Anda di halaman 1dari 18

Titik Bekam Pada Stroke

Patogenese Stroke

Defenisi Stroke :
Menurut WHO (1976), Stroke adalah suatu manifestasi klinis berupa
penurunan kemampuan neurologis baik fokal maupun general
(umum) yang terjadi mendadak (akut) dan berlangsung selama 24 jam
atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian mendadak tanpa
adanya penyebab selain gangguan vaskuler. Penyakit stroke juga
mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hidup pasien
dimasa pasca serangan stroke.
Klasifikasi Stroke, menurut Kemenkes RI (2013);

1. Stroke Iskemik : adalah kondisi stroke yang disebabkan oleh


obstruksi atau tersumbatnya (total/sebagian) pembuluh darah arteri
yang mensuplai darah ke jaringan otak sehinga terjadi iskemik
(kekurangan aliran darah dan oksigen) sampai dibawah
30cc/100gr/menit, bahkan kematian pada jaringan otak disekitar
pembuluh darah yang tersumbat. Obstruksi (sumbatan) sering dipicu
oleh kondisi aterosklerosis (penebalan dinding pembuluh darah oleh
karena pengendapan kolesterol dan agregasi trombosit pada dinding
pembuluh darah).
2. Stroke Hemoragik (perdarahan) : adalah kejadian stroke yang
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah sehingga mengakiban
arah arteri yang mensuplai darah ke jaringan otak, sehingga terjadinya
kematian jaringan otak disekitar pembuluh darah yang pecah tersebut.
Hal ini bisa dipicu oleh peningkatan tekanan intrakranial (tekanan
darah kedalam jaringan otak) biasanya dipicu oleh stres kronik dan
hipertensi maligna (tekanan darah tinggi berat). Deteksi dini serangan
akut stroke dengan mengacu pada beberapa kriteria (SEGERA KE RS)
yaitu: a. Senyum yang tidak simetris b. Gerakan yang melemah atau
lumpuh total secara tiba-tiba c. SuaRa yang pelo, parau atau
menghilang d. Kebas/Kesemutan/ Baal e. Rabun/Kabur/Gangguan
penglihatan f. Sempoyongan/Vertigo/kesadaran menurun.

Gejala Umum Stroke Hemisfer (bagian otak) kanan dan kiri menurut
dr. Muktasim Billah,Sp.S, seorang Dosen FK Universitas Sultan Agung
mengatakan:

1. Stroke Hemisfer Otak Kiri (Dominan dijumpai kasusnya):


a. Aphasia (tidak bisa berbicara)
b. Hemiparese Dekstra (Kelumpuhan sebelah sisi kanan)
c. Gangguan Lapang Pandang Kanan
d. Gangguan gerak bola mata kanan
e. Disartria (bicara pelo/kesulitan bicara)
f. Gangguan Membaca, menulis dan berhitung.
2. Stroke Hemisfer Kanan (Tidak Dominan kasusnya) :
a. Gangguan lapang pandang kiri
b. Gangguan fungsi sensoris sisi kiri
c. Hemiparese sinistra
d. Gangguan gerak bola mata kiri
e. Disartria (bicara pelo/kesulitan bicara)
f. Disorientasi ruang (sempoyongan)
Gambar : area titik bekam dihubungkan dengan otak
Titik Bekam Terapi Insomnia
Gambar: Titik beksm pada titik akhdain, al kahil, katifain, dan qathanul sufla

Tujuan Penatalaksanaan :
Tujuan utama penatalaksanaan pasien stroke meliputi 3 hal, yaitu:
mengurangi kerusakan neurologik lebih lanjut, menurnkan angka
kematian dan ketidakmampuan gerak (immobility) dan kerusakan
neurologik serta mencegah serangan berulang (kambuh). Pada
umumnya pasien stroke akan menerima banyak obat (polifarmasi) dan
mengkonsumsi obat dalam jangka waktu yang lama. Untuk
mendapatkan hasil terapi stroke yang optimal, maka diperlukan
penatalaksanaan multidisiplin ilmu medis modern dengan pengobatan
tradisional lainnya. (Fagan dan Hess, 2005)
Tatalaksana :
Tatalaksana Stroke sebaiknya multidisplin dan komprehensif agar
didapatkan hasil yang maksimal. Selain obat-obatan dari medis dapat
juga dikombinasikan dengan terapi bekam sebagai upaya rehabilitatif
atas defisit neurologis (penurunan fungsi saraf) pasca strok atau juga
mencegah terjadinya serangan stroke ulangan dimasa depan.
Adapun terapi tituk bekam yang diberikan pada pasien pasca
serangan stroke dengan defisit neurologis adalah titik bekam pada
daerah kepala adalah sisi kontrakateral (silang berlawanan) dengan
dgn tubuh yg lumpuh, dan sesuai sisi bagian tubuh yg lumpuh. Berikut
adalah titik bekamnya:

