10. Memperhatikan Adab Adab Ilmu
Ilmu yang bermanfa'at didapatkan diantaranya dengan memperhatikan adab, dan adab
disini mencakup terhadap diri dalam pelajaran terhadap guru dan teman dan lain lain.
Orang yang beradab didalam ilmu berarti dia mengagungkan ilmu, maka dia dipandang
sebagai orang yang berhak untuk mendapatkan ilmu tersebut, adapun orang yang tidak
beradab, maka dikhawatirkan ilmu akan sia sia bila disampaikan kepadanya. berkata
Ibnu Sirrin

‫ْي ﻛﻣﺎ ﯾﺗﻌﻠﻣون اﻟﻌﻠم‬


َ ‫ﻛﺎﻧوا ﯾﺗﻌﻠﻣون اﻟ َﮭد‬

"Dahulu mereka mempelajari adab, sebagaimana mereka mempelajari ilmu"


Bahkan sebagian salaf mendahulukan mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu dan
banyak diantara para penuntut yang tidak mendapatkan ilmu, karena dia menyia-
nyiakan adab
11. Menjaga Ilmu Dari Apa Yang Menjelekkannya
Hendaknya seorang penuntut ilmu menjaga wibawanya karena apabila dia melakukan
sesuatu yang merusak wibawa nya sebagai seorang penuntut ilmu berarti dia telah
merendahkan ilmu, seperti terlalu banyak menoleh jalan, berteman akrab dengan orang
orang fasiq dan lain lain
12. Memilih Teman Yang Shaleh
Seorang penuntut ilmu perlu teman yang membantu untuk mendaptakan ilmu dan
bersungguh sungguh, teman yang tidak baik akan memberi pengaruh yang tidak baik

Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda

‫اﻟرﺟل ﻋﻠﻰ دﯾن ﺧﻠﯾﻠﮫ ﻓﻠﯾﻧظر أﺣدﻛم ﻣن ﯾﺧﺎﻟل‬

"Seseorang berada di atas agama teman akrabnya, maka hendaklah salah seorang
diantara kalian melihat dengan siapa dia berteman akrab" (Hadits Hasan diriwayat Abu
Daud dan Tirmidzi)
Halaqah yang ke-4 dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah "Pengagungan Terhadap
Ilmu"

Diantara perkara yang disebutkan Guru kami yang mulia Syaikh Dr. Shaleh bin 'abdillah
al ‘ushaimi hafdzhahullah didalam kitab beliau khulashah ta’dzimi ‘ilmi
13. Berusaha Keras Menghapal ilmu bermudzakarah dan bertanya

4
Belajar dari seorang guru tidak banyak manfa'atnya jika tidak menghapal,
bermudzakarah, dan bertanya, menghapal berkaitan dengan diri sendiri,
bermudzakarah mengulang kembali bersama teman dan bertanya maksudnya adalah
bertanya kepada sang guru Berkata Syaikh Utsaimin rahimahullah

‫ﺣﻔظﻧﺎ ﻗﻠﯾﻼ وﻗرأﻧﺎ ﻛﺛﯾرا ﻓﺎﻧﺗﻔﻌﻧﺎ ﺑﻣﺎ ﺣﻔظﻧﺎ أﻛﺛر ﻣن اﻧﺗﻔﺎﻋﻧﺎ ﺑﻣﺎ ﻗرأﻧﺎ‬

"Kami menghapal sedikit dan membaca banyak, maka kami mengambil manfa'at dari
apa yang kami hapal lebih banyak dari apa yang kami baca dan dengan bermudzakarah
akan hidup ilmu dalam jiwa dan dengan bertanya akan terbuka pembendaharaan ilmu"

14. Menghormati Ahli Ilmu


Rasulullah shallahallahu wa sallam bersabda

‫ﻟﯾس ﻣن أﻣﺗﻲ ﻣن ﻟم ﯾﺟ ّل ﻛﺑﯾرﻧﺎ وﯾرﺣم ﺻﻐﯾرﻧﺎ وﯾﻌرف ﻟﻌﺎﻟﻣﻧﺎ ﺣﻘﮫ‬

"Bukan termasuk ummatku yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi
yang lebih muda dan mengetahui hak bagi seorang 'alim" (Hadits Hasan yang di
riwatkan Al Imam Ahmad didalam musnad beliau)
Maka seorang murid harus memiliki rasa tawadhu terhadap gurunya, menghadap
beliau, dan tidak menoleh menjaga adab berbicara, tidak berlebihan didalam memuji
beliau, mendoakan beliau, mengucapkan terima kasih kepada beliau, atas pengajaran
beliau menampakan rasa butuhnya terhadap ilmu beliau, tidak menyakiti beliau dengan
ucapan dan perbuatan, serta berlemah lembut ketika mengingatkan kesalahan beliau
Disana ada 6 perkara yang harus dia jaga apabila melihat kesalahan seorang guru:
1. Meneliti terlebih dahulu apakah benar kesalahan tersebut keluar dari seorang guru
2. Meneliti apakah itu sebuah kesalahan (dan ini tugas ahlul ilmu)
3. Tidak mengikuti kesalahan tersebut
4. Memberikan udzur kepada sang guru dengan alasan yang benar
5. Memberikan nasihat dengan lembut dan rahasia
6. Menjaga kehormatan seorang guru dihadapan kaum muslimin yang lain
15. Mengembalikan Sebuah Permasalahan Kepada Ahlinya
Orang yang mengagungkan ilmu mengembalikan sebuah permasalahan kepada ahli
ilmu dan tidak memaksakan dirinya atas sesuatu yang tidak mampu, karena
dikhawatirkan takut berbicara tanpa ilmu khususnya peristiwa peristiwa yang besar
yang terjadi yang berkaitan dengan urusan umat dan orang banyak
Mereka para ulama memiliki ilmu dan berpengalaman maka hendaklah kita
husnudzhan kepada mereka dan apabila ulama berselisih maka lebih hati hatinya
seseorang mengambil ucapan mayoritas mereka
16. Menghormati Majelis Ilmu dan kitab
Hendaklah beradab ketika bermajelis, Melihat kepada gurunya dan tidak menoleh tanpa
keperluan, Tidak banyak bergerak dan memainkan tangan dan kakinya, Tidak
bersandar dihadapan seorang guru, tidak bersandar dengan tangannya, Tidak berbicara

5
dengan orang yang ada disampingnya, Apabila bersin berusaha untuk merendahkan
suaranya, Apabila menguap berusaha untuk meredamnya atau menutup dengan
mulutnya Hendaknya juga menjaga kitab dan memuliakannya Tidak menjadikan kitab
sebagai tempat simpanan barang barang, Tidak bersandar diatas kitab, Tidak
meletakkan kitab dikakinya, dan Apabila dia membaca kitab dihadapan seorang guru
Hendaknya dia mengangkat kitab tersebut dan tidak tidak meletekkan kitab tersebut
ditanah.
Halaqah yang ke-5 dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah adalah tentang
"Pengagungan Terhadap Ilmu"

Yang ke-17 diantara 20 perkara yang disebutkan oleh Syaikh Al-'ushaimi hafidzhahullah
merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah
17. Membela Ilmu Dan Membelanya
Ilmu memiliki kehormatan yang mengharuskan penuntutnya dan ahlinya untuk
membela dan menolongnya bila ada yang berusaha untuk merusaknya.
Oleh karena itu para ulama membantah orang yang menyimpang bila jelas
penyimpangannya dari syari'at siapapun dia. Yang demikian untuk menjaga agama dan
menasehati kaum muslimin. Mereka memboikot seorang mubtadi' yaitu orang yang
membuat bid'ah dalam agama, tidak mengambil ilmu dari mereka kecuali dalam
keadaan terpaksa dan lain-lain. Semuanya dilakukan untuk menjaga ilmu dan
membelanya.
18. Berhati-hati Dalam Bertanya Kepada Para Ulama
Seorang penuntut ilmu hendaknya memperhatikan 4 perkara didalam bertanya:
1. Bertanya untuk belajar, bukan ingin mengeyel, karena orang yang niatnya tidak baik
didalam bertanya akan dijauhkan dari berkah ilmu itu sendiri.
2. Bertanya tentang sesuatu yang bermanfa'at.
3. Melihat keadaan gurunya, tidak bertanya kepada sang guru apabila guru dalam
keadaan tidak kondusif untuk menjawab pertanyaan.
4. Memperbaiki cara bertanya seperti menggunakan kata-kata yang baik, mendo'akan
untuk sang guru sebelum bertanya, menggunakan panggilan penghormatan, dan lain-
lain.
Yang ke-19 diantara pengagungan terhadap ilmu adalah
19. Cinta Yang Sangat Kepada Ilmu
Tidak mungkin seseorang mencapai derajat ilmu kecuali apabila kelezatan dia yang
paling besar ada di dalam ilmu, dan kelezatan ilmu bisa didapatkan dengan 3 perkara:
1. Mengeluarkan segenap tenaganya dan kesungguhannya untuk belajar.
2. Kejujuran didalam belajar.
3. Keikhlasan niat.
Kemudian yang ke-20 diantara pengagungan terhadap ilmu adalah
20. Menjaga Waktu di Dalam Ilmu.
Seorang penuntut ilmu tidak menyia-nyiakan waktunya sedikitpun menggunakan
waktu untuk ibadah, dan mendahulukan yang afdhal diantara amalan-amalan.

6
Sebagian salaf dahulu ada yang muridnya membaca kitab kepada beliau sedangkan
beliau dalam keadaan makan, yang demikian adalah untuk menjaga waktunya jangan
sampai tersia-sia dari menuntut ilmu.

HSI 01 ~ Silsilah Belajar Tauhid


Halaqah yang ke 1, Mengapa Kita Harus Mempelajari Tauhid.

َ َُ
Kaum muslimin yang dimulyakan oleh Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬, ُ ini adalah halaqoh yang
pertama dari silsilah belajar tauhid yang berjudul “Mengapa Kita Harus Mempelajari
Tauhid?
Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita,
َ َُ
karena Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid
َ ُ َ ُ Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤ َﺎﻧ ُﻪ َو َﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :
yaitu meng-esakan ibadah kepada Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬.
‫وَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ اﻟْﺠِﻦَّ وَاْﻹِﻧْﺲَ إِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُون‬
’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’.(Surat
Adz-Dzariyaat 56)
َ َُ
Oleh karena itulah Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah mengutus para Rasul kepada setiap ummat
َ َُ
tujuannya adalah untuk mengajak mereka kepada tauhid. Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

َ‫وَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ أُﻣَّﺔٍ رَﺳُﻮﻟًﺎ أَنِ اﻋْﺒُﺪُوا اﻟﻠَّﻪَ وَاﺟْﺘَﻨِﺒُﻮا اﻟﻄَّﺎﻏُﻮت‬
’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang
mereka berkata kepada kaumnya, ’’Sembahlah Allāh dan jauhilah thaghut’’. (Surat
AnNahl 36)
َ ُ َ
Makna thaghut adalah segala sesembahan selain Allāh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari
ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah
mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak.

Halaqah yang ke 2, Tauhid adalah syarat mutlak untuk masuk ke dalam surga.

Saudaraku.. Orang yang menginginkan kebahagiaan di surga maka dia harus memiliki
modal yang satu ini yaitu modal bertauhid. Tidak akan masuk ke dalam surga kecuali
orang-orang yang bertauhid meskipun terkadang dia di adzab sebelumnya ke dalam
neraka karena dosa yang dia lakukan. Nabi ‫ﷺ‬bersabda:

َ َ ُ ُ ُ ُ َ ْ ‫ﱠ‬ ُ ُ ُ َ َ ‫ﱠ‬ ُ َ ْ َ َ ُ َ ْ ‫ْ َ َ ْ َ َ ﱠ‬
‫ َو ِﻠ َﻤﺘﻪ أﻟﻘﺎﻫﺎ‬،‫ َوأن ِﻋ َﺴﻰ ﻋ ْ ﺪ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳ ْﻮﻟﻪ‬،‫ َوأن ُﻣﺤ ﱠﻤﺪا ﻋ ْ ﺪە َو َر ُﺳ ْﻮﻟﻪ‬،‫َﻣﻦ ﺷ ِﻬﺪ أن ِإﻟﻪ ِإ اﻟﻠﻪ َوﺣﺪە ﺷﺮ ﻚ ﻟﻪ‬
َ َ َ ُ‫َ ﱠ‬ ُ َ ْ ‫ﱠ َ ﱞ‬ ‫َ ﱠَ َ ﱞ‬ ُ ْ ٌ َ
‫ِإﻟﻰ َﻣ ْ َﻢ َو ُر ْوح ِﻣﻨﻪ َواﻟﺠﻨﺔ ﺣﻖ َواﻟﻨ َﺎر ﺣﻖ أدﺧﻠﻪ اﻟﻠﻪ اﻟﺠﻨﺔ ﻋﻠﻰ َﻣﺎ ﺎن ِﻣﻦ اﻟ َﻌ َﻤ ِﻞ‬
"Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq disembah
kecuali Allâh, tidak ada sekutu bagi-Nya dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah
hamba-Nya dan Rasul-Nya, dan bersaksi bahwasanya Isa adalah Hamba Allâh dan juga

7
ُ َ
Rasul-Nya, dan kalimat-Nya " Ya Allâh tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allâh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ‬
َ
‫ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dan bersaksi bahwasanya surga adalah benar dan neraka adalah benar" maka
َ ُ َ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬akan memasukkan dia ke dalam surga sesuai dengan apa yang telah
diamalkan" (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits yang lain Nabi kita ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ْ َ َ ََْ ‫ﱠ َ ْ َ َ َ َ ﱠ‬ َ َ َْ ‫َ ﱠ‬
‫ ﻳ ﺘ ِﻐﻰ ِ ﺬ ِﻟﻚ َوﺟﻪ اﻟﻠﻪ‬. ‫ﺎل ِإﻟﻪ ِإ اﻟﻠﻪ‬‫ﻓ ِﺈن اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺣ ﱠﺮ َم ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎر ﻣﻦ ﻗ‬
َ َُ
"Sesungguhnya Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah mengharamkan neraka bagi orang yang
mengatakan ‫ ﻻاﻟﻪ اﻻ ﻟﻠﻪ‬tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allâh, yang
َ َُ
dia mengharap dengan kalimat tersebut wajah Allâh ‫( " ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬HR. Bukhari dan
Muslim)
Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya modal utama untuk
َ ُ َ
mendapatkan surga Allâh‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬adalah dengan bertauhid.

Halaqah yang ke 3, Bahaya Kesyirikan

Akhil karim..
َ َُ
Tauhid adalah amalan yang paling Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬cintai, sebaliknya syirik
(menyekutukan Allâh dalam beribadah) adalah amalan yang sangat Allâh murkai.
َ َُ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memang Maha Pengampun akan tetapi bila seseorang meninggal
َ َُ ُ Maka ‫ُﺳ ْ َﺤ َﺎﻧ ُﻪ َو‬
dunia dalam keadaan berbuat syirik besar kepada Allâh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬,
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬tidak akan mengampuni dosa syirik tersebut.
Orang tersebut akan kekal di dalam Neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan
َ َُ
baginya untuk masuk ke dalam surga-Nya Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬, Sungguh ini adalah sebuah
kerugian yang tidak ada kerugian yang lebih besar daripada kerugian ini.
َ ُ َ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ َ َ َ ُ َْ َ ْ ُ ْ ََ َ ‫ﱠ‬
‫ِإن اﻟﻠﻪ ﻐ ِﻔ ُﺮ أن ﺸ َﺮك ِ ِﻪ َو ﻐ ِﻔ ُﺮ َﻣﺎدون ذ ِﻟﻚ ِﻟ َﻤﻦ ﺸ ُء‬
"Sesungguhnya Allâh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan masih mengampuni dosa
yang lain bagi siapa yang dikehendaki". (An-Nisaa : 48).
َ
Allâh ‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬juga berfirman:

َ ‫ﻴﻦ ﻣ ْﻦ أ‬
‫ﻧﺼﺎر‬
َ َ َ ُ ‫َ ﱠَ َ َ َ ُ ﱠ‬ ْ َ ُ َ ‫ََ ْ َ ﱠ‬ ْ ْ ُ َ ُ ‫ﱠ‬
ِ ‫ﺎﻟﻠﻪ ﻓﻘﺪ ﺣﺮم اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ِﻪ اﻟﺠﻨﺔ وﻣﺄواە اﻟﻨﺎر وﻣﺎ ِﻟﻠﻈ ِﺎﻟ ِﻤ‬
ِ ِ ‫ِإﻧﻪ ﻣﻦ ﺸﺮك‬
“Sesungguhnya, barang siapa yang menyekutukan Allâh, maka Allâh mengharamkan
baginya surga, dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tidak ada penolong bagi
orang-orang zhalim” (QS. Al-Maidah: 72)
Oleh karena itu hati-hatilah saudaraku dengan dosa yang satu ini. Terkadang seseorang
terjerumus ke dalam dosa ini sedangkan dia tidak menyadarinya, Bentengilah dirimu
dengan perisai ilmu yaitu ilmu Agama, belajarlah dan berdo'alah kepada Allâh..
َ َُ ُ َ
Berdo'alah kepada Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dengan sejujur-jujurnya. Semoga Allâh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬melindungi kita dan keluarga kita dari perbuatan syirik ini.

8
Halaqah yang ke 4, syirik Membatalkan Amalan

Pernahkah Anda kehilangan file data berharga, hasil kerja keras Anda selama berhari-
hari atau berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun? bagaimanakah perasaan Anda
saat itu? sedih bukan! terkadang seseorang berani untuk membayar jutaan rupiah asal
file yang berharga tersebut kembali.
Saudaraku sekalian..
ُ َ
Syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amalan seseorang. Allâh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah berfirman:

َ ْ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ‫ْ َ ﱠ َ َ َ َ ﱠ‬ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ
‫وﺣ َﻲ ِإﻟ ْ ﻚ َو ِ ﻟﻰ اﻟ ِﺬﻳﻦ ِﻣﻦ ﻗ ْ ِﻠﻚ ﻟ ِﺌﻦ أﺷ َﺮ ﺖ ﻟ َ ﺤ َ ﻄﻦ ﻋ َﻤﻠﻚ َوﻟﺘ ﻮﻧﻦ ِﻣﻦ اﻟﺨﺎ ِﺳﺮ ﻦ ِﻞ اﻟﻠﻪ ﻓﺎﻋ ُ ﺪ َو ﻦ ِﻣﻦ‬
ِ ‫وﻟﻘﺪ أ‬
َ ‫ﱠ‬
‫اﻟﺸﺎ ِ ﻦ‬
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu Wahai Muhammad (Nabi-nabi) dan orang-
orang sebelummu bahwa "Apabila kamu berbuat syirik Maka sungguh akan batal
amalanmu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi" Maka sembahlah
Allâh saja dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. Az-Zumar: 65-
66)
Dalam ayat ini, seorang Nabi pun apabila dia berbuat syirik maka batal amalannya, Oleh
karena itu, saudara sekalian jagalah amalan Anda yang sudah Anda tabung bertahun-
tahun, jangan biarkan amalan tersebut hilang begitu saja hanya karena kejahilan Anda
terhadap Tauhid dan juga syirik. terkadang sebuah perbuatan yang kita anggap biasa
bisa menghancurkan amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu lagi untuk bisa
menabung kembali.

Halaqah yang ke 5, Taubat Dari Kesyirikan

Orang yang berbuat syirik saudara sekalian dan dia meninggal dunia tanpa bertaubat
kepada Allâh maka dosa syirik tersebut tidak akan diampuni. Namun, apabila dia
َ ُ َ
bertaubat sebelum dia meninggal, maka Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬akan mengampuni dosanya
bagaimanapun besar dosa tersebut. Taubat Nasuha adalah taubat yang terpenuhi di
dalamnya 3 syarat :
1. Menyesal,
2. Meninggalkan perbuatan tersebut,
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi.
َ ُ َ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ُ ‫ﱠ َ َْ ُ ﱡ‬
ُ ‫ﻮب َﺟﻤ ﻌﺎ إ ﱠﻧ ُﻪ ُﻫ َﻮ اﻟ َﻐ ُﻔ‬ َ ‫ﻧﻔﺴﻬ ْﻢ َ َﺗ ْﻘ َﻨ ُﻄﻮا ﻣﻦ ﱠر ْﺣ‬ُ َ َُ ْ َ َ ُ
‫ﻮر ﱠ‬
‫اﻟﺮ ِﺣ ﻢ‬ ِ ِ ‫ﻧ‬‫اﻟﺬ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻔ‬
ِ ‫ﻐ‬ ‫اﻟﻠﻪ‬ ‫ن‬ ‫إ‬ِ ‫اﻟﻠﻪ‬
ِ ‫ﺔ‬
ِ ‫ﻤ‬ ِ ِ ِ ‫أ‬ ‫ﻰ‬ ‫ﻠ‬‫ﻋ‬ ‫ﻗ ْﻞ ِﺎﻋ َ ِﺎدي اﻟ ِﺬﻳﻦ أﺳﺮﻓﻮا‬

"Katakanlah Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri
yaitu dengan berbuat dosa , janganlah kalian berputus asa dari rahmat
Allâh.Sesungguhnya Allâh mengampuni dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(Az-Zumar 39:53)

9
Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda:

َُ ََ َ َْ ‫ﱠ‬
‫ِإن اﻟﻠﻪ ﻘ َ ُﻞ ﺗ ْ ﺔ اﻟ َﻌ ْ ِﺪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ﻐ ْﺮ ِﻏ ْﺮ‬

"Sesungguhnya Allâh menerima taubat seorang hamba selama Ruh Belum sampai ke
tenggorokan". (HR.Tirmidzi dan juga Ibnu Majah dan dihasankan oleh syaikh Al-Albany
rahimahullâh)
Para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬tidak semua lahir dalam keadaan islam. Bahkan banyak diantara
mereka masuk islam ketika sudah besar dan sebelumnya bergelimang dengan
kesyirikan, supaya tidak terjerumus kembali ke dalam kesyirikan maka seseorang harus
mempelajari tauhid dan memahaminya dengan baik, Mengetahui jenis-jenis kesyirikan
sehingga dia bisa menjauhi kesyirikan tersebut.

Halaqah yang ke 6, Apa Itu Tauhid.

َ ُ َ
Saudara sekalian semoga Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memberikan pemahaman kepada kita
semua, sebelum kita jauh melangkah di dalam silsilah ini tentunya kita harus benar-
benar memahami apa makna Tauhid yang wajib kita pelajari dan kita amalkan.
Tauhid secara bahasa adalah mengesakan, Apapun secara Istilah maka Tauhid adalah :
mengesakan Allâh di dalam beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehigga
dia meninggalkan peribadatan kepada selain Allâh Seperti :
-Berdoa kepada selain Allâh,
-Bernadzar untuk selain Allâh,
-Menyembelih untuk selain Allâh dll.
Apabila seseorang beribadah kepada Allâh dan menyerahkan sebagian Ibadah kepada
selain Allâh, siapapun dia entah itu seorang Nabi, Malaikat atau yang lain maka inilah
َ ُ َ
yang dinamakan dengan syirik ( menyekutukan Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬di dalam beribadah,
َ ُ َ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ ‫َ ُ َ ﱠ‬ ٌ ‫ﺎل إ ْﺑ َﺮاﻫ ُﻢ َﻷﺑ ﻪ َو َﻗ ْﻮﻣﻪ إ ﱠﻧﻨﻰ َﺑ َﺮ‬


‫آء ﱢﻣ ﱠﻤﺄ ﺗ ْﻌ ُ ﺪون ِإ اﻟ ِﺬي ﻓﻄ َﺮِﻧﻲ‬ َ َ ْ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫وِذ ﻗ‬

"Dan ingatlah ketika Ibrohim berkata kepada Bapaknya dan Kaumnya, Sesungguhnya
aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah kecuali Dzat yang telah menciptakan
aku" (QS az-Zukhruf : 26-27)
Rasûlullâh ‫ ﷺ‬bersabda :

ِ‫ﻣَﻦْ ﻗَﺎلَ ﻻَ إِﻟَﻪَ إِﻻَّ اﻟﻠﻪُ وَ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻤَﺎ ﻳُﻌْﺒَﺪُ ﻣِﻦْ دُوْنِ اﻟﻠﻪِ ﺣَﺮُمَ ﻣَﺎﻟُﻪُ وَدَﻣُﻪُ وَ ﺣِﺴَﺎﺑُﻪُ ﻋَﻠﻰَ اﻟﻠﻪ‬

"Barang siapa yang mengatakan ‫ ﻻ اﻟﻪ اﻻ ﻟﻠﻪ‬dan mengingkari segala sesuatu yang
disembah selain Allâh maka haram hartanya dan darahnya ( tidak boleh diganggu) dan
َ َُ
perhitungannya ( hisabnya) adalah atas Allâh ‫" ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬. (HR. Muslim)
Oleh karena itu rukun kalimat tauhid ‫ﻻ اﻟﻪ اﻻ ﻟﻠﻪ‬ada 2 :

10
1. Nafi ( pengingkaran) pada kalimat ‫ﻻ اﻟﻪ‬Artinya : tidak ada tuhan yang berhaq
disembah,
maksudnya adalah mengingkari tuhan-tuhan selain Allâh.
2. Itsbat / penetapan pada kalimat ‫اﻻ ﻟﻠﻪ‬artinya (kecuali Allâh) Maksudnya adalah
menetapkan Allâh sebagai satu-satunya sesembahan.

Halaqah yang ke 7, Termasuk Syirik Memakai Jimat

ّ
ّ ‫ﻋﺰ‬adalah
Saudaraku sekalian Allâh ‫وﺟﻞ‬ Dzat yang memberi manfaat dan mudhorot.
Kalau Allâh menghendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak
akan ada yang bisa mencegahnya.Demikian pula sebaliknya ketika Allâh menghendaki
untuk menimpakan musibah kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa
menolaknya.Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang muslim untuk hanya
bergantung kepada Allâh semata dan merasa cukup dengan Allâh dalam usaha
mendapatkan manfaat dan menghindari mudhorot. Seperti Dalam Mencari rezeki,
Mencari keselamatan, Mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain. Dan tidak
bergantung sekali² kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti : Jimat, Wafaq,
Susuk dan berbagai jenisnya. Rasûlullâh ‫ ﷺ‬bersabda:
َ ْ ْ ََ ً َ َ َ ْ
‫َﻣﻦ ﻋﻠﻖ ﺗ ِﻤ َﻤﺔ ﻓﻘﺪ أﺷ َﺮك‬
"Barang siapa yang menggantungkan tamimah (jimat) dan semisalnya maka sungguh
dia telah berbuat syirik. (HR. Imam Ahmad dan di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani
Rahimahullâh)
Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab atau perantara maka ini
termasuk syirik kecil. Karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai
sebab, padahal yang berhak menentukan sesuatu itu sebab atau tidak adalah Dzat yang
َ ُ َ
menciptakannya yaitu Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Kemudian, Apabila dia meyakini bahwa barang
tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan memberikan mudhorot maka ini
termasuk syirik besar yang bisa mengeluarkan seseorang dari islam.
َ َُ
Semoga Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memudahkan kita dan juga saudara-saudara kita untuk
meninggalkan perbuatan syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan
ketergantungan hati kita dan mereka hanya kepada Allâh. ‫ﺣﺴ ﻨﺎ ﻟﻠﻪ وﻧﻌﻢ اﻟﻮﻛ ﻞ‬

Halaqah yang ke 8, Bertabarruk (mencari barokah)

Kaum Muslimin.. Barokah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. Allâh


Subhânahu wa Ta'ala adalah Dzat yang berbarokah artinya banyak kebaikanNya.
َ ُ َ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
‫ﺗﺒﺮك ﻟﻠﻪ رب اﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ‬
''Dan Allâh adalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian
makhlukNya sehingga makhluk tersebut menjadi Makhluk yang berbarokah dan banyak
َ َُ
kebaikanya''. Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬juga berfirman:

11
َ ً ُ َ ‫ﱠ‬ َْ ‫ﱠ‬
‫ِإن أ ﱠو َل ﺑ ٍﺖ ُو ِﺿ َﻊ ِﻟﻠﻨﺎس ﻟﻠ ِﺬي ِﺑ َ ﺔ ُﻣ َ َﺎر ﺎ َوﻫﺪى ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ‬

"Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allâh letakkan bagi manusia untuk beribadah
adalah yang ada di makkah yang berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam". (QS. Ali
Imron: 96)
َ َُ
Ka'bah diberikan barokah oleh Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dan cara mendapatkan barokahnya
ُ َ
atau kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di sana. Allâh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ْ ‫ﱠ ﱠ‬ ُ َ َْ ‫ﱠ‬
‫إ ِ ﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎە ِﻓﻲ ﻟ ْ ﻠ ٍﺔ ُﻣ َ َﺎر ٍﺔ ِإﻧﺎ ﻛﻨﺎ ُﻣﻨ ِﺬر ﻦ‬

"Sesungguhnya kami telah menurunkan Alquran pada malam yang berbarokah,


sesungguhnya kami memberikan peringatan".(QS. Ad Dukhan : 3)
Malam lailatul qodr adalah malam yang berbarokah dan cara mendapatkan barokahnya
dan juga kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut. Seorang
ulama berbarokah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari keberkahannya
dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut. Disana ada
barokah yang sifatnya dzaatiyah yaitu dzat yang berbarokah dimana barokah seperti ini
bisa berpindah, barokah jenis ini hanya Allâh berikan kepada para Nabi dan juga Rasul.
Oleh karena itu, dahulu para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬bertabarruk dengan bekas air wudhu Nabi
‫ ﷺ‬rambut beliau, keringat beliau dan lain-lain.
Sepeninggal beliau Rasûlullâh ‫ ﷺ‬mereka tidak melakukan hal ini kepada Abu Bakar dan
Umar dan para sahabat yang lain, dan ini menunjukkan bahwasanya ini adalah
kekhususan para Nabi dan juga para Rasul. Meminta barokah hanya kepada Allâh dan
dengan cara yang di syariatkan. Adapun meminta barokah dari Allâh dengan sebab yang
tidak disyariatkan seperti dengan mengusap dinding mesjid tertentu, atau mengambil
tanah kuburan tertentu dan lain-lain, maka ini termasuk dalam syirik kecil, Semoga
َ ُ َ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memberkahi kita dan keluarga kita.

َ ُ َ َ
Halaqah yang ke 9, Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain Allâh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

Menyembelih termasuk ibadah yang agung di dalam agama Islam ini. Didalamnya ada
pengagungan terhadap Allâh Robb semesta alam dan merupakan wujud cinta dengan
mengorbankan sebagian harta kita untuk Allâh Seperti : Ibadah qurban di hari raya,
Aqiqah, dan juga Hadiyuh bagi sebagian jama'ah haji.
َ َُ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah memerintahkan kita menyerahkan ibadah yang mulia ini hanya
َ َُ
untuk Allâh semata. Sebagaimana firman Allâh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
َ ْ َ ‫ﱢ‬ َ
‫ﻓ َﺼ ﱢﻞ ِﻟ َ ﻚ َواﻧﺤ ْﺮ‬
“Maka shalatlah dan menyembelihkan untuk Tuhanmu''.(QS. Al Kautsar : 2)
Barang siapa yang menyerahkan ibadah menyembelih ini untuk selain Allâh dalam
rangka mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Allâh sama saja kepada
seorang Nabi atau kepada seorang wali, atau kepada jin dan lain² maka dia telah

12
terjatuh kepada syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam, membatalkan
َ ُ َ
amalannya dan terkena ancaman laknat dari Allâh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬,
ُ sebagaimana sabda
Rasulullâh ‫ﷺ‬

‫ﻟﻌﻦ ﻟﻠﻪ ﻣﻦ ذﺑﺢ ﻟﻐﻴﺮ ﻟﻠﻪ‬

"Allâh melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allâh" (HR. Muslim)
َ ُ َ
Dan Makna dari laknat adalah dijauhkan dari Rahmat Allâh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬.
ُ Oleh
karenanya, janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim berkorban dan
menyembelih untuk selain Allâh sedikitpun, Meskipun dengan seekor lalat, dengan
harapan untuk mendapatkan manfaat atau terhindar dari mudhorot. Kita harus yakin
ُ َ
sebagai seorang muslim bahwa manfaat dan juga mudhorot di tangan Allâh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬semata. Dan hanya kepada-Nya lah seorang muslim bertawwakal.

Halaqah yang ke 10, Termasuk Syirik Bernadzar Untuk Selain Allâh.


Bernadzar untuk Allâh adalah seseorang mengatakan misalnya wajib bagi saya
melakukan ibadah ini dan itu untuk Allâh , atau dengan mengatakan saya bernadzar
untuk Allâh bila terlaksana hajat saya.
َ َُ
Bernadzar kaum muslimin yang di muliakan oleh Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬adalah Ibadah dan
sebuah bentuk pengagungan. Karenanya bernadzar ini tidak diperkenankan kecuali
َ َُ
untuk Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬semata, seperti seseorang bernadzar untuk Allâh akan
berpuasa satu hari jika lulus ujian, atau bernadzar untuk Allâh akan mengadakan umrah
َ َُ
jika sembuh dari penyakit dan lain-lain. Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ‫ﻴﻦ ﻣ ْﻦ أ‬
‫ﻧﺼﺎر‬
َ َ َ ُ ُ َْ َ ‫ُ َ َ َ ُْ ﱢ ﱠَ َ ْ ََ ُْ ﱢ ﱠْ َ ﱠ‬
ِ ‫وﻣ أﻧﻔﻘﺘﻢ ﻣﻦ ﻧﻔﻘ ٍﺔ أو ﻧﺬرﺗﻢ ﻣﻦ ﻧﺬر ﻓ ِﺈن اﻟﻠﻪ ﻌﻠﻤﻪ وﻣ ِﺎﻟﻠﻈ ِﺎﻟ ِﻤ‬

“Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan, maka sesungguhnya
َ ُ َ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengetahuinya...” (Al-Baqarah: 270)
َ
Allâh ‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengabarkan bahwasanya Allâh mengetahui nadzar para hambanya di dalam
ayat ini, dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukkan bahwasanya
nadzar adalah ibadah yang seorang muslim akan diberikan pahala atas nadzar tersebut.
Dan Menunaikan nadzar apabila dalam ketaatan hukumnya adalah wajib. Berdasarkan
َ ُ َ
firman Allâh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
ُ َ ُُ ُ ُ َ
‫ورﻫﻢ‬ ‫وﻟﻴﻮﻓﻮا ﻧﺬ‬
"Dan supaya mereka menunaikan nadzar-nadzar mereka".
Dan sabda Nabi ‫ﷺ‬:
‫ﻣﻦ ﻧﺬر ان ﻄﻴﻊ ﻟﻠﻪ ﻓﻠ ﻄﻌﻪ وﻣﻦ ﻧﺬر ان ﻌﺼ ﻪ ﻓﻼ ﻌﺼﻪ‬
"Barang siapa yang bernadzar untuk menaati Allâh maka hendaknya menaatinya, dan
barang siapa bernadzar untuk memaksiati Allâh maka janganlah dia
memaksiatiNya (HR. Bukhari)
Bernadzar untuk selain Allâh termasuk syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari
islam. Seperti, Seseorang bernadzar apabila sembuh dari penyakit maka akan

13
menyembelih untuk wali fulan, atau berpuasa untuk syeikh fulan dan lain-lain. Semoga
َ ُ َ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬melindungi kita dan keturunan kita dari perbuatan syirik.

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Ar-Ruqyah (Jampi-
jampi)”

Ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh. Bacaan
ini diperbolehkan selama tidak ada kesyirikan.

َ ‫َﻋ ْﻦ َﻋ ْﻮف ْﺑﻦ َﻣﺎﻟﻚ َﻗ‬


‫ﺎل ﻛُﻨَّﺎ ﻧَﺮْﻗِﻲ ﻓِﻲ اﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ ﻳَﺎ رَﺳُﻮلَ اﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻴْﻒَ ﺗَﺮَى ﻓِﻲ ذَﻟِﻚَ ﻓَﻘَﺎلَ اﻋْﺮِﺿُﻮا ﻋَﻠَﻲَّ رُﻗَﺎﻛُﻢْ ﻟَﺎ‬ ٍ ِ ِ
ٌ‫ﺑَﺄْسَ ﺑِﺎﻟﺮُّﻗَﻰ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻴﻪِ ﺷِﺮْك‬

Dari ‘Auf bin Mālik radiyallāhu ‘anhu berkata; Kami dahulu meruqyah di zaman
Jahiliyyah, maka kami bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, “Yā
Rasūlullāh, apa pendapatmu tentang ruqyah ini?” Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :
“Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, sesungguhnya ruqyah tidak mengapa
selama tidak ada kesyirikan”. (HR. Abū Dāwūd, dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullāh).
Ruqyah yang tidak ada kesyirikan seperti ruqyah dari:
• Ayat-ayat AlQur’an
• Do’a-do’a yang diajarkan Nabi ‫ ﷺ‬dan ini lebih utama.
• Do’a-do’a yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa Arab
maupun dengan selain bahasa Arab.
Kemudian hendaknya orang yang meruqyah ataupun yang diruqyah meyakini
bahwasanya ruqyah hanyalah SEBAB semata, tidak berpengaruh dengan sendirinya dan
tidak boleh seseorang bertawakal kepada sebab tersebut.
Seorang Muslim mengambil sebab dan bertawakkal kepada Dzat yang menciptakan
َ َُ
sebab tersebut yaitu Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬.
ُ Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah
jampi-jampi atau bacaan yang mengandung permohonan kepada selain Allāh, entah
kepada seorang jin ataupun seorang wali sekalipun, biasanya disebutkan disitu nama-
nama mereka.
Tidak jarang jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Al-Qurān atau dengan
nama-nama Allāh atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab, tujuannya adalah
satu yaitu untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan tidak tahu. ruqyah yang
mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasūlullāh ‫ ﷺ‬dalam sabda Beliau :

ٌ‫إِنَّ اﻟﺮُّﻗَﻰ وَاﻟﺘَّﻤَﺎﺋِﻢَ وَاﻟﺘِّﻮَﻟَﺔَ ﺷِﺮْك‬


’’Sesungguhnya jampi-jampi dan jimat-jimat dan juga pelet adalah syirik’’. (HR. Abū
Dāwūd, Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh)

Halaqah yang ke-12 “Berdo’a Kepada Selain Allāh Adalah Syirik Besar”.

14
Berdo’a kepada Allāh adalah seseorang menghadap Allāh dengan maksud supaya
َ َُ
Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mewujudkan keinginannya, baik dengan meminta atau dengan
َ َُ
merendahkan diri, mengharap dan takut kepada Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬. ُ Berdo’a dengan
makna di atas adalah ibadah.
Berkata An-Nu’mān Ibnu Basyīrin radhiyallāhu ‘anhu, “Aku mendengar Nabi
‫ ﷺ‬bersabda : ‘Do’a adalah ibadah, ’Kemudian Beliau ‫ ﷺ‬membaca ayat:
َ‫وَﻗَﺎلَ رَﺑُّﻜُﻢُ ادْﻋُﻮﻧِﻲ أَﺳْﺘَﺠِﺐْ ﻟَﻜُﻢْ ۚ إِنَّ اﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺴْﺘَﻜْﺒِﺮُونَ ﻋَﻦْ ﻋِﺒَﺎدَﺗِﻲ ﺳَﻴَﺪْﺧُﻠُﻮنَ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ دَاﺧِﺮِﻳﻦ‬
“Dan Rabb kalian berkata, ‘Berdo’alah kalian kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkan
kalian. Sesungguhnya orang- orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku, mereka
akan masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan terhina’.” (Ghāfir:60) (HR. Abū
Dāwūd, Tirmidzi, Nasāi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullāh).
Dan makna “beribadah kepadaKu” adalah “berdoa kepadaKu”.
Apabila do’a adalah ibadah yang merupakan hak Allāh semata, maka berdo’a kepada
selain Allāh dengan merendahkan diri di hadapannya, mengharap dan juga takut
kepadanya, sebagaimana ketika dia mengharap dan takut kepada Allāh adalah termasuk
syirik besar.
Dan termasuk jenis do’a adalah:
⑴ Istighātsah (meminta dilepaskan dari kesusahan)
⑵ Isti’ādzah (meminta perlindungan)
⑶ Isti’ānah (meminta pertolongan)
Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini adalah
َ َُ
ibadah, hanya diserahkan kepada Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬semata. Dan perlu kita ketahui
bahwasanya boleh seseorang beristighātsah, beristi’ādzah, beristi’ānah kepada seorang
makhluk dengan 4 syarat:
⑴ Makhluk tersebut masih hidup.
⑵ Dia berada di depan kita atau bisa mendengar ucapan kita.
⑶ Dia mampu sebagai makhluq untuk melakukannya.
⑷Tidak boleh seseorang bertawakkal kepada sebab tersebut, akan tetapi bertawakkal
َ َُ
kepada Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬yang menciptakan sebab.
Orang yang beristighātsah, beristi’ādzah atau beristi’ānah kepada orang yang sudah
mati atau kepada orang yang masih hidup akan tetapi tidak berada di depan kita atau
tidak mendengar ucapan kita atau meminta makhluk perkara yang tidak mungkin
melakukan kecuali Allāh, maka ini termasuk syirik besar.

Halaqoh yang ke-13 dari silsilah kita kali ini adalah tentang Syafā’at.

Syafā’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat. Allâh dan
Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafā’at pada hari kiamat.
Diantara bentuknya adalah bahwasanya Allāh mengampuni seorang muslim dengan
perantara do’a orang yang telah Allāh izinkan untuk memberikan syafa’at.

15
Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya. Dan modal
utama untuk mendapatkan syafā’at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang
dari kesyirikan. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda ketika beliau mengabarkan tentang
bahwasanya beliau memiliki syafā’at pada hari kiamat, beliau mengatakan:

ْ َ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ٌ َ َ
‫ﻓ ِﻬ َﻲ ﻧ ِﺎﺋﻠﺔ ِإن ﺷ َﺎء اﻟﻠﻪ َﻣﻦ َﻣﺎت ِﻣﻦ أ ﱠﻣ ِﺘﻲ ﻻ ﺸﺮك ِ ﺎﻟﻠﻪ ﺷ ﺌﺎ‬
“Syafa’at itu akan didapatkan insyā’ Allāh oleh setiap orang yang mati dari umatku yang
tidak menyekutukan Allāh sedikitpun.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim)
Merekalah orang-orang yang Allāh ridhai karena ketauhidan yang mereka miliki. Allâh
berfirman:
َ َ ‫ََ َ ْ َ َ ﱠ‬
…‫…و ﺸﻔ ُﻌﻮن ِإ ِﻟ َﻤﻦ ْارﺗﻀ ٰﻰ‬
“…Dan mereka (yaitu para nabi para malaikat & juga yang lain) tidak memberikan
syafā’at kecuali bagi orang-orang yang Allāh ridhai…”. (Al-Anbiyaa’ 28)
Syafā’at di akhirat ini berbeda dengan syafā’at di dunia. Karena seseorang pada hari
kiamat tidak bisa memberikan syafā’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh
Allāh Subhānahu wa Ta’ālā, sampai meskipun dia seorang nabi atau seorang malaikat
َ َُ
sekalipun. Sebagaimana firman Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬:
ٓ
‫ﻣَﻦ ذَا اﻟَّﺬِى ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨﺪَەُ ٓۥ إِﻟَّﺎ ﺑِﺈِذْﻧِﻪِۦ‬
ََ
“Tidaklah ada yang memberikan syafa’at di sisi Allāh ‫ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬kecuali dengan izin-Nya.” (Al-
Baqarah 255).
Oleh karena itu permintaan syafā’at hanya ditujukan kepada Allāh, Zat yang
memilikinya. Seperti seseorang mengatakan dalam yang do’anya, “Ya Allāh, aku
meminta syafa’at Nabi-Mu.” Ini adalah cara meminta syafā’at yang diperbolehkan.
Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬seperti mengatakan, “Yaa
Rasūlullāh, berilah aku syafā’atmu.” Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah
kepada makhluk dengan maksud meraih syafā’atnya. Karena cara seperti ini adalah cara
yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu.
َ ُ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

‫وَﻳَﻌْﺒُﺪُونَ ﻣِﻦْ دُونِ اﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻀُﺮُّﻫُﻢْ وَﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻬُﻢْ وَﻳَﻘُﻮﻟُﻮنَ ﻫَٰﺆُﻟَﺎءِ ﺷُﻔَﻌَﺎؤُﻧَﺎ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠَّﻪِ ۚ ﻗُﻞْ أَﺗُﻨَﺒِّﺌُﻮنَ اﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻓِﻲ‬
‫اﻟﺴَّﻤَﺎوَاتِ وَﻟَﺎ ﻓِﻲ اﻟْﺄَرْضِ ۚ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ وَﺗَﻌَﺎﻟَﻰٰ ﻋَﻤَّﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮن‬

“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka
dan tidak pula memberikan manfaat & mereka berkata: “Mereka adalah pemberi
syafa’at bagi kami disisi Allāh”. Katakanlah: “Apakah kalian akan mengabarkan kepada
Allāh sesuatu yang Allāh tidak ketahui di langit maupun di bumi?”. Maha Suci Allāh dan
Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (Yunus 18)

Halaqah yang ke 14 Berlebihan Terhadap Orang Shalih Pintu Kesyirikan

Orang yang sholih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allâh baik dalam hal
Aqidah, Ibadah maupun Muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi

16
َ َُ
Allâh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬.
ُ Kita sebagai seorang muslim diperintahkan untuk mencintai mereka,
kita juga diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka dalam kebaikan.
Berteman dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan, membaca
perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati kita,
Menghormati mereka adalah diperintahkan selama masih dalam batas-batas yang
diizinkan agama.
Namun, berlebih-lebihan terhadap orang yang sholih seperti mendudukan mereka
diatas kedudukannya sebagai manusia, atau menyifati mereka dengan sifat-sifat yg
tidak pantas kecuali untuk Allâh, maka ini hukumnya haram, tidak diperbolehkan
menurut agama.
Karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada
selain Allâh. Mencintai Rasulullâh ‫ ﷺ‬melebihi cinta kita kepada orang tua, anak dan
semua manusia adalah sebuah kewajiban agama.
Sebagaimana dalam hadits. Namun beliau melarang kita berlebih-lebihan terhadap
beliau dengan mendudukkan beliau diatas kedudukan beliau sebenarnya yaitu sebagai
seorang Hamba Allâh dan Rasul. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻻ ﺗﻄﺮوﻧﻲ ﻤﺎ اﻃﺮت اﻟﻨﺼﺎرى ﻋ ﺴﻰ اﺑﻦ ﻣ ﻢ ﻓﺈﻧﻤﺎ اﻧﺎ ﻋ ﺪە ﻓﻘﻮﻟﻮا ﻋ ﺪ ﻟﻠﻪ ورﺳﻮﻟﻪ‬

Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku, sebagaimana orang-orang nasrani


berlebih-lebihan terhadap 'Isa ibnu Maryam. Sesungguhnya aku adalah hambaNya,
maka katakanlah hamba Allâh dan RasulNya (HR. Al-Bukhori)
Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah dan Beliau adalah seorang
Rasul maka tidak boleh dicela dan diselisihi, Apabila berlebih-lebihan terhadap sebaik-
baik manusia yaitu Rasulullâh ‫ ﷺ‬tidak diperbolehkan, maka bagaimana dengan yang
lain?
Dan diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang orang sholih adalah
meyakini bahwasanya mereka mengetahui ilmu ghoib, atau membangun di atas
َ َُ
kuburan mereka, atau beribadah kepada Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬disamping kuburan mereka
dan lain-lain.
Dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka. Semoga
َ ُ َ
Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.

Halaqah yang ke 15 "Sihir "

Ayyuhal Ikhwah.. Sihir bermacam-macam jenisnya dan sihir yang merupakan


kesyirikan adalah sihir yang terjadi dengan meminta pertolongan kepada syetan, dan
syetan tidak akan menolong seseorang kecuali setelah melakukan perkara yg dia ridhoi
yaitu:
-Kufur kepada Allâh,
-Kafir kepada Allâh

17
Dengan cara menyerahkan sebagaian ibadah kepada syetan tersebut atau dengan
menghina Al-Qur'an atau dengan mencela agama dan lain-lain. Allâh berfirman :

ْ ‫َ َُ َُ ُ َ ﱠ َ ﱢ‬ َ ‫َ َ ََ ُ ْ َ ُ َ ﱠ ﱠ‬
‫اﻟﺴﺤ َﺮ‬ ‫ﺎﻃﻴﻦ ﻛﻔﺮوا ﻌﻠﻤﻮن اﻟﻨﺎس‬
ِ ‫وﻣﺎ ﻛﻔﺮ ﺳﻠ ﻤﺎن وﻟ ِ ﻦ اﻟﺸ‬
"Dan bukanlah sulaiman yang kafir akan tetapi syetan-syetanlah yang kafir, mereka
mengajarkan sihir kepada manusia" (QS. Al-Baqarah :102).
Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya:
"Jauhilah 7 perkara yang membinasakan, para sahabat bertanya "Ya Rasulullâh apa 7
perkara tersebut? Maka beliau Shalallâhu 'alaihi Wasallam mengatakan : "Syirik kepada
Allâh,Sihir,dan seterusnya".(Muttafaqun Alaih)
Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati, bila dia tidak
bertobat sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬dan yang berhak
melakukan hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah dan bukan individu.
Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan bahkan sebagian ulama
menghukumi pelakunya keluar dari islam. Demikian pula, meminta supaya disihirkan
juga perbuatan yang haram. Karena Rasulullâh ‫ ﷺ‬mengabarkan bukan termasuk
pengikut beliau orang yang menyihir dan orang minta disihirkan. Sebagaimana dalam
sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam musnadnya dan dishohihkan
oleh syeikh Albani rahimahullâh.
Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir,
diantaranya adalah dengan menjaga dzikir-dzikir yang disyariatkan seperti :
-Dzikir pagi dan petang
-Dzikir setelah sholat 5 waktu
-Dzikir akan tidur
-Dzikir mau makan
-Dzikir masuk rumah dan keluar rumah
-Dzikir masuk kamar kecil dan keluar kamar kecil dan lain-lain.
Dan membersihkan diri dan juga rumah dari perkara-perkara yang membuat ridho
syetan, seperti :
-Jimat- jimat,
-Musik - musik,
-Gambar-gambar makhluk bernyawa dan lain-lain.
Dan apabila qadarullâh terkena sihir maka hendaknya dia bersabar, merendahkan diri
kepada Allâh memohon dari-Nya kesembuhan, dan berpegang dengan ruqyah-ruqyah
yang disyariatkan. Dan jangan sekali-kali dia berusaha untuk menghilangkan sihir
dengan cara meminta bantuan jin, baik secara langsung, maupun lewat dukun,
paranormal dan semisal mereka.

Halaqah yang ke 16 "Perdukunan"

Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghoib. Yang tidak
diketahui oleh kebanyakan manusia seperti:

18
-Mengetahui barang yang hilang,
-Pencurinya,
-Mengetahui ramalan nasib dan lain-lain.
Dia mengaku mengetahui hal² tersebut dengan cara-cara tertentu seperti :
-Melihat bintang,
-Menggaris di tanah,
-Melihat air di mangkuk dan lain-lain.
Dengan cara ini para dukun memakan harta manusia.
Saudaraku sekalian.. Ketahuilah, perdukunan dengan namanya yang bermacam² adalah
perkara yang diharamkan dalam agama islam. Ilmu ghoib yang mereka akui pada
hakikatnya adalah kabar dari jin yang mereka mintai bantuan. sedangkan, cara-cara
tersebut hanyalah untuk menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta bantuan
jin dan juga syaithan.
Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia
dan menyeret mereka bersamanya ke dalam neraka. Iblis dan juga keturunannya tidak
akan membantu sang dukun kecuali apabila dukun tersebut kafir kepada Allâh.
Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab ini, dan harta
yang dia dapatkan dari pekerjaan ini adalah harta yang haram.
Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar, maka sebagai yang dikabarkan oleh Nabi
‫ ﷺ‬dalam hadits yang shohih bahwa para jin bekerjasama untuk mencuri kabar dari
langit. Apabila mendengar sesuatu maka jin yang di atas akan mengabarkan kepada
yang dibawahnya dan seterusnya sehingga sampai ke telinga dukun, terkadang dia
terkena lemparan bintang sebelum menyampaikan kabar tersebut, dan terkadang pula
sempat menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang.
Kabar sedikit ini atau kabar sedikit yang sampai ini akan ditambah²i oleh dukun
tersebut dengan kedustaan yang banyak. Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia
kabarkan akan dijadikan alat mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia.
Orang islam dilarang sekali-kali datang ke dukun dengan maksud meminta bantuan
bagaimanapun susahnya keadaan dia. Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya :
Barang siapa yang mendatangi seorang dukun kemudian membenarkan apa yang dia
ucapkan, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada
Muhammad (HR.Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani
Rahimahullâh )
Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ﻣﻦ اﺗﻰ ﻋﺮاﻓﺎ ﻓﺴﺄ ﻟﻪ ﻋﻦ ﺷﻲء ﻟﻢ ﺗﻘ ﻞ ﻟﻪ ﺻﻼ ة ار ﻌﻴﻦ ﻟ ﻠﺔ‬


Barang siapa yang mendatangi dukun, kemudian bertanya kepadanya tentang sesuatu,
maka tidak diterima darinya sholat selama 40 hari (HR. Muslim) .
Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendatangi dukun tidak sampai
mengeluarkan seseorang dari islam. Namun kedua hadits diatas cukup menunjukkan
َ ُ َ
besarnya dosa orang yang mendatangi dukun. Semoga Allâh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menjadikan
kita merasa cukup dengan yang halal dan menjauhkan kita dari yang haram.

19
Pelajaran yang ke-17 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Tathayyur”, yaitu
merasa sial dengan sesuatu.

Tathayyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian
tertentu, Seperti:
• Melihat tabrakan atau,
• Orang yang berkelahi atau, yang semisalnya.
Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya, seperti
bepergian, berdagang dan lain-lain. Tathayyur termasuk syirik kecil apabila perasaan
tersebut kita ikuti, Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ْ ْ ََ َ َ ْ ُ ‫ْ ﱠْ ُ ﱢ‬
‫َﻣﻦ َردﺗﻪ اﻟﻄ َﻴ َﺮة ِﻣﻦ ﺣﺎﺟ ٍﺔ ﻓﻘﺪ أﺷ َﺮك‬
“Barangsiapa yang thiyarah menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka
dia telah berbuat syirik.” (Hadits shahīh diriwayatkan oleh Imām Ahmad)
Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal ini
dinafikan dan di ingkari oleh Rasūlullāh ‫ﷺ‬, Beliau bersabda,
‫َ ﱢ‬
‫َو اﻟﻄ َ َﺎرة‬
“Tidak ada thiyārah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, thiyārah ini hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan berpengaruh
َ َُ
terhadap takdir Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬,.
ُ Oleh karena itu seorang Muslim tidak boleh
mengikuti was-was syaithān ini. Dan hendaknya dia Memiliki keyakinan yang kuat
bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan & keburukan adalah
dengan takdir Allāh semata, Yakin bahwa tidak (ada yang) mendatangkan kebaikan
kecuali Allāh dan tidak (ada yang) melindungi dari keburukan kecuali Allāh. Hanya
َ ُ َ
bertawakal kepada Allāh semata dan berbaik sangka kepada Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬,.
ُ
Apabila datang perasaan tersebut maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakkal
dan tetaplah dia melaksanakan hajatnya. Dan apa yang terjadi setelah itu adalah takdir
Allāh semata.
Adapun tafā’ul maka diperbolehkan didalam agama kita. Tafā’ul artinya adalah berbaik
sangka kepada Allāh karena melihat atau mendengar sesuatu. Dahulu Nabi ‫ ﷺ‬sering
bertafā’ul seperti ketika Perjanjian Hudaibiyah. Utusan Quraisy saat itu bernama Suhail.
Dan Suhail adalah bentuk pengecilan dari kata “sahl” yang artinya “yang mudah”. Maka
Beliau pun berbaik sangka kepada Allāh bahwa perjanjian ini akan membawa
kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam.
َ ُ َ
Maka benarlah persangkaan Beliau. Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬,
ُ membuka setelah itu (yaitu
setelah perjanjian tersebut) pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Meramal Nasib Dengan
Bintang”.

20
Bintang adalah makhluq yang menunjukkan kebesaran Allāh dan kebesaran
َ
Penciptanya, Allāh ‫ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬, telah mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwa bintang ini
memiliki 3 faidah:
⑴ Sebagai perhiasan langit.
⑵ Sebagai pelempar syaithān.
⑶ Sebagai petunjuk manusia, seperti :
-Mengetahui arah utara atau selatan
-Mengetahui arah daerah, arah kiblat
-Mengetahui kapan datangnya musim menanam, musim hujan dan lain-lain.
Allāh tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara di atas.
Seorang salaf, Qatādah Ibn Di’āmah As-Sadūsi, seorang ulama yang meninggal kurang
lebih pada tahun 110 H. Beliau menjelaskan bahwa,
“Barangsiapa yg meyakini bahwasanya bintang memiliki faidah yang lain, selain 3 hal di
atas maka dia telah bersalah dan berbicara tanpa ilmu.” (Ucapan ini dikeluarkan Al-
Imām Al-Bukhāri di dalam Shahih beliau)
Contohnya adalah meyakini bahwasanya terbit dan tenggelamnya bintang atau
berkumpul dan berpisahnya beberapa bintang berpengaruh kepada keberuntungan
seseorang di masa yang akan datang, dalam masalah rejeki, jodoh dan lain-lain.
Seperti kolom yang ditemukan di beberapa koran dan juga majalah. Membacanya dan
mempercayainya adalah perbuatan yang haram dan termasuk dosa besar. Sebagian
ulama mengatakan hukumnya seperti orang yang mendatangi dukun dan bertanya
kepadanya. Ancamannya tidak diterima shalatnya selama 40 hari.
Hendaknya kita semua takut kepada Allāh. Dan janganlah sekali-kali mencoba membaca
kolom-kolom tersebut. Dan jangan juga memasukkannya ke dalam rumah kita. Kita
tutup segala pintu yang bisa merusak ‘aqidah kita dan juga keluarga kita. Karena ‘aqidah
َ ُ َ
merupakan modal kita memasuki surganya Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬,
ُ dengan selamat.

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Belajar Tauhid kita kali ini adalah tentang “Bersumpah
Dengan Selain Nama Allāh”.

َ ُ َ
Kaum Muslimīn yang dimuliakan oleh Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬, Sumpah adalah menguatkan
perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh orang yang
berbicara maupun yang diajak bicara. Kalau (dalam) bahasa ‘Arab maka menggunakan:
• Huruf wawu (‫)و‬َ
• Huruf ba (‫)ب‬َ
َ
• Huruf ta (‫)ت‬
Adapun Bahasa Indonesia dengan menggunakan kata “Demi”.
Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allāh semata, misalnya mengatakan:
Wallāhi
Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi
Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya

21
Dan lain-lain.
Adapun makhluq, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita
bersumpah dengan namanya, misalnya dengan mengatakan:
Demi Rasūlullāh
Demi Ka’bah
Demi Jibrīl
Demi langit dan bumi
Demi bulan dan bintang
Dan lain-lain.
Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluq yang terlarang, Rasūlullāh
‫ ﷺ‬bersabda,
َ ْ ْ ََ َ َ َ ْ َ
‫ﻒ ِ ﻐ ْﻴﺮ اﻟﻠ ِﻪ ﻓﻘﺪ أﺷ َﺮك‬ ‫ﻣﻦ ﺣﻠ‬
“Barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allāh maka sungguh dia telah
berbuat syirik.” (HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albāni
rahimahullāh)
Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan
seseorang dari Islam. Namun bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan
sumpah dengan makhluq disertai pengagungan seperti kalau dia mengagungkan
َ َُ
Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬,,
ُ yaitu pengagungan ibadah, Seperti sumpah yang di lakukan oleh
orang-orang musyrik dengan mengatakan:
Demi Wisnu
Demi Dewa Fulan
Demi Lāta
Dan lain-lain.

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Riyā”.

Ayyuhāl ikhwāh, Riyā’ adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin
pahala dari Allāh, akan tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji. Riyā’ hukumnya HARAM
dan dia termasuk syirik kecil yang samar, yang tidak mengeluarkan seseorang dari
Islam.
Riyā’ adalah di antara sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang, bagaimanapun
besar amalan tersebut. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

ُ‫ﻗَﺎلَ اﻟﻠَّﻪُ ﺗَﺒَﺎرَكَ وَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ أَﻧَﺎ أَﻏْﻨَﻰ اﻟﺸُّﺮَﻛَﺎءِ ﻋَﻦِ اﻟﺸِّﺮْكِ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً أَﺷْﺮَكَ ﻓِﻴﻪِ ﻣَﻌِﻲ ﻏَﻴْﺮِي ﺗَﺮَﻛْﺘُﻪُ وَﺷِﺮْﻛَﻪ‬
“Allāh berkata: ‘Aku adalah Zat yang paling tidak butuh dengan syirik. Barangsiapa yang
mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di dalam
amalan tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan juga kesyirikannya’.” (HR
Muslim)

22
Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk diampuni
Allāh, artinya dia harus di adzab supaya bersih dari dosa riyā’ tersebut, berbeda dengan
dosa besar yang ada di bawah kehendak Allāh, ;
◆ Kalau Allāh menghendaki maka akan diampuni langsung dan,
◆ Kalau Allāh menghendaki maka akan diadzab.
Mereka berdalil dengan keumuman ayat:

ُ‫إِنَّ اﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ أَنْ ﻳُﺸْﺮَكَ ﺑِﻪِ وَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ دُونَ ذَﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎء‬
“Sesungguhnya Allāh tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain
bagi siapa yang dikehendaki.” (QS An Nisā: 48)
Tahukah kita siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan
mereka? Mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam tapi
mereka justru adalah orang-orang yang beramal shalih. mereka adalah orang yang:
• ⑴ Mengajarkan Al Qurān supaya dikatakan sebagai seorang qāri, seorang yang suka
membaca, seorang yang mahir membaca.
• ⑵ Orang yang berinfaq supaya dikatakan dermawan.
• ⑶ Berjihad supaya dikatakan sebagai seorang pemberani.
Beramal bukan karena Allāh, Sebagaimana hal ini dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬dalam hadits
yang shahih. Oleh karena itu, saudara sekalian, ikhlash-lah di dalam beramal..dan
ikhlash adalah barang yang sangat berharga. Para salaf kita, merekapun merasakan
beratnya memperbaiki hati mereka.
Dan hanya kepada Allāh kita meminta keikhlashan di dalam beramal, menjauhkan kita
dari riyā’, sum’ah, ‘ujub dan berbagai penyakit hati. dan marilah kita biasakan untuk
menyembunyikan amal kita kecuali kalau memang ada mashlahat yang lebih kuat.

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang Cinta Kepada Allāh”.

Mencintai Allāh merupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini
mengharuskan seorang Muslim merendahkan dirinya di hadapan Allāh, mengagungkan
Allāh, yang akhirnya akan membawa seseorang untuk melaksanakan perintah Allāh dan
juga menjauhi apa yang Allāh larang, Inilah cinta yang merupakan ibadah. Barangsiapa
yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allāh maka dia telah berbuat syirik
َ َُ
besar. Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ً
ِ‫وَﻣِﻦَ اﻟﻨَّﺎسِ ﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺨِﺬُ ﻣِﻦْ دُونِ اﻟﻠَّﻪِ أَﻧْﺪَادًا ﻳُﺤِﺒُّﻮﻧَﻬُﻢْ ﻛَﺤُﺐِّ اﻟﻠَّﻪِ وَاﻟَّﺬِﻳﻦَ آَﻣَﻨُﻮا أَﺷَﺪُّ ﺣُ ّﺒ ﺎ ﻟِﻠَّﻪ‬
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allāh sebagai sekutu-
sekutu Allāh. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allāh. Adapun
orang-orang yang beriman maka cinta mereka kepada Allāh jauh lebih besar”. (QS Al
Baqarah: 165)
Adapun cinta yang merupakan tabi’at manusia, seperti cinta keluarga, harta, pekerjaan
dan lain-lain, maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah.

23
Apabila seseorang mencintai perkara-perkara tersebut melebihi cintanya kepada Allāh
maka dia telah melakukan dosa besar. Allāh berfirman yang artinya:
“Katakanlah; ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga
kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri
kerugiannya, dan juga rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, itu semua lebih
kalian cintai dari pada Allāh dan Rasul-Nya dan juga berjihad di jalan Allāh, maka
َ َُ
tunggulah sampai Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allāh tidak
akan memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”. (QS At Taubah: 24
Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak siapa yang
lebih dia cintai. Dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya
hanya sebatas ucapan saja.
Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allāh adalah dengan:
1. Mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat Al Qurān.
َ ُ َ
2. Memikirkan tanda tanda kekuasaan Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬di alam semesta.
3. Mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allāh berikan.

Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Takut Kepada Allāh”.

Ayyuhal ikhwah, Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan
َ ُ َ
mudharat adalah di tangan Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬semata. Seorang Muslim tidak takut
kecuali kepada Allāh dan tidak bertawakal kecuali kepada Allāh.
Takut kepada Allāh yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk:
⑴ Merendahkan diri di hadapan Allāh.
⑵ MengagungkanNya.
َ َُ
⑶ Membawanya untuk menjauhi larangan Allāh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
⑷ Melaksanakan perintahNya.
Bukan takut :
⑴ Yang berlebihan yang membawa kepada keputus-asaan terhadap rahmat Allāh.
⑵ Yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada keta’atan kepada Allāh .
Takut seperti ini adalah ibadah. Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan
takut seperti ini kepada selain Allāh.
Dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allāh, maka dia telah terjerumus ke
dalam syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut
(terkena) mudharat (dengan) wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut
tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan juga
mengagungkannya. Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām
ketika beliau berkata yang artinya:
“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharati aku kecuali
apabila Rabbku menghendakinya.” (QS Al An’ām: 80)
Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang
melebihi takutnya kepada Allāh, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan
perintah Allāh atau melanggar larangan Allāh, Seperti Orang yang meninggalkan jihad
24
yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir Atau, tidak melarang
kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu.
Allāh berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya itu hanyalah syaithān yang menakut-nakuti kalian, wahai orang-orang
yang beriman, dengan wali-walinya (penolong-penolongnya). Karena itu janganlah
kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kalian kepadaKu jika kalian benar-benar
orang yang beriman” (QS Āli ‘Imrān: 175 )
Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah:
⑴ Berlindung kepada Allāh dari bisikan syaithan.
⑵ Mengingat sabda Nabi ‫ ﷺ‬yang artinya:
“Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberikan manfaat
kepadamu, niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang
sudah Allāh tulis, dan seandainya mereka berkumpul untuk memberikan mudharat
kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberikan mudharat kecuali dengan apa yang
sudah Allāh tulis.” (HR Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al Albani Rahimahullāh)
Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti:
⑴ Takut kepada panasnya api.
⑵ Takut kepada binatang buas.
Dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga bukan takut yang
membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allāh. Ini adalah
takut yang tabiat, yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah kita adalah tentang “Ta’at Ulama Dalam Kebenaran”.

Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allāh dan juga agamanya, Ilmu
َ ُ َ
yang membawa dirinya untuk bertaqwa kepada Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬,
ُ Mereka adalah
pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah sangat tinggi,
Allāh telah mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk ta’at kepada
mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan.
Allāh Ta’ālā berfirman :

ۖ ْ ْ َْْ َ َ ُ ‫ﱠ‬ ُ َ َ ُ َُ َ َ‫َ ﱡ‬


‫وﻟﻲ اﻷﻣﺮ ِﻣﻨ ﻢ‬
ِ ‫ﺎ أﻳﻬﺎ اﻟ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨﻮا أ ِﻃ ﻌﻮا اﻟﻠﻪ وأ ِﻃ ﻌﻮا اﻟﺮﺳﻮل وأ‬
“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Allāh dan ta’atlah kepada Rasul dan
ulil amri kalian.” (QS An Nisā: 59)
Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umarā (pemerintah), menghormati
mereka (yaitu para ulama) bukan berarti menta’ati mereka dalam segala hal sampai
kepada kemaksiatan,
'ulama, ayyuhal ikhwah, seperti manusia yang lain. Ijtihad mereka terkadang salah dan
terkadang benar.
* Kalau benar, mereka mendapatkan 2 pahala.
* Kalau salah, mereka mendapatkan 1 pahala.

25
Apabila jika telah jelas kebenaran bagi seorang Muslim dan jelas bahwasanya seorang
ulama menyelisihi tersebut dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh seseorang
mena’ati ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran,
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:
“Tidak ada keta’atan dalam kemaksiatan. Sesungguhnya keta’atan hanya didalam
kebenaran” (Muttafaqun ‘alaih)
Apabila seseorang menta’ati ulama dalam kemaksiatan kepada Allāh, maka dia telah
menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat,
seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani. Allāh berfirman :

ُ ْ َْ ْ َُ َ ْ َُ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ‫ﱠ‬
‫ون اﻟﻠﻪ‬
ِ ‫…اﺗﺨﺬوا أﺣ ﺎرﻫﻢ ورﻫ ﺎﻧﻬﻢ أر ﺎ ﺎ ِﻣﻦ د‬
“Mereka (orang-orang Yahudi & Nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka
sebagai sesembahan selain Allāh.” (QS At Taubat: 31)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬menjelaskan ayat ini, Beliau mengatakan:
“Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah
tersebut, akan tetapi mereka, apabila menghalalkan apa yang Allāh haramkan, maka
mereka ikut menghalalkan. Dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan
apa yang Allāh halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan.” (Hadits ini hasan
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)

Halaqah yang ke-24 berjudul “Menyandarkan Nikmat Kepada Allāh”.

Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap Muslim bahwa
kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari Allāh. Allāh berfirman:
َ َ َ ْ ْ ْ َ َ
ِ ‫وﻣﺎ ِ ﻢ ِﻣﻦ ِﻧﻌﻤ ٍﺔ ﻓ ِﻤﻦ اﻟﻠﻪ‬
“Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya adalah dari Allāh.” (QS An
Nahl: 53)
Dan termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari
Allāh kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allāh. Seperti
mengatakan:
• “Kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka.”
• “Kalau tidak ada angsa niscaya uang kita sudah dicuri.”
• “Kalau bukan karena dokter niscaya saya tidak sembuh.”
Ini semua adalah menyandarkan kenikmatan kepada sebab. Allāh berfirman:
ََ ُ ‫ُﱠ‬ َ َ ْ َ ُ َْ
‫ﻨﻜ ُﺮوﻧﻬﺎ‬
ِ ‫ﻌﺮﻓﻮن ِﻧﻌﻤﺖ اﻟﻠ ِﻪ ﺛﻢ ﻳ‬
“Mereka mengenal nikmat Allāh kemudian mereka mengingkarinya.” (QS An Nahl: 83)
Seharusnya dia sandarkan kenikmatan tersebut kepada Allāh, Zat yang menciptakan
sebab. Seperti dengan mengatakan:
• “Kalau bukan karena Allāh niscaya kita sudah celaka.”
• “Kalau bukan Allāh niscaya uang kita sudah hilang.”
• “Kalau bukan karena Allāh niscaya saya tidak akan sembuh.”

26
Karena apa? Karena Allāh-lah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat
keamanan, nikmat kesembuhan. Sedangkan makhluk hanyalah sebagai alat sampainya
kenikmatan tersebut kepada kita. Kalau Allāh menghendaki niscaya Allāh tidak akan
menggerakkan makhluk-makhluk tersebut untuk menolong kita. Ini semua, bukan
berarti seorang Muslim tidak boleh berterima kasih kepada orang lain.
Seorang Muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada
seseorang yang berbuat baik kepadanya karena mereka menjadi sebab kenikmatan ini.
Bahkan diperintah untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan atau dengan
do’a yang baik. Namun pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allāh
semata. ‫واﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ أﻋﻠﻢ‬

Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Belajar Tauhid kali ini adalah tentang “Ridha Dengan
Hukum Allāh”.
Allāh Ta’āla sebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka, Dialah Ar-Rahmān
Ar-Rahīm. Dan di antara bentuk kasih sayangNya adalah menurunkan syari’at supaya
manusia mendapatkan kebahagiaan dan terhindar kesusahan didunia maupun akhirat.
Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana, hukumnya penuh
dengan keadilan, hikmah dan juga kebaikan, meskipun hal ini terkadang samar atas
sebagian manusia. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang Muslim dan juga
Muslimah untuk, Ridha dengan hukum Allāh, dan yakin bahwasanya kebaikan
semuanya di dalam hukum Allāh.
Di dalam segala bidang kehidupan (meliputi) :
• ‘Aqidah
• Akhlaq
• Adab
• Mu’āmalah
• Ekonomi
• Kenegaraan
• Dan lain-lain.
Meng-Esakan Allāh di dalam hukum-hukumNya adalah termasuk konsekuensi tauhid,
Allāh berfirman:

ْ ََ ُ َ َ ْ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َ
‫َو َﻣﺎ ﺎن ِﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻦ َو ُﻣﺆ ِﻣﻨ ٍﺔ ِإذا ﻗﻀﻰ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳﻮﻟﻪ أ ْﻣﺮا أن ﻮن ﻟﻬ ُﻢ اﻟ ِﺨ َﻴ َﺮة ِﻣﻦ أ ْﻣﺮ ِﻫ ْﻢ ۗ َو َﻣﻦ ْﻌﺺ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳﻮﻟﻪ ﻓﻘﺪ‬
ً َ َ ‫َ ﱠ‬
‫ُﻣ ِﺒ ﻨﺎ‬ ‫ﺿﻞ ﺿ‬
“Dan tidaklah pantas bagi seorang laki-laki yang mu’min dan wanita yang mu’minah
apabila Allāh dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan yang lain di dalam urusan mereka.Dan barangsiapa yang mendurhakai
Allāh dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS
Al-Ahzab: 36).

27
HSI 02 ~ Silsilah Mengenal Allah
Halaqah yang pertama dari Silsilah yang berjudul “Mengenal Allāh”.

Al-Imām Ahmad rahimahullāh telah mengeluarkan di dalam Musnad-nya sebuah hadits


yang asalnya ada di dalam Shahīh Muslim, yang isinya bahwa:
◆ Setiap manusia apabila dikuburkan maka akan ditanya oleh 2 orang malaikat tentang
3 perkara :
⑴ Siapa Tuhanmu?
⑵ Siapa Nabimu? dan
⑶ Apa Agamamu?
Oleh karena itu kewajiban seorang Muslim dan juga Muslimah untuk mempersiapkan
diri. Dan perlu diketahui bahwasanya untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak cukup
dengan menghafal. Sebab seandainya menghafal itu cukup niscaya orang munafik bisa
menjawab pertanyaan.
Tapi perkaranya di sini, kaum muslimin perlu pemahaman dan juga pengamalan.
Barangsiapa yang di dunia, dia :
1. Mengenal Allāh dan memenuhi hakNya,
2. Mengenal Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan memenuhi haknya,
3. Mengenal agama Islam dan mengamalkan isinya,
Maka diharapkan dia bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapatkan
kenikmatan di dalam kuburnya. Namun apabila dia :
1. Tidak mengenal siapa Allāh dan tidak memenuhi hakNya,
2. Tidak mengenal Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan juga tidak memenuhi haknya,
3. Tidak atau kurang mengenal ajaran Islam dan tidak mengamalkannya,
Maka ditakutkan dia tidak bisa menjawab pertanyaan (dan) akibatnya siksa kubur yang
َ َُ
akan dia dapatkan. Semoga Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memudahkan kita, keluarga kita dan
orang-orang yang kita cintai untuk bisa mengenal Allāh, mengenal Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬dan juga mengenal agamanya.

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah kita yang berjudul Mengenal Allāh adalah “Mengenal Allāh
Sebagai Pencipta”.

Allāh ‘Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Maha Pencipta, menciptakan dari sesuatu yang
tidak ada menjadi ada. Dialah Allāh yang telah menciptakan langit, bumi, manusia dan
َ َُ
seluruh alam semesta. Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

َ ُ َ ُ َ
‫ذ ٰ ِﻟ ُﻢ اﻟﻠﻪ َرﱡ ْﻢ ﺧ ِﺎﻟﻖ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء‬

“Itu adalah Allāh Rabb kalian yang telah menciptakan segala sesuatu.” (QS Ghāfir: 62)

28
Dialah Allāh Al-Khāliq Yang Maha Pencipta, sedangkan selain Allah adalah makhluq
yang diciptakan. Mereka tidak bisa mencipta meskipun diagung-agungkan dan
َ ُ َ
disembah oleh manusia. Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ُ َ ْ
ۖ ‫اﺟﺘ َﻤ ُﻌﻮا ﻟﻪ‬
ُ ُ ْ
‫ون اﻟﻠﻪ ﻟ ْﻦ َ ﺨﻠﻘﻮا ذ َ ﺎ ﺎ َوﻟﻮ‬
ُ ْ َ ُ َْ َ ‫ُ ﱠ‬ ُ َ ْ َ ٌ ََ َ ُ ُ ‫َ ﱡَ ﱠ‬
ِ ‫ ﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎس ﺿﺮب ﻣﺜﻞ ﻓﺎﺳﺘ ِﻤﻌﻮا ﻟﻪ ۚ ِإن اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺗﺪﻋﻮن ِﻣﻦ د‬.

“Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan bagi kalian maka hendaklah kalian
mendengarnya. Sesungguhnya segala sesembahan yang kalian sembah selain Allāh,
tidak akan bisa menciptakan seekor lalat, meskipun mereka bersatu padu untuk
membuat seekor lalat tersebut.” (QS Al-Hajj: 73)
⇒ Berkumpul saja mereka tidak mampu untuk mencipta, (lalu) bagaimana dengan
sendirian?
⇒ Menciptakan seekor lalat yang sedemikian sederhananya susunan tubuhnya, mereka
tidak mampu maka bagaimana mereka bisa menciptakan makhluq yang lebih rumit.
Seorang Muslim wajib hanya meyakini bahwasanya Allāh adalah satu-satunya Pencipta
dan tidak ada yang mencipta selain Allāh .

َ ُ َ َ
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berjudul “Mengenal Allāh
Sebagai Pemberi Rezeki”.

Di antara nama Allāh ‘Azza wa Jalla adalah Ar Razzāq yang artinya Yang Maha Memberi
َ ُ َ
Rezeki. Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menciptakan makhluk dan memberikan rezeki kepada
mereka. Bahkan Allāh ‘Azza wa Jalla telah menulis rezeki makhluk-Nya sebelum Allāh
menciptakan mereka. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ﻗﺪر اﻟﻠﻪ ﻣﻘﺎدﻳﺮ اﻟﺨﻼﺋﻖ ﻗ ﻞ أن ﺨﻠﻖ اﻟﺴﻤﻮات واﻷرض ﺨﻤﺴﻴﻦ أﻟﻒ ﺳﻨﺔ‬

“Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menentukan (telah menulis) takdir bagi makhluk-
makhlukNya 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim,
Tirmidzi dan Ahmad).
َ ُ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menciptakan rezeki tersebut dan menyampaikannya kepada makhluk
sesuai dengan waktu yang sudah Allāh tentukan sebelumnya. Dan tidak akan meninggal
seseorang sampai dia mendapatkan rezeki yang terakhir, meskipun rezeki tersebut ada
َ ُ َ
di puncak gunung atau bahkan ada di bawah lautan. Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ُْ َ ‫ﱠ‬ َْ َ
‫َو َﻣﺎ ِﻣ ْﻦ دا ﱠ ٍﺔ ِﻓﻲ اﻷ ْرض ِإ ﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ رزﻗ َﻬﺎ‬

“Tidak ada suatu binatang yang melata yang ada di permukaan bumi ini melainkan Allāh
Subhānahu wa Ta’āla yang akan memberikan rezekinya.” (QS Hūd: 6)

Siapa sesembahan selain Allāh yang bisa melakukan yang demikian?

29
Adakah selain Allāh sesembahan yang bisa memberi makan sekali saja untuk seluruh
makhluk yang ada di bumi ini mulai dari manusia, jin, hewan dan juga tumbuhan?

َ ُ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

َ َ ُْ ‫َ َ َ ﱠ ُ َ ﱠ‬ َْ ‫ﺎس ْاذ ُﺮوا ﻧ ْﻌ َﻤ َﺖ اﻟﻠﻪ َﻋﻠ ْ ْﻢ ۚ َﻫ ْﻞ ﻣ ْﻦ َﺧﺎﻟﻖ َﻏ ْﻴ ُﺮ اﻟﻠﻪ َﻳ ْﺮ ُز ُﻗ ْﻢ ﻣ َﻦ ﱠ‬ ‫َ ﱡَ ﱠ‬


‫اﻟﺴ َﻤ ِﺎء َواﻷ ْرض ۚ ِإﻟ ٰ ﻪ ِإ ﻫ َﻮ ۖ ﻓﺄﻧ ٰﻰ ﺗﺆﻓ ﻮن‬ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫اﻟﻨ‬ ‫ﺎ أﻳﻬﺎ‬

“Wahai manusia, hendaklah kalian mengingat nikmat Allāh atas kalian. Adakah yang
mencipta selain Allāh, yang memberikan rizki kepada kalian dari langit maupun dari
bumi? Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia. Oleh karena itu
kenapa kalian dipalingkan? (QS Fāthir: 3)

Halaqah yang ke-4; Mengenal Allāh Sebagai Pengatur Alam Semesta.

َ َُ
Dialah Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬yang:
• Mengatur alam semesta ini.
• Mematikan makhluk dan menghidupkan.
• Memuliakan makhluk dan menghinakan.
• Mengganti siang menjadi malam, malam menjadi siang.
• Menerbitkan matahari dan menenggelamkan.
َ ُ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َۖ‫ﻳُﺪَﺑِّﺮُ ٱﻟۡﺄَﻣۡﺮ‬

“Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mengatur seluruh perkara.” (QS Yunus: 3)
Tidak ada yang mengatur selain Allāh, Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang
menerbitkan matahari dari timur. Dan siapa selain Allāh yang bisa menerbitkan
matahari dari barat?
Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām berkata kepada salah seorang, yang dia mengaku menjadi
Tuhan selain Allāh, beliau berkata:
“Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menerbitkan matahari dari timur,
maka silahkan engkau kalau engkau memang Tuhan, terbitkan matahari dari barat.
Maka orang kafir tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.”
َ َُ
Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬yang menjadikan siang. Dan siapa yang mengganti siang menjadi
malam selain Allāh?
Tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allāh dan tidak ada sesembahan selain
Allāh yang membantu Allāh untuk mengatur alam semesta ini. Oleh karena itu, seorang
Muslim tidak boleh meyakini bahwasanya ada selain Allāh yang mencipta, memberikan
rizki dan juga mengatur alam semesta, siapapun dia dan bagaimanapun kedudukannya
di sisi Allāh. Barangsiapa yang berkeyakinan bahwasanya ada selain Allāh yang
mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta maka dia telah
َ ُ َ
menyekutukan Allāh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

30
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Allāh berjudul “Mengenal Allāh Sebagai Satu-
satunya Dzat Yang Berhak Untuk Disembah.”

َ ُ َ
Apabila Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬adalah satu-satunya Dzat yang mencipta, memberikan rezeki
dan juga mengatur alam semesta, maka tuntutannya kita tidak boleh menyembah
kecuali hanya kepada Allāh. Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi kecuali
َ ُ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬semata. Allāh berfirman :

‫ض ﻓ َﺮاﺷﺎ َو ﱠ‬َ ْ ُ َ َ َ َ ُ‫َ ْ َْ ْ َ ْ َﱠ‬ َ َ ‫ﱠ‬ ُ ْ ُ ‫َ ﱡَ ﱠ‬


‫اﻟﺴ َﻤ َﺎء‬ ِ ‫( َ اﻟ ِﺬي ﺟﻌﻞ ﻟ ﻢ اﻷر‬٢١) ‫ﻳﻦ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠ ﻢ ﻟﻌﻠ ﻢ ﺗﺘﻘﻮن‬ ‫ﺎس اﻋ ُ ﺪوا َر ُﻢ اﻟ ِﺬي ﺧﻠﻘ ْﻢ َواﻟ ِﺬ‬ ‫ﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﻨ‬
َ ُ َْ ُْْ َ َْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ‫َ ﱠ‬ َ َ ْ َ ً َ َ ‫َ ً َ َْ َ َ ﱠ‬
ِ ‫ِﺑﻨﺎء وأﻧﺰل ِﻣﻦ اﻟﺴﻤ ِﺎء ﻣﺎء ﻓﺄﺧ ج ِ ِﻪ ِﻣﻦ اﻟﺜﻤﺮ‬
٢٢) ‫ات رزﻗﺎ ﻟ ﻢ ﻓﻼ ﺗﺠﻌﻠﻮا ِﻟﻠ ِﻪ أﻧﺪادا وأﻧﺘﻢ ﺗﻌﻠﻤﻮن‬

“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian, siapa Rabb kalian yang telah menciptakan
kalian dan orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertaqwa? Itulah Rabb kalian.
Yang telah menjadikan bagi kalian bumi sebagai hamparan dan langit sebagai bangunan
َ ُ َ
dan telah menurunkan dari langit air. Maka Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengeluarkan dengan air
tersebut buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian. Maka janganlah kalian menjadikan
bagi Allāh sekutu-sekutu sedangkan kalian mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 21-22)
َ ُ َ
⇒ Maksudnya janganlah kalian menyekutukan Allāh ‫( ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menyembah kepada
selain Allāh) sedangkan kalian tahu bahwasanya Allāh yang mencipta, memberikan
rezeki dan juga mengatur alam semesta ini. Selain Allāh tidak berhak untuk disembah
karena dia bukan pencipta, bukan pemberi rezeki dan bukan pengatur alam semesta.
Apabila mereka disembah maka mereka adalah sesembahan yang bathil.

ُ َ ُ َۡ َ ‫َ َ ﱠ َ ُ َ َ ﱡ َ ﱠ‬
‫وﻧ ِﻪ ٱﻟ َﺒ ٰ ِﻄ ُﻞ‬
ِ ‫ذ ِٲﻟﻚ ِ ﺄن ٱﻟﻠﻪ ﻫﻮ ٱﻟﺤﻖ وأن ﻣﺎ ﺪﻋﻮن ِﻣﻦ د‬
َ َُ
“Yang demikian itu karena Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Dialah sesembahan yang haq yang
memang berhak untuk disembah. Sedangkan apa yang mereka sembah selain Allāh
adalah sesembahan yang bathil, yang tidak berhak untuk disembah.” (QS Luqmān: 30)

Apabila seseorang meyakini Allāh yang mencipta, memberikan rezeki dan juga
mengatur alam semesta kemudian dia masih menyembah selain Allāh atau
menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh, maka dia telah berbuat syirik
َ ُ َ
kepada Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬di dalam ibadah. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬pernah ditanya oleh seorang
sahabat:

َ َُ
“Ya Rasūlullāh, apa dosa yang paling besar di sisi Allāh ‫”?ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
ُ
Maka Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan :

َ َ ُ َ ْ
‫أن ﺗ ْﺠ َﻌ َﻞ ِﻟﻠ ِﻪ ِﻧﺪا َوﻫ َﻮ ﺧﻠﻘﻚ‬

31
ُ َ
“Dosa yang paling besar adalah engkau menjadikan sekutu bagi Allāh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ َ َُ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬padahal Dialah Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬yang telah menciptakan dirimu.” (HR Imām Al-
Bukhāri dan Imām Muslim, dari shahābat Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhumā).

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah bahwasanya “Keyakinan Allāh
sebagai Pencipta, Pemberi Rizki dan juga Pengatur Alam Semesta tidaklah cukup untuk
memasukkan seseorang ke dalam agama Islam.”

Kaum muslimin meyakini bahwasanya Allāh sebagai Pencipta, Pemberi Rizki & juga
Pengatur Alam Semesta adalah sebuah kewajiban, yang tidak sah keimanan seseorang
sampai meyakini yang demikian itu. Namun ini tidaklah cukup untuk memasukkan
seseorang ke dalam agama Islam. Dan belum bisa menjadi pembeda antara seorang
َ َُ
yang Muslim dengan orang yang kāfir. Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengatakan di dalam Al-Qurān
menceritakan tentang ucapan iblis.
ُ َۡ َ ‫ﱠ‬ َۡ َ ُ ۡ َ َ َ َ َۖ ُ ۡ َ ۡ َ ُ ۡ َ ‫َ َ َ َ َ َ َ ﱠ‬
١٢ ‫ﺮ ﱢﻣﻨﻪ ﺧﻠﻘﺘ ِﻨﻲ ِﻣﻦ ﻧﺎر َوﺧﻠﻘﺘﻪۥ ِﻣﻦ ِﻃﻴﻦ‬ٞ ‫ﺎل أﻧﺎ ﺧ ۡﻴ‬‫ﻗﺎل ﻣﺎ ﻣﻨﻌﻚ أ ﺴﺠﺪ ِإذ أﻣﺮﺗﻚ ﻗ‬
12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di
waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau
ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" (Al-A’raf ;12)
َ ُ َ
Iblis mengenal bahwasanya Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬yang telah menciptakan dia.
Orang-orang musyrikin Quraisy ketika mereka ditanya:
“Siapa yang menciptakan?
“Siapa yang memberikan rezeki kepada mereka?”
“Siapa yang mengatur alam semesta ini?”
Mereka mengatakan: “Allah”.
ۚ ُ ‫َ َ ُ ﱠ ۡ َ َ ﱠ َ ٰ َٰ َ ۡ َۡ َ َ ُ ﱠ‬
‫َوﻟ ِﺌﻦ ﺳﺄﻟﺘﻬﻢ ﻣﻦ ﺧﻠﻖ ٱﻟﺴﻤ ﻮ ِت وٱﻷرض ﻟ ﻘﻮﻟﻦ ٱﻟﻠﻪ‬
38. Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". (Az zumar : 38)
Meskipun mereka meyakini hal yang demikian itu akan tetapi Rasūlullāh ‫ ﷺ‬memerangi
mereka.
Kenapa demikian? Karena mereka (orang-orang musyrikin Quraisy) tidak
َ َُ
mentauhidkan (tidak mengEsakan) Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬di dalam beribadah. Oleh karena
itu, disini seorang Muslim perlu dia mengetahui “Apa Pengertian Ibadah Dan Macam-
macamnya” sehingga dia tidak menyerahkan satu ibadah pun kepada selain Allāh.

Halaqah ke 7, Pengertian Ibadah Dan Macam-Macamnya

َ ُ َ
Ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬, baik
berupa ucapan maupun perbuatan yang zhahir maupun yang bathin.
َ ُ َ
Seseorang bisa mengetahui sesuatu dicintai oleh Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dengan beberapa
cara, di antaranya :

32
َ ُ َ
- Apabila sesuatu tersebut diperintahkan oleh Allah ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
ُ َ
Maka kita mengetahui bahwasanya sesuatu tersebut adalah ibadah, karena Allāh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬tidak memerintah kecuali dengan sesuatu yang Allāh cintai. Termasuk di
antaranya:
َ َُ
- Apabila Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬diketahui memuji pelakunya
ُ َ
Maka kita mengetahui bahwasanya sesuatu tersebut adalah dicintai oleh Allāh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
َ ُ َ
- Do'a adalah ibadah, karena Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memerintahkan
ۚ ۡ ‫ۡٱد ُﻋﻮﻧ ٓﻰ أ ۡﺳ َﺘﺠ‬
‫ﺐ ﻟ ۡﻢ‬ ِ ِ
“Do’a itu adalah ibadah.” (HR Abū Dāwūd no. 1479, At-Tirmidzi no. 2969, Ibnu Mājah
no. 3828 dan Ahmad 4/267; dari shahābat Nu’man bin Basyīr)
Dengan demikian syirik hukumnya, (apabila) berdo’a kepada selain Allāh, baik kepada
seorang Nabi, seorang malaikat, seorang jin, orang yang shalih dan lain-lain.
- Menyembelih adalah Ibadah, Allāh berfirman :
َ ۡ َ ‫ﱢ‬ َ
‫ﻓ َﺼ ﱢﻞ ِﻟ َ ﻚ َوٱﻧﺤ ۡﺮ‬
“Hendaklah engkau shalat untuk Rabb-mu dan juga menyembelih untuk Rabb-mu.” (QS
Al-Kautsar: 2 )
Dan Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :
‫اﻟﻠﻪ‬ َْ َ ََ ْ َ ُ َ َ
ِ ‫ﻟﻌﻦ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ ذﺑﺢ ِﻟﻐﻴﺮ‬
“Allāh Subhānahu wa Ta’āla melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain
Allāh.” (HR Muslim 1978, dari shahābat ‘Ali radhiyallāhu ‘anhu)
Dengan demikian termasuk syirik hukumnya (apabila) seseorang menyembelih untuk
َ ُ َ
jin, atau untuk syaikh atau untuk yang lain, selain Allāh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
Seperti bernadzar, ber-istighatsah, bersumpah, bertawakal, rasa takut, rasa cinta, maka
semua ini termasuk jenis-jenis ibadah.
Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan salah satu dari ibadah-ibadah
َ َُ
tersebut kepada selain Allāh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah tentang “Contoh Kesyirikan Orang-
Orang Musyrikin Quraisy”.

Diantara bentuk kesyirikan mereka adalah:


• Berdo’a dan bertaqarrub kepada orang-orang shālih yang sudah meninggal.
• Menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka dengan tujuan supaya:
Mendapatkan syafa’at orang-orang shālih tersebut disisi Allāh. dan dengan tujuan
mencari kedekatan kepada Allāh.
Allāh sendiri telah menceritakan keyakinan mereka ini di dalam Al Qurān dan Allāh
َ ُ َ
mengingkarinya. Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ َ َ َ ُ‫ُ ْ َُﱢ‬ َْ َُ َ ُ َُ َ َ َُ ُ ََْ َ ُ ُ َ َ ُ ْ َ ُ َ


‫ْﻌﻠ ُﻢ ِﻓﻲ‬ ‫ون اﻟﻠ ِﻪ َﻣﺎ ﻀ ﱡﺮﻫ ْﻢ َو ﻳﻨﻔ ُﻌﻬ ْﻢ َو ﻘﻮﻟﻮن ﻫ ٰ ﺆ ِء ﺷﻔ َﻌﺎؤﻧﺎ ِﻋﻨﺪ اﻟﻠ ِﻪ ۚ ﻗﻞ أﺗ ﺒﺌﻮن اﻟﻠﻪ ِ ﻤﺎ‬
ِ ‫َو ْﻌ ُ ﺪون ِﻣﻦ د‬
َ ْ ُ َ َ ُ َ َ َْ َ
‫ات َو ِﻓﻲ اﻷ ْرض ۚ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َوﺗ َﻌﺎﻟ ٰﻰ ﻋ ﱠﻤﺎ ﺸﺮﻛﻮن‬ َ َ ‫ﱠ‬
ِ ‫اﻟﺴﻤﺎو‬

33
“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka
dan tidak pula memberi manfaat.Dan mereka berkata, ‘Mereka adalah pemberi syafa’at
bagi kami disisi Allāh.
Katakanlah : apakah kalian akan mengabarkan kepada Allāh sesuatu yang Allāh tidak
ketahui di langit maupun di bumi?’Maha Suci Allāh dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka sekutukan.” (QS Yūnus :18)
Dalam ayat ini Allāh menamakan perbuatan mereka sebagai bentuk menyekutukan
َ َُ
Allāh. Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬juga berfirman :

ََُْ ْ َ َ ‫ﱠ‬ َ ُ َ ُ َ ‫َ ُ ُ ﱠ‬ ُ ْ ُ َ ‫َ ﱠ‬ ُ ‫ﻳﻦ اﻟ َﺨﺎﻟ‬


ُ ‫ﱢ‬ َ
‫وﻧ ِﻪ أ ْو ِﻟ َ َﺎء َﻣﺎ ﻧ ْﻌ ُ ﺪﻫ ْﻢ ِإ ِﻟ ُ ﻘ ﱢ ﻮﻧﺎ ِإﻟﻰ اﻟﻠ ِﻪ زﻟﻔ ٰﻰ ِإن اﻟﻠﻪ ﺤ ُﻢ ﺑ ﻨﻬ ْﻢ ِﻓﻲ َﻣﺎ‬
ِ ‫ﺺ ۚ َواﻟ ِﺬﻳﻦ اﺗﺨﺬوا ِﻣﻦ د‬ ِ ‫أ ِﻟﻠ ِﻪ اﻟﺪ‬
‫ٌ ﱠ‬ ُ ْ َْ َ َ ‫َ ْ َ ُ َ ﱠ‬ ُ
‫ﻫ ْﻢ ِﻓ ِﻪ ﺨﺘ ِﻠﻔﻮن ۗ ِإن اﻟﻠﻪ ﻳﻬ ِﺪي َﻣﻦ ﻫ َﻮ ِﺎذب ﻛﻔ ٌﺎر‬
“Ketahuilah bahwa milik Allāh-lah agama yang tulus. Dan orang-orang yang menjadikan
selain Allāh sekutu, (mereka mengatakan) ‘Tidaklah kami menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allāh. Sesungguhnya Allāh
akan menghukumi diantara mereka di dalam apa yang mereka perselisihkan.
Sesungguhnya Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang berdusta lagi
sangat ingkar.” (QS Az Zumar: 3)
Ayat ini menunjukan bahwa tujuan mereka menyembah orang-orang shālih tersebut
adalah supaya mereka mendekatkan penyembahnya kepada Allāh.
Dan cara meraih syafa’at di hari kiamat bukanlah demikian.
◆ Cara meraih syafa’at di hari kiamat adalah dengan memurnikan tauhid, bukan dengan
kesyirikan.
◆ Dan cara dekat dengan Allāh adalah mendekatkan diri kepadaNya dengan iman dan
amal shālih, yang wajib maupun yang sunnah, sebagaimana orang-orang shālih tersebut
melakukannya.
Tidak boleh seseorang menyamakan Allāh dengan seorang kepala negara yang sulit
menyampaikan hajat kepadanya kecuali melalui perantara dan para pembantunya.
Tidak boleh seseorang menyerupakan Allāh dengan siapapun karena Allāh Maha
Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa.
Sedangkan seorang kepala negara, maka dia adalah makhluq yang lemah, tidak mampu
melakukan seluruh pekerjaannya kecuali dibantu oleh para pembantunya.

