MUQODDIMAH
HSI Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 1
Halaqah yang pertama dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah adalah tentang
Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian yang Pertama
Telah berkata Guru kami yang mulia Syaikh Dr. shaleh bin abdillah ibn hamid al
‘ushaimi hafdzhahullah didalam muqaddimah kitab beliau khulashah ta’dzimi ‘ilmi,
bahwa banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan pengagungan dia
terhadap ilmu itu sendiri. Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan
terhadap ilmu maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut, sebaliknya
barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu maka akan berkurang
bagiannya Kemudian beliau menyebutkan 20 perkara yang merupakan bentuk
pengagungan terhadap ilmu:
1. Membersihkan Tempat Ilmu Yaitu Hati,
Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah membersihkan tempat ilmu,
apabila hati kita bersih maka ilmu akan berkenan masuk dan semakin bersih maka
semakin menerima ilmu tersebut dan hal yang mengotori hati dan menjadikan ilmu
sulit masuk adalah kotoran syahwat dan kotoran syubhat.
2. Mengikhlaskan Niat
Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah mengikhlaskan niat karena Allah
didalam menuntutnya, sesuai dengan keikhlasan seseorang maka dia akan
mendapatkan ilmu dan niat yang ikhlas didalam mencari ilmu adalah apabila niatnya :
> Mengangkat kebodohan dari diri sendiri
> Mengangkat kebodohan dari orang lain
> Menghidupkan ilmu dan menjaganya supaya tidak punah
> Mengamalkan ilmu
Diantara bentuk pengagungan terhadapa ilmu adalah
3. Mengumpulkan Tekad Untuk Menuntutnya Meminta Pertolongan Kepada Allah Dan
Tidak Merasal Lemah,
Sebagaimana dalam Hadits
“Hendaklah engkau semangat melakukan apa yang bermanfa’at untuk dirimu, dan
memohonlah petolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah”
Dahulu Imam Ahmad Bin Hanbal terkadang ingin keluar dari rumahnya untuk
menghadiri majelis ilmu gurunya sebelum datang waktu shubuh dan sebagian mereka
membaca shahih al bukhari kepada gurunya dalam 3 majelis atau 3 pertemuan
Ini semua menunjukkan bagaimana semangat dan tekad para pendahulu kita didalam
menuntut ilmu. Diantara bentuk pengagungan terhadapa ilmu adalah
4. Memusatkan Semangat Untuk Mempelajari Al-Quran dan Al-Hadits,
karena inilah asal dari ilmu itu sendiri.
2
Halaqah yang ke-2 dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah "Pengagungan Terhadap
Ilmu Bagian yang Kedua"
Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu yang disebutkan oleh guru kami yang
mulia syaikh Dr. Shaleh bin abdillah ibn hamid al ‘ushaimi hafdzhahullah adalah
5. Menempuh Jalan Yang Benar Di Dalam Menuntut Ilmu Agama
orang yang salah cara didalam menuntut ilmu maka dia tidak akan mendapatkan
keinginannya atau mendapatkan sedikit disertai rasa lelah yang sangat,
Dan cara yang benar didalam mempelajari suatu cabang ilmu
- Dengan menghafal sebuah matan kitab yang menyeluruh dan dia mengumpulkan
perkara perkara yang rajih (yang dikuatkan) menurut para ulama dibidang tersebut
- Mempelajari ilmu tersebut dari serorang yang ahli yang bisa dijadikan teladan dan dia
mampu mengajar
6. Mendahulukan Ilmu Yang Paling Penting, Kemudian Yang Setelahnya dan Setelahnya,
Dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan ibadah seseorang
kepada Allah, dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan
‘ubudiyyah seseorang kepada Allah ‘azza wa jalla seperti :
lmu Aqidah, Tata Cara Wudhu, Tata Cara Shalat, Dan Lain Lain
7. Bersegera Untuk Mendapatkan Ilmu Dan Memanfaatkan Waktu Muda
karena waktu muda adalah waktu yang emas untuk mempelajari ilmu agama berkata Al
Hasan Al Bashri rahimahullah
اﻟﻌﻠم ﻓﻲ اﻟﺻﻐر ﻛﺎﻟﻧﻘص ﻓﻲ اﻟﺣﺟر
"Seseorang berada di atas agama teman akrabnya, maka hendaklah salah seorang
diantara kalian melihat dengan siapa dia berteman akrab" (Hadits Hasan diriwayat Abu
Daud dan Tirmidzi)
Halaqah yang ke-4 dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah "Pengagungan Terhadap
Ilmu"
Diantara perkara yang disebutkan Guru kami yang mulia Syaikh Dr. Shaleh bin 'abdillah
al ‘ushaimi hafdzhahullah didalam kitab beliau khulashah ta’dzimi ‘ilmi
13. Berusaha Keras Menghapal ilmu bermudzakarah dan bertanya
4
Belajar dari seorang guru tidak banyak manfa'atnya jika tidak menghapal,
bermudzakarah, dan bertanya, menghapal berkaitan dengan diri sendiri,
bermudzakarah mengulang kembali bersama teman dan bertanya maksudnya adalah
bertanya kepada sang guru Berkata Syaikh Utsaimin rahimahullah
ﺣﻔظﻧﺎ ﻗﻠﯾﻼ وﻗرأﻧﺎ ﻛﺛﯾرا ﻓﺎﻧﺗﻔﻌﻧﺎ ﺑﻣﺎ ﺣﻔظﻧﺎ أﻛﺛر ﻣن اﻧﺗﻔﺎﻋﻧﺎ ﺑﻣﺎ ﻗرأﻧﺎ
"Kami menghapal sedikit dan membaca banyak, maka kami mengambil manfa'at dari
apa yang kami hapal lebih banyak dari apa yang kami baca dan dengan bermudzakarah
akan hidup ilmu dalam jiwa dan dengan bertanya akan terbuka pembendaharaan ilmu"
"Bukan termasuk ummatku yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi
yang lebih muda dan mengetahui hak bagi seorang 'alim" (Hadits Hasan yang di
riwatkan Al Imam Ahmad didalam musnad beliau)
Maka seorang murid harus memiliki rasa tawadhu terhadap gurunya, menghadap
beliau, dan tidak menoleh menjaga adab berbicara, tidak berlebihan didalam memuji
beliau, mendoakan beliau, mengucapkan terima kasih kepada beliau, atas pengajaran
beliau menampakan rasa butuhnya terhadap ilmu beliau, tidak menyakiti beliau dengan
ucapan dan perbuatan, serta berlemah lembut ketika mengingatkan kesalahan beliau
Disana ada 6 perkara yang harus dia jaga apabila melihat kesalahan seorang guru:
1. Meneliti terlebih dahulu apakah benar kesalahan tersebut keluar dari seorang guru
2. Meneliti apakah itu sebuah kesalahan (dan ini tugas ahlul ilmu)
3. Tidak mengikuti kesalahan tersebut
4. Memberikan udzur kepada sang guru dengan alasan yang benar
5. Memberikan nasihat dengan lembut dan rahasia
6. Menjaga kehormatan seorang guru dihadapan kaum muslimin yang lain
15. Mengembalikan Sebuah Permasalahan Kepada Ahlinya
Orang yang mengagungkan ilmu mengembalikan sebuah permasalahan kepada ahli
ilmu dan tidak memaksakan dirinya atas sesuatu yang tidak mampu, karena
dikhawatirkan takut berbicara tanpa ilmu khususnya peristiwa peristiwa yang besar
yang terjadi yang berkaitan dengan urusan umat dan orang banyak
Mereka para ulama memiliki ilmu dan berpengalaman maka hendaklah kita
husnudzhan kepada mereka dan apabila ulama berselisih maka lebih hati hatinya
seseorang mengambil ucapan mayoritas mereka
16. Menghormati Majelis Ilmu dan kitab
Hendaklah beradab ketika bermajelis, Melihat kepada gurunya dan tidak menoleh tanpa
keperluan, Tidak banyak bergerak dan memainkan tangan dan kakinya, Tidak
bersandar dihadapan seorang guru, tidak bersandar dengan tangannya, Tidak berbicara
5
dengan orang yang ada disampingnya, Apabila bersin berusaha untuk merendahkan
suaranya, Apabila menguap berusaha untuk meredamnya atau menutup dengan
mulutnya Hendaknya juga menjaga kitab dan memuliakannya Tidak menjadikan kitab
sebagai tempat simpanan barang barang, Tidak bersandar diatas kitab, Tidak
meletakkan kitab dikakinya, dan Apabila dia membaca kitab dihadapan seorang guru
Hendaknya dia mengangkat kitab tersebut dan tidak tidak meletekkan kitab tersebut
ditanah.
Halaqah yang ke-5 dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah adalah tentang
"Pengagungan Terhadap Ilmu"
Yang ke-17 diantara 20 perkara yang disebutkan oleh Syaikh Al-'ushaimi hafidzhahullah
merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah
17. Membela Ilmu Dan Membelanya
Ilmu memiliki kehormatan yang mengharuskan penuntutnya dan ahlinya untuk
membela dan menolongnya bila ada yang berusaha untuk merusaknya.
Oleh karena itu para ulama membantah orang yang menyimpang bila jelas
penyimpangannya dari syari'at siapapun dia. Yang demikian untuk menjaga agama dan
menasehati kaum muslimin. Mereka memboikot seorang mubtadi' yaitu orang yang
membuat bid'ah dalam agama, tidak mengambil ilmu dari mereka kecuali dalam
keadaan terpaksa dan lain-lain. Semuanya dilakukan untuk menjaga ilmu dan
membelanya.
18. Berhati-hati Dalam Bertanya Kepada Para Ulama
Seorang penuntut ilmu hendaknya memperhatikan 4 perkara didalam bertanya:
1. Bertanya untuk belajar, bukan ingin mengeyel, karena orang yang niatnya tidak baik
didalam bertanya akan dijauhkan dari berkah ilmu itu sendiri.
2. Bertanya tentang sesuatu yang bermanfa'at.
3. Melihat keadaan gurunya, tidak bertanya kepada sang guru apabila guru dalam
keadaan tidak kondusif untuk menjawab pertanyaan.
4. Memperbaiki cara bertanya seperti menggunakan kata-kata yang baik, mendo'akan
untuk sang guru sebelum bertanya, menggunakan panggilan penghormatan, dan lain-
lain.
Yang ke-19 diantara pengagungan terhadap ilmu adalah
19. Cinta Yang Sangat Kepada Ilmu
Tidak mungkin seseorang mencapai derajat ilmu kecuali apabila kelezatan dia yang
paling besar ada di dalam ilmu, dan kelezatan ilmu bisa didapatkan dengan 3 perkara:
1. Mengeluarkan segenap tenaganya dan kesungguhannya untuk belajar.
2. Kejujuran didalam belajar.
3. Keikhlasan niat.
Kemudian yang ke-20 diantara pengagungan terhadap ilmu adalah
20. Menjaga Waktu di Dalam Ilmu.
Seorang penuntut ilmu tidak menyia-nyiakan waktunya sedikitpun menggunakan
waktu untuk ibadah, dan mendahulukan yang afdhal diantara amalan-amalan.
6
Sebagian salaf dahulu ada yang muridnya membaca kitab kepada beliau sedangkan
beliau dalam keadaan makan, yang demikian adalah untuk menjaga waktunya jangan
sampai tersia-sia dari menuntut ilmu.
َ َُ
Kaum muslimin yang dimulyakan oleh Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ, ُ ini adalah halaqoh yang
pertama dari silsilah belajar tauhid yang berjudul “Mengapa Kita Harus Mempelajari
Tauhid?
Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita,
َ َُ
karena Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmenciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid
َ ُ َ ُ Allāh ُﺳ ْ َﺤ َﺎﻧ ُﻪ َو َﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
yaitu meng-esakan ibadah kepada Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ.
وَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ اﻟْﺠِﻦَّ وَاْﻹِﻧْﺲَ إِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُون
’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’.(Surat
Adz-Dzariyaat 56)
َ َُ
Oleh karena itulah Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah mengutus para Rasul kepada setiap ummat
َ َُ
tujuannya adalah untuk mengajak mereka kepada tauhid. Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
َوَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ أُﻣَّﺔٍ رَﺳُﻮﻟًﺎ أَنِ اﻋْﺒُﺪُوا اﻟﻠَّﻪَ وَاﺟْﺘَﻨِﺒُﻮا اﻟﻄَّﺎﻏُﻮت
’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang
mereka berkata kepada kaumnya, ’’Sembahlah Allāh dan jauhilah thaghut’’. (Surat
AnNahl 36)
َ ُ َ
Makna thaghut adalah segala sesembahan selain Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari
ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah
mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak.
Halaqah yang ke 2, Tauhid adalah syarat mutlak untuk masuk ke dalam surga.
Saudaraku.. Orang yang menginginkan kebahagiaan di surga maka dia harus memiliki
modal yang satu ini yaitu modal bertauhid. Tidak akan masuk ke dalam surga kecuali
orang-orang yang bertauhid meskipun terkadang dia di adzab sebelumnya ke dalam
neraka karena dosa yang dia lakukan. Nabi ﷺbersabda:
َ َ ُ ُ ُ ُ َ ْ ﱠ ُ ُ ُ َ َ ﱠ ُ َ ْ َ َ ُ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ﱠ
َو ِﻠ َﻤﺘﻪ أﻟﻘﺎﻫﺎ، َوأن ِﻋ َﺴﻰ ﻋ ْ ﺪ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳ ْﻮﻟﻪ، َوأن ُﻣﺤ ﱠﻤﺪا ﻋ ْ ﺪە َو َر ُﺳ ْﻮﻟﻪ،َﻣﻦ ﺷ ِﻬﺪ أن ِإﻟﻪ ِإ اﻟﻠﻪ َوﺣﺪە ﺷﺮ ﻚ ﻟﻪ
َ َ َ َُ ﱠ ُ َ ْ ﱠ َ ﱞ َ ﱠَ َ ﱞ ُ ْ ٌ َ
ِإﻟﻰ َﻣ ْ َﻢ َو ُر ْوح ِﻣﻨﻪ َواﻟﺠﻨﺔ ﺣﻖ َواﻟﻨ َﺎر ﺣﻖ أدﺧﻠﻪ اﻟﻠﻪ اﻟﺠﻨﺔ ﻋﻠﻰ َﻣﺎ ﺎن ِﻣﻦ اﻟ َﻌ َﻤ ِﻞ
"Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq disembah
kecuali Allâh, tidak ada sekutu bagi-Nya dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah
hamba-Nya dan Rasul-Nya, dan bersaksi bahwasanya Isa adalah Hamba Allâh dan juga
7
ُ َ
Rasul-Nya, dan kalimat-Nya " Ya Allâh tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ
َ
َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdan bersaksi bahwasanya surga adalah benar dan neraka adalah benar" maka
َ ُ َ
Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰakan memasukkan dia ke dalam surga sesuai dengan apa yang telah
diamalkan" (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits yang lain Nabi kita ﷺbersabda:
َ ْ َ َ ََْ ﱠ َ ْ َ َ َ َ ﱠ َ َ َْ َ ﱠ
ﻳ ﺘ ِﻐﻰ ِ ﺬ ِﻟﻚ َوﺟﻪ اﻟﻠﻪ. ﺎل ِإﻟﻪ ِإ اﻟﻠﻪﻓ ِﺈن اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺣ ﱠﺮ َم ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎر ﻣﻦ ﻗ
َ َُ
"Sesungguhnya Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah mengharamkan neraka bagi orang yang
mengatakan ﻻاﻟﻪ اﻻ ﻟﻠﻪtidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allâh, yang
َ َُ
dia mengharap dengan kalimat tersebut wajah Allâh ( " ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰHR. Bukhari dan
Muslim)
Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya modal utama untuk
َ ُ َ
mendapatkan surga Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰadalah dengan bertauhid.
Akhil karim..
َ َُ
Tauhid adalah amalan yang paling Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰcintai, sebaliknya syirik
(menyekutukan Allâh dalam beribadah) adalah amalan yang sangat Allâh murkai.
َ َُ
Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemang Maha Pengampun akan tetapi bila seseorang meninggal
َ َُ ُ Maka ُﺳ ْ َﺤ َﺎﻧ ُﻪ َو
dunia dalam keadaan berbuat syirik besar kepada Allâh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ,
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰtidak akan mengampuni dosa syirik tersebut.
Orang tersebut akan kekal di dalam Neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan
َ َُ
baginya untuk masuk ke dalam surga-Nya Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ, Sungguh ini adalah sebuah
kerugian yang tidak ada kerugian yang lebih besar daripada kerugian ini.
َ ُ َ
Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ َ َ َ َ ُ َْ َ ْ ُ ْ ََ َ ﱠ
ِإن اﻟﻠﻪ ﻐ ِﻔ ُﺮ أن ﺸ َﺮك ِ ِﻪ َو ﻐ ِﻔ ُﺮ َﻣﺎدون ذ ِﻟﻚ ِﻟ َﻤﻦ ﺸ ُء
"Sesungguhnya Allâh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan masih mengampuni dosa
yang lain bagi siapa yang dikehendaki". (An-Nisaa : 48).
َ
Allâh ﺗ َﻌﺎﻟﻰjuga berfirman:
َ ﻴﻦ ﻣ ْﻦ أ
ﻧﺼﺎر
َ َ َ ُ َ ﱠَ َ َ َ ُ ﱠ ْ َ ُ َ ََ ْ َ ﱠ ْ ْ ُ َ ُ ﱠ
ِ ﺎﻟﻠﻪ ﻓﻘﺪ ﺣﺮم اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ِﻪ اﻟﺠﻨﺔ وﻣﺄواە اﻟﻨﺎر وﻣﺎ ِﻟﻠﻈ ِﺎﻟ ِﻤ
ِ ِ ِإﻧﻪ ﻣﻦ ﺸﺮك
“Sesungguhnya, barang siapa yang menyekutukan Allâh, maka Allâh mengharamkan
baginya surga, dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tidak ada penolong bagi
orang-orang zhalim” (QS. Al-Maidah: 72)
Oleh karena itu hati-hatilah saudaraku dengan dosa yang satu ini. Terkadang seseorang
terjerumus ke dalam dosa ini sedangkan dia tidak menyadarinya, Bentengilah dirimu
dengan perisai ilmu yaitu ilmu Agama, belajarlah dan berdo'alah kepada Allâh..
َ َُ ُ َ
Berdo'alah kepada Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdengan sejujur-jujurnya. Semoga Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰmelindungi kita dan keluarga kita dari perbuatan syirik ini.
8
Halaqah yang ke 4, syirik Membatalkan Amalan
Pernahkah Anda kehilangan file data berharga, hasil kerja keras Anda selama berhari-
hari atau berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun? bagaimanakah perasaan Anda
saat itu? sedih bukan! terkadang seseorang berani untuk membayar jutaan rupiah asal
file yang berharga tersebut kembali.
Saudaraku sekalian..
ُ َ
Syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amalan seseorang. Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah berfirman:
َ ْ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ﱠ َ َ َ َ ﱠ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ
وﺣ َﻲ ِإﻟ ْ ﻚ َو ِ ﻟﻰ اﻟ ِﺬﻳﻦ ِﻣﻦ ﻗ ْ ِﻠﻚ ﻟ ِﺌﻦ أﺷ َﺮ ﺖ ﻟ َ ﺤ َ ﻄﻦ ﻋ َﻤﻠﻚ َوﻟﺘ ﻮﻧﻦ ِﻣﻦ اﻟﺨﺎ ِﺳﺮ ﻦ ِﻞ اﻟﻠﻪ ﻓﺎﻋ ُ ﺪ َو ﻦ ِﻣﻦ
ِ وﻟﻘﺪ أ
َ ﱠ
اﻟﺸﺎ ِ ﻦ
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu Wahai Muhammad (Nabi-nabi) dan orang-
orang sebelummu bahwa "Apabila kamu berbuat syirik Maka sungguh akan batal
amalanmu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi" Maka sembahlah
Allâh saja dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. Az-Zumar: 65-
66)
Dalam ayat ini, seorang Nabi pun apabila dia berbuat syirik maka batal amalannya, Oleh
karena itu, saudara sekalian jagalah amalan Anda yang sudah Anda tabung bertahun-
tahun, jangan biarkan amalan tersebut hilang begitu saja hanya karena kejahilan Anda
terhadap Tauhid dan juga syirik. terkadang sebuah perbuatan yang kita anggap biasa
bisa menghancurkan amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu lagi untuk bisa
menabung kembali.
Orang yang berbuat syirik saudara sekalian dan dia meninggal dunia tanpa bertaubat
kepada Allâh maka dosa syirik tersebut tidak akan diampuni. Namun, apabila dia
َ ُ َ
bertaubat sebelum dia meninggal, maka Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰakan mengampuni dosanya
bagaimanapun besar dosa tersebut. Taubat Nasuha adalah taubat yang terpenuhi di
dalamnya 3 syarat :
1. Menyesal,
2. Meninggalkan perbuatan tersebut,
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi.
َ ُ َ
Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ُ ﱠ َ َْ ُ ﱡ
ُ ﻮب َﺟﻤ ﻌﺎ إ ﱠﻧ ُﻪ ُﻫ َﻮ اﻟ َﻐ ُﻔ َ ﻧﻔﺴﻬ ْﻢ َ َﺗ ْﻘ َﻨ ُﻄﻮا ﻣﻦ ﱠر ْﺣُ َ َُ ْ َ َ ُ
ﻮر ﱠ
اﻟﺮ ِﺣ ﻢ ِ ِ ﻧاﻟﺬ ﺮ ﻔ
ِ ﻐ اﻟﻠﻪ ن إِ اﻟﻠﻪ
ِ ﺔ
ِ ﻤ ِ ِ ِ أ ﻰ ﻠﻋ ﻗ ْﻞ ِﺎﻋ َ ِﺎدي اﻟ ِﺬﻳﻦ أﺳﺮﻓﻮا
"Katakanlah Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri
yaitu dengan berbuat dosa , janganlah kalian berputus asa dari rahmat
Allâh.Sesungguhnya Allâh mengampuni dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(Az-Zumar 39:53)
9
Rasulullâh ﷺbersabda:
َُ ََ َ َْ ﱠ
ِإن اﻟﻠﻪ ﻘ َ ُﻞ ﺗ ْ ﺔ اﻟ َﻌ ْ ِﺪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ﻐ ْﺮ ِﻏ ْﺮ
"Sesungguhnya Allâh menerima taubat seorang hamba selama Ruh Belum sampai ke
tenggorokan". (HR.Tirmidzi dan juga Ibnu Majah dan dihasankan oleh syaikh Al-Albany
rahimahullâh)
Para sahabat Nabi ﷺtidak semua lahir dalam keadaan islam. Bahkan banyak diantara
mereka masuk islam ketika sudah besar dan sebelumnya bergelimang dengan
kesyirikan, supaya tidak terjerumus kembali ke dalam kesyirikan maka seseorang harus
mempelajari tauhid dan memahaminya dengan baik, Mengetahui jenis-jenis kesyirikan
sehingga dia bisa menjauhi kesyirikan tersebut.
َ ُ َ
Saudara sekalian semoga Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemberikan pemahaman kepada kita
semua, sebelum kita jauh melangkah di dalam silsilah ini tentunya kita harus benar-
benar memahami apa makna Tauhid yang wajib kita pelajari dan kita amalkan.
Tauhid secara bahasa adalah mengesakan, Apapun secara Istilah maka Tauhid adalah :
mengesakan Allâh di dalam beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehigga
dia meninggalkan peribadatan kepada selain Allâh Seperti :
-Berdoa kepada selain Allâh,
-Bernadzar untuk selain Allâh,
-Menyembelih untuk selain Allâh dll.
Apabila seseorang beribadah kepada Allâh dan menyerahkan sebagian Ibadah kepada
selain Allâh, siapapun dia entah itu seorang Nabi, Malaikat atau yang lain maka inilah
َ ُ َ
yang dinamakan dengan syirik ( menyekutukan Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdi dalam beribadah,
َ ُ َ
Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
"Dan ingatlah ketika Ibrohim berkata kepada Bapaknya dan Kaumnya, Sesungguhnya
aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah kecuali Dzat yang telah menciptakan
aku" (QS az-Zukhruf : 26-27)
Rasûlullâh ﷺbersabda :
ِﻣَﻦْ ﻗَﺎلَ ﻻَ إِﻟَﻪَ إِﻻَّ اﻟﻠﻪُ وَ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻤَﺎ ﻳُﻌْﺒَﺪُ ﻣِﻦْ دُوْنِ اﻟﻠﻪِ ﺣَﺮُمَ ﻣَﺎﻟُﻪُ وَدَﻣُﻪُ وَ ﺣِﺴَﺎﺑُﻪُ ﻋَﻠﻰَ اﻟﻠﻪ
"Barang siapa yang mengatakan ﻻ اﻟﻪ اﻻ ﻟﻠﻪdan mengingkari segala sesuatu yang
disembah selain Allâh maka haram hartanya dan darahnya ( tidak boleh diganggu) dan
َ َُ
perhitungannya ( hisabnya) adalah atas Allâh " ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ. (HR. Muslim)
Oleh karena itu rukun kalimat tauhid ﻻ اﻟﻪ اﻻ ﻟﻠﻪada 2 :
10
1. Nafi ( pengingkaran) pada kalimat ﻻ اﻟﻪArtinya : tidak ada tuhan yang berhaq
disembah,
maksudnya adalah mengingkari tuhan-tuhan selain Allâh.
2. Itsbat / penetapan pada kalimat اﻻ ﻟﻠﻪartinya (kecuali Allâh) Maksudnya adalah
menetapkan Allâh sebagai satu-satunya sesembahan.
ّ
ّ ﻋﺰadalah
Saudaraku sekalian Allâh وﺟﻞ Dzat yang memberi manfaat dan mudhorot.
Kalau Allâh menghendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak
akan ada yang bisa mencegahnya.Demikian pula sebaliknya ketika Allâh menghendaki
untuk menimpakan musibah kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa
menolaknya.Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang muslim untuk hanya
bergantung kepada Allâh semata dan merasa cukup dengan Allâh dalam usaha
mendapatkan manfaat dan menghindari mudhorot. Seperti Dalam Mencari rezeki,
Mencari keselamatan, Mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain. Dan tidak
bergantung sekali² kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti : Jimat, Wafaq,
Susuk dan berbagai jenisnya. Rasûlullâh ﷺbersabda:
َ ْ ْ ََ ً َ َ َ ْ
َﻣﻦ ﻋﻠﻖ ﺗ ِﻤ َﻤﺔ ﻓﻘﺪ أﺷ َﺮك
"Barang siapa yang menggantungkan tamimah (jimat) dan semisalnya maka sungguh
dia telah berbuat syirik. (HR. Imam Ahmad dan di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani
Rahimahullâh)
Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab atau perantara maka ini
termasuk syirik kecil. Karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai
sebab, padahal yang berhak menentukan sesuatu itu sebab atau tidak adalah Dzat yang
َ ُ َ
menciptakannya yaitu Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰKemudian, Apabila dia meyakini bahwa barang
tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan memberikan mudhorot maka ini
termasuk syirik besar yang bisa mengeluarkan seseorang dari islam.
َ َُ
Semoga Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemudahkan kita dan juga saudara-saudara kita untuk
meninggalkan perbuatan syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan
ketergantungan hati kita dan mereka hanya kepada Allâh. ﺣﺴ ﻨﺎ ﻟﻠﻪ وﻧﻌﻢ اﻟﻮﻛ ﻞ
11
َ ً ُ َ ﱠ َْ ﱠ
ِإن أ ﱠو َل ﺑ ٍﺖ ُو ِﺿ َﻊ ِﻟﻠﻨﺎس ﻟﻠ ِﺬي ِﺑ َ ﺔ ُﻣ َ َﺎر ﺎ َوﻫﺪى ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ
"Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allâh letakkan bagi manusia untuk beribadah
adalah yang ada di makkah yang berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam". (QS. Ali
Imron: 96)
َ َُ
Ka'bah diberikan barokah oleh Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdan cara mendapatkan barokahnya
ُ َ
atau kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di sana. Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ْ ﱠ ﱠ ُ َ َْ ﱠ
إ ِ ﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎە ِﻓﻲ ﻟ ْ ﻠ ٍﺔ ُﻣ َ َﺎر ٍﺔ ِإﻧﺎ ﻛﻨﺎ ُﻣﻨ ِﺬر ﻦ
َ ُ َ َ
Halaqah yang ke 9, Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain Allâh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
Menyembelih termasuk ibadah yang agung di dalam agama Islam ini. Didalamnya ada
pengagungan terhadap Allâh Robb semesta alam dan merupakan wujud cinta dengan
mengorbankan sebagian harta kita untuk Allâh Seperti : Ibadah qurban di hari raya,
Aqiqah, dan juga Hadiyuh bagi sebagian jama'ah haji.
َ َُ
Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah memerintahkan kita menyerahkan ibadah yang mulia ini hanya
َ َُ
untuk Allâh semata. Sebagaimana firman Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
َ ْ َ ﱢ َ
ﻓ َﺼ ﱢﻞ ِﻟ َ ﻚ َواﻧﺤ ْﺮ
“Maka shalatlah dan menyembelihkan untuk Tuhanmu''.(QS. Al Kautsar : 2)
Barang siapa yang menyerahkan ibadah menyembelih ini untuk selain Allâh dalam
rangka mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Allâh sama saja kepada
seorang Nabi atau kepada seorang wali, atau kepada jin dan lain² maka dia telah
12
terjatuh kepada syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam, membatalkan
َ ُ َ
amalannya dan terkena ancaman laknat dari Allâh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ,
ُ sebagaimana sabda
Rasulullâh ﷺ
"Allâh melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allâh" (HR. Muslim)
َ ُ َ
Dan Makna dari laknat adalah dijauhkan dari Rahmat Allâh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ.
ُ Oleh
karenanya, janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim berkorban dan
menyembelih untuk selain Allâh sedikitpun, Meskipun dengan seekor lalat, dengan
harapan untuk mendapatkan manfaat atau terhindar dari mudhorot. Kita harus yakin
ُ َ
sebagai seorang muslim bahwa manfaat dan juga mudhorot di tangan Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰsemata. Dan hanya kepada-Nya lah seorang muslim bertawwakal.
َ ﻴﻦ ﻣ ْﻦ أ
ﻧﺼﺎر
َ َ َ ُ ُ َْ َ ُ َ َ َ ُْ ﱢ ﱠَ َ ْ ََ ُْ ﱢ ﱠْ َ ﱠ
ِ وﻣ أﻧﻔﻘﺘﻢ ﻣﻦ ﻧﻔﻘ ٍﺔ أو ﻧﺬرﺗﻢ ﻣﻦ ﻧﺬر ﻓ ِﺈن اﻟﻠﻪ ﻌﻠﻤﻪ وﻣ ِﺎﻟﻠﻈ ِﺎﻟ ِﻤ
“Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan, maka sesungguhnya
َ ُ َ
Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengetahuinya...” (Al-Baqarah: 270)
َ
Allâh ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengabarkan bahwasanya Allâh mengetahui nadzar para hambanya di dalam
ayat ini, dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukkan bahwasanya
nadzar adalah ibadah yang seorang muslim akan diberikan pahala atas nadzar tersebut.
Dan Menunaikan nadzar apabila dalam ketaatan hukumnya adalah wajib. Berdasarkan
َ ُ َ
firman Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
ُ َ ُُ ُ ُ َ
ورﻫﻢ وﻟﻴﻮﻓﻮا ﻧﺬ
"Dan supaya mereka menunaikan nadzar-nadzar mereka".
Dan sabda Nabi ﷺ:
ﻣﻦ ﻧﺬر ان ﻄﻴﻊ ﻟﻠﻪ ﻓﻠ ﻄﻌﻪ وﻣﻦ ﻧﺬر ان ﻌﺼ ﻪ ﻓﻼ ﻌﺼﻪ
"Barang siapa yang bernadzar untuk menaati Allâh maka hendaknya menaatinya, dan
barang siapa bernadzar untuk memaksiati Allâh maka janganlah dia
memaksiatiNya (HR. Bukhari)
Bernadzar untuk selain Allâh termasuk syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari
islam. Seperti, Seseorang bernadzar apabila sembuh dari penyakit maka akan
13
menyembelih untuk wali fulan, atau berpuasa untuk syeikh fulan dan lain-lain. Semoga
َ ُ َ
Allâh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmelindungi kita dan keturunan kita dari perbuatan syirik.
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Ar-Ruqyah (Jampi-
jampi)”
Ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh. Bacaan
ini diperbolehkan selama tidak ada kesyirikan.
Dari ‘Auf bin Mālik radiyallāhu ‘anhu berkata; Kami dahulu meruqyah di zaman
Jahiliyyah, maka kami bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, “Yā
Rasūlullāh, apa pendapatmu tentang ruqyah ini?” Rasūlullāh ﷺbersabda :
“Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, sesungguhnya ruqyah tidak mengapa
selama tidak ada kesyirikan”. (HR. Abū Dāwūd, dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullāh).
Ruqyah yang tidak ada kesyirikan seperti ruqyah dari:
• Ayat-ayat AlQur’an
• Do’a-do’a yang diajarkan Nabi ﷺdan ini lebih utama.
• Do’a-do’a yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa Arab
maupun dengan selain bahasa Arab.
Kemudian hendaknya orang yang meruqyah ataupun yang diruqyah meyakini
bahwasanya ruqyah hanyalah SEBAB semata, tidak berpengaruh dengan sendirinya dan
tidak boleh seseorang bertawakal kepada sebab tersebut.
Seorang Muslim mengambil sebab dan bertawakkal kepada Dzat yang menciptakan
َ َُ
sebab tersebut yaitu Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ.
ُ Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah
jampi-jampi atau bacaan yang mengandung permohonan kepada selain Allāh, entah
kepada seorang jin ataupun seorang wali sekalipun, biasanya disebutkan disitu nama-
nama mereka.
Tidak jarang jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Al-Qurān atau dengan
nama-nama Allāh atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab, tujuannya adalah
satu yaitu untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan tidak tahu. ruqyah yang
mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasūlullāh ﷺdalam sabda Beliau :
Halaqah yang ke-12 “Berdo’a Kepada Selain Allāh Adalah Syirik Besar”.
14
Berdo’a kepada Allāh adalah seseorang menghadap Allāh dengan maksud supaya
َ َُ
Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmewujudkan keinginannya, baik dengan meminta atau dengan
َ َُ
merendahkan diri, mengharap dan takut kepada Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ. ُ Berdo’a dengan
makna di atas adalah ibadah.
Berkata An-Nu’mān Ibnu Basyīrin radhiyallāhu ‘anhu, “Aku mendengar Nabi
ﷺbersabda : ‘Do’a adalah ibadah, ’Kemudian Beliau ﷺmembaca ayat:
َوَﻗَﺎلَ رَﺑُّﻜُﻢُ ادْﻋُﻮﻧِﻲ أَﺳْﺘَﺠِﺐْ ﻟَﻜُﻢْ ۚ إِنَّ اﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺴْﺘَﻜْﺒِﺮُونَ ﻋَﻦْ ﻋِﺒَﺎدَﺗِﻲ ﺳَﻴَﺪْﺧُﻠُﻮنَ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ دَاﺧِﺮِﻳﻦ
“Dan Rabb kalian berkata, ‘Berdo’alah kalian kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkan
kalian. Sesungguhnya orang- orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku, mereka
akan masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan terhina’.” (Ghāfir:60) (HR. Abū
Dāwūd, Tirmidzi, Nasāi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullāh).
Dan makna “beribadah kepadaKu” adalah “berdoa kepadaKu”.
Apabila do’a adalah ibadah yang merupakan hak Allāh semata, maka berdo’a kepada
selain Allāh dengan merendahkan diri di hadapannya, mengharap dan juga takut
kepadanya, sebagaimana ketika dia mengharap dan takut kepada Allāh adalah termasuk
syirik besar.
Dan termasuk jenis do’a adalah:
⑴ Istighātsah (meminta dilepaskan dari kesusahan)
⑵ Isti’ādzah (meminta perlindungan)
⑶ Isti’ānah (meminta pertolongan)
Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini adalah
َ َُ
ibadah, hanya diserahkan kepada Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰsemata. Dan perlu kita ketahui
bahwasanya boleh seseorang beristighātsah, beristi’ādzah, beristi’ānah kepada seorang
makhluk dengan 4 syarat:
⑴ Makhluk tersebut masih hidup.
⑵ Dia berada di depan kita atau bisa mendengar ucapan kita.
⑶ Dia mampu sebagai makhluq untuk melakukannya.
⑷Tidak boleh seseorang bertawakkal kepada sebab tersebut, akan tetapi bertawakkal
َ َُ
kepada Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰyang menciptakan sebab.
Orang yang beristighātsah, beristi’ādzah atau beristi’ānah kepada orang yang sudah
mati atau kepada orang yang masih hidup akan tetapi tidak berada di depan kita atau
tidak mendengar ucapan kita atau meminta makhluk perkara yang tidak mungkin
melakukan kecuali Allāh, maka ini termasuk syirik besar.
Halaqoh yang ke-13 dari silsilah kita kali ini adalah tentang Syafā’at.
Syafā’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat. Allâh dan
Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafā’at pada hari kiamat.
Diantara bentuknya adalah bahwasanya Allāh mengampuni seorang muslim dengan
perantara do’a orang yang telah Allāh izinkan untuk memberikan syafa’at.
15
Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya. Dan modal
utama untuk mendapatkan syafā’at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang
dari kesyirikan. Rasūlullāh ﷺbersabda ketika beliau mengabarkan tentang
bahwasanya beliau memiliki syafā’at pada hari kiamat, beliau mengatakan:
ْ َ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ٌ َ َ
ﻓ ِﻬ َﻲ ﻧ ِﺎﺋﻠﺔ ِإن ﺷ َﺎء اﻟﻠﻪ َﻣﻦ َﻣﺎت ِﻣﻦ أ ﱠﻣ ِﺘﻲ ﻻ ﺸﺮك ِ ﺎﻟﻠﻪ ﺷ ﺌﺎ
“Syafa’at itu akan didapatkan insyā’ Allāh oleh setiap orang yang mati dari umatku yang
tidak menyekutukan Allāh sedikitpun.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim)
Merekalah orang-orang yang Allāh ridhai karena ketauhidan yang mereka miliki. Allâh
berfirman:
َ َ ََ َ ْ َ َ ﱠ
……و ﺸﻔ ُﻌﻮن ِإ ِﻟ َﻤﻦ ْارﺗﻀ ٰﻰ
“…Dan mereka (yaitu para nabi para malaikat & juga yang lain) tidak memberikan
syafā’at kecuali bagi orang-orang yang Allāh ridhai…”. (Al-Anbiyaa’ 28)
Syafā’at di akhirat ini berbeda dengan syafā’at di dunia. Karena seseorang pada hari
kiamat tidak bisa memberikan syafā’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh
Allāh Subhānahu wa Ta’ālā, sampai meskipun dia seorang nabi atau seorang malaikat
َ َُ
sekalipun. Sebagaimana firman Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ:
ٓ
ﻣَﻦ ذَا اﻟَّﺬِى ﻳَﺸْﻔَﻊُ ﻋِﻨﺪَەُ ٓۥ إِﻟَّﺎ ﺑِﺈِذْﻧِﻪِۦ
ََ
“Tidaklah ada yang memberikan syafa’at di sisi Allāh ﺗﻌﺎﻟﻰkecuali dengan izin-Nya.” (Al-
Baqarah 255).
Oleh karena itu permintaan syafā’at hanya ditujukan kepada Allāh, Zat yang
memilikinya. Seperti seseorang mengatakan dalam yang do’anya, “Ya Allāh, aku
meminta syafa’at Nabi-Mu.” Ini adalah cara meminta syafā’at yang diperbolehkan.
Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad ﷺseperti mengatakan, “Yaa
Rasūlullāh, berilah aku syafā’atmu.” Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah
kepada makhluk dengan maksud meraih syafā’atnya. Karena cara seperti ini adalah cara
yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu.
َ ُ َ
Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
وَﻳَﻌْﺒُﺪُونَ ﻣِﻦْ دُونِ اﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻀُﺮُّﻫُﻢْ وَﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻬُﻢْ وَﻳَﻘُﻮﻟُﻮنَ ﻫَٰﺆُﻟَﺎءِ ﺷُﻔَﻌَﺎؤُﻧَﺎ ﻋِﻨْﺪَ اﻟﻠَّﻪِ ۚ ﻗُﻞْ أَﺗُﻨَﺒِّﺌُﻮنَ اﻟﻠَّﻪَ ﺑِﻤَﺎ ﻟَﺎ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻓِﻲ
اﻟﺴَّﻤَﺎوَاتِ وَﻟَﺎ ﻓِﻲ اﻟْﺄَرْضِ ۚ ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻪُ وَﺗَﻌَﺎﻟَﻰٰ ﻋَﻤَّﺎ ﻳُﺸْﺮِﻛُﻮن
“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka
dan tidak pula memberikan manfaat & mereka berkata: “Mereka adalah pemberi
syafa’at bagi kami disisi Allāh”. Katakanlah: “Apakah kalian akan mengabarkan kepada
Allāh sesuatu yang Allāh tidak ketahui di langit maupun di bumi?”. Maha Suci Allāh dan
Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (Yunus 18)
Orang yang sholih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allâh baik dalam hal
Aqidah, Ibadah maupun Muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi
16
َ َُ
Allâh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ.
ُ Kita sebagai seorang muslim diperintahkan untuk mencintai mereka,
kita juga diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka dalam kebaikan.
Berteman dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan, membaca
perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati kita,
Menghormati mereka adalah diperintahkan selama masih dalam batas-batas yang
diizinkan agama.
Namun, berlebih-lebihan terhadap orang yang sholih seperti mendudukan mereka
diatas kedudukannya sebagai manusia, atau menyifati mereka dengan sifat-sifat yg
tidak pantas kecuali untuk Allâh, maka ini hukumnya haram, tidak diperbolehkan
menurut agama.
Karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada
selain Allâh. Mencintai Rasulullâh ﷺmelebihi cinta kita kepada orang tua, anak dan
semua manusia adalah sebuah kewajiban agama.
Sebagaimana dalam hadits. Namun beliau melarang kita berlebih-lebihan terhadap
beliau dengan mendudukkan beliau diatas kedudukan beliau sebenarnya yaitu sebagai
seorang Hamba Allâh dan Rasul. Beliau ﷺbersabda:
17
Dengan cara menyerahkan sebagaian ibadah kepada syetan tersebut atau dengan
menghina Al-Qur'an atau dengan mencela agama dan lain-lain. Allâh berfirman :
ْ َ َُ َُ ُ َ ﱠ َ ﱢ َ َ َ ََ ُ ْ َ ُ َ ﱠ ﱠ
اﻟﺴﺤ َﺮ ﺎﻃﻴﻦ ﻛﻔﺮوا ﻌﻠﻤﻮن اﻟﻨﺎس
ِ وﻣﺎ ﻛﻔﺮ ﺳﻠ ﻤﺎن وﻟ ِ ﻦ اﻟﺸ
"Dan bukanlah sulaiman yang kafir akan tetapi syetan-syetanlah yang kafir, mereka
mengajarkan sihir kepada manusia" (QS. Al-Baqarah :102).
Rasulullâh ﷺbersabda yang artinya:
"Jauhilah 7 perkara yang membinasakan, para sahabat bertanya "Ya Rasulullâh apa 7
perkara tersebut? Maka beliau Shalallâhu 'alaihi Wasallam mengatakan : "Syirik kepada
Allâh,Sihir,dan seterusnya".(Muttafaqun Alaih)
Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati, bila dia tidak
bertobat sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi ﷺdan yang berhak
melakukan hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah dan bukan individu.
Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan bahkan sebagian ulama
menghukumi pelakunya keluar dari islam. Demikian pula, meminta supaya disihirkan
juga perbuatan yang haram. Karena Rasulullâh ﷺmengabarkan bukan termasuk
pengikut beliau orang yang menyihir dan orang minta disihirkan. Sebagaimana dalam
sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam musnadnya dan dishohihkan
oleh syeikh Albani rahimahullâh.
Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir,
diantaranya adalah dengan menjaga dzikir-dzikir yang disyariatkan seperti :
-Dzikir pagi dan petang
-Dzikir setelah sholat 5 waktu
-Dzikir akan tidur
-Dzikir mau makan
-Dzikir masuk rumah dan keluar rumah
-Dzikir masuk kamar kecil dan keluar kamar kecil dan lain-lain.
Dan membersihkan diri dan juga rumah dari perkara-perkara yang membuat ridho
syetan, seperti :
-Jimat- jimat,
-Musik - musik,
-Gambar-gambar makhluk bernyawa dan lain-lain.
Dan apabila qadarullâh terkena sihir maka hendaknya dia bersabar, merendahkan diri
kepada Allâh memohon dari-Nya kesembuhan, dan berpegang dengan ruqyah-ruqyah
yang disyariatkan. Dan jangan sekali-kali dia berusaha untuk menghilangkan sihir
dengan cara meminta bantuan jin, baik secara langsung, maupun lewat dukun,
paranormal dan semisal mereka.
Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghoib. Yang tidak
diketahui oleh kebanyakan manusia seperti:
18
-Mengetahui barang yang hilang,
-Pencurinya,
-Mengetahui ramalan nasib dan lain-lain.
Dia mengaku mengetahui hal² tersebut dengan cara-cara tertentu seperti :
-Melihat bintang,
-Menggaris di tanah,
-Melihat air di mangkuk dan lain-lain.
Dengan cara ini para dukun memakan harta manusia.
Saudaraku sekalian.. Ketahuilah, perdukunan dengan namanya yang bermacam² adalah
perkara yang diharamkan dalam agama islam. Ilmu ghoib yang mereka akui pada
hakikatnya adalah kabar dari jin yang mereka mintai bantuan. sedangkan, cara-cara
tersebut hanyalah untuk menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta bantuan
jin dan juga syaithan.
Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia
dan menyeret mereka bersamanya ke dalam neraka. Iblis dan juga keturunannya tidak
akan membantu sang dukun kecuali apabila dukun tersebut kafir kepada Allâh.
Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab ini, dan harta
yang dia dapatkan dari pekerjaan ini adalah harta yang haram.
Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar, maka sebagai yang dikabarkan oleh Nabi
ﷺdalam hadits yang shohih bahwa para jin bekerjasama untuk mencuri kabar dari
langit. Apabila mendengar sesuatu maka jin yang di atas akan mengabarkan kepada
yang dibawahnya dan seterusnya sehingga sampai ke telinga dukun, terkadang dia
terkena lemparan bintang sebelum menyampaikan kabar tersebut, dan terkadang pula
sempat menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang.
Kabar sedikit ini atau kabar sedikit yang sampai ini akan ditambah²i oleh dukun
tersebut dengan kedustaan yang banyak. Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia
kabarkan akan dijadikan alat mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia.
Orang islam dilarang sekali-kali datang ke dukun dengan maksud meminta bantuan
bagaimanapun susahnya keadaan dia. Rasulullâh ﷺbersabda yang artinya :
Barang siapa yang mendatangi seorang dukun kemudian membenarkan apa yang dia
ucapkan, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada
Muhammad (HR.Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani
Rahimahullâh )
Rasulullâh ﷺbersabda :
19
Pelajaran yang ke-17 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Tathayyur”, yaitu
merasa sial dengan sesuatu.
Tathayyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian
tertentu, Seperti:
• Melihat tabrakan atau,
• Orang yang berkelahi atau, yang semisalnya.
Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya, seperti
bepergian, berdagang dan lain-lain. Tathayyur termasuk syirik kecil apabila perasaan
tersebut kita ikuti, Rasūlullāh ﷺbersabda,
َ ْ ْ ََ َ َ ْ ُ ْ ﱠْ ُ ﱢ
َﻣﻦ َردﺗﻪ اﻟﻄ َﻴ َﺮة ِﻣﻦ ﺣﺎﺟ ٍﺔ ﻓﻘﺪ أﺷ َﺮك
“Barangsiapa yang thiyarah menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka
dia telah berbuat syirik.” (Hadits shahīh diriwayatkan oleh Imām Ahmad)
Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal ini
dinafikan dan di ingkari oleh Rasūlullāh ﷺ, Beliau bersabda,
َ ﱢ
َو اﻟﻄ َ َﺎرة
“Tidak ada thiyārah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, thiyārah ini hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan berpengaruh
َ َُ
terhadap takdir Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ,.
ُ Oleh karena itu seorang Muslim tidak boleh
mengikuti was-was syaithān ini. Dan hendaknya dia Memiliki keyakinan yang kuat
bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan & keburukan adalah
dengan takdir Allāh semata, Yakin bahwa tidak (ada yang) mendatangkan kebaikan
kecuali Allāh dan tidak (ada yang) melindungi dari keburukan kecuali Allāh. Hanya
َ ُ َ
bertawakal kepada Allāh semata dan berbaik sangka kepada Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ,.
ُ
Apabila datang perasaan tersebut maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakkal
dan tetaplah dia melaksanakan hajatnya. Dan apa yang terjadi setelah itu adalah takdir
Allāh semata.
Adapun tafā’ul maka diperbolehkan didalam agama kita. Tafā’ul artinya adalah berbaik
sangka kepada Allāh karena melihat atau mendengar sesuatu. Dahulu Nabi ﷺsering
bertafā’ul seperti ketika Perjanjian Hudaibiyah. Utusan Quraisy saat itu bernama Suhail.
Dan Suhail adalah bentuk pengecilan dari kata “sahl” yang artinya “yang mudah”. Maka
Beliau pun berbaik sangka kepada Allāh bahwa perjanjian ini akan membawa
kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam.
َ ُ َ
Maka benarlah persangkaan Beliau. Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ,
ُ membuka setelah itu (yaitu
setelah perjanjian tersebut) pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Meramal Nasib Dengan
Bintang”.
20
Bintang adalah makhluq yang menunjukkan kebesaran Allāh dan kebesaran
َ
Penciptanya, Allāh ﺗ َﻌﺎﻟﻰ, telah mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwa bintang ini
memiliki 3 faidah:
⑴ Sebagai perhiasan langit.
⑵ Sebagai pelempar syaithān.
⑶ Sebagai petunjuk manusia, seperti :
-Mengetahui arah utara atau selatan
-Mengetahui arah daerah, arah kiblat
-Mengetahui kapan datangnya musim menanam, musim hujan dan lain-lain.
Allāh tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara di atas.
Seorang salaf, Qatādah Ibn Di’āmah As-Sadūsi, seorang ulama yang meninggal kurang
lebih pada tahun 110 H. Beliau menjelaskan bahwa,
“Barangsiapa yg meyakini bahwasanya bintang memiliki faidah yang lain, selain 3 hal di
atas maka dia telah bersalah dan berbicara tanpa ilmu.” (Ucapan ini dikeluarkan Al-
Imām Al-Bukhāri di dalam Shahih beliau)
Contohnya adalah meyakini bahwasanya terbit dan tenggelamnya bintang atau
berkumpul dan berpisahnya beberapa bintang berpengaruh kepada keberuntungan
seseorang di masa yang akan datang, dalam masalah rejeki, jodoh dan lain-lain.
Seperti kolom yang ditemukan di beberapa koran dan juga majalah. Membacanya dan
mempercayainya adalah perbuatan yang haram dan termasuk dosa besar. Sebagian
ulama mengatakan hukumnya seperti orang yang mendatangi dukun dan bertanya
kepadanya. Ancamannya tidak diterima shalatnya selama 40 hari.
Hendaknya kita semua takut kepada Allāh. Dan janganlah sekali-kali mencoba membaca
kolom-kolom tersebut. Dan jangan juga memasukkannya ke dalam rumah kita. Kita
tutup segala pintu yang bisa merusak ‘aqidah kita dan juga keluarga kita. Karena ‘aqidah
َ ُ َ
merupakan modal kita memasuki surganya Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ,
ُ dengan selamat.
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Belajar Tauhid kita kali ini adalah tentang “Bersumpah
Dengan Selain Nama Allāh”.
َ ُ َ
Kaum Muslimīn yang dimuliakan oleh Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ, Sumpah adalah menguatkan
perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh orang yang
berbicara maupun yang diajak bicara. Kalau (dalam) bahasa ‘Arab maka menggunakan:
• Huruf wawu ()وَ
• Huruf ba ()بَ
َ
• Huruf ta ()ت
Adapun Bahasa Indonesia dengan menggunakan kata “Demi”.
Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allāh semata, misalnya mengatakan:
Wallāhi
Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi
Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya
21
Dan lain-lain.
Adapun makhluq, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita
bersumpah dengan namanya, misalnya dengan mengatakan:
Demi Rasūlullāh
Demi Ka’bah
Demi Jibrīl
Demi langit dan bumi
Demi bulan dan bintang
Dan lain-lain.
Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluq yang terlarang, Rasūlullāh
ﷺbersabda,
َ ْ ْ ََ َ َ َ ْ َ
ﻒ ِ ﻐ ْﻴﺮ اﻟﻠ ِﻪ ﻓﻘﺪ أﺷ َﺮك ﻣﻦ ﺣﻠ
“Barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allāh maka sungguh dia telah
berbuat syirik.” (HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albāni
rahimahullāh)
Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan
seseorang dari Islam. Namun bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan
sumpah dengan makhluq disertai pengagungan seperti kalau dia mengagungkan
َ َُ
Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ,,
ُ yaitu pengagungan ibadah, Seperti sumpah yang di lakukan oleh
orang-orang musyrik dengan mengatakan:
Demi Wisnu
Demi Dewa Fulan
Demi Lāta
Dan lain-lain.
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Riyā”.
Ayyuhāl ikhwāh, Riyā’ adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin
pahala dari Allāh, akan tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji. Riyā’ hukumnya HARAM
dan dia termasuk syirik kecil yang samar, yang tidak mengeluarkan seseorang dari
Islam.
Riyā’ adalah di antara sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang, bagaimanapun
besar amalan tersebut. Rasūlullāh ﷺbersabda :
ُﻗَﺎلَ اﻟﻠَّﻪُ ﺗَﺒَﺎرَكَ وَﺗَﻌَﺎﻟَﻰ أَﻧَﺎ أَﻏْﻨَﻰ اﻟﺸُّﺮَﻛَﺎءِ ﻋَﻦِ اﻟﺸِّﺮْكِ ﻣَﻦْ ﻋَﻤِﻞَ ﻋَﻤَﻼً أَﺷْﺮَكَ ﻓِﻴﻪِ ﻣَﻌِﻲ ﻏَﻴْﺮِي ﺗَﺮَﻛْﺘُﻪُ وَﺷِﺮْﻛَﻪ
“Allāh berkata: ‘Aku adalah Zat yang paling tidak butuh dengan syirik. Barangsiapa yang
mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di dalam
amalan tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan juga kesyirikannya’.” (HR
Muslim)
22
Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk diampuni
Allāh, artinya dia harus di adzab supaya bersih dari dosa riyā’ tersebut, berbeda dengan
dosa besar yang ada di bawah kehendak Allāh, ;
◆ Kalau Allāh menghendaki maka akan diampuni langsung dan,
◆ Kalau Allāh menghendaki maka akan diadzab.
Mereka berdalil dengan keumuman ayat:
ُإِنَّ اﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ أَنْ ﻳُﺸْﺮَكَ ﺑِﻪِ وَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ دُونَ ذَﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎء
“Sesungguhnya Allāh tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain
bagi siapa yang dikehendaki.” (QS An Nisā: 48)
Tahukah kita siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan
mereka? Mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam tapi
mereka justru adalah orang-orang yang beramal shalih. mereka adalah orang yang:
• ⑴ Mengajarkan Al Qurān supaya dikatakan sebagai seorang qāri, seorang yang suka
membaca, seorang yang mahir membaca.
• ⑵ Orang yang berinfaq supaya dikatakan dermawan.
• ⑶ Berjihad supaya dikatakan sebagai seorang pemberani.
Beramal bukan karena Allāh, Sebagaimana hal ini dikabarkan oleh Nabi ﷺdalam hadits
yang shahih. Oleh karena itu, saudara sekalian, ikhlash-lah di dalam beramal..dan
ikhlash adalah barang yang sangat berharga. Para salaf kita, merekapun merasakan
beratnya memperbaiki hati mereka.
Dan hanya kepada Allāh kita meminta keikhlashan di dalam beramal, menjauhkan kita
dari riyā’, sum’ah, ‘ujub dan berbagai penyakit hati. dan marilah kita biasakan untuk
menyembunyikan amal kita kecuali kalau memang ada mashlahat yang lebih kuat.
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang Cinta Kepada Allāh”.
Mencintai Allāh merupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini
mengharuskan seorang Muslim merendahkan dirinya di hadapan Allāh, mengagungkan
Allāh, yang akhirnya akan membawa seseorang untuk melaksanakan perintah Allāh dan
juga menjauhi apa yang Allāh larang, Inilah cinta yang merupakan ibadah. Barangsiapa
yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allāh maka dia telah berbuat syirik
َ َُ
besar. Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
ً
ِوَﻣِﻦَ اﻟﻨَّﺎسِ ﻣَﻦْ ﻳَﺘَّﺨِﺬُ ﻣِﻦْ دُونِ اﻟﻠَّﻪِ أَﻧْﺪَادًا ﻳُﺤِﺒُّﻮﻧَﻬُﻢْ ﻛَﺤُﺐِّ اﻟﻠَّﻪِ وَاﻟَّﺬِﻳﻦَ آَﻣَﻨُﻮا أَﺷَﺪُّ ﺣُ ّﺒ ﺎ ﻟِﻠَّﻪ
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allāh sebagai sekutu-
sekutu Allāh. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allāh. Adapun
orang-orang yang beriman maka cinta mereka kepada Allāh jauh lebih besar”. (QS Al
Baqarah: 165)
Adapun cinta yang merupakan tabi’at manusia, seperti cinta keluarga, harta, pekerjaan
dan lain-lain, maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah.
23
Apabila seseorang mencintai perkara-perkara tersebut melebihi cintanya kepada Allāh
maka dia telah melakukan dosa besar. Allāh berfirman yang artinya:
“Katakanlah; ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga
kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri
kerugiannya, dan juga rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, itu semua lebih
kalian cintai dari pada Allāh dan Rasul-Nya dan juga berjihad di jalan Allāh, maka
َ َُ
tunggulah sampai Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmendatangkan keputusan-Nya. Dan Allāh tidak
akan memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”. (QS At Taubah: 24
Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak siapa yang
lebih dia cintai. Dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya
hanya sebatas ucapan saja.
Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allāh adalah dengan:
1. Mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat Al Qurān.
َ ُ َ
2. Memikirkan tanda tanda kekuasaan Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdi alam semesta.
3. Mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allāh berikan.
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Takut Kepada Allāh”.
Ayyuhal ikhwah, Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan
َ ُ َ
mudharat adalah di tangan Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰsemata. Seorang Muslim tidak takut
kecuali kepada Allāh dan tidak bertawakal kecuali kepada Allāh.
Takut kepada Allāh yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk:
⑴ Merendahkan diri di hadapan Allāh.
⑵ MengagungkanNya.
َ َُ
⑶ Membawanya untuk menjauhi larangan Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
⑷ Melaksanakan perintahNya.
Bukan takut :
⑴ Yang berlebihan yang membawa kepada keputus-asaan terhadap rahmat Allāh.
⑵ Yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada keta’atan kepada Allāh .
Takut seperti ini adalah ibadah. Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan
takut seperti ini kepada selain Allāh.
Dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allāh, maka dia telah terjerumus ke
dalam syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut
(terkena) mudharat (dengan) wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut
tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan juga
mengagungkannya. Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām
ketika beliau berkata yang artinya:
“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharati aku kecuali
apabila Rabbku menghendakinya.” (QS Al An’ām: 80)
Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang
melebihi takutnya kepada Allāh, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan
perintah Allāh atau melanggar larangan Allāh, Seperti Orang yang meninggalkan jihad
24
yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir Atau, tidak melarang
kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu.
Allāh berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya itu hanyalah syaithān yang menakut-nakuti kalian, wahai orang-orang
yang beriman, dengan wali-walinya (penolong-penolongnya). Karena itu janganlah
kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kalian kepadaKu jika kalian benar-benar
orang yang beriman” (QS Āli ‘Imrān: 175 )
Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah:
⑴ Berlindung kepada Allāh dari bisikan syaithan.
⑵ Mengingat sabda Nabi ﷺyang artinya:
“Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberikan manfaat
kepadamu, niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang
sudah Allāh tulis, dan seandainya mereka berkumpul untuk memberikan mudharat
kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberikan mudharat kecuali dengan apa yang
sudah Allāh tulis.” (HR Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al Albani Rahimahullāh)
Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti:
⑴ Takut kepada panasnya api.
⑵ Takut kepada binatang buas.
Dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga bukan takut yang
membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allāh. Ini adalah
takut yang tabiat, yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah kita adalah tentang “Ta’at Ulama Dalam Kebenaran”.
Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allāh dan juga agamanya, Ilmu
َ ُ َ
yang membawa dirinya untuk bertaqwa kepada Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ,
ُ Mereka adalah
pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah sangat tinggi,
Allāh telah mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk ta’at kepada
mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan.
Allāh Ta’ālā berfirman :
25
Apabila jika telah jelas kebenaran bagi seorang Muslim dan jelas bahwasanya seorang
ulama menyelisihi tersebut dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh seseorang
mena’ati ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran,
Rasūlullāh ﷺbersabda:
“Tidak ada keta’atan dalam kemaksiatan. Sesungguhnya keta’atan hanya didalam
kebenaran” (Muttafaqun ‘alaih)
Apabila seseorang menta’ati ulama dalam kemaksiatan kepada Allāh, maka dia telah
menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat,
seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani. Allāh berfirman :
ُ ْ َْ ْ َُ َ ْ َُ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ﱠ
ون اﻟﻠﻪ
ِ …اﺗﺨﺬوا أﺣ ﺎرﻫﻢ ورﻫ ﺎﻧﻬﻢ أر ﺎ ﺎ ِﻣﻦ د
“Mereka (orang-orang Yahudi & Nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka
sebagai sesembahan selain Allāh.” (QS At Taubat: 31)
Rasūlullāh ﷺmenjelaskan ayat ini, Beliau mengatakan:
“Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah
tersebut, akan tetapi mereka, apabila menghalalkan apa yang Allāh haramkan, maka
mereka ikut menghalalkan. Dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan
apa yang Allāh halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan.” (Hadits ini hasan
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)
Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap Muslim bahwa
kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari Allāh. Allāh berfirman:
َ َ َ ْ ْ ْ َ َ
ِ وﻣﺎ ِ ﻢ ِﻣﻦ ِﻧﻌﻤ ٍﺔ ﻓ ِﻤﻦ اﻟﻠﻪ
“Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya adalah dari Allāh.” (QS An
Nahl: 53)
Dan termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari
Allāh kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allāh. Seperti
mengatakan:
• “Kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka.”
• “Kalau tidak ada angsa niscaya uang kita sudah dicuri.”
• “Kalau bukan karena dokter niscaya saya tidak sembuh.”
Ini semua adalah menyandarkan kenikmatan kepada sebab. Allāh berfirman:
ََ ُ ُﱠ َ َ ْ َ ُ َْ
ﻨﻜ ُﺮوﻧﻬﺎ
ِ ﻌﺮﻓﻮن ِﻧﻌﻤﺖ اﻟﻠ ِﻪ ﺛﻢ ﻳ
“Mereka mengenal nikmat Allāh kemudian mereka mengingkarinya.” (QS An Nahl: 83)
Seharusnya dia sandarkan kenikmatan tersebut kepada Allāh, Zat yang menciptakan
sebab. Seperti dengan mengatakan:
• “Kalau bukan karena Allāh niscaya kita sudah celaka.”
• “Kalau bukan Allāh niscaya uang kita sudah hilang.”
• “Kalau bukan karena Allāh niscaya saya tidak akan sembuh.”
26
Karena apa? Karena Allāh-lah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat
keamanan, nikmat kesembuhan. Sedangkan makhluk hanyalah sebagai alat sampainya
kenikmatan tersebut kepada kita. Kalau Allāh menghendaki niscaya Allāh tidak akan
menggerakkan makhluk-makhluk tersebut untuk menolong kita. Ini semua, bukan
berarti seorang Muslim tidak boleh berterima kasih kepada orang lain.
Seorang Muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada
seseorang yang berbuat baik kepadanya karena mereka menjadi sebab kenikmatan ini.
Bahkan diperintah untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan atau dengan
do’a yang baik. Namun pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allāh
semata. واﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ أﻋﻠﻢ
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Belajar Tauhid kali ini adalah tentang “Ridha Dengan
Hukum Allāh”.
Allāh Ta’āla sebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka, Dialah Ar-Rahmān
Ar-Rahīm. Dan di antara bentuk kasih sayangNya adalah menurunkan syari’at supaya
manusia mendapatkan kebahagiaan dan terhindar kesusahan didunia maupun akhirat.
Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana, hukumnya penuh
dengan keadilan, hikmah dan juga kebaikan, meskipun hal ini terkadang samar atas
sebagian manusia. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang Muslim dan juga
Muslimah untuk, Ridha dengan hukum Allāh, dan yakin bahwasanya kebaikan
semuanya di dalam hukum Allāh.
Di dalam segala bidang kehidupan (meliputi) :
• ‘Aqidah
• Akhlaq
• Adab
• Mu’āmalah
• Ekonomi
• Kenegaraan
• Dan lain-lain.
Meng-Esakan Allāh di dalam hukum-hukumNya adalah termasuk konsekuensi tauhid,
Allāh berfirman:
ْ ََ ُ َ َ ْ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َ
َو َﻣﺎ ﺎن ِﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻦ َو ُﻣﺆ ِﻣﻨ ٍﺔ ِإذا ﻗﻀﻰ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳﻮﻟﻪ أ ْﻣﺮا أن ﻮن ﻟﻬ ُﻢ اﻟ ِﺨ َﻴ َﺮة ِﻣﻦ أ ْﻣﺮ ِﻫ ْﻢ ۗ َو َﻣﻦ ْﻌﺺ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳﻮﻟﻪ ﻓﻘﺪ
ً َ َ َ ﱠ
ُﻣ ِﺒ ﻨﺎ ﺿﻞ ﺿ
“Dan tidaklah pantas bagi seorang laki-laki yang mu’min dan wanita yang mu’minah
apabila Allāh dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan yang lain di dalam urusan mereka.Dan barangsiapa yang mendurhakai
Allāh dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS
Al-Ahzab: 36).
27
HSI 02 ~ Silsilah Mengenal Allah
Halaqah yang pertama dari Silsilah yang berjudul “Mengenal Allāh”.
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah kita yang berjudul Mengenal Allāh adalah “Mengenal Allāh
Sebagai Pencipta”.
Allāh ‘Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Maha Pencipta, menciptakan dari sesuatu yang
tidak ada menjadi ada. Dialah Allāh yang telah menciptakan langit, bumi, manusia dan
َ َُ
seluruh alam semesta. Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
َ ُ َ ُ َ
ذ ٰ ِﻟ ُﻢ اﻟﻠﻪ َرﱡ ْﻢ ﺧ ِﺎﻟﻖ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء
“Itu adalah Allāh Rabb kalian yang telah menciptakan segala sesuatu.” (QS Ghāfir: 62)
28
Dialah Allāh Al-Khāliq Yang Maha Pencipta, sedangkan selain Allah adalah makhluq
yang diciptakan. Mereka tidak bisa mencipta meskipun diagung-agungkan dan
َ ُ َ
disembah oleh manusia. Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
ُ َ ْ
ۖ اﺟﺘ َﻤ ُﻌﻮا ﻟﻪ
ُ ُ ْ
ون اﻟﻠﻪ ﻟ ْﻦ َ ﺨﻠﻘﻮا ذ َ ﺎ ﺎ َوﻟﻮ
ُ ْ َ ُ َْ َ ُ ﱠ ُ َ ْ َ ٌ ََ َ ُ ُ َ ﱡَ ﱠ
ِ ﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﻨﺎس ﺿﺮب ﻣﺜﻞ ﻓﺎﺳﺘ ِﻤﻌﻮا ﻟﻪ ۚ ِإن اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺗﺪﻋﻮن ِﻣﻦ د.
“Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan bagi kalian maka hendaklah kalian
mendengarnya. Sesungguhnya segala sesembahan yang kalian sembah selain Allāh,
tidak akan bisa menciptakan seekor lalat, meskipun mereka bersatu padu untuk
membuat seekor lalat tersebut.” (QS Al-Hajj: 73)
⇒ Berkumpul saja mereka tidak mampu untuk mencipta, (lalu) bagaimana dengan
sendirian?
⇒ Menciptakan seekor lalat yang sedemikian sederhananya susunan tubuhnya, mereka
tidak mampu maka bagaimana mereka bisa menciptakan makhluq yang lebih rumit.
Seorang Muslim wajib hanya meyakini bahwasanya Allāh adalah satu-satunya Pencipta
dan tidak ada yang mencipta selain Allāh .
َ ُ َ َ
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberjudul “Mengenal Allāh
Sebagai Pemberi Rezeki”.
Di antara nama Allāh ‘Azza wa Jalla adalah Ar Razzāq yang artinya Yang Maha Memberi
َ ُ َ
Rezeki. Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmenciptakan makhluk dan memberikan rezeki kepada
mereka. Bahkan Allāh ‘Azza wa Jalla telah menulis rezeki makhluk-Nya sebelum Allāh
menciptakan mereka. Rasūlullāh ﷺbersabda :
ﻗﺪر اﻟﻠﻪ ﻣﻘﺎدﻳﺮ اﻟﺨﻼﺋﻖ ﻗ ﻞ أن ﺨﻠﻖ اﻟﺴﻤﻮات واﻷرض ﺨﻤﺴﻴﻦ أﻟﻒ ﺳﻨﺔ
“Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menentukan (telah menulis) takdir bagi makhluk-
makhlukNya 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim,
Tirmidzi dan Ahmad).
َ ُ َ
Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmenciptakan rezeki tersebut dan menyampaikannya kepada makhluk
sesuai dengan waktu yang sudah Allāh tentukan sebelumnya. Dan tidak akan meninggal
seseorang sampai dia mendapatkan rezeki yang terakhir, meskipun rezeki tersebut ada
َ ُ َ
di puncak gunung atau bahkan ada di bawah lautan. Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
ُْ َ ﱠ َْ َ
َو َﻣﺎ ِﻣ ْﻦ دا ﱠ ٍﺔ ِﻓﻲ اﻷ ْرض ِإ ﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ رزﻗ َﻬﺎ
“Tidak ada suatu binatang yang melata yang ada di permukaan bumi ini melainkan Allāh
Subhānahu wa Ta’āla yang akan memberikan rezekinya.” (QS Hūd: 6)
29
Adakah selain Allāh sesembahan yang bisa memberi makan sekali saja untuk seluruh
makhluk yang ada di bumi ini mulai dari manusia, jin, hewan dan juga tumbuhan?
َ ُ َ
Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
“Wahai manusia, hendaklah kalian mengingat nikmat Allāh atas kalian. Adakah yang
mencipta selain Allāh, yang memberikan rizki kepada kalian dari langit maupun dari
bumi? Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia. Oleh karena itu
kenapa kalian dipalingkan? (QS Fāthir: 3)
َ َُ
Dialah Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰyang:
• Mengatur alam semesta ini.
• Mematikan makhluk dan menghidupkan.
• Memuliakan makhluk dan menghinakan.
• Mengganti siang menjadi malam, malam menjadi siang.
• Menerbitkan matahari dan menenggelamkan.
َ ُ َ
Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َۖﻳُﺪَﺑِّﺮُ ٱﻟۡﺄَﻣۡﺮ
“Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mengatur seluruh perkara.” (QS Yunus: 3)
Tidak ada yang mengatur selain Allāh, Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang
menerbitkan matahari dari timur. Dan siapa selain Allāh yang bisa menerbitkan
matahari dari barat?
Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām berkata kepada salah seorang, yang dia mengaku menjadi
Tuhan selain Allāh, beliau berkata:
“Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menerbitkan matahari dari timur,
maka silahkan engkau kalau engkau memang Tuhan, terbitkan matahari dari barat.
Maka orang kafir tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.”
َ َُ
Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰyang menjadikan siang. Dan siapa yang mengganti siang menjadi
malam selain Allāh?
Tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allāh dan tidak ada sesembahan selain
Allāh yang membantu Allāh untuk mengatur alam semesta ini. Oleh karena itu, seorang
Muslim tidak boleh meyakini bahwasanya ada selain Allāh yang mencipta, memberikan
rizki dan juga mengatur alam semesta, siapapun dia dan bagaimanapun kedudukannya
di sisi Allāh. Barangsiapa yang berkeyakinan bahwasanya ada selain Allāh yang
mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta maka dia telah
َ ُ َ
menyekutukan Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
30
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Allāh berjudul “Mengenal Allāh Sebagai Satu-
satunya Dzat Yang Berhak Untuk Disembah.”
َ ُ َ
Apabila Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰadalah satu-satunya Dzat yang mencipta, memberikan rezeki
dan juga mengatur alam semesta, maka tuntutannya kita tidak boleh menyembah
kecuali hanya kepada Allāh. Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi kecuali
َ ُ َ
Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰsemata. Allāh berfirman :
“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian, siapa Rabb kalian yang telah menciptakan
kalian dan orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertaqwa? Itulah Rabb kalian.
Yang telah menjadikan bagi kalian bumi sebagai hamparan dan langit sebagai bangunan
َ ُ َ
dan telah menurunkan dari langit air. Maka Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengeluarkan dengan air
tersebut buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian. Maka janganlah kalian menjadikan
bagi Allāh sekutu-sekutu sedangkan kalian mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 21-22)
َ ُ َ
⇒ Maksudnya janganlah kalian menyekutukan Allāh ( ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmenyembah kepada
selain Allāh) sedangkan kalian tahu bahwasanya Allāh yang mencipta, memberikan
rezeki dan juga mengatur alam semesta ini. Selain Allāh tidak berhak untuk disembah
karena dia bukan pencipta, bukan pemberi rezeki dan bukan pengatur alam semesta.
Apabila mereka disembah maka mereka adalah sesembahan yang bathil.
ُ َ ُ َۡ َ َ َ ﱠ َ ُ َ َ ﱡ َ ﱠ
وﻧ ِﻪ ٱﻟ َﺒ ٰ ِﻄ ُﻞ
ِ ذ ِٲﻟﻚ ِ ﺄن ٱﻟﻠﻪ ﻫﻮ ٱﻟﺤﻖ وأن ﻣﺎ ﺪﻋﻮن ِﻣﻦ د
َ َُ
“Yang demikian itu karena Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰDialah sesembahan yang haq yang
memang berhak untuk disembah. Sedangkan apa yang mereka sembah selain Allāh
adalah sesembahan yang bathil, yang tidak berhak untuk disembah.” (QS Luqmān: 30)
Apabila seseorang meyakini Allāh yang mencipta, memberikan rezeki dan juga
mengatur alam semesta kemudian dia masih menyembah selain Allāh atau
menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh, maka dia telah berbuat syirik
َ ُ َ
kepada Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdi dalam ibadah. Rasūlullāh ﷺpernah ditanya oleh seorang
sahabat:
َ َُ
“Ya Rasūlullāh, apa dosa yang paling besar di sisi Allāh ”?ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
ُ
Maka Beliau ﷺmengatakan :
َ َ ُ َ ْ
أن ﺗ ْﺠ َﻌ َﻞ ِﻟﻠ ِﻪ ِﻧﺪا َوﻫ َﻮ ﺧﻠﻘﻚ
31
ُ َ
“Dosa yang paling besar adalah engkau menjadikan sekutu bagi Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ َ َُ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰpadahal Dialah Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰyang telah menciptakan dirimu.” (HR Imām Al-
Bukhāri dan Imām Muslim, dari shahābat Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhumā).