1. Titik ummu mughits : Titik bekam tepat dipuncak kepala, sama


dengan titik Hammah. Manfaat yang diharapkan dapat membantu
mengeluarkan Causative Pathological Substrat (CPS) seperti kolesterol
LDL, Trigliserida, toksin, radical bebas juga cairan interstitial berlebih
disekitar pembuluh darah otak dan jaringan interstitial kulit kepala
disekitar titik bekam. Selain itu Nitrit Oxide yang dihasilkan mampu
memvasodilatasi pembuluh darah disekitar area pembekaman,
mecegah agregasi trombosit penyebab obstruksi (sumbatan)
pembuluh darah pada daerah sensorik (pusat perasa).
2. Titik Yafukh : Titik bekam tepatnya dibagian depan otak (area
motorik/pusat gerakan) sehingga diharapkan bisa memperbaiki
kerusakan neurologis di otak sebagai sistem saraf pusat yang menjadi
sumber perintah gerak pada anggota gerak tubuh secara
contralateral/bersilang. Manfaat yang diharapkan sebagai penguat
manfaat seperti halnya pada titik ummu mughits, selain itu
memperbaiki vaskularisasi area motrik sehingga pusat gerakan di
bagian otak yang terkena stroke dapat diperbaiki.
3. Titik Ar Ra’si : Titik bekam pada sisi samping kepala yaitu
kontralateral/ bersilangan dengan kelumpuhan anggota gerak akibat
serangan strok yang dialami. Titik Ar Ra’si diutamakan cenderung ke
area samping agak kedepan (diatas telinga). Manfaat yang diharapkan
sebagai penguat manfaat seperti halnya pada titik ummu mughitss,
selain itu dapat memperbaiki vaskularisasi area bicara sehingga
gangguan bicara pada strok dapat diperbaiki.
4. Titik akhdain : Titik bekam sunnah yang berada pada kedua sisi
belakang leher tepat di sudut bawah batas rambut. Manfaat yang
diharapkan adalah membantu melancarkan alian darah yang mengalir
ke jaringan otak tengah dan belakang dan dapat menurunkan tekanan
intrakranial (tekanan darah ke otak) pada pasien hipertensi tak
terkontrol. Selain itu titik ini memperbaiki aliran darah melalui
vasodilatasi dan pembersihan sampah metabolisme (CPS) pada daerah
plexus servikalis (pilinan saraf spinal yang bercabang dari area
servikal(leher) menjalar ke daerah bahu, lengan sampai ujung jari
tangan dengan cara meneruskan impuls/rangsangan perintah otak
menuju nggota gerak atas
5. Titik al Kahil : Titik bekam sunnah yang berada pada area cervikal
7 (punuk belakang). Manfaatnya mampu mencegah 72 penyakit
(sunnah Rasulullah), khusus pada kasus strok dapat memperbaiki
aliran darah melalui pembersihan sampah metabolisme (CPS) dan
vasodilatasi pembuluh darah disekitar plexus brachialis (pilinan cabang
saraf spinal yang bercabang dari area pundak menjalar ke lengan
sampai ujung jari tangan dengan cara meneruskan rangsangan/impuls
perintah dari otak menuju anggota gerak atas.
6. Titik Katifain : Titik bekam ini pada bahu tepat sejajar dengan titik
al Kahil. Manfaatnya diharapkan mendukung manfaat titik al Kahil
yaitu pada daerah perpanjangan plexus brachialis (pilinan saraf
brachial/bahu guna meningkatkan vaskularisasi (peredaran darah) dan
perbaikan inervasi (persarafan) sistem gerak atas ( lengan-tangan).
7. Titik al Qathanul Sufla: Titik bekam sunnah yang berada pada
samping kanan dan kiri vertebra sacrum (tulang ekor). Manfaatnya
diharapkan dapat memperbaiki aliran pembuluh darah dan
membuang CPS disekitar plexus sacralis (pilinan cabang saraf spinal
yang akan menjalar ke tungkai sampai ujung kaki dengan meneruskan
impuls/rangsangan perintah dari otak menuju anggota gerak.

