Anda di halaman 1dari 556

1

MUQODDIMAH
HSI Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 1

Halaqah yang pertama dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah adalah tentang
Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian yang Pertama
Telah berkata Guru kami yang mulia Syaikh Dr. shaleh bin abdillah ibn hamid al
‘ushaimi hafdzhahullah didalam muqaddimah kitab beliau khulashah ta’dzimi ‘ilmi,
bahwa banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan pengagungan dia
terhadap ilmu itu sendiri. Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan
terhadap ilmu maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut, sebaliknya
barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu maka akan berkurang
bagiannya Kemudian beliau menyebutkan 20 perkara yang merupakan bentuk
pengagungan terhadap ilmu:
1. Membersihkan Tempat Ilmu Yaitu Hati,
Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah membersihkan tempat ilmu,
apabila hati kita bersih maka ilmu akan berkenan masuk dan semakin bersih maka
semakin menerima ilmu tersebut dan hal yang mengotori hati dan menjadikan ilmu
sulit masuk adalah kotoran syahwat dan kotoran syubhat.
2. Mengikhlaskan Niat
Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah mengikhlaskan niat karena Allah
didalam menuntutnya, sesuai dengan keikhlasan seseorang maka dia akan
mendapatkan ilmu dan niat yang ikhlas didalam mencari ilmu adalah apabila niatnya :
> Mengangkat kebodohan dari diri sendiri
> Mengangkat kebodohan dari orang lain
> Menghidupkan ilmu dan menjaganya supaya tidak punah
> Mengamalkan ilmu
Diantara bentuk pengagungan terhadapa ilmu adalah
3. Mengumpulkan Tekad Untuk Menuntutnya Meminta Pertolongan Kepada Allah Dan
Tidak Merasal Lemah,
Sebagaimana dalam Hadits

ْ ‫علَى َما يَ ْنفَعُكَ َوا‬


‫ستَ ِع ْن ِباللَّ ِه َوالَ تَ ْع ِج ْز‬ َ ‫ص‬
ْ ‫احْ ِر‬

“Hendaklah engkau semangat melakukan apa yang bermanfa’at untuk dirimu, dan
memohonlah petolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah”
Dahulu Imam Ahmad Bin Hanbal terkadang ingin keluar dari rumahnya untuk
menghadiri majelis ilmu gurunya sebelum datang waktu shubuh dan sebagian mereka
membaca shahih al bukhari kepada gurunya dalam 3 majelis atau 3 pertemuan
Ini semua menunjukkan bagaimana semangat dan tekad para pendahulu kita didalam
menuntut ilmu. Diantara bentuk pengagungan terhadapa ilmu adalah
4. Memusatkan Semangat Untuk Mempelajari Al-Quran dan Al-Hadits,
karena inilah asal dari ilmu itu sendiri.

2
Halaqah yang ke-2 dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah "Pengagungan Terhadap
Ilmu Bagian yang Kedua"

Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu yang disebutkan oleh guru kami yang
mulia syaikh Dr. Shaleh bin abdillah ibn hamid al ‘ushaimi hafdzhahullah adalah
5. Menempuh Jalan Yang Benar Di Dalam Menuntut Ilmu Agama
orang yang salah cara didalam menuntut ilmu maka dia tidak akan mendapatkan
keinginannya atau mendapatkan sedikit disertai rasa lelah yang sangat,
Dan cara yang benar didalam mempelajari suatu cabang ilmu
- Dengan menghafal sebuah matan kitab yang menyeluruh dan dia mengumpulkan
perkara perkara yang rajih (yang dikuatkan) menurut para ulama dibidang tersebut
- Mempelajari ilmu tersebut dari serorang yang ahli yang bisa dijadikan teladan dan dia
mampu mengajar
6. Mendahulukan Ilmu Yang Paling Penting, Kemudian Yang Setelahnya dan Setelahnya,
Dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan ibadah seseorang
kepada Allah, dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan
‘ubudiyyah seseorang kepada Allah ‘azza wa jalla seperti :
lmu Aqidah, Tata Cara Wudhu, Tata Cara Shalat, Dan Lain Lain
7. Bersegera Untuk Mendapatkan Ilmu Dan Memanfaatkan Waktu Muda
karena waktu muda adalah waktu yang emas untuk mempelajari ilmu agama berkata Al
Hasan Al Bashri rahimahullah
‫العلم في الصغر كالنقص في الحجر‬

“menuntut ilmu diwaktu kecil seperti mengukir dibatu”


adapun apabila sudah tua maka kebanyakan manusia akan memiliki banyak kesibukan,
pikiran dan memliki banyak koneksi, kalau dia bisa mengatasi itu semua maka In Syaa
Allah dia akan mendapatkan ilmu
Para sahabat Nabi Shallallahu ‘alayhi wa sallam dahulu mempelajari agama dan mereka
sudah berumur

8. Pelan Pelan Di Dalam Menuntut Ilmu


karena menuntut ilmu tidak bisa dilakukan serta merta sekali jalan tetapi di ambil ilmu
secara pelan pelan dengan memulai kitab kitab yang ringkas menghapal dan memahami
maknanya dan jangan kita memulai menuntut ilmu dengan membaca kitab kitab yang
panjang
Halaqah yang ke-3 dari silsilah ilmiyyah dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah
"Pengagungan terhadap Ilmu Bagian yang Ketiga"

Diantara pengagungan terhadap ilmu :


9. Sabar Dalam Menuntut Ilmu Dan Menyampaikan Ilmu:
menghapal membutuhkan kesabaran, memahami membutuhkan kesabaran,
Menghadiri majelis ilmu membutuhkan kesabaran Demikian pula menjaga hak seorang
guru membutuhkan kesabaran. Berkata Yahya Ibnu Abi Katsiirin
3
‫سم‬
ْ ‫الج‬ ُ ‫ست َ َطا‬
ِ ‫ع العل َم ِب َرا َح ِة‬ ْ ُ‫ال ي‬

"Tidak didapatkan ilmu dengan badan yang berleha leha"


Demikian pula menyampaikan dan mengajarakan perlu kesabaran duduk bersama
dengan para penuntut ilmu perlu kesabaran, memahamkan mereka perlu kesabaran,
demikian pula menghadapi kesalahan kesalahan mereka perlu kesabaran
10. Memperhatikan Adab Adab Ilmu
Ilmu yang bermanfa'at didapatkan diantaranya dengan memperhatikan adab, dan adab
disini mencakup terhadap diri dalam pelajaran terhadap guru dan teman dan lain lain.
Orang yang beradab didalam ilmu berarti dia mengagungkan ilmu, maka dia dipandang
sebagai orang yang berhak untuk mendapatkan ilmu tersebut, adapun orang yang tidak
beradab, maka dikhawatirkan ilmu akan sia sia bila disampaikan kepadanya. berkata
Ibnu Sirrin

‫ْي كما يتعلمون العلم‬


َ ‫كانوا يتعلمون ال َهد‬

"Dahulu mereka mempelajari adab, sebagaimana mereka mempelajari ilmu"


Bahkan sebagian salaf mendahulukan mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu dan
banyak diantara para penuntut yang tidak mendapatkan ilmu, karena dia menyia-
nyiakan adab
11. Menjaga Ilmu Dari Apa Yang Menjelekkannya
Hendaknya seorang penuntut ilmu menjaga wibawanya karena apabila dia melakukan
sesuatu yang merusak wibawa nya sebagai seorang penuntut ilmu berarti dia telah
merendahkan ilmu, seperti terlalu banyak menoleh jalan, berteman akrab dengan orang
orang fasiq dan lain lain
12. Memilih Teman Yang Shaleh
Seorang penuntut ilmu perlu teman yang membantu untuk mendaptakan ilmu dan
bersungguh sungguh, teman yang tidak baik akan memberi pengaruh yang tidak baik

Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda

‫الرجل على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل‬

"Seseorang berada di atas agama teman akrabnya, maka hendaklah salah seorang
diantara kalian melihat dengan siapa dia berteman akrab" (Hadits Hasan diriwayat Abu
Daud dan Tirmidzi)
Halaqah yang ke-4 dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah "Pengagungan Terhadap
Ilmu"

Diantara perkara yang disebutkan Guru kami yang mulia Syaikh Dr. Shaleh bin 'abdillah
al ‘ushaimi hafdzhahullah didalam kitab beliau khulashah ta’dzimi ‘ilmi
13. Berusaha Keras Menghapal ilmu bermudzakarah dan bertanya

4
Belajar dari seorang guru tidak banyak manfa'atnya jika tidak menghapal,
bermudzakarah, dan bertanya, menghapal berkaitan dengan diri sendiri,
bermudzakarah mengulang kembali bersama teman dan bertanya maksudnya adalah
bertanya kepada sang guru Berkata Syaikh Utsaimin rahimahullah

‫حفظنا قليال وقرأنا كثيرا فانتفعنا بما حفظنا أكثر من انتفاعنا بما قرأنا‬

"Kami menghapal sedikit dan membaca banyak, maka kami mengambil manfa'at dari
apa yang kami hapal lebih banyak dari apa yang kami baca dan dengan bermudzakarah
akan hidup ilmu dalam jiwa dan dengan bertanya akan terbuka pembendaharaan ilmu"

14. Menghormati Ahli Ilmu


Rasulullah shallahallahu wa sallam bersabda

‫ليس من أمتي من لم يج ّل كبيرنا ويرحم صغيرنا ويعرف لعالمنا حقه‬

"Bukan termasuk ummatku yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi
yang lebih muda dan mengetahui hak bagi seorang 'alim" (Hadits Hasan yang di
riwatkan Al Imam Ahmad didalam musnad beliau)
Maka seorang murid harus memiliki rasa tawadhu terhadap gurunya, menghadap
beliau, dan tidak menoleh menjaga adab berbicara, tidak berlebihan didalam memuji
beliau, mendoakan beliau, mengucapkan terima kasih kepada beliau, atas pengajaran
beliau menampakan rasa butuhnya terhadap ilmu beliau, tidak menyakiti beliau dengan
ucapan dan perbuatan, serta berlemah lembut ketika mengingatkan kesalahan beliau
Disana ada 6 perkara yang harus dia jaga apabila melihat kesalahan seorang guru:
1. Meneliti terlebih dahulu apakah benar kesalahan tersebut keluar dari seorang guru
2. Meneliti apakah itu sebuah kesalahan (dan ini tugas ahlul ilmu)
3. Tidak mengikuti kesalahan tersebut
4. Memberikan udzur kepada sang guru dengan alasan yang benar
5. Memberikan nasihat dengan lembut dan rahasia
6. Menjaga kehormatan seorang guru dihadapan kaum muslimin yang lain
15. Mengembalikan Sebuah Permasalahan Kepada Ahlinya
Orang yang mengagungkan ilmu mengembalikan sebuah permasalahan kepada ahli
ilmu dan tidak memaksakan dirinya atas sesuatu yang tidak mampu, karena
dikhawatirkan takut berbicara tanpa ilmu khususnya peristiwa peristiwa yang besar
yang terjadi yang berkaitan dengan urusan umat dan orang banyak
Mereka para ulama memiliki ilmu dan berpengalaman maka hendaklah kita
husnudzhan kepada mereka dan apabila ulama berselisih maka lebih hati hatinya
seseorang mengambil ucapan mayoritas mereka
16. Menghormati Majelis Ilmu dan kitab
Hendaklah beradab ketika bermajelis, Melihat kepada gurunya dan tidak menoleh tanpa
keperluan, Tidak banyak bergerak dan memainkan tangan dan kakinya, Tidak
bersandar dihadapan seorang guru, tidak bersandar dengan tangannya, Tidak berbicara

5
dengan orang yang ada disampingnya, Apabila bersin berusaha untuk merendahkan
suaranya, Apabila menguap berusaha untuk meredamnya atau menutup dengan
mulutnya Hendaknya juga menjaga kitab dan memuliakannya Tidak menjadikan kitab
sebagai tempat simpanan barang barang, Tidak bersandar diatas kitab, Tidak
meletakkan kitab dikakinya, dan Apabila dia membaca kitab dihadapan seorang guru
Hendaknya dia mengangkat kitab tersebut dan tidak tidak meletekkan kitab tersebut
ditanah.
Halaqah yang ke-5 dari Muqaddimah Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah adalah tentang
"Pengagungan Terhadap Ilmu"

Yang ke-17 diantara 20 perkara yang disebutkan oleh Syaikh Al-'ushaimi hafidzhahullah
merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah
17. Membela Ilmu Dan Membelanya
Ilmu memiliki kehormatan yang mengharuskan penuntutnya dan ahlinya untuk
membela dan menolongnya bila ada yang berusaha untuk merusaknya.
Oleh karena itu para ulama membantah orang yang menyimpang bila jelas
penyimpangannya dari syari'at siapapun dia. Yang demikian untuk menjaga agama dan
menasehati kaum muslimin. Mereka memboikot seorang mubtadi' yaitu orang yang
membuat bid'ah dalam agama, tidak mengambil ilmu dari mereka kecuali dalam
keadaan terpaksa dan lain-lain. Semuanya dilakukan untuk menjaga ilmu dan
membelanya.
18. Berhati-hati Dalam Bertanya Kepada Para Ulama
Seorang penuntut ilmu hendaknya memperhatikan 4 perkara didalam bertanya:
1. Bertanya untuk belajar, bukan ingin mengeyel, karena orang yang niatnya tidak baik
didalam bertanya akan dijauhkan dari berkah ilmu itu sendiri.
2. Bertanya tentang sesuatu yang bermanfa'at.
3. Melihat keadaan gurunya, tidak bertanya kepada sang guru apabila guru dalam
keadaan tidak kondusif untuk menjawab pertanyaan.
4. Memperbaiki cara bertanya seperti menggunakan kata-kata yang baik, mendo'akan
untuk sang guru sebelum bertanya, menggunakan panggilan penghormatan, dan lain-
lain.
Yang ke-19 diantara pengagungan terhadap ilmu adalah
19. Cinta Yang Sangat Kepada Ilmu
Tidak mungkin seseorang mencapai derajat ilmu kecuali apabila kelezatan dia yang
paling besar ada di dalam ilmu, dan kelezatan ilmu bisa didapatkan dengan 3 perkara:
1. Mengeluarkan segenap tenaganya dan kesungguhannya untuk belajar.
2. Kejujuran didalam belajar.
3. Keikhlasan niat.
Kemudian yang ke-20 diantara pengagungan terhadap ilmu adalah
20. Menjaga Waktu di Dalam Ilmu.
Seorang penuntut ilmu tidak menyia-nyiakan waktunya sedikitpun menggunakan
waktu untuk ibadah, dan mendahulukan yang afdhal diantara amalan-amalan.

6
Sebagian salaf dahulu ada yang muridnya membaca kitab kepada beliau sedangkan
beliau dalam keadaan makan, yang demikian adalah untuk menjaga waktunya jangan
sampai tersia-sia dari menuntut ilmu.

HSI 01 ~ Silsilah Belajar Tauhid


Halaqah yang ke 1, Mengapa Kita Harus Mempelajari Tauhid.

َ َ ُ َ
Kaum muslimin yang dimulyakan oleh Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬, ُ ini adalah halaqoh yang
pertama dari silsilah belajar tauhid yang berjudul “Mengapa Kita Harus Mempelajari
Tauhid?
Mempelajari tauhid merupakan kewajiban setiap muslim, baik laki-laki maupun wanita,
َ َ ُ َ
karena Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menciptakan manusia dan jin adalah hanya untuk bertauhid
َ َ َُ ُ Allāh ‫ ُس ْب َح َان ُه َو َت َع َالى‬berfirman :
yaitu meng-esakan ibadah kepada Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬.
‫ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍْﻹِﻧْﺲَ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥ‬
’’Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu’’. (Surat
Adz-Dzariyaat 56)
َ َ ُ َ
Oleh karena itulah Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah mengutus para Rasul kepada setiap ummat
َ َ ُ َ
tujuannya adalah untuk mengajak mereka kepada tauhid. Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

َ‫ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕ‬
’’Dan sungguh-sungguh Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul yang
mereka berkata kepada kaumnya, ’’Sembahlah Allāh dan jauhilah thaghut’’. (Surat
AnNahl 36)
َ َ َُ
Makna thaghut adalah segala sesembahan selain Allāh ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid, yang merupakan inti dari
ajaran Islam, maka sebenarnya dia tidak memahami agamanya meskipun dia telah
mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak.

Halaqah yang ke 2, Tauhid adalah syarat mutlak untuk masuk ke dalam surga.

Saudaraku.. Orang yang menginginkan kebahagiaan di surga maka dia harus memiliki
modal yang satu ini yaitu modal bertauhid. Tidak akan masuk ke dalam surga kecuali
orang-orang yang bertauhid meskipun terkadang dia di adzab sebelumnya ke dalam
neraka karena dosa yang dia lakukan. Nabi ‫ﷺ‬bersabda:

َ َ ‫ُ ُ َ ُ ُ َق‬ ُ َ ْ ‫ُ ُ َا‬ ُ ُ َ ً َ ‫ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َا‬ ‫ْ َ َ َْ َ َ َ ا‬


‫ َﻭَك ِﻠ َمﺘﻪ ﺃﻟﻘﺎَﺎ‬،‫ َﻭﺃﻥ ِﻋي َسى ﻋ ْبﺪ ﺍﻟﻠﻪ َﻭ َﺭ ُﺳ ْﻮﻟﻪ‬،‫ َﻭﺃﻥ ُﻣح امﺪﺍ ﻋ ْبﺪه َﻭ َﺭ ُﺳ ْﻮﻟﻪ‬،‫َﻣﻦ ش ِهﺪ ﺃﻥ َل ِﺇﻟﻪ ِﺇَل ﺍﻟﻠﻪ َﻭحﺪه َل ش ِريك ﻟﻪ‬
‫َ َ َ ق‬ ََ ُ‫َ ا‬ ُ َ َ ْ َ ٌّ َ ‫ا‬ ٌّ َ َ ‫ٌ ْ ُ ق َ ا‬ َ َ
‫ِﺇﻟى َﻣ ْري َم َﻭ ُﺭ ْﻭح ِﻣﻨﻪ َﻭﺍﻟﺠﻨﺔ حق َﻭﺍﻟﻨ َﺎﺭ حق ﺃدﺧﻠﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻋﻠى َﻣﺎ كﺎﻥ ِﻣﻦ ﺍﻟ َﻌ َم ِﻞ‬
"Barang siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhaq disembah
kecuali Allâh, tidak ada sekutu bagi-Nya dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah
hamba-Nya dan Rasul-Nya, dan bersaksi bahwasanya Isa adalah Hamba Allâh dan juga

7
ُ َ
Rasul-Nya, dan kalimat-Nya " Ya Allâh tiupkan kepada Maryam dan ruh dari Allâh ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ
‫ َو ت َعالى‬dan bersaksi bahwasanya surga adalah benar dan neraka adalah benar" maka
َ َ ُ َ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan memasukkan dia ke dalam surga sesuai dengan apa yang telah
diamalkan" (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits yang lain Nabi kita ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ْ َ َ ََْ ‫ا َ ْ َ َ َ َ َ ا‬ ََ َ َْ ‫َ ا‬
‫ يبﺘ ِغى ِبذ ِﻟك َﻭﺟﻪ ﺍﻟﻠﻪ‬. ‫ﺎل ال ِﺇﻟﻪ ِﺇال ﺍﻟﻠﻪ‬ ‫ﻓ ِإﻥ ﺍﻟﻠﻪ قﺪ ح ار َم ﻋﻠى ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ ﻣﻦ ق‬
َ َ َُ
"Sesungguhnya Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah mengharamkan neraka bagi orang yang
mengatakan ‫ الاله اال لله‬tidak ada sesembahan yang berhaq disembah kecuali Allâh, yang
َ َ ُ َ
dia mengharap dengan kalimat tersebut wajah Allâh ‫( " ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬HR. Bukhari dan
Muslim)
Ini menunjukkan kepada kita bahwasanya modal utama untuk
َ َ ُ َ
mendapatkan surga Allâh‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah dengan bertauhid.

Halaqah yang ke 3, Bahaya Kesyirikan

Akhil karim..
َ َ َُ
Tauhid adalah amalan yang paling Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬cintai, sebaliknya syirik
(menyekutukan Allâh dalam beribadah) adalah amalan yang sangat Allâh murkai.
َ َ ُ َ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memang Maha Pengampun akan tetapi bila seseorang meninggal
َ َ ُ َ ُ Maka ‫ُس ْب َح َان ُه َو‬
dunia dalam keadaan berbuat syirik besar kepada Allâh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
َ َ
‫ ت َعالى‬tidak akan mengampuni dosa syirik tersebut.
Orang tersebut akan kekal di dalam Neraka selama-lamanya dan tidak ada harapan
َ َ ُ َ
baginya untuk masuk ke dalam surga-Nya Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬, Sungguh ini adalah sebuah
kerugian yang tidak ada kerugian yang lebih besar daripada kerugian ini.
َ َ َُ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

َ َ َ َ َ ُ َْ َ ْ ُ َ ْ ََ َ ‫ا‬
‫ِﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ اليغ ِف ُر ﺃﻥ يش َرك ِب ِﻪ َﻭيغ ِف ُر َﻣﺎدﻭﻥ ذ ِﻟك ِﻟ َمﻦ يش ُآء‬
"Sesungguhnya Allâh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan masih mengampuni dosa
yang lain bagi siapa yang dikehendaki". (An-Nisaa : 48).
َ َ
Allâh ‫ ت َعالى‬juga berfirman:

َ ‫ﻴﻦ ﻣ ْﻦ َﺃ‬
َ َّ َ َ ُ ‫َ َ ْ َ ا َ ُ َ َ ْ ق َ ا َ َ َ ق َ ُ ا‬ ْ ْ ُ َ ُ ‫ا‬
‫ﻧصﺎﺭ‬ ِ ‫ﺎﻟﻠﻪ ﻓﻘﺪ حرم ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠي ِﻪ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﻣأﻭﺍه ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﻣﺎ ِﻟﻠظ ِﺎﻟ ِم‬
ِ ‫ِﺇﻧﻪ ﻣﻦ يش ِرك ِب‬
“Sesungguhnya, barang siapa yang menyekutukan Allâh, maka Allâh mengharamkan
baginya surga, dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tidak ada penolong bagi
orang-orang zhalim” (QS. Al-Maidah: 72)
Oleh karena itu hati-hatilah saudaraku dengan dosa yang satu ini. Terkadang seseorang
terjerumus ke dalam dosa ini sedangkan dia tidak menyadarinya, Bentengilah dirimu
dengan perisai ilmu yaitu ilmu Agama, belajarlah dan berdo'alah kepada Allâh..
َ َ ُ َ ُ َ
Berdo'alah kepada Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan sejujur-jujurnya. Semoga Allâh ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬melindungi kita dan keluarga kita dari perbuatan syirik ini.

8
Halaqah yang ke 4, syirik Membatalkan Amalan

Pernahkah Anda kehilangan file data berharga, hasil kerja keras Anda selama berhari-
hari atau berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun? bagaimanakah perasaan Anda
saat itu? sedih bukan! terkadang seseorang berani untuk membayar jutaan rupiah asal
file yang berharga tersebut kembali.
Saudaraku sekalian..
ُ َ
Syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amalan seseorang. Allâh ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬telah berfirman:

َ ْ ُ ْ ْ َ َ َّ َ َ َ ‫َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ق َ َ ْ َ ا َ ُ َ َ َ ُ َ ا َ ق‬ ُ ْ َََ
‫ﻭح َﻲ ِﺇﻟ ْيك َﻭ ِإﻟى ﺍﻟ ِذيﻦ ِﻣﻦ ق ْب ِﻠك ﻟ ِئﻦ ﺃش َركﺖ ﻟ َيح َبﻄﻦ ﻋ َمﻠك َﻭﻟﺘكﻮﻧﻦ ِﻣﻦ ﺍﻟخﺎ ِﺳ ِريﻦ ب ِﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺎﻋ ُبﺪ َﻭكﻦ ِﻣﻦ‬
ِ ‫ﻭﻟﻘﺪ ﺃ‬
َ ‫ا‬
‫ﺍﻟش ِﺎك ِريﻦ‬
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu Wahai Muhammad (Nabi-nabi) dan orang-
orang sebelummu bahwa "Apabila kamu berbuat syirik Maka sungguh akan batal
amalanmu dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi" Maka sembahlah
Allâh saja dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. Az-Zumar: 65-
66)
Dalam ayat ini, seorang Nabi pun apabila dia berbuat syirik maka batal amalannya, Oleh
karena itu, saudara sekalian jagalah amalan Anda yang sudah Anda tabung bertahun-
tahun, jangan biarkan amalan tersebut hilang begitu saja hanya karena kejahilan Anda
terhadap Tauhid dan juga syirik. terkadang sebuah perbuatan yang kita anggap biasa
bisa menghancurkan amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu lagi untuk bisa
menabung kembali.

Halaqah yang ke 5, Taubat Dari Kesyirikan

Orang yang berbuat syirik saudara sekalian dan dia meninggal dunia tanpa bertaubat
kepada Allâh maka dosa syirik tersebut tidak akan diampuni. Namun, apabila dia
َ َ َُ
bertaubat sebelum dia meninggal, maka Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan mengampuni dosanya
bagaimanapun besar dosa tersebut. Taubat Nasuha adalah taubat yang terpenuhi di
dalamnya 3 syarat :
1. Menyesal,
2. Meninggalkan perbuatan tersebut,
3. Bertekad kuat untuk tidak mengulangi lagi.
َ َ َُ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

ُ ‫يﻌﺎ ﺇ اﻧ ُﻪ َُ َﻮ قﺍﻟ َغ ُف‬ َ ُ ُّ ُ ْ َ َ ‫ا‬


ً ‫ﻮب َﺟم‬ َ ‫ﻧفسه ْم َال َت ْﻘ َﻨ ُﻄﻮﺍ ﻣﻦ اﺭ ْح‬ُ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ ُ
‫ﻮﺭ ا‬
‫ﺍﻟر ِحيم‬ ِ ِ ‫ﻧ‬‫ﺍﻟذ‬ ‫ر‬ ‫ف‬
ِ ‫غ‬‫ي‬ ‫ﺍﻟﻠﻪ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﺇ‬ِ ‫ﺍﻟﻠﻪ‬
ِ ‫ﺔ‬
ِ ‫م‬ ِ ِ ِ ‫ق ْﻞ ي ِﺎﻋ َب ِﺎدي ﺍﻟ ِذيﻦ ﺃﺳرﻓﻮﺍ ﻋﻠى ﺃ‬

"Katakanlah Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri sendiri
yaitu dengan berbuat dosa , janganlah kalian berputus asa dari rahmat
Allâh.Sesungguhnya Allâh mengampuni dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah Yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".(Az-Zumar 39:53)

9
Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda:

َُ َ ‫َْ َ ََ ق‬ ‫ا‬
‫ِﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ يﻘ َب ُﻞ ت ْوبﺔ ﺍﻟ َﻌ ْب ِﺪ َﻣﺎ ﻟ ْم يغ ْر ِﻏ ْر‬

"Sesungguhnya Allâh menerima taubat seorang hamba selama Ruh Belum sampai ke
tenggorokan". (HR.Tirmidzi dan juga Ibnu Majah dan dihasankan oleh syaikh Al-Albany
rahimahullâh)
Para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬tidak semua lahir dalam keadaan islam. Bahkan banyak diantara
mereka masuk islam ketika sudah besar dan sebelumnya bergelimang dengan
kesyirikan, supaya tidak terjerumus kembali ke dalam kesyirikan maka seseorang harus
mempelajari tauhid dan memahaminya dengan baik, Mengetahui jenis-jenis kesyirikan
sehingga dia bisa menjauhi kesyirikan tersebut.

Halaqah yang ke 6, Apa Itu Tauhid.

َ َ ُ َ
Saudara sekalian semoga Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memberikan pemahaman kepada kita
semua, sebelum kita jauh melangkah di dalam silsilah ini tentunya kita harus benar-
benar memahami apa makna Tauhid yang wajib kita pelajari dan kita amalkan.
Tauhid secara bahasa adalah mengesakan, Apapun secara Istilah maka Tauhid adalah :
mengesakan Allâh di dalam beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehigga
dia meninggalkan peribadatan kepada selain Allâh Seperti :
-Berdoa kepada selain Allâh,
-Bernadzar untuk selain Allâh,
-Menyembelih untuk selain Allâh dll.
Apabila seseorang beribadah kepada Allâh dan menyerahkan sebagian Ibadah kepada
selain Allâh, siapapun dia entah itu seorang Nabi, Malaikat atau yang lain maka inilah
َ َ ُ َ
yang dinamakan dengan syirik ( menyekutukan Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬di dalam beribadah,
َ َ َُ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

َ َ َّ ‫َ ُ َ ا‬ ٌ ‫يم َألﺑيﻪ َﻭ َق ْﻮﻣﻪ ﺇ اﻧﻨى َﺑ َر‬


‫آء ِّﻣ امأ ت ْﻌ ُبﺪﻭﻥ ِﺇال ﺍﻟ ِذي ﻓﻄ َرِﻧﻲ‬ َ َ ْ َ
ُ َ‫ﺎل ﺇ ْﺑ َرﺍ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ﻭ ِإذ ق‬

"Dan ingatlah ketika Ibrohim berkata kepada Bapaknya dan Kaumnya, Sesungguhnya
aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah kecuali Dzat yang telah menciptakan
aku" (QS az-Zukhruf : 26-27)
Rasûlullâh ‫ ﷺ‬bersabda :

ِ‫ﻣَﻦْ قَﺎلَ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﻛَفَرَ ﺑِمَﺎ يُﻌْﺒَﺪُ ﻣِﻦْ دُﻭْﻥِ ﺍﻟﻠﻪِ حَرُمَ ﻣَﺎﻟُﻪُ ﻭَدَﻣُﻪُ ﻭَ حِسَﺎﺑُﻪُ ﻋَﻠىَ ﺍﻟﻠﻪ‬

"Barang siapa yang mengatakan ‫ ال اله اال لله‬dan mengingkari segala sesuatu yang
disembah selain Allâh maka haram hartanya dan darahnya ( tidak boleh diganggu) dan
َ َ َُ
perhitungannya ( hisabnya) adalah atas Allâh ‫" ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬. (HR. Muslim)
Oleh karena itu rukun kalimat tauhid ‫ال اله اال لله‬ada 2 :

10
1. Nafi ( pengingkaran) pada kalimat ‫ال اله‬Artinya : tidak ada tuhan yang berhaq
disembah,
maksudnya adalah mengingkari tuhan-tuhan selain Allâh.
2. Itsbat / penetapan pada kalimat ‫اال لله‬artinya (kecuali Allâh) Maksudnya adalah
menetapkan Allâh sebagai satu-satunya sesembahan.

Halaqah yang ke 7, Termasuk Syirik Memakai Jimat

ّ
ّ ‫عز‬adalah
Saudaraku sekalian Allâh ‫وجل‬ Dzat yang memberi manfaat dan mudhorot.
Kalau Allâh menghendaki untuk memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak
akan ada yang bisa mencegahnya.Demikian pula sebaliknya ketika Allâh menghendaki
untuk menimpakan musibah kepada seseorang maka tidak akan ada yang bisa
menolaknya.Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai seorang muslim untuk hanya
bergantung kepada Allâh semata dan merasa cukup dengan Allâh dalam usaha
mendapatkan manfaat dan menghindari mudhorot. Seperti Dalam Mencari rezeki,
Mencari keselamatan, Mencari kesembuhan dari penyakit dan lain-lain. Dan tidak
bergantung sekali² kepada benda-benda yang dikeramatkan, seperti : Jimat, Wafaq,
Susuk dan berbagai jenisnya. Rasûlullâh ‫ ﷺ‬bersabda:
َ ْ َ ْ َ َ ً َ َ َ َّ َ ْ َ
‫يمﺔ ﻓﻘﺪ ﺃش َرك‬ ‫ﻣﻦ ﻋﻠق ت ِم‬
"Barang siapa yang menggantungkan tamimah (jimat) dan semisalnya maka sungguh
dia telah berbuat syirik. (HR. Imam Ahmad dan di shahihkan oleh Syeikh Al-Albani
Rahimahullâh)
Apabila meyakini bahwa barang tersebut adalah sebab atau perantara maka ini
termasuk syirik kecil. Karena dia telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai
sebab, padahal yang berhak menentukan sesuatu itu sebab atau tidak adalah Dzat yang
َ َ ُ َ
menciptakannya yaitu Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Kemudian, Apabila dia meyakini bahwa barang
tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan memberikan mudhorot maka ini
termasuk syirik besar yang bisa mengeluarkan seseorang dari islam.
َ َ َُ
Semoga Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memudahkan kita dan juga saudara-saudara kita untuk
meninggalkan perbuatan syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan
ketergantungan hati kita dan mereka hanya kepada Allâh. ‫حسبنا لله ونعم الوكيل‬

Halaqah yang ke 8, Bertabarruk (mencari barokah)

Kaum Muslimin.. Barokah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. Allâh


Subhânahu wa Ta'ala adalah Dzat yang berbarokah artinya banyak kebaikanNya.
َ َ َُ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:
‫تﺒرك ﻟﻠﻪ ﺭب ﺍﻟﻌﺎﻟمﻴﻦ‬
''Dan Allâh adalah Dzat yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian
makhlukNya sehingga makhluk tersebut menjadi Makhluk yang berbarokah dan banyak
َ َ ُ َ
kebaikanya''. Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬juga berfirman:

11
َ َ ‫ق‬ ً ُ ً َ َّ َّ َ ‫ا َا َ َْ ُ َ ا‬
‫ﺎس ﻟﻠ ِذي ِﺑ َبكﺔ ُﻣ َب َﺎﺭَكﺎ َﻭَﺪى ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِمﻴﻦ‬ِ ‫ِﺇﻥ ﺃﻭل ﺑي ٍﺖ ﻭ ِضع ِﻟﻠﻨ‬

"Sesungguhnya rumah yang pertama yang Allâh letakkan bagi manusia untuk beribadah
adalah yang ada di makkah yang berbarokah dan petunjuk bagi seluruh alam". (QS. Ali
Imron: 96)
َ َ ُ َ
Ka'bah diberikan barokah oleh Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan cara mendapatkan barokahnya
َُ
atau kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di sana. Allâh ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬berfirman:

َ ْ ‫َ ا ُا‬ َ َ ُ َ ‫ا َْ َق‬
‫إ ِِﻧﺎ ﺃﻧزﻟﻨﺎه ِﻓﻲ ﻟ ْيﻠ ٍﺔ ُﻣ َب َﺎﺭك ٍﺔ ِﺇﻧﺎ ﻛﻨﺎ ُﻣﻨ ِذ ِﺭيﻦ‬

"Sesungguhnya kami telah menurunkan Alquran pada malam yang berbarokah,


sesungguhnya kami memberikan peringatan".(QS. Ad Dukhan : 3)
Malam lailatul qodr adalah malam yang berbarokah dan cara mendapatkan barokahnya
dan juga kebaikannya adalah dengan melakukan ibadah di malam tersebut. Seorang
ulama berbarokah dengan ilmunya dan juga dakwahnya, cara mencari keberkahannya
dan juga kebaikannya adalah dengan menimba ilmu dari ulama tersebut. Disana ada
barokah yang sifatnya dzaatiyah yaitu dzat yang berbarokah dimana barokah seperti ini
bisa berpindah, barokah jenis ini hanya Allâh berikan kepada para Nabi dan juga Rasul.
Oleh karena itu, dahulu para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬bertabarruk dengan bekas air wudhu Nabi
‫ ﷺ‬rambut beliau, keringat beliau dan lain-lain.
Sepeninggal beliau Rasûlullâh ‫ ﷺ‬mereka tidak melakukan hal ini kepada Abu Bakar dan
Umar dan para sahabat yang lain, dan ini menunjukkan bahwasanya ini adalah
kekhususan para Nabi dan juga para Rasul. Meminta barokah hanya kepada Allâh dan
dengan cara yang di syariatkan. Adapun meminta barokah dari Allâh dengan sebab yang
tidak disyariatkan seperti dengan mengusap dinding mesjid tertentu, atau mengambil
tanah kuburan tertentu dan lain-lain, maka ini termasuk dalam syirik kecil, Semoga
َ َ َُ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memberkahi kita dan keluarga kita.

َ َ ُ َ َ
Halaqah yang ke 9, Termasuk Syirik Besar Menyembelih Untuk Selain Allâh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Menyembelih termasuk ibadah yang agung di dalam agama Islam ini. Didalamnya ada
pengagungan terhadap Allâh Robb semesta alam dan merupakan wujud cinta dengan
mengorbankan sebagian harta kita untuk Allâh Seperti : Ibadah qurban di hari raya,
Aqiqah, dan juga Hadiyuh bagi sebagian jama'ah haji.
َ َ َُ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah memerintahkan kita menyerahkan ibadah yang mulia ini hanya
َ َ َُ
untuk Allâh semata. Sebagaimana firman Allâh ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ ْ َ ِّ َ
‫ﻓ َص ِّﻞ ِﻟ َربك َﻭﺍﻧح ْر‬
“Maka shalatlah dan menyembelihkan untuk Tuhanmu''.(QS. Al Kautsar : 2)
Barang siapa yang menyerahkan ibadah menyembelih ini untuk selain Allâh dalam
rangka mengagungkan dan mendekatkan diri kepada selain Allâh sama saja kepada
seorang Nabi atau kepada seorang wali, atau kepada jin dan lain² maka dia telah

12
terjatuh kepada syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam, membatalkan
َ َ ُ َ
amalannya dan terkena ancaman laknat dari Allâh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ sebagaimana sabda
Rasulullâh ‫ﷺ‬

‫ﻟﻌﻦ ﻟﻠﻪ ﻣﻦ ذﺑح ﻟغﻴر ﻟﻠﻪ‬

"Allâh melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain Allâh" (HR. Muslim)
َ َ َُ
Dan Makna dari laknat adalah dijauhkan dari Rahmat Allâh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬.
ُ Oleh
karenanya, janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim berkorban dan
menyembelih untuk selain Allâh sedikitpun, Meskipun dengan seekor lalat, dengan
harapan untuk mendapatkan manfaat atau terhindar dari mudhorot. Kita harus yakin
ُ َ
sebagai seorang muslim bahwa manfaat dan juga mudhorot di tangan Allâh ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬semata. Dan hanya kepada-Nya lah seorang muslim bertawwakal.

Halaqah yang ke 10, Termasuk Syirik Bernadzar Untuk Selain Allâh.


Bernadzar untuk Allâh adalah seseorang mengatakan misalnya wajib bagi saya
melakukan ibadah ini dan itu untuk Allâh , atau dengan mengatakan saya bernadzar
untuk Allâh bila terlaksana hajat saya.
َ َ ُ َ
Bernadzar kaum muslimin yang di muliakan oleh Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah Ibadah dan
sebuah bentuk pengagungan. Karenanya bernadzar ini tidak diperkenankan kecuali
َ َ َُ
untuk Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬semata, seperti seseorang bernadzar untuk Allâh akan
berpuasa satu hari jika lulus ujian, atau bernadzar untuk Allâh akan mengadakan umrah
َ َ َُ
jika sembuh dari penyakit dan lain-lain. Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

َ ‫ﻴﻦ ﻣ ْﻦ َﺃ‬
‫ﻧصﺎﺭ‬
َ َّ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ ‫ُ َ َ َ َ ْ ُ ِّ ا َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ِّ ا ْ َ ا‬
ِ ‫ِﻭﻣآﺃﻧفﻘﺘم ﻣﻦ ﻧفﻘ ٍﺔ ﺃﻭ ﻧذﺭتم ﻣﻦ ﻧذﺭ ﻓ ِإﻥ ﺍﻟﻠﻪ يﻌﻠمﻪ ﻭﻣ ِﺎﻟﻠظ ِﺎﻟ ِم‬

“Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan, maka sesungguhnya
َ َ َُ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengetahuinya...” (Al-Baqarah: 270)
َ َ
Allâh ‫ ت َعالى‬mengabarkan bahwasanya Allâh mengetahui nadzar para hambanya di dalam
ayat ini, dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukkan bahwasanya
nadzar adalah ibadah yang seorang muslim akan diberikan pahala atas nadzar tersebut.
Dan Menunaikan nadzar apabila dalam ketaatan hukumnya adalah wajib. Berdasarkan
َ َ ُ َ
firman Allâh ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ َ ُُ ُ ُ‫َق‬
‫ﻭﺭَم‬ ‫ﻭﻟﻴﻮﻓﻮﺍ ﻧذ‬
"Dan supaya mereka menunaikan nadzar-nadzar mereka".
Dan sabda Nabi ‫ﷺ‬:
‫ﻣﻦ ﻧذﺭ ﺍﻥ يﻄﻴع ﻟﻠﻪ ﻓﻠيﻄﻌﻪ ﻭﻣﻦ ﻧذﺭ ﺍﻥ يﻌصيﻪ ﻓال يﻌصﻪ‬
"Barang siapa yang bernadzar untuk menaati Allâh maka hendaknya menaatinya, dan
barang siapa bernadzar untuk memaksiati Allâh maka janganlah dia
memaksiatiNya (HR. Bukhari)
Bernadzar untuk selain Allâh termasuk syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari
islam. Seperti, Seseorang bernadzar apabila sembuh dari penyakit maka akan

13
menyembelih untuk wali fulan, atau berpuasa untuk syeikh fulan dan lain-lain. Semoga
َ َ َُ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬melindungi kita dan keturunan kita dari perbuatan syirik.

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Ar-Ruqyah (Jampi-
jampi)”

Ruqyah yaitu bacaan yang dibacakan kepada orang yang sakit supaya sembuh. Bacaan
ini diperbolehkan selama tidak ada kesyirikan.

َ ‫َﻋ ْﻦ َﻋ ْﻮف ْﺑﻦ َﻣﺎﻟك َق‬


‫ﺎل ﻛُﻨَّﺎ ﻧَرْقِﻲ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺎَِﻠِﻴَّﺔِ ﻓَﻘُﻠْﻨَﺎ يَﺎ ﺭَﺳُﻮلَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻛَﻴْﻒَ تَرَى ﻓِﻲ ذَﻟِكَ ﻓَﻘَﺎلَ ﺍﻋْرِضُﻮﺍ ﻋَﻠَﻲَّ ﺭُقَﺎﻛُمْ ﻟَﺎ‬ ٍ ِ ِ ِ
ٌ‫ﺑَأْسَ ﺑِﺎﻟرُّقَى ﻣَﺎ ﻟَمْ يَﻜُﻦْ ﻓِﻴﻪِ شِرْك‬

Dari ‘Auf bin Mālik radiyallāhu ‘anhu berkata; Kami dahulu meruqyah di zaman
Jahiliyyah, maka kami bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam, “Yā
Rasūlullāh, apa pendapatmu tentang ruqyah ini?” Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :
“Perlihatkanlah kepadaku ruqyah-ruqyah kalian, sesungguhnya ruqyah tidak mengapa
selama tidak ada kesyirikan”. (HR. Abū Dāwūd, dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullāh).
Ruqyah yang tidak ada kesyirikan seperti ruqyah dari:
• Ayat-ayat AlQur’an
• Do’a-do’a yang diajarkan Nabi ‫ ﷺ‬dan ini lebih utama.
• Do’a-do’a yang lain yang diketahui kebenaran maknanya baik dengan bahasa Arab
maupun dengan selain bahasa Arab.
Kemudian hendaknya orang yang meruqyah ataupun yang diruqyah meyakini
bahwasanya ruqyah hanyalah SEBAB semata, tidak berpengaruh dengan sendirinya dan
tidak boleh seseorang bertawakal kepada sebab tersebut.
Seorang Muslim mengambil sebab dan bertawakkal kepada Dzat yang menciptakan
َ َ َُ
sebab tersebut yaitu Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬.
ُ Ruqyah yang mengandung kesyirikan adalah
jampi-jampi atau bacaan yang mengandung permohonan kepada selain Allāh, entah
kepada seorang jin ataupun seorang wali sekalipun, biasanya disebutkan disitu nama-
nama mereka.
Tidak jarang jampi-jampi seperti ini dicampur dengan ayat-ayat Al-Qurān atau dengan
nama-nama Allāh atau dengan kalimat yang berasal dari bahasa Arab, tujuannya adalah
satu yaitu untuk mengelabui orang-orang yang jahil dan tidak tahu. ruqyah yang
mengandung kesyirikan telah dijelaskan oleh Rasūlullāh ‫ ﷺ‬dalam sabda Beliau :

ٌ‫ﺇِﻥَّ ﺍﻟرُّقَى ﻭَﺍﻟﺘَّمَﺎﺋِمَ ﻭَﺍﻟﺘِّﻮَﻟَﺔَ شِرْك‬


’’Sesungguhnya jampi-jampi dan jimat-jimat dan juga pelet adalah syirik’’. (HR. Abū
Dāwūd, Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullāh)

Halaqah yang ke-12 “Berdo’a Kepada Selain Allāh Adalah Syirik Besar”.

14
Berdo’a kepada Allāh adalah seseorang menghadap Allāh dengan maksud supaya
َ َ ُ َ
Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mewujudkan keinginannya, baik dengan meminta atau dengan
َ َ ُ َ
merendahkan diri, mengharap dan takut kepada Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬. ُ Berdo’a dengan
makna di atas adalah ibadah.
Berkata An-Nu’mān Ibnu Basyīrin radhiyallāhu ‘anhu, “Aku mendengar Nabi
‫ ﷺ‬bersabda : ‘Do’a adalah ibadah, ’Kemudian Beliau ‫ ﷺ‬membaca ayat:
َ‫ﻭَقَﺎلَ ﺭَﺑُّﻜُمُ ﺍدْﻋُﻮﻧِﻲ ﺃَﺳْﺘَﺠِﺐْ ﻟَﻜُمْ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّذِيﻦَ يَسْﺘَﻜْﺒِرُﻭﻥَ ﻋَﻦْ ﻋِﺒَﺎدَتِﻲ ﺳَﻴَﺪْﺧُﻠُﻮﻥَ ﺟَهَﻨَّمَ دَﺍﺧِرِيﻦ‬
“Dan Rabb kalian berkata, ‘Berdo’alah kalian kepadaKu, niscaya Aku akan mengabulkan
kalian. Sesungguhnya orang- orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku, mereka
akan masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan terhina’.” (Ghāfir:60) (HR. Abū
Dāwūd, Tirmidzi, Nasāi, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
rahimahullāh).
Dan makna “beribadah kepadaKu” adalah “berdoa kepadaKu”.
Apabila do’a adalah ibadah yang merupakan hak Allāh semata, maka berdo’a kepada
selain Allāh dengan merendahkan diri di hadapannya, mengharap dan juga takut
kepadanya, sebagaimana ketika dia mengharap dan takut kepada Allāh adalah termasuk
syirik besar.
Dan termasuk jenis do’a adalah:
⑴ Istighātsah (meminta dilepaskan dari kesusahan)
⑵ Isti’ādzah (meminta perlindungan)
⑶ Isti’ānah (meminta pertolongan)
Apabila di dalamnya ada perendahan diri, pengharapan dan takut, maka ini adalah
َ َ َُ
ibadah, hanya diserahkan kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬semata. Dan perlu kita ketahui
bahwasanya boleh seseorang beristighātsah, beristi’ādzah, beristi’ānah kepada seorang
makhluk dengan 4 syarat:
⑴ Makhluk tersebut masih hidup.
⑵ Dia berada di depan kita atau bisa mendengar ucapan kita.
⑶ Dia mampu sebagai makhluq untuk melakukannya.
⑷Tidak boleh seseorang bertawakkal kepada sebab tersebut, akan tetapi bertawakkal
َ َ ُ َ
kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang menciptakan sebab.
Orang yang beristighātsah, beristi’ādzah atau beristi’ānah kepada orang yang sudah
mati atau kepada orang yang masih hidup akan tetapi tidak berada di depan kita atau
tidak mendengar ucapan kita atau meminta makhluk perkara yang tidak mungkin
melakukan kecuali Allāh, maka ini termasuk syirik besar.

Halaqoh yang ke-13 dari silsilah kita kali ini adalah tentang Syafā’at.

Syafā’at adalah meminta kebaikan bagi orang lain di dunia maupun di akhirat. Allâh dan
Rasul-Nya telah mengabarkan kepada kita tentang adanya syafā’at pada hari kiamat.
Diantara bentuknya adalah bahwasanya Allāh mengampuni seorang muslim dengan
perantara do’a orang yang telah Allāh izinkan untuk memberikan syafa’at.

15
Syafa’at akhirat ini harus kita imani dan kita berusaha untuk meraihnya. Dan modal
utama untuk mendapatkan syafā’at akhirat adalah bertauhid dan bersihnya seseorang
dari kesyirikan. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda ketika beliau mengabarkan tentang
bahwasanya beliau memiliki syafā’at pada hari kiamat, beliau mengatakan:

ًْ َ ُ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ ٌَ َ َ
‫ﻓ ِه َﻲ ﻧ ِﺎﺋﻠﺔ ِﺇﻥ ش َﺎء ﺍﻟﻠﻪ َﻣﻦ َﻣﺎﺕ ِﻣﻦ ﺃ اﻣ ِﺘﻲ ﻻ يش ِرك ِبﺎﻟﻠﻪ شيئﺎ‬
“Syafa’at itu akan didapatkan insyā’ Allāh oleh setiap orang yang mati dari umatku yang
tidak menyekutukan Allāh sedikitpun.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim)
Merekalah orang-orang yang Allāh ridhai karena ketauhidan yang mereka miliki. Allâh
berfirman:
َ َ ‫ََ َ ْ َ َ ا‬
…‫…ﻭَل يشف ُﻌﻮﻥ ِﺇَل ِﻟ َم ِﻦ ْﺍﺭتضى‬
“…Dan mereka (yaitu para nabi para malaikat & juga yang lain) tidak memberikan
syafā’at kecuali bagi orang-orang yang Allāh ridhai…”. (Al-Anbiyaa’ 28)
Syafā’at di akhirat ini berbeda dengan syafā’at di dunia. Karena seseorang pada hari
kiamat tidak bisa memberikan syafā’at bagi orang lain kecuali setelah diizinkan oleh
Allāh Subhānahu wa Ta’ālā, sampai meskipun dia seorang nabi atau seorang malaikat
َ َ َُ
sekalipun. Sebagaimana firman Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬:
ٓ
ِ ‫ﻣَﻦ ذَﺍ ﺍﻟَّذِى يَشْفَعُ ﻋِﻨﺪَهُ ٓۥ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِإِذْﻧِﻪِۦ‬
َ َ
“Tidaklah ada yang memberikan syafa’at di sisi Allāh ‫ ت َعالى‬kecuali dengan izin-Nya.” (Al-
Baqarah 255).
Oleh karena itu permintaan syafā’at hanya ditujukan kepada Allāh, Zat yang
memilikinya. Seperti seseorang mengatakan dalam yang do’anya, “Ya Allāh, aku
meminta syafa’at Nabi-Mu.” Ini adalah cara meminta syafā’at yang diperbolehkan.
Bukan dengan meminta langsung kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬seperti mengatakan, “Yaa
Rasūlullāh, berilah aku syafā’atmu.” Atau dengan cara menyerahkan sebagian ibadah
kepada makhluk dengan maksud meraih syafā’atnya. Karena cara seperti ini adalah cara
yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin zaman dahulu.
َ َ َُ
Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

‫ﻭَيَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ ﻣِﻦْ دُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻟَﺎ يَضُرَُُّمْ ﻭَﻟَﺎ يَﻨْفَﻌُهُمْ ﻭَيَﻘُﻮﻟُﻮﻥَ ََﺆُﻟَﺎءِ شُفَﻌَﺎﺅُﻧَﺎ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۚ قُﻞْ ﺃَتُﻨَﺒِّئُﻮﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺑِمَﺎ ﻟَﺎ يَﻌْﻠَمُ ﻓِﻲ‬
‫ﺍﻟسَّمَﺎﻭَﺍﺕِ ﻭَﻟَﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟْأَﺭْﺽِ ۚ ﺳُﺒْحَﺎﻧَﻪُ ﻭَتَﻌَﺎﻟَى ﻋَمَّﺎ يُشْرِﻛُﻮﻥ‬

“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka
dan tidak pula memberikan manfaat & mereka berkata: “Mereka adalah pemberi
syafa’at bagi kami disisi Allāh”. Katakanlah: “Apakah kalian akan mengabarkan kepada
Allāh sesuatu yang Allāh tidak ketahui di langit maupun di bumi?”. Maha Suci Allāh dan
Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan.” (Yunus 18)

Halaqah yang ke 14 Berlebihan Terhadap Orang Shalih Pintu Kesyirikan

Orang yang sholih adalah orang yang baik karena mengikuti syariat Allâh baik dalam hal
Aqidah, Ibadah maupun Muamalah. Mereka memiliki derajat yang berbeda-beda di sisi

16
َ َ َُ
Allâh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬.
ُ Kita sebagai seorang muslim diperintahkan untuk mencintai mereka,
kita juga diperintahkan untuk mengikuti jejak mereka dalam kebaikan.
Berteman dan bermajelis dengan mereka adalah sebuah keberuntungan, membaca
perjalanan hidup mereka bisa menambah keimanan dan meneguhkan hati kita,
Menghormati mereka adalah diperintahkan selama masih dalam batas-batas yang
diizinkan agama.
Namun, berlebih-lebihan terhadap orang yang sholih seperti mendudukan mereka
diatas kedudukannya sebagai manusia, atau menyifati mereka dengan sifat-sifat yg
tidak pantas kecuali untuk Allâh, maka ini hukumnya haram, tidak diperbolehkan
menurut agama.
Karena menjadi pintu terjadinya kesyirikan dan penyerahan sebagian ibadah kepada
selain Allâh. Mencintai Rasulullâh ‫ ﷺ‬melebihi cinta kita kepada orang tua, anak dan
semua manusia adalah sebuah kewajiban agama.
Sebagaimana dalam hadits. Namun beliau melarang kita berlebih-lebihan terhadap
beliau dengan mendudukkan beliau diatas kedudukan beliau sebenarnya yaitu sebagai
seorang Hamba Allâh dan Rasul. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻻ تﻄرﻭﻧﻲ كمﺎ ﺍطرﺕ ﺍﻟﻨصﺎﺭى ﻋيسى ﺍﺑﻦ ﻣريم ﻓإﻧمﺎ ﺍﻧﺎ ﻋبﺪه ﻓﻘﻮﻟﻮﺍ ﻋبﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ‬

Janganlah kalian berlebih-lebihan terhadapku, sebagaimana orang-orang nasrani


berlebih-lebihan terhadap 'Isa ibnu Maryam. Sesungguhnya aku adalah hambaNya,
maka katakanlah hamba Allâh dan RasulNya (HR. Al-Bukhori)
Beliau adalah seorang hamba maka tidak boleh disembah dan Beliau adalah seorang
Rasul maka tidak boleh dicela dan diselisihi, Apabila berlebih-lebihan terhadap sebaik-
baik manusia yaitu Rasulullâh ‫ ﷺ‬tidak diperbolehkan, maka bagaimana dengan yang
lain?
Dan diantara bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap orang orang sholih adalah
meyakini bahwasanya mereka mengetahui ilmu ghoib, atau membangun di atas
َ َ َُ
kuburan mereka, atau beribadah kepada Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬disamping kuburan mereka
dan lain-lain.
Dan yang paling parah adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka. Semoga
َ َ َُ
Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬melapangkan hati kita untuk menerima kebenaran.

Halaqah yang ke 15 "Sihir "

Ayyuhal Ikhwah.. Sihir bermacam-macam jenisnya dan sihir yang merupakan


kesyirikan adalah sihir yang terjadi dengan meminta pertolongan kepada syetan, dan
syetan tidak akan menolong seseorang kecuali setelah melakukan perkara yg dia ridhoi
yaitu:
-Kufur kepada Allâh,
-Kafir kepada Allâh

17
Dengan cara menyerahkan sebagaian ibadah kepada syetan tersebut atau dengan
menghina Al-Qur'an atau dengan mencela agama dan lain-lain. Allâh berfirman :

ْ ِّ َ ‫َ َ َ ُ ُ َ ِّ ُ َ ا‬
‫ﺍﻟسح َر‬ ‫ﺎطﻴﻦ ﻛفرﻭﺍ يﻌﻠمﻮﻥ ﺍﻟﻨﺎس‬ َ ‫َ َ َ ََ ُ َْ َ ُ ََ ا ا‬
ِ ‫ﻭﻣﺎ ﻛفر ﺳﻠيمﺎﻥ ﻭﻟ ِكﻦ ﺍﻟشي‬
"Dan bukanlah sulaiman yang kafir akan tetapi syetan-syetanlah yang kafir, mereka
mengajarkan sihir kepada manusia" (QS. Al-Baqarah :102).
Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya:
"Jauhilah 7 perkara yang membinasakan, para sahabat bertanya "Ya Rasulullâh apa 7
perkara tersebut? Maka beliau Shalallâhu 'alaihi Wasallam mengatakan : "Syirik kepada
Allâh,Sihir,dan seterusnya".(Muttafaqun Alaih)
Hukuman bagi seorang tukang sihir jenis ini adalah hukuman mati, bila dia tidak
bertobat sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬dan yang berhak
melakukan hukuman tersebut adalah pemerintah yang sah dan bukan individu.
Mempelajari sihir termasuk perkara yang diharamkan bahkan sebagian ulama
menghukumi pelakunya keluar dari islam. Demikian pula, meminta supaya disihirkan
juga perbuatan yang haram. Karena Rasulullâh ‫ ﷺ‬mengabarkan bukan termasuk
pengikut beliau orang yang menyihir dan orang minta disihirkan. Sebagaimana dalam
sebuah riwayat yang diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam musnadnya dan dishohihkan
oleh syeikh Albani rahimahullâh.
Seorang muslim hendaknya mengambil sebab untuk membentengi diri dari sihir,
diantaranya adalah dengan menjaga dzikir-dzikir yang disyariatkan seperti :
-Dzikir pagi dan petang
-Dzikir setelah sholat 5 waktu
-Dzikir akan tidur
-Dzikir mau makan
-Dzikir masuk rumah dan keluar rumah
-Dzikir masuk kamar kecil dan keluar kamar kecil dan lain-lain.
Dan membersihkan diri dan juga rumah dari perkara-perkara yang membuat ridho
syetan, seperti :
-Jimat- jimat,
-Musik - musik,
-Gambar-gambar makhluk bernyawa dan lain-lain.
Dan apabila qadarullâh terkena sihir maka hendaknya dia bersabar, merendahkan diri
kepada Allâh memohon dari-Nya kesembuhan, dan berpegang dengan ruqyah-ruqyah
yang disyariatkan. Dan jangan sekali-kali dia berusaha untuk menghilangkan sihir
dengan cara meminta bantuan jin, baik secara langsung, maupun lewat dukun,
paranormal dan semisal mereka.

Halaqah yang ke 16 "Perdukunan"

Dukun adalah orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghoib. Yang tidak
diketahui oleh kebanyakan manusia seperti:

18
-Mengetahui barang yang hilang,
-Pencurinya,
-Mengetahui ramalan nasib dan lain-lain.
Dia mengaku mengetahui hal² tersebut dengan cara-cara tertentu seperti :
-Melihat bintang,
-Menggaris di tanah,
-Melihat air di mangkuk dan lain-lain.
Dengan cara ini para dukun memakan harta manusia.
Saudaraku sekalian.. Ketahuilah, perdukunan dengan namanya yang bermacam² adalah
perkara yang diharamkan dalam agama islam. Ilmu ghoib yang mereka akui pada
hakikatnya adalah kabar dari jin yang mereka mintai bantuan. sedangkan, cara-cara
tersebut hanyalah untuk menutupi kedoknya sebagai seorang yang meminta bantuan
jin dan juga syaithan.
Kita sudah mengetahui bersama bahwa iblis sudah berjanji akan menyesatkan manusia
dan menyeret mereka bersamanya ke dalam neraka. Iblis dan juga keturunannya tidak
akan membantu sang dukun kecuali apabila dukun tersebut kafir kepada Allâh.
Para ulama menghukumi dukun sebagai orang yang kafir dengan sebab ini, dan harta
yang dia dapatkan dari pekerjaan ini adalah harta yang haram.
Berkaitan dengan ramalan yang kadang benar, maka sebagai yang dikabarkan oleh Nabi
‫ ﷺ‬dalam hadits yang shohih bahwa para jin bekerjasama untuk mencuri kabar dari
langit. Apabila mendengar sesuatu maka jin yang di atas akan mengabarkan kepada
yang dibawahnya dan seterusnya sehingga sampai ke telinga dukun, terkadang dia
terkena lemparan bintang sebelum menyampaikan kabar tersebut, dan terkadang pula
sempat menyampaikan sebelum akhirnya terkena lemparan bintang.
Kabar sedikit ini atau kabar sedikit yang sampai ini akan ditambah²i oleh dukun
tersebut dengan kedustaan yang banyak. Apa yang benar terjadi sesuai dengan yang dia
kabarkan akan dijadikan alat mencari pembenaran dan kepercayaan dari manusia.
Orang islam dilarang sekali-kali datang ke dukun dengan maksud meminta bantuan
bagaimanapun susahnya keadaan dia. Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya :
Barang siapa yang mendatangi seorang dukun kemudian membenarkan apa yang dia
ucapkan, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada
Muhammad (HR.Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani
Rahimahullâh )
Rasulullâh ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ﻣﻦ ﺍتى ﻋرﺍﻓﺎ ﻓسأ ﻟﻪ ﻋﻦ شﻲء ﻟم تﻘبﻞ ﻟﻪ صال ة ﺍﺭبﻌﻴﻦ ﻟيﻠﺔ‬


Barang siapa yang mendatangi dukun, kemudian bertanya kepadanya tentang sesuatu,
maka tidak diterima darinya sholat selama 40 hari (HR. Muslim) .
Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa mendatangi dukun tidak sampai
mengeluarkan seseorang dari islam. Namun kedua hadits diatas cukup menunjukkan
َ َ ُ َ
besarnya dosa orang yang mendatangi dukun. Semoga Allâh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menjadikan
kita merasa cukup dengan yang halal dan menjauhkan kita dari yang haram.

19
Pelajaran yang ke-17 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Tathayyur”, yaitu
merasa sial dengan sesuatu.

Tathayyur adalah merasa akan bernasib sial karena melihat atau mendengar kejadian
tertentu, Seperti:
• Melihat tabrakan atau,
• Orang yang berkelahi atau, yang semisalnya.
Kemudian hal tersebut menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya, seperti
bepergian, berdagang dan lain-lain. Tathayyur termasuk syirik kecil apabila perasaan
tersebut kita ikuti, Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ ِّ ُ ْ ‫ْ ا‬
‫َﻣﻦ َﺭدتﻪ ﺍﻟﻄ َﻴ َرة ِﻣﻦ حﺎﺟ ٍﺔ ﻓﻘﺪ ﺃش َرك‬
“Barangsiapa yang thiyarah menyebabkan dia tidak jadi melaksanakan hajatnya maka
dia telah berbuat syirik.” (Hadits shahīh diriwayatkan oleh Imām Ahmad)
Perasaan ini sebenarnya tidak akan mempengaruhi takdir, sebagaimana hal ini
dinafikan dan di ingkari oleh Rasūlullāh ‫ﷺ‬, Beliau bersabda,
ِّ َ
‫َﻭال ﺍﻟﻄ َي َﺎﺭة‬
“Tidak ada thiyārah.” (HR Bukhari dan Muslim)
Maksudnya, thiyārah ini hanya sebuah perasaan saja yang tidak akan berpengaruh
َ َ ُ َ
terhadap takdir Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,.
ُ Oleh karena itu seorang Muslim tidak boleh
mengikuti was-was syaithān ini. Dan hendaknya dia Memiliki keyakinan yang kuat
bahwa semua yang terjadi di permukaan bumi berupa kebaikan & keburukan adalah
dengan takdir Allāh semata, Yakin bahwa tidak (ada yang) mendatangkan kebaikan
kecuali Allāh dan tidak (ada yang) melindungi dari keburukan kecuali Allāh. Hanya
َ َ ُ َ
bertawakal kepada Allāh semata dan berbaik sangka kepada Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,.
ُ
Apabila datang perasaan tersebut maka hendaknya segera dihilangkan dengan tawakkal
dan tetaplah dia melaksanakan hajatnya. Dan apa yang terjadi setelah itu adalah takdir
Allāh semata.
Adapun tafā’ul maka diperbolehkan didalam agama kita. Tafā’ul artinya adalah berbaik
sangka kepada Allāh karena melihat atau mendengar sesuatu. Dahulu Nabi ‫ ﷺ‬sering
bertafā’ul seperti ketika Perjanjian Hudaibiyah. Utusan Quraisy saat itu bernama Suhail.
Dan Suhail adalah bentuk pengecilan dari kata “sahl” yang artinya “yang mudah”. Maka
Beliau pun berbaik sangka kepada Allāh bahwa perjanjian ini akan membawa
kemudahan dan kebaikan bagi umat Islam.
َ َ ُ َ
Maka benarlah persangkaan Beliau. Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ membuka setelah itu (yaitu
setelah perjanjian tersebut) pintu-pintu kemudahan bagi umat Islam.

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Meramal Nasib Dengan
Bintang”.

20
Bintang adalah makhluq yang menunjukkan kebesaran Allāh dan kebesaran
َ َ
Penciptanya, Allāh ‫ت َعالى‬, telah mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwa bintang ini
memiliki 3 faidah:
⑴ Sebagai perhiasan langit.
⑵ Sebagai pelempar syaithān.
⑶ Sebagai petunjuk manusia, seperti :
-Mengetahui arah utara atau selatan
-Mengetahui arah daerah, arah kiblat
-Mengetahui kapan datangnya musim menanam, musim hujan dan lain-lain.
Allāh tidak menciptakan bintang untuk perkara yang lain selain 3 perkara di atas.
Seorang salaf, Qatādah Ibn Di’āmah As-Sadūsi, seorang ulama yang meninggal kurang
lebih pada tahun 110 H. Beliau menjelaskan bahwa,
“Barangsiapa yg meyakini bahwasanya bintang memiliki faidah yang lain, selain 3 hal di
atas maka dia telah bersalah dan berbicara tanpa ilmu.” (Ucapan ini dikeluarkan Al-
Imām Al-Bukhāri di dalam Shahih beliau)
Contohnya adalah meyakini bahwasanya terbit dan tenggelamnya bintang atau
berkumpul dan berpisahnya beberapa bintang berpengaruh kepada keberuntungan
seseorang di masa yang akan datang, dalam masalah rejeki, jodoh dan lain-lain.
Seperti kolom yang ditemukan di beberapa koran dan juga majalah. Membacanya dan
mempercayainya adalah perbuatan yang haram dan termasuk dosa besar. Sebagian
ulama mengatakan hukumnya seperti orang yang mendatangi dukun dan bertanya
kepadanya. Ancamannya tidak diterima shalatnya selama 40 hari.
Hendaknya kita semua takut kepada Allāh. Dan janganlah sekali-kali mencoba membaca
kolom-kolom tersebut. Dan jangan juga memasukkannya ke dalam rumah kita. Kita
tutup segala pintu yang bisa merusak ‘aqidah kita dan juga keluarga kita. Karena ‘aqidah
َ َ َُ
merupakan modal kita memasuki surganya Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ dengan selamat.

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Belajar Tauhid kita kali ini adalah tentang “Bersumpah
Dengan Selain Nama Allāh”.

َ َ ُ َ
Kaum Muslimīn yang dimuliakan oleh Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬, Sumpah adalah menguatkan
perkataan dengan menyebutkan sesuatu yang diagungkan, baik oleh orang yang
berbicara maupun yang diajak bicara. Kalau (dalam) bahasa ‘Arab maka menggunakan:
• Huruf wawu (‫)و‬َ
• Huruf ba (‫)ب‬َ
َ
• Huruf ta (‫)ت‬
Adapun Bahasa Indonesia dengan menggunakan kata “Demi”.
Bersumpah hanya diperbolehkan dengan nama Allāh semata, misalnya mengatakan:
✓ Wallāhi
✓ Demi Rabb yang menciptakan langit dan bumi
✓ Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya

21
✓ Dan lain-lain.
Adapun makhluq, bagaimanapun agungnya di mata manusia maka tidak boleh kita
bersumpah dengan namanya, misalnya dengan mengatakan:
✘ Demi Rasūlullāh
✘ Demi Ka’bah
✘ Demi Jibrīl
✘ Demi langit dan bumi
✘ Demi bulan dan bintang
✘ Dan lain-lain.
Ini semua termasuk jenis pengagungan terhadap makhluq yang terlarang, Rasūlullāh
‫ ﷺ‬bersabda,
َ ْ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ
‫ﻒ ِبغ ْﻴ ِر ﺍﻟﻠ ِﻪ ﻓﻘﺪ ﺃش َرك‬ ‫ﻣﻦ حﻠ‬
“Barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allāh maka sungguh dia telah
berbuat syirik.” (HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan di shahihkan oleh Syaikh Al-Albāni
rahimahullāh)
Syirik dalam hadits ini pada asalnya adalah syirik kecil yang tidak mengeluarkan
seseorang dari Islam. Namun bisa sampai kepada syirik besar bila dia mengucapkan
sumpah dengan makhluq disertai pengagungan seperti kalau dia mengagungkan
َ َ ُ َ
Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,,
ُ yaitu pengagungan ibadah, Seperti sumpah yang di lakukan oleh
orang-orang musyrik dengan mengatakan:
✘ Demi Wisnu
✘ Demi Dewa Fulan
✘ Demi Lāta
✘ Dan lain-lain.

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Riyā”.

Ayyuhāl ikhwāh, Riyā’ adalah seorang mengamalkan sebuah ibadah bukan karena ingin
pahala dari Allāh, akan tetapi ingin dilihat manusia dan dipuji. Riyā’ hukumnya HARAM
dan dia termasuk syirik kecil yang samar, yang tidak mengeluarkan seseorang dari
Islam.
Riyā’ adalah di antara sebab tidak diterimanya amal ibadah seseorang, bagaimanapun
besar amalan tersebut. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

ُ‫قَﺎلَ ﺍﻟﻠَّﻪُ تَﺒَﺎﺭَكَ ﻭَتَﻌَﺎﻟَى ﺃَﻧَﺎ ﺃَﻏْﻨَى ﺍﻟشُّرَﻛَﺎءِ ﻋَﻦِ ﺍﻟشِّرْكِ ﻣَﻦْ ﻋَمِﻞَ ﻋَمَالً ﺃَشْرَكَ ﻓِﻴﻪِ ﻣَﻌِﻲ ﻏَﻴْرِي تَرَﻛْﺘُﻪُ ﻭَشِرْﻛَﻪ‬
“Allāh berkata: ‘Aku adalah Zat yang paling tidak butuh dengan syirik. Barangsiapa yang
mengamalkan sebuah amalan dia menyekutukan Aku bersama yang lain di dalam
amalan tersebut maka Aku akan meninggalkannya dan juga kesyirikannya’.” (HR
Muslim)

22
Sebagian ulama berpendapat bahwa syirik yang kecil tidak ada harapan untuk diampuni
Allāh, artinya dia harus di adzab supaya bersih dari dosa riyā’ tersebut, berbeda dengan
dosa besar yang ada di bawah kehendak Allāh, ;
◆ Kalau Allāh menghendaki maka akan diampuni langsung dan,
◆ Kalau Allāh menghendaki maka akan diadzab.
Mereka berdalil dengan keumuman ayat:

ُ‫ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ يَغْفِرُ ﺃَﻥْ يُشْرَكَ ﺑِﻪِ ﻭَيَغْفِرُ ﻣَﺎ دُﻭﻥَ ذَﻟِكَ ﻟِمَﻦْ يَشَﺎء‬
“Sesungguhnya Allāh tidak mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang lain
bagi siapa yang dikehendaki.” (QS An Nisā: 48)
Tahukah kita siapa orang yang pertama kali nanti akan dinyalakan api neraka dengan
mereka? Mereka bukanlah preman-preman di jalan atau pembunuh yang kejam tapi
mereka justru adalah orang-orang yang beramal shalih. mereka adalah orang yang:
• ⑴ Mengajarkan Al Qurān supaya dikatakan sebagai seorang qāri, seorang yang suka
membaca, seorang yang mahir membaca.
• ⑵ Orang yang berinfaq supaya dikatakan dermawan.
• ⑶ Berjihad supaya dikatakan sebagai seorang pemberani.
Beramal bukan karena Allāh, Sebagaimana hal ini dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬dalam hadits
yang shahih. Oleh karena itu, saudara sekalian, ikhlash-lah di dalam beramal..dan
ikhlash adalah barang yang sangat berharga. Para salaf kita, merekapun merasakan
beratnya memperbaiki hati mereka.
Dan hanya kepada Allāh kita meminta keikhlashan di dalam beramal, menjauhkan kita
dari riyā’, sum’ah, ‘ujub dan berbagai penyakit hati. dan marilah kita biasakan untuk
menyembunyikan amal kita kecuali kalau memang ada mashlahat yang lebih kuat.

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang Cinta Kepada Allāh”.

Mencintai Allāh merupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini
mengharuskan seorang Muslim merendahkan dirinya di hadapan Allāh, mengagungkan
Allāh, yang akhirnya akan membawa seseorang untuk melaksanakan perintah Allāh dan
juga menjauhi apa yang Allāh larang, Inilah cinta yang merupakan ibadah. Barangsiapa
yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allāh maka dia telah berbuat syirik
َ َ ُ َ
besar. Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

ً
ِ‫ﻭَﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎسِ ﻣَﻦْ يَﺘَّخِذُ ﻣِﻦْ دُﻭﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﻧْﺪَﺍدًﺍ يُحِﺒُّﻮﻧَهُمْ ﻛَحُﺐِّ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟَّذِيﻦَ آَﻣَﻨُﻮﺍ ﺃَشَﺪُّ حُﺒِّﺎ ﻟِﻠَّﻪ‬
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allāh sebagai sekutu-
sekutu Allāh. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allāh. Adapun
orang-orang yang beriman maka cinta mereka kepada Allāh jauh lebih besar”. (QS Al
Baqarah: 165)
Adapun cinta yang merupakan tabi’at manusia, seperti cinta keluarga, harta, pekerjaan
dan lain-lain, maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah.

23
Apabila seseorang mencintai perkara-perkara tersebut melebihi cintanya kepada Allāh
maka dia telah melakukan dosa besar. Allāh berfirman yang artinya:
“Katakanlah; ‘Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga
kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri
kerugiannya, dan juga rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, itu semua lebih
kalian cintai dari pada Allāh dan Rasul-Nya dan juga berjihad di jalan Allāh, maka
َ َ ُ َ
tunggulah sampai Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allāh tidak
akan memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”. (QS At Taubah: 24
Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak siapa yang
lebih dia cintai. Dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya
hanya sebatas ucapan saja.
Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allāh adalah dengan:
1. Mentadabburi (memperhatikan) ayat-ayat Al Qurān.
َ َ ُ َ
2. Memikirkan tanda tanda kekuasaan Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬di alam semesta.
3. Mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allāh berikan.

Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Belajar Tauhid adalah tentang “Takut Kepada Allāh”.

Ayyuhal ikhwah, Di antara keyakinan seorang muslim adalah bahwasanya manfaat dan
َ َ َُ
mudharat adalah di tangan Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬semata. Seorang Muslim tidak takut
kecuali kepada Allāh dan tidak bertawakal kecuali kepada Allāh.
✓ Takut kepada Allāh yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk:
⑴ Merendahkan diri di hadapan Allāh.
⑵ MengagungkanNya.
َ َ ُ َ
⑶ Membawanya untuk menjauhi larangan Allāh ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
⑷ Melaksanakan perintahNya.
✘ Bukan takut :
⑴ Yang berlebihan yang membawa kepada keputus-asaan terhadap rahmat Allāh.
⑵ Yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada keta’atan kepada Allāh .
Takut seperti ini adalah ibadah. Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan
takut seperti ini kepada selain Allāh.
Dan barangsiapa menyerahkannya kepada selain Allāh, maka dia telah terjerumus ke
dalam syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari Islam. Seperti orang yang takut
(terkena) mudharat (dengan) wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut
tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan juga
mengagungkannya. Hendaknya seorang Muslim meneladani Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām
ketika beliau berkata yang artinya:
“Dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudharati aku kecuali
apabila Rabbku menghendakinya.” (QS Al An’ām: 80)
Di antara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluq yang
melebihi takutnya kepada Allāh, sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan
perintah Allāh atau melanggar larangan Allāh, Seperti Orang yang meninggalkan jihad
24
yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir Atau, tidak melarang
kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu.
Allāh berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya itu hanyalah syaithān yang menakut-nakuti kalian, wahai orang-orang
yang beriman, dengan wali-walinya (penolong-penolongnya). Karena itu janganlah
kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kalian kepadaKu jika kalian benar-benar
orang yang beriman” (QS Āli ‘Imrān: 175 )
Di antara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluq yang diharamkan adalah:
⑴ Berlindung kepada Allāh dari bisikan syaithan.
⑵ Mengingat sabda Nabi ‫ ﷺ‬yang artinya:
“Ketahuilah bahwa seandainya umat semuanya berkumpul untuk memberikan manfaat
kepadamu, niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat kecuali dengan apa yang
sudah Allāh tulis, dan seandainya mereka berkumpul untuk memberikan mudharat
kepadamu niscaya mereka tidak bisa memberikan mudharat kecuali dengan apa yang
sudah Allāh tulis.” (HR Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al Albani Rahimahullāh)
Diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia, seperti:
⑴ Takut kepada panasnya api.
⑵ Takut kepada binatang buas.
Dan takut seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga bukan takut yang
membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allāh. Ini adalah
takut yang tabiat, yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah kita adalah tentang “Ta’at Ulama Dalam Kebenaran”.

Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allāh dan juga agamanya, Ilmu
َ َ ُ َ
yang membawa dirinya untuk bertaqwa kepada Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ Mereka adalah
pewaris para nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah sangat tinggi,
Allāh telah mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk ta’at kepada
mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan.
Allāh Ta’ālā berfirman :

ُ ْ َْ َُ َ ُ ‫ا‬ ُ َ َ َ َّ ُ َ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
ِ ‫ﻭﻟﻲ ﺍأل ْﻣ ِر ِﻣﻨك ْم‬
ِ ‫يﺎ ﺃيهﺎ ﺍﻟ ِذيﻦ آﻣﻨﻮﺍ ﺃ ِطيﻌﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃ ِطيﻌﻮﺍ ﺍﻟرﺳﻮل ﻭﺃ‬
“Wahai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Allāh dan ta’atlah kepada Rasul dan
ulil amri kalian.” (QS An Nisā: 59)
Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umarā (pemerintah), menghormati
mereka (yaitu para ulama) bukan berarti menta’ati mereka dalam segala hal sampai
kepada kemaksiatan,
'ulama, ayyuhal ikhwah, seperti manusia yang lain. Ijtihad mereka terkadang salah dan
terkadang benar.
* Kalau benar, mereka mendapatkan 2 pahala.
* Kalau salah, mereka mendapatkan 1 pahala.

25
Apabila jika telah jelas kebenaran bagi seorang Muslim dan jelas bahwasanya seorang
ulama menyelisihi tersebut dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh seseorang
mena’ati ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran,
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:
“Tidak ada keta’atan dalam kemaksiatan. Sesungguhnya keta’atan hanya didalam
kebenaran” (Muttafaqun ‘alaih)
Apabila seseorang menta’ati ulama dalam kemaksiatan kepada Allāh, maka dia telah
menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat,
seperti yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nashrani. Allāh berfirman :

ُ ْ ً َ َْ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ ُ َ ‫ا‬
‫ﻭﻥ ﺍﻟﻠﻪ‬
ِ ‫…ﺍتخذﻭﺍ ﺃحبﺎﺭَم ﻭﺭَبﺎﻧهم ﺃﺭبﺎبﺎ ِﻣﻦ‬
‫د‬
“Mereka (orang-orang Yahudi & Nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka
sebagai sesembahan selain Allāh.” (QS At Taubat: 31)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬menjelaskan ayat ini, Beliau mengatakan:
“Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah
tersebut, akan tetapi mereka, apabila menghalalkan apa yang Allāh haramkan, maka
mereka ikut menghalalkan. Dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan
apa yang Allāh halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan.” (Hadits ini hasan
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)

Halaqah yang ke-24 berjudul “Menyandarkan Nikmat Kepada Allāh”.

Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap Muslim bahwa
kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari Allāh. Allāh berfirman:
َّ َ َ ْ ُ
ِ‫َﻭ َﻣﺎ ِبك ْم ِﻣﻦ ِﻧ ْﻌ َم ٍﺔ ﻓ ِمﻦ ﺍﻟﻠﻪ‬
“Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya adalah dari Allāh.” (QS An
Nahl: 53)
Dan termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari
Allāh kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allāh. Seperti
mengatakan:
• “Kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka.”
• “Kalau tidak ada angsa niscaya uang kita sudah dicuri.”
• “Kalau bukan karena dokter niscaya saya tidak sembuh.”
Ini semua adalah menyandarkan kenikmatan kepada sebab. Allāh berfirman:
ََ ُ ‫َْ ُ َ ْ َ َ ّ ُا‬
‫ﻨﻜ ُرﻭﻧهﺎ‬
ِ ‫يﻌ ِرﻓﻮﻥ ِﻧﻌمﺖ ﺍﻟﻠ ِﻪ ثم ي‬
“Mereka mengenal nikmat Allāh kemudian mereka mengingkarinya.” (QS An Nahl: 83)
Seharusnya dia sandarkan kenikmatan tersebut kepada Allāh, Zat yang menciptakan
sebab. Seperti dengan mengatakan:
• “Kalau bukan karena Allāh niscaya kita sudah celaka.”
• “Kalau bukan Allāh niscaya uang kita sudah hilang.”
• “Kalau bukan karena Allāh niscaya saya tidak akan sembuh.”

26
Karena apa? Karena Allāh-lah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat
keamanan, nikmat kesembuhan. Sedangkan makhluk hanyalah sebagai alat sampainya
kenikmatan tersebut kepada kita. Kalau Allāh menghendaki niscaya Allāh tidak akan
menggerakkan makhluk-makhluk tersebut untuk menolong kita. Ini semua, bukan
berarti seorang Muslim tidak boleh berterima kasih kepada orang lain.
Seorang Muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada
seseorang yang berbuat baik kepadanya karena mereka menjadi sebab kenikmatan ini.
Bahkan diperintah untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan atau dengan
do’a yang baik. Namun pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allāh
semata. ‫والله تعالى أعلم‬

Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Belajar Tauhid kali ini adalah tentang “Ridha Dengan
Hukum Allāh”.
Allāh Ta’āla sebagai pencipta manusia sangat menyayangi mereka, Dialah Ar-Rahmān
Ar-Rahīm. Dan di antara bentuk kasih sayangNya adalah menurunkan syari’at supaya
manusia mendapatkan kebahagiaan dan terhindar kesusahan didunia maupun akhirat.
Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Dia-lah Yang Maha Bijaksana, hukumnya penuh
dengan keadilan, hikmah dan juga kebaikan, meskipun hal ini terkadang samar atas
sebagian manusia. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang Muslim dan juga
Muslimah untuk, Ridha dengan hukum Allāh, dan yakin bahwasanya kebaikan
semuanya di dalam hukum Allāh.
Di dalam segala bidang kehidupan (meliputi) :
• ‘Aqidah
• Akhlaq
• Adab
• Mu’āmalah
• Ekonomi
• Kenegaraan
• Dan lain-lain.
Meng-Esakan Allāh di dalam hukum-hukumNya adalah termasuk konsekuensi tauhid,
Allāh berfirman:

ْ ََ ُ َ َ َّ
‫ص ﺍﻟﻠﻪ َﻭ َﺭ ُﺳﻮﻟﻪ ﻓﻘﺪ‬ ْ ‫ﻮﻥ َﻟ ُه ُم قﺍﻟخ َﻴ َر ُة ﻣ ْﻦ َﺃ ْﻣرَ ْم ۗ َﻭ َﻣ ْﻦ َي‬
‫ﻌ‬
َ ُ َ ْ َ ً ْ َ ُ ُ ُ َ َ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ
‫َﻭ َﻣﺎ كﺎﻥ ِﻟ ُمﺆ ِﻣﻦ َﻭَل ُﻣﺆ ِﻣﻨ ٍﺔ ِﺇذﺍ قضى ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﺃﻣرﺍ ﺃﻥ يك‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ً ً َ َ َ
‫ض اﻞ ضَلَل ُﻣ ِﺒيﻨﺎ‬
“Dan tidaklah pantas bagi seorang laki-laki yang mu’min dan wanita yang mu’minah
apabila Allāh dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi
mereka pilihan yang lain di dalam urusan mereka.Dan barangsiapa yang mendurhakai
Allāh dan Rasul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS
Al-Ahzab: 36).

27
HSI 02 ~ Silsilah Mengenal Allah
Halaqah yang pertama dari Silsilah yang berjudul “Mengenal Allāh”.

Al-Imām Ahmad rahimahullāh telah mengeluarkan di dalam Musnad-nya sebuah hadits


yang asalnya ada di dalam Shahīh Muslim, yang isinya bahwa:
◆ Setiap manusia apabila dikuburkan maka akan ditanya oleh 2 orang malaikat tentang
3 perkara :
⑴ Siapa Tuhanmu?
⑵ Siapa Nabimu? dan
⑶ Apa Agamamu?
Oleh karena itu kewajiban seorang Muslim dan juga Muslimah untuk mempersiapkan
diri. Dan perlu diketahui bahwasanya untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak cukup
dengan menghafal. Sebab seandainya menghafal itu cukup niscaya orang munafik bisa
menjawab pertanyaan.
Tapi perkaranya di sini, kaum muslimin perlu pemahaman dan juga pengamalan.
Barangsiapa yang di dunia, dia :
1. Mengenal Allāh dan memenuhi hakNya,
2. Mengenal Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan memenuhi haknya,
3. Mengenal agama Islam dan mengamalkan isinya,
Maka diharapkan dia bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapatkan
kenikmatan di dalam kuburnya. Namun apabila dia :
1. Tidak mengenal siapa Allāh dan tidak memenuhi hakNya,
2. Tidak mengenal Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan juga tidak memenuhi haknya,
3. Tidak atau kurang mengenal ajaran Islam dan tidak mengamalkannya,
Maka ditakutkan dia tidak bisa menjawab pertanyaan (dan) akibatnya siksa kubur yang
َ َ ُ َ
akan dia dapatkan. Semoga Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memudahkan kita, keluarga kita dan
orang-orang yang kita cintai untuk bisa mengenal Allāh, mengenal Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬dan juga mengenal agamanya.

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah kita yang berjudul Mengenal Allāh adalah “Mengenal Allāh
Sebagai Pencipta”.

Allāh ‘Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Maha Pencipta, menciptakan dari sesuatu yang
tidak ada menjadi ada. Dialah Allāh yang telah menciptakan langit, bumi, manusia dan
َ َ ُ َ
seluruh alam semesta. Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

َ ُ ُ َ ُ ُ َّ ُ َ
‫ذ َٰ لك ُم الله َرُّبك ْم خالق ك ِّل ش ْيء‬

“Itu adalah Allāh Rabb kalian yang telah menciptakan segala sesuatu.” (QS Ghāfir: 62)

28
Dialah Allāh Al-Khāliq Yang Maha Pencipta, sedangkan selain Allah adalah makhluq
yang diciptakan. Mereka tidak bisa mencipta meskipun diagung-agungkan dan
َ َ َُ
disembah oleh manusia. Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

ُ َ َ ْ ََ ً َُ ُُ ْ َ ْ َ ُ َ ُ ْ َ َ َّ َّ ُ َ ُ َ ْ َ ٌ َ َ َ ُ ُ َّ َ ُّ َ َ
‫اجت َم ُعوا له‬ ‫ين تدعون م ْن دون الله لن يخلقوا ذبابا ول ِو‬ ‫يا أيها الناس ض ِرب مثل فاستمعوا له ۚ إن الذ‬.

“Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan bagi kalian maka hendaklah kalian
mendengarnya. Sesungguhnya segala sesembahan yang kalian sembah selain Allāh,
tidak akan bisa menciptakan seekor lalat, meskipun mereka bersatu padu untuk
membuat seekor lalat tersebut.” (QS Al-Hajj: 73)
⇒ Berkumpul saja mereka tidak mampu untuk mencipta, (lalu) bagaimana dengan
sendirian?
⇒ Menciptakan seekor lalat yang sedemikian sederhananya susunan tubuhnya, mereka
tidak mampu maka bagaimana mereka bisa menciptakan makhluq yang lebih rumit.
Seorang Muslim wajib hanya meyakini bahwasanya Allāh adalah satu-satunya Pencipta
dan tidak ada yang mencipta selain Allāh .

َ َ ُ َ َ
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berjudul “Mengenal Allāh
Sebagai Pemberi Rezeki”.

Di antara nama Allāh ‘Azza wa Jalla adalah Ar Razzāq yang artinya Yang Maha Memberi
َ َ ُ َ
Rezeki. Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menciptakan makhluk dan memberikan rezeki kepada
mereka. Bahkan Allāh ‘Azza wa Jalla telah menulis rezeki makhluk-Nya sebelum Allāh
menciptakan mereka. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

‫قدر الله مقادير الخالئق قبل أن يخلق السموات واألرض بخمسين ألف سنة‬

“Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menentukan (telah menulis) takdir bagi makhluk-
makhlukNya 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim,
Tirmidzi dan Ahmad).
َ َ ُ َ
Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menciptakan rezeki tersebut dan menyampaikannya kepada makhluk
sesuai dengan waktu yang sudah Allāh tentukan sebelumnya. Dan tidak akan meninggal
seseorang sampai dia mendapatkan rezeki yang terakhir, meskipun rezeki tersebut ada
َ َ َُ
di puncak gunung atau bahkan ada di bawah lautan. Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

ُ ْ َّ َ َ َّ
‫ض إَّل على الله ِرزق َها‬ َْ ْ َّ َ ْ َ َ
ِ ‫وما من دابة في األر‬

“Tidak ada suatu binatang yang melata yang ada di permukaan bumi ini melainkan Allāh
Subhānahu wa Ta’āla yang akan memberikan rezekinya.” (QS Hūd: 6)

Siapa sesembahan selain Allāh yang bisa melakukan yang demikian?

29
Adakah selain Allāh sesembahan yang bisa memberi makan sekali saja untuk seluruh
makhluk yang ada di bumi ini mulai dari manusia, jin, hewan dan juga tumbuhan?

َ َ َُ
Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

َ ُ َ ْ ُ َّ َ َ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ َّ ُ ْ َ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ ُ ُ ْ ُ َّ َ ُّ َ َ
‫ض ۚ َّل إل َٰ ه إَّل ه َو فأن َٰى تففوون‬
ِ ‫ر‬ْ ‫األ‬ ‫و‬ ‫اء‬‫م‬ ‫الس‬ ‫ن‬‫م‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ق‬‫ز‬‫ر‬‫ي‬ ‫ه‬‫الل‬ ‫ر‬‫ي‬‫غ‬ ‫ق‬ ‫ال‬‫خ‬ ‫يا أيها الناس اذكروا نعمت الله عليكم ۚ هل من‬

“Wahai manusia, hendaklah kalian mengingat nikmat Allāh atas kalian. Adakah yang
mencipta selain Allāh, yang memberikan rizki kepada kalian dari langit maupun dari
bumi? Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia. Oleh karena itu
kenapa kalian dipalingkan? (QS Fāthir: 3)

Halaqah yang ke-4; Mengenal Allāh Sebagai Pengatur Alam Semesta.

َ َ ُ َ
Dialah Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang:
• Mengatur alam semesta ini.
• Mematikan makhluk dan menghidupkan.
• Memuliakan makhluk dan menghinakan.
• Mengganti siang menjadi malam, malam menjadi siang.
• Menerbitkan matahari dan menenggelamkan.
َ َ َُ
Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

َ‫يُﺪَﺑِّرُ ﭐﻟۡأَﻣۡر‬

“Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang mengatur seluruh perkara.” (QS Yunus: 3)
Tidak ada yang mengatur selain Allāh, Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang
menerbitkan matahari dari timur. Dan siapa selain Allāh yang bisa menerbitkan
matahari dari barat?
Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām berkata kepada salah seorang, yang dia mengaku menjadi
Tuhan selain Allāh, beliau berkata:
“Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menerbitkan matahari dari timur,
maka silahkan engkau kalau engkau memang Tuhan, terbitkan matahari dari barat.
Maka orang kafir tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.”
َ َ َُ
Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang menjadikan siang. Dan siapa yang mengganti siang menjadi
malam selain Allāh?
Tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allāh dan tidak ada sesembahan selain
Allāh yang membantu Allāh untuk mengatur alam semesta ini. Oleh karena itu, seorang
Muslim tidak boleh meyakini bahwasanya ada selain Allāh yang mencipta, memberikan
rizki dan juga mengatur alam semesta, siapapun dia dan bagaimanapun kedudukannya
di sisi Allāh. Barangsiapa yang berkeyakinan bahwasanya ada selain Allāh yang
mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta maka dia telah
َ َ ُ َ
menyekutukan Allāh ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

30
Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Allāh berjudul “Mengenal Allāh Sebagai Satu-
satunya Dzat Yang Berhak Untuk Disembah.”

َ َ ُ َ
Apabila Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah satu-satunya Dzat yang mencipta, memberikan rezeki
dan juga mengatur alam semesta, maka tuntutannya kita tidak boleh menyembah
kecuali hanya kepada Allāh. Tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi kecuali
َ َ َُ
Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬semata. Allāh berfirman :

‫ﺍشﺎ َﻭ ا‬ً َ َ ْ ُُ َ َ َ َ َّ َ ُ ‫َّ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ ا‬ ُ ََ َ َّ ُ ‫ا‬ ُ ْ ُ ‫َ َ ُّ َ ا‬


‫ﺍﻟس َم َﺎء‬ ‫) ﺍﻟ ِذي ﺟﻌﻞ ﻟكم ﺍألﺭﺽ ِﻓر‬١٢( ‫ﺎس ﺍﻋ ُبﺪﻭﺍ َﺭبك ُم ﺍﻟ ِذي ﺧﻠﻘك ْم َﻭﺍﻟ ِذيﻦ ِﻣﻦ ق ْب ِﻠك ْم ﻟ َﻌﻠك ْم تﺘﻘﻮﻥ‬ ‫يﺎ ﺃيهﺎ ﺍﻟﻨ‬
َ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ً َ ْ َ َّ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ ً ْ َ َ ‫َ ا‬ َ َ ْ َ َ ً َ َ ‫َ ً َ َْ َ َ َ ا‬
١١( ‫ﺍﺕ ِﺭزقﺎ ﻟكم ﻓال تﺠﻌﻠﻮﺍ ِﻟﻠ ِﻪ ﺃﻧﺪﺍدﺍ ﻭﺃﻧﺘم تﻌﻠمﻮﻥ‬ ِ ‫ِﺑﻨﺎء ﻭﺃﻧزل ِﻣﻦ ﺍﻟسم ِﺎء ﻣﺎء ﻓأﺧرج ِب ِﻪ ِﻣﻦ ﺍﻟﺜمر‬

“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian, siapa Rabb kalian yang telah menciptakan
kalian dan orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertaqwa? Itulah Rabb kalian.
Yang telah menjadikan bagi kalian bumi sebagai hamparan dan langit sebagai bangunan
َ َ ُ َ
dan telah menurunkan dari langit air. Maka Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengeluarkan dengan air
tersebut buah-buahan sebagai rezeki bagi kalian. Maka janganlah kalian menjadikan
bagi Allāh sekutu-sekutu sedangkan kalian mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 21-22)
َ َ ُ َ
⇒ Maksudnya janganlah kalian menyekutukan Allāh ‫( ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menyembah kepada
selain Allāh) sedangkan kalian tahu bahwasanya Allāh yang mencipta, memberikan
rezeki dan juga mengatur alam semesta ini. Selain Allāh tidak berhak untuk disembah
karena dia bukan pencipta, bukan pemberi rezeki dan bukan pengatur alam semesta.
Apabila mereka disembah maka mereka adalah sesembahan yang bathil.

ۡ ُ َ ُ ۡ َّ َ ُّ ۡ ُ َ َّ َّ َ َ َ
‫ذٲلك بأن ٱلله ه َو ٱل َحق َوأن َما َيدعون من دونه ٱل َب َٰ ط ُل‬

َ َ ُ َ
“Yang demikian itu karena Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Dialah sesembahan yang haq yang
memang berhak untuk disembah. Sedangkan apa yang mereka sembah selain Allāh
adalah sesembahan yang bathil, yang tidak berhak untuk disembah.” (QS Luqmān: 30)

Apabila seseorang meyakini Allāh yang mencipta, memberikan rezeki dan juga
mengatur alam semesta kemudian dia masih menyembah selain Allāh atau
menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allāh, maka dia telah berbuat syirik
َ َ ُ َ
kepada Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬di dalam ibadah. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬pernah ditanya oleh seorang
sahabat:

َ َ ُ َ
“Ya Rasūlullāh, apa dosa yang paling besar di sisi Allāh ‫”?س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ
Maka Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan :

َ َ َ ُ ًّ ّ َ َْ
‫أن ت ْج َع َل لله ندا َوه َو خلقك‬

31
ُ َ
“Dosa yang paling besar adalah engkau menjadikan sekutu bagi Allāh ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ َ َ ُ َ
‫ ت َعالى‬padahal Dialah Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang telah menciptakan dirimu.” (HR Imām Al-
Bukhāri dan Imām Muslim, dari shahābat Ibnu Mas’ūd radhiyallāhu ‘anhumā).

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah bahwasanya “Keyakinan Allāh
sebagai Pencipta, Pemberi Rizki dan juga Pengatur Alam Semesta tidaklah cukup untuk
memasukkan seseorang ke dalam agama Islam.”

Kaum muslimin meyakini bahwasanya Allāh sebagai Pencipta, Pemberi Rizki & juga
Pengatur Alam Semesta adalah sebuah kewajiban, yang tidak sah keimanan seseorang
sampai meyakini yang demikian itu. Namun ini tidaklah cukup untuk memasukkan
seseorang ke dalam agama Islam. Dan belum bisa menjadi pembeda antara seorang
َ َ ُ َ
yang Muslim dengan orang yang kāfir. Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengatakan di dalam Al-Qurān
menceritakan tentang ucapan iblis.
ُ ََۡ َ َ ‫ا‬ َ ۡ َ َ ُ ۡ ِّ ٞ ۡ َ ۠ َ َ َ َ َ ُ ۡ َ َ ۡ َ ُ ۡ َ ‫َ َ َ َ َ َ َ َ ا‬
٢١ ‫ﻴﻦ‬
ٖ ‫قﺎل ﻣﺎ ﻣﻨﻌك ﺃَل تسﺠﺪ ِﺇذ ﺃﻣرتك قﺎل ﺃﻧﺎ ﺧﻴر ﻣﻨﻪ ﺧﻠﻘﺘ ِﻨﻲ ِﻣﻦ ﻧ ٖﺎﺭ ﻭﺧﻠﻘﺘﻪۥ ِﻣﻦ ِط‬
12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di
waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau
ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" (Al-A’raf ;12)
َ َ ُ َ
Iblis mengenal bahwasanya Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang telah menciptakan dia.
Orang-orang musyrikin Quraisy ketika mereka ditanya:
“Siapa yang menciptakan?
“Siapa yang memberikan rezeki kepada mereka?”
“Siapa yang mengatur alam semesta ini?”
Mereka mengatakan: “Allah”.
ۚ ُ َّ ‫َ ۡ َ ۡ َ َ ُ ُ ا‬
ِ‫ﺽ ﻟ َيﻘﻮﻟﻦ ﭐﻟﻠﻪ‬ ‫َﻭ َﻟئﻦ َﺳ َأ ۡﻟ َﺘ ُهم اﻣ ۡﻦ َﺧ َﻠ َق ا‬
‫ﭐﻟس َم َﻮ ِﺕ ﻭﭐألﺭ‬ ِ
38. Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah". (Az zumar : 38)
Meskipun mereka meyakini hal yang demikian itu akan tetapi Rasūlullāh ‫ ﷺ‬memerangi
mereka.
Kenapa demikian? Karena mereka (orang-orang musyrikin Quraisy) tidak
َ َ ُ َ
mentauhidkan (tidak mengEsakan) Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬di dalam beribadah. Oleh karena
itu, disini seorang Muslim perlu dia mengetahui “Apa Pengertian Ibadah Dan Macam-
macamnya” sehingga dia tidak menyerahkan satu ibadah pun kepada selain Allāh.

Halaqah ke 7, Pengertian Ibadah Dan Macam-Macamnya

َ َ َُ
Ibadah adalah seluruh perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬, baik
berupa ucapan maupun perbuatan yang zhahir maupun yang bathin.
َ َ ُ َ
Seseorang bisa mengetahui sesuatu dicintai oleh Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan beberapa
cara, di antaranya :

32
َ َ ُ َ
- Apabila sesuatu tersebut diperintahkan oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َُ
Maka kita mengetahui bahwasanya sesuatu tersebut adalah ibadah, karena Allāh ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬tidak memerintah kecuali dengan sesuatu yang Allāh cintai. Termasuk di
antaranya:
َ َ َُ
- Apabila Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬diketahui memuji pelakunya
ُ َ
Maka kita mengetahui bahwasanya sesuatu tersebut adalah dicintai oleh Allāh ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ت َعالى‬
َ َ ُ َ
- Do'a adalah ibadah, karena Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memerintahkan
ۚ ُ َ ۡ َ ۡ َ ٓ ُ ۡ
‫ﺐ ﻟك ۡم‬ ‫ﻮﻧى ﺃﺳﺘ ِﺠ‬ ِ ‫ﭐدﻋ‬
“Do’a itu adalah ibadah.” (HR Abū Dāwūd no. 1479, At-Tirmidzi no. 2969, Ibnu Mājah
no. 3828 dan Ahmad 4/267; dari shahābat Nu’man bin Basyīr)
Dengan demikian syirik hukumnya, (apabila) berdo’a kepada selain Allāh, baik kepada
seorang Nabi, seorang malaikat, seorang jin, orang yang shalih dan lain-lain.
- Menyembelih adalah Ibadah, Allāh berfirman :
َ ۡ َ ِّ َ
‫ﻓ َص ِّﻞ ِﻟ َربك َﻭﭐﻧح ۡر‬
“Hendaklah engkau shalat untuk Rabb-mu dan juga menyembelih untuk Rabb-mu.” (QS
Al-Kautsar: 2 )
Dan Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :
‫ﺍﻟﻠﻪ‬ َْ َ ََ ْ َ ُ َ ََ
ِ ‫ﻟﻌﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ذﺑح ِﻟغﻴ ِر‬
“Allāh Subhānahu wa Ta’āla melaknat seseorang yang menyembelih untuk selain
Allāh.” (HR Muslim 1978, dari shahābat ‘Ali radhiyallāhu ‘anhu)
Dengan demikian termasuk syirik hukumnya (apabila) seseorang menyembelih untuk
َ َ ُ َ
jin, atau untuk syaikh atau untuk yang lain, selain Allāh ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Seperti bernadzar, ber-istighatsah, bersumpah, bertawakal, rasa takut, rasa cinta, maka
semua ini termasuk jenis-jenis ibadah.
Tidak boleh sekali-kali seorang Muslim menyerahkan salah satu dari ibadah-ibadah
َ َ ُ َ
tersebut kepada selain Allāh ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah tentang “Contoh Kesyirikan Orang-
Orang Musyrikin Quraisy”.

Diantara bentuk kesyirikan mereka adalah:


• Berdo’a dan bertaqarrub kepada orang-orang shālih yang sudah meninggal.
• Menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka dengan tujuan supaya:
Mendapatkan syafa’at orang-orang shālih tersebut disisi Allāh. dan dengan tujuan
mencari kedekatan kepada Allāh.
Allāh sendiri telah menceritakan keyakinan mereka ini di dalam Al Qurān dan Allāh
َ َ ُ َ
mengingkarinya. Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

َ َ َ َ َّ َ ُ َ ُ َ ُ َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ َ َ ُ ُ َ ُ ََْ َ ُ ُ َ َ َّ ُ ْ َ ُ َ
‫ﻭﻥ ﺍﻟﻠ ِﻪ َﻣﺎ َل يض ُّرَ ْم َﻭَل يﻨف ُﻌه ْم َﻭيﻘﻮﻟﻮﻥ َ ﺆَل ِء شف َﻌﺎﺅﻧﺎ ِﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠ ِﻪ ۚ ق ْﻞ ﺃتن ِّﺒئﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ ِب َمﺎ َل ي ْﻌﻠ ُم ِﻓﻲ‬
ِ ‫َﻭي ْﻌ ُبﺪﻭﻥ ِﻣﻦ د‬
َ ُ ْ ُ َ َ َ ُ َ َ
‫ﺽ ۚ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭت َﻌﺎﻟى ﻋ امﺎ يش ِرﻛﻮﻥ‬ َْ ْ ََ َ َ ‫ا‬
ِ ‫ﺍﺕ ﻭَل ِﻓﻲ ﺍألﺭ‬ ِ ‫ﺍﻟسمﺎﻭ‬

33
“Dan mereka menyembah kepada selain Allāh, sesuatu yang tidak memudharati mereka
dan tidak pula memberi manfaat.Dan mereka berkata, ‘Mereka adalah pemberi syafa’at
bagi kami disisi Allāh.
Katakanlah : apakah kalian akan mengabarkan kepada Allāh sesuatu yang Allāh tidak
ketahui di langit maupun di bumi?’Maha Suci Allāh dan Maha Tinggi dari apa yang
mereka sekutukan.” (QS Yūnus :18)
Dalam ayat ini Allāh menamakan perbuatan mereka sebagai bentuk menyekutukan
َ َ ُ َ
Allāh. Dan Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬juga berfirman :

ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َّ ‫ا‬ َ ‫َّ ُ ق‬ َ َ ُ َ ‫َ ُ ُ ا‬ َ ُ ْ ُ َ ‫ُ َ َّ َ ا‬ َ ‫َ َ َّ ِّ ُ ق‬
‫ﻭﻧ ِﻪ ﺃ ْﻭ ِﻟ َي َﺎء َﻣﺎ ﻧ ْﻌ ُبﺪَ ْم ِﺇَل ِﻟ ُيﻘ ِّربﻮﻧﺎ ِﺇﻟى ﺍﻟﻠ ِﻪ زﻟفى ِﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ يحك ُم ﺑيﻨه ْم ِﻓﻲ َﻣﺎ‬ِ ‫د‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ِ ‫ﻭﺍ‬‫ذ‬ ‫خ‬ ‫ﺍت‬ ‫يﻦ‬‫ذ‬ِ ‫ﺍﻟ‬‫ﻭ‬ ۚ ‫ص‬ ‫ﺎﻟ‬
ِ ‫خ‬ ‫ﺃَل ِﻟﻠ ِﻪ ﺍﻟﺪيﻦ ﺍﻟ‬
ٌ‫ﺍﻟﻠ َﻪ ََل َي ْهﺪي َﻣ ْﻦ َُ َﻮ َكﺎذ ٌب َﻛ افﺎﺭ‬ َّ ‫َ ْ َ ُ َ ا‬
‫يﻪ يخﺘ ِﻠفﻮﻥ ۗ ِﺇﻥ‬ ْ ُ
ِ ِ ِ ‫َم ِﻓ‬
“Ketahuilah bahwa milik Allāh-lah agama yang tulus. Dan orang-orang yang menjadikan
selain Allāh sekutu, (mereka mengatakan) ‘Tidaklah kami menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allāh. Sesungguhnya Allāh
akan menghukumi diantara mereka di dalam apa yang mereka perselisihkan.
Sesungguhnya Allāh tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang berdusta lagi
sangat ingkar.” (QS Az Zumar: 3)
Ayat ini menunjukan bahwa tujuan mereka menyembah orang-orang shālih tersebut
adalah supaya mereka mendekatkan penyembahnya kepada Allāh.
Dan cara meraih syafa’at di hari kiamat bukanlah demikian.
◆ Cara meraih syafa’at di hari kiamat adalah dengan memurnikan tauhid, bukan dengan
kesyirikan.
◆ Dan cara dekat dengan Allāh adalah mendekatkan diri kepadaNya dengan iman dan
amal shālih, yang wajib maupun yang sunnah, sebagaimana orang-orang shālih tersebut
melakukannya.
Tidak boleh seseorang menyamakan Allāh dengan seorang kepala negara yang sulit
menyampaikan hajat kepadanya kecuali melalui perantara dan para pembantunya.
Tidak boleh seseorang menyerupakan Allāh dengan siapapun karena Allāh Maha
Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa.
Sedangkan seorang kepala negara, maka dia adalah makhluq yang lemah, tidak mampu
melakukan seluruh pekerjaannya kecuali dibantu oleh para pembantunya.

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah “Mengenal Allāh Dengan Makhluk-
Nya”.

َ َ ُ َ
Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah menciptakan makhluk-makhluk supaya manusia yang berakal
memikirkan makhluk-makhluk tersebut, sehingga mereka bisa mengenal Dzat yang
telah menciptakan mereka.
◆ Besarnya makhluk dan luasnya (seperti langit yang tujuh & bumi, kursi Allāh dan
‘Arsy-Nya) menunjukkan tentang kebesaran Allāh.
◆ Keteraturan gerakan dan perjalanan (seperti perjalanan matahari & bulan)
menunjukkan kekuasaan dan pengawasan Allāh yang tidak pernah berhenti.

34
◆ Kejelian dalam penciptaan menunjukkan hikmah-Nya dan keluasan ilmu-Nya.
⇒ Manfaat yang ada di dalam ciptaan tersebut menunjukkan:
✓ Rahmat yang luas. dan
✓ Karunia yang meliputi segala sesuatu.
َ َ َُ
Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

ً ُ ً َ َّ َ ُ ْ َ َ َّ ‫ْ َق‬ ُ َ ‫َّ ْ َ ا‬ ْ َْ ‫ﺇ اﻥ ﻓﻲ َﺧ قﻠق ا‬


‫يﺎﻣﺎ َﻭق ُﻌﻮدﺍ‬ ‫) ﺍﻟ ِذيﻦ يذﻛ ُرﻭﻥ ﺍﻟﻠﻪ ِق‬٢٩١( ‫بﺎب‬
ِ ‫ﻭﻟﻲ ﺍألﻟ‬
ِ ‫يﺎﺕ ِأل‬
ٍ ‫هﺎﺭ َل‬
ِ ‫الف ﺍﻟﻠي ِﻞ ﻭﺍﻟﻨ‬
ِ ‫ﺽ َﻭﺍﺧ ِﺘ‬ِ ‫مﺎﻭﺍﺕ َﻭﺍأل ْﺭ‬
ِ ‫ﺍﻟس‬ ِ ِ
‫َ َ ا‬ َ َ َ ْ ُ ً َ َ َ َْ َ َ ‫َا‬ ْ َْ َ ‫ا‬ ‫َ ق‬ َ ُ َّ َ َ َ َ ْ ِ ُ ُ َ َ
٢٩٢( ‫بﺎطال ﺳبحﺎﻧك ﻓ ِﻘﻨﺎ ﻋذﺍب ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ‬ ِ ‫ﺽ ﺭبﻨﺎ ﻣﺎ ﺧﻠﻘﺖ َذﺍ‬ ِ ‫مﺎﻭﺍﺕ ﻭﺍألﺭ‬
ِ ‫وب ِهم ﻭيﺘفكرﻭﻥ ِﻓﻲ ﺧﻠ ِق ﺍﻟس‬ ِ ‫ﻭﻋﻠى ﺟﻨ‬
“Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang & malam ada
tanda-tanda bagi orang yang memiliki akal, yaitu orang-orang yang mengingat Allāh,
baik dalam keadaan berdiri, duduk & berbaring dan mereka memikirkan penciptaan
langit dan bumi. Wahai Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan ini semua dengan
bathil (sia-sia). Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka.” (QS Āli
‘Imrān: 190-191)
Hendaknya seorang Muslim meluangkan waktunya untuk memikirkan makhluk-
makhluk Allāh supaya dia:
✓ Semakin mengenal Allāh penciptanya.
✓ Semakin yakin dan mantap dalam menjalankan syariat Allāh.
✓ Merasa takut dengan adzab-Nya.
✓ Semakin dekat dengan Allāh.
✓ Semakin meng-Esakan Dia di dalam beribadah.

ُ َ َ
Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Mengenal Allāh adalah tentang “Mengenal Allāh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬Dengan Nama dan Sifat-Nya”.

َ َ َُ
Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah mengabarkan di dalam Al Qurān bahwa Allāh memiliki nama
dan sifat. Allāh berfirman :
‫ﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﭐﻟۡأَﺳۡمَﺎٓءُ ﭐﻟۡحُسۡﻨَى‬
“Dan Allāh memiliki nama-nama yang paling baik.” (QS Al-A’rāf: 180)
Dan Allāh berfirman :
‫ﻭَﻟِﻠَّﻪِ ﭐﻟۡمَﺜَﻞُ ﭐﻟۡأَﻋۡﻠَى‬
“Dan Allāh memiliki sifat-sifat yang paling tinggi.” (QS An-Nahl: 60)
Kita mengenal Allāh dengan nama dan juga sifat tersebut.
✓ Kita mengenal Allāh sebagai Dzat Yang Maha Penyayang karena Dia adalah Ar
Rahmān Ar Rahīm.
✓ Dan kita mengenal Allāh sebagai Dzat Yang Maha Pengampun karena Dia adalah Al-
Ghafūr, dan seterusnya.
✓ Dan Allāh mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwasanya di antara sifat Allāh adalah:
• Allāh beristiwa’ di atas ‘Arsy.
• Allāh memiliki dua tangan.
• Allāh berada di atas.

35
✓ Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengabarkan bahwasanya,
َ َ ُ َ
• Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang terakhir.
✓ Dan juga sifat-sifat yang lain.
Kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah menetapkan nama & juga sifat tersebut,
َ َ ُ َ
karena Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬lebih tahu tentang diri-Nya daripada kita semua. Dan
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬lebih tahu tentang Allāh daripada kita. Tidak boleh seorang Muslim
menolak nama-nama dan juga sifat-sifat tersebut. Dan tidak boleh dia menyerupakan,
َ َ ُ َ
karena Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:
‫لَﻴۡﺲَ ﻛَمِﺜۡﻠِﻪِۦ شَىۡءٌ۬ ﻭََُﻮَ ﭐﻟسَّمِﻴعُ ﭐﻟۡﺒَصِﻴر‬
“Tidak ada yang serupa dengan Allāh dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS Asy-Syūrā: 11)
Jadi yang benar, yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim adalah:
◆ Menetapkan nama dan juga sifat tersebut sebagaimana datangnya, sesuai dengan
َ َ ُ َ
keagungan dan kebesaran Allāh ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ tanpa menyerupakan dan tanpa mentakwil
nama dan juga sifat tersebut.
⇒ Mentakwil adalah menafsirkan nama dan sifat Allāh bukan dengan maknanya yang
benar.
Seperti;
• Mentakwil istiwā dengan kekuasaan.
• Mentakwil turunnya Allāh dengan turunnya rahmat Allāh.
• Dan lain-lain.

HSI 03 - 01 Mengenal Rasūlullāh ‫ﷺ‬

Halaqah yang Pertama dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ ﷺ‬adalah tentang “Pentingnya
Mengenal Beliau ‫”ﷺ‬.

Pertanyaan yang ke-2 yang setiap kita akan ditanya di alam kubur adalah tentang “Siapa
Nabimu?”. Wajib atas setiap Muslim dan Muslimah untuk mengenal Nabi Muhammad
‫ﷺ‬. Beliau adalah
- Muhammad Ibnu ‘Abdillāh Ibnu ‘Abdil Muththalib.
- Termasuk keturunan Nabi Ismā’īl bin Ibrāhīm ‘alayhimāssalām.
- Lahir di Mekkah Diutus menjadi Nabi yang terakhir ketika berumur 40 tahun,
َ َ ُ َ َ
- Kemudian menyampaikan risalah Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬selama 23 tahun.
َ َ ُ َ َ
- Meninggal di kota Madīnah setelah Allāh S‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menyempurnakan agama ini
bagi beliau ‫ ﷺ‬dan juga umatnya.
Mengenal Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬tidaklah cukup hanya mengenal nama dan nasab Beliau
‫ﷺ‬, atau menghapal keluarga dan shahābat Beliau ‫ﷺ‬
Mengenal Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬adalah;
َ َ ُ َ َ
⑴ Mengenal tugas Beliau sebagai seorang utusan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬kepada kita.
⑵ Dan mengetahui apa kewajiban kita terhadap Beliau ‫ﷺ‬

36
Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengutus Beliau ‫ ﷺ‬kepada kita dengan membawa 4
perkara:
َ َ ُ َ َ
PERKARA 1, Membawa perintah dari Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬supaya kita jalankan.
َ َ ُ َ َ
PERKARA 2, Membawa larangan dari ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬supaya kita jauhi.
َ َ ُ َ َ
PERKARA 3, Membawa berita dari Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬supaya kita benarkan.
َ َ ُ َ َ
PERKARA 4, Membawa tatacara ibadah dari Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬supaya kita beribadah
kepada Allāh dengan cara tersebut.
Kalau kita mena’ati Beliau di dalam 4 perkara ini, berarti kita pada hakekatnya telah
menaati Allāh. Karena perintah, larangan, berita dan cara ibadah adalah dari
َ َ ُ َ َ ُ
Allāh ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬. Sedangkan tugas Beliau‫ ﷺ‬hanyalah sekedar menyampaikan kepada
kita.

َ ََ ْ ََ َ ُ ‫ا‬ ُ ْ
‫ﻮل ﻓﻘﺪ ﺃطﺎع ﺍﻟﻠﻪ‬ ‫َﻣﻦ ي ِﻄ ِع ﺍﻟرﺳ‬
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul, maka sungguh dia telah mentaati Allāh.” (QS An
Nisā: 80)

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ ﷺ‬adalah “Mengenal Beliau Sebagai
ُ َ َ
Seorang Rasul Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Perintah Dari Allāh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫”ت َﻌﺎﻟى‬.

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬sebagai seorang utusan, membawa perintah-perintah dari Allāh Beliau


sampaikan perintah-perintah tersebut kepada kita supaya kita jalankan sesuai
kemampuan kita. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ ُ َ َ ْ َ ُ ْ ْ ُ‫َ ق‬ ُ ُ َ
ِ‫ﺍﺳﺘﻄ ْﻌﺘم‬ ‫َﻭ َﻣﺎ ﺃ َﻣ ْرتك ْم ِب ِﻪ ﻓأتﻮﺍ ِﻣﻨﻪ ﻣﺎ‬

“Dan apa saja yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakan sesuai kemampuan
kalian”. (HR Muslim)
َ َ ُ َ َ
Dan perintah Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬ada 2 macam:
⑴ Wajib
⑵ Sunnah (dianjurkan)
■ WAJIB : Amalan yang wajib apabila kita tinggalkan maka berdosa, seperti:
• Shalat 5 waktu
• Berpuasa Ramadhān
• Haji bagi yang wajib
• Memakai hijab bagi wanita
• Dan lain-lain.
Maka ini adalah amalan-amalan yang wajib.
■ SUNAH : Adapun amalan yang sunnah apabila tidak dikerjakan seseorang tidak
berdosa, seperti:
• Shalat rawatib
• Shalat dhuha

37
• Puasa Senin dan Kamis
• Puasa Nabi Dāwūd
• Dan juga amalan-amalan sunnah yang lain.
Kita kerjakan perintah-perintah tersebut sesuai dengan kemampuan kita
• Bila kita tidak mampu shalat wajib dengan berdiri, maka kita duduk.
•Apabila seseorang tidak mampu melaksanakan sholat berjama’ah di masjid karena
sakit, maka silahkan dia melaksanakan shalat tersebut dirumahnya.
• Apabila seseorang tidak mampu berpuasa Ramadhān karena sakit atau bepergian,
maka bisa dia ganti pada hari-hari yang lain.
• Orang yang tidak mampu shalat malam 11 raka’at, maka dia bisa shalat malam lebih
sedikit dari itu.
• Demikian pula orang yang tidak mampu berpuasa Dāwūd ‘alayhissalām, maka bisa
berpuasa dengan puasa yang lebih ringan dari itu.
َ َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬tidaklah memerintah kita dengan sebuah perintah kecuali di
dalam perintah tersebut ada hikmah dan juga kebaikan bagi kita semua.

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ ﷺ‬adalah “Mengenal Beliau Sebagai
Seorang Rasūl Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Larangan-larangan Dari
َ َ ُ َ َ ُ
Allāh ‫”ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

ُ َ َ
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬sebagai seorang utusan membawa larangan-larangan dari Allāh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ت َﻌﺎﻟى‬. Beliau sampaikan larangan-larangan tersebut kepada kita semua supaya kita
menjauhi. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:
ُ َ ْ َ ُ َْ ُ ُ ََ
‫َﻣﺎ ﻧه ْﻴﺘك ْم ﻋﻨﻪ ﻓﺎﺟﺘ ِن ُﺒ ْﻮه‬
“Apa yang aku larang maka hendaklah kalian jauhi.” (HR Muslim)
َ َ ُ َ َ
Dan larangan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬ada 2 macam :
⑴ Haram
⑵ Makruh, yaitu dibenci
■ HARAM
Larangan yang haram apabila dikerjakan maka berdosa, seperti :
• Berzina
• Membunuh tanpa haq
• Riba
• Berdusta
• Ghībah (membicarakan orang lain)
• Sihir
• Perdukunan
• Minum minuman keras
• Dan lain-lain.
■ MAKRUH
Adapun larangan yang makruh, maka apabila dikerjakan perbuatan tersebut dibenci
akan tetapi tidak sampai kepada dosa, seperti misalnya :

38
• Memakan bawang merah & bawang putih dalam keadaan masih mentah
• Makan minum dengan bersandar
• Tidur sebelum shalat ‘Isya
• Dan lain-lain.
Kita sebagai seorang Muslim dan juga Muslimah hendaklah meninggalkan larangan-
َ َ ُ َ َ
larangan tersebut. Dan yakin bahwasanya Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬tidaklah melarang sesuatu
kecuali di sana ada hikmahnya dan ada kebaikan bagi diri kita. Terkadang kita
mengetahui hikmah tersebut dan terkadang kita tidak mengetahuinya.

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal ‫ ﷺ‬yaitu “Mengenal Beliau ‫ ﷺ‬Sebagai Seorang
َ َ ُ َ َ ُ
Rasūl Yang Diantara Tugasnya Adalah Membawa Berita Dari Allāh ‫”ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬.

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬sebagai seorang utusan, diantara tugasnya adalah membawa berita-berita


dari Allāh.
✓ Baik berita di masa lalu, seperti: kisah-kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu.
✓ Maupun berita di masa yang akan datang, seperti: kejadian setelah mati dan kejadian-
kejadian di hari akhir.

Kewajiban kita sebagai seorang yang beriman adalah membenarkan berita-berita


tersebut, bila memang dalilnya shahīh. Allāh berfirman:

َ ُ ْ ‫ْ ُ ا‬ َ‫َْ ُ َ ق‬
‫) ِﺇﻥ َ َﻮ ِﺇَل َﻭح ٌﻲ يﻮحى‬٣( ‫( َﻭ َﻣﺎ يﻨ ِﻄق ﻋ ِﻦ ﺍﻟه َﻮى‬٤

“Dan tidaklah Beliau berbicara dari hawa nafsunya. Tidaklah ucapan Beliau kecuali
wahyu yang diwahyukan kepada Beliau.” (QS An-Najm: 3-4)
⇒ Kalau kita benarkan Beliau ‫ﷺ‬, maka sebenarnya kita telah membenarkan Allāh.
⇒ Dan kalau kita dustakan Beliau, maka sebenarnya kita telah mendustakan
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
◆ Akal yang sehat tidak akan bertentangan dengan dalil yang shahīh.
⇒ Apabila dalil yang shahīh sepertinya tidak masuk akal, maka ketahuilah bahwasanya
kekurangan ada di dalam akal kita yang memang sangat terbatas, bukan pada dalil.
◆ Rasūlullāh ‫ ﷺ‬dikenal oleh kaumnya sebagai orang yang jujur semenjak sebelum
Beliau diutus menjadi nabi.
Tidak pernah Beliau sekalipun berdusta;
⇒ baik kepada anak kecil, sebaya maupun kepada orang tua.
⇒ baik ketika bercanda maupun dalam keadaan sungguh-sungguh.
Apabila Beliau ‫ ﷺ‬tidak berani untuk berdusta atas nama Beliau dan juga atas nama
ُ َ َ
manusia, maka bagaimana Beliau ‫ ﷺ‬berani berdusta atas nama Allāh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬Rabbul ‘ālamīn?

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal ‫ ﷺ‬adalah “Mengenal Beliau Sebagai Utusan
َ َ ُ َ َ ُ
Yang Membawa Tata Cara Beribadah Dari Allāh ‫”ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

39
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬ketika mengutus seorang Rasūl untuk menyampaikan perintah
beribadah, juga mengutus Rasūl tersebut untuk menyampaikan tata cara ibadah
tersebut. Rasūlullāh ‫ﷺ‬,
َ َ ُ َ َ
✓ Membawa perintah shalat dari Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan juga membawa tata caranya.
َ َ ُ َ َ
✓ Membawa perintah puasa dari Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan juga membawa tata caranya.
Cara ibadah tidak diserahkan kepada akal kita masing-masing atau kepada budaya atau
َ َ ُ َ َ
kepada guru kita. Akan tetapi tata cara ibadah adalah dari Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬melalui
lisan Rasul-Nya ‫ﷺ‬
Dan Allāh tidak menerima amal ibadah kecuali yang dilakukan sesuai dengan cara yang
telah diajarkan oleh Rasūlullāh ‫ﷺ‬. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:
ٌّ ُ َ َ َ َ َ َ ْ َ ً َ َ َ َ ْ َ
‫ﺲ ﻋﻠ ْي ِﻪ ﺃ ْﻣ ُرﻧﺎ ﻓه َﻮ َﺭد‬ ‫ﻣﻦ ﻋ ِمﻞ ﻋمَل ﻟي‬

“Barang siapa yang mengamalkan sebuah amalan yang tidak ada dalilnya dari kami
maka amalan tersebut tertolak.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Imām Muslim
rahimahullāh)
Barang siapa yang mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, maka hendaklah dia
mencukupkan diri dengan ibadah yang sudah Beliau ajarkan. Tidak boleh dia membuat
ibadah yang baru yang tidak diajarkan oleh Rasūlullāh ‫ﷺ‬. Dan tidak boleh dia
beribadah, kecuali setelah yakin bahwa dalilnya shahīh. Alhamdulillāh, semua ibadah
yang mendekatkan diri kita kepada surga telah Rasūlullāh ‫ ﷺ‬ajarkan. Beliau pernah
mengatakan:
ُ َ َ ُ َْ ‫ا‬ ‫َُ ُ َ ق َ ا ُ ُ َ ا‬ َ َ
‫َﻣﺎ ب ِﻘ َﻲ ش ْﻲ ٌء يﻘ ِّرب ِﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨ ِﺔ َﻭي َب ِﺎﻋﺪ ِﻣﻦ ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ ِﺇال َﻭ قﺪ ﺑ ِّﻴﻦ ﻟك ْم‬

“Tidaklah tersisa sesuatupun yang mendekatkan diri kepada surga dan menjauhkan
dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh
Thabrāni di dalam Al Mu’jāmil Kabīr).
Lebih baik seseorang beribadah sedikit tetapi berdasarkan dalil yang shahih, dari pada
dia beribadah yang banyak akan tetapi tidak berdasarkan dalil yang shahih. Itulah yang
bisa kita sampaikan pada halaqah yang ke-5 ini. Dengan demikian, kita sudah
menyelesaikan Silsilah Mengenal Rasūlullāh ‫ﷺ‬.

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal ‫ ﷺ‬adalah tentang “Mengenal Inti Dakwah ‫”ﷺ‬.

Inti dakwah Beliau ‫ ﷺ‬adalah sama dengan inti dakwah Nabi-nabi sebelum Beliau ‫ﷺ‬.
Yaitu mengajak manusia untuk meng-Esa-kan Allāh di dalam ibadah dan meninggalkan
َ َ ُ َ َ
kesyirikan. Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :
ُ ُ ْ َ ََ ‫َ ْ َا ُ َ َ َ ا‬ ُ ‫ا‬ ُ َ ْ َ ْ َ ْ َ ‫َ َ َْ َ ق‬
‫ﻭﻥ‬
ِ ‫ﻮحﻲ ِﺇﻟي ِﻪ ﺃﻧﻪ َل ِﺇﻟ ﻪ ِﺇَل ﺃﻧﺎ ﻓﺎﻋبﺪ‬
ِ ‫ﻮل ِﺇَل ﻧ‬
ٍ ‫وِﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ قب ِﻠك ِﻣﻦ ﺭﺳ‬

“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali Kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku, maka
hendaklah kalian menyembah-Ku.” (QS Al Anbiya: 25)

40
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman tentang Nabi Nūh, Rasul yang pertama:
ُ َ َ ْ ُ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ ََ َ َ ً ُ َ‫َْ َ ق‬
‫ﺎل يﺎ ق ْﻮ ِم ﺍﻋ ُبﺪﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟك ْم ِﻣﻦ ِﺇﻟ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُره‬ ‫َلقﺪ ﺃ ْﺭ َﺳﻠﻨﺎ ﻧﻮحﺎ ِﺇﻟى ق ْﻮ ِﻣ ِﻪ ﻓﻘ‬

“Sungguh Kami telah mengutus Nūh kepada kaumnya maka dia berkata, ‘Wahai kaumku
sembahlah Allāh, kalian tidak memiliki sesembahan selain Dia’.” (QS Al A’rāf: 59)
Ucapan yang semakna juga diucapkan oleh Nabi-nabi setelah Beliau.
⇒ Lihat Surat Al Araf: 65, 73 dan 85.
Demikian pula Nabi ‫ﷺ‬, selama 10 tahun pertama, Beliau berdakwah kepada tauhid dan
mengingatkan manusia dari kesyirikan. Kemudian turunlah kewajiban shalat 5 waktu
pada tahun ke-10 kenabian dan tidak disyariatkan kebanyakan syariat kecuali di kota
Madinah. Ketika manusia sudah memiliki aqidah yang kuat (tauhid yang benar), seperti
puasa Ramadhān, zakat, haji, adzan dan lain-lain. Yang demikian karena amal ibadah
tidak diterima oleh Allāh kecuali bila dalam diri seseorang ada tauhid. Oleh karena itu,
wasiat Rasūlullāh ‫ ﷺ‬kepada Mu’ādz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman untuk
berdakwah adalah:
“Hendaknya engkau mengajak kepada syahādat “‫ ”ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ‬dan syahādat “ ‫ﻣحمﺪ ﺭﺳﻮل‬
‫ﺍﻟﻠﻪ‬.” (HR Bukhāri dan Muslim)

Dan sampai akhir hayat Beliau ‫ﷺ‬, Beliau berusaha menjaga tauhid dan membentengi
umat dari kesyirikan.
Lima hari sebelum Beliau ‫ ﷺ‬meninggal dunia, Beliau mengingatkan umat Islam bahwa
orang-orang sebelum mereka dahulu menjadikan kuburan Nabi-nabi mereka sebagai
tempat ibadah atau masjid. maka Beliau ‫ ﷺ‬melarang menjadikan kuburan sebagai
masjid. (HR Muslim)
Yang demikian karena membangun masjid di atas kuburan adalah pintu menuju
kesyirikan. Semua ini menunjukkan bahwasanya inti dakwah Rasūlullāh‫ ﷺ‬adalah
TAUHID

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal ‫ ﷺ‬adalah tentang “Mengenal Beliau sebagai
Rasul Terakhir”.

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬meninggal pada tahun ke-11 Hijriah setelah menyempurnakan tugas


menyampaikan risalah dari Allāh. Beliau ‫ ﷺ‬meninggal dunia sebagaimana manusia
َ َ ُ َ َ
yang lain yang juga meninggal dunia. Allãh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:
ۡ ُ َ ٓ َ ۬ ۡ َ ُّ ُ
‫ﺲ ذﺍ ِٕٮﻘﺔ ﭐﻟ َم ۡﻮ ِﺕ‬ ‫كﻞ ﻧف‬

“Setiap jiwa akan merasakan kematian.” (QS Āli ‘Imrān: 185)


َ َ ُ َ َ
Dan Allãh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬juga berfirman:
َ ُ ‫ٌ۬ ا‬ َ ‫ا‬
‫ِﺇﻧك َﻣ ِّيﺖ َﻭ ِإﻧ ُہم اﻣ ِّﻴﺘﻮﻥ‬
“Sesungguhnya engkau akan meninggal dunia dan mereka akan meninggal dunia” (QS
Az Zumār: 30 ).

41
ُ َ َ
Beliau ‫ ﷺ‬adalah Rasul terakhir, tidak ada Rasul sepeninggal Beliau. Allãh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:
َ ‫ا‬ َ َ َّ َ ُ ‫ا‬ َ ُ َ ۬ َ َ ََٓ ٌ َ َ َ
ِ‫ﻮل ﭐﻟﻠ ِﻪ َﻭﺧﺎت َم ﭐﻟﻨ ِب ِّﻴ ۧ ﻦ‬ ‫اﻣﺎ كﺎﻥ ُﻣح امﺪ ﺃبﺎ ﺃح ٍﺪ ِّﻣﻦ ِّﺭﺟ ِﺎﻟك ۡم َﻭﻟ ِﻜﻦ ﺭﺳ‬

“Bukanlah Muhammad bapak salah seorang laki-laki di antara kalian, akan tetapi Beliau
adalah Rasūlullāh dan penutup para Nabi.” (QS Al Ahzab: 40)
Dalil-dalil dari hadits Nabi ‫ ﷺ‬bahwasanya Beliau adalah Nabi terakhir mencapai derajat
mutawatir. Dan sebagian ulama mengatakan;
◆ Kalau seseorang tidak mengetahui bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬adalah Nabi terakhir maka
dia bukan Muslim, karena ini termasuk perkara yang diketahui secara darurat di dalam
agama Islam. yaitu Al Qurān dan juga Al Hadīts dan menyiapkan para ulama yang
َ َ ُ َ َ
amanat untuk menyampaikan keduanya kepada umat. Allãh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:
َ ُ َ َ ُ َ ‫ا‬ ۡ ِّ َ ۡ ‫ا َ ۡ ُ َ ا‬
‫ِﺇﻧﺎ ﻧحﻦ ﻧزﻟﻨﺎ ﭐﻟذﻛ َر َﻭ ِإﻧﺎ ﻟﻪ ۥ ﻟح ِفظﻮﻥ‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qurān dan sesungguhnya Kami akan


menjaganya” (QS Al Hijr: 9)
Di antara hadits yang menunjukkan bahwasanya Beliau ‫ ﷺ‬adalah Nabi yang terakhir
adalah sabda Beliau ‫ﷺ‬:

َ َ َ َْ ْ َ َ ََ َ ُ ‫َ ا ُ َ َ َ ُ َ ُ ُّ ُ َ ْ ُ َ ا‬ ُ ْ ُ ُ ُ ‫ا‬
‫ﻭإﻧﻪ َﺳ َيكﻮﻥ ِﻣﻦ ﺃ اﻣ ِﺘﻲ ﻛذﺍﺑﻮﻥ ثَلثﻮﻥ كﻠه ْم يزﻋ ُم ﺃﻧﻪ ﻧ ِﺒ ُّﻲ َﻭﺃﻧﺎ ﺧﺎت ُم ﺍألﻧ ِب َي ِﺎء َل ﻧ ِﺒ اﻲ ب ْﻌ ِﺪي‬ِ

“Sesungguhnya akan ada di antara umatku 30 orang pendusta, semuanya mengaku


menjadi Nabi dan aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku” (Hadits
shahih diriwayatkan oleh Abū Dāwūd)
Dan di dalam sebuah hadits yang Mutaffaqun ’alaih, Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:
َ َ
ٌّ ‫بﻌﺪه‬ َّ ُ
‫ﻧﺒﻲ‬ ‫ﺐ ﺍﻟذي ﻟيﺲ‬ ‫ﺍﻟﻌﺎق‬
ِ ‫ﻭﺃﻧﺎ‬

“Dan aku adalah Al ‘Āqib (yang terakhir) yang tidak ada setelahnya Nabi.”
َ َ ُ َ َ
Meskipun Rasūlullāh ‫ ﷺ‬meninggal dunia Allãh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan menjaga agama ini
dengan menjaga sumbernya dan Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ُ ق ق‬ َ َ َ ُ ُ َ َْ ‫ا‬ َْ ُ َ َ ‫ا ق‬
‫َﻭ ِإﻥ ﺍﻟ ُﻌﻠ َم َﺎء َﻭ َﺭثﺔ ﺍألﻧ ِب َي ِﺎء َﻭ ِإﻥ ﺍألﻧ ِب َي َﺎء ﻟ ْم ي َﻮ ِّﺭثﻮﺍ ِديﻨ ًﺎﺭﺍ َﻭال ِد ْﺭَ ًمﺎ َﻭ اﺭثﻮﺍ ﺍﻟ ِﻌﻠ َم‬

“Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi
tidak mewariskan dinar dan dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu.” (HR Abū
Dāwūd, Tirmidzi dan Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullāh)

HSI 04 - 01 Pengertian Islam Secara Bahasa &


Syari’at

42
Halaqah yang pertama dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Pengertian
Islam Secara Bahasa dan Syari’at”.

ISLAM
◆ Secara bahasa: adalah penyerahan diri.
ُ َ َ
◆ Secara istilah syariat: adalah penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬semata.
Orang Nashrani dikatakan masuk ke dalam agama Islam, apabila:
⑴ Meninggalkan penyembahan terhadap Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām dan juga ibunya,
Maryam.
َ َ ُ َ َ
⑵ Hanya menyembah dan menyerahkan dirinya kepada Allāh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
Seorang yang beragama Islam adalah orang yang:
✓ Hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allāh semata.
✓ Tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapa pun selain Allāh, baik seorang
nabi, seorang malaikat, jin, orang yang shalih, kepada batu, pohon dan lain-lain.
Oleh karena itu syarat masuk ke dalam agama Islam adalah:
⑴ Syahadat lā ilāha illallāh.
⑵ Syahadat Muhammad Rasūlullāh.
Syahadat lā ilāha illallāh artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang
berhak disembah dan diibadahi kecuali Allāh.
Orang yang sudah mengucapkan lā ilāha illallāh, kemudian menyerahkan sebagian
ibadah kepada selain Allāh, maka berarti dia:
⑴ Belum memahami makna Islam, atau
⑵ Memahami akan tetapi melanggarnya.
Dan keduanya adalah musibah.
َ َ ُ َ َ
Semoga Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memudahkan kita semua dan orang-orang yang kita cintai
untuk memahami agama Islam ini.

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Agama Islam berjudul “Agama Para Nabi Adalah
Islam”.
َ َ ُ َ َ
Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬adalah agama
para Nabi, agama mereka satu yaitu Islam.
Berkata Nabi Ibrāhīm ‘Alaihissalām:
َ َ ۡ ِّ ُ َ َ
‫ﺃ ۡﺳﻠ ۡمﺖ ِﻟ َرب ﭐﻟ َﻌ ﻠ ِمﻴﻦ‬
“Aku ber-Islam (menyerahkan diriku) kepada Rabbul ‘ālamīn.” (QS Al-Baqarah: 131)
Beliau dan juga Nabi Ya’qūb berwasiat kepada anak-anaknya.

َ ُ َ ‫ِّ َ َ َ َ ُ ا ا‬ ُ َ َ َ ۡ َ َّ ‫َ َ ا ا‬
‫ﭐصﻄفى ﻟك ُم ﭐﻟﺪيﻦ ﻓَل ت ُمﻮتﻦ ِﺇَل َﻭﺃﻧﺘم ُّﻣ ۡس ِﻠ ُمﻮﻥ‬ ‫ي ﺒ ِﻨى ِﺇﻥ ﭐﻟﻠﻪ‬

43
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allāh Subhānahu Wa Ta’āla telah memilih agama
bagi kalian. Maka janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai
orang Islam.” (QS Al-Baqarah: 132)
Berkata murid-murid Nabi ‘Isa ‘Alaihissalām kepada beliau;
َ ‫ۡ َ ۡ َا‬
‫َﻭﭐشهﺪ ِبأﻧﺎ ُﻣ ۡس ِﻠ ُمﻮﻥ‬
“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.” (QS Āli ‘Imrān: 52)
Nabi Mūsā ‘Alaihissalām, beliau pernah berkata kepada kaumnya;

َ ُ ُ ‫َ َ َ َّ ُ ق‬
‫ﻓ َﻌﻠ ۡي ِﻪ ت َﻮَكﻠ ٓﻮﺍ ِﺇﻥ ﻛﻨﺘم ُّﻣ ۡس ِﻠ ِمﻴﻦ‬

“Maka hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allāh kalau kalian benar-benar orang
Islam.” (QS Yūnus: 84)
Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalām berkata kepada Ratu Balqis dan juga
para pengikutnya;
َ ُۡ َ ‫َا َ ۡ ُ ق َ َ ا‬
‫ﻮﻧى ُﻣ ۡس ِﻠ ِمﻴﻦ‬
ِ ‫ﺃَل تﻌﻠﻮﺍ ﻋﻠى ﻭﺃت‬

“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam
keadaan sebagai orang Islam.” (QS An-Naml: 31)
َ َ ُ َ َ
Inilah agama para Nabi dan juga para pengikut mereka. Dan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬tidak
menerima kecuali agama Islam.
َ ۡ َّ َ َ ِّ ‫ا‬
ِ‫ﭐﻹ ۡﺳﻠ ُم‬
ِ ‫ِﺇﻥ ﭐﻟﺪيﻦ ِﻋﻨﺪ ﭐﻟﻠ ِﻪ‬

“Sesungguhya agama yang benar di sisi Allāh adalah Islam.” (QS Āli ‘Imrān :19)

َ َ ۡ َ َۡ ُ ُ ۡ ۡ ُ َ َ ً۬ َ ۡ َۡ َ ََۡ َ َ
‫ﭐﻹ ۡﺳﻠ ِم ِديﻨﺎ ﻓﻠﻦ يﻘ َب َﻞ ِﻣﻨﻪ َﻭَ َﻮ ِﻓى ﭐأل ِﺧ َر ِة ِﻣﻦ ﭐﻟخ ِس ِريﻦ‬
ِ ‫ﻭﻣﻦ يبﺘ ِغ ﻏﻴر‬

“Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Āli ‘Imrān:85).
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda di dalam hadits yang shahih:

ٌ َ ْ ُُ َ ‫َُاَ ُُ ْ َ ا‬ ‫ْ َْ َ ُ ْ َ ٌ َ ا‬
‫ﺍحﺪ‬
ِ ‫ﺍألﻧ ِبيﺎء ِﺇﺧﻮة ِﻟﻌَل ٍﺕ ﻭﺃﻣهﺎتهم شﺘى ﻭ ِديﻨهم ﻭ‬

“Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda dan agama mereka
satu.”(HR Bukhari dan Muslim)

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Apa Yang
Membedakan Di Antara Para Nabi ‘Alayhimussalām?”.

Para Nabi beragama Islam, menyerahkan dirinya hanya kepada Allāh.


◆ Yang membedakan antara agama Islam yang dibawa seorang Nabi dengan agama
Islam yang dibawa Nabi yang lain adalah tentang:

44
⑴ Tata cara beribadah
⑵ Halal dan juga haram
⇒ Terkadang suatu ibadah yang memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya
berbeda.
⇒ Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat, dihalalkan bagi umat yang lain.
َ َ ُ َ َ
Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬, Zat Yang
َ َ ُ َ َ
Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

ً ً َ ُ
‫ِﻟك ٍّﻞ ﺟَﻌَﻠۡﻨَﺎ ﻣِﻨﻜُمۡ شِرۡﻋﺔ ﻭَﻣِﻨۡهَﺎﺟﺎ‬

“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syariat dan juga cara.” (QS Al Māidah:
48)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

ّ
‫ﺍألﻧْﺒِﻴَﺎءُ ﺇِﺧْﻮَةٌ ﻣِﻦْ ﻋَلﺕٍ ﻭَﺃﻣَّهَﺎتُهُمْ شَﺘَّى ﻭَدِيﻨُهُمْ ﻭَﺍحِﺪ‬

“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama
mereka satu.” (HR Bukhāri dan Muslim)
⇒ Yang dimaksud dengan “ibu-ibu mereka berbeda” adalah syari’at mereka berbeda.
◆ Shalat dan zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman tentang Nabi Ismā’īl :

‫ﻭَﻛَﺎﻥَ يَأۡﻣُرُ ﺃََۡﻠَﻪُ ۥ ﺑِﭑﻟصَّﻠَﻮةِ ﻭَﭐﻟزَّﻛَﻮة‬

“Dan dahulu Ismā’īl menyuruh keluarganya untuk shalat dan juga zakat.” (QS Maryam:
55).
Nabi ‘Īsā ‘alayhissalām, beliau berkata :

َ
‫ﻭَﺃَﻭۡصَ ﻨِى ﺑِﭑﻟصَّﻠَﻮةِ ﻭَﭐﻟزَّڪﻮةِ ﻣَﺎ دُﻣۡﺖُ حَﻴًّ۬ا‬

َ َ ُ َ
“Dan Allāh ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬telah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama
aku masih hidup.” (QS Maryam: 31)
◆ Namun shalat di atas tanah terbuka, di luar tempat khusus beribadah, hanyalah
disyari’atkan di dalam agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
◆ Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat-umat sebelum kita dan
dihalalkan bagi kita.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

ٍ‫ﻭَﺟُﻌِﻠَﺖْ ﻟﻲ ﺍﻟْأَﺭْﺽُ ﻣَسْﺠِﺪًﺍ ﻭَطَهُﻮﺭًﺍ ﻓَأَيُّمَﺎ ﺭَﺟُﻞٍ ﻣﻦ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺃَدْﺭَﻛَﺘْﻪُ ﺍﻟصَّﻠَﺎةُ ﻓَﻠْﻴُصَﻞِّ ﻭَﺃُحِﻠَّﺖْ ﻟﻲ ﺍﻟْمَغَﺎﻧِمُ ﻭﻟم تَحﻞَّ ﻟِأَحَﺪ‬
‫قَﺒْﻠِﻲ‬

45
“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid dan juga alat untuk
bersuci. Maka siapa saja di antara umatku yang mendapatkan waktu shalat, maka
hendaklah dia shalat. Dan telah dihalalkan bagiku rampasan perang dan tidak
dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.” (HR Bukhari dan Muslim)

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Keutamaan Islam
Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad ‫”ﷺ‬.

Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad ‫ ﷺ‬memiliki banyak keutamaan yang
tidak dimiliki syari’at sebelumnya, di antaranya :
⑴ SYARI’AT BELIAU ‫ ﷺ‬ADALAH UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA
Allāh berfirman:

ُ ۡ َ َّ ُ ُ َ ِّ ُ ‫ُ ۡ َ ٓ َ ُّ َ ا‬
ً ‫ڪ ۡم َﺟم‬
‫يﻌﺎ‬ ِ ‫قﻞ ي أيهﺎ ﭐﻟﻨﺎس ِﺇﻧى ﺭﺳﻮل ﭐﻟﻠ ِﻪ ِﺇﻟﻴ‬

“Katakanlah: Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasūlullāh untuk kalian


semuanya” (QS Al A’rāf: 158)
Wajib bagi setiap orang yang mendengar diutusnya Rasūlullāh ‫ ﷺ‬untuk beriman
dengan Beliau. Barangsiapa yang tidak beriman dengan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬setelah
diutusnya Beliau maka dia kafir, meskipun dia mengaku mengikuti syariat seorang Nabi
sebelum Rasūlullāh ‫ﷺ‬.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ا‬ ُ ‫ُ ق‬ َّ ْ ْ ُ َ ُ َ ُ َ َ َُ ‫ُا‬ َ ْ ٌ َ َ َ َ َ ُ َْ َّ
‫ﻮد ٌّي َﻭال ﻧ ْص َر ِﺍﻧ ٌّﻲ ث ام ي ُمﻮﺕ َﻭﻟ ْم يﺆ ِﻣﻦ ِبﺎﻟ ِذي ﺃ ْﺭ ِﺳﻠﺖ ِب ِﻪ ِﺇال‬
ِ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ﺔ‬
ِ ‫ﻣ‬‫ﺍأل‬ ‫ه‬
ِ ‫ذ‬
ِ َ ‫ﺲ ُﻣح ام ٍﺪ ِﺑ َي ِﺪ ِه ال ي ْس َم ُع ِﺑﻲ ﺃحﺪ ِﻣﻦ‬ ‫َﻭﺍﻟ ِذي ﻧف‬
‫ا‬ َ ْ َ ْ َ َ
‫ﺎب ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ‬ ِ ‫كﺎﻥ ِﻣﻦ ﺃصح‬

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah mendengar tentang diriku
seorang pun dari ummat ini, baik Yahudi maupun Nashrani, kemudian dia meninggal
dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia termasuk penduduk
neraka.” (HR Muslim)
⑵ SYARI’AT BELIAU ‫ ﷺ‬ADALAH SYARIAT YANG PALING SEMPURNA
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda :

ُ َ َ ُ َْ ‫ا‬ ‫ُ ُ َ ا‬ ‫َُ ُ َ ق َ ا‬ َ َ
‫ ِﺇَل َﻭقﺪ ﺑ ِّﻴﻦ ﻟك ْم‬،‫ ﻭي َب ِﺎﻋﺪ ِﻣﻦ ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ‬،‫َﻣﺎ ب ِﻘ َﻲ ش ْﻲ ٌء يﻘ ِّرب ِﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨ ِﺔ‬

“Tidak ada sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka
kecuali sudah diterangkan kepada kalian.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Ath
Thabrāni di dalam Al Mu’jamil Kabīr)
Datang beberapa orang Yahudi kepada Salmān Al-Fārisi radhiyallāhu ‘anhu dan
mengatakan:

َ ‫َ ا ق‬ َ ُ َّ َ َ ُ َّ َّ ُ َ ُ َّ َ ْ َ
‫قﺪ ﻋﻠ َمك ْم ﻧ ِب ُّيك ْم َصﻠى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠ ْي ِﻪ َﻭ َﺳﻠ َم ك اﻞ ش ْﻲ ٍء حﺘى ﺍﻟ ِخ َر َﺍءة‬

46
“Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai tata cara buang air
kecil.” (HR Muslim)
Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia diajarkan oleh Islam maka
bagaimana dengan permasalahan yang lain?
⇒ Islam mengajarkan:
• ‘Aqidah kepada Allāh
• Akhlaq kepada manusia
• Tatacara berdagang
• Makanan yang halal
• Makanan yang haram
• Dan lain-lain.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya bersyukur atas nikmat hidayah kepada
Islam ini ketika banyak manusia yang tidak mendapatkannya.

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Marātib
(Tingkatan-tingkatan) Di Dalam Islam”.

Di dalam hadits ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan Imām
Muslim; Datang Malaikat Jibrīl yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin
Allāh, bertanya kepada Rasūlullāh ‫ ﷺ‬tentang beberapa pertanyaan, diantaranya
tentang “Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan”.
Maka Rasūlullāh ‫ ﷺ‬menjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut. Kemudian di
akhir hadits Rasūlullāh ‫ ﷺ‬berkata:

ُ َ ْ ُ ِّ ُ ُ َ َ ْ ُ ‫َ ا‬
‫ﻓ ِإﻧﻪ ِﺟ ْﺒ ِري ُﻞ ﺃتﺎَك ْم ي َﻌﻠ ُمك ْم ِديﻨك ْم‬

“Sesungguhnya dia adalah Jibrīl yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian,
agama kalian.”
Di dalam hadits ini disebutkan 3 tingkatan dalam agama yaitu:
◆ Islam
◆ Iman
◆ Ihsan
Iman lebih tinggi daripada Islam & Ihsan lebih tinggi daripada Iman.
⇒Islam berkaitan dengan amalan zhahir.
⇒Iman berkaitan dengan amalan bathin.
⇒Ihsan adalah puncak dari amalan zhahir & bathin.
✓ Orang yang sampai derajat Ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi
dalam Islam dan juga Iman.
Setiap orang yang beriman dia adalah orang yang Islam, tetapi tidak semua orang yang
Islam, dia beriman.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

47
ُ ُُ ُ َ ْ ُ َْ ‫ََْْ ُ َا ُ ْ َْ ُْ ُ ََ ْ ُ ُ َ ْ َ َْ ََ ا‬ َ َ
ِ ‫وبك ْم‬
ِ ‫قﺎﻟ ِﺖ ﺍألﻋرﺍب آﻣﻨﺎ قﻞ ﻟم تﺆ ِﻣﻨﻮﺍ ﻭﻟ ِكﻦ قﻮﻟﻮﺍ ﺃﺳﻠمﻨﺎ ﻭﻟمﺎ يﺪﺧ ِﻞ ِﺍﻹيمﺎﻥ ِﻓﻲ قﻠ‬
“Berkata orang-orang Arab Badui: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah: ‘Kalian belum
beriman.’ Dan katakanlah oleh kalian: ‘Kami telah Islam.’ Dan belum masuk Iman di
dalam hati-hati kalian.” (QS Al Hujurāt: 14)
Mereka berkata di awal mereka masuk Islam bahwa mereka sudah sampai derajat
keimanan.
Maka merekapun diperintahkan untuk mengatakan “Kami telah Islam” karena hakikat
keimanan belum masuk di dalam hati-hati mereka.
Dan masing-masing dari tiga tingkatan tersebut memiliki rukun.
⇒Yang dimaksud dengan rukun adalah yang terpenting/terkuat dari sesuatu.

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īslam /
Rukun-Rukun Islam”.

Syariat islam yang dibawa oleh Nabi kita ‫ ﷺ‬terdiri dari amalan yang dhahir dan batin.
Amalan dhahir yang paling penting adalah rukun islam yang jumlahnya ada lima yang
tercantum dalam sabda Nabi ‫ﷺ‬,

َ ‫َ َ َ ُ ا ق‬ َ ََ ‫ا‬ ُْ ََ ‫َُ َْ ا‬
‫ﺍﻟصالة َﻭتﺆ ِت َﻲ ﺍﻟزَكﺎة َﻭت ُص ْﻮ َم َﺭ َﻣضﺎﻥ َﻭتح َّ ﺍﻟ َﺒ ْيﺖ ِﺇ ِﻥ‬ ُ ْ ُ َ ً ‫َُ َْ َ ْ َ َ َْ َ َ َ ا ُ ََا ُ َ ا‬ ‫ق‬
ِ ‫ﺍ ِﻹ ِﺳالم ﺃﻥ تشهﺪ ﺃﻥ ال ِﺇﻟﻪ ِﺇال ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺃﻥ ﻣحمﺪﺍ ﺭﺳﻮل‬
‫ﺍﻟﻠﻪ ﻭت ِﻘيم‬
ً َ َ َ َ ْ
‫ﺍﺳﺘﻄ ْﻌﺖ ِﺇﻟ ْي ِﻪ َﺳ ِب ْيال‬

Islam adalah engkau bersyahadat Laa ilaaha illallahu dan bahwasanya Muhammad
Rasulullah dan mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan
melakukan haji apabila engkau mampu menuju ke sana (HR. Muslim).