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah “Mengenal Allāh Dengan Makhluk-
Nya”.

َ ُ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah menciptakan makhluk-makhluk supaya manusia yang berakal
memikirkan makhluk-makhluk tersebut, sehingga mereka bisa mengenal Dzat yang
telah menciptakan mereka.
◆ Besarnya makhluk dan luasnya (seperti langit yang tujuh & bumi, kursi Allāh dan
‘Arsy-Nya) menunjukkan tentang kebesaran Allāh.
◆ Keteraturan gerakan dan perjalanan (seperti perjalanan matahari & bulan)
menunjukkan kekuasaan dan pengawasan Allāh yang tidak pernah berhenti.

34
◆ Kejelian dalam penciptaan menunjukkan hikmah-Nya dan keluasan ilmu-Nya.
⇒ Manfaat yang ada di dalam ciptaan tersebut menunjukkan:
Rahmat yang luas. dan
Karunia yang meliputi segala sesuatu.
َ ُ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
ُ َ َ َْ َ َْ ُ َ ‫ْ َ ﱠ‬ ْ َْ ‫إ ﱠن ﻓﻲ َﺧﻠﻖ ﱠ‬
‫( اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺬﻛ ُﺮون اﻟﻠﻪ ِﻗ ﺎﻣﺎ َوﻗ ُﻌﻮدا‬١٩٠) ‫ﺎب‬
ِ ‫وﻟﻲ اﻷﻟ‬
ِ ‫ﺎت ِﻷ‬
ٍ ‫ﻼف اﻟﻠ ِﻞ و َاﻟﻨﻬﺎر ﻵ‬
ِ ‫ﻤﺎوات َواﻷ ْرض َواﺧ ِﺘ‬
ِ ‫اﻟﺴ‬ ِ ِ
‫َ َ ﱠ‬ َ َ َ ْ ُ ً َ َ َ ْ َ َ ‫َﱠ‬ ْ َ َ َ ُ ََََ ْ ُِ ُ َ
١٩١) ‫ﺎﻃ ﺳ ﺤﺎﻧﻚ ﻓ ِﻘﻨﺎ ﻋﺬاب اﻟﻨﺎر‬ ْ
ِ ‫ﻤﺎوات واﻷرض ر ﻨﺎ ﻣﺎ ﺧﻠﻘﺖ ﻫﺬا‬ ِ ‫َوﻋﻠﻰ ﺟﻨ ِ ـ ِﻬﻢ و ﺘﻔ ﺮون ِﻓﻲ ﺧﻠ ِﻖ اﻟﺴ‬
‫ﱠ‬
“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang & malam ada
tanda-tanda bagi orang yang memiliki akal, yaitu orang-orang yang mengingat Allāh,
baik dalam keadaan berdiri, duduk & berbaring dan mereka memikirkan penciptaan
langit dan bumi. Wahai Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan ini semua dengan
bathil (sia-sia). Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka.” (QS Āli
‘Imrān: 190-191)
Hendaknya seorang Muslim meluangkan waktunya untuk memikirkan makhluk-
makhluk Allāh supaya dia:
Semakin mengenal Allāh penciptanya.
Semakin yakin dan mantap dalam menjalankan syariat Allāh.
Merasa takut dengan adzab-Nya.
Semakin dekat dengan Allāh.
Semakin meng-Esakan Dia di dalam beribadah.

ُ َ َ
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah tentang “Mengenal Allāh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Dengan Nama dan Sifat-Nya”.

َ َُ
Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah mengabarkan di dalam Al Qurān bahwa Allāh memiliki nama
dan sifat. Allāh berfirman :
‫وَﻟِﻠَّﻪِ ٱﻟۡﺄَﺳۡﻤَﺎٓءُ ٱﻟۡﺤُﺴۡﻨَﻰ‬
“Dan Allāh memiliki nama-nama yang paling baik.” (QS Al-A’rāf: 180)
Dan Allāh berfirman :
‫وَﻟِﻠَّﻪِ ٱﻟۡﻤَﺜَﻞُ ٱﻟۡﺄَﻋۡﻠَﻰ‬
“Dan Allāh memiliki sifat-sifat yang paling tinggi.” (QS An-Nahl: 60)
Kita mengenal Allāh dengan nama dan juga sifat tersebut.
Kita mengenal Allāh sebagai Dzat Yang Maha Penyayang karena Dia adalah Ar
Rahmān Ar Rahīm.
Dan kita mengenal Allāh sebagai Dzat Yang Maha Pengampun karena Dia adalah Al-
Ghafūr, dan seterusnya.
Dan Allāh mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwasanya di antara sifat Allāh adalah:
• Allāh beristiwa’ di atas ‘Arsy.
• Allāh memiliki dua tangan.
• Allāh berada di atas.

35
Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya,
َ ُ َ
• Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang terakhir.
Dan juga sifat-sifat yang lain.
Kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah menetapkan nama & juga sifat tersebut,
َ ُ َ
karena Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬lebih tahu tentang diri-Nya daripada kita semua. Dan
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬lebih tahu tentang Allāh daripada kita. Tidak boleh seorang Muslim
menolak nama-nama dan juga sifat-sifat tersebut. Dan tidak boleh dia menyerupakan,
َ َُ
karena Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
‫ﻟَﻴۡﺲَ ﻛَﻤِﺜۡﻠِﻪِۦﺷَﻰۡءٌ۬ۖ وَﻫُﻮَ ٱﻟﺴَّﻤِﻴﻊُ ٱﻟۡﺒَﺼِﻴﺮ‬
“Tidak ada yang serupa dengan Allāh dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS Asy-Syūrā: 11)
Jadi yang benar, yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim adalah:
◆ Menetapkan nama dan juga sifat tersebut sebagaimana datangnya, sesuai dengan
َ ُ َ
keagungan dan kebesaran Allāh ‫ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬,
ُ tanpa menyerupakan dan tanpa mentakwil
nama dan juga sifat tersebut.
⇒ Mentakwil adalah menafsirkan nama dan sifat Allāh bukan dengan maknanya yang
benar.
Seperti;
• Mentakwil istiwā dengan kekuasaan.
• Mentakwil turunnya Allāh dengan turunnya rahmat Allāh.
• Dan lain-lain.

HSI 03 - 01 Mengenal Rasūlullāh ‫ﷺ‬

Halaqah yang Pertama dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ ﷺ‬adalah tentang “Pentingnya
Mengenal Beliau ‫”ﷺ‬.

Pertanyaan yang ke-2 yang setiap kita akan ditanya di alam kubur adalah tentang “Siapa
Nabimu?”. Wajib atas setiap Muslim dan Muslimah untuk mengenal Nabi Muhammad
‫ﷺ‬. Beliau adalah
- Muhammad Ibnu ‘Abdillāh Ibnu ‘Abdil Muththalib.
- Termasuk keturunan Nabi Ismā’īl bin Ibrāhīm ‘alayhimāssalām.
- Lahir di Mekkah Diutus menjadi Nabi yang terakhir ketika berumur 40 tahun,
َ ُ َ َ
- Kemudian menyampaikan risalah Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬selama 23 tahun.
َ ُ َ َ
- Meninggal di kota Madīnah setelah Allāh S‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menyempurnakan agama ini
bagi beliau ‫ ﷺ‬dan juga umatnya.
Mengenal Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬tidaklah cukup hanya mengenal nama dan nasab Beliau
‫ﷺ‬, atau menghapal keluarga dan shahābat Beliau ‫ﷺ‬
Mengenal Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬adalah;
َ ُ َ َ
⑴ Mengenal tugas Beliau sebagai seorang utusan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬kepada kita.
⑵ Dan mengetahui apa kewajiban kita terhadap Beliau ‫ﷺ‬

36
Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus Beliau ‫ ﷺ‬kepada kita dengan membawa 4
perkara:
َ ُ َ َ
PERKARA 1, Membawa perintah dari Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬supaya kita jalankan.
َ ُ َ َ
PERKARA 2, Membawa larangan dari ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬supaya kita jauhi.
َ ُ َ َ
PERKARA 3, Membawa berita dari Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬supaya kita benarkan.
َ ُ َ َ
PERKARA 4, Membawa tatacara ibadah dari Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬supaya kita beribadah
kepada Allāh dengan cara tersebut.
Kalau kita mena’ati Beliau di dalam 4 perkara ini, berarti kita pada hakekatnya telah
menaati Allāh. Karena perintah, larangan, berita dan cara ibadah adalah dari
َ ُ َ َ ُ
Allāh ‫ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬. Sedangkan tugas Beliau‫ ﷺ‬hanyalah sekedar menyampaikan kepada
kita.

َ َ ْ ََ َ ُ ‫ﱠ‬ ُ ْ
‫ﻮل ﻓﻘﺪ أﻃﺎع اﻟﻠﻪ‬ ‫َﻣﻦ ِﻄﻊ اﻟﺮﺳ‬
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul, maka sungguh dia telah mentaati Allāh.” (QS An
Nisā: 80)

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ ﷺ‬adalah “Mengenal Beliau Sebagai
ُ َ َ
Seorang Rasul Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Perintah Dari Allāh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫”ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬.

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬sebagai seorang utusan, membawa perintah-perintah dari Allāh Beliau


sampaikan perintah-perintah tersebut kepada kita supaya kita jalankan sesuai
kemampuan kita. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ ُْ َ َ ْ َ ُ ْ ُْ َ ُ
‫َو َﻣﺎ أ َﻣ ْﺮﺗ ْﻢ ِ ِﻪ ﻓﺄﺗﻮا ِﻣﻨﻪ ﻣﺎ اﺳﺘﻄﻌﺘﻢ‬

“Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakan sesuai kemampuan
kalian”. (HR Muslim)
َ ُ َ َ
Dan perintah Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬ada 2 macam:
⑴ Wajib
⑵ Sunnah (dianjurkan)
█ WAJIB : Amalan yang wajib apabila kita tinggalkan maka berdosa, seperti:
• Shalat 5 waktu
• Berpuasa Ramadhān
• Haji bagi yang wajib
• Memakai hijab bagi wanita
• Dan lain-lain.
Maka ini adalah amalan-amalan yang wajib.
█ SUNAH : Adapun amalan yang sunnah apabila tidak dikerjakan seseorang tidak
berdosa, seperti:
• Shalat rawatib
• Shalat dhuha

37
• Puasa Senin dan Kamis
• Puasa Nabi Dāwūd
• Dan juga amalan-amalan sunnah yang lain.
Kita kerjakan perintah-perintah tersebut sesuai dengan kemampuan kita
• Bila kita tidak mampu shalat wajib dengan berdiri, maka kita duduk.
•Apabila seseorang tidak mampu melaksanakan sholat berjama’ah di masjid karena
sakit, maka silahkan dia melaksanakan shalat tersebut dirumahnya.
• Apabila seseorang tidak mampu berpuasa Ramadhān karena sakit atau bepergian,
maka bisa dia ganti pada hari-hari yang lain.
• Orang yang tidak mampu shalat malam 11 raka’at, maka dia bisa shalat malam lebih
sedikit dari itu.
• Demikian pula orang yang tidak mampu berpuasa Dāwūd ‘alayhissalām, maka bisa
berpuasa dengan puasa yang lebih ringan dari itu.
َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬tidaklah memerintah kita dengan sebuah perintah kecuali di
dalam perintah tersebut ada hikmah dan juga kebaikan bagi kita semua.

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ ﷺ‬adalah “Mengenal Beliau Sebagai
Seorang Rasūl Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Larangan-larangan Dari
َ ُ َ َ ُ
Allāh ‫”ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

ُ َ َ
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬sebagai seorang utusan membawa larangan-larangan dari Allāh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬. Beliau sampaikan larangan-larangan tersebut kepada kita semua supaya kita
menjauhi. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:
ُ َ ْ َ ُ َْ ُ ََ
‫َﻣﺎ ﻧﻬ ْﻴﺘ ْﻢ ﻋﻨﻪ ﻓﺎﺟﺘ ِ ُﺒ ْﻮە‬
“Apa yang aku larang maka hendaklah kalian jauhi.” (HR Muslim)
َ ُ َ َ
Dan larangan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬ada 2 macam :
⑴ Haram
⑵ Makruh, yaitu dibenci
█ HARAM
Larangan yang haram apabila dikerjakan maka berdosa, seperti :
• Berzina
• Membunuh tanpa haq
• Riba
• Berdusta
• Ghībah (membicarakan orang lain)
• Sihir
• Perdukunan
• Minum minuman keras
• Dan lain-lain.
█ MAKRUH
Adapun larangan yang makruh, maka apabila dikerjakan perbuatan tersebut dibenci
akan tetapi tidak sampai kepada dosa, seperti misalnya :

38
• Memakan bawang merah & bawang putih dalam keadaan masih mentah
• Makan minum dengan bersandar
• Tidur sebelum shalat ‘Isya
• Dan lain-lain.
Kita sebagai seorang Muslim dan juga Muslimah hendaklah meninggalkan larangan-
َ ُ َ َ
larangan tersebut. Dan yakin bahwasanya Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬tidaklah melarang sesuatu
kecuali di sana ada hikmahnya dan ada kebaikan bagi diri kita. Terkadang kita
mengetahui hikmah tersebut dan terkadang kita tidak mengetahuinya.

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal ‫ ﷺ‬yaitu “Mengenal Beliau ‫ ﷺ‬Sebagai Seorang
َ ُ َ َ ُ
Rasūl Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Berita Dari Allāh ‫”ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬.

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬sebagai seorang utusan, diantara tugasnya adalah membawa berita-berita


dari Allāh.
Baik berita di masa lalu, seperti: kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu.
Maupun berita di masa yang akan datang, seperti: kejadian setelah mati dan kejadian-
kejadian di hari akhir.

Kewajiban kita sebagai seorang yang beriman adalah membenarkan berita-berita


tersebut, bila memang dalilnya shahīh. Allāh berfirman:

َ ُ ْ ‫ْ ُ ﱠ‬ َ َ ُ َْ
‫( ِإن ﻫ َﻮ ِإ َوﺣ ٌﻲ ﻳﻮﺣﻰ‬٣) ‫( َو َﻣﺎ ﻳﻨ ِﻄﻖ ﻋﻦ اﻟﻬ َﻮى‬٤

“Dan tidaklah Beliau berbicara dari hawa nafsunya. Tidaklah ucapan Beliau kecuali
wahyu yang diwahyukan kepada Beliau.” (QS An-Najm: 3-4)
⇒ Kalau kita benarkan Beliau ‫ﷺ‬, maka sebenarnya kita telah membenarkan Allāh.
⇒ Dan kalau kita dustakan Beliau, maka sebenarnya kita telah mendustakan
َ ُ َ َ
Allāh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
◆ Akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan dalil yang shahīh.
⇒ Apabila dalil yang shahīh sepertinya tidak masuk akal, maka ketahuilah bahwasanya
kekurangan ada di dalam akal kita yang memang sangat terbatas, bukan pada dalil.
◆ Rasūlullāh ‫ ﷺ‬dikenal oleh kaumnya sebagai orang yang jujur semenjak sebelum
Beliau diutus menjadi nabi.
Tidak pernah Beliau sekalipun berdusta;
⇒ baik kepada anak kecil, sebaya maupun kepada orang tua.
⇒ baik ketika bercanda maupun dalam keadaan sungguh-sungguh.
Apabila Beliau ‫ ﷺ‬tidak berani untuk berdusta atas nama Beliau dan juga atas nama
ُ َ َ
manusia, maka bagaimana Beliau ‫ ﷺ‬berani berdusta atas nama Allāh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Rabbul ‘ālamīn?

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal ‫ ﷺ‬adalah “Mengenal Beliau Sebagai Utusan
َ ُ َ َ ُ
Yang Membawa Tata Cara Beribadah Dari Allāh ‫”ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

39
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬ketika mengutus seorang Rasūl untuk menyampaikan perintah
beribadah, juga mengutus Rasūl tersebut untuk menyampaikan tata cara ibadah
tersebut. Rasūlullāh ‫ﷺ‬,
َ ُ َ َ
Membawa perintah shalat dari Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dan juga membawa tata caranya.
َ ُ َ َ
Membawa perintah puasa dari Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dan juga membawa tata caranya.
Cara ibadah tidak diserahkan kepada akal kita masing-masing atau kepada budaya atau
َ ُ َ َ
kepada guru kita. Akan tetapi tata cara ibadah adalah dari Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬melalui
lisan Rasul-Nya ‫ﷺ‬
Dan Allāh tidak menerima amal ibadah kecuali yang dilakukan sesuai dengan cara yang
telah diajarkan oleh Rasūlullāh ‫ﷺ‬. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:
‫َ َُ ﱞ‬ َ َ ْ ًَ َ َ َ ْ َ
‫ﺲ ﻋﻠ ْ ِﻪ أ ْﻣ ُﺮﻧﺎ ﻓﻬ َﻮ َرد‬ ‫ﻣﻦ ﻋ ِﻤﻞ ﻋﻤ ﻟ‬

“Barang siapa yang mengamalkan sebuah amalan yang tidak ada dalilnya dari kami
maka amalan tersebut tertolak.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Imām Muslim
rahimahullāh)
Barang siapa yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, maka hendaklah dia
mencukupkan diri dengan ibadah yang sudah Beliau ajarkan. Tidak boleh dia membuat
ibadah yang baru yang tidak diajarkan oleh Rasūlullāh ‫ﷺ‬. Dan tidak boleh dia
beribadah, kecuali setelah yakin bahwa dalilnya shahīh. Alhamdulillāh, semua ibadah
yang mendekatkan diri kita kepada surga telah Rasūlullāh ‫ ﷺ‬ajarkan. Beliau pernah
mengatakan:
َ ُ َْ ‫ﱠ‬ ‫َُ ُ َ َ ﱠ ُ ُ َ ﱠ‬ َ َ
‫َﻣﺎ ِﻘ َﻲ ﺷ ْﻲ ٌء ﻘ ﱢﺮب ِﻣﻦ اﻟﺠﻨ ِﺔ َو َ ِﺎﻋﺪ ِﻣﻦ اﻟﻨﺎر ِإ َو ﻗﺪ ﺑ ﱢﻴﻦ ﻟ ْﻢ‬

“Tidaklah tersisa sesuatupun yang mendekatkan diri kepada surga dan menjauhkan
dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh
Thabrāni di dalam Al Mu’jāmil Kabīr).
Lebih baik seseorang beribadah sedikit tetapi berdasarkan dalil yang shahih, dari pada
dia beribadah yang banyak akan tetapi tidak berdasarkan dalil yang shahih. Itulah yang
bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-5 ini. Dengan demikian, kita sudah
menyelesaikan Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ﷺ‬.

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal ‫ ﷺ‬adalah tentang “Mengenal Inti Dakwah ‫”ﷺ‬.

Inti dakwah Beliau ‫ ﷺ‬adalah sama dengan inti dakwah Nabi-nabi sebelum Beliau ‫ﷺ‬.
Yaitu mengajak manusia untuk meng-Esa-kan Allāh di dalam ibadah dan meninggalkan
َ ُ َ َ
kesyirikan. Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :
ُ ُ ْ َ َ ‫ْ ﱠ ُ َ َٰ َ ﱠ‬ ُ ‫ﱠ‬ ُ َ ْ َ َْ ْ َ َ ْ َ َ
‫ون‬
ِ ‫ﻮﺣﻲ ِإﻟ ِﻪ أﻧﻪ ِإﻟ ﻪ ِإ أﻧﺎ ﻓﺎﻋ ﺪ‬
ِ ‫ﻮل ِإ ﻧ‬
ٍ ‫و ﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِﻣﻦ رﺳ‬

“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali Kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku, maka
hendaklah kalian menyembah-Ku.” (QS Al Anbiya: 25)
40
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman tentang Nabi Nūh, Rasul yang pertama:
ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ ََ َ ُ َ َْ
‫ﺎل ﺎ ﻗ ْﻮ ِم اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ِﻣﻦ ِإﻟ ٰ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُﺮە‬‫َلﻗﺪ أ ْر َﺳﻠﻨﺎ ﻧﻮﺣﺎ ِإﻟ ٰﻰ ﻗ ْﻮ ِﻣ ِﻪ ﻓﻘ‬

“Sungguh Kami telah mengutus Nūh kepada kaumnya maka dia berkata, ‘Wahai kaumku
sembahlah Allāh, kalian tidak memiliki sesembahan selain Dia’.” (QS Al A’rāf: 59)
Ucapan yang semakna juga diucapkan oleh Nabi-nabi setelah Beliau.
⇒ Lihat Surat Al Araf: 65, 73 dan 85.
Demikian pula Nabi ‫ﷺ‬, selama 10 tahun pertama, Beliau berdakwah kepada tauhid dan
mengingatkan manusia dari kesyirikan. Kemudian turunlah kewajiban shalat 5 waktu
pada tahun ke-10 kenabian dan tidak disyariatkan kebanyakan syariat kecuali di kota
Madinah. Ketika manusia sudah memiliki aqidah yang kuat (tauhid yang benar), seperti
puasa Ramadhān, zakat, haji, adzan dan lain-lain. Yang demikian karena amal ibadah
tidak diterima oleh Allāh kecuali bila dalam diri seseorang ada tauhid. Oleh karena itu,
wasiat Rasūlullāh ‫ ﷺ‬kepada Mu’ādz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman untuk
berdakwah adalah:
“Hendaknya engkau mengajak kepada syahādat “‫ ”ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﻟﻠﻪ‬dan syahādat “ ‫ﻣﺤﻤﺪ رﺳﻮل‬
‫اﻟﻠﻪ‬.” (HR Bukhāri dan Muslim)

Dan sampai akhir hayat Beliau ‫ﷺ‬, Beliau berusaha menjaga tauhid dan membentengi
umat dari kesyirikan.
Lima hari sebelum Beliau ‫ ﷺ‬meninggal dunia, Beliau mengingatkan umat Islam bahwa
orang-orang sebelum mereka dahulu menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai
tempat ibadah atau masjid. maka Beliau ‫ ﷺ‬melarang menjadikan kuburan sebagai
masjid. (HR Muslim)
Yang demikian karena membangun masjid di atas kuburan adalah pintu menuju
kesyirikan. Semua ini menunjukkan bahwasanya inti dakwah Rasūlullāh‫ ﷺ‬adalah
TAUHID

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal ‫ ﷺ‬adalah tentang “Mengenal Beliau sebagai
Rasul Terakhir”.

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬meninggal pada tahun ke-11 Hijriah setelah menyempurnakan tugas


menyampaikan risalah dari Allāh. Beliau ‫ ﷺ‬meninggal dunia sebagaimana manusia
َ ُ َ َ
yang lain yang juga meninggal dunia. Allãh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
ُ َ َ ۬ َۡ ‫ﱡ‬
‫ﺲ ذا ﻘﺔ ٱﻟ َﻤ ۡﻮ ِت‬ ‫ﻞ ﻧﻔ‬

“Setiap jiwa akan merasakan kematian.” (QS Āli ‘Imrān: 185)


َ ُ َ َ
Dan Allãh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬juga berfirman:
َ ُ ‫ٌ۬ ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬
‫ِإﻧﻚ َﻣ ﱢ ﺖ َو ِ ﻧ ُﮩﻢ ﱠﻣ ﱢﻴﺘﻮن‬
“Sesungguhnya engkau akan meninggal dunia dan mereka akan meninggal dunia” (QS
Az Zumār: 30 ).

41
ُ َ َ
Beliau ‫ ﷺ‬adalah Rasul terakhir, tidak ada Rasul sepeninggal Beliau. Allãh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
ۗ َ ۧ‫َ َ َ َ ﱠ ﱢ‬ َ ‫ﱠ‬
َ ‫ﺎن ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ أ َ ﺎ أ َﺣ ۬ﺪ ﱢﻣﻦ ﱢر َﺟﺎﻟ ۡﻢ َوﻟ ٰ ﻜﻦ ﱠر ُﺳ‬
‫ﻮل ٱﻟﻠ ِﻪ وﺧﺎﺗﻢ ٱﻟﻨ ِ ﻴ ﻦ‬ ِ ِ ٍ ‫ﻣﺎ‬

“Bukanlah Muhammad bapak salah seorang laki-laki di antara kalian, akan tetapi Beliau
adalah Rasūlullāh dan penutup para Nabi.” (QS Al Ahzab: 40)
Dalil-dalil dari hadits Nabi ‫ ﷺ‬bahwasanya Beliau adalah Nabi terakhir mencapai derajat
mutawatir. Dan sebagian ulama mengatakan;
◆ Kalau seseorang tidak mengetahui bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah Nabi terakhir maka
dia bukan Muslim, karena ini termasuk perkara yang diketahui secara darurat di dalam
agama Islam. yaitu Al Qurān dan juga Al Hadīts dan menyiapkan para ulama yang
َ ُ َ َ
amanat untuk menyampaikan keduanya kepada umat. Allãh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
َ َ ُ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ َ ۡ ُ َﱠ َ ﱢ‬
‫ِإﻧﺎ ﻧﺤﻦ ﻧﺰﻟﻨﺎ ٱﻟﺬﻛ َﺮ َو ِ ﻧﺎ ﻟﻪ ۥ ﻟﺤ ٰ ِﻔﻈﻮن‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qurān dan sesungguhnya Kami akan


menjaganya” (QS Al Hijr: 9)
Di antara hadits yang menunjukkan bahwasanya Beliau ‫ ﷺ‬adalah Nabi yang terakhir
adalah sabda Beliau ‫ﷺ‬:

َ َ َ َْ ْ َ َ َ َ ُ ‫ﱠ ُ َ ََ ُ َ ُ َْ ُ ﱠ‬ ْ ُ ُ ‫ﱠ‬
‫و ِ ﻧﻪ َﺳ َ ﻮن ِﻣﻦ أ ﱠﻣ ِﺘﻲ ﻛﺬاﺑﻮن ﺛ ﺛﻮن ﻠﻬ ْﻢ ﻳﺰﻋ ُﻢ أﻧﻪ ﻧ ِﺒ ﱡﻲ َوأﻧﺎ ﺧﺎﺗ ُﻢ اﻷﻧ ِ َ ِﺎء ﻧ ِﺒ ﱠﻲ ْﻌ ِﺪي‬

“Sesungguhnya akan ada di antara umatku 30 orang pendusta, semuanya mengaku


menjadi Nabi dan aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku” (Hadits
shahih diriwayatkan oleh Abū Dāwūd)
Dan di dalam sebuah hadits yang Mutaffaqun ’alaih, Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:
َ َ
‫ﻌﺪە ﱞ‬ ُ ‫وأﻧﺎ اﻟﻌﺎﻗ‬
‫ﻧﺒﻲ‬ ‫ﺐ اﻟﺬي ﻟ ﺲ‬ ِ

“Dan aku adalah Al ‘Āqib (yang terakhir) yang tidak ada setelahnya Nabi.”
َ ُ َ َ
Meskipun Rasūlullāh ‫ ﷺ‬meninggal dunia Allãh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬akan menjaga agama ini
dengan menjaga sumbernya dan Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:
ُ َ َ َ ُ ُ َْ ‫ﱠ‬ َْ ُ َ ‫ﱠ‬
‫َو ِ ن اﻟ ُﻌﻠ َﻤ َﺎء َو َرﺛﺔ اﻷﻧ ِ َ ِﺎء َو ِ ن اﻷﻧ ِ َ َﺎء ﻟ ْﻢ ﻳ َﻮ ﱢرﺛﻮا ِدﻳﻨﺎرا َو ِد ْرﻫﻤﺎ َو ﱠرﺛﻮا اﻟ ِﻌﻠ َﻢ‬

“Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi
tidak mewariskan dinar dan dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu.” (HR Abū
Dāwūd, Tirmidzi dan Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullāh)

HSI 04 - 01 Pengertian Islam Secara Bahasa &


Syari’at

42
Halaqah yang pertama dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Pengertian
Islam Secara Bahasa dan Syari’at”.

ISLAM
◆ Secara bahasa: adalah penyerahan diri.
ُ َ َ
◆ Secara istilah syariat: adalah penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬semata.
Orang Nashrani dikatakan masuk ke dalam agama Islam, apabila:
⑴ Meninggalkan penyembahan terhadap Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām dan juga ibunya,
Maryam.
َ ُ َ َ
⑵ Hanya menyembah dan menyerahkan dirinya kepada Allāh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
Seorang yang beragama Islam adalah orang yang:
Hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allāh semata.
Tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapa pun selain Allāh, baik seorang
nabi, seorang malaikat, jin, orang yang shalih, kepada batu, pohon dan lain-lain.
Oleh karena itu syarat masuk ke dalam agama Islam adalah:
⑴ Syahadat lā ilāha illallāh.
⑵ Syahadat Muhammad Rasūlullāh.
Syahadat lā ilāha illallāh artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang
berhak disembah dan diibadahi kecuali Allāh.
Orang yang sudah mengucapkan lā ilāha illallāh, kemudian menyerahkan sebagian
ibadah kepada selain Allāh, maka berarti dia:
⑴ Belum memahami makna Islam, atau
⑵ Memahami akan tetapi melanggarnya.
Dan keduanya adalah musibah.
َ ُ َ َ
Semoga Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memudahkan kita semua dan orang-orang yang kita cintai
untuk memahami agama Islam ini.

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Agama Islam berjudul “Agama Para Nabi Adalah
Islam”.
َ ُ َ َ
Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬adalah agama
para Nabi, agama mereka satu yaitu Islam.
Berkata Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām:
َ ‫ﱢ‬ ُ
‫أ ۡﺳﻠ ۡﻤﺖ ِﻟ َﺮب ٱﻟ َﻌ ٰ ﻠ ِﻤﻴﻦ‬
“Aku ber-Islam (menyerahkan diriku) kepada Rabbul ‘ālamīn.” (QS Al-Baqarah: 131)
Beliau dan juga Nabi Ya’qūb berwasiat kepada anak-anaknya.

َ ُ ‫ﱢ َ ََ َ ُ ﱠ ﱠ‬ َ َ ۡ َ ‫ﱠ‬ َ
‫ٱﺻﻄﻔ ٰﻰ ﻟ ُﻢ ٱﻟﺪﻳﻦ ﻓ ﺗ ُﻤﻮﺗﻦ ِإ َوأﻧﺘﻢ ﱡﻣ ۡﺴ ِﻠ ُﻤﻮن‬ ‫ﻳ ٰ َﺒ ِﻨ ﱠﻰ ِإن ٱﻟﻠﻪ‬

43
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allāh Subhānahu Wa Ta’āla telah memilih agama
bagi kalian. Maka janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai
orang Islam.” (QS Al-Baqarah: 132)
Berkata murid-murid Nabi ‘Isa ‘Alaihissalām kepada beliau;
َ ‫ۡ َ ۡ ﱠ‬
‫َوٱﺷﻬﺪ ِ ﺄﻧﺎ ُﻣ ۡﺴ ِﻠ ُﻤﻮن‬
“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.” (QS Āli ‘Imrān: 52)
Nabi Mūsā ‘Alaihissalām, beliau pernah berkata kepada kaumnya;

َ ُ َ َ
‫ﻓ َﻌﻠ ۡ ِﻪ ﺗ َﻮ ﻠ ٓﻮا ِإن ﻛﻨﺘﻢ ﱡﻣ ۡﺴ ِﻠ ِﻤﻴﻦ‬

“Maka hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allāh kalau kalian benar-benar orang
Islam.” (QS Yūnus: 84)
Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalām berkata kepada Ratu Balqis dan juga
para pengikutnya;
َ ُ َ ‫َ ﱠ‬ ۡ َ ‫ﱠ‬
‫ﻮﻧﻰ ُﻣ ۡﺴ ِﻠ ِﻤﻴﻦ‬
ِ ‫أ ﺗﻌﻠﻮا ﻋﻠﻰ وأﺗ‬

“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam
keadaan sebagai orang Islam.” (QS An-Naml: 31)
َ ُ َ َ
Inilah agama para Nabi dan juga para pengikut mereka. Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬tidak
menerima kecuali agama Islam.
ۗ ُٰ ۡ ۡ َ َ ‫ﱠ ﱢ‬
‫ٱﻹﺳﻠ ﻢ‬ِ ‫ِإن ٱﻟﺪﻳﻦ ِﻋﻨﺪ ٱﻟﻠ ِﻪ‬

“Sesungguhya agama yang benar di sisi Allāh adalah Islam.” (QS Āli ‘Imrān :19)

َ َ َ َۡ ُ ُ ۡ ۡ ُ َ ً۬ ۡ َۡ َ ََۡ َ َ
‫ٱﻹ ۡﺳﻠ ٰ ِﻢ ِدﻳﻨﺎ ﻓﻠﻦ ﻘ َ َﻞ ِﻣﻨﻪ َوﻫ َﻮ ِﻓﻰ ٱﻷ ِﺧ َﺮ ِة ِﻣﻦ ٱﻟﺨ ٰ ِﺴﺮ ﻦ‬
ِ ‫وﻣﻦ ﻳ ﺘﻎ ﻏﻴﺮ‬

“Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Āli ‘Imrān:85).
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda di dalam hadits yang shahih:

ٌ َ ْ ُُ َ ‫َ ﱠَ ُُ ْ َ ﱠ‬ ‫ْ َْ َ ُ ْ َ ٌ َ ﱠ‬
‫اﺣﺪ‬
ِ ‫اﻷﻧ ِ ﺎء ِإﺧﻮة ِﻟﻌ ٍت وأﻣﻬﺎﺗﻬﻢ ﺷﺘﻰ و ِدﻳﻨﻬﻢ و‬

“Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda dan agama mereka
satu.”(HR Bukhari dan Muslim)

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Apa Yang
Membedakan Di Antara Para Nabi ‘Alayhimussalām?”.

Para Nabi beragama Islam, menyerahkan dirinya hanya kepada Allāh.


◆ Yang membedakan antara agama Islam yang dibawa seorang Nabi dengan agama
Islam yang dibawa Nabi yang lain adalah tentang:

44
⑴ Tata cara beribadah
⑵ Halal dan juga haram
⇒ Terkadang suatu ibadah yang memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya
berbeda.
⇒ Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat, dihalalkan bagi umat yang lain.
َ ُ َ َ
Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬, Zat Yang
َ ُ َ َ
Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ً َ
‫ِﻟ ﱟﻞ ﺟَﻌَﻠۡﻨَﺎ ﻣِﻨﻜُﻢۡ ﺷِﺮۡﻋﺔ وَﻣِﻨۡﻬَﺎﺟﺎ‬

“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syariat dan juga cara.” (QS Al Māidah:
48)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

ّ
‫اﻷﻧْﺒِﻴَﺎءُ إِﺧْﻮَةٌ ﻣِﻦْ ﻋ تٍ وَأﻣَّﻬَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺘَّﻰ وَدِﻳﻨُﻬُﻢْ وَاﺣِﺪ‬

“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama
mereka satu.” (HR Bukhāri dan Muslim)
⇒ Yang dimaksud dengan “ibu-ibu mereka berbeda” adalah syari’at mereka berbeda.
◆ Shalat dan zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman tentang Nabi Ismā’īl :

‫وَﻛَﺎنَ ﻳَﺄۡﻣُﺮُ أَﻫۡﻠَﻪُ ۥﺑِﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰةِ وَٱﻟﺰَّﻛَﻮٰة‬

“Dan dahulu Ismā’īl menyuruh keluarganya untuk shalat dan juga zakat.” (QS Maryam:
55).
Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām, beliau berkata :

‫وَأَوۡﺻَ ٰ ﻨِﻰ ﺑِﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰةِ وَٱﻟﺰَّڪﻮٰةِ ﻣَﺎ دُﻣۡﺖُ ﺣَﻴًّ۬ﺎ‬

َ ُ َ
“Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama
aku masih hidup.” (QS Maryam: 31)
◆ Namun shalat di atas tanah terbuka, di luar tempat khusus beribadah, hanyalah
disyari’atkan di dalam agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
◆ Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat-umat sebelum kita dan
dihalalkan bagi kita.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

ٍ‫وَﺟُﻌِﻠَﺖْ ﻟﻲ اﻟْﺄَرْضُ ﻣَﺴْﺠِﺪًا وَﻃَﻬُﻮرًا ﻓَﺄَﻳُّﻤَﺎ رَﺟُﻞٍ ﻣﻦ أُﻣَّﺘِﻲ أَدْرَﻛَﺘْﻪُ اﻟﺼَّﻠَﺎةُ ﻓَﻠْﻴُﺼَﻞِّ وَأُﺣِﻠَّﺖْ ﻟﻲ اﻟْﻤَﻐَﺎﻧِﻢُ وﻟﻢ ﺗَﺤﻞَّ ﻟِﺄَﺣَﺪ‬
‫ﻗَﺒْﻠِﻲ‬

45
“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid dan juga alat untuk
bersuci. Maka siapa saja di antara umatku yang mendapatkan waktu shalat, maka
hendaklah dia shalat. Dan telah dihalalkan bagiku rampasan perang dan tidak
dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Keutamaan Islam
Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad ‫”ﷺ‬.

Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad ‫ ﷺ‬memiliki banyak keutamaan yang
tidak dimiliki syari’at sebelumnya, di antaranya :
⑴ SYARI’AT BELIAU ‫ ﷺ‬ADALAH UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA
Allāh berfirman:

َ
‫ﻮل ٱﻟﻠ ِﻪ ِإﻟ ۡﻴ ۡﻢ ﺟ ِﻤ ﻌﺎ‬ ُ ‫ُ ۡ َ ٰٓ ﱡ َ ﱠ‬
ُ ‫ﺎس إ ﱢﻧﻰ َر ُﺳ‬
ِ ‫ﻗﻞ ﻳ ﺄﻳﻬﺎ ٱﻟﻨ‬

“Katakanlah: Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasūlullāh untuk kalian


semuanya” (QS Al A’rāf: 158)
Wajib bagi setiap orang yang mendengar diutusnya Rasūlullāh ‫ ﷺ‬untuk beriman
dengan Beliau. Barangsiapa yang tidak beriman dengan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬setelah
diutusnya Beliau maka dia kafir, meskipun dia mengaku mengikuti syariat seorang Nabi
sebelum Rasūlullāh ‫ﷺ‬.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ﱠ‬ ُ ْ ُْ ُ َ ُ َ َ َُ ‫ُﱠ‬ َ ْ ٌ َ ُ َ ْ َ َ َ ‫َْ ُ ُ َ ﱠ‬


‫ﻮد ﱞي َو ﻧ ْﺼ َﺮ ِاﻧ ﱞﻲ ﺛ ﱠﻢ ُﻤﻮت َوﻟ ْﻢ ﻳﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟ ِﺬي أ ْر ِﺳﻠﺖ ِ ِﻪ ِإ‬
ِ ‫واﻟ َِﺬي ﻧﻔﺲ ﻣﺤﻤ ٍﺪ ﱠ ِﺑ ِﺪ ِە ﺴﻤﻊ ِﺑﻲ أﺣﺪ ِﻣﻦ ﻫ ِﺬ ِە اﻷﻣ ِﺔ ﻳ‬
‫ﻬ‬ َ
َ ْ ْ
‫ﺎب اﻟﻨﺎر‬ ِ ‫ﺎن ِﻣﻦ أﺻﺤ‬

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah mendengar tentang diriku
seorang pun dari ummat ini, baik Yahudi maupun Nashrani, kemudian dia meninggal
dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia termasuk penduduk
neraka.” (HR Muslim)
⑵ SYARI’AT BELIAU ‫ ﷺ‬ADALAH SYARIAT YANG PALING SEMPURNA
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

َ ُ َْ ‫ﱠ‬ ‫ُ ُ َ ﱠ‬ ‫َُ ُ َ َ ﱠ‬ َ َ
‫ ِإ َوﻗﺪ ﺑ ﱢﻴﻦ ﻟ ْﻢ‬،‫ و َ ِﺎﻋﺪ ِﻣﻦ اﻟﻨﺎر‬،‫َﻣﺎ ِﻘ َﻲ ﺷ ْﻲ ٌء ﻘ ﱢﺮب ِﻣﻦ اﻟﺠﻨ ِﺔ‬

“Tidak ada sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka
kecuali sudah diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Ath
Thabrāni di dalam Al Mu’jamil Kabīr)
Datang beberapa orang Yahudi kepada Salmān Al-Fārisi radhiyallāhu ‘anhu dan
mengatakan:

َ ‫َ ﱠ‬ َ َ ُ َ َ َْ
‫ﻗﺪ ﻋﻠ َﻤ ْﻢ ﻧ ِ ﱡ ْﻢ َﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ْ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ ﱠﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﺣﺘﻰ اﻟ ِﺨ َﺮ َاءة‬

46
“Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai tata cara buang air
kecil.” (HR Muslim)
Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia diajarkan oleh Islam maka
bagaimana dengan permasalahan yang lain?
⇒ Islam mengajarkan:
• ‘Aqidah kepada Allāh
• Akhlaq kepada manusia
• Tatacara berdagang
• Makanan yang halal
• Makanan yang haram
• Dan lain-lain.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya bersyukur atas nikmat hidayah kepada
Islam ini ketika banyak manusia yang tidak mendapatkannya.

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Marātib
(Tingkatan-tingkatan) Di Dalam Islam”.

Di dalam hadits ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan Imām
Muslim; Datang Malaikat Jibrīl yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin
Allāh, bertanya kepada Rasūlullāh ‫ ﷺ‬tentang beberapa pertanyaan, diantaranya
tentang “Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan”.
Maka Rasūlullāh ‫ ﷺ‬menjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut. Kemudian di
akhir hadits Rasūlullāh ‫ ﷺ‬berkata:

َْ ُ َ ْ ُ ‫َ ﱠ‬
‫ﻓ ِﺈﻧﻪ ِﺟ ْﺒﺮ ُﻞ أﺗﺎ ْﻢ َﻌﻠ ُﻤ ْﻢ ِدﻳﻨ ْﻢ‬

“Sesungguhnya dia adalah Jibrīl yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian,
agama kalian.”
Di dalam hadits ini disebutkan 3 tingkatan dalam agama yaitu:
◆ Islam
◆ Iman
◆ Ihsan
Iman lebih tinggi daripada Islam & Ihsan lebih tinggi daripada Iman.
⇒Islam berkaitan dengan amalan zhahir.
⇒Iman berkaitan dengan amalan bathin.
⇒Ihsan adalah puncak dari amalan zhahir & bathin.
Orang yang sampai derajat Ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi
dalam Islam dan juga Iman.
Setiap orang yang beriman dia adalah orang yang Islam, tetapi tidak semua orang yang
Islam, dia beriman.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

47
ۖ ْ ُ ُ ْ ُ َْ َ ُ ْ َ ُ ُْ ُ ‫ََْْ ُ َﱠ‬ َ
‫آﻣﻨﺎ ۖ ﻗ ْﻞ ﻟ ْﻢ ﺗﺆ ِﻣﻨﻮا َوﻟ ٰ ِ ﻦ ﻗﻮﻟﻮا أ ْﺳﻠ ْﻤﻨﺎ َوﻟ ﱠﻤﺎ ﺪﺧ ِﻞ ِاﻹ َﻤﺎن ِﻓﻲ ﻗﻠ ِ ﻢ‬ ‫ﻗﺎﻟ ِﺖ اﻷﻋﺮاب‬
“Berkata orang-orang Arab Badui: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah: ‘Kalian belum
beriman.’ Dan katakanlah oleh kalian: ‘Kami telah Islam.’ Dan belum masuk Iman di
dalam hati-hati kalian.” (QS Al Hujurāt: 14)
Mereka berkata di awal mereka masuk Islam bahwa mereka sudah sampai derajat
keimanan.
Maka merekapun diperintahkan untuk mengatakan “Kami telah Islam” karena hakikat
keimanan belum masuk di dalam hati-hati mereka.
Dan masing-masing dari tiga tingkatan tersebut memiliki rukun.
⇒Yang dimaksud dengan rukun adalah yang terpenting/terkuat dari sesuatu.

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īslam /
Rukun-Rukun Islam”.

Syariat islam yang dibawa oleh Nabi kita ‫ ﷺ‬terdiri dari amalan yang dhahir dan batin.
Amalan dhahir yang paling penting adalah rukun islam yang jumlahnya ada lima yang
tercantum dalam sabda Nabi ‫ﷺ‬,

َ ‫َ َ َ ُ ﱠ‬ َ َ ‫ﱠ‬ ُْ ََ ‫َُ َْ ﱠ‬ ُ ْ ُ َ ‫َُ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ ﱠ ُ َ ﱠ ُ َ ﱠ‬


‫اﻟﺼ ة َوﺗﺆ ِﺗ َﻲ اﻟﺰ ﺎة َوﺗ ُﺼ ْﻮ َم َر َﻣﻀﺎن َوﺗﺤﺞ اﻟ َﺒ ْ ﺖ ِإ ِن‬ ِ ‫ا ِﻹ ِﺳ م أن ﺸﻬﺪ أن ِإﻟﻪ ِإ اﻟﻠﻪ وأن ﻣﺤﻤﺪا رﺳﻮل‬
‫اﻟﻠﻪ وﺗ ِﻘ ﻢ‬
ً ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ
ِ ‫اﺳﺘﻄﻌﺖ ِإﻟ ِﻪ ﺳ‬

Islam adalah engkau bersyahadat Laa ilaaha illallahu dan bahwasanya Muhammad
Rasulullah dan mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan
melakukan haji apabila engkau mampu menuju ke sana (HR. Muslim).

Pertama adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali
Allah dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah ‫ ﷺ‬Maknanya telah diterangkan dalam
silsilah nomor satu sampai dengan tiga.
Yang kedua adalah mendirikan sholat lima waktu dan hukumnya adalah wajib bagi
setiap muslim yang dewasa dan berakal. Barang siapa yang mengingkari kewajiban
sholat maka dia adalah kafir. Dan barang siapa yang meninggalkannya karena malas
padahal mengakui kewajiban tersebut maka dia berada dalam bahaya yang besar,
karena para ulama berselisih tentang kekafiran orang tersebut.
Yang ketiga adalah membayar zakat hukumnya adalah wajib sebagaimana sholat lima
waktu hukumnya juga wajib bagi orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Dan
hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan harta seseorang.
Yang keempat berpuasa di bulan Ramadhan wajib bagi seorang muslim yang dewasa,
berakal, memiliki kemampuan dan tidak ada penghalang seperti haid dan nifas.
Yang kelima adalah menunaikan ibadah haji hukumnya wajib sekali dilakukan seumur
hidup bagi orang yang mampu pergi ke sana dan seorang muslim dan juga muslimah
hendaknya memberikan perhatian yang besar kepada rukun islam ini.

48
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īmān /
Rukun-Rukun Iman”.

Amalan bathin yang paling penting dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasūlullāh
‫ ﷺ‬adalah Rukun Iman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi ‫ ﷺ‬ketika
Beliau ditanya tentang “Apa itu iman?” :

‫َ ﱢ‬
ِ ‫أَنْ ﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ وَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﻪِ وَﻛُﺘُﺒِﻪِ وَرُﺳُﻮْﻟِﻪِ وَاﻟْﻴَﻮْمِ اﻵﺧِﺮِ وَﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪَرِ ﺧَﻴْﺮِەِ وَ ﺷﺮە‬

“Engkau beriman kepada Allāh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-


Nya, hari akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk”. (HR
Muslim)
█ RUKUN IMAN KE-1 | Beriman kepada Allāh.
Telah kita bahas dalam Silsilah ‘Ilmiah yang Pertama dan Kedua.
█ RUKUN IMAN KE-2 | Beriman kepada malaikat. Adalah:
Beriman dengan keberadaannya.
Beriman dengan nama-nama sebagian mereka.
Beriman dengan sifat-sifat malaikat.
Beriman dengan tugas-tugas mereka yang tersebut dalam Al Qurān dan juga hadits
yang shahīh.
█ RUKUN IMAN KE-3 | Beriman kepada kitab-kitab Allāh. Adalah:

َ ُ َ َ
Beriman bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berisi petunjuk
bagi manusia.
Beriman dengan sebagian nama-nama dari kitab-kitab yang sudah Allāh turunkan
seperti shuhūf Ibrāhīm, Zabur, Taurāt, Injīl dan juga Al Qurān.
█ RUKUN IMAN KE-4 | Beriman kepada para Rasul. Adalah:
Beriman bahwa kerasulan adalah pilihan semata dari Allāh.
Beriman bahwasanya para Rasul adalah sebaik-baik manusia.
Beriman dengan beberapa kekhususan para Rasul ‘alayhimussalām.
Beriman bahwasanya dakwah mereka satu.
Dan lain-lain.
█ RUKUN IMAN KE-5 | Beriman kepada hari akhir. Adalah beriman dengan segala hal
yang berkaitan dengan hari akhir, seperti:
• Fitnah kubur
• Nikmat dan juga azab kubur
• Tanda-tanda dekatnya hari kiamat
• Ditiupnya sangkakala
• Kebangkitan manusia
• Sampai masuknya manusia ke dalam surga ataupun neraka.

49
Kemudian yang terakhir,
█ RUKUN IMAN KE-6 | Beriman kepada takdir. Adalah beriman bahwasanya
َ ُ َ َ
Allāh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
Mengetahui segala sesuatu,
Menulis segala sesuatu, dan
Terjadi segala sesuatu dengan kehendak Allāh, dan
َ ُ َ َ
Dia-lah Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬yang menciptakan segala sesuatu.
Hendaknya seorang Muslim dan juga Muslimah memberikan perhatian yang besar
terhadap 6 Rukun Iman ini.

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Ihsan Dan Juga
Rukunnya”.

Ihsan adalah tingkatan di dalam agama yang paling tinggi.


● Secara Bahasa, Ihsan adalah berbuat sebaik mungkin ketika melakukan sesuatu
● Secara Syari’at, Makna Ihsan adalah memperbaiki amal dan ibadah kepada Allāh
َ ُ َ َ
karena dia merasa diawasi dan dilihat oleh Allāh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
Didalam hadist Jibrīl ‘alayhissalām, Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya tentang “Apa
itu Ihsan?”.
Beliau mengatakan:
َ َ ُ ‫َ ْ َ ُ َ ﱠ‬ ْ َ ُ َ َ ‫َ ﱠ‬ َ َ ْ
‫أن ﺗ ْﻌ ُ ﺪ اﻟﻠﻪ ﺄﻧﻚ ﺗ َﺮاە ﻓ ِﺈن ﻟ ْﻢ ﺗ ﻦ ﺗ َﺮاە ﻓ ِﺈﻧﻪ ﻳ َﺮاك‬
“Engkau beribadah kepada Allāh seakan-akan engkau melihatnya, maka apabila engkau
tidak melihatnya, sesungguhnya dia melihatmu.”

Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allāh atau merasa di lihat Allāh baik zhahir
maupun bathinnya maka ia akan:
Beramal seikhlas mungkin.
Sesesuai mungkin dengan ajaran Nabi ‫ﷺ‬
Dia akan meninggalkan kemaksiatan baik kemaksiatan yang dilakukan hati, lisan
maupun anggota badan yang lain.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ْ َ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ ُ ُ َ ‫ﱠ ﱠ‬ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َْ َ ُ َ
‫آن َو ﺗ ْﻌ َﻤﻠﻮن ِﻣﻦ ﻋ َﻤ ٍﻞ ِإ ﻛﻨﺎ ﻋﻠ ْ ْﻢ ﺷﻬﻮدا ِإذ ﺗ ِﻔ ﻀﻮن ِﻓ ِﻪ ۚ َو َﻣﺎ ْﻌﺰب ﻋﻦ‬ٍ ‫َو َﻣﺎ ﺗ ﻮن ِﻓﻲ ﺷﺄ ٍن َو َﻣﺎ ﺗﺘﻠﻮ ِﻣﻨﻪ ِﻣﻦ ﻗ ْﺮ‬
َ ‫ﱠ َ َ َ ْ َ َ ْ َٰ َ َ َ َ َ ﱠ‬ ََ َْ ‫َرﱢ َﻚ ﻣ ْﻦ ﻣ ْﺜ َﻘﺎل َذ ﱠ‬
‫ﺎب ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬
ٍ ‫ﺘ‬ ‫ﻛ‬
ِ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫إ‬ِ ‫ﺮ‬ ‫ﺒ‬ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ﻚ‬ ‫ﻟ‬
ِ ‫ذ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﺮ‬ ‫ﻐ‬‫ﺻ‬ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ﺎء‬
ِ ‫ﻤ‬ ‫اﻟﺴ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫و‬ ‫ض‬ ‫ر‬ْ ‫اﻷ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫ة‬ٍ ‫ر‬ ِ ِ ِ

“Dan tidaklah kamu dalam sebuah keadaan dan tidaklah kamu membaca Al Qurān dan
tidaklah kalian mengamalkan sebuah amalan kecuali kami mengetahuinya ketika kalian
mengamalkannya tidak ada yang luput dari Rabb-Mu sesuatu sebesar dzarah pun
dibumi maupun dilangit. Dan tidak ada sesuatu yang lebih kecil daripada itu dan tidak
ada yang lebih besar kecuali ada di dalam kitab yang jelas.” (QS Yūnus: 61)
َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

50
َ َ َ ُ َْ َ ُ ََْ ُ ُ ْ َْ ُ ُُْ ْ ْ ُ ُ َ ُ ْ ُ ْ ْ ُ
‫ات َو َﻣﺎ ِﻓﻲ اﻷ ْرض ۗ َواﻟﻠﻪ ﻋﻠ ٰﻰ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻗ ِﺪ ٌﻳﺮ‬ َ َ ‫ﱠ‬
ِ ‫ﻗﻞ ِإن ﺗﺨﻔﻮا ﻣﺎ ِﻓﻲ ﺻﺪور ﻢ أو ﺗ ﺪوە ﻌﻠﻤﻪ اﻟﻠﻪ ۗ و ﻌﻠﻢ ﻣﺎ ِﻓﻲ اﻟﺴﻤﺎو‬

“Katakanlah: Seandainya kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada-dada


kalian atau kalian menampakan nya maka Allāh mengetahuinya. Dan Allāh mengetahui
apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi dan Allāh Maha mampu melakukan
segala sesuatu.” (QS Āli ‘Imrān: 29)
َ ُ َ َ
Semoga Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menjadikan kita senantiasa merasa diawasi oleh Allāh dan
takut kepada Allāh dimanapun kita berada.

HSI 05 - 01 Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari


Akhir

Halaqah yang pertama dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah
tentang Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir

Hari akhir, dinamakan demikian, karena tidak ada hari setelahnya. Tidak ada lagi hari
yang kita kenal yang dimulai dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan
tenggelamnya. Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan segala hal
yang berkaitan dengan hari akhir tersebut, mulai dari kematian, fitnah kubur, nikmat
dan adzab kubur, tanda-tanda hari kiamat, kebangkitan manusia, dikumpulkannya
manusia, perhitungan dan penimbangan amal dan seterusnya sampai masuknya
manusia ke dalam surga atau neraka. Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman,
yang tidak sah iman seseorang bila tidak beriman dengannya. Allah berfirman :

َ َۢ ٰ َ ‫َ َ ۡ َ ﱠ‬ َۡ ُ ٓ ُ َ
‫ِﻌ ﺪا‬ ‫َو َﻣﻦ ﻔ ۡﺮ ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ َو َﻣﻠ ٰ ﻜ ِﺘ ِﻪۦ َو ﺘ ِ ِﻪۦ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ َوٱﻟ َﻴ ۡﻮ ِم ٱﻷ ِﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿﻞ ﺿﻠ‬

"Dan barang siapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,


Rasul-rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang
jauh." (An-Nisa' : 136)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya tentang apa itu iman,

َ َ َ َ َ ُْ ُ َُ ُ َ َ َ َ َ ُْ ْ
‫اﻵﺧﺮ َوﺗﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر ﺧ ْﻴﺮ ِە َوﺷ ﱢﺮ ِە‬ َْ َ
ِ ‫أن ﺗﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ وﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ و ﺘ ِ ِﻪ ورﺳ ِﻠ ِﻪ واﻟﻴﻮ ِم‬

Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya


dan juga hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik dan yang buruk (HR.
Muslim).
َ ُ َ َ
Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, kecuali Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

ُ ‫ﱠ‬ ۡ َ ‫ﻨﺪ َر ﱢﺑﻰ َ ُ َﺠﻠ‬


َ َ ‫َ ُ ﱠ‬ َ ‫ﱠ َ ﱠ‬ َ َ َ َ
‫ﻴﮩﺎ ِﻟ َﻮﻗ ِﺘ َﮩﺎ ِإ ﻫ َﻮ‬ ‫ٱﻟﺴﺎﻋ ِﺔ أ ﺎن ُﻣ ۡﺮ َﺳ ٰ ﻬﺎ ﻗ ۡﻞ ِإﻧ َﻤﺎ ِﻋﻠ ُﻤﻬﺎ ِﻋ‬ ‫ۡﺴ ﻠﻮﻧﻚ ﻋﻦ‬

51
"Mereka bertanya kepadamu tentang hari kiamat kapan terjadinya, katakanlah
sesungguhnya ilmunya di sisi Rabb-ku. Tidak mengetahui waktunya, kecuali Dia." (Al-
A'raf : 187)
Malaikat Jibril 'alaihissalam pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang
kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬dan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi. Maka beliau
‫ ﷺ‬menjawab,

‫َﻣﺎ اﻟ َﻤ ْﺴ ُﺆ ْو ُل َﻋ ْﻨ َﻬﺎ ﺄ ْﻋﻠ َﻢ ﻣ َﻦ ﱠ‬


‫اﻟﺴ ِﺎﺋ ِﻞ‬ ِ ِ

Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari pada yang bertanya (HR. Muslim)
َ ُ َ َ
Apabila Malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dan Rasulullah ‫ﷺ‬,
Nabi yang paling dekat dengan Allah tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat,
maka bagaimana selain keduanya bisa mengetahui. Yang lebih penting dari pada itu
bagi seorang hamba yang berakal adalah mempersiapkan bekal yang cukup untuk
menghadapi hari tersebut.

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah "Bekal
Perjalanan Menuju Negeri Akhirat"

Perjalanan menuju negeri akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang. Seorang
ُ َ َ
hamba membutuhkan bekal yang cukup agar sampai ke dalam surga Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dengan selamat. Bekal tersebut adalah takwa kepada Allah. Allah Subhanahu Wa
Ta'ala berfirman :

ۡ‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ ‫ََ ُ َ ﱠ‬


‫َوﺗﺰ ﱠودوا ﻓ ِﺈن ﺧ ۡﻴ َﺮ ٱﻟﺰ ِاد ٱﻟﺘﻘ َﻮ ٰى‬

"Dan hendaklah kalian berbekal, maka seseungguhnya sebaik-baik bekal adalah


ketakwaan." (Al-Baqarah : 197)
Bertakwa kepada Allah adalah melaksanakan perintah Allah berdasarkan dalil yang
َ ُ َ َ
shahih dengan niat mengharap pahala dari Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dan menjauhi
kemaksiatan kepada Allah berdasarkan dalil yang shahih karena takut dengan azab
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Orang yang berbahagia kelak adalah orang yang bersabar di dunia ini
dan istiqomah untuk mengumpulkan bekal yang cukup bagi perjalanan yang sangat
panjang tersebut.
Mereka-lah orang-orang yang tidak akan takut dengan apa yang akan mereka hadapi
ُ َ َ
dan mereka tidak akan bersedih dengan apa yang sudah mereka tinggalkan. ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ َُ ۡ َ ُ َ َ ٌ َ ََ ََ ۡ ‫ُ ُﱠ‬ َ‫ﱡ‬ َ َ ‫ﱠ‬


‫ٱﺳﺘﻘ ٰ ُﻤﻮا ﻓ ﺧ ۡﻮف ﻋﻠ ۡﻴ ِﻬ ۡﻢ َو ﻫ ۡﻢ ﺤﺰﻧﻮن‬ ‫ِإن ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻗﺎﻟﻮا َر ﻨﺎ ٱﻟﻠﻪ ﺛﻢ‬

52
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah kemudian
mereka beristiqomah, maka tidak ada ketakutan atas mereka, dan mereka tidak akan
bersedih." (Al-Ahqaf : 13)
Dan orang yang celaka di akhirat adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya ketika di
َ ُ َ َ
dunia dan dia lalai dengan hari pembalasan. Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
ً۬ َ ۬ َ ُ َ ََ َ َ َ ‫ﱠ َ ٰٓ ُ َ ٓ ُ ﱡ‬
‫ﺎﺟﻠﺔ َو ﺬ ُرون َو َرا َءﻫ ۡﻢ ﻳ ۡﻮ ًﻣﺎ ﺛ ِﻘ‬
ِ ‫ِإن ﻫ ﺆ ِء ِﺤﺒﻮن ٱﻟﻌ‬

"Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan hari yang berat
yang ada di belakang mereka". (Al-Insan : 27)
َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang
bertakwa.

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir berjudul Menjalankan
Perintah Allah Bekal Menuju Akhirat"
َ ُ َ َ
Perintah Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬apabila dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah
Rasulullah ‫ ﷺ‬maka akan menjadi khasanah atau pahala dan bekal menuju akhirat bagi
َ ُ َ َ
seorang hamba. Perintah yang paling dicintai oleh Allah S‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬adalah apa yang
َ ُ َ َ
Allah wajibkan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berkata,
َ ُ ْ َْ ‫َو َﻣﺎ َﺗ َﻘ ﱠﺮ َب إﻟ ﱠﻲ َﻋ ْ ﺪي َﺸ ْﻲء أ َﺣ ﱠ‬
‫ﺐ ِإﻟ ﱠﻲ ِﻣ ﱠﻤﺎ اﻓﺘ َﺮﺿﺖ ﻋﻠ ْ ِﻪ‬ ٍ ِ ِ ِ

Dan tidaklah hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai
dari pada apa yang sudah Aku wajibkan atasnya (HR. Bukhori)
Oleh karena itu seorang muslim, hendaknya memperhatikan kewajiban-kewajiban yang
telah Allah wajibkan atasnya dan melaksanakan kewajiban tersebut dengan sebaik-
baiknya.

Kewajiban di sini ada yang berkaitan dengan hak Allah seperti :


1. Tauhid,
2. Shalat lima waktu,
3. Puasa Ramadhan,
4. Haji bagi yang wajib dan lain-lain.
Dan juga ada yang berkaitan dengan hak makhluk seperti :
1. menafkahi orang yang menjadi tanggungan,
2. berbakti kepada kedua orang tua dan lain-lain.
Kemudian apabila seorang hamba memiliki waktu dan kemampuan maka hendaknya
dia menambah bekal dengan berbagai amal sholeh yang mustahab atau disunnahkan
seperti:
1. Shalat-shalat sunnah,
2. Puasa-puasa sunnah,
3. Shadaqah sunnah,

53
4. Membaca Al-Qur'an dan lain-lain.
Memilih di antara amalan tersebut yang bisa dia kerjakan dengan baik dan bisa
dilakukan secara terus-menerus.
Di antara amalan yang besar pahalanya adalah :
1. Menuntut ilmu agama,
2. Dzikrullah,
َ ُ َ َ
3. Berjihad di jalan Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
4. Akhlak yang baik,
5. Berdakwah di jalan Allah dan lain-lain.
Orang yang sibuk dengan sesuatu yang menjadi kewajibannya sehingga tidak bisa
mengerjakan sesuatu yang mustahab atau sunnah, maka dia mendapatkan uzur. Adapun
orang yang sibuk dengan sesuatu yang mustahab kemudian dia lalai dengan kewajiban
ُ َ َ
dia, maka orang tersebut adalah orang yang tertipu. Mintalah kepada Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬pertolongan di dalam beramal dan mintalah kepada-Nya supaya amalan tersebut
َ ُ َ َ
diterima. Semoga Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memasukkan kita ke dalam surga-Nya dengan
sebab amal kita yang sedikit dan penuh dengan kekurangan ini dan rahmat serta kasih
َ ُ َ َ
sayang Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬lebih kita harapkan dari pada amalan kita.

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah "Meninggalkan
Kemaksiatan Merupakan Bekal Menuju Akhirat"

Meninggalkan kemaksiatan apabila dilakukan karena takut kepada Allah berdasarkan


dalil yang shahih, maka ini akan menjadi pahala bagi seorang hamba. Sebaliknya
kemaksiatan apabila dilakukan seorang hamba, maka itu akan menjadi sayyi-ah (dosa)
yang membahayakan keselamatan dia di akhirat kelak. Dosa bertingkat-tingkat, dan
dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang mengekalkan pelakunya di dalam neraka
apabila dia mati dan tidak bertaubat dari dosa tersebut.
Yang pertama adalah kufur besar atau kekafiran, yaitu menentang apa yang dibawa oleh
َ ُ َ َ
seorang utusan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬seperti menentang tauhid, mendustakan kenabian
seorang Rasulullah, mengingkari syariat yang beliau bawa, padahal dia mengetahui
bahwasanya itu adalah syariat-Nya, atau mengejek dan mengolok-olok Allah, Rasul-Nya
َ ُ َ َ
dan juga ayat-ayat-Nya dan lain-lain. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

َ ُ َ َ ۡ ُ ‫َ ٰ َ ْ ٰٓ َ ۡ َ ٰ ُ ﱠ‬ ُ ‫ﱠ‬ َ َ
‫ﻴﮩﺎ ﺧ ٰ ِﻠﺪون‬‫َوٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮوا َو ﺬﺑﻮا ِﺑ ﺎﻳ ِﺘﻨﺎ أوﻟ ﻚ أﺻﺤ ﺐ ٱﻟﻨﺎر ﻫﻢ ِﻓ‬

"Dan orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami, merekalah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah : 39)
Yang kedua adalah syirik besar. Syirik ini lebih khusus dari kekufuran. Setiap syirik
َ ُ َ َ
adalah kekufuran. Tapi tidak setiap kekufuran adalah syirik. ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :
َ ‫ﻴﻦ ﻣ ۡﻦ أ‬
‫ﻧﺼ ۬ﺎر‬
َ َ َ ُ ‫َ ﱠَ َ َ َٰ ُ ﱠ‬ ۡ َ ُ َ‫ََ ۡ َ ﱠ‬ ۡ ۡ ُ َ ُ ‫ﱠ‬
ِ ‫ِإﻧﻪ ۥ ﻣﻦ ﺸﺮك ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ ﻓﻘﺪ ﺣﺮم ٱﻟﻠﻪ ﻋﻠ ِﻪ ٱﻟﺠﻨﺔ وﻣﺄو ﻪ ٱﻟﻨﺎر وﻣﺎ ِﻟﻠﻈ ٰ ِﻠ ِﻤ‬

54
َ ُ َ
"Sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬maka sungguh
Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengharamkan atasnya surga dan tempat kembalinya
adalah neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang berbuat zalim." (Al-
Maidah : 72)
Yang ketiga adalah nifaq besar, yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan
menampakkan keimanan dengan lisan dan perbuatan. Orang munafik termasuk orang
kafir, bahkan lebih besar dosanya dari orang kafir yang menampakkan kekafirannya.
َ ُ َ َ
Dan di akhirat azab mereka lebih dahsyat. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman dalam

َ ُ َ َ ‫َ ﱠ‬ َ َۡ ‫ﱠ‬ َ َ ‫ﱠ‬
‫ِإن ٱﻟ ُﻤﻨ ٰ ِﻔ ِﻘﻴﻦ ِﻓﻰ ٱﻟﺪ ۡر ِك ٱﻷ ۡﺳﻔ ِﻞ ِﻣﻦ ٱﻟﻨﺎر َوﻟﻦ ﺗ ِﺠﺪ ﻟﻬ ۡﻢ ﻧ ِﺼﻴﺮا‬

"Sesungguhnya orang-orang munafik berada di lapisan paling bawah dari neraka. Dan
engkau tidak akan mendapatkan penolong bagi mereka." (An-Nisa : 145)
Alhamdulillah yang telah memberikan kita petunjuk kepada Islam, kalau bukan karena
َ ُ َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬niscaya kita tidak mendapatkan petunjuk. Semoga Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memberikan kita ketetapan hati di atas agama islam ini sampai kita bertemu
dengan-Nya.

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dosa-dosa
Besar dan Dosa-dosa Kecil"

Di antara dosa yang berbahaya bagi seorang hamba di akhirat. Yang pertama adalah
dosa bid'ah yang tidak sampai mengkafirkan pelakunya. Bid'ah secara istilah syariat
adalah cara yang diada-adakan di dalam agama yang menyerupai syariat, dimaksudkan
َ ُ َ َ ُ
untuk berlebih-lebihan di dalam bertaqarrub kepada Allah ‫ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬. Dan bid'ah
adalah perkara yang paling jelek. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan. Dan setiap bid'ah
adalah sesat (HR. Muslim)
Orang yang melakukan bid'ah seakan-akan menganggap agama yang dibawa oleh
Rasulullah ‫ ﷺ‬belum sempurna dan seakan-akan dia telah menuduh Rasulullah
َ ُ َ َ ُ
‫ ﷺ‬mengkhianati risalah Allah ‫ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬. Pelaku bid'ah merasa dirinya di atas
ُ َ َ
petunjuk, sehingga sulit dia untuk memperoleh hidayah kecuali orang yang Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ‬
َ
‫ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬rahmati.
Yang kedua di antara dosa-dosa yang berbahaya bagi seorang hamba adalah dosa-dosa
besar. Yaitu semua dosa yang diancam pelakunya dengan hukuman di dunia atau laknat
َ ُ َ َ َ ُ َ َ
dari Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬atau amarah dari Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬atau diancam dengan
neraka. Seperti berzina, mencuri, riba, durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa hak
dan lain-lain. Kemudian , Yang ketiga adalah dosa-dosa kecil yaitu dosa yang tidak
sampai kepada dosa-dosa besar. Seperti melihat kepada aurat wanita yang tidak halal
baginya dan lain-lain. Dosa kecil ini bisa menjadi besar karena beberapa sebab di

55
antaranya adalah apabila dilakukan secara terus-menerus tanpa melakukan taubat
َ ُ َ َ ُ
kepada Allah ‫ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ُ َ ُْ ‫ﱠ ُ َ ﱠ‬ َ َ َ ْ َ ‫َ ﱠُ ﱠ‬ ُ ‫ﱡ‬ َ‫ﱠ ْ َ ُ َ ﱠ‬
‫اﻟﺮﺟ ِﻞ ﺣﺘﻰ ﻳﻬ ِﻠ ﻨﻪ‬ ‫ﻮب ﻓ ِﺈﻧﻬﻦ ﺠﺘ ِﻤ ْﻌﻦ ﻋﻠﻰ‬
ِ ‫ات اﻟﺬ‬
‫ﻧ‬ ِ ‫إ ِ ﺎ ﻢ وﻣﺤﻘﺮ‬

Hati-hatilah kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan, karena sesungguhnya dosa-
dosa tersebut berkumpul pada diri seseorang sampai membinasakannya (Hadits Shahih
Riwayat Imam Ahmad)
Dosa berupa kedzaliman kepada orang lain baik harta, kehormatan maupun fisik akan
menjadi penyesalan di hari kiamat, apabila tidak meminta dihalalkan di dunia ini.

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Penghapus
Dosa"

Setiap anak Adam pasti memiliki dosa. Untuk itu setiap muslim hendaknya mengetahui
perkara-perkara yang bisa menghapus dosa tersebut, supaya dia keluar dari dunia ini
dengan keadaan sebersih mungkin dari dosa. Empat perkara yang apabila diamalkan
ُ َ َ
bisa menghapus dosa seseorang : Yang pertama adalah taubat yang nasuha Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

َ ‫ُ ﱢ‬ ‫ﱡ‬ َ ‫َ َ ً۬ ﱠ‬ ُ ُ ُ َ ‫َٓ ﱡ‬
‫ﻳ ٰ ﺄﻳ َﮩﺎ ٱﻟ ِﺬﻳﻦ َء َاﻣﻨﻮا ﺗ ٓﻮا ِإﻟﻰ ٱﻟﻠ ِﻪ ﺗ ۡ ﺔ ﻧ ُﺼﻮﺣﺎ ﻋ َﺴ ٰﻰ َر ۡﻢ أن ﻔ َﺮ ﻋﻨ ۡﻢ َﺳ ﱢﻴ ِﺎﺗ ۡﻢ‬

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat
yang nasuha, semoga Rabb kalian menghapus dosa-dosa kalian". (At-Tahrim : 8)
Taubat yang nasuha adalah taubat yang memenuhi tiga syarat : penyesalan yang
mendalam, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan bertekad kuat untuk tidak
melakukannya di masa yang akan datang. Apabila dosa tersebut berkaitan dengan hak
orang lain maka hendaklah segera menunaikan hak tersebut dan minta segera
dihalalkan. Apabila berupa harta maka segera dikembalikan dan apabila berupa
kehormatan maka segera meminta maaf.
َ ُ َ َ
Yang kedua memperbanyak memohon maghfirah dari Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dan makna
memohon maghfirah yang pertama adalah memohon supaya ditutupi dosanya dari
ُ َ َ
manusia, kemudian memohon supaya dosa-dosanya tersebut dihapus oleh Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬sehingga tidak diazab dengan dosa yang sudah dilakukan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ً َ ْ َ ْ ‫َواﻟﻠﻪ إ ﱢﻧﻲ َﻷ ْﺳ َﺘ ْﻐﻔ ُﺮاﻟﻠﻪ َوأ ُﺗ ْﻮ ُب إﻟ ْ ﻪ ﻓﻲ اﻟ‬


‫ﻴﻮ ِم أ ﺜ َﺮ ِﻣﻦ َﺳ ْ ِﻌ ْﻴﻦ َﻣ ﱠﺮة‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ُ َ
Demi Allah, aku beristgihfar kepada Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dan bertaubat kepada-Nya di
dalam sehari lebih dari tujuh puluh hari (HR. Bukhari)
َ ُ َ َ
Yang ketiga adalah beramal shaleh Allh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman dalam

ۚ ‫ُۡ ۡ َ ﱠ ﱢ‬ َ َ َ ‫ﱠ‬
ِ ‫ِإن ٱﻟﺤﺴﻨ ٰ ِﺖ ﺬ ِﻫﺒﻦ ٱﻟﺴﻴ‬
‫ﺎت‬

56
"Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan menghilangkan kejelekan-kejelekan." (Hud
: 114)
Yang ke empat adalah bersabar ketika tertimpa musibah Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

َ َ ُ ُ ‫ﱠ‬ ‫ْ َ ﱠ ﱢ َ َْ ُ َ ﱠ‬ ُ ‫َﻣﺎ ﻣ ْﻦ ُﻣﺼ َ ﺔ ُﺗﺼ‬


‫ﺐ اﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻦ ِإ ﻛﻔ َﺮ ِﺑﻬﺎ ﻋﻨﻪ ﺣﺘﻰ اﻟﺸ ْﻮ ﺔ ﺸﺎ ﻬﺎ‬ ِ ٍ ِ ِ

ُ َ
Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬akan menghapus dengan musibah tersebut dosanya sampai apabila dia terkena
duri (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, janganlah seorang muslim berputus asa bagaimanapun besar dosa yang
َ ُ َ َ
ia lakukan. Perbaikilah amal di sisa umur yang ada. Semoga Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Al-
Ghoffururrohiim mengampuni dan menutupi dosa-dosa kita yang telah lalu.

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Kematian"

Kematian adalah keluarnya nyawa seseorang dari jasadnya. Kematian adalah ciptaan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji siapa diantara kita yang paling baik
amalannya. dia adalah sunnatullah bagi setiap jiwa, bagaimanapun dia berusaha untuk
َ ُ َ َ
lari dari kematian tersebut. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ُ َ َ َْ
‫ﱡﻞ ﻧﻔﺲ ذ ِﺋﻘﺔ اﻟ َﻤ ْﻮ ِت‬
"Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian," (Ali Imran : 185)

Seseorang tidak mengetahui kapan dan dimana dia akan meninggal. Dan apabila datang,
maka kematian tersebut tidak bisa diundurkan. Sering mengingat mati adalah perkara
yang diperintahkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬Diharapkan dengan mengingat mati seseorang lebih
khusuk di dalam beribadah, bersegera bertaubat dan tidak lalai atas kenikmatan dunia
yang fana ini. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ﱠ‬ َ َ ُ
‫ات‬
ِ ‫أ ِﺜﺮوا ِذﻛﺮ ﻫ ِﺎذ ِم اﻟﻠﺬ‬

Hendaklah kalian memperbanyak mengingat sesuatu yang memutus semua


kelezatan (HR. Tirmidzi, An Nasai, Ibnu Majah, berkata Syaikh Albani: Hasan Shahih)

Harapan setiap muslim adalah meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, yaitu
meninggal dalam keadaan taat kepada Allah. Caranya adalah dengan berdo'a dan
َ ُ َ َ
menjaga ketaatan kepada Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬selama hidupnya. Di dalam sebuah hadits
yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwa
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬apabila menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka akan
diberikan taufik untuk beramal shalih sebelum ia meninggal dunia.
Dan diantara amal shalih tersebut adalah mengucapkan Laa ilaaha illallah. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda :

57
َ‫َ ﱠ‬ َ َ ُ ‫َ َ ﱠ‬ َ َ ْ َ
‫آﺧ ُﺮ ِﻣ ِﻪ ِإﻟﻪ ِإ اﻟﻠﻪ دﺧ َﻞ اﻟﺠﻨﺔ‬
ِ ‫ﻣﻦ ﺎن‬

Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah kalimat Laa ilaaha illallah maka dia akan masuk
ke dalam surga. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud).
Kecanduan melakukan dosa, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi tanpa
diiringi dengan taubat dikhawatirkan akan menjadi sebab su-ul khatimah. Semoga
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬membersihkan hati kita dari ketergantungan dengan dosa.

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Fitnah
Kubur"

Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur.
Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian. Fitnah kubur adalah tiga pertanyaan yang
akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit baik seorang mukmin,
kafir maupun munafiq. Ditanya tentang siapa Rabb-nya? Siapa Nabi-nya? Dan apa
agamanya?
Suatu hari Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah menguburkan mayat bersama para sahabat. Kemudian
beliau berkata kepada mereka :

ُ َ ْ ُ ‫ُ ﱠْ َ َ ﱠ‬ ْ ‫اﺳ َﺘ ْﻐﻔ ُﺮوا ؛ َﻷﺧ ْﻢ َو‬


‫ ﻓ ِﺈﻧﻪ اﻵن ْﺴﺄ ُل‬، ‫اﺳﺄﻟﻮا ﻟﻪ اﻟﺘ ِﺒ ﺖ‬ ْ
ِ ِ ِ

Hendaklah kalian memohon ampun untuk saudara kalian dan mintalah untuknya
ketetapan hati karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya (Hadits Shahih
Riwayat Abu Daud)
Yang akan menjawab pertanyaan dengan baik adalah orang yang Allah tetapkan
hatinya. Yang dia dahulu di dunia mengenal Allah, mengenal Rasul-Nya dan juga
mengenal agama islam. Kewajiban seorang muslim adalah bersungguh-sungguh
mempersiapkan jawaban yang benar untuk menghadapi ujian yang soal-soalnya sudah
dibocorkan ini. Dan penjelasan tentang mengenal Allah, Rasulullah dan agama islam
telah kita sebutkan di dalam silsilah ilmiyyah nomor 2, 3, 4. Ada beberapa orang yang
mereka kelak tidak akan menghadapi fitnah kubur. Di antaranya adalah para syuhada
ُ َ َ
yaitu orang-orang yang meninggal di dalam peperangan di jalan Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬: "Yaa Rasulullah, mengapa
orang-orang yang beriman diuji di dalam kubur mereka kecuali orang yang syahid?"
Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬menjawab:

ًُْ َ ‫ﻛ َﻔﻰ ﺑ َ ﺎر َﻗﺔ ﱡ‬


‫اﻟﺴ ُﻴ ْﻮ ِف ﻋﻠﻰ َرأ ِﺳ ِﻪ ِﻓﺘﻨﺔ‬ ِ ِ

Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian (Hadits Shahih Riwayat An-
Nasa'i).

58
Di antara mereka adalah orang yang meninggal di hari jumat atau malam jumat.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

َ ََْ ُ ُ َ ‫ﱠ‬ ُ َ ُ َ ُ َ ْ
‫َﻣﺎ ِﻣﻦ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ٍﻢ ُﻤﻮت ﻳ ْﻮ َم اﻟﺠ ُﻤ َﻌ ِﺔ أ ْو ﻟ ْ ﻠﺔ اﻟﺠ ُﻤ َﻌ ِﺔ ِإ َوﻗﺎە اﻟﻠﻪ ِﻓﺘﻨﺔ اﻟﻘ ْﺒﺮ‬

Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari jumat atau malam jumat kecuali Allah
Subhanahu Wa Ta'ala akan menjaganya dari fitnah kubur (Hadits Hasan Riwayat
Tirmidzi)
َ ُ َ َ
Kita memohon kepada Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menetapkan hati kita dan orang-orang yang
kita cintai di dalam menghadapi fitnah kubur.

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Ni'mat dan
Azab Kubur Bagian Yang Pertama"

Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya azab dan nikmat
kubur. Kewajiban seorang mukmin adalah beriman meskipun belum atau tidak
mengetahui hakekat caranya. Kata kubur di sini adalah kebanyakan atau keumuman
dan bukan merupakan pembatasan. Artinya seseorang akan tetap mendapatkan azab
atau nikmat kubur kalau memang dia berhak meskipun dia mati dalam keadaan
tenggelam atau terbakar sehingga menjadi abu atau dimakan binatang buas atau yang
lain. Tentunya dengan cara yang Allah ketahui. Dalil adanya azab kubur di dalam Al-
َ ُ َ َ
Qur'an di antaranya adalah firman Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬tentang orang-orang munafiqin

َ ََ َ ‫ۚ َ َُ ﱢ ُُ ْ َﱠَْ ُ ﱠ َُ ﱡ‬
ٍ ‫ﺳﻨﻌﺬﺑﻬﻢ ﻣﺮﺗﻴﻦ ﺛﻢ ﻳﺮدون ِإﻟ ٰﻰ ﻋﺬ‬
‫اب ﻋ ِﻈ ﻢ‬

"Kami akan mengazab mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada
azab yang besar." (At-Taubah : 101)
Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata di dalam tafsirnya, azab yang pertama
adalah di dunia dan azab yang kedua adalah di kubur. Di dalam hadits Albarra' ibnu
'Azib radhiallahu 'anhu yang panjang yang menceritakan tentang fitnah, nikmat dan
azab kubur, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
َ ََ ْ َ ْ
‫اب اﻟﻘ ْﺒﺮ‬
ِ ‫ﺎﻟﻠﻪ ِﻣﻦ ﻋ‬
‫ﺬ‬ ِ ِ ‫إﺳﺘ ِﻌ ﺬو‬

Hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari azab kubur (Hadits shahih riwayat Abu
Dawud dan juga yg lain)
Hadits-hadits tentang azab kubur termasuk mutawatir menurut para 'ulama.

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Nikmat dan
Azab Kubur Bagian yang kedua"

Di dalam hadits Al-Barra' radhiallahu 'anhu disebutkan bahwasanya orang yang


beriman apabila bisa menjawab fitnah kubur dengan baik akan diberi alas yang berasal

59
dari surga, diberi pakaian dari surga, dibuka pintu menuju surga, sehingga dia diterpa
angin surga dan mencium wanginya bau surga dan diluaskan kuburnya sejauh mata
memandang. Kemudian ditemani amal shaleh yang selama ini dia lakukan di dunia, yang
Allah wujudkan berupa seorang yang berwajah bagus, berpakaian indah dan berbau
wangi. Adapun orang yang kafir, maka ketika tidak bisa menjawab fitnah kubur dia akan
diberi alas yang berasal dari neraka, pakaian dari neraka, dibuka pintu menuju neraka
sehingga dia diterpa angin yang panas dari neraka. Kemudian disempitkan kuburnya,
sehingga tulang rusuknya saling bersilangan. Kemudian ditemani dosa-dosa yang
selama ini dia lakukan di dunia, yang Allah wujudkan berupa seorang yang buruk rupa
dan pakaian serta menyengat bau badannya.
Secara umum kemaksiatan adalah sebab azab kubur. Rasulullah ‫ ﷺ‬telah menyebutkan
beberapa kemaksiatan yang merupakan sebab azab kubur di antaranya adalah
namimah yaitu mengadu domba dan juga tidak menjaga kesucian diri dan juga pakaian
dari air kencing. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
juga Muslim.
Azab kubur bagi orang yang beriman bisa terhenti dan terputus dengan sebab tertentu
di antaranya adalah doa orang yang berziarah. Menghindari kemaksiatan dan bertaubat
dari kemaksiatan adalah cara untuk selamat dari azab kubur. Doa sebelum salam yang
diajarkan Rasulullah ‫ ﷺ‬hendaknya jangan diremehkan, meskipun hukumnya sunnah.

ََ ْ َ ُ ْ ُ ْ ‫َ َ ﱠَ ُ ﱠ ﱢ‬ َ َ ْ َ َْ ‫ﱠ ﱠ‬ ْ َ َْ ‫َ ْ َ ﱢ‬ َ َ َ َ ْ َ َْ ْ َ
‫اب‬
ِ ‫ﺬ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﻚ‬ ِ ‫ذ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫أ‬ ‫ﻲ‬‫ﻧ‬‫إ‬ِ ‫ﻢ‬‫ﻬ‬ ‫ﻟﻠ‬ ‫ا‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻨ‬‫ﻬ‬ ‫ﺟ‬ ‫اب‬
ِ ‫ و ِﻣﻦ ﻋ‬، ‫ و ِﻣﻦ ﺷﺮ ِﻓﺘﻨ ِﺔ اﻟﻤ ِﺴﻴﺢ اﻟﺪﺟﺎ ِل اﻟﻘﺒﺮ‬،‫ﺎت‬
‫ﺬ‬ ِ ‫ و ِﻣﻦ ِﻓﺘﻨ ِﺔ اﻟﻤﺤ ﺎ واﻟﻤﻤ‬،

"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahanam, dan
siksaan kubur, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih
Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
َ ُ َ َ
Dan kita memohon kepada Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬semoga melindungi kita semua dari azab
kubur.

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tanda-tanda
Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Telah Berlalu"
َ ُ َ َ
Hari kiamat adalah hari akhir dunia ini. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengabarkan bahwa hari
tersebut sudah dekat, yaitu apabila dibandingkan dengan umur dunia ini secara
َ ُ َ َ
keseluruhan. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman
َ ُ ۬ ۡ َ ُ ُُ ‫َۡ َ ﱠ‬
‫ٱﻗﺘ َﺮب ِﻟﻠﻨﺎس ِﺣ َﺴﺎﺑﻬ ۡﻢ َوﻫ ۡﻢ ِﻓﻰ ﻏﻔﻠ ٍﺔ ﱡﻣ ۡﻌﺮﺿﻮن‬

Telah dekat perhitungan bagi manusia, sedangkan mereka dalam keadaan lalai lagi
berpaling. (Al-Anbiya :1)
ُ َ َ
Tanda-tanda terjadinya hari kiamat sudah mulai bermunculan. Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman
ۚ َ ُ َ ۡ َ َ ۡ َ َ ً۬ َ ۡ َ ُ َ َ َ َ ‫ََ ۡ َ ُ َ ﱠ ﱠ‬
‫ٱﻟﺴﺎﻋﺔ أن ﺗﺄ ِﺗﻴﮩﻢ ﻐﺘﺔ ﻓﻘﺪ ﺟﺎء أﺷﺮاﻃﻬﺎ‬ ‫ﻓﻬﻞ ﻳﻨﻈﺮون ِإ‬

60
Maka mereka tidaklah menunggu kecuali hari kiamat yang akan datang dengan tiba-tiba
maka sungguh telah datang tanda-tandanya. (Muhammad : 18)
Di antara tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah diutusnya
Nabi kita Muhammad ‫ ﷺ‬Beliau pernah bersabda :
َ َ ُ َ ‫ُ ْ ُ َ َ ﱠ‬
‫اﻟﺴﺎﻋﺔ ﻛﻬﺎﺗ ْﻴﻦ‬‫ِﻌﺜﺖ أﻧﺎ و‬

Diutusnya aku dan bangkitnya hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yaitu jari tengah
dan jari telunjuk (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah
َ ُ َ َ
terbelahnya bulan. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ ‫َ ﱠ‬ ُ َ ‫ﱠ‬ َ َۡ
‫ٱﻟﺴﺎﻋﺔ َوٱ ﺸﻖ ٱﻟﻘ َﻤ ُﺮ‬ ‫ٱﻗﺘ َﺮ ِﺖ‬

Telah dekat hari kiamat dan telah terbelah bulan. (Al-Qomar : 1)


Dan telah terbelah bulan menjadi dua di zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika orang-orang
musyrikin di awal dakwah beliau meminta bukti kerasulan beliau ‫ ﷺ‬Kemudian
beliau ‫ ﷺ‬mengatakan kepada mereka "Lihatlah, lihatlah!" (HR. Muslim).
Dua tanda di atas sudah terjadi kurang lebih 1400 tahun yang lalu. Tentunya semakin
dekatnya hari kiamat hendaklah membuat seorang muslim segera sadar dari kelalaian
dia selama ini.

Halaqah yang ke-12 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tanda-tanda
Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi"

Di antaranya : Yang pertama adalah keluarnya nabi-nabi palsu setelah Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
Tidak akan datang hari kiamat sampai datang para pendusta mendekati tiga puluh
orang. Semuanya mengaku sebagai utusan Allah (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan yang dimaksud dengan nabi-nabi palsu di dalam hadits ini
adalah orang-orang yang mengaku menjadi nabi setelah Rasulullah ‫ ﷺ‬dan mereka
memiliki banyak pengikut. Seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Al-Aswad Al-Amsi, Muhtar
Ats-Tsaqafi dan lain-lain. Adapun orang yang mengaku sebagai nabi dan diikuti oleh
segelintir manusia, maka ini banyak dan lebih dari tiga puluh orang.
Yang kedua berlombanya orang-orang yang dahulunya miskin dalam membangun
bangunan. Rasulullh ‫ ﷺ‬ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang sebagian tanda-tanda
hari kiamat maka beliau mengatakan:
Engkau akan melihat orang yang dahulunya tidak beralas kaki, tidak berpakaian, orang
miskin, penggembala kambing, mereka saling berlomba-lomba dalam meninggikan
bangunan (HR. Muslim)
Kemudian di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi
Yang ketiga adalah disandarkannya pekerjaan kepada orang yang tidak berhak.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya

61
Apabila amanat sudah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat, Beliau ditanya : Yaa
Rasulullah, Bagaimana menyia-nyiakan amanat? Maka beliau ‫ﷺ‬mengatakan Apabila
sebuah perkara sudah disandarkan kepada orang yang tidak berhak, maka tunggulah
hari kiamat (HR. Bukhari)
Dan betapa banyak di zaman kita, amanat diberikan kepada orang yang tidak berhak.
Kemudian, Yang keempat adalah salam hanya untuk orang yang dikenal. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad :

‫إن ﻣﻦ أﺷﺮاط اﻟﺴﺎﻋﺔ أذا ﺎﻧﺖ ﺗﺤ ﺔ ﻋﻠﻰ ﻟﻠﻤﻌﺮﻓﺔ‬

Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat, apabila salam itu hanya diberikan
kepada orang yang dikenal (HR. Imam Ahmad)
Petunjuk Nabi ‫ ﷺ‬adalah memberikan salam kepada orang yang dikenal maupun orang
yang tidak dikenal. Benar apa yang dikabarkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dan apa yang beliau
َ ُ َ َ
sampaikan semuanya adalah wahyu dari Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Hal ini hendaknya
menambah keimanan bagi seorang muslim dan hendaknya dia waspada dan
mempersiapkan diri sebaik-baiknya menghadapi hari kiamat yang sudah semakin dekat
ini.

Halaqah yang ke-13 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tanda-
Tanda Dekatnya Hari Kiamat Yang Belum Terjadi"

Di antaranya adalah keluarnya Imam Mahdi. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ُ ً ﱢ‬ َ َ ‫َ ﱠ َ ُ َ َ َْ َ ُﱠ ﱠَ ُ َ ﱠ‬ ْ َ ُ َ َ َ َ ٌ َْ ‫ْ ْ َْ َ َ ﱡ َْ ﱠ‬
‫ﺘﻰ ﻳ ْ َﻌﺚ ِﻓ ْ ِﻪ َرﺟ ِﻣﻨﻲ – أ ْو‬ ‫ﺎل ز ِاﺋﺪة ِﻓﻰ ﺣ ِﺪﻳ ِﺜ ِﻪ – ﻟﻄﻮل اﻟﻠﻪ ذ ِﻟﻚ اﻟﻴﻮم ﺛﻢ اﺗﻔﻘﻮا ﺣ‬‫ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﺒﻖ ِﻣﻦ اﻟﺪﻧ ﺎ ِإ ﻳﻮم – ﻗ‬
ْ ْ َ َ َ . َ ْ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ ْ ُ َُ َْ ْ ْ ْ َ ُ َ ً ْ َ َ ْ َ َْ ُ ْ َ
‫اﻃﺊ اﺳﻤﻪ اﺳ ِﻤﻲ واﺳﻢ أ ِﺑ ِﻪ اﺳﻢ أ ِﺑﻰ زاد ِﻓﻲ ﺣ ِﺪ ِﺚ ِﻓﻄﺮ‬ ِ ‫ ِﻣﻦ أﻫ ِﻞ ﺑﻴ ِﺘﻲ ﻳﻮ‬: ‫ﻤﻸ اﻷرض ِﻗﺴﻄﺎ وﻋﺪ ﻤﺎ ﻣ ِﻠﺌﺖ ﻇﻠﻤﺎ‬
َ
‫َوﺟ ْﻮرا‬

َ ُ َ
Seandainya tidak tersisa dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬akan
memanjangkan hari tersebut sehingga Allah mengutus seseorang yang berasal dari
keluargaku yang namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan
nama bapakku. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi
dengan kedzoliman (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)
Dalam hadits yang lain beliau ‫ ﷺ‬mengatakan :
َ ُ َ َ ْ َ ً َْ َ ‫ َ ْﻤ َ ُﻸ ا َﻷ ْر‬،‫ أ ْﺟﻠﻰ اﻟ َﺠ ْﺒ َﻬﺔ أ ْﻗ َﻨﻰ ا َﻷ ْﻧﻒ‬،‫اﻟ َﻤ ْﻬﺪ ﱡي ﻣ ﱢﻨﻲ‬
‫ض ِﻗ ْﺴﻄﺎ َوﻋﺪ َﻤﺎ ُﻣ ِﻠﺌﺖ ﺟ ْﻮرا َوﻇﻠﻤﺎ ْﻤ ِﻠﻚ َﺳ ْﺒ َﻊ ِﺳ ِﻨ ْﻴﻦ‬ ِ ِ ِ ِ

Al-Mahdi adalah dari keluargaku. Luas dahinya, mancung hidungnya, akan memenuhi
bumi dengan keadilan setelah bumi ini penuh dengan kedzoliman dan akan berkuasa
selama tujuh tahun (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)
Dan hadits-hadits yang shahih tentang keluarnya Iman Mahdi mutawatir makna
diriwayatkan oleh 26 sahabat Nabi ‫ﷺ‬

62
Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan seyakin-yakinnya dengan keluarnya
Imam Mahdi tersebut, sebagaimana disifatkan didalam hadits-hadits yang shahih. Dan
waspadalah dengan orang-orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi atau diyakini
pengkutnya sebagai Imam Mahdi. Imam Mahdi bukanlah yang sembunyi di gua selama
lebih dari 1000 tahun. Beliau akan muncul kelak sebelum datangnya Dajjal dan sebelum
turunnya Nabi Isa 'alaihissalam. Beliau adalah imam yang shaleh yang muncul di
tengah-tengah manusia, menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar.

