Anda di halaman 1dari 4

MASTAKARAGA, [13.12.

17 19:51]
APA DAN BAGAIMANA TEKHNIK MTR ITU???
1. Teknik MTR menggunakan pijatan khusus dengan media jari jemari tangan dan telapak tangan dan
pijatan lembut ( butuh keahlian khusus) kelihaian/kelincahan tangan yang dinamakan pijatan
pompa,sesuai rythem (irama) dengan menelusuri jaringan penghubung bagian 12 syaraf kranial yang
sangat lembut, dan juga jaringan otot berfokus pada otot yang terjadi ketegangan
2. Dengan pijatan dan sentuhan lembut ini, terapis akan melepaskan hambatan pada jaringan lunak
yang menyelubungi system saraf pusat. Dan melepaskan permasalahan pada perlengketan otot dan
saraf yang bermasalah dan sentuhan pada jaringan kulit kepala dan tubuh sehingga tidak hanya rasa
nyaman yang akan diperoleh ketika bagian yang dipijat.
3. Manfaat diantaranya adalah :
1. meningkatkan peningkatan kesehatan sistem impuls saraf. Meredakan dan meregangkan otot yang
tegang dan nyeri sehingga otot dapat lentur kembali
2. Dapat melancarkan peredaran darah, menormalkan kinerja jantung dan mampu meningkatkan
produksi hemoglobin, trombosit dan eritrosit secara perlahan.
3. Memperbaiki aliran darah yang tersendat di seputar getah bening dan mencegah pegal pegal sekitar
leher dan belakang punggung.
4. Mencegah ketegangan, cedera dan kaku pada persendian akibat terlalu banyak berjalan atau
mengangkat barang barang berat serta menyembuhkan keseleo, terkilir dan kram otot.
5. Dapat meningkatkan kekebalan tubuh karena efek dari kelelahan yang telah mereda dan efek tubuh
yang lebih santai.
MTR semakin banyak dipergunakan sebagai tolak ukur kesehatan preventif oleh karena kemampuannya
dalam menunjang ketahanan tubuh terhadap penyakit, dan sangat efektif untuk penanganan pelbagai
masalah medis yang berkaitan dengan nyeri dan disfungsi tubuh.

Bagaimana Cara Kerja MTR dan KRANIALISTIC terapi?

Ada sebagian kecil bagian tubuh manusia yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap kemampuan
tubuh untuk berfungsi secara benar, seperti otak dan saraf tulang belakang yang membentuk system
saraf pusat. Dan, system saraf pusat juga sangat dipengaruhi oleh system kraniosakral yang terdiri dari
membrane dan cairan yang menyelubungi, melindungi serta memberikan nutrisi kepada otak dan saraf
tulang belakang.
Setiap hari tubuh kita menerima stres dan tekanan yang harus diseimbangkan. Sayangnya, setiap
perubahan tersebut sering kali menyebabkan jaringan lunak tubuh menjadi kencang dan mengubah
sistem kraniosakral. Perubahan ini kemudian dapat mengakibatkan terbentuknya ketegangan disekitar
otak dan saraf tulang belakang sehingga menghasilkan penghambatan. Akibat selanjutnya adalah
terbentuknya suatu halangan terhadap performa sehat dari system saraf pusat, dan secara potensial
dapat mengganggu system-sistem lain yang berhubungan dengannya.
Kabar baiknya, penghambatan yang demikian dapat dideteksi dan diperbaiki dengan cara pijatan khusus
dan sentuhan lembut.
Dengan sentuhan yang sangat ringan, praktisi MTR menggunakan tangannya untuk melakukan evaluasi
pada system kraniosakral dengan penerapan tekhnik 7 (pola membuat seperti jaring),tekhnik putar
setengah lingkaran (media 4 jari), totok pompa dengan media jari, dan usapan memakai jari dan telapak
tangan, Hanya dengan merasakan secara pijatan lembut pada beberapa lokasi tubuh, praktisi dapat
mengetahui keleluasaan gerak dan ritme denyutan cairan serebrospinal di sekitar otak dan saraf tulang
belakang, Serta mencari sumber permasalahan jika terjadi adanya sumbatan yang berhubungan dengan
sirkulasi area saraf dan otot .Teknik pijatan lembut dan sentuhan ringan juga sering digunakan untuk
melepaskan hambatan pada semua jaringan lunak yang mempengaruhi system kraniosakral.
Dengan menormalkan lingkungan di sekitar otak dan saraf tulang belakang, serta meningkatkan
kemampuan tubuh melakukan swa-koreksi, MTR dapat mengangkat pelbagai disfungsi, dari mulai nyeri
kronis , cidera olahraga, sampai stroke dan pelemahan saraf.

Kondisi Apakah yang Bisa Dibantu Oleh MTR dan kranialistic terapi?

o Migrain dan Sakit Kepala


o Nyeri Punggung dan Leher Kronis
o Autisme
o Gangguan Terkait Stress dan Ketegangan
o Pelemahan Koordinasi Motorik
o Gangguan Balita dan Anak-anak
o Cidera Otak dan Saraf Tulang Belakang
o Kelelahan Kronis
o Fibromyalgia
o Sindroma TMJ (gangguan pada rahang)
o Skoliosis
o Gangguan Pada System Saraf Pusat
o Gangguan Belajar
o ADD/ADHD (Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktifitas)
o Post-Traumatic Stress Disorder (Gangguan Stress Pasca Trauma)
o Masalah Ortopedik
o Dan masih banyak lagi

Adakah Kondisi Dimana MTR Tidak Disarankan?

Ada beberapa kondisi dimana aplikasi MTR tidak disarankan. Berikut adalah beberapa kondisi dimana
jika terjadi pengubahan atau peningkatan tipis pada tekanan intracranial akan dapat menyebabkan
ketidakstabilan. Aneurisma akut, pendarahan otak atau gangguan pendarahan yang sudah ada
sebelumnya adalah kondisi yang dapat dipengaruhi oleh perubahan kecil pada tekanan intracranial.

Berapa Banyak Sesi MTR yang Saya Butuhkan?

Respon terhadap MTR akan berlainan dari setiap individu maupun kondisinya. Respon tubuh anda
adalah unik, akan berbeda dan tidak bisa dibandingkan dengan orang lain walaupun kasusnya mirip
dengan keluhan anda. jumlah sesi yang dibutuhkan akan sangat bervariasi, dari hanya sekali sampai tiga
kali seminggu atau lebih selama beberapa minggu.
Tahap waktu terapi MTR minimal 60 menit dalam setiap sesion terapinya

salam penyehatan tradisional indonesia


A.M.M Hakiem (founder MTR)

MASTAKARAGA, [13.12.17 19:54]


Penjelasan mengenai struktur organisasi MASTAKARAGA (MTR)
Mastakaraga adalah suatu bentuk nama dari sebuah keilmuan terapi manual yang mana mengandung
arti
MASTAKA = kepala
RAGA = tubuh (menyeluruh)
Konsep terapi manual berbekal keilmuan yang cukup, mengedepankan kenyamanan dalam setiap
terapinya,dan keberhasilan (target perubahan) pada setiap pasca terapinya

Sistem kerja MTR adalah memperbaiki sistem tubuh yang bermasalah dan mencari sumber penyebab
dan akibat suatu bentuk kasus penyakit
(Tubuh menyeluruh dibenahi, dan bukan disakiti )

Mastakaraga bersifat independen dan netral dalam berorganisasi dan tidak berpihak kemanapun

Untuk para praktisinya bebas memilih asosiasi/perkumpulan profesi sejenis sebagai wadah legalitas
resmi yang diakui pemerintah
MTR siap bersinergi dengan praktisi manapun

MTR lahir bukan bermaksud menyaingi keilmuan yang lainnya dalam hal ini keilmuan penyehat
tradisional, (tibbun nabawi) maupun keilmuan lainnya
MTR lahir untuk melengkapi skill dan menambah wawasan menyangkut penyehatan tradisional
MTR sebagai penyeimbang dan sebagai bantuan penambahan keilmuan untuk para praktisi penyehat
secara keseluruhan

Mari jadikan keilmuan penyehat ini membuat semakin kuat dan saling bersinergi, dalam
mengaplikasikan langsung untuk masyarakat yang membutuhkan (pasien/klien) dan bukan menjadi
memecah belah antar sesama praktisi penyehat

" Bersatu dalam keilmuan demi membantu ummat"

MTR lahir untuk kebutuhan masyarakat dalam hal ini adalah para penderita pasca stroke maupun
penderita dengan keluhan yang lainnya asalkan kondisi pasien/klien belum tersentuh meja operasi
ataupun belum dikatakan manula (usia diatas 70thn)
Biarpun tingkat keberhasilannya berbeda beda pada setiap kasus, akan tetapi dalam hal target
perubahan haruslah dimiliki oleh setiap praktisi MTR

MTR berdiri atas nama bentuk yayasan MEC (mastakaraga education center) bertujuan sebagai :
1. media pembelajaran,edukasi, menyangkut keilmuan MTR
Bersifat pendidikan non formal
2. suatu bentuk usaha pendirian rumah stroke MTR yang mana sebagai mentor pendirian rumah stroke
secara nasional
Dimana nantinya adalah sebagai tindak lanjut para praktisi MTR setelah proses belajar tahapan demi
tahapan dilalui dan ada wadah yang akan dituju yaitu pendirian rumah stroke ,
inilah sebagai wadah pengembangan keilmuannya dengan dapat mengaplikasikan langsung kepada
klien/pasien
3. Sebagai wadah riset dan pengkajian keilmuan MTR
4. Sebagai kantor pusat/sekretariat untuk kepentingan MTR secara menyeluruh
Adapun MEC mempunyai wadah organisasi dibawahnya berbentuk komunitas bertujuan sebagai motor
penggerak para praktisi maupun calon praktisi MTR bernama :
komunitas para praktisi terapi mastakaraga (K-P2TM) yang mana didalamnya tersusun beberapa
pengurus
- PUSAT (K-P2TM)
- PENGDA (pengurus daerah/provinsi) dan
- PENGCAB (pengurus cabang/kab.kota) bertujuan untuk :
1.mengenalkan produk keilmuan kepada masyarakat luas (sosialisasi MTR)
2. Sebagai wadah pemersatu praktisi MTR secara nasional
3. Sebagai media penghubung informasi menyangkut keilmuan MTR kepada masyarakat luas untuk
calon praktisi maupun pasien/klien yang membutuhkan

Ada beberapa bentuk jenis kegiatan K-P2TM diantaranya


- menyelenggarakan kegiatan bentuk acara bersifat pelatihan langsung maupun berjenjang/level
- menyelenggarakan kegiatan sosial bernama baksos (kegiatan pengobatan massal gratis untuk
masyarakat kurang mampu maupun masyarakat untuk umum)
- membuat struktural dengan program kaderisasi calon praktisi maupun yang sudah menjadi praktisi
MTR
Dengan pembuatan KTA (kartu tanda anggota) sebagai legalitas untuk para praktisinya
- membuat agenda kerja berkelanjutan menyangkut perkembangan MTR

K-P2TM berdiri dibawah naungan MEC (mastakaraga education center)

Demikian penjelasan mengenai MASTAKARAGA (MTR) sistem dan mekanisme dalam oranisasinya
Mudah-mudahan dapat bermanfaat untuk kita semua...amiin

#semangat mastakaraga
#bersinergi itu indah
#bersatu dalam penyehatan indonesia

Founder MTR
(A.m.m hakim)

Anda mungkin juga menyukai