Rujukan :

1. Fagan, S. C& Hess, D. C. Tahun 2005. Pharmacotherapy: a


Pathophysiologic Approach, Sexth Edition. Columbus: The McGraw-Hill
Companies.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tahun 2013.
Pedoman Pengendalian Stroke. Direktorat Pengendalian Penyakit
Tidak Menular Subdit Pengendalian Penyakit Jandung dan Pembuluh
Darah. Edisi Revisi.
3. Perkumpulan Bekam Indonesia (PBI) Tahun 2019 . Panduan
Pengajaran Bekam. Bidang Diklat dan Litbang PBI. Cetakan Kedelapan.
4. Hatano S. Experience from a multicentre stroke register: a
preliminary report. Bulletin of the World Health Organisation.
1976;54(5):541–553.

Medan, 28 Mei 2020

dr.Hendra Sutysna, M.Biomed, AIFO-K Dosen Fakultas Kedokteran


UMSU Dokter Klinik Pratama UMSU Pengajar/Trainer Nasional PBI

Korbid Litbang PDKI Sumatera Utara Sekretaris MPKU PWM Sumatera


Utara Sekretaris Pengda PBI Sumatera Utara

Kajian Medis Titik Terapi Bekam ; Edisi 3

Defenisi Insomnia:
Insomnia merupakan suatu kondisi yang dicirikan dengan adanya
gangguan dalam jumlah, kualitas atau waktu tidur pada seorang
individu. Gangguan tidur dapat mengganggu pertumbuhan fisik,
emosional, kognitif, dan sosial orang dewasa. Fakta tersebut
menunjukkan besarnya kemungkinan masalah akademis, emosional,
kesehatan, dan perilaku pada orang dewasa dapat dicegah secara
signifikan melalui intervensi, yaitu memperbaiki kualitas dan kuantitas
tidur. (Le Bourgeois et al, 2005)

Insomnia ditegakkan apabila terdapat 1 atau lebih keluhan: kesulitan


memulai tidur, kesulitan untuk mempertahankan tidur sehingga sering
terbangun dari tidur, bangun terlalu dini hari dan sulit untuk tidur
kembali, tidur dengan kualitas yang buruk. Kesulitan tidurdi atas
terjadi meskipun terdapat peluang dan keadaan yang cukup untuk
tidur, serta setidaknya terdapat satu gangguan yang dialami pada
siang hari : kelelahan, gangguan atensi, konsentrasi, dan memori,
gangguan dalam hubungan sosial dan pekerjaan atau performa yang
jelek di sekolah, gangguan mood atau iritabel, mengantuk di siang
hari, kekurangan energi inisiasi dan motivasi, sering mengalami
kesalahan, kecelakaan saat bekerja atau menyetir, nyeri kepala,
gangguan pencernaan akibat kurang tidur. (Berry RD, 2012)