Halaqah yang ke-14 belas dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat"

Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah sepuluh tanda menjelang datangnya
hari kiamat. Yang apabila sudah muncul sepuluh tanda tersebut, maka akan terjadilah
hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti
oleh yang lain.
Suatu saat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬melihat para sahabat sedang saling berbicara. Maka
beliau bertanya : Apa yang sedang kalian bicarakan? Maka mereka menjawab "Kami
sedang mengingat hari kiamat." Kemudian beliau ‫ ﷺ‬berkata :

َ َ ْ َ َ َْ َ ْ ََ ‫ﱠَ ْ َُ َ َ ﱠ‬
‫ﺎت‬
ٍ ‫ِإﻧﻬﺎ ﻟﻦ ﺗﻘﻮم ﺣﺘﻰ ﺗﺮون ﻗ ﻠﻬﺎ ﻋﺸﺮ آ‬

Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut, sampai kalian melihat
sebelumnya sepuluh tanda-tanda, Kemudian beliau shalallahu 'alaihi wasallam
menyebutkan sepuluh tanda tersebut, yaitu:
1. Asap
2. Dajjal
3. Daabbah (seekor hewan melata)
4. Terbitnya matahari dari barat
5. Turunnya Nabi Isa Ibnu Maryam
6. Ya'juj dan Ma'juj
7. Khosf di timur (terbenamnya sebagian tanah di timur)
8. Khosf di barat
9. Khosf di Jazirah Arab
10. Api yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke padang pengumpulan (HR.
Imam Muslim).
Apa yang tersebut dalam hadis di atas bukanlah berurutan dan insya Allah akan kita
pelajari satu persatu dari tanda-tanda tersebut pada halaqah-halaqah selanjutnya.

Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dajjal
Bagian Yang Pertama"

63
Dajjal yang secara bahasa artinya pendusta besar merupakan seorang manusia
َ ُ َ َ
keturunan Nabi Adam 'alaihissalam yang di akhir zaman Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬akan
menjadikan dia fitnah terbesar dalam sejarah manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫َ ﱠ ﱠ‬ ٌ َ َ ‫ﱠ‬ َ َ َ َ
‫اﻟﺴﺎﻋ ِﺔ ﺧﻠﻖ أ َﺒ ُﺮ ِﻣﻦ اﻟﺪﺟﺎل‬ ‫َﻣﺎ ﺑ ْﻴﻦ ﺧﻠ ِﻖ آد َم ِإﻟﻰ ِﻗ َ ِﺎم‬

Tidak ada fitnah antara penciptaan Adam sampai hari kiamat yang lebih besar dari pada
fitnah Dajjal (HR. Muslim).
Sebelum keluarnya Dajjal, Bumi dalam keadaan kemarau yang sangat panjang. Manusia
sangat membutuhkan air dan juga makanan. Dajjal muncul dan mengaku sebagai tuhan
َ ُ َ
rabbul 'alamiin. Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memberikan dia kemampuan untuk bergerak cepat,
menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman. Dia membawa sesuatu yang
ُ َ
menyerupai surga dan neraka, sehingga orang-orang yang tidak mengenal Allah ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬seperti orang-orang musyrik, kafir dan munafiq, mereka pun mengikuti Dajjal. Di
antaranya adalah tujuh puluh ribu orang Yahudi Asbahan (HR. Muslim)
Dan Asbahan adalah nama sebuah daerah. Sampai ada seseorang yang awalnya
menyangka dirinya beriman setelah melihat perkara yang luar biasa pada diri Dajjal,
akhirnya dia mengkuti Dajjal tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud)
Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya fitnah Dajjal ini. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
ُ َ ٌ ُ ُ َْ ْ َ ُ َ ُ َْ َْ ‫ﱠ‬ َ ْ ُ ْ ‫ﱢ‬
‫ ﻟﻘﺪ أﻧﺬ َرە ﻧ ْ ح ﻗ ْﻮ َﻣﻪ‬،‫ِإﻧﻲ أﻧ ِﺬ ُر ُﻤ ْﻮە َو َﻣﺎ ِﻣﻦ ﻧ ِﺒ ﱟﻲ ِإ ﻗﺪ أﻧﺬ َرە ﻗ ْﻮ َﻣﻪ‬

Sesungguhnya aku akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Dan tidaklah seorang
Nabi kecuali dia telah memperingatkan kaumnya, dari Dajjal. Demikian pula Nuh
'alaihissalam. (HR. Bukhari)
Dajjal sekarang ada di sebuah pulau. Thammim Ad-Daari seorang sahabat Nabi
shalallahu 'alaihi wasallam saat masih beragama Nashrani, dia dan beberapa orang
temannya pernah terdampar di pulau tersebut, mereka melihat Dajjal dalam keadaan
terikat kuat. Bahkan sempat terjadi dialog antara mereka dengan Dajjal. Kemudian
Thammim mengabarkan pertemuan dan dialog ini kepada Nabi ‫ ﷺ‬setelah masuk islam
dan dibenarkan oleh Nabi ‫(ﷺ‬Hadits Shahih Riwayat Imam Muslim)

Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dajjal
Bagian 2 "
Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagai seorang Nabi yang sangat menginginkan keselamatan bagi
umatnya, telah menyebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang ciri-ciri Dajjal.
Di antaranya, bahwasanya Dajjal adalah orang yang gemuk badannya, kulitnya
berwarna merah, rambuntya keriting, mata kanannya buta, mata kirinya seperti anggur,
dan tertulis di antara kedua matanya tiga huruf Kaf, Fa dan Ra. Dalam riwayat lain
disebutkan Kafir. Semua orang yang beriman bisa membaca, baik yang buta huruf
maupun yang tidak buta huruf. Ciri-ciri di atas disebutkan dalam hadits-hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim. Di dalam shahih Muslim disebutkan
ُ َ َ
bahwasanya Dajjal tidak memiliki anak. Orang yang mengenal Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬

64
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengetahui bahwasanya Dajjal bukanlah rabbul 'alamin. Mereka tahu bahwasanya
Allah tidak dilihat di dunia dan Allah tidak buta sebelah. Adapun kehebatan yang
َ ُ َ َ
dimiliki oleh Dajjal, maka semuanya adalah dengan izin Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬untuk
menguji keimanan para hamba. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
Apabila samar bagi kalian Rab kalian, maka ketahuilah bahwa Rab kalian tabaroka wa
ta'ala tidaklah buta sebelah matanya dan sesungguhnya kalian tidak akan melihat Rab
kalian tabaroka wa ta'ala sampai kalian meninggal dunia (HR. Ahmad dan Abu Dawud
dishahihkan oleh Albani rahimahullah)
Dajjal akan tinggal di bumi selama 40 hari, satu hari pertama seperti satu tahun, satu
hari kedua seperti sebulan, satu hari ketiga seperti seminggu dan hari-hari yang lain
seperti hari-hari biasa (HR. Muslim).
Jadi kurang lebih apabila dihitung dengan hari-hari biasa, dia akan tinggal di bumi
selama satu tahun dua setengah bulan.

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dajjal
Bagian 3"

Seorang muslim hendaknya mencari jalan keselamatan dari fitnah Dajjal di antaranya,

Yang pertama berusaha mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, karena
orang-orang yang mengikuti Dajjal adalah orang-orang yang tidak mengenal
َ ُ َ َ
Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

Yang kedua menaati Rasulullah ‫ ﷺ‬Karena Dajjal ketika dikabarkan oleh Thamim
Addaari radhiallahu 'anhu dan juga kawan-kawannya, bahwasanya Muhammad telah
muncul dan menang serta menjadi orang yang ditaati, maka Dajjal mengatakan yang
artinya,
Ketahuilah, bahwasanya menaati dia (yaitu Muhammad ‫ )ﷺ‬adalah lebih baik bagi
mereka (HR. Muslim)
Yang ketiga adalah memperbanyak doa ketetapan hati.

َ‫ﻳَﺎ ﻣُﻘَﻠِّﺐَ اﻟْﻘُﻠُﻮبِ ﺛَﺒِّﺖْ ﻗَﻟْﺒِﻲ ﻋَﻠَﻰ دِﻳﻨِﻚ‬

Kemudian, Yang keempat adalah membaca doa yang diajarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬sebelum
salam.

ِ ‫ وَﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻓِﺘْﻨَﺔِ اﻟْﻤَﺴِﻴْﺢِ اﻟﺪَّﺟَّﺎ‬،ِ‫اَﻟﻠَّﻬُﻢَّ إِﻧِّﻲْ أَﻋُﻮْذُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺬَابِ اﻟْﻘَﺒْﺮِ وَﻣِﻦْ ﻋَﺬَابِ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ وَﻣِﻦْ ﻓِﺘْﻨَﺔِ اﻟْﻤَﺤْﻴَﺎ وَاﻟْﻤَﻤَﺎت‬
‫ل‬
Sebagian pendahulu kita, dahulu menyuruh anaknya untuk mengulang sholat lagi
apabila tidak membaca doa ini ketika sholat.
Yang kelima adalah berusaha menjauh dari Dajjal apabila mendengar tentang
kedatangannya. Karena Dajjal memiliki syubhat kerancuan yang bisa menggoyahkan
iman seseorang. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya :

65
Barang siapa yang mendengar tentang Dajjal maka hendaklah menjauh darinya karena
demi Allah sesungguhnya seseorang mendatangi dajjal dan dia menyangka
bahwasannya dia adalah beriman ternyata kemudian dia mengikuti dajjal tersebut
karena melihat syubhat yang dimiliki oleh Dajjal tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu
Dawud)
Di dalam shahih muslim disebutkan bahwasannya manusia akan pergi ke gunung-
gunung untuk menghindari dajjal.
Kemudian yang keenam apabila mampu maka hendaklah dia pergi ke dua tanah haram
Makkah dan juga Madinah. Karena keduanya tidak bisa dimasuki oleh Dajjal (HR.
Bukhari dan Muslim)
Kemudian yang ketujuh apabila terpaksa bertemu dengan Dajjal maka hendaklah dia
bersabar, tetap diatas kebenaran dan tidak menaati Dajjal tersebut dan hendaknya dia
membaca 10 ayat yang pertama dari Surat Al-Kahfi. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang
artinya:
Barang siapa di antara kalian yang menemui dajjal maka hendaklah dia membaca awal
dari surat Al Kahfi (HR. Muslim)
Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan :
Barang siapa yang menghafal 10 ayat yang pertama dari Surat Al-Kahfi maka dia akan
terjaga dari Dajjal (HR.Muslim)
Yang kedelapan apabila melihat Dajjal membawa dua sungai, sungai dari api dan sungai
dari air maka petunjuk Nabi ‫ ﷺ‬hendaknya kita memejamkan mata, menundukkan
kepala kemudian meminum dari sungai api karena sebenarnya itu adalah air yang
dingin (HR. Muslim)
Dajjal muncul di masa Imam Mahdi sebelum turunnya Nabi Isa 'alaihissalam dan akan
dibunuh oleh Nabi 'Isa. Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan munculnya
Dajjal sebagaimana dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬dalam hadits-hadits yang shahih. Dajjal
bukanlah khayalan atau simbol kerusakan semata.
َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah Dajjal.

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Turunnya
Nabi 'Isa 'Alaihissalam Bagian 1 "
Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi 'Isa
'alaihissalam, Allah subhanahu wa ta'ala menyelamatkan beliau dengan mengangkat
َ ُ َ َ
beliau ke atas kepada Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Turunnya beliau 'alaihissalam ke Bumi, Allah
jadikan sebagai salah satu tanda besar dekatnya hari kiamat. Allah berfirman
ِ‫وَإِﻧَّﻪُ ﻟَﻌِﻠْﻢٌ ﻟِﻠﺴَّﺎﻋَﺔ‬
"Dan sesungguhnya itu adalah tanda dekatnya hari kiamat." (Az-Zukhruf : 61)
Berkata 'Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, maksud dari hal itu adalah
turunnya Nabi 'Isa 'alaihissalam (diriwayatkan oleh Ath-Thobari dalam tafsirnya)
Beliau turun di saat kaum muslimin sedang di masa genting menghadapi dahsyatnya
fitnah Dajjal. Turun di waktu shubuh dan sholat di belakang Imam Mahdi, imam kaum
muslimin saat itu. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

66
‫ﻛﻴﻒ أﻧﺘﻢ إذا ﻧﺰل ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ ﻓﻴﻜﻢ وإﻣﺎﻣﻜﻢ ﻣﻨﻜﻢ‬
Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam di tengah-tengah kalian dan imam kalian saat
itu adalah dari kalian (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal yang pertama kali yang beliau lakukan adalah membunuh Dajjal yang sedang
mengepung sebagian kaum muslimin di Baitul Maqdis. Beliau membunuh dengan
tombak kecil beliau setelah itu Dajjal hampir melarut habis seperti melarutnya garam
karena melihat Nabi 'Isa 'alaihissalam. Kemudian umat islam pun memerangi orang-
orang yang bersama Dajjal, di antaranya adalah orang-orang Yahudi, sampai batu dan
juga pohon-pohonan membantu umat islam memerangi orang-orang Yahudi. Setiap ada
orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi di belakang batu atau pohon maka
berkatalah batu atau pohon tersebut :
Wahai muslim, ini Yahudi bersembunyi di belakangku, maka bunuhlah dia. Kecuali
pohon Ghorqot (Hadits shahih HR.Muslim)
Setelah itu keluarlah Ya'juj dan juga Ma'juj yang membuat kerusakan besar di
permukaan Bumi maka Nabi 'Isa 'alaihissalam dan juga kaum muslimin berdoa kepada
َ ُ َ َ
Allah supaya Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬membinasakan mereka.

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Turunnya
Nabi Isa 'Alaihissalam Bagian 2"

Setelah Ya'juj dan Ma'juj binasa, jadilah Nabi 'Isa 'alaihissalam seorang pemimpin yang
adil yang menegakkan syariat islam. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ََْ َ َ ْ َُْ
‫ َو ﻀ َﻊ اﻟ ِﺠ ﺔ‬، ‫ َو ﻘﺘ َﻞ اﻟ ِﺨﻨﺰ َﺮ‬، ‫ﺐ‬َ ‫اﻟﺼﻠ‬‫ َﻓ َ ﺴ َﺮ ﱠ‬، ً ‫ ﻟ ُﻴﻮﺷﻜ ﱠﻦ أ ْن َﻳ ْﻨﺰ َل ﻓ ُﻢ ْاﺑ ُﻦ َﻣ ْ َ َﻢ َﺣ ﻤﺎ َﻋ ْﺪ‬، ‫َواﻟﺬى َﻧ ْﻔﺴﻰ ﺑ َ ﺪە‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ َْ ‫َ ﱡ‬ ْ َ ُ َ َ ُ َ ْ ‫َ َُِ َ ﱠ َ ََْ ُ َ ٌ َ ﱠ َ َ ﱠ‬ ََ
‫اﺣﺪة ﺧﻴﺮا ِﻣﻦ اﻟﺪﻧ ﺎ وﻣﺎ ِﻓﻴﻬﺎ‬ ِ ‫ ﺣﺘﻰ ﺗ ﻮن اﻟﺴﺠﺪة اﻟﻮ‬، ‫ و ِﻔ ﺾ اﻟﻤﺎل ﺣﺘﻰ ﻘ ﻠﻪ أﺣﺪ‬،

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hampir-hampir turun 'Isa Ibnu Maryam di
antara kalian sebagai seorang penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib,
membunuh babi, menggugurkan atau membatalkan hukum jizyah, harta benda
melimpah ruah sehingga tidak ada seorangpun yang menerima shadaqah. Sehingga
sujud sekali saat itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau turun 'alaihissalam, beriman kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬mengikuti syari'at
beliau dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬Manusia saat itu dalam
keadaan aman, tentram dan damai. Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya kehidupan
saat itu adalah kehidupan yang sangat indah. Langit di ijinkan untuk menurunkan hujan,
Bumi di ijinkan untuk mengeluarkan tanaman, bahkan seandainya ada sebuah biji yang
jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan tumbuh. Tidak ada saling bakhil, tidak ada
saling hasad dan tidak ada saling benci.
Sampai seandainya ada seseorang melewati seekor singa, niscaya singa tersebut tidak
akan mengganggunya. Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya
ular tersebut tidak akan mengganggunya (Hadits Shahih Riwayat Ad-Dailami).

67
Di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwasanya beliau ‫ ﷺ‬akan melakukan haji dan
umrah.
Dan di dalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya beliau akan tinggal di Bumi
selama 40 tahun. Kemudian meninggal dan dishalatkan oleh orang islam (Hadits Shahih
Riwayat Abu Dawud).

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Ya'juj dan
Ma'juj Bagian 1"

Ya'juj dan Ma'juj adalah nama dua umat manusia keturunan Nabi Adam 'alaihissalam.
Mereka sudah ada di zaman Dzulqarnain dan membuat kerusakan di permukaan bumi.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dengan rahmat-Nya telah melidungi manusia dari mereka.
Dzulqarnain telah membuat dinding raksasa dari besi dan tembaga untuk mencegah
َ ُ َ َ
mereka keluar sampai waktu yang ditentukan oleh Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullah,
Rasulullah ‫ ﷺ‬menyebutkan bahwasannya Ya'juj dan Ma'juj menggali setiap hari dan
berusaha untuk keluar. Ketika hampir mereka melihat sinar matahari maka sebagian
dari mereka mengatakan, Kembalilah kalian, besok kita akan menggali kembali.
َ ُ َ َ
Dan mereka tidak mengatakan insya Allah. Maka Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengembalikan
galian mereka seperti sedia kala, seakan-akan belum mereka gali. Demikian setiap hari
sampai ketika sudah waktunya mereka keluar sebagian mereka mengatakan setelah
selesai menggali : Kembalilah kalian, besok insya Allah kita akan menggali lagi.
Maka pada esok harinya mereka mendapatkan galian mereka dan akhirnya mereka pun
bisa keluar. Suatu hari Rasullulah ‫ ﷺ‬pernah mengabarkan bahwa di zaman beliau
dinding tersebut telah terbuka sedikit, seperti lingkaran yang dibentuk ibu jari dengan
jari telunjuk (HR. BukhAri)
Kalo sudah mendekat hari kiamat, maka dinding tersebut akan hancur dan mereka pun
َ ُ َ َ
akan keluar. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ۖ ۬ َۡ ُ َ ۬ َ َ َ َ َ ۬ َ ‫َ ُۡ ﱢ‬ َ ُ َ ‫ُۡ ﱢ‬ َ َ َ
‫ﻓ ِﺈذا ﺟﺎ َء َوﻋﺪ َرﺑﻰ ﺟ َﻌﻠﻪ ۥ د ﺎ َء َو ﺎن َوﻋﺪ َرﺑﻰ ﺣﻘﺎ َوﺗ َﺮ ﻨﺎ ۡﻌﻀ ُﮩ ۡﻢ ﻳ ۡﻮ َﻣ ٍﺬ ُﻤ ج ِﻓﻰ ﻌﺾ‬

"Dzulqarnain berkata, apabila datang janji Rab-ku maka Rab-ku akan menghancur
leburkan dinding tersebut. Maka kami akan biarkan mereka pada hari itu bercampur
antara satu dengan yang lain. ," (Al-Kahfi: 98-99)
َ ُ َ َ
Dan mereka akan dengan cepat keluar sebagaimana firman Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

َ َ ۬ َ َ ُ ُ ُ ُ ُ َ ۡ َ ُ َ ‫َ ﱠ‬
‫ﱢﻞ ﺣﺪ ٍب ﻳ ِﺴﻠﻮن‬ ‫ﺣﺘ ٰٓﻰ ِإذا ﻓ ِﺘﺤﺖ ﺄﺟ ج َو َﻣﺄﺟ ج َوﻫﻢ ﱢﻣﻦ‬

"Hingga apabila dibuka Ya'juj dan Ma'juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi." (Al-Anbiya : 96)
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah menjadikan keluarnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai salah satu
tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.

68
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang " Ya'juj dan
Ma'juj Bagian 2 "
َ ُ َ َ
Ya'juj dan Ma'juj keluar setelah binasanya Dajjal. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mewahyukan
kepada Nabi Isa 'alaihissalam

‫ﱡ‬ ْ َ َ ْ َ ََ ََ َ ُ ْ ْ َْ ‫ﱢ‬
‫ ﻓﺤ ﱢﺮز ِﻋ َ ِﺎد ْي ِإﻟﻰ اﻟﻄ ْﻮر‬،‫ﻬﻢ‬ ‫أﻧ ْﻲ ﻗﺪ أﺧ َﺮﺟﺖ ِﻋ َ ﺎدا ِﻟ ْﻲ ﺪ ِان ﻷﺣ ٍﺪ ِ ِﻘﺘ ِﺎﻟ‬

Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku (yaitu Ya'juj dan Ma'juj) yang
tidak seorangpun bisa melawan mereka. Maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku (yaitu
kaum muslimin) ke Gunung Thur (HR. Muslim)
Jumlah mereka sangat banyak. Ketika orang-orang yang di bagian depan melewati
sebuah sungai dan meminumnya, maka yang di berada akhir tidak mendapatkan air
tersebut. Dan mengatakan, dahulu di sini ada airnya (HR. Muslim)
Manusia lari dari Ya'juj dan Ma'juj dan bersembunyi di benteng-benteng mereka,
setelah banyak membuat kerusakan di bumi, maka Ya'juj dan Ma'juj berkata "Kita telah
membunuh penduduk Bumi, maka marilah kita membunuh penduduk langit". Mereka
ُ َ
pun mengarahkan anak panah mereka ke langit. Kemudian Allah ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengembalikan anak panah mereka tersebut ke Bumi dalam keadaan berlumuran
darah. Mereka pun mengatakan Kita telah mengalahkan penduduk langit (Hadits shahih
riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ya'juj dan Ma'juj mengepung Nabi Isa 'alaihissalam dan para sahabatnya di Gunung
َ ُ َ
Thur. Akhirnya beliau berdoa kepada Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬maka Allah menurunkan ulat di
leher-leher Ya'juj dan Ma'juj. Maka meninggallah mereka dalam satu waktu. Kemudian
turunlah Nabi Isa 'alaihissalam dan para pengikutnya dan mereka tidak mendapatkan
satu jengkal tanah kecuali di situ ada bangkai Ya'juj dan Ma'juj. Mereka pun meminta
َ ُ َ ُ َ
kepada Allah supaya Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬membersihkan. Akhirnya Allah ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengirimkan burung yang membawa bangkai-bangkai mereka. Kemudian,
َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memberikan hujan yang membersihkan bumi (HR. Muslim)
Dalam hadits shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda :
Kaum muslimin akan menggunakan bekas busur anak panah dan tameng kayu Ya'juj
dan Ma'juj sebagai kayu bakar selama tujuh tahun.
Ini menunjukkan banyaknya jumlah Ya'juj dan juga Ma'juj.

Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan
Islam Setelah Meninggalnya Nabi 'Isa 'alaihissalam"
Setelah jaya di zaman Nabi 'Isa 'alaihissalam, melemahlah islam kembali sedikit demi
sedikit dan akan diangkat Al-Quran. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
Islam akan hilang sedikit demi sedikit, seperti hilangnya lukisan pada pakaian. Sehingga
tidak diketahui apa itu puasa, sholat, menyembelih dan juga shadaqah. Akan pergi

69
Alquran dalam satu malam, sehingga tidak tersisa satu ayat pun. Dan akan ada beberapa
kelompok manusia, laki-laki tua dan wanita tua dan mengatakan "Kami mendapatkan
nenek moyang kami dahulu di atas kalimat Laa ilaa ha illallah, maka kami pun
mengatakannya." (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah)
Akan datang masa di mana banyak perzinaan dilakukan secara terang-terangan di
pinggir jalan (HR. Muslim)
Tidak ada haji ke Baitullah (HR. Bukhari).
Dan ka'bah akan dihancurkan oleh sebagian orang (HR. Muslim)
Manusia akan kembali ke zaman jahiliyyah bahkan lebih parah. Akan kembali tersebar
penyembahan terhadap berhala dan merekalah orang-orang yang akan menyaksikan
dahsyatnya hari kiamat. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

َ ْ ْ ‫ُ ْ َ ﱞ‬ َ َ ‫َ َُ ُ ﱠ َ ُ ﱠ‬
‫ﺎﻫ ِﻠ ﱠ ِﺔ‬ َ
ِ ‫ ﻫﻢ ﺷﺮ ِﻣﻦ أﻫ ِﻞ اﻟﺠ‬،‫ﺗﻘﻮم اﻟﺴﺎﻋﺔ ِإ ﻋﻠﻰ ِﺷﺮار اﻟﺨﻠ ِﻖ‬

Tidak akan bangkit hari kiamat kecuali atas orang-orang yang paling jelek yang mereka
lebih jelek dari pada orang yang hidup di zaman jahiliah (HR. Muslim)
Urutan tanda-tanda besar hari kiamat sampai meninggalnya Nabi 'Isa 'alaihissalam jelas
di dalam hadits-hadits shahih, demikian pula tanda terakhir, yaitu, keluarnya api yang
menggiring manusia ke Mahsyar atau tempat pengumpulan. Adapun 6 tanda yang lain,
1. terbitnya matahari dari barat,
2. keluarnya hewan melata dari Bumi,
3. keluarnya asap,
4. tiga khosf yaitu tenggelamnya sebagian tanah di barat,
5. tenggelamnya sebagian tanah di timur dan
6. tenggelamnya sebagian tanah di jazirah arab,
Maka wallahu a'lam tentang urutan yang benar, bagi 6 tanda ini. Hanya Rasulullah
‫ ﷺ‬telah mengabarkan :
bahwasanya antara terbitnya matahari dari barat dan keluarnya seekor hewan melata
dari bumi, ini jaraknya sangat dekat. Apabila salah satu dari keduanya muncul, maka
yang lain akan segera muncul (HR. Muslim)

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Terbitnya
Matahari Dari Barat"

Matahari setiap harinya meminta izin kepada Allah untuk terbit dari timur, sampai
َ ُ َ
ketika sudah waktunya maka Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬tidak mengizinkan matahari untuk
terbit dari timur. Dan menyuruhnya kembali dari tempat dia datang, yaitu arah barat.
Akhirnya terbitlah matahari dari barat (HR. Bukhari)
Terbitnya matahari dari barat adalah termasuk tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.
Apabila manusia melihatnya, maka mereka akan beriman semuanya dan akan yakin
َ ُ َ َ
bahwa kiamat memang sudah dekat. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

70
َۡ َ َ َ َ ‫ﱢ‬ َ ُ َۡ َ َ َ ‫ﱢ‬ َ ُ ۡ َ َ َ ۡ َ ‫َ ۡ َ ُ َ ﱠ ٓ َ َ ُ ُ َ ٰٓ ُ ۡ َ َ َ ﱡ‬
‫ﺾ َءاﻳ ٰ ِﺖ َر ﻚ ﻳﻨﻔ ُﻊ ﻧﻔﺴﺎ‬ ‫ﺾ َءاﻳ ٰ ِﺖ َر ﻚ ﻳ ۡﻮ َم ﺄ ِﺗﻰ ﻌ‬ ‫ﻫﻞ ﻳﻨﻈﺮون ِإ أن ﺗﺄ ِﺗﻴﻬﻢ ٱﻟﻤﻠ ﻜﺔ أو ﺄﺗﻰ ر ﻚ أو ﺄﺗﻰ ﻌ‬
َ ُ َ ُ ‫َ ُ ٓ ﱠ‬ ُ ً۬ ۡ َ ِ َ ٰ َ ٓ ۡ ِ َ َ ۡ ُ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ُ
‫ِإ َﻤ ٰ ﻨ َﮩﺎ ﻟ ۡﻢ ﺗ ﻦ َء َاﻣﻨﺖ ِﻣﻦ ﻗ ﻞ أو ﻛﺴ ﺖ ِﻓﻰ ِإ ﻤ ِﻨﮩﺎ ﺧﻴﺮا ﻗ ِﻞ ٱﻧﺘ ِﻈﺮوا ِإﻧﺎ ﻣﻨﺘ ِﻈﺮون‬

"Tidaklah mereka menunggu kecuali kedatangan para malaikat yaitu malaikat maut
atau kedatangan Allah atau kedatangan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Hari
ketika datang sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhanmu, tidak akan bermanfaat iman
seseorang yang tidak beriman sebelumnya atau belum beramal kebaikan di dalam
imannya. Katakanlah, "Tunggulah, sesungguhnya kita juga menunggu." (Al-An'am :158)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ‫ ﷺ‬menafsirkan
bahwa tanda kebesaran Allah di dalam ayat ini adalah terbitnya matahari dari barat.
Saat itu orang kafir bertaubat dari kekafirannya, orang yang beriman yang sebelumnya
menyia-nyiakan amal shaleh maka dia akan bertaubat dan beramal shaleh, namun pintu
taubat di kala itu sudah tertutup dan amal tidak akan diterima karena dilakukan di saat
terpaksa. Kecuali orang mukmin yang sebelum munculnya matahari dari barat sudah
beriman dan beramal shaleh, maka amalannya akan diterima. Oleh karena itu maka
َ ُ َ َ
seorang muslim hendaknya segera bertaubat kepada Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dari segala
dosa, bagaimanapun besar dosa yang dia miliki dan jangan menundanya. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda

َ ُ َ َ َ ْ ْ ُ ْ ‫َ ْ َ َ َْ َ ْ َ ْ َ ﱠ‬
‫ﺲ ِﻣﻦ َﻣﻐ ِ ـﻬﺎ ﺗﺎب اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ْ ِﻪ‬ ‫ﻣﻦ ﺗﺎب ﻗ ﻞ أن ﺗﻄﻠﻊ اﻟﺸﻤ‬

ُ َ
Barang siapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari barat, maka Allah ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬akan menerima taubatnya (HR. Muslim)

Halaqah yang ke-24 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keluarnya
Seekor Hewan Melata dari Bumi dan Keluarnya Asap"

Termasuk tanda besar dekatnya hari kiamat adalah keluarnya hewan melata yang aneh
َ ُ َ َ
dari bumi yang bisa berbicara dengan manusia. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

َ ُ ُ َ َ َٰ ُ َ ‫ُ ُُ ۡ ﱠ ﱠ‬ َ ۡ َ ‫َ َ َ َ َ َ ۡ ُ َ ۡ ۡ ۡ َ ۡ َ ُ ۡ َ ﱠ ً۬ ﱢ‬
ۡ ‫ٱﻷ‬
‫ﻮﻗﻨﻮن‬
ِ ‫ﻳ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬‫ﺘ‬ِ ‫ﺎﻳ‬ ‫ﺑ‬
ِ ‫ﻮا‬ ‫ﺎﻧ‬ ‫ﺎس‬‫ٱﻟﻨ‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ﻢ‬‫ﻬ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﺗ‬ ‫ض‬‫ر‬ ‫و ِ ذا وﻗﻊ ٱﻟﻘﻮل ﻋﻠﻴ ِﮩﻢ أﺧﺮﺟﻨﺎ ﻟﻬﻢ دا ﺔ ﻣﻦ‬

"Dan apabila telah datang keputusan atas mereka, maka Kami akan keluarkan untuk
mereka seekor binatang melata dari bumi yang akan berbicara kepada manusia, bahwa
manusia dahulu tidak yakin dengan ayat Kami." (An-Naml : 82)
Hewan tersebut akan keluar di waktu dhuha sebagaimana di dalam shahih muslim dan
dia akan menandai orang kafir di hidungnya sebagai tanda kekafirannya. Maka manusia
masing-masing dengan jelas akan mengetahui siapa yang mukmin dan siapa yang kafir.
Di dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Akan keluar seekor hewan melata dan akan menandai manusia pada hidung-hidung
mereka

71
َ ُ َ َ
Di antara tanda besar hari kiamat adalah keluarnya asap. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :
۬ ٌ َ َ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ ۡ َ ۬ ۬ َ ُ ُ َ ‫ﱠ‬ َ َ َۡ ۡ َۡ َ
(١١) ‫ﺎس ﻫ ٰ ﺬا ﻋﺬاب أ ِﻟ ٌﻢ‬ ‫( ﻐﺸﻰ ٱﻟﻨ‬١٠) ‫ﺎن ﱡﻣ ِﺒﻴﻦ‬
ٍ ‫ﻓﭑرﺗ ِﻘﺐ ﻳﻮم ﺗﺄ ِﺗﻰ ٱﻟﺴﻤﺎء ِ ﺪﺧ‬

"Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata, yang meliputi manusia.
Inilah azab yang pedih." (Ad-Dukhan : 10-11)
Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah asap yang
keluar di akhir zaman, sebagai salah satu tanda dekatnya hari kiamat. Dan asap ini
merupakan adzab dan siksaan bagi orang-orang kafir.

Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Meninggalnya Orang-orang yang beriman sebelum hari kiamat terbenamnya tanah
secara besar-besaran ketiga tempat dan keluarnya api dari yaman"
َ ُ َ َ
Sebelum terjadinya hari kiamat, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬akan mengirim angin yang mencabut
nyawa semua orang yang beriman. Sehingga tidak tersisa di dunia, kecuali sejelek-jelek
manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Kemudian Allah akan mengutus angin yang dingin dari arah Syam, maka tidak ada
seorang pun di Bumi yang di dalam hatinya ada kebaikan atau iman meski sebesar biji
sawi, kecuali akan dicabut nyawanya oleh angin tersebut. Sampai seandainya salah
seorang dari mereka masuk ke dalam gunung, niscaya angin tersebut akan masuk
bersamanya dan mencabut nyawanya. Maka tersisalah sejelek-jelek manusia yang
ringan berbuat kerusakan, seperti ringannya burung dan mereka ganas dalam berbuat
kedzaliman satu dengan yang lain, seperti ganasnya hewan buas. Mereka tidak
mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran (HR. Muslim).
Di dalam sebuah hadits yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan
َ ُ َ َ
bahwasanya Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengutus angin tersebut dari Yaman. Sebagian ulama
mengatakan bahwasanya angin tersebut, berasal dari dua arah, yaitu Yaman dan juga
Syam. Dan di antara tanda-tanda besar hari kiamat adalah akan terbenamnya tanah
secara besar-besaran di tiga daerah timur, barat dan jazirah arab, sebagaimana datang
didalam hadits. Dan termasuk dalam tanda-tanda besar hari kiamat adalah munculnya
api dari Yaman yang akan menggiring manusia ke tempat pengumpulan. Dan tempat
dikumpulkannya manusia saat itu adalah Syam. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-
Imam Al-Baihaqi di dalam Sha'abul Iman dan hadits ini shahih. Dan syam adalah
daerah-daerah di sekitar Masjidil Aqsa. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan kaki, sebagian naik
kendaraan dan sebagian akan diseret di atas wajah-wajah mereka (Hadits Shahih
Riwayat Tirmidzi)
Api ini akan senantiasa bersama mereka siang dan malam sehingga mereka sampai
ditempat pengumpulan.Sebagaimana bisa disimpulkan di dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Dan yang terakhir kali akan dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari Qobilah
Muzailah (HR. Bukhari dan Muslim).

72
Pengumpulan di sini berbeda dengan pengumpulan manusia setelah dibangkitkan dari
kuburnya. Pengumpulan di sini adalah di dunia untuk sebagian manusia. Sedangkan
pengumpulan setelah dibangkitkannya manusia adalah di akhirat untuk semua
َ ُ َ َ
manusia. Semoga Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬memberikan keselamatan kepada kita semua di
dunia dan di akhirat.

HSI 06 SILSILAH BERIMAN KEPADA MALAIKAT

Halaqah yang pertama dari Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah yang ke enam Beriman Dengan
Malaikat Allāh adalah tentang “Muqaddimah Iman dengan Malaikat”

Diantara pokok-pokok keimanan yang harus di imani oleh seorang hamba adalah
beriman dengan malaikat-malaikat Allah, Al-qur'an, Assunnah dan ijma' kaum muslimin
menunjukkan tentang wajibnya beriman dengan mereka, dan kekufuran dengan
malaikat adalah kekufuran dengan Allah 'azza wa jalla. Semakin seseorang mengetahui
tentang malaikat Allah secara terperinci maka akan semakin bertambah keimanannya
ٓ َ
dan akan semakin banyak manfaatnya. ‫اﻟﻤﻠ ٰ ﻜ ِﺘﻪ‬ adalah jama' dari ‫ ﻣﻠﻚ‬yang artinya adalah
utusan, mereka adalah makhluk mulia dan dimuliakan, Allah telah memilih mereka
menjadi utusan Allah kepada makhluknya, Allah berfirman
َ ‫ﱡ‬ ۡ َ َ َ َ
‫ﺎل ﻓ َﻤﺎ ﺧﻄ ُ ۡﻢ أﻳ َﮩﺎ ٱﻟ ُﻤ ۡﺮ َﺳﻠﻮن‬‫ﻗ‬

"Ibrahim berkata (kepada malaikat): "kemudian apa yang menjadi maksud kalian wahai
para utusan?" (Adz-dzariyat : 31)
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya tidak mengetahui
jumlahnya kecuali Allah, Allah telah memilih mereka untuk beribadah kepada Allah,
beriman dengan malaikat adalah termasuk rukun iman, yang tidak sah iman seseorang
َ ُ َ َ ُ َ َ
sampai beriman dengan malaikat-malaikat Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

۬ َ َ َ ُ َُ َ ُ ٓ َ َ ُ ۡ ‫ﱢ‬ ‫َء َاﻣ َﻦ ﱠ‬


‫ﻮل ِ َﻤﺎ أﻧﺰ َل ِإﻟ ۡ ِﻪ ِﻣﻦ ﱠر ِﻪۦ َوٱﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻨﻮن ﱞﻞ َء َاﻣﻦ ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ َو َﻣﻠ ٰ ﻜ ِﺘ ِﻪۦ َو ﺘ ِ ِﻪۦ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ ﻧﻔ ﱢﺮق ﺑ ۡﻴﻦ أﺣ ٍﺪ ﱢﻣﻦ ﱡر ُﺳ ِﻠ ِﻪ‬
ُ ‫ٱﻟﺮ ُﺳ‬

"Rasul telah beriman dengan apa yang diturunkan (Al-Qur'an) kepadanya dari Rabb-
Nya, dan juga orang-orang yang beriman. masing-masing dari mereka beriman kepada
Allah, dan malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. "Kami tidak
membeda-bedakan di antara rasul-rasul-Nya" (Al-Baqarah : 285)
َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ َۢ ٰ َ ‫َ َ ۡ َ ﱠ‬ َۡ ُ ٓ ُ َ
‫ِﻌ ﺪا‬ ‫َو َﻣﻦ ﻔ ۡﺮ ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ َو َﻣﻠ ٰ ﻜ ِﺘ ِﻪۦ َو ﺘ ِ ِﻪۦ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ َوٱﻟ َﻴ ۡﻮ ِم ٱﻷ ِﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿﻞ ﺿﻠ‬

73
"Dan barang siapa yang kufur kepada Allah dan malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-
Nya dan rasul-rasul-Nya dan juga hari akhir maka sungguh dia telah sesat dengan sesat
yang jauh" (An-nisa : 136)
didalam hadits jibril yang masyhur Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya tentang apa
itu iman

َ َ َ َ َ ُْ َ ُ َ َ ُ ْ
‫ َوﺗﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر ﺧ ْﻴﺮ ِە َوﺷ ﱢﺮ ِە‬،‫ﻮم اﻵ ِﺧﺮ‬ َ َ ُ َُ َ َ
ِ ‫ واﻟﻴ‬،‫ ورﺳ ِﻠ ِﻪ‬،‫ و ﺘ ِ ِﻪ‬،‫ وﻣ ِﻼﺋﻜ ِﺘﻪ‬،‫ﺆﻣﻦ ِ ﺎﻟﻠﻪ‬
ِ ‫أن ﺗ‬

engkau beriman dengan Allah, dan malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan


hari Akhir, dan engkau dengan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang
buruk (HR.Muslim)
Dan diantara cara beriman dengan malaikat-malaikat Allah adalah
1. beriman dengan keberadaannya
2. beriman dengan nama-namanya
3. beriman dengan sifat-sifatnya
4. beriman dengan amalan-amalan mereka (para malaikat)

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat adalah tentang
“Beriman Dengan Keberadaan Malaikat Allah”

Diantara beriman dengan malaikat-malaikat Allah adalah beriman dengan keberadaan


mereka, dan ilmu tentang keberadaan malaikat adalah termasuk ilmu yang darurat
diketahui seorang muslim. Allah telah mengabarkan tentang mereka didalam A-qur'an
dan Rasulullah ‫ ﷺ‬didalam hadits-hadits yang shahih disebutkan tentang sebagian
nama-nama mereka, sifat-sifat mereka, amalan-amalan mereka, pertemuan mereka
dengan sebagian Nabi dan orang-orang shalih. Ini semua menunjukkan kepada kita
tentang kebenaran keberadaan mereka, dan kaum muslimin telah bersepakat tentang
keberadaan malaikat Allah, bahkan umat-umat yang mendustakan para Rasul, mereka
mengakui keberadaan malaikat, sebagaimana Allah sebutkan dalam beberapa ayat
diantaranya adalah firman Allah 'azza wa jalla
ً۬ ٓ َ ََ ُ َ َ ‫َََ ﱠ‬ ُ ُ ۡ ۬ َ َ ‫َ َ ﱠ‬ َ َ َ ُ َ ‫َﻓ َﻘ‬
‫ﺎل ٱﻟ َﻤﻠﺆا ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮوا ِﻣﻦ ﻗ ۡﻮ ِﻣ ِﻪۦ َﻣﺎ ﻫ ٰ ﺬا ِإ ﺸ ٌﺮ ﱢﻣﺜﻠ ۡﻢ ﻳ ﺪ أن ﻳﺘﻔﻀ َﻞ ﻋﻠ ۡﻴ ۡﻢ َوﻟ ۡﻮ ﺷﺎ َء ٱﻟﻠﻪ ﻷﻧﺰ َل َﻣﻠ ٰ ﻜﺔ ﱠﻣﺎ‬
َ َۡ َ َ َ َ
‫َﺳ ِﻤ ۡﻌﻨﺎ ِﺑ َﮩ ٰ ﺬا ِﻓ ٓﻰ َءا ﺎ ﻨﺎ ٱﻷ ﱠو ِﻟﻴﻦ‬

"Maka berkatalah sekelompok orang orang kafir dari kaum Nuh tidaklah orang ini
kecuali manusia seperti kalian ingin melebihi kalian dan seandainya Allah menghendaki
niscaya Allah akan menurunkan malaikat kita tidak pernah mendengar hal ini dari
nenek moyang terdahulu" (Al-Mu'minun : 24)
Dan diantara sifat seorang yang bertaqwa adalah beriman dengan perkara perkara yang
َ ُ َ َ
ghaib, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman
َ َ ُ ُۡ َ
‫ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻳﺆ ِﻣﻨﻮن ِ ﭑﻟﻐ ۡ ِﺐ‬

74
"Mereka Beriman dengan yang ghaib" ( Al-Baqarah : 3)
Tidak boleh seorang muslim mengingkari keberadaan malaikat atau ragu-ragu karena
tidak pernah melihatnya atau tidak pernah mendengar suaranya dan tidak boleh
menta'wilnya dengan ta'wil yang tidak berdasar seperti meyakini bahwa malaikat
hanyalah nama kekuatan yang baik dan bukan makhluk yang hakiki. Barangsiapa yang
mengingkari keberadaan malaikat setelah datangnya ilmu yang jelas dan hujjah yang
nyata maka sungguh dia telah kufur.
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat adalah “Beriman Dengan Nama
Nama Umum Malaikat”

Malaikat adalah nama umum bagi makhluk yang mulia ini diantara beriman dengan
malaikat Allah adalah beriman bahwasanya selain nama umum ini yaitu malaikat
didalam Al-Qur'an, Allah juga memberi nama makhluk yang mulia ini dengan nama-
۬ َ
nama umum yang lain, Allah menamai mereka sebagai ‫ َﺳﻔ َﺮٍة‬artinya utusa-utusan Allah
berfirman

۬ َ ۬ َ ۡ
‫( ِﻛ َﺮام ﺑ َﺮ َر ٍة‬١٥) ‫ِ ﺄ ِﺪى َﺳﻔ َﺮ ٍة‬

"Di tangan para utusan , yang mulia (malaikat) lagi berbakti" ('Abasa : 15-16)
ً۬ ُ
Allah menamai mereka dengan ‫( ُﺟﻨﻮدا‬pasukan-pasukan) Allah berfirman, mengabarkan
pertolongan Allah kepada orang orang yang beriman di perang Hunain

َ َ َ َ َ َ َ َ ‫َ َ َ ﱠ‬ ً۬ ُ ُ َ َ ۡ َ
‫ﻮﻟ ِﻪۦ َوﻋﻠﻰ ٱﻟ ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ َوأﻧﺰ َل ﺟﻨﻮدا ﻟ ۡﻢ ﺗ َﺮ ۡوﻫﺎ َوﻋﺬب ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮوا َوذ ِٲﻟﻚ ﺟﺰا ُء ٱﻟ ٰ ِﻔ ﻦ‬ ُ َ َ ُ ََ َ ُ َ َ ‫ُﱠ‬
ِ ‫ﺛﻢ أﻧﺰل ٱﻟﻠﻪ ﺳ ِﻜﻴ ﺘﻪ ۥ ﻋﻠ ٰﻰ رﺳ‬

"Kemudian Allah menurunkan ketenangannya kepada Rasul-Nya kepada orang-orang


yang beriman dan menurunkan pasukan-pasukan yang tidak kalian lihat dan
mengadzab orang-orang yang kafir dan demikian adalah balasan bagi orang orang yang
kafir" (At-taubah : 26)
َ ۡ َۡ
Dan Allah menamai mereka dengan ‫( ٱﻷﻋﻠ ٰٓﻰ ٱﻟ َﻤ ِﻺ‬sekumpulan makhluk yang paling atas)
َ ُ َ َ
karena mereka penghuni langit Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman
َ َ ۡ َ ۡ ۡ َۡ َ ۡ َ
‫َﻣﺎ ﺎن ِﻟ َﻰ ِﻣﻦ ِﻋﻠﻢ ِ ﭑﻟ َﻤ ِﻺ ٱﻷﻋﻠ ٰٓﻰ ِإذ ﺨﺘ ِﺼ ُﻤﻮن‬

"aku tidak memiliki ilmu sediktipun tentang para malaikat ketika merka saling
berbantahan: (shaad : 69)

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat adalah “Beriman Dengan Nama
Nama Khusus Malaikat”

Diantara cara beriman dengan malaikat adalah beriman dengan nama-nama khusus
sebagian kecil malaikat yang ada didalam dalil yang shahih, adapun yang tidak ketahui

75
namanya dan mereka ini jauh lebih banyak, maka kita beriman secara global artinya
beriman dengan adanya mereka meskipun kita tidak mengetahui namanya, dan
diantara malaikat yang kita ketahui namanya
َ ُ َ َ
Yang pertama adalah Jibril, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Berfirman

ۡ َ َ َ ُ ‫َ ﱠ ُ َﱠ‬ ۬ ُ َ َ ُ
‫ﻗ ۡﻞ َﻣﻦ ﺎن ﻋﺪوا ﻟ ِﺠ ۡﺒﺮ َﻞ ﻓ ِﺈﻧﻪ ۥﻧﺰﻟﻪ ۥ ﻋﻠ ٰﻰ ﻗﻠ ِ ﻚ ِﺑ ِ ذ ِن ٱﻟﻠ ِﻪ‬

"Katakanlah barangsiapa yang menjadi musuh bagi jibril maka sesungguhnya dia telah
menurunkan wahyu kepada hatimu dengan izin Allah." (Al-Baqarah : 97)
َ ُ َ َ
Yang kedua adalah Mikail, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Berfirman

َ ۬ ُ َ َ ‫َ ﱠ‬ ٰٓ َ َ ۬ ُ َ َ
‫ِﺘ ِﻪۦ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ َو ِﺟ ۡﺒﺮ َﻞ َو ِﻣ ﻜ ٰ َﻞ ﻓ ِﺈن ٱﻟﻠﻪ ﻋﺪ ﱞو ﻟﻠ ٰ ِﻔ ﻦ‬ ‫َﻣﻦ ﺎن ﻋﺪوا ﻟﻠ ِﻪ وﻣﻠ‬

"Barangsiapa yang menjadi musuh bagi Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya,


Jibril dan juga Mikail maka sesungguhnya Allah adalah musuh bagi orang orang yang
kafir" (Al-Baqarah : 98)
Yang ketiga adalah Israfil, didalam sebuah hadits, diantara doa iftitah yang dibaca oleh
Nabi ‫ ﷺ‬ketika shalat malam adalah

َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ‫ﱠ‬ َ َ َْ َ َ ‫ َﻓ َ ﱠ‬،‫ َو ْﺳ َﺮاﻓ َﻞ‬،‫ َوﻣ ﺎﺋ َﻞ‬،‫اﻟﻠﻬ ﱠﻢ َر ﱠب َﺟ ْﺒ َﺮاﺋ َﻞ‬


ُ
‫ أﻧﺖ ﺗﺤ ُﻢ ﺑ ْﻴﻦ ِﻋ َ ِﺎدك‬،‫ ﻋ ِﺎﻟ َﻢ اﻟﻐ ْ ِﺐ َواﻟﺸﻬﺎد ِة‬،‫ات َواﻷ ْرض‬
ِ ‫ﺎﻃﺮ اﻟﺴﻤﺎو‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ ُ َ ُ َ َ ْ َ َ
ْ َ ‫ﱠ‬ َ ْ ‫َ َ ﱢ‬ َ ُ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ُ َ
‫اط ﻣﺴﺘ ِﻘ ٍﻢ‬ ٍ ‫ ِإﻧﻚ ﺗﻬ ِﺪي ﻣﻦ ﺸﺎء ِإﻟﻰ ِﺻﺮ‬،‫ اﻫ ِﺪ ِﻧﻲ ِﻟﻤﺎ اﺧﺘ ِﻠﻒ ِﻓ ِﻪ ِﻣﻦ اﻟﺤﻖ ِﺑ ِ ذ ِﻧﻚ‬،‫ِﻓ ﻤﺎ ﺎﻧﻮا ِﻓ ِﻪ ﺨﺘ ِﻠﻔﻮن‬

Ya Allah, Rabb-nya Jibril, Mikail, dan juga Israfil yang telah menciptakan langit dan juga
bumi. Yang mengetahui yang ghaib maupun yang kelihatan. Engkau menghukumi di
antara hamba-hambaMu didalam apa yang mereka perselisihkan. maka tunjukilah aku
yang benar didalam apa yang diperselisihkan, dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau
memberikan petunjuk orang yang engkau kehendaki kepada jalan yang lurus (HR.
Muslim)
َ ُ َ َ
Yang keempat adalah Maalik, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Berfirman

َ ُ ‫َ َۡ َﱡ َ َ َ ﱠ‬ ۡ ُ َ َ َ
‫ﺎل ِإﻧ ﻢ ﱠﻣ ٰ ِﻜﺜﻮن‬‫ﻧﺎد ۡوا ﻳ ٰ َﻤ ٰ ِﻠﻚ ِﻟ َ ﻘﺾ ﻋﻠﻴﻨﺎ ر ﻚ ﻗ‬

"Mereka (yaitu penduduk neraka) memanggil wahai maalik hendaklah Rabbmu


mematikan kami, maka Maalik berkata sesungguhnya kalian akan tetap tinggal" (Az-
Zukhruf : 77 )
Yang kelima adalah Munkar dan Nakir, Allah Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫ﱠ‬ َ ْ ْ ََ ُ َُ َ َْ َ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ َ ْ ُ ‫َ ُ َ َﱢ‬
‫ﺎل ِﻷﺣ ِﺪ ِﻫ َﻤﺎ اﻟ ُﻤﻨ ُﺮ َواﻵﺧ ُﺮ اﻟﻨ ِ ْﻴ ُﺮ‬‫ﺎن ﻘ‬ ِ ‫ أﺣﺪ ﻢ أﺗﺎە ﻣﻠ‬:‫أو ﻗﺎل‬- ‫ِإذا ﻗ ِﺒﺮ اﻟﻤ ﺖ‬
ِ ‫ﺎن أﺳﻮد ِان أزرﻗ‬

76
Apabila seorang mayit atau salaah seorang diantara kalian dikuburkan maka akan
didatangi 2 orang malaikat yang hitam, yang biru dinamakan yang pertama adalah
Munkar dan yang lain An-Nakiir (HR Tirmizi dan hadits ini adalah hadits yang hasan)
َ ُ َ َ
Yang keenam adalah Haarut dan Maarut, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Berfirman

َ َ َ َ ۡ ‫َ َ ُ ۡ َٰ ُ َ ٰ ﱠ ﱠ َٰ َ َ ُ ُ َ ُ َ ﱠ َ ﱢ‬
‫ٱﻟﺴﺤ َﺮ َو َﻣﺎ أﻧﺰ َل ﻋﻠﻰ ٱﻟ َﻤﻠ ۡﻴﻦ ِﺑ َ ﺎ ِ َﻞ ﻫ ٰ ُﺮوت َو َﻣ ٰ ُﺮوت‬ ‫ﻔﺮ ﺳﻠ ﻤ ﻦ وﻟ ِﻜﻦ ٱﻟﺸﻴ ِﻄﻴﻦ ﻛﻔﺮوا ﻌﻠﻤﻮن ٱﻟﻨﺎس‬ ‫َو َﻣﺎ‬

"Dan tidaklah Sulaiman kafir akan tetapi setan-setanlah yang kafir mereka yang
mengajarkan manusia sihir dan apa yang telah diturunkan kepada dua orang malaikat
di baabil yang bernama haarut dan juga marut" (Al-Baqarah : 102)

dan yang selanjutnya diantara nama khusus malaikat adalah


Ar-ra'd didalam sebuah hadits datang orang orang yahudi kepada Nabi ‫ ﷺ‬kemudian
mereka berkata

ُ ْ ‫ْ َْ َ ْ ﱠ‬ َ َ َ
‫اﻟﺮﻋ ِﺪ َﻣﺎ ﻫ َﻮ‬ ‫ﺎﺳﻢ أﺧ ِﺒﺮﻧﺎ ﻋﻦ‬
ِ ‫ﺎ أ ﺎ اﻟﻘ‬

Wahai abal qaasim (Rasulullah ‫ )ﷺ‬kabarkanlah kepada kami tentang Ra'd apakah itu
maka Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan

ُ َ ُ َ َ َ ‫ُ ْ َ َ ُ ُ َ ﱠ‬ َ ُ َ ‫ﱠ‬ ََ ْ ٌ َ َ َ
‫اﻟﺴﺤﺎب ﺣ ْ ﺚ ﺷ َﺎء اﻟﻠﻪ‬ ‫ﺎب َﻣ َﻌﻪ َﻣﺨﺎر ﻖ ِﻣﻦ ﻧﺎر ﺴﻮق ِﺑﻬﺎ‬ ٌ َ ُ
ِ ‫ﻗﺎل ﻣﻠﻚ ِﻣﻦ اﻟﻤ ِﺋﻜ ِﺔ ﻣﻮ ﻞ ِ ﺎﻟﺴﺤ‬

Beliau mengatakan seorang malaikat diantara malaikat-malaikat yang diberi tugas


untuk menggiring awan bersamanya alat yang terbuat dari api untuk menggiring awan
tersebut sesuai dengan kehendak Allah (Hadits Shahih di riwayatkan oleh Tirmizi)

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh adalah tentang
“Nama Nama Yang Tidak Benar Penisbahannya Kepada Sebahagian Malaikat”

disana ada nama-nama malaikat yang masyhur dikalangan kaum musilimin akan tetapi
tidak berdasarkan dalil yang shahih
Yang pertama
adalah Izrail adalah sebagai nama dari malaikat pencabut nyawa tidak ada dalil yang
shahih bahwa Izrail adalah nama dari malaikat pencabut nyawa, Allah didalam Al-
qur'an dan Nabi didalam hadits yang shahih hanya menggunakan istilah malakul maut
atau malaikat kematian Allah berfirman

َ َ ُ ‫ﱢ‬ ُ ُ ‫ُ ََ ﱠ‬
‫ﻗ ۡﻞ ﻳﺘ َﻮﻓ ٰ ﻢ ﱠﻣﻠﻚ ٱﻟ َﻤ ۡﻮ ِت ٱﻟ ِﺬى ُو َﻞ ِ ۡﻢ ﺛ ﱠﻢ ِإﻟ ٰﻰ َر ۡﻢ ﺗ ۡﺮﺟ ُﻌﻮن‬

"Katakanlah malaikat kematian yang telah ditugaskan kepada kalian akan mewafatkan
kalian kemudian kalian akan dikembalikan kepada Rabb kalian" (As-Sajadah : 11)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

77
‫ﱢ‬ َ َ ُ ُ َ َ َ ‫ُ َ َ ْ َ ﱠ‬ ُ
‫اﻟﺴ م ﻓﻠ ﱠﻤﺎ ﺟ َﺎءە َﺻﻜﻪ ﻓ َﺮﺟ َﻊ ِإﻟﻰ َر ِﻪ‬ ‫أ ْر ِﺳ َﻞ َﻣﻠﻚ اﻟ َﻤ ْﻮ ِت ِإﻟﻰ ﻣﻮﺳﻰ ﻋﻠﻴ ِﻬﻤﺎ‬

Diutus malakul maut kepada Musa maka ketika malaikat tersebut mendatangi Musa,
Nabi Musa menamparnya, maka kembalilah malaikat tersebut kepada Rabb-Nya (Hadits
Shahih riwayat Bukhari dan Muslim)
Yang kedua
adalah Ridwan sebagai nama dari seorang malaikat penjaga surga tidak ada dalil yang
shahih bahwa Ridwan adalah nama dari malaikat penjaga surga, Allah didalam Al-
qur'an dan Nabi didalam hadits yang shahih hanya menggunakan istilah penjaga tanpa
menyebut nama, Allah berfirman

ُ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ َ ۡ ۡ َ ُ َ َ ُ َ َ ٰٓ ‫َ ﱠ ُ َ َ ﱠ‬ ‫َ ﱠَ ﱠ‬ َ
‫ۡﻢ ِﻃ ۡﺒﺘ ۡﻢ‬ ‫ﺎل ﻟﻬ ۡﻢ ﺧﺰﻧﺘ َﮩﺎ َﺳﻠ ٰ ٌﻢ ﻋﻠ ۡﻴ‬‫َو ِﺳﻴﻖ ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ٱﺗﻘ ۡﻮا َر ُﮩ ۡﻢ ِإﻟﻰ ٱﻟﺠﻨ ِﺔ زﻣﺮا ﺣﺘﻰ ِإذا ﺟﺎءوﻫﺎ وﻓ ِﺘﺤﺖ أﺑﻮٲﺑﻬﺎ وﻗ‬
َ َ َ ُ ۡ َ
‫ﻓﭑدﺧﻠﻮﻫﺎ ﺧ ٰ ِﻠ ِﺪﻳﻦ‬

"Dan digiring orang orang yang bertaqwa kepada Rabb mereka ke surga dalam keadaan
berkelompok berkelompok sehingga ketika mereka mendatanginya dan dibuka pintu
pintu surga dan berkatalah para penjaga surga kepada mereka "keselamatan atas
kalian", kalian telah baik maka masuklah kalian kedalam surga kekal selamanya" (Az-
zumar : 73)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

َ ْ ْ ُ َ ُ ََُ ُ َْ ْ َ َ َ َ َْ ‫َ َ َ ﱠ‬
‫ﻮل اﻟﺨﺎزن َﻣﻦ أﻧﺖ‬ ‫ِآﺗﻲ ﺎب اﻟﺠﻨ ِﺔ ﻳﻮم اﻟ ِﻘ ﺎﻣ ِﺔ ﻓﺄﺳﺘﻔ ِﺘﺢ ﻓ ﻘ‬

aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat maka aku minta dibukakan maka
berkatalah penjaga siapakah engkau,
ٌ َ ُ ُ َ
‫ﻮل ُﻣﺤ ﱠﻤﺪ‬ ‫ﻓﺄﻗ‬
maka aku berkata Muhammad,

َ َ ََ ُ َْ َ ُ َ ُ ََُ
‫ﻮل ِ ﻚ أ ِﻣ ْﺮت أﻓﺘﺢ ِﻷﺣ ٍﺪ ﻗ ْ ﻠﻚ‬ ‫ﻓﻘ‬

maka dia berkata denganmulah aku diperintah aku tidak membukanya untuk seorang
pun sebelummu (HR Muslim)

demikian pula disana ada nama 'Ismail, Syarohil, Harohil dan nama nama malaikat yang
lain yang tidak ada dalilnya tidak boleh seorang muslim memberi nama malaikat tanpa
berdasarkan dalil yang shahih

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah adalah
“Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian Yang Pertama ”

78
Diantara beriman dengan malaikat malaikat Allah adalah beriman dengan sifat sifat
mereka yang telah dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya,
Sifat sifat malaikat ada 2 sifat sifat fisik (penciptaan) dan sifat sifat akhlak (perangai)
diantara sifat sifat fisik malaikat :
1. Malaikat diciptakan dari cahaya
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

ُ ْ ُ َ َ َ ُ
‫اﻟﻤ ِﺋﻜﺔ ِﻣﻦ ﻧ ْﻮر‬ ‫ﺧ ِﻠﻘ ِﺖ‬

diciptakan malaikat dari cahaya (HR Muslim)


2. Malaikat memiliki sayap
ada diantara mereka yang memiliki dua sayap, ada yang tiga sayap. empat sayap.
َ ُ َ َ
bahkan ada yang lebih dari itu, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

‫َ َ ۚ ﱠ‬ َ ُ َ ۚ َ َ ُ َۡ ۬ َ ۡ ً ٓ َ َۡ َ ُ ۡ َ
‫ٲت َوٱﻷ ۡرض ﺟ ِﺎﻋ ِﻞ ٱﻟ َﻤﻠ ٰ ﻜ ِﺔ ُر ُﺳ أ ْو ِﻟ ٓﻰ أﺟ ِﻨﺤ ٍﺔ ﱠﻣﺜﻨ ٰﻰ َوﺛﻠ ٰ ﺚ َو ُر ٰ َﻊ ﻳ ﺪ ِﻓﻰ ٱﻟﺨﻠ ِﻖ َﻣﺎ ﺸﺎ ُء ِإن‬ َ َ ‫ﱠ‬
ِ ‫ﺎﻃﺮ ٱﻟﺴﻤ ٰ ﻮ‬ ِ ‫اﻟﺤﻤﺪ ِﻟﻠ ِﻪ ﻓ‬
۬ َ َ َ َ
‫ٱﻟﻠﻪ ﻋﻠ ٰﻰ ﱢﻞ ﺷ ۡﻰ ٍ ۬ء ﻗ ِﺪ ٌﻳﺮ‬

"Segala puji bagi allah yang menciptakan langit dan bumi menjadikan malaikat malaikat
sebagai utusan yang memiliki sayap sayap ada yang dua, tiga, empat. Allah menambah
didalam penciptaanNya apa yang Dia kehendaki, sesungguhnya Allah Maha Mampu
untuk melakukan segala sesuatu (Fathir : 1)
Abdullah Bin Mas'ud radhiallahu 'anhu menceritakan bahwasanya Nabi ‫ ﷺ‬melihat Jibril
dan beliau memiliki 600 sayap (HR Bukhari dan Muslim)
ُ َ َ
3. Bahwasanya malaikat bukan laki laki dan juga bukan perempuan, Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ ُ َ ُ ً۬ َ َ ٰٓ َ َ ۡ َ ۡ
‫ﺔ ِإﻧ ٰ ﺜﺎ َوﻫ ۡﻢ ﺷ ٰ ِﻬﺪون‬ ‫أم ﺧﻠﻘﻨﺎ ٱﻟﻤﻠ‬

"Apakah Kami menciptakan malaikat sebagai wanita wanita dan mereka


menyaksikannya" (Ash-Shaaffat : 150)
didalam ayat diatas Allah menafikan bahwasanya malaikat adalah perempuan dan
disana tidak ada dalil yang shahih bahwasanya mereka adalah laki laki
4. Malaikat tidak makan dan tidak minum
sebagaimana ketika Allah menceritakan kisah Nabi Ibrahim bersama malaikat,
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ َ َ ۬ َ ۬ َ ‫( إ ۡذ َد َﺧﻠﻮا َﻋﻠ ۡ ﻪ َﻓ َﻘﺎﻟﻮا َﺳﻠ ٰ ً۬ﻤﺎ َﻗ‬٢٤) ‫ﻴﻦ‬َ َ ُ َ َۡ ُ


ۡ ‫ﺚ َﺿ‬ َ َ َ َ
‫( ﻓ َﺮاغ ِإﻟ ٰٓﻰ‬٢٥) ‫ﺎل َﺳﻠ ٰ ٌﻢ ﻗ ۡﻮ ٌم ﱡﻣﻨﻜ ُﺮون‬ ِ ِ ‫ٲﻫ ﻢ ٱﻟﻤ ﺮ ِﻣ‬
ِ ‫ﻒ ِإﺑﺮ‬ِ ‫ﻫ ۡﻞ أﺗ ٰ ﻚ ﺣ ِﺪ‬
ُ ُ ‫َ َ َ ۡ َ ﱠ‬ َ ً۬ َ ۡ َ َ ۡ َ َ َ َ َ َ ۡ ۡ ۤ ُ َ‫ََﱠ‬ ۬ ۡ َ َ ۡ
‫ﻒ َو ﺸ ُﺮوە ِ ﻐﻠ ٰ ٍﻢ‬ ‫ﺲ ِﻣﻨ ُﮩ ۡﻢ ِﺧ ﻔﺔ ﻗﺎﻟﻮا ﺗﺨ‬ ‫( ﻓﺄوﺟ‬٢٧) ‫ﺎل أ ﺗﺄ ﻠﻮن‬ ‫( ﻓﻘ ﻪ ۥ ِإﻟﻴ ِﮩﻢ ﻗ‬٢٦) ‫أﻫ ِﻠ ِﻪۦ ﻓﺠﺎ َء ِ ِﻌﺠ ٍ ۬ﻞ َﺳ ِﻤﻴﻦ‬
َ
٢٨) ‫ﻋ ِﻠ ٍ ۬ﻢ‬

"Apakah telah datang kepadamu kabar tentang tamu tamu Ibrahim ketika mereka
masuk rumah dan mengatakan keselamatan atas mu, Ibrahim berkata "keselamatan

79
atas kalian wahai kaum yang tidak dikenal maka segeralah Nabi Ibrahim pergi ke
keluarganya dan datang dengan membawa daging anak sapi yang gemuk kemudian
menghidangkannya kepada mereka, seraya berkata kenapa kalian tidak memakannya
maka timbullah rasa takut didalam hati beliau, maka mereka pun berkata janganlah
engkau takut, kemudian mereka memberikan kabar gembira kepada ibrahim dengan
kedatangan seorang anak yang 'alim" (Adz-Dzariyat : 24-28)

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian Yang Kedua”
5. Bahwasanya malaikat berbicara
Dalil didalam Al-Qur'an dan Hadits banyak yang menunjukkan bahwasanya malaikat
berbicara, mereka berbicara dengan Allah sebagaimana dengan firman Allah

ُ ُ ُ ۡ َ ‫ُ ﱢ‬ َ َ ُ ۡ ُ َ َ ُ َ ۡ َ ٓ َ ً۬ َ َ َۡ ۬ َ ‫ﱢ‬ ٓ َ ‫َ ۡ َ َ ﱡ‬
‫ﻴﮩﺎ َو ۡﺴ ِﻔﻚ ٱﻟﺪ َﻣﺎ َء َوﻧﺤﻦ َﺴ ﱢﺒﺢ‬‫ﺎل َر ﻚ ِﻟﻠ َﻤﻠ ٰ ﻜ ِﺔ ِإﻧﻰ ﺟ ِﺎﻋ ٌﻞ ِﻓﻰ ٱﻷ ۡرض ﺧ ِﻠ ﻔﺔ ﻗﺎﻟﻮا أﺗﺠﻌﻞ ِﻓﻴﮩﺎ ﻣﻦ ﻔ ِﺴﺪ ِﻓ‬‫وذ ﻗ‬
َ ُ ۡ َ َ َ ُ ۡ ٓ ‫َِ ۡ َ َ ُ َ ﱢ ُ َ َ َ ﱢ‬
‫ِ ﺤﻤ ِﺪك وﻧﻘﺪس ﻟﻚ ﻗﺎل ِإﻧﻰ أﻋﻠﻢ ﻣﺎ ﺗﻌﻠﻤﻮن‬

"Dan ketika Rabbmu berkata kepada malaikat malaikat sesungguhnya Aku akan
menjadikan dibumi seorang khalifah, mereka berkata apakah Engkau menjadikan
dibumi orang yang akan membuat kerusakan didalamnya dan menumpahkan darah
sedangkan kami bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan-Mu, Allah berkata,
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui" (Al-Baqarah : 30)
Mereka berbicara dengan para Nabi sebagaimana ayat yang menceritakan pembicaraan
mereka dengan Nabi Ibrahim, Lihat Adz-dzariyat : 24 - 34
Dan pembicaraan mereka dengan Nabi Luth, Lihat surat Hud : 81
Dan didalam hadits Jibril, malaikat jibril 'alayhis salam berbicara dengan nabi kita
Muhammad ‫ ﷺ‬bertanya tentang islam, iman dan juga ihsan (HR Muslim)
Dan mereka berbicara juga dengan orang orang shalih, sebagaimana firman Allah
menceritakan tentang pembicaraan malaikat kepada Maryam,

َ َ َ َ ۡ َ َ ‫ُ َٰ َ َۡ ُ ﱠ َ ۡ َ َ ٰ َ َ ﱠ‬ ٰٓ َ َ ۡ
‫ٱﺻﻄﻔ ٰ ِﻚ ﻋﻠ ٰﻰ ِ َﺴﺎ ِء ٱﻟ َﻌ ٰ ﻠ ِﻤﻴﻦ‬ ‫ﺔ ﻳ ﻤ ﻢ ِإن ٱﻟﻠﻪ ٱﺻﻄﻔ ِﻚ وﻃﻬﺮ ِك و‬ ‫َو ِ ذ ﻗﺎﻟ ِﺖ ٱﻟﻤﻠ‬

"Dan ketika para malaikat berkata wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu
dan menyucikanmu dan memilihmu diantara wanita wanita seluruh alam" ('Ali-imran :
42)
Mereka berbicara dengan penduduk surga, Lihat surat Ar-Ra'd 23 - 24
Dan mereka berbicara dengan penduduk neraka, Lihat surat Ghafir 49 - 50
Dan diantara sifat malaikat
6. Bahwasanya malaikat memiliki kemampuan menjelma sebagai manusia
َ َ َ ُ َ َ ْ ُ
Dengan izin Allah ‫ ﺳ ﺤﺎﻧﻪ و ﺗﻌﺎﻟﻰ‬Allah berfirman didalam kisah Maryam
۬ ۬ َ َ َ ‫َ َ ََ ﱠ‬ َ َ َ ً۬ َ ُ ۡ َ َ ‫َ ﱠ‬
‫وﻧ ِﻬ ۡﻢ ِﺣﺠﺎ ﺎ ﻓﺄ ۡر َﺳﻠﻨﺎ ِإﻟ ۡﻴﻬﺎ ُروﺣﻨﺎ ﻓﺘ َﻤﺜ َﻞ ﻟﻬﺎ ﺸ ًﺮا َﺳ ﺎ‬
ِ ‫ﻓﭑﺗﺨﺬت ِﻣﻦ د‬

80
"Maka Maryam memasang hijab (tabir) yang melindungi diri beliau dari keluarganya
maka kami pun mengutus kepadanya ruh kami yaitu Jibril, maka jibril menjelma
dihadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna" (Maryam : 17)
Kisah Ibrahim dan Luth bersama malaikat, dan juga hadits jibril termasuk diantara dalil
dalil tentang sifat malaikat ini, dan hendaknya kita mewaspadai keyakinan sebagian
orang yang mengingkari sifat ini seperti kelompok mu'tazilah yang menganggap hal ini
hanyalah khayalan orang yang melihat.

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allah adalah
“Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian yang ke Tiga”

Sifat yang ke tujuh diantara sifat sifat fisik malaikat bahwasanya.


7. Malaikat bisa dilihat.
Kebiasaan malaikat adalah tidak menampakkan dirinya dari manusia namun terkadang
menampakkan diri dengan izin Allah di hadapan makhluk yang lain. Dalil-dalil telah
menunjukkan bahwasanya malaikat bisa dilihat. Nabi Ibrahīm dan Nabi Luth
‘alayhimassalam telah melihat malaikat dalam bentuk manusia. Maryam ‘alayhassalam
melihatnya dalam bentuk manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah melihat Jibril dalam bentuk
aslinya dan sering dalam bentuk manusia. Dan sebagian sahabat radhiyallahu ‘anhum
pernah melihat Jibril dalam bentuk manusia. Disebutkan didalam hadits bahwa ayam
yang berkokok sedang melihat malaikat.
Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan:

َ ُ ََ َ َ ُ َ ْ َ‫َ ﱠ‬ ْ َ ْ َ ْ ‫اﻟﺪ َ ﺔ َﻓ‬


‫َ َ ُْْ َ َ ﱢ‬
‫ َو ِ ذا َﺳ ِﻤ ْﻌﺘ ْﻢ ﻧ ِﻬﻴﻖ اﻟ ِﺤ َﻤﺎر ﻓﺘ َﻌ ﱠﻮذوا ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ ِﻣﻦ‬، ‫ﺎﺳﺄﻟﻮا اﻟﻠﻪ ِﻣﻦ ﻓﻀ ِﻠ ِﻪ ؛ ﻓ ِﺈﻧﻬﺎ َرأت َﻣﻠ ﺎ‬ ِ ‫ِإذا ﺳ ِﻤﻌﺘﻢ ِﺻ ﺎح‬
َ ْ َ ُ ‫َ ﱠ‬ َ ْ ‫ﱠ‬
‫ﺎن ؛ ﻓ ِﺈﻧﻪ َرأى ﺷ ﻄﺎﻧﺎ‬
ِ ‫اﻟﺸ ﻄ‬

Apabila kalian mendengar kokok ayam maka mintalah kepada Allah dari karunia Allah
karena sesungguhnya ayam tersebut melihat malaikat dan apabila kalian mendengar
ringkikan keledai maka hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari syaithan karena
keledai tersebut melihat syaithan (HR. Bukhāri IV/350 dan Muslim XVII/46)
Namun seseorang hendaklah waspada, jangan sampai dia menyangka melihat malaikat
atau bermimpi melihat malaikat padahal dia adalah iblis yang ingin menyesatkan
manusia.
8. Jumlah Malaikat sangat banyak, tidak mengetahui jumlahnya kecuali Allāh.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ُ ‫ُ ُ َ ﱢ َ ﱠ‬ َ
‫َو َﻣﺎ ْﻌﻠ ُﻢ ﺟﻨﻮد َر ﻚ ِإ ﻫ َﻮ‬

“Tidak mengetahui jumlah tentara-tentara Rabbmu (yaitu malaikat) kecuali Dia.” (Al-
Muddatstsir : 31)
Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah bercerita di antara apa yang Beliau lihat ketika Isra dan Mi’raj,
Beliau mengatakan :

81
َ َ ُْ َ َْ ‫ﱠ‬
َ ‫ﻮن أﻟ‬ ُ ُ ُ ْ َ ُ َْ َ َ :َ ََ َ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ُ َْ َ
‫ ِإذا‬، ‫ﻒ َﻣﻠ ٍﻚ‬ ‫ َﺼﻠﻲ ِﻓ ِﻪ ﻞ ﻳﻮ ٍم ﺳ ﻌ‬، ‫ﻮر‬ ‫ ﻓﻘﺎل ﻫﺬا اﻟﺒ ﺖ اﻟﻤﻌﻤ‬، ‫ﻓ ُﺮ ِﻓ َﻊ ِﻟﻲ اﻟﺒ ﺖ اﻟﻤﻌﻤﻮر ﻓﺴﺄﻟﺖ ِﺟﺒﺮ ﻞ‬
َ ُ َُ ْ ُ َ َ
‫آﺧ َﺮ َﻣﺎ ﻋﻠ ْﻴ ِﻬ ْﻢ‬ ْ
ِ ‫ﺧﺮﺟﻮا ﻟﻢ ﻌﻮدوا ِإﻟ ِﻪ‬

Maka diperlihatkan kepadaku Al-Baitul Ma’mur. Aku bertanya kepada Jibril dan dia
menjawab: ‘Ini adalah Al-Baitul Ma’mur, setiap hari shalat di dalamnya 70.000 malaikat.
Apabila telah keluar dari Al-Baitul Ma’mur maka mereka tidak akan kembali ke sana
(HR. Bukhari VI/302 dan Muslim I/146, No.162)

Dan berapakah jumlah malaikat yang telah shalat di sana semenjak Allah menciptakan
Al-Baitul Ma’mur sampai sekarang dan sampai Hari Kiamat?
Suatu hari Rasulullah ‫ ﷺ‬mendengar suara (deritan) langit. Kemudian Beliau berkata:

ٌ ‫ﱠ‬ َ َ ‫ُ ﱠ َ ْ َ ﱠ‬ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ ََ َ َ َ ‫ﱢ‬
‫ أ ﱠﻃﺖ ﱠ‬، ‫ﻮن‬
‫ َﻣﺎ ِﻓﻴﻬﺎ َﻣ ْﻮ ِﺿ ُﻊ أ ْر ـﻊ أ َﺻ ِﺎﺑ َﻊ ِإ َو َﻣﻠﻚ‬، ‫اﻟﺴ َﻤ ُﺎء َوﺣﻖ ﻟﻬﺎ أن ﺗ ِﺌﻂ‬ ِ ‫ِإﻧﻲ أرى ﻣﺎ ﺗﺮون وأﺳﻤﻊ ﻣﺎ ﺴﻤﻌ‬
‫ﺎﺟﺪا ِﻟﻠ ِﻪ‬ َ ُ َ َ ْ َ ٌ ‫َو‬
ِ ‫اﺿﻊ ﺟﺒﻬﺘﻪ ﺳ‬ ِ

Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat dan mendengar apa yang tidak
kalian dengar. Langit mengeluarkan suara (deritan) dan dia berhak untuk
mengeluarkan suara karena tidak ada sebuah tempat seluas 4 jari kecuali di situ ada
seorang malaikat yang meletakkan dahinya bersujud untuk Allah. (Hadīts Hasan,
Riwayat Tirmidzi VI/556 dan Ibnu Mājah II/1402)
Langit yang tujuh mengeluarkan deritan karena sangat banyaknya dan sangat beratnya
malaikat yang tinggal di sana.

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh adalah
“Beriman Dengan Sifat-sifat Fisik Malaikat Bagian Yang ke Empat”.

Disana ada diantara malaikat yang Allāh atau Rasul-Nya sebutkan sifat fisiknya secara
khusus.
Diantaranya,
1. Malaikat Penjaga Neraka
Mereka adalah malaikat yang keras hatinya, tidak memiliki kasih sayang dan sangat
َ ُ َ َ
keras serta kuat badannya. Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ َ َ ٌ َ َ ٌ َ َ َ ُ َ ‫ُ َ ْ َ ْ ْ َ َ ُ ُ َ ﱠ‬ ُ َُ َ َ‫َ ﱡ‬
‫ْﻌ ُﺼﻮن اﻟﻠﻪ َﻣﺎ‬ ‫ﺎس َواﻟ ِﺤﺠ َﺎرة ﻋﻠ ْﻴﻬﺎ َﻣ ِﺋﻜﺔ ِﻏ ظ ِﺷﺪاد‬
ُ ‫اﻟﻨ‬ ‫آﻣﻨﻮا ﻗﻮا أﻧﻔﺴ ﻢ وأﻫ ِﻠ ﻢ ﻧﺎرا وﻗﻮدﻫﺎ‬ ‫ﺎأﻳﻬﺎ اﻟ ِﺬﻳﻦ‬
َ ُْ َ َْ ُ
‫أ َﻣ َﺮﻫ ْﻢ َو ﻔ َﻌﻠﻮن َﻣﺎ ﻳﺆ َﻣ ُﺮون‬

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api
neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu dijaga oleh para malaikat yang keras
hatinya dan kuat badannya, yang mereka tidak memaksiati Allāh dalam perintah Allāh
yang Allāh perintahkan kepada mereka. Dan mereka melaksanakan apa yang
diperintahkan kepada mereka.” (At-Tahrīm 6)

82
2. Jibrīl ‘alayhissalām
َ ُ َ َ
Adalah malaikat yang kuat dan indah dipandang. Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ْ َ ‫ُ ﱠ‬ َ ُ ُ َ ُ َ َ
٦) ‫ﺎﺳﺘ َﻮى‬ ‫وﻣﺮ ٍة ﻓ‬
ِ ‫( ذ‬٥) ‫ﻋﻠﻤﻪ ﺷ ِﺪ ﺪ اﻟﻘﻮى‬

“Muhammad telah diajari oleh malaikat Jibrīl yang sangat kuat yang memiliki rupa yang
indah, maka dia menampakkan diri.” (An-Najm 5-6)

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬pernah bercerita tentang :


3. Salah satu malaikat pemikul ‘Arsy:

َ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ ْ ََ ْ َ ْ َ َ ‫ْ َ ﱢ‬ َ
‫ﻴﺮة َﺳ ْﺒﻊ ِﻣﺎﺋ ِﺔ ﻋ ٍﺎم‬‫اﻟﻠﻪ ِﻣﻦ ﺣ َﻤﻠ ِﺔ اﻟ َﻌ ْﺮش ِإن َﻣﺎ ﺑ ْﻴﻦ ﺷﺤ َﻤ ِﺔ أذ ِﻧ ِﻪ ِإﻟﻰ ﻋ ِﺎﺗ ِﻘ ِﻪ ﻣ ِﺴ‬
ِ ‫أ ِذن ِﻟﻰ أن أﺣﺪث ﻋﻦ ﻣﻠ ٍﻚ ِﻣﻦ ﻣ ِﺋﻜ ِﺔ‬

“Aku diizinkan untuk bercerita tentang seorang malaikat diantara malaikat-malaikat


Allāh yang memikul ‘Arsy, sesungguhnya jarak antara cuping telinganya dan pundaknya
sejauh 700 tahun perjalanan.” (HR. Abū Dāwūd no 4727 dan hadīts ini shahīh)
Dan Beliau bercerita tentang,
4. Malaikat yang bertugas meniup sangkakala
Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ ‫َ َ ُ ﱠ‬ ََ َ ْ َ ُْ ْ ََ َ ْ َ َْ ‫ً ﱞ‬ ُْ َ ْ َ ‫ﱠ‬
‫اﻟﺼﻮر ُﻣﻨﺬ ُو ِ َﻞ ِ ِﻪ ُﻣ ْﺴﺘ ِﻌﺪ ﻳﻨﻈ ُﺮ ﻧﺤ َﻮ اﻟ َﻌ ْﺮش َﻣﺨﺎﻓﺔ أن ﻳﺆ َﻣ َﺮ ﻗ ْ َﻞ أن ﻳ ْﺮﺗﺪ ِإﻟ ِﻪ ﻃ ْﺮﻓﻪ ﺄن ﻋ ْﻴ ْ ِﻪ‬
ُ ‫ﺐ‬ ُ ‫ف َﺻﺎﺣ‬
ِ ‫ِإن ﻃﺮ‬
َ‫َ ُﱢ‬
‫ﺎن‬ ِ ‫ﺎن در‬ِ ‫ﻛﻮﻛ‬

“Sesungguhnya mata malaikat yang meniup sangkakala, semenjak diserahkan tugas


senantiasa siap dan melihat dan ke arah ‘Arsy karena takut apabila diperintah sebelum
dia berkedip, kedua matanya seperti 2 bintang yang bercahaya.” (Hadīts Shahīh Riwayat
Hakīm di dalam Mustadrak IV/558)
Dan telah berlalu sebuah hadīts bahwa,
5. Malaikat Munkar dan Nakīr
Disifati sebagai 2 malaikat yang hitam lagi biru. Maksudnya adalah hitam rupanya dan
biru matanya, yang membuat takut orang yang melihatnya.
َ ُ َ َ
Semoga Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menguatkan hati kita di dunia dan akhirat.

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah adalah tentang
“Beriman Dengan Sifat-Sifat Akhlak Para Malaikat Bagian yang Pertama”

Diantara beriman dengan malaikat Allah adalah beriman dengan akhlaq mereka
diantaranya:
1. Mereka memiliki sifat Al-Karām dan Al-Birr
Malaikat memiliki sifat Al-Karam, artinya memiliki akhlak yang mulia lagi terpuji. Dan
mereka memiliki sifat Al-Birr, yang artinya banyak berbuat baik kepada orang lain.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

83
َ َ ْ
١٦ ) ‫( ِﻛ َﺮ ٍام ﺑ َﺮ َر ٍة‬١٥) ‫ِ ﺄ ِﺪي َﺳﻔ َﺮ ٍة‬

“Al-Qur'an ditulis dengan tangan-tangan malaikat yang mulia akhlaknya lagi berbuat
baik.” (‘Abasa 15-16)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫َ ُ ُْ َ َ ﱠ‬
‫اﻟﺴﻔ َﺮ ِة اﻟ ِ َﺮ ِام اﻟ َﺒ َﺮ َر ِة‬ ‫آن ﻣﻊ‬
ِ ‫ﺎﻫﺮ ِ ﺎﻟﻘﺮ‬
ِ ‫اﻟﻤ‬

“Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an maka dia bersama malaikat yang mulia
akhlaknya lagi banyak berbuat baik.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan diantara kebaikan malaikat bahwasanya mereka banyak mendo’akan kebaikan bagi
َ ُ َ َ
orang-orang yang beriman. Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ْ َ ‫ﱡ‬ َ ْ َ ْ ُ ُ ُ ََ َ ْ ْ َ َ ُ َ ُ
‫ﺎت ِإﻟﻰ اﻟﻨﻮر ۚ َو ﺎن ِ ﺎﻟ ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ َر ِﺣ ﻤﺎ‬ َ
ِ ‫ﻫﻮ اﻟ ِﺬي ﺼﻠﻲ ﻋﻠ ﻢ وﻣ ِﺋﻜﺘﻪ ِﻟ ﺨﺮﺟ ﻢ ِﻣﻦ اﻟﻈﻠﻤ‬

“Dialah Allah yang memuji kalian dan demikian malaikatNya mendo’akan kebaikan
untuk kalian supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya.
Dan Dia Allāh sangat sayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzāb 43)
Demikian pula firman Allah ‫ﻋﺰا و ﺟﻞ‬:

َ َ َ‫َ َُ ﱠ‬ َ َْ َ َ ُ ُْ ْ َّ ْ َ َ ُ ‫َ َ ْ َ ْ ُ َ ﱢ‬ َ ْ َ َ
‫آﻣﻨﻮا َر ﻨﺎ َو ِﺳ ْﻌﺖ ﱠﻞ ﺷ ْﻲ ٍء‬ ‫ﻬﻢ َو ﺆ ِﻣﻨﻮن ِ ِﻪ َو ْﺴﺘﻐ ِﻔ ُﺮون ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ‬ ‫اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺤ ِﻤﻠﻮن اﻟ َﻌ ْﺮش وﻣﻦ ﺣﻮﻟﻪ ﺴ ﺤﻮن ِ ﺤﻤ ِﺪ ر ـ‬
َ
ُ ْ َ ْ َ ‫ﱠَ ْ ُ َ ﱠ‬ َ َ َ َ َ ‫ﱠ‬ ُ ََ ْ َ ً ْ
‫ﺎت ﻋﺪ ٍن اﻟ ِﺘﻲ َوﻋﺪﺗﻬ ْﻢ‬ ِ ‫( َر ﻨﺎ َوأد ِﺧﻠﻬ ْﻢ ﺟﻨ‬٧) ‫َرﺣ َﻤﺔ َو ِﻋﻠﻤﺎ ﻓﺎﻏ ِﻔ ْﺮ ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ ﺗﺎﺑﻮا َواﺗ َ ُﻌﻮا َﺳ ِ ﻠﻚ َو ِﻗ ِﻬ ْﻢ ﻋﺬاب اﻟﺠ ِﺤ ِﻢ‬
ْ ََ َ َ‫ﱠ ﱢ‬ َ ْ َ َ َ‫َ ُ ﱠ ﱢ‬ ُ َ ُ َ َ ْ َ ‫ْ َ ُﱢﱠ ْ ﱠ‬ َْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ
‫ﺎت ﻳ ْﻮ َﻣ ِﺌ ٍﺬ ﻓﻘﺪ‬ِ ‫ﺎت وﻣﻦ ﺗ ِﻖ اﻟﺴ ﺌ‬ ِ ‫( و ِﻗ ِﻬﻢ اﻟﺴ ﺌ‬٨) ‫اﺟ ِﻬﻢ وذر ِﺎﺗ ِﻬﻢ ِإﻧﻚ أﻧﺖ اﻟﻌ ﺰ اﻟﺤ ِﻜ ﻢ‬ ِ ‫وﻣﻦ ﺻﻠ َﺢ ِﻣﻦ آ ِﺎﺋ ِﻬ َﻢ وأزو‬
ُ ُ َ ُ َ
(٩) ‫َر ِﺣ ْﻤﺘﻪ َوذ ِﻟﻚ ﻫ َﻮ اﻟﻔ ْﻮز اﻟ َﻌ ِﻈ ُﻢ‬

“Dan malaikat-malaikat yang memikul ‘Arsy dan malaikat-malaikat yang ada di sekitar
‘Arsy bertasbih dengan memuji Rabb mereka dan beriman dengan Allah dan
memohonkan ampun untuk orang-orang yang beriman. Mereka berkata: ‘Wahai Rabb
kami, sungguh, rahmat dan ilmuMu meliputi segala sesuatu maka ampunilah dosa bagi
orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalanMu dan jagalah mereka dari adzab
neraka. Wahai Rabb Kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah
Engkau janjikan bagi mereka dan orang-orang yang shālih diantara bapak-bapak
mereka, istri-istri mereka dan keturunan mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. Dan jagalah mereka dari kejelekan-kejelekan. Dan barangsiapa
yang Engkau jaga pada hari itu dari kejelekan maka sungguh Engkau telah
merahmatinya dan itulah keberuntungan yang besar’.” (Ghāfir 7-9)
Dan diantara kebaikan mereka (adalah) syafa’at mereka untuk orang-orang yang
َ ُ َ َ
bertauhid. Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ‫َ َ ْ َ َ ﱠ‬ َُ َ ْ َ َ َ
‫ْﻌﻠ ُﻢ َﻣﺎ ﺑ ْﻴﻦ أ ِﺪ ِﻳﻬ ْﻢ َو َﻣﺎ ﺧﻠﻔﻬ ْﻢ َو ﺸﻔ ُﻌﻮن ِإ ِﻟ َﻤﻦ ْارﺗﻀ ٰﻰ َوﻫﻢ ﱢﻣﻦ ﺧﺸ ِﺘ ِﻪ ُﻣﺸ ِﻔﻘﻮن‬

84
َ ُ َ
“Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengetahui amalan mereka (yaitu para malaikat) yang sudah
berlalu maupun yang akan datang. Dan mereka tidak memberikan syafa’at kecuali bagi
orang yang Allah ridhai dan mereka takut kepada Allah” (Al-Anbiyā 28)

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah
adalah tentang “Beriman Dengan Sifat-Sifat Akhlak Bagian yang Kedua”

Diantara sifat-sifat akhlak malaikat adalah:


2. Sifat Malu
Malu adalah sifat mulia yang membawa seseorang untuk meninggalkan yang buruk dan
membawanya kepada akhlak yang mulia, bahkan dia adalah termasuk cabang
keimanan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda berbicara tentang ‘Utsman Ibnu ‘Affan radhiyallahu
‘anhu:
ُ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ
‫أ أ ْﺳﺘ ِﺤﻲ ِﻣﻦ َرﺟ ٍﻞ ْﺴﺘ ِﺤﻲ ِﻣﻨﻪ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ؟‬

Apakah aku tidak malu dari seorang laki-laki yang malaikat malu kepadanya? (HR.
Muslim IV/1866, no.2041 kitab “Fadhaa-ilush Shahaabah” bab “min fadhaa-ili Utsman”)
Imam An-Nawawiy rahimahullah di dalam kitab beliau Al-Minhaaj ketika menjelaskan
hadīts ini, beliau berkata:

َ َ ْ ٌ َ ٌ َ َ َ َ ‫َ ﱠ‬ ََ َْ ُ ُ َ َ َ َ َُْ ٌ َ ٌ َ َ
‫ﺎت اﻟ َﻤ ِﺋﻜ ِﺔ‬
ِ ‫ﺎﻫﺮة ِﻟﻌﺜﻤﺎن وﺟ ﻟﺘﻪ ِﻋﻨﺪ اﻟﻤ ِﺋﻜ ِﺔ وأن اﻟﺤ ﺎء ِﺻﻔﺔ ﺟ ِﻤ ﻠﺔ ِﻣﻦ ِﺻﻔ‬
ِ ‫و ِﻓ ِﻪ ﻓ ِﻀ ﻠﺔ ﻇ‬

Di dalam hadits ini ada keutamaan yang jelas bagi ‘Utsman dan keagungan beliau di sisi
para malaikat dan bahwasanya malu adalah sifat yang indah diantara sifat-sifat
malaikat. (Syarh an-Nawawi ‘alaa Muslim XV/169)
Dan di antara sifat-sifat akhlak malaikat:
3. Tidak Sombong untuk beribadah kepada Allāh, merendahkan diri kepada Allāh
Dan tidak sombong untuk beribadah kepadaNya adalah sifat yang mulia. Allah telah
menyifati malaikat-malaikatNya dengan sifat yang mulia ini.

ُ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ُ‫ََ ََ ُ ُ َﱠ‬ َْ َ َ ُ َ َ َ ‫ﻟﻦ َ ْﺴ‬


‫ﻒ ﻋﻦ ِﻋ َ ﺎد ِﺗ ِﻪ َو ْﺴﺘ ِﺒ ْﺮ ﻓ َﺴ َ ﺤﺸ ُﺮﻫ ْﻢ‬ ‫ﻨﻜ‬
ِ ‫ﻨﻜﻒ اﻟﻤ ِﺴﻴﺢ أن ﻮن ﻋ ﺪا ﻟﻠ ِﻪ و اﻟﻤ ِﺋﻜﺔ اﻟﻤﻘ ﻮن ۚ وﻣﻦ ﺴ‬ِ
َ
‫ِإﻟ ْ ِﻪ ﺟ ِﻤ ﻌﺎ‬

“'Isa Al-Masih tidak menahan dirinya untuk menjadi seorang hamba Allah, demikian
pula malaikat-malaikat Allah yang didekatkan. Dan barangsiapa yang menahan diri dari
beribadah kepada Allah dan sombong maka Allah akan mengumpulkan mereka
semuanya.” (An-Nisā : 172)
Dan akan datang in syā Allāh pembahasan tentang ibadah-ibadah malaikat.