Pertama adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali
Allah dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah ‫ ﷺ‬Maknanya telah diterangkan dalam
silsilah nomor satu sampai dengan tiga.
Yang kedua adalah mendirikan sholat lima waktu dan hukumnya adalah wajib bagi
setiap muslim yang dewasa dan berakal. Barang siapa yang mengingkari kewajiban
sholat maka dia adalah kafir. Dan barang siapa yang meninggalkannya karena malas
padahal mengakui kewajiban tersebut maka dia berada dalam bahaya yang besar,
karena para ulama berselisih tentang kekafiran orang tersebut.
Yang ketiga adalah membayar zakat hukumnya adalah wajib sebagaimana sholat lima
waktu hukumnya juga wajib bagi orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Dan
hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan harta seseorang.
Yang keempat berpuasa di bulan Ramadhan wajib bagi seorang muslim yang dewasa,
berakal, memiliki kemampuan dan tidak ada penghalang seperti haid dan nifas.
Yang kelima adalah menunaikan ibadah haji hukumnya wajib sekali dilakukan seumur
hidup bagi orang yang mampu pergi ke sana dan seorang muslim dan juga muslimah
hendaknya memberikan perhatian yang besar kepada rukun islam ini.

48
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Īmān /
Rukun-Rukun Iman”.

Amalan bathin yang paling penting dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasūlullāh
‫ ﷺ‬adalah Rukun Iman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi ‫ ﷺ‬ketika
Beliau ditanya tentang “Apa itu iman?” :

َ
ِ‫ﺃَﻥْ تُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻣَالَﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْمِ ﺍَلﺧِرِ ﻭَتُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪَﺭِ ﺧَﻴْرِهِ ﻭَ ش ِّره‬

“Engkau beriman kepada Allāh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-


Nya, hari akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk”. (HR
Muslim)
■ RUKUN IMAN KE-1 | Beriman kepada Allāh.
Telah kita bahas dalam Silsilah ‘Ilmiah yang Pertama dan Kedua.
■ RUKUN IMAN KE-2 | Beriman kepada malaikat. Adalah:
✓Beriman dengan keberadaannya.
✓Beriman dengan nama-nama sebagian mereka.
✓Beriman dengan sifat-sifat malaikat.
✓Beriman dengan tugas-tugas mereka yang tersebut dalam Al Qurān dan juga hadits
yang shahīh.
■ RUKUN IMAN KE-3 | Beriman kepada kitab-kitab Allāh. Adalah:

َ َ ُ َ َ
✓Beriman bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berisi petunjuk
bagi manusia.
✓Beriman dengan sebagian nama-nama dari kitab-kitab yang sudah Allāh turunkan
seperti shuhūf Ibrāhīm, Zabur, Taurāt, Injīl dan juga Al Qurān.
■ RUKUN IMAN KE-4 | Beriman kepada para Rasul. Adalah:
✓Beriman bahwa kerasulan adalah pilihan semata dari Allāh.
✓Beriman bahwasanya para Rasul adalah sebaik-baik manusia.
✓Beriman dengan beberapa kekhususan para Rasul ‘alayhimussalām.
✓Beriman bahwasanya dakwah mereka satu.
✓Dan lain-lain.
■ RUKUN IMAN KE-5 | Beriman kepada hari akhir. Adalah beriman dengan segala hal
yang berkaitan dengan hari akhir, seperti:
• Fitnah kubur
• Nikmat dan juga azab kubur
• Tanda-tanda dekatnya hari kiamat
• Ditiupnya sangkakala
• Kebangkitan manusia
• Sampai masuknya manusia ke dalam surga ataupun neraka.

49
Kemudian yang terakhir,
■ RUKUN IMAN KE-6 | Beriman kepada takdir. Adalah beriman bahwasanya
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
✓ Mengetahui segala sesuatu,
✓ Menulis segala sesuatu, dan
✓ Terjadi segala sesuatu dengan kehendak Allāh, dan
َ َ ُ َ َ
✓ Dia-lah Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬yang menciptakan segala sesuatu.
Hendaknya seorang Muslim dan juga Muslimah memberikan perhatian yang besar
terhadap 6 Rukun Iman ini.

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Ihsan Dan Juga
Rukunnya”.

Ihsan adalah tingkatan di dalam agama yang paling tinggi.


● Secara Bahasa, Ihsan adalah berbuat sebaik mungkin ketika melakukan sesuatu
● Secara Syari’at, Makna Ihsan adalah memperbaiki amal dan ibadah kepada Allāh
َ َ ُ َ َ
karena dia merasa diawasi dan dilihat oleh Allāh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
Didalam hadist Jibrīl ‘alayhissalām, Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya tentang “Apa
itu Ihsan?”.
Beliau mengatakan:
َ َ ُ ‫َ َ َا َ َ ُ َ ْ َ َ ُ ْ َ ُ َ ا‬ َ َ َْ
‫ﺃﻥ ت ْﻌ ُبﺪ ﺍﻟﻠﻪ كأﻧك ت َرﺍه ﻓ ِإﻥ ﻟ ْم تكﻦ ت َرﺍه ﻓ ِإﻧﻪ ي َرﺍك‬
“Engkau beribadah kepada Allāh seakan-akan engkau melihatnya, maka apabila engkau
tidak melihatnya, sesungguhnya dia melihatmu.”

Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allāh atau merasa di lihat Allāh baik zhahir
maupun bathinnya maka ia akan:
✓ Beramal seikhlas mungkin.
✓ Sesesuai mungkin dengan ajaran Nabi ‫ﷺ‬
✓Dia akan meninggalkan kemaksiatan baik kemaksiatan yang dilakukan hati, lisan
maupun anggota badan yang lain.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ْ َ ُ ُ َ َ ُ ُ ْ ً ُ ُ ْ ُ ََْ ‫َ ق َ َ َُْ ْ ُ ْ ُْ ََ َ ْ َُ َ ْ َ َ ا ُ ا‬ ُ ُ َ
‫يﻪ ۚ َﻭ َﻣﺎ ي ْﻌزب ﻋﻦ‬
ِ ‫آﻥ ﻭَل تﻌمﻠ َﻮﻥ ِﻣﻦ ﻋم ٍﻞ ِﺇَل ﻛﻨﺎ َﻋﻠيكم شهﻮدﺍ ِﺇذ ت ِفيضﻮﻥ ِﻓ‬ ٍ ‫َﻭ َﻣﺎ تكﻮﻥ ِﻓﻲ شأ ٍﻥ ﻭﻣﺎ تﺘﻠﻮ ِﻣﻨﻪ ِﻣﻦ قر‬
َ ‫ا َ ََ ْ ََ ْ َ َ ََ قََ ا‬ ََ َْ ‫َﺭِّب َك ﻣ ْﻦ ﻣ ْﺜ َﻘﺎل َذ ا‬
‫ﺎب ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬
ٍ ‫ﺘ‬ ‫ﻛ‬
ِ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫َل‬ ‫ﺇ‬ِ ‫ر‬ ‫ﺒ‬‫ك‬ ‫ﺃ‬ ‫َل‬‫ﻭ‬ ‫ك‬ ‫ﻟ‬
ِ ‫ذ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ر‬ ‫غ‬‫ص‬ ‫ﺃ‬ ‫َل‬‫ﻭ‬ ‫ﺎء‬
ِ ‫م‬ ‫ﺍﻟس‬ ‫ﻲ‬‫ﻓ‬ِ ‫َل‬‫ﻭ‬ ‫ﺽ‬
ِ ‫ﺭ‬ْ ‫ﺍأل‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫ة‬ٍ ‫ﺭ‬ ِ ِ ِ

“Dan tidaklah kamu dalam sebuah keadaan dan tidaklah kamu membaca Al Qurān dan
tidaklah kalian mengamalkan sebuah amalan kecuali kami mengetahuinya ketika kalian
mengamalkannya tidak ada yang luput dari Rabb-Mu sesuatu sebesar dzarah pun
dibumi maupun dilangit. Dan tidak ada sesuatu yang lebih kecil daripada itu dan tidak
ada yang lebih besar kecuali ada di dalam kitab yang jelas.” (QS Yūnus: 61)
َ َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

50
َ َ ُ َ َ ُ َّ َْ ْ َّ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ ُ ْ َ ْ ُ ُ ُ
‫ﺍﻟﻠ ُﻪ ۗ َﻭ َي ْﻌ َﻠ ُم َﻣﺎ ﻓﻲ ا‬ َ ُ ْ ُ ْ ْ ُ
‫ﺽ ۗ َﻭﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠى ك ِّﻞ ش ْﻲ ٍء ق ِﺪ ٌير‬ َ َ ‫ﺍﻟس َم َﺎﻭ‬
ِ ‫ﺍﺕ ﻭﻣﺎ ِﻓﻲ ﺍألﺭ‬
ِ ِ ‫ﻭﺭكم ﺃﻭ تبﺪﻭه يﻌﻠمﻪ‬ ِ ‫قﻞ ِﺇﻥ تخفﻮﺍ ﻣﺎ ِﻓﻲ صﺪ‬

“Katakanlah: Seandainya kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada-dada


kalian atau kalian menampakan nya maka Allāh mengetahuinya. Dan Allāh mengetahui
apa yang ada di langit dan apa yang ada dibumi dan Allāh Maha mampu melakukan
segala sesuatu.” (QS Āli ‘Imrān: 29)
َ َ ُ َ َ
Semoga Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menjadikan kita senantiasa merasa diawasi oleh Allāh dan
takut kepada Allāh dimanapun kita berada.

HSI 05 - 01 Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari


Akhir

Halaqah yang pertama dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah
tentang Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir

Hari akhir, dinamakan demikian, karena tidak ada hari setelahnya. Tidak ada lagi hari
yang kita kenal yang dimulai dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan
tenggelamnya. Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan segala hal
yang berkaitan dengan hari akhir tersebut, mulai dari kematian, fitnah kubur, nikmat
dan adzab kubur, tanda-tanda hari kiamat, kebangkitan manusia, dikumpulkannya
manusia, perhitungan dan penimbangan amal dan seterusnya sampai masuknya
manusia ke dalam surga atau neraka. Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman,
yang tidak sah iman seseorang bila tidak beriman dengannya. Allah berfirman :

ً َ َۢ َ َ َ َ ۡ ََ َۡ ۡ ُُ َ َٓ َّ ُۡ َ
‫َﻭ َﻣﻦ يكف ۡر ِبﭑﻟﻠ ِﻪ َﻭ َﻣﻠ ِٕٮﻜ ِﺘ ِﻪۦ َﻭكﺘ ِب ِﻪۦ َﻭ ُﺭ ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ َﻭﭐﻟ َﻴ ۡﻮ ِم ﭐأل ِﺧ ِر ﻓﻘﺪ ض اﻞ ضﻠ ال ب ِﻌيﺪﺍ‬

"Dan barang siapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya,


Rasul-rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang
jauh." (An-Nisa' : 136)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya tentang apa itu iman,

َ َ َ َ‫ُْ َ ق‬ َْ‫َ ق‬ ُ َُ ُُ َ َ َ َ َ َ ُْ َْ
‫ﺍَلﺧ ِر َﻭتﺆ ِﻣﻦ ِبﺎﻟﻘﺪ ِﺭ ﺧ ْﻴ ِر ِه َﻭش ِّر ِه‬
ِ ‫ﺃﻥ تﺆ ِﻣﻦ ِبﺎﻟﻠ ِﻪ ﻭﻣال ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ ﻭكﺘ ِب ِﻪ ﻭﺭﺳ ِﻠ ِﻪ ﻭﺍﻟﻴﻮ ِم‬

Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya


dan juga hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik dan yang buruk (HR.
Muslim).
َ َ ُ َ َ
Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, kecuali Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

ُ ‫ۡ ٓ ا‬ َ ‫ﻨﺪ َﺭ ِّﺑى ََل ُي َﺠ ِّﻠ‬


َ َ ۡ ‫َ ُ ا‬ َ ‫ا َ َا‬ َ َ َ ُ َ
‫ﻴہﺎ ِﻟ َﻮق ِﺘ َہﺎ ِﺇَل َ َﻮ‬ ‫ﭐﻟسﺎﻋ ِﺔ ﺃيﺎﻥ ُﻣ ۡر َﺳٮهﺎ ق ۡﻞ ِﺇﻧ َمﺎ ِﻋﻠ ُمهﺎ ِﻋ‬ ‫ي ۡس َٔ ﻠﻮﻧك ﻋ ِﻦ‬

51
"Mereka bertanya kepadamu tentang hari kiamat kapan terjadinya, katakanlah
sesungguhnya ilmunya di sisi Rabb-ku. Tidak mengetahui waktunya, kecuali Dia." (Al-
A'raf : 187)
Malaikat Jibril 'alaihissalam pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang
kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬dan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi. Maka beliau
‫ ﷺ‬menjawab,

‫َﻣﺎ قﺍﻟ َم ْس ُﺆ ْﻭ ُل َﻋ ْﻨ َهﺎ ب َأ ْﻋ َﻠ َم ﻣ َﻦ ا‬


‫ﺍﻟس ِﺎﺋ ِﻞ‬ ِ ِ

Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari pada yang bertanya (HR. Muslim)
َ َ ُ َ َ
Apabila Malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan Rasulullah ‫ﷺ‬,
Nabi yang paling dekat dengan Allah tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat,
maka bagaimana selain keduanya bisa mengetahui. Yang lebih penting dari pada itu
bagi seorang hamba yang berakal adalah mempersiapkan bekal yang cukup untuk
menghadapi hari tersebut.

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah yang ke 5 Beriman Kepada Hari Akhir adalah "Bekal
Perjalanan Menuju Negeri Akhirat"

Perjalanan menuju negeri akhirat adalah perjalanan yang sangat panjang. Seorang
ُ َ َ
hamba membutuhkan bekal yang cukup agar sampai ke dalam surga Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬dengan selamat. Bekal tersebut adalah takwa kepada Allah. Allah Subhanahu Wa
Ta'ala berfirman :

ۡ‫ا‬ ‫ا‬ َ ‫ََ ُ ق َ ا‬


‫َﻭتز اﻭدﻭﺍ ﻓ ِإﻥ ﺧ ۡﻴ َر ﭐﻟز ِﺍد ﭐﻟﺘﻘ َﻮى‬

"Dan hendaklah kalian berbekal, maka seseungguhnya sebaik-baik bekal adalah


ketakwaan." (Al-Baqarah : 197)
Bertakwa kepada Allah adalah melaksanakan perintah Allah berdasarkan dalil yang
َ َ ُ َ َ
shahih dengan niat mengharap pahala dari Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan menjauhi
kemaksiatan kepada Allah berdasarkan dalil yang shahih karena takut dengan azab
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Orang yang berbahagia kelak adalah orang yang bersabar di dunia ini
dan istiqomah untuk mengumpulkan bekal yang cukup bagi perjalanan yang sangat
panjang tersebut.
Mereka-lah orang-orang yang tidak akan takut dengan apa yang akan mereka hadapi
ُ َ َ
dan mereka tidak akan bersedih dengan apa yang sudah mereka tinggalkan. ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ َُ ۡ َ ُ َ َ َ ٌ َ َ َ ‫ا َّ َ َ ُ ق َ ُّ َ َّ ُ ُ ا ۡ َ َ ق‬
‫ﭐﺳﺘﻘ ُمﻮﺍ ﻓَل ﺧ ۡﻮف ﻋﻠ ۡﻴ ِه ۡم َﻭَل َ ۡم يحزﻧﻮﻥ‬ ‫ِﺇﻥ ﭐﻟ ِذيﻦ قﺎﻟﻮﺍ ﺭبﻨﺎ ﭐﻟﻠﻪ ثم‬

52
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Rabb kami adalah Allah kemudian
mereka beristiqomah, maka tidak ada ketakutan atas mereka, dan mereka tidak akan
bersedih." (Al-Ahqaf : 13)
Dan orang yang celaka di akhirat adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya ketika di
َ َ ُ َ َ
dunia dan dia lalai dengan hari pembalasan. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
ً۬ َ ۬ َ ُ ٓ َ َ َ َ َ َ ۡ َ ُّ ُ ٓ َ ُ ٓ َ ‫ا‬
‫ﺎﺟﻠﺔ َﻭيذ ُﺭﻭﻥ َﻭ َﺭﺍ َءَ ۡم ي ۡﻮ ًﻣﺎ ث ِﻘيال‬
ِ ‫ِﺇﻥ َ ﺆال ِء ي ِحﺒﻮﻥ ﭐﻟﻌ‬

"Sesungguhnya mereka mencintai kehidupan dunia dan meninggalkan hari yang berat
yang ada di belakang mereka". (Al-Insan : 27)
َ َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang
bertakwa.

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir berjudul Menjalankan
Perintah Allah Bekal Menuju Akhirat"

َ َ ُ َ َ
Perintah Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬apabila dijalankan dengan ikhlas dan sesuai dengan sunnah
Rasulullah ‫ ﷺ‬maka akan menjadi khasanah atau pahala dan bekal menuju akhirat bagi
َ َ ُ َ َ
seorang hamba. Perintah yang paling dicintai oleh Allah S‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬adalah apa yang
َ َ ُ َ َ
Allah wajibkan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berkata,
ََ ُ ْ َْ َ ‫َ ْ َ َ ا‬ َ َ َ ََ
‫ﺐ ِﺇﻟ اﻲ ِﻣ امﺎ ﺍﻓﺘ َرضﺖ ﻋﻠ ْي ِﻪ‬ ‫َﻭ َﻣﺎ تﻘ ارب ِﺇﻟ اﻲ ﻋ ْب ِﺪي ِبشﻲ ٍء ﺃح‬

Dan tidaklah hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai
dari pada apa yang sudah Aku wajibkan atasnya (HR. Bukhori)
Oleh karena itu seorang muslim, hendaknya memperhatikan kewajiban-kewajiban yang
telah Allah wajibkan atasnya dan melaksanakan kewajiban tersebut dengan sebaik-
baiknya.

Kewajiban di sini ada yang berkaitan dengan hak Allah seperti :


1. Tauhid,
2. Shalat lima waktu,
3. Puasa Ramadhan,
4. Haji bagi yang wajib dan lain-lain.
Dan juga ada yang berkaitan dengan hak makhluk seperti :
1. menafkahi orang yang menjadi tanggungan,
2. berbakti kepada kedua orang tua dan lain-lain.
Kemudian apabila seorang hamba memiliki waktu dan kemampuan maka hendaknya
dia menambah bekal dengan berbagai amal sholeh yang mustahab atau disunnahkan
seperti:
1. Shalat-shalat sunnah,
2. Puasa-puasa sunnah,
3. Shadaqah sunnah,

53
4. Membaca Al-Qur'an dan lain-lain.
Memilih di antara amalan tersebut yang bisa dia kerjakan dengan baik dan bisa
dilakukan secara terus-menerus.
Di antara amalan yang besar pahalanya adalah :
1. Menuntut ilmu agama,
2. Dzikrullah,
َ َ ُ َ َ
3. Berjihad di jalan Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
4. Akhlak yang baik,
5. Berdakwah di jalan Allah dan lain-lain.
Orang yang sibuk dengan sesuatu yang menjadi kewajibannya sehingga tidak bisa
mengerjakan sesuatu yang mustahab atau sunnah, maka dia mendapatkan uzur. Adapun
orang yang sibuk dengan sesuatu yang mustahab kemudian dia lalai dengan kewajiban
ُ َ َ
dia, maka orang tersebut adalah orang yang tertipu. Mintalah kepada Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬pertolongan di dalam beramal dan mintalah kepada-Nya supaya amalan tersebut
َ َ ُ َ َ
diterima. Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memasukkan kita ke dalam surga-Nya dengan
sebab amal kita yang sedikit dan penuh dengan kekurangan ini dan rahmat serta kasih
َ َ ُ َ َ
sayang Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬lebih kita harapkan dari pada amalan kita.

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah "Meninggalkan
Kemaksiatan Merupakan Bekal Menuju Akhirat"

Meninggalkan kemaksiatan apabila dilakukan karena takut kepada Allah berdasarkan


dalil yang shahih, maka ini akan menjadi pahala bagi seorang hamba. Sebaliknya
kemaksiatan apabila dilakukan seorang hamba, maka itu akan menjadi sayyi-ah (dosa)
yang membahayakan keselamatan dia di akhirat kelak. Dosa bertingkat-tingkat, dan
dosa yang paling berbahaya adalah dosa yang mengekalkan pelakunya di dalam neraka
apabila dia mati dan tidak bertaubat dari dosa tersebut.
Yang pertama adalah kufur besar atau kekafiran, yaitu menentang apa yang dibawa oleh
َ َ ُ َ َ
seorang utusan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬seperti menentang tauhid, mendustakan kenabian
seorang Rasulullah, mengingkari syariat yang beliau bawa, padahal dia mengetahui
bahwasanya itu adalah syariat-Nya, atau mengejek dan mengolok-olok Allah, Rasul-Nya
َ َ ُ َ َ
dan juga ayat-ayat-Nya dan lain-lain. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

َ ُ َ َ ۡ ُ ‫َ َّ َ َ َ ُ ق َ َ ا ُ ق َٔ َ َ ٓ ُ ْ َ ٓ َ َ ۡ َ ُ ا‬
‫ﻴہﺎ ﺧ ِﻠﺪﻭﻥ‬‫ﻭﭐﻟ ِذيﻦ ﻛفرﻭﺍ ﻭكذﺑﻮﺍ ِﺑ ﺎي ِﺘﻨﺎ ﺃﻭﻟ ِٕٮك ﺃصح ﺐ ﭐﻟﻨ ِﺎﺭ َم ِﻓ‬

"Dan orang-orang yang kufur dan mendustakan ayat-ayat Kami, merekalah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya." (Al-Baqarah : 39)
Yang kedua adalah syirik besar. Syirik ini lebih khusus dari kekufuran. Setiap syirik
َ َ ُ َ َ
adalah kekufuran. Tapi tidak setiap kekufuran adalah syirik. ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :
َ ‫ﻴﻦ ﻣ ۡﻦ َﺃ‬
َ َّ َ َ ُ ‫ا ُ َ ُ ۡ ۡ َّ َ َ ۡ َ ا َ َّ ُ َ َ ۡ ۡ َ ا َ َ َ ۡ َ ُ ا‬
‫ﻧص ۬ﺎﺭ‬ ِ ‫ِﺇﻧﻪ ۥ ﻣﻦ يش ِرك ِبﭑﻟﻠ ِﻪ ﻓﻘﺪ حرم ﭐﻟﻠﻪ ﻋﻠي ِﻪ ﭐﻟﺠﻨﺔ ﻭﻣأﻭٮﻪ ﭐﻟﻨﺎﺭ ﻭﻣﺎ ِﻟﻠظ ِﻠ ِم‬

54
َ َ ُ َ
"Sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬maka sungguh
Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengharamkan atasnya surga dan tempat kembalinya
adalah neraka dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang berbuat zalim." (Al-
Maidah : 72)
Yang ketiga adalah nifaq besar, yaitu menyembunyikan kekufuran di dalam hati dan
menampakkan keimanan dengan lisan dan perbuatan. Orang munafik termasuk orang
kafir, bahkan lebih besar dosanya dari orang kafir yang menampakkan kekafirannya.
َ َ ُ َ َ
Dan di akhirat azab mereka lebih dahsyat. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman dalam

ً ‫ﭐﻟﻨﺎﺭ َﻭ َﻟﻦ َتﺠ َﺪ َﻟ ُه ۡم َﻧص‬


‫َ ا‬ َ ۡ َۡ ۡ ‫ا‬ َ َُۡ ‫ا‬
‫ﻴرﺍ‬ ِ ِ ِ ‫ِﺇﻥ ﭐﻟمﻨ ِف ِﻘﻴﻦ ِﻓى ﭐﻟﺪﺭ ِك ﭐألﺳف ِﻞ ِﻣﻦ‬

"Sesungguhnya orang-orang munafik berada di lapisan paling bawah dari neraka. Dan
engkau tidak akan mendapatkan penolong bagi mereka." (An-Nisa : 145)
Alhamdulillah yang telah memberikan kita petunjuk kepada Islam, kalau bukan karena
َ َ ُ َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬niscaya kita tidak mendapatkan petunjuk. Semoga Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬memberikan kita ketetapan hati di atas agama islam ini sampai kita bertemu
dengan-Nya.

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dosa-dosa
Besar dan Dosa-dosa Kecil"

Di antara dosa yang berbahaya bagi seorang hamba di akhirat. Yang pertama adalah
dosa bid'ah yang tidak sampai mengkafirkan pelakunya. Bid'ah secara istilah syariat
adalah cara yang diada-adakan di dalam agama yang menyerupai syariat, dimaksudkan
َ َ ُ َ َ ُ
untuk berlebih-lebihan di dalam bertaqarrub kepada Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬. Dan bid'ah
adalah perkara yang paling jelek. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara-perkara yang diada-adakan. Dan setiap bid'ah
adalah sesat (HR. Muslim)
Orang yang melakukan bid'ah seakan-akan menganggap agama yang dibawa oleh
Rasulullah ‫ ﷺ‬belum sempurna dan seakan-akan dia telah menuduh Rasulullah
َ َ ُ َ َ ُ
‫ ﷺ‬mengkhianati risalah Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬. Pelaku bid'ah merasa dirinya di atas
ُ َ َ
petunjuk, sehingga sulit dia untuk memperoleh hidayah kecuali orang yang Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬
َ َ
‫ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬rahmati.
Yang kedua di antara dosa-dosa yang berbahaya bagi seorang hamba adalah dosa-dosa
besar. Yaitu semua dosa yang diancam pelakunya dengan hukuman di dunia atau laknat
َ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ
dari Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬atau amarah dari Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬atau diancam dengan
neraka. Seperti berzina, mencuri, riba, durhaka kepada orang tua, membunuh tanpa hak
dan lain-lain. Kemudian , Yang ketiga adalah dosa-dosa kecil yaitu dosa yang tidak
sampai kepada dosa-dosa besar. Seperti melihat kepada aurat wanita yang tidak halal
baginya dan lain-lain. Dosa kecil ini bisa menjadi besar karena beberapa sebab di

55
antaranya adalah apabila dilakukan secara terus-menerus tanpa melakukan taubat
َ َ ُ َ َ ُ
kepada Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ُ َ‫ا ُ َ ا ُْ ق‬ ََ َ َ ْ َ ‫َ اُ ا‬ ُ ُّ َ‫ا ُْ َ ُ َ ا‬
‫ﺍﻟرﺟ ِﻞ حﺘى يه ِﻠكﻨﻪ‬ ‫ﻮب ﻓ ِإﻧهﻦ يﺠﺘ ِم ْﻌﻦ ﻋﻠى‬
ِ ‫ﺍﺕ ﺍﻟذ‬
‫ﻧ‬ ِ ‫إ ِِيﺎَكم ﻭﻣحﻘر‬

Hati-hatilah kalian dengan dosa-dosa yang dianggap ringan, karena sesungguhnya dosa-
dosa tersebut berkumpul pada diri seseorang sampai membinasakannya (Hadits Shahih
Riwayat Imam Ahmad)
Dosa berupa kedzaliman kepada orang lain baik harta, kehormatan maupun fisik akan
menjadi penyesalan di hari kiamat, apabila tidak meminta dihalalkan di dunia ini.

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Penghapus
Dosa"

Setiap anak Adam pasti memiliki dosa. Untuk itu setiap muslim hendaknya mengetahui
perkara-perkara yang bisa menghapus dosa tersebut, supaya dia keluar dari dunia ini
dengan keadaan sebersih mungkin dari dosa. Empat perkara yang apabila diamalkan
ُ َ َ
bisa menghapus dosa seseorang : Yang pertama adalah taubat yang nasuha Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

ُ ُ َ ِّ َ ُ َ ُ ُّ َ ً ‫َّ َ َ ً۬ ا‬ َ ‫ُ ق ُ ُ ق‬ َ َّ ُّ َ ٓ َ
‫ي أي َہﺎ ﭐﻟ ِذيﻦ َء َﺍﻣﻨﻮﺍ توب ٓﻮﺍ ِﺇﻟى ﭐﻟﻠ ِﻪ ت ۡوبﺔ ﻧ ُصﻮحﺎ ﻋ َسى َﺭبك ۡم ﺃﻥ يكف َر ﻋﻨك ۡم َﺳ ِّﻴ َٔ ِﺎتك ۡم‬

"Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat
yang nasuha, semoga Rabb kalian menghapus dosa-dosa kalian". (At-Tahrim : 8)
Taubat yang nasuha adalah taubat yang memenuhi tiga syarat : penyesalan yang
mendalam, meninggalkan kemaksiatan tersebut dan bertekad kuat untuk tidak
melakukannya di masa yang akan datang. Apabila dosa tersebut berkaitan dengan hak
orang lain maka hendaklah segera menunaikan hak tersebut dan minta segera
dihalalkan. Apabila berupa harta maka segera dikembalikan dan apabila berupa
kehormatan maka segera meminta maaf.
َ َ ُ َ َ
Yang kedua memperbanyak memohon maghfirah dari Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan makna
memohon maghfirah yang pertama adalah memohon supaya ditutupi dosanya dari
ُ َ َ
manusia, kemudian memohon supaya dosa-dosanya tersebut dihapus oleh Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬sehingga tidak diazab dengan dosa yang sudah dilakukan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ً َ ْ َ‫ق ْ َق‬ َ ُ ُ َ َّ ْ َ َ ِّ َّ
‫ﻴﻮ ِم ﺃ كﺜ َر ِﻣﻦ َﺳ ْب ِﻌ ْﻴﻦ َﻣ ارة‬‫َﻭﺍﻟﻠ ِﻪ ِﺇﻧﻲ أل ْﺳﺘغ ِف ُرﺍﻟﻠﻪ َﻭﺃ ت ْﻮب ِﺇﻟ ْي ِﻪ ِﻓﻲ ﺍﻟ‬

َ َ ُ َ
Demi Allah, aku beristgihfar kepada Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan bertaubat kepada-Nya di
dalam sehari lebih dari tujuh puluh hari (HR. Bukhari)
َ َ ُ َ َ
Yang ketiga adalah beramal shaleh Allh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman dalam

ۚ َٔ ِّ ‫ُ ۡ ۡ َ ا‬ َ َ َ ۡ ‫ا‬
ِ‫ﺎﺕ‬
ِ ‫ِﺇﻥ ﭐﻟحسﻨ ِﺖ يذ َِﺒﻦ ﭐﻟسﻴ‬

56
"Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan menghilangkan kejelekan-kejelekan." (Hud
: 114)
Yang ke empat adalah bersabar ketika tertimpa musibah Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

َُ َ ُ َُ ‫ا‬ ‫ُ ق ْ َ ا ُ ِّ َ َ ْ ُ َ ا‬ ُ ْ
‫يﺐ ﺍﻟ ُمﺆ ِﻣﻦ ِﺇَل ﻛف َر ِﺑهﺎ ﻋﻨﻪ حﺘى ﺍﻟش ْﻮكﺔ يشﺎكهﺎ‬‫َﻣﺎ ِﻣﻦ ُﻣ ِص َيب ٍﺔ ت ِص‬

ُ َ
Tidaklah ada sebuah musibah yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬akan menghapus dengan musibah tersebut dosanya sampai apabila dia terkena
duri (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, janganlah seorang muslim berputus asa bagaimanapun besar dosa yang
َ َ ُ َ َ
ia lakukan. Perbaikilah amal di sisa umur yang ada. Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Al-
Ghoffururrohiim mengampuni dan menutupi dosa-dosa kita yang telah lalu.

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Kematian"

Kematian adalah keluarnya nyawa seseorang dari jasadnya. Kematian adalah ciptaan
Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji siapa diantara kita yang paling baik
amalannya. dia adalah sunnatullah bagi setiap jiwa, bagaimanapun dia berusaha untuk
َ َ ُ َ َ
lari dari kematian tersebut. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

‫َ َ ُ ق‬ َْ ُ
‫ك ُّﻞ ﻧفﺲ ذ ِآﺋﻘﺔ ﺍﻟ َم ْﻮ ِﺕ‬
"Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian," (Ali Imran : 185)

Seseorang tidak mengetahui kapan dan dimana dia akan meninggal. Dan apabila datang,
maka kematian tersebut tidak bisa diundurkan. Sering mengingat mati adalah perkara
yang diperintahkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬Diharapkan dengan mengingat mati seseorang lebih
khusuk di dalam beribadah, bersegera bertaubat dan tidak lalai atas kenikmatan dunia
yang fana ini. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ﺍﺕ‬
‫َّ ا‬ َ َ‫ق‬ ُ ‫َق‬
ِ ‫ﺃ ك ِﺜرﻭﺍ ِذﻛر َ ِﺎذ ِم ﺍﻟﻠذ‬

Hendaklah kalian memperbanyak mengingat sesuatu yang memutus semua


kelezatan (HR. Tirmidzi, An Nasai, Ibnu Majah, berkata Syaikh Albani: Hasan Shahih)

Harapan setiap muslim adalah meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, yaitu
meninggal dalam keadaan taat kepada Allah. Caranya adalah dengan berdo'a dan
َ َ ُ َ َ
menjaga ketaatan kepada Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬selama hidupnya. Di dalam sebuah hadits
yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwa
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬apabila menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka akan
diberikan taufik untuk beramal shalih sebelum ia meninggal dunia.
Dan diantara amal shalih tersebut adalah mengucapkan Laa ilaaha illallah. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda :

57
َ ‫َ َ َ ا َّ ُ َ َ ق َ ا‬ َ َ َ َ ْ َ
‫آﺧ ُر كال ِﻣ ِﻪ ال ِﺇﻟﻪ ِﺇال ﺍﻟﻠﻪ دﺧ َﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ‬
ِ ‫ﻣﻦ كﺎﻥ‬

Barangsiapa ucapan terakhirnya adalah kalimat Laa ilaaha illallah maka dia akan masuk
ke dalam surga. (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud).
Kecanduan melakukan dosa, baik terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi tanpa
diiringi dengan taubat dikhawatirkan akan menjadi sebab su-ul khatimah. Semoga
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬membersihkan hati kita dari ketergantungan dengan dosa.

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Fitnah
Kubur"

Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya fitnah kubur.
Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian. Fitnah kubur adalah tiga pertanyaan yang
akan diajukan oleh malaikat Munkar dan Nakir kepada mayit baik seorang mukmin,
kafir maupun munafiq. Ditanya tentang siapa Rabb-nya? Siapa Nabi-nya? Dan apa
agamanya?
Suatu hari Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah menguburkan mayat bersama para sahabat. Kemudian
beliau berkata kepada mereka :
َ ُ َ ْ ُ ‫َ ُ ْ َ ْ َُ َ ُ ا ْ َ َ ا‬ َْ ْ
‫ ﻓ ِإﻧﻪ ﺍَلﻥ ي ْسأ ُل‬، ‫ﺍﺳأﻟﻮﺍ ﻟﻪ ﺍﻟﺘث ِﺒيﺖ‬‫ﺍﺳﺘغ ِف ُرﻭﺍ ؛ ِأل ِﺧيكم ﻭ‬

Hendaklah kalian memohon ampun untuk saudara kalian dan mintalah untuknya
ketetapan hati karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya (Hadits Shahih
Riwayat Abu Daud)
Yang akan menjawab pertanyaan dengan baik adalah orang yang Allah tetapkan
hatinya. Yang dia dahulu di dunia mengenal Allah, mengenal Rasul-Nya dan juga
mengenal agama islam. Kewajiban seorang muslim adalah bersungguh-sungguh
mempersiapkan jawaban yang benar untuk menghadapi ujian yang soal-soalnya sudah
dibocorkan ini. Dan penjelasan tentang mengenal Allah, Rasulullah dan agama islam
telah kita sebutkan di dalam silsilah ilmiyyah nomor 2, 3, 4. Ada beberapa orang yang
mereka kelak tidak akan menghadapi fitnah kubur. Di antaranya adalah para syuhada
ُ َ َ
yaitu orang-orang yang meninggal di dalam peperangan di jalan Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬Seorang laki-laki pernah bertanya kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬: "Yaa Rasulullah, mengapa
orang-orang yang beriman diuji di dalam kubur mereka kecuali orang yang syahid?"
Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬menjawab:

ًُْ ‫ََ ق‬ ُّ ‫َﻛ َفى ﺑ َبﺎﺭ َقﺔ‬


‫ﺍﻟس ُﻴ ْﻮ ِف ﻋﻠى َﺭﺃ ِﺳ ِﻪ ِﻓﺘﻨﺔ‬ ِ ِ ِ

Cukuplah kilatan pedang di atas kepalanya sebagai ujian (Hadits Shahih Riwayat An-
Nasa'i).

58
Di antara mereka adalah orang yang meninggal di hari jumat atau malam jumat.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

َ ‫ا َ ُ َّ ُ ْ َ َ ق‬ ُ ‫َ َ ََ ق‬ ُ ‫ق‬ َ ُ َ ْ
‫َﻣﺎ ِﻣﻦ ُﻣ ْس ِﻠ ٍم ي ُمﻮﺕ ي ْﻮ َم ﺍﻟﺠ ُم َﻌ ِﺔ ﺃ ْﻭ ﻟ ْيﻠﺔ ﺍﻟﺠ ُم َﻌ ِﺔ ِﺇَل َﻭقﺎه ﺍﻟﻠﻪ ِﻓﺘﻨﺔ ﺍﻟﻘ ْﺒ ِر‬

Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari jumat atau malam jumat kecuali Allah
Subhanahu Wa Ta'ala akan menjaganya dari fitnah kubur (Hadits Hasan Riwayat
Tirmidzi)
َ َ ُ َ َ
Kita memohon kepada Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menetapkan hati kita dan orang-orang yang
kita cintai di dalam menghadapi fitnah kubur.

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Ni'mat dan
Azab Kubur Bagian Yang Pertama"

Diantara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya azab dan nikmat
kubur. Kewajiban seorang mukmin adalah beriman meskipun belum atau tidak
mengetahui hakekat caranya. Kata kubur di sini adalah kebanyakan atau keumuman
dan bukan merupakan pembatasan. Artinya seseorang akan tetap mendapatkan azab
atau nikmat kubur kalau memang dia berhak meskipun dia mati dalam keadaan
tenggelam atau terbakar sehingga menjadi abu atau dimakan binatang buas atau yang
lain. Tentunya dengan cara yang Allah ketahui. Dalil adanya azab kubur di dalam Al-
َ َ ُ َ َ
Qur'an di antaranya adalah firman Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬tentang orang-orang munafiqin

َ َ َ َ َ ُّ َ ُ ‫ۚ َ ُ َ ِّ ُ ُ ْ َ ا َ ْ ُ ا‬
‫ﺍب ﻋ ِظيم‬
ٍ ‫ِ ﺳﻨﻌذﺑهم ﻣرتﻴ ِﻦ ثم يردﻭﻥ ِﺇﻟى ﻋذ‬

"Kami akan mengazab mereka dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada
azab yang besar." (At-Taubah : 101)
Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah berkata di dalam tafsirnya, azab yang pertama
adalah di dunia dan azab yang kedua adalah di kubur. Di dalam hadits Albarra' ibnu
'Azib radhiallahu 'anhu yang panjang yang menceritakan tentang fitnah, nikmat dan
azab kubur, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
َ‫ق‬ ََ ْ َ ْ
‫ﺍب ﺍﻟﻘ ْﺒ ِر‬
ِ ‫ﺎﻟﻠﻪ ِﻣﻦ ﻋ‬
‫ذ‬ ِ ‫ﺇﺳﺘ ِﻌيذﻭ ِب‬

Hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari azab kubur (Hadits shahih riwayat Abu
Dawud dan juga yg lain)
Hadits-hadits tentang azab kubur termasuk mutawatir menurut para 'ulama.

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Nikmat dan
Azab Kubur Bagian yang kedua"

Di dalam hadits Al-Barra' radhiallahu 'anhu disebutkan bahwasanya orang yang


beriman apabila bisa menjawab fitnah kubur dengan baik akan diberi alas yang berasal

59
dari surga, diberi pakaian dari surga, dibuka pintu menuju surga, sehingga dia diterpa
angin surga dan mencium wanginya bau surga dan diluaskan kuburnya sejauh mata
memandang. Kemudian ditemani amal shaleh yang selama ini dia lakukan di dunia, yang
Allah wujudkan berupa seorang yang berwajah bagus, berpakaian indah dan berbau
wangi. Adapun orang yang kafir, maka ketika tidak bisa menjawab fitnah kubur dia akan
diberi alas yang berasal dari neraka, pakaian dari neraka, dibuka pintu menuju neraka
sehingga dia diterpa angin yang panas dari neraka. Kemudian disempitkan kuburnya,
sehingga tulang rusuknya saling bersilangan. Kemudian ditemani dosa-dosa yang
selama ini dia lakukan di dunia, yang Allah wujudkan berupa seorang yang buruk rupa
dan pakaian serta menyengat bau badannya.
Secara umum kemaksiatan adalah sebab azab kubur. Rasulullah ‫ ﷺ‬telah menyebutkan
beberapa kemaksiatan yang merupakan sebab azab kubur di antaranya adalah
namimah yaitu mengadu domba dan juga tidak menjaga kesucian diri dan juga pakaian
dari air kencing. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
juga Muslim.
Azab kubur bagi orang yang beriman bisa terhenti dan terputus dengan sebab tertentu
di antaranya adalah doa orang yang berziarah. Menghindari kemaksiatan dan bertaubat
dari kemaksiatan adalah cara untuk selamat dari azab kubur. Doa sebelum salam yang
diajarkan Rasulullah ‫ ﷺ‬hendaknya jangan diremehkan, meskipun hukumnya sunnah.

َ َ ْ َ ُ ْ ُ َ ْ ِّ ‫َ َ ا َ َ َّ ُ ا‬ ََ ْ َ ْ ‫ﺍﻟﺪ اﺟﺎل قﺍﻟ َﻘ‬


‫ا‬ ْ ‫ َﻭﻣ ْﻦ َش ِّر ﻓ ْﺘ َﻨﺔ قﺍﻟ َمس‬،‫ َﻭﻣ ْﻦ ﻓ ْﺘ َﻨﺔ قﺍﻟ َم ْح َيﺎ َﻭ قﺍﻟ َم َمﺎﺕ‬،
‫ﺍب‬
ِ ‫ذ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ك‬‫ب‬ِ ‫ذ‬‫ﻮ‬‫ﻋ‬‫ﺃ‬ ‫ﻲ‬‫ﻧ‬ ‫ﺇ‬ِ ‫م‬‫ه‬ ‫ﻟﻠ‬ ‫ﺍ‬ ‫م‬ ‫ﻨ‬‫ه‬ ‫ﺟ‬ ‫ﺍب‬
ِ ‫ذ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﻭ‬ ، ‫ر‬
ِ ‫ﺒ‬ ِ ‫ح‬‫ﻴ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

"Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka Jahanam, dan
siksaan kubur, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih
Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
َ َ ُ َ َ
Dan kita memohon kepada Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬semoga melindungi kita semua dari azab
kubur.

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tanda-tanda
Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Telah Berlalu"
َ َ ُ َ َ
Hari kiamat adalah hari akhir dunia ini. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬mengabarkan bahwa hari
tersebut sudah dekat, yaitu apabila dibandingkan dengan umur dunia ini secara
َ َ ُ َ َ
keseluruhan. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
َ ُ َ۬ۡ َ ُ ُُ ‫ََۡ َ ا‬
‫ﺎس ِح َسﺎﺑه ۡم َﻭَ ۡم ِﻓى ﻏفﻠ ٍﺔ ُّﻣ ۡﻌ ِرضﻮﻥ‬
ِ ‫ﭐقﺘرب ِﻟ‬
‫ﻠﻨ‬

Telah dekat perhitungan bagi manusia, sedangkan mereka dalam keadaan lalai lagi
berpaling. (Al-Anbiya :1)
ُ َ َ
Tanda-tanda terjadinya hari kiamat sudah mulai bermunculan. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ۚ َ ُ ۡ َ ٓ َ ۡ َ َ ً۬ َ ۡ َ َۡ َ َ َ ‫ََ ۡ َ ُ ُ َ ا ا‬
ِ‫ﭐﻟسﺎﻋﺔ ﺃﻥ تأ ِت َﻴ ُہم بغﺘﺔ ﻓﻘﺪ ﺟﺎ َء ﺃش َرﺍطهﺎ‬ ‫ﻓهﻞ يﻨظرﻭﻥ ِﺇَل‬

60
Maka mereka tidaklah menunggu kecuali hari kiamat yang akan datang dengan tiba-tiba
maka sungguh telah datang tanda-tandanya. (Muhammad : 18)
Di antara tanda-tanda kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah diutusnya
Nabi kita Muhammad ‫ ﷺ‬Beliau pernah bersabda :
َ َ َ ُ َ ‫ُ ْ ُ ََ َ ا‬
‫ﺍﻟسﺎﻋﺔ ﻛهﺎت ْﻴ ِﻦ‬ ‫ب ِﻌﺜﺖ ﺃﻧﺎ ﻭ‬

Diutusnya aku dan bangkitnya hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yaitu jari tengah
dan jari telunjuk (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan telah berlalu adalah
َ َ ُ َ َ
terbelahnya bulan. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َۡ ‫َ ا‬ ُ َ ‫ا‬ َ َۡ
‫ﭐﻟسﺎﻋﺔ َﻭﭐنشق ﭐﻟﻘ َم ُر‬ ‫ﭐقﺘ َرب ِﺖ‬

Telah dekat hari kiamat dan telah terbelah bulan. (Al-Qomar : 1)


Dan telah terbelah bulan menjadi dua di zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika orang-orang
musyrikin di awal dakwah beliau meminta bukti kerasulan beliau ‫ ﷺ‬Kemudian
beliau ‫ ﷺ‬mengatakan kepada mereka "Lihatlah, lihatlah!" (HR. Muslim).
Dua tanda di atas sudah terjadi kurang lebih 1400 tahun yang lalu. Tentunya semakin
dekatnya hari kiamat hendaklah membuat seorang muslim segera sadar dari kelalaian
dia selama ini.

Halaqah yang ke-12 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tanda-tanda
Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi"

Di antaranya : Yang pertama adalah keluarnya nabi-nabi palsu setelah Nabi Muhammad
‫ ﷺ‬Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
Tidak akan datang hari kiamat sampai datang para pendusta mendekati tiga puluh
orang. Semuanya mengaku sebagai utusan Allah (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan yang dimaksud dengan nabi-nabi palsu di dalam hadits ini
adalah orang-orang yang mengaku menjadi nabi setelah Rasulullah ‫ ﷺ‬dan mereka
memiliki banyak pengikut. Seperti Musailamah Al-Kadzdzab, Al-Aswad Al-Amsi, Muhtar
Ats-Tsaqafi dan lain-lain. Adapun orang yang mengaku sebagai nabi dan diikuti oleh
segelintir manusia, maka ini banyak dan lebih dari tiga puluh orang.
Yang kedua berlombanya orang-orang yang dahulunya miskin dalam membangun
bangunan. Rasulullh ‫ ﷺ‬ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang sebagian tanda-tanda
hari kiamat maka beliau mengatakan:
Engkau akan melihat orang yang dahulunya tidak beralas kaki, tidak berpakaian, orang
miskin, penggembala kambing, mereka saling berlomba-lomba dalam meninggikan
bangunan (HR. Muslim)
Kemudian di antara tanda-tanda hari kiamat yang sudah terjadi dan sedang terjadi
Yang ketiga adalah disandarkannya pekerjaan kepada orang yang tidak berhak.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya

61
Apabila amanat sudah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat, Beliau ditanya : Yaa
Rasulullah, Bagaimana menyia-nyiakan amanat? Maka beliau ‫ﷺ‬mengatakan Apabila
sebuah perkara sudah disandarkan kepada orang yang tidak berhak, maka tunggulah
hari kiamat (HR. Bukhari)
Dan betapa banyak di zaman kita, amanat diberikan kepada orang yang tidak berhak.
Kemudian, Yang keempat adalah salam hanya untuk orang yang dikenal. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda dalam sebuah hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad :

‫ﺇﻥ ﻣﻦ ﺃشرﺍط ﺍﻟسﺎﻋﺔ ﺃذﺍ كﺎﻧﺖ تحيﺔ ﻋﻠى ﻟﻠمﻌرﻓﺔ‬

Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat, apabila salam itu hanya diberikan
kepada orang yang dikenal (HR. Imam Ahmad)
Petunjuk Nabi ‫ ﷺ‬adalah memberikan salam kepada orang yang dikenal maupun orang
yang tidak dikenal. Benar apa yang dikabarkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dan apa yang beliau
َ َ ُ َ َ
sampaikan semuanya adalah wahyu dari Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Hal ini hendaknya
menambah keimanan bagi seorang muslim dan hendaknya dia waspada dan
mempersiapkan diri sebaik-baiknya menghadapi hari kiamat yang sudah semakin dekat
ini.

Halaqah yang ke-13 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tanda-
Tanda Dekatnya Hari Kiamat Yang Belum Terjadi"

Di antaranya adalah keluarnya Imam Mahdi. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :


َ ِّ ً ُ َ َ ‫َ َ ا َ ُ َ َ َْ َ ُا اَ ُ َ ا‬ ْ َ ُ َ َ َ َ ٌ ْ َ ‫َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُّ ْ َ ا‬
‫ﺘى ي ْب َﻌث ِﻓ ْي ِﻪ َﺭﺟال ِﻣﻨﻲ – ﺃ ْﻭ‬‫ﺎل ز ِﺍﺋﺪة ِﻓى ح ِﺪي ِﺜ ِﻪ – ﻟﻄﻮل ﺍﻟﻠﻪ ذ ِﻟك ﺍﻟﻴﻮم ثم ﺍتفﻘﻮﺍ ح‬ ‫ﻟﻮ ﻟم يﺒق ِﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧيﺎ ﺇال يﻮم – ق‬
ْ ْ َ َ َ . َ َ ْ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ ُ ْ ُ َُ َْ ْ َ ْ ً ‫َ ْ ُ ق َْ َ ْ ً َ َِ ْ ً َ َ ُ َ ْ ُ ق‬
‫ﺍطئ ﺍﺳمﻪ ﺍﺳ ِمﻲ ﻭﺍﺳم ﺃ ِﺑي ِﻪ ﺍﺳم ﺃ ِﺑى زﺍد ِﻓﻲ ح ِﺪي ِث ِﻓﻄر‬ ِ ‫ ِﻣﻦ ﺃَ ِﻞ ﺑﻴ ِﺘﻲ يﻮ‬: ‫يمأل ﺍألﺭﺽ ِقسﻄﺎ ﻭﻋﺪال كمﺎ ﻣ ِﻠئﺖ ظﻠمﺎ‬
َ
‫َﻭﺟ ْﻮ ًﺭﺍ‬

َ َ ُ َ
Seandainya tidak tersisa dunia ini kecuali satu hari saja niscaya Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan
memanjangkan hari tersebut sehingga Allah mengutus seseorang yang berasal dari
keluargaku yang namanya sama dengan namaku dan nama bapaknya sama dengan
nama bapakku. Dia akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi
dengan kedzoliman (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)
Dalam hadits yang lain beliau ‫ ﷺ‬mengatakan :
َ ُ َ ‫ُ ق‬ َ ْ َ َ ً ْ َ ً َ ‫ َي ْم َ ُأل قﺍ َأل ْﺭ‬،‫ َﺃ ْﺟ َﻠى قﺍﻟ َﺠ ْﺒ َهﺔ َﺃ ْق َﻨى قﺍ َأل ْﻧﻒ‬،‫قﺍﻟ َم ْهﺪ ُّي ﻣ ِّﻨﻲ‬
‫ﺽ ِق ْسﻄﺎ َﻭﻋﺪال ك َمﺎ ُﻣ ِﻠئﺖ ﺟ ْﻮ ًﺭﺍ َﻭظﻠ ًمﺎ ي ْم ِﻠك َﺳ ْﺒ َع ِﺳ ِﻨ ْﻴﻦ‬ ِ ِ ِ ِ

Al-Mahdi adalah dari keluargaku. Luas dahinya, mancung hidungnya, akan memenuhi
bumi dengan keadilan setelah bumi ini penuh dengan kedzoliman dan akan berkuasa
selama tujuh tahun (Hadits hasan shahih riwayat Abu Dawud)
Dan hadits-hadits yang shahih tentang keluarnya Iman Mahdi mutawatir makna
diriwayatkan oleh 26 sahabat Nabi ‫ﷺ‬

62
Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan seyakin-yakinnya dengan keluarnya
Imam Mahdi tersebut, sebagaimana disifatkan didalam hadits-hadits yang shahih. Dan
waspadalah dengan orang-orang yang mengaku sebagai Imam Mahdi atau diyakini
pengkutnya sebagai Imam Mahdi. Imam Mahdi bukanlah yang sembunyi di gua selama
lebih dari 1000 tahun. Beliau akan muncul kelak sebelum datangnya Dajjal dan sebelum
turunnya Nabi Isa 'alaihissalam. Beliau adalah imam yang shaleh yang muncul di
tengah-tengah manusia, menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar.

Halaqah yang ke-14 belas dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Tanda-Tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat"

Tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat adalah sepuluh tanda menjelang datangnya
hari kiamat. Yang apabila sudah muncul sepuluh tanda tersebut, maka akan terjadilah
hari kiamat. Tanda-tanda besar tersebut apabila muncul satu, maka akan segera diikuti
oleh yang lain.
Suatu saat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬melihat para sahabat sedang saling berbicara. Maka
beliau bertanya : Apa yang sedang kalian bicarakan? Maka mereka menjawab "Kami
sedang mengingat hari kiamat." Kemudian beliau ‫ ﷺ‬berkata :

َ َ ْ َ َََْ َ ْ ََ ‫اَ َ ْ َُ َ َ ا‬
‫ﺎﺕ‬
ٍ ‫ِﺇﻧهﺎ ﻟﻦ تﻘﻮم حﺘى ترﻭﻥ قبﻠهﺎ ﻋشر آي‬

Sesungguhnya tidak akan bangkit hari kiamat tersebut, sampai kalian melihat
sebelumnya sepuluh tanda-tanda, Kemudian beliau shalallahu 'alaihi wasallam
menyebutkan sepuluh tanda tersebut, yaitu:
1. Asap
2. Dajjal
3. Daabbah (seekor hewan melata)
4. Terbitnya matahari dari barat
5. Turunnya Nabi Isa Ibnu Maryam
6. Ya'juj dan Ma'juj
7. Khosf di timur (terbenamnya sebagian tanah di timur)
8. Khosf di barat
9. Khosf di Jazirah Arab
10. Api yang keluar dari Yaman yang menggiring manusia ke padang pengumpulan (HR.
Imam Muslim).
Apa yang tersebut dalam hadis di atas bukanlah berurutan dan insya Allah akan kita
pelajari satu persatu dari tanda-tanda tersebut pada halaqah-halaqah selanjutnya.

Halaqah yang ke-15 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dajjal
Bagian Yang Pertama"

63
Dajjal yang secara bahasa artinya pendusta besar merupakan seorang manusia
َ َ ُ َ َ
keturunan Nabi Adam 'alaihissalam yang di akhir zaman Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan
menjadikan dia fitnah terbesar dalam sejarah manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

‫َ ا ا‬ ‫ا َ َ ق ٌ َق‬ َ َ ‫َ َ َ ق‬
‫ﺍﻟسﺎﻋ ِﺔ ﺧﻠق ﺃ ك َﺒ ُر ِﻣﻦ ﺍﻟﺪﺟﺎل‬ ‫َﻣﺎ ﺑ ْﻴﻦ ﺧﻠ ِق آد َم ِﺇﻟى ِق َي ِﺎم‬

Tidak ada fitnah antara penciptaan Adam sampai hari kiamat yang lebih besar dari pada
fitnah Dajjal (HR. Muslim).
Sebelum keluarnya Dajjal, Bumi dalam keadaan kemarau yang sangat panjang. Manusia
sangat membutuhkan air dan juga makanan. Dajjal muncul dan mengaku sebagai tuhan
َ َ ُ َ
rabbul 'alamiin. Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memberikan dia kemampuan untuk bergerak cepat,
menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman. Dia membawa sesuatu yang
ُ َ
menyerupai surga dan neraka, sehingga orang-orang yang tidak mengenal Allah ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬seperti orang-orang musyrik, kafir dan munafiq, mereka pun mengikuti Dajjal. Di
antaranya adalah tujuh puluh ribu orang Yahudi Asbahan (HR. Muslim)
Dan Asbahan adalah nama sebuah daerah. Sampai ada seseorang yang awalnya
menyangka dirinya beriman setelah melihat perkara yang luar biasa pada diri Dajjal,
akhirnya dia mengkuti Dajjal tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud)
Setiap Nabi telah mengingatkan umatnya fitnah Dajjal ini. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
ُ َ ٌ ُ ُ َ َْ ْ َ َ ُ َ ُ َ َْ ْ َ ‫ا‬ َ ْ ُ ُ ْ ُ ِّ
‫ ﻟﻘﺪ ﺃﻧذ َﺭه ﻧ ْوح ق ْﻮ َﻣﻪ‬،‫ِﺇﻧﻲ ﺃﻧ ِذ ُﺭَك ُم ْﻮه َﻭ َﻣﺎ ِﻣﻦ ﻧ ِﺒ ٍّﻲ ِﺇال قﺪ ﺃﻧذ َﺭه ق ْﻮ َﻣﻪ‬

Sesungguhnya aku akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Dan tidaklah seorang
Nabi kecuali dia telah memperingatkan kaumnya, dari Dajjal. Demikian pula Nuh
'alaihissalam. (HR. Bukhari)
Dajjal sekarang ada di sebuah pulau. Thammim Ad-Daari seorang sahabat Nabi
shalallahu 'alaihi wasallam saat masih beragama Nashrani, dia dan beberapa orang
temannya pernah terdampar di pulau tersebut, mereka melihat Dajjal dalam keadaan
terikat kuat. Bahkan sempat terjadi dialog antara mereka dengan Dajjal. Kemudian
Thammim mengabarkan pertemuan dan dialog ini kepada Nabi ‫ ﷺ‬setelah masuk islam
dan dibenarkan oleh Nabi ‫(ﷺ‬Hadits Shahih Riwayat Imam Muslim)

Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dajjal
Bagian 2 "
Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagai seorang Nabi yang sangat menginginkan keselamatan bagi
umatnya, telah menyebutkan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang ciri-ciri Dajjal.
Di antaranya, bahwasanya Dajjal adalah orang yang gemuk badannya, kulitnya
berwarna merah, rambuntya keriting, mata kanannya buta, mata kirinya seperti anggur,
dan tertulis di antara kedua matanya tiga huruf Kaf, Fa dan Ra. Dalam riwayat lain
disebutkan Kafir. Semua orang yang beriman bisa membaca, baik yang buta huruf
maupun yang tidak buta huruf. Ciri-ciri di atas disebutkan dalam hadits-hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan juga Muslim. Di dalam shahih Muslim disebutkan
ُ َ َ
bahwasanya Dajjal tidak memiliki anak. Orang yang mengenal Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬

64
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬mengetahui bahwasanya Dajjal bukanlah rabbul 'alamin. Mereka tahu bahwasanya
Allah tidak dilihat di dunia dan Allah tidak buta sebelah. Adapun kehebatan yang
َ َ ُ َ َ
dimiliki oleh Dajjal, maka semuanya adalah dengan izin Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬untuk
menguji keimanan para hamba. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
Apabila samar bagi kalian Rab kalian, maka ketahuilah bahwa Rab kalian tabaroka wa
ta'ala tidaklah buta sebelah matanya dan sesungguhnya kalian tidak akan melihat Rab
kalian tabaroka wa ta'ala sampai kalian meninggal dunia (HR. Ahmad dan Abu Dawud
dishahihkan oleh Albani rahimahullah)
Dajjal akan tinggal di bumi selama 40 hari, satu hari pertama seperti satu tahun, satu
hari kedua seperti sebulan, satu hari ketiga seperti seminggu dan hari-hari yang lain
seperti hari-hari biasa (HR. Muslim).
Jadi kurang lebih apabila dihitung dengan hari-hari biasa, dia akan tinggal di bumi
selama satu tahun dua setengah bulan.

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Dajjal
Bagian 3"

Seorang muslim hendaknya mencari jalan keselamatan dari fitnah Dajjal di antaranya,

Yang pertama berusaha mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, karena
orang-orang yang mengikuti Dajjal adalah orang-orang yang tidak mengenal
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Yang kedua menaati Rasulullah ‫ ﷺ‬Karena Dajjal ketika dikabarkan oleh Thamim
Addaari radhiallahu 'anhu dan juga kawan-kawannya, bahwasanya Muhammad telah
muncul dan menang serta menjadi orang yang ditaati, maka Dajjal mengatakan yang
artinya,
Ketahuilah, bahwasanya menaati dia (yaitu Muhammad ‫ )ﷺ‬adalah lebih baik bagi
mereka (HR. Muslim)
Yang ketiga adalah memperbanyak doa ketetapan hati.

َ‫يَﺎ ﻣُﻘَﻠِّﺐَ ﺍﻟْﻘُﻠُﻮبِ ثَﺒِّﺖْ قَﻟْﺒِﻲ ﻋَﻠَى دِيﻨِك‬

Kemudian, Yang keempat adalah membaca doa yang diajarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬sebelum
salam.

ِ ‫ ﻭَﻣِﻦْ شَرِّ ﻓِﺘْﻨَﺔِ ﺍﻟْمَسِﻴْحِ ﺍﻟﺪَّﺟَّﺎ‬،ِ‫ﺍَﻟﻠَّهُمَّ ﺇِﻧِّﻲْ ﺃَﻋُﻮْذُ ﺑِكَ ﻣِﻦْ ﻋَذَﺍبِ ﺍﻟْﻘَﺒْرِ ﻭَﻣِﻦْ ﻋَذَﺍبِ ﺟَهَﻨَّمَ ﻭَﻣِﻦْ ﻓِﺘْﻨَﺔِ ﺍﻟْمَحْﻴَﺎ ﻭَﺍﻟْمَمَﺎﺕ‬
‫ل‬
Sebagian pendahulu kita, dahulu menyuruh anaknya untuk mengulang sholat lagi
apabila tidak membaca doa ini ketika sholat.
Yang kelima adalah berusaha menjauh dari Dajjal apabila mendengar tentang
kedatangannya. Karena Dajjal memiliki syubhat kerancuan yang bisa menggoyahkan
iman seseorang. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya :

65
Barang siapa yang mendengar tentang Dajjal maka hendaklah menjauh darinya karena
demi Allah sesungguhnya seseorang mendatangi dajjal dan dia menyangka
bahwasannya dia adalah beriman ternyata kemudian dia mengikuti dajjal tersebut
karena melihat syubhat yang dimiliki oleh Dajjal tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu
Dawud)
Di dalam shahih muslim disebutkan bahwasannya manusia akan pergi ke gunung-
gunung untuk menghindari dajjal.
Kemudian yang keenam apabila mampu maka hendaklah dia pergi ke dua tanah haram
Makkah dan juga Madinah. Karena keduanya tidak bisa dimasuki oleh Dajjal (HR.
Bukhari dan Muslim)
Kemudian yang ketujuh apabila terpaksa bertemu dengan Dajjal maka hendaklah dia
bersabar, tetap diatas kebenaran dan tidak menaati Dajjal tersebut dan hendaknya dia
membaca 10 ayat yang pertama dari Surat Al-Kahfi. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang
artinya:
Barang siapa di antara kalian yang menemui dajjal maka hendaklah dia membaca awal
dari surat Al Kahfi (HR. Muslim)
Dalam hadits yang lain Beliau mengatakan :
Barang siapa yang menghafal 10 ayat yang pertama dari Surat Al-Kahfi maka dia akan
terjaga dari Dajjal (HR.Muslim)
Yang kedelapan apabila melihat Dajjal membawa dua sungai, sungai dari api dan sungai
dari air maka petunjuk Nabi ‫ ﷺ‬hendaknya kita memejamkan mata, menundukkan
kepala kemudian meminum dari sungai api karena sebenarnya itu adalah air yang
dingin (HR. Muslim)
Dajjal muncul di masa Imam Mahdi sebelum turunnya Nabi Isa 'alaihissalam dan akan
dibunuh oleh Nabi 'Isa. Kewajiban seorang muslim adalah beriman dengan munculnya
Dajjal sebagaimana dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬dalam hadits-hadits yang shahih. Dajjal
bukanlah khayalan atau simbol kerusakan semata.
َ َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬melindungi kita dan keluarga kita dari fitnah Dajjal.

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Turunnya
Nabi 'Isa 'Alaihissalam Bagian 1 "
Ketika orang-orang Yahudi berusaha membuat makar untuk membunuh Nabi 'Isa
'alaihissalam, Allah subhanahu wa ta'ala menyelamatkan beliau dengan mengangkat
َ َ ُ َ َ
beliau ke atas kepada Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Turunnya beliau 'alaihissalam ke Bumi, Allah
jadikan sebagai salah satu tanda besar dekatnya hari kiamat. Allah berfirman
ِ‫ﻭَﺇِﻧَّﻪُ ﻟَﻌِﻠْمٌ ﻟِﻠسَّﺎﻋَﺔ‬
"Dan sesungguhnya itu adalah tanda dekatnya hari kiamat." (Az-Zukhruf : 61)
Berkata 'Abdullah Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, maksud dari hal itu adalah
turunnya Nabi 'Isa 'alaihissalam (diriwayatkan oleh Ath-Thobari dalam tafsirnya)
Beliau turun di saat kaum muslimin sedang di masa genting menghadapi dahsyatnya
fitnah Dajjal. Turun di waktu shubuh dan sholat di belakang Imam Mahdi, imam kaum
muslimin saat itu. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

66
‫ﻛﻴﻒ ﺃﻧﺘم ﺇذﺍ ﻧزل ﺑﻦ ﻣريم ﻓﻴﻜم ﻭﺇﻣﺎﻣﻜم ﻣﻨﻜم‬
Bagaimana kalian jika turun Ibnu Maryam di tengah-tengah kalian dan imam kalian saat
itu adalah dari kalian (HR. Bukhari dan Muslim)
Hal yang pertama kali yang beliau lakukan adalah membunuh Dajjal yang sedang
mengepung sebagian kaum muslimin di Baitul Maqdis. Beliau membunuh dengan
tombak kecil beliau setelah itu Dajjal hampir melarut habis seperti melarutnya garam
karena melihat Nabi 'Isa 'alaihissalam. Kemudian umat islam pun memerangi orang-
orang yang bersama Dajjal, di antaranya adalah orang-orang Yahudi, sampai batu dan
juga pohon-pohonan membantu umat islam memerangi orang-orang Yahudi. Setiap ada
orang Yahudi yang berusaha untuk bersembunyi di belakang batu atau pohon maka
berkatalah batu atau pohon tersebut :
Wahai muslim, ini Yahudi bersembunyi di belakangku, maka bunuhlah dia. Kecuali
pohon Ghorqot (Hadits shahih HR.Muslim)
Setelah itu keluarlah Ya'juj dan juga Ma'juj yang membuat kerusakan besar di
permukaan Bumi maka Nabi 'Isa 'alaihissalam dan juga kaum muslimin berdoa kepada
َ َ ُ َ َ
Allah supaya Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬membinasakan mereka.

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Turunnya
Nabi Isa 'Alaihissalam Bagian 2"

Setelah Ya'juj dan Ma'juj binasa, jadilah Nabi 'Isa 'alaihissalam seorang pemimpin yang
adil yang menegakkan syariat islam. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ََْ ‫َ َ ق‬ ْ ‫َُْ ق‬ ُ َ َْ َْ ‫َ ا‬
‫ َﻓ َي قكس َر ا‬، ‫يك ُم ْﺍﺑ ُﻦ َﻣ ْر َي َم َح َك ًمﺎ َﻋ ْﺪ ًال‬ َُ َْ َّ َ
‫ َﻭيض َع ﺍﻟ ِﺠْيﺔ‬، ‫ َﻭيﻘﺘ َﻞ ﺍﻟ ِخﻨ ِز َير‬، ‫يﺐ‬ َ ‫ﺍﻟصﻠ‬
ِ ِ ‫ﻮشﻜﻦ ﺃﻥ يﻨ ِزل ِﻓ‬ َ
ِ ‫ ﻟﻴ‬، ‫ﻭﺍﻟ ِذى ﻧف ِسى ِﺑي ِﺪ ِه‬
َ ْ ُّ َ َ ُ َ َ ‫َ ق َ ُ َ ا َ َْ ََ ُ َ ٌ َ ا َ ُ َ ا ْ َ ُ ق‬ َ ََ
‫ﺍحﺪة ﺧ ْﻴ ًرﺍ ِﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧ َيﺎ َﻭ َﻣﺎ ِﻓﻴهﺎ‬ ِ ‫ حﺘى تكﻮﻥ ﺍﻟسﺠﺪة ﺍﻟﻮ‬، ‫ ﻭي ِفيض ﺍﻟمﺎل حﺘى ال يﻘبﻠﻪ ﺃحﺪ‬،

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hampir-hampir turun 'Isa Ibnu Maryam di
antara kalian sebagai seorang penguasa yang adil. Maka dia akan menghancurkan salib,
membunuh babi, menggugurkan atau membatalkan hukum jizyah, harta benda
melimpah ruah sehingga tidak ada seorangpun yang menerima shadaqah. Sehingga
sujud sekali saat itu lebih baik dari pada dunia dan seisinya (HR. Bukhari dan Muslim)
Beliau turun 'alaihissalam, beriman kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬mengikuti syari'at
beliau dan bukan untuk menghapus syariat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬Manusia saat itu dalam
keadaan aman, tentram dan damai. Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya kehidupan
saat itu adalah kehidupan yang sangat indah. Langit di ijinkan untuk menurunkan hujan,
Bumi di ijinkan untuk mengeluarkan tanaman, bahkan seandainya ada sebuah biji yang
jatuh di atas batu yang keras niscaya dia akan tumbuh. Tidak ada saling bakhil, tidak ada
saling hasad dan tidak ada saling benci.
Sampai seandainya ada seseorang melewati seekor singa, niscaya singa tersebut tidak
akan mengganggunya. Dan seandainya ada orang yang menginjak seekor ular niscaya
ular tersebut tidak akan mengganggunya (Hadits Shahih Riwayat Ad-Dailami).

67
Di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwasanya beliau ‫ ﷺ‬akan melakukan haji dan
umrah.
Dan di dalam hadits yang lain disebutkan bahwasanya beliau akan tinggal di Bumi
selama 40 tahun. Kemudian meninggal dan dishalatkan oleh orang islam (Hadits Shahih
Riwayat Abu Dawud).

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Ya'juj dan
Ma'juj Bagian 1"

Ya'juj dan Ma'juj adalah nama dua umat manusia keturunan Nabi Adam 'alaihissalam.
Mereka sudah ada di zaman Dzulqarnain dan membuat kerusakan di permukaan bumi.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dengan rahmat-Nya telah melidungi manusia dari mereka.
Dzulqarnain telah membuat dinding raksasa dari besi dan tembaga untuk mencegah
َ َ ُ َ َ
mereka keluar sampai waktu yang ditentukan oleh Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullah,
Rasulullah ‫ ﷺ‬menyebutkan bahwasannya Ya'juj dan Ma'juj menggali setiap hari dan
berusaha untuk keluar. Ketika hampir mereka melihat sinar matahari maka sebagian
dari mereka mengatakan, Kembalilah kalian, besok kita akan menggali kembali.
َ َ ُ َ َ
Dan mereka tidak mengatakan insya Allah. Maka Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬mengembalikan
galian mereka seperti sedia kala, seakan-akan belum mereka gali. Demikian setiap hari
sampai ketika sudah waktunya mereka keluar sebagian mereka mengatakan setelah
selesai menggali : Kembalilah kalian, besok insya Allah kita akan menggali lagi.
Maka pada esok harinya mereka mendapatkan galian mereka dan akhirnya mereka pun
bisa keluar. Suatu hari Rasullulah ‫ ﷺ‬pernah mengabarkan bahwa di zaman beliau
dinding tersebut telah terbuka sedikit, seperti lingkaran yang dibentuk ibu jari dengan
jari telunjuk (HR. BukhAri)
Kalo sudah mendekat hari kiamat, maka dinding tersebut akan hancur dan mereka pun
َ َ ُ َ َ
akan keluar. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :
۬
ُ ُ َ ۬ َ ۡ َ ۡ ُ َ ۡ َ َ ۡ َ َ َ ‫َ َ َ ٓ َ َ ۡ ُ َ ِّ َ َ َ ُ َ َّ ٓ َ َ َ َ َ ۡ ُ َ ِّ َ ا‬
۬ ‫وج ﻓى َب ۡﻌ‬
ِ‫ض‬ ِ ‫ﻓ ِإذﺍ ﺟﺎء ﻭﻋﺪ ﺭﺑى ﺟﻌﻠﻪ ۥ دَكﺎء ﻭَكﺎﻥ ﻭﻋﺪ ﺭﺑى حﻘﺎ ﻭتركﻨﺎ بﻌضہم يﻮﻣ ِٕٮ ٍذ يم‬

"Dzulqarnain berkata, apabila datang janji Rab-ku maka Rab-ku akan menghancur
leburkan dinding tersebut. Maka kami akan biarkan mereka pada hari itu bercampur
antara satu dengan yang lain. ," (Al-Kahfi: 98-99)
َ َ ُ َ َ
Dan mereka akan dengan cepat keluar sebagaimana firman Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

َ ُ َ ۬ َ َ ُ ُ ُ ُۡ ُ َُۡ ۡ َ ُ َ ‫َ ا‬
‫حﺘ ٓى ِﺇذﺍ ﻓ ِﺘحﺖ يأﺟوج َﻭ َﻣأﺟوج َﻭَم ِّﻣﻦ ڪ ِّﻞ حﺪ ٍب ين ِسﻠﻮﻥ‬

"Hingga apabila dibuka Ya'juj dan Ma'juj dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi." (Al-Anbiya : 96)
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬telah menjadikan keluarnya Ya'juj dan Ma'juj sebagai salah satu
tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.

68
Halaqah yang ke-21 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang " Ya'juj dan
Ma'juj Bagian 2 "
َ َ ُ َ َ
Ya'juj dan Ma'juj keluar setelah binasanya Dajjal. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬mewahyukan
kepada Nabi Isa 'alaihissalam

ُّ َ ْ َ َ ْ َ ََ ََ َ ً ُ ْ ْ َ ْ َ ِّ َ
‫ ﻓح ِّرز ِﻋ َب ِﺎد ْي ِﺇﻟى ﺍﻟﻄ ْﻮ ِﺭ‬،‫هم‬ ‫ﺃﻧ ْﻲ قﺪ ﺃﺧ َرﺟﺖ ِﻋ َبﺎدﺍ ِﻟ ْﻲ ال يﺪ ِﺍﻥ ألح ٍﺪ ِب ِﻘﺘ ِﺎﻟ‬

Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku (yaitu Ya'juj dan Ma'juj) yang
tidak seorangpun bisa melawan mereka. Maka kumpulkanlah hamba-hamba-Ku (yaitu
kaum muslimin) ke Gunung Thur (HR. Muslim)
Jumlah mereka sangat banyak. Ketika orang-orang yang di bagian depan melewati
sebuah sungai dan meminumnya, maka yang di berada akhir tidak mendapatkan air
tersebut. Dan mengatakan, dahulu di sini ada airnya (HR. Muslim)
Manusia lari dari Ya'juj dan Ma'juj dan bersembunyi di benteng-benteng mereka,
setelah banyak membuat kerusakan di bumi, maka Ya'juj dan Ma'juj berkata "Kita telah
membunuh penduduk Bumi, maka marilah kita membunuh penduduk langit". Mereka
ُ َ
pun mengarahkan anak panah mereka ke langit. Kemudian Allah ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬mengembalikan anak panah mereka tersebut ke Bumi dalam keadaan berlumuran
darah. Mereka pun mengatakan Kita telah mengalahkan penduduk langit (Hadits shahih
riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ya'juj dan Ma'juj mengepung Nabi Isa 'alaihissalam dan para sahabatnya di Gunung
َ َ ُ َ
Thur. Akhirnya beliau berdoa kepada Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬maka Allah menurunkan ulat di
leher-leher Ya'juj dan Ma'juj. Maka meninggallah mereka dalam satu waktu. Kemudian
turunlah Nabi Isa 'alaihissalam dan para pengikutnya dan mereka tidak mendapatkan
satu jengkal tanah kecuali di situ ada bangkai Ya'juj dan Ma'juj. Mereka pun meminta
َ َ ُ َ ُ َ
kepada Allah supaya Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬membersihkan. Akhirnya Allah ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬mengirimkan burung yang membawa bangkai-bangkai mereka. Kemudian,
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memberikan hujan yang membersihkan bumi (HR. Muslim)
Dalam hadits shahih yang lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda :
Kaum muslimin akan menggunakan bekas busur anak panah dan tameng kayu Ya'juj
dan Ma'juj sebagai kayu bakar selama tujuh tahun.
Ini menunjukkan banyaknya jumlah Ya'juj dan juga Ma'juj.

Halaqah yang ke-22 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan
Islam Setelah Meninggalnya Nabi 'Isa 'alaihissalam"
Setelah jaya di zaman Nabi 'Isa 'alaihissalam, melemahlah islam kembali sedikit demi
sedikit dan akan diangkat Al-Quran. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :
Islam akan hilang sedikit demi sedikit, seperti hilangnya lukisan pada pakaian. Sehingga
tidak diketahui apa itu puasa, sholat, menyembelih dan juga shadaqah. Akan pergi

69
Alquran dalam satu malam, sehingga tidak tersisa satu ayat pun. Dan akan ada beberapa
kelompok manusia, laki-laki tua dan wanita tua dan mengatakan "Kami mendapatkan
nenek moyang kami dahulu di atas kalimat Laa ilaa ha illallah, maka kami pun
mengatakannya." (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Majah)
Akan datang masa di mana banyak perzinaan dilakukan secara terang-terangan di
pinggir jalan (HR. Muslim)
Tidak ada haji ke Baitullah (HR. Bukhari).
Dan ka'bah akan dihancurkan oleh sebagian orang (HR. Muslim)
Manusia akan kembali ke zaman jahiliyyah bahkan lebih parah. Akan kembali tersebar
penyembahan terhadap berhala dan merekalah orang-orang yang akan menyaksikan
dahsyatnya hari kiamat. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

َ ‫ُ ْ َ ٌّ ْ َ ْ ق‬ ‫َ ق َ ق‬ ََ ‫َ َُ ُ ا َ ُ ا‬
‫ﺎَ ِﻠ اي ِﺔ‬
ِ ‫ َم شر ِﻣﻦ ﺃَ ِﻞ ﺍﻟﺠ‬،‫َل تﻘﻮم ﺍﻟسﺎﻋﺔ ِﺇَل ﻋﻠى ِشر ِﺍﺭ ﺍﻟخﻠ ِق‬

Tidak akan bangkit hari kiamat kecuali atas orang-orang yang paling jelek yang mereka
lebih jelek dari pada orang yang hidup di zaman jahiliah (HR. Muslim)
Urutan tanda-tanda besar hari kiamat sampai meninggalnya Nabi 'Isa 'alaihissalam jelas
di dalam hadits-hadits shahih, demikian pula tanda terakhir, yaitu, keluarnya api yang
menggiring manusia ke Mahsyar atau tempat pengumpulan. Adapun 6 tanda yang lain,
1. terbitnya matahari dari barat,
2. keluarnya hewan melata dari Bumi,
3. keluarnya asap,
4. tiga khosf yaitu tenggelamnya sebagian tanah di barat,
5. tenggelamnya sebagian tanah di timur dan
6. tenggelamnya sebagian tanah di jazirah arab,
Maka wallahu a'lam tentang urutan yang benar, bagi 6 tanda ini. Hanya Rasulullah
‫ ﷺ‬telah mengabarkan :
bahwasanya antara terbitnya matahari dari barat dan keluarnya seekor hewan melata
dari bumi, ini jaraknya sangat dekat. Apabila salah satu dari keduanya muncul, maka
yang lain akan segera muncul (HR. Muslim)

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Terbitnya
Matahari Dari Barat"

Matahari setiap harinya meminta izin kepada Allah untuk terbit dari timur, sampai
َ َ ُ َ
ketika sudah waktunya maka Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬tidak mengizinkan matahari untuk
terbit dari timur. Dan menyuruhnya kembali dari tempat dia datang, yaitu arah barat.
Akhirnya terbitlah matahari dari barat (HR. Bukhari)
Terbitnya matahari dari barat adalah termasuk tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat.
Apabila manusia melihatnya, maka mereka akan beriman semuanya dan akan yakin
َ َ ُ َ َ
bahwa kiamat memang sudah dekat. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

70
ۡ َ َ َ َ َ ِّ َ ُ ۡ َ ۡ َ َ ۡ َ َ ِّ َ َ ُ ۡ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ُّ َ َ ۡ َ ۡ َ ُ َ ٓ َ َ ۡ ُ ُ َ ۡ َ َ ٓ ‫َ ۡ َ ُ ُ َ ا‬
‫ض َءﺍي ِﺖ َﺭبك َل يﻨف ُع ﻧف ًسﺎ‬ ‫ض َءﺍي ِﺖ ﺭبك يﻮم يأ ِتى بﻌ‬ ‫َﻞ يﻨظرﻭﻥ ِﺇال ﺃﻥ تأ ِتﻴهم ﭐﻟمﻠ ِٕٮﻜﺔ ﺃﻭ يأ ِتى ﺭبك ﺃﻭ يأ ِتى بﻌ‬
َ ُ َ ُ ‫َ ُ ٓق ا‬ ُ ً۬ ۡ َ َ َ ٓ ۡ َ َ َ ۡ َ ُ ۡ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ ُ َ
‫يم ﻨ َہﺎ ﻟ ۡم تكﻦ َء َﺍﻣﻨﺖ ِﻣﻦ قبﻞ ﺃﻭ ﻛسبﺖ ِﻓى ِﺇيم ِﻨہﺎ ﺧﻴرﺍ ق ِﻞ ﭐﻧﺘ ِظرﻭﺍ ِﺇﻧﺎ ﻣﻨﺘ ِظرﻭﻥ‬ ‫ِﺇ‬

"Tidaklah mereka menunggu kecuali kedatangan para malaikat yaitu malaikat maut
atau kedatangan Allah atau kedatangan sebagian tanda-tanda kebesaran Allah. Hari
ketika datang sebagian tanda-tanda kebesaran Tuhanmu, tidak akan bermanfaat iman
seseorang yang tidak beriman sebelumnya atau belum beramal kebaikan di dalam
imannya. Katakanlah, "Tunggulah, sesungguhnya kita juga menunggu." (Al-An'am :158)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah ‫ ﷺ‬menafsirkan
bahwa tanda kebesaran Allah di dalam ayat ini adalah terbitnya matahari dari barat.
Saat itu orang kafir bertaubat dari kekafirannya, orang yang beriman yang sebelumnya
menyia-nyiakan amal shaleh maka dia akan bertaubat dan beramal shaleh, namun pintu
taubat di kala itu sudah tertutup dan amal tidak akan diterima karena dilakukan di saat
terpaksa. Kecuali orang mukmin yang sebelum munculnya matahari dari barat sudah
beriman dan beramal shaleh, maka amalannya akan diterima. Oleh karena itu maka
َ َ ُ َ َ
seorang muslim hendaknya segera bertaubat kepada Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dari segala
dosa, bagaimanapun besar dosa yang dia miliki dan jangan menundanya. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda

َ َ ُ َّ َ َ َ ْ ْ ُ ْ ‫َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ا‬
‫ﺲ ِﻣﻦ َﻣغ ِر ِب هﺎ تﺎب ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠ ْي ِﻪ‬ ‫ﻣﻦ تﺎب قبﻞ ﺃﻥ تﻄﻠع ﺍﻟشم‬

ُ َ
Barang siapa yang bertaubat sebelum terbitnya matahari dari barat, maka Allah ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬akan menerima taubatnya (HR. Muslim)

Halaqah yang ke-24 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keluarnya
Seekor Hewan Melata dari Bumi dan Keluarnya Asap"

Termasuk tanda besar dekatnya hari kiamat adalah keluarnya hewan melata yang aneh
َ َ ُ َ َ
dari bumi yang bisa berbicara dengan manusia. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

َ ُ ُ َ َ َ َٔ ‫ُ َ ِّ ُ ُ ۡ َ ا ا َ َ ُ ق‬ َ ۡ َ ِّ ً۬ ‫َ َ َ َ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ ۡ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َ ُ ۡ َ ٓ ا‬
ۡ ‫ﭐأل‬
‫ﻮقﻨﻮﻥ‬
ِ ‫ي‬ ‫َل‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬‫ﺘ‬ِ ‫ﺎي‬ ‫ﺑ‬
ِ ‫ﻮﺍ‬ ‫ﺎﻧ‬ ‫ك‬ ‫ﺎس‬ ‫ﭐﻟﻨ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﺃ‬ ‫م‬‫ه‬ ‫م‬ ‫ﻠ‬ ‫ك‬‫ت‬ ‫ﺽ‬
ِ ‫ﺭ‬ ‫ﻭ ِإذﺍ ﻭقع ﭐﻟﻘﻮل ﻋﻠﻴ ِہم ﺃﺧرﺟﻨﺎ ﻟهم دﺍبﺔ ﻣﻦ‬

"Dan apabila telah datang keputusan atas mereka, maka Kami akan keluarkan untuk
mereka seekor binatang melata dari bumi yang akan berbicara kepada manusia, bahwa
manusia dahulu tidak yakin dengan ayat Kami." (An-Naml : 82)
Hewan tersebut akan keluar di waktu dhuha sebagaimana di dalam shahih muslim dan
dia akan menandai orang kafir di hidungnya sebagai tanda kekafirannya. Maka manusia
masing-masing dengan jelas akan mengetahui siapa yang mukmin dan siapa yang kafir.
Di dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Akan keluar seekor hewan melata dan akan menandai manusia pada hidung-hidung
mereka

71
َ َ ُ َ َ
Di antara tanda besar hari kiamat adalah keluarnya asap. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :
ٌ۬ َ ٌ َ َ َ َ َ ‫ا‬ َ ۡ َ ۬ ۬ َ ُ َُٓ ‫ا‬ َۡ َ ۡ َ ۡ َۡ َ
(٢١( ‫يم‬ ‫) يغشى ﭐﻟﻨﺎس َ ذﺍ ﻋذﺍب ﺃ ِﻟ‬٢١( ‫ﺎﻥ ُّﻣ ِﺒﻴﻦ‬
ٍ ‫ﻓﭑﺭت ِﻘﺐ يﻮم تأ ِتى ﭐﻟسمﺎء ِبﺪﺧ‬

"Maka tunggulah hari ketika langit membawa asap yang nyata, yang meliputi manusia.
Inilah azab yang pedih." (Ad-Dukhan : 10-11)
Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu berpendapat bahwa maksud ayat ini adalah asap yang
keluar di akhir zaman, sebagai salah satu tanda dekatnya hari kiamat. Dan asap ini
merupakan adzab dan siksaan bagi orang-orang kafir.

Halaqah yang ke-25 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Meninggalnya Orang-orang yang beriman sebelum hari kiamat terbenamnya tanah
secara besar-besaran ketiga tempat dan keluarnya api dari yaman"

َ َ ُ َ َ
Sebelum terjadinya hari kiamat, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan mengirim angin yang mencabut
nyawa semua orang yang beriman. Sehingga tidak tersisa di dunia, kecuali sejelek-jelek
manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Kemudian Allah akan mengutus angin yang dingin dari arah Syam, maka tidak ada
seorang pun di Bumi yang di dalam hatinya ada kebaikan atau iman meski sebesar biji
sawi, kecuali akan dicabut nyawanya oleh angin tersebut. Sampai seandainya salah
seorang dari mereka masuk ke dalam gunung, niscaya angin tersebut akan masuk
bersamanya dan mencabut nyawanya. Maka tersisalah sejelek-jelek manusia yang
ringan berbuat kerusakan, seperti ringannya burung dan mereka ganas dalam berbuat
kedzaliman satu dengan yang lain, seperti ganasnya hewan buas. Mereka tidak
mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran (HR. Muslim).
Di dalam sebuah hadits yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan
َ َ ُ َ َ
bahwasanya Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬mengutus angin tersebut dari Yaman. Sebagian ulama
mengatakan bahwasanya angin tersebut, berasal dari dua arah, yaitu Yaman dan juga
Syam. Dan di antara tanda-tanda besar hari kiamat adalah akan terbenamnya tanah
secara besar-besaran di tiga daerah timur, barat dan jazirah arab, sebagaimana datang
didalam hadits. Dan termasuk dalam tanda-tanda besar hari kiamat adalah munculnya
api dari Yaman yang akan menggiring manusia ke tempat pengumpulan. Dan tempat
dikumpulkannya manusia saat itu adalah Syam. Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-
Imam Al-Baihaqi di dalam Sha'abul Iman dan hadits ini shahih. Dan syam adalah
daerah-daerah di sekitar Masjidil Aqsa. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan kaki, sebagian naik
kendaraan dan sebagian akan diseret di atas wajah-wajah mereka (Hadits Shahih
Riwayat Tirmidzi)
Api ini akan senantiasa bersama mereka siang dan malam sehingga mereka sampai
ditempat pengumpulan.Sebagaimana bisa disimpulkan di dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Dan yang terakhir kali akan dikumpulkan adalah dua orang penggembala dari Qobilah
Muzailah (HR. Bukhari dan Muslim).

72
Pengumpulan di sini berbeda dengan pengumpulan manusia setelah dibangkitkan dari
kuburnya. Pengumpulan di sini adalah di dunia untuk sebagian manusia. Sedangkan
pengumpulan setelah dibangkitkannya manusia adalah di akhirat untuk semua
َ َ ُ َ َ
manusia. Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memberikan keselamatan kepada kita semua di
dunia dan di akhirat.

Halaqah yang ke-26 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Ditiupnya
Sangkakala"
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan akan ditiupnya
Sangkakala.

Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah ditanya apa itu sangkakala, maka beliau mengatakan, Tanduk
yang ditiup (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmizi dan Nasai).

Beberapa ayat menyebutkan bahwa sangkakala akan ditiup sebanyak 2 kali.


َ َ ُ َ َ
Diantaranya adalah firman Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

َ ُ ْ ُ َ َ ُْ َ ُ ُ ُ َّ َ ْ َ َ َ َ ‫الص‬
ُّ ‫َو ُنف َخ في‬
‫ض إال َم ْن ش َاء الله ث َّم نفخ فيه أخ َرى فِإذا ه ْم ق َي ٌاٌ َينُ ُرون‬ ْ ْ َ َ َ َ َّ
ِ ‫ور فصعق من في السماوات ومن في األر‬
ِ

"Dan ditiuplah sangkakala maka matilah siapa yang ada di langit dan di bumi kecuali
siapa yang dikehendaki oleh Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka
tiba-tiba mereka berdiri, menunggu" (Az Zumar : 68)
Tiupan sangkakala pertama, dengannya meninggal semua yang ada di langit dan di
bumi, kecuali yang Allah kehendaki. Tiupan ini terjadi di hari jum'at sebagaimana dalam
Shahih Muslim.

Dan setiap hari jum'at, hewan-hewan, mereka senantiasa memasang telinga antara
waktu subuh sampai terbit matahari, karena takut bila ditiup sangkakala pada hari
tersebut (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai).
Bila terdengar maka semua akan mencondongkan lehernya dan mengangkatnya. Dan
yang pertama kali mendengar adalah seorang laki-laki yang sedang memperbaiki
penampungan air untuk minum ontanya maka diapun mati dan matilah semua
manusia (HR. Muslim).

Waktu tersebut sangat singkat sehingga seseorang tidak akan sempat berwasiat dan
tidak ada waktu kembali ke keluarganya. Mereka meninggal di tempatnya masing-
َ َ ُ َ َ
masing. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

َ ۡ َ َ ٓ َ ً۬ َ َ ُ َ ۡ َ ََ َ ُ ُ ُ ُ ۡ َ ً۬ َ ً۬ َّ َ ُ
٠٥( ‫يعون ت ۡوص َية َوَل إل َٰٓى أهله ۡم َي ۡرج ُعون‬ ‫) فَل يستط‬٩٤( ‫َما َينُ ُرون إَّل َص ۡي َحة َوٲحدة تأخذه ۡم َوه ۡم َيخ ِّص ُمون‬

73
"Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja, yang akan membinasakan
mereka ketika mereka sedang bertengkar. Lalu mereka tidak kuasa membuat satu
wasiat pun dan tidak pula dapat kembali kepada keluarganya." (Yasiin: 49-50)

Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwa ada sebagian yang sudah mengangkat
makanan ke mulutnya namun tidak sempat memakannya karena sudah ditiup
sangkakala. Meninggallah seluruh manusia dan kerajaan hari itu adalah milik
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬semata. Ketahuilah bahwa malaikat yang akan meniup sangkakala,
sekarang telah menuruh sangkakala di mulutnya, mengerutkan dahi, memasang
َ َ ُ َ
telinganya menunggu sewaktu-waktu diperintah oleh Allah ‫( ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Hadits Shahih
Riwayat Tirmizi).

Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika mengabarkan para sahabat dengan kabar ini, beliau menyuruh
para sahabat mengatakan:

َ ْ َّ َ َّ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َّ َ ُ ْ َ
‫يل على الله ت َوكلنا‬ ‫حسبنا الله ونعم الوك‬

Cukuplah Allah bagi kita, dan Dialah sebaik-baik wakil, hanya kepada Allah kita
bertawakal (HR.Ahmad).

Halaqah yang ke-27 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Tiupan
Sangkakala Yang Kedua "
Setelah tiupan yang pertama dan meninggal semua manusia, maka akan ditiup
sangkakala untuk yang kedua kalinya. Dan jarak antara dua tiupan adalah 40. Allahu
a'lam, apakah 40 hari atau 40 bulan atau 40 tahun. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda di dalam
hadits Abu Hurairah:

َ َ َ َ ْ َّ
‫َما َب ْي َن النفخت ْي ِن أ ْرَب ُعون‬

Jarak antara dua tiupan, empat puluh.

Mereka bertanya kepada Abu Hurairah, sahabat yang meriwayatkan hadits ini, 40 hari
atau 40 bulan atau apakah 40 tahun? Maka beliau (yaitu Abu Hurairah) enggan
menjawabnya. Para ulama mengatakan karena tidak mengetahui ilmunya. Dan hadits
ini Shahih riwayat Bukhari dan juga Muslim.

َ َ ُ َ َ
Dan diantara dua tiupan inilah Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan menurunkan hujan yang ringan,
yang dengan sebabnya akan tumbuh jasad manusia di dalam kuburnya.

Sebagaimana di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.

Tulang ekor manusia yang telah dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬bahwasanya dia tidak akan

74
hancur, akan tumbuh seperti tumbuhnya tunas setelah hujan. Sehingga terbentuklah
َ َ ُ َ َ
manusia kembali dengan izin Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َّ َ ْ ً ْ َ َّ َ َّ َ ْ َ ‫ون َك َما َي ْن ُب ُت ْال َب ْق ُل َل ْي‬


َ ََُُْ َّ ُ ْ ُ َّ ُ
َّ ‫الل ُه م َن‬
ُ‫س م َن اإلن َسان ش ْى ٌء إَل َي ْبلى إَل عُ ًما َواحدا َوه َو ع ْج ُُ الذن‬ ‫ فينبت‬. ‫الس َماء َماء‬ ‫ثم ين ِزل‬
َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ ُ ُ ْ َ
‫ ومنه يركُ الخلق يوٌ القيامة‬،

َ َ ُ َ
Kemudian Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan menurunkan hujan dari langit maka mereka pun
tumbuh seperti tumbuhnya tunas, tidak ada dari badan manusia sesuatu, kecuali akan
rusak. Kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Dan darinyalah akan akan dibentuk
manusia pada hari kiamat (Hadits Shahih diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4554 dan
Muslim, no. 5253).
Saudara sekalian, Allah lah yang telah menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada.
ُ َ َ
Dan Dialah yang akan membangkitkan manusia setelah matinya. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ََ ُ َْ ُ ُ ُ َ ْ َ ْ َُ َّ ُ
‫َوه َو الذي َي ْبدأ الخلق ث َّم ُيعيد ُه َوه َو أه َون عل ْيه‬

َ َ ُ َ
"Dan dialah Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬yang menciptakan manusia dari permulaan, kemudian
akan mengembalikan (menghidupkan kembali). Dan menghidupkannya itu adalah lebih
mudah bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala." (Ar Rum: 27)
Setelah terbentuknya jasad semua manusia maka malaikat akan meniup sangkakala
untuk yang kedua kalinya dan akan dikembalikan ruh-ruh kepada jasadnya dan
hiduplah manusia serta akan dibangkitkan dari kuburnya. Allah berfirman

َ ُ ْ ُ َ َ ُْ َ ُ ُ
‫ث َّم نفخ فيه أخ َرى فِإذا ه ْم ق َي ٌاٌ َينُ ُرون‬

"Kemudian akan ditiup sangkakala yang kedua kalinya maka tiba-tiba mereka bangkit
dalam keadaan menunggu." (Az Zumar: 68)
===
Halaqah yang ke dua puluh delapan dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah
adalah tentang "Kebangkitan "

Yang dimaksud dengan kebangkitan adalah dikembalikannya arwah kepada jasad,


sehingga manusia kembali hidup. Akan digoncangkan Bumi dengan segoncang-
goncangnya dan terbuka kuburan manusia. Kemudian keluarlah semua manusia dari
kuburnya dalam keadaan hidup. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Az-
Zalzalah : 1-3

َ
‫نس َٰ ُن َما ل َها‬ َ ‫) َو َق‬٢( ‫ض َأ ۡث َق َال َها‬
َ ‫ال ۡٱإل‬ َۡ
ُ ‫ٱأل ۡر‬ ۡ َ َ ۡ ُ َۡ ۡ
‫) َوأخ َر َجت‬١( ‫ض ِزل َزال َها‬
َ ُۡ َ
‫إذا زل ِزلت ٱألر‬

Apabila Bumi digoncang dengan segoncang-goncangnya. Dan Bumi mengeluarkan


beban-bebannya. Dan berkatalah manusia, "Mengapa Bumi menjadi begini?"

75
Dan orang yang pertama kali terbuka kuburannya adalah Rosululloh Shallallohu 'alaihi
wasallam (HR. Bukhori dan Muslim). Manusia akan dibangkitkan sesuai dengan
keadaan dia ketika meninggal dunia. Rosululloh Shallallohu 'alaihi wasallam bersabda,

ََ َ ََ َ ُ ُ
‫ُي ْب َعث ك ُّل ع ْبد على َما َمات عل ْيه‬

Akan dibangkitkan setiap hamba sesuai keadaan dia ketika meninggal dunia (HR.
Muslim)
Rosululloh Shallallohu 'alaihi wasallam mengabarkan bahwasanya orang yang
meninggal dalam keadaan ihram, haji atau umroh, maka akan dibangkitkan dalam
keadaan membaca talbiyah (HR. Bukhari dan Muslim). Orang yang memakan riba akan
bangkit seperti bangkitnya orang-orang yang kesurupan yaitu dalam keadaan
sempoyongan.AllohSubhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat Al-Baqoroh : 275

ِّ ‫ٱلش ۡي َط َٰ ُن م َن ۡٱل َم‬


َّ ُ ُ َّ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ َ َّ َ ُ ُ َ َ ْ َٰ َ ِّ َ ُ ُ ۡ َ َ َّ
‫س‬ ‫وٌ ٱلذى يتخبطه‬ ‫ٱلذين يأڪلون ٱلربوا َّل يقومون إَّل كما يق‬

Orang-orang yang memakan riba, tidak bangkit dari kuburnya, kecuali seperti
bangkitnya orang-orang yang kerasukan setan.
Inilah hari kebangkitan yang diingkari oleh orang-orang kafir dan dilalaikan oleh
kebanyakan manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Surat At-Taghobun :
7

ُ َُ َ ُ ْ ُ َّ َ ْ َ َ َ َّ َ َ َ
‫ين كف ُر ٓوا أن لن ُي ۡب َعثوا ق ۡل َبل َٰى َو َر ِّبى لت ۡب َعث َّن‬ ‫زعم ٱلذ‬

Orang-orang kafir menyangka bahwasanya mereka tidak akan bangkitkan. Katakanlah,


"Bahkan demi Robb-ku, kalian akan dibangkitkan".
Hari yang sangat sulit dan sangat berat. Pada hari itu, manusia akan menyesal. Orang
kafir akan menyesal karena tidak beriman. Dan orang beriman menyesal karena tidak
maksimal di dalam beramal di Dunia.
===
Halaqah yang ke-29 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Kejadian
Yang Dahsyat Di Hari Kiamat "

Pada hari kiamat setelah bangkitnya manusia dari kubur akan terjadi kejadian-kejadian
dahsyat di alam semesta yang kita lihat. Baik alam atas maupun alam bawah. Tidak ada
yg mengetahui hakikat kedahsyatannya kecuali Allah 'Azza wa Jalla.

Gunung yang sedemikian besar dan kokoh menancap di bumi akan dijalankan oleh Allah
sehingga menjadi fatamorgana dan dihancurkan menjadi berkeping-keping seperti
tumpukan pasir yang berterbangan. Atau seperti bulu yang dihamburkan. Lihat :
Surat Al-Waaqi'ah : 5-6
Surat Muzzammil : 14
Surat An-Naba' : 20

76
Surat At-Takwiir : 3
Surat Al-Qaari'ah : 5

Bumi yang sebelumnya tenang akan digoncangkan dengan segoncang-goncangnya dan


dibentangkan. Kemudian diganti sifatnya sehingga menjadi jelas, rata, tanpa gunung,
tanpa lembah, tanpa pohon. Lihat:
Surat Thaaha : 105-107
Surat Al-Waaqi'ah : 4
Surat At-Takwir : 3
Surat Al-Zalzalah : 1

Laut-laut akan meluap sehingga menjadi lautan yang satu dan akan menjadi lautan api.
Lihat :

Surat Al-Infithaar : 3
Surat At-Takwiir : 6

Langit yang tujuh yang sangat tinggi dan sangat besar, yang Allah tinggikan tanpa tiang,
pada hari itu akan menjadi sangat lemah, akan bergetar dan pecah, dan akan berubah
warnanya menjadi warna merah seperti mawar. Lihat :
Surat Al-Haaqqah : 16
Surat Al-Infithar : 1
Surat Al-Insyiqaq : 1
Surat Ar-Rahman : 37
Surat At-Thur : 9
Surat At-Takwiir : 11
Surat Al-Furqan : 25.

Matahari akan digulung dan lenyap cahayanya (Surat At-Takwiir : 1).

Bulan akan hilang cahayanya dan akan dikumpulkan dengan matahari (Surat Al-
Qiyamah : 8-9).

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫الشمس والقمر مكوران يوٌ القيامة‬

Matahari dan bulan akan digulung pada hari kiamat (HR.Bukhari)


Bintang yang sedemikian banyaknya, akan berjatuhan dan lenyap cahayanya. Lihat :
Surat Al-Infithaar : 2
Surat At-Takwiir : 2
Ada sebagian ulama kita yang mengatakan bahwasanya ini terjadi diantara dua tiupan.
Allahu a'lam, Allah yang lebih mengetahui mana yang benar. Dan yang penting bagi kita

77
semua, bahwasanya kita diperintahkan takut dan supaya kita mempersiapkan diri
untuk menghadapi hari tersebut.
===
Halaqah yang ke-30 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan
Manusia Ketika Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat "

Ketika manusia bangkit dari kuburnya dan melihat kedahsyatan hari kiamat dan juga
kehancuran alam semesta, mereka tercengang dan bergerak tidak tahu arah. Seperti
َ َ ُ َ َ
Laron atau anai-anai yang berhamburan. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ُ ۡ َ َ ۡ َ ُ َّ ُ ُ َ َ ۡ َ
‫اش ٱل َم ۡبثوث‬
ِ ‫يوٌ يوون ٱلناس ڪٱلفر‬

"Hari di mana manusia seperti laron. yang berhamburan" (Al-Qari'ah : 4)


Manusia sangat takut. Seandainya ada ibu yang menyusui, niscaya dia akan lupa dengan
anak yang dia susui. Seandainya ada ibu yang sedang hamil, niscaya dia akan langsung
melahirkan anaknya. Dan seandainya ada anak kecil, niscaya dia akan menjadi tua.
Semua itu adalah karena mereka sangat takut.
Manusia sempoyongan seperti mabuk, padahal mereka tidak mabuk. Lihat:
Surat Al-Hajj : 1-2
Surat Al-Muzzammil : 17

Manusia akan lari dari orang-orang yang sangat mereka cintai di dunia. Lari dari
saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan juga anak-anaknya, masing-masing
memikirkan keselamatan dirinya sendiri.

Lihat Surat 'Abasa : 34-37

Kemudian terdengar seruan, mereka pun bersegera menuju penyeru tersebut.


َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َّ َ َ ً۬ َ ًٌ۬ َّ َ َ َ َۡ َ ۡ ُ َ َّ ُ ُ ُّ َ َ َّ ُ ۡ
‫ين إلى ٱلد ِاع‬ ‫) ُّم ۡهطع‬٧( ‫) خش ًعا أ ۡب َص َٰ ُره ۡم َيخ ُر ُجون م َن ٱأل ۡجداث كأن ُہ ۡم َج َراد ُّمنتش ٌر‬٦( ‫َي ۡو ٌَ َيدع ٱلد ِاع إل َٰى ش ۡى ً۬ء نڪ ٍر‬
ً۬ َ َ َ َ َ ۡ ُ َُ
٨( ‫ول ٱلو َٰ ف ُرون ه َٰ ذا َي ۡو ٌٌ عس ٌر‬‫يق‬

"Pada hari di mana penyeru akan menyeru kepada sesuatu yang mengerikan.
Pandangan-pandangan mereka tertunduk hina, keluar dari kuburan seperti belalang
yang bertebaran. Mereka datang dengan cepat kepada penyeru tersebut, seraya berkata
orang-orang kafir, "Ini adalah hari yang sangat sulit." (Al-Qamar : 6-8)
Adapun orang-orang yang beriman kepada hari akhir dan takut kedatangan hari
َ َ ُ َ َ
tersebut, kemudian dia beramal untuknya, maka Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan memberikan
َ َ ُ َ َ
rasa aman di dalam menghadapi hari tersebut. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
َ َُ ُ ُ ُ َّ ُ َ َ ُ َ َٓ ۡ َّ َ َ َ ۡ َۡ ُ َۡ ُ َ
‫َّل َي ۡح ُزن ُه ُم ٱلف َزع ٱألڪ َب ُر َوتتلق َٰٮ ُه ُم ٱل َمل َٰ ِٕٮڪة ه َٰ ذا َي ۡو ُمك ُم ٱلذى ڪنت ۡم توعدون‬

78
"Mereka tidak ditimpa rasa takut karena kedahsyatan hari kiamat dan mereka disambut
malaikat yang berkata, "Inilah hari yang dijanjikan untuk kalian." (Al-Anbiya : 103)
----
Halaqah yang k-31 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Hasyr
(Pengumpulan) Bagian 1"

Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman bahwasanya semua manusia
setelah dibangkitkan akan dikumpulkan oleh Allah 'Azza Wa Jalla. Setelah gunung
dijalankan dan Bumi dirubah oleh Allah menjadi dataran yang luas terbentang, tidak
ada yang tinggi dan tidak ada yang rendah. Tidak ada sesuatu yang merupakan
penunjuk arah atau penunjuk jalan, seperti bangunan, pohon dan lain-lain. Maka
manusia semuanya akan memenuhi seruan penyeru menuju padang Mahsyar dan
dikumpulkan di sana.

Allahu A'lam apakah Bumi tersebut atau padang mahsyar tersebut adalah bumi kita
ُ َ َ
sekarang yang diubah sifatnya saja, atau diganti dengan bumi yang lain. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َۡ ۡ َّ ْ ُ ُ َ ۡ َ ۡ َ ُ ۡ َ ۡ ُ َّ َ ُ َ ۡ َ
‫ٱلس َم َٰ َوٲت َو َب َرزوا لله ٱل َوٲحد ٱلق َّه ِار‬
َّ ‫ٱأل ۡرض َو‬
ِ ‫يوٌ تبدل ٱألرض غير‬

"Yaitu pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain. Dan demikian pula langit
dan mereka semuanya di padang mahsyar berkumpul menghadap kepada Allah, Zat
Yang Maha Esa lagi Maha Menguasai segala sesuatu." (Ibrahim : 48)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
َ َ َ ‫ال َس ْه ٌل َأ ْو َغ ْي ُر ُه َل ْي‬
‫س ف ْي َه َام ْعل ٌم أل َحد‬ َ ‫اس َي ْو ٌَ ْالق َي َامة َع َلى َأ ْرض َب ْي َض َاء َع ْف َر َاء َك ُق ْر َصة َنق ٍّي َق‬ َّ ُ َ ْ ُ
ُ ‫الن‬ ‫ِحشر‬
ٍ

Akan dikumpulkan manusia pada hari kiamat di atas bumi yang berwarna putih
kemerahan, seperti roti bundar pipih yang datar, yang terbuat dari gandum yang bersih,
tidak ada tanda bagi seseorang (HR. Bukhari dan Muslim).
Dikumpulkan manusia semuanya dari Nabi Adam sampai manusia yang terakhir. Dan
َ َ ُ َ َ
tidak ada seorangpun yang ketinggalan. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ً۬ َ ۡ َ ُ ََ َ َ ً۬ َ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ َ ۡ ُ ِّ َ ُ َ ۡ َ َ
‫ض َب ِارزة َو َحش ۡرن َٰ ُه ۡم فل ۡم نغاد ۡر من ُہ ۡم أ َحدا‬‫ويوٌ نسير ٱلجبال وترى ٱألر‬

"Dan pada hari di mana Kami akan jalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat
Bumi dalam keadaan nampak jelas dan Kami akan kumpulkan mereka semuanya, maka
tidak ada di antara mereka yang Kami tinggalkan." (Al-Kahfi : 47)
Dalam keadaan telanjang, tidak beralas kaki dan tidak berkhitan, manusia akan
dikumpulkan. Keadaan yang mencekam, menjadikan masing-masing sibuk memikirkan
diri-sendiri dan tidak memikirkan aurat orang lain. Dan orang yang pertama kali
diberikan pakaian adalah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam. (HR Bukhari dan Muslim).

79
Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya wanita yang meratapi mayat dan dia tidak
bertobat sebelum matinya, maka akan memakai baju dari tembaga panas dan baju yang
berkudis atau yang terbuat dari kudis. (Hadits shahih riwayat Muslim).

Bahkan di padang mahsyar ini, akan dikumpulkan semua jin dan akan dikumpulkan
seluruh hewan hewan. Allah 'Azza Wa Jalla berfirman dalam Surat Al-An'am : 38 ketika
menyebutkan hewan hewan yang melata di bumi dan juga menyebutkan burung-
َ َ ُ َ َ
burung, maka Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬mengabarkan bahwasanya mereka akan dikumpulkan
kepada Allah. Allah berfirman

َ َ َ ُ
‫ث َّم إل َٰى َ ِّربہ ۡم ُي ۡحش ُرون‬

Kemudian mereka akan dikumpulkan kepada Robb mereka." (Al-An'am : 38)


-----------
Halaqah yang ke-32 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Hasyr
(Pengumpulan) Bagian yang ke 2"

Di padang Mahsyar akan didekatkan Matahari sejarak satu mil, sehingga manusia
mendapatkan kesusahan yang sangat. Mereka berkeringat sesuai dengan kadar
amalannya, yaitu kadar dosanya. Ada yang keringatnya sampai kedua mata kaki, dan
ada sampai ke dua lututnya, pinggangnya. Bahkan ada yang sampai mulutnya (Hadits
Shahih Riwayat Muslim).

Salah seorang rawi Sulaim Ibnu 'Amir mengatakan,


Demi Allah saya tidak tahu apa yang Beliau ‫ ﷺ‬maksud dengan satu mil di sini. Apakah
jarak atau mil yang berarti alat pencelak mata. Dan Allah 'Azza Wa Jalla adalah Dzat
Yang Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu.
Di dalam waktu yang sangat lama, di Padang Mahsyar mereka menunggu hari
keputusan. Satu hari di sana seperti 50.000 tahun di dunia. Namun Allah 'Azza Wa Jalla
ُ َ َ
akan meringankan hari tersebut bagi orang-orang yang beriman. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ َ َ ۡ َ َ ۡ َ ُ ُ َ ۡ َ َ ً۬ ۡ َ َ ُ ُّ َ ُ َ َٰٓ َ َ ۡ ُ ُ ۡ َ
‫ف َسنة‬ ‫وح إل ۡيه فى يوٌ كان مقداره ۥ خمسين أل‬‫تعرج ٱلمل ِٕٮڪة وٱلر‬

َ َ ُ َ
Para Malaikat dan Jibril akan naik kepada Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬pada waktu di mana satu
hari di sana seperti 50.000 tahun di dunia." (Al-Ma'arij : 4)
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim disebutkan bahwasanya orang yang
tidak membayar zakat hartanya, dia akan tersiksa dengan hartanya tersebut sampai
hari keputusan. Disebutkan dalam hadits tersebut bahwasanya satu hari di situ seperti
50.000 tahun di dunia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

80
ُْ َّ ِّ َ َ َ ْ ْ ََ َ َ ُ َ َ َ َْ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َّ ُ ْ ُ َ َ ْ َ
‫س للغ ُر ْوب‬ ِ ‫ف َسنة ف ُي َه ِّون ذلك على ال ُمفم ِن كتدلي الش ْم‬ ‫اس ل َر ِّب ال َعالم ْي َن مقد َار ن ْصف َي ْوٌ من خمسين أل‬
ُ ‫الن‬ ٌ‫يوٌ يقو‬
َ
َ‫لى أ ْن َت ْغ ُرب‬َ ‫إ‬

Manusia akan berdiri untuk Allah Rabbul 'Alamin pada saat itu selama setengah hari
dari 50.000 tahun di dunia. Dan akan diringankan bagi orang yang beriman. setengah
hari tersebut seperti waktu antara menjelang tenggelamnya matahari sampai
tenggelamnya matahari (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Hibban).
Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan,
َ َ َْ َ ‫األ َّول ْي َن َواآلخر ْي َن لم ْي َقات َي ْوٌ َم ْع ُل ْوٌ ق َي ًاما َأ ْرَبع ْي َن َس َنة َشاخ َصة َأ َِ ْب َص ُار ُه ْم [إ َلى‬
‫الس َماء] َينتُ ُر ْون ف ْص َل‬
َ ُ
‫َي ْج َم ُع الله‬
ْ ِ
َ َ
‫القضاء رواه ابن أبي الدنيا والطبراني‬

Allah akan mengumpulkan orang-orang yang dahulu dan yang akhir pada waktu yang
diketahui. dalam keadaan berdiri selama 40 tahun, dalam keadaan tajam pandangan
mereka memandang ke langit menunggu waktu keputusan dari Allah 'Azza Wa Jalla
(Hadits Shahih Riwayat Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jamul Kabiir).

Ada yang mengatakan bahwa perbedaan waktu tersebut, tergantung amalan seseorang
di dunia. Wallahu A'lamu Bisshawwab dan saat itulah manusia menyadari bahwa
َ َ ُ َ َ
kehidupan di dunia hanyalah sesaat saja. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ْ ُ َ َ َ َّ ‫َ َ ۡ َ َ ۡ ُ ُ ُ ۡ َ َ َّ ۡ َ ۡ َ ُ ٓ ْ َّ َ َ ً۬ ِّ َ َّ َ َ َ َ َ ُ َ َ ۡ َ ُ ۡ َ ۡ َ َ َّ َ َ َّ ُ ْ َ ء‬
َ ‫وا ُم ۡه َتد‬
‫ين‬ ‫ويوٌ يحشرهم كأن لم يلبثوا إَّل ساعة من ٱلنہ ِار يتعارفون بينہم قد خسر ٱلذين كذبوا بلقاء ٱلله وما كان‬

َ َ ُ َ
"Dan pada hari di mana Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan mengumpulkan mereka. Mereka merasa
seakan-akan mereka tidak tinggal di dunia kecuali sekejap saja di siang hari dan pada
saat itu mereka saling mengenal di antara mereka." (Yunus : 45)
-----
Halaqah yang ke-33 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Orang-
orang yang Mendapatkan Teduhan di Hari Kiamat"
َ َ ُ َ َ
Ketika manusia dalam keadaan panas dan susah, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memuliakan
sebagian manusia dengan memberikannya teduhan yaitu berada di bawah bayangan
َ َ ُ َ َ
'Arsy Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ُ ُّ َّ َ ِّ ُ َّ ُّ ٌ
‫َس ْب َعة ُيُل ُه ْم الله في ظله َي ْو ٌَ َّل ظ َّل إَّل ظله‬

Tujuh golongan yang Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan teduhan kepada
mereka didalam teduhan-Nya pada hari dimana tidak ada teduhan kecuali teduhan
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬.

Kemudian beliau ‫ ﷺ‬menyebutkan 7 golongan:


1. Pemimpin yang adil yaitu seorang pemimpin yang meletakkan segala sesuatu pada
َ َ ُ َ َ ُ
tempatnya sesuai dengan syariat Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬.

81
2. Pemuda yang tumbuh dalam ketaatan dan ibadah kepada Allah. Yaitu tidak
menggunakan masa mudanya untuk berhura-hura atau mengikuti hawa nafsu seperti
kebanyakan pemuda.

3. Laki-laki yang hatinya bergantung dengan masjid, maksudnya sangat mencintai


masjid, diantaranya adalah menjaga sholat 5 waktu secara berjamaah bagi laki-laki.

َ َ ُ َ
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersatu karena Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan
berpisah karena Allah. Maksudnya bukan mencintai karena dunia atau karena kerabat
semata tetapi karena ketaatan saudaranya kepada Allah.

5. Laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan
kecantikan kemudian laki-laki tersebut berkata "aku takut kepada Allah", maksudnya
َ َ ُ َ َ ُ
dia meninggalkan perzinahan tersebut karena takut kepada Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬.

6. Seseorang yang bershadaqah kemudian menyembunyikan shadaqah tersebut


sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya. Maksudnya
dia menyembunyikan shadaqah tersebut sehingga jauh dari pandangan manusia dan
pendengaran mereka.

7. Seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendiri kemudian matanya


meneteskan air mata karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. (Hadits Shahih
Riwayat Al-Bukhari no. 620 dan Muslim no. 1712).

Tujuh golongan diatas bukanlah pembatasan, di dalam hadits yang lain, Rasululllah ‫ﷺ‬
bersabda :

‫من أنُر معسرا أو وضع عنه أظله الله في ظله‬

Barangsiapa yang memberikan tempo kepada orang yang kesusahan, (maksudnya


adalah seorang yang miskin yang kesulitan dalam membayar hutang) atau memaafkan
hutangnya (maksudnya sebagian atau seluruhnya) maka Allah akan memberikan ia
teduhan" (HR Muslim).

Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

Allah akan memberikan dia teduhan di bawah bayangan 'Arsy-Nya" (HR Tirmidzi dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu).

Di dalam hadits yang lain Beliau ‫ ﷺ‬bersabda :


ْ ُ ُ ُ ْ َ ُ َ َّ َ َ ْ ُّ ُ ُ ْ َ َ َّ َ ْ َ
‫س الله عنه ك ْـر َبة م ْن ك َـرب َي ْوٌ الق َي َامة‬ ‫ نـف‬، ‫س ع ْن ُمفم ٍن ك ْـر َبة م ْن ك َرب الدنيا‬ ‫من نـف‬

82
Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan dari orang mukmin di dunia, maka
Allah akan menghilangkan satu kesusahan baginya di hari kiamat (HR. Muslim).

Bertaubatlah dari segala dosa, perbanyaklah istighfar, manfaatkan waktu dan potensi
yang kita miliki untuk bisa mengamalkan amalan-amalan diatas dan perbanyaklah
َ َ ُ َ َ
menghilangkan kesusahan orang lain. Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memudahkan kita dan
menghilangkan kesusahan-kesusahan kita di hari kiamat.
----
Halaqah yang ke-34 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan
Orang-orang Yang Beriman dan Bertakwa di Hari Kiamat"

Secara umum, orang-orang yang beriman dan bertakwa mereka di hari tersebut akan
mendapatkan rasa aman, tidak takut dengan apa yang akan mereka hadapi di hari
kiamat. Dan mereka tidak bersedih yaitu dengan dunia yang telah mereka tinggalkan.
َ َ ُ َ َ
Rasa aman ini Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berikan sesuai dengan kadar keimanan dan ketakwaan
mereka.

Barang siapa yang sempurna iman dan juga takwanya, maka dia akan mendapatkan
rasa aman yang sempurna. Dan barang siapa yang kurang iman dan juga takwanya
ُ َ َ
maka akan berkurang pula rasa aman yang akan dia dapatkan. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ۡ ُّ ۡ ۡ ۡ َ َ ُ َّ ْ ُ َ ْ ُ َ ُ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ ۡ ۡ َ َ ٌ ۡ َ َ َّ َ ‫َ َ ٓ َّ َ ۡ َ ء‬
َ ‫) َّٱلذ‬٦٢( ‫ون‬
‫)ل ُه ُم ٱل ُبش َر َٰى فى ٱل َح َي َٰوة ٱلدن َيا‬٦٦( ‫ين َء َامنوا َوڪانوا َيتقون‬ ‫أَل إن أولياء ٱلله َّل خوف عليهم وَّل هم يحزن‬
ُ َ ۡ ُ ۡ َ ۡ َ ُ َ َ َّ َٰ َ َ َ َۡ َ َ َۡ َ
٦٩( ‫وفى ٱألخرة َّل تبديل لڪلم ت ٱلله ذٲلك هو ٱلفوز ٱلعُيم‬

"Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada ketakutan atas mereka dan mereka
tidak akan bersedih. Yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa. Bagi merekalah
kabar gembira di dunia dan juga di akhirat." (Yunus : 62-64)
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

َ َُ ُ َۡ َ َ َٓ ُ ۡ ُ َ َ ْ ٓ ُ ۡ َ ۡ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ
‫يم َٰ ن ُهم بُلم أ ْول َٰ ِٕٮك ل ُه ُم ٱأل ۡم ُن َوهم ُّم ۡهتدون‬ ‫ٱلذين ءامنوا ولم يلبسوا إ‬

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan


kedzaliman, yaitu dengan kesyirikan, merekalah orang-orang yang akan mendapatkan
keamanan dan merekalah orang-orang yang mendapatkan petunjuk." (Al-An'am : 82)
Yang demikian itu karena mereka selama di dunia takut kepada Allah dan takut adzab di
َ َ ُ َ َ
hari kiamat, maka Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memberikan rasa aman kepadanya di hari kiamat.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman menceritakan tentang ucapan orang-orang yang beriman

ً۬ ً۬ ۡ َ َّ َ ۡ َ َ َ ُ َّ َ َ ً۬ َ َ ً۬ َ َ ُ َ َ َّ
١١( ‫) ف َوق َٰٮ ُه ُم ٱلله ش َّر ذٲلك ٱل َي ۡوٌ َولق َٰٮ ُه ۡم نض َرة َو ُس ُرورا‬١٥( ‫إنا نخاف من َّ ِّربنا َي ۡو ًما ع ُبوسا ق ۡمط ِريرا‬

83
"Sesungguhnya kami takut dari Robb kami, pada hari di mana orang bermuka masam
َ َ َُ
penuh dengan kesulitan, maka Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menjaga mereka dari kesusahan pada
hari tersebut dan memberikan kepada mereka kecerahan wajah dan kegembiraan
hati." (Al-Insan : 10-11)
Umat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬akan memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh umat Nabi
yang lain.

Wajah, tangan dan kaki mereka akan berwarna putih bekas wudhu mereka di
dunia (HR. Bukhari dan Muslim).

Orang yang mengumandangkan adzan di dunia adalah orang yang paling panjang
lehernya di hari kiamat (HR. Muslim).

Ada yang mengatakan bahwa hikmahnya adalah kepalanya lebih jauh dari genangan
keringat dari pada yang lain.

Orang-orang yang berbuat adil ketika memberikan keputusan baik bagi dirinya,
keluarganya maupun orang-orang yang di bawah kekuasaannya, maka dia akan berada
di atas mimbar dari cahaya (HR. Muslim).
َ َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menjadikan kita termasuk orang-orang yang mewujudkan
iman dan juga takwa. Beriman artinya membenarkan dan mempercayai dengan hati.
Bertakwa artinya mengamalkan kepercayaan tersebut dan keyakinan tersebut.
----
Halaqah yang ke-35 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan
Orang Beriman Yang Berdosa Di Hari Kiamat"
Iman dan amal shaleh adalah sebab seseorang mendapatkan keamanan di hari kiamat.
Sebaliknya dosa-dosa dan maksiat bagi seorang mukmin akan menjadi sebab kesusahan
َ َ ُ َ َ
di hari kiamat. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُ ُ َ َ ْ ُ ْ َ
َ ‫مات ُه ْم‬
‫ساء ما َي ْحُ ُمون‬ َّ ‫آم ُنوا َو َعم ُلوا‬
‫الصالحات َسواء محياهم و م‬ َ ‫الس ِّيئات َأ ْن َن ْج َع َل ُه ْم َك َّال‬
َ ‫ذين‬ َّ ‫اج َت َر ُحوا‬ َ ‫َأ ٌْ َحس َُ َّال‬
ْ ‫ذين‬

"Apakah orang-orang yang melakukan dosa menyangka bahwasanya Kami akan


menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh?
Yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka
sangka tersebut." (Al-Jaatsiah : 21)
Orang yang tidak membayar zakat emas dan perak, maka akan diseterika dahi, lambung
dan punggung mereka dengan lempengan emas dan perak yang dipanaskan di Neraka
Jahanam. Orang yang memiliki Unta dan dia tidak membayar zakatnya, maka dia akan
ditelentangkan di tempat yang rata kemudian unta-unta tersebut akan menginjak-
injaknya dan menggigitnya. Orang yang memiliki sapi dan kambing kemudian dia tidak
membayar zakatnya, maka hewan-hewan tersebut akan menginjak-injaknya dan
84
menanduknya, demikian dilakukan terhadap mereka sampai hari keputusan (HR.
Muslim).

Orang-orang yang meminta kepada orang lain bukan dengan alasan yang dibenarkan
secara syariat, tapi hanya karena ingin memperbanyak hartanya maka akan datang
pada hari tersebut dalam keadaan wajah tidak berdaging.

َ َُ َ ‫ َح َّتى َي ْأت َي َي ْو ٌَ ْالق َي َامة َل ْي‬،‫اس‬


‫س ف ْي َو ْجهه ُم ْزعة ل ْحم‬
َّ ُ َ ْ َ ُ ُ َّ َ َ َ
َ ‫الن‬ ‫ما زال الرجل يسأل‬

Senantiasa seseorang meminta kepada manusia, sampai datang kepada hari kiamat
dalam keadaan tidak ada di wajahnya sepotong dagingpun (Hadits Shahih
Riwayat Bukhari dan Muslim).
Orang yang pernah melakukan ghulul yaitu mengambil sebagian harta rampasan perang
secara sembunyi-sembunyi, maka dia akan membawa harta tersebut pada hari kiamat.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ۡ َ ۡ ُۡ
‫َو َمن َيغل ۡل َيأت ب َما غ َّل َي ۡو ٌَ ٱلق َي َٰ َمة‬

"Dan barang siapa yang melakukan ghulul, maka dia akan membawa harta ghulul
tersebut pada hari kiamat." (Ali-Imran : 161)
Orang yang berkhianat di dunia, maka akan diberikan bendera di hari kiamat. Kemudian
dikatakan ini adalah pengkhianatan fulan bin fulan (HR. Muslim).

Sehingga manusia saat itu di Padang Mahsyar mengetahui bahwasanya dia adalah
seorang pengkhianat. Dan masuk dalam makna pengkhianatan adalah pengkhianatan
rakyat terhadap penguasa yang sah dan pengkhianatan penguasa terhadap rakyatnya,
dan juga pengkhianatan di dalam perjanjian dan lain-lain. Semakin besar pengkhianatan
seseorang, maka akan semakin tinggi benderanya.

Orang-orang yang sombong di dunia, maka akan dikumpulkan di Padang Mahsyar


sebesar semut-semut kecil dalam bentuk manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Akan dikumpulkan orang-orang yang sombong di hari kiamat sebesar semut-semut
kecil berbentuk manusia, mereka diselimuti kehinaan dari semua arah (Hadits Hasan
Riwayat Tirmidzi).
Orang yang meludah ke arah kiblat, maka ludahnya akan berada di antara dua
matanya (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud).

Demikianlah keadaan sebagian orang-orang yang beriman yang berdosa di Padang


Mahsyar. Dan barang siapa yang menutup aib seorang muslim di dunia, maka
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan menutup aibnya di hari kiamat. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ْ ُ َّ َ َ
‫َو َم ْن َست َر ُم ْسل ًما َست َر ُه الله َي ْو ٌَ الق َي َامة‬

85
Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim maka Alloh Subhanahu wa Ta'ala
akan menutup aibnya di hari kiamat (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
-----
Halaqah yang ke-36 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Asy-
Syafa'atul Udzma (Syafaat Yang Paling Besar)"
Asy-Syafa'atul Udzma adalah syafaat yang dilakukan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk para
penduduk Padang Mahsyar. Yang isinya adalah permintaan kepada Allah Subhanahu wa
َ َ ُ َ َ
Ta'ala, supaya Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menyegerakan hari keputusan. Dinamakan Asy-
Syafa'atul Udzma atau syafaat yang paling besar karena syafaat ini diperuntukkan bagi
seluruh manusia, yang mukmin maupun yang kafir.

Ketika sudah memuncak kesusahan di Padang Mahsyar, terik matahari, keringat yang
menggenang, waktu yang sangat lama dalam keadaan takut yang sangat menunggu hari
keputusan, maka manusia ingin disegerakan hari keputusan tersebut. Mereka
mendatangi orang-orang yang memiliki kedudukan mulia. Supaya memohon kepada
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬agar menyegerakan hari keputusan. Dan membebaskan mereka dari
kesusahan yang berkepanjangan di Padang Mahsyar.

Pertama-tama, mereka mendatangi Nabi Adam 'Alaihissalam bapak mereka, manusia


yang pertama. Namun beliau enggan, meminta uzur dan merasa tidak berhak, karena
َ َ ُ َ َ
beliau 'Alaihissalam pernah memaksiati Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dengan memakan sesuatu
yang dilarang. Kemudian Nabi Adam 'Alaihissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi
Nuh, Rasul yang pertama yang diutus kepada manusia.

Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak karena pernah meminta kepada Allah
sesuatu yang tidak dibenarkan. Kemudian Nabi Nuh menyuruh manusia mendatangi
Nabi Ibrahim 'Alaihissalam, Kekasih Allah. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak,
karena merasa pernah berdusta. Kemudian Nabi Ibrahim 'Alaihissalam menyuruh
manusia mendatangi Nabi Musa 'Alaihissalam, seorang Nabi yang pernah diajak bicara
oleh Allah.

Namun beliau enggan dan merasa tidak berhak karena pernah membunuh manusia
َ َ ُ َ َ ُ
tanpa diperintah oleh Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬. Nabi Musa menyuruh manusia mendatangi
Nabi Isa 'Alaihissalam. Beliau juga enggan dan merasa tidak berhak, akhirnya Nabi 'Isa
'Alaihissalam menyuruh manusia mendatangi Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Kemudian mereka
mengatakan,

َ َ ََ َ َ ََ َ ْ َّ َ َ َ َْ َّ َ َ َ َ ُ َّ َ َ ْ َ ْ َ َ َّ ُ ُ َ َ ْ َ ُ َّ َ ُ َ
‫ اشف ْع لنا إلى َ ِّربك أَّل ت َرى َما ن ْح ُن فيه‬،‫ول الله َوخات ُم األنب َياء َوغف َر الله لك َما تقد ٌَ م ْن ذنبك َو َما تأخ َر‬‫يا محمد أنت رس‬
َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ََ
‫أَّل ترى ما قد بلغنا‬

ُ َ
Wahai Muhammad, engkau adalah Rasulullah, penutup para Nabi, Allah ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang. Lakukanlah

86
syafa'at, mintalah kepada Rabb-mu untuk kami. Bukankah kamu telah melihat
bagaimana keadaan kami? Bukankah kamu melihat kesusahan kami?
َ َ ُ َ
Maka Beliau ‫ ﷺ‬menuju bawah 'Arsy Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan bersujud kepada Allah,
َ َ ُ َ
kemudian Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian kepada Allah
yang belum pernah diajarkan sebelumnya kepada seorangpun. Kemudian dikatakan
kepada Beliau ‫ﷺ‬,
ْ َ َ َ َّ َ ُ َ ْ ْ َ ُ َ ْ َ ُ
‫ فأ ْرف ُع َرأسي‬،‫َيا ُم َح َّمد ْارف ْع َرأ َسك َس ْل ت ْعطه اشف ْع تشف ْع‬

Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu, mintalah maka kamu akan diberi, lakukanlah
syafaat, maka kamu akan dikabulkan syafaatmu (HR. Bukhari dan Muslim).
Inilah yang dimaksud dengan Maqomun Mahmud, yaitu kedudukan yang dipuji. Di
mana beliau ‫ ﷺ‬akan dipuji oleh seluruh manusia yang telah Allah Subhanahu wa Ta'ala
janjikan untuk beliau ‫ ﷺ‬sebagaimana di dalam Al-Quran

ً۬ ً۬ َ َ َ َ َ َ
‫ع َس َٰٓى أن َي ۡب َعثك َرُّبك َمقاما َّم ۡح ُمودا‬....

"....Semoga Rabb-mu membangkitkan dirimu pada kedudukan yang dipuji. (Al-Isra : 79)
-----
Halaqah yang ke-37 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "
Datangnya Allah Untuk Memberi Keputusan "

Setelah Nabi ‫ ﷺ‬diizinkan untuk memberikan syafa'at dan diterima syafa'atnya oleh
َ َ ُ َ َ
Allah, maka Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan datang untuk memberi keputusan bagi penduduk
Mahsyar. Dan menghisab amalan-amalan mereka. Allah datang dengan cara yang sesuai
َ َ ُ َ َ
dengan keagungan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬. Tidak mengetahui bagaimananya kecuali Allah.
Kewajiban kita adalah Beriman bahwasanya Allah akan datang, tidak boleh kita ingkari,
َ َ ُ َ َ
tidak boleh kita serupakan datangnya Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dengan datangnya makhluk.
Dan tidak boleh kita takwil dengan mengatakan bahwasanya yang datang adalah
perintah-Nya atau urusan-Nya atau Adzab-Nya.

Langit akan pecah dengan awan putih, wallahu a'lam dengan hakikatnya. Akan
ُ َ َ
diturunkan para Malaikat dan mereka akan datang dengan bershaf-shaf. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ً۬ ً۬ ُ َ ۡ َ ‫ء‬
‫َو َجا َء َرُّبك َوٱل َملك َصفا َصفا‬

"Dan datanglah Rabb-Mu dan para Malaikat bershaf-shaf." (Al-Fajr : 22)


َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬juga berfirman
َ ُ َ َٰٓ َ َ ۡ َ ِّ ُ َ َٰ َ َ ۡ ُ ‫َ َ ۡ َ َ َ َّ ُ َّ َ ء‬
‫نزيل‬
ِ ‫ويوٌ تشقق ٱلسماء بٱلغم م ونزل ٱلمل ِٕٮكة ت‬

87
"Dan hari di mana langit akan pecah dengan awan putih dan diturunkan para
Malaikat." (Al-Furqan : 25)
Ketika Allah datang, bersinarlah Bumi dengan cahaya Allah dan didatangkan para Nabi
dan para Malaikat pencatat amal yang baik maupun yang jelek, yang mereka akan
dijadikan saksi.

َ َ ۡ َ ُ ِّ ۡ َ ُ ‫ُّ َ ء‬ َّ ْ ُ َٰ ‫ض ب ُنور َ ِّرب َہا َو ُوض َع ۡٱلو َت‬ َۡ َ َۡ


‫ُ َوجا ٓى َء بٱلنب ِّي ۧ َن َوٱلش َہداء َوقض َى َب ۡين ُہم بٱل َحق َوه ۡم َّل ُيُل ُمون‬ ِ
ُ ‫ٱأل ۡر‬ ‫َوأش َرقت‬

"Dan Bumi akan menjadi terang dengan cahaya Rabb-Nya dan diletakkan kitab-kitab
dan didatangkan para Nabi dan juga para syuhada', yaitu para Malaikat dan akan
diputuskan di antara mereka dengan haq dan mereka tidak akan didzolimi." (Az-Zumar
: 69)
Allah akan melipat langit,

ُُ ۡ َ َ ‫َّ َ ء‬
ِّ ‫ڪ َط ِّى‬ َۡ
ُ‫ٱلسج ِّل للڪت‬ ‫َي ۡو ٌَ نط ِوى ٱلسماء‬

"Hari di mana kami akan menggulung langit, seperti menggulung lembaran-lembaran


kertas." (Al-Anbiya : 104)
Allah akan menggenggam Bumi dan melipat langit dengan tangan-Nya kemudian
berkata, Aku adalah Raja, di mana raja-raja Bumi? (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan
juga Muslim)

Suara Allah didengar penduduk Mahsyar yang jauh maupun yang dekat sebagaimana di
َ َ ُ َ َ
dalam Shahih Bukhari. Dialah Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

ِّ ۡ َ َٰ َ
‫ين‬
ِ ‫م لك يوٌ ٱلد‬

Yaitu Raja yang menguasai hari pembalasan.


----
Halaqah yang ke-38 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan
Manusia Ketika Datangnya Allah "

َ َ
Kedatangan Allah ‫ ت َﻌﺎﻟى‬di hari tersebut adalah kejadian yang sangat besar bagi semua
َ َ
makhluk. Allah ‫ ت َﻌﺎﻟى‬yg telah menciptakan mereka supaya beribadah kepada-Nya
semata, mengutus para Rasul supaya ditaati, menurunkan kitab supaya diamalkan,
memberikan kenikmatan supaya digunakan dengan baik, akan datang untuk
menanyakan itu semua dan menghitung amalan-amalan mereka.

Semua manusia merasa takut atas apa yang mereka lakukan di dunia, orang yang kafir
َ َ
akan takut atas kekafirannya kepada Allah ‫ ت َﻌﺎﻟى‬dan orang yang beriman akan takut atas
kemaksiatannya kepada Allah Ta'ala dan amalannya yang penuh dengan kekurangan.
Dan akan didatangkan jahannam yg akan semakin menambah rasa takut manusia.

88
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫يفتي بجهنم يومئذ لها سبعون ألف زماٌ مع كل زماٌ سبعون ألف ملك يجرونها‬
Akan didatangkan Jahannam pada hari tersebut. Jahannam tersebut memiliki 70.000
tali pengikat. Pada setiap tali pengikat ada 70.000 malaikat yg akan menyeretnya (HR.
Muslim).

َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َّ َ ً۬ ً۬ ًًّّ۬ َ ًًّّ۬ َ َۡ
َ ‫ڪ ُر ۡٱإل‬
‫نس َٰ ُن َوأن َٰى‬
َّ َ َ َ ً۬ َ ۡ َ َ َّ َ َ ْ ُ َ ۡ َ ‫ء‬
‫) َوجا ٓى َء َي ۡو َم ِٕٮ ِۭذ بجهنم يوم ِٕٮذ يتذ‬٢٢( ‫) َو َجا َء َرُّبك َوٱل َملك َصفا َصفا‬٢١( ‫ض دكا دكا‬ ُ ‫ٱأل ۡر‬ َّ ُ َ ٓ َّ َ
‫كل إذا دكت‬
َ ُ َّ َ َ َ ُ ُ َ ۡ ِّ ُ َ
‫) ف‬٢٩( ‫ول َي َٰ ل ۡيتنى قد ۡمت ل َح َياتى‬ ‫) يق‬٢٦( ‫له ٱلذك َر َٰى‬

"Sekali-kali tidak, apabila bumi digoncangkan dengan segoncang-goncangnya dan


datang Rabbmu dan malaikat dengan berbaris dan didatangkan pada hari tersebut
jahannam. Pada hari tersebut manusia akan sadar dan apa manfaat kesadaran pada hari
tersebut, dia mengatakan "Seandainya aku beramal untuk kehidupanku ini". (Al-Fajr :
21-24)

Dan akan dipisahkan antara orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir.
Allah Ta'ala berfirman

َ ُ َ َ ً۬ ُ َ َّ ُ ُ َ َ ۡ َ َ
‫ٱلساعة َي ۡو َم ِٕٮذ َيتف َّرقون‬ ٌ‫ويوٌ تقو‬

"Dan ketika datang hari kiamat pada hari tersebut mereka akan saling berpisah." (Ar-
Rum : 14)
ُ َ َ
Masing-masing umat akan duduk di atas lututnya karena rasa takut kepada Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬
َ َ َ َ ُ َ َ
‫ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬pada hari tersebut. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

َ ُ َ ُ ُ َ ُ ۡ َ َ َ ۡ ُ ً۬ ُ ُ ً۬ ً۬ ُ ُ َ
‫َوت َر َٰى ك َّل أ َّمة َجاث َية ك ُّل أ َّمة تدع َٰٓى إل َٰى كت َٰ ب َہا ٱل َي ۡو ٌَ ت ۡج َز ۡون َما كنت ۡم ت ۡع َملون‬

"Dan kamu akan melihat setiap umat akan duduk di atas lututnya dengan gelisah. Setiap
umat akan dipanggil kepada kitab amalannya dan dikatakan kepada mereka hari ini
akan dibalas amalan kalian." (Al-Jatsiyah : 28)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ٌ ُ ُ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َّ
‫إن الله ت َب َارك َوت َعالى إذا كان َي ْو ٌُ الق َي َامة َين ِز ُل إلى الع َباد ل َيقض َي َب ْين ُه ْم َوك ُّل أ َّمة َجاث َية‬
Sesungguhnya Allah tabaraka wa ta'ala apabila datang hari kiamat, akan turun kepada
hamba-hamba untuk memutuskan di antara mereka dan masing-masing umat akan
duduk diatas lututnya dengan gelisah (HR. Tirmidzi).
-----------
Halaqah yang ke-39 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah adalah tentang
"Keadilan Allah Subhanahu Wa Ta'ala Ketika Hisab Bagian yang pertama "

89
َ َ ُ َ َ
Yang dimaksud dengan hisab adalah perhitungan Allah ‫َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬ ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬terhadap amalan
para hamba di dunia. Hisab Allah adalah hisab yang sangat sempurna keadilannya.
َ َ ُ َ َ
Tidak ada kedzaliman sedikitpun. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ َ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ َ َّ َّ
‫ال ذ َّرة‬‫إن ٱلله َّل يُلم مثق‬

"Sesungguhnya Allah tidak akan mendzalimi meskipun sebesar Zarrah sekalipun." (An-
Nisa : 40)
Dan yang dimaksud dengan Zarrah adalah bagian yang paling kecil dari sebuah benda
atau yang dinamakan dengan atom. Bahkan rahmat dan kelebihan karunia serta
anugerah yang Allah berikan kepada para hamba adalah sangat banyak. Seandainya
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬mengadzab semua mahluk, maka bukanlah hal itu sebuah
َ َ ُ َ َ
kedzaliman. Dan seandainya Allah merahmati, niscaya rahmat Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬lebih
baik dari pada amalan mereka (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah).

َ َ ُ َ َ
Yang demikian karena Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬adalah Pencipta mereka, Raja yang memiliki
kerajaan, semua mahluk adalah milik-Nya dan dalam kerajaan-Nya. Dan Dia melakukan
apa saja yang Dia kehendaki di dalam Kerajaan-Nya. Di antara yang menunjukkan
َ َ ُ َ َ
Keadilan Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
Pertama,
َ َ ُ َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬telah memfitrahkan di dalam hati semua manusia bahwa Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬
َ َ
‫ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬adalah Rabb mereka dan mereka mengakui bahkan sebelum mereka dilahirkan.
Lihat Surat Al-A'raf : 172.
Kedua,
َ َ ُ َ َ ُ ُ َ َ
diantara hal yang menunjukkan keadilan Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬, Bahwasanya Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬telah mengutus para Rasul, para Utusan kepada manusia yang telah mengingatkan
mereka dengan fitrah ini. Dan mengajak mereka untuk beriman kepada hari akhir.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ َ ُ َّ َ َ ُّ ‫ٱلله ُح َّج ُ ُۢة َب ۡع َد‬


َّ َ َ َّ َ ُ َ َّ َ َ ً۬ ُ ُّ
َ ‫ل ُّم َب ِّشر‬
‫ٱلر ُسل َوكان ٱلله ع ِز ًيزا َحكيما‬ ‫اس على‬
ِ ‫لن‬ ‫ل‬ ‫ون‬‫و‬ ‫ي‬ ‫َل‬‫ئ‬ ‫ل‬ ‫ين‬
‫ر‬ ِ ‫نذ‬ ُ ‫ين َو‬
‫م‬ ِ ‫رس‬

"Para Rasul yang datang untuk memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan
َ َ ُ َ
supaya tidak ada hujjah bagi manusia atas Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬setelah kedatangan para
َ َ ُ َ
Rasul. Dan sesungguhnya Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬adalah Zat Yang Maha Perkasa dan Maha
Bijaksana." (An-Nisa : 165)
َ َ ُ َ َ ُ ُ َ َ
3. diantara hal yang menunjukkan keadilan Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬, Bahwasanya Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬
َ َ
‫ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬telah menugaskan para Malaikat untuk mencatat seluruh amalan manusia.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

90
َ ُ َۡ َ َ َ ‫) ك َر ً۬اما َك َٰ تب‬١٥( ‫ين‬
١٢( ‫) َي ۡعل ُمون َما تف َعلون‬١١( ‫ين‬ َ ُ‫َوإ َّن َع َل ۡي ُك ۡم َل َح َٰ ف‬

"Dan sesungguhnya pada diri kalian ada Malaikat-Malaikat yang menjaga atau
mengawasi yang mereka mulia, dan menulis, mengetahui apa yang kalian
kerjakan." (Al-Infithar : 10-12)
----------
Halaqah yang ke-40 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang " Keadilan
Allah Ketika Hisab Bagian yang ke 2"

َ َ ُ َ َ
Di antara keadilan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬ketika hisab,

Yang keempat,

bahwasanya kebaikan dan kejelekan sekecil apapun yang disembunyikan di dalam hati
َ َ ُ َ َ ُ
maupun yang dinampakkan akan didatangkan oleh Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬. Tidak ada
manusia yang di dzolimi karena kebaikan yang terlupakan atau karena kejelekan yang
َ َ ُ َ َ
tidak dia lakukan. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ً۬ َ ً۬ َ َ َ ۡ ۡ َ ۡ َ َ َ ً۬ َ َ َ َ ۡ ۡ َ ۡ َ َ َ
٨( ‫ال ذ َّرة شرا َي َر ُه ۥ‬ ‫) ومن يعمل مثق‬٧(‫ال ذ َّرة خ ۡيرا َي َر ُه ۥ‬‫فمن يعمل مثق‬

Maka barang siapa yang mengamalkan kebaikan seberat atom sekalipun dia akan
melihatnya. Dan barang siapa yang mengamalkan sebuah kejelekan seberat atom
sekalipun akan melihatnya. (Az-Zalzalah : 7-8)
Yang kelima,

َ َ ُ َ َ
Di antara keadilan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬ketika hisab, bahwasanya seseorang tidak akan
َ َ ُ َ َ
memikul dosa orang lain. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ۡ ُ ۡ ًٌ۬ َ َ
‫َوَّل ت ِز ُر َو ِاز َرة ِوز َر أخ َر َٰى‬

"Dan sebuah jiwa tidak akan menanggung dosa jiwa yang lain." (Al-An'am : 164)
Kecuali apabila seseorang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa
orang yang mengikutinya dalam kesesatan orang tersebut. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ً َ َ َ َ ُ َُْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َ ََ َ َ َ َ
‫ص ذلك م ْن آثامه ْم ش ْيئا‬ ‫َو َم ْن دعا إلى ضللة كان عل ْيه من اإلثم مثل آثاٌ من تبعه َل ينق‬

Barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa orang yang
mengikutinya. Tidak berkurang dari dosa mereka sedikitpun (HR. Muslim).
Yang keenam,
َ َ ُ َ َ ُ
Di antara keadilan Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬, masing-masing kita akan dipersilahkan melihat
َ ََ َ ُ َ َ ْ ُ
sendiri isi kitabnya. Allah ‫ ﺳبحﺎﻧﻪ ﻭ تﻌﺎﻟى‬berfirman

91
ً۬ َ ََ ۡ َ َۡ َ َ َ َ ۡ ۡ ُ َ ُ َٰ َ ۡ َ ً۬ َٰ َ ۡ ُ َ ۡ ُ
ٌَّ )١٩( ‫) ٱق َرأ كت َٰ َبك كف َٰى بنفسك ٱل َي ۡو ٌَ عل ۡيك َحسيبا‬١٦( ‫ورا‬
ً ‫نش‬‫َونخ ِر ُج له ۥ َي ۡو ٌَ ٱلق َي َٰ َمة ڪت با يلقٮه م‬

"Dan Kami akan keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab dalam keadaan
terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu pada hari ini yang menghisab dirimu
sendiri." (Al-Isra' : 13-14)
Yang ketujuh,

َ َ ُ َ َ ُ َ َ ُ َ َ
Di antara keadilan Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan mendatangkan para saksi
supaya tidak ada alasan bagi manusia. Didatangkan para Rasul yang akan bersaksi atas
َ َ ُ َ َ
umatnya, bahwasanya mereka sudah menyampaikan. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ َ ٓ َ ُ ٓ َ َ َ َ َ ۡ ً۬ َ ُ ُ َۡ َ َ ۡ َ َ
‫ف إذا جئنا من ك ِّل أ َّم ِۭة بشهيد َوجئنا بك عل َٰى ه َٰ فَلء شہيدا‬ ‫فوي‬

"Maka bagaimana jika Kami datangkan seorang saksi dari setiap umat dan Kami akan
datangkan dirimu sebagai saksi atas mereka." ( An-Nisa : 41)
َ َ ُ َ َ
Malaikat akan menjadi saksi. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ًٌ۬ َ ًٌ۬ ‫ء‬ ً۬ ‫َو َج ءا َء ۡت ُك ُّل َن ۡف‬


‫س َّم َع َها َسا ِٕٮق َوشہيد‬ ٍ

"Dan akan datang setiap jiwa bersamanya para Malaikat yang menuntun dan Malaikat
yang menjadi saksi." (Surat Qaaf : 21)
ُ َ َ
Bahkan anggota badan manusia akan menjadi saksi di hari kiamat. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ۡ ْ ُ َ ُ َ ُ ۡ َ َ ‫ُ َ ِّ َ ء‬ َۡ ََ ۡ َ ۡ
‫ٱل َي ۡو ٌَ نخت ُم عل َٰٓى أف َوٲهه ۡم َوتكل ُمنا أ ۡيديہ ۡم َوتش َہد أ ۡر ُجل ُهم ب َما كانوا َيوس ُبون‬

"Pada hari ini akan Kami tutup mulut-mulut mereka dan tangan-tangan mereka akan
berbicara dengan Kami. Dan kaki-kaki mereka akan menjadi saksi atas apa yang telah
mereka lakukan" (Yaasin : 65)
-------
Halaqah yang ke-41 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi'ah (dosa) Bagian
yang pertama"

Seorang yang beriman kepada hari akhir dan beriman bahwasanya kelak akan dihisab
َ َ ُ َ َ
maka hendaklah dia memohon rahmat dari Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬kemudian mengambil
sebab supaya memiliki Al-Hasanah sebanyak mungkin dan menghilangkan dosa sebisa
mungkin.

92
Di antara caranya :

Yang pertama adalah menjaga tauhid yang merupakan hasanah atau kebaikan yang
paling besar. Dan merupakan pondasi bagi hasanah yang lain. Dan merupakan sebab
diampuninya dosa seseorang.

Yang kedua, mencari amalan yang paling afdhal. Yang apabila dilakukan maka dia akan
mendapatkan hasanah yang banyak. Yang demikian karena kita sangat butuh dengan
hasanah yang banyak, sementara waktu untuk mendapatkannya adalah sangat terbatas.

Amalan yang paling afdhal setelah rukun islam dan kewajiban-kewajiban agama yang
lain, adalah tiga amalan yaitu menuntut Ilmu Agama, Jihad Fii Sabilillah dan Dzikrullah
yang dilakukan dengan khusyu' di sebagian besar waktunya.
Amalan yang wajib lebih afdhal dan lebih besar pahalanya dari pada amalan sunnah.
Amalan yang wajib 'ain yaitu yang wajib atas semuanya lebih afdhal dari pada amalan
yang wajib kifayah yang apabila dilakukan oleh sebagian maka gugur atas yang lain.
Kewajiban yang berkaitan dengan hak Allah lebih afdhal dari pada kewajiban yang
berkaitan dengan hak makhluk.
Amalan yang lebih afdhal adalah amalan yang dilakukan dengan lebih ikhlas dan lebih
mengikuti sunnah Rasulullah ‫ﷺ‬
Amalan sedikit yang mudah dikerjakan tanpa memberatkan diri dan dilakukan secara
terus-menerus, lebih afdhal dari pada amalan yang banyak tapi terputus.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
َ َ ُ َ
Amalan Yang paling dicintai Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬adalah yang paling dilakukan terus-
menerus meskipun sedikit (HR. Bukhari dan Muslim).
Terkadang sebuah amalan afdhal bagi sebagian, namun belum tentu afdhal bagi yang
lain.
Amalan yang manfaatnya sampai kepada orang lain lebih afdhal dari pada amalan yang
manfaatnya hanya untuk diri-sendiri. Contohnya seperti shadaqah dan dakwah fii
sabilillah.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala orang
yang mengikutinya. Tidak dikurangi dari pahala mereka sedikitpun (Hadits Shahih
Riwayat Muslim).
Amalan yang dikerjakan di waktu yang mulia lebih afdhal. Seperti amalan yang
dikerjakan di Bulan Ramadhan dan amalan yang dikerjakan pada sepuluh hari yang
pertama di Bulan Dzulhijjah.
Sebagian amalan lebih afdhal dikerjakan di tempat mulia tertentu. Seperti sholat di
Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsa.
-----
Halaqah yang ke-42 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi'ah (dosa) Bagian
yang ke 2"

93
Di antara cara memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi'ah (dosa)

Yang ketiga

memanfaatkan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada kita semaksimal


mungkin. Seperti kenikmatan ilmu agama, kesehatan, waktu luang, harta benda, anggota
badan yang lengkap dan sehat, jabatan, kenikmatan teknologi, kecerdasan, kenikmatan
ُ َ َ
berbicara dan lain-lain. Menggunakan kenikmatan tersebut di jalan Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ ُ َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬dengan niat yang benar, yaitu untuk mencari pahala Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,

Dua nikmat yang banyak manusia yang rugi di dalamnya, kesehatan dan waktu
luang (Hadits Shahih Riwayat Bukhari).
Dalam hadits yang lain Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan yang artinya,
Sesungguhnya orang-orang kaya, mereka adalah orang yang sedikit hasanahnya pada
hari kiamat. Kecuali orang yang Allah berikan kekayaan kemudian bershadaqah kepada
yang ada di kanannya, kirinya, depan dan belakangnya dan beramal dengan kekayaan
tersebut, amalan yang baik (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Yang keempat

َ َ ُ َ َ
adalah dengan memperbaiki amalan supaya diterima di sisi Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Karena
َ َ ُ َ َ
amalan bisa menjadi hasanah bagi seseorang bila diterima di sisi Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Dan
syarat diterimanya amalan ada dua yaitu ikhlas dan sesuai dengan sunnah Rasulullah ‫ﷺ‬

Yang kelima

adalah bertaubat dari dosa, yang diiringi dengan iman dan amal shaleh. Karena barang
siapa yang melakukan yang demikian itu, maka dosanya akan diganti dengan hasanah.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ت َﻌﺎﻟى‬ ‫َﻭ‬ ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬menyebutkan bahwasanya

َ َ ُ َ
orang yang menyekutukan Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬membunuh jiwa tanpa hak, berzina, maka
mereka akan mendapatkan azab yang pedih di hari kiamat. Kecuali apabila dia
َ َ ُ َ
bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan
mengganti dosa-dosa mereka menjadi sebuah kebaikan (Al-Furqan : 68-70).

