Anda di halaman 1dari 11

Keutamaan Bulan Syaban

Rabu, 20 Juni 2012 (9:00 am) / Syariah


Bulan Syaban adalah bulan yang ke-8 dalam sistem kalender Islam. Bulan Syaban berada di
antara bulan hijriyah Rajab dan Ramadhan. Nama bulan ini berakar dari kata bahasa
arab tasyaaba yang berarti berpencar. Pada masa itu, kaum arab biasa pergi memencar,
keluar mencari air. Bulan Syaban juga berasal dari kata syaaba yang berarti merekah atau
muncul dari kedalaman karena ia berada di antara dua bulan yang mulia juga.
Rasulullah menyebut bulan Syaban ini sebagai bulan yang sering dilupakan manusia. Ia
dilupakan karena berada di antara dua bulan yang menyedot perhatian: bulan Rajab dan
Ramadhan. Bulan Rajab diperhatikan karena ia merupakan salah satu dari bulan Haram,
sementara Ramadhan karena adanya kewajiban puasa sebulan penuh di dalamnya.
Puasa Sunnah di Bulan Syaban
Rasulullaah biasa memperbanyak puasa di bulan Syaban. Beliau hampir penuh puasa di
bulan ini. Beliau hanya berbuka atau tidak berpuasa pada beberapa hari saja.
Dari Aisyah radhiallahu anha, beliau mengatakan,
:
:







Terkadang Nabi shallallahu alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakan,
Beliau tidak pernah tidak puasa, dan terkadang beliau tidak puasa terus, hingga kami
katakan: Beliau tidak melakukan puasa. Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu
alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak
melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Syaban. (HR. Al Bukhari dan
Muslim)
Aisyah mengatakan,




Belum pernah Nabi shallallahu alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak
dari pada puasa bulan Syaban. Terkadang hampir beliau berpuasa Syaban sebulan penuh.
(H.R. Al Bukhari dan Msulim)
Aisyah mengatakan,




Nabi shallallahu alaihi wa sallam memberikan perhatian terhadap hilal bulan Syaban,
tidak sebagaimana perhatian beliau terhadap bulan-bulan yang lain. Kemudian beliau
berpuasa ketika melihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan, beliau genapkan Syaban

sampai 30 hari. (HR. Ahmad, Abu Daud, An Nasai dan sanad-nya disahihkan Syaikh
Syuaib Al Arnauth)
Ummu Salamah radhiallahu anha mengatakan,





Bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam belum pernah puasa satu bulan penuh selain
Syaban, kemudian beliau sambung dengan Ramadhan. (HR. An Nasai dan disahihkan Al
Albani)
Hadis-hadis di atas merupakan dalil keutamaan memperbanyak puasa di bulan Syaban,
melebihi puasa di bulan lainnya.
Keistimewaan Syaban
Ternyata, puasa beliau ini mengandung hikmah yang luar biasa. Dari sisi fisik, ia
merupakan persiapan bagi kita untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan yang sebulan
penuh. Dari sisi spiritual, hadits berikut ini menyatakan rahasia hikmah di balik
memperbanyak puasa di bulan Syaban.
Dari Usamah bin Zaid, dia berkata, saya bertanya: Wahai Rasulullah, aku tidak melihat
engkau (sering) berpuasa dalam satu bulan seperti engkau berpuasa di bulan Syaban?
Beliau bersabda: Itu adalah bulan yang kebanyakan orang melalaikannya yaitu antara Rajab
dan Ramadhan. Yaitu bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada Allah, Tuhan
seluruh alam. Maka aku ingin [ketika] amalanku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa.
(Dinyatakan hasan oleh Al Albani dalam Shahih An Nasai, no. 2221; dishahihkan oleh Ibnu
Huzaimah).
Betapa tergambar kedekatan Rasulullaah akan pengawasan Allah dan keinginan beliau untuk
selalu memberikan yang terbaik sebagai seorang hamba kepada Rajanya. Beliau ingin
mengantarkan amal-amal kebaikan yang sedang menuju keharibaan Allah dalam kondisi
terbaik, terhindar dari maksiat dan dosa. Dan hal ini dapat dicapai dengan puasa.
Hikmah Puasa di Bulan Syaban
Ustadz Ammi Nur Baits dalam konsultasi syariahnya menyatakan bahwa ulama berselisih
pendapat tentang hikmah dianjurkannya memperbanyak puasa di bulan Syaban, mengingat
adanya banyak riwayat tentang puasa ini.
Pendapat yang paling kuat adalah keterangan yang sesuai dengan hadis dari Usamah bin
Zaid, beliau bertanya: Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa dalam
satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Syaban. Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda:


Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini
adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika

amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa. (HR. An Nasai, Ahmad, dan sanadnya
dihasankan Syaikh Al Albani)
Memperbanyak Ibadah di Malam Nisfu Syaban
Kemudian beliau menjelaskan tentang para ulama yang berselisih pendapat tentang status
keutamaan malam Nisfu Syaban. Setidaknya ada dua pendapat yang saling bertolak
belakang dalam masalah ini. Berikut keterangannya:
Pendapat pertama, tidak ada keuatamaan khusus untuk malam Nisfu Syaban. Statusnya
sama dengan malam-malam biasa lainnya. Mereka menyatakan bahwa semua dalil yang
menyebutkan keutamaan malam Nisfu Syaban adalah hadis lemah. Al Hafidz Abu Syamah
mengatakan: Al Hafidz Abul Khithab bin Dihyah dalam kitabnya tentang bulan Syaban
mengatakan, Para ulama ahli hadis dan kritik perawi mengatakan, Tidak terdapat satupun
hadis shahih yang menyebutkan keutamaan malam Nisfu Syaban. (Al Baits ala Inkaril
Bida, Hal. 33).
Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga mengingkari adanya keutamaan bulan Syaban dan Nisfu
Syaban. Beliau mengatakan, Terdapat beberapa hadis dhaif tentang keutamaan malam nisfu
Syaban, yang tidak boleh dijadikan landasan. Adapun hadis yang menyebutkan
keutamaan shalat di malam Nisfu Syaban, semuanya statusnya palsu, sebagaimana
keterangan para ulama (pakar hadis). (At Tahdzir min Al Bida, Hal. 11)
Pendapat kedua, terdapat keutamaan khusus untuk malam Nisfu Syaban. Pendapat ini
berdasarkan hadis shahih dari Abu Musa Al Asyari radhiallahu anhu, dimana
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya Allah melihat pada malam
pertengahan Syaban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan
orang yang bermusuhan. (HR. Ibn Majah, At Thabrani, dan dishahihkan Al Albani).
Setelah menyebutkan beberapa waktu yang utama, Syaikhul Islam mengatakan, pendapat
yang dipegangi mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam Madzhab Hambali adalah
meyakini adanya keutamaan malam Nisfu Syaban. Ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad.
Mengingat adanya banyak hadis yang terkait masalah ini, serta dibenarkan oleh berbagai
riwayat dari para sahabat dan tabiin (Majmu Fatawa, 23:123)
Ibn Rajab mengatakan, Terkait malam Nisfu Syaban, dulu para tabiin penduduk Syam,
seperti Khalid bin Madan, Mak-hul, Luqman bin Amir, dan beberapa tabiin lainnya, mereka
memuliakannya dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu (Lathaiful
Maarif, Hal. 247).
Keutamaan Malam Nisfu Syaban
Nisfu Sya'ban adalah hari peringatan Islam yang jatuh pada pertengahan bulan
Sya'ban. Dalam kalangan Islam, Nisfu Sya'ban diperingati menjelang bulan
Ramadhan. Pada malam ini biasanya diisi dengan pembacaan Surat Yaasiin tiga
kali berjamaah dengan niat semoga diberi umur panjang, diberi rizki yang
banyak dan barokah, serta ditetapkan imannya.