Halaqah yang ke-12 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Pertama”

85
Diantara beriman dengan malaikat-malaikat Allah adalah beriman dengan amalan-
amalan mereka yang kita ketahui.
Amalan-amalan malaikat;
- Ada yang berupa ibadah
- Ada yang berupa tugas, yang berkaitan dengan alam semesta dan ada yang berupa
tugas yang berkaitan dengan manusia
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah menciptakan malaikat dan menjadikan mereka beribadah
dengan ibadah-ibadah yang agung. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan.
Di antara bentuk ibadah mereka;
1. TASBIH
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman menceritakan tentang ucapan para malaikat ketika Allāh
menciptakan Adam.
Mereka mengatakan :

َ ُ ‫ََ ْ ُ ُ َ ﱢ ُ َ ْ َ ََُ ﱢ‬
‫س ﻟﻚ‬‫وﻧﺤﻦ ﺴﺒﺢ ِ ﺤﻤ ِﺪك وﻧﻘﺪ‬

“Sedangkan kami bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu” (Al-Baqarah : 30)


Dan mereka bertasbih siang dan malam tidak pernah jemu. Allah berfirman:

َ َ َ ْ ُ َ َ‫ْ َ ﱠ‬ ُ َ ُ ُ َ ‫َ ﱢ‬ َ َ َ ْ َ
۩ ‫ْﺴﺄ ُﻣﻮن‬ ‫اﺳﺘ َﺒ ُﺮوا ﻓﺎﻟ ِﺬﻳﻦ ِﻋﻨﺪ َر ﻚ َﺴ ﱢ ﺤﻮن ﻟﻪ ِ ﺎﻟﻠ ِﻞ واﻟﻨﻬﺎر وﻫﻢ‬ ‫ﻓ ِﺈ ِن‬

“Seandainya mereka sombong maka sesungguhnya malaikat-malaikat yang berada di


sisi Rabbmu bertasbih untuknya siang dan malam dan mereka tidak jemu” (Fushshilat :
38)
Di dalam hadits, Rasulullah ‫ ﷺ‬ditanya tentang ucapan apa yang paling baik. Beliau
bersabda:

َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ
‫ ُﺳ ْ ﺤﺎن اﻟﻠ ِﻪ َو ِﺤ ْﻤ ِﺪ ِە‬: ‫ﻼﺋﻜ ِﺘ ِﻪ أ ْو ِﻟ ِﻌ َ ِﺎد ِە‬
ِ ‫ﻣﺎ اﺻﻄﻔﻰ اﻟﻠﻪ ِﻟﻤ‬

Yang paling baik adalah ucapan yang Allāh pilih untuk para malaikatNya atau hamba-
hambaNya yaitu ucapan ‘Subhanallahi wa bihamdih. (HR. Muslim IV/209,no.2731)
Makna tasbīh adalah:
- Mensucikan Allāh dari segala sifat kekurangan yang tidak pantas bagi Allāh, dan
- Menetapkan segala sifat kesempurnaan bagi Allah.
Yang kedua, diantara ibadah para malaikat adalah;
2. MENDO’AKAN
Para malaikat secara umum mereka mendo’akan untuk orang-orang yang beriman,
sebagaimana firman Allah:

َ ْ َ ‫ﱡ‬ َ ‫ﱢ‬ َ ْ ُ ُ ُ ََ َ ْ ْ َ َ ُ َ ُ
‫ﺎت ِإﻟﻰ اﻟﻨﻮر ۚ َو ﺎن ِ ﺎﻟ ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ َر ِﺣ ﻤﺎ‬ َ
ِ ‫ﻫﻮ اﻟ ِﺬي ﺼﻠﻲ ﻋﻠ ﻢ وﻣ ِﺋﻜﺘﻪ ِﻟ ﺨﺮﺟ ﻢ ﻣﻦ اﻟﻈﻠﻤ‬

86
“Dialah Allah yang menguji kalian dan demikian malaikatNya mendo’akan kebaikan
untuk kalian supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya.
Dan Dia Allāh sangat sayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzāb 43)
Dan mendo’akan secara khusus bagi orang-orang yang beriman yang melakukan amal
shālih tertentu, di antaranya adalah;
1. Do’a mereka untuk pengajar agama.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫ﱠ‬ َ َ َ ُ ‫ُ ْ َ َ ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬ ‫َ ﱠ‬ َ َ َ ‫ﱠ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ﱠ‬
‫ ﻟ ُ َﺼﻠﻮن ﻋﻠﻰ ُﻣ َﻌﻠ ِﻢ اﻟﻨﺎس اﻟﺨ ْﻴ َﺮ‬،‫ ﺣﺘﻰ اﻟﻨ ْﻤﻠﺔ ِﻓﻰ ﺟﺤﺮﻫﺎ َوﺣﺘﻰ اﻟﺤﻮت‬،‫ات َواﻷ ْرض‬
ِ ‫ِإن اﻟﻠﻪ وﻣ ِﺋﻜﺘﻪ وأﻫﻞ اﻟﺴﻤﻮ‬

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya dan penduduk langit dan bumi sampai
semut-semut di sarangnya dan ikan-ikan sungguh-sungguh mendo’akan kebaikan bagi
seorang yang mengajarkan manusia kebaikan.” (Hadīts hasan riwayat Tirmidzi IV/154)
2. Mereka juga mendo’akan untuk orang yang menunggu didirikannya shalat dan orang
yang duduk di masjid setelah shalat.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhāri I/171
no. 434 dan Muslim I/449-450:

ْ ‫اﻟ َﻤ َ ﺋﻜ ُﺔ ُﺗ َﺼﻠﻲ َﻋﻠﻰ أ َﺣﺪ ْﻢ َﻣﺎ َد َام ﻓﻲ ُﻣ َﺼ ﱠ ُە اﻟﺬي َﺻﻠﻰ ﻓ ﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ُ ْﺤﺪ ْث ﻓ ْ ﻪ َﺗ‬: ‫اﻏﻔ ْﺮ ﻟ ُﻪ اﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ ْار َﺣ ْﻤ ُﻪ‬
‫ﻘﻮ ُل‬
ْ ‫ُ ﱠ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫اﻟﻠﻬﻢ‬

Para malaikat mendo’akan kebaikan untuk salah seorang di antara kalian selama dia
berada di tempat shalatnya selama dia belum berhadats. Malaikat berkata: ‘Yaa Allah,
ampunilah dia. Yaa Allah rahmatilah dia
Di dalam riwayat Muslim, Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan:

َ َْ ‫َ ُ َ ﱠ‬ ُ ُ ْ ُ ُ َ ُ ََُ َ َ ‫ُ َ ﱠ ُ ََْ ُ ﱠ‬ َ َ ُ ُ ‫َ َﻳ َﺰ‬


‫ﻮل اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ اﻟﻠﻬ ﱠﻢ اﻏ ِﻔ ْﺮ ﻟﻪ اﻟﻠﻬ ﱠﻢ ْارﺣ ْﻤﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﻨ َﺼﺮف أ ْو‬ ‫ال اﻟ َﻌ ْ ﺪ ِﻓﻲ َﺻ ٍة َﻣﺎ ﺎن ِﻓﻲ ﻣﺼ ە ﻳ ﺘ ِﻈﺮ اﻟﺼ ة وﺗﻘ‬
َ ْ ُ
‫ﺤ ِﺪث‬

Senantiasa seorang hamba di dalam shalat selama dia berada di tempat shalat
menunggu didirikannya shalat dan malaikat berkata: ‘Yaa Allah, ampunilah dia. Yaa
Allah rahmatilah dia’, sehingga dia pergi atau berhadats.

Halaqah yang ke-13 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah
adalah “Beriman Dengan Amalan-Amalan Malaikat Bagian Yang Kedua”

Diantara orang-orang yang malaikat do’akan secara khusus adalah :


1. Orang yang shalat di shaf-shaf yang pertama ketika shalat berjama’ah.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
ُ
َ ‫اﻷ‬ ُ ‫ﱡ‬ َ َ ُ ُ َ ََ َ َ ‫ﱠ‬
‫ول‬ ‫ﻮف‬
ِ ‫ِإن اﻟﻠﻪ وﻣ ِﺋﻜﺘﻪ ِﺼﻠﻮن ﻋﻠﻰ اﻟﺼﻔ‬

87
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk orang-orang yang
berada di shaf-shaf yang pertama. (Hadits Shahih, Riwayat Abū Dāwūd I/178 no. 664,
An-Nasa’i II/90, dan Ibnu Majah I/318 no. 997)
Dan mereka mendoakan untuk,
2. Orang-orang yang menyambung shaf dan menutupi celah-celah yang ada diantara shaf.
Rasulullāh ‫ ﷺ‬bersabda:
َ َ َ ُ ُ َ ً َ ُ ‫ﱠ‬ َ ُ ‫َ ﱡ‬ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ‫ﱠ‬
‫اﻟﺼﻔﻮف َو َﻣﻦ َﺳﺪ ﻓ ْﺮﺟﺔ َرﻓ َﻌﻪ اﻟﻠﻪ ِﺑﻬﺎ د َرﺟﺔ‬ ‫ِإن اﻟﻠﻪ َو َﻣ ِﺋﻜﺘﻪ َﺼﻠﻮن ﻋﻠﻰ اﻟ ِﺬﻳﻦ ِﺼﻠﻮن‬

Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk orang-orang yang


menyambung shaf. Dan barang siapa yang menutupi satu celah dalam shaf, maka Allah
akan mengangkatnya dengan satu derajat. (Hadits shahīh riwayat Ibnu Mājah I/318 no.
995)
Mereka juga mendoakan untuk,
3. Orang yang bershalawat atas Nabi ‫ﷺ‬
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ ْ ُ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َ
‫ ﻓﻠ ُ ِﻘ ﱠﻞ اﻟ َﻌ ْ ﺪ ِﻣﻦ ذ ِﻟﻚ أ ْو ِﻟ ُ ِﺜ ْﺮ‬، ‫ﻼﺋﻜﺔ َﻣﺎ َﺻﻠﻰ ﻋﻠ ﱠﻲ‬ َ
ِ ‫ﻣﺎ ِﻣﻦ ﻣﺴ ِﻠ ٍﻢ ﺼﻠﻲ ﻋﻠ ﱠﻲ ِإﻻ ﺻﻠﺖ ﻋﻠ ِﻪ اﻟﻤ‬

Tidak ada seorang Muslim yang bershalawat kepadaku, kecuali malaikat akan
bershalawat untuknya selama dia masih bershalawat kepadaku. Maka hendaklah
seorang hamba mempersedikit shalawat kepadaku atau memperbanyak. (Hadits Hasan
Riwayat Ibnu Mājah I/294 no. 907)
Para malaikat juga mendoakan bagi,
4. Orang yang berinfaq fī sabilillah.
Di dalam sebuah hadits Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ ُ َ ْ ُ ََُ َ ْ ْ ُ ُ ُ َ ُ ََُ َ َْ َ ‫ﱠ‬ ُ َ ُ ْ ُ َْ ْ َ


‫ﻮل اﻵﺧ ُﺮ اﻟﻠﻬ ﱠﻢ أﻋ ِﻂ ُﻣ ْﻤ ِﺴ ﺎ‬ ‫ﻮل أﺣﺪﻫ َﻤﺎ اﻟﻠﻬ ﱠﻢ أﻋ ِﻂ ُﻣﻨ ِﻔﻘﺎ ﺧﻠﻔﺎ و ﻘ‬ ‫ﺎن ﻳﻨﺰ ِن ﻓ ﻘ‬
ِ ‫َﻣﺎ ِﻣﻦ ﻳﻮ ٍم ﺼ ِﺒﺢ اﻟ ِﻌ ﺎد ِﻓ ِﻪ ِإ ﻣﻠ‬
‫ﺗﻠﻔﺎ‬

Tidak ada satu hari dimana para hamba memasuki waktu pagi, kecuali turun dua
malaikat. Berkata salah satunya, “Yaa Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq.” Dan
berkata yang lain, “Yaa Allah, berilah kehancuran bagi orang yang menahan”, yaitu
menahan diri dari infaq yang disyari’atkan. (HR. Bukhāri III/304, no. 1442 dan Muslim
II/700 no. 1010)
Para ulama mengatakan:
“Do’a dengan diganti disini mencakup infaq dalam keta’atan yang wajib maupun yang
sunnah, nafkah untuk keluarga, jamuan untuk tamu, dan yang semisalnya.”
Mereka para malaikat juga mendoakan bagi,
5. Orang-orang yang sahur.
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫َ ﱢ‬ َ َ ُ ُ َ َ َ ‫ﱠ‬
‫ِإن اﻟﻠﻪ َو َﻣ ِﺋﻜﺘﻪ َﺼﻠﻮن ﻋﻠﻰ اﻟ ُﻤ َﺴﺤ ﻦ‬

88
Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk orang orang yang sahur.
(Hadits Hasan Riwayat Thabrani di dalam Al-Ausath dan juga Ibnu Hibban dalam Al
Mawaarid 880)
Halaqah yang ke-14 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ketiga”
Diantara orang-orang yang akan dido’akan secara khusus dengan kebaikan oleh para
Malaikat adalah:
6. Orang yang menjenguk orang yang sakit
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ً َ ُ َ َ ْ ُ ‫َ ﱠ‬ َ ُْ َ ْ َ ً َ ْ ُ ْ ُ ُ َُ ْ ُ ْ َ
‫ َو ِ ن ﻋﺎدە ﻋ ِﺸ ﱠ ﺔ إﻻ َﺻﻠﻰ ﻋﻠ ْ ِﻪ‬, ‫ﻒ َﻣﻠ ٍﻚ ﺣﺘﻰ ْﻤ ِﺴ َﻲ‬ َ
ِ ‫ﻣﺎ ِﻣﻦ ﻣﺴ ِﻠ ٍﻢ ﻌﻮد ﻣﺴ ِﻠﻤﺎ ﻏﺪوة إﻻ ﺻﻠﻰ ﻋﻠ ِﻪ ﺳ ﻌﻮن أﻟ‬
‫َ ﱠ‬
‫ﻒ ِﻓﻲ اﻟﺠﻨ ِﺔ‬ٌ ‫ﺎن ﻟ ُﻪ َﺧ‬َ َ َ ْ ُ ‫َ ﱠ‬
‫ و‬، ‫ﻒ َﻣﻠ ٍﻚ ﺣﺘﻰ ﺼ ِﺒﺢ‬
َ ُْ َ
ِ ‫ﺳ ﻌﻮن أﻟ‬

Tidaklah seorang Muslim menjenguk seorang muslim yang lain di waktu pagi kecuali
70.000 malaikat akan bershalawat untuknya sampai sore hari. Dan tidaklah
menjenguknya di waktu sore kecuali 70.000 malaikat akan bershalawat untuknya
sampai pagi. Dan dia akan mendapatkan petikan buah-buahan di surga. (Hadits Shahih
Riwayat Abu Dawud III/185, no.3099 dan Tirmidzi)
7. Malaikat mengaminkan do’a yang dibaca di samping orang yang meninggal atau orang
yang sakit
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ُ َ َ ‫ْ َ ﱠ ََ َ ُ ﱢ‬ َُ َ َ ْ ‫إ َذا َﺣ‬
َ ‫ﻀﺮُﺗ ُﻢ اﻟ َﻤ‬
‫ﺆﻣﻨﻮن ﻋﻠﻰ َﻣﺎ ﺗﻘﻮﻟﻮن‬ ‫ ﻓ ِﺈن اﻟﻤ ِﺋﻜﺔ ﻳ‬،‫ ﻓﻘﻮﻟﻮا ﺧﻴﺮا‬،‫اﻟﻤ ﱢ ﺖ‬ ‫ أو‬،‫ﺾ‬ ِ

Apabila kalian menghadiri orang yang sakit atau meninggal, maka ucapkanlah ucapan
yang baik, karena sesungguhnya malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan. (HR.
Muslim II/633, no.919 Kitab Al-Janaa-iz)
8. Malaikat mengaminkan do’a kebaikan untuk saudara se-Islam
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ َ َ ُ َ ‫ َﻣ َﻦ َد َﻋﺎ َﻷﺧ ﻪ ﻈ ْﻬﺮ اﻟ َﻐ ْ ﺐ َﻗ‬.


‫ ِآﻣﻴﻦ َوﻟﻚ ِ ِﻤﺜ ٍﻞ‬:‫ﺎل اﻟ َﻤﻠﻚ ﻟ َﻤ َﻮ ُﻞ ِ ِﻪ‬ ِ ِ ِ ِ ِ

Barang siapa mendo’akan kebaikan untuk saudaranya dalam keadaan saudaranya tidak
mengetahui maka berkata seorang malaikat yang ditugaskan “Aamiin dan bagimu yang
semisalnya. (HR. Muslim II/2094, no.2732 kitab “adz-Dzikr wad Du’aa”)
Ini menunjukkan keutamaan mendo’akan saudara semuslim dengan sembunyi-
sembunyi karena ini lebih ikhlash.
Berkata Imam Nawawi ketika menjelaskan hadits ini:

َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ ُ َ ‫َﱠ‬ ْ َ َ َ ُ َْ َْ ُ َ َ َ ‫َ َ َْ ُ ﱠ‬
‫ َو ﺤ ُﺼ ُﻞ ﻟﻪ ِﻣﺜﻠﻬﺎ‬، ‫ﻒ ِإذا أ َراد أن ﺪﻋﻮ ِﻟﻨﻔ ِﺴ ِﻪ ﺪﻋﻮ ِﻷ ِﺧ ِﻪ اﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠﻢ ِﺑ ِﺘﻠﻚ اﻟﺪﻋ َﻮ ِة ; ِﻷﻧﻬﺎ ْﺴﺘﺠﺎب‬
ِ ‫و ﺎن ﻌﺾ اﻟﺴﻠ‬

89
Dahulu sebagian Salaf apabila ingin mendo’akan kebaikan untuk dirinya, maka dia
mendo’akan untuk saudaranya semuslim dengan do’a tersebut, karena doa ini mustajab
dan dia mendapatkan yang semisalnya.

Halaqah yang ke-15 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ke Empat”
Selain mendo’akan dengan kebaikan, malaikat juga mendo’akan kejelekan bagi orang-
orang tertentu dengan perintah dari Allāh.
1. Mereka mendo’akan laknat bagi orang yang meninggal dalam keadaan kāfir.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman,

َ ْ ‫ﱠ‬ َُْ ْ ْ َ َ ٌ ‫َ َُ َ َ ُ َ ُ ْ ﱠ‬ ‫ﱠ‬


‫ﻼﺋﻜ ِﺔ َواﻟﻨﺎس أﺟ َﻤ ِﻌﻴﻦ‬ َ َ
ِ ‫ِإن اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮوا وﻣﺎﺗﻮا وﻫﻢ ﻛﻔﺎر أوﻟ ِﺌﻚ ﻋﻠﻴ ِﻬﻢ ﻟﻌﻨﺔ اﻟﻠ ِﻪ واﻟﻤ‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kāfir atas mereka
laknat Allāh, para malaikat dan manusia semuanya.” (Al-Baqarah : 161)
2. Mereka mendo’akan laknat bagi orang yang berbuat bid’ah di kota Madinah atau
melindunginya.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ ﻣﻦ أﺣﺪث ﻓﻴﻬﺎ ﺣﺪﺛﺎ ﻓﻌﻠ ﻪ ﻟﻌﻨﺔ اﻟﻠﻪ‬، ‫ وﻻ ﺤﺪث ﻓﻴﻬﺎ ﺣﺪث‬، ‫ ﻻ ﻘﻄﻊ ﺷﺠﺮﻫﺎ‬،‫ٲﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﺣﺮم ﻣﻦ ﻛﺬا إﻟﻰ ﻛﺬا‬
‫واﻟﻤﻼﺋﻜﺔ واﻟﻨﺎس أﺟﻤﻌﻴﻦ‬

Madinah adalah tanah Haram dari sini ke sini, tidak dipotong pohonnya dan tidak boleh
membuat bid’ah di dalamnya. Barangsiapa yang membuat bid’ah di dalamnya maka
atasnya laknat Allāh, para malaikat dan seluruh manusia. (HR Bukhāri II/661 No. 1768
bab fadhlul Madinah dan Muslim no. 1366)
Dalam Shahīh Muslim no. 1371 dari hadīts Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, Rasūlullāh
‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻓﻤﻦ أﺣﺪث ﻓﻴﻬﺎ ﺣﺪﺛﺎ أو آوى ﻣﺤﺪﺛﺎ ﻓﻌﻠ ﻪ ﻟﻌﻨﺔ اﻟﻠﻪ واﻟﻤﻼﺋﻜﺔ واﻟﻨﺎس أﺟﻤﻌﻴﻦ‬

“Maka barangsiapa yang membuat bid’ah di dalamnya atau melindungi orang yang
membuat bid’ah maka atasnya laknat Allāh, malaikat dan seluruh manusia.”
3. Mereka mendo’akan laknat atas orang yang mencela para shahābat Nabi ‫ﷺ‬
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻣﻦ ﺳﺐ اﺻﺤﺎﺑﻲ ﻓﻌﻠ ﻪ ﻟﻌﻨﺔ اﻟﻠﻪ واﻟﻤﻼﺋﻜﺔ واﻟﻨﺎس اﺟﻤﻌﻴﻦ‬

Barangsiapa yang mencela para shahābatku maka atasnya laknat Allāh, para malaikat
dan seluruh manusia. (Hadīts Shahīh, diriwayatkan oleh Ath-Thabrāniy di dalam Al-
Mu’jamul Kabīr XII/142,No.12709)

90
4. Malaikat mendo’akan laknat bagi orang yang mengacungkan senjata kepada
saudaranya se-Islam.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻣﻦ أﺷﺎر إﻟﻰ أﺧ ﻪ ﺤﺪ ﺪة ﻓﺈن اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺗﻠﻌﻨﻪ ﺣﺘﻰ و ن ﺎن أﺧﺎە ﻷﺑ ﻪ وأﻣﻪ‬

Barangsiapa yang mengacungkan senjata kepada saudaranya maka para malaikat


melaknatnya sampai meskipun orang tersebut adalah saudaranya sebapak dan
seibu. (HR Muslim IV/2020, no.2161 kitab al birr wash shilah)
5. Malaikat melaknat wanita yang enggan memenuhi hajat suaminya.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫إذا دﻋﺎ اﻟﺮﺟﻞ اﻣﺮأﺗﻪ إﻟﻰ ﻓﺮاﺷﻪ ﻓﺄ ﺖ ﻓ ﺎت ﻏﻀ ﺎن ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻟﻌﻨﺘﻬﺎ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺣﺘﻰ ﺗﺼﺒﺢ‬

Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur kemudian istri tersebut
enggan, kemudian suaminya bermalam dalam keadaan marah maka malaikat melaknat
istri tersebut sampai pagi. (HR Bukhāri IV/1994, no.4897 dan Muslim)
Yang dimaksud laknat malaikat di dalam dalil-dalil di atas adalah do’a malaikat kepada
Allāh supaya Allāh menjauhkan orang tersebut dari rahmat Allāh.
Dan telah berlalu do’a jelek malaikat atas orang yang menahan dari berinfaq, yaitu
menahan dari infaq yang diwajibkan atasnya.

Halaqah yang ke-16 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-Amalan Malaikat Bagian yang Kelima”

Diantara ibadah malaikat setelah tasbih dan mendo’akan adalah


3. Menghadiri Majelis Dzikir
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫إن ﻟﻠﻪ ﺗ ﺎرك وﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻼﺋﻜﺔ ﺳ ﺎرة ﻓﻀﻼ ﻳ ﻌﻮن ﻣﺠﺎﻟﺲ اﻟﺬﻛﺮ ﻓﺈذا وﺟﺪوا ﻣﺠﻠﺴﺎ ﻓ ﻪ ذﻛﺮ ﻗﻌﺪوا ﻣﻌﻬﻢ وﺣﻒ‬
‫ﻌﻀﻬﻢ ﻌﻀﺎ ﺄﺟﻨﺤﺘﻬﻢ ﺣﺘﻰ ﻤﻠﺆا ﻣﺎ ﺑ ﻨﻬﻢ و ﻴﻦ اﻟﺴﻤﺎء اﻟﺪﻧ ﺎ ﻓﺈذا ﺗﻔﺮﻗﻮا ﻋﺮﺟﻮا وﺻﻌﺪوا إﻟﻰ اﻟﺴﻤﺎء‬

Sesungguhnya Allāh Tabāraka wa Ta’āla memiliki malaikat-malaikat tambahan yang


senantiasa berjalan mencari majlis-majlis dzikir. Maka apabila menemukan majlis di
dalamnya ada dzikir, para malaikat tersebut duduk bersama mereka. Dan mereka saling
menaungi dengan sayap mereka sehingga memenuhi antara mereka sampai langit
dunia. Maka apabila mereka berpisah (yaitu selesai dari majlis dzikir tersebut), naiklah
para malaikat ke langit. (HR Bukhāri IV/2353, No. 6045 dan Muslim IV/2170, dan ini
adalah lafazh Muslim)
⇒ Maksud dari majlis dzikir disini adalah orang-orang yang berkumpul dalam rangka
berdzikir kepada Allāh seperti majlis ilmu dan bukanlah majlis dzikir yang diadakan
dengan cara yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi ‫ﷺ‬

91
4. Malaikat Mendengarkan Khutbah
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫إذا ﺎن ﻳﻮم اﻟﺠﻤﻌﺔ ﺎن ﻋﻠﻰ ﻞ ﺎب ﻣﻦ أﺑﻮاب اﻟﻤﺴﺠﺪ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻜﺘﺒﻮن اﻷول ﻓﺎﻷول ﻓﺈذا ﺟﻠﺲ اﻹﻣﺎم ﻃﻮوا‬
‫اﻟﺼﺤﻒ وﺟﺎءوا ﺴﺘﻤﻌﻮن اﻟﺬﻛﺮ‬

Apabila hari Jum’at maka disetiap pintu diantara pintu-pintu masjid ada malaikat-
malaikat yang menulis yang pertama-tama datang kemudian yang selanjutnya.
Kemudian apabila imam duduk mereka melipat lembaran catatan dan datang untuk
mendengarkan dzikir (HR Bukhāri II/407 dan Muslim II/586 no. 850)
5. Mereka Mengatakan “Aamiin" ketika Imam Mengatakan “Aamiin” di dalam Shalatnya
Dan Mengatakan “Allahumma Rabbana Lakal Hamdu” Ketika Imam Membaca
“Sami'llahu”.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ واﻓﻖ ﺗﺄﻣﻴﻨﻪ ﺗﺄﻣﻴﻦ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﻣﺎ ﺗﻘﺪم ﻣﻦ ذﻧ ﻪ‬،‫إذا أﻣﻦ اﻹﻣﺎم ﻓﺄﻣﻨﻮا‬

Apabila imam membaca ‘Āmīn’ maka bacalah Āmīn, karena barangsiapa yang bacaan
Āmīnnya bersamaan dengan Āmīn malaikat diampuni dosanya yang telah lalu. (HR
Bukhāri II/262 dan Muslim I/307)
Dan Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

‫إذا ﻗﺎل اﻹﻣﺎم ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪە ﻓﻘﻮﻟﻮا اﻟﻠﻬﻢ ر ﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ واﻓﻖ ﻗﻮﻟﻪ ﻗﻮل اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﻣﺎ ﺗﻘﺪم ﻣﻦ‬
‫ذﻧ ﻪ‬

Apabila imam membaca ‘Sami’allāhu liman hamidah’ maka katakanlah ‘Allāhumma


Rabbanā lakal hamdu’ karena barangsiapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan
malaikat diampuni dosanya yang telah lalu. (HR Bukhāri II/284 dan Muslim I/36 no.
409)

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-Amalan Malaikat Bagian Yang Keenam”

Diantara ibadah malaikat yang ke-6 adalah,


6. SHALĀT
Telah berlalu di dalam sebuah hadits bahwasanya ada sebagian malaikat yang mereka
melakukan shalat di Baitul Ma’mur, ‫ واﻟﻠﻪ ٲﻋﻠﻢ‬tentang bagaimana para malaikat tersebut
melakukan shalat. Namun, disebutkan di dalam beberapa dalil bahwasanya mereka
berdiri untuk Allāh dan bersujud.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman menceritakan tentang ucapan malaikat:

َ ُ ُ ْ َ ‫ﱠ‬ َ ‫َ ﱠ َ ْ ُ ﱠ ﱡ‬ ٌ ‫َو َﻣﺎ ﻣ ﱠﻨﺎ إ ﱠ ﻟ ُﻪ َﻣ َﻘ ٌﺎم َﻣ ْﻌﻠ‬


١٦٦) ‫( َو ِ ﻧﺎ ﻟﻨﺤﻦ اﻟ ُﻤ َﺴ ﱢ ﺤﻮن‬١٦٥) ‫اﻟﺼﺎﻓﻮن‬ ‫( و ِ ﻧﺎ ﻟﻨﺤﻦ‬١٦٤) ‫ﻮم‬ ِ ِ

92
“Tidak ada di antara kami kecuali dia memiliki kedudukan yang diketahui. Dan
sesungguhnya kami berdiri bershaf-shaf dan sesungguhnya kami bertasbih.” (Ash-
Shāffāt 164 – 166)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:
َ ‫َ ُ َْ ﱢ‬ ‫ﻮن َﻤﺎ َﺗ ُﺼ ﱡ‬
َ ‫َ َ ُ ﱡ‬
‫ﻒ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ ِﻋﻨﺪ َر ـﻬﺎ ؟‬ ‫أ ﺗﺼﻔ‬

Apakah kalian tidak mau bershaf seperti bershafnya malaikat di sisi Rabb mereka?
Para shahābat berkata,

َ ‫َ ُ َْ ﱢ‬ ‫ﻒ َﺗ ُﺼ ﱡ‬
َ ْ ‫ َِو‬،‫َ ﺎ َر ُﺳ ْﻮ ُل اﻟﻠﻪ‬
‫ﻒ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ ِﻋﻨﺪ َر ـﻬﺎ ؟‬ ِ

Wahai Rasūlullāh, bagaimana malaikat bershaf di sisi Rabb mereka?


Maka Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

‫اﻟﺼ ﱢ‬ َ ‫ُ ﱡ َ ﱡ ُ َ َُْ َ َََ ﱡ‬


‫ﻮن ﻓﻲ ﱠ‬
‫ﻒ‬ ِ ‫ﻳ ِﺘﻤﻮن اﻟﺼﻔﻮف اﻷول َو ﻳﺘﺮاﺻ‬

Mereka menyempurnakan shaf-shaf yang pertama dan mereka saling merapatkan shaf
(HR Muslim I/322, no. 430)
َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ُ ُ َ ُ ُ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ‫ََﱢ‬ َ ‫ﱠ‬
‫ْﺴﺘ ِﺒ ُﺮون ﻋﻦ ِﻋ َ ﺎد ِﺗ ِﻪ َو َﺴ ﱢ ﺤﻮﻧﻪ َوﻟﻪ ْﺴﺠﺪون‬ ‫ِإن اﻟ ِﺬﻳﻦ ِﻋﻨﺪر ﻚ‬

“Sesungguhnya malaikat yang di sisi Rabbmu tidak sombong dari beribadah kepadaNya,
bertasbih untukNya dan bersujud.” (Al-A’rāf 206)
Yang ke-7 diantara ibadah mereka,
7. MENGUCAPKAN SALAM
Telah berlalu bahwa mereka mengucapkan salam kepada Ibrāhīm ketika masuk ke
rumah beliau.
Di dalam sebuah hadīts, Jibrīl pernah berkata kepada Nabi kita ‫ﷺ‬

‫ﱢ‬ َ ‫ْ ﱢ‬ َ ‫َ َ َ َْ َ َ َْ َ َْ ﱠ‬
‫اﻟﺴ َم ِﻣﻦ َر ـﻬﺎ َو ِﻣﻨﻲ‬ ‫ﻓ ِﺈذا ِﻫﻲ أﺗﺘﻚ ﻓﺎﻗﺮأ ﻋﻠﻴﻬﺎ‬

Apabila Khadījah mendatangimu maka sampaikanlah salam dari Rabbnya dan juga
dariku. (HR Bukhāri III/1389 dan Muslim no. 2433)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda kepada ‘Āisyah,

َ ‫ﱠ‬ َ َْ َ َ ُ َ َ َ
‫اﻟﺴ َم‬ ‫ﺎ ﻋﺎ ِ ﺸﺔ ﻫﺬا ِﺟ ْﺒﺮ ُﻞ ﻘ َﺮأ ﻋﻠ ْ ِﻚ‬

Wahai ‘Āisyah, ini adalah Jibrīl mengucapkan salam kepadamu. (HR Bukhāri VI/305 no.
2447 dan Muslim no.2474)
Malaikat mengucapkan salam untuk orang-orang yang beriman ketika sakaratul maut.

93
Allāh berfirman:

َ َ ُ َ‫َ ﱠ‬ ُ ْ َ َ َ َُ َ َ ُ َ ُ ‫َ ََ ﱠ‬
‫اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺗﺘ َﻮﻓﺎﻫ ُﻢ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ ﻃ ﱢﻴ ِﺒﻴﻦ ۙ ﻘﻮﻟﻮن َﺳ ٌم ﻋﻠ ْ ُﻢ ادﺧﻠﻮا اﻟﺠﻨﺔ ِ َﻤﺎ ﻛﻨﺘ ْﻢ ﺗ ْﻌ َﻤﻠﻮن‬

“Mereka adalah orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan baik. Para
malaikat mengatakan, ‘Keselamatan atas kalian, masuklah kalian ke dalam surga dengan
sebab apa yang kalian amalkan’.” (An-Nahl 32)
Dan mereka mengucapkan salam kepada penduduk surga setelah dibukanya pintu-
pintu surga.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ُ َ ٌ َ َََُ َ ْ ُ َ َ َ َُ َ ْ ْ َ ُ َ َ ُ َ َ ‫َ ﱠ ُ َ َ ﱠ‬ ُ‫َ ﱠَ ﱠ‬ َ
‫ﻼم ﻋﻠ ْ ْﻢ ِﻃ ْﺒﺘ ْﻢ‬ ‫َو ِﺳﻴﻖ اﻟ ِﺬﻳﻦ اﺗﻘ ْﻮا َر ـﻬ ْﻢ ِإﻟﻰ اﻟﺠﻨ ِﺔ زﻣﺮا ﺣﺘﻰ ِإذا ﺟﺎؤوﻫﺎ وﻓ ِﺘﺤﺖ أﺑﻮاﺑﻬﺎ وﻗﺎل ﻟﻬﻢ ﺧﺰﻧﺘﻬﺎ ﺳ‬
َ َ َ ُ ْ َ
‫ﻓﺎدﺧﻠﻮﻫﺎ ﺧ ِﺎﻟ ِﺪﻳﻦ‬

“Dan digiring orang-orang yang bertaqwa ke surga secara berkelompok-berkelompok


sehingga ketika mereka mendatangi surga dan dibuka pintu-pintunya dan berkata para
penjaganya, ‘Keselamatan atas kalian, kalian telah baik maka masuklah kalian ke dalam
surga selama-lamanya’.” (Az-Zumar 73)
Yang ke-8 diantara ibadah malaikat, bahwasanya :
8. MALAIKAT TAKUT KEPADA ALLĀH
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ
‫َوﻫ ْﻢ ِﻣﻦ ﺧﺸ ِﺘ ِﻪ ُﻣﺸ ِﻔﻘﻮن‬

“Dan mereka takut kepada Allāh.” (Al-Anbiyā 28)


َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
َ ُ‫َ َ ُ َ ﱠ‬
‫ﺨﺎﻓﻮن َر ـﻬﻢ ﱢﻣﻦ ﻓ ْﻮ ِﻗ ِﻬ ْﻢ‬

“Mereka takut kepada Rabb mereka yang ada di atas mereka.” (An-Nahl 50)

Demikianlah ibadah para malaikat, mereka sibuk dengan ibadah, ikhlash di dalamnya
dan terus menerus.
َ ُ َ َ
Semoga Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menjadikan kita termasuk hamba-hamba Allāh yang
istiqamah di dalam beribadah sesuai dengan kemampuan kita sebagai manusia.

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ke Tujuh”.

Diantara amalan malaikat yang kita diperintahkan untuk beriman dengannya adalah
amalan mereka yang berkaitan dengan alam semesta.

94
Allāh adalah Dzat yang tidak butuh kepada makhluk namun Allāh ingin menunjukkan
kebesarannya kepada kita. Allāh telah menugaskan para malaikat untuk mengatur alam
semesta dengan perintah Allāh, izin Allāh dan kehendak Allāh.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman,
‫َ َﱢ‬
‫ﻓﺎﻟ ُﻤﺪﺑ َﺮات أ ْﻣﺮا‬

“Maka demi malaikat yang mengatur perkara” (An-Nāzi’āt : 5)


Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta,
1. Memikul 'Arsy
Malaikat yang memikul ‘arsy di hari kiamat ada 8. Sedangkan di dunia maka tidak ada
dalil yang menerangkan jumlah mereka.
Allāh berfirman,
ٌ َ َ َُ َ َ ‫ْ َ َ ََ ْ ُ َْ َ ﱢ‬ َ ُ
‫ش َر ﻚ ﻓ ْﻮﻗﻬ ْﻢ ﻳ ْﻮ َﻣ ِﺌ ٍﺬ ﺛ َﻤ ِﺎﻧ َ ﺔ‬‫َواﻟ َﻤﻠﻚ ﻋﻠﻰ أرﺟ ِﺎﺋﻬﺎ و ﺤ ِﻤﻞ ﻋﺮ‬

“Dan para malaikat di pinggir-pinggir langit dan pada hari itu 8 malaikat memikul ‘arsy
Rabbmu.” (Al-Hāqqah : 17)
َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman,

َُ َ َ َْ َ َ ُ ُْ ‫ﱢ‬ َ َ ُ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ
‫آﻣﻨﻮا‬ ‫ش َو َﻣﻦ ﺣ ْﻮﻟﻪ َﺴ ﱢ ﺤﻮن ِ ﺤ ْﻤ ِﺪ َر ـ ِﻬ ْﻢ َو ﺆ ِﻣﻨﻮن ِ ِﻪ َو ْﺴﺘﻐ ِﻔ ُﺮون ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ‬
َ ‫ﻮن اﻟ َﻌ ْﺮ‬‫اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺤ ِﻤﻠ‬

“Dan malaikat-malaikat yang memikul ‘arsy dan malaikat-malaikat yang di sekitar ‘arsy
bertasbih dengan memuji Rabb mereka dan beriman dengan Allāh dan memohonkan
ampun untuk orang-orang yang beriman.” (Ghāfir : 7)
Yang ke-2 diantara tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta adalah,
2. Menjaga Surga
Allāh berfirman,

ُ َ َ َََُ َ ُ َ َ َ َُ َ ْ ْ َ ُ َ َ ُ َ َ ٰ ‫َ ﱠ ُ َ َ ﱠ‬ ُ ‫َ ﱠَ ﱠ‬ َ
‫ﺎل ﻟﻬ ْﻢ ﺧﺰﻧﺘﻬﺎ َﺳ ٌم ﻋﻠ ْ ْﻢ ِﻃ ْﺒﺘ ْﻢ‬‫َو ِﺳﻴﻖ اﻟ ِﺬﻳﻦ اﺗﻘ ْﻮا َر ـﻬ ْﻢ ِإﻟﻰ اﻟﺠﻨ ِﺔ زﻣﺮا ۖ ﺣﺘﻰ ِإذا ﺟﺎءوﻫﺎ وﻓ ِﺘﺤﺖ أﺑﻮاﺑﻬﺎ وﻗ‬
َ َ َ ُ ْ َ
‫ﻓﺎدﺧﻠﻮﻫﺎ ﺧ ِﺎﻟ ِﺪﻳﻦ‬

“Dan digiring orang-orang yang bertaqwa ke dalam surga secara berkelompok-


berkelompok sehingga ketika mereka mendatangi surga dan dibuka pintu-pintunya dan
berkata para panjaganya, ‘Keselamatan atas kalian, kalian telah baik maka masuklah ke
dalam surga selama-lamanya’.” (Az-Zumār 73)
Dan Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ ﻚ أﻣﺮت ﻻ أﻓﺘﺢ ﻷﺣﺪ‬: ‫ ﻓ ﻘﻮل‬. ‫ ﻣﺤﻤﺪ‬: ‫ ﻣﻦ أﻧﺖ ؟ ﻓﺎﻗﻮل‬: ‫آﺗﻲ ﺎب اﻟﺠﻨﺔ ﻳﻮم اﻟﻘ ﺎﻣﺔ ﻓﺄﺳﺘﻔﺘﺢ ﻓ ﻘﻮل اﻟﺨﺎزن‬
‫ﻗ ﻠﻚ‬

“Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat kemudian aku meminta dibukakan.
Maka berkatalah penjaga surga, ‘Siapakah kamu?’ Kemudian Aku menjawab,

95
‘Muhammad.’ Kemudian dia berkata, ‘Denganmulah aku diperintah, aku tidak
membukanya untuk seorangpun sebelummu’.” (HR Muslim I/188 no. 197)
Dan diantara tugas malaikat yang berkaitan dengan alam semesta adalah,
3. Menjaga Neraka
َ ُ َ َ
Jumlah penjaga neraka ada 19 sebagaimana firman Allāh ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

َ َ َ َ َ
‫ﻋﻠ ْﻴﻬﺎ ِ ْﺴ َﻌﺔ ﻋﺸ َﺮ‬

“Di dalam neraka ada 19 (yaitu malaikat penjaga).” (Al-Muddatstsir : 30)


◆ Para ulama berselisih tentang makna 19.
√ Ada yang mengatakan 19 malaikat tersebut adalah para pembesar penjaga neraka
dan bersama mereka malaikat-malaikat lain yang jumlahnya sangat banyak.
√ Dan ada diantara ulama yang mengatakan bahwa mereka 19 malaikat saja. Dan ini
yang difahami dari keterangan Ibnu Katsīr dan juga Syaikh ‘Abdurrahmān As-Sa’diy di
dalam tafsirnya.
Diantara mereka adalah malaikat Mālik. Dalam hadīts ketika Rasūlullāh ‫ ﷺ‬isrā dan juga
mi’rāj dikatakan kepada Beliau,

‫ﻪ اﻟﻤﺮآة اﻟﺬي ﻋﻨﺪ اﻟﻨﺎر ﺤﺸﻬﺎ و ﺴﻌﻰ ﺣﻮﻟﻬﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﺎﻟﻚ ﺧﺎزن ﺟﻬﻨﻢ‬ ‫وأﻣﺎ اﻟﺮﺟﻞ اﻟ‬

“Dan adapun yang sangat buruk rupanya yang berada di neraka yang menghidupkan api
dan berjalan di sekitarnya, maka dia adalah Mālik Penjaga Neraka.” (HR Bukhāri
no.7047)
Penyebutan jumlah penjaga neraka ini adalah ujian, kita harus beriman dengan jumlah
19 tersebut, harus yakin dan tidak boleh ragu-ragu.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman,

َ َ َ َ ٰ ُ َ َ َ َ َ َ ًَ ّ َُ ‫ﱠ‬ َ ً ّ ّ َ ٰ َ
‫ﺐ َو ﺰداد اﻟﺬﻳﻦ‬ ‫ﺐ اﻟﻨﺎر ِإ َﻣﻠ ِﺌﻜﺔ ۙ َوﻣﺎ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻋﺪﺗﻬﻢ ِإ ِﻓﺘﻨﺔ ِﻟﻠﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮوا ِﻟ ﺴ ِﻘﻦ اﻟﺬﻳﻦ أوﺗﻮا اﻟ ِ ﺘ‬ ‫َوﻣﺎ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ أﺻﺤ‬
ٰ ُ َ َ ُ َ َ ُ
َ ‫ﺬﻳﻦ أوﺗﻮا اﻟ ٰﺘ‬
َ َ َ
‫ض َواﻟ ِﻔﺮون ﻣﺎذا أراد اﻟﻠﻪ ِﺑﻬﺬا‬ ٌ ‫ﺬﻳﻦ ﻓﻰ ﻗﻠ ـﻬﻢ َﻣ َﺮ‬
ِ ِ
َ َ ‫ﻨﻮن ۙ َوﻟ‬
‫ﻘﻮل اﻟ‬ ِ ‫ﺆﻣ‬
ِ
ُ ‫ﺐ َو‬
‫اﻟﻤ‬ ِ ‫ءاﻣﻨﻮا إ ٰﻤﻨﺎ ۙ َوﻻ ﻳﺮﺗﺎب اﻟ‬ َ
َ َ ٰ
‫ﻛﺮى ِﻟﻠ ﺸﺮ‬
ّ ُ ّ َ ‫ُ َ ﱢ‬ َ ُ َ ‫ﺸﺎء َو َ ـﻬﺪى َﻣﻦ‬
‫ﺸﺎء َوﻣﺎ ﻌﻠ ُﻢ ﺟﻨﻮد َر ﻚ ِإ ﻫ َﻮ َوﻣﺎ ِﻫ َﻰ ِإ ِذ‬ ُ َ ‫َﻣ َﺜ ً ﻛ ٰﺬ ﻟ َﻚ ُ ﻀ ﱡﻞ اﻟﻠ ُﻪ َﻣﻦ‬
ِ ِ

“Dan tidaklah Kami jadikan para penjaga nereka kecuali para malaikat-malaikat. Dan
tidaklah Kami jadikan jumlah tersebut kecuali sebagai ujian bagi orang-orang yang
kāfir. Dan supaya yakin orang-orang Ahlul kitab dan bertambah keimanan orang-orang
yang beriman dan tidak ragu orang-orang Ahlul Kitab orang-orang yang beriman dan
supaya orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit. Dan orang-orang kāfir berkata,
‘Apa yang Allāh inginkan dari permisalan ini?’. Demikianlah Allāh menyesatkan siapa
yang dikehendaki dan memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki. Dan tidak
mengetahui jumlah pasukan Rabbmu kecuali Dia. Dan tidaklah ini kecuali peringatan
bagi manusia.” (Al-Muddatstsir : 31)
Merekalah yang kelak akan menyambut penduduk neraka dan mencela mereka.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman,

96
َ َْ ْ َ َََُ َ ُ َ َ َ َُ َ ْ ْ َ ُ َ ُ َ َ ٰ ‫ٰ َ َ ﱠ َ ُ َ َ ﱠ‬ َ َ َ
‫ْﻢ ُر ُﺳ ٌﻞ ِﻣﻨ ْﻢ ﻳﺘﻠﻮن‬ ‫ﺎل ﻟﻬ ْﻢ ﺧﺰﻧﺘﻬﺎ أﻟ ْﻢ ﺄ ِﺗ‬‫َو ِﺳﻴﻖ اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮوا ِإﻟﻰ ﺟﻬﻨﻢ زﻣﺮا ۖ ﺣﺘﻰ ِإذا ﺟﺎءوﻫﺎ ﻓ ِﺘﺤﺖ أﺑﻮاﺑﻬﺎ وﻗ‬
ُ ْ َ َ َ َ ُ َ
َ ْ ‫َ َ ٰ ْ َ ﱠ‬ َ َ َٰ ْ َْ َ َ ْ َ ُ َُْ ْ ‫َﱢ‬ َ ْ ْ َ
‫( ِﻗ َﻞ ادﺧﻠﻮا‬٧١) ‫ِﺎﻓ ﻦ‬ ‫اب ﻋﻠﻰ اﻟ‬ ِ ‫ﺎت ر َ ﻢ و ﻨ ِﺬروﻧ َ ْﻢ ِﻟﻘﺎء ْﻳﻮ ِﻣ ﻢ َﻫ ﺬا ۚ ﻗﺎﻟﻮا ﻠ ٰﻰ وﻟ ِ ﻦ ﺣﻘﺖ ِﻠﻤﺔ اﻟﻌﺬ‬ِ ‫ﻋﻠ ﻢ آ‬
َ
٧٢) ‫ﺲ َﻣﺜ َﻮى اﻟ ُﻤﺘ ﱢﺒﺮ ﻦ‬َ ‫ﻳﻦ ﻓ َﻴﻬﺎﻓﺒ‬ َ َ‫َْ َ َ َ ﱠ‬
ِ ِ ‫أﺑﻮاب ﺟﻬﻨﻢ ﺧ ِﺎﻟ ِﺪ‬

“Dan akan digiring orang-orang kāfir dalam Jahannam berkelompok-berkelompok


sehingga apabila mereka mendatanginya dibukalah pintu-pintu Jahannam. Dan
berkatalah para penjaga neraka kepada mereka, ‘Bukankah telah datang kepada kalian
Rasul-rasul dari kalangan kalian yang membacakan atas kalian ayat-ayat Rabb kalian
dan memperingatkan kalian dengan pertemuan hari kalian ini?’ Mereka menjawab, ‘Iya,
akan tetapi telah tetap kalimat adzab bagi orang-orang yang kāfir’. Dikatakan kepada
mereka, ‘Masuklah kalian ke dalam pintu-pintu Jahannam dalam keadaan kekal di
dalamnya. ’Maka Jahannam adalah sejelek-jelek tempat kembali bagi orang-orang yang
sombong.” (Az-Zumār : 71-72)
َ ُ َ َ
Merekalah yang kelak akan mengadzab penduduk neraka, Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman
kepada mereka,

ُ ْ ‫ﻮن ذ َراﻋﺎ َﻓ‬


٣٢) ‫ﺎﺳﻠ ﻮە‬
َ ُْ َ َُ َْ ‫ُﱠ‬ ُ َ َ َ ‫ُﱠ‬ ُ ُ َ ُ ُ ُ
ِ ‫( ﺛﻢ ِﻓﻲ ِﺳﻠ ِﺴﻠ ٍﺔ ذرﻋﻬﺎ ﺳ ﻌ‬٣١) ‫( ﺛﻢ اﻟﺠ ِﺤ ﻢ ﺻﻠﻮە‬٣٠) ‫ﺧﺬوە ﻓﻐﻠﻮە‬

“Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya kemudian masukkanlah dia ke


dalam api neraka yang menyala-nyala kemudian ikatlah dia dengan rantai yang
panjangnya 70 hasta.” (Al-Hāqqah : 30-32)
Telah berlalu bahwa malaikat penjaga neraka adalah malaikat yang keras hati dan kuat
badannya. Kelak, para penduduk neraka akan meminta kepada penjaga neraka supaya
penjaga neraka memohon kepada Allāh meringankan adzab bagi mereka.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman,

َ‫ﱢ‬ َ ُ َ َ َ َ َ َْ ‫ْ ُ َ ﱢ ْ َﱠ‬ ‫َ ََ َ َ ﱠ َ ْ ُ َﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ َ ‫َو َﻗ‬


‫( ﻗﺎﻟﻮا أ َوﻟ ْﻢ ﺗﻚ ﺗﺄ ِﺗ ْﻢ ُر ُﺳﻠ ْﻢ ِ ﺎﻟ َﺒ ﻨﺎ ِت‬٤٩) ‫اب‬
ِ ‫ﻢ ﺨ َﻔ َﻒ ﻋﻨﺎ ﻳﻮﻣﺎ ِﻣﻦ اﻟﻌ‬
‫ﺬ‬ ‫ﺎل اﻟ ِﺬﻳﻦ ِﻓﻲ اﻟﻨﺎر ِﻟﺨﺰﻧ ِﺔ ﺟﻬﻨﻢ ادﻋﻮا ر‬
‫َ ﱠ‬ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ
٥٠) ‫ِﻓﻲ ﺿ ٍل‬ ‫ﻗﺎﻟﻮا ﻠﻰ ﻗﺎﻟﻮا ﻓﺎدﻋﻮا َو َﻣﺎ دﻋﺎ ُء اﻟ ِﺎﻓ ﻦ ِإ‬

"Dan berkata para penduduk neraka kepada para penjaga Jahannam, ‘Hendaklah kalian
meminta kepada Rabb kalian supaya meringankan bagi kami satu hari dari adzab ini’.
Para penjaga mengatakan, ‘Bukankah telah datang kepada kalian Rasul-rasul kalian
dengan bukti-bukti yang nyata?’ Mereka mengatakan, ‘Iya.’ Maka berkata para penjaga,
‘Maka hendaklah kalian berdo’a sendiri.’ Dan tidaklah do’a orang-orang kāfir kecuali
dalam kesia-kesia-siaan.” (Ghāfir : 49-50)

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Ke Delapan”.

Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta yang
ke-4 adalah,

97
4. Menjalankan Awan Dan Menurunkan Hujan
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman,

ْ َ ‫َ ﱠ‬
َ ‫ﺎﻟﺰ‬
‫ات زﺟﺮا‬ِ ‫اﺟﺮ‬ِ ‫ﻓ‬

“Maka demi malaikat-malaikat yang menggiring awan.” (Ash-Shāffāt 2)


Dan diantara malaikat-malaikat tersebut adalah Ar-Ra’d, sebagaimana telah berlalu
haditsnya.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imām Muslim, Nabi ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwa
suatu saat seorang laki-laki sedang di tanah yang lapang. Tiba-tiba dia mendengar suara
dari arah mendung, “Airilah kebun Fulān”. Maka bergeraklah awan tersebut dan
mencurahkan airnya disuatu bidang tanah.
Yang kelima diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam
semesta adalah,
5. Mengurus Gunung
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ وﻗﺪ ﻌﺚ إﻟ ﻚ ﻣﻠﻚ‬،‫ إن اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺳﻤﻊ ﻗﻮل ﻗﻮﻣﻚ ﻟﻚ وﻣﺎ ردوا ﻋﻠ ﻚ‬:‫ ﻓﻨﺎداﻧﻲ ﻓﻘﺎل‬،‫ﻓﻨﻈﺮت ﻓﺈذا ﻓﻴﻬﺎ ﺟﺒﺮ ﻞ‬
‫ ﻓﺴﻠﻢ ﱠ‬،‫اﻟﺠ ﺎل ﻟﺘﺄﻣﺮە ﻤﺎ ﺷ ﺖ ﻓﻴﻬﻢ ﻓﻨﺎداﻧﻲ ﻣﻠﻚ اﻟﺠ ﺎل‬
‫ ﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﻘﺎل ذﻟﻚ ﻓ ﻤﺎ ﺷ ﺖ؟ إن ﺷ ﺖ‬:‫ ﺛﻢ ﻗﺎل‬،‫ﻋﻠﻲ‬
‫أن أﻃﺒﻖ ﻋﻠﻴﻬﻢ اﻷﺧﺸﺒﻴﻦ‬

Maka aku melihat tiba-tiba Jibrīl memanggilku dan berkata, ‘Sesungguhnya Allāh telah
mendengar ucapan kaummu kepadamu dan bantahan mereka kepadamu. Dan sungguh
Allāh telah mengutus malaikat gunung supaya kamu memerintahnya sesuai dengan
kehendakmu’. Kemudian malaikat gunung memanggilku dan mengucapkan salam
kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad, seperti yang diucapkan Jibrīl, kalau kamu
menghendaki maka aku akan menjatuhkan 2 gunung yang keras ini ke atas mereka (HR
Bukhāri III/1180, No. 3059 dan Muslim III/1420, no. 1795)
6. Meniup Sangkakala
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ ﻳ ﺘﻈﺮ أن ﻳﺆﻣﺮ أن ﻳﻨﻔﺦ ﻓﻴﻨﻔﺦ‬، ‫ﻛ ﻒ أﻧﻌﻢ وﻗﺪ اﻟﺘﻘﻢ ﺻﺎﺣﺐ اﻟﻘﺮن اﻟﻘﺮن وﺣﻨﻰ ﺟﺒﻬﺘﻪ وأﺻﻐﻰ ﺳﻤﻌﻪ‬

Bagaimana aku bisa merasa nikmat sedangkan peniup sangkakala telah menaruh
sangkakala di mulutnya, mengerutkan dahi, memasang telinganya, menunggu sewaktu-
waktu diperintahkan oleh Allāh untuk meniup maka dia akan meniup. (Hadīts Shahīh
diriwayatkan oleh Tirmidzi IV/42, no. 2548)
Dan telah berlalu sebagian sifat malaikat peniup sangkakala.

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ke Sembilan”.

98
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta,
7. Menjaga Kota Mekkah dan Madinah
Mekkah dan Madinah adalah 2 kota yang dimuliakan Allāh;
Mekkah, di dalamnya ada Baitullāh, Madīnah adalah tempat hijrah Nabi ‫ﷺ‬, tempat
kuburan Beliau, disanalah Beliau akan dibangkitkan.

Dan keutamaan 2 kota ini sangat banyak.


Diantara malaikat Allāh ada yang ditugaskan menjaga kota Mekkah dan Madīnah dari
Dajjāl. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,
ُ ََ ْ َ َ ‫ﱢ‬ ُ َ َ ‫َ َ َ ُ ُ ﱠ ﱠ ُ ﱠ َ َ َ َ ََ ْ َ ُ ْ َ َ َْ ٌ ﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ ْ َ ْ
‫ ﺛ ﱠﻢ‬، ‫ﺐ ِإ ﻋﻠ ْ ِﻪ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ َﺻﺎﻓ ْﻴﻦ ﺤ ُﺮ ُﺳﻮﻧﻬﺎ‬ ‫ ِإ ﻣ ﺔ واﻟﻤ ِﺪﻳﻨﺔ ﻟ ﺲ ﻟﻪ ِﻣﻦ ِﻧﻘ ِﺎﺑﻬﺎ ﻧﻘ‬، ‫ﺳ ﻄﺆە اﻟﺪﺟﺎل‬ ‫ﺲ ِﻣﻦ ﻠ ٍﺪ إ‬ ‫ﻟ‬
َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ ََ َ ْ ُ َِ َ ُ ُ ْ َ
‫ ﻓ ُ ﺨ ج اﻟﻠﻪ ﱠﻞ ِﺎﻓﺮ َو ُﻣﻨ ِﺎﻓ ٍﻖ‬، ‫ﺎت‬
ٍ ‫ِ ﺄﻫ ِﻠﻬﺎ ﺛ ث رﺟﻔ‬ ‫ﺗﺮﺟﻒ اﻟﻤ ِﺪﻳﻨﺔ‬

Tidak ada sebuah negeri kecuali akan diinjak oleh Dajjāl kecuali Mekkah dan Madīnah.
Tidak ada jalan dikota Madīnah kecuali ada malaikat-malaikat yang berbaris
menjaganya. Kemudian goncanglah kota Madīnah dengan penduduknya 3 kali
goncangan maka Allāh mengeluarkan darinya setiap orang kāfir dan munāfiq. (HR
Bukhāri II/665, no. 1782 dan Muslim IV/2261, no. 2942)
Di dalam hadīts yang lain, Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ﻋﻠﻰ أﻧﻘﺎب اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻣﻼﺋﻜﺔ ﻻ ﺪﺧﻠﻬﺎ اﻟﻄﺎﻋﻮن وﻻ اﻟﺪﺟﺎل‬

Di seluruh jalan-jalan Madīnah ada malaikat-malaikat. Madīnah tidak akan dimasuki


wabah penyakit dan Dajjāl. (HR Bukhāri II/665 no. 1781 dan Muslim II/1005, no. 1379)
8. Menaungi Negeri Syam
Negeri Syam adalah negeri yang Allāh berkahi. Di sana ada Masjidil ‘Aqsha, salah satu
masjid yang kita dianjurkan untuk ke sana dalam rangka ibadah. Masjidil ‘Aqsha adalah
tempat Nabi ‫ ﷺ‬ber-isrā dan dari sanalah Beliau di-mi’rajkan ke langit. Allāh telah
menugaskan sebagian malaikat untuk membentangkan sebagian sayapnya di sana.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ﱠ‬
‫ﻮﺑﻰ ِﻟﻠﺸ ِﺎم‬ ِ ِ ‫ ِ َﻷ ﱠن َﻣ َ ِﺋﻜ َﺔ ﱠ‬: ‫ﺎل‬
َ ‫ﻃ‬.ُ ‫اﻟﺮ ْﺣ َﻤﻦ َ ﺎﺳ َﻄ ٌﺔ أ ْﺟﻨ َﺤ َﺘ َﻬﺎ َﻋﻠ ْﻴ َﻬﺎ‬
ِ
َ ‫ ِ َﻷ ﱟي َذﻟ َﻚ َ ﺎ َر ُﺳ‬: ‫َﻓ ُﻘﻠ َﻨﺎ‬
َ ‫ﻮل اﻟﻠﻪ ؟ َﻗ‬
ِ

Keberuntungan bagi negeri Syām.” Maka para shahābat radhiyallāhu ‘anhum berkata,
“Mengapa yang demikian, wahai Rasūlullāh?” Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam
berkata, “Karena malaikat Ar-Rahmān membentangkan sayap mereka atas negeri
Syām. (Hadīts Shahīh diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Abwaabul Manaaqib bab ke
74)
Demikianlah sebagian tugas yang berkaitan dengan alam semesta. Allāh-lah yang
memerintahkan malaikat, mengizinkan mereka dan menghendaki, sedangkan malaikat
yang melaksanakan dan mengatur langsung dengan perintah, izin dan kehendak Allāh.
Apa yang mereka lakukan tidak keluar dari perintah Allāh. Allāh berfirman,

99
َ ُْ َ َْ ُ َ َ َ ‫ﱠ‬
‫ْﻌ ُﺼﻮن اﻟﻠﻪ َﻣﺎ أ َﻣ َﺮﻫ ْﻢ َو ﻔ َﻌﻠﻮن َﻣﺎ ﻳﺆ َﻣ ُﺮون‬

“Mereka tidak memaksiati Allāh di dalam apa yang Allāh perintahkan dan mereka
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrīm 6)

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Kesepuluh”.

Diantara amalan malaikat yang kita diperintahkan untuk beriman dengannya adalah
amalan mereka yang berkaitan dengan manusia;
⑴ Mulai dari awal penciptaan manusia di dalam perut ibunya,
⑵ Penulisan taqdir,
⑶ Penulisan ucapan dan perbuatan dia selama di dunia,
⑷ Pencabutan ruh, dan seterusnya
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia,
1. Perantara Antara Allah Dan Antara Hamba hambanya Dari Kalangan Manusia.
Diantara malaikat ada yang Allāh berikan tugas menyampaikan wahyu kepada para
Nabi dan Rasūl.
◆ Ada diantara wahyu yang langsung diberikan oleh Allāh kepada seorang Nabi dan ada
diantaranya yang melalui malaikat.
Allāh berfirman:

َ َ ُ ‫ﱠ‬ َ َ ْ
‫ﻮﺣ َﻲ ِﺑ ِ ذ ِﻧ ِﻪ َﻣﺎ ﺸ ُﺎء ۚ ِإﻧﻪ ﻋ ِﻠ ﱞﻲ ﺣ ِﻜ ٌﻢ‬ َُ ً ُ َ َ ُْ ْ َ ََ ْ ْ َ ‫ُ َ ُ ُ ﱠ‬ َ َ َ َ َ
ِ ‫ﺎب أو ﻳﺮ ِﺳﻞ رﺳﻮ ﻓﻴ‬
ٍ ‫وﻣﺎ ﺎن ِﻟ ﺸﺮ أن ﻠﻤﻪ اﻟﻠﻪ ِإ وﺣ ﺎ أو ِﻣﻦ ور ِاء ِﺣﺠ‬

“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara
langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang
malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang
Allāh kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūra 51)
َ ُ َ َ
◆ Jibrīl adalah yang paling sering melaksanakan tugas ini. Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ْ ْ ُ ً ُ ْ ََ َ َ ‫ﱢ‬ ْ َ َ َ ُ ‫َ ﱠ ُ َﱠ‬ ُ َ َ ْ ُ
‫ﻗ ْﻞ َﻣﻦ ﺎن ﻋﺪوا ِﻟ ِﺠ ْﺒﺮ َﻞ ﻓ ِﺈﻧﻪ ﻧﺰﻟﻪ ﻋﻠﻰ ﻗﻠ ِ ﻚ ِﺑ ِ ذ ِن اﻟﻠ ِﻪ ُﻣ َﺼﺪﻗﺎ ِﻟ َﻤﺎ ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ َوﻫﺪى َو ﺸ َﺮى ِﻟﻠ ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ‬

“Katakanlah, ‘Barangsiapa yang menjadi musuh bagi Jibrīl maka sesungguhnya dia telah
menurunkan Al-Qurān atas hatimu dengan izin Allāh, membenarkan apa yang
sebelumnya, petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman’.” (Al-Baqarah
97)
◆ Dan terkadang selain Jibrīl juga turun membawa wahyu, sebagaimana ucapan
‘Abdullāh Ibnu ‘Abbās:

‫ﺎب ﻣ ْﻦ ﱠ‬ ٌ َ َ َ َ ََ ُ َ َ َ َََ َ ْ َ ‫َ ٌ َْ ﱠ‬ ََْ


‫اﻟﺴ َﻤ ِﺎء‬ ِ ‫ ﻫﺬا‬:‫ﺎل‬ ‫ ﻓﺮﻓﻊ رأﺳﻪ ﻓﻘ‬،‫ﺑ ﻨ َﻤﺎ ِﺟ ْﺒﺮ ُﻞ ﻗ ِﺎﻋﺪ ِﻋﻨﺪ اﻟﻨ ِﺒ ﱢﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ َﺳ ِﻤ َﻊ ﻧ ِﻘ ﻀﺎ ِﻣﻦ ﻓ ْﻮ ِﻗ ِﻪ‬
َ ‫ْ َْ ْ َ ﱡ ﱠ‬ َْ ََ ٌ َ َ َ ََ ٌ َ ُ ْ َ َََ َ َْ ‫ُ َ َْ َ ْ َُْ ْ َ ﱡ ﱠ‬
،‫ ﻓ َﺴﻠ َﻢ‬،‫اﻟ َﻴ ْﻮ َم‬ ‫ ﻫﺬا َﻣﻠﻚ ﻧﺰ َل ِإﻟﻰ اﻷ ْرض ﻟﻢ ﻳﻨﺰل ﻗﻂ ِإ‬:‫ﺎل‬ ‫ ﻓﻘ‬،‫ ﻓﻨﺰل ِﻣﻨﻪ ﻣﻠﻚ‬،‫ﻓ ِﺘﺢ اﻟﻴﻮم ﻟﻢ ﻔﺘﺢ ﻗﻂ ِإ اﻟﻴﻮم‬

100
‫ُْ َ ﱠ‬ َ َْ ْ َ َ ‫ َو َﺧ َﻮاﺗ ُﻢ ُﺳ‬،‫ َﻓﺎﺗ َﺤ ُﺔ اﻟ َﺘﺎب‬:‫ ﻟ ْﻢ ُﻳ ْﺆ َﺗ ُﻬ َﻤﺎ َﻧﺒ ﱞﻲ َﻗ ْ ﻠ َﻚ‬،‫ﻮر ْ ﻦ أوﺗ َﺘ ُﻬ َﻤﺎ‬
‫ ﻟﻦ ﺗﻘ َﺮأ ِ ﺤ ْﺮ ٍف ِﻣﻨﻬﻤﺎ ِإ‬،‫ﻮر ِة اﻟ َ ﻘ َﺮ ِة‬ َ َ َ
َ ‫ أ ْ ﺸ ْﺮ ﺑ ُﻨ‬:‫ﺎل‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ‫وﻗ‬
ُ ْ
‫أﻋ ِﻄﻴﺘﻪ‬

“Ketika Jibrīl duduk bersama Nabi ‫ ﷺ‬tiba-tiba Jibrīl mendengar suara dari langit.
Kemudian Beliau mengangkat kepalanya seraya berkata: ‘Ini adalah pintu di langit
dibuka hari ini, belum pernah dibuka sebelumnya kecuali hari ini’. Maka turunlah dari
pintu tersebut seorang malaikat. Kemudian Jibrīl berkata, ‘Ini adalah malaikat turun ke
bumi, dia belum pernah turun sebelumnya kecuali hari ini.’ Kemudian malaikat tersebut
mengucapkan salam dan berkata kepada Nabi ‫‘ ﷺ‬Bergembiralah dengan 2 cahaya yang
diberikan kepadamu, belum pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelummu,
Fātihatul Kitāb (yaitu Al-Fātihah) dan ayat-ayat terakhir surat Al-Baqarah. Tidaklah
engkau membaca 1 huruf dari keduanya kecuali engkau akan diberi’.” (HR Muslim)
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia adalah,
2. Menulis Amal Kebaikan Dan Kejelekan Manusia
Allāh berfirman:

َ َ َ َ ‫ﱠ‬
١١) ‫( ِﻛ َﺮاﻣﺎ ِﺎﺗ ِﺒﻴﻦ‬١٠) ‫َو ِ ن ﻋﻠ ْ ْﻢ ﻟﺤ ِﺎﻓ ِﻈﻴﻦ‬

“Dan sesungguhnya atas kalian ada malaikat penjaga yang mulia lagi menulis.” (Al-
Infithār 10-11)
◆ Jumlahnya ada 2 malaikat, kiri dan kanan untuk setiap manusia.
Allāh berfirman:

ٌ َ ٌ َ ْ َ ‫ْ َْ ﱠ‬ َ ٌ َ َ ‫ﱢ‬ َ َ َ َ‫َُ ﱢ‬ ‫ْ ََ ﱠ‬
(١٨) ‫ﺐ ﻋ ِﺘ ﺪ‬ ‫( َﻣﺎ ﻠ ِﻔﻆ ِﻣﻦ ﻗﻮ ٍل ِإ ﻟﺪ ِﻪ ر ِﻗ‬١٧) ‫ﺎل ﻗ ِﻌ ﺪ‬ َ
ِ ‫ِإذ ﻳﺘﻠﻘﻰ اﻟﻤﺘﻠﻘ‬
ِ ‫ﺎن ﻋﻦ اﻟ ِﻤﻴﻦ وﻋﻦ اﻟﺸﻤ‬

“Ketika 2 malaikat menulis di kanan dan di kiri senantiasa bersamanya, tidaklah ada
ucapan kecuali ada malaikat yang mengawasi yang ditugaskan untuk itu.” (Qāf 17-18)
◆ Mereka bertugas mencatat semua amalan manusia.
Allāh berfirman:

‫َ ً ﱠ‬ َ ً َ َ ُ َُ َ
‫ﻴﺮة َو ﻛ ِﺒﻴﺮة ِإ‬‫ﺎب ﻐ ِﺎدر ﺻ ِﻐ‬
َ
‫ﺘ‬ ‫اﻟ‬ ‫ا‬‫ﺬ‬
ََٰ
‫ﻫ‬ ‫ﺎل‬‫ﻣ‬
َ
َ ‫ﻮن َ ﺎ َو ْ ﻠ َﺘ َﻨﺎ‬ ‫ﻮﻟ‬‫ﻘ‬
ََُ
‫و‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻓ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻤ‬
َ
‫ﻴﻦ ﻣ ﱠ‬ ‫ﻘ‬ ‫ﻔ‬
ْ ُ َ
‫ﺸ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻴﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﺮ‬
ْ ُ
‫ﺠ‬ ‫ﻤ‬ ‫اﻟ‬ ‫ى‬‫ﺮ‬َ ‫ﺎب َﻓ َﺘ‬
ُ َ
‫َو ُو ِﺿ َﻊ اﻟ ِ ﺘ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ‫ﱡ‬ َ َ َ َ َ ُ َ ََ َ َ ْ
‫ﺎﺿﺮا ۗ َو ﻈ ِﻠ ُﻢ َر ﻚ أﺣﺪا‬ ِ ‫أﺣﺼﺎﻫﺎ ۚ ووﺟﺪوا ﻣﺎ ﻋ ِﻤﻠﻮا ﺣ‬

“Dan diletakkanlah kitab catatan maka engkau akan melihat orang-orang yang berbuat
maksiat takut dengan apa yang ada di dalamnya dan mereka berkata: ‘Celaka kami,
kitab ini tidak meninggalkan amalan yang kecil maupun yang besar kecuali ditulisnya.’
Dan mereka mendapatkan apa yang mereka amalkan hadir di depannya dan Rabbmu
tidak menzhalimi seorangpun.” (Al-Kahfi 49)
◆ Sampai niat dan kehendak yang ada di dalam hatipun, mereka tulis.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

101
َ َ َ َ ًَ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ُ َ ََ َ َ َ َ َ ُ َ َ
، ‫ َو ِ ذا ﻫ ﱠﻢ ِ َﺤ َﺴﻨ ٍﺔ ﻓﻠ ْﻢ َ ْﻌ َﻤﻠ َﻬﺎ‬، ‫ ﻓﺎ ﺘ ُﺒﻮﻫﺎ َﺳ ﱢ ﺌﺔ‬، ‫ ﻓ ِﺈن ﻋ ِﻤﻠ َﻬﺎ‬، ‫ ﻓ ﺗ ﺘ ُﺒﻮﻫﺎ ﻋﻠ ْ ِﻪ‬، ‫ ِإذا ﻫ ﱠﻢ ﻋ ْ ِﺪي ِ َﺴ ﱢ ﺌ ٍﺔ‬: ‫ﺎل اﻟﻠﻪ ﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ‬ ‫ﻗ‬
ْ َ َ ُُ َ َ َ ْ َ ًَ َ َ َ ُُ َ
‫ ﻓﺎ ﺘﺒﻮﻫﺎ ﻋﺸﺮا‬، ‫ ﻓ ِﺈن ﻋ ِﻤﻠﻬﺎ‬، ‫ﻓﺎ ﺘﺒﻮﻫﺎ ﺣﺴﻨﺔ‬

“Allāh ‘Azza wa Jalla berkata, ‘Apabila hambaKu berkehendak untuk melakukan


kejelekan maka janganlah kalian tulis. Kemudian apabila dia melakukan kejelekan
tersebut maka tulislah satu kejelekan. Dan apabila dia berkehendak untuk berbuat baik
kemudian tidak mengamalkannya maka tulislah satu kebaikan. Kemudian apabila dia
mengamalkannya maka tulislah sepuluh kebaikan’.” (HR Muslim)
◆ Hikmah dari pencatatan ini adalah menunjukkan keadilan Allāh dan bahwasanya
Allāh tidak menzhalimi manusia dalam ketaatan yang dia lakukan dan kemaksiatan
yang dia kerjakan.

Halaqah yang ke-22 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Kesebelas”.

Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia,
3. Mengatur Rahim
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

َْ ْ ُ َ َ َ ٌ َ ْ ‫َُ ُ َ ﱢ ُ ْ َ ٌ َ ﱢ َ َ ٌ َ ﱢ‬ ‫إ ﱠن اﻟﻠ َﻪ َﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ َﻗ ْﺪ َو َﻞ ﱠ‬
‫ ﻓ ِﺈذا أ َراد اﻟﻠﻪ أن ﻘ ِﻀ َﻲ‬،‫ ﺎ َرب ُﻣﻀﻐﺔ‬،‫ ﺎ َرب ﻋﻠﻘﺔ‬،‫ ﺎ َرب ﻧﻄﻔﺔ‬: ‫ﻮل‬ ‫ ﻘ‬، ‫ﺎﻟﺮ ِﺣ ِﻢ َﻣﻠ ﺎ‬
‫ﱢ‬ ْ َ ُ َ َُ ُ ََْ َ ُ ْ ‫َ َ َ ٌ ْ َْ ِ َ ﱞ ْ َ ٌ َ َ ﱢ‬ َِ
‫ ﻗﺎل أذ ﺮ أم أﻧﺜﻰ ؟ ﺷ ِﻘﻲ أم ﺳ ِﻌ ﺪ ؟ ﻓﻤﺎ اﻟﺮزق و اﻷﺟﻞ ؟ ﻓ ﺘﺐ ِﻓﻲ ﻄﻦ أﻣ ِﻪ‬،‫ﺧﻠﻘﻪ‬:

Sesungguhnya Allāh ‘Azza wa Jalla menugaskan seorang malaikat untuk rahim. Malaikat
berkata, ‘Wahai Rabbku, setetes air mani. Wahai Rabbku, segumpal darah. Wahai
Rabbku, segumpal daging.’ Maka apabila Allāh berkehendak untuk menyempurnakan
penciptaanNya, malaikat berkata, ‘Ya Allāh, apakah laki-laki atau wanita? Celaka atau
bahagia? Kemudian, apa rezeki dan apa ajalnya?’ Maka ditulislah semua itu ketika
seseorang di perut ibunya. (HR Bukhāri dan Muslim)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬juga bersabda:

ُ ْ ً َ ْ ُ ُ ْ ً َ َ ُ ُ َ ‫إ ﱠن أ َﺣ َﺪ ْﻢ ُ ْﺠ َﻤ ُﻊ َﺧﻠ ُﻘ ُﻪ ﻓﻲ َ ْﻄﻦ أ ﱢﻣﻪ أ ْرَ ﻌ‬


‫ﻴﻦ َﻳ ْﻮﻣﺎ ﺛ ﱠﻢ َ ﻮن ﻓﻲ ذﻟﻚ ﻋﻠﻘﺔ ِﻣﺜ َﻞ ذﻟﻚ ﺛ ﱠﻢ َ ﻮن ﻓﻲ ذﻟﻚ ُﻣﻀﻐﺔ ِﻣﺜ َﻞ ذﻟﻚ ﺛ ﱠﻢ‬ ِ ِ ِ
ٌ َ ‫ﱞ‬ َ َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ ُ َ َُْ َ ‫ﱡ‬ ُ ََُْ ُ َ ُ َ ُْ
‫ﺎت ِ ﻜﺘ ِﺐ رزِﻗ ِﻪ وأﺟ ِﻠ ِﻪ وﻋﻤ ِﻠ ِﻪ وﺷ ِﻘﻲ أو ﺳ ِﻌ ﺪ‬
ٍ ‫ﻳﺮﺳﻞ اﻟﻤﻠﻚ ﻓﻴﻨﻔﺦ ﻓ ﻪ اﻟﺮوح و ﺆﻣﺮ ِ ﺄر ـﻊ ِﻠﻤ‬

Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam


perut ibunya 40 hari. Kemudian berupa segumpal darah di dalamnya selama yang
semisalnya (yaitu 40 hari). Kemudian menjadi segumpal daging di dalamnya selama
yang semisalnya. Kemudian diutus seorang malaikat maka dia meniup ruh di dalamnya
dan diperintah menulis 4 kalimat; rizqinya, ajalnya, amalnya dan dia bahagia atau
celaka. (HR Bukhāri dan Muslim)
Diantara amalan malaikat yang berkaitan dengan manusia adalah,
4. Menjaga Manusia dari Marabahaya
Allāh berfirman:

102
َ ُ َُ ُ َ ُ ْ‫ُ َ ﱠ‬ َ َ َ َ ‫َ َ ً َ ﱠ‬ َ ُ َ َ َ َ ُ َ
‫ﺎﻫ ُﺮ ﻓ ْﻮق ِﻋ َ ِﺎد ِە َو ْﺮ ِﺳ ُﻞ ﻋﻠ ْ ْﻢ ﺣﻔﻈﺔ ﺣﺘﻰ ِإذا ﺟ َﺎء أﺣﺪ ُﻢ اﻟ َﻤ ْﻮت ﺗ َﻮﻓﺘﻪ ُر ُﺳﻠﻨﺎ َوﻫ ْﻢ ﻻ ﻔ ﱢﺮﻃﻮن‬
ِ ‫وﻫﻮ اﻟﻘ‬

Dan Dialah Zat yang berkuasa di atas para hambaNya dan mengutus atas kalian para
malaikat penjaga sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang diantara
kalian maka utusan-utusan Kami yang akan mewafatkannya dan mereka tidak akan
menyia-nyiakan perintah Allāh. (Al-An’ām 61)
Para malaikat itu menjaga manusia dari marabahaya, dari depan dan belakangnya. Dan
apabila datang taqdir Allāh maka mereka pun membiarkannya.
Allāh berfirman:

ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ ْ ََ َ ٌ ‫ُ ﱢ‬
ۗ ‫ﻟﻪ ُﻣ َﻌﻘ َ ﺎت ﱢﻣﻦ ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ َو ِﻣﻦ ﺧﻠ ِﻔ ِﻪ ﺤﻔﻈﻮﻧﻪ ِﻣﻦ أ ْﻣﺮ اﻟﻠ ِﻪ‬

“Setiap manusia memiliki malaikat-malaikat yang bergantian yang berada di depan dan
belakangnya, yang bertugas menjaganya dengan perintah dari Allāh.” (Ar-Ra’d 11)
Ibnu Katsīr rahimahullāh menyebutkan bahwa malaikat yang mengikuti setiap manusia
ada empat;
• 2 malaikat sebagai pencatat amal kanan dan di kiri
• 2 malaikat sebagai penjaga dari bahaya di depan dan di belakang.
Mereka ini bergantian dengan 4 malaikat yang lain setiap malam dan siang.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ َ َ ُ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ ََ َ‫ٌ ﱠ‬ ٌ َ َُ َََ
‫ ﺛ ﱠﻢ ْﻌ ُ ج اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺎﺗﻮا‬، ‫ﻼة اﻟ َﻌ ْﺼﺮ‬
ِ ‫ﻼة اﻟﻔﺠﺮ وﺻ‬
َ
ِ ‫ و ﺠﺘ ِ َﻤﻌﻮن ِﻓﻲ ﺻ‬, ‫ﻼﺋﻜﺔ ِ ﺎﻟﻨﻬﺎر‬
َ َ ْ
ِ ‫ﻼﺋﻜﺔ ِ ﺎﻟﻠ ِﻞ وﻣ‬
َ ْ
ِ ‫ﻳﺘﻌﺎﻗﺒ َﻮن ِﻓ ﻢ ﻣ‬
َ ُ ُ ُ ََْ َ ُ ُ ُ َ َ َ ُ ُ َ َ ْ ْ ُ ُ َ
‫ َوأﺗ ﻨﺎﻫ ْﻢ َوﻫ ْﻢ َﺼﻠﻮن‬, ‫ ﺗ َﺮ ﻨﺎﻫ ْﻢ َوﻫ ْﻢ َﺼﻠﻮن‬: ‫ﻒ ﺗ َﺮ ﺘ ْﻢ ِﻋ َ ِﺎدي ؟ ﻓ َ ﻘ ْﻮﻟ ْﻮن‬ ‫ ﻛ‬: ‫ِﻓ ْﻢ ﻓ ْﺴﺄﻟﻬ ْﻢ َوﻫ َﻮ أﻋﻠ ُﻢ ِﺑ ِﻬ ْﻢ‬

“Bersama kalian ada malaikat-malaikat yang bergantian, beberapa malaikat di malam


hari dan beberapa malaikat di siang hari. Dan mereka berkumpul ketika shalat Shubuh
dan shalat ‘Ashar. Kemudian naiklah malaikat yang bermalam bersama kalian, maka
Allāh bertanya kepada mereka sedangkan Allāh lebih tahu tentang mereka. ‘Bagaimana
keadaan hamba-hambaKu ketika kalian meninggalkan mereka?’ Maka mereka berkata,
“Kami meninggalkan mereka sedangkan mereka dalam keadaan shalat dan kami
mendatangi mereka sedangkan mereka dalam keadaan shalat.” (HR Bukhāri dan
Muslim)
Diantara amalan malaikat yang berkaitan dengan manusia adalah,
5. Mendorong Manusia Untuk Berbuat Baik
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﱠ‬ َ ‫ﻮل اﻟﻠﻪ ؟ َﻗ‬


َ ‫ ” َو ﱠ‬: ‫ﺎل‬
‫ ِإ‬، ‫ﺎي‬
َ ‫ َ ﱠ‬: َ .
َ ‫ﺎك َ ﺎ َر ُﺳ‬ َ َ ُ ُ َ َ ‫ﱢ‬ َ ُ ُ َ َ ُ َْ َ َ ْ ْ ْ َ
ِ ِ ِ ‫ﻼﺋﻜ ِﺔ ﻗﺎﻟﻮا و‬
ِ ‫ﻣﺎ ِﻣﻨ ﻢ ِﻣﻦ أﺣ ٍﺪ ِإﻻ َوﻗﺪ و ﻞ َ ِ ِﻪ ﻗ ﻨﻪ ِﻣﻦ اﻟ ِﺠﻦ وﻗ ﻨﻪ ِﻣﻦ اﻟﻤ‬
َ َ َ َ َ َ ‫ﱠ‬
‫ ﻓﻼ ﺄ ُﻣ ُﺮِﻧﻲ ِإﻻ ِ ﺨ ْﻴﺮ‬، ‫أن اﻟﻠﻪ أﻋﺎﻧ ِﻨﻲ ﻋﻠ ْ ِﻪ ﻓﺄ ْﺳﻠ َﻢ‬

Tidaklah ada diantara kalian seorangpun kecuali diberikan kepadanya qarīn dari
kalangan jin dan qarīn dari malaikat. Para shahābat berkata, ‘Demikian pula engkau,

103
wahai Rasūlullāh?’ Beliau ‫ ﷺ‬berkata, ‘Demikian pula aku, akan tetapi Allāh telah
menolongku kemudian jin itu masuk Islam maka dia tidak memerintahkanku kecuali
kebaikan’. (HR Muslim)
Diantara tugas malaikat yang berkaitan dengan manusia adalah,
6. Menyampaikan Kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬Salam Ummatnya
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫َُ ُ ْ َ ْ ﱠ ْ ﱠ‬ َ َ ‫ََ ً َ ﱠ‬ ‫ﱠ‬


‫اﻟﺴ َم‬ ‫ﺎﺣﻴﻦ ِﻓﻲ اﻷ ْرض ﻳ ﻠﻐﻮن ِﻣﻦ أﻣ ِﺘﻲ‬
ِ ‫ِإن ِﻟﻠ ِﻪ ﻣ ِﺋﻜﺔ ﺳ‬

Sesungguhnya Allāh memiliki malaikat-malaikat yang senantiasa berjalan-jalan di


permukaan bumi, menyampaikan salam untukku dari umatku. (Hadits Shahīh Riwayat
Nasāi)

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 12”.

Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia adalah,
7. Menghadiri Majelis Dzikir Dan Majelis 'ilmu
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

َُْ َ َُ ‫ََََ َ ُ َ ُ ََُْ ْ ﱠ ََ ْ َ ْ ُ ﱠ‬ َ َ َ َْ ُُ ْ َْ ٌ َْ َ َ َ ْ َ


‫اﻟﺴ ِﻜﻴﻨﺔ َوﻏ ِﺸ ﺘﻬ ُﻢ‬ ‫ﻮت اﻟﻠ ِﻪ ﻳﺘﻠﻮن ِﻛﺘﺎب اﻟﻠ ِﻪ و ﺘﺪارﺳﻮﻧﻪ ﺑ ﻨﻬﻢ ِإ ﻧﺰﻟﺖ ﻋﻠﻴ ِﻬﻢ‬ِ ‫وﻣﺎ اﺟﺘﻤﻊ ﻗﻮم ِﻓﻲ ﺑ ٍﺖ ِﻣﻦ ﺑﻴ‬
ُ َْ ْ ُ ُ َ ُ َ ُْ ‫ﱠ ْ ُ َ ﱠ‬
‫اﻟﺮﺣ َﻤﺔ َوﺣﻔﺘﻬ ُﻢ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ َوذ َﺮﻫ ُﻢ اﻟﻠﻪ ِﻓ َﻤﻦ ِﻋﻨﺪە‬

“Dan tidaklah berkumpul sebuah kaum di rumah di antara rumah-rumah Allāh, mereka
membaca kitab Allāh dan mempelajarinya di antara mereka kecuali akan turun atas
mereka, ketenangan, akan menyelimuti mereka rahmat, menaungi mereka malaikat
malaikat, dan Allāh akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada
di sisiNya.” (HR Muslim)
Dan telah berlalu dalil yang lain pada halaqah ke-16.
8. Mencatat Orang Orang Yang Hadir Shalat Jum'at
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫إذا ﺎن ﻳﻮم اﻟﺠﻤﻌﺔ وﻗﻔﺖ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻋﻠﻰ ﺎب اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻜﺘﺒﻮن اﻷول ﻓﺎﻷول وﻣﺜﻞ اﻟﻤﻬﺠﺮ ﻤﺜﻞ اﻟﺬي ﻳﻬﺪي ﺪﻧﺔ ﺛﻢ‬
‫ﺎﻟﺬي ﻳﻬﺪي ﻘﺮة ﺛﻢ ﻛ ﺸﺎ ﺛﻢ دﺟﺎﺟﺔ ﺛﻢ ﺑ ﻀﺔ ﻓﺈذا ﺧ ج اﻹﻣﺎم ﻃﻮوا ﺻﺤﻔﻬﻢ و ﺴﺘﻤﻌﻮن اﻟﺬﻛﺮ‬

Apabila hari Jum’at berdiri para malaikat di pintu masjid menulis siapa yang pertama
datang dan yang selanjutnya, Dan permisalan orang yang berpagi-pagi datang seperti
orang yang menyembelih hadyu berupa unta. Kemudian yang selanjutnya seperti orang
yang menyembelih hadyu berupa sapi, Kemudian yang selanjutnya seperti orang yang
menyembelih hadyu berupa kambing, Kemudian yang selanjutnya seperti orang yang
menyembelih hadyu berupa ayam. Kemudian yang selanjutnya orang yang membayar

104
hadyu berupa telur. Kemudian apabila keluar imam malaikat-malaikat tersebut melipat
lembaran-lembaran catatan dan mendengarkan dzikir. (HR Bukhāri)
Yang dimaksud dengan hadyu adalah sesuatu yang dikirim ke tanah haram (kota
Mekkah) dalam rangka beribadah kepada Allāh, Ada di antaranya yang hukumnya wajib
dan ada di antaranya yang hukumnya sunnah.

9. Mencabut Nyawa Manusia


َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ َ ُ ‫ﱢ‬ ُ ُ ‫ُ ََ ﱠ‬
‫ﻗ ْﻞ ﻳﺘ َﻮﻓﺎ ْﻢ َﻣﻠﻚ اﻟ َﻤ ْﻮ ِت اﻟ ِﺬي ُو َﻞ ِ ْﻢ ﺛ ﱠﻢ ِإﻟﻰ َر ْﻢ ﺗ ْﺮﺟ ُﻌﻮن‬

“Katakanlah; akan mewafatkan kalian malaikat maut yang telah ditugaskan kepada
kalian kemudian kalian akan dikembalikan kepada Rabb kalian.” (As-Sajadah 11)
Di dalam hadīts Barā Ibnu ‘Ādzib yang diriwayatkan Imām Ahmad, Abū Dāwūd, Nasāi
dan haditsnya shahih, malaikat maut akan dibantu oleh malaikat-malaikat yang lain.
Setelah malaikat maut mengeluarkan nyawa dari badan maka langsung diterima oleh
malaikat malaikat lain yang bertugas membawanya ke atas.
Ada di antara manusia tersebut yang baik dan shalih dan dibawa oleh malaikat-malaikat
rahmat.
Dan ada yang menzhalimi dirinya sendiri maka dibawa oleh malaikat-malaikat adzab.
َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ُْ ُ
‫ﻶﺋﻜﺔ ﻇ ِﺎﻟ ِﻤﻲ أﻧﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ‬ َ ُ ُ ‫َ ََ ﱠ‬
ِ ‫اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺗﻮﻓﺎﻫﻢ اﻟﻤ‬

“Orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan menzhalimi diri
mereka sendiri.” (An-Nahl 28)
Dan Allāh berfirman:

َ َ ُ َ ُ ‫َ ََ ﱠ‬
ۙ ‫اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺗﺘ َﻮﻓﺎﻫ ُﻢ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ ﻃ ﱢﻴ ِﺒﻴﻦ‬

“Orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan mereka baik.” (An-
Nahl 32)
10. Menanyai Manusia Di Alam Kubur, Memberi Ni'mat Kubur dan Adzab Kubur
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya
Seorang hamba apabila diletakkan di kuburnya ditinggalkan dan pergi para sahabatnya,
sampai-sampai dia mendengar suara sandal mereka. Maka datanglah 2 malaikat dan
mendudukkannya kemudian berkata, ‘Apa yang kalian katakan tentang laki-laki ini
(Muhammad ‫ ’?)ﷺ‬Dia berkata, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allāh dan
RasulNya.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Lihat tempatmu di neraka, sungguh Allāh telah
menggantikannya untukmu sebuah tempat di surga.’ Berkata Nabi ‫ ﷺ‬Maka orang
tersebut melihat ke-2 tempat semuanya. Dan adapun orang yang kafir atau munafiq
maka dia berkata, ‘Aku tidak tahu, aku dahulu mengatakan apa yang dikatakan

105
manusia.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu tidak tahu dan tidak mengikuti.’ Kemudian
dipukul dengan palu dari besi dengan sebuah pukulan di antara 2 telinganya maka dia
berteriak dengan sebuah teriakan yang di dengar oleh apa yang ada di sekitarnya
kecuali jin dan manusia. (HR Bukhāri dan Muslim)
Dan diantara amalan malaikat yang berkaitan dengan manusia,
11. Berperang bersama Orang Orang Yang Beriman

Allāh menceritakan pertolonganNya kepada orang-orang yang beriman pada saat


Perang Badr di dalam firmanNya:

َ َ َ ‫ْ ﱢ ُ ﱡ‬ َ َ َ ْ َ ْ ‫ْ َ ْ َ ُ َ َﱠ‬
‫ﻒ ﱢﻣﻦ اﻟ َﻤ ِﺋﻜ ِﺔ ُﻣ ْﺮ ِد ِﻓﻴﻦ‬
ٍ ‫ِإذ ﺴﺘ ِﻐﻴﺜﻮن ر ﻢ ﻓﺎﺳﺘﺠﺎب ﻟ ﻢ أﻧﻲ ﻣ ِﻤﺪ ﻢ ِ ﺄﻟ‬

“Ingatlah ketika kalian meminta pertolongan kepada Rabb kalian maka Allāh
mengabulkan do’a kalian. Sesungguhnya Aku akan mengirimkan kepada kalian 1000
malaikat yang datang berturut-turut.” (Al-Anfāl 9)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬sendiri melihat Jibrīl saat itu dan bersabda:

َ ُ َ َ َ ٌ ُ ْ َ َ
‫آﺧﺬ ِﺑ َﺮأس ﻓ َﺮ ِﺳ ِﻪ ﻋﻠ ْ ِﻪ أداة اﻟﺤ ْﺮ ِب‬ِ ‫ﻫﺬا ِﺟﺒﺮ ﻞ‬

Ini adalah Jibrīl memegang kepala kudanya memakai alat-alat perang.” (HR Bukhāri)
Itulah sebagian amalan malaikat yang bisa kita sebutkan. Kewajiban kita adalah
beriman dengan apa yang datang dari Allāh dan RasulNya. Dengan demikian kita sudah
menyelesaikan 4 point cara beriman dengan malaikat yang telah kita sebutkan di
halaqah yang pertama.

Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah tentang “Beberapa Penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Malaikat-malaikat
Allāh dan Penjelasan Tentang Beberapa Hak Malaikat.”

●PENYIMPANGAN DALAM HAL BERIMAN DENGAN MALAIKAT ALLĀH


Diantara penyimpangan dalam hal iman dengan malaikat-malaikat Allāh adalah:
⑴ Mengingkari keberadaan malaikat.
⑵ Mengingkari sebagian malaikat dan amalannya.
⑶ Menyamakan antara jin dan malaikat.
⑷ Menyembah para malaikat.
َ ُ َ َ
Di dalam Al-Qurān, Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ
‫وﻧ ِﻬ ْﻢ ْﻞ‬
ُ ْ َ‫ُ ْ َ َ َ ْ َ َ ﱡ‬ َ َ َُُْ ُ ْ ‫ﱠ‬ ُ َ َ ُ َُ ‫ُﱠ‬ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ َ ََْ
ِ ‫( ﻗﺎﻟﻮا ﺳ ﺤﺎﻧﻚ أﻧﺖ و ِﻟﻴﻨﺎ ِﻣﻦ د‬٤٠) ‫ﻻء ِإ ﺎ ﻢ ﺎﻧﻮا ﻌ ﺪون‬
ِ ‫ﻼﺋﻜ ِﺔ أﻫﺆ‬
ِ ‫و ﻮم ﺤﺸﺮﻫﻢ ﺟ ِﻤ ﻌﺎ ﺛﻢ ﻘﻮل ِﻟﻠﻤ‬
َ ُ َ ُ
َ ُ ْ ُ َ ‫ﱠ‬
٤١) ‫ﺎﻧﻮا ْﻌ ُ ﺪون اﻟ ِﺠﻦ أ ﺜ ُﺮﻫ ْﻢ ِﺑ ِﻬ ْﻢ ُﻣﺆ ِﻣﻨﻮن‬

“Dan hari dimana Allāh mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allāh berkata
kepada para malaikat, ‘Apakah mereka dahulu menyembah kalian?’ Para malaikat

106
berkata, ‘Maha Suci Engkau, Engkaulah wali kami selain mereka, akan tetapi mereka
dahulu menyembah jin, sebagian besar mereka beriman dengan jin-jin tersebut.” (Saba
40-41)

Yang kelima diantara penyimpangan dalam hal iman dengan malalikat adalah
⑸ Memusuhi mereka.

َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ُ َ َ ‫َ َ ﱠ‬ َ ُ َ َ ْ
‫ﺎل ﻓ ِﺈن اﻟﻠﻪ ﻋﺪ ﱞو ِﻟﻠ ِﺎﻓ ﻦ‬ ‫َﻣﻦ ﺎن ﻋﺪوا ِﻟﻠ ِﻪ َو َﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ َو ِﺟ ْﺒﺮ َﻞ َو ِﻣ‬

“Barangsiapa yang memusuhi Allāh, malaikat-malaikatNya, rasul-rasulNya, Jibrīl dan


Mīkāil maka sesungguhnya Allāh adalah musuh bagi orang-orang yang kafir.” (Al-
Baqarah 98)
⑹ Meyakini bahwa malaikat berjenis kelamin wanita dan bahwasanya malaikat adalah
َ ُ َ َ
anak wanita Allāh. Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ُ َ ْ ُ َ َ َ ََ َْ َ ْ َ َُ ُ ُ َ ُ ََ َ ‫َ ْ َْ ْ َﱢ‬
ِ ‫( أم ﺧﻠﻘﻨﺎ اﻟﻤ ِﺋﻜﺔ ِإﻧﺎﺛﺎ وﻫﻢ ﺷ‬١٤٩) ‫ﻓﺎﺳﺘﻔ ِﺘ ِﻬﻢ أ ِﻟ ﻚ اﻟﺒﻨﺎت وﻟﻬﻢ اﻟﺒﻨﻮن‬
١٥٠) ‫ﺎﻫﺪون‬

“Maka tanyakanlah kepada mereka, ‘Apakah anak-anak wanita itu untuk Tuhanmu
sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki? Atau apakah Kami menciptakan malaikat-
malaikat dengan jenis kelamin wanita sedangkan mereka menyaksikan?’.” (Ash-Shāffāt
149-150)
● HAK MALAIKAT ATAS KITA
Adapun hak malaikat atas kita yang harus kita lakukan, maka diantaranya adalah:
⑴ Mewujudkan beriman dengan 4 point yang sudah kita sampaikan.
⑵ Mencintai mereka dan menghormati mereka karena Allāh karena mereka adalah
hamba-hamba Allāh yang dimuliakan dan tidak memaksiati Allāh.
⑶ Tidak mengejek dan menghina mereka atau menjadikan mereka sebagai bahan
bercanda karena hal ini bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.
⑷ Menghindari apa yang dibenci oleh malaikat, seperti gambar dan patung makhluk
yang bernyawa dan memelihara anjing di rumah.
• Di dalam sebuah hadits Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ َ ُ ََ ٌ َْ ُ َ ُ َْ َ
‫ﻮرة‬ ‫ﺗﺪﺧ ُﻞ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ ﺑ ﺘﺎ ِﻓ ِﻪ ﻠﺐ و ﺻ‬

Malaikat tidak memasuki sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar. (HR
Bukhāri dan Muslim)
Dan diantara yang dibenci malaikat adalah,
• Memakan makanan yang membuat bau mulut tidak sedap seperti bawang merah dan
bawang putih dalam keadaan mentah.
Didalam sebuah hadits dari Jābir radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu berkata:

107
‫ ﻣﻦ أ ﻞ ﻣﻦ‬:‫ ﻓﻘﺎل‬،‫ ﻓﻐﻠﺒ ﻨﺎ اﻟﺤﺎﺟﺔ ﻓﺄ ﻠﻨﺎ ﻣﻨﻬﺎ‬،‫ﻧﻬﻰ رﺳﻮل اﻟﻠﻪ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ – ﻋﻦ أ ﻞ اﻟ ﺼﻞ واﻟ ﺮاث‬
‫ ﻓﺈن اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺗﺘﺄذى ﻣﻤﺎ ﻳﺘﺄذى ﻣﻨﻪ اﻹ ﺲ‬،‫ﻫﺬە اﻟﺸﺠﺮة اﻟﻤﻨ ﻨﺔ ﻓﻼ ﻘ ﻦ ﻣﺴﺠﺪﻧﺎ‬

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬melarang dari memakan bawang merah dan kurrāts (bawang bakung).
Maka suatu saat kami sangat butuh dan kamipun makan darinya. Kemudian
Nabi ‫ ﷺ‬berkata, ‘Barangsiapa yang memakan dari tanaman yang berbau ini maka
janganlah dia mendekati masjid kami karena sesungguhnya malaikat merasa terganggu
dengan apa yang merasa terganggu dengannya manusia. (HR Bukhāri dan Muslim)
• Demikian pula dihindari meludah ke kanan ketika shalat maupun di luar shalat.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

،‫ وﻻﻋﻦ ﻤﻴﻨﻪ؛ ﻓﺈن ﻋﻦ ﻤﻴﻨﻪ ﻣﻠ ﺎ‬،‫ ﻓﺈﻧﻤﺎ ﻳﻨﺎﺟﻲ اﻟﻠﻪ ﻣﺎ دام ﻓﻲ ﻣﺼﻼە‬،‫ ﻓﻼ ﻳ ﺼﻖ أﻣﺎﻣﻪ‬،‫إذا ﻗﺎم أﺣﺪ ﻢ إﻟﻰ اﻟﺼﻼة‬
‫ أو ﺗﺤﺖ ﻗﺪﻣﻪ ﻓ ﺪﻓﻨﻬﺎ‬،‫وﻟﻴ ﺼﻖ ﻋﻦ ﺴﺎرە‬

Apabila salah seorang diantara kalian berdiri untuk shalat maka janganlah meludah ke
depan karena sesungguhnya dia sedang menghadap Allāh selama masih di tempat
shalatnya dan jangan pula meludah ke kanan karena di sebelah kanan ada malaikat dan
hendaknya meludah ke kiri atau meludah ke bawah kakinya kemudian
memendamnya. (HR Bukhāri dan Muslim)
⇒ Maksud dari meludah ke kiri atau ke bawah kakinya di sini adalah adalah apabila di
luar masjid.
⇒ Maksud memendamnya adalah apabila lantai masjid berupa tanah.

Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh
adalah tentang “Buah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh”.

Diantara buah dan manfaat beriman dengan malaikat-malaikat Allāh di dunia dan di
akhirat:
1. Beriman Kepada Malaikat adalah Bagian Dari Mewujudkan Keimanan
Yang tersebut keutamaan-keutamaannya di dalam Al-Qurān dan Hadīts, diantaranya
adalah:
• Mendapatkan hidayah di dunia.
• Keamanan di akhirat.
• Masuk ke dalam surga.
• Dan lain-lain
2. Semakin Mengagungkan Allāh.
Karena seseorang ketika mendengar tentang sangat besarnya seorang malaikat, dia
menyadari bahwa Allāh yang menciptakan malaikat tersebut Lebih Besar
Dan seseorang apabila dia mendengar bahwa Allāh memiliki hamba-hamba yang sangat
banyak, pasukan-pasukan, yang tidak mengetahui jumlahnya kecuali Allāh maka dia

108
menyadari bahwa Allāh, Dialah Raja Yang Haq, Yang Berkuasa, Yang Maha Tinggi, Yang
Maha Besar, Yang Mengatur seluruh perkara.
Maka keyakinan ini membawa dia untuk hanya menyembah kepada Allāh dan
meninggalkan penyembahan kepada selain Allāh.
3. Menjadikan Seseorang Tawādhu’ Dan Jauh Dari Sifat Sombong Dan Riya Di dalam
Ibadahnya.

Karena dia mengetahui bahwa di sana ada para malaikat yang jauh lebih banyak
ibadahnya kepada Allāh dan mereka tidak memaksiati Allāh.
4. Mengetahui Rahasia Rahasia Alam Yang Sangat Teratur Dan Kejadian Kejadian Yang
Ada di Dalamnya.
Dan bahwasanya di sana ada malaikat-malaikat yang Allāh tugaskan dengan amalan-
amalan yang berkaitan dengan alam semesta dan manusia.
5. Mencintai Amal Shalih.
Karena di sana ada malaikat yang menulis amal kebaikan dan di sana ada malaikat-
malaikat yang mendo’akan dengan kebaikan bagi orang yang melakukan beberapa jenis
amal shalih.
6. Membenci Kemaksiatan dan Menjauhinya.
Karena di sana ada malaikat-malaikat yang mencatat ucapan dan perbuatannya dan di
sana ada malaikat-malaikat yang mendo’akan dengan kejelekan dan laknat bagi orang
yang melakukan beberapa jenis kemaksiatan.
7. Meniru dan Meneladani Para Malaikat di Dalam Beribadah, Keta’atan dan Rasa Takut
Mereka Kepada Allāh.
8. Bersyukur Kepada Allāh atas Kenikmatan yang Besar ini.
Dimana Allāh menugaskan kepada malaikat untuk melakukan beberapa amalan yang
berkaitan dengan alam semesta dan manusia.

ُ َ ‫ْ َ َ ﱡ ﱠ‬ ُ َ
‫اﻟﺼ ِﺎﻟﺤﺎت‬ ‫اﻟﺤ ْﻤﺪ ِﻟﻠ ِﻪ اﻟ ِﺬي ِﺑ ِﻨﻌﻤ ِﺘ ِﻪ ﺗ ِﺘﻢ‬

Dengan demikian kita sudah menyelesaikan Silsilah ‘Ilmiyyah yang ke-6 tentang
“Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh”.
Semoga apa yang kita sampaikan bermanfaat dan bisa diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.

HSI 07 ~ Silsilah Beriman Kepada Kitab - Kitab Allah

Halaqah yang pertama dari Silsilah 'ilmiyyah ke 7 Beriman dengan kitab-kitab Allah
adalah tentang "Pengertian Kitab Secara Bahasa dan Syariat dan Wajibnya Beriman
Dengan Kitab-kitab Allah"

Diantara pokok pokok keimanan yang harus di imani seorang hamba adalah beriman
dengan kitab kitab Allah, semakin seseorang mengetahui tentang kitab kitab Allah

109
secara terperinci maka akan semakin bertambah keimanannya dan akan semakin besar
manfaatnya di dunia maupun diakhirat. Kitaabun dalam bahasa arab adalah mufrad
atau tunggal dari kutubun, kitab artinya yang ditulis adapun secara syariat maka yang
dimaksud kitab kitab disini adalah kitab kitab yang Allah turunkan kepada para Rasul-
Nya sebagai petunjuk bagi manusia supaya mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan akhirat. Al-Quran, As Sunnah dan Ijma' kaum muslimin menunjukkan tentang
wajibnya beriman dengan kitab kitab Allah, dan bahwasanya kekufuran dengan kitab
َ ُ َ َ
kitab Allah pada hakikatnya adalah kekufuran dengan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dari Al-Quran
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ُ َ ْ َ ْ َْ َ َ ُ َ َ َ ‫َﱠ‬ َ َ ُ َُ َ َ‫َ ﱡ‬
‫ﺎب اﻟ ِﺬي أﻧﺰ َل ِﻣﻦ ﻗ ْ ُﻞ َو َﻣﻦ ﻔ ْﺮ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ‬
ِ ‫ﻮﻟ ِﻪ واﻟ ِ ﺘ‬
ِ ‫ﺎب َاﻟ ِ َﺬ ًي ﻧﺰل ﻋﻠﻰ رﺳ‬
ِ ‫ﻮﻟ ِﻪ َ َو ْاﻟ ِ َﺘ‬
ُ ََ
ِ ‫ﺎ أ َﻳﻬﺎ اﻟ ِﺬﻳﻦ ُآﻣﻨﻮا آ ِﻣﻨﻮا ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ و ْر َﺳ‬
َ
‫ِﻌ ﺪا‬ ‫َو َﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َو ﺘ ِ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ َواﻟ َﻴ ْﻮ ِم اﻵ ِﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿ ﱠﻞ ﺿ‬

"Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kitab yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab kitab yang diturunkan
sebelumnya. Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat malaikat-Nya, kitab
kitab-Nya, rasul rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan
kesesatan yang jauh". (An-Nisa : 136)
Dari As-sunnah bahwa Nabi ‫ ﷺ‬ketika ditanya Jibril ditanya tentang apa itu iman, beliau
mengatakan

َ َ َ َ َ ُْ ُ َُ ُ َ َ َ َ َ َ ُ ْ ُ َ ْ
‫اﻵﺧﺮ َوﺗﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر ﺧ ْﻴﺮ ِە َوﺷ ّﺮ ِە‬ َْ َ
ِ ‫ﺎﻟﻠﻪ وﻣ ِﺋﻜﺘ ِﻪ و ﺘ ِﻪ ورﺳ ِﻠ ِﻪ واﻟﻴﻮ ِم‬
ِ ‫ﺆﻣﻦ‬
ِ ‫اﻹ ﻤﺎن أن ﺗ‬

Beriman adalah engkau beriman dengan Allah, malaikat malaikat-Nya, kitab kitab-Nya,
dan rasul rasul-Nya, dan hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir baik yang baik
maupun yang buruk. (HR Muslim)
Adapun dari ijma' maka telah berkata Ibnu Bathah rahimahullah
‫ﱞ‬
‫ و ﺠﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻪ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ ﻓﻬﻮ ﺣﻖ‬،‫وﻛﺬﻟﻚ وﺟﻮب اﻹ ﻤﺎن واﻟﺘﺼﺪﻳﻖ ﺠﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﺟﺎءت ﻪ اﻟﺮﺳﻞ ﻣﻦ ﻋﻨﺪ اﻟﻠﻪ‬
ّ ً ٌ
‫ ﺎن ﺑﺮد ذﻟﻚ اﻟﺸﻲء ﺎﻓﺮا ﻋﻨﺪ ﺟﻤﻴﻊ اﻟﻌﻠﻤﺎء‬،‫ ﻓﻠﻮ أن رﺟ آﻣﻦ ﺠﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﺟﺎءت ﻪ اﻟﺮﺳﻞ إﻻ ﺷ ﺌﺎ واﺣﺪا‬،‫ﻻزم‬

“Demikian pula wajibnya beriman dan membenarkan seluruh apa yang dibawa oleh
para Rasul dari sisi Allāh dan beriman dengan seluruh yang Allāh ‘Azza wa Jalla katakan,
ini adalah sebuah kewajiban, Seandainya seseorang beriman dengan seluruh yang
dibawa para Rasul kecuali satu hal maka dengan dia menolak satu hal tersebut jadilah
dia kafir menurut seluruh ulama.” (Al-Ibānah Ash-Shughra : 211)

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah
tentang "Pentingnya Beriman Dengan Kitab-kitab Allah dan Cara Beriman Dengan Kitab-
kitab Allah"

Diantara yang menunjukkan pentingnya beriman dengan kitab kitab Allah bahwasanya
beriman dengan kitab kitab Allah secara global termasuk pokok pokok adalah Aqidah

110
Islam dan merupakan rukun yang ketiga dari 6 rukun iman yang tidak sah iman
seseorang kecuali dengan mengimani seluruh rukun iman ini dan telah berlalu
haditsnya. kemudian diantara yang menunjukkan pentingnya bahwasanya beriman
dengan kitab kitab adalah sifat orang orang yang beriman, Allah berfirman

ُ َ َ َ ُ ْ ‫ْ ﱢ‬ ْ ‫آ َﻣ َﻦ ﱠ‬
‫ﻮل ِ َﻤﺎ أﻧﺰ َل ِإﻟ ْ ِﻪ ِﻣﻦ َر ِﻪ َواﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻨﻮن ﱞﻞ آ َﻣﻦ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ َو َﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َو ﺘ ِ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ‬
ُ ‫اﻟﺮ ُﺳ‬

"Rasul beriman dengan apa yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya" (Al-Baqarah : 285)
Dan diantara yang menunjukkan pentingnya bahwa Allah telah menyuruh orang orang
beriman untuk mengatakan kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan pada
kami didalam sebuah ayat Allah berfirman
َۡ َ َ ُ ۡ ََ َ ٰ َ ۡ َ َ َٰ ۡ َ َ َۡ ٓ َ َ َ َۡ َ ‫ُ ٓ َ َﱠ‬
‫ﻮﺳ ٰﻰ َو ِﻋ َﺴ ٰﻰ‬َ ‫ٱﻷ ۡﺳ َ ﺎط َو َﻣﺎ أوﺗ َﻰ ُﻣ‬
ِ ِ ‫ٲﻫ ۧ ﻢ و ِ ﺳﻤ ِﻌ ﻞ و ِ ﺳﺤ ﻖ و ﻌﻘﻮب و‬ َ َ
ِ ‫ﻗﻮﻟﻮا ءاﻣﻨﺎ ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ وﻣﺎ أﻧﺰل ِإﻟﻴﻨﺎ وﻣﺎ أﻧﺰل ِإﻟ ٰﻰ ِإﺑﺮ‬
َ ُ ُ ۡ َ ُۡ ۬ َ َ َ ُ َُ َ ‫ﱢ‬ َ ‫ﱠ‬
‫وﺗ َﻰ ٱﻟﻨ ِ ﱡﻴﻮن ِﻣﻦ ﱠر ـ ِﻬ ۡﻢ ﻧﻔ ﱢﺮق ﺑ ۡﻴﻦ أﺣ ٍﺪ ﱢﻣﻨﻬ ۡﻢ َوﻧﺤﻦ ﻟﻪ ۥ ُﻣ ۡﺴ ِﻠ ُﻤﻮن‬ َ َ
ِ ‫وﻣﺎ أ‬

"Katakanlah oleh kalian: "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan asbath (anak
cucunya), dan apa yang diberikan kepada Musa dan 'Isa dan apa yang diberikan kepada
para nabi dari Rabbnya dan kami tidak membeda bedakan diantara mereka dan kami
meyerahkan diri kepada Allah". (Al-Baqarah : 136)
Dan diantara yang menunjukkan pentingnya beriman kepada kitab kitab Allah
bahwasanya mengkufuri kitab kitab Allah adalah sebuah kesesatan yang nyata. Allah
berfirman

َ ًۢ ٰ َ َ ‫َ َ ْ َ ﱠ‬ َ ْ َْ َ ُ َُ ُ َ َٓ َ َ ُْ َ َ َ
‫ِﻌ ﺪا‬ ‫اﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿﻞ ﺿﻠ‬ ِ ‫وﻣﻦ ﻔﺮ ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ وﻣﻠ ٰ ِﺌﻜ ِﺘ ِﻪۦ و ﺘ ِ ِﻪۦ ورﺳ ِﻠ ِﻪۦ وٱﻟﻴﻮ ِم ٱلء‬

"Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,


rasul-rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang
jauh". (An-Nisa : 136)
Dan diantara hal yang menunjukan pentingnya beriman dengan kitab kitab Allah
bahwasanya Allah telah menurunkan kitab kitab tersebut sebagai petunjuk bagi
manusia, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, menunjukkan mereka
ُ َ َ
jalan yang lurus. yang dengannya mereka bahagia di dunia dan akhirat. Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ٌ ‫اﻟﺘ ْﻮ َر َاة ﻓ َﻴﻬﺎ ُﻫ ًﺪى َو ُﻧ‬


‫ﻮر‬
‫ﱠ َْ َ ﱠ‬
‫ِإﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎ‬
ِ
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan juga
cahaya.. (Al-Maidah : 44)
Demikian firman Allah

111
ٌ ‫اﻹﻧﺠ َﻞ ﻓ ﻪ ُﻫ ًﺪى َو ُﻧ‬
‫ﻮر‬
ْ ُ ََْ َ
‫وآﺗ ﻨﺎە‬
ِ ِ ِ

"Dan Kami telah berikan 'isa, injil didalamnya ada petunjuk dan juga cahaya ". (Al-
Maidah : 46)
Dan Allah mengatakan

َ ‫ﱠ‬ ً ُ
‫ﺐ ۛ ِﻓ ِﻪ ۛ ﻫﺪى ﻟﻠ ُﻤﺘ ِﻘﻴﻦ‬ ُ ٰ ‫َذ ٰ ﻟ َﻚ ٱﻟ َﺘ‬
َ ْ ‫ﺐ َ َر‬
ِ ِ

"Kitab tersebut yaitu (Al-Qur'an) tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi
orang orang yang bertaqwa". (Al-Baqarah : 2)
cara beriman dengan kitab-kitab Allah adalah beriman dengan 4 perkara:
ُ َ َ
1. Beriman bahwasanya dengan kitab-kitab ini benar-benar turun dari Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
2. Beriman dengan nama-nama kitab kitai ketahui namanya sedangkan yang tidak
diketahui maka kita beriman secara global
3. Membenarkan kabar-kabar yang shahih dalam kitab-kitab tersebut seperti kabar
kabar Al quran dan kabar kabar kitab sebelumnya yang belum diubah
4. Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum yang belum dihapus di dalam
kitab-kitab tersebut dan semua kitab yang terdahulu telah mansukh atau terhapus
hukumnya dengan Al-Quran.
dan penjelasan ke empat perkara ini in syaa Allah akan diperinci pada halaqah halaqah
selanjutnya

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah
tentang "Wahyu"

Wahyu secara bahasa adalah pemberitahuan yang cepat dan samar. didalam Al-Quran
Allah menyebutkan bahwa Allah mewahyukan Ibu Musa 'alayhis salam untuk menyusui
Musa 'alayhis salam, dan Allah mewahyukan lebah untuk membuat sarang, dan Allah
menyebutkan bahwa Nabi Zakaria 'alayhis salam mewahyukan kepada kaumnya
dengan Isyarat, dan didalam Al-Quran Allah juga menyebutkan bahwasanya syaithan
mewahyukan kepada wali-walinya. Maka ini semua adalah wahyu menurut bahasa,
Adapun secara syariat maka wahyu adalah pemberitahuan Allah kepada para Nabi-Nya
dengan apa yang ingin Allah sampaikan kepada mereka baik berupa syariat atau kitab,
baik dengan perantara atau tidak dengan perantara. Dan wahyu inilah yang merupakan
kekhususan para Nabi. sebagaimana firman Allah

َ ۢ َ ‫ﱠ‬ ۬ ُ َ َ َ َ َ ‫ﱠ‬
‫ِإﻧﺎ أ ۡوﺣ ۡﻴﻨﺎ ِإﻟ ۡ ﻚ َﻤﺎ أ ۡوﺣ ۡﻴﻨﺎ ِإﻟ ٰﻰ ﻧ ح َوٱﻟﻨ ِ ﱢﻴ ۧ ﻦ ِﻣﻦ ۡﻌ ِﺪ ِەۦ‬

"Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah wahyukan


kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya.... " (An-Nisa:163)

112
Wahyu Allah sampaikan kepada para Nabi menggunakan 3 cara :

1. Allah langsung mewahyukan ke hati yang diwahyukan.


seperti sabda Nabi ‫ﷺ‬

‫ﱠ‬ ْ َ ََْ َ َْ ْ ََ َ َ َ َ ْ َ ‫ْ َُ َ َ ﱠ‬ َْ ‫ﱠ‬ َ ََ ُ ُ َ ‫ﱠ‬


‫ ﻓﺄﺟ ِﻤﻠﻮا ِﻓﻲ اﻟﻄﻠ ِﺐ َوﻻ‬، ‫ﺐ رزﻗﻬﺎ‬ ‫وﻋﻲ أن ﻧﻔﺴﺎ ﻟﻦ ﺗﻤﻮت ﺣﺘﻰ ﺴﺘ ِﻤﻞ أﺟﻠﻬﺎ و ﺴﺘﻮ ِﻋ‬ ِ ‫ِإن ُر ْوح اﻟﻘﺪس ﻧﻔﺚ ِﻓﻲ ُر‬
َ َ ُ َْ ُ ‫ َﻓﺈ ﱠن اﻟﻠ َﻪ ﻻ ُﻳ َﻨ‬، ‫اﻟﺮ ْزق أ ْن َ ْﻄﻠ َ ُﻪ َﻤ ْﻌﺼ َ ﺔ‬
‫ﺎل َﻣﺎ ِﻋﻨﺪە ِإﻻ ِ ﻄﺎﻋ ِﺘ ِﻪ‬ ْ ُ َ َ ‫َ ْ ﱠ‬
‫اﺳ ْ َﻄ ُﺎء ﱢ‬
ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ‫ﺤ ِﻤﻠﻦ أﺣﺪ ﻢ‬

“Sesungguhnya Rūhul Qudus (Jibrīl) telah meniupkan di dalam hatiku bahwa sebuah
jiwa tidak akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna rizqinya. Maka
hendaklah kalian perbaiki cara mencari rizqi kalian. Janganlah sampai salah seorang
diantara kalian mencari rizqi dengan maksiat karena melihat lambatnya rizqi, karena
sesungguhnya tidak dicari apa yang ada di sisi Allāh kecuali dengan keta’atan
kepadaNya.” (HR Abū Nu’aim dalam Hilyatul Awliyā dan dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albāniy rahimahullāh)
2. Allāh berbicara langsung dengan Nabi tersebut dari balik hijab.
Sebagaimana ketika Allāh berbicara langsung kepada Nabi Mūsā ‘alayhissalām,
sebagaimana dalam firman Allāh
َ َ ُ ُ
‫ﻮﺳﻰ ﺗ ِﻠ ﻤﺎ‬ ‫َو ﻠ َﻢ اﻟﻠﻪ ﻣ‬

“Dan Allāh berbicara dengan Mūsā dengan sebenar-benar pembicaraan" (An-Nisā: 164)
3. Wahyu tersebut datang dengan perantaraan malaikat.
Sebagaimana turunnya Jibrīl membawa wahyu dari Allāh kepada para Nabi dan Rasul.
Dalil 3 cara ini adalah firman Allah

َ َ ُ ‫ﱠ‬ َ َ ْ
‫ﻮﺣ َﻲ ِﺑ ِ ذ ِﻧ ِﻪ َﻣﺎ ﺸ ُﺎء ۚ ِإﻧﻪ ﻋ ِﻠ ﱞﻲ ﺣ ِﻜ ٌﻢ‬ َُ ً ُ َ َ ُْ ْ َ ََ ْ ْ ْ َ ‫َ َ َ َ َ ْ ُ َ ُ ُ ﱠ‬
ِ ‫ﺎب أو ﻳﺮ ِﺳﻞ رﺳﻮ ﻓﻴ‬
ٍ ‫وﻣﺎ ﺎن ِﻟ ﺸﺮ أن ﻠﻤﻪ اﻟﻠﻪ ِإ وﺣ ﺎ أو ِﻣﻦ ور ِاء ِﺣﺠ‬

“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara
langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang
malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang
Allah kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūrā : 51)
Dan Jibril datang kepada nabi dengan membawa wahyu terkadang dengan wujudnya
yang asli, terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng, dan terkadang
Jibril datang menjelma sebagai seorang manusia.
Al-Hārits Ibnu Hisyām radhiyallāhu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasūlullāh ‫ﷺ‬

ْ َ َ َ ْ َ ‫َ ﺎ َر ُﺳ‬
‫ﻒ ﺄ ِﺗ ﻚ اﻟ َﻮﺣ ُﻲ ؟‬ ‫ ﻛ‬، ‫ﻮل اﻟﻠ ِﻪ‬

“Wahai Rasūlullāh, bagaimana wahyu datang kepadamu?”


Maka Beliau ‫ ﷺ‬berkata:

113
ُ ‫ََ ﱠ‬ ْ َ ‫ﺖ َﻋ ْﻨ ُﻪ َﻣﺎ َﻗ‬
ُ َْ َ َْ َ ‫َﱢ‬ ْ َ َ ُ ‫ُ َ ﱡ‬ َ ْ َ َ ْ
‫ َوأﺣ َ ﺎﻧﺎ ﻳﺘ َﻤﺜ ُﻞ ِﻟﻲ اﻟ َﻤﻠﻚ‬، ‫ﺎل‬ ‫ وﻗﺪ وﻋ‬، ‫ َوﻫ َﻮ أﺷﺪە ﻋﻠ ﱠﻲ ﻓ ُ ﻔ َﺼ ُﻢ ﻋﻨﻲ‬، ‫ﻴﻨﻲ ِﻣﺜ َﻞ َﺻﻠ َﺼﻠ ِﺔ اﻟﺠ َﺮس‬
ِ ‫أﺣ ﺎﻧﺎ َ ﺄ ِﺗ‬
َ
ُ ‫َر ُﺟ ً ﻓ ُ ﻠ ُﻤﻨﻲ ﻓﺄﻋﻲ َﻣﺎ َ ُﻘ‬
‫ﻮل‬ ِ ِ

“Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara kerincingan lonceng dan inilah yang
paling berat bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah memahami apa yang dia
katakan. Dan terkadang malaikat menjelma sebagai seorang laki-laki kemudian
berbicara kepadaku dan akupun memahami apa yang dia ucapkan.” (Hadits Muttafaqun
‘alayhi)

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
“Beriman Bahwasanya Kitab-kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allāh Subhānahu wa
Ta’āla”.

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah:


Beriman bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar Turun dari Allāh, Merupakan
kalamullāh dari Allāh bermulai.
Dan bahwasanya Allāh telah, Berbicara secara hakikat dengan huruf dan maknanya,
berbicara sesuai dengan yang Dia kehendaki (dengan cara yang Allāh kehendaki) yang
sesuai dengan keagungan Allāh ‘Azza wa Jalla.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ْ َ َ َْ‫َ َْ َ ََ ْ َ َ َ ﱠ‬ ‫َ ﱢ ُ َ ﱢ‬ َ َ َ ْ َ َ ‫َﱠ‬
‫ﻧﺠ َﻞ‬
ِ ‫ﻧﺰل ﻋﻠ ﻚ اﻟ ِ ﺘﺎب ِ ﺎﻟﺤﻖ ﻣﺼﺪﻗﺎ ﻟﻤﺎ ﺑﻴﻦ ﺪ ِﻪ وأﻧﺰل اﻟﺘﻮراة و ِاﻹ‬

“Dia telah menurunkan atasmu, Al-Kitāb (Al-Qurān) dengan haq, membenarkan kitab-
kitab sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurāt dan Injīl.” (QS Āli ‘Imrān:
3)
َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
َْ َ َ ُ ََْ َ َ ْ َ َ َْ َ َ َ َ َْ َ َ ‫ُ ْ َﱠ‬
‫ﻮﺳ ٰﻰ َو ِﻋ َﺴ ٰﻰ‬
َ ‫اﻷ ْﺳ َ ﺎط َو َﻣﺎ أوﺗ َﻲ ُﻣ‬
ِ ِ ‫اﻫ َﻢ َو ِ ْﺳ َﻤ ِﺎﻋ ﻞ و ِ ﺳﺤﺎق و ﻌﻘﻮب و‬ َ َ
ِ ‫ﻗﻞ آﻣﻨﺎ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ وﻣﺎ أﻧﺰل ﻋﻠﻴﻨﺎ وﻣﺎ أﻧﺰل ﻋﻠ ٰﻰ ِإﺑﺮ‬
‫ﱢ‬ َ ‫ﱠ‬
‫َواﻟﻨ ِ ﱡﻴﻮن ِﻣﻦ ﱠر ـ ِﻬ ْﻢ‬

“Katakanlah: Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada Kami dan
apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm, Ismā’īl, Ishāq, Ya’qūb dan juga asbāth dan apa
yang diberikan kepada Mūsā, ‘Īsā dan para Nabi dari Rabb mereka.” (QS Āli ‘Imrān: 84)
Tidak boleh seseorang mengatakan bahwa:
Taurat yang asli adalah ucapan Mūsā, atau
Injīl yang asli adalah ucapan ‘Īsā. atau mengatakan
Bahwal Al-Qurān adalah ucapan Muhammad.
Orang yang mengatakan bahwa kitab-kitab tersebut adalah ucapan manusia maka dia
telah kufur dengan ayat-ayat Allāh.
Allāh berfirman:

114
َ ْ ُ ٌ َ ٌ َ ٌ ََ ُ َ َُ َ ‫ﱠ‬
‫ﺎت اﻟﻠﻪ ﻟﻬ ْﻢ ﻋﺬاب ﺷ ِﺪ ﺪ َواﻟﻠﻪ ﻋ ﺰ ذو اﻧ ِﺘﻘ ٍﺎم‬
ِ ِ ‫ِإن اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮوا‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kufur dengan ayat-ayat Allāh, mereka akan


mendapatkan adzab yang pedih. Dan Allāh adalah Zat Yang Perkasa dan memiliki
siksaan.” (QS Āli ‘Imrān: 4)

Allāh menceritakan tentang ucapan sebagian orang kafir yang mengatakan:

َ َ َ ‫ْ َ َ ﱠ‬
‫ِإن ﻫ ٰ ﺬا ِإ ﻗ ْﻮ ُل اﻟ ﺸﺮ‬

“Tidaklah Al-Qurān ini kecuali ucapan manusia.” (QS Al-Muddatstsir : 25)


Para rasul dan malaikat hanyalah sebagai perantara dalam menyampaikan kalamullāh,
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َْ ُ ‫ﱡ‬ َ ََ َ َ ‫َ ﱠ ُ َ ُ َ ﱢ‬
‫ﺎن ﻋ َﺮ ِﺑ ﱟﻲ‬
ٍ ‫( ِ ِﻠﺴ‬١٩٤) ‫ﻨﺬر ﻦ‬
ِ ‫( ﻋﻠﻰ ﻗﻠ ِ ﻚ ِﻟﺘ ﻮن ِﻣﻦ اﻟﻤ‬١٩٣) ‫( ﻧﺰل ِ ِﻪ اﻟﺮوح اﻷ ِﻣﻴﻦ‬١٩٢) ‫و ِ ﻧﻪ ﻟﺘﻨﺰ ﻞ رب اﻟﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ‬
١٩٥) ‫ﱡﻣ ِﺒﻴﻦ‬

“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) diturunkan dari Rabbul ‘Ālamīn, turun dengannya Ar-
Rūhul Amīn (Jibrīl) atas hatimu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi pemberi
peringatan. Turun kitab tersebut dengan bahasa ‘Arab yang jelas.” (QS Asy-Syuarā : 192-
195)
Adapun firman Allāh

‫ﻮل ﻛ ٍﻢ‬ ُ َ ُ ْ َ ُ ‫ﱠ‬


ٍ ‫ِإﻧﻪ ﻟﻘﻮل رﺳ‬

Yang Allāh sebutkan di dalam surat Al-Haaqqah ayat 40 dan Surat Takwīr ayat 19, yang
artinya:
“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) dalam ucapan Rasul yang mulia.”
Maka maksudnya adalah penyandaran ucapan kepada yang menyampaikan.
Di dalam Surat Al-Hāqqah, yang dimaksud dengan “utusan” adalah Muhammad
shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Di dalam surat At-Takwīr yang dimaksud dengan “utusan”
adalah malaikat Jibrīl ‘alayhissalām.

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
"Beriman Dengan Nama-Nama Kitab Allāh Yang Kita Ketahui Namanya"

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah beriman dengan nama-nama
kitab Allāh yang telah Allāh dan Rasul-Nya beritahukan namanya kepada kita dan kita
ketahui namanya
1. Shuhuf Ibrahim dan Shuhuf Musa
Shuhuf Ibrahim diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Shuhuf Musa diturunkan kepada
Nabi Musa alayhima salam

115
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

َ ‫ُﺻ ُﺤﻒ إ ْﺑ َﺮاﻫ َﻢ َو ُﻣ‬


‫ﻮﺳ ٰﻰ‬ ِ ِ ِ

“Yaitu Shuhufnya Ibrahim dan Musa” (Surat Al-A’la : 19)

2. Az Zabur diberikan kepada Nabi Daud 'alayhis salam


َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

َُ َ َ ََْ ۚ
‫َوآﺗ ﻨﺎ د ُاوود ز ﻮرا‬

”Dan Kami telah berikan kepada Daud kitab Zabur” (Surat An-Nisa : 163)
3. At Taurat yang diturunkan kepada Musa alayhis salam
4. Al Injil yang diturunkan kepada Nabi 'Isa alayhis salam
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ْ ْ َ ‫ﱠ‬ َْ ْ ََ َ َ ‫ﱢ‬ ‫َ ﱢ‬ َ َ َ َ ‫َﱠ‬


‫ﻧﺰ َل ﻋﻠ ْ ﻚ اﻟ ِ ﺘﺎب ِ ﺎﻟﺤﻖ ُﻣ َﺼﺪﻗﺎ ِﻟ َﻤﺎ ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ َوأﻧﺰ َل اﻟﺘ ْﻮ َراة َو ِاﻹﻧ ِﺠ َﻞ‬

”Dia lah yang telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) dengan haq
membenarkan apa yang datang sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan at
Taurat dan Injil” (Surat Al-Imran : 3)
5. Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
Allāh berfirman :

ُ ُ ْ َ َ ْ َ
‫ﺷﻬ ُﺮ َر َﻣﻀﺎن اﻟ ِﺬي أﻧﺰ َل ِﻓ ِﻪ اﻟﻘ ْﺮآن‬

“Bulan Ramadhan yang diturunkan didalamnya Al Quran ” (Surat Al-Baqarah : 185)


Kita harus beriman dengan nama-nama kitab tersebut dan Nabi yang diturunkan
kepadanya adapun yang tidak kita ketahui namanya maka kita beriman secara global,
maksudnya kita beriman bahwa setiap Rasul memiliki kitab namun tidak semua kita
ketahui namanya sebagaimana firman Allāh

‫َ َ َُ َ ﱠ‬ َ َ ُ َ َْ َ‫َ ْ ْ َ َ ُ ُ َ َﱢ‬
‫ﺎس ِ ﺎﻟ ِﻘ ْﺴ ِﻂ‬
ُ ‫اﻟﻨ‬ ‫ﺎت َوأﻧﺰﻟﻨﺎ َﻣ َﻌﻬ ُﻢ اﻟ ِ ﺘﺎب َواﻟ ِﻤﻴﺰان ِﻟ ﻘﻮم‬
ِ ‫ﻟﻘﺪ أرﺳﻠﻨﺎ رﺳﻠﻨﺎ ِ ﺎﻟﺒ ﻨ‬
“Sungguh Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan keterangan-keterangan yang
nyata dan Kami turunkan bersama mereka Kitab-kitab dan timbangan supaya manusia
berlaku adil” (Surat Al-Hadid : 25)
Dan Insya Allah akan datang penjelasan masing-masing dari kitab tersebut sesuai
dengan apa yang Allāh dan Rasul-Nya kabarkan didalam Al-Qur’an.

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Shuhuf Ibrāhīm”.

116
ٌ َ َ artinya adalah sesuatu yang digunakan untuk
Shuhuf adalah jama’ dari shahīfah (‫)ﺻ ِﺤ ْ ﻔﺔ‬
menulis di dalamnya.
1. Shuhuf Ibrāhīm adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ‫ُﺻ ُﺤﻒ إ ْﺑ َﺮاﻫ َﻢ َو ُﻣ‬


‫ﻮﺳﻰ‬ ِ ِ ِ

“(Yaitu) Shuhufnya Ibrāhīm dan Mūsā.” (QS Al-A’lā: 19)


َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬juga berfirman:
‫ﱠ‬ َْ َ َ ُ ‫أ ْم ﻟ ْﻢ ُﻳ َ ﱠ ﺄ َﻤﺎ ﻓﻲ ُﺻ ُﺤ‬
٣٧) ‫اﻫ َﻢ اﻟ ِﺬي َوﻓﻰ‬
ِ ‫( و ِ ﺑﺮ‬٣٦) ‫ﻒ ﻣﻮﺳﻰ‬ِ ِ ِ

“Apakah dia belum dikabarkan dengan apa yang ada dalam Shuhuf Mūsā dan juga
Ibrāhīm yang telah menyempurnakan.” (QS An-Najm: 36-37)
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah mengisyaratkan Shuhuf Ibrāhīm ini di dalam firmanNya:

َْ َ َ َ َْ َ َ َ ‫َﱠ‬ ُ
‫اﻫ َﻢ‬
ِ ‫ﻗﻮﻟﻮا آﻣﻨﺎ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ وﻣﺎ أﻧﺰل ِإﻟﻴﻨﺎ وﻣﺎ أﻧﺰل ِإﻟ ٰﻰ ِإﺑﺮ‬

“Katakanlah oleh kalian; Kami beriman dengan Allāh dan apa yang diturunkan kepada
kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm.” (QS Al-Baqarah: 136)
2. Shuhuf Ibrāhīm diturunkan di malam pertama di bulan Ramadhān.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫أﻧﺰﻟﺖ ﺻﺤﻒ إﺑﺮاﻫ ﻢ ﻋﻠ ﻪ اﻟﺴﻼم ﻓﻲ أول ﻟ ﻠﺔ ﻣﻦ رﻣﻀﺎن‬

“Telah diturunkan Shuhuf Ibrāhīm ‘alayhissalām pada malam yang pertama di bulan
Ramadhān.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)
⇒ Shuhuf ini tidak diketahui keberadaannya, namun diketahui sebagian kandungannya.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

‫ﱠ‬ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َ ْ َْ ٌ َ َ ُ َ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ ْ َ ‫أ ْم ﻟ ْﻢ ُﻳ َ ﱠ ﺄ َﻤﺎ ﻓﻲ ُﺻ ُﺤﻒ ُﻣ‬


‫ﺎن ِإ َﻣﺎ‬ ِ ‫( وأن ﻟ ﱠﺲ ِﻟ ِﻺ ﺴ‬٣٨) ‫( أ ﺗﺰر وازرة وزر أﺧﺮى‬٣٧ ) ‫اﻫ َﻢ اﻟ ِﺬي َوﻓﻰ‬
ِ ‫( َو ِ ﺑ َﺮ‬٣٦) ‫ﻮﺳﻰ‬ ِ ِ ِ
َ َ ْ َ ُ ُ َ ََُْ َ ‫َﱢ‬ ‫َ ﱠ‬ َ َْْ َ َ َ ُ َ ْ ُ ‫ُ ﱠ‬ ُ َ ْ َ ُ َْ َ ‫َ ﱠ‬
‫( وأﻧﻪ ﻫﻮ أﺿﺤﻚ‬٤٢) ‫( وأن ِإﻟﻰ ر ﻚ اﻟﻤﻨﺘﻬﻰ‬٤١) ‫( ﺛﻢ ﺠﺰاە اﻟﺠﺰاء اﻷوﻓﻰ‬٤٠) ‫( وأن ﺳﻌ ﻪ ﺳﻮف ﻳﺮى‬٣٩) ‫َﺳ َﻌﻰ‬ َ
َ ‫ﱠ‬ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ ُْ ْ ‫ﱠ‬ َ ‫ﱠ ُ َ َ ﱠ‬ ْ َ ُ ُ ‫ﱠ‬ ْ
‫( َوأن ﻋﻠ ْ ِﻪ‬٤٦) ‫( ِﻣﻦ ﻧﻄﻔ ٍﺔ ِإذا ﺗ ْﻤﻨﻰ‬٤٥) ‫( َوأﻧﻪ ﺧﻠﻖ اﻟﺰ ْوﺟ ْﻴﻦ اﻟﺬﻛ َﺮ َواﻷﻧﺜﻰ‬٤٤) ‫( َوأﻧﻪ ﻫ َﻮ أ َﻣﺎت َوأﺣ َ ﺎ‬٤٣) ‫َوأ ﻜﻰ‬
َ َ َ ُْ َ َ ْ ُ ‫ﱠ‬ ‫ﱡ ﱢ‬ ُ ُ ‫ﱠ‬ َْ َْ ُ ُ ‫ﱠ‬ ُْْ َ ْ ‫ﱠ‬
‫( َوﺛ ُﻤﻮد ﻓ َﻤﺎ‬٥٠) ‫( َوأﻧﻪ أﻫﻠﻚ ﻋﺎدا اﻷوﻟﻰ‬٤٩) ‫( َوأﻧﻪ ﻫ َﻮ َرب اﻟﺸ ْﻌ َﺮى‬٤٨) ‫( َوأﻧﻪ ﻫ َﻮ أﻏﻨﻰ َوأﻗﻨﻰ‬٤٧) ‫اﻟ ﺸﺄة اﻷﺧ َﺮى‬
‫َ ﱠ‬ َ ‫َ َ ﱠ‬ ْ َ َْ َ ْ ُ ُ ُ‫ﱠ‬ َ ْ ُ َ َْ
٥٤) ‫( ﻓﻐﺸﺎﻫﺎ َﻣﺎ ﻏﺸﻰ‬٥٣) ‫( َواﻟ ُﻤﺆﺗ ِﻔﻜﺔ أﻫ َﻮى‬٥٢) ‫( َوﻗ ْﻮ َم ﻧ ح ِﻣﻦ ﻗ ْ ُﻞ ِإﻧﻬ ْﻢ ﺎﻧﻮا ﻫ ْﻢ أﻇﻠ َﻢ َوأﻃﻐﻰ‬٥١) ‫أ ﻘﻰ‬

“Apakah belum dikabarkan kepadanya tentang apa yang ada di dalam Shuhuf Mūsa dan
Ibrāhīm yang telah menyempurnakan? Yaitu bahwasanya sebuah jiwa tidak
menanggung dosa jiwa yang lain. Dan bahwasanya seorang manusia tidak memiliki
kecuali apa yang dia usahakan. Dan bahwasanya usaha dia akan diperlihatkan
kepadanya. Kemudian dibalas dengan balasan yang paling sempurna. Dan bahwasanya

117
hanya kepada Rabbmu kesudahan. Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang
tertawa dan menangis. Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan wanita dari air mani
yang dipancarkan. Dan bahwasanya atas-Nyalah penciptaan yang lain yaitu
kebangkitan. Dan bahwasanya Dia yang memberikan kecukupan dan menjadikan ridha.
Dan bahwasanya Dia adalah Rabb bagi Asy-Syi’ra (yaitu nama sebuah bintang yang
disembah). Dan bahwasanya Dialah yang menghancurkan kaum ‘Ād yang pertama.
Demikian pula Tsamūd. Maka Dia tidak menyisakan. Dan juga kaum Nūh sebelumnya.
Sesungguhnya dahulu mereka lebih zhalim dan lebih durhaka. Dan negeri-negeri kaum
Lūth yang telah Allāh hancurkan. Maka Allāh menimpakan atas negeri itu adzab besar
yang menimpanya.” (QS An-Najm: 36-54)
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬juga berfirman:

َ َ ‫ﱠ‬ َْ َ ُ َْ ْ ‫َ َ َ ﱡ‬ ُْ َ َ ‫ﱢ‬ ْ ‫( َو َذ َﺮ‬١٤) ‫َﻗ ْﺪ أ ْﻓﻠ َﺢ َﻣ ْﻦ َﺗ َﺰﻛﻰ‬


‫( ِإن ﻫﺬا‬١٧) ‫( َواﻵ ِﺧ َﺮة ﺧ ْﻴ ٌﺮ َوأ ﻘﻰ‬١٦) ‫( ْﻞ ﺗﺆ ِﺛ ُﺮون اﻟﺤ َ ﺎة اﻟﺪﻧ َ ﺎ‬١٥) ‫اﺳ َﻢ َر ِﻪ ﻓ َﺼﻠﻰ‬
َ ‫( ُﺻ ُﺤﻒ إ ْﺑ َﺮاﻫ َﻢ َو ُﻣ‬٨) ‫اﻷوﻟﻰ‬ ُْ ُ ‫ﱡ‬
(١٩) ‫ﻮﺳﻰ‬ ِ ِ ِ ‫ﻒ‬ ِ ‫ﻟ ِﻔﻲ اﻟﺼﺤ‬

“Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa dan mengingat nama Rabbnya
kemudian shalat. Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia. Dan akhirat itu
lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya yang demikian ada di dalam Shuhuf yang
terdahulu, yaitu Shuhuf Ibrāhīm dan Mūsa.” (QS Al-A’lā: 14-19)

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Shuhuf Mūsā dan Kitab Az-Zabūr”.

Allāh menyebutkan Shuhuf Mūsā dan sebagian isinya di dalam Surat Al-A’la dan An-
Najm, sebagaimana telah disebutkan ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya. Ada
sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Mūsā berbeda dengan At-Taurāt,
diantaranya adalah Syaikh Shālih Alu Syaikh hafizhahullāh. Dan sebagian ulama yang
lain mengatakan bahwa Shuhuf Mūsā adalah bagian dari Kitab At-Taurāt, seperti Syaikh
‘Abdurrazzāq Afifiy rahimahullāh. Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa Shuhuf
Mūsā sama dengan kitab At-Taurāt, diantaranya adalah Syaikh Shālih Fawzān
hafizhahullāh. Wallāhu a’lam, mana diantara pendapat-pendapat ini yang lebih kuat.
Namun seorang yang beriman wajib beriman secara global dengan semua kitab yang
Allāh turunkan kepada para RasulNya. Az-Zabur, maka kalimat Az-Zabūr, secara bahasa
artinya adalah kitāb, jamaknya adalah Az-Zubur. Allāh berfirman:

ُ‫ﱡ‬ ُ َ َ
‫َو ﱡﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻓ َﻌﻠﻮە ِﻓﻲ اﻟ ﺮ‬

“Dan segala yang mereka lakukan tertulis di dalam Az-Zubur.” (QS Al-Qamr : 52)
Maksudnya adalah semuanya tertulis di dalam kitab-kitab yang ada di tangan malaikat.

118
Yang kita ketahui tentang Az-Zabūr bahwasanya, Kitab ini diturunkan kepada Nabi
Dāwūd ‘alayhissalām, Sebagaimana firman Allāh di dalam surat An-Nisā dan Al-Isrā

َُ َ َ ََْ
‫َوآﺗ ﻨﺎ د ُاوود ز ﻮرا‬

“Dan Kami telah berikan kepada Dāwūd kitab Zabūr.” (An-Nisā : 163 dan Al-Isrā : 55)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ ‫ُ ﱢ‬ َ ْ ْ َ ُ ْ َ ُ‫َ ﱠ‬ ُ ْ ‫ُ َ َ ﱠ‬ ْ
‫ َوﻓﻀﻠﺖ ؛‬، ‫ َوأﻋ ِﻄ ﺖ َﻣ ﺎن ِاﻹﻧ ِﺠ ِﻞ ؛ اﻟ َﻤﺜ ِﺎﻧ َﻲ‬، ‫اﻟﺴ ْﺒ َﻊ َوأﻋ ِﻄ ﺖ َﻣ ﺎن اﻟ ﻮر ؛ اﻟ َﻤ ِﺌﻴﻦ‬
‫اﻟﺘ ْﻮ َراة ؛ ﱠ‬
ِ ‫أﻋ ِﻄ ﺖ ﻣ ﺎن‬
َ
‫ِ ﺎﻟ ُﻤﻔ ﱠﺼ ِﻞ‬

“Aku telah diberi As-Sab’u yang sebanding dengan kitab Taurāt. Dan aku diberi Al-Maīn
yang sebanding dengan kitab Az-Zabūr. Dan aku diberi Al-Matsāniy yang sebanding
dengan kitab Al-Injīl. Dan aku dikaruniai kelebihan dengan Al-Mufashshal.” (HR Ahmad
dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)
Yang dimaksud dengan As-Sab’u, Al-Maīn, Al-Matsāniy dan Al-Mufashshal adalah nama
kumpulan surat yang ada di dalam Al-Qurān.
Az-Zabūr diturunkan di bulan Ramadhān, Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫وأﻧﺰل اﻟ ﻮر ﻟﺜﻤﺎن ﻋﺸﺮة ﺧﻠﺖ ﻣﻦ رﻣﻀﺎن‬

“Dan diturunkan Az-Zabūr setelah berlalu 18 hari di bulan Ramadhān.” (HR Ath-
Thabrāniy di dalam Al-Mu’jamul Kabīr dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy
rahimahullāh)

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah Bagian yang Pertama”.

ُ ‫ﱠ‬
At-Tauratu (‫ )اﻟﺘ ْﻮ َراة‬berasal dari bahasa Ibrani yang artinya ajaran. Diantara kabar yang
kita ketahui tentang Taurat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits:
Pertama : Kitab Taurat/At-Taurah ini diturunkan kepada Nabi Musa ‘alayhissalam, Allah
berfirman:

‫ﺎب َو َﻗ ﱠﻔ ْﻴ َﻨﺎ ﻣ ْﻦ َ ْﻌﺪە ﱡ‬


ۖ ‫ﺎﻟﺮ ُﺳ ِﻞ‬
َ َ َ ‫َوﻟ َﻘ ْﺪ َآﺗ ْ َﻨﺎ ُﻣ‬
‫ﻮﺳﻰ اﻟ ِ ﺘ‬
ِ ِ ِ ِ

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (Kitab Taurat) dan Kami
susulkan setelahnya dengan Rasul-rasul.” (Surat Al-Baqarah: 87)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ َ
َ ‫آد ُم ﻟ ُﻤ‬
‫ﻮﺳﻰ‬
‫َ َ ﱠ‬ َُ ْ ْ
‫ َﻗﺎل‬، ‫ َوأﺧ َﺮﺟﺘﻬ ْﻢ ِﻣﻦ اﻟﺠﻨ ِﺔ‬، ‫ﺎس‬
‫ْ َْ َ ﱠ‬
َ ‫اﻟﻨ‬ َ ْ َ
‫ آﻧﺖ اﻟ ِﺬي أﺷﻘ ﺖ‬: ‫ﻮﺳﻰ ﻵد َم‬ َ ‫ﺎل ُﻣ‬ َ ‫ َﻓ َﻘ‬، ‫ﻮﺳﻰ‬ َ
َ ‫آد ُم َو ُﻣ‬ ََ َ ْ
‫ اﻟﺘﻘﻰ‬: ‫أﻧﺖ‬
ِ
َ َ َ َ َْ‫َ َْ َ َ ْ َ ﱠ‬ َْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َ ْ
، ‫ ﻧ َﻌ ْﻢ‬: ‫ﺎل‬ ‫ وأﻧﺰل ﻋﻠ ﻚ اﻟﺘﻮراة ؟ ﻗ‬، ‫اﺻﻄﻔﺎك ِﻟﻨﻔ ِﺴ ِﻪ‬‫ و‬، ‫اﺻﻄﻔﺎك اﻟﻠﻪ ِﺑﺮ َﺳﺎﻟ ِﺘ ِﻪ‬ َ ‫ُﻣ‬
‫ﻮﺳﻰ اﻟ ِﺬي‬

119
“Bertemu Adam dan Musa, maka berkata Musa kepada Adam, Apakah engkau adalah
Adam yang telah menyengsarakan manusia dan mengeluarkan mereka dari surga?
Adam berkata, apakah engkau adalah Musā yang Allah telah memilihmu dengan risalah-
Nya dan memilihmu untuk diri-Nya dan menurunkan kepadamu Kitab Taurat? Mūsā
berkata, ‘Ya’.” (HR Bukhāri dan Muslim)

Ke-2 :Disana ada beberapa kata di dalam Al-Quran yang Allh gunakan untuk kitab
Taurat ini.
1. At-Taurah
Dan ini yang paling banyak Allah pakai di dalam Al-Quran.
َ ُ َ َ
Diantaranya, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ْ َ َ َْ‫َ َْ َ ََ ْ َ َ َ ﱠ‬ ‫َ ﱢ ُ َ ﱢ‬ َ َ َ ْ َ َ ‫َﱠ‬
‫ﻧﺠ َﻞ‬
ِ ‫ﻧﺰل ﻋﻠ ﻚ اﻟ ِ ﺘﺎب ِ ﺎﻟﺤﻖ ﻣﺼﺪﻗﺎ ﻟﻤﺎ ﺑﻴﻦ ﺪ ِﻪ وأﻧﺰل اﻟﺘﻮراة و ِاﻹ‬

“Dia telah menurunkan atasmu Al-Kitab (yaitu Al-Quran) dengan benar, membenarkan
kitab-kitab sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurat dan Injil.” (Surat Āli
‘Imrān: 3)
Diantara nama lain Taurat adalah:
2. Al-Kitab
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

‫ﺎب َو َﻗ ﱠﻔ ْﻴ َﻨﺎ ﻣ ْﻦ َ ْﻌﺪە ﱡ‬


ۖ ‫ﺎﻟﺮ ُﺳ ِﻞ‬
َ َ َ ‫َوﻟ َﻘ ْﺪ َآﺗ ْ َﻨﺎ ُﻣ‬
‫ﻮﺳﻰ اﻟ ِ ﺘ‬
ِ ِ ِ ِ

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa Kitab (yaitu Taurat) dan Kami susulkan
setelahnya dengan rasul-rasul.” (Surat Al-Baqarah: 87)
3. Al-Furqan
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ‫ﱠ‬ َ َ ُ َ َ َ ‫َوﻟ َﻘ ْﺪ َآﺗ ْ َﻨﺎ ُﻣ‬


‫ﻮﺳ ٰﻰ َوﻫ ُﺎرون اﻟﻔ ْﺮﻗﺎن َو ِﺿ َ ًﺎء َو ِذﻛﺮا ﻟﻠ ُﻤﺘ ِﻘﻴﻦ‬

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa dan Hārūn Al-Furqan (yaitu Taurat) dan
cahaya serta peringatan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Surat Al-Anbiyā: 48)
4. Kitab Musa
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ً ْ ُ َ َ ْ
‫ﻮﺳﻰ ِإ َﻣﺎﻣﺎ َو َرﺣ َﻤﺔ‬
َ ‫ﺎب ُﻣ‬‫َو ِﻣﻦ ﻗ ْ ِﻠ ِﻪ ِﻛﺘ‬

“Dan sebelum Al-Quran adalah kitab Musā sebagai imam dan rahmat.” (Surat Al-Ahqāf:
12)
Diantara nama lain dari At-Taurāh adalah:
5. Al-Alwah

120
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ً َْ ً َ ْ َ ُ ََْ
‫َو ﺘ ﻨﺎ ﻟﻪ ِﻓﻲ اﻷﻟ َﻮاح ِﻣﻦ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء َﻣ ْﻮ ِﻋﻈﺔ َوﺗﻔ ِﺼ ِﻟ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء‬

“Dan Kami telah menulis untuknya (yaitu untuk Musa) di dalam Al-Alwah (yaitu
Taurat) segala sesuatu sebagai nasihat dan perincian untuk segala sesuatu.” (Surat Al-
A’rāf: 145)
Dan di dalam sebuah riwayat yang lain di dalam Shahih Muslim dari kisah percakapan
antara Nabi Adam dengan Musa ‘alayhimassalam.
Nabi Adam berkata kepada Musa:

‫وأﻋﻄﺎك اﻷﻟﻮاح ﻓﻴﻬﺎ ﺑ ﺎن ﻞ ﺷﻲء‬


“Dan Allah memberimu Al-Alwah, di dalamnya penjelasan segala sesuatu.”
6. Shuhuf Musa
Menurut sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Musa adalah Taurat.

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah (Bagian 2)”.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits,
Ke-3 : Bahwasanya Allah telah menulis At-Taurah dengan tangan-Nya.
Di dalam sebagian riwayat dari kisah percakapan antara Nabi Adam dan Musa
‘alayhimassalam, Nabi Adam berkata kepada Musā:

‫َ ﱠ‬
‫وﺧﻂ ﻟﻚ اﻟﺘﻮراة ﺑ ﺪە‬

“Dan Dialah yang telah menulis untukmu At-Taurah dengan tangan-Nya.” (HR Abū
Dāwūd, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albaniy rahimahullah)
Diantara kabar yang kita ketahui tentang Taurat adalah,
Ke-4 : Sebagian yang terkandung di dalam kitab ini.
Dan diantara kandungan Taurat:
1. Beberapa perkara yang terkandung didalam shuhuf ibrahim alayhissalam
Sebagaimana telah berlalu penjelasannya, Ini bagi yang berpendapat bahwa Shuhuf
Musa adalah Taurat.
2. Hukum hukum untuk bani israil
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ُ َ َ َ َ ‫َ ﱠ‬ ْ َ ٌ َُ ً ُ َ َ َْ‫ﱠ َْ َ ﱠ‬
‫ﻮر ﺤ ُﻢ ِﺑﻬﺎ اﻟﻨ ِ ﱡﻴﻮن اﻟ ِﺬﻳﻦ أ ْﺳﻠ ُﻤﻮا ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ ﻫﺎدوا‬ ‫ِإﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎ اﻟﺘﻮراة ِﻓﻴﻬﺎ ﻫﺪى وﻧ‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya
yang dengan kitab tersebut para Nabi yang berserah diri memberi keputusan atau
menghukumi untuk orang-orang Yahudi.” (Surat Al-Maidah : 44)

121
Kemudian di dalam ayat setelahnya, Allah mengabarkan sebagian hukum-hukum
tersebut yaitu tentang Hukum Qishash.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ُ ُ َ ‫ﱢ ﱢ‬
ٌ ‫وح ﻗ َﺼ‬ ‫َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َْ َ ْ َْ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ ُ َ ﱢ ﱠ‬ ْ‫َ ََْ َ ْ ْ َ ﱠ ﱠْ َ ﱠ‬
ۚ ‫ﺎص‬ ِ ‫ﻒ واﻷذن ِ ﺎﻷذ ِن واﻟﺴﻦ ِ ﺎﻟﺴﻦ واﻟﺠﺮ‬ِ ‫ﻴﻬﺎ أن اﻟﻨﻔﺲ ِ ﺎﻟﻨﻔﺲ واﻟﻌﻴﻦ ِ ﺎﻟﻌﻴﻦ واﻷﻧﻒ ِ ﺎﻷﻧ‬ ‫و ﺘ ﻨﺎ ﻋﻠﻴ ِﻬﻢ ِﻓ‬
ُ ٌ َ ‫َُ َ ﱠ‬ َ ‫َ ْ َ ﱠ‬
ۚ ‫ﻓ َﻤﻦ ﺗ َﺼﺪق ِ ِﻪ ﻓﻬﻮ ﻛﻔﺎرة ﻟﻪ‬

“Dan Kami tetapkan bagi mereka dalam Taurat bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata
dibalas dengan mata, hidung dibalas dengan hidung, telinga dibalas dengan telinga, gigi
dibalas dengan gigi dan luka-lukapun ada qishashnya. Maka barangsiapa bershadaqah
dengannya (yaitu dengan melepas hak qishashnya) maka itu menjadi penebus dosa
baginya.” (Surat Al-Māidah : 45)
Dan diantara kandungan At-Taurah,
3. Kabar gembira tentang kedatangan Nabi muhammad ‫ﷺ‬
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

‫ﻧﺠ ِﻞ‬
ْ َ َْ‫ﱠ‬ ْ ُ َ ُ َ ُ َ ُ َ ‫َ َﱠ ُ َ ﱠ ُ َ ﱠ ﱠ ُْﱢ ﱠ‬
ِ ‫اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻳ ِ ﻌﻮن اﻟﺮﺳﻮل اﻟﻨ ِﺒﻲ اﻷﻣﻲ اﻟ ِﺬي ِﺠﺪوﻧﻪ ﻣ ﺘ ﺎ ِﻋﻨﺪﻫﻢ ِﻓﻲ اﻟﺘﻮر ِاة و ِاﻹ‬

“Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul lagi Nabi yang ummi, (yaitu tidak membaca
dan tidak menulis) yang namanya mereka temukan tertulis di sisi mereka di dalam
Taurat dan Injil.” (Surat Al-A’raf : 157)
Diantara kandungan Taurat adalah tentang,
4. Penyebutan sebagian sifat shahabat Rasulullah ‫ﷺ‬
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ْ َ ً ْ َ َ ُ ََْ ‫ﱠ‬ ُ َ ََُْ َ ‫ﱠ‬ َ ‫ُ ﱠ‬ َ ُ ‫ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ ﱠر ُﺳ‬


ۖ ‫ﻮل اﻟﻠ ِﻪ ۚ َواﻟ ِﺬﻳﻦ َﻣ َﻌﻪ أ ِﺷﺪ ُاء ﻋﻠﻰ اﻟ ﻔﺎر ُرﺣ َﻤ ُﺎء ﺑ ﻨﻬ ْﻢ ۖ ﺗ َﺮاﻫ ْﻢ ُر ﻌﺎ ُﺳﺠﺪا ﻳ ﺘﻐﻮن ﻓﻀ ﱢﻣﻦ اﻟﻠ ِﻪ َورﺿ َﻮاﻧﺎ‬
ْ ْ ُ ََ َ َْ‫ﱠ‬ ْ ُ َ َ َ َٰ ُ ‫ﱡ‬ َ ْ ‫ﱢ‬ ُ ُ ْ ُ َ
‫ﻧﺠ ِﻞ‬
ِ ‫ﻮد ۚ ذ ِﻟﻚ ﻣﺜﻠﻬﻢ ِﻓﻲ اﻟﺘﻮر ِاة ۚ وﻣﺜﻠﻬﻢ ِﻓﻲ ِاﻹ‬ ِ ‫ﻮﻫ ِﻬﻢ ﻣﻦ أﺛﺮ اﻟﺴﺠ‬ ِ ‫ِﺳ ﻤﺎﻫﻢ ِﻓﻲ وﺟ‬

“Muhammad adalah Rasulullah, dan orang-orang yang bersamanya (yaitu para


shahabat) keras terhadap orang-orang kafir, saling menyayangi di antara mereka.
Engkau melihat mereka ruku' lagi sujud mencari karunia dan keridhaan dari Rabb
mereka. Tanda mereka ada di wajah-wajah mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-
sifat mereka di dalam Taurat dan sifat-sifat mereka di dalam Injil.” (Surat Al-Fath : 29)
Diantara kandungan Taurat,
5. Bahwasanya Allah membeli jiwa dan harta orang orang yang beriman dengan surga
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ْ َ َُْ َ ُْ َ َ َُ َ‫َ ﱠ‬ ُ ‫ﱠ‬ ُ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َ ‫ﱠ‬


‫ِإن اﻟﻠﻪ اﺷﺘ َﺮى ِﻣﻦ اﻟ ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ أﻧﻔ َﺴﻬ ْﻢ َوأ ْﻣ َﻮاﻟﻬﻢ ِ ﺄن ﻟﻬ ُﻢ اﻟﺠﻨﺔ ﻘ ِﺎﺗﻠﻮن ِﻓﻲ َﺳ ِ ِﻞ اﻟﻠ ِﻪ ﻓ َ ﻘﺘﻠﻮن َو ﻘﺘﻠﻮن َوﻋﺪا ﻋﻠ ْ ِﻪ‬
ُ َ ُ َ َ ُ َ َ َ َْ ْ َ َ ْ َ ْ ُْ َ َ َْ‫ﱠ‬ ّ َ
‫ﺎﺳﺘ ِﺸ ُﺮوا ِﺑ ْ ِﻌ ُﻢ اﻟ ِﺬي ﺎ ْﻌﺘﻢ ِ ِﻪ َوذ ِﻟﻚ ﻫ َﻮ اﻟﻔ ْﻮز‬ ‫آن َو َﻣﻦ أ ْوﻓﻰ ِ َﻌﻬ ِﺪ ِە ِﻣﻦ اﻟﻠ ِﻪ ﻓ‬
ِ ‫ﻧﺠ ِﻞ واﻟﻘﺮ‬ِ ‫ﺣﻘﺎ ِﻓﻲ اﻟﺘﻮر ِاة و ِاﻹ‬
‫اﻟ َﻌ ِﻈ ُﻢ‬

122
“Sesungguhnya Allāh telah membeli dari orang-orang yang beriman diri-diri mereka
dan harta-harta mereka dengan surga. Mereka berperang di jalan Allah kemudian
mereka membunuh dan dibunuh. Janji Allah yang haq di dalam Taurāt, Injil dan Al-
Quran. Dan siapa yang lebih menyempurnakan janji daripada Allah? Maka hendaklah
kalian bergembira dengan jual beli yang kalian lakukan, yang demikian adalah
keuntungan yang besar.” (Surat At-Taubah : 111)

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah (Bagian 3)”.

Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Quran dan Al-
Hadits,
Ke-5 : Bahwasanya Kitab Taurat adalah kitab yang Allah turunkan khusus untuk Bani
Israil.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ً ُ ُ َ َ َ َ َ ‫َو َآﺗ ْ َﻨﺎ ُﻣ‬


‫ﻮﺳﻰ اﻟ ِ ﺘﺎب َوﺟ َﻌﻠﻨﺎە ﻫﺪى ﻟ َﺒ ِﻨﻲ ِإ ْﺳ َﺮ ِاﺋ َﻞ‬

“Dan Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (yaitu Taurat) dan Kami jadikan kitab
tersebut sebagai petunjuk bagi Bani Isrāīl.” (Surat Al-Isrā: 2)

Ke-6 Bahwasanya Kitab Taurat diturunkan dengan bahasa ‘Ibrani.


Berkata Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

‫ﺎن أﻫﻞ اﻟ ﺘﺎب ﻘﺮؤون اﻟﺘﻮراة ﺎﻟﻌﺒﺮاﻧ ﺔ و ﻔﺴﺮوﻧﻬﺎ ﺎﻟﻌ ﺔ ﻷﻫﻞ اﻹﺳﻼم‬

“Dahulu Ahlul Kitab (yaitu orang-orang Yahudi) membaca Taurat dengan bahasa Ibrani
dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab untuk orang-orang Islam.” (Atsar ini
dikeluarkan oleh Al-Imām Al-Bukhāri di dalam Shahīhnya)
Ke-7 : Sebagian Kitab Taurat telah diubah oleh orang-orang Yahudi dan disesuaikan
dengan hawa nafsu mereka.
َ ُ َ َ
Sebagaimana firman Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

ْ ْ َ ُ ْ َ ً َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َُ ‫ْ ُﱠ‬ ْ َ َ َ ُُ َ َ ٌ ََْ
‫ﻨﺪ اﻟﻠ ِﻪ ِﻟ ﺸﺘ ُﺮوا ِ ِﻪ ﺛ َﻤﻨﺎ ﻗ ِﻠ ۖ ﻓ َ ٌﻞ ﻟﻬﻢ ﱢﻣ ﱠﻤﺎ ﻛﺘ َ ﺖ أ ِﺪ ِﻳﻬ ْﻢ‬
ِ ‫ﻓ ﻞ ﻟﻠ ِﺬﻳﻦ ﺘﺒﻮن اﻟ ِ ﺘﺎب ِ ﺄ ِﺪ ِﻳﻬﻢ ﺛﻢ ﻘﻮﻟﻮن ﻫ ٰ ﺬا ِﻣﻦ ِﻋ‬
َ َ ُ ْ
‫َو َو ٌﻞ ﻟﻬﻢ ﱢﻣ ﱠﻤﺎ ِﺴ ُﺒﻮن‬

“Maka sungguh kecelakaan bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan-
tangan mereka kemudian berkata, ‘Ini adalah dari sisi Allah untuk menjualnya dengan
harga murah. Maka kecelakaan bagi mereka karena apa yang ditulis tangan-tangan
mereka dan kecelakaan bagi mereka karena apa yang mereka usahakan.” (Surat Al-
Baqarah: 79)
َ ُ َ َ
Dan sebagaimana firman Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬

123
ُ ْ ْ ُ َ َُ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ ْ ََُ َ ُ َ َ ْ ُْ ‫َ ﱠ‬
‫ﺎب َو ﻘﻮﻟﻮن ﻫ َﻮ ِﻣﻦ ِﻋﻨ ِﺪ اﻟﻠ ِﻪ َو َﻣﺎ ﻫ َﻮ‬
ِ ‫ﺎب وﻣﺎ ﻫﻮ ِﻣﻦ اﻟ ِ ﺘ‬
ِ ‫ﺎب ُ ِﻟﺘﺤﺴﺒﻮە َ ِﻣﻦ اﻟ ِ ﺘ‬
ِ ‫و ِ ن ِﻣ ْﻨﻬﻢ ﻟﻔ ﻘُﺎ ﻠﻮ َون أﻟ ِﺴ ﺘﻬﻢ ِ ﺎﻟ ِ ﺘ‬
َ َ َ َ ْ
‫ِﻣﻦ ِﻋﻨ ِﺪ اﻟﻠ ِﻪ َو ﻘﻮﻟﻮن ﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ اﻟ ِﺬب َوﻫ ْﻢ ْﻌﻠ ُﻤﻮن‬

“Dan sungguh diantara mereka ada sekelompok orang yang membolak-balik lisan-lisan
mereka dengan Al-Kitab supaya mereka kalian menyangka bahwa itu adalah Al-Kitab
dan mereka berkata, Ini adalah dari sisi Allah padahal itu bukan dari sisi Allāh dan
mereka mengatakan kedustaan atas nama Allāh padahal mereka mengetahui.” (Surat Ali
‘Imran: 78)

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah (Bagian 4)”.

Diantara yang menunjukkan Taurat sudah mengalami perubahan, bahwasanya Taurat


yang sekarang yang dinamakan oleh orang Nashrani dengan perjanjian lama
didalamnya ada perkara perkara yang bertentangan dengan Al-Quran.
Diantaranya :
1. Menyifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak baginya.
َ ُ َ َ ُ
Diantaranya mereka Menyifati Allah ‫ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬, Dengan rasa letih, Didalam Perjanjian
Lama keluaran pasal 31 ayat 17, disebutkan didalamnya sebab enam hari lamanya
Tuhan menjadikan Langit dan Bumi dan pada hari yang ke-7 Ia berhenti bekerja untuk
beristirahat dan Allah telah membantah ucapan mereka ini didalam firman-Nya :

ُ ْ َ ‫ﱠ ﱠ َ َ َ ﱠ‬ َ ‫ض َو َﻣﺎ َﺑ ْ َﻨ ُﻬ‬ َْ َ
َ ‫اﻷ ْر‬ َ َ ‫َ َ ْ َ َْ ﱠ‬
‫ﻮب‬
ٍ ‫ﻐ‬‫ﻟ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬‫ﺴ‬‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬‫ﻣ‬‫و‬ ‫ﺎم‬
ٍ ‫أ‬ ‫ﺔ‬
ِ ‫ﺘ‬‫ﺳ‬ِ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫ﺎ‬ ‫ﻤ‬ ‫ات و‬
ِ ‫وﻟﻘﺪ ﺧﻠﻘﻨﺎ اﻟﺴﻤﺎو‬

“Dan sungguh Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya dalam enam hari dan Kami tidak tertimpa rasa letih” (Qaaf : 38)
Dengan mereka juga menyifati Allah dengan sifat penyesalan, didalam keluaran pasal
ke-32 ayat ke-14 disebutkan
“Dan menyesalah Tuhan karena malapetaka yang dirancangNya atas umatNya”
Padahal sifat penyesalan hanya timbul dari zat yang tidak mengetahui akibat sesuatu,
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang sudah berlalu maupun yg akan datang,
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Berfirman :

َ َ َ ‫ﱠ‬
…‫ۗ ِإن اﻟﻠﻪ ِ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻋ ِﻠ ٌﻢ‬

“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al-Anfal : 75)


َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬Berfirman :

َُ َ ْ َ َ َ
…ۖ ‫ ۚ ْﻌﻠ ُﻢ َﻣﺎ ﺑ ْﻴﻦ أ ِﺪ ِﻳﻬ ْﻢ َو َﻣﺎ ﺧﻠﻔﻬ ْﻢ‬..

124
“Dia Mengetahui apa yang didepan mereka yaitu apa yang telah berlalu dan apa yang
dibelakang mereka yaitu apa yang akan datang ” (Al-Baqarah : 255)
Diantara perkara-perkara yang bertentangan dengan Al-Quran yang ada didalam
Perjanjian Lama,

2. Mereka menyifati beberapa orang Nabi dengan sifat yang tidak layak.
Diantaranya, bahwa Nabi Nuh 'alayhissalam pernah mabuk dan telanjang, didalam
Perjanjian Lama kejadian pasal ke-9 ayat 20-21 disebutkan
“Nuh menjadi petani dialah yang mula-mula membuat kebun anggur setelah ia minum
anggur mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya”
Mereka juga menyebutkan bahwa Nabi Luth 'alayhissalam berzina dengan dua orang
anak wanitanya sampai keduanya hamil dan melahirkan, sebagaimana disebutkan kisah
nya didalam kejadian pasal ke-19 ayat 30-38, padahal para Nabi dan Rasul adalah
maksum terjaga dari dosa-dosa besar mereka adalah manusia pilihan Allah yang kita
َ ُ َ َ
diperintahkan untuk meneladani mereka, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ٌ ‫ﻴﻊ َ ﺼ‬ ‫ُ ُ ً َ َ ﱠ‬
ٌ ‫اﻟﻨﺎس ۚ إ ﱠن اﻟﻠ َﻪ َﺳﻤ‬ َ َ َ َ ُ
‫ﻴﺮ‬ ِ ِ ِ ‫اﻟﻠﻪ ْﺼﻄ ِﻔﻲ ِﻣﻦ اﻟ َﻤ ِﺋﻜ ِﺔ رﺳ و ِﻣﻦ‬

“Allah memilih utusan-utusan dari kalangan Malaikat dan dari kalangan manusia,
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat ” (Surat Al-Hajj : 75)
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬juga berfirman :

َ ‫ْ ُ ﱠ‬ ْ َ َ ُ ْ َْ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ
‫أوﻟ ٰ ِﺌﻚ اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻫﺪى اﻟﻠﻪ ۖ ﻓ ِﺒﻬﺪاﻫ ُﻢ اﻗﺘ ِﺪە ۗ ﻗ ْﻞ أ ْﺳﺄﻟ ْﻢ ﻋﻠ ْ ِﻪ أﺟﺮا ۖ ِإن ﻫ َﻮ ِإ ِذﻛ َﺮ ٰى ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ‬

”Mereka (para Nabi) adalah orang-orang yang telah Allah berikan petunjuk maka
dengan petunjuk mereka hendaklah engkau meneladani ” (Al-An’am : 90)

Halaqah yang ke-12 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Injil Bagian yang Pertama”.

Ada yang mengatakan bahwa kata Al-Injil berasal dari bahasa Yunani yang artinya
kabar gembira. diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injil didalam Alquran dan Al
Hadits :
1. Al-Injil diturunkan kepada Nabi 'Isa 'alayhissalam
Allah berfirman :
ْ ْ ُ ََْ َ ْ َ ‫َ َﱠ‬ َ َ َ ‫ُ َﱠ‬
‫…ﺛ ﱠﻢ ﻗﻔ ْﻴﻨﺎ ﻋﻠ ٰﻰ آﺛﺎر ِﻫ ْﻢ ِﺑ ُﺮ ُﺳ ِﻠﻨﺎ َوﻗﻔ ْﻴﻨﺎ ِ ِﻌ َﺴﻰ اﺑﻦ َﻣ ْ َﻢ َوآﺗ ﻨﺎە ِاﻹﻧ ِﺠ َﻞ‬

“Kemudian Kami susulkan setelah mereka yaitu Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim Rasul-rasul
Kami dan kami susulkan pula 'Isa Putra Maryam dan Kami berikan Injil kepadanya… ”
(Al-Hadid : 27)

125
2. Al-Injil diturunkan untuk membenarkan At Taurat mengikutinya dan tidak
menyelisihinya.
Allah berfirman :

‫ﱢ‬ ٌ ‫اﻟﺘ ْﻮ َراة ۖ َو َآﺗ ْ َﻨ ُﺎە ْاﻹ ْﻧﺠ َﻞ ﻓ ﻪ ُﻫ ًﺪى َو ُﻧ‬


‫َ ﱠ‬ ْ ََ َ َ ‫ﱢ‬ َ ْ َ َ َ ‫َﱠ‬
‫ﻮر َو ُﻣ َﺼﺪﻗﺎ ِﻟ َﻤﺎ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫َوﻗﻔ ْﻴﻨﺎ ﻋﻠ ٰﻰ آﺛﺎر ِﻫ ْﻢ ِ ِﻌ َﺴﻰ اﺑﻦ َﻣ ْ َﻢ ُﻣ َﺼﺪﻗﺎ ِﻟ َﻤﺎ ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ ِﻣﻦ‬
َ ‫ﱠ‬ ً ً ُ ‫َ ﱠ‬ ْ ََ َ َ
‫ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ ِﻣﻦ اﻟﺘ ْﻮ َر ِاة َوﻫﺪى َو َﻣ ْﻮ ِﻋﻈﺔ ِﻟﻠ ُﻤﺘ ِﻘﻴﻦ‬

”Dan Kami susulkan setelah mereka dengan 'Isa putra Maryam yang membenarkan apa
yang datang sebelumnya berupa kitab Taurat dan Kami berikan Injil kepadanya
didalamnya ada petunjuk dan cahaya dan Injil tersebut datang untuk membenarkan
kitab yang datang sebelumnya yaitu kitab Taurat dan petunjuk serta nasehat bagi
orang-orang yang bertaqwa ” (Al-Maidah : 46)

Kitab Injil isinya mengikuti isi Taurat kecuali dalam beberapa hukum yang sedikit.
Allah berfirman menceritakan ucapan Nabi 'Isa kepada Bani Israil :

َ ُ َ ‫اﻟﺘ ْﻮ َراة َو ُﻷﺣ ﱠﻞ ﻟ ْﻢ َ ْﻌ‬


ۚ ‫ﺾ اﻟ ِﺬي ﺣ ﱢﺮ َم ﻋﻠ ْ ْﻢ‬
‫َ َْ َ ََ ﱠ َ ﱠ‬ ‫ﱢ‬
‫َو ُﻣ َﺼﺪﻗﺎ ِﻟﻤﺎ ﺑﻴﻦ ﺪي ِﻣﻦ‬
ِ ِ ِ

”Dan Aku membenarkan kitab yang datang sebelumku yaitu Taurat dan aku
menghalalkan sebagian dari apa yang sebelumnya diharamkan atas kalian” (Surat Al
'Imran : 50)
Berkata Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini :

‫وﻟﻬﺬا ﺎن اﻟﻤﺸﻬﻮر ﻣﻦ ﻗﻮﻟﻲ اﻟﻌﻠﻤﺎء أن اﻹﻧﺠ ﻞ ﺴﺦ ﻌﺾ أﺣ ﺎم اﻟﺘﻮراة‬

“Oleh karena itu yang masyhur dari dua Pendapat ulama bahwa injil menghapuskan
sebagian hukum-hukum Taurāt ”
Datang di Perjanjian Baru Injil Matheus pasal 5 ayat 17-19 yang menguatkan hal ini
disebutkan didalamnya bahwa Nabi 'Isa berkata :
”Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau
kitab para Nabi, aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk
menggenapinya karena aku berkata kepadamu sesungguhnya selama belum lenyap
langit dan bumi ini satu huruf atau satu titik pun tidak akan di tiadakan dari hukum
Taurat sebelum semuanya terjadi, karena itu siapa yg meniadakan salah satu perintah
hukum Taurat sekalipun yang paling kecil dan mengajarkannya demikian kepada orang
lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah didalam kerajaan Surga ”
Oleh karena itu Nabi 'Isa berkhitan sebagaimana dalam Perjanjian Baru Injil Lukas pasal
2 ayat 21, yang demikian karena beliau 'alayhissalam mengikuti syariat Nabi Musa
'alayhissalam sebagaimana disebutkan di dalam perjanjian lama kejadian pasal 17 ayat
9-14.
Adapun Paulus dia telah merusak ajaran Nabi Musa dan Nabi 'Isa dan membatalkan
hukum sunat dan mengatakan “bahwa sunat adalah sunat dalam hati” sebagaimana
dalam Perjanjian Baru Roma pasal II ayat 28-29

126
Halaqah yang ke-13 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Injil Bagian yang Kedua”.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injil di dalam Al-Quran dan juga hadits-
hadits Nabi ‫ﷺ‬
3. Tentang sebagian yang terkandung di dalam Al-Injil
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menyebutkan diantara kandungan Kitab Injil adalah:
Kabar Gembira Tentang Kedatangan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, Sebagaimana dalam Al-A’raf:
157,
Demikian pula, Penyebutan Sebagian Sifat Shahabat Rasulullah ‫ﷺ‬, Sebagaimana dalam
Al-Fath: 29,
Dan Allāh juga menyebutkan di dalamnya bahwa Allah Membeli Jiwa dan Harta Orang
Yang Beriman dengan Surga, Sebagaimana di dalam surat At-Taubah: 111
Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Injil di dalam Al-Quran dan Al-
Hadits
4. Diturunkan Kitab Injīl malam tanggal 14 Ramadhan.
Rasulullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫وأﻧﺰﻟﺖ اﻟﺘﻮراة ﻟﺴﺖ ﻣﻀﻴﻦ ﻣﻦ رﻣﻀﺎن وأﻧﺰل اﻻﻧﺠ ﻞ ﻟﺜﻼث ﻋﺸﺮة ﻣﻀﺖ ﻣﻦ رﻣﻀﺎن‬

“Dan Taurat diturunkan setelah 6 hari berlalu di bulan Ramadhan (yaitu malam tanggal
7) dan Injil diturunkan setelah 13 hari berlalu di bulan Ramadhān (yaitu malam tanggal
14).” (HR Ath-Thabraniy di dalam Al-Mu’jamul Kabir dan dihasankan oleh Syaikh Al-
Albaniy rahimahullah)
Perlu diketahui bahwa Al-Injil yang ada sekarang bukanlah Injil yang asli yang
diturunkan kepada Nabi ‘Isa ‘alayhissalam.
Al-Injil yang Allah turunkan kepada Nabi ‘Isa tidak diketahui bekasnya, yang ada
hanyalah tulisan orang-orang yang tidak jelas riwayat hidupnya dan tidak ada sanad
yang shahih, yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun setelah Nabi ‘Isa diangkat oleh
Allah, sehingga banyak kesalahan dan perbedaan yang banyak sekali antara Injil-injil
tersebut.
Oleh karena itu mereka menamakan Injil-injil tersebut dengan nama nama penulisnya;
• Injil Mathius
• Injil Markus
• Injil Lukas
• Injil Yohana
• Dan lain-lain.
Dan mereka tidak mengatakan bahwa itu Injil dari ‘Isa ‘alayhissalam.

Halaqah yang ke-14 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Kitab Al-Injil Bagian yang Ketiga”.

127
Diantara kesalahan yang ada di dalam Injil yang tersebar sekarang adalah penyebutan
nasab Nabi ‘Isa ‘Alayhissalam kepada laki-laki.

Sebagaimana didalam Injil Matius pasal 1 ayat 1-17, dan di dalam Injil Lukas pasal 3
ayat 23-38
Padahal Allah telah mengabarkan di dalam Al-Quran bahwa Nabi ‘Isa ‘alayhissalam lahir
dari Seorang wanita tanpa disentuh laki-laki, Seorang wanita yang shalihah, bukan
ُ َ
wanita pezina, dan Bukan wanita yang bersuami Sebagai kekuasaan Allāh ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ َ ُ َ َ
‫ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬, Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

‫َ ٌ َ ْ ُ ًَ ﱠ‬ َ ُ ‫َ َ ﱡ‬ َ َ َ َ ُ َ َ َ َُ ُ َ ‫َ ْ ﱠ‬
‫ﺎل َر ِﻚ ﻫ َﻮ ﻋﻠ ﱠﻲ ﻫ ﱢﻴﻦ َو ِﻟﻨﺠ َﻌﻠﻪ آ ﺔ ِﻟﻠﻨﺎس‬‫ﺎل ﻛﺬ ِﻟ ِﻚ ﻗ‬‫ﻗﺎﻟﺖ أﻧﻰ ﻮن ِﻟﻲ ﻏ ٌم َوﻟ ْﻢ ْﻤ َﺴ ْﺴ ِﻨﻲ ﺸ ٌﺮ َوﻟ ْﻢ أك ِﻐ ﺎ ﻗ‬
ْ َ ‫ْ ً ﱠ‬
‫َو َرﺣ َﻤﺔ ِﻣﻨﺎ َو ﺎن أ ْﻣﺮا َﻣﻘ ِﻀ ﺎ‬

“Maryam berkata, “Bagaimana aku memiliki anak laki-laki, padahal tidak ada laki-laki
yang menyentuhku dan aku bukan wanita pezina” Jibril berkata “Demikianlah dikatakan
oleh Rabbmu" Dia berkata, "Yang demikian mudah bagiKu dan supaya Kami jadikan dia
(yaitu ‘Isa) sebagai tanda kekuasaan Kami bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami.
Dan itu adalah perkara yang sudah diputuskan” (Maryam : 20-21)
Oleh karena itu, Allah menyebutkan di dalam Al Quran:
‘Isa Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah 87 dan juga yang lain, atau Allah
Menyebutkan,
Al Masih Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Al-Maidah ayat 17 dan juga yang lain.
atau Allah Menyebutkan,
Al Masih 'Isa Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Ali ‘Imran ayat 45 dan juga yang
lain.
Apa yang tertulis di dalam Injil yang sekarang justru membenarkan aqidah orang
Yahudi yang mengatakan bahwa Nabi ‘Isa adalah anak zina.
Dan di sana ada perbedaan antara nasab ‘Isa didalam Injil Matius dan Injil Lukas;
Di dalam Injil Matius disebutkan bahwa Nabi ‘Isa adalah:
Anak Yusuf bin Ya’qub bin Matan bin Ilyazar dan seterusnya, dan beliau termasuk
keturunan Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alayhimassalam.
Adapun di dalam Injil Lukas disebutkan bahwa beliau adalah:
Anak Yusuf bin Eli bin Matat bin Lewi dan seterusnya. dan termasuk keturunan Natan
bin Dawud ‘alayhissalam.

Halaqah yang ke-15 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Pertama”.

َ
Al-Quran secara bahasa adalah mashdar dari ‫ﻗ َﺮأ‬, artinya ‫( َﺟ َﻤ َﻊ‬yaitu mengumpulkan),
Dinamakan demikian karena Al-Quran mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah,
larangan-larangan, pahala dan juga ancaman dan juga mengumpulkan ayat-ayat serta
surat-surat satu dengan yang lain.

128
Adapun secara syari’at, maka Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Rasulullah ‫ ﷺ‬melalui Jibril ‘alayhissalam dan ditulis di dalam mushaf dari awal surat Al-
Fatihah sampai akhir surat An-Naas.
Allah telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Quran yang tidak
dimiliki kitab-kitab sebelumnya, diantaranya:
1. Al-Quran wajib di imani secara terperinci
Yaitu dengan
- Dibenarkan kabar-kabarnya.
- Dilakasanakannya perintah perintahnya.
- Dijauhi larangan-larangannya.
- Dilaksanakan nasehatnya.
- Berhukum dengan Al-Quran di dalam perkara yang kecil maupun yang besar.
- Dan beribadah kepada Allah dengan cara yang tercantum di dalamnya dan di dalam
sunnah Rasul-Nya ‫ﷺ‬
2. Al-Quran adalah mu’jizat yang abadi
Seandainya seluruh ahli bahasa bersatu untuk mendatangkan yang semisal Al-Quran,
َ ُ َ َ
niscaya mereka tidak akan mampu, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ُ ُ َ َ ْ َ ُ َ َ ُ َ َ ْ ُ َ ْ َ ‫ﱡ‬ ُ ْ ‫اﺟ َﺘ َﻤ َﻌﺖ ْاﻹ‬


‫ﺲ َواﻟ ِﺠﻦ ﻋﻠﻰ أن ﺄﺗﻮا ِ ِﻤﺜ ِﻞ ﻫﺬا اﻟﻘ ْﺮآ ِن ﺄﺗﻮن ِ ِﻤﺜ ِﻠ ِﻪ َوﻟ ْﻮ ﺎن ْﻌﻀﻬ ْﻢ ِﻟ َ ْﻌﺾ ﻇ ِﻬﻴﺮا‬
ْ
‫ﻦ‬‫ﺌ‬ ‫ﻟ‬ ْ ‫ُﻗ‬
‫ﻞ‬
ِ ِ ِ

“Katakanlah: Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal
dengan Al-Quran niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun
sebagian membantu sebagian yang lain.” (Al-Isra : 88)
Dan di dalam hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ ُ َ َ ‫َ َ َ َْ َ َ ﱞ ّ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ُ َ ﱠ‬ ْ ُ ْ َ ‫َ ْ ْ َ ُ ُ ﱠ‬
‫وﺗ ﺘﻪ‬
ِ ‫ﺣﺎە اﻟﻠﻪ ِإﻟﻲ ﻓﺄرﺟﻮ أن أ ﻮن ﻣﺎ ِﻣﻦ اﻷﻧ ِ ِﺎء ﻧ ِﺒﻲ ِإ أﻋ ِﻄﻲ ﻣﺎ ِﻣﺜﻠﻪ آﻣﻦ ﻋﻠ ِﻪ اﻟ ﺸﺮ و ِ ﻧﻤﺎ ﺎن اﻟ ِﺬي أ‬ ‫وﺣ ﺎ أو‬
َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ََ
‫أ ﺜﺮﻫﻢ ﺗﺎ ِ ﻌﺎ ﻳﻮم اﻟ ِﻘ ﺎﻣﺔ‬

“Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi ayat-ayat (yaitu tanda-tanda) kekuasan Allah
atau mu’jizat yang seharusnya beriman dengannya manusia. Dan sesungguhnya yang
diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku (yaitu Al-Quran)
maka aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” (HR
Bukhari dan Muslim)
Diantara keistimewaan Al-Quran,
3. Allah telah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh maupun
maknanya.
Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi, dan dijaga
َ ُ َ َ
maknanya dari makna-makna yang menyimpang, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ ُ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ َ ْ ُ َﱠ َ ﱢ‬
‫ِإﻧﺎ ﻧﺤﻦ ﻧﺰﻟﻨﺎ اﻟﺬﻛ َﺮ َو ِ ﻧﺎ ﻟﻪ ﻟﺤ ِﺎﻓﻈﻮن‬

129
“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr (yaitu Al-Quran) dan
sesungguhnya Kamilah yang menjaganya.” (Al-Hijr: 9)
َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ ْ َْ َ ْ َ ْ ََ َ ْ َ َ
‫ﺎﻃ ُﻞ ِﻣﻦ ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ َو ِﻣﻦ ﺧﻠ ِﻔ ِﻪ ﺗﻨﺰ ٌﻞ ِﻣﻦ ﺣ ِﻜ ٍﻢ ﺣ ِﻤ ٍﺪ‬ َ
ِ ‫ﺄ ِﺗ ِﻪ اﻟ‬

“Al-Quran tidak didatangi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang,
diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” (Fushshilat : 42)
Oleh karena itu, Allah menyiapkan di sana, Orang-orang yang menghafal Al-Quran, Para
ulama yang menerangkan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Quran dari
masa ke masa, dari zaman Nabi ‫ ﷺ‬sampai zaman kita dan sampai Allah mengangkat Al-
Quran di akhir zaman
Mereka menghafal dan memahami maknanya dan istiqamah di dalam mengamalkannya,
mengkhidmah Al-Quran dengan berbagai cara;
Ada yang menulis tafsirnya baik yang singkat maupun yang panjang lebar, Ada yang
mengarang tentang cara penulisannya, tentang cara membacanya, tentang i’rabnya, dan
lain-lain.

Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Kitab-Kitab adalah tentang "Kitab Al-
Quran Bagian yang Kedua"

Diantara keistimewaan Al-Quran,


4. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur
Al-Quran, Allah turunkan dari Lauhul Mahfuzh ke langit dunia di bulan Ramadhan, pada
malam Laylatul Qadr.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ُ ُ َ َ ْ َ
‫ﺷﻬ ُﺮ َر َﻣﻀﺎن اﻟ ِﺬي أﻧﺰ َل ِﻓ ِﻪ اﻟﻘ ْﺮآن‬

“Bulan Ramadhan yang diturunkan di dalamnya Al-Quran.” (Al-Baqarah: 185)


َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ْ َ ُ َ َْ ‫ﱠ‬
‫ِإﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎە ِﻓﻲ ﻟ ْ ﻠ ِﺔ اﻟﻘﺪر‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran di malam Laylatul Qadr.” (QS Al-Qadr:
1)
Kemudian, turun Al-Quran secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian dan
peristiwa selama 23 tahun, Ada di antaranya yang turun sebelum hijrahnya Nabi ‫ ﷺ‬ke
kota Madinah yang dinamakan surat-surat Makiyyah, dan ada diantaranya yang turun
setelah hijrah Nabi ‫ ﷺ‬ke kota Madinah yang dinamakan dengan surat-surat
Madaniyyah.

130
Dan diantara hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur adalah agar lebih
َ ُ َ َ
mudah dihafal, dimengerti dan diamalkan, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ً َ ُ َ ‫َﱠ‬ َ ‫ﱠ‬ َ ُ َْ ُ َْ َ ُ
‫َوﻗ ْﺮآﻧﺎ ﻓ َﺮﻗﻨﺎە ِﻟﺘﻘ َﺮأە ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎس ﻋﻠ ٰﻰ ُﻣ ٍﺚ َوﻧﺰﻟﻨﺎە ﺗﻨﺰ‬

“Dan Al-Quran telah Kami pisah-pisahkan (yaitu diturunkan secara berangsur-angsur)


supaya engkau wahai Muhammad membacakannya atas manusia pada beberapa waktu
dan sungguh Kami telah benar-benar menurunkannya secara bertahap.” (Al-Isra : 106)
َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ً َْ ُ َ ‫َُ َ َ ََﱠ‬ َ َُ َ َ ً َ َ ً ْ ُ ُ ْ ُ ْ َ َ ‫َْ ُﱢ‬ َُ َ َ َ َ


‫اﺣﺪة ﻛﺬ ِﻟﻚ ِﻟﻨ ﱢ ﺖ ِ ِﻪ ﻓﺆادك ورﺗﻠﻨﺎە ﺗﺮِﺗ‬
ِ ‫وﻗﺎل اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮوا ﻟﻮ ﻧﺰل ﻋﻠ ِﻪ اﻟﻘﺮآن ﺟﻤﻠﺔ و‬

“Dan berkata orang-orang kafir seandainya diturunkan kepadanya Al-Quran dengan


sekali turun, demikianlah supaya Kami tetapkan hatimu dengannya dan Kami telah
menjelaskan Al-Quran dengan perlahan.” (Al-Furqan : 32)
Dan diantara keistimewaan Al-Quran,
5. Al-Quran adalah Muhaymin bagi kitab-kitab sebelumnya
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ َ َ ْ ََ َ َْ َ ‫َ ﱢ ُ َ ﱢ‬ َ َ َ ْ َ َ َ
ۖ ‫ﺎب َو ُﻣﻬ ْ ِﻤﻨﺎ ﻋﻠ ْ ِﻪ‬
ِ ‫وأﻧﺰﻟﻨﺎ ِإﻟ ﻚ اﻟ ِ ﺘﺎب ِ ﺎﻟﺤﻖ ﻣﺼﺪﻗﺎ ﻟﻤﺎ ﺑﻴﻦ ﺪ ِﻪ ِﻣﻦ اﻟ ِ ﺘ‬

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab dengan haq yang membenarkan
kitab-kitab sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya.” (Al-Maidah : 48)
Yang dimaksud dengan muhaymin adalah yang menjadi saksi, yang menghukumi, yang
mengemban amanat, Maksudnya apa yang sesuai dengannya berarti benar dan
menyelisihinya berarti salah,
Diantara keistimewaan Al-Quran,
6. Bahwasanya Al-Quran diturunkan agar menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan jin
dan bukan untuk bangsa tertentu saja
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ َ َ َ َ َ ُ ‫َﱠ‬ َ َ
‫ﺗ َ َﺎرك اﻟ ِﺬي ﻧﺰ َل اﻟﻔ ْﺮﻗﺎن ﻋﻠﻰ ﻋ ْ ِﺪ ِە ِﻟ َ ﻮن ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ ﻧ ِﺬﻳﺮا‬

“Sungguh berbarakah Zat yang telah menurunkan Al-Furqan (yaitu Al-Quran) kepada
hambanya supaya memberi peringatan kepada seluruh alam.” (Al-Furqan: 1)
Seandainya seorang Nabi yang diutus kepada kaum tertentu hidup di zaman Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬niscaya dia diharuskan mengikuti Al-Quran dan mengikuti syari’at Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬, Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

َْ ْ ‫ُ ﱠ‬ َ َ َ ‫َواﻟﺬي َﻧ ْﻔﺴﻲ ﺑ َ ﺪە ﻟ ْﻮ أ ﱠن ُﻣ‬


‫ﻮﺳﻰ ﺎن ﺣ ﺎ َﻣﺎ َو ِﺳ َﻌﻪ ِإ أن ﻳ َ َﻌ ِﻨﻲ‬ ِ ِ ِ ِ ِ

131
“Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya, seandainya Musa hidup niscaya tidak ada
pilihan baginya kecuali mengikuti aku.” (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad)

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Ketiga”.