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah bahwasanya “Keyakinan Allāh
sebagai Pencipta, Pemberi Rizki dan juga Pengatur Alam Semesta tidaklah cukup untuk
memasukkan seseorang ke dalam agama Islam.”
Kaum muslimin meyakini bahwasanya Allāh sebagai Pencipta, Pemberi Rizki & juga
Pengatur Alam Semesta adalah sebuah kewajiban, yang tidak sah keimanan seseorang
sampai meyakini yang demikian itu. Namun ini tidaklah cukup untuk memasukkan
seseorang ke dalam agama Islam. Dan belum bisa menjadi pembeda antara seorang
َ َُ
yang Muslim dengan orang yang kāfir. Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengatakan di dalam Al-Qurān
menceritakan tentang ucapan iblis.
ُ َۡ َ ﱠ َۡ َ ُ ۡ َ َ َ َ َۖ ُ ۡ َ ۡ َ ُ ۡ َ َ َ َ َ َ َ َ ﱠ
١٢ ﺮ ﱢﻣﻨﻪ ﺧﻠﻘﺘ ِﻨﻲ ِﻣﻦ ﻧﺎر َوﺧﻠﻘﺘﻪۥ ِﻣﻦ ِﻃﻴﻦٞ ﺎل أﻧﺎ ﺧ ۡﻴﻗﺎل ﻣﺎ ﻣﻨﻌﻚ أ ﺴﺠﺪ ِإذ أﻣﺮﺗﻚ ﻗ
12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di
waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau
ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" (Al-A’raf ;12)
َ ُ َ
Iblis mengenal bahwasanya Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰyang telah menciptakan dia.
Orang-orang musyrikin Quraisy ketika mereka ditanya:
“Siapa yang menciptakan?
“Siapa yang memberikan rezeki kepada mereka?”
“Siapa yang mengatur alam semesta ini?”
Mereka mengatakan: “Allah”.
ۚ ُ َ َ ُ ﱠ ۡ َ َ ﱠ َ ٰ َٰ َ ۡ َۡ َ َ ُ ﱠ
َوﻟ ِﺌﻦ ﺳﺄﻟﺘﻬﻢ ﻣﻦ ﺧﻠﻖ ٱﻟﺴﻤ ﻮ ِت وٱﻷرض ﻟ ﻘﻮﻟﻦ ٱﻟﻠﻪ
38. Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". (Az zumar : 38)
Meskipun mereka meyakini hal yang demikian itu akan tetapi Rasūlullāh ﷺmemerangi
mereka.
Kenapa demikian? Karena mereka (orang-orang musyrikin Quraisy) tidak
َ َُ
mentauhidkan (tidak mengEsakan) Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdi dalam beribadah. Oleh karena
itu, disini seorang Muslim perlu dia mengetahui “Apa Pengertian Ibadah Dan Macam-
macamnya” sehingga dia tidak menyerahkan satu ibadah pun kepada selain Allāh.
َ ُ َ
Ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ, baik
berupa ucapan maupun perbuatan yang zhahir maupun yang bathin.
َ ُ َ
Seseorang bisa mengetahui sesuatu dicintai oleh Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdengan beberapa
cara, di antaranya :
32
َ ُ َ
- Apabila sesuatu tersebut diperintahkan oleh Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
ُ َ
Maka kita mengetahui bahwasanya sesuatu tersebut adalah ibadah, karena Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰtidak memerintah kecuali dengan sesuatu yang Allāh cintai. Termasuk di
antaranya:
َ َُ
- Apabila Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdiketahui memuji pelakunya
ُ َ
Maka kita mengetahui bahwasanya sesuatu tersebut adalah dicintai oleh Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
َ ُ َ
- Do'a adalah ibadah, karena Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemerintahkan
ۚ ۡ ۡٱد ُﻋﻮﻧ ٓﻰ أ ۡﺳ َﺘﺠ
ﺐ ﻟ ۡﻢ ِ ِ
“Do’a itu adalah ibadah.” (HR Abū Dāwūd no. 1479, At-Tirmidzi no. 2969, Ibnu Mājah
no. 3828 dan Ahmad 4/267; dari shahābat Nu’man bin Basyīr)
Dengan demikian syirik hukumnya, (apabila) berdo’a kepada selain Allāh, baik kepada
seorang Nabi, seorang malaikat, seorang jin, orang yang shalih dan lain-lain.
- Menyembelih adalah Ibadah, Allāh berfirman :
َ ۡ َ ﱢ َ
ﻓ َﺼ ﱢﻞ ِﻟ َ ﻚ َوٱﻧﺤ ۡﺮ
“Hendaklah engkau shalat untuk Rabb-mu dan juga menyembelih untuk Rabb-mu.” (QS
Al-Kautsar: 2 )
Dan Rasūlullāh ﷺbersabda :
اﻟﻠﻪ َْ َ ََ ْ َ ُ َ َ
ِ ﻟﻌﻦ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ ذﺑﺢ ِﻟﻐﻴﺮ
“Allāh Subhānahu wa Ta’āla melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain
Allāh.” (HR Muslim 1978, dari shahābat ‘Ali radhiyallāhu ‘anhu)
Dengan demikian termasuk syirik hukumnya (apabila) seseorang menyembelih untuk
َ ُ َ
jin, atau untuk syaikh atau untuk yang lain, selain Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
Seperti bernadzar, ber-istighatsah, bersumpah, bertawakal, rasa takut, rasa cinta, maka
semua ini termasuk jenis-jenis ibadah.
Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan salah satu dari ibadah-ibadah
َ َُ
tersebut kepada selain Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah tentang “Contoh Kesyirikan Orang-
Orang Musyrikin Quraisy”.
33
“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka
dan tidak pula memberi manfaat.Dan mereka berkata, ‘Mereka adalah pemberi syafa’at
bagi kami disisi Allāh.
Katakanlah : apakah kalian akan mengabarkan kepada Allāh sesuatu yang Allāh tidak
ketahui di langit maupun di bumi?’Maha Suci Allāh dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka sekutukan.” (QS Yūnus :18)
Dalam ayat ini Allāh menamakan perbuatan mereka sebagai bentuk menyekutukan
َ َُ
Allāh. Dan Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰjuga berfirman :
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah “Mengenal Allāh Dengan Makhluk-
Nya”.
َ ُ َ
Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah menciptakan makhluk-makhluk supaya manusia yang berakal
memikirkan makhluk-makhluk tersebut, sehingga mereka bisa mengenal Dzat yang
telah menciptakan mereka.
◆ Besarnya makhluk dan luasnya (seperti langit yang tujuh & bumi, kursi Allāh dan
‘Arsy-Nya) menunjukkan tentang kebesaran Allāh.
◆ Keteraturan gerakan dan perjalanan (seperti perjalanan matahari & bulan)
menunjukkan kekuasaan dan pengawasan Allāh yang tidak pernah berhenti.
34
◆ Kejelian dalam penciptaan menunjukkan hikmah-Nya dan keluasan ilmu-Nya.
⇒ Manfaat yang ada di dalam ciptaan tersebut menunjukkan:
Rahmat yang luas. dan
Karunia yang meliputi segala sesuatu.
َ ُ َ
Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ُ َ َ َْ َ َْ ُ َ ْ َ ﱠ ْ َْ إ ﱠن ﻓﻲ َﺧﻠﻖ ﱠ
( اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺬﻛ ُﺮون اﻟﻠﻪ ِﻗ ﺎﻣﺎ َوﻗ ُﻌﻮدا١٩٠) ﺎب
ِ وﻟﻲ اﻷﻟ
ِ ﺎت ِﻷ
ٍ ﻼف اﻟﻠ ِﻞ و َاﻟﻨﻬﺎر ﻵ
ِ ﻤﺎوات َواﻷ ْرض َواﺧ ِﺘ
ِ اﻟﺴ ِ ِ
َ َ ﱠ َ َ َ ْ ُ ً َ َ َ ْ َ َ َﱠ ْ َ َ َ ُ ََََ ْ ُِ ُ َ
١٩١) ﺎﻃ ﺳ ﺤﺎﻧﻚ ﻓ ِﻘﻨﺎ ﻋﺬاب اﻟﻨﺎر ْ
ِ ﻤﺎوات واﻷرض ر ﻨﺎ ﻣﺎ ﺧﻠﻘﺖ ﻫﺬا ِ َوﻋﻠﻰ ﺟﻨ ِ ـ ِﻬﻢ و ﺘﻔ ﺮون ِﻓﻲ ﺧﻠ ِﻖ اﻟﺴ
ﱠ
“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang & malam ada
tanda-tanda bagi orang yang memiliki akal, yaitu orang-orang yang mengingat Allāh,
baik dalam keadaan berdiri, duduk & berbaring dan mereka memikirkan penciptaan
langit dan bumi. Wahai Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan ini semua dengan
bathil (sia-sia). Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka.” (QS Āli
‘Imrān: 190-191)
Hendaknya seorang Muslim meluangkan waktunya untuk memikirkan makhluk-
makhluk Allāh supaya dia:
Semakin mengenal Allāh penciptanya.
Semakin yakin dan mantap dalam menjalankan syariat Allāh.
Merasa takut dengan adzab-Nya.
Semakin dekat dengan Allāh.
Semakin meng-Esakan Dia di dalam beribadah.
ُ َ َ
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah tentang “Mengenal Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰDengan Nama dan Sifat-Nya”.
َ َُ
Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah mengabarkan di dalam Al Qurān bahwa Allāh memiliki nama
dan sifat. Allāh berfirman :
وَﻟِﻠَّﻪِ ٱﻟۡﺄَﺳۡﻤَﺎٓءُ ٱﻟۡﺤُﺴۡﻨَﻰ
“Dan Allāh memiliki nama-nama yang paling baik.” (QS Al-A’rāf: 180)
Dan Allāh berfirman :
وَﻟِﻠَّﻪِ ٱﻟۡﻤَﺜَﻞُ ٱﻟۡﺄَﻋۡﻠَﻰ
“Dan Allāh memiliki sifat-sifat yang paling tinggi.” (QS An-Nahl: 60)
Kita mengenal Allāh dengan nama dan juga sifat tersebut.
Kita mengenal Allāh sebagai Dzat Yang Maha Penyayang karena Dia adalah Ar
Rahmān Ar Rahīm.
Dan kita mengenal Allāh sebagai Dzat Yang Maha Pengampun karena Dia adalah Al-
Ghafūr, dan seterusnya.
Dan Allāh mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwasanya di antara sifat Allāh adalah:
• Allāh beristiwa’ di atas ‘Arsy.
• Allāh memiliki dua tangan.
• Allāh berada di atas.
35
Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya,
َ ُ َ
• Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰturun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang terakhir.
Dan juga sifat-sifat yang lain.
Kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah menetapkan nama & juga sifat tersebut,
َ ُ َ
karena Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰlebih tahu tentang diri-Nya daripada kita semua. Dan
Rasūlullāh ﷺlebih tahu tentang Allāh daripada kita. Tidak boleh seorang Muslim
menolak nama-nama dan juga sifat-sifat tersebut. Dan tidak boleh dia menyerupakan,
َ َُ
karena Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ﻟَﻴۡﺲَ ﻛَﻤِﺜۡﻠِﻪِۦﺷَﻰۡءٌ۬ۖ وَﻫُﻮَ ٱﻟﺴَّﻤِﻴﻊُ ٱﻟۡﺒَﺼِﻴﺮ
“Tidak ada yang serupa dengan Allāh dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS Asy-Syūrā: 11)
Jadi yang benar, yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim adalah:
◆ Menetapkan nama dan juga sifat tersebut sebagaimana datangnya, sesuai dengan
َ ُ َ
keagungan dan kebesaran Allāh ﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ,
ُ tanpa menyerupakan dan tanpa mentakwil
nama dan juga sifat tersebut.
⇒ Mentakwil adalah menafsirkan nama dan sifat Allāh bukan dengan maknanya yang
benar.
Seperti;
• Mentakwil istiwā dengan kekuasaan.
• Mentakwil turunnya Allāh dengan turunnya rahmat Allāh.
• Dan lain-lain.
Halaqah yang Pertama dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺadalah tentang “Pentingnya
Mengenal Beliau ”ﷺ.
Pertanyaan yang ke-2 yang setiap kita akan ditanya di alam kubur adalah tentang “Siapa
Nabimu?”. Wajib atas setiap Muslim dan Muslimah untuk mengenal Nabi Muhammad
ﷺ. Beliau adalah
- Muhammad Ibnu ‘Abdillāh Ibnu ‘Abdil Muththalib.
- Termasuk keturunan Nabi Ismā’īl bin Ibrāhīm ‘alayhimāssalām.
- Lahir di Mekkah Diutus menjadi Nabi yang terakhir ketika berumur 40 tahun,
َ ُ َ َ
- Kemudian menyampaikan risalah Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰselama 23 tahun.
َ ُ َ َ
- Meninggal di kota Madīnah setelah Allāh S ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmenyempurnakan agama ini
bagi beliau ﷺdan juga umatnya.
Mengenal Nabi Muhammad ﷺtidaklah cukup hanya mengenal nama dan nasab Beliau
ﷺ, atau menghapal keluarga dan shahābat Beliau ﷺ
Mengenal Nabi Muhammad ﷺadalah;
َ ُ َ َ
⑴ Mengenal tugas Beliau sebagai seorang utusan Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰkepada kita.
⑵ Dan mengetahui apa kewajiban kita terhadap Beliau ﷺ
36
Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus Beliau ﷺkepada kita dengan membawa 4
perkara:
َ ُ َ َ
PERKARA 1, Membawa perintah dari Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰsupaya kita jalankan.
َ ُ َ َ
PERKARA 2, Membawa larangan dari ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰsupaya kita jauhi.
َ ُ َ َ
PERKARA 3, Membawa berita dari Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰsupaya kita benarkan.
َ ُ َ َ
PERKARA 4, Membawa tatacara ibadah dari Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰsupaya kita beribadah
kepada Allāh dengan cara tersebut.
Kalau kita mena’ati Beliau di dalam 4 perkara ini, berarti kita pada hakekatnya telah
menaati Allāh. Karena perintah, larangan, berita dan cara ibadah adalah dari
َ ُ َ َ ُ
Allāh ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ. Sedangkan tugas Beliau ﷺhanyalah sekedar menyampaikan kepada
kita.
َ َ ْ ََ َ ُ ﱠ ُ ْ
ﻮل ﻓﻘﺪ أﻃﺎع اﻟﻠﻪ َﻣﻦ ِﻄﻊ اﻟﺮﺳ
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul, maka sungguh dia telah mentaati Allāh.” (QS An
Nisā: 80)
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺadalah “Mengenal Beliau Sebagai
ُ َ َ
Seorang Rasul Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Perintah Dari Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
”ﺗ َﻌﺎﻟﻰ.
ْ ُْ َ َ ْ َ ُ ْ ُْ َ ُ
َو َﻣﺎ أ َﻣ ْﺮﺗ ْﻢ ِ ِﻪ ﻓﺄﺗﻮا ِﻣﻨﻪ ﻣﺎ اﺳﺘﻄﻌﺘﻢ
“Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakan sesuai kemampuan
kalian”. (HR Muslim)
َ ُ َ َ
Dan perintah Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰada 2 macam:
⑴ Wajib
⑵ Sunnah (dianjurkan)
█ WAJIB : Amalan yang wajib apabila kita tinggalkan maka berdosa, seperti:
• Shalat 5 waktu
• Berpuasa Ramadhān
• Haji bagi yang wajib
• Memakai hijab bagi wanita
• Dan lain-lain.
Maka ini adalah amalan-amalan yang wajib.
█ SUNAH : Adapun amalan yang sunnah apabila tidak dikerjakan seseorang tidak
berdosa, seperti:
• Shalat rawatib
• Shalat dhuha
37
• Puasa Senin dan Kamis
• Puasa Nabi Dāwūd
• Dan juga amalan-amalan sunnah yang lain.
Kita kerjakan perintah-perintah tersebut sesuai dengan kemampuan kita
• Bila kita tidak mampu shalat wajib dengan berdiri, maka kita duduk.
•Apabila seseorang tidak mampu melaksanakan sholat berjama’ah di masjid karena
sakit, maka silahkan dia melaksanakan shalat tersebut dirumahnya.
• Apabila seseorang tidak mampu berpuasa Ramadhān karena sakit atau bepergian,
maka bisa dia ganti pada hari-hari yang lain.
• Orang yang tidak mampu shalat malam 11 raka’at, maka dia bisa shalat malam lebih
sedikit dari itu.
• Demikian pula orang yang tidak mampu berpuasa Dāwūd ‘alayhissalām, maka bisa
berpuasa dengan puasa yang lebih ringan dari itu.
َ ُ َ َ
Dan Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtidaklah memerintah kita dengan sebuah perintah kecuali di
dalam perintah tersebut ada hikmah dan juga kebaikan bagi kita semua.
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺadalah “Mengenal Beliau Sebagai
Seorang Rasūl Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Larangan-larangan Dari
َ ُ َ َ ُ
Allāh ”ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
ُ َ َ
Rasūlullāh ﷺsebagai seorang utusan membawa larangan-larangan dari Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰ. Beliau sampaikan larangan-larangan tersebut kepada kita semua supaya kita
menjauhi. Beliau ﷺbersabda:
ُ َ ْ َ ُ َْ ُ ََ
َﻣﺎ ﻧﻬ ْﻴﺘ ْﻢ ﻋﻨﻪ ﻓﺎﺟﺘ ِ ُﺒ ْﻮە
“Apa yang aku larang maka hendaklah kalian jauhi.” (HR Muslim)
َ ُ َ َ
Dan larangan Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰada 2 macam :
⑴ Haram
⑵ Makruh, yaitu dibenci
█ HARAM
Larangan yang haram apabila dikerjakan maka berdosa, seperti :
• Berzina
• Membunuh tanpa haq
• Riba
• Berdusta
• Ghībah (membicarakan orang lain)
• Sihir
• Perdukunan
• Minum minuman keras
• Dan lain-lain.
█ MAKRUH
Adapun larangan yang makruh, maka apabila dikerjakan perbuatan tersebut dibenci
akan tetapi tidak sampai kepada dosa, seperti misalnya :
38
• Memakan bawang merah & bawang putih dalam keadaan masih mentah
• Makan minum dengan bersandar
• Tidur sebelum shalat ‘Isya
• Dan lain-lain.
Kita sebagai seorang Muslim dan juga Muslimah hendaklah meninggalkan larangan-
َ ُ َ َ
larangan tersebut. Dan yakin bahwasanya Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtidaklah melarang sesuatu
kecuali di sana ada hikmahnya dan ada kebaikan bagi diri kita. Terkadang kita
mengetahui hikmah tersebut dan terkadang kita tidak mengetahuinya.
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal ﷺyaitu “Mengenal Beliau ﷺSebagai Seorang
َ ُ َ َ ُ
Rasūl Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Berita Dari Allāh ”ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ.
َ ُ ْ ْ ُ ﱠ َ َ ُ َْ
( ِإن ﻫ َﻮ ِإ َوﺣ ٌﻲ ﻳﻮﺣﻰ٣) ( َو َﻣﺎ ﻳﻨ ِﻄﻖ ﻋﻦ اﻟﻬ َﻮى٤
“Dan tidaklah Beliau berbicara dari hawa nafsunya. Tidaklah ucapan Beliau kecuali
wahyu yang diwahyukan kepada Beliau.” (QS An-Najm: 3-4)
⇒ Kalau kita benarkan Beliau ﷺ, maka sebenarnya kita telah membenarkan Allāh.
⇒ Dan kalau kita dustakan Beliau, maka sebenarnya kita telah mendustakan
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
◆ Akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan dalil yang shahīh.
⇒ Apabila dalil yang shahīh sepertinya tidak masuk akal, maka ketahuilah bahwasanya
kekurangan ada di dalam akal kita yang memang sangat terbatas, bukan pada dalil.
◆ Rasūlullāh ﷺdikenal oleh kaumnya sebagai orang yang jujur semenjak sebelum
Beliau diutus menjadi nabi.
Tidak pernah Beliau sekalipun berdusta;
⇒ baik kepada anak kecil, sebaya maupun kepada orang tua.
⇒ baik ketika bercanda maupun dalam keadaan sungguh-sungguh.
Apabila Beliau ﷺtidak berani untuk berdusta atas nama Beliau dan juga atas nama
ُ َ َ
manusia, maka bagaimana Beliau ﷺberani berdusta atas nama Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰRabbul ‘ālamīn?
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal ﷺadalah “Mengenal Beliau Sebagai Utusan
َ ُ َ َ ُ
Yang Membawa Tata Cara Beribadah Dari Allāh ”ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
39
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰketika mengutus seorang Rasūl untuk menyampaikan perintah
beribadah, juga mengutus Rasūl tersebut untuk menyampaikan tata cara ibadah
tersebut. Rasūlullāh ﷺ,
َ ُ َ َ
Membawa perintah shalat dari Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdan juga membawa tata caranya.
َ ُ َ َ
Membawa perintah puasa dari Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdan juga membawa tata caranya.
Cara ibadah tidak diserahkan kepada akal kita masing-masing atau kepada budaya atau
َ ُ َ َ
kepada guru kita. Akan tetapi tata cara ibadah adalah dari Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmelalui
lisan Rasul-Nya ﷺ
Dan Allāh tidak menerima amal ibadah kecuali yang dilakukan sesuai dengan cara yang
telah diajarkan oleh Rasūlullāh ﷺ. Beliau ﷺbersabda:
َ َُ ﱞ َ َ ْ ًَ َ َ َ ْ َ
ﺲ ﻋﻠ ْ ِﻪ أ ْﻣ ُﺮﻧﺎ ﻓﻬ َﻮ َرد ﻣﻦ ﻋ ِﻤﻞ ﻋﻤ ﻟ
“Barang siapa yang mengamalkan sebuah amalan yang tidak ada dalilnya dari kami
maka amalan tersebut tertolak.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Imām Muslim
rahimahullāh)
Barang siapa yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad ﷺ, maka hendaklah dia
mencukupkan diri dengan ibadah yang sudah Beliau ajarkan. Tidak boleh dia membuat
ibadah yang baru yang tidak diajarkan oleh Rasūlullāh ﷺ. Dan tidak boleh dia
beribadah, kecuali setelah yakin bahwa dalilnya shahīh. Alhamdulillāh, semua ibadah
yang mendekatkan diri kita kepada surga telah Rasūlullāh ﷺajarkan. Beliau pernah
mengatakan:
َ ُ َْ ﱠ َُ ُ َ َ ﱠ ُ ُ َ ﱠ َ َ
َﻣﺎ ِﻘ َﻲ ﺷ ْﻲ ٌء ﻘ ﱢﺮب ِﻣﻦ اﻟﺠﻨ ِﺔ َو َ ِﺎﻋﺪ ِﻣﻦ اﻟﻨﺎر ِإ َو ﻗﺪ ﺑ ﱢﻴﻦ ﻟ ْﻢ
“Tidaklah tersisa sesuatupun yang mendekatkan diri kepada surga dan menjauhkan
dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh
Thabrāni di dalam Al Mu’jāmil Kabīr).
Lebih baik seseorang beribadah sedikit tetapi berdasarkan dalil yang shahih, dari pada
dia beribadah yang banyak akan tetapi tidak berdasarkan dalil yang shahih. Itulah yang
bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-5 ini. Dengan demikian, kita sudah
menyelesaikan Silsilah Mengenal Rasūlullāh ﷺ.
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal ﷺadalah tentang “Mengenal Inti Dakwah ”ﷺ.
Inti dakwah Beliau ﷺadalah sama dengan inti dakwah Nabi-nabi sebelum Beliau ﷺ.
Yaitu mengajak manusia untuk meng-Esa-kan Allāh di dalam ibadah dan meninggalkan
َ ُ َ َ
kesyirikan. Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
ُ ُ ْ َ َ ْ ﱠ ُ َ َٰ َ ﱠ ُ ﱠ ُ َ ْ َ َْ ْ َ َ ْ َ َ
ون
ِ ﻮﺣﻲ ِإﻟ ِﻪ أﻧﻪ ِإﻟ ﻪ ِإ أﻧﺎ ﻓﺎﻋ ﺪ
ِ ﻮل ِإ ﻧ
ٍ و ﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِﻣﻦ رﺳ
“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali Kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku, maka
hendaklah kalian menyembah-Ku.” (QS Al Anbiya: 25)
40
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman tentang Nabi Nūh, Rasul yang pertama:
ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ ََ َ ُ َ َْ
ﺎل ﺎ ﻗ ْﻮ ِم اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ِﻣﻦ ِإﻟ ٰ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُﺮەَلﻗﺪ أ ْر َﺳﻠﻨﺎ ﻧﻮﺣﺎ ِإﻟ ٰﻰ ﻗ ْﻮ ِﻣ ِﻪ ﻓﻘ
“Sungguh Kami telah mengutus Nūh kepada kaumnya maka dia berkata, ‘Wahai kaumku
sembahlah Allāh, kalian tidak memiliki sesembahan selain Dia’.” (QS Al A’rāf: 59)
Ucapan yang semakna juga diucapkan oleh Nabi-nabi setelah Beliau.
⇒ Lihat Surat Al Araf: 65, 73 dan 85.
Demikian pula Nabi ﷺ, selama 10 tahun pertama, Beliau berdakwah kepada tauhid dan
mengingatkan manusia dari kesyirikan. Kemudian turunlah kewajiban shalat 5 waktu
pada tahun ke-10 kenabian dan tidak disyariatkan kebanyakan syariat kecuali di kota
Madinah. Ketika manusia sudah memiliki aqidah yang kuat (tauhid yang benar), seperti
puasa Ramadhān, zakat, haji, adzan dan lain-lain. Yang demikian karena amal ibadah
tidak diterima oleh Allāh kecuali bila dalam diri seseorang ada tauhid. Oleh karena itu,
wasiat Rasūlullāh ﷺkepada Mu’ādz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman untuk
berdakwah adalah:
“Hendaknya engkau mengajak kepada syahādat “ ”ﻻ إﻟﻪ إﻻ اﻟﻠﻪdan syahādat “ ﻣﺤﻤﺪ رﺳﻮل
اﻟﻠﻪ.” (HR Bukhāri dan Muslim)
Dan sampai akhir hayat Beliau ﷺ, Beliau berusaha menjaga tauhid dan membentengi
umat dari kesyirikan.
Lima hari sebelum Beliau ﷺmeninggal dunia, Beliau mengingatkan umat Islam bahwa
orang-orang sebelum mereka dahulu menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai
tempat ibadah atau masjid. maka Beliau ﷺmelarang menjadikan kuburan sebagai
masjid. (HR Muslim)
Yang demikian karena membangun masjid di atas kuburan adalah pintu menuju
kesyirikan. Semua ini menunjukkan bahwasanya inti dakwah Rasūlullāh ﷺadalah
TAUHID
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal ﷺadalah tentang “Mengenal Beliau sebagai
Rasul Terakhir”.
41
ُ َ َ
Beliau ﷺadalah Rasul terakhir, tidak ada Rasul sepeninggal Beliau. Allãh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ۗ َ َۧ َ َ َ ﱠ ﱢ َ ﱠ
َ ﺎن ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ أ َ ﺎ أ َﺣ ۬ﺪ ﱢﻣﻦ ﱢر َﺟﺎﻟ ۡﻢ َوﻟ ٰ ﻜﻦ ﱠر ُﺳ
ﻮل ٱﻟﻠ ِﻪ وﺧﺎﺗﻢ ٱﻟﻨ ِ ﻴ ﻦ ِ ِ ٍ ﻣﺎ
“Bukanlah Muhammad bapak salah seorang laki-laki di antara kalian, akan tetapi Beliau
adalah Rasūlullāh dan penutup para Nabi.” (QS Al Ahzab: 40)
Dalil-dalil dari hadits Nabi ﷺbahwasanya Beliau adalah Nabi terakhir mencapai derajat
mutawatir. Dan sebagian ulama mengatakan;
◆ Kalau seseorang tidak mengetahui bahwa Muhammad ﷺadalah Nabi terakhir maka
dia bukan Muslim, karena ini termasuk perkara yang diketahui secara darurat di dalam
agama Islam. yaitu Al Qurān dan juga Al Hadīts dan menyiapkan para ulama yang
َ ُ َ َ
amanat untuk menyampaikan keduanya kepada umat. Allãh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ َ ُ ﱠ ﱠ َ ۡ ُ َﱠ َ ﱢ
ِإﻧﺎ ﻧﺤﻦ ﻧﺰﻟﻨﺎ ٱﻟﺬﻛ َﺮ َو ِ ﻧﺎ ﻟﻪ ۥ ﻟﺤ ٰ ِﻔﻈﻮن
َ َ َ َْ ْ َ َ َ َ ُ ﱠ ُ َ ََ ُ َ ُ َْ ُ ﱠ ْ ُ ُ ﱠ
و ِ ﻧﻪ َﺳ َ ﻮن ِﻣﻦ أ ﱠﻣ ِﺘﻲ ﻛﺬاﺑﻮن ﺛ ﺛﻮن ﻠﻬ ْﻢ ﻳﺰﻋ ُﻢ أﻧﻪ ﻧ ِﺒ ﱡﻲ َوأﻧﺎ ﺧﺎﺗ ُﻢ اﻷﻧ ِ َ ِﺎء ﻧ ِﺒ ﱠﻲ ْﻌ ِﺪي
“Dan aku adalah Al ‘Āqib (yang terakhir) yang tidak ada setelahnya Nabi.”
َ ُ َ َ
Meskipun Rasūlullāh ﷺmeninggal dunia Allãh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰakan menjaga agama ini
dengan menjaga sumbernya dan Rasūlullāh ﷺbersabda:
ُ َ َ َ ُ ُ َْ ﱠ َْ ُ َ ﱠ
َو ِ ن اﻟ ُﻌﻠ َﻤ َﺎء َو َرﺛﺔ اﻷﻧ ِ َ ِﺎء َو ِ ن اﻷﻧ ِ َ َﺎء ﻟ ْﻢ ﻳ َﻮ ﱢرﺛﻮا ِدﻳﻨﺎرا َو ِد ْرﻫﻤﺎ َو ﱠرﺛﻮا اﻟ ِﻌﻠ َﻢ
“Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi
tidak mewariskan dinar dan dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu.” (HR Abū
Dāwūd, Tirmidzi dan Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullāh)
42
Halaqah yang pertama dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Pengertian
Islam Secara Bahasa dan Syari’at”.
ISLAM
◆ Secara bahasa: adalah penyerahan diri.
ُ َ َ
◆ Secara istilah syariat: adalah penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰsemata.
Orang Nashrani dikatakan masuk ke dalam agama Islam, apabila:
⑴ Meninggalkan penyembahan terhadap Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām dan juga ibunya,
Maryam.
َ ُ َ َ
⑵ Hanya menyembah dan menyerahkan dirinya kepada Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
Seorang yang beragama Islam adalah orang yang:
Hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allāh semata.
Tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapa pun selain Allāh, baik seorang
nabi, seorang malaikat, jin, orang yang shalih, kepada batu, pohon dan lain-lain.
Oleh karena itu syarat masuk ke dalam agama Islam adalah:
⑴ Syahadat lā ilāha illallāh.
⑵ Syahadat Muhammad Rasūlullāh.
Syahadat lā ilāha illallāh artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang
berhak disembah dan diibadahi kecuali Allāh.
Orang yang sudah mengucapkan lā ilāha illallāh, kemudian menyerahkan sebagian
ibadah kepada selain Allāh, maka berarti dia:
⑴ Belum memahami makna Islam, atau
⑵ Memahami akan tetapi melanggarnya.
Dan keduanya adalah musibah.
َ ُ َ َ
Semoga Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemudahkan kita semua dan orang-orang yang kita cintai
untuk memahami agama Islam ini.
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Agama Islam berjudul “Agama Para Nabi Adalah
Islam”.
َ ُ َ َ
Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰadalah agama
para Nabi, agama mereka satu yaitu Islam.
Berkata Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām:
َ ﱢ ُ
أ ۡﺳﻠ ۡﻤﺖ ِﻟ َﺮب ٱﻟ َﻌ ٰ ﻠ ِﻤﻴﻦ
“Aku ber-Islam (menyerahkan diriku) kepada Rabbul ‘ālamīn.” (QS Al-Baqarah: 131)
Beliau dan juga Nabi Ya’qūb berwasiat kepada anak-anaknya.
َ ُ ﱢ َ ََ َ ُ ﱠ ﱠ َ َ ۡ َ ﱠ َ
ٱﺻﻄﻔ ٰﻰ ﻟ ُﻢ ٱﻟﺪﻳﻦ ﻓ ﺗ ُﻤﻮﺗﻦ ِإ َوأﻧﺘﻢ ﱡﻣ ۡﺴ ِﻠ ُﻤﻮن ﻳ ٰ َﺒ ِﻨ ﱠﻰ ِإن ٱﻟﻠﻪ
43
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allāh Subhānahu Wa Ta’āla telah memilih agama
bagi kalian. Maka janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai
orang Islam.” (QS Al-Baqarah: 132)
Berkata murid-murid Nabi ‘Isa ‘Alaihissalām kepada beliau;
َ ۡ َ ۡ ﱠ
َوٱﺷﻬﺪ ِ ﺄﻧﺎ ُﻣ ۡﺴ ِﻠ ُﻤﻮن
“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.” (QS Āli ‘Imrān: 52)
Nabi Mūsā ‘Alaihissalām, beliau pernah berkata kepada kaumnya;
َ ُ َ َ
ﻓ َﻌﻠ ۡ ِﻪ ﺗ َﻮ ﻠ ٓﻮا ِإن ﻛﻨﺘﻢ ﱡﻣ ۡﺴ ِﻠ ِﻤﻴﻦ
“Maka hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allāh kalau kalian benar-benar orang
Islam.” (QS Yūnus: 84)
Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalām berkata kepada Ratu Balqis dan juga
para pengikutnya;
َ ُ َ َ ﱠ ۡ َ ﱠ
ﻮﻧﻰ ُﻣ ۡﺴ ِﻠ ِﻤﻴﻦ
ِ أ ﺗﻌﻠﻮا ﻋﻠﻰ وأﺗ
“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam
keadaan sebagai orang Islam.” (QS An-Naml: 31)
َ ُ َ َ
Inilah agama para Nabi dan juga para pengikut mereka. Dan Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtidak
menerima kecuali agama Islam.
ۗ ُٰ ۡ ۡ َ َ ﱠ ﱢ
ٱﻹﺳﻠ ﻢِ ِإن ٱﻟﺪﻳﻦ ِﻋﻨﺪ ٱﻟﻠ ِﻪ
“Sesungguhya agama yang benar di sisi Allāh adalah Islam.” (QS Āli ‘Imrān :19)
َ َ َ َۡ ُ ُ ۡ ۡ ُ َ ً۬ ۡ َۡ َ ََۡ َ َ
ٱﻹ ۡﺳﻠ ٰ ِﻢ ِدﻳﻨﺎ ﻓﻠﻦ ﻘ َ َﻞ ِﻣﻨﻪ َوﻫ َﻮ ِﻓﻰ ٱﻷ ِﺧ َﺮ ِة ِﻣﻦ ٱﻟﺨ ٰ ِﺴﺮ ﻦ
ِ وﻣﻦ ﻳ ﺘﻎ ﻏﻴﺮ
“Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Āli ‘Imrān:85).
Rasūlullāh ﷺbersabda di dalam hadits yang shahih:
ٌ َ ْ ُُ َ َ ﱠَ ُُ ْ َ ﱠ ْ َْ َ ُ ْ َ ٌ َ ﱠ
اﺣﺪ
ِ اﻷﻧ ِ ﺎء ِإﺧﻮة ِﻟﻌ ٍت وأﻣﻬﺎﺗﻬﻢ ﺷﺘﻰ و ِدﻳﻨﻬﻢ و
“Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda dan agama mereka
satu.”(HR Bukhari dan Muslim)
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Apa Yang
Membedakan Di Antara Para Nabi ‘Alayhimussalām?”.
44
⑴ Tata cara beribadah
⑵ Halal dan juga haram
⇒ Terkadang suatu ibadah yang memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya
berbeda.
⇒ Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat, dihalalkan bagi umat yang lain.
َ ُ َ َ
Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ, Zat Yang
َ ُ َ َ
Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
ً َ
ِﻟ ﱟﻞ ﺟَﻌَﻠۡﻨَﺎ ﻣِﻨﻜُﻢۡ ﺷِﺮۡﻋﺔ وَﻣِﻨۡﻬَﺎﺟﺎ
“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syariat dan juga cara.” (QS Al Māidah:
48)
Rasūlullāh ﷺbersabda :
ّ
اﻷﻧْﺒِﻴَﺎءُ إِﺧْﻮَةٌ ﻣِﻦْ ﻋ تٍ وَأﻣَّﻬَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺘَّﻰ وَدِﻳﻨُﻬُﻢْ وَاﺣِﺪ
“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama
mereka satu.” (HR Bukhāri dan Muslim)
⇒ Yang dimaksud dengan “ibu-ibu mereka berbeda” adalah syari’at mereka berbeda.
◆ Shalat dan zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad ﷺ.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman tentang Nabi Ismā’īl :
“Dan dahulu Ismā’īl menyuruh keluarganya untuk shalat dan juga zakat.” (QS Maryam:
55).
Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām, beliau berkata :
َ ُ َ
“Dan Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama
aku masih hidup.” (QS Maryam: 31)
◆ Namun shalat di atas tanah terbuka, di luar tempat khusus beribadah, hanyalah
disyari’atkan di dalam agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ
◆ Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat-umat sebelum kita dan
dihalalkan bagi kita.
Rasūlullāh ﷺbersabda :
ٍوَﺟُﻌِﻠَﺖْ ﻟﻲ اﻟْﺄَرْضُ ﻣَﺴْﺠِﺪًا وَﻃَﻬُﻮرًا ﻓَﺄَﻳُّﻤَﺎ رَﺟُﻞٍ ﻣﻦ أُﻣَّﺘِﻲ أَدْرَﻛَﺘْﻪُ اﻟﺼَّﻠَﺎةُ ﻓَﻠْﻴُﺼَﻞِّ وَأُﺣِﻠَّﺖْ ﻟﻲ اﻟْﻤَﻐَﺎﻧِﻢُ وﻟﻢ ﺗَﺤﻞَّ ﻟِﺄَﺣَﺪ
ﻗَﺒْﻠِﻲ
45
“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid dan juga alat untuk
bersuci. Maka siapa saja di antara umatku yang mendapatkan waktu shalat, maka
hendaklah dia shalat. Dan telah dihalalkan bagiku rampasan perang dan tidak
dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.” (HR Bukhari dan Muslim)
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Keutamaan Islam
Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad ”ﷺ.
Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad ﷺmemiliki banyak keutamaan yang
tidak dimiliki syari’at sebelumnya, di antaranya :
⑴ SYARI’AT BELIAU ﷺADALAH UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA
Allāh berfirman:
َ
ﻮل ٱﻟﻠ ِﻪ ِإﻟ ۡﻴ ۡﻢ ﺟ ِﻤ ﻌﺎ ُ ُ ۡ َ ٰٓ ﱡ َ ﱠ
ُ ﺎس إ ﱢﻧﻰ َر ُﺳ
ِ ﻗﻞ ﻳ ﺄﻳﻬﺎ ٱﻟﻨ
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah mendengar tentang diriku
seorang pun dari ummat ini, baik Yahudi maupun Nashrani, kemudian dia meninggal
dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia termasuk penduduk
neraka.” (HR Muslim)
⑵ SYARI’AT BELIAU ﷺADALAH SYARIAT YANG PALING SEMPURNA
Rasūlullāh ﷺbersabda :
َ ُ َْ ﱠ ُ ُ َ ﱠ َُ ُ َ َ ﱠ َ َ
ِإ َوﻗﺪ ﺑ ﱢﻴﻦ ﻟ ْﻢ، و َ ِﺎﻋﺪ ِﻣﻦ اﻟﻨﺎر،َﻣﺎ ِﻘ َﻲ ﺷ ْﻲ ٌء ﻘ ﱢﺮب ِﻣﻦ اﻟﺠﻨ ِﺔ
“Tidak ada sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka
kecuali sudah diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Ath
Thabrāni di dalam Al Mu’jamil Kabīr)
Datang beberapa orang Yahudi kepada Salmān Al-Fārisi radhiyallāhu ‘anhu dan
mengatakan:
َ َ ﱠ َ َ ُ َ َ َْ
ﻗﺪ ﻋﻠ َﻤ ْﻢ ﻧ ِ ﱡ ْﻢ َﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ْ ِﻪ َو َﺳﻠ َﻢ ﱠﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﺣﺘﻰ اﻟ ِﺨ َﺮ َاءة
46
“Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai tata cara buang air
kecil.” (HR Muslim)
Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia diajarkan oleh Islam maka
bagaimana dengan permasalahan yang lain?
⇒ Islam mengajarkan:
• ‘Aqidah kepada Allāh
• Akhlaq kepada manusia
• Tatacara berdagang
• Makanan yang halal
• Makanan yang haram
• Dan lain-lain.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya bersyukur atas nikmat hidayah kepada
Islam ini ketika banyak manusia yang tidak mendapatkannya.
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Marātib
(Tingkatan-tingkatan) Di Dalam Islam”.
Di dalam hadits ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan Imām
Muslim; Datang Malaikat Jibrīl yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin
Allāh, bertanya kepada Rasūlullāh ﷺtentang beberapa pertanyaan, diantaranya
tentang “Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan”.
Maka Rasūlullāh ﷺmenjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut. Kemudian di
akhir hadits Rasūlullāh ﷺberkata:
َْ ُ َ ْ ُ َ ﱠ
ﻓ ِﺈﻧﻪ ِﺟ ْﺒﺮ ُﻞ أﺗﺎ ْﻢ َﻌﻠ ُﻤ ْﻢ ِدﻳﻨ ْﻢ
“Sesungguhnya dia adalah Jibrīl yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian,
agama kalian.”
Di dalam hadits ini disebutkan 3 tingkatan dalam agama yaitu:
◆ Islam
◆ Iman
◆ Ihsan
Iman lebih tinggi daripada Islam & Ihsan lebih tinggi daripada Iman.
⇒Islam berkaitan dengan amalan zhahir.
⇒Iman berkaitan dengan amalan bathin.
⇒Ihsan adalah puncak dari amalan zhahir & bathin.
Orang yang sampai derajat Ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi
dalam Islam dan juga Iman.
Setiap orang yang beriman dia adalah orang yang Islam, tetapi tidak semua orang yang
Islam, dia beriman.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
47
ۖ ْ ُ ُ ْ ُ َْ َ ُ ْ َ ُ ُْ ُ ََْْ ُ َﱠ َ
آﻣﻨﺎ ۖ ﻗ ْﻞ ﻟ ْﻢ ﺗﺆ ِﻣﻨﻮا َوﻟ ٰ ِ ﻦ ﻗﻮﻟﻮا أ ْﺳﻠ ْﻤﻨﺎ َوﻟ ﱠﻤﺎ ﺪﺧ ِﻞ ِاﻹ َﻤﺎن ِﻓﻲ ﻗﻠ ِ ﻢ ﻗﺎﻟ ِﺖ اﻷﻋﺮاب
“Berkata orang-orang Arab Badui: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah: ‘Kalian belum
beriman.’ Dan katakanlah oleh kalian: ‘Kami telah Islam.’ Dan belum masuk Iman di
dalam hati-hati kalian.” (QS Al Hujurāt: 14)
Mereka berkata di awal mereka masuk Islam bahwa mereka sudah sampai derajat
keimanan.
Maka merekapun diperintahkan untuk mengatakan “Kami telah Islam” karena hakikat
keimanan belum masuk di dalam hati-hati mereka.
Dan masing-masing dari tiga tingkatan tersebut memiliki rukun.
⇒Yang dimaksud dengan rukun adalah yang terpenting/terkuat dari sesuatu.
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īslam /
Rukun-Rukun Islam”.
Syariat islam yang dibawa oleh Nabi kita ﷺterdiri dari amalan yang dhahir dan batin.
Amalan dhahir yang paling penting adalah rukun islam yang jumlahnya ada lima yang
tercantum dalam sabda Nabi ﷺ,
Islam adalah engkau bersyahadat Laa ilaaha illallahu dan bahwasanya Muhammad
Rasulullah dan mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan
melakukan haji apabila engkau mampu menuju ke sana (HR. Muslim).
Pertama adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali
Allah dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah ﷺMaknanya telah diterangkan dalam
silsilah nomor satu sampai dengan tiga.
Yang kedua adalah mendirikan sholat lima waktu dan hukumnya adalah wajib bagi
setiap muslim yang dewasa dan berakal. Barang siapa yang mengingkari kewajiban
sholat maka dia adalah kafir. Dan barang siapa yang meninggalkannya karena malas
padahal mengakui kewajiban tersebut maka dia berada dalam bahaya yang besar,
karena para ulama berselisih tentang kekafiran orang tersebut.
Yang ketiga adalah membayar zakat hukumnya adalah wajib sebagaimana sholat lima
waktu hukumnya juga wajib bagi orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Dan
hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan harta seseorang.
Yang keempat berpuasa di bulan Ramadhan wajib bagi seorang muslim yang dewasa,
berakal, memiliki kemampuan dan tidak ada penghalang seperti haid dan nifas.
Yang kelima adalah menunaikan ibadah haji hukumnya wajib sekali dilakukan seumur
hidup bagi orang yang mampu pergi ke sana dan seorang muslim dan juga muslimah
hendaknya memberikan perhatian yang besar kepada rukun islam ini.
48
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īmān /
Rukun-Rukun Iman”.
Amalan bathin yang paling penting dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasūlullāh
ﷺadalah Rukun Iman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi ﷺketika
Beliau ditanya tentang “Apa itu iman?” :
َ ﱢ
ِ أَنْ ﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ وَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﻪِ وَﻛُﺘُﺒِﻪِ وَرُﺳُﻮْﻟِﻪِ وَاﻟْﻴَﻮْمِ اﻵﺧِﺮِ وَﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪَرِ ﺧَﻴْﺮِەِ وَ ﺷﺮە
َ ُ َ َ
Beriman bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberisi petunjuk
bagi manusia.
Beriman dengan sebagian nama-nama dari kitab-kitab yang sudah Allāh turunkan
seperti shuhūf Ibrāhīm, Zabur, Taurāt, Injīl dan juga Al Qurān.
█ RUKUN IMAN KE-4 | Beriman kepada para Rasul. Adalah:
Beriman bahwa kerasulan adalah pilihan semata dari Allāh.
Beriman bahwasanya para Rasul adalah sebaik-baik manusia.
Beriman dengan beberapa kekhususan para Rasul ‘alayhimussalām.
Beriman bahwasanya dakwah mereka satu.
Dan lain-lain.
█ RUKUN IMAN KE-5 | Beriman kepada hari akhir. Adalah beriman dengan segala hal
yang berkaitan dengan hari akhir, seperti:
• Fitnah kubur
• Nikmat dan juga azab kubur
• Tanda-tanda dekatnya hari kiamat
• Ditiupnya sangkakala
• Kebangkitan manusia
• Sampai masuknya manusia ke dalam surga ataupun neraka.
49
Kemudian yang terakhir,
█ RUKUN IMAN KE-6 | Beriman kepada takdir. Adalah beriman bahwasanya
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
Mengetahui segala sesuatu,
Menulis segala sesuatu, dan
Terjadi segala sesuatu dengan kehendak Allāh, dan
َ ُ َ َ
Dia-lah Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰyang menciptakan segala sesuatu.
Hendaknya seorang Muslim dan juga Muslimah memberikan perhatian yang besar
terhadap 6 Rukun Iman ini.
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Ihsan Dan Juga
Rukunnya”.
Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allāh atau merasa di lihat Allāh baik zhahir
maupun bathinnya maka ia akan:
Beramal seikhlas mungkin.
Sesesuai mungkin dengan ajaran Nabi ﷺ
Dia akan meninggalkan kemaksiatan baik kemaksiatan yang dilakukan hati, lisan
maupun anggota badan yang lain.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ْ َ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ ُ ُ َ ﱠ ﱠ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َْ َ ُ َ
آن َو ﺗ ْﻌ َﻤﻠﻮن ِﻣﻦ ﻋ َﻤ ٍﻞ ِإ ﻛﻨﺎ ﻋﻠ ْ ْﻢ ﺷﻬﻮدا ِإذ ﺗ ِﻔ ﻀﻮن ِﻓ ِﻪ ۚ َو َﻣﺎ ْﻌﺰب ﻋﻦٍ َو َﻣﺎ ﺗ ﻮن ِﻓﻲ ﺷﺄ ٍن َو َﻣﺎ ﺗﺘﻠﻮ ِﻣﻨﻪ ِﻣﻦ ﻗ ْﺮ
َ ﱠ َ َ َ ْ َ َ ْ َٰ َ َ َ َ َ ﱠ ََ َْ َرﱢ َﻚ ﻣ ْﻦ ﻣ ْﺜ َﻘﺎل َذ ﱠ
ﺎب ُﻣ ِﺒﻴﻦ
ٍ ﺘ ﻛ
ِ ﻲ ﻓِ إِ ﺮ ﺒ أ و ﻚ ﻟ
ِ ذ ﻦﻣِ ﺮ ﻐﺻ أ و ﺎء
ِ ﻤ اﻟﺴ ﻲ ﻓِ و ض رْ اﻷ ﻲ ﻓِ ةٍ ر ِ ِ ِ
“Dan tidaklah kamu dalam sebuah keadaan dan tidaklah kamu membaca Al Qurān dan
tidaklah kalian mengamalkan sebuah amalan kecuali kami mengetahuinya ketika kalian
mengamalkannya tidak ada yang luput dari Rabb-Mu sesuatu sebesar dzarah pun
dibumi maupun dilangit. Dan tidak ada sesuatu yang lebih kecil daripada itu dan tidak
ada yang lebih besar kecuali ada di dalam kitab yang jelas.” (QS Yūnus: 61)
َ ُ َ َ
Dan Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
50
َ َ َ ُ َْ َ ُ ََْ ُ ُ ْ َْ ُ ُُْ ْ ْ ُ ُ َ ُ ْ ُ ْ ْ ُ
ات َو َﻣﺎ ِﻓﻲ اﻷ ْرض ۗ َواﻟﻠﻪ ﻋﻠ ٰﻰ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻗ ِﺪ ٌﻳﺮ َ َ ﱠ
ِ ﻗﻞ ِإن ﺗﺨﻔﻮا ﻣﺎ ِﻓﻲ ﺻﺪور ﻢ أو ﺗ ﺪوە ﻌﻠﻤﻪ اﻟﻠﻪ ۗ و ﻌﻠﻢ ﻣﺎ ِﻓﻲ اﻟﺴﻤﺎو
Halaqah yang pertama dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah
tentang Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir
Hari akhir, dinamakan demikian, karena tidak ada hari setelahnya. Tidak ada lagi hari
yang kita kenal yang dimulai dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan
tenggelamnya. Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan segala hal
yang berkaitan dengan hari akhir tersebut, mulai dari kematian, fitnah kubur, nikmat
dan adzab kubur, tanda-tanda hari kiamat, kebangkitan manusia, dikumpulkannya
manusia, perhitungan dan penimbangan amal dan seterusnya sampai masuknya
manusia ke dalam surga atau neraka. Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman,
yang tidak sah iman seseorang bila tidak beriman dengannya. Allah berfirman :
َ َۢ ٰ َ َ َ ۡ َ ﱠ َۡ ُ ٓ ُ َ
ِﻌ ﺪا َو َﻣﻦ ﻔ ۡﺮ ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ َو َﻣﻠ ٰ ﻜ ِﺘ ِﻪۦ َو ﺘ ِ ِﻪۦ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ َوٱﻟ َﻴ ۡﻮ ِم ٱﻷ ِﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿﻞ ﺿﻠ
َ َ َ َ َ ُْ ُ َُ ُ َ َ َ َ َ ُْ ْ
اﻵﺧﺮ َوﺗﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر ﺧ ْﻴﺮ ِە َوﺷ ﱢﺮ ِە َْ َ
ِ أن ﺗﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ وﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ و ﺘ ِ ِﻪ ورﺳ ِﻠ ِﻪ واﻟﻴﻮ ِم
51
"Mereka bertanya kepadamu tentang hari kiamat kapan terjadinya, katakanlah
sesungguhnya ilmunya di sisi Rabb-ku. Tidak mengetahui waktunya, kecuali Dia." (Al-
A'raf : 187)
Malaikat Jibril 'alaihissalam pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang
kepada Rasulullah ﷺdan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi. Maka beliau
ﷺmenjawab,
Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari pada yang bertanya (HR. Muslim)
َ ُ َ َ
Apabila Malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdan Rasulullah ﷺ,
Nabi yang paling dekat dengan Allah tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat,
maka bagaimana selain keduanya bisa mengetahui. Yang lebih penting dari pada itu
bagi seorang hamba yang berakal adalah mempersiapkan bekal yang cukup untuk
menghadapi hari tersebut.
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah "Bekal
Perjalanan Menuju Negeri Akhirat"
Perjalanan menuju negeri akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang. Seorang
ُ َ َ
hamba membutuhkan bekal yang cukup agar sampai ke dalam surga Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰdengan selamat. Bekal tersebut adalah takwa kepada Allah. Allah Subhanahu Wa
Ta'ala berfirman :
52
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah kemudian
mereka beristiqomah, maka tidak ada ketakutan atas mereka, dan mereka tidak akan
bersedih." (Al-Ahqaf : 13)
Dan orang yang celaka di akhirat adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya ketika di
َ ُ َ َ
dunia dan dia lalai dengan hari pembalasan. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
ً۬ َ ۬ َ ُ َ ََ َ َ َ ﱠ َ ٰٓ ُ َ ٓ ُ ﱡ
ﺎﺟﻠﺔ َو ﺬ ُرون َو َرا َءﻫ ۡﻢ ﻳ ۡﻮ ًﻣﺎ ﺛ ِﻘ
ِ ِإن ﻫ ﺆ ِء ِﺤﺒﻮن ٱﻟﻌ
"Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan hari yang berat
yang ada di belakang mereka". (Al-Insan : 27)
َ ُ َ َ
Semoga Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang
bertakwa.
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir berjudul Menjalankan
Perintah Allah Bekal Menuju Akhirat"
َ ُ َ َ
Perintah Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰapabila dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah
Rasulullah ﷺmaka akan menjadi khasanah atau pahala dan bekal menuju akhirat bagi
َ ُ َ َ
seorang hamba. Perintah yang paling dicintai oleh Allah S ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰadalah apa yang
َ ُ َ َ
Allah wajibkan. Rasulullah ﷺbersabda, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberkata,
َ ُ ْ َْ َو َﻣﺎ َﺗ َﻘ ﱠﺮ َب إﻟ ﱠﻲ َﻋ ْ ﺪي َﺸ ْﻲء أ َﺣ ﱠ
ﺐ ِإﻟ ﱠﻲ ِﻣ ﱠﻤﺎ اﻓﺘ َﺮﺿﺖ ﻋﻠ ْ ِﻪ ٍ ِ ِ ِ
Dan tidaklah hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai
dari pada apa yang sudah Aku wajibkan atasnya (HR. Bukhori)
Oleh karena itu seorang muslim, hendaknya memperhatikan kewajiban-kewajiban yang
telah Allah wajibkan atasnya dan melaksanakan kewajiban tersebut dengan sebaik-
baiknya.
53
4. Membaca Al-Qur'an dan lain-lain.
Memilih di antara amalan tersebut yang bisa dia kerjakan dengan baik dan bisa
dilakukan secara terus-menerus.
Di antara amalan yang besar pahalanya adalah :
1. Menuntut ilmu agama,
2. Dzikrullah,
َ ُ َ َ
3. Berjihad di jalan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
4. Akhlak yang baik,
5. Berdakwah di jalan Allah dan lain-lain.
Orang yang sibuk dengan sesuatu yang menjadi kewajibannya sehingga tidak bisa
mengerjakan sesuatu yang mustahab atau sunnah, maka dia mendapatkan uzur. Adapun
orang yang sibuk dengan sesuatu yang mustahab kemudian dia lalai dengan kewajiban
ُ َ َ
dia, maka orang tersebut adalah orang yang tertipu. Mintalah kepada Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰpertolongan di dalam beramal dan mintalah kepada-Nya supaya amalan tersebut
َ ُ َ َ
diterima. Semoga Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemasukkan kita ke dalam surga-Nya dengan
sebab amal kita yang sedikit dan penuh dengan kekurangan ini dan rahmat serta kasih
َ ُ َ َ
sayang Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰlebih kita harapkan dari pada amalan kita.
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah "Meninggalkan
Kemaksiatan Merupakan Bekal Menuju Akhirat"
َ ُ َ َ ۡ ُ َ ٰ َ ْ ٰٓ َ ۡ َ ٰ ُ ﱠ ُ ﱠ َ َ
ﻴﮩﺎ ﺧ ٰ ِﻠﺪونَوٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮوا َو ﺬﺑﻮا ِﺑ ﺎﻳ ِﺘﻨﺎ أوﻟ ﻚ أﺻﺤ ﺐ ٱﻟﻨﺎر ﻫﻢ ِﻓ
"Dan orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami, merekalah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah : 39)
Yang kedua adalah syirik besar. Syirik ini lebih khusus dari kekufuran. Setiap syirik
َ ُ َ َ
adalah kekufuran. Tapi tidak setiap kekufuran adalah syirik. ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
َ ﻴﻦ ﻣ ۡﻦ أ
ﻧﺼ ۬ﺎر
َ َ َ ُ َ ﱠَ َ َ َٰ ُ ﱠ ۡ َ ُ َََ ۡ َ ﱠ ۡ ۡ ُ َ ُ ﱠ
ِ ِإﻧﻪ ۥ ﻣﻦ ﺸﺮك ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ ﻓﻘﺪ ﺣﺮم ٱﻟﻠﻪ ﻋﻠ ِﻪ ٱﻟﺠﻨﺔ وﻣﺄو ﻪ ٱﻟﻨﺎر وﻣﺎ ِﻟﻠﻈ ٰ ِﻠ ِﻤ
54
َ ُ َ
"Sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmaka sungguh
Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengharamkan atasnya surga dan tempat kembalinya
adalah neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang berbuat zalim." (Al-
Maidah : 72)
Yang ketiga adalah nifaq besar, yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan
menampakkan keimanan dengan lisan dan perbuatan. Orang munafik termasuk orang
kafir, bahkan lebih besar dosanya dari orang kafir yang menampakkan kekafirannya.
َ ُ َ َ
Dan di akhirat azab mereka lebih dahsyat. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman dalam
َ ُ َ َ َ ﱠ َ َۡ ﱠ َ َ ﱠ
ِإن ٱﻟ ُﻤﻨ ٰ ِﻔ ِﻘﻴﻦ ِﻓﻰ ٱﻟﺪ ۡر ِك ٱﻷ ۡﺳﻔ ِﻞ ِﻣﻦ ٱﻟﻨﺎر َوﻟﻦ ﺗ ِﺠﺪ ﻟﻬ ۡﻢ ﻧ ِﺼﻴﺮا
"Sesungguhnya orang-orang munafik berada di lapisan paling bawah dari neraka. Dan
engkau tidak akan mendapatkan penolong bagi mereka." (An-Nisa : 145)
Alhamdulillah yang telah memberikan kita petunjuk kepada Islam, kalau bukan karena
َ ُ َ َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰniscaya kita tidak mendapatkan petunjuk. Semoga Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemberikan kita ketetapan hati di atas agama islam ini sampai kita bertemu
dengan-Nya.
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dosa-dosa
Besar dan Dosa-dosa Kecil"
Di antara dosa yang berbahaya bagi seorang hamba di akhirat. Yang pertama adalah
dosa bid'ah yang tidak sampai mengkafirkan pelakunya. Bid'ah secara istilah syariat
adalah cara yang diada-adakan di dalam agama yang menyerupai syariat, dimaksudkan
َ ُ َ َ ُ
untuk berlebih-lebihan di dalam bertaqarrub kepada Allah ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ. Dan bid'ah
adalah perkara yang paling jelek. Rasulullah ﷺbersabda :
Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan. Dan setiap bid'ah
adalah sesat (HR. Muslim)
Orang yang melakukan bid'ah seakan-akan menganggap agama yang dibawa oleh
Rasulullah ﷺbelum sempurna dan seakan-akan dia telah menuduh Rasulullah
َ ُ َ َ ُ
ﷺmengkhianati risalah Allah ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ. Pelaku bid'ah merasa dirinya di atas
ُ َ َ
petunjuk, sehingga sulit dia untuk memperoleh hidayah kecuali orang yang Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ
َ
َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰrahmati.
Yang kedua di antara dosa-dosa yang berbahaya bagi seorang hamba adalah dosa-dosa
besar. Yaitu semua dosa yang diancam pelakunya dengan hukuman di dunia atau laknat
َ ُ َ َ َ ُ َ َ
dari Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰatau amarah dari Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰatau diancam dengan
neraka. Seperti berzina, mencuri, riba, durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa hak
dan lain-lain. Kemudian , Yang ketiga adalah dosa-dosa kecil yaitu dosa yang tidak
sampai kepada dosa-dosa besar. Seperti melihat kepada aurat wanita yang tidak halal
baginya dan lain-lain. Dosa kecil ini bisa menjadi besar karena beberapa sebab di
55
antaranya adalah apabila dilakukan secara terus-menerus tanpa melakukan taubat
َ ُ َ َ ُ
kepada Allah ﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ. Rasulullah ﷺbersabda :
ُ َ ُْ ﱠ ُ َ ﱠ َ َ َ ْ َ َ ﱠُ ﱠ ُ ﱡ َﱠ ْ َ ُ َ ﱠ
اﻟﺮﺟ ِﻞ ﺣﺘﻰ ﻳﻬ ِﻠ ﻨﻪ ﻮب ﻓ ِﺈﻧﻬﻦ ﺠﺘ ِﻤ ْﻌﻦ ﻋﻠﻰ
ِ ات اﻟﺬ
ﻧ ِ إ ِ ﺎ ﻢ وﻣﺤﻘﺮ
Hati-hatilah kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan, karena sesungguhnya dosa-
dosa tersebut berkumpul pada diri seseorang sampai membinasakannya (Hadits Shahih
Riwayat Imam Ahmad)
Dosa berupa kedzaliman kepada orang lain baik harta, kehormatan maupun fisik akan
menjadi penyesalan di hari kiamat, apabila tidak meminta dihalalkan di dunia ini.
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Penghapus
Dosa"
Setiap anak Adam pasti memiliki dosa. Untuk itu setiap muslim hendaknya mengetahui
perkara-perkara yang bisa menghapus dosa tersebut, supaya dia keluar dari dunia ini
dengan keadaan sebersih mungkin dari dosa. Empat perkara yang apabila diamalkan
ُ َ َ
bisa menghapus dosa seseorang : Yang pertama adalah taubat yang nasuha Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
َ ُ ﱢ ﱡ َ َ َ ً۬ ﱠ ُ ُ ُ َ َٓ ﱡ
ﻳ ٰ ﺄﻳ َﮩﺎ ٱﻟ ِﺬﻳﻦ َء َاﻣﻨﻮا ﺗ ٓﻮا ِإﻟﻰ ٱﻟﻠ ِﻪ ﺗ ۡ ﺔ ﻧ ُﺼﻮﺣﺎ ﻋ َﺴ ٰﻰ َر ۡﻢ أن ﻔ َﺮ ﻋﻨ ۡﻢ َﺳ ﱢﻴ ِﺎﺗ ۡﻢ
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat
yang nasuha, semoga Rabb kalian menghapus dosa-dosa kalian". (At-Tahrim : 8)
Taubat yang nasuha adalah taubat yang memenuhi tiga syarat : penyesalan yang
mendalam, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan bertekad kuat untuk tidak
melakukannya di masa yang akan datang. Apabila dosa tersebut berkaitan dengan hak
orang lain maka hendaklah segera menunaikan hak tersebut dan minta segera
dihalalkan. Apabila berupa harta maka segera dikembalikan dan apabila berupa
kehormatan maka segera meminta maaf.
َ ُ َ َ
Yang kedua memperbanyak memohon maghfirah dari Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdan makna
memohon maghfirah yang pertama adalah memohon supaya ditutupi dosanya dari
ُ َ َ
manusia, kemudian memohon supaya dosa-dosanya tersebut dihapus oleh Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰsehingga tidak diazab dengan dosa yang sudah dilakukan. Rasulullah ﷺbersabda :
ۚ ُۡ ۡ َ ﱠ ﱢ َ َ َ ﱠ
ِ ِإن ٱﻟﺤﺴﻨ ٰ ِﺖ ﺬ ِﻫﺒﻦ ٱﻟﺴﻴ
ﺎت
56
"Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan menghilangkan kejelekan-kejelekan." (Hud
: 114)
Yang ke empat adalah bersabar ketika tertimpa musibah Rasulullah ﷺbersabda :
ُ َ
Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰakan menghapus dengan musibah tersebut dosanya sampai apabila dia terkena
duri (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, janganlah seorang muslim berputus asa bagaimanapun besar dosa yang
َ ُ َ َ
ia lakukan. Perbaikilah amal di sisa umur yang ada. Semoga Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰAl-
Ghoffururrohiim mengampuni dan menutupi dosa-dosa kita yang telah lalu.
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Kematian"
Kematian adalah keluarnya nyawa seseorang dari jasadnya. Kematian adalah ciptaan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji siapa diantara kita yang paling baik
amalannya. dia adalah sunnatullah bagi setiap jiwa, bagaimanapun dia berusaha untuk
َ ُ َ َ
lari dari kematian tersebut. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
ُ َ َ َْ
ﱡﻞ ﻧﻔﺲ ذ ِﺋﻘﺔ اﻟ َﻤ ْﻮ ِت
"Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian," (Ali Imran : 185)
Seseorang tidak mengetahui kapan dan dimana dia akan meninggal. Dan apabila datang,
maka kematian tersebut tidak bisa diundurkan. Sering mengingat mati adalah perkara
yang diperintahkan oleh Nabi ﷺDiharapkan dengan mengingat mati seseorang lebih
khusuk di dalam beribadah, bersegera bertaubat dan tidak lalai atas kenikmatan dunia
yang fana ini. Rasulullah ﷺbersabda :
ﱠ َ َ ُ
ات
ِ أ ِﺜﺮوا ِذﻛﺮ ﻫ ِﺎذ ِم اﻟﻠﺬ
Harapan setiap muslim adalah meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, yaitu
meninggal dalam keadaan taat kepada Allah. Caranya adalah dengan berdo'a dan
َ ُ َ َ
menjaga ketaatan kepada Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰselama hidupnya. Di dalam sebuah hadits
yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah ﷺmengabarkan bahwa
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰapabila menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka akan
diberikan taufik untuk beramal shalih sebelum ia meninggal dunia.
Dan diantara amal shalih tersebut adalah mengucapkan Laa ilaaha illallah. Rasulullah
ﷺbersabda :
57
ََ ﱠ َ َ ُ َ َ ﱠ َ َ ْ َ
آﺧ ُﺮ ِﻣ ِﻪ ِإﻟﻪ ِإ اﻟﻠﻪ دﺧ َﻞ اﻟﺠﻨﺔ
ِ ﻣﻦ ﺎن
Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah kalimat Laa ilaaha illallah maka dia akan masuk
ke dalam surga. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud).
Kecanduan melakukan dosa, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi tanpa
diiringi dengan taubat dikhawatirkan akan menjadi sebab su-ul khatimah. Semoga
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmembersihkan hati kita dari ketergantungan dengan dosa.
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Fitnah
Kubur"
Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur.
Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian. Fitnah kubur adalah tiga pertanyaan yang
akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit baik seorang mukmin,
kafir maupun munafiq. Ditanya tentang siapa Rabb-nya? Siapa Nabi-nya? Dan apa
agamanya?
Suatu hari Rasulullah ﷺpernah menguburkan mayat bersama para sahabat. Kemudian
beliau berkata kepada mereka :
Hendaklah kalian memohon ampun untuk saudara kalian dan mintalah untuknya
ketetapan hati karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya (Hadits Shahih
Riwayat Abu Daud)
Yang akan menjawab pertanyaan dengan baik adalah orang yang Allah tetapkan
hatinya. Yang dia dahulu di dunia mengenal Allah, mengenal Rasul-Nya dan juga
mengenal agama islam. Kewajiban seorang muslim adalah bersungguh-sungguh
mempersiapkan jawaban yang benar untuk menghadapi ujian yang soal-soalnya sudah
dibocorkan ini. Dan penjelasan tentang mengenal Allah, Rasulullah dan agama islam
telah kita sebutkan di dalam silsilah ilmiyyah nomor 2, 3, 4. Ada beberapa orang yang
mereka kelak tidak akan menghadapi fitnah kubur. Di antaranya adalah para syuhada
ُ َ َ
yaitu orang-orang yang meninggal di dalam peperangan di jalan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰSeorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ: "Yaa Rasulullah, mengapa
orang-orang yang beriman diuji di dalam kubur mereka kecuali orang yang syahid?"
Maka Rasulullah ﷺmenjawab:
Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian (Hadits Shahih Riwayat An-
Nasa'i).
58
Di antara mereka adalah orang yang meninggal di hari jumat atau malam jumat.
Rasulullah ﷺbersabda :
َ ََْ ُ ُ َ ﱠ ُ َ ُ َ ُ َ ْ
َﻣﺎ ِﻣﻦ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ٍﻢ ُﻤﻮت ﻳ ْﻮ َم اﻟﺠ ُﻤ َﻌ ِﺔ أ ْو ﻟ ْ ﻠﺔ اﻟﺠ ُﻤ َﻌ ِﺔ ِإ َوﻗﺎە اﻟﻠﻪ ِﻓﺘﻨﺔ اﻟﻘ ْﺒﺮ
Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari jumat atau malam jumat kecuali Allah
Subhanahu Wa Ta'ala akan menjaganya dari fitnah kubur (Hadits Hasan Riwayat
Tirmidzi)
َ ُ َ َ
Kita memohon kepada Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmenetapkan hati kita dan orang-orang yang
kita cintai di dalam menghadapi fitnah kubur.
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Ni'mat dan
Azab Kubur Bagian Yang Pertama"
Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya azab dan nikmat
kubur. Kewajiban seorang mukmin adalah beriman meskipun belum atau tidak
mengetahui hakekat caranya. Kata kubur di sini adalah kebanyakan atau keumuman
dan bukan merupakan pembatasan. Artinya seseorang akan tetap mendapatkan azab
atau nikmat kubur kalau memang dia berhak meskipun dia mati dalam keadaan
tenggelam atau terbakar sehingga menjadi abu atau dimakan binatang buas atau yang
lain. Tentunya dengan cara yang Allah ketahui. Dalil adanya azab kubur di dalam Al-
َ ُ َ َ
Qur'an di antaranya adalah firman Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtentang orang-orang munafiqin
َ ََ َ ۚ َ َُ ﱢ ُُ ْ َﱠَْ ُ ﱠ َُ ﱡ
ٍ ﺳﻨﻌﺬﺑﻬﻢ ﻣﺮﺗﻴﻦ ﺛﻢ ﻳﺮدون ِإﻟ ٰﻰ ﻋﺬ
اب ﻋ ِﻈ ﻢ
"Kami akan mengazab mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada
azab yang besar." (At-Taubah : 101)
Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata di dalam tafsirnya, azab yang pertama
adalah di dunia dan azab yang kedua adalah di kubur. Di dalam hadits Albarra' ibnu
'Azib radhiallahu 'anhu yang panjang yang menceritakan tentang fitnah, nikmat dan
azab kubur, Rasulullah ﷺbersabda :
َ ََ ْ َ ْ
اب اﻟﻘ ْﺒﺮ
ِ ﺎﻟﻠﻪ ِﻣﻦ ﻋ
ﺬ ِ ِ إﺳﺘ ِﻌ ﺬو
Hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari azab kubur (Hadits shahih riwayat Abu
Dawud dan juga yg lain)
Hadits-hadits tentang azab kubur termasuk mutawatir menurut para 'ulama.
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Nikmat dan
Azab Kubur Bagian yang kedua"
59
dari surga, diberi pakaian dari surga, dibuka pintu menuju surga, sehingga dia diterpa
angin surga dan mencium wanginya bau surga dan diluaskan kuburnya sejauh mata
memandang. Kemudian ditemani amal shaleh yang selama ini dia lakukan di dunia, yang
Allah wujudkan berupa seorang yang berwajah bagus, berpakaian indah dan berbau
wangi. Adapun orang yang kafir, maka ketika tidak bisa menjawab fitnah kubur dia akan
diberi alas yang berasal dari neraka, pakaian dari neraka, dibuka pintu menuju neraka
sehingga dia diterpa angin yang panas dari neraka. Kemudian disempitkan kuburnya,
sehingga tulang rusuknya saling bersilangan. Kemudian ditemani dosa-dosa yang
selama ini dia lakukan di dunia, yang Allah wujudkan berupa seorang yang buruk rupa
dan pakaian serta menyengat bau badannya.
Secara umum kemaksiatan adalah sebab azab kubur. Rasulullah ﷺtelah menyebutkan
beberapa kemaksiatan yang merupakan sebab azab kubur di antaranya adalah
namimah yaitu mengadu domba dan juga tidak menjaga kesucian diri dan juga pakaian
dari air kencing. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
juga Muslim.
Azab kubur bagi orang yang beriman bisa terhenti dan terputus dengan sebab tertentu
di antaranya adalah doa orang yang berziarah. Menghindari kemaksiatan dan bertaubat
dari kemaksiatan adalah cara untuk selamat dari azab kubur. Doa sebelum salam yang
diajarkan Rasulullah ﷺhendaknya jangan diremehkan, meskipun hukumnya sunnah.
ََ ْ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ﱠَ ُ ﱠ ﱢ َ َ ْ َ َْ ﱠ ﱠ ْ َ َْ َ ْ َ ﱢ َ َ َ َ ْ َ َْ ْ َ
اب
ِ ﺬ ﻋ ﻦﻣِ ﻚ ِ ذﻮﻋأ ﻲﻧإِ ﻢﻬ ﻟﻠ ا ﻢ ﻨﻬ ﺟ اب
ِ و ِﻣﻦ ﻋ، و ِﻣﻦ ﺷﺮ ِﻓﺘﻨ ِﺔ اﻟﻤ ِﺴﻴﺢ اﻟﺪﺟﺎ ِل اﻟﻘﺒﺮ،ﺎت
ﺬ ِ و ِﻣﻦ ِﻓﺘﻨ ِﺔ اﻟﻤﺤ ﺎ واﻟﻤﻤ،
"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahanam, dan
siksaan kubur, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih
Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
َ ُ َ َ
Dan kita memohon kepada Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰsemoga melindungi kita semua dari azab
kubur.