Peringatan Nisfu Sya'ban tidak hanya dilakukan di Indonesia saja. Al-Azhar


sebagai yayasan pendidikan tertua di Mesir bahkan di seluruh dunia selalu
memperingati malam yang sangat mulia ini. Hal ini karena diyakini pada malam
tersebut Allah akan memberikan keputusan tentang nasib seseorang selama
setahun ke depan. Keutamaan malam nisfu Sya'ban diterangkan secara jelas
dalam kitab Ihya' Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.
Imam Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Syaban sebagai malam yang penuh
dengan syafaat (pertolongan). Menurut al-Ghazali, pada malam ke-13 bulan
Syaban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya.
Sedangkan pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.
Dengan demikian, pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali
kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karepa pada
malam ke-15 bulan Syaban inilah, catatan perbuatan manusia penghuni bumi
akan dinaikkan ke hadapan Allah SWT.
Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Syaban juga dinamakan sebagai malam
pengampunan atau malam maghfirah, karena pada malam itu Allah SWT
menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada
hamba-Nya yang saleh.
HADIST KEUTAMAAN NISFU SYABAN
Tentang keutamaan malam Nisfu Syaban ini, dimana kita dianjurkan untuk
melakukan ibadah terutama untuk memohon ampun, memohon rezeki dan umur
yang bermanfaat, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih.
Diantaranya
Hadist pertama
Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra berkata, : "Suatu malam rasulullah salat,
kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah
telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata
masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: Hai Aisyah
engkau tidak dapat bagian?. Lalu aku menjawab: Tidak ya Rasulullah, aku
hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena
engkau bersujud begitu lama. Lalu beliau bertanya: Tahukah engkau, malam
apa sekarang ini. Rasulullah yang lebih tahu, jawabku. Malam ini adalah
malam nisfu Syaban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia
memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka
yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki (H.R.
Baihaqi) .
Hadits Kedua
Diriwayatkan dari Siti Aisyah ra bercerita bahwa pada suatu malam ia kehilangan
Rasulullah SAW. Ia lalu mencari dan akhirnya menemukan beliau di Baqi sedang

menengadahkan wajahnya ke langit. Beliau berkata: Sesungguhnya Allah Azza


Wajalla turun ke langit dunia pada malam nishfu Syaban dan mengampuni
(dosa) yang banyaknya melebihi jumlah bulu domba Bani Kalb. (HR Turmudzi,
Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis Ketiga
Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asyari RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah pada malam nishfu Syaban mengawasi seluruh mahlukNya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang
bermusuhan. (HR Ibnu Majah)
Hadis Keempat
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda: Jika
malam nishfu Syaban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di
siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari
terbenam, Allah turun ke langit dunia dan berkata, Adakah yang beristighfar
kepada Ku, lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku
memberinya rezeki , adakah yang tertimpa bala, lalu Aku menyelamatkannya,
demikian seterusnya hingga terbitnya fajar. (HR Ibnu Majah).
Demikianlah keutamaan dan kelebihan malam Nishfu Syaban yang Insya Allah
akan jatuh pada Senin tgl 26 Juli 2010 sore hingga subuh . Marilah kita
manfaatkan malam yang mulia ini untuk mendekatkan diri dan memohon
ampunan dan berdzikir sebanyak-banyaknya kepada Allah. SWT
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam semestinya tidak melupakan
begitu saja, bahwa bulan syaban dalah bulan yang mulia. Sesungguhnya bulan
Syaban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Dari
sini, umat Islam dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya dengan mempertebal
keimanan dan memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.
Meski menurut para ahli hadist masih berbeda tentang malam nisfu sya'ban ini,
namun demikian menurut saya sangat dianjurkan untuk meramaikan malam
Nisfu Syaban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat sunnah,
memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat, membaca alQuran, bersedekah, berdoa dan mengerjakan amal-amal salih lainnya.
AMALAN DI MALAM NISFU SYABAN
Sahabatku,
Bagaimana cara merayakan malam Nisfu Syaban? Apakah ada amalan-amalan
khusus?