Al-Quran memiliki nama-nama yang banyak yang menunjukkan keutamaannya,


diantaranya
1. Al-Quran
Ini adalah nama yang paling banyak di dalam Al-Quran dan inilah yang paling masyhur,
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ُْ َ ُ‫ََ َََ ﱠ‬
‫ﻨﺪ ﻏ ْﻴﺮ اﻟﻠ ِﻪ ﻟ َﻮﺟﺪوا ِﻓ ِﻪ اﺧ ِﺘ ﻓﺎ ﻛ ِﺜﻴﺮا‬
ِ ‫أﻓ ﻳﺘﺪﺑﺮون اﻟﻘﺮآن ۚ وﻟﻮ ﺎن ِﻣﻦ ِﻋ‬

“Apakah mereka tidak mentadabburi Al-Quran? Dan seandainya itu dari selain Allah
niscaya mereka akan mendapatkan di dalamnya perselisihan yang banyak.” (Surat An-
Nisa : 82)
2. Al-Kitab
َ
Artinya “kitab”, dari kata ‫ ﻛﺘ َﺐ‬yang artinya mengumpulkan. di namakan demikian
karena dia mengumpulkan huruf dengan huruf, ayat dengan ayat, surat dengan surat,
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ً َ َ َ َ ُ َ َْ َ َ
ۚ ‫أﻓﻐ ْﻴ َﺮ اﻟﻠ ِﻪ أﺑﺘ ِﻐﻲ ﺣ ﻤﺎ َوﻫ َﻮ اﻟ ِﺬي أﻧﺰ َل ِإﻟ ْ ُﻢ اﻟ ِ ﺘﺎب ُﻣﻔ ﱠﺼ‬

“Apakah kepada selain Allah aku mencari hakim? Padahal Dialah yang menurunkan Al-
Kitab (yaitu Al-Quran) secara terperinci.” (SuratAl-An’am: 114)
3. Kitabullah
َ ُ َ َ
Artinya “kitab Allah” Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ ُ َْ ًَ ََ َ ّ ْ ُ ََْ َ ‫ﱠ‬
َ ‫ﻮن ﺗ َﺠ َﺎر ًة ﻟ ْﻦ َﺗ ُﺒ‬ ُ َْ َ َ َ ‫ﱠ‬ ُ َ َ َ َ َ َْ َ ‫ﱠ‬
‫ﻮر‬ ِ ‫ِإن اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻳﺘﻠﻮن ِﻛﺘﺎب اﻟﻠ ِﻪ وأﻗﺎﻣﻮا اﻟﺼ ة وأﻧﻔﻘﻮا ِﻣﻤﺎ رزﻗﻨﺎﻫﻢ ِﺳﺮا وﻋ ِﻧ ﺔ ﻳﺮﺟ‬

“Sesungguhnya orang-orang yang membaca Kitabullah dan mendirikan shalat dan


berinfaq dari sebagian harta yang Kami rezeki kan kepadanya, baik dalam keadaan
sembunyi maupun terang-terangan, mereka mengharapkan perdagangan yang tidak
akan rugi.” (Surat Fathir: 29)
4. Al-Furqan
Artinya “yang membedakan”, karena dia membedakan yang benar dengan yang bathil,
membedakan petunjuk dan kesesatan, membedakan yang halal dan yang haram,
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ َ َ َ َ َ َ ُ ‫َﱠ‬ َ َ
‫ﺗ َ َﺎرك اﻟ ِﺬي ﻧﺰ َل اﻟﻔ ْﺮﻗﺎن ﻋﻠ ٰﻰ ﻋ ْ ِﺪ ِە ِﻟ َ ﻮن ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ ﻧ ِﺬﻳﺮا‬

132
“Sungguh berbarakah Zat yang telah menurunkan Al-Furqan (yaitu Al-Quran) kepada
hambaNya supaya memberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS Al-Furqan : 1)
5. Adz-Dzikru
Ada yang mengatakan artinya adalah peringatan, karena di dalamnya ada peringatan
dan nasehat, Dan ada yang mengatakan artinya adalah penyebutan, karena di dalam Al-
ُ َ َ
Quran disebutkan banyak permasalahan dan dalil-dalil yang jelas, Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ َ ُ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ َ ْ ُ َﱠ َ ﱢ‬
‫ِإﻧﺎ ﻧﺤﻦ ﻧﺰﻟﻨﺎ اﻟﺬﻛ َﺮ َو ِ ﻧﺎ ﻟﻪ ﻟﺤ ِﺎﻓﻈﻮن‬

“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikru (yaitu Al-Quran) dan


sesungguhnya Kamilah yang menjaganya.” (Surat Al-Hijr : 9)
Diantara nama-nama Al-Quran adalah,
6. Hablullah
Artinya “Tali Allah”, Dinamakan demikian karena dia menyampaikan kepada ridha
َ ُ َ َ
Allah, Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
ُ ََ َ َ َ َْ
ۚ ‫َواﻋﺘ ِﺼ ُﻤﻮا ِ ﺤ ْ ِﻞ اﻟﻠ ِﻪ ﺟ ِﻤ ﻌﺎ َو ﺗﻔ ﱠﺮﻗﻮا‬

“Dan hendaklah kalian semua berpegang teguh dengan hablullah (yaitu Al-Quran) dan
janganlah kalian saling berpecah belah.” (Surat Ali ‘Imran : 103)
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ ‫َ َ ﱠ‬ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ ُ ‫ُ َ َ ﱡ‬ ُ َ َ ُ ‫ﱠ‬ ْ ََ ْ ٌ َ َ َ
‫اﻟﻠﻪ‬
ِ ‫ﺎب‬ ِ ‫ واﺳﺘﻤ ِﺴ َﻜﻮا ِ ِﻪ ﻓﺤﺚ ﻋﻠ ْﻰ ِﻛﺘ‬،ْ ‫اﻟﻠﻪ‬ ِ ‫ﺎب‬ ِ ‫اﻟﻠﻪ ِﻓ ِﻪ اﻟﻬﺪى واﻟﻨﻮر ﻓﺨَﺬوا ِ ِﻜﺘ‬ ِ ‫ أوﻟﻬﻤﺎ ِﻛﺘﺎب‬:‫وأﻧﺎ ﺗﺎرك ِﻓ ُﻢ ﺛﻘﻠﻴﻦ‬
َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ :َ َ ‫ﱠ‬ َ ‫َو َر ﱠﻏ‬
‫ أذ ُﺮ ُﻢ اﻟﻠﻪ ِﻓﻲ أﻫ ِﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ‬،‫ أذ ُﺮ ُﻢ اﻟﻠﻪ ِﻓﻲ أﻫ ِﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ‬،‫)وأﻫ ُﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ أذ ُﺮ ُﻢ اﻟﻠﻪ ِﻓﻲ أﻫ ِﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ‬ ‫ ﺛﻢ ﻗﺎل‬،‫ﺐ ِﻓ ِﻪ‬

“Dan aku tinggalkan di antara kalian 2 perkara yang berat; yang pertama Kitābullah, di
dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Maka ambillah dengan kitabullah dan berpeganglah
dengannya. Maka beliaupun menganjurkan dan mendorong untuk berpegang teguh
dengan kitabullah. Kemudian Beliau berkata: ‘Dan keluargaku, aku ingatkan kalian
kepada Allah tentang keluargaku. Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang keluargaku.
Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang keluargaku’.” (HR Muslim)
Di dalam sebuah riwayat, Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan:

‫أﺣﺪﻫﻤﺎ ﻛﺘﺎب اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ ﻫﻮ ﺣ ﻞ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ اﺗ ﻌﻪ ﺎن ﻋﻠﻰ اﻟﻬﺪى وﻣﻦ ﺗﺮﻛﻪ ﺎن ﻋﻠﻰ ﺿﻼﻟﺔ‬

“Yang pertama di antara keduanya adalah Kitabullah, dia adalah hablullah. Barangsiapa
yang mengikutinya maka dia di atas petunjuk dan barangsiapa yang meninggalkannya
maka dia di atas kesesatan.”

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Keempat”

133
Allah ‘Azza wa Jall juga menyifati Al-Quran dengan beberapa sifat yang memiliki makna
yang agung yang juga menunjukkan keutamaannya.
Diantara sifat-sifat tersebut:
1. ‘Aziz
Artinya: yang mulia, dimuliakan oleh Allah dengan dijaga dari segala perubahan.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ٌ َ ٌ َ ُ ‫ﱠ‬ ُ َ ‫ﱢ‬ َ َ ‫ﱠ‬


‫ِإن اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮوا ِ ﺎﻟﺬﻛﺮ ﻟ ﱠﻤﺎ ﺟ َﺎءﻫ ْﻢ ۖ َو ِ ﻧﻪ ﻟ ِ ﺘﺎب ﻋ ﺰ‬

“Sesungguhnya orang-orang yang ingkar dengan adz-dzikru (Al-Quran) ketika datang


kepada mereka dan sesungguhnya dia adalah kitab yang mulia.” (Fushshilat : 41)
2. Majiid
Artinya agung lagi mulia, Maksudnya agung maknanya dan luas ilmunya,
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ٌ ٌ ُ ُ َ
‫ْﻞ ﻫ َﻮ ﻗ ْﺮآن َﻣ ِﺠ ﺪ‬

“Bahkan dia adalah Al-Quran yang agung.” (Al-Buruj : 21)


3. Kariimun
Artinya mulia lagi banyak manfaatnya, besar kebaikannya dan dalam ilmunya,
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ٌ ُ ُ ‫ﱠ‬
‫ِإﻧﻪ ﻟﻘ ْﺮآن ﻛ ٌﻢ‬

“Sesungguhnya dia adalah Al-Quran yang mulia.” (Al-Waqi’ah : 77)


4. Mubaarak
Artinya yang berbarakah (yang banyak manfaatnya dan banyak membawa kebaikan),
Kebaikan bagi yang membacanya, yang menghafalnya, yang mendengarnya, yang
َ ُ َ َ
mentadabburinya, maupun yang mengamalkannya. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ْ ََ َ َ ُ ‫ﱢ‬ ٌ ُ َ َ ٌ َ َ َ
‫َوﻫـﺬا ِﻛﺘﺎب أﻧﺰﻟﻨﺎە ُﻣ َ َﺎرك ﱡﻣ َﺼﺪق اﻟ ِﺬي ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ‬

“Dan ini adalah kitab yang Kami turunkan berbarakah membenarkan apa yang datang
sebelumnya.” (Al-An’am : 92)
Diantara sifat-sifat Al-Quran adalah,
5. Fashl
Artinya yang benar dan jelas, memisahkan antara yang haq dan yang bathil,
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
َ َ ُ ‫ﱠ‬
‫ِإﻧﻪ ﻟﻘ ْﻮ ٌل ﻓ ْﺼ ٌﻞ‬

134
“Sesungguhnya dia (Al-Quran) adalah ucapan yang memisahkan (antara yang haq dan
yang bathil).” (Ath-Thariq : 13)
Dan diantara sifat Al-Quran adalah,
6. Hakiim
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ْ ً ْ ً ُ َ َ ُ َ َ
٣) ‫( ﻫﺪى َو َرﺣ َﻤﺔ ﻟﻠ ُﻤﺤ ِﺴ ِﻨﻴﻦ‬٢) ‫ﺎب اﻟﺤ ِﻜ ِﻢ‬
ِ ‫( ِﺗﻠﻚ آ ﺎت اﻟ ِ ﺘ‬١) ‫اﻟﻢ‬

“Alif Lam Mim. Itu adalah ayat-ayat kitab yang hakīm, sebagai petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang berbuat baik.” (Luqman : 1-3)
Hakim artinya Memiliki hikmah dan kebijaksanaan yang mendalam, ayat-ayatnya
muhkam, yaitu kokoh.
- Dia kokoh karena datang dengan lafazh yang paling fasih dan jelas yang mengandung
makna yang dalam.
- Kokoh karena tidak mungkin dirubah.
- Kokoh karena kabar-kabar yang ada di dalamnya benar sesuai dengan kenyataan.
- Kokoh karena tidak memerintah kecuali dengan sesuatu yang merupakan kebaikan
bagi manusia dan tidaklah melarang kecuali dari sesuatu yang merupakan keburukan
bagi manusia, dan
- Dia kokoh karena tidak ada pertentangan di antara ayat-ayatnya.
Dan diantara sifat Al-Quran adalah
7. Berbahasa Arab yang jelas
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َْ ُ ‫ﱡ‬ َ ََ َ َ ‫َ ﱠ ُ َ ُ َ ﱢ‬
‫ﺎن ﻋ َﺮ ِﺑ ﱟﻲ‬
ٍ ‫( ِ ِﻠﺴ‬١٩٤) ‫ﻨﺬر ﻦ‬
ِ ‫( ﻋﻠﻰ ﻗﻠ ِ ﻚ ِﻟﺘ ﻮن ِﻣﻦ اﻟﻤ‬١٩٣) ‫( ﻧﺰل ِ ِﻪ اﻟﺮوح اﻷ ِﻣﻴﻦ‬١٩٢) ‫و ِ ﻧﻪ ﻟﺘﻨﺰ ﻞ رب اﻟﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ‬
١٩) ‫ﱡﻣ ِﺒﻴﻦ‬

“Dan sesungguhnya Al-Quran diturunkan dari Rabb semesta alam, turun dengannya Ar-
Ruhul Amin (Jibril) atas hatimu supaya engkau termasuk orang-orang yang
memberikan peringatan dengan bahasa Arab yang jelas.” (Asy-Syu'ara : 192-195)

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Kelima”

Sebagian nama-nama dan sifat-sifat Al-Quran yang telah berlalu menunjukkan tentang
kedudukan dan keutamaan Al-Quran, oleh karena itu hendaklah seorang Muslim
bersyukur kepada Allah yang telah menurunkan Al Quran kepada kita.
Dan diantara cara bersyukurnya adalah dengan menunaikan hak-hak Al-Quran, Dan
diantara hak-hak Al-Quran
1. Membacanya dengan Tartil
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

135
ً َْ َ ُْ ‫ﱢ‬
‫َو َرﺗ ِﻞ اﻟﻘﺮآن ﺗﺮِﺗ‬

“Dan hendaklah engkau mentartil Al-Quran dengan sebenar-benar tartil.” (Al-


Muzzammil : 4)
Mentartil artinya membaca dengan pelan, dengan membaca huruf-hurufnya dengan
baik dan dengan memperhatikan tempat-tempat wakaf/berhentinya, panjang
pendeknya. Sebagaimana dahulu Nabi ‫ ﷺ‬membacanya, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ ُ ‫َ ﱞ‬ َ ُ َ َََ َ ُ َْ َ ‫َ ُ ُْ َ َ ﱠ‬
‫ َواﻟ ِﺬي ﻘ َﺮأ اﻟﻘ ْﺮآن َو ﺘ ْﻌﺘ ُﻊ ِﻓ ِﻪ َوﻫ َﻮ ﻋﻠ ْ ِﻪ ﺷﺎق ﻟﻪ أﺟ َﺮ ِان‬،‫اﻟﺴﻔ َﺮ ِة اﻟ ِ َﺮ ِام اﻟ َﺒ َﺮ َر ِة‬ ‫آن ﻣﻊ‬
ِ ‫ﺎﻫﺮ ِ ﺎﻟﻘﺮ‬
ِ ‫اﻟﻤ‬

“Orang yang mahir membaca Al-Quran bersama malaikat-malaikat yang mulia lagi baik.
Dan orang yang membaca Al-Quran sedangkan dia masih terbata-bata ketika
membacanya dan susah baginya maka dia mendapatkan 2 pahala.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Dua pahala tersebut maksudnya adalah pahala membaca Al-Quran, dan pahala kesulitan
yang dia alami, Hendaknya seorang Muslim dan Muslimah, mempelajari ilmu tajwid dari
seorang guru yang mumpuni dengan niat supaya bisa membaca Al-Quran tersebut
sebagaimana dibaca oleh Rasulullah ‫ﷺ‬, dan mempraktekkannya dengan sering
membaca Al-Quran sehingga semakin mahir dia di dalam membaca Al-Quran.
Dan di dalam sebuah hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

ُ َ َ ُ َ ْ َ
‫ﺧ ْﻴ ُﺮ ْﻢ َﻣﻦ ﺗ َﻌﻠ َﻢ اﻟﻘ ْﺮآن َوﻋﻠ َﻤﻪ‬

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR


Bukhari)
Dan diantara hak Al-Quran adalah
2. Menghafalnya
Menghafal seluruh Al-Quran bukanlah sebuah fardhu ‘ain bagi seorang Muslim, yang
wajib adalah menghafal yang dengannya sah shalatnya. Namun tentunya sebuah
kemuliaan tersendiri bagi seorang Muslim dan Muslimah ketika Allah memilih qalbunya
dari sekian banyak qalbu untuk menghafal Al-Quran Kalamullah Rabbul ‘alamin,
membacanya kapan dia kehendaki. Dan semakin banyak dia menghafal tentunya
َ ُ َ َ
semakin utama. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ َ ُ َ ْ َ ُ َ ُ ٌ َ‫َ ُ َ ٌ َﱢ‬
‫ْﻞ ﻫ َﻮ آ ﺎت ﺑ ﻨﺎت ِﻓﻲ ُﺻﺪور اﻟ ِﺬﻳﻦ أوﺗﻮا اﻟ ِﻌﻠ َﻢ َو َﻣﺎ ﺠﺤﺪ ِ ِﺎﺗﻨﺎ ِإﻻ اﻟﻈ ِﺎﻟ ُﻤﻮن‬

“Bahkan dia adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang-orang yang diberi
ilmu dan tidak mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” (Al-
‘Ankabut : 49)

136
Dan hendaklah seorang yang menghafal Al-Quran memuraja’ah (mengulang-ulang
terus) apa yang sudah dia hafal, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

َ ُُ َ ََ ‫ُ َ ﱡ‬ َ ُ َْ َ َ ُ َ َ ُ َ َ
‫ﺲ ُﻣﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ِﺑ َ ِﺪ ِە ﻟﻬ َﻮ أﺷﺪ ﺗﻔﻠﺘﺎ ِﻣﻦ ا ِﻹ ِ ِﻞ ِﻓﻲ ﻋﻘ ِﻠﻬﺎ‬ ‫ﺗ َﻌﺎﻫﺪ ْوا ﻫﺬا اﻟﻘ ْﺮآن ﻓ َﻮاﻟ ِﺬي ﻧﻔ‬

“Hendaklah kalian mengulang-ulang Al-Quran, maka demi Dzat yang jiwa Muhammad
ada di tanganNya sungguh Al-Quran lebih mudah terlepas (yaitu dari qalbu seseorang)
daripada terlepasnya unta dari ikatannya.” (HR Muslim)
Selain itu, hendaknya orang yang menghafal Al-Quran memperdengarkannya di
hadapan Syaikh yang mumpuni dan meninggalkan kemaksiyatan karena kemaksiyatan
dengan berbagai bentuknya memperburuk dan mempersulit hafalan Al-Quran.

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Keenam”

Diantara Hak-hak Al-Quran :


3. Mentadabburi
Allah telah menurunkan Al-Quran untuk dimengerti maknanya dan di Tadabburi,
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :
َْ
َ ‫اﻷﻟ‬ َ ‫ﺎب أ ْﻧ َﺰﻟ َﻨ ُﺎە إﻟ ْ َﻚ ُﻣ َ َﺎر ٌك ﻟ َ ﱠﺪ ﱠﺑ ُﺮوا آ َ ﺎﺗﻪ َوﻟ َﻴ َﺘ َﺬﻛ‬
ٌ َ
‫ﺎب‬
ِ ‫ﻮ‬ ‫وﻟ‬‫أ‬ ‫ﺮ‬ ِ ِِ ِ ِ ‫ِﻛﺘ‬

“Kitab yang Kami turunkan kepadamu berbarakah supaya mereka Mentadaburi ayat-
ayat nya dan supaya orang-orang yang berakal mengingat” (Saad : 29)
Orang yang tidak Mentadaburi Al-Quran maka ini menunjukkan kesesatan hati
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

َ َْ ُ َ ْ َ ُْ َ ُ‫ََ َََ ﱠ‬
ٍ ‫أﻓ ﻳﺘﺪﺑﺮون اﻟﻘﺮآن أم ﻋﻠ ٰﻰ ﻗﻠ‬
‫ﻮب أﻗﻔﺎﻟﻬﺎ‬

“Apakah mereka tidak Mentadaburi Al-Quran, ataukah didalam hati-hati tersebut ada
kunci-kunci nya ” (Muhammad : 24)
Semakin seseorang banyak Mentadabburi Al-Quran dan memahami maknanya maka
akan semakin bertambah keimanannya, keyakinannya dan kedekatannya kepada Allah,
semakin yakin tentang kebenaran agama ini dan semakin yakin bahwa Al-Quran adalah
dari Allah Ta’ala.
Oleh karena itu seyogyanya seorang muslim dan Muslimah mempelajari bahasa Arab
yang dengannya dia bisa memahami Al-Quran dan meluangkan waktunya untuk
memikirkan dan Mentadabburi ayat-ayat Allah, membaca tafsir-tafsir Al-Quran yang
sesuai dengan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti
Tafsir Muyyasar, Yang diterbitkan Kompleks Percetakan Al-Quran Kerajaan Raja Fahd di
Madinah dan ini adalah Tafsir yang ringkas, dan

137
Tafsir Ibn Katsir, Untuk Tafsir yang agak luas
Dan mengikuti kajian-kajian yang membahas tentang Tafsir Al-Quran dengan
pemahaman yang benar, pemahaman para shahabat dan para salaf.
Dan Apabila seseorang ingin membaca terjemah Al-Quran didalam bahasa Indonesia
maka hendaklah ia berusaha untuk memilih terjemah yang paling bagus, yang sesuai
dengan pemahaman yang benar, seperti Terjemah Al-Quran dalam bahasa Indonesia
yang dicetak oleh Kompleks percetakan Al-Quran Kerajaan Raja Fahd di Madinah.
Dan perlu dia mengetahui bahwasanya tidak ada terjemah yang tidak memiliki
kekurangan karena terjemah adalah amalan manusia.
Diantara hak-hak Al-Quran adalah,
4. Mengamalkannya
Al-Quran tidaklah diturunkan hanya sekedar dibaca dengan tartil dan tajwid, dihafal
dan ditadabburi, akan tetapi juga diamalkan, dilaksanakan perintahnya, dijauhi
larangannya, dibenarkan kabar-kabarnya, baik dalam masalah ‘aqidah, ibadah, akhlaq,
mu’amalah dan lain-lain.
Dahulu, para shahabat radhiyallahu ‘anhum selain membaca Al-Quran dan mengilmui,
mereka juga mengamalkan, Berkata ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:

‫ﱠ‬ ‫ُ ﱠ‬ َ َ ‫ُ َ ْ ُ ﱠ َ ﱠ‬ َ َ ْ َ َ ََ َ ‫َ ﱠ ُ ُ ﱠ‬
‫ﺎت ﻟ ْﻢ ﺠﺎوزﻫﻦ ﺣﺘﻰ ْﻌﺮف َﻣ َﻌ ِﺎﻧ َﻴﻬﻦ َواﻟ َﻌ َﻤ َﻞ ِﺑ ِﻬﻦ‬
ٍ ‫ﺎن اﻟﺮﺟﻞ ِﻣﻨﺎ ِإذا ﺗﻌﻠﻢ ﻋﺸﺮ آ‬

“Dahulu seseorang dari kalangan kami (yaitu para shahabat) apabila mempelajari 10
ayat maka dia tidak meninggalkannya sehingga mempelajari maknanya dan beramal
dengannya"
Kalau kita tidak mengamalkan Al-Quran maka Al-Quran bisa menjadi hujjah atas kita.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ َ ٌ ‫ُ ُ ُ ﱠ‬
‫َواﻟﻘ ْﺮآن ﺣﺠﺔ ﻟﻚ أ ْو ﻋﻠ ْ ﻚ‬

“Dan Al-Qurān menjadi hujjah untukmu atau atasmu.” (HR Muslim)


Menjadi hujjah untukmu yaitu apabila kita amalkan maka bisa kita bermanfaat bagi kita
di hari kiamat.
Menjadi hujjah atasmu yaitu apabila tidak kita amalkan maka akan memudharati kita di
hari kiamat.
Kita memohon kepada Allāh ‘Azza wa Jalla semoga Allah menjadikan kita termasuk
orang-orang yang memiliki perhatian yang besar terhadap Al-Quran, baik embaca
dengan tartil, menghafal, memuraja’ah, mentadabburi maupun mengamalkannya.

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Membenarkan Kabar-kabar Yang Shahih Di Dalam Kitab-kitab Allah”.

138
yang ke 3 diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah, Membenarkan kabar-kabar
yang shahih di dalam kitab-kitab tersebut. Seperti kabar-kabar di dalam Al-Quran dan
kabar-kabar yang ada di dalam kitab sebelumnya yang belum diubah.
Maksudnya, wajib bagi orang yang beriman membenarkan:
1. Kabar-kabar yang ada di dalam Al-Quran seperti
- Kisah-kisah umat terdahulu.
- Kejadian-kejadian di hari kiamat.
- Sifat-sifat surga dan neraka.
- Dan lain-lain.
2. Kabar-kabar yang ada di dalam kitab kitab sebelumnya yang belum diubah.
Dan barangsiapa yang mengingkarinya atau meragukannya maka sungguh dia telah
kafir. Adapun kabar-kabar yang ada di dalam kitab Taurat dan Injil setelah terjadi
perubahan pada sebagian isinya maka kabar-kabar tersebut ada 3 macam;
1. Kabar yang datang pembenarannya di dalam agama Islam.
Maka wajib bagi kita beriman dan membenarkannya, seperti kabar bahwa Allah
menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari, maka ini ada di dalam Perjanjian Lama
Keluaran Pasal 31 Ayat 17.
َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬sebutkan di dalam Al-Quran di dalam firmanNya:

‫ﱠ ﱠ‬ َ َ
َ ‫اﻷ ْر‬ َ َ ‫َ َ ﱠ‬ ُ ُ ‫َﱠ‬
‫ض ِﻓﻲ ِﺳﺘ ِﺔ أ ٍﺎم‬ ِ ‫ر ﻢ اﻟﻠﻪ اﻟ ِﺬي ﺧﻠﻖ اﻟﺴﻤﺎو‬
‫ات و‬

“Sesungguhnya Rabb kalian Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari.” (Al-
A’rāf : 54)
2. Kabar yang datang pengingkarannya di dalam agama Islam.
Maka wajib bagi kita mendustakannya dan menolaknya, seperti kabar di dalam kitab
Taurat yang berisi sifat yang tidak layak bagi Allah dan sifat yang tidak layak bagi
sebagian Nabi, sebagaimana telah berlalu penjelasannya.
3. Kabar yang tidak ada pengingkaran maupun pembenarannya di dalam agama Islam.
Maka kita tidak membenarkan dan tidak mendustakan seperti sebagian perincian yang
ada di dalam Taurat yang sekarang terhadap kisah-kisah yang asalnya ada di dalam Al-
Quran, sebagaimana disebutkan di dalam Kejadian Pasal 7 ayat 7 bahwa banjir besar di
zaman Nabi Nuh ‘alayhissalam terjadi selama 40 hari.
Dan perincian ini tidak disebutkan di dalam agama kita. kita tidak membenarkan karena
mungkin itu termasuk yang ditambah dan diubah dan kita tidak mendustakan karena
mungkin itu termasuk wahyu.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ آﻣﻨﺎ ﺎﻟﻠﻪ وﻣﺎ أﻧﺰل إﻟﻴﻨﺎ‬: ‫ وﻗﻮﻟﻮا‬، ‫ﻻ ﺗﺼﺪﻗﻮا أﻫﻞ اﻟ ﺘﺎب وﻻ ﺗﻜﺬﺑﻮﻫﻢ‬

“Janganlah kalian membenarkan Ahlul Kitab dan janganlah kalian mendustakan mereka,
akan tetapi katakanlah ‘Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada
kami’.” (HR Bukhāri)

139
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum Yang Ada Di Dalam
Kitab-Kitab Allah”.
Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah;
4. Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum di dalam kitab-kitab
tersebut, baik yang kita ketahui hikmahnya atau tidak.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ْ ََ ُ َ َ ْ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َ
‫َو َﻣﺎ ﺎن ِﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻦ َو ُﻣﺆ ِﻣﻨ ٍﺔ ِإذا ﻗﻀﻰ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳﻮﻟﻪ أ ْﻣﺮا أن ﻮن ﻟﻬ ُﻢ اﻟ ِﺨ َﻴ َﺮة ِﻣﻦ أ ْﻣﺮ ِﻫ ْﻢ َو َﻣﻦ ْﻌﺺ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳﻮﻟﻪ ﻓﻘﺪ‬
ً َ َ ‫َ ﱠ‬
‫ُﻣ ِﺒ ﻨﺎ‬ ‫ﺿﻞ ﺿ‬

“Dan tidak pantas bagi seorang yang beriman laki-laki dan wanita, apabila Allah dan
RasulNya sudah menetapkan sebuah perkara, kemudian mereka memiliki pilihan yang
lain di dalam urusan mereka. Dan barangsiapa yang memaksiati Allah dan rasulNya,
maka sungguh telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Al-Ahzab : 36)
Dan Allah berfirman:
َ ُ َ ْ َ َ َ ُْ ُ َ َ ‫َ َ َ َ ََُْ ْ ُ ﱠ‬ َ َ ُ ‫ﱢ َ َ ُْ ُ َ َ ﱠ‬ ََ
‫ِﺠﺪوا ِﻓﻲ أﻧﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ ﺣ َﺮﺟﺎ ِﻣ ﱠﻤﺎ ﻗﻀ ﺖ َو َﺴﻠ ُﻤﻮا ْﺴ ِﻠ ﻤﺎ‬ ‫ﻓ َو َر ﻚ ﻳﺆ ِﻣﻨﻮن ﺣﺘﻰ ﺤ ُﻤﻮك ِﻓ ﻤﺎ ﺷﺠﺮ ﺑ ﻨﻬﻢ ﺛﻢ‬

“Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau wahai
Muhammad sebagai hakim di dalam perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian
mereka tidak menemukan rasa berat di dalam hati-hati mereka terhadap apa yang
engkau putuskan dan mereka menerima dengan sebenarnya.” (An Nisa : 65)
Adapun hukum yang sudah dihapus, maka tidak boleh diamalkan, seperti:
‘Iddah 1 tahun penuh bagi wanita yang ditinggal mati suaminya, Sebagaimana di dalam
surat Al-Baqarah ayat 240. Maka telah dihapus dengan ayat 234 dari Surat Al-Baqarah
yang isinya bahwa Masa ‘iddah wanita yang ditinggal mati suaminya adalah 4 bulan 10
hari.
Dan semua kitab yang terdahulu secara umum hukum-hukumnya telah dihapus dengan
Al-Quran.
Artinya, tidak boleh seorangpun baik jin maupun manusia mengamalkan hukum-hukum
yang ada di dalam kitab-kitab sebelumnya, setelah datangnya Al-Quran.
َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

‫ُ َ َﱠ‬ َْ ََُْ ْ َ َ َ َ َ ْ ََ َ َْ َ ‫َ ﱢ ُ َ ﱢ‬ َ َ َ ْ َ َْ َ
‫ﺎب َو ُﻣﻬ ْ ِﻤﻨﺎ ﻋﻠ ْ ِﻪ ﻓﺎﺣ ْﻢ ﺑ ﻨﻬ ْﻢ ِ َﻤﺎ أﻧﺰ َل اﻟﻠﻪ َو ﺗ ِﺒ ْﻊ‬
ِ ‫ﺘ‬ ِ ‫اﻟ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ِ ‫ﻪ‬
ِ ‫ﺪ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻴ‬‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬‫ﻤ‬ ‫ﻟ‬
ِ ‫ﺎ‬ ‫ﻗ‬‫ﺪ‬ ‫ﺼ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻖ‬ ‫ﺤ‬ ‫ﺎﻟ‬ ِ ‫ﺎب‬‫ﺘ‬ ِ ‫اﻟ‬ ‫ﻚ‬ ‫وأﻧﺰﻟﻨﺎ ِإﻟ‬
َْ َ ً َ ْ ْ ْ َ َ َ ‫ﱟ‬ ‫ْ َ َ ُ ْ َ ﱠ َ َ َ َ َ ﱢ‬
‫أﻫﻮاءﻫﻢ ﻋﻤﺎ ﺟﺎءك ِﻣﻦ اﻟﺤﻖ ِﻟ ﻞ ﺟﻌﻠﻨﺎ ِﻣﻨ ﻢ ِﺷﺮﻋﺔ و ِﻣﻨﻬﺎﺟﺎ‬

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (yaitu Al-Quran) dengan haq yang
membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya. Maka
hendaklah engkau menghukumi diantara mereka dengan apa yang Allah turunkan. Dan
janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang

140
datang kepadamu bagi masing-masing dari kalian telah kami jadikan syariat dan juga
jalan.” (Al-Maidah : 48)
Bahkan Nabi Musa sekalipun yang diturunkan kepadanya Taurat harus berhukum
dengan Al-Quran, seandainya beliau masih hidup ketika Al-Quran turun.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫ُ ﱠ ْ َﱠ‬ َ َ َ ‫َواﻟﺬي َﻧ ْﻔﺴﻲ ﺑ َ ﺪە ﻟ ْﻮ أ ﱠن ُﻣ‬


‫ﻮﺳﻰ ﺎن ﺣ ﺎ َﻣﺎ َو ِﺳ َﻌﻪ ِإ أن ﻳ ِ َﻌ ِﻨﻲ‬ ِ ِ ِ ِ ِ

“Demi Zat yang jiwaku ada di tangannya, seandainya Musa hidup, niscaya tidak ada
pilihan baginya kecuali mengikuti aku.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-
Albaniy rahimahullah)
Oleh karena itu Nabi ‘Isa ‘alayhissalam salam yang diturunkan kepadanya Injil di akhir
zaman, ketika beliau turun akan berhukum dengan hukum Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬.

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Hukum Membaca Kitab-kitab Sebelum Al-Quran (Seperti Taurat dan Injil) Yang
Telah Diubah”.

Para ulama menjelaskan bahwa hukum membacanya ada 2


1. HARAM
Apabila maksudnya adalah mencari petunjuk di dalam kitab-kitab tersebut seakan-akan
tidak mencukupkan dirinya dengan Al-Quran. Karena Allah telah mengabarkan bahwa
kitab-kitab tersebut sudah diubah, sudah tercampur antara yang haq dan yang bathil.
Yang bathil jelas kita tinggalkan, Adapun yang haq, yang selamat dan tidak diubah maka
Al-Quran yang dijaga oleh Allah dari perubahan telah mencukupi kita. Tidak ada
kebaikan yang kita butuhkan di dalam agama kita kecuali sudah diterangkan di dalam
َ ُ َ َ
Al-Quran. Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ ُ ُْ َ ً ْ َ َ ‫ﱠ‬ َ ُْ َ َ َ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ
‫أ َوﻟ ْﻢ ِﻔ ِﻬ ْﻢ أﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎ ﻋﻠ ْ ﻚ اﻟ ِ ﺘﺎب ﻳﺘﻠ ٰﻰ ﻋﻠ ْﻴ ِﻬ ْﻢ ۚ ِإن ِﻓﻲ ذ ٰ ِﻟﻚ ﻟ َﺮﺣ َﻤﺔ َو ِذﻛ َﺮ ٰى ِﻟﻘ ْﻮ ٍم ﻳﺆ ِﻣﻨﻮن‬

“Apakah tidak mencukupi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu sebuah
kitab yang dibacakan atas mereka? Sesungguhnya di dalamnya ada rahmat dan
peringatan bagi kaum yang beriman.” (Al-‘Ankabut : 51)
Dari Jabir Ibnu ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ‘Umar Ibnu Khaththab
radhiyallahu ‘anhu mendatangi Nabi ‫ﷺ‬dengan membawa sebuah kitab yang dia
dapatkan dari sebagian Ahli Kitab kemudian membacakannya kepada Nabi ‫ﷺ‬.
Maka Nabi ‫ ﷺ‬marah seraya berkata Apakah engkau bingung di dalam agamamu, wahai
putra Al-Khaththab? Dan demi Zat yang jiwaku berada ditanganNya, sungguh aku telah
mendatangi kalian dengan sesuatu yang putih bersih. Janganlah kalian bertanya kepada
mereka (ahlul kitab) tentang sesuatu karena mungkin mereka mengabarkan kepada
kalian dengan kebenaran kemudian kalian mendustakannya atau mereka mengabarkan

141
yang bathil kemudian kalian membenarkannya. Demi Zat yang jiwaku berada di
tanganNya, seandainya Musa masih hidup niscaya tidak ada pilihan baginya kecuali
mengikuti aku.” (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad)
Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah menyebutkan di dalam Shahih Bukhari, ucapan
‘Abdullah Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Beliau mengatakan
“Bagaimana kalian bertanya kepada Ahlul Kitab tentang sesuatu sedangkan kitab kalian
yang diturunkan kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬lebih baru? Kalian membacanya dalam keadaan
bersih tidak tercampuri dan Allah telah mengabarkan kepada kalian bahwa ahlul kitab
telah mengganti kitab Allah dan mengubahnya. Dan menulis kitab dengan tangan-
tangan mereka dan mereka berkata ‘Ini adalah dari sisi Allah dengan tujuan menjualnya
dengan harga yang sedikit. Bukankah ilmu yang datang kepada kalian telah melarang
kalian untuk bertanya kepada mereka? Tidak demi Allah, kami tidak melihat
seorangpun dari mereka yang bertanya kepada kalian tentang apa yang diturunkan
kepada kalian.”
Dikhawatirkan apabila seseorang membaca kitab-kitab tersebut akan membenarkan
yang bathil atau mendustakan yang benar atau menjadi tersesat dan terfitnah
agamanya.
2. BOLEH
Boleh hukumnya apabila dia termasuk penuntut ilmu atau orang yang berilmu dengan
Al-Quran dan Hadits kuat keimanannya dalam ilmu agamanya khususnya tentang
masalah ‘aqidah, tauhid dan lain-lain.
Dan tujuannya adalah ingin membantah ahlul kitab, menerangkan penyimpangannya,
menjelaskan pertentangan yang ada di dalam kitab tersebut, menunjukkan
keistimewaan Al-Quran, menyingkap syubhat mereka, dan juga menegakkan hujjah atas
mereka.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya orang-orang Yahudi datang
kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, kemudian mereka menyebutkan bahwa seorang laki-laki dan
wanita di antara mereka telah berzina. Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda "Apa yang kalian
temukan di dalam Taurat tentang masalah hukum rajam?" Mereka berkata: "Kami akan
membuka aib-aibnya dan mereka akan dicambuk". Maksudnya mereka mengingkari
adanya ayat tentang rajam di dalam Taurat. Kemudian ‘Abdullah Ibnu Salam
radhiyallahu ‘anhu berkata ‘Kalian telah berdusta, sesungguhnya di dalam Taurat ada
ayat rajam. Kemudian mereka mendatangkan Taurat dan membukanya. Salah seorang
diantara mereka meletakkan tangannya di atas ayat rajam. Maksudnya
menutupi. Kemudian membaca ayat sebelumnya dan setelahnya kemudian ‘Abdullah
Ibnu Salam berkata: "Angkatlah tanganmu!" Maka dia mengangkat tangannya, maka di
dalamnya ada ayat tentang rajam. Mereka berkata "Dia telah benar, wahai Muhammad,
di dalamnya ada ayat tentang rajam." Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬menyuruh untuk merajam
keduanya, kemudian keduanya dirajam. Berkata ‘Abdullah Ibnu Salam "Maka aku
melihat laki-laki tersebut memiringkan badannya ke arah wanita tersebut ingin
melindunginya dari batu. (HR Muslim)

142
Oleh karena itu para ulama menulis kitab-kitab yang membantah ahlul kitab, dan
membawakan di dalamnya beberapa nash dari kitab-kitab yang ada di tangan mereka
sendiri, seperti
Ibnu Hazm, di dalam kitabnya Al-Fashlu Fil Milali Wal Ahwai Wan Nihali

(‫)اﻟﻔﺼﻞ ﻓﻲ اﻟﻤﻠﻞ واﻷﻫﻮاء‬

Abu ‘Abdillah Al-Qurthubiy, di dalam kitabnya Al-‘I’lamu Bima Fi Dinin Nashara Minal
Fasadi Wal Awhami Wa Izh-haru Mahasinil Islami.

(‫)اﻹﻋﻼم ﻤﺎ ﻓﻲ دﻳﻦ اﻟﻨﺼﺎرى ﻣﻦ اﻟﻔﺴﺎد واﻷوﻫﺎم و ﻇﻬﺎر ﻣﺤﺎﺳﻦ اﻹﺳﻼم‬

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di dalam kitabnya Al-Jawabush Shahihu Liman Baddala
Dinal Masihi.

ّ
(‫)اﻟﺠﻮاب اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻟﻤﻦ ﺪل دﻳﻦ اﻟﻤﺴﻴﺢ‬

Ibnul Qayyim, di dalam Kitabnya Hidayatul Hayara Fi Ajwibatil Yahudi Wan Nashara

(‫)ﻫﺪا ﺔ اﻟﺤ ﺎرى ﻓﻲ أﺟ ﺔ اﻟﻴﻬﻮد واﻟﻨﺼﺎرى‬

Dan juga kitab-kitab yang lain.

Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Penyimpangan-penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-kitab Allah”.

Diantara penyimpangan-penyimpangan di dalam hal iman dengan kitab-kitab Allah


1. Mengingkari keseluruhan atau sebagian kitab-kitab Allah meskipun hanya 1 huruf.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ ً َ َ ‫ََ ْ َ ﱠ‬ ْ ُ َ ُ َ ْ
‫ِﻌ ﺪا‬ ‫َو َﻣﻦ ﻔ ْﺮ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ َو َﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َو ﺘ ِ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ َواﻟ َﻴ ْﻮ ِم اﻵ ِﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿﻞ ﺿ‬

“Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,


rasul-rasulNya dan hari akhir maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang
jauh.” (An-Nisa : 136)
Berkata ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu

َ ْ ََ ُ ْ َ ُْ َ ْ َ ََ ْ َ
‫آن أ ْو ِ ٍﺔ ِﻣﻨﻪ ﻓﻘﺪ ﻛﻔ َﺮ ِ ِﻪ ﻠ ِﻪ‬
ِ ‫ﻣﻦ ﻛﻔﺮ ِ ﺤﺮ ٍف ِﻣﻦ اﻟﻘﺮ‬

“Barangsiapa yang kufur atau mengingkari satu huruf dari Al-Quran atau 1 ayat darinya
maka sungguh dia telah kufur atau mengingkari keseluruhannya.” (Atsar ini
dikeluarkan oleh Ath-Thabariy di dalam tafsirnya)

143
2. Mendustakan kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab tersebut.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ ُ َ َ ُ ‫َ ُ ﱠ‬ َ ََْ َ ْ َ َ َ ُ ‫َ ﱠ‬
‫اﺳﺘ َﺒ ُﺮوا ﻋﻨﻬﺎ أ ْوﻟ ِﺌﻚ أ ْﺻﺤﺎب اﻟﻨﺎر ﻫ ْﻢ ِﻓﻴﻬﺎ ﺧ ِﺎﻟﺪون‬ ‫َواﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﺬﺑﻮا ِ ِﺎﺗﻨﺎ و‬

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka sombong merekalah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-A’raf : 36)
3. Melecehkan dan mengolok-olok.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ َ ُ َ َْ َ َ َ َ ُ َْ َ ُ ُ ََ َ َ ْ ُ
‫ﻮﻟ ِﻪ ﻛﻨﺘ ْﻢ ْﺴﺘﻬﺰﺋﻮن ﺗ ْﻌﺘ ِﺬ ُروا ﻗﺪ ﻛﻔ ْﺮﺗﻢ ْﻌﺪ ِإ َﻤ ِﺎﻧ ْﻢ‬
ِ ‫ﻗﻞ أ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ وآ ِﺎﺗ ِﻪ ورﺳ‬

“Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan rasulNya kalian mengolok-olok?


Janganlah kalian minta udzur, sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.” (At-
Taubah : 65-66)
ُ َ َ
4. Membenci apa yang ada di dalam kitab-kitab tersebut berupa petunjuk Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ُ ْ َ ْ َ ُ َ ُ ُ‫َ َ ﱠ‬
‫ذ ٰ ِﻟﻚ ِ ﺄﻧﻬ ْﻢ ﻛﺮﻫﻮا َﻣﺎ أﻧﺰ َل اﻟﻠﻪ ﻓﺄﺣ َ ﻂ أﻋ َﻤﺎﻟﻬ ْﻢ‬

“Yang demikian karena mereka membenci apa yang Allah turunkan maka Allah
membatalkan amalan-amalan mereka.” (Surat Muhammad : 9)
Apabila seseorang membenci Al-Quran yang di dalamnya ada petunjuk meskipun dia
mengamalkannya maka dia telah kufur.
5. Meninggalkan Al-Quran.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ُ ْ َ ُ َ َ ُ َ ‫ﱠ‬ َ ‫َ ﱢ ﱠ‬ َ ‫َو َﻗ‬


‫اﻟﺮ ُﺳﻮل ُ ﺎ َرب ِإن ﻗ ْﻮ ِﻣﻲ اﺗﺨﺬوا ﻫﺬا اﻟﻘ ْﺮآن َﻣﻬﺠﻮرا‬
‫ﺎل ﱠ‬

“Dan Rasul berkata: Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran
sesuatu yang ditinggalkan.” (Al-Furqan : 30)
Para ulama menjelaskan bahwa meninggalkan Al-Quran mencakup :
• Tidak mau mendengarkannya.
• Tidak beramal dengannya.
• Tidak berhukum dengannya.
• Tidak mentadabburinya.
• Dan juga tidak mau berobat dengan Al-Quran baik untuk penyakit hati maupun
penyakit badan.
Diantara penyimpangan-penyimpangan dalam hal iman dengan kitab-kitab Allah adalah
6. Ragu-ragu dengan kebenaran Al-Quran.
7. Berusaha untuk mengubah Al-Quran baik lafazh maupun maknanya.

144
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Buah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah”

Diantara buah beriman dengan kitab-kitab Allah yang bisa kita petik adalah
1. Mendapatkan keutamaan-keutamaan beriman
Diantaranya hidayah di dunia, keamanan di akhirat, masuk ke dalam surga dan lain-lain.
Karena beriman dengan kitab Allah adalah bagian dari mewujudkan keimanan.
2. Semakin mengetahui dan menyadari perhatian Allah dan kasih sayangNya kepada
makhluk
Semakin mencintaiNya karena menurunkan kepada kita kitab yang berisi petunjuk dan
cahaya supaya kita tenang di dunia dan bahagia di akhirat. Kita tidak dibiarkan tersesat
dan terombang-ambing dengan hawa nafsu dan syahwat.
Dan bagi yang ingin melihat kebesaran nikmat ini silakan dia melihat orang-orang yang
hidup tanpa berpegang dengan kitab Allah mereka dalam keadaan resah, bimbang,
bingung dan tidak tahu kemana arah hidupnya.
3. Mengetahui hikmah Allah dan kebijaksanaanNya
karena memberikan kepada setiap kaum syari’at yang sesuai dengan keadaan
mereka. Dan Al-Quran sebagai kitab terakhir sesuai untuk semua umat di setiap tempat
dan masa sampai hari kiamat.
4. Mengetahui bahwa petunjuk Allah kepada manusia tidak terputus sampai hari kiamat
5. Semakin mencintai dan menghormati Al-Quran
dengan memperhatikan adab-adab ketika membacanya. Demikian pula semakin
mencintai orang-orang yang mencintai Al-Quran.
6. Membenci amalan-amalan yang bertentangan dengan Al-Quran dan orang-orang yang
melakukannya
7. Membangkitkan semangat untuk bersungguh-sungguh mencari hidayah dari Al-Quran
dengan membaca, menghafal, mempelajari, mentadabburi, mengamalkan, berhukum
dengan Al-Quran dan kembali kepada Al-Quran ketika terjadi perselisihan.
8. Bersemangat untuk membela kitab Allah
dengan menyebarkan aqidah yang benar tentangnya dan membongkar tuduhan dan
keyakinan yang sesat yang ingin menurunkan kepercayaan terhadap Al-Quran dan
menjauhkan umat dari Al-Quran.
9. Bergembira dan bersyukur kepada Allah atas karuniaNya yang besar

ُ َ ‫ْ َ َ ﱡ ﱠ‬ ُ َ
‫اﻟﺼ ِﺎﻟﺤﺎت‬ ‫اﻟﺤ ْﻤﺪ ِﻟﻠﻪ ِاﻟ ِﺬي ِﺑ ِﻨﻌﻤ ِﺘ ِﻪ ﺗ ِﺘﻢ‬

Dengan demikian kita sudah menyelesaikan Silsilah ‘Ilmiyyah yang ke-7 tentang
Beriman Dengan Kitab-kitab Allah. Semoga apa yang kita sampaikan bermanfaat dan
bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

HSI 08 SILSILAH BERIMAN KEPADA RASUL

145
Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Rasul Allah
"Pengertian Rasulullah dan Dalil-Dalil atas Wajibnya Beriman Dengan Para Rasul"

Diantara pokok-pokok keimanan yang harus diimani oleh seorang hamba adalah
beriman kepada para Rasul Allah
Rasuulun adalah bentuk tunggal dari rusulun, rasuulun artinya utusan, rusulun artinya
utusan-utusan, Rasulullah artinya para utusan Allah. Mereka adalah manusia-manusia
yang Allah pilih menjadi utusanNya kepada manusia dengan membawa risalah dari
Allah untuk disampaikan kepada manusia. Allah berfirman :

َ‫َ ْ ْ َ َ ُ ُ َ َﱢ‬
...‫ﺎت‬
ِ ‫…ﻟﻘﺪ أرﺳﻠﻨﺎ رﺳﻠﻨﺎ ِ ﺎﻟﺒ ﻨ‬

“...Sunngguh Kami telah mengutus rasul rasul Kami dengan bukti bukti yang nyata...”
(Al-Hadid 25)
Al-Quran, Assunnah dan Ijma' kaum muslimin menunjukkan tentang wajibnya beriman
dengan kepada para Rasul Allah dan kekufuran kepada rasul-rasul Allah adalah
kekufuran kepada Allah.
Semakin seseorang mendalami tentang beriman kepada para Rasul secara terperinci
maka akan semakin bertambah keimanannya dan akan semakin banyak manfaatnya,
adapun dari Al-Quran maka Allah berfirman :

ُ َ ْ َ ْ َْ َ َ ُ َ َ َ ‫َﱠ‬ َ َ ُ َُ َ َ‫َ ﱡ‬
‫ﺎب اﻟ ِﺬي أﻧﺰ َل ِﻣﻦ ﻗ ْ ُﻞ ۚ َو َﻣﻦ ﻔ ْﺮ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ‬ ِ ‫ﺎب َاﻟ ِ َﺬ ًي ﻧﺰل ﻋﻠ ٰﻰ رﺳ‬
ِ ‫ﻮﻟ ِﻪ واﻟ ِ ﺘ‬ ِ ‫ﻮﻟ ِﻪ َ َو ْاﻟ ِ َﺘ‬
ُ ََ
ِ ‫ﺎ أ َﻳﻬﺎ اﻟ ِﺬﻳﻦ ُآﻣﻨﻮا ِآﻣﻨﻮا ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ و ْرﺳ‬
َ
‫ِﻌ ﺪا‬ ‫َو َﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َو ﺘ ِ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ َواﻟ َﻴ ْﻮ ِم اﻵ ِﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿ ﱠﻞ ﺿ‬

“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan RasulNya dan Kitab
yang telah diturunkan kepada RasulNya dan Kitab yang diturunkan sebelumnya dan
Barangsiapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya dan Rasul-
rasulNya dan hari Akhir maka sungguh dia telah sesat kesesatan yang jauh” (An-Nisa :
136)
Adapun dari Assunnah maka Nabi ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya Malaikat Jibril tentang
apa itu Iman?

َ َ َ َ َ ُْ ُ َُ ُ َ َ َ َ َ ُْ ْ
‫اﻵﺧﺮ َوﺗﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر ﺧ ْﻴﺮ ِە َوﺷ ﱢﺮ ِە‬ َْ َ
ِ ‫ﺎﻟﻠﻪ وﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ و ﺘ ِ ِﻪ ورﺳ ِﻠ ِﻪ واﻟﻴﻮ ِم‬
ِ ِ ‫اﻹ ﻤﺎن أن ﺗﺆ ِﻣﻦ‬

Beriman adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya,


Rasul RasulNya dan hari Akhir dan engkau beriman dengan Takdir yang baik maupun
yang buruk
َ ْ َ
Beliau (Malaikat Jibril) mengatakan ‫( َﺻﺪﻗﺖ‬engkau telah benar), hadits ini diriwayatkan
oleh Imam Muslim.
Dan para Ulama berijma' atas wajibnya beriman kepada rasul rasul Allah 'azza wajalla.
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Beriman Kepada Para Rasul, Perbedaan Antara Nabi Dan
Rasul
146
Dalil-dalil menunjukkan adanya perbedaan antara Nabi dan Rasul. Allah berfirman :
‫ﱠ‬ ُ َ ‫ﱠ‬ َ ‫ﱠ َ َ ﱠ‬ َ َ
‫ﻮل َو ﻧ ِﺒ ﱟﻲ ِإ ِإذا ﺗ َﻤﻨ ٰﻰ أﻟﻘﻰ اﻟﺸ ْ ﻄﺎن ِﻓﻲ أ ْﻣ ِﻨ ِﺘ ِﻪ‬ ُ َ ْ َ َْ ْ َ َ ْ َ َ
ٍ ‫وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِﻣﻦ رﺳ‬

“Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi sebelum
engkau (wahai Muhammad) melainkan apabila dia mempunyai suatu keinginan syaitan
pun memasukkan godaan-godaan kedalam keinginannya tersebut” (Al-Hajj : 52)
Ayat diatas menunjukkan bahwa Rasul berbeda dengan Nabi.
Ada ulama yang mengatakan bahwa Rasul diberi wahyu dan diperintahkan untuk
menyampaikan, sedangkan Nabi diberi wahyu tetapi tidak diperintahkan untuk
menyampaikan namun ini adalah pendapat yang lemah karena ternyata dalil
menunjukkan bahwa Nabi juga diutus dan diperintah menyampaikan wahyu
sebagaimana dalam Firman Allah

‫ﱠ‬ ُ َ ‫ﱠ‬ َ ‫ﱠ َ َ ﱠ‬ َ َ
‫ﻮل َو ﻧ ِﺒ ﱟﻲ ِإ ِإذا ﺗ َﻤﻨ ٰﻰ أﻟﻘﻰ اﻟﺸ ْ ﻄﺎن ِﻓﻲ أ ْﻣ ِﻨ ِﺘ ِﻪ‬ ُ َ ْ َ َْ ْ َ َ ْ َ َ
ٍ ‫وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِﻣﻦ رﺳ‬

“Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi
kecuali apabila dia berkeinginan maka syaitan memasukkan godaan-godaannya
kedalam keinginannya tersebut” (Al-Hajj : 52)
Allah Mengatakan "Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak
pula seorang Nabi" ini menunjukkan bahwa Nabi Juga diutus berarti dia diperintah
untuk menyampaikan. Demikian pula didalam hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ٌ َ ُ ‫ُ َ ْ َ ﱠ َُْ ُ ََ ْ ُ ﱠ ﱠ َ َ َ ُ ﱡ َْ ُ َ ﱠ ﱠ َ َ َ ُ ﱠ ُ ُ َ ﱠ ُ َ َ ﱠ‬
َ ْ ‫اﻟﻨﺒ ﱠﻲ ﻟ‬
‫ﺲ َﻣ َﻌﻪ أﺣﺪ‬ ِ ‫ﻋﺮﺿﺖ ﻋﻠﻲ اﻷﻣﻢ ﻓﺮأ ﺖ اﻟﻨ ِﺒﻲ وﻣﻌﻪ اﻟﺮﻫ ﻂ واﻟﻨ ِﺒﻲ وﻣﻌﻪ اﻟﺮﺟﻞ واﻟﺮﺟ ِن و‬

"Ditampakan kepadaku umat-umat, maka aku melihat seorang Nabi bersama beberapa
orang dan aku melihat seorang Nabi bersama satu dan dua orang dan seorang Nabi dan
tidak seorang pun yang bersama beliau" (HR Al Bukhâri dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi juga diperintahkan untuk berdakwah dan
menyampaikan risalah.
Dari sekian banyak pendapat tentang perbedaan antara Nabi dengan Rasul pendapat
yang lebih dekat insyaa Allah adalah pendapat yang mengatakan
Bahwa Nabi adalah Orang yang Allah berikan wahyu diperintahkan untuk menyampaikan
syariat sebelumnya dan diutus kepada kaum yang sudah mengetahui syariat tersebut
Dan inilah pendapat yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Syaikh
Muhammad Al Amin Al-Sinqity semoga Allah merahmati keduanya. Diantara dalilnya
adalah firman Allah
ُ َ َ َ َ ‫َ ﱠ‬ ْ َ ٌ َُ ً ُ َ َ َْ‫ﱠ َْ َ ﱠ‬
...‫ﻮر ۚ ﺤ ُﻢ ِﺑﻬﺎ اﻟﻨ ِ ﱡﻴﻮن اﻟ ِﺬﻳﻦ أ ْﺳﻠ ُﻤﻮا ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ ﻫﺎدوا‬‫… ِإﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎ اﻟﺘﻮراة ِﻓﻴﻬﺎ ﻫﺪى وﻧ‬

“...Sesungguhnya kami telah menurunkan Taurat didalamnya ada petunjuk dan cahaya
yang para Nabi yang menyerahkan diri menghukumi dengan Taurat tersebut bagi
orang-orang Yahudi..." (Al-Ma’idah : 44)

147
Di dalam ayat ini Nabi-nabi Bani Israel mereka menyampaikan syariat Nabi Musa yang
ada didalam Taurat, adapun
Pengertian Rasul secara syariat mereka adalah orang yang Allah beri Wahyu dan
diperintahkan untuk menyampaikan syariat yang baru dan diutus kepada kaum yang
menyelisihi perintah Allah

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allah "Cara Beriman
kepada Para Rasul Bagian yang Pertama"

Cara Beriman kepada para rasul Allah mengandung beberapa perkara


1. Keyakinan yang dalam bahwa kenabian dan kerasulan adalah pilihan dari Allah, Allah
memberikannya kepada siapa yang memang berhak dan yang paling afdhal dan
sempurna.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ُ َ ْ َ ُ َ ْ ُ
ۗ ‫اﻟﻠﻪ أﻋﻠ ُﻢ ﺣ ْ ﺚ ﺠ َﻌ ُﻞ ر َﺳﺎﻟﺘﻪ‬

“Allah lebih tau dimana Allah meletakkan risalahNya” (Al-An’am : 124)


َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ٌ ‫ﻴﻊ َ ﺼ‬ ‫ُ ُ ً َ َ ﱠ‬
ٌ ‫اﻟﻨﺎس ۚ إ ﱠن اﻟﻠ َﻪ َﺳﻤ‬ َ َ َ َ ُ
‫ﻴﺮ‬ ِ ِ ِ ‫اﻟﻠﻪ ْﺼﻄ ِﻔﻲ ِﻣﻦ اﻟ َﻤ ِﺋﻜ ِﺔ رﺳ و ِﻣﻦ‬

”Allah memilih Rasul-rasul dari kalangan malaikat dan dari kalangan manusia,
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat ” (Al-Hajj : 75)
2. Keyakinan yang dalam bahwa mereka (Para Rasul Allah) adalah makhluk Allah yang
paling sempurna baik ilmu, amalan, i'tiqad maupun penciptaan atau fisik mereka.
َ ُ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman menceritakan tentang Nabi Nuh ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬:

َ َ َ ُ ‫ﱠ‬
‫ِإﻧﻪ ﺎن ﻋ ْ ﺪا ﺷﻜﻮرا‬

”Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba yang banyak bersyukur” ( Al-Isra’ : 3)


َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ٌ ‫إ ﱠن إ ْﺑ َﺮاﻫ َﻢ ﻟ َﺤﻠ ٌﻢ أ ﱠو ٌاە ُﻣﻨ‬


‫ﺐ‬ ِ ِ ِ ِ ِ

”Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang penyantun lembut hati dan suka kembali
(kembali kepada Allah)" ( Hud : 75)
َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ ُ َ ‫َ َ َ ﱠ َُ ﱢ‬ َ
‫ﻗﺎﻟﻮا ﺗ ْﻮﺟ ْﻞ ِإﻧﺎ ﻧ ﺸ ُﺮك ِ ﻐ ٍم ﻋ ِﻠ ٍﻢ‬

148
“Mereka berkata “Janganlah engkau (wahai Ibrahim) takut sesungguhnya kami
memberikan kabar gembira kepada dirimu dengan seorang anak yang 'alim” (Al-Hijr :
53)
َ ‫ﱠ‬ َ ُ َ َ
Yang dimaksud dengan anak tersebut adalah Nabi Ishaq ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬dan Allah ‫ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ۡ َ َ ۬ َ َ ً۬ َ ‫ُ ﱠ‬ ً۬ َ َ ۬ ُ ُ ََۡ ۬ ُ َ َٰ ُ ۡ َ
‫( َو ﱠ ۢﺮا ِﺑ َﻮ ِٲﻟﺪ ِﻪ َوﻟ ۡﻢ ﻦ‬١٣) ‫( َوﺣﻨﺎﻧﺎ ﱢﻣﻦ ﻟﺪﻧﺎ َوز ٰﻮة َو ﺎن ﺗ ِﻘ ﺎ‬١٢) ‫ﺐ ِ ﻘ ﱠﻮ ٍة َو َءاﺗ ﻨ ٰ ﻪ ٱﻟﺤ َﻢ َﺻ ِ ﺎ‬ ‫ﻳ ٰ َ ﺤ َﻴ ٰﻰ ﺧ ِﺬ ٱﻟ ِ ﺘ‬
۬ َ َ
١٤) ‫ﺟ ﱠ ﺎرا ﻋ ِﺼ ﺎ‬

“Wahai Yahya ambillah kitab Taurat dengan sungguh-sungguh dan kami berikan
hikmah kepadanya selagi dia masih kayak kanak dan kami jadikan rasa kasih sayang
kepada sesama dari kami dan bersih dari dosa dan ia pun orang yang bertakwa dan
sangat berbakti kepada kedua orang tuanya dan dia bukan orang yang sombong dan
bukan pula orang yang durhaka” (Maryam : 12-14]
َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ُ َ ‫ﱠ‬
‫َو ِ ﻧﻚ ﻟ َﻌﻠ ٰﻰ ﺧﻠ ٍﻖ ﻋ ِﻈ ٍﻢ‬

”Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada diatas akhlak yang agung” (Al-
Qalam : 4)
Dan juga ayat-ayat yang lain yang menunjukkan tentang kesempurnaan para nabi dan
para rasul Allah di dalam ilmu, amalan i'tiqad dan juga fisik mereka,

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Rasul adalah tentang Cara
Beriman kepada Para Rasul Bagian yang Kedua"

Diantara cara beriman dengan para Rasul


3. Meyakini bahwa para rasul benar-benar terlepas dari sifat dusta, penyembunyian ilmu
dan pengkhianatan
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

َ َ َ ُ ْ ‫َ َْ َ َ ْ ََََ ْ ََْ َ ََٰ َ َ َ َ ﱠ‬ َ


‫اﻟﺮﺣ َﻤ ٰ ﻦ َو َﺻﺪق اﻟ ُﻤ ْﺮ َﺳﻠﻮن‬ ‫ﻗﺎﻟﻮا ﺎ و ﻠﻨﺎ ﻣﻦ ﻌﺜﻨﺎ ِﻣﻦ ﻣﺮﻗ ِﺪﻧﺎ ۜ ۗ ﻫ ﺬا ﻣﺎ وﻋﺪ‬

“Mereka berkata "celaka kita, siapakah yang telah membangkitkan kita dari tempat
istirahat kita, inilah yang dijanjikan oleh Ar-Rahman dan benarlah para Rasul” (Yasin :
52)
َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ُ َۡ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ َ َ ُ ُ ۡ َ ۡ َََ ََۡ َ ۡ َ َۡ َ َ ‫َ ۡ ََ ﱠ‬
‫( ﻓ َﻤﺎ ِﻣﻨ ﻢ ﱢﻣﻦ أﺣ ٍﺪ ﻋﻨﻪ‬٤٦) ‫( ﺛ ﱠﻢ ﻟﻘﻄ ۡﻌﻨﺎ ِﻣﻨﻪ ٱﻟ َﻮ ِﺗﻴﻦ‬٤٥) ‫(ﻷﺧﺬﻧﺎ ِﻣﻨﻪ ِ ﭑﻟ َ ِﻤﻴﻦ‬٤٤) ‫ﺾ ٱﻷﻗﺎو ِﻞ‬ ‫وﻟﻮ ﺗﻘﻮل ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻌ‬
َ َ
(٤٧) ‫ﺣ ٰ ِﺠ ﻦ‬

149
“Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas nama Kami,
pasti kami pegang dia pada tangan kanannya kemudian kami potong pembuluh
jantungnya maka tidak seorang pun dari kalian yang dapat menghalangi Kami untuk
menghukumnya” (Al-Haqqah : 44-47)
4. Keyakinan yang dalam bahwasanya mereka telah melaksanakan tugas mereka dengan
sempurna dan sebaik-baiknya dan Allah tidak mewafatkan mereka kecuali setelah
mereka menyampaikan secara sempurna risalah Allah kepada kaumnya
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ َ ُ َ ‫ﻮن ﻟ ﱠﻠﻨﺎس َﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ ُﺣ ﱠﺠ ٌﺔ َ ْﻌ َﺪ ﱡ‬


‫اﻟﺮ ُﺳ ِﻞ ۚ َو ﺎن اﻟﻠﻪ ﻋ ﺰا ﺣ ِﻜ ﻤﺎ‬
َ َ ‫َ َﱠ‬ ْ َ ‫ً َ ﱢ‬
‫ُر ُﺳ ُﻣ ﺸﺮ ﻦ َو ُﻣﻨ ِﺬر ﻦ ِﻟﺌ‬
ِ ِ

“Rasul-Rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar
tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah Rasul-Rasul itu diutus
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (An-Nisa : 165)
Dan Allah berfirman:

ُ َ َ ‫ﱠ‬ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ
‫ﺎن ﻗ ْﻮ ِﻣ ِﻪ ِﻟ ُﻴ َﺒ ﱢﻴﻦ ﻟﻬ ْﻢ‬ َ
ِ ‫ﻮل ِإ ِ ِﻠﺴ‬
ٍ ‫وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ رﺳ‬

“Dan tidaklah Kami utus seorang rasul kecuali dengan bahasa kaumnya supaya dia
menerangkan kepada mereka” (Ibrahim : 4)

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul-Rasul adalah tentang
Cara Beriman Dengan Para Rasul Bagian yang Ketiga"

Diantara cara beriman dengan para rasul+-rasul Allah


5. Meyakini dengan keyakinan yang dalam bahwa mereka (Para Rasul) adalah manusia.
Menimpa mereka apa yang menimpa manusia yang lain, mereka makan, minum,
mencari rezeki, menikah, memiliki keturunan, tertimpa sakit, terbunuh, meninggal dan
lain-lain
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ُ ْ َ َ َ ‫ُ ﱠ‬
‫…ﻗ ْﻞ ِإﻧ َﻤﺎ أﻧﺎ ﺸ ٌﺮ ِﻣﺜﻠ ْﻢ ﻳﻮﺣ ٰﻰ ِإﻟ ﱠﻲ‬

“Katakanlah sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian di wahyukan kepadaku”


َ ُ َ َ
(Al-Kahfi : 110)Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
ً َ َ ‫ْ ُ ﱠ‬ َ ‫َ َ ﱢ‬ ُ
… ‫ﻗ ْﻞ ُﺳ ْ ﺤﺎن َرﺑﻲ ﻫ ْﻞ ﻛﻨﺖ ِإ ﺸﺮا َر ُﺳﻮ‬

“Katakanlah Maha Suci Rabbku tidaklah aku kecuali seorang manusia yang diutus” (Al-
Isra : 93)
َ ُ َ َ
Mereka makan, minum dan mencari rezeki, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
َ ْ َْ َ ُ ْ ََ َ َ ‫َ ﱠ‬ َ ْ ُ‫َ َ ْ َ َ َْ َ َ ُْ َ َ ﱠ ﱠ‬
ِ ‫…وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ﻗ ﻠﻚ ِﻣﻦ اﻟﻤﺮﺳ ِﻠﻴﻦ ِإ ِإﻧﻬﻢ ﻟ ﺄ ﻠﻮن اﻟﻄﻌﺎم و ﻤﺸﻮن ِﻓﻲ اﻷﺳﻮ‬
ۗ ‫اق‬

150
“Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali mereka memakan
makanan dan pergi ke pasar” (Al-Furqan : 20)
َ ُ َ َ
Mereka menikah dan memiliki keturunan, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:
ً‫ُ ﱠ‬ ْ ُ َ َ َ َ ْ ً َ ْ َ َ
ۚ ‫…وﻟﻘﺪ أ ْر َﺳﻠﻨﺎ ُر ُﺳ ِﻣﻦ ﻗ ْ ِﻠﻚ َوﺟ َﻌﻠﻨﺎ ﻟﻬ ْﻢ أز َواﺟﺎ َوذ ﱢر ﺔ‬

“Dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu dan kami telah menjadikan
bagi mereka istri-istri dan keturunan” (Ar-Ra’d : 38)
َ ُ َ َ
Mereka ditimpa sakit, Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman tentang Nabi Ibrahim
ْ َ َُ ُ ْ َ
‫َو ِ ذا َﻣﺮﺿﺖ ﻓﻬ َﻮ ﺸ ِﻔﻴﻦ‬

“Dan apabila aku sakit, maka Allah Dialah yang menyembuhkan aku” (Ash-Shu’ara : 80)
َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman tentang Nabi Ayyub
َ ‫ﱡ ﱡ َ ْ َ ْ َ ُ ﱠ‬ ‫َ ﱡ َ ْ َ َ َﱠ ُ ﱢ َ ﱠ‬
ِ ‫وأﻳﻮب ِإذ ﻧﺎد ٰى ر ﻪ أﻧﻲ ﻣﺴ ِﻨ َﻲ اﻟﻀﺮ وأﻧﺖ أرﺣﻢ اﻟﺮ‬
‫اﺣ ِﻤﻴﻦ‬

“Dan ingatlah Ayyub ketika dia memanggil Rabbnya sesungguhnya aku telah ditimpa
sakit dan Engkau adalah Dzat Yang Maha Penyayang” (Al-Anbiya’ : 83)
Dari Abdullah Ibn Mas’ud radhiyallahu 'anhu beliau berkata aku memasuki Rasulullah
‫ ﷺ‬sedangkan beliau dalam keadaan demam, maka aku berkata “Wahai Rasulullah
sesungguhnya engkau demam dengan demam yang sangat” Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan “iya
sesungguhnya aku tertimpa demam sebagaimana dua orang diantara kalian tertimpa
demam (HR Al Bukhâri)
Mereka (para Rasulullah) meninggal dunia, sebagaimana firman Allah 'azza wajalla:
َ ُ ُ‫ٌ ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬
‫ِإﻧﻚ َﻣ ﱢ ﺖ َو ِ ﻧﻬ ْﻢ َﻣ ﱢﻴﺘﻮن‬

“Sesungguhnya engkau akan meninggal dan merekapun akan meninggal” (Az-Zumar :


30)
Dan Allah mengatakan:
َ ُ َ َُ ‫ْ َ َ ُ َ َ ْ ﱠ‬ َ َ َ َ
‫َو َﻣﺎ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻟ ﺸﺮ ِﻣﻦ ﻗ ْ ِﻠﻚ اﻟﺨﻠﺪ ۖ أﻓ ِﺈن ِﻣﺖ ﻓﻬ ُﻢ اﻟﺨ ِﺎﻟﺪون‬

“Dan tidaklah Kami bagi seorang manusia sebelummu kekekalan, apakah seandainya
engkau meninggal dunia maka mereka akan kekal" (Al-Anbiya : 34)
Dan ada diantara mereka yang mati terbunuh, Allah ‫ﻰ‬ ‫ﺎﻟ‬ ‫ﻌ‬َ ‫ ُﺳ ْ َﺤ َﺎﻧ ُﻪ َو َﺗ‬berfirman:
ُ ُ ُ ُ َ َ ۬‫َ َ ۡ ُ ُ ۡ َ ۢ َ َ َ ۡ َ ﱟ‬ َ ُ ‫ﻴﺮ َو َﻧ ۡﺤ ُﻦ أ ۡﻏﻨ َ ﺎ ُء َﺳ َﻨ ُﺘ‬ ٌ۬ َ َ ‫ﱠ‬ َ َ َ ُ ۡ َ
‫ﻮل ذوﻗﻮا‬ ‫ﺐ َﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮا وﻗﺘﻠﻬﻢ ٱﻷﻧ ِ ﺎء ِ ﻐﻴﺮ ﺣﻖ وﻧﻘ‬ ِ ‫ﻟﻘﺪ َﺳ ِﻤ َﻊ ٱﻟﻠﻪ ﻗ ۡﻮ َل ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻗﺎﻟ ٓﻮا ِإن ٱﻟﻠﻪ ﻓ ِﻘ‬
َ َ َ َ
‫(ﻋﺬاب ٱﻟﺤ ِﻖ‬١٨١

“Sungguh Allah telah mendengar ucapan orang-orang yang mengatakan _sesungguhnya


Allah faqir dan kami adalah orang-orang kaya, sungguh Kami akan menulis apa yang
mereka ucapkan dan pembunuhan mereka kepada para Nabi tanpa haq dan Kami akan
katakan rasakanlah Azab yang membakar ini” (Ali-'Imran : 181)

151
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Para Rasul adalah tentang Cara
Beriman kepada Para Rasul Bagian yang Ke Empat"

Diantara cara beriman kepada para rasul adalah meyakini bahwa mereka ma'sum yaitu
terjaga dari dosa besar seperti: zina, mencuri, menipu, sihir, membuat berhala, dan lain
lain. Ini adalah kesepakatan umat, adapun orang Yahudi dan Nashrani maka mereka
menganggap para Nabi dan Rasul melakukan Dosa besar, seperti keyakinan bahwa Nabi
Harun dialah yang membuat berhala dan keyakinan bahwa Nabi Ibrahim
mengorbankan Istrinya (Sarah) kepada Firaun dan seperti keyakinan bahwa Nabi Luth
َ ‫ﱠ‬ َ
‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬mabuk dan lain lain. Adapun dosa kecil maka menurut sebagian besar ulama
terkadang seorang nabi melakukan dosa kecil namun tidak sampai berhubungan
dengan wahyu dan dengan cepat sekali mereka bertaubat kepada Allah 'azza wa jalla.
Nabi Adam alaihi salam beliau dilarang untuk memakan buah tertentu didalam surga,
akan tetapi beliau melanggarnya kemudian beliau mengatakan

َ َ َ ‫َْ ُْ َ َ َ ْ ْ َْ ْ َ ََْ َ َْ َ َ ﱠ‬ َ‫َﱠ‬


‫ﺎﺳﺮ ﻦ‬
ِ ‫ر ﻨﺎ ﻇﻠﻤﻨﺎ أﻧﻔﺴﻨﺎ و ِ ن ﻟﻢ ﺗﻐ ِﻔﺮ ﻟﻨﺎ وﺗﺮﺣﻤﻨﺎ ﻟﻨ ﻮﻧﻦ ِﻣﻦ اﻟﺨ‬

“Wahai Rabb kami, kami telah mendholimi diri kami sendiri dan seandainya Engkau
tidak mengampuni dosa kami dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-
orang yang merugi” (Al-A’raf : 23)
َ ‫ﱠ‬ َ
Nabi Nuh ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬meminta kepada Allah supaya menyelamatkan anaknya yang kafir,
maka Allah ajja wajalla menegur beliau dan menasihati beliau kemudian beliau
langsung meminta kepada Allah seraya berkata

َ
‫ﺎﺳﺮ ﻦ‬
َ َ ْ ْ َ ََْ ْ َْ ‫ٌ َ ﱠ‬ َ ْ َ َ ْ ْ َ ُ ُ ‫َ َ َ ﱢ ﱢ‬
ِ ‫ﻗﺎل رب ِإﻧﻲ أﻋﻮذ ِ ﻚ أن أﺳﺄﻟﻚ ﻣﺎ ﻟ ﺲ ِﻟﻲ ِ ِﻪ ِﻋﻠﻢ ۖ و ِ ﺗﻐ ِﻔﺮ ِﻟﻲ وﺗﺮﺣﻤ ِﻨﻲ أ ﻦ ِﻣﻦ اﻟﺨ‬

“Beliau berkata wahai Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari meminta
kepadaMu sesuatu yang tidak aku memiliki ilmu tentangnya dan seandainya Engkau
tidak mengampuni aku dan menyayangi aku, niscaya aku termasuk orang-orang yang
merugi” ( Hud : 47)
َ ‫ﱠ‬ َ
Nabi Musa ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬pernah memukul orang kifti (orang Mesir) yang berakibat
َ
terbunuhnya orang tersebut ini adalah dosa kecil karena pukulan Nabi Musa ‫ﻋﻠ ِﻪ‬
َ ‫ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬ َ
‫اﻟﺴ ُم‬ sebenarnya tidak mematikan dan beliau ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬juga tidak bermaksud untuk
َ ‫ﱠ‬ َ
membunuh, Nabi Musa ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬mengiringi kesalahan ini dengan taubat kepada Allah.
Allah berfirman:

‫اﻟﺮ ِﺣ ُﻢ‬ ُ ‫ﺎﻏﻔ ْﺮ ﻟﻲ َﻓ َﻐ َﻔ َﺮ ﻟ ُﻪ ۚ إ ﱠﻧ ُﻪ ُﻫ َﻮ اﻟ َﻐ ُﻔ‬


‫ﻮر ﱠ‬ ْ َ َْ ُ ْ ‫َ َ َ ﱢ ﱢ‬
ِ ِ ِ ‫ﻗﺎل رب ِإﻧﻲ ﻇﻠﻤﺖ ﻧﻔ ِﺴﻲ ﻓ‬

“Beliau berkata _wahai Rabbku sesungguhnya aku mendzhalimi diriku sendiri maka
ampunilah aku_, maka Allah pun mengampuni beliau sesungguhnya Allāh adalah Dzat
Yang Maha Pemgampun lagi Maha Penyayang” (Al-Qashas : 16)

152
َ ‫ﱠ‬ َ
Nabi Yunus ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬pernah marah meninggalkan kaumnya karena mereka tidak
menerima dakwah beliau dan setelah ditelan ikan yang besar, Beliau pun segera
meminta ampun kepada Allah. Allah berfirman

َ ُ ْ ‫َ َ َ ﱢ‬ َ ْ ‫ْ َ َ َ ﱠ‬ َ ََ ْ َ َ َْ ْ ْ ‫َ ﱠ‬ َ ُ َ َ َ ْ ‫َ َ ﱡ‬
‫ﺎت أن ِإﻟ ٰ ﻪ ِإ أﻧﺖ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻚ ِإﻧﻲ ﻛﻨﺖ ِﻣﻦ‬ َ
ِ ‫ﺎﺿ ﺎ ﻓﻈﻦ أن ﻟﻦ ﻧﻘ ِﺪر ﻋﻠ ِﻪ ﻓﻨﺎد ٰى ِﻓﻲ اﻟﻈﻠﻤ‬
ِ ‫ﻮن ِإذ ذﻫﺐ ﻣﻐ‬
ِ ‫وذا اﻟﻨ‬
َ
‫اﻟﻈ ِﺎﻟ ِﻤﻴﻦ‬

“Dan ingatlah kisah dzunnun yaitu Yunus ketika dia pergi dalam keadaan marah lalu dia
menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya maka dia berdoa dalam keadaan
yang sangat gelap tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau Maha
Suci Engkau sungguh aku termasuk orang-orang yang dzhalim” (Al-Anbiya’ : 87)
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬ketika sedang mendakwahi pembesar Quraisy datang kepada
beliau Ibnu Ummi Maktum ingin bertanya tentang sesuatu, maka beliau bermuka
masam dan berpaling, Allah pun menurunkan firman-Nya:

ٓ ‫ََ َ ُ ﱢ‬ ‫َﱠ‬ ‫ُ َﱠ‬ َ ُۡ ۡ َۡ ُ َ َ َ ََ


‫(أ ۡو ﺬﻛ ُﺮ ﻓﺘﻨﻔ َﻌﻪ ٱﻟﺬﻛ َﺮ ٰى‬٣) ‫( َو َﻣﺎ ﺪر ﻚ ﻟ َﻌﻠﻪ ۥﻳﺰﻛ ٰٓﻰ‬٢) ‫( أن ﺟﺎ َءە ٱﻷﻋ َﻤ ٰﻰ‬١) ‫ﺲ َوﺗ َﻮﻟ ٰٓﻰ‬ ‫(ﻋ‬٤

“Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling karena seorang buta telah datang
kepadanya. dan tahukah engkau (wahai Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan
dirinya atau dia ingin mendapatkan pengajaran yang memberi manfaat kepadanya”
(‘Abasa : 1-4)
Setelah itu Rasulullah ‫ ﷺ‬pun memuliakannya sebagaimana yang dikabarkan oleh Annas
bin Malik radhiallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la didalam Musnadnya.

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan para Rasul adalah tentang "Cara
Beriman dengan Para Rasul Bagian yang Kelima".

Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah waspada dari ghuluw (berlebihan)
terhadap para Rasul alaihimussalam, seperti menganggap beliau mengetahui yang ghaib
atau mensifati beliau dengan sifat-sifat ketuhanan dan Allah 'azza wa jalla melarang
Ahlu kitab dari sikap ghuluw dengan firman-Nya

َ َ ُ ُ
‫ﻮل اﻟﻠ ِﻪ َو ِﻠ َﻤﺘﻪ أﻟﻘﺎﻫﺎ‬
ُ
ُ ‫ﻴﺢ ﻋ َﺴﻰ ا ْﺑ ُﻦ َﻣ ْ َ َﻢ َر ُﺳ‬ َ َ ‫ﱠ َ ﱠ ﱠ‬ َ َُ ََ ْ َْ َ َ ْ َ
‫ﺎ أﻫ َﻞ اﻟ ِ ﺘ‬
ِ ‫ﺎب ﺗﻐﻠ َﻮا ِﻓﻲ ِد ِﻳﻨ ﻢ و ﺗﻘﻮﻟﻮا ﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِ َﻪ ِإ َ اﻟﺤﻖ ۚ ِإﻧﻤﺎ اﻟﻤ ِﺴ‬ ِ
ٌ َ َُ َ ُ ُ ْ ٌ َ
‫ِإﻟ ٰﻰ َﻣ ْ َﻢ َو ُروح ِﻣﻨﻪ ۖ ﻓ ِﻣﻨﻮا ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ ۖ َو ﺗﻘﻮﻟﻮا ﺛ ﺛﺔ‬

“Wahai Ahlu kitab janganlah kalian berlebih-lebihan didalam agama kalian dan
janganlah kalian berkata atas nama Allah kecuali kebenaran, sesungguhnya Isa Ibn
Maryam adalah Rasulullah dan kalimatnya yang dia lemparkan kepada Maryam dan dia
adalah Ruh dariNya maka berimanlah kalian kepada Allah dan RasulNya dan janganlah
kalian katakan Tuhan itu tiga… ”(An-Nisa’ : 171)

153
Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬telah melarang kita untuk mengikuti langkah-langkah mereka, beliau
‫ ﷺ‬bersabda

ُ َُْ ْ ْ َُ ُ َُْ َ َ ‫ﱠ َ َ ْ َ َََْ َ ﱠ‬ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ


‫اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳ ْﻮﻟﻪ‬
ِ ‫ ﻓﻘﻮﻟﻮا ﻋ ﺪ‬،‫ ﻓ ِﺈﻧﻤﺎ أﻧﺎ ﻋ ﺪە‬،‫ﺗﻄﺮو ِﻧﻲ ﻤﺎ أﻃﺮ ِت اﻟﻨﺼﺎرى اﺑﻦ ﻣ ﻢ‬

Janganlah kalian memujiku dengan berlebihan, sebagaimana orang-orang Nashrani


berlebih-lebihan didalam memuji Ibn Maryam, sesungguhnya aku adalah hamba Allah
dan RasulNya (Hadits Shahih Riwayat Al-Imam Al-Bukhari)
Dan diantara bentuk ghuluw orang-orang Nashrani adalah mengatakan 'Isa anak Allah,
orang Yahudi mengatakan 'Uzair adalah anak Allah, Allah berfirman

ْ َ َ َ َ ُ َ ُ ْ
‫ﺎﻫﺌﻮن ﻗ ْﻮ َل اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮوا ِﻣﻦ‬ َ ْ ْ ُ ْ َ َ َٰ ُ ْ ُ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ َ ُ ْ ٌَُْ ُ َُ َ َ
ِ ‫اﻫ ِﻬﻢ ۖ ﻀ‬
ِ ‫ﺖ اﻟﻴﻬﻮد ﻋ ﺮ اﺑﻦ َاﻟﻠ ِﻪ وﻗﺎﻟ ِﺖ اﻟﻨﺼﺎرى اﻟﻤ ِﺴﻴﺢ اﺑﻦ اﻟﻠ ِﻪ ۖ ذ ِﻟﻚ ﻗﻮﻟﻬﻢ ِ ﺄﻓﻮ‬ َِ ‫َوﻗﺎﻟ‬
َ ُْ ‫ُ ﱠ‬ ُ َ
‫ﻗ ْ ُﻞ ۚ ﻗﺎﺗﻠﻬ ُﻢ اﻟﻠﻪ ۚ أﻧ ٰﻰ ﻳﺆﻓ ﻮن‬

“Telah berkat orang-orang Yahudi bahwa 'Uzair adalah anak Allah dan berkata orang-
orang Nashrani bahwa Al-Masih adalah anak Allah, demikianlah ucapan-ucapan mereka
dengan mulut-mulut mereka, mereka menyamai ucapan orang-orang yang kafir
sebelum mereka, Allah melaknat mereka, lalu bagaimana mereka berpaling” (At-
Tawbah : 30)
Padahal para Rasul alaihimussalam tidak memiliki sedikitpun sifat Rububiyah dan
Uluhiyah yaitu sifat-sifat ketuhanan mereka tidak mengetahui yang ghaib kecuali
setelah diberi tahu oleh Allah 'azza wa jalla. Allah berfirman
ً۬ َ ۡ ۡ ََ َ ۢ ُ َ ُ ‫ﱠ ُ ۬ َ ﱠ‬ َ َۡ َ ‫ﱠ‬ َ ۤ َۡ َ ُ ُ ََ ۡ َ ُ َٰ
‫ﻮل ﻓ ِﺈﻧﻪ ۥ ۡﺴﻠﻚ ِﻣﻦ ﺑ ۡﻴﻦ ﺪ ِﻪ َو ِﻣﻦ ﺧﻠ ِﻔ ِﻪۦ َر َﺻﺪا‬
ٍ ‫( ِإ ﻣﻦ ٱرﺗﻀ ٰﻰ ِﻣﻦ رﺳ‬٢٦) ‫ﻋ ِﻠﻢ ٱﻟﻐ ِﺐ ﻓ ﻈ ِﻬﺮ ﻋﻠ ٰﻰ ﻏﻴ ِ ِﻪۦ أﺣﺪا‬
٢٧)

“Dia lah Allah yang mengetahui perkara yang ghaib maka tidaklah Dia menampakkan
perkara yang ghaib kepada siapa pun, kecuali orang yang Allah ridhai dari kalangan
para Rasul” (Al-Jin : 26 - 27)
Dan mereka juga tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat kecuali dengan
kehendak Allah. Allah berfirman
َ ْ ُ ‫َْ ََ َ ﱠ َ َ َ ُ َ ْ ْ ُ ْ ُ َْ َ َ ْ َ َْ ُ َ َ ْ َ َ َ ﱠ َ ﱡ‬ َْ ُ َ ُ
‫ﻮء ۚ ِإن أﻧﺎ‬ ‫ﻗ ْﻞ أ ْﻣ ِﻠﻚ ِﻟﻨﻔ ِﺴﻲ ﻧﻔﻌﺎ و ﺿﺮا ِإ ﻣﺎ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ۚ وﻟﻮ ﻛﻨﺖ أﻋﻠﻢ اﻟﻐ ﺐ ﺳﺘ ﺜﺮت ِﻣﻦ اﻟﺨﻴﺮ وﻣﺎ ﻣﺴ ِﻨﻲ اﻟﺴ‬
َ ُ ُْ َ ٌ ََ ٌ َ ‫ﱠ‬
‫ﻴﺮ ِﻟﻘ ْﻮ ٍم ﻳﺆ ِﻣﻨﻮن‬‫ِإ ﻧ ِﺬﻳﺮ و ِﺸ‬

“Katakanlah aku tidak memiliki untuk diriku sendiri manfaat dan mudharat kecuali
apabila Allah menghendaki dan seandainya aku mengetahui perkara yang ghaib, niscaya
aku akan memperbanyak kebaikan dan tentunya aku tidak akan ditimpa kejelekan,
tidaklah aku kecuali sebagai pemberi peringatan dan pemberi kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman” (Al-A’raf : 188)

154
Halaqah yang Ke-8 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan para Rasul adalah tentang
"Cara Beriman dengan Para Rasul Bagian yang Ke Enam"

Diantara cara beriman dengan para Rasul 'alaihimussalam adalah keyakinan bahwa
Allah melebihkan sebagian Nabi dan Rasul diatas sebagian yang lain tanpa
merendahkan dan melecehkan harga diri dan kedudukan yang lain.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ َ ُ َ َ َ ‫َ ﱠ‬ ‫ﺗﻠ َﻚ ﱡ‬
ۘ ‫اﻟﺮ ُﺳ ُﻞ ﻓﻀﻠﻨﺎ ْﻌﻀﻬ ْﻢ ﻋﻠ ٰﻰ ْﻌﺾ‬ ِ

“Itu adalah para Rasul, Kami telah muliakan sebagian mereka diatas sebagian yang lain”
(Al-Baqarah : 253)
Dan Allah berfirman

َ َ َ ‫َ َ ْ َ ﱠ َ َْ َ ﱠ‬
ۖ ‫ﺾ اﻟﻨ ِ ﱢﻴﻴﻦ ﻋﻠ ٰﻰ ْﻌﺾ‬ ‫…وﻟﻘﺪ ﻓﻀﻠﻨﺎ ﻌ‬

“Dan sungguh Kami telah memuliakan sebagian Nabi diatas sebagian yang lain” (Al-Isra
: 55)
Adapun ayat yang berbunyi

ْ َ َ َ ُ َُ َ
… ۚ ‫… ﻧﻔ ﱢﺮق ﺑ ْﻴﻦ أﺣ ٍﺪ ِﻣﻦ ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ‬

“Kami tidak membedakan diantara seorang pun dari Rasul-RasulNya” (Al-Baqarah :


285)
Maka yang dimaksud dengan yang membeda-bedakan disini adalah beriman dengan
sebagian Rasul dan mengingkari sebagian yang lain, seperti orang yang beriman dengan
َ ‫ﱠ‬ َ
Nabi 'Isa ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬dan kufur dengan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Dan sebaik-baik Nabi adalah
Ulul 'Azmi (orang-orang yang memiliki kesabaran yang kuat)
َ َ َ ُ َ َ ْ ُ
Allah ‫ ﺳ ﺤﺎﻧﻪ و ﺗﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

‫ﺎﺻﺒ ْﺮ َﻤﺎ َﺻ َﺒ َﺮ أوﻟﻮ اﻟ َﻌ ْﺰم ﻣ َﻦ ﱡ‬ َ


ْ ‫…ﻓ‬
‫اﻟﺮ ُﺳ ِﻞ‬ ِ ِ ِ

“Maka bersabarlah engkau sebagaimana Ulul 'Azmi diantara para Rasul telah bersabar”
(Al-Ahqaf : 35)
Menurut sebagian ulama yang dimaksudkan dengan Ulul 'Azmi adalah 5 Orang, mereka
adalah:
① Nabi Nuh
② Nabi Ibrahim
③ Nabi Musa
④ Nabi Isa
⑤ Nabi Muhammad 'Alayhimussalam

155
Nama-nama mereka telah terkumpul didalam dua ayat dari surat Al-Ahzab dan surat
Asy-Syura.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ َ ُْ َ ْ َ َ ْ َ ‫ﻴﺜ َﺎﻗ ُﻬ ْﻢ َوﻣ ْﻨ َﻚ َوﻣ ْﻦ ُﻧ ح َو ْﺑ َﺮاﻫ َﻢ َو ُﻣ‬


‫ﻮﺳ ٰﻰ َو ِﻋ َﺴﻰ اﺑﻦ َﻣ ْ َﻢ ۖ َوأﺧﺬﻧﺎ ِﻣﻨﻬ ْﻢ ِﻣﻴﺜﺎﻗﺎ ﻏ ِﻠ ﻈﺎ‬
َ َ ‫َ ْ َ ْ َ َ ﱠ ﱢ‬
‫و ِ ذ أﺧﺬﻧﺎ ِﻣﻦ اﻟﻨ ِ ﻴﻴﻦ ِﻣ‬
ِ ِ ِ ِ

“Dan ketika Kami mengambil perjanjian dari para Nabi darimu, Nuh, Ibrahim, Musa dan
Isa Ibnu Maryam dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kuat” (Al-
Ahzab : 7)
Dan Allah mengatakan

َ ‫اﻟﺪﻳﻦ َﻣﺎ َو ﱠﺻ ٰﻰ ﻪ ُﻧﻮﺣﺎ َواﻟﺬي أ ْو َﺣ ْﻴ َﻨﺎ إﻟ ْ َﻚ َو َﻣﺎ َو ﱠﺻ ْ َﻨﺎ ﻪ إ ْﺑ َﺮاﻫ َﻢ َو ُﻣ‬


ۖ ‫ﻮﺳ ٰﻰ َو ِﻋ َﺴ ٰﻰ‬
‫َ َ َ ْ َ ﱢ‬
‫…ﺷﺮع ﻟ ﻢ ِﻣﻦ‬
ِ ِ ِِ ِ ِ ِِ

“Allah telah mensyariatkan bagi kalian dari agama apa yang Allah wasiatkan kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah apa yang Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan 'Isa ” (Asy-Syura : 13)
Ke-lima Nabi inilah dan juga Nabi Adam yang tersebut didalam hadits Tentang
Asyafa'atul 'Uzma yang kita sudah sebutkan didalam Silsilah Beriman dengan Hari
Akhir.
Dan sebaik-baik Ulul 'Azmi adalah dua orang Nabi, yang keduanya adalah khalilullah
َ ‫ﱠ‬ َ
(kekasih Allah) beliau berdua adalah Nabi Ibrahim ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬dan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
Dalilnya adalah firman Allah
ً َ َْ ُ َ َ ‫َ ﱠ‬
‫اﻫ َﻢ ﺧ ِﻠ‬
ِ ‫واﺗﺨﺬ اﻟﻠﻪ ِإﺑﺮ‬

“Dan Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasihNya” (An-Nisa’ : 125)


Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

ً َ َْ َ َ ‫َ ً َ ﱠ‬ َ َ ‫َْ ﱠ‬ ََ َ ‫َ ﱠ‬
‫اﻫ َﻢ ﺧ ِﻠ‬
ِ ‫ﻓ ِﺈن اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺪ اﺗﺨﺬ ِﻧﻲ ﺧ ِﻠ ﻤﺎ اﺗﺨﺬ ِإﺑﺮ‬

Maka sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai kekasih sebagaimana Allah
telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih (HR Muslim)
Dan sebaik-baik kekasih Allah adalah Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫أﻧﺎ ﺳ ﺪ وﻟﺪ آدم ﻳﻮم اﻟﻘ ﺎﻣﺔ‬

aku adalah pemuka anak-anak Adam pada hari Kiamat (HR Muslim)

Halaqah yang Ke-9 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan para Rasul adalah tentang
"Cara Beriman dengan Para Rasul Bagian yang Ketujuh"

156
Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa seluruh
Nabi dan Rasul alaihimussalam telah bersepakat dalam berdakwah kepada Tauhid dan
mengingatkan umat mereka dari kesyirikan.
َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ ُ ‫ﱠ‬ َ ْ َ ُ ْ ً َْ َ ْ َ
ۖ ‫… َوﻟﻘﺪ َﻌﺜﻨﺎ ِﻓﻲ ﱢﻞ أ ﱠﻣ ٍﺔ َر ُﺳﻮ أ ِن اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َواﺟﺘ ِ ُﺒﻮا اﻟﻄﺎﻏﻮت‬

“Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul supaya kalian
hanya menyembah kepada Allah dan jauhilah Thagut” (An-Nahl : 36)
yang dimaksud dengan Thagut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah,
didalam ayat yang lain Allah mengatakan

ُ ُ ْ َ َ ‫ْ ﱠ ُ َ َٰ َ ﱠ‬ ُ ‫ﱠ‬ ُ َ ْ َ َْ ْ َ َ ْ َ َ
‫ون‬
ِ ‫ﻮﺣﻲ ِإﻟ ِﻪ أﻧﻪ ِإﻟ ﻪ ِإ أﻧﺎ ﻓﺎﻋ ﺪ‬
ِ ‫ﻮل ِإ ﻧ‬
ٍ ‫وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِﻣﻦ رﺳ‬

“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku maka
hendaklah kalian menyembah hanya kepadaKu” (Al-Anbiya : 25)
َ َُ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬mengatakan

َ ‫ﱠ َ ُ ﱠ‬ َ ْ ْ ََ َ ْ ُ‫ﱡ‬ َ َْ َ َْْ ُ َ َْ ََْ ْ َ َ ْ ْ َ


‫ﺎف َوﻗﺪ ﺧﻠ ِﺖ اﻟﻨﺬ ُر ِﻣﻦ ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ َو ِﻣﻦ ﺧﻠ ِﻔ ِﻪ أ ﺗ ْﻌ ُ ﺪوا ِإ اﻟﻠﻪ‬
ِ ‫…واذ ﺮ أﺧﺎ ﻋ ٍﺎد ِإذ أﻧﺬر ﻗﻮﻣﻪ ِ ﺎﻷﺣﻘ‬

“Dan ingatlah saudara kaum ‘Ad ketika dia memberikan peringatan kepada kaumnya
yang tinggal di bukit-bukit pasir dan telah berlalu para Rasul yang memberikan
peringatan sebelum dia dan setelah dia supaya kalian tidak menyembah kecuali hanya
kepada Allah” (Al-Ahqaf : 21)
Tiga ayat diatas menunjukkan bahwasanya setiap Rasul dan setiap Nabi inti dakwah
mereka satu yaitu "Tauhid"
َ َُ
Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬telah menceritakan didalam Al-Quran beberapa kisah Nabi
َ ُ َ
alaihimussalam dan dakwah mereka diantara kaumnya. Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menceritakan
َ ‫ﱠ‬ َ
tentang Nabi Nuh ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ﻋﻠ ِﻪ‬

ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ ََ َ ُ َ ْ َ
‫ﺎل ﺎ ﻗ ْﻮ ِم اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ِﻣﻦ ِإﻟ ٰ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُﺮە‬‫…ﻟﻘﺪ أ ْر َﺳﻠﻨﺎ ﻧﻮﺣﺎ ِإﻟ ٰﻰ ﻗ ْﻮ ِﻣ ِﻪ ﻓﻘ‬

“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya maka dia berkata wahai kaumku
hendaklah kalian menyembah kepada Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang
berhak disembah kecuali Dia” (Al-A’raf : 59)
َ ‫ﱠ‬ َ
Dan Allah menceritakan tentang Nabi Hud ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬Allah mengatakan

َ ُ‫ْ َ َ ُ ََ َﱠ‬ َ ُ ْ َ َ َ َ ُ ُ َ َ
‫ﺎل ﺎ ﻗ ْﻮ ِم اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ِﻣﻦ ِإﻟ ٰ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُﺮە ۚ أﻓ ﺗﺘﻘﻮن‬‫َو ِ ﻟ ٰﻰ ﻋ ٍﺎد أﺧﺎﻫ ْﻢ ﻫﻮدا ۗ ﻗ‬

‫ َﻋﻠ ﻪ ﱠ‬, dia berkata َ


”Dan kami telah mengutus kepada kaum ‘Ad saudara mereka Hud ‫اﻟﺴ ُم‬ ِ
wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah tidak ada sesembahan yang

157
berhak disembah oleh kalian kecuali Dia, mengapa kalian tidak bertakwa” (Al-A’raf :
65)
Dan Allah mengatakan

ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ
ۖ ‫ﺎل ﺎ ﻗ ْﻮ ِم اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ِﻣﻦ ِإﻟ ٰ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُﺮە‬‫… َو ِ ﻟ ٰﻰ ﺛ ُﻤﻮد أﺧﺎﻫ ْﻢ َﺻ ِﺎﻟﺤﺎ ۗ ﻗ‬

“Dan Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh dia berkata
_wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah kalian tidak memiliki
sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia” (Al-A’raf : 73)
َ َُ َ ‫ﱠ‬ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman tentang Nabi Syu’aib ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ﻋﻠ ِﻪ‬

ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َ َْ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ
ۖ ‫ﺎل ﺎ ﻗ ْﻮ ِم اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ِﻣﻦ ِإﻟ ٰ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُﺮە‬‫…و ِ ﻟ ٰﻰ ﻣﺪﻳﻦ أﺧﺎﻫﻢ ﺷﻌﻴ ﺎ ۗ ﻗ‬

“Dan Kami telah mengutus kepada Madyan saudara mereka Syu’aib, dia berkata wahai
kaumku sembahlah Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah
kecuali Dia… ” (Al-A’raf 85)
Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwasanya masing-masing dari para Nabi dan Rasul
berdakwah kepada Tauhid, dia merupakan inti dari ajaran mereka.
Adapun hukum hukum seperti tata cara ibadah atau halal dan haram maka kadang-
kadang terjadi perbedaan. Allah berfirman

َْ ً َ ْ َ َ
…ۚ ‫… ِﻟ ﱟﻞ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻣﻨ ْﻢ ِﺷ ْﺮﻋﺔ َو ِﻣﻨﻬﺎﺟﺎ‬

“Masing-masing Kami telah jadikan syariat dan juga cara” (Al-Ma’idah : 48)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ٌ َ ْ ُُ َ ‫َ ﱠَ ُُ ْ َ ﱠ‬ ‫َ ْ َْ َ ُ ْ َ ٌ ْ َ ﱠ‬
‫اﺣﺪ َو‬
ِ ‫واﻷﻧ ِ ﺎء ِإﺧﻮة ِﻣﻦ ﻋ ٍت وأﻣﻬﺎﺗﻬﻢ ﺷﺘﻰ و ِدﻳﻨﻬﻢ و‬

Para Nabi adalah saudara sebapak ibu-ibu mereka berbeda tetapi Agama mereka satu
(HR Al-Bukhari dan Muslim)
Di dalam hadits ini para Nabi diumpamakan seperti saudara saudara dari satu bapak
berlainan ibu maksudnya sama-sama berdakwah kepada Tauhid meskipun dengan cara
ibadah yang berbeda.
Berkata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah

‫ﻓﺎﻟﻤﺮاد ﻪ أﺻﻞ اﻟﺘﻮﺣ ﺪ و أﺻﻞ اﻟﻄﺎﻋﺔ ﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ و إن اﺧﺘﻠﻔﺖ ﺻﻔﺎﺗﻬﺎ‬

maka yang dimaksud dengannya adalah pokok pokok dari Tauhid dan pokok ketaatan
َ
kepada Allah ‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬meskipun berbeda caranya

Halaqah yang Ke-10 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul adalah tentang
"Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian yang Ke Delapan"

158
Diantara cara beriman kepada para adalah keyakinan yang mendalam bahwasanya
Allah telah memberikan beberapa keistimewaan bagi para Nabi dan Rasul.
Di antaranya
① Wahyu
Allah berfirman:

َ ْ َ ‫ﱠ‬ ُ َ َ َ َ َ ‫ﱠ‬
ۚ ‫…إﻧﺎ أ ْوﺣ ْﻴﻨﺎ ِإﻟ ْ ﻚ َﻤﺎ أ ْوﺣ ْﻴﻨﺎ ِإﻟ ٰﻰ ﻧ ح َواﻟﻨ ِ ﱢﻴﻴﻦ ِﻣﻦ ْﻌ ِﺪ ِە‬
ِ

“Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepada mu sebagaimana telah Kami wahyukan


kepada Nuh dan nabi-nabi setelah dia” (An-Nisa’ : 163)
Dan diantara keistimewaan para Nabi apabila meninggal dunia tidak diwarisi dan
keluarganya tidak berhak untuk mewarisi hartanya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ٌَ َ َ َ ُ َ ُ َ
‫ﻮرث َﻣﺎ ﺗ َﺮ ﻨﺎ َﺻﺪﻗﺔ‬ ‫ﻧ‬

kami tidak diwarisi apa yang kami tinggal adalah shadaqah (HR Al Bukhori dan
Muslim)
Yang dimaksud dengan kami disini adalah seluruh para Nabi. Oleh karena itu ketika
Rasulullah ‫ ﷺ‬meninggal dan datang kepada Abu Bakar As Siddiq untuk mengambil
warisannya maka Abu Bakar mengatakan kepada Fatimah dengan hadits ini.
Di antara kelebihan dan keistimewaan para Nabi, bahwa Nabi dikubur di tempat dia
meninggal dunia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ ﻣﺎ ﻗ ﺾ اﻟﻠﻪ ﻧ ﺎ إﻻ ﻓﻲ اﻟﻤﻮﺿﻊ اﻟﺬي ﺤﺐ أن ﺪﻓﻦ ﻓ ﻪ‬:(١٠١٨) ‫ﺳﻨﻦ اﻟﺘﺮﻣﺬي‬

Tidaklah Allah mencabut nyawa seorang Nabi kecuali di tempat yang dia senang untuk
dikuburkan di tempat tersebut. (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan Ibn Majjah dan
dishahihkan oleh Syaikh Al Bani rahimahullah)
Di antara keistimewaan para Nabi bahwa tanah tidak akan memakan jasad para Nabi.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫إن اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ ﺣﺮم ﻋﻠﻰ اﻷرض أن ﺗﺄ ﻞ أﺟﺴﺎد اﻷﻧ ﺎء‬

Sesungguhnya Allah ajja wajalla mengharamkan atas bumi supaya dia tidak memakan
jasad-jasad para Nabi (HR. Abu Dawud, An-Nasaii dan Ibn Majjah dan dishahihkan oleh
Syaikh Al Bani rahimahullah)
Di antara keistimewaan mereka bahwa mereka terjaga dari dosa besar atau ma'sum dan
telah berlalu pembahasan tentang hal ini pada Halaqah yang keenam.
Dan diantara keistimewaan para Nabi bahwa para Nabi tidur matanya tetapi tidak tidur
hatinya.

