Patogenese Stroke
Defenisi Stroke :
Menurut WHO (1976), Stroke adalah suatu manifestasi klinis berupa
penurunan kemampuan neurologis baik fokal maupun general
(umum) yang terjadi mendadak (akut) dan berlangsung selama 24 jam
atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian mendadak tanpa
adanya penyebab selain gangguan vaskuler. Penyakit stroke juga
mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hidup pasien
dimasa pasca serangan stroke.
Klasifikasi Stroke, menurut Kemenkes RI (2013);
Gejala Umum Stroke Hemisfer (bagian otak) kanan dan kiri menurut
dr. Muktasim Billah,Sp.S, seorang Dosen FK Universitas Sultan Agung
mengatakan:
Tujuan Penatalaksanaan :
Tujuan utama penatalaksanaan pasien stroke meliputi 3 hal, yaitu:
mengurangi kerusakan neurologik lebih lanjut, menurnkan angka
kematian dan ketidakmampuan gerak (immobility) dan kerusakan
neurologik serta mencegah serangan berulang (kambuh). Pada
umumnya pasien stroke akan menerima banyak obat (polifarmasi) dan
mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang lama. Untuk
mendapatkan hasil terapi stroke yang optimal, maka diperlukan
penatalaksanaan multidisiplin ilmu medis modern dengan pengobatan
tradisional lainnya. (Fagan dan Hess, 2005)
Tatalaksana :
Tatalaksana Stroke sebaiknya multidisplin dan komprehensif agar
didapatkan hasil yang maksimal. Selain obat-obatan dari medis dapat
juga dikombinasikan dengan terapi bekam sebagai upaya rehabilitatif
atas defisit neurologis (penurunan fungsi saraf) pasca strok atau juga
mencegah terjadinya serangan stroke ulangan dimasa depan.
Adapun terapi tituk bekam yang diberikan pada pasien pasca
serangan stroke dengan defisit neurologis adalah titik bekam pada
daerah kepala adalah sisi kontrakateral (silang berlawanan) dengan
dgn tubuh yg lumpuh, dan sesuai sisi bagian tubuh yg lumpuh. Berikut
adalah titik bekamnya:
Rujukan :
Defenisi Insomnia:
Insomnia merupakan suatu kondisi yang dicirikan dengan adanya
gangguan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur pada seorang
individu. Gangguan tidur dapat mengganggu pertumbuhan fisik,
emosional, kognitif, dan sosial orang dewasa. Fakta tersebut
menunjukkan besarnya kemungkinan masalah akademis, emosional,
kesehatan, dan perilaku pada orang dewasa dapat dicegah secara
signifikan melalui intervensi, yaitu memperbaiki kualitas dan kuantitas
tidur. (Le Bourgeois et al, 2005)
Sistem Limbik:
Didalam otak manusia ada bagian yang disebut sistem Limbik. Nama
sistem limbik berasal dari lokasi dari beberapa komponen utamanya
yang terletak pada pinggiran tengah dari hemisfer cerebri (belahan
otak). Sistem Limbik terdiri atas struktur kortikal dan subkortikal,.yaitu
kompleks pulau-pulau sel syaraf yang tersebar dalam bagian tengah
otak yang merangkum struktur-struktur penting berupa thalamus,
Hipothalamus, Hipocampus dan amygdala. Kesemuanya itu
membentuk satu kesatuan dengan koneksi yang kompleks dan luas.