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tanda-tanda
Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Telah Berlalu"
َ ُ َ َ
Hari kiamat adalah hari akhir dunia ini. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengabarkan bahwa hari
tersebut sudah dekat, yaitu apabila dibandingkan dengan umur dunia ini secara
َ ُ َ َ
keseluruhan. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ ُ ۬ ۡ َ ُ ُُ َۡ َ ﱠ
ٱﻗﺘ َﺮب ِﻟﻠﻨﺎس ِﺣ َﺴﺎﺑﻬ ۡﻢ َوﻫ ۡﻢ ِﻓﻰ ﻏﻔﻠ ٍﺔ ﱡﻣ ۡﻌﺮﺿﻮن
Telah dekat perhitungan bagi manusia, sedangkan mereka dalam keadaan lalai lagi
berpaling. (Al-Anbiya :1)
ُ َ َ
Tanda-tanda terjadinya hari kiamat sudah mulai bermunculan. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
ۚ َ ُ َ ۡ َ َ ۡ َ َ ً۬ َ ۡ َ ُ َ َ َ َ ََ ۡ َ ُ َ ﱠ ﱠ
ٱﻟﺴﺎﻋﺔ أن ﺗﺄ ِﺗﻴﮩﻢ ﻐﺘﺔ ﻓﻘﺪ ﺟﺎء أﺷﺮاﻃﻬﺎ ﻓﻬﻞ ﻳﻨﻈﺮون ِإ
60
Maka mereka tidaklah menunggu kecuali hari kiamat yang akan datang dengan tiba-tiba
maka sungguh telah datang tanda-tandanya. (Muhammad : 18)
Di antara tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah diutusnya
Nabi kita Muhammad ﷺBeliau pernah bersabda :
َ َ ُ َ ُ ْ ُ َ َ ﱠ
اﻟﺴﺎﻋﺔ ﻛﻬﺎﺗ ْﻴﻦِﻌﺜﺖ أﻧﺎ و
Diutusnya aku dan bangkitnya hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yaitu jari tengah
dan jari telunjuk (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah
َ ُ َ َ
terbelahnya bulan. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ َ ﱠ ُ َ ﱠ َ َۡ
ٱﻟﺴﺎﻋﺔ َوٱ ﺸﻖ ٱﻟﻘ َﻤ ُﺮ ٱﻗﺘ َﺮ ِﺖ
Halaqah yang ke-12 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tanda-tanda
Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi"
Di antaranya : Yang pertama adalah keluarnya nabi-nabi palsu setelah Nabi Muhammad
ﷺRasulullah ﷺbersabda :
Tidak akan datang hari kiamat sampai datang para pendusta mendekati tiga puluh
orang. Semuanya mengaku sebagai utusan Allah (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan yang dimaksud dengan nabi-nabi palsu di dalam hadits ini
adalah orang-orang yang mengaku menjadi nabi setelah Rasulullah ﷺdan mereka
memiliki banyak pengikut. Seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Al-Aswad Al-Amsi, Muhtar
Ats-Tsaqafi dan lain-lain. Adapun orang yang mengaku sebagai nabi dan diikuti oleh
segelintir manusia, maka ini banyak dan lebih dari tiga puluh orang.
Yang kedua berlombanya orang-orang yang dahulunya miskin dalam membangun
bangunan. Rasulullh ﷺketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang sebagian tanda-tanda
hari kiamat maka beliau mengatakan:
Engkau akan melihat orang yang dahulunya tidak beralas kaki, tidak berpakaian, orang
miskin, penggembala kambing, mereka saling berlomba-lomba dalam meninggikan
bangunan (HR. Muslim)
Kemudian di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi
Yang ketiga adalah disandarkannya pekerjaan kepada orang yang tidak berhak.
Rasulullah ﷺbersabda yang artinya
61
Apabila amanat sudah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat, Beliau ditanya : Yaa
Rasulullah, Bagaimana menyia-nyiakan amanat? Maka beliau ﷺmengatakan Apabila
sebuah perkara sudah disandarkan kepada orang yang tidak berhak, maka tunggulah
hari kiamat (HR. Bukhari)
Dan betapa banyak di zaman kita, amanat diberikan kepada orang yang tidak berhak.
Kemudian, Yang keempat adalah salam hanya untuk orang yang dikenal. Rasulullah
ﷺbersabda dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad :
Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat, apabila salam itu hanya diberikan
kepada orang yang dikenal (HR. Imam Ahmad)
Petunjuk Nabi ﷺadalah memberikan salam kepada orang yang dikenal maupun orang
yang tidak dikenal. Benar apa yang dikabarkan oleh Rasulullah ﷺdan apa yang beliau
َ ُ َ َ
sampaikan semuanya adalah wahyu dari Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰHal ini hendaknya
menambah keimanan bagi seorang muslim dan hendaknya dia waspada dan
mempersiapkan diri sebaik-baiknya menghadapi hari kiamat yang sudah semakin dekat
ini.
Halaqah yang ke-13 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tanda-
Tanda Dekatnya Hari Kiamat Yang Belum Terjadi"
ُ ً ﱢ َ َ َ ﱠ َ ُ َ َ َْ َ ُﱠ ﱠَ ُ َ ﱠ ْ َ ُ َ َ َ َ ٌ َْ ْ ْ َْ َ َ ﱡ َْ ﱠ
ﺘﻰ ﻳ ْ َﻌﺚ ِﻓ ْ ِﻪ َرﺟ ِﻣﻨﻲ – أ ْو ﺎل ز ِاﺋﺪة ِﻓﻰ ﺣ ِﺪﻳ ِﺜ ِﻪ – ﻟﻄﻮل اﻟﻠﻪ ذ ِﻟﻚ اﻟﻴﻮم ﺛﻢ اﺗﻔﻘﻮا ﺣﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﺒﻖ ِﻣﻦ اﻟﺪﻧ ﺎ ِإ ﻳﻮم – ﻗ
ْ ْ َ َ َ . َ ْ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ ْ ُ َُ َْ ْ ْ ْ َ ُ َ ً ْ َ َ ْ َ َْ ُ ْ َ
اﻃﺊ اﺳﻤﻪ اﺳ ِﻤﻲ واﺳﻢ أ ِﺑ ِﻪ اﺳﻢ أ ِﺑﻰ زاد ِﻓﻲ ﺣ ِﺪ ِﺚ ِﻓﻄﺮ ِ ِﻣﻦ أﻫ ِﻞ ﺑﻴ ِﺘﻲ ﻳﻮ: ﻤﻸ اﻷرض ِﻗﺴﻄﺎ وﻋﺪ ﻤﺎ ﻣ ِﻠﺌﺖ ﻇﻠﻤﺎ
َ
َوﺟ ْﻮرا
َ ُ َ
Seandainya tidak tersisa dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰakan
memanjangkan hari tersebut sehingga Allah mengutus seseorang yang berasal dari
keluargaku yang namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan
nama bapakku. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi
dengan kedzoliman (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)
Dalam hadits yang lain beliau ﷺmengatakan :
َ ُ َ َ ْ َ ً َْ َ َ ْﻤ َ ُﻸ ا َﻷ ْر، أ ْﺟﻠﻰ اﻟ َﺠ ْﺒ َﻬﺔ أ ْﻗ َﻨﻰ ا َﻷ ْﻧﻒ،اﻟ َﻤ ْﻬﺪ ﱡي ﻣ ﱢﻨﻲ
ض ِﻗ ْﺴﻄﺎ َوﻋﺪ َﻤﺎ ُﻣ ِﻠﺌﺖ ﺟ ْﻮرا َوﻇﻠﻤﺎ ْﻤ ِﻠﻚ َﺳ ْﺒ َﻊ ِﺳ ِﻨ ْﻴﻦ ِ ِ ِ ِ
Al-Mahdi adalah dari keluargaku. Luas dahinya, mancung hidungnya, akan memenuhi
bumi dengan keadilan setelah bumi ini penuh dengan kedzoliman dan akan berkuasa
selama tujuh tahun (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)
Dan hadits-hadits yang shahih tentang keluarnya Iman Mahdi mutawatir makna
diriwayatkan oleh 26 sahabat Nabi ﷺ
62
Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan seyakin-yakinnya dengan keluarnya
Imam Mahdi tersebut, sebagaimana disifatkan didalam hadits-hadits yang shahih. Dan
waspadalah dengan orang-orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi atau diyakini
pengkutnya sebagai Imam Mahdi. Imam Mahdi bukanlah yang sembunyi di gua selama
lebih dari 1000 tahun. Beliau akan muncul kelak sebelum datangnya Dajjal dan sebelum
turunnya Nabi Isa 'alaihissalam. Beliau adalah imam yang shaleh yang muncul di
tengah-tengah manusia, menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar.
Halaqah yang ke-14 belas dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat"
Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah sepuluh tanda menjelang datangnya
hari kiamat. Yang apabila sudah muncul sepuluh tanda tersebut, maka akan terjadilah
hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti
oleh yang lain.
Suatu saat Nabi Muhammad ﷺmelihat para sahabat sedang saling berbicara. Maka
beliau bertanya : Apa yang sedang kalian bicarakan? Maka mereka menjawab "Kami
sedang mengingat hari kiamat." Kemudian beliau ﷺberkata :
َ َ ْ َ َ َْ َ ْ ََ ﱠَ ْ َُ َ َ ﱠ
ﺎت
ٍ ِإﻧﻬﺎ ﻟﻦ ﺗﻘﻮم ﺣﺘﻰ ﺗﺮون ﻗ ﻠﻬﺎ ﻋﺸﺮ آ
Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut, sampai kalian melihat
sebelumnya sepuluh tanda-tanda, Kemudian beliau shalallahu 'alaihi wasallam
menyebutkan sepuluh tanda tersebut, yaitu:
1. Asap
2. Dajjal
3. Daabbah (seekor hewan melata)
4. Terbitnya matahari dari barat
5. Turunnya Nabi Isa Ibnu Maryam
6. Ya'juj dan Ma'juj
7. Khosf di timur (terbenamnya sebagian tanah di timur)
8. Khosf di barat
9. Khosf di Jazirah Arab
10. Api yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke padang pengumpulan (HR.
Imam Muslim).
Apa yang tersebut dalam hadis di atas bukanlah berurutan dan insya Allah akan kita
pelajari satu persatu dari tanda-tanda tersebut pada halaqah-halaqah selanjutnya.
Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dajjal
Bagian Yang Pertama"
63
Dajjal yang secara bahasa artinya pendusta besar merupakan seorang manusia
َ ُ َ َ
keturunan Nabi Adam 'alaihissalam yang di akhir zaman Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰakan
menjadikan dia fitnah terbesar dalam sejarah manusia. Rasulullah ﷺbersabda :
َ ﱠ ﱠ ٌ َ َ ﱠ َ َ َ َ
اﻟﺴﺎﻋ ِﺔ ﺧﻠﻖ أ َﺒ ُﺮ ِﻣﻦ اﻟﺪﺟﺎل َﻣﺎ ﺑ ْﻴﻦ ﺧﻠ ِﻖ آد َم ِإﻟﻰ ِﻗ َ ِﺎم
Tidak ada fitnah antara penciptaan Adam sampai hari kiamat yang lebih besar dari pada
fitnah Dajjal (HR. Muslim).
Sebelum keluarnya Dajjal, Bumi dalam keadaan kemarau yang sangat panjang. Manusia
sangat membutuhkan air dan juga makanan. Dajjal muncul dan mengaku sebagai tuhan
َ ُ َ
rabbul 'alamiin. Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemberikan dia kemampuan untuk bergerak cepat,
menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman. Dia membawa sesuatu yang
ُ َ
menyerupai surga dan neraka, sehingga orang-orang yang tidak mengenal Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰseperti orang-orang musyrik, kafir dan munafiq, mereka pun mengikuti Dajjal. Di
antaranya adalah tujuh puluh ribu orang Yahudi Asbahan (HR. Muslim)
Dan Asbahan adalah nama sebuah daerah. Sampai ada seseorang yang awalnya
menyangka dirinya beriman setelah melihat perkara yang luar biasa pada diri Dajjal,
akhirnya dia mengkuti Dajjal tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud)
Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya fitnah Dajjal ini. Rasulullah ﷺbersabda :
ُ َ ٌ ُ ُ َْ ْ َ ُ َ ُ َْ َْ ﱠ َ ْ ُ ْ ﱢ
ﻟﻘﺪ أﻧﺬ َرە ﻧ ْ ح ﻗ ْﻮ َﻣﻪ،ِإﻧﻲ أﻧ ِﺬ ُر ُﻤ ْﻮە َو َﻣﺎ ِﻣﻦ ﻧ ِﺒ ﱟﻲ ِإ ﻗﺪ أﻧﺬ َرە ﻗ ْﻮ َﻣﻪ
Sesungguhnya aku akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Dan tidaklah seorang
Nabi kecuali dia telah memperingatkan kaumnya, dari Dajjal. Demikian pula Nuh
'alaihissalam. (HR. Bukhari)
Dajjal sekarang ada di sebuah pulau. Thammim Ad-Daari seorang sahabat Nabi
shalallahu 'alaihi wasallam saat masih beragama Nashrani, dia dan beberapa orang
temannya pernah terdampar di pulau tersebut, mereka melihat Dajjal dalam keadaan
terikat kuat. Bahkan sempat terjadi dialog antara mereka dengan Dajjal. Kemudian
Thammim mengabarkan pertemuan dan dialog ini kepada Nabi ﷺsetelah masuk islam
dan dibenarkan oleh Nabi (ﷺHadits Shahih Riwayat Imam Muslim)
Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dajjal
Bagian 2 "
Rasulullah ﷺsebagai seorang Nabi yang sangat menginginkan keselamatan bagi
umatnya, telah menyebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang ciri-ciri Dajjal.
Di antaranya, bahwasanya Dajjal adalah orang yang gemuk badannya, kulitnya
berwarna merah, rambuntya keriting, mata kanannya buta, mata kirinya seperti anggur,
dan tertulis di antara kedua matanya tiga huruf Kaf, Fa dan Ra. Dalam riwayat lain
disebutkan Kafir. Semua orang yang beriman bisa membaca, baik yang buta huruf
maupun yang tidak buta huruf. Ciri-ciri di atas disebutkan dalam hadits-hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim. Di dalam shahih Muslim disebutkan
ُ َ َ
bahwasanya Dajjal tidak memiliki anak. Orang yang mengenal Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
64
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengetahui bahwasanya Dajjal bukanlah rabbul 'alamin. Mereka tahu bahwasanya
Allah tidak dilihat di dunia dan Allah tidak buta sebelah. Adapun kehebatan yang
َ ُ َ َ
dimiliki oleh Dajjal, maka semuanya adalah dengan izin Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰuntuk
menguji keimanan para hamba. Rasulullah ﷺbersabda :
Apabila samar bagi kalian Rab kalian, maka ketahuilah bahwa Rab kalian tabaroka wa
ta'ala tidaklah buta sebelah matanya dan sesungguhnya kalian tidak akan melihat Rab
kalian tabaroka wa ta'ala sampai kalian meninggal dunia (HR. Ahmad dan Abu Dawud
dishahihkan oleh Albani rahimahullah)
Dajjal akan tinggal di bumi selama 40 hari, satu hari pertama seperti satu tahun, satu
hari kedua seperti sebulan, satu hari ketiga seperti seminggu dan hari-hari yang lain
seperti hari-hari biasa (HR. Muslim).
Jadi kurang lebih apabila dihitung dengan hari-hari biasa, dia akan tinggal di bumi
selama satu tahun dua setengah bulan.
Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dajjal
Bagian 3"
Seorang muslim hendaknya mencari jalan keselamatan dari fitnah Dajjal di antaranya,
Yang pertama berusaha mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, karena
orang-orang yang mengikuti Dajjal adalah orang-orang yang tidak mengenal
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
Yang kedua menaati Rasulullah ﷺKarena Dajjal ketika dikabarkan oleh Thamim
Addaari radhiallahu 'anhu dan juga kawan-kawannya, bahwasanya Muhammad telah
muncul dan menang serta menjadi orang yang ditaati, maka Dajjal mengatakan yang
artinya,
Ketahuilah, bahwasanya menaati dia (yaitu Muhammad )ﷺadalah lebih baik bagi
mereka (HR. Muslim)
Yang ketiga adalah memperbanyak doa ketetapan hati.
Kemudian, Yang keempat adalah membaca doa yang diajarkan oleh Nabi ﷺsebelum
salam.
ِ وَﻣِﻦْ ﺷَﺮِّ ﻓِﺘْﻨَﺔِ اﻟْﻤَﺴِﻴْﺢِ اﻟﺪَّﺟَّﺎ،ِاَﻟﻠَّﻬُﻢَّ إِﻧِّﻲْ أَﻋُﻮْذُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋَﺬَابِ اﻟْﻘَﺒْﺮِ وَﻣِﻦْ ﻋَﺬَابِ ﺟَﻬَﻨَّﻢَ وَﻣِﻦْ ﻓِﺘْﻨَﺔِ اﻟْﻤَﺤْﻴَﺎ وَاﻟْﻤَﻤَﺎت
ل
Sebagian pendahulu kita, dahulu menyuruh anaknya untuk mengulang sholat lagi
apabila tidak membaca doa ini ketika sholat.
Yang kelima adalah berusaha menjauh dari Dajjal apabila mendengar tentang
kedatangannya. Karena Dajjal memiliki syubhat kerancuan yang bisa menggoyahkan
iman seseorang. Rasulullah ﷺbersabda yang artinya :
65
Barang siapa yang mendengar tentang Dajjal maka hendaklah menjauh darinya karena
demi Allah sesungguhnya seseorang mendatangi dajjal dan dia menyangka
bahwasannya dia adalah beriman ternyata kemudian dia mengikuti dajjal tersebut
karena melihat syubhat yang dimiliki oleh Dajjal tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu
Dawud)
Di dalam shahih muslim disebutkan bahwasannya manusia akan pergi ke gunung-
gunung untuk menghindari dajjal.
Kemudian yang keenam apabila mampu maka hendaklah dia pergi ke dua tanah haram
Makkah dan juga Madinah. Karena keduanya tidak bisa dimasuki oleh Dajjal (HR.
Bukhari dan Muslim)
Kemudian yang ketujuh apabila terpaksa bertemu dengan Dajjal maka hendaklah dia
bersabar, tetap diatas kebenaran dan tidak menaati Dajjal tersebut dan hendaknya dia
membaca 10 ayat yang pertama dari Surat Al-Kahfi. Rasulullah ﷺbersabda yang
artinya:
Barang siapa di antara kalian yang menemui dajjal maka hendaklah dia membaca awal
dari surat Al Kahfi (HR. Muslim)
Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan :
Barang siapa yang menghafal 10 ayat yang pertama dari Surat Al-Kahfi maka dia akan
terjaga dari Dajjal (HR.Muslim)
Yang kedelapan apabila melihat Dajjal membawa dua sungai, sungai dari api dan sungai
dari air maka petunjuk Nabi ﷺhendaknya kita memejamkan mata, menundukkan
kepala kemudian meminum dari sungai api karena sebenarnya itu adalah air yang
dingin (HR. Muslim)
Dajjal muncul di masa Imam Mahdi sebelum turunnya Nabi Isa 'alaihissalam dan akan
dibunuh oleh Nabi 'Isa. Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan munculnya
Dajjal sebagaimana dikabarkan oleh Nabi ﷺdalam hadits-hadits yang shahih. Dajjal
bukanlah khayalan atau simbol kerusakan semata.
َ ُ َ َ
Semoga Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmelindungi kita dan keluarga kita dari fitnah Dajjal.
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Turunnya
Nabi 'Isa 'Alaihissalam Bagian 1 "
Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi 'Isa
'alaihissalam, Allah subhanahu wa ta'ala menyelamatkan beliau dengan mengangkat
َ ُ َ َ
beliau ke atas kepada Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰTurunnya beliau 'alaihissalam ke Bumi, Allah
jadikan sebagai salah satu tanda besar dekatnya hari kiamat. Allah berfirman
ِوَإِﻧَّﻪُ ﻟَﻌِﻠْﻢٌ ﻟِﻠﺴَّﺎﻋَﺔ
"Dan sesungguhnya itu adalah tanda dekatnya hari kiamat." (Az-Zukhruf : 61)
Berkata 'Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, maksud dari hal itu adalah
turunnya Nabi 'Isa 'alaihissalam (diriwayatkan oleh Ath-Thobari dalam tafsirnya)
Beliau turun di saat kaum muslimin sedang di masa genting menghadapi dahsyatnya
fitnah Dajjal. Turun di waktu shubuh dan sholat di belakang Imam Mahdi, imam kaum
muslimin saat itu. Rasulullah ﷺbersabda :
66
ﻛﻴﻒ أﻧﺘﻢ إذا ﻧﺰل ﺑﻦ ﻣﺮﻳﻢ ﻓﻴﻜﻢ وإﻣﺎﻣﻜﻢ ﻣﻨﻜﻢ
Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam di tengah-tengah kalian dan imam kalian saat
itu adalah dari kalian (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal yang pertama kali yang beliau lakukan adalah membunuh Dajjal yang sedang
mengepung sebagian kaum muslimin di Baitul Maqdis. Beliau membunuh dengan
tombak kecil beliau setelah itu Dajjal hampir melarut habis seperti melarutnya garam
karena melihat Nabi 'Isa 'alaihissalam. Kemudian umat islam pun memerangi orang-
orang yang bersama Dajjal, di antaranya adalah orang-orang Yahudi, sampai batu dan
juga pohon-pohonan membantu umat islam memerangi orang-orang Yahudi. Setiap ada
orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi di belakang batu atau pohon maka
berkatalah batu atau pohon tersebut :
Wahai muslim, ini Yahudi bersembunyi di belakangku, maka bunuhlah dia. Kecuali
pohon Ghorqot (Hadits shahih HR.Muslim)
Setelah itu keluarlah Ya'juj dan juga Ma'juj yang membuat kerusakan besar di
permukaan Bumi maka Nabi 'Isa 'alaihissalam dan juga kaum muslimin berdoa kepada
َ ُ َ َ
Allah supaya Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmembinasakan mereka.
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Turunnya
Nabi Isa 'Alaihissalam Bagian 2"
Setelah Ya'juj dan Ma'juj binasa, jadilah Nabi 'Isa 'alaihissalam seorang pemimpin yang
adil yang menegakkan syariat islam. Rasulullah ﷺbersabda :
ََْ َ َ ْ َُْ
َو ﻀ َﻊ اﻟ ِﺠ ﺔ، َو ﻘﺘ َﻞ اﻟ ِﺨﻨﺰ َﺮ، ﺐَ اﻟﺼﻠ َﻓ َ ﺴ َﺮ ﱠ، ً ﻟ ُﻴﻮﺷﻜ ﱠﻦ أ ْن َﻳ ْﻨﺰ َل ﻓ ُﻢ ْاﺑ ُﻦ َﻣ ْ َ َﻢ َﺣ ﻤﺎ َﻋ ْﺪ، َواﻟﺬى َﻧ ْﻔﺴﻰ ﺑ َ ﺪە
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ َ َْ َ ﱡ ْ َ ُ َ َ ُ َ ْ َ َُِ َ ﱠ َ ََْ ُ َ ٌ َ ﱠ َ َ ﱠ ََ
اﺣﺪة ﺧﻴﺮا ِﻣﻦ اﻟﺪﻧ ﺎ وﻣﺎ ِﻓﻴﻬﺎ ِ ﺣﺘﻰ ﺗ ﻮن اﻟﺴﺠﺪة اﻟﻮ، و ِﻔ ﺾ اﻟﻤﺎل ﺣﺘﻰ ﻘ ﻠﻪ أﺣﺪ،
Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hampir-hampir turun 'Isa Ibnu Maryam di
antara kalian sebagai seorang penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib,
membunuh babi, menggugurkan atau membatalkan hukum jizyah, harta benda
melimpah ruah sehingga tidak ada seorangpun yang menerima shadaqah. Sehingga
sujud sekali saat itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau turun 'alaihissalam, beriman kepada Nabi Muhammad ﷺmengikuti syari'at
beliau dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad ﷺManusia saat itu dalam
keadaan aman, tentram dan damai. Rasulullah ﷺmengabarkan bahwasanya kehidupan
saat itu adalah kehidupan yang sangat indah. Langit di ijinkan untuk menurunkan hujan,
Bumi di ijinkan untuk mengeluarkan tanaman, bahkan seandainya ada sebuah biji yang
jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan tumbuh. Tidak ada saling bakhil, tidak ada
saling hasad dan tidak ada saling benci.
Sampai seandainya ada seseorang melewati seekor singa, niscaya singa tersebut tidak
akan mengganggunya. Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya
ular tersebut tidak akan mengganggunya (Hadits Shahih Riwayat Ad-Dailami).
67
Di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwasanya beliau ﷺakan melakukan haji dan
umrah.
Dan di dalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya beliau akan tinggal di Bumi
selama 40 tahun. Kemudian meninggal dan dishalatkan oleh orang islam (Hadits Shahih
Riwayat Abu Dawud).
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Ya'juj dan
Ma'juj Bagian 1"
Ya'juj dan Ma'juj adalah nama dua umat manusia keturunan Nabi Adam 'alaihissalam.
Mereka sudah ada di zaman Dzulqarnain dan membuat kerusakan di permukaan bumi.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdengan rahmat-Nya telah melidungi manusia dari mereka.
Dzulqarnain telah membuat dinding raksasa dari besi dan tembaga untuk mencegah
َ ُ َ َ
mereka keluar sampai waktu yang ditentukan oleh Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullah,
Rasulullah ﷺmenyebutkan bahwasannya Ya'juj dan Ma'juj menggali setiap hari dan
berusaha untuk keluar. Ketika hampir mereka melihat sinar matahari maka sebagian
dari mereka mengatakan, Kembalilah kalian, besok kita akan menggali kembali.
َ ُ َ َ
Dan mereka tidak mengatakan insya Allah. Maka Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengembalikan
galian mereka seperti sedia kala, seakan-akan belum mereka gali. Demikian setiap hari
sampai ketika sudah waktunya mereka keluar sebagian mereka mengatakan setelah
selesai menggali : Kembalilah kalian, besok insya Allah kita akan menggali lagi.
Maka pada esok harinya mereka mendapatkan galian mereka dan akhirnya mereka pun
bisa keluar. Suatu hari Rasullulah ﷺpernah mengabarkan bahwa di zaman beliau
dinding tersebut telah terbuka sedikit, seperti lingkaran yang dibentuk ibu jari dengan
jari telunjuk (HR. BukhAri)
Kalo sudah mendekat hari kiamat, maka dinding tersebut akan hancur dan mereka pun
َ ُ َ َ
akan keluar. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
ۖ ۬ َۡ ُ َ ۬ َ َ َ َ َ ۬ َ َ ُۡ ﱢ َ ُ َ ُۡ ﱢ َ َ َ
ﻓ ِﺈذا ﺟﺎ َء َوﻋﺪ َرﺑﻰ ﺟ َﻌﻠﻪ ۥ د ﺎ َء َو ﺎن َوﻋﺪ َرﺑﻰ ﺣﻘﺎ َوﺗ َﺮ ﻨﺎ ۡﻌﻀ ُﮩ ۡﻢ ﻳ ۡﻮ َﻣ ٍﺬ ُﻤ ج ِﻓﻰ ﻌﺾ
"Dzulqarnain berkata, apabila datang janji Rab-ku maka Rab-ku akan menghancur
leburkan dinding tersebut. Maka kami akan biarkan mereka pada hari itu bercampur
antara satu dengan yang lain. ," (Al-Kahfi: 98-99)
َ ُ َ َ
Dan mereka akan dengan cepat keluar sebagaimana firman Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
َ َ ۬ َ َ ُ ُ ُ ُ ُ َ ۡ َ ُ َ َ ﱠ
ﱢﻞ ﺣﺪ ٍب ﻳ ِﺴﻠﻮن ﺣﺘ ٰٓﻰ ِإذا ﻓ ِﺘﺤﺖ ﺄﺟ ج َو َﻣﺄﺟ ج َوﻫﻢ ﱢﻣﻦ
"Hingga apabila dibuka Ya'juj dan Ma'juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi." (Al-Anbiya : 96)
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah menjadikan keluarnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai salah satu
tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.
68
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang " Ya'juj dan
Ma'juj Bagian 2 "
َ ُ َ َ
Ya'juj dan Ma'juj keluar setelah binasanya Dajjal. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmewahyukan
kepada Nabi Isa 'alaihissalam
ﱡ ْ َ َ ْ َ ََ ََ َ ُ ْ ْ َْ ﱢ
ﻓﺤ ﱢﺮز ِﻋ َ ِﺎد ْي ِإﻟﻰ اﻟﻄ ْﻮر،ﻬﻢ أﻧ ْﻲ ﻗﺪ أﺧ َﺮﺟﺖ ِﻋ َ ﺎدا ِﻟ ْﻲ ﺪ ِان ﻷﺣ ٍﺪ ِ ِﻘﺘ ِﺎﻟ
Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku (yaitu Ya'juj dan Ma'juj) yang
tidak seorangpun bisa melawan mereka. Maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku (yaitu
kaum muslimin) ke Gunung Thur (HR. Muslim)
Jumlah mereka sangat banyak. Ketika orang-orang yang di bagian depan melewati
sebuah sungai dan meminumnya, maka yang di berada akhir tidak mendapatkan air
tersebut. Dan mengatakan, dahulu di sini ada airnya (HR. Muslim)
Manusia lari dari Ya'juj dan Ma'juj dan bersembunyi di benteng-benteng mereka,
setelah banyak membuat kerusakan di bumi, maka Ya'juj dan Ma'juj berkata "Kita telah
membunuh penduduk Bumi, maka marilah kita membunuh penduduk langit". Mereka
ُ َ
pun mengarahkan anak panah mereka ke langit. Kemudian Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengembalikan anak panah mereka tersebut ke Bumi dalam keadaan berlumuran
darah. Mereka pun mengatakan Kita telah mengalahkan penduduk langit (Hadits shahih
riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ya'juj dan Ma'juj mengepung Nabi Isa 'alaihissalam dan para sahabatnya di Gunung
َ ُ َ
Thur. Akhirnya beliau berdoa kepada Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmaka Allah menurunkan ulat di
leher-leher Ya'juj dan Ma'juj. Maka meninggallah mereka dalam satu waktu. Kemudian
turunlah Nabi Isa 'alaihissalam dan para pengikutnya dan mereka tidak mendapatkan
satu jengkal tanah kecuali di situ ada bangkai Ya'juj dan Ma'juj. Mereka pun meminta
َ ُ َ ُ َ
kepada Allah supaya Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmembersihkan. Akhirnya Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengirimkan burung yang membawa bangkai-bangkai mereka. Kemudian,
َ ُ َ
Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemberikan hujan yang membersihkan bumi (HR. Muslim)
Dalam hadits shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah
ﷺbersabda :
Kaum muslimin akan menggunakan bekas busur anak panah dan tameng kayu Ya'juj
dan Ma'juj sebagai kayu bakar selama tujuh tahun.
Ini menunjukkan banyaknya jumlah Ya'juj dan juga Ma'juj.
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan
Islam Setelah Meninggalnya Nabi 'Isa 'alaihissalam"
Setelah jaya di zaman Nabi 'Isa 'alaihissalam, melemahlah islam kembali sedikit demi
sedikit dan akan diangkat Al-Quran. Rasulullah ﷺbersabda :
Islam akan hilang sedikit demi sedikit, seperti hilangnya lukisan pada pakaian. Sehingga
tidak diketahui apa itu puasa, sholat, menyembelih dan juga shadaqah. Akan pergi
69
Alquran dalam satu malam, sehingga tidak tersisa satu ayat pun. Dan akan ada beberapa
kelompok manusia, laki-laki tua dan wanita tua dan mengatakan "Kami mendapatkan
nenek moyang kami dahulu di atas kalimat Laa ilaa ha illallah, maka kami pun
mengatakannya." (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah)
Akan datang masa di mana banyak perzinaan dilakukan secara terang-terangan di
pinggir jalan (HR. Muslim)
Tidak ada haji ke Baitullah (HR. Bukhari).
Dan ka'bah akan dihancurkan oleh sebagian orang (HR. Muslim)
Manusia akan kembali ke zaman jahiliyyah bahkan lebih parah. Akan kembali tersebar
penyembahan terhadap berhala dan merekalah orang-orang yang akan menyaksikan
dahsyatnya hari kiamat. Rasulullah ﷺbersabda :
َ ْ ْ ُ ْ َ ﱞ َ َ َ َُ ُ ﱠ َ ُ ﱠ
ﺎﻫ ِﻠ ﱠ ِﺔ َ
ِ ﻫﻢ ﺷﺮ ِﻣﻦ أﻫ ِﻞ اﻟﺠ،ﺗﻘﻮم اﻟﺴﺎﻋﺔ ِإ ﻋﻠﻰ ِﺷﺮار اﻟﺨﻠ ِﻖ
Tidak akan bangkit hari kiamat kecuali atas orang-orang yang paling jelek yang mereka
lebih jelek dari pada orang yang hidup di zaman jahiliah (HR. Muslim)
Urutan tanda-tanda besar hari kiamat sampai meninggalnya Nabi 'Isa 'alaihissalam jelas
di dalam hadits-hadits shahih, demikian pula tanda terakhir, yaitu, keluarnya api yang
menggiring manusia ke Mahsyar atau tempat pengumpulan. Adapun 6 tanda yang lain,
1. terbitnya matahari dari barat,
2. keluarnya hewan melata dari Bumi,
3. keluarnya asap,
4. tiga khosf yaitu tenggelamnya sebagian tanah di barat,
5. tenggelamnya sebagian tanah di timur dan
6. tenggelamnya sebagian tanah di jazirah arab,
Maka wallahu a'lam tentang urutan yang benar, bagi 6 tanda ini. Hanya Rasulullah
ﷺtelah mengabarkan :
bahwasanya antara terbitnya matahari dari barat dan keluarnya seekor hewan melata
dari bumi, ini jaraknya sangat dekat. Apabila salah satu dari keduanya muncul, maka
yang lain akan segera muncul (HR. Muslim)
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Terbitnya
Matahari Dari Barat"
Matahari setiap harinya meminta izin kepada Allah untuk terbit dari timur, sampai
َ ُ َ
ketika sudah waktunya maka Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtidak mengizinkan matahari untuk
terbit dari timur. Dan menyuruhnya kembali dari tempat dia datang, yaitu arah barat.
Akhirnya terbitlah matahari dari barat (HR. Bukhari)
Terbitnya matahari dari barat adalah termasuk tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.
Apabila manusia melihatnya, maka mereka akan beriman semuanya dan akan yakin
َ ُ َ َ
bahwa kiamat memang sudah dekat. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
70
َۡ َ َ َ َ ﱢ َ ُ َۡ َ َ َ ﱢ َ ُ ۡ َ َ َ ۡ َ َ ۡ َ ُ َ ﱠ ٓ َ َ ُ ُ َ ٰٓ ُ ۡ َ َ َ ﱡ
ﺾ َءاﻳ ٰ ِﺖ َر ﻚ ﻳﻨﻔ ُﻊ ﻧﻔﺴﺎ ﺾ َءاﻳ ٰ ِﺖ َر ﻚ ﻳ ۡﻮ َم ﺄ ِﺗﻰ ﻌ ﻫﻞ ﻳﻨﻈﺮون ِإ أن ﺗﺄ ِﺗﻴﻬﻢ ٱﻟﻤﻠ ﻜﺔ أو ﺄﺗﻰ ر ﻚ أو ﺄﺗﻰ ﻌ
َ ُ َ ُ َ ُ ٓ ﱠ ُ ً۬ ۡ َ ِ َ ٰ َ ٓ ۡ ِ َ َ ۡ ُ ۡ َ ۡ َ ۡ َ ُ
ِإ َﻤ ٰ ﻨ َﮩﺎ ﻟ ۡﻢ ﺗ ﻦ َء َاﻣﻨﺖ ِﻣﻦ ﻗ ﻞ أو ﻛﺴ ﺖ ِﻓﻰ ِإ ﻤ ِﻨﮩﺎ ﺧﻴﺮا ﻗ ِﻞ ٱﻧﺘ ِﻈﺮوا ِإﻧﺎ ﻣﻨﺘ ِﻈﺮون
"Tidaklah mereka menunggu kecuali kedatangan para malaikat yaitu malaikat maut
atau kedatangan Allah atau kedatangan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Hari
ketika datang sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhanmu, tidak akan bermanfaat iman
seseorang yang tidak beriman sebelumnya atau belum beramal kebaikan di dalam
imannya. Katakanlah, "Tunggulah, sesungguhnya kita juga menunggu." (Al-An'am :158)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺmenafsirkan
bahwa tanda kebesaran Allah di dalam ayat ini adalah terbitnya matahari dari barat.
Saat itu orang kafir bertaubat dari kekafirannya, orang yang beriman yang sebelumnya
menyia-nyiakan amal shaleh maka dia akan bertaubat dan beramal shaleh, namun pintu
taubat di kala itu sudah tertutup dan amal tidak akan diterima karena dilakukan di saat
terpaksa. Kecuali orang mukmin yang sebelum munculnya matahari dari barat sudah
beriman dan beramal shaleh, maka amalannya akan diterima. Oleh karena itu maka
َ ُ َ َ
seorang muslim hendaknya segera bertaubat kepada Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdari segala
dosa, bagaimanapun besar dosa yang dia miliki dan jangan menundanya. Rasulullah
ﷺbersabda
َ ُ َ َ َ ْ ْ ُ ْ َ ْ َ َ َْ َ ْ َ ْ َ ﱠ
ﺲ ِﻣﻦ َﻣﻐ ِ ـﻬﺎ ﺗﺎب اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ْ ِﻪ ﻣﻦ ﺗﺎب ﻗ ﻞ أن ﺗﻄﻠﻊ اﻟﺸﻤ
ُ َ
Barang siapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari barat, maka Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰakan menerima taubatnya (HR. Muslim)
Halaqah yang ke-24 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keluarnya
Seekor Hewan Melata dari Bumi dan Keluarnya Asap"
Termasuk tanda besar dekatnya hari kiamat adalah keluarnya hewan melata yang aneh
َ ُ َ َ
dari bumi yang bisa berbicara dengan manusia. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
َ ُ ُ َ َ َٰ ُ َ ُ ُُ ۡ ﱠ ﱠ َ ۡ َ َ َ َ َ َ َ ۡ ُ َ ۡ ۡ ۡ َ ۡ َ ُ ۡ َ ﱠ ً۬ ﱢ
ۡ ٱﻷ
ﻮﻗﻨﻮن
ِ ﻳ ﺎ ﻨﺘِ ﺎﻳ ﺑ
ِ ﻮا ﺎﻧ ﺎسٱﻟﻨ ن أ ﻢﻬ ﻤ ﻠ ﺗ ضر و ِ ذا وﻗﻊ ٱﻟﻘﻮل ﻋﻠﻴ ِﮩﻢ أﺧﺮﺟﻨﺎ ﻟﻬﻢ دا ﺔ ﻣﻦ
"Dan apabila telah datang keputusan atas mereka, maka Kami akan keluarkan untuk
mereka seekor binatang melata dari bumi yang akan berbicara kepada manusia, bahwa
manusia dahulu tidak yakin dengan ayat Kami." (An-Naml : 82)
Hewan tersebut akan keluar di waktu dhuha sebagaimana di dalam shahih muslim dan
dia akan menandai orang kafir di hidungnya sebagai tanda kekafirannya. Maka manusia
masing-masing dengan jelas akan mengetahui siapa yang mukmin dan siapa yang kafir.
Di dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah
ﷺbersabda yang artinya,
Akan keluar seekor hewan melata dan akan menandai manusia pada hidung-hidung
mereka
71
َ ُ َ َ
Di antara tanda besar hari kiamat adalah keluarnya asap. Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
۬ ٌ َ َ َ َ َ ﱠ َ ۡ َ ۬ ۬ َ ُ ُ َ ﱠ َ َ َۡ ۡ َۡ َ
(١١) ﺎس ﻫ ٰ ﺬا ﻋﺬاب أ ِﻟ ٌﻢ ( ﻐﺸﻰ ٱﻟﻨ١٠) ﺎن ﱡﻣ ِﺒﻴﻦ
ٍ ﻓﭑرﺗ ِﻘﺐ ﻳﻮم ﺗﺄ ِﺗﻰ ٱﻟﺴﻤﺎء ِ ﺪﺧ
"Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata, yang meliputi manusia.
Inilah azab yang pedih." (Ad-Dukhan : 10-11)
Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah asap yang
keluar di akhir zaman, sebagai salah satu tanda dekatnya hari kiamat. Dan asap ini
merupakan adzab dan siksaan bagi orang-orang kafir.
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Meninggalnya Orang-orang yang beriman sebelum hari kiamat terbenamnya tanah
secara besar-besaran ketiga tempat dan keluarnya api dari yaman"
َ ُ َ َ
Sebelum terjadinya hari kiamat, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰakan mengirim angin yang mencabut
nyawa semua orang yang beriman. Sehingga tidak tersisa di dunia, kecuali sejelek-jelek
manusia. Rasulullah ﷺbersabda,
Kemudian Allah akan mengutus angin yang dingin dari arah Syam, maka tidak ada
seorang pun di Bumi yang di dalam hatinya ada kebaikan atau iman meski sebesar biji
sawi, kecuali akan dicabut nyawanya oleh angin tersebut. Sampai seandainya salah
seorang dari mereka masuk ke dalam gunung, niscaya angin tersebut akan masuk
bersamanya dan mencabut nyawanya. Maka tersisalah sejelek-jelek manusia yang
ringan berbuat kerusakan, seperti ringannya burung dan mereka ganas dalam berbuat
kedzaliman satu dengan yang lain, seperti ganasnya hewan buas. Mereka tidak
mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran (HR. Muslim).
Di dalam sebuah hadits yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan
َ ُ َ َ
bahwasanya Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengutus angin tersebut dari Yaman. Sebagian ulama
mengatakan bahwasanya angin tersebut, berasal dari dua arah, yaitu Yaman dan juga
Syam. Dan di antara tanda-tanda besar hari kiamat adalah akan terbenamnya tanah
secara besar-besaran di tiga daerah timur, barat dan jazirah arab, sebagaimana datang
didalam hadits. Dan termasuk dalam tanda-tanda besar hari kiamat adalah munculnya
api dari Yaman yang akan menggiring manusia ke tempat pengumpulan. Dan tempat
dikumpulkannya manusia saat itu adalah Syam. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-
Imam Al-Baihaqi di dalam Sha'abul Iman dan hadits ini shahih. Dan syam adalah
daerah-daerah di sekitar Masjidil Aqsa. Rasulullah ﷺbersabda yang artinya,
Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan kaki, sebagian naik
kendaraan dan sebagian akan diseret di atas wajah-wajah mereka (Hadits Shahih
Riwayat Tirmidzi)
Api ini akan senantiasa bersama mereka siang dan malam sehingga mereka sampai
ditempat pengumpulan.Sebagaimana bisa disimpulkan di dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Dan yang terakhir kali akan dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari Qobilah
Muzailah (HR. Bukhari dan Muslim).
72
Pengumpulan di sini berbeda dengan pengumpulan manusia setelah dibangkitkan dari
kuburnya. Pengumpulan di sini adalah di dunia untuk sebagian manusia. Sedangkan
pengumpulan setelah dibangkitkannya manusia adalah di akhirat untuk semua
َ ُ َ َ
manusia. Semoga Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmemberikan keselamatan kepada kita semua di
dunia dan di akhirat.
Halaqah yang pertama dari Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah yang ke enam Beriman Dengan
Malaikat Allāh adalah tentang “Muqaddimah Iman dengan Malaikat”
Diantara pokok-pokok keimanan yang harus di imani oleh seorang hamba adalah
beriman dengan malaikat-malaikat Allah, Al-qur'an, Assunnah dan ijma' kaum muslimin
menunjukkan tentang wajibnya beriman dengan mereka, dan kekufuran dengan
malaikat adalah kekufuran dengan Allah 'azza wa jalla. Semakin seseorang mengetahui
tentang malaikat Allah secara terperinci maka akan semakin bertambah keimanannya
ٓ َ
dan akan semakin banyak manfaatnya. اﻟﻤﻠ ٰ ﻜ ِﺘﻪ adalah jama' dari ﻣﻠﻚyang artinya adalah
utusan, mereka adalah makhluk mulia dan dimuliakan, Allah telah memilih mereka
menjadi utusan Allah kepada makhluknya, Allah berfirman
َ ﱡ ۡ َ َ َ َ
ﺎل ﻓ َﻤﺎ ﺧﻄ ُ ۡﻢ أﻳ َﮩﺎ ٱﻟ ُﻤ ۡﺮ َﺳﻠﻮنﻗ
"Ibrahim berkata (kepada malaikat): "kemudian apa yang menjadi maksud kalian wahai
para utusan?" (Adz-dzariyat : 31)
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya tidak mengetahui
jumlahnya kecuali Allah, Allah telah memilih mereka untuk beribadah kepada Allah,
beriman dengan malaikat adalah termasuk rukun iman, yang tidak sah iman seseorang
َ ُ َ َ ُ َ َ
sampai beriman dengan malaikat-malaikat Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰAllah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
"Rasul telah beriman dengan apa yang diturunkan (Al-Qur'an) kepadanya dari Rabb-
Nya, dan juga orang-orang yang beriman. masing-masing dari mereka beriman kepada
Allah, dan malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. "Kami tidak
membeda-bedakan di antara rasul-rasul-Nya" (Al-Baqarah : 285)
َ ُ َ َ
Dan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ َۢ ٰ َ َ َ ۡ َ ﱠ َۡ ُ ٓ ُ َ
ِﻌ ﺪا َو َﻣﻦ ﻔ ۡﺮ ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ َو َﻣﻠ ٰ ﻜ ِﺘ ِﻪۦ َو ﺘ ِ ِﻪۦ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ َوٱﻟ َﻴ ۡﻮ ِم ٱﻷ ِﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿﻞ ﺿﻠ
73
"Dan barang siapa yang kufur kepada Allah dan malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-
Nya dan rasul-rasul-Nya dan juga hari akhir maka sungguh dia telah sesat dengan sesat
yang jauh" (An-nisa : 136)
didalam hadits jibril yang masyhur Rasulullah ﷺbersabda ketika ditanya tentang apa
itu iman
َ َ َ َ َ ُْ َ ُ َ َ ُ ْ
َوﺗﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر ﺧ ْﻴﺮ ِە َوﺷ ﱢﺮ ِە،ﻮم اﻵ ِﺧﺮ َ َ ُ َُ َ َ
ِ واﻟﻴ، ورﺳ ِﻠ ِﻪ، و ﺘ ِ ِﻪ، وﻣ ِﻼﺋﻜ ِﺘﻪ،ﺆﻣﻦ ِ ﺎﻟﻠﻪ
ِ أن ﺗ
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat adalah tentang
“Beriman Dengan Keberadaan Malaikat Allah”
"Maka berkatalah sekelompok orang orang kafir dari kaum Nuh tidaklah orang ini
kecuali manusia seperti kalian ingin melebihi kalian dan seandainya Allah menghendaki
niscaya Allah akan menurunkan malaikat kita tidak pernah mendengar hal ini dari
nenek moyang terdahulu" (Al-Mu'minun : 24)
Dan diantara sifat seorang yang bertaqwa adalah beriman dengan perkara perkara yang
َ ُ َ َ
ghaib, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ َ ُ ُۡ َ
ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻳﺆ ِﻣﻨﻮن ِ ﭑﻟﻐ ۡ ِﺐ
74
"Mereka Beriman dengan yang ghaib" ( Al-Baqarah : 3)
Tidak boleh seorang muslim mengingkari keberadaan malaikat atau ragu-ragu karena
tidak pernah melihatnya atau tidak pernah mendengar suaranya dan tidak boleh
menta'wilnya dengan ta'wil yang tidak berdasar seperti meyakini bahwa malaikat
hanyalah nama kekuatan yang baik dan bukan makhluk yang hakiki. Barangsiapa yang
mengingkari keberadaan malaikat setelah datangnya ilmu yang jelas dan hujjah yang
nyata maka sungguh dia telah kufur.
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat adalah “Beriman Dengan Nama
Nama Umum Malaikat”
Malaikat adalah nama umum bagi makhluk yang mulia ini diantara beriman dengan
malaikat Allah adalah beriman bahwasanya selain nama umum ini yaitu malaikat
didalam Al-Qur'an, Allah juga memberi nama makhluk yang mulia ini dengan nama-
۬ َ
nama umum yang lain, Allah menamai mereka sebagai َﺳﻔ َﺮٍةartinya utusa-utusan Allah
berfirman
۬ َ ۬ َ ۡ
( ِﻛ َﺮام ﺑ َﺮ َر ٍة١٥) ِ ﺄ ِﺪى َﺳﻔ َﺮ ٍة
"Di tangan para utusan , yang mulia (malaikat) lagi berbakti" ('Abasa : 15-16)
ً۬ ُ
Allah menamai mereka dengan ( ُﺟﻨﻮداpasukan-pasukan) Allah berfirman, mengabarkan
pertolongan Allah kepada orang orang yang beriman di perang Hunain
َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ﱠ ً۬ ُ ُ َ َ ۡ َ
ﻮﻟ ِﻪۦ َوﻋﻠﻰ ٱﻟ ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ َوأﻧﺰ َل ﺟﻨﻮدا ﻟ ۡﻢ ﺗ َﺮ ۡوﻫﺎ َوﻋﺬب ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮوا َوذ ِٲﻟﻚ ﺟﺰا ُء ٱﻟ ٰ ِﻔ ﻦ ُ َ َ ُ ََ َ ُ َ َ ُﱠ
ِ ﺛﻢ أﻧﺰل ٱﻟﻠﻪ ﺳ ِﻜﻴ ﺘﻪ ۥ ﻋﻠ ٰﻰ رﺳ
"aku tidak memiliki ilmu sediktipun tentang para malaikat ketika merka saling
berbantahan: (shaad : 69)
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat adalah “Beriman Dengan Nama
Nama Khusus Malaikat”
Diantara cara beriman dengan malaikat adalah beriman dengan nama-nama khusus
sebagian kecil malaikat yang ada didalam dalil yang shahih, adapun yang tidak ketahui
75
namanya dan mereka ini jauh lebih banyak, maka kita beriman secara global artinya
beriman dengan adanya mereka meskipun kita tidak mengetahui namanya, dan
diantara malaikat yang kita ketahui namanya
َ ُ َ َ
Yang pertama adalah Jibril, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰBerfirman
ۡ َ َ َ ُ َ ﱠ ُ َﱠ ۬ ُ َ َ ُ
ﻗ ۡﻞ َﻣﻦ ﺎن ﻋﺪوا ﻟ ِﺠ ۡﺒﺮ َﻞ ﻓ ِﺈﻧﻪ ۥﻧﺰﻟﻪ ۥ ﻋﻠ ٰﻰ ﻗﻠ ِ ﻚ ِﺑ ِ ذ ِن ٱﻟﻠ ِﻪ
"Katakanlah barangsiapa yang menjadi musuh bagi jibril maka sesungguhnya dia telah
menurunkan wahyu kepada hatimu dengan izin Allah." (Al-Baqarah : 97)
َ ُ َ َ
Yang kedua adalah Mikail, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰBerfirman
َ ۬ ُ َ َ َ ﱠ ٰٓ َ َ ۬ ُ َ َ
ِﺘ ِﻪۦ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ َو ِﺟ ۡﺒﺮ َﻞ َو ِﻣ ﻜ ٰ َﻞ ﻓ ِﺈن ٱﻟﻠﻪ ﻋﺪ ﱞو ﻟﻠ ٰ ِﻔ ﻦ َﻣﻦ ﺎن ﻋﺪوا ﻟﻠ ِﻪ وﻣﻠ
Ya Allah, Rabb-nya Jibril, Mikail, dan juga Israfil yang telah menciptakan langit dan juga
bumi. Yang mengetahui yang ghaib maupun yang kelihatan. Engkau menghukumi di
antara hamba-hambaMu didalam apa yang mereka perselisihkan. maka tunjukilah aku
yang benar didalam apa yang diperselisihkan, dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau
memberikan petunjuk orang yang engkau kehendaki kepada jalan yang lurus (HR.
Muslim)
َ ُ َ َ
Yang keempat adalah Maalik, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰBerfirman
َ ُ َ َۡ َﱡ َ َ َ ﱠ ۡ ُ َ َ َ
ﺎل ِإﻧ ﻢ ﱠﻣ ٰ ِﻜﺜﻮنﻧﺎد ۡوا ﻳ ٰ َﻤ ٰ ِﻠﻚ ِﻟ َ ﻘﺾ ﻋﻠﻴﻨﺎ ر ﻚ ﻗ
ﱠ َ ْ ْ ََ ُ َُ َ َْ َ َ ْ َ ُ َ ُ َ َ َ ْ ُ َ ُ َ َﱢ
ﺎل ِﻷﺣ ِﺪ ِﻫ َﻤﺎ اﻟ ُﻤﻨ ُﺮ َواﻵﺧ ُﺮ اﻟﻨ ِ ْﻴ ُﺮﺎن ﻘ ِ أﺣﺪ ﻢ أﺗﺎە ﻣﻠ:أو ﻗﺎل- ِإذا ﻗ ِﺒﺮ اﻟﻤ ﺖ
ِ ﺎن أﺳﻮد ِان أزرﻗ
76
Apabila seorang mayit atau salaah seorang diantara kalian dikuburkan maka akan
didatangi 2 orang malaikat yang hitam, yang biru dinamakan yang pertama adalah
Munkar dan yang lain An-Nakiir (HR Tirmizi dan hadits ini adalah hadits yang hasan)
َ ُ َ َ
Yang keenam adalah Haarut dan Maarut, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰBerfirman
َ َ َ َ ۡ َ َ ُ ۡ َٰ ُ َ ٰ ﱠ ﱠ َٰ َ َ ُ ُ َ ُ َ ﱠ َ ﱢ
ٱﻟﺴﺤ َﺮ َو َﻣﺎ أﻧﺰ َل ﻋﻠﻰ ٱﻟ َﻤﻠ ۡﻴﻦ ِﺑ َ ﺎ ِ َﻞ ﻫ ٰ ُﺮوت َو َﻣ ٰ ُﺮوت ﻔﺮ ﺳﻠ ﻤ ﻦ وﻟ ِﻜﻦ ٱﻟﺸﻴ ِﻄﻴﻦ ﻛﻔﺮوا ﻌﻠﻤﻮن ٱﻟﻨﺎس َو َﻣﺎ
"Dan tidaklah Sulaiman kafir akan tetapi setan-setanlah yang kafir mereka yang
mengajarkan manusia sihir dan apa yang telah diturunkan kepada dua orang malaikat
di baabil yang bernama haarut dan juga marut" (Al-Baqarah : 102)
ُ ْ ْ َْ َ ْ ﱠ َ َ َ
اﻟﺮﻋ ِﺪ َﻣﺎ ﻫ َﻮ ﺎﺳﻢ أﺧ ِﺒﺮﻧﺎ ﻋﻦ
ِ ﺎ أ ﺎ اﻟﻘ
Wahai abal qaasim (Rasulullah )ﷺkabarkanlah kepada kami tentang Ra'd apakah itu
maka Beliau ﷺmengatakan
ُ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ُ َ ﱠ َ ُ َ ﱠ ََ ْ ٌ َ َ َ
اﻟﺴﺤﺎب ﺣ ْ ﺚ ﺷ َﺎء اﻟﻠﻪ ﺎب َﻣ َﻌﻪ َﻣﺨﺎر ﻖ ِﻣﻦ ﻧﺎر ﺴﻮق ِﺑﻬﺎ ٌ َ ُ
ِ ﻗﺎل ﻣﻠﻚ ِﻣﻦ اﻟﻤ ِﺋﻜ ِﺔ ﻣﻮ ﻞ ِ ﺎﻟﺴﺤ
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh adalah tentang
“Nama Nama Yang Tidak Benar Penisbahannya Kepada Sebahagian Malaikat”
disana ada nama-nama malaikat yang masyhur dikalangan kaum musilimin akan tetapi
tidak berdasarkan dalil yang shahih
Yang pertama
adalah Izrail adalah sebagai nama dari malaikat pencabut nyawa tidak ada dalil yang
shahih bahwa Izrail adalah nama dari malaikat pencabut nyawa, Allah didalam Al-
qur'an dan Nabi didalam hadits yang shahih hanya menggunakan istilah malakul maut
atau malaikat kematian Allah berfirman
َ َ ُ ﱢ ُ ُ ُ ََ ﱠ
ﻗ ۡﻞ ﻳﺘ َﻮﻓ ٰ ﻢ ﱠﻣﻠﻚ ٱﻟ َﻤ ۡﻮ ِت ٱﻟ ِﺬى ُو َﻞ ِ ۡﻢ ﺛ ﱠﻢ ِإﻟ ٰﻰ َر ۡﻢ ﺗ ۡﺮﺟ ُﻌﻮن
"Katakanlah malaikat kematian yang telah ditugaskan kepada kalian akan mewafatkan
kalian kemudian kalian akan dikembalikan kepada Rabb kalian" (As-Sajadah : 11)
Rasulullah ﷺbersabda
77
ﱢ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ َ َ ْ َ ﱠ ُ
اﻟﺴ م ﻓﻠ ﱠﻤﺎ ﺟ َﺎءە َﺻﻜﻪ ﻓ َﺮﺟ َﻊ ِإﻟﻰ َر ِﻪ أ ْر ِﺳ َﻞ َﻣﻠﻚ اﻟ َﻤ ْﻮ ِت ِإﻟﻰ ﻣﻮﺳﻰ ﻋﻠﻴ ِﻬﻤﺎ
Diutus malakul maut kepada Musa maka ketika malaikat tersebut mendatangi Musa,
Nabi Musa menamparnya, maka kembalilah malaikat tersebut kepada Rabb-Nya (Hadits
Shahih riwayat Bukhari dan Muslim)
Yang kedua
adalah Ridwan sebagai nama dari seorang malaikat penjaga surga tidak ada dalil yang
shahih bahwa Ridwan adalah nama dari malaikat penjaga surga, Allah didalam Al-
qur'an dan Nabi didalam hadits yang shahih hanya menggunakan istilah penjaga tanpa
menyebut nama, Allah berfirman
ُ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ َ ۡ ۡ َ ُ َ َ ُ َ َ ٰٓ َ ﱠ ُ َ َ ﱠ َ ﱠَ ﱠ َ
ۡﻢ ِﻃ ۡﺒﺘ ۡﻢ ﺎل ﻟﻬ ۡﻢ ﺧﺰﻧﺘ َﮩﺎ َﺳﻠ ٰ ٌﻢ ﻋﻠ ۡﻴَو ِﺳﻴﻖ ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ٱﺗﻘ ۡﻮا َر ُﮩ ۡﻢ ِإﻟﻰ ٱﻟﺠﻨ ِﺔ زﻣﺮا ﺣﺘﻰ ِإذا ﺟﺎءوﻫﺎ وﻓ ِﺘﺤﺖ أﺑﻮٲﺑﻬﺎ وﻗ
َ َ َ ُ ۡ َ
ﻓﭑدﺧﻠﻮﻫﺎ ﺧ ٰ ِﻠ ِﺪﻳﻦ
"Dan digiring orang orang yang bertaqwa kepada Rabb mereka ke surga dalam keadaan
berkelompok berkelompok sehingga ketika mereka mendatanginya dan dibuka pintu
pintu surga dan berkatalah para penjaga surga kepada mereka "keselamatan atas
kalian", kalian telah baik maka masuklah kalian kedalam surga kekal selamanya" (Az-
zumar : 73)
Rasulullah ﷺbersabda
َ ْ ْ ُ َ ُ ََُ ُ َْ ْ َ َ َ َ َْ َ َ َ ﱠ
ﻮل اﻟﺨﺎزن َﻣﻦ أﻧﺖ ِآﺗﻲ ﺎب اﻟﺠﻨ ِﺔ ﻳﻮم اﻟ ِﻘ ﺎﻣ ِﺔ ﻓﺄﺳﺘﻔ ِﺘﺢ ﻓ ﻘ
aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat maka aku minta dibukakan maka
berkatalah penjaga siapakah engkau,
ٌ َ ُ ُ َ
ﻮل ُﻣﺤ ﱠﻤﺪ ﻓﺄﻗ
maka aku berkata Muhammad,
َ َ ََ ُ َْ َ ُ َ ُ ََُ
ﻮل ِ ﻚ أ ِﻣ ْﺮت أﻓﺘﺢ ِﻷﺣ ٍﺪ ﻗ ْ ﻠﻚ ﻓﻘ
maka dia berkata denganmulah aku diperintah aku tidak membukanya untuk seorang
pun sebelummu (HR Muslim)
demikian pula disana ada nama 'Ismail, Syarohil, Harohil dan nama nama malaikat yang
lain yang tidak ada dalilnya tidak boleh seorang muslim memberi nama malaikat tanpa
berdasarkan dalil yang shahih
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah adalah
“Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian Yang Pertama ”
78
Diantara beriman dengan malaikat malaikat Allah adalah beriman dengan sifat sifat
mereka yang telah dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya,
Sifat sifat malaikat ada 2 sifat sifat fisik (penciptaan) dan sifat sifat akhlak (perangai)
diantara sifat sifat fisik malaikat :
1. Malaikat diciptakan dari cahaya
Rasulullah ﷺbersabda
ُ ْ ُ َ َ َ ُ
اﻟﻤ ِﺋﻜﺔ ِﻣﻦ ﻧ ْﻮر ﺧ ِﻠﻘ ِﺖ
َ َ ۚ ﱠ َ ُ َ ۚ َ َ ُ َۡ ۬ َ ۡ ً ٓ َ َۡ َ ُ ۡ َ
ٲت َوٱﻷ ۡرض ﺟ ِﺎﻋ ِﻞ ٱﻟ َﻤﻠ ٰ ﻜ ِﺔ ُر ُﺳ أ ْو ِﻟ ٓﻰ أﺟ ِﻨﺤ ٍﺔ ﱠﻣﺜﻨ ٰﻰ َوﺛﻠ ٰ ﺚ َو ُر ٰ َﻊ ﻳ ﺪ ِﻓﻰ ٱﻟﺨﻠ ِﻖ َﻣﺎ ﺸﺎ ُء ِإن َ َ ﱠ
ِ ﺎﻃﺮ ٱﻟﺴﻤ ٰ ﻮ ِ اﻟﺤﻤﺪ ِﻟﻠ ِﻪ ﻓ
۬ َ َ َ َ
ٱﻟﻠﻪ ﻋﻠ ٰﻰ ﱢﻞ ﺷ ۡﻰ ٍ ۬ء ﻗ ِﺪ ٌﻳﺮ
"Segala puji bagi allah yang menciptakan langit dan bumi menjadikan malaikat malaikat
sebagai utusan yang memiliki sayap sayap ada yang dua, tiga, empat. Allah menambah
didalam penciptaanNya apa yang Dia kehendaki, sesungguhnya Allah Maha Mampu
untuk melakukan segala sesuatu (Fathir : 1)
Abdullah Bin Mas'ud radhiallahu 'anhu menceritakan bahwasanya Nabi ﷺmelihat Jibril
dan beliau memiliki 600 sayap (HR Bukhari dan Muslim)
ُ َ َ
3. Bahwasanya malaikat bukan laki laki dan juga bukan perempuan, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ ُ َ ُ ً۬ َ َ ٰٓ َ َ ۡ َ ۡ
ﺔ ِإﻧ ٰ ﺜﺎ َوﻫ ۡﻢ ﺷ ٰ ِﻬﺪون أم ﺧﻠﻘﻨﺎ ٱﻟﻤﻠ
"Apakah telah datang kepadamu kabar tentang tamu tamu Ibrahim ketika mereka
masuk rumah dan mengatakan keselamatan atas mu, Ibrahim berkata "keselamatan
79
atas kalian wahai kaum yang tidak dikenal maka segeralah Nabi Ibrahim pergi ke
keluarganya dan datang dengan membawa daging anak sapi yang gemuk kemudian
menghidangkannya kepada mereka, seraya berkata kenapa kalian tidak memakannya
maka timbullah rasa takut didalam hati beliau, maka mereka pun berkata janganlah
engkau takut, kemudian mereka memberikan kabar gembira kepada ibrahim dengan
kedatangan seorang anak yang 'alim" (Adz-Dzariyat : 24-28)
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian Yang Kedua”
5. Bahwasanya malaikat berbicara
Dalil didalam Al-Qur'an dan Hadits banyak yang menunjukkan bahwasanya malaikat
berbicara, mereka berbicara dengan Allah sebagaimana dengan firman Allah
ُ ُ ُ ۡ َ ُ ﱢ َ َ ُ ۡ ُ َ َ ُ َ ۡ َ ٓ َ ً۬ َ َ َۡ ۬ َ ﱢ ٓ َ َ ۡ َ َ ﱡ
ﻴﮩﺎ َو ۡﺴ ِﻔﻚ ٱﻟﺪ َﻣﺎ َء َوﻧﺤﻦ َﺴ ﱢﺒﺢﺎل َر ﻚ ِﻟﻠ َﻤﻠ ٰ ﻜ ِﺔ ِإﻧﻰ ﺟ ِﺎﻋ ٌﻞ ِﻓﻰ ٱﻷ ۡرض ﺧ ِﻠ ﻔﺔ ﻗﺎﻟﻮا أﺗﺠﻌﻞ ِﻓﻴﮩﺎ ﻣﻦ ﻔ ِﺴﺪ ِﻓوذ ﻗ
َ ُ ۡ َ َ َ ُ ۡ ٓ َِ ۡ َ َ ُ َ ﱢ ُ َ َ َ ﱢ
ِ ﺤﻤ ِﺪك وﻧﻘﺪس ﻟﻚ ﻗﺎل ِإﻧﻰ أﻋﻠﻢ ﻣﺎ ﺗﻌﻠﻤﻮن
"Dan ketika Rabbmu berkata kepada malaikat malaikat sesungguhnya Aku akan
menjadikan dibumi seorang khalifah, mereka berkata apakah Engkau menjadikan
dibumi orang yang akan membuat kerusakan didalamnya dan menumpahkan darah
sedangkan kami bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan-Mu, Allah berkata,
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui" (Al-Baqarah : 30)
Mereka berbicara dengan para Nabi sebagaimana ayat yang menceritakan pembicaraan
mereka dengan Nabi Ibrahim, Lihat Adz-dzariyat : 24 - 34
Dan pembicaraan mereka dengan Nabi Luth, Lihat surat Hud : 81
Dan didalam hadits Jibril, malaikat jibril 'alayhis salam berbicara dengan nabi kita
Muhammad ﷺbertanya tentang islam, iman dan juga ihsan (HR Muslim)
Dan mereka berbicara juga dengan orang orang shalih, sebagaimana firman Allah
menceritakan tentang pembicaraan malaikat kepada Maryam,
َ َ َ َ ۡ َ َ ُ َٰ َ َۡ ُ ﱠ َ ۡ َ َ ٰ َ َ ﱠ ٰٓ َ َ ۡ
ٱﺻﻄﻔ ٰ ِﻚ ﻋﻠ ٰﻰ ِ َﺴﺎ ِء ٱﻟ َﻌ ٰ ﻠ ِﻤﻴﻦ ﺔ ﻳ ﻤ ﻢ ِإن ٱﻟﻠﻪ ٱﺻﻄﻔ ِﻚ وﻃﻬﺮ ِك و َو ِ ذ ﻗﺎﻟ ِﺖ ٱﻟﻤﻠ
"Dan ketika para malaikat berkata wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu
dan menyucikanmu dan memilihmu diantara wanita wanita seluruh alam" ('Ali-imran :
42)
Mereka berbicara dengan penduduk surga, Lihat surat Ar-Ra'd 23 - 24
Dan mereka berbicara dengan penduduk neraka, Lihat surat Ghafir 49 - 50
Dan diantara sifat malaikat
6. Bahwasanya malaikat memiliki kemampuan menjelma sebagai manusia
َ َ َ ُ َ َ ْ ُ
Dengan izin Allah ﺳ ﺤﺎﻧﻪ و ﺗﻌﺎﻟﻰAllah berfirman didalam kisah Maryam
۬ ۬ َ َ َ َ َ ََ ﱠ َ َ َ ً۬ َ ُ ۡ َ َ َ ﱠ
وﻧ ِﻬ ۡﻢ ِﺣﺠﺎ ﺎ ﻓﺄ ۡر َﺳﻠﻨﺎ ِإﻟ ۡﻴﻬﺎ ُروﺣﻨﺎ ﻓﺘ َﻤﺜ َﻞ ﻟﻬﺎ ﺸ ًﺮا َﺳ ﺎ
ِ ﻓﭑﺗﺨﺬت ِﻣﻦ د
80
"Maka Maryam memasang hijab (tabir) yang melindungi diri beliau dari keluarganya
maka kami pun mengutus kepadanya ruh kami yaitu Jibril, maka jibril menjelma
dihadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna" (Maryam : 17)
Kisah Ibrahim dan Luth bersama malaikat, dan juga hadits jibril termasuk diantara dalil
dalil tentang sifat malaikat ini, dan hendaknya kita mewaspadai keyakinan sebagian
orang yang mengingkari sifat ini seperti kelompok mu'tazilah yang menganggap hal ini
hanyalah khayalan orang yang melihat.
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allah adalah
“Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian yang ke Tiga”
Apabila kalian mendengar kokok ayam maka mintalah kepada Allah dari karunia Allah
karena sesungguhnya ayam tersebut melihat malaikat dan apabila kalian mendengar
ringkikan keledai maka hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari syaithan karena
keledai tersebut melihat syaithan (HR. Bukhāri IV/350 dan Muslim XVII/46)
Namun seseorang hendaklah waspada, jangan sampai dia menyangka melihat malaikat
atau bermimpi melihat malaikat padahal dia adalah iblis yang ingin menyesatkan
manusia.
8. Jumlah Malaikat sangat banyak, tidak mengetahui jumlahnya kecuali Allāh.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ُ ُ ُ َ ﱢ َ ﱠ َ
َو َﻣﺎ ْﻌﻠ ُﻢ ﺟﻨﻮد َر ﻚ ِإ ﻫ َﻮ
“Tidak mengetahui jumlah tentara-tentara Rabbmu (yaitu malaikat) kecuali Dia.” (Al-
Muddatstsir : 31)
Rasulullah ﷺpernah bercerita di antara apa yang Beliau lihat ketika Isra dan Mi’raj,
Beliau mengatakan :
81
َ َ ُْ َ َْ ﱠ
َ ﻮن أﻟ ُ ُ ُ ْ َ ُ َْ َ َ :َ ََ َ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ُ َْ َ
ِإذا، ﻒ َﻣﻠ ٍﻚ َﺼﻠﻲ ِﻓ ِﻪ ﻞ ﻳﻮ ٍم ﺳ ﻌ، ﻮر ﻓﻘﺎل ﻫﺬا اﻟﺒ ﺖ اﻟﻤﻌﻤ، ﻓ ُﺮ ِﻓ َﻊ ِﻟﻲ اﻟﺒ ﺖ اﻟﻤﻌﻤﻮر ﻓﺴﺄﻟﺖ ِﺟﺒﺮ ﻞ
َ ُ َُ ْ ُ َ َ
آﺧ َﺮ َﻣﺎ ﻋﻠ ْﻴ ِﻬ ْﻢ ْ
ِ ﺧﺮﺟﻮا ﻟﻢ ﻌﻮدوا ِإﻟ ِﻪ
Maka diperlihatkan kepadaku Al-Baitul Ma’mur. Aku bertanya kepada Jibril dan dia
menjawab: ‘Ini adalah Al-Baitul Ma’mur, setiap hari shalat di dalamnya 70.000 malaikat.
Apabila telah keluar dari Al-Baitul Ma’mur maka mereka tidak akan kembali ke sana
(HR. Bukhari VI/302 dan Muslim I/146, No.162)
Dan berapakah jumlah malaikat yang telah shalat di sana semenjak Allah menciptakan
Al-Baitul Ma’mur sampai sekarang dan sampai Hari Kiamat?
Suatu hari Rasulullah ﷺmendengar suara (deritan) langit. Kemudian Beliau berkata:
ٌ ﱠ َ َ ُ ﱠ َ ْ َ ﱠ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ْ ََ َ َ َ ﱢ
أ ﱠﻃﺖ ﱠ، ﻮن
َﻣﺎ ِﻓﻴﻬﺎ َﻣ ْﻮ ِﺿ ُﻊ أ ْر ـﻊ أ َﺻ ِﺎﺑ َﻊ ِإ َو َﻣﻠﻚ، اﻟﺴ َﻤ ُﺎء َوﺣﻖ ﻟﻬﺎ أن ﺗ ِﺌﻂ ِ ِإﻧﻲ أرى ﻣﺎ ﺗﺮون وأﺳﻤﻊ ﻣﺎ ﺴﻤﻌ
ﺎﺟﺪا ِﻟﻠ ِﻪ َ ُ َ َ ْ َ ٌ َو
ِ اﺿﻊ ﺟﺒﻬﺘﻪ ﺳ ِ
Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat dan mendengar apa yang tidak
kalian dengar. Langit mengeluarkan suara (deritan) dan dia berhak untuk
mengeluarkan suara karena tidak ada sebuah tempat seluas 4 jari kecuali di situ ada
seorang malaikat yang meletakkan dahinya bersujud untuk Allah. (Hadīts Hasan,
Riwayat Tirmidzi VI/556 dan Ibnu Mājah II/1402)
Langit yang tujuh mengeluarkan deritan karena sangat banyaknya dan sangat beratnya
malaikat yang tinggal di sana.
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh adalah
“Beriman Dengan Sifat-sifat Fisik Malaikat Bagian Yang ke Empat”.
Disana ada diantara malaikat yang Allāh atau Rasul-Nya sebutkan sifat fisiknya secara
khusus.
