Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah – Nya
sehingg kami bisa menyelesaikan Modul Pelatihan Metode Harmonisasi Tulang Sendi (HTS). Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Hari Toes Subastian yang telah membantu kami
dalam mengerjakan Modul Pelatihan Metode Harmonisasi Tulang Sendi ini.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman – teman yang telah memberi konstribusi
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan Modul Pelatihan Harmonisasi Tulang
Sendi (HTS) ini.
Modul Pelatihan ini membantu untuk para terapis meningkatkan kemampuan dalam Metode
Harmonisasi Tulang Sendi (HTS). Mendiganosa keluhan pasien atau client, serta menangani secara
tepat setiap keluhan yang nantinya akan ditemukan ketika terapis mengobati pasien.
Setelah mempelajari Modul Pelatihan ini, Peserta dapat mempraktekkan dan mampu
menerapkan Metode Harmonisasi Tulang Sendi (HTS) untuk keluarga dan bermanfaat bagi orang lain.
Penulis
BAB. I
METODE HARMONISASI TULANG SENDI (HTS)
1. Apakah terapi Harmonisasi Tulang Sendi itu
Terapi Harmonisasi Tulag Sendi adalah suatu metode untuk membentulkan posisi tulang seluruh
tubuh, mengendorkan otot – otot dan jaringan sel – sel organik serta secara radikal menghilangkan
penyakitnya, dengan tulang pinggul sebagai pusatnya.
Harmonisasi Tulang Sendi (HTS) lahir secara tidak sengaja, berdasarkan penuturan Hari Toes
Subastian yang memang dulunya sudah menjalani kehidupan sebagai terapis pengobatan tradisional
mempelajari yumeiho secara pelatihan khusus dan resmi. Berjalanya waktu sampai beliau
membagikan ilmunya melalui forum pelatihan, keahlian Yumeihonya semakin berkembang pesat.
Hari Toes Soebastian kemudian menganalisa dan menyimpulkan ragam jurus Yumeiho mana
yang efektif sampai merumuskan strategi yang lebih jitu pada serangkaian kasus yang bisa
ditangani dengan Yumeiho. Beliau memperkenalkan jurus mengatasi sakit gigi, migrain, kepala
pusing dibawah 3 detik. Dengan adanya penambahan menurut analisa beliau kemudian muncul
dengan istilah Harmonisasi Tulang Sendi (HTS).
Tulang Belakang
Tulang belakang, yang juga disebut spina adalah penyangga utama seluruh tubuh. Tulang
belakang terbentuk dari serangkaian tulang yang “sangat teratur” yang saling terpisah yang disebut
vertebra.
Sistem Saraf
Sistem saraf berperan penting dalam mengoordinasi dan mengontrol aktifitas yang kita lakukan.
Sel – sel saraf dihubungkan satu sama lain untuk membentuk jaringan komunikasi yang sangat luas.
Sel – sel saraf membawa pesan dalam bentuk implus elektrik. Implus – implus ini bergerak dengan
kecepatan tinggi diseluruh tubuh agar tetap terpelihara dan berfungsi secara normal.
Saraf – saraf muncul secara teratur dari celah – celah tulang belakang. Biasanya bagian saraf
motor ke depan dan bagian sensori ke belakang. Di dalam leher dan punggung bawah, saraf – saraf
spinal bergabung membentuk hubungan – hubungan yang disebut pleksus, tempat asal saraf – saraf
besar.
4. Bagimana teknik Harmonisasi Tulang Sendi (HTS) mengatasi asthma, sakit pinggang dan
sakit gigi dalam satu menit
Masalah asthma, bengek, sesak nafas yang berulang dan disertai nafas yang berbunyi muncul
karena permasalahan bronchial. Saraf – saraf bronchial ini muncul dari tulang thoracic 1, 2, dan 3.
Jadi, kunci penanganannya adalah dengan membetulkan posisi tulang tersebut sehingga otot – otot
ranting bronchial menjadi kendor.
Sakit gigi adalah salah satu bentuk nyeri saraf yang bersumber pada tulang cervical 2 dan 5.
Kunci penangan ini adalah membetulkan dan mengendorkan otot – otot pada cervical 3 dan 5.