Struktur pertama berupa Thalamus, berada dipuncak batang otak dan
berfungsi sebagai Stasiun Relay bagi lalu lalangnya informasi/stimulus
yang masuk dan keluar dari otak. Thalamus juga mengatur fungsi
sadar, sehingga kerusakan struktur Thalamus ini dapat menyebabkan
orang mengalami koma permanen. Dibawahnya ada struktur kedua
yaitu Hypothalamus yang berfungsi mengatur homeistasis atau
keseimbangan saraf otonom tubuh seperti keseimbangan tekanan
darah, denyut jantung, pernafasan, dan suhu tubu. Sistem limbik kaya
hubungan interkoneksi dengan hipothalamus. Struktur ketiga adalah
sepasang Hipocampus yang terletak bagian lobus temporal sebagai
tempat penyimpanan memori rasional jangka panjang dan jangka
pendek. Struktur terakhir adalah amygdala, struktur yang menyimpan
memori emosional, seperti rasa marah, sedih, takut, khawatir dan
berbagai sifat emosional yang terkait dengan kelangsungan hidup
termasuk gairah dan motivasi. Respon emosional tersebut terhubung
ke sistem saraf otonom yang diatur struktur Hypotalamus untuk
menghasilkan hormon tertentu melalui Hypofise. Pintu masuk stimulus
ke dalam sistem limbik dapat melalui amygdala, dimana stimulus
informasi berasal dari korteks lobus otak seperti korteks temporalis
(stimulus informasi berupa pendengaran) dan korteks
parietooccipitalis (stimulus informasi berupa penglihatan dan
perabaan somatik). (Agus Mustofa, 2011) & (Alan R Crossman, David
Neary, Jan S Purba. 2015).
Gambar 1: Anatomi Otak; pembagian lobus otak
dan sistem.Limbik
Maka dasar terapi insomia bisa diberikan fokus adalah pada daerah
sekitar sistem limbik di bagian tengah otak, kortikal asosiasi otak yaitu
korteks lobus parietal, korteks lobus occipitalis, dan korteks lobus
temporalis serta ditambah titik bekam sesuai faktor penyebab
timbulnya Insomnia, misalnya oleh karena nyeri kronik didaerah leher
dan pundak maka ditambahi pada titik bekam sesuai area keluhan
yang menyertai insomnia. Mekanisme Bekam yang dilakukan pada titik
bekam Insomnia tersebut bekerja sesuai Teory Pain Gate Theory (PGT)
dan Teori Nitrit Oxide (NO). Berikut ini gambaran titik bekam Terapi
Insomnia yaitu:
1. Titik Ummu Mughits : 1 Titil pada puncak kepala (titik vertex).
Pada titik ini bermanfaat meningkatkan aliran darah ke otak bagian
atas yaitu korteks lobus parietal (asosiasi sensorik/perabaan).
2. Titik Ar Ra’si :
a. 2 Titik pada area samping kepala tepat diatas telinga kanan dan kiri,
Pada titik ini bermanfaat meningkatkan vaskularisasi pada otak bagian
samping yaitu korteks lobus temporalis (asosiasi pendengaran).
b. 1 Titik pada area belakang kepala (sekitar 3 jari dari Ummu
Mughits), Pada titik ini bermanfaat meningkatkan aliran darah pada
daerah otak bagian belakang yaitu korteks lobus occipitalis (asosiasi
penglihatan).
3. Titik tambahan sesuai keluhan yang menyertai/mempengaruhi
keluhan insomnia: Titik ini ditambahkan sesuai dengan keluhan yang
menyertai gangguan insomnia atau juga faktor faktor yang
menyebabkan timbulnya gangguan insomnia, misalnya disertai nyeri
tengkuk atau leher maka ditambahkan titik Al Akhda’ain dan Al Kahil,
bila disertai dengan Stres kronik maka bisa disertai titik Qathanul
Alawi di Setentang Ginjal (setentang tulang vertebra lumbal
1-2 atau tepat dibawah batas sudut tulang rusuk) kanan dan kiri. Bila
disertai kebiasaan merokok dan sesak nafas bisa disertai titik Az Zahrul
A’la (bawah tulang belikat) dan sebagainya.
Wassalam,
Medan, 01 Juni 2020
Dr. Hendra Sutysna, M.Biomed, AIFO-K
Dosen Fakultas Kedokteran UMSU
Praktisi Medis Klinik UMSU
Praktisi Thibbunnabawi
Pengajar/Trainer Nasional PBI
Rujukan Referensi :
Titik bekam indikasi Kesemutan, kebas, kaku pada tangan yaitu: 1. Titik
al Kahil 2. Titil Katifain 3. Titik Bahu pada Lengan atas 4. Titik Siku
belakang ( bukan lioatan siku) 5. Titik Pergelangan tangan sisi
belakang (bukan lipatan pergelangan tangan).
Demikian pemaparan singkat dari saya, semoga bermanfaat.