Yang keenam

memperbanyak istighfar setiap melakukan dosa atau kurang bersyukur atas nikmat,
ُ َ َ
atau kurang dalam melakukan kewajiban atau lalai dari mengingat Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

94
َ َ ْ َ َ ُ
‫ط ْو َبى ل َم ْن َو َجد ف ْي َصح ْيفته ا ْستغف ًاراكث ْي ًرا‬

Thuuba bagi orang yang menemukan di dalam kitabnya istighfar yang banyak (Hadits
Shahih Riwayat Ibnu Majah).
Thuuba ada yang mengatakan maknanya adalah surga, ada juga yang mengatakan
maknanya adalah nama pohon di surga.

Yang ketujuh

tidak melakukan amalan yang mengurangi pahalanya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang


artinya,
Aku mengetahui ada sebagian umatku yang akan datang pada hari kiamat dengan
ُ َ
membawa hasanah sebesar gunung-gunung thihamah. Maka Allah ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬menjadikan hasanah tersebut seperti debu yang beterbangan. Maka salah seorang
sahabat bertanya kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬tentang sifat mereka, Maka
Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya mereka adalah saudara-saudara kita. Sholat
malam sebagaimana kita sholat malam, akan tetapi mereka apabila dalam keadaan
sendiri dengan sesuatu yang diharamkan, mereka pun melanggarnya (Hadits Shahih
Riwayat Ibnu Majah).
=====
Halaqah yang ke-43 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Memperbanyak Al-Hasanah (kebaikan) dan Menghilangkan As-Sayyi'ah (dosa) Bagian
yang ke 3"

Di antara cara untuk memperbanyak Al-Hasanah dan menghilangkan As-Sayyi'ah

Yang kedelapan

adalah bersabar atas musibah dan ujian. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ٌَ َ ََ َ َ ْ َّ َ َ ْ ْ ْ ْ َ ْ ُ ََ َ
‫ال ال َبل ُء بال ُمفم ِن َوال ُمفمنة في َج َسده َو َماله َو َولده َحتى َيلقى الله َو َما عل ْيه خط ْيئة‬
‫ما يز‬

Senantiasa ujian menimpa seorang mu'min dan mu'minah, di dalam dirinya, anaknya
َ َ ُ َ
dan juga hartanya sampai dia bertemu Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan dia tidak memiliki
dosa (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).
Di dalam hadits yang lain, beliau ‫ ﷺ‬mengatakan yang artinya,
Ketika orang-orang yang terkena musibah di dunia mendapatkan pahala pada hari
kiamat, maka ahlul 'afiah (orang-orang yang tidak banyak terkena musibah) akan
berkeinginan seandainya kulit-kulit mereka digunting di dunia (Hadits Hasan Riwayat
Tirmidzi).
Yang demikian karena mereka melihat besarnya pahala orang-orang yang bersabar,
َ َ ُ َ َ
sebagaimana firman Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

95
ً۬ ‫ون َأ ۡج َر ُهم ب َغ ۡير ح َس‬
‫اب‬
َ ُ َٰ َّ َّ َّ
‫إن َما ُي َوفى ٱلص بر‬
ِ

"Sesungguhnya akan disempurnakan pahala orang-orang yang bersabar tanpa


batas" (Az-Zumar : 10)
Yang kesembilan

adalah beramal shaleh secara umum berdasarkan dalil-dalil yang shahih, seperti
membaca Al-Quran, berpuasa dan lain-lain. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah yaitu Al-Quran, maka setiap
huruf dia akan mendapatkan satu hasanah. Dan satu hasanah akan dilipatgandakan
menjadi sepuluh hasanah (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).
Di dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya setiap amalan anak Adam, satu hasanah
akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hasanah sampai tujuh ratus. Kecuali puasa,
َ َ ُ َ
karena sesungguhnya puasa adalah untuk Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan Dia-lah yang akan
membalasnya (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).

Mintalah senantiasa kepada Allah pertolongan di dalam beramal, beramallah sebaik


mungkin dan mohonlah kepada Allah supaya diterima. Dan ketahuilah bahwasanya
amal kita hanyalah sebab dan bukan pengganti kenikmatan surga dan keselamatan dari
neraka. Seandainya seseorang beramal semaksimal mungkin, sebaik-baiknya selama
hidupnya, niscaya tidak cukup untuk membalas kenikmatan Allah di dunia. Maka
bagaimana dengan kenikmatan akhirat. Rahmat atau kasih sayang dan anugerah Allah-
lah yang lebih kita harapkan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Amalan seseorang tidaklah memasukkan dia ke dalam surga. Para sahabat berkata,
"Tidak juga engkau yaa Rasulullah?" Beliau ‫ ﷺ‬menjawab, "Tidak juga saya, kecuali
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬melimpahkan kepadaku anugerah dan rahmatnya (Hadits Shahih
Riwayat Bukhari dan Muslim).
====
Halaqah yang ke-44 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Pertanyaan Ketika Hisab Bagian yang Pertama"
َ َ ُ َ َ
Ketika hisab, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan berbicara dengan para hamba dengan cara yang
sesuai dengan keagungan Allah. Allah akan bertanya tentang apa yang sudah mereka
lakukan di dunia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Tidaklah di antara kalian kecuali Rabbnya akan berbicara kepadanya. Tidak ada antara
dia dengan Allah penerjemah. Dia akan melihat di sebelah kanannya, maka dia tidak
melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan melihat sebelah kirinya, maka dia
tidak melihat kecuali amalan yang sudah ia lakukan. Dan akan melihat depannya, maka
dia tidak melihat kecuali neraka berada di depannya. Maka jagalah diri kalian dari

96
neraka meskipun dengan separuh buah kurma (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan
Muslim).
َ َ ُ َ َ
Adapun hadits yang berisi bahwasanya ada tiga golongan yang Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬tidak
akan berbicara dengan mereka pada hari kiamat. Orang yang mengungkit-ungkit
pemberian, Orang yang menjual barang dengan sumpah palsu, Orang yang musbil yaitu
memanjangkan pakaian di bawah mata kaki, yaitu bagi laki-laki (Hadits Shahih Riwayat
Muslim).

Maka yang dimaksud dalam hadits ini seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama
َ َ ُ َ َ
bahwasanya Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬tidak akan berbicara dengan mereka dalam keadaan
َ َ ُ َ َ
ridha. Tapi Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan berbicara kepada mereka dalam keadaan marah.

Di antara hal yang ditanyakan di hari kiamat,

Yang Pertama

َ َ ُ َ َ ُ َ َ ُ َ َ
adalah tentang tauhid kita kepada Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ‫ين ُأ ۡرس َل إ َل ۡيه ۡم َو َل َن ۡس َٔ َل َّن ۡٱل ُم ۡر َسل‬


‫ين‬ َ ‫َف َل َن ۡس َٔ َل َّن َّٱلذ‬

"Maka sungguh kami akan tanya umat yang telah diutus kepada mereka para Rasul. Dan
sungguh kami akan tanya para Rasul." (Al-A'raf : 6)
Kita akan ditanya, bagaimana kita akan menjawab ajakan Rasul dan ajakan Rasul yang
paling besar adalah Tauhid. Di antara hal yang akan ditanyakan pada hari kiamat adalah
َ َ ُ َ َ
kenikmatan yang Allah berikan kepada kita di dunia. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
َّ َ ُ َُ ُ
‫ث َّم لت ۡس َٔ ل َّن َي ۡو َم ِٕٮذ ع ِن ٱلنعيم‬

"Kemudian sungguh-sungguh kalian akan ditanya pada hari itu, tentang


kenikmatan" (At-Takatsur : 8)
Di antara kenikmatan tersebut adalah kenikmatan makanan dan minuman
bagaimanapun sederhananya di pandangan manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang
artinya,
Sesungguhnya pertanyaan pertama yang akan ditanyakan kepada seorang hamba pada
hari kiamat tentang kenikmatan adalah akan ditanyakan kepadanya, "Bukankan Kami
telah menyehatkan badanmu dan memberimu air yang dingin?" (Hadits Shahih Riwayat
Tirmdzi).
Di dalam hadits yang lain Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Tidak akan bergerak kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat, sampai ditanya
tentang umurnya untuk apa dia gunakan, dan ditanya tentang ilmunya apa yang telah
dia amalkan, dan akan ditanya tentang hartanya dari mana dia dapatkan dan dalam
perkara apa dia gunakan. Dan akan ditanya tentang anggota badannya untuk apa dia
gunakan (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).

97
Orang yang mensyukuri nikmat tersebut, dialah yang akan selamat. Mensyukuri dengan
hati, lisan maupun perbuatan. Hatinya mengakui kenikmatan tersebut, bahwasanya itu
َ َ ُ َ َ
adalah dari Allah, lisannya bersyukur dan memuji Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan dia
mempergunakan kenikmatan tersebut di dalam hal yang diperbolehkan oleh
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
===
Halaqah yang ke-45 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Pertanyaan Ketika Hisab Bagian yang ke-2"

َ َ ُ َ َ
Di antara hal yang akan ditanyakan Allah ‫ت َﻌﺎﻟى‬ ‫َﻭ‬ ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬ketika hisab

َ َ ُ َ َ
adalah pendengaran, penglihatan dan hati kita. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ ُ ۡ َ َ َ َ َٓ ُ ُ َ َ ُۡ ۡ َّ ‫س َل َك بهۦ ع ۡل ٌم إ َّن‬ ُ ‫َو ََّل َت ۡق‬


َ ‫ف َما َل ۡي‬
‫ٱلس ۡم َع َوٱل َب َص َر َوٱلففاد ك ُّل أ ْول َٰ ِٕٮك كان عنه َم ۡس و وَل‬

"Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak punya ilmunya. Sesungguhnya setiap
manusia kelak akan ditanya tentang pendengaran, penglihatan dan hatinya." (Surat Al-
Isra' : 36)
Dengan demikian hendaklah seorang muslim menjaga pendengaran, penglihatan dan
hatinya dari apa yang Allah haramkan. Di antara yang akan ditanyakan adalah
َ َ ُ َ َ
perjanjian. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ً۬ َ َ َ ۡ َّ ۡ ْ ُ َ
‫َوأ ۡوفوا بٱل َع ۡهد إن ٱل َع ۡهد كان َم ۡس و وَل‬

"Dan sempurnakanlah perjanjian karena sesungguhnya perjanjian akan


ditanyakan." (Al-Isra' : 34)
Dan perjanjian di sini mencakup perjanjian seorang hamba kepada Allah maupun
kepada makhluk. Seorang muslim dituntut untuk menyempurnakan janjinya. Di antara
hal yang akan ditanyakan adalah tentang amanat yang telah Allah berikan kepada kita.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Setiap kalian adalah penjaga amanat dan setiap kalian akan ditanya tentang amanat
tersebut. Seorang imam atau pemimpin negara adalah penjaga amanat dan dia akan
ditanya tentang amanat tersebut. Seorang bapak adalah penjaga amanat di dalam
keluarganya dan dia akan ditanya tentang amanat tersebut. Seorang ibu adalah seorang
penjaga amanat di dalam rumah suaminya dan dia akan ditanya tentang apa yang dia
jaga. Dan seorang pembantu adalah penjaga amanat harta majikannya dan dia akan
ditanya tentang amanat tersebut (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Seorang pemimpin mendapat amanat dari Allah untuk menegakkan hukum-hukum
Allah atas rakyatnya dan berbuat adil. Seorang bapak mendapat amanat untuk
memimpin keluarga dan membawa mereka kepada kebaikan serta memberikan hak-
hak mereka. Seorang ibu mendapat amanat untuk mengurus rumah tangga, mengurus
anak, menasihati suami dan lain-lain. Seorang pembantu mendapat amanat untuk
menjaga harta majikannya dan melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pembantu.

98
Masing-masing kita hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya
apapun peran kita sesuai dengan yang Allah perintahkan. Baik kita sebagai seorang
pemimpin maupun yang dipimpin. Baik sebagai juru dakwah maupun yang didakwahi.
Baik sebagai suami maupun seorang istri. baik sebagai seorang ayah atau ibu maupun
anak. Baik sebagai seorang guru ataupun murid dan lain-lain, masing-masing
hendaknya melaksanakan amanat dan kewajiban sebaik-baiknya.
====
Halaqah yang ke-46 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan
Manusia Ketika Hisab"
Ada di antara manusia yang kelak akan sulit hisabnya, ada yang mudah, dan ada di
antara mereka yang sama sekali tidak dihisab. Orang-orang kafir menurut pendapat
yang lebih kuat meskipun amalan mereka adalah amalan yang sia-sia namun mereka
َ َ ُ َ َ
akan dihisab dan ditanya oleh Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬sebagai celaan kepada mereka dan
untuk menunjukkan keadilan Allah serta menegakkan hujjah atas mereka.

Hisab orang-orang kafir akan sangat teliti. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ْ ََ َ َ ْ َ ُ
‫اب هلك‬ ‫َو َم ْن نوقش الحس‬

Barang siapa yang diperiksa dengan teliti hisabnya, maka dia akan binasa (Hadits
Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
Adapun orang-orang yang beriman maka mereka akan dihisab dengan hisab yang
َ َ ُ َ َ
mudah. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ً۬ ً۬ َ ۡ َ َ ُ َ ُ ََ
٨( ‫اس ُُ ح َسابا َيسيرا‬
َ ‫ف ُي َح‬ ‫) فسو‬٧( ‫فأ َّما َم ۡن أوت َى كت َٰ َبه ۥ ب َيمينهۦ‬

Adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya,maka dia akan dihisab dengan
hisab yang mudah." (Al-Insyiqaq : 7-8)
Dan yang dimaksud dengan hisab yang mudah disebutkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam
sebuah hadits yang artinya,
Sesungguhnya Allah akan mendekatkan seorang mukmin kemudian menutupinya,
kemudian Allah berkata kepadanya, "Apakah kamu mengetahui dosa ini? Apakah kamu
mengetahui dosa ini?" Maka orang mukmin tersebut berkata, "Iya wahai Rabbku".
Sehingga ketika Allah sudah membuatnya mengetahui dosa-dosanya dan hamba
tersebut melihat bahwa dirinya akan binasa yaitu karena dosa-dosanya tersebut, maka
Allah berkata aku telah menutupi dosa-dosamu ini di dunia dan aku mengampuninya
untukmu hari ini. Maka dia pun diberi kitab kebaikan-kebaikannya (Hadits Shahih
Riwayat Bukhari dan Muslim).

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan

bahwasanya ada 70 ribu orang dari umatnya yang kelak tidak dihisab sama sekali.

99
Beliau ‫ ﷺ‬menyebutkan bahwasannya mereka adalah orang-orang yang tidak pernah
minta diobati dengan besi panas, tidak minta diruqyah oleh orang lain, tidak ber
tathoyyur yaitu menganggap sial dengan melihat burung ataupun semisalnya dan
mereka hanya bertawakal kepada Allah. Di antara mereka adalah seorang sahabat
Ukasyah Ibnu Muhson (Hadits Shahih Riwayat Bukhari dan Muslim).
====
Halaqah yang ke-47 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Orang
Yang Pertama di Hisab, Amalan Yang Pertama di Hisab dan Hal Yang Pertama Dihisab"
Orang yang pertama kali dihisab pada hari kiamat ada tiga orang. Yang pertama, orang
yang berjihad karena riya'. Dia akan didatangkan dan akan diperlihatkan kenikmatan
yang telah Allah berikan kepadanya maka diapun mengenalnya. Kemudian ditanya oleh
َ َ ُ َ
Allah ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini?


dia berkata, "Aku gunakan untuk berperang di jalanmu sampai aku mati syahid."
Allah berkata kepadanya, "Kamu dusta. Akan tetapi kamu berperang supaya dikatakan
sebagai seorang pemberani dan manusia sudah mengatakan engkau adalah pemberani."

Kemudian didatangkan orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan juga
membaca Alquran, akan tetapi melakukan itu semua karena riya. Kemudian
diperlihatkan kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya maka diapun
َ َ ُ َ َ
mengenalnya. Kemudian ditanya oleh Allah ‫ت َﻌﺎﻟى‬ ‫َﻭ‬ ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬

Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini?


dia berkata, "Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya dan aku membaca Alquran
karenamu."

Allah berkata," Kamu dusta, kamu mempelajari ilmu, mengajarkannya supaya dikatakan
alim. Dan membaca Alquran supaya dikatakan Qari'." Dan manusia sudah mengatakan
demikian.

Kemudian didatangkan orang yang Allah luaskan hartanya dan telah diberikan berbagai
macam harta benda, maka Allah memperlihatkan kenikmatan yang telah Allah berikan
kepadanya, maka diapun mengenalnya.

Kemudian Allah bertanya, "Apa yang kamu lakukan terhadap kenikmatan ini? "
dia pun menjawab, :Tidaklah aku tinggalkan satu jalan yang engkau cinta. Aku berinfaq
di dalamnya, kecuali aku infaq ke dalamnya.

Allah berkata, "Kamu dusta, akan tetapi engkau melakukannya supaya dikatakan
dermawan. Dan sungguh manusia telah mengatakan demikian" (Hadits Shahih
Riwayat Muslim).

100
Amal ibadah yang pertama kali akan dihisab adalah shalat lima waktu. Apakah seorang
hamba menyempurnakan shalatnya atau tidak. Jika sempurna, maka akan ditulis
َ َ ُ َ
sempurna. Dan apabila kurang, maka Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan memerintahkan malaikat
untuk melihat shalat-shalat sunnahnya. Apabila dia memiliki sholat-sholat sunnah,
maka akan digunakan untuk menambal kekurangan yang dilakukan ketika sholat
fardhu (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Adapun hal pertama yang berkaitan dengan hak antar manusia yang akan dihisab
adalah tentang darah. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
ِّ َّ َ ْ َ َ ْ ُ َ ُ َّ َ
‫اس في الد َماء‬
ِ ‫أول ما يقضى بين الن‬

Hal yang pertama kali akan dihisab yang berkaitan dengan hak antar manusia pada hari
kiamat adalah tentang darah (HR. Muslim).
=====
Halaqah yang ke-48 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Pemberian
Kitab"
َ َ ُ َ َ
Setelah Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menghisab seorang hamba, maka hamba tersebut akan diberi
kitab. Orang yang beriman dengan hisab dan hari perhitungan dan dia beramal maka
dia akan menerima kitab yang berisi hasanah dengan tangan kanannya. Dan kelak akan
kembali kepada keluarganya di dalam surga dalam keadaan yang sangat bahagia.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ ۡ َ َ َ ً۬ ً۬ َ ۡ َ َ ُ َ ُ ََ
٤( ‫) َو َينقل ُُ إل َٰٓى أهلهۦ َم ۡس ُرورا‬٨( ‫اس ُُ ح َسابا َيسيرا‬
َ ‫ف ُي َح‬ ‫) فسو‬٧( ‫فأ َّما َم ۡن أوت َى كت َٰ َبه ۥ ب َيمينهۦ‬

Maka adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya, maka dia akan dihisab
dengan hisab yang mudah dan akan kembali kepada keluarganya dalam keadaan
bahagia. (Al-Insyiqaq : 7-9)
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ ً۬ َ َ ۡ َ ِّ َ ُ َ َ ِّ ۡ َ ْ ۡ ُ‫ََُ ُ َء‬ ُ َ ُ ََ
‫) ف ُه َو فى عيشة َّراض َية‬٢٥( ‫) إنى ظننت أنى ُمل َٰ ق ح َساب َيه‬١٤( ‫ول ها ً۬ؤ ٌُ ٱق َر ُءوا كت َٰ ب َيه‬ ‫فأ َّما َم ۡن أوت َى كت َٰ َبه ۥ ب َيمينهۦ فيق‬
ُ َ ُ َ َ ۡ َۡ َُۡ َ ‫ء‬ َ ْ ۡ ْ ُُ ٌ َ ُ ُ ُ ً۬ َ َّ
‫) َوأ َّما َم ۡن أوت َى كت َٰ َبه ۥ‬٢٩( ‫) كلوا َوٱش َرُبوا هن ٓي َٔ ُۢا ب َما أ ۡسلفت ۡم فى ٱأل َّياٌ ٱلخال َية‬٢٦( ‫) قطوف َها دان َية‬٢٢( ‫) فى َجنة عال َية‬٢١(
ۡ َ َ ُ َ َ َ ُ ََُ
٢٠( ‫ول َي َٰ ل ۡيتنى ل ۡم أوت كت َٰ ب َيه‬ ‫بش َمالهۦ فيق‬

"Maka adapun orang yang diberi kitab dengan tangan kanannya dia akan berkata
kepada orang lain, "Silahkan bacalah kitabku ini. Sesungguhnya aku dahulu di dunia
yakin bahwa aku akan menemui hisab". Maka dia akan berada di dalam kehidupan yang
diridhai di surga yang tinggi yang buah-buahannya rendah (maksudnya mudah dipetik),
dikatakan kepada mereka, "Makanlah kalian dan minumlah dengan nikmat karena
amal-amal yang kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu". (Al-Haqqah : 19-25)
Adapun orang kafir dan munafiq, maka dia akan menerima kitab dengan tangan kiri
dari arah belakang. Pertanda bahwasanya mereka akan masuk ke dalam neraka. dia pun
berteriak dengan kecelakaan. Tidak bermanfaat bagi mereka, harta mereka yang

101
melimpah dan jabatan mereka yang tinggi di dunia. Mereka menyesal dan berangan-
angan seandainya tidak diberi kitab. Dan berangan-angan seandainya tidak
َ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ
dibangkitkan oleh Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ُ َّ
‫) إنه ۥ‬١٦( ‫ورا‬ ً ‫ان ف ٓى َأ ۡهلهۦ َم ۡس ُر‬
َ َ ُ َّ َ ً۬ ُ ْ ُ ۡ َ َ َ ‫ء‬ ُ َ ُ َ
‫)إنه ۥك‬١٢( ‫) َو َي ۡصل َٰى َسع ًيرا‬١١( ‫) ف َس ۡوف َيدعوا ث ُبورا‬١٥( ‫َوأ َّما َم ۡن أوت َى كت َٰ َبه ۥ َو َرا َء ظ ۡه ِرهۦ‬
١٩( ‫ور‬َ ‫َظ َّن َأن َّلن َي ُح‬

Dan adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakangnya, maka dia akan berteriak
dengan kecelakaan. Dan akan masuk kelak di dalam neraka. Sesungguhnya dahulu dia
bergembira ria bersama keluarganya. Dan sesungguhnya dahulu dia menyangka bahwa
َ َ ُ َ
dia tidak akan kembali kepada Allah ‫( ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Al-Insyiqaq : 10-14)
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬juga berfirman

ُ ‫) ُخ ُذ‬٢٤( ‫) َه َل َك َع ِّنى ُس ۡل َط َٰ ن َي ۡه‬٢٨( ‫) َم ءا َأ ۡغ َن َٰى َع ِّنى َمال َي ۡۜۡه‬٢٧( ‫) َي َٰ َل ۡي َت َہا َك َانت ۡٱل َقاض َي َة‬٢٦( ‫َو َل ۡم َأ ۡدر َما ح َساب َي ۡه‬
ُ ‫وه َف ُغ ُّل‬
‫وه‬ ِ
ً۬ َ َ ُ ۡ َ َ ُ ۡ َ ً۬ َ ۡ
ۡ ‫اعا َف‬
ُ ‫ٱس ُل ُو‬ ُ ُ ‫يم َص ُّل‬ َ ‫) ُث َّم ۡٱل َجح‬٦٥(
‫) إ‬٦٢( ‫وه‬ ‫) ث َّم فى سلسلة ذرعها سبعون ذر‬٦١( ‫وه‬

Adapun orang-orang yang diberi kitab dari sebelah kiri, maka dia akan berkata,
"Seandainya aku tidak diberi kitabku ini dan seandainya aku tidak mengetahui hisabku.
Seandainya kematian yang menyudahi segalanya. Hartaku tidak memberikan manfaat
kepadaku. Telah hilang kekuasaanku". Maka Allah berkata, "Peganglah dia, lalu
belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala, kemudian ikatlah dia dengan rantai yang panjangnya 70
hasta". (Al-Haqqah : 25 -32)
====
Halaqah yang ke-49 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Penegakan
Qishas atau Hukuman Bagi Orang-orang Yang Dzolim"

َ َ ُ َ َ
Termasuk keadilan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬adalah menegakkan qishas di antara mahluk di
hari kiamat. Tidak ada makhluk yang didzolimi di dunia oleh mahluk yang lain kecuali
akan Allah kembalikan haknya di hari kiamat, bahkan diantara hewan. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda,

َ َ ْ َّ ْ ْ َّ َ َ َّ ْ ْ َ َ َ ُ ْ َّ ُّ َ ُ َ
‫لتفدن ال ُحقوق إلى أهل َها َي ْو ٌَ الق َي َامة َحتى ُيقاد للشاة ال َجل َحاء م ْن الشاة الق ْرناء‬

Sungguh akan diberikan hak-hak ini kepada pemiliknya di hari kiamat sampai akan di
qishas seekor kambing yang bertanduk karena kedzoliman yang dia lakukan terhadap
kambing yang tidak bertanduk (Hadits Shahih Riwayat Muslim)

Akan didatangkan orang yang dzolim dan yang didzolimi sekecil apapun kedzoliman
tersebut. Baik kedzoliman berupa harta seperti pencurian, perampokan, penipuan,
hutang. Atau kedzoliman kehormatan seperti umpatan, ghibah yaitu membicarakan
kejelekan orang lain, tuduhan palsu atau kedzoliman fisik seperti pemukulan,

102
pembunuhan dan lain-lain. Penegakan keadilan saat itu adalah dengan hasanah dan
sayyiah. Orang yang dzolim akan diambil hasanahnya dan diberikan kepada orang yang
di dzolimi.

Apabila orang yang dzolim tersebut tidak memiliki hasanah, maka sayyiah orang yang
didzolimi akan diberikan kepada orang yang dzolim tersebut. Orang yang bangkrut di
hari tersebut adalah orang-orang yang terlalu banyak kedzolimannya di dunia.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan ummatku adalah yang datang pada hari
kiamat dengan membawa pahala shalat, pahala puasa dan pahala zakat. Dia datang pada
hari tersebut dan dahulu di dunia dia telah mencela si fulan, menuduh si fulan berzinah,
memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan dan memukul si fulan. Maka
hasanah atau pahala kebaikan orang tersebut akan diberikan kepada si fulan, lalu si
fulan, sehingga apabila habis hasanah orang tersebut sebelum dia melunasi hak orang
lain maka akan diambil dosa-dosa orang yang pernah dia dzolimi tersebut dan di
pikulkan kepadanya, kemudian akhirnya dia dilemparkan ke dalam
neraka (HR.Muslim).
Oleh karena itu seorang muslim di dunia apabila berbuat dzolim maka hendaknya
bersegera untuk minta maaf dan mengembalikan hak orang yang pernah dia dzolimi.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Barang siapa yang memiliki kedzoliman kepada orang lain baik berupa kehormatan
atau sesuatu yang lain maka hendaklah dia meminta di halalkan darinya pada hari ini.
Sebelum datang hari yang di situ tidak ada lagi dinar maupun dirham (HR.Bukhari).
Orang yang didzolimi di dunia boleh membalas dengan balasan yang setimpal. Akan
tetapi tidak boleh dia membalas dengan berlebihan, karena dengan demikian justru dia
menjadi orang yang dzolim yang akan diambil kebaikannya. Dan apabila dia memaafkan
َ َ ُ َ َ ُ َ َ
maka Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan memberikan pahala yang besar. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َّ ُّ ُ َ ُ َّ َّ َ َ ُ ُ ۡ َ َ َ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ َ َ ُ ۡ ِّ ًٌ۬ َ ِّ َ ً۬ َ ِّ َ ْ ُ ‫َ َ َ ء‬
َ ‫ٱلُ َٰ لم‬
‫ين‬ ُ‫وجزٲؤا سيئة سيئة مثلها فمن عفا وأصلَ فأجره ۥ على ٱلله إنه ۥَّل يح‬

"Dan balasan sebuah kejelekan adalah kejelekan yang setimpal. Dan barang siapa yang
َ َ ُ َ
memaafkan dan memperbaiki, maka pahalanya atas Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Sesungguhnya
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬tidak mencintai orang-orang yang dzolim." (Asy-Syura : 40)
====
Halaqah yang ke-50 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Mizan
(Timbangan) dan Penimbangan Amal Bagian yang Pertama "

Di antara beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya mizan dan
َ َ ُ َ َ
penimbangan amal. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ٌ َْ َُ ْ ُ ََ َ َ ْ َْ َ ْ ْ َ َ َْ ُ َ ََ
‫س ش ْيئ‬ ‫ونضع المو ِازين القسط ليوٌ القيامة فَل تُلم نف‬

103
"Dan Kami akan meletakkan timbangan-timbangan yang adil pada hari kiamat, maka
tidak ada seorangpun yang akan dizholimi sedikitpun." (Al Anbiya : 47)
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya penimbangan amal dilakukan setelah hisab.
Karena hisab adalah untuk menghitung amalan sedangkan penimbangan adalah untuk
ُ َ َ
menampakkan hasil dari perhitungan tersebut dan menunjukkan keadilan Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ت َﻌﺎﻟى‬

Akan ditimbang hasanah dan sayyi'ah dengan pertimbangan yang hakiki. Memiliki dua
kiffah yaitu piringan timbangan. Memiliki sifat berat dan ringan dan bisa miring karena
ُ َ َ
amalan. Allahu a'lam tentang hakikatnya dan bagaimananya. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ْ ْ ُ َ َ َُ ُ ُ ْ ََُ َ
‫ف َم ْن ثقلت َم َو ِازينه فأول َٰ ئك ه ُم ال ُمفل ُحون‬
ُ َ َّ ُْ َ َ َ َّ َ َٰ َ ُ َ ُ ُ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ
‫ين خس ُروا أنف َس ُه ْم في َج َهن َم خالدون‬ ‫ومن خفت مو ِازينه فأول ئك الذ‬

"Dan barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka merekalah orang-orang


yang beruntung. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka merekalah orang-
orang yang merugikan diri mereka sendiri, di dalam Jahannam mereka akan kekal " (Al
Mu'minun 102-103)
Dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah disebutkan
bahwasanya catatan dosa-dosa akan ditaruh di kiffah dan bitoqoh atau kartu yang
bertuliskan Laa ilaha illallah akan ditaruh di kiffah yang lain. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ ُ َ َ َ ُ ُ َ َ ْ ََُ ْ َ ُ ْ َ َ ُ َ َ َّ َ ََ ْ ُ ْ َ
‫ َيا َر ِّب! ل َم ْن َي ِزن هذا ف َيق ْو ُل الله‬:‫ فتق ْو ُل ال َملئكة‬،‫ض ل َوس َعت‬ ‫ فل ْو ُو ِزن ف ْيه السموات واألر‬،‫ُي ْوض ُع الم ْي َزان َي ْو ٌَ الق َي َامة‬
َ َ َّ َ َ ْ َ َ َ ُ َ َ ْ ََُ ْ َ ُ ْ َ َ
‫ ُس ْب َحانك َما ع َبدناك َحق ع َبادتك‬:‫ فتق ْو ُل ال َملئكة‬،‫ ل َم ْن شئت م ْن خلق ْي‬:‫ت َعالى‬.

akan diletakkan Mizan pada hari kiamat. seandainya langit dan bumi, ditimbang
didalamnya niscaya akan cukup. bertanyalah para malaikat,, "Wahai Rabb, untuk
َ َ ُ َ
siapakah timbangan ini?" maka Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman: "Untuk orang yang Aku
kehendaki dari para makhluk-Ku" (Hadits Shahih diriwayatkan Al hakim didalam Al-
Mustadrak).

Para ulama berbeda pendapat tentang berapakah jumlah mizan di hari kiamat. Apakah
satu timbangan atau banyak, karena masing-masing manusia memiliki timbangan atau
masing-masing amalan ada timbangan khusus. Allahu a'lam.
====
Halaqah yang ke-51 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Mizan
(Timbangan) dan Penimbangan Amal (bagian yang ke 2)"

104
Amalan yang paling berat di dalam timbangan pada hari kiamat adalah dua kalimat
syahadah. Dari Abdullah ibnu 'Amr ibnul Ash radhiyallahu 'anhuma, beliau berkata
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Sesungguhnya Allah akan memilih seseorang dari umatku di hadapan makhluk-
makhluk yang lain pada hari kiamat. Maka dibukalah di hadapannya 99 sijil.
Makna sijil adalah kitab besar. Dan maksud beliau ‫ ﷺ‬adalah kitab yang berisi dosa-dosa
hamba tersebut. Kemudian beliau ‫ ﷺ‬mengatakan setiap sijil besarnya sejauh mata
memandang. Kemudian Allah bertanya kepada hamba tersebut,
Apakah ada di antara isi kitab tersebut yang engkau ingkari? Apakah para malaikat
penulis telah menzolimimu?
Hamba tersebut menjawab, Tidak wahai Rabb-ku
Allah bertanya, Apakah kamu memiliki alasan?
Dia kembali menjawab, Tidak wahai Rabb-ku
Maka Allah pun berkata, Sesungguhnya engkau memiliki hasanah di sisi kami. Dan
sesungguhnya engkau tidak akan didzolimi pada hari ini.
Maka dikeluarkanlah sebuah kartu yang bertuliskan "Asyhadu allaa ilaaha illallah wa
asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh".

Allah pun berkata, Lihatlah timbanganmu


Hamba tersebut mengatakan, Wahai Rabb-ku apa arti sebuah kartu ini dibandingkan
dengan sijjil yang begitu banyak?
Maka Allah berkata, Sesungguhnya engkau tidak akan didzolimi.
Diletakkanlah sijjil yang banyak tersebut, di satu piringan timbangan dan diletakkan
kartu di satu piringan timbangan yang lain. Maka ringanlah sijjil yang banyak dan
beratlah kartu tersebut.

Kemudian beliau ‫ ﷺ‬mengatakan, Tidak ada sesuatu yang mengalahkan beratnya nama
Allah (Hadits Shahih Riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Di antara amalan yang sangat memberatkan timbangan pada hari kiamat adalah akhlak
yang baik. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Tidak ada sesuatu yang lebih berat di dalam timbangan dari pada akhlak yang
baik (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi).
Di antara akhlak yang baik adalah menyambung orang yang memutus kita, memberi
kepada orang yang tidak mau memberi kepada kita dan memaafkan orang yang
menzolimi kita. Di antara amalan yang berat adalah ucapan "Subhanallahi wa bihamdihi
subhanallahil 'azhim" sebagaimana didalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim.

Di antara amalan yang memenuhi timbangan adalah ucapan


Alhamdulillah, sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

105
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim senantiasa memperbaiki dua kalimat
syahadat yang dia ucapkan. Berusaha untuk memahami maknanya dan mengamalkan
isinya dan istiqomah di atas keduanya sampai meninggal dunia. Di samping itu
hendaknya dia memperbaiki ibadahnya kepada Allah dan akhlaknya kepada manusia.
Melakukan itu semua karena Allah dan untuk memperberat timbangannya di hari
kiamat.

Orang yang berbahagia adalah orang yang lebih berat timbangan kebaikannya dari pada
kejelekannya. Dan orang yang celaka adalah orang yang lebih ringan timbangan
kebaikannya dari pada kejelekannya. Sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam Surat
Al-Qaariah.

Orang kafir tidak memiliki sesuatu yang memberatkan timbangan mereka. Karena
amalan mereka batal dengan kesyirikan dan kekufuran. Lihat Surat Al-Kahfi : 103-106.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,


Sesungguhnya akan datang seseorang yang besar lagi gemuk pada hari kiamat akan
tetapi beratnya di sisi Allah tidak lebih dari berat satu sayap dari seekor nyamuk (HR.
Bukhari dan Muslim).
Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwasanya ada tiga perkara yang akan ditimbang pada
hari kiamat. Amalan, orang yang mengamalkan dan kitab catatan amalan.
====
Halaqah yang ke-52 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Telaga
Rasulullah ‫"ﷺ‬

Diantara beriman kepada hari akhir adalah Beriman tentang Adanya Telaga Rasulullah
‫ ﷺ‬pada hari kiamat. Hadits-hadits yang datang di dalam masalah ini mencapai derajat
mutawatir. Diantaranya adalah sabda beliau ‫ﷺ‬

َ ُ ََْ َ َُ َْ َ ِّ َ ََْ َ َ َ َ َّ ً َ ُ َّ
‫إن لك ِّل نب ٍّي َح ْوضا َوإن ُه ْم َيت َباه ْون أ ُّي ُه ْم أ كث ُر َو ِاردة َوإني أ ْر ُجو أن أ كون أ كث َره ْم َو ِاردة‬

Sesungguhnya setiap Nabi memiliki telaga dan sesungguhnya mereka akan saling
berbangga siapa di antara mereka yang telaganya paling banyak didatangi. Dan aku
berharap akulah yang telaganya akan paling banyak didatangi (Hadits ini dishahihkan
oleh Tirmidzi).
Rasulullah ‫ ﷺ‬juga bersabda,

ً َُ ْ ََ ْ َ َّ ٌ‫يح ُه َأ ْط َي ُُ م ْن ْالم ْسك َوك َيز ُان ُه َك ُن ُجو‬ َّ ْ ُ َ ْ َ ُ ُ َ ْ َ ُ َ َ


‫الس َماء َم ْن ش ِر َب من َها فَل َيُ َمأ أ َبدا‬ ُ ‫الل َبن َور‬
ِ ِ ‫حوضي مسيرة شه ٍر ماؤه أبيض من‬
ْ َ

Telagaku sepanjang 1 bulan perjalanan, airnya lebih putih dari pada susu dan baunya
lebih wangi daripada minyak kesturi dan kiizaan-nya yaitu sejenis teko sebanyak

106
bintang di langit. Barangsiapa yang meminum darinya maka dia tidak akan haus
selama-lamanya (HR Bukhari dan Muslim).

Sebagian ulama mengatakan bahwasanya seandainya dia masuk ke dalam neraka


setelah itu karena dosa yang dia lakukan maka dia tidak akan diazab dengan rasa haus.
Umat beliau ‫ ﷺ‬akan mendatangi telaga beliau ‫ ﷺ‬dan meminum darinya. Beliau
‫ ﷺ‬mengatakan yang artinya,
Dan aku akan menolak manusia dari telagaku sebagaimana seseorang menolak unta
orang lain dari telaganya. Maka para sahabat bertanya kepada beliau, Wahai Rasulullah,
apakah engkau mengenal kami pada hari tersebut? Beliau menjawab, Iya. Kalian
memiliki tanda yang tidak dimiliki umat-umat yang lain. Kalian akan mendatangi
telagaku dalam keadaan putih wajah, tangan dan kaki kalian dari bekas berwudhu (HR.
Muslim).
Orang yang beriman ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬masih hidup kemudian dia murtad
sepeninggal beliau maka akan dijauhkan dari telaga beliau ‫ ﷺ‬di dalam sebuah hadits,
beliau ‫ ﷺ‬mengatakan yang artinya,
Aku akan mendahului kalian diatas telaga dan akan dinampakkan beberapa orang
diantara kalian kemudian tiba-tiba dijauhkan dariku Akupun bertanya, Wahai Rabb-ku,
Bukankah mereka adalah para sahabatku? Maka dikatakan kepada beliau,
Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan setelah dirimu (HR.
Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhum).
Di dalam hadits yang lain dikatakan kepada beliau,
Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka rubah setelahmu (HR.
Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya membuat bid'ah di dalam agama termasuk
merubah yang dimaksud di dalam hadits ini. Dikhawatirkan dia tidak bisa meminum
dari telaga Nabi ‫ ﷺ‬Namun, bukan berarti apabila dia masuk ke dalam neraka dia kekal
di dalamnya. Karena yang kekal di neraka hanyalah orang-orang kafir.

Dua hadits terakhir menunjukkan bahwasanya setelah meninggal dunia, beliau ‫ ﷺ‬tidak
mengetahui apa yang dilakukan umatnya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk
orang-orang yang bisa meminum dari telaga Rasulullah ‫ ﷺ‬pada hari dimana kita sangat
membutuhkannya.
====
Halaqah yang ke-53 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa
Kejadian di Padang Mahsyar Bagian Yang Pertama"

Di antara kejadian di Padang Mahsyar adalah percekcokan antara para pembesar orang-
orang kafir dan para pengikutnya. Allah menyebutkan di dalam Surat Saba' 31-33
bahwasanya orang-orang kafir akan dihadapkan kepada Allah. Berkatalah orang-orang
yang dianggap lemah kepada pembesar-pembesar mereka, Kalau bukan karena kalian
tentulah kami dahulu menjadi orang-orang yang beriman.

107
Pembesar-pembesar tersebut membantah dan mengatakan, Apakah kami yang telah
menghalangi kalian dari petunjuk, sesudah petunjuk itu datang kepada kalian? Tidak!
Sebenarnya kalian sendirilah orang-orang yang berdosa (maksudnya kalian sendirilah
yang menginginkan kesesatan dan kami hanya mengajak).
Orang-orang yang dianggap lemah balik membantah dan mengatakan, Tidak!
Sebenarnya tipu daya kalian malam dan siang itulah yang menghalangi kami, ketika
kalian menyuruh kami untuk kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-
Nya.
Akhirnya semuanya menyesal tatkala melihat adzab. Demikianlah keadaan para
pembesar dan tokoh masyarakat yang mengajak kepada kesyirikan dan menghalangi
manusia dari tauhid. Mereka berlepas diri dari para pengikut mereka dan tidak bisa
menolong mereka sedikitpun. Para pengikut akan celaka sebagaimana para tokoh
tersebut dan para pembesar juga celaka.

Oleh karena itu seorang muslim hendaknya menyelamatkan dirinya dari neraka. Jadilah
seorang tokoh masyarakat yang mengajak kepada tauhid. Dan apabila dia adalah orang
yang lemah maka janganlah dia mengikuti kemauan para pembesar maupun orang
banyak apabila dia menghalangi manusia dari tauhid dan mengajak kepada kesyirikan.

َ َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memberikan hidayah kepada kita dan juga mereka.
Menghilangkan rasa cinta dunia yang berlebihan dalam diri kita dan menghilangkan
ُ َ َ
kesombongan dari dalam kita dan menjadikan rasa takut kita hanya kepada Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬
َ َ
‫َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Dan di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada
orang-orang musyrikin tentang sesembahan selain Allah yang mereka sembah di dunia.
Dimanakah mereka pada hari tersebut. Dan Allah akan bertanya kepada mereka tentang
bagaimana sikap mereka terhadap ajakan para Rasul 'Alaihimussalam.

Di dalam Surat Al-Qashas : 62-66 Allah akan memanggil orang-orang musyrikin dan
menghina mereka dengan bertanya, Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kalian
َ َ ُ َ َ
sangka mereka adalah sekutu-sekutu-Ku? Kemudian Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan berkata
kepada orang-orang musyrikin, Berdoalah kalian kepada sekutu-sekutu kalian.
Maka merekapun berdoa kepada sesembahan-sesembahan mereka di dunia. Meminta
pertolongan kepada mereka dalam keadaan genting tersebut sebagaimana mereka
dahulu meminta di dunia. Maka sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa berbuat
apapun dan tidak menjawab seruan mereka.

Barulah mereka mengetahui bahwasanya sesembahan-sesembahan tersebut tidak bisa


menolong mereka sedikitpun. Allah juga akan bertanya kepada mereka, Apakah
jawaban kalian terhadap ajakan para Rasul? Yaitu apakah kalian membenarkan
mereka? Dan mengikuti ajakan mereka untuk bertauhid? Demikianlah keadaan orang-
orang musyrikin sesembahan-sesembahan mereka di dunia tidak bisa mengabulkan doa

108
mereka ketika sangat dibutuhkan. Tidak bisa menolong mereka di hadapan Allah,
bahkan mereka berlepas diri. Allah berfirman

َّ َ ُ َ َ َ ُ َ ‫ُ َ ُ َء‬ ۡ َ ُ َ ُ َ َّ َّ ُ ْ ُ ۡ َ َ
ُ ‫ٱلن‬
‫اس‬ ‫) وإذا حشر‬٠( ‫يُ له ۤۥ إل َٰى َي ۡوٌ ٱلق َي َٰ َمة َوه ۡم عن دعا ِٕٮه ۡم غ َٰ فلون‬ ‫َو َم ۡن أض ُّل م َّمن َيدعوا من دون ٱلله َمن َّل َي ۡستج‬
ْ ُ َ َ ً۬ ‫َ ُ ْ َ ُ ۡ َ ۡ َ ء‬
َ ‫وا بع َب َادتہ ۡم َك َٰ فر‬
٦( ‫ين‬ ِ ‫كانوا لهم أعداء وكان‬

Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang-orang yang berdoa kepada selain Allah
yang tidak bisa mengabulkan sampai hari kiamat. Dan mereka lalai dari doa orang yang
berdoa kepada mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan, mereka akan menjadi
musuh bagi orang-orang yang menyembah mereka. Dan mereka akan mengingkari
ibadah yang dilakukan orang-orang musyrikin terhadap mereka. (Surat Al-Ahqaf : 5-6)

Adapun orang yang bertauhid, maka Allah akan menolong mereka di dunia maupun di
akhirat.
====
Halaqah yang ke-54 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa
Kejadian di Padang Mahsyar Bagian Yang Kedua"

Di antara kejadian di Padang Mahsyar bahwasanya Allah akan bertanya kepada para
Malaikat dan Nabi Isa 'Alaihissalam, Allah menyebutkan di dalam Surat Saba : 40-42
bahwasanya di Padang Mahsyar Allah akan bertanya kepada para Malaikat yang
disembah oleh sebagian manusia. Sebagai penghinaan terhadap orang-orang musyrikin
yang dahulu menyembah mereka.

Apakah mereka ini dahulu menyembah kalian?

Para Malaikat menjawab, Maha Suci Engkau. Engkau-lah pelindung kami, bukan mereka.
Akan tetapi sebenarnya mereka dahulu telah menyembah jin. Kebanyakan mereka
beriman kepada jin tersebut.
Maksudnya bahwasanya orang-orang musyrikin ketika menyembah selain Allah, baik
orang yang shaleh, benda mati dan lain-lain, maka pada hakikatnya mereka menyembah
jin, karena yang menyuruh mereka untuk menyekutukan Allah adalah jin. Apabila
mereka menaati, berarti mereka telah menyembah jin tersebut. Para Malaikat pun tidak
berkuasa untuk memberikan manfaat, dan tidak pula mudharat kepada orang-orang
yang telah menyembah mereka. Para penyembah malaikat itu pun akan diadzab oleh
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Di dalam Surat Al-Maidah : 116-117 Allah menyebutkan bahwasanya Allah akan


ُ َ َ
bertanya kepada Nabi 'Isa 'Alaihissalam sebagai penghinaan dari Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬terhadap orang-orang nasrani yang menjadikan beliau dan ibu beliau sebagai
Tuhan.
Wahai 'Isa putra Maryam, Apakah engkau dahulu pernah mengatakan kepada manusia,
"Jadikanlah aku dan ibuku dua Tuhan selain Allah?
109
'Isa menjawab, Maha Suci Engkau tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan
hakku untuk mengatakannya. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau
mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diriMu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang
Engkau perintahkan kepadaku untuk mengatakannya, yaitu "Sembahlah Allah Rabb-ku
dan Rabb kalian". Dan aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup bersama
mereka, maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan
Engkau Maha Menyaksikan segala sesuatu.
Demikianlah keadaan para Malaikat dan Nabi 'Isa 'Alaihissalam. Mereka adalah mahluk
yang taat beribadah kepada Allah. Senang apabila manusia hanya menyembah kepada
Allah dan mereka tidak pernah menyuruh manusia menyembah diri mereka.

Demikian pula orang-orang yang shaleh dan wali-wali Allah. Manusialah yang terlalu
berlebih-lebihan kepada mereka membuat patung mereka, memajang gambar mereka,
membangun dan menghias kuburan mereka, meyakini bahwasanya mereka mengetahui
yang ghaib, berdoa kepada mereka, bepergian jauh untuk berziarah ke makam mereka,
beri'tikaf di kuburan mereka, menyerahkan sebagian ibadah kepada mereka,
membangun masjid di atas kuburan mereka atau memasukkan kuburan mereka di
dalam masjid, bertawassul dengan doa mereka setelah mereka meninggal dunia atau
menganggap orang-orang shaleh tersebut bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah,
ini semua termasuk berlebihan.

Jangan sampai keadaan seseorang seperti keadaan kaum Nabi Nuh 'Alaihissalam yang
berlebihan terhadap lima orang shaleh yang disebutkan dalam Surat Nuh : 23 atau
seperti keadaan sebagian orang yang mengaku mencintai Ali bin Abi Thalib, Fatimah,
Hasan, Husain dan sebagian keturunan beliau Radhiyallahu 'anhum kemudian berlebih-
lebihan terhadap mereka.
====
Halaqah yang ke-55 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Dikumpulkannya Orang-orang Kafir ke Dalam Neraka"

Setelah hisab di Padang Mahsyar selesai, maka mulailah dipisah antara penduduk Surga
dan penduduk Neraka secara bertahap. Al-Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan
dalam kedua shahihnya dari Abu Said Al-Khudry Radhiyallahu'anhu dari Rasulullah
‫ ﷺ‬bahwasanya kelak di hari kiamat akan ada yang memanggil dan memerintahkan
setiap umat untuk mengikuti Tuhan yang dia sembah di dunia. Maka tidaklah ada
manusia yang menyembah selain Allah seperti patung dan batu, kecuali dia akan
berjatuhan ke dalam neraka. Sehingga tidak tersisa kecuali orang-orang yang beriman
baik yang shaleh maupun yang fasik dan sebagian kecil atau sisa ahlul kitab yaitu orang
Yahudi dan Nasrani.
Dikatakan kepada orang Yahudi, Apakah yang kalian sembah?
Mereka berkata, Kami dahulu menyembah Uzair, anak Allah,

110
Dikatakan kepada mereka, Kalian telah berdusta. Allah tidak memiliki istri dan anak.
Lalu apakah yang kalian inginkan?
Mereka berkata, Kami haus. Maka berilah kami air minum.
Karena saat itu Allah memperlihatkan kepada mereka Jahannam yang dari jauh seperti
air. Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air tersebut, dan dikatakan
kepada mereka, Apakah kalian tidak mau mendatanginya?
Maka mereka pun dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di dalamnya. Kemudian
dikatakan kepada orang-orang Nasrani, Apakah yang kalian sembah?
Mereka berkata, Kami dahulu menyembah 'Isa anak Allah.
Dikatakan kepada mereka, Kalian telah berdusta. Allah tidak memiliki istri dan anak.
Lalu apakah yang kalian inginkan?
Mereka berkata, Kami haus, maka berilah kami air minum.
Maka ditunjukkanlah Jahannam yang dari jauh seperti air dan dikatakan kepada
mereka, Apakah kalian tidak mendatanginya?
Akhirnya mereka pun juga dikumpulkan ke Jahannam dan berjatuhan di dalamnya. Dan
di dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu'anhu yang juga dikeluarkan oleh Al-Bukhari
dan Muslim disebutkan bahwasanya Allah akan berkata kepada manusia, Barang siapa
yang menyembah sesuatu maka hendaklah mengikutinya
Maka penyembah matahari akan mengikuti matahari, penyembah bulan akan mengikuti
bulan, penyembah thaghut akan mengikuti thaghut. Dan thaghut adalah segala sesuatu
yang disembah selain Allah. Kemudian tersisalah umat islam dan bersama mereka
orang-orang munafik.

Di dalam hadits Abdullah Ibnu Mas'ud Radhiyallahu'anhu disebutkan bahwasanya


orang-orang yang dahulu menyembah Nabi Isa 'Alaihissalam, maka mereka akan
mengikuti setan Nabi Isa yang diserupakan dengan beliau.
Dan yang dahulu menyembah Uzair, maka akan mengikuti setan Uzair yang
diserupakan dengan beliau (Hadits Shahih Riwayat Ath-Thabrani di dalam Al-Mu'jamul
Kabir).
Demikianlah keadaan orang-orang yang menyembah kepada selain Allah baik orang-
orang musyrikin maupun ahlul kitab, orang Yahudi dan Nasrani. Mereka akan
dipisahkan dari orang-orang yang menyembah Allah saja. Yang mencakup orang-orang
yang benar-benar menyembah Allah, mereka lah orang-orang yang beriman maupun
orang-orang yang pura-pura menyembah Allah. Dan mereka lah orang-orang munafik.
===
Halaqah yang ke-56 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Keadaan
Orang-orang Kafir di Dalam Neraka"

Pertama,
َ َ ُ َ َ
mereka akan digiring dengan kasar. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ِّ َ ُ ُ ُ َّ َّ َ ًّ َ َّ َ َ َ ُّ َ
١٩( ‫) ه َٰ ذه ٱلن ُار ٱلتى كنتم ب َہا توذ ُبون‬١٦( ‫َي ۡو ٌَ ُيدعون إل َٰى ن ِار َج َهن َم دعا‬

111
Pada hari mereka akan didorong ke neraka jahannam dengan keras. Dikatakan kepada
mereka, "Inilah neraka yang dahulu kalian dustakan". (Ath-Thuťur : 13-14)
Yang kedua,
mereka akan digiring secara berkelompok dan akan disambut oleh para malaikat
ُ َ َ
penjaga neraka, di ambang pintu neraka dengan penuh penghinaan. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman yang artinya,
"Orang-orang kafir akan digiring ke neraka jahannam secara berkelompok-kelompok,
sehingga apabila mereka telah sampai ke ambang neraka dibukalah pintu-pintunya. Dan
berkatalah para penjaga neraka pada mereka, "Bukankah telah datang kepada kalian,
Rasul-rasul yang berasal dari kalian yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Rabb
kalian, dan mengingatkan kalian pertemuan dengan hari ini?". Mereka menjawab,
"Benar telah datang. Namun telah tetap adzab bagi orang-orang kafir." Dikatakan
kepada mereka, "Masuklah kalian melalui pintu-pintu neraka jahannam tersebut,
sedangkan kalian kekal di dalamnya. Maka neraka jahannam itulah seburuk-buruk
tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri". (Az-Zumar : 71-72)
Yang ketiga,
mereka akan dikumpulkan dalam keadaan berjalan di atas wajah-wajah mereka.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ً۬ َ َ ً۬ َ ً۬ َ َ ٓ َ ُ َّ َ ََ َ َ َ ‫َّٱلذ‬
‫ين ُي ۡحش ُرون عل َٰى ُو ُجوهه ۡم إل َٰى َج َهن َم أ ْول َٰ ِٕٮك شر َّمكانا َوأض ُّل َسبيل‬

"Orang-orang yang dikumpulkan ke neraka jahanam dengan berjalan di atas wajah-


wajah mereka, mereka itulah orang-orang yang paling jelek kedudukan mereka dan
paling sesat jalan mereka." (Al-Furqan : 34)
Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah ‫ﷺ‬
Wahai Nabi Allah, bagaimana orang kafir dikumpulkan di atas wajahnya pada hari
kiamat? Beliau ‫ﷺ‬menjawab, Bukankah yang telah menjadikan dia berjalan di atas
kedua kakinya di dunia mampu untuk menjadikan dia berjalan di atas wajahnya pada
hari kiamat? (HR. Bukhari dan Muslim)

Keempat,
ُ َ َ
mereka akan dikumpulkan dalam keadaan buta, bisu dan tuli. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ ً۬ ۡ ً۬ ُ ََ ۡ ُ ُ َ
‫َون ۡحش ُره ۡم َي ۡو ٌَ ٱلق َي َٰ َمة عل َٰى ُو ُجوهه ۡم ع ۡميا َو ُبكما َو ُصما‬

"Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat di atas wajah-wajah mereka
dalam keadaan buta, bisu dan tuli." (Al-Israa : 97)
Ada sebagian ulama yang mengatakan bahwasanya mereka buta, bisu dan tuli tidak
dalam semua keadaan.

112
Kelima,
mereka akan dikumpulkan bersama teman-teman mereka dan sesembahan-
sesembahan mereka. Dan akan saling menyalahkan di antara mereka, sebelum akhirnya
mereka masuk ke dalam neraka. Lihat Surat Ash-Shaaffat : 22-32

Keenam,
ُ َ َ
sebelum mereka sampai ke neraka, mereka akan mendengar suara neraka. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬
َ َ
‫ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ َ ًًّ۬ َ َ َ ْ ً۬ َ َّ ِّ ُ ۡ َ َ َ
‫ان َبعيد َسم ُعوا ل َها تغ ُّيُا َوزفيرا‬
ِۭ ‫إذا رأتهم من مك‬

"Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar suara
neraka yang bergemuruh karena marah." (Al-Furqan : 12)
َ َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menjauhkan kita dan keluarga kita dari neraka jahanam dan
memasukkan kita ke dalam surgaNya.
===
Halaqah yang ke-57 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah adalah tentang
"Tinggalnya Orang-orang Beriman dan Orang-orang Munafiq"

Di dalam hadits Abu Sa'id Al-Khudri yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan
Muslim disebutkan bahwasanya setelah orang-orang kafir baik musyrikin maupun ahlul
kitab digiring ke neraka, maka tidak tersisa kecuali orang-orang yang menyembah Allah,
yang shaleh maupun yang faajir.

Dikatakan kepada mereka, Apa yang menghalangi kalian untuk pergi, sedangkan
manusia sudah pergi?

Dalam riwayat Muslim, Apa yang kalian tunggu? Mereka berkata, Kami berbeda dengan
mereka di dunia. Padahal kami dahulu butuh dengan mereka.
Maksudnya dahulu mereka bertauhid tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-
orang kafir. Meskipun mereka membutuhkan orang-orang kafir tersebut dalam
beberapa hal.
Mereka berkata, Sungguh kami telah mendengar penyeru menyeru supaya setiap kaum
mengikuti apa yang dia sembah. Dan kami sekarang sedang menunggu Rabb kami.
َ َ ُ َ
Maka datanglah Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬di dalam bentuk yang berbeda dengan bentuk yang
mereka lihat pertama kali. Ini menunjukkan bahwasanya orang-orang yang beriman
akan melihat Allah di Padang Mahsyar. Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, Maka Allah
berkata, "Aku adalah Rabb kalian." Mereka berkata, "Kami berlindung kepada Allah
darimu. Kami tidak menyekutukan Allah sedikitpun."

Mereka mengatakan perkataan ini 2 atau 3 kali.

Maksudnya Allah akan menguji mereka dengan memperlihatkan diri-Nya kepada


113
mereka dalam bentuk yang lain. Ketika mereka melihat Allah dalam bentuk yang lain,
maka mereka berlindung kepada Allah, supaya tidak terfitnah di dalam ujian ini. Dan
ucapan mereka, "Kami tidak menyekutukan Allah sedikitpun", menunjukkan tentang
keutamaan tauhid.
Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,
Maka tidak berbicara kepada Allah saat itu kecuali para Nabi. Maka Allah berkata,
Apakah kalian memiliki tanda sehingga kalian mengetahui bahwa Dia adalah Rabb
َ َ ُ َ
kalian? Mereka berkata, Betis. Maka disingkaplah betis Allah ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Para ulama mangatakan bahwasanya ini adalah termasuk hadits yang berisi sifat Allah.
Kewajiban kita beriman bahwasanya Allah memiliki betis sesuai dengan keagungan-
Nya. Tidak boleh kita ingkari, tidak boleh kita serupakan dengan makhluk, tidak boleh
kita takwil, dan tidak boleh kita bertanya tentang bagaimana-Nya.

Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,


Maka sujudlah setiap mukmin.

Dan dalam riwayat Muslim disebutkan, Tidak tersisa orang yang dahulu sujud untuk
Allah, ikhlas dari dirinya kecuali Allah akan mengijinkan dia bersujud. Kemudian
tidaklah tersisa orang yang dahulu sujud karena hanya ingin melindungi diri dan riya'
kecuali Allah akan menjadikan punggungnya menjadi rata. Setiap akan sujud dia jatuh
tersungkur di atas tengkuknya.
Maksudnya dia tidak bisa sujud karena punggungnya yang semula memiliki beberapa
ruas tulang yang memudahkan dia untuk membungkuk, menjadi hanya memiliki satu
ruas tulang yang rata. Demikianlah keadaan orang-orang yang dahulu menipu Allah dan
orang-orang yang beriman di dunia. Maka Allah menipu mereka. Mereka mengira
bahwasanya mereka akan selamat dengan tinggalnya mereka saat itu bersama orang-
orang yang beriman. Namun ternyata perkiraan mereka adalah perkiraan yang salah.

Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,


ُ َ
Kemudian orang-orang yang beriman mengangkat kepala mereka dan Allah ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬telah kembali kepada bentuk-Nya yang semula.
Kemudian Allah berkata, Aku adalah Rabb kalian. Mereka pun berkata, Engkau adalah
Rabb kami.
===
Halaqah yang ke-58 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Perpisahan Orang-orang Yang Beriman dan Orang Orang Munafik"

ُ َ َ
Setelah bangkit dari sujud, maka orang-orang yang beriman akan mengikuti Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬
َ َ
‫ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Dan akan dibentangkan Ash-shirath (jembatan) di atas neraka.

Sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan

114
Muslim.

Keadaan saat itu gelap gulita. Seorang yahudi pernah bertanya kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, Di
manakah manusia pada hari di mana bumi dan langit diganti? Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan, Di
tempat yang gelap sebelum jembatan (Hadits Shahih Riwayat Muslim)

Kemudian orang-orang yang beriman akan diberikan cahaya. Di dalam hadits yang
shahih yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani, di dalam Al-Mu'jamul Kabir, dari Abdullah
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Maka Allah memberikan kepada mereka cahaya sesuai dengan amalan mereka. Ada di
antara mereka yang diberi cahaya sebesar gunung yang besar yang berjalan di
depannya. Dan ada yang diberi lebih kecil dari itu. Dan ada di antara mereka yang diberi
cahaya sebesar pohon kurma di sebelah kanannya. Dan ada yang diberi lebih kecil dari
itu. Sehingga ada orang yang diberi cahaya di jempol kakinya, kadang menyala dan
kadang padam. Apabila menyala, maka dia melangkahkan kakinya dan berjalan. Dan
apabila padam, dia berdiri.

Ini menunjukkan kepada kita tentang pentingnya mengamalkan ilmu bagi seorang
muslim. Semakin banyak cahaya ilmu yang dia amalkan di dunia, maka akan semakin
banyak cahaya yang akan dia dapatkan di hari kiamat.

Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, disebutkan bahwasanya orang-
orang munafik juga akan diberikan cahaya dan akan mengikuti Allah. Namun cahaya
َ َ ُ َ َ
mereka padam sebelum sampai jembatan. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menceritakan dalam Surat
Al-Hadid : 12-15 yang artinya,
"Pada hari ketika kamu melihat orang-orang yang beriman, laki-laki dan wanita, cahaya
mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka. Dikatakan kepada mereka,
"Pada hari ini ada berita gembira untuk kalian. Yaitu surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai yang kalian akan kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar."
Pada hari ketika orang-orang munafik, laki-laki dan wanita, berkata kepada orang-orang
yang beriman, "Tunggulah kami, supaya kami dapat mengambil sebagian cahaya dari
kalian." Dikatakan kepada orang-orang munafik, "Kembalilah kalian ke belakang dan
carilah sendiri cahaya untuk kalian." Lalu dibuatlah di antara orang-orang yang beriman
dengan orang-orang munafik sebuah dinding yang memiliki pintu. Di sebelah dalamnya,
yaitu di sisi orang-orang yang beriman ada rahmat. Dan di sebelah luarnya, yaitu sisi
orang-orang munafik ada siksa. Orang-orang munafik memanggil orang-orang yang
beriman dan berkata, "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kalian di dunia?"
(Maksudnya bersama-sama dengan orang-orang yang beriman secara zhahir. Orang-
orang beriman menjawab, "Benar. Akan tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri,
yaitu dengan kenifaqan kalian. Dan kalian dahulu menunggu-nunggu kehancuran kami.
Dan kalian ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong. Sehingga datanglah
َ َ ُ َ
ketetapan Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Dan penipu yaitu setan, telah memperdaya kalian tentang
Allah. Maka pada hari ini tidak akan diterima tebusan dari kalian maupun dari orang-
115
orang kafir. Tempat kalian adalah neraka, itulah tempat berlindung kalian, dan itulah
seburuk-buruk tempat kembali."
Demikianlah orang-orang munafik kembali tertipu. Mereka mendapat cahaya di awal
dan menyangka bahwasanya mereka akan selamat bersama dengan orang-orang yang
beriman. Namun ternyata persangkaan mereka salah. Orang-orang yang beriman ketika
melihat cahaya orang-orang munafik padam mereka berdoa kepada Allah

ً۬ َ َ ُ َ َ َ َّ ‫َ َّ َ ء َ ۡ ۡ َ َ ُ َ َ ۡ َ َ ء‬
‫ورنا َوٱغف ۡر لنا إنك عل َٰى ڪ ِّل ش ۡى ً۬ء قد ٌير‬‫ربنا أتمم لنا ن‬

"Wahai Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa untuk melakukan segala sesuatu." (At-Tahrim : 8)
Di dalam hadits yang shahih yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan juga Tirmidzi,
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

bahwasanya orang yang berjalan ke masjid di dalam kegelapan malam, yaitu untuk
melakukan shalat berjamaah, maka dia akan mendapatkan cahaya yang sempurna di
hari kiamat.

Di antara usaha seorang muslim untuk menghilangkan kenifaqan adalah menjaga shalat
lima waktu secara berjamaah. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

Barang siapa yang shalat karena Allah selama 40 hari secara berjamaah mendapatkan
takbiratul uwla (yaitu takbiratul ihram), maka dia akan terlepas dari dua perkara.
Terlepas dari neraka dan terlepas dari kenifaqan (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).
====
Halaqah yang ke-59 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "As-
Shirath"
Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan adanya ash-shirath yaitu
jembatan yang dipasang di atas neraka jahanam untuk lewat orang-orang yang beriman
menuju surga. Setelah berpisah dengan orang-orang munafik maka tinggallah orang-
orang yang beriman dengan berbagai tingkatan keimanan mereka. Mulai dari para Nabi
'alaihimussalam sampai para pelaku dosa besar. Mereka semua akan menuju surga
ُ َ َ
dengan melewati sebuah jembatan yang berada di atas neraka. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ َّ ُ َ َ َّ ْ َ َّ َ َّ ِّ َ ُ َّ ُ ً۬ ۡ ً۬ ۡ َ ََ َ َ َ ُ َّ ُ
َ ‫ٱلُ َٰ لم‬
٧٢( ‫ين ف َيہا جثيا‬ ‫) ثم ننجى ٱلذين ٱتقوا ونذر‬٧١( ‫َوإن ِّمنُ ۡم إَّل َو ِاردها كان عل َٰى َ ِّربك َحتما َّمقضيا‬

"Dan tidak seorangpun dari kalian kecuali akan melewati neraka, yang demikian adalah
ketentuan Allah yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan selamatkan orang-orang

116
yang bertakwa dan akan kami biarkan orang-orang yang zhalim masuk ke dalam neraka
dalam keadaan berlutut." (Surat Maryam : 71 - 72)

Didalam hadits Abu Sa'id Al Khudri Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim, Rasulullah ‫ﷺ‬ mengabarkan

bahwa jembatan tersebut sangat menggelincirkan. Di atasnya ada besi-besi pengait dan
duri yang keras yang bentuknya seperti duri Sa'dan.

Berkata Abu Sa'id Al Khudri, sahabat yang meriwayatkannya di sini, di dalam riwayat
Muslim,
Telah sampai kepadaku bahwasanya jembatan ini lebih lembut dari pada rambut dan
lebih tajam dari pada pedang.

Di dalam hadits ini disebutkan bahwasanya ada orang yang beriman yang melewati
jembatan tersebut dengan sangat cepat seperti kedipan mata, ada yang seperti kilat, ada
yang secepat angin, ada yang secepat burung, ada yang secepat larinya kuda, ada yang
secepat larinya onta dan ada yang sangat lambat sehingga dia lewat jembatan tersebut
dalam keadaan menyeret dirinya, dialah orang yang terakhir melewati jembatan.
Rasulullah ‫ ﷺ‬juga menyebutkan di dalam hadits ini bahwanya manusia akan terbagi
menjadi 3 :
1. Orang benar-benar selamat melewati neraka yaitu tanpa terkena sambaran, dan
2. Orang yang selamat melewati neraka akan tetapi terkoyak tubuhnya, dan
3. Orang yang tersambar dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka.
Di dalam hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda,
Maka aku dan umatku lah yang pertama kali akan melewati dan tidak berbicara saat itu
kecuali para Rasul. Doa mereka saat itu, Ya Allah, selamatkan, selamatkan. Di atas
jembatan tersebut ada besi besi pengait seperti duri Sa'dan, Tahukah kalian duri sa'dan,
mereka menjawab, Iya yaa Rasulullah,

Beliau berkata, Besi pengait tersebut seperti duri Sa'dan. Namun tidak mengetahui
besarnya kecuali Allah. Dia akan menyambar manusia sesuai dengan amalan mereka,
yaitu dosanya. Ada diantara mereka yang binasa karena amalannya dan ada diantara
mereka yang terkoyak dari belakang kemudian selamat. Di antara yang selamat adalah
70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab. Wajah wajah mereka seperti bulan di
malam bulan purnama. Menyusul setelah mereka rombongan yang wajah mereka
seperti bintang yang paling terang. (Hadits Riwayat Muslim).

Dari Jabir ibnu Abdillah al Anshari radhiyallahu 'anhuma,

Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan".

117
Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,

Dan akan dikirim amanah dan rahim atau kekerabatan, maka keduanya berdiri di
samping kanan dan kiri jembatan (HR Muslim).

Ini menunjukkan bahwa melaksanakan amanah dan menyambung silaturrahim atau


hubungan kekerabatan perkaranya besar di dalam agama islam, keduanya akan
menuntut orang-orang yang tidak memenuhi hak keduanya. Sebagian orang yang
beriman akan jatuh ke dalam neraka karena sebab ucapan yang dia ucapkan di dunia.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Sungguh seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang membuat marah Allah dan
hamba tersebut tidak menganggap penting kalimat itu, dia jatuh dengan sebab ucapan
tadi ke dalam jahanam (HR Bukhari).
Sebuah batu yang dilempar ke dalam akan sampai ke dasar neraka 70 tahun kemudian.
Sebagaimana di dalam hadits Riwayat Muslim. Sebuah peristiwa yang pasti akan kita
alami dan sangat mendebarkan, berjalan di atas jembatan yang sangat kecil, sangat
panjang di bawahnya ada neraka yang sangat dalam dan berisi azab yang sangat pedih
dan di samping kanan dan kiri ada besi-besi pengait yang siap mengenai orang yang
berhak. Ketegaran kita di atas jembatan saat itu sesuai dengan ketegaran kita di dunia
َ َ ُ َ َ
di dalam berpegang teguh dengan agama islam. Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬merahmati
kita dan menyelamatkan kita semua.
====
Halaqah yang ke-60 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa
Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Masuk Neraka Bagian Yang Pertama"
َ َ ُ َ َ
Dosa yang dilakukan oleh seorang muslim, apabila Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬tidak
mengampuninya akan menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka. Di antara
dosa tersebut adalah dosa bid'ah. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َّ َ َ ُ ٌَ َ َ ْ ُ ٌَ ْ َ َ ُ ُ َ َ
‫ َوك َّل ضاللة في الن ِار‬، ‫ َوك َّل بدعة ضاللة‬، ‫ َوك َّل ُم ْحدثة بدعة‬، ‫ور ُم ْحدثات َها‬ ُ ُ َّ َ َ
ِ ‫وشر األم‬

Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Dan setiap yang diada-
adakan adalah bid'ah. Dan setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan di dalam
neraka (Hadits Shahih Riwayat Nasa'i).

Bid'ah inilah yang sebenarnya telah memecah-belah umat islam. Umat yang dahulu
bersatu, satu di atas Al-Qur'an dan Al-Hadits dengan satu pemahaman, yaitu
pemahaman para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬generasi terbaik umat islam, menjadi berbagai aliran
yang banyak. Golongan yang selamat adalah golongan yang tetap berpegang dengan
islam yang murni yang dipahami oleh para sahabat radhiyallahu 'anhum. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda,

118
َ َ ََ َ ‫ َو َم ْن ه َي َيا َر ُس ْو َل الله َق‬:‫ َق ُال ْوا‬،‫النار إ ََّل م َّلة َواح َدة‬
َّ ُّ ُ َّ َ َ ََ ُ ُ ََْ
‫ َما أنا عل ْيه‬:‫ال‬ ِ ‫َوتفت ِرق أ َّمت ْي على ثلث َو َس ْبع ْي َن ملة كل ُه ْم في‬
َ
‫َوأ ْص َحاب ْي‬

Dan akan berpecah-belah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya masuk ke dalam


neraka kecuali satu golongan. Mereka berkata, "Siapakah golongan tersebut Yaa
Rasulullah?" Beliau menjawab, "Golongan yang berada di atas jalanku dan jalan para
sahabatku". (Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).

Ucapan beliau ‫ﷺ‬, ummati yaitu umatku, menunjukkan bahwasanya aliran-aliran


tersebut tidaklah kafir dengan bid'ah yang mereka lakukan. Dan ucapan beliau
‫ ﷺ‬semuanya masuk neraka, menunjukkan bahwasanya bid'ah yang mereka lakukan
adalah dosa besar yang menyebabkan masuk neraka.

Kalau Allah menghendaki, maka Allah mengampuni tanpa diadzab dan kalau Allah
menghendaki maka Allah akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allah
kehendaki.

Seorang muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut yang di antara ciri-
cirinya:

1. Mereka Tidak kembali kepada pemahaman para sahabat di dalam memahami Al-
Qur'an dan Al-Hadits.
2. Tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aqidah dan tauhid,
3. Mendahulukan akal di atas dalil Bersembunyi-sembunyi di dalam beragama, Dan ada
di antara mereka yang memiliki baiat khusus kepada pemimpin aliran.

Dan di antara cirinya mencela dan membicarakan kejelekan penguasa.


Tidak berhati-hati di dalam berdalil berdasar hadits-hadits Nabi ‫ ﷺ‬Mencukupkan diri
dengan Al-Qur'an tanpa hadits di dalam berdalil. Dan di antara cirinya mereka mudah
mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka.

Hendaknya seorang muslim meninggalkan bid'ah meskipun dianggap baik atau hasanah
oleh sebagian manusia. Meninggalkan aliran-aliran sesat tersebut dan jangan tertipu
dengan pakaian atau banyaknya jumlah mereka. Karena kebenaran tidak diukur dengan
perkara-perkara tersebut, tapi diukur kesesuaiannya dengan Al-Qur'an dan Al-Hadits.

Menasehati para pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada
kebenaran dengan cara yang hikmah merupakan bentuk rasa cinta kita kepada saudara
seislam. Dan upaya menyatukan umat di atas kebenaran serta menyelamatkan mereka
dari ancaman neraka.

Dan perlu diketahui bahwasanya meninggalkan aliran-aliran tersebut juga bukan


berarti seseorang hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu dan para ulama. Kemudian
119
mengikuti syahwat dan hawa nafsunya. Karena seorang muslim di dunia ini dituntut
untuk menjauhi fitnah syubhat yaitu kerancuan berpikir dan menjauhi fitnah syahwat.
َ َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memberikan hidayah kepada kita semua.
===
Halaqah yang ke-61 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa
Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian Yang Kedua"

Di antara dosa yang membahayakan seseorang yang beriman dan bisa menjadi
penyebab jatuhnya seseorang ke dalam neraka ketika melewati shirath adalah berdusta
atas nama Nabi ‫ﷺ‬, Beliau ‫ ﷺ‬,

َّ َ ْ ْ َ َْ ََ َ َ
‫َم ْن كذ َب عل َّي فل َيت َب َّوأ َمق َعد ُه م ْن الن ِار‬

Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya dia
menyiapkan tempatnya di dalam neraka (HR.Bukhari dan Muslim)
Hendaknya seseorang berhati-hati di dalam menyampaikan hadits dari Nabi
‫ ﷺ‬menjauhi hadits-hadits dha'if dan palsu, baik dalam masalah aqidah, fadhail amal,
maupun masalah yang lain. Dan bagi yang tidak mampu menghukumi sendiri sebuah
hadits, maka hendaknya dia taqlid dengan ulama atau ustadz yang dia anggap paling
ahli di dalam hadits.

Di antara dosa tersebut adalah dosa lisan dan kemaluan. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬pernah
ditanya tentang perkara yang paling banyak memasukkan manusia di dalam neraka.
Maka beliau ‫ ﷺ‬mengatakan
َْ َْ
‫الف ُم َوالف ْر ُج‬
Mulut dan kemaluan (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Dosa yang dilakukan mulut seperti dusta, membicarakan kejelekan orang lain, mengadu
domba, berfatwa tanpa ilmu, menuduh tanpa hak, makan dan minum yang haram dan
lain-lain. Dosa yang dilakukan kemaluan seperti berzina, liwath, dan lain-lain.

Dan di antara dosa tersebut adalah SOMBONG. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya,
Tidak akan masuk surga, orang yang di dalam hatinya terdapat seberat zarroh-pun dari
kesombongan. Seorang laki-laki bertanya, Sesungguhnya seseorang senang apabila
bajunya bagus dan sandalnya bagus. Maka beliau ‫ ﷺ‬berkata, Sesungguhnya Allah
adalah indah dan mencintai keindahan. Yang dimaksud dengan kesombongan adalah
menolak kebenaran dan meremehkan manusia (HR. Muslim)

Ucapan beliau ‫ ﷺ‬tidak akan masuk surga adalah ancaman bagi pelakunya, bahwasanya
dia bukan termasuk orang-orang yang pertama-tama masuk surga. Dan balasan
kesombongan dia adalah masuk neraka terlebih dahulu. Marilah kita belajar menerima
kebenaran dari manapun datangnya. Karena pada hakikatnya kebenaran adalah dari

120
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Dan janganlah kita meremehkan orang lain, karena ilmu, harta,
َ َ ُ َ َ
jabatan atau gelar yang kita miliki. Karena Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬yang telah memberikan
kepada kita kenikmatan-kenikmatan tersebut, mampu untuk memberikan kepada orang
lain yang semisal atau yang lebih baik kapan Allah kehendaki. Semakin seseorang
rendah hati karena Allah, maka Allah akan semakin mengangkat derajatnya.

Di antara dosa tersebut adalah memakan makanan yang haram. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Sesungguhnya tidaklah tumbuh daging dari makanan yang haram, kecuali neraka lebih
pantas bagi daging tersebut (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).

Seorang muslim hendaknya sangat berhati-hati di dalam mencari rezeki untuk diri-
sendiri dan keluarga. Tidak memakan dan memberi makan, kecuali setelah yakin itu
halal. Hendaknya ia menjauhi riba, memakan harta orang lain tanpa hak, menjauhi uang
suap, menjauhi kurang di dalam menimbang dan segala jenis harta haram lainnya.

Dan di antara dosa yang bisa menjadi sebab jatuhnya seseorang ke dalam neraka adalah
tidak ikhlas di dalam menuntut ilmu, maksudnya ilmu agama. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
yang artinya,
Barang siapa yang menuntut ilmu, yang sebenarnya digunakan untuk mencari ridha
Allah. Dia tidak menuntut ilmu tersebut kecuali untuk mencari dunia, maka dia tidak
akan mencium bau surga pada hari kiamat (Hadits Shahih Riwayat Abu Daud).
Di dalam hadits yang lain beliau ‫ﷺ‬mengatakan bahwasanya barangsiapa saja yang
menuntut ilmu hanya untuk menyombongkan diri di hadapan para ulama atau untuk
berdebat dengan orang-orang bodoh, maka ancamannya adalah neraka (Hadits Shahih
Riwayat Ibnu Majah)
===
Halaqah yang ke-62 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa
Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang ke Dalam Neraka Bagian Yang ke Tiga"

Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah dosa
bunuh diri. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

Barangsiapa yang melempar dirinya dari gunung untuk membunuh dirinya, maka dia
berada di dalam neraka jahannam. Dilempar di dalamnya kekal selamanya. Dan barang
siapa yang meneguk racun untuk membunuh dirinya, maka di dalam neraka jahannam
akan meletakkan racun di tangannya, dia akan meneguknya selamanya di neraka. Dan
barang siapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi tersebut di tangannya dia
menusuk dengan besi tersebut perutnya di neraka jahannam kekal selamanya (HR.
Bukhari dan Muslim)
Bunuh diri bukanlah cara untuk lepas dari masalah, namun justru akan mendatangkan
masalah yang lebih besar. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, maka Allah

121
akan memberikan hidayah kepada hatinya. Di antara dosa tersebut adalah membunuh
َ َ ُ َ َ
tanpa hak. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ َ َ َ ُ َ َّ َ َ ُ َ َ َ َ ُ َّ َ ً۬ َ َّ ُ ‫ۡ ً۬ َ ً۬ َ ء‬ ُۡ
‫َو َمن َيقت ۡل ُمفمنا ُّمت َع ِّمدا ف َج َزاؤ ُه ۥ َج َهن ُم خ َٰ لدا ف َيہا َوغض َُ ٱلله عل ۡيه َول َعنه ۥ َوأعد له ۥ عذ ًابا عُيما‬

"Dan barangsiapa yang membunuh orang yang beriman karena sengaja, maka
balasannya adalah jahannam dia akan kekal di dalamnya. Allah akan marah kepadanya
dan melaknatnya, dan Allah akan siapkan untuknya adzab yang besar." (An-Nisa : 93)
Para ulama menjelaskan bahwasanya maksud dari kekal di dalam neraka bagi orang
yang membunuh orang yang beriman tanpa hak atau bunuh diri yaitu pada asalnya
inilah balasan bagi orang tersebut. Namun dalil lain menerangkan bahwasanya orang
yang beriman, sekecil apapun imannya dan sebesar apapun dosanya dia akan keluar
dari neraka baik dengan ampunan Allah atau dengan syafa'at.

َ َ ُ َ َ
Dan di antara dosa tersebut adalah memakan riba. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ‫ٱلن َار َّٱلت ٓى ُأع َّد ۡت ل ۡل َو َٰ فر‬


َّ ْ ُ َّ َ َ ۡ ُ ُ َّ َ َ َّ ْ ُ َّ ً۬ َ َ ً۬ ۡ َ ْ ٓ ِّ ْ ُ ُ ۡ َ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َٰٓ َ
‫ين‬ ِ ‫) وٱتقوا‬١٦٥( ‫ٱلر َب َٰوا أض َع َٰ فا ُّمض َٰ َعفة َوٱتقوا ٱلله ل َعلك ۡم تفل ُحون‬ ‫ي أيها ٱلذين ءامنوا َّل تأڪلوا‬
١٦١(

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda.
Dan bertakwalah kalian kepada Allah, supaya kalian beruntung. Dan takutlah dengan
api neraka yang disediakan untuk orang-orang kafir." (Ali-Imran : 130-131)
Dan betapa banyak praktek riba di zaman sekarang, seseorang yang akan melakukan
sebuah transaksi hendaknya mengetahui ilmunya. Dan janganlah dia menganggap
mudah perkara riba ini. Dan barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka
Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.

Dan di antara dosa yang berbahaya adalah menggambar makhluk yang bernyawa.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ْ ْ َّ َ ْ ََ َّ َّ َ َ َّ
‫اس عذ ًابا عند الله َي ْو ٌَ الق َي َامة ال ُم َص ِّو ُرون‬
ِ ‫الن‬ ‫إن أشد‬

Sesungguhnya orang yang paling keras adzabnya di sisi Allah pada hari kiamat adalah
para penggambar (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan maksud dari para penggambar di sini adalah penggambar makhluk bernyawa,
masuk di dalamnya orang yang membuat patung makhluk bernyawa dan orang yang
melukis makhluk bernyawa. Banyak para ulama yang memasukkan gambar fotografi
dalam larangan ini. Tidak diperbolehkan kecuali karena darurat seperti untuk surat -
surat penting dan lain-lain. Perbedaan pendapat di antara para ulama dan banyaknya
manusia yang melakukan, janganlah menjadi alasan bagi seseorang untuk bermudah-
mudahan di dalam gambar fotografi ini.

122
Dan di antara dosa tersebut adalah dosa wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Dua golongan dari penduduk neraka yang aku belum pernah melihat mereka, sebuah
kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, mereka gunakan untuk memukul
manusia. Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang. Berjalan lenggak-
lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk ke
dalam surga dan tidak akan mencium baunya, padahal bau surga bisa dicium dari jarak
perjalanan sekian dan sekian.
Dan makna berpakaian tapi telanjang ada yang mengatakan menutupi sebagian aurat
dan membuka sebagian yang lain untuk menampakkan keindahan. Atau memakai
pakaian tetapi tidak sempurna seperti memakai pakaian yang tipis atau membentuk
badan. Seorang muslimah hendaknya bersungguh-sungguh di dalam menjaga hijabnya
dan ikhlas karena Allah. Semoga kesabaran seorang muslimah atas rasa gerah, risih dan
ribet yang mungkin dirasakan oleh sebagian. Dan juga kesabaran menghadapi
gunjingan orang lain, menjadi sebab selamatnya dia dari ancaman neraka.
===
Halaqah yang ke-63 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Beberapa
Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang ke dalam Neraka Bagian yang ke Empat"

Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah dosa
wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

Diperlihatkan kepadaku bahwa sebagian besar penduduk neraka adalah wanita. Mereka
telah ingkar. Dikatakan kepada beliau, Apakah mereka ingkar kepada Allah? Beliau
bersabda, Mereka ingkar kepada suami-suami mereka. Mengingkari kebaikan-kebaikan
mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sekian
lama, kemudian dia melihat darimu sesuatu yang tidak membuat dia senang, maka
wanita tersebut akan berkata, "Aku tidak melihat kebaikan sedikitpun darimu (HR.
Bukhari dan Muslim)

Seorang wanita yang shalihah hendaklah bersyukur kepada Allah, kemudian bersyukur
َ َ ُ َ َ
kepada suaminya, karena dengan sebabnya Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menjaga dia sebagai
seorang istri, menutupi kekurangannya, menunaikan hajatnya dan lain-lain.

Dan secara umum, bersyukur kepada orang lain yang pernah berbuat baik kepada kita
diperintahkan didalam agama islam. Apabila seseorang tidak bisa membalas maka
hendaknya dia mendoakan dengan kebaikan, baik di hadapan orang tersebut maupun
tidak di hadapannya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Barangsiapa yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah. Kalau kalian tidak
menemukan sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah dengan kebaikan sampai
kalian merasa bahwasanya kalian telah membalas kebaikannya (Hadits Shahih Riwayat
Abu Daud dan An-Nasa'i)

123
Dan di antara dosa yang membahayakan kehidupan seorang hamba di akhirat adalah
tiga dosa yang tercantum dalam sabda Nabi ‫ ﷺ‬Tiga orang yang Allah haramkan masuk
surga, pecandu khomr (minuman keras), anak yang durhaka dan dayyuuts (yaitu laki-
laki yang membiarkan kejelekan di dalam keluarganya) (Hadits Hasan Riwayat Imam
Ahmad di dalam Musnadnya).
Seorang kepala keluarga yang membiarkan kemaksiatan di dalam keluarganya dan
memfasilitasi, dikhawatirkan terkena ancaman ini. Seorang kepala keluarga dituntut
untuk tegas dan lembut dengan keluarganya. Rasa sayang bukan berarti harus memberi
segala yang diminta. Dan mendidik mereka untuk taat tidak identik dengan kekerasan.
Istri dan anak adalah ujian dan titipan Allah. Kewajiban kita adalah mengerahkan
tenaga semaksimal mungkin untuk menjaga diri dan keluarga kita dari neraka. dan
َ َ ُ َ َ
hidayah di tangan Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Dan di antara dosa yang membahayakan adalah durhaka terhadap kedua orang tua.

Dan di antara bentuk durhaka adalah menyakiti orang tua dengan lisan, dengan sikap
ataupun dengan tangan. Seorang muslim dan muslimah diperintah untuk berlemah-
lembut kepada orang tua. Merendahkan diri di hadapan mereka, dan menaati perintah
mereka selama tidak bertentangan dengan syariat. Dan di antara bentuk bakti yang
paling berharga kepada orang tua kita adalah mengeluarkan mereka dari kegelapan,
kesyirikan, kebid'ahan dan kemaksiatan menuju cahaya tauhid, sunnah dan ketaatan
َ َ ُ َ
kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Dan di antara dosa yang membahayakan adalah dosa seorang pejabat yang menipu
bawahan atau rakyatnya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

Tidaklah seorang hamba, Allah berikan jabatan kemudian dia mati dalam keadaan
menipu bawahan atau rakyatnya kecuali Allah akan mengharamkan dia masuk ke dalam
surga (HR. Bukhari dan Muslim)
Di antara bentuk menipu kepada rakyat adalah tidak menasehati mereka demi
keselamatan dunia dan akhirat mereka, tidak memenuhi hak-hak mereka, tidak berbuat
adil di antara mereka dan lain-lain.

Maksud diharamkan masuk surga di sini bahwasanya pelakunya tidak bisa masuk surga
secara langsung, namun dia berhak untuk di adzab di dalam neraka terlebih dahulu
apabila Allah menghendaki.

Ini adalah beberapa contoh dosa-dosa besar dan para ulama telah mengarang buku
khusus tentang dosa-dosa besar, kita pelajari supaya kita bisa menjauhi.

Keyakinan ahlussunnah bahwasanya pelaku dosa besar di bawah kehendak Allah.

Kalau Allah menghendaki, maka Allah akan mengampuni, dan kalau Allah menghendaki,

124
maka Allah akan mengadzabnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam surga.
Dan adzab neraka bagi pelaku dosa besar, meski tidak selamanya namun bukan sesuatu
yang ringan. Satu menit dibakar dengan api dunia adalah perkara yang berat. Maka
bagaimana dibakar dalam waktu yang lama dengan api akhirat yang jauh lebih panas.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Api kalian adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka jahanam (HR. Bukhari
dan Muslim).
Kesabaran di dalam menahan hawa nafsu di dunia, bagi seorang muslim jauh lebih
ringan dan lebih mudah dari pada kesabaran di dalam menghadapi adzab neraka di
akhirat.
َ َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬melindungi kita dan keluarga kita dari neraka.
====
Halaqah yang ke-64 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Syafa'at
Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian yang Pertama"
Setelah sebagian orang-orang yang beriman selamat melewati neraka, maka
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan memberikan izin kepada mereka, untuk memberikan syafaat
kepada saudara-saudara mereka, orang-orang yang beriman yang terjatuh ke dalam
neraka.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda di dalam hadits Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu 'anhu yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Ketika orang-orang yang beriman selamat dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku
berada di tangan-Nya tidak ada yang lebih gigih di dalam memohon kepada Allah, hak
saudara-saudara mereka yang jatuh ke dalam neraka dari pada orang-orang yang
beriman di hari kiamat. Mereka berkata, Wahai Rabb kami, saudara-saudara kami
dahulu mereka shalat bersama kami, berpuasa bersama kami dan haji bersama kami.
Ini menunjukkan tentang keutamaan berteman dengan orang-orang yang shaleh dan
melakukan ibadah-ibadah tersebut bersama mereka. Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Maka Allah berkata, Keluarkanlah oleh kalian orang-orang yang kalian kenal. Maka
diharamkanlah wajah-wajah mereka atas neraka.
Maksudnya orang-orang yang beriman yang melakukan dosa besar dan disiksa di dalam
neraka akan dilindungi wajah-wajah mereka dari api neraka, sehingga bisa dikenal.
Mereka pun mengeluarkan banyak orang. Ada di antaranya yang api neraka sudah
membakar sampai pertengahan kedua betisnya. Dan ada yang sampai kedua lututnya.
Kemudian mereka berkata, Wahai Rabb kami tidak tersisa seorangpun yang Engkau
perintahkan untuk kami keluarkan.
Allah berkata, Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya
ada kebaikan, seberat satu dinar, maka keluarkanlah. Mereka pun kembali
mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata, Wahai Rabb kami, kami tidak
sisakan seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.

125
Maka Allah berkata, Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan memiliki
kebaikan, seberat setengah dinar didalam hatinya, maka keluarkanlah. Mereka pun
kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata, Wahai Rabb kami
tidak sisakan seorang pun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.
Maka Allah berkata, Kembalilah kalian. Barangsiapa yang kalian dapatkan memiliki
kebaikan, seberat satu dzarrah, maka keluarkanlah. Mereka pun kembali mengeluarkan
banyak orang.
Yang dimaksud dengan dzarrah adalah atom, yaitu bagian terkecil dari satu unsur, yang
tidak bisa dibelah lagi. Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Mereka berkata, Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan di dalam neraka seorangpun
yang memiliki kebaikan. Allah berkata, Para malaikat telah memberikan syafa'at, para
nabi telah memberikan syafa'at dan orang-orang yang beriman telah memberikan
syafa'at. Dan tidak tersisa, kecuali Dzat Yang paling Penyayang.

Kemudian Allah menggenggam satu genggaman dari neraka, dan mengeluarkan kaum
yang tidak pernah beramal sedikitpun. Keadaan mereka telah menjadi arang. Kemudian
mereka dilempar ke dalam sungai yang berada di mulut-mulut surga. Yang dinamakan
dengan sungai kehidupan. Mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya benih di dalam
lumpur sisa banjir.
Maksudnya akan dengan cepat tumbuh, karena benih yang berada di dalam lumpur sisa
banjir akan lebih cepat tumbuh disebabkan banyaknya faktor yang mendukung, seperti
tanah yang lembut, air yang memadai dan adanya unsur-unsur yang bermanfaat.
Sebagaimana hal ini diketahui oleh para ahli.

Kemudian Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,


Apakah kalian pernah melihat benih yang tumbuh, ketika dekat dengan batu atau dekat
dengan pohon, bagian yang dekat dengan matahari akan berwarna kuning dan hijau.
Dan yang lebih dekat dengan bayangan maka akan berwarna putih.
Maksudnya ada yang mengatakan bahwasanya bagian badan yang terbakar yang lebih
dekat kepada surga akan lebih cepat sempurna dari pada bagian badan yang lebih dekat
kepada neraka.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Kemudian mereka akan keluar seperti mutiara. Dan di leher-leher mereka ada
khowatim, yang dikenal oleh para penduduk surga. Sebagian mengatakan bahwasanya
yang dimaksud dengan khowatim adalah beberapa barang yang terbuat dari emas yang
dikalungkan di leher mereka.

Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,


Maka berkatalah para penduduk surga, Mereka adalah orang-orang yang Allah
bebaskan. Allah telah memasukkan mereka ke dalam surga tanpa sebab amalan yang
mereka amalkan dan tanpa sebab kebaikan yang mereka lakukan.
===

126
Halaqah yang ke-65 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Syafa'at
Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian yang Kedua"
Rasulullah ‫ ﷺ‬akan memberikan syafa'at untuk umatnya, para pelaku dosa besar yang
disiksa di dalam neraka. Di dalam sebuah hadits Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,

bahwasanya Nabi ‫ ﷺ‬akan meminta izin kepada Allah untuk memberikan syafa'at dan
beliau diizinkan. Maka Allah akan meng ILHAM kan kepada beliau pujian-pujian yang
sebelumnya tidak pernah diajarkan kepada beliau di dunia. Dan beliau bersujud, maka
dikatakan kepada beliau, Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka
engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah
syafa'at, maka akan diterima syafa'atmu.
Beliau ‫ ﷺ‬berkata, Wahai Rabb-ku, umatku... umatku....
Dikatakan kepada beliau, Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang ada
di dalam hatinya ada iman sebesar biji gandum. Maka beliau pergi dan melakukannya.
َ َ ُ َ
Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan sujud kepada-
Nya, maka dikatakan kepada beliau, Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu.
Berkatalah, maka engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan
diberi. Dan berikanlah syafa'at, maka akan diterima syafa'atmu.
Beliau ‫ ﷺ‬berkata, Wahai Rabb-ku, umatku... umatku....
Dikatakan kepada beliau, Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di
dalam hatinya ada iman sebesar dzarrah atau qardalah yaitu biji sawi. Maka beliau pergi
dan melakukannya.
َ َ ُ َ
Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬sujud kepada-Nya,
maka dikatakan kepada beliau, Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah,
maka engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan
berikanlah syafa'at, maka akan diterima syafa'atmu.
Beliau ‫ ﷺ‬berkata, Wahai Rabb-ku, umatku... umatku....
Dikatakan kepada beliau, Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di
dalam hatinya ada iman yang lebih kecil dan lebih kecil dari sebuah biji sawi. Maka
beliau pergi dan melakukannya.

Kemudian ke-4 kalinya beliau datang dan kembali memuji dan sujud kepada
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬maka dikatakan kepada beliau, Wahai Muhammad, angkatlah
kepalamu. Berkatalah, maka engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu
akan diberi. Dan berikanlah syafa'at, nisacaya akan diterima syafa'atmu.
Beliau ‫ ﷺ‬berkata, Wahai Rabb-ku, izinkan aku untuk memberikan syafaat kepada setiap
‫َ َ ا‬
orang yang mengatakan ‫َلﺇﻟﻪ ِﺇال ﺍﻟﻠﻪ‬ ِ

127
Maka Allah berkata, Demi keperkasaan-Ku, keagungan-Ku, kebesaran-Ku, dan
‫َ َ ا‬
kemuliaan-Ku sungguh aku akan keluarkan dari neraka orang yang mengatakan ‫َلﺇﻟﻪ ِﺇال‬
ِ
‫ﺍﻟﻠﻪ‬
‫َ َ ا‬
Maksudnya adalah orang yang mengatakan ‫َلﺇﻟﻪ ِﺇال ﺍﻟﻠﻪ‬
ِ ikhlas dari hatinya dan tidak
membatalkannya dengan kesyirikan.
Di dalam Shahih Bukhari disebutkan bahwasanya di antara amalan yang bisa menjadi
sebab kita mendapatkan syafa'at Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬di akhirat adalah membaca doa
setelah mendengar azan, yaitu

َُ َْ َّ ً َ ُْ ََ َْ ََ ْ ً َ ْ َ َّ َ َّ َّ َ ْ َّ َ َّ
‫الصلة القائ َمة آت ُم َح َّمدا ال َوسيلة َوالفضيلة َو ْاب َعثه َمق ًاما َم ْح ُمودا الذي َوعدته‬‫لل ُه َّم َر َّب هذه الدعوة التامة و‬

Dan di antara amalan tersebut adalah bersabar atas kesusahan dan kesempitan hidup di
kota Madinah, kemudian meninggal di dalamnya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ َ َ ْ ً َ َ ً َ ُ َ ُ ْ ُ َّ َ ُ َ َ َ َ ْ َ َ َ ٌ َ َ ُ ْ َ َ
‫يعا أ ْو شهيدا َي ْو ٌَ الق َي َامة إذا كان ُم ْسل ًما‬ ‫َل يصبر أحد على ألوائها فيموت إَل كنت له شف‬

Tidaklah bersabar seseorang atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madinah
kemudian dia meninggal, kecuali aku akan menjadi pemberi syafa'at untuknya atau
pemberi saksi untuknya di hari kiamat, apabila dia adalah orang islam (HR. Muslim )

Ada dua golongan dari umat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang tidak akan mendapatkan syafa'at
beliau ‫ ﷺ‬Beliau bersabda,

َ ُ ُ َ ٌ ُ َ ٌ َ : َ َ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َّ ُ ْ َْ
‫ َوك ُل غال َم ِارق‬،ٌ ٌ‫وٌ غشو‬ ‫صنفان من أمتي لن تنالهما شفاعتي إماٌ ظل‬

Dua golongan dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafa'at dariku, pemimpin
yang zhalim dan setiap orang yang berlebih-lebihan di dalam agama (Hadits Hasan
Riwayat At-Thabrani di dalam Al-Mu'jamul Kabiir )
َ َ ُ َ َ
Kita memohon kepada Allah, semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menerima syafa'at Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬untuk kita semua.
====
Halaqah yang ke-66 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Syafa'at
Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian yang Ketiga"

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya ada di antara umat Beliau ‫ ﷺ‬yang akan


memberikan syafa'at bagi dua dan tiga orang.

Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,
َ َ َّ َ َ ْ َ َّ ‫إ َّن‬
‫الر ُج َل ل َيشف ُع ل َّلر ُجل ْي ِن َوالثَلثة‬

128
Sesungguhnya seseorang sungguh akan memberikan syafa'at bagi 2 orang dan 3 orang
(Hadits Shahih Riwayat Al-Bazzar).
Para syuhada akan Allah berikan kesempatan untuk memberikan syafa'at bagi 70 orang
kerabatnya. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

َْ ُ َّ ُ َ ْ َ
‫ين م ْن أهل َب ْيته‬
َ ‫يد في َس ْبع‬ ‫يشفع الشه‬
Orang yang mati syahid akan memberikan syafa'at bagi 70 orang kerabatnya (Hadits
Shahih Riwayat Abu Daud).
Sebuah kebahagiaan yang luar biasa, seseorang memberi syafa'at untuk orang tua, anak-
anak, istri dan saudara-saudaranya di saat mereka sangat membutuhkan. Ada di antara
umat beliau ‫ ﷺ‬yang akan memberi syafa'at untuk orang banyak.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ‫اك َق‬
َ َ َّ َ ُ َ َ َ َ ََْ ُ َ َ َ َ َّ ْ ُ ْ
َ ‫ال ” س َو‬
‫اى‬ ‫ول الله سو‬‫ قيل يا رس‬. ” ‫” َيدخ ُل ال َجنة بشفاعة َر ُجل م ْن أ َّمتي أ كث ُر م ْن َبني تميم‬

Akan masuk surga lebih dari jumlah Bani Tamim dengan sebab syafa'at satu orang dari
umatku. Dikatakan kepada beliau, Ya Rasulullah, apakah orang itu adalah selain dirimu?
Beliau menjawab, Iya, dia adalah orang lain selain diriku (Hadits Shahih Riwayat
Tirmidzi).
Bani Tamim adalah qabilah yang terkenal besar di zaman Nabi ‫ ﷺ‬Semakin besar iman
seseorang, maka akan semakin besar harapan untuk bisa memberi syafa'at kepada
orang lain. Orang yang banyak melaknat orang lain di dunia tidak bisa memberi syafa'at
di hari kiamat.

Rasulullah ‫ﷺ‬ bersabda,

َ ُ َ َ ُ َ ُ ُ َ َ ّ َّ
‫إن الل َعان ْي َن َّل َيو ْون ْون ش َهد َاء َوَّل شف َع َاء َي ْو ٌَ الق َي َامة‬

Orang-orang yang banyak melaknat tidak akan menjadi saksi dan tidak akan memberi
syafa'at di hari kiamat (HR. Muslim)
Anak-anak orang yang beriman yang meninggal sebelum dewasa akan memberikan
syafa'at bagi kedua orang tuanya.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Anak-anak kecil orang-orang yang beriman akan menjadi da'anish surga.
Arti da'anish adalah jentik-jentik nyamuk yang senantiasa ada di kolam. Maksud Beliau
‫ ﷺ‬bahwasanya anak-anak kecil tersebut pasti akan masuk surga dan tidak akan pernah
meninggalkannya.

Kemudian beliau ‫ ﷺ‬mengatakan,

129
Salah seorang di antara mereka menemui ayahnya atau kedua orang tuanya kemudian
memegang pakaian atau memegang tangannya seperti aku mengambil ujung pakaianmu
ini. Maka dia tidak akan melepaskan pegangannya sampai Allah memasukkan dia dan
kedua orang tuanya ke dalam surga (HR. Muslim)
Ini adalah kabar gembira bagi setiap orang tua yang bersabar ketika diuji oleh Allah
dengan meninggalnya anak yang belum dewasa. Puasa dan Al-Quran akan memberikan
syafa'at.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafa'at pada hari kiamat untuk seorang hamba.
Puasa berkata, "Wahai Rabb-ku aku telah menahannya dari makan dan syahwatnya di
siang hari. Maka terimalah syafa'atku untuknya" Al-Quran berkata, "Wahai Rabb-ku
sesungguhnya aku telah mencegahnya dari tidur di malam hari. Maka terimalah
syafa'atku untuknya. Maka diterimalah syafa'at keduanya" (Hadits Shahih Riwayat
Ahmad di dalam Musnad beliau).

Ini adalah dorongan bagi seseorang untuk berpuasa karena Allah dan menjaga adab-
adabnya. Dan dorongan untuk membaca Al-Quran karena Allah dan menunaikan hak-
haknya. Demikianlah mereka akan memberikan syafa'at setelah diizinkan oleh
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬sebagai bentuk pemuliaan Allah kepada mereka.
Orang-orang yang bertauhid sajalah yang akan mendapatkan syafa'at. Adapun orang-
orang musyrik, orang-orang kafir dan orang-orang munafik, maka mereka tidak akan
َ َ ُ َ َ
mendapatkan syafa'at ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َّ ُ َ َٰ َ َ ۡ ُ ُ َ َ َ َ
َ ‫ٱلش َٰ فع‬
‫ين‬ ‫فما تنفعهم شف عة‬

"Maka tidak akan bermanfaat bagi mereka syafaat orang-orang yang memberikan
syafa'at." (Al-Muddatsir : 48)
Orang-orang yang berdoa kepada Nabi atau Malaikat atau Orang-orang shaleh dengan
alasan ingin mendapatkan syafa'at mereka, justru tidak mendapatkan syafa'at, karena
َ َ ُ َ َ
mereka telah membatalkan iman mereka dengan menyekutukan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬di
dalam beribadah.
===
Halaqah yang ke-67 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-
Qantarah dan Qishas Antara Orang-orang yang Beriman"

Al-Qantarah secara bahasa adalah jembatan. Adapun secara syariat maka yang
dimaksud dengan Al-Qantarah adalah jembatan lain setelah shirath yang terletak antara
neraka dan surga, tempat berkumpulnya orang-orang yang beriman setelah melewati
neraka sebelum masuk ke dalam surga. Termasuk beriman kepada hari akhir adalah
beriman dengan adanya Al-Qantarah ini. Tempat akan dibersihkan hati-hati orang-
orang yang beriman dengan di qishas di antara mereka. Dan ini menunjukkan keadilah
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ت َﻌﺎﻟى‬ ‫َﻭ‬ ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬
130
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ْ َ َ َ
‫ض َمُال ُم كانت َب ْين ُه ْم في‬ ُّ ‫النار َف ُي َق‬
‫ص ل َب ْعضه ْم م ْن َب ْع‬
َّ َ َّ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ ْ ُ َ َّ َ َ ُ ْ ُ ْ ُ ُ ْ
‫يخلص المفمنون من الن ِار فيحبسون على قنطرة بين الجنة و‬
ٍ َ ِ َ َ ُ ُّ ُ
ُ ْ َّ َ ْ َْ َ ْ ْ ُ ُ َََ َْ َّ َ َّ ْ ُ ُ ِّ ُ َ َّ ْ ُّ
‫ ألحدهم أهدى بمنزله في الجنة منه‬،‫ ف َوالذي نفس محمد بيده‬،‫الدن َيا َحتى إذا هذ ُبوا َونقوا أذن ل ُه ْم في دخول ال َجنة‬
َ َّ َ ُ ُ
ْ ُّ َ َ ْ
‫ب َمنزله كان في الدن َيا‬

Orang-orang yang beriman yang selamat dari neraka, mereka akan ditahan di Al-
Qantarah yang terletak di antara surga dan neraka. Kemudian di qishas kedzaliman-
kedzaliman yang terjadi di antara mereka di dunia. Sehingga apabila sudah dibersihkan
dan disucikan mereka akan diizinkan untuk masuk surga. Dan demi Zat Yang Jiwa
Muhammad berada di tangan-Nya. Sungguh salah seorang dari mereka lebih
mengetahui rumahnya di surga dari pada rumahnya di dunia (HR. Bukhari)
Yang akan dibersihkan di sini adalah ghill yang ada didalam hati-hati orang-orang yang
beriman, seperti hasad, dendam, kebencian dan lain-lain yang kadang terjadi di antara
mereka. Semakin bersih hati seseorang di dunia dari ghill maka akan semakin sebentar
qishasnya dan akan semakin cepat dia masuk ke dalam surga. Sebaliknya, semakin
banyak ghill hasad, dendam dan kebencian kepada sesama orang yang beriman, maka
akan semakin lama qishasnya dan semakin lama dia masuk ke dalam surga.

Qishas di Al-Qantarah ini terjadi di antara orang yang beriman saja, dengan maksud
pembersihan hati. Adapun Qishas di Padang Mahsyar, maka untuk semua makhluk yang
kafir maupun yang mukmin. Yang mencakup qishas karena kedzaliman harta, fisik
maupun kehormatan. Apabila sudah bersih dari ghill barulah mereka bisa masuk surga.
Karena tidak masuk surga kecuali orang yang sudah benar-benar sudah bersih dan baik
َ َ ُ َ َ
keadaannya. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ‫َو َن َز ۡع َنا َما فى ُص ُدورهم ِّم ۡن غ ٍّل إ ۡخ َو ًٲنا َع َل َٰى ُس ُر ً۬ر ُّم َت َق َٰ بل‬
‫ين‬ ٍ ِ

"Dan Kami akan hilangkan ghill dari dalam dada-dada mereka." (Al-Hijr : 47)
َ َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬membersihkan hati kita dan saudara-saudara kita dari hasad,
ُ َ َ
dendam dan kebencian yang tidak dibenarkan dan semoga Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang mudah untuk memaafkan orang lain.
===
Halaqah yang ke-68 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Masuknya
Orang-orang yang Beriman ke Dalam Surga Bagian yang Pertama"

Setelah dibersihkan hatinya, maka orang-orang yang beriman akan digiring menuju
surga dengan terhormat dan dimuliakan. Allah akan kembali memuliakan Nabi-Nya di
hadapan orang-orang yang beriman. Beliau ‫ ﷺ‬akan di izinkan untuk memberi syafa'at
bagi calon penduduk surga, supaya dibukakan pintu surga. Syafa'at ini juga termasuk
syafa'at khusus bagi Beliau ‫ ﷺ‬Beliaulah ‫ ﷺ‬yang pertama kali akan mengetuk pintu

131
surga.

Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

َّ ْ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ َ
‫اب ال َجنة‬‫وأنا أول من يقرع ب‬

Dan akulah yang pertama kali akan mengetuk pintu surga (HR. Muslim)
Beliau ‫ ﷺ‬juga bersabda,

َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ ُ َ ُ ُ َ َ ٌ َّ َ ُ ُ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ ْ َ َ
‫ بك أم ْرت َّل أفتَ أل َحد ق ْبلك‬:‫ول‬‫ فيق‬،‫ محمد‬:‫ من أنت فأقول‬:‫ فيقول الخ ِازن‬،َ‫آتي باب الجنة يوٌ القيامة فأستفت‬

Aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat. Kemudian aku minta untuk dibuka.
Berkatalah penjaga surga, Siapa kamu? Aku menjawab, Muhammad. Berkatalah Penjaga
pintu surga Denganmulah aku diperintah aku tidak membuka untuk seorang pun
sebelummu (HR. Muslim)
Dibukalah pintu-pintu surga dan masuklah penduduk surga dengan disambut oleh para
َ َ ُ َ َ
malaikat. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman yang artinya
"Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka akan digiring ke surga secara
berombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga, dan pintu-pintunya telah
dibuka, dan berkatalah penjaga-penjaga surga kepada mereka, Salam atas kalian. Kalian
telah baik, maka masuklah kalian ke dalam surga, sedang kalian kekal di dalamnya."

"Dan mereka mengucapkan, Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janjinya untuk
kami dan telah memberi kami tempat ini. Kami diperkenankan menempati tempat di
dalam surga dimana saja kami kehendaki. Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi
orang-orang yang beramal." (Az-zumar 73-74)

Umat Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬merekalah yang pertama kali akan masuk surga sebelum
umat yang lain. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

َ َّ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ُ َْ َ ْ َ
‫ن ْح ُن اآلخ ُرون األ َّولون َي ْو ٌَ الق َي َامة َون ْح ُن أ َّو ُل َم ْن َيدخ ُل ال َجنة‬

Kita adalah umat terakhir tapi akan menjadi yang pertama di hari kiamat. Dan kita yang
pertama kali akan masuk surga (HR. Bukhari dan Muslim)

Rombongan pertama dari umat Muhammad ‫ ﷺ‬yang akan masuk surga, wajah-wajah
mereka terang seperti bulan di malam bulan purnama. (HR. Bukhari dan Muslim dari
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu)
Di dalam hadits Sahl Ibnu Sa'ad Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

132
Akan masuk surga dari umatku 70.000 atau 700.000 (keraguan dari perawi hadits).
Mereka saling bergandengan tangan di antara mereka sehingga masuklah awal mereka
dan akhir mereka ke dalam surga. Wajah-wajah mereka seperti cahaya bulan di malam
bulan purnama. Ada yang mengatakan merekalah orang-orang yang masuk surga tanpa
hisab dan tanpa azab.

Dan sabda Beliau ‫ﷺ‬

Sehingga masuklah awal mereka dan akhir mereka ke dalam surga

maksudnya mereka akan masuk ke dalam surga dalam keadaan satu shof secara
serentak. Dan ini menunjukkan sangat besarnya pintu surga.

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya orang-orang fakir muhajirin akan lebih dahulu


masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya muhajirin. (HR. Muslim)
===
Halaqah yang ke-69 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Masuknya
Orang-orang Yang Beriman Ke Dalam Surga Bagian yang Kedua"

Rasulullah ‫ ﷺ‬telah menyebutkan di dalam hadits Abdullah bin Mas'ud Radhiyallahu


'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim tentang orang yang terakhir masuk
ke dalam surga. Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

Sesungguhnya aku mengetahui orang yang paling terakhir keluar dari neraka dan paling
terakhir masuk ke dalam surga. Seorang laki-laki keluar dari neraka dalam keadaan
merayap,

Maka Allah berkata kepadanya, Pergilah dan masuklah ke dalam surga.

Diapun mendatangi surga, kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah
penuh. Diapun kembali dan berkata,

Wahai Rabb-ku aku mendapatkan surga sudah penuh.

Allah berkata, Pergilah dan masuklah,

Maka dia mendatangi surga kemudian dibuat terbayang baginya bahwa surga telah
penuh. Diapun kembali dan berkata,

Wahai Rabb-ku, aku mendapatkan surga telah penuh

Allah berkata, Pergilah dan masuklah.

133
Maka sungguh untukmu semisal dengan dunia dan sepuluh kali lipat dari dunia. Atau
bagimu sepuluh kali lipat dari dunia.
Maka hamba tersebut berkata, Apakah Engkau mengejekku? Atau menertawakanku,
sedangkan Engkau adalah Raja?
Berkata Abdullah Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'anhu,

Sungguh aku melihat Rasulullah ‫ ﷺ‬tertawa sampai kelihatan gigi geraham beliau.
Dikatakan bahwa orang ini adalah penduduk surga yang paling rendah tingkatannya.
Pintu-pintu surga ada delapan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ َّ ‫ ََل َي ْد ُخ ُل ُه إ ََّّل‬،‫ان‬
‫الصائ ُمون‬
َ َّ َّ ٌ ‫ ف َيها َب‬،‫الج َّنة َث َمان َي ُة َأ ْب َواب‬
‫اب ُي َس َّمى الري‬ َ ‫في‬

Di dalam surga ada delapan pintu , di antaranya sebuah pintu yang bernama Ar-rayyan,
tidak memasukinya kecuali orang-orang yang puasa. (HR. Bukhari dari Sahl Ibnu Sa'ad
Radhiyallahu 'anhu)

Rasulullah ‫ ﷺ‬telah mengabarkan beberapa nama dari pintu-pintu surga.


Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

Barangsiapa yang menginfakkan dua pasang unta di jalan Allah, maka akan dipanggil
dari Pintu-pintu surga. Wahai Abdullah ini adalah baik. Maka barangsiapa yang
termasuk ahli shalat, dia akan dipanggil dari pintu shalat. Dan barangsiapa yang
termasuk ahli jihad, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Dan barang siapa yang
termasuk ahli puasa, maka akan dipanggil dari pintu ar-rayyan. Dan barangsiapa yang
termasuk ahli shadaqah, maka akan dipanggil dari pintu shadaqah.

Berkata Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu,

Tebusanku bapak dan ibuku Yaa Rasulullah. Tidak ada yang rugi dipanggil dari pintu
manapun. Apakah ada yang dipanggil dari semua pintu? Beliau ‫ ﷺ‬berkata, Ya, dan aku
berharap engkau termasuk mereka. (HR. Bukhari dan Muslim)

Orang yang memperbaiki wudhunya kemudian membaca dua kalimat syahadat, maka
akan dibuka untuknya 8 pintu surga. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudhu kemudian memperbaiki wudhunya
kemudian berkata,

ُُ ُ ُ َ ً َّ َ ُ َّ َّ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ
‫ َو أن ُم َح َّمدا ع ْبدِالله َو َر ُس ْوله‬،‫أش َهد أن َل إله إَل الله‬

kecuali akan dibuka baginya delapan pintu surga, silahkan dia memasuki dari mana saja
dia kehendaki (HR. Musim)

134
Delapan pintu surga ini dibuka setiap tahun di bulan Ramadhan.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ين‬
َّ
ُ ‫الش َياط‬ َ ِّ ُ ‫اب ْال َج َّنة َو ُغ ِّل َق ْت َأ ْب َو‬
‫اب جهنم َو ُصفدت‬ ُ ‫ت َأ ْب َو‬
ْ َ ِّ ُ ُ َ َ َ َ َ َ
‫إذا جاء رمضان فتح‬

Apabila masuk bulan Ramadan, maka akan dibuka Pintu-pintu surga dan akan ditutup
Pintu-pintu Jahanam dan akan dibelenggu setan-setan. (HR. Bukhari dan Muslim)

Ada di antara pintu-pintu surga yang jarak antara kedua tepi seperti jarak antara kota
Mekah dan kota Bushra atau kota Mekkah dan kota Hajar (HR. Bukhari dan Muslim )

Hajar adalah kota masyhur di Bahrain dan Bushra adalah kota masyhur di Suriah.
Apabila diukur maka jarak antara kota Mekkah dengan kedua kota tersebut kurang
lebih 1200 km. Di dalam hadits yang lain,

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya ada di antara pintu-pintu surga yang jarak


kedua tepinya 40 tahun perjalanan. (HR. Muslim )
َ َ ُ َ َ
Semoga Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬memudahkan jalan kita menuju surga.
===
Halaqah yang ke-70 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Derajat-
derajat Al-jannah atau Surga"

Al-Jannah memiliki derajat yang banyak dan para penduduknya memiliki derajat yang
َ َ ُ َ َ
berbeda sesuai dengan kadar iman dan taqwa mereka. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ۡ ُ َّ َ َ َٓ َُ َّ ‫َو َمن َي ۡأتهۦ ُم ۡفم ً۬نا َق ۡد َعم َل‬


‫ٱلص َٰ ل َح َٰ ت فأ ْول َٰ ِٕٮك ل ُه ُم ٱلد َر َج َٰ ت ٱل ُعل َٰى‬

"Dan barangsiapa yang datang kepada Allah dalam keadaan beriman dan telah
mengamalkan amal-amal yang shaleh, maka merekalah yang akan mendapatkan
derajat-derajat yang paling tinggi." (Thaha : 75)
Dan yang paling tinggi derajatnya adalah Rasulullah ‫ﷺ‬,

Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,
Apabila kalian mendengar muadzin, maka katakan seperti yang ia katakan, kemudian
bershalawatlah untukku, karena barangsiapa bershalawat untukku sekali, maka
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mintalah kepada
Allah untukku Al-Wasilah. Karena sesungguhnya Al-wasilah adalah sebuah kedudukan
di surga yang tidak pantas kecuali untuk seorang hamba di antara hamba-hamba Allah.
Dan aku berharap akulah hamba tersebut. Maka barangsiapa yang memintakan untukku
Al-Wasilah, dia berhak untuk mendapatkan syafa'at (HR. Muslim).

135
Rasulullah ‫ ﷺ‬telah mengabarkan bagaimana ketinggian derajat sebagian orang-orang
yang beriman, dibandingkan penduduk surga yang lain.

Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,
Sesungguhnya penduduk surga akan melihat Ahlul Ghurf, yaitu penduduk surga yang
memiliki kedudukan paling tinggi yang ada di atas mereka, seperti kalian melihat
bintang yang masih tersisa di ufuk timur maupun barat. Yang demikian karena jauhnya
perbedaan kedudukan di antara mereka. Mereka berkata, Yaa Rasulullah, bukankah itu
adalah kedudukan para Nabi yang tidak dicapai oleh yang lain?
Beliau ‫ ﷺ‬bersabda, Iya, demi Zat Yang Jiwaku ada di tangan-Nya mereka adalah orang-
orang yang beriman dan membenarkan para Rasul (HR. Bukhari dan Muslim).

Di antara orang-orang beriman yang akan mendapatkan kedudukan yang tertinggi


adalah Abu Bakar dan Umar Radhiyallahu 'anhuma.
Sesungguhnya orang-orang yang memiliki derajat atau kedudukan yang paling tinggi
akan dilihat oleh orang-orang yang ada di bawah mereka seperti kalian melihat bintang
yang baru terbit di ufuk langit. Dan sesungguhnya Abu Bakar dan Umar termasuk
mereka. Dan mereka berdua akan mendapatkan nikmat (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah
dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah).
Para mujahidin fii sabilillah, mereka termasuk orang-orang yang memiliki kedudukan
yang tinggi di dalam surga.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Sesungguhnya di dalam surga ada seratus derajat yang Allah sediakan bagi orang-orang
yang berjihad di jalan Allah. Setiap dua derajat seperti antara langit dan bumi. Maka
apabila kalian meminta kepada Allah, mintalah Al-Firdaus. Karena sesungguhnya Al-
Firdaus adalah surga yang paling afdhal dan surga yang paling tinggi. Di atasnya ada
arsyurrahman. Dan di sanalah terpancar sungai-sungai surga (HR. Bukhari).
Orang yang memberikan nafkah kepada janda dan orang miskin, maka dia akan
mendapatkan pahala orang yang berjihad di jalan Allah atau seperti orang yang
berpuasa di siang hari dan shalat di malam hari. Sebagaimana diriwayatkan dalam
hadits riwayat Bukhari dan Muslim.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Barangsiapa yang memberi nafkah dua orang anak wanita sampai dia baligh, maka dia
akan datang pada hari kiamat, aku dan dia (kemudian beliau ‫ ﷺ‬menggenggam jari-jari
beliau) (HR. Muslim).
Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Orang yang menanggung anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia di surga
seperti dua jari ini (HR. Muslim).

136
Dan ini menunjukkan ketinggian derajat orang tersebut. Karena yang dimaksud dengan
dua jari di sini adalah jari telunjuk dan jari tengah. Dan di dalam hadits yang shahih
yang diriwayatkan oleh Tirmidzi,

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Sesungguhnya termasuk orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat
denganku majelisnya di hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara
kalian.
Orang tua bisa ditinggikan derajatnya di dalam surga karena sebab istighfar anaknya.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Sungguh seseorang akan diangkat derajatnya di surga, maka dia berkata, Dari mana ini?
Dikatakan kepadanya, Ini semua karena istighfar anakmu untukmu (Hadits Shahih
Riwayat Ibnu Majah).

Ini adalah dorongan bagi orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik. Dan penghuni
surga yang paling rendah derajatnya telah kita sebutkan dalam halaqah sebelumnya.
===
Halaqah yang ke-71 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Jannah
dan Kenikmatannya Bagian yang Pertama"

Al-Jannah secara bahasa adalah kebun. Dan secara syariat. Al-Jannah adalah negeri di
akhirat yang penuh dengan kenikmatan yang Allah sediakan bagi orang-orang yang
bertakwa. Kenikmatan yang tidak pernah terbetik di dalam hati manusia.
Bagaimanapun besar kenikmatan di dunia, maka tidak akan menyamai kenikmatan di
surga. Dan bagaimanapun kita berusaha mengkhayal sebuah kenikmatan, maka tidak
َ َ ُ َ َ
akan setara dengan kenikmatan di dalam surga. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُ ْ ُ َ ‫ء‬ َۡ ُ َ ۡ ُ ‫َ َ َ ۡ َ ُ َ ۡ ًٌ۬ ء‬
‫س َّما أخف َى ل ُهم ِّمن ق َّرة أع ُي ٍ ً۬ن َج َزا َءُۢ ب َما كانوا َي ۡع َملون‬ ‫فَل تعلم نف‬

"Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang tersimpan untuknya, berupa kenikmatan
yang menyejukkan mata. Sebagai balasan atas apa yang sudah mereka amalkan." (As-
Sajadah : 17)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
َ َْ ََ َ َ َ ْ َ ُُ َ ْ َ َ َ َّ ‫الل ُه َأ ْع َد ْد ُت لع َبادى‬
َّ َ َ
‫ َوَل خط َر على قلُ َبش ٍر‬، ‫ َوَل أذن َسم َعت‬، ‫ين َما َل ع ْي َن َرأت‬
َ ‫الصالح‬ ‫قال‬

Allah ta'ala berkata, Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shaleh, kenikmatan yang
tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah
terbetik di dalam hati manusia (HR. Bukhari dan Muslim)
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬telah mengabarkan kepada kita sebagian dari kenikmatan surga.
Nama-nama kenikmatan di dalam surga yang Allah kabarkan kepada kita sama dengan

137
nama-nama kenikmatan yang ada di dunia. Namun memiliki sifat yang berbeda. Rumah
di surga lain dengan rumah di dunia, meskipun namanya sama-sama rumah. Demikian
pula buah-buahan di surga jauh lebih nikmat dari pada buah-buahan di dunia, meski
َ َ ُ َ َ
sama namanya. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ َ َ ْ ُُ َ َۡ َّ َ َ ْ ُ َ ً۬ ۡ ً۬ َ ۡ ْ ُ َّ ُ
‫ڪل َما ُر ِزقوا من َہا من ث َم َرة ِّرزقا قالوا ه َٰ ذا ٱلذى ُر ِزقنا من ق ۡب ُل َوأتوا بهۦ ُمتش َٰ بها‬

"Setiap kali mereka diberi buah-buahan dari surga mereka berkata, Inilah rezeki yang
telah diberikan kepada kami dahulu di dunia. Mereka diberi buah-buahan yang
serupa......" (Al-Baqarah : 25)
Ada yang mengatakan serupa warna, bentuk dan namanya. Namun berbeda rasa dan
kelezatannya. Orang yang masuk ke dalam surga dan merasakan sedikit dari
kenikmatan surga akan merasa bahwa dia tidak pernah susah di dunia.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Dan akan didatangkan seorang penduduk surga yang paling susah di dunia. Kemudian
dicelupkan sekali celupan di dalam surga. Kemudian ditanya, Wahai anak Adam,
pernahkah engkau merasakan kesengsaraan? Apakah pernah engkau tertimpa
kesusahan? Dia menjawab, Tidak pernah Demi Allah. Wahai Rabb-ku tidak pernah aku
sengsara dan tidak pernah aku melihat kesusahan (HR. Muslim)
Dan di antara kesempurnaan kenikmatan surga, bahwa apa yang kita inginkan akan
َ َ ُ َ َ ُ َ َ ُ َ َ
diberi oleh Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُ ‫َّ ُ ۡ َ َ َ َ ء‬
َ ‫ون َخ َٰ لد‬
‫ين‬ ‫لهم فيها ما يشاء‬

"Bagi merekalah apa yang mereka inginkan, di dalam surga mereka kekal di
dalamnya." (Al-Furqan : 16)
Oleh karena itu, di antara nama-nama surga adalah Jannaatun Na'im yaitu jannah yang
penuh dengan kenikmatan (Lihat Surat Luqman : 8)

Dan di antara nama-nama surga adalah Daarussalam yang artinya negeri yang selamat.
Maksudnya selamat dari semua kekurangan dan kejelekan (Lihat Surat Al-An'am : 127)

Dan di antara nama surga adalah Maqaam Amiin yang artinya tempat tinggal yang
aman. Yaitu aman dari segala musibah dan kejelekan (Lihat Surat Ad-Dukhan : 51)

Dan di antara nama surga adalah Daarul Muqaamah yang artinya negeri yang terus
menerus ditempati (Lihat Surat Faathir : 35)

Demikianlah kesempurnaan kenikmatan di dalam surga, negeri yang penuh dengan


kenikmatan, selamat dari semua kekurangan, aman dari segala musibah dan kekal
selama-lamanya.
====
138
Halaqah yang ke-72 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Jannah
dan Kenikmatannya Bagian yang Kedua"
َ َ ُ َ َ
Luas surga adalah seluas langit dan bumi. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
َ ۡ َ ُ َ َٰ َ َّ َ ُ ۡ َ َّ َ َ ۡ ُ ِّ َّ ِّ ً۬ َ ۡ َ َ ْ ٓ ُ َ َ
ُ ‫ٱأل ۡر‬
‫ض‬ ‫وس ِارعوا إل َٰى مغفرة من ربڪم وجنة عرضها ٱلسم وٲت و‬

"Dan hendaklah kalian berlomba-lomba untuk mendapatkan ampunan dari Rabb kalian.
Dan berlomba untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi." (Ali-
Imran : 133)

ُ َ َ
Para penduduk surga akan mendapatkan rumah-rumah yang mewah. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َۡ ۡ َ َ ًٌ۬ ًٌ۬ ُ َ ًٌ۬ ُ َ ْ َ َّ َ َّ َ


‫ين ٱتق ۡوا َرَّب ُہ ۡم ل ُه ۡم غ َرف ِّمن ف ۡوق َها غ َرف َّم ۡبن َّية ت ۡج ِرى من ت ۡحت َہا ٱألن َہ َٰ ُر‬ ‫ل َٰ ك ِن ٱلذ‬

"Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Allah, bagi mereka kamar-kamar di
dalam surga, yang di atasnya ada kamar-kamar yang dibangun" (Az-Zumar : 20)

Rasulullah ‫ ﷺ‬telah mengabarkan tentang bangunan dan tanah di surga. Ketika beliau
‫ ﷺ‬ditanya oleh para sahabat tentang bangunan surga, Beliau ‫ ﷺ‬berkata,

Batu bata dari perak dan batu bata dari emas, lumpurnya bau wangi kasturi yang sangat
harum. Kerikilnya mutiara dan batu mulia. Tanahnya elok seperti warna
za'faron (Hadits shahih riwayat Tirmidzi)

Di dalam sebuah hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwasanya

orang yang shalat dua belas raka'at setiap hari, maka akan dibangunkan rumah di
surga (HR. Muslim)

Maksud dari dua belas raka'at adalah shalat rawatib yang terdiri dari empat raka'at
sebelum dzhuhur, dua raka'at setelah dzhuhur, dua raka'at setelah maghrib, dua raka'at
setelah isya' dan dua raka'at sebelum shubuh.

Di dalam surga juga ada kemah. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

Kemah di surga terbuat dari mutiara-mutiara yang berongga dalamnya, tinggi kemah
tersebut 30 mil ke atas (HR. Bukhari)
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ت َﻌﺎﻟى‬ ‫َﻭ‬ ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ‬mengabarkan dalam Surat Al-Baqarah : 25

dan juga ayat-ayat yang lain bahwasanya surga di bawahnya mengalir sungai-sungai.

139
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬mengabarkan di dalam ayat yang lain bahwa di dalam surga ada
sungai dari air yang tidak akan payau, ada sungai dari susu yang tidak akan berubah
rasanya. Ada sungai-sungai dari khamr yang lezat bagi orang-orang yang meminumnya,
Dan ada sungai-sungai dari madu yang tersaring lagi bersih (Lihat Surat
Muhammad:15)

Dan di antara sungai-sungai yang ada adalah Al-Kautsar, sungai yang Allah berikan
َ َ ُ َ َ
untuk Rasulullah ‫ﷺ‬. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ َ ۡ َ َ َ ۡ َ ‫َّ ء‬
‫إنا أعط ۡين َٰ ك ٱلو ۡوث َر‬

"Sungguh Aku telah memberimu wahai Muhammad, Al-Kautsar." (Al-Kautsar : 1)


َ َ ُ َ َ
Di dalam surga juga ada mata air-mata air yang mengalir. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ُ ً۬ َّ َ ‫إ َّن ۡٱل ُم َّتق‬


‫ين فى َجن َٰ ت َوع ُيون‬

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam kebun-kebun dan mata air-
mata air yang mengalir" (Adz-Dzariyat : 15)

Dan di antara nama mata air surga adalah salsabil (Lihat Al-Insan : 18)

Di dalam surga juga ada pohon-pohon. Rasulullah ‫ ﷺ‬menyebutkan di dalam sebuah


hadits,

Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pohon yang apabila seorang pengendara
berjalan menuruti bayangannya, yaitu bayangan pohon tersebut, niscaya 100 tahun dia
tidak akan selesai (HR. Bukhari)

Dan di antara pohon surga adalah Sidratul Muntaha yang Allah sebutkan dalam Surat
An-Najm : 14.

Adapun bau wanginya maka Rasulullah ‫ ﷺ‬telah mengabarkan di dalam sebuah hadits
yang shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah,

ً َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ ُ َ َ َ َّ َ
‫ين خ ِر ْيفا‬‫وإن ِريحها ليوجد من مسيرة سبع‬

Sungguh bau wangi surga tercium dari jarak perjalanan 70 tahun.


===
Halaqah yang ke-73 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Jannah
dan Kenikmatannya Bagian yang Ketiga"

140
Di antara makanan penduduk surga adalah daging burung dan buah-buahan. Mereka
akan meminum arak di dalam surga yang tidak memabukkan dan tidak membuat
َ َ ُ َ َ
pening kepala. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ َ َ ُ ُ َ َ َ ۡ َ َ ُ َّ َ ُ َّ ً۬ ‫يق َو َك ۡأ‬
َ َ َ َ ً۬ َ ۡ َ َ ُ َّ َ ُّ ًٌ۬ َ ۡ ۡ ۡ َ َ ُ ُ َ
‫) َوف َٰ ك َهة‬١٤( ‫نزفون‬ ‫ي‬ ‫َّل‬‫و‬ ‫ا‬‫ہ‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ون‬‫ع‬ ‫د‬‫ص‬ ‫ي‬ ‫َّل‬ )١٨ ( ً۬ ‫س ِّمن َّمع‬
‫ين‬ ٍ ‫ار‬ِ ‫ب‬ ‫أ‬‫و‬ ‫اب‬‫و‬‫ك‬ ‫أ‬ ‫ب‬ )١٧ ( ‫ون‬‫يطوف عليہم ِولدٲن مخلد‬
َ ُ َ ۡ َ َّ ِّ ً۬ ِ ۡ َ ۡ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َّ ِّ ٍ
٢١( ‫) ولحم طي ٍر مما يشتہون‬٢٥( ‫مما يتخيرون‬

"Mereka akan dikelilingi oleh anak-anak muda yang akan tetap muda, dengan
membawa gelas, cerek dan seloki atau piala yang berisi arak yang diambil dari mata air
yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk. Dan buah-buahan
dari apa yang mereka pilih. Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan" (Al-
Waqi'ah : 17-21)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Di dalam surga ada burung yang lehernya seperti leher unta, Kemudian beliau
‫ ﷺ‬mengatakan, Yang memakannya lebih baik dari padanya (Hadits hasan riwayat
Tirmidzi)

Makanan pertama penduduk surga adalah tambahan hati ikan paus (HR. Bukhari)

Maksudnya adalah sepotong daging yang menggantung pada hati ikan paus dan dia
adalah bagian yang paling lezat dari hati ikan paus.

Di dalam hadits Tsauban Radhiyallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,

Beliau ‫ ﷺ‬ditanya oleh seorang ulama Yahudi, Apa yang mereka makan setelah itu?
Beliau ‫ ﷺ‬berkata, Akan disembelih bagi mereka sapi jantan dari surga yang akan
dimakan oleh semua penduduk surga.
Ulama Yahudi tersebut berkata, Apa yang mereka minum setelahnya?

Beliau ‫ ﷺ‬berkata, mereka akan minum dari mata air di dalam surga yang dinamakan
salsabil.

Para penduduk surga makan bukan karena lapar, dan minum bukan karena haus. Dan
mereka tidak mengeluarkan kotoran.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Sesungguhnya penduduk surga makan dan minum. Dan tidak meludah, tidak buang air
kecil, tidak buang air besar dan tidak membuang ingus. Mereka bertanya, Lalu ke mana
makanannya? Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan, Menjadi sendawa dan keringat, seperti keringat
minyak kasturi (HR. Muslim)

141
Bejana-bejana mereka seperti piring, cangkir dan teko terbuat dari emas dan perak.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Dua surga terbuat dari perak, bejana-bejana keduanya dan apa-apa yang ada di dalam
keduanya. Dua surga terbuat dari emas, bejana-bejana keduanya dan apa-apa yang ada
di dalam keduanya (HR. Bukhari dan Muslim)
Pakaian penduduk surga terbuat dari sutra, memakai perhiasan dari emas, perak dan
َ َ ُ َ َ
mutiara. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ ُ ‫ُي َح َّل ۡو َن ف َيها م ۡن َأ َساو َر من َذ َه ًُ۬ َو ُل ۡف ُل ً۬فا َول َب‬


‫اس ُه ۡم ف َيها َح ِر ٌير‬ ِ

"Mereka diberi perhiasan gelang dari emas dan perhiasan mutiara, dan pakaian mereka
dari sutra" (Al-Hajj : 23)
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ً ‫ندس ُخ ۡض ًٌ۬ر َوإ ۡس َت ۡب َر ًٌ۬ق َو ُح ُّل ٓو ْا َأ َساو َر من ف َّض ً۬ة َو َس َق َٰٮ ُه ۡم َرُّب ُہ ۡم َش َر ً۬ابا َط ُه‬
‫ورا‬
ُ ُ ُ َ ۡ ُ َ َٰ َ
ِ ٍ ‫ع ليہم ثياب س‬

"Mereka akan memakai pakaian dalam dari sutra halus yang berwarna hijau dan
memakai pakaian luar dari sutra tebal dan dihiasi dengan gelang dari perak dan Rabb
mereka memberi minum kepada mereka dengan air yang sangat bersih" (Al-Insan : 21)
Mereka akan bersandar di atas permadani yang dalamnya terbuat dari sutra tebal
(Lihat Ar-Rahman : 54)

Dan akan bersandar di atas sofa yang tersusun (Lihat At-Thur : 20)

ُ َ َ
Para penduduk surga akan saling bertemu dan bertegur sapa. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ‫ٱلل ُه َع َل ۡي َنا َو َو َق َٰٮ َنا َع َذ‬


َّ ‫اب‬
ٌ‫ٱلس ُمو‬
َّ َّ َ َ
‫)فمن‬٢٦( ‫ين‬ َ ‫ڪ َّنا َق ۡب ُل ف ٓى َأ ۡهل َنا ُم ۡشفق‬
ُ َّ ْ ٓ ُ َ َ ُ ‫َ َ ۡ َ َ َ ۡ ُ ُ ۡ َ َ َٰ َ ۡ ً۬ َ ء‬
‫) قالوا إنا‬٢٠( ‫ض َيت َسا َءلون‬
ۡ َ ُ ُ َّ ُ ُ ۡ َ ُ ۡ َ ٍ ‫وأقبل بعضہم على بع‬
ُ َّ ُّ َ َّ ُ َّ
٢٨( ‫) إنا ڪنا من قبل ندعوه إنه ۥ هو ٱلبر ٱلرحيم‬٢٧(
"Dan mereka akan saling berhadapan dan saling bertanya. Mereka berkata,
Sesungguhnya kita dahulu di dunia sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kita
merasa takut dengan adzab. Maka Allah memberikan karunia kepada kita. Dan
memelihara kita dari azab neraka. Sesungguhnya kita dahulu menyembahnya sejak
dahulu dan Dia-lah yang Maha Melimpahkan Kebaikan dan Maha Penyayang" (At-Thur :
25-28)
===
Halaqah yang ke-74 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Jannah
dan Kenikmatannya Bagian yang Ke Empat"

Para penduduk surga akan masuk ke dalam surga seperti manusia yang berumur 33
tahun.

142
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ َ َََ َ َ َ َ َ َّ َ ُ ً ْ ُ ً ْ ُ َ َّ َ ْ َّ َ ْ ُ ْ َ ُ ُ ْ َ
‫ين َسنة‬ ‫ين أ ْبن َاء ثَلث وثَلث‬ ‫يدخل أهل الجنة الجنة جردا مردا موحل‬

Penduduk surga akan masuk ke dalam surga dalam keadaan kulit tidak berambut, tidak
berjenggot, bercelak matanya seperti manusia yang berumur 30 atau 33 tahun (Hadits
Hasan Riwayat Tirmidzi).
Tiga puluh atau tiga puluh tiga adalah keraguan dari rawi. Dan di dalam hadits hasan
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu disebutkan
bahwasanya mereka akan masuk surga dalam keadaan kulit berwarna putih, berumur
tiga puluh tiga tahun dengan tinggi enam puluh hasta. Satu hasta adalah dari siku ke
ujung jari.

Allah akan menikahkan para laki-laki penduduk surga dengan bidadari yang sempurna
kecantikannya.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ً۬ ‫َو َز َّو ۡج َن َٰ ُهم ب ُحور ع‬
‫ين‬ٍ ٍ

"Dan Kami akan menikahkan mereka dengan bidadari-bidadari" (Ath-Thuur : 20)


Dan yang dimaksud dengan Huur adalah wanita-wanita yang putih matanya sangat
putih. Dan bagian hitam matanya sangat hitam. Dan 'iin adalah wanita-wanita yang
lebar matanya. Allah menyebutkan bahwasanya bidadari-bidadari tersebut besar
payudaranya dan sebaya umurnya (An-Nabaa : 33).

َ َ ُ َ َ
Mereka diciptakan oleh Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬secara langsung dalam keadaan perawan dan
penuh rasa cinta kepada suaminya (Al-Waqi'ah : 35-37)

Sangat cantik seperti mutiara yang tersimpan, yang tidak berubah warnanya (Al-
Waqi'ah : 23)

Dan ada yang seperti batu mulia dan mereka menjaga pandangan mereka hanya untuk
suaminya (Ar-Rahman : 56-58).

Para bidadari tersebut tidak pernah haid dan mereka bersih dari segala kotoran (Al-
Baqarah : 25)
Rasulullah ‫ ﷺ‬menyebutkan bahwasanya
seandainya seorang bidadari muncul dan melihat ke bumi, niscaya dia akan menyinari
apa yang ada di antara surga dan bumi. Dan niscaya akan memenuhi antara surga dan
bumi dengan bau wangi. Dan sungguh khimar atau kerudung seorang bidadari lebih
baik dari pada dunia dan seisinya (Hadits Riwayat Bukhari).

143
Para bidadari tersebut akan cemburu bila suaminya yang sedang di dunia disakiti oleh
istrinya di dunia, sebagaimana tersebut didalam hadits yang shahih riwayat Tirmidzi
dan Ibnu Majah.

Lelaki penduduk surga akan diberi kekuatan seratus kali lipat dalam makan, minum,
syahwat dan mendatangi istrinya (Hadits Shahih Riwayat Ath-Thabrani dalam Al-
Mu'jamul Kabiir).

ُ َ َ
Istri di dunia akan menjadi istri di akhirat apabila istri tersebut beriman. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ُ َۡ ‫ء‬ َ َ َ ُ ُ ۡ ً۬ ۡ َ ُ َّ
‫َجن َٰ ت عدن َيدخلون َہا َو َمن َصلَ م ۡن َء َابا ِٕٮہ ۡم َوأز َوٲجه ۡم َوذ ِّرَّي َٰ تہ ۡم‬

"Surga-surga yang mereka akan masuk ke dalamnya dan juga orang-orang yang shaleh
dari bapak-bapak mereka, istri-istri mereka dan keturunan-keturunan mereka" (Ar-
Ra'ad : 23)
Para penduduk surga akan dilayani oleh anak-anak muda yang Allah ciptakan di dalam
surga, mereka sangat indah dipandang dan banyak seperti mutiara-mutiara yang
bertebaran (Lihat Al-Waqi'ah : 17 dan Al-Insan : 19)
===
Halaqah yang ke-75 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Al-Jannah
dan Kenikmatannya Bagian yang Ke Lima"

Sebagian besar penduduk surga adalah orang-orang lemah. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

َ ‫ان َع َّام ُة َم ْن َد َخ َل َها ْال َم َساك‬


‫ين‬
َ َ َ
‫فك‬

Maka sebagian besar orang yang memasukinya adalah orang-orang miskin (HR. Bukhari
dan Muslim)
Rasulullah ‫ ﷺ‬telah mengabarkan beberapa nama penduduk surga, di antaranya Abu
Bakr, Umar, Utsman dan Ali Radhiyallahu 'anhum. Sebagaimana di dalam hadits yang
shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Kenikmatan paling besar penduduk surga di atas segala kenikmatan surga yang mereka
rasakan adalah memandang wajah Allah yang mulia

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Apabila penduduk surga masuk ke dalam surga maka Allah Tabaraka wa ta'ala akan
berkata, Apakah kalian menginginkan aku tambah kenikmatan kepada kalian? Mereka
berkata, Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau
telah memasukkan kami ke dalam surga? Dan menyelamatkan kami dari neraka? Allah

144
pun menyingkap hijab, maka mereka tidak diberi sesuatu yang lebih mereka cintai dari
pada melihat kepada Rabb mereka 'Azza wa jalla (HR. Muslim).
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ًٌ۬ َ َ ۡ ْ ُ َ َ َّ ِّ
‫ين أ ۡح َسنوا ٱل ُح ۡسن َٰى َو ِزَيادة‬ ‫للذ‬

Bagi orang-orang yang berbuat baik adalah surga dan tambahan" (Yunus : 26)
"Tambahan" dalam ayat di atas adalah memandang wajah Allah. Sebagaimana datang
tafsirnya dari para sahabat seperti Abu Bakr, Abu Musa Al-Asy'ari dan Hudzaifah
Radhiyallahu 'anhum.

Para penduduk surga akan sangat berbahagia dan wajah mereka berseri-seri ketika
melihat Allah 'Azza wa jalla, Dzat yang selama di dunia mereka imani dan mereka
sembah, padahal mereka tidak pernah melihat-Nya. Mereka taati perintah-Nya, mereka
jauhi larangan-Nya, mereka benarkan kabar-kabar-Nya, bersabar atas ujian-Nya,
mereka baca dan dengarkan firman-Nya, mereka ikuti Nabi-Nya, menyeru kepada jalan-
Nya, dan merindukan pertemuan dengan-Nya. Meskipun dengan segala kekurangan
َ َ ُ َ َ
yang mereka miliki. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ًٌ۬ َ َ ٌ َّ ً۬ ًٌ۬ ُ ُ
٢٦( ‫) إل َٰى َ ِّرب َہا ناظ َرة‬٢٢( ‫وه َي ۡو َم ِٕٮذ ناض َرة‬ ‫وج‬

"Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri, melihat kepada Robb mereka" (Al-Qiyamah :
22-23)

Saudaraku, jalan ke surga adalah jalan yang penuh rintangan. Tidak sampai ke sana
kecuali orang yang bersabar. Ada perintah yang harus dikerjakan, ada larangan yang
harus dijauhi, dan ada ujian yang harus kita sabar menghadapinya.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
َّ َّ َّ َ ْ ُ َّ ْ َّ
‫ُحفت ال َجنة بال َمك ِاره َو ُحفت الن ُار بالش َه َوات‬

Surga dikelilingi perkara-perkara yang dibenci dan neraka dikelilingi perkara-perkara


yang menyenangkan (HR. Muslim).
Kesenangan dunia adalah kesenangan yang sedikit. Sebentar dan banyak kekurangan.
Sedangkan kesenangan akhirat adalah kesenangan yang sangat banyak, kekal
َ َ ُ َ َ
selamanya dan tanpa ada kekurangan sedikitpun. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ َ ً۬ َ ُ َ ۡ ۡ ُّ َ ۡ َ ُۡ
١٧( ‫) َوٱألخ َرة خ ۡي ٌر َوأ ۡبق َٰٓى‬١٦( ‫َب ۡل تفث ُرون ٱل َح َي َٰوة ٱلدن َيا‬

"Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia padahal akhirat lebih baik dan
lebih kekal" (Al-A'la : 16-17)
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman yang artinya,

145
Ketahuilah, bahwasanya kehidupan dunia hanyalah permainan, sesuatu yang
melalaikan, perhiasan, saling berbangga di antara kalian, saling memperbanyak harta
dan juga anak-anak. Seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani,
kemudian tanaman itu jadi kering dan kalian melihat warnanya menjadi kuning
kemudian hancur. Dan di akhirat ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhaan-Nya dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu" (Al-
Hadid : 20)
Untuk mendapatkan surga bukan berarti seseorang harus meninggalkan seluruh
kesenangan dunia.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menciptakan dunia dan kenikmatannya supaya kita manfaatkan
dengan baik untuk mencari ridha Allah dan surga-Nya. Orang yang tercela adalah orang
yang menjadikan kebahagiaan di dunia sebagai tujuan dan melupakan kebahagiaan
akhirat.
====
Halaqah yang ke-76 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "An-Naar
(Neraka) dan Adzabnya Bagian yang Pertama"

An-Naar secara bahasa adalah api. Secara syariat, An-naar adalah negeri di akhirat yang
penuh dengan adzab, yang Allah sediakan untuk orang-orang kafir. Adzab yang sangat
pedih dan menghinakan. Bagaimanapun pedihnya manusia menyiksa manusia yang lain
َ َ ُ َ َ
di dunia, maka adzab Allah di neraka lebih pedih. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ًٌ۬ َ ُ َ َ ِّ َّ ً۬ َ
‫ف َي ۡو َم ِٕٮذ َّل ُي َعذ ُب عذ َابه ۤۥ أ َحد‬

Maka pada hari itu, tidak ada yang mengadzab seperti adzab Allah (Al-Fajr : 25)

Orang yang masuk ke dalam neraka akan lupa dengan segala kenikmatan dunia.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Akan didatangkan seorang penghuni neraka yang paling banyak mendapat kenikmatan
di dunia pada hari kiamat. Kemudian dicelupkan sekali celupan di dalam neraka.
Kemudian ditanya, Wahai anak Adam, pernahkah engkau melihat kebaikan? Apakah
engkau pernah mendapatkan kenikmatan? Dia menjawab, Tidak Demi Allah, wahai
Rabb-ku. (HR. Muslim).
Karena sangat pedihnya, mereka akan menebus adzab di neraka dengan orang-orang
َ َ ُ َ َ
yang sangat mereka cintai di dunia dan seluruh manusia. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

‫ض‬ ‫ر‬
َۡ
ۡ ‫ٱأل‬ ‫ى‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫م‬َ ‫) َو‬١٦( ‫) َو َفص َيلته َّٱلتى ُت ۡ ويه‬١٢( ‫) َو َص َٰ ح َبتهۦ َو َأخيه‬١١( ‫َي َو ُّد ۡٱل ُم ۡجر ٌُ َل ۡو َي ۡف َتدى م ۡن َع َذاب َي ۡومٮ ِۭذ ب َبنيه‬
ِ ِ ِٕ ِ
ُ َّ ُ ً۬ َ
١٩( ‫جميعا ثم ينجيه‬

Orang kafir berangan-angan seandainya bisa menebus adzab saat itu dengan anak anak
laki-lakinya, istrinya dan saudara laki-lakinya dan keluarganya yang menaunginya. Dan

146
semua yang ada di permukaan bumi, kemudian tebusan itu bisa menyelamatkan dia.
(Al-Ma'aarij : 11-14)
Di dunia seseorang rela berkorban untuk orang-orang yang ia cintai. Namun di neraka
justru dia akan mengorbankan orang-orang yang dia cintai demi keselamatan dirinya.
Di antara nama-nama eraka adalah Hawiyah yang artinya jurang yang dalam (lihat Al-
Qaari'ah :9)

Di antara namanya adalah Al-Hutamah yang artinya yang menghancurkan apa yang ada
di dalamnya (Al-Humazah : 4).

Dan di antara namanya adalah Jahiim yaitu api yang menyala-nyala (lihat Al-Infithar
:14).

Dan di antara namanya adalah Saqar yang artinya yang menghanguskan (lihat Al-
Mudatsir : 26).

Penjaga neraka adalah 19 malaikat yang keras dan kejam, yang mereka menyiksa sesuai
dengan perintah Allah (lihat At-Tahrim : 6 dan Al-Mudatsir : 30).

Penduduk neraka sangat banyak jumlahnya. Setiap 1000 orang, satu orang akan masuk
surga, 999 orang akan masuk neraka. Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam
Al-Bukhari,

َ َ ُ َ
Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berkata kepada Nabi Adam, Keluarkanlah dari setiap seribu, 999
orang.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda di dalam hadits ini,
Bergembiralah kalian, sesungguhnya dari kalian 1 orang dan dari Ya'juj dan Ma'juj 1000
orang.
Orang-orang kafir yang jumlahnya sangat banyak tersebut badannya akan dibuat besar.
Satu gigi geraham akan sebesar gunung uhud. Dan jarak antara dua ujung pundak salah
seorang di antara mereka sejauh tiga hari perjalanan bagi pengendara cepat.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
Antara dua ujung pundak orang kafir di dalam neraka perjalanan orang yang naik
kendaraan dengan cepat selama tiga hari (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan beliau ‫ ﷺ‬juga bersabda,
Sesungguhnya tebal kulit orang kafir 42 hasta dan satu gigi geraham dia seperti gunung
uhud. Dan sesungguhnya tempat duduk dia di jahannam seperti antara Mekkah dan
Madinah (Hadits Shahih Riwayat Tirmidzi).
42 hasta kurang lebih 19 meter. Tinggi gunung uhud kurang lebih 128 meter. Dan jarak
Mekkah dan Madinah kurang lebih 450 km. Jumlah penghuni neraka yang sangat
banyak dengan ukuran tubuh masing-masing yang sangat besar, menunjukkan tentang
sangat besarnya neraka.