Sakit pinggang ini banyak penyebabnya. Semua rasa sakit pada pinggang tersebut dapat dilacak
dari kaku otot-otot pinggang dan tulang pinggul. Untuk menghilangkan sakit pinggang perlu
membtulkan tulang vertebrata pinggang (tulang thoracic 10).
Berbagai macam penyakit disebabkan oleh dislokasi tulang pinggul adalah sebagai tulang pinggul
adalah sebagai berikut :
1. Tipe dislokasi tulang pinggul kanan (tipe kakunya sendi pinggul kanan), tipe kakunya saraf –
saraf parasimpatik, hipofungsi, hati dan perut, kekurusan, diarea, dan penyakit – penyakit
ginekologi.
2. Tipe dislokasi tulang pinggul kiri (tipe kakunya sendi pinggul kiri), tipe kakunya saraf – saraf
simpatik, hipofungsi jantung dan paru – paru, kegemukan, mejen dan kedinginan.
3. Tipe gabungan (kombinasi, tipe dislokasi tulang pinggul kiri), atau tipe dislokasi tulang pinggul
kiri bergabungan dengan tipe kakunya sendi pinggul kanan atau tipe kakunya ssendi – sendi
pinggul kanan dan kiri: pilih makanan, berat badan yang naik turun, diarea dan mejen silih
berganti, gejala – gejala umum tipe (1) dan (2).
Tulang belakang yang sehat menjamin kerja seluruh saraf menjadi normal, karena seluruh
susunan saraf manusia berpusat di tulang belakang. Tulang pinggul yang sehat akan
menjamin tulang belakang menjadi sehat.
Kemampuan menyembuhkan diri adalah kuncinya, karena tubuh anda adalah dokter
terbaik anda.
Bab. II
I. Tulang Belakang
Tulang belakang, yang juga disebut spina adalah penyangga utama seluruh tubuh. Tulang
belakang terbentuk dari serangkaian tulang yang “sangat teratur” yang saling terpisah yang disebut
vertebra. Seluruhnya ada 26 vertebra, yang terbagi menjadi 3 bagian.
a. Pertama, Vertebra Cervikal (vertebrae cervicales) yang terdiri dari 7 vertebra. Vertebra cervikal
berada pada puncak tulang belakang. Pada celah – celah vertebra cervical ini secara teratur
muncul pleksus cervical (anyaman saraf – saraf leher).
Dislokasi pada vertebra cervical ini bisa menimbulkan masalah – masalah tidur, tekananan
darah, sakit kepala, ingatan, keletihan, pusing, sinus, alergi, gangguan mata dan telinga, ingatan,
adenoid, batuk, tonsil, otot leher kaku, tiroid, masalah sendi bahu, radang sendi, belikat, mual,
dan sakit kepala.
b. Kedua, Vertebra Torakal (vertebrae thoracles).
Teridiri dari 12 vertebra. Vertebra torokal ini, bila dibanding vertebra cervical, lebih besar. Pada
vertebra torakal ini menempel tulang iga (costa).
Pada celah – celah vertebra torakal ini muncul pleksus thoracales (anyaman saraf punggung).
Dislokasi pada vertebra torakal ini akan menyebabkan masalah – masalah: asma, gangguan
pernafasan, bahu, lengan, jantung, organ kawasan dada, bronchitis, gangguan empedun hepatitis,
masalah peredaran darah, perut, pencernaan, saraf, gastric, limfatik, darah rendah, alergen,
keletihan, nefritis, ginjal, kulit, rematik, dll.
c. Ketiga, Vertebra Lumbar/lumbal (verteraea lumbales, ruas – ruas tulang belakang pinggang).
Terdiri dari 5 vertebra lumbal. Vertebra lumbal adalah yang paling berat dari semua vertebra dan
memikul sebagian besar dari berat badan kita.
Pada celah – celah vertebra lumbal ini akan menyebabkan masalah – masalah usus besar, kejang
betis, pembuluh dan edaran darah, gangguan kencing, lemah tenaga, ketidaknormalan haid,
keputihan, sciatica, kejang dll.
Di bawah seluruh vertebra tersebut ada tulang kelangkang (os sacrum) dan tulang tungging
(oscoccyx).