Diantaranya,
1. Malaikat Penjaga Neraka
Mereka adalah malaikat yang keras hatinya, tidak memiliki kasih sayang dan sangat
َ ُ َ َ
keras serta kuat badannya. Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ َ َ َ ٌ َ َ ٌ َ َ َ ُ َ ُ َ ْ َ ْ ْ َ َ ُ ُ َ ﱠ ُ َُ َ ََ ﱡ
ْﻌ ُﺼﻮن اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﺎس َواﻟ ِﺤﺠ َﺎرة ﻋﻠ ْﻴﻬﺎ َﻣ ِﺋﻜﺔ ِﻏ ظ ِﺷﺪاد
ُ اﻟﻨ آﻣﻨﻮا ﻗﻮا أﻧﻔﺴ ﻢ وأﻫ ِﻠ ﻢ ﻧﺎرا وﻗﻮدﻫﺎ ﺎأﻳﻬﺎ اﻟ ِﺬﻳﻦ
َ ُْ َ َْ ُ
أ َﻣ َﺮﻫ ْﻢ َو ﻔ َﻌﻠﻮن َﻣﺎ ﻳﺆ َﻣ ُﺮون
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api
neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu dijaga oleh para malaikat yang keras
hatinya dan kuat badannya, yang mereka tidak memaksiati Allāh dalam perintah Allāh
yang Allāh perintahkan kepada mereka. Dan mereka melaksanakan apa yang
diperintahkan kepada mereka.” (At-Tahrīm 6)
82
2. Jibrīl ‘alayhissalām
َ ُ َ َ
Adalah malaikat yang kuat dan indah dipandang. Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ْ َ ُ ﱠ َ ُ ُ َ ُ َ َ
٦) ﺎﺳﺘ َﻮى وﻣﺮ ٍة ﻓ
ِ ( ذ٥) ﻋﻠﻤﻪ ﺷ ِﺪ ﺪ اﻟﻘﻮى
“Muhammad telah diajari oleh malaikat Jibrīl yang sangat kuat yang memiliki rupa yang
indah, maka dia menampakkan diri.” (An-Najm 5-6)
َ َ ُ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ﱠ َ ْ ََ ْ َ ْ َ َ ْ َ ﱢ َ
ﻴﺮة َﺳ ْﺒﻊ ِﻣﺎﺋ ِﺔ ﻋ ٍﺎماﻟﻠﻪ ِﻣﻦ ﺣ َﻤﻠ ِﺔ اﻟ َﻌ ْﺮش ِإن َﻣﺎ ﺑ ْﻴﻦ ﺷﺤ َﻤ ِﺔ أذ ِﻧ ِﻪ ِإﻟﻰ ﻋ ِﺎﺗ ِﻘ ِﻪ ﻣ ِﺴ
ِ أ ِذن ِﻟﻰ أن أﺣﺪث ﻋﻦ ﻣﻠ ٍﻚ ِﻣﻦ ﻣ ِﺋﻜ ِﺔ
َ َ َ َ ُ ﱠ ََ َ ْ َ ُْ ْ ََ َ ْ َ َْ ً ﱞ ُْ َ ْ َ ﱠ
اﻟﺼﻮر ُﻣﻨﺬ ُو ِ َﻞ ِ ِﻪ ُﻣ ْﺴﺘ ِﻌﺪ ﻳﻨﻈ ُﺮ ﻧﺤ َﻮ اﻟ َﻌ ْﺮش َﻣﺨﺎﻓﺔ أن ﻳﺆ َﻣ َﺮ ﻗ ْ َﻞ أن ﻳ ْﺮﺗﺪ ِإﻟ ِﻪ ﻃ ْﺮﻓﻪ ﺄن ﻋ ْﻴ ْ ِﻪ
ُ ﺐ ُ ف َﺻﺎﺣ
ِ ِإن ﻃﺮ
ََ ُﱢ
ﺎن ِ ﺎن درِ ﻛﻮﻛ
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah adalah tentang
“Beriman Dengan Sifat-Sifat Akhlak Para Malaikat Bagian yang Pertama”
Diantara beriman dengan malaikat Allah adalah beriman dengan akhlaq mereka
diantaranya:
1. Mereka memiliki sifat Al-Karām dan Al-Birr
Malaikat memiliki sifat Al-Karam, artinya memiliki akhlak yang mulia lagi terpuji. Dan
mereka memiliki sifat Al-Birr, yang artinya banyak berbuat baik kepada orang lain.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
83
َ َ ْ
١٦ ) ( ِﻛ َﺮ ٍام ﺑ َﺮ َر ٍة١٥) ِ ﺄ ِﺪي َﺳﻔ َﺮ ٍة
“Al-Qur'an ditulis dengan tangan-tangan malaikat yang mulia akhlaknya lagi berbuat
baik.” (‘Abasa 15-16)
Rasulullah ﷺbersabda:
َ َ ُ ُْ َ َ ﱠ
اﻟﺴﻔ َﺮ ِة اﻟ ِ َﺮ ِام اﻟ َﺒ َﺮ َر ِة آن ﻣﻊ
ِ ﺎﻫﺮ ِ ﺎﻟﻘﺮ
ِ اﻟﻤ
“Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an maka dia bersama malaikat yang mulia
akhlaknya lagi banyak berbuat baik.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan diantara kebaikan malaikat bahwasanya mereka banyak mendo’akan kebaikan bagi
َ ُ َ َ
orang-orang yang beriman. Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ْ َ ﱡ َ ْ َ ْ ُ ُ ُ ََ َ ْ ْ َ َ ُ َ ُ
ﺎت ِإﻟﻰ اﻟﻨﻮر ۚ َو ﺎن ِ ﺎﻟ ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ َر ِﺣ ﻤﺎ َ
ِ ﻫﻮ اﻟ ِﺬي ﺼﻠﻲ ﻋﻠ ﻢ وﻣ ِﺋﻜﺘﻪ ِﻟ ﺨﺮﺟ ﻢ ِﻣﻦ اﻟﻈﻠﻤ
“Dialah Allah yang memuji kalian dan demikian malaikatNya mendo’akan kebaikan
untuk kalian supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya.
Dan Dia Allāh sangat sayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzāb 43)
Demikian pula firman Allah ﻋﺰا و ﺟﻞ:
َ َ ََ َُ ﱠ َ َْ َ َ ُ ُْ ْ َّ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ ﱢ َ ْ َ َ
آﻣﻨﻮا َر ﻨﺎ َو ِﺳ ْﻌﺖ ﱠﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻬﻢ َو ﺆ ِﻣﻨﻮن ِ ِﻪ َو ْﺴﺘﻐ ِﻔ ُﺮون ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺤ ِﻤﻠﻮن اﻟ َﻌ ْﺮش وﻣﻦ ﺣﻮﻟﻪ ﺴ ﺤﻮن ِ ﺤﻤ ِﺪ ر ـ
َ
ُ ْ َ ْ َ ﱠَ ْ ُ َ ﱠ َ َ َ َ َ ﱠ ُ ََ ْ َ ً ْ
ﺎت ﻋﺪ ٍن اﻟ ِﺘﻲ َوﻋﺪﺗﻬ ْﻢ ِ ( َر ﻨﺎ َوأد ِﺧﻠﻬ ْﻢ ﺟﻨ٧) َرﺣ َﻤﺔ َو ِﻋﻠﻤﺎ ﻓﺎﻏ ِﻔ ْﺮ ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ ﺗﺎﺑﻮا َواﺗ َ ُﻌﻮا َﺳ ِ ﻠﻚ َو ِﻗ ِﻬ ْﻢ ﻋﺬاب اﻟﺠ ِﺤ ِﻢ
ْ ََ َ َﱠ ﱢ َ ْ َ َ ََ ُ ﱠ ﱢ ُ َ ُ َ َ ْ َ ْ َ ُﱢﱠ ْ ﱠ َْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ
ﺎت ﻳ ْﻮ َﻣ ِﺌ ٍﺬ ﻓﻘﺪِ ﺎت وﻣﻦ ﺗ ِﻖ اﻟﺴ ﺌ ِ ( و ِﻗ ِﻬﻢ اﻟﺴ ﺌ٨) اﺟ ِﻬﻢ وذر ِﺎﺗ ِﻬﻢ ِإﻧﻚ أﻧﺖ اﻟﻌ ﺰ اﻟﺤ ِﻜ ﻢ ِ وﻣﻦ ﺻﻠ َﺢ ِﻣﻦ آ ِﺎﺋ ِﻬ َﻢ وأزو
ُ ُ َ ُ َ
(٩) َر ِﺣ ْﻤﺘﻪ َوذ ِﻟﻚ ﻫ َﻮ اﻟﻔ ْﻮز اﻟ َﻌ ِﻈ ُﻢ
“Dan malaikat-malaikat yang memikul ‘Arsy dan malaikat-malaikat yang ada di sekitar
‘Arsy bertasbih dengan memuji Rabb mereka dan beriman dengan Allah dan
memohonkan ampun untuk orang-orang yang beriman. Mereka berkata: ‘Wahai Rabb
kami, sungguh, rahmat dan ilmuMu meliputi segala sesuatu maka ampunilah dosa bagi
orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalanMu dan jagalah mereka dari adzab
neraka. Wahai Rabb Kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah
Engkau janjikan bagi mereka dan orang-orang yang shālih diantara bapak-bapak
mereka, istri-istri mereka dan keturunan mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. Dan jagalah mereka dari kejelekan-kejelekan. Dan barangsiapa
yang Engkau jaga pada hari itu dari kejelekan maka sungguh Engkau telah
merahmatinya dan itulah keberuntungan yang besar’.” (Ghāfir 7-9)
Dan diantara kebaikan mereka (adalah) syafa’at mereka untuk orang-orang yang
َ ُ َ َ
bertauhid. Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ﱠ َُ َ ْ َ َ َ
ْﻌﻠ ُﻢ َﻣﺎ ﺑ ْﻴﻦ أ ِﺪ ِﻳﻬ ْﻢ َو َﻣﺎ ﺧﻠﻔﻬ ْﻢ َو ﺸﻔ ُﻌﻮن ِإ ِﻟ َﻤﻦ ْارﺗﻀ ٰﻰ َوﻫﻢ ﱢﻣﻦ ﺧﺸ ِﺘ ِﻪ ُﻣﺸ ِﻔﻘﻮن
84
َ ُ َ
“Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengetahui amalan mereka (yaitu para malaikat) yang sudah
berlalu maupun yang akan datang. Dan mereka tidak memberikan syafa’at kecuali bagi
orang yang Allah ridhai dan mereka takut kepada Allah” (Al-Anbiyā 28)
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah
adalah tentang “Beriman Dengan Sifat-Sifat Akhlak Bagian yang Kedua”
Apakah aku tidak malu dari seorang laki-laki yang malaikat malu kepadanya? (HR.
Muslim IV/1866, no.2041 kitab “Fadhaa-ilush Shahaabah” bab “min fadhaa-ili Utsman”)
Imam An-Nawawiy rahimahullah di dalam kitab beliau Al-Minhaaj ketika menjelaskan
hadīts ini, beliau berkata:
َ َ ْ ٌ َ ٌ َ َ َ َ َ ﱠ ََ َْ ُ ُ َ َ َ َ َُْ ٌ َ ٌ َ َ
ﺎت اﻟ َﻤ ِﺋﻜ ِﺔ
ِ ﺎﻫﺮة ِﻟﻌﺜﻤﺎن وﺟ ﻟﺘﻪ ِﻋﻨﺪ اﻟﻤ ِﺋﻜ ِﺔ وأن اﻟﺤ ﺎء ِﺻﻔﺔ ﺟ ِﻤ ﻠﺔ ِﻣﻦ ِﺻﻔ
ِ و ِﻓ ِﻪ ﻓ ِﻀ ﻠﺔ ﻇ
Di dalam hadits ini ada keutamaan yang jelas bagi ‘Utsman dan keagungan beliau di sisi
para malaikat dan bahwasanya malu adalah sifat yang indah diantara sifat-sifat
malaikat. (Syarh an-Nawawi ‘alaa Muslim XV/169)
Dan di antara sifat-sifat akhlak malaikat:
3. Tidak Sombong untuk beribadah kepada Allāh, merendahkan diri kepada Allāh
Dan tidak sombong untuk beribadah kepadaNya adalah sifat yang mulia. Allah telah
menyifati malaikat-malaikatNya dengan sifat yang mulia ini.
“'Isa Al-Masih tidak menahan dirinya untuk menjadi seorang hamba Allah, demikian
pula malaikat-malaikat Allah yang didekatkan. Dan barangsiapa yang menahan diri dari
beribadah kepada Allah dan sombong maka Allah akan mengumpulkan mereka
semuanya.” (An-Nisā : 172)
Dan akan datang in syā Allāh pembahasan tentang ibadah-ibadah malaikat.
Halaqah yang ke-12 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Pertama”
85
Diantara beriman dengan malaikat-malaikat Allah adalah beriman dengan amalan-
amalan mereka yang kita ketahui.
Amalan-amalan malaikat;
- Ada yang berupa ibadah
- Ada yang berupa tugas, yang berkaitan dengan alam semesta dan ada yang berupa
tugas yang berkaitan dengan manusia
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah menciptakan malaikat dan menjadikan mereka beribadah
dengan ibadah-ibadah yang agung. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan.
Di antara bentuk ibadah mereka;
1. TASBIH
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman menceritakan tentang ucapan para malaikat ketika Allāh
menciptakan Adam.
Mereka mengatakan :
َ ُ ََ ْ ُ ُ َ ﱢ ُ َ ْ َ ََُ ﱢ
س ﻟﻚوﻧﺤﻦ ﺴﺒﺢ ِ ﺤﻤ ِﺪك وﻧﻘﺪ
َ َ َ ْ ُ َ َْ َ ﱠ ُ َ ُ ُ َ َ ﱢ َ َ َ ْ َ
۩ ْﺴﺄ ُﻣﻮن اﺳﺘ َﺒ ُﺮوا ﻓﺎﻟ ِﺬﻳﻦ ِﻋﻨﺪ َر ﻚ َﺴ ﱢ ﺤﻮن ﻟﻪ ِ ﺎﻟﻠ ِﻞ واﻟﻨﻬﺎر وﻫﻢ ﻓ ِﺈ ِن
َ َ َ َ ُ َ َ ْ َ
ُﺳ ْ ﺤﺎن اﻟﻠ ِﻪ َو ِﺤ ْﻤ ِﺪ ِە: ﻼﺋﻜ ِﺘ ِﻪ أ ْو ِﻟ ِﻌ َ ِﺎد ِە
ِ ﻣﺎ اﺻﻄﻔﻰ اﻟﻠﻪ ِﻟﻤ
Yang paling baik adalah ucapan yang Allāh pilih untuk para malaikatNya atau hamba-
hambaNya yaitu ucapan ‘Subhanallahi wa bihamdih. (HR. Muslim IV/209,no.2731)
Makna tasbīh adalah:
- Mensucikan Allāh dari segala sifat kekurangan yang tidak pantas bagi Allāh, dan
- Menetapkan segala sifat kesempurnaan bagi Allah.
Yang kedua, diantara ibadah para malaikat adalah;
2. MENDO’AKAN
Para malaikat secara umum mereka mendo’akan untuk orang-orang yang beriman,
sebagaimana firman Allah:
َ ْ َ ﱡ َ ﱢ َ ْ ُ ُ ُ ََ َ ْ ْ َ َ ُ َ ُ
ﺎت ِإﻟﻰ اﻟﻨﻮر ۚ َو ﺎن ِ ﺎﻟ ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ َر ِﺣ ﻤﺎ َ
ِ ﻫﻮ اﻟ ِﺬي ﺼﻠﻲ ﻋﻠ ﻢ وﻣ ِﺋﻜﺘﻪ ِﻟ ﺨﺮﺟ ﻢ ﻣﻦ اﻟﻈﻠﻤ
86
“Dialah Allah yang menguji kalian dan demikian malaikatNya mendo’akan kebaikan
untuk kalian supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya.
Dan Dia Allāh sangat sayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzāb 43)
Dan mendo’akan secara khusus bagi orang-orang yang beriman yang melakukan amal
shālih tertentu, di antaranya adalah;
1. Do’a mereka untuk pengajar agama.
Rasulullah ﷺbersabda:
َ ﱠ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ ﱠ َ ﱠ َ ﱠ َ َ َ ﱠ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ﱠ
ﻟ ُ َﺼﻠﻮن ﻋﻠﻰ ُﻣ َﻌﻠ ِﻢ اﻟﻨﺎس اﻟﺨ ْﻴ َﺮ، ﺣﺘﻰ اﻟﻨ ْﻤﻠﺔ ِﻓﻰ ﺟﺤﺮﻫﺎ َوﺣﺘﻰ اﻟﺤﻮت،ات َواﻷ ْرض
ِ ِإن اﻟﻠﻪ وﻣ ِﺋﻜﺘﻪ وأﻫﻞ اﻟﺴﻤﻮ
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya dan penduduk langit dan bumi sampai
semut-semut di sarangnya dan ikan-ikan sungguh-sungguh mendo’akan kebaikan bagi
seorang yang mengajarkan manusia kebaikan.” (Hadīts hasan riwayat Tirmidzi IV/154)
2. Mereka juga mendo’akan untuk orang yang menunggu didirikannya shalat dan orang
yang duduk di masjid setelah shalat.
Rasulullah ﷺbersabda di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhāri I/171
no. 434 dan Muslim I/449-450:
ْ اﻟ َﻤ َ ﺋﻜ ُﺔ ُﺗ َﺼﻠﻲ َﻋﻠﻰ أ َﺣﺪ ْﻢ َﻣﺎ َد َام ﻓﻲ ُﻣ َﺼ ﱠ ُە اﻟﺬي َﺻﻠﻰ ﻓ ﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ُ ْﺤﺪ ْث ﻓ ْ ﻪ َﺗ: اﻏﻔ ْﺮ ﻟ ُﻪ اﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ ْار َﺣ ْﻤ ُﻪ
ﻘﻮ ُل
ْ ُ ﱠ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ اﻟﻠﻬﻢ
Para malaikat mendo’akan kebaikan untuk salah seorang di antara kalian selama dia
berada di tempat shalatnya selama dia belum berhadats. Malaikat berkata: ‘Yaa Allah,
ampunilah dia. Yaa Allah rahmatilah dia
Di dalam riwayat Muslim, Beliau ﷺmengatakan:
Senantiasa seorang hamba di dalam shalat selama dia berada di tempat shalat
menunggu didirikannya shalat dan malaikat berkata: ‘Yaa Allah, ampunilah dia. Yaa
Allah rahmatilah dia’, sehingga dia pergi atau berhadats.
Halaqah yang ke-13 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah
adalah “Beriman Dengan Amalan-Amalan Malaikat Bagian Yang Kedua”
87
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk orang-orang yang
berada di shaf-shaf yang pertama. (Hadits Shahih, Riwayat Abū Dāwūd I/178 no. 664,
An-Nasa’i II/90, dan Ibnu Majah I/318 no. 997)
Dan mereka mendoakan untuk,
2. Orang-orang yang menyambung shaf dan menutupi celah-celah yang ada diantara shaf.
Rasulullāh ﷺbersabda:
َ َ َ ُ ُ َ ً َ ُ ﱠ َ ُ َ ﱡ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ﱠ
اﻟﺼﻔﻮف َو َﻣﻦ َﺳﺪ ﻓ ْﺮﺟﺔ َرﻓ َﻌﻪ اﻟﻠﻪ ِﺑﻬﺎ د َرﺟﺔ ِإن اﻟﻠﻪ َو َﻣ ِﺋﻜﺘﻪ َﺼﻠﻮن ﻋﻠﻰ اﻟ ِﺬﻳﻦ ِﺼﻠﻮن
َ َ ْ ُ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َ
ﻓﻠ ُ ِﻘ ﱠﻞ اﻟ َﻌ ْ ﺪ ِﻣﻦ ذ ِﻟﻚ أ ْو ِﻟ ُ ِﺜ ْﺮ، ﻼﺋﻜﺔ َﻣﺎ َﺻﻠﻰ ﻋﻠ ﱠﻲ َ
ِ ﻣﺎ ِﻣﻦ ﻣﺴ ِﻠ ٍﻢ ﺼﻠﻲ ﻋﻠ ﱠﻲ ِإﻻ ﺻﻠﺖ ﻋﻠ ِﻪ اﻟﻤ
Tidak ada seorang Muslim yang bershalawat kepadaku, kecuali malaikat akan
bershalawat untuknya selama dia masih bershalawat kepadaku. Maka hendaklah
seorang hamba mempersedikit shalawat kepadaku atau memperbanyak. (Hadits Hasan
Riwayat Ibnu Mājah I/294 no. 907)
Para malaikat juga mendoakan bagi,
4. Orang yang berinfaq fī sabilillah.
Di dalam sebuah hadits Nabi ﷺbersabda:
Tidak ada satu hari dimana para hamba memasuki waktu pagi, kecuali turun dua
malaikat. Berkata salah satunya, “Yaa Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq.” Dan
berkata yang lain, “Yaa Allah, berilah kehancuran bagi orang yang menahan”, yaitu
menahan diri dari infaq yang disyari’atkan. (HR. Bukhāri III/304, no. 1442 dan Muslim
II/700 no. 1010)
Para ulama mengatakan:
“Do’a dengan diganti disini mencakup infaq dalam keta’atan yang wajib maupun yang
sunnah, nafkah untuk keluarga, jamuan untuk tamu, dan yang semisalnya.”
Mereka para malaikat juga mendoakan bagi,
5. Orang-orang yang sahur.
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺbersabda:
َ ﱢ َ َ ُ ُ َ َ َ ﱠ
ِإن اﻟﻠﻪ َو َﻣ ِﺋﻜﺘﻪ َﺼﻠﻮن ﻋﻠﻰ اﻟ ُﻤ َﺴﺤ ﻦ
88
Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk orang orang yang sahur.
(Hadits Hasan Riwayat Thabrani di dalam Al-Ausath dan juga Ibnu Hibban dalam Al
Mawaarid 880)
Halaqah yang ke-14 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ketiga”
Diantara orang-orang yang akan dido’akan secara khusus dengan kebaikan oleh para
Malaikat adalah:
6. Orang yang menjenguk orang yang sakit
Rasulullah ﷺbersabda:
َ ً َ ُ َ َ ْ ُ َ ﱠ َ ُْ َ ْ َ ً َ ْ ُ ْ ُ ُ َُ ْ ُ ْ َ
َو ِ ن ﻋﺎدە ﻋ ِﺸ ﱠ ﺔ إﻻ َﺻﻠﻰ ﻋﻠ ْ ِﻪ, ﻒ َﻣﻠ ٍﻚ ﺣﺘﻰ ْﻤ ِﺴ َﻲ َ
ِ ﻣﺎ ِﻣﻦ ﻣﺴ ِﻠ ٍﻢ ﻌﻮد ﻣﺴ ِﻠﻤﺎ ﻏﺪوة إﻻ ﺻﻠﻰ ﻋﻠ ِﻪ ﺳ ﻌﻮن أﻟ
َ ﱠ
ﻒ ِﻓﻲ اﻟﺠﻨ ِﺔٌ ﺎن ﻟ ُﻪ َﺧَ َ َ ْ ُ َ ﱠ
و، ﻒ َﻣﻠ ٍﻚ ﺣﺘﻰ ﺼ ِﺒﺢ
َ ُْ َ
ِ ﺳ ﻌﻮن أﻟ
Tidaklah seorang Muslim menjenguk seorang muslim yang lain di waktu pagi kecuali
70.000 malaikat akan bershalawat untuknya sampai sore hari. Dan tidaklah
menjenguknya di waktu sore kecuali 70.000 malaikat akan bershalawat untuknya
sampai pagi. Dan dia akan mendapatkan petikan buah-buahan di surga. (Hadits Shahih
Riwayat Abu Dawud III/185, no.3099 dan Tirmidzi)
7. Malaikat mengaminkan do’a yang dibaca di samping orang yang meninggal atau orang
yang sakit
Rasūlullāh ﷺbersabda:
َ ُ َ َ ْ َ ﱠ ََ َ ُ ﱢ َُ َ َ ْ إ َذا َﺣ
َ ﻀﺮُﺗ ُﻢ اﻟ َﻤ
ﺆﻣﻨﻮن ﻋﻠﻰ َﻣﺎ ﺗﻘﻮﻟﻮن ﻓ ِﺈن اﻟﻤ ِﺋﻜﺔ ﻳ، ﻓﻘﻮﻟﻮا ﺧﻴﺮا،اﻟﻤ ﱢ ﺖ أو،ﺾ ِ
Apabila kalian menghadiri orang yang sakit atau meninggal, maka ucapkanlah ucapan
yang baik, karena sesungguhnya malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan. (HR.
Muslim II/633, no.919 Kitab Al-Janaa-iz)
8. Malaikat mengaminkan do’a kebaikan untuk saudara se-Islam
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺbersabda:
Barang siapa mendo’akan kebaikan untuk saudaranya dalam keadaan saudaranya tidak
mengetahui maka berkata seorang malaikat yang ditugaskan “Aamiin dan bagimu yang
semisalnya. (HR. Muslim II/2094, no.2732 kitab “adz-Dzikr wad Du’aa”)
Ini menunjukkan keutamaan mendo’akan saudara semuslim dengan sembunyi-
sembunyi karena ini lebih ikhlash.
Berkata Imam Nawawi ketika menjelaskan hadits ini:
َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ ُ َ َﱠ ْ َ َ َ ُ َْ َْ ُ َ َ َ َ َ َْ ُ ﱠ
َو ﺤ ُﺼ ُﻞ ﻟﻪ ِﻣﺜﻠﻬﺎ، ﻒ ِإذا أ َراد أن ﺪﻋﻮ ِﻟﻨﻔ ِﺴ ِﻪ ﺪﻋﻮ ِﻷ ِﺧ ِﻪ اﻟ ُﻤ ْﺴ ِﻠﻢ ِﺑ ِﺘﻠﻚ اﻟﺪﻋ َﻮ ِة ; ِﻷﻧﻬﺎ ْﺴﺘﺠﺎب
ِ و ﺎن ﻌﺾ اﻟﺴﻠ
89
Dahulu sebagian Salaf apabila ingin mendo’akan kebaikan untuk dirinya, maka dia
mendo’akan untuk saudaranya semuslim dengan do’a tersebut, karena doa ini mustajab
dan dia mendapatkan yang semisalnya.
Halaqah yang ke-15 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ke Empat”
Selain mendo’akan dengan kebaikan, malaikat juga mendo’akan kejelekan bagi orang-
orang tertentu dengan perintah dari Allāh.
1. Mereka mendo’akan laknat bagi orang yang meninggal dalam keadaan kāfir.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kāfir atas mereka
laknat Allāh, para malaikat dan manusia semuanya.” (Al-Baqarah : 161)
2. Mereka mendo’akan laknat bagi orang yang berbuat bid’ah di kota Madinah atau
melindunginya.
Rasūlullāh ﷺbersabda,
ﻣﻦ أﺣﺪث ﻓﻴﻬﺎ ﺣﺪﺛﺎ ﻓﻌﻠ ﻪ ﻟﻌﻨﺔ اﻟﻠﻪ، وﻻ ﺤﺪث ﻓﻴﻬﺎ ﺣﺪث، ﻻ ﻘﻄﻊ ﺷﺠﺮﻫﺎ،ٲﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﺣﺮم ﻣﻦ ﻛﺬا إﻟﻰ ﻛﺬا
واﻟﻤﻼﺋﻜﺔ واﻟﻨﺎس أﺟﻤﻌﻴﻦ
Madinah adalah tanah Haram dari sini ke sini, tidak dipotong pohonnya dan tidak boleh
membuat bid’ah di dalamnya. Barangsiapa yang membuat bid’ah di dalamnya maka
atasnya laknat Allāh, para malaikat dan seluruh manusia. (HR Bukhāri II/661 No. 1768
bab fadhlul Madinah dan Muslim no. 1366)
Dalam Shahīh Muslim no. 1371 dari hadīts Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, Rasūlullāh
ﷺbersabda:
ﻓﻤﻦ أﺣﺪث ﻓﻴﻬﺎ ﺣﺪﺛﺎ أو آوى ﻣﺤﺪﺛﺎ ﻓﻌﻠ ﻪ ﻟﻌﻨﺔ اﻟﻠﻪ واﻟﻤﻼﺋﻜﺔ واﻟﻨﺎس أﺟﻤﻌﻴﻦ
“Maka barangsiapa yang membuat bid’ah di dalamnya atau melindungi orang yang
membuat bid’ah maka atasnya laknat Allāh, malaikat dan seluruh manusia.”
3. Mereka mendo’akan laknat atas orang yang mencela para shahābat Nabi ﷺ
Rasūlullāh ﷺbersabda:
Barangsiapa yang mencela para shahābatku maka atasnya laknat Allāh, para malaikat
dan seluruh manusia. (Hadīts Shahīh, diriwayatkan oleh Ath-Thabrāniy di dalam Al-
Mu’jamul Kabīr XII/142,No.12709)
90
4. Malaikat mendo’akan laknat bagi orang yang mengacungkan senjata kepada
saudaranya se-Islam.
Rasūlullāh ﷺbersabda:
إذا دﻋﺎ اﻟﺮﺟﻞ اﻣﺮأﺗﻪ إﻟﻰ ﻓﺮاﺷﻪ ﻓﺄ ﺖ ﻓ ﺎت ﻏﻀ ﺎن ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻟﻌﻨﺘﻬﺎ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺣﺘﻰ ﺗﺼﺒﺢ
Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur kemudian istri tersebut
enggan, kemudian suaminya bermalam dalam keadaan marah maka malaikat melaknat
istri tersebut sampai pagi. (HR Bukhāri IV/1994, no.4897 dan Muslim)
Yang dimaksud laknat malaikat di dalam dalil-dalil di atas adalah do’a malaikat kepada
Allāh supaya Allāh menjauhkan orang tersebut dari rahmat Allāh.
Dan telah berlalu do’a jelek malaikat atas orang yang menahan dari berinfaq, yaitu
menahan dari infaq yang diwajibkan atasnya.
Halaqah yang ke-16 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-Amalan Malaikat Bagian yang Kelima”
إن ﻟﻠﻪ ﺗ ﺎرك وﺗﻌﺎﻟﻰ ﻣﻼﺋﻜﺔ ﺳ ﺎرة ﻓﻀﻼ ﻳ ﻌﻮن ﻣﺠﺎﻟﺲ اﻟﺬﻛﺮ ﻓﺈذا وﺟﺪوا ﻣﺠﻠﺴﺎ ﻓ ﻪ ذﻛﺮ ﻗﻌﺪوا ﻣﻌﻬﻢ وﺣﻒ
ﻌﻀﻬﻢ ﻌﻀﺎ ﺄﺟﻨﺤﺘﻬﻢ ﺣﺘﻰ ﻤﻠﺆا ﻣﺎ ﺑ ﻨﻬﻢ و ﻴﻦ اﻟﺴﻤﺎء اﻟﺪﻧ ﺎ ﻓﺈذا ﺗﻔﺮﻗﻮا ﻋﺮﺟﻮا وﺻﻌﺪوا إﻟﻰ اﻟﺴﻤﺎء
91
4. Malaikat Mendengarkan Khutbah
Rasūlullāh ﷺbersabda,
إذا ﺎن ﻳﻮم اﻟﺠﻤﻌﺔ ﺎن ﻋﻠﻰ ﻞ ﺎب ﻣﻦ أﺑﻮاب اﻟﻤﺴﺠﺪ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻜﺘﺒﻮن اﻷول ﻓﺎﻷول ﻓﺈذا ﺟﻠﺲ اﻹﻣﺎم ﻃﻮوا
اﻟﺼﺤﻒ وﺟﺎءوا ﺴﺘﻤﻌﻮن اﻟﺬﻛﺮ
Apabila hari Jum’at maka disetiap pintu diantara pintu-pintu masjid ada malaikat-
malaikat yang menulis yang pertama-tama datang kemudian yang selanjutnya.
Kemudian apabila imam duduk mereka melipat lembaran catatan dan datang untuk
mendengarkan dzikir (HR Bukhāri II/407 dan Muslim II/586 no. 850)
5. Mereka Mengatakan “Aamiin" ketika Imam Mengatakan “Aamiin” di dalam Shalatnya
Dan Mengatakan “Allahumma Rabbana Lakal Hamdu” Ketika Imam Membaca
“Sami'llahu”.
Rasūlullāh ﷺbersabda,
ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ واﻓﻖ ﺗﺄﻣﻴﻨﻪ ﺗﺄﻣﻴﻦ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﻣﺎ ﺗﻘﺪم ﻣﻦ ذﻧ ﻪ،إذا أﻣﻦ اﻹﻣﺎم ﻓﺄﻣﻨﻮا
Apabila imam membaca ‘Āmīn’ maka bacalah Āmīn, karena barangsiapa yang bacaan
Āmīnnya bersamaan dengan Āmīn malaikat diampuni dosanya yang telah lalu. (HR
Bukhāri II/262 dan Muslim I/307)
Dan Beliau ﷺbersabda,
إذا ﻗﺎل اﻹﻣﺎم ﺳﻤﻊ اﻟﻠﻪ ﻟﻤﻦ ﺣﻤﺪە ﻓﻘﻮﻟﻮا اﻟﻠﻬﻢ ر ﻨﺎ ﻟﻚ اﻟﺤﻤﺪ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ واﻓﻖ ﻗﻮﻟﻪ ﻗﻮل اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻏﻔﺮ ﻟﻪ ﻣﺎ ﺗﻘﺪم ﻣﻦ
ذﻧ ﻪ
Halaqah yang ke-17 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-Amalan Malaikat Bagian Yang Keenam”
92
“Tidak ada di antara kami kecuali dia memiliki kedudukan yang diketahui. Dan
sesungguhnya kami berdiri bershaf-shaf dan sesungguhnya kami bertasbih.” (Ash-
Shāffāt 164 – 166)
Rasūlullāh ﷺbersabda:
َ َ ُ َْ ﱢ ﻮن َﻤﺎ َﺗ ُﺼ ﱡ
َ َ َ ُ ﱡ
ﻒ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ ِﻋﻨﺪ َر ـﻬﺎ ؟ أ ﺗﺼﻔ
Apakah kalian tidak mau bershaf seperti bershafnya malaikat di sisi Rabb mereka?
Para shahābat berkata,
َ َ ُ َْ ﱢ ﻒ َﺗ ُﺼ ﱡ
َ ْ َِو،َ ﺎ َر ُﺳ ْﻮ ُل اﻟﻠﻪ
ﻒ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ ِﻋﻨﺪ َر ـﻬﺎ ؟ ِ
Mereka menyempurnakan shaf-shaf yang pertama dan mereka saling merapatkan shaf
(HR Muslim I/322, no. 430)
َ ُ َ َ
Dan Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ُ ُ َ ُ ُ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ََﱢ َ ﱠ
ْﺴﺘ ِﺒ ُﺮون ﻋﻦ ِﻋ َ ﺎد ِﺗ ِﻪ َو َﺴ ﱢ ﺤﻮﻧﻪ َوﻟﻪ ْﺴﺠﺪون ِإن اﻟ ِﺬﻳﻦ ِﻋﻨﺪر ﻚ
“Sesungguhnya malaikat yang di sisi Rabbmu tidak sombong dari beribadah kepadaNya,
bertasbih untukNya dan bersujud.” (Al-A’rāf 206)
Yang ke-7 diantara ibadah mereka,
7. MENGUCAPKAN SALAM
Telah berlalu bahwa mereka mengucapkan salam kepada Ibrāhīm ketika masuk ke
rumah beliau.
Di dalam sebuah hadīts, Jibrīl pernah berkata kepada Nabi kita ﷺ
ﱢ َ ْ ﱢ َ َ َ َ َْ َ َ َْ َ َْ ﱠ
اﻟﺴ َم ِﻣﻦ َر ـﻬﺎ َو ِﻣﻨﻲ ﻓ ِﺈذا ِﻫﻲ أﺗﺘﻚ ﻓﺎﻗﺮأ ﻋﻠﻴﻬﺎ
Apabila Khadījah mendatangimu maka sampaikanlah salam dari Rabbnya dan juga
dariku. (HR Bukhāri III/1389 dan Muslim no. 2433)
Rasūlullāh ﷺbersabda kepada ‘Āisyah,
َ ﱠ َ َْ َ َ ُ َ َ َ
اﻟﺴ َم ﺎ ﻋﺎ ِ ﺸﺔ ﻫﺬا ِﺟ ْﺒﺮ ُﻞ ﻘ َﺮأ ﻋﻠ ْ ِﻚ
Wahai ‘Āisyah, ini adalah Jibrīl mengucapkan salam kepadamu. (HR Bukhāri VI/305 no.
2447 dan Muslim no.2474)
Malaikat mengucapkan salam untuk orang-orang yang beriman ketika sakaratul maut.
93
Allāh berfirman:
َ َ ُ ََ ﱠ ُ ْ َ َ َ َُ َ َ ُ َ ُ َ ََ ﱠ
اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺗﺘ َﻮﻓﺎﻫ ُﻢ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ ﻃ ﱢﻴ ِﺒﻴﻦ ۙ ﻘﻮﻟﻮن َﺳ ٌم ﻋﻠ ْ ُﻢ ادﺧﻠﻮا اﻟﺠﻨﺔ ِ َﻤﺎ ﻛﻨﺘ ْﻢ ﺗ ْﻌ َﻤﻠﻮن
“Mereka adalah orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan baik. Para
malaikat mengatakan, ‘Keselamatan atas kalian, masuklah kalian ke dalam surga dengan
sebab apa yang kalian amalkan’.” (An-Nahl 32)
Dan mereka mengucapkan salam kepada penduduk surga setelah dibukanya pintu-
pintu surga.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ُ َ ٌ َ َََُ َ ْ ُ َ َ َ َُ َ ْ ْ َ ُ َ َ ُ َ َ َ ﱠ ُ َ َ ﱠ َُ ﱠَ ﱠ َ
ﻼم ﻋﻠ ْ ْﻢ ِﻃ ْﺒﺘ ْﻢ َو ِﺳﻴﻖ اﻟ ِﺬﻳﻦ اﺗﻘ ْﻮا َر ـﻬ ْﻢ ِإﻟﻰ اﻟﺠﻨ ِﺔ زﻣﺮا ﺣﺘﻰ ِإذا ﺟﺎؤوﻫﺎ وﻓ ِﺘﺤﺖ أﺑﻮاﺑﻬﺎ وﻗﺎل ﻟﻬﻢ ﺧﺰﻧﺘﻬﺎ ﺳ
َ َ َ ُ ْ َ
ﻓﺎدﺧﻠﻮﻫﺎ ﺧ ِﺎﻟ ِﺪﻳﻦ
َ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ
َوﻫ ْﻢ ِﻣﻦ ﺧﺸ ِﺘ ِﻪ ُﻣﺸ ِﻔﻘﻮن
“Mereka takut kepada Rabb mereka yang ada di atas mereka.” (An-Nahl 50)
Demikianlah ibadah para malaikat, mereka sibuk dengan ibadah, ikhlash di dalamnya
dan terus menerus.
َ ُ َ َ
Semoga Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmenjadikan kita termasuk hamba-hamba Allāh yang
istiqamah di dalam beribadah sesuai dengan kemampuan kita sebagai manusia.
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ke Tujuh”.
Diantara amalan malaikat yang kita diperintahkan untuk beriman dengannya adalah
amalan mereka yang berkaitan dengan alam semesta.
94
Allāh adalah Dzat yang tidak butuh kepada makhluk namun Allāh ingin menunjukkan
kebesarannya kepada kita. Allāh telah menugaskan para malaikat untuk mengatur alam
semesta dengan perintah Allāh, izin Allāh dan kehendak Allāh.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman,
َ َﱢ
ﻓﺎﻟ ُﻤﺪﺑ َﺮات أ ْﻣﺮا
“Dan para malaikat di pinggir-pinggir langit dan pada hari itu 8 malaikat memikul ‘arsy
Rabbmu.” (Al-Hāqqah : 17)
َ ُ َ َ
Dan Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman,
َُ َ َ َْ َ َ ُ ُْ ﱢ َ َ ُ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ
آﻣﻨﻮا ش َو َﻣﻦ ﺣ ْﻮﻟﻪ َﺴ ﱢ ﺤﻮن ِ ﺤ ْﻤ ِﺪ َر ـ ِﻬ ْﻢ َو ﺆ ِﻣﻨﻮن ِ ِﻪ َو ْﺴﺘﻐ ِﻔ ُﺮون ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ
َ ﻮن اﻟ َﻌ ْﺮاﻟ ِﺬﻳﻦ ﺤ ِﻤﻠ
“Dan malaikat-malaikat yang memikul ‘arsy dan malaikat-malaikat yang di sekitar ‘arsy
bertasbih dengan memuji Rabb mereka dan beriman dengan Allāh dan memohonkan
ampun untuk orang-orang yang beriman.” (Ghāfir : 7)
Yang ke-2 diantara tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta adalah,
2. Menjaga Surga
Allāh berfirman,
ُ َ َ َََُ َ ُ َ َ َ َُ َ ْ ْ َ ُ َ َ ُ َ َ ٰ َ ﱠ ُ َ َ ﱠ ُ َ ﱠَ ﱠ َ
ﺎل ﻟﻬ ْﻢ ﺧﺰﻧﺘﻬﺎ َﺳ ٌم ﻋﻠ ْ ْﻢ ِﻃ ْﺒﺘ ْﻢَو ِﺳﻴﻖ اﻟ ِﺬﻳﻦ اﺗﻘ ْﻮا َر ـﻬ ْﻢ ِإﻟﻰ اﻟﺠﻨ ِﺔ زﻣﺮا ۖ ﺣﺘﻰ ِإذا ﺟﺎءوﻫﺎ وﻓ ِﺘﺤﺖ أﺑﻮاﺑﻬﺎ وﻗ
َ َ َ ُ ْ َ
ﻓﺎدﺧﻠﻮﻫﺎ ﺧ ِﺎﻟ ِﺪﻳﻦ
ﻚ أﻣﺮت ﻻ أﻓﺘﺢ ﻷﺣﺪ: ﻓ ﻘﻮل. ﻣﺤﻤﺪ: ﻣﻦ أﻧﺖ ؟ ﻓﺎﻗﻮل: آﺗﻲ ﺎب اﻟﺠﻨﺔ ﻳﻮم اﻟﻘ ﺎﻣﺔ ﻓﺄﺳﺘﻔﺘﺢ ﻓ ﻘﻮل اﻟﺨﺎزن
ﻗ ﻠﻚ
“Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat kemudian aku meminta dibukakan.
Maka berkatalah penjaga surga, ‘Siapakah kamu?’ Kemudian Aku menjawab,
95
‘Muhammad.’ Kemudian dia berkata, ‘Denganmulah aku diperintah, aku tidak
membukanya untuk seorangpun sebelummu’.” (HR Muslim I/188 no. 197)
Dan diantara tugas malaikat yang berkaitan dengan alam semesta adalah,
3. Menjaga Neraka
َ ُ َ َ
Jumlah penjaga neraka ada 19 sebagaimana firman Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
َ َ َ َ َ
ﻋﻠ ْﻴﻬﺎ ِ ْﺴ َﻌﺔ ﻋﺸ َﺮ
ﻪ اﻟﻤﺮآة اﻟﺬي ﻋﻨﺪ اﻟﻨﺎر ﺤﺸﻬﺎ و ﺴﻌﻰ ﺣﻮﻟﻬﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﺎﻟﻚ ﺧﺎزن ﺟﻬﻨﻢ وأﻣﺎ اﻟﺮﺟﻞ اﻟ
“Dan adapun yang sangat buruk rupanya yang berada di neraka yang menghidupkan api
dan berjalan di sekitarnya, maka dia adalah Mālik Penjaga Neraka.” (HR Bukhāri
no.7047)
Penyebutan jumlah penjaga neraka ini adalah ujian, kita harus beriman dengan jumlah
19 tersebut, harus yakin dan tidak boleh ragu-ragu.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman,
َ َ َ َ ٰ ُ َ َ َ َ َ َ ًَ ّ َُ ﱠ َ ً ّ ّ َ ٰ َ
ﺐ َو ﺰداد اﻟﺬﻳﻦ ﺐ اﻟﻨﺎر ِإ َﻣﻠ ِﺌﻜﺔ ۙ َوﻣﺎ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻋﺪﺗﻬﻢ ِإ ِﻓﺘﻨﺔ ِﻟﻠﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮوا ِﻟ ﺴ ِﻘﻦ اﻟﺬﻳﻦ أوﺗﻮا اﻟ ِ ﺘ َوﻣﺎ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ أﺻﺤ
ٰ ُ َ َ ُ َ َ ُ
َ ﺬﻳﻦ أوﺗﻮا اﻟ ٰﺘ
َ َ َ
ض َواﻟ ِﻔﺮون ﻣﺎذا أراد اﻟﻠﻪ ِﺑﻬﺬا ٌ ﺬﻳﻦ ﻓﻰ ﻗﻠ ـﻬﻢ َﻣ َﺮ
ِ ِ
َ َ ﻨﻮن ۙ َوﻟ
ﻘﻮل اﻟ ِ ﺆﻣ
ِ
ُ ﺐ َو
اﻟﻤ ِ ءاﻣﻨﻮا إ ٰﻤﻨﺎ ۙ َوﻻ ﻳﺮﺗﺎب اﻟ َ
َ َ ٰ
ﻛﺮى ِﻟﻠ ﺸﺮ
ّ ُ ّ َ ُ َ ﱢ َ ُ َ ﺸﺎء َو َ ـﻬﺪى َﻣﻦ
ﺸﺎء َوﻣﺎ ﻌﻠ ُﻢ ﺟﻨﻮد َر ﻚ ِإ ﻫ َﻮ َوﻣﺎ ِﻫ َﻰ ِإ ِذ ُ َ َﻣ َﺜ ً ﻛ ٰﺬ ﻟ َﻚ ُ ﻀ ﱡﻞ اﻟﻠ ُﻪ َﻣﻦ
ِ ِ
“Dan tidaklah Kami jadikan para penjaga nereka kecuali para malaikat-malaikat. Dan
tidaklah Kami jadikan jumlah tersebut kecuali sebagai ujian bagi orang-orang yang
kāfir. Dan supaya yakin orang-orang Ahlul kitab dan bertambah keimanan orang-orang
yang beriman dan tidak ragu orang-orang Ahlul Kitab orang-orang yang beriman dan
supaya orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit. Dan orang-orang kāfir berkata,
‘Apa yang Allāh inginkan dari permisalan ini?’. Demikianlah Allāh menyesatkan siapa
yang dikehendaki dan memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki. Dan tidak
mengetahui jumlah pasukan Rabbmu kecuali Dia. Dan tidaklah ini kecuali peringatan
bagi manusia.” (Al-Muddatstsir : 31)
Merekalah yang kelak akan menyambut penduduk neraka dan mencela mereka.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman,
96
َ َْ ْ َ َََُ َ ُ َ َ َ َُ َ ْ ْ َ ُ َ ُ َ َ ٰ ٰ َ َ ﱠ َ ُ َ َ ﱠ َ َ َ
ْﻢ ُر ُﺳ ٌﻞ ِﻣﻨ ْﻢ ﻳﺘﻠﻮن ﺎل ﻟﻬ ْﻢ ﺧﺰﻧﺘﻬﺎ أﻟ ْﻢ ﺄ ِﺗَو ِﺳﻴﻖ اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮوا ِإﻟﻰ ﺟﻬﻨﻢ زﻣﺮا ۖ ﺣﺘﻰ ِإذا ﺟﺎءوﻫﺎ ﻓ ِﺘﺤﺖ أﺑﻮاﺑﻬﺎ وﻗ
ُ ْ َ َ َ َ ُ َ
َ ْ َ َ ٰ ْ َ ﱠ َ َ َٰ ْ َْ َ َ ْ َ ُ َُْ ْ َﱢ َ ْ ْ َ
( ِﻗ َﻞ ادﺧﻠﻮا٧١) ِﺎﻓ ﻦ اب ﻋﻠﻰ اﻟ ِ ﺎت ر َ ﻢ و ﻨ ِﺬروﻧ َ ْﻢ ِﻟﻘﺎء ْﻳﻮ ِﻣ ﻢ َﻫ ﺬا ۚ ﻗﺎﻟﻮا ﻠ ٰﻰ وﻟ ِ ﻦ ﺣﻘﺖ ِﻠﻤﺔ اﻟﻌﺬِ ﻋﻠ ﻢ آ
َ
٧٢) ﺲ َﻣﺜ َﻮى اﻟ ُﻤﺘ ﱢﺒﺮ ﻦَ ﻳﻦ ﻓ َﻴﻬﺎﻓﺒ َ ََْ َ َ َ ﱠ
ِ ِ أﺑﻮاب ﺟﻬﻨﻢ ﺧ ِﺎﻟ ِﺪ
"Dan berkata para penduduk neraka kepada para penjaga Jahannam, ‘Hendaklah kalian
meminta kepada Rabb kalian supaya meringankan bagi kami satu hari dari adzab ini’.
Para penjaga mengatakan, ‘Bukankah telah datang kepada kalian Rasul-rasul kalian
dengan bukti-bukti yang nyata?’ Mereka mengatakan, ‘Iya.’ Maka berkata para penjaga,
‘Maka hendaklah kalian berdo’a sendiri.’ Dan tidaklah do’a orang-orang kāfir kecuali
dalam kesia-kesia-siaan.” (Ghāfir : 49-50)
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Ke Delapan”.
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta yang
ke-4 adalah,
97
4. Menjalankan Awan Dan Menurunkan Hujan
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman,
ْ َ َ ﱠ
َ ﺎﻟﺰ
ات زﺟﺮاِ اﺟﺮِ ﻓ
وﻗﺪ ﻌﺚ إﻟ ﻚ ﻣﻠﻚ، إن اﻟﻠﻪ ﻗﺪ ﺳﻤﻊ ﻗﻮل ﻗﻮﻣﻚ ﻟﻚ وﻣﺎ ردوا ﻋﻠ ﻚ: ﻓﻨﺎداﻧﻲ ﻓﻘﺎل،ﻓﻨﻈﺮت ﻓﺈذا ﻓﻴﻬﺎ ﺟﺒﺮ ﻞ
ﻓﺴﻠﻢ ﱠ،اﻟﺠ ﺎل ﻟﺘﺄﻣﺮە ﻤﺎ ﺷ ﺖ ﻓﻴﻬﻢ ﻓﻨﺎداﻧﻲ ﻣﻠﻚ اﻟﺠ ﺎل
ﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﻘﺎل ذﻟﻚ ﻓ ﻤﺎ ﺷ ﺖ؟ إن ﺷ ﺖ: ﺛﻢ ﻗﺎل،ﻋﻠﻲ
أن أﻃﺒﻖ ﻋﻠﻴﻬﻢ اﻷﺧﺸﺒﻴﻦ
Maka aku melihat tiba-tiba Jibrīl memanggilku dan berkata, ‘Sesungguhnya Allāh telah
mendengar ucapan kaummu kepadamu dan bantahan mereka kepadamu. Dan sungguh
Allāh telah mengutus malaikat gunung supaya kamu memerintahnya sesuai dengan
kehendakmu’. Kemudian malaikat gunung memanggilku dan mengucapkan salam
kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad, seperti yang diucapkan Jibrīl, kalau kamu
menghendaki maka aku akan menjatuhkan 2 gunung yang keras ini ke atas mereka (HR
Bukhāri III/1180, No. 3059 dan Muslim III/1420, no. 1795)
6. Meniup Sangkakala
Rasūlullāh ﷺbersabda,
ﻳ ﺘﻈﺮ أن ﻳﺆﻣﺮ أن ﻳﻨﻔﺦ ﻓﻴﻨﻔﺦ، ﻛ ﻒ أﻧﻌﻢ وﻗﺪ اﻟﺘﻘﻢ ﺻﺎﺣﺐ اﻟﻘﺮن اﻟﻘﺮن وﺣﻨﻰ ﺟﺒﻬﺘﻪ وأﺻﻐﻰ ﺳﻤﻌﻪ
Bagaimana aku bisa merasa nikmat sedangkan peniup sangkakala telah menaruh
sangkakala di mulutnya, mengerutkan dahi, memasang telinganya, menunggu sewaktu-
waktu diperintahkan oleh Allāh untuk meniup maka dia akan meniup. (Hadīts Shahīh
diriwayatkan oleh Tirmidzi IV/42, no. 2548)
Dan telah berlalu sebagian sifat malaikat peniup sangkakala.
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ke Sembilan”.
98
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta,
7. Menjaga Kota Mekkah dan Madinah
Mekkah dan Madinah adalah 2 kota yang dimuliakan Allāh;
Mekkah, di dalamnya ada Baitullāh, Madīnah adalah tempat hijrah Nabi ﷺ, tempat
kuburan Beliau, disanalah Beliau akan dibangkitkan.
Tidak ada sebuah negeri kecuali akan diinjak oleh Dajjāl kecuali Mekkah dan Madīnah.
Tidak ada jalan dikota Madīnah kecuali ada malaikat-malaikat yang berbaris
menjaganya. Kemudian goncanglah kota Madīnah dengan penduduknya 3 kali
goncangan maka Allāh mengeluarkan darinya setiap orang kāfir dan munāfiq. (HR
Bukhāri II/665, no. 1782 dan Muslim IV/2261, no. 2942)
Di dalam hadīts yang lain, Beliau ﷺbersabda,
ﱠ
ﻮﺑﻰ ِﻟﻠﺸ ِﺎم ِ ِ ِ َﻷ ﱠن َﻣ َ ِﺋﻜ َﺔ ﱠ: ﺎل
َ ﻃ.ُ اﻟﺮ ْﺣ َﻤﻦ َ ﺎﺳ َﻄ ٌﺔ أ ْﺟﻨ َﺤ َﺘ َﻬﺎ َﻋﻠ ْﻴ َﻬﺎ
ِ
َ ِ َﻷ ﱟي َذﻟ َﻚ َ ﺎ َر ُﺳ: َﻓ ُﻘﻠ َﻨﺎ
َ ﻮل اﻟﻠﻪ ؟ َﻗ
ِ
Keberuntungan bagi negeri Syām.” Maka para shahābat radhiyallāhu ‘anhum berkata,
“Mengapa yang demikian, wahai Rasūlullāh?” Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam
berkata, “Karena malaikat Ar-Rahmān membentangkan sayap mereka atas negeri
Syām. (Hadīts Shahīh diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Abwaabul Manaaqib bab ke
74)
Demikianlah sebagian tugas yang berkaitan dengan alam semesta. Allāh-lah yang
memerintahkan malaikat, mengizinkan mereka dan menghendaki, sedangkan malaikat
yang melaksanakan dan mengatur langsung dengan perintah, izin dan kehendak Allāh.
Apa yang mereka lakukan tidak keluar dari perintah Allāh. Allāh berfirman,
99
َ ُْ َ َْ ُ َ َ َ ﱠ
ْﻌ ُﺼﻮن اﻟﻠﻪ َﻣﺎ أ َﻣ َﺮﻫ ْﻢ َو ﻔ َﻌﻠﻮن َﻣﺎ ﻳﺆ َﻣ ُﺮون
“Mereka tidak memaksiati Allāh di dalam apa yang Allāh perintahkan dan mereka
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrīm 6)
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Kesepuluh”.
Diantara amalan malaikat yang kita diperintahkan untuk beriman dengannya adalah
amalan mereka yang berkaitan dengan manusia;
⑴ Mulai dari awal penciptaan manusia di dalam perut ibunya,
⑵ Penulisan taqdir,
⑶ Penulisan ucapan dan perbuatan dia selama di dunia,
⑷ Pencabutan ruh, dan seterusnya
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia,
1. Perantara Antara Allah Dan Antara Hamba hambanya Dari Kalangan Manusia.
Diantara malaikat ada yang Allāh berikan tugas menyampaikan wahyu kepada para
Nabi dan Rasūl.
◆ Ada diantara wahyu yang langsung diberikan oleh Allāh kepada seorang Nabi dan ada
diantaranya yang melalui malaikat.
Allāh berfirman:
َ َ ُ ﱠ َ َ ْ
ﻮﺣ َﻲ ِﺑ ِ ذ ِﻧ ِﻪ َﻣﺎ ﺸ ُﺎء ۚ ِإﻧﻪ ﻋ ِﻠ ﱞﻲ ﺣ ِﻜ ٌﻢ َُ ً ُ َ َ ُْ ْ َ ََ ْ ْ َ ُ َ ُ ُ ﱠ َ َ َ َ َ
ِ ﺎب أو ﻳﺮ ِﺳﻞ رﺳﻮ ﻓﻴ
ٍ وﻣﺎ ﺎن ِﻟ ﺸﺮ أن ﻠﻤﻪ اﻟﻠﻪ ِإ وﺣ ﺎ أو ِﻣﻦ ور ِاء ِﺣﺠ
“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara
langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang
malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang
Allāh kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūra 51)
َ ُ َ َ
◆ Jibrīl adalah yang paling sering melaksanakan tugas ini. Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ْ ْ ُ ً ُ ْ ََ َ َ ﱢ ْ َ َ َ ُ َ ﱠ ُ َﱠ ُ َ َ ْ ُ
ﻗ ْﻞ َﻣﻦ ﺎن ﻋﺪوا ِﻟ ِﺠ ْﺒﺮ َﻞ ﻓ ِﺈﻧﻪ ﻧﺰﻟﻪ ﻋﻠﻰ ﻗﻠ ِ ﻚ ِﺑ ِ ذ ِن اﻟﻠ ِﻪ ُﻣ َﺼﺪﻗﺎ ِﻟ َﻤﺎ ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ َوﻫﺪى َو ﺸ َﺮى ِﻟﻠ ُﻤﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ
“Katakanlah, ‘Barangsiapa yang menjadi musuh bagi Jibrīl maka sesungguhnya dia telah
menurunkan Al-Qurān atas hatimu dengan izin Allāh, membenarkan apa yang
sebelumnya, petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman’.” (Al-Baqarah
97)
◆ Dan terkadang selain Jibrīl juga turun membawa wahyu, sebagaimana ucapan
‘Abdullāh Ibnu ‘Abbās:
100
ُْ َ ﱠ َ َْ ْ َ َ َو َﺧ َﻮاﺗ ُﻢ ُﺳ، َﻓﺎﺗ َﺤ ُﺔ اﻟ َﺘﺎب: ﻟ ْﻢ ُﻳ ْﺆ َﺗ ُﻬ َﻤﺎ َﻧﺒ ﱞﻲ َﻗ ْ ﻠ َﻚ،ﻮر ْ ﻦ أوﺗ َﺘ ُﻬ َﻤﺎ
ﻟﻦ ﺗﻘ َﺮأ ِ ﺤ ْﺮ ٍف ِﻣﻨﻬﻤﺎ ِإ،ﻮر ِة اﻟ َ ﻘ َﺮ ِة َ َ َ
َ أ ْ ﺸ ْﺮ ﺑ ُﻨ:ﺎل
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ وﻗ
ُ ْ
أﻋ ِﻄﻴﺘﻪ
“Ketika Jibrīl duduk bersama Nabi ﷺtiba-tiba Jibrīl mendengar suara dari langit.
Kemudian Beliau mengangkat kepalanya seraya berkata: ‘Ini adalah pintu di langit
dibuka hari ini, belum pernah dibuka sebelumnya kecuali hari ini’. Maka turunlah dari
pintu tersebut seorang malaikat. Kemudian Jibrīl berkata, ‘Ini adalah malaikat turun ke
bumi, dia belum pernah turun sebelumnya kecuali hari ini.’ Kemudian malaikat tersebut
mengucapkan salam dan berkata kepada Nabi ‘ ﷺBergembiralah dengan 2 cahaya yang
diberikan kepadamu, belum pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelummu,
Fātihatul Kitāb (yaitu Al-Fātihah) dan ayat-ayat terakhir surat Al-Baqarah. Tidaklah
engkau membaca 1 huruf dari keduanya kecuali engkau akan diberi’.” (HR Muslim)
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia adalah,
2. Menulis Amal Kebaikan Dan Kejelekan Manusia
Allāh berfirman:
َ َ َ َ ﱠ
١١) ( ِﻛ َﺮاﻣﺎ ِﺎﺗ ِﺒﻴﻦ١٠) َو ِ ن ﻋﻠ ْ ْﻢ ﻟﺤ ِﺎﻓ ِﻈﻴﻦ
“Dan sesungguhnya atas kalian ada malaikat penjaga yang mulia lagi menulis.” (Al-
Infithār 10-11)
◆ Jumlahnya ada 2 malaikat, kiri dan kanan untuk setiap manusia.
Allāh berfirman:
ٌ َ ٌ َ ْ َ ْ َْ ﱠ َ ٌ َ َ ﱢ َ َ َ ََُ ﱢ ْ ََ ﱠ
(١٨) ﺐ ﻋ ِﺘ ﺪ ( َﻣﺎ ﻠ ِﻔﻆ ِﻣﻦ ﻗﻮ ٍل ِإ ﻟﺪ ِﻪ ر ِﻗ١٧) ﺎل ﻗ ِﻌ ﺪ َ
ِ ِإذ ﻳﺘﻠﻘﻰ اﻟﻤﺘﻠﻘ
ِ ﺎن ﻋﻦ اﻟ ِﻤﻴﻦ وﻋﻦ اﻟﺸﻤ
“Ketika 2 malaikat menulis di kanan dan di kiri senantiasa bersamanya, tidaklah ada
ucapan kecuali ada malaikat yang mengawasi yang ditugaskan untuk itu.” (Qāf 17-18)
◆ Mereka bertugas mencatat semua amalan manusia.
Allāh berfirman:
َ ً ﱠ َ ً َ َ ُ َُ َ
ﻴﺮة َو ﻛ ِﺒﻴﺮة ِإﺎب ﻐ ِﺎدر ﺻ ِﻐ
َ
ﺘ اﻟ اﺬ
ََٰ
ﻫ ﺎلﻣ
َ
َ ﻮن َ ﺎ َو ْ ﻠ َﺘ َﻨﺎ ﻮﻟﻘ
ََُ
و ﻪ ﻓ ﺎ ﻤ
َ
ﻴﻦ ﻣ ﱠ ﻘ ﻔ
ْ ُ َ
ﺸ ﻣ ﻴﻦﻣ ﺮ
ْ ُ
ﺠ ﻤ اﻟ ىﺮَ ﺎب َﻓ َﺘ
ُ َ
َو ُو ِﺿ َﻊ اﻟ ِ ﺘ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ﱡ َ َ َ َ َ ُ َ ََ َ َ ْ
ﺎﺿﺮا ۗ َو ﻈ ِﻠ ُﻢ َر ﻚ أﺣﺪا ِ أﺣﺼﺎﻫﺎ ۚ ووﺟﺪوا ﻣﺎ ﻋ ِﻤﻠﻮا ﺣ
“Dan diletakkanlah kitab catatan maka engkau akan melihat orang-orang yang berbuat
maksiat takut dengan apa yang ada di dalamnya dan mereka berkata: ‘Celaka kami,
kitab ini tidak meninggalkan amalan yang kecil maupun yang besar kecuali ditulisnya.’
Dan mereka mendapatkan apa yang mereka amalkan hadir di depannya dan Rabbmu
tidak menzhalimi seorangpun.” (Al-Kahfi 49)
◆ Sampai niat dan kehendak yang ada di dalam hatipun, mereka tulis.
Rasūlullāh ﷺbersabda,
101
َ َ َ َ ًَ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ُ َ ََ َ َ َ َ َ ُ َ َ
، َو ِ ذا ﻫ ﱠﻢ ِ َﺤ َﺴﻨ ٍﺔ ﻓﻠ ْﻢ َ ْﻌ َﻤﻠ َﻬﺎ، ﻓﺎ ﺘ ُﺒﻮﻫﺎ َﺳ ﱢ ﺌﺔ، ﻓ ِﺈن ﻋ ِﻤﻠ َﻬﺎ، ﻓ ﺗ ﺘ ُﺒﻮﻫﺎ ﻋﻠ ْ ِﻪ، ِإذا ﻫ ﱠﻢ ﻋ ْ ِﺪي ِ َﺴ ﱢ ﺌ ٍﺔ: ﺎل اﻟﻠﻪ ﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ ﻗ
ْ َ َ ُُ َ َ َ ْ َ ًَ َ َ َ ُُ َ
ﻓﺎ ﺘﺒﻮﻫﺎ ﻋﺸﺮا، ﻓ ِﺈن ﻋ ِﻤﻠﻬﺎ، ﻓﺎ ﺘﺒﻮﻫﺎ ﺣﺴﻨﺔ
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Kesebelas”.
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia,
3. Mengatur Rahim
Rasūlullāh ﷺbersabda:
َْ ْ ُ َ َ َ ٌ َ ْ َُ ُ َ ﱢ ُ ْ َ ٌ َ ﱢ َ َ ٌ َ ﱢ إ ﱠن اﻟﻠ َﻪ َﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ َﻗ ْﺪ َو َﻞ ﱠ
ﻓ ِﺈذا أ َراد اﻟﻠﻪ أن ﻘ ِﻀ َﻲ، ﺎ َرب ُﻣﻀﻐﺔ، ﺎ َرب ﻋﻠﻘﺔ، ﺎ َرب ﻧﻄﻔﺔ: ﻮل ﻘ، ﺎﻟﺮ ِﺣ ِﻢ َﻣﻠ ﺎ
ﱢ ْ َ ُ َ َُ ُ ََْ َ ُ ْ َ َ َ ٌ ْ َْ ِ َ ﱞ ْ َ ٌ َ َ ﱢ َِ
ﻗﺎل أذ ﺮ أم أﻧﺜﻰ ؟ ﺷ ِﻘﻲ أم ﺳ ِﻌ ﺪ ؟ ﻓﻤﺎ اﻟﺮزق و اﻷﺟﻞ ؟ ﻓ ﺘﺐ ِﻓﻲ ﻄﻦ أﻣ ِﻪ،ﺧﻠﻘﻪ:
Sesungguhnya Allāh ‘Azza wa Jalla menugaskan seorang malaikat untuk rahim. Malaikat
berkata, ‘Wahai Rabbku, setetes air mani. Wahai Rabbku, segumpal darah. Wahai
Rabbku, segumpal daging.’ Maka apabila Allāh berkehendak untuk menyempurnakan
penciptaanNya, malaikat berkata, ‘Ya Allāh, apakah laki-laki atau wanita? Celaka atau
bahagia? Kemudian, apa rezeki dan apa ajalnya?’ Maka ditulislah semua itu ketika
seseorang di perut ibunya. (HR Bukhāri dan Muslim)
Rasūlullāh ﷺjuga bersabda:
102
َ ُ َُ ُ َ ُ ُْ َ ﱠ َ َ َ َ َ َ ً َ ﱠ َ ُ َ َ َ َ ُ َ
ﺎﻫ ُﺮ ﻓ ْﻮق ِﻋ َ ِﺎد ِە َو ْﺮ ِﺳ ُﻞ ﻋﻠ ْ ْﻢ ﺣﻔﻈﺔ ﺣﺘﻰ ِإذا ﺟ َﺎء أﺣﺪ ُﻢ اﻟ َﻤ ْﻮت ﺗ َﻮﻓﺘﻪ ُر ُﺳﻠﻨﺎ َوﻫ ْﻢ ﻻ ﻔ ﱢﺮﻃﻮن
ِ وﻫﻮ اﻟﻘ
Dan Dialah Zat yang berkuasa di atas para hambaNya dan mengutus atas kalian para
malaikat penjaga sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang diantara
kalian maka utusan-utusan Kami yang akan mewafatkannya dan mereka tidak akan
menyia-nyiakan perintah Allāh. (Al-An’ām 61)
Para malaikat itu menjaga manusia dari marabahaya, dari depan dan belakangnya. Dan
apabila datang taqdir Allāh maka mereka pun membiarkannya.
Allāh berfirman:
ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ ْ ََ َ ٌ ُ ﱢ
ۗ ﻟﻪ ُﻣ َﻌﻘ َ ﺎت ﱢﻣﻦ ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ َو ِﻣﻦ ﺧﻠ ِﻔ ِﻪ ﺤﻔﻈﻮﻧﻪ ِﻣﻦ أ ْﻣﺮ اﻟﻠ ِﻪ
“Setiap manusia memiliki malaikat-malaikat yang bergantian yang berada di depan dan
belakangnya, yang bertugas menjaganya dengan perintah dari Allāh.” (Ar-Ra’d 11)
Ibnu Katsīr rahimahullāh menyebutkan bahwa malaikat yang mengikuti setiap manusia
ada empat;
• 2 malaikat sebagai pencatat amal kanan dan di kiri
• 2 malaikat sebagai penjaga dari bahaya di depan dan di belakang.
Mereka ini bergantian dengan 4 malaikat yang lain setiap malam dan siang.
Rasūlullāh ﷺbersabda:
ُ َ َ ُ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ ََ ٌَ ﱠ ٌ َ َُ َََ
ﺛ ﱠﻢ ْﻌ ُ ج اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺎﺗﻮا، ﻼة اﻟ َﻌ ْﺼﺮ
ِ ﻼة اﻟﻔﺠﺮ وﺻ
َ
ِ و ﺠﺘ ِ َﻤﻌﻮن ِﻓﻲ ﺻ, ﻼﺋﻜﺔ ِ ﺎﻟﻨﻬﺎر
َ َ ْ
ِ ﻼﺋﻜﺔ ِ ﺎﻟﻠ ِﻞ وﻣ
َ ْ
ِ ﻳﺘﻌﺎﻗﺒ َﻮن ِﻓ ﻢ ﻣ
َ ُ ُ ُ ََْ َ ُ ُ ُ َ َ َ ُ ُ َ َ ْ ْ ُ ُ َ
َوأﺗ ﻨﺎﻫ ْﻢ َوﻫ ْﻢ َﺼﻠﻮن, ﺗ َﺮ ﻨﺎﻫ ْﻢ َوﻫ ْﻢ َﺼﻠﻮن: ﻒ ﺗ َﺮ ﺘ ْﻢ ِﻋ َ ِﺎدي ؟ ﻓ َ ﻘ ْﻮﻟ ْﻮن ﻛ: ِﻓ ْﻢ ﻓ ْﺴﺄﻟﻬ ْﻢ َوﻫ َﻮ أﻋﻠ ُﻢ ِﺑ ِﻬ ْﻢ
Tidaklah ada diantara kalian seorangpun kecuali diberikan kepadanya qarīn dari
kalangan jin dan qarīn dari malaikat. Para shahābat berkata, ‘Demikian pula engkau,
103
wahai Rasūlullāh?’ Beliau ﷺberkata, ‘Demikian pula aku, akan tetapi Allāh telah
menolongku kemudian jin itu masuk Islam maka dia tidak memerintahkanku kecuali
kebaikan’. (HR Muslim)
Diantara tugas malaikat yang berkaitan dengan manusia adalah,
6. Menyampaikan Kepada Rasulullah ﷺSalam Ummatnya
Rasūlullāh ﷺbersabda:
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 12”.
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia adalah,
7. Menghadiri Majelis Dzikir Dan Majelis 'ilmu
Rasūlullāh ﷺbersabda:
“Dan tidaklah berkumpul sebuah kaum di rumah di antara rumah-rumah Allāh, mereka
membaca kitab Allāh dan mempelajarinya di antara mereka kecuali akan turun atas
mereka, ketenangan, akan menyelimuti mereka rahmat, menaungi mereka malaikat
malaikat, dan Allāh akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada
di sisiNya.” (HR Muslim)
Dan telah berlalu dalil yang lain pada halaqah ke-16.
8. Mencatat Orang Orang Yang Hadir Shalat Jum'at
Rasūlullāh ﷺbersabda:
إذا ﺎن ﻳﻮم اﻟﺠﻤﻌﺔ وﻗﻔﺖ اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻋﻠﻰ ﺎب اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻜﺘﺒﻮن اﻷول ﻓﺎﻷول وﻣﺜﻞ اﻟﻤﻬﺠﺮ ﻤﺜﻞ اﻟﺬي ﻳﻬﺪي ﺪﻧﺔ ﺛﻢ
ﺎﻟﺬي ﻳﻬﺪي ﻘﺮة ﺛﻢ ﻛ ﺸﺎ ﺛﻢ دﺟﺎﺟﺔ ﺛﻢ ﺑ ﻀﺔ ﻓﺈذا ﺧ ج اﻹﻣﺎم ﻃﻮوا ﺻﺤﻔﻬﻢ و ﺴﺘﻤﻌﻮن اﻟﺬﻛﺮ
Apabila hari Jum’at berdiri para malaikat di pintu masjid menulis siapa yang pertama
datang dan yang selanjutnya, Dan permisalan orang yang berpagi-pagi datang seperti
orang yang menyembelih hadyu berupa unta. Kemudian yang selanjutnya seperti orang
yang menyembelih hadyu berupa sapi, Kemudian yang selanjutnya seperti orang yang
menyembelih hadyu berupa kambing, Kemudian yang selanjutnya seperti orang yang
menyembelih hadyu berupa ayam. Kemudian yang selanjutnya orang yang membayar
104
hadyu berupa telur. Kemudian apabila keluar imam malaikat-malaikat tersebut melipat
lembaran-lembaran catatan dan mendengarkan dzikir. (HR Bukhāri)
Yang dimaksud dengan hadyu adalah sesuatu yang dikirim ke tanah haram (kota
Mekkah) dalam rangka beribadah kepada Allāh, Ada di antaranya yang hukumnya wajib
dan ada di antaranya yang hukumnya sunnah.
َ َ ُ ﱢ ُ ُ ُ ََ ﱠ
ﻗ ْﻞ ﻳﺘ َﻮﻓﺎ ْﻢ َﻣﻠﻚ اﻟ َﻤ ْﻮ ِت اﻟ ِﺬي ُو َﻞ ِ ْﻢ ﺛ ﱠﻢ ِإﻟﻰ َر ْﻢ ﺗ ْﺮﺟ ُﻌﻮن
“Katakanlah; akan mewafatkan kalian malaikat maut yang telah ditugaskan kepada
kalian kemudian kalian akan dikembalikan kepada Rabb kalian.” (As-Sajadah 11)
Di dalam hadīts Barā Ibnu ‘Ādzib yang diriwayatkan Imām Ahmad, Abū Dāwūd, Nasāi
dan haditsnya shahih, malaikat maut akan dibantu oleh malaikat-malaikat yang lain.
Setelah malaikat maut mengeluarkan nyawa dari badan maka langsung diterima oleh
malaikat malaikat lain yang bertugas membawanya ke atas.
Ada di antara manusia tersebut yang baik dan shalih dan dibawa oleh malaikat-malaikat
rahmat.
Dan ada yang menzhalimi dirinya sendiri maka dibawa oleh malaikat-malaikat adzab.