Menurut sebagian besar Ulama, antara lain adalah dengan memperbanyak


ibadah dan shalat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang
dilakukan Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan
malam Nisfu Syaban dengan berlebih-lebihan seperti dengan shalat malam
berjamaah, menurut sebagian Ulama, Rasulullah SAW tidak pernah
melakukannya.
Bagi yang mau mengamalkannya, Malam Nifsu Syaban Insya Allah jatuh pada
hari ini Senin malam tanggal 26 Juli 2010 . INSYA ALLAH !! Apabila anda semua
berniat mengubah catatan rizki dan takdir di dalam buku besar Allah menjadi
lebih baik dan memohon ampun atas dosa2 yang telah kita perbuat maka
dibawah ini ada petunjuknya menurut sebagian Ulama, yaitu antara lain:
1. Sholat fardlu Maghrib
2. Membaca Surah Yassin 3 kali
3. Membaca doa Nifsu Syaban
4. Menghidupkan malam Nisfu Syaban dengan memperbanyak dzikir, shalawat,
doa dan istighfar.
Adapun apa yang sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam
Nisfu Syaban sebanyak 100 rakaat, Hadistnya oleh sebagian ahli hadist
dianggap sahih, namun sebagian menganggap dhaif.
Namun demikian dalam urusan shalat sunnah, kata Nabi SAW, boleh kita
tambahi jumlahnya dan boleh kita kurangi sesuai kemampuan kita.
DOA MALAM NISFU SYABAN
Setelah di malam nisfu syaban disunnahkan untuk menyampaikan
doa/keinginan anda dimalam dan insya Allah akan dikabulkan.
Mengenai doa di malam nisfu syaban menurut sebagian ulama adalah adalah
sunnah Rasul saw, sebagaimana hadits2 berikut :
Hadist Pertama
Rasulullah saw bersabda,: Allah mengawasi dan memandang hamba hamba Nya
di malam nisfu syaban, lalu mengampuni dosa dosa mereka semuanya kecuali
musyrik dan orang yg pemarah pada sesama muslimin (Shahih Ibn Hibban
hadits no.5755)
Hadist Kedua
Berkata Aisyah ra : disuatu malam aku kehilangan Rasul saw, dan kutemukan
beliau saw sedang di pekuburan Baqi, beliau mengangkat kepalanya kearah
langit, seraya bersabda : Sungguh Allah turun ke langit bumi di malam nisfu
syaban dan mengampuni dosa dosa hamba Nya sebanyak lebih dari jumlah bulu
anjing dan domba (Musnad Imam Ahmad hadits no.24825)

PENDAPAT ULAMA BESAR


SyaikhAbdul Qadir al-Jailaniy berkata, Malam Nishfu Syaban adalah malam
yang paling mulia setelah Lailatul Qodr. (Kalaam Habiib Alwiy bin Syahaab)
Berkata Imam Syafii rahimahullah : Doa mustajab adalah pada 5 malam, yaitu
malam jumat, malam idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan rajab,
dan malam nisfu syaban (Sunan Al Kubra Imam Baihaqiy juz 3 hal 319).
Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif
al-Yamaniy berkata, Sesungguhnya bulan Syaban adalah bulan sholawat
kepada Nabi saw, karena ayat Innallaaha wa malaaikatahuu yushalluuna alan
Nabiy diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Syaban?)
Dikutip dari buku al-Fawaaidul Mukhtaaroh Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif
al-Yamaniy berkata, Sesungguhnya bulan Syaban adalah bulan sholawat
kepada Nabi saw, karena ayat Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna alan
Nabiy diturunkan pada bulan itu. (Ma Dza Fiy Syaban?)
Berdasarkan fatwa ulama besar di atas, maka kita memperbanyak doa di malam
itu, jelas pula bahwa doa tak bisa dilarang kapanpun dan dimanapun, bila
mereka yang melarang doa maka hendaknya mereka menunjukkan dalilnya?.
Demikian juga tentang doa khusus untuk malam nisfu Syaban seperti doa di
bawah ini, ada ikhtilaf (perbedaan) dikalangan Ulama dan para ahli hadist. Jadi
selain DOA NISFU SYABAN di bawah boleh juga dengan doa-doa umum
terutama doa yang ada di Al Quran dan Al Hadist.
Namun demikian, di bawah ini adalah Doa malam Nisfu Syaban yang diamalkan
oleh sebagian Ulama dan Anda boleh ikut mengamalkannya

DOA NISFU SYABAN:


ALLAAHUMMA YAA DZAL MANNI WALAA YUMANNU ALAIKA YAA DZAL JALAALI
WAL IKRAAM, YAA DZATH THAULI WALINAAM, LAA ILAAHA ILLAA ANTA,
DHAHRUL LAAJIIN, WA JAARUL MUSTAJIIRIIN, WA AMAANUL KHAA IFIIN,
ALLAAHUMMA IN KUNTA KATABTA NII INDAKA FII UMMIL KITAABI SYAQIYYAN AW
MAHRUUMAN AW MATHRUUDAN AW MUQTARRAN ALAYYA FIR RIZQI, FAMHULLAA
HUMMA BI FADLLIKA SYAQAAWATII WA HIRMAANII WA THARDII WAQ TITAARI
RIZQII WA ATS-BITNII INDAKA FII UMMIL KITAABI SAIIDAN MARZUUQAN
MUWAFFAQALLIL KHAIRAAT. FA INNAKA QULTA WA QAULUKAL HAQQU FII
KITAABIKAL MUNAZZALI ALAA NABIYYIKAL MURSALI, YAMHUL LAAHUMAA
YASYAA U WA YUTSBITU WA INDAHUU UMMUL KITAAB. ILAAHII BITTAJALLIL
AADHAMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYABAANIL MUKARRAMIL LATII
YUFRAQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIM WA YUBRAM, ISHRIF ANNII MINAL BALAA I

MAA ALAMU WA MAA LAA ALAM WA ANTA ALLAAMUL GHUYUUBI BIRAHMATIKA


YAA ARHAMAR RAAHIMIIN.
artinya:
Ya Allah Tuhanku Pemilik nikmat, tiada ada yang bisa memberi nikmat atasMU.
Ya Allah Pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya Allah Tuhanku Pemilik kekayaan
dan Pemberi nikmat. Tidak ada yang patut disembah hanya Engkau. Engkaulah
tempat bersandar. Engkaulah tempat berlindung dan padaMUlah tempat yang
aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya Allah Tuhanku, jika sekiranya Engkau
telah menulis dalam buku besarMU bahwa adalah orang yang tidak bebahagia
atau orang yang sangat terbatas mendapat nikmatMU, orang yang dijauhkan
daripadaMU atau orang yang disempitkan dalam mendapat rizki, maka aku
memohon dengan karuniaMU, semoga kiranya Engkau pindahkan aku kedalam
golongan orang-orang yang berbahagia, mendapat keluasan rizki serta diberi
petunjuk kepada kebajikan. Sesungguhnya Engkau telah berkata dalam kitabMU
yang telah diturunkan kepada RasulMU, dan perkataanMU adalah benar, yang
berbunyi: Allah mengubah dan menetapkan apa-apa yang dikehendakiNYA dan
padaNYA sumber kitab. Ya Allah, dengan tajalliMU Yang Mahabesar pada malam
Nisfu Syaban yang mulia ini, Engkau tetapkan dan Engkau ubah sesuatunya,
maka aku memohon semoga kiranya aku dijauhkan dari bala bencana, baik yang
aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, Engkaulah Yang Mahamengetahui
segala sesuatu yang tersembunyi. Dan aku selalu mengharap limpahan
rahmatMU ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih.
Sahabatku,
Perlu saya tekankan di sini, tidak ada larangan dari Rasul untuk berdoa di malam
Nisfu Syaban, justru pelarangan akan hal ini merupakan perbuatan munkar,
sebagaimana sabda Rasulullah saw : sungguh sebesar besarnya dosa muslimin
dg muslim lainnya adalah pertanyaan yg membuat hal yg halal dilakukan
menjadi haram, karena sebab pertanyaannya (Shahih Muslim)
KESIMPULAN
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk
meramaikan malam Nisfu Syaban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat
sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat,
membaca al-Quran, bersedekah, berdoa dan mengerjakan amal-amal salih
lainnya.
Sejak semula, Rasulullah Muhammad SAW telah mensinyalir bahwa bulan
Syaban atau bulan ke-8 dari perhitungan bulan Qamariyah (Hijriah) merupakan
bulan yang biasa dilupakan orang.
Maksud Rasulullah, hikmah dan berbagai kemuliaan dan kebajikan yang ada
dalam bulan Syaban dilupakan orang. Mengapa dilupakan? Menurut pengakuan
Rasulullah, karena bulan Syaban berada di antara dua bulan yang sangat
terkenal keistimewaannya. Kedua bulan dimaksud adalah bulan Rajab dan bulan