Di depan sebuah vertebra ada bentuk bulat dan padar yang disebut korpus, dan di belakangnya
terdapat saluran tulang. Pada saluran itu ada sirip tulang yang disebut prosesus (neural spine)
tempat otot – otot melekat. Saluran tulang dari semua vertebra itu menyatu menjadi kanal yang
dilewati korda spinal atau sumsum belakang. Korda spinal itu menjulur dari otak turun ke sebagian
besar tulang belakang, dan saraf dari korda spinal berhubungan dengan setiap bagian korpus itu.
Setiap vertebra terpisah dari tulang berikutnya oleh sebuah cakram kartilago sehingga tulang –
tulang tidak bergesekan satu sama lain.
II. Sistem Saraf
Sistem saraf berperan penting dalam mengoordinasi dan mengontrol aktifitas yang kita lakukan
Sel – sel saraf dihubungkan satu sama lain untuk membentuk jaringan komunikasi yang sangat luas.
Sel – sel saraf membawa pesan dalam bentuk impuls elektrik. Impuls – impuls ini bergerak dengan
kecepatan tinggi di seluruh tubuh agar tetap terpelihara dan berfungsi secara normal.
Sistem saraf terbagi atas 2 sistem utama :
1. Sistem saraf sentral/ pusat yang terdiri atas otak dan sumsum belakang atau korda spinalis.
Tugasnya menerima informasi dari semua bagian tubuh kita, menganalisis dan menyimpan
informasi itu dari semua bagian tubuh kita, menganalisis dan menyimpan informasi itu, lalu
mengirimkan perintah berdasarkan informasi yang diterimanya itu ke otak.
2. Sistem saraf tepi / perife. Sistem ini terdiri dari tiga bagian :
2.1.Neuron Sensorik (sel – sel saraf ) yang mengantarkan informasi tentang apa yang terjadi di
dalam dan di luar tubuh ke sistem saraf pusat.
2.2.Neuron motorik sytem saraf somatic yang membawa perintah dari sistem saraf pusat ke
otot – otot agar menggerakkan bagian tubuh tertentu.
2.3. Neuron motorik sistem saraf autonomic yang membawa perintah dari sytem saraf pusat
ke organ – organ dan kelenjar. Perintah – perintah ini mengontrol fungsi – fungsi automatik
seperti kerja jantung, pencernaan dan pernafasan.
Sistem saraf autonomic ini terdiri dari sistem simpatik dan parasimpatik.
Dari uraian di atas, dapat kita pahami betapa penting kesehatan tulang belakang. Karena susunan
saraf manusia berpusat di tulang belakang. Tulang belakang yang sehat sangat tergantung pada
kesehatan tulang pinggul kita.
Pada dasarnya, tubuh manusia mempunyai berat yang berimbang antara kaki kanan dan kiri, tapi
berat badan itu selalu lebih berat pada salah satu kaki kalau kaki satunya lemah. Apabila kedua kaki
melemah, salah satu dari kaki itu menerima gaya berat yang lebih dan merasa lelah, kemudian beralih
ke kaki satunya. Hal ini akan terjadi silih berganti.
Dislokasi pinggul kanan akan menyebabkan gangguan peredaran darah pada kaki kanan dan
mengakibatkan rasa sakit pada otot – ototnya. Dislokasi pinggul kiri akan menyebabkan hal yang sama
pada kaki kiri.
Bab. III
Stadium Kedua
Apabila dislokasi pinggul kanan dibiarkan dalam waktu lama, lama kelamaan kaki kiri
menjadi lelah oleh sebab berat badan.Pada waktu itu kaki kanan masih mampu menahan beban
tubuh. Tatkala beban itu beralaih ke kaki kanan, sendi tulang pinggul yang telah terpelintir
kedalam, sedikit demi sedikit berputar ke luar dan kaki kiri lama kelamaan menjadi panjang.
Oleh karena beban beralih ke kaki kanan, maka bagian atas tulang punggung harus membungkuk
ke kiri. Tetapi tulang punggung yang telah terpelintir ke kanan tidak bisa menjadi lurus seperti
semula, ia hanya bisa memanfaatkan tulang punggung atas yang membungkuk ke kiri menahan
keseimbangan tubuh. Itulah sebabnya seluruh tubuh berubah bentuk menjadi seperti hurus “S”.