َ ُ َ َ
Dan Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ُْ ُ
ﻶﺋﻜﺔ ﻇ ِﺎﻟ ِﻤﻲ أﻧﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ َ ُ ُ َ ََ ﱠ
ِ اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺗﻮﻓﺎﻫﻢ اﻟﻤ
“Orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan menzhalimi diri
mereka sendiri.” (An-Nahl 28)
Dan Allāh berfirman:
َ َ ُ َ ُ َ ََ ﱠ
ۙ اﻟ ِﺬﻳﻦ ﺗﺘ َﻮﻓﺎﻫ ُﻢ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ ﻃ ﱢﻴ ِﺒﻴﻦ
“Orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan mereka baik.” (An-
Nahl 32)
10. Menanyai Manusia Di Alam Kubur, Memberi Ni'mat Kubur dan Adzab Kubur
Rasūlullāh ﷺbersabda yang artinya
Seorang hamba apabila diletakkan di kuburnya ditinggalkan dan pergi para sahabatnya,
sampai-sampai dia mendengar suara sandal mereka. Maka datanglah 2 malaikat dan
mendudukkannya kemudian berkata, ‘Apa yang kalian katakan tentang laki-laki ini
(Muhammad ’?)ﷺDia berkata, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allāh dan
RasulNya.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Lihat tempatmu di neraka, sungguh Allāh telah
menggantikannya untukmu sebuah tempat di surga.’ Berkata Nabi ﷺMaka orang
tersebut melihat ke-2 tempat semuanya. Dan adapun orang yang kafir atau munafiq
maka dia berkata, ‘Aku tidak tahu, aku dahulu mengatakan apa yang dikatakan
105
manusia.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu tidak tahu dan tidak mengikuti.’ Kemudian
dipukul dengan palu dari besi dengan sebuah pukulan di antara 2 telinganya maka dia
berteriak dengan sebuah teriakan yang di dengar oleh apa yang ada di sekitarnya
kecuali jin dan manusia. (HR Bukhāri dan Muslim)
Dan diantara amalan malaikat yang berkaitan dengan manusia,
11. Berperang bersama Orang Orang Yang Beriman
َ َ َ ْ ﱢ ُ ﱡ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َ َﱠ
ﻒ ﱢﻣﻦ اﻟ َﻤ ِﺋﻜ ِﺔ ُﻣ ْﺮ ِد ِﻓﻴﻦ
ٍ ِإذ ﺴﺘ ِﻐﻴﺜﻮن ر ﻢ ﻓﺎﺳﺘﺠﺎب ﻟ ﻢ أﻧﻲ ﻣ ِﻤﺪ ﻢ ِ ﺄﻟ
“Ingatlah ketika kalian meminta pertolongan kepada Rabb kalian maka Allāh
mengabulkan do’a kalian. Sesungguhnya Aku akan mengirimkan kepada kalian 1000
malaikat yang datang berturut-turut.” (Al-Anfāl 9)
Rasūlullāh ﷺsendiri melihat Jibrīl saat itu dan bersabda:
َ ُ َ َ َ ٌ ُ ْ َ َ
آﺧﺬ ِﺑ َﺮأس ﻓ َﺮ ِﺳ ِﻪ ﻋﻠ ْ ِﻪ أداة اﻟﺤ ْﺮ ِبِ ﻫﺬا ِﺟﺒﺮ ﻞ
Ini adalah Jibrīl memegang kepala kudanya memakai alat-alat perang.” (HR Bukhāri)
Itulah sebagian amalan malaikat yang bisa kita sebutkan. Kewajiban kita adalah
beriman dengan apa yang datang dari Allāh dan RasulNya. Dengan demikian kita sudah
menyelesaikan 4 point cara beriman dengan malaikat yang telah kita sebutkan di
halaqah yang pertama.
Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah tentang “Beberapa Penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Malaikat-malaikat
Allāh dan Penjelasan Tentang Beberapa Hak Malaikat.”
َ
وﻧ ِﻬ ْﻢ ْﻞ
ُ ْ َُ ْ َ َ َ ْ َ َ ﱡ َ َ َُُْ ُ ْ ﱠ ُ َ َ ُ َُ ُﱠ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ َ ََْ
ِ ( ﻗﺎﻟﻮا ﺳ ﺤﺎﻧﻚ أﻧﺖ و ِﻟﻴﻨﺎ ِﻣﻦ د٤٠) ﻻء ِإ ﺎ ﻢ ﺎﻧﻮا ﻌ ﺪون
ِ ﻼﺋﻜ ِﺔ أﻫﺆ
ِ و ﻮم ﺤﺸﺮﻫﻢ ﺟ ِﻤ ﻌﺎ ﺛﻢ ﻘﻮل ِﻟﻠﻤ
َ ُ َ ُ
َ ُ ْ ُ َ ﱠ
٤١) ﺎﻧﻮا ْﻌ ُ ﺪون اﻟ ِﺠﻦ أ ﺜ ُﺮﻫ ْﻢ ِﺑ ِﻬ ْﻢ ُﻣﺆ ِﻣﻨﻮن
“Dan hari dimana Allāh mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allāh berkata
kepada para malaikat, ‘Apakah mereka dahulu menyembah kalian?’ Para malaikat
106
berkata, ‘Maha Suci Engkau, Engkaulah wali kami selain mereka, akan tetapi mereka
dahulu menyembah jin, sebagian besar mereka beriman dengan jin-jin tersebut.” (Saba
40-41)
Yang kelima diantara penyimpangan dalam hal iman dengan malalikat adalah
⑸ Memusuhi mereka.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ُ َ َ َ َ ﱠ َ ُ َ َ ْ
ﺎل ﻓ ِﺈن اﻟﻠﻪ ﻋﺪ ﱞو ِﻟﻠ ِﺎﻓ ﻦ َﻣﻦ ﺎن ﻋﺪوا ِﻟﻠ ِﻪ َو َﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ َو ِﺟ ْﺒﺮ َﻞ َو ِﻣ
َ ُ َ ْ ُ َ َ َ ََ َْ َ ْ َ َُ ُ ُ َ ُ ََ َ َ ْ َْ ْ َﱢ
ِ ( أم ﺧﻠﻘﻨﺎ اﻟﻤ ِﺋﻜﺔ ِإﻧﺎﺛﺎ وﻫﻢ ﺷ١٤٩) ﻓﺎﺳﺘﻔ ِﺘ ِﻬﻢ أ ِﻟ ﻚ اﻟﺒﻨﺎت وﻟﻬﻢ اﻟﺒﻨﻮن
١٥٠) ﺎﻫﺪون
“Maka tanyakanlah kepada mereka, ‘Apakah anak-anak wanita itu untuk Tuhanmu
sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki? Atau apakah Kami menciptakan malaikat-
malaikat dengan jenis kelamin wanita sedangkan mereka menyaksikan?’.” (Ash-Shāffāt
149-150)
● HAK MALAIKAT ATAS KITA
Adapun hak malaikat atas kita yang harus kita lakukan, maka diantaranya adalah:
⑴ Mewujudkan beriman dengan 4 point yang sudah kita sampaikan.
⑵ Mencintai mereka dan menghormati mereka karena Allāh karena mereka adalah
hamba-hamba Allāh yang dimuliakan dan tidak memaksiati Allāh.
⑶ Tidak mengejek dan menghina mereka atau menjadikan mereka sebagai bahan
bercanda karena hal ini bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.
⑷ Menghindari apa yang dibenci oleh malaikat, seperti gambar dan patung makhluk
yang bernyawa dan memelihara anjing di rumah.
• Di dalam sebuah hadits Rasūlullāh ﷺbersabda:
ُ َ ُ ََ ٌ َْ ُ َ ُ َْ َ
ﻮرة ﺗﺪﺧ ُﻞ اﻟ َﻤ ِﺋﻜﺔ ﺑ ﺘﺎ ِﻓ ِﻪ ﻠﺐ و ﺻ
Malaikat tidak memasuki sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar. (HR
Bukhāri dan Muslim)
Dan diantara yang dibenci malaikat adalah,
• Memakan makanan yang membuat bau mulut tidak sedap seperti bawang merah dan
bawang putih dalam keadaan mentah.
Didalam sebuah hadits dari Jābir radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu berkata:
107
ﻣﻦ أ ﻞ ﻣﻦ: ﻓﻘﺎل، ﻓﻐﻠﺒ ﻨﺎ اﻟﺤﺎﺟﺔ ﻓﺄ ﻠﻨﺎ ﻣﻨﻬﺎ،ﻧﻬﻰ رﺳﻮل اﻟﻠﻪ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ – ﻋﻦ أ ﻞ اﻟ ﺼﻞ واﻟ ﺮاث
ﻓﺈن اﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺗﺘﺄذى ﻣﻤﺎ ﻳﺘﺄذى ﻣﻨﻪ اﻹ ﺲ،ﻫﺬە اﻟﺸﺠﺮة اﻟﻤﻨ ﻨﺔ ﻓﻼ ﻘ ﻦ ﻣﺴﺠﺪﻧﺎ
Rasūlullāh ﷺmelarang dari memakan bawang merah dan kurrāts (bawang bakung).
Maka suatu saat kami sangat butuh dan kamipun makan darinya. Kemudian
Nabi ﷺberkata, ‘Barangsiapa yang memakan dari tanaman yang berbau ini maka
janganlah dia mendekati masjid kami karena sesungguhnya malaikat merasa terganggu
dengan apa yang merasa terganggu dengannya manusia. (HR Bukhāri dan Muslim)
• Demikian pula dihindari meludah ke kanan ketika shalat maupun di luar shalat.
Rasūlullāh ﷺbersabda:
، وﻻﻋﻦ ﻤﻴﻨﻪ؛ ﻓﺈن ﻋﻦ ﻤﻴﻨﻪ ﻣﻠ ﺎ، ﻓﺈﻧﻤﺎ ﻳﻨﺎﺟﻲ اﻟﻠﻪ ﻣﺎ دام ﻓﻲ ﻣﺼﻼە، ﻓﻼ ﻳ ﺼﻖ أﻣﺎﻣﻪ،إذا ﻗﺎم أﺣﺪ ﻢ إﻟﻰ اﻟﺼﻼة
أو ﺗﺤﺖ ﻗﺪﻣﻪ ﻓ ﺪﻓﻨﻬﺎ،وﻟﻴ ﺼﻖ ﻋﻦ ﺴﺎرە
Apabila salah seorang diantara kalian berdiri untuk shalat maka janganlah meludah ke
depan karena sesungguhnya dia sedang menghadap Allāh selama masih di tempat
shalatnya dan jangan pula meludah ke kanan karena di sebelah kanan ada malaikat dan
hendaknya meludah ke kiri atau meludah ke bawah kakinya kemudian
memendamnya. (HR Bukhāri dan Muslim)
⇒ Maksud dari meludah ke kiri atau ke bawah kakinya di sini adalah adalah apabila di
luar masjid.
⇒ Maksud memendamnya adalah apabila lantai masjid berupa tanah.
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh
adalah tentang “Buah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh”.
Diantara buah dan manfaat beriman dengan malaikat-malaikat Allāh di dunia dan di
akhirat:
1. Beriman Kepada Malaikat adalah Bagian Dari Mewujudkan Keimanan
Yang tersebut keutamaan-keutamaannya di dalam Al-Qurān dan Hadīts, diantaranya
adalah:
• Mendapatkan hidayah di dunia.
• Keamanan di akhirat.
• Masuk ke dalam surga.
• Dan lain-lain
2. Semakin Mengagungkan Allāh.
Karena seseorang ketika mendengar tentang sangat besarnya seorang malaikat, dia
menyadari bahwa Allāh yang menciptakan malaikat tersebut Lebih Besar
Dan seseorang apabila dia mendengar bahwa Allāh memiliki hamba-hamba yang sangat
banyak, pasukan-pasukan, yang tidak mengetahui jumlahnya kecuali Allāh maka dia
108
menyadari bahwa Allāh, Dialah Raja Yang Haq, Yang Berkuasa, Yang Maha Tinggi, Yang
Maha Besar, Yang Mengatur seluruh perkara.
Maka keyakinan ini membawa dia untuk hanya menyembah kepada Allāh dan
meninggalkan penyembahan kepada selain Allāh.
3. Menjadikan Seseorang Tawādhu’ Dan Jauh Dari Sifat Sombong Dan Riya Di dalam
Ibadahnya.
Karena dia mengetahui bahwa di sana ada para malaikat yang jauh lebih banyak
ibadahnya kepada Allāh dan mereka tidak memaksiati Allāh.
4. Mengetahui Rahasia Rahasia Alam Yang Sangat Teratur Dan Kejadian Kejadian Yang
Ada di Dalamnya.
Dan bahwasanya di sana ada malaikat-malaikat yang Allāh tugaskan dengan amalan-
amalan yang berkaitan dengan alam semesta dan manusia.
5. Mencintai Amal Shalih.
Karena di sana ada malaikat yang menulis amal kebaikan dan di sana ada malaikat-
malaikat yang mendo’akan dengan kebaikan bagi orang yang melakukan beberapa jenis
amal shalih.
6. Membenci Kemaksiatan dan Menjauhinya.
Karena di sana ada malaikat-malaikat yang mencatat ucapan dan perbuatannya dan di
sana ada malaikat-malaikat yang mendo’akan dengan kejelekan dan laknat bagi orang
yang melakukan beberapa jenis kemaksiatan.
7. Meniru dan Meneladani Para Malaikat di Dalam Beribadah, Keta’atan dan Rasa Takut
Mereka Kepada Allāh.
8. Bersyukur Kepada Allāh atas Kenikmatan yang Besar ini.
Dimana Allāh menugaskan kepada malaikat untuk melakukan beberapa amalan yang
berkaitan dengan alam semesta dan manusia.
ُ َ ْ َ َ ﱡ ﱠ ُ َ
اﻟﺼ ِﺎﻟﺤﺎت اﻟﺤ ْﻤﺪ ِﻟﻠ ِﻪ اﻟ ِﺬي ِﺑ ِﻨﻌﻤ ِﺘ ِﻪ ﺗ ِﺘﻢ
Dengan demikian kita sudah menyelesaikan Silsilah ‘Ilmiyyah yang ke-6 tentang
“Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh”.
Semoga apa yang kita sampaikan bermanfaat dan bisa diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
Halaqah yang pertama dari Silsilah 'ilmiyyah ke 7 Beriman dengan kitab-kitab Allah
adalah tentang "Pengertian Kitab Secara Bahasa dan Syariat dan Wajibnya Beriman
Dengan Kitab-kitab Allah"
Diantara pokok pokok keimanan yang harus di imani seorang hamba adalah beriman
dengan kitab kitab Allah, semakin seseorang mengetahui tentang kitab kitab Allah
109
secara terperinci maka akan semakin bertambah keimanannya dan akan semakin besar
manfaatnya di dunia maupun diakhirat. Kitaabun dalam bahasa arab adalah mufrad
atau tunggal dari kutubun, kitab artinya yang ditulis adapun secara syariat maka yang
dimaksud kitab kitab disini adalah kitab kitab yang Allah turunkan kepada para Rasul-
Nya sebagai petunjuk bagi manusia supaya mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan akhirat. Al-Quran, As Sunnah dan Ijma' kaum muslimin menunjukkan tentang
wajibnya beriman dengan kitab kitab Allah, dan bahwasanya kekufuran dengan kitab
َ ُ َ َ
kitab Allah pada hakikatnya adalah kekufuran dengan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdari Al-Quran
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
ُ َ ْ َ ْ َْ َ َ ُ َ َ َ َﱠ َ َ ُ َُ َ ََ ﱡ
ﺎب اﻟ ِﺬي أﻧﺰ َل ِﻣﻦ ﻗ ْ ُﻞ َو َﻣﻦ ﻔ ْﺮ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ
ِ ﻮﻟ ِﻪ واﻟ ِ ﺘ
ِ ﺎب َاﻟ ِ َﺬ ًي ﻧﺰل ﻋﻠﻰ رﺳ
ِ ﻮﻟ ِﻪ َ َو ْاﻟ ِ َﺘ
ُ ََ
ِ ﺎ أ َﻳﻬﺎ اﻟ ِﺬﻳﻦ ُآﻣﻨﻮا آ ِﻣﻨﻮا ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ و ْر َﺳ
َ
ِﻌ ﺪا َو َﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َو ﺘ ِ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ َواﻟ َﻴ ْﻮ ِم اﻵ ِﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿ ﱠﻞ ﺿ
"Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kitab yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab kitab yang diturunkan
sebelumnya. Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat malaikat-Nya, kitab
kitab-Nya, rasul rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan
kesesatan yang jauh". (An-Nisa : 136)
Dari As-sunnah bahwa Nabi ﷺketika ditanya Jibril ditanya tentang apa itu iman, beliau
mengatakan
َ َ َ َ َ ُْ ُ َُ ُ َ َ َ َ َ َ ُ ْ ُ َ ْ
اﻵﺧﺮ َوﺗﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر ﺧ ْﻴﺮ ِە َوﺷ ّﺮ ِە َْ َ
ِ ﺎﻟﻠﻪ وﻣ ِﺋﻜﺘ ِﻪ و ﺘ ِﻪ ورﺳ ِﻠ ِﻪ واﻟﻴﻮ ِم
ِ ﺆﻣﻦ
ِ اﻹ ﻤﺎن أن ﺗ
Beriman adalah engkau beriman dengan Allah, malaikat malaikat-Nya, kitab kitab-Nya,
dan rasul rasul-Nya, dan hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir baik yang baik
maupun yang buruk. (HR Muslim)
Adapun dari ijma' maka telah berkata Ibnu Bathah rahimahullah
ﱞ
و ﺠﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﻪ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ ﻓﻬﻮ ﺣﻖ،وﻛﺬﻟﻚ وﺟﻮب اﻹ ﻤﺎن واﻟﺘﺼﺪﻳﻖ ﺠﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﺟﺎءت ﻪ اﻟﺮﺳﻞ ﻣﻦ ﻋﻨﺪ اﻟﻠﻪ
ّ ً ٌ
ﺎن ﺑﺮد ذﻟﻚ اﻟﺸﻲء ﺎﻓﺮا ﻋﻨﺪ ﺟﻤﻴﻊ اﻟﻌﻠﻤﺎء، ﻓﻠﻮ أن رﺟ آﻣﻦ ﺠﻤﻴﻊ ﻣﺎ ﺟﺎءت ﻪ اﻟﺮﺳﻞ إﻻ ﺷ ﺌﺎ واﺣﺪا،ﻻزم
“Demikian pula wajibnya beriman dan membenarkan seluruh apa yang dibawa oleh
para Rasul dari sisi Allāh dan beriman dengan seluruh yang Allāh ‘Azza wa Jalla katakan,
ini adalah sebuah kewajiban, Seandainya seseorang beriman dengan seluruh yang
dibawa para Rasul kecuali satu hal maka dengan dia menolak satu hal tersebut jadilah
dia kafir menurut seluruh ulama.” (Al-Ibānah Ash-Shughra : 211)
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah
tentang "Pentingnya Beriman Dengan Kitab-kitab Allah dan Cara Beriman Dengan Kitab-
kitab Allah"
Diantara yang menunjukkan pentingnya beriman dengan kitab kitab Allah bahwasanya
beriman dengan kitab kitab Allah secara global termasuk pokok pokok adalah Aqidah
110
Islam dan merupakan rukun yang ketiga dari 6 rukun iman yang tidak sah iman
seseorang kecuali dengan mengimani seluruh rukun iman ini dan telah berlalu
haditsnya. kemudian diantara yang menunjukkan pentingnya bahwasanya beriman
dengan kitab kitab adalah sifat orang orang yang beriman, Allah berfirman
ُ َ َ َ ُ ْ ْ ﱢ ْ آ َﻣ َﻦ ﱠ
ﻮل ِ َﻤﺎ أﻧﺰ َل ِإﻟ ْ ِﻪ ِﻣﻦ َر ِﻪ َواﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻨﻮن ﱞﻞ آ َﻣﻦ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ َو َﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َو ﺘ ِ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ
ُ اﻟﺮ ُﺳ
"Rasul beriman dengan apa yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya" (Al-Baqarah : 285)
Dan diantara yang menunjukkan pentingnya bahwa Allah telah menyuruh orang orang
beriman untuk mengatakan kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan pada
kami didalam sebuah ayat Allah berfirman
َۡ َ َ ُ ۡ ََ َ ٰ َ ۡ َ َ َٰ ۡ َ َ َۡ ٓ َ َ َ َۡ َ ُ ٓ َ َﱠ
ﻮﺳ ٰﻰ َو ِﻋ َﺴ ٰﻰَ ٱﻷ ۡﺳ َ ﺎط َو َﻣﺎ أوﺗ َﻰ ُﻣ
ِ ِ ٲﻫ ۧ ﻢ و ِ ﺳﻤ ِﻌ ﻞ و ِ ﺳﺤ ﻖ و ﻌﻘﻮب و َ َ
ِ ﻗﻮﻟﻮا ءاﻣﻨﺎ ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ وﻣﺎ أﻧﺰل ِإﻟﻴﻨﺎ وﻣﺎ أﻧﺰل ِإﻟ ٰﻰ ِإﺑﺮ
َ ُ ُ ۡ َ ُۡ ۬ َ َ َ ُ َُ َ ﱢ َ ﱠ
وﺗ َﻰ ٱﻟﻨ ِ ﱡﻴﻮن ِﻣﻦ ﱠر ـ ِﻬ ۡﻢ ﻧﻔ ﱢﺮق ﺑ ۡﻴﻦ أﺣ ٍﺪ ﱢﻣﻨﻬ ۡﻢ َوﻧﺤﻦ ﻟﻪ ۥ ُﻣ ۡﺴ ِﻠ ُﻤﻮن َ َ
ِ وﻣﺎ أ
"Katakanlah oleh kalian: "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan asbath (anak
cucunya), dan apa yang diberikan kepada Musa dan 'Isa dan apa yang diberikan kepada
para nabi dari Rabbnya dan kami tidak membeda bedakan diantara mereka dan kami
meyerahkan diri kepada Allah". (Al-Baqarah : 136)
Dan diantara yang menunjukkan pentingnya beriman kepada kitab kitab Allah
bahwasanya mengkufuri kitab kitab Allah adalah sebuah kesesatan yang nyata. Allah
berfirman
َ ًۢ ٰ َ َ َ َ ْ َ ﱠ َ ْ َْ َ ُ َُ ُ َ َٓ َ َ ُْ َ َ َ
ِﻌ ﺪا اﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿﻞ ﺿﻠ ِ وﻣﻦ ﻔﺮ ِ ﭑﻟﻠ ِﻪ وﻣﻠ ٰ ِﺌﻜ ِﺘ ِﻪۦ و ﺘ ِ ِﻪۦ ورﺳ ِﻠ ِﻪۦ وٱﻟﻴﻮ ِم ٱلء
111
ٌ اﻹﻧﺠ َﻞ ﻓ ﻪ ُﻫ ًﺪى َو ُﻧ
ﻮر
ْ ُ ََْ َ
وآﺗ ﻨﺎە
ِ ِ ِ
"Dan Kami telah berikan 'isa, injil didalamnya ada petunjuk dan juga cahaya ". (Al-
Maidah : 46)
Dan Allah mengatakan
َ ﱠ ً ُ
ﺐ ۛ ِﻓ ِﻪ ۛ ﻫﺪى ﻟﻠ ُﻤﺘ ِﻘﻴﻦ ُ ٰ َذ ٰ ﻟ َﻚ ٱﻟ َﺘ
َ ْ ﺐ َ َر
ِ ِ
"Kitab tersebut yaitu (Al-Qur'an) tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi
orang orang yang bertaqwa". (Al-Baqarah : 2)
cara beriman dengan kitab-kitab Allah adalah beriman dengan 4 perkara:
ُ َ َ
1. Beriman bahwasanya dengan kitab-kitab ini benar-benar turun dari Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
2. Beriman dengan nama-nama kitab kitai ketahui namanya sedangkan yang tidak
diketahui maka kita beriman secara global
3. Membenarkan kabar-kabar yang shahih dalam kitab-kitab tersebut seperti kabar
kabar Al quran dan kabar kabar kitab sebelumnya yang belum diubah
4. Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum yang belum dihapus di dalam
kitab-kitab tersebut dan semua kitab yang terdahulu telah mansukh atau terhapus
hukumnya dengan Al-Quran.
dan penjelasan ke empat perkara ini in syaa Allah akan diperinci pada halaqah halaqah
selanjutnya
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah
tentang "Wahyu"
Wahyu secara bahasa adalah pemberitahuan yang cepat dan samar. didalam Al-Quran
Allah menyebutkan bahwa Allah mewahyukan Ibu Musa 'alayhis salam untuk menyusui
Musa 'alayhis salam, dan Allah mewahyukan lebah untuk membuat sarang, dan Allah
menyebutkan bahwa Nabi Zakaria 'alayhis salam mewahyukan kepada kaumnya
dengan Isyarat, dan didalam Al-Quran Allah juga menyebutkan bahwasanya syaithan
mewahyukan kepada wali-walinya. Maka ini semua adalah wahyu menurut bahasa,
Adapun secara syariat maka wahyu adalah pemberitahuan Allah kepada para Nabi-Nya
dengan apa yang ingin Allah sampaikan kepada mereka baik berupa syariat atau kitab,
baik dengan perantara atau tidak dengan perantara. Dan wahyu inilah yang merupakan
kekhususan para Nabi. sebagaimana firman Allah
َ ۢ َ ﱠ ۬ ُ َ َ َ َ َ ﱠ
ِإﻧﺎ أ ۡوﺣ ۡﻴﻨﺎ ِإﻟ ۡ ﻚ َﻤﺎ أ ۡوﺣ ۡﻴﻨﺎ ِإﻟ ٰﻰ ﻧ ح َوٱﻟﻨ ِ ﱢﻴ ۧ ﻦ ِﻣﻦ ۡﻌ ِﺪ ِەۦ
112
Wahyu Allah sampaikan kepada para Nabi menggunakan 3 cara :
“Sesungguhnya Rūhul Qudus (Jibrīl) telah meniupkan di dalam hatiku bahwa sebuah
jiwa tidak akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna rizqinya. Maka
hendaklah kalian perbaiki cara mencari rizqi kalian. Janganlah sampai salah seorang
diantara kalian mencari rizqi dengan maksiat karena melihat lambatnya rizqi, karena
sesungguhnya tidak dicari apa yang ada di sisi Allāh kecuali dengan keta’atan
kepadaNya.” (HR Abū Nu’aim dalam Hilyatul Awliyā dan dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albāniy rahimahullāh)
2. Allāh berbicara langsung dengan Nabi tersebut dari balik hijab.
Sebagaimana ketika Allāh berbicara langsung kepada Nabi Mūsā ‘alayhissalām,
sebagaimana dalam firman Allāh
َ َ ُ ُ
ﻮﺳﻰ ﺗ ِﻠ ﻤﺎ َو ﻠ َﻢ اﻟﻠﻪ ﻣ
“Dan Allāh berbicara dengan Mūsā dengan sebenar-benar pembicaraan" (An-Nisā: 164)
3. Wahyu tersebut datang dengan perantaraan malaikat.
Sebagaimana turunnya Jibrīl membawa wahyu dari Allāh kepada para Nabi dan Rasul.
Dalil 3 cara ini adalah firman Allah
َ َ ُ ﱠ َ َ ْ
ﻮﺣ َﻲ ِﺑ ِ ذ ِﻧ ِﻪ َﻣﺎ ﺸ ُﺎء ۚ ِإﻧﻪ ﻋ ِﻠ ﱞﻲ ﺣ ِﻜ ٌﻢ َُ ً ُ َ َ ُْ ْ َ ََ ْ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ُ ُ ﱠ
ِ ﺎب أو ﻳﺮ ِﺳﻞ رﺳﻮ ﻓﻴ
ٍ وﻣﺎ ﺎن ِﻟ ﺸﺮ أن ﻠﻤﻪ اﻟﻠﻪ ِإ وﺣ ﺎ أو ِﻣﻦ ور ِاء ِﺣﺠ
“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara
langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang
malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang
Allah kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūrā : 51)
Dan Jibril datang kepada nabi dengan membawa wahyu terkadang dengan wujudnya
yang asli, terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng, dan terkadang
Jibril datang menjelma sebagai seorang manusia.
Al-Hārits Ibnu Hisyām radhiyallāhu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasūlullāh ﷺ
ْ َ َ َ ْ َ َ ﺎ َر ُﺳ
ﻒ ﺄ ِﺗ ﻚ اﻟ َﻮﺣ ُﻲ ؟ ﻛ، ﻮل اﻟﻠ ِﻪ
113
ُ ََ ﱠ ْ َ ﺖ َﻋ ْﻨ ُﻪ َﻣﺎ َﻗ
ُ َْ َ َْ َ َﱢ ْ َ َ ُ ُ َ ﱡ َ ْ َ َ ْ
َوأﺣ َ ﺎﻧﺎ ﻳﺘ َﻤﺜ ُﻞ ِﻟﻲ اﻟ َﻤﻠﻚ، ﺎل وﻗﺪ وﻋ، َوﻫ َﻮ أﺷﺪە ﻋﻠ ﱠﻲ ﻓ ُ ﻔ َﺼ ُﻢ ﻋﻨﻲ، ﻴﻨﻲ ِﻣﺜ َﻞ َﺻﻠ َﺼﻠ ِﺔ اﻟﺠ َﺮس
ِ أﺣ ﺎﻧﺎ َ ﺄ ِﺗ
َ
ُ َر ُﺟ ً ﻓ ُ ﻠ ُﻤﻨﻲ ﻓﺄﻋﻲ َﻣﺎ َ ُﻘ
ﻮل ِ ِ
“Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara kerincingan lonceng dan inilah yang
paling berat bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah memahami apa yang dia
katakan. Dan terkadang malaikat menjelma sebagai seorang laki-laki kemudian
berbicara kepadaku dan akupun memahami apa yang dia ucapkan.” (Hadits Muttafaqun
‘alayhi)
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
“Beriman Bahwasanya Kitab-kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allāh Subhānahu wa
Ta’āla”.
ْ َ َ ََْ َْ َ ََ ْ َ َ َ ﱠ َ ﱢ ُ َ ﱢ َ َ َ ْ َ َ َﱠ
ﻧﺠ َﻞ
ِ ﻧﺰل ﻋﻠ ﻚ اﻟ ِ ﺘﺎب ِ ﺎﻟﺤﻖ ﻣﺼﺪﻗﺎ ﻟﻤﺎ ﺑﻴﻦ ﺪ ِﻪ وأﻧﺰل اﻟﺘﻮراة و ِاﻹ
“Dia telah menurunkan atasmu, Al-Kitāb (Al-Qurān) dengan haq, membenarkan kitab-
kitab sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurāt dan Injīl.” (QS Āli ‘Imrān:
3)
َ ُ َ َ
Dan Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َْ َ َ ُ ََْ َ َ ْ َ َ َْ َ َ َ َ َْ َ َ ُ ْ َﱠ
ﻮﺳ ٰﻰ َو ِﻋ َﺴ ٰﻰ
َ اﻷ ْﺳ َ ﺎط َو َﻣﺎ أوﺗ َﻲ ُﻣ
ِ ِ اﻫ َﻢ َو ِ ْﺳ َﻤ ِﺎﻋ ﻞ و ِ ﺳﺤﺎق و ﻌﻘﻮب و َ َ
ِ ﻗﻞ آﻣﻨﺎ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ وﻣﺎ أﻧﺰل ﻋﻠﻴﻨﺎ وﻣﺎ أﻧﺰل ﻋﻠ ٰﻰ ِإﺑﺮ
ﱢ َ ﱠ
َواﻟﻨ ِ ﱡﻴﻮن ِﻣﻦ ﱠر ـ ِﻬ ْﻢ
“Katakanlah: Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada Kami dan
apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm, Ismā’īl, Ishāq, Ya’qūb dan juga asbāth dan apa
yang diberikan kepada Mūsā, ‘Īsā dan para Nabi dari Rabb mereka.” (QS Āli ‘Imrān: 84)
Tidak boleh seseorang mengatakan bahwa:
Taurat yang asli adalah ucapan Mūsā, atau
Injīl yang asli adalah ucapan ‘Īsā. atau mengatakan
Bahwal Al-Qurān adalah ucapan Muhammad.
Orang yang mengatakan bahwa kitab-kitab tersebut adalah ucapan manusia maka dia
telah kufur dengan ayat-ayat Allāh.
Allāh berfirman:
114
َ ْ ُ ٌ َ ٌ َ ٌ ََ ُ َ َُ َ ﱠ
ﺎت اﻟﻠﻪ ﻟﻬ ْﻢ ﻋﺬاب ﺷ ِﺪ ﺪ َواﻟﻠﻪ ﻋ ﺰ ذو اﻧ ِﺘﻘ ٍﺎم
ِ ِ ِإن اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮوا
َ َ َ ْ َ َ ﱠ
ِإن ﻫ ٰ ﺬا ِإ ﻗ ْﻮ ُل اﻟ ﺸﺮ
َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َْ ُ ﱡ َ ََ َ َ َ ﱠ ُ َ ُ َ ﱢ
ﺎن ﻋ َﺮ ِﺑ ﱟﻲ
ٍ ( ِ ِﻠﺴ١٩٤) ﻨﺬر ﻦ
ِ ( ﻋﻠﻰ ﻗﻠ ِ ﻚ ِﻟﺘ ﻮن ِﻣﻦ اﻟﻤ١٩٣) ( ﻧﺰل ِ ِﻪ اﻟﺮوح اﻷ ِﻣﻴﻦ١٩٢) و ِ ﻧﻪ ﻟﺘﻨﺰ ﻞ رب اﻟﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ
١٩٥) ﱡﻣ ِﺒﻴﻦ
“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) diturunkan dari Rabbul ‘Ālamīn, turun dengannya Ar-
Rūhul Amīn (Jibrīl) atas hatimu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi pemberi
peringatan. Turun kitab tersebut dengan bahasa ‘Arab yang jelas.” (QS Asy-Syuarā : 192-
195)
Adapun firman Allāh
Yang Allāh sebutkan di dalam surat Al-Haaqqah ayat 40 dan Surat Takwīr ayat 19, yang
artinya:
“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) dalam ucapan Rasul yang mulia.”
Maka maksudnya adalah penyandaran ucapan kepada yang menyampaikan.
Di dalam Surat Al-Hāqqah, yang dimaksud dengan “utusan” adalah Muhammad
shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Di dalam surat At-Takwīr yang dimaksud dengan “utusan”
adalah malaikat Jibrīl ‘alayhissalām.
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
"Beriman Dengan Nama-Nama Kitab Allāh Yang Kita Ketahui Namanya"
Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah beriman dengan nama-nama
kitab Allāh yang telah Allāh dan Rasul-Nya beritahukan namanya kepada kita dan kita
ketahui namanya
1. Shuhuf Ibrahim dan Shuhuf Musa
Shuhuf Ibrahim diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Shuhuf Musa diturunkan kepada
Nabi Musa alayhima salam
115
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
َُ َ َ ََْ ۚ
َوآﺗ ﻨﺎ د ُاوود ز ﻮرا
”Dan Kami telah berikan kepada Daud kitab Zabur” (Surat An-Nisa : 163)
3. At Taurat yang diturunkan kepada Musa alayhis salam
4. Al Injil yang diturunkan kepada Nabi 'Isa alayhis salam
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
”Dia lah yang telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) dengan haq
membenarkan apa yang datang sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan at
Taurat dan Injil” (Surat Al-Imran : 3)
5. Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ
Allāh berfirman :
ُ ُ ْ َ َ ْ َ
ﺷﻬ ُﺮ َر َﻣﻀﺎن اﻟ ِﺬي أﻧﺰ َل ِﻓ ِﻪ اﻟﻘ ْﺮآن
َ َ َُ َ ﱠ َ َ ُ َ َْ ََ ْ ْ َ َ ُ ُ َ َﱢ
ﺎس ِ ﺎﻟ ِﻘ ْﺴ ِﻂ
ُ اﻟﻨ ﺎت َوأﻧﺰﻟﻨﺎ َﻣ َﻌﻬ ُﻢ اﻟ ِ ﺘﺎب َواﻟ ِﻤﻴﺰان ِﻟ ﻘﻮم
ِ ﻟﻘﺪ أرﺳﻠﻨﺎ رﺳﻠﻨﺎ ِ ﺎﻟﺒ ﻨ
“Sungguh Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan keterangan-keterangan yang
nyata dan Kami turunkan bersama mereka Kitab-kitab dan timbangan supaya manusia
berlaku adil” (Surat Al-Hadid : 25)
Dan Insya Allah akan datang penjelasan masing-masing dari kitab tersebut sesuai
dengan apa yang Allāh dan Rasul-Nya kabarkan didalam Al-Qur’an.
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Shuhuf Ibrāhīm”.
116
ٌ َ َ artinya adalah sesuatu yang digunakan untuk
Shuhuf adalah jama’ dari shahīfah ()ﺻ ِﺤ ْ ﻔﺔ
menulis di dalamnya.
1. Shuhuf Ibrāhīm adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
“Apakah dia belum dikabarkan dengan apa yang ada dalam Shuhuf Mūsā dan juga
Ibrāhīm yang telah menyempurnakan.” (QS An-Najm: 36-37)
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah mengisyaratkan Shuhuf Ibrāhīm ini di dalam firmanNya:
َْ َ َ َ َْ َ َ َ َﱠ ُ
اﻫ َﻢ
ِ ﻗﻮﻟﻮا آﻣﻨﺎ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ وﻣﺎ أﻧﺰل ِإﻟﻴﻨﺎ وﻣﺎ أﻧﺰل ِإﻟ ٰﻰ ِإﺑﺮ
“Katakanlah oleh kalian; Kami beriman dengan Allāh dan apa yang diturunkan kepada
kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm.” (QS Al-Baqarah: 136)
2. Shuhuf Ibrāhīm diturunkan di malam pertama di bulan Ramadhān.
Rasūlullāh ﷺbersabda:
“Telah diturunkan Shuhuf Ibrāhīm ‘alayhissalām pada malam yang pertama di bulan
Ramadhān.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)
⇒ Shuhuf ini tidak diketahui keberadaannya, namun diketahui sebagian kandungannya.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
“Apakah belum dikabarkan kepadanya tentang apa yang ada di dalam Shuhuf Mūsa dan
Ibrāhīm yang telah menyempurnakan? Yaitu bahwasanya sebuah jiwa tidak
menanggung dosa jiwa yang lain. Dan bahwasanya seorang manusia tidak memiliki
kecuali apa yang dia usahakan. Dan bahwasanya usaha dia akan diperlihatkan
kepadanya. Kemudian dibalas dengan balasan yang paling sempurna. Dan bahwasanya
117
hanya kepada Rabbmu kesudahan. Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang
tertawa dan menangis. Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan wanita dari air mani
yang dipancarkan. Dan bahwasanya atas-Nyalah penciptaan yang lain yaitu
kebangkitan. Dan bahwasanya Dia yang memberikan kecukupan dan menjadikan ridha.
Dan bahwasanya Dia adalah Rabb bagi Asy-Syi’ra (yaitu nama sebuah bintang yang
disembah). Dan bahwasanya Dialah yang menghancurkan kaum ‘Ād yang pertama.
Demikian pula Tsamūd. Maka Dia tidak menyisakan. Dan juga kaum Nūh sebelumnya.
Sesungguhnya dahulu mereka lebih zhalim dan lebih durhaka. Dan negeri-negeri kaum
Lūth yang telah Allāh hancurkan. Maka Allāh menimpakan atas negeri itu adzab besar
yang menimpanya.” (QS An-Najm: 36-54)
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰjuga berfirman:
“Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa dan mengingat nama Rabbnya
kemudian shalat. Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia. Dan akhirat itu
lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya yang demikian ada di dalam Shuhuf yang
terdahulu, yaitu Shuhuf Ibrāhīm dan Mūsa.” (QS Al-A’lā: 14-19)
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Shuhuf Mūsā dan Kitab Az-Zabūr”.
Allāh menyebutkan Shuhuf Mūsā dan sebagian isinya di dalam Surat Al-A’la dan An-
Najm, sebagaimana telah disebutkan ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya. Ada
sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Mūsā berbeda dengan At-Taurāt,
diantaranya adalah Syaikh Shālih Alu Syaikh hafizhahullāh. Dan sebagian ulama yang
lain mengatakan bahwa Shuhuf Mūsā adalah bagian dari Kitab At-Taurāt, seperti Syaikh
‘Abdurrazzāq Afifiy rahimahullāh. Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa Shuhuf
Mūsā sama dengan kitab At-Taurāt, diantaranya adalah Syaikh Shālih Fawzān
hafizhahullāh. Wallāhu a’lam, mana diantara pendapat-pendapat ini yang lebih kuat.
Namun seorang yang beriman wajib beriman secara global dengan semua kitab yang
Allāh turunkan kepada para RasulNya. Az-Zabur, maka kalimat Az-Zabūr, secara bahasa
artinya adalah kitāb, jamaknya adalah Az-Zubur. Allāh berfirman:
ُﱡ ُ َ َ
َو ﱡﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻓ َﻌﻠﻮە ِﻓﻲ اﻟ ﺮ
“Dan segala yang mereka lakukan tertulis di dalam Az-Zubur.” (QS Al-Qamr : 52)
Maksudnya adalah semuanya tertulis di dalam kitab-kitab yang ada di tangan malaikat.
118
Yang kita ketahui tentang Az-Zabūr bahwasanya, Kitab ini diturunkan kepada Nabi
Dāwūd ‘alayhissalām, Sebagaimana firman Allāh di dalam surat An-Nisā dan Al-Isrā
َُ َ َ ََْ
َوآﺗ ﻨﺎ د ُاوود ز ﻮرا
“Dan Kami telah berikan kepada Dāwūd kitab Zabūr.” (An-Nisā : 163 dan Al-Isrā : 55)
Rasūlullāh ﷺbersabda:
ُ ُ ﱢ َ ْ ْ َ ُ ْ َ َُ ﱠ ُ ْ ُ َ َ ﱠ ْ
َوﻓﻀﻠﺖ ؛، َوأﻋ ِﻄ ﺖ َﻣ ﺎن ِاﻹﻧ ِﺠ ِﻞ ؛ اﻟ َﻤﺜ ِﺎﻧ َﻲ، اﻟﺴ ْﺒ َﻊ َوأﻋ ِﻄ ﺖ َﻣ ﺎن اﻟ ﻮر ؛ اﻟ َﻤ ِﺌﻴﻦ
اﻟﺘ ْﻮ َراة ؛ ﱠ
ِ أﻋ ِﻄ ﺖ ﻣ ﺎن
َ
ِ ﺎﻟ ُﻤﻔ ﱠﺼ ِﻞ
“Aku telah diberi As-Sab’u yang sebanding dengan kitab Taurāt. Dan aku diberi Al-Maīn
yang sebanding dengan kitab Az-Zabūr. Dan aku diberi Al-Matsāniy yang sebanding
dengan kitab Al-Injīl. Dan aku dikaruniai kelebihan dengan Al-Mufashshal.” (HR Ahmad
dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)
Yang dimaksud dengan As-Sab’u, Al-Maīn, Al-Matsāniy dan Al-Mufashshal adalah nama
kumpulan surat yang ada di dalam Al-Qurān.
Az-Zabūr diturunkan di bulan Ramadhān, Rasūlullāh ﷺbersabda:
“Dan diturunkan Az-Zabūr setelah berlalu 18 hari di bulan Ramadhān.” (HR Ath-
Thabrāniy di dalam Al-Mu’jamul Kabīr dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy
rahimahullāh)
Halaqah yang ke-8 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah Bagian yang Pertama”.
ُ ﱠ
At-Tauratu ( )اﻟﺘ ْﻮ َراةberasal dari bahasa Ibrani yang artinya ajaran. Diantara kabar yang
kita ketahui tentang Taurat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits:
Pertama : Kitab Taurat/At-Taurah ini diturunkan kepada Nabi Musa ‘alayhissalam, Allah
berfirman:
“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (Kitab Taurat) dan Kami
susulkan setelahnya dengan Rasul-rasul.” (Surat Al-Baqarah: 87)
Rasulullah ﷺbersabda:
َ َ َ
َ آد ُم ﻟ ُﻤ
ﻮﺳﻰ
َ َ ﱠ َُ ْ ْ
َﻗﺎل، َوأﺧ َﺮﺟﺘﻬ ْﻢ ِﻣﻦ اﻟﺠﻨ ِﺔ، ﺎس
ْ َْ َ ﱠ
َ اﻟﻨ َ ْ َ
آﻧﺖ اﻟ ِﺬي أﺷﻘ ﺖ: ﻮﺳﻰ ﻵد َم َ ﺎل ُﻣ َ َﻓ َﻘ، ﻮﺳﻰ َ
َ آد ُم َو ُﻣ ََ َ ْ
اﻟﺘﻘﻰ: أﻧﺖ
ِ
َ َ َ َ ََْ َْ َ َ ْ َ ﱠ َْ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َ ْ
، ﻧ َﻌ ْﻢ: ﺎل وأﻧﺰل ﻋﻠ ﻚ اﻟﺘﻮراة ؟ ﻗ، اﺻﻄﻔﺎك ِﻟﻨﻔ ِﺴ ِﻪ و، اﺻﻄﻔﺎك اﻟﻠﻪ ِﺑﺮ َﺳﺎﻟ ِﺘ ِﻪ َ ُﻣ
ﻮﺳﻰ اﻟ ِﺬي
119
“Bertemu Adam dan Musa, maka berkata Musa kepada Adam, Apakah engkau adalah
Adam yang telah menyengsarakan manusia dan mengeluarkan mereka dari surga?
Adam berkata, apakah engkau adalah Musā yang Allah telah memilihmu dengan risalah-
Nya dan memilihmu untuk diri-Nya dan menurunkan kepadamu Kitab Taurat? Mūsā
berkata, ‘Ya’.” (HR Bukhāri dan Muslim)
Ke-2 :Disana ada beberapa kata di dalam Al-Quran yang Allh gunakan untuk kitab
Taurat ini.
1. At-Taurah
Dan ini yang paling banyak Allah pakai di dalam Al-Quran.
َ ُ َ َ
Diantaranya, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ْ َ َ ََْ َْ َ ََ ْ َ َ َ ﱠ َ ﱢ ُ َ ﱢ َ َ َ ْ َ َ َﱠ
ﻧﺠ َﻞ
ِ ﻧﺰل ﻋﻠ ﻚ اﻟ ِ ﺘﺎب ِ ﺎﻟﺤﻖ ﻣﺼﺪﻗﺎ ﻟﻤﺎ ﺑﻴﻦ ﺪ ِﻪ وأﻧﺰل اﻟﺘﻮراة و ِاﻹ
“Dia telah menurunkan atasmu Al-Kitab (yaitu Al-Quran) dengan benar, membenarkan
kitab-kitab sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurat dan Injil.” (Surat Āli
‘Imrān: 3)
Diantara nama lain Taurat adalah:
2. Al-Kitab
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa Kitab (yaitu Taurat) dan Kami susulkan
setelahnya dengan rasul-rasul.” (Surat Al-Baqarah: 87)
3. Al-Furqan
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa dan Hārūn Al-Furqan (yaitu Taurat) dan
cahaya serta peringatan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Surat Al-Anbiyā: 48)
4. Kitab Musa
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ً ْ ُ َ َ ْ
ﻮﺳﻰ ِإ َﻣﺎﻣﺎ َو َرﺣ َﻤﺔ
َ ﺎب ُﻣَو ِﻣﻦ ﻗ ْ ِﻠ ِﻪ ِﻛﺘ
“Dan sebelum Al-Quran adalah kitab Musā sebagai imam dan rahmat.” (Surat Al-Ahqāf:
12)
Diantara nama lain dari At-Taurāh adalah:
5. Al-Alwah
120
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ً َْ ً َ ْ َ ُ ََْ
َو ﺘ ﻨﺎ ﻟﻪ ِﻓﻲ اﻷﻟ َﻮاح ِﻣﻦ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء َﻣ ْﻮ ِﻋﻈﺔ َوﺗﻔ ِﺼ ِﻟ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء
“Dan Kami telah menulis untuknya (yaitu untuk Musa) di dalam Al-Alwah (yaitu
Taurat) segala sesuatu sebagai nasihat dan perincian untuk segala sesuatu.” (Surat Al-
A’rāf: 145)
Dan di dalam sebuah riwayat yang lain di dalam Shahih Muslim dari kisah percakapan
antara Nabi Adam dengan Musa ‘alayhimassalam.
Nabi Adam berkata kepada Musa:
Halaqah yang ke-9 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah (Bagian 2)”.
Diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits,
Ke-3 : Bahwasanya Allah telah menulis At-Taurah dengan tangan-Nya.
Di dalam sebagian riwayat dari kisah percakapan antara Nabi Adam dan Musa
‘alayhimassalam, Nabi Adam berkata kepada Musā:
َ ﱠ
وﺧﻂ ﻟﻚ اﻟﺘﻮراة ﺑ ﺪە
“Dan Dialah yang telah menulis untukmu At-Taurah dengan tangan-Nya.” (HR Abū
Dāwūd, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albaniy rahimahullah)
Diantara kabar yang kita ketahui tentang Taurat adalah,
Ke-4 : Sebagian yang terkandung di dalam kitab ini.
Dan diantara kandungan Taurat:
1. Beberapa perkara yang terkandung didalam shuhuf ibrahim alayhissalam
Sebagaimana telah berlalu penjelasannya, Ini bagi yang berpendapat bahwa Shuhuf
Musa adalah Taurat.
2. Hukum hukum untuk bani israil
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ُ َ َ َ َ َ ﱠ ْ َ ٌ َُ ً ُ َ َ َْﱠ َْ َ ﱠ
ﻮر ﺤ ُﻢ ِﺑﻬﺎ اﻟﻨ ِ ﱡﻴﻮن اﻟ ِﺬﻳﻦ أ ْﺳﻠ ُﻤﻮا ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ ﻫﺎدوا ِإﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎ اﻟﺘﻮراة ِﻓﻴﻬﺎ ﻫﺪى وﻧ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya
yang dengan kitab tersebut para Nabi yang berserah diri memberi keputusan atau
menghukumi untuk orang-orang Yahudi.” (Surat Al-Maidah : 44)
121
Kemudian di dalam ayat setelahnya, Allah mengabarkan sebagian hukum-hukum
tersebut yaitu tentang Hukum Qishash.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ُ ُ َ ﱢ ﱢ
ٌ وح ﻗ َﺼ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َْ َ ْ َْ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ ُ َ ﱢ ﱠ َْ ََْ َ ْ ْ َ ﱠ ﱠْ َ ﱠ
ۚ ﺎص ِ ﻒ واﻷذن ِ ﺎﻷذ ِن واﻟﺴﻦ ِ ﺎﻟﺴﻦ واﻟﺠﺮِ ﻴﻬﺎ أن اﻟﻨﻔﺲ ِ ﺎﻟﻨﻔﺲ واﻟﻌﻴﻦ ِ ﺎﻟﻌﻴﻦ واﻷﻧﻒ ِ ﺎﻷﻧ و ﺘ ﻨﺎ ﻋﻠﻴ ِﻬﻢ ِﻓ
ُ ٌ َ َُ َ ﱠ َ َ ْ َ ﱠ
ۚ ﻓ َﻤﻦ ﺗ َﺼﺪق ِ ِﻪ ﻓﻬﻮ ﻛﻔﺎرة ﻟﻪ
“Dan Kami tetapkan bagi mereka dalam Taurat bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata
dibalas dengan mata, hidung dibalas dengan hidung, telinga dibalas dengan telinga, gigi
dibalas dengan gigi dan luka-lukapun ada qishashnya. Maka barangsiapa bershadaqah
dengannya (yaitu dengan melepas hak qishashnya) maka itu menjadi penebus dosa
baginya.” (Surat Al-Māidah : 45)
Dan diantara kandungan At-Taurah,
3. Kabar gembira tentang kedatangan Nabi muhammad ﷺ
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ﻧﺠ ِﻞ
ْ َ َْﱠ ْ ُ َ ُ َ ُ َ ُ َ َ َﱠ ُ َ ﱠ ُ َ ﱠ ﱠ ُْﱢ ﱠ
ِ اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻳ ِ ﻌﻮن اﻟﺮﺳﻮل اﻟﻨ ِﺒﻲ اﻷﻣﻲ اﻟ ِﺬي ِﺠﺪوﻧﻪ ﻣ ﺘ ﺎ ِﻋﻨﺪﻫﻢ ِﻓﻲ اﻟﺘﻮر ِاة و ِاﻹ
“Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul lagi Nabi yang ummi, (yaitu tidak membaca
dan tidak menulis) yang namanya mereka temukan tertulis di sisi mereka di dalam
Taurat dan Injil.” (Surat Al-A’raf : 157)
Diantara kandungan Taurat adalah tentang,
4. Penyebutan sebagian sifat shahabat Rasulullah ﷺ
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
122
“Sesungguhnya Allāh telah membeli dari orang-orang yang beriman diri-diri mereka
dan harta-harta mereka dengan surga. Mereka berperang di jalan Allah kemudian
mereka membunuh dan dibunuh. Janji Allah yang haq di dalam Taurāt, Injil dan Al-
Quran. Dan siapa yang lebih menyempurnakan janji daripada Allah? Maka hendaklah
kalian bergembira dengan jual beli yang kalian lakukan, yang demikian adalah
keuntungan yang besar.” (Surat At-Taubah : 111)
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah (Bagian 3)”.
Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Quran dan Al-
Hadits,
Ke-5 : Bahwasanya Kitab Taurat adalah kitab yang Allah turunkan khusus untuk Bani
Israil.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
“Dan Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (yaitu Taurat) dan Kami jadikan kitab
tersebut sebagai petunjuk bagi Bani Isrāīl.” (Surat Al-Isrā: 2)
ﺎن أﻫﻞ اﻟ ﺘﺎب ﻘﺮؤون اﻟﺘﻮراة ﺎﻟﻌﺒﺮاﻧ ﺔ و ﻔﺴﺮوﻧﻬﺎ ﺎﻟﻌ ﺔ ﻷﻫﻞ اﻹﺳﻼم
“Dahulu Ahlul Kitab (yaitu orang-orang Yahudi) membaca Taurat dengan bahasa Ibrani
dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab untuk orang-orang Islam.” (Atsar ini
dikeluarkan oleh Al-Imām Al-Bukhāri di dalam Shahīhnya)
Ke-7 : Sebagian Kitab Taurat telah diubah oleh orang-orang Yahudi dan disesuaikan
dengan hawa nafsu mereka.
َ ُ َ َ
Sebagaimana firman Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
ْ ْ َ ُ ْ َ ً َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َُ ْ ُﱠ ْ َ َ َ ُُ َ َ ٌ ََْ
ﻨﺪ اﻟﻠ ِﻪ ِﻟ ﺸﺘ ُﺮوا ِ ِﻪ ﺛ َﻤﻨﺎ ﻗ ِﻠ ۖ ﻓ َ ٌﻞ ﻟﻬﻢ ﱢﻣ ﱠﻤﺎ ﻛﺘ َ ﺖ أ ِﺪ ِﻳﻬ ْﻢ
ِ ﻓ ﻞ ﻟﻠ ِﺬﻳﻦ ﺘﺒﻮن اﻟ ِ ﺘﺎب ِ ﺄ ِﺪ ِﻳﻬﻢ ﺛﻢ ﻘﻮﻟﻮن ﻫ ٰ ﺬا ِﻣﻦ ِﻋ
َ َ ُ ْ
َو َو ٌﻞ ﻟﻬﻢ ﱢﻣ ﱠﻤﺎ ِﺴ ُﺒﻮن
“Maka sungguh kecelakaan bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan-
tangan mereka kemudian berkata, ‘Ini adalah dari sisi Allah untuk menjualnya dengan
harga murah. Maka kecelakaan bagi mereka karena apa yang ditulis tangan-tangan
mereka dan kecelakaan bagi mereka karena apa yang mereka usahakan.” (Surat Al-
Baqarah: 79)
َ ُ َ َ
Dan sebagaimana firman Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰ
123
ُ ْ ْ ُ َ َُ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ ْ ََُ َ ُ َ َ ْ ُْ َ ﱠ
ﺎب َو ﻘﻮﻟﻮن ﻫ َﻮ ِﻣﻦ ِﻋﻨ ِﺪ اﻟﻠ ِﻪ َو َﻣﺎ ﻫ َﻮ
ِ ﺎب وﻣﺎ ﻫﻮ ِﻣﻦ اﻟ ِ ﺘ
ِ ﺎب ُ ِﻟﺘﺤﺴﺒﻮە َ ِﻣﻦ اﻟ ِ ﺘ
ِ و ِ ن ِﻣ ْﻨﻬﻢ ﻟﻔ ﻘُﺎ ﻠﻮ َون أﻟ ِﺴ ﺘﻬﻢ ِ ﺎﻟ ِ ﺘ
َ َ َ َ ْ
ِﻣﻦ ِﻋﻨ ِﺪ اﻟﻠ ِﻪ َو ﻘﻮﻟﻮن ﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ اﻟ ِﺬب َوﻫ ْﻢ ْﻌﻠ ُﻤﻮن
“Dan sungguh diantara mereka ada sekelompok orang yang membolak-balik lisan-lisan
mereka dengan Al-Kitab supaya mereka kalian menyangka bahwa itu adalah Al-Kitab
dan mereka berkata, Ini adalah dari sisi Allah padahal itu bukan dari sisi Allāh dan
mereka mengatakan kedustaan atas nama Allāh padahal mereka mengetahui.” (Surat Ali
‘Imran: 78)
Halaqah yang ke-11 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah (Bagian 4)”.
ُ ْ َ ﱠ ﱠ َ َ َ ﱠ َ ض َو َﻣﺎ َﺑ ْ َﻨ ُﻬ َْ َ
َ اﻷ ْر َ َ َ َ ْ َ َْ ﱠ
ﻮب
ٍ ﻐﻟ ﻦﻣِ ﺎ ﻨﺴﻣ ﺎﻣو ﺎم
ٍ أ ﺔ
ِ ﺘﺳِ ﻲ ﻓِ ﺎ ﻤ ات و
ِ وﻟﻘﺪ ﺧﻠﻘﻨﺎ اﻟﺴﻤﺎو
“Dan sungguh Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya dalam enam hari dan Kami tidak tertimpa rasa letih” (Qaaf : 38)
Dengan mereka juga menyifati Allah dengan sifat penyesalan, didalam keluaran pasal
ke-32 ayat ke-14 disebutkan
“Dan menyesalah Tuhan karena malapetaka yang dirancangNya atas umatNya”
Padahal sifat penyesalan hanya timbul dari zat yang tidak mengetahui akibat sesuatu,
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang sudah berlalu maupun yg akan datang,
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰBerfirman :
َ َ َ ﱠ
…ۗ ِإن اﻟﻠﻪ ِ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻋ ِﻠ ٌﻢ
َُ َ ْ َ َ َ
…ۖ ۚ ْﻌﻠ ُﻢ َﻣﺎ ﺑ ْﻴﻦ أ ِﺪ ِﻳﻬ ْﻢ َو َﻣﺎ ﺧﻠﻔﻬ ْﻢ..
124
“Dia Mengetahui apa yang didepan mereka yaitu apa yang telah berlalu dan apa yang
dibelakang mereka yaitu apa yang akan datang ” (Al-Baqarah : 255)
Diantara perkara-perkara yang bertentangan dengan Al-Quran yang ada didalam
Perjanjian Lama,
2. Mereka menyifati beberapa orang Nabi dengan sifat yang tidak layak.
Diantaranya, bahwa Nabi Nuh 'alayhissalam pernah mabuk dan telanjang, didalam
Perjanjian Lama kejadian pasal ke-9 ayat 20-21 disebutkan
“Nuh menjadi petani dialah yang mula-mula membuat kebun anggur setelah ia minum
anggur mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya”
Mereka juga menyebutkan bahwa Nabi Luth 'alayhissalam berzina dengan dua orang
anak wanitanya sampai keduanya hamil dan melahirkan, sebagaimana disebutkan kisah
nya didalam kejadian pasal ke-19 ayat 30-38, padahal para Nabi dan Rasul adalah
maksum terjaga dari dosa-dosa besar mereka adalah manusia pilihan Allah yang kita
َ ُ َ َ
diperintahkan untuk meneladani mereka, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
ٌ ﻴﻊ َ ﺼ ُ ُ ً َ َ ﱠ
ٌ اﻟﻨﺎس ۚ إ ﱠن اﻟﻠ َﻪ َﺳﻤ َ َ َ َ ُ
ﻴﺮ ِ ِ ِ اﻟﻠﻪ ْﺼﻄ ِﻔﻲ ِﻣﻦ اﻟ َﻤ ِﺋﻜ ِﺔ رﺳ و ِﻣﻦ
“Allah memilih utusan-utusan dari kalangan Malaikat dan dari kalangan manusia,
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat ” (Surat Al-Hajj : 75)
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰjuga berfirman :
َ ْ ُ ﱠ ْ َ َ ُ ْ َْ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ
أوﻟ ٰ ِﺌﻚ اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻫﺪى اﻟﻠﻪ ۖ ﻓ ِﺒﻬﺪاﻫ ُﻢ اﻗﺘ ِﺪە ۗ ﻗ ْﻞ أ ْﺳﺄﻟ ْﻢ ﻋﻠ ْ ِﻪ أﺟﺮا ۖ ِإن ﻫ َﻮ ِإ ِذﻛ َﺮ ٰى ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ
”Mereka (para Nabi) adalah orang-orang yang telah Allah berikan petunjuk maka
dengan petunjuk mereka hendaklah engkau meneladani ” (Al-An’am : 90)
Halaqah yang ke-12 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Injil Bagian yang Pertama”.
Ada yang mengatakan bahwa kata Al-Injil berasal dari bahasa Yunani yang artinya
kabar gembira. diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injil didalam Alquran dan Al
Hadits :
1. Al-Injil diturunkan kepada Nabi 'Isa 'alayhissalam
Allah berfirman :
ْ ْ ُ ََْ َ ْ َ َ َﱠ َ َ َ ُ َﱠ
…ﺛ ﱠﻢ ﻗﻔ ْﻴﻨﺎ ﻋﻠ ٰﻰ آﺛﺎر ِﻫ ْﻢ ِﺑ ُﺮ ُﺳ ِﻠﻨﺎ َوﻗﻔ ْﻴﻨﺎ ِ ِﻌ َﺴﻰ اﺑﻦ َﻣ ْ َﻢ َوآﺗ ﻨﺎە ِاﻹﻧ ِﺠ َﻞ
“Kemudian Kami susulkan setelah mereka yaitu Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim Rasul-rasul
Kami dan kami susulkan pula 'Isa Putra Maryam dan Kami berikan Injil kepadanya… ”
(Al-Hadid : 27)
125
2. Al-Injil diturunkan untuk membenarkan At Taurat mengikutinya dan tidak
menyelisihinya.
Allah berfirman :
”Dan Kami susulkan setelah mereka dengan 'Isa putra Maryam yang membenarkan apa
yang datang sebelumnya berupa kitab Taurat dan Kami berikan Injil kepadanya
didalamnya ada petunjuk dan cahaya dan Injil tersebut datang untuk membenarkan
kitab yang datang sebelumnya yaitu kitab Taurat dan petunjuk serta nasehat bagi
orang-orang yang bertaqwa ” (Al-Maidah : 46)
Kitab Injil isinya mengikuti isi Taurat kecuali dalam beberapa hukum yang sedikit.
Allah berfirman menceritakan ucapan Nabi 'Isa kepada Bani Israil :
”Dan Aku membenarkan kitab yang datang sebelumku yaitu Taurat dan aku
menghalalkan sebagian dari apa yang sebelumnya diharamkan atas kalian” (Surat Al
'Imran : 50)
Berkata Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini :
“Oleh karena itu yang masyhur dari dua Pendapat ulama bahwa injil menghapuskan
sebagian hukum-hukum Taurāt ”
Datang di Perjanjian Baru Injil Matheus pasal 5 ayat 17-19 yang menguatkan hal ini
disebutkan didalamnya bahwa Nabi 'Isa berkata :
”Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau
kitab para Nabi, aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk
menggenapinya karena aku berkata kepadamu sesungguhnya selama belum lenyap
langit dan bumi ini satu huruf atau satu titik pun tidak akan di tiadakan dari hukum
Taurat sebelum semuanya terjadi, karena itu siapa yg meniadakan salah satu perintah
hukum Taurat sekalipun yang paling kecil dan mengajarkannya demikian kepada orang
lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah didalam kerajaan Surga ”
Oleh karena itu Nabi 'Isa berkhitan sebagaimana dalam Perjanjian Baru Injil Lukas pasal
2 ayat 21, yang demikian karena beliau 'alayhissalam mengikuti syariat Nabi Musa
'alayhissalam sebagaimana disebutkan di dalam perjanjian lama kejadian pasal 17 ayat
9-14.
Adapun Paulus dia telah merusak ajaran Nabi Musa dan Nabi 'Isa dan membatalkan
hukum sunat dan mengatakan “bahwa sunat adalah sunat dalam hati” sebagaimana
dalam Perjanjian Baru Roma pasal II ayat 28-29
126
Halaqah yang ke-13 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Injil Bagian yang Kedua”.
Diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injil di dalam Al-Quran dan juga hadits-
hadits Nabi ﷺ
3. Tentang sebagian yang terkandung di dalam Al-Injil
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmenyebutkan diantara kandungan Kitab Injil adalah:
Kabar Gembira Tentang Kedatangan Nabi Muhammad ﷺ, Sebagaimana dalam Al-A’raf:
157,
Demikian pula, Penyebutan Sebagian Sifat Shahabat Rasulullah ﷺ, Sebagaimana dalam
Al-Fath: 29,
Dan Allāh juga menyebutkan di dalamnya bahwa Allah Membeli Jiwa dan Harta Orang
Yang Beriman dengan Surga, Sebagaimana di dalam surat At-Taubah: 111
Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Injil di dalam Al-Quran dan Al-
Hadits
4. Diturunkan Kitab Injīl malam tanggal 14 Ramadhan.
Rasulullāh ﷺbersabda:
وأﻧﺰﻟﺖ اﻟﺘﻮراة ﻟﺴﺖ ﻣﻀﻴﻦ ﻣﻦ رﻣﻀﺎن وأﻧﺰل اﻻﻧﺠ ﻞ ﻟﺜﻼث ﻋﺸﺮة ﻣﻀﺖ ﻣﻦ رﻣﻀﺎن
“Dan Taurat diturunkan setelah 6 hari berlalu di bulan Ramadhan (yaitu malam tanggal
7) dan Injil diturunkan setelah 13 hari berlalu di bulan Ramadhān (yaitu malam tanggal
14).” (HR Ath-Thabraniy di dalam Al-Mu’jamul Kabir dan dihasankan oleh Syaikh Al-
Albaniy rahimahullah)
Perlu diketahui bahwa Al-Injil yang ada sekarang bukanlah Injil yang asli yang
diturunkan kepada Nabi ‘Isa ‘alayhissalam.
Al-Injil yang Allah turunkan kepada Nabi ‘Isa tidak diketahui bekasnya, yang ada
hanyalah tulisan orang-orang yang tidak jelas riwayat hidupnya dan tidak ada sanad
yang shahih, yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun setelah Nabi ‘Isa diangkat oleh
Allah, sehingga banyak kesalahan dan perbedaan yang banyak sekali antara Injil-injil
tersebut.
Oleh karena itu mereka menamakan Injil-injil tersebut dengan nama nama penulisnya;
• Injil Mathius
• Injil Markus
• Injil Lukas
• Injil Yohana
• Dan lain-lain.
Dan mereka tidak mengatakan bahwa itu Injil dari ‘Isa ‘alayhissalam.
Halaqah yang ke-14 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Kitab Al-Injil Bagian yang Ketiga”.
127
Diantara kesalahan yang ada di dalam Injil yang tersebar sekarang adalah penyebutan
nasab Nabi ‘Isa ‘Alayhissalam kepada laki-laki.
Sebagaimana didalam Injil Matius pasal 1 ayat 1-17, dan di dalam Injil Lukas pasal 3
ayat 23-38
Padahal Allah telah mengabarkan di dalam Al-Quran bahwa Nabi ‘Isa ‘alayhissalam lahir
dari Seorang wanita tanpa disentuh laki-laki, Seorang wanita yang shalihah, bukan
ُ َ
wanita pezina, dan Bukan wanita yang bersuami Sebagai kekuasaan Allāh ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ َ ُ َ َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰ, Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ٌ َ ْ ُ ًَ ﱠ َ ُ َ َ ﱡ َ َ َ َ ُ َ َ َ َُ ُ َ َ ْ ﱠ
ﺎل َر ِﻚ ﻫ َﻮ ﻋﻠ ﱠﻲ ﻫ ﱢﻴﻦ َو ِﻟﻨﺠ َﻌﻠﻪ آ ﺔ ِﻟﻠﻨﺎسﺎل ﻛﺬ ِﻟ ِﻚ ﻗﻗﺎﻟﺖ أﻧﻰ ﻮن ِﻟﻲ ﻏ ٌم َوﻟ ْﻢ ْﻤ َﺴ ْﺴ ِﻨﻲ ﺸ ٌﺮ َوﻟ ْﻢ أك ِﻐ ﺎ ﻗ
ْ َ ْ ً ﱠ
َو َرﺣ َﻤﺔ ِﻣﻨﺎ َو ﺎن أ ْﻣﺮا َﻣﻘ ِﻀ ﺎ
“Maryam berkata, “Bagaimana aku memiliki anak laki-laki, padahal tidak ada laki-laki
yang menyentuhku dan aku bukan wanita pezina” Jibril berkata “Demikianlah dikatakan
oleh Rabbmu" Dia berkata, "Yang demikian mudah bagiKu dan supaya Kami jadikan dia
(yaitu ‘Isa) sebagai tanda kekuasaan Kami bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami.
Dan itu adalah perkara yang sudah diputuskan” (Maryam : 20-21)
Oleh karena itu, Allah menyebutkan di dalam Al Quran:
‘Isa Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah 87 dan juga yang lain, atau Allah
Menyebutkan,
Al Masih Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Al-Maidah ayat 17 dan juga yang lain.
atau Allah Menyebutkan,
Al Masih 'Isa Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Ali ‘Imran ayat 45 dan juga yang
lain.
Apa yang tertulis di dalam Injil yang sekarang justru membenarkan aqidah orang
Yahudi yang mengatakan bahwa Nabi ‘Isa adalah anak zina.
Dan di sana ada perbedaan antara nasab ‘Isa didalam Injil Matius dan Injil Lukas;
Di dalam Injil Matius disebutkan bahwa Nabi ‘Isa adalah:
Anak Yusuf bin Ya’qub bin Matan bin Ilyazar dan seterusnya, dan beliau termasuk
keturunan Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alayhimassalam.
Adapun di dalam Injil Lukas disebutkan bahwa beliau adalah:
Anak Yusuf bin Eli bin Matat bin Lewi dan seterusnya. dan termasuk keturunan Natan
bin Dawud ‘alayhissalam.
Halaqah yang ke-15 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Pertama”.
َ
Al-Quran secara bahasa adalah mashdar dari ﻗ َﺮأ, artinya ( َﺟ َﻤ َﻊyaitu mengumpulkan),
Dinamakan demikian karena Al-Quran mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah,
larangan-larangan, pahala dan juga ancaman dan juga mengumpulkan ayat-ayat serta
surat-surat satu dengan yang lain.
128
Adapun secara syari’at, maka Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Rasulullah ﷺmelalui Jibril ‘alayhissalam dan ditulis di dalam mushaf dari awal surat Al-
Fatihah sampai akhir surat An-Naas.
Allah telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Quran yang tidak
dimiliki kitab-kitab sebelumnya, diantaranya:
1. Al-Quran wajib di imani secara terperinci
Yaitu dengan
- Dibenarkan kabar-kabarnya.
- Dilakasanakannya perintah perintahnya.
- Dijauhi larangan-larangannya.
- Dilaksanakan nasehatnya.
- Berhukum dengan Al-Quran di dalam perkara yang kecil maupun yang besar.
- Dan beribadah kepada Allah dengan cara yang tercantum di dalamnya dan di dalam
sunnah Rasul-Nya ﷺ
2. Al-Quran adalah mu’jizat yang abadi
Seandainya seluruh ahli bahasa bersatu untuk mendatangkan yang semisal Al-Quran,
َ ُ َ َ
niscaya mereka tidak akan mampu, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
“Katakanlah: Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal
dengan Al-Quran niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun
sebagian membantu sebagian yang lain.” (Al-Isra : 88)
Dan di dalam hadits Rasulullah ﷺbersabda:
ُ ُ َ َ َ َ َ َْ َ َ ﱞ ّ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ُ َ ﱠ ْ ُ ْ َ َ ْ ْ َ ُ ُ ﱠ
وﺗ ﺘﻪ
ِ ﺣﺎە اﻟﻠﻪ ِإﻟﻲ ﻓﺄرﺟﻮ أن أ ﻮن ﻣﺎ ِﻣﻦ اﻷﻧ ِ ِﺎء ﻧ ِﺒﻲ ِإ أﻋ ِﻄﻲ ﻣﺎ ِﻣﺜﻠﻪ آﻣﻦ ﻋﻠ ِﻪ اﻟ ﺸﺮ و ِ ﻧﻤﺎ ﺎن اﻟ ِﺬي أ وﺣ ﺎ أو
َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ََ
أ ﺜﺮﻫﻢ ﺗﺎ ِ ﻌﺎ ﻳﻮم اﻟ ِﻘ ﺎﻣﺔ
“Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi ayat-ayat (yaitu tanda-tanda) kekuasan Allah
atau mu’jizat yang seharusnya beriman dengannya manusia. Dan sesungguhnya yang
diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku (yaitu Al-Quran)
maka aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” (HR
Bukhari dan Muslim)
Diantara keistimewaan Al-Quran,
3. Allah telah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh maupun
maknanya.
Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi, dan dijaga
َ ُ َ َ
maknanya dari makna-makna yang menyimpang, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ َ ُ ﱠ ﱠ َ ْ ُ َﱠ َ ﱢ
ِإﻧﺎ ﻧﺤﻦ ﻧﺰﻟﻨﺎ اﻟﺬﻛ َﺮ َو ِ ﻧﺎ ﻟﻪ ﻟﺤ ِﺎﻓﻈﻮن
129
“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr (yaitu Al-Quran) dan
sesungguhnya Kamilah yang menjaganya.” (Al-Hijr: 9)
َ ُ َ َ
Dan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ َ ْ َْ َ ْ َ ْ ََ َ ْ َ َ
ﺎﻃ ُﻞ ِﻣﻦ ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ َو ِﻣﻦ ﺧﻠ ِﻔ ِﻪ ﺗﻨﺰ ٌﻞ ِﻣﻦ ﺣ ِﻜ ٍﻢ ﺣ ِﻤ ٍﺪ َ
ِ ﺄ ِﺗ ِﻪ اﻟ
“Al-Quran tidak didatangi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang,
diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” (Fushshilat : 42)
Oleh karena itu, Allah menyiapkan di sana, Orang-orang yang menghafal Al-Quran, Para
ulama yang menerangkan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Quran dari
masa ke masa, dari zaman Nabi ﷺsampai zaman kita dan sampai Allah mengangkat Al-
Quran di akhir zaman
Mereka menghafal dan memahami maknanya dan istiqamah di dalam mengamalkannya,
mengkhidmah Al-Quran dengan berbagai cara;
Ada yang menulis tafsirnya baik yang singkat maupun yang panjang lebar, Ada yang
mengarang tentang cara penulisannya, tentang cara membacanya, tentang i’rabnya, dan
lain-lain.
Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Kitab-Kitab adalah tentang "Kitab Al-
Quran Bagian yang Kedua"
ُ ُ َ َ ْ َ
ﺷﻬ ُﺮ َر َﻣﻀﺎن اﻟ ِﺬي أﻧﺰ َل ِﻓ ِﻪ اﻟﻘ ْﺮآن
ْ َ ُ َ َْ ﱠ
ِإﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎە ِﻓﻲ ﻟ ْ ﻠ ِﺔ اﻟﻘﺪر
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran di malam Laylatul Qadr.” (QS Al-Qadr:
1)
Kemudian, turun Al-Quran secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian dan
peristiwa selama 23 tahun, Ada di antaranya yang turun sebelum hijrahnya Nabi ﷺke
kota Madinah yang dinamakan surat-surat Makiyyah, dan ada diantaranya yang turun
setelah hijrah Nabi ﷺke kota Madinah yang dinamakan dengan surat-surat
Madaniyyah.