159
Annas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata

‫واﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ ﻧﺎﺋﻤﺔ ﻋﻴﻨﺎە وﻻﻳﻨﺎم ﻗﻠ ﻪ وﻛﺬﻟﻚ اﻷﻧ ﺎء ﺗﻨﺎم أﻋﻴﻨﻬﻢ وﻻﺗﻨﺎم ﻗﻠ ــﻬﻢ‬

Dan Nabi ‫ ﷺ‬tidur kedua matanya dan tidak tidur hatinya dan demikianlah para Nabi
tidur mata mata mereka dan hati-hati mereka tidak tidur (HR. Al-Bukhari)
Dan diantara keutamaan para Nabi bahwa para Nabi hidup didalam kuburan mereka
dalam keadaan shalat. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫اﻻﻧ ﺎء اﺣ ﺎء ﻓﻰ ﻗﺒﻮرﻫﻢ ﺼﻠﻮن‬

Para Nabi mereka dalam keadaan hidup didalam kuburan-kuburan mereka dalam
keadaan mereka melakukan shalat

Halaqah yang kesebelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul adalah
tentangCara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Kesembilan.

Diantara cara beriman kepada para Rasul 'alayhimussalam adalah wajib beriman
kepada para Rasul secara terperinci maupun secara global.
Iman yang terperinci maksudnya adalah beriman dengan nama-nama, kabar-kabar,
kisah-kisah para Nabi yang datang didalam Al-Quran dan Sunnah yang shahihah.
Adapun iman secara global maka yang dimaksud adalah beriman bahwa Allah memiliki
Nabi-nabi dan Rasul-rasul selain yang disebut namanya didalam Al-Quran dan Al-
Hadits.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman
َ َ ْ ُ َْ ْ ْ َ ْ ُْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُْ َ َْ ْ ً ُ ُ َ َ ْ ْ َ َ
ۗ ‫ﺺ ﻋﻠ ْ ﻚ‬ ‫وﻟﻘﺪ أرﺳﻠﻨﺎ رﺳ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻗﺼﺼﻨﺎ ﻋﻠ ﻚ و ِﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻧﻘﺼ‬

“Dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu diantara mereka ada yang
Kami kisahkan kepadamu dan diantara mereka ada yang tidak Kami kisahkan
kepadamu” (Ghafir : 78]
Barangsiapa yang mendustakan dan mengingkari kenabian salah seorang dari para Nabi
yang telah disepakati kenabiannya maka pada hakikatnya dia telah mengingkari seluruh
Nabi yang demikian karena inti ajaran para Nabi 'alayhimussalam adalah sama dan
mendustakan sebagian mereka sama dengan mendustakan yang lain. Oleh karena itu
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

َ ُ َ ْ َ ‫ﱠ‬
‫ﻛﺬ ﺖ ﻗ ْﻮ ُم ﻧ ح اﻟ ُﻤ ْﺮ َﺳ ِﻠﻴﻦ‬

“Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul” (Ash-Shu’ara : 105)

160
Mereka dianggap mendustakan para Rasul padahal tidak diutus kepada mereka kecuali
Nabi Nuh, yang demikian karena mendustakan seorang Nabi sama dengan mendustakan
semuanya.
Dan Allah berfirman
َ ٌ َ ْ َ ‫ﱠ‬
‫ﻛﺬ ﺖ ﻋﺎد اﻟ ُﻤ ْﺮ َﺳ ِﻠﻴﻦ‬

“Kaum ‘Ad mendustakan para Rasul” (Ash-Shu’ara : 123)


Dan Allah berfirman
َ ُ َ ْ َ ‫ﱠ‬
‫ﻛﺬ ﺖ ﺛ ُﻤﻮد اﻟ ُﻤ ْﺮ َﺳ ِﻠﻴﻦ‬

“Kaum Tsamud mendustakan para Rasul” (Ash-Shu’ara : 141)


Dan Allah berfirman
َ ُ َْ ْ َ ‫ﱠ‬
‫ﻮط اﻟ ُﻤ ْﺮ َﺳ ِﻠﻴﻦ‬
ٍ ‫ﻛﺬ ﺖ ﻗﻮم ﻟ‬

“Kaum Luth telah mendustakan para Rasul” (Ash-Shu’ara : 160)


Dan tidak datang kepada kaum Nabi Nuh (‘Ad Tsamud) dan kaum Nabi Luth kecuali
seorang Rasul saja namun ketika mereka kafir terhadap Rasul tersebut maka pada
hakikatnya mereka telah kafir kepada semua Rasul.
َ ‫ﱠ‬ َ
Orang yahudi yang mengaku beriman kepada Nabi Musa ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬dan orang-orang
َ ‫ﱠ‬ َ
Nashrani yang mengaku beriman dengan Nabi Isa ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬kalau mereka kafir terhadap
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, telah mengetahui kedatangan beliau mereka akan masuk kedalam
Neraka.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
ُ ْ ُْ ُ َ ُ َ َ َُ ‫ُﱠ‬ َ ْ ٌ َ ُ َ ْ َ َ َ ‫َْ ُ ُ َ ﱠ‬
‫ ﺛ ﱠﻢ ُﻤﻮت َوﻟ ْﻢ ﻳﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟ ِﺬي أ ْر ِﺳﻠﺖ‬،‫ َو ﻧ ْﺼ َﺮ ِاﻧ ﱞﻲ‬،‫ﻮد ﱞي‬
ِ ‫ ﱠ ﺴﻤﻊ ِﺑﻲ أﺣﺪ ِﻣﻦ ﻫ ِﺬ ِە اﻷﻣ ِﺔ ﻳﻬ‬،‫واﻟ ِﺬ ﱠي ﻧﻔ َﺲ ﻣﺤﻤ ٍﺪ ِﺑ ِﺪ ِە‬
َ
َ ْ ْ
‫ﺎب اﻟﻨﺎر‬
ِ ‫ ِإ ﺎن ِﻣﻦ أﺻﺤ‬،‫ِ ِﻪ‬

Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya tidaklah mendengar seorang pun
dari umat ini baik Yahudi maupun Nashrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak
beriman dengan apa yang aku bawa kecuali dia masuk ke dalam Neraka
Adapun kalau kenabian pasti diperselisihkan seperti Khadir maka ada orang yang
mengatakan beliau adalah Nabi dan ada yg mengatakan bahwa beliau adalah wali dan
bukan Nabi dalam keadaan demikian maka orang yang yang mengatakan beliau adalah
wali (bukan Nabi) tidak dikafirkan.

Halaqah yang Kedua belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
'alayhimussalam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Kesepuluh.

Di antara cara beriman kepada para rasul 'alayhimussalam adalah keyakinan bahwa
Allah telah menguatkan mereka dengan tanda-tanda kekuasaan-Nya sebagai
pembenaran terhadap kenabian mereka. tanda-tanda kekuasaan ini telah tersebar
dikalangan kaum muslimin dengan nama Mukjizat.

161
Al Mu’jizat adalah jamak dari Al Mu’jizah, yang secara bahasa artinya adalah yang
melemahkan orang lain sehingga tidak bisa mendatangkan yang semisalnya
Lafadz ini tidak ada di dalam Al-Qur’an dan Al Hadits, yang sering digunakan adalah Al
Ayat dan Al Bayyinat.
Al Ayat artinya adalah tanda-tanda kekuasaan, Al Bayyinat artinya adalah bukti-bukti
yang jelas.
َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

‫ﺎت‬
َ‫َ ْ َ ََْ َ َﱢ‬ ََْ َ ُ ‫ﱡ‬ َْ ْ َْ‫َ َ َ َﱠ‬ َ ُ ََْ ْ َ َ
ِ ‫…وﻟﻘﺪ آﺗ ﻨﺎ ﻣﻮﺳﻰ اﻟ ِ ﺘﺎب وﻗﻔﻴﻨﺎ ِﻣﻦ ﻌ ِﺪ ِە ِ ﺎﻟﺮﺳ ِﻞ ۖ وآﺗ ﻨﺎ ِﻋ ﺴﻰ اﺑﻦ ﻣ ﻢ اﻟﺒ ﻨ‬

“Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa Al Kitab (At Taurat) dan Kami
susulkan setelahnya para Rasul dan Kami berikan kepada Isa Ibn Maryam Al Bayyinat”
(Al-Baqarah : 87)
Berkata Ibn Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini

‫ وﻫﻲ اﻟﻤﻌﺠﺰات‬،‫وﻟﻬﺬا أﻋﻄﺎە اﻟﻠﻪ ﻣﻦ اﻟﺒ ﻨﺎت‬

Oleh karena itu Allah memberikan kepada beliau (Nabi 'Isa) Al Bayyinat dan
maksudnya adalah Al Mu’jizat
َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ْ ‫َ ﱠ‬ َ ْ ُ َ َ َ َ
… ۗ ‫ﻮل أن ﺄ ِﺗ َﻲ ِ ٍﺔ ِإ ِﺑ ِ ذ ِن اﻟﻠ ِﻪ‬
ٍ ‫…وﻣﺎ ﺎن ِﻟﺮﺳ‬

”Dan seorang Rasul tidaklah mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin Allah” ( Ar-
Ra’d : 38)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

َ ْ ُ
،‫وﺗ ﺖ َوﺣ ﺎ أ ْوﺣﻰ اﻟﻠﻪ ِإﻟ ﱠﻲ‬
َ َ‫َ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ُ َ ﱠ‬ َ َ ْ َْ ‫ﱠ‬ َ ْ َ َْ َ َ
ِ ‫َﻣﺎ ِﻣﻦ اﻷﻧ ِ ِﺎء ِﻣﻦ ﻧ ِﺒ ﱟﻲ ِإ ﻗﺪ أﻋ ِﻄ َﻲ ِﻣﻦ اﻵ‬
ِ ‫ و ِ ﻧﻤﺎ ﺎن اﻟ ِﺬي أ‬،‫ﺎت ﻣﺎ ِﻣﺜﻠﻪ آﻣﻦ ﻋﻠ ِﻪ اﻟ ﺸﺮ‬
َ َ ُ َ َ ْ ُ
‫ﻓﺄ ْرﺟﻮ أن أ ﻮن أ ﺜ َﺮﻫ ْﻢ ﺗﺎ ِ ﻌﺎ ﻳ ْﻮ َم اﻟ ِﻘ َ َﺎﻣ ِﺔ‬

Tidaklah ada seorang Nabi kecuali diberi tanda-tanda kekuasaan yang beriman
dengannya manusia dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang
diwahyukan kepadaku maka aku berharap bahwa aku yang paling banyak pengikutnya
di hari kiamat (HR Al-Bukhari dan Muslim)
pengertian ayat atau mu'jizah adalah sesuatu diluar kebiasaan, diringi dengan
tantangan dan pengakuan sebagai nabi tidak bisa ada yang melawannya, Allah sajalah
yang menciptakannya sebagai pembenaran dan penguatan bagi para nabiny.
yang dimaksud dengan sesuatu mencakup ucapan dan perbuatan dan di luar kebiasaan
maksudnya diluar sesuatu yang menjadi kebiasaan kebiasaan manusia diringin dengan
tantangan dan pengakuan sebagaia nabi kalimat ini yang membedakan antara ayat
dengan karomah, tidak ada yang bisa melawannya kalimat ini yang memedakan antara
ayat dengan sihir dan amalan setan, Allah sajalaj yang menciptakannya artinya ini

162
bukan terjadi karena kehendak Nabi akan tetapi karena kehendak Allah 'Azza wa jalla
dan Dialah yang menciptakannya.
َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ْ ‫َ ﱠ‬ َ ْ ُ َ َ َ َ
… ۗ ‫ﻮل أن ﺄ ِﺗ َﻲ ِ ٍﺔ ِإ ِﺑ ِ ذ ِن اﻟﻠ ِﻪ‬
ٍ ‫…وﻣﺎ ﺎن ِﻟﺮﺳ‬

”Dan tidaklah seorang Rasul mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin Allah” ( Ar-
Ra’d : 38)

Halaqah yang Ke-13 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimussalam
adalah tentang Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Kesebelas.

Diantara hikmah Allah menjadikan ayat-ayat seorang Nabi / mukjizat mereka adalah
sesuatu yang sesuai dengan keadaan kaumnya dan lebih dahsyat supaya lebih
menunjukkan kebenaran kenabian Nabi tersebut.
Diantara contohnya
① Kaum Nabi Sholeh (kaum Tsamud)
Yang terkenal sebagai kaum yang kuat dan biasa memahat gunung untuk dijadikan
rumah.
َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman:

ُ َ َ َ ُ َْ ُ َ ُ ُ ْ َ ُ ‫َﱠ‬ َْ ْ ‫… َو ْاذ ُﺮوا إ ْذ َﺟ َﻌﻠ ْﻢ ُﺧﻠ َﻔ َﺎء ﻣ ْﻦ َ ْﻌﺪ َﻋﺎد َو َ ﱠﻮأ‬


ۖ ‫ﺎل ﺑ ُﻴﻮﺗﺎ‬ ‫ﻮﻟﻬﺎ ﻗ ُﺼﻮرا َوﺗﻨ ِﺤﺘﻮن اﻟ ِﺠ‬
ِ ‫ﻬ‬‫ﺳ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ون‬‫ﺬ‬ ‫ﺨ‬
ِ ‫ﺘ‬‫ﺗ‬ ‫ض‬‫ر‬ْ ‫اﻷ‬ ‫ﻲ‬‫ﻓ‬ِ ‫ﻢ‬ ٍ ِ ِ ِ

“Dan ingatlah oleh kalian di waktu Allah menjadikan kalian pengganti-pengganti yang
berkuasa sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat kepada kalian di bumi, kalian
mendirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kalian memahat gunung-
gunung nya untuk dijadikan rumah”. (Al-A’raf : 74)
Ketika Nabi Sholeh alaihi wa sallam mendakwahi mereka, mereka meminta kepada
beliau supaya mendatangkan ayat (tanda kebenaran beliau), akhirnya mereka meminta
supaya keluar dari batu keras yang sudah mereka tentukan, unta merah yang sedang
hamil 10 bulan. Setelah Nabi Shaleh mengambil peran dari mereka supaya beriman
kalau permintaan dikabulkan, beliau pun berdoa kepada Allah, maka bergetarlah batu
besar tersebut dan keluar dari nya unta dengan sifat yang mereka inginkan. Tentunya
hal ini lebih dahsyat dari pada hanya memahat gunung untuk dijadikan rumah.
② Sihir
َ ‫ﱠ‬ َ
Di zaman Nabi Musa ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬sangat banyak dan tersebar dan mereka adalah kaum
yang sangat mengagungkan sihir dan tukang sihir dan diantara sihir mereka adalah
menipu mata manusia seperti menyihir manusia sehingga mereka melihat tali dan
tongkat seakan-akan dia adalah ular. Oleh karena itu diantara ayat yang Allah berikan
َ ‫ﱠ‬ َ
kepada Nabi Musa ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬adalah berubahnya tongkat menjadi ular secara hakikat dan
bukan hanya tipuan mata dan tangan yang bersinar setelah dimasukkan ke dalam saku
secara hakikat dan bukan hanya tipuan mata.

163
Allah berfirman

ٌ ٌ ُ َ َ ُ َ َ َ
‫ﻓﺄﻟﻘ ٰﻰ ﻋ َﺼﺎە ﻓ ِﺈذا ِﻫ َﻲ ﺛ ْﻌ َ ﺎن ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬
َ ‫َْ َ ُ ﱠ‬ َ َ ُ ََ َ َََ
‫ﺎﻇ ﻦ‬ ِ ‫وﻧ ع ﺪە ﻓ ِﺈذا ِﻫ َﻲ ﺑ ﻀﺎء ِﻟﻠﻨ‬

“Lalu Musa melemparkan tongkatnya tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang
sebenarnya dan dia mengeluarkan tangannya dan tiba-tiba tangan itu menjadi putih
bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya” (Al-A’raf 107-108)
َ ‫ﱠ‬ َ
Maka para tukang sihir akhirnya mengetahui bahwa Nabi Musa ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬memang
diutus oleh Allāh dan merekapun masuk Islam dan sangat kuat keIslaman nya.
③ Ilmu kedokteran
َ ‫ﱠ‬ َ ُ َ
Di zaman Nabi Isa ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬sangat populer, oleh karena itu Allah ‫ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو‬
َ
‫ ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬menguatkan Nabi 'Isa dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan penyakit dan
penyembuhannya yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang dokter atau ahli apapun
َ ‫ﱠ‬ َ
dia Allah berikan beliau ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬kemampuan menyembuhkan orang yang buta dari
lahir, menyembuhkan orang yang berpenyakit kusta bahkan menghidupkan orang yang
sudah mati.
َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ُ ْ ُ ْ ْ َ َ َْ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ ُ ََ َ ُ ََُْ ْ ‫ﱠ‬ َ َ ‫ْ َ ْ ُ َ ﱢ‬
… ‫ص ِﺑ ِ ذ ِﻧﻲ ۖ َو ِ ذ ﺗﺨ ج‬‫َو ِ ذ ﺗﺨﻠﻖ ِﻣﻦ اﻟﻄﻴﻦ ﻛﻬ ْﻴﺌ ِﺔ اﻟﻄ ْﻴﺮ ِﺑ ِ ذ ِﻧﻲ ﻓﺘﻨﻔﺦ ِﻓﻴﻬﺎ ﻓﺘ ﻮن ﻃ ْﻴﺮا ِﺑ ِ ذ ِﻧﻲ ۖ وﺗﺒﺮئ اﻷ ﻤﻪ واﻷﺑﺮ‬
ْ َ
ۖ ‫…اﻟ َﻤ ْﻮﺗ ٰﻰ ِﺑ ِ ذ ِﻧﻲ‬

“Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin Ku
kemudian engkau meniup nya lalu menjadi seekor burung yang sebenarnya dengan
seizin Ku &dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan
orang yang berpenyakit kusta dengan seizin Ku dan ingatlah ketika engkau
mengeluarkan orang mati dari kubur menjadi hidup dengan seijin Ku ” (Al-Ma’idah :
110)

Halaqah yang Ke-14 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimusssalam
adalah tentang Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Kedua belas.

Diantara contoh bahwa Allah menjadikan ayat-ayat seorang Nabi sesuatu yang sesuai
dengan keadaan kaumnya adalah
④. Mukjizah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang berupa Al-Quran
Dizaman beliau, ‫ ﷺ‬bahasa Arab mencapai zaman ke-emasan, penyair penyair-penyair
bertebaran, berlomba menyumbangkan kefasehannya dan kedalamannya didalam
berbahasa.
َ َُ
Maka Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬dengan hikmahNya menjadikan ayat yang paling besar bagi
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬adalah sebuah kitab yang diturunkan yang tidak mampu seseorang
pun menandinginya, Seandainya berkumpul seluruh manusia dan Jin untuk

164
mendatangkan yang semisal dengan Al-Quran niscaya mereka tidak mampu, jangankan
1 Al-Quran, 10 surat pun mereka tidak mampu dan jangan kan 10 surat, 1 surat pun
َ ُ َ
mereka tidak akan mampu. Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ُ ُ َ َ ْ َ ُ َ َ ُْ ََٰ ْ
‫آن ﺄﺗﻮن ِ ِﻤﺜ ِﻠ ِﻪ َوﻟ ْﻮ ﺎن ْﻌﻀﻬ ْﻢ ِﻟ َ ْﻌﺾ ﻇ ِﻬﻴﺮا‬
ُ َ ْ َ ‫ﱡ‬ َ ُ ْ ْ َ َ َ ْ ْ ُ
ِ ‫ﻗﻞ ﻟ ِﺌﻦ اﺟﺘﻤﻌ ِﺖ ِاﻹ ﺲ واﻟ ِﺠﻦ ﻋﻠ ٰﻰ أن ﺄﺗﻮا ِ ِﻤﺜ ِﻞ ﻫ ﺬا اﻟﻘﺮ‬

“Katakanlah "seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang


semisal dengan Al-Quran niscaya mereka tidak akan bisa mendatangkan yang
semisalnya, meskipun sebagian mereka membantu sebagian yang lain” (Al-Isra : 88)
Dan Allah berfirman

َ ُْ ْ ُ ْ ُْْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َََ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ ُ َ ْ ُ ُ ََْ َ َُ ْ ْ َ


‫ون اﻟﻠ ِﻪ ِإن ﻛﻨﺘ ْﻢ َﺻ ِﺎد ِﻗﻴﻦ‬
ِ ‫ﺎت و َادﻋﻮا ْﻣﻦ اﺳﺘﻄﻌﺘﻢ ِﻣﻦ د‬ ٍ ‫ﻓ ِﺈﻟﻢ أم ﻘﻮﻟﻮن اﻓﺘﺮاە ۖ ﻗﻞ ﻓﺄﺗﻮا ِ ﻌﺸﺮ ﺳﻮر ِﻣﺜ ِﻠ ِﻪ ﻣﻔﺘﺮ‬
َ ُ َ ُ ‫ْ َ َ َ ﱠ‬ ْ ‫ﱠ‬ ْ َ ُ ‫َ ْﺴ َﺘﺠ‬
‫ﻴﺒﻮا ﻟ ْﻢ ﻓﺎﻋﻠ ُﻤﻮا أﻧ َﻤﺎ أﻧﺰ َل ِ ِﻌﻠ ِﻢ اﻟﻠ ِﻪ َوأن ِإﻟ ٰ ﻪ ِإ ﻫ َﻮ ۖ ﻓﻬ ْﻞ أﻧﺘ ْﻢ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ُﻤﻮن‬ ِ

“Ataukah mereka berkata Muhammad telah mengada-ada? Katakanlah hendaklah kalian


datangkan 10 surat yang dibuat--buat yang semisal dengan Al-Quran dan panggillah
semampu kalian orang-orang selain Allah kalau kalian adalah orang-orang yang benar,
kalau mereka tidak mampu memenuhi tantanganmu maka ketahuilah bahwa Al-Quran
diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Dia, apakah kalian menyerahkan diri ” ( Hud : 13-14)
Dan Allah berfirman

َ ُْ ْ ُ ْ ْ َ َ َ ُ ُ ْ َ ْ ْ ُ َ َ َْ َ َ ‫ﱠ َﱠ‬ َْ ُْْ ْ َ ْ ْ َ
‫ون اﻟﻠ ِﻪ ِإن ﻛﻨﺘ ْﻢ َﺻ ِﺎد ِﻗﻴﻦ‬ َ ُ
ِ ‫َﻓ ِﺈن ﻟﻢ و ِ ن َﻛﻨﺘﻢ ِﻓ َﻲﱠ ر ٍﺐ ِﻣﻤﺎ ﻧﺰﻟﻨﺎ ُﻋﻠ ٰﻰ ﻋ ِﺪﻧﺎ ﻓﺄﺗﻮا ِ ﺴﻮر ٍة ِﻣﻦ ِﻣﺜ ِﻠ ِﻪ وادﻋﻮا ﺷﻬﺪاء ﻢ ِﻣﻦ د‬
َ ْ ‫ﱠ‬ ُ َ ‫َ ُ َ ﱠ‬ ‫ﱠ‬ ُ ْ ْ ْ
‫ﺎس َواﻟ ِﺤﺠ َﺎرة ۖ أ ِﻋﺪت ِﻟﻠ ِﺎﻓ ﻦ‬ُ ‫اﻟﻨ‬ ‫ﺗﻔ َﻌﻠﻮا َوﻟﻦ ﺗﻔ َﻌﻠﻮا ﻓﺎﺗﻘﻮا اﻟﻨ َﺎر اﻟ ِﺘﻲ وﻗﻮدﻫﺎ‬

”Dan seandainya kalian ragu terhadap apa yang Kami turun kan kepada hamba Kami
maka datang kanlah satu surat dan panggil lah oleh kalian saksi-saksi kalian selain Allah
kalau kalian adalah orang-orang yang benar, seandainya kalian tidak bisa
melakukannya dan kalian pasti tidak bisa melakukannya maka takutlah dengan Neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang disediakan untuk orang-orang
yang kafir ” (Al-Baqarah : 23-24)
Mereka Orang-orang kafir meragukan Al-Quran dan mengatakan bahwasanya Al-Quran
bukan dari Allah, tetapi dari Muhammad dan dialah yang membuatnya maka Allah
menantang mereka, kalau memang itu buatan manusia, seharusnya mereka juga bisa
membuatnya apalagi mereka adalah orang-orang Arab yang fasih dan ahli didalam
bahasa Arab, namun ternyata tidak ada diantara mereka yang bisa membuat yang
semisal dengan Al-Quran dan ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah Kalamullah dan
bukan kalam Muhammad ‫ﷺ‬
Apalagi mereka mengetahui bahwa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬adalah seorang yang tidak bisa
membaca dan tidak bisa menulis dan beliau bukan tukang syair

165
Ini semua menunjukan bahwa Al-Quran adalah ayat (mu'jizah) yang menunjukkan
kebenaran Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan kebenaran apa yang beliau bawa dan seharusnya
ini semua menjadikan mereka beriman dan mengikuti beliau ‫ﷺ‬

Halaqah yang Ke lima belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus
salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Ketigabelas

Ayat-ayat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sangat banyak, hal ini
menunjukkan keutamaan beliau disisi Allah menunjukkan betapa pentingnya risalah
yang beliau bawa, karena risalah beliau adalah risalah yang terakhir dan tidak ada lagi
risalah setelah risalah beliau ‫ﷺ‬
Dan diantara ayat-ayat atau mukjizat-mu'jizat tersebut
① Al-Isra dan Al-Mi’raj
Al Isra : dijalankannya Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬diwaktu malam dari Al-Masjidil Haram yang
ada di Makkah ke Masjidil Aqsa yang ada di Palestina
َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman :

ُ ُ ‫َ َ َ ُ ُ َ ُ ْ َ َ ﱠ‬ َْْ َ َ ً َ َ
‫ُﺳ ْ ﺤﺎن اﻟ ِﺬي أ ْﺳ َﺮ ٰى ِ َﻌ ْ ِﺪ ِە ﻟ ْ ِﻣﻦ اﻟ َﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ اﻟﺤ َﺮ ِام ِإﻟﻰ اﻟ َﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ اﻷﻗ َﺼﻰ اﻟ ِﺬي َﺎر ﻨﺎ ﺣ ْﻮﻟﻪ ِﻟﻨﺮ ﻪ ِﻣﻦ آ ِﺎﺗﻨﺎ ۚ ِإﻧﻪ ﻫ َﻮ‬
‫ﻴﺮ‬ ُ ‫اﻟﺴﻤ‬
ُ ‫ﻴﻊ اﻟ َ ﺼ‬ ‫ﱠ‬
ِ ِ

“Maha Suci Dzat yang telah menjalankan hambaNya dimalam hari dari Al-Masjid Haram
Ke Al Masjid Aqsa yang Kami berkahi sekitarnya untuk Kami tunjukkan kepadanya
sebagian dari ayat-ayat Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”
(Al-Isra : 1)
Adapun Al Mi’raj : diangkatnya Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬kelangit kemudian ke sidratul
muntaha. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda

ْ ‫ﱡ‬ ‫َﻓ َﻌ َ َج ﺑﻲ إﻟﻰ ﱠ‬


‫اﻟﺴ َﻤ ِﺎء اﻟﺪﻧ َ ﺎ‬ ِ ِ

Maka Allah mengangkatku ke langit dunia (HR. Bukhari dan Muslim)


Dua perjalanan yang jauh yang dilakukan dalam waktu yang sangat singkat
menunjukkan kekuasaan Allah dan bahwasanya Muhammad ‫ ﷺ‬adalah Nabi utusan
Allah
َ ُ َ
② Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ ‫ﱠ َ ُ ْ َ ﱠ‬ َ َْ
‫اﻟﺴﺎﻋﺔ َوا ﺸﻖ اﻟﻘ َﻤ ُﺮ‬ ‫اﻗﺘ َﺮ ِﺖ‬
َ ْ َُ ُ ُ ًَ َ ْ
‫َو ِ ن ﻳ َﺮ ْوا آ ﺔ ْﻌﺮﺿﻮا َو ﻘﻮﻟﻮا ِﺳﺤ ٌﺮ ُﻣ ْﺴﺘ ِﻤ ﱞﺮ‬

“Telah dekat kiamat dan bulan telah terbelah dan apabila mereka melihat satu ayat
mereka berpaling dan mengatakan ini adalah sihir yang terus menerus” (Al-Qamar : 1-
2)

166
Berkata Annas bin Malik radhiyallahu 'anhu

َ ‫ْ َ ﱠ‬ ًَ
‫أن أﻫﻞ ﻣﻜﺔ ﺳﺄل رﺳﻮل اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ اﻧﻴﺮ ﻳﻬﻢ آ ﺔ ﻓﻌﺮﻫﻢ إ ﺸﻖ اﻟﻘ َﻤﺮ‬

Sesungguhnya penduduk Makkah telah meminta Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk menunjukkan satu


tanda kekuasaan, maka beliau ‫ﷺ‬memperlihatkan kepada mereka terbelahnya
bulan (HR Bukhari dan Muslim)
③ Batu yang mengucapkan salam kepada beliau
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

َ ْ ُ ُ ََْ ‫ْ ْ َ ﱢ‬ َ َ ُ َ َ َ َ ُ ََْ ‫ﱢ‬


‫ِإﻧﻲ ﻷﻋﺮف ﺣﺠﺮا ِ َﻤ ﺔ ﺎن َﺴﻠ ُﻢ ﻋﻠ ﱠﻲ ﻗ ْ َﻞ أن أ َﻌﺚ ِإﻧﻲ ﻷﻋﺮﻓﻪ اﻵن‬

Sungguh aku mengetahui sebuah batu di Makkah dahulu mengucapkan salam kepadaku
sebelum aku diutus menjadi Nabi, sungguh aku mengetahuinya sekarang (HR Muslim)
④ kabar beliau tentang mati syahidnya Umar Ibnu khaththab dan Utsman Ibn Affan
radhiyallahu 'anhuma
Berkata Annas bin Malik radhiyallahu 'anhu

ْ ُْ َ ‫ َﻗ‬، ‫ َﻓ َﻀ َﺮ َ ُﻪ ﺑﺮ ْﺟﻠﻪ‬, ‫ﻒ ﺑﻬ ْﻢ‬َ َ ََ ُ َ ُْ َ َُ ُ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ َ ُ ‫َ ﱠ‬


‫ ” اﺛ ﺖ‬: ‫ﺎل‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ وﻋﺜﻤﺎن ﻓﺮﺟ‬, ‫ وﻋﻤﺮ‬, ‫ﺣ ٍﺪ وﻣﻌﻪ أﺑﻮ ﺮ‬ ‫َﺻ ِﻌﺪ اﻟﻨ ِﺒ ﱡﻲ َﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ْ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ ِإﻟﻰ أ‬
َ َ ٌ ‫ﱢ‬ َ ‫ُ ُ َ َ َ ﱠ‬
‫أﺣﺪ ﻓ َﻤﺎ ﻋﻠ ْ ﻚ ِإ ﻧ ِﺒ ﱞﻲ أ ْو ِﺻﺪﻳﻖ أ ْو ﺷ ِﻬ ﺪ ِان‬

Nabi ‫ ﷺ‬naik keatas Gunung Uhud dan bersama beliau Abu Bakar, Umar dan Utsman
maka bergetarlah gunung Uhud Nabi ‫ﷺ‬kemudian menendang gunung Uhud dengan
kaki beliau seraya berkata tenanglah wahai Uhud tidak ada diatasmu kecuali seorang
Nabi, seorang Sidiq dan dua orang syahid (HR Al Bukhâri)
Benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬, karena Umar dan Utsman dibunuh dan
meninggal dalam keadaan syahid
⑤ Menangisnya Batang pohon kurma
Berkata Zabir Ibn Abdillah radhiyallahu 'anha

‫اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻣﺴﻘﻮﻓﺎ ﻋﻠﻰ ﺟﺬوع ﻣﻦ ﻧﺨﻞ ﻓ ﺎن اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ اذا ﺧﻄﺐ ﻘﻮم اﻟﻰ ﺟﺬع ﻣﻨﻬﺎ ﻓﻠﻤﺎ ﺻﻨﻊ ﻟﻪ‬
‫اﻟﻤﻨﺒﺮ و ﺎن ﻋﻠ ﻪ ﻓﺴﻤﻌﻨﺎ ﻟﺬﻟﻚ اﻟﺠﺬع ﺻﻮﺗﺎ ﻛﺼﻮت اﻟﻌﺸﺎر ﺣﺘﻰ ﺟﺎء اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻮﺿﻊ ﺪە ﻋﻠﻴﻬﺎ‬
‫ﻓﺴﻜﻨﺖ‬.

Dahulu masjid Nabawi bertiangkan batang pohon kurma, maka dahulu Nabi ‫ ﷺ‬apabila
khutbah beliau berdiri didekat salah satu batang tersebut ketika dibuatkan mimbar,
kemudian beliau berkhutbah diatas nya maka kami mendengar suara batang kurma
tersebut seperti suara unta yang sedang hamil sepuluh bulan sampai datang Nabi ‫ﷺ‬,
kemudian beliau meletakkan tangannya pada batang tersebut maka diamlah batang
tersebut (HR. Bukhari)

167
Halaqah yang Ke-16 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimussalam
adalah tentang "Cara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke empat
belas"

Diantara perkara Aqidah yang berkaitan dengan Al-Mu’jizat adalah beriman dengan Al-
Karamah
Al Karamah secara bahasa adalah pemberian, ada pun secara syariat: sebuah perkara
diluar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali Allah.
Sebuah perkara dil uar kebiasaan maksudnya karamah bukan pemberian kenikmatan
biasa, yang di maksud dengan kebiasaan adalah kebiasaan manusia di zaman tersebut
yang terjadi pada seorang wali Allah, berarti Karamah tidak terjadi pada seorang nabi
dan tidak pula pada wali syaitan.
Yang dimaksud dengan wali Allah adalah setiap orang yang beriman dan bertakwa.
sebagaimana firman Allah

َ َُ ْ َ ُ َ َ ٌ َ َ ‫َ ﱠ‬
‫أ ِإن أ ْو ِﻟ َ َﺎء اﻟﻠ ِﻪ ﺧ ْﻮف ﻋﻠ ْﻴ ِﻬ ْﻢ َو ﻫ ْﻢ ﺤﺰﻧﻮن‬
َ ُ‫ُ َﱠ‬ َُ َ
‫آﻣﻨﻮا َو ﺎﻧﻮا ﻳﺘﻘﻮن‬ ‫اﻟ ِﺬﻳﻦ‬

“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada takut atas mereka dan mereka
tidak bersedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa” (Yunus : 62-
63)
Iman dan takwa tidak akan terwujud kecuali dengan menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangannya. Dan perintah yang paling besar adalah tauhid kepada Allah dan
larangan yang paling besar ada syirik kepada Allah
Apabila seseorang menyekutukan Allah atau mengajak manusia menyekutukan Allah
maka dia bukan wali Allah. Apabila seseorang mengajak kepada Bid'ah maka dia bukan
wali Allah, apabila seseorang meninggal shalat 5 waktu maka dia bukan wali Allah
Seorang wali Allah diukur dari keimanan dan ketakwaan bukan hanya sekedar dari
kesaksian atau dari kemampuan yang luar biasa. Seandainya dia beriman dan bertakwa
maka dia adalah wali Allah meskipun tidak memiliki kesaktian yang luar biasa
Namun sebaliknya orang yang memiliki kesaktian tetapi tidak bertakwa dan beriman
maka dia bukan wali Allah
Seorang wali Allah bukan berarti dia tidak pernah berdosa, dia berdosa sebagaimana
manusia yang lain namun dia bukan orang yang terus menerus melakukan dosa dan
apabila dia berdosa maka dia bersegera di dalam bertaubat kepada Allah

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alaihimussalam
adalah tentang Cara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Kelima
Belas.

Meyakini adanya Al-Karamah adalah termasuk pokok aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Berkata Syaikhul Islam rahimahullah didalam kitab beliau Al Aqidah Al Washithiyah

168
َْ َ َ ُ ْ ْ ‫ﱠ‬ َ َ َ ّ ‫ﱡ ﱠ‬ ْ ْ ُ ْ َ
‫ﺎت اﻷ ْو ِﻟ َ ِﺎء‬
ِ ‫و ِﻣﻦ أﺻﻮ ِل أﻫ ِﻞ اﻟﺴﻨ ِﺔ واﻟﺠﻤﺎﻋ ِﺔ اﻟﺘﺼ ِﺪﻳﻖ ِ ﻜﺮاﻣ‬

”Termasuk pokok-pokok Ahlus Sunnah adalah membenarkan Karamah para wali dan
perkara - perkara diluar kebiasaan yang Allah jalankan pada diri mereka”
Keyakinan dengan adanya Al-Karamah berdasarkan dalil-dalil dari Al-Quran, As-Sunnah
dan juga Ijma'
Adapun dari Al-Quran
َ ‫ﱠ‬
① Kisah Maryam dengan Nabi Zakaria ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ﻋﻠ ِﻪ‬
ُ َ ‫ﱠ‬
Dimana Nabi Zakaria ‫ ﻋﻠ ِﻪ اﻟﺴ م‬adalah orang yang menanggung makanan bagi Maryam,
yang telah mengkhususkan dirinya untuk beribadah kepada Allah, namun sesuatu yang
luar biasa setiap kali Zakaria memasuki mihrab Maryam dia mendapatkan makanan
َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ْ ُ ُ َ َ ‫ﱠ‬ ْ ْ ُ ْ َ َ َ ‫ْ َ َ َ َ َ َْ َ ْ َ َ َ َ ﱠ‬ ‫َ َ َ َ َ ﱠ‬
‫ﺎل ﺎ َﻣ ْ ُﻢ أﻧ ٰﻰ ﻟ ِﻚ ﻫ ٰ ﺬا ۖ ﻗﺎﻟﺖ ﻫ َﻮ ِﻣﻦ ِﻋﻨ ِﺪ اﻟﻠ ِﻪ ۖ ِإن اﻟﻠﻪ ﻳ ْﺮزق َﻣﻦ‬‫ﻠ َﻤﺎ دﺧ َﻞ ﻋﻠ ْﻴﻬﺎ ز ﺎ اﻟ ِﻤﺤﺮاب وﺟﺪ ِﻋﻨﺪﻫﺎ رزﻗﺎ ۖ ﻗ‬
‫ﺎب‬ َ َْ ُ َ َ
ٍ ‫ﺸﺎء ِ ﻐﻴﺮ ِﺣﺴ‬

“Setiap kali Zakaria memasuki Mihrab Maryam beliau mendapatkan di sisi Maryam
rezeki, Zakaria berkata “Wahai Maryam dari mana engkau mendapatkan makanan ini?”
Maryam menjawab “ini adalah dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberikan rejeki
kepada siapa yang di kehendaki tanpa perhitungan” (Ali ‘Imran : 37)
َ ‫ﱠ‬
Ibnu Katsir menyebutkan di dalam tafsirnya, bahwa Nabi Zakaria ‫اﻟﺴ ُم‬ ‫ ﻋﻠ ِﻪ‬menemukan
didalam mihrab Maryam buah-buahan musim dingin ketika musim panas dan buah-
buahan musim panas ketika musim dingin
② Kisah Ashabul Kah i yang Allah sebutkan di awal-awal surat Al-Kahfi ketika mereka
tidur dalam waktu yang lama tanpa memakan makanan dan tidak rusak badan mereka.
َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

ُ َْ َ َ َ ََ ْ ُ
‫َوﻟ ِﺒﺜﻮا ِﻓﻲ ﻛﻬ ِﻔ ِﻬ ْﻢ ﺛ ث ِﻣﺎﺋ ٍﺔ ِﺳ ِﻨﻴﻦ َوازدادوا ِ ْﺴﻌﺎ‬

”Dan mereka tinggal di gua mereka selama 300 tahun dan tambah 9 tahun” (Al-Kahfi :
25)
Ada yang mengatakan 300 tahun bila dihitung dengan tahun syamsiah dan 309 tahun
bila dihitung dengan tahun Qamariah
③ Istri Fir’aun yang bernama Asiyah Allah memperlihatkan rumah Asiyah di dalam
surga ketika sedang di adzab oleh Fir’aun
َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬berfirman

َ َ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ َْ ْ َ ْ َ َ َ َُ َ ًَ ُ َ
‫آﻣﻨﻮا ْاﻣ َﺮأت ِﻓ ْﺮﻋ ْﻮن ِإذ ﻗﺎﻟﺖ َر ﱢب ْاﺑﻦ ِﻟﻲ ِﻋﻨﺪك َﺑ ْ ﺘﺎ ِﻓﻲ اﻟ َﺠﻨ ِﺔ َوﻧ ﱢﺠ ِﻨﻲ ِﻣ ْﻦ ِﻓ ْﺮﻋ ْﻮن َوﻋ َﻤ ِﻠ ِﻪ َوﻧ ﱢﺠ ِﻨﻲ‬ ‫َوﺿ َﺮ َب اﻟﻠﻪ َﻣﺜ ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ‬
َ ‫ﻣ َﻦ اﻟ َﻘ ْﻮم اﻟﻈﺎﻟﻤ‬
‫ﻴﻦ‬ ِِ ِ ِ

“Dan Allah telah membuat permisalan bagi orang-orang yang beriman dengan istri
fir'aun ketika dia berkata “Wahai Rabbku bangunkanlah aku di sisiMu rumah di dalam

169
surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan amalannya dan selamatkanlah aku dari
kaum yang dzhalim” (At-Tahrim : 11)

Halaqah yang Ke -18 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para


Rasul 'alayhimussalam adalah tentang Cara Beriman Kepada Para
Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke enam belas.

Diantara dalil dari As-Sunnah atas adanya Al-Karamah


① Kisah Abu bakar Asy Sidik radhiyallahu 'anhu ketika memberi makan sebagian ahlu
suffah yang datang kepada beliau, setiap kali mereka mengambil satu suapan maka
makanannya bertambah banyak di riwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim
② Kisah dua orang shahabat Nabi ‫ﷺ‬, yaitu 'Usaid bin Hudhair dan Abbad bin Bisr
semoga Allah meridhai keduanya, ketika keduanya keluar dari sisi Nabi ‫ﷺ‬, di suatu
malam yang gelap gulita dan di depan mereka ada cahaya, kemudian ketika mereka
berpisah terbagilah cahaya tersebut menjadi dua. diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhâri
③ Kisah Juraij seorang laki-laki yang shaleh dari kalangan bani israil yang dituduh
berzina dengan seorang wanita ia mengaku hamil karena Juraij, kemudian ketika wanita
tersebut melahirkan maka Juraij mengusap kepala bayi tersebut, sehingga bayi tersebut
sehingga bayi tersebut bisa menyebutkan siapa bapaknya. di riwayatkan oleh Imam Al-
Bukhari dan Imam Muslim
Kemudian di sana ada beberapa keterangan yang berkaitan dengan Al-Karamah
① Al-Karamah yang paling agung bagi seorang hamba adalah istiqamahnya dia diatas
jalan yang lurus
② Al-Karamah bagi para wali Allah adalah ayat (Mu’jizah) bagi para Nabi,
karena wali Allah tidak mendapatkannya kecuali karena keimanan dia kepada rasul
tersebut
③ Al-Karamah akan tetap ada sampai akhir zaman
④ Al-Karamah tidak dijadikan ukuran seseorang lebih afdhal daripada orang yang
tidak mendapatkan Al Karomah
Yang demikian karena Al-Karamah terjadi di antaranya untuk menguatkan keimanan
orang tersebut, oleh karena itu Al-Karamah di zaman shahabat radhiyallahu 'anhum
lebih sedikit daripada Al-Karamah di zaman Tabi’in, karena iman dan keyakinan para
sahabat lebih kuat dari pada keimanan dan juga keyakinan para Tabi’in
⑤ Jangan sampai seseorang terjerumus kedalam pengingkaran terhadap Al-Karamah
seperti orang-orang falasifah dan juga Mu’tazilah dan jangan sampai seseorang
berlebih-lebihan didalam masalah Al-Karamah seperti orang-yang yang menjadikan Al-
Karamah sebagai ukuran kewalian

Halaqah yang Ke-19 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para


Rasul 'alayhimussalam adalah tentang Cara Beriman Kepada Para
Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke ujuh belas 17

170
Setelah kita mengetahui tentang Al-Karamah yang Allāh berikan kepada wali-Nya, maka
hendaklah kita mengenal tentang Al Ahwal Asy-syaithaniyyah (keadaan-syaithan-
syaitan). Al-Ahwal Asy-syaithoniyyah/keadaan-keadaan syaitan adalah perkara-
perkara yang di luar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali syaitan sebagai Istidraj.
Wali syaitan adalah pengikut syaitan dan penolong syaitan. yang dimaksud dengan
Istidraj adalah dibiarkan supaya bertambah kekufurannya kemudian di azab
Dan di antara dalil yang menunjukkan adanya wali-wali syaithan adalah firman Allah :

َ ُ َ َ ُ ‫َ ُ ﱠ‬ َ َ ‫َ َُ ْ َ ُ ُ ُ ﱠ ُ ُ ُ ْ ُ َُ ْ َ ﱡ‬
‫ﺎت ۗ أوﻟ ٰ ِﺌﻚ أ ْﺻﺤﺎب اﻟﻨﺎر ۖ ﻫ ْﻢ ِﻓﻴﻬﺎ ﺧ ِﺎﻟﺪون‬ َ
ِ ‫واﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮوا أو ِﻟ ﺎؤﻫﻢ اﻟﻄﺎﻏﻮت ﺨﺮﺟﻮﻧﻬﻢ ِﻣﻦ اﻟﻨﻮر ِإﻟﻰ اﻟﻈﻠﻤ‬
َ

“Dan orang-orang yang kafir, maka wali-walinya adalah thagut yang mengeluarkan
mereka dari cahaya menuju kegelapan, mereka adalah penduduk Neraka, mereka kekal
di dalamnya” (Al-Baqarah : 257)
Dan Allah berfirman:

َ َ ُ َ
… ۖ ‫ﺎﻃﻴﻦ ﻟ ُﻴﻮﺣﻮن ِإﻟ ٰﻰ أ ْو ِﻟ َ ِﺎﺋ ِﻬ ْﻢ ِﻟ ُ ﺠ ِﺎدﻟﻮ ْﻢ‬ َ ‫َ ﱠ ﱠ‬
ِ ‫…و ِ ن اﻟﺸ‬

“Dan sesungguhnya syaithan-syaithan mewahyukan kepada wali-walinya untuk


mendebat kalian” (Al-An’am : 121)
Dan diantara contoh Al-Ahwal Asy-syaithaniyyah, apa yang disebutkan oleh Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah didalam kitab beliau Al-Furqan ( ‫ﺑﻴﻦ أوﻟ ﺎء اﻟﺮﺣﻤﻦ و‬
‫) أوﻟ ﺎء اﻟﺸ ﻄﺎن‬
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan didalam kitab ini diantara contoh Al-
Ahwal syaitoniyyah
① Apa yang terjadi pada Musaiylamah Al-Kadzab ketika dia mengaku sebagai seorang
Nabi dia mengabarkan beberapa perkara yang ghaib wahyu dengan dari syaitan
② Apa yang terjadi pada Al-Aswad Al-Amsiy yang mengaku sebagai Nabi mengabarkan
tentang perkara yang ghaib dengan wahyu dari syaitan sehingga tentara kaum
muslimin takut syaithan akan mengabarkan kepadanya tentang mereka, sampai tentara
kaum muslimin takut apabila syaithan akan mengabarkan kepada Aswad Al-Amsiy
tentang mereka
③ Kisah Al-Haris Al-Dimasykiy yang mengaku sebagai Nabi di zaman Abdul Malik bin
Marwan setiap kali di tangkap dan di penjara datang syaitan dan melepaskan ikatan di
kaki nya dan melindungi dia dari senjata.
Manusia saat itu melihat rombongannya berjalan diudara ketika dia ditangkap ada
orang yang menikam nya dengan tombak namun tidak mempan
Maka berkata Abdul Malik :
“Engkau tidak menyebut nama Allah”
Kemudian ketika dia menyebut nama Allah dan menikamnya mempanlah tombaknya
dan meninggal lah Al-Harits

171
Halaqah yang Ke-20 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimussalam
adalah tentang Cara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke
delapan belas.
Disana ada perbedaan antara Al-Mu’jizah dengan Al-Karamah
① Al-Mu’jizah disertai dengan pengakuan sebagai seorang Nabi, sedangkan Al-
Karamah tidak disertai dengan pengakuan sebagai seorang Nabi, tetapi terjadi Al-
Karamah dengan sebab dia mengikuti dan beriman dengan Nabi dan istiqamah
diatasnya
② Al-Mu’jizat terjadi pada seorang Nabi dan Nabi adalah manusia laki-laki yang
merdeka sedangkan Al-Karamah bisa terjadi bisa terjadi pada seorang jin atau manusia,
hamba sahaya atau orang yang merdeka, seorang laki-laki atau pun perempuan. Kalau
mereka adalah orang-orang yang shaleh seperti yang terjadi pada Maryam dan juga
Safinah maula Rasulullah ‫ﷺ‬
③ Al Mu’jizah sesuatu yang luar biasa disemua tempat dan masa, sedangkan Al-
Karamah adalah sesuatu yang luar biasa di tempat dan juga masa tertentu saja,
sedangkan Al-Karamah adalah sesuatu yang luar biasa menurut tempat dan masa
tertentu saja. Oleh karena itu apa yang terjadi Maryam 'alayhassalam berupa
ditemukannya makanan musim panas dimusim dingin dan sebaliknya adalah sesuatu
yang biasa di zaman sekarang
④ Didalam Al-Mu’jizah seorang Nabi diperintahkan untuk menampakkan nya
sedangkan Al-Karamah maka seorang wali diperintahkan untuk menyembunyikannya
⑤ Manfaat Al Mu’jizah adalah untuk umum sedangkan manfaat Al-Karamah biasanya
untuk khusus orang tersebut

Halaqah yang Ke Dua Puluh Satu dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 19*.

Diantara hal yang perlu diketahui seorang muslim adalah perbedaan Al Karomah & Al
Akhwal Asy-Syaithoniyyah, karena sering terjadi seseorang menganggap Al Akhwal
Asy-Syaithoniyyah sebagai Al Karomah, menganggap seorang wali syaitan sebagai wali
Allāh.
Berikut adalah perbedaan antara Al Karomah & Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah (semoga
Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan Taufik kita semua & menerangi diri kita
dengan ilmu agama, diantara perbedaan antara Al Karomah & Al Akhwal Asy-
Syaithoniyyah :
① Melihat perjalanan hidup orang tersebut, kalau dia adalah seorang mukmin yang
bertakwa maka ini adalah Al Karomah dan kalau sebaliknya dia bukan seorang yang
mukmin & bukan orang yang bertakwa maka itu adalah Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah.
Berkata syaikh Abdul Aziz bin baz rahimahullah
ُ ً
‫وﺷﺮط ﻛﻮﻧﻬﺎ ﻛﺮاﻣﺔ أن ﻜﻮن ﻣﻦ ﺟﺮت ﻋﻠﻰ ﺪە ﻫﺬە اﻟ ﺮاﻣﺔ ﻣﺴﺘﻘ ﻤﺎ ﻋﻠﻰ اﻹ ﻤﺎن وﻣﺘﺎ ﻌﺔ اﻟﺸﺮ ﻌﺔ ﻓﺈن ﺎن ﺧﻼف‬
1:49 ‫ذﻟﻚ ﻓﺎﻟﺠﺎري ﻋﻠﻰ ﺪە ﻣﻦ اﻟﺨﻮارق ﻜﻮن ﻣﻦ اﻷﺣﻮال اﻟﺸ ﻄﺎﻧ ﺔ‬

172
“Dan sesuatu yang luar biasa menjadi Karomah di syarat kan orang yang mendapatkan
Karomah tersebut adalah orang yang istiqomah diatas iman & mengikuti syariat.
Adapun apabila sebaliknya maka sesuatu yang luar biasa yg terjadi pada dirinya adalah
termasuk Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah.
② Al Karomah adalah anugerah dari Allāh tidak bisa dipelajari & diusahakan
sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah adalah bantuan dari syaitan bisa dipelajari &
diusahakan yaitu dengan berbuat sesuatu yang membuat ridha syaitan, seperti berbuat
kufur kepada Allāh (meninggalkan shalat & kewajiban² yang lain) menghalalkan
sesuatu yang Allāh haram kan & RasulNya dll. Oleh karena itu Al Akhwal Asy-
Syaithoniyyah memiliki sekolah² perguruan² untuk mempelajari perkara² yang luar
biasa tersebut dan disana ada buku² yang dijual bebas yang mengajarkan Al Akhwal
Asy-Syaithoniyyah yang dikenal dengan Al Mujarobat
③ Al Karomah tidak bisa di lawan sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah bisa di
lawan dengan beberapa dzikir & doa didalam Alquran & As-Sunnah.
Berkata Syaikhul Islam rahimahullah :

‫وﻫﻜﺬا أﻫﻞ اﻷﺣﻮال اﻟﺸ ﻄﺎﻧ ﺔ ﺗﻨﺼﺮف ﻋﻨﻬﻢ ﺷ ﺎﻃﻴﻨﻬﻢ إذا ذﻛﺮ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﻣﺎ ﻄﺮدﻫﺎ ﻣﺜﻞ آ ﺔ اﻟ ﺮﺳﻲ‬4.11

“Dan demikianlah orang-orang yang memiliki Akhwal Asy-Syaithoniyyah syaitan²


mereka akan meninggalkan mereka apabila disebutkan disamping mereka apa yang
mengusir syaitan² tersebut seperti ayat Kursi.

Halaqah yang Ke Dua Puluh dua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 20*.

④ Al Karomah menambah keimanan, ketakwaan & kerendahan hati pada pemiliknya,


sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah menambah kekufuran & kejauhan dari Allāh
ajja wajalla.
Didalam kitab Hilyatul Auliya Abu Nu’āim rahimahullah membawakan dengan sanadnya
kisah Abu Muslim Al Khaulani seorang yang shaleh dengan Al Aswad Al Amsyi orang
yang mengaku menjadi Nabi berkata Syaroh bin Al Khaulani ketika Al Aswad bin qois
bin dimar Al Amsyi di Yaman muncul dipanggilah Abu Muslim maka Al Amsyi berkata
“apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullãh? ”
berkata ABU muslim “Iya”
kembali Al Amsyi bertanya
“apakah engkau bahwa aku adalah Rasulullãh? ”
berkata ABU muslim “aku tidak mendengar”
Maka dinyalakanlah api yang besar kemudian dilemparkan Abu Muslim kedalam api
tersebut, tetapi beliau tidak termudhoroti, maka penduduk kerajaan Al Aswad Al Amsyi
berkata kepadanya apabila engkau biarkan Abu Muslim berada dinegeri mu maka dia
akan merusak urusan mu, usirlah dia maka Abu Muslim pun datang kekota Madinah dan

173
saat itu Rasulullãh ‫ﷺ‬sudah wafat & digantikan Abu Bakar, kemudian Abu Muslim
menambatkan unta nya dipintu masjid Nabawi kemudian shalat menuju salah satu tiang
diantara tiang² Masjid maka Umar bin khotob melihatnya & mendatanginya & berkata
“darimana asal mu ”
Abu Muslim mengatakan :
” dari Yaman ”
Berkata Umar
“apa yang dilakukan musuh² Allāh terhadap saudara kita yang dibakar & tidak
mempan”
Abu Muslim berkata:
“itu adalah Abdullah Ibn saub”
Berkata Umar:
“aku meminta dengan Nama Allāh apakah dia adalah dirimu? ”
berkata Abu muslim:
“Iya”
Berkata syarah bil maka Umar antara kedua mata Abu Muslim kemudian membawanya
& mendudukannya antara Abu Bakar & Umar
Berkata Umar Ibn Khotob
” segala puji bagi Allāh yang belum mematikan ku dari dunia sehingga melihatkan
kepada diriku diantara umat Muhammad orang yang dibakar seperti dibakar nya Nabi
Ibrahim kekasih Allāh”
Lihatlah bagaimana ucapan Abu Muslim ketika ditanya oleh Umar Ibn khotob beliau
berusaha untuk menutupi identitas beliau & mengatakan “itu adalah Abdullah bin saub”
seakan-akan orang tersebut bukan dirinya.
⑤ Al Karomah digunakan untuk sesuatu kebaikan /perkara yang diperbolehkan
sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah digunakan untuk perkara yang diharamkan
seperti menyakiti orang lain atau menyombongkan diri dll.

Halaqah yang Ke Dua Puluh tiga dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 21*.

Setelah kita memahami mukjizat, Al Karomah & Al Akhwal assyaithoniyyah dan yang
berkaitan dengannya maka melanjutkan poin² tentang tata cara beriman kepada para
rasul.
Diantara tata cara beriman kepada para rasul alaihimus salam adalah beriman dengan
nama-nama para Nabi Rasul yang Allāh telah sebutkan namanya didalam Alquran
mereka berjumlah 25 orang, 18 Diantaranya disebutkan berturut-turut didalam surat Al
An’am & 7 orang berpisah² didalam surat yang lain. 18 nama didalam surat Al An’am
adalah
1. Ibrahim
2. Ishaq
3. Ya’qub
4. Nuh
174
5. Daud
6. Sulaiman
7. Ayyub
8. Yusuf
9. Musa
10. Harun
11. Zakaria
12. Yahya
13. Isa
14. Ilyas
15. Ismail
16. Al Yasa
17. Yunus
18. Luth
Alaihimus salam (Al An’am 83-86)
Adapun 7 orang yang lain adalah
1. Nabi Adam, 20 kali nama Nabi Adam disebutkan di dalam Alquran, yg pertama
didalam surat Al-Baqarah ayat 31.
2. Nabi Idris, Sekali disebutkan didalam Alquran dalam surat Maryam 56.
3. Nabi Dzulkifli, Dua kali disebutkan didalam Alquran, yang pertama surat Al Anbiya &
surat Shod ayat yang ke48.
4. Nabi Hud, Sepuluh kali disebutkan didalam Alquran yang pertama Al-Baqarah 1 11.
5. Nabi Sholeh, 7kali disebutkan pertama kali didalam surat Al A’rof 77.
6. Nabi Syuaib, Sepuluh Kali disebutkan didalam Alquran yg pertama didalam surat Al
A’rof 85.
7 Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, Empat kali disebutkan, yang pertama didalam surat Al Imran
124.
Kemudian diantara beriman dengan para Rasul alaihimus salam. Adalah meyakini
adanya kekhususan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dibandingkan dengan Nabi² yang lain &
diantaranya :
① Beliau diutus untuk segenap Manusia dan Jin.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:

َ
‫ﻮل اﻟﻠ ِﻪ ِإﻟ ْ ْﻢ ﺟ ِﻤ ﻌﺎ‬ ُ ‫ُ ْ َ ﱡَ ﱠ‬
ُ ‫ﺎس إ ﱢﻧﻲ َر ُﺳ‬
ِ ‫ﻗﻞ ﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﻨ‬

“katakanlah wahai manusia sesungguhnya aku adalah Rasulullãh untuk kalian


semuanya”
Dan Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﺎن اﻟﻨﺒﻲ ﻳ ﻌﺚ إﻟﻰ ﻗﻮﻣﻪ ﺧﺎﺻﺔ و ﻌﺜﺖ إﻟﻰ اﻟﻨﺎس ﺎﻓﺔ‬

“Dan dahulu para Nabi diutus kepada kaumnya secara khusus & aku diutus kepada
seluruh manusia secara umum” (Al-A’raf : 158) (HR Bukhari)
175
Dan beliau ‫ ﷺ‬diutus kepada Jin sebagaimana kisah yang Allāh sebutkan di dalam surat
Al Jin
② Allāh telah menjadikan beliau sebagai Nabi yang terakhir.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ‫ﱠ‬ َ َ َ ‫ﺎن ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ أ َ ﺎ أ َﺣﺪ ﻣ ْﻦ ر َﺟﺎﻟ ْﻢ َو َﻟ ٰ ْﻦ َر ُﺳ‬


َ َ
ۗ ‫ﻮل اﻟﻠ ِﻪ َوﺧﺎﺗ َﻢ اﻟﻨ ِ ﱢﻴﻴﻦ‬ ِ ِ ِ ٍ ‫…ﻣﺎ‬

[QS Al-Ahzab 40]

“Tidaklah Muhammad bapak salah seorang diantara laki-laki kalian akan tetapi dia
adalah Rasulullãh & penutup para Nabi”
Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda :

َ ‫ﱠ‬ َ ُ َ ‫ ﻠﻤﺎ ﻫﻠ َﻚ ﱞ‬، ‫ﻬﻢ اﻷﻧ ُﺎء‬ ُ


ُ ‫ﺴﻮﺳ‬ ْ
ِ ‫ و ِ ﻧﻪ ﻻ ﻧ ِﺒﻲ‬، ‫ﻧﺒﻲ ﺧﻠﻔﻪ ﻧ ِﺒ ﱞﻲ‬
، ‫ﻌﺪي‬ ‫… ﺎﻧﺖ ﺑﻨﻮ إﺳﺮاﺋ َﻞ‬

“dahulu Bani Israel dipimpin oleh para Nabi, setiap kali meninggal seorang Nabi akan
digantikan Nabi yang lain & sesungguhnya tidak ada Nabi setelahku” (HR Al Bukhari
dan Muslim)

Halaqah yang Ke Dua Puluh empat dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 22*.

Diantara cara beriman kepada para rasul alaihimus salam adalah mengetahui beberapa
persamaan antara Nabi & Rasul. Mereka semua adalah manusia Laki-laki dan Merdeka
Mereka adalah manusia maksudnya adalah bukan dari kalangan Jin & bukan dari
kalangan Malaikat.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ً ُ َ َ َ ُ َ َ َ ْ ‫ُ َ ﱠ‬ ُ َ ْ ُ ُْ ْ َ ‫َ َ ََ َ ﱠ‬
‫ﺎس أن ﻳﺆ ِﻣﻨﻮا ِإذ ﺟ َﺎءﻫ ُﻢ اﻟﻬﺪ ٰى ِإ أن ﻗﺎﻟﻮا أ َﻌﺚ اﻟﻠﻪ ﺸﺮا رﺳﻮ‬ ‫وﻣﺎ ﻣﻨﻊ اﻟﻨ‬

”Dan tidaklah menghalangi manusia untuk beriman ketika datang kepada mereka
petunjuk kecuali ucapan mereka, apakah Allāh mengutus seorang manusia sebagai
seorang Rasul” (Al-Isra : 94)
Dan Allāh mengatakan:

َ َ َ ‫ﱡ‬ ‫ُ ﱠ‬ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ
‫…و َوﻫ ْﺒﻨﺎ ﻟﻪ ِإ ْﺳﺤﺎق َو ْﻌﻘﻮب َوﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻓﻲ ذ ﱢر ِﺘ ِﻪ اﻟﻨ ُﺒ ﱠﻮة َواﻟ ِ ﺘﺎب‬

”Dan Kami telah memberikan Ishak & juga Yakub kepada Ibrahim & kami jadikan
kenabian & kitab didalam keturunannya… “ (Al-Ankabut :27)

176
Di dalam ayat ini Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengabarkan bahwasanya kenabian ada
pada keturunan Ibrahim alaihi salam & keturunan Nabi Ibrahim alaihi salam adalah
keturunan dari kalangan manusia bukan dari Jin & bukan dari Malaikat.
Dan mereka (yaitu para Nabi & Rasul) adalah dari kalangan laki-laki & bukan dari
kalangan wanita.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ ْ ْ ُ ً َ ‫َ َ ْ َ َ ْ َْ َ ﱠ‬
ۗ ‫ﻮﺣﻲ ِإﻟ ْﻴ ِﻬ ْﻢ ِﻣﻦ أﻫ ِﻞ اﻟﻘ َﺮ ٰى‬
ِ ‫…وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِإ رﺟﺎ ﻧ‬

(”Dan tidaklah kami mengutus sebelummu para Rasul kecuali mereka adalah laki-laki
yang Kami wahyu kan kepada mereka diantara penduduk negeri… “ (Yusuf : 109)
Dan mereka adalah orang-orang yang merdeka & bukan budak karena perbudakan
adalah sifat yang tidak sesuai dengan kedudukan Nabi & waktu seorang budak adalah
sepenuhnya bagi tuannya, maka kapan dia pergi & menghadapi lawan²nya. Adapun
yang terjadi pada Nabi Yusuf alaihi salam ketika beliau menjadi budak bagi salah
seorang dimesir, maka asalnya Yusuf adalah orang yang merdeka, kemudian saudara²
nya yg telah menipu daya beliau
adapun sabda Rasulullãh ‫ﷺ‬:

ََ َ ‫ُ َ ﱠ‬ َ َ
‫ َﻣﺎ َﻌﺚ اﻟﻠﻪ ﻧ ِ ﺎ ِإ َرﻋﻰ اﻟﻐﻨ َﻢ‬:‫وﺳﻠﻢ‬

“Tidaklah Allāh mengutus seorang Nabi kecuali mengembala kambing” (HR Bukhari)
Maka para Nabi tersebut bukan mengembala karena dia seorang budak akan tetapi
mengembala Kambing nya sendiri atau mengembala milik orang lain dengan dibayar,
sebagaimana Rasulullah ‫ ﷺ‬mengembala untuk penduduk Makkah [hadits riwayat
Bukhori] dan Nabi Musa alaihi salam mengembala untuk seorang laki-laki yang shaleh
dari Madyan. Sebagaimana didalam Al Qashas ayat 27

Halaqah yang Ke Dua Puluh Lima dari Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Buah Dari Beriman Kepada Para Rasul Alaihiussalam*.

Diantara Buah Beriman kepada Para Rasul Alaihiussalam


① Seseorang jadi mengetahui rahmat Allāh & perhatian Allāh yang besar terhadap
hamba²Nya dengan cara mengutus para Rasul kepada mereka supaya memberikan
petunjuk kepada mereka & menjelaskan kepada mereka beribadah kepada Allāh &
bagaimana cara beribadah kepada Allāh, karena akal manusia tidak bisa berdiri sendiri
tanpa wahyu dari Allāh ajja wajalla
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ َ َ ُ ُ ََُ َ ْ ْ َ َْ ْ ُْ ْ ً ُ َ ْ َ ََ ْ َ ْ َ ُ ‫َ ْ ﱠ‬
‫ﻴﻬ ْﻢ َو َﻌﻠ ُﻤﻬ ُﻢ اﻟ ِ ﺘﺎب َواﻟ ِﺤ َﻤﺔ‬
ِ ‫ﻴﻬﻢ رﺳﻮ ِﻣﻦ أﻧﻔ ِﺴ ِﻬﻢ ﻳﺘﻠﻮ ﻋﻠﻴ ِﻬﻢ آ ِﺎﺗ ِﻪ و ﺰ‬
ِ ‫ﻴﻦ ِإذ ﻌﺚ ِﻓ‬ ‫ﻟﻘﺪ َﻣﻦ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ اﻟ ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨ‬
َ َ َ ْ ُ ْ
‫َو ِ ن ﺎﻧﻮا ِﻣﻦ ﻗ ْ ُﻞ ﻟ ِﻔﻲ ﺿ ٍل ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬

177
“sungguh Allāh telah memberikan karunia kepada orang² yang beriman ketika Allāh
mengutus diantara mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang
membacakan atas mereka ayat²Nya & membersihkan mereka & mengajarkan kepada
mereka Al Kitab & hikmah. Dan sungguh mereka sebelumnya berada didalam kesesatan
yang nyata” (Ali ‘Imran : 164)
② Bersyukur kepada Allāh atas nikmat diutus nya para Rasul Alaihiussalam.
③ Mencintai para Rasul Alaihiussalam, menghormati mereka, memuji mereka sesuai
dengan kedudukan mereka karena mereka adalah para utusan Allāh, para hamba² Allāh
yang beribadah kepada Allāh sekaligus menyampaikan risalah Allāh & menasihati para
hamba Allāh.
Allāh berfirman:
َ ‫َ ﱢ‬ َ َ َ ‫ﱠ‬
‫ﺎﻫﺪا َو ُﻣ ﺸﺮا َوﻧ ِﺬﻳﺮا‬ ِ ‫ِإﻧﺎ أ ْر َﺳﻠﻨﺎك ﺷ‬
ً ً ُ ُ ُ ُ ُ ‫ُ ﱢ ُ ُ ﱢ‬ ُ ُْ
‫ﻮﻟ ِﻪ َوﺗ َﻌﺰ ُروە َوﺗ َﻮﻗ ُﺮوە َو َﺴ ﱢ ﺤﻮە َﺮة َوأ ِﺻ‬ ُ ََ
ِ ‫ِﻟﺘﺆ ِﻣﻨﻮا ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ ورﺳ‬

“Sesungguhnya kami telah mengutusmu sebagai seorang saksi memberikan kabar


gembira & memberikan peringatan, supaya kalian beriman kepada Allāh & juga
RasulNya & supaya menolong dia & menghormati dia”. (Al-Fath 8-9)
④ Mengetahui kekuasaan Allāh & bagaimana Allāh memilih para Nabi & Rasul.
⑤ Mengetahui bahwa beriman dengan mereka adalah sebab kebahagiaan didunia & di
akhirat.
⑥ Mengetahui bahwa berpegang teguh dengan apa yang dibawa oleh para Rasul
Alaihimussalam adalah sebab diangkatnya derajat seseorang di sisi Allāh & sebab
diampuni dosa nya.

HSI 09 ~ Silsilah Beriman Kepada Taqdir


Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Pengertian Al Qadha
dan Al Qadar"

Al Qadha & Al Qadar adalah dua kata yang apabila berdampingan maka masing-masing
memiliki makna tersendiri.
Al Qadha secara bahasa diantara maknanya adalah memutuskan, menyelesaikan /
menyempurnakan & mewajibkan, Allāh berfirman:

ُ ‫ﱡ َ ﱠ َ ُ ﱠ ﱠ‬ َ َ َ
‫…وﻗﻀ ٰﻰ َر ﻚ أ ﺗ ْﻌ ُ ﺪوا ِإ ِإ ﺎە‬

“Dan Rabb mu mewajibkan supaya kalian tidak menyembah kecuali kepadaNya” (Al-
Isra’ 23)
Dan Allāh berfirman:

‫َ ﱢ‬ َْ ُ َ
ۖ ‫…واﻟﻠﻪ ﻘ ِﻀﻲ ِ ﺎﻟﺤﻖ‬

178
“Dan Allāh memutuskan dengan benar” (Ghafir 20)
Dan Allāh berfirman:

‫َ ﱠ‬ َ َ ْ َ ََ ُْْ َ َ َ َ
ۗ ‫ﺎﺳ ْﻢ ﻓﺎذ ُﺮوا اﻟﻠﻪ ﻛ ِﺬﻛﺮ ْﻢ آ َﺎء ْﻢ أ ْو أﺷﺪ ِذﻛﺮا‬
ِ ‫…ﻓ ِﺈذا ﻗﻀ ﺘﻢ ﻣﻨ‬

“Maka apabila kalian menyelesaikan Manasik Haji kalian hendaklah kalian mengingat
Allāh, seperti kalian mengingat Bapak² kalian atau lebih banyak” (Al-Baqarah 200)
Adapun secara syariat yang dimaksud dengan Al Qadha adalah apa yang Allāh putuskan
pada makhlukNya baik berupa pengadaan – peniadaan atau perubahan sesuai dengan
Qadar atau ketentuan Allāh sebelumnya.
Al Qadar Secara bahasa adalah menentukan, Adapun secara syariat maka Al Qadar
adalah apa yang sejak dahulu atau Ajali sudah Allāh tentukan akan terjadi.
Dengan demikian Al Qadar lebih dahulu daripada Al Qadha, karena Al Qadar adalah
ketentuan Allāh sejak Ajali sedangkan Al Qadha adalah keputusan Allāh setelah itu
berupa pengadaan atau peniadaan atau pengubahan.
Dan keduanya saling melajimi tidak bisa dipisah satu dengan yang lain apa yang Allāh
tentukan akan dia putuskan dan apa yang menjadi keputusan Allāh maka itulah yang dia
tentukan sebelumnya.
Namun apabila kata Al Qadha atau Al Qadar datang sendiri dalam sebuah kalimat maka
maknanya mencangkup makna kata yang lain.
Al Qadha adalah ketentuan Allāh sejak dahulu & keputusanNya demikian pula Al Qadar
adalah ketentuan Allāh sejak dahulu & keputusanNya.

Halaqah yang kedua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *Dalil Wajibnya Beriman
Kepada Takdir Allāh*.

Beriman Dengan Takdir Allāh yang baik dan yang buruk adalah termasuk salah satu
diantara enam rukun iman yang harus diimani & telah tetap kewajibannya didalam
Alquran, Assunah dan Ijma
Dari Alquran Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ ُ َْ َ َ ‫ﱠ‬
‫ِإﻧﺎ ﱠﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﺧﻠﻘﻨﺎە ِ ﻘﺪر‬

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan sesuatu dengan ketentuan” (Al-Qamar 49)


Dan Allāh berfirman:

َْ ُ ‫ََ ﱠ‬ َ َ َ
… ‫َوﺧﻠﻖ ﱠﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻓﻘﺪ َرە ﺗﻘ ِﺪﻳﺮا‬

“Dan Dia menciptakan segala sesuatu maka Dia pun menentukan dengan sebenar-benar
penentuan” (Al-Furqan 2)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

179
ُ ْ ََ َ
…‫ۚ َو ﺎن أ ْﻣ ُﺮ اﻟﻠ ِﻪ ﻗﺪرا َﻣﻘﺪورا‬

“Dan perkara Allāh adalah ketentuan yang sudah ditakdirkan” (Al-Ahzab 38)
Adapun dari Assunah maka Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril
alaihi salam tentang iman:

‫أن ﺗﺆ ﻣﻦ ﺎ ﻟﻠﻪ وﻣﻼ ﺋﻜﺘﻪ وﻛﺘ ﻪ ورﺳﻠﻪ واﻟﻴﻮم اﻻ ﺧﺮ وﺗﺆ ﻣﻦ ﺎﻟﻘﺪرﺧﻴﺮە وﺷﺮە‬

“Engkau beriman kepada Allāh, Malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya,


Hari Akhir & engkau beriman dengan Takdir yang baik maupun yang buruk” (HR
Muslim)
Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫ﱡﻞ َﺷ ْﻲء َﻘ َﺪر َﺣ ﱠﺘﻰ‬


ُ ْ ‫اﻟﻌ ْﺠ ُﺰ واﻟ‬
‫ﺲ‬ ِ ٍ

“Segala sesuatu dengan Takdir sampai ketidak mampuan dan kecerdasan” (HR Muslim)
Adapun dari Ijma maka kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya beriman dengan
Takdir Allāh dan bahwasanya orang yang mengingkari dengan Takdir Allāh maka dia
telah keluar dari agama Islām.
Berkata Abdullah Ibn Umar radiallahu anhuma ketika mendengar tentang munculnya
orang² yang mengingkari takdir & bahwasanya kejadian terjadi dengan sendirinya
tanpa Takdir
ْ ََ ‫ﱠ‬ ُ ُ ْ َُْ ُ ْ َ َ ‫َ َ ْ ْ ُ ْ ﱢ َ ٌ ُْ ْ َ ﱠُ ْ َُ ُ ﱢ‬ َ َ َ
‫ ﻟ ْﻮ أن ِﻷﺣ ِﺪ ِﻫ ْﻢ ِﻣﺜ َﻞ‬،‫ﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋ َﻤ َﺮ‬
ِ ‫ واﻟ ِﺬي ﺤ ِﻠﻒ ِ ِﻪ ﻋ ﺪ ا‬،‫ﻓ ِﺈذا ﻟ ِﻘ ﺖ َ أوﻟ ِﺌﻚ ﻓﺄ َﺧ ِﺒﺮﻫﻢ أﻧﻲ ﺑﺮيء ِﻣﻨﻬﻢ وأﻧﻬﻢ ﺑﺮآء ِﻣﻨﻲ‬
َ َ َ ُْ ‫ُ ْ ُ َ ﱠ‬ ُ َ َْ َ َ ُ
‫أﺣ ٍﺪ ذﻫ ﺎ ﻓﺄﻧﻔﻘﻪ َﻣﺎ ﻗ ِ َﻞ اﻟﻠﻪ ِﻣﻨﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر‬

“apabila kamu bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada mereka bahwa aku
(Abdullah Ibnu Umar) berlepas diri dari mereka & mereka pun berlepas diri dari ku,
Demi Dzat yang Ibnu Umar bersumpah dengan Nya seandainya salah seorang dari
mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian menginfakan nya maka Allāh
tidak akan menerima darinya sampai dia beriman dengan Takdir ” (atsar ini
diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam shahihnya)
Yang demikian karena Allāh tidak menerima amalan orang yang kafir dan termasuk
kekufuran apabila seseorang mengingkari Takdir Allāh ajja wajalla. Berkata Al Imam An
Nawawi rahimahullah

َ َ َ ‫َ ﱠ‬ ْ َ َ ‫َ ﱢ‬ ْ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ ْ َ ‫ﱡ ﱠ‬ َ َ ُ ‫َْ ُ َ ْ ﱠ‬ َ َ ‫َو َﻗ ْﺪ َﺗ‬


‫ﻒ ﻋﻠﻰ‬
ِ ‫ﻒ واﻟﺨﻠ‬
ِ ‫ﺎب واﻟﺴﻨ ِﺔ و ِ ﺟﻤﺎع اﻟﺼﺤﺎ ِﺔ وأﻫ ِﻞ اﻟﺤﻞ واﻟﻌﻘ ِﺪ ِﻣﻦ اﻟﺴﻠ‬
ِ ‫ﻈ َﺎﻫﺮ ِت اﻷ ِدﻟﺔ َاﻟﻘﻄ َ ِﻌ ﺎت ِﻣﻦ اﻟ ِ ﺘ‬
ُ َ َ
‫ﺎت ﻗﺪر اﻟﻠ ِﻪ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َوﺗ َﻌﺎﻟﻰ‬ َْ
ِ ‫ِإﺛ‬

“Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya yang saling menguatkan dari Alquran, As-
Sunnah & Ijma Shahabat & para Ahlul halli abdi yaitu orang-orang yang punya
wewenang dari tokoh² kaum muslimin dari kalangan salaf & kholaf yang menunjukkan

180
atas penetapan Takdir Allāh Subhānahu wa Ta’āla” (Al Minhaj Syarah Shahih Muslim
Ibnu Al Hajjaj jilid I/155)

Dan berkata Ibnu Hajar rahimahullah


َ
‫اﻷﻣﻮر ﻠﻬﺎ ﺑﺘﻘﺪﻳﺮ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬ ‫و ﻣﺬﻫﺐ اﻟﺴﻠﻒ ﻗﺎﻃ ﺔ أن‬

“dan Manhaj seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan Takdir Allāh
Ta’āla” Fathul Baari 11/478)
Halaqah yang ketiga dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Kedudukan Iman
Dengan Takdir Di Dalam Agama Islām".

Iman dengan Takdir Allāh memiliki kedudukan yang tinggi di dalam agama Islām
diantara yg menunjukkan ketinggian kedudukannya:
1. Beriman Dengan Takdir termasuk diantara enam rukun Iman yang harus di Imani &
pokok aqidah yang harus diyakini yang tidak sah iman seorang hamba tanpa nya.
2. Beriman yang benar dengan Takdir Allāh yang mencakup dengan beriman Ilmu Allāh
penulisanNya, kehendakNya dan PenciptaanNya termasuk bagian dari Mentauhidkan
Allāh didalam Rububiah & sifat-sifatNya, karena Al Qadha (memutuskan) dan Al Qadar
(menentukan) adalah termasuk pekerjaan Allāh dan pekerjaan Allāh adalah termasuk
sifat-sifatNya.
Barangsiapa yang tidak beriman dengan Takdir maka dia bukan seseorang yang meg-
Esa-kan Allāh didalam Rububiah Nya dan ini membawa pengaruh buruk pada Tauhid
Uluhiyahnya.
Adapun orang yang beriman dengan Al Qadha dan Al Qadar maka akan terjaga Tauhid
Rububiah nya dan Uluhiyahnya. Berkata Abdullah Ibnu Abbas Radiallahu anhuma:

َ َ ‫ْ ﱠ‬ َ ْ َْ ُ َ َ َ َ َ َ ‫َ َﱠ َ َ ﱠ‬ َ ‫َ ْ ﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ َ
” ‫ َو َﻣﻦ َوﺣﺪ اﻟﻠﻪ‬، ‫آﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر ﻓ ِﻬ َﻲ اﻟ ُﻌ ْﺮ َوة اﻟ ُﻮﺛﻘﻰ اﻟ ِﺘﻲ ﻻ اﻧ ِﻔ َﺼ َﺎم ﻟﻬﺎ‬‫ ﻓ َﻤﻦ َوﺣﺪ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ و‬، ‫اﻟﻘﺪ ُر ِﻧﻈ ُﺎم اﻟﺘ ْﻮ ِﺣ ِﺪ‬
َ ‫َ َ َْ َ ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬ َ
‫ﺾ اﻟﺘ ْﻮ ِﺣ ﺪ‬ ‫ ” ﺗ َﻌﺎﻟﻰ َو ﺬب ِ ﺎﻟﻘﺪر ﻧﻘ‬.

“Takdir adalah aturan Tauhid, barangsiapa mengesakan Allāh & Beriman dengan Takdir
maka inilah tali yang kuat yang tidak akan terlepas & barangsiapa Mentauhidkan Allāh
& mendustakan takdir maka dia telah membatalkan tauhid nya” (atsar ini dikeluarkan
Kitab Al Qadar hal 143)
Yang dimaksud dengan Takdir adalah aturan Tauhid yaitu *beriman dengan Takdir
menjadikan teratur dan lurus Tauhid seseorang*.
3. Beriman dengan Takdir Allāh adalah beriman dengan Qudratullah (kemampuan
Allāh), barangsiapa yang tidak beriman Takdir berarti dia tidak beriman dengan
Qudratullah.
Berkata Zaid Ibnu Aslam :

‫ ﻓﻤﻦ ﻛﺬب ﺎﻟﻘﺪر؛ ﻓﻘﺪ ﺟﺤﺪ ﻗﺪرة اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ‬، ‫اﻟﻘﺪر ﻗﺪرة اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ‬

181
“Takdir adalah kemampuan Allāh ajja wajalla barangsiapa yang mendustakan Takdir
maka dia telah mengingkari kemampuan Allāh ajja wajalla” (atsar ini dikeluarkan Kitab
Al Qadar hal 144)
4. Beriman Dengan Takdir berkaitan dengan hikmah Allāh, Ilmu Nya, Kehendak Nya
danPenciptaan Nya. Maka barangsiapa yang mengingkari Takdir berarti dia telah
mengingkari Ilmu Allāh, Kehendak Nya dan Penciptaan Nya.
5. Beriman yang benar dengan Takdir Allāh akan membuahkan kebaikan yang banyak
dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagaimana akan datang penyebutannya di halaqoh ² yang terakhir dari Silsilah ini.
Dan kebodohan tentang beriman dengan Takdir ataupun kesalahpahaman
menyebabkan berbagai penyimpangan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat.
6. Beriman dengan Takdir adalah aqidah seluruh para Nabi & para pengikut mereka.
Allāh berfirman tentang Nabi Nuh alaihi salam:

َ ْ ُ َ ‫َ َ ﱠ‬
‫ﺎل ِإﻧ َﻤﺎ ﺄ ِﺗ ْﻢ ِ ِﻪ اﻟﻠﻪ ِإن ﺷ َﺎء‬‫…ﻗ‬

“Nuh berkata sesungguhnya Allāh lah yang akan mendatangkan tanda kekuasaanNya
apabila Dia menghendaki… ” (Hud 33)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Ismail alaihi salam :

َ ‫ﺎل َ ﺎ أ َ ﺖ ْاﻓ َﻌ ْﻞ َﻣﺎ ُﺗ ْﺆ َﻣ ُﺮ ۖ َﺳ َﺘﺠ ُﺪﻧﻲ إ ْن َﺷ َﺎء اﻟﻠ ُﻪ ﻣ َﻦ ﱠ‬


…‫اﻟﺼ ِﺎﺑ ﻦ‬ َ ‫ۚ َﻗ‬
ِ ِ ِ ِ ِ

“Ismail berkata wahai bapakku kerjakanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu,
niscaya engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang² yang sabar apabila Allāh
menghendaki”. (Ash-Shaffat 102)
Dan Allāh berfirman tentang Nabi Musa alaihi salam:

َ ‫ﺖ أ ْﻫﻠ َﺘ ُﻬ ْﻢ ﻣ ْﻦ َﻗ ْ ُﻞ َو ﱠ‬
… ۖ ‫ﺎي‬
َ ْ ْ ‫َ َ َ ﱢ‬
‫…ﻗﺎل رب ﻟﻮ ِﺷ‬
ِ ِ

“… Musa berkata wahai Rabb ku seandainya Engkau menghendaki niscaya Engkau telah
menghancurkan mereka & diriku sebelum ini… ” (Al-A’raf 155)
Tiga ayat diatas menunjukkan keimanan para Nabi alaimusallam terhadap Takdir Allāh
ajja wajalla.
7. Diantara yg menunjukkan ketinggian, kedudukan Beriman Dengan Takdir di dalam
agama Islām bahwa Takdir berkaitan langsung dengan kehidupan manusia setiap
harinya, seperti sehat, sakit, kaya, miskin, kuat, lemah, bahagia, sengsara, nikmat, azab,
hidayah, kesesatan dll.

Halaqah yang ke empat dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman
Dengan Takdir Allah Bag 1"

182
Cara Beriman Dengan Takdir Allāh adalah dengan mengimani _marojibul
qodar_(tingkatkan² takdir) yang jumlahnya ada empat:
1. Ilmu Allāh yang meliputi segala sesuatu, yang ada & yang tidak ada, yang mungkin
terjadi & yang tidak mungkin terjadi.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengetahui yang ada di langit maupun yang ada di bumi,
yang kelihatan maupun yg tidak kelihatan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ ُ
…‫ۗ َواﻟﻠﻪ ِ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻋ ِﻠ ٌﻢ‬

“Dan Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al-Baqarah 282)


Dan Allāh berfirman:

‫ﺎت‬ َ ‫ْ ََ َ ﱠ َْ َُ ََ َ ﱠ‬ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ ‫َﱢ‬ َ ُ ََْ َ ُ ‫َ َْ َُ ﱠ‬ َ ُ َ ُ َْ


‫َو ِﻋﻨﺪە َﻣﻔ ِﺎﺗﺢ اﻟﻐ ْ ِﺐ‬
ِ ‫ﻌﻠﻤﻬﺎ ِإ ﻫﻮ ۚ و ﻌﻠﻢ ﻣﺎ ِﻓﻲ اﻟﺒﺮ واﻟ ﺤﺮ ۚ وﻣﺎ ﺴﻘﻂ ِﻣﻦ ورﻗ ٍﺔ ِإ ﻌﻠﻤﻬﺎ و ﺣ ٍﺔ ِﻓﻲ ﻇﻠﻤ‬
َ ‫ﱠ‬ َ ََ ْ َ َْ
‫ﺎب ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬
ٍ ‫ﺎ ِ ﺲ ِإ ِﻓﻲ ِﻛﺘ‬ ‫اﻷ ْرض َو َرﻃ ٍﺐ و‬

“Dan di sisi-Nya kunci² ilmu ghoib tidak mengetahuinya kecuali Dia, & Dia mengetahui
apa yang ada di daratan & lautan & tidaklah jatuh sebuah daun kecuali Allāh
mengetahuinya & tidak ada satu biji di kegelapan² bumi dan tidak ada sesuatu yang
basah maupun kering kecuali semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata (Al Lauful
Mahfudz) ” ( Al-An’am 59)
Allāh mengetahui yang sudah terjadi, yang sedang terjadi & yang akan terjadi, bahkan
Allāh mengetahui apa yang tidak terjadi, seandainya terjadi bagaimana kejadiannya.
Allāh berfirman:

َ ُ ُ‫ُُ َْ ُ ﱠ‬ ُ ‫ﱡ‬
…‫ۖ َوﻟ ْﻮ ُردوا ﻟ َﻌﺎدوا ِﻟ َﻤﺎ ﻧﻬﻮا ﻋﻨﻪ َو ِ ﻧﻬ ْﻢ ﻟ ِﺎذﺑﻮن‬

“Dan seandainya mereka (yaitu orang² kafir) dikembalikan ke dunia niscaya mereka
akan kembali melakukan apa yang mereka sudah dilarang darinya dan sesungguhnya
mereka adalah berdusta” (Al-An’am 28)
Yaitu seandainya orang orang kafir yang di azab di dalam Neraka yang meminta supaya
dikembalikan ke dunia untuk beriman dan beramal, dikabulkan permintaan mereka
untuk kembali ke dunia niscaya mereka akan kafir kembali.
Dan Allāh mengetahui apa yang dilakukan oleh makhluk sebelum Allāh menciptakan
mereka, mengetahui rezeki, ajal dan amalan mereka, bergerak dan diam nya mereka,
kesengsaraan dan kebahagiaan mereka, bahkan Allāh mengetahui siapa diantara
mereka yang kelak akan masuk ke dalam surga dan siapa yang akan masuk ke dalam
Neraka sebelum Allāh menciptakan mereka, bahkan sebelum mereka diciptakan Allāh
mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk surga dan siapa diantara
mereka yang kelak akan masuk Neraka.
Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda didalam hadits Ibnu Abbas radiallahu anhuma, ketika Nabi ‫ﷺ‬
ditanya tentang anak-anak orang-orang musyrikin beliau mengatakan :

183
‫اﻟﻠﻪ أﻋﻠﻢ ـﻤﺎ ﻛـﺎﻧﻮا ﻋﺎﻣﻠ ـﻦ‬

“Allāh lebih tau tentang apa yang akan mereka amalkan” (HR Bukhari dan Muslim)
Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ﻣﺎ ﻣﻨـ ﻢ ﻣﻦ ﻧﻔﺲ إﻻ وﻗﺪ ﻋﻠﻢ ﻣﻨﺰﻟﻬﺎ ﻣﻦ اﻟﺠﻨﺔ واﻟﻨـﺎر‬

“Tidak ada sebuah jiwa kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga dan neraka”
[HR Bukhari dan Muslim]
Kewajiban seorang muslim adalah berbaik sangka kepada Allāh yang telah memberikan
hidayah kepada agama Islām ini & Sunnah Rasulullãh ‫ﷺ‬kemudian istiqomah dalam
beriman & beramal shaleh sampai dia meninggal dunia.

Halaqah yang ke lima dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman Dengan
Takdir Allah Bag 2".

Diantara cara beriman dengan Takdir Allāh adalah dengan mengimani tingkatan Takdir
yang kedua, yaitu penulisan Allāh terhadap seluruh Takdir makhluk Nya di dalam Al
Lauful Mahfudz, maka tidaklah terjadi sesuatu di alam ini kecuali Allāh telah menulisnya
didalam Kitāb tersebut, tidak mungkin apa yang terjadi di alam ini keluar dari apa yang
sudah Allāh tuliskan.
Dalil² tentang Beriman Dengan penulisan Allāh terhadap Takdir di dalam Al Lauful
Mahfudz dari Alquran diantaranya :
Firman Allāh ajja wajalla:

َ ُ ‫ﱠ ْ َْ َ َ ُ َ َ َ ﱠ‬ ‫ﱢ‬ َ ْ ُ‫ﱠ‬ ََْ ْ َ


‫اﻟﺼ ِﺎﻟﺤﻮن‬ ‫َوﻟﻘﺪ ﻛﺘ ﻨﺎ ِﻓﻲ اﻟ ﻮر ِﻣﻦ ْﻌ ِﺪ اﻟﺬﻛﺮ أن اﻷرض ﻳﺮﺛﻬﺎ ِﻋ ِﺎدي‬

“Dan Kami telah menulis didalam Kitāb-kitab yang Kami turunkan setelah sebelumnya
ditulis didalam Al Dzikir, bahwa Bumi ini diwarisi oleh hamba²Ku yang shaleh” (Al-
Anbiya’ 105)
Al Dzikr adalah nama lain dari Al Lauful Mahfudz.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َْ ْ َ ُ َ ‫َﱠ‬ ُ ‫إ ﱠﻧﺎ َﻧ ْﺤ ُﻦ ُﻧ ْﺤﻴﻲ اﻟ َﻤ ْﻮ َﺗ ٰﻰ َو َﻧ ُﺘ‬


‫ﺐ َﻣﺎ ﻗﺪ ُﻣﻮا َوآﺛ َﺎرﻫ ْﻢ ۚ َو ﱠﻞ ﺷ ْﻲ ٍء أﺣ َﺼ ﻨﺎە ِﻓﻲ ِإ َﻣ ٍﺎم ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬ ِ ِ

“Sesungguhnya Kami lah yang menghidupkan orang² yang mati & Kami lah yang
menulis apa yang mereka kerjakan & bekas² mereka & segala sesuatu Kami ikhso
didalam Kitāb yang jelas” (Ya-Sin 120)
Makna ikhso diantaranya Allāh mengetahuinya menjaganya, menetapkannya didalam
Kitāb tersebut.
Yang dimaksud dengan Kitab yang jelas adalah Al Lauful Mahfudz.

184
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َْ َ َ ‫ﱠ‬
ٌ ‫اﻷ ْرض ۗ إ ﱠن َذ ٰ ﻟ َﻚ ﻓﻲ ﻛ َﺘﺎب ۚ إ ﱠن َذ ٰ ﻟ َﻚ َﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ َ ﺴ‬ َ َ ‫ﱠ‬ َ
‫ﻴﺮ‬ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ ‫أﻟ ْﻢ ﺗ ْﻌﻠ ْﻢ أن اﻟﻠﻪ ْﻌﻠ ُﻢ َﻣﺎ ِﻓﻲ اﻟﺴﻤ ِﺎء و‬

“Bukankah kamu mengetahui bahwa Allāh mengetahui apa yang ada di langit & di bumi
sesungguhnya yg demikian ada di dalam Kitab, sesungguhnya yang demikian sangat
mudah bagi Allāh” (Al-Hajj 70)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ْ َ َ ْ ‫َ َﱠ‬
…ۚ ‫ﺎب ِﻣﻦ ﺷ ْﻲ ٍء‬
ِ ‫ ۚ ﻣﺎ ﻓﺮﻃﻨﺎ ِﻓﻲ اﻟ ِ ﺘ‬..

“Kami tidak lupakan sesuatu pun didalam Al Lauful Mahfudz” (Al-An’am 38)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

…‫ﺎب ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬
َ ‫ﱠ َ َ َ ْ َ َ ْ َٰ َ َ َ َ َ ﱠ‬ ََ َْ ْ ‫ۚ َو َﻣﺎ َ ْﻌ ُﺰ ُب َﻋ ْﻦ َرﱢ َﻚ ﻣ ْﻦ ﻣ ْﺜ َﻘ َ ﱠ‬
ٍ ‫ﺎل ذر ٍة ِﻓﻲ اﻷرض و ِﻓﻲ اﻟﺴﻤ ِﺎء و أﺻﻐﺮ ِﻣﻦ ذ ِﻟﻚ و أ ﺒﺮ ِإ ِﻓﻲ ِﻛﺘ‬ِ ِ ِ

“Dan tidak terlepas dari pengetahuan Allāh sesuatu sebesar semut kecilpun baik di
bumi maupun di langit baik yang lebih kecil daripada itu atau lebih besar kecuali
didalam Kitāb yang jelas” (Yunus 61)
Adapun dari Sunnah maka Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ َ ْ ْ َ َْ َ َ ‫َْ َ ْ َ ُ َ ﱠ‬
‫ﻒ َﺳﻨ ٍﺔ‬ ‫ات َواﻷ ْرض ِ ﺨﻤ ِﺴﻴﻦ أﻟ‬
ِ ‫ﻛﺘﺐ اﻟﻠﻪ ﻣﻘﺎدﻳﺮ اﻟﺨﻼﺋﻖ ﻗ ﻞ أن ﺨﻠﻖ اﻟﺴﻤﺎو‬

“Allāh menulis Takdir² bagi para makhlukNya lima puluh ribu tahun sebelum Allāh
menciptakan langit dan bumi” (HR Muslim)
Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫ﱢ‬ َ ‫َو َﺘ‬


‫ﺐ ِﻓﻲ اﻟﺬﻛﺮ ﱠﻞ ﺷ ْﻲ ٍء‬

“Dan Allāh menulis di dalam Al Dzikr (Al Lauful Mahfudz) segala sesuatu” (HR Bukhori
dan Muslim)
Dan Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ْ ُ ُ َ ﱠ‬ ‫َ ْ ُ ُ َ ﱠ‬ َْ َ ْ ْ
‫ﺐ َﻣﻘ َﻌﺪە ِﻣﻦ اﻟﻨﺎر و َﻣﻘ َﻌﺪە اﻟﺠﻨ ِﺔ‬ ‫َﻣﺎ ِﻣﻨ ْﻢ ِﻣﻦ أﺣ ٍﺪ ِإﻻ َوﻗﺪ ﻛ ِﺘ‬

“Tidak ada diantara kalian kecuali sudah di tulis tempat nya didalam Neraka &
tempatnya di dalam surga” (HR Bukhori dan Muslim])

Halaqah yang ke enam dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *\"Cara Beriman
Dengan Takdir Allah Bag 3".

185
Selain beriman dengan penulisan takdir ajali yang mencakup seluruh perkara, maka
para ulama menyebutkan bahwa termasuk beriman dengan penulisan takdir adalah
*Beriman Dengan Beberapa Jenis Penulisan Takdir yang lain*. Yang merupakan bagian
dari penulisan takdir ajali.
1. Takdir Umri
Yaitu penulisan takdir seseorang diawal umurnya ketika didalam rahim ibunya, ditulis
rezeki, ajal, amalan, kesengsaraan dia & kebahagiaan.
Dalilnya adalah hadits Abdullah Ibnu Mas’ud radiallahu anhu, Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫ ُﺛ ﱠﻢ َ ْﻮ ُن ﻓﻲ ذﻟﻚ ُﻣ ْﻀ َﻐ ًﺔ ﻣ‬،‫ ُﺛ ﱠﻢ َ ْﻮ ُن ﻓﻲ ذﻟﻚ َﻋﻠ َﻘ ًﺔ ﻣ ْﺜ َﻞ َذﻟ َﻚ‬،‫ﺧﻠﻘ ُﻪ ﻓ ْﻲ َ ْﻄﻦ أ ﱢﻣﻪ أ ْر َ ﻌ ْﻴ َﻦ َﻳ ْﻮﻣﺎ‬


‫ﺜﻞ‬
ُ ْ ُ َ َ ‫ﱠ‬
‫إن أﺣﺪ ﻢ ﺠ َﻤ ُﻊ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ َ َ َ ْ ْ َْ َُ َُْ َ ْ ‫َ َ ُ َ َ ُﱠ ُْ َ ُ َ ُ َُْ ُ ْ ﱡ‬
،‫ َوﺷ ِﻘ ﱞﻲ أ ْو َﺳ ِﻌ ْ ﺪ‬،‫ َوﻋ َﻤ ِﻠ ِﻪ‬،‫ َوأﺟ ِﻠ ِﻪ‬،‫ ِ ﻜﺘ ِﺐ رز ِﻗ ِﻪ‬:‫ﺎت‬ َ
ٍ ‫ و ﺆﻣﺮ ِ ﺄر ـﻊ ِﻠﻤ‬،‫ ﺛﻢ ﻳﺮﺳﻞ اﻟﻤﻠﻚ ﻓﻴﻨﻔﺦ ِﻓ ِﻪ اﻟﺮوح‬،‫رواە ( ذ ِﻟﻚ‬
َ
‫اﻟ ُ ﺨﺎر ﱡي َو ُﻣ ْﺴ ِﻠ ٌﻢ‬

“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaanya di perut


ibunya selama 40 hari, kemudian didalamnya sebagai segumpal darah selama 40 hari,
kemudian didalamnya sebagai segumpal daging selama 40 hari, kemudian diutus
seorang Malaikat kemudian meniup nyawa didalamnya & diperintahkan dengan 4
kalimat yaitu menulis rezekinya, ajalnya, amalannya & apakah dia sengsara atau orang
yang bahagia”. (HR Bukhari dan Muslim)
2. Takdir Hauli
Yaitu takdir khusus kejadian selama satu tahun ditentukan dimalam Lailatul Qadar.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ْ ‫ﱠ ﱠ‬ ُ َ َْ ‫ﱠ‬
‫ِإﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎە ِﻓﻲ ﻟ ْ ﻠ ٍﺔ ُﻣ َ َﺎر ٍﺔ ۚ ِإﻧﺎ ﻛﻨﺎ ُﻣﻨ ِﺬر ﻦ‬
َ ُ ُْ َ
‫ِﻓﻴﻬﺎ ﻔ َﺮق ﱡﻞ أ ْﻣﺮ ﺣ ِﻜ ٍﻢ‬

“Sesungguhnya Kami telah turunkan Al Quran pada malam yang berbarakah,


sesungguhnya Kami memberikan peringatan didalamnya di pisahkan seluruh perkara
yang kokoh” (Ad-Dukhan 3- 4)
3. Takdir Yaumi
Yaitu pelaksanaan apa yang sudah ditulis pada waktu yang sudah ditentukan, Dalilnya
adalah firman Allāh:

َ ُ َ
..‫ۚ ﱠﻞ ﻳ ْﻮ ٍم ﻫ َﻮ ِﻓﻲ ﺷﺄ ٍن‬

“Setiap hari Dia (Allāh) dalam sebuah urusan” (Ar-Rahman 29)

Diantara urusan Allāh adalah mengampuni dosa, menciptakan, melenyapkan,


menghidupkan, mematikan, memuliakan, menghinakan, memberi & menahan dll. Dan
perlu diketahui bahwa Takdir Yaumi, Hauli & Umri tidak keluar dari apa yang sudah
tertulis di dalam takdir Ajali.

186
Halaqah yang ke Tujuh dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman Dengan
Takdir Allah Bag 4".

Diantara Cara Beriman Dengan Takdir Allāh dengan mengimani tingkatan Takdir yang
ke-3 yaitu Masyiiatullah / kehendak Allāh dan yang dimaksud adalah beriman bahwa
apa yang Allāh kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allāh kehendaki maka tidak
akan terjadi
Dan apa yang ada dilangit dan di bumi berupa bergeraknya sesuatu atau diam nya
sesuatu maka dengan kehendak Allāh dan tidak mungkin terjadi dikerajaan Allāh
Subhānahu wa Ta’āla apa yang tidak dikehendaki-Nya. Diantara dalilnya dari Alquran
adalah firman Allāh:

ُ َ ْ ُ َ َُ ْ ْ َ َ َ َ ُ ُْ َ ‫ﱠ‬
‫ﻮل ﻟﻪ ﻛﻦ ﻓ َ ﻮن‬ ‫ِإﻧﻤﺎ أﻣﺮە ِإذا أراد ﺷ ﺌﺎ أن ﻘ‬

“Sesungguhnya perkara Allāh apabila menginginkan sesuatu adalah mengatakan


*JADILAH* Maka jadilah dia” (Ya-Sin 82)
Dan Allāh berfirman:

َ ُ َْ ْ َ َ َ ‫ﱡ‬ َ
ۚ ‫… َوﻟ ْﻮ ﺷ َﺎء َر ﻚ ﻵ َﻣﻦ َﻣﻦ ِﻓﻲ اﻷ ْرض ﻠﻬ ْﻢ ﺟ ِﻤ ﻌﺎ‬

“Dan seandainya Rabb mu mungkin menghendaki niscaya akan beriman seluruh yang
ada dibumi” (Yunus 99)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ ْ ُ َ َ ْ ‫ُ ﱡ‬ َ َ ْ َ ُ َْ َ َ ْ َ ُْ َ ُ ُ
ۖ ‫…ﻗ ِﻞ اﻟﻠﻬ ﱠﻢ َﻣ ِﺎﻟﻚ اﻟ ُﻤﻠ ِﻚ ﺗﺆ ِﺗﻲ اﻟ ُﻤﻠﻚ َﻣﻦ ﺸ ُﺎء َوﺗﻨﺰع اﻟ ُﻤﻠﻚ ِﻣ ﱠﻤﻦ ﺸ ُﺎء َوﺗ ِﻌﺰ َﻣﻦ ﺸ ُﺎء َوﺗ ِﺬ ﱡل َﻣﻦ ﺸ ُﺎء‬

“Katakanlah Ya Allāh yang memiliki kerajaan, Engkau memberi kekuasaan kepada siapa
yang Engkau kehendaki & mencabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki &
Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki & menghinakan siapa yang Engkau
kehendaki” (Ali ‘Imran 26)
Dan Allāh berfirman:

َ ‫ُ ﱡ‬ َ َ ْ ‫َ ﱠ‬ َ َ
‫َو َﻣﺎ ﺸ ُﺎءون ِإ أن ﺸ َﺎء اﻟﻠﻪ َرب اﻟ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ‬

“Dan tidaklah kalian menginginkan kecuali dengan kehendak Allāh Rabb semesta
alam” (At-Takwir 29)
Adapun dari As-Sunnah, maka Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ
‫ﺸﺎء‬ ُ ‫ ﱠإﻧ ُﻪ ﻔ‬، ‫ﻣﺴﺄﻟﺘﻪ‬
‫ﻌﻞ ﻣﺎ‬
َ َ َ َ
‫ وﻟ َ ﻌﺰ ْم‬، ‫ ارزﻗﻨﻲ إن ﺷ ﺖ‬، ‫ ارﺣﻤﻨﻲ إن ﺷ ﺖ‬، ‫اﻟﻠﻬﻢ اﻏﻔﺮ ﻟﻲ إن ﺷ ﺖ‬
‫ﱠ‬ ُ
: ‫ﻻ ﻘﻞ أﺣﺪ ﻢ‬
ُ َ
‫ ﻻ ُﻣ ﺮە ﻟﻪ‬،

187
“Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan Ya Allāh ampunilah aku jika Engkau
menghendaki, sayangilah aku jika engkau menghendaki, berilah aku rezeki apabila
engkau menghendaki. Maka hendaklah dia menguatkan permintaan karena Allāh
melakukan apa yang dikehendaki tidak ada yang memaksanya”. (HR Bukhari)
Berkata Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah

َ ْ َ َ ْ ْ َ ُ ْ
‫ و ن ﻟﻢ أﺷﺄ‬،‫َو َﻣﺎ ِﺷ ﺖ إن ﻟ ْﻢ ﺸﺄ ﻟ ْﻢ ﻜﻦ – َﻣﺎ ِﺷ ﺖ ﺎن‬

“Apa yang Engkau kehendaki ya Allāh terjadi, meskipun aku tidak menghendakinya &
apa yang aku kehendaki kalau Engkau tidak menghendakinya maka tidak akan terjadi”
(atsar ini dikeluarkan oleh Al Lalikai didalam kitab beliau Syarhu Ushuli Itiqadi Ahli
sunnati wal Jamaah Minal kitabi wa Sunnah Wa ijmai shahabat IV-702)

Halaqah yang ke Delapan dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman
Dengan Takdir Allah Bag 5".

Diantara Cara Beriman Dengan Takdir Allāh adalah dengan mengimani tingkatan Takdir
yang ke-4 yaitu penciptaan Allāh terhadap sesuatu, maksudnya Allāh Subhānahu wa
Ta’āla adalah Pencipta segala sesuatu yang ada di Langit maupun yg ada di Bumi (sifat-
sifatnya dan amalan nya)
 Menciptakan pelaku dan amalan yang dilakukan
 Menciptakan orang yang beriman dan keimanannya
 Menciptakan orang yang kafir dan kekafirannya
 Menciptakan orang yang taat dan ketaatannya
 Menciptakan pelaku maksiat da kemaksiatannya
 Menciptakan setiap yang bergerak & gerakannya
 Dan setiap yang diam dan diamnya
Tidak ada yang mencipta selain Allāh ajja wajalla, Dia-lah Al Kholiq & selainnya adalah
makhluk, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ َ َ ُ
‫َواﻟﻠﻪ ﺧﻠﻘ ْﻢ َو َﻣﺎ ﺗ ْﻌ َﻤﻠﻮن‬

“Dan Allāh yang menciptakan kalian & apa yang kalian kerjakan” (Ash-Shaffat 96)
Dan Allāh berfirman:

َ ُ َ ُ
ۖ ‫…اﻟﻠﻪ ﺧ ِﺎﻟﻖ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء‬

“Allāh yang menciptakan segala sesuatu” (Az-Zumar 62)


Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ ‫ﱠ‬
‫إن اﻟﻠﻪ ﺧﻠﻖ ﱠﻞ ﺻﺎﻧﻊ و ﺻﻨﻌﺘﻪ‬

188
“Sesungguhnya Allāh Dia-lah yang menciptakan setiap pelaku & apa yang dia lakukan”.
(HR Al Hakim didalam Al Mustadrak & di shahih kan oleh Syaikh Al Albani
rahimahullah)
Inilah 4 tingkatan yang barangsiapa tidak beriman dengan salah satunya maka dia tidak
beriman dengan Al Qadha dan Al Qadar.

Halaqah yang ke Sembilan dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beriman Dengan
Takdir dan Mengambil Sebab Bag 1".

Seorang yang beriman selain diperintah untuk beriman dengan Takdir Allāh juga
diperintah untuk mengambil sebab dan bertawakal kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla
dan tidak bertawakal kepada sebab tersebut. Rezeki sudah oleh Allāh ajja wajalla dan
kita diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ُ ُْ َ ْ ْ َ ْ َُْ َْ َْ َ ُ َ ‫ﱠ‬ َ ُ َ َ
‫اﻟﺼ ة ﻓﺎﻧ ِﺸ ُﺮوا ِﻓﻲ اﻷ ْرض َواﺑﺘﻐﻮا ِﻣﻦ ﻓﻀ ِﻞ اﻟﻠ ِﻪ َواذ ُﺮوا اﻟﻠﻪ ﻛ ِﺜﻴﺮا ﻟ َﻌﻠ ْﻢ ﺗﻔ ِﻠﺤﻮن‬ ‫ﻓ ِﺈذا ﻗ ِﻀ ِﺖ‬

“Kemudian apabila sudah selesai shalat Jumat maka hendaklah kalian menyebar
dipermukaan bumi & carilah dari karunia Allāh dan perbanyaklah didalam mengingat
Allāh, semoga kalian beruntung” (Al-Jumu’ah 10)
Dan Allāh berfirman:

ُ َ َ
… ۗ ‫…وأﺣ ﱠﻞ اﻟﻠﻪ اﻟ َﺒ ْﻴ َﻊ‬

“Dan Allāh telah menghalalkan jual beli” (Al-Baqarah 275)


Dan didalam sebuah hadits Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ َ َ ُ ً ُ َ ْ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ََ
‫ﻷن ﺤﺘﺰ َم أﺣﺪ ْﻢ ﺣﺰ َﻣﺔ ِﻣﻦ ﺣﻄ ٍﺐ ﻓ َ ﺤ ِﻤﻠﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻇﻬﺮ ِە ﻓ َﻴ ِ َﻌﻬﺎ ﺧ ْﻴ ٌﺮ ﻟﻪ ِﻣﻦ أن ْﺴﺄ َل َرﺟ ْﻌ ِﻄ ِﻪ أ ْو ْﻤﻨ ُﻌﻪ‬

“Sungguh salah seorang diantara kalian mencari satu ikat kayu bakar kemudian
mengangkatnya diatas punggungnya lebih baik daripada dia meminta orang lain baik
diberi atau tidak diberi” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu)
Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ُ َ ُ َْ ‫ُ َ ُ ﱠ‬ ُْ َ ‫َ ﱠ‬ َ َ َ ُْ ‫ﱠ‬
‫ﻟ ْﻮ أﻧ ْﻢ ﻛﻨﺘ ْﻢ ﺗ َﻮ ﻠﻮن ﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ ﺣﻖ ﺗ َﻮ ِﻠ ِﻪ ﻟ ُﺮزﻗﺘ ْﻢ َﻤﺎ ﺗ ْﺮزق اﻟﻄ ْﻴ ُﺮ ﺗﻐﺪو ِﺧ َﻤﺎﺻﺎ َوﺗ ُﺮوح ِ ﻄﺎﻧﺎ‬

“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allāh niscaya kalian akan diberi
rezeki, sebagaimana burung diberi rezeki pagi-pagi mereka pergi dalam keadaan lapar
& datang di sore hari dalam keadaan kenyang” (HR At Tirmidzi dan; Ibn Majjah,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah)

189
Dan Burung didalam mencari rezeki tidak hanya berdiam diri dan berpangku tangan di
sarang nya tetapi dia pergi mencari sebab didalam mendapatkan rezeki tersebut.
Dan dahulu para Nabi alaihimus salam bekerja dan mereka adalah orang-orang yang
beriman dengan Takdir Allāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ْ َْ َ ُ ْ ََ َ َ ‫َ ﱠ‬ َ ْ ُ‫َ َ ْ َ َ َْ َ َ ُْ َ َ ﱠ ﱠ‬
ِ ‫…وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ﻗ ﻠﻚ ِﻣﻦ اﻟﻤﺮﺳ ِﻠﻴﻦ ِإ ِإﻧﻬﻢ ﻟ ﺄ ﻠﻮن اﻟﻄﻌﺎم و ﻤﺸﻮن ِﻓﻲ اﻷﺳﻮ‬
ۗ ‫اق‬

“Dan Kami tidaklah mengutus sebelummu seorang Rasul pun kecuali mereka memakan
makanan dan pergi ke pasar” (Al-Furqan 20)
Dan didalam sebuah hadits Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫َ َ ﱠ َ ﱠ‬
‫ ﺎن ز ﺎ ﻧﺠﺎرا‬.

“Dahulu Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu” (HR Muslim)


Dan Nabi Musa alaihi salam pernah pernah bekerja sebagai seorang penggembala untuk
orang yang shaleh dari madyan selama beberapa tahun, sebagaimana Allāh Subhānahu
wa Ta’āla sebutkan didalam surat Al Qishas ayat 27.

Halaqah yang Ke Sepuluh dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beriman Dengan
Takdir dan Mengambil Sebab Bag 2"

Banyak dan sedikitnya keturunan sudah ditakdirkan oleh Allāh ajja wajalla tetapi bukan
berarti seorang muslim menunggu tanpa usaha untuk mendapatkan keturunan bahkan
dia diperintahkan untuk menikah sebagai sebab & upaya untuk mendapatkan
keturunan. Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫َ َ ﱢ‬ َ ُ ُ ََ
َ
‫اﻷﻣﻢ‬ ‫ﺗﺰ ﱠوﺟ ْﻮا اﻟ َﻮد ْود اﻟ َﻮﻟ ْﻮد ﻓ ِﺈﻧﻲ ُﻣ ِﺎﺛ ُﺮ ﻢ‬..

“Nikahilah wanita yang penyayang lagi subur karena sesungguhnya karena


sesungguhnya aku membanggakan banyaknya kalian didepan umat yang lain” (HR Abu
Daud dan An Nasaii di shahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah)
Sakit dan kesembuhan dari penyakit sudah di takdirkan oleh Allāh ajja wajalla namun
kita diperintahkan untuk menjauhi sebab terkena penyakit dan diperintahkan pula
untuk berobat apabila seseorang ditimpa sakit. Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ ُ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ َ ﱠ‬
‫اﻟﺪواء ﻓﺘﺪاووا‬ ‫اﻟﺪاء ﺧﻠﻖ‬ ‫وﺟﻞ ﺣ ﺚ ﺧﻠﻖ‬ ‫إن اﻟﻠﻪ ﻋﺰ‬

“Sesungguhnya Allāh ajja wajalla ketika menciptakan penyakit Dia juga menciptakan
obatnya, maka berobat lah kalian” (HR Ahmad dari Annas bin Malik radiallahu anhu dan
di hasan kan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah)

190
Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda tentang sikap seorang muslim terhadap tho’un yaitu wabah
penyakit yang merata yang terjadi disebuah daerah

َ َ َ َ ُ ُ ُ
َ ‫ﺗﻘﺪﻣﻮا ﻋﻠ ﻪ و ذا‬ ُ
‫واﻧﺼﺮف‬ ‫ﻓﺤﻤﺪ اﻟﻠﻪ ﻋﻤ ُﺮ‬
ِ
ُ ‫وأﻧﺘﻢ ﺑﻬﺎ ﻓﻼ‬
‫ﺗﺨﺮﺟﻮا ﻓﺮارا ﻣﻨﻪ‬ ِ ‫وﻗﻊ ﺄرض‬ ِ ‫إذا ﺳﻤﻌﺘﻢ ِ ﻪ ﺄرض ﻓﻼ‬

“apabila kalian mendengar tho’un di sebuah daerah, maka janganlah kalian datang
kesana & apabila terjadi disebuah daerah sedangkan kalian berada disana maka kalian
jangan keluar dari daerah tersebut karena lari dari nya” (HR Al Bukharidan Muslim)
Kematian juga musibah sudah ditakdirkan oleh Allāh ajja wa jalla dan kita
diperintahkan untuk mengambil sebab keselamatan.
Dahulu Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersama keimanan beliau yg dalam tentang masalah takdir beliau
berperang memakai baju perang, menggunakan senjata, mengatur siasat perang,
mengatur pasukan dll. Dan ini semua menunjukkan bahwa selain kita diperintah
beriman dengan Takdir Allāh kita juga diperintah untuk mengambil sebab yang
diperbolehkan.

Halaqah yang Ke Sebelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beriman Dengan
Takdir dan Mengambil Sebab Bag 3".

Telah berlalu bahwa kebahagiaan & kesengsaraan telah ditakdirkan tempat seseorang
di Surga atau di Neraka telah ditakdirkan dan seorang yang beriman sebagaimana dia
diperintahkan mengambil sebab didalam perkara Dunia maka juga diperintahkan
mengambil mengambil sebab didalam perkara² Akhirat.
Seorang yang beriman diperintahkan mengambil sebab mendapatkan kebahagiaan di
akhirat dan mengambil sebab keselamatan dari azab.
Sebab mendapatkan kebahagiaan di akhirat dan keselamatan dari azab di akhirat
adalah Beriman dengan syariat Allāh dengan cara menjalankan perintah, menjauhi
larangan, membenarkan kabar² Allāh ajja wa jalla, mengimani janji pahala, dan juga
mengimani ancaman² terhadap dosa.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َ َ ُ ‫َ ُ َ ﱠ‬ َ َ َ ‫ﱠ‬ َ َ َُ َ
‫ﺎت أوﻟ ٰ ِﺌﻚ أ ْﺻﺤﺎب اﻟﺠﻨ ِﺔ ۖ ﻫ ْﻢ ِﻓﻴﻬﺎ ﺧ ِﺎﻟﺪون‬
ِ ‫واﻟ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨﻮا وﻋ ِﻤﻠﻮا اﻟﺼ ِﺎﻟﺤ‬
َ

“Dan orang² yang beriman dan beramal shaleh mereka lah penduduk Surga, mereka
kekal didalamnya” (Al-Baqarah 82)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َ َ َ َ َ َ َ َْ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ‫ُ َ ﱠ‬ ُْ ُ ُ ََ َ ُ ْ َ َ ُ ُ ُ َ
‫ﺎت ﺗﺠﺮي ِﻣﻦ ﺗﺤ ِﺘﻬﺎ اﻷﻧﻬ ُﺎر ﺧ ِﺎﻟ ِﺪﻳﻦ ِﻓﻴﻬﺎ ۚ َوذ ٰ ِﻟﻚ اﻟﻔ ْﻮز اﻟ َﻌ ِﻈ ُﻢ‬ ٍ ‫ِﺗﻠﻚ ﺣﺪود اﻟﻠ ِﻪ ۚ وﻣﻦ ِﻄﻊ اﻟﻠﻪ ورﺳﻮﻟﻪ ﺪ ِﺧﻠﻪ ﺟﻨ‬
ٌ ٌ َ َُ َ َ َ ُ ُْ ُ َ ُ ُ ‫ُ ََ ﱠ‬ َ َ ْ
‫َو َﻣﻦ ْﻌﺺ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳﻮﻟﻪ َو ﺘ َﻌﺪ ﺣﺪودە ﺪ ِﺧﻠﻪ ﻧﺎرا ﺧ ِﺎﻟﺪا ِﻓﻴﻬﺎ َوﻟﻪ ﻋﺬاب ُﻣ ِﻬﻴﻦ‬

“itulah batasan² Allāh dan barangsiapa yang mentaati Allāh dan RasulNya, Allāh akan
memasukkan dia kedalam Surga yang mengalir dibawah nya sungai² mereka kekal

191
didalamnya dan yang demikian adalah keberuntungan yang sangat besar dan
barangsiapa yang bermaksiat kepada Allāh dan RasulNya dan melanggar batasan² Allāh
maka Allāh memasukkan dia kedalam Neraka dan dia akan mendapatkan azab yang
menghinakan” (An-Nisa’ 14]
Para shahabat Nabi ‫ ﷺ‬ketika dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬bahwa tidak ada sebuah jiwa
kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga dan neraka, mereka bertanya:

‫ﱠ‬ َ
‫ﻧﻌﻤﻞ ؟ أﻓﻼ ﻧﺘ ِ ُﻞ ؟‬
ُ َ
‫ﻓﻠﻢ‬ ‫اﻟﻠﻪ‬
ِ ‫ﺎ رﺳﻮل‬

“Wahai Rasulullãh, untuk apa kita beramal? Mengapa kita tidak pasrah saja”
Beliau ‫ ﷺ‬menjawab dengan jawaban yang ringkas:

ُ َ ُ َ َ ْ
‫ﻻ اﻋ َﻤﻠﻮا ﻓ ﱞﻞ ُﻣ ﱠﺴ ٌﺮ ِﻟ َﻤﺎ ﺧ ِﻠﻖ ﻟﻪ‬

“Tidak demikian, akan tetapi beramal lah kalian karena masing-masing akan
dimudahkan melakukan apa yang dia diciptakan untuknya” (HR Al Bukhari dan
Muslim)
Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ََْ َ َ ْ ْ
‫اﺳﺘ ِﻌﻦ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ َو ﺗ ْﻌ ِﺠﺰ‬‫اﺣﺮص ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﻨﻔﻌﻚ و‬

“Hendaklah engkau melakukan apa yang bermanfaat untukmu dan memohon lah
pertolongan kepada Allāh & jangan engkau merasa lemah” (HR Muslim)

Dari dalil-dalil diatas kita mengetahui bahwa seorang yang beriman diperintahkan
untuk beriman dengan Takdir Allāh dan diperintahkan untuk beriman dengan syariat
Allāh.
Halaqah yang Ke dua belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Aliran Sesat Yang
Menyimpang Di Dalam Masalah Takdir".

Diantara Aliran sesat yang menyimpang di dalam masalah Takdir adalah aliran Al
Majusiah yaitu aliran yang mengikuti jalan orang-orang Majusi. Mereka adalah orang-
orang yang beriman dengan syariat akan tetapi mendustakan takdir Allāh, ada diantara
mereka yang mengingkari ilmu Allāh dan mengatakan bahwa Allāh tidak mengetahui
sesuatu kecuali setelah terjadinya dan diantara mereka yang mengingkari keumuman
Masyiah Allāh dan penciptaanNya, mereka berkata:
“Allāh yang mencipta manusia dan manusia lah yg menciptakan amalannya sendiri”
Dan mereka berkata:
“Bahwa amalan manusia adalah dengan kehendak manusia semata & tidak ada
hubungan sama sekali dengan kehendak Allāh”

192
Sehingga mereka dinamakan Al-Majusiah karena orang-orang Majusi meyakini bahwa
pencipta ada 2 yaitu Pencipta kebaikan, Pencipta keburukan.
Dan diantara aliran yang sesat didalam masalah takdir adalah aliran Al-Musyrikiyah
yaitu aliran yang mengikuti jalan orang-orang Musyrikin.
Mereka mengakui takdir Allāh tetapi mengingkari syariat Allāh dan tidak mengikutinya.
Dinamakan Al-Musyrikiyah karena orang-orang Musyrikin mengakui takdir Allāh &
tidak mau mengikuti syariat Allāh yang intinya adalah Tauhid.
Allāh berfirman tentang mereka:

َ ْ َ َ َ َُ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ُ ‫…ﺳ َ ُﻘ‬
ۚ ‫ﻮل اﻟ ِﺬﻳﻦ أﺷ َﺮ ﻮا ﻟ ْﻮ ﺷ َﺎء اﻟﻠﻪ َﻣﺎ أﺷ َﺮ ﻨﺎ َو آ ﺎؤﻧﺎ َو ﺣ ﱠﺮ ْﻣﻨﺎ ِﻣﻦ ﺷ ْﻲ ٍء‬ َ

“akan berkata (orang-orang Musyrikin) seandainya Allāh menghendaki niscaya kita


tidak akan berbuat syirik demikian pula bapak² kami dan tentunya kami tidak akan
mengharamkan sesuatu” (Surat Al-An’am 148)
Demikianlah ucapan orang-orang Musyrikin ketika mereka diajak oleh Rasulullãh ‫ﷺ‬
untuk Bertauhid, mereka menolak tauhid dan beralasan bahwa kesyirikan mereka
adalah dengan Takdir Allāh.
Maka setiap orang yang berdalil dengan Takdir dalam membolehkan kemaksiatan pada
hakikatnya dia telah mengikuti jalan orang-orang Musyrikin.
Adapun Ahlus Sunnah maka seperti yang sudah berlalu mereka beriman dengan Takdir
& Beriman dengan syariat.

Halaqah yang Ke tiga belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Dua Macam
Iradah Atau Keinginan Allāh"

Diantara perkara yang penting dipahami oleh setiap muslim didalam masalah Beriman
Dengan Takdir Allāh bahwa Iradah atau keinginan Allāh ada dua macam
1. Iradah Kauniah Qodariah
Yaitu keinginan Allāh yang berkaitan dengan penciptaan dan kejadian² yang
ditakdirkan oleh Allāh ajja wajalla, seperti
- Keinginan Allāh menciptakan manusia & hewan
- Menciptakan orang yang taat & orang yang berbuat maksiat
- Menciptakan ketaatan dan kemaksiatan , dll
Dalil Iradah Kauniah adalah firman Allāh ajja wajalla :

ُ َ ْ ُ َ َُ ْ ْ َ َ َ َ ُ ُْ َ ‫ﱠ‬
‫ﻮل ﻟﻪ ﻛﻦ ﻓ َ ﻮن‬ ‫ِإﻧﻤﺎ أﻣﺮە ِإذا أراد ﺷ ﺌﺎ أن ﻘ‬

“Sesungguhnya perkara Allāh apabila menginginkan sesuatu adalah mengatakan


*jadilah*maka jadilah dia” (Ya-Sin : 82)
Dan Allāh berfirman:

ُ ُ َْ َ ‫ﱠ‬
… ‫ِإن اﻟﻠﻪ ﻔ َﻌ ُﻞ َﻣﺎ ﻳ ﺪ‬

193
“Sesungguhnya Allāh melakukan apa yang Dia inginkan” (Al-Hajj : 14)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َ ‫ﱠ‬ َ َ ُ ْ ْ َ ُ ُ ْ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ ْ ْ َ ُ َ َْ ْ ُ ُ ْ َ
‫ﻓ َﻤﻦ ﻳﺮ ِد اﻟﻠﻪ أن ﻳﻬ ِﺪ ﻪ ﺸ َﺮح َﺻﺪ َرە ِﻟ ِﻺ ْﺳ ِم ۖ َو َﻣﻦ ﻳﺮد أن ِﻀﻠﻪ ﺠ َﻌ ْﻞ َﺻﺪ َرە ﺿ ﱢ ﻘﺎ ﺣ َﺮﺟﺎ ﺄﻧ َﻤﺎ ﱠﺼ ﱠﻌﺪ ِﻓﻲ‬
ۚ ‫…اﻟﺴ َﻤ ِﺎء‬
‫ﱠ‬

“Barangsiapa yang Allāh inginkan untuk diberi hidayah maka Allāh lapangkan dada nya
untuk menerima Islām & barangsiapa yang Allāh inginkan untuk disesatkan maka Allāh
akan menjadikan dadanya sempit lagi sesat seperti ketika dia berusaha naik keatas.. ”
(Al-An’am : 125)
Dan masiyah /kehendak Allāh yg disebutkan didalam Halaqah yang ke-7 adalah nama
lain dari Iradah Kauniah Qodariah.
2. Iradah Qodariah Sar-iyyah Diniyyah
Yaitu keinginan Allāh yang berkaitan dengan syariat agama Allāh turunkan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla menginginkan manusia mengikuti syariat-Nya & agama Nya,
menginginkan mereka menjalankan perintah Allāh & menginginkan mereka
meninggalkan larangan Allāh. Dalil Iradah Syariyah Diniyyah diantaranya Firman Allāh
ajja wajalla:

ْ َ ‫ُ َ ﱢ‬ ْ َ ْ ‫ُ ُْ َ َْ ُ ﱢ‬ ُ ُ ‫ﱠ‬
‫ﺲ أﻫ َﻞ اﻟ َﺒ ْ ِﺖ َو ﻄﻬ َﺮ ْﻢ ﺗﻄ ِﻬﻴﺮا‬ ‫ِإﻧ َﻤﺎ ﻳ ﺪ اﻟﻠﻪ ِﻟ ﺬ ِﻫﺐ ﻋﻨ ﻢ اﻟﺮﺟ‬

“Sesungguhnya Allāh hanya menginginkan untuk menghilangkan kotoran dari kalian


wahai Ahlul bait & membersihkan dari dosa dengan sebenar-benarnya” (Al-Ahzab : 33)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ َُ ْ ُ ُ ُ َ
‫…واﻟﻠﻪ ﻳ ﺪ أن ﻳﺘﻮب ﻋﻠ ْ ْﻢ‬

“Dan Allāh menginginkan untuk menerima Taubat kalian… ” (An-Nisa’ 27)


Dan dari Annas bin Malik radiallahu anhu dari Nabi ‫ ﷺ‬beliau bersabda:

َ َ َ ‫ﱠ‬ ْ ْ َ ََْ َ ْ َ ْ َْ َ ‫ﱠ‬ ُ ‫ َﻓ َ ُﻘ‬،


‫ ِﻷﻫ َﻮ ِن أﻫ ِﻞ اﻟﻨﺎر ﻋﺬا ﺎ ﻳ ْﻮ َم اﻟ ِﻘ َ َﺎﻣ ِﺔ‬: ‫ ﻘﻮل اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬: ‫ ” ﻟ ْﻮ أن ﻟﻚ َﻣﺎ ِﻓﻲ اﻷ ْرض ِﻣﻦ ﺷ ْﻲ ٍء أ ﻨﺖ ﺗﻔﺘ ِﺪي ِ ِﻪ‬: ‫ﻮل‬
َ ْ ُ ْ ‫َ َْ َ ﱠ‬ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ‫ َﻓ َ ُﻘ‬، ‫” َﻧ َﻌ ْﻢ‬
‫ ﻓﺄﺑ ﺖ ِإ أن ﺸﺮك ِﺑﻲ‬، ‫ أن ﺸﺮك ِﺑﻲ ﺷ ﺌﺎ‬، ‫ َوأﻧﺖ ِﻓﻲ ُﺻﻠ ِﺐ آد َم‬، ‫ ” أ َردت ِﻣﻨﻚ أﻫ َﻮن ِﻣﻦ ﻫﺬا‬: ‫ﻮل‬

“Allāh Subhānahu wa Ta’āla berkata kepada penduduk Neraka yang paling ringan azab
nya di hari kiamat, seandainya engkau memiliki seluruh apa yang ada dibumi apakah
engkau akan menebus dengan nya? Maka dia berkata : Iya Maka Allāh berkata Aku
menginginkan dirimu yang lebih ringan dari pada ini, sedangkan engkau saat itu berada
di dalam sulbi adam yaitu supaya engkau tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka
engkau pun enggan, kecuali menyekutukan diri Ku” (HR Bukhari dan Muslim)

194
Halaqah yang Ke Empatbelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Perbedaan
Antara Iradah Kauniyah Qadariah dan Iradah Syar’iyyah Dinniyah"
Perbedaan Antara Iradah Kauniyah Qadariah dan; Iradah Syar’iyyah Dinniyah
diantaranya:
1. Iradah Kauniyah melajimkan terjadinya apa yang diinginkan oleh Allāh,
Misalnya Allāh menginginkan menciptakan Matahari maka tercipta lah Matahari,
sedangkan Iradah Syar’iyyah maka tidak melajimkan terjadinya apa yang Allāh
inginkan, seperti secara syariat Allāh menginginkan ke Islām an Abu Lahab tetapi hal
tersebut tidak terjadi.
2. Bahwa Iradah Kauniyah tidak melajimkan apa yang Allāh inginkan tersebut dicintai
oleh Allāh akan tetapi terkadang kejadiannya ada yg dicintai oleh Allāh, misal:
Keimanan orang yang beriman
Dan terkadang ada yang kejadiannya tidak dicintai oleh Allāh seperti kemaksiatan.
Adapun Iradah Syar’iyyah maka kejadiannya pasti sesuatu yang dicintai oleh Allāh
seperti keimanan orang yang beriman, ketaatan orang yang taat dll.
3. Iradah Kauniyah tidak melajimkan bahwa itu diperintah oleh Allāh, sedangkan Iradah
Syar’iyyah melajimkan bahwa hal tersebut diperintahkan oleh Allāh artinya setiap yang
diinginkan oleh Allāh secara syariat berarti dia diperintahkan

Halaqah yang Ke Limabelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beberapa Contoh
Keadaan Yang Berkaitan Dengan Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah".

1. Keimanan Abu Bakar


Keimanan Abu Bakar berkaitan dengannya dua Iradah sekaligus (Iradah Syar’iyyah dan
Iradah Kauniah). Berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah karena Allāh mencintai dan
menginginkan keimanan Abu Bakar dan berkaitan dengannya Iradah Kauniah karena
Allāh mentakdirkan, mewujudkan dan menciptakan keimanan Abu Bakar
2. Keimanan Abu Jahal
Keimanan Abu Jahal berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah saja dan tidak berkaitan
dengannya Iradah Kauniah. Berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah karena Allāh
mencintai danmenginginkan keimanan Abu Jahal dan tidak berkaitan dengannya Iradah
Kauniah karena Allāh tidak mentakdirkan, mewujudkan dan menciptakan keimanan
Abu Jahal.
3. Kemaksiatan orang yang berbuat maksiat
Kemaksiatan orang yang berbuat maksiat berkaitan dengannya Iradah Kauniah saja dan
tidak berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah, berkaitan dengannya Iradah Kauniah
karena Allāh mentakdirkan, mewujudkan dan menciptakan kemaksiatan tersebut dan
tidak berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah karena secara syariat Allāh tidak
mencintai dan menginginkan kemaksiatan tersebut.
4. Kekufuran Orang Yang Beriman Yang Tidak Terjadi
Hal ini tidak berkaitan dengannya dua Iradah, tidak berkaitan dengannya Iradah
Syar’iyyah karena secara syariat Allāh tidak mencintai & tidak menginginkan kekufuran
orang yang beriman dan tidak berkaitan dengannya Iradah Kauniah karena Allāh tidak
195
mentakdirkan kekufuran orang yang beriman dan tidak mewujudkan nya serta tidak
menciptakannya.

Halaqah yang Ke-16 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Aliran Yang
Menyimpang Di Dalam Masalah Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah"

Aliran Yang Menyimpang Di Dalam Masalah Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah
adalah Al Qodariah
Al Jabriyah, Mereka tidak membedakan antara Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah,
mereka menganggap bahwa semua yang terjadi adalah dicintai oleh Allāh.
Adapun Al Qodariah mereka menganggap bahwa setiap yang diinginkan oleh Allāh pasti
dicintai oleh Allāh dan yg tidak Allāh cintai dan ridhoi berarti terjadi tidak dengan
keinginan Allāh dan tidak diciptakan oleh Allāh dan diantara yg tidak dicintai oleh Allāh
adalah Kekafiran dan kemaksiatan
Dengan demikian kekafiran dan kemaksiatan tidak diciptakan oleh Allāh karena Allāh
tidak mencintainya, kemudian akhirnya mereka menyimpulkan bahwa seluruh amalan
makhluk semuanya bukan dengan Iradah dan penciptaan Allāh tetapi dengan Iradah
makhluk tersebut tanpa campur tangan Iradah Allāh dan penciptaan Allāh.
Dan adapun Al Jabriyah maka mereka mengatakan bahwa semua yang terjadi adalah
dengan Iradah dan penciptaan Allāh dan setiap yang diinginkan oleh Allāh dan
diciptakan pasti dicintai oleh Allāh dan kekufuran serta kemaksiatan diciptakan oleh
Allāh berarti kekufuran dan kemaksiatan dicintai oleh Allāh ajja wajalla.
Dengan demikian kita mengetahui bahwa orang-orang Al Qodariah tersesat karena
meyakini terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan oleh Allāh didalam kerajaan Allāh
dan mereka benar ketika mengatakan kalau Allāh tidak mencintai kekafiran dan
kemaksiatan dan kita mengetahui bahwa orang-orang Al Jabriyah tersesat karena
meyakini bahwa kekufuran dan kemaksiatan di cintai oleh Allāh dan mereka benar
ketika meyakini bahwa Allāh yang mentakdirkan itu semua.
Adapun Ahlus Sunnah maka Allāh memberikan petunjuk kepada mereka, mereka
meyakini bahwa Allāh mentakdirkan segala sesuatu termasuk kekafiran & kemaksiatan,
Dan Allāh tidak mencintai kekafiran dan kemaksiatan.
Dari keterangan diatas diketahui dua subhat Al Qodariah dan Al Jabriyah, satu yaitu
mereka tidak membedakan antara dua Iradah Allāh dan meyakini bahwa setiap yang
diciptakan oleh Allāh berarti dicintai oleh Allāh, padahal tidak semua yang diciptakan
oleh Allāh dicintai oleh Allāh ajja wajalla.

Halaqah yang Ke-17 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Peran Doa Didalam
Beriman Dengan Takdir Allāh"

Takdir telah tertulis, akan tetapi bukan berarti seseorang meninggalkan berdoa kepada
Allāh berdoa adalah bagian dari mengambil sebab yang diperintahkan untuk
mendapatkan kebaikan Dunia maupun kebaikan Akhirat.

196
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ‫َو َﻗ‬
ْ ‫ﺎل َر ﱡ ُﻢ ْاد ُﻋﻮﻧﻲ أ ْﺳ َﺘﺠ‬
ۚ ‫ﺐ ﻟ ْﻢ‬ ِ ِ

“Dan berkata Rabb kalian, hendaklah kalian berdoa kepada Ku niscaya Aku akan
mengabulkan untuk kalian” (Ghafir : 60)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

‫ﺎن‬
َ َ َ ‫ُ َ ْ َ َ ﱠ‬ ٌ َ ‫َﱢ َ ﱢ‬ َ َ َ َ َ
ِ ‫…و ِ ذا ﺳﺄﻟﻚ ِﻋ ِﺎدي ﻋﻨﻲ ﻓ ِﺈﻧﻲ ﻗ ﺐ ۖ أ ِﺟ ﺐ دﻋﻮة اﻟﺪاع ِإذا دﻋ‬

“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang diriKu, maka sesungguhnya


Aku adalah dekat mengabulkan doanya orang yang berdoa kepada Ku ” (Al-Baqarah :
186)
Dan Doa adalah Ibadah sebagaimana sabda Nabi ‫ ﷺ‬:

‫اﻟﺪﻋﺎء ﻫﻮ اﻟﻌ ﺎدة‬

” Doa itu adalah Ibadah” (HR Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasai dan Ibn Majjah)
Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫وﻻ ﻳﺮد اﻟﻘﺪر إﻻ اﻟﺪﻋﺎء‬

“Dan tidak menolak Al Qadar kecuali Doa ” (HR Al Hakim)


Dan bukanlah yang dimaksud dengan doa bisa menolak takdir, bahwa doa bisa
melawan takdir Allāh yang sudah Allāh tulis akan tetapi makna Al Qadar disini adalah Al
Muqaddar yaitu sesuatu yang di Takdir kan artinya Doa bisa menjadi sebab berubahnya
keadaan yang ditakdirkan oleh Allāh menjadi keadaan lain yang juga ditakdirkan oleh
Allāh.
Contoh seseorang ditakdirkan sakit kemudian dia berdoa kepada Allāh meminta
kesembuhan kemudian Allāh mengabulkan doa nya dan menakdirkan kesembuhan bagi
orang tersebut. Dan doa yang dipanjatkan oleh seseorang kepada Allāh adalah bagian
dari takdir Allāh. Lalu bagaimana dikatakan bahwa doa bisa melawan takdir Allāh ajja
wajalla.

Halaqah yang Ke-18 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Kapan seseorang boleh
beralasan dengan Taqdir"

Takdir dijadikan Hujjah dan alasan didalam musibah dan bencana dan tidak boleh
dijadikan Hujjah / alasan didalam dosa dan kemaksiatan.
Ketika musibah seseorang mengatakan "ini adalah takdir Allāh” dan “ini adalah dengan
izin Allāh” Atau mengatakan “apa yang Allāh kehendaki pasti terjadi”

197
Maka hal ini akan membawa ketenangan dan kebaikan pada dirinya. Allāh Subhānahu
wa Ta’āla berfirman:

َ َ ُ ُ َ َْ ْ ُْ ْ ْ ‫ﱠ‬ ْ َ
(‫) َﻣﺎ أ َﺻﺎب ِﻣﻦ ُﻣ ِﺼ َ ٍﺔ ِإ ِﺑ ِ ذ ِن اﻟﻠ ِﻪ ۗ َو َﻣﻦ ﻳﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ ﻳﻬ ِﺪ ﻗﻠ َ ﻪ ۚ َواﻟﻠﻪ ِ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻋ ِﻠ ٌﻢ‬

“Tidaklah menimpa sebuah musibah kecuali dengan izin Allāh & barangsiapa yang
beriman kepada Allāh maka Allāh akan memberikan petunjuk kepada dirinya dan Allāh
Maha Mengetahui segala sesuatu” (At-Taghabun : 11)
Dan Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ُ ََْ ‫َ ﱠ‬ َ َ ََُ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ‫َ ْ َ َ َ َ ٌ َ َُ ْ ْ ﱢ‬
‫ ﻓ ِﺈن ﻟ ْﻮ ﺗﻔﺘﺢ ﻋ َﻤ َﻞ‬, ‫اﻟﻠﻪ َو َﻣﺎ ﺷ َﺎء ﻓ َﻌ َﻞ‬
ِ ‫ ﻗﺪر‬: ‫ وﻟ ِ ﻦ ﻗﻞ‬, ‫ ﻟﻮ أﻧﻲ ﻓﻌﻠﺖ ﻛﺬا ﻟ ﺎن ﻛﺬا و ﻛﺬا‬: ‫و ِ ن أﺻﺎ ﻚ ﺷ ْﻲء ﻓﻼ ﺗﻘﻞ‬
َ ْ ‫ﱠ‬
‫ﺎن‬
ِ ‫اﻟﺸ ﻄ‬

”Dan apabila engkau tertimpa musibah maka janganlah engkau mengatakan seandainya
aku melakukan demikian niscaya akan demikian dan demikian akan tetapi ucapkanlah
ini adalah takdir Allāh dan apa yang Allāh kehendaki akan Dia lakukan karena
sesungguhnya ucapan seandainya ini membuka amalan syaitan” (HR Muslim)
Namun ketika berbuat maksiat dan di nasehati maka tidak boleh seseorang berhujjah
dengan Takdir atas maksiat yang dia lakukan kemudian dia mengatakan “saya berbuat
maksiat karena takdir Allāh” / “kalau Allāh menghendaki niscaya saya tidak berbuat
maksiat” dll.
Orang-orang Musyrikin ketika dahulu didakwahi oleh para Nabi untuk Bertauhid
mereka menolak & mereka berhujjah dengan Takdir atas kesyirikan dan kemaksiatan
yang mereka lakukan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ َ َ َ ْ ُ ْ َْ‫ْ َ ْ َ ْ ُ ََ َ َُ ََ َ ﱠ‬ ُ ْ َ ََْ َ ُ َ َ ْ ْ َ َ ‫َو َﻗ‬
‫وﻧ ِﻪ ِﻣﻦ ﺷ ْﻲ ٍء ۚ ﻛ ٰﺬ ِﻟﻚ ﻓ َﻌ َﻞ‬
ِ ‫وﻧ ِﻪ ِﻣﻦ ﺷﻲ ٍء ﻧﺤﻦ و آ ﺎؤﻧﺎ و ﺣﺮﻣﻨﺎ ِﻣﻦ د‬
ِ ‫ﻦد‬ ‫ﺎل اﻟ ِﺬﻳﻦ أﺷ َﺮ ﻮا ﻟﻮ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻋ ﺪﻧﺎ ِﻣ‬
ُ ُ َ ‫ﱠ‬ ‫ﻳﻦ ﻣ ْﻦ َﻗ ْ ﻠﻬ ْﻢ ۚ َﻓ َﻬ ْﻞ َﻋﻠﻰ ﱡ‬
‫اﻟﺮ ُﺳ ِﻞ ِإ اﻟ َ غ اﻟ ُﻤ ِﺒﻴﻦ‬
َ
ِِ ِ ‫اﻟ ِﺬ‬

“Dan berkata orang-orang musyrikin seandainya Allāh menghendaki niscaya kami tidak
menyembah selain Allāh sedikit pun kami dan bapak² kami dan niscaya kami tidak
mengharamkan sedikit pun demikianlah orang-orang sebelum mereka maka tidak ada
kewajiban atas rasul kecuali menyampaikan dengan jelas” (An-Nahl : 35)
Adapun ucapan Nabi Adam alaihi salam yang disebutkan didalam hadits

َ ُ ‫ﻓﻘﺎل ﻟ ُﻪ‬
َ ‫ﱠ‬ َ َ ُ َ ُ َ َ ‫ﻓﻘﺎل ﻟ ُﻪ‬
َ ‫ﱠ‬
ُ ‫اﺣﺘﺞ‬
‫ أﻧﺖ ﻣﻮﺳﻰ‬: ‫آدم‬ ‫ أﻧﺖ آدم اﻟﺬي أﺧﺮﺟﺘﻚ ﺧﻄﻴ ﺘﻚ ﻣﻦ اﻟﺠﻨ ِﺔ ؟‬: ‫ﻣﻮﺳﻰ‬ ، ‫آدم وﻣﻮﺳﻰ‬
ُ ُ
‫رﺳﻮل اﻟﻠ ِﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ‬
َ ‫ﻠﻮﻣﻨﻲ ﻋﻠﻰ أﻣﺮ ُﻗ ﱢﺪ َر ﱠ‬
‫ﻋﻠﻲ ﻗ َﻞ أن أﺧﻠﻖ؟ ﻓﻘﺎل‬ ُ ‫ َﺗ‬، ‫ﺛﻢ‬‫ ﱠ‬، ‫اﺻﻄﻔﺎك اﻟﻠ ُﻪ ﺑﺮﺳﺎﻟﺘﻪ و ﻼﻣﻪ‬
ِ ِ
َ
‫اﻟﺬي‬
َ ُ ‫ﱠ‬
‫ ﻓﺤﺞ آدم ﻣﻮﺳﻰ‬: ‫وﺳﻠﻢ‬

“Adam dan Musa saling berhujjah, maka berkata Musa _engkau adalah Adam yg dosa mu
telah mengeluarkanmu dari surga berkata Adam engkau adalah Musa yang Allāh telah
memilih mu sebagai seorang Rasul dan memilih mu sebagai manusia yang pernah diajak

198
bicara oleh Allāh, kemudian engkau mencela ku atas sebuah perkara yang telah di
takdirkan untuk ku sebelum aku diciptakan_ maka Rasulullãh ‫ﷺ‬bersabda Adam telah
mengalahkan Musa dalam berhujjah (HR Al Bukhâri dan Muslim)
Beliau ‫ ﷺ‬mengucapkannya dua kali.
Maka perlu diketahui bahwa Nabi Adam alaihi salam didalam hadits ini tidak berhujjah
dengan Takdir atas dosa yang beliau lakukan akan tetapi beliau berhujjah dengan
Takdir atas musibah yang menimpa beliau dan keturunan beliau, yaitu musibah
keluarnya beliau dari surga yang efek nya juga dirasakan oleh keturunan beliau 'alayhi
salam.

Halaqah yang Ke-19 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Makna Ucapan
Rasulullãh ‫“ ﷺ‬Kejelekan Tidak Kepadamu”

Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan segala sesuatu yang bermanfaat maupun
yang memudhoroti, yang baik maupun yang buruk. Adapun sabda Nabi ‫ ﷺ‬didalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

‫واﻟﺸﺮ ﻟ ﺲ إﻟ ﻚ‬

” Dan kejelekan tidak di sandarkan kepadamu”

Maka hadits ini tidak menunjukkan bahwa kejelekan tidak dicipta oleh Allāh. Para
ulama telah menjelaskan bahwa makna hadits ini :
1. Ini adalah bentuk adab kita kepada Allāh ajja wajalla. Tidak boleh kita berkata “wahai
Yang Menciptakan kejelekan” / “Wahai Pencipta Babi”. Meskipun Allāh Subhānahu wa
Ta’āla Dia-lah Yang Menciptakan itu semua.
2. Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak menciptakan secara murni kejelekan. Kejelekan
yang Allāh ciptakan pasti ada hikmahnya, dilihat dari sisi hikmah inilah kejelekan yang
menimpa manusia tersebut adalah baik dipandangan Allāh 'azza wa jalla, maka tidak
boleh disandarkan kejelekan kepada Allāh 'azza wa jalla.
Misalnya Allāh mentakdirkan rezeki ada diantara manusia yang diluaskan rezekinya
dan ada yg disempitkan, disempitkan dengan hikmah dan di luaskan dengan hikmah.
Diantara hikmah di sempitkan rezeki seseorang adalah supaya dia tidak berlebihan di
dunia supaya dia banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Allāh dan diantara
hikmahnya adalah supaya terjadi saling membutuhkan antara orang yang kaya dan
orang yang miskin.
3. Ada diantara ulama yang mengatakan bahwa makna ucapan Nabi ‫“ﷺ‬kejelekan tidak
di sandarkan kepadamu” maksudnya tidak boleh bertaqarrub kepada Allāh dengan
kejelekan.
4. Ada diantara Ulama yang mengatakan bahwa maknanya kejelekan tidak akan sampai
kepada Allāh, tetapi kebaikan itulah yang akan sampai kepada Allāh. Penyandaran

199
kejelekan didalam dalil tidak dilakukan secara khusus kepada Allāh tetapi terkadang
dengan Penyandaran umum , seperti firman Allāh 'azza wa jalla :

َ ُ َ ُ
ۖ ‫…اﻟﻠﻪ ﺧ ِﺎﻟﻖ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء‬

“Allāh Yang Menciptakan segala sesuatu” (Az-Zumar 62)


Dan terkadang disandarkan kejelekan tersebut kepada penyebabnya, sebagaimana
firman Allāh :

َ َ َ ْ
‫ِﻣﻦ ﺷ ﱢﺮ َﻣﺎ ﺧﻠﻖ‬

“Dari kejelekan apa yang dia ciptakan”. (Al-Falaq 2)


Terkadang Allāh Subhānahu wa Ta’āla menggunakan kalimat pasif, sebagaimana firman
Allāh:

َ ُ ‫ﱡ‬ َ َْ ْ َ َ َْ َ ‫ﱠ‬
‫َوأﻧﺎ ﻧﺪري أﺷ ﱞﺮ أر ﺪ ِ َﻤﻦ ِﻓﻲ اﻷ ْرض أ ْم أ َراد ِﺑ ِﻬ ْﻢ َر ـﻬ ْﻢ َرﺷﺪا‬

“Dan sesungguhnya kami (bangsa Jin) tidak mengetahui apakah kejelekan yang
diinginkan terhadap penduduk bumi ataukah Rabb mereka menginginkan bagi
penduduk bumi kebaikan” (Al-Jinn 10)

Halaqah yang Ke-20 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Amalan Hamba /
Ikhtiariyah Menurut Ahlus Sunnah”

Amalan Hamba terbagi menjadi dua


1. Amalan Hamba Iftiroriyyah yaitu Amalan hamba yang seorang hamba tidak bisa
memilih seperti gerakan orang yang menggigil.
2. Amalan hamba Ikhtiariyah yaitu amalan hamba yang seseorang bisa memilih. Seperti
Amalan-amalan ketaatan dan Amalan-amalan kemaksiatan.
Ahlus Sunnah Wal Jamaah meyakini bahwa Allāh yang Menciptakan amalan mereka
bukan mereka sendiri yang menciptakan amalan tersebut, sebagaimana keyakinan
orang Qodariyyah.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ َ َ ُ
‫َواﻟﻠﻪ ﺧﻠﻘ ْﻢ َو َﻣﺎ ﺗ ْﻌ َﻤﻠﻮن‬

“Dan Allāh yang Menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan” (Ash-Shaffat : 96)
Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫ﱠ‬
َ ‫اﻟﻠﻪ ﺻﺎﻧ ُﻊ ﱢﻞ ﺻﺎﻧﻊ و َﺻ‬
‫ﻨﻌ ِﺘ ِﻪ‬ ِ ِ ‫إن‬

200
“Sesungguhnya Allāh Yang Menciptakan setiap pelaku & apa yang dia lakukan” (HR Al
Hakim, Hasan didalam Al Mustadrak)
Dan Ahlus Sunnah meyakini bahwa para hamba merekalah pelaku dari apa yang
mereka amalkan, Allāh yang Menciptakan keimanan & kekafiran dan seorang hamba
dialah yang beriman dan dialah yang kafir. Allāh menciptakan ketaatan dan
kemaksiatan dan hamba dialah yang taat dan dialah yg bermaksiat.
Allāh menciptakan shalat & puasa dan hamba lah yang melakukan shalat & dialah yang
melakukan puasa, bukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menjadi pelaku itu semua,
sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Al Jabriyyah. Allāh berfirman:

َ َ ُ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ ٌ ‫َﻓ َ َﺗ ْﻌﻠ ُﻢ َﻧ ْﻔ‬


‫ﺲ َﻣﺎ أﺧ ِﻔ َﻲ ﻟﻬ ْﻢ ِﻣﻦ ﻗ ﱠﺮ ِة أﻋ ُﻴﻦ ﺟﺰ ًاء ِ َﻤﺎ ﺎﻧﻮا ْﻌ َﻤﻠﻮن‬

“Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupaya
hal-hal yang menyejukan mata mereka sebagai balasan atas apa yang mereka amalkan”
(As-Sajadah : 17)
Di dalam ayat ini Allāh mengabarkan bahwa amal yang dilakukan para hamba adalah
sebab mereka mendapatkan kenikmatan di Surga, menunjukkan bahwa pelaku amalan
tersebut adalah hamba dan bukan Allāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan para hamba kudrah atau kemampuan
sebagaimana firman Allāh”

َ ‫ﱠ‬ َْ ُ ُ ‫ َ ُ ﻠ‬..
ۚ ‫ﻒ اﻟﻠﻪ ﻧﻔﺴﺎ ِإ ُو ْﺳ َﻌﻬﺎ‬

“Allāh tidak membebani sebuah jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya” (Al-
Baqarah 286)
Dan Allāh juga memberikan mereka Iradah /keinginan. Allāh-lah yang Menciptakan
Iradah pada diri mereka dan Iradah mereka dibawah Iradah Allāh Subhānahu wa Ta’āla,
Allāh berfirman:

َ َ ْ ْ َ ْ َ ‫ُ ﱡ‬ َ َ ْ ‫َ ﱠ‬ َ َ
‫ﻟ َﻤﻦ ﺷ َﺎء ِﻣﻨ ْﻢ أن ْﺴﺘ ِﻘ َﻢ‬,ِ ‫َو َﻣﺎ ﺸ ُﺎءون ِإ أن ﺸ َﺎء اﻟﻠﻪ َرب اﻟ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ‬

“bagi siapa diantara kalian yang ingin istiqomah dan tidaklah kalian menghendaki
istiqomah kecuali dengan kehendak Allāh Rabb semesta alam” (At-Takwir 28,29)
Ini semua menunjukkan tentang ucapan bathil nya Al Jabriyyah bahwa hamba dipaksa
melakukan ketaatan atau kemaksiatan tidak ada pilihan bagi mereka, mereka tidak
memiliki qudrah & iradah keadaan mereka seperti gerakan pohon yang tertiup angin
mengikuti kemana arah angin tersebut.

Halaqah yang Ke-21 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Hidayah Taufik &
Kesesatan menurut Ahlus Sunnah “

201
Hidayah terbagi menjadi dua
1. Hidayatul Irsyad, Yaitu Bimbingan dan arahan menuju jalan yang benar.
Hidayah jenis ini dimiliki para Nabi dan orang-orang yang mengikuti para Nabi dari
kalangan para dai, karena mereka membimbing dan mengarahkan manusia kepada
jalan Allāh. Allāh berfirman:

َ َْ َ ‫َ ﱠ‬
…‫اط ُﻣ ْﺴﺘ ِﻘ ٍﻢ‬ َ
ٍ ‫ۚ و ِ ﻧﻚ ﻟﺘﻬ ِﺪي ِإﻟ ٰﻰ ِﺻﺮ‬

“Dan sesungguhnya engkau sungguh² memberikan hidayah kepada jalan yang lurus”
(Asy-Syura : 52)
Maksudnya adalah membimbing dan mengarahkan menuju jalan yang lurus.
2. Hidayatu Taufik
Yaitu pembukaan hati dan pelapangan dada untuk menerima kebenaran &
mengamalkannya. Hidayah Taufik Ini hanya dimiliki oleh Allāh tidak dimiliki oleh Nabi
dan Dai, Allāh berfirman:

َ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َْ َ ‫ْ ْ َ َ ﱠ‬ َْ َ َ ‫ﱠ‬
‫ِإﻧﻚ ﺗﻬ ِﺪي َﻣﻦ أﺣ َﺒ ْ ﺖ َوﻟ ٰ ِ ﻦ اﻟﻠﻪ ﻳﻬ ِﺪي َﻣﻦ ﺸ ُﺎء ۚ َوﻫ َﻮ أﻋﻠ ُﻢ ِ ﺎﻟ ُﻤﻬﺘ ِﺪﻳﻦ‬

“Sesungguhnya engkau tidak memberikan kepada orang yang engkau cintai akan tetapi
Allāh lah yang memberikan hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia lebih
mengetahui siapa orang yang mendapatkan petunjuk” (Al-Qashash : 56)
Hidayah Taufik Allāh berikan kepada siapa yang dikehendaki dan kesesatan juga Allāh
berikan kepada siapa yang dikehendaki, Allāh berfirman:

َ َ ْ ْ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ
…ۚ ‫… ۚ ﻛ ٰﺬ ِﻟﻚ ِﻀ ﱡﻞ اﻟﻠﻪ َﻣﻦ ﺸ ُﺎء َو ـﻬ ِﺪي َﻣﻦ ﺸ ُﺎء‬

“demikianlah Allāh menyesatkan siapa yang dikehendaki dan memberikan petunjuk


kepada siapa yang dikehendaki” (Al-Muddatstsir : 31)
Barangsiapa yang Allāh berikan hidayah Taufik tidak ada yang bisa menyesatkannya &
barangsiapa yang Allāh sesatkan maka tidak ada yang bisanya memberikan hidayah,
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َ ََ ُ ْ ُ ْ َ
ۚ ‫…ﻣﻦ ﻀ ِﻠ ِﻞ اﻟﻠﻪ ﻓ ﻫ ِﺎد َي ﻟﻪ‬

“Barangsiapa yang Allāh sesaat maka tidak akan ada yang memberikan hidayah” [QS Al-
A’raf 186]
Dan Allāh berfirman:

ْ ُ َ ُ َْ ْ َ
ۗ ‫…و َﻣﻦ ﻳﻬ ِﺪ اﻟﻠﻪ ﻓ َﻤﺎ ﻟﻪ ِﻣﻦ ُﻣ ِﻀ ﱟﻞ‬

“Dan barangsiapa yang Allāh berikan hidayah maka tidak akan ada yang bisa
menyesatkan dirinya” (Az-Zumar : 37)

202
Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ َ َ َ ْ ُ َ َ ُ
‫ َو َﻣ ْﻦ ُ ﻀ ِﻠ ْﻞ ﻓ ﻫ ِﺎد َي ﻟﻪ‬,‫َﻣ ْﻦ َﻳ ْﻬ ِﺪ ِە اﻟﻠﻪ ﻓ ُﻣ ِﻀ ﱠﻞ ﻟﻪ‬

“Barangsiapa yang Allāh berikan hidayah maka ada yang menyesatkan & barangsiapa
yang Allāh sesatkan maka tidak ada yang memberikan hidayah” (HR Muslim)
Allāh memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dengan karunia Nya &
anugerah Nya dan Allāh lebih mengetahui siapa diantara hamba Nya yang berhak untuk
mendapatkan petunjuk dan Allāh menyesatkan siapa yang Allāh kehendaki dengan
keadilan Nya dan Allāh lebih tahu siapa yang berhak untuk disesatkan.
Kesesatan tersebut adalah keadilan Allāh bukan kedholiman Nya, karena Allāh
Subhānahu wa Ta’āla telah menegakkan hujjah atas hamba Nya memberikan
kesempatan baginya untuk mengikuti petunjuk Allāh, diberikan akal untuk berfikir dan
memilih, diutus kepada seorang Rasul yang menjelaskan, diturunkan kepadanya kitab
dan diperlukan kepadanya jalan yang lurus.
Apabila dia adalah orang yang hiperbola akalnya atau anak yang belum baligh atau
orang yang tidur maka tidak ditulis amalannya. Rasulullãh ‫ﷺ‬bersabda :

‫ﱠ‬ َ َ َ ‫ﱠ ﱢ ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬ ‫ﱠ‬ َ ُ َ ُ


‫اﻟﻤﺠﻨﻮن ﺣﺘﻰ ﻌﻘﻞ أو ﻔﻴﻖ‬
ِ ‫ وﻋﻦ‬، ‫ﺒﺮ‬ ‫و ﻋﻦ اﻟﺼﺒﻲ ﺣﺘﻰ‬، ‫ﺎﺋﻢ ﺣﺘﻰ ﺴ ِﻘﻆ‬
ِ ‫ ﻋﻦ اﻟﻨ‬،‫ر ِﻓﻊ اﻟﻘﻠﻢ ﻋﻦ ﺛﻼﺛﺔ‬

“diangkat pena dari tiga golongan dari orang yang tidur sampai dia bangun, dari anak
kecil sampai dia baligh dan dari orang yang gila sampai dia berakal /sadar” (Hadīts
shahih An Nasaii & Ibn Majjah dari Aisyah radiallahu anha)
Orang yang belum sampai kepadanya risalah seorang Rasul maka tidak akan di azab,
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ً َ َ ‫ﱢ َ َ ﱠ‬ ‫ﱠ‬
… ‫ۗ َو َﻣﺎ ﻛﻨﺎ ُﻣ َﻌﺬ ِﺑﻴﻦ ﺣﺘ ٰﻰ ﻧ ْ َﻌﺚ َر ُﺳﻮ‬

“Dan Kami tidak akan mengazab sampai Kami mengutus seorang Rasul” [QS Al-Isra’ 15]
Apabila sudah sampai kepada mereka petunjuk & mereka tidak menerima serta tidak
mengamalkan & lebih memilih durhaka & maksiat kepada Allāh, maka Allāh akan
menyesatkan mereka dan ini adalah keadilan bukan kezaoliman, Allāh Subhānahu wa
Ta’āla berfirman:

َ َ َ ‫َﱠُ َ ﱠ‬ ُ َ ُ ‫َ َ ْ َ َ ُ َ ﱠ‬ َ ُ َ
‫َو َﻣﺎ ﺎن اﻟﻠﻪ ِﻟ ُ ِﻀ ﱠﻞ ﻗ ْﻮﻣﺎ ْﻌﺪ ِإذ ﻫﺪاﻫ ْﻢ ﺣﺘ ٰﻰ ﻳ َﺒ ﱢﻴﻦ ﻟﻬ ْﻢ َﻣﺎ ﻳﺘﻘﻮن ۚ ِإن اﻟﻠﻪ ِ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻋ ِﻠ ٌﻢ‬

“Dan tidaklah Allāh menyesatkan sebuah kaum setelah memberikan petunjuk kepada
mereka sampai Allāh menjelaskan kepada mereka apa yang mereka taqwai ,
sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu” (At-Taubah : 115)
Di dalam ayat ini Allāh menjelaskan bahwasanya Allāh menyesatkan mereka setelah
mereka tidak menerima petunjuk Allāh yang sampai kepada mereka.

203
Halaqah yang Ke-22 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh ”Hidayah Taufik dan
Kesesatan menurut Ahlus Sunnah “

Telah Menyimpang didalam masalah ini 2 aliran Al Qodariah dan Al Jabirriyyah, adapun
Al Qodariah, mereka meyakini bahwa Allāh bukanlah yang memberikan hidayah Taufik
dan Allāh bukanlah yang menyesatkan dan mereka mengatakan bahwa makna Allāh
memberikan hidayah yg datang didalam dalil seperti dalam firman Allāh

َ َ ْ َْ َ ‫ََ ﱠ‬
… ‫…وﻟ ٰ ِ ﻦ اﻟﻠﻪ ﻳﻬ ِﺪي َﻣﻦ ﺸ ُﺎء‬

“Akan tetapi Allāh memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki” (Al-Qashash :
56)
Adalah penamaan orang tersebut dengan orang yang mendapatkan hidayah & mereka
mengatakan bahwa maksud Allāh menyesatkan seperti yang datang didalam firman
Allāh 'azza wa jalla

َ َ ْ ُ ُ َ َ
…ۚ …‫ۚ ﻛ ٰﺬ ِﻟﻚ ِﻀ ﱡﻞ اﻟﻠﻪ َﻣﻦ ﺸ ُﺎء‬

“demikianlah Allāh menyesatkan siapa yang Dia kehendaki” (Al-Muddatstsir : 31)


Adalah penamaan orang tersebut dengan orang yang sesat dan; ini tentunya
bertentangan dengan dalil² yang telah berlalu yang menunjukkan bahwa Allāh Dia-lah
yang memberikan hidayah Taufik dan Dialah yang menyesatkan.
Demikian pula Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menjadikan hidayah yang Allāh berikan
kepada seorang hamba sebagai karunia dan anugerah, sebagaimana firman Allāh:

…‫ﺎن‬ َ ْ ْ َ َ ْ ْ ْ َ ‫ُ َ ُ ﱡ‬ َ
ِ ‫ ۖ ِﻞ اﻟﻠﻪ ﻤﻦ ﻋﻠ ﻢ أن ﻫﺪا ﻢ ِﻟ ِﻺ ﻤ‬..

“akan tetapi Allāh memberikan anugerah kepada kalian dengan memberikan hidayah
kepada keimanan” (Al-Hujurat : 17)
Seandainya maksud Allāh memberikan hidayah adalah hanya penamaan pelaku nya
dengan orang yang mendapatkan hidayah maka ini tidak dinamakan dengan karunia
dan anugerah karena seandainya ini adalah karunia /anugerah, maka kita sebagai
makhluk juga memberikan karunia dan anugerah sebab kitapun sebagai makhluk juga
menamakan orang tersebut sebagai orang yang mendapatkan hidayah.
Adapun Al Jabariyyah maka mereka meyakini bahwa Allāh memaksa mereka tidak
memberikan mereka kehendak, tidak memberikan mereka kemampuan, menghalangi
mereka dari sebab² mendapatkan petunjuk dan ini juga bertentangan dengan dalil-dalil
yang telah berlalu yang menunjukkan bahwa seorang hamba diberi kehendak dan
kemampuan diberi kesempatan memilih dan ditunjukkan kepadanya jalan yang lurus.

204
Halaqah yang Ke-23 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh ”Buah Beriman Dengan
Takdir Allāh Bagian 1″

Diantara buah beriman dengan Takdir Allāh 'azza wajalla


1. Beriman Dengan Takdir adalah sebab seseorang merasakan lezatnya iman, Berkata
Ubadah Ibnu Shomid kepada putranya

،‫ وﻣﺎ أﺧﻄﺄك ﻟﻢ ﻜﻦ ﻟ ﺼ ﻚ‬،‫ﺎ ﺑﻨﻲ إﻧﻚ ﻟﻦ ﺗﺠﺪ ﻃﻌﻢ اﻹ ﻤﺎن ﺣﺘﻰ ﺗﻌﻠﻢ أن ﻣﺎ أﺻﺎ ﻚ ﻟﻢ ﻜﻦ ﻟ ﺨﻄﺌﻚ‬

“Wahai anakku sesungguhnya engkau tidak akan merasakan lezatnya hakikat keimanan
sampai engkau meyakini bahwa apa yang menimpamu tidak akan luput darimu & apa
yang luput darimu tidak akan menimpamu” (diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibn
Majjah)
2. Membuahkan keberanian, keyakinan, tawakal dan bergantung hanya kepada Allāh,
karena dia meyakini bahwa tidak akan menimpa dia kecuali apa yang sudah Allāh tulis,
Allāh berfirman:

َ ُ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ُ َ ‫ُﻗ ْﻞ ﻟ ْﻦ ُ ﺼ َﺒ َﻨﺎ إ ﱠ َﻣﺎ ﻛ َﺘ‬


‫ﺐ اﻟﻠﻪ ﻟﻨﺎ ﻫ َﻮ َﻣ ْﻮ ﻧﺎ ۚ َوﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ ﻓﻠ َﻴﺘ َﻮ ِﻞ اﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻨﻮن‬ ِ ِ

“Katakanlah tidak akan menimpa kami kecuali yang sudah Allāh tentukan untuk kami,
Dia-lah penolong kami dan hanya kepada Allāh lah orang-orang yang beriman
bertawakal” (At-Taubah : 51)
3. Membuahkan akhlak yang mulia, seperti kedermawan karena apabila seseorang
mengetahui bahwa kekayaan & kemiskinan dengan Takdir Allāh dia tidak akan takut
berinfak fi sabilillah.
4. Membuahkan rasa syukur ketika mendapatkan nikmat , menyadarkan kenikmatan
tersebut kepada Allāh, karena Dia-lah yang mentakdirkan, Allāh Subhānahu wa Ta’āla
berfirman:

َ َ ْ َ
ۖ ‫…و َﻣﺎ ِ ْﻢ ِﻣﻦ ِﻧ ْﻌ َﻤ ٍﺔ ﻓ ِﻤﻦ اﻟﻠ ِﻪ‬

“Dan nikmat apa saja yang ada pada kalian maka itu adalah dari Allāh ” (An-Nahl : 53)
5. Membuahkan petunjuk dan kesabaran ketika mendapatkan musibah, Allāh
berfirman:

َ َ َ َ ‫ْ َ َ ﱠ‬ َ ْ
‫ﺎب ِﻣﻦ ﻗ ْ ِﻞ أن ﻧ ْﺒ َﺮأﻫﺎ ۚ ِإن ذ ٰ ِﻟﻚ ﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ ِﺴﻴ ٌﺮ‬
َ ‫ْ ﱠ‬ ُْ ََ َْ ْ َ ُ ْ َ َ َ
ٍ ‫ﻣﺎ أﺻﺎب ِﻣﻦ ﻣ ِﺼ ٍﺔ ِﻓﻲ اﻷرض و ِﻓﻲ أﻧﻔ ِﺴ ﻢ ِإ ِﻓﻲ ِﻛﺘ‬

“Musibah apa saja yang menimpa baik dibumi maupun pada diri² kalian kecuali sudah
ditulis di dalam sebuah kitab sebelum Kami menjadikannya, sesungguhnya yang
demikian adalah sangat mudah bagi Allāh”. (Al-Hadid : 22)

205
6. Semakin kuat keimanan seseorang dengan Takdir Allāh maka akan semakin kuat
tauhid nya, karena iman dengan Takdir adalah bagian dari iman dengan Rububiyah
Allāh, yang konsekuensi nya adalah tauhid Uluhiyyah.
7. Membuahkan keikhlasan dan terjauh dari riya, karena orang yang beriman dengan
Takdir mengetahui bahwa Allāh telah menentukan segalanya dan menyadari bahwa
mencari pahala dari manusia tidak akan memberikan manfaat.
8. Menghilangkan rasa dengki antar sesama muslim karena dia menyadari bahwa
rezeki sudah diatur dan dibagi oleh Allāh dengan hikmah yang dalam lalu untuk apa
seseorang dengki dan iri.

Halaqah yang Ke-24 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *” Buah Beriman Dengan
Takdir Allāh Bagian 2″*.

9. Membuahkan semangat yang tinggi didalam melakukan kebaikan yang berkaitan


dengan agama. seperti ibadah, menuntut ilmu, berdakwah dll. Orang yang beriman
dengan Takdir Allāh tidak takut celaan orang yang mencela ketika berdakwah, tidak
terlalu hancur hatinya ketika melihat orang yang tidak menerima dakwahnya dan dia
tidak pamer atau bangga diri ketika mendapatkan orang yang mendapatkan hidayah
dengan sebab dirinya karena semua itu sudah ditakdirkan oleh Allāh ajja wajalla.
10. Membuahkan semangat yang tinggi didalam berbuat kebaikan yang berkaitan
dengan dunia. seperti bekerja yang halal, melakukan aktivitas yang diperbolehkan &
bermanfaat dll. Dia tidak mudah menyesal dan berputus asa ketika menghadapi
musibah yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
11. Membuahkan ridha terhadap hukum² Allāh baik yang berupa hukum² syariat,
maupun hukum² Kauniah.
12. Membuahkan kebahagiaan dan menghilangkan kesedihan karena dia mengetahui &
yakin bahwa Allāh memilih yang terbaik baginya didalam urusan dunia, agama dan
akhir dari perkaranya. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ َ ُْ َ ُ َ ُ ْ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ۖ
… ‫َوﻋ َﺴ ٰﻰ أن ﺗ َﺮﻫﻮا ﺷ ﺌﺎ َوﻫ َﻮ ﺧ ْﻴ ٌﺮ ﻟ ْﻢ ۖ َوﻋ َﺴ ٰﻰ أن ﺗ ِﺤ ﱡﺒﻮا ﺷ ﺌﺎ َوﻫ َﻮ ﺷ ﱞﺮ ﻟ ْﻢ ۗ َواﻟﻠﻪ ْﻌﻠ ُﻢ َوأﻧﺘ ْﻢ ﺗ ْﻌﻠ ُﻤﻮن‬

“Dan mungkin saja kalian membenci sesuatu & dia adalah baik bagi kalian & mungkin
saja kalian mencintai sesuatu dan dia adalah jelek bagi kalian & Allāh Dia-lah yang
mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui” (Al-Baqarah : 216)
13. Membuahkan keistiqomahan di atas jalan yang lurus baik dalam keadaan
mendapatkan nikmat atau tertimpa musibah, karena dia akan bersyukur ketika
mendapatkan nikmat & akan bersabar ketika dia terkena musibah.
14. Tidak putus asa dari pertolongan Allāh bagaimana pun besarnya fitnah dan
banyaknya ujian, karena dia yakin bahwa akhir yang baik adalah bagi orang-orang yang
bertakwa dan ini adalah ketentuan Allāh yang sudah Allāh tentukan. Allāh berfirman:

206
َ َ ‫ﱢ‬ َ ُ ‫َ ﱢ‬ َ ُ ُ ُ
‫ﻫ َﻮ اﻟ ِﺬي أ ْر َﺳ َﻞ َر ُﺳﻮﻟﻪ ِ ﺎﻟﻬﺪ ٰى َو ِدﻳﻦ اﻟﺤﻖ ِﻟ ُ ﻈ ِﻬ َﺮە ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻳﻦ ﻠ ِﻪ ۚ َو ﻔ ٰﻰ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ ﺷ ِﻬ ﺪا‬

“Dia-lah yang telah mengutus Rasul Nya dengan petunjuk agama yang benar untuk
menampakkan agama tersebut diatas seluruh agama dan cukuplah Allāh sebagai
saksi” (Al-Fath : 28)
Dan Allāh mengatakan:

ُ َ ْ َْ ُ َُ َ ََْ َْ ‫ﱡ‬ َ َُ َ َ َْ ‫ﱠ‬


‫ﻮم اﻷﺷﻬﺎد‬ ‫آﻣﻨﻮا ِﻓﻲ اﻟﺤ َ ِﺎة اﻟﺪﻧ ﺎ و ﻮم ﻘ‬ ‫ِإﻧﺎ ﻟﻨﻨ ُﺼ ُﺮ ُر ُﺳﻠﻨﺎ َواﻟ ِﺬﻳﻦ‬

“Sesungguhnya Kami akan menolong Rasul² Kami & orang² yang beriman di kehidupan
dunia & ketika bangkit para saksi” (Ghafir : 51)
15. Menjadikan didalam diri seorang hamba Qonaah /merasa cukup dengan pemberian
Allāh azza wa jalla, tidak rakus terhadap dunia dan tidak meminta minta kepada orang
lain, karena dia meyakini bahwa rezeki sudah tertulis dan tidak mungkin orang lain bisa
menyampaikan kepadanya sebuah rezeki kecuali apa yang sudah Allāh tulis
sebelumnya.

Halaqah yang Ke-25 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Buah Beriman Dengan
Takdir Allāh Bagian 3"

16. Berbaik sangka kepada Allāh ketika melihat dirinya diberi hidayah kepada Tauhid,
Sunnah dan ketaatan maka dia berbaik sangka kepada Allāh, bahwa Allāh menghendaki
pada dirinya kebaikan dan ingin memudahkan dia masuk kedalam Surga Nya.
17. Menimbulkan rasa takut didalam diri seorang hamba dari suul Khotimah, sehingga
dia tidak tertipu dengan amal sholeh nya karena dia tidak tau dengan apa Allāh akan
menakdirkan akhir amalannya.
18. Menimbulkan sifat tidak suka merendahkan orang lain dan menghinakan orang lain
yang terjerumus kedalam kemaksiatan karena dia tidak tau dengan apa Allāh akan
menakdirkan akhir dari amalan orang tersebut.
19. Memerdekakan akal dan diri dari khurafat dan Tathoyyur dan dia meyakini bahwa
segala sesuatu tidak terlepas dari takdir Allāh. Tidak ada yang mendatangkan kebaikan
kecuali Allāh dantidak ada yg menolak kejelekan kecuali Allāh.
20. Menjadikan seseorang rendah hati dan tidak sombong ketika diberikan rezeki oleh
Allāh baik berupa harta, kedudukan maupun ilmu dll. Karena ini semua datang dari
Allāh dan dengan Takdir Allāh dan kalau Allāh menghendaki Allāh akan mengambilnya
dari kita sewaktu².
21. Membawa ketenangan didalam hati dan ketentraman jiwa karena ketika musibah
dia merasa itu yg terbaik dan pasti ada hikmahnya dan dia mengetahui bahwa orang
yang ridha maka Allāh akan ridha kepadanya sehingga dia tidak cemas & gelisah & tidak
berangan² dan berandai².

207
Akhirnya semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita termasuk orang yang
beriman dengan Takdir Allāh yang baik maupun yang buruk dan semoga Allāh
Subhānahu wa Ta’āla memberikan karunia kepada kita semua sehingga kita bisa
merasakan buah buah yang baik dari beriman dengan Takdir dan sesungguhnya Allāh
mengabulkan doa.
ُ ‫اﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬي ﺑﻨ ْﻌ َﻤﺘﻪ َﺗﺘ ﱡﻢ ﱠ‬
‫اﻟﺼ ِﺎﻟ َﺤﺎت‬ ِ ِِ ِِ ِ ِ ِ

HSI 10 ~ Silsilah Sirah Nabawiyyah

Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Pengertian &
Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyah”*.

Siroh artinya adalah jalan.


Siroh Nabawiyah adalah perjalanan hidup Nabi ‫ﷺ‬. Mempelajari perjalanan hidup Nabi
‫ ﷺ‬adalah sangat penting bagi kehidupan seorang muslim karena beberapa hal :
1. Ini adalah diantara bentuk cinta kita kepada beliau ‫ﷺ‬, karena setiap umat pasti
mencintai pembesarnya & semakin besar kecintaan mereka terhadap pembesar nya
maka akan semakin banyak menyebutnya & mengingatnya.
2. Mempelajari Siroh Nabawiyah adalah salah satu cara untuk mengenal ucapan beliau
‫ &ﷺ‬perilaku beliau & hendaknya dicontoh & diteladani oleh seorang muslim.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan :
ٌَ َ ٌ ْ َ ْ َ
‫ﻮل اﻟﻠ ِﻪ أ ْﺳ َﻮة ﺣ َﺴﻨﺔ‬ ُ َ
ِ ‫ﻟﻘﺪ ﺎن ﻟ ﻢ ِﻓﻲ رﺳ‬

Sungguh ada bagi kalian didalam diri Rasulullãh ‫ ﷺ‬teladan yang baik (Al-Ahzab : 21)
3. Menguatkan keimanan didalam hati, karena kita akan mengenal beliau ‫ﷺ‬dari
semenjak lahir sampai meninggal dunia. Bagaimana beliau hidup semasa kecil sebagai
pemuda setelah menikah, setelah diangkat menjadi Nabi, bagaimana beliau berdakwah,
bagaimana beliau berjihad kita akan melihat semua itu & ini akan semakin menambah
keyakinan pada diri kita bahwa beliau seorang Nabi yang diutus yang mengikuti wahyu
dari Allāh ‫ﷻ‬
4. Membantu seseorang memahami ayat² Al-Qur’an & sebab² turunnya & memahami
Hadīts² Nabi ‫ﷺ‬.
5. Seseorang bisa mengenal para shahabat yang telah dipilih oleh Allāh untuk menemani
Nabi nya & menyampaikan agama ini kepada orang-orang setelah mereka & bagaimana
mereka berjihad bersama Rasulullãh ‫ﷺ‬. Sehingga hal ini akan menambah cinta kita
kepada para shahabat & menambah semangat kita untuk beramal dengan agama ini.
Berkata Ali bin Husain bin Ali bin Abi Tholib (wafat 94 H)

ُ َ َ َ ‫ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َُ ُ ﱡ‬ ‫ﱠ‬ َ ُ ‫ﱠ‬
‫ﻮرة ِﻣﻦ اﻟﻘ ْﺮآ ِن‬ ‫ﻛﻨﺎ ﻧ َﻌﻠ ُﻢ َﻣﻐﺎز َي اﻟﻨ ِﺒ ﱢﻲ َﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ِﻪ وﺳﻠﻢ وﺳﺮا ﺎە ﻤﺎ ﻧﻌﻠﻢ اﻟﺴ‬

208

Anda mungkin juga menyukai