147
Meskipun demikian masih ada tempat yang tersisa di dalam neraka. Dan neraka masih
terus bertanya, Apakah masih ada tambahan?
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً۬ َ ُ ُ َ َ ۡ َ َ ۡ َ َ َّ َ َ ُ ُ َ َ ۡ َ
‫ول ه ۡل من َّم ِزيد‬‫يوٌ نقول لجهنم هل ٱمتَلت وتق‬

Pada hari di mana Kami berkata kepada jahannam, Apakah kamu sudah penuh? Dan
jahannam berkata, Apakah masih ada tambahan? (Qaaf :30)

Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,


Senantiasa jahannam berkata, Apakah masih ada tambahan? Sampai Rabbul 'izzah yaitu
Allah, meletakkan telapak kakinya di neraka, kemudian barulah neraka berkata, Cukup,
cukup, demi keperkasaan-Mu. Maka neraka-pun saling melipat sebagian ke sebagian
yang lain (HR. Bukhari).
Di antara yang menunjukkan besarnya neraka suatu hari para sahabat Radhiyallahu
'anhum sedang bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬tiba-tiba mereka mendengar suara sesuatu yang
jatuh. Maka Nabi bertanya, Tahukah kalian apa ini? Mereka menjawab, Allah dan Rasul-
Nya lebih tahu.

Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,
Ini adalah batu yang telah dilempar ke dalam neraka semenjak 70 tahun yang lalu. Maka
dia jatuh melesat ke dalam neraka sehingga sekarang sampai di dasarnya (HR. Muslim).
Dan di antara yang menunjukkan besarnya neraka, bahwa 4,9 miliar malaikat akan
menyeret neraka jahannam pada hari kiamat, sebagaimana telah berlalu haditsnya.
====
Halaqah yang ke-77 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "An-Naar
(Neraka) dan Adzabnya Bagian yang Kedua"

Neraka akan dinyalakan pada hari kiamat dan apabila sudah dinyalakan dia tidak akan
َ َ ُ َ َ
padam. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

ۡ ُ ‫َوإ َذا ۡٱل َجح‬


‫يم ُس ِّع َرت‬
"Dan apabila neraka dinyalakan" (At-Takwir : 12)
َ َ ُ َ َ
Dan AllAh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ً۬ َ ۡ ۡ َ َّ ُ
‫ڪل َما خ َبت ِزدن َٰ ُه ۡم َسعيرا‬

Setiap kali neraka akan padam, maka Kami akan menambah nyala apinya (Al-Israa : 97)

Neraka bisa melihat, mendengar dan berbicara. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

148
Akan keluar potongan dari neraka yang berbentuk leher pada hari kiamat. Dia memiliki
dua mata yang melihat, dua telinga yang mendengar dan lisan yang berbicara. Dia
berkata, Aku diberi tugas untuk mengadzab tiga golongan. Setiap orang yang sombong
dan keras kepala (maksudnya dalam menentang kebenaran). Orang yang berdoa
kepada selain Allah bersama Alloh. Dan orang-orang yang menggambar (Yaitu
menggambar mahluk yang bernyawa) (Hadits shahih riwayat Tirmidzi).
َ َ ُ َ َ
Pintu-pintu neraka ada tujuh. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ٌ ‫اب ِّم ۡن ُہ ۡم ُج ۡز ًٌ۬ء َّم ۡق ُس‬


ٌ‫و‬ ً۬ ‫َل َها َس ۡب َع ُة َأ ۡب َو‬
ً۬ ‫ٲب ِّل ُك ِّل َب‬

Neraka memiliki tujuh pintu. Setiap pintu ada bagiannya (Al-Hijr : 44)

Maksudnya, akan dimasuki penghuni neraka sesuai dengan amalannya. Pintu-pintu


tersebut akan dibuka langsung ketika penduduk neraka sampai di depan pintu neraka
tanpa adanya syafaat (Lihat Az-Zumar : 71).

Di bulan Ramadhan, tujuh pintu ini akan ditutup (HR. Bukhari dan Muslim).

Setelah masuk orang-orang kafir ke dalam neraka, maka pintu-pintu tersebut tidak akan
َ َ ُ َ َ
dibuka untuk mereka. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ُۢ ُ َ َ ۡ ُّ ًٌ۬ َ ۡ ۡ َ َ
‫عليہم نار مفصدة‬

Bagi mereka neraka yang tertutup (Al-Balad : 20)

Neraka memiliki tingkatan-tingkatan sesuai dengan kedahsyatan adzabnya. Orang-


َ َ ُ َ َ
orang munafik berada di tingkat paling bawah. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ َ َ َ َ َّ َ َۡ َّ َ ‫إ َّن ۡٱل ُم َن َٰ فق‬


‫ين فى ٱلد ۡرك ٱأل ۡسفل م َن ٱلن ِار َولن تجد ل ُه ۡم نص ًيرا‬

Sesungguhnya orang-orang munafik berada di tingkat paling bawah dari neraka (An-
Nisa : 145)

Dan orang yang paling ringan adzabnya adalah yang disebutkan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬
Sesungguhnya penghuni neraka yang paling ringan adzabnya adalah orang yang
memakai dua sandal dan dua tali sandal dari api. Akan mendidih otaknya oleh sebab
keduanya. Seperti mendidihnya periuk. Dia tidak melihat ada orang yang lebih keras
adzabnya dari pada dia. Padahal sesungguhnya dialah orang yang paling ringan
adzabnya. (HR. Bukhari dan Muslim).

149
Bahan bakar neraka adalah orang-orang kafir, batu dan segala sesuatu yang disembah
َ َ ُ َ َ
selain Allah dan dia ridha. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ‫اس َو ۡٱلح َج َار ُة ُأع َّد ۡت ل ۡل َو َٰ فر‬


‫ين‬
َّ َ ُ ُ َ َّ َ َّ ْ ُ َّ َ ْ ُ َ ۡ َ َ َ ْ ُ َ ۡ َ ۡ َّ َ
ُ ‫ٱلن‬ ‫فِإن لم تفعلوا ولن تفعلوا فٱتقوا ٱلنار ٱلتى وقودها‬
ِ

Maka hendaklah kalian takut dengan neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu,
yang disediakan untuk orang-orang kafir. (Al-Baqarah : 24)
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُ َ ُ َ َّ َّ ُ َ ُ َ ُ َّ
‫إنڪ ۡم َو َما ت ۡع ُبدون من دون ٱلله َح َص ُُ َج َهن َم أنت ۡم ل َها َو ِٲردون‬

Sesungguhnya kalian dan apa yang kalian sembah selain Allah adalah bahan bakar
jahannam. Kalian akan memasukinya. (Al-Anbiya : 98)

Api neraka adalah api yang sangat panas. Dan telah berlalu bahwasanya api di dunia
adalah satu dari tujuh puluh bagian api neraka. Tidak ada kesejukan sama sekali di
dalam neraka. Benda-benda sekitar yang diharapkan memiliki kesejukan, ternyata
merupakan adzab tersendiri bagi penghuninya. Angin yang sangat panas, air yang
mendidih dan teduhan atau naungan dari asap yang sangat hitam.

َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ َ ً۬ َّ ً۬ ‫) َوظ ًٍّ۬ل ِّمن َي ۡح ُم‬٩٢( ‫يم‬ ِّ ُ َٰ َ ۡ َ ‫َ َ ۡ َ َٰ ُ ِّ َ َ ء‬


٩٩( ‫) َّل َب ِارد َوَّل ك ِريم‬٩٦( ٌ‫و‬ ً۬ ‫) فى َس ُم‬٩١( ‫ٱلش َمال‬
ً۬ ‫وٌ َو َحم‬ ُ ‫وأصح ُ ٱلشمال ما أصح‬

Dan golongan kiri, betapa sengsaranya golongan kiri. Di dalam siksaan angin yang
sangat panas, air yang mendidih dan teduhan asap yang hitam. Teduhan yang tidak
dingin dan tidak menyenangkan untuk dipandang (Al-Waqi'ah : 41-44)
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman dalam Surat Al-Mursalat : 30-33 yang artinya,

Pergilah kalian kepada teduhan yang memiliki tiga cabang. Yang tidak menaungi dan
tidak melindungi dari api neraka. Sungguh neraka akan melemparkan percikan api
sebesar istana (Maksudnya tinggi dan besar). Percikan api tersebut seperti unta-unta
hitam yang condong ke warna kuning. (Al-Mursalat : 30-33)
Penghuni neraka adalah orang-orang kafir yang terdiri dari orang-orang musyrik, ahlul
َ َ ُ َ َ
kitab yaitu Yahudi dan Nasrani dan orang-orang munafik. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

‫ء‬ َ ‫ين َك َف ُر ْوا م ۡن َأ ۡهل ۡٱلو َت َٰ ُ َو ۡٱل ُم ۡشرك‬


َ ‫ين فى َنار َج َه َّن َم َخ َٰ لد‬
‫ين ف َيہا‬ َ ‫إ َّن َّٱلذ‬
ِ ِ

Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahlul kitab dan orang-orang musyrik berada di
dalam neraka jahannam, kekal di dalamnya.(Al-Bayyinah : 6)

150
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ‫ين َو ۡٱل َو َٰ فر‬


ً ‫ين فى َج َه َّن َم َجم‬
‫يعا‬ َ ‫ٱلل َه َجام ُع ۡٱل ُم َن َٰ فق‬
َّ َّ
‫إن‬
ِ

Sesungguhnya Alloh akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir


di dalam jahannam semuanya (Surat An-Nisa:140)

Di antara penghuni neraka adalah Fir'aun yang ada di zaman Nabi Musa (Lihat Surat
Hud:98).

Istri Nabi Nuh dan Nabi Luth (At-Tahrim : 10).

Serta Abu Lahab dan istrinya (Lihat Surat Al-Massad :1-5).


===
Halaqah yang ke-78 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "An-Naar
(Neraka) dan Adzabnya Bagian yang Ketiga"

َ َ ُ َ َ
Di antara makanan penduduk neraka adalah dharii'. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman dalam
Surat

ً۬ ُ ۡ ُ َ َ ُ ۡ ُ َّ ً۬ َ َّ ٌ َ َ ۡ ُ َ َ ۡ َّ
‫) ُو‬٧( ‫وع‬ٍ ‫) َّل يسمن وَّل يغنى من ج‬٦( ‫ليس لهم طعاٌ إَّل من ض ِري ـ ٍـع‬

Tidak ada makanan bagi mereka kecuali dzori' yang tidak menggemukkan dan tidak
menghilangkan lapar.
Al-Ghosiyah : 6-7
Ada yang mengatakan dharii' adalah nama tumbuhan berduri. Dan di antara nama
َ َ ُ َ َ
makanan mereka adalah buah dari pohon zaqqum. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ُ ۡ َۡ َ ُ ۡ ۡ ۡ َ َۡ َ ُّ َّ َ َ َ َ َّ
‫) خ‬٩٦( ‫) كغل ِى ٱل َحميم‬٩٠( ‫) كٱل ُم ۡهل َيغلى فى ٱل ُبطون‬٩٩( ‫) ط َع ُاٌ ٱألثيم‬٩٦( ٌ‫ٱلزقو‬ ‫إن شجرت‬

Sesungguhnya pohon zaqqum adalah makanan orang yang sangat berdosa. Dia seperti
cairan logam yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang sangat
panas. (Ad-Dukhan : 43-46)
Dalam ayat yang lain Allah mengabarkan bahwasanya zaqqum adalah pohon yang
keluar dari dasar neraka. Mayangnya seperti kepala-kepala setan dan para penghuni
neraka akan memakannya dan memenuhi perutnya dengan buah tersebut (As-Shaffaat:
62-66).

Allah juga menyebutkan bahwasanya setelah penuh perut mereka dengan buah
zaqqum, maka mereka akan meminum dari air yang mendidih seperti unta yang sangat
kehausan (Lihat Al-Waqi'ah : 51-55).

151
Di dalam surat Al-Kahfi : 29, disebutkan bahwasanya setiap kali mereka meminta air
minum, maka mereka akan diberi air minum seperti cairan logam yang mendidih yang
akan menghanguskan wajah-wajah mereka.

Maksudnya ketika air tersebut mendekat ke mulut mereka. Dan ketika meminumnya,
َ َ ُ َ َ
maka air tersebut akan memotong-motong usus mereka. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ُ ‫ً۬ َ َ َّ َ ء‬ ‫ُ ْ ء‬
‫َو ُسقوا َماء َحميما فقط َع أ ۡم َعا َءه ۡم‬

Dan mereka akan diberi air minum yang sangat panas, maka air panas tersebut akan
memotong-motong usus-usus mereka. (Muhammad : 15)
Dan di antara makanan penghuni neraka adalah gislin,yaitu nanah penduduk neraka
َ َ ُ َ َ
yang sangat busuk baunya dan sangat tidak enak rasanya. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ َ ۡ َّ ُ ُ ُ ۡ َّ ً۬ ‫) َو ََّل َط َع ٌاٌ إ ََّّل م ۡن غ ۡسل‬٦٠( ‫يم‬


ًٌ۬ َ َ ُ َٰ َ َ ۡ َ ۡ ُ َ َ ۡ َ َ
٦٧( ‫) َّل َيأكله ۤۥ إَّل ٱلخ َٰ ط و ون‬٦٦( ‫ين‬ٍ ‫فليس له ٱليوٌ ه هنا حم‬

Maka tidak ada baginya pada hari ini teman dekat di sini. Dan tidak ada makanan bagi
mereka kecuali dari gislin. Tidak akan memakannya kecuali orang-orang yang
berdosa. (Al-Haqqah : 35-37)
َ َ ُ َ َ
Pakaian mereka dari api dan tembaga panas. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ًٌ۬ َ ۡ ُ َ ۡ َ ِّ ُ ْ ُ َ َ َ َّ َ
ُّ ‫اب ِّمن َّن ً۬ار ُي َص‬
ُ ٍ ‫فٱلذين ڪفروا قطعت لهم ثي‬

Maka orang-orang kafir akan dipotongkan bagi mereka pakaian-pakaian dari api. (Al-
Hajj :19)
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َّ َ َ ۡ َ ً۬ َ ُ
‫َس َرابيل ُهم ِّمن قط َران َوتغش َٰى ُو ُجوه ُه ُم ٱلن ُار‬

Pakaian mereka dari tembaga panas dan api akan menutupi wajah-wajah
mereka. (Ibrahim : 50)
Kulit penghuni neraka yang begitu tebal akan matang. Namun setiap matang Allah akan
mengembalikan seperti semula, supaya dia merasakan adzab kembali (Lihat Surat An-
Nisa:56).

Isi perut mereka akan meleleh dan kulit mereka akan hancur setelah disiram dengan air
panas. Dan mereka akan dipukul dengan palu-palu dari besi setiap kali mereka
berusaha untuk keluar dari siksa (Al-Hajj :19-22).

ُ َ َ
Di dalam neraka mereka akan diseret di atas wajah-wajah mereka. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

152
َ َّ َ ْ ُ ُ ۡ َ َ َّ َ
‫س َسق َر‬‫َي ۡو ٌَ ُي ۡس َح ُبون فى ٱلن ِار عل َٰى ُو ُجوههم ذوقوا م‬

Pada hari di mana mereka akan diseret di dalam neraka di atas wajah-wajah
mereka (Al-Qamar :48)
Wajah mereka akan menjadi hitam (Lihat Surat Ali-Imran : 106).

Leher mereka akan dibelenggu dan kaki mereka akan dirantai kemudian diseret di
dalam air yang mendidih dan dibakar dengan api (Lihat Ghafir : 71-72).

Demikianlah pedihnya adzab bagi penghuni neraka. Mereka berteriak meminta kepada
َ َ ُ َ َ
Allah supaya dikeluarkan dari neraka dan beramal shaleh. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
ۚ َ َّ ُ َّ َ َ َ ۡ َ ‫َء‬ َ ُ َ ُ
‫َوه ۡم َي ۡصط ِرخون ف َيہا َرَّبنا أخ ِر ۡجنا ن ۡع َم ۡل َص َٰ ل ًحا غ ۡي َر ٱلذى ڪنا ن ۡع َم ُل‬

Dan mereka berteriak dari dalam neraka, Wahai Rabb kami, keluarkanlah kami maka
kami akan beramal shaleh, amalan yang lain dari apa yang sudah kami
amalkan. (Faathir : 37)
Namun permintaan mereka tidak berarti. Mereka juga meminta kepada para penjaga
neraka supaya mereka berdoa kepada Allah agar meringankan adzab kepada mereka,
meskipun hanya satu hari, supaya mereka bisa istirahat (Ghafir :49).

Namun permintaan mereka tidak membawa hasil. Mereka juga berkata kepada Malaikat
ُ َ َ
Malik, malaikat penjaga neraka, supaya Allah mematikan mereka saja. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُ ُ َّ َ َ َ ُّ َ َ ۡ َ َ ۡ َ ُ َٰ َ َٰ َ ْ ۡ َ َ َ
‫ال إنكم َّم َٰ كثون‬ ‫ض علينا ربك ق‬ ِ ‫ونادوا ي م لك ليق‬

Dan mereka memanggil, Wahai Malik hendaklah Rabb-mu mematikan kami. (Az-
Zukhruf : 77)

Malik berkata, Sesungguhnya kalian akan terus tinggal di neraka. Mereka tidak akan
keluar dari neraka, tidak akan diringankan adzabnya dan tidak akan dimatikan. Balasan
bagi orang-orang yang kafir kepada Allah Rabbul 'Alamiin.
===
Halaqah yang ke-79 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang
"Percakapan Penghuni Surga Dan Penghuni Neraka"

Akan terjadi percakapan antara penghuni surga, penghuni neraka dan Ashabul A’raf.
Mereka adalah orang-orang yang berada di sebuah tempat yang tinggi antara surga dan
neraka yang dinamakan dg Al A’raf. Mereka adalah orang-orang yang timbangan
kebaikan dan kejelekannya sama.

153
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al A’Raf ayat 44-51 yang artinya :

Dan para penghuni surga memanggil para penghuni neraka dengan mengatakan
"Sesungguhnya kami telah memperoleh apa yang Rabb kami janjikan kepada kami
dengan haq. Apakah kalian telah memperoleh apa yang Rabb kalian janjikan kepada
kalian dengan Haq?" Maka para penghuni neraka menjawab Betul. Kemudian seorang
penyeru menyeru diantara kedua golongan itu seraya mengatakan Laknat Allah atas
orang-orang yang zhalim,

(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan


menginginkan jalan tersebut menjadi bengkok. Dan mereka mengingkari kehidupan
akhirat.

Dan diantara keduanya yaitu antara penghuni surga dan penghuni neraka ada batas dan
di atas Al A’raf ada orang-orang yang mereka mengenal masing-masing dari dua
golongan tersebut dengan tanda-tanda mereka. Maksudnya mengenal penghuni surga
dan penghuni neraka dengan tanda-tanda mereka. Dan para Ashabul A’raf menyeru
penghuni surga, seraya mengatakan Salamun Alaikum (Keselamatan atas kalian)
Mereka belum memasuki surga sedang mereka ingin segera memasukinya.

"Dan apabila pandangan mereka dipalingkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata
"Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami bersama-sama orang-orang yang
zhalim"

Kemudian Ashabul A'raaf memanggil beberapa pemuka orang kafir yang mereka kenal
dengan tanda-tanda mereka seraya mengatakan "Harta yang kalian kumpulkan dan apa
yang kalian sombongkan, tidaklah bermanfaat bagi kalian"

Apakah mereka ini (yaitu para penghuni surga) adalah orang-orang yang kalian telah
bersumpah bahwasanya mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?".Maka dikatakan
kepada Ashabul A’Raf Masuklah kalian ke dalam surga, tidak ada ketakutan atas kalian
dan tidak (pula) kalian akan bersedih.

Kemudian penghuni neraka menyeru penghuni surga Limpahkanlah kepada kami air
atau makanan yang telah Allah berikan kepada kalian. Para penghuni surga menjawab
"Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya atas orang-orang kafir

(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai permainan dan senda
gurau. Dan kehidupan dunia telah menipu mereka. Maka pada hari ini, Kami melupakan
mereka sebagaimana mereka dahulu telah melupakan pertemuan mereka dengan hari
ini. Dan dahulu mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

Dan akan didatangkan Al Maut (kematian). Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

154
Akan didatangkan kematian atau Al Maut dalam bentuk domba jantan yang amlah,
maksudnya yang berwarna putih dan hitam. Dan warna putihnya lebih banyak.Maka
menyerulah penyeru:

Wahai penghuni surga! Para pemghuni surga pun menjulurkan leher-leher mereka dan
melihat.Kemudian penyeru itu berkata:

Apakah kalian mengenal ini?Mereka berkata:

Ya, ini adalah kematianDan mereka semuanya sebelumnya telah melihat kematian.
Kemudian penyeru berkata:

Wahai penghuni neraka!Maka para penghuni neraka menjulurkan leher-leher mereka


dan melihat, kemudian penyeru berkata:

Apakah kalian mengenal ini?Mereka menjawab:

Ya, ini adalah kematian.Dan mereka semua sebelumnya sudah melihat kematian
tersebut. Maka disembelihlah kematian. Berkatalah penyeru tersebut:

Wahai penghuni surga, kekekalan dan tidak ada kematian, dan wahai penghuni neraka,
kekekalan dan tidak ada kematian (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).

Para penghuni surga bergembira karena mereka akan kekal di dalam kenikmatan dan
tidak akan meninggal dunia. Adapun para penghuni neraka, maka mereka akan
bersedih karena mereka akan kekal di dalam adzab dan tidak akan meninggal dunia.

Ketika penghuni surga telah masuk ke dalam surga dan penghuni neraka telah masuk ke
dalam neraka maka syetan yang telah menyesatkan para penghuni neraka akan
َ َ ُ َ َ
berlepas diri dari mereka. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ibrahim
ayat 22 yang artinya :

Dan berkatalah syaitan tatkala perkara telah diselesaikan "Sesungguhnya Allah telah
menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada
kalian tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali aku tidak memiliki kekuasaan atas kalian,
melainkan (sekedar) aku mengajak kalian lalu kalian mematuhi seruanku, oleh sebab
itu janganlah kalian mencerca aku akan tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-
kali tidak dapat menolong kalian dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.
Sesungguhnya aku mengingkari perbuatan kalian, ketika kalian sebelumnya
mempersekutukan aku (dengan Allah). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu
mendapat siksaan yang pedih".Demikianlah akhir yang buruk bagi syetan dan para
pengikut mereka karena mereka akan kekal di dalam neraka selama-lamanya. Dan

155
demikianlah akhir yang baik bagi orang-orang yang bertakwa, mereka akan kekal
selama-lamanya di dalam surga.
===
Halaqah yang ke-80 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Manfaat
Mempelajari Iman Kepada Hari Akhir"

Beriman kepada hari akhir memiliki manfaat yang banyak dan pengaruh yang baik bagi
seorang muslim, di antaranya:
1. Mengingatkan seorang muslim bahwa dunia hanyalah sebentar dan bahwasanya hari
َ َ ُ َ َ
kiamat dan hisab mereka sudah dekat. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman dalam Al-Qur'an
Surat Al Anbiya ayat 1:
َ ُ ََْ ُ َّ َ َ َ ْ
‫اس ح َس ُاب ُه ْم َوه ْم في غفلة ُم ْع ِرضون‬
ِ ‫اقترب للن‬

Telah dekat bagi manusia hisab mereka, sedang mereka dalam kelalaian berpaling.

2. Mengingatkan seorang muslim supaya tidak tertipu dengan kenikmatan dunia dan
ُ َ َ
kenikmatan yang Allah berikan kepada orang-orang kafir dunia. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 196-197:

ُ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ ْ ُ َ ْ َ َّ ُ ٌ َ ٌ َ َ َ ْ َ َ َ َّ ُ ُّ َ َ َ َّ َّ ُ َ َ
ِ‫س الم َهاد‬ ‫ين كف ُروا في البَلدمتاع قليل ثم مأواهم جهنم ۚ وبئ‬ ‫َّل يغرنك تقلُ الذ‬

Janganlah sekali-kali kamu tertipu dengan kegiatan orang-orang kafir negeri-negeri.


Kesenangan yang sedikit, kemudian kembali mereka adalah Jahannam. Dan Jahannam
adalah sejelek-jelek alas.

ُ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ ْ ُ َ ْ َ َّ ُ ٌ َ ٌ َ َ َ ْ َ َ َ َّ ُ ُّ َ َ َ َّ َّ ُ َ َ
ِ‫س الم َهاد‬ ‫ين كف ُروا في البَلدمتاع قليل ثم مأواهم جهنم ۚ وبئ‬ ‫َّل يغرنك تقلُ الذ‬

Janganlah sekali-kali kamu tertipu dengan kegiatan orang-orang kafir negeri-negeri.


Kesenangan yang sedikit, kemudian kembali mereka adalah Jahannam. Dan Jahannam
adalah sejelek-jelek alas.

3. Mengingatkan seorang muslim bahwa kesuksesan yang sebenarnya adalah


َ َ ُ َ َ
kesuksesan di akhirat. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran :
185

‫ور‬ ُ ُ ْ ُ َ َ َّ َ ْ ُّ ُ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ ْ ُ َ َّ َ َ ْ ُ ْ َ َ
ِ ‫فمن زح ِزح ع ِن الن ِار وأدخل الجنة فقد فاز وما الحياة الدنيا إَّل متاع الغر‬

Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka
sungguh ia telah beruntung. Dan tidaklah kehidupan di dunia, kecuali kesenangan yang
menipu.

156
4. Mengingatkan seorang muslim bahwa kehinaan dan kerugian yang sebenarnya
َ َ ُ َ َ
adalah apabila seseorang masuk ke dalam neraka. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman dalam
Al-Qur'an Surat Ali Imran:192 menceritakan orang-orang yang beriman

َْ َّ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َّ ُْ َ َّ َ
‫ين م ْن أن َص ٍار‬
َ ‫لُالم‬ ‫َرَّبنا إنك َم ْن تدخل النار فقد أخزيته وما ل‬

Wahai Rabb kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka,
maka sungguh Engkau telah menghinakannya, dan tidak ada penolong bagi orang-orang
yang zhalim.

5. Menguatkan kesabaran seorang muslim di dalam menghadapi musibah-musibah


dunia yang menimpanya. Dia menyadari bahwasanya dirinya dan apa yang ia miliki
adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

6. Beriman kepada hari akhir mendidik seorang muslim supaya senantiasa ikhlas dalam
beramal karena dia menyadari bahwasanya amalan yang ikhlaslah yang akan
bermanfaat di hari kiamat.

7. Mengingatkan seorang muslim tentang pentingnya dalam segera bertaubat dan


beristighfar dari dosa karena dosa adalah penyebab semua bencana di akhirat.

8. Beriman kepada hari akhir mengingatkan seorang muslim untuk senantiasa bersabar
َ َ ُ َ َ
di atas ketaatan kepada Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan bersabar dalam menjauhi kemaksiatan.
Dan semua itu jauh lebih ringan dari pada adzab di akhirat.

9. Mengingatkan seorang muslim akan besarnya nikmat Islam dan Iman yang Allah
َ َ ُ َ َ
berikan kepadanya. Karena dengan sebab itulah Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬akan memberikan
kebahagiaan kepadanya di dunia dan di akhirat.

10. Mengingatkan seorang muslim akan bahayanya kekafiran, kesyirikan dan


kemunafikan. Di mana ketiganya adalah penyebab kekekalan di dalam neraka.

11. Beriman kepada hari akhir mendorong seorang muslim untuk semangat berdakwah
di jalan Alloh, mengajak saudara se-Islam untuk berpegang teguh dengan agamanya dan
mengajak orang kafir untuk masuk Islam supaya terhindar dari adzab yang kekal.

12. Beriman kepada hari akhir mengingatkan kita tentang pentingnya berdoa kepada
Alloh meminta kebahagiaan akhirat. Di antara doa di dalam Al-Quran Surat Al-
Baqarah:201 adalah:

َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ُّ َ َ
‫اب الن ِار‬ ‫َرَّبنا آتنا في الدن َيا َح َسنة َوفي اآلخرة حسنة وقنا عذ‬

157
Wahai Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah
kami dari azab neraka.

Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah berdoa:

َ َ َ َ َ َّ َ ُ َُ َ َ َ َ َ َ َّ ْ َ ُ َ َ ِّ َّ
‫الل ُه َّم إني أ ْسألك ال َجنة َو َما ق َّر َب إل ْي َها م ْن ق ْول أ ْو ع َمل َوأعوذ بك م ْن الن ِار َو َما ق َّر َب إل ْي َها م ْن ق ْول أ ْو ع َمل‬

Ya Allah aku meminta kepada Mu surga dan apa yang mendekatkan kepada surga baik
ucapan ataupun perbuatan. Dan aku berlindung kepada Mu dari neraka dan apa yang
mendekatkan kepada neraka baik ucapan ataupun perbuatan (Hadist Shahih Riwayat
Ibnu Majah).
Akhirnya kita berdoa kepada Allah, semoga Allah menetapkan hati kita di atas
agamanya, mengumpulkan kita semua di dalam surga dan menjaga kita semua dari api
neraka.

HSI 06 SILSILAH BERIMAN KEPADA MALAIKAT

Halaqah yang pertama dari Halaqah Silsilah ‘Ilmiyyah yang ke enam Beriman Dengan
Malaikat Allāh adalah tentang “Muqaddimah Iman dengan Malaikat”

Diantara pokok-pokok keimanan yang harus di imani oleh seorang hamba adalah
beriman dengan malaikat-malaikat Allah, Al-qur'an, Assunnah dan ijma' kaum muslimin
menunjukkan tentang wajibnya beriman dengan mereka, dan kekufuran dengan
malaikat adalah kekufuran dengan Allah 'azza wa jalla. Semakin seseorang mengetahui
tentang malaikat Allah secara terperinci maka akan semakin bertambah keimanannya
َ َٓ َ
dan akan semakin banyak manfaatnya. ‫ﺍﻟمﻠ ِٕٮﻜ ِﺘﻪ‬ adalah jama' dari ‫ ملك‬yang artinya adalah
utusan, mereka adalah makhluk mulia dan dimuliakan, Allah telah memilih mereka
menjadi utusan Allah kepada makhluknya, Allah berfirman
َ ُ ۡ ُّ َ ُ ۡ َ َ َ َ
‫ﺎل ﻓ َمﺎ ﺧﻄ ُبك ۡم ﺃي َہﺎ ﭐﻟ ُم ۡر َﺳﻠﻮﻥ‬ ‫ق‬

"Ibrahim berkata (kepada malaikat): "kemudian apa yang menjadi maksud kalian wahai
para utusan?" (Adz-dzariyat : 31)
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya tidak mengetahui
jumlahnya kecuali Allah, Allah telah memilih mereka untuk beribadah kepada Allah,
beriman dengan malaikat adalah termasuk rukun iman, yang tidak sah iman seseorang
َ َ ُ َ َ ُ َ َ
sampai beriman dengan malaikat-malaikat Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

۬ َ َ َ َ ُ َُ َ ُُ َ َٓ َّ َ ُ َ ُ ۡ ۡ ِّ َ ُ َٓ ُ ُ ‫َ َ َ ا‬
‫ﻧز َل ِﺇﻟ ۡي ِﻪ ِﻣﻦ اﺭب ِﻪۦ َﻭﭐﻟ ُمﺆ ِﻣﻨﻮﻥ ك ٌّﻞ َء َﺍﻣﻦ ِبﭑﻟﻠ ِﻪ َﻭ َﻣﻠ ِٕٮﻜ ِﺘ ِﻪۦ َﻭكﺘ ِب ِﻪۦ َﻭ ُﺭ ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ َل ﻧف ِّرُ ﺑ ۡﻴﻦ ﺃح ٍﺪ ِّﻣﻦ ُّﺭ ُﺳ ِﻠ ِﻪ‬
ِ ‫ءﺍﻣﻦ ﭐﻟرﺳﻮل ِبمﺎ‬
‫ﺃ‬

158
"Rasul telah beriman dengan apa yang diturunkan (Al-Qur'an) kepadanya dari Rabb-
Nya, dan juga orang-orang yang beriman. masing-masing dari mereka beriman kepada
Allah, dan malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. "Kami tidak
membeda-bedakan di antara rasul-rasul-Nya" (Al-Baqarah : 285)
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً َ َۢ َ َ َ َ ۡ ََ َۡ ۡ ُُ َ َٓ َّ ُۡ َ
‫َﻭ َﻣﻦ يكف ۡر ِبﭑﻟﻠ ِﻪ َﻭ َﻣﻠ ِٕٮﻜ ِﺘ ِﻪۦ َﻭكﺘ ِب ِﻪۦ َﻭ ُﺭ ُﺳ ِﻠ ِﻪۦ َﻭﭐﻟ َﻴ ۡﻮ ِم ﭐأل ِﺧ ِر ﻓﻘﺪ ض اﻞ ضﻠ ال ب ِﻌيﺪﺍ‬

"Dan barang siapa yang kufur kepada Allah dan malaikat-malaikat-Nya, dan kitab-kitab-
Nya dan rasul-rasul-Nya dan juga hari akhir maka sungguh dia telah sesat dengan sesat
yang jauh" (An-nisa : 136)
didalam hadits jibril yang masyhur Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya tentang apa
itu iman

َ َ َ َ َ ُْ َ َ‫َ ق‬ ُُ َ َ َ َ َ ُ َْ
‫ َﻭتﺆ ِﻣﻦ ِبﺎﻟﻘﺪ ِﺭ ﺧ ْﻴ ِر ِه َﻭش ِّر ِه‬،‫ﻮم ﺍَل ِﺧر‬ ُ َُ
ِ ‫ ﻭﺍﻟﻴ‬،‫ ﻭﺭﺳ ِﻠ ِﻪ‬،‫ ﻭكﺘ ِب ِﻪ‬،‫ ﻭﻣ ِالﺋﻜ ِﺘﻪ‬،‫ﺆﻣﻦ ِبﺎﻟﻠﻪ‬
ِ ‫ﺃﻥ ت‬

engkau beriman dengan Allah, dan malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan


hari Akhir, dan engkau dengan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang
buruk (HR.Muslim)
Dan diantara cara beriman dengan malaikat-malaikat Allah adalah
1. beriman dengan keberadaannya
2. beriman dengan nama-namanya
3. beriman dengan sifat-sifatnya
4. beriman dengan amalan-amalan mereka (para malaikat)

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat adalah tentang
“Beriman Dengan Keberadaan Malaikat Allah”

Diantara beriman dengan malaikat-malaikat Allah adalah beriman dengan keberadaan


mereka, dan ilmu tentang keberadaan malaikat adalah termasuk ilmu yang darurat
diketahui seorang muslim. Allah telah mengabarkan tentang mereka didalam A-qur'an
dan Rasulullah ‫ ﷺ‬didalam hadits-hadits yang shahih disebutkan tentang sebagian
nama-nama mereka, sifat-sifat mereka, amalan-amalan mereka, pertemuan mereka
dengan sebagian Nabi dan orang-orang shalih. Ini semua menunjukkan kepada kita
tentang kebenaran keberadaan mereka, dan kaum muslimin telah bersepakat tentang
keberadaan malaikat Allah, bahkan umat-umat yang mendustakan para Rasul, mereka
mengakui keberadaan malaikat, sebagaimana Allah sebutkan dalam beberapa ayat
diantaranya adalah firman Allah 'azza wa jalla
ً۬ َ ٓ َ َ َ َ ُ َّ ٓ َ َ ُ َ َ ‫َ َ ٓ ا َ َ ۬ ُۡ ُ ُ ُ َ ََ َ ا‬ َ ‫َ َ َ ۡ َ ُ ق َّ َ َ َ ق‬
‫ﺎل ﭐﻟ َمﻠﺆﺍ ﭐﻟ ِذيﻦ ﻛف ُرﻭﺍ ِﻣﻦ ق ۡﻮ ِﻣ ِﻪۦ َﻣﺎ َ ذﺍ ِﺇَل بش ٌر ِّﻣﺜﻠك ۡم ي ِريﺪ ﺃﻥ يﺘفض َﻞ ﻋﻠ ۡﻴڪ ۡم َﻭﻟ ۡﻮ شﺎ َء ﭐﻟﻠﻪ ألﻧز َل َﻣﻠ ِٕٮﻜﺔ اﻣﺎ‬ ‫ﻓﻘ‬
َ ‫َ ۡ َ َ َ ٓ َ َٓ َ ۡ َا‬
‫ﺳ ِمﻌﻨﺎ ِﺑہ ذﺍ ِﻓى ءﺍبﺎ ِٕٮﻨﺎ ﭐألﻭ ِﻟﻴﻦ‬

159
"Maka berkatalah sekelompok orang orang kafir dari kaum Nuh tidaklah orang ini
kecuali manusia seperti kalian ingin melebihi kalian dan seandainya Allah menghendaki
niscaya Allah akan menurunkan malaikat kita tidak pernah mendengar hal ini dari
nenek moyang terdahulu" (Al-Mu'minun : 24)
Dan diantara sifat seorang yang bertaqwa adalah beriman dengan perkara perkara yang
َ َ ُ َ َ
ghaib, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
َ ۡ َ ُ ۡ ُ َ َّ
‫ﭐﻟ ِذيﻦ يﺆ ِﻣﻨﻮﻥ ِبﭑﻟغ ۡي ِﺐ‬

"Mereka Beriman dengan yang ghaib" ( Al-Baqarah : 3)


Tidak boleh seorang muslim mengingkari keberadaan malaikat atau ragu-ragu karena
tidak pernah melihatnya atau tidak pernah mendengar suaranya dan tidak boleh
menta'wilnya dengan ta'wil yang tidak berdasar seperti meyakini bahwa malaikat
hanyalah nama kekuatan yang baik dan bukan makhluk yang hakiki. Barangsiapa yang
mengingkari keberadaan malaikat setelah datangnya ilmu yang jelas dan hujjah yang
nyata maka sungguh dia telah kufur.
Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat adalah “Beriman Dengan Nama
Nama Umum Malaikat”

Malaikat adalah nama umum bagi makhluk yang mulia ini diantara beriman dengan
malaikat Allah adalah beriman bahwasanya selain nama umum ini yaitu malaikat
didalam Al-Qur'an, Allah juga memberi nama makhluk yang mulia ini dengan nama-
ً۬ َ
nama umum yang lain, Allah menamai mereka sebagai ‫ َسف َرة‬artinya utusa-utusan Allah
berfirman

۬ َ ۬ َ َۡ
‫) ِﻛ َر ِ ِۭﺍم ﺑ َر َﺭ ٍة‬٢١( ‫ِبأي ِﺪى َﺳف َر ٍة‬

"Di tangan para utusan , yang mulia (malaikat) lagi berbakti" ('Abasa : 15-16)
ً۬ ُ
Allah menamai mereka dengan ‫( ُجنودا‬pasukan-pasukan) Allah berfirman, mengabarkan
pertolongan Allah kepada orang orang yang beriman di perang Hunain

َ َ ۡ ٓ َ َ َ َ ‫َ َ َ ُ ُ ً۬ َّ َ َ َ ا َ َّ َ َ َ ق‬ ۡ ۡ ََ ُ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َّ َ َ َ ‫ُ ا‬
‫ﻮﻟ ِﻪۦ َﻭﻋﻠى ﭐﻟ ُمﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ َﻭﺃﻧز َل ﺟﻨﻮدﺍ ﻟ ۡم ت َر ۡﻭَﺎ َﻭﻋذب ﭐﻟ ِذيﻦ ﻛف ُرﻭﺍ َﻭذ ِلﻟك ﺟزﺍ ُء ﭐﻟك ِف ِريﻦ‬
ِ ‫ثم ﺃﻧزل ﭐﻟﻠﻪ ﺳ ِﻜﻴنﺘﻪ ۥ ﻋﻠى ﺭﺳ‬

"Kemudian Allah menurunkan ketenangannya kepada Rasul-Nya kepada orang-orang


yang beriman dan menurunkan pasukan-pasukan yang tidak kalian lihat dan
mengadzab orang-orang yang kafir dan demikian adalah balasan bagi orang orang yang
kafir" (At-taubah : 26)
َ ۡ َۡ َۡ
Dan Allah menamai mereka dengan ‫( ٱألعل َٰٓى ٱل َمل‬sekumpulan makhluk yang paling atas)
َ َ ُ َ َ
karena mereka penghuni langit Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
َ َ ۡ َ ۡ َۡ َۡ َ ۡ ۡ ۡ َ َ
‫َﻣﺎ كﺎﻥ ِﻟ َى ِﻣﻦ ِﻋﻠ ِ ِۭم ِبﭑﻟ َم َِل ﭐألﻋﻠ ٓى ِﺇذ يخﺘ ِص ُمﻮﻥ‬

160
"aku tidak memiliki ilmu sediktipun tentang para malaikat ketika merka saling
berbantahan: (shaad : 69)

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat adalah “Beriman Dengan Nama
Nama Khusus Malaikat”

Diantara cara beriman dengan malaikat adalah beriman dengan nama-nama khusus
sebagian kecil malaikat yang ada didalam dalil yang shahih, adapun yang tidak ketahui
namanya dan mereka ini jauh lebih banyak, maka kita beriman secara global artinya
beriman dengan adanya mereka meskipun kita tidak mengetahui namanya, dan
diantara malaikat yang kita ketahui namanya

َ َ ُ َ َ
Yang pertama adalah Jibril, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Berfirman

َّ ۡ َ ۡ َ َ َ ُ َ ‫ُ ۡ َ َ َ َ ُ ا۬ ِّ ۡ َ َ ا ُ َ ا‬
‫يﻞ ﻓ ِإﻧﻪ ۥﻧزﻟﻪ ۥ ﻋﻠى قﻠ ِبك ِﺑ ِإذ ِﻥ ﭐﻟﻠ ِﻪ‬‫قﻞ ﻣﻦ كﺎﻥ ﻋﺪﻭﺍ ﻟ ِﺠﺒ ِر‬

"Katakanlah barangsiapa yang menjadi musuh bagi jibril maka sesungguhnya dia telah
menurunkan wahyu kepada hatimu dengan izin Allah." (Al-Baqarah : 97)
َ َ ُ َ َ
Yang kedua adalah Mikail, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Berfirman

َ َ ۡ ِّ ۬ ُ َ َ َّ ‫َ ا‬ َ َ ٓ َ َ َ َّ ِّ ۬‫َ َ َ َ ُ ا‬
‫يﻞ َﻭ ِﻣيﻜٮ َﻞ ﻓ ِإﻥ ﭐﻟﻠﻪ ﻋﺪ ٌّﻭ ﻟﻠك ِف ِريﻦ‬
َ ‫ڪﺘﻪۦ َﻭ ُﺭ ُﺳﻠﻪۦ َﻭﺟ ۡﺒر‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ﻣﻦ كﺎﻥ ﻋﺪﻭﺍ ﻟﻠ ِﻪ ﻭﻣﻠ ِٕٮ‬

"Barangsiapa yang menjadi musuh bagi Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya,


Jibril dan juga Mikail maka sesungguhnya Allah adalah musuh bagi orang orang yang
kafir" (Al-Baqarah : 98)
Yang ketiga adalah Israfil, didalam sebuah hadits, diantara doa iftitah yang dibaca oleh
Nabi ‫ ﷺ‬ketika shalat malam adalah

َ َ َ ُ ْ َ َ َْ َ َ ‫ا‬ َ‫ق‬ َ َْ َ َ ‫ َﻓ َ ا‬،‫يﻞ‬ َ َ َ َْ َ ‫ُ ا َ ا‬


‫ ﺃﻧﺖ تحك ُم ﺑ ْﻴﻦ ِﻋ َب ِﺎدك‬،‫ ﻋ ِﺎﻟ َم ﺍﻟغ ْي ِﺐ َﻭﺍﻟشهﺎد ِة‬،‫ﺽ‬
ِ ‫ﺍﺕ َﻭﺍأل ْﺭ‬
ِ ‫ﺎطر ﺍﻟسمﺎﻭ‬
ِ
َ ‫ َﻭإ ْﺳ َرﺍﻓ‬،‫يﻞ‬
ِ ِ
َ ‫يكﺎﺋ‬
ِ ‫ ﻭ ِﻣ‬،‫ﺍﻟﻠهم ﺭب ﺟﺒر ِﺍﺋيﻞ‬
َ ْ ُ َ َ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ‫َ ق َ ِّ ْ َ ا‬ َ ُ ْ َ ْ َ ُ َ ْ َ ُ َ َ
‫يم‬
ٍ ‫ﺍط ﻣسﺘ ِﻘ‬ ٍ ‫ ِﺇﻧك ته ِﺪي ﻣﻦ تشﺎء ِﺇﻟى ِصر‬،‫يﻪ ِﻣﻦ ﺍﻟحق ِﺑ ِإذ ِﻧك‬ ِ ‫ ﺍَ ِﺪ ِﻧﻲ ِﻟمﺎ ﺍﺧﺘ ِﻠﻒ ِﻓ‬،‫يﻪ يخﺘ ِﻠفﻮﻥ‬ِ ‫ِﻓيمﺎ كﺎﻧﻮﺍ ِﻓ‬

Ya Allah, Rabb-nya Jibril, Mikail, dan juga Israfil yang telah menciptakan langit dan juga
bumi. Yang mengetahui yang ghaib maupun yang kelihatan. Engkau menghukumi di
antara hamba-hambaMu didalam apa yang mereka perselisihkan. maka tunjukilah aku
yang benar didalam apa yang diperselisihkan, dengan izin-Mu. Sesungguhnya Engkau
memberikan petunjuk orang yang engkau kehendaki kepada jalan yang lurus (HR.
Muslim)
َ َ ُ َ َ
Yang keempat adalah Maalik, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Berfirman

َ ُ ُ ‫َ َ ۡ َ َ ُّ َ َ َ ا‬ ۡ َ ُ َ َ ‫َ َ ۡق‬
‫ﺎل ِﺇﻧكم اﻣ ِﻜﺜﻮﻥ‬ ‫ض ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺭبك ق‬ ِ ‫ﻧﺎدﻭﺍ ي م ِﻠك ِﻟيﻘ‬

161
"Mereka (yaitu penduduk neraka) memanggil wahai maalik hendaklah Rabbmu
mematikan kami, maka Maalik berkata sesungguhnya kalian akan tetap tinggal" (Az-
Zukhruf : 77 )
Yang kelima adalah Munkar dan Nakir, Allah Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫ا‬ َ ْ َ ْ ‫ق‬ َ َ ُ َ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ُ َ َ : َ َ ْ َ ُ ِّ َ ‫َ ُ َ ق‬
‫ﺎل ِألح ِﺪ َِ َمﺎ ﺍﻟ ُمﻨك ُر َﻭﺍَلﺧ ُر ﺍﻟﻨ ِك ْﻴ ُر‬ ‫ﺎﻥ يﻘ‬
ِ ‫ﺎﻥ ﺃﺳﻮد ِﺍﻥ ﺃزﺭق‬
ِ ‫ﺃﻭ قﺎل ﺃحﺪكم ﺃتﺎه ﻣﻠك‬- ‫ِﺇذﺍ ق ِﺒر ﺍﻟميﺖ‬

Apabila seorang mayit atau salaah seorang diantara kalian dikuburkan maka akan
didatangi 2 orang malaikat yang hitam, yang biru dinamakan yang pertama adalah
Munkar dan yang lain An-Nakiir (HR Tirmizi dan hadits ini adalah hadits yang hasan)
َ َ ُ َ َ
Yang keenam adalah Haarut dan Maarut, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Berfirman

َ َ َ َ َ ۡ ََ ُ ٓ َ َ َ ۡ ِّ َ ‫َ َ َ ُ ق ُ َ ِّ ُ َ ا‬ َ ‫َ َ َََ ُ ََۡ ُ ََ ا ا‬
‫ﻧز َل ﻋﻠى ﭐﻟ َمﻠڪ ۡﻴ ِﻦ ِﺑ َب ِﺎب َﻞ َ ُرﻭﺕ َﻭ َﻣ ُرﻭﺕ‬
ِ ‫ﻭﻣﺎ ڪفر ﺳﻠيم ﻦ ﻭﻟ ِﻜﻦ ﭐﻟشﻴ ِﻄﻴﻦ ﻛفرﻭﺍ يﻌﻠمﻮﻥ ﭐﻟﻨﺎس ﭐﻟسحر ﻭﻣﺎ ﺃ‬

"Dan tidaklah Sulaiman kafir akan tetapi setan-setanlah yang kafir mereka yang
mengajarkan manusia sihir dan apa yang telah diturunkan kepada dua orang malaikat
di baabil yang bernama haarut dan juga marut" (Al-Baqarah : 102)

dan yang selanjutnya diantara nama khusus malaikat adalah


Ar-ra'd didalam sebuah hadits datang orang orang yahudi kepada Nabi ‫ ﷺ‬kemudian
mereka berkata

ُ ْ ‫َ ْ َْ َ ْ ا‬ َ ‫َ ََ ق‬
‫ﺍﻟرﻋ ِﺪ َﻣﺎ َ َﻮ‬ ‫ﺎﺳم ﺃﺧ ِﺒرﻧﺎ ﻋﻦ‬
ِ ‫يﺎ ﺃبﺎ ﺍﻟﻘ‬

Wahai abal qaasim (Rasulullah ‫ )ﷺ‬kabarkanlah kepada kami tentang Ra'd apakah itu
maka Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan

ُ َّ َ ُ َ َ َ ‫ُ ْ َ َ ُ ُ َ ا‬
‫ﺍﻟسحﺎب ح ْيث ش َﺎء ﺍﻟﻠﻪ‬
َ ُ
‫ﺎب َﻣ َﻌﻪ َﻣخ ِﺎﺭيق ِﻣﻦ ﻧﺎﺭ يسﻮُ ِﺑهﺎ‬
َ ‫ا‬ ٌ َّ َ ُ َ َ َ ‫َ َ َ َ ٌ ْ ق‬
ِ ‫قﺎل ﻣﻠك ِﻣﻦ ﺍﻟمَل ِﺋﻜ ِﺔ ﻣﻮَكﻞ ِبﺎﻟسح‬

Beliau mengatakan seorang malaikat diantara malaikat-malaikat yang diberi tugas


untuk menggiring awan bersamanya alat yang terbuat dari api untuk menggiring awan
tersebut sesuai dengan kehendak Allah (Hadits Shahih di riwayatkan oleh Tirmizi)

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh adalah tentang
“Nama Nama Yang Tidak Benar Penisbahannya Kepada Sebahagian Malaikat”

disana ada nama-nama malaikat yang masyhur dikalangan kaum musilimin akan tetapi
tidak berdasarkan dalil yang shahih
Yang pertama
adalah Izrail adalah sebagai nama dari malaikat pencabut nyawa tidak ada dalil yang
shahih bahwa Izrail adalah nama dari malaikat pencabut nyawa, Allah didalam Al-

162
qur'an dan Nabi didalam hadits yang shahih hanya menggunakan istilah malakul maut
atau malaikat kematian Allah berfirman

َ َ ُ ُ ِّ َ ُ ُ ِّ َّ ۡ ُ َ ُ ‫ُ ََ ا‬
‫ق ۡﻞ يﺘ َﻮﻓٮكم اﻣﻠك ﭐﻟ َم ۡﻮ ِﺕ ﭐﻟ ِذى ُﻭَك َﻞ ِبك ۡم ث ام ِﺇﻟى َﺭبك ۡم ت ۡرﺟ ُﻌﻮﻥ‬

"Katakanlah malaikat kematian yang telah ditugaskan kepada kalian akan mewafatkan
kalian kemudian kalian akan dikembalikan kepada Rabb kalian" (As-Sajadah : 11)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

ِّ َ َ َ ُ َّ ُ َ َ َ َ ‫َ ُ َ َ َ ْ َ ا‬ ‫َ ُ ق‬ ُ
‫ﺍﻟسَلم ﻓﻠ امﺎ ﺟ َﺎءه َصﻜﻪ ﻓ َرﺟ َع ِﺇﻟى َﺭب ِﻪ‬ ‫ﺃ ْﺭ ِﺳ َﻞ َﻣﻠك ﺍﻟ َم ْﻮ ِﺕ ِﺇﻟى ﻣﻮﺳى ﻋﻠﻴ ِهمﺎ‬

Diutus malakul maut kepada Musa maka ketika malaikat tersebut mendatangi Musa,
Nabi Musa menamparnya, maka kembalilah malaikat tersebut kepada Rabb-Nya (Hadits
Shahih riwayat Bukhari dan Muslim)
Yang kedua
adalah Ridwan sebagai nama dari seorang malaikat penjaga surga tidak ada dalil yang
shahih bahwa Ridwan adalah nama dari malaikat penjaga surga, Allah didalam Al-
qur'an dan Nabi didalam hadits yang shahih hanya menggunakan istilah penjaga tanpa
menyebut nama, Allah berfirman

ُ ُ ََ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ۡ َ ۡ َ ُ َ َ ُ ٓ َ َ ٓ ‫َ َّ َ ا َ ۡ ق َ ا ُ ۡ َ ۡ َ ا ُ َ ً َ ا‬
‫ﺎل ﻟه ۡم ﺧزﻧﺘ َہﺎ َﺳﻠ ٌم ﻋﻠ ۡﻴڪ ۡم ِط ۡﺒﺘ ۡم‬ ‫َﻭ ِﺳﻴق ﭐﻟ ِذيﻦ ﭐتﻘﻮﺍ ﺭبہم ِﺇﻟى ﭐﻟﺠﻨ ِﺔ زﻣرﺍ حﺘى ِﺇذﺍ ﺟﺎءﻭَﺎ ﻭﻓ ِﺘحﺖ ﺃﺑﻮلﺑهﺎ ﻭق‬
َ َ َ ُ ُ ۡ َ
‫ﻓﭑدﺧﻠﻮَﺎ ﺧ ِﻠ ِﺪيﻦ‬

"Dan digiring orang orang yang bertaqwa kepada Rabb mereka ke surga dalam keadaan
berkelompok berkelompok sehingga ketika mereka mendatanginya dan dibuka pintu
pintu surga dan berkatalah para penjaga surga kepada mereka "keselamatan atas
kalian", kalian telah baik maka masuklah kalian kedalam surga kekal selamanya" (Az-
zumar : 73)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

َ َْ ْ ُ َ ‫َ َ ق َ ا َ ْ َ ق َ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ ُ ُ ق‬
‫ﻮل ﺍﻟخ ِﺎزﻥ َﻣﻦ ﺃﻧﺖ‬ ‫ِآتﻲ بﺎب ﺍﻟﺠﻨ ِﺔ يﻮم ﺍﻟ ِﻘيﺎﻣ ِﺔ ﻓأﺳﺘف ِﺘح ﻓيﻘ‬

aku akan mendatangi pintu surga pada hari kiamat maka aku minta dibukakan maka
berkatalah penjaga siapakah engkau,
ٌ َ ُ ََُ
‫ﻮل ُﻣح امﺪ‬ ‫ﻓأق‬
maka aku berkata Muhammad,

َ َ َ َ َ ُ ََْ َ ُ ُ َ ُ ََُ
‫ﻮل ِبك ﺃ ِﻣ ْرﺕ َل ﺃﻓﺘح ِألح ٍﺪ ق ْبﻠك‬ ‫ﻓيﻘ‬

maka dia berkata denganmulah aku diperintah aku tidak membukanya untuk seorang
pun sebelummu (HR Muslim)

163
demikian pula disana ada nama 'Ismail, Syarohil, Harohil dan nama nama malaikat yang
lain yang tidak ada dalilnya tidak boleh seorang muslim memberi nama malaikat tanpa
berdasarkan dalil yang shahih

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah adalah
“Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian Yang Pertama ”

Diantara beriman dengan malaikat malaikat Allah adalah beriman dengan sifat sifat
mereka yang telah dikabarkan oleh Allah dan Rasul-Nya,
Sifat sifat malaikat ada 2 sifat sifat fisik (penciptaan) dan sifat sifat akhlak (perangai)
diantara sifat sifat fisik malaikat :
1. Malaikat diciptakan dari cahaya
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

ُ ْ ُ َ َ َ َ ُ
‫ﺍﻟمال ِﺋﻜﺔ ِﻣﻦ ﻧ ْﻮﺭ‬ ‫ﺧ ِﻠﻘ ِﺖ‬

diciptakan malaikat dari cahaya (HR Muslim)


2. Malaikat memiliki sayap
ada diantara mereka yang memiliki dua sayap, ada yang tiga sayap. empat sayap.
َ َ ُ َ َ
bahkan ada yang lebih dari itu, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

‫َ َ ٓۚ ا‬ ۡ َ ۡ ُ َ ۚ َ َ َُ َۡ ۬ َ ۡ َ ُ ً َ َٓ ۡ َ َۡ َ ‫ۡﺍﻟ َح ۡم ُﺪ ﻟ َّﻠﻪ َﻓﺎطر ا‬


‫ﺽ ﺟ ِﺎﻋ ِﻞ ﭐﻟ َمﻠ ِٕٮﻜ ِﺔ ُﺭ ُﺳال ﺃ ْﻭ ِﻟ ٓى ﺃﺟ ِﻨح ٍﺔ اﻣﺜﻨى َﻭثﻠ ث َﻭ ُﺭب َع ي ِْيﺪ ِﻓى ﭐﻟخﻠ ِق َﻣﺎ يشﺎ ُء ِﺇﻥ‬ ‫ﺭ‬ۡ ‫ﭐأل‬‫ﻭ‬ ‫لﺕ‬
ِ
َ ‫ﭐﻟس َم‬
‫ﻮ‬ ِ ِ ِ
ِ ٌ۬ َ ۬ ۡ ِ َ ِّ ُ َ َ َ َّ
‫ﭐﻟﻠﻪ ﻋﻠى كﻞ شى ٍء ق ِﺪير‬

"Segala puji bagi allah yang menciptakan langit dan bumi menjadikan malaikat malaikat
sebagai utusan yang memiliki sayap sayap ada yang dua, tiga, empat. Allah menambah
didalam penciptaanNya apa yang Dia kehendaki, sesungguhnya Allah Maha Mampu
untuk melakukan segala sesuatu (Fathir : 1)
Abdullah Bin Mas'ud radhiallahu 'anhu menceritakan bahwasanya Nabi ‫ ﷺ‬melihat Jibril
dan beliau memiliki 600 sayap (HR Bukhari dan Muslim)
ُ َ َ
3. Bahwasanya malaikat bukan laki laki dan juga bukan perempuan, Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُ َ ُ ً۬ َ َ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ َ َ
‫ﺃ ۡم ﺧﻠﻘﻨﺎ ﭐﻟ َمﻠ ِٕٮڪﺔ ِﺇﻧ ﺜﺎ َﻭَ ۡم ش ِهﺪﻭﻥ‬

"Apakah Kami menciptakan malaikat sebagai wanita wanita dan mereka


menyaksikannya" (Ash-Shaaffat : 150)
didalam ayat diatas Allah menafikan bahwasanya malaikat adalah perempuan dan
disana tidak ada dalil yang shahih bahwasanya mereka adalah laki laki
4. Malaikat tidak makan dan tidak minum

164
sebagaimana ketika Allah menceritakan kisah Nabi Ibrahim bersama malaikat,
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ َ َ َ َ ۬ َ ۬ َ َ َ ً۬ َ َ ‫ۡ َ َ ُ ق َ َ ۡ َ َ ُ ق‬ َ ۡ ۡ َ َۡ َ ُ َ َ ََ َ
‫) ﻓ َرﺍغ ِﺇﻟ ٓى‬١١( ‫ﺎل َﺳﻠ ٌ ۬م ق ۡﻮ ٌم ُّﻣﻨﻜ ُرﻭﻥ‬ ‫) ِﺇذ دﺧﻠﻮﺍ ﻋﻠي ِﻪ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﺳﻠ مﺎ ق‬١٤( ‫يم ﭐﻟ ُمك َر ِﻣﻴﻦ‬ َ‫ل‬
ِ ‫ﻒ ِﺇﺑر‬ِ ‫َ ۡﻞ ﺃتٮك ح ِﺪيث ض ۡي‬
َُ ُ ‫َ ً َ ُ ق َ َ َ ۡ َ ا‬ ۡ َ َ ََۡ َ ُُ ۡ َ ََ َ َ ۡ ۡ َ ۤ ُ َ ‫َ َ ا‬ ۬ ۡ ٓ َ َ ۡ َ
‫ﻒ َﻭَش ُرﻭه ِبغﻠ ٍم‬ ‫ﺲ ِﻣﻨ ُہ ۡم ِﺧيفﺔ قﺎﻟﻮﺍ َل تخ‬ ‫) ﻓأﻭﺟ‬١٢( ‫ﺎل ﺃَل تأ َكﻠﻮﻥ‬ ‫) ﻓﻘربﻪ ۥ ِﺇﻟﻴ ِہم ق‬١٢( ‫ﺃَ ِﻠ ِﻪۦ ﻓﺠﺎ َء ِب ِﻌﺠ ٍ ۬ﻞ َﺳ ِمﻴﻦ‬
١٢( ‫يم‬۬ ‫َﻋﻠ‬
ٍ ِ

"Apakah telah datang kepadamu kabar tentang tamu tamu Ibrahim ketika mereka
masuk rumah dan mengatakan keselamatan atas mu, Ibrahim berkata "keselamatan
atas kalian wahai kaum yang tidak dikenal maka segeralah Nabi Ibrahim pergi ke
keluarganya dan datang dengan membawa daging anak sapi yang gemuk kemudian
menghidangkannya kepada mereka, seraya berkata kenapa kalian tidak memakannya
maka timbullah rasa takut didalam hati beliau, maka mereka pun berkata janganlah
engkau takut, kemudian mereka memberikan kabar gembira kepada ibrahim dengan
kedatangan seorang anak yang 'alim" (Adz-Dzariyat : 24-28)

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian Yang Kedua”
5. Bahwasanya malaikat berbicara
Dalil didalam Al-Qur'an dan Hadits banyak yang menunjukkan bahwasanya malaikat
berbicara, mereka berbicara dengan Allah sebagaimana dengan firman Allah

ُ ُ ُ ۡ َ ٓ ِّ ُ َ َ ُ ۡ ُ َ َ ُ َ ۡ َ َ ‫َ َ ً۬ َ ُ ٓ ق‬ َۡ ۬ َ ِّ َ ٓ َ ۡ َ ُّ َ َ ۡ َ
‫ﻴہﺎ َﻭَ ۡس ِفك ﭐﻟﺪ َﻣﺎ َء َﻭﻧحﻦ ن َس ِّﺒح‬‫ﺽ ﺧ ِﻠيفﺔ قﺎﻟﻮﺍ ﺃتﺠﻌﻞ ِﻓﻴہﺎ ﻣﻦ يف ِسﺪ ِﻓ‬
ِ ‫ﺎل َﺭبك ِﻟﻠ َمﻠ ِٕٮﻜ ِﺔ ِﺇﻧى ﺟ ِﺎﻋ ٌﻞ ِﻓى ﭐأل ۡﺭ‬ ‫ﻭإذ ق‬
َ ُ َ ۡ َ َ َ ُ َ ۡ َ ٓ ِّ َ َ َ َ ُ ِّ َ ُ َ َ ۡ َ ِ
‫ِبحم ِﺪك ﻭﻧﻘﺪس ﻟك قﺎل ِﺇﻧى ﺃﻋﻠم ﻣﺎ َل تﻌﻠمﻮﻥ‬

"Dan ketika Rabbmu berkata kepada malaikat malaikat sesungguhnya Aku akan
menjadikan dibumi seorang khalifah, mereka berkata apakah Engkau menjadikan
dibumi orang yang akan membuat kerusakan didalamnya dan menumpahkan darah
sedangkan kami bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan-Mu, Allah berkata,
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui" (Al-Baqarah : 30)
Mereka berbicara dengan para Nabi sebagaimana ayat yang menceritakan pembicaraan
mereka dengan Nabi Ibrahim, Lihat Adz-dzariyat : 24 - 34
Dan pembicaraan mereka dengan Nabi Luth, Lihat surat Hud : 81
Dan didalam hadits Jibril, malaikat jibril 'alayhis salam berbicara dengan nabi kita
Muhammad ‫ ﷺ‬bertanya tentang islam, iman dan juga ihsan (HR Muslim)
Dan mereka berbicara juga dengan orang orang shalih, sebagaimana firman Allah
menceritakan tentang pembicaraan malaikat kepada Maryam,

َ َ ۡ ٓ ََ َ َ ۡ َ َ ‫َ َ ا‬ َ َ َ َّ ‫ۡ َ ٓ َ ُ َ َ ا‬ َ َ ۡ
‫ﭐصﻄفٮ ِك ﻋﻠى ِن َسﺎ ِء ﭐﻟ َﻌ ﻠ ِمﻴﻦ‬ ‫َﻭ ِإذ قﺎﻟ ِﺖ ﭐﻟ َمﻠ ِٕٮڪﺔ ي َم ۡري ُم ِﺇﻥ ﭐﻟﻠﻪ ﭐ ۡصﻄفٮ ِك ﻭطهر ِك ﻭ‬

165
"Dan ketika para malaikat berkata wahai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilihmu
dan menyucikanmu dan memilihmu diantara wanita wanita seluruh alam" ('Ali-imran :
42)
Mereka berbicara dengan penduduk surga, Lihat surat Ar-Ra'd 23 - 24
Dan mereka berbicara dengan penduduk neraka, Lihat surat Ghafir 49 - 50
Dan diantara sifat malaikat
6. Bahwasanya malaikat memiliki kemampuan menjelma sebagai manusia
َ ََ َ ُ َ َ ْ ُ
Dengan izin Allah ‫ ﺳبحﺎﻧﻪ ﻭ تﻌﺎﻟى‬Allah berfirman didalam kisah Maryam
۬‫ا‬ ۬ َ َ ََ ‫َ َ ََ ا‬ َ َ ٓ َ ۡ َ َ ً۬ َ ُ ۡ َ َ ‫َ ا‬
‫ﻭﻧ ِه ۡم ِحﺠﺎبﺎ ﻓأ ۡﺭ َﺳﻠﻨﺎ ِﺇﻟ ۡﻴهﺎ ُﺭﻭحﻨﺎ ﻓﺘ َمﺜ َﻞ ﻟهﺎ بش ًرﺍ َﺳ ِويﺎ‬
ِ ‫ﻓﭑتخذﺕ ِﻣﻦ د‬

"Maka Maryam memasang hijab (tabir) yang melindungi diri beliau dari keluarganya
maka kami pun mengutus kepadanya ruh kami yaitu Jibril, maka jibril menjelma
dihadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna" (Maryam : 17)
Kisah Ibrahim dan Luth bersama malaikat, dan juga hadits jibril termasuk diantara dalil
dalil tentang sifat malaikat ini, dan hendaknya kita mewaspadai keyakinan sebagian
orang yang mengingkari sifat ini seperti kelompok mu'tazilah yang menganggap hal ini
hanyalah khayalan orang yang melihat.

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allah adalah
“Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian yang ke Tiga”

Sifat yang ke tujuh diantara sifat sifat fisik malaikat bahwasanya.


7. Malaikat bisa dilihat.
Kebiasaan malaikat adalah tidak menampakkan dirinya dari manusia namun terkadang
menampakkan diri dengan izin Allah di hadapan makhluk yang lain. Dalil-dalil telah
menunjukkan bahwasanya malaikat bisa dilihat. Nabi Ibrahīm dan Nabi Luth
‘alayhimassalam telah melihat malaikat dalam bentuk manusia. Maryam ‘alayhassalam
melihatnya dalam bentuk manusia. Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah melihat Jibril dalam bentuk
aslinya dan sering dalam bentuk manusia. Dan sebagian sahabat radhiyallahu ‘anhum
pernah melihat Jibril dalam bentuk manusia. Disebutkan didalam hadits bahwa ayam
yang berkokok sedang melihat malaikat.
Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan:

َ َّ ُ ََ ‫ُ َ َ ق‬ َ ً َ ْ َ َ‫َ ا‬ ْ َ ْ َ َّ ُ َ ْ َ َ َ ِّ َ َ ْ ُ ْ َ َ
‫ َﻭ ِإذﺍ َﺳ ِم ْﻌﺘ ْم ﻧ ِهﻴق ﺍﻟ ِح َم ِﺎﺭ ﻓﺘ َﻌ اﻮذﻭﺍ ِبﺎﻟﻠ ِﻪ ِﻣﻦ‬، ‫ﺎﺳأﻟﻮﺍ ﺍﻟﻠﻪ ِﻣﻦ ﻓض ِﻠ ِﻪ ؛ ﻓ ِإﻧهﺎ َﺭﺃﺕ َﻣﻠكﺎ‬ ‫ِﺇذﺍ ﺳ ِمﻌﺘم ِصيﺎح ﺍﻟﺪيك ِﺔ ﻓ‬
ً َ ْ َ ََ ُ ‫َ ا‬ َ ْ ‫ا‬
‫ﺎﻥ ؛ ﻓ ِإﻧﻪ ﺭﺃى شيﻄﺎﻧﺎ‬
ِ ‫ﺍﻟشيﻄ‬

Apabila kalian mendengar kokok ayam maka mintalah kepada Allah dari karunia Allah
karena sesungguhnya ayam tersebut melihat malaikat dan apabila kalian mendengar
ringkikan keledai maka hendaklah kalian berlindung kepada Allah dari syaithan karena
keledai tersebut melihat syaithan (HR. Bukhāri IV/350 dan Muslim XVII/46)

166
Namun seseorang hendaklah waspada, jangan sampai dia menyangka melihat malaikat
atau bermimpi melihat malaikat padahal dia adalah iblis yang ingin menyesatkan
manusia.
8. Jumlah Malaikat sangat banyak, tidak mengetahui jumlahnya kecuali Allāh.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ُ ‫َ َ ُ ُ َ ِّ َ ا‬
‫َﻭ َﻣﺎ ي ْﻌﻠ ُم ﺟﻨﻮد َﺭبك ِﺇَل َ َﻮ‬

“Tidak mengetahui jumlah tentara-tentara Rabbmu (yaitu malaikat) kecuali Dia.” (Al-
Muddatstsir : 31)
Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah bercerita di antara apa yang Beliau lihat ketika Isra dan Mi’raj,
Beliau mengatakan :
َ َ َ ‫ُ ا َ ْ َ ْ ُ َ َق‬ ِّ َ ُ ُ ُ ْ َ ‫ق َ ْ ُ ق َ ْ ُ ُ َ َ َ ق ُ ْ َ َ َ َ َ َ ق َ ْ ُ ق‬ َ َُ
‫ ِﺇذﺍ‬، ‫ﻒ َﻣﻠ ٍك‬ ِ ‫ يصﻠﻲ ِﻓ‬، ‫ َذﺍ ﺍﻟﺒيﺖ ﺍﻟمﻌمﻮﺭ‬: ‫ ﻓﻘﺎل‬، ‫ﻓر ِﻓع ِﻟﻲ ﺍﻟﺒيﺖ ﺍﻟمﻌمﻮﺭ ﻓسأﻟﺖ ِﺟﺒ ِريﻞ‬
‫يﻪ كﻞ يﻮ ٍم ﺳبﻌﻮﻥ ﺃﻟ‬
ََ
‫آﺧ َر َﻣﺎ ﻋﻠ ْﻴ ِه ْم‬ َْ ُ َُ َْ ُ َ َ
ِ ‫ﺧرﺟﻮﺍ ﻟم يﻌﻮدﻭﺍ ِﺇﻟي ِﻪ‬

Maka diperlihatkan kepadaku Al-Baitul Ma’mur. Aku bertanya kepada Jibril dan dia
menjawab: ‘Ini adalah Al-Baitul Ma’mur, setiap hari shalat di dalamnya 70.000 malaikat.
Apabila telah keluar dari Al-Baitul Ma’mur maka mereka tidak akan kembali ke sana
(HR. Bukhari VI/302 dan Muslim I/146, No.162)

Dan berapakah jumlah malaikat yang telah shalat di sana semenjak Allah menciptakan
Al-Baitul Ma’mur sampai sekarang dan sampai Hari Kiamat?
Suatu hari Rasulullah ‫ ﷺ‬mendengar suara (deritan) langit. Kemudian Beliau berkata:

ٌ َ ‫ا‬ َ َ َ َ ‫ُ ا ََ َ ْ َ ا‬ ‫ َﺃ اطﺖ ا‬، ‫ﻮﻥ‬


َ ُ َ ْ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ِّ
‫ َﻣﺎ ِﻓﻴهﺎ َﻣ ْﻮ ِض ُع ﺃ ْﺭب ِع ﺃ َص ِﺎﺑ َع ِﺇَل َﻭ َﻣﻠك‬، ‫ﺍﻟس َم ُﺎء َﻭحق ﻟهﺎ ﺃﻥ ت ِئط‬ ِ ‫ِﺇﻧﻲ ﺃﺭى ﻣﺎ َل ترﻭﻥ ﻭﺃﺳمع ﻣﺎ َل تسمﻌ‬
َّ ً َ ُ َ َ ْ َ ٌ َ
‫ﺎﺟﺪﺍ ِﻟﻠ ِﻪ‬
ِ ‫ﺍضع ﺟﺒهﺘﻪ ﺳ‬ِ ‫ﻭ‬

Sesungguhnya aku melihat apa yang tidak kalian lihat dan mendengar apa yang tidak
kalian dengar. Langit mengeluarkan suara (deritan) dan dia berhak untuk
mengeluarkan suara karena tidak ada sebuah tempat seluas 4 jari kecuali di situ ada
seorang malaikat yang meletakkan dahinya bersujud untuk Allah. (Hadīts Hasan,
Riwayat Tirmidzi VI/556 dan Ibnu Mājah II/1402)
Langit yang tujuh mengeluarkan deritan karena sangat banyaknya dan sangat beratnya
malaikat yang tinggal di sana.

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah 'ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh adalah
“Beriman Dengan Sifat-sifat Fisik Malaikat Bagian Yang ke Empat”.

Disana ada diantara malaikat yang Allāh atau Rasul-Nya sebutkan sifat fisiknya secara
khusus.
Diantaranya,

167
1. Malaikat Penjaga Neraka
Mereka adalah malaikat yang keras hatinya, tidak memiliki kasih sayang dan sangat
َ َ ُ َ َ
keras serta kuat badannya. Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ َّ َ َ َ ٌ َ ٌ َ ٌ َ َ َ َ َ ُ َ ‫َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ ُ َ ُ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ً َ ُ ُ َ ا ُ ق‬
‫ﺎس َﻭﺍﻟ ِحﺠ َﺎﺭة ﻋﻠ ْﻴهﺎ َﻣَل ِﺋﻜﺔ ِﻏَلظ ِشﺪﺍد َل ي ْﻌ ُصﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ َﻣﺎ‬ ‫يﺎﺃيهﺎ ﺍﻟ ِذيﻦ آﻣﻨﻮﺍ قﻮﺍ ﺃﻧفسكم ﻭﺃَ ِﻠيكم ﻧﺎﺭﺍ ﻭقﻮدَﺎ ﺍﻟﻨ‬
َ ُْ َ ُ َْ ُ َ
‫ﺃ َﻣ َرَ ْم َﻭيف َﻌﻠﻮﻥ َﻣﺎ يﺆ َﻣ ُرﻭﻥ‬

“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api
neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu dijaga oleh para malaikat yang keras
hatinya dan kuat badannya, yang mereka tidak memaksiati Allāh dalam perintah Allāh
yang Allāh perintahkan kepada mereka. Dan mereka melaksanakan apa yang
diperintahkan kepada mereka.” (At-Tahrīm 6)
2. Jibrīl ‘alayhissalām
َ َ ُ َ َ
Adalah malaikat yang kuat dan indah dipandang. Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ْ َ ‫ُ ا‬ َ ُ ‫َ َّ َ ُ َ ُ ق‬
٢( ‫ﺎﺳﺘ َﻮى‬ ‫ﻭﻣر ٍة ﻓ‬
ِ ‫) ذ‬١( ‫ﻋﻠمﻪ ش ِﺪيﺪ ﺍﻟﻘﻮى‬

“Muhammad telah diajari oleh malaikat Jibrīl yang sangat kuat yang memiliki rupa yang
indah, maka dia menampakkan diri.” (An-Najm 5-6)

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬pernah bercerita tentang :


3. Salah satu malaikat pemikul ‘Arsy:

َ َ ُ َ َ َ َ ُُ ْ َ َ َ ‫ا‬ َْ‫ْ َ ََ ق‬ َ ََ ْ َ َ ْ َ َ ِّ َ ُ ْ َ َ ُ
‫ﻴرة َﺳ ْﺒ ِع ِﻣﺎﺋ ِﺔ ﻋ ٍﺎم‬‫ش ِﺇﻥ َﻣﺎ ﺑ ْﻴﻦ شح َم ِﺔ ﺃذ ِﻧ ِﻪ ِﺇﻟى ﻋ ِﺎت ِﻘ ِﻪ ﻣ ِس‬
ِ ‫ﺍﻟﻠﻪ ِﻣﻦ حمﻠ ِﺔ ﺍﻟﻌر‬
ِ ‫ﺃ ِذﻥ ِﻟى ﺃﻥ ﺃحﺪث ﻋﻦ ﻣﻠ ٍك ِﻣﻦ ﻣَل ِﺋﻜ ِﺔ‬

“Aku diizinkan untuk bercerita tentang seorang malaikat diantara malaikat-malaikat


Allāh yang memikul ‘Arsy, sesungguhnya jarak antara cuping telinganya dan pundaknya
sejauh 700 tahun perjalanan.” (HR. Abū Dāwūd no 4727 dan hadīts ini shahīh)
Dan Beliau bercerita tentang,
4. Malaikat yang bertugas meniup sangkakala
Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ ‫َ َ َ َ َ ْ ُْ ََ َْ َ َ ْ َََْ َ َ َ ُ ََ ا‬ ْ َ ‫ُ ْ ً ٌّ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ق‬ َ ُ ُ ْ ُ ‫ﺍﻟص‬
ُ ‫ﺐ‬
ُ ‫ف َصﺎح‬ َ ْ َ ‫ا‬
‫يﻪ ط ْرﻓﻪ كأﻥ ﻋ ْﻴن ْي ِﻪ‬
ِ ‫ش ﻣخﺎﻓﺔ ﺃﻥ يﺆﻣر قبﻞ ﺃﻥ يرتﺪ ِﺇﻟ‬
ِ ‫ﻮﺭ ﻣﻨذ ﻭ َِكﻞ ِب ِﻪ ﻣسﺘ ِﻌﺪ يﻨظر ﻧحﻮ ﺍﻟﻌر‬
ِ ِ ‫ِﺇﻥ طر‬
َ ِّ ُ َ َ َ
‫ﺎﻥ‬ ِ ‫ﺎﻥ دﺭي‬ ِ ‫ﻛﻮﻛب‬

“Sesungguhnya mata malaikat yang meniup sangkakala, semenjak diserahkan tugas


senantiasa siap dan melihat dan ke arah ‘Arsy karena takut apabila diperintah sebelum
dia berkedip, kedua matanya seperti 2 bintang yang bercahaya.” (Hadīts Shahīh Riwayat
Hakīm di dalam Mustadrak IV/558)
Dan telah berlalu sebuah hadīts bahwa,
5. Malaikat Munkar dan Nakīr

168
Disifati sebagai 2 malaikat yang hitam lagi biru. Maksudnya adalah hitam rupanya dan
biru matanya, yang membuat takut orang yang melihatnya.
َ َ ُ َ َ
Semoga Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menguatkan hati kita di dunia dan akhirat.

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah adalah tentang
“Beriman Dengan Sifat-Sifat Akhlak Para Malaikat Bagian yang Pertama”

Diantara beriman dengan malaikat Allah adalah beriman dengan akhlaq mereka
diantaranya:
1. Mereka memiliki sifat Al-Karām dan Al-Birr
Malaikat memiliki sifat Al-Karam, artinya memiliki akhlak yang mulia lagi terpuji. Dan
mereka memiliki sifat Al-Birr, yang artinya banyak berbuat baik kepada orang lain.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ َ َْ
٢٢ ( ‫) ِﻛ َر ٍﺍم ﺑ َر َﺭ ٍة‬٢١( ‫ِبأي ِﺪي َﺳف َر ٍة‬

“Al-Qur'an ditulis dengan tangan-tangan malaikat yang mulia akhlaknya lagi berbuat
baik.” (‘Abasa 15-16)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ق‬ ‫ق َ ُ قُْ َ َ ا َ ق‬
‫ﺍﻟسف َر ِة ﺍﻟ ِك َر ِﺍم ﺍﻟ َﺒ َر َﺭ ِة‬ ‫آﻥ ﻣع‬
ِ ‫ﺎَر ِبﺎﻟﻘر‬
ِ ‫ﺍ ﻟم‬

“Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur'an maka dia bersama malaikat yang mulia
akhlaknya lagi banyak berbuat baik.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan diantara kebaikan malaikat bahwasanya mereka banyak mendo’akan kebaikan bagi
َ َ ُ َ َ
orang-orang yang beriman. Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ْ ‫َ َ ق‬ ُّ َ َ ُ ُّ َ ْ ُ َ ْ ُ ُ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ِّ َ ُ َّ َ ُ
ً ‫ﻴﻦ َﺭح‬
‫يمﺎ‬ ِ ‫ﻮﺭ ۚ َﻭَكﺎﻥ ِبﺎﻟ ُمﺆ ِﻣ ِﻨ‬
ِ ‫ﺎﺕ ِﺇﻟى ﺍﻟﻨ‬
ِ ‫َﻮ ﺍﻟ ِذي يصﻠﻲ ﻋﻠيكم ﻭﻣَل ِﺋﻜﺘﻪ ِﻟيخ ِرﺟكم ِﻣﻦ ﺍﻟظﻠم‬

“Dialah Allah yang memuji kalian dan demikian malaikatNya mendo’akan kebaikan
untuk kalian supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya.
Dan Dia Allāh sangat sayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzāb 43)
Demikian pula firman Allah ‫ﻋزﺍ ﻭ ﺟﻞ‬:

َ ُ َ َ ‫َ َ ْ َ ْ ُ َ َّ َ َ ُ ا‬ َ ُ ْ ُ ْ ّ َ ْ َ َ ُ ِّ َ ُ ْ َ ْ َ َ ‫َّ َ َ ْ ُ َ ق‬
‫آﻣﻨﻮﺍ َﺭبﻨﺎ َﻭ ِﺳ ْﻌﺖ ك اﻞ ش ْﻲ ٍء‬ ‫هم َﻭيﺆ ِﻣﻨﻮﻥ ِب ِﻪ ﻭَسﺘغ ِفرﻭﻥ ِﻟﻠ ِذيﻦ‬ ‫ﺍﻟ ِذيﻦ يح ِمﻠﻮﻥ ﺍﻟ َﻌ ْرش ﻭﻣﻦ حﻮﻟﻪ يسبحﻮﻥ ِبحم ِﺪ ﺭب‬
َُ ْ َ َّ ْ َ ‫اَ َْ قُ َ ا‬ َ ‫َ َ َ ق‬ َ َ ‫ا‬ ُ َ َ َّ ْ َ ‫ق‬ ً ْ
‫ﺎﺕ ﻋﺪ ٍﻥ ﺍﻟ ِﺘﻲ َﻭﻋﺪته ْم‬ ِ ‫) َﺭبﻨﺎ َﻭﺃد ِﺧﻠه ْم ﺟﻨ‬٢( ‫يم‬
ِ ‫َﺭح َمﺔ َﻭ ِﻋﻠ ًمﺎ ﻓﺎﻏ ِف ْر ِﻟﻠ ِذيﻦ تﺎﺑﻮﺍ َﻭﺍت َب ُﻌﻮﺍ َﺳ ِبيﻠك َﻭ ِق ِه ْم ﻋذﺍب ﺍﻟﺠ ِح‬
ْ ََ َ
‫ﺎﺕ ي ْﻮ َﻣ ِئ ٍذ ﻓﻘﺪ‬
َ ِّ ‫ا‬ َ ْ َ َ َ ِّ ‫َ ُ ا‬ ُ َ ‫ْ َ ُ ِّ ا ْ ا َ َ ْ َ ق َ ُ ق‬ َ َْ َ ْ ََ ْ َ َ َ ْ َ َ
ِ ‫ﺎﺕ ﻭﻣﻦ ت ِق ﺍﻟسيئ‬ ِ ‫) ﻭ ِق ِهم ﺍﻟسيئ‬٢( ‫ﺍﺟ ِهم ﻭذﺭي ِﺎت ِهم ِﺇﻧك ﺃﻧﺖ ﺍﻟﻌ ِْيز ﺍﻟح ِﻜيم‬ ِ ‫ﻭﻣﻦ صﻠ َح ِﻣﻦ آب ِﺎﺋ قِه َم ﻭﺃ قزﻭ‬
)٩( ‫يم‬ ُ ‫َﺭح ْم َﺘ ُﻪ َﻭذﻟ َك َُ َﻮ ﺍﻟف ْﻮ ُز ﺍﻟ َﻌظ‬
ِ ِ ِ

“Dan malaikat-malaikat yang memikul ‘Arsy dan malaikat-malaikat yang ada di sekitar
‘Arsy bertasbih dengan memuji Rabb mereka dan beriman dengan Allah dan
memohonkan ampun untuk orang-orang yang beriman. Mereka berkata: ‘Wahai Rabb

169
kami, sungguh, rahmat dan ilmuMu meliputi segala sesuatu maka ampunilah dosa bagi
orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalanMu dan jagalah mereka dari adzab
neraka. Wahai Rabb Kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah
Engkau janjikan bagi mereka dan orang-orang yang shālih diantara bapak-bapak
mereka, istri-istri mereka dan keturunan mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana. Dan jagalah mereka dari kejelekan-kejelekan. Dan barangsiapa
yang Engkau jaga pada hari itu dari kejelekan maka sungguh Engkau telah
merahmatinya dan itulah keberuntungan yang besar’.” (Ghāfir 7-9)
Dan diantara kebaikan mereka (adalah) syafa’at mereka untuk orang-orang yang
َ َ ُ َ َ
bertauhid. Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َ ‫َ َ ْ َ َ ا‬ َُ‫َ ق‬ َْ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ
‫يه ْم َﻭ َﻣﺎ ﺧﻠفه ْم َﻭَل يشف ُﻌﻮﻥ ِﺇَل ِﻟ َم ِﻦ ْﺍﺭتضى َﻭَم ِّﻣﻦ ﺧشي ِﺘ ِﻪ ُﻣش ِفﻘﻮﻥ‬
ِ ‫يﻌﻠم ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺃي ِﺪ‬
َ َ ُ َ
“Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬mengetahui amalan mereka (yaitu para malaikat) yang sudah
berlalu maupun yang akan datang. Dan mereka tidak memberikan syafa’at kecuali bagi
orang yang Allah ridhai dan mereka takut kepada Allah” (Al-Anbiyā 28)

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah
adalah tentang “Beriman Dengan Sifat-Sifat Akhlak Bagian yang Kedua”

Diantara sifat-sifat akhlak malaikat adalah:


2. Sifat Malu
Malu adalah sifat mulia yang membawa seseorang untuk meninggalkan yang buruk dan
membawanya kepada akhlak yang mulia, bahkan dia adalah termasuk cabang
keimanan. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda berbicara tentang ‘Utsman Ibnu ‘Affan radhiyallahu
‘anhu:
ُ َ َ ‫ْ ُ ق‬ َ َ ُ ْ َ َ ََ
‫ﺃَل ﺃ ْﺳﺘ ِحﻲ ِﻣﻦ َﺭﺟ ٍﻞ ت ْسﺘ ِحﻲ ِﻣﻨﻪ ﺍﻟ َمَل ِﺋﻜﺔ؟‬

Apakah aku tidak malu dari seorang laki-laki yang malaikat malu kepadanya? (HR.
Muslim IV/1866, no.2041 kitab “Fadhaa-ilush Shahaabah” bab “min fadhaa-ili Utsman”)
Imam An-Nawawiy rahimahullah di dalam kitab beliau Al-Minhaaj ketika menjelaskan
hadīts ini, beliau berkata:

َ َ ‫ق‬ َ ْ ٌَ َ ٌ َ َ َ َ ‫َ ٌَ َ َ ٌ ُْ َ َ َ َ َ َُ ُ َْ ق ََ َ ََا ق‬ َ
‫ﺎﺕ ﺍﻟ َمَل ِﺋﻜ ِﺔ‬
ِ ‫ﺎَرة ِﻟﻌﺜمﺎﻥ ﻭﺟَلﻟﺘﻪ ِﻋﻨﺪ ﺍﻟمَل ِﺋﻜ ِﺔ ﻭﺃﻥ ﺍﻟحيﺎء ِصفﺔ ﺟ ِميﻠﺔ ِﻣﻦ ِصف‬
ِ ‫يﻪ ﻓ ِضيﻠﺔ ظ‬
ِ ‫ﻭ ِﻓ‬

Di dalam hadits ini ada keutamaan yang jelas bagi ‘Utsman dan keagungan beliau di sisi
para malaikat dan bahwasanya malu adalah sifat yang indah diantara sifat-sifat
malaikat. (Syarh an-Nawawi ‘alaa Muslim XV/169)
Dan di antara sifat-sifat akhlak malaikat:
3. Tidak Sombong untuk beribadah kepada Allāh, merendahkan diri kepada Allāh

170
Dan tidak sombong untuk beribadah kepadaNya adalah sifat yang mulia. Allah telah
menyifati malaikat-malaikatNya dengan sifat yang mulia ini.

ُ ُ ْ َ ‫َ َ ق‬ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ُ ‫ُ َ َ ُ َ َ ْ ً ِّ َّ َ َ ق َ َ َ ُ ق ُ َ ا‬ َ ‫َّﻟﻦ َي ْس َت َ ق‬
‫ﻒ ﻋﻦ ِﻋ َبﺎد ِت ِﻪ َﻭَ ْسﺘك ِﺒ ْر ﻓ َس َيحش ُرَ ْم‬ ‫ﻨﻜ‬
ِ ‫ﻨﻜﻒ ﺍﻟم ِسﻴح ﺃﻥ يكﻮﻥ ﻋبﺪﺍ ﻟﻠ ِﻪ ﻭَل ﺍﻟمَل ِﺋﻜﺔ ﺍﻟمﻘربﻮﻥ ۚ ﻭﻣﻦ يست‬ ِ
ً‫ﺇ َﻟ ْيﻪ َﺟميﻌﺎ‬
ِ ِ ِ

“'Isa Al-Masih tidak menahan dirinya untuk menjadi seorang hamba Allah, demikian
pula malaikat-malaikat Allah yang didekatkan. Dan barangsiapa yang menahan diri dari
beribadah kepada Allah dan sombong maka Allah akan mengumpulkan mereka
semuanya.” (An-Nisā : 172)
Dan akan datang in syā Allāh pembahasan tentang ibadah-ibadah malaikat.

Halaqah yang ke-12 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Pertama”

Diantara beriman dengan malaikat-malaikat Allah adalah beriman dengan amalan-


amalan mereka yang kita ketahui.
Amalan-amalan malaikat;
- Ada yang berupa ibadah
- Ada yang berupa tugas, yang berkaitan dengan alam semesta dan ada yang berupa
tugas yang berkaitan dengan manusia
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬telah menciptakan malaikat dan menjadikan mereka beribadah
dengan ibadah-ibadah yang agung. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan.
Di antara bentuk ibadah mereka;
1. TASBIH
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman menceritakan tentang ucapan para malaikat ketika Allāh
menciptakan Adam.
Mereka mengatakan :

َ َ ُ ِّ َ ُ َ َ ْ َ ُ ِّ َ ُ ُ ْ َ َ
‫س ﻟك‬ ‫ﻭﻧحﻦ نسﺒح ِبحم ِﺪك ﻭﻧﻘﺪ‬

“Sedangkan kami bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu” (Al-Baqarah : 30)


Dan mereka bertasbih siang dan malam tidak pernah jemu. Allah berfirman:

َ َ َ َ ُ َ‫ا‬ َّ ُ َ َ ُ ُ َ ِّ َ َ َّ َ ‫ْ َ ق‬ َ
۩ ‫ﺍﺳﺘك َﺒ ُرﻭﺍ ﻓﺎﻟ ِذيﻦ ِﻋﻨﺪ َﺭبك ي َس ِّبحﻮﻥ ﻟﻪ ِبﺎﻟﻠ ْي ِﻞ َﻭﺍﻟﻨه ِﺎﺭ َﻭَ ْم َل ي ْسأ ُﻣﻮﻥ‬ ‫ﻓ ِإ ِﻥ‬

“Seandainya mereka sombong maka sesungguhnya malaikat-malaikat yang berada di


sisi Rabbmu bertasbih untuknya siang dan malam dan mereka tidak jemu” (Fushshilat :
38)
Di dalam hadits, Rasulullah ‫ ﷺ‬ditanya tentang ucapan apa yang paling baik. Beliau
bersabda:

171
َ َّ َ َ َ َ َ ُ َّ َ َ ْ َ
‫ ُﺳ ْبحﺎﻥ ﺍﻟﻠ ِﻪ َﻭب ِح ْم ِﺪ ِه‬: ‫الﺋﻜ ِﺘ ِﻪ ﺃ ْﻭ ِﻟ ِﻌ َب ِﺎد ِه‬
ِ ‫ﻣﺎ ﺍصﻄفى ﺍﻟﻠﻪ ِﻟم‬

Yang paling baik adalah ucapan yang Allāh pilih untuk para malaikatNya atau hamba-
hambaNya yaitu ucapan ‘Subhanallahi wa bihamdih. (HR. Muslim IV/209,no.2731)
Makna tasbīh adalah:
- Mensucikan Allāh dari segala sifat kekurangan yang tidak pantas bagi Allāh, dan
- Menetapkan segala sifat kesempurnaan bagi Allah.
Yang kedua, diantara ibadah para malaikat adalah;
2. MENDO’AKAN
Para malaikat secara umum mereka mendo’akan untuk orang-orang yang beriman,
sebagaimana firman Allah:

َ ْ ‫َ َ ق‬ ُّ َ َ ُ ُّ َ ِّ ُ َ ْ ُ ُ ُ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ِّ َ ُ َّ َ ُ
ً ‫ﻴﻦ َﺭح‬
‫يمﺎ‬ ِ ‫ﻮﺭ ۚ َﻭَكﺎﻥ ِبﺎﻟ ُمﺆ ِﻣ ِﻨ‬
ِ ‫ﺎﺕ ِﺇﻟى ﺍﻟﻨ‬
ِ ‫َﻮ ﺍﻟ ِذي يصﻠﻲ ﻋﻠيكم ﻭﻣَل ِﺋﻜﺘﻪ ِﻟيخ ِرﺟكم ﻣﻦ ﺍﻟظﻠم‬

“Dialah Allah yang menguji kalian dan demikian malaikatNya mendo’akan kebaikan
untuk kalian supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya.
Dan Dia Allāh sangat sayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzāb 43)
Dan mendo’akan secara khusus bagi orang-orang yang beriman yang melakukan amal
shālih tertentu, di antaranya adalah;
1. Do’a mereka untuk pengajar agama.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫ق‬
‫ﺎس ﺍﻟخ ْﻴ َر‬
‫ا‬
‫ﺍﻟﻨ‬ ‫م‬
ِّ َ ُ َ َ َ ُّ َ ُ َ َ ُ ‫ُ ْ َ َ َ ا ق‬
‫ﻠ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﻣ‬ ‫ى‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻮﻥ‬‫ﻠ‬ ‫ص‬ ‫ي‬‫ﻟ‬ ،‫ﻮﺕ‬ ‫ح‬‫ﺍﻟ‬ ‫ى‬‫ﺘ‬‫ح‬‫ﻭ‬ ‫ﺎ‬ َ‫ر‬ ‫ح‬‫ﺟ‬ ‫ى‬ ‫ﻓ‬
ََْ ‫ا‬
‫ﺔ‬‫ﻠ‬ ‫م‬ ‫ﺍﻟﻨ‬ ‫ى‬
‫َ ا‬
‫ﺘ‬‫ح‬ ،‫ﺽ‬ ‫ﺭ‬
َ َ
ْ ‫ﺍأل‬‫ﻭ‬ ‫ﺍﺕ‬ ‫ﻮ‬ ‫الﺋ َﻜ َﺘ ُﻪ َﻭ َﺃ َْ َﻞ ا‬
َ ‫ﺍﻟس َم‬ َ َ َ َ َّ ‫ا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ِﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻣ‬

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya dan penduduk langit dan bumi sampai
semut-semut di sarangnya dan ikan-ikan sungguh-sungguh mendo’akan kebaikan bagi
seorang yang mengajarkan manusia kebaikan.” (Hadīts hasan riwayat Tirmidzi IV/154)
2. Mereka juga mendo’akan untuk orang yang menunggu didirikannya shalat dan orang
yang duduk di masjid setelah shalat.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhāri I/171
no. 434 dan Muslim I/449-450:

ْ ‫ﺍﻟ َم ََلﺋ َﻜ ُﺔ ُت َص ِّﻠﻲ َﻋ َﻠى َﺃ َحﺪ ُك ْم َﻣﺎ َد َﺍم ﻓﻲ ُﻣ َص اَل ُه َّﺍﻟذي َص َّﻠى ﻓيﻪ َﻣﺎ َﻟ ْم ُي ْحﺪ ْث ﻓ ْيﻪ َت‬:
‫ﻘﻮ ُل‬
‫َّ ُ ا ْ ْ َ ُ َّ ُ ا ْ َ ْ ُ ق‬
‫ﺍﻟﻠهم ﺍﻏ ِفر ﻟﻪ ﺍﻟﻠهم ﺍﺭحمﻪ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

Para malaikat mendo’akan kebaikan untuk salah seorang di antara kalian selama dia
berada di tempat shalatnya selama dia belum berhadats. Malaikat berkata: ‘Yaa Allah,
ampunilah dia. Yaa Allah rahmatilah dia
Di dalam riwayat Muslim, Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan:
َ َ َْ ‫َ ُ َ ا‬ ُ َّ ُ َ ْ ُ َّ ُ َ َ ‫ُ َ ا ُ َ ْ َ ُ ا َ َ َ َ ُ ُ ق‬ َ َ َ ُ ‫َ ََ ُ ق‬
‫ﻮل ﺍﻟ َمَل ِﺋﻜﺔ ﺍﻟﻠه ام ﺍﻏ ِف ْر ﻟﻪ ﺍﻟﻠه ام ْﺍﺭح ْمﻪ حﺘى يﻨ َص ِرف ﺃ ْﻭ‬ ‫ﺍل ﺍﻟ َﻌ ْبﺪ ِﻓﻲ َصَل ٍة َﻣﺎ كﺎﻥ ِﻓﻲ ﻣصَله ينﺘ ِظر ﺍﻟصَلة ﻭتﻘ‬
‫َل يز‬
َ ْ ُ
‫يح ِﺪث‬

172
Senantiasa seorang hamba di dalam shalat selama dia berada di tempat shalat
menunggu didirikannya shalat dan malaikat berkata: ‘Yaa Allah, ampunilah dia. Yaa
Allah rahmatilah dia’, sehingga dia pergi atau berhadats.

Halaqah yang ke-13 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah
adalah “Beriman Dengan Amalan-Amalan Malaikat Bagian Yang Kedua”

Diantara orang-orang yang malaikat do’akan secara khusus adalah :


1. Orang yang shalat di shaf-shaf yang pertama ketika shalat berjama’ah.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
ُ
َ ‫ﺍأل‬ ُ ُّ َ َ َ ُّ ُ ُ َ َ َ َ َ َ ‫ا‬
‫ﻭل‬ ‫ﻮف‬
ِ ‫ِﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻣَل ِﺋﻜﺘﻪ ي ِصﻠﻮﻥ ﻋﻠى ﺍﻟصف‬

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk orang-orang yang


berada di shaf-shaf yang pertama. (Hadits Shahih, Riwayat Abū Dāwūd I/178 no. 664,
An-Nasa’i II/90, dan Ibnu Majah I/318 no. 997)
Dan mereka mendoakan untuk,
2. Orang-orang yang menyambung shaf dan menutupi celah-celah yang ada diantara shaf.
Rasulullāh ‫ ﷺ‬bersabda:
َ َ َ ُ ُ َ ً َ ُ ‫ا‬ َ ُ ُّ َ ُ َ َ َّ َ َ َ ُّ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ ‫ا‬
‫ﺍﻟصفﻮف َﻭ َﻣﻦ َﺳﺪ ﻓ ْرﺟﺔ َﺭﻓ َﻌﻪ ﺍﻟﻠﻪ ِﺑهﺎ د َﺭﺟﺔ‬ ‫ِﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻣَل ِﺋﻜﺘﻪ يصﻠﻮﻥ ﻋﻠى ﺍﻟ ِذيﻦ ي ِصﻠﻮﻥ‬

Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk orang-orang yang


menyambung shaf. Dan barang siapa yang menutupi satu celah dalam shaf, maka Allah
akan mengangkatnya dengan satu derajat. (Hadits shahīh riwayat Ibnu Mājah I/318 no.
995)
Mereka juga mendoakan untuk,
3. Orang yang bershalawat atas Nabi ‫ﷺ‬
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ق‬ َ َ َ ْ ُ ‫ق‬ ‫َق‬ َ َ َّ ُ َ َ ‫َ َّ ْ َ َ ْ ق‬ َ َ ِّ َ ُ ْ ُ ْ َ


‫ ﻓﻠ ُي ِﻘ اﻞ ﺍﻟ َﻌ ْبﺪ ِﻣﻦ ذ ِﻟك ﺃ ْﻭ ِﻟ ُيك ِﺜ ْر‬، ‫الﺋﻜﺔ َﻣﺎ َصﻠى ﻋﻠ اﻲ‬
ِ ‫ﻣﺎ ِﻣﻦ ﻣس ِﻠ ٍم يصﻠﻲ ﻋﻠ اﻲ ِﺇﻻ صﻠﺖ ﻋﻠي ِﻪ ﺍﻟم‬

Tidak ada seorang Muslim yang bershalawat kepadaku, kecuali malaikat akan
bershalawat untuknya selama dia masih bershalawat kepadaku. Maka hendaklah
seorang hamba mempersedikit shalawat kepadaku atau memperbanyak. (Hadits Hasan
Riwayat Ibnu Mājah I/294 no. 907)
Para malaikat juga mendoakan bagi,
4. Orang yang berinfaq fī sabilillah.
Di dalam sebuah hadits Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

ً ْ َ ُ َّ َ ْ ُ ُ َ َ ً َ َ ً ْ ُ ْ َ ‫ا َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ُ َ َ ُ ُ َ َّ ُ ا‬ ُ َ ‫َ ْ َْ ُ ْ ُ ق‬
‫ﻮل ﺍَلﺧ ُر ﺍﻟﻠه ام ﺃﻋ ِط ُﻣ ْم ِسكﺎ‬ ‫ﺎﻥ يﻨ ِزَل ِﻥ ﻓيﻘﻮل ﺃحﺪَمﺎ ﺍﻟﻠهم ﺃﻋ ِط ﻣﻨ ِفﻘﺎ ﺧﻠفﺎ ﻭيﻘ‬
ِ ‫يﻪ ِﺇَل ﻣﻠك‬
ِ ‫ﻣﺎ ِﻣﻦ يﻮ ٍم يص ِﺒح ﺍﻟ ِﻌبﺎد ِﻓ‬
ًََ
‫تﻠفﺎ‬

173
Tidak ada satu hari dimana para hamba memasuki waktu pagi, kecuali turun dua
malaikat. Berkata salah satunya, “Yaa Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq.” Dan
berkata yang lain, “Yaa Allah, berilah kehancuran bagi orang yang menahan”, yaitu
menahan diri dari infaq yang disyari’atkan. (HR. Bukhāri III/304, no. 1442 dan Muslim
II/700 no. 1010)
Para ulama mengatakan:
“Do’a dengan diganti disini mencakup infaq dalam keta’atan yang wajib maupun yang
sunnah, nafkah untuk keluarga, jamuan untuk tamu, dan yang semisalnya.”
Mereka para malaikat juga mendoakan bagi,
5. Orang-orang yang sahur.
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ِّ َ ‫ا َ َ َ َ ُ ُ ُّ َ َ َ ق‬
‫ِﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ َﻭ َﻣَل ِﺋﻜﺘﻪ ي َصﻠﻮﻥ ﻋﻠى ﺍﻟ ُمت َسح ِريﻦ‬

Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat untuk orang orang yang sahur.
(Hadits Hasan Riwayat Thabrani di dalam Al-Ausath dan juga Ibnu Hibban dalam Al
Mawaarid 880)
Halaqah yang ke-14 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allah
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ketiga”
Diantara orang-orang yang akan dido’akan secara khusus dengan kebaikan oleh para
Malaikat adalah:
6. Orang yang menjenguk orang yang sakit
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ َّ ً َ ُ َ َ ْ ُ ‫َ َ ا‬ ‫َ َّ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ ق‬ ً َ ْ ُ ً ْ ُ ُ َُ ْ ُ ْ َ
‫ َﻭ ِإﻥ ﻋﺎده ﻋ ِش ايﺔ ﺇﻻ َصﻠى ﻋﻠ ْي ِﻪ‬, ‫ﻒ َﻣﻠ ٍك حﺘى ي ْم ِس َﻲ‬
ِ ‫ﻣﺎ ِﻣﻦ ﻣ َس ِﻠ ٍم يﻌﻮد ﻣس ِﻠمﺎ ﻏﺪﻭة ﺇﻻ صﻠى ﻋﻠي ِﻪ ﺳبﻌﻮﻥ ﺃﻟ‬
‫ق َ ا‬ ٌ ‫ﺎﻥ َﻟ ُﻪ َﺧر‬
َ ََ َ ْ ُ ‫ََ َ ا‬ ‫َ ُْ َ ق‬
‫يﻒ ِﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨ ِﺔ‬ ِ ‫ ﻭَك‬، ‫ﻒ ﻣﻠ ٍك حﺘى يص ِﺒح‬ِ ‫ﺳبﻌﻮﻥ ﺃﻟ‬

Tidaklah seorang Muslim menjenguk seorang muslim yang lain di waktu pagi kecuali
70.000 malaikat akan bershalawat untuknya sampai sore hari. Dan tidaklah
menjenguknya di waktu sore kecuali 70.000 malaikat akan bershalawat untuknya
sampai pagi. Dan dia akan mendapatkan petikan buah-buahan di surga. (Hadits Shahih
Riwayat Abu Dawud III/185, no.3099 dan Tirmidzi)
7. Malaikat mengaminkan do’a yang dibaca di samping orang yang meninggal atau orang
yang sakit
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ُ ُ َ َ ِّ ُ َ َ َ َ ‫ْ ً َ ا‬ ُ َُ َ َ َ َ ‫َ َ ُْ ق‬
‫ﺆﻣﻨﻮﻥ ﻋﻠى َﻣﺎ تﻘﻮﻟﻮﻥ‬ ‫ ﻓ ِإﻥ ﺍﻟمَل ِﺋﻜﺔ ي‬،‫ ﻓﻘﻮﻟﻮﺍ ﺧﻴرﺍ‬،‫ﺍﻟم ِّيﺖ‬ ‫ ﺃ ِﻭ‬،‫ضرت ُم ﺍﻟ َم ِريض‬ ‫ِﺇذﺍ ح‬

Apabila kalian menghadiri orang yang sakit atau meninggal, maka ucapkanlah ucapan
yang baik, karena sesungguhnya malaikat mengaminkan apa yang kalian ucapkan. (HR.
Muslim II/633, no.919 Kitab Al-Janaa-iz)
8. Malaikat mengaminkan do’a kebaikan untuk saudara se-Islam

174
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ َ َ َ َّ ‫َ ْ ق َ ْ َ َ ق َ ُ ق‬ َ َ َ َ َ
‫ ِآﻣﻴﻦ َﻭﻟك ِب ِمﺜ ٍﻞ‬:‫ﺎل ﺍﻟ َمﻠك ﻟ َم َﻮَك ُﻞ ِب ِﻪ‬ ِ ‫ﻣﻦ دﻋﺎ ِأل ِﺧ‬.
‫يﻪ ِبظه ِر ﺍﻟغي ِﺐ ق‬

Barang siapa mendo’akan kebaikan untuk saudaranya dalam keadaan saudaranya tidak
mengetahui maka berkata seorang malaikat yang ditugaskan “Aamiin dan bagimu yang
semisalnya. (HR. Muslim II/2094, no.2732 kitab “adz-Dzikr wad Du’aa”)
Ini menunjukkan keutamaan mendo’akan saudara semuslim dengan sembunyi-
sembunyi karena ini lebih ikhlash.
Berkata Imam Nawawi ketika menjelaskan hadits ini:

َُْ ُ َ ْ َ ُ َ َ ُ َ ‫َا‬ ْ َ‫ق َ ق‬ ‫ق‬ َ ُ َْ ْ َ ُ َ َ َ ََ َ َ ‫ََ َ َْ ُ ا‬


‫ َﻭيح ُص ُﻞ ﻟﻪ ِﻣﺜﻠهﺎ‬، ‫يﻪ ﺍﻟ ُم ْس ِﻠم ِﺑ ِﺘﻠك ﺍﻟﺪﻋ َﻮ ِة ; ِألﻧهﺎ ت ْسﺘﺠﺎب‬
ِ ‫ﻒ ِﺇذﺍ ﺃﺭﺍد ﺃﻥ يﺪﻋﻮ ِﻟﻨف ِس ِﻪ يﺪﻋﻮ ِأل ِﺧ‬
ِ ‫ﻭَكﺎﻥ بﻌض ﺍﻟسﻠ‬

Dahulu sebagian Salaf apabila ingin mendo’akan kebaikan untuk dirinya, maka dia
mendo’akan untuk saudaranya semuslim dengan do’a tersebut, karena doa ini mustajab
dan dia mendapatkan yang semisalnya.

Halaqah yang ke-15 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ke Empat”
Selain mendo’akan dengan kebaikan, malaikat juga mendo’akan kejelekan bagi orang-
orang tertentu dengan perintah dari Allāh.
1. Mereka mendo’akan laknat bagi orang yang meninggal dalam keadaan kāfir.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman,

َ ْ َ ‫ا َّ َ َ َ ُ َ َ ُ َ ُ ْ ُ ا ٌ ُ َ َ َ َ ْ ْ َ ْ َ ُ َّ َ ق َ َ َ ا‬
‫ﺎس ﺃﺟ َم ِﻌﻴﻦ‬
ِ ‫ﺍﻟﻨ‬‫الﺋﻜ ِﺔ ﻭ‬
ِ ‫ِﺇﻥ ﺍﻟ ِذيﻦ ﻛفرﻭﺍ ﻭﻣﺎتﻮﺍ ﻭَم ﻛفﺎﺭ ﺃﻭﻟ ِئك ﻋﻠﻴ ِهم ﻟﻌﻨﺔ ﺍﻟﻠ ِﻪ ﻭﺍﻟم‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati dalam keadaan kāfir atas mereka
laknat Allāh, para malaikat dan manusia semuanya.” (Al-Baqarah : 161)
2. Mereka mendo’akan laknat bagi orang yang berbuat bid’ah di kota Madinah atau
melindunginya.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ ﻣﻦ ﺃحﺪث ﻓﻴهﺎ حﺪثﺎ ﻓﻌﻠيﻪ ﻟﻌﻨﺔ ﺍﻟﻠﻪ‬، ‫ ﻭﻻ يحﺪث ﻓﻴهﺎ حﺪث‬، ‫ ﻻ يﻘﻄع شﺠرَﺎ‬،‫لﻟمﺪيﻨﺔ حرم ﻣﻦ ﻛذﺍ ﺇﻟى ﻛذﺍ‬
‫ﻭﺍﻟمالﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﻨﺎس ﺃﺟمﻌﻴﻦ‬

Madinah adalah tanah Haram dari sini ke sini, tidak dipotong pohonnya dan tidak boleh
membuat bid’ah di dalamnya. Barangsiapa yang membuat bid’ah di dalamnya maka
atasnya laknat Allāh, para malaikat dan seluruh manusia. (HR Bukhāri II/661 No. 1768
bab fadhlul Madinah dan Muslim no. 1366)
Dalam Shahīh Muslim no. 1371 dari hadīts Abū Hurairah radhiyallāhu ‘anhu, Rasūlullāh
‫ ﷺ‬bersabda:

175
ً ً
‫ﻓمﻦ ﺃحﺪث ﻓﻴهﺎ حﺪثﺎ ﺃﻭ آﻭى ﻣحﺪثﺎ ﻓﻌﻠيﻪ ﻟﻌﻨﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟمالﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﻨﺎس ﺃﺟمﻌﻴﻦ‬

“Maka barangsiapa yang membuat bid’ah di dalamnya atau melindungi orang yang
membuat bid’ah maka atasnya laknat Allāh, malaikat dan seluruh manusia.”
3. Mereka mendo’akan laknat atas orang yang mencela para shahābat Nabi ‫ﷺ‬
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻣﻦ ﺳﺐ ﺍصحﺎﺑﻲ ﻓﻌﻠيﻪ ﻟﻌﻨﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟمالﺋﻜﺔ ﻭﺍﻟﻨﺎس ﺍﺟمﻌﻴﻦ‬

Barangsiapa yang mencela para shahābatku maka atasnya laknat Allāh, para malaikat
dan seluruh manusia. (Hadīts Shahīh, diriwayatkan oleh Ath-Thabrāniy di dalam Al-
Mu’jamul Kabīr XII/142,No.12709)
4. Malaikat mendo’akan laknat bagi orang yang mengacungkan senjata kepada
saudaranya se-Islam.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻣﻦ ﺃشﺎﺭ ﺇﻟى ﺃﺧيﻪ بحﺪيﺪة ﻓإﻥ ﺍﻟمالﺋﻜﺔ تﻠﻌﻨﻪ حﺘى ﻭإﻥ كﺎﻥ ﺃﺧﺎه ألﺑيﻪ ﻭﺃﻣﻪ‬

Barangsiapa yang mengacungkan senjata kepada saudaranya maka para malaikat


melaknatnya sampai meskipun orang tersebut adalah saudaranya sebapak dan
seibu. (HR Muslim IV/2020, no.2161 kitab al birr wash shilah)
5. Malaikat melaknat wanita yang enggan memenuhi hajat suaminya.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﺇذﺍ دﻋﺎ ﺍﻟرﺟﻞ ﺍﻣرﺃتﻪ ﺇﻟى ﻓرﺍشﻪ ﻓأبﺖ ﻓبﺎﺕ ﻏضبﺎﻥ ﻋﻠﻴهﺎ ﻟﻌﻨﺘهﺎ ﺍﻟمالﺋﻜﺔ حﺘى تصﺒح‬

Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur kemudian istri tersebut
enggan, kemudian suaminya bermalam dalam keadaan marah maka malaikat melaknat
istri tersebut sampai pagi. (HR Bukhāri IV/1994, no.4897 dan Muslim)
Yang dimaksud laknat malaikat di dalam dalil-dalil di atas adalah do’a malaikat kepada
Allāh supaya Allāh menjauhkan orang tersebut dari rahmat Allāh.
Dan telah berlalu do’a jelek malaikat atas orang yang menahan dari berinfaq, yaitu
menahan dari infaq yang diwajibkan atasnya.

Halaqah yang ke-16 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-Amalan Malaikat Bagian yang Kelima”

Diantara ibadah malaikat setelah tasbih dan mendo’akan adalah


3. Menghadiri Majelis Dzikir
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

176
‫ﺇﻥ ﻟﻠﻪ تبﺎﺭك ﻭتﻌﺎﻟى ﻣالﺋﻜﺔ ﺳيﺎﺭة ﻓضال يتبﻌﻮﻥ ﻣﺠﺎﻟﺲ ﺍﻟذﻛر ﻓإذﺍ ﻭﺟﺪﻭﺍ ﻣﺠﻠسﺎ ﻓيﻪ ذﻛر قﻌﺪﻭﺍ ﻣﻌهم ﻭحﻒ‬
‫بﻌضهم بﻌضﺎ بأﺟﻨحﺘهم حﺘى يمﻠﺆﺍ ﻣﺎ ﺑيﻨهم ﻭبﻴﻦ ﺍﻟسمﺎء ﺍﻟﺪﻧيﺎ ﻓإذﺍ تفرقﻮﺍ ﻋرﺟﻮﺍ ﻭصﻌﺪﻭﺍ ﺇﻟى ﺍﻟسمﺎء‬

Sesungguhnya Allāh Tabāraka wa Ta’āla memiliki malaikat-malaikat tambahan yang


senantiasa berjalan mencari majlis-majlis dzikir. Maka apabila menemukan majlis di
dalamnya ada dzikir, para malaikat tersebut duduk bersama mereka. Dan mereka saling
menaungi dengan sayap mereka sehingga memenuhi antara mereka sampai langit
dunia. Maka apabila mereka berpisah (yaitu selesai dari majlis dzikir tersebut), naiklah
para malaikat ke langit. (HR Bukhāri IV/2353, No. 6045 dan Muslim IV/2170, dan ini
adalah lafazh Muslim)
⇒ Maksud dari majlis dzikir disini adalah orang-orang yang berkumpul dalam rangka
berdzikir kepada Allāh seperti majlis ilmu dan bukanlah majlis dzikir yang diadakan
dengan cara yang tidak sesuai dengan sunnah Nabi ‫ﷺ‬
4. Malaikat Mendengarkan Khutbah
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ﺇذﺍ كﺎﻥ يﻮم ﺍﻟﺠمﻌﺔ كﺎﻥ ﻋﻠى كﻞ بﺎب ﻣﻦ ﺃﺑﻮﺍب ﺍﻟمسﺠﺪ ﺍﻟمالﺋﻜﺔ يﻜﺘﺒﻮﻥ ﺍألﻭل ﻓﺎألﻭل ﻓإذﺍ ﺟﻠﺲ ﺍﻹﻣﺎم طﻮﻭﺍ‬
‫ﺍﻟصحﻒ ﻭﺟﺎءﻭﺍ يسﺘمﻌﻮﻥ ﺍﻟذﻛر‬

Apabila hari Jum’at maka disetiap pintu diantara pintu-pintu masjid ada malaikat-
malaikat yang menulis yang pertama-tama datang kemudian yang selanjutnya.
Kemudian apabila imam duduk mereka melipat lembaran catatan dan datang untuk
mendengarkan dzikir (HR Bukhāri II/407 dan Muslim II/586 no. 850)
5. Mereka Mengatakan “Aamiin" ketika Imam Mengatakan “Aamiin” di dalam Shalatnya
Dan Mengatakan “Allahumma Rabbana Lakal Hamdu” Ketika Imam Membaca
“Sami'llahu”.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ ﻓإﻧﻪ ﻣﻦ ﻭﺍﻓق تأﻣﻴﻨﻪ تأﻣﻴﻦ ﺍﻟمالﺋﻜﺔ ﻏفر ﻟﻪ ﻣﺎ تﻘﺪم ﻣﻦ ذﻧبﻪ‬،‫ﺇذﺍ ﺃﻣﻦ ﺍﻹﻣﺎم ﻓأﻣﻨﻮﺍ‬

Apabila imam membaca ‘Āmīn’ maka bacalah Āmīn, karena barangsiapa yang bacaan
Āmīnnya bersamaan dengan Āmīn malaikat diampuni dosanya yang telah lalu. (HR
Bukhāri II/262 dan Muslim I/307)
Dan Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

‫إذا قال اإلماٌ سمع الله لمن حمده فقولوا اللهم ربنا لك الحمد فِإنه من وافق قوله قول المالئكة غفر له ما تقدٌ من‬
‫ذنبه‬

Apabila imam membaca ‘Sami’allāhu liman hamidah’ maka katakanlah ‘Allāhumma


Rabbanā lakal hamdu’ karena barangsiapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan
malaikat diampuni dosanya yang telah lalu. (HR Bukhāri II/284 dan Muslim I/36 no.
409)

177
Halaqah yang ke-17 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-Amalan Malaikat Bagian Yang Keenam”

Diantara ibadah malaikat yang ke-6 adalah,


6. SHALĀT
Telah berlalu di dalam sebuah hadits bahwasanya ada sebagian malaikat yang mereka
melakukan shalat di Baitul Ma’mur, ‫ والله ٲعلم‬tentang bagaimana para malaikat tersebut
melakukan shalat. Namun, disebutkan di dalam beberapa dalil bahwasanya mereka
berdiri untuk Allāh dan bersujud.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman menceritakan tentang ucapan malaikat:

َ ُ ‫ا ََ ْ ُ ق‬ َ ُّ ‫َ ا َ َ ْ ُ ا‬ ٌ ‫َﻭ َﻣﺎ ﻣ اﻨﺎ ﺇ اَل َﻟ ُﻪ َﻣ َﻘ ٌﺎم َﻣ ْﻌ ُﻠ‬


٢٢٢( ‫) َﻭ ِإﻧﺎ ﻟﻨحﻦ ﺍﻟ ُم َس ِّبحﻮﻥ‬٢٢١( ‫ﺍﻟصﺎﻓﻮﻥ‬ ‫) ﻭ ِإﻧﺎ ﻟﻨحﻦ‬٢٢٤( ‫ﻮم‬ ِ ِ

“Tidak ada di antara kami kecuali dia memiliki kedudukan yang diketahui. Dan
sesungguhnya kami berdiri bershaf-shaf dan sesungguhnya kami bertasbih.” (Ash-
Shāffāt 164 – 166)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:
َ ِّ َ ْ ُ َ َ ‫َ َ َ ُ ُّ َ َ َ َ ُ ُّ ق‬
‫ﻒ ﺍﻟ َمَل ِﺋﻜﺔ ِﻋﻨﺪ َﺭب هﺎ ؟‬‫ﺃَل تصفﻮﻥ كمﺎ تص‬

Apakah kalian tidak mau bershaf seperti bershafnya malaikat di sisi Rabb mereka?
Para shahābat berkata,

َ ِّ َ ْ ُ َ َ ‫َ َ ُ ْ ُ ّ َ َ ْ َ َ ُ ُّ ق‬
‫ﻒ ﺍﻟ َمَل ِﺋﻜﺔ ِﻋﻨﺪ َﺭب هﺎ ؟‬ ‫ ِﻭكيﻒ تص‬،‫يﺎ ﺭﺳﻮل ﺍﻟﻠ ِﻪ‬

Wahai Rasūlullāh, bagaimana malaikat bershaf di sisi Rabb mereka?


Maka Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

ِّ ‫ﺍﻟص‬ َ ُّ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ ُّ َ ُّ ُ
‫ﻮﻥ ﻓﻲ ا‬
‫ﻒ‬ ِ ‫ي ِﺘمﻮﻥ ﺍﻟصفﻮف ﺍألﻭل َﻭ يﺘرﺍص‬

Mereka menyempurnakan shaf-shaf yang pertama dan mereka saling merapatkan shaf
(HR Muslim I/322, no. 430)
َ َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ُ ُ َ ُ َ ُ َ ُ ُ َ ْ َ َ ‫َ ِّ َ َ َ َ ق‬ َ َّ ‫ا‬
‫ِﺇﻥ ﺍﻟ ِذيﻦ ِﻋﻨﺪ َﺭبك ال ي ْسﺘك ِﺒ ُرﻭﻥ ﻋﻦ ِﻋ َبﺎد ِت ِﻪ َﻭَ َس ِّبحﻮﻧﻪ َﻭﻟﻪ ي ْسﺠﺪﻭﻥ‬

“Sesungguhnya malaikat yang di sisi Rabbmu tidak sombong dari beribadah kepadaNya,
bertasbih untukNya dan bersujud.” (Al-A’rāf 206)
Yang ke-7 diantara ibadah mereka,
7. MENGUCAPKAN SALAM
Telah berlalu bahwa mereka mengucapkan salam kepada Ibrāhīm ketika masuk ke
rumah beliau.

178
Di dalam sebuah hadīts, Jibrīl pernah berkata kepada Nabi kita ‫ﷺ‬

ِّ َ ِّ ْ َ ‫َ َ َ ََ ْ َ َ ْ َ ق َ َ ْ َ ا‬
‫ﺍﻟسَل َم ِﻣﻦ َﺭب هﺎ َﻭ ِﻣﻨﻲ‬ ‫ﻓ ِإذﺍ َِﻲ ﺃتﺘك ﻓﺎقرﺃ ﻋﻠﻴهﺎ‬

Apabila Khadījah mendatangimu maka sampaikanlah salam dari Rabbnya dan juga
dariku. (HR Bukhāri III/1389 dan Muslim no. 2433)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda kepada ‘Āisyah,

َ ‫ا‬ ََ ُ َْ ُ ْ َ َ ُ َ َ َ
‫ﺍﻟسال َم‬ ‫يﻞ يﻘ َرﺃ ﻋﻠ ْي ِك‬‫يﺎ ﻋ ِﺎئشﺔ َذﺍ ِﺟﺒ ِر‬

Wahai ‘Āisyah, ini adalah Jibrīl mengucapkan salam kepadamu. (HR Bukhāri VI/305 no.
2447 dan Muslim no.2474)
Malaikat mengucapkan salam untuk orang-orang yang beriman ketika sakaratul maut.
Allāh berfirman:

َ ُ َ ُ ُ َ‫َ َُ ُ َ َ ََ ُ ْ ُ ُ ق َ ا‬ َ ُ َ َ ‫َّ َ َ َ ا ُ ق‬
‫ﺍﻟ ِذيﻦ تﺘ َﻮﻓﺎَ ُم ﺍﻟ َمَل ِﺋﻜﺔ ط ِّﻴ ِﺒﻴﻦ ۙيﻘﻮﻟﻮﻥ َﺳَل ٌم ﻋﻠ ْيك ُم ﺍدﺧﻠﻮﺍ ﺍﻟﺠﻨﺔ ِب َمﺎ ﻛﻨﺘ ْم ت ْﻌ َمﻠﻮﻥ‬

“Mereka adalah orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan baik. Para
malaikat mengatakan, ‘Keselamatan atas kalian, masuklah kalian ke dalam surga dengan
sebab apa yang kalian amalkan’.” (An-Nahl 32)
Dan mereka mengucapkan salam kepada penduduk surga setelah dibukanya pintu-
pintu surga.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ُ ُ َ َ ٌ َ َ ُ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ ُ َ َ ‫َ َّ َ ا َ ْ َ ا ُ ْ َ ق َ ا ُ َ ً َ ا‬
‫الم ﻋﻠ ْيك ْم ِط ْﺒﺘ ْم‬ ‫َﻭ ِﺳﻴق ﺍﻟ ِذيﻦ ﺍتﻘﻮﺍ ﺭب هم ِﺇﻟى ﺍﻟﺠﻨ ِﺔ زﻣرﺍ حﺘى ِﺇذﺍ ﺟﺎﺅﻭَﺎ ﻭﻓ ِﺘحﺖ ﺃﺑﻮﺍﺑهﺎ ﻭقﺎل ﻟهم ﺧزﻧﺘهﺎ ﺳ‬
َ َ َ ُ ُ ْ َ
‫ﻓﺎدﺧﻠﻮَﺎ ﺧ ِﺎﻟ ِﺪيﻦ‬

“Dan digiring orang-orang yang bertaqwa ke surga secara berkelompok-berkelompok


sehingga ketika mereka mendatangi surga dan dibuka pintu-pintunya dan berkata para
penjaganya, ‘Keselamatan atas kalian, kalian telah baik maka masuklah kalian ke dalam
surga selama-lamanya’.” (Az-Zumar 73)
Yang ke-8 diantara ibadah malaikat, bahwasanya :
8. MALAIKAT TAKUT KEPADA ALLĀH
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ُ ْ َ ْ َ ْ ُ
‫َﻭَ ْم ِﻣﻦ ﺧشي ِﺘ ِﻪ ُﻣش ِفﻘﻮﻥ‬

“Dan mereka takut kepada Allāh.” (Al-Anbiyā 28)


َ َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:
َ ُ ‫َ َ ُ َ ا‬
‫يخﺎﻓﻮﻥ َﺭب هم ِّﻣﻦ ﻓ ْﻮ ِق ِه ْم‬

179
“Mereka takut kepada Rabb mereka yang ada di atas mereka.” (An-Nahl 50)

Demikianlah ibadah para malaikat, mereka sibuk dengan ibadah, ikhlash di dalamnya
dan terus menerus.
َ َ ُ َ َ
Semoga Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menjadikan kita termasuk hamba-hamba Allāh yang
istiqamah di dalam beribadah sesuai dengan kemampuan kita sebagai manusia.

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ke Tujuh”.

Diantara amalan malaikat yang kita diperintahkan untuk beriman dengannya adalah
amalan mereka yang berkaitan dengan alam semesta.
Allāh adalah Dzat yang tidak butuh kepada makhluk namun Allāh ingin menunjukkan
kebesarannya kepada kita. Allāh telah menugaskan para malaikat untuk mengatur alam
semesta dengan perintah Allāh, izin Allāh dan kehendak Allāh.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman,
َ ِّ َ ‫َ ق‬
‫ﻓﺎﻟ ُمﺪﺑ َرﺍﺕ ﺃ ْﻣ ًرﺍ‬

“Maka demi malaikat yang mengatur perkara” (An-Nāzi’āt : 5)


Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta,
1. Memikul 'Arsy
Malaikat yang memikul ‘arsy di hari kiamat ada 8. Sedangkan di dunia maka tidak ada
dalil yang menerangkan jumlah mereka.
Allāh berfirman,
ٌ َ َ ُ َ َ َ ِّ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ َ َ ‫َ ق‬
‫ش َﺭبك ﻓ ْﻮقه ْم ي ْﻮ َﻣ ِئ ٍذ ث َم ِﺎﻧ َيﺔ‬‫ﻭﺍﻟمﻠك ﻋﻠى ﺃﺭﺟ ِﺎﺋهﺎ ﻭيح ِمﻞ ﻋر‬

“Dan para malaikat di pinggir-pinggir langit dan pada hari itu 8 malaikat memikul ‘arsy
Rabbmu.” (Al-Hāqqah : 17)
َ َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman,

ُ َ َ َّ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ُ ُْ ِّ َ َ ُ ُ ُ َ َ ْ َ ‫ﻮﻥ قﺍﻟ َﻌ ْر‬


َ ُ ْ َ َ َّ
‫آﻣﻨﻮﺍ‬ ‫ش َﻭ َﻣﻦ ح ْﻮﻟﻪ ي َس ِّبحﻮﻥ ِبح ْم ِﺪ َﺭب ِه ْم َﻭيﺆ ِﻣﻨﻮﻥ ِب ِﻪ ﻭَسﺘغ ِفرﻭﻥ ِﻟﻠ ِذيﻦ‬ ‫ﺍﻟ ِذيﻦ يح ِمﻠ‬

“Dan malaikat-malaikat yang memikul ‘arsy dan malaikat-malaikat yang di sekitar ‘arsy
bertasbih dengan memuji Rabb mereka dan beriman dengan Allāh dan memohonkan
ampun untuk orang-orang yang beriman.” (Ghāfir : 7)
Yang ke-2 diantara tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta adalah,
2. Menjaga Surga
Allāh berfirman,

ُ ُ ََ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ ُ َ َ ‫َ َّ َ ا َ ْ َ ا ُ ْ َ ق َ ا ُ َ ً َ ا‬
‫ﺎل ﻟه ْم ﺧزﻧﺘهﺎ َﺳَل ٌم ﻋﻠ ْيك ْم ِط ْﺒﺘ ْم‬ ‫َﻭ ِﺳﻴق ﺍﻟ ِذيﻦ ﺍتﻘﻮﺍ ﺭب هم ِﺇﻟى ﺍﻟﺠﻨ ِﺔ زﻣرﺍ حﺘى ِﺇذﺍ ﺟﺎءﻭَﺎ ﻭﻓ ِﺘحﺖ ﺃﺑﻮﺍﺑهﺎ ﻭق‬
َ َ َ ُ ُ ْ َ
‫ﻓﺎدﺧﻠﻮَﺎ ﺧ ِﺎﻟ ِﺪيﻦ‬

180
“Dan digiring orang-orang yang bertaqwa ke dalam surga secara berkelompok-
berkelompok sehingga ketika mereka mendatangi surga dan dibuka pintu-pintunya dan
berkata para panjaganya, ‘Keselamatan atas kalian, kalian telah baik maka masuklah ke
dalam surga selama-lamanya’.” (Az-Zumār 73)
Dan Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ بك ﺃﻣرﺕ ﻻ ﺃﻓﺘح ألحﺪ‬: ‫ ﻓيﻘﻮل‬. ‫ ﻣحمﺪ‬: ‫ ﻣﻦ ﺃﻧﺖ ؟ ﻓﺎقﻮل‬: ‫آتﻲ بﺎب ﺍﻟﺠﻨﺔ يﻮم ﺍﻟﻘيﺎﻣﺔ ﻓأﺳﺘفﺘح ﻓيﻘﻮل ﺍﻟخﺎزﻥ‬
‫قبﻠك‬

“Aku mendatangi pintu surga pada hari kiamat kemudian aku meminta dibukakan.
Maka berkatalah penjaga surga, ‘Siapakah kamu?’ Kemudian Aku menjawab,
‘Muhammad.’ Kemudian dia berkata, ‘Denganmulah aku diperintah, aku tidak
membukanya untuk seorangpun sebelummu’.” (HR Muslim I/188 no. 197)
Dan diantara tugas malaikat yang berkaitan dengan alam semesta adalah,
3. Menjaga Neraka
َ َ ُ َ َ
Jumlah penjaga neraka ada 19 sebagaimana firman Allāh ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

َ َ َ َ ََ
‫ﻋﻠ ْﻴهﺎ ِت ْس َﻌﺔ ﻋش َر‬

“Di dalam neraka ada 19 (yaitu malaikat penjaga).” (Al-Muddatstsir : 30)


◆ Para ulama berselisih tentang makna 19.
√ Ada yang mengatakan 19 malaikat tersebut adalah para pembesar penjaga neraka
dan bersama mereka malaikat-malaikat lain yang jumlahnya sangat banyak.
√ Dan ada diantara ulama yang mengatakan bahwa mereka 19 malaikat saja. Dan ini
yang difahami dari keterangan Ibnu Katsīr dan juga Syaikh ‘Abdurrahmān As-Sa’diy di
dalam tafsirnya.
Diantara mereka adalah malaikat Mālik. Dalam hadīts ketika Rasūlullāh ‫ ﷺ‬isrā dan juga
mi’rāj dikatakan kepada Beliau,

‫ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟرﺟﻞ ﺍﻟكريﻪ ﺍﻟمرآة ﺍﻟذي ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨﺎﺭ يحشهﺎ ﻭَسﻌى حﻮﻟهﺎ ﻓإﻧﻪ ﻣﺎﻟك ﺧﺎزﻥ ﺟهﻨم‬

“Dan adapun yang sangat buruk rupanya yang berada di neraka yang menghidupkan api
dan berjalan di sekitarnya, maka dia adalah Mālik Penjaga Neraka.” (HR Bukhāri
no.7047)
Penyebutan jumlah penjaga neraka ini adalah ujian, kita harus beriman dengan jumlah
19 tersebut, harus yakin dan tidak boleh ragu-ragu.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman,

َ َّ َ َ َ ُ َ َّ َ َ َ َ َ َ َّ ً َ ّ َُ ‫ا‬ َ ً َ ٰ ّ ّ َ َ َ
‫ﺐ َﻭيزدﺍد ﺍﻟذيﻦ‬ ‫ﺍﻟكﺘ‬
ِ ‫يﻘﻦ ﺍﻟذيﻦ ﺃﻭتﻮﺍ‬ ِ ‫ﺐ ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ ِﺇَل َﻣﻠ ِئﻜﺔ ۙ َﻭﻣﺎ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻋﺪتهم ِﺇَل ِﻓﺘﻨﺔ ِﻟﻠذيﻦ ﻛفرﻭﺍ ِﻟيست‬ ‫َﻭﻣﺎ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ ﺃصح‬
ُ َّ َ َ َ ٰ ُ َ َّ َ َ َ َ ُ َ َّ َ َ َ ً
‫ﺽ َﻭﺍﻟك ِفرﻭﻥ ﻣﺎذﺍ ﺃﺭﺍد ﺍﻟﻠﻪ ِﺑهذﺍ‬ ٌ ‫ذيﻦ ﻓى قﻠوب هم َﻣ َر‬
ِ ِ ‫ﺆﻣﻨﻮﻥ ۙ ﻭ ِﻟيﻘﻮل ﺍﻟ‬
ِ
ُ ‫ﺐ َﻭ‬
‫ﺍﻟم‬ َ ‫ﺃﻭتﻮﺍ ﺍﻟكﺘ‬
ِ ‫ءﺍﻣﻨﻮﺍ ﺇيمﻨﺎ ۙ ﻭﻻ يرتﺎب ﺍﻟذيﻦ‬ َ
َ َ ّ ُ ّ َ ِّ َ ُ َ َ ُ ‫شﺎء َﻭ َي هﺪى َﻣﻦ َي‬
ُ ‫ﺍﻟﻠ ُﻪ َﻣﻦ َي‬ َّ ُّ ُ َ َ ًَ
‫شﺎء َﻭﻣﺎ يﻌﻠ ُم ﺟﻨﻮد َﺭبك ِﺇَل َ َﻮ َﻭﻣﺎ َِ َى ِﺇَل ِذﻛرى ِﻟﻠبش ِر‬ ‫َﻣﺜَل ﻛذ ِﻟك ي ِضﻞ‬

181
“Dan tidaklah Kami jadikan para penjaga nereka kecuali para malaikat-malaikat. Dan
tidaklah Kami jadikan jumlah tersebut kecuali sebagai ujian bagi orang-orang yang
kāfir. Dan supaya yakin orang-orang Ahlul kitab dan bertambah keimanan orang-orang
yang beriman dan tidak ragu orang-orang Ahlul Kitab orang-orang yang beriman dan
supaya orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit. Dan orang-orang kāfir berkata,
‘Apa yang Allāh inginkan dari permisalan ini?’. Demikianlah Allāh menyesatkan siapa
yang dikehendaki dan memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki. Dan tidak
mengetahui jumlah pasukan Rabbmu kecuali Dia. Dan tidaklah ini kecuali peringatan
bagi manusia.” (Al-Muddatstsir : 31)
Merekalah yang kelak akan menyambut penduduk neraka dan mencela mereka.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman,

َ َُْ ُ ْ ُ ‫َ َّ َ َ َ ُ َ َ َ ا َ ُ َ ً َ ا َ َ ُ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ ق‬
‫ﺎل ﻟه ْم ﺧزﻧﺘهﺎ ﺃﻟ ْم يأ ِتك ْم ُﺭ ُﺳ ٌﻞ ِﻣﻨك ْم يﺘﻠﻮﻥ‬ ‫َﻭ ِﺳﻴق ﺍﻟ ِذيﻦ ﻛفرﻭﺍ ِﺇﻟى ﺟهﻨم زﻣرﺍ حﺘى ِﺇذﺍ ﺟﺎءﻭَﺎ ﻓ ِﺘحﺖ ﺃﺑﻮﺍﺑهﺎ ﻭق‬
ُ ُ ْ َ َ َ ‫ق‬
‫) ِقيﻞ ﺍدﺧﻠﻮﺍ‬٢٢( ‫ﺍب ﻋﻠى ﺍﻟك ِﺎﻓ ِريﻦ‬
َ َ َ َ ‫ق‬ ُ َ ْ ‫َﻋ َﻠ ْي ُك ْم َآي َ ِّ ُ ْ َ ُ ْ ُ َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ ُ َ َ َ َ ْ َ ا‬
َ
ِ ‫ﺎﺕ ﺭبَكم ﻭيﻨ ِذﺭﻭﻧ َك ْم ِﻟﻘﺎء ْيﻮ ِﻣك قم ََ َذﺍ ۚ قﺎﻟﻮﺍ بﻠى ﻭﻟ ِكﻦ حﻘﺖ ك ِﻠمﺔ ﺍﻟﻌذ‬ِ
‫َْ َ َ َ ا‬
َ ِّ ُ َ َ َ
٢١( ‫ﺃﺑ َﻮﺍب ﺟهﻨم ﺧ ِﺎﻟ ِﺪيﻦ ِﻓﻴهﺎﻓ ِﺒئﺲ ﻣﺜﻮى ﺍﻟمﺘكﺒ ِريﻦ‬
َ َ َ

“Dan akan digiring orang-orang kāfir dalam Jahannam berkelompok-berkelompok


sehingga apabila mereka mendatanginya dibukalah pintu-pintu Jahannam. Dan
berkatalah para penjaga neraka kepada mereka, ‘Bukankah telah datang kepada kalian
Rasul-rasul dari kalangan kalian yang membacakan atas kalian ayat-ayat Rabb kalian
dan memperingatkan kalian dengan pertemuan hari kalian ini?’ Mereka menjawab, ‘Iya,
akan tetapi telah tetap kalimat adzab bagi orang-orang yang kāfir’. Dikatakan kepada
mereka, ‘Masuklah kalian ke dalam pintu-pintu Jahannam dalam keadaan kekal di
dalamnya. ’Maka Jahannam adalah sejelek-jelek tempat kembali bagi orang-orang yang
sombong.” (Az-Zumār : 71-72)
َ َ ُ َ َ
Merekalah yang kelak akan mengadzab penduduk neraka, Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
kepada mereka,

ُ ُ ُ ْ َ ً َ َ ُْ َ َُ َْ َ ‫ق‬ ُ ُ ُّ َ َ ‫ُ ق‬ ُ ُّ ُ َ ُ ُ ُ
٣١( ‫ﺎﺳﻠكﻮه‬ ‫) ث ام ِﻓﻲ ِﺳﻠ ِسﻠ ٍﺔ ذﺭﻋهﺎ ﺳبﻌﻮﻥ ِذﺭﺍﻋﺎ ﻓ‬٣٢( ‫يم َصﻠﻮه‬‫) ث ام ﺍﻟﺠ ِح‬٣١( ‫ﺧذﻭه ﻓغﻠﻮه‬

“Tangkaplah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya kemudian masukkanlah dia ke


dalam api neraka yang menyala-nyala kemudian ikatlah dia dengan rantai yang
panjangnya 70 hasta.” (Al-Hāqqah : 30-32)
Telah berlalu bahwa malaikat penjaga neraka adalah malaikat yang keras hati dan kuat
badannya. Kelak, para penduduk neraka akan meminta kepada penjaga neraka supaya
penjaga neraka memohon kepada Allāh meringankan adzab bagi mereka.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman,

َ ِّ ‫ُ ُ ق‬ ُ ‫َ ُ َ َ َ ُ َق‬ َ َ ‫َ َ َ َ َ ا َ ْ ُ َ ا ُ ْ ُ َ ِّ ْ َ ا َ ْ ً َ ق‬ ‫ا‬ َ َّ َ َ َ
‫) قﺎﻟﻮﺍ ﺃ َﻭﻟ ْم تك تأ ِتيك ْم ُﺭ ُﺳﻠك ْم ِبﺎﻟ َﺒيﻨﺎ ِﺕ‬٤٩( ‫ﺍب‬
ِ ‫يﻦ ُِﻓﻲ َﺍﻟﻨ ِﺎﺭ ِﻟخزﻧ ِﺔ ﺟهﻨ قم َﺍدﻋﻮﺍ ﺭب اكم يخ َف َﻒ ﻋﻨﺎ يﻮﻣﺎ ِﻣﻦ ﺍﻟﻌذ‬ ‫ﻭقﺎل ﺍﻟ ِذ‬
َ ُ َ ُ َ َ ُ ْ َ ََ ُ َ
١١( ‫قﺎﻟﻮﺍ بﻠى قﺎﻟﻮﺍ ﻓﺎدﻋﻮﺍ ﻭﻣﺎ دﻋﺎء ﺍﻟك ِﺎﻓ ِريﻦ ِﺇَل ِﻓﻲ ضَل ٍل‬

182
"Dan berkata para penduduk neraka kepada para penjaga Jahannam, ‘Hendaklah kalian
meminta kepada Rabb kalian supaya meringankan bagi kami satu hari dari adzab ini’.
Para penjaga mengatakan, ‘Bukankah telah datang kepada kalian Rasul-rasul kalian
dengan bukti-bukti yang nyata?’ Mereka mengatakan, ‘Iya.’ Maka berkata para penjaga,
‘Maka hendaklah kalian berdo’a sendiri.’ Dan tidaklah do’a orang-orang kāfir kecuali
dalam kesia-kesia-siaan.” (Ghāfir : 49-50)

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Ke Delapan”.

Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta yang
ke-4 adalah,
4. Menjalankan Awan Dan Menurunkan Hujan
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman,

ْ َ ‫َ ا‬
‫ﺍﺕ زﺟ ًرﺍ‬ َ ‫ﺎﻟز‬
ِ ‫ﺍﺟر‬ِ ‫ﻓ‬

“Maka demi malaikat-malaikat yang menggiring awan.” (Ash-Shāffāt 2)


Dan diantara malaikat-malaikat tersebut adalah Ar-Ra’d, sebagaimana telah berlalu
haditsnya.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imām Muslim, Nabi ‫ ﷺ‬mengabarkan bahwa
suatu saat seorang laki-laki sedang di tanah yang lapang. Tiba-tiba dia mendengar suara
dari arah mendung, “Airilah kebun Fulān”. Maka bergeraklah awan tersebut dan
mencurahkan airnya disuatu bidang tanah.
Yang kelima diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam
semesta adalah,
5. Mengurus Gunung
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ ﻭقﺪ بﻌث ﺇﻟيك ﻣﻠك‬،‫ ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ قﺪ ﺳمع قﻮل قﻮﻣك ﻟك ﻭﻣﺎ ﺭدﻭﺍ ﻋﻠيك‬:‫ ﻓﻨﺎدﺍﻧﻲ ﻓﻘﺎل‬،‫ﻓﻨظرﺕ ﻓإذﺍ ﻓﻴهﺎ ﺟﺒريﻞ‬
‫ ﻓسﻠم ا‬،‫ﺍﻟﺠبﺎل ﻟﺘأﻣره بمﺎ شئﺖ ﻓﻴهم ﻓﻨﺎدﺍﻧﻲ ﻣﻠك ﺍﻟﺠبﺎل‬
‫ يﺎ ﻣحمﺪ ﻓﻘﺎل ذﻟك ﻓيمﺎ شئﺖ؟ ﺇﻥ شئﺖ‬:‫ ثم قﺎل‬،‫ﻋﻠﻲ‬
‫ﺃﻥ ﺃطﺒق ﻋﻠﻴهم ﺍألﺧشﺒﻴﻦ‬

Maka aku melihat tiba-tiba Jibrīl memanggilku dan berkata, ‘Sesungguhnya Allāh telah
mendengar ucapan kaummu kepadamu dan bantahan mereka kepadamu. Dan sungguh
Allāh telah mengutus malaikat gunung supaya kamu memerintahnya sesuai dengan
kehendakmu’. Kemudian malaikat gunung memanggilku dan mengucapkan salam
kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad, seperti yang diucapkan Jibrīl, kalau kamu
menghendaki maka aku akan menjatuhkan 2 gunung yang keras ini ke atas mereka (HR
Bukhāri III/1180, No. 3059 dan Muslim III/1420, no. 1795)
6. Meniup Sangkakala
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

183
‫ ينﺘظر ﺃﻥ يﺆﻣر ﺃﻥ يﻨفخ ﻓﻴﻨفخ‬، ‫ﻛيﻒ ﺃﻧﻌم ﻭقﺪ ﺍﻟﺘﻘم صﺎحﺐ ﺍﻟﻘرﻥ ﺍﻟﻘرﻥ ﻭحﻨى ﺟﺒهﺘﻪ ﻭﺃصغى ﺳمﻌﻪ‬

Bagaimana aku bisa merasa nikmat sedangkan peniup sangkakala telah menaruh
sangkakala di mulutnya, mengerutkan dahi, memasang telinganya, menunggu sewaktu-
waktu diperintahkan oleh Allāh untuk meniup maka dia akan meniup. (Hadīts Shahīh
diriwayatkan oleh Tirmidzi IV/42, no. 2548)
Dan telah berlalu sebagian sifat malaikat peniup sangkakala.

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Ke Sembilan”.

Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan alam semesta,
7. Menjaga Kota Mekkah dan Madinah
Mekkah dan Madinah adalah 2 kota yang dimuliakan Allāh;
Mekkah, di dalamnya ada Baitullāh, Madīnah adalah tempat hijrah Nabi ‫ﷺ‬, tempat
kuburan Beliau, disanalah Beliau akan dibangkitkan.

Dan keutamaan 2 kota ini sangat banyak.


Diantara malaikat Allāh ada yang ditugaskan menjaga kota Mekkah dan Madīnah dari
Dajjāl. Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,
ُ ََ ْ َ َ ِّ ُ َ َ ‫َ ْ َ ْ َ َ ا َ َ َ ُ ُ ا ا ُ ا َ َّ َ َ ق َ َ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ ٌ ا َ َ ق‬
‫ ث ام‬، ‫ﺐ ِﺇَل ﻋﻠ ْي ِﻪ ﺍﻟ َمَل ِﺋﻜﺔ َصﺎﻓ ْﻴﻦ يح ُر ُﺳﻮﻧهﺎ‬ ‫ ِﺇَل ﻣكﺔ ﻭﺍﻟم ِﺪيﻨﺔ ﻟيﺲ ﻟﻪ ِﻣﻦ ِﻧﻘ ِﺎﺑهﺎ ﻧﻘ‬، ‫ﻟيﺲ ِﻣﻦ بﻠ ٍﺪ ِﺇَل ﺳيﻄﺆه ﺍﻟﺪﺟﺎل‬
َ َ ُ ُ َّ ُ ْ َ َ َ َ َ ََ َ ْ َ َُ َ ‫َْ ُ ُ ق‬
‫ ﻓ ُيخ ِرج ﺍﻟﻠﻪ ك اﻞ ك ِﺎﻓر َﻭ ُﻣﻨ ِﺎﻓ ٍق‬، ‫ﺎﺕ‬
ٍ ‫ترﺟﻒ ﺍﻟم ِﺪيﻨﺔ ِبأَ ِﻠهﺎ ثَلث ﺭﺟف‬

Tidak ada sebuah negeri kecuali akan diinjak oleh Dajjāl kecuali Mekkah dan Madīnah.
Tidak ada jalan dikota Madīnah kecuali ada malaikat-malaikat yang berbaris
menjaganya. Kemudian goncanglah kota Madīnah dengan penduduknya 3 kali
goncangan maka Allāh mengeluarkan darinya setiap orang kāfir dan munāfiq. (HR
Bukhāri II/665, no. 1782 dan Muslim IV/2261, no. 2942)
Di dalam hadīts yang lain, Beliau ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ﻋﻠى ﺃﻧﻘﺎب ﺍﻟمﺪيﻨﺔ ﻣالﺋﻜﺔ ﻻ يﺪﺧﻠهﺎ ﺍﻟﻄﺎﻋﻮﻥ ﻭﻻ ﺍﻟﺪﺟﺎل‬

Di seluruh jalan-jalan Madīnah ada malaikat-malaikat. Madīnah tidak akan dimasuki


wabah penyakit dan Dajjāl. (HR Bukhāri II/665 no. 1781 dan Muslim II/1005, no. 1379)
8. Menaungi Negeri Syam
Negeri Syam adalah negeri yang Allāh berkahi. Di sana ada Masjidil ‘Aqsha, salah satu
masjid yang kita dianjurkan untuk ke sana dalam rangka ibadah. Masjidil ‘Aqsha adalah
tempat Nabi ‫ ﷺ‬ber-isrā dan dari sanalah Beliau di-mi’rajkan ke langit. Allāh telah
menugaskan sebagian malaikat untuk membentangkan sebagian sayapnya di sana.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

184
َّ َ ‫ط‬.ُ ‫الر ْح َمن َباس َط ٌة َأ ْجن َح َت َها َع َل ْي َها‬
ٌ‫وبى للشا‬ َّ ‫ َأل َّن َم ََلئ َك َة‬: ‫ال‬ َّ َ ُ َ َ َ َ ٍّ َ َ ْ ُ َ
َ ‫الله َق‬ ‫ ألي ذلك يا رسول‬: ‫فقلنا‬
ِ

Keberuntungan bagi negeri Syām.” Maka para shahābat radhiyallāhu ‘anhum berkata,
“Mengapa yang demikian, wahai Rasūlullāh?” Maka Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam
berkata, “Karena malaikat Ar-Rahmān membentangkan sayap mereka atas negeri
Syām. (Hadīts Shahīh diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Abwaabul Manaaqib bab ke
74)
Demikianlah sebagian tugas yang berkaitan dengan alam semesta. Allāh-lah yang
memerintahkan malaikat, mengizinkan mereka dan menghendaki, sedangkan malaikat
yang melaksanakan dan mengatur langsung dengan perintah, izin dan kehendak Allāh.
Apa yang mereka lakukan tidak keluar dari perintah Allāh. Allāh berfirman,

َ ُْ َ ُ َْ ُ َ َ َّ َ َ ‫ا‬
‫َل ي ْﻌ ُصﻮﻥ ﺍﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﺃ َﻣ َرَ ْم َﻭيف َﻌﻠﻮﻥ َﻣﺎ يﺆ َﻣ ُرﻭﻥ‬

“Mereka tidak memaksiati Allāh di dalam apa yang Allāh perintahkan dan mereka
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrīm 6)

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Kesepuluh”.