130
Dan diantara hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur adalah agar lebih
َ ُ َ َ
mudah dihafal, dimengerti dan diamalkan, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
ً َ ُ َ َﱠ َ ﱠ َ ُ َْ ُ َْ َ ُ
َوﻗ ْﺮآﻧﺎ ﻓ َﺮﻗﻨﺎە ِﻟﺘﻘ َﺮأە ﻋﻠﻰ اﻟﻨﺎس ﻋﻠ ٰﻰ ُﻣ ٍﺚ َوﻧﺰﻟﻨﺎە ﺗﻨﺰ
َ َ َ َ ْ ََ َ َْ َ َ ﱢ ُ َ ﱢ َ َ َ ْ َ َ َ
ۖ ﺎب َو ُﻣﻬ ْ ِﻤﻨﺎ ﻋﻠ ْ ِﻪ
ِ وأﻧﺰﻟﻨﺎ ِإﻟ ﻚ اﻟ ِ ﺘﺎب ِ ﺎﻟﺤﻖ ﻣﺼﺪﻗﺎ ﻟﻤﺎ ﺑﻴﻦ ﺪ ِﻪ ِﻣﻦ اﻟ ِ ﺘ
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab dengan haq yang membenarkan
kitab-kitab sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya.” (Al-Maidah : 48)
Yang dimaksud dengan muhaymin adalah yang menjadi saksi, yang menghukumi, yang
mengemban amanat, Maksudnya apa yang sesuai dengannya berarti benar dan
menyelisihinya berarti salah,
Diantara keistimewaan Al-Quran,
6. Bahwasanya Al-Quran diturunkan agar menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan jin
dan bukan untuk bangsa tertentu saja
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ َ َ َ َ َ َ ُ َﱠ َ َ
ﺗ َ َﺎرك اﻟ ِﺬي ﻧﺰ َل اﻟﻔ ْﺮﻗﺎن ﻋﻠﻰ ﻋ ْ ِﺪ ِە ِﻟ َ ﻮن ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ ﻧ ِﺬﻳﺮا
“Sungguh berbarakah Zat yang telah menurunkan Al-Furqan (yaitu Al-Quran) kepada
hambanya supaya memberi peringatan kepada seluruh alam.” (Al-Furqan: 1)
Seandainya seorang Nabi yang diutus kepada kaum tertentu hidup di zaman Nabi
Muhammad ﷺniscaya dia diharuskan mengikuti Al-Quran dan mengikuti syari’at Nabi
Muhammad ﷺ, Beliau ﷺbersabda:
131
“Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya, seandainya Musa hidup niscaya tidak ada
pilihan baginya kecuali mengikuti aku.” (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad)
Halaqah yang ke-17 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Ketiga”.
َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ُْ َ ََُ َََ ﱠ
ﻨﺪ ﻏ ْﻴﺮ اﻟﻠ ِﻪ ﻟ َﻮﺟﺪوا ِﻓ ِﻪ اﺧ ِﺘ ﻓﺎ ﻛ ِﺜﻴﺮا
ِ أﻓ ﻳﺘﺪﺑﺮون اﻟﻘﺮآن ۚ وﻟﻮ ﺎن ِﻣﻦ ِﻋ
“Apakah mereka tidak mentadabburi Al-Quran? Dan seandainya itu dari selain Allah
niscaya mereka akan mendapatkan di dalamnya perselisihan yang banyak.” (Surat An-
Nisa : 82)
2. Al-Kitab
َ
Artinya “kitab”, dari kata ﻛﺘ َﺐyang artinya mengumpulkan. di namakan demikian
karena dia mengumpulkan huruf dengan huruf, ayat dengan ayat, surat dengan surat,
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
ً َ َ َ َ ُ َ َْ َ َ
ۚ أﻓﻐ ْﻴ َﺮ اﻟﻠ ِﻪ أﺑﺘ ِﻐﻲ ﺣ ﻤﺎ َوﻫ َﻮ اﻟ ِﺬي أﻧﺰ َل ِإﻟ ْ ُﻢ اﻟ ِ ﺘﺎب ُﻣﻔ ﱠﺼ
“Apakah kepada selain Allah aku mencari hakim? Padahal Dialah yang menurunkan Al-
Kitab (yaitu Al-Quran) secara terperinci.” (SuratAl-An’am: 114)
3. Kitabullah
َ ُ َ َ
Artinya “kitab Allah” Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ ُ َْ ًَ ََ َ ّ ْ ُ ََْ َ ﱠ
َ ﻮن ﺗ َﺠ َﺎر ًة ﻟ ْﻦ َﺗ ُﺒ ُ َْ َ َ َ ﱠ ُ َ َ َ َ َ َْ َ ﱠ
ﻮر ِ ِإن اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻳﺘﻠﻮن ِﻛﺘﺎب اﻟﻠ ِﻪ وأﻗﺎﻣﻮا اﻟﺼ ة وأﻧﻔﻘﻮا ِﻣﻤﺎ رزﻗﻨﺎﻫﻢ ِﺳﺮا وﻋ ِﻧ ﺔ ﻳﺮﺟ
َ َ َ َ َ َ َ ُ َﱠ َ َ
ﺗ َ َﺎرك اﻟ ِﺬي ﻧﺰ َل اﻟﻔ ْﺮﻗﺎن ﻋﻠ ٰﻰ ﻋ ْ ِﺪ ِە ِﻟ َ ﻮن ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ ﻧ ِﺬﻳﺮا
132
“Sungguh berbarakah Zat yang telah menurunkan Al-Furqan (yaitu Al-Quran) kepada
hambaNya supaya memberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS Al-Furqan : 1)
5. Adz-Dzikru
Ada yang mengatakan artinya adalah peringatan, karena di dalamnya ada peringatan
dan nasehat, Dan ada yang mengatakan artinya adalah penyebutan, karena di dalam Al-
ُ َ َ
Quran disebutkan banyak permasalahan dan dalil-dalil yang jelas, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ َ ُ ﱠ ﱠ َ ْ ُ َﱠ َ ﱢ
ِإﻧﺎ ﻧﺤﻦ ﻧﺰﻟﻨﺎ اﻟﺬﻛ َﺮ َو ِ ﻧﺎ ﻟﻪ ﻟﺤ ِﺎﻓﻈﻮن
“Dan hendaklah kalian semua berpegang teguh dengan hablullah (yaitu Al-Quran) dan
janganlah kalian saling berpecah belah.” (Surat Ali ‘Imran : 103)
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺbersabda:
َ َ َ َ ﱠ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ ُ ُ َ َ ﱡ ُ َ َ ُ ﱠ ْ ََ ْ ٌ َ َ َ
اﻟﻠﻪ
ِ ﺎب ِ واﺳﺘﻤ ِﺴ َﻜﻮا ِ ِﻪ ﻓﺤﺚ ﻋﻠ ْﻰ ِﻛﺘ،ْ اﻟﻠﻪ ِ ﺎب ِ اﻟﻠﻪ ِﻓ ِﻪ اﻟﻬﺪى واﻟﻨﻮر ﻓﺨَﺬوا ِ ِﻜﺘ ِ أوﻟﻬﻤﺎ ِﻛﺘﺎب:وأﻧﺎ ﺗﺎرك ِﻓ ُﻢ ﺛﻘﻠﻴﻦ
َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ :َ َ ﱠ َ َو َر ﱠﻏ
أذ ُﺮ ُﻢ اﻟﻠﻪ ِﻓﻲ أﻫ ِﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ، أذ ُﺮ ُﻢ اﻟﻠﻪ ِﻓﻲ أﻫ ِﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ،)وأﻫ ُﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ أذ ُﺮ ُﻢ اﻟﻠﻪ ِﻓﻲ أﻫ ِﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ ﺛﻢ ﻗﺎل،ﺐ ِﻓ ِﻪ
“Dan aku tinggalkan di antara kalian 2 perkara yang berat; yang pertama Kitābullah, di
dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Maka ambillah dengan kitabullah dan berpeganglah
dengannya. Maka beliaupun menganjurkan dan mendorong untuk berpegang teguh
dengan kitabullah. Kemudian Beliau berkata: ‘Dan keluargaku, aku ingatkan kalian
kepada Allah tentang keluargaku. Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang keluargaku.
Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang keluargaku’.” (HR Muslim)
Di dalam sebuah riwayat, Beliau ﷺmengatakan:
أﺣﺪﻫﻤﺎ ﻛﺘﺎب اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ ﻫﻮ ﺣ ﻞ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ اﺗ ﻌﻪ ﺎن ﻋﻠﻰ اﻟﻬﺪى وﻣﻦ ﺗﺮﻛﻪ ﺎن ﻋﻠﻰ ﺿﻼﻟﺔ
“Yang pertama di antara keduanya adalah Kitabullah, dia adalah hablullah. Barangsiapa
yang mengikutinya maka dia di atas petunjuk dan barangsiapa yang meninggalkannya
maka dia di atas kesesatan.”
Halaqah yang ke-18 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Keempat”
133
Allah ‘Azza wa Jall juga menyifati Al-Quran dengan beberapa sifat yang memiliki makna
yang agung yang juga menunjukkan keutamaannya.
Diantara sifat-sifat tersebut:
1. ‘Aziz
Artinya: yang mulia, dimuliakan oleh Allah dengan dijaga dari segala perubahan.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ٌ ٌ ُ ُ َ
ْﻞ ﻫ َﻮ ﻗ ْﺮآن َﻣ ِﺠ ﺪ
ٌ ُ ُ ﱠ
ِإﻧﻪ ﻟﻘ ْﺮآن ﻛ ٌﻢ
ْ ََ َ َ ُ ﱢ ٌ ُ َ َ ٌ َ َ َ
َوﻫـﺬا ِﻛﺘﺎب أﻧﺰﻟﻨﺎە ُﻣ َ َﺎرك ﱡﻣ َﺼﺪق اﻟ ِﺬي ﺑ ْﻴﻦ ﺪ ِﻪ
“Dan ini adalah kitab yang Kami turunkan berbarakah membenarkan apa yang datang
sebelumnya.” (Al-An’am : 92)
Diantara sifat-sifat Al-Quran adalah,
5. Fashl
Artinya yang benar dan jelas, memisahkan antara yang haq dan yang bathil,
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ َ ُ ﱠ
ِإﻧﻪ ﻟﻘ ْﻮ ٌل ﻓ ْﺼ ٌﻞ
134
“Sesungguhnya dia (Al-Quran) adalah ucapan yang memisahkan (antara yang haq dan
yang bathil).” (Ath-Thariq : 13)
Dan diantara sifat Al-Quran adalah,
6. Hakiim
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ْ ً ْ ً ُ َ َ ُ َ َ
٣) ( ﻫﺪى َو َرﺣ َﻤﺔ ﻟﻠ ُﻤﺤ ِﺴ ِﻨﻴﻦ٢) ﺎب اﻟﺤ ِﻜ ِﻢ
ِ ( ِﺗﻠﻚ آ ﺎت اﻟ ِ ﺘ١) اﻟﻢ
“Alif Lam Mim. Itu adalah ayat-ayat kitab yang hakīm, sebagai petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang berbuat baik.” (Luqman : 1-3)
Hakim artinya Memiliki hikmah dan kebijaksanaan yang mendalam, ayat-ayatnya
muhkam, yaitu kokoh.
- Dia kokoh karena datang dengan lafazh yang paling fasih dan jelas yang mengandung
makna yang dalam.
- Kokoh karena tidak mungkin dirubah.
- Kokoh karena kabar-kabar yang ada di dalamnya benar sesuai dengan kenyataan.
- Kokoh karena tidak memerintah kecuali dengan sesuatu yang merupakan kebaikan
bagi manusia dan tidaklah melarang kecuali dari sesuatu yang merupakan keburukan
bagi manusia, dan
- Dia kokoh karena tidak ada pertentangan di antara ayat-ayatnya.
Dan diantara sifat Al-Quran adalah
7. Berbahasa Arab yang jelas
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َْ ُ ﱡ َ ََ َ َ َ ﱠ ُ َ ُ َ ﱢ
ﺎن ﻋ َﺮ ِﺑ ﱟﻲ
ٍ ( ِ ِﻠﺴ١٩٤) ﻨﺬر ﻦ
ِ ( ﻋﻠﻰ ﻗﻠ ِ ﻚ ِﻟﺘ ﻮن ِﻣﻦ اﻟﻤ١٩٣) ( ﻧﺰل ِ ِﻪ اﻟﺮوح اﻷ ِﻣﻴﻦ١٩٢) و ِ ﻧﻪ ﻟﺘﻨﺰ ﻞ رب اﻟﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ
١٩) ﱡﻣ ِﺒﻴﻦ
“Dan sesungguhnya Al-Quran diturunkan dari Rabb semesta alam, turun dengannya Ar-
Ruhul Amin (Jibril) atas hatimu supaya engkau termasuk orang-orang yang
memberikan peringatan dengan bahasa Arab yang jelas.” (Asy-Syu'ara : 192-195)
Halaqah yang ke-19 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Kelima”
Sebagian nama-nama dan sifat-sifat Al-Quran yang telah berlalu menunjukkan tentang
kedudukan dan keutamaan Al-Quran, oleh karena itu hendaklah seorang Muslim
bersyukur kepada Allah yang telah menurunkan Al Quran kepada kita.
Dan diantara cara bersyukurnya adalah dengan menunaikan hak-hak Al-Quran, Dan
diantara hak-hak Al-Quran
1. Membacanya dengan Tartil
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
135
ً َْ َ ُْ ﱢ
َو َرﺗ ِﻞ اﻟﻘﺮآن ﺗﺮِﺗ
ْ ُ َ ﱞ َ ُ َ َََ َ ُ َْ َ َ ُ ُْ َ َ ﱠ
َواﻟ ِﺬي ﻘ َﺮأ اﻟﻘ ْﺮآن َو ﺘ ْﻌﺘ ُﻊ ِﻓ ِﻪ َوﻫ َﻮ ﻋﻠ ْ ِﻪ ﺷﺎق ﻟﻪ أﺟ َﺮ ِان،اﻟﺴﻔ َﺮ ِة اﻟ ِ َﺮ ِام اﻟ َﺒ َﺮ َر ِة آن ﻣﻊ
ِ ﺎﻫﺮ ِ ﺎﻟﻘﺮ
ِ اﻟﻤ
“Orang yang mahir membaca Al-Quran bersama malaikat-malaikat yang mulia lagi baik.
Dan orang yang membaca Al-Quran sedangkan dia masih terbata-bata ketika
membacanya dan susah baginya maka dia mendapatkan 2 pahala.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Dua pahala tersebut maksudnya adalah pahala membaca Al-Quran, dan pahala kesulitan
yang dia alami, Hendaknya seorang Muslim dan Muslimah, mempelajari ilmu tajwid dari
seorang guru yang mumpuni dengan niat supaya bisa membaca Al-Quran tersebut
sebagaimana dibaca oleh Rasulullah ﷺ, dan mempraktekkannya dengan sering
membaca Al-Quran sehingga semakin mahir dia di dalam membaca Al-Quran.
Dan di dalam sebuah hadits Rasulullah ﷺbersabda
ُ َ َ ُ َ ْ َ
ﺧ ْﻴ ُﺮ ْﻢ َﻣﻦ ﺗ َﻌﻠ َﻢ اﻟﻘ ْﺮآن َوﻋﻠ َﻤﻪ
َ َ َ ُ َ ْ َ ُ َ ُ ٌ ََ ُ َ ٌ َﱢ
ْﻞ ﻫ َﻮ آ ﺎت ﺑ ﻨﺎت ِﻓﻲ ُﺻﺪور اﻟ ِﺬﻳﻦ أوﺗﻮا اﻟ ِﻌﻠ َﻢ َو َﻣﺎ ﺠﺤﺪ ِ ِﺎﺗﻨﺎ ِإﻻ اﻟﻈ ِﺎﻟ ُﻤﻮن
“Bahkan dia adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang-orang yang diberi
ilmu dan tidak mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” (Al-
‘Ankabut : 49)
136
Dan hendaklah seorang yang menghafal Al-Quran memuraja’ah (mengulang-ulang
terus) apa yang sudah dia hafal, Rasulullah ﷺbersabda
َ ُُ َ ََ ُ َ ﱡ َ ُ َْ َ َ ُ َ َ ُ َ َ
ﺲ ُﻣﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ِﺑ َ ِﺪ ِە ﻟﻬ َﻮ أﺷﺪ ﺗﻔﻠﺘﺎ ِﻣﻦ ا ِﻹ ِ ِﻞ ِﻓﻲ ﻋﻘ ِﻠﻬﺎ ﺗ َﻌﺎﻫﺪ ْوا ﻫﺬا اﻟﻘ ْﺮآن ﻓ َﻮاﻟ ِﺬي ﻧﻔ
“Hendaklah kalian mengulang-ulang Al-Quran, maka demi Dzat yang jiwa Muhammad
ada di tanganNya sungguh Al-Quran lebih mudah terlepas (yaitu dari qalbu seseorang)
daripada terlepasnya unta dari ikatannya.” (HR Muslim)
Selain itu, hendaknya orang yang menghafal Al-Quran memperdengarkannya di
hadapan Syaikh yang mumpuni dan meninggalkan kemaksiyatan karena kemaksiyatan
dengan berbagai bentuknya memperburuk dan mempersulit hafalan Al-Quran.
Halaqah yang ke-20 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Keenam”
“Kitab yang Kami turunkan kepadamu berbarakah supaya mereka Mentadaburi ayat-
ayat nya dan supaya orang-orang yang berakal mengingat” (Saad : 29)
Orang yang tidak Mentadaburi Al-Quran maka ini menunjukkan kesesatan hati
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
َ َْ ُ َ ْ َ ُْ َ ََُ َََ ﱠ
ٍ أﻓ ﻳﺘﺪﺑﺮون اﻟﻘﺮآن أم ﻋﻠ ٰﻰ ﻗﻠ
ﻮب أﻗﻔﺎﻟﻬﺎ
“Apakah mereka tidak Mentadaburi Al-Quran, ataukah didalam hati-hati tersebut ada
kunci-kunci nya ” (Muhammad : 24)
Semakin seseorang banyak Mentadabburi Al-Quran dan memahami maknanya maka
akan semakin bertambah keimanannya, keyakinannya dan kedekatannya kepada Allah,
semakin yakin tentang kebenaran agama ini dan semakin yakin bahwa Al-Quran adalah
dari Allah Ta’ala.
Oleh karena itu seyogyanya seorang muslim dan Muslimah mempelajari bahasa Arab
yang dengannya dia bisa memahami Al-Quran dan meluangkan waktunya untuk
memikirkan dan Mentadabburi ayat-ayat Allah, membaca tafsir-tafsir Al-Quran yang
sesuai dengan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti
Tafsir Muyyasar, Yang diterbitkan Kompleks Percetakan Al-Quran Kerajaan Raja Fahd di
Madinah dan ini adalah Tafsir yang ringkas, dan
137
Tafsir Ibn Katsir, Untuk Tafsir yang agak luas
Dan mengikuti kajian-kajian yang membahas tentang Tafsir Al-Quran dengan
pemahaman yang benar, pemahaman para shahabat dan para salaf.
Dan Apabila seseorang ingin membaca terjemah Al-Quran didalam bahasa Indonesia
maka hendaklah ia berusaha untuk memilih terjemah yang paling bagus, yang sesuai
dengan pemahaman yang benar, seperti Terjemah Al-Quran dalam bahasa Indonesia
yang dicetak oleh Kompleks percetakan Al-Quran Kerajaan Raja Fahd di Madinah.
Dan perlu dia mengetahui bahwasanya tidak ada terjemah yang tidak memiliki
kekurangan karena terjemah adalah amalan manusia.
Diantara hak-hak Al-Quran adalah,
4. Mengamalkannya
Al-Quran tidaklah diturunkan hanya sekedar dibaca dengan tartil dan tajwid, dihafal
dan ditadabburi, akan tetapi juga diamalkan, dilaksanakan perintahnya, dijauhi
larangannya, dibenarkan kabar-kabarnya, baik dalam masalah ‘aqidah, ibadah, akhlaq,
mu’amalah dan lain-lain.
Dahulu, para shahabat radhiyallahu ‘anhum selain membaca Al-Quran dan mengilmui,
mereka juga mengamalkan, Berkata ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:
ﱠ ُ ﱠ َ َ ُ َ ْ ُ ﱠ َ ﱠ َ َ ْ َ َ ََ َ َ ﱠ ُ ُ ﱠ
ﺎت ﻟ ْﻢ ﺠﺎوزﻫﻦ ﺣﺘﻰ ْﻌﺮف َﻣ َﻌ ِﺎﻧ َﻴﻬﻦ َواﻟ َﻌ َﻤ َﻞ ِﺑ ِﻬﻦ
ٍ ﺎن اﻟﺮﺟﻞ ِﻣﻨﺎ ِإذا ﺗﻌﻠﻢ ﻋﺸﺮ آ
“Dahulu seseorang dari kalangan kami (yaitu para shahabat) apabila mempelajari 10
ayat maka dia tidak meninggalkannya sehingga mempelajari maknanya dan beramal
dengannya"
Kalau kita tidak mengamalkan Al-Quran maka Al-Quran bisa menjadi hujjah atas kita.
Rasulullah ﷺbersabda:
َ َ َ ٌ ُ ُ ُ ﱠ
َواﻟﻘ ْﺮآن ﺣﺠﺔ ﻟﻚ أ ْو ﻋﻠ ْ ﻚ
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Membenarkan Kabar-kabar Yang Shahih Di Dalam Kitab-kitab Allah”.
138
yang ke 3 diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah, Membenarkan kabar-kabar
yang shahih di dalam kitab-kitab tersebut. Seperti kabar-kabar di dalam Al-Quran dan
kabar-kabar yang ada di dalam kitab sebelumnya yang belum diubah.
Maksudnya, wajib bagi orang yang beriman membenarkan:
1. Kabar-kabar yang ada di dalam Al-Quran seperti
- Kisah-kisah umat terdahulu.
- Kejadian-kejadian di hari kiamat.
- Sifat-sifat surga dan neraka.
- Dan lain-lain.
2. Kabar-kabar yang ada di dalam kitab kitab sebelumnya yang belum diubah.
Dan barangsiapa yang mengingkarinya atau meragukannya maka sungguh dia telah
kafir. Adapun kabar-kabar yang ada di dalam kitab Taurat dan Injil setelah terjadi
perubahan pada sebagian isinya maka kabar-kabar tersebut ada 3 macam;
1. Kabar yang datang pembenarannya di dalam agama Islam.
Maka wajib bagi kita beriman dan membenarkannya, seperti kabar bahwa Allah
menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari, maka ini ada di dalam Perjanjian Lama
Keluaran Pasal 31 Ayat 17.
َ ُ َ َ
Dan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰsebutkan di dalam Al-Quran di dalam firmanNya:
ﱠ ﱠ َ َ
َ اﻷ ْر َ َ َ َ ﱠ ُ ُ َﱠ
ض ِﻓﻲ ِﺳﺘ ِﺔ أ ٍﺎم ِ ر ﻢ اﻟﻠﻪ اﻟ ِﺬي ﺧﻠﻖ اﻟﺴﻤﺎو
ات و
“Sesungguhnya Rabb kalian Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari.” (Al-
A’rāf : 54)
2. Kabar yang datang pengingkarannya di dalam agama Islam.
Maka wajib bagi kita mendustakannya dan menolaknya, seperti kabar di dalam kitab
Taurat yang berisi sifat yang tidak layak bagi Allah dan sifat yang tidak layak bagi
sebagian Nabi, sebagaimana telah berlalu penjelasannya.
3. Kabar yang tidak ada pengingkaran maupun pembenarannya di dalam agama Islam.
Maka kita tidak membenarkan dan tidak mendustakan seperti sebagian perincian yang
ada di dalam Taurat yang sekarang terhadap kisah-kisah yang asalnya ada di dalam Al-
Quran, sebagaimana disebutkan di dalam Kejadian Pasal 7 ayat 7 bahwa banjir besar di
zaman Nabi Nuh ‘alayhissalam terjadi selama 40 hari.
Dan perincian ini tidak disebutkan di dalam agama kita. kita tidak membenarkan karena
mungkin itu termasuk yang ditambah dan diubah dan kita tidak mendustakan karena
mungkin itu termasuk wahyu.
Rasūlullāh ﷺbersabda:
آﻣﻨﺎ ﺎﻟﻠﻪ وﻣﺎ أﻧﺰل إﻟﻴﻨﺎ: وﻗﻮﻟﻮا، ﻻ ﺗﺼﺪﻗﻮا أﻫﻞ اﻟ ﺘﺎب وﻻ ﺗﻜﺬﺑﻮﻫﻢ
“Janganlah kalian membenarkan Ahlul Kitab dan janganlah kalian mendustakan mereka,
akan tetapi katakanlah ‘Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada
kami’.” (HR Bukhāri)
139
Halaqah yang ke-22 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum Yang Ada Di Dalam
Kitab-Kitab Allah”.
Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah;
4. Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum di dalam kitab-kitab
tersebut, baik yang kita ketahui hikmahnya atau tidak.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ْ ََ ُ َ َ ْ ْ ُ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َ
َو َﻣﺎ ﺎن ِﻟ ُﻤﺆ ِﻣﻦ َو ُﻣﺆ ِﻣﻨ ٍﺔ ِإذا ﻗﻀﻰ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳﻮﻟﻪ أ ْﻣﺮا أن ﻮن ﻟﻬ ُﻢ اﻟ ِﺨ َﻴ َﺮة ِﻣﻦ أ ْﻣﺮ ِﻫ ْﻢ َو َﻣﻦ ْﻌﺺ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳﻮﻟﻪ ﻓﻘﺪ
ً َ َ َ ﱠ
ُﻣ ِﺒ ﻨﺎ ﺿﻞ ﺿ
“Dan tidak pantas bagi seorang yang beriman laki-laki dan wanita, apabila Allah dan
RasulNya sudah menetapkan sebuah perkara, kemudian mereka memiliki pilihan yang
lain di dalam urusan mereka. Dan barangsiapa yang memaksiati Allah dan rasulNya,
maka sungguh telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Al-Ahzab : 36)
Dan Allah berfirman:
َ ُ َ ْ َ َ َ ُْ ُ َ َ َ َ َ َ ََُْ ْ ُ ﱠ َ َ ُ ﱢ َ َ ُْ ُ َ َ ﱠ ََ
ِﺠﺪوا ِﻓﻲ أﻧﻔ ِﺴ ِﻬ ْﻢ ﺣ َﺮﺟﺎ ِﻣ ﱠﻤﺎ ﻗﻀ ﺖ َو َﺴﻠ ُﻤﻮا ْﺴ ِﻠ ﻤﺎ ﻓ َو َر ﻚ ﻳﺆ ِﻣﻨﻮن ﺣﺘﻰ ﺤ ُﻤﻮك ِﻓ ﻤﺎ ﺷﺠﺮ ﺑ ﻨﻬﻢ ﺛﻢ
“Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau wahai
Muhammad sebagai hakim di dalam perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian
mereka tidak menemukan rasa berat di dalam hati-hati mereka terhadap apa yang
engkau putuskan dan mereka menerima dengan sebenarnya.” (An Nisa : 65)
Adapun hukum yang sudah dihapus, maka tidak boleh diamalkan, seperti:
‘Iddah 1 tahun penuh bagi wanita yang ditinggal mati suaminya, Sebagaimana di dalam
surat Al-Baqarah ayat 240. Maka telah dihapus dengan ayat 234 dari Surat Al-Baqarah
yang isinya bahwa Masa ‘iddah wanita yang ditinggal mati suaminya adalah 4 bulan 10
hari.
Dan semua kitab yang terdahulu secara umum hukum-hukumnya telah dihapus dengan
Al-Quran.
Artinya, tidak boleh seorangpun baik jin maupun manusia mengamalkan hukum-hukum
yang ada di dalam kitab-kitab sebelumnya, setelah datangnya Al-Quran.
َ ُ َ َ
Allāh ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ُ َ َﱠ َْ ََُْ ْ َ َ َ َ َ ْ ََ َ َْ َ َ ﱢ ُ َ ﱢ َ َ َ ْ َ َْ َ
ﺎب َو ُﻣﻬ ْ ِﻤﻨﺎ ﻋﻠ ْ ِﻪ ﻓﺎﺣ ْﻢ ﺑ ﻨﻬ ْﻢ ِ َﻤﺎ أﻧﺰ َل اﻟﻠﻪ َو ﺗ ِﺒ ْﻊ
ِ ﺘ ِ اﻟ ﻦ ﻣِ ﻪ
ِ ﺪ ﻦ ﻴﺑ ﺎﻤ ﻟ
ِ ﺎ ﻗﺪ ﺼ ﻣ ﻖ ﺤ ﺎﻟ ِ ﺎبﺘ ِ اﻟ ﻚ وأﻧﺰﻟﻨﺎ ِإﻟ
َْ َ ً َ ْ ْ ْ َ َ َ ﱟ ْ َ َ ُ ْ َ ﱠ َ َ َ َ َ ﱢ
أﻫﻮاءﻫﻢ ﻋﻤﺎ ﺟﺎءك ِﻣﻦ اﻟﺤﻖ ِﻟ ﻞ ﺟﻌﻠﻨﺎ ِﻣﻨ ﻢ ِﺷﺮﻋﺔ و ِﻣﻨﻬﺎﺟﺎ
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (yaitu Al-Quran) dengan haq yang
membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya. Maka
hendaklah engkau menghukumi diantara mereka dengan apa yang Allah turunkan. Dan
janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
140
datang kepadamu bagi masing-masing dari kalian telah kami jadikan syariat dan juga
jalan.” (Al-Maidah : 48)
Bahkan Nabi Musa sekalipun yang diturunkan kepadanya Taurat harus berhukum
dengan Al-Quran, seandainya beliau masih hidup ketika Al-Quran turun.
Rasulullah ﷺbersabda
“Demi Zat yang jiwaku ada di tangannya, seandainya Musa hidup, niscaya tidak ada
pilihan baginya kecuali mengikuti aku.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-
Albaniy rahimahullah)
Oleh karena itu Nabi ‘Isa ‘alayhissalam salam yang diturunkan kepadanya Injil di akhir
zaman, ketika beliau turun akan berhukum dengan hukum Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad ﷺ.
Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Hukum Membaca Kitab-kitab Sebelum Al-Quran (Seperti Taurat dan Injil) Yang
Telah Diubah”.
َ ُ ُْ َ ً ْ َ َ ﱠ َ ُْ َ َ َ َ َ َ ﱠ َ
أ َوﻟ ْﻢ ِﻔ ِﻬ ْﻢ أﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎ ﻋﻠ ْ ﻚ اﻟ ِ ﺘﺎب ﻳﺘﻠ ٰﻰ ﻋﻠ ْﻴ ِﻬ ْﻢ ۚ ِإن ِﻓﻲ ذ ٰ ِﻟﻚ ﻟ َﺮﺣ َﻤﺔ َو ِذﻛ َﺮ ٰى ِﻟﻘ ْﻮ ٍم ﻳﺆ ِﻣﻨﻮن
“Apakah tidak mencukupi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu sebuah
kitab yang dibacakan atas mereka? Sesungguhnya di dalamnya ada rahmat dan
peringatan bagi kaum yang beriman.” (Al-‘Ankabut : 51)
Dari Jabir Ibnu ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ‘Umar Ibnu Khaththab
radhiyallahu ‘anhu mendatangi Nabi ﷺdengan membawa sebuah kitab yang dia
dapatkan dari sebagian Ahli Kitab kemudian membacakannya kepada Nabi ﷺ.
Maka Nabi ﷺmarah seraya berkata Apakah engkau bingung di dalam agamamu, wahai
putra Al-Khaththab? Dan demi Zat yang jiwaku berada ditanganNya, sungguh aku telah
mendatangi kalian dengan sesuatu yang putih bersih. Janganlah kalian bertanya kepada
mereka (ahlul kitab) tentang sesuatu karena mungkin mereka mengabarkan kepada
kalian dengan kebenaran kemudian kalian mendustakannya atau mereka mengabarkan
141
yang bathil kemudian kalian membenarkannya. Demi Zat yang jiwaku berada di
tanganNya, seandainya Musa masih hidup niscaya tidak ada pilihan baginya kecuali
mengikuti aku.” (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad)
Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah menyebutkan di dalam Shahih Bukhari, ucapan
‘Abdullah Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Beliau mengatakan
“Bagaimana kalian bertanya kepada Ahlul Kitab tentang sesuatu sedangkan kitab kalian
yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺlebih baru? Kalian membacanya dalam keadaan
bersih tidak tercampuri dan Allah telah mengabarkan kepada kalian bahwa ahlul kitab
telah mengganti kitab Allah dan mengubahnya. Dan menulis kitab dengan tangan-
tangan mereka dan mereka berkata ‘Ini adalah dari sisi Allah dengan tujuan menjualnya
dengan harga yang sedikit. Bukankah ilmu yang datang kepada kalian telah melarang
kalian untuk bertanya kepada mereka? Tidak demi Allah, kami tidak melihat
seorangpun dari mereka yang bertanya kepada kalian tentang apa yang diturunkan
kepada kalian.”
Dikhawatirkan apabila seseorang membaca kitab-kitab tersebut akan membenarkan
yang bathil atau mendustakan yang benar atau menjadi tersesat dan terfitnah
agamanya.
2. BOLEH
Boleh hukumnya apabila dia termasuk penuntut ilmu atau orang yang berilmu dengan
Al-Quran dan Hadits kuat keimanannya dalam ilmu agamanya khususnya tentang
masalah ‘aqidah, tauhid dan lain-lain.
Dan tujuannya adalah ingin membantah ahlul kitab, menerangkan penyimpangannya,
menjelaskan pertentangan yang ada di dalam kitab tersebut, menunjukkan
keistimewaan Al-Quran, menyingkap syubhat mereka, dan juga menegakkan hujjah atas
mereka.
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya orang-orang Yahudi datang
kepada Rasulullah ﷺ, kemudian mereka menyebutkan bahwa seorang laki-laki dan
wanita di antara mereka telah berzina. Maka Rasulullah ﷺbersabda "Apa yang kalian
temukan di dalam Taurat tentang masalah hukum rajam?" Mereka berkata: "Kami akan
membuka aib-aibnya dan mereka akan dicambuk". Maksudnya mereka mengingkari
adanya ayat tentang rajam di dalam Taurat. Kemudian ‘Abdullah Ibnu Salam
radhiyallahu ‘anhu berkata ‘Kalian telah berdusta, sesungguhnya di dalam Taurat ada
ayat rajam. Kemudian mereka mendatangkan Taurat dan membukanya. Salah seorang
diantara mereka meletakkan tangannya di atas ayat rajam. Maksudnya
menutupi. Kemudian membaca ayat sebelumnya dan setelahnya kemudian ‘Abdullah
Ibnu Salam berkata: "Angkatlah tanganmu!" Maka dia mengangkat tangannya, maka di
dalamnya ada ayat tentang rajam. Mereka berkata "Dia telah benar, wahai Muhammad,
di dalamnya ada ayat tentang rajam." Maka Rasulullah ﷺmenyuruh untuk merajam
keduanya, kemudian keduanya dirajam. Berkata ‘Abdullah Ibnu Salam "Maka aku
melihat laki-laki tersebut memiringkan badannya ke arah wanita tersebut ingin
melindunginya dari batu. (HR Muslim)
142
Oleh karena itu para ulama menulis kitab-kitab yang membantah ahlul kitab, dan
membawakan di dalamnya beberapa nash dari kitab-kitab yang ada di tangan mereka
sendiri, seperti
Ibnu Hazm, di dalam kitabnya Al-Fashlu Fil Milali Wal Ahwai Wan Nihali
Abu ‘Abdillah Al-Qurthubiy, di dalam kitabnya Al-‘I’lamu Bima Fi Dinin Nashara Minal
Fasadi Wal Awhami Wa Izh-haru Mahasinil Islami.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di dalam kitabnya Al-Jawabush Shahihu Liman Baddala
Dinal Masihi.
ّ
()اﻟﺠﻮاب اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻟﻤﻦ ﺪل دﻳﻦ اﻟﻤﺴﻴﺢ
Ibnul Qayyim, di dalam Kitabnya Hidayatul Hayara Fi Ajwibatil Yahudi Wan Nashara
Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Penyimpangan-penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-kitab Allah”.
َ ً َ َ ََ ْ َ ﱠ ْ ُ َ ُ َ ْ
ِﻌ ﺪا َو َﻣﻦ ﻔ ْﺮ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ َو َﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َو ﺘ ِ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ َواﻟ َﻴ ْﻮ ِم اﻵ ِﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿﻞ ﺿ
َ ْ ََ ُ ْ َ ُْ َ ْ َ ََ ْ َ
آن أ ْو ِ ٍﺔ ِﻣﻨﻪ ﻓﻘﺪ ﻛﻔ َﺮ ِ ِﻪ ﻠ ِﻪ
ِ ﻣﻦ ﻛﻔﺮ ِ ﺤﺮ ٍف ِﻣﻦ اﻟﻘﺮ
“Barangsiapa yang kufur atau mengingkari satu huruf dari Al-Quran atau 1 ayat darinya
maka sungguh dia telah kufur atau mengingkari keseluruhannya.” (Atsar ini
dikeluarkan oleh Ath-Thabariy di dalam tafsirnya)
143
2. Mendustakan kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab tersebut.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ ُ َ َ ُ َ ُ ﱠ َ ََْ َ ْ َ َ َ ُ َ ﱠ
اﺳﺘ َﺒ ُﺮوا ﻋﻨﻬﺎ أ ْوﻟ ِﺌﻚ أ ْﺻﺤﺎب اﻟﻨﺎر ﻫ ْﻢ ِﻓﻴﻬﺎ ﺧ ِﺎﻟﺪون َواﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﺬﺑﻮا ِ ِﺎﺗﻨﺎ و
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka sombong merekalah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-A’raf : 36)
3. Melecehkan dan mengolok-olok.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ َ ُ َ َْ َ َ َ َ ُ َْ َ ُ ُ ََ َ َ ْ ُ
ﻮﻟ ِﻪ ﻛﻨﺘ ْﻢ ْﺴﺘﻬﺰﺋﻮن ﺗ ْﻌﺘ ِﺬ ُروا ﻗﺪ ﻛﻔ ْﺮﺗﻢ ْﻌﺪ ِإ َﻤ ِﺎﻧ ْﻢ
ِ ﻗﻞ أ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ وآ ِﺎﺗ ِﻪ ورﺳ
ُ ْ َ ْ َ ُ َ ُ َُ َ ﱠ
ذ ٰ ِﻟﻚ ِ ﺄﻧﻬ ْﻢ ﻛﺮﻫﻮا َﻣﺎ أﻧﺰ َل اﻟﻠﻪ ﻓﺄﺣ َ ﻂ أﻋ َﻤﺎﻟﻬ ْﻢ
“Yang demikian karena mereka membenci apa yang Allah turunkan maka Allah
membatalkan amalan-amalan mereka.” (Surat Muhammad : 9)
Apabila seseorang membenci Al-Quran yang di dalamnya ada petunjuk meskipun dia
mengamalkannya maka dia telah kufur.
5. Meninggalkan Al-Quran.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
“Dan Rasul berkata: Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran
sesuatu yang ditinggalkan.” (Al-Furqan : 30)
Para ulama menjelaskan bahwa meninggalkan Al-Quran mencakup :
• Tidak mau mendengarkannya.
• Tidak beramal dengannya.
• Tidak berhukum dengannya.
• Tidak mentadabburinya.
• Dan juga tidak mau berobat dengan Al-Quran baik untuk penyakit hati maupun
penyakit badan.
Diantara penyimpangan-penyimpangan dalam hal iman dengan kitab-kitab Allah adalah
6. Ragu-ragu dengan kebenaran Al-Quran.
7. Berusaha untuk mengubah Al-Quran baik lafazh maupun maknanya.
144
Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Buah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah”
Diantara buah beriman dengan kitab-kitab Allah yang bisa kita petik adalah
1. Mendapatkan keutamaan-keutamaan beriman
Diantaranya hidayah di dunia, keamanan di akhirat, masuk ke dalam surga dan lain-lain.
Karena beriman dengan kitab Allah adalah bagian dari mewujudkan keimanan.
2. Semakin mengetahui dan menyadari perhatian Allah dan kasih sayangNya kepada
makhluk
Semakin mencintaiNya karena menurunkan kepada kita kitab yang berisi petunjuk dan
cahaya supaya kita tenang di dunia dan bahagia di akhirat. Kita tidak dibiarkan tersesat
dan terombang-ambing dengan hawa nafsu dan syahwat.
Dan bagi yang ingin melihat kebesaran nikmat ini silakan dia melihat orang-orang yang
hidup tanpa berpegang dengan kitab Allah mereka dalam keadaan resah, bimbang,
bingung dan tidak tahu kemana arah hidupnya.
3. Mengetahui hikmah Allah dan kebijaksanaanNya
karena memberikan kepada setiap kaum syari’at yang sesuai dengan keadaan
mereka. Dan Al-Quran sebagai kitab terakhir sesuai untuk semua umat di setiap tempat
dan masa sampai hari kiamat.
4. Mengetahui bahwa petunjuk Allah kepada manusia tidak terputus sampai hari kiamat
5. Semakin mencintai dan menghormati Al-Quran
dengan memperhatikan adab-adab ketika membacanya. Demikian pula semakin
mencintai orang-orang yang mencintai Al-Quran.
6. Membenci amalan-amalan yang bertentangan dengan Al-Quran dan orang-orang yang
melakukannya
7. Membangkitkan semangat untuk bersungguh-sungguh mencari hidayah dari Al-Quran
dengan membaca, menghafal, mempelajari, mentadabburi, mengamalkan, berhukum
dengan Al-Quran dan kembali kepada Al-Quran ketika terjadi perselisihan.
8. Bersemangat untuk membela kitab Allah
dengan menyebarkan aqidah yang benar tentangnya dan membongkar tuduhan dan
keyakinan yang sesat yang ingin menurunkan kepercayaan terhadap Al-Quran dan
menjauhkan umat dari Al-Quran.
9. Bergembira dan bersyukur kepada Allah atas karuniaNya yang besar
ُ َ ْ َ َ ﱡ ﱠ ُ َ
اﻟﺼ ِﺎﻟﺤﺎت اﻟﺤ ْﻤﺪ ِﻟﻠﻪ ِاﻟ ِﺬي ِﺑ ِﻨﻌﻤ ِﺘ ِﻪ ﺗ ِﺘﻢ
Dengan demikian kita sudah menyelesaikan Silsilah ‘Ilmiyyah yang ke-7 tentang
Beriman Dengan Kitab-kitab Allah. Semoga apa yang kita sampaikan bermanfaat dan
bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
145
Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Rasul Allah
"Pengertian Rasulullah dan Dalil-Dalil atas Wajibnya Beriman Dengan Para Rasul"
Diantara pokok-pokok keimanan yang harus diimani oleh seorang hamba adalah
beriman kepada para Rasul Allah
Rasuulun adalah bentuk tunggal dari rusulun, rasuulun artinya utusan, rusulun artinya
utusan-utusan, Rasulullah artinya para utusan Allah. Mereka adalah manusia-manusia
yang Allah pilih menjadi utusanNya kepada manusia dengan membawa risalah dari
Allah untuk disampaikan kepada manusia. Allah berfirman :
ََ ْ ْ َ َ ُ ُ َ َﱢ
...ﺎت
ِ …ﻟﻘﺪ أرﺳﻠﻨﺎ رﺳﻠﻨﺎ ِ ﺎﻟﺒ ﻨ
“...Sunngguh Kami telah mengutus rasul rasul Kami dengan bukti bukti yang nyata...”
(Al-Hadid 25)
Al-Quran, Assunnah dan Ijma' kaum muslimin menunjukkan tentang wajibnya beriman
dengan kepada para Rasul Allah dan kekufuran kepada rasul-rasul Allah adalah
kekufuran kepada Allah.
Semakin seseorang mendalami tentang beriman kepada para Rasul secara terperinci
maka akan semakin bertambah keimanannya dan akan semakin banyak manfaatnya,
adapun dari Al-Quran maka Allah berfirman :
ُ َ ْ َ ْ َْ َ َ ُ َ َ َ َﱠ َ َ ُ َُ َ ََ ﱡ
ﺎب اﻟ ِﺬي أﻧﺰ َل ِﻣﻦ ﻗ ْ ُﻞ ۚ َو َﻣﻦ ﻔ ْﺮ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ ِ ﺎب َاﻟ ِ َﺬ ًي ﻧﺰل ﻋﻠ ٰﻰ رﺳ
ِ ﻮﻟ ِﻪ واﻟ ِ ﺘ ِ ﻮﻟ ِﻪ َ َو ْاﻟ ِ َﺘ
ُ ََ
ِ ﺎ أ َﻳﻬﺎ اﻟ ِﺬﻳﻦ ُآﻣﻨﻮا ِآﻣﻨﻮا ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ و ْرﺳ
َ
ِﻌ ﺪا َو َﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َو ﺘ ِ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ َواﻟ َﻴ ْﻮ ِم اﻵ ِﺧﺮ ﻓﻘﺪ ﺿ ﱠﻞ ﺿ
“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan RasulNya dan Kitab
yang telah diturunkan kepada RasulNya dan Kitab yang diturunkan sebelumnya dan
Barangsiapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya dan Rasul-
rasulNya dan hari Akhir maka sungguh dia telah sesat kesesatan yang jauh” (An-Nisa :
136)
Adapun dari Assunnah maka Nabi ﷺbersabda ketika ditanya Malaikat Jibril tentang
apa itu Iman?
َ َ َ َ َ ُْ ُ َُ ُ َ َ َ َ َ ُْ ْ
اﻵﺧﺮ َوﺗﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر ﺧ ْﻴﺮ ِە َوﺷ ﱢﺮ ِە َْ َ
ِ ﺎﻟﻠﻪ وﻣ ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ و ﺘ ِ ِﻪ ورﺳ ِﻠ ِﻪ واﻟﻴﻮ ِم
ِ ِ اﻹ ﻤﺎن أن ﺗﺆ ِﻣﻦ
“Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi sebelum
engkau (wahai Muhammad) melainkan apabila dia mempunyai suatu keinginan syaitan
pun memasukkan godaan-godaan kedalam keinginannya tersebut” (Al-Hajj : 52)
Ayat diatas menunjukkan bahwa Rasul berbeda dengan Nabi.
Ada ulama yang mengatakan bahwa Rasul diberi wahyu dan diperintahkan untuk
menyampaikan, sedangkan Nabi diberi wahyu tetapi tidak diperintahkan untuk
menyampaikan namun ini adalah pendapat yang lemah karena ternyata dalil
menunjukkan bahwa Nabi juga diutus dan diperintah menyampaikan wahyu
sebagaimana dalam Firman Allah
ﱠ ُ َ ﱠ َ ﱠ َ َ ﱠ َ َ
ﻮل َو ﻧ ِﺒ ﱟﻲ ِإ ِإذا ﺗ َﻤﻨ ٰﻰ أﻟﻘﻰ اﻟﺸ ْ ﻄﺎن ِﻓﻲ أ ْﻣ ِﻨ ِﺘ ِﻪ ُ َ ْ َ َْ ْ َ َ ْ َ َ
ٍ وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِﻣﻦ رﺳ
“Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi
kecuali apabila dia berkeinginan maka syaitan memasukkan godaan-godaannya
kedalam keinginannya tersebut” (Al-Hajj : 52)
Allah Mengatakan "Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak
pula seorang Nabi" ini menunjukkan bahwa Nabi Juga diutus berarti dia diperintah
untuk menyampaikan. Demikian pula didalam hadits Rasulullah ﷺbersabda :
ٌ َ ُ ُ َ ْ َ ﱠ َُْ ُ ََ ْ ُ ﱠ ﱠ َ َ َ ُ ﱡ َْ ُ َ ﱠ ﱠ َ َ َ ُ ﱠ ُ ُ َ ﱠ ُ َ َ ﱠ
َ ْ اﻟﻨﺒ ﱠﻲ ﻟ
ﺲ َﻣ َﻌﻪ أﺣﺪ ِ ﻋﺮﺿﺖ ﻋﻠﻲ اﻷﻣﻢ ﻓﺮأ ﺖ اﻟﻨ ِﺒﻲ وﻣﻌﻪ اﻟﺮﻫ ﻂ واﻟﻨ ِﺒﻲ وﻣﻌﻪ اﻟﺮﺟﻞ واﻟﺮﺟ ِن و
"Ditampakan kepadaku umat-umat, maka aku melihat seorang Nabi bersama beberapa
orang dan aku melihat seorang Nabi bersama satu dan dua orang dan seorang Nabi dan
tidak seorang pun yang bersama beliau" (HR Al Bukhâri dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi juga diperintahkan untuk berdakwah dan
menyampaikan risalah.
Dari sekian banyak pendapat tentang perbedaan antara Nabi dengan Rasul pendapat
yang lebih dekat insyaa Allah adalah pendapat yang mengatakan
Bahwa Nabi adalah Orang yang Allah berikan wahyu diperintahkan untuk menyampaikan
syariat sebelumnya dan diutus kepada kaum yang sudah mengetahui syariat tersebut
Dan inilah pendapat yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Syaikh
Muhammad Al Amin Al-Sinqity semoga Allah merahmati keduanya. Diantara dalilnya
adalah firman Allah
ُ َ َ َ َ َ ﱠ ْ َ ٌ َُ ً ُ َ َ َْﱠ َْ َ ﱠ
...ﻮر ۚ ﺤ ُﻢ ِﺑﻬﺎ اﻟﻨ ِ ﱡﻴﻮن اﻟ ِﺬﻳﻦ أ ْﺳﻠ ُﻤﻮا ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ ﻫﺎدوا… ِإﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎ اﻟﺘﻮراة ِﻓﻴﻬﺎ ﻫﺪى وﻧ
“...Sesungguhnya kami telah menurunkan Taurat didalamnya ada petunjuk dan cahaya
yang para Nabi yang menyerahkan diri menghukumi dengan Taurat tersebut bagi
orang-orang Yahudi..." (Al-Ma’idah : 44)
147
Di dalam ayat ini Nabi-nabi Bani Israel mereka menyampaikan syariat Nabi Musa yang
ada didalam Taurat, adapun
Pengertian Rasul secara syariat mereka adalah orang yang Allah beri Wahyu dan
diperintahkan untuk menyampaikan syariat yang baru dan diutus kepada kaum yang
menyelisihi perintah Allah
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allah "Cara Beriman
kepada Para Rasul Bagian yang Pertama"
ُ َ ْ َ ُ َ ْ ُ
ۗ اﻟﻠﻪ أﻋﻠ ُﻢ ﺣ ْ ﺚ ﺠ َﻌ ُﻞ ر َﺳﺎﻟﺘﻪ
ٌ ﻴﻊ َ ﺼ ُ ُ ً َ َ ﱠ
ٌ اﻟﻨﺎس ۚ إ ﱠن اﻟﻠ َﻪ َﺳﻤ َ َ َ َ ُ
ﻴﺮ ِ ِ ِ اﻟﻠﻪ ْﺼﻄ ِﻔﻲ ِﻣﻦ اﻟ َﻤ ِﺋﻜ ِﺔ رﺳ و ِﻣﻦ
”Allah memilih Rasul-rasul dari kalangan malaikat dan dari kalangan manusia,
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat ” (Al-Hajj : 75)
2. Keyakinan yang dalam bahwa mereka (Para Rasul Allah) adalah makhluk Allah yang
paling sempurna baik ilmu, amalan, i'tiqad maupun penciptaan atau fisik mereka.
َ ُ َ َ َ ﱠ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman menceritakan tentang Nabi Nuh اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪ:
َ َ َ ُ ﱠ
ِإﻧﻪ ﺎن ﻋ ْ ﺪا ﺷﻜﻮرا
”Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang penyantun lembut hati dan suka kembali
(kembali kepada Allah)" ( Hud : 75)
َ ُ َ َ
Dan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ َ ُ َ َ َ َ ﱠ َُ ﱢ َ
ﻗﺎﻟﻮا ﺗ ْﻮﺟ ْﻞ ِإﻧﺎ ﻧ ﺸ ُﺮك ِ ﻐ ٍم ﻋ ِﻠ ٍﻢ
148
“Mereka berkata “Janganlah engkau (wahai Ibrahim) takut sesungguhnya kami
memberikan kabar gembira kepada dirimu dengan seorang anak yang 'alim” (Al-Hijr :
53)
َ ﱠ َ ُ َ َ
Yang dimaksud dengan anak tersebut adalah Nabi Ishaq اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪdan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ۡ َ َ ۬ َ َ ً۬ َ ُ ﱠ ً۬ َ َ ۬ ُ ُ ََۡ ۬ ُ َ َٰ ُ ۡ َ
( َو ﱠ ۢﺮا ِﺑ َﻮ ِٲﻟﺪ ِﻪ َوﻟ ۡﻢ ﻦ١٣) ( َوﺣﻨﺎﻧﺎ ﱢﻣﻦ ﻟﺪﻧﺎ َوز ٰﻮة َو ﺎن ﺗ ِﻘ ﺎ١٢) ﺐ ِ ﻘ ﱠﻮ ٍة َو َءاﺗ ﻨ ٰ ﻪ ٱﻟﺤ َﻢ َﺻ ِ ﺎ ﻳ ٰ َ ﺤ َﻴ ٰﻰ ﺧ ِﺬ ٱﻟ ِ ﺘ
۬ َ َ
١٤) ﺟ ﱠ ﺎرا ﻋ ِﺼ ﺎ
“Wahai Yahya ambillah kitab Taurat dengan sungguh-sungguh dan kami berikan
hikmah kepadanya selagi dia masih kayak kanak dan kami jadikan rasa kasih sayang
kepada sesama dari kami dan bersih dari dosa dan ia pun orang yang bertakwa dan
sangat berbakti kepada kedua orang tuanya dan dia bukan orang yang sombong dan
bukan pula orang yang durhaka” (Maryam : 12-14]
َ ُ َ َ
Dan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ُ َ ﱠ
َو ِ ﻧﻚ ﻟ َﻌﻠ ٰﻰ ﺧﻠ ٍﻖ ﻋ ِﻈ ٍﻢ
”Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada diatas akhlak yang agung” (Al-
Qalam : 4)
Dan juga ayat-ayat yang lain yang menunjukkan tentang kesempurnaan para nabi dan
para rasul Allah di dalam ilmu, amalan i'tiqad dan juga fisik mereka,
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Rasul adalah tentang Cara
Beriman kepada Para Rasul Bagian yang Kedua"
“Mereka berkata "celaka kita, siapakah yang telah membangkitkan kita dari tempat
istirahat kita, inilah yang dijanjikan oleh Ar-Rahman dan benarlah para Rasul” (Yasin :
52)
َ ُ َ َ
Dan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ُ َۡ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ َ َ ُ ُ ۡ َ ۡ َََ ََۡ َ ۡ َ َۡ َ َ َ ۡ ََ ﱠ
( ﻓ َﻤﺎ ِﻣﻨ ﻢ ﱢﻣﻦ أﺣ ٍﺪ ﻋﻨﻪ٤٦) ( ﺛ ﱠﻢ ﻟﻘﻄ ۡﻌﻨﺎ ِﻣﻨﻪ ٱﻟ َﻮ ِﺗﻴﻦ٤٥) (ﻷﺧﺬﻧﺎ ِﻣﻨﻪ ِ ﭑﻟ َ ِﻤﻴﻦ٤٤) ﺾ ٱﻷﻗﺎو ِﻞ وﻟﻮ ﺗﻘﻮل ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻌ
َ َ
(٤٧) ﺣ ٰ ِﺠ ﻦ
149
“Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas nama Kami,
pasti kami pegang dia pada tangan kanannya kemudian kami potong pembuluh
jantungnya maka tidak seorang pun dari kalian yang dapat menghalangi Kami untuk
menghukumnya” (Al-Haqqah : 44-47)
4. Keyakinan yang dalam bahwasanya mereka telah melaksanakan tugas mereka dengan
sempurna dan sebaik-baiknya dan Allah tidak mewafatkan mereka kecuali setelah
mereka menyampaikan secara sempurna risalah Allah kepada kaumnya
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
“Rasul-Rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar
tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah Rasul-Rasul itu diutus
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (An-Nisa : 165)
Dan Allah berfirman:
ُ َ َ ﱠ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ
ﺎن ﻗ ْﻮ ِﻣ ِﻪ ِﻟ ُﻴ َﺒ ﱢﻴﻦ ﻟﻬ ْﻢ َ
ِ ﻮل ِإ ِ ِﻠﺴ
ٍ وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ رﺳ
“Dan tidaklah Kami utus seorang rasul kecuali dengan bahasa kaumnya supaya dia
menerangkan kepada mereka” (Ibrahim : 4)
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul-Rasul adalah tentang
Cara Beriman Dengan Para Rasul Bagian yang Ketiga"
َ ُ ْ َ َ َ ُ ﱠ
…ﻗ ْﻞ ِإﻧ َﻤﺎ أﻧﺎ ﺸ ٌﺮ ِﻣﺜﻠ ْﻢ ﻳﻮﺣ ٰﻰ ِإﻟ ﱠﻲ
“Katakanlah Maha Suci Rabbku tidaklah aku kecuali seorang manusia yang diutus” (Al-
Isra : 93)
َ ُ َ َ
Mereka makan, minum dan mencari rezeki, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ْ َْ َ ُ ْ ََ َ َ َ ﱠ َ ْ َُ َ ْ َ َ َْ َ َ ُْ َ َ ﱠ ﱠ
ِ …وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ﻗ ﻠﻚ ِﻣﻦ اﻟﻤﺮﺳ ِﻠﻴﻦ ِإ ِإﻧﻬﻢ ﻟ ﺄ ﻠﻮن اﻟﻄﻌﺎم و ﻤﺸﻮن ِﻓﻲ اﻷﺳﻮ
ۗ اق
150
“Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali mereka memakan
makanan dan pergi ke pasar” (Al-Furqan : 20)
َ ُ َ َ
Mereka menikah dan memiliki keturunan, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
ًُ ﱠ ْ ُ َ َ َ َ ْ ً َ ْ َ َ
ۚ …وﻟﻘﺪ أ ْر َﺳﻠﻨﺎ ُر ُﺳ ِﻣﻦ ﻗ ْ ِﻠﻚ َوﺟ َﻌﻠﻨﺎ ﻟﻬ ْﻢ أز َواﺟﺎ َوذ ﱢر ﺔ
“Dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu dan kami telah menjadikan
bagi mereka istri-istri dan keturunan” (Ar-Ra’d : 38)
َ ُ َ َ
Mereka ditimpa sakit, Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman tentang Nabi Ibrahim
ْ َ َُ ُ ْ َ
َو ِ ذا َﻣﺮﺿﺖ ﻓﻬ َﻮ ﺸ ِﻔﻴﻦ
“Dan apabila aku sakit, maka Allah Dialah yang menyembuhkan aku” (Ash-Shu’ara : 80)
َ ُ َ َ
Dan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman tentang Nabi Ayyub
َ ﱡ ﱡ َ ْ َ ْ َ ُ ﱠ َ ﱡ َ ْ َ َ َﱠ ُ ﱢ َ ﱠ
ِ وأﻳﻮب ِإذ ﻧﺎد ٰى ر ﻪ أﻧﻲ ﻣﺴ ِﻨ َﻲ اﻟﻀﺮ وأﻧﺖ أرﺣﻢ اﻟﺮ
اﺣ ِﻤﻴﻦ
“Dan ingatlah Ayyub ketika dia memanggil Rabbnya sesungguhnya aku telah ditimpa
sakit dan Engkau adalah Dzat Yang Maha Penyayang” (Al-Anbiya’ : 83)
Dari Abdullah Ibn Mas’ud radhiyallahu 'anhu beliau berkata aku memasuki Rasulullah
ﷺsedangkan beliau dalam keadaan demam, maka aku berkata “Wahai Rasulullah
sesungguhnya engkau demam dengan demam yang sangat” Beliau ﷺmengatakan “iya
sesungguhnya aku tertimpa demam sebagaimana dua orang diantara kalian tertimpa
demam (HR Al Bukhâri)
Mereka (para Rasulullah) meninggal dunia, sebagaimana firman Allah 'azza wajalla:
َ ُ ٌُ ﱠ َ ﱠ
ِإﻧﻚ َﻣ ﱢ ﺖ َو ِ ﻧﻬ ْﻢ َﻣ ﱢﻴﺘﻮن
“Dan tidaklah Kami bagi seorang manusia sebelummu kekekalan, apakah seandainya
engkau meninggal dunia maka mereka akan kekal" (Al-Anbiya : 34)
Dan ada diantara mereka yang mati terbunuh, Allah ﻰ ﺎﻟ ﻌَ ُﺳ ْ َﺤ َﺎﻧ ُﻪ َو َﺗberfirman:
ُ ُ ُ ُ َ َ َ۬ َ ۡ ُ ُ ۡ َ ۢ َ َ َ ۡ َ ﱟ َ ُ ﻴﺮ َو َﻧ ۡﺤ ُﻦ أ ۡﻏﻨ َ ﺎ ُء َﺳ َﻨ ُﺘ ٌ۬ َ َ ﱠ َ َ َ ُ ۡ َ
ﻮل ذوﻗﻮا ﺐ َﻣﺎ ﻗﺎﻟﻮا وﻗﺘﻠﻬﻢ ٱﻷﻧ ِ ﺎء ِ ﻐﻴﺮ ﺣﻖ وﻧﻘ ِ ﻟﻘﺪ َﺳ ِﻤ َﻊ ٱﻟﻠﻪ ﻗ ۡﻮ َل ٱﻟ ِﺬﻳﻦ ﻗﺎﻟ ٓﻮا ِإن ٱﻟﻠﻪ ﻓ ِﻘ
َ َ َ َ
(ﻋﺬاب ٱﻟﺤ ِﻖ١٨١
151
Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Para Rasul adalah tentang Cara
Beriman kepada Para Rasul Bagian yang Ke Empat"
Diantara cara beriman kepada para rasul adalah meyakini bahwa mereka ma'sum yaitu
terjaga dari dosa besar seperti: zina, mencuri, menipu, sihir, membuat berhala, dan lain
lain. Ini adalah kesepakatan umat, adapun orang Yahudi dan Nashrani maka mereka
menganggap para Nabi dan Rasul melakukan Dosa besar, seperti keyakinan bahwa Nabi
Harun dialah yang membuat berhala dan keyakinan bahwa Nabi Ibrahim
mengorbankan Istrinya (Sarah) kepada Firaun dan seperti keyakinan bahwa Nabi Luth
َ ﱠ َ
اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪmabuk dan lain lain. Adapun dosa kecil maka menurut sebagian besar ulama
terkadang seorang nabi melakukan dosa kecil namun tidak sampai berhubungan
dengan wahyu dan dengan cepat sekali mereka bertaubat kepada Allah 'azza wa jalla.
Nabi Adam alaihi salam beliau dilarang untuk memakan buah tertentu didalam surga,
akan tetapi beliau melanggarnya kemudian beliau mengatakan
“Wahai Rabb kami, kami telah mendholimi diri kami sendiri dan seandainya Engkau
tidak mengampuni dosa kami dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-
orang yang merugi” (Al-A’raf : 23)
َ ﱠ َ
Nabi Nuh اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪmeminta kepada Allah supaya menyelamatkan anaknya yang kafir,
maka Allah ajja wajalla menegur beliau dan menasihati beliau kemudian beliau
langsung meminta kepada Allah seraya berkata
َ
ﺎﺳﺮ ﻦ
َ َ ْ ْ َ ََْ ْ َْ ٌ َ ﱠ َ ْ َ َ ْ ْ َ ُ ُ َ َ َ ﱢ ﱢ
ِ ﻗﺎل رب ِإﻧﻲ أﻋﻮذ ِ ﻚ أن أﺳﺄﻟﻚ ﻣﺎ ﻟ ﺲ ِﻟﻲ ِ ِﻪ ِﻋﻠﻢ ۖ و ِ ﺗﻐ ِﻔﺮ ِﻟﻲ وﺗﺮﺣﻤ ِﻨﻲ أ ﻦ ِﻣﻦ اﻟﺨ
“Beliau berkata wahai Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari meminta
kepadaMu sesuatu yang tidak aku memiliki ilmu tentangnya dan seandainya Engkau
tidak mengampuni aku dan menyayangi aku, niscaya aku termasuk orang-orang yang
merugi” ( Hud : 47)
َ ﱠ َ
Nabi Musa اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪpernah memukul orang kifti (orang Mesir) yang berakibat
َ
terbunuhnya orang tersebut ini adalah dosa kecil karena pukulan Nabi Musa ﻋﻠ ِﻪ
َ ﱠ َ ﱠ َ
اﻟﺴ ُم sebenarnya tidak mematikan dan beliau اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪjuga tidak bermaksud untuk
َ ﱠ َ
membunuh, Nabi Musa اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪmengiringi kesalahan ini dengan taubat kepada Allah.
Allah berfirman:
“Beliau berkata _wahai Rabbku sesungguhnya aku mendzhalimi diriku sendiri maka
ampunilah aku_, maka Allah pun mengampuni beliau sesungguhnya Allāh adalah Dzat
Yang Maha Pemgampun lagi Maha Penyayang” (Al-Qashas : 16)
152
َ ﱠ َ
Nabi Yunus اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪpernah marah meninggalkan kaumnya karena mereka tidak
menerima dakwah beliau dan setelah ditelan ikan yang besar, Beliau pun segera
meminta ampun kepada Allah. Allah berfirman
َ ُ ْ َ َ َ ﱢ َ ْ ْ َ َ َ ﱠ َ ََ ْ َ َ َْ ْ ْ َ ﱠ َ ُ َ َ َ ْ َ َ ﱡ
ﺎت أن ِإﻟ ٰ ﻪ ِإ أﻧﺖ ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻚ ِإﻧﻲ ﻛﻨﺖ ِﻣﻦ َ
ِ ﺎﺿ ﺎ ﻓﻈﻦ أن ﻟﻦ ﻧﻘ ِﺪر ﻋﻠ ِﻪ ﻓﻨﺎد ٰى ِﻓﻲ اﻟﻈﻠﻤ
ِ ﻮن ِإذ ذﻫﺐ ﻣﻐ
ِ وذا اﻟﻨ
َ
اﻟﻈ ِﺎﻟ ِﻤﻴﻦ
“Dan ingatlah kisah dzunnun yaitu Yunus ketika dia pergi dalam keadaan marah lalu dia
menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya maka dia berdoa dalam keadaan
yang sangat gelap tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau Maha
Suci Engkau sungguh aku termasuk orang-orang yang dzhalim” (Al-Anbiya’ : 87)
Nabi Muhammad ﷺketika sedang mendakwahi pembesar Quraisy datang kepada
beliau Ibnu Ummi Maktum ingin bertanya tentang sesuatu, maka beliau bermuka
masam dan berpaling, Allah pun menurunkan firman-Nya:
“Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling karena seorang buta telah datang
kepadanya. dan tahukah engkau (wahai Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan
dirinya atau dia ingin mendapatkan pengajaran yang memberi manfaat kepadanya”
(‘Abasa : 1-4)
Setelah itu Rasulullah ﷺpun memuliakannya sebagaimana yang dikabarkan oleh Annas
bin Malik radhiallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la didalam Musnadnya.
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan para Rasul adalah tentang "Cara
Beriman dengan Para Rasul Bagian yang Kelima".
Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah waspada dari ghuluw (berlebihan)
terhadap para Rasul alaihimussalam, seperti menganggap beliau mengetahui yang ghaib
atau mensifati beliau dengan sifat-sifat ketuhanan dan Allah 'azza wa jalla melarang
Ahlu kitab dari sikap ghuluw dengan firman-Nya
َ َ ُ ُ
ﻮل اﻟﻠ ِﻪ َو ِﻠ َﻤﺘﻪ أﻟﻘﺎﻫﺎ
ُ
ُ ﻴﺢ ﻋ َﺴﻰ ا ْﺑ ُﻦ َﻣ ْ َ َﻢ َر ُﺳ َ َ ﱠ َ ﱠ ﱠ َ َُ ََ ْ َْ َ َ ْ َ
ﺎ أﻫ َﻞ اﻟ ِ ﺘ
ِ ﺎب ﺗﻐﻠ َﻮا ِﻓﻲ ِد ِﻳﻨ ﻢ و ﺗﻘﻮﻟﻮا ﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِ َﻪ ِإ َ اﻟﺤﻖ ۚ ِإﻧﻤﺎ اﻟﻤ ِﺴ ِ
ٌ َ َُ َ ُ ُ ْ ٌ َ
ِإﻟ ٰﻰ َﻣ ْ َﻢ َو ُروح ِﻣﻨﻪ ۖ ﻓ ِﻣﻨﻮا ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ َو ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ ۖ َو ﺗﻘﻮﻟﻮا ﺛ ﺛﺔ
“Wahai Ahlu kitab janganlah kalian berlebih-lebihan didalam agama kalian dan
janganlah kalian berkata atas nama Allah kecuali kebenaran, sesungguhnya Isa Ibn
Maryam adalah Rasulullah dan kalimatnya yang dia lemparkan kepada Maryam dan dia
adalah Ruh dariNya maka berimanlah kalian kepada Allah dan RasulNya dan janganlah
kalian katakan Tuhan itu tiga… ”(An-Nisa’ : 171)
153
Dan Rasulullah ﷺtelah melarang kita untuk mengikuti langkah-langkah mereka, beliau
ﷺbersabda
ْ َ َ َ َ ُ َ ُ ْ
ﺎﻫﺌﻮن ﻗ ْﻮ َل اﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔ ُﺮوا ِﻣﻦ َ ْ ْ ُ ْ َ َ َٰ ُ ْ ُ َ َ َ ﱠ َ َ ُ ْ ٌَُْ ُ َُ َ َ
ِ اﻫ ِﻬﻢ ۖ ﻀ
ِ ﺖ اﻟﻴﻬﻮد ﻋ ﺮ اﺑﻦ َاﻟﻠ ِﻪ وﻗﺎﻟ ِﺖ اﻟﻨﺼﺎرى اﻟﻤ ِﺴﻴﺢ اﺑﻦ اﻟﻠ ِﻪ ۖ ذ ِﻟﻚ ﻗﻮﻟﻬﻢ ِ ﺄﻓﻮ َِ َوﻗﺎﻟ
َ ُْ ُ ﱠ ُ َ
ﻗ ْ ُﻞ ۚ ﻗﺎﺗﻠﻬ ُﻢ اﻟﻠﻪ ۚ أﻧ ٰﻰ ﻳﺆﻓ ﻮن
“Telah berkat orang-orang Yahudi bahwa 'Uzair adalah anak Allah dan berkata orang-
orang Nashrani bahwa Al-Masih adalah anak Allah, demikianlah ucapan-ucapan mereka
dengan mulut-mulut mereka, mereka menyamai ucapan orang-orang yang kafir
sebelum mereka, Allah melaknat mereka, lalu bagaimana mereka berpaling” (At-
Tawbah : 30)
Padahal para Rasul alaihimussalam tidak memiliki sedikitpun sifat Rububiyah dan
Uluhiyah yaitu sifat-sifat ketuhanan mereka tidak mengetahui yang ghaib kecuali
setelah diberi tahu oleh Allah 'azza wa jalla. Allah berfirman
ً۬ َ ۡ ۡ ََ َ ۢ ُ َ ُ ﱠ ُ ۬ َ ﱠ َ َۡ َ ﱠ َ ۤ َۡ َ ُ ُ ََ ۡ َ ُ َٰ
ﻮل ﻓ ِﺈﻧﻪ ۥ ۡﺴﻠﻚ ِﻣﻦ ﺑ ۡﻴﻦ ﺪ ِﻪ َو ِﻣﻦ ﺧﻠ ِﻔ ِﻪۦ َر َﺻﺪا
ٍ ( ِإ ﻣﻦ ٱرﺗﻀ ٰﻰ ِﻣﻦ رﺳ٢٦) ﻋ ِﻠﻢ ٱﻟﻐ ِﺐ ﻓ ﻈ ِﻬﺮ ﻋﻠ ٰﻰ ﻏﻴ ِ ِﻪۦ أﺣﺪا
٢٧)
“Dia lah Allah yang mengetahui perkara yang ghaib maka tidaklah Dia menampakkan
perkara yang ghaib kepada siapa pun, kecuali orang yang Allah ridhai dari kalangan
para Rasul” (Al-Jin : 26 - 27)
Dan mereka juga tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat kecuali dengan
kehendak Allah. Allah berfirman
َ ْ ُ َْ ََ َ ﱠ َ َ َ ُ َ ْ ْ ُ ْ ُ َْ َ َ ْ َ َْ ُ َ َ ْ َ َ َ ﱠ َ ﱡ َْ ُ َ ُ
ﻮء ۚ ِإن أﻧﺎ ﻗ ْﻞ أ ْﻣ ِﻠﻚ ِﻟﻨﻔ ِﺴﻲ ﻧﻔﻌﺎ و ﺿﺮا ِإ ﻣﺎ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ۚ وﻟﻮ ﻛﻨﺖ أﻋﻠﻢ اﻟﻐ ﺐ ﺳﺘ ﺜﺮت ِﻣﻦ اﻟﺨﻴﺮ وﻣﺎ ﻣﺴ ِﻨﻲ اﻟﺴ
َ ُ ُْ َ ٌ ََ ٌ َ ﱠ
ﻴﺮ ِﻟﻘ ْﻮ ٍم ﻳﺆ ِﻣﻨﻮنِإ ﻧ ِﺬﻳﺮ و ِﺸ
“Katakanlah aku tidak memiliki untuk diriku sendiri manfaat dan mudharat kecuali
apabila Allah menghendaki dan seandainya aku mengetahui perkara yang ghaib, niscaya
aku akan memperbanyak kebaikan dan tentunya aku tidak akan ditimpa kejelekan,
tidaklah aku kecuali sebagai pemberi peringatan dan pemberi kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman” (Al-A’raf : 188)
154
Halaqah yang Ke-8 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan para Rasul adalah tentang
"Cara Beriman dengan Para Rasul Bagian yang Ke Enam"
Diantara cara beriman dengan para Rasul 'alaihimussalam adalah keyakinan bahwa
Allah melebihkan sebagian Nabi dan Rasul diatas sebagian yang lain tanpa
merendahkan dan melecehkan harga diri dan kedudukan yang lain.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ َ ُ َ َ َ َ ﱠ ﺗﻠ َﻚ ﱡ
ۘ اﻟﺮ ُﺳ ُﻞ ﻓﻀﻠﻨﺎ ْﻌﻀﻬ ْﻢ ﻋﻠ ٰﻰ ْﻌﺾ ِ
“Itu adalah para Rasul, Kami telah muliakan sebagian mereka diatas sebagian yang lain”
(Al-Baqarah : 253)
Dan Allah berfirman
َ َ َ َ َ ْ َ ﱠ َ َْ َ ﱠ
ۖ ﺾ اﻟﻨ ِ ﱢﻴﻴﻦ ﻋﻠ ٰﻰ ْﻌﺾ …وﻟﻘﺪ ﻓﻀﻠﻨﺎ ﻌ
“Dan sungguh Kami telah memuliakan sebagian Nabi diatas sebagian yang lain” (Al-Isra
: 55)
Adapun ayat yang berbunyi
ْ َ َ َ ُ َُ َ
… ۚ … ﻧﻔ ﱢﺮق ﺑ ْﻴﻦ أﺣ ٍﺪ ِﻣﻦ ُر ُﺳ ِﻠ ِﻪ
“Maka bersabarlah engkau sebagaimana Ulul 'Azmi diantara para Rasul telah bersabar”
(Al-Ahqaf : 35)
Menurut sebagian ulama yang dimaksudkan dengan Ulul 'Azmi adalah 5 Orang, mereka
adalah:
① Nabi Nuh
② Nabi Ibrahim
③ Nabi Musa
④ Nabi Isa
⑤ Nabi Muhammad 'Alayhimussalam
155
Nama-nama mereka telah terkumpul didalam dua ayat dari surat Al-Ahzab dan surat
Asy-Syura.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
“Dan ketika Kami mengambil perjanjian dari para Nabi darimu, Nuh, Ibrahim, Musa dan
Isa Ibnu Maryam dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kuat” (Al-
Ahzab : 7)
Dan Allah mengatakan
“Allah telah mensyariatkan bagi kalian dari agama apa yang Allah wasiatkan kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah apa yang Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan 'Isa ” (Asy-Syura : 13)
Ke-lima Nabi inilah dan juga Nabi Adam yang tersebut didalam hadits Tentang
Asyafa'atul 'Uzma yang kita sudah sebutkan didalam Silsilah Beriman dengan Hari
Akhir.