Gangguan tidur dapat disebabkan oleh banyak hal atau bersifat


holistik. Hal yang mempengaruhi adalah biopsikososial yaitu dari
faktor genetik, psikologis, dan lingkungan. Sehingga bisa dikatakan
penyebabnya sangat kompleks dan memerlukan investigasi yang
cermat. Depresi yang dapat dihubungkan dengan penyebab
gangguan tidur adalah terganggunya neurotransmiter serotonin.
Serotonin berperan dalam pengontrolan afek, agresivitas, tidur, dan
nafsu makan. Neuron serotoninergik berproyeksi dari batang otak ke
korteks otak(korteks lobus parietal, occipital, temporal), hipotalamus,
ganglia basalis, septum, dan hipokampus.(Amir,2004) Sehingga terapi
titik bekam didaerah proyeksi ini dapat meningkatkan pengeluaran
hormon Serotonin untuk mencegah depresi yang dapat berakibat
pada gangguan tidur.
Gangguan pengaturan (regulasi) hormon dapat menyebabkan depresi,
mekanisme normalnya adalah adanya pengalaman buruk sehari-hari
akan disimpan dalam korteks otak (korteks lobus parietal, occipital,
temporal) dan sistem limbik sebagai sebuah penyebab stres (stresor).
Bagian otak ini akan mengirim pesan ke tubuh untuk mempersiapkan
diri mengatasi stresor tersebut. Target organnya adalah kelenjar
adrenal. Kelenjar ini akan mensekresikan kortisol untuk
mempertahankan hidup. Kortisol berfungsi dalam mengatur tidur,
nafsu makan, fungsi ginjal, sistem imun, dan semua faktor penting
dalam kehidupan. Kadar kortisol turun pada saat malam sebelum
tidur, sedangkan pada saat bangun pagi akan meningkat sehingga kita
bisa bangun dengan segar. (Amir,2004) Depresi dan nyeri kronik
merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan kejadian
Insomnia (Susanti L, 2015). Insomnia pada lansia disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu dari faktor status kesehatan, penggunaan obat-
obatan, kondisi lingkungan, stres psikologis, diet/nutrisi, gaya hidup
Insomnia pada usia lanjut dihubungkan dengan penurunan memori,
konsentrasi terganggu dan perubahan kinerja fungsional. (Darmojo,
2005). teori Darmojo (2005)mengatakan bahwa faktor gaya hidup
seperti kebiasaan merokok merupakan faktor terjadinya insomnia
karena nikotin yang terkandung dalam asap rokok bekerja sebagai
stimulant yang membuat penghisapnya tetap terbangun dan waspada.
Efek stimulant nikotin juga bisa menyebabkan individu mengalami
“nicotine withdrawal” setiap malam sehingga bisa menyebabkan
gangguan tidur atau insomnia.

Sistem Limbik:
Didalam otak manusia ada bagian yang disebut sistem Limbik. Nama
sistem limbik berasal dari lokasi dari beberapa komponen utamanya
yang terletak pada pinggiran tengah dari hemisfer cerebri (belahan
otak). Sistem Limbik terdiri atas struktur kortikal dan subkortikal,.yaitu
kompleks pulau-pulau sel syaraf yang tersebar dalam bagian tengah
otak yang merangkum struktur-struktur penting berupa thalamus,
Hipothalamus, Hipocampus dan amygdala. Kesemuanya itu
membentuk satu kesatuan dengan koneksi yang kompleks dan luas.
Struktur pertama berupa Thalamus, berada dipuncak batang otak dan
berfungsi sebagai Stasiun Relay bagi lalu lalangnya informasi/stimulus
yang masuk dan keluar dari otak. Thalamus juga mengatur fungsi
sadar, sehingga kerusakan struktur Thalamus ini dapat menyebabkan
orang mengalami koma permanen. Dibawahnya ada struktur kedua
yaitu Hypothalamus yang berfungsi mengatur homeistasis atau
keseimbangan saraf otonom tubuh seperti keseimbangan tekanan
darah, denyut jantung, pernafasan, dan suhu tubu. Sistem limbik kaya
hubungan interkoneksi dengan hipothalamus. Struktur ketiga adalah
sepasang Hipocampus yang terletak bagian lobus temporal sebagai
tempat penyimpanan memori rasional jangka panjang dan jangka
pendek. Struktur terakhir adalah amygdala, struktur yang menyimpan
memori emosional, seperti rasa marah, sedih, takut, khawatir dan
berbagai sifat emosional yang terkait dengan kelangsungan hidup
termasuk gairah dan motivasi. Respon emosional tersebut terhubung
ke sistem saraf otonom yang diatur struktur Hypotalamus untuk
menghasilkan hormon tertentu melalui Hypofise. Pintu masuk stimulus
ke dalam sistem limbik dapat melalui amygdala, dimana stimulus
informasi berasal dari korteks lobus otak seperti korteks temporalis
(stimulus informasi berupa pendengaran) dan korteks
parietooccipitalis (stimulus informasi berupa penglihatan dan
perabaan somatik). (Agus Mustofa, 2011) & (Alan R Crossman, David
Neary, Jan S Purba. 2015).
Gambar 1: Anatomi Otak; pembagian lobus otak
dan sistem.Limbik

Amygdala terletak dibawah thalamus berdekatan dengan


hypocampus, menerima impuls dari korteks asosiasi lobus temporalis,
lobus parietalis dan lobus occipitalis melalui thalamus. Sistem limbik
penting untuk prilaku beradaptasi, termasuk kemampuan adaptasi
terhadap informasi baru berdasarkan pengalaman sebelumnya
(memori rasional maupun memori emosional). Sebagai kesimpulannya
bahwa sistem limbik, hypotalamus dan asosiasi kortikal otak
berhubungan timbal balik. Maka Sering sekali berbagai
informasi(stimulus) baru yang masuk pada sistem limbik bisa
mempengaruhi kerja hipotalamus atau sebaliknya. (Alan R Crossman,
David Neary, Jan S Purba. 2015).
Gambar 2:Hubungan arus informasi
korteks otak dengan Sistem Limbik

Sehingga, dapat dismpulkan secara sederhana bahwa gangguan pada


sistem limbik bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor stimulus/informasi
dari kortikal asosiasi (penglihatan, pendengaran, penciuman,
perabaan, nyeri kronik dsb) dan juga dipengaruhi faktor-faktor diluar
fungsi limbik, misalnya karena faktor stres, nikotin/merokok,
cafein/Kopi dan lainnya yang mempengaruhi hipotalamus.

Maka dasar terapi insomia bisa diberikan fokus adalah pada daerah
sekitar sistem limbik di bagian tengah otak, kortikal asosiasi otak yaitu
korteks lobus parietal, korteks lobus occipitalis, dan korteks lobus
temporalis serta ditambah titik bekam sesuai faktor penyebab
timbulnya Insomnia, misalnya oleh karena nyeri kronik didaerah leher
dan pundak maka ditambahi pada titik bekam sesuai area keluhan
yang menyertai insomnia. Mekanisme Bekam yang dilakukan pada titik
bekam Insomnia tersebut bekerja sesuai Teory Pain Gate Theory (PGT)
dan Teori Nitrit Oxide (NO). Berikut ini gambaran titik bekam Terapi
Insomnia yaitu:
1. Titik Ummu Mughits : 1 Titil pada puncak kepala (titik vertex).
Pada titik ini bermanfaat meningkatkan aliran darah ke otak bagian
atas yaitu korteks lobus parietal (asosiasi sensorik/perabaan).
2. Titik Ar Ra’si :
a. 2 Titik pada area samping kepala tepat diatas telinga kanan dan kiri,
Pada titik ini bermanfaat meningkatkan vaskularisasi pada otak bagian
samping yaitu korteks lobus temporalis (asosiasi pendengaran).
b. 1 Titik pada area belakang kepala (sekitar 3 jari dari Ummu
Mughits), Pada titik ini bermanfaat meningkatkan aliran darah pada
daerah otak bagian belakang yaitu korteks lobus occipitalis (asosiasi
penglihatan).
3. Titik tambahan sesuai keluhan yang menyertai/mempengaruhi
keluhan insomnia: Titik ini ditambahkan sesuai dengan keluhan yang
menyertai gangguan insomnia atau juga faktor faktor yang
menyebabkan timbulnya gangguan insomnia, misalnya disertai nyeri
tengkuk atau leher maka ditambahkan titik Al Akhda’ain dan Al Kahil,
bila disertai dengan Stres kronik maka bisa disertai titik Qathanul
Alawi di Setentang Ginjal (setentang tulang vertebra lumbal
1-2 atau tepat dibawah batas sudut tulang rusuk) kanan dan kiri. Bila
disertai kebiasaan merokok dan sesak nafas bisa disertai titik Az Zahrul
A’la (bawah tulang belikat) dan sebagainya.

Demikianlah penjelasan seputar gangguan insomnia dan faktor yang


mempengaruhi serta rekomendasi titik bekam untuk terapi gangguan
insomnia dari kajian singkat anatomi dan fisiologinya. Dr. Wadda A
Umar menjelaskan dalam bukunya bahwa menurut kedokteran
tradisional, di bawah kulit, otot, maupun fascia terdapat suatu poin
atau titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara poin satu dengan
poin lainnya saling berhubungan membujur dan melintang
membentuk jarring-jaring atau jala. Jala ini dapat disamakan dengan
meridian atau habl. Dengan adanya jala ini, maka terdapat hubungan
yang erat antara bagian dalam dengan bagian luar, antara bagian kiri
tubuh dan bagian kanan tubuh, antara organ-organ tubuh dengan
jaringan bawah kulit, antara organ yang satu dengan organ lainnya,
antara organ dengan tangan dan kaki, antara organ padat dengan
organ berongga, dan lain sebagainya, sehingga membentuk suatu
kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.

Mohon maaf bila ada kekurangan didalamnya, dan atas apresiasinya


kami ucapkan terima kasih. Semoga ilmu ini bermanfaat untuk kita
semua.

Wassalam,
Medan, 01 Juni 2020
Dr. Hendra Sutysna, M.Biomed, AIFO-K
Dosen Fakultas Kedokteran UMSU
Praktisi Medis Klinik UMSU
Praktisi Thibbunnabawi
Pengajar/Trainer Nasional PBI

Korbid Litbang PDKI Cabang Sumatera Utara


Sekretaris MPKU PWM Sumatera Utara
Sekretaris Pengda PBI Sumatera Utara

Rujukan Referensi :

1. Alan R Crossman, David Neary, Jan S Purba. 2015. Neuroanatomi,


Buku Ajar Ilustrasi Berwarna. Elsevier, Singapore. Edisi Kelima: 161-169
2. Amir N. Aspek Neurobiologi Molekuler Depresi. JIWA.
2004;XXXVII:2
3. Berry RD, 2012. Insomnia. Dalam: Fundamentals of Sleep
Medicine. Philadelphia. Elsevier Saunder: 481-512.
4. Darmojo, 2005, Proses Menua Dan Implikasi Kliniknya. Buku Ajar
Penyakit Dalam Jilid I (ed. 5), Fakultas Kedokteran UI, Jakarta
5. LeBourgeois, MK., Giannotti, F., Cortesi, F., Wolfson, AR., Harsh, J,
2005. The Relationship between Reported Sleep Quality and Sleep
Hygiene in Italian and American adolescents. Pediatrics;115: 257-65.
6. Susanti L, 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Insomnia di Poliklinik Saraf RS M Djamil Padang, Jurnal FK Unand 4 (3):
951-956.
Sering Kebas dan Kaku otot kaki dan tangan, merupakan salah satu
gejala dari:

1. Peningkatan kadar kolesterol darah


2. Peningkatan radiksl bebas dan kekurangan antioksidan dlm
tubuh.
3. Kekurangan vitamin neurotropik ( Vit. B Komplex) disertai
penumpukan Causative Patological Substrate/CPS dalam Plasma darah
dan jaringan interstitial tubuh.

Sehingga salah satu penatalaksanaannya adalah:

1. Mengontrol kadar kolesterol darah (Cek lab, jika terbukti meningkat


maka bekam titik hiperkolesterol atau kombinasi dengan resep dokter)

2. Menetralisir radikal bebas yg berlebih dgn meminum antioksidan


semisal vitamin, sayuran atau buah2an.

3. Selain itu untuk membuang CPS yg berlebihan, bisa


dibuang/diekskresi melalui filtrasi/ekskresi barier kulit melalui torehan
Bekam pd titik tertentu.

Titik bekam indikasi Kesemutan, kebas, kaku pada tangan yaitu: 1. Titik
al Kahil 2. Titil Katifain 3. Titik Bahu pada Lengan atas 4. Titik Siku
belakang ( bukan lioatan siku) 5. Titik Pergelangan tangan sisi
belakang (bukan lipatan pergelangan tangan).
Demikian pemaparan singkat dari saya, semoga bermanfaat.

Sumber rujukan : Prof. Dr. Amr Ar Rayis, Muhammad Shiddiq Khalifah,


Panduan Bekam Bergambar, Penerbit ZamZam, Solo 2018

Anda mungkin juga menyukai