Diantara amalan malaikat yang kita diperintahkan untuk beriman dengannya adalah
amalan mereka yang berkaitan dengan manusia;
⑴ Mulai dari awal penciptaan manusia di dalam perut ibunya,
⑵ Penulisan taqdir,
⑶ Penulisan ucapan dan perbuatan dia selama di dunia,
⑷ Pencabutan ruh, dan seterusnya
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia,
1. Perantara Antara Allah Dan Antara Hamba hambanya Dari Kalangan Manusia.
Diantara malaikat ada yang Allāh berikan tugas menyampaikan wahyu kepada para
Nabi dan Rasūl.
◆ Ada diantara wahyu yang langsung diberikan oleh Allāh kepada seorang Nabi dan ada
diantaranya yang melalui malaikat.
Allāh berfirman:
ً ُ َ َ ُْ َْ
ٌ ‫ﻮَل َﻓ ُﻴﻮح َﻲ ﺑإ ْذﻧﻪ َﻣﺎ َي َش ُﺎء ۚ ﺇ اﻧ ُﻪ َﻋﻠ ٌّﻲ َحﻜ‬ َ َ ‫ﺍﻟﻠ ُﻪ ﺇ اَل َﻭ ْح ًيﺎ َﺃ ْﻭ ﻣﻦ َﻭ‬
َّ ُ َ ِّ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ
‫يم‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ‫ﺳ‬‫ﺭ‬ ‫ﻞ‬ ‫ﺳ‬ِ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ﻭ‬‫ﺃ‬ ‫ﺎب‬
ٍ ‫ﺠ‬ ‫ح‬ِ ‫ﺍء‬
ِ ‫ﺭ‬ ِ ِ ‫ﻭﻣﺎ كﺎﻥ ِﻟبشر ﺃﻥ يكﻠمﻪ‬

“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara
langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang
malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang
Allāh kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūra 51)
َ َ ُ َ َ
◆ Jibrīl adalah yang paling sering melaksanakan tugas ini. Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

185
َ ْ ‫ق‬ ْ ُ ً ُ ْ ََ َ َ ً ِّ َّ ْ َ ‫ْ َ َ ا ُ َاَ ُ ََ َق‬ ُ َ َ َ ْ ُ
‫يﻞ ﻓ ِإﻧﻪ ﻧزﻟﻪ ﻋﻠى قﻠ ِبك ِﺑ ِإذ ِﻥ ﺍﻟﻠ ِﻪ ُﻣ َصﺪقﺎ ِﻟ َمﺎ ﺑ ْﻴﻦ يﺪي ِﻪ َﻭَﺪى َﻭَش َرى ِﻟﻠ ُمﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ‬‫ق ْﻞ َﻣﻦ كﺎﻥ ﻋﺪ ًّﻭﺍ ِﻟ ِﺠﺒ ِر‬

“Katakanlah, ‘Barangsiapa yang menjadi musuh bagi Jibrīl maka sesungguhnya dia telah
menurunkan Al-Qurān atas hatimu dengan izin Allāh, membenarkan apa yang
sebelumnya, petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman’.” (Al-Baqarah
97)
◆ Dan terkadang selain Jibrīl juga turun membawa wahyu, sebagaimana ucapan
‘Abdullāh Ibnu ‘Abbās:

‫ﺎب ﻣ ْﻦ ا‬ ٌ َ َ َ :َ َ َ ُ َ ‫َ َ َ َ َ ق‬ َ ْ ً َ ‫ََْ َ ْ ُ َ ٌ َْ ا‬
‫ﺍﻟس َم ِﺎء‬ ِ ‫ ﻓرﻓع ﺭﺃﺳﻪ ﻓﻘﺎل َذﺍ ب‬،‫يﻞ ق ِﺎﻋﺪ ِﻋﻨﺪ ﺍﻟﻨ ِﺒ ِّﻲ صﻠى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠيﻪ ﻭﺳﻠم َﺳ ِم َع ﻧ ِﻘيضﺎ ِﻣﻦ ﻓ ْﻮ ِق ِﻪ‬ ‫ﺑيﻨمﺎ ﺟﺒر‬
َ َّ َ َ َ ْ َ ‫َ ْ َ ْ ْ َ ُّ ا ق‬ ْ َ ْ َ َ َ َ ٌ َ َ َ َ َ َ َ ٌ َ َ ُ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ‫ُ َ ق ِ َ ْ َِ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ُّ ا ق‬
،‫ ﻓسﻠم‬،‫ﺽ ﻟم يﻨ ِزل قط ِﺇَل ﺍﻟﻴﻮم‬ ِ ‫ ُ َ قذﺍ َﻣﻠك ﻧزل ِﺇﻟى ﺍألﺭ‬:‫ ﻓ َﻘﺎل‬،‫ ْﻓ َﻨزل َِﻣﻨﻪ َﻣﻠ َك‬،‫ﻓ ِ َﺘح ﺍﻟ َﻴﻮم ﻟم ُ يفﺘح ُقط َ ِﺇَل ﺍﻟﻴ َﻮم‬
‫ُْ َ ا‬ ْ َ ََ َْ ْ َ َ ََ‫َ َ َ ُ ُ َ ق‬ َ َ ْ ٌّ َ ُ ُ ْ َ ُ ‫ﻮﺭ ْيﻦ ﺃ‬ َ ْ ْ َ َ
‫ ﻟﻦ تﻘرﺃ ِبحر ٍف ِﻣﻨهمﺎ ِﺇَل‬،‫ ﻭﺧﻮ ِﺍتيم ﺳﻮﺭ ِة ﺍﻟبﻘر ِة‬،‫ﺎب‬ ِ ‫ ﻓ ِﺎتحﺔ ﺍﻟ ِكﺘ‬:‫ ﻟم يﺆتهمﺎ ﻧ ِﺒﻲ قبﻠك‬،‫ﻭتيﺘهمﺎ‬ ِ ِ ‫ ﺃب ِشر ِﺑﻨ‬:‫ُﻭقﺎل‬
ُ َ ْ
‫ﺃﻋ ِﻄﻴﺘﻪ‬

“Ketika Jibrīl duduk bersama Nabi ‫ ﷺ‬tiba-tiba Jibrīl mendengar suara dari langit.
Kemudian Beliau mengangkat kepalanya seraya berkata: ‘Ini adalah pintu di langit
dibuka hari ini, belum pernah dibuka sebelumnya kecuali hari ini’. Maka turunlah dari
pintu tersebut seorang malaikat. Kemudian Jibrīl berkata, ‘Ini adalah malaikat turun ke
bumi, dia belum pernah turun sebelumnya kecuali hari ini.’ Kemudian malaikat tersebut
mengucapkan salam dan berkata kepada Nabi ‫‘ ﷺ‬Bergembiralah dengan 2 cahaya yang
diberikan kepadamu, belum pernah diberikan kepada seorang Nabi pun sebelummu,
Fātihatul Kitāb (yaitu Al-Fātihah) dan ayat-ayat terakhir surat Al-Baqarah. Tidaklah
engkau membaca 1 huruf dari keduanya kecuali engkau akan diberi’.” (HR Muslim)
Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia adalah,
2. Menulis Amal Kebaikan Dan Kejelekan Manusia
Allāh berfirman:

َ َ ً َ َ َ ُ ََ ‫ا‬
٢٢( ‫) ِﻛ َرﺍﻣﺎ ك ِﺎت ِﺒﻴﻦ‬٢١( ‫َﻭ ِإﻥ ﻋﻠ ْيك ْم ﻟح ِﺎﻓ ِظﻴﻦ‬

“Dan sesungguhnya atas kalian ada malaikat penjaga yang mulia lagi menulis.” (Al-
Infithār 10-11)
◆ Jumlahnya ada 2 malaikat, kiri dan kanan untuk setiap manusia.
Allāh berfirman:

ٌ َ ٌ َ ْ ََ ‫ْ َْ ا‬ ُ ‫َق‬ ٌ َ َ ِّ َ َ َ ‫ﺇ ْذ َي َﺘ َﻠ اﻘى قﺍﻟ ُم َﺘ َﻠ ِّﻘ َي َ ق‬


)٢٢( ‫يﺐ ﻋ ِﺘيﺪ‬‫) َﻣﺎ يﻠ ِفظ ِﻣﻦ قﻮ ٍل ِﺇَل ﻟﺪي ِﻪ ﺭ ِق‬٢٢( ‫ﺎل ق ِﻌيﺪ‬
ِ ‫ﻴﻦ ﻭﻋ ِﻦ ﺍﻟشم‬
ِ ‫ﺎﻥ ﻋ ِﻦ ﺍﻟي ِم‬
ِ ِ

“Ketika 2 malaikat menulis di kanan dan di kiri senantiasa bersamanya, tidaklah ada
ucapan kecuali ada malaikat yang mengawasi yang ditugaskan untuk itu.” (Qāf 17-18)
◆ Mereka bertugas mencatat semua amalan manusia.
Allāh berfirman:

186
‫َ َُ ُ َ َ ً ََ َ َ ً ا‬ َ ‫َ َ ق‬ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ُ َ َ ‫ﻴﻦ ﻣ امﺎ ﻓ‬َ ْ ُ َ ْ ُ ‫َ ُ َ ق َ ُ َََ ق‬
‫ﻴرة ِﺇَل‬‫ﺎب َل يغ ِﺎدﺭ ص ِغﻴرة ﻭَل ﻛ ِﺒ‬
ِ ‫ﺎل َ ذﺍ ﺍﻟ ِكﺘ‬
ِ ‫يﻪ َﻭيﻘﻮﻟﻮﻥ يﺎ ﻭيﻠﺘﻨﺎ ﻣ‬ ِ ِ ِ ‫َﻭﻭ ِضع ﺍﻟ ِكﺘﺎب ﻓﺘرى ﺍﻟمﺠ ِر ِﻣﻴﻦ ﻣش ِف ِﻘ‬
ً َ َ ُّ ‫َ َ ق‬ َ ُ َ َ ُ َ ََ َ َ ْ
‫ﺎض ًرﺍ ۗ َﻭَل يظ ِﻠ ُم َﺭبك ﺃحﺪﺍ‬
ِ ‫ﺃحصﺎَﺎ ۚ ﻭﻭﺟﺪﻭﺍ ﻣﺎ ﻋ ِمﻠﻮﺍ ح‬

“Dan diletakkanlah kitab catatan maka engkau akan melihat orang-orang yang berbuat
maksiat takut dengan apa yang ada di dalamnya dan mereka berkata: ‘Celaka kami,
kitab ini tidak meninggalkan amalan yang kecil maupun yang besar kecuali ditulisnya.’
Dan mereka mendapatkan apa yang mereka amalkan hadir di depannya dan Rabbmu
tidak menzhalimi seorangpun.” (Al-Kahfi 49)
◆ Sampai niat dan kehendak yang ada di dalam hatipun, mereka tulis.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda,

ْ ََ َ َ َ َ َ ُْ َ َ َ ْ َ ََ َ ُْ َ ََ َ َ َ َ َ ُ َّ َ َ
، ‫ َوإذا ه َّم ب َح َسنة فل ْم َي ْع َمل َها‬، ‫ فاكت ُبوها َس ِّيئة‬، ‫ فِإن عمل َها‬، ‫ فَل توت ُبوها عل ْيه‬، ‫ إذا ه َّم ع ْبدي ب َس ِّيئة‬: ‫ال الله ع َّز َو َج َّل‬‫ق‬
ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ
‫ فاكتبوها عش ًرا‬، ‫ فِإن عملها‬، ‫فاكتبوها حسنة‬

“Allāh ‘Azza wa Jalla berkata, ‘Apabila hambaKu berkehendak untuk melakukan


kejelekan maka janganlah kalian tulis. Kemudian apabila dia melakukan kejelekan
tersebut maka tulislah satu kejelekan. Dan apabila dia berkehendak untuk berbuat baik
kemudian tidak mengamalkannya maka tulislah satu kebaikan. Kemudian apabila dia
mengamalkannya maka tulislah sepuluh kebaikan’.” (HR Muslim)
◆ Hikmah dari pencatatan ini adalah menunjukkan keadilan Allāh dan bahwasanya
Allāh tidak menzhalimi manusia dalam ketaatan yang dia lakukan dan kemaksiatan
yang dia kerjakan.

Halaqah yang ke-22 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian Yang Kesebelas”.

Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia,
3. Mengatur Rahim
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ َ ٌ َ ْ ِّ َ ٌ َ َ َ ِّ َ ٌ َ ْ ُ ِّ ‫َ َ ً َ ُ ُ َ ق‬ ‫ﺍﻟﻠ َﻪ َﻋ از َﻭ َﺟ اﻞ َق ْﺪ َﻭ ََّك َﻞ ب ا‬
َّ ‫ا‬
‫ ﻓ ِإذﺍ ﺃ َﺭﺍد ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ يﻘ ِض َﻲ‬،‫ يﺎ َﺭب ُﻣضغﺔ‬،‫ يﺎ َﺭب ﻋﻠﻘﺔ‬،‫ يﺎ َﺭب ﻧﻄفﺔ‬: ‫ﻮل‬ ‫ يﻘ‬، ‫ﺎﻟر ِح ِم ﻣﻠكﺎ‬ ‫ﺇﻥ‬
ِّ ُ ْ َ ُ َ ‫َ ٌّ َ ْ َ ٌ َ َ ِّ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ ُ ق‬ ِ َ ُْ ْ َ ٌ َ َ َ َ َ ‫َِ ق‬
‫ قﺎل ﺃذكر ﺃم ﺃﻧﺜى ؟ ش ِﻘﻲ ﺃم ﺳ ِﻌيﺪ ؟ ﻓمﺎ ﺍﻟرزُ ﻭ ﺍألﺟﻞ ؟ ﻓيكﺘﺐ ِﻓﻲ بﻄ ِﻦ ﺃﻣ ِﻪ‬،‫ﺧﻠﻘﻪ‬ :

Sesungguhnya Allāh ‘Azza wa Jalla menugaskan seorang malaikat untuk rahim. Malaikat
berkata, ‘Wahai Rabbku, setetes air mani. Wahai Rabbku, segumpal darah. Wahai
Rabbku, segumpal daging.’ Maka apabila Allāh berkehendak untuk menyempurnakan
penciptaanNya, malaikat berkata, ‘Ya Allāh, apakah laki-laki atau wanita? Celaka atau
bahagia? Kemudian, apa rezeki dan apa ajalnya?’ Maka ditulislah semua itu ketika
seseorang di perut ibunya. (HR Bukhāri dan Muslim)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬juga bersabda:

187
ُ ْ َ ْ ُ ُ ُ ْ َََ ُ ُ ُ َ ‫إ َّن َأ َح َد ُك ْم ُي ْج َم ُع َخ ْل ُق ُه في َب ْطن ُأ ِّمه َأ ْرَبع‬
‫ين َي ْو ًما ث َّم َيوون في ذلك علقة مث َل ذلك ث َّم َيوون في ذلك ُمضغة مث َل ذلك ث َّم‬
ٌ َ َ َ َ َ َ َ ََ ْ َْ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َ ُّ ُ ُ ْ َ َ ُ َ َ ْ ُ َ ِْ ُ
‫يرسل الملك فينفخ فيه الروح ويفمر بأرب ـ ِع كلمات بكتُ ِرزقه وأجله وعمله وشقي أو سعيد‬

Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam


perut ibunya 40 hari. Kemudian berupa segumpal darah di dalamnya selama yang
semisalnya (yaitu 40 hari). Kemudian menjadi segumpal daging di dalamnya selama
yang semisalnya. Kemudian diutus seorang malaikat maka dia meniup ruh di dalamnya
dan diperintah menulis 4 kalimat; rizqinya, ajalnya, amalnya dan dia bahagia atau
celaka. (HR Bukhāri dan Muslim)
Diantara amalan malaikat yang berkaitan dengan manusia adalah,
4. Menjaga Manusia dari Marabahaya
Allāh berfirman:

َ ُ َُ ُ َُ ُ ْ‫ََ ُ َ َ َ ً َ ا َ َ َ َ َ ُ ق ُ َ ا‬ ُ َ َ َ‫َ ُ َ ق‬
‫ﺎَ ُر ﻓ ْﻮُ ِﻋ َب ِﺎد ِه َﻭي ْر ِﺳ ُﻞ ﻋﻠ ْيك ْم حفظﺔ حﺘى ِﺇذﺍ ﺟ َﺎء ﺃحﺪك ُم ﺍﻟ َم ْﻮﺕ ت َﻮﻓﺘﻪ ُﺭ ُﺳﻠﻨﺎ َﻭَ ْم ﻻ يف ِّرطﻮﻥ‬
ِ ‫ﻭَﻮ ﺍﻟﻘ‬

Dan Dialah Zat yang berkuasa di atas para hambaNya dan mengutus atas kalian para
malaikat penjaga sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang diantara
kalian maka utusan-utusan Kami yang akan mewafatkannya dan mereka tidak akan
menyia-nyiakan perintah Allāh. (Al-An’ām 61)
Para malaikat itu menjaga manusia dari marabahaya, dari depan dan belakangnya. Dan
apabila datang taqdir Allāh maka mereka pun membiarkannya.
Allāh berfirman:

َّ َ ْ ُ َ ُ َ ْ َ ‫ْ َ ق‬ ْ ََ َ ٌ ِّ ُ َ
ۗ ‫ﻟﻪ ُﻣ َﻌﻘ َبﺎﺕ ِّﻣﻦ ﺑ ْﻴ ِﻦ يﺪي ِﻪ َﻭ ِﻣﻦ ﺧﻠ ِف ِﻪ يحفظﻮﻧﻪ ِﻣﻦ ﺃ ْﻣ ِر ﺍﻟﻠ ِﻪ‬

“Setiap manusia memiliki malaikat-malaikat yang bergantian yang berada di depan dan
belakangnya, yang bertugas menjaganya dengan perintah dari Allāh.” (Ar-Ra’d 11)
Ibnu Katsīr rahimahullāh menyebutkan bahwa malaikat yang mengikuti setiap manusia
ada empat;
• 2 malaikat sebagai pencatat amal kanan dan di kiri
• 2 malaikat sebagai penjaga dari bahaya di depan dan di belakang.
Mereka ini bergantian dengan 4 malaikat yang lain setiap malam dan siang.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ َ َ َّ ُ َ ُ ‫ق‬ ْ َ‫ق‬ َ َ ْ َ َ ‫َ َ َ َ ُ َ ُ ْ َ َ ٌ َّ ْ َ َ َ ٌ ا‬
‫ ث ام ي ْﻌ ُرج ﺍﻟ ِذيﻦ بﺎتﻮﺍ‬، ‫الة ﺍﻟ َﻌ ْص ِر‬
ِ ‫الة ﺍﻟفﺠ ِر َﻭ َص‬
ِ ‫ َﻭيﺠﺘ ِم ُﻌﻮﻥ ِﻓﻲ َص‬, ‫الﺋﻜﺔ ِبﺎﻟﻨه ِﺎﺭ‬ ِ ‫الﺋﻜﺔ بﺎﻟﻠيﻞ ﻭﻣ‬ ِ ‫يﺘﻌﺎقﺒﻮﻥ ِﻓيكم ﻣ‬
َ ُّ َ ُ ْ ُ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ُّ َ ُ ْ ُ َ ْ ُ َ ‫َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ َ ق‬ َ ْ ُ ‫ُ ْ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُِ ِ ْ َ ْ َ َ َ ق‬
‫ ﻭﺃتيﻨﺎَم ﻭَم يصﻠﻮﻥ‬, ‫ تركﻨﺎَم ﻭَم يصﻠﻮﻥ‬: ‫ ﻛيﻒ تركﺘم ِﻋب ِﺎدي ؟ ﻓيﻘﻮﻟﻮﻥ‬: ‫ِﻓيكم ﻓيسأﻟهم ﻭَﻮ ﺃﻋﻠم ِﺑ ِهم‬

“Bersama kalian ada malaikat-malaikat yang bergantian, beberapa malaikat di malam


hari dan beberapa malaikat di siang hari. Dan mereka berkumpul ketika shalat Shubuh
dan shalat ‘Ashar. Kemudian naiklah malaikat yang bermalam bersama kalian, maka
Allāh bertanya kepada mereka sedangkan Allāh lebih tahu tentang mereka. ‘Bagaimana
keadaan hamba-hambaKu ketika kalian meninggalkan mereka?’ Maka mereka berkata,

188
“Kami meninggalkan mereka sedangkan mereka dalam keadaan shalat dan kami
mendatangi mereka sedangkan mereka dalam keadaan shalat.” (HR Bukhāri dan
Muslim)
Diantara amalan malaikat yang berkaitan dengan manusia adalah,
5. Mendorong Manusia Untuk Berbuat Baik
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ا‬ َ ‫ﺍﻟﻠﻪ ؟ َق‬


َ ‫ ” َﻭإ اي‬: ‫ﺎل‬
‫ ِﺇال‬، ‫ﺎي‬
َّ َ ُ َ َ َ ‫َ ا‬
‫ﻮل‬ ‫ﺳ‬‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬‫ي‬ ‫ﺎك‬ ‫ي‬‫إ‬ ‫ﻭ‬ : ‫ﻮﺍ‬
ُ َ َ َ ‫َ ُ ُ َ ق ِّ َ َ ُ ُ َ ق‬
‫ﺎﻟ‬ ‫ق‬ . ‫ﺔ‬ ‫ﻜ‬ ‫الﺋ‬ ‫م‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﻪ‬ ‫يﻨ‬‫ر‬ ‫ق‬‫ﻭ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺠ‬ ‫ﺍﻟ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﻪ‬ ‫يﻨ‬ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫ﻪ‬ ‫ب‬ َ ‫َﻣﺎ ﻣ ْﻨ ُك ْم ﻣ ْﻦ َﺃ َحﺪ ﺇﻻ َﻭ َق ْﺪ ُﻭ َِّك‬
‫ﻞ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ
ِ ِ ِ
ْ َ ُ ُ
ِ‫َ ِ ق‬
َ َ َ ْ َ َ ِْ َ َ َ َ َ َ َّ ‫َ ا‬
‫ ﻓال يأﻣرِﻧﻲ ِﺇﻻ ِبخﻴر‬، ‫ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﺎﻧ ِﻨﻲ ﻋﻠي ِﻪ ﻓأﺳﻠم‬

Tidaklah ada diantara kalian seorangpun kecuali diberikan kepadanya qarīn dari
kalangan jin dan qarīn dari malaikat. Para shahābat berkata, ‘Demikian pula engkau,
wahai Rasūlullāh?’ Beliau ‫ ﷺ‬berkata, ‘Demikian pula aku, akan tetapi Allāh telah
menolongku kemudian jin itu masuk Islam maka dia tidak memerintahkanku kecuali
kebaikan’. (HR Muslim)
Diantara tugas malaikat yang berkaitan dengan manusia adalah,
6. Menyampaikan Kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬Salam Ummatnya
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫ُ َ ِّ ُ ْ َ ْ ُ ا ْ ا‬ َْ َ ‫ا َّ َ َ َ ً َ ا‬
‫ﺍﻟسال َم‬ ‫ﺽ يبﻠغﻮﻥ ِﻣﻦ ﺃﻣ ِﺘﻲ‬ِ ‫ﺎحﻴﻦ ِﻓﻲ ﺍألﺭ‬
ِ ‫ِﺇﻥ ِﻟﻠ ِﻪ ﻣَل ِﺋﻜﺔ ﺳي‬

Sesungguhnya Allāh memiliki malaikat-malaikat yang senantiasa berjalan-jalan di


permukaan bumi, menyampaikan salam untukku dari umatku. (Hadits Shahīh Riwayat
Nasāi)

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat Malaikat Allāh
adalah “Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 12”.

Diantara amalan malaikat dan tugas mereka yang berkaitan dengan manusia adalah,
7. Menghadiri Majelis Dzikir Dan Majelis 'ilmu
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ ْ َ َ ُ َ ‫َّ َ ْ ُ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ ُ َ ُ َ ْ َ ُ ْ ا َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ا‬ ُُ ْ َْ ٌ َْ َ َ َ ْ َ
‫ﺍﻟس ِﻜﻴﻨﺔ َﻭﻏ ِشيﺘه ُم‬ ‫ﻮﺕ ﺍﻟﻠ ِﻪ يﺘﻠﻮﻥ ِﻛﺘﺎب ﺍﻟﻠ ِﻪ ﻭيﺘﺪﺍﺭﺳﻮﻧﻪ ﺑيﻨهم ِﺇَل ﻧزﻟﺖ ﻋﻠﻴ ِهم‬
ِ ‫ﻭﻣﺎ ﺍﺟﺘمع قﻮم ِﻓﻲ ﺑي ٍﺖ ِﻣﻦ ﺑﻴ‬
ُ َ ْ ْ َ ُ َّ ُ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َ ‫ا ْ َ ُ َ َ ا ْ ُ ُ ق‬
‫يمﻦ ِﻋﻨﺪه‬‫ﺍﻟرحمﺔ ﻭحفﺘهم ﺍﻟمَل ِﺋﻜﺔ ﻭذكرَم ﺍﻟﻠﻪ ِﻓ‬

“Dan tidaklah berkumpul sebuah kaum di rumah di antara rumah-rumah Allāh, mereka
membaca kitab Allāh dan mempelajarinya di antara mereka kecuali akan turun atas
mereka, ketenangan, akan menyelimuti mereka rahmat, menaungi mereka malaikat
malaikat, dan Allāh akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada
di sisiNya.” (HR Muslim)
Dan telah berlalu dalil yang lain pada halaqah ke-16.
8. Mencatat Orang Orang Yang Hadir Shalat Jum'at

189
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﺇذﺍ كﺎﻥ يﻮم ﺍﻟﺠمﻌﺔ ﻭقفﺖ ﺍﻟمالﺋﻜﺔ ﻋﻠى بﺎب ﺍﻟمسﺠﺪ يﻜﺘﺒﻮﻥ ﺍألﻭل ﻓﺎألﻭل ﻭﻣﺜﻞ ﺍﻟمهﺠر كمﺜﻞ ﺍﻟذي يهﺪي بﺪﻧﺔ ثم‬
‫كﺎﻟذي يهﺪي بﻘرة ثم ﻛبشﺎ ثم دﺟﺎﺟﺔ ثم ﺑيضﺔ ﻓإذﺍ ﺧرج ﺍﻹﻣﺎم طﻮﻭﺍ صحفهم ﻭَسﺘمﻌﻮﻥ ﺍﻟذﻛر‬

Apabila hari Jum’at berdiri para malaikat di pintu masjid menulis siapa yang pertama
datang dan yang selanjutnya, Dan permisalan orang yang berpagi-pagi datang seperti
orang yang menyembelih hadyu berupa unta. Kemudian yang selanjutnya seperti orang
yang menyembelih hadyu berupa sapi, Kemudian yang selanjutnya seperti orang yang
menyembelih hadyu berupa kambing, Kemudian yang selanjutnya seperti orang yang
menyembelih hadyu berupa ayam. Kemudian yang selanjutnya orang yang membayar
hadyu berupa telur. Kemudian apabila keluar imam malaikat-malaikat tersebut melipat
lembaran-lembaran catatan dan mendengarkan dzikir. (HR Bukhāri)
Yang dimaksud dengan hadyu adalah sesuatu yang dikirim ke tanah haram (kota
Mekkah) dalam rangka beribadah kepada Allāh, Ada di antaranya yang hukumnya wajib
dan ada di antaranya yang hukumnya sunnah.

9. Mencabut Nyawa Manusia


َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ َ ُ ُ ِّ ُ ُ ِّ َّ ‫ُ ََ ا ُ َ ُ ق‬
‫ق ْﻞ يﺘ َﻮﻓﺎَك ْم َﻣﻠك ﺍﻟ َم ْﻮ ِﺕ ﺍﻟ ِذي ُﻭَك َﻞ ِبك ْم ث ام ِﺇﻟى َﺭبك ْم ت ْرﺟ ُﻌﻮﻥ‬

“Katakanlah; akan mewafatkan kalian malaikat maut yang telah ditugaskan kepada
kalian kemudian kalian akan dikembalikan kepada Rabb kalian.” (As-Sajadah 11)
Di dalam hadīts Barā Ibnu ‘Ādzib yang diriwayatkan Imām Ahmad, Abū Dāwūd, Nasāi
dan haditsnya shahih, malaikat maut akan dibantu oleh malaikat-malaikat yang lain.
Setelah malaikat maut mengeluarkan nyawa dari badan maka langsung diterima oleh
malaikat malaikat lain yang bertugas membawanya ke atas.
Ada di antara manusia tersebut yang baik dan shalih dan dibawa oleh malaikat-malaikat
rahmat.
Dan ada yang menzhalimi dirinya sendiri maka dibawa oleh malaikat-malaikat adzab.
َ َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ُ َْ َ ُ َ َ ‫َّ َ َ َ ا ُ ُ ق‬
‫آلﺋﻜﺔ ظ ِﺎﻟ ِمﻲ ﺃﻧف ِس ِه ْم‬
ِ ‫ﺍﻟ ِذيﻦ تﻮﻓﺎَم ﺍﻟم‬

“Orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan menzhalimi diri
mereka sendiri.” (An-Nahl 28)
Dan Allāh berfirman:

َ َ ُ َ َ ‫َّ َ َ َ ا ُ ق‬
ۙ ‫ﺍﻟ ِذيﻦ تﺘ َﻮﻓﺎَ ُم ﺍﻟ َمَل ِﺋﻜﺔ ط ِّﻴ ِﺒﻴﻦ‬

190
“Orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan mereka baik.” (An-
Nahl 32)
10. Menanyai Manusia Di Alam Kubur, Memberi Ni'mat Kubur dan Adzab Kubur
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda yang artinya
Seorang hamba apabila diletakkan di kuburnya ditinggalkan dan pergi para sahabatnya,
sampai-sampai dia mendengar suara sandal mereka. Maka datanglah 2 malaikat dan
mendudukkannya kemudian berkata, ‘Apa yang kalian katakan tentang laki-laki ini
(Muhammad ‫ ’?)ﷺ‬Dia berkata, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allāh dan
RasulNya.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Lihat tempatmu di neraka, sungguh Allāh telah
menggantikannya untukmu sebuah tempat di surga.’ Berkata Nabi ‫ ﷺ‬Maka orang
tersebut melihat ke-2 tempat semuanya. Dan adapun orang yang kafir atau munafiq
maka dia berkata, ‘Aku tidak tahu, aku dahulu mengatakan apa yang dikatakan
manusia.’ Maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu tidak tahu dan tidak mengikuti.’ Kemudian
dipukul dengan palu dari besi dengan sebuah pukulan di antara 2 telinganya maka dia
berteriak dengan sebuah teriakan yang di dengar oleh apa yang ada di sekitarnya
kecuali jin dan manusia. (HR Bukhāri dan Muslim)
Dan diantara amalan malaikat yang berkaitan dengan manusia,
11. Berperang bersama Orang Orang Yang Beriman

Allāh menceritakan pertolonganNya kepada orang-orang yang beriman pada saat


Perang Badr di dalam firmanNya:

َ َ َ ‫َ ق‬ ‫ْ َ ْ َ ُ َ َ ا ُ ْ َ ْ َ َ َ َ ُ ْ َ ِّ ُ ُّ ُ َ ق‬
‫ﻒ ِّﻣﻦ ﺍﻟ َمَل ِﺋﻜ ِﺔ ُﻣ ْر ِد ِﻓﻴﻦ‬
ٍ ‫ِﺇذ تسﺘ ِغﻴﺜﻮﻥ ﺭبكم ﻓﺎﺳﺘﺠﺎب ﻟكم ﺃﻧﻲ ﻣ ِمﺪكم ِبأﻟ‬

“Ingatlah ketika kalian meminta pertolongan kepada Rabb kalian maka Allāh
mengabulkan do’a kalian. Sesungguhnya Aku akan mengirimkan kepada kalian 1000
malaikat yang datang berturut-turut.” (Al-Anfāl 9)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬sendiri melihat Jibrīl saat itu dan bersabda:

َ ‫ََ ََ ُ ق‬ َ ‫ٌ َق‬ ُ ْ َ َ
‫س ﻓ َر ِﺳ ِﻪ ﻋﻠ ْي ِﻪ ﺃدﺍة ﺍﻟح ْر ِب‬
ِ ‫آﺧذ ِﺑرﺃ‬
ِ ‫َذﺍ ِﺟﺒ ِريﻞ‬

Ini adalah Jibrīl memegang kepala kudanya memakai alat-alat perang.” (HR Bukhāri)
Itulah sebagian amalan malaikat yang bisa kita sebutkan. Kewajiban kita adalah
beriman dengan apa yang datang dari Allāh dan RasulNya. Dengan demikian kita sudah
menyelesaikan 4 point cara beriman dengan malaikat yang telah kita sebutkan di
halaqah yang pertama.

Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
adalah tentang “Beberapa Penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Malaikat-malaikat
Allāh dan Penjelasan Tentang Beberapa Hak Malaikat.”

●PENYIMPANGAN DALAM HAL BERIMAN DENGAN MALAIKAT ALLĀH

191
Diantara penyimpangan dalam hal iman dengan malaikat-malaikat Allāh adalah:
⑴ Mengingkari keberadaan malaikat.
⑵ Mengingkari sebagian malaikat dan amalannya.
⑶ Menyamakan antara jin dan malaikat.
⑷ Menyembah para malaikat.
َ َ ُ َ َ
Di dalam Al-Qurān, Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ُ ْ َ ُّ َ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ َُُْ ُ َ ُْ ‫ا‬ ُ ََ َ َ‫ََْ َ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ ً ُا َُ ُ ق‬


‫ﻭﻧ ِه ْم ب ْﻞ‬
ِ ‫) قﺎﻟﻮﺍ ﺳبحﺎﻧك ﺃﻧﺖ ﻭ ِﻟﻴﻨﺎ ِﻣﻦ د‬٤١( ‫ﻻء ِﺇيﺎَكم كﺎﻧﻮﺍ يﻌبﺪﻭﻥ‬
ِ ‫الﺋﻜ ِﺔ ﺃَﺆ‬
ِ ‫ﻭيﻮم يحشرَم ﺟ ِميﻌﺎ ثم يﻘﻮل ِﻟﻠم‬
َ ُ ْ ُ ْ ْ ُ َُ‫َ ُ َُُْ َ ق ا َق‬
٤٢( ‫كﺎﻧﻮﺍ يﻌبﺪﻭﻥ ﺍﻟ ِﺠﻦ ﺃ كﺜرَم ِﺑ ِهم ﻣﺆ ِﻣﻨﻮﻥ‬

“Dan hari dimana Allāh mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allāh berkata
kepada para malaikat, ‘Apakah mereka dahulu menyembah kalian?’ Para malaikat
berkata, ‘Maha Suci Engkau, Engkaulah wali kami selain mereka, akan tetapi mereka
dahulu menyembah jin, sebagian besar mereka beriman dengan jin-jin tersebut.” (Saba
40-41)

Yang kelima diantara penyimpangan dalam hal iman dengan malalikat adalah
⑸ Memusuhi mereka.

َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ َ ‫َ ْ َ َ َ ُ ًّ َّ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ا َّ َ َ ُ ق‬
‫ﺎل ﻓ ِإﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﺪ ٌّﻭ ِﻟﻠك ِﺎﻓ ِريﻦ‬ ‫ﻣﻦ كﺎﻥ ﻋﺪﻭﺍ ِﻟﻠ ِﻪ ﻭﻣَل ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ ﻭﺭﺳ ِﻠ ِﻪ ﻭ ِﺟﺒ ِريﻞ ﻭ ِﻣيك‬

“Barangsiapa yang memusuhi Allāh, malaikat-malaikatNya, rasul-rasulNya, Jibrīl dan


Mīkāil maka sesungguhnya Allāh adalah musuh bagi orang-orang yang kafir.” (Al-
Baqarah 98)
⑹ Meyakini bahwa malaikat berjenis kelamin wanita dan bahwasanya malaikat adalah
َ َ ُ َ َ
anak wanita Allāh. Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ُ َ ْ ُ َ ً َ َ َ ََ ‫َْ َ ََْ ق‬ َ ُ َ ‫َ ْ َ ْ ْ َ َ ِّ َ ق َ َ ُ َ َ ُ ُ ق‬
٢١١( ‫ﺎَﺪﻭﻥ‬
ِ ‫) ﺃم ﺧﻠﻘﻨﺎ ﺍﻟمَل ِﺋﻜﺔ ِﺇﻧﺎثﺎ ﻭَم ش‬٢٤٩( ‫ﻓﺎﺳﺘف ِﺘ ِهم ﺃ ِﻟربك ﺍﻟﺒﻨﺎﺕ ﻭﻟهم ﺍﻟﺒﻨﻮﻥ‬

“Maka tanyakanlah kepada mereka, ‘Apakah anak-anak wanita itu untuk Tuhanmu
sedangkan untuk mereka anak-anak laki-laki? Atau apakah Kami menciptakan malaikat-
malaikat dengan jenis kelamin wanita sedangkan mereka menyaksikan?’.” (Ash-Shāffāt
149-150)
● HAK MALAIKAT ATAS KITA
Adapun hak malaikat atas kita yang harus kita lakukan, maka diantaranya adalah:
⑴ Mewujudkan beriman dengan 4 point yang sudah kita sampaikan.
⑵ Mencintai mereka dan menghormati mereka karena Allāh karena mereka adalah
hamba-hamba Allāh yang dimuliakan dan tidak memaksiati Allāh.
⑶ Tidak mengejek dan menghina mereka atau menjadikan mereka sebagai bahan
bercanda karena hal ini bisa mengeluarkan seseorang dari Islam.
192
⑷ Menghindari apa yang dibenci oleh malaikat, seperti gambar dan patung makhluk
yang bernyawa dan memelihara anjing di rumah.
• Di dalam sebuah hadits Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ َ ُ ََ ٌ ‫َق‬ ًَْ ُ َ ََ ‫َ َْ ُ ُ ق‬
‫ﻮﺭة‬ ‫يﻪ كﻠﺐ ﻭَل ص‬
ِ ‫َل تﺪﺧﻞ ﺍﻟمَل ِﺋﻜﺔ ﺑيﺘﺎ ِﻓ‬

Malaikat tidak memasuki sebuah rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar. (HR
Bukhāri dan Muslim)
Dan diantara yang dibenci malaikat adalah,
• Memakan makanan yang membuat bau mulut tidak sedap seperti bawang merah dan
bawang putih dalam keadaan mentah.
Didalam sebuah hadits dari Jābir radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu berkata:

‫ ﻣﻦ ﺃَكﻞ ﻣﻦ‬:‫ ﻓﻘﺎل‬،‫ ﻓغﻠﺒتﻨﺎ ﺍﻟحﺎﺟﺔ ﻓأَكﻠﻨﺎ ﻣﻨهﺎ‬،‫ﻧهى ﺭﺳﻮل ﺍﻟﻠﻪ – صﻠى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠيﻪ ﻭﺳﻠم – ﻋﻦ ﺃَكﻞ ﺍﻟبصﻞ ﻭﺍﻟكرﺍث‬
‫ ﻓإﻥ ﺍﻟمالﺋﻜﺔ تﺘأذى ﻣمﺎ يﺘأذى ﻣﻨﻪ ﺍﻹنﺲ‬،‫َذه ﺍﻟشﺠرة ﺍﻟمﻨتﻨﺔ ﻓال يﻘربﻦ ﻣسﺠﺪﻧﺎ‬

Rasūlullāh ‫ ﷺ‬melarang dari memakan bawang merah dan kurrāts (bawang bakung).
Maka suatu saat kami sangat butuh dan kamipun makan darinya. Kemudian
Nabi ‫ ﷺ‬berkata, ‘Barangsiapa yang memakan dari tanaman yang berbau ini maka
janganlah dia mendekati masjid kami karena sesungguhnya malaikat merasa terganggu
dengan apa yang merasa terganggu dengannya manusia. (HR Bukhāri dan Muslim)
• Demikian pula dihindari meludah ke kanan ketika shalat maupun di luar shalat.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

ً
،‫ ﻭﻻﻋﻦ يمﻴﻨﻪ؛ ﻓإﻥ ﻋﻦ يمﻴﻨﻪ ﻣﻠكﺎ‬،‫ ﻓإﻧمﺎ يﻨﺎﺟﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ دﺍم ﻓﻲ ﻣصاله‬،‫ ﻓال يبصق ﺃﻣﺎﻣﻪ‬،‫ﺇذﺍ قﺎم ﺃحﺪكم ﺇﻟى ﺍﻟصالة‬
‫ ﺃﻭ تحﺖ قﺪﻣﻪ ﻓيﺪﻓﻨهﺎ‬،‫ﻭﻟﻴبصق ﻋﻦ يسﺎﺭه‬

Apabila salah seorang diantara kalian berdiri untuk shalat maka janganlah meludah ke
depan karena sesungguhnya dia sedang menghadap Allāh selama masih di tempat
shalatnya dan jangan pula meludah ke kanan karena di sebelah kanan ada malaikat dan
hendaknya meludah ke kiri atau meludah ke bawah kakinya kemudian
memendamnya. (HR Bukhāri dan Muslim)
⇒ Maksud dari meludah ke kiri atau ke bawah kakinya di sini adalah adalah apabila di
luar masjid.
⇒ Maksud memendamnya adalah apabila lantai masjid berupa tanah.

Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh
adalah tentang “Buah Beriman Dengan Malaikat-Malaikat Allāh”.

Diantara buah dan manfaat beriman dengan malaikat-malaikat Allāh di dunia dan di
akhirat:

193
1. Beriman Kepada Malaikat adalah Bagian Dari Mewujudkan Keimanan
Yang tersebut keutamaan-keutamaannya di dalam Al-Qurān dan Hadīts, diantaranya
adalah:
• Mendapatkan hidayah di dunia.
• Keamanan di akhirat.
• Masuk ke dalam surga.
• Dan lain-lain
2. Semakin Mengagungkan Allāh.
Karena seseorang ketika mendengar tentang sangat besarnya seorang malaikat, dia
menyadari bahwa Allāh yang menciptakan malaikat tersebut Lebih Besar
Dan seseorang apabila dia mendengar bahwa Allāh memiliki hamba-hamba yang sangat
banyak, pasukan-pasukan, yang tidak mengetahui jumlahnya kecuali Allāh maka dia
menyadari bahwa Allāh, Dialah Raja Yang Haq, Yang Berkuasa, Yang Maha Tinggi, Yang
Maha Besar, Yang Mengatur seluruh perkara.
Maka keyakinan ini membawa dia untuk hanya menyembah kepada Allāh dan
meninggalkan penyembahan kepada selain Allāh.
3. Menjadikan Seseorang Tawādhu’ Dan Jauh Dari Sifat Sombong Dan Riya Di dalam
Ibadahnya.

Karena dia mengetahui bahwa di sana ada para malaikat yang jauh lebih banyak
ibadahnya kepada Allāh dan mereka tidak memaksiati Allāh.
4. Mengetahui Rahasia Rahasia Alam Yang Sangat Teratur Dan Kejadian Kejadian Yang
Ada di Dalamnya.
Dan bahwasanya di sana ada malaikat-malaikat yang Allāh tugaskan dengan amalan-
amalan yang berkaitan dengan alam semesta dan manusia.
5. Mencintai Amal Shalih.
Karena di sana ada malaikat yang menulis amal kebaikan dan di sana ada malaikat-
malaikat yang mendo’akan dengan kebaikan bagi orang yang melakukan beberapa jenis
amal shalih.
6. Membenci Kemaksiatan dan Menjauhinya.
Karena di sana ada malaikat-malaikat yang mencatat ucapan dan perbuatannya dan di
sana ada malaikat-malaikat yang mendo’akan dengan kejelekan dan laknat bagi orang
yang melakukan beberapa jenis kemaksiatan.
7. Meniru dan Meneladani Para Malaikat di Dalam Beribadah, Keta’atan dan Rasa Takut
Mereka Kepada Allāh.
8. Bersyukur Kepada Allāh atas Kenikmatan yang Besar ini.
Dimana Allāh menugaskan kepada malaikat untuk melakukan beberapa amalan yang
berkaitan dengan alam semesta dan manusia.

ُ َ ‫ْ َ َ ُّ ا‬ َّ َّ ُ َ ‫ق‬
‫ﺍﻟص ِﺎﻟحﺎﺕ‬ ‫ﺍﻟح ْمﺪ ِﻟﻠ ِﻪ ﺍﻟ ِذي ِﺑ ِﻨﻌم ِﺘ ِﻪ ت ِﺘم‬

Dengan demikian kita sudah menyelesaikan Silsilah ‘Ilmiyyah yang ke-6 tentang
“Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh”.

194
Semoga apa yang kita sampaikan bermanfaat dan bisa diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.

HSI 07 ~ Silsilah Beriman Kepada Kitab - Kitab Allah

Halaqah yang pertama dari Silsilah 'ilmiyyah ke 7 Beriman dengan kitab-kitab Allah
adalah tentang "Pengertian Kitab Secara Bahasa dan Syariat dan Wajibnya Beriman
Dengan Kitab-kitab Allah"

Diantara pokok pokok keimanan yang harus di imani seorang hamba adalah beriman
dengan kitab kitab Allah, semakin seseorang mengetahui tentang kitab kitab Allah
secara terperinci maka akan semakin bertambah keimanannya dan akan semakin besar
manfaatnya di dunia maupun diakhirat. Kitaabun dalam bahasa arab adalah mufrad
atau tunggal dari kutubun, kitab artinya yang ditulis adapun secara syariat maka yang
dimaksud kitab kitab disini adalah kitab kitab yang Allah turunkan kepada para Rasul-
Nya sebagai petunjuk bagi manusia supaya mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia
dan akhirat. Al-Quran, As Sunnah dan Ijma' kaum muslimin menunjukkan tentang
wajibnya beriman dengan kitab kitab Allah, dan bahwasanya kekufuran dengan kitab
َ َ ُ َ َ
kitab Allah pada hakikatnya adalah kekufuran dengan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dari Al-Quran
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َّ ُ ‫ْ َ ق‬ َ ْ َ َْ َّ َ ‫َ ق‬ ُ َ ََ َ ‫َا‬ َّ َ ‫َ ق‬ ُ َ َ َّ ُ َ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ
‫ﺎب ﺍﻟ ِذي ﺃﻧز َل ِﻣﻦ ق ْب ُﻞ َﻭ َﻣﻦ يكف ْر ِبﺎﻟﻠ ِﻪ‬
ِ ‫ﻮﻟ ِﻪ ﻭﺍﻟ ِكﺘ‬
ِ ‫ﺎب َﺍﻟ ِ َذ ًي ﻧزل ًﻋﻠى ﺭﺳ‬
ِ ‫ﻮﻟ ِﻪ َ َﻭ ْﺍﻟ ِك َﺘ‬
ِ ‫يﺎ ﺃ َيهﺎ َﺍﻟ ِذيﻦ ُ ُآﻣﻨﻮﺍ آ ِﻣﻨﻮﺍ ِب قﺎﻟﻠ ِﻪ ﻭ ْﺭ َﺳ‬
َ
‫َﻭ َﻣَل ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َﻭكﺘ ِب ِﻪ َﻭ ُﺭ ُﺳ ِﻠ ِﻪ َﻭﺍﻟ َﻴ ْﻮ ِم ﺍَل ِﺧ ِر ﻓﻘﺪ ض اﻞ ضَلَل ب ِﻌيﺪﺍ‬

"Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kitab yang telah diturunkan kepada Rasul-Nya, dan kitab kitab yang diturunkan
sebelumnya. Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat malaikat-Nya, kitab
kitab-Nya, rasul rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah sesat dengan
kesesatan yang jauh". (An-Nisa : 136)
Dari As-sunnah bahwa Nabi ‫ ﷺ‬ketika ditanya Jibril ditanya tentang apa itu iman, beliau
mengatakan

َ َ َ َ َ ُْ ُ ُ َ ‫الﺋﻜ َﺘﻪ َﻭ ُك ُﺘ‬


َ َ َ َ ُ ْ ُ َ ْ
‫ﺍَلﺧ ِر َﻭتﺆ ِﻣﻦ ِبﺎﻟﻘﺪ ِﺭ ﺧ ْﻴ ِر ِه َﻭش ّر ِه‬ َْ َ
ِ ‫بﻪ ﻭﺭﺳ ِﻠ ِﻪ ﻭﺍﻟﻴﻮ ِم‬ ِ ِ ِ ‫بﺎﻟﻠﻪ ﻭﻣ‬ِ ‫ﺆﻣﻦ‬
ِ ‫ﺍﻹيمﺎﻥ ﺃﻥ ت‬

Beriman adalah engkau beriman dengan Allah, malaikat malaikat-Nya, kitab kitab-Nya,
dan rasul rasul-Nya, dan hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir baik yang baik
maupun yang buruk. (HR Muslim)
Adapun dari ijma' maka telah berkata Ibnu Bathah rahimahullah
ٌّ
‫ ﻭبﺠمﻴع ﻣﺎ قﺎﻟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋز ﻭﺟﻞ ﻓهﻮ حق‬،‫ﻭﻛذﻟك ﻭﺟﻮب ﺍﻹيمﺎﻥ ﻭﺍﻟﺘصﺪيق بﺠمﻴع ﻣﺎ ﺟﺎءﺕ بﻪ ﺍﻟرﺳﻞ ﻣﻦ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ‬
ً ّ ً ً ً ٌ
‫ كﺎﻥ ﺑرد ذﻟك ﺍﻟشﻲء كﺎﻓرﺍ ﻋﻨﺪ ﺟمﻴع ﺍﻟﻌﻠمﺎء‬،‫ ﻓﻠﻮ ﺃﻥ ﺭﺟال آﻣﻦ بﺠمﻴع ﻣﺎ ﺟﺎءﺕ بﻪ ﺍﻟرﺳﻞ ﺇﻻ شيئﺎ ﻭﺍحﺪﺍ‬،‫ﻻزم‬

“Demikian pula wajibnya beriman dan membenarkan seluruh apa yang dibawa oleh

195
para Rasul dari sisi Allāh dan beriman dengan seluruh yang Allāh ‘Azza wa Jalla katakan,
ini adalah sebuah kewajiban, Seandainya seseorang beriman dengan seluruh yang
dibawa para Rasul kecuali satu hal maka dengan dia menolak satu hal tersebut jadilah
dia kafir menurut seluruh ulama.” (Al-Ibānah Ash-Shughra : 211)

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah
tentang "Pentingnya Beriman Dengan Kitab-kitab Allah dan Cara Beriman Dengan Kitab-
kitab Allah"

Diantara yang menunjukkan pentingnya beriman dengan kitab kitab Allah bahwasanya
beriman dengan kitab kitab Allah secara global termasuk pokok pokok adalah Aqidah
Islam dan merupakan rukun yang ketiga dari 6 rukun iman yang tidak sah iman
seseorang kecuali dengan mengimani seluruh rukun iman ini dan telah berlalu
haditsnya. kemudian diantara yang menunjukkan pentingnya bahwasanya beriman
dengan kitab kitab adalah sifat orang orang yang beriman, Allah berfirman

ُُ َ َ َّ َ َ ُ َ ُ ْ ‫ق‬ ِّ ْ َ ُْ ‫َآ َﻣ َﻦ ا‬
‫ﻮل ِب َمﺎ ﺃﻧ ِز َل ِﺇﻟ ْي ِﻪ ِﻣﻦ َﺭب ِﻪ َﻭﺍﻟ ُمﺆ ِﻣﻨﻮﻥ ك ٌّﻞ آ َﻣﻦ ِبﺎﻟﻠ ِﻪ َﻭ َﻣَل ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َﻭكﺘ ِب ِﻪ َﻭ ُﺭ ُﺳ ِﻠ ِﻪ‬
ُ ‫ﺍﻟر ُﺳ‬

"Rasul beriman dengan apa yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya" (Al-Baqarah : 285)
Dan diantara yang menunjukkan pentingnya bahwa Allah telah menyuruh orang orang
beriman untuk mengatakan kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan pada
kami didalam sebuah ayat Allah berfirman

َ ‫ﻮﺳى َﻭﻋ‬ َ ‫ﭐأل ۡﺳ َبﺎط َﻭ َﻣ ٓﺎ ُﺃﻭت َى ُﻣ‬


َۡ َ َ ُ ۡ ََ َ َ ۡ َ َ َ ۡ َ َ ‫ﭑﻟﻠﻪ َﻭ َﻣ ٓﺎ ُﺃﻧز َل ﺇ َﻟ ۡﻴ َﻨﺎ َﻭ َﻣ ٓﺎ ُﺃﻧز َل ﺇ َﻟ ٓى ﺇ ۡﺑ َر‬
َّ ‫ُ ُ ٓ ق َ َ ا‬
‫يسى‬ ِ ِ ِ َ ‫لَ ۧ م ُﻭ ِإﺳم ِﻌيﻞ ﻭ ِإﺳح ق ﻭيﻌﻘﻮب ﻭ‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫قﻮﻟﻮﺍ ءﺍﻣﻨﺎ ِب‬
َ ُ َ ُ ۡ َ ُۡ ۬ َ َ َ ُ َُ َ ِّ َ ‫ا‬ َٓ َ
‫ﻭت َى ﭐﻟﻨ ِب ُّﻴﻮﻥ ِﻣﻦ اﺭب ِه ۡم َل ﻧف ِّرُ ﺑ ۡﻴﻦ ﺃح ٍﺪ ِّﻣﻨه ۡم َﻭﻧحﻦ ﻟﻪ ۥ ُﻣ ۡس ِﻠ ُمﻮﻥ‬
ِ ‫ﻭﻣﺎ ﺃ‬

"Katakanlah oleh kalian: "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada
kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan asbath (anak
cucunya), dan apa yang diberikan kepada Musa dan 'Isa dan apa yang diberikan kepada
para nabi dari Rabbnya dan kami tidak membeda bedakan diantara mereka dan kami
meyerahkan diri kepada Allah". (Al-Baqarah : 136)
Dan diantara yang menunjukkan pentingnya beriman kepada kitab kitab Allah
bahwasanya mengkufuri kitab kitab Allah adalah sebuah kesesatan yang nyata. Allah
berfirman

ً َ ًَۢ َ َ َ ْ ََ َ ْ َْ‫َ ق‬ ُ َُ ُُ َ َ ٓ َ َ َ َّ ْ ُ ‫َ َ َ ق‬
‫ﺍﺧ ِر ﻓﻘﺪ ض اﻞ ضﻠ َل ب ِﻌيﺪﺍ‬
ِ ‫ﻭﻣﻦ يكفر ِبﭑﻟﻠ ِﻪ ﻭﻣﻠ ِئﻜ ِﺘ ِﻪۦ ﻭكﺘ ِب ِﻪۦ ﻭﺭﺳ ِﻠ ِﻪۦ ﻭﭐﻟﻴﻮ ِم ﭐلء‬

196
"Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya dan hari akhir, maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang
jauh". (An-Nisa : 136)
Dan diantara hal yang menunjukan pentingnya beriman dengan kitab kitab Allah
bahwasanya Allah telah menurunkan kitab kitab tersebut sebagai petunjuk bagi
manusia, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, menunjukkan mereka
ُ َ َ
jalan yang lurus. yang dengannya mereka bahagia di dunia dan akhirat. Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ َ َ ْ ‫ا َْ َق َ ا‬
ٌ ‫ﻴهﺎ َُ ًﺪى َﻭ ُﻧ‬
‫ﻮﺭ‬ ‫ِﺇﻧﺎ ﺃﻧزﻟﻨﺎ ﺍﻟﺘﻮﺭﺍة ِﻓ‬
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan juga
cahaya.. (Al-Maidah : 44)
Demikian firman Allah

ٌ ‫يﻞ ﻓيﻪ َُ ًﺪى َﻭ ُﻧ‬


‫ﻮﺭ‬ َ ْ ُ ََْ َ
ِ ِ ‫ﻭآتيﻨﺎه ﺍﻹﻧ ِﺠ‬

"Dan Kami telah berikan 'isa, injil didalamnya ada petunjuk dan juga cahaya ". (Al-
Maidah : 46)
Dan Allah mengatakan

َ ‫ُ ً ِّ ق ا‬
‫يﻪ ۛ َﺪى ﻟﻠ ُمﺘ ِﻘﻴﻦ‬ َ َْ َ ُ َ ‫َ َ ق‬
ِ ‫ذ ِﻟك ﭐﻟ ِكﺘ ﺐ َل ﺭيﺐ ۛ ِﻓ‬

"Kitab tersebut yaitu (Al-Qur'an) tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi
orang orang yang bertaqwa". (Al-Baqarah : 2)
cara beriman dengan kitab-kitab Allah adalah beriman dengan 4 perkara:
ُ َ َ
1. Beriman bahwasanya dengan kitab-kitab ini benar-benar turun dari Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ت َﻌﺎﻟى‬
2. Beriman dengan nama-nama kitab kitai ketahui namanya sedangkan yang tidak
diketahui maka kita beriman secara global
3. Membenarkan kabar-kabar yang shahih dalam kitab-kitab tersebut seperti kabar
kabar Al quran dan kabar kabar kitab sebelumnya yang belum diubah
4. Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum yang belum dihapus di dalam
kitab-kitab tersebut dan semua kitab yang terdahulu telah mansukh atau terhapus
hukumnya dengan Al-Quran.
dan penjelasan ke empat perkara ini in syaa Allah akan diperinci pada halaqah halaqah
selanjutnya

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman dengan Kitab-Kitab Allah adalah
tentang "Wahyu"

Wahyu secara bahasa adalah pemberitahuan yang cepat dan samar. didalam Al-Quran
Allah menyebutkan bahwa Allah mewahyukan Ibu Musa 'alayhis salam untuk menyusui

197
Musa 'alayhis salam, dan Allah mewahyukan lebah untuk membuat sarang, dan Allah
menyebutkan bahwa Nabi Zakaria 'alayhis salam mewahyukan kepada kaumnya
dengan Isyarat, dan didalam Al-Quran Allah juga menyebutkan bahwasanya syaithan
mewahyukan kepada wali-walinya. Maka ini semua adalah wahyu menurut bahasa,
Adapun secara syariat maka wahyu adalah pemberitahuan Allah kepada para Nabi-Nya
dengan apa yang ingin Allah sampaikan kepada mereka baik berupa syariat atau kitab,
baik dengan perantara atau tidak dengan perantara. Dan wahyu inilah yang merupakan
kekhususan para Nabi. sebagaimana firman Allah

َ َۢ َ ‫ا‬ ۬ ُ َ َٓ َ َ ٓ َ َ َ َٓ َ َ ٓ‫ا‬
‫ِﺇﻧﺎ ﺃ ۡﻭح ۡﻴﻨﺎ ِﺇﻟ ۡيك ك َمﺎ ﺃ ۡﻭح ۡﻴﻨﺎ ِﺇﻟى ﻧوح َﻭﭐﻟﻨ ِب ِّﻴ ۧ ﻦ ِﻣﻦ ب ۡﻌ ِﺪ ِهۦ‬

"Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah wahyukan


kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya.... " (An-Nisa:163)
Wahyu Allah sampaikan kepada para Nabi menggunakan 3 cara :

1. Allah langsung mewahyukan ke hati yang diwahyukan.


seperti sabda Nabi ‫ﷺ‬

َ ‫ا‬ ُ ْ ََ ََْ َ َْ ْ ََ ََ َ َ َ ‫َ ا َْ ً َ ْ َ ُ َ َ ا َ ْ َ ق‬ َ ََ ُ ُ‫َ ق‬ ‫ا‬


‫ ﻓأﺟ ِمﻠﻮﺍ ِﻓﻲ ﺍﻟﻄﻠ ِﺐ َﻭﻻ‬، ‫ﺐ ِﺭزقهﺎ‬ ‫ﻭﻋﻲ ﺃﻥ ﻧفسﺎ ﻟﻦ تمﻮﺕ حﺘى تسﺘك ِمﻞ ﺃﺟﻠهﺎ ﻭتسﺘﻮ ِﻋ‬ ِ ‫س ﻧفث ِﻓﻲ ُﺭ‬ ِ ‫ِﺇﻥ ُﺭ ْﻭح ﺍﻟﻘﺪ‬
َ َ ُ َْ َّ ‫ا‬
ُ ‫ﺍﻟﻠ َﻪ ﻻ ُي َﻨ‬ َ َ َ
ُ ُ ْ َ ْ ْ ِّ ُ َ ْ ْ ُ ُ َ َ ‫َ ْ َ ا‬
‫ﺎل َﻣﺎ ِﻋﻨﺪه ِﺇﻻ ِبﻄﺎﻋ ِﺘ ِﻪ‬ ‫ ﻓ ِإﻥ‬، ‫ﺍﻟرز ُِ ﺃﻥ يﻄﻠ َبﻪ ِب َم ْﻌ ِص َي ٍﺔ‬ ‫يح ِمﻠﻦ ﺃحﺪكم ﺍﺳ ِتبﻄﺎء‬

“Sesungguhnya Rūhul Qudus (Jibrīl) telah meniupkan di dalam hatiku bahwa sebuah
jiwa tidak akan meninggal sampai sempurna ajalnya dan sempurna rizqinya. Maka
hendaklah kalian perbaiki cara mencari rizqi kalian. Janganlah sampai salah seorang
diantara kalian mencari rizqi dengan maksiat karena melihat lambatnya rizqi, karena
sesungguhnya tidak dicari apa yang ada di sisi Allāh kecuali dengan keta’atan
kepadaNya.” (HR Abū Nu’aim dalam Hilyatul Awliyā dan dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albāniy rahimahullāh)
2. Allāh berbicara langsung dengan Nabi tersebut dari balik hijab.
Sebagaimana ketika Allāh berbicara langsung kepada Nabi Mūsā ‘alayhissalām,
sebagaimana dalam firman Allāh

ً ‫ﻮﺳى َت قكﻠ‬
‫يمﺎ‬
َّ َ َّ َ َ
َ ‫ﺍﻟﻠ ُﻪ ُﻣ‬ ‫ﻭَكﻠم‬
ِ

“Dan Allāh berbicara dengan Mūsā dengan sebenar-benar pembicaraan" (An-Nisā: 164)
3. Wahyu tersebut datang dengan perantaraan malaikat.
Sebagaimana turunnya Jibrīl membawa wahyu dari Allāh kepada para Nabi dan Rasul.
Dalil 3 cara ini adalah firman Allah

ً ُ َ َ ُْ َْ
ٌ ‫ﻮَل َﻓ ُﻴﻮح َﻲ ﺑإ ْذﻧﻪ َﻣﺎ َي َش ُﺎء ۚ ﺇ اﻧ ُﻪ َﻋﻠ ٌّﻲ َحﻜ‬ َ َ ‫ﺍﻟﻠ ُﻪ ﺇ اَل َﻭ ْح ًيﺎ َﺃ ْﻭ ﻣ ْﻦ َﻭ‬
َّ ُ َ ِّ َ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ
‫يم‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ‫ﺳ‬‫ﺭ‬ ‫ﻞ‬ ‫ﺳ‬ِ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ﻭ‬‫ﺃ‬ ‫ﺎب‬
ٍ ‫ﺠ‬ ‫ح‬ِ ‫ﺍء‬
ِ ‫ﺭ‬ ِ ِ ‫ﻭﻣﺎ كﺎﻥ ِﻟبشر ﺃﻥ يكﻠمﻪ‬

“Dan tidaklah Allāh berbicara kepada manusia kecuali wahyu yang diwahyukan secara
langsung atau berbicara kepadanya dari balik hijab atau Allāh mengutus seorang
198
malaikat utusan kemudian malaikat tersebut mewahyukan dengan izin Allāh apa yang
Allah kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.” (Asy-Syūrā : 51)
Dan Jibril datang kepada nabi dengan membawa wahyu terkadang dengan wujudnya
yang asli, terkadang datang wahyu tersebut seperti kerincingan lonceng, dan terkadang
Jibril datang menjelma sebagai seorang manusia.
Al-Hārits Ibnu Hisyām radhiyallāhu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasūlullāh ‫ﷺ‬

ْ ‫َ ْ َ َق َ ق‬ َّ َ ُ َ َ
‫ﻒ يأ ِتيك ﺍﻟ َﻮح ُﻲ ؟‬ ‫ ﻛي‬، ‫ﻮل ﺍﻟﻠ ِﻪ‬ ‫يﺎ ﺭﺳ‬

“Wahai Rasūlullāh, bagaimana wahyu datang kepadamu?”


Maka Beliau ‫ ﷺ‬berkata:

ُ َ ‫ق‬ ‫َ َْ َ َْ ُ َْ ُ َ َ َ َ ْ ً ََ ا‬ ِّ َ ْ َ َ َ ُ ُّ َ َ ُ َ َ ‫ْ َ َ ق َ َ ق‬ ‫َ ْ َ ً َق‬
‫ َﻭﺃح َيﺎﻧﺎ يﺘ َمﺜ ُﻞ ِﻟﻲ ﺍﻟ َمﻠك‬، ‫ﺎل‬ ‫ ﻭقﺪ ﻭﻋيﺖ ﻋﻨﻪ ﻣﺎ ق‬، ‫ َﻭَ َﻮ ﺃشﺪه ﻋﻠ اﻲ ﻓ ُيف َص ُم ﻋﻨﻲ‬، ‫س‬
ِ ‫ﻴﻨﻲ ِﻣ َﺜ َﻞ صﻠصﻠُ ِﺔ ﺍﻟﺠر‬
ِ ‫ﺃحيﺎﻧﺎ َ يأ ِت‬
ُ ‫َﺭ ُﺟ ًَل ﻓ ُي َك ِّﻠ ُمﻨﻲ ﻓأﻋﻲ َﻣﺎ َيﻘ‬
‫ﻮل‬ ِ ِ

“Terkadang datang wahyu kepadaku seperti suara kerincingan lonceng dan inilah yang
paling berat bagiku. Kemudian suara itu pergi dan aku sudah memahami apa yang dia
katakan. Dan terkadang malaikat menjelma sebagai seorang laki-laki kemudian
berbicara kepadaku dan akupun memahami apa yang dia ucapkan.” (Hadits Muttafaqun
‘alayhi)

Halaqah yang ke-4 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
“Beriman Bahwasanya Kitab-kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allāh Subhānahu wa
Ta’āla”.

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah:


Beriman bahwa kitab-kitab tersebut benar-benar Turun dari Allāh, Merupakan
kalamullāh dari Allāh bermulai.
Dan bahwasanya Allāh telah, Berbicara secara hakikat dengan huruf dan maknanya,
berbicara sesuai dengan yang Dia kehendaki (dengan cara yang Allāh kehendaki) yang
sesuai dengan keagungan Allāh ‘Azza wa Jalla.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

‫َ ا َ َ َ ْ َ ق َ َ ق َ ِّ ُ َ ِّ ً ِّ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ا‬
َ ‫ﺍﻟﺘ ْﻮ َﺭ َﺍة َﻭ ْﺍﻹﻧﺠ‬
‫يﻞ‬ ِ ِ ‫ﻧزل ﻋﻠيك ﺍﻟ ِكﺘﺎب ِبﺎﻟحق ﻣصﺪقﺎ ﻟمﺎ ﺑﻴﻦ يﺪي ِﻪ ﻭﺃﻧزل‬

“Dia telah menurunkan atasmu, Al-Kitāb (Al-Qurān) dengan haq, membenarkan kitab-
kitab sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurāt dan Injīl.” (QS Āli ‘Imrān:
3)
َ َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ‫ﺍأل ْﺳ َبﺎط َﻭ َﻣﺎ ُﺃﻭت َﻲ ُﻣ‬


َ ‫ﻮﺳى َﻭﻋ‬
‫يسى‬
َْ َ َ ُ ََْ َ َ ْ َ َ َ َ‫ﺎﻟﻠﻪ َﻭ َﻣﺎ ُﺃﻧز َل َﻋ َﻠ ْﻴ َﻨﺎ َﻭ َﻣﺎ ُﺃﻧز َل َﻋ َﻠى ﺇ ْﺑ َرﺍ‬
‫يم َﻭ ِإ ْﺳ َم ِﺎﻋيﻞ ﻭ ِإﺳحﺎُ ﻭيﻌﻘﻮب ﻭ‬
َّ ‫ُ ْ َ ا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫قﻞ آﻣﻨﺎ ِب‬
ِّ َ ‫ا‬
‫َﻭﺍﻟﻨ ِب ُّﻴﻮﻥ ِﻣﻦ اﺭب ِه ْم‬

199
“Katakanlah: Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada Kami dan
apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm, Ismā’īl, Ishāq, Ya’qūb dan juga asbāth dan apa
yang diberikan kepada Mūsā, ‘Īsā dan para Nabi dari Rabb mereka.” (QS Āli ‘Imrān: 84)
Tidak boleh seseorang mengatakan bahwa:
✘ Taurat yang asli adalah ucapan Mūsā, atau
✘ Injīl yang asli adalah ucapan ‘Īsā. atau mengatakan
✘ Bahwal Al-Qurān adalah ucapan Muhammad.
Orang yang mengatakan bahwa kitab-kitab tersebut adalah ucapan manusia maka dia
telah kufur dengan ayat-ayat Allāh.
Allāh berfirman:

َ ْ ُ ٌ َ ٌ َ ٌ َ َ َُ َ َ ُ َ َ َ َّ ‫ا‬
‫ﺎﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻟه ْم ﻋذﺍب ش ِﺪيﺪ َﻭﺍﻟﻠﻪ ﻋ ِْيز ذﻭ ﺍﻧ ِﺘﻘ ٍﺎم‬
ِ ‫ِﺇﻥ ﺍﻟ ِذيﻦ ﻛفرﻭﺍ ِبآي‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kufur dengan ayat-ayat Allāh, mereka akan


mendapatkan adzab yang pedih. Dan Allāh adalah Zat Yang Perkasa dan memiliki
siksaan.” (QS Āli ‘Imrān: 4)

Allāh menceritakan tentang ucapan sebagian orang kafir yang mengatakan:

َ َ‫ق‬ َ ‫ْ َ َ ا‬
‫ِﺇﻥ َ ذﺍ ِﺇَل ق ْﻮ ُل ﺍﻟبش ِر‬

“Tidaklah Al-Qurān ini kecuali ucapan manusia.” (QS Al-Muddatstsir : 25)


Para rasul dan malaikat hanyalah sebagai perantara dalam menyampaikan kalamullāh,
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ َ َ ُ ‫ََ َق َ َ ُ َ َ ق‬ ُ َ ْ ُ ُّ َ ََ َ َ َ ‫َ ا ُ َ َ ُ َ ِّ ق‬
‫ﺎﻥ ﻋ َر ِﺑ ٍّﻲ‬
ٍ ‫) ِب ِﻠس‬٢٩٤( ‫ﻨذ ِﺭيﻦ‬
ِ ‫) ﻋﻠى قﻠ ِبك ِﻟﺘكﻮﻥ ِﻣﻦ ﺍﻟم‬٢٩٣( ‫) ﻧزل ِب ِﻪ ﺍﻟرﻭح ﺍأل ِﻣﻴﻦ‬٢٩١( ‫ﻨزيﻞ ﺭب ﺍﻟﻌﺎﻟ ِمﻴﻦ‬
ِ ‫ﻭ ِإﻧﻪ ﻟﺘ‬
٢٩١( ‫ُّﻣ ِﺒﻴﻦ‬

“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) diturunkan dari Rabbul ‘Ālamīn, turun dengannya Ar-
Rūhul Amīn (Jibrīl) atas hatimu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi pemberi
peringatan. Turun kitab tersebut dengan bahasa ‘Arab yang jelas.” (QS Asy-Syuarā : 192-
195)
Adapun firman Allāh

َ
‫ﻮل ﻛ ِر ٍيم‬ ُ َ ُ ْ ََ ُ ‫ا‬
ٍ ‫ِﺇﻧﻪ ﻟﻘﻮل ﺭﺳ‬

Yang Allāh sebutkan di dalam surat Al-Haaqqah ayat 40 dan Surat Takwīr ayat 19, yang
artinya:
“Sesungguhnya dia (Al-Qurān) dalam ucapan Rasul yang mulia.”
Maka maksudnya adalah penyandaran ucapan kepada yang menyampaikan.

200
Di dalam Surat Al-Hāqqah, yang dimaksud dengan “utusan” adalah Muhammad
shallallāhu ‘alayhi wa sallam, Di dalam surat At-Takwīr yang dimaksud dengan “utusan”
adalah malaikat Jibrīl ‘alayhissalām.

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah 'Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
"Beriman Dengan Nama-Nama Kitab Allāh Yang Kita Ketahui Namanya"

Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allāh adalah beriman dengan nama-nama
kitab Allāh yang telah Allāh dan Rasul-Nya beritahukan namanya kepada kita dan kita
ketahui namanya
1. Shuhuf Ibrahim dan Shuhuf Musa
Shuhuf Ibrahim diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Shuhuf Musa diturunkan kepada
Nabi Musa alayhima salam
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

َ َ‫ُص ُحﻒ ﺇ ْﺑ َرﺍ‬


َ ‫يم َﻭ ُﻣ‬
‫ﻮﺳى‬ ِ ِ ِ

“Yaitu Shuhufnya Ibrahim dan Musa” (Surat Al-A’la : 19)

2. Az Zabur diberikan kepada Nabi Daud 'alayhis salam


َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

َ ُ َ ََْ َ ۚ
ً ‫ﻭد َزُب‬
‫ﻮﺭﺍ‬ ‫ِ ﻭآتيﻨﺎ دﺍﻭ‬

”Dan Kami telah berikan kepada Daud kitab Zabur” (Surat An-Nisa : 163)
3. At Taurat yang diturunkan kepada Musa alayhis salam
4. Al Injil yang diturunkan kepada Nabi 'Isa alayhis salam
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

‫َ ا َ َ َ ْ َ ق َ َ ق َ ِّ ُ َ ِّ ً َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ا‬
َ ‫ﺍﻟﺘ ْﻮ َﺭ َﺍة َﻭ ْﺍﻹ ْﻧﺠ‬
‫يﻞ‬ ِ ِ ‫ﻧزل ﻋﻠيك ﺍﻟ ِكﺘﺎب ِبﺎﻟحق ﻣصﺪقﺎ ِﻟمﺎ ﺑﻴﻦ يﺪي ِﻪ ﻭﺃﻧزل‬

”Dia lah yang telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) dengan haq
membenarkan apa yang datang sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan at
Taurat dan Injil” (Surat Al-Imran : 3)
5. Al Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
Allāh berfirman :

ُ ُ‫ق‬
‫يﻪ ﺍﻟﻘ ْرآﻥ‬ َ ُْ َّ َ َ َ َ ُ ْ َ
ِ ‫شهر ﺭﻣضﺎﻥ ﺍﻟ ِذي ﺃﻧ ِزل ِﻓ‬

“Bulan Ramadhan yang diturunkan didalamnya Al Quran ” (Surat Al-Baqarah : 185)


Kita harus beriman dengan nama-nama kitab tersebut dan Nabi yang diturunkan
kepadanya adapun yang tidak kita ketahui namanya maka kita beriman secara global,

201
maksudnya kita beriman bahwa setiap Rasul memiliki kitab namun tidak semua kita
ketahui namanya sebagaimana firman Allāh
‫َ َْ َق َ َ َ ُ ُ ق َ َ َ ق َ َ َ ُ َ ا ُ ق‬ َ ِّ َ ‫َ َ ْ َ ْ َ ق َ ُ ُ َ َ ق‬
‫ﺎس ِبﺎﻟ ِﻘ ْس ِط‬ ‫ﺎﺕ ﻭﺃﻧزﻟﻨﺎ ﻣﻌهم ﺍﻟ ِكﺘﺎب ﻭﺍﻟ ِمﻴزﺍﻥ ِﻟيﻘﻮم ﺍﻟﻨ‬
ِ ‫ﻟﻘﺪ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ﺭﺳﻠﻨﺎ ِبﺎﻟﺒيﻨ‬
“Sungguh Kami telah mengutus Rasul-Rasul Kami dengan keterangan-keterangan yang
nyata dan Kami turunkan bersama mereka Kitab-kitab dan timbangan supaya manusia
berlaku adil” (Surat Al-Hadid : 25)
Dan Insya Allah akan datang penjelasan masing-masing dari kitab tersebut sesuai
dengan apa yang Allāh dan Rasul-Nya kabarkan didalam Al-Qur’an.

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Shuhuf Ibrāhīm”.

ٌ َ َ artinya adalah sesuatu yang digunakan untuk


Shuhuf adalah jama’ dari shahīfah (‫)صح ْيفة‬
menulis di dalamnya.
1. Shuhuf Ibrāhīm adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ َ‫ُص ُحﻒ ﺇ ْﺑ َرﺍ‬


َ ‫يم َﻭ ُﻣ‬
‫ﻮﺳى‬ ِ ِ ِ

“(Yaitu) Shuhufnya Ibrāhīm dan Mūsā.” (QS Al-A’lā: 19)


َ َ ُ َ َ
Dan Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬juga berfirman:
‫ا‬ َّ َ َ ْ َ
٣٢( ‫يم ﺍﻟ ِذي َﻭﻓى‬َ‫ﺍ‬ َ ُ ‫َﺃ ْم َﻟ ْم ُي َن اب قأ ب َمﺎ ﻓﻲ ُص ُح‬
ِ ‫) ﻭ ِإﺑر‬٣٢( ‫ﻒ ﻣﻮﺳى‬ِ ِ ِ

“Apakah dia belum dikabarkan dengan apa yang ada dalam Shuhuf Mūsā dan juga
Ibrāhīm yang telah menyempurnakan.” (QS An-Najm: 36-37)
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬telah mengisyaratkan Shuhuf Ibrāhīm ini di dalam firmanNya:

َ َ‫ﺎﻟﻠﻪ َﻭ َﻣﺎ ُﺃﻧز َل ﺇ َﻟ ْﻴ َﻨﺎ َﻭ َﻣﺎ ُﺃﻧز َل ﺇ َﻟى ﺇ ْﺑ َرﺍ‬


‫يم‬
َّ ‫َ ا‬
‫ب‬ ‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫آﻣ‬ ‫ﻮﺍ‬
ُ ُ
‫ﻮﻟ‬ ‫ق‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

“Katakanlah oleh kalian; Kami beriman dengan Allāh dan apa yang diturunkan kepada
kami dan apa yang diturunkan kepada Ibrāhīm.” (QS Al-Baqarah: 136)
2. Shuhuf Ibrāhīm diturunkan di malam pertama di bulan Ramadhān.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﺃﻧزﻟﺖ صحﻒ ﺇﺑرﺍَيم ﻋﻠيﻪ ﺍﻟسالم ﻓﻲ ﺃﻭل ﻟيﻠﺔ ﻣﻦ ﺭﻣضﺎﻥ‬

“Telah diturunkan Shuhuf Ibrāhīm ‘alayhissalām pada malam yang pertama di bulan
Ramadhān.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)
⇒ Shuhuf ini tidak diketahui keberadaannya, namun diketahui sebagian kandungannya.

202
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

‫ا‬
‫ﺎﻥ ِﺇَل َﻣﺎ‬ َ ْ ْ َ َْ ْ ََ َ ْ ُ َ ْ ٌ َ َ ُ َ ‫َا‬ ‫ا‬ َّ َ َ ْ َ
( ‫يم ﺍﻟ ِذي َﻭﻓى‬ َ ‫َﺃ ْم َﻟ ْم ُي َن اب قأ ب َمﺎ ﻓﻲ ُص ُحﻒ ُﻣ‬
ِ ‫) ﻭﺃﻥ ﻟ َي اﺲ ِﻟ َِل َنس‬٣٢( ‫) ﺃَل ت ِزﺭ َﻭ ِﺍز َﺭة ِﻭزﺭ ﺃﺧ قرى‬٣٢ َ‫ﺍ‬
ِ ‫) ﻭ ِإﺑر‬٣٢( ‫ﻮﺳى‬ ِ ِ ِ
َ َ ْ َ ُ ُ َ َ َ ْ ُ َ ِّ َ ‫َ ا‬ َ َْْ َ َ َ ‫ُ ا ُ ْ َ ُ ق‬ ُ َ ْ َ ُ َْ َ ‫ََا‬
‫) ﻭﺃﻧﻪ َﻮ ﺃضحك‬٤١( ‫) ﻭﺃﻥ ِﺇﻟى ﺭبك ﺍﻟمﻨﺘهى‬٤٢( ‫) ثم يﺠزﺍه ﺍﻟﺠزﺍء ﺍألﻭﻓى‬٤١( ‫) ﻭﺃﻥ ﺳﻌيﻪ ﺳﻮف يرى‬٣٩( ‫َﺳ َﻌى‬ َ
ََ ‫َا‬ َ ُ َ َ ْ ُ ْ َ ُْ ْ َ ‫ا‬ َ ‫َا ُ َ َ َ ا‬ ْ َ َ َ ُ ُ ‫َا‬ َ َْ
‫) َﻭﺃﻥ ﻋﻠ ْي ِﻪ‬٤٢( ‫) ِﻣﻦ ﻧﻄف ٍﺔ ِﺇذﺍ ت ْمﻨى‬٤١( ‫) َﻭﺃﻧﻪ ﺧﻠق ﺍﻟز ْﻭﺟ ْﻴ ِﻦ ﺍﻟذﻛ َر َﻭﺍألﻧﺜى‬٤٤( ‫) َﻭﺃﻧﻪ َ َﻮ ﺃ َﻣﺎﺕ َﻭﺃح َيﺎ‬٤٣( ‫َﻭﺃبﻜى‬
َ َ َ َ ُ ْ ً َ َ َ ْ َ ُ ‫َا‬ ِّ ُّ ُ ُ ‫َا‬ َ ْ َ َ ْ َ ُ ُ ‫َا‬ ُْْ ََ ْ ‫ا‬
‫) َﻭث ُمﻮد ﻓ َمﺎ‬١١( ‫) َﻭﺃﻧﻪ ﺃَﻠك ﻋﺎدﺍ ﺍألﻭﻟى‬٤٩( ‫) َﻭﺃﻧﻪ َ َﻮ َﺭب ﺍﻟش ْﻌ َرى‬٤٢( ‫) َﻭﺃﻧﻪ َ َﻮ ﺃﻏﻨى َﻭﺃقﻨى‬٤٢( ‫ﺍﻟنشأة ﺍألﺧ َرى‬
‫َ ا‬ َ ‫ََ ا‬ ْ َ َ َ َْ ‫ق‬ َ َْ َ ‫اُ َ ُ ُ َق‬ َ ْ ُ َ َ َْ
١٤( ‫) ﻓغشﺎَﺎ َﻣﺎ ﻏشى‬١٣( ‫) َﻭﺍﻟ ُمﺆت ِفﻜﺔ ﺃَ َﻮى‬١١( ‫) َﻭق ْﻮ َم ﻧوح ِﻣﻦ ق ْب ُﻞ ِﺇﻧه ْم كﺎﻧﻮﺍ َ ْم ﺃظﻠ َم َﻭﺃطغى‬١٢( ‫ﺃبﻘى‬

“Apakah belum dikabarkan kepadanya tentang apa yang ada di dalam Shuhuf Mūsa dan
Ibrāhīm yang telah menyempurnakan? Yaitu bahwasanya sebuah jiwa tidak
menanggung dosa jiwa yang lain. Dan bahwasanya seorang manusia tidak memiliki
kecuali apa yang dia usahakan. Dan bahwasanya usaha dia akan diperlihatkan
kepadanya. Kemudian dibalas dengan balasan yang paling sempurna. Dan bahwasanya
hanya kepada Rabbmu kesudahan. Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang
tertawa dan menangis. Dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.
Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan pasangan laki-laki dan wanita dari air mani
yang dipancarkan. Dan bahwasanya atas-Nyalah penciptaan yang lain yaitu
kebangkitan. Dan bahwasanya Dia yang memberikan kecukupan dan menjadikan ridha.
Dan bahwasanya Dia adalah Rabb bagi Asy-Syi’ra (yaitu nama sebuah bintang yang
disembah). Dan bahwasanya Dialah yang menghancurkan kaum ‘Ād yang pertama.
Demikian pula Tsamūd. Maka Dia tidak menyisakan. Dan juga kaum Nūh sebelumnya.
Sesungguhnya dahulu mereka lebih zhalim dan lebih durhaka. Dan negeri-negeri kaum
Lūth yang telah Allāh hancurkan. Maka Allāh menimpakan atas negeri itu adzab besar
yang menimpanya.” (QS An-Najm: 36-54)
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬juga berfirman:

َ َ ‫ا‬ َ َْ َ ُ َْ ْ ُّ َ َ ‫َ ق‬ ُْ َ َّ َ ِّ ْ ‫) َﻭ َذ َك َر‬٢٤( ‫َق ْﺪ َﺃ ْﻓ َﻠ َح َﻣ ْﻦ َت َز َّﻛى‬


‫) ِﺇﻥ َذﺍ‬٢٢( ‫) َﻭﺍَل ِﺧ َرة ﺧ ْﻴ ٌر َﻭﺃبﻘى‬٢٢( ‫) ب ْﻞ تﺆ ِث ُرﻭﻥ ﺍﻟح َيﺎة ﺍﻟﺪﻧ َيﺎ‬٢١( ‫ﺍﺳ َم َﺭب ِﻪ ﻓ َصﻠى‬
َ َ‫) ُص ُحﻒ ﺇ ْﺑ َرﺍ‬٢( ‫ﻭﻟى‬
َ ‫يم َﻭ ُﻣ‬ َ ُْ ُ ُّ َ
)٢٩( ‫ﻮﺳى‬ ِ ِ ِ ‫ﻒ ﺍأل‬ ِ ‫ﻟ ِفﻲ ﺍﻟصح‬

“Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwa dan mengingat nama Rabbnya
kemudian shalat. Akan tetapi kalian mendahulukan kehidupan dunia. Dan akhirat itu
lebih baik dan lebih kekal. Sesungguhnya yang demikian ada di dalam Shuhuf yang
terdahulu, yaitu Shuhuf Ibrāhīm dan Mūsa.” (QS Al-A’lā: 14-19)

Halaqah yang ke-7 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Shuhuf Mūsā dan Kitab Az-Zabūr”.

Allāh menyebutkan Shuhuf Mūsā dan sebagian isinya di dalam Surat Al-A’la dan An-
Najm, sebagaimana telah disebutkan ayat-ayatnya di dalam halaqah sebelumnya. Ada
sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Mūsā berbeda dengan At-Taurāt,

203
diantaranya adalah Syaikh Shālih Alu Syaikh hafizhahullāh. Dan sebagian ulama yang
lain mengatakan bahwa Shuhuf Mūsā adalah bagian dari Kitab At-Taurāt, seperti Syaikh
‘Abdurrazzāq Afifiy rahimahullāh. Dan sebagian yang lain mengatakan bahwa Shuhuf
Mūsā sama dengan kitab At-Taurāt, diantaranya adalah Syaikh Shālih Fawzān
hafizhahullāh. Wallāhu a’lam, mana diantara pendapat-pendapat ini yang lebih kuat.
Namun seorang yang beriman wajib beriman secara global dengan semua kitab yang
Allāh turunkan kepada para RasulNya. Az-Zabur, maka kalimat Az-Zabūr, secara bahasa
artinya adalah kitāb, jamaknya adalah Az-Zubur. Allāh berfirman:

ُ ُّ ُ ُ َ َ ُ
‫َﻭَك ُّﻞ ش ْﻲ ٍء ﻓ َﻌﻠﻮه ِﻓﻲ ﺍﻟْب ِر‬

“Dan segala yang mereka lakukan tertulis di dalam Az-Zubur.” (QS Al-Qamr : 52)
Maksudnya adalah semuanya tertulis di dalam kitab-kitab yang ada di tangan malaikat.
Yang kita ketahui tentang Az-Zabūr bahwasanya, Kitab ini diturunkan kepada Nabi
Dāwūd ‘alayhissalām, Sebagaimana firman Allāh di dalam surat An-Nisā dan Al-Isrā

ً َُ َ َ ََْ
‫َﻭآتيﻨﺎ د ُﺍﻭﻭد زبﻮﺭﺍ‬

“Dan Kami telah berikan kepada Dāwūd kitab Zabūr.” (An-Nisā : 163 dan Al-Isrā : 55)
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ ‫ُ ِّ ق‬ َ ‫ق‬ ْ ْ َ َ َ ُ َُْ َ َ ‫ق‬ ُ‫ُ َ َ َ ا‬ َُْ َ ْ ‫ا‬ ‫ُ َ َ َ ا‬ ُْ


‫ َﻭﻓضﻠﺖ ؛‬، ‫يﻞ ؛ ﺍﻟ َمﺜ ِﺎﻧ َﻲ‬
ِ ‫ﺠ‬ِ ‫ﻧ‬‫ﺍﻹ‬
ِ ‫ﺎﻥ‬ ‫ك‬ ‫ﻣ‬ ‫يﺖ‬‫ﻄ‬ِ ‫ﻋ‬‫ﺃ‬‫ﻭ‬ ، ‫ﻴﻦ‬‫ئ‬ِ ‫م‬ ‫ﺍﻟ‬ ‫؛‬ ‫ﻮﺭ‬
ِ ‫ب‬ْ‫ﺍﻟ‬ ‫ﺎﻥ‬ ‫ك‬ ‫ﻣ‬ ‫يﺖ‬‫ﻄ‬ِ ‫ﻋ‬‫ﺃ‬‫ﻭ‬ ‫ع‬ ‫ﺒ‬‫ﺍﻟس‬ ‫؛‬ ‫ﺍة‬
ِ ‫ﺭ‬َ ‫ﺍﻟﺘ ْﻮ‬ ‫ﺎﻥ‬ ‫ك‬ ‫ﻣ‬ ‫يﺖ‬ ‫ﻄ‬ِ ‫ﻋ‬ ‫ﺃ‬
‫ا‬ َ ُ ‫ق‬
‫ِبﺎﻟمفص ِﻞ‬

“Aku telah diberi As-Sab’u yang sebanding dengan kitab Taurāt. Dan aku diberi Al-Maīn
yang sebanding dengan kitab Az-Zabūr. Dan aku diberi Al-Matsāniy yang sebanding
dengan kitab Al-Injīl. Dan aku dikaruniai kelebihan dengan Al-Mufashshal.” (HR Ahmad
dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy rahimahullāh)
Yang dimaksud dengan As-Sab’u, Al-Maīn, Al-Matsāniy dan Al-Mufashshal adalah nama
kumpulan surat yang ada di dalam Al-Qurān.
Az-Zabūr diturunkan di bulan Ramadhān, Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻭﺃﻧزل ﺍﻟْبﻮﺭ ﻟﺜمﺎﻥ ﻋشرة ﺧﻠﺖ ﻣﻦ ﺭﻣضﺎﻥ‬

“Dan diturunkan Az-Zabūr setelah berlalu 18 hari di bulan Ramadhān.” (HR Ath-
Thabrāniy di dalam Al-Mu’jamul Kabīr dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albāniy
rahimahullāh)

Halaqah yang ke-8 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah Bagian yang Pertama”.

204
ُ َّ
At-Tauratu (‫ )الت ْو َراة‬berasal dari bahasa Ibrani yang artinya ajaran. Diantara kabar yang
kita ketahui tentang Taurat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits:
Pertama : Kitab Taurat/At-Taurah ini diturunkan kepada Nabi Musa ‘alayhissalam, Allah
berfirman:

ُّ ‫ﺎب َﻭ َق اف ْﻴ َﻨﺎ ﻣ ْﻦ َب ْﻌﺪه ب‬


‫ﺎﻟر ُﺳ ِﻞ‬
َ َ ‫َََ ْ ََْ ُ َ ق‬
‫ﻭﻟﻘﺪ آتيﻨﺎ ﻣﻮﺳى ﺍﻟ ِكﺘ‬
ِ ِ ِ ِ

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (Kitab Taurat) dan Kami
susulkan setelahnya dengan Rasul-rasul.” (Surat Al-Baqarah: 87)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ َ
َ ‫آد ُم ﻟ ُم‬ ‫َ ق َ ا‬ َُ ْ ْ َ ‫َ ْ َْ َ ا‬ َّ َ ْ َ َ ‫ َﻓ َﻘ‬، ‫ﻮﺳى‬ َ ََ‫ق‬ َ َْ
‫ﻮﺳى‬ ِ ‫ َقﺎل‬، ‫ َﻭﺃﺧ َرﺟﺘه ْم ِﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨ ِﺔ‬، ‫ﺎس‬ َ ‫ﺍﻟﻨ‬ ‫ آﻧﺖ ﺍﻟ ِذي ﺃشﻘيﺖ‬: ‫ﻮﺳى َلد َم‬َ ‫ﺎل ُﻣ‬ َ ‫آد ُم َﻭ ُﻣ‬ ‫ ﺍﻟﺘﻘى‬: ‫ﺃﻧﺖ‬
َ َ َ َ َ ْ ‫َ َْ َ َ َ َ ْ َ ا‬ َْ َ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ َ َ ْ َّ َ ُ
، ‫ ﻧ َﻌ ْم‬: ‫ﺎل‬ ‫ ﻭﺃﻧزل ﻋﻠيك ﺍﻟﺘﻮﺭﺍة ؟ ق‬، ‫ﺍصﻄفﺎك ِﻟﻨف ِس ِﻪ‬‫ ﻭ‬، ‫ﺍصﻄفﺎك ﺍﻟﻠﻪ ِﺑ ِر َﺳﺎﻟ ِﺘ ِﻪ‬ ‫ﻮﺳى ﺍﻟ ِذي‬ ‫ﻣ‬

“Bertemu Adam dan Musa, maka berkata Musa kepada Adam, Apakah engkau adalah
Adam yang telah menyengsarakan manusia dan mengeluarkan mereka dari surga?
Adam berkata, apakah engkau adalah Musā yang Allah telah memilihmu dengan risalah-
Nya dan memilihmu untuk diri-Nya dan menurunkan kepadamu Kitab Taurat? Mūsā
berkata, ‘Ya’.” (HR Bukhāri dan Muslim)

Ke-2 :Disana ada beberapa kata di dalam Al-Quran yang Allh gunakan untuk kitab
Taurat ini.
1. At-Taurah
Dan ini yang paling banyak Allah pakai di dalam Al-Quran.
َ َ ُ َ َ
Diantaranya, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

‫َ ا َ َ َ ْ َ ق َ َ ق َ ِّ ُ َ ِّ ً ِّ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ا‬
َ ‫ﺍﻟﺘ ْﻮ َﺭ َﺍة َﻭ ْﺍﻹﻧﺠ‬
‫يﻞ‬ ِ ِ ‫ﻧزل ﻋﻠيك ﺍﻟ ِكﺘﺎب ِبﺎﻟحق ﻣصﺪقﺎ ﻟمﺎ ﺑﻴﻦ يﺪي ِﻪ ﻭﺃﻧزل‬

“Dia telah menurunkan atasmu Al-Kitab (yaitu Al-Quran) dengan benar, membenarkan
kitab-kitab sebelumnya dan Dialah yang telah menurunkan Taurat dan Injil.” (Surat Āli
‘Imrān: 3)
Diantara nama lain Taurat adalah:
2. Al-Kitab
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ُّ ‫ﺎب َﻭ َق اف ْﻴ َﻨﺎ ﻣ ْﻦ َب ْﻌﺪه ب‬


‫ﺎﻟر ُﺳ ِﻞ‬
َ َ ‫َََ ْ ََْ ُ َ ق‬
‫ﻭﻟﻘﺪ آتيﻨﺎ ﻣﻮﺳى ﺍﻟ ِكﺘ‬
ِ ِ ِ ِ

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa Kitab (yaitu Taurat) dan Kami susulkan
setelahnya dengan rasul-rasul.” (Surat Al-Baqarah: 87)
3. Al-Furqan
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

205
َ ‫ق ِّ ق ا‬ َ َ ُ‫َ ق‬ َ َ ‫َﻭ َﻟ َﻘ ْﺪ َآت ْي َﻨﺎ ُﻣ‬
‫ﻮﺳى َﻭَ ُﺎﺭﻭﻥ ﺍﻟف ْرقﺎﻥ َﻭ ِض َي ًﺎء َﻭ ِذﻛ ًرﺍ ﻟﻠ ُمﺘ ِﻘﻴﻦ‬

“Dan sungguh Kami telah berikan kepada Musa dan Hārūn Al-Furqan (yaitu Taurat) dan
cahaya serta peringatan bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Surat Al-Anbiyā: 48)
4. Kitab Musa
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ً ْ ُ َ َ ْ
‫ﻮﺳى ِﺇ َﻣ ًﺎﻣﺎ َﻭ َﺭح َمﺔ‬
َ ‫ﺎب ُﻣ‬ ‫َﻭ ِﻣﻦ ق ْب ِﻠ ِﻪ ِﻛﺘ‬

“Dan sebelum Al-Quran adalah kitab Musā sebagai imam dan rahmat.” (Surat Al-Ahqāf:
12)
Diantara nama lain dari At-Taurāh adalah:
5. Al-Alwah
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ُ ً َْ ً َ َ ُ ْ َ
َ ‫ﺍأل قﻟ‬ ُ َ َََْ
‫ﺍح ِﻣﻦ ك ِّﻞ ش ْﻲ ٍء َﻣ ْﻮ ِﻋظﺔ َﻭتف ِصيال ِﻟك ِّﻞ ش ْﻲ ٍء‬
ِ ‫ﻮ‬ ‫َﻭكﺘبﻨﺎ ﻟﻪ ِﻓﻲ‬

“Dan Kami telah menulis untuknya (yaitu untuk Musa) di dalam Al-Alwah (yaitu
Taurat) segala sesuatu sebagai nasihat dan perincian untuk segala sesuatu.” (Surat Al-
A’rāf: 145)
Dan di dalam sebuah riwayat yang lain di dalam Shahih Muslim dari kisah percakapan
antara Nabi Adam dengan Musa ‘alayhimassalam.
Nabi Adam berkata kepada Musa:

‫ﻭﺃﻋﻄﺎك ﺍألﻟﻮﺍح ﻓﻴهﺎ ﺑيﺎﻥ كﻞ شﻲء‬


“Dan Allah memberimu Al-Alwah, di dalamnya penjelasan segala sesuatu.”
6. Shuhuf Musa
Menurut sebagian ulama yang berpendapat bahwa Shuhuf Musa adalah Taurat.

Halaqah yang ke-9 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah (Bagian 2)”.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits,
Ke-3 : Bahwasanya Allah telah menulis At-Taurah dengan tangan-Nya.
Di dalam sebagian riwayat dari kisah percakapan antara Nabi Adam dan Musa
‘alayhimassalam, Nabi Adam berkata kepada Musā:

‫َ ا‬
‫ﻭﺧط ﻟك ﺍﻟﺘﻮﺭﺍة ﺑيﺪه‬

“Dan Dialah yang telah menulis untukmu At-Taurah dengan tangan-Nya.” (HR Abū
Dāwūd, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albaniy rahimahullah)

206
Diantara kabar yang kita ketahui tentang Taurat adalah,
Ke-4 : Sebagian yang terkandung di dalam kitab ini.
Dan diantara kandungan Taurat:
1. Beberapa perkara yang terkandung didalam shuhuf ibrahim alayhissalam
Sebagaimana telah berlalu penjelasannya, Ini bagi yang berpendapat bahwa Shuhuf
Musa adalah Taurat.
2. Hukum hukum untuk bani israil
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ُ َ َ َّ َ َ َ َّ َ ‫ا َ ْ َ ق َ ا ْ َ َ َ ُ ً َ ُ ٌ َ ْ ُ َ ا‬
‫ﻮﺭ يحك ُم ِﺑهﺎ ﺍﻟﻨ ِب ُّﻴﻮﻥ ﺍﻟ ِذيﻦ ﺃ ْﺳﻠ ُمﻮﺍ ِﻟﻠ ِذيﻦ َﺎدﻭﺍ‬ ‫ِﺇﻧﺎ ﺃﻧزﻟﻨﺎ ﺍﻟﺘﻮﺭﺍة ِﻓﻴهﺎ َﺪى ﻭﻧ‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya
yang dengan kitab tersebut para Nabi yang berserah diri memberi keputusan atau
menghukumi untuk orang-orang Yahudi.” (Surat Al-Maidah : 44)
Kemudian di dalam ayat setelahnya, Allah mengabarkan sebagian hukum-hukum
tersebut yaitu tentang Hukum Qishash.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ُ ‫ِّ ِّ ق‬ ‫َ ق َ ْ َ ق َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ ُ َ ِّ ا‬ ْ‫َ َََْ ََْ ْ َ َ ا اْ َ ا‬


ۚ ٌ ‫ﺎﻟسﻦ َﻭﺍﻟﺠ ُرﻭح ِق َصﺎ‬ ‫ﺍﻟسﻦ ِب‬ ‫ﻒ ﻭﺍألذﻥ ِبﺎألذ ِﻥ ﻭ‬
ِ ‫ﺲ ﻭﺍﻟﻌﻴﻦ ِبﺎﻟﻌﻴ ِﻦ ﻭﺍألﻧﻒ ِبﺎألﻧ‬
ِ ‫ﺲ ِبﺎﻟﻨ‬
‫ف‬ ‫ﻭكﺘبﻨﺎ ﻋﻠﻴ ِهم ِﻓﻴهﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﻨف‬
ُ َ ٌ َ ‫َُ َ َ ا‬ َ ‫َ ْ َ ا‬
ۚ ‫ﻓ َمﻦ ت َصﺪُ ِب ِﻪ ﻓهﻮ ﻛفﺎﺭة ﻟﻪ‬

“Dan Kami tetapkan bagi mereka dalam Taurat bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata
dibalas dengan mata, hidung dibalas dengan hidung, telinga dibalas dengan telinga, gigi
dibalas dengan gigi dan luka-lukapun ada qishashnya. Maka barangsiapa bershadaqah
dengannya (yaitu dengan melepas hak qishashnya) maka itu menjadi penebus dosa
baginya.” (Surat Al-Māidah : 45)
Dan diantara kandungan At-Taurah,
3. Kabar gembira tentang kedatangan Nabi muhammad ‫ﷺ‬
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ْ َ َْ‫ا‬ ْ ُ َ ً ُ‫َ ُ َ ُ َ ق‬ َّ ‫َّ َ َ ا ُ َ ا ُ َ ا ا ْ ُ ِّ ا‬


‫يﻞ‬
ِ ‫ﻧﺠ‬
ِ ‫ﺍﻟ ِذيﻦ يت ِبﻌﻮﻥ ﺍﻟرﺳﻮل ﺍﻟﻨ ِﺒﻲ ﺍألﻣﻲ ﺍﻟ ِذي ي ِﺠﺪﻭﻧﻪ ﻣكﺘوبﺎ ِﻋﻨﺪَم ِﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺭ ِﺍة ﻭ ِﺍﻹ‬

“Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul lagi Nabi yang ummi, (yaitu tidak membaca
dan tidak menulis) yang namanya mereka temukan tertulis di sisi mereka di dalam
Taurat dan Injil.” (Surat Al-A’raf : 157)
Diantara kandungan Taurat adalah tentang,
4. Penyebutan sebagian sifat shahabat Rasulullah ‫ﷺ‬
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ً ْ َّ َ ً ْ َ َ ُ َ ْ َ ً ‫ا‬ َّ ُ َ ُ َ ْ َ َ ‫ُ َ ا ََ ق ُا‬ َ َّ َّ ُ ُ ‫ُ َ ا ٌ ا‬
‫ﻮل ﺍﻟﻠ ِﻪ ۚ َﻭﺍﻟ ِذيﻦ َﻣ َﻌﻪ ﺃ ِشﺪ ُﺍء ﻋﻠى ﺍﻟكف ِﺎﺭ ُﺭح َم ُﺎء ﺑيﻨه ْم ت َرﺍَ ْم ُﺭك ًﻌﺎ ُﺳﺠﺪﺍ يبﺘغﻮﻥ ﻓضَل ِّﻣﻦ ﺍﻟﻠ ِﻪ َﻭ ِﺭض َﻮﺍﻧﺎ‬ ‫ﻣحمﺪ ﺭﺳ‬
ْ ْ َُُ َ َ َْ ‫ا‬ ْ َُُ َ َ َ ُ ُّ َ
َ ْ ِّ ُ ُ ْ ُ َ
‫يﻞ‬
ِ ‫ﻧﺠ‬ِ ‫ﻮد ۚ ذ ِﻟك ﻣﺜﻠهم ِﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺭ ِﺍة ۚ ﻭﻣﺜﻠهم ِﻓﻲ ِﺍﻹ‬ ِ ‫ﻮَ ِهم ﻣﻦ ﺃث ِر ﺍﻟسﺠ‬ ِ ‫ِﺳيمﺎَم ِﻓﻲ ﻭﺟ‬

207
“Muhammad adalah Rasulullah, dan orang-orang yang bersamanya (yaitu para
shahabat) keras terhadap orang-orang kafir, saling menyayangi di antara mereka.
Engkau melihat mereka ruku' lagi sujud mencari karunia dan keridhaan dari Rabb
mereka. Tanda mereka ada di wajah-wajah mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-
sifat mereka di dalam Taurat dan sifat-sifat mereka di dalam Injil.” (Surat Al-Fath : 29)
Diantara kandungan Taurat,
5. Bahwasanya Allah membeli jiwa dan harta orang orang yang beriman dengan surga
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ََ ً ْ َ َُ ُْ َ ُُ ْ َ ّ َ ُ َُ َ‫َ َ ُ َ ُ ْ ََْ َ َُ َ ا َُ ُ َ ا‬ ْ ‫َ ق‬ َ ْ َ ّ ‫ا‬


‫يﻞ ﺍﻟﻠ ِﻪ ﻓ َيﻘﺘﻠﻮﻥ َﻭيﻘﺘﻠﻮﻥ َﻭﻋﺪﺍ ﻋﻠ ْي ِﻪ‬ ِ ‫ب‬ِ
َ ‫ﻮﻥ ﻓﻲ‬
‫ﺳ‬ ِ ‫ِﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺍشﺘ َرى ِﻣﻦ ﺍﻟ ُمﺆ ِﻣ ِﻨﻴﻦ ﺃﻧفسهم ﻭﺃﻣﻮﺍﻟهم ِبأﻥ ﻟهم ﺍﻟﺠﻨﺔ يﻘ ِﺎتﻠ‬
ُ َ‫َ َ ُ ق‬ ُ َ َ َّ ُ َ ‫ق‬ َْ ْ َ ّ َ ْ َ َ ْ ْ ُ ‫ﺍﻟﺘ ْﻮ َﺭﺍة َﻭﺍﻹﻧﺠ َ ق‬
‫ا‬ ًّ َ
‫ﺎﺳﺘب ِش ُرﻭﺍ ِﺑب ْي ِﻌك ُم ﺍﻟ ِذي بﺎي ْﻌﺘم ِب ِﻪ َﻭذ ِﻟك َ َﻮ ﺍﻟف ْﻮز‬ ‫آﻥ َﻭ َﻣﻦ ﺃ ْﻭﻓى ِب َﻌه ِﺪ ِه ِﻣﻦ ﺍﻟﻠ ِﻪ ﻓ‬
ِ ‫يﻞ ﻭﺍﻟﻘر‬ ِ ِ ِ ِ ‫حﻘﺎ ِﻓﻲ‬
ُ ‫قﺍﻟ َﻌظ‬
‫يم‬ ِ

“Sesungguhnya Allāh telah membeli dari orang-orang yang beriman diri-diri mereka
dan harta-harta mereka dengan surga. Mereka berperang di jalan Allah kemudian
mereka membunuh dan dibunuh. Janji Allah yang haq di dalam Taurāt, Injil dan Al-
Quran. Dan siapa yang lebih menyempurnakan janji daripada Allah? Maka hendaklah
kalian bergembira dengan jual beli yang kalian lakukan, yang demikian adalah
keuntungan yang besar.” (Surat At-Taubah : 111)

Halaqah yang ke-10 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah (Bagian 3)”.

Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Taurat di dalam Al-Quran dan Al-
Hadits,
Ke-5 : Bahwasanya Kitab Taurat adalah kitab yang Allah turunkan khusus untuk Bani
Israil.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ َ ‫َ ََْ ُ َ ق‬
َ ‫ﺎب َﻭ َﺟ َﻌ قﻠ َﻨ ُﺎه َُ ًﺪى ِّﻟ َﺒﻨﻲ ﺇ ْﺳ َرﺍﺋ‬
‫يﻞ‬ ِ ِ ِ ‫ﻭآتيﻨﺎ ﻣﻮﺳى ﺍﻟ ِكﺘ‬

“Dan Kami telah berikan kepada Musa Al-Kitab (yaitu Taurat) dan Kami jadikan kitab
tersebut sebagai petunjuk bagi Bani Isrāīl.” (Surat Al-Isrā: 2)

Ke-6 Bahwasanya Kitab Taurat diturunkan dengan bahasa ‘Ibrani.


Berkata Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

‫كﺎﻥ ﺃَﻞ ﺍﻟكﺘﺎب يﻘرﺅﻭﻥ ﺍﻟﺘﻮﺭﺍة بﺎﻟﻌﺒرﺍﻧيﺔ ﻭيفسرﻭﻧهﺎ بﺎﻟﻌربيﺔ ألَﻞ ﺍﻹﺳالم‬

“Dahulu Ahlul Kitab (yaitu orang-orang Yahudi) membaca Taurat dengan bahasa Ibrani
dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab untuk orang-orang Islam.” (Atsar ini
dikeluarkan oleh Al-Imām Al-Bukhāri di dalam Shahīhnya)

208
Ke-7 : Sebagian Kitab Taurat telah diubah oleh orang-orang Yahudi dan disesuaikan
dengan hawa nafsu mereka.
َ َ ُ َ َ
Sebagaimana firman Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

ْ َ ْ َ َ َ ‫َ َ ً َ ً َ َ ْ ٌ َّ ُ ِّ ا‬ َّ
ُ ‫ﺍﻟﻠﻪ ﻟ َي ْش َﺘ‬ ْ َ َ َ ُ َُ ‫ْ ُا‬ ْ َ َ َ ‫َ َ ْ ٌ ِّ َّ َ َ ق ُ ُ َ ق‬
‫يه ْم‬
ِ ‫ﺪ‬ِ ‫ي‬ ‫ﺃ‬ ‫ﺖ‬ ‫ب‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻛ‬ ‫ﺎ‬ ‫م‬‫ﻣ‬ ‫م‬‫ه‬ ‫ﻟ‬ ‫ﻞ‬ ‫ي‬‫و‬ ‫ﻓ‬ ‫يَل‬‫ﻠ‬ِ ‫ق‬ ‫ﺎ‬‫ﻨ‬‫م‬ ‫ث‬ ‫ﻪ‬
ِ ‫ب‬
ِ ‫ﻭﺍ‬‫ر‬ ِ ِ ‫ﻨﺪ‬
ِ ‫ﻋ‬ِ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﺍ‬ ‫ذ‬ َ ‫ﻮﻥ‬ ‫ﻮﻟ‬‫ﻘ‬‫ي‬ ‫م‬ ‫ث‬ ‫م‬ ‫يه‬
ِ ‫ﻓويﻞ ﻟ َّﻠ ِذيﻦ يكﺘﺒ قﻮﻥ ﺍﻟ ِ َكﺘﺎب ِبأ‬
‫ﺪ‬ِ ‫ي‬
َ ُ ْ
‫َﻭ َﻭي ٌﻞ ﻟهم ِّﻣ امﺎ يك ِس ُﺒﻮﻥ‬

“Maka sungguh kecelakaan bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan-
tangan mereka kemudian berkata, ‘Ini adalah dari sisi Allah untuk menjualnya dengan
harga murah. Maka kecelakaan bagi mereka karena apa yang ditulis tangan-tangan
mereka dan kecelakaan bagi mereka karena apa yang mereka usahakan.” (Surat Al-
Baqarah: 79)
َ َ ُ َ َ
Dan sebagaimana firman Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

ُ َّ ْ ْ ُ َ ُ َُ َ ‫َ َ ُ َ َ ق‬ َ ‫َ ْ َ ُ ُ َ ق‬ َ ‫َ ا ْ ُ ْ َ َ ً َ ق ُ َ َق َ َ ُ ْ ق‬
‫ﺎب َﻭيﻘﻮﻟﻮﻥ َ َﻮ ِﻣﻦ ِﻋﻨ ِﺪ ﺍﻟﻠ ِﻪ َﻭ َﻣﺎ َ َﻮ‬ ‫ﺘ‬‫ك‬ِ ‫ﺍﻟ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﻮ‬ َ ‫ﺎ‬‫ﻣ‬‫ﻭ‬ ‫ﺎب‬ ‫ﺘ‬‫ك‬ِ ‫ﺍﻟ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﻮه‬ ‫ﺒ‬‫س‬ ‫ح‬ ‫ﺘ‬‫ﻟ‬ِ ‫ﺎب‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻭ ِإﻥ ِﻣﻨهم ﻟف ِريﻘﺎ يﻠﻮﻭﻥ ﺃﻟ ِسنﺘهم بﺎﻟ ِك‬
ِ ِ َ ُ َ ْ َ ْ ُ َ ِ َ َ ِ ‫َّ ق‬ َ َ َ ُ ُ َ َّ ْ ْ
‫ِﻣﻦ ِﻋﻨ ِﺪ ﺍﻟﻠ ِﻪ َﻭيﻘﻮﻟﻮﻥ ﻋﻠى ﺍﻟﻠ ِﻪ ﺍﻟك ِذب ﻭَم يﻌﻠمﻮﻥ‬

“Dan sungguh diantara mereka ada sekelompok orang yang membolak-balik lisan-lisan
mereka dengan Al-Kitab supaya mereka kalian menyangka bahwa itu adalah Al-Kitab
dan mereka berkata, Ini adalah dari sisi Allah padahal itu bukan dari sisi Allāh dan
mereka mengatakan kedustaan atas nama Allāh padahal mereka mengetahui.” (Surat Ali
‘Imran: 78)

Halaqah yang ke-11 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab At-Taurah (Bagian 4)”.

Diantara yang menunjukkan Taurat sudah mengalami perubahan, bahwasanya Taurat


yang sekarang yang dinamakan oleh orang Nashrani dengan perjanjian lama
didalamnya ada perkara perkara yang bertentangan dengan Al-Quran.
Diantaranya :
1. Menyifati Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak baginya.
َ َ ُ َ َ ُ
Diantaranya mereka Menyifati Allah ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬, Dengan rasa letih, Didalam Perjanjian
Lama keluaran pasal 31 ayat 17, disebutkan didalamnya sebab enam hari lamanya
Tuhan menjadikan Langit dan Bumi dan pada hari yang ke-7 Ia berhenti bekerja untuk
beristirahat dan Allah telah membantah ucapan mereka ini didalam firman-Nya :

ُ ُ ْ َ ‫ا َا َ َ َ ا‬ َ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ‫ﺍﻟس َم َﺎﻭ‬
‫َﻭ َﻟ َﻘ ْﺪ َﺧ َﻠ ْﻘ َﻨﺎ ا‬
‫ﻮب‬
ٍ ‫ﺍﺕ ﻭﺍألﺭﺽ ﻭﻣﺎ ﺑيﻨهمﺎ ِﻓﻲ ِﺳﺘ ِﺔ ﺃي ٍﺎم ﻭﻣﺎ ﻣسﻨﺎ ِﻣﻦ ﻟ‬
‫غ‬ ِ

“Dan sungguh Kami telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara
keduanya dalam enam hari dan Kami tidak tertimpa rasa letih” (Qaaf : 38)

209
Dengan mereka juga menyifati Allah dengan sifat penyesalan, didalam keluaran pasal
ke-32 ayat ke-14 disebutkan
“Dan menyesalah Tuhan karena malapetaka yang dirancangNya atas umatNya”
Padahal sifat penyesalan hanya timbul dari zat yang tidak mengetahui akibat sesuatu,
dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang sudah berlalu maupun yg akan datang,
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Berfirman :

َّ ‫ا‬
ٌ ‫ﺍﻟﻠ َﻪ ب ُك ِّﻞ َش ْﻲء َﻋﻠ‬
…‫يم‬ ِ ٍ ِ ‫ۗ ِﺇﻥ‬

“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al-Anfal : 75)


َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Berfirman :

َُ‫َ ق‬ َْ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ
… ‫يه ْم َﻭ َﻣﺎ ﺧﻠفه ْم‬
ِ ‫ ۚ يﻌﻠم ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺃي ِﺪ‬..

“Dia Mengetahui apa yang didepan mereka yaitu apa yang telah berlalu dan apa yang
dibelakang mereka yaitu apa yang akan datang ” (Al-Baqarah : 255)
Diantara perkara-perkara yang bertentangan dengan Al-Quran yang ada didalam
Perjanjian Lama,

2. Mereka menyifati beberapa orang Nabi dengan sifat yang tidak layak.
Diantaranya, bahwa Nabi Nuh 'alayhissalam pernah mabuk dan telanjang, didalam
Perjanjian Lama kejadian pasal ke-9 ayat 20-21 disebutkan
“Nuh menjadi petani dialah yang mula-mula membuat kebun anggur setelah ia minum
anggur mabuklah ia dan ia telanjang dalam kemahnya”
Mereka juga menyebutkan bahwa Nabi Luth 'alayhissalam berzina dengan dua orang
anak wanitanya sampai keduanya hamil dan melahirkan, sebagaimana disebutkan kisah
nya didalam kejadian pasal ke-19 ayat 30-38, padahal para Nabi dan Rasul adalah
maksum terjaga dari dosa-dosa besar mereka adalah manusia pilihan Allah yang kita
َ َ ُ َ َ
diperintahkan untuk meneladani mereka, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

َّ ‫ا‬
ٌ ‫ﺍﻟﻠ َﻪ َﺳم‬
ٌ ‫ﻴع َبص‬ ‫َ ق ََ َ ُ ُ ً َ َ ا‬ َ ْ َ ُ َّ
‫ﻴر‬ ِ ِ ‫ﺎس ۚ ِﺇﻥ‬
ِ ‫ﺍﻟﻨ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﻭ‬ ‫َل‬‫ﺳ‬‫ﺭ‬ ‫ﺔ‬
ِ ‫ﻜ‬ ‫ﺋ‬
ِ ‫َل‬ ‫م‬ ‫ﺍﻟ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﻲ‬‫ف‬ِ ‫ﻄ‬ ‫ﺍﻟﻠﻪ يص‬

“Allah memilih utusan-utusan dari kalangan Malaikat dan dari kalangan manusia,
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat ” (Surat Al-Hajj : 75)
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬juga berfirman :

َ َ ‫ق‬ ‫ْ ُ ا ق‬ ْ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ َ ُ َّ َ َ َ َّ َ َ ُ
‫ﺃﻭﻟ ِئك ﺍﻟ ِذيﻦ َﺪى ﺍﻟﻠﻪ ﻓ ِﺒهﺪﺍَ ُم ﺍقﺘ ِﺪه ۗ ق ْﻞ َل ﺃ ْﺳأﻟك ْم ﻋﻠ ْي ِﻪ ﺃﺟ ًرﺍ ِﺇﻥ َ َﻮ ِﺇَل ِذﻛ َرى ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِمﻴﻦ‬

”Mereka (para Nabi) adalah orang-orang yang telah Allah berikan petunjuk maka
dengan petunjuk mereka hendaklah engkau meneladani ” (Al-An’am : 90)

210
Halaqah yang ke-12 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Injil Bagian yang Pertama”.

Ada yang mengatakan bahwa kata Al-Injil berasal dari bahasa Yunani yang artinya
kabar gembira. diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injil didalam Alquran dan Al
Hadits :
1. Al-Injil diturunkan kepada Nabi 'Isa 'alayhissalam
Allah berfirman :

َ ‫…ث ام َق اف ْﻴ َﻨﺎ َﻋ َﻠى َآثﺎﺭَ ْم ﺑ ُر ُﺳﻠ َﻨﺎ َﻭ َق اف ْﻴ َﻨﺎ بﻌ‬


َ ‫يسى ْﺍﺑﻦ َﻣ ْر َي َم َﻭ َآت ْي َﻨ ُﺎه ْﺍﻹ ْﻧﺠ‬
‫يﻞ‬
ُ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

“Kemudian Kami susulkan setelah mereka yaitu Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim Rasul-rasul
Kami dan kami susulkan pula 'Isa Putra Maryam dan Kami berikan Injil kepadanya… ”
(Al-Hadid : 27)
2. Al-Injil diturunkan untuk membenarkan At Taurat mengikutinya dan tidak
menyelisihinya.
Allah berfirman :
ً ِّ ٌ ‫يﻞ ﻓيﻪ َُ ًﺪى َﻭ ُﻧ‬
‫ﻮﺭ َﻭ ُﻣ َصﺪقﺎ ِﻟ َمﺎ‬ َ ْ ْ ُ ََْ َ َْ‫َ ا‬ ْ َ َ َ ْ َ َ ً ِّ َ ُ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ََ َْ ‫َ َا‬
ِ ِ ‫ﻭقفﻴﻨﺎ ﻋﻠى آث ِﺎﺭ َِم ِب ِﻌيسى ﺍﺑ ِﻦ ﻣريم ﻣصﺪقﺎ ِﻟمﺎ ﺑﻴﻦ يﺪي ِﻪ ِﻣﻦ ﺍﻟﺘﻮﺭ ِﺍة ﻭآتيﻨﺎه ِﺍﻹﻧ ِﺠ‬
َ ‫َ ً ق ا‬ ً ُ ‫َ ا‬ ْ ََ َ َ
‫ﺑ ْﻴﻦ يﺪي ِﻪ ِﻣﻦ ﺍﻟﺘ ْﻮ َﺭ ِﺍة َﻭَﺪى َﻭ َﻣ ْﻮ ِﻋظﺔ ِﻟﻠ ُمﺘ ِﻘﻴﻦ‬

”Dan Kami susulkan setelah mereka dengan 'Isa putra Maryam yang membenarkan apa
yang datang sebelumnya berupa kitab Taurat dan Kami berikan Injil kepadanya
didalamnya ada petunjuk dan cahaya dan Injil tersebut datang untuk membenarkan
kitab yang datang sebelumnya yaitu kitab Taurat dan petunjuk serta nasehat bagi
orang-orang yang bertaqwa ” (Al-Maidah : 46)

Kitab Injil isinya mengikuti isi Taurat kecuali dalam beberapa hukum yang sedikit.
Allah berfirman menceritakan ucapan Nabi 'Isa kepada Bani Israil :

ُ ََ ُ َّ َ ْ َ ْ ُ َ ‫َ ُ َ ِّ ً َ َ ْ َ َ َ ا َ ا ْ َ َ ُ ا‬
ۚ ‫ض ﺍﻟ ِذي ح ِّر َم ﻋﻠ ْيك ْم‬ ‫ﻭﻣصﺪقﺎ ِﻟمﺎ ﺑﻴﻦ يﺪي ِﻣﻦ ﺍﻟﺘﻮﺭ ِﺍة ﻭ ِأل ِحﻞ ﻟكم بﻌ‬

”Dan Aku membenarkan kitab yang datang sebelumku yaitu Taurat dan aku
menghalalkan sebagian dari apa yang sebelumnya diharamkan atas kalian” (Surat Al
'Imran : 50)
Berkata Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini :

‫ﻭﻟهذﺍ كﺎﻥ ﺍﻟمشهﻮﺭ ﻣﻦ قﻮﻟﻲ ﺍﻟﻌﻠمﺎء ﺃﻥ ﺍﻹﻧﺠيﻞ نسخ بﻌض ﺃحكﺎم ﺍﻟﺘﻮﺭﺍة‬

“Oleh karena itu yang masyhur dari dua Pendapat ulama bahwa injil menghapuskan
sebagian hukum-hukum Taurāt ”
Datang di Perjanjian Baru Injil Matheus pasal 5 ayat 17-19 yang menguatkan hal ini
disebutkan didalamnya bahwa Nabi 'Isa berkata :
211
”Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau
kitab para Nabi, aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk
menggenapinya karena aku berkata kepadamu sesungguhnya selama belum lenyap
langit dan bumi ini satu huruf atau satu titik pun tidak akan di tiadakan dari hukum
Taurat sebelum semuanya terjadi, karena itu siapa yg meniadakan salah satu perintah
hukum Taurat sekalipun yang paling kecil dan mengajarkannya demikian kepada orang
lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah didalam kerajaan Surga ”
Oleh karena itu Nabi 'Isa berkhitan sebagaimana dalam Perjanjian Baru Injil Lukas pasal
2 ayat 21, yang demikian karena beliau 'alayhissalam mengikuti syariat Nabi Musa
'alayhissalam sebagaimana disebutkan di dalam perjanjian lama kejadian pasal 17 ayat
9-14.
Adapun Paulus dia telah merusak ajaran Nabi Musa dan Nabi 'Isa dan membatalkan
hukum sunat dan mengatakan “bahwa sunat adalah sunat dalam hati” sebagaimana
dalam Perjanjian Baru Roma pasal II ayat 28-29

Halaqah yang ke-13 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Injil Bagian yang Kedua”.

Diantara kabar yang kita ketahui tentang Al-Injil di dalam Al-Quran dan juga hadits-
hadits Nabi ‫ﷺ‬
3. Tentang sebagian yang terkandung di dalam Al-Injil
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬menyebutkan diantara kandungan Kitab Injil adalah:
Kabar Gembira Tentang Kedatangan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, Sebagaimana dalam Al-A’raf:
157,
Demikian pula, Penyebutan Sebagian Sifat Shahabat Rasulullah ‫ﷺ‬, Sebagaimana dalam
Al-Fath: 29,
Dan Allāh juga menyebutkan di dalamnya bahwa Allah Membeli Jiwa dan Harta Orang
Yang Beriman dengan Surga, Sebagaimana di dalam surat At-Taubah: 111
Dan diantara kabar yang kita ketahui tentang Kitab Injil di dalam Al-Quran dan Al-
Hadits
4. Diturunkan Kitab Injīl malam tanggal 14 Ramadhan.
Rasulullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻭﺃﻧزﻟﺖ ﺍﻟﺘﻮﺭﺍة ﻟسﺖ ﻣضﻴﻦ ﻣﻦ ﺭﻣضﺎﻥ ﻭﺃﻧزل ﺍﻻﻧﺠيﻞ ﻟﺜالث ﻋشرة ﻣضﺖ ﻣﻦ ﺭﻣضﺎﻥ‬

“Dan Taurat diturunkan setelah 6 hari berlalu di bulan Ramadhan (yaitu malam tanggal
7) dan Injil diturunkan setelah 13 hari berlalu di bulan Ramadhān (yaitu malam tanggal
14).” (HR Ath-Thabraniy di dalam Al-Mu’jamul Kabir dan dihasankan oleh Syaikh Al-
Albaniy rahimahullah)
Perlu diketahui bahwa Al-Injil yang ada sekarang bukanlah Injil yang asli yang
diturunkan kepada Nabi ‘Isa ‘alayhissalam.

212
Al-Injil yang Allah turunkan kepada Nabi ‘Isa tidak diketahui bekasnya, yang ada
hanyalah tulisan orang-orang yang tidak jelas riwayat hidupnya dan tidak ada sanad
yang shahih, yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun setelah Nabi ‘Isa diangkat oleh
Allah, sehingga banyak kesalahan dan perbedaan yang banyak sekali antara Injil-injil
tersebut.
Oleh karena itu mereka menamakan Injil-injil tersebut dengan nama nama penulisnya;
• Injil Mathius
• Injil Markus
• Injil Lukas
• Injil Yohana
• Dan lain-lain.
Dan mereka tidak mengatakan bahwa itu Injil dari ‘Isa ‘alayhissalam.

Halaqah yang ke-14 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Kitab Al-Injil Bagian yang Ketiga”.
Diantara kesalahan yang ada di dalam Injil yang tersebar sekarang adalah penyebutan
nasab Nabi ‘Isa ‘Alayhissalam kepada laki-laki.

Sebagaimana didalam Injil Matius pasal 1 ayat 1-17, dan di dalam Injil Lukas pasal 3
ayat 23-38
Padahal Allah telah mengabarkan di dalam Al-Quran bahwa Nabi ‘Isa ‘alayhissalam lahir
dari Seorang wanita tanpa disentuh laki-laki, Seorang wanita yang shalihah, bukan
ُ َ
wanita pezina, dan Bukan wanita yang bersuami Sebagai kekuasaan Allāh ‫ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ َ َ ُ َ َ
‫ت َﻌﺎﻟى‬, Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

‫َ َ َ ُّ ُ َ َ َ ا َ ِّ ٌ َ َ ْ َ َ ُ َ ً ا‬ َ َ َ َ ًّ َ ُ َ ْ َ َ ٌ َ َ ْ ‫ﻮﻥ ﻟﻲ ُﻏ ََل ٌم َﻭ َﻟ ْم َي ْم َس‬ ُ ُ َ ‫َ َ ْ َا‬


‫ﺎس‬
ِ ‫ﻠﻨ‬ ‫ﻟ‬ِ ‫ﺔ‬‫آي‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﺠ‬‫ﻨ‬‫ﻟ‬ِ ‫ﻭ‬ ‫ﻦ‬‫ﻴ‬َ ‫ﻲ‬‫ﻠ‬ ‫ﻋ‬ ‫ﻮ‬َ ‫ك‬
ِ ‫ب‬‫ﺭ‬ ‫ﺎل‬ ‫ق‬ ‫ك‬
ِ ‫ﻟ‬ِ ‫ذ‬ ‫ﻛ‬ ‫ﺎل‬ ‫ق‬ ‫ﺎ‬ ‫ي‬‫غ‬ِ ‫ب‬ ‫ك‬‫ﺃ‬ ‫م‬‫ﻟ‬‫ﻭ‬ ‫ر‬ ‫ش‬‫ب‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻨ‬
ِ ‫س‬ ِ ‫قﺎﻟﺖ ﺃﻧى يك‬
ًّ‫ﺎﻥ َﺃ ْﻣ ًرﺍ َﻣ ْﻘضيﺎ‬
َ ََ ‫ََ ْ َ ً ا‬
‫ﻭﺭحمﺔ ِﻣﻨﺎ ﻭَك‬
ِ

“Maryam berkata, “Bagaimana aku memiliki anak laki-laki, padahal tidak ada laki-laki
yang menyentuhku dan aku bukan wanita pezina” Jibril berkata “Demikianlah dikatakan
oleh Rabbmu" Dia berkata, "Yang demikian mudah bagiKu dan supaya Kami jadikan dia
(yaitu ‘Isa) sebagai tanda kekuasaan Kami bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami.
Dan itu adalah perkara yang sudah diputuskan” (Maryam : 20-21)
Oleh karena itu, Allah menyebutkan di dalam Al Quran:
‘Isa Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Al-Baqarah 87 dan juga yang lain, atau Allah
Menyebutkan,
Al Masih Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Al-Maidah ayat 17 dan juga yang lain.
atau Allah Menyebutkan,
Al Masih 'Isa Bin Maryam, Sebagaimana dalam Surat Ali ‘Imran ayat 45 dan juga yang
lain.
Apa yang tertulis di dalam Injil yang sekarang justru membenarkan aqidah orang
Yahudi yang mengatakan bahwa Nabi ‘Isa adalah anak zina.

213
Dan di sana ada perbedaan antara nasab ‘Isa didalam Injil Matius dan Injil Lukas;
Di dalam Injil Matius disebutkan bahwa Nabi ‘Isa adalah:
Anak Yusuf bin Ya’qub bin Matan bin Ilyazar dan seterusnya, dan beliau termasuk
keturunan Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alayhimassalam.
Adapun di dalam Injil Lukas disebutkan bahwa beliau adalah:
Anak Yusuf bin Eli bin Matat bin Lewi dan seterusnya. dan termasuk keturunan Natan
bin Dawud ‘alayhissalam.

Halaqah yang ke-15 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allāh adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Pertama”.
َ َ
Al-Quran secara bahasa adalah mashdar dari ‫ق َرأ‬, artinya ‫( َج َم َع‬yaitu mengumpulkan),
Dinamakan demikian karena Al-Quran mengumpulkan kisah-kisah, perintah-perintah,
larangan-larangan, pahala dan juga ancaman dan juga mengumpulkan ayat-ayat serta
surat-surat satu dengan yang lain.

Adapun secara syari’at, maka Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada
Rasulullah ‫ ﷺ‬melalui Jibril ‘alayhissalam dan ditulis di dalam mushaf dari awal surat Al-
Fatihah sampai akhir surat An-Naas.
Allah telah memberikan keistimewaan yang banyak terhadap Al-Quran yang tidak
dimiliki kitab-kitab sebelumnya, diantaranya:
1. Al-Quran wajib di imani secara terperinci
Yaitu dengan
- Dibenarkan kabar-kabarnya.
- Dilakasanakannya perintah perintahnya.
- Dijauhi larangan-larangannya.
- Dilaksanakan nasehatnya.
- Berhukum dengan Al-Quran di dalam perkara yang kecil maupun yang besar.
- Dan beribadah kepada Allah dengan cara yang tercantum di dalamnya dan di dalam
sunnah Rasul-Nya ‫ﷺ‬
2. Al-Quran adalah mu’jizat yang abadi
Seandainya seluruh ahli bahasa bersatu untuk mendatangkan yang semisal Al-Quran,
َ َ ُ َ َ
niscaya mereka tidak akan mampu, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ً َ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ُ‫ْ َ َ ق ُ َ َ َ ق‬ ُ ‫ْ ْ ُ ق ُّ َ َ َ ْ َ ق‬ َ ْ َ ُ
‫ﺲ َﻭﺍﻟ ِﺠﻦ ﻋﻠى ﺃﻥ يأتﻮﺍ ِب ِمﺜ ِﻞ َذﺍ ﺍﻟﻘ ْرآ ِﻥ َل يأتﻮﻥ ِب ِمﺜ ِﻠ ِﻪ َﻭﻟ ْﻮ كﺎﻥ ب ْﻌضه ْم ِﻟ َب ْﻌض ظ ِهﻴرﺍ‬‫ق ْﻞ ﻟ ِئ ِﻦ ﺍﺟﺘ َم َﻌ ِﺖ ِﺍﻹن‬

“Katakanlah: Seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang semisal
dengan Al-Quran niscaya mereka tidak bisa mendatangkan yang semisalnya meskipun
sebagian membantu sebagian yang lain.” (Al-Isra : 88)
Dan di dalam hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

214
ُ ُ ُ َّ َ َ َ ‫َ ْ ً َ ْ َ ُ َّ ُ َ ا َ َ ْ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ٌّ ّ َ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ ق َ َ ُ َ ا‬
‫ﻭتيﺘﻪ‬
ِ ‫ﻲ ﻓأﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﺃ كﻮﻥ ﻣﺎ ِﻣﻦ ﺍألﻧ ِبي ِﺎء ﻧ ِﺒﻲ ِﺇال ﺃﻋ ِﻄﻲ ﻣﺎ ِﻣﺜﻠﻪ آﻣﻦ ﻋﻠي ِﻪ ﺍﻟبشر ﻭ ِإﻧمﺎ كﺎﻥ ﺍﻟ ِذي ﺃ‬ ‫ﻭحيﺎ ﺃﻭحﺎه ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟ‬
َ َ ‫َ ق َ َ ُ ْ َ ً َ ْ َِ ق‬
‫ﺃ كﺜرَم ت ِﺎبﻌﺎ يﻮم ﺍﻟ ِﻘيﺎﻣﺔ‬

“Tidak ada seorang Nabi kecuali diberi ayat-ayat (yaitu tanda-tanda) kekuasan Allah
atau mu’jizat yang seharusnya beriman dengannya manusia. Dan sesungguhnya yang
diberikan kepadaku adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadaku (yaitu Al-Quran)
maka aku berharap menjadi orang yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat.” (HR
Bukhari dan Muslim)
Diantara keistimewaan Al-Quran,
3. Allah telah berjanji untuk menjaganya dari pengubahan, baik lafazh maupun
maknanya.
Dijaga lafazhnya sehingga tidak bisa ditambah dan tidak dikurangi, dan dijaga
َ َ ُ َ َ
maknanya dari makna-makna yang menyimpang, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ُ َ َ ُ َ ‫ا‬ ‫ا َ ْ ُ َ ا ق َ ِّ ق‬
‫ِﺇﻧﺎ ﻧحﻦ ﻧزﻟﻨﺎ ﺍﻟذﻛ َر َﻭ ِإﻧﺎ ﻟﻪ ﻟح ِﺎﻓظﻮﻥ‬

“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikr (yaitu Al-Quran) dan


sesungguhnya Kamilah yang menjaganya.” (Al-Hijr: 9)
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ َ ْ ٌ َْ ‫قَ ُ ْ َْ ََ ْ ََ ْ َ ق‬ ‫َ َق‬
‫يﺪ‬
ٍ ‫يم ح ِم‬
ٍ ‫ﺎطﻞ ِﻣﻦ ﺑﻴ ِﻦ يﺪي ِﻪ ﻭَل ِﻣﻦ ﺧﻠ ِف ِﻪ تﻨ ِزيﻞ ِﻣﻦ ح ِﻜ‬
ِ ‫يﻪ ﺍﻟب‬
ِ ‫َل يأ ِت‬

“Al-Quran tidak didatangi kebathilan, baik dari depan maupun dari belakang,
diturunkan dari Dzat Yang Maha Bijaksana Lagi Maha Terpuji.” (Fushshilat : 42)
Oleh karena itu, Allah menyiapkan di sana, Orang-orang yang menghafal Al-Quran, Para
ulama yang menerangkan pemahaman yang benar tentang ayat-ayat Al-Quran dari
masa ke masa, dari zaman Nabi ‫ ﷺ‬sampai zaman kita dan sampai Allah mengangkat Al-
Quran di akhir zaman
Mereka menghafal dan memahami maknanya dan istiqamah di dalam mengamalkannya,
mengkhidmah Al-Quran dengan berbagai cara;
Ada yang menulis tafsirnya baik yang singkat maupun yang panjang lebar, Ada yang
mengarang tentang cara penulisannya, tentang cara membacanya, tentang i’rabnya, dan
lain-lain.

Halaqah yang ke-16 dari Silsilah Beriman Kepada Kitab-Kitab adalah tentang "Kitab Al-
Quran Bagian yang Kedua"

Diantara keistimewaan Al-Quran,


4. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur
Al-Quran, Allah turunkan dari Lauhul Mahfuzh ke langit dunia di bulan Ramadhan, pada
malam Laylatul Qadr.

215
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ُ ُ‫ق‬
‫يﻪ ﺍﻟﻘ ْرآﻥ‬ َ ‫ﺎﻥ َّﺍﻟذي ُﺃ‬
َ َ َ َ ُ ْ َ
ِ ‫ﻧزل ِﻓ‬
ِ ِ ‫شهر ﺭﻣض‬

“Bulan Ramadhan yang diturunkan di dalamnya Al-Quran.” (Al-Baqarah: 185)


َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ْ َ‫َ َ ق‬ ُ َ ‫ا َْ َق‬
‫ِﺇﻧﺎ ﺃﻧزﻟﻨﺎه ِﻓﻲ ﻟ ْيﻠ ِﺔ ﺍﻟﻘﺪ ِﺭ‬

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran di malam Laylatul Qadr.” (QS Al-Qadr:
1)
Kemudian, turun Al-Quran secara berangsur-angsur sesuai dengan kejadian dan
peristiwa selama 23 tahun, Ada di antaranya yang turun sebelum hijrahnya Nabi ‫ ﷺ‬ke
kota Madinah yang dinamakan surat-surat Makiyyah, dan ada diantaranya yang turun
setelah hijrah Nabi ‫ ﷺ‬ke kota Madinah yang dinamakan dengan surat-surat
Madaniyyah.

Dan diantara hikmah turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur adalah agar lebih
َ َ ُ َ َ
mudah dihafal, dimengerti dan diamalkan, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً َ ُ َ‫ََ ُ ق َ َاق‬ ‫ا‬ ََ ََُ َْ ُ َْ ََ ً ُْ َ


‫ﻨزيَل‬
ِ ‫ﺎس ﻋﻠى ﻣك ٍث ﻭﻧزﻟﻨﺎه ت‬
ِ ‫ﻭقرآﻧﺎ ﻓرقﻨﺎه ِﻟﺘﻘرﺃه ﻋﻠى ﺍﻟﻨ‬

“Dan Al-Quran telah Kami pisah-pisahkan (yaitu diturunkan secara berangsur-angsur)


supaya engkau wahai Muhammad membacakannya atas manusia pada beberapa waktu
dan sungguh Kami telah benar-benar menurunkannya secara bertahap.” (Al-Isra : 106)
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ً َ ُ َ‫ُ َ َ َ اق‬ َ َ ُ َ َ َ ً َ َ ً َ ْ ُ ُ َ ْ ُ ‫َ َ َ َّ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ِّ َ َ َ ْ ق‬
‫ﺍحﺪة ﻛذ ِﻟك ِﻟﻨث ِّبﺖ ِب ِﻪ ﻓﺆﺍدك َﻭ َﺭتﻠﻨﺎه ت ْرِتيَل‬
ِ ‫ﻭقﺎل ﺍﻟ ِذيﻦ ﻛفرﻭﺍ ﻟﻮَل ﻧزل ﻋﻠي ِﻪ ﺍﻟﻘرآﻥ ﺟمﻠﺔ ﻭ‬

“Dan berkata orang-orang kafir seandainya diturunkan kepadanya Al-Quran dengan


sekali turun, demikianlah supaya Kami tetapkan hatimu dengannya dan Kami telah
menjelaskan Al-Quran dengan perlahan.” (Al-Furqan : 32)
Dan diantara keistimewaan Al-Quran,
5. Al-Quran adalah Muhaymin bagi kitab-kitab sebelumnya
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ََ ً َ َ ‫َ ق‬ ْ َ َ َ ْ َ َ ِّ ً ِّ َ ُ ِّ َ ‫َ َ َ ق َ َ ْ َ ق َ َ ق‬
‫ﺎب َﻭ ُﻣه ْي ِمﻨﺎ ﻋﻠ ْي ِﻪ‬
ِ ‫ﺘ‬‫ك‬ِ ‫ﺍﻟ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﻪ‬
ِ ‫ي‬‫ﻭﺃﻧزﻟﻨﺎ ِﺇﻟيك ﺍﻟ ِكﺘﺎب ِبﺎﻟحق ﻣصﺪقﺎ ﻟمﺎ ﺑﻴﻦ يﺪ‬

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab dengan haq yang membenarkan
kitab-kitab sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya.” (Al-Maidah : 48)

216
Yang dimaksud dengan muhaymin adalah yang menjadi saksi, yang menghukumi, yang
mengemban amanat, Maksudnya apa yang sesuai dengannya berarti benar dan
menyelisihinya berarti salah,
Diantara keistimewaan Al-Quran,
6. Bahwasanya Al-Quran diturunkan agar menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan jin
dan bukan untuk bangsa tertentu saja
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ً َ َ َ ‫ُ َ ق‬ َ ََ َ َ ُ‫َا ق‬ َّ َ َ
‫ت َب َﺎﺭك ﺍﻟ ِذي ﻧز َل ﺍﻟف ْرقﺎﻥ ﻋﻠى ﻋ ْب ِﺪ ِه ِﻟ َيكﻮﻥ ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِمﻴﻦ ﻧ ِذيرﺍ‬

“Sungguh berbarakah Zat yang telah menurunkan Al-Furqan (yaitu Al-Quran) kepada
hambanya supaya memberi peringatan kepada seluruh alam.” (Al-Furqan: 1)
Seandainya seorang Nabi yang diutus kepada kaum tertentu hidup di zaman Nabi
Muhammad ‫ ﷺ‬niscaya dia diharuskan mengikuti Al-Quran dan mengikuti syari’at Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬, Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

َْ ْ َ ‫ُ ا‬ َ َ َ َ ُ ‫َ َْ َا‬ َْ َّ
‫ﻮﺳى كﺎﻥ ح ًّيﺎ َﻣﺎ َﻭ ِﺳ َﻌﻪ ِﺇَل ﺃﻥ يت َب َﻌ ِﻨﻲ‬ ‫َﻭﺍﻟ ِذي ﻧف ِسﻲ ِﺑي ِﺪ ِه ﻟﻮ ﺃﻥ ﻣ‬

“Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya, seandainya Musa hidup niscaya tidak ada
pilihan baginya kecuali mengikuti aku.” (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad)

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Ketiga”.

Al-Quran memiliki nama-nama yang banyak yang menunjukkan keutamaannya,


diantaranya
1. Al-Quran
Ini adalah nama yang paling banyak di dalam Al-Quran dan inilah yang paling masyhur,
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً ‫ﺍﺧﺘ ََل ًﻓﺎ َﻛﺜ‬


ْ ُ َ َ َ َّ ْ َ ْ َ َ ََْ َ ُْ‫َََ َََ اُ َ ق‬
‫ﻴرﺍ‬ ِ ِ ‫يﻪ‬ِ ‫ﻨﺪ ﻏﻴ ِر ﺍﻟﻠ ِﻪ ﻟﻮﺟﺪﻭﺍ ِﻓ‬
ِ ‫ﺃﻓَل يﺘﺪﺑرﻭﻥ ﺍﻟﻘرآﻥ ۚ ﻭﻟﻮ كﺎﻥ ِﻣﻦ ِﻋ‬

“Apakah mereka tidak mentadabburi Al-Quran? Dan seandainya itu dari selain Allah
niscaya mereka akan mendapatkan di dalamnya perselisihan yang banyak.” (Surat An-
Nisa : 82)
2. Al-Kitab
ََ
Artinya “kitab”, dari kata َُ ‫ كت‬yang artinya mengumpulkan. di namakan demikian
karena dia mengumpulkan huruf dengan huruf, ayat dengan ayat, surat dengan surat,
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً َ َ َ ‫َ َ َ ُ ق‬ َّ ُ َ َ َ ْ َ َّ َ ََ
ۚ ‫ﺃﻓغ ْﻴ َر ﺍﻟﻠ ِﻪ ﺃﺑﺘ ِغﻲ حك ًمﺎ َﻭَ َﻮ ﺍﻟ ِذي ﺃﻧز َل ِﺇﻟ ْيك ُم ﺍﻟ ِكﺘﺎب ُﻣف اصَل‬

217
“Apakah kepada selain Allah aku mencari hakim? Padahal Dialah yang menurunkan Al-
Kitab (yaitu Al-Quran) secara terperinci.” (SuratAl-An’am: 114)
3. Kitabullah
َ َ ُ َ َ
Artinya “kitab Allah” Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُ ْ َ ً َ َ َ َ ًّ ْ ُ َ ْ َ َ ‫ا‬
َ ‫ﻮﻥ ت َﺠ َﺎﺭ ًة َﻟ ْﻦ َت ُﺒ‬ ُ َ َْ َ َ َ ‫ا‬ ُ َ َ َ َّ َ َ َ ُ ْ َ َ َّ ‫ا‬
‫ﻮﺭ‬ ِ ‫ِﺇﻥ ﺍﻟ ِذيﻦ يﺘﻠﻮﻥ ِﻛﺘﺎب ﺍﻟﻠ ِﻪ ﻭﺃقﺎﻣﻮﺍ ﺍﻟصَلة ﻭﺃﻧفﻘﻮﺍ ِﻣمﺎ ﺭزقﻨﺎَم ِﺳرﺍ ﻭﻋَل ِﻧيﺔ يرﺟ‬

“Sesungguhnya orang-orang yang membaca Kitabullah dan mendirikan shalat dan


berinfaq dari sebagian harta yang Kami rezeki kan kepadanya, baik dalam keadaan
sembunyi maupun terang-terangan, mereka mengharapkan perdagangan yang tidak
akan rugi.” (Surat Fathir: 29)
4. Al-Furqan
Artinya “yang membedakan”, karena dia membedakan yang benar dengan yang bathil,
membedakan petunjuk dan kesesatan, membedakan yang halal dan yang haram,
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ َ َ ‫ُ َ ق‬ َ ََ َ َ ُ‫َا ق‬ َّ َ َ
‫ت َب َﺎﺭك ﺍﻟ ِذي ﻧز َل ﺍﻟف ْرقﺎﻥ ﻋﻠى ﻋ ْب ِﺪ ِه ِﻟ َيكﻮﻥ ِﻟﻠ َﻌﺎﻟ ِمﻴﻦ ﻧ ِذ ًيرﺍ‬

“Sungguh berbarakah Zat yang telah menurunkan Al-Furqan (yaitu Al-Quran) kepada
hambaNya supaya memberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS Al-Furqan : 1)
5. Adz-Dzikru
Ada yang mengatakan artinya adalah peringatan, karena di dalamnya ada peringatan
dan nasehat, Dan ada yang mengatakan artinya adalah penyebutan, karena di dalam Al-
ُ َ َ
Quran disebutkan banyak permasalahan dan dalil-dalil yang jelas, Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُ َ َ ُ َ ‫ا‬ ‫ا َ ْ ُ َ ا ق َ ِّ ق‬
‫ِﺇﻧﺎ ﻧحﻦ ﻧزﻟﻨﺎ ﺍﻟذﻛ َر َﻭ ِإﻧﺎ ﻟﻪ ﻟح ِﺎﻓظﻮﻥ‬

“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Adz-Dzikru (yaitu Al-Quran) dan


sesungguhnya Kamilah yang menjaganya.” (Surat Al-Hijr : 9)
Diantara nama-nama Al-Quran adalah,
6. Hablullah
Artinya “Tali Allah”, Dinamakan demikian karena dia menyampaikan kepada ridha
َ َ ُ َ َ
Allah, Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ُ َ َ َ ً َ َّ َ َْ
ۚ ‫يﻌﺎ َﻭَل تف ارقﻮﺍ‬‫َﻭﺍﻋﺘ ِص ُمﻮﺍ ِبح ْب ِﻞ ﺍﻟﻠ ِﻪ ﺟ ِم‬

“Dan hendaklah kalian semua berpegang teguh dengan hablullah (yaitu Al-Quran) dan
janganlah kalian saling berpecah belah.” (Surat Ali ‘Imran : 103)
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

218
َ ََ ‫َ َ ا‬ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ ُ ُّ َ َ ُ ‫ق‬ ُ َ ُُ َ َ َ َ ُ ٌ َ ََ
‫ﺍﻟﻠﻪ‬
ِ ‫ﺎب‬ ِ ‫س َﻜ ِّﻮﺍ ُ ِب ِﻪ ﻓحث َﻋﻠ ْى ِﻛﺘ‬
ُِ ‫ ﻭﺍﺳﺘم‬، ‫ﺍﻟﻠﻪ‬ َِ ‫ﺎب‬ ِ ‫ﻮﺭ ﻓخذﻭﺍ ِب ِﻜﺘ‬ ‫يﻪ ﺍﻟهﺪى ﻭﺍﻟﻨ‬ ِ ‫ﺍﻟﻠﻪ ِﻓ‬
ِ ‫ ﺃ اﻭﻟه َمﺎ ِﻛﺘﺎب‬:‫َﻭﺃﻧﺎ ت ِﺎﺭك ِﻓيك ْم ثﻘﻠ ْﻴ ِﻦ‬
َ َ َ ْ َ ُ ِّ َ ُ َ ْ َ َ ُ ِّ َ ُ َ ْ َ َ :َ َ ‫ُ ا‬ َ ‫ََ ا‬
‫ ﺃذك ُرَك ُم ﺍﻟﻠﻪ ِﻓﻲ ﺃَ ِﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ‬،‫ ﺃذك ُرَك ُم ﺍﻟﻠﻪ ِﻓﻲ ﺃَ ِﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ‬،‫(ﻭﺃَ ُﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ ﺃذك ُرَك ُم ﺍﻟﻠﻪ ِﻓﻲ ﺃَ ِﻞ ﺑ ْﻴ ِﺘﻲ‬ ‫ ثم قﺎل‬،‫يﻪ‬ ِ ‫ﻭﺭﻏﺐ ِﻓ‬

“Dan aku tinggalkan di antara kalian 2 perkara yang berat; yang pertama Kitābullah, di
dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Maka ambillah dengan kitabullah dan berpeganglah
dengannya. Maka beliaupun menganjurkan dan mendorong untuk berpegang teguh
dengan kitabullah. Kemudian Beliau berkata: ‘Dan keluargaku, aku ingatkan kalian
kepada Allah tentang keluargaku. Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang keluargaku.
Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang keluargaku’.” (HR Muslim)
Di dalam sebuah riwayat, Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan:

‫ﺃحﺪَمﺎ ﻛﺘﺎب ﺍﻟﻠﻪ ﻋز ﻭﺟﻞ َﻮ حبﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍتبﻌﻪ كﺎﻥ ﻋﻠى ﺍﻟهﺪى ﻭﻣﻦ ترﻛﻪ كﺎﻥ ﻋﻠى ضالﻟﺔ‬

“Yang pertama di antara keduanya adalah Kitabullah, dia adalah hablullah. Barangsiapa
yang mengikutinya maka dia di atas petunjuk dan barangsiapa yang meninggalkannya
maka dia di atas kesesatan.”

Halaqah yang ke-18 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Keempat”

Allah ‘Azza wa Jall juga menyifati Al-Quran dengan beberapa sifat yang memiliki makna
yang agung yang juga menunjukkan keutamaannya.
Diantara sifat-sifat tersebut:
1. ‘Aziz
Artinya: yang mulia, dimuliakan oleh Allah dengan dijaga dari segala perubahan.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ٌ َ ٌ َ َ ُ ‫ا‬ ُ َ َ ‫ِّ ق‬ َ َ َ َّ ‫ا‬


‫ِﺇﻥ ﺍﻟ ِذيﻦ ﻛف ُرﻭﺍ ِبﺎﻟذﻛ ِر ﻟ امﺎ ﺟ َﺎءَ ْم َﻭ ِإﻧﻪ ﻟ ِكﺘﺎب ﻋ ِْيز‬

“Sesungguhnya orang-orang yang ingkar dengan adz-dzikru (Al-Quran) ketika datang


kepada mereka dan sesungguhnya dia adalah kitab yang mulia.” (Fushshilat : 41)
2. Majiid
Artinya agung lagi mulia, Maksudnya agung maknanya dan luas ilmunya,
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ٌ ٌ ُ ُ َ
‫ب ْﻞ َ َﻮ ق ْرآﻥ َﻣ ِﺠيﺪ‬

“Bahkan dia adalah Al-Quran yang agung.” (Al-Buruj : 21)


3. Kariimun
Artinya mulia lagi banyak manfaatnya, besar kebaikannya dan dalam ilmunya,
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

219
ٌ َُْ ُ ‫ا‬
ٌ ‫آﻥ َﻛر‬
‫يم‬ ِ ‫ِﺇﻧﻪ ﻟﻘر‬

“Sesungguhnya dia adalah Al-Quran yang mulia.” (Al-Waqi’ah : 77)


4. Mubaarak
Artinya yang berbarakah (yang banyak manfaatnya dan banyak membawa kebaikan),
Kebaikan bagi yang membacanya, yang menghafalnya, yang mendengarnya, yang
َ َ ُ َ َ
mentadabburinya, maupun yang mengamalkannya. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ْ ََ َ َ َّ ُ ِّ ٌ ُ َ‫َ َ َ ٌ َ َق‬
‫َﻭَ ذﺍ ِﻛﺘﺎب ﺃﻧزﻟﻨﺎه ُﻣ َب َﺎﺭك ُّﻣ َصﺪُ ﺍﻟ ِذي ﺑ ْﻴﻦ يﺪي ِﻪ‬

“Dan ini adalah kitab yang Kami turunkan berbarakah membenarkan apa yang datang
sebelumnya.” (Al-An’am : 92)
Diantara sifat-sifat Al-Quran adalah,
5. Fashl
Artinya yang benar dan jelas, memisahkan antara yang haq dan yang bathil,
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:
َ ََ ُ ‫ا‬
‫ِﺇﻧﻪ ﻟﻘ ْﻮ ٌل ﻓ ْص ٌﻞ‬

“Sesungguhnya dia (Al-Quran) adalah ucapan yang memisahkan (antara yang haq dan
yang bathil).” (Ath-Thariq : 13)
Dan diantara sifat Al-Quran adalah,
6. Hakiim
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ْ ‫ْ ً ِّ ق‬ ً ُ َ ‫ق‬ َ ‫ق َ َ ُ ق‬
٣( ‫) َﺪى َﻭ َﺭح َمﺔ ﻟﻠ ُمح ِس ِﻨﻴﻦ‬١( ‫يم‬
ِ ‫ﺎب ﺍﻟح ِﻜ‬
ِ ‫) ِتﻠك آيﺎﺕ ﺍﻟ ِكﺘ‬٢( ‫ﺍﻟم‬

“Alif Lam Mim. Itu adalah ayat-ayat kitab yang hakīm, sebagai petunjuk dan rahmat bagi
orang-orang yang berbuat baik.” (Luqman : 1-3)
Hakim artinya Memiliki hikmah dan kebijaksanaan yang mendalam, ayat-ayatnya
muhkam, yaitu kokoh.
- Dia kokoh karena datang dengan lafazh yang paling fasih dan jelas yang mengandung
makna yang dalam.
- Kokoh karena tidak mungkin dirubah.
- Kokoh karena kabar-kabar yang ada di dalamnya benar sesuai dengan kenyataan.
- Kokoh karena tidak memerintah kecuali dengan sesuatu yang merupakan kebaikan
bagi manusia dan tidaklah melarang kecuali dari sesuatu yang merupakan keburukan
bagi manusia, dan
- Dia kokoh karena tidak ada pertentangan di antara ayat-ayatnya.
Dan diantara sifat Al-Quran adalah
7. Berbahasa Arab yang jelas
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

220
َ َ َ ُ ‫ََ َق َ َ ُ َ َ ق‬ ُ َ ْ ُ ُّ َ ََ َ َ َ ‫َ ا ُ َ َ ُ َ ِّ ق‬
‫ﺎﻥ ﻋ َر ِﺑ ٍّﻲ‬
ٍ ‫) ِب ِﻠس‬٢٩٤( ‫ﻨذ ِﺭيﻦ‬
ِ ‫) ﻋﻠى قﻠ ِبك ِﻟﺘكﻮﻥ ِﻣﻦ ﺍﻟم‬٢٩٣( ‫) ﻧزل ِب ِﻪ ﺍﻟرﻭح ﺍأل ِﻣﻴﻦ‬٢٩١( ‫ﻨزيﻞ ﺭب ﺍﻟﻌﺎﻟ ِمﻴﻦ‬
ِ ‫ﻭ ِإﻧﻪ ﻟﺘ‬
٢٩( ‫ُّﻣ ِﺒﻴﻦ‬

“Dan sesungguhnya Al-Quran diturunkan dari Rabb semesta alam, turun dengannya Ar-
Ruhul Amin (Jibril) atas hatimu supaya engkau termasuk orang-orang yang
memberikan peringatan dengan bahasa Arab yang jelas.” (Asy-Syu'ara : 192-195)

Halaqah yang ke-19 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Kelima”

Sebagian nama-nama dan sifat-sifat Al-Quran yang telah berlalu menunjukkan tentang
kedudukan dan keutamaan Al-Quran, oleh karena itu hendaklah seorang Muslim
bersyukur kepada Allah yang telah menurunkan Al Quran kepada kita.
Dan diantara cara bersyukurnya adalah dengan menunaikan hak-hak Al-Quran, Dan
diantara hak-hak Al-Quran
1. Membacanya dengan Tartil

َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ً َ َ ُ ‫ِّ ق‬
‫َﻭ َﺭت ِﻞ ﺍﻟﻘ ْرآﻥ ت ْرِتيَل‬

“Dan hendaklah engkau mentartil Al-Quran dengan sebenar-benar tartil.” (Al-


Muzzammil : 4)
Mentartil artinya membaca dengan pelan, dengan membaca huruf-hurufnya dengan
baik dan dengan memperhatikan tempat-tempat wakaf/berhentinya, panjang
pendeknya. Sebagaimana dahulu Nabi ‫ ﷺ‬membacanya, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ َ ُ َ ٌّ َ َ َ ُ ُ َ ْ ََََ َ ْ ُ‫َْ َُ ق‬ َّ َ َ َ َ ‫ق َ ُ ق ُ ْ َ َ ا َ َ ق َ ق‬
‫يﻪ َﻭَ َﻮ ﻋﻠ ْي ِﻪ شﺎُ ﻟﻪ ﺃﺟ َر ِﺍﻥ‬
ِ ‫ ﻭﺍﻟ ِذي يﻘرﺃ ﺍﻟﻘرآﻥ ﻭيتﺘﻌﺘع ِﻓ‬،‫آﻥ ﻣع ﺍﻟسفر ِة ﺍﻟ ِكر ِﺍم ﺍﻟﺒرﺭ ِة‬
ِ ‫ﺎَر ِبﺎﻟﻘر‬
ِ ‫ﺍﻟم‬

“Orang yang mahir membaca Al-Quran bersama malaikat-malaikat yang mulia lagi baik.
Dan orang yang membaca Al-Quran sedangkan dia masih terbata-bata ketika
membacanya dan susah baginya maka dia mendapatkan 2 pahala.” (HR Bukhari dan
Muslim)
Dua pahala tersebut maksudnya adalah pahala membaca Al-Quran, dan pahala kesulitan
yang dia alami, Hendaknya seorang Muslim dan Muslimah, mempelajari ilmu tajwid dari
seorang guru yang mumpuni dengan niat supaya bisa membaca Al-Quran tersebut
sebagaimana dibaca oleh Rasulullah ‫ﷺ‬, dan mempraktekkannya dengan sering
membaca Al-Quran sehingga semakin mahir dia di dalam membaca Al-Quran.
Dan di dalam sebuah hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

ُ َّ َ َ ُ ‫ْ َ َّ ق‬ ُ َ
‫ﺧ ْﻴ ُرَك ْم َﻣﻦ ت َﻌﻠ َم ﺍﻟﻘ ْرآﻥ َﻭﻋﻠ َمﻪ‬

221
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR
Bukhari)
Dan diantara hak Al-Quran adalah
2. Menghafalnya
Menghafal seluruh Al-Quran bukanlah sebuah fardhu ‘ain bagi seorang Muslim, yang
wajib adalah menghafal yang dengannya sah shalatnya. Namun tentunya sebuah
kemuliaan tersendiri bagi seorang Muslim dan Muslimah ketika Allah memilih qalbunya
dari sekian banyak qalbu untuk menghafal Al-Quran Kalamullah Rabbul ‘alamin,
membacanya kapan dia kehendaki. Dan semakin banyak dia menghafal tentunya
َ َ ُ َ َ
semakin utama. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ َّ َ َ ُ َ ْ َ ‫َّ َ ُ ُ ق ق‬ ُ ُ ٌ َ ِّ َ ٌ َ َ ُ ْ َ
‫ﻭﺭ ﺍﻟ ِذيﻦ ﺃﻭتﻮﺍ ﺍﻟ ِﻌﻠ َم َﻭ َﻣﺎ يﺠحﺪ ِبآيﺎ ِتﻨﺎ ِﺇﻻ ﺍﻟظ ِﺎﻟ ُمﻮﻥ‬
ِ ‫بﻞ َﻮ آيﺎﺕ ﺑيﻨﺎﺕ ِﻓﻲ صﺪ‬

“Bahkan dia adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada-dada orang-orang yang diberi
ilmu dan tidak mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zhalim.” (Al-
‘Ankabut : 49)

Dan hendaklah seorang yang menghafal Al-Quran memuraja’ah (mengulang-ulang


terus) apa yang sudah dia hafal, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

َ ُ ُ ‫َ ُ َ َ ُّ َ َ ُّ ً َ ق‬ َ ُ َْ َّ َ َ ُ ‫َ َ ُ َ َ ق‬
‫ﺲ ُﻣح ام ٍﺪ ِﺑ َي ِﺪ ِه ﻟه َﻮ ﺃشﺪ تفﻠﺘﺎ ِﻣﻦ ﺍ ِﻹ ِب ِﻞ ِﻓﻲ ﻋﻘ ِﻠهﺎ‬ ‫ت َﻌﺎَﺪ ْﻭﺍ َذﺍ ﺍﻟﻘ ْرآﻥ ﻓ َﻮﺍﻟ ِذي ﻧف‬

“Hendaklah kalian mengulang-ulang Al-Quran, maka demi Dzat yang jiwa Muhammad
ada di tanganNya sungguh Al-Quran lebih mudah terlepas (yaitu dari qalbu seseorang)
daripada terlepasnya unta dari ikatannya.” (HR Muslim)
Selain itu, hendaknya orang yang menghafal Al-Quran memperdengarkannya di
hadapan Syaikh yang mumpuni dan meninggalkan kemaksiyatan karena kemaksiyatan
dengan berbagai bentuknya memperburuk dan mempersulit hafalan Al-Quran.

Halaqah yang ke-20 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Kitab Al-Quran Bagian yang Keenam”

Diantara Hak-hak Al-Quran :


3. Mentadabburi
Allah telah menurunkan Al-Quran untuk dimengerti maknanya dan di Tadabburi,
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :
َ ْ ُ ُ َ َّ َ َ َ َ
َ ‫ﺍأل قﻟ‬ َ ُ ‫َ ٌ َْ َق َ ُ َ ْ َ ُ َ َ ٌ َ ا ا‬
‫ﺎب‬
ِ ‫ب‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻭﻟ‬‫ﺃ‬ ‫ر‬‫ﻛ‬‫ذ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻴ‬‫ﻟ‬ِ ‫ﻭ‬ ‫ﻪ‬
ِ ‫ﺎت‬
ِ ‫آي‬ ‫ِﻛﺘﺎب ﺃﻧزﻟﻨﺎه ِﺇﻟيك ﻣبﺎﺭك ِﻟيﺪﺑرﻭﺍ‬

“Kitab yang Kami turunkan kepadamu berbarakah supaya mereka Mentadaburi ayat-
ayat nya dan supaya orang-orang yang berakal mengingat” (Saad : 29)

222
Orang yang tidak Mentadaburi Al-Quran maka ini menunjukkan kesesatan hati
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

َُ ََْ ُُ ََ َْ َ ْ ُ‫َََ َََ اُ َ ق‬


‫ﻮب ﺃقفﺎﻟهﺎ‬
ٍ ‫ﺃﻓَل يﺘﺪﺑرﻭﻥ ﺍﻟﻘرآﻥ ﺃم ﻋﻠى ق‬
‫ﻠ‬

“Apakah mereka tidak Mentadaburi Al-Quran, ataukah didalam hati-hati tersebut ada
kunci-kunci nya ” (Muhammad : 24)
Semakin seseorang banyak Mentadabburi Al-Quran dan memahami maknanya maka
akan semakin bertambah keimanannya, keyakinannya dan kedekatannya kepada Allah,
semakin yakin tentang kebenaran agama ini dan semakin yakin bahwa Al-Quran adalah
dari Allah Ta’ala.
Oleh karena itu seyogyanya seorang muslim dan Muslimah mempelajari bahasa Arab
yang dengannya dia bisa memahami Al-Quran dan meluangkan waktunya untuk
memikirkan dan Mentadabburi ayat-ayat Allah, membaca tafsir-tafsir Al-Quran yang
sesuai dengan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti
Tafsir Muyyasar, Yang diterbitkan Kompleks Percetakan Al-Quran Kerajaan Raja Fahd di
Madinah dan ini adalah Tafsir yang ringkas, dan

Tafsir Ibn Katsir, Untuk Tafsir yang agak luas


Dan mengikuti kajian-kajian yang membahas tentang Tafsir Al-Quran dengan
pemahaman yang benar, pemahaman para shahabat dan para salaf.
Dan Apabila seseorang ingin membaca terjemah Al-Quran didalam bahasa Indonesia
maka hendaklah ia berusaha untuk memilih terjemah yang paling bagus, yang sesuai
dengan pemahaman yang benar, seperti Terjemah Al-Quran dalam bahasa Indonesia
yang dicetak oleh Kompleks percetakan Al-Quran Kerajaan Raja Fahd di Madinah.
Dan perlu dia mengetahui bahwasanya tidak ada terjemah yang tidak memiliki
kekurangan karena terjemah adalah amalan manusia.
Diantara hak-hak Al-Quran adalah,
4. Mengamalkannya
Al-Quran tidaklah diturunkan hanya sekedar dibaca dengan tartil dan tajwid, dihafal
dan ditadabburi, akan tetapi juga diamalkan, dilaksanakan perintahnya, dijauhi
larangannya, dibenarkan kabar-kabarnya, baik dalam masalah ‘aqidah, ibadah, akhlaq,
mu’amalah dan lain-lain.
Dahulu, para shahabat radhiyallahu ‘anhum selain membaca Al-Quran dan mengilmui,
mereka juga mengamalkan, Berkata ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu:

‫ا‬ ‫ُ ا ق‬ َ َ ‫َ ُ َ ْ ُ ا َ ا‬ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ ‫َ َ ا ُ ُ ا‬
‫ﺎﺕ ﻟ ْم يﺠ ِﺎﻭزَﻦ حﺘى ي ْﻌ ِرف َﻣ َﻌ ِﺎﻧ َﻴهﻦ َﻭﺍﻟ َﻌ َم َﻞ ِﺑ ِهﻦ‬
ٍ ‫كﺎﻥ ﺍﻟرﺟﻞ ِﻣﻨﺎ ِﺇذﺍ تﻌﻠم ﻋشر آي‬

“Dahulu seseorang dari kalangan kami (yaitu para shahabat) apabila mempelajari 10
ayat maka dia tidak meninggalkannya sehingga mempelajari maknanya dan beramal
dengannya"
Kalau kita tidak mengamalkan Al-Quran maka Al-Quran bisa menjadi hujjah atas kita.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

223
َ ََ َ َ َ ٌ ‫قُ ُ ُ ا‬
‫َﻭﺍﻟﻘ ْرآﻥ حﺠﺔ ﻟك ﺃ ْﻭ ﻋﻠ ْيك‬

“Dan Al-Qurān menjadi hujjah untukmu atau atasmu.” (HR Muslim)


Menjadi hujjah untukmu yaitu apabila kita amalkan maka bisa kita bermanfaat bagi kita
di hari kiamat.
Menjadi hujjah atasmu yaitu apabila tidak kita amalkan maka akan memudharati kita di
hari kiamat.
Kita memohon kepada Allāh ‘Azza wa Jalla semoga Allah menjadikan kita termasuk
orang-orang yang memiliki perhatian yang besar terhadap Al-Quran, baik embaca
dengan tartil, menghafal, memuraja’ah, mentadabburi maupun mengamalkannya.

Halaqah yang ke-21 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Membenarkan Kabar-kabar Yang Shahih Di Dalam Kitab-kitab Allah”.

yang ke 3 diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah, Membenarkan kabar-kabar


yang shahih di dalam kitab-kitab tersebut. Seperti kabar-kabar di dalam Al-Quran dan
kabar-kabar yang ada di dalam kitab sebelumnya yang belum diubah.
Maksudnya, wajib bagi orang yang beriman membenarkan:
1. Kabar-kabar yang ada di dalam Al-Quran seperti
- Kisah-kisah umat terdahulu.
- Kejadian-kejadian di hari kiamat.
- Sifat-sifat surga dan neraka.
- Dan lain-lain.
2. Kabar-kabar yang ada di dalam kitab kitab sebelumnya yang belum diubah.
Dan barangsiapa yang mengingkarinya atau meragukannya maka sungguh dia telah
kafir. Adapun kabar-kabar yang ada di dalam kitab Taurat dan Injil setelah terjadi
perubahan pada sebagian isinya maka kabar-kabar tersebut ada 3 macam;
1. Kabar yang datang pembenarannya di dalam agama Islam.
Maka wajib bagi kita beriman dan membenarkannya, seperti kabar bahwa Allah
menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari, maka ini ada di dalam Perjanjian Lama
Keluaran Pasal 31 Ayat 17.
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬sebutkan di dalam Al-Quran di dalam firmanNya:

‫ا َا‬ َ َ
َ ‫ﺍأل ْﺭ‬ َ َ ‫َ َ َ ا‬ َّ ُ َّ ُ ُ ‫َ ا‬
‫ﺽ ِﻓﻲ ِﺳﺘ ِﺔ ﺃي ٍﺎم‬ ‫ﺍﺕ ﻭ‬
ِ ‫ﺭبكم ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟ ِذي ﺧﻠق ﺍﻟسمﺎﻭ‬

“Sesungguhnya Rabb kalian Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari.” (Al-
A’rāf : 54)
2. Kabar yang datang pengingkarannya di dalam agama Islam.
Maka wajib bagi kita mendustakannya dan menolaknya, seperti kabar di dalam kitab
Taurat yang berisi sifat yang tidak layak bagi Allah dan sifat yang tidak layak bagi
sebagian Nabi, sebagaimana telah berlalu penjelasannya.

224
3. Kabar yang tidak ada pengingkaran maupun pembenarannya di dalam agama Islam.
Maka kita tidak membenarkan dan tidak mendustakan seperti sebagian perincian yang
ada di dalam Taurat yang sekarang terhadap kisah-kisah yang asalnya ada di dalam Al-
Quran, sebagaimana disebutkan di dalam Kejadian Pasal 7 ayat 7 bahwa banjir besar di
zaman Nabi Nuh ‘alayhissalam terjadi selama 40 hari.
Dan perincian ini tidak disebutkan di dalam agama kita. kita tidak membenarkan karena
mungkin itu termasuk yang ditambah dan diubah dan kita tidak mendustakan karena
mungkin itu termasuk wahyu.
Rasūlullāh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ آﻣﻨﺎ بﺎﻟﻠﻪ ﻭﻣﺎ ﺃﻧزل ﺇﻟﻴﻨﺎ‬: ‫ ﻭقﻮﻟﻮﺍ‬، ‫ﻻ تصﺪقﻮﺍ ﺃَﻞ ﺍﻟكﺘﺎب ﻭﻻ تﻜذﺑﻮَم‬

“Janganlah kalian membenarkan Ahlul Kitab dan janganlah kalian mendustakan mereka,
akan tetapi katakanlah ‘Kami beriman kepada Allāh dan apa yang diturunkan kepada
kami’.” (HR Bukhāri)

Halaqah yang ke-22 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum Yang Ada Di Dalam
Kitab-Kitab Allah”.
Diantara cara beriman dengan kitab-kitab Allah;
4. Beramal, ridha dan berserah diri dengan hukum-hukum di dalam kitab-kitab
tersebut, baik yang kita ketahui hikmahnya atau tidak.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ْ ََ ُ َ َ َّ
‫ص ﺍﻟﻠﻪ َﻭ َﺭ ُﺳﻮﻟﻪ ﻓﻘﺪ‬ ْ ‫ﻮﻥ َﻟ ُه ُم قﺍﻟخ َﻴ َر ُة ﻣ ْﻦ َﺃ ْﻣرَ ْم َﻭ َﻣ ْﻦ َي‬
‫ﻌ‬
َ ُ َ ْ َ ً ْ َ ُ ُ ُ َ َ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ
‫َﻭ َﻣﺎ كﺎﻥ ِﻟ ُمﺆ ِﻣﻦ َﻭَل ُﻣﺆ ِﻣﻨ ٍﺔ ِﺇذﺍ قضى ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﺃﻣرﺍ ﺃﻥ يك‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ً ً َ َ َ
‫ض اﻞ ضَلَل ُﻣ ِﺒيﻨﺎ‬

“Dan tidak pantas bagi seorang yang beriman laki-laki dan wanita, apabila Allah dan
RasulNya sudah menetapkan sebuah perkara, kemudian mereka memiliki pilihan yang
lain di dalam urusan mereka. Dan barangsiapa yang memaksiati Allah dan rasulNya,
maka sungguh telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Al-Ahzab : 36)
Dan Allah berfirman:

َ ْ َ َ ‫ْ َ َ ً ا‬
ً ‫ﺖ َﻭ َُ َس ِّﻠ ُمﻮﺍ َت ْسﻠ‬ ُ َْ ُ َ َ ُ ََُْ َ َ َ َ ِّ َ ُ ‫ِّ َ َ ُ ْ ُ َ َ ا‬ ََ
‫يمﺎ‬ ِ ‫يمﺎ شﺠ َر ﺑيﻨه ْم ث ام َل ي ِﺠﺪﻭﺍ ِﻓﻲ ﺃﻧف ِس ِهم حرﺟﺎ ِﻣمﺎ قضي‬‫ﻓَل َﻭ َﺭبك َل يﺆ ِﻣﻨﻮﻥ حﺘى يحك ُمﻮك ِﻓ‬

“Maka demi Rabbmu, mereka tidak beriman sampai mereka menjadikan engkau wahai
Muhammad sebagai hakim di dalam perkara yang mereka perselisihkan. Kemudian
mereka tidak menemukan rasa berat di dalam hati-hati mereka terhadap apa yang
engkau putuskan dan mereka menerima dengan sebenarnya.” (An Nisa : 65)
Adapun hukum yang sudah dihapus, maka tidak boleh diamalkan, seperti:
‘Iddah 1 tahun penuh bagi wanita yang ditinggal mati suaminya, Sebagaimana di dalam
surat Al-Baqarah ayat 240. Maka telah dihapus dengan ayat 234 dari Surat Al-Baqarah

225
yang isinya bahwa Masa ‘iddah wanita yang ditinggal mati suaminya adalah 4 bulan 10
hari.
Dan semua kitab yang terdahulu secara umum hukum-hukumnya telah dihapus dengan
Al-Quran.
Artinya, tidak boleh seorangpun baik jin maupun manusia mengamalkan hukum-hukum
yang ada di dalam kitab-kitab sebelumnya, setelah datangnya Al-Quran.
َ َ ُ َ َ
Allāh ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

‫َّ ُ َ َ ا‬ َ َْ ََُْ ُ ْ َ ََ ً َ َ ‫َ ق‬ ْ َ َ َ ْ َ َ ً ِّ َ ُ ِّ َ ‫َ َ ْ َ ق َ َ ْ َ ق َ َ ق‬
‫ﺎب َﻭ ُﻣه ْي ِمﻨﺎ ﻋﻠ ْي ِﻪ ﻓﺎحك ْم ﺑيﻨه ْم ِب َمﺎ ﺃﻧز َل ﺍﻟﻠﻪ َﻭَل تت ِﺒ ْع‬
ِ ‫ﺘ‬‫ك‬ِ ‫ﺍﻟ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ِ ‫ﻪ‬
ِ ‫ي‬‫ﻭﺃﻧزﻟﻨﺎ ِﺇﻟيك ﺍﻟ ِكﺘﺎب ِبﺎﻟحق ﻣصﺪقﺎ ِﻟمﺎ ﺑﻴﻦ يﺪ‬
ً َ ْ َ ً َ ْ ْ ُ ْ َ ‫َ ْ َ َ ُ ْ َ ا َ َ َ َ ق َ ِّ ُ ٍّ َ َ ق‬
‫ﺃَﻮﺍءَم ﻋمﺎ ﺟﺎءك ِﻣﻦ ﺍﻟحق ِﻟكﻞ ﺟﻌﻠﻨﺎ ِﻣﻨكم ِشرﻋﺔ ﻭ ِﻣﻨهﺎﺟﺎ‬

“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al-Kitab (yaitu Al-Quran) dengan haq yang
membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan muhaymin kitab-kitab sebelumnya. Maka
hendaklah engkau menghukumi diantara mereka dengan apa yang Allah turunkan. Dan
janganlah engkau mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
datang kepadamu bagi masing-masing dari kalian telah kami jadikan syariat dan juga
jalan.” (Al-Maidah : 48)
Bahkan Nabi Musa sekalipun yang diturunkan kepadanya Taurat harus berhukum
dengan Al-Quran, seandainya beliau masih hidup ketika Al-Quran turun.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫ُ ا َ ْ َا‬ َ َ َ َ ُ ‫َ َْ َا‬ َْ َّ
‫ﻮﺳى كﺎﻥ ح ًّيﺎ َﻣﺎ َﻭ ِﺳ َﻌﻪ ِﺇَل ﺃﻥ يت ِب َﻌ ِﻨﻲ‬ ‫َﻭﺍﻟ ِذي ﻧف ِسﻲ ِﺑي ِﺪ ِه ﻟﻮ ﺃﻥ ﻣ‬

“Demi Zat yang jiwaku ada di tangannya, seandainya Musa hidup, niscaya tidak ada
pilihan baginya kecuali mengikuti aku.” (HR Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh Al-
Albaniy rahimahullah)
Oleh karena itu Nabi ‘Isa ‘alayhissalam salam yang diturunkan kepadanya Injil di akhir
zaman, ketika beliau turun akan berhukum dengan hukum Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad ‫ﷺ‬.

Halaqah yang ke-23 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Hukum Membaca Kitab-kitab Sebelum Al-Quran (Seperti Taurat dan Injil) Yang
Telah Diubah”.

Para ulama menjelaskan bahwa hukum membacanya ada 2


1. HARAM
Apabila maksudnya adalah mencari petunjuk di dalam kitab-kitab tersebut seakan-akan
tidak mencukupkan dirinya dengan Al-Quran. Karena Allah telah mengabarkan bahwa
kitab-kitab tersebut sudah diubah, sudah tercampur antara yang haq dan yang bathil.
Yang bathil jelas kita tinggalkan, Adapun yang haq, yang selamat dan tidak diubah maka
Al-Quran yang dijaga oleh Allah dari perubahan telah mencukupi kita. Tidak ada

226
kebaikan yang kita butuhkan di dalam agama kita kecuali sudah diterangkan di dalam
َ َ ُ َ َ
Al-Quran. Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُ ُْ َ ‫ق‬ ً ْ َ َ َ ‫ا‬ َ َ َْ ُ َ َ ‫َا َ َق َ َ َ َ ق‬ ‫َ َ َ ق‬


‫ﺃ َﻭﻟ ْم يك ِف ِه ْم ﺃﻧﺎ ﺃﻧزﻟﻨﺎ ﻋﻠ ْيك ﺍﻟ ِكﺘﺎب يﺘﻠى ﻋﻠ ْﻴ ِه ْم ۚ ِﺇﻥ ِﻓﻲ ذ ِﻟك ﻟ َرح َمﺔ َﻭ ِذﻛ َرى ِﻟﻘ ْﻮ ٍم يﺆ ِﻣﻨﻮﻥ‬

“Apakah tidak mencukupi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu sebuah
kitab yang dibacakan atas mereka? Sesungguhnya di dalamnya ada rahmat dan
peringatan bagi kaum yang beriman.” (Al-‘Ankabut : 51)
Dari Jabir Ibnu ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa ‘Umar Ibnu Khaththab
radhiyallahu ‘anhu mendatangi Nabi ‫ﷺ‬dengan membawa sebuah kitab yang dia
dapatkan dari sebagian Ahli Kitab kemudian membacakannya kepada Nabi ‫ﷺ‬.
Maka Nabi ‫ ﷺ‬marah seraya berkata Apakah engkau bingung di dalam agamamu, wahai
putra Al-Khaththab? Dan demi Zat yang jiwaku berada ditanganNya, sungguh aku telah
mendatangi kalian dengan sesuatu yang putih bersih. Janganlah kalian bertanya kepada
mereka (ahlul kitab) tentang sesuatu karena mungkin mereka mengabarkan kepada
kalian dengan kebenaran kemudian kalian mendustakannya atau mereka mengabarkan
yang bathil kemudian kalian membenarkannya. Demi Zat yang jiwaku berada di
tanganNya, seandainya Musa masih hidup niscaya tidak ada pilihan baginya kecuali
mengikuti aku.” (Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad)
Al-Imam Al-Bukhari rahimahullah menyebutkan di dalam Shahih Bukhari, ucapan
‘Abdullah Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Beliau mengatakan
“Bagaimana kalian bertanya kepada Ahlul Kitab tentang sesuatu sedangkan kitab kalian
yang diturunkan kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬lebih baru? Kalian membacanya dalam keadaan
bersih tidak tercampuri dan Allah telah mengabarkan kepada kalian bahwa ahlul kitab
telah mengganti kitab Allah dan mengubahnya. Dan menulis kitab dengan tangan-
tangan mereka dan mereka berkata ‘Ini adalah dari sisi Allah dengan tujuan menjualnya
dengan harga yang sedikit. Bukankah ilmu yang datang kepada kalian telah melarang
kalian untuk bertanya kepada mereka? Tidak demi Allah, kami tidak melihat
seorangpun dari mereka yang bertanya kepada kalian tentang apa yang diturunkan
kepada kalian.”
Dikhawatirkan apabila seseorang membaca kitab-kitab tersebut akan membenarkan
yang bathil atau mendustakan yang benar atau menjadi tersesat dan terfitnah
agamanya.
2. BOLEH
Boleh hukumnya apabila dia termasuk penuntut ilmu atau orang yang berilmu dengan
Al-Quran dan Hadits kuat keimanannya dalam ilmu agamanya khususnya tentang
masalah ‘aqidah, tauhid dan lain-lain.
Dan tujuannya adalah ingin membantah ahlul kitab, menerangkan penyimpangannya,
menjelaskan pertentangan yang ada di dalam kitab tersebut, menunjukkan
keistimewaan Al-Quran, menyingkap syubhat mereka, dan juga menegakkan hujjah atas
mereka.

227
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya orang-orang Yahudi datang
kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, kemudian mereka menyebutkan bahwa seorang laki-laki dan
wanita di antara mereka telah berzina. Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda "Apa yang kalian
temukan di dalam Taurat tentang masalah hukum rajam?" Mereka berkata: "Kami akan
membuka aib-aibnya dan mereka akan dicambuk". Maksudnya mereka mengingkari
adanya ayat tentang rajam di dalam Taurat. Kemudian ‘Abdullah Ibnu Salam
radhiyallahu ‘anhu berkata ‘Kalian telah berdusta, sesungguhnya di dalam Taurat ada
ayat rajam. Kemudian mereka mendatangkan Taurat dan membukanya. Salah seorang
diantara mereka meletakkan tangannya di atas ayat rajam. Maksudnya
menutupi. Kemudian membaca ayat sebelumnya dan setelahnya kemudian ‘Abdullah
Ibnu Salam berkata: "Angkatlah tanganmu!" Maka dia mengangkat tangannya, maka di
dalamnya ada ayat tentang rajam. Mereka berkata "Dia telah benar, wahai Muhammad,
di dalamnya ada ayat tentang rajam." Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬menyuruh untuk merajam
keduanya, kemudian keduanya dirajam. Berkata ‘Abdullah Ibnu Salam "Maka aku
melihat laki-laki tersebut memiringkan badannya ke arah wanita tersebut ingin
melindunginya dari batu. (HR Muslim)

Oleh karena itu para ulama menulis kitab-kitab yang membantah ahlul kitab, dan
membawakan di dalamnya beberapa nash dari kitab-kitab yang ada di tangan mereka
sendiri, seperti
Ibnu Hazm, di dalam kitabnya Al-Fashlu Fil Milali Wal Ahwai Wan Nihali

(‫)ﺍﻟفصﻞ ﻓﻲ ﺍﻟمﻠﻞ ﻭﺍألَﻮﺍء‬

Abu ‘Abdillah Al-Qurthubiy, di dalam kitabnya Al-‘I’lamu Bima Fi Dinin Nashara Minal
Fasadi Wal Awhami Wa Izh-haru Mahasinil Islami.

(‫)ﺍﻹﻋالم بمﺎ ﻓﻲ ديﻦ ﺍﻟﻨصﺎﺭى ﻣﻦ ﺍﻟفسﺎد ﻭﺍألﻭَﺎم ﻭإظهﺎﺭ ﻣحﺎﺳﻦ ﺍﻹﺳالم‬

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di dalam kitabnya Al-Jawabush Shahihu Liman Baddala
Dinal Masihi.

ّ
(‫)ﺍﻟﺠﻮﺍب ﺍﻟصحﻴح ﻟمﻦ بﺪل ديﻦ ﺍﻟمسﻴح‬

Ibnul Qayyim, di dalam Kitabnya Hidayatul Hayara Fi Ajwibatil Yahudi Wan Nashara

(‫)َﺪﺍيﺔ ﺍﻟحيﺎﺭى ﻓﻲ ﺃﺟوبﺔ ﺍﻟﻴهﻮد ﻭﺍﻟﻨصﺎﺭى‬

Dan juga kitab-kitab yang lain.

Halaqah yang ke-24 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Penyimpangan-penyimpangan Dalam Hal Iman Dengan Kitab-kitab Allah”.

228
Diantara penyimpangan-penyimpangan di dalam hal iman dengan kitab-kitab Allah
1. Mengingkari keseluruhan atau sebagian kitab-kitab Allah meskipun hanya 1 huruf.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً َ ً َ َ َ ْ ََ ْ ‫ق‬ ُُ َ َ َّ ُ‫ْ َ ق‬
‫َﻭ َﻣﻦ يكف ْر ِبﺎﻟﻠ ِﻪ َﻭ َﻣَل ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ َﻭكﺘ ِب ِﻪ َﻭ ُﺭ ُﺳ ِﻠ ِﻪ َﻭﺍﻟ َﻴ ْﻮ ِم ﺍَل ِﺧ ِر ﻓﻘﺪ ض اﻞ ضَلال ب ِﻌيﺪﺍ‬

“Dan barangsiapa yang kufur kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya,


rasul-rasulNya dan hari akhir maka sungguh dia telah tersesat dengan kesesatan yang
jauh.” (An-Nisa : 136)
Berkata ‘Abdullah Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu

ِّ ُ َ َ ْ ََ ُ ْ َ َ ُْ‫َ ق‬ ْ َ ََ َ ْ َ
‫آﻥ ﺃ ْﻭ ِبآي ٍﺔ ِﻣﻨﻪ ﻓﻘﺪ ﻛف َر ِب ِﻪ كﻠ ِﻪ‬
ِ ‫ﻣﻦ ﻛفر ِبحر ٍف ِﻣﻦ ﺍﻟﻘر‬

“Barangsiapa yang kufur atau mengingkari satu huruf dari Al-Quran atau 1 ayat darinya
maka sungguh dia telah kufur atau mengingkari keseluruhannya.” (Atsar ini
dikeluarkan oleh Ath-Thabariy di dalam tafsirnya)
2. Mendustakan kabar-kabar yang ada di dalam kitab-kitab tersebut.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُ َ َ ُ ‫َ َّ َ َ ا ُ ق َ َ َ ْ َ ق ق َ ْ َ ُ َ َ َ َ ُ ا‬
‫ﺍﺳﺘك َﺒ ُرﻭﺍ ﻋﻨهﺎ ﺃ ْﻭﻟ ِئك ﺃ ْصحﺎب ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ َ ْم ِﻓﻴهﺎ ﺧ ِﺎﻟﺪﻭﻥ‬‫ﻭﺍﻟ ِذيﻦ ﻛذﺑﻮﺍ ِبآي ِﺎتﻨﺎ ﻭ‬

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka sombong merekalah
penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Al-A’raf : 36)
3. Melecehkan dan mengolok-olok.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ُ َ َ َْ َُْ َ َْ ‫ُ ُ ْ َ ْ َْ ُ َ َ ََْ ُ ق‬ َّ َ ْ ُ
ُ ‫ﺎﻟﻠﻪ َﻭ َآيﺎتﻪ َﻭ َﺭ‬
‫يم ِﺎﻧك ْم‬‫ﻮﻟ ِﻪ ﻛﻨﺘم تسﺘه ِزﺋﻮﻥ ال تﻌﺘ ِذﺭﻭﺍ قﺪ ﻛفرتم بﻌﺪ ِﺇ‬
ِ ‫ﺳ‬ ِ ِ ِ ‫قﻞ ﺃ ِب‬

“Katakanlah: Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan rasulNya kalian mengolok-olok?


Janganlah kalian minta udzur, sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.” (At-
Taubah : 65-66)
ُ َ َ
4. Membenci apa yang ada di dalam kitab-kitab tersebut berupa petunjuk Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ت َﻌﺎﻟى‬
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ُ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ َ ُ َ ُ ‫َ َ َا‬
‫ذ ِﻟك ِبأﻧه ْم ﻛ ِرَﻮﺍ َﻣﺎ ﺃﻧز َل ﺍﻟﻠﻪ ﻓأح َبط ﺃﻋ َمﺎﻟه ْم‬

“Yang demikian karena mereka membenci apa yang Allah turunkan maka Allah
membatalkan amalan-amalan mereka.” (Surat Muhammad : 9)
Apabila seseorang membenci Al-Quran yang di dalamnya ada petunjuk meskipun dia
mengamalkannya maka dia telah kufur.

229
5. Meninggalkan Al-Quran.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ُْ‫ا َ ُ َ َ ق‬
ً ‫آﻥ َﻣ ْه ُﺠ‬ َ ‫َ ِّ ا‬ َ ‫َﻭ َق‬
‫ﻮﺭﺍ‬ ‫ﺍﻟر ُﺳﻮل ُيﺎ َﺭب ِﺇﻥ ق ْﻮ ِﻣﻲ ﺍتخذﻭﺍ َذﺍ ﺍﻟﻘر‬
‫ﺎل ا‬

“Dan Rasul berkata: Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran
sesuatu yang ditinggalkan.” (Al-Furqan : 30)
Para ulama menjelaskan bahwa meninggalkan Al-Quran mencakup :
• Tidak mau mendengarkannya.
• Tidak beramal dengannya.
• Tidak berhukum dengannya.
• Tidak mentadabburinya.
• Dan juga tidak mau berobat dengan Al-Quran baik untuk penyakit hati maupun
penyakit badan.
Diantara penyimpangan-penyimpangan dalam hal iman dengan kitab-kitab Allah adalah
6. Ragu-ragu dengan kebenaran Al-Quran.
7. Berusaha untuk mengubah Al-Quran baik lafazh maupun maknanya.

Halaqah yang ke-25 dari Silsilah ‘Ilmiyyah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah adalah
tentang “Buah Beriman Dengan Kitab-kitab Allah”

Diantara buah beriman dengan kitab-kitab Allah yang bisa kita petik adalah
1. Mendapatkan keutamaan-keutamaan beriman
Diantaranya hidayah di dunia, keamanan di akhirat, masuk ke dalam surga dan lain-lain.
Karena beriman dengan kitab Allah adalah bagian dari mewujudkan keimanan.
2. Semakin mengetahui dan menyadari perhatian Allah dan kasih sayangNya kepada
makhluk
Semakin mencintaiNya karena menurunkan kepada kita kitab yang berisi petunjuk dan
cahaya supaya kita tenang di dunia dan bahagia di akhirat. Kita tidak dibiarkan tersesat
dan terombang-ambing dengan hawa nafsu dan syahwat.
Dan bagi yang ingin melihat kebesaran nikmat ini silakan dia melihat orang-orang yang
hidup tanpa berpegang dengan kitab Allah mereka dalam keadaan resah, bimbang,
bingung dan tidak tahu kemana arah hidupnya.
3. Mengetahui hikmah Allah dan kebijaksanaanNya
karena memberikan kepada setiap kaum syari’at yang sesuai dengan keadaan
mereka. Dan Al-Quran sebagai kitab terakhir sesuai untuk semua umat di setiap tempat
dan masa sampai hari kiamat.
4. Mengetahui bahwa petunjuk Allah kepada manusia tidak terputus sampai hari kiamat
5. Semakin mencintai dan menghormati Al-Quran
dengan memperhatikan adab-adab ketika membacanya. Demikian pula semakin
mencintai orang-orang yang mencintai Al-Quran.

230
6. Membenci amalan-amalan yang bertentangan dengan Al-Quran dan orang-orang yang
melakukannya
7. Membangkitkan semangat untuk bersungguh-sungguh mencari hidayah dari Al-Quran
dengan membaca, menghafal, mempelajari, mentadabburi, mengamalkan, berhukum
dengan Al-Quran dan kembali kepada Al-Quran ketika terjadi perselisihan.
8. Bersemangat untuk membela kitab Allah
dengan menyebarkan aqidah yang benar tentangnya dan membongkar tuduhan dan
keyakinan yang sesat yang ingin menurunkan kepercayaan terhadap Al-Quran dan
menjauhkan umat dari Al-Quran.
9. Bergembira dan bersyukur kepada Allah atas karuniaNya yang besar

ُ َ ‫ْ َ َ ُّ ا‬ َّ َّ ُ َ ‫ق‬
‫ﺍﻟص ِﺎﻟحﺎﺕ‬ ‫ﺍﻟح ْمﺪ ِﻟﻠﻪ ِﺍﻟ ِذي ِﺑ ِﻨﻌم ِﺘ ِﻪ ت ِﺘم‬

Dengan demikian kita sudah menyelesaikan Silsilah ‘Ilmiyyah yang ke-7 tentang
Beriman Dengan Kitab-kitab Allah. Semoga apa yang kita sampaikan bermanfaat dan
bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

HSI 08 SILSILAH BERIMAN KEPADA RASUL

Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Rasul Allah
"Pengertian Rasulullah dan Dalil-Dalil atas Wajibnya Beriman Dengan Para Rasul"

Diantara pokok-pokok keimanan yang harus diimani oleh seorang hamba adalah
beriman kepada para Rasul Allah
Rasuulun adalah bentuk tunggal dari rusulun, rasuulun artinya utusan, rusulun artinya
utusan-utusan, Rasulullah artinya para utusan Allah. Mereka adalah manusia-manusia
yang Allah pilih menjadi utusanNya kepada manusia dengan membawa risalah dari
Allah untuk disampaikan kepada manusia. Allah berfirman :

َ ِّ َ ‫َ َ ْ َ ْ َ ق َ ُ ُ َ َ ق‬
...‫ﺎﺕ‬
ِ ‫…ﻟﻘﺪ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ﺭﺳﻠﻨﺎ ِبﺎﻟﺒيﻨ‬

“...Sunngguh Kami telah mengutus rasul rasul Kami dengan bukti bukti yang nyata...”
(Al-Hadid 25)
Al-Quran, Assunnah dan Ijma' kaum muslimin menunjukkan tentang wajibnya beriman
dengan kepada para Rasul Allah dan kekufuran kepada rasul-rasul Allah adalah
kekufuran kepada Allah.
Semakin seseorang mendalami tentang beriman kepada para Rasul secara terperinci
maka akan semakin bertambah keimanannya dan akan semakin banyak manfaatnya,
adapun dari Al-Quran maka Allah berfirman :

َّ ُ ‫ْ َ ق‬ َ ْ َ َْ َّ َ ‫َ ق‬ ُ ‫ﺎﻟﻠﻪ َﻭ َﺭ ُﺳﻮﻟﻪ َﻭ قﺍﻟك َﺘﺎب َّﺍﻟذي َﻧ از َل َﻋ َﻠى َﺭ‬


َّ ُ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
‫ﺎب ﺍﻟ ِذي ﺃﻧز َل ِﻣﻦ ق ْب ُﻞ ۚ َﻭ َﻣﻦ يكف ْر ِبﺎﻟﻠ ِﻪ‬ ‫ﺘ‬‫ك‬ِ ‫ﺍﻟ‬‫ﻭ‬ ‫ﻪ‬
ِ ‫ﻮﻟ‬ ‫ﺳ‬ ِ ِ ِ ِ ‫ب‬ ‫ﻮﺍ‬‫ﻨ‬ ‫آﻣ‬
ِ ‫ﻮﺍ‬‫ﻨ‬ ‫يﺎ ﺃيهﺎ ﺍﻟ ِذيﻦ آﻣ‬
ِ ِ ً َ ً َ َ ‫َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُ ُ َ ِ ق َ ْ ْ ِ َ َ ْ َ ِا‬
‫ﻭﻣَل ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ ﻭكﺘ ِب ِﻪ ﻭﺭﺳ ِﻠ ِﻪ ﻭﺍﻟﻴﻮ ِم ﺍَل ِﺧ ِر ﻓﻘﺪ ضﻞ ضَلَل ب ِﻌيﺪﺍ‬

231
“Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kepada Allah dan RasulNya dan Kitab
yang telah diturunkan kepada RasulNya dan Kitab yang diturunkan sebelumnya dan
Barangsiapa yang kufur kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya dan Rasul-
rasulNya dan hari Akhir maka sungguh dia telah sesat kesesatan yang jauh” (An-Nisa :
136)
Adapun dari Assunnah maka Nabi ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya Malaikat Jibril tentang
apa itu Iman?

َ َ َ َ‫ُْ َ ق‬ َْ‫َ ق‬ ُ َُ ُُ َ َ َ َ َ َ ُْ َْ
‫ﺍَلﺧ ِر َﻭتﺆ ِﻣﻦ ِبﺎﻟﻘﺪ ِﺭ ﺧ ْﻴ ِر ِه َﻭش ِّر ِه‬
ِ ‫ﺎﻟﻠﻪ ﻭﻣال ِﺋﻜ ِﺘ ِﻪ ﻭكﺘ ِب ِﻪ ﻭﺭﺳ ِﻠ ِﻪ ﻭﺍﻟﻴﻮ ِم‬
ِ ‫ﺍﻹيمﺎﻥ ﺃﻥ تﺆ ِﻣﻦ ِب‬

Beriman adalah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya,


Rasul RasulNya dan hari Akhir dan engkau beriman dengan Takdir yang baik maupun
yang buruk
َ ْ َ
Beliau (Malaikat Jibril) mengatakan ‫( َصدقت‬engkau telah benar), hadits ini diriwayatkan
oleh Imam Muslim.
Dan para Ulama berijma' atas wajibnya beriman kepada rasul rasul Allah 'azza wajalla.
Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Beriman Kepada Para Rasul, Perbedaan Antara Nabi Dan
Rasul

Dalil-dalil menunjukkan adanya perbedaan antara Nabi dan Rasul. Allah berfirman :
‫ُ ا‬ ُ َ ‫ا‬ َ ‫ا َ َ ا َق‬ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ ْ َ ‫َ َ َْ َ ق‬
‫ﻮل َﻭَل ﻧ ِﺒ ٍّﻲ ِﺇَل ِﺇذﺍ ت َمﻨى ﺃﻟﻘى ﺍﻟش ْيﻄﺎﻥ ِﻓﻲ ﺃ ْﻣ ِﻨي ِﺘ ِﻪ‬
ٍ ‫ﻭﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ قب ِﻠك ِﻣﻦ ﺭﺳ‬

“Dan tidaklah kami mengutus seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi sebelum
engkau (wahai Muhammad) melainkan apabila dia mempunyai suatu keinginan syaitan
pun memasukkan godaan-godaan kedalam keinginannya tersebut” (Al-Hajj : 52)
Ayat diatas menunjukkan bahwa Rasul berbeda dengan Nabi.
Ada ulama yang mengatakan bahwa Rasul diberi wahyu dan diperintahkan untuk
menyampaikan, sedangkan Nabi diberi wahyu tetapi tidak diperintahkan untuk
menyampaikan namun ini adalah pendapat yang lemah karena ternyata dalil
menunjukkan bahwa Nabi juga diutus dan diperintah menyampaikan wahyu
sebagaimana dalam Firman Allah

‫ُ ا‬ ُ َ ‫ا‬ َ ‫ا َ َ ا َق‬ َ َ ُ َ ْ َ ْ َ ْ َ ‫َ َ َْ َ ق‬
‫ﻮل َﻭَل ﻧ ِﺒ ٍّﻲ ِﺇَل ِﺇذﺍ ت َمﻨى ﺃﻟﻘى ﺍﻟش ْيﻄﺎﻥ ِﻓﻲ ﺃ ْﻣ ِﻨي ِﺘ ِﻪ‬
ٍ ‫ﻭﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ قب ِﻠك ِﻣﻦ ﺭﺳ‬

“Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak pula seorang Nabi
kecuali apabila dia berkeinginan maka syaitan memasukkan godaan-godaannya
kedalam keinginannya tersebut” (Al-Hajj : 52)
Allah Mengatakan "Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul dan tidak
pula seorang Nabi" ini menunjukkan bahwa Nabi Juga diutus berarti dia diperintah
untuk menyampaikan. Demikian pula didalam hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

232
ٌ َ َ ُ ‫ُ َ ْ َ َ ا ْ ُ َ ُ َ َ َ ْ ُ ا ا َ َ َ ُ ُّ َ ْ ُ َ ا ا َ َ َ ُ ا ُ ُ َ ا ُ َ َ ا‬
َ ‫ﺍﻟﻨﺒ اﻲ َﻟ ْي‬
‫ﺲ َﻣ َﻌﻪ ﺃحﺪ‬ ِ ‫ﻋ ِرضﺖ ﻋﻠﻲ ﺍألﻣم ﻓرﺃيﺖ ﺍﻟﻨ ِﺒﻲ ﻭﻣﻌﻪ ﺍﻟرَيط ﻭﺍﻟﻨ ِﺒﻲ ﻭﻣﻌﻪ ﺍﻟرﺟﻞ ﻭﺍﻟرﺟَل ِﻥ ﻭ‬

"Ditampakan kepadaku umat-umat, maka aku melihat seorang Nabi bersama beberapa
orang dan aku melihat seorang Nabi bersama satu dan dua orang dan seorang Nabi dan
tidak seorang pun yang bersama beliau" (HR Al Bukhâri dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi juga diperintahkan untuk berdakwah dan
menyampaikan risalah.
Dari sekian banyak pendapat tentang perbedaan antara Nabi dengan Rasul pendapat
yang lebih dekat insyaa Allah adalah pendapat yang mengatakan
Bahwa Nabi adalah Orang yang Allah berikan wahyu diperintahkan untuk menyampaikan
syariat sebelumnya dan diutus kepada kaum yang sudah mengetahui syariat tersebut
Dan inilah pendapat yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Syaikh
Muhammad Al Amin Al-Sinqity semoga Allah merahmati keduanya. Diantara dalilnya
adalah firman Allah
ُ َ َ َّ َ َ َ َّ َ ‫ا َ ْ َ ق َ ا ْ َ َ َ ُ ً َ ُ ٌ َ ْ ُ َ ا‬
...‫ﻮﺭ ۚ يحك ُم ِﺑهﺎ ﺍﻟﻨ ِب ُّﻴﻮﻥ ﺍﻟ ِذيﻦ ﺃ ْﺳﻠ ُمﻮﺍ ِﻟﻠ ِذيﻦ َﺎدﻭﺍ‬‫… ِﺇﻧﺎ ﺃﻧزﻟﻨﺎ ﺍﻟﺘﻮﺭﺍة ِﻓﻴهﺎ َﺪى ﻭﻧ‬

“...Sesungguhnya kami telah menurunkan Taurat didalamnya ada petunjuk dan cahaya
yang para Nabi yang menyerahkan diri menghukumi dengan Taurat tersebut bagi
orang-orang Yahudi..." (Al-Ma’idah : 44)
Di dalam ayat ini Nabi-nabi Bani Israel mereka menyampaikan syariat Nabi Musa yang
ada didalam Taurat, adapun
Pengertian Rasul secara syariat mereka adalah orang yang Allah beri Wahyu dan
diperintahkan untuk menyampaikan syariat yang baru dan diutus kepada kaum yang
menyelisihi perintah Allah

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul Allah "Cara Beriman
kepada Para Rasul Bagian yang Pertama"

Cara Beriman kepada para rasul Allah mengandung beberapa perkara


1. Keyakinan yang dalam bahwa kenabian dan kerasulan adalah pilihan dari Allah, Allah
memberikannya kepada siapa yang memang berhak dan yang paling afdhal dan
sempurna.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

ُ ََ ْ َ ُ َ َ ْ َ ُ َّ
ۗ ‫ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠ ُم ح ْيث يﺠ َﻌ ُﻞ ِﺭ َﺳﺎﻟﺘﻪ‬

“Allah lebih tau dimana Allah meletakkan risalahNya” (Al-An’am : 124)


َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

َّ ‫ا‬
ٌ ‫ﺍﻟﻠ َﻪ َﺳم‬
ٌ ‫ﻴع َبص‬ ‫َ ق ََ َ ُ ُ ً َ َ ا‬ َ ْ َ ُ َّ
‫ﻴر‬ ِ ِ ‫ﺎس ۚ ِﺇﻥ‬
ِ ‫ﺍﻟﻠﻪ يصﻄ ِفﻲ ِﻣﻦ ﺍﻟمَل ِﺋﻜ ِﺔ ﺭﺳَل ﻭ ِﻣﻦ ﺍﻟﻨ‬

233
”Allah memilih Rasul-rasul dari kalangan malaikat dan dari kalangan manusia,
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat ” (Al-Hajj : 75)
2. Keyakinan yang dalam bahwa mereka (Para Rasul Allah) adalah makhluk Allah yang
paling sempurna baik ilmu, amalan, i'tiqad maupun penciptaan atau fisik mereka.
َ َ ُ َ َ َ َّ ََ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman menceritakan tentang Nabi Nuh ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬:

َ َ ُ ‫ا‬
ً ‫ﺎﻥ َﻋ ْب ًﺪﺍ َش ُﻜ‬
‫ﻮﺭﺍ‬ ‫ِﺇﻧﻪ ك‬

”Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba yang banyak bersyukur” ( Al-Isra’ : 3)


َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

ٌ ‫يم َﺃ اﻭ ٌﺍه ُﻣﻨ‬


‫يﺐ‬ ٌ ‫يم َﻟ َحﻠ‬
َ َ‫ﺇ اﻥ ﺇ ْﺑ َرﺍ‬
ِ ِ ِ ِ ِ

”Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang penyantun lembut hati dan suka kembali
(kembali kepada Allah)" ( Hud : 75)
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ َ ُ َ ُ ِّ َ ُ ‫َ ُ َ َ ْ َ ْ ا‬
‫يم‬
ٍ ‫قﺎﻟﻮﺍ َل تﻮﺟﻞ ِﺇﻧﺎ ﻧبشرك ِبغَل ٍم ﻋ ِﻠ‬

“Mereka berkata “Janganlah engkau (wahai Ibrahim) takut sesungguhnya kami


memberikan kabar gembira kepada dirimu dengan seorang anak yang 'alim” (Al-Hijr :
53)
َ َّ ََ ُ َ َ
Yang dimaksud dengan anak tersebut adalah Nabi Ishaq ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬dan Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ُ َ َ ۡ َ َ ۬ َ َ َ ً۬ َ َ ‫َّ ُ ا‬ ً۬ َ َ ۬ ۡ ُ ۡ ُ ََۡ ۬ ُ َ َ ۡ ُ َ ۡ َ َ
‫) َﻭب ا َۢرﺍ ِﺑ َﻮ ِلﻟﺪي ِﻪ َﻭﻟ ۡم يكﻦ‬٢٣( ‫) َﻭحﻨﺎﻧﺎ ِّﻣﻦ ﻟﺪﻧﺎ َﻭزكﻮة َﻭَكﺎﻥ ت ِﻘ ايﺎ‬٢١( ‫ﺐ ِبﻘ اﻮ ٍة َﻭ َءﺍتيﻨ ﻪ ﭐﻟحك َم َص ِب ايﺎ‬ ‫ڪﺘ‬
ِ ‫ي يحﻴى ﺧ ۬ ِذ ﭐﻟ‬
َ َ
٢٤( ‫ﺟ اب ًﺎﺭﺍ ﻋ ِص ايﺎ‬

“Wahai Yahya ambillah kitab Taurat dengan sungguh-sungguh dan kami berikan
hikmah kepadanya selagi dia masih kayak kanak dan kami jadikan rasa kasih sayang
kepada sesama dari kami dan bersih dari dosa dan ia pun orang yang bertakwa dan
sangat berbakti kepada kedua orang tuanya dan dia bukan orang yang sombong dan
bukan pula orang yang durhaka” (Maryam : 12-14]
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ُ ُ َََ َ ‫َ ا‬
‫يم‬
ٍ ‫ﻭ ِإﻧك ﻟﻌﻠى ﺧﻠ ٍق ﻋ ِظ‬

”Dan sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) berada diatas akhlak yang agung” (Al-
Qalam : 4)
Dan juga ayat-ayat yang lain yang menunjukkan tentang kesempurnaan para nabi dan
para rasul Allah di dalam ilmu, amalan i'tiqad dan juga fisik mereka,

234
Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Para Rasul adalah tentang Cara
Beriman kepada Para Rasul Bagian yang Kedua"

Diantara cara beriman dengan para Rasul


3. Meyakini bahwa para rasul benar-benar terlepas dari sifat dusta, penyembunyian ilmu
dan pengkhianatan
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman :

َ ُ ‫َ َ ق‬ ُ ْ ‫َ ُ َ َََْ َ ْ َ َ ََ ْ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ ا‬
‫ﺍﻟرح َم ﻦ َﻭ َصﺪُ ﺍﻟ ُم ْر َﺳﻠﻮﻥ‬ ‫قﺎﻟﻮﺍ يﺎ ﻭيﻠﻨﺎ ﻣﻦ بﻌﺜﻨﺎ ِﻣﻦ ﻣرق ِﺪﻧﺎ ۜ ۗ َ ذﺍ ﻣﺎ ﻭﻋﺪ‬

“Mereka berkata "celaka kita, siapakah yang telah membangkitkan kita dari tempat
istirahat kita, inilah yang dijanjikan oleh Ar-Rahman dan benarlah para Rasul” (Yasin :
52)
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

ُ َۡ َ َ ۡ ُ َ َ ۡ ُ ۡ َ َ ََ ُ ََ
َ ‫)أل َﺧ ۡذ َﻧﺎ ﻣ ۡﻨ ُﻪ ب ۡﭑﻟ‬ ََۡ َ ۡ َ َََۡ َ ‫ََ ۡ ََ ا‬
‫) ﻓ َمﺎ ِﻣﻨكم ِّﻣﻦ ﺃح ٍﺪ ﻋﻨﻪ‬٤٢( ‫) ث ام ﻟﻘﻄ ۡﻌﻨﺎ ِﻣﻨﻪ ﭐﻟ َﻮ ِتﻴﻦ‬٤١( ‫ﻴﻦ‬
ِ ‫م‬ِ ‫ي‬ ِ ِ ٤٤ ( ‫يﻞ‬
ِ ‫ﺎﻭ‬
ِ ‫ق‬‫ﻭﻟﻮ تﻘﻮل ﻋﻠﻴﻨﺎ بﻌض ﭐأل‬
َ َ
)٤٢( ‫ح ِﺠ ِْيﻦ‬

“Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas nama Kami,
pasti kami pegang dia pada tangan kanannya kemudian kami potong pembuluh
jantungnya maka tidak seorang pun dari kalian yang dapat menghalangi Kami untuk
menghukumnya” (Al-Haqqah : 44-47)
4. Keyakinan yang dalam bahwasanya mereka telah melaksanakan tugas mereka dengan
sempurna dan sebaik-baiknya dan Allah tidak mewafatkan mereka kecuali setelah
mereka menyampaikan secara sempurna risalah Allah kepada kaumnya
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

‫يمﺎ‬
َّ َ َ َ
ً ‫ﺍﻟﻠ ُﻪ َﻋْ ًيزﺍ َحﻜ‬ ‫ﺎﻥ‬‫َك‬
‫ﻭ‬ ۚ ‫ﻞ‬ ‫ﺳ‬ ُّ ‫ﺍﻟﻠﻪ ُح اﺠ ٌﺔ َب ْﻌ َﺪ‬
ُ ‫ﺍﻟر‬ َّ
‫ى‬‫ﻠ‬
ََ
‫ﻋ‬ ‫ﺎس‬
‫َ َا َ ُ َ ا‬
‫ﻠﻨ‬ ‫ﻟ‬ ‫ﻮﻥ‬ ‫ك‬‫ي‬ ‫َل‬‫ئ‬‫ﻟ‬ ‫يﻦ‬‫ﺭ‬ ‫ذ‬
ْ ُ َ َ ِّ َ ُ ً ُ ُ
‫ﻨ‬ ‫ﺭﺳَل ﻣبش ِريﻦ ﻭﻣ‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

“Rasul-Rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar
tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah Rasul-Rasul itu diutus
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (An-Nisa : 165)
Dan Allah berfirman:

َُ َ َ
‫ﺎﻥ ق ْﻮ ِﻣ ِﻪ ِﻟ ُﻴ َﺒ ِّﻴﻦ ﻟه ْم‬ َ ‫ا‬ ُ َ ْ َ ‫َ َ َْ َ ق‬
ِ ‫ﻮل ِﺇَل ِب ِﻠس‬
ٍ ‫ﻭﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ ﺭﺳ‬

“Dan tidaklah Kami utus seorang rasul kecuali dengan bahasa kaumnya supaya dia
menerangkan kepada mereka” (Ibrahim : 4)

Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada Rasul-Rasul adalah tentang
Cara Beriman Dengan Para Rasul Bagian yang Ketiga"

235
Diantara cara beriman dengan para rasul+-rasul Allah
5. Meyakini dengan keyakinan yang dalam bahwa mereka (Para Rasul) adalah manusia.
Menimpa mereka apa yang menimpa manusia yang lain, mereka makan, minum,
mencari rezeki, menikah, memiliki keturunan, tertimpa sakit, terbunuh, meninggal dan
lain-lain
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ َ ُ ُ ُْ َ َ ََ ‫ُ ا‬
‫…ق ْﻞ ِﺇﻧ َمﺎ ﺃﻧﺎ بش ٌر ِﻣﺜﻠك ْم يﻮحى ِﺇﻟ اﻲ‬

“Katakanlah sesungguhnya aku adalah manusia seperti kalian di wahyukan kepadaku”


َ َ ُ َ َ
(Al-Kahfi : 110)Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:
ً َ َ ‫َ َ ِّ َ ُ ْ ُ ا‬ ُ
… ‫ق ْﻞ ُﺳ ْبحﺎﻥ َﺭﺑﻲ َ ْﻞ ﻛﻨﺖ ِﺇَل بش ًرﺍ َﺭ ُﺳﻮَل‬

“Katakanlah Maha Suci Rabbku tidaklah aku kecuali seorang manusia yang diutus” (Al-
Isra : 93)
َ َ ُ َ َ
Mereka makan, minum dan mencari rezeki, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:
َْ
َ ‫ﺍأل ْﺳ‬ َ ُ ْ َ َ َ َ ‫َ َ َْ َ ق َ َ ْ َ َ َ ق ُ ْ َ َ ا ا ُ ْ َ َ ق ُُ َ ا‬
ۗ ُ‫ﺍ‬
ِ ‫ﻮ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫ﻮﻥ‬‫…ﻭﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ قبﻠك ِﻣﻦ ﺍﻟمرﺳ ِﻠﻴﻦ ِﺇَل ِﺇﻧهم ﻟيأ َكﻠﻮﻥ ﺍﻟﻄﻌﺎم ﻭيمش‬

“Dan tidaklah kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali mereka memakan
makanan dan pergi ke pasar” (Al-Furqan : 20)
َ َ ُ َ َ
Mereka menikah dan memiliki keturunan, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:
ً ‫ً ْ َ َ َ قَ َُ َْ ً ُ ا‬ َ‫َََ ْ َ ق‬
ۚ ‫…ﻭﻟﻘﺪ ﺃ ْﺭ َﺳﻠﻨﺎ ُﺭ ُﺳَل ِﻣﻦ ق ْب ِﻠك َﻭﺟ َﻌﻠﻨﺎ ﻟه ْم ﺃز َﻭﺍﺟﺎ َﻭذ ِّﺭيﺔ‬

“Dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu dan kami telah menjadikan
bagi mereka istri-istri dan keturunan” (Ar-Ra’d : 38)
َ َ ُ َ َ
Mereka ditimpa sakit, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman tentang Nabi Ibrahim
ْ َ َ َُ ُ ْ َ َ َ
‫ﻴﻦ‬
ِ ‫ﻭ ِإذﺍ ﻣ ِرضﺖ ﻓهﻮ يش ِف‬

“Dan apabila aku sakit, maka Allah Dialah yang menyembuhkan aku” (Ash-Shu’ara : 80)
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman tentang Nabi Ayyub
َ ‫ُّ ُّ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ ا‬ ‫َ َ ُّ َ ْ َ َ َ ا ُ َ ِّ َ ا‬
ِ ‫ﻭﺃيﻮب ِﺇذ ﻧﺎدى ﺭبﻪ ﺃﻧﻲ ﻣس ِﻨ َﻲ ﺍﻟضر ﻭﺃﻧﺖ ﺃﺭحم ﺍﻟر‬
‫ﺍح ِمﻴﻦ‬

“Dan ingatlah Ayyub ketika dia memanggil Rabbnya sesungguhnya aku telah ditimpa
sakit dan Engkau adalah Dzat Yang Maha Penyayang” (Al-Anbiya’ : 83)
Dari Abdullah Ibn Mas’ud radhiyallahu 'anhu beliau berkata aku memasuki Rasulullah
‫ ﷺ‬sedangkan beliau dalam keadaan demam, maka aku berkata “Wahai Rasulullah
sesungguhnya engkau demam dengan demam yang sangat” Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan “iya
sesungguhnya aku tertimpa demam sebagaimana dua orang diantara kalian tertimpa
demam (HR Al Bukhâri)
Mereka (para Rasulullah) meninggal dunia, sebagaimana firman Allah 'azza wajalla:
َ ُ ُ‫ٌ ا‬ َ ‫ا‬
‫ِﺇﻧك َﻣ ِّيﺖ َﻭ ِإﻧه ْم َﻣ ِّﻴﺘﻮﻥ‬

236
“Sesungguhnya engkau akan meninggal dan merekapun akan meninggal” (Az-Zumar :
30)
Dan Allah mengatakan:
َ ُ َ ‫ْ َ َ ق ُ قَ ََ ْ ا َُ ق‬ َ َ َ‫َ ق‬
‫َﻭ َﻣﺎ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻟبشر ِﻣﻦ ق ْب ِﻠك ﺍﻟخﻠﺪ ﺃﻓ ِإﻥ ِﻣﺖ ﻓه ُم ﺍﻟخ ِﺎﻟﺪﻭﻥ‬

“Dan tidaklah Kami bagi seorang manusia sebelummu kekekalan, apakah seandainya
engkau meninggal dunia maka mereka akan kekal" (Al-Anbiya : 34)
َ َ ُ َ َ
Dan ada diantara ۬ mereka yang mati terbunuh, Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:
‫َّ َ ۡ َ َ َّ ُ َ ۡ َ َّ َ َ ُ ٓ ق ا َّ َ َ ٌ۬ َ َ ۡ ُ َ ۡ َ ٓ ُ َ َ ۡ ُ ُ َ َ ُ ق َ َ ۡ َ ُ ُ ۡ َ َۢ َ ٓ َ َ ۡ َ ٍّ َ َ ُ ُ ُ ُ ق‬
‫ﻮل ذﻭقﻮﺍ‬ ‫ﻟﻘﺪ ﺳ ِمع ﭐﻟﻠﻪ قﻮل ﭐﻟ ِذيﻦ قﺎﻟﻮﺍ ِﺇﻥ ﭐﻟﻠﻪ ﻓ ِﻘﻴر ﻭﻧحﻦ ﺃﻏ ِﻨيﺎء ﺳﻨكﺘﺐ ﻣﺎ قﺎﻟﻮﺍ ﻭقﺘﻠهم ﭐألﻧ ِبيﺎء ِبغﻴ ِر حق ﻭﻧﻘ‬
َ ۡ َ َ َ
‫يق‬
ِ ‫(ﻋذﺍب ﭐﻟح ِر‬٢٢٢

“Sungguh Allah telah mendengar ucapan orang-orang yang mengatakan _sesungguhnya


Allah faqir dan kami adalah orang-orang kaya, sungguh Kami akan menulis apa yang
mereka ucapkan dan pembunuhan mereka kepada para Nabi tanpa haq dan Kami akan
katakan rasakanlah Azab yang membakar ini” (Ali-'Imran : 181)

Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan Para Rasul adalah tentang Cara
Beriman kepada Para Rasul Bagian yang Ke Empat"

Diantara cara beriman kepada para rasul adalah meyakini bahwa mereka ma'sum yaitu
terjaga dari dosa besar seperti: zina, mencuri, menipu, sihir, membuat berhala, dan lain
lain. Ini adalah kesepakatan umat, adapun orang Yahudi dan Nashrani maka mereka
menganggap para Nabi dan Rasul melakukan Dosa besar, seperti keyakinan bahwa Nabi
Harun dialah yang membuat berhala dan keyakinan bahwa Nabi Ibrahim
mengorbankan Istrinya (Sarah) kepada Firaun dan seperti keyakinan bahwa Nabi Luth
َ َّ ََ
ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬mabuk dan lain lain. Adapun dosa kecil maka menurut sebagian besar ulama
terkadang seorang nabi melakukan dosa kecil namun tidak sampai berhubungan
dengan wahyu dan dengan cepat sekali mereka bertaubat kepada Allah 'azza wa jalla.
Nabi Adam alaihi salam beliau dilarang untuk memakan buah tertentu didalam surga,
akan tetapi beliau melanggarnya kemudian beliau mengatakan

َ َ ‫َ ا َ َ َ ْ َ َْ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ َ ا َ ق‬
‫ﺎﺳ ِريﻦ‬
ِ ‫ﺭبﻨﺎ ظﻠمﻨﺎ ﺃﻧفسﻨﺎ ﻭ ِإﻥ ﻟم تغ ِفر ﻟﻨﺎ ﻭترحمﻨﺎ ﻟﻨكﻮﻧﻦ ِﻣﻦ ﺍﻟخ‬

“Wahai Rabb kami, kami telah mendholimi diri kami sendiri dan seandainya Engkau
tidak mengampuni dosa kami dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-
orang yang merugi” (Al-A’raf : 23)
َ َّ ََ
Nabi Nuh ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬meminta kepada Allah supaya menyelamatkan anaknya yang kafir,
maka Allah ajja wajalla menegur beliau dan menasihati beliau kemudian beliau
langsung meminta kepada Allah seraya berkata

َ
‫ﺎﺳ ِريﻦ‬
َ ‫ََْ َ ْ َُ ْ َ ق‬ ْ َْ ‫قٌ َ ا‬ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ ُ َ ِّ ِّ َ َ َ
ِ ‫قﺎل ﺭب ِﺇﻧﻲ ﺃﻋﻮذ ِبك ﺃﻥ ﺃﺳأﻟك ﻣﺎ ﻟيﺲ ِﻟﻲ ِب ِﻪ ِﻋﻠم ﻭ ِإَل تغ ِفر ِﻟﻲ ﻭترحم ِﻨﻲ ﺃ كﻦ ِﻣﻦ ﺍﻟخ‬

237
“Beliau berkata wahai Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari meminta
kepadaMu sesuatu yang tidak aku memiliki ilmu tentangnya dan seandainya Engkau
tidak mengampuni aku dan menyayangi aku, niscaya aku termasuk orang-orang yang
merugi” ( Hud : 47)
َ َّ ََ
Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬pernah memukul orang kifti (orang Mesir) yang berakibat
ََ
terbunuhnya orang tersebut ini adalah dosa kecil karena pukulan Nabi Musa ‫عليه‬
َ َّ َ َّ ََ
ٌُ ‫السَل‬ sebenarnya tidak mematikan dan beliau ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬juga tidak bermaksud untuk
َ َّ ََ
membunuh, Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬mengiringi kesalahan ini dengan taubat kepada Allah.
Allah berfirman:

‫َ َ ََ َ ُ ا ُ ُ َ قَ ُ ُ ا‬
ُ ‫ﺍﻟرح‬
‫يم‬ ْ ْ َ ْ َ ُ ْ َ َ ِّ ِّ َ َ َ
ِ ‫قﺎل ﺭب ِﺇﻧﻲ ظﻠمﺖ ﻧف ِسﻲ ﻓﺎﻏ ِفر ِﻟﻲ ﻓغفر ﻟﻪ ۚ ِﺇﻧﻪ َﻮ ﺍﻟغفﻮﺭ‬

“Beliau berkata _wahai Rabbku sesungguhnya aku mendzhalimi diriku sendiri maka
ampunilah aku_, maka Allah pun mengampuni beliau sesungguhnya Allāh adalah Dzat
Yang Maha Pemgampun lagi Maha Penyayang” (Al-Qashas : 16)
َ َّ ََ
Nabi Yunus ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬pernah marah meninggalkan kaumnya karena mereka tidak
menerima dakwah beliau dan setelah ditelan ikan yang besar, Beliau pun segera
meminta ampun kepada Allah. Allah berfirman

َ ُ ْ ُ ِّ َ َ َ َ َْ ‫َ ْ َ َ َ ا‬ َ ُ ُّ َ ََ ََْ َ َْ ْ َ َْ ‫ْ َ َ َ ُ َ ً َ َ ا‬ ُّ َ َ
‫ﺎﺕ ﺃﻥ َل ِﺇﻟ ﻪ ِﺇَل ﺃﻧﺖ ُﺳ ْبحﺎﻧك ِﺇﻧﻲ ﻛﻨﺖ ِﻣﻦ‬
ِ ‫ﺎضبﺎ ﻓظﻦ ﺃﻥ ﻟﻦ ﻧﻘ ِﺪﺭ ﻋﻠي ِﻪ ﻓﻨﺎدى ِﻓﻲ ﺍﻟظﻠم‬
ِ ‫ﻮﻥ ِﺇذ ذَﺐ ﻣغ‬
ِ ‫ﻭذﺍ ﺍﻟﻨ‬
َ َّ
‫ﺍﻟظ ِﺎﻟ ِمﻴﻦ‬

“Dan ingatlah kisah dzunnun yaitu Yunus ketika dia pergi dalam keadaan marah lalu dia
menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya maka dia berdoa dalam keadaan
yang sangat gelap tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau Maha
Suci Engkau sungguh aku termasuk orang-orang yang dzhalim” (Al-Anbiya’ : 87)
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬ketika sedang mendakwahi pembesar Quraisy datang kepada
beliau Ibnu Ummi Maktum ingin bertanya tentang sesuatu, maka beliau bermuka
masam dan berpaling, Allah pun menurunkan firman-Nya:

ٓ ۡ ِّ ُ َ َ َ َّ ‫َ َ ا‬ َّ ‫ُ ۡ َ َ َّ ُ َ ا‬ ۡ َۡ ُ ٓ َ َ َّ َ َ َ َ
‫)ﺃ ۡﻭ يذﻛ ُر ﻓﺘﻨف َﻌﻪ ﭐﻟذﻛ َرى‬٣( ‫) َﻭ َﻣﺎ يﺪ ِﺭيك ﻟ َﻌﻠﻪ ۥيزﻛ ٓى‬١( ‫) ﺃﻥ ﺟﺎ َءه ﭐألﻋ َمى‬٢( ‫ﺲ َﻭت َﻮﻟ ٓى‬ ‫(ﻋب‬٤

“Dia (Muhammad) berwajah masam dan berpaling karena seorang buta telah datang
kepadanya. dan tahukah engkau (wahai Muhammad) barangkali dia ingin menyucikan
dirinya atau dia ingin mendapatkan pengajaran yang memberi manfaat kepadanya”
(‘Abasa : 1-4)
Setelah itu Rasulullah ‫ ﷺ‬pun memuliakannya sebagaimana yang dikabarkan oleh Annas
bin Malik radhiallahu 'anhu yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la didalam Musnadnya.

238
Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan para Rasul adalah tentang "Cara
Beriman dengan Para Rasul Bagian yang Kelima".

Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah waspada dari ghuluw (berlebihan)
terhadap para Rasul alaihimussalam, seperti menganggap beliau mengetahui yang ghaib
atau mensifati beliau dengan sifat-sifat ketuhanan dan Allah 'azza wa jalla melarang
Ahlu kitab dari sikap ghuluw dengan firman-Nya

َ َ ‫َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ُ ُ َّ َ ُ ُ َ ق‬ ُ ‫َّ ا ق َ ا ا ق‬ ََ ُ َُ َ ُ َُْ َ َ ‫َ َ ْ َ ق‬
‫ﻮل ﺍﻟﻠ ِﻪ َﻭَك ِﻠ َمﺘﻪ ﺃﻟﻘﺎَﺎ‬ ‫ﺎب َل تغﻠﻮﺍ ِﻓﻲ ِد ِيﻨك ْم َﻭَل تﻘﻮﻟﻮﺍ ﻋﻠى ﺍﻟﻠ ِﻪ ِﺇَل ﺍﻟحق ۚ ِﺇﻧ َمﺎ ﺍﻟ َم ِسﻴح ِﻋيسى ﺍﺑﻦ ﻣريم ﺭﺳ‬ ‫ﺘ‬‫يﺎ ﺃَﻞ ﺍﻟ ِك‬
ٌَ ََ ُ َُ ََ ُ ُ َ َّ ُ َ ُ ْ ٌ ِ َُ َََْ َ
‫ِﺇﻟى ﻣريم ﻭﺭﻭح ِﻣﻨﻪ ﻓ ِآﻣﻨﻮﺍ ِبﺎﻟﻠ ِﻪ ﻭﺭﺳ ِﻠ ِﻪ ﻭَل تﻘﻮﻟﻮﺍ ثَلثﺔ‬

“Wahai Ahlu kitab janganlah kalian berlebih-lebihan didalam agama kalian dan
janganlah kalian berkata atas nama Allah kecuali kebenaran, sesungguhnya Isa Ibn
Maryam adalah Rasulullah dan kalimatnya yang dia lemparkan kepada Maryam dan dia
adalah Ruh dariNya maka berimanlah kalian kepada Allah dan RasulNya dan janganlah
kalian katakan Tuhan itu tiga… ”(An-Nisa’ : 171)

Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬telah melarang kita untuk mengikuti langkah-langkah mereka, beliau
‫ ﷺ‬bersabda

ُ ُ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ُ ُ ْ َ ََ َ ‫ا َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ا‬ َ َْ َ َ ْ ُ ْ ُ َ
‫ﺍﻟﻠﻪ َﻭ َﺭ ُﺳ ْﻮﻟﻪ‬
ِ ‫ ﻓﻘﻮﻟﻮﺍ ﻋبﺪ‬،‫ ﻓ ِإﻧمﺎ ﺃﻧﺎ ﻋبﺪه‬،‫ال تﻄرﻭ ِﻧﻲ كمﺎ ﺃطر ِﺕ ﺍﻟﻨصﺎﺭى ﺍﺑﻦ ﻣريم‬

Janganlah kalian memujiku dengan berlebihan, sebagaimana orang-orang Nashrani


berlebih-lebihan didalam memuji Ibn Maryam, sesungguhnya aku adalah hamba Allah
dan RasulNya (Hadits Shahih Riwayat Al-Imam Al-Bukhari)
Dan diantara bentuk ghuluw orang-orang Nashrani adalah mengatakan 'Isa anak Allah,
orang Yahudi mengatakan 'Uzair adalah anak Allah, Allah berfirman

ْ َ َ َ َّ َ َ ُ َ ُ ْ
‫ﺎَئﻮﻥ ق ْﻮ َل ﺍﻟ ِذيﻦ ﻛف ُرﻭﺍ ِﻣﻦ‬ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ َ َّ ُ ْ ُ َ ‫ا َ َ ق‬ َ َ َ َّ ُ ْ ٌ ْ َ ُ ُ ُ َ ‫ق‬ َ َ َ
ِ ‫ﺍَ ِهم يض‬
ِ ‫ﺖ ﺍﻟﻴهﻮد ﻋْي َر ﺍﺑﻦ َﺍﻟﻠ ِﻪ ﻭقﺎﻟ ِﺖ ﺍﻟﻨصﺎﺭى ﺍﻟم ِسﻴح ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻠ ِﻪ ذ ِﻟك قﻮﻟهم ِبأﻓﻮ‬
َِ ‫َﻭقﺎﻟ‬
َ ُ ْ ُ ‫َّ ُ ا‬ ََُ
‫ق ْب ُﻞ ۚ قﺎتﻠه ُم ﺍﻟﻠﻪ ۚ ﺃﻧى يﺆﻓكﻮﻥ‬

“Telah berkat orang-orang Yahudi bahwa 'Uzair adalah anak Allah dan berkata orang-
orang Nashrani bahwa Al-Masih adalah anak Allah, demikianlah ucapan-ucapan mereka
dengan mulut-mulut mereka, mereka menyamai ucapan orang-orang yang kafir
sebelum mereka, Allah melaknat mereka, lalu bagaimana mereka berpaling” (At-
Tawbah : 30)
Padahal para Rasul alaihimussalam tidak memiliki sedikitpun sifat Rububiyah dan
Uluhiyah yaitu sifat-sifat ketuhanan mereka tidak mengetahui yang ghaib kecuali
setelah diberi tahu oleh Allah 'azza wa jalla. Allah berfirman
ً۬ ۡ َ ۡ ۡ َ َ َ َۢ ُ ُ َ ُ ‫ا ُ ۬ َ ا‬ َ َۡ َ ‫ا‬ ً َ َۤ َۡ ََ ُ ۡ ُ ََ ۡ َۡ ُ َ
‫ﻮل ﻓ ِإﻧﻪ ۥ ي ۡسﻠك ِﻣﻦ ﺑ ۡﻴ ِﻦ يﺪي ِﻪ َﻭ ِﻣﻦ ﺧﻠ ِف ِﻪۦ َﺭ َصﺪﺍ‬
ٍ ‫) ِﺇَل ﻣ ِﻦ ﭐﺭتضى ِﻣﻦ ﺭﺳ‬١٢( ‫ﻋ ِﻠم ﭐﻟغي ِﺐ ﻓَل يظ ِهر ﻋﻠى ﻏﻴ ِب ِﻪۦ ﺃحﺪﺍ‬
١٢(

239
“Dia lah Allah yang mengetahui perkara yang ghaib maka tidaklah Dia menampakkan
perkara yang ghaib kepada siapa pun, kecuali orang yang Allah ridhai dari kalangan
para Rasul” (Al-Jin : 26 - 27)
Dan mereka juga tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat kecuali dengan
kehendak Allah. Allah berfirman
َ َ ْ ُ ُّ َ ‫َ ْ ً َ َ َ ًّ ا َ َ َ َّ ُ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ ُ ق َ ْ َ َ ْ َ ق َ ْ ُ َ ق َ ْ َ َ َ ا‬ َْ ُ َ َ ُ
‫ﻮء ۚ ِﺇﻥ ﺃﻧﺎ‬ ‫ق ْﻞ َل ﺃ ْﻣ ِﻠك ِﻟﻨف ِسﻲ ﻧفﻌﺎ ﻭَل ضرﺍ ِﺇَل ﻣﺎ شﺎء ﺍﻟﻠﻪ ۚ ﻭﻟﻮ ﻛﻨﺖ ﺃﻋﻠم ﺍﻟغيﺐ َلﺳﺘكﺜرﺕ ِﻣﻦ ﺍﻟخﻴ ِر ﻭﻣﺎ ﻣس ِﻨﻲ ﺍﻟس‬
َ ُ ُْ َ ٌ ََ ٌ َ ‫ا‬
‫ﻴر ِﻟﻘ ْﻮ ٍم يﺆ ِﻣﻨﻮﻥ‬‫ِﺇَل ﻧ ِذير ﻭَ ِش‬

“Katakanlah aku tidak memiliki untuk diriku sendiri manfaat dan mudharat kecuali
apabila Allah menghendaki dan seandainya aku mengetahui perkara yang ghaib, niscaya
aku akan memperbanyak kebaikan dan tentunya aku tidak akan ditimpa kejelekan,
tidaklah aku kecuali sebagai pemberi peringatan dan pemberi kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman” (Al-A’raf : 188)

Halaqah yang Ke-8 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan para Rasul adalah tentang
"Cara Beriman dengan Para Rasul Bagian yang Ke Enam"

Diantara cara beriman dengan para Rasul 'alaihimussalam adalah keyakinan bahwa
Allah melebihkan sebagian Nabi dan Rasul diatas sebagian yang lain tanpa
merendahkan dan melecehkan harga diri dan kedudukan yang lain.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َ ََ ُ َ َ َ‫َ ا ق‬ ُّ ‫ت قﻠ َك‬
‫ﺍﻟر ُﺳ ُﻞ ﻓضﻠﻨﺎ ب ْﻌضه ْم ﻋﻠى ب ْﻌض‬ ِ

“Itu adalah para Rasul, Kami telah muliakan sebagian mereka diatas sebagian yang lain”
(Al-Baqarah : 253)
Dan Allah berfirman

َ ََ َ ‫َََ ْ َ ا قَ َْ َ ا‬
‫ض ﺍﻟﻨ ِب ِّﻴﻴﻦ ﻋﻠى ب ْﻌض‬ ‫…ﻭﻟﻘﺪ ﻓضﻠﻨﺎ بﻌ‬

“Dan sungguh Kami telah memuliakan sebagian Nabi diatas sebagian yang lain” (Al-Isra
: 55)
Adapun ayat yang berbunyi

ْ َ َ َ َ ُ َُ َ
… ۚ ‫…َل ﻧف ِّرُ ﺑ ْﻴﻦ ﺃح ٍﺪ ِﻣﻦ ُﺭ ُﺳ ِﻠ ِﻪ‬

“Kami tidak membedakan diantara seorang pun dari Rasul-RasulNya” (Al-Baqarah :


285)
Maka yang dimaksud dengan yang membeda-bedakan disini adalah beriman dengan
sebagian Rasul dan mengingkari sebagian yang lain, seperti orang yang beriman dengan

240
َ َّ ََ
Nabi 'Isa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬dan kufur dengan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Dan sebaik-baik Nabi adalah
Ulul 'Azmi (orang-orang yang memiliki kesabaran yang kuat)
َ ََ َ ُ َ َ ْ ُ
Allah ‫ ﺳبحﺎﻧﻪ ﻭ تﻌﺎﻟى‬berfirman

ُ ُ ََ َ َ َ ْ ْ َ
ُّ ‫ﻭﻟﻮ قﺍﻟ َﻌ ْزم ﻣ َﻦ‬
‫ﺍﻟر ُﺳ ِﻞ‬ ِ ِ ‫…ﻓﺎص ِﺒر كمﺎ صﺒر ﺃ‬

“Maka bersabarlah engkau sebagaimana Ulul 'Azmi diantara para Rasul telah bersabar”
(Al-Ahqaf : 35)
Menurut sebagian ulama yang dimaksudkan dengan Ulul 'Azmi adalah 5 Orang, mereka
adalah:
① Nabi Nuh
② Nabi Ibrahim
③ Nabi Musa
④ Nabi Isa
⑤ Nabi Muhammad 'Alayhimussalam

Nama-nama mereka telah terkumpul didalam dua ayat dari surat Al-Ahzab dan surat
Asy-Syura.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

ً َ ً َ ُْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ُ َ َ َْ َ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ َ ِّ ‫َ ْ َ َ ْ َ َ ا‬
‫يسى ﺍﺑ ِﻦ َﻣ ْري َم َﻭﺃﺧذﻧﺎ ِﻣﻨه ْم ِﻣﻴﺜﺎقﺎ ﻏ ِﻠيظﺎ‬ ‫ﺍَيم ﻭﻣﻮﺳى ﻭ ِﻋ‬
ِ ‫ﻭ ِإذ ﺃﺧذﻧﺎ ِﻣﻦ ﺍﻟﻨ ِبﻴﻴﻦ ِﻣﻴﺜﺎقهم ﻭ ِﻣﻨك ﻭ ِﻣﻦ ﻧوح ﻭ ِإﺑر‬

“Dan ketika Kami mengambil perjanjian dari para Nabi darimu, Nuh, Ibrahim, Musa dan
Isa Ibnu Maryam dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kuat” (Al-
Ahzab : 7)
Dan Allah mengatakan

َ ‫ﻮﺳى َﻭﻋ‬ َ َ‫ﻮحﺎ َﻭ َّﺍﻟذي َﺃ ْﻭ َح ْﻴ َﻨﺎ ﺇ َﻟ ْي َك َﻭ َﻣﺎ َﻭ اص ْي َﻨﺎ بﻪ ﺇ ْﺑ َرﺍ‬


َ ‫يم َﻭ ُﻣ‬ ً ُ
‫يﻦ َﻣﺎ َﻭ اصى ِب ِﻪ ﻧ‬
ِّ َ ْ ُ َ َ َ َ
‫يسى‬ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ‫…شرع ﻟكم ِﻣﻦ ﺍﻟﺪ‬

“Allah telah mensyariatkan bagi kalian dari agama apa yang Allah wasiatkan kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah apa yang Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan 'Isa ” (Asy-Syura : 13)
Ke-lima Nabi inilah dan juga Nabi Adam yang tersebut didalam hadits Tentang
Asyafa'atul 'Uzma yang kita sudah sebutkan didalam Silsilah Beriman dengan Hari
Akhir.
Dan sebaik-baik Ulul 'Azmi adalah dua orang Nabi, yang keduanya adalah khalilullah
َ َّ ََ
(kekasih Allah) beliau berdua adalah Nabi Ibrahim ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬dan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
Dalilnya adalah firman Allah

ً َ َ َ ْ ُ َّ َ َ ‫َ ا‬
‫يم ﺧ ِﻠيَل‬َ‫ﺍ‬
ِ ‫ﻭﺍتخذ ﺍﻟﻠﻪ ِﺇﺑر‬

“Dan Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasihNya” (An-Nisa’ : 125)

241
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

ً َ َ َْ َ َ ‫َ ً َ َ ا‬ َ َ ‫َ ا َّ َ َ َ َ َ ْ ا‬
‫يم ﺧ ِﻠيَل‬َ‫ﺍ‬
ِ ‫ﻓ ِإﻥ ﺍﻟﻠﻪ تﻌﺎﻟى قﺪ ﺍتخذ ِﻧﻲ ﺧ ِﻠيَل كمﺎ ﺍتخذ ِﺇﺑر‬

Maka sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai kekasih sebagaimana Allah
telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih (HR Muslim)
Dan sebaik-baik kekasih Allah adalah Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫ﺃﻧﺎ ﺳيﺪ ﻭﻟﺪ آدم يﻮم ﺍﻟﻘيﺎﻣﺔ‬

aku adalah pemuka anak-anak Adam pada hari Kiamat (HR Muslim)

Halaqah yang Ke-9 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman dengan para Rasul adalah tentang
"Cara Beriman dengan Para Rasul Bagian yang Ketujuh"

Diantara cara beriman dengan para Rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa seluruh
Nabi dan Rasul alaihimussalam telah bersepakat dalam berdakwah kepada Tauhid dan
mengingatkan umat mereka dari kesyirikan.
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

َ ُ ‫ا‬ َ ْ َ َّ ُ ْ َ ً ُ ُ َْ َ ْ ََ
‫… َﻭﻟﻘﺪ ب َﻌﺜﻨﺎ ِﻓﻲ ك ِّﻞ ﺃ اﻣ ٍﺔ َﺭ ُﺳﻮَل ﺃ ِﻥ ﺍﻋ ُبﺪﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ َﻭﺍﺟﺘ ِن ُﺒﻮﺍ ﺍﻟﻄﺎﻏﻮﺕ‬

“Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul supaya kalian
hanya menyembah kepada Allah dan jauhilah Thagut” (An-Nahl : 36)
yang dimaksud dengan Thagut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah,
didalam ayat yang lain Allah mengatakan

ُ ُ ْ َ ََ ‫َ ْ َا ُ َ َ َ ا‬ ُ ‫ا‬ ُ َ ْ َ ْ َ ْ َ ‫َ َ َْ َ ق‬
‫ﻭﻥ‬
ِ ‫ﻮحﻲ ِﺇﻟي ِﻪ ﺃﻧﻪ َل ِﺇﻟ ﻪ ِﺇَل ﺃﻧﺎ ﻓﺎﻋبﺪ‬
ِ ‫ﻮل ِﺇَل ﻧ‬
ٍ ‫ﻭﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ قب ِﻠك ِﻣﻦ ﺭﺳ‬

“Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang Rasul kecuali kami wahyukan
kepadanya bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Aku maka
hendaklah kalian menyembah hanya kepadaKu” (Al-Anbiya : 25)
َ َ ُ َ
Dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengatakan

َ َّ ‫ْ َ ق َ ا َ ُ ا‬ ْ ََ َ ْ ُ ُّ َ َ َْ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ َ
‫ﺎف َﻭقﺪ ﺧﻠ ِﺖ ﺍﻟﻨذ ُﺭ ِﻣﻦ ﺑ ْﻴ ِﻦ يﺪي ِﻪ َﻭ ِﻣﻦ ﺧﻠ ِف ِﻪ ﺃَل ت ْﻌ ُبﺪﻭﺍ ِﺇَل ﺍﻟﻠﻪ‬
ِ ‫…ﻭﺍذكر ﺃﺧﺎ ﻋ ٍﺎد ِﺇذ ﺃﻧذﺭ قﻮﻣﻪ ِبﺎألحﻘ‬

“Dan ingatlah saudara kaum ‘Ad ketika dia memberikan peringatan kepada kaumnya
yang tinggal di bukit-bukit pasir dan telah berlalu para Rasul yang memberikan
peringatan sebelum dia dan setelah dia supaya kalian tidak menyembah kecuali hanya
kepada Allah” (Al-Ahqaf : 21)
Tiga ayat diatas menunjukkan bahwasanya setiap Rasul dan setiap Nabi inti dakwah
mereka satu yaitu "Tauhid"

242
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah menceritakan didalam Al-Quran beberapa kisah Nabi
َ َ َُ
alaihimussalam dan dakwah mereka diantara kaumnya. Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menceritakan
َ َّ ََ
tentang Nabi Nuh ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬

ُ َ َ ْ ُ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ ََ َ َ ً ُ َ‫ََ ْ َ ق‬
‫ﺎل يﺎ ق ْﻮ ِم ﺍﻋ ُبﺪﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟك ْم ِﻣﻦ ِﺇﻟ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُره‬ ‫…ﻟﻘﺪ ﺃ ْﺭ َﺳﻠﻨﺎ ﻧﻮحﺎ ِﺇﻟى ق ْﻮ ِﻣ ِﻪ ﻓﻘ‬

“Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya maka dia berkata wahai kaumku
hendaklah kalian menyembah kepada Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang
berhak disembah kecuali Dia” (Al-A’raf : 59)
َ َّ ََ
Dan Allah menceritakan tentang Nabi Hud ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬Allah mengatakan

َ ُ‫ْ َ َ ُ َََ َا‬ ُ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ َ ً ُ ْ ُ َ َ َ َ َ


‫ﺎل يﺎ ق ْﻮ ِم ﺍﻋ ُبﺪﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟك ْم ِﻣﻦ ِﺇﻟ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُره ۚ ﺃﻓَل تﺘﻘﻮﻥ‬ ‫ﻭ ِإﻟى ﻋ ٍﺎد ﺃﺧﺎَم َﻮدﺍ ۗ ق‬

َّ ‫ َعليه‬, dia berkata َ َ


”Dan kami telah mengutus kepada kaum ‘Ad saudara mereka Hud ٌُ ‫السَل‬
wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah tidak ada sesembahan yang
berhak disembah oleh kalian kecuali Dia, mengapa kalian tidak bertakwa” (Al-A’raf :
65)
Dan Allah mengatakan

ُ َ َ ْ ُ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ َ ً َ ْ ُ َ َ َ ُ َ َ َ
‫ﺎل يﺎ ق ْﻮ ِم ﺍﻋ ُبﺪﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟك ْم ِﻣﻦ ِﺇﻟ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُره‬ ‫…ﻭ ِإﻟى ثمﻮد ﺃﺧﺎَم ص ِﺎﻟحﺎ ۗ ق‬

“Dan Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh dia berkata
_wahai kaumku hendaklah kalian menyembah kepada Allah kalian tidak memiliki
sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia” (Al-A’raf : 73)
َ َ ُ َ َ َّ ََ
Dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman tentang Nabi Syu’aib ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬

ُ َ َ ْ ُ َ َ َّ ُ ْ َ َ َ َ ًَْ ُ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ َ َ
‫ﺎل يﺎ ق ْﻮ ِم ﺍﻋ ُبﺪﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﻟك ْم ِﻣﻦ ِﺇﻟ ٍﻪ ﻏ ْﻴ ُره‬ ‫…ﻭ ِإﻟى ﻣﺪيﻦ ﺃﺧﺎَم شﻌﻴبﺎ ۗ ق‬

“Dan Kami telah mengutus kepada Madyan saudara mereka Syu’aib, dia berkata wahai
kaumku sembahlah Allah, kalian tidak memiliki sesembahan yang berhak disembah
kecuali Dia… ” (Al-A’raf 85)
Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwasanya masing-masing dari para Nabi dan Rasul
berdakwah kepada Tauhid, dia merupakan inti dari ajaran mereka.
Adapun hukum hukum seperti tata cara ibadah atau halal dan haram maka kadang-
kadang terjadi perbedaan. Allah berfirman

ً َْ ً َ ُ ْ َ‫ُ َ ق‬
…ۚ ‫… ِﻟك ٍّﻞ ﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻣﻨك ْم ِش ْرﻋﺔ َﻭ ِﻣﻨهﺎﺟﺎ‬

“Masing-masing Kami telah jadikan syariat dan juga cara” (Al-Ma’idah : 48)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ٌ َ ْ ُُ َ ‫َُاَ ُُ ْ َ ا‬ ‫َ ْ َْ َ ُ ْ َ ٌ ْ َ ا‬
‫ﺍحﺪ َﻭ‬
ِ ‫ﻭﺍألﻧ ِبيﺎء ِﺇﺧﻮة ِﻣﻦ ﻋَل ٍﺕ ﻭﺃﻣهﺎتهم شﺘى ﻭ ِديﻨهم ﻭ‬

243
Para Nabi adalah saudara sebapak ibu-ibu mereka berbeda tetapi Agama mereka satu
(HR Al-Bukhari dan Muslim)
Di dalam hadits ini para Nabi diumpamakan seperti saudara saudara dari satu bapak
berlainan ibu maksudnya sama-sama berdakwah kepada Tauhid meskipun dengan cara
ibadah yang berbeda.
Berkata Al-Imam An-Nawawi rahimahullah

‫ﻓﺎﻟمرﺍد بﻪ ﺃصﻞ ﺍﻟﺘﻮحيﺪ ﻭ ﺃصﻞ ﺍﻟﻄﺎﻋﺔ ﻟﻠﻪ تﻌﺎﻟى ﻭ ﺇﻥ ﺍﺧﺘﻠفﺖ صفﺎتهﺎ‬

maka yang dimaksud dengannya adalah pokok pokok dari Tauhid dan pokok ketaatan
َ َ
kepada Allah ‫ ت َعالى‬meskipun berbeda caranya

Halaqah yang Ke-10 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul adalah tentang
"Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian yang Ke Delapan"

Diantara cara beriman kepada para adalah keyakinan yang mendalam bahwasanya
Allah telah memberikan beberapa keistimewaan bagi para Nabi dan Rasul.
Di antaranya
① Wahyu
Allah berfirman:

َ ْ َ ‫ا‬ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ‫ا‬
ۚ ‫…ﺇﻧﺎ ﺃ ْﻭح ْﻴﻨﺎ ِﺇﻟ ْيك ك َمﺎ ﺃ ْﻭح ْﻴﻨﺎ ِﺇﻟى ﻧوح َﻭﺍﻟﻨ ِب ِّﻴﻴﻦ ِﻣﻦ ب ْﻌ ِﺪ ِه‬
ِ

“Sesungguhnya Kami telah wahyukan kepada mu sebagaimana telah Kami wahyukan


kepada Nuh dan nabi-nabi setelah dia” (An-Nisa’ : 163)
Dan diantara keistimewaan para Nabi apabila meninggal dunia tidak diwarisi dan
keluarganya tidak berhak untuk mewarisi hartanya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

ٌَ َ َ‫َ ق‬ ُ َ ُ َ
‫ﻮﺭث َﻣﺎ ت َركﻨﺎ َصﺪقﺔ‬ ‫َل ﻧ‬

kami tidak diwarisi apa yang kami tinggal adalah shadaqah (HR Al Bukhori dan
Muslim)
Yang dimaksud dengan kami disini adalah seluruh para Nabi. Oleh karena itu ketika
Rasulullah ‫ ﷺ‬meninggal dan datang kepada Abu Bakar As Siddiq untuk mengambil
warisannya maka Abu Bakar mengatakan kepada Fatimah dengan hadits ini.
Di antara kelebihan dan keistimewaan para Nabi, bahwa Nabi dikubur di tempat dia
meninggal dunia. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ ﻣﺎ قبض ﺍﻟﻠﻪ ﻧبيﺎ ﺇﻻ ﻓﻲ ﺍﻟمﻮضع ﺍﻟذي يحﺐ ﺃﻥ يﺪﻓﻦ ﻓيﻪ‬:)٢١٢٢( ‫ﺳﻨﻦ ﺍﻟﺘرﻣذي‬

244
Tidaklah Allah mencabut nyawa seorang Nabi kecuali di tempat yang dia senang untuk
dikuburkan di tempat tersebut. (Hadits Riwayat At-Tirmidzi dan Ibn Majjah dan
dishahihkan oleh Syaikh Al Bani rahimahullah)
Di antara keistimewaan para Nabi bahwa tanah tidak akan memakan jasad para Nabi.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋز ﻭﺟﻞ حرم ﻋﻠى ﺍألﺭﺽ ﺃﻥ تأ َكﻞ ﺃﺟسﺎد ﺍألﻧبيﺎء‬

Sesungguhnya Allah ajja wajalla mengharamkan atas bumi supaya dia tidak memakan
jasad-jasad para Nabi (HR. Abu Dawud, An-Nasaii dan Ibn Majjah dan dishahihkan oleh
Syaikh Al Bani rahimahullah)
Di antara keistimewaan mereka bahwa mereka terjaga dari dosa besar atau ma'sum dan
telah berlalu pembahasan tentang hal ini pada Halaqah yang keenam.
Dan diantara keistimewaan para Nabi bahwa para Nabi tidur matanya tetapi tidak tidur
hatinya.

Annas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata

‫ﻭﺍﻟﻨﺒﻲ صﻠى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠيﻪ ﻭﺳﻠم ﻧﺎﺋمﺔ ﻋﻴﻨﺎه ﻭﻻيﻨﺎم قﻠبﻪ ﻭﻛذﻟك ﺍألﻧبيﺎء تﻨﺎم ﺃﻋﻴﻨهم ﻭﻻتﻨﺎم قﻠوب هم‬

Dan Nabi ‫ ﷺ‬tidur kedua matanya dan tidak tidur hatinya dan demikianlah para Nabi
tidur mata mata mereka dan hati-hati mereka tidak tidur (HR. Al-Bukhari)
Dan diantara keutamaan para Nabi bahwa para Nabi hidup didalam kuburan mereka
dalam keadaan shalat. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫ﺍﻻﻧبيﺎء ﺍحيﺎء ﻓى قﺒﻮﺭَم يصﻠﻮﻥ‬

Para Nabi mereka dalam keadaan hidup didalam kuburan-kuburan mereka dalam
keadaan mereka melakukan shalat

Halaqah yang kesebelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul adalah
tentangCara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Kesembilan.

Diantara cara beriman kepada para Rasul 'alayhimussalam adalah wajib beriman
kepada para Rasul secara terperinci maupun secara global.
Iman yang terperinci maksudnya adalah beriman dengan nama-nama, kabar-kabar,
kisah-kisah para Nabi yang datang didalam Al-Quran dan Sunnah yang shahihah.
Adapun iman secara global maka yang dimaksud adalah beriman bahwa Allah memiliki
Nabi-nabi dan Rasul-rasul selain yang disebut namanya didalam Al-Quran dan Al-
Hadits.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman
َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ً ُ ُ َ ‫َ َ َ ْ َْ َ ق‬
ۗ ‫ص ﻋﻠ ْيك‬ ‫ﻭﻟﻘﺪ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ﺭﺳَل ِﻣﻦ قب ِﻠك ِﻣﻨهم ﻣﻦ قصصﻨﺎ ﻋﻠيك ﻭ ِﻣﻨهم ﻣﻦ ﻟم ﻧﻘص‬

245
“Dan sungguh Kami telah mengutus para Rasul sebelummu diantara mereka ada yang
Kami kisahkan kepadamu dan diantara mereka ada yang tidak Kami kisahkan
kepadamu” (Ghafir : 78]
Barangsiapa yang mendustakan dan mengingkari kenabian salah seorang dari para Nabi
yang telah disepakati kenabiannya maka pada hakikatnya dia telah mengingkari seluruh
Nabi yang demikian karena inti ajaran para Nabi 'alayhimussalam adalah sama dan
mendustakan sebagian mereka sama dengan mendustakan yang lain. Oleh karena itu
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman:

َ ‫ق‬ ُ َ ْ َ ‫َ ا‬
‫ﻛذبﺖ ق ْﻮ ُم ﻧوح ﺍﻟ ُم ْر َﺳ ِﻠﻴﻦ‬

“Kaum Nuh telah mendustakan para Rasul” (Ash-Shu’ara : 105)

Mereka dianggap mendustakan para Rasul padahal tidak diutus kepada mereka kecuali
Nabi Nuh, yang demikian karena mendustakan seorang Nabi sama dengan mendustakan
semuanya.
Dan Allah berfirman
َ ‫َ ا َ ْ َ ٌ ق‬
‫ﻛذبﺖ ﻋﺎد ﺍﻟ ُم ْر َﺳ ِﻠﻴﻦ‬

“Kaum ‘Ad mendustakan para Rasul” (Ash-Shu’ara : 123)


Dan Allah berfirman
َ ‫َ ا َ ْ َ ُ ق‬
‫ﻛذبﺖ ث ُمﻮد ﺍﻟ ُم ْر َﺳ ِﻠﻴﻦ‬

“Kaum Tsamud mendustakan para Rasul” (Ash-Shu’ara : 141)


Dan Allah berfirman
َ ‫ق‬ ُ ُ َْ ْ َ ‫َ ا‬
‫ﻮط ﺍﻟ ُم ْر َﺳ ِﻠﻴﻦ‬
ٍ ‫ﻛذبﺖ قﻮم ﻟ‬

“Kaum Luth telah mendustakan para Rasul” (Ash-Shu’ara : 160)


Dan tidak datang kepada kaum Nabi Nuh (‘Ad Tsamud) dan kaum Nabi Luth kecuali
seorang Rasul saja namun ketika mereka kafir terhadap Rasul tersebut maka pada
hakikatnya mereka telah kafir kepada semua Rasul.
َ َّ ََ
Orang yahudi yang mengaku beriman kepada Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬dan orang-orang
َ َّ ََ
Nashrani yang mengaku beriman dengan Nabi Isa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬kalau mereka kafir terhadap
Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, telah mengetahui kedatangan beliau mereka akan masuk kedalam
Neraka.
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
ُ ‫ُ ق‬ َّ ْ ْ ُ َ ُ َ ُ َ َ َُ ‫ُا‬ َ ْ ٌ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ‫َْ ُ ُ َ ا‬ َّ َ
‫ ث ام ي ُمﻮﺕ َﻭﻟ ْم يﺆ ِﻣﻦ ِبﺎﻟ ِذي ﺃ ْﺭ ِﺳﻠﺖ‬،‫ َﻭَل ﻧ ْص َر ِﺍﻧ ٌّﻲ‬،‫ﻮد ٌّي‬
ِ ‫ ا َل يسمع ِﺑﻲ ﺃحﺪ ِﻣﻦ َ ِذ ِه ﺍألﻣ ِﺔ يه‬،‫ﻭﺍﻟ ِذ اي َﻧف َﺲ ﻣ َحم ٍﺪ ِﺑي ِﺪ ِه‬
َ ْ ْ
‫ﺎب ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ‬ِ ‫ ِﺇَل كﺎﻥ ِﻣﻦ ﺃصح‬،‫ِب ِﻪ‬

246
Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditanganNya tidaklah mendengar seorang pun
dari umat ini baik Yahudi maupun Nashrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak
beriman dengan apa yang aku bawa kecuali dia masuk ke dalam Neraka
Adapun kalau kenabian pasti diperselisihkan seperti Khadir maka ada orang yang
mengatakan beliau adalah Nabi dan ada yg mengatakan bahwa beliau adalah wali dan
bukan Nabi dalam keadaan demikian maka orang yang yang mengatakan beliau adalah
wali (bukan Nabi) tidak dikafirkan.

Halaqah yang Kedua belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
'alayhimussalam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Kesepuluh.

Di antara cara beriman kepada para rasul 'alayhimussalam adalah keyakinan bahwa
Allah telah menguatkan mereka dengan tanda-tanda kekuasaan-Nya sebagai
pembenaran terhadap kenabian mereka. tanda-tanda kekuasaan ini telah tersebar
dikalangan kaum muslimin dengan nama Mukjizat.

Al Mu’jizat adalah jamak dari Al Mu’jizah, yang secara bahasa artinya adalah yang
melemahkan orang lain sehingga tidak bisa mendatangkan yang semisalnya
Lafadz ini tidak ada di dalam Al-Qur’an dan Al Hadits, yang sering digunakan adalah Al
Ayat dan Al Bayyinat.
Al Ayat artinya adalah tanda-tanda kekuasaan, Al Bayyinat artinya adalah bukti-bukti
yang jelas.
َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

‫ﺎﺕ‬
َ ِّ َ ‫َ ْ َ َ ْ َ َ ق‬ ََْ َ ُ ُّ ْ َ ْ َْ ‫َََ ْ ََْ ُ َ ق َ َ َ َا‬
ِ ‫…ﻭﻟﻘﺪ آتيﻨﺎ ﻣﻮﺳى ﺍﻟ ِكﺘﺎب ﻭقفﻴﻨﺎ ِﻣﻦ بﻌ ِﺪ ِه ِبﺎﻟرﺳ ِﻞ ﻭآتيﻨﺎ ِﻋيسى ﺍﺑﻦ ﻣريم ﺍﻟﺒيﻨ‬

“Dan sungguh Kami telah memberikan kepada Musa Al Kitab (At Taurat) dan Kami
susulkan setelahnya para Rasul dan Kami berikan kepada Isa Ibn Maryam Al Bayyinat”
(Al-Baqarah : 87)
Berkata Ibn Katsir rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini

‫ ﻭَﻲ ﺍﻟمﻌﺠزﺍﺕ‬،‫ﻭﻟهذﺍ ﺃﻋﻄﺎه ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺒيﻨﺎﺕ‬

Oleh karena itu Allah memberikan kepada beliau (Nabi 'Isa) Al Bayyinat dan
maksudnya adalah Al Mu’jizat
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َّ ْ ‫َ ا‬ ‫َ ْ َق‬ ُ َ َ َ َ َ
… ۗ ‫ﻮل ﺃﻥ يأ ِت َﻲ ِبآي ٍﺔ ِﺇَل ِﺑ ِإذ ِﻥ ﺍﻟﻠ ِﻪ‬
ٍ ‫…ﻭﻣﺎ كﺎﻥ ِﻟرﺳ‬

”Dan seorang Rasul tidaklah mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin Allah” ( Ar-
Ra’d : 38)
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

247
َ َ َ ً ْ ُ ُ َّ َ َ َ ‫َ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ ق َ َ ُ َ ا‬ َ َ ُْ َْ ‫ا‬ َ ْ َ َْ َ َ
،‫ﻭتيﺖ َﻭحيﺎ ﺃ ْﻭحى ﺍﻟﻠﻪ ِﺇﻟ اﻲ‬ ِ ‫َﻣ َﺎ ِﻣﻦ َﺍألﻧ ِ َبي ِﺎء ِﻣ َﻦ ﻧ ِﺒ ٍّﻲ ِﺇال قﺪ ﺃﻋ ِﻄ َﻲ ِﻣﻦ ﺍَلي‬
ِ ‫ ﻭ ِإﻧمﺎ كﺎﻥ ﺍﻟ ِذي ﺃ‬،‫ﺎﺕ ﻣﺎ ِﻣﺜﻠﻪ آﻣﻦ ﻋﻠي ِﻪ ﺍﻟبشر‬ ‫ق‬ َ ً َ ُ َ‫ُ ْ ُ َ ق‬
‫ﻓأ ْﺭﺟﻮ ﺃﻥ ﺃ كﻮﻥ ﺃ كﺜ َرَ ْم ت ِﺎبﻌﺎ ي ْﻮ َم ﺍﻟ ِﻘ َي َﺎﻣ ِﺔ‬

Tidaklah ada seorang Nabi kecuali diberi tanda-tanda kekuasaan yang beriman
dengannya manusia dan sesungguhnya yang diberikan kepadaku adalah wahyu yang
diwahyukan kepadaku maka aku berharap bahwa aku yang paling banyak pengikutnya
di hari kiamat (HR Al-Bukhari dan Muslim)
pengertian ayat atau mu'jizah adalah sesuatu diluar kebiasaan, diringi dengan
tantangan dan pengakuan sebagai nabi tidak bisa ada yang melawannya, Allah sajalah
yang menciptakannya sebagai pembenaran dan penguatan bagi para nabiny.
yang dimaksud dengan sesuatu mencakup ucapan dan perbuatan dan di luar kebiasaan
maksudnya diluar sesuatu yang menjadi kebiasaan kebiasaan manusia diringin dengan
tantangan dan pengakuan sebagaia nabi kalimat ini yang membedakan antara ayat
dengan karomah, tidak ada yang bisa melawannya kalimat ini yang memedakan antara
ayat dengan sihir dan amalan setan, Allah sajalaj yang menciptakannya artinya ini
bukan terjadi karena kehendak Nabi akan tetapi karena kehendak Allah 'Azza wa jalla
dan Dialah yang menciptakannya.
َ َ ُ َ َ
Dan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬berfirman

َّ ْ ‫َ ا‬ ‫َ ْ َق‬ ُ َ َ َ َ َ
… ۗ ‫ﻮل ﺃﻥ يأ ِت َﻲ ِبآي ٍﺔ ِﺇَل ِﺑ ِإذ ِﻥ ﺍﻟﻠ ِﻪ‬
ٍ ‫…ﻭﻣﺎ كﺎﻥ ِﻟرﺳ‬

”Dan tidaklah seorang Rasul mendatangkan sebuah ayat kecuali dengan izin Allah” ( Ar-
Ra’d : 38)

Halaqah yang Ke-13 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimussalam
adalah tentang Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Kesebelas.

Diantara hikmah Allah menjadikan ayat-ayat seorang Nabi / mukjizat mereka adalah
sesuatu yang sesuai dengan keadaan kaumnya dan lebih dahsyat supaya lebih
menunjukkan kebenaran kenabian Nabi tersebut.
Diantara contohnya
① Kaum Nabi Sholeh (kaum Tsamud)
Yang terkenal sebagai kaum yang kuat dan biasa memahat gunung untuk dijadikan
rumah.
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

ً ُ َ َ ‫َا ُ َ ْ ُ ُ َ ُ ُ ً ََْ ُ َ ق‬
‫ﺎل ﺑ ُﻴﻮتﺎ‬ ‫ﻮﻟهﺎ قصﻮﺭﺍ ﻭتﻨ ِحﺘﻮﻥ ﺍﻟ ِﺠب‬ ‫ه‬‫ﺳ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﻭﻥ‬‫ذ‬ ‫خ‬ ‫ﺘ‬‫ت‬ ‫ﺽ‬ ‫ﺭ‬
َْ
ْ ‫ﺍأل‬ ‫ﻲ‬‫ﻓ‬ ْ ‫… َﻭ ْﺍذ ُك ُرﻭﺍ ﺇ ْذ َﺟ َﻌ َﻠ ُك ْم ُﺧ َﻠ َف َﺎء ﻣ ْﻦ َب ْﻌﺪ َﻋﺎد َﻭ َب اﻮ َﺃ َُك‬
‫م‬
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ

“Dan ingatlah oleh kalian di waktu Allah menjadikan kalian pengganti-pengganti yang
berkuasa sesudah kaum ‘Ad dan memberikan tempat kepada kalian di bumi, kalian

248
mendirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kalian memahat gunung-
gunung nya untuk dijadikan rumah”. (Al-A’raf : 74)
Ketika Nabi Sholeh alaihi wa sallam mendakwahi mereka, mereka meminta kepada
beliau supaya mendatangkan ayat (tanda kebenaran beliau), akhirnya mereka meminta
supaya keluar dari batu keras yang sudah mereka tentukan, unta merah yang sedang
hamil 10 bulan. Setelah Nabi Shaleh mengambil peran dari mereka supaya beriman
kalau permintaan dikabulkan, beliau pun berdoa kepada Allah, maka bergetarlah batu
besar tersebut dan keluar dari nya unta dengan sifat yang mereka inginkan. Tentunya
hal ini lebih dahsyat dari pada hanya memahat gunung untuk dijadikan rumah.
② Sihir
َ َّ ََ
Di zaman Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬sangat banyak dan tersebar dan mereka adalah kaum
yang sangat mengagungkan sihir dan tukang sihir dan diantara sihir mereka adalah
menipu mata manusia seperti menyihir manusia sehingga mereka melihat tali dan
tongkat seakan-akan dia adalah ular. Oleh karena itu diantara ayat yang Allah berikan
َ َّ ََ
kepada Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬adalah berubahnya tongkat menjadi ular secara hakikat dan
bukan hanya tipuan mata dan tangan yang bersinar setelah dimasukkan ke dalam saku
secara hakikat dan bukan hanya tipuan mata.

Allah berfirman

ٌ ٌ ُ َ َ ُ َ َ ‫َ َق‬
‫ﻓأﻟﻘى ﻋ َصﺎه ﻓ ِإذﺍ َِ َﻲ ث ْﻌ َبﺎﻥ ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬
َ ‫َْ َ ُ ا‬ َ َ ُ ََ َ َََ
‫ﺎظ ِريﻦ‬ِ ‫ﻭﻧْع يﺪه ﻓ ِإذﺍ َِ َﻲ ﺑيضﺎء ِﻟﻠﻨ‬

“Lalu Musa melemparkan tongkatnya tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang
sebenarnya dan dia mengeluarkan tangannya dan tiba-tiba tangan itu menjadi putih
bercahaya bagi orang-orang yang melihatnya” (Al-A’raf 107-108)
َ َّ ََ
Maka para tukang sihir akhirnya mengetahui bahwa Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬memang
diutus oleh Allāh dan merekapun masuk Islam dan sangat kuat keIslaman nya.
③ Ilmu kedokteran
َ َّ ََ ُ َ
Di zaman Nabi Isa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬sangat populer, oleh karena itu Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬menguatkan Nabi 'Isa dengan ayat-ayat yang berkaitan dengan penyakit dan
penyembuhannya yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang dokter atau ahli apapun
َ َّ ََ
dia Allah berikan beliau ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬kemampuan menyembuhkan orang yang buta dari
lahir, menyembuhkan orang yang berpenyakit kusta bahkan menghidupkan orang yang
sudah mati.
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

ُ ْ ُ ْ ْ َْ ْ َ ‫ُ ُ ْ َ ق‬ ْ َ ُ ُ ََ َ ُ ََُْ ْ ‫ا‬ َ ََ ِّ َ ُ ُ ْ َ ْ َ
… ‫ﻴﻦ ﻛه ْﻴئ ِﺔ ﺍﻟﻄ ْﻴ ِر ِﺑ ِإذ ِﻧﻲ ﻓﺘﻨفخ ِﻓﻴهﺎ ﻓﺘكﻮﻥ ط ْﻴ ًرﺍ ِﺑ ِإذ ِﻧﻲ َﻭت ْﺒ ِرئ ﺍأل َك َمﻪ َﻭﺍألﺑ َر َ ِﺑ ِإذ ِﻧﻲ َﻭ ِإذ تخ ِرج‬
ِ ‫ﺍﻟﻄ‬ ‫ﻭ ِإذ تخﻠق ِﻣﻦ‬
ْ َ ‫ق‬
‫…ﺍﻟ َم ْﻮتى ِﺑ ِإذ ِﻧﻲ‬

“Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin Ku
kemudian engkau meniup nya lalu menjadi seekor burung yang sebenarnya dengan

249
seizin Ku &dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan
orang yang berpenyakit kusta dengan seizin Ku dan ingatlah ketika engkau
mengeluarkan orang mati dari kubur menjadi hidup dengan seijin Ku ” (Al-Ma’idah :
110)

Halaqah yang Ke-14 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimusssalam
adalah tentang Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Kedua belas.

Diantara contoh bahwa Allah menjadikan ayat-ayat seorang Nabi sesuatu yang sesuai
dengan keadaan kaumnya adalah
④. Mukjizah Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang berupa Al-Quran
Dizaman beliau, ‫ ﷺ‬bahasa Arab mencapai zaman ke-emasan, penyair penyair-penyair
bertebaran, berlomba menyumbangkan kefasehannya dan kedalamannya didalam
berbahasa.
َ َ ُ َ
Maka Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan hikmahNya menjadikan ayat yang paling besar bagi
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬adalah sebuah kitab yang diturunkan yang tidak mampu seseorang
pun menandinginya, Seandainya berkumpul seluruh manusia dan Jin untuk
mendatangkan yang semisal dengan Al-Quran niscaya mereka tidak mampu, jangankan
1 Al-Quran, 10 surat pun mereka tidak mampu dan jangan kan 10 surat, 1 surat pun
َ َ َُ
mereka tidak akan mampu. Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

َ َ ْ َ َ ْ َ ُ‫ْ َ َ ق ُ ْ َ َ ق‬
ً ‫ﺎﻥ َب ْﻌ ُض ُه ْم ﻟ َب ْﻌض َظه‬ ُ ‫ْ ْ ُ َ ق ُّ َ َ َ ْ َ ق‬ َ َ َ ْ َ ْ ُ
‫ﻴرﺍ‬ ِ ِ ‫ك‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻟ‬‫ﻭ‬ ‫ﻪ‬
ِ ‫ﻠ‬
ِ ‫ﺜ‬‫م‬ِ ‫ب‬
ِ ‫ﻮﻥ‬ ‫ت‬‫أ‬ ‫ي‬ ‫َل‬ ‫آﻥ‬
ِ ‫ر‬ ‫ﻘ‬‫ﺍﻟ‬ ‫ﺍ‬‫ذ‬ َ ‫ﻞ‬
ِ ِ ‫قﻞ ﻟ ِئ ِﻦ ﺍﺟﺘمﻌ ِﺖ ِﺍﻹنﺲ ﻭﺍﻟ ِﺠﻦ ﻋﻠى ﺃﻥ يأ‬
‫ﺜ‬‫م‬ِ ‫ب‬ ‫ﻮﺍ‬‫ت‬

“Katakanlah "seandainya manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang


semisal dengan Al-Quran niscaya mereka tidak akan bisa mendatangkan yang
semisalnya, meskipun sebagian mereka membantu sebagian yang lain” (Al-Isra : 88)
Dan Allah berfirman

َ ُ ْ ُ ْ َّ
‫ﻭﻥ ﺍﻟﻠ ِﻪ ِﺇﻥ ﻛﻨﺘ ْم َص ِﺎد ِقﻴﻦ‬
ُ ْ ُْْ َ َ ْ َ ُ ْ َ ‫ﻮﻥ ْﺍﻓ َﺘ َر ُﺍه ُق ْﻞ َﻓ قأ ُتﻮﺍ ب َﻌ ْشر ُﺳ َﻮﺭ ﻣ ْﺜﻠﻪ ُﻣ ْف َﺘ َرَي‬
َ ُ ُ َ ْ َ ْ َّ َ
ِ ‫ﺎﺕ ﻭ َﺍدﻋﻮﺍ َ ْﻣ ِﻦ ﺍﺳﺘﻄﻌﺘم ِﻣﻦ د‬
ٍ ِ ِ َِ ‫ﻓإﻟم ﺃم يﻘﻮﻟ‬
َ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ُ ‫َ ِ ْ َ ُ َ ُ ْ َ ْ َ ُ َ ا َ ُ ْ َ ق َّ َ ْ َ َ َ ا‬
ِ ِ
‫يسﺘ ِﺠﻴﺒﻮﺍ ﻟكم ﻓﺎﻋﻠمﻮﺍ ﺃﻧمﺎ ﺃﻧ ِزل ِب ِﻌﻠ ِم ﺍﻟﻠ ِﻪ ﻭﺃﻥ َل ِﺇﻟ ﻪ ِﺇَل َﻮ ﻓهﻞ ﺃﻧﺘم ﻣس ِﻠمﻮﻥ‬

“Ataukah mereka berkata Muhammad telah mengada-ada? Katakanlah hendaklah kalian


datangkan 10 surat yang dibuat--buat yang semisal dengan Al-Quran dan panggillah
semampu kalian orang-orang selain Allah kalau kalian adalah orang-orang yang benar,
kalau mereka tidak mampu memenuhi tantanganmu maka ketahuilah bahwa Al-Quran
diturunkan dengan ilmu Allah dan bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Dia, apakah kalian menyerahkan diri ” ( Hud : 13-14)
Dan Allah berfirman

َ ُ ْ ُ ْ َّ ُ ْ ْ َُ َ َ ُ ُ ْ َ ْ ْ ُ‫ا َ اق َ َ َ َ ْ َ َ ق‬ َْ ُُْْ ْ َ َْ ْ َ
‫ﻭﻥ ﺍﻟﻠ ِﻪ ِﺇﻥ ﻛﻨﺘ ْم َص ِﺎد ِقﻴﻦ‬ َ ُ
ِ ‫َﻓ ِ ْإﻥ ُ ﻟم َﻭ ِإﻥ َ ْﻛﻨﺘُم ِﻓ َﻲا ﺭي ٍﺐ ِﻣمﺎ َّﻧزﻟﻨﺎ ُﻋﻠى ﻋب ِﺪﻧﺎ ﻓأتﻮﺍ ق ِبسﻮﺭ ٍة ِﻣ ُﻦ ِﻣﺜ ِﻠ ِﻪ قﻭﺍدﻋﻮﺍ شهﺪﺍءكم ِﻣﻦ د‬
َ َ ْ ‫ا‬ ُ َ ‫َ ُ َ ا‬ ‫ا‬ ُ ْ
‫ﺎس َﻭﺍﻟ ِحﺠ َﺎﺭة ﺃ ِﻋﺪﺕ ِﻟﻠك ِﺎﻓ ِريﻦ‬ ُ ‫ﺍﻟﻨ‬ ‫تف َﻌﻠﻮﺍ َﻭﻟﻦ تف َﻌﻠﻮﺍ ﻓﺎتﻘﻮﺍ ﺍﻟﻨ َﺎﺭ ﺍﻟ ِﺘﻲ ﻭقﻮدَﺎ‬

250
”Dan seandainya kalian ragu terhadap apa yang Kami turun kan kepada hamba Kami
maka datang kanlah satu surat dan panggil lah oleh kalian saksi-saksi kalian selain Allah
kalau kalian adalah orang-orang yang benar, seandainya kalian tidak bisa
melakukannya dan kalian pasti tidak bisa melakukannya maka takutlah dengan Neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu yang disediakan untuk orang-orang
yang kafir ” (Al-Baqarah : 23-24)
Mereka Orang-orang kafir meragukan Al-Quran dan mengatakan bahwasanya Al-Quran
bukan dari Allah, tetapi dari Muhammad dan dialah yang membuatnya maka Allah
menantang mereka, kalau memang itu buatan manusia, seharusnya mereka juga bisa
membuatnya apalagi mereka adalah orang-orang Arab yang fasih dan ahli didalam
bahasa Arab, namun ternyata tidak ada diantara mereka yang bisa membuat yang
semisal dengan Al-Quran dan ini menunjukkan bahwa Al-Quran adalah Kalamullah dan
bukan kalam Muhammad ‫ﷺ‬
Apalagi mereka mengetahui bahwa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬adalah seorang yang tidak bisa
membaca dan tidak bisa menulis dan beliau bukan tukang syair

Ini semua menunjukan bahwa Al-Quran adalah ayat (mu'jizah) yang menunjukkan
kebenaran Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dan kebenaran apa yang beliau bawa dan seharusnya
ini semua menjadikan mereka beriman dan mengikuti beliau ‫ﷺ‬

Halaqah yang Ke lima belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul alaihimus
salam adalah Cara Beriman Kepada Para Rasul Bagian yang Ketigabelas

Ayat-ayat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sangat banyak, hal ini
menunjukkan keutamaan beliau disisi Allah menunjukkan betapa pentingnya risalah
yang beliau bawa, karena risalah beliau adalah risalah yang terakhir dan tidak ada lagi
risalah setelah risalah beliau ‫ﷺ‬
Dan diantara ayat-ayat atau mukjizat-mu'jizat tersebut
① Al-Isra dan Al-Mi’raj
Al Isra : dijalankannya Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬diwaktu malam dari Al-Masjidil Haram yang
ada di Makkah ke Masjidil Aqsa yang ada di Palestina
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

ُ ُ ‫َ قَ َ َ ُ ُ َ ُ ْ َ َ ا‬ َّ َْْ ‫َ ق‬ َ ‫ق‬ ‫َ ً َ ق‬ َ َّ َ َ
‫ُﺳ ْبحﺎﻥ ﺍﻟ ِذي ﺃ ْﺳ َرى ِب َﻌ ْب ِﺪ ِه ﻟ ْيَل ِﻣﻦ ﺍﻟ َم ْس ِﺠ ِﺪ ﺍﻟح َر ِﺍم ِﺇﻟى ﺍﻟ َم ْس ِﺠ ِﺪ ﺍألق َصى ﺍﻟ ِذي ب َﺎﺭكﻨﺎ ح ْﻮﻟﻪ ِﻟﻨ ِريﻪ ِﻣﻦ آي ِﺎتﻨﺎ ۚ ِﺇﻧﻪ َ َﻮ‬
ُ ‫ﻴع قﺍﻟ َبص‬
‫ﻴر‬ ُ ‫ﺍﻟسم‬
‫ا‬
ِ ِ

“Maha Suci Dzat yang telah menjalankan hambaNya dimalam hari dari Al-Masjid Haram
Ke Al Masjid Aqsa yang Kami berkahi sekitarnya untuk Kami tunjukkan kepadanya
sebagian dari ayat-ayat Kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat”
(Al-Isra : 1)
Adapun Al Mi’raj : diangkatnya Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬kelangit kemudian ke sidratul
muntaha. Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬bersabda

251
ْ ُّ ‫َﻓ َﻌ َر َج ﺑﻲ ﺇ َﻟى ا‬
‫ﺍﻟس َم ِﺎء ﺍﻟﺪﻧ َيﺎ‬ ِ ِ

Maka Allah mengangkatku ke langit dunia (HR. Bukhari dan Muslim)


Dua perjalanan yang jauh yang dilakukan dalam waktu yang sangat singkat
menunjukkan kekuasaan Allah dan bahwasanya Muhammad ‫ ﷺ‬adalah Nabi utusan
Allah
َ َ ُ َ
② Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

َ‫ا َ ُ ْ َ ا ق‬ َ َْ
‫ﺍﻟسﺎﻋﺔ َﻭﺍنشق ﺍﻟﻘ َم ُر‬ ‫ﺍقﺘ َرب ِﺖ‬
َ ْ ُ َُ ُ ُ ًَ َ ْ
‫َﻭ ِإﻥ ي َر ْﻭﺍ آيﺔ ي ْﻌ ِرضﻮﺍ َﻭيﻘﻮﻟﻮﺍ ِﺳح ٌر ُﻣ ْسﺘ ِم ٌّر‬

“Telah dekat kiamat dan bulan telah terbelah dan apabila mereka melihat satu ayat
mereka berpaling dan mengatakan ini adalah sihir yang terus menerus” (Al-Qamar : 1-
2)

Berkata Annas bin Malik radhiyallahu 'anhu

َ‫ْ َ ا ق‬ ًَ
‫ﺃﻥ ﺃَﻞ ﻣﻜﺔ ﺳأل ﺭﺳﻮل ﺍﻟﻠﻪ صﻠى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠيﻪ ﻭﺳﻠم ﺍﻧﻴر يهم آيﺔ ﻓﻌرَم ﺇنشق ﺍﻟﻘ َمر‬

Sesungguhnya penduduk Makkah telah meminta Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk menunjukkan satu


tanda kekuasaan, maka beliau ‫ﷺ‬memperlihatkan kepada mereka terbelahnya
bulan (HR Bukhari dan Muslim)
③ Batu yang mengucapkan salam kepada beliau
Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

َ ْ ُ ُ ْ َ َ ِّ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ ِّ ُ َ َ َ َّ َ َ ُ ْ َ َ ِّ
‫ِﺇﻧﻲ ألﻋ ِرف حﺠ ًرﺍ ِب َمكﺔ كﺎﻥ ي َسﻠ ُم ﻋﻠ اﻲ ق ْب َﻞ ﺃﻥ ﺃب َﻌث ِﺇﻧﻲ ألﻋ ِرﻓﻪ ﺍَلﻥ‬

Sungguh aku mengetahui sebuah batu di Makkah dahulu mengucapkan salam kepadaku
sebelum aku diutus menjadi Nabi, sungguh aku mengetahuinya sekarang (HR Muslim)
④ kabar beliau tentang mati syahidnya Umar Ibnu khaththab dan Utsman Ibn Affan
radhiyallahu 'anhuma
Berkata Annas bin Malik radhiyallahu 'anhu

ْ ُْ َ ‫ َق‬، ‫ َﻓ َض َرَب ُﻪ ﺑر ْﺟﻠﻪ‬, ‫ﻒ ﺑه ْم‬


‫ ” ﺍثبﺖ‬: ‫ﺎل‬ َ َ َ َ ُ َ ْ ُ َ ُ َ ُ َ ‫ﺍﻟﻠ ُﻪ َﻋ َﻠ ْيﻪ َﻭ َﺳ َّﻠ َم ﺇ َﻟى ُﺃ ُ َ َ َ ُ َ ُ َ ق‬
َّ َّ ‫َ ا‬
‫َص ِﻌﺪ ﺍﻟﻨ ِﺒ ُّﻲ َصﻠى‬
ِِ ِِ ِ ِ ‫ ﻭﻋﺜمﺎﻥ ﻓرﺟ‬, ‫ ﻭﻋمر‬, ‫ح ٍﺪ ﻭﻣﻌﻪ ﺃﺑﻮ بكر‬ ِ َ ِ َ َ ‫ُ ُ ُ َ ََ َ ا‬
َ َ ٌ ِّ
‫ﺃحﺪ ﻓ َمﺎ ﻋﻠ ْيك ِﺇَل ﻧ ِﺒ ٌّﻲ ﺃ ْﻭ ِصﺪيق ﺃ ْﻭ ش ِهيﺪ ِﺍﻥ‬

Nabi ‫ ﷺ‬naik keatas Gunung Uhud dan bersama beliau Abu Bakar, Umar dan Utsman
maka bergetarlah gunung Uhud Nabi ‫ﷺ‬kemudian menendang gunung Uhud dengan
kaki beliau seraya berkata tenanglah wahai Uhud tidak ada diatasmu kecuali seorang
Nabi, seorang Sidiq dan dua orang syahid (HR Al Bukhâri)

252
Benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬, karena Umar dan Utsman dibunuh dan
meninggal dalam keadaan syahid
⑤ Menangisnya Batang pohon kurma
Berkata Zabir Ibn Abdillah radhiyallahu 'anha

‫ﺍﻟمسﺠﺪ ﻣسﻘﻮﻓﺎ ﻋﻠى ﺟذﻭع ﻣﻦ ﻧخﻞ ﻓكﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ صﻠى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠيﻪ ﻭﺳﻠم ﺍذﺍ ﺧﻄﺐ يﻘﻮم ﺍﻟى ﺟذع ﻣﻨهﺎ ﻓﻠمﺎ صﻨع ﻟﻪ‬
‫ﺍﻟمﻨﺒر ﻭكﺎﻥ ﻋﻠيﻪ ﻓسمﻌﻨﺎ ﻟذﻟك ﺍﻟﺠذع صﻮتﺎ ﻛصﻮﺕ ﺍﻟﻌشﺎﺭ حﺘى ﺟﺎء ﺍﻟﻨﺒى صﻠى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠيﻪ ﻭﺳﻠم ﻓﻮضع يﺪه ﻋﻠﻴهﺎ‬
‫ﻓسﻜﻨﺖ‬.

Dahulu masjid Nabawi bertiangkan batang pohon kurma, maka dahulu Nabi ‫ ﷺ‬apabila
khutbah beliau berdiri didekat salah satu batang tersebut ketika dibuatkan mimbar,
kemudian beliau berkhutbah diatas nya maka kami mendengar suara batang kurma
tersebut seperti suara unta yang sedang hamil sepuluh bulan sampai datang Nabi ‫ﷺ‬,
kemudian beliau meletakkan tangannya pada batang tersebut maka diamlah batang
tersebut (HR. Bukhari)

Halaqah yang Ke-16 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimussalam
adalah tentang "Cara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke empat
belas"

Diantara perkara Aqidah yang berkaitan dengan Al-Mu’jizat adalah beriman dengan Al-
Karamah
Al Karamah secara bahasa adalah pemberian, ada pun secara syariat: sebuah perkara
diluar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali Allah.
Sebuah perkara dil uar kebiasaan maksudnya karamah bukan pemberian kenikmatan
biasa, yang di maksud dengan kebiasaan adalah kebiasaan manusia di zaman tersebut
yang terjadi pada seorang wali Allah, berarti Karamah tidak terjadi pada seorang nabi
dan tidak pula pada wali syaitan.
Yang dimaksud dengan wali Allah adalah setiap orang yang beriman dan bertakwa.
sebagaimana firman Allah

َ َُ ْ َ ُ َ َ َ ٌ َ َ َّ َ ‫ََ ا‬
‫ﺃَل ِﺇﻥ ﺃ ْﻭ ِﻟ َي َﺎء ﺍﻟﻠ ِﻪ َل ﺧ ْﻮف ﻋﻠ ْﻴ ِه ْم َﻭَل َ ْم يحزﻧﻮﻥ‬
َ ُ‫َ ُ َا‬ ُ َ َ َّ
‫آﻣﻨﻮﺍ َﻭَكﺎﻧﻮﺍ يﺘﻘﻮﻥ‬ ‫ﺍﻟ ِذيﻦ‬

“Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Allah tidak ada takut atas mereka dan mereka
tidak bersedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa” (Yunus : 62-
63)
Iman dan takwa tidak akan terwujud kecuali dengan menjalankan perintah Allah dan
menjauhi larangannya. Dan perintah yang paling besar adalah tauhid kepada Allah dan
larangan yang paling besar ada syirik kepada Allah

253
Apabila seseorang menyekutukan Allah atau mengajak manusia menyekutukan Allah
maka dia bukan wali Allah. Apabila seseorang mengajak kepada Bid'ah maka dia bukan
wali Allah, apabila seseorang meninggal shalat 5 waktu maka dia bukan wali Allah
Seorang wali Allah diukur dari keimanan dan ketakwaan bukan hanya sekedar dari
kesaksian atau dari kemampuan yang luar biasa. Seandainya dia beriman dan bertakwa
maka dia adalah wali Allah meskipun tidak memiliki kesaktian yang luar biasa
Namun sebaliknya orang yang memiliki kesaktian tetapi tidak bertakwa dan beriman
maka dia bukan wali Allah
Seorang wali Allah bukan berarti dia tidak pernah berdosa, dia berdosa sebagaimana
manusia yang lain namun dia bukan orang yang terus menerus melakukan dosa dan
apabila dia berdosa maka dia bersegera di dalam bertaubat kepada Allah

Halaqah yang ke-17 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alaihimussalam
adalah tentang Cara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Kelima
Belas.

Meyakini adanya Al-Karamah adalah termasuk pokok aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Berkata Syaikhul Islam rahimahullah didalam kitab beliau Al Aqidah Al Washithiyah
َْ َ ََ ُ ْ ْ ‫ا‬ َ َ َ ‫ُّ ا ّ ق‬ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ
‫ﺎﺕ ﺍأل ْﻭ ِﻟ َي ِﺎء‬
ِ ‫ﻭ ِﻣﻦ ﺃصﻮ ِل ﺃَ ِﻞ ﺍﻟسﻨ ِﺔ ﻭﺍﻟﺠمﺎﻋ ِﺔ ﺍﻟﺘص ِﺪيق ِبﻜرﺍﻣ‬

”Termasuk pokok-pokok Ahlus Sunnah adalah membenarkan Karamah para wali dan
perkara - perkara diluar kebiasaan yang Allah jalankan pada diri mereka”
Keyakinan dengan adanya Al-Karamah berdasarkan dalil-dalil dari Al-Quran, As-Sunnah
dan juga Ijma'
Adapun dari Al-Quran
َ ‫ا‬ َ
① Kisah Maryam dengan Nabi Zakaria ‫ﺍﻟسَل ُم‬ ‫يﻪ‬
ِ ‫ﻋﻠ‬
َ َّ َ
Dimana Nabi Zakaria ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬adalah orang yang menanggung makanan bagi Maryam,
yang telah mengkhususkan dirinya untuk beribadah kepada Allah, namun sesuatu yang
luar biasa setiap kali Zakaria memasuki mihrab Maryam dia mendapatkan makanan
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

ْ ُ ُ َ َ َّ ‫ا‬ َّ ْ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ ‫ُ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ا ق ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ ْ ً َ َ َ َ َ ا‬
‫ﺎل يﺎ َﻣ ْري ُم ﺃﻧى ﻟ ِك َ ذﺍ قﺎﻟﺖ َ َﻮ ِﻣﻦ ِﻋﻨ ِﺪ ﺍﻟﻠ ِﻪ ِﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ي ْرزُ َﻣﻦ‬ ‫كﻠمﺎ دﺧﻞ ﻋﻠﻴهﺎ زك ِريﺎ ﺍﻟ ِمحرﺍب ﻭﺟﺪ ِﻋﻨﺪَﺎ ِﺭزقﺎ ق‬
‫ﺎب‬ َ َْ ُ َ َ
ٍ ‫يشﺎء ِبغﻴ ِر ِحس‬

“Setiap kali Zakaria memasuki Mihrab Maryam beliau mendapatkan di sisi Maryam
rezeki, Zakaria berkata “Wahai Maryam dari mana engkau mendapatkan makanan ini?”
Maryam menjawab “ini adalah dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberikan rejeki
kepada siapa yang di kehendaki tanpa perhitungan” (Ali ‘Imran : 37)
َ َّ َ
Ibnu Katsir menyebutkan di dalam tafsirnya, bahwa Nabi Zakaria ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬menemukan
didalam mihrab Maryam buah-buahan musim dingin ketika musim panas dan buah-
buahan musim panas ketika musim dingin

254
② Kisah Ashabul Kahfi yang Allah sebutkan di awal-awal surat Al-Kahfi ketika mereka
tidur dalam waktu yang lama tanpa memakan makanan dan tidak rusak badan mereka.
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

ُ َْ َ َ َ ََ َْ ُ َ
‫َﻭﻟ ِﺒﺜﻮﺍ ِﻓﻲ ﻛه ِف ِه ْم ثَلث ِﻣﺎﺋ ٍﺔ ِﺳ ِﻨﻴﻦ َﻭﺍزدﺍدﻭﺍ ِت ْس ًﻌﺎ‬

”Dan mereka tinggal di gua mereka selama 300 tahun dan tambah 9 tahun” (Al-Kahfi :
25)
Ada yang mengatakan 300 tahun bila dihitung dengan tahun syamsiah dan 309 tahun
bila dihitung dengan tahun Qamariah
③ Istri Fir’aun yang bernama Asiyah Allah memperlihatkan rumah Asiyah di dalam
surga ketika sedang di adzab oleh Fir’aun
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

َ َ َ َ َ َّ ْ ً َ َْ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ َّ َ َ ُ َّ َ َ َ َ
‫آمنوا ْام َرأت ف ْرع ْون إذ قالت َر ِّب ْاب ِن لي عندك َب ْيتا في ال َجنة َون ِّجني م ْن ف ْرع ْون َوع َمله َون ِّجني‬ ‫وضرب الله مثَل للذين‬
َّ
َ ‫الُالم‬ َْ
‫ين‬ ٌ‫م َن الق ْو‬

“Dan Allah telah membuat permisalan bagi orang-orang yang beriman dengan istri
fir'aun ketika dia berkata “Wahai Rabbku bangunkanlah aku di sisiMu rumah di dalam
surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan amalannya dan selamatkanlah aku dari
kaum yang dzhalim” (At-Tahrim : 11)

Halaqah yang Ke -18 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para


Rasul 'alayhimussalam adalah tentang Cara Beriman Kepada Para
Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke enam belas.

Diantara dalil dari As-Sunnah atas adanya Al-Karamah


① Kisah Abu bakar Asy Sidik radhiyallahu 'anhu ketika memberi makan sebagian ahlu
suffah yang datang kepada beliau, setiap kali mereka mengambil satu suapan maka
makanannya bertambah banyak di riwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim
② Kisah dua orang shahabat Nabi ‫ﷺ‬, yaitu 'Usaid bin Hudhair dan Abbad bin Bisr
semoga Allah meridhai keduanya, ketika keduanya keluar dari sisi Nabi ‫ﷺ‬, di suatu
malam yang gelap gulita dan di depan mereka ada cahaya, kemudian ketika mereka
berpisah terbagilah cahaya tersebut menjadi dua. diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhâri
③ Kisah Juraij seorang laki-laki yang shaleh dari kalangan bani israil yang dituduh
berzina dengan seorang wanita ia mengaku hamil karena Juraij, kemudian ketika wanita
tersebut melahirkan maka Juraij mengusap kepala bayi tersebut, sehingga bayi tersebut
sehingga bayi tersebut bisa menyebutkan siapa bapaknya. di riwayatkan oleh Imam Al-
Bukhari dan Imam Muslim
Kemudian di sana ada beberapa keterangan yang berkaitan dengan Al-Karamah
① Al-Karamah yang paling agung bagi seorang hamba adalah istiqamahnya dia diatas
jalan yang lurus

255
② Al-Karamah bagi para wali Allah adalah ayat (Mu’jizah) bagi para Nabi,
karena wali Allah tidak mendapatkannya kecuali karena keimanan dia kepada rasul
tersebut
③ Al-Karamah akan tetap ada sampai akhir zaman
④ Al-Karamah tidak dijadikan ukuran seseorang lebih afdhal daripada orang yang
tidak mendapatkan Al Karomah
Yang demikian karena Al-Karamah terjadi di antaranya untuk menguatkan keimanan
orang tersebut, oleh karena itu Al-Karamah di zaman shahabat radhiyallahu 'anhum
lebih sedikit daripada Al-Karamah di zaman Tabi’in, karena iman dan keyakinan para
sahabat lebih kuat dari pada keimanan dan juga keyakinan para Tabi’in
⑤ Jangan sampai seseorang terjerumus kedalam pengingkaran terhadap Al-Karamah
seperti orang-orang falasifah dan juga Mu’tazilah dan jangan sampai seseorang
berlebih-lebihan didalam masalah Al-Karamah seperti orang-yang yang menjadikan Al-
Karamah sebagai ukuran kewalian

Halaqah yang Ke-19 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para


Rasul 'alayhimussalam adalah tentang Cara Beriman Kepada Para
Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke ujuh belas 17

Setelah kita mengetahui tentang Al-Karamah yang Allāh berikan kepada wali-Nya, maka
hendaklah kita mengenal tentang Al Ahwal Asy-syaithaniyyah (keadaan-syaithan-
syaitan). Al-Ahwal Asy-syaithoniyyah/keadaan-keadaan syaitan adalah perkara-
perkara yang di luar kebiasaan yang terjadi pada seorang wali syaitan sebagai Istidraj.
Wali syaitan adalah pengikut syaitan dan penolong syaitan. yang dimaksud dengan
Istidraj adalah dibiarkan supaya bertambah kekufurannya kemudian di azab
Dan di antara dalil yang menunjukkan adanya wali-wali syaithan adalah firman Allah :

َ ُ َ َ ُ ‫ُ َ َ َ َ ُ ا‬ َ ُ ُّ َ ُّ َ ْ ُ َ ُ ْ ُ ُ ُ ‫َ َّ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ُ ُ ا‬
‫ﺎﺕ ۗ ﺃﻭﻟ ِئك ﺃ ْصحﺎب ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ َ ْم ِﻓﻴهﺎ ﺧ ِﺎﻟﺪﻭﻥ‬
ِ ‫ﻮﺭ ِﺇﻟى ﺍﻟظﻠم‬
ِ ‫ﻭﺍﻟ ِذيﻦ ﻛفرﻭﺍ ﺃﻭ ِﻟيﺎﺅَم ﺍﻟﻄﺎﻏﻮﺕ يخ ِرﺟﻮﻧهم ِﻣﻦ ﺍﻟﻨ‬

“Dan orang-orang yang kafir, maka wali-walinya adalah thagut yang mengeluarkan
mereka dari cahaya menuju kegelapan, mereka adalah penduduk Neraka, mereka kekal
di dalamnya” (Al-Baqarah : 257)
Dan Allah berfirman:

ُ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َ ‫َ ا ا‬
… ‫ﺎطﻴﻦ ﻟ ُﻴﻮحﻮﻥ ِﺇﻟى ﺃ ْﻭ ِﻟ َي ِﺎﺋ ِه ْم ِﻟ ُيﺠ ِﺎدﻟﻮك ْم‬
ِ ‫…ﻭ ِإﻥ ﺍﻟشي‬

“Dan sesungguhnya syaithan-syaithan mewahyukan kepada wali-walinya untuk


mendebat kalian” (Al-An’am : 121)
Dan diantara contoh Al-Ahwal Asy-syaithaniyyah, apa yang disebutkan oleh Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah didalam kitab beliau Al-Furqan ( ‫بين أولياء الرحمن و‬
‫) أولياء الشيطان‬

256
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan didalam kitab ini diantara contoh Al-
Ahwal syaitoniyyah
① Apa yang terjadi pada Musaiylamah Al-Kadzab ketika dia mengaku sebagai seorang
Nabi dia mengabarkan beberapa perkara yang ghaib wahyu dengan dari syaitan
② Apa yang terjadi pada Al-Aswad Al-Amsiy yang mengaku sebagai Nabi mengabarkan
tentang perkara yang ghaib dengan wahyu dari syaitan sehingga tentara kaum
muslimin takut syaithan akan mengabarkan kepadanya tentang mereka, sampai tentara
kaum muslimin takut apabila syaithan akan mengabarkan kepada Aswad Al-Amsiy
tentang mereka
③ Kisah Al-Haris Al-Dimasykiy yang mengaku sebagai Nabi di zaman Abdul Malik bin
Marwan setiap kali di tangkap dan di penjara datang syaitan dan melepaskan ikatan di
kaki nya dan melindungi dia dari senjata.
Manusia saat itu melihat rombongannya berjalan diudara ketika dia ditangkap ada
orang yang menikam nya dengan tombak namun tidak mempan
Maka berkata Abdul Malik :
“Engkau tidak menyebut nama Allah”
Kemudian ketika dia menyebut nama Allah dan menikamnya mempanlah tombaknya
dan meninggal lah Al-Harits

Halaqah yang Ke-20 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul 'alayhimussalam
adalah tentang Cara Beriman Kepada Para Rasul 'alayhimussalam Bagian yang Ke
delapan belas.
Disana ada perbedaan antara Al-Mu’jizah dengan Al-Karamah
① Al-Mu’jizah disertai dengan pengakuan sebagai seorang Nabi, sedangkan Al-
Karamah tidak disertai dengan pengakuan sebagai seorang Nabi, tetapi terjadi Al-
Karamah dengan sebab dia mengikuti dan beriman dengan Nabi dan istiqamah
diatasnya
② Al-Mu’jizat terjadi pada seorang Nabi dan Nabi adalah manusia laki-laki yang
merdeka sedangkan Al-Karamah bisa terjadi bisa terjadi pada seorang jin atau manusia,
hamba sahaya atau orang yang merdeka, seorang laki-laki atau pun perempuan. Kalau
mereka adalah orang-orang yang shaleh seperti yang terjadi pada Maryam dan juga
Safinah maula Rasulullah ‫ﷺ‬
③ Al Mu’jizah sesuatu yang luar biasa disemua tempat dan masa, sedangkan Al-
Karamah adalah sesuatu yang luar biasa di tempat dan juga masa tertentu saja,
sedangkan Al-Karamah adalah sesuatu yang luar biasa menurut tempat dan masa
tertentu saja. Oleh karena itu apa yang terjadi Maryam 'alayhassalam berupa
ditemukannya makanan musim panas dimusim dingin dan sebaliknya adalah sesuatu
yang biasa di zaman sekarang
④ Didalam Al-Mu’jizah seorang Nabi diperintahkan untuk menampakkan nya
sedangkan Al-Karamah maka seorang wali diperintahkan untuk menyembunyikannya
⑤ Manfaat Al Mu’jizah adalah untuk umum sedangkan manfaat Al-Karamah biasanya
untuk khusus orang tersebut

257
Halaqah yang Ke Dua Puluh Satu dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 19*.

Diantara hal yang perlu diketahui seorang muslim adalah perbedaan Al Karomah & Al
Akhwal Asy-Syaithoniyyah, karena sering terjadi seseorang menganggap Al Akhwal
Asy-Syaithoniyyah sebagai Al Karomah, menganggap seorang wali syaitan sebagai wali
Allāh.
Berikut adalah perbedaan antara Al Karomah & Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah (semoga
Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan Taufik kita semua & menerangi diri kita
dengan ilmu agama, diantara perbedaan antara Al Karomah & Al Akhwal Asy-
Syaithoniyyah :
① Melihat perjalanan hidup orang tersebut, kalau dia adalah seorang mukmin yang
bertakwa maka ini adalah Al Karomah dan kalau sebaliknya dia bukan seorang yang
mukmin & bukan orang yang bertakwa maka itu adalah Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah.
Berkata syaikh Abdul Aziz bin baz rahimahullah

ً ُ ً
‫ﻣسﺘﻘيمﺎ ﻋﻠى ﺍﻹيمﺎﻥ ﻭﻣﺘﺎبﻌﺔ ﺍﻟشريﻌﺔ ﻓإﻥ كﺎﻥ ﺧالف‬ ‫ﻭشرط ﻛﻮﻧهﺎ ﻛرﺍﻣﺔ ﺃﻥ يﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺟرﺕ ﻋﻠى يﺪه َذه ﺍﻟكرﺍﻣﺔ‬
1:49 ‫ذﻟك ﻓﺎﻟﺠﺎﺭي ﻋﻠى يﺪه ﻣﻦ ﺍﻟخﻮﺍﺭُ يﻜﻮﻥ ﻣﻦ ﺍألحﻮﺍل ﺍﻟشيﻄﺎﻧيﺔ‬

“Dan sesuatu yang luar biasa menjadi Karomah di syarat kan orang yang mendapatkan
Karomah tersebut adalah orang yang istiqomah diatas iman & mengikuti syariat.
Adapun apabila sebaliknya maka sesuatu yang luar biasa yg terjadi pada dirinya adalah
termasuk Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah.
② Al Karomah adalah anugerah dari Allāh tidak bisa dipelajari & diusahakan
sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah adalah bantuan dari syaitan bisa dipelajari &
diusahakan yaitu dengan berbuat sesuatu yang membuat ridha syaitan, seperti berbuat
kufur kepada Allāh (meninggalkan shalat & kewajiban² yang lain) menghalalkan
sesuatu yang Allāh haram kan & RasulNya dll. Oleh karena itu Al Akhwal Asy-
Syaithoniyyah memiliki sekolah² perguruan² untuk mempelajari perkara² yang luar
biasa tersebut dan disana ada buku² yang dijual bebas yang mengajarkan Al Akhwal
Asy-Syaithoniyyah yang dikenal dengan Al Mujarobat
③ Al Karomah tidak bisa di lawan sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah bisa di
lawan dengan beberapa dzikir & doa didalam Alquran & As-Sunnah.
Berkata Syaikhul Islam rahimahullah :

‫ﻭَﻜذﺍ ﺃَﻞ ﺍألحﻮﺍل ﺍﻟشيﻄﺎﻧيﺔ تﻨصرف ﻋﻨهم شيﺎطﻴﻨهم ﺇذﺍ ذﻛر ﻋﻨﺪَم ﻣﺎ يﻄردَﺎ ﻣﺜﻞ آيﺔ ﺍﻟكرﺳﻲ‬4.11

“Dan demikianlah orang-orang yang memiliki Akhwal Asy-Syaithoniyyah syaitan²


mereka akan meninggalkan mereka apabila disebutkan disamping mereka apa yang
mengusir syaitan² tersebut seperti ayat Kursi.

258
Halaqah yang Ke Dua Puluh dua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 20*.

④ Al Karomah menambah keimanan, ketakwaan & kerendahan hati pada pemiliknya,


sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah menambah kekufuran & kejauhan dari Allāh
ajja wajalla.
Didalam kitab Hilyatul Auliya Abu Nu’āim rahimahullah membawakan dengan sanadnya
kisah Abu Muslim Al Khaulani seorang yang shaleh dengan Al Aswad Al Amsyi orang
yang mengaku menjadi Nabi berkata Syaroh bin Al Khaulani ketika Al Aswad bin qois
bin dimar Al Amsyi di Yaman muncul dipanggilah Abu Muslim maka Al Amsyi berkata
“apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullãh? ”
berkata ABU muslim “Iya”
kembali Al Amsyi bertanya
“apakah engkau bahwa aku adalah Rasulullãh? ”
berkata ABU muslim “aku tidak mendengar”
Maka dinyalakanlah api yang besar kemudian dilemparkan Abu Muslim kedalam api
tersebut, tetapi beliau tidak termudhoroti, maka penduduk kerajaan Al Aswad Al Amsyi
berkata kepadanya apabila engkau biarkan Abu Muslim berada dinegeri mu maka dia
akan merusak urusan mu, usirlah dia maka Abu Muslim pun datang kekota Madinah dan
saat itu Rasulullãh ‫ﷺ‬sudah wafat & digantikan Abu Bakar, kemudian Abu Muslim
menambatkan unta nya dipintu masjid Nabawi kemudian shalat menuju salah satu tiang
diantara tiang² Masjid maka Umar bin khotob melihatnya & mendatanginya & berkata
“darimana asal mu ”
Abu Muslim mengatakan :
” dari Yaman ”
Berkata Umar
“apa yang dilakukan musuh² Allāh terhadap saudara kita yang dibakar & tidak
mempan”
Abu Muslim berkata:
“itu adalah Abdullah Ibn saub”
Berkata Umar:
“aku meminta dengan Nama Allāh apakah dia adalah dirimu? ”
berkata Abu muslim:
“Iya”
Berkata syarah bil maka Umar antara kedua mata Abu Muslim kemudian membawanya
& mendudukannya antara Abu Bakar & Umar
Berkata Umar Ibn Khotob
” segala puji bagi Allāh yang belum mematikan ku dari dunia sehingga melihatkan
kepada diriku diantara umat Muhammad orang yang dibakar seperti dibakar nya Nabi
Ibrahim kekasih Allāh”
Lihatlah bagaimana ucapan Abu Muslim ketika ditanya oleh Umar Ibn khotob beliau
berusaha untuk menutupi identitas beliau & mengatakan “itu adalah Abdullah bin saub”
seakan-akan orang tersebut bukan dirinya.

259
⑤ Al Karomah digunakan untuk sesuatu kebaikan /perkara yang diperbolehkan
sedangkan Al Akhwal Asy-Syaithoniyyah digunakan untuk perkara yang diharamkan
seperti menyakiti orang lain atau menyombongkan diri dll.

Halaqah yang Ke Dua Puluh tiga dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 21*.

Setelah kita memahami mukjizat, Al Karomah & Al Akhwal assyaithoniyyah dan yang
berkaitan dengannya maka melanjutkan poin² tentang tata cara beriman kepada para
rasul.
Diantara tata cara beriman kepada para rasul alaihimus salam adalah beriman dengan
nama-nama para Nabi Rasul yang Allāh telah sebutkan namanya didalam Alquran
mereka berjumlah 25 orang, 18 Diantaranya disebutkan berturut-turut didalam surat Al
An’am & 7 orang berpisah² didalam surat yang lain. 18 nama didalam surat Al An’am
adalah
1. Ibrahim
2. Ishaq
3. Ya’qub
4. Nuh
5. Daud
6. Sulaiman
7. Ayyub
8. Yusuf
9. Musa
10. Harun
11. Zakaria
12. Yahya
13. Isa
14. Ilyas
15. Ismail
16. Al Yasa
17. Yunus
18. Luth
Alaihimus salam (Al An’am 83-86)
Adapun 7 orang yang lain adalah
1. Nabi Adam, 20 kali nama Nabi Adam disebutkan di dalam Alquran, yg pertama
didalam surat Al-Baqarah ayat 31.
2. Nabi Idris, Sekali disebutkan didalam Alquran dalam surat Maryam 56.
3. Nabi Dzulkifli, Dua kali disebutkan didalam Alquran, yang pertama surat Al Anbiya &
surat Shod ayat yang ke48.
4. Nabi Hud, Sepuluh kali disebutkan didalam Alquran yang pertama Al-Baqarah 1 11.
5. Nabi Sholeh, 7kali disebutkan pertama kali didalam surat Al A’rof 77.

260
6. Nabi Syuaib, Sepuluh Kali disebutkan didalam Alquran yg pertama didalam surat Al
A’rof 85.
7 Nabi Muhammad ‫ﷺ‬, Empat kali disebutkan, yang pertama didalam surat Al Imran
124.
Kemudian diantara beriman dengan para Rasul alaihimus salam. Adalah meyakini
adanya kekhususan Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dibandingkan dengan Nabi² yang lain &
diantaranya :
① Beliau diutus untuk segenap Manusia dan Jin.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:

َّ ُ ُ َ ِّ ُ ‫ُ ْ َ َ ُّ َ ا‬
ً ‫ﺍﻟﻠﻪ ﺇ َﻟ ْي ُك ْم َﺟم‬
‫يﻌﺎ‬ ِ ِ ِ ‫قﻞ يﺎ ﺃيهﺎ ﺍﻟﻨﺎس ِﺇﻧﻲ ﺭﺳﻮل‬

“katakanlah wahai manusia sesungguhnya aku adalah Rasulullãh untuk kalian


semuanya”
Dan Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

‫كﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ يبﻌث ﺇﻟى قﻮﻣﻪ ﺧﺎصﺔ ﻭبﻌﺜﺖ ﺇﻟى ﺍﻟﻨﺎس كﺎﻓﺔ‬

“Dan dahulu para Nabi diutus kepada kaumnya secara khusus & aku diutus kepada
seluruh manusia secara umum” (Al-A’raf : 158) (HR Bukhari)

Dan beliau ‫ ﷺ‬diutus kepada Jin sebagaimana kisah yang Allāh sebutkan di dalam surat
Al Jin
② Allāh telah menjadikan beliau sebagai Nabi yang terakhir.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ‫ا‬ َ َ َّ َ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ ََ ٌ َ َ َ
ۗ ‫ﻮل ﺍﻟﻠ ِﻪ َﻭﺧﺎت َم ﺍﻟﻨ ِب ِّﻴﻴﻦ‬ ‫… َﻣﺎ كﺎﻥ ُﻣح امﺪ ﺃبﺎ ﺃح ٍﺪ ِﻣﻦ ِﺭﺟ ِﺎﻟكم ﻭﻟ ِكﻦ ﺭﺳ‬

[QS Al-Ahzab 40]

“Tidaklah Muhammad bapak salah seorang diantara laki-laki kalian akan tetapi dia
adalah Rasulullãh & penutup para Nabi”
Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda :

َ ‫ا‬ ٌّ َ ُ َ َ ٌّ َ َ َّ ُ ُ ُ َ ْ
، ‫بﻌﺪي‬
ِ ‫ﻭإﻧﻪ ﻻ ﻧ ِﺒﻲ‬
ِ ، ‫ كﻠمﺎ َﻠك ﻧﺒﻲ ﺧﻠفﻪ ﻧ ِﺒﻲ‬، ‫…كﺎﻧﺖ ﺑﻨﻮ ﺇﺳرﺍﺋيﻞ تسﻮﺳهم ﺍألﻧبيﺎء‬

“dahulu Bani Israel dipimpin oleh para Nabi, setiap kali meninggal seorang Nabi akan
digantikan Nabi yang lain & sesungguhnya tidak ada Nabi setelahku” (HR Al Bukhari
dan Muslim)

Halaqah yang Ke Dua Puluh empat dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Cara Beriman Kepada Para Rasul Bag 22*.

261
Diantara cara beriman kepada para rasul alaihimus salam adalah mengetahui beberapa
persamaan antara Nabi & Rasul. Mereka semua adalah manusia Laki-laki dan Merdeka
Mereka adalah manusia maksudnya adalah bukan dari kalangan Jin & bukan dari
kalangan Malaikat.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ً َ َ ُ َّ َ َ َ ُ َ ْ َ ‫َ َ َ َ َ ا َ َ ْ ُ ْ ُ ْ َ ُ ق ُ َ ا‬
‫ﺎس ﺃﻥ يﺆ ِﻣﻨﻮﺍ ِﺇذ ﺟ َﺎءَ ُم ﺍﻟهﺪى ِﺇَل ﺃﻥ قﺎﻟﻮﺍ ﺃب َﻌث ﺍﻟﻠﻪ بش ًرﺍ َﺭ ُﺳﻮَل‬ ‫ﻭﻣﺎ ﻣﻨع ﺍﻟﻨ‬

”Dan tidaklah menghalangi manusia untuk beriman ketika datang kepada mereka
petunjuk kecuali ucapan mereka, apakah Allāh mengutus seorang manusia sebagai
seorang Rasul” (Al-Isra : 94)
Dan Allāh mengatakan:

َ َ ‫ُّ َ ق‬ ‫ُ ا‬ َ‫َ َ َ ُ َ َ ق‬ ُ َ َ َ َ
‫…ﻭ َﻭَ ْﺒﻨﺎ ﻟﻪ ِﺇ ْﺳحﺎُ َﻭي ْﻌﻘﻮب َﻭﺟ َﻌﻠﻨﺎ ِﻓﻲ ذ ِّﺭي ِﺘ ِﻪ ﺍﻟﻨ ُﺒ اﻮة َﻭﺍﻟ ِكﺘﺎب‬

”Dan Kami telah memberikan Ishak & juga Yakub kepada Ibrahim & kami jadikan
kenabian & kitab didalam keturunannya… “ (Al-Ankabut :27)

Di dalam ayat ini Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengabarkan bahwasanya kenabian ada
pada keturunan Ibrahim alaihi salam & keturunan Nabi Ibrahim alaihi salam adalah
keturunan dari kalangan manusia bukan dari Jin & bukan dari Malaikat.
Dan mereka (yaitu para Nabi & Rasul) adalah dari kalangan laki-laki & bukan dari
kalangan wanita.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ‫ْ َ ْ ق‬ َ ُ ً َ ‫َ َ َْ َ ق َ ْ َ ْ َ ا‬
ۗ ‫ﻮحﻲ ِﺇﻟ ْﻴ ِه ْم ِﻣﻦ ﺃَ ِﻞ ﺍﻟﻘ َرى‬
ِ ‫…ﻭﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ِﻣﻦ قب ِﻠك ِﺇَل ِﺭﺟﺎَل ﻧ‬

(”Dan tidaklah kami mengutus sebelummu para Rasul kecuali mereka adalah laki-laki
yang Kami wahyu kan kepada mereka diantara penduduk negeri… “ (Yusuf : 109)
Dan mereka adalah orang-orang yang merdeka & bukan budak karena perbudakan
adalah sifat yang tidak sesuai dengan kedudukan Nabi & waktu seorang budak adalah
sepenuhnya bagi tuannya, maka kapan dia pergi & menghadapi lawan²nya. Adapun
yang terjadi pada Nabi Yusuf alaihi salam ketika beliau menjadi budak bagi salah
seorang dimesir, maka asalnya Yusuf adalah orang yang merdeka, kemudian saudara²
nya yg telah menipu daya beliau
adapun sabda Rasulullãh ‫ﷺ‬:

َ َ ‫َ َ َّ ُ َ ا َ ق‬
‫ َﻣﺎ ب َﻌث ﺍﻟﻠﻪ ﻧ ِب ًّيﺎ ِﺇَل َﺭﻋى ﺍﻟغﻨ َم‬:‫ﻭﺳﻠم‬

“Tidaklah Allāh mengutus seorang Nabi kecuali mengembala kambing” (HR Bukhari)

262
Maka para Nabi tersebut bukan mengembala karena dia seorang budak akan tetapi
mengembala Kambing nya sendiri atau mengembala milik orang lain dengan dibayar,
sebagaimana Rasulullah ‫ ﷺ‬mengembala untuk penduduk Makkah [hadits riwayat
Bukhori] dan Nabi Musa alaihi salam mengembala untuk seorang laki-laki yang shaleh
dari Madyan. Sebagaimana didalam Al Qashas ayat 27

Halaqah yang Ke Dua Puluh Lima dari Silsilah Ilmiyah Beriman Kepada para Rasul
alaihimus salam adalah *Buah Dari Beriman Kepada Para Rasul Alaihiussalam*.

Diantara Buah Beriman kepada Para Rasul Alaihiussalam


① Seseorang jadi mengetahui rahmat Allāh & perhatian Allāh yang besar terhadap
hamba²Nya dengan cara mengutus para Rasul kepada mereka supaya memberikan
petunjuk kepada mereka & menjelaskan kepada mereka beribadah kepada Allāh &
bagaimana cara beribadah kepada Allāh, karena akal manusia tidak bisa berdiri sendiri
tanpa wahyu dari Allāh ajja wajalla
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ ‫ُ ِّ ُ ق َ َ ق ق‬ ِّ َ ُ َ َ ْ ََْ َُْ ْ ُ َْ ْ ً ُ َ ْ َ ََ ْ َ ْ ‫َ َ ْ ا َّ ُ َ َ ق‬
‫ﻴه ْم َﻭي َﻌﻠ ُمه ُم ﺍﻟ ِكﺘﺎب َﻭﺍﻟ ِحك َمﺔ‬
ِ ‫ﻴهم ﺭﺳﻮَل ِﻣﻦ ﺃﻧف ِس ِهم يﺘﻠﻮ ﻋﻠﻴ ِهم آي ِﺎت ِﻪ ﻭيزك‬
ِ ‫ﻴﻦ ِﺇذ بﻌث ِﻓ‬ ‫ﻟﻘﺪ َﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠى ﺍﻟ ُمﺆ ِﻣ ِﻨ‬
َ َ َ َ ْ ُ َ ْ
‫َﻭ ِإﻥ كﺎﻧﻮﺍ ِﻣﻦ ق ْب ُﻞ ﻟ ِفﻲ ضَل ٍل ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬

“sungguh Allāh telah memberikan karunia kepada orang² yang beriman ketika Allāh
mengutus diantara mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang
membacakan atas mereka ayat²Nya & membersihkan mereka & mengajarkan kepada
mereka Al Kitab & hikmah. Dan sungguh mereka sebelumnya berada didalam kesesatan
yang nyata” (Ali ‘Imran : 164)
② Bersyukur kepada Allāh atas nikmat diutus nya para Rasul Alaihiussalam.
③ Mencintai para Rasul Alaihiussalam, menghormati mereka, memuji mereka sesuai
dengan kedudukan mereka karena mereka adalah para utusan Allāh, para hamba² Allāh
yang beribadah kepada Allāh sekaligus menyampaikan risalah Allāh & menasihati para
hamba Allāh.
Allāh berfirman:
َ ِّ َ ً َ َ َ ‫ا َْ َ ق‬
‫ﺎَﺪﺍ َﻭ ُﻣبش ًرﺍ َﻭﻧ ِذ ًيرﺍ‬ ِ ‫ِﺇﻧﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎك ش‬
ً َ َ ً َ ‫َ ُ َ ِّ ُ ُ َ ُ َ ِّ ُ ُ َ ُ َ ِّ ُ ُ ُ ق‬ ُ َ َ َّ ُ ُْ
‫ﻮﻟ ِﻪ ﻭتﻌزﺭﻭه ﻭتﻮقرﻭه ﻭتسبحﻮه بكرة ﻭﺃ ِصيَل‬ ِ ‫ِﻟﺘﺆ ِﻣﻨﻮﺍ ِبﺎﻟﻠ ِﻪ ﻭﺭﺳ‬

“Sesungguhnya kami telah mengutusmu sebagai seorang saksi memberikan kabar


gembira & memberikan peringatan, supaya kalian beriman kepada Allāh & juga
RasulNya & supaya menolong dia & menghormati dia”. (Al-Fath 8-9)
④ Mengetahui kekuasaan Allāh & bagaimana Allāh memilih para Nabi & Rasul.
⑤ Mengetahui bahwa beriman dengan mereka adalah sebab kebahagiaan didunia & di
akhirat.

263
⑥ Mengetahui bahwa berpegang teguh dengan apa yang dibawa oleh para Rasul
Alaihimussalam adalah sebab diangkatnya derajat seseorang di sisi Allāh & sebab
diampuni dosa nya.

HSI 09 ~ Silsilah Beriman Kepada Taqdir


Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Pengertian Al Qadha
dan Al Qadar"

Al Qadha & Al Qadar adalah dua kata yang apabila berdampingan maka masing-masing
memiliki makna tersendiri.
Al Qadha secara bahasa diantara maknanya adalah memutuskan, menyelesaikan /
menyempurnakan & mewajibkan, Allāh berfirman:

ُ ‫ُّ َ َ ا َ ُ ا ا‬ َ َ َ
‫…ﻭقضى َﺭبك ﺃَل ت ْﻌ ُبﺪﻭﺍ ِﺇَل ِﺇيﺎه‬

“Dan Rabb mu mewajibkan supaya kalian tidak menyembah kecuali kepadaNya” (Al-
Isra’ 23)
Dan Allāh berfirman:

ِّ َ ‫ق‬ ْ َ ُ َّ َ
‫…ﻭﺍﻟﻠﻪ يﻘ ِضﻲ ِبﺎﻟحق‬

“Dan Allāh memutuskan dengan benar” (Ghafir 20)


Dan Allāh berfirman:

‫َّ َ َ ق ُ َ ُ َ َ َ ا ق‬ ُ ْ َ َُ ََ ُْْ َ َ َ َ
ۗ ‫ﺎﺳكك ْم ﻓﺎذك ُرﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﻛ ِذﻛ ِرك ْم آب َﺎءك ْم ﺃ ْﻭ ﺃشﺪ ِذﻛ ًرﺍ‬
ِ ‫…ﻓ ِإذﺍ قضيﺘم ﻣﻨ‬

“Maka apabila kalian menyelesaikan Manasik Haji kalian hendaklah kalian mengingat
Allāh, seperti kalian mengingat Bapak² kalian atau lebih banyak” (Al-Baqarah 200)
Adapun secara syariat yang dimaksud dengan Al Qadha adalah apa yang Allāh putuskan
pada makhlukNya baik berupa pengadaan – peniadaan atau perubahan sesuai dengan
Qadar atau ketentuan Allāh sebelumnya.
Al Qadar Secara bahasa adalah menentukan, Adapun secara syariat maka Al Qadar
adalah apa yang sejak dahulu atau Ajali sudah Allāh tentukan akan terjadi.
Dengan demikian Al Qadar lebih dahulu daripada Al Qadha, karena Al Qadar adalah
ketentuan Allāh sejak Ajali sedangkan Al Qadha adalah keputusan Allāh setelah itu
berupa pengadaan atau peniadaan atau pengubahan.
Dan keduanya saling melajimi tidak bisa dipisah satu dengan yang lain apa yang Allāh
tentukan akan dia putuskan dan apa yang menjadi keputusan Allāh maka itulah yang dia
tentukan sebelumnya.
Namun apabila kata Al Qadha atau Al Qadar datang sendiri dalam sebuah kalimat maka
maknanya mencangkup makna kata yang lain.

264
Al Qadha adalah ketentuan Allāh sejak dahulu & keputusanNya demikian pula Al Qadar
adalah ketentuan Allāh sejak dahulu & keputusanNya.

Halaqah yang kedua dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *Dalil Wajibnya Beriman
Kepada Takdir Allāh*.

Beriman Dengan Takdir Allāh yang baik dan yang buruk adalah termasuk salah satu
diantara enam rukun iman yang harus diimani & telah tetap kewajibannya didalam
Alquran, Assunah dan Ijma
Dari Alquran Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ ُ ََْ َ َ ُ ‫ا‬
‫ِﺇﻧﺎ ك اﻞ ش ْﻲ ٍء ﺧﻠﻘﻨﺎه ِبﻘﺪﺭ‬

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan sesuatu dengan ketentuan” (Al-Qamar 49)


Dan Allāh berfirman:

َْ ُ ‫ََ ا‬ َ ُ َ َ َ
… ‫َﻭﺧﻠق ك اﻞ ش ْﻲ ٍء ﻓﻘﺪ َﺭه تﻘ ِﺪ ًيرﺍ‬

“Dan Dia menciptakan segala sesuatu maka Dia pun menentukan dengan sebenar-benar
penentuan” (Al-Furqan 2)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َّ ُ ْ َ َ َ َ
ً ‫ﺍﻟﻠﻪ َق َﺪ ًﺭﺍ َﻣ ْﻘ ُﺪ‬
…‫ﻭﺭﺍ‬ ِ ‫ۚ ﻭَكﺎﻥ ﺃﻣر‬

“Dan perkara Allāh adalah ketentuan yang sudah ditakdirkan” (Al-Ahzab 38)
Adapun dari Assunah maka Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril
alaihi salam tentang iman:

‫ﺃﻥ تﺆ ﻣﻦ بﺎ ﻟﻠﻪ ﻭﻣال ﺋﻜﺘﻪ ﻭﻛﺘبﻪ ﻭﺭﺳﻠﻪ ﻭﺍﻟﻴﻮم ﺍﻻ ﺧر ﻭتﺆ ﻣﻦ بﺎﻟﻘﺪﺭﺧﻴره ﻭشره‬

“Engkau beriman kepada Allāh, Malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya,


Hari Akhir & engkau beriman dengan Takdir yang baik maupun yang buruk” (HR
Muslim)
Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

َ
ُ ‫ﻭﺍﻟك ْي‬ ُ ْ َ ‫َ َ َ ا‬ َ ُ
‫ﺲ‬ ‫ﺍﻟﻌﺠز‬ ‫ك ُّﻞ ش ْﻲ ٍء ِبﻘﺪﺭ حﺘى‬

“Segala sesuatu dengan Takdir sampai ketidak mampuan dan kecerdasan” (HR Muslim)
Adapun dari Ijma maka kaum muslimin telah bersepakat atas wajibnya beriman dengan
Takdir Allāh dan bahwasanya orang yang mengingkari dengan Takdir Allāh maka dia
telah keluar dari agama Islām.

265
Berkata Abdullah Ibn Umar radiallahu anhuma ketika mendengar tentang munculnya
orang² yang mengingkari takdir & bahwasanya kejadian terjadi dengan sendirinya
tanpa Takdir
ْ ََ ‫َ َا‬ ُ ُ ْ َُْ ُ ْ َ َّ َ ِّ ُ َ ُ ْ ُ ‫َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ْ ْ ُ ْ َ ِّ َ ٌ ْ ُ ْ َ َ ا‬
‫ ﻟ ْﻮ ﺃﻥ ِألح ِﺪ َِ ْم ِﻣﺜ َﻞ‬،‫ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋ َم َر‬
ِ ‫ ﻭﺍﻟ ِذي يح ِﻠﻒ ِب ِﻪ ﻋبﺪ‬،‫ُﻓ ِإذﺍ ﻟ ِﻘيﺖ َ ﺃ َﻭﻟ ِئك ﻓأﺧ ِﺒرَم ﺃﻧﻲ ﺑ ِريء ِﻣﻨهم ﻭﺃﻧهم ﺑرآء ِﻣﻨﻲ‬
َ َ‫ُ ْ ُ َ ا ُْ َ ق‬ َ ُ َ َْ َ َ ُ
‫ﺃح ٍﺪ ذَ ًبﺎ ﻓأﻧفﻘﻪ َﻣﺎ ق ِب َﻞ ﺍﻟﻠﻪ ِﻣﻨﻪ حﺘى يﺆ ِﻣﻦ ِبﺎﻟﻘﺪ ِﺭ‬

“apabila kamu bertemu dengan mereka maka kabarkanlah kepada mereka bahwa aku
(Abdullah Ibnu Umar) berlepas diri dari mereka & mereka pun berlepas diri dari ku,
Demi Dzat yang Ibnu Umar bersumpah dengan Nya seandainya salah seorang dari
mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian menginfakan nya maka Allāh
tidak akan menerima darinya sampai dia beriman dengan Takdir ” (atsar ini
diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam shahihnya)
Yang demikian karena Allāh tidak menerima amalan orang yang kafir dan termasuk
kekufuran apabila seseorang mengingkari Takdir Allāh ajja wajalla. Berkata Al Imam An
Nawawi rahimahullah

ََ َ َ ‫َ ا َ َ ق‬ ْ َ ‫ا َ َ َ َ ْ ق َ ِّ َ ق‬ َ ْ َ ‫ُّ ا‬ َ ‫ْ َ َّ ُ ق َ ْ ا ُ َ ق‬ ََ َ َ َْ َ
‫ﻒ ﻋﻠى‬
ِ ‫ﻒ ﻭﺍﻟخﻠ‬ ِ ‫ﺎب ِﻭﺍﻟسﻨ ِﺔ ﻭ ِإﺟم ِﺎع ﺍﻟصحﺎب ِﺔ ﻭﺃَ ِﻞ ﺍﻟحﻞ ﻭﺍﻟﻌﻘ ِﺪ ِﻣﻦ ﺍﻟسﻠ‬
ِ ‫ﺕ ﺍأل ِدﻟﺔ َﺍﻟﻘﻄ َ ِﻌي َﺎﺕ ِﻣﻦ ﺍﻟ ِكﺘ‬ ِ ‫ْﻭقﺪ تظﺎَر‬
ُ َ َّ َ َ
‫ﺎﺕ قﺪ ِﺭ ﺍﻟﻠ ِﻪ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭت َﻌﺎﻟى‬ َ
ِ ‫ِﺇثب‬

“Telah banyak dalil-dalil yang jelas tetapnya yang saling menguatkan dari Alquran, As-
Sunnah & Ijma Shahabat & para Ahlul halli abdi yaitu orang-orang yang punya
wewenang dari tokoh² kaum muslimin dari kalangan salaf & kholaf yang menunjukkan
atas penetapan Takdir Allāh Subhānahu wa Ta’āla” (Al Minhaj Syarah Shahih Muslim
Ibnu Al Hajjaj jilid I/155)

Dan berkata Ibnu Hajar rahimahullah


َ
‫ﺍألﻣﻮﺭ كﻠهﺎ ﺑﺘﻘﺪير ﺍﻟﻠﻪ تﻌﺎﻟى‬ ‫ﻭ ﻣذَﺐ ﺍﻟسﻠﻒ قﺎطبﺔ ﺃﻥ‬

“dan Manhaj seluruh salaf bahwa perkara-perkara semuanya dengan Takdir Allāh
Ta’āla” Fathul Baari 11/478)
Halaqah yang ketiga dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Kedudukan Iman
Dengan Takdir Di Dalam Agama Islām".

Iman dengan Takdir Allāh memiliki kedudukan yang tinggi di dalam agama Islām
diantara yg menunjukkan ketinggian kedudukannya:
1. Beriman Dengan Takdir termasuk diantara enam rukun Iman yang harus di Imani &
pokok aqidah yang harus diyakini yang tidak sah iman seorang hamba tanpa nya.
2. Beriman yang benar dengan Takdir Allāh yang mencakup dengan beriman Ilmu Allāh
penulisanNya, kehendakNya dan PenciptaanNya termasuk bagian dari Mentauhidkan
Allāh didalam Rububiah & sifat-sifatNya, karena Al Qadha (memutuskan) dan Al Qadar

266
(menentukan) adalah termasuk pekerjaan Allāh dan pekerjaan Allāh adalah termasuk
sifat-sifatNya.
Barangsiapa yang tidak beriman dengan Takdir maka dia bukan seseorang yang meg-
Esa-kan Allāh didalam Rububiah Nya dan ini membawa pengaruh buruk pada Tauhid
Uluhiyahnya.
Adapun orang yang beriman dengan Al Qadha dan Al Qadar maka akan terjaga Tauhid
Rububiah nya dan Uluhiyahnya. Berkata Abdullah Ibnu Abbas Radiallahu anhuma:

َ َّ َ ‫ْ ا‬ ََ ْ َّ َ ْ ‫ُ ق‬ ‫ق‬ َ َ َ ‫َ َ ْ َ ا َ َّ َ َ ا َ َ ا َ َ َ ق‬ ْ‫قَ َُ َ ُ ا‬
” ‫ َﻭ َﻣﻦ َﻭحﺪ ﺍﻟﻠﻪ‬، ‫آﻣﻦ ِبﺎﻟﻘﺪ ِﺭ ﻓ ِه َﻲ ﺍﻟ ُﻌ ْر َﻭة ﺍﻟ ُﻮثﻘى ﺍﻟ ِﺘﻲ ﻻ ﺍﻧ ِف َص َﺎم ﻟهﺎ‬‫ ﻓمﻦ ﻭحﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋز ﻭﺟﻞ ﻭ‬، ‫يﺪ‬ ِ ‫ﺍﻟﻘﺪﺭ ِﻧظﺎم ﺍﻟﺘﻮ ِح‬
َ ‫ََ َ َ َا َ قَ َ َْ َ ا‬
‫ض ﺍﻟﺘ ْﻮ ِحيﺪ‬ ‫ ” تﻌﺎﻟى ﻭكذب ِبﺎﻟﻘﺪ ِﺭ ﻧﻘ‬.

“Takdir adalah aturan Tauhid, barangsiapa mengesakan Allāh & Beriman dengan Takdir
maka inilah tali yang kuat yang tidak akan terlepas & barangsiapa Mentauhidkan Allāh
& mendustakan takdir maka dia telah membatalkan tauhid nya” (atsar ini dikeluarkan
Kitab Al Qadar hal 143)
Yang dimaksud dengan Takdir adalah aturan Tauhid yaitu *beriman dengan Takdir
menjadikan teratur dan lurus Tauhid seseorang*.
3. Beriman dengan Takdir Allāh adalah beriman dengan Qudratullah (kemampuan
Allāh), barangsiapa yang tidak beriman Takdir berarti dia tidak beriman dengan
Qudratullah.
Berkata Zaid Ibnu Aslam :

‫ ﻓمﻦ ﻛذب بﺎﻟﻘﺪﺭ؛ ﻓﻘﺪ ﺟحﺪ قﺪﺭة ﺍﻟﻠﻪ ﻋز ﻭﺟﻞ‬، ‫ﺍﻟﻘﺪﺭ قﺪﺭة ﺍﻟﻠﻪ ﻋز ﻭﺟﻞ‬

“Takdir adalah kemampuan Allāh ajja wajalla barangsiapa yang mendustakan Takdir
maka dia telah mengingkari kemampuan Allāh ajja wajalla” (atsar ini dikeluarkan Kitab
Al Qadar hal 144)
4. Beriman Dengan Takdir berkaitan dengan hikmah Allāh, Ilmu Nya, Kehendak Nya
danPenciptaan Nya. Maka barangsiapa yang mengingkari Takdir berarti dia telah
mengingkari Ilmu Allāh, Kehendak Nya dan Penciptaan Nya.
5. Beriman yang benar dengan Takdir Allāh akan membuahkan kebaikan yang banyak
dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagaimana akan datang penyebutannya di halaqoh ² yang terakhir dari Silsilah ini.
Dan kebodohan tentang beriman dengan Takdir ataupun kesalahpahaman
menyebabkan berbagai penyimpangan dan kesengsaraan di dunia dan akhirat.
6. Beriman dengan Takdir adalah aqidah seluruh para Nabi & para pengikut mereka.
Allāh berfirman tentang Nabi Nuh alaihi salam:

َ ْ ُ َّ ُ ‫َ َ ا َق‬
‫ﺎل ِﺇﻧ َمﺎ يأ ِتيك ْم ِب ِﻪ ﺍﻟﻠﻪ ِﺇﻥ ش َﺎء‬ ‫…ق‬

“Nuh berkata sesungguhnya Allāh lah yang akan mendatangkan tanda kekuasaanNya
apabila Dia menghendaki… ” (Hud 33)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Ismail alaihi salam :

267
َ َّ َ َ ْ
‫ﺍﻟﻠ ُﻪ ﻣ َﻦ ا‬ ُ َ ُْ ْ ََ َ َ َ
…‫ﺍﻟص ِﺎﺑ ِريﻦ‬ ِ ‫ﺎل يﺎ ﺃب ِﺖ ﺍﻓ َﻌ ْﻞ َﻣﺎ تﺆ َﻣ ُر َﺳﺘ ِﺠﺪ ِﻧﻲ ِﺇﻥ شﺎء‬ ‫ۚق‬

“Ismail berkata wahai bapakku kerjakanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu,
niscaya engkau akan mendapatkan diriku termasuk orang² yang sabar apabila Allāh
menghendaki”. (Ash-Shaffat 102)
Dan Allāh berfirman tentang Nabi Musa alaihi salam:

َ ‫ﺖ َﺃ َْ َﻠ قك َﺘ ُه ْم ﻣ ْﻦ َق ْب ُﻞ َﻭإ اي‬
… ‫ﺎي‬
َ ْ ْ َ ِّ َ َ َ
‫…قﺎل ﺭب ﻟﻮ ِشئ‬
ِ ِ

“… Musa berkata wahai Rabb ku seandainya Engkau menghendaki niscaya Engkau telah
menghancurkan mereka & diriku sebelum ini… ” (Al-A’raf 155)
Tiga ayat diatas menunjukkan keimanan para Nabi alaimusallam terhadap Takdir Allāh
ajja wajalla.
7. Diantara yg menunjukkan ketinggian, kedudukan Beriman Dengan Takdir di dalam
agama Islām bahwa Takdir berkaitan langsung dengan kehidupan manusia setiap
harinya, seperti sehat, sakit, kaya, miskin, kuat, lemah, bahagia, sengsara, nikmat, azab,
hidayah, kesesatan dll.

Halaqah yang ke empat dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman
Dengan Takdir Allah Bag 1"

Cara Beriman Dengan Takdir Allāh adalah dengan mengimani _marojibul


qodar_(tingkatkan² takdir) yang jumlahnya ada empat:
1. Ilmu Allāh yang meliputi segala sesuatu, yang ada & yang tidak ada, yang mungkin
terjadi & yang tidak mungkin terjadi.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengetahui yang ada di langit maupun yang ada di bumi,
yang kelihatan maupun yg tidak kelihatan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َّ َ
ٌ ‫ﺍﻟﻠ ُﻪ ب ُك ِّﻞ َش ْﻲء َﻋﻠ‬
…‫يم‬ ِ ٍ ِ ‫ۗﻭ‬

“Dan Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu” (Al-Baqarah 282)


Dan Allāh berfirman:

‫ﺎﺕ‬ َ ُ ُ ‫ْ ََ َ ا ََْ َُ ََ َ ا‬ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ ‫ق َ ِّ َ ق‬ َ َََُْ َ ُ ‫َ َْ ُ َ َ ُ قَْ َ ََْ َُ ا‬


ِ ‫ﻭ َ ِﻋﻨﺪه ﻣف ِﺎتح ﺍﻟغي ِﺐ َل يﻌﻠمهﺎ ِﺇَل َﻮ ۚ ﻭيﻌﻠم ﻣﺎ ِﻓﻲ ﺍﻟﺒر ﻭﺍﻟبح ِر ۚ ﻭﻣﺎ تسﻘط ِﻣﻦ ﻭﺭق ٍﺔ ِﺇَل يﻌﻠمهﺎ ﻭَل حب ٍﺔ ِﻓﻲ ظﻠم‬
َ ‫ا‬ َ ََ ْ َ ََ ْ ْ
‫ﺎب ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬
ٍ ‫ﺽ ﻭَل ﺭط ٍﺐ ﻭَل ي ِﺎبﺲ ِﺇَل ِﻓﻲ ِﻛﺘ‬ِ ‫ﺍألﺭ‬

“Dan di sisi-Nya kunci² ilmu ghoib tidak mengetahuinya kecuali Dia, & Dia mengetahui
apa yang ada di daratan & lautan & tidaklah jatuh sebuah daun kecuali Allāh
mengetahuinya & tidak ada satu biji di kegelapan² bumi dan tidak ada sesuatu yang

268
basah maupun kering kecuali semuanya tertulis di dalam kitab yang nyata (Al Lauful
Mahfudz) ” ( Al-An’am 59)
Allāh mengetahui yang sudah terjadi, yang sedang terjadi & yang akan terjadi, bahkan
Allāh mengetahui apa yang tidak terjadi, seandainya terjadi bagaimana kejadiannya.
Allāh berfirman:

َ ُ َ َ ُ‫ُُ َْ ُ ا‬ ُ َ ُّ َ
…‫َﻭﻟ ْﻮ ُﺭدﻭﺍ ﻟ َﻌﺎدﻭﺍ ِﻟ َمﺎ ﻧهﻮﺍ ﻋﻨﻪ َﻭ ِإﻧه ْم ﻟك ِﺎذﺑﻮﻥ‬

“Dan seandainya mereka (yaitu orang² kafir) dikembalikan ke dunia niscaya mereka
akan kembali melakukan apa yang mereka sudah dilarang darinya dan sesungguhnya
mereka adalah berdusta” (Al-An’am 28)
Yaitu seandainya orang orang kafir yang di azab di dalam Neraka yang meminta supaya
dikembalikan ke dunia untuk beriman dan beramal, dikabulkan permintaan mereka
untuk kembali ke dunia niscaya mereka akan kafir kembali.
Dan Allāh mengetahui apa yang dilakukan oleh makhluk sebelum Allāh menciptakan
mereka, mengetahui rezeki, ajal dan amalan mereka, bergerak dan diam nya mereka,
kesengsaraan dan kebahagiaan mereka, bahkan Allāh mengetahui siapa diantara
mereka yang kelak akan masuk ke dalam surga dan siapa yang akan masuk ke dalam
Neraka sebelum Allāh menciptakan mereka, bahkan sebelum mereka diciptakan Allāh
mengetahui siapa diantara mereka yang kelak akan masuk surga dan siapa diantara
mereka yang kelak akan masuk Neraka.
Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda didalam hadits Ibnu Abbas radiallahu anhuma, ketika Nabi ‫ﷺ‬
ditanya tentang anak-anak orang-orang musyrikin beliau mengatakan :

‫اﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠم ب مﺎ ﻛ ﺎﻧﻮﺍ ﻋﺎﻣﻠي ﻦ‬

“Allāh lebih tau tentang apa yang akan mereka amalkan” (HR Bukhari dan Muslim)
Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda :

‫ﻣﺎ ﻣﻨ كم ﻣﻦ ﻧفﺲ ﺇﻻ ﻭقﺪ ﻋﻠم ﻣﻨزﻟهﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﺍﻟﻨ ﺎﺭ‬

“Tidak ada sebuah jiwa kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga dan neraka”
[HR Bukhari dan Muslim]
Kewajiban seorang muslim adalah berbaik sangka kepada Allāh yang telah memberikan
hidayah kepada agama Islām ini & Sunnah Rasulullãh ‫ﷺ‬kemudian istiqomah dalam
beriman & beramal shaleh sampai dia meninggal dunia.

Halaqah yang ke lima dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman Dengan
Takdir Allah Bag 2".

Diantara cara beriman dengan Takdir Allāh adalah dengan mengimani tingkatan Takdir
yang kedua, yaitu penulisan Allāh terhadap seluruh Takdir makhluk Nya di dalam Al

269
Lauful Mahfudz, maka tidaklah terjadi sesuatu di alam ini kecuali Allāh telah menulisnya
didalam Kitāb tersebut, tidak mungkin apa yang terjadi di alam ini keluar dari apa yang
sudah Allāh tuliskan.
Dalil² tentang Beriman Dengan penulisan Allāh terhadap Takdir di dalam Al Lauful
Mahfudz dari Alquran diantaranya :
Firman Allāh ajja wajalla:

َ ُ ‫ِّ ق َ ا ْ َ ْ َ َ ُ َ َ َ ا‬ َ ْ ُ‫ا‬ ََْ َ ْ َََ


‫ﺍﻟص ِﺎﻟحﻮﻥ‬ ‫ﻮﺭ ِﻣﻦ ب ْﻌ ِﺪ ﺍﻟذﻛ ِر ﺃﻥ ﺍألﺭﺽ ي ِرثهﺎ ِﻋب ِﺎدي‬
ِ ‫ﻭﻟﻘﺪ ﻛﺘبﻨﺎ ِﻓﻲ ﺍﻟْب‬

“Dan Kami telah menulis didalam Kitāb-kitab yang Kami turunkan setelah sebelumnya
ditulis didalam Al Dzikir, bahwa Bumi ini diwarisi oleh hamba²Ku yang shaleh” (Al-
Anbiya’ 105)
Al Dzikr adalah nama lain dari Al Lauful Mahfudz.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َْ ْ َ َ ُ ُ َ ‫َا‬ ُ ‫ﺇ اﻧﺎ َﻧ ْح ُﻦ ُﻧ ْحﻴﻲ قﺍﻟ َم ْﻮ َتى َﻭ َﻧ قك ُﺘ‬


‫ﺐ َﻣﺎ قﺪ ُﻣﻮﺍ َﻭآث َﺎﺭَ ْم ۚ َﻭَك اﻞ ش ْﻲ ٍء ﺃح َصيﻨﺎه ِﻓﻲ ِﺇ َﻣ ٍﺎم ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬ ِ ِ

“Sesungguhnya Kami lah yang menghidupkan orang² yang mati & Kami lah yang
menulis apa yang mereka kerjakan & bekas² mereka & segala sesuatu Kami ikhso
didalam Kitāb yang jelas” (Ya-Sin 120)
Makna ikhso diantaranya Allāh mengetahuinya menjaganya, menetapkannya didalam
Kitāb tersebut.
Yang dimaksud dengan Kitab yang jelas adalah Al Lauful Mahfudz.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َّ
ٌ ‫ﺍﻟﻠﻪ َيس‬ ََ َ َ ‫ا‬ َ َ َ ‫ا‬ َْ َ َ ‫ا‬
ْ ‫ﺍأل‬ َّ ‫َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ا‬
َ ‫ﺍﻟﻠ َﻪ َي ْﻌ َﻠ ُم‬
‫ﻴر‬ ِ ِ ‫ﺎب ۚ ِﺇﻥ ذ ِﻟك ﻋﻠى‬
ٍ ‫ﺘ‬ ‫ﻛ‬
ِ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫ك‬‫ﻟ‬ِ ‫ذ‬ ‫ﻥ‬‫ﺇ‬ ۗ
ِ ِ‫ﺽ‬‫ﺭ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﺎء‬
ِ ‫م‬ ‫ﺍﻟس‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫ﺎ‬‫ﻣ‬ ‫ﺃﻟم تﻌﻠم ﺃﻥ‬

“Bukankah kamu mengetahui bahwa Allāh mengetahui apa yang ada di langit & di bumi
sesungguhnya yg demikian ada di dalam Kitab, sesungguhnya yang demikian sangat
mudah bagi Allāh” (Al-Hajj 70)

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ْ َ ‫ق‬ َ ْ ‫َ َا‬
…ۚ ‫ﺎب ِﻣﻦ ش ْﻲ ٍء‬
ِ ‫ ۚ ﻣﺎ ﻓرطﻨﺎ ِﻓﻲ ﺍﻟ ِكﺘ‬..

“Kami tidak lupakan sesuatu pun didalam Al Lauful Mahfudz” (Al-An’am 38)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ‫ا َ ََ َ ْ ََ ْ َ َ ََ َقََ ا‬ ََ َْ َ َ ْ ْ َ ِّ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ
…‫ﺎب ُﻣ ِﺒﻴﻦ‬
ٍ ‫ﺘ‬ ‫ﻛ‬
ِ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫َل‬‫ﺇ‬ِ ‫ر‬ ‫ﺒ‬‫ك‬ ‫ﺃ‬ ‫َل‬‫ﻭ‬ ‫ك‬ ‫ﻟ‬
ِ ‫ذ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ِ ‫ر‬ ‫غ‬ ‫ص‬ ‫ﺃ‬ ‫َل‬‫ﻭ‬ ‫ﺎء‬
ِ ‫م‬ ‫ﺍﻟس‬ ‫ﻲ‬‫ﻓ‬ِ ‫َل‬‫ﻭ‬ ‫ﺽ‬
ِ ‫ﺭ‬ْ ‫ﺍأل‬ ‫ﺎل ذ اﺭ ٍة ِﻓﻲ‬
ِ ‫ۚ ﻭﻣﺎ يﻌزب ﻋﻦ ﺭبك ِﻣﻦ ِﻣﺜﻘ‬

270
“Dan tidak terlepas dari pengetahuan Allāh sesuatu sebesar semut kecilpun baik di
bumi maupun di langit baik yang lebih kecil daripada itu atau lebih besar kecuali
didalam Kitāb yang jelas” (Yunus 61)
Adapun dari Sunnah maka Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ ‫َ ْ ْ َ َق‬ َْ َ ‫ﻛﺘﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻘﺎدير ﺍﻟخالﺋق َق ْب َﻞ َﺃ ْﻥ َي ُخ ُﻠ َق ا‬


َ ‫ﺍﻟس َم‬
‫ﻒ َﺳﻨ ٍﺔ‬ ‫ﺽ ِبخم ِسﻴﻦ ﺃﻟ‬
ِ ‫ﺭ‬ْ ‫ﺍأل‬‫ﻭ‬ ‫ﺍﺕ‬
ِ ‫ﺎﻭ‬

“Allāh menulis Takdir² bagi para makhlukNya lima puluh ribu tahun sebelum Allāh
menciptakan langit dan bumi” (HR Muslim)
Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ُ ‫ِّ ق‬ َ ‫َﻭ َك َﺘ‬


‫ﺐ ِﻓﻲ ﺍﻟذﻛ ِر ك اﻞ ش ْﻲ ٍء‬

“Dan Allāh menulis di dalam Al Dzikr (Al Lauful Mahfudz) segala sesuatu” (HR Bukhori
dan Muslim)
Dan Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ْ ُ ُ ق َ ا‬ ‫َ َْ ُ َ ْ ُ ُ َ ا‬ َ َ ْ ُ ْ
‫ﺐ َﻣﻘ َﻌﺪه ِﻣﻦ ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ ﻭ َﻣﻘ َﻌﺪه ﺍﻟﺠﻨ ِﺔ‬ ‫َﻣﺎ ِﻣﻨك ْم ِﻣﻦ ﺃح ٍﺪ ِﺇﻻ ﻭقﺪ ﻛ ِﺘ‬

“Tidak ada diantara kalian kecuali sudah di tulis tempat nya didalam Neraka &
tempatnya di dalam surga” (HR Bukhori dan Muslim])

Halaqah yang ke enam dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *\"Cara Beriman
Dengan Takdir Allah Bag 3".

Selain beriman dengan penulisan takdir ajali yang mencakup seluruh perkara, maka
para ulama menyebutkan bahwa termasuk beriman dengan penulisan takdir adalah
*Beriman Dengan Beberapa Jenis Penulisan Takdir yang lain*. Yang merupakan bagian
dari penulisan takdir ajali.
1. Takdir Umri
Yaitu penulisan takdir seseorang diawal umurnya ketika didalam rahim ibunya, ditulis
rezeki, ajal, amalan, kesengsaraan dia & kebahagiaan.
Dalilnya adalah hadits Abdullah Ibnu Mas’ud radiallahu anhu, Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫ ُث ام َي ُك ْﻮ ُﻥ ﻓﻲ ذﻟك ُﻣ ْض َغ ًﺔ ﻣ‬،‫ ُث ام َي ُك ْﻮ ُﻥ ﻓﻲ ذﻟك َﻋ َﻠ َﻘ ًﺔ ﻣ ْﺜ َﻞ َذﻟ َك‬،‫ﺧﻠﻘ ُﻪ ﻓ ْﻲ َب ْﻄﻦ ُﺃ ِّﻣﻪ َﺃ ْﺭ َبﻌ ْﻴ َﻦ َي ْﻮ ًﻣﺎ‬


‫ﺜﻞ‬
ُ ُ ‫ﺇﻥ َﺃ َح َﺪ ُكم ُي ْﺠ َم‬
‫ع‬
‫ا‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ َ َ َ َ َ ْ َْ
،‫ َﻭش ِﻘ ٌّﻲ ﺃ ْﻭ َﺳ ِﻌ ْيﺪ‬،‫ َﻭﻋ َم ِﻠ ِﻪ‬،‫ َﻭﺃﺟ ِﻠ ِﻪ‬،‫ ِبﻜﺘ ِﺐ ِﺭز ِق ِﻪ‬:‫ﺎﺕ‬ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ ُ َ َ ْ ُّ ْ ُ ُ ْ َ ُ َ َ ‫َ َ ُ َ َ ُ ا ُ ْ َ ُ ق‬
ٍ ‫ ﻭيﺆﻣر ِبأﺭب ِع ك ِﻠم‬،‫ ثم يرﺳﻞ ﺍﻟمﻠك ﻓﻴﻨفخ ِﻓي ِﻪ ﺍﻟرﻭح‬،‫ﺭﻭﺍه ( ذ ِﻟك‬
َ ‫ق‬
‫ﺍﻟ ُبخ ِﺎﺭ ُّي َﻭ ُﻣ ْس ِﻠ ٌم‬

“Sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaanya di perut


ibunya selama 40 hari, kemudian didalamnya sebagai segumpal darah selama 40 hari,
kemudian didalamnya sebagai segumpal daging selama 40 hari, kemudian diutus
seorang Malaikat kemudian meniup nyawa didalamnya & diperintahkan dengan 4

271
kalimat yaitu menulis rezekinya, ajalnya, amalannya & apakah dia sengsara atau orang
yang bahagia”. (HR Bukhari dan Muslim)
2. Takdir Hauli
Yaitu takdir khusus kejadian selama satu tahun ditentukan dimalam Lailatul Qadar.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ْ ‫َ ا ُا‬ َ َ ُ َ ‫ا َْ َق‬
‫ِﺇﻧﺎ ﺃﻧزﻟﻨﺎه ِﻓﻲ ﻟ ْيﻠ ٍﺔ ُﻣ َب َﺎﺭك ٍﺔ ۚ ِﺇﻧﺎ ﻛﻨﺎ ُﻣﻨ ِذ ِﺭيﻦ‬
َ ْ َ ُّ ُ ُ َ ْ ُ َ
‫يم‬ ٍ ‫ﻜ‬ ِ ‫ح‬ ‫ِﻓﻴهﺎ يفرُ كﻞ ﺃﻣر‬

“Sesungguhnya Kami telah turunkan Al Quran pada malam yang berbarakah,


sesungguhnya Kami memberikan peringatan didalamnya di pisahkan seluruh perkara
yang kokoh” (Ad-Dukhan 3- 4)
3. Takdir Yaumi
Yaitu pelaksanaan apa yang sudah ditulis pada waktu yang sudah ditentukan, Dalilnya
adalah firman Allāh:
‫َ ق‬ ُ َ ُ
..‫ۚ ك اﻞ ي ْﻮ ٍم َ َﻮ ِﻓﻲ شأ ٍﻥ‬

“Setiap hari Dia (Allāh) dalam sebuah urusan” (Ar-Rahman 29)

Diantara urusan Allāh adalah mengampuni dosa, menciptakan, melenyapkan,


menghidupkan, mematikan, memuliakan, menghinakan, memberi & menahan dll. Dan
perlu diketahui bahwa Takdir Yaumi, Hauli & Umri tidak keluar dari apa yang sudah
tertulis di dalam takdir Ajali.

Halaqah yang ke Tujuh dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman Dengan
Takdir Allah Bag 4".

Diantara Cara Beriman Dengan Takdir Allāh dengan mengimani tingkatan Takdir yang
ke-3 yaitu Masyiiatullah / kehendak Allāh dan yang dimaksud adalah beriman bahwa
apa yang Allāh kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Allāh kehendaki maka tidak
akan terjadi
Dan apa yang ada dilangit dan di bumi berupa bergeraknya sesuatu atau diam nya
sesuatu maka dengan kehendak Allāh dan tidak mungkin terjadi dikerajaan Allāh
Subhānahu wa Ta’āla apa yang tidak dikehendaki-Nya. Diantara dalilnya dari Alquran
adalah firman Allāh:

ُ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ُ َ ْ َ ً ْ َ َ ََ َ ُ ُ ْ َ َ ‫ا‬
‫ﻮل ﻟﻪ ﻛﻦ ﻓ َيكﻮﻥ‬ ‫ِﺇﻧمﺎ ﺃﻣره ِﺇذﺍ ﺃﺭﺍد شيئﺎ ﺃﻥ يﻘ‬

“Sesungguhnya perkara Allāh apabila menginginkan sesuatu adalah mengatakan


*JADILAH* Maka jadilah dia” (Ya-Sin 82)
Dan Allāh berfirman:

272
َْ
ً ‫ﺍأل ْﺭﺽ ُك ُّﻠ ُه ْم َﺟم‬ ْ َ َ َ ُّ َ ََ
ۚ ‫يﻌﺎ‬ ِ ِ ‫…ﻭﻟ ْﻮ ش َﺎء َﺭبك َل َﻣﻦ َﻣﻦ ِﻓﻲ‬

“Dan seandainya Rabb mu mungkin menghendaki niscaya akan beriman seluruh yang
ada dibumi” (Yunus 99)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ ْ ُ َ َ ْ ُّ ُ َ َ ْ َ ‫َْ ُ ق ق‬ َ َ ْ َ ‫ق ق‬ ُْ ‫َ ق ق‬ ُ َّ ُ
‫…ق ِﻞ ﺍﻟﻠه ام َﻣ ِﺎﻟك ﺍﻟ ُمﻠ ِك تﺆ ِتﻲ ﺍﻟ ُمﻠك َﻣﻦ تش ُﺎء َﻭتﻨ ِزع ﺍﻟ ُمﻠك ِﻣ امﻦ تش ُﺎء َﻭت ِﻌز َﻣﻦ تش ُﺎء َﻭت ِذ ُّل َﻣﻦ تش ُﺎء‬

“Katakanlah Ya Allāh yang memiliki kerajaan, Engkau memberi kekuasaan kepada siapa
yang Engkau kehendaki & mencabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki &
Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki & menghinakan siapa yang Engkau
kehendaki” (Ali ‘Imran 26)
Dan Allāh berfirman:

َ َ ‫َّ ُ ُّ ق‬ َ َ َْ ‫َ ا‬ َ َ
‫َﻭ َﻣﺎ تش ُﺎءﻭﻥ ِﺇَل ﺃﻥ يش َﺎء ﺍﻟﻠﻪ َﺭب ﺍﻟ َﻌﺎﻟ ِمﻴﻦ‬

“Dan tidaklah kalian menginginkan kecuali dengan kehendak Allāh Rabb semesta
alam” (At-Takwir 29)
Adapun dari As-Sunnah, maka Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ ُ ‫ اﺇﻧ ُﻪ يف‬، ‫ﻣسأﻟﺘﻪ‬


َ
‫ﻌز ْم‬ َ َ َ َ ‫ا‬ ُ
‫يشﺎء‬ ‫ﻌﻞ ﻣﺎ‬ ِ ‫ ﻭﻟي‬، ‫ ﺍﺭزقﻨﻲ ﺇﻥ شئﺖ‬، ‫ ﺍﺭحمﻨﻲ ﺇﻥ شئﺖ‬، ‫ ﺍﻟﻠهم ﺍﻏفر ﻟﻲ ﺇﻥ شئﺖ‬: ‫ﻻ يﻘﻞ ق ﺃحﺪكم‬
ُ َ
‫ ﻻ ُﻣك ِره ﻟﻪ‬،

“Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan Ya Allāh ampunilah aku jika Engkau
menghendaki, sayangilah aku jika engkau menghendaki, berilah aku rezeki apabila
engkau menghendaki. Maka hendaklah dia menguatkan permintaan karena Allāh
melakukan apa yang dikehendaki tidak ada yang memaksanya”. (HR Bukhari)
Berkata Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah
‫َ ق‬ ْ َ َ َ ْ ْ َ‫َ َ ق‬ ُ ْ
‫ ﻭإﻥ ﻟم ﺃشأ‬،‫َﻭ َﻣﺎ ِشئﺖ ﺇﻥ ﻟ ْم تشأ ﻟ ْم يﻜﻦ – َﻣﺎ ِشئﺖ كﺎﻥ‬

“Apa yang Engkau kehendaki ya Allāh terjadi, meskipun aku tidak menghendakinya &
apa yang aku kehendaki kalau Engkau tidak menghendakinya maka tidak akan terjadi”
(atsar ini dikeluarkan oleh Al Lalikai didalam kitab beliau Syarhu Ushuli Itiqadi Ahli
sunnati wal Jamaah Minal kitabi wa Sunnah Wa ijmai shahabat IV-702)

Halaqah yang ke Delapan dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Cara Beriman
Dengan Takdir Allah Bag 5".

Diantara Cara Beriman Dengan Takdir Allāh adalah dengan mengimani tingkatan Takdir
yang ke-4 yaitu penciptaan Allāh terhadap sesuatu, maksudnya Allāh Subhānahu wa

273
Ta’āla adalah Pencipta segala sesuatu yang ada di Langit maupun yg ada di Bumi (sifat-
sifatnya dan amalan nya)
 Menciptakan pelaku dan amalan yang dilakukan
 Menciptakan orang yang beriman dan keimanannya
 Menciptakan orang yang kafir dan kekafirannya
 Menciptakan orang yang taat dan ketaatannya
 Menciptakan pelaku maksiat da kemaksiatannya
 Menciptakan setiap yang bergerak & gerakannya
 Dan setiap yang diam dan diamnya
Tidak ada yang mencipta selain Allāh ajja wajalla, Dia-lah Al Kholiq & selainnya adalah
makhluk, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ُ َ ُ َ َ َ ُ َّ
‫َﻭﺍﻟﻠﻪ ﺧﻠﻘك ْم َﻭ َﻣﺎ ت ْﻌ َمﻠﻮﻥ‬

“Dan Allāh yang menciptakan kalian & apa yang kalian kerjakan” (Ash-Shaffat 96)
Dan Allāh berfirman:

َ ُ ُ َ ُ َّ
‫…ﺍﻟﻠﻪ ﺧ ِﺎﻟق ك ِّﻞ ش ْﻲ ٍء‬

“Allāh yang menciptakan segala sesuatu” (Az-Zumar 62)


Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ ‫ا‬
‫ﺍﻟﻠﻪ ﺧﻠق ا‬
‫كﻞ صﺎﻧع ﻭ صﻨﻌﺘﻪ‬ ‫ﺇﻥ‬

“Sesungguhnya Allāh Dia-lah yang menciptakan setiap pelaku & apa yang dia lakukan”.
(HR Al Hakim didalam Al Mustadrak & di shahih kan oleh Syaikh Al Albani
rahimahullah)
Inilah 4 tingkatan yang barangsiapa tidak beriman dengan salah satunya maka dia tidak
beriman dengan Al Qadha dan Al Qadar.

Halaqah yang ke Sembilan dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beriman Dengan
Takdir dan Mengambil Sebab Bag 1".

Seorang yang beriman selain diperintah untuk beriman dengan Takdir Allāh juga
diperintah untuk mengambil sebab dan bertawakal kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla
dan tidak bertawakal kepada sebab tersebut. Rezeki sudah oleh Allāh ajja wajalla dan
kita diperintahkan untuk mencari rezeki yang halal.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ُ ْ ُ ُ َّ َ ً َ َ َّ ُ ْ َّ ْ َ ْ َُْ َْ ُ ‫ﺍﻟص ََل ُة َﻓ ْﺎﻧ َتش‬


‫َﻓإ َذﺍ ُقض َيﺖ ا‬
‫ﻴرﺍ ﻟ َﻌﻠك ْم تف ِﻠحﻮﻥ‬‫ﺽ َﻭﺍﺑﺘغﻮﺍ ِﻣﻦ ﻓض ِﻞ ﺍﻟﻠ ِﻪ َﻭﺍذك ُرﻭﺍ ﺍﻟﻠﻪ ﻛ ِﺜ‬
ِ ‫ﺭ‬ْ ‫ﺍأل‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬
ِ ‫ﻭﺍ‬‫ر‬ ِ ِ ِ ِ

274
“Kemudian apabila sudah selesai shalat Jumat maka hendaklah kalian menyebar
dipermukaan bumi & carilah dari karunia Allāh dan perbanyaklah didalam mengingat
Allāh, semoga kalian beruntung” (Al-Jumu’ah 10)
Dan Allāh berfirman:

‫َّ ُ ق‬ َ ََ
…ۗ ‫…ﻭﺃح اﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟ َﺒ ْﻴ َع‬

“Dan Allāh telah menghalalkan jual beli” (Al-Baqarah 275)


Dan didalam sebuah hadits Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ َ َ َ
‫يﻪ ﺃ ْﻭ ي ْمﻨ ُﻌﻪ‬ ُْ ً ُ َ َ َ ْ َ َْ ْ ُ َ ٌْ َ ََ ََ ْ َ ََ ََ ْ ََ َ َ ْ َ َْ ُ ْ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ ََ
ِ ‫ألﻥ يحﺘ ِزم ﺃحﺪكم حزﻣﺔ ِﻣﻦ حﻄ ٍﺐ ﻓيح ِمﻠهﺎ ﻋﻠى ظه ِر ِه ﻓﻴ ِبيﻌهﺎ ﺧﻴر ﻟﻪ ِﻣﻦ ﺃﻥ يسأل ﺭﺟَل يﻌ ِﻄ‬

“Sungguh salah seorang diantara kalian mencari satu ikat kayu bakar kemudian
mengangkatnya diatas punggungnya lebih baik daripada dia meminta orang lain baik
diberi atau tidak diberi” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu)
Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

ً َ ُ َ ً َ ُ ْ َ ‫َّ َ ا َ ُّ َ ْ ُ َ ُ َ ُ ا‬ َ َ َ ُ َّ َ ُ ْ ُ ُ ‫َ َ ا‬
‫ﺎصﺎ َﻭت ُرﻭح ِبﻄﺎﻧﺎ‬ ‫ﻟ ْﻮ ﺃﻧك ْم ﻛﻨﺘ ْم ت َﻮَكﻠﻮﻥ ﻋﻠى ﺍﻟﻠ ِﻪ حق ت َﻮَك ِﻠ ِﻪ ﻟ ُر ِزقﺘ ْم ك َمﺎ ت ْرزُ ﺍﻟﻄ ْﻴ ُر تغﺪﻭ ِﺧم‬

“Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allāh niscaya kalian akan diberi
rezeki, sebagaimana burung diberi rezeki pagi-pagi mereka pergi dalam keadaan lapar
& datang di sore hari dalam keadaan kenyang” (HR At Tirmidzi dan; Ibn Majjah,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah)

Dan Burung didalam mencari rezeki tidak hanya berdiam diri dan berpangku tangan di
sarang nya tetapi dia pergi mencari sebab didalam mendapatkan rezeki tersebut.
Dan dahulu para Nabi alaihimus salam bekerja dan mereka adalah orang-orang yang
beriman dengan Takdir Allāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ْ َْ َ ُ ْ َ َ َ َ ‫َ َ َْ َ ق َ َ ْ َ َ َ ق ُ ْ َ َ ا ا ُ ْ َ َ ق ُُ َ ا‬
ۗ ُ‫ﺍ‬
ِ ‫…ﻭﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ قبﻠك ِﻣﻦ ﺍﻟمرﺳ ِﻠﻴﻦ ِﺇَل ِﺇﻧهم ﻟيأ َكﻠﻮﻥ ﺍﻟﻄﻌﺎم ﻭيمشﻮﻥ ِﻓﻲ ﺍألﺳﻮ‬

“Dan Kami tidaklah mengutus sebelummu seorang Rasul pun kecuali mereka memakan
makanan dan pergi ke pasar” (Al-Furqan 20)
Dan didalam sebuah hadits Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

ً ‫َ َ ََ ا َ ا‬
‫ كﺎﻥ زك ِريﺎ ﻧﺠﺎﺭﺍ‬.

“Dahulu Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu” (HR Muslim)

275
Dan Nabi Musa alaihi salam pernah pernah bekerja sebagai seorang penggembala untuk
orang yang shaleh dari madyan selama beberapa tahun, sebagaimana Allāh Subhānahu
wa Ta’āla sebutkan didalam surat Al Qishas ayat 27.

Halaqah yang Ke Sepuluh dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beriman Dengan
Takdir dan Mengambil Sebab Bag 2"

Banyak dan sedikitnya keturunan sudah ditakdirkan oleh Allāh ajja wajalla tetapi bukan
berarti seorang muslim menunggu tanpa usaha untuk mendapatkan keturunan bahkan
dia diperintahkan untuk menikah sebagai sebab & upaya untuk mendapatkan
keturunan. Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ِّ َ َ ُ ‫َ َ ُ ق ُ َ ق‬
َ
‫ﺍألﻣم‬ ‫تز اﻭﺟ ْﻮﺍ ﺍﻟ َﻮد ْﻭد ﺍﻟ َﻮﻟ ْﻮد ﻓ ِإﻧﻲ ُﻣكﺎ ِث ُر بكم‬..

“Nikahilah wanita yang penyayang lagi subur karena sesungguhnya karena


sesungguhnya aku membanggakan banyaknya kalian didepan umat yang lain” (HR Abu
Daud dan An Nasaii di shahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah)
Sakit dan kesembuhan dari penyakit sudah di takdirkan oleh Allāh ajja wajalla namun
kita diperintahkan untuk menjauhi sebab terkena penyakit dan diperintahkan pula
untuk berobat apabila seseorang ditimpa sakit. Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ ُ ‫ا‬ ‫ا َ ا‬
‫ﺍﻟﺪﻭﺍء ﻓﺘﺪﺍﻭﻭﺍ‬ ‫ﺍﻟﺪﺍء ﺧﻠق‬ ‫ﻭﺟﻞ حيث ﺧﻠق‬ ‫ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋز‬

“Sesungguhnya Allāh ajja wajalla ketika menciptakan penyakit Dia juga menciptakan
obatnya, maka berobat lah kalian” (HR Ahmad dari Annas bin Malik radiallahu anhu dan
di hasan kan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah)

Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda tentang sikap seorang muslim terhadap tho’un yaitu wabah
penyakit yang merata yang terjadi disebuah daerah

َ َ َ َّ َ ُ ُ َ
َ ‫ﻋﻠيﻪ ﻭإذﺍ‬ ُ ُ
‫ﻭﺍﻧصرف‬ ‫ﻓحمﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋم ُر‬
ِ ‫تخرﺟﻮﺍ ﻓر ًﺍﺭﺍ ﻣﻨﻪ‬
ُ ‫ﻭﺃﻧﺘم ﺑهﺎ ﻓال‬
ِ ‫ﻭقع بأﺭﺽ‬ ِ ‫ﺇذﺍ ﺳمﻌﺘم ِبﻪ بأﺭﺽ ﻓال تﻘﺪﻣﻮﺍ‬

“apabila kalian mendengar tho’un di sebuah daerah, maka janganlah kalian datang
kesana & apabila terjadi disebuah daerah sedangkan kalian berada disana maka kalian
jangan keluar dari daerah tersebut karena lari dari nya” (HR Al Bukharidan Muslim)
Kematian juga musibah sudah ditakdirkan oleh Allāh ajja wa jalla dan kita
diperintahkan untuk mengambil sebab keselamatan.
Dahulu Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersama keimanan beliau yg dalam tentang masalah takdir beliau
berperang memakai baju perang, menggunakan senjata, mengatur siasat perang,
mengatur pasukan dll. Dan ini semua menunjukkan bahwa selain kita diperintah
beriman dengan Takdir Allāh kita juga diperintah untuk mengambil sebab yang
diperbolehkan.

276
Halaqah yang Ke Sebelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beriman Dengan
Takdir dan Mengambil Sebab Bag 3".

Telah berlalu bahwa kebahagiaan & kesengsaraan telah ditakdirkan tempat seseorang
di Surga atau di Neraka telah ditakdirkan dan seorang yang beriman sebagaimana dia
diperintahkan mengambil sebab didalam perkara Dunia maka juga diperintahkan
mengambil mengambil sebab didalam perkara² Akhirat.
Seorang yang beriman diperintahkan mengambil sebab mendapatkan kebahagiaan di
akhirat dan mengambil sebab keselamatan dari azab.
Sebab mendapatkan kebahagiaan di akhirat dan keselamatan dari azab di akhirat
adalah Beriman dengan syariat Allāh dengan cara menjalankan perintah, menjauhi
larangan, membenarkan kabar² Allāh ajja wa jalla, mengimani janji pahala, dan juga
mengimani ancaman² terhadap dosa.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َ َ ُ ‫ُ َ َ َ َ ُ ق َ ا‬ َ ‫ا‬ ُ َ َ ُ َ َ َّ َ
‫ﺎﺕ ﺃﻭﻟ ِئك ﺃ ْصحﺎب ﺍﻟﺠﻨ ِﺔ َ ْم ِﻓﻴهﺎ ﺧ ِﺎﻟﺪﻭﻥ‬
ِ ‫ﻭﺍﻟ ِذيﻦ آﻣﻨﻮﺍ ﻭﻋ ِمﻠﻮﺍ ﺍﻟص ِﺎﻟح‬

“Dan orang² yang beriman dan beramal shaleh mereka lah penduduk Surga, mereka
kekal didalamnya” (Al-Baqarah 82)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ ‫ﻴهﺎ ۚ َﻭ َذ ﻟ َك قﺍﻟ َف ْﻮ ُز قﺍﻟ َﻌظ‬


َ َ َ َ َْ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ‫َّ َ َ َ ُ َ ُ ُ ْ ق ُ َ ا‬ ُ ْ َ َ َّ ُ ُ ُ َ ‫ق‬
‫يم‬ ِ ِ ‫ﺎﺕ تﺠ ِري ِﻣﻦ تح ِﺘهﺎ ﺍألﻧه ُﺎﺭ ﺧ ِﺎﻟ ِﺪيﻦ ِﻓ‬ ٍ ‫ِتﻠك حﺪﻭد ﺍﻟﻠ ِﻪ ۚ ﻭﻣﻦ ي ِﻄ ِع ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ يﺪ ِﺧﻠﻪ ﺟﻨ‬
ٌ ٌ َ َ ُ َ َ ً َ َ ُ ‫َ ُ ََ ا ُ ُ َ ُ ُْ ق‬ َ َّ َْ ْ َ َ
‫ص ﺍﻟﻠﻪ َﻭ َﺭ ُﺳﻮﻟﻪ َﻭيﺘ َﻌﺪ حﺪﻭده يﺪ ِﺧﻠﻪ ﻧ ًﺎﺭﺍ ﺧ ِﺎﻟﺪﺍ ِﻓﻴهﺎ َﻭﻟﻪ ﻋذﺍب ُﻣ ِهﻴﻦ‬
ِ ‫ﻭﻣﻦ يﻌ‬

“itulah batasan² Allāh dan barangsiapa yang mentaati Allāh dan RasulNya, Allāh akan
memasukkan dia kedalam Surga yang mengalir dibawah nya sungai² mereka kekal
didalamnya dan yang demikian adalah keberuntungan yang sangat besar dan
barangsiapa yang bermaksiat kepada Allāh dan RasulNya dan melanggar batasan² Allāh
maka Allāh memasukkan dia kedalam Neraka dan dia akan mendapatkan azab yang
menghinakan” (An-Nisa’ 14]
Para shahabat Nabi ‫ ﷺ‬ketika dikabarkan oleh Nabi ‫ ﷺ‬bahwa tidak ada sebuah jiwa
kecuali telah diketahui tempatnya di dalam surga dan neraka, mereka bertanya:

‫ا‬ َ
‫ﻧﻌمﻞ ؟ ﺃﻓال ﻧﺘ ِك ُﻞ ؟‬
ُ َ ! ‫ﺭﺳﻮل ﺍﻟﻠﻪ‬
‫ﻓﻠم‬ ِ ‫يﺎ‬

“Wahai Rasulullãh, untuk apa kita beramal? Mengapa kita tidak pasrah saja”
Beliau ‫ ﷺ‬menjawab dengan jawaban yang ringkas:

ُ َ َ ُ َ ُ َ ُ ْ
‫ﻻ ﺍﻋ َمﻠﻮﺍ ﻓك ٌّﻞ ُﻣي اس ٌر ِﻟ َمﺎ ﺧ ِﻠق ﻟﻪ‬

277
“Tidak demikian, akan tetapi beramal lah kalian karena masing-masing akan
dimudahkan melakukan apa yang dia diciptakan untuknya” (HR Al Bukhari dan
Muslim)
Beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ َ َ َّ ْ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ ْ
‫ﺍﺳﺘ ِﻌﻦ ِبﺎﻟﻠ ِﻪ َﻭال ت ْﻌ ِﺠز‬‫ﺍح ِر ﻋﻠى ﻣﺎ يﻨفﻌك ﻭ‬

“Hendaklah engkau melakukan apa yang bermanfaat untukmu dan memohon lah
pertolongan kepada Allāh & jangan engkau merasa lemah” (HR Muslim)

Dari dalil-dalil diatas kita mengetahui bahwa seorang yang beriman diperintahkan
untuk beriman dengan Takdir Allāh dan diperintahkan untuk beriman dengan syariat
Allāh.
Halaqah yang Ke dua belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Aliran Sesat Yang
Menyimpang Di Dalam Masalah Takdir".

Diantara Aliran sesat yang menyimpang di dalam masalah Takdir adalah aliran Al
Majusiah yaitu aliran yang mengikuti jalan orang-orang Majusi. Mereka adalah orang-
orang yang beriman dengan syariat akan tetapi mendustakan takdir Allāh, ada diantara
mereka yang mengingkari ilmu Allāh dan mengatakan bahwa Allāh tidak mengetahui
sesuatu kecuali setelah terjadinya dan diantara mereka yang mengingkari keumuman
Masyiah Allāh dan penciptaanNya, mereka berkata:
“Allāh yang mencipta manusia dan manusia lah yg menciptakan amalannya sendiri”
Dan mereka berkata:
“Bahwa amalan manusia adalah dengan kehendak manusia semata & tidak ada
hubungan sama sekali dengan kehendak Allāh”

Sehingga mereka dinamakan Al-Majusiah karena orang-orang Majusi meyakini bahwa


pencipta ada 2 yaitu Pencipta kebaikan, Pencipta keburukan.
Dan diantara aliran yang sesat didalam masalah takdir adalah aliran Al-Musyrikiyah
yaitu aliran yang mengikuti jalan orang-orang Musyrikin.
Mereka mengakui takdir Allāh tetapi mengingkari syariat Allāh dan tidak mengikutinya.
Dinamakan Al-Musyrikiyah karena orang-orang Musyrikin mengakui takdir Allāh &
tidak mau mengikuti syariat Allāh yang intinya adalah Tauhid.
Allāh berfirman tentang mereka:

َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ ‫َّ ُ َ ْ ق‬ َ َ ُ ْ َ َ َّ ُ ُ َ َ
ۚ ‫ﻮل ﺍﻟ ِذيﻦ ﺃش َركﻮﺍ ﻟ ْﻮ ش َﺎء ﺍﻟﻠﻪ َﻣﺎ ﺃش َركﻨﺎ َﻭَل آبﺎﺅﻧﺎ َﻭَل ح ار ْﻣﻨﺎ ِﻣﻦ ش ْﻲ ٍء‬ ‫…ﺳيﻘ‬

“akan berkata (orang-orang Musyrikin) seandainya Allāh menghendaki niscaya kita


tidak akan berbuat syirik demikian pula bapak² kami dan tentunya kami tidak akan
mengharamkan sesuatu” (Surat Al-An’am 148)

278
Demikianlah ucapan orang-orang Musyrikin ketika mereka diajak oleh Rasulullãh ‫ﷺ‬
untuk Bertauhid, mereka menolak tauhid dan beralasan bahwa kesyirikan mereka
adalah dengan Takdir Allāh.
Maka setiap orang yang berdalil dengan Takdir dalam membolehkan kemaksiatan pada
hakikatnya dia telah mengikuti jalan orang-orang Musyrikin.
Adapun Ahlus Sunnah maka seperti yang sudah berlalu mereka beriman dengan Takdir
& Beriman dengan syariat.

Halaqah yang Ke tiga belas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Dua Macam
Iradah Atau Keinginan Allāh"

Diantara perkara yang penting dipahami oleh setiap muslim didalam masalah Beriman
Dengan Takdir Allāh bahwa Iradah atau keinginan Allāh ada dua macam
1. Iradah Kauniah Qodariah
Yaitu keinginan Allāh yang berkaitan dengan penciptaan dan kejadian² yang
ditakdirkan oleh Allāh ajja wajalla, seperti
- Keinginan Allāh menciptakan manusia & hewan
- Menciptakan orang yang taat & orang yang berbuat maksiat
- Menciptakan ketaatan dan kemaksiatan , dll
Dalil Iradah Kauniah adalah firman Allāh ajja wajalla :

ُ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ُ َ ْ َ ً ْ َ َ ََ َ ُ ُ ْ َ َ ‫ا‬
‫ﻮل ﻟﻪ ﻛﻦ ﻓ َيكﻮﻥ‬ ‫ِﺇﻧمﺎ ﺃﻣره ِﺇذﺍ ﺃﺭﺍد شيئﺎ ﺃﻥ يﻘ‬

“Sesungguhnya perkara Allāh apabila menginginkan sesuatu adalah mengatakan


*jadilah*maka jadilah dia” (Ya-Sin : 82)
Dan Allāh berfirman:

ُ ُ ْ َ َ َّ ‫ا‬
… ‫ِﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ يف َﻌ ُﻞ َﻣﺎ ي ِريﺪ‬

“Sesungguhnya Allāh melakukan apa yang Dia inginkan” (Al-Hajj : 14)


Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َ ‫ْ ُ َ ً َ ً َ َا‬ ْ َ ُ َّ ُ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ ْ ْ َ ُ َ ْ َ ْ َ ُ َّ ُ ْ َ
‫ﻓ َمﻦ ي ِر ِد ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻥ يه ِﺪيﻪ يش َرح َصﺪ َﺭه ِﻟ َِل ْﺳَل ِم َﻭ َﻣﻦ ي ِرد ﺃﻥ ي ِضﻠﻪ يﺠ َﻌ ْﻞ َصﺪ َﺭه ض ِّيﻘﺎ ح َرﺟﺎ كأﻧ َمﺎ ي اص اﻌﺪ ِﻓﻲ‬
ۚ ‫…ﺍﻟس َم ِﺎء‬
‫ا‬

“Barangsiapa yang Allāh inginkan untuk diberi hidayah maka Allāh lapangkan dada nya
untuk menerima Islām & barangsiapa yang Allāh inginkan untuk disesatkan maka Allāh
akan menjadikan dadanya sempit lagi sesat seperti ketika dia berusaha naik keatas.. ”
(Al-An’am : 125)
Dan masiyah /kehendak Allāh yg disebutkan didalam Halaqah yang ke-7 adalah nama
lain dari Iradah Kauniah Qodariah.
2. Iradah Qodariah Sar-iyyah Diniyyah

279
Yaitu keinginan Allāh yang berkaitan dengan syariat agama Allāh turunkan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla menginginkan manusia mengikuti syariat-Nya & agama Nya,
menginginkan mereka menjalankan perintah Allāh & menginginkan mereka
meninggalkan larangan Allāh. Dalil Iradah Syariyah Diniyyah diantaranya Firman Allāh
ajja wajalla:

ً ‫ﺲ َﺃ َْ َﻞ قﺍﻟ َﺒ ْيﺖ َﻭ ُي َﻄ ِّه َر َُك ْم َت ْﻄه‬


‫ﻴرﺍ‬ َ َ‫ﺍﻟﻠ ُﻪ ﻟ ُي ْذ‬
ِّ ‫ﺐ َﻋ ْﻨ ُك ُم‬
َ ‫ﺍﻟر ْﺟ‬ َّ ُ ُ َ ‫ا‬
‫ِﺇﻧمﺎ ي ِريﺪ‬
ِ ِ ِ ِ

“Sesungguhnya Allāh hanya menginginkan untuk menghilangkan kotoran dari kalian


wahai Ahlul bait & membersihkan dari dosa dengan sebenar-benarnya” (Al-Ahzab : 33)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ُ ُ َّ َ
‫…ﻭﺍﻟﻠﻪ ي ِريﺪ ﺃﻥ يﺘﻮب ﻋﻠ ْيك ْم‬

“Dan Allāh menginginkan untuk menerima Taubat kalian… ” (An-Nisa’ 27)


Dan dari Annas bin Malik radiallahu anhu dari Nabi ‫ ﷺ‬beliau bersabda:

‫ق‬ َ ً ََ ‫ا‬ ْ َ ْ َ ََْ َ َُْ َ ْ َْ َ ‫ ” َﻟ ْﻮ َﺃ اﻥ َﻟ َك‬: ‫ﻮل‬ُ ‫ َﻓ َي ُﻘ‬،


‫ ِألَ َﻮ ِﻥ ﺃَ ِﻞ ﺍﻟﻨ ِﺎﺭ ﻋذﺍبﺎ ي ْﻮ َم ﺍﻟ ِﻘ َي َﺎﻣ ِﺔ‬: ‫ يﻘﻮل ﺍﻟﻠﻪ تﻌﺎﻟى‬: ‫ﺽ ِﻣﻦ ش ْﻲ ٍء ﺃ كﻨﺖ تفﺘ ِﺪي ِب ِﻪ‬ ‫ﺭ‬ْ ‫ﺍأل‬ ‫ﻲ‬‫ﻓ‬ِ ‫ﺎ‬ ‫ﻣ‬
َ ْ ُ ْ َ ‫َ ْ ً َ ََ ْ َ ا‬ َ ْ ُ َ َْ َ ‫ق‬ َ َْ َ َ ْ َ ِ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ُ ‫ َﻓ َي ُﻘ‬، ‫” َﻧ َﻌ ْم‬
‫ ﻓأﺑيﺖ ِﺇَل ﺃﻥ تش ِرك ِﺑﻲ‬، ‫ ﺃﻥ َل تش ِرك ِﺑﻲ شيئﺎ‬، ‫ َﻭﺃﻧﺖ ِﻓﻲ ُصﻠ ِﺐ آد َم‬، ‫ ” ﺃ َﺭدﺕ ِﻣﻨك ﺃَ َﻮﻥ ِﻣﻦ َذﺍ‬: ‫ﻮل‬

“Allāh Subhānahu wa Ta’āla berkata kepada penduduk Neraka yang paling ringan azab
nya di hari kiamat, seandainya engkau memiliki seluruh apa yang ada dibumi apakah
engkau akan menebus dengan nya? Maka dia berkata : Iya Maka Allāh berkata Aku
menginginkan dirimu yang lebih ringan dari pada ini, sedangkan engkau saat itu berada
di dalam sulbi adam yaitu supaya engkau tidak menyekutukan Aku sedikitpun maka
engkau pun enggan, kecuali menyekutukan diri Ku” (HR Bukhari dan Muslim)

Halaqah yang Ke Empatbelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Perbedaan
Antara Iradah Kauniyah Qadariah dan Iradah Syar’iyyah Dinniyah"
Perbedaan Antara Iradah Kauniyah Qadariah dan; Iradah Syar’iyyah Dinniyah
diantaranya:
1. Iradah Kauniyah melajimkan terjadinya apa yang diinginkan oleh Allāh,
Misalnya Allāh menginginkan menciptakan Matahari maka tercipta lah Matahari,
sedangkan Iradah Syar’iyyah maka tidak melajimkan terjadinya apa yang Allāh
inginkan, seperti secara syariat Allāh menginginkan ke Islām an Abu Lahab tetapi hal
tersebut tidak terjadi.
2. Bahwa Iradah Kauniyah tidak melajimkan apa yang Allāh inginkan tersebut dicintai
oleh Allāh akan tetapi terkadang kejadiannya ada yg dicintai oleh Allāh, misal:
Keimanan orang yang beriman
Dan terkadang ada yang kejadiannya tidak dicintai oleh Allāh seperti kemaksiatan.

280
Adapun Iradah Syar’iyyah maka kejadiannya pasti sesuatu yang dicintai oleh Allāh
seperti keimanan orang yang beriman, ketaatan orang yang taat dll.
3. Iradah Kauniyah tidak melajimkan bahwa itu diperintah oleh Allāh, sedangkan Iradah
Syar’iyyah melajimkan bahwa hal tersebut diperintahkan oleh Allāh artinya setiap yang
diinginkan oleh Allāh secara syariat berarti dia diperintahkan

Halaqah yang Ke Limabelas dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Beberapa Contoh
Keadaan Yang Berkaitan Dengan Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah".

1. Keimanan Abu Bakar


Keimanan Abu Bakar berkaitan dengannya dua Iradah sekaligus (Iradah Syar’iyyah dan
Iradah Kauniah). Berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah karena Allāh mencintai dan
menginginkan keimanan Abu Bakar dan berkaitan dengannya Iradah Kauniah karena
Allāh mentakdirkan, mewujudkan dan menciptakan keimanan Abu Bakar
2. Keimanan Abu Jahal
Keimanan Abu Jahal berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah saja dan tidak berkaitan
dengannya Iradah Kauniah. Berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah karena Allāh
mencintai danmenginginkan keimanan Abu Jahal dan tidak berkaitan dengannya Iradah
Kauniah karena Allāh tidak mentakdirkan, mewujudkan dan menciptakan keimanan
Abu Jahal.
3. Kemaksiatan orang yang berbuat maksiat
Kemaksiatan orang yang berbuat maksiat berkaitan dengannya Iradah Kauniah saja dan
tidak berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah, berkaitan dengannya Iradah Kauniah
karena Allāh mentakdirkan, mewujudkan dan menciptakan kemaksiatan tersebut dan
tidak berkaitan dengannya Iradah Syar’iyyah karena secara syariat Allāh tidak
mencintai dan menginginkan kemaksiatan tersebut.
4. Kekufuran Orang Yang Beriman Yang Tidak Terjadi
Hal ini tidak berkaitan dengannya dua Iradah, tidak berkaitan dengannya Iradah
Syar’iyyah karena secara syariat Allāh tidak mencintai & tidak menginginkan kekufuran
orang yang beriman dan tidak berkaitan dengannya Iradah Kauniah karena Allāh tidak
mentakdirkan kekufuran orang yang beriman dan tidak mewujudkan nya serta tidak
menciptakannya.

Halaqah yang Ke-16 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Aliran Yang
Menyimpang Di Dalam Masalah Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah"

Aliran Yang Menyimpang Di Dalam Masalah Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah
adalah Al Qodariah
Al Jabriyah, Mereka tidak membedakan antara Iradah Syar’iyyah dan Iradah Kauniah,
mereka menganggap bahwa semua yang terjadi adalah dicintai oleh Allāh.
Adapun Al Qodariah mereka menganggap bahwa setiap yang diinginkan oleh Allāh pasti
dicintai oleh Allāh dan yg tidak Allāh cintai dan ridhoi berarti terjadi tidak dengan

281
keinginan Allāh dan tidak diciptakan oleh Allāh dan diantara yg tidak dicintai oleh Allāh
adalah Kekafiran dan kemaksiatan
Dengan demikian kekafiran dan kemaksiatan tidak diciptakan oleh Allāh karena Allāh
tidak mencintainya, kemudian akhirnya mereka menyimpulkan bahwa seluruh amalan
makhluk semuanya bukan dengan Iradah dan penciptaan Allāh tetapi dengan Iradah
makhluk tersebut tanpa campur tangan Iradah Allāh dan penciptaan Allāh.
Dan adapun Al Jabriyah maka mereka mengatakan bahwa semua yang terjadi adalah
dengan Iradah dan penciptaan Allāh dan setiap yang diinginkan oleh Allāh dan
diciptakan pasti dicintai oleh Allāh dan kekufuran serta kemaksiatan diciptakan oleh
Allāh berarti kekufuran dan kemaksiatan dicintai oleh Allāh ajja wajalla.
Dengan demikian kita mengetahui bahwa orang-orang Al Qodariah tersesat karena
meyakini terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan oleh Allāh didalam kerajaan Allāh
dan mereka benar ketika mengatakan kalau Allāh tidak mencintai kekafiran dan
kemaksiatan dan kita mengetahui bahwa orang-orang Al Jabriyah tersesat karena
meyakini bahwa kekufuran dan kemaksiatan di cintai oleh Allāh dan mereka benar
ketika meyakini bahwa Allāh yang mentakdirkan itu semua.
Adapun Ahlus Sunnah maka Allāh memberikan petunjuk kepada mereka, mereka
meyakini bahwa Allāh mentakdirkan segala sesuatu termasuk kekafiran & kemaksiatan,
Dan Allāh tidak mencintai kekafiran dan kemaksiatan.
Dari keterangan diatas diketahui dua subhat Al Qodariah dan Al Jabriyah, satu yaitu
mereka tidak membedakan antara dua Iradah Allāh dan meyakini bahwa setiap yang
diciptakan oleh Allāh berarti dicintai oleh Allāh, padahal tidak semua yang diciptakan
oleh Allāh dicintai oleh Allāh ajja wajalla.

Halaqah yang Ke-17 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Peran Doa Didalam
Beriman Dengan Takdir Allāh"

Takdir telah tertulis, akan tetapi bukan berarti seseorang meninggalkan berdoa kepada
Allāh berdoa adalah bagian dari mengambil sebab yang diperintahkan untuk
mendapatkan kebaikan Dunia maupun kebaikan Akhirat.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ ُ ُّ َ َ َ َ
ۚ ‫ﺐ ﻟك ْم‬ ‫ﻮﻧﻲ ﺃﺳﺘ ِﺠ‬
ِ ‫ﻭقﺎل ﺭبكم ﺍد‬
‫ﻋ‬

“Dan berkata Rabb kalian, hendaklah kalian berdoa kepada Ku niscaya Aku akan
mengabulkan untuk kalian” (Ghafir : 60)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ َ ‫ُ َ ْ َ َ ا‬ ُ ٌ َ ِّ َ ِّ َ َ َ ََ َ َ َ
ِ ‫…ﻭ ِإذﺍ ﺳأﻟك ِﻋب ِﺎدي ﻋﻨﻲ ﻓ ِإﻧﻲ ق ِريﺐ ﺃ ِﺟيﺐ دﻋﻮة ﺍﻟﺪ ِﺍع ِﺇذﺍ دﻋ‬
‫ﺎﻥ‬

282
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang diriKu, maka sesungguhnya
Aku adalah dekat mengabulkan doanya orang yang berdoa kepada Ku ” (Al-Baqarah :
186)
Dan Doa adalah Ibadah sebagaimana sabda Nabi ‫ ﷺ‬:

‫ﺍﻟﺪﻋﺎء َﻮ ﺍﻟﻌبﺎدة‬

” Doa itu adalah Ibadah” (HR Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasai dan Ibn Majjah)
Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

‫ﻭﻻ يرد ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺇﻻ ﺍﻟﺪﻋﺎء‬

“Dan tidak menolak Al Qadar kecuali Doa ” (HR Al Hakim)


Dan bukanlah yang dimaksud dengan doa bisa menolak takdir, bahwa doa bisa
melawan takdir Allāh yang sudah Allāh tulis akan tetapi makna Al Qadar disini adalah Al
Muqaddar yaitu sesuatu yang di Takdir kan artinya Doa bisa menjadi sebab berubahnya
keadaan yang ditakdirkan oleh Allāh menjadi keadaan lain yang juga ditakdirkan oleh
Allāh.
Contoh seseorang ditakdirkan sakit kemudian dia berdoa kepada Allāh meminta
kesembuhan kemudian Allāh mengabulkan doa nya dan menakdirkan kesembuhan bagi
orang tersebut. Dan doa yang dipanjatkan oleh seseorang kepada Allāh adalah bagian
dari takdir Allāh. Lalu bagaimana dikatakan bahwa doa bisa melawan takdir Allāh ajja
wajalla.

Halaqah yang Ke-18 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Kapan seseorang boleh
beralasan dengan Taqdir"

Takdir dijadikan Hujjah dan alasan didalam musibah dan bencana dan tidak boleh
dijadikan Hujjah / alasan didalam dosa dan kemaksiatan.
Ketika musibah seseorang mengatakan "ini adalah takdir Allāh” dan “ini adalah dengan
izin Allāh” Atau mengatakan “apa yang Allāh kehendaki pasti terjadi”

Maka hal ini akan membawa ketenangan dan kebaikan pada dirinya. Allāh Subhānahu
wa Ta’āla berfirman:

َّ َ ُ َ ‫َّ َ َ ْ ُ ْ ْ َّ َ ْ َ ق‬
ٌ ‫ﺍﻟﻠ ُﻪ ب ُك ِّﻞ َش ْﻲء َﻋﻠ‬ ْ ‫ا‬ ْ َ َ
(‫يم‬ ِ ٍ ِ ‫) َﻣﺎ ﺃ َصﺎب ِﻣﻦ ُﻣ ِص َيب ٍﺔ ِﺇَل ِﺑ ِإذ ِﻥ ﺍﻟﻠ ِﻪ ۗ ﻭﻣﻦ يﺆ ِﻣﻦ ِبﺎﻟﻠ ِﻪ يه ِﺪ قﻠبﻪ ۚ ﻭ‬

“Tidaklah menimpa sebuah musibah kecuali dengan izin Allāh & barangsiapa yang
beriman kepada Allāh maka Allāh akan memberikan petunjuk kepada dirinya dan Allāh
Maha Mengetahui segala sesuatu” (At-Taghabun : 11)
Dan Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:

283
َ ُ ََْ َ ‫َ ا‬ َ َ
‫ ﻓ ِإﻥ ﻟ ْﻮ تفﺘح ﻋ َم َﻞ‬, ‫ﺍﻟﻠﻪ َﻭ َﻣﺎ ش َﺎء ﻓ َﻌ َﻞ‬ ُ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ ‫َ ْ َ َ َ َ َ ٌ َ َ ُ ْ َ ْ َ ِّ َ َ ق‬
ِ ‫ قﺪﺭ‬: ‫ ﻭﻟ ِكﻦ قﻞ‬, ‫ ﻟﻮ ﺃﻧﻲ ﻓﻌﻠﺖ ﻛذﺍ ﻟكﺎﻥ ﻛذﺍ ﻭ ﻛذﺍ‬: ‫ﻭ ِإﻥ ﺃصﺎبك ش ْﻲء ﻓال تﻘﻞ‬
َ ْ ‫ا‬
‫ﺎﻥ‬
ِ ‫ﺍﻟشيﻄ‬

”Dan apabila engkau tertimpa musibah maka janganlah engkau mengatakan seandainya
aku melakukan demikian niscaya akan demikian dan demikian akan tetapi ucapkanlah
ini adalah takdir Allāh dan apa yang Allāh kehendaki akan Dia lakukan karena
sesungguhnya ucapan seandainya ini membuka amalan syaitan” (HR Muslim)
Namun ketika berbuat maksiat dan di nasehati maka tidak boleh seseorang berhujjah
dengan Takdir atas maksiat yang dia lakukan kemudian dia mengatakan “saya berbuat
maksiat karena takdir Allāh” / “kalau Allāh menghendaki niscaya saya tidak berbuat
maksiat” dll.
Orang-orang Musyrikin ketika dahulu didakwahi oleh para Nabi untuk Bertauhid
mereka menolak & mereka berhujjah dengan Takdir atas kesyirikan dan kemaksiatan
yang mereka lakukan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َْ ‫ْ َ ْ َ ْ ُ ََ َ َُ ََ َ ا‬ ُ ْ َ ْ َ َ َ ُ َّ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ َ
‫ﻭﻧ ِﻪ ِﻣﻦ ش ْﻲ ٍء ۚ ﻛذ ِﻟك ﻓ َﻌ َﻞ‬
ِ ‫ﻭﻧ ِﻪ ِﻣﻦ شﻲ ٍء ﻧحﻦ ﻭَل آبﺎﺅﻧﺎ ﻭَل حرﻣﻨﺎ ِﻣﻦ د‬
ِ ‫ﻦ قد‬ ‫ﻭقﺎل ﺍﻟ ِذيﻦ ﺃشركﻮﺍ ﻟﻮ شﺎء ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺎ ﻋبﺪﻧﺎ ِﻣ‬
ُ ُ ُ َ َ ‫ُّ ُ ا ق‬ ََ ََ َ ْ َ َّ
‫ﺍﻟ ِذيﻦ ِﻣﻦ ق ْب ِﻠ ِه ْم ۚ ﻓه ْﻞ ﻋﻠى ﺍﻟرﺳ ِﻞ ِﺇَل ﺍﻟبَلغ ﺍﻟم ِﺒﻴﻦ‬

“Dan berkata orang-orang musyrikin seandainya Allāh menghendaki niscaya kami tidak
menyembah selain Allāh sedikit pun kami dan bapak² kami dan niscaya kami tidak
mengharamkan sedikit pun demikianlah orang-orang sebelum mereka maka tidak ada
kewajiban atas rasul kecuali menyampaikan dengan jelas” (An-Nahl : 35)
Adapun ucapan Nabi Adam alaihi salam yang disebutkan didalam hadits

َ ُ ‫ﻓﻘﺎل َﻟ ُﻪ‬
َ ‫ا‬ َ َ ُ َ َّ ُ َ َ ‫ﻓﻘﺎل َﻟ ُﻪ‬
َ ‫ا‬
ُ َّ ‫ﺍحﺘ‬
‫ ﺃﻧﺖ ﻣﻮﺳى‬: ‫آدم‬ ‫آدم ﺍﻟذي ﺃﺧرﺟﺘك ﺧﻄﻴئﺘك ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻨ ِﺔ ؟‬ ‫ ﺃﻧﺖ‬: ‫ﻣﻮﺳى‬ ، ‫آدم ﻭﻣﻮﺳى‬
ُ َّ َ َ ُ ِّ ُ َ َّ
‫ ا‬، ‫ﺍصﻄفﺎك ﺍﻟﻠ ُﻪ ﺑرﺳﺎﻟﺘﻪ ﻭبكالﻣﻪ‬
َ َّ
ُ
‫ﺭﺳﻮل ﺍﻟﻠ ِﻪ صﻠى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠيﻪ‬ ‫قبﻞ ﺃﻥ ﺃﺧﻠق؟ ﻓﻘﺎل‬ ‫ﻠﻮﻣﻨﻲ ﻋﻠى ﺃﻣر قﺪ َﺭ ا‬
َ ‫ﻋﻠﻲ‬ ُ ‫ ت‬، ‫ثم‬
ِ ِ ‫ﺍﻟذي‬
‫ا‬
ُ َّ ‫ﻓح‬
َ ‫آدم‬ َّ
‫ﻣﻮﺳى‬ : ‫ﻭﺳﻠم‬

“Adam dan Musa saling berhujjah, maka berkata Musa _engkau adalah Adam yg dosa mu
telah mengeluarkanmu dari surga berkata Adam engkau adalah Musa yang Allāh telah
memilih mu sebagai seorang Rasul dan memilih mu sebagai manusia yang pernah diajak
bicara oleh Allāh, kemudian engkau mencela ku atas sebuah perkara yang telah di
takdirkan untuk ku sebelum aku diciptakan_ maka Rasulullãh ‫ﷺ‬bersabda Adam telah
mengalahkan Musa dalam berhujjah (HR Al Bukhâri dan Muslim)
Beliau ‫ ﷺ‬mengucapkannya dua kali.
Maka perlu diketahui bahwa Nabi Adam alaihi salam didalam hadits ini tidak berhujjah
dengan Takdir atas dosa yang beliau lakukan akan tetapi beliau berhujjah dengan
Takdir atas musibah yang menimpa beliau dan keturunan beliau, yaitu musibah
keluarnya beliau dari surga yang efek nya juga dirasakan oleh keturunan beliau 'alayhi
salam.

284
Halaqah yang Ke-19 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Makna Ucapan
Rasulullãh ‫“ ﷺ‬Kejelekan Tidak Kepadamu”

Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan segala sesuatu yang bermanfaat maupun
yang memudhoroti, yang baik maupun yang buruk. Adapun sabda Nabi ‫ ﷺ‬didalam
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim

‫ﻭﺍﻟشر ﻟيﺲ ﺇﻟيك‬

” Dan kejelekan tidak di sandarkan kepadamu”

Maka hadits ini tidak menunjukkan bahwa kejelekan tidak dicipta oleh Allāh. Para
ulama telah menjelaskan bahwa makna hadits ini :
1. Ini adalah bentuk adab kita kepada Allāh ajja wajalla. Tidak boleh kita berkata “wahai
Yang Menciptakan kejelekan” / “Wahai Pencipta Babi”. Meskipun Allāh Subhānahu wa
Ta’āla Dia-lah Yang Menciptakan itu semua.
2. Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak menciptakan secara murni kejelekan. Kejelekan
yang Allāh ciptakan pasti ada hikmahnya, dilihat dari sisi hikmah inilah kejelekan yang
menimpa manusia tersebut adalah baik dipandangan Allāh 'azza wa jalla, maka tidak
boleh disandarkan kejelekan kepada Allāh 'azza wa jalla.
Misalnya Allāh mentakdirkan rezeki ada diantara manusia yang diluaskan rezekinya
dan ada yg disempitkan, disempitkan dengan hikmah dan di luaskan dengan hikmah.
Diantara hikmah di sempitkan rezeki seseorang adalah supaya dia tidak berlebihan di
dunia supaya dia banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada Allāh dan diantara
hikmahnya adalah supaya terjadi saling membutuhkan antara orang yang kaya dan
orang yang miskin.
3. Ada diantara ulama yang mengatakan bahwa makna ucapan Nabi ‫“ﷺ‬kejelekan tidak
di sandarkan kepadamu” maksudnya tidak boleh bertaqarrub kepada Allāh dengan
kejelekan.
4. Ada diantara Ulama yang mengatakan bahwa maknanya kejelekan tidak akan sampai
kepada Allāh, tetapi kebaikan itulah yang akan sampai kepada Allāh. Penyandaran
kejelekan didalam dalil tidak dilakukan secara khusus kepada Allāh tetapi terkadang
dengan Penyandaran umum , seperti firman Allāh 'azza wa jalla :

َ ُ ُ َ ُ َّ
‫…ﺍﻟﻠﻪ ﺧ ِﺎﻟق ك ِّﻞ ش ْﻲ ٍء‬

“Allāh Yang Menciptakan segala sesuatu” (Az-Zumar 62)


Dan terkadang disandarkan kejelekan tersebut kepada penyebabnya, sebagaimana
firman Allāh :

َ َ َ َ ْ
‫ِﻣﻦ ش ِّر َﻣﺎ ﺧﻠق‬

“Dari kejelekan apa yang dia ciptakan”. (Al-Falaq 2)


285
Terkadang Allāh Subhānahu wa Ta’āla menggunakan kalimat pasif, sebagaimana firman
Allāh:

ً َ ُ ُّ َ َ َ َْ ْ ْ َ َ ُ ٌّ َ َ ْ َ َ ‫َ َا‬
‫ﺽ ﺃ ْم ﺃ َﺭﺍد ِﺑ ِه ْم َﺭب ه ْم َﺭشﺪﺍ‬
ِ ‫ﻭﺃﻧﺎ َل ﻧﺪ ِﺭي ﺃشر ﺃ ِﺭيﺪ ِبمﻦ ِﻓﻲ ﺍألﺭ‬

“Dan sesungguhnya kami (bangsa Jin) tidak mengetahui apakah kejelekan yang
diinginkan terhadap penduduk bumi ataukah Rabb mereka menginginkan bagi
penduduk bumi kebaikan” (Al-Jinn 10)

Halaqah yang Ke-20 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Amalan Hamba /
Ikhtiariyah Menurut Ahlus Sunnah”

Amalan Hamba terbagi menjadi dua


1. Amalan Hamba Iftiroriyyah yaitu Amalan hamba yang seorang hamba tidak bisa
memilih seperti gerakan orang yang menggigil.
2. Amalan hamba Ikhtiariyah yaitu amalan hamba yang seseorang bisa memilih. Seperti
Amalan-amalan ketaatan dan Amalan-amalan kemaksiatan.
Ahlus Sunnah Wal Jamaah meyakini bahwa Allāh yang Menciptakan amalan mereka
bukan mereka sendiri yang menciptakan amalan tersebut, sebagaimana keyakinan
orang Qodariyyah.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ُ َ ُ َ َ َ ُ َّ
‫َﻭﺍﻟﻠﻪ ﺧﻠﻘك ْم َﻭ َﻣﺎ ت ْﻌ َمﻠﻮﻥ‬

“Dan Allāh yang Menciptakan kalian dan apa yang kalian kerjakan” (Ash-Shaffat : 96)
Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

َ ‫ﺍﻟﻠﻪ صﺎﻧ ُع ُك ِّﻞ صﺎﻧع ﻭ َص‬


‫ﻨﻌ ِﺘ ِﻪ‬
َ ‫ا‬
‫ﺇﻥ‬
ِ ِ

“Sesungguhnya Allāh Yang Menciptakan setiap pelaku & apa yang dia lakukan ” (HR Al
Hakim, Hasan didalam Al Mustadrak)
Dan Ahlus Sunnah meyakini bahwa para hamba merekalah pelaku dari apa yang
mereka amalkan, Allāh yang Menciptakan keimanan & kekafiran dan seorang hamba
dialah yang beriman dan dialah yang kafir. Allāh menciptakan ketaatan dan
kemaksiatan dan hamba dialah yang taat dan dialah yg bermaksiat.
Allāh menciptakan shalat & puasa dan hamba lah yang melakukan shalat & dialah yang
melakukan puasa, bukan Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menjadi pelaku itu semua,
sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Al Jabriyyah. Allāh berfirman:

َ ُ َ ُ َ َ َ َْ ُ ْ َُ ْ ُ ٌ َْ ََُْ ََ
‫ﺲ َﻣﺎ ﺃﺧ ِف َﻲ ﻟه ْم ِﻣﻦ ق ار ِة ﺃﻋ ُﻴﻦ ﺟز ًﺍء ِب َمﺎ كﺎﻧﻮﺍ ي ْﻌ َمﻠﻮﻥ‬ ‫ﻓَل تﻌﻠم ﻧف‬

286
“Maka sebuah jiwa tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka berupaya
hal-hal yang menyejukan mata mereka sebagai balasan atas apa yang mereka amalkan”
(As-Sajadah : 17)
Di dalam ayat ini Allāh mengabarkan bahwa amal yang dilakukan para hamba adalah
sebab mereka mendapatkan kenikmatan di Surga, menunjukkan bahwa pelaku amalan
tersebut adalah hamba dan bukan Allāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan para hamba kudrah atau kemampuan
sebagaimana firman Allāh”

َ ‫ا‬ ْ َ ُ َّ ُ ِّ َ ُ َ
ۚ ‫ﻒ ﺍﻟﻠﻪ ﻧف ًسﺎ ِﺇَل ُﻭ ْﺳ َﻌهﺎ‬ ‫َل يكﻠ‬..

“Allāh tidak membebani sebuah jiwa kecuali sesuai dengan kemampuannya” (Al-
Baqarah 286)
Dan Allāh juga memberikan mereka Iradah /keinginan. Allāh-lah yang Menciptakan
Iradah pada diri mereka dan Iradah mereka dibawah Iradah Allāh Subhānahu wa Ta’āla,
Allāh berfirman:

َ ‫ﻟ َم ْﻦ َش َﺎء ﻣ ْﻨ ُك ْم َﺃ ْﻥ َي ْس َﺘﻘ‬, ‫ﻴﻦ‬


‫يم‬
َ َ َ ‫َ َ َ َ ُ َ ا َ ْ َ َ َ َّ ُ َ ُّ ق‬
ِ ِ ِ ‫ﻭﻣﺎ تشﺎءﻭﻥ ِﺇَل ﺃﻥ يشﺎء ﺍﻟﻠﻪ ﺭب ﺍﻟﻌﺎﻟ ِم‬

“bagi siapa diantara kalian yang ingin istiqomah dan tidaklah kalian menghendaki
istiqomah kecuali dengan kehendak Allāh Rabb semesta alam” (At-Takwir 28,29)
Ini semua menunjukkan tentang ucapan bathil nya Al Jabriyyah bahwa hamba dipaksa
melakukan ketaatan atau kemaksiatan tidak ada pilihan bagi mereka, mereka tidak
memiliki qudrah & iradah keadaan mereka seperti gerakan pohon yang tertiup angin
mengikuti kemana arah angin tersebut.

Halaqah yang Ke-21 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Hidayah Taufik &
Kesesatan menurut Ahlus Sunnah “

Hidayah terbagi menjadi dua


1. Hidayatul Irsyad, Yaitu Bimbingan dan arahan menuju jalan yang benar.
Hidayah jenis ini dimiliki para Nabi dan orang-orang yang mengikuti para Nabi dari
kalangan para dai, karena mereka membimbing dan mengarahkan manusia kepada
jalan Allāh. Allāh berfirman:

َ ْ ُ َ َ ََْ َ ‫ۚ َ ا‬
…‫يم‬
ٍ ‫ﺍط ﻣسﺘ ِﻘ‬ٍ ‫ِ ﻭ ِإﻧك ﻟﺘه ِﺪي ِﺇﻟى ِصر‬

“Dan sesungguhnya engkau sungguh² memberikan hidayah kepada jalan yang lurus”
(Asy-Syura : 52)
Maksudnya adalah membimbing dan mengarahkan menuju jalan yang lurus.
2. Hidayatu Taufik

287
Yaitu pembukaan hati dan pelapangan dada untuk menerima kebenaran &
mengamalkannya. Hidayah Taufik Ini hanya dimiliki oleh Allāh tidak dimiliki oleh Nabi
dan Dai, Allāh berfirman:

َ َ ْ ‫ُ ََْ ق‬ َ َ ْ ْ َ َ َّ ‫ْ َ ْ َ َ ا‬ َْ َ َ ‫ا‬
‫ِﺇﻧك َل ته ِﺪي َﻣﻦ ﺃح َﺒ ْبﺖ َﻭﻟ ِكﻦ ﺍﻟﻠﻪ يه ِﺪي َﻣﻦ يش ُﺎء ۚ َﻭَ َﻮ ﺃﻋﻠ ُم ِبﺎﻟ ُمهﺘ ِﺪيﻦ‬

“Sesungguhnya engkau tidak memberikan kepada orang yang engkau cintai akan tetapi
Allāh lah yang memberikan hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia lebih
mengetahui siapa orang yang mendapatkan petunjuk” (Al-Qashash : 56)
Hidayah Taufik Allāh berikan kepada siapa yang dikehendaki dan kesesatan juga Allāh
berikan kepada siapa yang dikehendaki, Allāh berfirman:

َ َ ْ َْ َ َ ْ ُ َّ ُ َ َ َ
…ۚ ‫… ۚ ﻛذ ِﻟك ي ِض ُّﻞ ﺍﻟﻠﻪ َﻣﻦ يش ُﺎء َﻭي ه ِﺪي َﻣﻦ يش ُﺎء‬

“demikianlah Allāh menyesatkan siapa yang dikehendaki dan memberikan petunjuk


kepada siapa yang dikehendaki” (Al-Muddatstsir : 31)
Barangsiapa yang Allāh berikan hidayah Taufik tidak ada yang bisa menyesatkannya &
barangsiapa yang Allāh sesatkan maka tidak ada yang bisanya memberikan hidayah,
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َ َ َ َ ُ َّ ْ ُ ْ َ
ۚ ‫…ﻣﻦ يض ِﻠ ِﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻓَل َ ِﺎد َي ﻟﻪ‬

“Barangsiapa yang Allāh sesaat maka tidak akan ada yang memberikan hidayah” [QS Al-
A’raf 186]
Dan Allāh berfirman:

ْ ُ َ َ ُ َّ َْ ْ َ
ۗ ‫…ﻭ َﻣﻦ يه ِﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻓ َمﺎ ﻟﻪ ِﻣﻦ ُﻣ ِض ٍّﻞ‬

“Dan barangsiapa yang Allāh berikan hidayah maka tidak akan ada yang bisa
menyesatkan dirinya” (Az-Zumar : 37)

Dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

ُ َ َ َ َ ْ َُ َ َ ُ َّ
‫ َو َم ْن ُيضل ْل فل هاد َي له‬,‫َم ْن َي ْهده الله فل ُمض َّل له‬

“Barangsiapa yang Allāh berikan hidayah maka ada yang menyesatkan & barangsiapa
yang Allāh sesatkan maka tidak ada yang memberikan hidayah” (HR Muslim)
Allāh memberikan petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki dengan karunia Nya &
anugerah Nya dan Allāh lebih mengetahui siapa diantara hamba Nya yang berhak untuk
mendapatkan petunjuk dan Allāh menyesatkan siapa yang Allāh kehendaki dengan
keadilan Nya dan Allāh lebih tahu siapa yang berhak untuk disesatkan.
Kesesatan tersebut adalah keadilan Allāh bukan kedholiman Nya, karena Allāh
Subhānahu wa Ta’āla telah menegakkan hujjah atas hamba Nya memberikan
288
kesempatan baginya untuk mengikuti petunjuk Allāh, diberikan akal untuk berfikir dan
memilih, diutus kepada seorang Rasul yang menjelaskan, diturunkan kepadanya kitab
dan diperlukan kepadanya jalan yang lurus.
Apabila dia adalah orang yang hiperbola akalnya atau anak yang belum baligh atau
orang yang tidur maka tidak ditulis amalannya. Rasulullãh ‫ﷺ‬bersabda :

‫ا‬ َ َ ‫ا ِّ ا َ ق‬ َ ‫ا‬ ‫ا‬ َ ُ َ ُ


‫ﺍﻟمﺠﻨﻮﻥ حﺘى يﻌﻘﻞ ﺃﻭ يفﻴق‬
ِ ‫ﻭﻋﻦ‬
ِ ، ِ‫ﻋﻦ ﺍﻟصﺒﻲ حﺘى يكﺒر‬
ِ ‫ﻭ‬، ‫يﻘظ‬
ِ ‫ﺎﺋم حﺘى يست‬
ِ ‫ ﻋ ِﻦ ﺍﻟﻨ‬،‫ﺭ ِﻓع ﺍﻟﻘﻠم ﻋﻦ ثالثﺔ‬

“diangkat pena dari tiga golongan dari orang yang tidur sampai dia bangun, dari anak
kecil sampai dia baligh dan dari orang yang gila sampai dia berakal /sadar” (Hadīts
shahih An Nasaii & Ibn Majjah dari Aisyah radiallahu anha)
Orang yang belum sampai kepadanya risalah seorang Rasul maka tidak akan di azab,
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ً َ َ ‫ِّ َ َ ا‬ ‫ُا‬
…‫ۗ َﻭ َﻣﺎ ﻛﻨﺎ ُﻣ َﻌذ ِﺑﻴﻦ حﺘى ﻧ ْب َﻌث َﺭ ُﺳﻮَل‬

“Dan Kami tidak akan mengazab sampai Kami mengutus seorang Rasul” [QS Al-Isra’ 15]
Apabila sudah sampai kepada mereka petunjuk & mereka tidak menerima serta tidak
mengamalkan & lebih memilih durhaka & maksiat kepada Allāh, maka Allāh akan
menyesatkan mereka dan ini adalah keadilan bukan kezaoliman, Allāh Subhānahu wa
Ta’āla berfirman:

َّ ‫َ َ َ َ َّ ُ ُ ا َ ْ ً َ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ ا ُ َ ِّ َ َ ُ ْ َ َ ا ُ َ ا‬
ٌ ‫ﺍﻟﻠ َﻪ ب ُك ِّﻞ َش ْﻲء َﻋﻠ‬
‫يم‬ ِ ٍ ِ ‫ﻭﻣﺎ كﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ ِﻟي ِضﻞ قﻮﻣﺎ بﻌﺪ ِﺇذ َﺪﺍَم حﺘى يﺒﻴﻦ ﻟهم ﻣﺎ يﺘﻘﻮﻥ ۚ ِﺇﻥ‬

“Dan tidaklah Allāh menyesatkan sebuah kaum setelah memberikan petunjuk kepada
mereka sampai Allāh menjelaskan kepada mereka apa yang mereka taqwai ,
sesungguhnya Allāh Maha Mengetahui segala sesuatu” (At-Taubah : 115)
Di dalam ayat ini Allāh menjelaskan bahwasanya Allāh menyesatkan mereka setelah
mereka tidak menerima petunjuk Allāh yang sampai kepada mereka.

Halaqah yang Ke-22 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh ”Hidayah Taufik dan
Kesesatan menurut Ahlus Sunnah “

Telah Menyimpang didalam masalah ini 2 aliran Al Qodariah dan Al Jabirriyyah, adapun
Al Qodariah, mereka meyakini bahwa Allāh bukanlah yang memberikan hidayah Taufik
dan Allāh bukanlah yang menyesatkan dan mereka mengatakan bahwa makna Allāh
memberikan hidayah yg datang didalam dalil seperti dalam firman Allāh

َ َ ْ ْ َ َ َّ ‫َ َ ا‬
… ‫…ﻭﻟ ِكﻦ ﺍﻟﻠﻪ يه ِﺪي َﻣﻦ يش ُﺎء‬

289
“Akan tetapi Allāh memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki” (Al-Qashash :
56)
Adalah penamaan orang tersebut dengan orang yang mendapatkan hidayah & mereka
mengatakan bahwa maksud Allāh menyesatkan seperti yang datang didalam firman
Allāh 'azza wa jalla

َ َ ْ ُ َّ ُ َ َ َ
…ۚ …‫ۚ ﻛذ ِﻟك ي ِض ُّﻞ ﺍﻟﻠﻪ َﻣﻦ يش ُﺎء‬

“demikianlah Allāh menyesatkan siapa yang Dia kehendaki” (Al-Muddatstsir : 31)


Adalah penamaan orang tersebut dengan orang yang sesat dan; ini tentunya
bertentangan dengan dalil² yang telah berlalu yang menunjukkan bahwa Allāh Dia-lah
yang memberikan hidayah Taufik dan Dialah yang menyesatkan.
Demikian pula Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menjadikan hidayah yang Allāh berikan
kepada seorang hamba sebagai karunia dan anugerah, sebagaimana firman Allāh:

…‫ﺎﻥ‬ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ُّ ُ َ ُ َّ َ
ِ ‫ ب ِﻞ ﺍﻟﻠﻪ يمﻦ ﻋﻠيكم ﺃﻥ َﺪﺍَكم ِﻟ َِليم‬..

“akan tetapi Allāh memberikan anugerah kepada kalian dengan memberikan hidayah
kepada keimanan” (Al-Hujurat : 17)
Seandainya maksud Allāh memberikan hidayah adalah hanya penamaan pelaku nya
dengan orang yang mendapatkan hidayah maka ini tidak dinamakan dengan karunia
dan anugerah karena seandainya ini adalah karunia /anugerah, maka kita sebagai
makhluk juga memberikan karunia dan anugerah sebab kitapun sebagai makhluk juga
menamakan orang tersebut sebagai orang yang mendapatkan hidayah.
Adapun Al Jabariyyah maka mereka meyakini bahwa Allāh memaksa mereka tidak
memberikan mereka kehendak, tidak memberikan mereka kemampuan, menghalangi
mereka dari sebab² mendapatkan petunjuk dan ini juga bertentangan dengan dalil-dalil
yang telah berlalu yang menunjukkan bahwa seorang hamba diberi kehendak dan
kemampuan diberi kesempatan memilih dan ditunjukkan kepadanya jalan yang lurus.

Halaqah yang Ke-23 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh ”Buah Beriman Dengan
Takdir Allāh Bagian 1″

Diantara buah beriman dengan Takdir Allāh 'azza wajalla


1. Beriman Dengan Takdir adalah sebab seseorang merasakan lezatnya iman, Berkata
Ubadah Ibnu Shomid kepada putranya

،‫ ﻭﻣﺎ ﺃﺧﻄأك ﻟم يﻜﻦ ﻟيصيبك‬،‫يﺎ ﺑﻨﻲ! ﺇﻧك ﻟﻦ تﺠﺪ طﻌم ﺍﻹيمﺎﻥ حﺘى تﻌﻠم ﺃﻥ ﻣﺎ ﺃصﺎبك ﻟم يﻜﻦ ﻟيخﻄئك‬

“Wahai anakku sesungguhnya engkau tidak akan merasakan lezatnya hakikat keimanan
sampai engkau meyakini bahwa apa yang menimpamu tidak akan luput darimu & apa

290
yang luput darimu tidak akan menimpamu” (diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibn
Majjah)
2. Membuahkan keberanian, keyakinan, tawakal dan bergantung hanya kepada Allāh,
karena dia meyakini bahwa tidak akan menimpa dia kecuali apa yang sudah Allāh tulis,
Allāh berfirman:

َ ُ ْ ‫َّ َ ق َ َّ ق‬ ََ َ َ ُ َ َ ُ َّ َ َ َ َ ‫ُ ْ َ ْ ُ َ َ ا‬
‫ﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻨﺎ َ َﻮ َﻣ ْﻮَلﻧﺎ ۚ َﻭﻋﻠى ﺍﻟﻠ ِﻪ ﻓﻠ َﻴﺘ َﻮَك ِﻞ ﺍﻟ ُمﺆ ِﻣﻨﻮﻥ‬ ‫قﻞ ﻟﻦ ي ِصيﺒﻨﺎ ِﺇَل ﻣﺎ ﻛﺘ‬

“Katakanlah tidak akan menimpa kami kecuali yang sudah Allāh tentukan untuk kami,
Dia-lah penolong kami dan hanya kepada Allāh lah orang-orang yang beriman
bertawakal” (At-Taubah : 51)
3. Membuahkan akhlak yang mulia, seperti kedermawan karena apabila seseorang
mengetahui bahwa kekayaan & kemiskinan dengan Takdir Allāh dia tidak akan takut
berinfak fi sabilillah.
4. Membuahkan rasa syukur ketika mendapatkan nikmat , menyadarkan kenikmatan
tersebut kepada Allāh, karena Dia-lah yang mentakdirkan, Allāh Subhānahu wa Ta’āla
berfirman:

َّ َ َ ْ ُ َ
‫…ﻭ َﻣﺎ ِبك ْم ِﻣﻦ ِﻧ ْﻌ َم ٍﺔ ﻓ ِمﻦ ﺍﻟﻠ ِﻪ‬

“Dan nikmat apa saja yang ada pada kalian maka itu adalah dari Allāh ” (An-Nahl : 53)
5. Membuahkan petunjuk dan kesabaran ketika mendapatkan musibah, Allāh
berfirman:

َ َّ ََ َ َ ‫ْ َ َْ َ َ َ ا‬ َ ‫َْ ُ ُ ْ ا‬ ََ َْ
ْ ‫ﺍأل‬ َ َ َ َ
َ ‫ﺎب ﻣ ْﻦ ُﻣص‬
‫ﺎب ِﻣﻦ ق ْب ِﻞ ﺃﻥ ﻧ ْﺒ َرﺃَﺎ ۚ ِﺇﻥ ذ ِﻟك ﻋﻠى ﺍﻟﻠ ِﻪ ي ِسﻴ ٌر‬
ٍ ‫ﺘ‬ ‫ﻛ‬
ِ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫َل‬‫ﺇ‬ِ ‫م‬ ‫ك‬ ‫س‬
ِ ‫ف‬‫ﻧ‬‫ﺃ‬ ‫ﻲ‬ ‫ﻓ‬ِ ‫َل‬‫ﻭ‬ ‫ﺽ‬
ِ ‫ﺭ‬ ‫ﻲ‬‫ﻓ‬ِ ‫ﺔ‬
ٍ ‫يب‬ ِ ِ ‫ﻣﺎ ﺃص‬

“Musibah apa saja yang menimpa baik dibumi maupun pada diri² kalian kecuali sudah
ditulis di dalam sebuah kitab sebelum Kami menjadikannya, sesungguhnya yang
demikian adalah sangat mudah bagi Allāh”. (Al-Hadid : 22)

6. Semakin kuat keimanan seseorang dengan Takdir Allāh maka akan semakin kuat
tauhid nya, karena iman dengan Takdir adalah bagian dari iman dengan Rububiyah
Allāh, yang konsekuensi nya adalah tauhid Uluhiyyah.
7. Membuahkan keikhlasan dan terjauh dari riya, karena orang yang beriman dengan
Takdir mengetahui bahwa Allāh telah menentukan segalanya dan menyadari bahwa
mencari pahala dari manusia tidak akan memberikan manfaat.
8. Menghilangkan rasa dengki antar sesama muslim karena dia menyadari bahwa
rezeki sudah diatur dan dibagi oleh Allāh dengan hikmah yang dalam lalu untuk apa
seseorang dengki dan iri.

291
Halaqah yang Ke-24 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh *” Buah Beriman Dengan
Takdir Allāh Bagian 2″*.

9. Membuahkan semangat yang tinggi didalam melakukan kebaikan yang berkaitan


dengan agama. seperti ibadah, menuntut ilmu, berdakwah dll. Orang yang beriman
dengan Takdir Allāh tidak takut celaan orang yang mencela ketika berdakwah, tidak
terlalu hancur hatinya ketika melihat orang yang tidak menerima dakwahnya dan dia
tidak pamer atau bangga diri ketika mendapatkan orang yang mendapatkan hidayah
dengan sebab dirinya karena semua itu sudah ditakdirkan oleh Allāh ajja wajalla.
10. Membuahkan semangat yang tinggi didalam berbuat kebaikan yang berkaitan
dengan dunia. seperti bekerja yang halal, melakukan aktivitas yang diperbolehkan &
bermanfaat dll. Dia tidak mudah menyesal dan berputus asa ketika menghadapi
musibah yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
11. Membuahkan ridha terhadap hukum² Allāh baik yang berupa hukum² syariat,
maupun hukum² Kauniah.
12. Membuahkan kebahagiaan dan menghilangkan kesedihan karena dia mengetahui &
yakin bahwa Allāh memilih yang terbaik baginya didalam urusan dunia, agama dan
akhir dari perkaranya. Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ ُ َّ ُ َ َ ُ ًْ َ ُ َْ َ ُ َ َ ُ ًْ َ ُ ‫َْ َ ق‬ َ
… ‫ِ َﻭﻋ َسى ﺃﻥ تك َرَﻮﺍ شيئﺎ َﻭَ َﻮ ﺧ ْﻴ ٌر ﻟك ْم َﻭﻋ َسى ﺃﻥ ت ِح ُّﺒﻮﺍ شيئﺎ َﻭَ َﻮ ش ٌّر ﻟك ْم ۗ َﻭﺍﻟﻠﻪ ي ْﻌﻠ ُم َﻭﺃﻧﺘ ْم َل ت ْﻌﻠ ُمﻮﻥ‬

“Dan mungkin saja kalian membenci sesuatu & dia adalah baik bagi kalian & mungkin
saja kalian mencintai sesuatu dan dia adalah jelek bagi kalian & Allāh Dia-lah yang
mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui” (Al-Baqarah : 216)
13. Membuahkan keistiqomahan di atas jalan yang lurus baik dalam keadaan
mendapatkan nikmat atau tertimpa musibah, karena dia akan bersyukur ketika
mendapatkan nikmat & akan bersabar ketika dia terkena musibah.
14. Tidak putus asa dari pertolongan Allāh bagaimana pun besarnya fitnah dan
banyaknya ujian, karena dia yakin bahwa akhir yang baik adalah bagi orang-orang yang
bertakwa dan ini adalah ketentuan Allāh yang sudah Allāh tentukan. Allāh berfirman:

ً َ َّ ََ ِّ ُ ِّ َ َ ُ َ ‫ق َ ِّ ُ ق‬ َ ُ َ َ َ َْ
َ ‫ﻮﻟ ُﻪ ب قﺎﻟ ُه َﺪى‬ َّ ُ
‫يﻦ كﻠ ِﻪ ۚ َﻭكفى ِبﺎﻟﻠ ِﻪ ش ِهيﺪﺍ‬ِ ‫ﺍﻟﺪ‬ ‫ى‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻋ‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬
ِ ‫ظ‬‫ي‬‫ﻟ‬ِ ‫ق‬‫ح‬ ‫ﺍﻟ‬ ‫يﻦ‬‫د‬
ِ ِ ‫ﻭ‬ ِ ‫َ َﻮ ﺍﻟ ِذي ﺃﺭﺳﻞ ﺭﺳ‬

“Dia-lah yang telah mengutus Rasul Nya dengan petunjuk agama yang benar untuk
menampakkan agama tersebut diatas seluruh agama dan cukuplah Allāh sebagai
saksi” (Al-Fath : 28)
Dan Allāh mengatakan:

ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ ُّ َ ‫ق‬ ُ َ َ َّ َ َ َ ُ ُ ُ ُ ْ َ َ ‫ا‬
‫ﻮم ﺍألشهﺎد‬ ‫آﻣﻨﻮﺍ ِﻓﻲ ﺍﻟح َي ِﺎة ﺍﻟﺪﻧيﺎ ﻭيﻮم يﻘ‬ ‫ِﺇﻧﺎ ﻟﻨﻨصر ﺭﺳﻠﻨﺎ ﻭﺍﻟ ِذيﻦ‬

“Sesungguhnya Kami akan menolong Rasul² Kami & orang² yang beriman di kehidupan
dunia & ketika bangkit para saksi” (Ghafir : 51)

292
15. Menjadikan didalam diri seorang hamba Qonaah /merasa cukup dengan pemberian
Allāh azza wa jalla, tidak rakus terhadap dunia dan tidak meminta minta kepada orang
lain, karena dia meyakini bahwa rezeki sudah tertulis dan tidak mungkin orang lain bisa
menyampaikan kepadanya sebuah rezeki kecuali apa yang sudah Allāh tulis
sebelumnya.

Halaqah yang Ke-25 dari Silsilah Ilmiyyah Beriman Takdir Allāh "Buah Beriman Dengan
Takdir Allāh Bagian 3"

16. Berbaik sangka kepada Allāh ketika melihat dirinya diberi hidayah kepada Tauhid,
Sunnah dan ketaatan maka dia berbaik sangka kepada Allāh, bahwa Allāh menghendaki
pada dirinya kebaikan dan ingin memudahkan dia masuk kedalam Surga Nya.
17. Menimbulkan rasa takut didalam diri seorang hamba dari suul Khotimah, sehingga
dia tidak tertipu dengan amal sholeh nya karena dia tidak tau dengan apa Allāh akan
menakdirkan akhir amalannya.
18. Menimbulkan sifat tidak suka merendahkan orang lain dan menghinakan orang lain
yang terjerumus kedalam kemaksiatan karena dia tidak tau dengan apa Allāh akan
menakdirkan akhir dari amalan orang tersebut.
19. Memerdekakan akal dan diri dari khurafat dan Tathoyyur dan dia meyakini bahwa
segala sesuatu tidak terlepas dari takdir Allāh. Tidak ada yang mendatangkan kebaikan
kecuali Allāh dantidak ada yg menolak kejelekan kecuali Allāh.
20. Menjadikan seseorang rendah hati dan tidak sombong ketika diberikan rezeki oleh
Allāh baik berupa harta, kedudukan maupun ilmu dll. Karena ini semua datang dari
Allāh dan dengan Takdir Allāh dan kalau Allāh menghendaki Allāh akan mengambilnya
dari kita sewaktu².
21. Membawa ketenangan didalam hati dan ketentraman jiwa karena ketika musibah
dia merasa itu yg terbaik dan pasti ada hikmahnya dan dia mengetahui bahwa orang
yang ridha maka Allāh akan ridha kepadanya sehingga dia tidak cemas & gelisah & tidak
berangan² dan berandai².

Akhirnya semoga Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita termasuk orang yang
beriman dengan Takdir Allāh yang baik maupun yang buruk dan semoga Allāh
Subhānahu wa Ta’āla memberikan karunia kepada kita semua sehingga kita bisa
merasakan buah buah yang baik dari beriman dengan Takdir dan sesungguhnya Allāh
mengabulkan doa.
ُ َّ ‫ْال َح ْم ُد ل َّله َّالذي بن ْع َمته َتت ُّم‬
‫الصال َحات‬

HSI 10 ~ Silsilah Sirah Nabawiyyah

Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Pengertian &
Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyah”*.

293
Siroh artinya adalah jalan.
Siroh Nabawiyah adalah perjalanan hidup Nabi ‫ﷺ‬. Mempelajari perjalanan hidup Nabi
‫ ﷺ‬adalah sangat penting bagi kehidupan seorang muslim karena beberapa hal :
1. Ini adalah diantara bentuk cinta kita kepada beliau ‫ﷺ‬, karena setiap umat pasti
mencintai pembesarnya & semakin besar kecintaan mereka terhadap pembesar nya
maka akan semakin banyak menyebutnya & mengingatnya.
2. Mempelajari Siroh Nabawiyah adalah salah satu cara untuk mengenal ucapan beliau
‫ &ﷺ‬perilaku beliau & hendaknya dicontoh & diteladani oleh seorang muslim.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan :
ٌ َ َ ٌ ُ َّ ُْ َ َ َ ْ ََ
‫ﻮل ﺍﻟﻠ ِﻪ ﺃ ْﺳ َﻮة ح َسﻨﺔ‬ ُ َ
ِ ‫ﻟﻘﺪ كﺎﻥ ﻟكم ِﻓﻲ ﺭﺳ‬

Sungguh ada bagi kalian didalam diri Rasulullãh ‫ ﷺ‬teladan yang baik (Al-Ahzab : 21)
3. Menguatkan keimanan didalam hati, karena kita akan mengenal beliau ‫ﷺ‬dari
semenjak lahir sampai meninggal dunia. Bagaimana beliau hidup semasa kecil sebagai
pemuda setelah menikah, setelah diangkat menjadi Nabi, bagaimana beliau berdakwah,
bagaimana beliau berjihad kita akan melihat semua itu & ini akan semakin menambah
keyakinan pada diri kita bahwa beliau seorang Nabi yang diutus yang mengikuti wahyu
dari Allāh ‫ﷻ‬
4. Membantu seseorang memahami ayat² Al-Qur’an & sebab² turunnya & memahami
Hadīts² Nabi ‫ﷺ‬.
5. Seseorang bisa mengenal para shahabat yang telah dipilih oleh Allāh untuk menemani
Nabi nya & menyampaikan agama ini kepada orang-orang setelah mereka & bagaimana
mereka berjihad bersama Rasulullãh ‫ﷺ‬. Sehingga hal ini akan menambah cinta kita
kepada para shahabat & menambah semangat kita untuk beramal dengan agama ini.
Berkata Ali bin Husain bin Ali bin Abi Tholib (wafat 94 H)

‫آﻥ‬ ْ ُ ‫َّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ َ َّ ُ ُّ َ َ َ ق‬ َّ َ ِّ ‫ُ ا ُ َ َّ ُ َ َ َ ا‬
ِ ‫ﻛﻨﺎ ﻧﻌﻠم ﻣغ ِﺎزي ﺍﻟﻨ ِﺒﻲ صﻠى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠي ِﻪ ﻭﺳﻠم ﻭﺳرﺍيﺎه كمﺎ ﻧﻌﻠم ﺍﻟسﻮﺭة ِﻣﻦ ﺍﻟﻘر‬

Kami dahulu diajarkan peperangan² Nabi & peperangan² yang tidak diikuti oleh Nabi
sebagaimana kami diajari satu surat dari Al-Qur’an
Atsar ini dikeluarkan oleh Al Khatib Al Baghdadi didalam Kitāb Al Jamii bil akhlaki rowi
wa adabi sami’ II /195
Yang dimaksud dengan ucapan beliau _sebagaimana kami diajari satu surat dari Al-
Qur’an_ adalah dengan diulang².
Dan berkata Ismail Ibn Muhammad Ibn Sa’ad Ibn Abi Waqos rahimahullah (wafat 134
H)

َ
«‫ ﻓال تضيﻌﻮﺍ ذﻛرَﺎ‬،‫ يﺎ ﺑ ِﻨ اﻲ َذه ﻣآثر آبﺎﺋكم‬:‫ ﻭيﻘﻮل‬،‫»كﺎﻥ ﺃﺑﻲ يﻌﻠمﻨﺎ ﻣغﺎزي ﺭﺳﻮل ﺍﻟﻠﻪﷺ ﻭيﻌﺪَﺎ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﻭﺳرﺍيﺎه‬

294
Dahulu bapakku mengajarkan kami peperangan² Rasulullãh ‫ &ﷺ‬peperangan² yang
tidak diikuti oleh beliau ‫ &ﷺ‬menyebutnya untuk kami dan beliau berkata “wahai anak²
ku ini adalah peninggalan² baik nenek moyang kalian maka janganlah kalian sia sia kan”
Atsar ini dikeluarkan oleh Al Khatib Al Baghdadi didalam Kitāb Al Jamii bil akhlaki rowi
wa adabi sami’ II /195

Halaqah yang ke dua dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Keadaan Kota
Mekkah sebelum Nabi diutus”*.

Keagamaan orang Arab dahulu sebagian besar mengikuti dakwah Nabi Ismāil alaihi
salam ketika beliau mengajak mereka mengikuti millah Ibrahim yaitu meng-esakan
Allāh dalam beribadah & tidak menyekutukan Allāh sedikit pun.
Kemudian berlalu waktu & merekapun lupa dengan dengan Tauhid meskipun masih
tersisa sebagian ajaran² Tauhid pada diri mereka, kemudian datang Amr bin Luhai al-
Khuzai yang melakukan safar ke Syam, melihat mereka menyembah berhala kemudian
pulang ke Mekkah dengan membawa salah satu berhala yang bernama khubal &
menaruhnya kedalam Ka’bah. Kemudian mengajak orang-orang untuk menyekutukan
Allāh & mereka pun mengikuti, akhirnya penduduk yang ada di sekitar kota Mekkah
mengikuti orang-orang Mekkah, mereka menyembah berhala terjerumus dalam
penyembahan kepada selain Allāh. Setiap kabilah memiliki berhala, setiap kota memiliki
berhala, setiap rumah memiliki berhala bahkan didalam Ka’bah Baitullah yang dibangun
oleh Nabi Ibrahim untuk beribadah kepada Allāh dihadapannya ada kurang lebih 360
berhala & diantara berhala mereka yang paling lama & paling besar ada 3 – Mannah, Al
Lath & Al Uzza.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

‫ا َ ق ا‬ ُ َْ َ َ
‫ﺃﻓ َرﺃيﺘ ُم ﺍﻟَلﺕ َﻭﺍﻟ ُﻌزى‬
ُْْ ََ ‫َ َ ا‬
‫َﻭ َﻣﻨﺎة ﺍﻟﺜ ِﺎﻟﺜﺔ ﺍألﺧ َرى‬
َ ُْ ْ ُ َ َ ‫ا‬ ُ ََ
‫ﺃﻟك ُم ﺍﻟذﻛ ُر َﻭﻟﻪ ﺍألﻧﺜى‬

_Bagaimana pendapat kalian tentang Al Latta & Al Uzza_


Dan yang ketiga adalah Mannah _apakah bagi kalian anak laki-laki & bagi Allāh anak
wanita_
[Surat An-Najm 19-21]
Diantara kesyirikan mereka, mereka menyembelih untuk berhala, sebagaimana firman
Allāh ‫ﷻ‬:

ُّ ََ َ ُ
‫َﻭ َﻣﺎ ذ ِﺑح ﻋﻠى ﺍﻟﻨ ُص ِﺐ‬
_dan apa yang disembelih untuk berhala_
[QS Al-Ma’idah 3]
Dan mereka mengkhususkan sebagian makanan atau minuman untuk berhala mereka,
sebagaimana firman Allāh ‫ ﷻ‬:

295
َ َ ُ َ َ ْ َ َّ َ َ ُ َ َ َ َْ ْ َ ‫َ َ َ ق‬ َّ ُ َ
ِ ‫َﻭﺟ َﻌﻠﻮﺍ ِﻟﻠ ِﻪ ِﻣ امﺎ ذ َﺭﺃ ِﻣﻦ ﺍﻟح ْر ِث َﻭﺍألﻧ َﻌ ِﺎم ﻧ ِص ًيبﺎ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ َ ذﺍ ِﻟﻠ ِﻪ ِﺑزﻋ ِم ِه ْم َﻭَ ذﺍ ِﻟش َرَك ِﺎﺋﻨﺎ‬

_dan mereka menjadikan bagi Allāh bagian dari apa yang Allāh ciptakan berupa
tanaman & hewan ternak kemudian mereka mengatakan “ini adalah untuk Allāh atas
persangkaan mereka & ini adalah untuk sesembahan² kami”_
[QS Al-An’am 136]
Dan mereka bernadzar untuk berhala, Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :

ْ َ َ َ ْ ‫ْ َ َ ْ َ ا‬ ٌ َ َْ َ ُ َ َ
‫…ﻭقﺎﻟﻮﺍ َ ِذ ِه ﺃﻧ َﻌ ٌﺎم َﻭح ْرث ِحﺠ ٌر َل يﻄ َﻌ ُمهﺎ ِﺇَل َﻣﻦ نش ُﺎء ِﺑزﻋ ِم ِه ْم‬

_dan mereka berkata ini adalah hewan² ternak & tanaman yang haram tidak boleh
memakannya kecuali orang-orang yang kami izinkan (dengan persangkaan mereka)_
[QS Al-An’am 138]
Dan diantara keyakinan mereka bahwa berhala² tersebut akan memberikan syafaat
bagi mereka disisi Allāh.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ َ َ ُ ُ َ ُ ََْ َ ُ ُ َ َ َّ ُ ْ َ ََُُْ
ۚ ‫ﻭﻥ ﺍﻟﻠ ِﻪ َﻣﺎ َل يض ُّرَ ْم َﻭَل يﻨف ُﻌه ْم َﻭيﻘﻮﻟﻮﻥ َ ﺆَل ِء شف َﻌﺎﺅﻧﺎ ِﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠ ِﻪ‬
ِ ‫…ﻭيﻌبﺪﻭﻥ ِﻣﻦ د‬
_dan mereka menyembah kepada selain Allāh apa yang tidak memudhoroti mereka &
tidak memberikan manfaat & mereka mengatakan “mereka (sesembahan tsb) adalah
pemberi syafaat bagi kami disisi Allāh”_
[QS Yunus 18]

Halaqah yang ketiga dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Keadaan Kota
Mekkah sebelum Nabi diutus Bag II”*.

Orang-orang Arab beriman dengan para Dukun tukang ramal & ahli Nujum.
Dukun adalah orang yang mengetahui peristiwa² yang terjadi dimasa yang akan datang.
Tukang ramal (mereka) adalah orang-orang yang mengaku mengetahui barang yang
dicuri / barang yang hilang dengan melakukan amalan² tertentu seperti melihat pada
mangkok dll.

Ahli Nujum (mereka) adalah orang-orang yang melihat bintang untuk mengetahui apa
yang terjadi di alam semesta dimasa yang akan datang. Apabila turun hujan mereka
mengatakan ” _hujan ini adalah dengan sebab dengan bintang ini & itu_”

Diantara keyakinan orang-orang Jahiliyyah adalah Tiaroh yaitu merasa sial karena
sesuatu. Apabila memiliki hajat mereka menerbangkan burung, bila burung tersebut
terbang ke kanan mereka melanjutkan hajatnya & apabila terbang ke kiri maka mereka
tidak melanjutkan hajatnya.

296
Demikian pula mereka merasa sial dengan adanya seekor hewan yang lewat dihadapan
mereka, merasa sial di hari-hari tertentu atau bulan tertentu dll.

Halaqah yang keempat dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Keadaan Kota
Mekkah sebelum Nabi ‫ ﷺ‬diutus Bag III”*.

Orang-orang Jahiliyyah tidak menghargai wanita, menikahi wanita dengan jumlah tanpa
batas, menikahi dua saudari sekaligus, menikah dengan istri bapaknya apabila dicerai
oleh sang bapak atau ditinggal mati. Itu semua biasa di zaman Jahiliyyah.

Ada diantara mereka yang mengubur hidup² wanita yang tidak berdosa hanya takut
dipermalukan dengan sebab wanita tersebut.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ْ َ ُ َْ َ ْ َ َُ ْ َ
‫َوإذا ال َم ْو ُءودة ُسئلت ◈بأ ِّي ذنُ قتلت‬

_dan apabila anak wanita yang dikubur ditanya, sebab dosa apa dia dibunuh_
[QS At-Takwir 8-9]

Wanita menjadi harta warisan sebagaimana barang yang diwariskan tersebar perjinaan
& pelacuran pada seluruh tingkatan, tersebar minuman keras & perjudian.

Ada diantara mereka yang membunuh anak karena takut menjadi miskin atau karena
kemiskinan yang sudah menimpa dia.

Mereka fanatik kepada kabilahnya & membela orang yang berasal dari satu kabilah baik
dia salah atau benar.

Orang-orang Jahiliyyah sangat taklid kepada nenek moyang nya didalam urusan agama,
memandang bahwa adat istiadat itulah yang paling baik.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ً َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ ََ َ ْ َ ُ َ َّ َ َ ْ َ َ َٰ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ
َّ ‫الل ُه َوإ َلى‬ َ
‫الر ُسول قالوا َح ْس ُبنا َما َو َجدنا عل ْيه َآب َاءنا ۚ أ َول ْو كان َآباؤه ْم َّل َي ْعل ُمون ش ْيئا َوَّل‬ ‫َوإذا قيل لهم تعالوا إلى ما أنزل‬
َ َُ
‫َي ْهتدون‬
_dan apabila dikatakan kepada mereka kesinilah kalian kepada apa yang diturunkan
oleh Allāh & kepada Rasul, mereka mengatakan cukuplah bagi kami apa yang kami
dapatkan diatasnya bapak² kami meskipun bapak² mereka tidak mengetahui sesuatu &
tidak mendapatkan petunjuk_
[QS Al-Ma’idah 104]

297
Mereka senang berperang dengan kabilah lain & mudah sekali menumpahkan darah,
berperang karena sebab yang sepele kemudian berperang selama puluhan tahun
terbunuh ribuan manusia.

Halaqah yang kelima dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Keadaan Kota
Mekkah sebelum Nabi ‫ ﷺ‬diutus Bag IV”*.

Masih ada diantara ahli Jahiliyyah sisa² ajaran Nabi Ibrahim, seperti

Pengagunggungan rumah Allāh


Tawaf
Haji
Umrah
Wukuf di Arafah
Bermalam di Mudjalifah dll

Namun mereka membuat bidah didalamnya, seperti misalnya


Orang² Quraisy melakukan Wukuf di Mudjalifah & bukan di Arafah yang demikian den
alasan mereka (orang² Quraisy) adalah penduduk tanah haram sehingga menurut
mereka, mereka harus Wukuf di tanah Haram, padahal ini menyelisihi ajaran Nabi
Ibrahim alaihi salam.

Namun perlu diketahui bahwasanya ahli Jahiliyyah selain memiliki kebiasaan² yang
buruk & keyakinan² yang menyimpang sebagaimana sudah berlalu Penjelasan nya
mereka juga memiliki sifat² yang mulia diantaranya

❶ Al Karom
Yaitu kedermawanan. Mereka saling berlomba di dalam memuliakan tamu terkadang
datang tamu & tuan rumah tidak memiliki harta kecuali satu unta nya yg merupakan
kehidupan dia & keluarganya maka dia menyembelih unta tersebut untuk menghormati
tamu nya.

❷ Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menyempurnakan perjanjian dengan


orang lain.

❸ Mereka adalah orang yang sangat menjaga kehormatan dirinya. Mereka dikenal
sebagai orang yang sangat pemberani, memiliki kecemburuan yang besar & mereka rela
mengorbankan diri mereka untuk menjaga kehormatan mereka.

❹ Mereka adalah orang-orang yang sangat teguh apabila sudah memiliki tekad & tidak
mudah mundur.

298
Halaqah yang keenam dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Nasab Nabi ‫&ﷺ‬
Keluarga Beliau”*.

Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutholib bin Hasyim bin Abdul Manaf
bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luay bin Gholib bin Fihr bin Malik bin al-
Nadlhr bin Kinanah.

Fihr memiliki gelar Quraisy & Quraisy adalah keturunan Kinanah & Kinanah adalah
keturunan Ismāil bin Ibrahim alaihi salam.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda :

ulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda :

َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ
‫ واصطفاني من‬. ‫هاشم‬ ‫قريش بني‬
ٍ ‫ واصطفى من‬. ‫ واصطفى قريشا من كنانة‬. ‫إسماعيل‬ ‫إن الله اصطفى كنانة من ولد‬
َ
‫هاشم‬ ‫بني‬

“Sesungguhnya Allāh telah memilih Kinanah dari anak Ismail & memilih Quraisy dari
Kinanah & memilih Bani Hasyim dari Quraisy & memilihku dari Bani Hasyim”
[HR Imam Muslim]

Hasyim bertanggung jawab tentang air zam zam & makanan untuk Jamaah Haji beliau
lah yang pertama kali yang memulai dua perjalanan orang-orang Quraisy perjalanan di
musim dingin ke Yaman & perjalanan di musim panas ke Syam dalam rangka untuk
berdagang.

Sebagaimana didalam ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan:

ِّ َ َ ْ ْ َ
َّ ‫الش َتاء َو‬ َُْ َ َٰ َ ْ َّ َّ ْ
‫الص ْيف‬ ‫ش ◈ إيَلفهم ِرحلة‬ َّ
ٍ ‫بسم الله الرحم ِن الرحيم إليَلف قري‬
“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy kebiasaan mereka melakukan perjalanan
dimusim dingin & musim panas”
[QS Quraisy 1-2]

Suatu saat Hasyim melakukan perjalanan ke Syam untuk berdagang ketika sampai
Madinah beliau menikah dengan Salma bintu Amr (salah seorang dari kabilah Bani adi
bin An Najar), berdiam sebentar disana, kemudian melanjutkan perjalanan ke Syam.
Sedangkan Salma saat itu sedang mengandung Abdul Mutholib. Meninggal Hasyim di
Gaza & Salma melahirkan anak yang diberi nama dengan Syaibah, besar Syaibah di kota
Madinah & keluarga di Mekkah tidak mengetahui bahwa Hasyim memiliki anak di
Madinah.

299
Setelah kematian Hasyim maka yang memegang air Zam zam & rifadah adalah saudara
beliau al-Mutholib bin Abdul Manaf, ketika Syaibah mulai besar maka al-Mutholib
mendengar keberadaan putra saudaranya di Madinah, kemudian al-Mutholib pergi ke
kota Madinah mencari Syaibah & ketika melihatnya ia menangis & memeluknya &
menaikkannya diatas unta. Al-Mutholib memohon ijin kepada Salma untuk membawa
Syaibah ke Mekkah yang merupakan kekuasaan bapak Syaibah tanah Haram milik Allāh.

Ketika sampai ke Mekkah & saat itu Syaibah membonceng al-Mutholib diatas unta nya
berkatalah manusia _’ini adalah Abdul Mutholib’_ yaitu budak dari al-Mutholib, berkata
al-Mutholib _’celakalah kalian ini adalah anak dari saudara ku Hasyim’_.

Setelah meninggal al-Mutholib maka Abdul Mutholib menggantikan peran Beliau, suatu
saat Abdul Mutholib bermimpi melihat posisi sumur Zam zam kemudian dia menggali
tempat tersebut & semenjak itulah Abdul Mutholib yang mengurus air Zam zam.

Adapun Abdullāh bapak Rasulullãh ‫ ﷺ‬maka beliau adalah anak yang paling baik
diantara anak² Abdul Mutholib paling terhitung paling dicintai Abdul Mutholib
memilihkan untuk Abdullāh Aminah binti wahb bin Abdul Manaf bin Jahroh bin Kilab &
dia adalah termasuk wanita termulia diantara wanita² Quraisy bapaknya adalah
pemuka Bani Jahroh.

Setelah menikah Abdul Mutholib mengutus Abdullāh ke Madinah untuk suatu


keperluan, kemudian Abdullāh meninggal di Madinah & Rasulullãh ‫ ﷺ‬ada di rahim
Aminah, Abdullāh meninggalkan 5 ekor unta & ummu Aiman seorang budak wanita dari
Habasyah yang kelak akan mengasuh Rasulullãh ‫ﷺ‬.

Halaqah yang ke tujuh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Kelahiran Nabi
‫ &ﷺ‬Keluarga Beliau”*.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬dilahirkan di hari Senin, sebagaimana beliau kabarkan di dalam hadits


Abu Qotadah al-Amsory yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwasanya beliau ‫ﷺ‬
ditanya tentang berpuasa di hari Senin, maka beliau mengatakan:

menjawab,

‫فيه ولدت وفيه أنزل علي‬.

_Di dalamnya aku dilahirkan & didalamnya pertama kali turun wahyu kepada ku_

Beliau dilahirkan ditahun Gajah yaitu di tah 570 M. Tahun dimana terjadi kejadian besar
yang mengisyaratkan kejadian yang lebih besar yang menunjukkan bahwa Allāh
menginginkan kebaikan bagi manusia.

300
Pada tahun tersebut Abrohah gubernur Yaman yang berada di bawah raja Habasyah
membangun gereja besar dengan dimaksud untuk memindah haji Orang-orang Arab
kesana yang selama ini mereka berduyun² & berpayah² ke Ka’bah dari berbagai tempat
yang jauh yang demikian membuat marah orang-orang Arab yang mengagungkan
Ka’bah, salah seorang dari mereka mendatangi gereja besar tersebut & membuang hajat
didalamnya, Abrohah marah & bersumpah untuk pergi ke Ka’bah untuk
menghancurkannya. Maka Abrohah pergi dengan tentaranya dengan membawa Gajah,
orang-orang Arab berusaha untuk menghalangi akan tetapi mereka tidak mampu,
ketika sampai di luar Mekkah Abdul Mutholib sebagai pemuka Quraisy mendatangi
Abrohah yang sudah mengambil 200 unta nya, Abrohah setelah turun dari kursinya &
mendudukan Abdul Mutholib bersamanya sebagai penghormatan kepadanya dia
bertanya kepada Abdul Mutholib

_’apa yang engkau inginkan & apa keperluanmu?_

Berkata Abdul Mutholib: _’keperluanku adalah supaya Raja mengembalikan kepadaku


200 unta yang dia ambil dariku’_

Berkata Abrohah dengan nada menghina _’engkau meminta kepadaku 200 unta yang
aku ambil darimu & membiarkan rumah yang itu adalah agamamu & agama bapak² mu
yang aku datang untuk menghancurkannya, engkau tidak berbicara kepadaku tentang
rumah ini?_

Berkata Abdul Mutholib _’aku adalah yang memiliki unta² tersebut sedangkan rumah itu
dimiliki oleh Tuhan yang akan menjaganya_

Berkata Abrohah _dia tidak bisa mencegahku_

Abdul Mutholib menjawab _’itu adalah urusanmu’_

Maka orang-orang Quraisy pun berkumpul diatas gunung² Mekkah melihat apa yang
akan terjadi, Abrohah bersiap² untuk memasuki kekota Mekkah & mempersiapkan
Gajah nya, tetapi Gajah tersebut menderung di jalan ketika dipukul supaya berdiri dia
enggan, tetapi ketika diarahkan ke Yaman maka dia segera lari dalam keadaan demikian
Allāh mengirimkan burung² yang membawa batu batu yang apabila mengenai salah
seorang dari pasukan Abrohah dia akan meninggal, berlarianlah pasukan Abrohah &
berjatuhan, Abrohah pun terkena batu di jasadnya mereka membawa Abrohah ke
Yaman & terputus jari² nya satu demi satu & sesampai dia di Yaman Abrohah pun
meninggal dunia.

Dan inilah yang Allāh kisahkan di dalam surat al-Fiil, Allāh Subhānahu wa Ta’āla
berfirman:

301
ْ َ ُ َ َ ََ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ََ َّ ََ َ
‫ف ف َع َل َرُّبك بأ ْص َحاب الفيل ◈أل ْم َي ْج َع ْل ك ْيده ْم في تضليل‬ َّ ‫الر ْح َم َٰ ن‬
‫الرحيم◈ ألم تر كي‬ ِ
َّ ‫الله‬ ‫َوأ ْر َس َل عل ْيه ْم ◈ب ْسم‬
ُْ َ َ َ َ َ ‫َط ْي ًرا َأ َباب‬
‫يل ◈ ت ْرميه ْم بح َج َارة م ْن س ِّجيل ◈ف َج َعل ُه ْم ك َع ْصف َمأ كول‬

_Apakah engkau tidak melihat apa yang telah dilakukan oleh Rabb mu kepada tentara
Gajah, bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka dalam kesia – sia an &
mengirim kepada mereka burung² yang berbondong² yang melempari mereka dengan
batu yang terbuat dari tanah yang mengeras, maka Allāh menjadikan mereka hancur
seperti daun² yang dimakan oleh hewan ternak_
[Surat Al-Fil 1-5]

Kejadian ini adalah sejarah besar bagi orang-orang Arab sehingga mereka menjadikan
kejadian ini sebagai penanggalan, mereka mengatakan ini terjadi di tahun Gajah atau
mengatakan si Fulan dilahirkan beberapa tahun setelah tahun Gajah dst.

Halaqah yang Kedelapan dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Muhammad
‫ ﷺ‬Disusui “*.