Dan sebaik-baik Ulul 'Azmi adalah dua orang Nabi, yang keduanya adalah khalilullah
َ ﱠ َ
(kekasih Allah) beliau berdua adalah Nabi Ibrahim اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪdan Nabi Muhammad ﷺ
Dalilnya adalah firman Allah
ً َ َْ ُ َ َ َ ﱠ
اﻫ َﻢ ﺧ ِﻠ
ِ واﺗﺨﺬ اﻟﻠﻪ ِإﺑﺮ
ً َ َْ َ َ َ ً َ ﱠ َ َ َْ ﱠ ََ َ َ ﱠ
اﻫ َﻢ ﺧ ِﻠ
ِ ﻓ ِﺈن اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻗﺪ اﺗﺨﺬ ِﻧﻲ ﺧ ِﻠ ﻤﺎ اﺗﺨﺬ ِإﺑﺮ
Maka sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai kekasih sebagaimana Allah
telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih (HR Muslim)
Dan sebaik-baik kekasih Allah adalah Nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah ﷺbersabda
aku adalah pemuka anak-anak Adam pada hari Kiamat (HR Muslim)
Halaqah yang Ke-9 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan para Rasul adalah tentang
"Cara Beriman dengan Para Rasul Bagian yang Ketujuh"
156
Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa seluruh
Nabi dan Rasul alaihimussalam telah bersepakat dalam berdakwah kepada Tauhid dan
mengingatkan umat mereka dari kesyirikan.
َ ُ َ
Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ ُ ﱠ َ ْ َ ُ ْ ً َْ َ ْ َ
ۖ … َوﻟﻘﺪ َﻌﺜﻨﺎ ِﻓﻲ ﱢﻞ أ ﱠﻣ ٍﺔ َر ُﺳﻮ أ ِن اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َواﺟﺘ ِ ُﺒﻮا اﻟﻄﺎﻏﻮت
“Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul supaya kalian
hanya menyembah kepada Allah dan jauhilah Thagut” (An-Nahl : 36)
yang dimaksud dengan Thagut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah,
didalam ayat yang lain Allah mengatakan
ُ ُ ْ َ َ ْ ﱠ ُ َ َٰ َ ﱠ ُ ﱠ ُ َ ْ َ َْ ْ َ َ ْ َ َ
ون
ِ ﻮﺣﻲ ِإﻟ ِﻪ أﻧﻪ ِإﻟ ﻪ ِإ أﻧﺎ ﻓﺎﻋ ﺪ
ِ ﻮل ِإ ﻧ
ٍ وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِﻣﻦ رﺳ
“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku maka
hendaklah kalian menyembah hanya kepadaKu” (Al-Anbiya : 25)
َ َُ
Dan Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmengatakan
“Dan ingatlah saudara kaum ‘Ad ketika dia memberikan peringatan kepada kaumnya
yang tinggal di bukit-bukit pasir dan telah berlalu para Rasul yang memberikan
peringatan sebelum dia dan setelah dia supaya kalian tidak menyembah kecuali hanya
kepada Allah” (Al-Ahqaf : 21)
Tiga ayat diatas menunjukkan bahwasanya setiap Rasul dan setiap Nabi inti dakwah
mereka satu yaitu "Tauhid"
َ َُ
Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰtelah menceritakan didalam Al-Quran beberapa kisah Nabi
َ ُ َ
alaihimussalam dan dakwah mereka diantara kaumnya. Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰmenceritakan
َ ﱠ َ
tentang Nabi Nuh اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪ
ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ ََ َ ُ َ ْ َ
ﺎل ﺎ ﻗ ْﻮ ِم اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ِﻣﻦ ِإﻟ ٰ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُﺮە…ﻟﻘﺪ أ ْر َﺳﻠﻨﺎ ﻧﻮﺣﺎ ِإﻟ ٰﻰ ﻗ ْﻮ ِﻣ ِﻪ ﻓﻘ
“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya maka dia berkata wahai kaumku
hendaklah kalian menyembah kepada Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang
berhak disembah kecuali Dia” (Al-A’raf : 59)
َ ﱠ َ
Dan Allah menceritakan tentang Nabi Hud اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪAllah mengatakan
َ ُْ َ َ ُ ََ َﱠ َ ُ ْ َ َ َ َ ُ ُ َ َ
ﺎل ﺎ ﻗ ْﻮ ِم اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ِﻣﻦ ِإﻟ ٰ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُﺮە ۚ أﻓ ﺗﺘﻘﻮنَو ِ ﻟ ٰﻰ ﻋ ٍﺎد أﺧﺎﻫ ْﻢ ﻫﻮدا ۗ ﻗ
157
berhak disembah oleh kalian kecuali Dia, mengapa kalian tidak bertakwa” (Al-A’raf :
65)
Dan Allah mengatakan
ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ
ۖ ﺎل ﺎ ﻗ ْﻮ ِم اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ِﻣﻦ ِإﻟ ٰ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُﺮە… َو ِ ﻟ ٰﻰ ﺛ ُﻤﻮد أﺧﺎﻫ ْﻢ َﺻ ِﺎﻟﺤﺎ ۗ ﻗ
“Dan Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh dia berkata
_wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah kalian tidak memiliki
sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia” (Al-A’raf : 73)
َ َُ َ ﱠ َ
Dan Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman tentang Nabi Syu’aib اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪ
ُ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َ َْ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ
ۖ ﺎل ﺎ ﻗ ْﻮ ِم اﻋ ُ ﺪوا اﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟ ْﻢ ِﻣﻦ ِإﻟ ٰ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُﺮە…و ِ ﻟ ٰﻰ ﻣﺪﻳﻦ أﺧﺎﻫﻢ ﺷﻌﻴ ﺎ ۗ ﻗ
“Dan Kami telah mengutus kepada Madyan saudara mereka Syu’aib, dia berkata wahai
kaumku sembahlah Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah
kecuali Dia… ” (Al-A’raf 85)
Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwasanya masing-masing dari para Nabi dan Rasul
berdakwah kepada Tauhid, dia merupakan inti dari ajaran mereka.
Adapun hukum hukum seperti tata cara ibadah atau halal dan haram maka kadang-
kadang terjadi perbedaan. Allah berfirman
َْ ً َ ْ َ َ
…ۚ … ِﻟ ﱟﻞ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻣﻨ ْﻢ ِﺷ ْﺮﻋﺔ َو ِﻣﻨﻬﺎﺟﺎ
“Masing-masing Kami telah jadikan syariat dan juga cara” (Al-Ma’idah : 48)
Rasulullah ﷺbersabda:
ٌ َ ْ ُُ َ َ ﱠَ ُُ ْ َ ﱠ َ ْ َْ َ ُ ْ َ ٌ ْ َ ﱠ
اﺣﺪ َو
ِ واﻷﻧ ِ ﺎء ِإﺧﻮة ِﻣﻦ ﻋ ٍت وأﻣﻬﺎﺗﻬﻢ ﺷﺘﻰ و ِدﻳﻨﻬﻢ و
Para Nabi adalah saudara sebapak ibu-ibu mereka berbeda tetapi Agama mereka satu
(HR Al-Bukhari dan Muslim)
Di dalam hadits ini para Nabi diumpamakan seperti saudara saudara dari satu bapak
berlainan ibu maksudnya sama-sama berdakwah kepada Tauhid meskipun dengan cara
ibadah yang berbeda.
Berkata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah
maka yang dimaksud dengannya adalah pokok pokok dari Tauhid dan pokok ketaatan
َ
kepada Allah ﺗ َﻌﺎﻟﻰmeskipun berbeda caranya
Halaqah yang Ke-10 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul adalah tentang
"Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian yang Ke Delapan"
158
Diantara cara beriman kepada para adalah keyakinan yang mendalam bahwasanya
Allah telah memberikan beberapa keistimewaan bagi para Nabi dan Rasul.
Di antaranya
① Wahyu
Allah berfirman:
َ ْ َ ﱠ ُ َ َ َ َ َ ﱠ
ۚ …إﻧﺎ أ ْوﺣ ْﻴﻨﺎ ِإﻟ ْ ﻚ َﻤﺎ أ ْوﺣ ْﻴﻨﺎ ِإﻟ ٰﻰ ﻧ ح َواﻟﻨ ِ ﱢﻴﻴﻦ ِﻣﻦ ْﻌ ِﺪ ِە
ِ
ٌَ َ َ َ ُ َ ُ َ
ﻮرث َﻣﺎ ﺗ َﺮ ﻨﺎ َﺻﺪﻗﺔ ﻧ
kami tidak diwarisi apa yang kami tinggal adalah shadaqah (HR Al Bukhori dan
Muslim)
Yang dimaksud dengan kami disini adalah seluruh para Nabi. Oleh karena itu ketika
Rasulullah ﷺmeninggal dan datang kepada Abu Bakar As Siddiq untuk mengambil
warisannya maka Abu Bakar mengatakan kepada Fatimah dengan hadits ini.
Di antara kelebihan dan keistimewaan para Nabi, bahwa Nabi dikubur di tempat dia
meninggal dunia. Rasulullah ﷺbersabda:
Tidaklah Allah mencabut nyawa seorang Nabi kecuali di tempat yang dia senang untuk
dikuburkan di tempat tersebut. (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan Ibn Majjah dan
dishahihkan oleh Syaikh Al Bani rahimahullah)
Di antara keistimewaan para Nabi bahwa tanah tidak akan memakan jasad para Nabi.
Rasulullah ﷺbersabda
Sesungguhnya Allah ajja wajalla mengharamkan atas bumi supaya dia tidak memakan
jasad-jasad para Nabi (HR. Abu Dawud, An-Nasaii dan Ibn Majjah dan dishahihkan oleh
Syaikh Al Bani rahimahullah)
Di antara keistimewaan mereka bahwa mereka terjaga dari dosa besar atau ma'sum dan
telah berlalu pembahasan tentang hal ini pada Halaqah yang keenam.
Dan diantara keistimewaan para Nabi bahwa para Nabi tidur matanya tetapi tidak tidur
hatinya.
159
Annas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata
واﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ ﻧﺎﺋﻤﺔ ﻋﻴﻨﺎە وﻻﻳﻨﺎم ﻗﻠ ﻪ وﻛﺬﻟﻚ اﻷﻧ ﺎء ﺗﻨﺎم أﻋﻴﻨﻬﻢ وﻻﺗﻨﺎم ﻗﻠ ــﻬﻢ
Dan Nabi ﷺtidur kedua matanya dan tidak tidur hatinya dan demikianlah para Nabi
tidur mata mata mereka dan hati-hati mereka tidak tidur (HR. Al-Bukhari)
Dan diantara keutamaan para Nabi bahwa para Nabi hidup didalam kuburan mereka
dalam keadaan shalat. Rasulullah ﷺbersabda
Para Nabi mereka dalam keadaan hidup didalam kuburan-kuburan mereka dalam
keadaan mereka melakukan shalat
Halaqah yang kesebelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul adalah
tentangCara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Kesembilan.
Diantara cara beriman kepada para Rasul 'alayhimussalam adalah wajib beriman
kepada para Rasul secara terperinci maupun secara global.
Iman yang terperinci maksudnya adalah beriman dengan nama-nama, kabar-kabar,
kisah-kisah para Nabi yang datang didalam Al-Quran dan Sunnah yang shahihah.
Adapun iman secara global maka yang dimaksud adalah beriman bahwa Allah memiliki
Nabi-nabi dan Rasul-rasul selain yang disebut namanya didalam Al-Quran dan Al-
Hadits.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ َ ْ ُ َْ ْ ْ َ ْ ُْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُْ َ َْ ْ ً ُ ُ َ َ ْ ْ َ َ
ۗ ﺺ ﻋﻠ ْ ﻚ وﻟﻘﺪ أرﺳﻠﻨﺎ رﺳ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻗﺼﺼﻨﺎ ﻋﻠ ﻚ و ِﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻧﻘﺼ
“Dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu diantara mereka ada yang
Kami kisahkan kepadamu dan diantara mereka ada yang tidak Kami kisahkan
kepadamu” (Ghafir : 78]
Barangsiapa yang mendustakan dan mengingkari kenabian salah seorang dari para Nabi
yang telah disepakati kenabiannya maka pada hakikatnya dia telah mengingkari seluruh
Nabi yang demikian karena inti ajaran para Nabi 'alayhimussalam adalah sama dan
mendustakan sebagian mereka sama dengan mendustakan yang lain. Oleh karena itu
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
َ ُ َ ْ َ ﱠ
ﻛﺬ ﺖ ﻗ ْﻮ ُم ﻧ ح اﻟ ُﻤ ْﺮ َﺳ ِﻠﻴﻦ
160
Mereka dianggap mendustakan para Rasul padahal tidak diutus kepada mereka kecuali
Nabi Nuh, yang demikian karena mendustakan seorang Nabi sama dengan mendustakan
semuanya.
Dan Allah berfirman
َ ٌ َ ْ َ ﱠ
ﻛﺬ ﺖ ﻋﺎد اﻟ ُﻤ ْﺮ َﺳ ِﻠﻴﻦ
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya tidaklah mendengar seorang pun
dari umat ini baik Yahudi maupun Nashrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak
beriman dengan apa yang aku bawa kecuali dia masuk ke dalam Neraka
Adapun kalau kenabian pasti diperselisihkan seperti Khadir maka ada orang yang
mengatakan beliau adalah Nabi dan ada yg mengatakan bahwa beliau adalah wali dan
bukan Nabi dalam keadaan demikian maka orang yang yang mengatakan beliau adalah
wali (bukan Nabi) tidak dikafirkan.
Halaqah yang Kedua belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
'alayhimussalam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Kesepuluh.
Di antara cara beriman kepada para rasul 'alayhimussalam adalah keyakinan bahwa
Allah telah menguatkan mereka dengan tanda-tanda kekuasaan-Nya sebagai
pembenaran terhadap kenabian mereka. tanda-tanda kekuasaan ini telah tersebar
dikalangan kaum muslimin dengan nama Mukjizat.
161
Al Mu’jizat adalah jamak dari Al Mu’jizah, yang secara bahasa artinya adalah yang
melemahkan orang lain sehingga tidak bisa mendatangkan yang semisalnya
Lafadz ini tidak ada di dalam Al-Qur’an dan Al Hadits, yang sering digunakan adalah Al
Ayat dan Al Bayyinat.
Al Ayat artinya adalah tanda-tanda kekuasaan, Al Bayyinat artinya adalah bukti-bukti
yang jelas.
َ ُ َ َ
Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
ﺎت
ََ ْ َ ََْ َ َﱢ ََْ َ ُ ﱡ َْ ْ ََْ َ َ َﱠ َ ُ ََْ ْ َ َ
ِ …وﻟﻘﺪ آﺗ ﻨﺎ ﻣﻮﺳﻰ اﻟ ِ ﺘﺎب وﻗﻔﻴﻨﺎ ِﻣﻦ ﻌ ِﺪ ِە ِ ﺎﻟﺮﺳ ِﻞ ۖ وآﺗ ﻨﺎ ِﻋ ﺴﻰ اﺑﻦ ﻣ ﻢ اﻟﺒ ﻨ
“Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa Al Kitab (At Taurat) dan Kami
susulkan setelahnya para Rasul dan Kami berikan kepada Isa Ibn Maryam Al Bayyinat”
(Al-Baqarah : 87)
Berkata Ibn Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini
Oleh karena itu Allah memberikan kepada beliau (Nabi 'Isa) Al Bayyinat dan
maksudnya adalah Al Mu’jizat
َ ُ َ َ
Dan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
ْ َ ﱠ َ ْ ُ َ َ َ َ
… ۗ ﻮل أن ﺄ ِﺗ َﻲ ِ ٍﺔ ِإ ِﺑ ِ ذ ِن اﻟﻠ ِﻪ
ٍ …وﻣﺎ ﺎن ِﻟﺮﺳ
”Dan seorang Rasul tidaklah mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin Allah” ( Ar-
Ra’d : 38)
Rasulullah ﷺbersabda
َ ْ ُ
،وﺗ ﺖ َوﺣ ﺎ أ ْوﺣﻰ اﻟﻠﻪ ِإﻟ ﱠﻲ
َ ََ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ُ َ ﱠ َ َ ْ َْ ﱠ َ ْ َ َْ َ َ
ِ َﻣﺎ ِﻣﻦ اﻷﻧ ِ ِﺎء ِﻣﻦ ﻧ ِﺒ ﱟﻲ ِإ ﻗﺪ أﻋ ِﻄ َﻲ ِﻣﻦ اﻵ
ِ و ِ ﻧﻤﺎ ﺎن اﻟ ِﺬي أ،ﺎت ﻣﺎ ِﻣﺜﻠﻪ آﻣﻦ ﻋﻠ ِﻪ اﻟ ﺸﺮ
َ َ ُ َ َ ْ ُ
ﻓﺄ ْرﺟﻮ أن أ ﻮن أ ﺜ َﺮﻫ ْﻢ ﺗﺎ ِ ﻌﺎ ﻳ ْﻮ َم اﻟ ِﻘ َ َﺎﻣ ِﺔ
Tidaklah ada seorang Nabi kecuali diberi tanda-tanda kekuasaan yang beriman
dengannya manusia dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang
diwahyukan kepadaku maka aku berharap bahwa aku yang paling banyak pengikutnya
di hari kiamat (HR Al-Bukhari dan Muslim)
pengertian ayat atau mu'jizah adalah sesuatu diluar kebiasaan, diringi dengan
tantangan dan pengakuan sebagai nabi tidak bisa ada yang melawannya, Allah sajalah
yang menciptakannya sebagai pembenaran dan penguatan bagi para nabiny.
yang dimaksud dengan sesuatu mencakup ucapan dan perbuatan dan di luar kebiasaan
maksudnya diluar sesuatu yang menjadi kebiasaan kebiasaan manusia diringin dengan
tantangan dan pengakuan sebagaia nabi kalimat ini yang membedakan antara ayat
dengan karomah, tidak ada yang bisa melawannya kalimat ini yang memedakan antara
ayat dengan sihir dan amalan setan, Allah sajalaj yang menciptakannya artinya ini
162
bukan terjadi karena kehendak Nabi akan tetapi karena kehendak Allah 'Azza wa jalla
dan Dialah yang menciptakannya.
َ ُ َ َ
Dan Allah ُﺳ ْ ﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
ْ َ ﱠ َ ْ ُ َ َ َ َ
… ۗ ﻮل أن ﺄ ِﺗ َﻲ ِ ٍﺔ ِإ ِﺑ ِ ذ ِن اﻟﻠ ِﻪ
ٍ …وﻣﺎ ﺎن ِﻟﺮﺳ
”Dan tidaklah seorang Rasul mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin Allah” ( Ar-
Ra’d : 38)
Halaqah yang Ke-13 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimussalam
adalah tentang Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Kesebelas.
Diantara hikmah Allah menjadikan ayat-ayat seorang Nabi / mukjizat mereka adalah
sesuatu yang sesuai dengan keadaan kaumnya dan lebih dahsyat supaya lebih
menunjukkan kebenaran kenabian Nabi tersebut.
Diantara contohnya
① Kaum Nabi Sholeh (kaum Tsamud)
Yang terkenal sebagai kaum yang kuat dan biasa memahat gunung untuk dijadikan
rumah.
َ ُ َ
Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman:
“Dan ingatlah oleh kalian di waktu Allah menjadikan kalian pengganti-pengganti yang
berkuasa sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat kepada kalian di bumi, kalian
mendirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kalian memahat gunung-
gunung nya untuk dijadikan rumah”. (Al-A’raf : 74)
Ketika Nabi Sholeh alaihi wa sallam mendakwahi mereka, mereka meminta kepada
beliau supaya mendatangkan ayat (tanda kebenaran beliau), akhirnya mereka meminta
supaya keluar dari batu keras yang sudah mereka tentukan, unta merah yang sedang
hamil 10 bulan. Setelah Nabi Shaleh mengambil peran dari mereka supaya beriman
kalau permintaan dikabulkan, beliau pun berdoa kepada Allah, maka bergetarlah batu
besar tersebut dan keluar dari nya unta dengan sifat yang mereka inginkan. Tentunya
hal ini lebih dahsyat dari pada hanya memahat gunung untuk dijadikan rumah.
② Sihir
َ ﱠ َ
Di zaman Nabi Musa اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪsangat banyak dan tersebar dan mereka adalah kaum
yang sangat mengagungkan sihir dan tukang sihir dan diantara sihir mereka adalah
menipu mata manusia seperti menyihir manusia sehingga mereka melihat tali dan
tongkat seakan-akan dia adalah ular. Oleh karena itu diantara ayat yang Allah berikan
َ ﱠ َ
kepada Nabi Musa اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪadalah berubahnya tongkat menjadi ular secara hakikat dan
bukan hanya tipuan mata dan tangan yang bersinar setelah dimasukkan ke dalam saku
secara hakikat dan bukan hanya tipuan mata.
163
Allah berfirman
ٌ ٌ ُ َ َ ُ َ َ َ
ﻓﺄﻟﻘ ٰﻰ ﻋ َﺼﺎە ﻓ ِﺈذا ِﻫ َﻲ ﺛ ْﻌ َ ﺎن ُﻣ ِﺒﻴﻦ
َ َْ َ ُ ﱠ َ َ ُ ََ َ َََ
ﺎﻇ ﻦ ِ وﻧ ع ﺪە ﻓ ِﺈذا ِﻫ َﻲ ﺑ ﻀﺎء ِﻟﻠﻨ
“Lalu Musa melemparkan tongkatnya tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang
sebenarnya dan dia mengeluarkan tangannya dan tiba-tiba tangan itu menjadi putih
bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya” (Al-A’raf 107-108)
َ ﱠ َ
Maka para tukang sihir akhirnya mengetahui bahwa Nabi Musa اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪmemang
diutus oleh Allāh dan merekapun masuk Islam dan sangat kuat keIslaman nya.
③ Ilmu kedokteran
َ ﱠ َ ُ َ
Di zaman Nabi Isa اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪsangat populer, oleh karena itu Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو
َ
ﺗ َﻌﺎﻟﻰmenguatkan Nabi 'Isa dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan penyakit dan
penyembuhannya yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang dokter atau ahli apapun
َ ﱠ َ
dia Allah berikan beliau اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪkemampuan menyembuhkan orang yang buta dari
lahir, menyembuhkan orang yang berpenyakit kusta bahkan menghidupkan orang yang
sudah mati.
َ ُ َ
Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
ُ ْ ُ ْ ْ َ َ َْ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ ُ ََ َ ُ ََُْ ْ ﱠ َ َ ْ َ ْ ُ َ ﱢ
… ص ِﺑ ِ ذ ِﻧﻲ ۖ َو ِ ذ ﺗﺨ جَو ِ ذ ﺗﺨﻠﻖ ِﻣﻦ اﻟﻄﻴﻦ ﻛﻬ ْﻴﺌ ِﺔ اﻟﻄ ْﻴﺮ ِﺑ ِ ذ ِﻧﻲ ﻓﺘﻨﻔﺦ ِﻓﻴﻬﺎ ﻓﺘ ﻮن ﻃ ْﻴﺮا ِﺑ ِ ذ ِﻧﻲ ۖ وﺗﺒﺮئ اﻷ ﻤﻪ واﻷﺑﺮ
ْ َ
ۖ …اﻟ َﻤ ْﻮﺗ ٰﻰ ِﺑ ِ ذ ِﻧﻲ
“Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin Ku
kemudian engkau meniup nya lalu menjadi seekor burung yang sebenarnya dengan
seizin Ku &dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan
orang yang berpenyakit kusta dengan seizin Ku dan ingatlah ketika engkau
mengeluarkan orang mati dari kubur menjadi hidup dengan seijin Ku ” (Al-Ma’idah :
110)
Halaqah yang Ke-14 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimusssalam
adalah tentang Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Kedua belas.
Diantara contoh bahwa Allah menjadikan ayat-ayat seorang Nabi sesuatu yang sesuai
dengan keadaan kaumnya adalah
④. Mukjizah Nabi Muhammad ﷺyang berupa Al-Quran
Dizaman beliau, ﷺbahasa Arab mencapai zaman ke-emasan, penyair penyair-penyair
bertebaran, berlomba menyumbangkan kefasehannya dan kedalamannya didalam
berbahasa.
َ َُ
Maka Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰdengan hikmahNya menjadikan ayat yang paling besar bagi
Nabi Muhammad ﷺadalah sebuah kitab yang diturunkan yang tidak mampu seseorang
pun menandinginya, Seandainya berkumpul seluruh manusia dan Jin untuk
164
mendatangkan yang semisal dengan Al-Quran niscaya mereka tidak mampu, jangankan
1 Al-Quran, 10 surat pun mereka tidak mampu dan jangan kan 10 surat, 1 surat pun
َ ُ َ
mereka tidak akan mampu. Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
ُ ُ َ َ ْ َ ُ َ َ ُْ ََٰ ْ
آن ﺄﺗﻮن ِ ِﻤﺜ ِﻠ ِﻪ َوﻟ ْﻮ ﺎن ْﻌﻀﻬ ْﻢ ِﻟ َ ْﻌﺾ ﻇ ِﻬﻴﺮا
ُ َ ْ َ ﱡ َ ُ ْ ْ َ َ َ ْ ْ ُ
ِ ﻗﻞ ﻟ ِﺌﻦ اﺟﺘﻤﻌ ِﺖ ِاﻹ ﺲ واﻟ ِﺠﻦ ﻋﻠ ٰﻰ أن ﺄﺗﻮا ِ ِﻤﺜ ِﻞ ﻫ ﺬا اﻟﻘﺮ
َ ُْ ْ ُ ْ ْ َ َ َ ُ ُ ْ َ ْ ْ ُ َ َ َْ َ َ ﱠ َﱠ َْ ُْْ ْ َ ْ ْ َ
ون اﻟﻠ ِﻪ ِإن ﻛﻨﺘ ْﻢ َﺻ ِﺎد ِﻗﻴﻦ َ ُ
ِ َﻓ ِﺈن ﻟﻢ و ِ ن َﻛﻨﺘﻢ ِﻓ َﻲﱠ ر ٍﺐ ِﻣﻤﺎ ﻧﺰﻟﻨﺎ ُﻋﻠ ٰﻰ ﻋ ِﺪﻧﺎ ﻓﺄﺗﻮا ِ ﺴﻮر ٍة ِﻣﻦ ِﻣﺜ ِﻠ ِﻪ وادﻋﻮا ﺷﻬﺪاء ﻢ ِﻣﻦ د
َ ْ ﱠ ُ َ َ ُ َ ﱠ ﱠ ُ ْ ْ ْ
ﺎس َواﻟ ِﺤﺠ َﺎرة ۖ أ ِﻋﺪت ِﻟﻠ ِﺎﻓ ﻦُ اﻟﻨ ﺗﻔ َﻌﻠﻮا َوﻟﻦ ﺗﻔ َﻌﻠﻮا ﻓﺎﺗﻘﻮا اﻟﻨ َﺎر اﻟ ِﺘﻲ وﻗﻮدﻫﺎ
”Dan seandainya kalian ragu terhadap apa yang Kami turun kan kepada hamba Kami
maka datang kanlah satu surat dan panggil lah oleh kalian saksi-saksi kalian selain Allah
kalau kalian adalah orang-orang yang benar, seandainya kalian tidak bisa
melakukannya dan kalian pasti tidak bisa melakukannya maka takutlah dengan Neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang disediakan untuk orang-orang
yang kafir ” (Al-Baqarah : 23-24)
Mereka Orang-orang kafir meragukan Al-Quran dan mengatakan bahwasanya Al-Quran
bukan dari Allah, tetapi dari Muhammad dan dialah yang membuatnya maka Allah
menantang mereka, kalau memang itu buatan manusia, seharusnya mereka juga bisa
membuatnya apalagi mereka adalah orang-orang Arab yang fasih dan ahli didalam
bahasa Arab, namun ternyata tidak ada diantara mereka yang bisa membuat yang
semisal dengan Al-Quran dan ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah Kalamullah dan
bukan kalam Muhammad ﷺ
Apalagi mereka mengetahui bahwa Nabi Muhammad ﷺadalah seorang yang tidak bisa
membaca dan tidak bisa menulis dan beliau bukan tukang syair
165
Ini semua menunjukan bahwa Al-Quran adalah ayat (mu'jizah) yang menunjukkan
kebenaran Nabi Muhammad ﷺdan kebenaran apa yang beliau bawa dan seharusnya
ini semua menjadikan mereka beriman dan mengikuti beliau ﷺ
Halaqah yang Ke lima belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus
salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Ketigabelas
Ayat-ayat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad ﷺsangat banyak, hal ini
menunjukkan keutamaan beliau disisi Allah menunjukkan betapa pentingnya risalah
yang beliau bawa, karena risalah beliau adalah risalah yang terakhir dan tidak ada lagi
risalah setelah risalah beliau ﷺ
Dan diantara ayat-ayat atau mukjizat-mu'jizat tersebut
① Al-Isra dan Al-Mi’raj
Al Isra : dijalankannya Nabi Muhammad ﷺdiwaktu malam dari Al-Masjidil Haram yang
ada di Makkah ke Masjidil Aqsa yang ada di Palestina
َ ُ َ
Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman :
ُ ُ َ َ َ ُ ُ َ ُ ْ َ َ ﱠ َْْ َ َ ً َ َ
ُﺳ ْ ﺤﺎن اﻟ ِﺬي أ ْﺳ َﺮ ٰى ِ َﻌ ْ ِﺪ ِە ﻟ ْ ِﻣﻦ اﻟ َﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ اﻟﺤ َﺮ ِام ِإﻟﻰ اﻟ َﻤ ْﺴ ِﺠ ِﺪ اﻷﻗ َﺼﻰ اﻟ ِﺬي َﺎر ﻨﺎ ﺣ ْﻮﻟﻪ ِﻟﻨﺮ ﻪ ِﻣﻦ آ ِﺎﺗﻨﺎ ۚ ِإﻧﻪ ﻫ َﻮ
ﻴﺮ ُ اﻟﺴﻤ
ُ ﻴﻊ اﻟ َ ﺼ ﱠ
ِ ِ
“Maha Suci Dzat yang telah menjalankan hambaNya dimalam hari dari Al-Masjid Haram
Ke Al Masjid Aqsa yang Kami berkahi sekitarnya untuk Kami tunjukkan kepadanya
sebagian dari ayat-ayat Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”
(Al-Isra : 1)
Adapun Al Mi’raj : diangkatnya Nabi Muhammad ﷺkelangit kemudian ke sidratul
muntaha. Nabi Muhammad ﷺbersabda
َ ﱠ َ ُ ْ َ ﱠ َ َْ
اﻟﺴﺎﻋﺔ َوا ﺸﻖ اﻟﻘ َﻤ ُﺮ اﻗﺘ َﺮ ِﺖ
َ ْ َُ ُ ُ ًَ َ ْ
َو ِ ن ﻳ َﺮ ْوا آ ﺔ ْﻌﺮﺿﻮا َو ﻘﻮﻟﻮا ِﺳﺤ ٌﺮ ُﻣ ْﺴﺘ ِﻤ ﱞﺮ
“Telah dekat kiamat dan bulan telah terbelah dan apabila mereka melihat satu ayat
mereka berpaling dan mengatakan ini adalah sihir yang terus menerus” (Al-Qamar : 1-
2)
166
Berkata Annas bin Malik radhiyallahu 'anhu
َ ْ َ ﱠ ًَ
أن أﻫﻞ ﻣﻜﺔ ﺳﺄل رﺳﻮل اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ اﻧﻴﺮ ﻳﻬﻢ آ ﺔ ﻓﻌﺮﻫﻢ إ ﺸﻖ اﻟﻘ َﻤﺮ
Sungguh aku mengetahui sebuah batu di Makkah dahulu mengucapkan salam kepadaku
sebelum aku diutus menjadi Nabi, sungguh aku mengetahuinya sekarang (HR Muslim)
④ kabar beliau tentang mati syahidnya Umar Ibnu khaththab dan Utsman Ibn Affan
radhiyallahu 'anhuma
Berkata Annas bin Malik radhiyallahu 'anhu
Nabi ﷺnaik keatas Gunung Uhud dan bersama beliau Abu Bakar, Umar dan Utsman
maka bergetarlah gunung Uhud Nabi ﷺkemudian menendang gunung Uhud dengan
kaki beliau seraya berkata tenanglah wahai Uhud tidak ada diatasmu kecuali seorang
Nabi, seorang Sidiq dan dua orang syahid (HR Al Bukhâri)
Benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah ﷺ, karena Umar dan Utsman dibunuh dan
meninggal dalam keadaan syahid
⑤ Menangisnya Batang pohon kurma
Berkata Zabir Ibn Abdillah radhiyallahu 'anha
اﻟﻤﺴﺠﺪ ﻣﺴﻘﻮﻓﺎ ﻋﻠﻰ ﺟﺬوع ﻣﻦ ﻧﺨﻞ ﻓ ﺎن اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ اذا ﺧﻄﺐ ﻘﻮم اﻟﻰ ﺟﺬع ﻣﻨﻬﺎ ﻓﻠﻤﺎ ﺻﻨﻊ ﻟﻪ
اﻟﻤﻨﺒﺮ و ﺎن ﻋﻠ ﻪ ﻓﺴﻤﻌﻨﺎ ﻟﺬﻟﻚ اﻟﺠﺬع ﺻﻮﺗﺎ ﻛﺼﻮت اﻟﻌﺸﺎر ﺣﺘﻰ ﺟﺎء اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ وﺳﻠﻢ ﻓﻮﺿﻊ ﺪە ﻋﻠﻴﻬﺎ
ﻓﺴﻜﻨﺖ.
Dahulu masjid Nabawi bertiangkan batang pohon kurma, maka dahulu Nabi ﷺapabila
khutbah beliau berdiri didekat salah satu batang tersebut ketika dibuatkan mimbar,
kemudian beliau berkhutbah diatas nya maka kami mendengar suara batang kurma
tersebut seperti suara unta yang sedang hamil sepuluh bulan sampai datang Nabi ﷺ,
kemudian beliau meletakkan tangannya pada batang tersebut maka diamlah batang
tersebut (HR. Bukhari)
167
Halaqah yang Ke-16 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimussalam
adalah tentang "Cara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke empat
belas"
Diantara perkara Aqidah yang berkaitan dengan Al-Mu’jizat adalah beriman dengan Al-
Karamah
Al Karamah secara bahasa adalah pemberian, ada pun secara syariat: sebuah perkara
diluar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali Allah.
Sebuah perkara dil uar kebiasaan maksudnya karamah bukan pemberian kenikmatan
biasa, yang di maksud dengan kebiasaan adalah kebiasaan manusia di zaman tersebut
yang terjadi pada seorang wali Allah, berarti Karamah tidak terjadi pada seorang nabi
dan tidak pula pada wali syaitan.
Yang dimaksud dengan wali Allah adalah setiap orang yang beriman dan bertakwa.
sebagaimana firman Allah
َ َُ ْ َ ُ َ َ ٌ َ َ َ ﱠ
أ ِإن أ ْو ِﻟ َ َﺎء اﻟﻠ ِﻪ ﺧ ْﻮف ﻋﻠ ْﻴ ِﻬ ْﻢ َو ﻫ ْﻢ ﺤﺰﻧﻮن
َ ُُ َﱠ َُ َ
آﻣﻨﻮا َو ﺎﻧﻮا ﻳﺘﻘﻮن اﻟ ِﺬﻳﻦ
“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada takut atas mereka dan mereka
tidak bersedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa” (Yunus : 62-
63)
Iman dan takwa tidak akan terwujud kecuali dengan menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangannya. Dan perintah yang paling besar adalah tauhid kepada Allah dan
larangan yang paling besar ada syirik kepada Allah
Apabila seseorang menyekutukan Allah atau mengajak manusia menyekutukan Allah
maka dia bukan wali Allah. Apabila seseorang mengajak kepada Bid'ah maka dia bukan
wali Allah, apabila seseorang meninggal shalat 5 waktu maka dia bukan wali Allah
Seorang wali Allah diukur dari keimanan dan ketakwaan bukan hanya sekedar dari
kesaksian atau dari kemampuan yang luar biasa. Seandainya dia beriman dan bertakwa
maka dia adalah wali Allah meskipun tidak memiliki kesaktian yang luar biasa
Namun sebaliknya orang yang memiliki kesaktian tetapi tidak bertakwa dan beriman
maka dia bukan wali Allah
Seorang wali Allah bukan berarti dia tidak pernah berdosa, dia berdosa sebagaimana
manusia yang lain namun dia bukan orang yang terus menerus melakukan dosa dan
apabila dia berdosa maka dia bersegera di dalam bertaubat kepada Allah
Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alaihimussalam
adalah tentang Cara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Kelima
Belas.
Meyakini adanya Al-Karamah adalah termasuk pokok aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Berkata Syaikhul Islam rahimahullah didalam kitab beliau Al Aqidah Al Washithiyah
168
َْ َ َ ُ ْ ْ ﱠ َ َ َ ّ ﱡ ﱠ ْ ْ ُ ْ َ
ﺎت اﻷ ْو ِﻟ َ ِﺎء
ِ و ِﻣﻦ أﺻﻮ ِل أﻫ ِﻞ اﻟﺴﻨ ِﺔ واﻟﺠﻤﺎﻋ ِﺔ اﻟﺘﺼ ِﺪﻳﻖ ِ ﻜﺮاﻣ
”Termasuk pokok-pokok Ahlus Sunnah adalah membenarkan Karamah para wali dan
perkara - perkara diluar kebiasaan yang Allah jalankan pada diri mereka”
Keyakinan dengan adanya Al-Karamah berdasarkan dalil-dalil dari Al-Quran, As-Sunnah
dan juga Ijma'
Adapun dari Al-Quran
َ ﱠ
① Kisah Maryam dengan Nabi Zakaria اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪ
ُ َ ﱠ
Dimana Nabi Zakaria ﻋﻠ ِﻪ اﻟﺴ مadalah orang yang menanggung makanan bagi Maryam,
yang telah mengkhususkan dirinya untuk beribadah kepada Allah, namun sesuatu yang
luar biasa setiap kali Zakaria memasuki mihrab Maryam dia mendapatkan makanan
َ ُ َ
Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
ْ ُ ُ َ َ ﱠ ْ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َْ َ ْ َ َ َ َ ﱠ َ َ َ َ َ ﱠ
ﺎل ﺎ َﻣ ْ ُﻢ أﻧ ٰﻰ ﻟ ِﻚ ﻫ ٰ ﺬا ۖ ﻗﺎﻟﺖ ﻫ َﻮ ِﻣﻦ ِﻋﻨ ِﺪ اﻟﻠ ِﻪ ۖ ِإن اﻟﻠﻪ ﻳ ْﺮزق َﻣﻦﻠ َﻤﺎ دﺧ َﻞ ﻋﻠ ْﻴﻬﺎ ز ﺎ اﻟ ِﻤﺤﺮاب وﺟﺪ ِﻋﻨﺪﻫﺎ رزﻗﺎ ۖ ﻗ
ﺎب َ َْ ُ َ َ
ٍ ﺸﺎء ِ ﻐﻴﺮ ِﺣﺴ
“Setiap kali Zakaria memasuki Mihrab Maryam beliau mendapatkan di sisi Maryam
rezeki, Zakaria berkata “Wahai Maryam dari mana engkau mendapatkan makanan ini?”
Maryam menjawab “ini adalah dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberikan rejeki
kepada siapa yang di kehendaki tanpa perhitungan” (Ali ‘Imran : 37)
َ ﱠ
Ibnu Katsir menyebutkan di dalam tafsirnya, bahwa Nabi Zakaria اﻟﺴ ُم ﻋﻠ ِﻪmenemukan
didalam mihrab Maryam buah-buahan musim dingin ketika musim panas dan buah-
buahan musim panas ketika musim dingin
② Kisah Ashabul Kah i yang Allah sebutkan di awal-awal surat Al-Kahfi ketika mereka
tidur dalam waktu yang lama tanpa memakan makanan dan tidak rusak badan mereka.
َ ُ َ
Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
ُ َْ َ َ َ ََ ْ ُ
َوﻟ ِﺒﺜﻮا ِﻓﻲ ﻛﻬ ِﻔ ِﻬ ْﻢ ﺛ ث ِﻣﺎﺋ ٍﺔ ِﺳ ِﻨﻴﻦ َوازدادوا ِ ْﺴﻌﺎ
”Dan mereka tinggal di gua mereka selama 300 tahun dan tambah 9 tahun” (Al-Kahfi :
25)
Ada yang mengatakan 300 tahun bila dihitung dengan tahun syamsiah dan 309 tahun
bila dihitung dengan tahun Qamariah
③ Istri Fir’aun yang bernama Asiyah Allah memperlihatkan rumah Asiyah di dalam
surga ketika sedang di adzab oleh Fir’aun
َ ُ َ
Allah ُﺳ ْ َﺤﺎﻧﻪ َو ﺗ َﻌﺎﻟﻰberfirman
َ َ َ َ َ ﱠ َ َْ ْ َ ْ َ َ َ َُ َ ًَ ُ َ
آﻣﻨﻮا ْاﻣ َﺮأت ِﻓ ْﺮﻋ ْﻮن ِإذ ﻗﺎﻟﺖ َر ﱢب ْاﺑﻦ ِﻟﻲ ِﻋﻨﺪك َﺑ ْ ﺘﺎ ِﻓﻲ اﻟ َﺠﻨ ِﺔ َوﻧ ﱢﺠ ِﻨﻲ ِﻣ ْﻦ ِﻓ ْﺮﻋ ْﻮن َوﻋ َﻤ ِﻠ ِﻪ َوﻧ ﱢﺠ ِﻨﻲ َوﺿ َﺮ َب اﻟﻠﻪ َﻣﺜ ِﻟﻠ ِﺬﻳﻦ
َ ﻣ َﻦ اﻟ َﻘ ْﻮم اﻟﻈﺎﻟﻤ
ﻴﻦ ِِ ِ ِ
“Dan Allah telah membuat permisalan bagi orang-orang yang beriman dengan istri
fir'aun ketika dia berkata “Wahai Rabbku bangunkanlah aku di sisiMu rumah di dalam
169
surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan amalannya dan selamatkanlah aku dari
kaum yang dzhalim” (At-Tahrim : 11)
170
Setelah kita mengetahui tentang Al-Karamah yang Allāh berikan kepada wali-Nya, maka
hendaklah kita mengenal tentang Al Ahwal Asy-syaithaniyyah (keadaan-syaithan-
syaitan). Al-Ahwal Asy-syaithoniyyah/keadaan-keadaan syaitan adalah perkara-
perkara yang di luar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali syaitan sebagai Istidraj.
Wali syaitan adalah pengikut syaitan dan penolong syaitan. yang dimaksud dengan
Istidraj adalah dibiarkan supaya bertambah kekufurannya kemudian di azab
Dan di antara dalil yang menunjukkan adanya wali-wali syaithan adalah firman Allah :
َ ُ َ َ ُ َ ُ ﱠ َ َ َ َُ ْ َ ُ ُ ُ ﱠ ُ ُ ُ ْ ُ َُ ْ َ ﱡ
ﺎت ۗ أوﻟ ٰ ِﺌﻚ أ ْﺻﺤﺎب اﻟﻨﺎر ۖ ﻫ ْﻢ ِﻓﻴﻬﺎ ﺧ ِﺎﻟﺪون َ
ِ واﻟ ِﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮوا أو ِﻟ ﺎؤﻫﻢ اﻟﻄﺎﻏﻮت ﺨﺮﺟﻮﻧﻬﻢ ِﻣﻦ اﻟﻨﻮر ِإﻟﻰ اﻟﻈﻠﻤ
َ
“Dan orang-orang yang kafir, maka wali-walinya adalah thagut yang mengeluarkan
mereka dari cahaya menuju kegelapan, mereka adalah penduduk Neraka, mereka kekal
di dalamnya” (Al-Baqarah : 257)
Dan Allah berfirman:
َ َ ُ َ
… ۖ ﺎﻃﻴﻦ ﻟ ُﻴﻮﺣﻮن ِإﻟ ٰﻰ أ ْو ِﻟ َ ِﺎﺋ ِﻬ ْﻢ ِﻟ ُ ﺠ ِﺎدﻟﻮ ْﻢ َ َ ﱠ ﱠ
ِ …و ِ ن اﻟﺸ
171
Halaqah yang Ke-20 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimussalam
adalah tentang Cara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke
delapan belas.
Disana ada perbedaan antara Al-Mu’jizah dengan Al-Karamah
① Al-Mu’jizah disertai dengan pengakuan sebagai seorang Nabi, sedangkan Al-
Karamah tidak disertai dengan pengakuan sebagai seorang Nabi, tetapi terjadi Al-
Karamah dengan sebab dia mengikuti dan beriman dengan Nabi dan istiqamah
diatasnya
② Al-Mu’jizat terjadi pada seorang Nabi dan Nabi adalah manusia laki-laki yang
merdeka sedangkan Al-Karamah bisa terjadi bisa terjadi pada seorang jin atau manusia,
hamba sahaya atau orang yang merdeka, seorang laki-laki atau pun perempuan. Kalau
mereka adalah orang-orang yang shaleh seperti yang terjadi pada Maryam dan juga
Safinah maula Rasulullah ﷺ
③ Al Mu’jizah sesuatu yang luar biasa disemua tempat dan masa, sedangkan Al-
Karamah adalah sesuatu yang luar biasa di tempat dan juga masa tertentu saja,
sedangkan Al-Karamah adalah sesuatu yang luar biasa menurut tempat dan masa
tertentu saja. Oleh karena itu apa yang terjadi Maryam 'alayhassalam berupa
ditemukannya makanan musim panas dimusim dingin dan sebaliknya adalah sesuatu
yang biasa di zaman sekarang
④ Didalam Al-Mu’jizah seorang Nabi diperintahkan untuk menampakkan nya
sedangkan Al-Karamah maka seorang wali diperintahkan untuk menyembunyikannya
⑤ Manfaat Al Mu’jizah adalah untuk umum sedangkan manfaat Al-Karamah biasanya
untuk khusus orang tersebut
Halaqah yang Ke Dua Puluh Satu dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 19*.
Diantara hal yang perlu diketahui seorang muslim adalah perbedaan Al Karomah & Al
Akhwal Asy-Syaithoniyyah, karena sering terjadi seseorang menganggap Al Akhwal
Asy-Syaithoniyyah sebagai Al Karomah, menganggap seorang wali syaitan sebagai wali
Allāh.
Berikut adalah perbedaan antara Al Karomah & Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah (semoga
Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan Taufik kita semua & menerangi diri kita
dengan ilmu agama, diantara perbedaan antara Al Karomah & Al Akhwal Asy-
Syaithoniyyah :
① Melihat perjalanan hidup orang tersebut, kalau dia adalah seorang mukmin yang
bertakwa maka ini adalah Al Karomah dan kalau sebaliknya dia bukan seorang yang
mukmin & bukan orang yang bertakwa maka itu adalah Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah.
Berkata syaikh Abdul Aziz bin baz rahimahullah
ُ ً
وﺷﺮط ﻛﻮﻧﻬﺎ ﻛﺮاﻣﺔ أن ﻜﻮن ﻣﻦ ﺟﺮت ﻋﻠﻰ ﺪە ﻫﺬە اﻟ ﺮاﻣﺔ ﻣﺴﺘﻘ ﻤﺎ ﻋﻠﻰ اﻹ ﻤﺎن وﻣﺘﺎ ﻌﺔ اﻟﺸﺮ ﻌﺔ ﻓﺈن ﺎن ﺧﻼف
1:49 ذﻟﻚ ﻓﺎﻟﺠﺎري ﻋﻠﻰ ﺪە ﻣﻦ اﻟﺨﻮارق ﻜﻮن ﻣﻦ اﻷﺣﻮال اﻟﺸ ﻄﺎﻧ ﺔ
172
“Dan sesuatu yang luar biasa menjadi Karomah di syarat kan orang yang mendapatkan
Karomah tersebut adalah orang yang istiqomah diatas iman & mengikuti syariat.
Adapun apabila sebaliknya maka sesuatu yang luar biasa yg terjadi pada dirinya adalah
termasuk Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah.
② Al Karomah adalah anugerah dari Allāh tidak bisa dipelajari & diusahakan
sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah adalah bantuan dari syaitan bisa dipelajari &
diusahakan yaitu dengan berbuat sesuatu yang membuat ridha syaitan, seperti berbuat
kufur kepada Allāh (meninggalkan shalat & kewajiban² yang lain) menghalalkan
sesuatu yang Allāh haram kan & RasulNya dll. Oleh karena itu Al Akhwal Asy-
Syaithoniyyah memiliki sekolah² perguruan² untuk mempelajari perkara² yang luar
biasa tersebut dan disana ada buku² yang dijual bebas yang mengajarkan Al Akhwal
Asy-Syaithoniyyah yang dikenal dengan Al Mujarobat
③ Al Karomah tidak bisa di lawan sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah bisa di
lawan dengan beberapa dzikir & doa didalam Alquran & As-Sunnah.
Berkata Syaikhul Islam rahimahullah :
وﻫﻜﺬا أﻫﻞ اﻷﺣﻮال اﻟﺸ ﻄﺎﻧ ﺔ ﺗﻨﺼﺮف ﻋﻨﻬﻢ ﺷ ﺎﻃﻴﻨﻬﻢ إذا ذﻛﺮ ﻋﻨﺪﻫﻢ ﻣﺎ ﻄﺮدﻫﺎ ﻣﺜﻞ آ ﺔ اﻟ ﺮﺳﻲ4.11
Halaqah yang Ke Dua Puluh dua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 20*.
173
saat itu Rasulullãh ﷺsudah wafat & digantikan Abu Bakar, kemudian Abu Muslim
menambatkan unta nya dipintu masjid Nabawi kemudian shalat menuju salah satu tiang
diantara tiang² Masjid maka Umar bin khotob melihatnya & mendatanginya & berkata
“darimana asal mu ”
Abu Muslim mengatakan :
” dari Yaman ”
Berkata Umar
“apa yang dilakukan musuh² Allāh terhadap saudara kita yang dibakar & tidak
mempan”
Abu Muslim berkata:
“itu adalah Abdullah Ibn saub”
Berkata Umar:
“aku meminta dengan Nama Allāh apakah dia adalah dirimu? ”
berkata Abu muslim:
“Iya”
Berkata syarah bil maka Umar antara kedua mata Abu Muslim kemudian membawanya
& mendudukannya antara Abu Bakar & Umar
Berkata Umar Ibn Khotob
” segala puji bagi Allāh yang belum mematikan ku dari dunia sehingga melihatkan
kepada diriku diantara umat Muhammad orang yang dibakar seperti dibakar nya Nabi
Ibrahim kekasih Allāh”
Lihatlah bagaimana ucapan Abu Muslim ketika ditanya oleh Umar Ibn khotob beliau
berusaha untuk menutupi identitas beliau & mengatakan “itu adalah Abdullah bin saub”
seakan-akan orang tersebut bukan dirinya.
⑤ Al Karomah digunakan untuk sesuatu kebaikan /perkara yang diperbolehkan
sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah digunakan untuk perkara yang diharamkan
seperti menyakiti orang lain atau menyombongkan diri dll.
Halaqah yang Ke Dua Puluh tiga dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 21*.
Setelah kita memahami mukjizat, Al Karomah & Al Akhwal assyaithoniyyah dan yang
berkaitan dengannya maka melanjutkan poin² tentang tata cara beriman kepada para
rasul.
Diantara tata cara beriman kepada para rasul alaihimus salam adalah beriman dengan
nama-nama para Nabi Rasul yang Allāh telah sebutkan namanya didalam Alquran
mereka berjumlah 25 orang, 18 Diantaranya disebutkan berturut-turut didalam surat Al
An’am & 7 orang berpisah² didalam surat yang lain. 18 nama didalam surat Al An’am
adalah
1. Ibrahim
2. Ishaq
3. Ya’qub
4. Nuh
174
5. Daud
6. Sulaiman
7. Ayyub
8. Yusuf
9. Musa
10. Harun
11. Zakaria
12. Yahya
13. Isa
14. Ilyas
15. Ismail
16. Al Yasa
17. Yunus
18. Luth
Alaihimus salam (Al An’am 83-86)
Adapun 7 orang yang lain adalah
1. Nabi Adam, 20 kali nama Nabi Adam disebutkan di dalam Alquran, yg pertama
didalam surat Al-Baqarah ayat 31.
2. Nabi Idris, Sekali disebutkan didalam Alquran dalam surat Maryam 56.
3. Nabi Dzulkifli, Dua kali disebutkan didalam Alquran, yang pertama surat Al Anbiya &
surat Shod ayat yang ke48.
4. Nabi Hud, Sepuluh kali disebutkan didalam Alquran yang pertama Al-Baqarah 1 11.
5. Nabi Sholeh, 7kali disebutkan pertama kali didalam surat Al A’rof 77.
6. Nabi Syuaib, Sepuluh Kali disebutkan didalam Alquran yg pertama didalam surat Al
A’rof 85.
7 Nabi Muhammad ﷺ, Empat kali disebutkan, yang pertama didalam surat Al Imran
124.
Kemudian diantara beriman dengan para Rasul alaihimus salam. Adalah meyakini
adanya kekhususan Nabi Muhammad ﷺdibandingkan dengan Nabi² yang lain &
diantaranya :
① Beliau diutus untuk segenap Manusia dan Jin.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:
َ
ﻮل اﻟﻠ ِﻪ ِإﻟ ْ ْﻢ ﺟ ِﻤ ﻌﺎ ُ ُ ْ َ ﱡَ ﱠ
ُ ﺎس إ ﱢﻧﻲ َر ُﺳ
ِ ﻗﻞ ﺎ أﻳﻬﺎ اﻟﻨ
“Dan dahulu para Nabi diutus kepada kaumnya secara khusus & aku diutus kepada
seluruh manusia secara umum” (Al-A’raf : 158) (HR Bukhari)
175
Dan beliau ﷺdiutus kepada Jin sebagaimana kisah yang Allāh sebutkan di dalam surat
Al Jin
② Allāh telah menjadikan beliau sebagai Nabi yang terakhir.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
“Tidaklah Muhammad bapak salah seorang diantara laki-laki kalian akan tetapi dia
adalah Rasulullãh & penutup para Nabi”
Dan Rasulullãh ﷺbersabda :
“dahulu Bani Israel dipimpin oleh para Nabi, setiap kali meninggal seorang Nabi akan
digantikan Nabi yang lain & sesungguhnya tidak ada Nabi setelahku” (HR Al Bukhari
dan Muslim)
Halaqah yang Ke Dua Puluh empat dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 22*.
Diantara cara beriman kepada para rasul alaihimus salam adalah mengetahui beberapa
persamaan antara Nabi & Rasul. Mereka semua adalah manusia Laki-laki dan Merdeka
Mereka adalah manusia maksudnya adalah bukan dari kalangan Jin & bukan dari
kalangan Malaikat.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ً ُ َ َ َ ُ َ َ َ ْ ُ َ ﱠ ُ َ ْ ُ ُْ ْ َ َ َ ََ َ ﱠ
ﺎس أن ﻳﺆ ِﻣﻨﻮا ِإذ ﺟ َﺎءﻫ ُﻢ اﻟﻬﺪ ٰى ِإ أن ﻗﺎﻟﻮا أ َﻌﺚ اﻟﻠﻪ ﺸﺮا رﺳﻮ وﻣﺎ ﻣﻨﻊ اﻟﻨ
”Dan tidaklah menghalangi manusia untuk beriman ketika datang kepada mereka
petunjuk kecuali ucapan mereka, apakah Allāh mengutus seorang manusia sebagai
seorang Rasul” (Al-Isra : 94)
Dan Allāh mengatakan:
َ َ َ ﱡ ُ ﱠ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ
…و َوﻫ ْﺒﻨﺎ ﻟﻪ ِإ ْﺳﺤﺎق َو ْﻌﻘﻮب َوﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻓﻲ ذ ﱢر ِﺘ ِﻪ اﻟﻨ ُﺒ ﱠﻮة َواﻟ ِ ﺘﺎب
”Dan Kami telah memberikan Ishak & juga Yakub kepada Ibrahim & kami jadikan
kenabian & kitab didalam keturunannya… “ (Al-Ankabut :27)
176
Di dalam ayat ini Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengabarkan bahwasanya kenabian ada
pada keturunan Ibrahim alaihi salam & keturunan Nabi Ibrahim alaihi salam adalah
keturunan dari kalangan manusia bukan dari Jin & bukan dari Malaikat.
Dan mereka (yaitu para Nabi & Rasul) adalah dari kalangan laki-laki & bukan dari
kalangan wanita.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ُ ْ ْ ُ ً َ َ َ ْ َ َ ْ َْ َ ﱠ
ۗ ﻮﺣﻲ ِإﻟ ْﻴ ِﻬ ْﻢ ِﻣﻦ أﻫ ِﻞ اﻟﻘ َﺮ ٰى
ِ …وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ ﻗ ِﻠﻚ ِإ رﺟﺎ ﻧ
(”Dan tidaklah kami mengutus sebelummu para Rasul kecuali mereka adalah laki-laki
yang Kami wahyu kan kepada mereka diantara penduduk negeri… “ (Yusuf : 109)
Dan mereka adalah orang-orang yang merdeka & bukan budak karena perbudakan
adalah sifat yang tidak sesuai dengan kedudukan Nabi & waktu seorang budak adalah
sepenuhnya bagi tuannya, maka kapan dia pergi & menghadapi lawan²nya. Adapun
yang terjadi pada Nabi Yusuf alaihi salam ketika beliau menjadi budak bagi salah
seorang dimesir, maka asalnya Yusuf adalah orang yang merdeka, kemudian saudara²
nya yg telah menipu daya beliau
adapun sabda Rasulullãh ﷺ:
ََ َ ُ َ ﱠ َ َ
َﻣﺎ َﻌﺚ اﻟﻠﻪ ﻧ ِ ﺎ ِإ َرﻋﻰ اﻟﻐﻨ َﻢ:وﺳﻠﻢ
“Tidaklah Allāh mengutus seorang Nabi kecuali mengembala kambing” (HR Bukhari)
Maka para Nabi tersebut bukan mengembala karena dia seorang budak akan tetapi
mengembala Kambing nya sendiri atau mengembala milik orang lain dengan dibayar,
sebagaimana Rasulullah ﷺmengembala untuk penduduk Makkah [hadits riwayat
Bukhori] dan Nabi Musa alaihi salam mengembala untuk seorang laki-laki yang shaleh
dari Madyan. Sebagaimana didalam Al Qashas ayat 27
Halaqah yang Ke Dua Puluh Lima dari Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Buah Dari Beriman Kepada Para Rasul Alaihiussalam*.
177
“sungguh Allāh telah memberikan karunia kepada orang² yang beriman ketika Allāh
mengutus diantara mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang
membacakan atas mereka ayat²Nya & membersihkan mereka & mengajarkan kepada
mereka Al Kitab & hikmah. Dan sungguh mereka sebelumnya berada didalam kesesatan
yang nyata” (Ali ‘Imran : 164)
② Bersyukur kepada Allāh atas nikmat diutus nya para Rasul Alaihiussalam.
③ Mencintai para Rasul Alaihiussalam, menghormati mereka, memuji mereka sesuai
dengan kedudukan mereka karena mereka adalah para utusan Allāh, para hamba² Allāh
yang beribadah kepada Allāh sekaligus menyampaikan risalah Allāh & menasihati para
hamba Allāh.
Allāh berfirman:
َ َ ﱢ َ َ َ ﱠ
ﺎﻫﺪا َو ُﻣ ﺸﺮا َوﻧ ِﺬﻳﺮا ِ ِإﻧﺎ أ ْر َﺳﻠﻨﺎك ﺷ
ً ً ُ ُ ُ ُ ُ ُ ﱢ ُ ُ ﱢ ُ ُْ
ﻮﻟ ِﻪ َوﺗ َﻌﺰ ُروە َوﺗ َﻮﻗ ُﺮوە َو َﺴ ﱢ ﺤﻮە َﺮة َوأ ِﺻ ُ ََ
ِ ِﻟﺘﺆ ِﻣﻨﻮا ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ ورﺳ
Al Qadha & Al Qadar adalah dua kata yang apabila berdampingan maka masing-masing
memiliki makna tersendiri.
Al Qadha secara bahasa diantara maknanya adalah memutuskan, menyelesaikan /
menyempurnakan & mewajibkan, Allāh berfirman:
ُ ﱡ َ ﱠ َ ُ ﱠ ﱠ َ َ َ
…وﻗﻀ ٰﻰ َر ﻚ أ ﺗ ْﻌ ُ ﺪوا ِإ ِإ ﺎە
“Dan Rabb mu mewajibkan supaya kalian tidak menyembah kecuali kepadaNya” (Al-
Isra’ 23)
Dan Allāh berfirman:
َ ﱢ َْ ُ َ
ۖ …واﻟﻠﻪ ﻘ ِﻀﻲ ِ ﺎﻟﺤﻖ
178
“Dan Allāh memutuskan dengan benar” (Ghafir 20)
Dan Allāh berfirman:
َ ﱠ َ َ ْ َ ََ ُْْ َ َ َ َ
ۗ ﺎﺳ ْﻢ ﻓﺎذ ُﺮوا اﻟﻠﻪ ﻛ ِﺬﻛﺮ ْﻢ آ َﺎء ْﻢ أ ْو أﺷﺪ ِذﻛﺮا
ِ …ﻓ ِﺈذا ﻗﻀ ﺘﻢ ﻣﻨ
“Maka apabila kalian menyelesaikan Manasik Haji kalian hendaklah kalian mengingat
Allāh, seperti kalian mengingat Bapak² kalian atau lebih banyak” (Al-Baqarah 200)
Adapun secara syariat yang dimaksud dengan Al Qadha adalah apa yang Allāh putuskan
pada makhlukNya baik berupa pengadaan – peniadaan atau perubahan sesuai dengan
Qadar atau ketentuan Allāh sebelumnya.
Al Qadar Secara bahasa adalah menentukan, Adapun secara syariat maka Al Qadar
adalah apa yang sejak dahulu atau Ajali sudah Allāh tentukan akan terjadi.
Dengan demikian Al Qadar lebih dahulu daripada Al Qadha, karena Al Qadar adalah
ketentuan Allāh sejak Ajali sedangkan Al Qadha adalah keputusan Allāh setelah itu
berupa pengadaan atau peniadaan atau pengubahan.
Dan keduanya saling melajimi tidak bisa dipisah satu dengan yang lain apa yang Allāh
tentukan akan dia putuskan dan apa yang menjadi keputusan Allāh maka itulah yang dia
tentukan sebelumnya.
Namun apabila kata Al Qadha atau Al Qadar datang sendiri dalam sebuah kalimat maka
maknanya mencangkup makna kata yang lain.
Al Qadha adalah ketentuan Allāh sejak dahulu & keputusanNya demikian pula Al Qadar
adalah ketentuan Allāh sejak dahulu & keputusanNya.
Halaqah yang kedua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *Dalil Wajibnya Beriman
Kepada Takdir Allāh*.
Beriman Dengan Takdir Allāh yang baik dan yang buruk adalah termasuk salah satu
diantara enam rukun iman yang harus diimani & telah tetap kewajibannya didalam
Alquran, Assunah dan Ijma
Dari Alquran Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ َ ُ َْ َ َ ﱠ
ِإﻧﺎ ﱠﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﺧﻠﻘﻨﺎە ِ ﻘﺪر
َْ ُ ََ ﱠ َ َ َ
… َوﺧﻠﻖ ﱠﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻓﻘﺪ َرە ﺗﻘ ِﺪﻳﺮا
“Dan Dia menciptakan segala sesuatu maka Dia pun menentukan dengan sebenar-benar
penentuan” (Al-Furqan 2)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
179
ُ ْ ََ َ
…ۚ َو ﺎن أ ْﻣ ُﺮ اﻟﻠ ِﻪ ﻗﺪرا َﻣﻘﺪورا
“Dan perkara Allāh adalah ketentuan yang sudah ditakdirkan” (Al-Ahzab 38)
Adapun dari Assunah maka Rasulullãh ﷺbersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril
alaihi salam tentang iman:
أن ﺗﺆ ﻣﻦ ﺎ ﻟﻠﻪ وﻣﻼ ﺋﻜﺘﻪ وﻛﺘ ﻪ ورﺳﻠﻪ واﻟﻴﻮم اﻻ ﺧﺮ وﺗﺆ ﻣﻦ ﺎﻟﻘﺪرﺧﻴﺮە وﺷﺮە
“Segala sesuatu dengan Takdir sampai ketidak mampuan dan kecerdasan” (HR Muslim)
Adapun dari Ijma maka kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya beriman dengan
Takdir Allāh dan bahwasanya orang yang mengingkari dengan Takdir Allāh maka dia
telah keluar dari agama Islām.
Berkata Abdullah Ibn Umar radiallahu anhuma ketika mendengar tentang munculnya
orang² yang mengingkari takdir & bahwasanya kejadian terjadi dengan sendirinya
tanpa Takdir
ْ ََ ﱠ ُ ُ ْ َُْ ُ ْ َ َ َ َ ْ ْ ُ ْ ﱢ َ ٌ ُْ ْ َ ﱠُ ْ َُ ُ ﱢ َ َ َ
ﻟ ْﻮ أن ِﻷﺣ ِﺪ ِﻫ ْﻢ ِﻣﺜ َﻞ،ﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋ َﻤ َﺮ
ِ واﻟ ِﺬي ﺤ ِﻠﻒ ِ ِﻪ ﻋ ﺪ ا،ﻓ ِﺈذا ﻟ ِﻘ ﺖ َ أوﻟ ِﺌﻚ ﻓﺄ َﺧ ِﺒﺮﻫﻢ أﻧﻲ ﺑﺮيء ِﻣﻨﻬﻢ وأﻧﻬﻢ ﺑﺮآء ِﻣﻨﻲ
َ َ َ ُْ ُ ْ ُ َ ﱠ ُ َ َْ َ َ ُ
أﺣ ٍﺪ ذﻫ ﺎ ﻓﺄﻧﻔﻘﻪ َﻣﺎ ﻗ ِ َﻞ اﻟﻠﻪ ِﻣﻨﻪ ﺣﺘﻰ ﻳﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر
“apabila kamu bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada mereka bahwa aku
(Abdullah Ibnu Umar) berlepas diri dari mereka & mereka pun berlepas diri dari ku,
Demi Dzat yang Ibnu Umar bersumpah dengan Nya seandainya salah seorang dari
mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian menginfakan nya maka Allāh
tidak akan menerima darinya sampai dia beriman dengan Takdir ” (atsar ini
diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam shahihnya)
Yang demikian karena Allāh tidak menerima amalan orang yang kafir dan termasuk
kekufuran apabila seseorang mengingkari Takdir Allāh ajja wajalla. Berkata Al Imam An
Nawawi rahimahullah
“Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya yang saling menguatkan dari Alquran, As-
Sunnah & Ijma Shahabat & para Ahlul halli abdi yaitu orang-orang yang punya
wewenang dari tokoh² kaum muslimin dari kalangan salaf & kholaf yang menunjukkan
180
atas penetapan Takdir Allāh Subhānahu wa Ta’āla” (Al Minhaj Syarah Shahih Muslim
Ibnu Al Hajjaj jilid I/155)
“dan Manhaj seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan Takdir Allāh
Ta’āla” Fathul Baari 11/478)
Halaqah yang ketiga dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Kedudukan Iman
Dengan Takdir Di Dalam Agama Islām".
Iman dengan Takdir Allāh memiliki kedudukan yang tinggi di dalam agama Islām
diantara yg menunjukkan ketinggian kedudukannya:
1. Beriman Dengan Takdir termasuk diantara enam rukun Iman yang harus di Imani &
pokok aqidah yang harus diyakini yang tidak sah iman seorang hamba tanpa nya.
2. Beriman yang benar dengan Takdir Allāh yang mencakup dengan beriman Ilmu Allāh
penulisanNya, kehendakNya dan PenciptaanNya termasuk bagian dari Mentauhidkan
Allāh didalam Rububiah & sifat-sifatNya, karena Al Qadha (memutuskan) dan Al Qadar
(menentukan) adalah termasuk pekerjaan Allāh dan pekerjaan Allāh adalah termasuk
sifat-sifatNya.
Barangsiapa yang tidak beriman dengan Takdir maka dia bukan seseorang yang meg-
Esa-kan Allāh didalam Rububiah Nya dan ini membawa pengaruh buruk pada Tauhid
Uluhiyahnya.
Adapun orang yang beriman dengan Al Qadha dan Al Qadar maka akan terjaga Tauhid
Rububiah nya dan Uluhiyahnya. Berkata Abdullah Ibnu Abbas Radiallahu anhuma:
َ َ ْ ﱠ َ ْ َْ ُ َ َ َ َ َ َ َ َﱠ َ َ ﱠ َ َ ْ ﱠ ﱠ َ َ
” َو َﻣﻦ َوﺣﺪ اﻟﻠﻪ، آﻣﻦ ِ ﺎﻟﻘﺪر ﻓ ِﻬ َﻲ اﻟ ُﻌ ْﺮ َوة اﻟ ُﻮﺛﻘﻰ اﻟ ِﺘﻲ ﻻ اﻧ ِﻔ َﺼ َﺎم ﻟﻬﺎ ﻓ َﻤﻦ َوﺣﺪ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ و، اﻟﻘﺪ ُر ِﻧﻈ ُﺎم اﻟﺘ ْﻮ ِﺣ ِﺪ
َ َ َ َْ َ ﱠ َ ﱠ َ
ﺾ اﻟﺘ ْﻮ ِﺣ ﺪ ” ﺗ َﻌﺎﻟﻰ َو ﺬب ِ ﺎﻟﻘﺪر ﻧﻘ.
“Takdir adalah aturan Tauhid, barangsiapa mengesakan Allāh & Beriman dengan Takdir
maka inilah tali yang kuat yang tidak akan terlepas & barangsiapa Mentauhidkan Allāh
& mendustakan takdir maka dia telah membatalkan tauhid nya” (atsar ini dikeluarkan
Kitab Al Qadar hal 143)
Yang dimaksud dengan Takdir adalah aturan Tauhid yaitu *beriman dengan Takdir
menjadikan teratur dan lurus Tauhid seseorang*.
3. Beriman dengan Takdir Allāh adalah beriman dengan Qudratullah (kemampuan
Allāh), barangsiapa yang tidak beriman Takdir berarti dia tidak beriman dengan
Qudratullah.
Berkata Zaid Ibnu Aslam :
ﻓﻤﻦ ﻛﺬب ﺎﻟﻘﺪر؛ ﻓﻘﺪ ﺟﺤﺪ ﻗﺪرة اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ، اﻟﻘﺪر ﻗﺪرة اﻟﻠﻪ ﻋﺰ وﺟﻞ
181
“Takdir adalah kemampuan Allāh ajja wajalla barangsiapa yang mendustakan Takdir
maka dia telah mengingkari kemampuan Allāh ajja wajalla” (atsar ini dikeluarkan Kitab
Al Qadar hal 144)
4. Beriman Dengan Takdir berkaitan dengan hikmah Allāh, Ilmu Nya, Kehendak Nya
danPenciptaan Nya. Maka barangsiapa yang mengingkari Takdir berarti dia telah
mengingkari Ilmu Allāh, Kehendak Nya dan Penciptaan Nya.
5. Beriman yang benar dengan Takdir Allāh akan membuahkan kebaikan yang banyak
dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagaimana akan datang penyebutannya di halaqoh ² yang terakhir dari Silsilah ini.
Dan kebodohan tentang beriman dengan Takdir ataupun kesalahpahaman
menyebabkan berbagai penyimpangan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat.
6. Beriman dengan Takdir adalah aqidah seluruh para Nabi & para pengikut mereka.
Allāh berfirman tentang Nabi Nuh alaihi salam:
َ ْ ُ َ َ َ ﱠ
ﺎل ِإﻧ َﻤﺎ ﺄ ِﺗ ْﻢ ِ ِﻪ اﻟﻠﻪ ِإن ﺷ َﺎء…ﻗ
“Nuh berkata sesungguhnya Allāh lah yang akan mendatangkan tanda kekuasaanNya
apabila Dia menghendaki… ” (Hud 33)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Ismail alaihi salam :
“Ismail berkata wahai bapakku kerjakanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu,
niscaya engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang² yang sabar apabila Allāh
menghendaki”. (Ash-Shaffat 102)
Dan Allāh berfirman tentang Nabi Musa alaihi salam:
َ ﺖ أ ْﻫﻠ َﺘ ُﻬ ْﻢ ﻣ ْﻦ َﻗ ْ ُﻞ َو ﱠ
… ۖ ﺎي
َ ْ ْ َ َ َ ﱢ
…ﻗﺎل رب ﻟﻮ ِﺷ
ِ ِ
“… Musa berkata wahai Rabb ku seandainya Engkau menghendaki niscaya Engkau telah
menghancurkan mereka & diriku sebelum ini… ” (Al-A’raf 155)
Tiga ayat diatas menunjukkan keimanan para Nabi alaimusallam terhadap Takdir Allāh
ajja wajalla.
7. Diantara yg menunjukkan ketinggian, kedudukan Beriman Dengan Takdir di dalam
agama Islām bahwa Takdir berkaitan langsung dengan kehidupan manusia setiap
harinya, seperti sehat, sakit, kaya, miskin, kuat, lemah, bahagia, sengsara, nikmat, azab,
hidayah, kesesatan dll.