Ramadan. Bulan Rajab selalu diingat karena di dalamnya ada peristiwa Isra
Mikraj yang diperingati dan dirayakan sedang bulan Ramadan ditunggui
kedatangannya karena bulan ini adalah bulan yang paling mulia dan istimewa di
antara bulan yang ada.
Lantas apa dan bagaimana bulan Syaban? Keistimewaan dan kemuliaan bulan
Syaban terletak pada pertengahannya, sehingga disebut dengan Nisfu Syaban.
Nisfu artinya setengah atau seperdua, dan Syaban sebagaimana disebut pada
awal tulisan ini, adalah bulan kedelapan dari tahun Hijrah. Nisfu Syaban secara
harfiyah berarti hari atau malam pertengahan bulan Syaban atau tanggal 15
Syaban. Kata Syaban sendiri adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata
syiab yang artinya jalan di atas gunung.
Bulan kedelapan dari tahun Hijriah itu dinamakan dengan Syaban karena pada
bulan itu ditemukan banyak jalan untuk mencapai kebaikan. Malam Nisfu
Syaban dimuliakan oleh sebagian kaum muslimin karena pada malam itu
diyakini dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia; Raqib dan Atib,
menyerahkan catatan amalan manusia Allah SWT, dan pada malam itu pula
catatan-catatan itu diganti dengan catatan yang baru.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda Bulan Syaban itu bulan yang biasa
dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Ia
adalah bulan diangkatnya amal-amal oleh Tuhan. Aku menginginkan saat
diangkat amalku aku dalam keadaan sedang berpuasa (HR NasaI dari Usamah).
Sehubungan dengan hal itu Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan
Aisyah ra. lam yakunin Nabiyi sha mim yashumu aksara min syabaana finnahu
kaana yashumuhu kulluhu kaana yashumuhu illa qalilan. Maksud Aisyah dalam
periwayatan ini bahwa Nabi Muhammad SAW paling banyak berpuasa pada
bulan Syaban.
Lebih jauh dari itu, pada malan Nisfu Syaban Allah SWT menurunkan berbagai
kebaikan kepada hambanya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikankebaikan itu berupa syafaat (pertolongan), magfirah (ampunan), dan itqun min
azab (pembebasan dari siksaan). Oleh karena itu malam Nisfu Syaban diberi
nama yang berbeda sesuai dengan penekanan kebaikan yang dikandungnya.
Imam al-Gazali mengistilahkan malam Nisfu Syaban sebagai malam Syafaat,
karena menurutnya, pada malam ke-13 dari bulan Syaban Allah SWT
memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Lalu pada malam ke-14,
seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Meskipun demikian ada beberapa
gelintir orang yang tidak diperuntukkan pemberian syafaat kepadanya. Orangorang yang tidak diberi syafaat itu antara lain ialah orang-orang yang berpaling
dari agama Allah dan orang-orang yang tidak berhenti berbuat keburukan.
Nisfu Syaban dinamakan juga sebagai malam pengampunan atau malam
magfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada

seluruh penduduk bumi, terutama kepada hambanya yang saleh. Namun dalam
pemberian ampunan itu dikecualikan bagi orang-orang yang masih tetap pada
perbuatannya mensyarikatkan Allah alias musyrik, dan bagi mereka yang tetap
berpaling dari Allah SWT. Nabi bersabda: ?Tatkala datang malam Nisfu Syaban
Allah memberikan ampunanNya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang syirik
(musyrik) dan berpaling dariNya (HR Ahmad).
Kecuali Enam Golongan
Ibn Ishak meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pernah Rasulullah memanggil
isterinya, Aisyah dan memberitahukan tentang Nisfu Syaban. Wahai Humaira,
apa yang engkau perbuat malam ini? Malam ini adalah malam di mana Allah
yang Maha Agung memberikan pembebasan dari api neraka bagi semua
hambanya, kecuali enam kelompok manusia.
Kelompok yang dimaksud Rasulullah yaitu,
Pertama, kelompok manusia yang tidak berhenti minum hamr atau para
peminum minuman keras. Sebagaimana berulang kali dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan hamr adalah jenis minuman yang memabukkan, baik jenis
minuman yang dibuat secara tradisional mapun jenis minuman yang dibuat
secara modern. Istilah populernya adalah minuman keras atau miras. Yang
disebut pertama antara lain tuak atau ballok, baik ballok tala, ballok nipa,
maupun ballok ase. Sementara yang disebut kedua antara lain bir dan whyski.
Termasuk kategori sebagai orang yang tidak berhenti minum hamr ialah orangorang menyiapkan minuman tersebut atau para pembuat dan pengedarnya.
Mereka ini tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi malah diancam
dengan siksaan api neraka.
Kedua, orang-orang yang mencerca orang tuanya. Termasuk kategori mencerca
orang tua ialah berbuat jahat terhadap orang tua yang dalam hal ini ibu bapak.
Menurut ajaran agama yang menyatakan syis saja kepada ibu atau bapak itu
sudah termasuk dosa. Membentak orang tua termasuk perbuatan yang sangat
dilarang. Allah SWT di samping menegaskan kepada manusia untuk tidak
beribadah selainNya, maka kepada kedua orangtua berbuat baiklah. Waqadha
Rabbuka an La tabuduu Illah Iyyahu wa bilwalidaini ihsanan (al-Isra: 17:23).
Perbutan kategori baik terhadap orang tua antara lain bertutur kata kepada
keduanya dengan perkataan yang mulia, merendahkan diri kepada keduanya
dengan penuh kasih sayang, dan kepada keduanya didoakan; Wahai Tuhanku,
kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di
waktu kecil.
Ketiga, orang-orang yang membangun tempat zina. Tempat berzina dimaksud
adalah tempat pelacuran yang kini nama populernya tempat PSK (pekerja seks
komersial). Golongan atau kelompok orang yang seperti ini, pada malam Nisfu
Syaban tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi sebaliknya mereka
dijanji dengan siksaan dan azab.

Keempat, orang-orang atau para pedagang yang semena-mena menaikkan


harga barang dagangannya sehingga pembeli merasa dizalimi. Misalnya, penjual
bahan bakar minyak, termasuk minyak tanah. Harga dagangan jenis ini sudah
ada harga standar, tetapi kalau penjualnya menaikkan harganya secara zalim,
maka penjual yang demikian itulah yang tidak mendapat pembebasan dari
neraka.
Kelima, petugas cukai yang tidak jujur. Termasuk kategori petugas cukai adalah
para kolektor pajak atau orang-orang yang menagih pajak dan retribusi. Misalnya
petugas cukai yang bertugas di pasar-pasar yang menerima uang atau cukai dari
penjual dengan bukti penerimaan dengan karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran
kalau uang diterima tetapi tidak diserahkan bukti penerimaan (karcis).
Keenam, kelompok orang-orang tukang fitnah. Orang-orang kelompok ini suka
menyebarkan isu dan pencitraan buruk yang sesungguhnya hanyalah sebuah
fitnah. Keenam golongan inilah yang disebut tidak mendapat fasilitas itqun
minannar.
Atas dasar itu, kiranya kita semua dapat menyadari bahwa sesungguhnya bulan
Syaban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadan.
Persiapan itu meliputi persiapan mental dan persiapan fisik. Manusia atau umat
hendaknya memasuki bulan suci Ramadan sudah dalam keadaan iman yang
mantap dan sudah dalam keadaan mendapatkan syafaat, dan sudah dalam
keadaan mendapat jaminan dan pembebasan dari siksaan api neraka.
Dari paparan di atas, kita sebagai umat Islam angat dianjurkan untuk
meramaikan malam Nisfu Syaban dengan cara memperbanyak ibadah, shalat
sunnah, memperbanyak bacaan zikir, memperbanyak baca'an shalawat,
membaca al-Quran, bersedekah, berdoa dan mengerjakan amal-amal salih
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai