Anda di halaman 1dari 16

SENTRA PENGEMBANGAN & PENERAPAN PENGOBATAN

TRADISIONAL (SP3T) JAWA TENGAH


 Gurah  pengobatan tradisional asli Indonesia:
 Kosmetik: agar suara menjadi bening dan lebih
merdu
 Preventif - Promotif
 Kuratif  Gangguan pada hidung

 Bahan gurah  bervariasi


 Banyak ramuan (cabe, madu, bawang, dll)
 Awalnya dari tanaman senggugu (Clerodenron
Serratum Spreng)
Kajian yang sudah dikerjakan:
1. Studi Etnomedisin di Jawa Tengah
2. Perspektif Cara Pengobatan Gurah di
Provinsi Jawa Tengah
3. Keamanan (Safety) Observasi Klinik
Pengobatan Gurah Dengan Perasan Kulit
Akar Senggugu (Clerodendron serratum
Spreng)
4. Penerapan Praktek Gurah, Studi
Percontohan Pelayanan Kesehatan
Tradisional di SP3T Jawa Tengah
 Gurah  cara pengobatan tradisional
dengan cara memasukkan suatu bahan /
ramuan tertentu ke dalam lubang hidung /
mulut dengan tujuan mengeluarkan kotoran
dan lendir yang ada di hidung dan rongga-
rongga sekitarnya.

 umumnya diwariskan secara turun-temurun


1. GURAH DAN SISTEM OLFAKTORIUS
 Metode gurah sangat berkaitan dengan sistem
jalan nafas bagian atas khususnya selaput lendir
(mukosa) naso-oro-faring serta jaringan-jaringan
sekitarnya.

 Gangguan pada traktus supra-aerodigestivus yang


disebabkan oleh virus dan proses imunologis,
sampai sekarang belum dapat ditangani secara
medis dengan memuaskan.

 secara farmakologis belum dapat dijelaskan


mekanisme kerja ramuan yang dipakai
 Ramuan merangsang reseptor pencium
dalam sistem olfaktorius  impuls
dibawa ke korteks olfaktorius 
mengaktifkan sistem limbik dan
amygdala  respon otonom simpatik,
parasimpatik, serta non-simpatik dan
non parasimpatik

 respon psikoneuroimunologis
2. GURAH DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SEHARI-
HARI
 Publikasi medik tentang gurah sangat langka, akan
tetapi reklame pemasaran sudah sampai dengan media
internet
 Dipercaya masyarakat sebagai pengobatan alternatif
gangguan saluran nafas, seperti hidung pilek / banyak
lendir, gatal, tersumbat, sesak, dan sebagainya
 atau sekedar ingin membersihkan saluran nafas dari
lendir atau kotoran lainnya.
 Secara subyektif, umumnya pasien gurah merasakan
kesembuhan (berkurang / bebas keluhan), walaupun
sementara, setelah menjalani gurah
3. BAHAN DAN METODE GURAH

 Bahan Gurah
 Praktek Gurah banyak dikerjakan di Pesantren-
Pesantren di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
 Bahan: kulit akar Senggugu (Clerodendron
serratum Spreng
Klasifikasi :

 Divisi : Spermatophyta
 Sub divisi: Angiospermae
 Kelas : Dicotyledonae
 Bangsa : Solanales
 Suku : Verbenaceae
 Marga : Clerodendron
 Jenis : Clerodendron serratum Spreng
 Buah  obat batuk
 Daun  obat rematik
 Akar  peluruh air seni, penawar racun ular,
pembersih darah dan untuk mengurangi /
menyembuhkan suara parau
 Daun dan akar senggugu mengandung
saponin dan flavonoid, disamping itu
daunnya juga mengandung alkaloid dan
tanin, sedangkan akarnya mengandung
polifenol.
Metode Gurah
 kulit akar  dikeringkan  direbus dalam
panci tanah  air tinggal setengahnya
 Cara penggunaan: teteskan 3 – 5 tetes ke
dalam kedua lubang hidung  kepala
ditengadahkan selama 1 – 2 menit  kemudian
ditelungkupkan sampai keluar lendir dengan
sendirinya.
 Untuk membantu pengeluaran lendir, pegurah
biasanya melakukan pemijatan leher dan
punggung
 Bahan : Kulit akar Senggugu
 Kulit akar Senggugu yang sudah dibersihkan
dikeringkan dengan oven pada tempertur 600 C
selama 2x24 jam, dihaluskan dan diayak dengan
ayakan B40, ditimbang 6,25 gram ramuan, ditambah
aquadest ad 200 ml, diaduk hingga homogen.
 Ditunggu 5 – 10 menit kemudian saring dengan kain
flannel.
 Ramuan siap diteteskan pada setiap lubang hidung
pasien yang telah melalui skrining dan memenuhi
kriteria inklusi.
 Setiap lubang hidung ditetesi sebanyak 0,5 – 1 ml
dengan pipet berskala, pasien dalam posisi duduk
dengan wajah tengadah, atau tidur telentang.

Anda mungkin juga menyukai