Untuk menahan keseimbangan bagian tulang punggung atas yang lebih bengkok garis
bahu kiri terangkat. Kedua bahu bergerak ke depan dan berputar ke kanan. Orang menanamkan
tubuh demikian, “tubuh ular”.
Stadium Tiga
Bila situasi lebih memburuk lagi, kaki kanan yang harus lebih pendek dari kaki kiri,
menjadi sedikit panjang seperti kaki yang kiri, walaupun dislokasi tulang pinggul kanan, yaitu
pada saat telunggkup, dalam kasus paling parah, kaki kanan menjadi sedikit lebih panjang dari
pada kaki yang kiri, untuk menjaga beban yang terlalu besar. Bahkan dalam keadaan yang tidak
ringan, dislokasi tulang pinggul kiri terpelintir, walaupun keuda kaki nampak sama panjang.
Ciri- Ciri kombinasi dislokasi pinggul kanan dan kiri dinamakan “tiperkombinasi”.
Dislokasi tulang pinggul menjadi serius, sebab berat badan bergantian bergeser dari kaki
kanan ke kaki kiri dan kaki kiri bergeser ke kaki kanan, yang menyebabkan tulang belakang
melukis gambar zig – zag yang komplikasi. Selain itu, juga sendi – sendi tulang pinggul kanan
dan kiri tak henti – hentinya terdislokasi dalam stadium itu. Dislokasi tulang belakang tidak saja
menjalar pada sendi – sendi bahu, siku, pergelangan tangan dan jari – jari tangan, tapi juga
menjalar ke tulang rusuk. Begitu pula, dislokasi tulang pinggul menjalar ke sendi – sendi lutut,
mata kaki dan jari – jari kaki. Sangat mengerikan memang, pelintiran pertama muncul dalam
tulang pinggul dan cepat atau lambat berpengaruh buruk ke seluruh tubuh.
Satu atau beberapa tanda tersebut menunjukkan telah terjadi dislokasi tulang pinggul.
Gangguan energi getaran membuat sel dan blok bangunan di daerah itu lemah dan memengaruhi
ikatan molekul segmen tulang. Jika ada lebih dari satu segmen tulang, maka cakram antar segmen juga
akan mempengaruhi ikatan molekulnya. Ini adalah penyebab penyakit sumsum tulang belakang karena
selain berfungsi untuk melindungi sumsum tulang belakang, sumsum tulang belakang memiliki sarafnya
sendiri. Melalui daerah tulang belakang yang menyakitkan inilah organ yang dimaksud dapat terkena
dan penyakit yang dialami tubuh. Sifilis digunakan untuk merangsang tubuh yang sakit melalui tulang
belakang. Berikut adalah hubungan antara sumsum tulang belakang dan penyakitnya.
1. Postur kedua bahu yang menekuk ke depan, mengindentifikasikan mudah terserang flu,
bronchitis, leher membengkak, dada terasa tertekan dan aktifitas paru – paru terbatas.
2. Postur kedua bahu menekuk ke belakang, hal ini mengindentifikasikan liver dan pankreas mudah
terjadi perubahan pentalogis.
3. Sebelah kanan normal, sebelah kanan menekuk ke depan, hal ini mengindentifikasikan bagian
dada dan jantung tertekan, kemungkinan terserang jantung, bagi yang hipertensi mudah terjadi
komplikasi jantung, bagi yang osteoporosis mudah terserang komplikasi penyakit katup jantung.
4. Sebelah kiri normal, sebelah kanan menekuk ke depan, hal ini mengindentifikasikan paru – paru
kanan tertekan, mudah terserang penyakit bagian dada.
5. Sebelah kanan normal, sebelah kiri menekuk ke belakang, hal ini mengindintifikasikan postur
tubuh bagian bawah mudah berkeringat dan mempengaruhi susunan syaraf autonomik.
6. Sebelah kiri normal, sebelah kanan menekuk ke belakang, hal ini mengindintifikasikan bagian
tubuh atas mudah berkeringat.