Halaqah yang ke empat dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman
Dengan Takdir Allah Bag 1"
182
Cara Beriman Dengan Takdir Allāh adalah dengan mengimani _marojibul
qodar_(tingkatkan² takdir) yang jumlahnya ada empat:
1. Ilmu Allāh yang meliputi segala sesuatu, yang ada & yang tidak ada, yang mungkin
terjadi & yang tidak mungkin terjadi.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengetahui yang ada di langit maupun yang ada di bumi,
yang kelihatan maupun yg tidak kelihatan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ َ ُ
…ۗ َواﻟﻠﻪ ِ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻋ ِﻠ ٌﻢ
“Dan di sisi-Nya kunci² ilmu ghoib tidak mengetahuinya kecuali Dia, & Dia mengetahui
apa yang ada di daratan & lautan & tidaklah jatuh sebuah daun kecuali Allāh
mengetahuinya & tidak ada satu biji di kegelapan² bumi dan tidak ada sesuatu yang
basah maupun kering kecuali semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata (Al Lauful
Mahfudz) ” ( Al-An’am 59)
Allāh mengetahui yang sudah terjadi, yang sedang terjadi & yang akan terjadi, bahkan
Allāh mengetahui apa yang tidak terjadi, seandainya terjadi bagaimana kejadiannya.
Allāh berfirman:
َ ُ ُُُ َْ ُ ﱠ ُ ﱡ
…ۖ َوﻟ ْﻮ ُردوا ﻟ َﻌﺎدوا ِﻟ َﻤﺎ ﻧﻬﻮا ﻋﻨﻪ َو ِ ﻧﻬ ْﻢ ﻟ ِﺎذﺑﻮن
“Dan seandainya mereka (yaitu orang² kafir) dikembalikan ke dunia niscaya mereka
akan kembali melakukan apa yang mereka sudah dilarang darinya dan sesungguhnya
mereka adalah berdusta” (Al-An’am 28)
Yaitu seandainya orang orang kafir yang di azab di dalam Neraka yang meminta supaya
dikembalikan ke dunia untuk beriman dan beramal, dikabulkan permintaan mereka
untuk kembali ke dunia niscaya mereka akan kafir kembali.
Dan Allāh mengetahui apa yang dilakukan oleh makhluk sebelum Allāh menciptakan
mereka, mengetahui rezeki, ajal dan amalan mereka, bergerak dan diam nya mereka,
kesengsaraan dan kebahagiaan mereka, bahkan Allāh mengetahui siapa diantara
mereka yang kelak akan masuk ke dalam surga dan siapa yang akan masuk ke dalam
Neraka sebelum Allāh menciptakan mereka, bahkan sebelum mereka diciptakan Allāh
mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk surga dan siapa diantara
mereka yang kelak akan masuk Neraka.
Rasulullãh ﷺbersabda didalam hadits Ibnu Abbas radiallahu anhuma, ketika Nabi ﷺ
ditanya tentang anak-anak orang-orang musyrikin beliau mengatakan :
183
اﻟﻠﻪ أﻋﻠﻢ ـﻤﺎ ﻛـﺎﻧﻮا ﻋﺎﻣﻠ ـﻦ
“Allāh lebih tau tentang apa yang akan mereka amalkan” (HR Bukhari dan Muslim)
Dan beliau ﷺbersabda :
“Tidak ada sebuah jiwa kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga dan neraka”
[HR Bukhari dan Muslim]
Kewajiban seorang muslim adalah berbaik sangka kepada Allāh yang telah memberikan
hidayah kepada agama Islām ini & Sunnah Rasulullãh ﷺkemudian istiqomah dalam
beriman & beramal shaleh sampai dia meninggal dunia.
Halaqah yang ke lima dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman Dengan
Takdir Allah Bag 2".
Diantara cara beriman dengan Takdir Allāh adalah dengan mengimani tingkatan Takdir
yang kedua, yaitu penulisan Allāh terhadap seluruh Takdir makhluk Nya di dalam Al
Lauful Mahfudz, maka tidaklah terjadi sesuatu di alam ini kecuali Allāh telah menulisnya
didalam Kitāb tersebut, tidak mungkin apa yang terjadi di alam ini keluar dari apa yang
sudah Allāh tuliskan.
Dalil² tentang Beriman Dengan penulisan Allāh terhadap Takdir di dalam Al Lauful
Mahfudz dari Alquran diantaranya :
Firman Allāh ajja wajalla:
“Dan Kami telah menulis didalam Kitāb-kitab yang Kami turunkan setelah sebelumnya
ditulis didalam Al Dzikir, bahwa Bumi ini diwarisi oleh hamba²Ku yang shaleh” (Al-
Anbiya’ 105)
Al Dzikr adalah nama lain dari Al Lauful Mahfudz.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
“Sesungguhnya Kami lah yang menghidupkan orang² yang mati & Kami lah yang
menulis apa yang mereka kerjakan & bekas² mereka & segala sesuatu Kami ikhso
didalam Kitāb yang jelas” (Ya-Sin 120)
Makna ikhso diantaranya Allāh mengetahuinya menjaganya, menetapkannya didalam
Kitāb tersebut.
Yang dimaksud dengan Kitab yang jelas adalah Al Lauful Mahfudz.
184
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َْ َ َ ﱠ
ٌ اﻷ ْرض ۗ إ ﱠن َذ ٰ ﻟ َﻚ ﻓﻲ ﻛ َﺘﺎب ۚ إ ﱠن َذ ٰ ﻟ َﻚ َﻋﻠﻰ اﻟﻠﻪ َ ﺴ َ َ ﱠ َ
ﻴﺮ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ ِ أﻟ ْﻢ ﺗ ْﻌﻠ ْﻢ أن اﻟﻠﻪ ْﻌﻠ ُﻢ َﻣﺎ ِﻓﻲ اﻟﺴﻤ ِﺎء و
“Bukankah kamu mengetahui bahwa Allāh mengetahui apa yang ada di langit & di bumi
sesungguhnya yg demikian ada di dalam Kitab, sesungguhnya yang demikian sangat
mudah bagi Allāh” (Al-Hajj 70)
َ ْ َ َ ْ َ َﱠ
…ۚ ﺎب ِﻣﻦ ﺷ ْﻲ ٍء
ِ ۚ ﻣﺎ ﻓﺮﻃﻨﺎ ِﻓﻲ اﻟ ِ ﺘ..
“Kami tidak lupakan sesuatu pun didalam Al Lauful Mahfudz” (Al-An’am 38)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
…ﺎب ُﻣ ِﺒﻴﻦ
َ ﱠ َ َ َ ْ َ َ ْ َٰ َ َ َ َ َ ﱠ ََ َْ ْ ۚ َو َﻣﺎ َ ْﻌ ُﺰ ُب َﻋ ْﻦ َرﱢ َﻚ ﻣ ْﻦ ﻣ ْﺜ َﻘ َ ﱠ
ٍ ﺎل ذر ٍة ِﻓﻲ اﻷرض و ِﻓﻲ اﻟﺴﻤ ِﺎء و أﺻﻐﺮ ِﻣﻦ ذ ِﻟﻚ و أ ﺒﺮ ِإ ِﻓﻲ ِﻛﺘِ ِ ِ
“Dan tidak terlepas dari pengetahuan Allāh sesuatu sebesar semut kecilpun baik di
bumi maupun di langit baik yang lebih kecil daripada itu atau lebih besar kecuali
didalam Kitāb yang jelas” (Yunus 61)
Adapun dari Sunnah maka Rasulullãh ﷺbersabda:
َ َ َ ْ ْ َ َْ َ َ َْ َ ْ َ ُ َ ﱠ
ﻒ َﺳﻨ ٍﺔ ات َواﻷ ْرض ِ ﺨﻤ ِﺴﻴﻦ أﻟ
ِ ﻛﺘﺐ اﻟﻠﻪ ﻣﻘﺎدﻳﺮ اﻟﺨﻼﺋﻖ ﻗ ﻞ أن ﺨﻠﻖ اﻟﺴﻤﺎو
“Allāh menulis Takdir² bagi para makhlukNya lima puluh ribu tahun sebelum Allāh
menciptakan langit dan bumi” (HR Muslim)
Dan Rasulullãh ﷺbersabda:
“Dan Allāh menulis di dalam Al Dzikr (Al Lauful Mahfudz) segala sesuatu” (HR Bukhori
dan Muslim)
Dan Beliau ﷺbersabda:
ْ ُ ُ َ ﱠ َ ْ ُ ُ َ ﱠ َْ َ ْ ْ
ﺐ َﻣﻘ َﻌﺪە ِﻣﻦ اﻟﻨﺎر و َﻣﻘ َﻌﺪە اﻟﺠﻨ ِﺔ َﻣﺎ ِﻣﻨ ْﻢ ِﻣﻦ أﺣ ٍﺪ ِإﻻ َوﻗﺪ ﻛ ِﺘ
“Tidak ada diantara kalian kecuali sudah di tulis tempat nya didalam Neraka &
tempatnya di dalam surga” (HR Bukhori dan Muslim])
Halaqah yang ke enam dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *\"Cara Beriman
Dengan Takdir Allah Bag 3".
185
Selain beriman dengan penulisan takdir ajali yang mencakup seluruh perkara, maka
para ulama menyebutkan bahwa termasuk beriman dengan penulisan takdir adalah
*Beriman Dengan Beberapa Jenis Penulisan Takdir yang lain*. Yang merupakan bagian
dari penulisan takdir ajali.
1. Takdir Umri
Yaitu penulisan takdir seseorang diawal umurnya ketika didalam rahim ibunya, ditulis
rezeki, ajal, amalan, kesengsaraan dia & kebahagiaan.
Dalilnya adalah hadits Abdullah Ibnu Mas’ud radiallahu anhu, Rasulullãh ﷺbersabda:
َ ْ ﱠ ﱠ ُ َ َْ ﱠ
ِإﻧﺎ أﻧﺰﻟﻨﺎە ِﻓﻲ ﻟ ْ ﻠ ٍﺔ ُﻣ َ َﺎر ٍﺔ ۚ ِإﻧﺎ ﻛﻨﺎ ُﻣﻨ ِﺬر ﻦ
َ ُ ُْ َ
ِﻓﻴﻬﺎ ﻔ َﺮق ﱡﻞ أ ْﻣﺮ ﺣ ِﻜ ٍﻢ
َ ُ َ
..ۚ ﱠﻞ ﻳ ْﻮ ٍم ﻫ َﻮ ِﻓﻲ ﺷﺄ ٍن
186
Halaqah yang ke Tujuh dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman Dengan
Takdir Allah Bag 4".
Diantara Cara Beriman Dengan Takdir Allāh dengan mengimani tingkatan Takdir yang
ke-3 yaitu Masyiiatullah / kehendak Allāh dan yang dimaksud adalah beriman bahwa
apa yang Allāh kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allāh kehendaki maka tidak
akan terjadi
Dan apa yang ada dilangit dan di bumi berupa bergeraknya sesuatu atau diam nya
sesuatu maka dengan kehendak Allāh dan tidak mungkin terjadi dikerajaan Allāh
Subhānahu wa Ta’āla apa yang tidak dikehendaki-Nya. Diantara dalilnya dari Alquran
adalah firman Allāh:
ُ َ ْ ُ َ َُ ْ ْ َ َ َ َ ُ ُْ َ ﱠ
ﻮل ﻟﻪ ﻛﻦ ﻓ َ ﻮن ِإﻧﻤﺎ أﻣﺮە ِإذا أراد ﺷ ﺌﺎ أن ﻘ
َ ُ َْ ْ َ َ َ ﱡ َ
ۚ … َوﻟ ْﻮ ﺷ َﺎء َر ﻚ ﻵ َﻣﻦ َﻣﻦ ِﻓﻲ اﻷ ْرض ﻠﻬ ْﻢ ﺟ ِﻤ ﻌﺎ
“Dan seandainya Rabb mu mungkin menghendaki niscaya akan beriman seluruh yang
ada dibumi” (Yunus 99)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ َ ْ ُ َ َ ْ ُ ﱡ َ َ ْ َ ُ َْ َ َ ْ َ ُْ َ ُ ُ
ۖ …ﻗ ِﻞ اﻟﻠﻬ ﱠﻢ َﻣ ِﺎﻟﻚ اﻟ ُﻤﻠ ِﻚ ﺗﺆ ِﺗﻲ اﻟ ُﻤﻠﻚ َﻣﻦ ﺸ ُﺎء َوﺗﻨﺰع اﻟ ُﻤﻠﻚ ِﻣ ﱠﻤﻦ ﺸ ُﺎء َوﺗ ِﻌﺰ َﻣﻦ ﺸ ُﺎء َوﺗ ِﺬ ﱡل َﻣﻦ ﺸ ُﺎء
“Katakanlah Ya Allāh yang memiliki kerajaan, Engkau memberi kekuasaan kepada siapa
yang Engkau kehendaki & mencabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki &
Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki & menghinakan siapa yang Engkau
kehendaki” (Ali ‘Imran 26)
Dan Allāh berfirman:
َ ُ ﱡ َ َ ْ َ ﱠ َ َ
َو َﻣﺎ ﺸ ُﺎءون ِإ أن ﺸ َﺎء اﻟﻠﻪ َرب اﻟ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ
“Dan tidaklah kalian menginginkan kecuali dengan kehendak Allāh Rabb semesta
alam” (At-Takwir 29)
Adapun dari As-Sunnah, maka Rasulullãh ﷺbersabda:
ُ
ﺸﺎء ُ ﱠإﻧ ُﻪ ﻔ، ﻣﺴﺄﻟﺘﻪ
ﻌﻞ ﻣﺎ
َ َ َ َ
وﻟ َ ﻌﺰ ْم، ارزﻗﻨﻲ إن ﺷ ﺖ، ارﺣﻤﻨﻲ إن ﺷ ﺖ، اﻟﻠﻬﻢ اﻏﻔﺮ ﻟﻲ إن ﺷ ﺖ
ﱠ ُ
: ﻻ ﻘﻞ أﺣﺪ ﻢ
ُ َ
ﻻ ُﻣ ﺮە ﻟﻪ،
187
“Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan Ya Allāh ampunilah aku jika Engkau
menghendaki, sayangilah aku jika engkau menghendaki, berilah aku rezeki apabila
engkau menghendaki. Maka hendaklah dia menguatkan permintaan karena Allāh
melakukan apa yang dikehendaki tidak ada yang memaksanya”. (HR Bukhari)
Berkata Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah
َ ْ َ َ ْ ْ َ ُ ْ
و ن ﻟﻢ أﺷﺄ،َو َﻣﺎ ِﺷ ﺖ إن ﻟ ْﻢ ﺸﺄ ﻟ ْﻢ ﻜﻦ – َﻣﺎ ِﺷ ﺖ ﺎن
“Apa yang Engkau kehendaki ya Allāh terjadi, meskipun aku tidak menghendakinya &
apa yang aku kehendaki kalau Engkau tidak menghendakinya maka tidak akan terjadi”
(atsar ini dikeluarkan oleh Al Lalikai didalam kitab beliau Syarhu Ushuli Itiqadi Ahli
sunnati wal Jamaah Minal kitabi wa Sunnah Wa ijmai shahabat IV-702)
Halaqah yang ke Delapan dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman
Dengan Takdir Allah Bag 5".
Diantara Cara Beriman Dengan Takdir Allāh adalah dengan mengimani tingkatan Takdir
yang ke-4 yaitu penciptaan Allāh terhadap sesuatu, maksudnya Allāh Subhānahu wa
Ta’āla adalah Pencipta segala sesuatu yang ada di Langit maupun yg ada di Bumi (sifat-
sifatnya dan amalan nya)
Menciptakan pelaku dan amalan yang dilakukan
Menciptakan orang yang beriman dan keimanannya
Menciptakan orang yang kafir dan kekafirannya
Menciptakan orang yang taat dan ketaatannya
Menciptakan pelaku maksiat da kemaksiatannya
Menciptakan setiap yang bergerak & gerakannya
Dan setiap yang diam dan diamnya
Tidak ada yang mencipta selain Allāh ajja wajalla, Dia-lah Al Kholiq & selainnya adalah
makhluk, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ َ َ َ ُ
َواﻟﻠﻪ ﺧﻠﻘ ْﻢ َو َﻣﺎ ﺗ ْﻌ َﻤﻠﻮن
“Dan Allāh yang menciptakan kalian & apa yang kalian kerjakan” (Ash-Shaffat 96)
Dan Allāh berfirman:
َ ُ َ ُ
ۖ …اﻟﻠﻪ ﺧ ِﺎﻟﻖ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء
َ َ ﱠ
إن اﻟﻠﻪ ﺧﻠﻖ ﱠﻞ ﺻﺎﻧﻊ و ﺻﻨﻌﺘﻪ
188
“Sesungguhnya Allāh Dia-lah yang menciptakan setiap pelaku & apa yang dia lakukan”.
(HR Al Hakim didalam Al Mustadrak & di shahih kan oleh Syaikh Al Albani
rahimahullah)
Inilah 4 tingkatan yang barangsiapa tidak beriman dengan salah satunya maka dia tidak
beriman dengan Al Qadha dan Al Qadar.
Halaqah yang ke Sembilan dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beriman Dengan
Takdir dan Mengambil Sebab Bag 1".
Seorang yang beriman selain diperintah untuk beriman dengan Takdir Allāh juga
diperintah untuk mengambil sebab dan bertawakal kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla
dan tidak bertawakal kepada sebab tersebut. Rezeki sudah oleh Allāh ajja wajalla dan
kita diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ ُ ُْ َ ْ ْ َ ْ َُْ َْ َْ َ ُ َ ﱠ َ ُ َ َ
اﻟﺼ ة ﻓﺎﻧ ِﺸ ُﺮوا ِﻓﻲ اﻷ ْرض َواﺑﺘﻐﻮا ِﻣﻦ ﻓﻀ ِﻞ اﻟﻠ ِﻪ َواذ ُﺮوا اﻟﻠﻪ ﻛ ِﺜﻴﺮا ﻟ َﻌﻠ ْﻢ ﺗﻔ ِﻠﺤﻮن ﻓ ِﺈذا ﻗ ِﻀ ِﺖ
“Kemudian apabila sudah selesai shalat Jumat maka hendaklah kalian menyebar
dipermukaan bumi & carilah dari karunia Allāh dan perbanyaklah didalam mengingat
Allāh, semoga kalian beruntung” (Al-Jumu’ah 10)
Dan Allāh berfirman:
ُ َ َ
… ۗ …وأﺣ ﱠﻞ اﻟﻠﻪ اﻟ َﺒ ْﻴ َﻊ
ُ َ َ ُ ً ُ َ ْ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ ْ ََ
ﻷن ﺤﺘﺰ َم أﺣﺪ ْﻢ ﺣﺰ َﻣﺔ ِﻣﻦ ﺣﻄ ٍﺐ ﻓ َ ﺤ ِﻤﻠﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﻇﻬﺮ ِە ﻓ َﻴ ِ َﻌﻬﺎ ﺧ ْﻴ ٌﺮ ﻟﻪ ِﻣﻦ أن ْﺴﺄ َل َرﺟ ْﻌ ِﻄ ِﻪ أ ْو ْﻤﻨ ُﻌﻪ
“Sungguh salah seorang diantara kalian mencari satu ikat kayu bakar kemudian
mengangkatnya diatas punggungnya lebih baik daripada dia meminta orang lain baik
diberi atau tidak diberi” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu)
Dan beliau ﷺbersabda:
َ ُ َ ُ َْ ُ َ ُ ﱠ ُْ َ َ ﱠ َ َ َ ُْ ﱠ
ﻟ ْﻮ أﻧ ْﻢ ﻛﻨﺘ ْﻢ ﺗ َﻮ ﻠﻮن ﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ ﺣﻖ ﺗ َﻮ ِﻠ ِﻪ ﻟ ُﺮزﻗﺘ ْﻢ َﻤﺎ ﺗ ْﺮزق اﻟﻄ ْﻴ ُﺮ ﺗﻐﺪو ِﺧ َﻤﺎﺻﺎ َوﺗ ُﺮوح ِ ﻄﺎﻧﺎ
“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allāh niscaya kalian akan diberi
rezeki, sebagaimana burung diberi rezeki pagi-pagi mereka pergi dalam keadaan lapar
& datang di sore hari dalam keadaan kenyang” (HR At Tirmidzi dan; Ibn Majjah,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah)
189
Dan Burung didalam mencari rezeki tidak hanya berdiam diri dan berpangku tangan di
sarang nya tetapi dia pergi mencari sebab didalam mendapatkan rezeki tersebut.
Dan dahulu para Nabi alaihimus salam bekerja dan mereka adalah orang-orang yang
beriman dengan Takdir Allāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ ْ َْ َ ُ ْ ََ َ َ َ ﱠ َ ْ َُ َ ْ َ َ َْ َ َ ُْ َ َ ﱠ ﱠ
ِ …وﻣﺎ أرﺳﻠﻨﺎ ﻗ ﻠﻚ ِﻣﻦ اﻟﻤﺮﺳ ِﻠﻴﻦ ِإ ِإﻧﻬﻢ ﻟ ﺄ ﻠﻮن اﻟﻄﻌﺎم و ﻤﺸﻮن ِﻓﻲ اﻷﺳﻮ
ۗ اق
“Dan Kami tidaklah mengutus sebelummu seorang Rasul pun kecuali mereka memakan
makanan dan pergi ke pasar” (Al-Furqan 20)
Dan didalam sebuah hadits Rasulullãh ﷺbersabda:
َ َ ﱠ َ ﱠ
ﺎن ز ﺎ ﻧﺠﺎرا.
Halaqah yang Ke Sepuluh dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beriman Dengan
Takdir dan Mengambil Sebab Bag 2"
Banyak dan sedikitnya keturunan sudah ditakdirkan oleh Allāh ajja wajalla tetapi bukan
berarti seorang muslim menunggu tanpa usaha untuk mendapatkan keturunan bahkan
dia diperintahkan untuk menikah sebagai sebab & upaya untuk mendapatkan
keturunan. Rasulullãh ﷺbersabda:
َ َ ﱢ َ ُ ُ ََ
َ
اﻷﻣﻢ ﺗﺰ ﱠوﺟ ْﻮا اﻟ َﻮد ْود اﻟ َﻮﻟ ْﻮد ﻓ ِﺈﻧﻲ ُﻣ ِﺎﺛ ُﺮ ﻢ..
َ َ ُ ﱠ ﱠ َ ﱠ
اﻟﺪواء ﻓﺘﺪاووا اﻟﺪاء ﺧﻠﻖ وﺟﻞ ﺣ ﺚ ﺧﻠﻖ إن اﻟﻠﻪ ﻋﺰ
“Sesungguhnya Allāh ajja wajalla ketika menciptakan penyakit Dia juga menciptakan
obatnya, maka berobat lah kalian” (HR Ahmad dari Annas bin Malik radiallahu anhu dan
di hasan kan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah)
190
Dan beliau ﷺbersabda tentang sikap seorang muslim terhadap tho’un yaitu wabah
penyakit yang merata yang terjadi disebuah daerah
َ َ َ َ ُ ُ ُ
َ ﺗﻘﺪﻣﻮا ﻋﻠ ﻪ و ذا ُ
واﻧﺼﺮف ﻓﺤﻤﺪ اﻟﻠﻪ ﻋﻤ ُﺮ
ِ
ُ وأﻧﺘﻢ ﺑﻬﺎ ﻓﻼ
ﺗﺨﺮﺟﻮا ﻓﺮارا ﻣﻨﻪ ِ وﻗﻊ ﺄرض ِ إذا ﺳﻤﻌﺘﻢ ِ ﻪ ﺄرض ﻓﻼ
“apabila kalian mendengar tho’un di sebuah daerah, maka janganlah kalian datang
kesana & apabila terjadi disebuah daerah sedangkan kalian berada disana maka kalian
jangan keluar dari daerah tersebut karena lari dari nya” (HR Al Bukharidan Muslim)
Kematian juga musibah sudah ditakdirkan oleh Allāh ajja wa jalla dan kita
diperintahkan untuk mengambil sebab keselamatan.
Dahulu Rasulullãh ﷺbersama keimanan beliau yg dalam tentang masalah takdir beliau
berperang memakai baju perang, menggunakan senjata, mengatur siasat perang,
mengatur pasukan dll. Dan ini semua menunjukkan bahwa selain kita diperintah
beriman dengan Takdir Allāh kita juga diperintah untuk mengambil sebab yang
diperbolehkan.
Halaqah yang Ke Sebelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beriman Dengan
Takdir dan Mengambil Sebab Bag 3".
Telah berlalu bahwa kebahagiaan & kesengsaraan telah ditakdirkan tempat seseorang
di Surga atau di Neraka telah ditakdirkan dan seorang yang beriman sebagaimana dia
diperintahkan mengambil sebab didalam perkara Dunia maka juga diperintahkan
mengambil mengambil sebab didalam perkara² Akhirat.
Seorang yang beriman diperintahkan mengambil sebab mendapatkan kebahagiaan di
akhirat dan mengambil sebab keselamatan dari azab.
Sebab mendapatkan kebahagiaan di akhirat dan keselamatan dari azab di akhirat
adalah Beriman dengan syariat Allāh dengan cara menjalankan perintah, menjauhi
larangan, membenarkan kabar² Allāh ajja wa jalla, mengimani janji pahala, dan juga
mengimani ancaman² terhadap dosa.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ُ َ َ ُ َ ُ َ ﱠ َ َ َ ﱠ َ َ َُ َ
ﺎت أوﻟ ٰ ِﺌﻚ أ ْﺻﺤﺎب اﻟﺠﻨ ِﺔ ۖ ﻫ ْﻢ ِﻓﻴﻬﺎ ﺧ ِﺎﻟﺪون
ِ واﻟ ِﺬﻳﻦ آﻣﻨﻮا وﻋ ِﻤﻠﻮا اﻟﺼ ِﺎﻟﺤ
َ
“Dan orang² yang beriman dan beramal shaleh mereka lah penduduk Surga, mereka
kekal didalamnya” (Al-Baqarah 82)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ُ َ َ َ َ َ َ َ َْ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ُ َ ﱠ ُْ ُ ُ ََ َ ُ ْ َ َ ُ ُ ُ َ
ﺎت ﺗﺠﺮي ِﻣﻦ ﺗﺤ ِﺘﻬﺎ اﻷﻧﻬ ُﺎر ﺧ ِﺎﻟ ِﺪﻳﻦ ِﻓﻴﻬﺎ ۚ َوذ ٰ ِﻟﻚ اﻟﻔ ْﻮز اﻟ َﻌ ِﻈ ُﻢ ٍ ِﺗﻠﻚ ﺣﺪود اﻟﻠ ِﻪ ۚ وﻣﻦ ِﻄﻊ اﻟﻠﻪ ورﺳﻮﻟﻪ ﺪ ِﺧﻠﻪ ﺟﻨ
ٌ ٌ َ َُ َ َ َ ُ ُْ ُ َ ُ ُ ُ ََ ﱠ َ َ ْ
َو َﻣﻦ ْﻌﺺ اﻟﻠﻪ َو َر ُﺳﻮﻟﻪ َو ﺘ َﻌﺪ ﺣﺪودە ﺪ ِﺧﻠﻪ ﻧﺎرا ﺧ ِﺎﻟﺪا ِﻓﻴﻬﺎ َوﻟﻪ ﻋﺬاب ُﻣ ِﻬﻴﻦ
“itulah batasan² Allāh dan barangsiapa yang mentaati Allāh dan RasulNya, Allāh akan
memasukkan dia kedalam Surga yang mengalir dibawah nya sungai² mereka kekal
191
didalamnya dan yang demikian adalah keberuntungan yang sangat besar dan
barangsiapa yang bermaksiat kepada Allāh dan RasulNya dan melanggar batasan² Allāh
maka Allāh memasukkan dia kedalam Neraka dan dia akan mendapatkan azab yang
menghinakan” (An-Nisa’ 14]
Para shahabat Nabi ﷺketika dikabarkan oleh Nabi ﷺbahwa tidak ada sebuah jiwa
kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga dan neraka, mereka bertanya:
ﱠ َ
ﻧﻌﻤﻞ ؟ أﻓﻼ ﻧﺘ ِ ُﻞ ؟
ُ َ
ﻓﻠﻢ اﻟﻠﻪ
ِ ﺎ رﺳﻮل
“Wahai Rasulullãh, untuk apa kita beramal? Mengapa kita tidak pasrah saja”
Beliau ﷺmenjawab dengan jawaban yang ringkas:
ُ َ ُ َ َ ْ
ﻻ اﻋ َﻤﻠﻮا ﻓ ﱞﻞ ُﻣ ﱠﺴ ٌﺮ ِﻟ َﻤﺎ ﺧ ِﻠﻖ ﻟﻪ
“Tidak demikian, akan tetapi beramal lah kalian karena masing-masing akan
dimudahkan melakukan apa yang dia diciptakan untuknya” (HR Al Bukhari dan
Muslim)
Beliau ﷺbersabda:
ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ََْ َ َ ْ ْ
اﺳﺘ ِﻌﻦ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ َو ﺗ ْﻌ ِﺠﺰاﺣﺮص ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻳﻨﻔﻌﻚ و
“Hendaklah engkau melakukan apa yang bermanfaat untukmu dan memohon lah
pertolongan kepada Allāh & jangan engkau merasa lemah” (HR Muslim)
Dari dalil-dalil diatas kita mengetahui bahwa seorang yang beriman diperintahkan
untuk beriman dengan Takdir Allāh dan diperintahkan untuk beriman dengan syariat
Allāh.
Halaqah yang Ke dua belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Aliran Sesat Yang
Menyimpang Di Dalam Masalah Takdir".
Diantara Aliran sesat yang menyimpang di dalam masalah Takdir adalah aliran Al
Majusiah yaitu aliran yang mengikuti jalan orang-orang Majusi. Mereka adalah orang-
orang yang beriman dengan syariat akan tetapi mendustakan takdir Allāh, ada diantara
mereka yang mengingkari ilmu Allāh dan mengatakan bahwa Allāh tidak mengetahui
sesuatu kecuali setelah terjadinya dan diantara mereka yang mengingkari keumuman
Masyiah Allāh dan penciptaanNya, mereka berkata:
“Allāh yang mencipta manusia dan manusia lah yg menciptakan amalannya sendiri”
Dan mereka berkata:
“Bahwa amalan manusia adalah dengan kehendak manusia semata & tidak ada
hubungan sama sekali dengan kehendak Allāh”
192
Sehingga mereka dinamakan Al-Majusiah karena orang-orang Majusi meyakini bahwa
pencipta ada 2 yaitu Pencipta kebaikan, Pencipta keburukan.
Dan diantara aliran yang sesat didalam masalah takdir adalah aliran Al-Musyrikiyah
yaitu aliran yang mengikuti jalan orang-orang Musyrikin.
Mereka mengakui takdir Allāh tetapi mengingkari syariat Allāh dan tidak mengikutinya.
Dinamakan Al-Musyrikiyah karena orang-orang Musyrikin mengakui takdir Allāh &
tidak mau mengikuti syariat Allāh yang intinya adalah Tauhid.
Allāh berfirman tentang mereka:
َ ْ َ َ َ َُ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ ُ …ﺳ َ ُﻘ
ۚ ﻮل اﻟ ِﺬﻳﻦ أﺷ َﺮ ﻮا ﻟ ْﻮ ﺷ َﺎء اﻟﻠﻪ َﻣﺎ أﺷ َﺮ ﻨﺎ َو آ ﺎؤﻧﺎ َو ﺣ ﱠﺮ ْﻣﻨﺎ ِﻣﻦ ﺷ ْﻲ ٍء َ
Halaqah yang Ke tiga belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Dua Macam
Iradah Atau Keinginan Allāh"
Diantara perkara yang penting dipahami oleh setiap muslim didalam masalah Beriman
Dengan Takdir Allāh bahwa Iradah atau keinginan Allāh ada dua macam
1. Iradah Kauniah Qodariah
Yaitu keinginan Allāh yang berkaitan dengan penciptaan dan kejadian² yang
ditakdirkan oleh Allāh ajja wajalla, seperti
- Keinginan Allāh menciptakan manusia & hewan
- Menciptakan orang yang taat & orang yang berbuat maksiat
- Menciptakan ketaatan dan kemaksiatan , dll
Dalil Iradah Kauniah adalah firman Allāh ajja wajalla :
ُ َ ْ ُ َ َُ ْ ْ َ َ َ َ ُ ُْ َ ﱠ
ﻮل ﻟﻪ ﻛﻦ ﻓ َ ﻮن ِإﻧﻤﺎ أﻣﺮە ِإذا أراد ﺷ ﺌﺎ أن ﻘ
ُ ُ َْ َ ﱠ
… ِإن اﻟﻠﻪ ﻔ َﻌ ُﻞ َﻣﺎ ﻳ ﺪ
193
“Sesungguhnya Allāh melakukan apa yang Dia inginkan” (Al-Hajj : 14)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ُ َ ﱠ َ َ ُ ْ ْ َ ُ ُ ْ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ ْ ْ َ ُ َ َْ ْ ُ ُ ْ َ
ﻓ َﻤﻦ ﻳﺮ ِد اﻟﻠﻪ أن ﻳﻬ ِﺪ ﻪ ﺸ َﺮح َﺻﺪ َرە ِﻟ ِﻺ ْﺳ ِم ۖ َو َﻣﻦ ﻳﺮد أن ِﻀﻠﻪ ﺠ َﻌ ْﻞ َﺻﺪ َرە ﺿ ﱢ ﻘﺎ ﺣ َﺮﺟﺎ ﺄﻧ َﻤﺎ ﱠﺼ ﱠﻌﺪ ِﻓﻲ
ۚ …اﻟﺴ َﻤ ِﺎء
ﱠ
“Barangsiapa yang Allāh inginkan untuk diberi hidayah maka Allāh lapangkan dada nya
untuk menerima Islām & barangsiapa yang Allāh inginkan untuk disesatkan maka Allāh
akan menjadikan dadanya sempit lagi sesat seperti ketika dia berusaha naik keatas.. ”
(Al-An’am : 125)
Dan masiyah /kehendak Allāh yg disebutkan didalam Halaqah yang ke-7 adalah nama
lain dari Iradah Kauniah Qodariah.
2. Iradah Qodariah Sar-iyyah Diniyyah
Yaitu keinginan Allāh yang berkaitan dengan syariat agama Allāh turunkan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla menginginkan manusia mengikuti syariat-Nya & agama Nya,
menginginkan mereka menjalankan perintah Allāh & menginginkan mereka
meninggalkan larangan Allāh. Dalil Iradah Syariyah Diniyyah diantaranya Firman Allāh
ajja wajalla:
ْ َ ُ َ ﱢ ْ َ ْ ُ ُْ َ َْ ُ ﱢ ُ ُ ﱠ
ﺲ أﻫ َﻞ اﻟ َﺒ ْ ِﺖ َو ﻄﻬ َﺮ ْﻢ ﺗﻄ ِﻬﻴﺮا ِإﻧ َﻤﺎ ﻳ ﺪ اﻟﻠﻪ ِﻟ ﺬ ِﻫﺐ ﻋﻨ ﻢ اﻟﺮﺟ
َ َ َُ ْ ُ ُ ُ َ
…واﻟﻠﻪ ﻳ ﺪ أن ﻳﺘﻮب ﻋﻠ ْ ْﻢ
“Allāh Subhānahu wa Ta’āla berkata kepada penduduk Neraka yang paling ringan azab
nya di hari kiamat, seandainya engkau memiliki seluruh apa yang ada dibumi apakah
engkau akan menebus dengan nya? Maka dia berkata : Iya Maka Allāh berkata Aku
menginginkan dirimu yang lebih ringan dari pada ini, sedangkan engkau saat itu berada
di dalam sulbi adam yaitu supaya engkau tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka
engkau pun enggan, kecuali menyekutukan diri Ku” (HR Bukhari dan Muslim)
194
Halaqah yang Ke Empatbelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Perbedaan
Antara Iradah Kauniyah Qadariah dan Iradah Syar’iyyah Dinniyah"
Perbedaan Antara Iradah Kauniyah Qadariah dan; Iradah Syar’iyyah Dinniyah
diantaranya:
1. Iradah Kauniyah melajimkan terjadinya apa yang diinginkan oleh Allāh,
Misalnya Allāh menginginkan menciptakan Matahari maka tercipta lah Matahari,
sedangkan Iradah Syar’iyyah maka tidak melajimkan terjadinya apa yang Allāh
inginkan, seperti secara syariat Allāh menginginkan ke Islām an Abu Lahab tetapi hal
tersebut tidak terjadi.
2. Bahwa Iradah Kauniyah tidak melajimkan apa yang Allāh inginkan tersebut dicintai
oleh Allāh akan tetapi terkadang kejadiannya ada yg dicintai oleh Allāh, misal:
Keimanan orang yang beriman
Dan terkadang ada yang kejadiannya tidak dicintai oleh Allāh seperti kemaksiatan.
Adapun Iradah Syar’iyyah maka kejadiannya pasti sesuatu yang dicintai oleh Allāh
seperti keimanan orang yang beriman, ketaatan orang yang taat dll.
3. Iradah Kauniyah tidak melajimkan bahwa itu diperintah oleh Allāh, sedangkan Iradah
Syar’iyyah melajimkan bahwa hal tersebut diperintahkan oleh Allāh artinya setiap yang
diinginkan oleh Allāh secara syariat berarti dia diperintahkan
Halaqah yang Ke Limabelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beberapa Contoh
Keadaan Yang Berkaitan Dengan Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah".
Halaqah yang Ke-16 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Aliran Yang
Menyimpang Di Dalam Masalah Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah"
Aliran Yang Menyimpang Di Dalam Masalah Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah
adalah Al Qodariah
Al Jabriyah, Mereka tidak membedakan antara Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah,
mereka menganggap bahwa semua yang terjadi adalah dicintai oleh Allāh.
Adapun Al Qodariah mereka menganggap bahwa setiap yang diinginkan oleh Allāh pasti
dicintai oleh Allāh dan yg tidak Allāh cintai dan ridhoi berarti terjadi tidak dengan
keinginan Allāh dan tidak diciptakan oleh Allāh dan diantara yg tidak dicintai oleh Allāh
adalah Kekafiran dan kemaksiatan
Dengan demikian kekafiran dan kemaksiatan tidak diciptakan oleh Allāh karena Allāh
tidak mencintainya, kemudian akhirnya mereka menyimpulkan bahwa seluruh amalan
makhluk semuanya bukan dengan Iradah dan penciptaan Allāh tetapi dengan Iradah
makhluk tersebut tanpa campur tangan Iradah Allāh dan penciptaan Allāh.
Dan adapun Al Jabriyah maka mereka mengatakan bahwa semua yang terjadi adalah
dengan Iradah dan penciptaan Allāh dan setiap yang diinginkan oleh Allāh dan
diciptakan pasti dicintai oleh Allāh dan kekufuran serta kemaksiatan diciptakan oleh
Allāh berarti kekufuran dan kemaksiatan dicintai oleh Allāh ajja wajalla.
Dengan demikian kita mengetahui bahwa orang-orang Al Qodariah tersesat karena
meyakini terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan oleh Allāh didalam kerajaan Allāh
dan mereka benar ketika mengatakan kalau Allāh tidak mencintai kekafiran dan
kemaksiatan dan kita mengetahui bahwa orang-orang Al Jabriyah tersesat karena
meyakini bahwa kekufuran dan kemaksiatan di cintai oleh Allāh dan mereka benar
ketika meyakini bahwa Allāh yang mentakdirkan itu semua.
Adapun Ahlus Sunnah maka Allāh memberikan petunjuk kepada mereka, mereka
meyakini bahwa Allāh mentakdirkan segala sesuatu termasuk kekafiran & kemaksiatan,
Dan Allāh tidak mencintai kekafiran dan kemaksiatan.
Dari keterangan diatas diketahui dua subhat Al Qodariah dan Al Jabriyah, satu yaitu
mereka tidak membedakan antara dua Iradah Allāh dan meyakini bahwa setiap yang
diciptakan oleh Allāh berarti dicintai oleh Allāh, padahal tidak semua yang diciptakan
oleh Allāh dicintai oleh Allāh ajja wajalla.
Halaqah yang Ke-17 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Peran Doa Didalam
Beriman Dengan Takdir Allāh"
Takdir telah tertulis, akan tetapi bukan berarti seseorang meninggalkan berdoa kepada
Allāh berdoa adalah bagian dari mengambil sebab yang diperintahkan untuk
mendapatkan kebaikan Dunia maupun kebaikan Akhirat.
196
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ َو َﻗ
ْ ﺎل َر ﱡ ُﻢ ْاد ُﻋﻮﻧﻲ أ ْﺳ َﺘﺠ
ۚ ﺐ ﻟ ْﻢ ِ ِ
“Dan berkata Rabb kalian, hendaklah kalian berdoa kepada Ku niscaya Aku akan
mengabulkan untuk kalian” (Ghafir : 60)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ﺎن
َ َ َ ُ َ ْ َ َ ﱠ ٌ َ َﱢ َ ﱢ َ َ َ َ َ
ِ …و ِ ذا ﺳﺄﻟﻚ ِﻋ ِﺎدي ﻋﻨﻲ ﻓ ِﺈﻧﻲ ﻗ ﺐ ۖ أ ِﺟ ﺐ دﻋﻮة اﻟﺪاع ِإذا دﻋ
” Doa itu adalah Ibadah” (HR Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasai dan Ibn Majjah)
Dan Rasulullãh ﷺbersabda:
Halaqah yang Ke-18 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Kapan seseorang boleh
beralasan dengan Taqdir"
Takdir dijadikan Hujjah dan alasan didalam musibah dan bencana dan tidak boleh
dijadikan Hujjah / alasan didalam dosa dan kemaksiatan.
Ketika musibah seseorang mengatakan "ini adalah takdir Allāh” dan “ini adalah dengan
izin Allāh” Atau mengatakan “apa yang Allāh kehendaki pasti terjadi”
197
Maka hal ini akan membawa ketenangan dan kebaikan pada dirinya. Allāh Subhānahu
wa Ta’āla berfirman:
َ َ ُ ُ َ َْ ْ ُْ ْ ْ ﱠ ْ َ
() َﻣﺎ أ َﺻﺎب ِﻣﻦ ُﻣ ِﺼ َ ٍﺔ ِإ ِﺑ ِ ذ ِن اﻟﻠ ِﻪ ۗ َو َﻣﻦ ﻳﺆ ِﻣﻦ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ ﻳﻬ ِﺪ ﻗﻠ َ ﻪ ۚ َواﻟﻠﻪ ِ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻋ ِﻠ ٌﻢ
“Tidaklah menimpa sebuah musibah kecuali dengan izin Allāh & barangsiapa yang
beriman kepada Allāh maka Allāh akan memberikan petunjuk kepada dirinya dan Allāh
Maha Mengetahui segala sesuatu” (At-Taghabun : 11)
Dan Nabi ﷺbersabda:
َ ُ ََْ َ ﱠ َ َ ََُ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ َ ٌ َ َُ ْ ْ ﱢ
ﻓ ِﺈن ﻟ ْﻮ ﺗﻔﺘﺢ ﻋ َﻤ َﻞ, اﻟﻠﻪ َو َﻣﺎ ﺷ َﺎء ﻓ َﻌ َﻞ
ِ ﻗﺪر: وﻟ ِ ﻦ ﻗﻞ, ﻟﻮ أﻧﻲ ﻓﻌﻠﺖ ﻛﺬا ﻟ ﺎن ﻛﺬا و ﻛﺬا: و ِ ن أﺻﺎ ﻚ ﺷ ْﻲء ﻓﻼ ﺗﻘﻞ
َ ْ ﱠ
ﺎن
ِ اﻟﺸ ﻄ
”Dan apabila engkau tertimpa musibah maka janganlah engkau mengatakan seandainya
aku melakukan demikian niscaya akan demikian dan demikian akan tetapi ucapkanlah
ini adalah takdir Allāh dan apa yang Allāh kehendaki akan Dia lakukan karena
sesungguhnya ucapan seandainya ini membuka amalan syaitan” (HR Muslim)
Namun ketika berbuat maksiat dan di nasehati maka tidak boleh seseorang berhujjah
dengan Takdir atas maksiat yang dia lakukan kemudian dia mengatakan “saya berbuat
maksiat karena takdir Allāh” / “kalau Allāh menghendaki niscaya saya tidak berbuat
maksiat” dll.
Orang-orang Musyrikin ketika dahulu didakwahi oleh para Nabi untuk Bertauhid
mereka menolak & mereka berhujjah dengan Takdir atas kesyirikan dan kemaksiatan
yang mereka lakukan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ َ َ َ ْ ُ ْ َْْ َ ْ َ ْ ُ ََ َ َُ ََ َ ﱠ ُ ْ َ ََْ َ ُ َ َ ْ ْ َ َ َو َﻗ
وﻧ ِﻪ ِﻣﻦ ﺷ ْﻲ ٍء ۚ ﻛ ٰﺬ ِﻟﻚ ﻓ َﻌ َﻞ
ِ وﻧ ِﻪ ِﻣﻦ ﺷﻲ ٍء ﻧﺤﻦ و آ ﺎؤﻧﺎ و ﺣﺮﻣﻨﺎ ِﻣﻦ د
ِ ﻦد ﺎل اﻟ ِﺬﻳﻦ أﺷ َﺮ ﻮا ﻟﻮ ﺷﺎء اﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻋ ﺪﻧﺎ ِﻣ
ُ ُ َ ﱠ ﻳﻦ ﻣ ْﻦ َﻗ ْ ﻠﻬ ْﻢ ۚ َﻓ َﻬ ْﻞ َﻋﻠﻰ ﱡ
اﻟﺮ ُﺳ ِﻞ ِإ اﻟ َ غ اﻟ ُﻤ ِﺒﻴﻦ
َ
ِِ ِ اﻟ ِﺬ
“Dan berkata orang-orang musyrikin seandainya Allāh menghendaki niscaya kami tidak
menyembah selain Allāh sedikit pun kami dan bapak² kami dan niscaya kami tidak
mengharamkan sedikit pun demikianlah orang-orang sebelum mereka maka tidak ada
kewajiban atas rasul kecuali menyampaikan dengan jelas” (An-Nahl : 35)
Adapun ucapan Nabi Adam alaihi salam yang disebutkan didalam hadits
َ ُ ﻓﻘﺎل ﻟ ُﻪ
َ ﱠ َ َ ُ َ ُ َ َ ﻓﻘﺎل ﻟ ُﻪ
َ ﱠ
ُ اﺣﺘﺞ
أﻧﺖ ﻣﻮﺳﻰ: آدم أﻧﺖ آدم اﻟﺬي أﺧﺮﺟﺘﻚ ﺧﻄﻴ ﺘﻚ ﻣﻦ اﻟﺠﻨ ِﺔ ؟: ﻣﻮﺳﻰ ، آدم وﻣﻮﺳﻰ
ُ ُ
رﺳﻮل اﻟﻠ ِﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ﻪ
َ ﻠﻮﻣﻨﻲ ﻋﻠﻰ أﻣﺮ ُﻗ ﱢﺪ َر ﱠ
ﻋﻠﻲ ﻗ َﻞ أن أﺧﻠﻖ؟ ﻓﻘﺎل ُ َﺗ، ﺛﻢ ﱠ، اﺻﻄﻔﺎك اﻟﻠ ُﻪ ﺑﺮﺳﺎﻟﺘﻪ و ﻼﻣﻪ
ِ ِ
َ
اﻟﺬي
َ ُ ﱠ
ﻓﺤﺞ آدم ﻣﻮﺳﻰ: وﺳﻠﻢ
“Adam dan Musa saling berhujjah, maka berkata Musa _engkau adalah Adam yg dosa mu
telah mengeluarkanmu dari surga berkata Adam engkau adalah Musa yang Allāh telah
memilih mu sebagai seorang Rasul dan memilih mu sebagai manusia yang pernah diajak
198
bicara oleh Allāh, kemudian engkau mencela ku atas sebuah perkara yang telah di
takdirkan untuk ku sebelum aku diciptakan_ maka Rasulullãh ﷺbersabda Adam telah
mengalahkan Musa dalam berhujjah (HR Al Bukhâri dan Muslim)
Beliau ﷺmengucapkannya dua kali.
Maka perlu diketahui bahwa Nabi Adam alaihi salam didalam hadits ini tidak berhujjah
dengan Takdir atas dosa yang beliau lakukan akan tetapi beliau berhujjah dengan
Takdir atas musibah yang menimpa beliau dan keturunan beliau, yaitu musibah
keluarnya beliau dari surga yang efek nya juga dirasakan oleh keturunan beliau 'alayhi
salam.
Halaqah yang Ke-19 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Makna Ucapan
Rasulullãh “ ﷺKejelekan Tidak Kepadamu”
Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan segala sesuatu yang bermanfaat maupun
yang memudhoroti, yang baik maupun yang buruk. Adapun sabda Nabi ﷺdidalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
واﻟﺸﺮ ﻟ ﺲ إﻟ ﻚ
Maka hadits ini tidak menunjukkan bahwa kejelekan tidak dicipta oleh Allāh. Para
ulama telah menjelaskan bahwa makna hadits ini :
1. Ini adalah bentuk adab kita kepada Allāh ajja wajalla. Tidak boleh kita berkata “wahai
Yang Menciptakan kejelekan” / “Wahai Pencipta Babi”. Meskipun Allāh Subhānahu wa
Ta’āla Dia-lah Yang Menciptakan itu semua.
2. Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak menciptakan secara murni kejelekan. Kejelekan
yang Allāh ciptakan pasti ada hikmahnya, dilihat dari sisi hikmah inilah kejelekan yang
menimpa manusia tersebut adalah baik dipandangan Allāh 'azza wa jalla, maka tidak
boleh disandarkan kejelekan kepada Allāh 'azza wa jalla.
Misalnya Allāh mentakdirkan rezeki ada diantara manusia yang diluaskan rezekinya
dan ada yg disempitkan, disempitkan dengan hikmah dan di luaskan dengan hikmah.
Diantara hikmah di sempitkan rezeki seseorang adalah supaya dia tidak berlebihan di
dunia supaya dia banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Allāh dan diantara
hikmahnya adalah supaya terjadi saling membutuhkan antara orang yang kaya dan
orang yang miskin.
3. Ada diantara ulama yang mengatakan bahwa makna ucapan Nabi “ﷺkejelekan tidak
di sandarkan kepadamu” maksudnya tidak boleh bertaqarrub kepada Allāh dengan
kejelekan.
4. Ada diantara Ulama yang mengatakan bahwa maknanya kejelekan tidak akan sampai
kepada Allāh, tetapi kebaikan itulah yang akan sampai kepada Allāh. Penyandaran
199
kejelekan didalam dalil tidak dilakukan secara khusus kepada Allāh tetapi terkadang
dengan Penyandaran umum , seperti firman Allāh 'azza wa jalla :
َ ُ َ ُ
ۖ …اﻟﻠﻪ ﺧ ِﺎﻟﻖ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء
َ َ َ ْ
ِﻣﻦ ﺷ ﱢﺮ َﻣﺎ ﺧﻠﻖ
َ ُ ﱡ َ َْ ْ َ َ َْ َ ﱠ
َوأﻧﺎ ﻧﺪري أﺷ ﱞﺮ أر ﺪ ِ َﻤﻦ ِﻓﻲ اﻷ ْرض أ ْم أ َراد ِﺑ ِﻬ ْﻢ َر ـﻬ ْﻢ َرﺷﺪا
“Dan sesungguhnya kami (bangsa Jin) tidak mengetahui apakah kejelekan yang
diinginkan terhadap penduduk bumi ataukah Rabb mereka menginginkan bagi
penduduk bumi kebaikan” (Al-Jinn 10)
Halaqah yang Ke-20 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Amalan Hamba /
Ikhtiariyah Menurut Ahlus Sunnah”
َ َ َ َ ُ
َواﻟﻠﻪ ﺧﻠﻘ ْﻢ َو َﻣﺎ ﺗ ْﻌ َﻤﻠﻮن
“Dan Allāh yang Menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan” (Ash-Shaffat : 96)
Dan Rasulullãh ﷺbersabda:
َ ﱠ
َ اﻟﻠﻪ ﺻﺎﻧ ُﻊ ﱢﻞ ﺻﺎﻧﻊ و َﺻ
ﻨﻌ ِﺘ ِﻪ ِ ِ إن
200
“Sesungguhnya Allāh Yang Menciptakan setiap pelaku & apa yang dia lakukan” (HR Al
Hakim, Hasan didalam Al Mustadrak)
Dan Ahlus Sunnah meyakini bahwa para hamba merekalah pelaku dari apa yang
mereka amalkan, Allāh yang Menciptakan keimanan & kekafiran dan seorang hamba
dialah yang beriman dan dialah yang kafir. Allāh menciptakan ketaatan dan
kemaksiatan dan hamba dialah yang taat dan dialah yg bermaksiat.
Allāh menciptakan shalat & puasa dan hamba lah yang melakukan shalat & dialah yang
melakukan puasa, bukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menjadi pelaku itu semua,
sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Al Jabriyyah. Allāh berfirman:
“Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupaya
hal-hal yang menyejukan mata mereka sebagai balasan atas apa yang mereka amalkan”
(As-Sajadah : 17)
Di dalam ayat ini Allāh mengabarkan bahwa amal yang dilakukan para hamba adalah
sebab mereka mendapatkan kenikmatan di Surga, menunjukkan bahwa pelaku amalan
tersebut adalah hamba dan bukan Allāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan para hamba kudrah atau kemampuan
sebagaimana firman Allāh”
َ ﱠ َْ ُ ُ َ ُ ﻠ..
ۚ ﻒ اﻟﻠﻪ ﻧﻔﺴﺎ ِإ ُو ْﺳ َﻌﻬﺎ
“Allāh tidak membebani sebuah jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya” (Al-
Baqarah 286)
Dan Allāh juga memberikan mereka Iradah /keinginan. Allāh-lah yang Menciptakan
Iradah pada diri mereka dan Iradah mereka dibawah Iradah Allāh Subhānahu wa Ta’āla,
Allāh berfirman:
َ َ ْ ْ َ ْ َ ُ ﱡ َ َ ْ َ ﱠ َ َ
ﻟ َﻤﻦ ﺷ َﺎء ِﻣﻨ ْﻢ أن ْﺴﺘ ِﻘ َﻢ,ِ َو َﻣﺎ ﺸ ُﺎءون ِإ أن ﺸ َﺎء اﻟﻠﻪ َرب اﻟ َﻌﺎﻟ ِﻤﻴﻦ
“bagi siapa diantara kalian yang ingin istiqomah dan tidaklah kalian menghendaki
istiqomah kecuali dengan kehendak Allāh Rabb semesta alam” (At-Takwir 28,29)
Ini semua menunjukkan tentang ucapan bathil nya Al Jabriyyah bahwa hamba dipaksa
melakukan ketaatan atau kemaksiatan tidak ada pilihan bagi mereka, mereka tidak
memiliki qudrah & iradah keadaan mereka seperti gerakan pohon yang tertiup angin
mengikuti kemana arah angin tersebut.
Halaqah yang Ke-21 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Hidayah Taufik &
Kesesatan menurut Ahlus Sunnah “
201
Hidayah terbagi menjadi dua
1. Hidayatul Irsyad, Yaitu Bimbingan dan arahan menuju jalan yang benar.
Hidayah jenis ini dimiliki para Nabi dan orang-orang yang mengikuti para Nabi dari
kalangan para dai, karena mereka membimbing dan mengarahkan manusia kepada
jalan Allāh. Allāh berfirman:
َ َْ َ َ ﱠ
…اط ُﻣ ْﺴﺘ ِﻘ ٍﻢ َ
ٍ ۚ و ِ ﻧﻚ ﻟﺘﻬ ِﺪي ِإﻟ ٰﻰ ِﺻﺮ
“Dan sesungguhnya engkau sungguh² memberikan hidayah kepada jalan yang lurus”
(Asy-Syura : 52)
Maksudnya adalah membimbing dan mengarahkan menuju jalan yang lurus.
2. Hidayatu Taufik
Yaitu pembukaan hati dan pelapangan dada untuk menerima kebenaran &
mengamalkannya. Hidayah Taufik Ini hanya dimiliki oleh Allāh tidak dimiliki oleh Nabi
dan Dai, Allāh berfirman:
َ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َْ َ ْ ْ َ َ ﱠ َْ َ َ ﱠ
ِإﻧﻚ ﺗﻬ ِﺪي َﻣﻦ أﺣ َﺒ ْ ﺖ َوﻟ ٰ ِ ﻦ اﻟﻠﻪ ﻳﻬ ِﺪي َﻣﻦ ﺸ ُﺎء ۚ َوﻫ َﻮ أﻋﻠ ُﻢ ِ ﺎﻟ ُﻤﻬﺘ ِﺪﻳﻦ
“Sesungguhnya engkau tidak memberikan kepada orang yang engkau cintai akan tetapi
Allāh lah yang memberikan hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia lebih
mengetahui siapa orang yang mendapatkan petunjuk” (Al-Qashash : 56)
Hidayah Taufik Allāh berikan kepada siapa yang dikehendaki dan kesesatan juga Allāh
berikan kepada siapa yang dikehendaki, Allāh berfirman:
َ َ ْ ْ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ
…ۚ … ۚ ﻛ ٰﺬ ِﻟﻚ ِﻀ ﱡﻞ اﻟﻠﻪ َﻣﻦ ﺸ ُﺎء َو ـﻬ ِﺪي َﻣﻦ ﺸ ُﺎء
ُ َ ََ ُ ْ ُ ْ َ
ۚ …ﻣﻦ ﻀ ِﻠ ِﻞ اﻟﻠﻪ ﻓ ﻫ ِﺎد َي ﻟﻪ
“Barangsiapa yang Allāh sesaat maka tidak akan ada yang memberikan hidayah” [QS Al-
A’raf 186]
Dan Allāh berfirman:
ْ ُ َ ُ َْ ْ َ
ۗ …و َﻣﻦ ﻳﻬ ِﺪ اﻟﻠﻪ ﻓ َﻤﺎ ﻟﻪ ِﻣﻦ ُﻣ ِﻀ ﱟﻞ
“Dan barangsiapa yang Allāh berikan hidayah maka tidak akan ada yang bisa
menyesatkan dirinya” (Az-Zumar : 37)
202
Dan Rasulullãh ﷺbersabda:
ُ َ َ َ ْ ُ َ َ ُ
َو َﻣ ْﻦ ُ ﻀ ِﻠ ْﻞ ﻓ ﻫ ِﺎد َي ﻟﻪ,َﻣ ْﻦ َﻳ ْﻬ ِﺪ ِە اﻟﻠﻪ ﻓ ُﻣ ِﻀ ﱠﻞ ﻟﻪ
“Barangsiapa yang Allāh berikan hidayah maka ada yang menyesatkan & barangsiapa
yang Allāh sesatkan maka tidak ada yang memberikan hidayah” (HR Muslim)
Allāh memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dengan karunia Nya &
anugerah Nya dan Allāh lebih mengetahui siapa diantara hamba Nya yang berhak untuk
mendapatkan petunjuk dan Allāh menyesatkan siapa yang Allāh kehendaki dengan
keadilan Nya dan Allāh lebih tahu siapa yang berhak untuk disesatkan.
Kesesatan tersebut adalah keadilan Allāh bukan kedholiman Nya, karena Allāh
Subhānahu wa Ta’āla telah menegakkan hujjah atas hamba Nya memberikan
kesempatan baginya untuk mengikuti petunjuk Allāh, diberikan akal untuk berfikir dan
memilih, diutus kepada seorang Rasul yang menjelaskan, diturunkan kepadanya kitab
dan diperlukan kepadanya jalan yang lurus.
Apabila dia adalah orang yang hiperbola akalnya atau anak yang belum baligh atau
orang yang tidur maka tidak ditulis amalannya. Rasulullãh ﷺbersabda :
“diangkat pena dari tiga golongan dari orang yang tidur sampai dia bangun, dari anak
kecil sampai dia baligh dan dari orang yang gila sampai dia berakal /sadar” (Hadīts
shahih An Nasaii & Ibn Majjah dari Aisyah radiallahu anha)
Orang yang belum sampai kepadanya risalah seorang Rasul maka tidak akan di azab,
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ً َ َ ﱢ َ َ ﱠ ﱠ
… ۗ َو َﻣﺎ ﻛﻨﺎ ُﻣ َﻌﺬ ِﺑﻴﻦ ﺣﺘ ٰﻰ ﻧ ْ َﻌﺚ َر ُﺳﻮ
“Dan Kami tidak akan mengazab sampai Kami mengutus seorang Rasul” [QS Al-Isra’ 15]
Apabila sudah sampai kepada mereka petunjuk & mereka tidak menerima serta tidak
mengamalkan & lebih memilih durhaka & maksiat kepada Allāh, maka Allāh akan
menyesatkan mereka dan ini adalah keadilan bukan kezaoliman, Allāh Subhānahu wa
Ta’āla berfirman:
َ َ َ َﱠُ َ ﱠ ُ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ﱠ َ ُ َ
َو َﻣﺎ ﺎن اﻟﻠﻪ ِﻟ ُ ِﻀ ﱠﻞ ﻗ ْﻮﻣﺎ ْﻌﺪ ِإذ ﻫﺪاﻫ ْﻢ ﺣﺘ ٰﻰ ﻳ َﺒ ﱢﻴﻦ ﻟﻬ ْﻢ َﻣﺎ ﻳﺘﻘﻮن ۚ ِإن اﻟﻠﻪ ِ ﱢﻞ ﺷ ْﻲ ٍء ﻋ ِﻠ ٌﻢ
“Dan tidaklah Allāh menyesatkan sebuah kaum setelah memberikan petunjuk kepada
mereka sampai Allāh menjelaskan kepada mereka apa yang mereka taqwai ,
sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu” (At-Taubah : 115)
Di dalam ayat ini Allāh menjelaskan bahwasanya Allāh menyesatkan mereka setelah
mereka tidak menerima petunjuk Allāh yang sampai kepada mereka.
203
Halaqah yang Ke-22 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh ”Hidayah Taufik dan
Kesesatan menurut Ahlus Sunnah “
Telah Menyimpang didalam masalah ini 2 aliran Al Qodariah dan Al Jabirriyyah, adapun
Al Qodariah, mereka meyakini bahwa Allāh bukanlah yang memberikan hidayah Taufik
dan Allāh bukanlah yang menyesatkan dan mereka mengatakan bahwa makna Allāh
memberikan hidayah yg datang didalam dalil seperti dalam firman Allāh
َ َ ْ َْ َ ََ ﱠ
… …وﻟ ٰ ِ ﻦ اﻟﻠﻪ ﻳﻬ ِﺪي َﻣﻦ ﺸ ُﺎء
“Akan tetapi Allāh memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki” (Al-Qashash :
56)
Adalah penamaan orang tersebut dengan orang yang mendapatkan hidayah & mereka
mengatakan bahwa maksud Allāh menyesatkan seperti yang datang didalam firman
Allāh 'azza wa jalla
َ َ ْ ُ ُ َ َ
…ۚ …ۚ ﻛ ٰﺬ ِﻟﻚ ِﻀ ﱡﻞ اﻟﻠﻪ َﻣﻦ ﺸ ُﺎء
…ﺎن َ ْ ْ َ َ ْ ْ ْ َ ُ َ ُ ﱡ َ
ِ ۖ ِﻞ اﻟﻠﻪ ﻤﻦ ﻋﻠ ﻢ أن ﻫﺪا ﻢ ِﻟ ِﻺ ﻤ..
“akan tetapi Allāh memberikan anugerah kepada kalian dengan memberikan hidayah
kepada keimanan” (Al-Hujurat : 17)
Seandainya maksud Allāh memberikan hidayah adalah hanya penamaan pelaku nya
dengan orang yang mendapatkan hidayah maka ini tidak dinamakan dengan karunia
dan anugerah karena seandainya ini adalah karunia /anugerah, maka kita sebagai
makhluk juga memberikan karunia dan anugerah sebab kitapun sebagai makhluk juga
menamakan orang tersebut sebagai orang yang mendapatkan hidayah.
Adapun Al Jabariyyah maka mereka meyakini bahwa Allāh memaksa mereka tidak
memberikan mereka kehendak, tidak memberikan mereka kemampuan, menghalangi
mereka dari sebab² mendapatkan petunjuk dan ini juga bertentangan dengan dalil-dalil
yang telah berlalu yang menunjukkan bahwa seorang hamba diberi kehendak dan
kemampuan diberi kesempatan memilih dan ditunjukkan kepadanya jalan yang lurus.
204
Halaqah yang Ke-23 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh ”Buah Beriman Dengan
Takdir Allāh Bagian 1″
، وﻣﺎ أﺧﻄﺄك ﻟﻢ ﻜﻦ ﻟ ﺼ ﻚ،ﺎ ﺑﻨﻲ إﻧﻚ ﻟﻦ ﺗﺠﺪ ﻃﻌﻢ اﻹ ﻤﺎن ﺣﺘﻰ ﺗﻌﻠﻢ أن ﻣﺎ أﺻﺎ ﻚ ﻟﻢ ﻜﻦ ﻟ ﺨﻄﺌﻚ
“Wahai anakku sesungguhnya engkau tidak akan merasakan lezatnya hakikat keimanan
sampai engkau meyakini bahwa apa yang menimpamu tidak akan luput darimu & apa
yang luput darimu tidak akan menimpamu” (diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibn
Majjah)
2. Membuahkan keberanian, keyakinan, tawakal dan bergantung hanya kepada Allāh,
karena dia meyakini bahwa tidak akan menimpa dia kecuali apa yang sudah Allāh tulis,
Allāh berfirman:
“Katakanlah tidak akan menimpa kami kecuali yang sudah Allāh tentukan untuk kami,
Dia-lah penolong kami dan hanya kepada Allāh lah orang-orang yang beriman
bertawakal” (At-Taubah : 51)
3. Membuahkan akhlak yang mulia, seperti kedermawan karena apabila seseorang
mengetahui bahwa kekayaan & kemiskinan dengan Takdir Allāh dia tidak akan takut
berinfak fi sabilillah.
4. Membuahkan rasa syukur ketika mendapatkan nikmat , menyadarkan kenikmatan
tersebut kepada Allāh, karena Dia-lah yang mentakdirkan, Allāh Subhānahu wa Ta’āla
berfirman:
َ َ ْ َ
ۖ …و َﻣﺎ ِ ْﻢ ِﻣﻦ ِﻧ ْﻌ َﻤ ٍﺔ ﻓ ِﻤﻦ اﻟﻠ ِﻪ
“Dan nikmat apa saja yang ada pada kalian maka itu adalah dari Allāh ” (An-Nahl : 53)
5. Membuahkan petunjuk dan kesabaran ketika mendapatkan musibah, Allāh
berfirman:
َ َ َ َ ْ َ َ ﱠ َ ْ
ﺎب ِﻣﻦ ﻗ ْ ِﻞ أن ﻧ ْﺒ َﺮأﻫﺎ ۚ ِإن ذ ٰ ِﻟﻚ ﻋﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ ِﺴﻴ ٌﺮ
َ ْ ﱠ ُْ ََ َْ ْ َ ُ ْ َ َ َ
ٍ ﻣﺎ أﺻﺎب ِﻣﻦ ﻣ ِﺼ ٍﺔ ِﻓﻲ اﻷرض و ِﻓﻲ أﻧﻔ ِﺴ ﻢ ِإ ِﻓﻲ ِﻛﺘ
“Musibah apa saja yang menimpa baik dibumi maupun pada diri² kalian kecuali sudah
ditulis di dalam sebuah kitab sebelum Kami menjadikannya, sesungguhnya yang
demikian adalah sangat mudah bagi Allāh”. (Al-Hadid : 22)
205
6. Semakin kuat keimanan seseorang dengan Takdir Allāh maka akan semakin kuat
tauhid nya, karena iman dengan Takdir adalah bagian dari iman dengan Rububiyah
Allāh, yang konsekuensi nya adalah tauhid Uluhiyyah.
7. Membuahkan keikhlasan dan terjauh dari riya, karena orang yang beriman dengan
Takdir mengetahui bahwa Allāh telah menentukan segalanya dan menyadari bahwa
mencari pahala dari manusia tidak akan memberikan manfaat.
8. Menghilangkan rasa dengki antar sesama muslim karena dia menyadari bahwa
rezeki sudah diatur dan dibagi oleh Allāh dengan hikmah yang dalam lalu untuk apa
seseorang dengki dan iri.
Halaqah yang Ke-24 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *” Buah Beriman Dengan
Takdir Allāh Bagian 2″*.
َ َ َ ُْ َ ُ َ ُ ْ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ۖ
… َوﻋ َﺴ ٰﻰ أن ﺗ َﺮﻫﻮا ﺷ ﺌﺎ َوﻫ َﻮ ﺧ ْﻴ ٌﺮ ﻟ ْﻢ ۖ َوﻋ َﺴ ٰﻰ أن ﺗ ِﺤ ﱡﺒﻮا ﺷ ﺌﺎ َوﻫ َﻮ ﺷ ﱞﺮ ﻟ ْﻢ ۗ َواﻟﻠﻪ ْﻌﻠ ُﻢ َوأﻧﺘ ْﻢ ﺗ ْﻌﻠ ُﻤﻮن
“Dan mungkin saja kalian membenci sesuatu & dia adalah baik bagi kalian & mungkin
saja kalian mencintai sesuatu dan dia adalah jelek bagi kalian & Allāh Dia-lah yang
mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui” (Al-Baqarah : 216)
13. Membuahkan keistiqomahan di atas jalan yang lurus baik dalam keadaan
mendapatkan nikmat atau tertimpa musibah, karena dia akan bersyukur ketika
mendapatkan nikmat & akan bersabar ketika dia terkena musibah.
14. Tidak putus asa dari pertolongan Allāh bagaimana pun besarnya fitnah dan
banyaknya ujian, karena dia yakin bahwa akhir yang baik adalah bagi orang-orang yang
bertakwa dan ini adalah ketentuan Allāh yang sudah Allāh tentukan. Allāh berfirman:
206
َ َ ﱢ َ ُ َ ﱢ َ ُ ُ ُ
ﻫ َﻮ اﻟ ِﺬي أ ْر َﺳ َﻞ َر ُﺳﻮﻟﻪ ِ ﺎﻟﻬﺪ ٰى َو ِدﻳﻦ اﻟﺤﻖ ِﻟ ُ ﻈ ِﻬ َﺮە ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻳﻦ ﻠ ِﻪ ۚ َو ﻔ ٰﻰ ِ ﺎﻟﻠ ِﻪ ﺷ ِﻬ ﺪا
“Dia-lah yang telah mengutus Rasul Nya dengan petunjuk agama yang benar untuk
menampakkan agama tersebut diatas seluruh agama dan cukuplah Allāh sebagai
saksi” (Al-Fath : 28)
Dan Allāh mengatakan:
“Sesungguhnya Kami akan menolong Rasul² Kami & orang² yang beriman di kehidupan
dunia & ketika bangkit para saksi” (Ghafir : 51)
15. Menjadikan didalam diri seorang hamba Qonaah /merasa cukup dengan pemberian
Allāh azza wa jalla, tidak rakus terhadap dunia dan tidak meminta minta kepada orang
lain, karena dia meyakini bahwa rezeki sudah tertulis dan tidak mungkin orang lain bisa
menyampaikan kepadanya sebuah rezeki kecuali apa yang sudah Allāh tulis
sebelumnya.
Halaqah yang Ke-25 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Buah Beriman Dengan
Takdir Allāh Bagian 3"
16. Berbaik sangka kepada Allāh ketika melihat dirinya diberi hidayah kepada Tauhid,
Sunnah dan ketaatan maka dia berbaik sangka kepada Allāh, bahwa Allāh menghendaki
pada dirinya kebaikan dan ingin memudahkan dia masuk kedalam Surga Nya.
17. Menimbulkan rasa takut didalam diri seorang hamba dari suul Khotimah, sehingga
dia tidak tertipu dengan amal sholeh nya karena dia tidak tau dengan apa Allāh akan
menakdirkan akhir amalannya.
18. Menimbulkan sifat tidak suka merendahkan orang lain dan menghinakan orang lain
yang terjerumus kedalam kemaksiatan karena dia tidak tau dengan apa Allāh akan
menakdirkan akhir dari amalan orang tersebut.
19. Memerdekakan akal dan diri dari khurafat dan Tathoyyur dan dia meyakini bahwa
segala sesuatu tidak terlepas dari takdir Allāh. Tidak ada yang mendatangkan kebaikan
kecuali Allāh dantidak ada yg menolak kejelekan kecuali Allāh.
20. Menjadikan seseorang rendah hati dan tidak sombong ketika diberikan rezeki oleh
Allāh baik berupa harta, kedudukan maupun ilmu dll. Karena ini semua datang dari
Allāh dan dengan Takdir Allāh dan kalau Allāh menghendaki Allāh akan mengambilnya
dari kita sewaktu².
21. Membawa ketenangan didalam hati dan ketentraman jiwa karena ketika musibah
dia merasa itu yg terbaik dan pasti ada hikmahnya dan dia mengetahui bahwa orang
yang ridha maka Allāh akan ridha kepadanya sehingga dia tidak cemas & gelisah & tidak
berangan² dan berandai².
207
Akhirnya semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita termasuk orang yang
beriman dengan Takdir Allāh yang baik maupun yang buruk dan semoga Allāh
Subhānahu wa Ta’āla memberikan karunia kepada kita semua sehingga kita bisa
merasakan buah buah yang baik dari beriman dengan Takdir dan sesungguhnya Allāh
mengabulkan doa.
ُ اﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ﻟﻠﻪ اﻟﺬي ﺑﻨ ْﻌ َﻤﺘﻪ َﺗﺘ ﱡﻢ ﱠ
اﻟﺼ ِﺎﻟ َﺤﺎت ِ ِِ ِِ ِ ِ ِ
Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Pengertian &
Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyah”*.
Sungguh ada bagi kalian didalam diri Rasulullãh ﷺteladan yang baik (Al-Ahzab : 21)
3. Menguatkan keimanan didalam hati, karena kita akan mengenal beliau ﷺdari
semenjak lahir sampai meninggal dunia. Bagaimana beliau hidup semasa kecil sebagai
pemuda setelah menikah, setelah diangkat menjadi Nabi, bagaimana beliau berdakwah,
bagaimana beliau berjihad kita akan melihat semua itu & ini akan semakin menambah
keyakinan pada diri kita bahwa beliau seorang Nabi yang diutus yang mengikuti wahyu
dari Allāh ﷻ
4. Membantu seseorang memahami ayat² Al-Qur’an & sebab² turunnya & memahami
Hadīts² Nabi ﷺ.
5. Seseorang bisa mengenal para shahabat yang telah dipilih oleh Allāh untuk menemani
Nabi nya & menyampaikan agama ini kepada orang-orang setelah mereka & bagaimana
mereka berjihad bersama Rasulullãh ﷺ. Sehingga hal ini akan menambah cinta kita
kepada para shahabat & menambah semangat kita untuk beramal dengan agama ini.
Berkata Ali bin Husain bin Ali bin Abi Tholib (wafat 94 H)
ُ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َُ ُ ﱡ ﱠ َ ُ ﱠ
ﻮرة ِﻣﻦ اﻟﻘ ْﺮآ ِن ﻛﻨﺎ ﻧ َﻌﻠ ُﻢ َﻣﻐﺎز َي اﻟﻨ ِﺒ ﱢﻲ َﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠ ِﻪ وﺳﻠﻢ وﺳﺮا ﺎە ﻤﺎ ﻧﻌﻠﻢ اﻟﺴ
208