Setelah melahirkan Aminah mengabarkan kepada Abdul Mutholib tentang kelahiran


cucunya, maka datanglah Abdul Mutholib dalam keadaan sangat berbahagia kemudian
memandang & membawa masuk Muhammad kedalam ka’bah, memberi nama beliau
dengan Muhammad, sebuah nama yang asing diantara orang-orang Arab.

Abdul Mutholib kemudian mencari wanita Arab Badui yang bisa menyusui Muhammad
‫ﷺ‬, sebagaimana ini adalah kebiasaan orang-orang Arab kota yang demikian adalah
untuk menjauhkan beliau dari berbagai penyakit kota & supaya kuat badannya &
menguasai bahasa Arab fasih. Namun saat itu banyak wanita² Arab Badui yang tidak
mau menyusui beliau karena beliau adalah seorang anak yatim tidak memiliki ayah
yang bisa membayar upah bagi mereka.

Akhirnya Halimah bintu Abi Dhuayb As-Sa’diyah seorang wanita Arab Badui dari Bani
Sa’ad yang sedang mencari anak² yang bisa Disusui, beliau lah yang bersedia menyusui
Muhammad ‫ ﷺ‬setelah awalnya tidak mau menyusui namun karena beliau merasa iba &
kasihan & tidak ingin pulang ke Bani Sa’ad dalam keadaan tidak membawa seorang bayi
pun, maka Halimah bersedia menyusui Muhammad & membawanya Bani Sa’ad.

Dibawalah Muhammad ke lingkungan barunya & Halimah merasakan berkah yang luar
biasa setelah menyusui Muhammad ‫ﷺ‬, berkah & kebaikan dalam berbagai urusannya.

Setelah dua tahun tinggal di Bani Sa’ad Muhammad ‫ ﷺ‬di bawa oleh Halimah kepada
ibunya untuk dikembalikan & saat itulah Halimah meminta & merayu Aminah untuk
memberinya kesempatan lagi mengasuh Muhammad karena melihat banyaknya

302
kebaikan yang dia dapatkan dengan mengasuhnya & supaya Beliau tidak terkena wabah
penyakit yang ada di Mekkah, akhirnya Aminah menyetujui permintaan tersebut.

Halaqah yang kesembilan dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Pembelahan
Dada Nabi ‫ﷺ‬, Meninggalnya Aminah & Abdul Mutholib “*.

Pada tahun ke empat / kelima semenjak kelahiran Nabi ‫ﷺ‬, terjadi kejadian besar yang
menimpa Muhammad ‫ﷺ‬.

Di dalam shahih Muslim, Imam Muslim meriwayatkan bahwa datang Malaikat Jibril &
Muhammad ‫ ﷺ‬sedang bermain bersama anak-anak, kemudian Malaikat Jibril
membelah dada beliau mengeluarkan dari jantungnya segumpal darah hitam, kemudian
membuangnya & mencuci jantung nya didalam bejana yang terbuat dari emas yang di
dalamnya ada air Zam zam sehingga jantung tersebut bersih kemudian
mengembalikannya seperti semula.

Datanglah anak² tersebut melapor kepada Halimah bahwa Muhammad telah terbunuh,
kemudian mereka pun menyambut Muhammad & beliau dalam keadaan sudah berubah
wajahnya, Halimah sebagai ibu yang menyusui Muhammad ‫ ﷺ‬merasa takut dengan
kejadian aneh yang menimpa Muhammad, maka diapun mengembalikan beliau kepada
ibunya sampai berumur 6 tahun.

Pada tahun itulah Aminah mengajak Muhammad putranya yang sudah yatim untuk
menziarahi kubur suaminya di kota Madinah & bersama mereka Abdul Mutholib &
Ummu Aiman sang pembantu.

Ketika kembali pulang Aminah sakit & meninggal di al-Abwa sebuah sebuah kota antara
Madinah & Mekkah. Jadilah Muhammad yang sangat masih kecil tersebut & sangat kasih
sayang & perhatian hidup tidak memiliki orang tua.

Kemudian kembalilah beliau bersama kakek nya yang sangat sayang kepada beliau ‫ﷺ‬
bahkan lebih di sayangi daripada anak² nya yang lain.

Dahulu Abdul Mutholib memiliki tikar disekitar Ka’bah, tidak ada anak² nya yang berani
duduk bersama Abdul Mutholib di atas tikar tersebut, karena menghormati bapaknya.
Namun Abdul Mutholib membiarkan Muhammad duduk bersamanya duduk diatas tikar
& mengusap punggungnya & senang apa yang dia lakukan.

Ketika berumur 8 tahun meninggal lah Abdul Mutholib (kakek yang sangat sayang
kepada beliau) & sebelum meninggal Abdul Mutholib menyerahkan kepengurusan cucu
nya kepada Abu Tholib paman saudara kandung Abdullah bin Abdul Mutholib.

303
Halaqah yang kesepuluh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Muhammad
‫ ﷺ‬Dibawah Tanggungan Abu Thalib”*.

Setelah meninggal Abdul Mutholib, Abu Tholib sebagai paman berusaha menunaikan
hak keponakannya dengan sebaik-baiknya, bahkan mendahulukan Muhammad diantara
sekian banyak putranya selama lebih 40 tahun disampingnya, melindunginya &
membela dengan ucapan & juga fisik nya.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬tumbuh sebagai seorang pemuda yang dijaga oleh Allāh terjauh dari
kotoran² Jahiliyyah & kebiasaan mereka. Paling menjaga kehormatan, paling baik
akhlak nya, sangat pemalu, paling jujur ucapannya, sangat menjaga amanah, jauh dari
perilaku jorok & kasar, sehingga dikenal diantara masyarakat Jahiliyyah sebagai
seorang Al-Amiin (yang dapat dipercaya).

Beliau dikenal banyak silaturahim, menghormati tamu, membantu yang lain didalam
kebaikan, memakan dari usaha sendiri & Qonaah (merasa cukup) dengan apa yang
Allāh berikan.

Ketika beliau berumur 14 atau 15 tahun terjadilah perang al-Fujar antara Quraisy &
Kinanah melawan Qois & ‘inan, namun tidak ada riwayat yang shahih yang
menyebutkan bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬saat itu ikut berperang, kemudian beliau ‫ﷺ‬
sempat menghadiri sebuah kesepakatan antara Bani Hasyim, Bani Umayyah, Bani
Zahroh & juga Bani Makjum yang isi kesepakatan tersebut adalah untuk saling
menolong & saling membantu orang yang didholimi serta mengembalikan kebaikan
kepada yang memiliki.

Halaqah yang ke sebelah dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Pernikahan
Muhammad ‫ ﷺ‬dengan Khadijah radiallahu anha”*.

Pada saat berumur 25 tahun Muhammad ‫ ﷺ‬menikah dengan Khadijah seorang wanita
Quraisy yang memiliki kedudukan yang tinggi & harta yang melimpah, ada yang
mengatakan bahwa umur Khadijah saat itu 28 tahun & ada yang mengatakan 40 tahun.

Khadijah, beliau adalah Khadijah bintu Khuwailid bin As’ad bin Abdul Uzza bin Qushai
bin Kilab bin Murrah bin Kaab bin Luay al-Qurosiyyah.

Beliau adalah termasuk wanita Quraisy yang paling baik nasabnya harta & akalnya &
beliau lah wanita yang pertama kali dinikahi oleh Muhammad ‫ &ﷺ‬beliau tidak
menikah dengan seorang wanita pun setelah Khadijah sampai Khadijah meninggal.

Setelah menikah dengan Khadijah telah lahir dari beliau enam orang anak

304
Al Qosim
Abdullāh
Zainab
Rukayyah
Ummu kulsum
Fatimah

Al-Qosim & Abdullāh meninggal ketika masih kecil sedangkan yang wanita semuanya
menemui kenabian Muhammad ‫ &ﷺ‬masuk Islām tetapi semuanya meninggal dunia
sebelum Rasulullãh ‫ﷺ‬, kecuali Fatimah, maka beliau meninggal meninggal 6 bulan
setelah kematian Rasulullãh ‫ﷺ‬.

Adapun riwayat² perincian tentang bagaimana pernikahan beliau ‫ﷺ‬, seperti cerita
bahwa beliau berdagang ke Syam dengan membawa harta Khadijah bintu Khuwailid &
bahwasanya Khadijah mengutus Maisaroh (seorang budak milik beliau) untuk
menemani Muhammad didalam perdagangan ini kemudian ketika pulang, Khadijah
melihat ke amanah an Muhammad & Maisaroh juga menceritakan kemuliaan akhlak
pikiran yang jernih & kejujuran Muhammad ‫ &ﷺ‬kisah bahwa Khadijah mengutus
utusan kepada Muhammad ‫ ﷺ‬menawarkan kepada beliau untuk menikah kemudian
Muhammad setuju & berbicara kepada pamannya, kemudian setelah itu mereka pergi
ke paman Khadijah & meminangnya setelah itu dilangsungkan pernikahan maka
riwayat² tersebut adalah lemah.

Halaqah yang kedua belas dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Renovasi
Ka’bah”*.

Ketika Muhammad ‫ ﷺ‬berumur 35 tahun, berkumpulah orang² Quraisy untuk


merenovasi Ka’bah. Ketika bangunan sudah selesai direnovasi dan tinggal menaruh
Hajar Aswat maka terjadi perselisihan masing-masing kabilah merasa berhak untuk
meletakkan kembali Hajar Aswat & mereka menganggap ini adalah sebuah kehormatan
sampai hampir² terjadi peperangan.

Kemudian setelah itu mereka bersepakat pada hari tertentu bahwa yang pertama kalo
memasuki masjidil Harom di hari tersebut dialah yang memberi keputusan diantara
mereka & ternyata yang pertama kali masuk adalah Muhammad ‫ﷺ‬, merekapun berkata
:
_ini adalah al-Amiin, kami meridhoinya_

Maka Muhammad ‫ ﷺ‬meminta sebuah kain & mengambil hajar Aswat kemudian
meletakkan hajar Aswad diatas kain tersebut. Setelah itu beliau meminta masing-
masing kabilah untuk memegang kain & membawa Hajar Aswad bersama² menuju
tempatnya.

305
Sehingga sudah sampai ketempatnya, Muhammad ‫ ﷺ‬mengambilnya & meletakkan pada
tempatnya dengan demikian selesai lah renovasi Ka’bah.

Demikianlah Muhammad dengan hikmahnya memadamkan api fitnah yang hampir


berkorbar di antara orang² Quraisy.

Halaqah yang ketiga belas dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Penjagaan
Allah Kepada Muhammad ‫ ﷺ‬Sebelum Kenabian Beliau”*.

Diantara penjagaan Allāh kepada Muhammad ‫ﷺ‬, sebelum diwahyukan ketika renovasi,
Muhammad mengangkat batu bersama paman beliau Abbas, Abbas saat itu
mengusulkan kepada Muhammad ‫ ﷺ‬supaya mengangkat izzar beliau yaitu pakaian
bagian bawah & meletakkannya diatas leher bagian belakang supaya menjaga
Muhammad dari bekas batu yang yang diangkat, ketika mereka jauh dari manusia,
tatkala beliau akan melakukannya tiba-tiba beliau pingsan & ketika bangun beliau pun
meminta supaya dikencangkan izzar nya.
[HR Al Bukhari & Muslim]

Dan kejadian tersebut terjadi saat beliau berumur 35 tahun.


[diriwayatkan oleh Abdul Rozak di dalam al-Musanaf]

Dan sebagai mana yang diketahui bahwa telanjang pada saat itu bukan saat aneh
menurut orang² Arab Jahiliyah, dahulu mereka biasa thowaf dalam keadaan telanjang
kecuali orang² Quraisy. Dan Thowaf dalam keadaan telanjang terus dilakukan oleh
mereka sampai dilarang oleh Rasulullãh ‫ﷺ‬pada tahun 9 Hijriyah lewat perantaraan
Abu Bakar as-Syidik.

Abu Bakar mengumumkan

ٌ ُ ْ ُ ُ َ ٌ ْ ْ َ ُّ َ ََ
‫أَّل َّل َي ُحج َب ْعد ال َعاٌ ُمش ِرك َوَّل َيطوف بال َب ْيت ع ْر َيان‬

_janganlah ada orang Musyrik yang berhaji setelah tahun ini & jangan ada orang yang
Thowaf di sekitar Baitullah dalam keadaan telanjang_
[HR Bukhori]

Kejadian diatas menunjukkan bahwa Nabi ‫ ﷺ‬terjaga dari apa yang dianggap tercela
baik sebelum kejadian maupun setelah kejadian.

Diantara penjagaan Allāh kepada beliau ‫ ﷺ‬Sebelum Kenabian, bahwa beliau berpegang
teguh dengan warisan Nabi Ibrahim & Ismail didalam akidah Haji, pernikahan dll.

306
Pernah beliau ‫ ﷺ‬bersama Zaid Ibnu Haritsah kemudian Zaid menyentuh berhala
dengan tangan kanannya, maka Muhammad ‫ ﷺ‬melarang Zaid, kemudian Zaid
menyentuh lagi & dilarang kembali oleh Muhammad ‫ﷺ‬. Zaid bin Haritsah bersumpah
bahwa Rasulullãh ‫ ﷺ‬tidak pernah menyentuh berhala sedikit pun.
[Hadits Hasan di riwayat oleh Ath Thabrany di dalam al-Mu’jamul kabir]

Sebelum menjadi Nabi ‫ ﷺ‬pernah dihidangkan kepada beliau daging & beliau tidak
memakannya karena takut makanan tersebut termasuk yang disembelih untuk berhala.
[HR al-Bukhori]

Beliau dahulu wukuf di Arafah sebagaimana dilakukan oleh Nabi Ibrahim alaihi salam
berbeda dengan orang² Quraisy yang mereka wukuf di Mudzalifah menyelisihi ajaran
Nabi Ibrahim.

Halaqah yang keempat belas dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Kabar
Para Nabi Dengan Kedatangan Nabi ‫*”ﷺ‬.

Disebutkan di dalam Al-Qur’an bahwa Isa Ibnu Maryam alaihi salam telah memberi
kabar gembira dengan kedatangan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:


ْ ِّ َّ َ ً ِّ ُ َ َّ ُ ُ َ ِّ َ َ ْ َ ‫َوإ ْذ َق‬
‫ول الله إل ْيك ْم ُم َصدقا ل َما َب ْي َن َيد َّي م َن الت ْو َراة َو ُم َبش ًرا ب َر ُسول َيأتي م ْن‬ ‫يسى ْاب ُن َم ْر َي َم َيا َبني إسرائيل إني رس‬
َ ‫ال ع‬
ٌ ‫َب ْعدي ْاس ُم ُه َأ ْح َم ُد َف َل َّما َج َاء ُه ْم ب ْال َب ِّي َنات َق ُالوا َه َٰ َذا س ْح ٌر ُمب‬
‫ين‬
[QS Ash-Shaf 6]
_dan ketika Isā Ibnu Maryam berkata “wahai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah
Rasulullãh untuk kalian yang membenarkan at-Taurat yang datang sebelumku &
memberikan kabar gembira dengan kedatangan seorang Rasul yang datang setelahku
yang bernama Ahmad” maka ketika Muhammad datang dengan ayat² yang jelas mereka
berkata ini adalah sihir yang nyata_

Di dalam ayat yang lain disebutkan bahwa kabar gembira ini ada didalam Taurat & Injil
di sebutkan bahwa kedatangan Rasulullãh ciri² nya & sifat² nya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ُ ْ ْ ُ ْ ْ ْ َّ ُ َْ ً ُْ َ ُ َ ُ َ َّ ُْ َّ َ ُ َّ َ ُ َّ َ َ َّ
‫وبا عنده ْم في الت ْو َراة َواإلنجيل َيأ ُم ُره ْم بال َم ْع ُروف َو َين َهاه ْم ع ِن‬‫ول النب َّي األ ِّم َّي الذي يجدونه موت‬‫الذين يتبعون الرس‬
ْ َ َ َّ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ ْ ْ ُ ْ َ ُ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ِّ َ ُ َ
ْۚ ‫ت َع َل ْيهم‬ َ ِّ َّ ُ ُ َ ُّ ُ َ َ ْ ُ ْ
‫…المنو ِر ويحل لهم الطيبات ويحرٌ عليهم الخبائث ويضع عنهم إصرهم واألغَلل التي كان‬
[QS Al-A’raf 157]
_orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang Ummi yang mereka temukan tertulis
namanya didalam Taurat & Injil, dia memerintahkan mereka dengan kebaikan &
melarang mereka dari kemungkaran & menghalalkan untuk mereka perkara² yang baik

307
& mengharamkan atas mereka perkara² yang jelek & menghilangkan dari mereka
syariat yang berat & susah yang dahulu diwajibkan atas mereka_

Berkata Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah

‫واألخبار بمعرفة أهل الوتاب صفة محمد – صلى الله عليه وسلم – في الوتُ القديمة عندهم متواترة عنهم‬.
_dan kabar-kabar bahwa Ahlul kitab mengetahui sifat Muhammad ‫ ﷺ‬yang ada didalam
kitab² yang dulu adalah kabar² yang mutawatir dari mereka_
[Al Jawabush Shahih I/340].

Demikian pula kabar dari orang-orang yang telah masuk Islām & belum masuk Islām
mereka mengabarkan demikian, seperti apa yang dialami oleh orang² Anshor saat
mereka masih Musyrik dahulu orang² Yahudi yang merupakan tetangga mereka Dikota
Madinah sering mengabarkan kepada mereka akan kedatangan Nabi terakhir yang
mereka tunggu & mereka mengancam akan memerangi orang² Musyrikin bersama Nabi
tersebut.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengabarkan:

َ َ ُ َ ُ ََ َ َ َ َّ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ٌ ِّ َّ ْ ٌ ‫َو َل َّما َج َاء ُه ْم ك َت‬


‫ين كف ُروا فل َّما َج َاءه ْم َما ع َرفوا كف ُروا‬ ‫اب م ْن عند الله ُم َصدق ل َما َم َع ُه ْم َوكانوا من قبل يستفتحون على الذ‬
َّ ُ َ ْ َ َ
َ ‫الله َع َلى ْال َكافر‬
‫ين‬ ِ ‫به ۚ فلعنة‬
[QS Al-Baqarah 89]
_dan ketika datang kepada mereka kitab dari sisi Allāh yang membenarkan apa yang
ada bersama mereka padahal sebelumnya mereka mengabarkan bahwa mereka akan
meminta tolong dengan Nabi tersebut untuk memerangi orang² kafir, maka ketika
datang kepada mereka apa yang mereka ketahui tiba-tiba mereka kufur, maka laknat
Allāh atas Orang² yang kafir_

Dalil dalil atas kebenaran kenabian Muhammad ‫ ﷺ‬tidak hanya dengan kabar² gembira
tersebut namun Al-Qur’an syariat yang sempurna, mukjizat² beliau ‫ ﷺ‬yang telah
disaksikan oleh banyak manusia, perjalanan hidup beliau baik ibadah, akhlak dakwah
jihad dll, ini semua menunjukkan kebenaran kenabian beliau ‫ﷺ‬.

Halaqah yang kelima belas dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Kenabian
Muhammad ‫*”ﷺ‬.

Ketika beliau berumur kurang lebih 40th, Allāh Subhānahu wa Ta’āla ingin merahmati
para Hamba & memberikan kebaikan bagi alam ini. Allāh menjadikan Muhammad ‫ﷺ‬
saat itu senang bersendiri beribadah di Gua Hiro yang berjarak sekitar 2mil dari kota
Mekkah, beliau membawa bekal secukupnya kemudian tinggal disana beberapa hari &
disanalah beliau beribadah kepada Allāh, merenungi alam semesta & kebesaran Allāh

308
ajja wajalla. Beliau merasa risih & tidak tenang dengan apa yang dilakukan oleh
kaumnya berupa kesyirikan kepada Allāh & keyakinan² yang batil.

Diceritakan oleh Aisyah radiallahu anha bahwa pada satu saat beliau didatangi oleh
Malaikat & berkata _bacalah_ Beliau mengatakan _aku tidak bisa membaca_ kemudian
Malaikat memeluknya dengan erat sampai Nabi ‫ ﷺ‬kepayahan, kemudian melepasnya &
berkata kembali _bacalah_ beliau mengatakan _aku tidak bisa membaca_ terjadi hal ini
sampai 3 kali, kemudian Malaikat membaca

ََ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ َّ َ ْ ‫ان َما َل ْم ❷ ْاق َ ْرأ ب‬


‫اسم َ ِّربك الذي خلق❶ خلق اإلن َسان م ْن علق‬
َ َ ْ ْ َ َّ َ َ َ ْ َّ َ َّ َْْ َ ْ ْ
‫اق َرأ َو َرُّبك األ ك َر ٌُ ❸ الذي عل َم بالقلم ❹ علم اإلنس‬
َ
‫❺ َي ْعل ْم‬
[Surat Al-‘Alaq 1-5]
_bacalah dengan nama Rabb mu yang menciptakan, menciptakan manusia dari
segumpal darah, bacalah & Rabb mu yang paling Mulia, yang mengajarkan dengan pena
mengajarkan manusia apa yang dia tidak ketahui_

Maka Rasulullãh ‫ ﷺ‬pulang kepada Khadijah dalam keadaan takut & berkata:
_”selimuti aku, selimuti aku”_

maka Khadijah menyelimuti beliau sampai hilang rasa takutnya, kemudian beliau pun
mengabarkan kepada Khadijah apa yang terjadi & berkata:
_”aku takut atas keselamatan diriku_”,

Khadijah pun berusaha untuk menenangkan Nabi Muhammad ‫ &ﷺ‬berkata:


_”tidak Demi Allāh, Allāh tidak akan menghinakan mu selamanya engkau adalah orang
yang menyambung tali silaturahim penanggung kesusahan orang memberi orang yang
tidak punya, memberi hidangan kepada tamu & menolong orang-orang yang membela
kebenaran”_

kemudian Khadijah membawa Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬kepada Waroqoh bin Naufal bin
Asad bin Abdul Uzza (anak paman Khadijah) & beliau adalah orang Nashrani dizaman
Jahiliyyah beliau menulis kitab dengan bahasa Ibrani, orangnya sudah tua & buta,
kemudian Khadijah berkata
_”wahai anak pamanku dengarkanlah dari anak saudara mu”_

Waroqoh berkata:
_”wahai anak saudaraku apa yang engkau lihat?”_

kemudian Rasulullãh ‫ ﷺ‬mengabarkan apa yang beliau lihat, berkata Waroqoh:


_”ini adalah Jibril yang Allāh turunkan kepada Musa, seandainya aku masih hidup ketika
kaummu akan mengeluarkanmu”_

309
berkata Rasulullãh ‫ﷺ‬:
_”apakah mereka akan mengeluarkanku?”_

Waroqoh mengatakan
_”iya, tidaklah datang seseorang dengan yang semisal dengan apa yang engkau bawa
kecuali di akan dimusuhi, seandainya hari tersebut menemui ku niscaya aku akan
menolongmu dengan pertolongan yang kuat”_.

Kemudian beberapa waktu setelah itu Waroqoh meninggal dunia.


[HR Bukhori & Muslim]

Dengan demikian Rasulullãh ‫ ﷺ‬menjadi seorang Nabi dengan turunnya surat Al-alaq 1
sampai 5, jadilah Muhammad ‫ ﷺ‬seorang Nabi.

Halaqah yang keenam belas dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Faedah²
Dari Hadīts Aisyah Radhiallahu anha”*.

Diantara Faedah yang bisa kita ambil dari Hadīts Aisyah Radhiallahu anha :

❶ Pentingnya seorang muslim memiliki waktu berkholwah dengan Allāh ‫ﷻ‬.

Berkata Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah rahimahulla di dalam Majmu Fatawa

‫…البد للعبد من أوقات ينفرد بها بنفسه في دعائه وذكره وصالته وتفكره ومحاسبة نفسه وإصالح قلبه‬
_haruslah seorang hamba memiliki waktu² yang disitu dia menyendiri dengan dirinya
didalam doa nya, dzikirnya, sholatnya, perenungannya, musahabah terhadap dirinya &
memperbaiki hatinya_

❷ Hadīts diatas diatas menjelaskan bahwa surat al-Alaq ayat 1-5 adalah yang pertama
turun kepada Nabi ‫ &ﷺ‬ini adalah pendapat jumhur ulama.

❸ Hadīts ini menunjukkan bahwasanya sebelum menjadi Nabi, beliau ‫ ﷺ‬sudah


memiliki sifat² yang sangat mulia.

❹ Akhlak yang baik adalah sebab seorang selamat dari berbagai keburukan.

❺ Hadīts ini menunjukkan keutamaan Khadijah ketika beliau radiallahu anha berusaha
menenangkan Nabi ‫ ﷺ‬dari ketakutan dengan cara menyebutkan kebaikan² &
keutamaan² beliau, yg ini semua adalah sebab Allāh tidak akan menyia-nyiakan beliau
‫ﷺ‬.

310
❻ Usaha Khadijah sebagai seorang istri untuk mengetahui hakikat dari kejadian yang
menimpa Nabi ‫ ﷺ‬dengan mendatangi seorang yang berilmu yaitu Waroqoh supaya
Nabi ‫ ﷺ‬semakin tenang menghadapi semua ini.

❼ Kedudukan ilmu Waroqoh bin Naufal tentang para Nabi sebelum Nabi Muhammad
‫ﷺ‬.

❽ Bahwa dakwah memiliki tantangan & rintangan, sebagaimana dikabarkan oleh


Waroqoh bin Naufal.

❾ Bahwa Khadijah adalah orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullãh ‫ ﷺ‬dari
kalangan wanita.

Halaqah yang ketujuh belas dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Terputusnya Wahyu”*.

Setelah turun wahyu yang pertama Tinggal lah Rasulullãh ‫ ﷺ‬tanpa ada wahyu turun
kepada beliau, kemudian setelah itu turunlah Allāh ‫ﷻ‬.

َ َ َ َْ َ ُ ِّ َّ ْ َ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ُّ ‫َوث َي َاب َك َف َط ِّه ْر ④ َو‬


‫الر ْج َز فاه ُج ْر ⑤ َوَّل ت ْمن ْن ت ْستوث ُر ⑥ َول َر ِّبك ③ َيا أ ُّي َها ال ُمدث ُر ① ق ْم فأنذ ْر ② َو َرَّبك فو ِّب ْر‬
‫اصب ْر‬ ْ ‫⑦ َف‬
[QS Al-Muddatstsir 1-7]

_wahai orang yang berselimut, bangkitlah, kemudian berilah peringatan & Rabb mu
Agungkan lah & pakaianmu bersihkanlah & berhala tinggalkanlah & janganlah engkau
memberi untuk mendapatkan lebih banyak & untuk Rabb mu hendaknya engkau
bersabar_
[Sebagaimana didalam Hadīts yang diriwayatkan oleh Al-Bukhori & Muslim] .

Pernah terlambat wahyu turun kepada Nabi ‫ﷺ‬, kemudian berkata orang-orang
musyrikin Rabb Muhammad telah meninggalkan Muhammad. Maka Allāh menurunkan
Firman Nya

ََ َ َ َ َّ َ َّ ُّ
‫③ َوالض َح َٰى ① َوالل ْيل إذا َس َج َٰى ② َما َودعك َرُّبك َو َما قل َٰى‬
[QS Adh-Dhuhaa 1]

_Demi waktu Dhuha & Demi malam apabila sunyi, tidaklah Rabb mu meninggalkan
kamu & tidak membenci_

Adapun riwayat Nabi ‫ ﷺ‬hampir bunuh diri dengan melemparkan dirinya dari atas
gunung & bahwasanya Jibril datang & mengabarkan bahwa beliau Rasulullãh ‫ ﷺ‬maka
riwayat ini tidak shahih & maknanya bertentangan dengan kemaksuman seorang Nabi.

311
Halaqah yang Kedelapan belas dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Bagaimana Wahyu Turun Kepada Rasulullãh ‫ ﷺ‬Bag 1″*.

Dahulu Rasulullãh ‫ ﷺ‬mendapatkan kesusahan yang sangat ketika menerima wahyu


sebagaimana didalam shahih Muslim, dari beliau berkeringat deras dihari yang sangat
dingin & berubah wajah beliau sebagaimana juga diriwayatkan oleh Imam Muslim
didalam shahih nya, badan beliau menjadi berat ketika turun wahyu, berkata Zayd bin
Tsabit radiallahu anhu :

َّ ‫ َف َث ُق َل ْت‬، ‫وفخ ُذ ُه على فخذي‬


َّ ‫علي حتى خ ْف ُت أن ُت َر‬
، ‫ض فخذي‬
َ َّ ُ َّ
، ‫فأنزل على رسوله صلى الله عليه وسل َم‬

_maka diturunkan wahyu kepada Rasulullãh ‫ ﷺ‬sedangkan paha beliau ada diatas
pahaku maka menjadi berat paha beliau sampai aku takut pecah pahaku_
[HR Al Bukhori]

Dahulu beliau ‫ ﷺ‬sangat memusatkan konsentrasi beliau untuk menghafal apa yang
diturunkan kepada beliau berupa ayat-ayat Al-Qur’an, beliau menggerakkan lidah & dua
bibir beliau maka turunlah firman Allāh ‫ﷻ‬:

َُ ُ ُ َ َ َ َّ َ َ َ ْ ُ َ
‫⑰ َّل ت َح ِّرك به ل َسانك لت ْع َج َل به ⑯ إن عل ْينا َج ْم َعه َوق ْرآنه‬
[QS Al-Qiyamah 16-17]

_janganlah engkau menggerakkan lisan mu dengannya karena engkau tergesa²,


sesungguhnya kewajiban Kami mengumpulkannya & membacakannya_

Maksudnya janganlah engkau wahai Nabi menggerakkan lisanmu untuk membaca Al


Quran ketika turun wahyu karena ingin segera untuk menghafalnya & takut apabila Al
Quran tersebut lepas darimu sesungguhnya kewajiban bagi Kami mengumpulkan Al
Quran tersebut didalam dadamu kemudian kewajiban Kami menjadikan engkau bisa
membaca Al Quran tersebut dengan lisanmu kapan saja engkau kehendaki & dahulu
kerinduan beliau ‫ &ﷺ‬semangat beliau menjadikan beliau tergesa² sebagaimana
dijelaskan didalam ayat, yaitu firman Allāh

ْ ْ ُ ُ َ َ َ ْ َْ َ ُْ َ َ ُّ ْ ُ ْ ُ َّ َ َ َ
‫فت َعالى الله ال َملك ال َحق َوَّل ت ْع َج ْل بالق ْرآن م ْن ق ْبل أن ُيقض َٰى إل ْيك َو ْح ُيه َوق ْل َر ِّب ِزدني عل ًما‬

[QS Tha-Ha 114]


_dan janganlah engkau tergesa² dengan membaca Al-Qur’an sebelum wahyu itu selesai
diturunkan kepadamu & katakanlah “wahai Rabb ku tambahkanlah kepadaku ilmu”_

Halaqah yang Kesembilan belas dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Bagaimana Wahyu Turun Kepada Rasulullãh ‫ ﷺ‬Bag 2″*.

312
Rasulullãh ‫ ﷺ‬telah ditanya bagaimana wahyu datang kepadamu beliau ‫ ﷺ‬berkata:

ُ َ َ َ ُ َّ َ َ َ ً َ ْ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َ َ ِّ َ ُ َ ْ ُ َ َّ َ َ ُ ُّ َ َ َ ُ َ
‫الملك َر ُجَل‬ ‫ وأحيانا يتمثل لي‬،‫ فيفصم عني وقد وعيت عنه ما قال‬،‫ وهو أشده علي‬،‫س‬ ‫ر‬ َ ‫َأ ْح َي ًانا َي ْأتيني م ْث َل َص ْل َص َلة‬
َ ‫الج‬
ِ
ُ ‫َف ُي َك ِّل ُمني َف َأعي َما َي ُق‬
‫ول‬
[HR Bukhori & Muslim]
_kadang-kadang datang kepadaku seperti lonceng & inilah yang paling berat bagiku
kemudian dihentikan & tiba-tiba aku sudah menyerap apa yang dia ucapkan & kadang-
kadang Malaikat menjelma untukku sebagai seorang laki-laki kemudian dia berbicara
kepadaku & aku pun menyerap apa yang dia ucapkan_

Dan Wahyu datang kepada beliau ‫ ﷺ‬dalam keadaan bangun sebagaimana hal ini
ditunjukkan oleh riwayat yang shahih yang dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari &
Muslim.

Wahyu Turun Kepada beliau ‫ ﷺ‬selama 23 tahun, 13 tahun ketika beliau di Mekkah & 10
tahun di kota Madinah.

Wahyu adalah mukjizat di luar kebiasaan manusia, Nabi ‫ ﷺ‬menerima Kalamullah


dengan perantaraan Malaikat Jibril alaihi salam, dengan demikian wahyu ini tidak ada
hubungannya dengan ilham & perenungan hati.

Halaqah yang Kedua Puluh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Dakwah
Sirriiyyah Sembunyi²”*.

Setelah turun surat Al-Mudatsir 1s/d 7 & dengannya beliau ‫ ﷺ‬menjadi seorang Rasul,
mulailah beliau berdakwah di Mekkah mendakwahi orang-orang Quraisy & penduduk
Makkah dengan dakwah sembunyi² ada yang mengatakan bahwa ini berlangsung 3
tahun, Khadijah radiallahu anha adalah wanita pertama yang masuk Islām &
membenarkan Rasulullãh ‫ﷺ‬sebagaimana dalam hadits Aisyah yang telah berlalu.

Ali bin Abi Tholib yang dahulu diasuh Rasulullãh ‫ ﷺ‬semenjak sebelum menjadi Nabi
adalah anak kecil yang pertama masuk Islām ada yang mengatakan umurnya 10 tahun.

Ali bin Abi Tholib ikut Nabi ‫ ﷺ‬karena Abu Tholib adalah orang yang sedikit hartanya &
banyak tanggungannya, sehingga saat itu Rasulullãh ‫ ﷺ‬mengasuh Ali untuk
meringankan beban pamannya.

Adapun yang pertama kali masuk Islām dari laki-laki dewasa adalah Abu Bakar Asy
Syidiq radiallahu anhu.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda :

313
َ ُ َ ُ َْ َ َْ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َُُْْ ُْ َْ َ َ َّ َّ
«‫ ف َه ْل أنت ْم ت ِاركون لي َصاحبي‬،‫ َو َو َاساني بنفسه َو َماله‬،‫ َصدق‬:‫ال أ ُبو َبو ٍر‬‫ وق‬،‫ كذبت‬:‫»إن الله َب َعثني إليكم فقلتم‬

_Sesungguhnya Allāh telah mengutusku kepada kalian, kemudian kalian mengatakan


“engkau berdusta” & berkata Abu Bakar “dia telah benar” & dia telah menghiburku
dengan dirinya & dia telah menolongku dengan dirinya & dia telah menolongku dengan
jiwanya & hartanya, apakah kalian meninggalkan shahabatku_
[HR Al Bukhori]

Dengan Islām nya Abu Bakar, keluarga nya juga mengikuti beliau didalam Islām &
diantara yang pertama² masuk Islām adalah Zaid bin Haritsah Maula Rasulullãh ‫&ﷺ‬
diantara yang pertama² masuk Islām adalah:
Utsman bin Affan
Az Jubair bin Awwam
Kholid bin Said bin Al ‘ash
Abdullah bin Mas’ ud
Khubbab bin Al-Arat
Bilal Al Habasy
Ammar bin Yasir
Sumaiyyah (Ibu Ammar bin Yasir)
Amr Ibnu Abasah
Abu Dzar Al Ghifari dll

Beberapa riwayat menunjukkan bahwa beberapa shahabat mengaku & merasa dirinya
yang pertama masuk Islām & ini tidak bertentangan karena mereka mengabarkan
sesuai dengan apa yang dia lihat & dia ketahui.

Kemudian ini diantara yang menunjukkan kerahasiaan dakwah yang dilakukan oleh
Rasulullãh ‫ ﷺ‬saat itu.

Halaqah yang Kedua Puluh Satu dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Hikmah & Tujuan Dakwah Sirriiyyah”*.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬memulai dakwah beliau dengan sembunyi² & mendakwahi satu persatu
orang² yang ada disekitarnya & tidak menjaharkan dakwah beliau selama 3 tahun
adalah dengan tujuan & hikmah diantaranya :

① supaya penduduk Makkah yang penuh dengan kesyirikan & kejahilan tidak di
kagetkan dengan dakwah ini sehingga mereka menghancurkan dakwah ini dari
semenjak munculnya.

314
② supaya dakwah ini memiliki penolong² yang kelak akan menolongnya &
membelanya apabila Rasulullãh ‫ ﷺ‬menjaharkan dakwah ini.

Apabila keadaan seseorang berada disebuah tempat yang penduduknya penuh dengan
kesyirikan & kekufuran dan dikhawatirkan apabila berdakwah kepada Islām secara
terang-terangan maka dia & dakwahnya akan dihancurkan dari awal, maka silahkan dia
berdakwah dengan sembunyi² & menjaga kewajiban² agama.

Namun seseorang hidup ditengah masyarakat Islām ditegakkan syiar-syiar agama &
diizinkan seperti adzan, shalat 5 waktu, zakat, haji. Kemudian dia tidak melakukan
shalat 5 waktu atau hanya melakukan 2 kali dalam sehari dengan dalih bahwasanya ini
adalah fase Mekkah maka ini adalah kesesatan yang nyata. Tidak pernah dicontohkan
oleh Rasulullãh ‫ﷺ‬.

berkata Umar Ibn Aziz :

‫إذا رأيت قوما يتناجون فى دينهم دون العامة فاعلم أنهم في تأسيس الضاللة‬

_apabila engkau melihat sebuah kaum saling berbisik² di dalam urusan agama mereka
tanpa orang awam, maka ketahuilah bahwa mereka sedang membangun kesesatan_
Atsar ini dikeluarkan oleh Abu Nu’aim di dalam Hilatul Aulia.

Halaqah yang Kedua Puluh dua dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Diantara Pelajaran Dari Dakwah Sirriyah yang dilakukan Oleh Nabi ‫*”ﷺ‬.

Diantara Pelajaran yang bisa kita ambil dari dakwah Sirriiyyah yang dilakukan oleh
Nabi ‫ ﷺ‬:

① Pentingnya mendakwahi orang² yang paling dekat.


Ketika dakwah Sirriiyyah Nabi ‫ ﷺ‬mendakwahkan Islām kepada orang² yang sangat
dekat dengan beliau, baik keluarganya maupun teman² dekat beliau ‫ﷺ‬, demikian pula
setiap orang yang terlihat dirinya tanda kebaikan, mencintai kebaikan & kebenaran
yang beliau mengenal mereka dengan baik & mereka pun mengenal beliau ‫ ﷺ‬dengan
baik.

Abu Bakar Asy Sidiq radiallahu anhu adalah shahabat Nabi ‫ ﷺ‬semenjak beliau menjadi
Nabi, beliau adalah orang kaya & memiliki kedudukan yang tinggi diantara orang²
Quraisy. Beliau adalah sosok yang dicintai oleh manusia & memiliki akhlak yang mulia,
banyak orang yang mendatangi beliau karena ilmunya & perdagangannya, serta karena
baiknya akhlak beliau. Setelah masuk Islām beliau radiallahu anhu aktif mendakwahi
manusia kepada Islām dengan cara rahasia, beliau mendakwahi orang² yang beliau
percaya & mereka biasa mendatangi beliau radiallahu anhu telah masuk Islām dengan

315
sebab beliau Utsman Ibn Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin
Abi Waqos, Tholhah bin Ubaidillah dll. Kemudian masuklah kepada Islām banyak orang
baik laki-laki maupun wanita, sehingga mulailah tersebar kabar tentang Islām di kota
Mekkah dan Islām menjadi bahan pembicaraan.

② Bahwa seorang muslim diperintahkan mengambil sebab yang dhohir, dakwah


Sirriiyyah beliau adalah dengan perintah Allāh bukan karena beliau ‫ﷺ‬tidak beriman
dengan Takdir Allāh, tetapi ini adalah pelajaran seorang Dai supaya mengambil sebab²
kebaikan & sebab² keselamatan.

Diantara Pelajaran yang bisa kita ambil bahwa mengingkari kemungkaran apabila
mengakibatkan akan terjadi kemungkaran yang lebih besar maka tidak boleh
mengingkari kemungkaran tersebut, diawal dakwah Nabi ‫ ﷺ‬tidak mengingkari orang²
Musyrikin secara terang-terangan karena yang demikian akan menjadikan
kemungkaran yang lebih besar & akan menjadikan dakwah berhenti sebelum
berkembang.

Halaqah yang Kedua Puluh tiga dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Memulai Dakwah Jahriyah Atau Terang²an”*.

Setelah 3 tahun berdakwah dengan Sirriyah turunlah perintah Allāh untuk memulai
Dakwah dengan terang²an beliau ‫ ﷺ‬diperintahkan untuk memulai Dakwah kepada
keluarga dekat beliau, Allāh berfirman:
َ ْ َ َ َ َ ْ َْ َ
َ ‫األ ْق َرب‬
‫ين‬ ‫وأنذر عشيرتك‬
[QS Asy-Syu’ara 214]
_dan ingatkanlah keluarga dekatmu_

Maka keluarlah Nabi ‫ &ﷺ‬menaiki bukit Shofa kemudian berteriak « Ya Shobahah» ini
adalah sebuah kalimat yang dipakai oleh orang Arab untuk meminta tolong ketika
melihat musuh akan menyerang.

Maka berkumpulah orang-orang Quraisy dari berbagai kobilah kemudian beliau ‫ﷺ‬
berkata kepada mereka

_Ya Bani Fulan, Ya Bani Manaf, Ya Bani Abdil Mutholib apa pendapat kalian seandainya
aku kabarkan kepada kalian bahwa pasukan berkuda akan keluar dari atas bukit ini,
apakah kalian membenarkan aku?_

Mereka berkata
_kami tidak pernah melihat engkau berdusta_

316
Beliau mengatakan
_maka aku ingatkan tentang adanya adab yang pedih di depan kalian_

Berkata Abu Lahab (paman Rasulullãh ‫)ﷺ‬


_celaka dirimu engkau tidak mengumpulkan kami kecuali untuk ini_

Kemudian Abu Lahab pergi & turunlah surat Al Masad


َ َ َ َ ْ َ
َُّ ‫ت َّبت َيدا أبي ل َهُ َوت‬
_celaka kedua tangan Abu Lahab_
[HR Al Bukhari & Muslim]

Diantara hikmah memulai Dakwah dengan keluarga karena Mekkah penuh dengan
semangat kabilah & kekeluargaan sehingga diharapkan mereka akan membantu
menolong & membela dakwah ini.

Demikian pula negeri Mekkah & Quraisy memiliki kedudukan tinggi diantara kabilah²
Arab sehingga seandainya mereka mendapatkan hidayah maka akan memiliki pengaruh
yang besar terhadap kabilah² lain & ini tidak berarti bahwa Islām hanya untuk orang²
Quraisy saja, ini hanyalah langkah pertama didalam menyampaikan agama Islām yang
diturunkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla untuk seluruh alam.

Halaqah yang Kedua Puluh empat dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Beberapa Pelajaran Dari Awal Dakwah Jahriyah Bag I”*.

Diantara Pelajaran yang bisa kita ambil dari awal dakwah Jahriyah Rasulullãh ‫ ﷺ‬:

① Dakwah dimulai dari keluarga seperti istri, anak, orang tua kaum kerabat, sebelum
seseorang mendakwahi yang lain, karena sebagian dia sangat semangat mendakwahi
orang lain memberikan waktu yang banyak kepada mereka tetapi dia melupakan
keluarganya sendiri, menyia-nyiakan mereka & membiarkan mereka lalai & jahil
tentang agamanya.

Oleh karena itu hendaklah masing-masing bertakwa kepada Allāh & bertanya apa yang
sudah dia lakukan untuk keluarganya, sudahkah dia memberikan kepada mereka (hak
mereka) khususnya didalam pendidikan agama menyuruh mereka berbuat taat &
melarang mereka dari kemaksiatan ataukah dia dalam keadaan lalai dari yang
demikian.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

ُ َ َ َّ َ َ ٌ َ َ ٌ َ َ ََ ُ ْ ُ َّ َ ُ ُ َ ً َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ُ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
‫اس َوالح َج َارة عل ْي َها َمَلئكة غَلٌ شداد َّل َي ْع ُصون الله َما أ َم َره ْم‬‫يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسُم وأهليُم نارا وقودها الن‬
َ َُ ُْ َ َ َُ ََْ
‫ويفعلون ما يفمرون‬

317
[QS At-Tahrim 6]
_Wahai orang² yang beriman hendaklah kalian menjaga diri kalian & keluarga kalian
dari Neraka yang bahan bakarnya dari manusia & batu, didalamnya ada Malaikat yang
keras lagi kasar, mereka tidak memaksiati Allāh didalam apa yang Allāh perintahkan
kepada mereka & mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka_.

Maka hendaklah seseorang memperhatikan keluarganya sebelum yang lain,


mendakwahi mereka & bersabar atas gangguan mereka.

② Pentingnya didalam dakwah seseorang mengingatkan Azab Allāh & datangnya


perhitungan amal.

③ Hendaknya seseorang merasa bahagia & bangga beragama Islām & melaksanakan
syariat nya & tidak merasa malu dengan agama ini.

④ Ucapan beliau ‫“ ﷺ‬Ya shobahahu” adalah ucapan yang sering diucapkan oleh orang-
orang Jahiliyyah & biasanya sambil mengucapkan ucapan ini mereka telanjang &
melumurkan tanah dibadan mereka dengan tujuan supaya manusia berkumpul &
mengabarkan tentang bahaya yang mengancam, namun Nabi ‫ ﷺ‬tidak melakukan
demikian yaitu tidak melakukan telanjang & melumurkan tanah dibadan, karena
kebiasaan tersebut bertentangan dengan syariat yang menyuruh kita untuk menutup
aurat.

Demikian pula seorang muslim hendaklah dia memilih diantara adat istiadat yang tidak
bertentangan dengan syariat. Apabila bertentangan dengan syariat maka tidak boleh
seorang muslim melestarikan atau melakukan adat istiadat tersebut.

Halaqah yang Kedua Puluh lima dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Beberapa Pelajaran Dari Awal Dakwah Jahriyah Bag II”*.

Diantara Pelajaran yang bisa kita ambil dari awal dakwah Jahriyah Rasulullãh ‫ﷺ‬


⑥ Permusuhan Abu Lahab kepada Rasulullãh ‫ ﷺ‬menunjukkan bahwa dakwah ini
bukan dakwah kabilah atau ke suku an yang dibawa oleh kabilah tertentu & mengajak
kepada suku tertentu, tetapi ini adalah agama & risalah dari Allāh untuk seluruh
manusia & Jin.

⑦ Ucapan Abu Lahab kepada Rasulullãh ‫ ﷺ‬menunjukkan bahwa seorang dai di dalam
dakwah & Amar Ma’ruf Nahi Mungkar akan mendengar ucapan² yang menyakitkan,
maka hendaklah dia mengingat apa yang dikatakan oleh Abu Lahab kepada Rasulullãh
‫ ﷺ‬didepan manusia & ucapan ini tidak menjadikan beliau ‫ ﷺ‬dari dakwah beliau,

318
demikian pula apabila seseorang mendengar ucapan yang menyakitkan dari manusia,
hendaklah dia meminta kepada Allāh, semoga Allāh menjaganya & mencukupinya dari
orang² yang mengejek & menghinanya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ ْ َ َ َّ
َ ‫اك ْال ُم ْس َت ْهزئ‬
‫ين‬ ِ ‫إنا كفين‬
[QS Al-Hijr 95]

_sesungguhnya Kami akan mencukupi dirimu dari orang² yang mengejekmu_.

Hendaklah seseorang banyak bertashbih kepada Allāh ketika merasa sempit dada nya
karena mendengar ucapan orang yang menghinanya baik dengan ucapan atau
perbuatan atau tulisan,

Karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ ُ ُ َ ْ ُ َ َّ َ َ َ ْ َ َ
‫َولقد ن ْعل ُم أنك َيضيق َصد ُرك ب َما َيقولون‬
َّ ‫َف َس ِّب َْ ب َح ْمد َ ِّرب َك َو ُك ْن م َن‬
َ ‫الساجد‬
‫ين‬
[QS Al-Hijr 97,98]
_dan sungguh Kami mengetahui bahwa engkau sempit dadamu dengan apa yang
mereka katakan, maka bertashbihlah dengan memuji Rabb mu & jadilah engkau
termasuk orang² yang bersujud_.

⑧ Surat Al Masad atau Al Lahab menunjukkan diantara Mukjizat Nabi ‫ﷺ‬, karena ketika
turun surat ini yang didalamnya ada kabar bahwa Abu Lahab akan masuk kedalam
Neraka, Abu Lahab saat itu masih hidup & setelah itu sampai meninggal dunia Abu
Lahab tidak masuk Islām & meninggal dalam keadaan kafir.

Tentunya yang seperti ini tidak mungkin bersumber kecuali dari Allāh Dzat Yang Maha
Mengetahui Yang Ghoib.

Halaqah yang Kedua Puluh enam dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Beberapa Sebab Gangguan Orang-orang Quraisy terhadap dakwah Rasulullãh ‫ﷺ‬
setelah dakwah Jahriyah”*.

Diantara beberapa sebab dakwah Jahriyah yang dilakukan oleh Rasulullãh ‫ﷺ‬tentunya
membawa efek & dampak terhadap kehidupan beragama orang-orang Quraisy mereka
berusaha untuk mengganggu merintatangi dakwah Rasulullãh ‫ &ﷺ‬diantara sebabnya

①. Yang paling utama karena dakwah Tauhid yang dibawa oleh Rasulullãh ‫ﷺ‬
mengancam keyakinan yang selama ini orang-orang Quraisy & bapak² mereka

319
meyakininya. Rasulullãh ‫ ﷺ‬mengajak peribadatan kepada Allāh semata tidak ada
sekutu baginya untuk menyekutukan Allāh dengan yang lain didalam beribadah.

Allāh mengatakan :

َ ْ َ ُ َّ َّ َ َ َ َ َ َ ُ َ َّ
‫يل ل ُه ْم َّل إل َٰ ه إَّل الله َي ْستوب ُرون‬ ‫إن ُه ْم كانوا إذا ق‬
ُ َ َ ُ َ َ َّ َ َ ُ ُ
‫َو َيقولون أئنا لت ِاركو آل َهتنا لشاع ٍر َم ْجنون‬
[Surat Ash-Shaffat 35- 36]

ُ َّ َّ َ َ َ
_sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka ‫ َّل إل َٰ ه إَّل الله‬mereka
menyombongkan diri & mengatakan apakah kami meninggalkan sesembahan
sesembahan kami, karena seorang tukang syair yang gila_

②. Di masa mereka mengikuti agama Muhammad ‫ ﷺ‬sama saja penghinaan terhadap


agama & budaya mereka & nenek moyang mereka karena berarti selama ini apa yang
mereka lakukan adalah salah. Padahal mereka memandang diri mereka adalah orang-
orang termulia diantara orang-orang Arab & mereka menganggap bahwa kedudukan
tinggi mereka ini akan lenyap dengan mengikuti agama Muhammad ‫ﷺ‬.

③ Mereka menganggap & menyangka bahwa dakwah tauhid yang dibawa oleh
Muhammad ‫ ﷺ‬akan memerosotkan ekonomi mereka, karena selama ini mereka banyak
mengambil keuntungan dunia dari datangnya orang-orang musyrikin untuk berhaji ke
Mekkah & melakukan jual beli barang & juga berhala.

④. Dakwah kepada tauhid & iman dari hari akhir berarti harus menyerahkan diri
secara total kepada Allāh ajja wajalla, menundukan harta dan jiwa mereka kepada Allāh
& mereka harus siap meninggalkan seluruh dosa & kedzoliman mereka kepada orang
lain & tentunya ini semua bertentangan dengan sebagian besar kebiasaan mereka saat
itu.

Halaqah yang Kedua Puluh tujuh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Islām
nya Beberapa Shahabat Setelah Dimulainya Dakwah Jahriyah”*.

Diantara yg masuk Islām setelah dimulainya dakwah Jahriyah adalah


Abu Dzar Al-Ghifari radiallahu anhu
Sebagaimana didalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari & Muslim.

Beliau adalah seseorang yang berasal dari luar kota Mekkah tepatnya dari Ghifar,
datang ke kota Mekkah ingin bertemu dengan Rasulullãh ‫ ﷺ‬setelah mendengar tentang
kedatangan beliau, kemudian setelah bertemu & mendengar ucapan beliau ‫ﷺ‬, maka
Abu Dzar pun masuk Islām, kemudian Nabi ‫ﷺ‬menyuruh kepada Abu Dzar kepada
kaumnya & mengabarkan kepada mereka sampai datang perintah Nabi ‫ﷺ‬.

320
Kemudian Abu Dzar berkata
_demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya sungguh aku akan berteriak diantara
mereka, maka dia pun keluar sampai mendatangi Masjidil Haram & berteriak dengan
suara yang keras ‫”_اشهد ان ال اله اال الله وأشهد أن محمد رسول الله‬
Maka merekapun mengeroyok Abu Dzar & memukul beliau sampai beliau terkapar,
datanglah Al Abbas bin Abdul Mutholib, paman Rasulullãh ‫ &ﷺ‬mengingatkan orang-
orang Quraisy dengan balasan orang Ghifar jika orang² Quraisy pergi berdagang ke arah
Syam & melewati daerah mereka akhirnya Abbas bisa menyelamatkan Abu Dzar.

Pulanglah Abu Dzar ke Ghifar & masuk Islām lah separuh dari mereka, adapun separuh
yang lain maka mereka baru masuk Islām setelah hijrah nya Rasulullãh ‫ﷺ‬.

Diantara yg masuk Islām setelah dimulai dakwah Jahriyah adalah Dhimad al-Azdi dari
Syanu’ah.

Beliau adalah tukang ruqyah & mendengar orang² bodoh kota Mekkah mengatakan
bahwa Muhammad adalah orang gila. Berkata Dhimad
_seandainya aku melihat laki-laki ini semoga Allāh menyembuhkan dia dengan
tanganku_

Dan ketika bertemu dengan Nabi ‫ ﷺ‬maka Dhimad menawarkan kepada Nabi untuk
meruqyah beliau maka Nabi mengatakan

َ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ ُ َ َ ََ ْ َُ ََ ُ ُ ُ َ َ ُ َ َّ َ ْ
‫ َوأش َهد أن َّل إله إَّل الله َو ْحد ُه َّل‬،‫ َو َم ْن ُيضل ْل فَل هاد َي له‬،‫ َم ْن َي ْهده الله فَل ُمض َّل له‬،‫ ن ْح َمد ُه َون ْستعينه‬،‫إن ال َح ْمد لله‬
ُ َ ُ ُ ُ َ ً َّ َ ُ َ َ َ
‫ أ َّما َب ْعد‬،‫ َوأن ُم َح َّمدا ع ْبد ُه َو َر ُسوله‬،‫ش ِريك له‬

Maka Dhimad meminta Nabi ‫ ﷺ‬mengulang kata² tadi & akhirnya diulang oleh Nabi ‫ﷺ‬
tiga kali, kemudian Dhimad berkata
_sungguh aku telah mendengar ucapan para dukun, ucapan² tukang sihir, ucapan para
tukang Syair, tetapi aku tidak pernah mendengar kata² seperti ini.

Kemudian akhirnya beliau masuk Islām & membaiat Nabi ‫ ﷺ‬untuk dirinya & kaumnya
& kisah masuk Islām Dhimad diriwayatkan oleh Al Imam Muslim didalam shahih nya.

Halaqah yang Kedua Puluh Delapan dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Ujian Setelah Dakwah Jahriyah “*.

Setelah Dakwah Tauhid dengan Jahriyah Rasulullãh ‫ &ﷺ‬para Shahabat mendapatkan


ujian berat & gangguan dari orang² musyrikin baik secara fisik maupun cacian. Ketika
turun firman Allāh

321
َ َ َ َ ْ َ
َُّ ‫ت َّبت َيدا أبي ل َهُ َوت‬

Datanglah Ummu Jamiil bintu Harb (istri dari Abu Lahab) dan berkata

َ َ َ َ ََ ُ َ َ َ َ
‫ُمذ َّم ًما أ َب ْينا َودينه قل ْينا َوأ ْم َر ُه ع َص ْينا‬

_orang yang tercela kami tidak mau, & agamanya kami benci & perintahnya kami
maksiati_

Dan saat itu Rasulullãh ‫ ﷺ‬duduk di Masjidil Haram bersama Abu Bakar.
Hadith ini diriwayatkan oleh Al Khumaidi didalam Musnadnya & dia adalah hadits yg
Hasan lighoirihi.

Di dalam shahih Al Bukhari diriwayatkan bahwasanya Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda :

ََ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ َ
ْ ‫الل ُه َع ِّني َش ْت َم ُق َر‬
‫ َو َيل َعنون ُمذ َّم ًما َوأنا ُم َح َّمد‬،‫ َيشت ُمون ُمذ َّم ًما‬،‫ش َول ْعن ُه ْم‬
ٍ ‫ي‬ ‫أَل تعجبون كيف يص ِرف‬

_apakah kalian tidak takjub bagaimana Allāh memalingkan dariku celaan orang Quraisy
& laknat mereka, mereka mencela mudzammam & melaknat Mudzammam sedangkan
aku adalah Muhammad_

Makna Mudzammam adalah orang yang tercela & makna Muhammad adalah orang yang
terpuji.

Di dalam dakwah Jahriyah ini Nabi ‫ ﷺ‬ingin menunjukkan syiar Islām & mendakwahi
manusia dengan cara shalat di Masjidil Haram sehingga orang² Musyrikin ingin
menghalangi beliau dari tujuan ini.

Berkata Abdullah bin Masud ketika Rasulullãh ‫ ﷺ‬berdiri shalat disisi Ka’bah &
sekelompok orang² Quraisy di Majelis² mereka tiba² seorang diantara mereka berkata

_apakah kalian tidak melihat kepada orang yang sedang Riya ini? Siapa diantara kalian
yang mau pergi ke Unta keluarga fulan mengambil kotorannya, darahnya & kotoran
bekas Unta melahirkan mereka kemudian datang kesini & menunggu & apabila dia
bersujud maka meletakkan kotoran tersebut diantara dua bahunya maka_

Maka salah seorang diantara mereka pergi & melakukannya kemudian ketika Rasulullah
‫ ﷺ‬sujud dia meletakkan kotoran² tersebut diantara dua bahu Rasulullãh ‫ﷺ‬. Nabi pun
terdiam dalam keadaan sujud, mereka tertawa terbahak² sehingga sebagian
sempoyongan karena tertawa, maka sebagian orang mengabarkan ini kepada Fatimah
yang saat itu masih gadis kecil, segera Fatimah datang menuju bapaknya &
menghilangkan kotoran dari beliau ‫ ﷺ‬kemudian Fatimah pun mencela orang² tersebut.

322
Ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬selesai shalat beliau berkata

_Ya Allāh hancurkanlah orang² Quraisy, hancurkanlah orang² Quraisy, hancurkanlah


orang² Quraisy_
Kemudian beliau menyebutkan nama
_Ya Allāh, hancurkanlah Amr bin Hisyam, Utbah bin Robiah, Syaibah bin Robiah, Alwalid
bin Utbah , Umaiyyah bin Khalaf, Utbah bin Abi Muit & Ibarah bin al Walid_
Berkata Abdullah bin Mas’ud
_maka demi Allāh aku melihat mereka semua mati terkapar pada perang Badr
kemudian mereka di seret ke sumur terbuka yang ada di Badr_

Kemudian Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda

_orang² yang dibuang di sumur terbuka ini diikuti laknat_


[Hadīts riwayat Bukhori & Muslim]

Disebutkan didalam sebuah riwayat bahwa yang menaruh kotoran adalah Utbah bin Abi
Muit & yang menyemangati adalah Abu Jahl.
[hadits riwayat Bukhori dan Muslim]

Dan orang-orang musyrikin sangat terpukul dengan doa ini dan berat bagi mereka
karena mereka berkeyakinan bahwa orang yang berdosa di Mekkah adalah Mustajab,
perlu diketahui bahwa doa yang diucapkan oleh Nabi ‫ﷺ‬bukan karena di ganggu tetapi
sebabnya adalah karena beliau di dustakan & dimaksiati.

Sebagaimana kita tau bahwa beliau ‫ ﷺ‬adalah orang yang paling sabar dalam
menghadapi gangguan dakwah, bahkan beliau ‫ ﷺ‬sering mendoakan dengan hidayah.

Halaqah yang Kedua Puluh Sembilan dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Ujian Setelah Dakwah Jahriyah bagian 2″*.

Semakin hari semakin bertambah gangguan orang Quraisy terhadap Rasulullãh ‫&ﷺ‬
dakwah beliau.

Berkata Abu Jahl

_apakah Muhammad bersujud di depan kalian? Mereka berkata iya_ Abu Jahal
mengatakan _Demi Latta & Uzza seandainya aku melihat dia melakukan demikian
niscaya aku akan menginjak lehernya atau mendorong wajahnya di tanah_

323
Maka Abu Jahl mendatangi Rasulullãh ‫ ﷺ‬yang sedang shalat & ingin menginjaknya tiba-
tiba dia mundur kebelakang & menahan dengan tangannya maka ada yang berkata
_kenapa kamu_ dia mengatakan _sesungguhnya antara diriku & dirinya ada parit dari
api kejadian yang sangat menakutkan dan sayap²_.

Berkata Rasulullãh ‫ﷺ‬

_seandainya dia mendekat niscaya akan disambar Malaikat² sehingga terputus anggota
tubuhnya satu persatu_.
Hadīts ini diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Marwah Ibn Abu Zubair pernah bertanya kepada Abdullah bin Amr Ibn Ash

_kabarkan kepadaku tentang perkara yang paling berat yang dilakukan oleh orang-
orang musyrikin kepada Rasulullãh ‫_ﷺ‬

Beliau berkata ketika Rasulullãh ‫ ﷺ‬dihalaman Ka’bah tiba-tiba datang Uqbah bin Abi
Muit kemudian dia menarik pundak Rasulullãh ‫ ﷺ‬kemudian melingkarkan baju beliau
dileher beliau & mencekik Rasulullãh ‫ﷺ‬dengan cekikan yang keras kemudian
datanglah Abu Bakar & menarik pundak Rasulullãh ‫ &ﷺ‬melindungi beliau kemudian
membaca firman Allāh

ُ َ ْ ُ ْ َ ُ َّ َ ‫ون َر ُجَل َأ ْن َي ُق‬


‫ول َر ِّب َي الله َوقد َجا َءك ْم بال َب ِّينات م ْن َ ِّربك ْم‬
َ ُ ُ ْ ََ ُ َ َ ُ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ْ َ ‫َو َق‬
‫ال َر ُج ٌل ُمفم ٌن م ْن آل فرعون يوتم إيمانه أتقتل‬
[QS Ghafir 28]

_apakah kalian membunuh seorang laki-laki yang mengatakan Rabb ku adalah Allāh &
telah datang kepada kalian dengan bukti² yang nyata dari Rabb kalian_

Atsar ini diriwayatkan oleh Ibn Abi Saibah di dalam Musanaf dengan sanad yang Hasan.

Mencaci & mengejek Rasulullãh ‫ &ﷺ‬dakwah beliau adalah salah satu cara yang
dilakukan orang² Musyrikin untuk memalingkan manusia dari dakwah Nabi ‫ﷺ‬.

Diantara gangguan terakhir mereka kepada Nabi ‫ ﷺ‬Sebelum berhijarah ke kota


Madinah adalah apa yang diceritakan oleh Abdullah Ibn Abbas, beliau mengatakan

_sesungguhnya orang Quraisy berkumpul di Hajar Aswad & saling bersumpah dengan
Latta, Ujja & Mannaf, seandainya kita semua bersatu & tidak meninggalkan dia
(Muhammad) sampai kita membunuhnya, maka datanglah Fatimah dalam keadaan
menangis menemui Rasulullãh ‫ &ﷺ‬berkata sekelompok orang diantara kaum mu
sedang di Hajar Aswad & saling berjanji seandainya mereka melihat mu mereka akan
mendatangimu & membunuhmu tidak ada diantara mereka kecuali mengetahui

324
bagiannya dari darahmu Beliau ‫ ﷺ‬berkata “wahai putri kecil ku dekatkanlah air wudhu
ini” kemudian beliau berwudhu dan masuk ke dalam Masjidil Haram. Ketika mereka
melihat beliau mereka berkata ini dia maka tiba-tiba mereka menundukkan pandangan
& diam ditempat mereka & tidak bisa mengangkat pandangan mereka kepada
Rasulullãh ‫ &ﷺ‬tidak ada diantara mereka yang bisa berdiri, maka Rasulullãh ‫ﷺ‬
mendatangi mereka & berdiri dihadapan mereka kemudian mengambil segenggam
tanah & melemparkan kearah mereka seraya berkata “jeleklah wajah² ini_

Berkata Abdullah bin Abbas

_maka tidaklah kerikil tidaklah mengenai salah seorang dari mereka kecuali dia
terbunuh diperang Badr dalam keadaan kafir_

Hadīts ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan dua sanad yang shahih.

Dan kejadian yang serupa terjadi juga pada malam hijrah nya Rasulullãh ‫ﷺ‬.

Halaqah yang Tiga Puluh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Ujian Bagi
Kaum Muslimin Yang Lemah”*.

Gangguan orang² musyrikin tidak hanya berupa tuduhan batil, pendustaan bagi
Rasulullãh ‫ﷺ‬. Bahkan keadaannya semakin parah & kejam khususnya bagi orang² yang
lemah mereka disiksa & diazab untuk menggunakan agama mereka & menakut²i yg lain.

Berkata Abdullah bin Mas’ud


_orang yang pertama kali menampakkan keIslaman nya adalah 7 orang_
Rasulullãh
Abu Bakar
Ammar
Ibu Ammar (Sumayyah)
Suhaib
Bilal
Al Miqdad

Adapun Rasulullãh ‫ ﷺ‬maka Allāh menjaga beliau dengan sebab pamannya Abu Tholib,
adapun Abu Bakar maka Allāh menjaga beliau dengan sebab kaumnya, adapun yang lain
mereka disiksa oleh orang² musyrikin mereka dipakaikan pakaian besi & dipanggang di
terik matahari maka tidak ada seorang pun kecuali mengikuti kemauan mereka kecuali
Bilal maka mereka pun menyerahkan Bilal kepada anak²nya & dibawa mengelilingi
Jalan ² kota Mekkah & dia berkata _Ahad, Ahad_ kemudian setelah itu Abu Bakar
membeli Bilal & membebaskannya.
Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Bukhori

325
Diantara yang dibebaskan Abu Bakar & dia dahulu disiksa adalah
Amir bin Fukhairah
Nudhairoh
Ummu Ubais
An Na’dzhyah & saudarinya dll

Ketika Abu Bakar banyak membebaskan orang² yang lemah maka bapaknya yaitu Abu
Kuhafah berkata

_seandainya engkau memerdekakan para laki² yang kuat yang mereka kelak akan
menjaga mu_
Maka Abu Bakar menjelaskan bahwa beliau membebaskan karena Allāh bukan karena
penjagaan sehingga turunlah firman Allāh

َ َّ َ َْ ََ
‫فأ َّما َم ْن أعط َٰى َواتق َٰى‬
َ ْ َ َّ
‫َو َصدق بال ُح ْسن َٰى‬
ْ ُ َ
‫ف َسن َي ِّس ُر ُه لل ُي ْس َر َٰى‬
_maka adapun orang yang memberi & bertakwa & membenarkan surga maka Kami akan
mudahkan urusannya_
Sampai firman Allāh

ُ َْ َ
‫َو َما أل َحد عند ُه م ْن ن ْع َمة ت ْج َز َٰى‬
ََْْ َ َّ
‫إَّل ْابتغ َاء َو ْجه َ ِّربه األعل َٰى‬
َ َ َ
‫َول َس ْوف َي ْرض َٰى‬
[QS Al-Lail 5~21]

_dan tidaklah yang dia lakukan untuk membalas nikmat yang diberikan orang lain
kecuali mencari wajah Rabb nya Yang Maha Tinggi & kelak Dia akan ridho_

Ammar bin Yasir & keluarganya menghadapi ujian yang berat sehingga terpaksa Ammar
mengucapkan ucapan yang kufur, maka turunlah firman Allāh

َ ‫…إ ََّّل َم ْن ُأ ْكر َه َو َق ْل ُب ُه ُم ْط َمئن ب ْاإل‬


… ‫يمان‬ ِ
[QS An-Nahl 106]
_Kecuali orang yang dipaksa & hatinya tenang dengan keimanan_

Khobbab bin Al Arf yang bekerja sebagai pandai besi juga mendapat siksaan di jalan
Allāh sehingga beliau meminta Rasulullãh ‫ ﷺ‬supaya berdoa kepada Allāh agar Allāh
menurunkan pertolongan.
Hadits Imam Bukhori

326
Halaqah yang Tiga Puluh Satu dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Perundingan Orang Quraisy kepada Abu Tholib “*.

Ketika melihat kesabaran orang-orang Islām atas siksaan & azab Orang-orang Quraisy
maka orang² Quraisy mencari cara lain untuk menghentikan dakwah ini mereka
mendatangi Abu Tholib paman Rasulullãh ‫ &ﷺ‬meminta kepada Abu Tholib supaya
menghentikan dakwah nya berkata Uqail bin Abu Tholib & beliau saat itu melihat
kejadiannya datang orang² Quraisy kepada Abu Tholib kemudian mereka berkata

_sesungguhnya anak saudara kamu ini telah menyakiti kami didalam perkumpulan²
kami & tempat beribadah kami , maka larang lah dia_

Berkata Abu Tholib

_wahai Uqail pergilah kemudian datangkanlah Muhammad kepadaku_

Maka akupun kepada Muhammad kemudian aku mengeluarkan beliau dari sebuah
rumah kecil kemungkinan didatangkan Muhammad diwaktu siang disaat matahari
menyengat sehingga beliau mencari² bayangan untuk berjalan karena sangat panas nya.

Ketika beliau mendatangi mereka berkata Abu Tholib

_sesungguhnya mereka anak² pamanmu telah menyangka bahwa engkau menyakiti


mereka diperkumpulan mereka & tempat ibadah mereka maka berhentilah_

Kemudian Rasulullãh ‫ ﷺ‬mengarahkan pandangan ke langit & berkata

_apakah kalian melihat Matahari ini?_

Mereka berkata

_ia_

Beliau mengatakan

_aku tidak lebih bisa meninggalkan dakwah ini daripada kalian, meskipun kalian
menyulut api_

Berkata Abu Tholib

_demi Allāh anak saudaraku tidak berdusta maka pulanglah kalian_

Kisah ini dikeluarkan oleh Ibn Ishaq di dalam Asyiar Al mauraji.

327
Setelah gagal melakukan perundingan maka semakin keras tekanan orang-orang
Quraisy kepada Rasulullãh ‫ﷺ‬.

Halaqah yang Tiga Puluh Dua dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Orang-
orang Quraisy meminta Mukjizat “*.

Orang-orang Quraisy semakin keras didalam menentang dakwah Rasulullãh ‫ﷺ‬, mereka
menggunakan cara yang lain didalam usaha menghentikan dakwah Nabi ‫&ﷺ‬
melemahkan beliau, yaitu dengan cara meminta beliau ‫ ﷺ‬untuk mendatangkan
mukjizat yang menunjukkan bahwa beliau ‫ ﷺ‬adalah seorang Nabi semua itu mereka
lakukan hanya ingin membantah & mendustakan beliau ‫ﷺ‬.

Berkata orang-orang Quraisy kepada Nabi ‫ﷺ‬

_berdoalah kamu kepada Rabb mu untuk kami supaya Allāh menjadikan bukit Shofa ini
emas & kamipun akan beriman denganmu_

Beliau ‫ ﷺ‬berkata

_dan apakah kalian benar akan melakukannya?_

Mereka menjawab

_ia_

Berkata Abdullah, maka Nabi pun berdoa kemudian datanglah Jibril alaihi salam &
berkata

_sesungguhnya Rabbmu ajja wajalla mengucapkan salam untuk mu & Allāh berkata
kalau kamu ingin maka bukit Shofa ini akan menjadi emas untuk mereka kemudian
barangsiapa yang kafir diantara mereka setelah itu Aku akan mengazab dengan azab
yang belum pernah Aku mengazab dengannya seorang pun dialam ini & kalau engkau
ingin maka mereka akan diberi pintu Taubat & rahmat_

Berkata Nabi ‫ﷺ‬

_pintu Taubat & rahmat_

Hadīts riwayat Ahmad & Al Hakim & beliau menshahihkannya.

Berkata Abdullah Ibn Abbas maka Allāh menurunkan ayat ini

328
َ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َّ َ ْ َ َّ ْ ُ َْ َ َ
ۚ ‫ َو َما َمن َعنا أن ن ْرس َل باآل َيات إَّل أن كذ َب ب َها األ َّولون ۚ َوآت ْينا ث ُمود الناقة ُم ْبص َرة فُل ُموا ب َها‬..
[QS Al-Isra’ 59]
_maka tidaklah mencegah Kami untuk mengirim tanda tanda kekuasaan Kami
(mukjizat) kecuali karena sebab orang² terdahulu yang mereka telah mendustakan &
Kami telah berikan kepada Tsamud Unta sebagai mukjizat_

Riwayat ini diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad dengan sanad yang jayyid.

Maksudnya sebagaimana mukjizat Hud alaihi salam tidak bermanfaat kepada kaumnya
maka demikian pula orang² musyrikin Quraisy, mukjizat Nabi ‫ﷺ‬tidak bermanfaat bagi
mereka.

Akan tetapi ketika mereka (orang² Quraisy) terus meminta kepada Nabi ‫ﷺ‬mukjizat
akhirnya Nabi memenuhi permintaan mereka & memperlihatkan kepada mereka
terbelahnya bulan sehingga disebutkan Gunung Hira berada diantara keduanya.
Hadīts riwayat Al Bukhari & Muslim.

Abdullāh bin Mas’ud saat itu melihat sendiri bagaimana terbelahnya bulan di Mekkah &
atsar kisah ini ada didalam shahih Bukhori & Muslim.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menceritakan kejadian ini didalam Al Qur’an, Allāh
mengatakan

َ ْ َّ َ ْ ُ َ َّ َْ
‫الساعة َوانشق الق َم ُر‬ ‫اقت َرَبت‬
َ ُ ُ ُ ْ
‫َوإن َي َر ْوا َآية ُي ْع ِرضوا َو َيقولوا س ْح ٌر ُم ْستمر‬
[QS Al-Qamar 1-2]

_telah dekat hari kiamat & telah terbelah bulan & apabila mereka melihat tanda
kekuasaan mereka berpaling & mengatakan ini adalah sihir yang terus menerus_

Demikianlah orang-orang musyrikin yang mereka memang ingin membantah &


mendustakan setelah melihat terbelahnya bulan mereka mengatakan _ini adalah sihir_

Ada riwayat bahwa sebagian orang-orang Quraisy menawarkan harta & wanita kepada
Nabi ‫ ﷺ‬dengan harapan Nabi menghentikan dakwah nya sebagaimana didalam Al
Musanaf karya Ibnu Abi Syaibah & yang lain, namun didalam sanadnya ada
pembicaraan.

Sebagaimana disana ada riwayat dimana mereka menawarkan kepada Nabi ‫ﷺ‬supaya
mereka bergantian didalam beribadah, Nabi menyembah Tuhan² mereka selama
setahun & mereka akan menyembah selama setahun.

329
Diriwayatkan oleh Ath Thabary didalam Ta’rif nya & didalam sanadnya juga ada
pembicaraan.

Adanya pembicaraan didalam sanad bukan berarti peristiwa itu tidak terjadi sama
sekali, banyak sekali disana kejadian² didalam sejarah yang terjadi & kita tidak bisa
menegakkan dalil dalil yang shahih atasnya.

Halaqah yang Tiga Puluh Tiga dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Orang-
orang Quraisy mendebat Rasulullah ‫*“ ﷺ‬.

Orang² Musyrikin mencari jalan untuk mengganggu dakwah Nabi ‫ﷺ‬, mereka berusaha
mendebat beliau ‫ ﷺ‬dalam beberapa permasalahan.

Didalam Musnad Ahmad dengan sanad yang Hasan, disebutkan bahwa Rasulullãh ‫ﷺ‬
berkata kepada orang-orang Quraisy

_wahai orang² Quraisy tidak ada sesuatu yang disembah selain Allāh kemudian
didalamnya ada ada kebaikan_
dan orang-orang Quraisy telah mengetahui bahwa orang-orang Nashoro menyembah
Isa Ibn Maryam & bahwa Muhammad ‫ ﷺ‬meyakini Isa adalah Nabi maka mereka pun
berkata:

_wahai Muhammad bukankah engkau meyakini bahwa Isa adalah Nabi & hamba sholeh
diantara hamba² Allāh? Kalau kamu memang benar maka sesembahan² mereka berarti
seperti yang kalian katakan_ (maksudnya Isa tidak ada kebaikannya sebagaimana
Tuhan² kaum musyrikin tidak ada kebaikannya).

Demikian mereka mendebat bukan menginginkan kebenaran padahal Allāh Subhānahu


wa Ta’āla berfirman:

ُ ْ َ َّ َّ ُ َ ُ َ ُ َّ
‫إنك ْم َو َما ت ْع ُبدون م ْن دون الله َح َص ُُ َج َهن َم أنت ْم‬..
[QS Al-Anbiya’ 98]

_sesungguhnya kalian & apa yang kalian sembah selain Allāh adalah bahan bakar
Jahanam_

Maksud dari apa yang kalian sembah selain dari Allāh adalah sesembahan ² orang-orang
Quraisy baik berupa batu maupun pohon dll.

Mereka juga bertanya tentang ruh untuk mendebat Nabi ‫ ﷺ‬maka Turun lah Firman
Allāh

330
َ َّ ْ ْ ُ ُ َ ُّ ‫الروح ُقل‬
ُ ‫الر‬ َ َُ ْ َ َ
ُّ ‫ون َك َعن‬
‫وح م ْن أ ْم ِر َر ِّبي َو َما أوتيت ْم م َن العلم إَّل قليَل‬ ِ ِ ‫ويسأل‬
[QS Al-Isra’ 85]

_dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah sesungguhnya ruh adalah
termasuk urusan Rabb ku & tidaklah kalian diberikan kecuali sedikit_

Mereka juga mengatakan bahwa Nabi ‫ ﷺ‬diajari Al-Qur’an oleh manusia yang lain Allāh
mengatakan

ٌ َ َ َٰ َ َ
ٌ ‫ان َع َربي ُمب‬ َْ َ َ ُ ْ َّ ُ َ ُ ِّ َّ َ ُ ُ َّ َ َ َ ْ َ َ
‫ين‬ ‫َولقد ن ْعل ُم أن ُه ْم َيقولون إن َما ُي َعل ُمه َبش ٌر ل َسان الذي ُيلحدون إل ْيه أع َجمي وه ذا لس‬
[QS An-Nahl 103]

_dan sungguh Kami mengetahui bahwa mereka berkata sesungguhnya dia yaitu
Muhammad diajari manusia lain padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan tadi
adalah bahasa asing bukan bahasa Arab sedangkan Al-Qur’an adalah Arab yang fasih_

Mereka juga mendebat Rasulullah ‫ ﷺ‬tentang turunnya Al-Qur’an secara berangsur²,


Allāh berfirman

َ َ ْ َّ َ َ َُ َ َُ َ َ َ َ َ ُ ُْ ََ ُ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ
‫ين كف ُروا ل ْوَّل ن ِّز َل عل ْيه الق ْرآن ُج ْملة َواحدة ۚ ك َٰذ لك لنث ِّبت به ففادك َو َرتلن ُاه ت ْرتيَل‬ ‫وقال الذ‬
[QS Al-Furqan 32]

_dan berkata orang² kafir mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan sekali turun demikianlah
Kami tetapkan hatimu dengannya & kami jelaskan Al-Qur’an dengan pelan²_

Ini adalah diantara permasalahan yang orang² Quraisy mendebat Rasulullãh ‫ﷺ‬
didalamnya

Halaqah yang Tiga Puluh Empat dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Berhijrah Ke Habasyah “*.

Pedebatan semakin sengit diantara kaum muslimin & orang² musyrikin, orang²
musyrikin mereka bertambah semakin keras didalam menekan kaum muslimin maka
jadilah orang² Islām dalam keadaan yang sangat susah dikota Mekkah, akhirnya mereka
diperintahkan untuk berhijrah ke tempat yang aman yaitu Habasyah (Ethiopia).

Berkata Rasulullãh ‫ﷺ‬

ُ َْ ْ َ ُ َ ُ َّ َّ َ ُ ْ َ َْ ٌ َ َ ْ َ ً َ ْ
« ‫ض ال َح َبشة َملكا َل ُيُل ُم أ َحد عند ُه فال َحقوا ببلده َحتى َي ْج َع َل الله لك ْم ف َر ًجا َو َمخ َر ًجا م َّما أنت ْم فيه‬ ْ َ َّ
ِ ‫» إن بأر‬

331
_sesungguhnya dinegeri Habasyah ada seorang Raja yang tidak akan seorang pun
didzolimi disisnya maka pergilah kalian kenegeri tersebut sehingga Allāh menjadikan
bagi kalian jalan keluar dari keadaan kalian dari sekarang ini_
Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq didalam sirah nya dengan sanad yang Hasan.

Hijrah ke Habasyah terjadi dua kali.

Hijrah yang pertama terjadi dibulan Rajab pada tahun ke-5 kenabian mereka terdiri 11
orang laki-laki & 4 orang wanita, mereka berjalan kaki menuju pantai & menyewa
perahu dengan setengah dinar.
Sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Hisyam didalam sirah nya.

Diantara yang hijrah ke Habasyah pada hijrah yang pertama ini adalah Ummu Salamah.

Setelah hijrah yang pertama terjadi kejadian yang besar di kota Mekkah, Nabi ‫ ﷺ‬shalat
di Masjidil Haram kemudian membaca surat An Najm & beliau sujud ketika sampai ke
ayat sujud & sujud lah orang yang hadir kecuali dua orang yang sombong, maka
tersebarlah berita orang² Quraisy masuk kedalam agama Islām.
Hadīts ini diriwayatkan oleh Al Bukhari & Muslim

Sebagian mengatakan bahwa sujudnya orang² musyrikin karena rasa takut yang
menyelimuti mereka ketika mendengar bilasanya umat umat terdahulu sebagaimana
disebutkan di dalam surat An Najm.

Ketika terdengar kabar bahwa orang² Quraisy masuk Islām sebagian kaum muslimin
yang ada di Habasyah seperti Utsman bin Mas’un pulang kembali ke Mekkah & ternyata
mereka mendapatkan kabar tersebut tidak benar kembalilah mereka ke Habasyah
bersama rombongan yang baru yang jumlahnya lebih dari 80 orang laki-laki & 18
wanita & inilah hijrah ke Habasyah yang kedua, maka Quraisy mengirimkan Amr Ibnu
Ash & Abdullah Ibn Abi Rabiah dengan membawa hadiah untuk Raja Najashi & para
tokoh agama Nashrani disana dengan tujuan menarik kembali orang² Islām yang hijrah
ke Habasyah.

Halaqah yang Tiga Puluh Lima dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Setelah
Di Habasyah “*.

Setelah dua orang utusan orang² Quraisy meminta orang² Islām dikembalikan ke
Mekkah maka Raja Najasyi yang beragama Nashrani bertanya kepada kaum Muslimin
tentang agama mereka

Berkata Ja’far Bin Abi Tholib radiallahu anhu

332
_wahai raja kami dahulu adalah kaum yang berada diatas kesyirikan kami menyembah
selain Allāh memakan bangkai, berbuat jelek kepada tetangga, menghalalkan perkara
yang diharamkan sebagian menumpahkan darah yang lain, kami tidak menghalalkan
sesuatu & tidak mengharamkan sesuatu, kemudian Allāh mengutus kepada kami
seorang rasul dari diri kami, kami mengetahui bahwa beliau menyempurnakan janji,
jujur & amanah. Maka beliau menyuruh kepada kami untuk beribadah kepada Allāh saja
tidak ada sekutu bagiNya, menyambung tali silaturahim, berbuat baik kepada tetangga,
shalat, berpuasa & supaya kami tidak menyembah kepada selain Allāh_

Berkata Najasyi

_apakah engkau membawa bagian dari apa yang dia bawa_

Ja’far mengatakan

_Ia_

Kemudian Najasyi berkata

_bacalah untukku apa yang dia bawa_

Maka Ja’far membaca awal dari surat Maryam

Kemudian menangislah Najasyi saya sehingga basah jenggot beliau diikuti oleh para
pendeta mereka juga menangis.

Berkata Najasyi

_sesungguhnya ucapan ini keluar dari sumber yang sama dengan apa yang dibawa oleh
Musa, pergilah kalian dalam keadaan lurus_

Ketika utusan Quraisy gagal maka pada hari berikutnya Amr Ibn Ash ingin
menunjukkan kepada Najasyi aqidah Kaum muslimin tentang Isa.

Berkata Amr

_wahai Raja sesungguhnya mereka berkata tentang Isa ucapan yang besar_

Maka Najasyi memanggil Ja’far & bertanya, kemudian Ja’far menjawab

_kami katakan dia adalah hamba Allāh & Rasul-Nya, kalimat nya & ruh Nya yang Allāh
lemparkan kepada Maryam sang perawan yang ahli ibadah_

333
Berkata Najasyi

_Isa Ibn Maryam tidak berbeda dengan apa yang engkau ucapkan_

Kemudian Najasyi memberikan keamanan kepada kaum muslimin


Kisah ini diriwayatkan oleh Ibn Ishaq didalam Asyiar wal Maghoji.

Orang-orang Quraisy mengutus utusan karena mereka tahu bahwa jika orang² Islām
memiliki tempat yang aman maka yang demikian akan membahayakan orang² Quraisy,
dan dari kisah ini kita melihat bagaimana keteguhan orang² Islām meskipun mereka
mengetahui aqidah orang² Nashrani tentang Isa, tetapi mereka tidak basa basi didalam
menjelaskan aqidah kaum muslimin, mereka tidak takut diserahkan kembali kepada
orang-orang Quraisy, maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla menolong mereka memperbaiki
keadaan mereka & memberikan mereka keamanan.

Meninggal Ubaidullah bin Jahs (suami Ummu Habibah bintu Abi Sufyan) maka
Rasulullãh meminangnya & menikahinya ketika dia di Habasyah.

Ketika Islām memiliki tempat dikota Madinah, maka sebagian besar orang² yang hijrah
ke Habasyah mereka pun hijrah ke kota Madinah adapun Ja’far & beberapa orang
bersama beliau baru meninggalkan Habasyah & pergi ke kota Madinah saat dibukanya
khoibar pada tahun 7 Hijriyah.

Halaqah yang Tiga Puluh Enam dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Islāmnya Umar”*.

Sebagian Ulama mengatakan bahwa Islām nya beliau terjadi pada tahun enam kenabian.

Dahulu Umar adalah laki-laki yang ditakuti oleh orang² Quraisy, beliau bersikap keras
kepada orang² Islām.

Berkata Said bin Zaid (suami dari saudari Umar Fatimah bintu Khotob)

_Demi Allāh, sungguh aku melihat diriku & Umar mengikatku karena keIslamanku
sebelum dia masuk Islām_
Atsar ini diriwayatkan oleh Al Bukhari

Rasulullãh ‫ ﷺ‬pernah berdoa :

َّ َ ْ َ َ َ َ َ َّ ْ َ َ ِّ َ َ َ َ ْ ْ َّ َ َّ ُ َّ
‫الر ُجل ْي ِن إل ْيك بأبي َج ْهل أ ْو ب ُع َم َر ْب ِن الخطاب‬ ‫اللهم أعز اإلسَلٌ بأحُ هذي ِن‬

334
_Ya Allāh kuatkanlah Islām dengan orang yang paling Engkau cintai dari dua laki-laki ini
Abu Jahl atau Umar Ibn Khotob_
Hadīts shahih diriwayatkan oleh Ath Tirmidzi

Maka Allāh mengabulkan doa beliau & masuklah Umar kedalam agama Islām, semenjak
itulah Islām menjadi kuat & kaum muslimin berani melakukan shalat didepan Ka’bah
tanpa rasa takut dari gangguan orang² musyrikin.

Berkata Abdullah Ibn Mas’ud

ُ َ َ ُْ َ َْ
‫َم ِازلنا أع َّزة ُمنذ أ ْسل َم ع َم ُر‬

_kami senantiasa kuat semenjak Umar masuk Islām_


Diriwayatkan oleh Al Imam Bukhori

Abdullāh Ibnu Umar bercerita bahwa ketika Umar masuk Islām, Umar berkata

_siapa orang Quraisy yang paling tepat menukil berita?_

Ada yang berkata


_Jamiil bin Makmar Al Jumahi_

Maka Umar pun mendatanginya & berkata

_wahai Jamiil, sesungguhnya aku telah masuk Islām & masuk dalam agama Muhammad_

Berkata Abdullah Ibnu Umar

_Demi Allāh setelah itu Jamiil langsung berdiri menyeret selendangnya diikuti Umar &
akupun mengikutinya, sehingga sampailah Jamiil dipintu Masjidil Haram kemudian dia
berteriak dengan suara yang keras & saat itu orang² Quraisy berkumpul ditempat²
perkumpulan mereka di sekitar Ka’bah_

_wahai orang² Quraisy ketahuilah bahwa Umar telah keluar_

Berkata Umar dari belakang Jamiil

_dia telah berdusta, akan tetapi aku telah masuk Islām & aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah selain Allāh & bahwasanya Muhammad adalah
hamba Allāh & RasulNya_

Maka orang² Quraisy pun mengeroyoknya, beliau memerangi mereka & mereka pun
memerangi Umar sehingga matahari berada diatas kepala mereka (yaitu sampai waktu

335
siang), kemudian Umar lelah & terduduk & berkata lakukanlah apa yang kalian
inginkan, dalam keadaan demikian datanglah Al Ash bin Wail Asahmi dari kabilah
Quraisy & berkata

_ada apa kalian?_

Mereka mengatakan : _Umar telah keluar_

Dia berkata: _lalu kenapa seseorang telah memilih untuk dirinya sebuah perkara
kemudian apa yang kalian inginkan, apakah kalian memandang bahwa Bani ‘Adi bin
Kaab membiarkan apa yang kalian lakukan terhadapnya?_

Maka mereka pun membiarkan Umar

Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam didalam sirah nya dengan sanad yang hasan.

Halaqah yang Tiga Puluh Tujuh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Kaum
Muslimin Diboikot Di Syi’b Abu Tholib”*.

Orang-orang Quraisy bersepakat untuk memboikot Bani Hasyim, yang demikian setelah
mereka gagal didalam membawa kembali orang² yang hijrah ke Habasyah ke kota
Mekkah, mereka berazam untuk membunuh Rasulullãh ‫ﷺ‬. Maka Bani Abdul Mutholib
berusaha keras melindungi Rasulullãh ‫ ﷺ‬dengan cara memasukkan Rasulullãh ‫ ﷺ‬di
Sy’ib mereka & melindungi beliau di situ.

Sy’ib : sebuah tempat diantara dua gunung.

Maka masuklah banu Hasyim semuanya di Sy’ib Abu Tholib yang muslim maupun yg
kafir pada tahun ketujuh kenabian. Kemudian orang² Musyrikin sepakat untuk tidak
duduk bersama mereka, tidak jual beli bersama mereka, tidak masuk kerumah mereka
sampai mereka menyerahkan Rasulullãh ‫ﷺ‬untuk dibunuh.

Mereka pun menulis disebuah lembaran Banu Hasyim tinggal di Sy’ib tersebut selama 3
tahun, mereka ditimpa kelaparan & kesusahan yang sangat sehingga akhirnya di
penghujung tahun ke-3 orang² Quraisy saling mencela satu dengan yang lain atas apa
yang mereka lakukan kepada Bani Hasyim & mereka pun bersepakat untuk
membatalkan isi perjanjian.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬mendoakan kejelekan untuk orang² Quraisy, akhirnya mereka tertimpa


kelaparan sehingga pemakan bangkai dan kulit.

336
Datanglah Abu Sofyan meminta kepada Rasulullãh ‫ ﷺ‬untuk mendoakan kebaikan bagi
mereka & meminta kepada beliau ‫ ﷺ‬atas nama kekerabatan, maka Nabi ‫ ﷺ‬membaca
firman Allāh

‫ين‬ ‫ب‬ ‫م‬ َّ ‫َف ْارَتق ُْ َي ْو ٌَ َت ْأتي‬


ُ ‫الس َم ُاء ب ُد َخان‬
ٍ
‫يم‬ ٌ ‫اب َأل‬ٌ ‫اس َه َٰ َذا َع َذ‬ َّ
َ ‫الن‬ ‫َيغشى‬
َ ْ
َ ُ ْ َّ َ َ َ ْ َّ َ ْ ْ َ َّ َ
‫اب إنا ُمفمنون‬ ‫ربنا اكشف عنا العذ‬
ٌ‫ول ُمبين‬ ِّ ُ ُ َ َّ َ
ٌ ‫الذ ْك َر َٰى َو َق ْد َج َاء ُه ْم َر ُس‬ ‫أن َٰى لهم‬
ٌ ُ ْ َ ٌ َّ َ ُ ُ َ َ ُ ْ َ ْ َّ َ َ َّ ُ
‫ثم تولوا عنه وقالوا معلم مجنون‬
َ ُ َ ُ َّ َ َ ْ ُ َ َّ
‫إنا كاشفو ال َعذاب قليَل ۚ إنك ْم عائدون‬
[QS Ad-Dukhan 10-15]
_maka tunggulah wahai Rasulullãh hari ketika langit datang dengan asap jelas yang
meliputi manusia inilah azab yang pedih, wahai Rabb kami singkaplah azab ini
sesungguhnya kami akan beriman, bagaimana mereka ingat sedangkan telah datang
kepada mereka rasul yang nyata kemudian mereka berpaling darinya dan mengatakan
dia adalah orang yang diajari lagi Gila, sesungguhnya Kami akan menyingkap azab dari
kalian sedikit sungguh kalian akan kembali kepada kekufuran_

Seseorang dari mereka saat itu melihat diantara langit & bumi seperti bentuk asap maka
Rasulullãh ‫ ﷺ‬mendoakan mereka supaya diangkat musibah ini kemudian ternyata
merekapun kembali kepada kekufuran.
Hadīts ini shahih diriwayatkan oleh Al Bukhari & Muslim.

Halaqah yang Tiga Puluh Delapan dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Meninggalnya Abi Tholib & Khadijjah”*.

Setelah Bani Hasyim terlepas dari pemboikotan Quraisy, maka pada tahun ke-10
kenabian paman beliau Abu Tholib yang bernama Abdul Manaf meninggal dunia setelah
sebelumnya membela Nabi ‫ ﷺ‬marah karena beliau & menolong beliau ‫ﷺ‬, bersamaan
dengan itu orang² Quraisy sangat menghormati beliau.

Di dalam shahih Al Bukhari disebutkan ketika Abu Tholib akan wafat, datanglah
Rasulullãh ‫ ﷺ‬menjenguk beliau & disamping Abu Tholib ada Abu Jahl & Abdullah bin
Abi Umayyah (dua tokoh musyrikin). Rasulullãh ‫ ﷺ‬berkata:

_Wahai pamanku, katakanlah Lailahaillah, sebuah kalimat yang aku akan membelamu
disisi Allāh_

Berkata Abu Jahl & Abdullah bin Abi Umayyah

_apakah engkau membenci agama Abdul Mutholib_

337
Maka Nabi ‫ ﷺ‬mengulangi lagi ucapan beliau & dua orang musyrikin juga mengulangi
ucapannya. Sehingga ucapan terakhir Abu Thalib tetap berada diatas agama Abdul
Mutholib & dia tidak mengucapkan Lailahaillah.

Kemudian Nabi ‫ ﷺ‬berkata

_aku akan memohonkan ampun untukmu selama aku tak dilarang_

Maka turunlah firman Allāh ajja wajalla

َ ‫آم ُنوا َأ ْن َي ْس َت ْغف ُروا ل ْل ُم ْشرك‬


‫ين‬ َ ‫ان ل َّلنب ِّي َو َّالذ‬
َ ‫ين‬ َ َ َ
‫ما ك‬
ِ
[QS At-Taubah 113]

_tidak boleh bagi seorang nabi & orang² yang beriman untuk memohonkan ampun bagi
orang-orang musyrikin_

Dan Allāh menurunkan ayat tentang Abu Thalib

َ ‫الل َه َي ْهدي َم ْن َي َش ُاء ۚ َو ُه َو َأ ْع َل ُم ب ْال ُم ْه َتد‬


‫ين‬
َّ َّ َٰ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ
‫إنك َّل ت ْهدي من أحببت ول ون‬
[QS Al-Qashash 56]
_sesungguhnya engkau tidak memberikan hidayah kepada orang yang engkau cintai
akan tetapi Allāh memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki & Dia lebih tau
siapa yang orang yang mendapatkan petunjuk_

Diantara sebab Abu Thalib menolak Islām yang dibawa oleh Nabi ‫ ﷺ‬adalah fanatik
terhadap agama pendahulu, takut dicela kaumnya & keyakinan² jahiliyah yang sudah
membekas di dalam dirinya dan susah untuk dirubah, demikian pula karena pengaruh
teman2nya yang jelek.

Setelah meninggalnya Abu Thalib tentunya Rasulullãh ‫ ﷺ‬kehilangan orang yang selama
ini banyak membantu beliau & melindungi beliau. Ditahun yang sama yaitu 3 tahun
sebelum beliau hijrah, meninggal lah istri beliau yg tercinta Khadijjah bintu khuwaid,
dimana didalam shahih Bukhori _istri yg sudah banyak berjasa kepada beliau,
membantu beliau dengan fisik nya maupun dengan hartanya.

Halaqah yang Tiga Puluh Sembilan dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Perjalanan & Dakwah Rasulullãh ‫ ﷺ‬Ke Thaif”*.

Setelah meninggalnya Abu Thalib, orang² Quraisy semakin berani mengganggu dakwah
Rasulullãh ‫ﷺ‬, maka beliau ‫ ﷺ‬ingin membuka tempat yang baru untuk berdakwah

338
Beliau pergi ke Thaif pada bulan Syawal tahun ke-10 kenabian & meminta bantuan &
pertolongan dari orang² Syakif, tetapi mereka tidak mau menerima ajakan beliau
bahkan mereka menyuruh anak² mereka untuk melempari Rasulullãh ‫ ﷺ‬dengan batu.

Dalam shahih Bukhori & Muslim, disebutkan bahwa diantara hari yang paling berat bagi
beliau ‫ ﷺ‬didalam dakwah adalah ketika dakwah di Thaif ini.

Setelah ditolak oleh orang² Syakif & ketika perjalanan pulang dalam keadaan bersedih,
tiba-tiba ketika beliau melihat keatas ada awan yang menaungi beliau & melihat Jibril
alaihi salam kemudian Jibril memanggil & mengatakan

_sesungguhnya Allāh ajja wajalla telah mendengar ucapan kaummu untukmu & jawaban
mereka kepadamu & Allāh telah mengutus kepadamu seorang Malaikat gunung supaya
engkau memerintahkan dia sesuai dengan keinginanmu_

Maka Malaikat gunung tersebut memanggil & mengucapkan salam seraya berkata

_Wahai Muhammad sesungguhnya Allāh mendengar ucapan kaummu kepadamu & aku
adalah Malaikat Gunung & Rabbmu telah mengutusku supaya engkau memerintahkan
aku, maka apakah yang engkau inginkan? Kalau engkau ingin maka aku tutupkan
kepada mereka dua Ahsyab ini_

Dua Ahsyab yaitu nama dua gunung di Mekkah.

Maka beliau ‫ ﷺ‬menjawab

_aku berharap Allāh mengeluarkan dari tulang sulbi mereka orang² yang menyembah
Allāh semata & tidak menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun_

Ini semua menunjukkan bagaimana perjuangan beliau ‫ ﷺ‬didalam berdakwah &


kerasnya tantangan & pedihnya ujian serta menunjukkan kasih sayang beliau ‫ ﷺ‬kepada
manusia.

Halaqah yang Empat Puluh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Isra’ &
Mi’raj Nabi ‫*“ ﷺ‬.

Setelah meninggalnya Abu Thalib & Khadijah dan setelah beliau ‫ﷺ‬mengalami peristiwa
yang sangat menyedihkan di Thaif maka Allāh ingin menguatkan Nabi Nya & menghibur
beliau terjadilah kejadian yang besar kejadian Isra’ & Mi’raj.

Isra’ adalah perjalanan beliau ‫ ﷺ‬dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dalam satu
malam.

339
Yang dimaksud Mi’raj adalah diangkatnya beliau ‫ ﷺ‬Ke langit yang ke-7.

Allāh berfirman

ُ ُ َّ َ ُ ُ َُ َْ َّ َْْ ْ َ ْ ْ َ َ َّ َ
‫ُس ْب َحان الذي أ ْس َر َٰى ب َع ْبده ل ْيَل م َن ال َم ْسجد ال َح َراٌ إلى ال َم ْسجد األق َصى الذي َب َاركنا َح ْوله لن ِرَيه م ْن َآياتنا ۚ إنه ه َو‬
ْ ُ َّ
‫يع ال َبص ُير‬ ‫السم‬
[QS Al-Isra’ 1]
_Maha Suci Allāh Yang telah menjalankan hambaNya di waktu malam dari Masjidil
Haram Masjidil ke Aqso yang Kami telah berkahi sekitarnya untuk Kami nampakkan
kepada nya diantara tanda² kekuasaan Kami, sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar & Maha Melihat_

Dan Allāh berfirman

ُْ َ َ ُ َ ْ َََ
‫آه ن ْزلة أخ َر َٰى‬ ‫ولقد ر‬
َٰ‫ع ْن َد س ْد َرة ْال ُم ْن َت َهى‬
ْ ْ ُ َّ َ َ ْ
‫عندها َجنة ال َمأ َو َٰى‬
[QS An-Najm 13-15]
_dan sungguh Muhammad telah melihat Jibril pada waktu yang lain ketika di Shidratil
Muntaha disisi Shidratil Muntaha ada surga Al Ma’wa_

Dalam shahih Bukhori & Muslim disebutkan bahwa sebelum beliau diangkat di dunia,
datang Jibril membelah dada Nabi ‫ﷺ‬, kemudian mencucinya dengan air Zam Zam
kemudian Jibril membawa bejana dari emas yang penuh dengan hikmah & Iman
kemudian menumpahkannya didada beliau ‫ ﷺ‬kemudian menutup nya kembali. Ada
yang mengatakan bahwa tujuan pembelahan dada pencucian Qolbu & pemenuhan
Qolbu beliau dengan hikmah & Iman adalah untuk persiapan sebelum melihat tanda²
yang besar.

Beliau di Isra’ kan ke Masjidil Aqso diatas Buraq (hewan yang lebih kecil dari pada
Baghol & lebih besar dari keledai). Yang dimaksud Baghol adalah peranakan antara
kuda & keledai.

Kemudian shalat di Masjidil Aqso & mengimami para Nabi disana, sebagaimana
diriwayatkan oleh Al Bukhari & Al Muslim .

Beliau diangkat ke langit yang ke-7, melewati 6 langit sebelumnya bertemu dengan Nabi
Adam, Yusuf, Idris, Isa, Yahya, Harun, Musa & Ibrahim. Disana beliau mendengar suara
pena Malaikat & diwajibkan atas beliau 50 shalat kemudian diringankan menjadi 5
shalat, sebagaimana ini diriwayatkan oleh Al Bukhori & Muslim.

340
Dan beliau mensifati Shidratil Muntaha pohon yang sangat besar bahwa daun nya
seperti telinga² Gajah, sebagaimana dalam musnad Ahmad dengan sanad yang shahih.
Beliau melihat Al Baitul Makmur di langit yang ke-7 & Malaikat² yang masuk
kedalamnya (sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim)

Beliau juga mensifati sungai Al Kautsar di dalam Surga (Hadits riwayat Al Bukhari).

Beliau juga melihat 4 sungai didalam Surga (sebagaimana didalam shahih Bukhori)

Malaikat Jibril mendekat kepada beliau & dia memiliki 600 sayap.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman

ُْ َ َ ُ َ ْ َََ
‫آه ن ْزلة أخ َر َٰى‬
‫ولقد ر‬
[QS An-Najm 13]
_dan sungguh Muhammad telah melihat Jibril pada kesempatan yang lain_

Beliau juga melihat ketika Mi’raj Azab orang yang mengghibah (sebagaimana Sunan abu
Daud dengan sanad yang shahih)

Begitu banyaknya tanda² kekuasaan Allāh yang beliau lihat, namun beliau ‫*ﷺ‬tidak
melihat Allāh* ketika beliau ditanya _apakah engkau melihat Rabb mu?_

Beliau berkata
_cahaya bagaimana aku bisa melihat Nya_
Hadīts riwayat Al Bukhari & Muslim

Ketika beliau ‫ ﷺ‬mengabarkan kepada kaumnya tentang kejadian Isra & Mi’raj, orang²
beriman membenarkan beliau & orang-orang musyrikin mendustakan beliau.

Beliau berkata
_aku berada di Hijr_
Hijr adalah bagian dari Ka’bah

Dan Orang-orang Quraisy bertanya kepadaku tentang hal² yang berkaitan dengan Al
Masjidil Aqso yang aku belum terlalu menghafalnya maka aku menjadi gelisah dengan
kegelisahan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kemudian Allāh menampakkan Baitul Maqdis untukku, aku melihatnya mereka tidak
bertanya kepadaku tentang sesuatu kecuali aku mengabarkan kepada mereka.
Hadīts riwayat Al Bukhari & Muslim.

341
Maka orang² Quraisy terheran² dengan jawaban Nabi ‫ &ﷺ‬kebenaran apa yang beliau
kabarkan. Datang orang² Musyrikin kepada Abu Bakar & mengabarkan tentang Isra &
Mi’raj ini, beliau berkata

_apabila dia mengabarkan maka sungguh dia telah benar_

Mereka berkata

_apakah engkau telah membenarkan dia pergi ke Baitul Maqdis semalam & datang
sebelum subuh lagi?_

Abu Bakar berkata

_iya sungguh aku membenarkan dia didalam apa yang lebih jauh daripada itu, aku
benarkan beliau didalam kabar langit di waktu pagi & petang_
Dikeluarkan oleh Al Hakim didalam Al Mustadrak & beliau menshahihkannya.

Isra & Mi’raj bukan mimpi karena seandainya mimpi maka tidak dinamakan tanda²
kekuasaan Allāh

Allāh mengatakan

َ ُ ُ
.. ۚ ‫لن ِ َريه م ْن َآياتنا‬..
[QS Al-Isra’ 1]
_supaya Kami memperlihatkan kepadanya diantara ayat-ayat Kami_

Isra & Mi’raj adalah dengan ruh & jasad Nabi ‫ﷺ‬, karena Allāh mengatakan – ‫– بعده‬
dengan hambaNya. Dan hamba, dinamakan hamba dengan ruh & jasad nya bukan hanya
dengan ruh nya saja.

Dan jumhur ulama mengatakan bahwa Isra & Mi’raj terjadi sekali & bahwasanya
keduanya terjadi dalam satu malam.

Halaqah yang Empat Puluh Satu dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Mendakwahi kabilah² yg datang berhaji & meminta bantuan mereka”*.

Setelah peristiwa Isra & Mi’raj beliau ‫ ﷺ‬melanjutkan dakwah nya dengan iman &
semangat yang semakin bertambah, ketika musim haji beliau mendatangi berbagai
kabilah yang datang ke Mekkah untuk melakukan ibadah haji.

342
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang Hasan, bahwa Rasulullãh ‫ﷺ‬
dipasar Lil Majaj mendatangi manusia ditempat² persinggahan mereka beliau
mendakwahi mereka & di belakang beliau Abu Lahab yang mengatakan kepada manusia

_wahai manusia janganlah orang ini menipu kalian didalam agama kalian & agama
bapak² kalian_

Dan didalam Musnad Ahmad juga disebutkan bahwa diantara yg ucapkan

‫يا أيها الناس قولوا ال إله إال الله تفلحو‬


_Wahai Manusia katakanlah la ilaha illallah niscaya kalian akan beruntung_

Manusia saat itu berkumpul di sekitar beliau ‫ &ﷺ‬mereka tidak mengucapkan sepatah
katapun & beliau ‫ ﷺ‬tidak diam bahkan mengulang² ucapan beliau, sementara Abu
Lahab berteriak dan mengatakan

_dia telah keluar dari agamanya, dia adalah pendusta dia ingin supaya kalian
meninggalkan Tuhan² kalian & meninggalkan Al Latta wal Uzza_

Dan diantara yg beliau ucapkan

_apakah ada diantara kalian yang membawaku ke kaumnya, sesungguhnya Quraisy


telah melarangku untuk menyampaikan salam Rabb ku ajja wajalla_

Maka datanglah seorang laki-laki dari Hamdan, kemudian Rasulullãh ‫ ﷺ‬bertanya

_siapa dirimu?_

Dan dia berkata : _dari Hamdan_

Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan : _apakah kaummu bisa membelaku_

Dia mengatakan : _iya_

Kemudian laki-laki ini berkata : _aku akan mendatangi kaumku & mengabarkan kepada
mereka & aku akan mendatangimu tahun depan_

Nabi berkata : _iya_

Hadīts ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang shahih.

343
Halaqah yang Empat Puluh Dua dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Mendakwahi Kaum Anshor”*.

Ketika Nabi mendakwahi para rombongan haji, beliau bertemu dengan beberapa orang
yang datang dari Yasrid (nama lama dari kota Madinah) mereka menerima dakwah nabi
& membenarkan beliau, beliau ‫ﷺ‬membacakan kepada mereka Alquran, pulang lah
mereka ke Yastrib & mengajak keluarganya masuk kedalam agama Islām, sehingga
tidak tersisa sebuah rumah diantara rumah² Yastrib² kecuali disitu ada orang yang
menerima agama Islām .
Diriwayatkan oleh Al Imam Ahmad dari Jabir Ibnu Abdillah Al Anshori dengan sanad
yang Hasan.

Hubungan yang pertama dengan orang-orang Yastrib terjadi di musim haji & umrah
sebelum terjadi perang Buad sebuah perang besar antara Aus & Khodroj yang
dimenangkan oleh orang-orang Aus, terbunuh didalam peperangan tersebut banyak
korban pada kedua belah pihak termasuk diantaranya pembesar² mereka, terjadi
peperangan ini 5 tahun sebelum hijrah nya Rasulullãh ‫ﷺ‬.

Datanglah orang² Aus untuk meminta bantuan orang² Quraisy didalam memerangi
Khodroj yang jumlah orang² Khodroj ini lebih banyak dari pada Orang² Aus datanglah
Abul Haisab yang bernama Anas bin Rofi’ bersama rombongan untuk tujuan ini, maka
Rasulullãh ‫ ﷺ‬mendengar kedatangan mereka, kemudian & membacakan kepada
mereka Alquran.

Berkata Iyas bin Muadz (salah seorang yang datang bersama rombongan)

_wahai kaumku ini demi Allāh lebih baik daripada apa yang kalian datang untuk nya_

Maka Abul Haisar menghardiknya : _diamlah Iyas_

Kemudian Rasulullãh ‫ ﷺ‬meninggalkan mereka & merekapun pulang ke kota Madinah &
terjadilah perang Bu’ad meninggal Iyas bin Muadz pada peperangan tersebut &
kaumnya meninggal Iyas bertahlil, bertakbir bertahmid & bertashbih sampai dia
meninggal dunia.
Disebutkan oleh Ibnu Hisyam didalam Siroh nya dengan sanad yang Hasan.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬juga bertemu dengan orang² Khodroj di musim haji, di Akobah (Mina),
beliau ‫ ﷺ‬berkata :

_siapakah kalian?_

Mereka mengatakan : _kami beberapa orang dari Khodroj_

344
Beliau mengatakan : _apakah termasuk pendukung orang-orang Yahudi_

Mereka mengatakan : _iya_

Nabi ‫ ﷺ‬mengatakan : _maukah kalian duduk, supaya aku berbicara dengan kalian_

Mereka mengatakan : _iya_

Mereka pun duduk & Nabi ‫ ﷺ‬mendakwahi mereka kepada agama Islām & membacakan
Al Quran kepada mereka.
Dikeluarkan oleh Ibnu Hisyam di dalam Siroh nya dengan sanad yang hasan.

Akhirnya mereka pun masuk Islām & mendakwahi kaumnya di kota Madinah.

Mungkin diantara sebab mengapa kaum Aus & Khodroj mudah menerima Islām yang
dibawa Rasulullãh ‫ ﷺ‬adalah salah lelah nya mereka pada perang yang berkepanjangan
& mereka membutuhkan aqidah yang bisa menyatukan mereka kembali, selain itu
banyak pembesar² mereka yang meninggal selama peperangan sehingga tidak ada yang
menghalangi mereka masuk ke dalam agama Islām karena takut kehilangan kekuasaan.

Disamping itu orang² Aus & Khodroj mereka hidup bertetangga dengan orang² Yahudi
sehingga mereka sudah terbiasa mendengar tentang wahyu, kenabian, Surga & Neraka
dll. Sehingga dengan anugerah dari Allāh dengan beberapa sebab inilah & tentunya
setelah anugerah & karunia dari Allāh mereka mudah didalam menerima agama Islām
yang dibawa oleh Rasulullãh ‫ﷺ‬.

Halaqah yang Empat Puluh Tiga dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Bai’at
Aqobah Pertama”*.

Bai’at Aqobah yang pertama terjadi setahun setelah pertemuan dengan utusan orang²
Khodroj, datang sepuluh orang dari Khodroj diantaranya adalah:

Ubadah bin Ash-Shamit


As’ad bin Zurarah
Auf Ibnu Harits
Rafi’ bin Malik dll

Dan datang juga dua orang dari Aus, yaitu

Abul Haisyam
Uaim bin Saidah

345
Ini menunjukkan bahwa utusan Khodroj yang masuk Islām mereka menyebarkan Islām
diantara kaumnya disamping itu mereka juga menyebarkan Islām diantara orang² Aus
& ini adalah awal bersatunya dua kabilah dibawah bendera Islām.

Berkata Ubadah bin Ash-Shamit radiallahu anhu

_aku termasuk yang menghadiri Aqobah yang pertama & kami 12 orang, maka kami
membaiat Rasulullãh ‫ ﷺ‬dengan baiat para wanita sebelum diwajibkan atas kami
berperang, kami membaiat beliau untuk tidak menyekutukan Allāh dengan sesuatu
apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak² kami & tidak mengapa-
adakan kedustaan didepan teangan ² kami & kaki² kami & tidak memaksiati beliau
didalam kebaikan, kalau kalian menyempurnakan baiat ini maka bagi kalian surga &
bila kalian melakukan sebagian dari maksiat² tadi maka urusan kepada Allāh, kalau
Allāh menghendaki akan mengampuni & kalau Allāh menghendaki akan mengazab_
Disebutkan oleh Ibnu Hisyam di dalam Siroh nya dengan sanad yang shahih.

Maksud isi bai’at mereka seperti bai’at wanita adalah bai’at wanita yang disebutkan
oleh Allāh didalam surat Al-Mumtahanah ayat yang ke-12, juga ada didalamnya bai’at
untuk berperang & bai’at wanita ini terjadi setelah kejadian Khudaibiyah yang terjadi
pada tahun ke-6 Hijriyah.

Kemudian yang dimaksud tidak mengada-adakan kedustaan didepan tangan² kami &
kaki² kami adalah tidak berdusta baik yang berkaitan dengan diri mereka maupun istri²
mereka.

Setelah selesai bai’at Aqobah yang pertama & pulang orang² Anshor ke Madinah maka
Rasulullãh ‫ ﷺ‬mengutus bersama mereka Mus’ab bin Umair radiallahu anhu untuk
mengajarkan kepada mereka Al-Qur’an mengajarkan kepada mereka agama Islām.
Maka Mus’ab radiallahu anhu melakukan tugas ini dengan sebaik-baiknya & tersebar
Islām dikota Madinah & masuk Islām dengan sebab beliau Usaid bin Khubair & Sa’ad bin
Mu’adz radiallahu anhum, kemudian beliau kembali ke kota Mekkah sebelum terjadinya
bai’at Aqobah yang kedua.

Halaqah yang Empat Puluh Empat dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Bai’at Aqobah Kedua Bag I”*.

Setelah tersebar Islām dikota Madinah sementara Rasulullãh ‫ ﷺ‬masih tinggal di


Mekkah menghadapi gangguan orang² Quraisy yang semakin hari semakin keras, maka
datanglah utusan orang² Anshor di musim haji & membai’at beliau ‫ ﷺ‬yang dikenal
bai’at ini dengan bai’at Aqobah yang Kedua.
Berkata Zabir Ibnu Abdillah Al Anshory radiallahu anhu, kami berkata

346
_sampai kapan kita biarkan Rasulullãh ‫ ﷺ‬dikejar² & ditakut²i di gunung² Mekkah_

Maka pergilah 70 orang diantara kami & mendatangi beliau di musim haji, kami pun
saling berjanji untuk bertemu dengan beliau di Syiab Al Aqobah, berkumpul lah kami
dari satu orang, kemudian dua orang sehingga lengkaplah kami, kami berkata

_wahai Rasulullãh, kami ingin membai’at mu_

Beliau berkata _kalian membai’at ku untuk mendengar & taat dalam keadaan semangat
maupun malas, untuk berinfaq dalam keadaan mudah maupun susah, untuk beramal
ma’ruf nahi mungkar & untuk berbicara dijalan Allāh, tidak takut celaan orang yang
mencela & untuk menolong ku kemudian menjaga ku sebagaimana kalian menjaga diri²
kalian, istri² kalian & anak² kalian, apabila aku mendatangi kalian & bagi kalian surga_

Berkata Zabir, maka kami menuju beliau ‫ &ﷺ‬membai’at beliau.

As’ad bin Zurarah yang paling muda diantara mereka mengalami beliau & berkata

_sebentar wahai penduduk Yasrid, sesungguhnya tidaklah kita datang dari jauh kecuali
kita yakin beliau adalah Rasulullãh & mengeluarkan beliau sekarang berarti
memisahkan diri dari orang² Arab semuanya & berarti pula akan terbunuh orang² yang
terbaik diantara kalian & kalian akan berhadapan dengan pedang², maka mau bersabar
atas ini semua & pahala kalian atas Allāh, atau kalian takut… Maka jelaskan dari
sekarang maka ini adalah udzur kalian disisi Allāh_

Mereka berkata

_minggirlah ya As’ad, Demi Allāh kami tidak akan meninggalkan bai’at ini & tidak akan
mencabutnya_

Berkata Zabir, maka kami menuju beliau & membai’at beliau, maka beliau membai’at
kami & memberikan syarat &kemudian menjanjikan surga untuk kami.

Abbas radiallahu anhu melihat wajah² para utusan Anshor tersebut kemudian beliau
mengatakan

_aku tidak mengenal kaum ini mereka adalah pemuda_


Hadīts ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad didalam Musnad nya dengan sanad yang
Hasan.

Dan ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang² yang membai’at Nabi ‫ ﷺ‬pada saat
itu adalah para pemuda.

347
Halaqah yang Empat Puluh Lima dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah *”Bai’at
Aqobah Kedua Bag II”*.

Demikianlah orang² Anshor membai’at Nabi ‫ ﷺ‬untuk taat, menolong & untuk perang.
Sehingga Ubadah bin Ash-Shamit menamakan bai’at ini sebagai bai’at perang.

Berkata Ka’ab bin Malik Al Anshory (salah satu peserta bai’at) menceritakan secara
terperinci peristiwa bai’at, beliau mengatakan:

_kami keluar keluar bersama rombongan haji kaum kami yang masih musyrikin
sementara kami sudah shalat & sudah faham, kemudian kami keluar untuk haji dan
kami janjian dengan Rasulullãh ‫ ﷺ‬untuk bertemu di Aqobah ketika hari² Tasrik & kami
menyembunyikan urusan kami ini dari orang² musyrikin maka kami tidur pada malam
tersebut bersama kaum kami dikemah² mereka, kemudian ketika berlalu ⅓ malam,
kami keluar dari kemah² kami untuk memenuhi janji Rasulullãh ‫ﷺ‬, kami menyelinap
seperti menyelinap nya Khoton (yaitu nama sejenis burung) sehingga kami berkumpul
di Syi’b di Al Aqobah & jumlah kami 73 laki-laki & bersama kami 2 wanita diantara istri²
kami Nusibah bintu Ka’ab & Asma bintu Amr, maka kami berkumpul di Syi’b menunggu
Rasulullah ‫ﷺ‬, sehingga datanglah beliau bersama Abbas bin Abdil Muthalib & saat itu
Abbas diatas agama kaumnya, tapi dia ingin menghadiri urusan keponakan nya &
meyakinkan keamanan beliau, ketika Nabi duduk maka yang pertama kali yang
berbicara adalah Abbas bin Abdil Muthalib, beliau menjelaskan bahwa sekarang
Rasulullãh ‫ ﷺ‬Dibawah perlindungan kaumnya (Bani Hasyim), akan tetapi beliau ingin
Hijrah ke Madinah, oleh karena itu Abbas ingin meyakinkan penjagaan orang² Anshor
terhadap beliau, kalau memang mereka tidak mampu untuk menjaga beliau maka
silahkan mereka meninggalkan beliau dari sekarang, maka orang² Anshor pun meminta
supaya Rasulullãh ‫ ﷺ‬berbicara sendiri & mengambil syarat² untuk diri beliau & Allāh
ajja wajalla_

Maka Rasulullãh ‫ ﷺ‬berbicara & membacakan Al-Qur’an, beliau mendakwahi kepada


Islām & menyemangati mereka, kemudian berkata:

_aku bai’at kalian untuk menjagaku sebagaimana kalian istri & anak kalian_

Maka Al Bara’ bin Ma’rur mengambil tangan Nabi ‫ &ﷺ‬berkata:

_ia & demi Allāh mengutus mu dengan kebenaran sungguh kami akan melindungimu
sebagaimana kami melindungi pakaian kami bagian bawah, maka bai’at lah kami ya
Rasulullãh, demi Allāh kami adalah ahli perang, kami warisi ini dari generasi ke
generasi_

348
Maka Abul Haisyam bin Abdi Haal bertanya

_Ya Rasulullãh sesungguhnya antara kami & orang² Yahudi memiliki hubungan & kami
akan memutusnya, apakah jika kami memutusnya, kemudian Allāh menampakkan mu
engkau akan kembali kepada kaummu & meninggalkan kami_

Tersenyum lah Rasulullãh ‫ &ﷺ‬berkata

_darah dengan darah, kehancuran dengan kehancuran, aku dari kalian & kalian dariku,
aku memerangi yg kalian perangi & berdamai dengan orang yang kalian berdamai
dengan nya_

Kemudian beliau berkata

_keluarkan lah 12 orang wakil supaya menjadi wakil bagi kaumnya_

Mereka pun mengeluarkan 12 orang (9 orang dari khodroj & 3 orang dari Aus).

Kemudian Nabi meminta kepada mereka untuk kembali ke tempat masing-masing &
merekapun mendengar syaitan berteriak mengingatkan orang² Quraisy.

Berkata Al Abbas bin Ubadah

_demi Allāh yang mengutusmu dengan kebenaran kalau engkau ingin maka kami akan
memerangi orang² yang ada di Mina besok dengan pedang² kami_

Maka Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda

_aku belum diperintahkan untuk berperang Tapin kembalilah ke tempat² kalian_

Maka kembalilah mereka ke tempat mereka & di pagi hari datang beberapa pembesar
Quraisy, bertanya kepada mereka tentang kabar bai’at kepada Nabi & ajakan mereka
kepada Nabi untuk hijrah.

Maka orang² musyrikin khodroj & Aus bersumpah bahwa mereka tidak melakukannya
& kaum muslimin saling melihat satu dengan yang lain.

Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam di dalam sirahnya dengan sanad yang Hasan.

Demikianlah selesai bai’at dengan baik & kembalilah orang² Anshor ke kota Madinah
menunggu hijrah nya Nabi ‫ﷺ‬.

349
Halaqah yang Empat Puluh Enam dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Hijrah ke Madinah Bag I”*.

Dalil² yang menunjukkan bahwa dipilihnya Madinah sebagai tempat hijrah Rasulullãh
‫ ﷺ‬adalah dengan wahyu dari Allāh.

Rasulullãh ‫ ﷺ‬bersabda:

ْ َُ ْ َ َ َ َ ُ ْ َّ َ َ َ َ ََ ْ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ ُ َ ُ ِّ َ َ َ ْ ُ َْ َ
‫ض ب َها نخ ٌل فذه َُ َوهلي إلى أن َها ال َي َم َامة أ ْو ه َج ُر فِإذا ه َي ال َمدينة َيث ِر ُب‬
ٍ ‫رأيت في المناٌ أني أهاجر من موة إلى أر‬

aku melihat didalam mimpi bahwa aku berhijrah dari Mekkah ke sebuah daerah yang
memiliki banyak pohon kurma maka aku menyangka bahwa tempat itu adalah Al
Yamamah atau Hajar ternyata dia adalah Al Madinah yaitu Yatsrib (Hadīts Al Bukhari &
Muslim)

Dan beliau ‫ ﷺ‬bersabda:

َ َ ْ َ َ َ ُ َ ُ َ ُ ُ ِّ
‫إني أ ِريت د َار ه ْج َرتُ ْم َرأ ْيت ذات نخل َب ْي َن َّل َبت ْي ِن‬

"Aku diperlihatkan didalam mimpi negeri hijrah kalian diantara dua labah" (Hadīts
riwayat Al Bukhari)

Labah adalah daerah yang berbatu hitam negeri diantara dua labah adalah Al Madinah.

Abu Salamah bin Abdul As’ad adalah orang yang pertama kali berhijrah dari Mekkah ke
kota Madinah, Setelah pulang dari Habasyah.

Berkata Ummu Salamah

sesungguhnya Abu Salamah adalah orang yang pertama kali hijrah kepada Rasulullãh ‫ﷺ‬
(Hadīts shahih riwayat Muslim)

Mus’ab bin Umair & Ibnu Ummi Maktum adalah termasuk Orang² yang pertama
berhijrah mengajari manusia Al Qur’an kemudian berdatangan setelah mereka kaum
muhajirin, seperti Bilal bin Robbah, Sa’ad bin Abi Waqof, Ammar bin Yatsir, Umar bin
Khotob bersama 20 orang shahabat.
(Hadīts riwayat Al Bukhari)

Orang² Quraisy berusaha dengan segala cara untuk mencegah & menghalangi hijrah
mereka ke kota Madinah & membuat kegaduhan didepan orang² muhajirin terkadang
dengan melarang membawa harta mereka, terkadang dengan melarang membawa istri
& anak² mereka, seperti kisah Abu Salamah & terkadang dengan usaha mengembalikan
mereka ke Mekkah seperti yang terjadi pada Ayyas bin Abi Robiah. Namun semua itu
350
tidak menghentikan gerakan hijrah ini karena orang² muhajirin sudah sangat siap untuk
meninggalkan harta, keluarga & dunia mereka demi menyelamatkan aqidah & agama
mereka & kaum Muhajirin banyak yg singgah ke Kuba sebelum datangnya Rasulullãh
‫ﷺ‬.

Halaqah yang Empat Puluh Tujuh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Hijrah ke Madinah Bag II”*.

Setelah Bai’at yang kedua, Rasulullãh ‫ ﷺ‬tinggal di Mekkah sampai bulan Safar, kaum
muslimin telah di di Madinah & tidak tersisa di kota Mekkah kecuali sedikit diantaranya
adalah Rasulullãh ‫ﷺ‬, Abu Bakar & Ali bin Abu Thalib.

Abu Bakar radiallahu anhu telah menyiapkan untuknya & untuk Rasulullãh ‫ ﷺ‬Unta
yang digunakan untuk berhijrah, beliau radiallahu anhu menunggu sehingga Rasulullãh
‫ ﷺ‬di izinkan oleh Allāh untuk berhijrah. Orang² musyrikin Quraisy berusaha untuk
membunuh beliau ‫ﷺ‬.

Allāh berfirman:

َّ َ ُ َّ ُ ُ ْ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َ َ َّ َ ُ ُ ْ َ ْ َ
َ ‫الل ُه َخ ْي ُر ْال َماكر‬
‫ين‬ ِ ‫وإذ يمور بك الذين كفروا ليثبتوك أو يقتلوك أو يخ ِرجوك ۚ ويمورون ويمور الله و‬

[QS Al-Anfal 30]


dan ketika orang² kafir ingin membuat makar kepadamu supaya menahanmu di
Mekkah atau membunuhmu atau mengusirmu mereka membuat makar & Allāh
membalas makar mereka & Allāh sebaik-baik yang membalas makar

Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah mengizinkan beliau ‫ ﷺ‬untuk hijrah ke kota Madinah,
biasanya beliau ‫ ﷺ‬setiap hari mendatangi rumah Abu Bakar Asy Sidiq pagi & sore,
namun ketika beliau diizinkan hijrah beliau datang di waktu Dhuhur dengan menutupi
wajah beliau ‫ ﷺ‬dengan kain.

Kemudian beliau ‫ ﷺ‬mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa beliau telah diizinkan
untuk berhijrah & beliau memilih waktu siang karena rata-rata manusia berada didalam
rumah nya karena panas dan beliau menutup wajah beliau karena keadaan sekitar yang
membahayakan beliau ‫ﷺ‬yaitu orang² Quraisy untuk berazam membunuh beliau ‫ﷺ‬.

Abu Bakar Asy Sidiq berbahagia karena akan menemani Rasulullãh ‫ ﷺ‬didalam hijrah
ini.

Rasulullãh ‫ &ﷺ‬Abu Bakar akhirnya bertemu disebuah gua digunung Tsaur &
bersembunyi disana 3 malam & bermalam bersama keduanya Abdullah bin Abu Bakar
& saat itu beliau adalah seorang pemuda & meninggalkan keduanya sebelum subuh.

351
Ketika datang waktu pagi beliau sudah bersama orang-orang Quraisy di Mekkah &
tidaklah beliau mendengar sebuah pembicaraan tentang Rasulullãh ‫ &ﷺ‬Abu Bakar
kecuali dia memahaminya kemudian mengabarkannya kepada Rasulullãh ‫ &ﷺ‬Abu
Bakar dimalam hari.

Amir Ibnu Fuhairoh budak Abu Bakar Asy Sidiq menggembala kambing menghilangkan
jejak Abdullah bin Abu Bakar, sementara Asma bintu Abu Bakrin membawakan
makanan untuk keduanya.

Halaqah yang Empat Puluh Delapan dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Hijrah ke Madinah Bag III”*.

Didalam Musnad Ahmad rahimahullah dengan sanad yang Hasan, disebutkan bahwa
Rasulullãh ‫ ﷺ‬pergi dari rumahnya menuju goa ketika rumah beliau dikepung oleh
orang² musyrikin yang ingin membunuh beliau ‫ﷺ‬, maka Ali bin Abi Thalib radiallahu
anhu memakai pakaian Rasulullãh ‫ &ﷺ‬tidur ditempat tidur beliau.

Kemudian Rasulullãh ‫ ﷺ‬melewati kepungan orang² musyrikin tanpa dilihat oleh orang²
musyrikin tersebut. Setelah berpesan kepada Ali supaya mengabarkan kepada Abu
Bakar agar menyusulnya, ketika datang Abu Bakar Ali mengabarkan bahwa Rasulullãh
‫ ﷺ‬pergi kearah sumur Maimun.

Kaum musyrikin melempari Ali yg berselimut dan menyangka beliau adalah Rasulullãh
‫ﷺ‬.

Didalam Mustadrak Al Hakim, disebutkan bahwa Abu Bakar Asy Sidiq membawa 5000
atau 6000 dirham untuk keperluan hijrah Nabi ‫ &ﷺ‬beliau. Orang² musyrikin berusaha
mencari Rasulullãh ‫ &ﷺ‬Abu Bakar sampai ke gunung Tsauf & berada dimulut goa,
berkata Abu Bakar

Ya Rasulullãh seandainya salah seorang dari mereka melihat tempat kedua kakinya
berpijak niscaya dia akan melihat kita

Maka Nabi ‫ ﷺ‬berkata dengan tawakal & keyakinan yang kuat

wahai Abu Bakar, apa pendapatmu dengan dua orang yang ketiga adalah Allāh

Hadīts riwayat Al Bukhari & Muslim

Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

َ َ َّ َّ ْ َ َ َ ‫الل ُه إ ْذ َأ ْخ َر َج ُه َّالذ‬
ُ ‫ين َك َف ُروا َثان َي ْاث َن ْين إ ْذ ُه َما في ْال َغار إ ْذ َي ُق‬
‫ول ل َصاحبه َّل ت ْح َزن إن الله َم َعنا‬
َّ ُ َ َ َ ْ َ َ ُ ُ ُ ْ َ َّ
‫إَّل تنصروه فقد نصره‬
ِ ِ

352
[QS At-Taubah 40]
salah satu diantara dua orang ketika keduanya didalam goa ketika dia berkata kepada
shahabatnya janganlah engkau bersedih sesungguhnya Allāh bersama kita

orang-orang musyrikin telah mengumumkan adanya hadiah, bagi orang yang


membunuh keduanya atau menawannya sebagaimana didalam shahih Bukhari &
setelah 3 hari sebagaimana telah dijanjikan sebelumnya datanglah Abdullah bin Uraikid,
seorang penunjuk jalan yang mahir yang telah disewa didalam hijrah ini, dengan
membawa 2 unta yang telah diserahkan sebelumnya oleh Abu Bakar kepada Abdullah,
Abdullāh bin Uraikid adalah seorang musrik dari Bani Ad Dail, kemudian keduanya naik
unta & berjalan Abdullāh bin Uraikid didepan keduanya.

Halaqah yang Empat Puluh Sembilan dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah
*”Hijrah ke Madinah Bag IV “*.

Nabi ‫ &ﷺ‬Abu Bakar Asy Sidiq radiallahu anhu meninggalkan goa di malam hari,
berjalan ke kota Madinah dalam keadaan dicari oleh orang² Musrykin yang mereka
ingin mendapatkan hadiah 100 unta bagi yang membunuh beliau ‫ &ﷺ‬Abu Bakal atau
menawan keduanya.

Suroqoh bin Malik menceritakan bahwa ketika dia duduk bersama kaumnya, tiba tiba
ada seseorang yang datang mengabarkan bahwa dia melihat tiga orang baru saja lewat
dia menyangka mereka ini adalah Muhammad & shahabat nya.

Suroqoh segera mengisyaratkan kepada orang tersebut untuk diam kemudian Suroqoh
mempersiapkan diri & mengambil kuda serta senjata nya & segera menyusul
Muhammad & Abu Bakar Asy Sidiq untuk mendapatkan hadiah 100 ekor unta, setelah
beberapa kali terjatuh kudanya dia tetap melanjutkan perjalanan untuk mengejar
Rasulullãh ‫ &ﷺ‬Abu Bakar, dan ketika melihat Rasulullãh ‫ &ﷺ‬Abu Bakar tiba-tiba
kedua kaki depan kuda tersebut tenggelam kebumi & terjatuhlah Suroqoh dari kudanya
kemudian dia menyadari bahwa dia tidak akan bisa mengganggu Muhammad ‫ﷺ‬, dia
pun memanggil & mengatakan

saya Suroqoh bin Ju’sum Tunggu lah aku, aku ingin berbicara demi Allāh kalian tidak
perlu ragu & aku tidak akan melakukan apa yang kalian benci

Setelah disuruh oleh Nabi ‫ ﷺ‬maka Abu Bakar berkata kepada Suroqoh

apa yang engkau inginkan

Suroqoh berkata

353
tulis lah sebuah tulisan sebagai tanda antara diriku & dirimu

Setelah ditulis oleh Abu Bakar, maka Suroqoh menyimpannya ditempat anak panah nya,
kemudian kembali & tidak membeberkan kejadian ini kepada siapapun.
Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam di dalam Siroh nya dengan sanad yang shahih.

Disebutkan didalam shahih Bukhori bahwa ketika Suroqoh mendekat Nabi ‫ﷺ‬tidak
menoleh sedikitpun yang banyak menoleh adalah Abu Bakar Asy Sidiq khawatir dengan
keselamatan Rasulullãh ‫ &ﷺ‬dalam shahih Bukhori juga disebutkan bahwa Nabi ‫ﷺ‬
mendoakan kejelekan untuk kuda tersebut.

Halaqah yang Lima Puluh dari Silsilah Ilmiyyah Sirah Nabawiyah Adalah ”Hijrah ke
Madinah Bagian yang kelima"

Rasulullãh ‫ ﷺ‬dan Abu Bakar radiallahu anhu sangat berhati² ketika berbicara dengan
manusia selama perjalanan hijrah.

Abu Bakar radiallahu anhu setiap kali ditanya tentang Rasulullãh ‫ﷺ‬, beliau mengatakan

"laki-laki ini menunjukkan aku jalan" (Hadits riwayat Al Bukhari)

Orang menyangka bahwa maksud beliau adalah orang yang mahir & mengetahui jalan²,
padahal maksud beliau radiallahu anhu adalah yang menunjukkan jalan kebaikan. Dan
telah shahih bahwa beliau & Abu Bakar mengambil jalan dekat dengan pantai, bukan
jalan yang biasa dilewati oleh manusia (sebagaimana diriwayatkan oleh Al Imam
Bukhori).

Dan diantara kisah yang terjadi ketika hijrah adalah kisah singgah nya Nabi ‫ &ﷺ‬Abu
Bakar dikemah nya Abu Makbad.

Berkata Abu Makbab

Demi Allāh kami tidak punya kambing, kambing² kami dalam keadaan bunting tidak
memiliki susu

Rasulullãh ‫ ﷺ‬berkata berkata : bagaimana dengan kambing yang itu

Maka didatangkan kepada beliau & beliau mendoakan dengan barokah & diperaslah
susu nya kemudian mereka pun meminumnya.

Berkata Abu Makbad

354
apakah engkau adalah yang dikatakan oleh orang-orang Quraisy, bahwa engkau keluar
dari agama mereka, Rasulullãh ‫ ﷺ‬menjawab : sesungguhnya mereka telah mengatakan

Berkata Abu Makbad : aku bersaksi bahwa apa yang engkau bawa adalah benar & aku
akan mengikutimu

Nabi berkata : jangan sampai engkau mendengar bahwa kami telah menang

Maka Abu Makbad pun mengikuti Nabi ‫ ﷺ‬setelah itu


Hadīts riwayat Al Bazar dengan sanad yang Hasan.

Diantara faedah yang bisa kita ambil dari hijrah ini

① Di syariat kan hijrah dari negeri syirik menuju negeri Tauhid untuk menyelamatkan
agama & aqidah seseorang.

② Mengambil sebab dengan keselamatan tidak bertentangan dengan beriman dengan


Takdir & tawakal kepada Allāh ajja wajalla.

HSI ~ Silsilah Qowa'idul Arba'


Halaqah - 01 Pengantar dan Penjelasan
Halaqah yang pertama Penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba' karangan Asy-Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab at Tamimi rahimahullah

َّ ‫الر ْح َمن‬
‫الرح ْيـم‬ َّ ‫ ب ْسـم الله‬, ‫السالٌ عليُم ورحمة الله وبركاته‬
ِ

Kita akan bersama-sama mempelajari tentang sebuah kitab yang ringkas akan tetapi
telah memberikan manfaat yang banyak kepada kaum muslimin yang dikarang oleh
seorang Ulama yang lahir pada tahun 1115 H yaitu kurang lebih 300 tahun yang lalu
dan beliau meninggal dunia pada tahun 1206 H.

Beliau adalah Al Imam Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab at Tamimi dan Kitab
yang akan kita pelajari adalah Al-Qawa'idul Arba’ yang artinya adalah qa'idah-qa'idah
yang empat atau empat qa'idah.

Kitab ini adalah kitab yang ringkas, telah banyak diantara Ulama dan para penuntut
Ilmu yang telah mengambil pelajaran dan mengambil manfaat dari kitab yang mulia ini.

Syaikh Muhammad at Tamimi seorang ulama jazirah Arab dan beliau lahir pada tahun
1115 H dan mulai menuntut Ilmu semenjak beliau kecil, dan beliau mengambil ilmu dari
bapak beliau sendiri demikian pula dari ulama-ulama besar di zamannya, diantaranya

355
adalah Syaikh Muhammad Hayyah as Sindi dan juga yang lain dan telah melakukan
banyak perjalanan dalam rangka menuntut ilmu Agama pergi ke daerah-daerah yang
ada di Hijaj ini ke kota Madinah ke kota Mekkah dan mengambil ilmu dari banyak
ulama, demikian pula pergi ke Bashrah dan hampir-hampir beliau pergi ke Syam akan
tetapi karena suatu halangan beliau tidak bisa kesana.

Di zaman beliau banyak kerusakan-kerusakan didalam Agama, daerah beliau sendiri


dan juga daerah-daerah tetangga tersebar yang dinamakan dengan kesyirikan,
penyembahan terhadap selain Allah 'Azza wa jalla diantaranya :

1. Ada diantara mereka yang mengagung-agungkan kuburan para Shahabat


radhiyallahu 'anhum.
2. Ada diantara mereka yang mengagung-agungkan pohon yang besar, meminta
kepadanya, meminta manfaat dari pohon tersebut.

Oleh karena itu beliau rahimahullah selama hidupnya menghabiskan waktunya untuk
berdakwah dan mengajak orang-orang yang ada disekitar beliau, baik orang yang
awam, anak kecil orang yang sudah besar bahkan para petinggi kerajaan tidak lepas
dari dakwah beliau.

Dan diantara usaha beliau adalah mengarang beberapa karangan (beberapa kitab)
diantaranya adalah kitab yang akan kita pelajari, dan beliau rahimahullah memiliki
banyak karangan yang sangat bermanfaat diantaranya adalah Kitabut Tauhid, Kasyfu
Syubhat, Al Ushul Tsalasah, Fadhlul Islam, Ushulul Iman dan juga Kitab-kitab yang lain
dan kaum muslimin telah banyak mengambil manfaat dari beliau.

َ َ َُ
Dan beliau meninggal dunia pada tahun 1206 H, semoga Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menerima
amal Ibadah beliau, ketaatan beliau, dan memberikan manfaat kepada kaum muslimin
dari apa yang sudah beliau sampaikan.

Kitab ini yaitu Al-Qawa'idul Arba’ berisi tentang 4 Qa'idah, supaya seseorang bisa
memahami ” Apa itu Tauhid?”.
Mungkin ada diantara kita atau banyak diantara kita sudah mendengar dan pernah
mendengar apa itu Tauhid dan apa itu Asy-Syirk, didalam kitab ini beliau berusaha
untuk memberikan pemahaman kepada kita tentang Tauhid dan juga Syirik dengan
kalimat-kalimat yang ringkas dan beliau meringkasnya menjadi empat qa'idah.
‫ﺍﻟر ْح َمﻦ ا‬
Halaqah - 02 Penjelasan Kalimat ‫ﺍﻟر ِح ْي م‬ ‫ب ْس م ﺍﻟﻠﻪ ا‬
ِ ِ ِ ِ
Halaqah yang ke-2 Penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba' karangan Asy-Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab at Tamimi rahimahullah

Beliau mengatakan :
َّ ‫الر ْح َمن‬
‫الرح ْيـم‬ َّ ‫ب ْسـم الله‬
ِ

356
Mengawali kitab beliau dengan Basmallah, mengikuti apa yang Allah lakukan didalam
َ َ ُ َ
Al-Quran, karena Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memulai Kitab-Nya yaitu Al-Quranul Karim dengan
basmalah, demikian pula Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika beliau mengirim risalah ke sebagian para
penguasa yang ada di zaman beliau, beliau memulai risalahnya, memulai suratnya yang
isinya adalah dakwah kepada Islam kepada Tauhid dengan basmallah, diantaranya
ketika Beliau ‫ ﷺ‬mengirim surat kepada Hiraql, beliau memulai memulai surat nya
َّ ‫الر ْح َمن‬
dengan Basmalah. ‫الرح ْيـم‬ َّ ‫ ب ْسـم الله‬disini Syaikh Muhammad At-Tamimi memulai
ِ
risalah beliau memulai kitab beliau dengan Basmalah.

Basmallah (bi) disini adalah (‫ )ب‬isti'anah yaitu (‫ )ب‬yang fungsinya adalah memohon
َّ ‫الر ْح َمن‬
pertolongan, orang yang mengatakan ‫الرح ْيـم‬ َّ ‫ ب ْسـم الله‬Maka maknanya, aku memohon
ِ
pertolongan kepada Allah Ar-Rahman Ar-Rahim, orang yang mengucapkan basmalah
َ َ َُ
maka pada hakikatnya dia telah memohon pertolongan kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Ism artinya adalah Nama, (‫ )بسم الله‬artinya adalah Nama Allah, dan sebuah kalimat yang
mufrad apabila jika disandarkan maka ini maknanya adalah umum sehingga makna ‫ب ْسـم‬
‫ الله‬adalah Seluruh Nama Allah, bukan hanya satu Nama akan tetapi mencakup seluruh
ُ َ
Nama Allah, ‫ ب ْسـم الله‬dengan Nama Allah maksudnya dengan Nama-Nama Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ َ َ ُ َ
‫ت َعالى‬, karena Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memiliki Al-Asmaul Husna, Lahul asmaa-ul husna.
َ ْ َّ َ
ُ ‫األ ْس َم ُاء ْال ُح ْس َن َٰى َف ْاد ُع‬
‫وه ب َها‬ ‫ولله‬

َ َ ُ َ
“Dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memiliki Nama-Nama yang Husna maka hendaklah kalian
berdoa dengan-Nya

Orang yang mengatakan ‫ ب ْسـم الله‬berarti telah beristi'anah memohon pertolongan dengan
َ َ ُ َ
seluruh Nama Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Allah adalah lafdzhul Jalalah diambil dari kata Al-Huluhah yang artinya adalah Al-Ma’lub
yaitu Al-Ma'bud yang disembah dan lafdzhul Jalalah adalah Nama Allah yang paling
Agung disandarkan nama-nama yang lain kepada nama ini.

Seorang mengatakan ‫الر ْح َم ِن‬


َّ adalah diantara nama Allah, ‫الرح ْيـم‬ َّ adalah diantara nama
Allah, ‫ العزيـز‬adalah diantara nama Allah, nama-nama yang lain kembalinya kepada
Lafdzul Jalalah yang artinya adalah Al-Ma’bud Al-Ma’lub yang disembah, ‫الر ْح َم ِن‬ َّ adalah
salah satu di antara nama-nama Allah yang berasal dari Ar-Rahmah yang artinya adalah
Yang Maha Penyayang ‫الرح ْيـم‬ َّ juga demikian berasal dari Ar-Rahmah yang artinya adalah
Maha Penyayang dan perbedaan antara ‫الر ْح َم ِن‬ َّ dengan ‫الرح ْيـم‬
َّ disebutkan oleh para ulama
diantaranya :

357
Bahwasanya ‫ الرحمن‬ini adalah Allah Maha Penyayang, dan kasih sayang disini mencakup
seluruh makhluk baik yang mukmin maupun yang kafir, baik yang taat kepada Allah
َ َ ُ َ
maupun yang berbuat maksiat kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬semuanya mendapatkan
rahmat dari Allah, orang kafir meskipun dia adalah orang yang kafir mendapatkan
َ َ ُ َ
rezeki dari Allah ‫( ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mendapatkan makanan, mendapatkan minuman,
َ َ ُ َ
diberikan kesempatan hidup) dan ini adalah bagian dari rahmat Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Adapun ‫الرح ْيـم‬


َّ maka rahmat-Nya disini adalah rahmat untuk orang-orang yang beriman
tidak diberikan kepada orang-orang kafir dan diantara rahmat yang Allah berikan
kepada orang-orang yang beriman adalah iman itu sendiri, hidayah kepada agama
islam, dibuka hatinya untuk beriman dan percaya kepada Allah, kepada Rasul-Nya,
kepada Malaikat-Malaikat, kepada Kitab-Kitab, kepada Takdir.
َ َ ُ َ
Dan ini adalah bagian dari rahmat Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang Allah khususkan untuk orang-
orang yang beriman.
‫وكان بالمفمنين رحيما‬

َ َ ُ َ
"Dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah Dzat Yang sangat Penyayang kepada orang-orang yang
beriman"

Halaqah - 03 Penjelasan Kalimat Bismillah


Halaqah yang ke-3 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullaah

Beliau mengatakan

‫أسأل الله الوريم رب العرش العُيم أن يتوالك في الدنيا واآلخرة‬

Beliau mengatakan,

"Aku berdoa kepada Allah (‫ )الوريم‬Yang Maha Pemurah, (‫ )رب العرش العُيم‬Rabb yang
َ َ ُ َ
memiliki yang Menguasai Arsy yang besar, supaya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menjagamu di
dunia dan juga di akhirat “.

Setelah beliau mengucapkan Basmalah, beliau mendoakan untuk kita, setiap yang
membaca kitab beliau dengan beberapa doa diantaranya adalah

‫أن يتوالك في الدنيا واآلخرة‬

َ َ ُ َ
"Supaya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menjagamu, menolongmu di dunia maupun di akhirat"

Dan ini adalah adab yang sangat baik, seorang yang mengajari orang lain mendoakan
muridnya dengan doa-doa yang baik. dan Rasulullah ‫ ﷺ‬didalam Al-Quran

358
َ َ ُ َ
diperintahkan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬untuk mendoakan orang lain, mendoakan para
َ َ َُ
shahabat radhiyallahu 'anhum, sebagaimana firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ َ َ َّ
..‫وصل عليه ْم إن َصالتك َسك ٌن لهم‬..
ِّ

"Dan hendaklah engkau wahai Muhammad mendoakan mereka karena sesungguhnya


doa yang engkau panjatkan, yang engkau tujukan, yang engkau berikan kepada mereka
ini adalah (sakanullahum) memberikan ketenangan kepada mereka"

Doanya Rasulullah ‫ ﷺ‬doa yang berupa kebaikan untuk para sahabat beliau menjadikan
ketenangan di dalam hati para shahabat radhiyallahu 'anhum.

Oleh karena itu disini beliau rahimahullah mendoakan kepada setiap yang mendengar
ُ َ
dan mendoakan kepada setiap yang membaca kitab beliau ini supaya Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬menolong, menjaga di dunia maupun di akhirat.

Ini adalah doa yang agung, Seseorang

- Di jaga di dunia baik agamanya maupun dunia-nya,


- Di jaga dari musibah,
- Di jaga dari kecelakaan demikian pula di dalam agamanya
- Di jaga dari kesesatan dari kerancuan-kerancuan dari keraguan-keraguan dan
- Di jaga dari akhirat semenjak seseorang meninggal dunia,
- Di jaga dari adzab kubur,
- Di jaga dari kegagalan didalam menjawab pertanyaan malaikat,
َ َ ُ َ
- Di jaga ketika di bangkitkan oleh Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬
ketika manusia dalam keadaan takut, menghadapi dan melihat kejadian-kejadian besar
pada hari kiamat,
َ َ َُ
- Di jaga oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dari ketakutan tersebut, dan seterusnya
- Di jaga ketika melewati Ash-Shirath,
- Di jaga dari neraka,

Maka ini adalah doa yang sangat Agung, beliau mengatakan :

‫أن يتوالك في الدنيا واآلخرة‬


Halaqah - 04 Penjelasan Doa Pengarang
Halaqah yang ke-4 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullaah

Beliau rahimahullah mengatakan :

‫وأن يجعلك مباركا أينما كنت‬

359
َ َ ُ َ
“Dan semoga Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menjadikan engkau wahai pembaca, wahai pendengar
‫ مباركا‬menjadi orang yang berbarakah dimanapun engkau berada"

Dan ini juga doa yang sangat agung, beliau mendoakan untuk kita supaya kita menjadi
orang yang berbarakah, artinya berbarakah (Banyak kebaikan) bisa memberikan
manfaat memiliki banyak kebaikan dan kebaikan tersebut langgeng dan terus menerus
bersama kita.

Dan orang yang berbarakah ini adalah orang yang banyak kebaikannya, memberikan
kebaikan tersebut kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.

Ketika dia memiliki ilmu dan dia adalah orang yang berbarakah bermanfaat ilmu yang
dimiliki baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

َ َ ُ َ
Ketika Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memberikan keluasan didalam masalah rizki, bermanfaat rizki
tersebut untuk dirinya dan juga untuk orang lain yang ada di sekitarnya.

Apabila dia seorang pengusaha atau penjabat bermanfaat kekuasaannya atau


jabatannya untuk dirinya dan juga untuk orang lain yang ada di sekitarnya, dia memiliki
kebaikan yang banyak dan kebaikan tersebut adalah kebaikan yang langgeng, beliau
mengatakan:

‫وأن يجعلك مباركا أينما كنت‬

َ َ ُ َ
“Dan semoga Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menjadikan engkau berbarakah dimana pun engkau
berada”
Baik di dalam rumah, ketika keluar rumah, baik bersama keluarga maupun bersama
orang lain, baik bersama bawahannya maupun dengan teman-temannya, menjadikan
seseorang menjadi orang yang berbarakah., tidak ada orang yang duduk dengannya
atau dekat dengannya kecuali dia mengambil faidah dari dirinya.

‫وأن يجعلك مباركا أينما كنت‬

Kemudian beliau mengatakan :

‫وأن يجعلك ممن إذا أعطى شكر‬

َ َ ُ َ
“Dan semoga Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menjadikan engkau termasuk orang yang apabila diberi
maka dia bersyukur”

‫وإذا ابتلي صبر‬

360
”Dan apabila diberikan ujian menjadikan orang yang bersabar”

‫وإذا أذنُ استغفر‬

”Dan apabila dia berdosa maka dia beristighfar”

‫ عنوان السعادة‬:‫فِإن هذه الثالث‬

”Karena sesungguhnya tiga perkara ini adalah termasuk tanda-tanda kebahagiaan”

Ini adalah doa yang lain yang beliau panjatkan kepada Allah untuk kita beliau berdoa
َ َ ُ َ
supaya kita termasuk orang yang apabila diberi bersyukur kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
diberikan kenikmatan, diberikan karunia sekecil apapun kenikmatan tersebut,

Beliau berdoa kepada Allah, supaya kita termasuk orang yang bersyukur apabila
َ َ ُ َ
diberikan oleh Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

Dan beliau berdoa supaya apabila kita terkena musibah maka kita termasuk orang yang
bersabar.

Dan apabila kita berdosa atau melakukan maksiat kepada Allah (melakukan dosa) maka
َ َ َُ
kita termasuk orang-orang yang beristighfar kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬beliau
menyebutkan tiga perkara dan tidak terlepas keadaan kita dari salah satu diantara tiga
perkara ini.

Seorang manusia didalam kehidupannya terkadang mendapatkan kenikmatan, maka


َ َ ُ َ
kewajiban dia saat itu adalah bersyukur kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬seorang yang tidak
َ َ ُ َ
bersyukur maka cepat atau lambat Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan mengambil kenikmatan
tersebut.

َ َ ُ َ َ َ َُ
Tapi orang yang bersyukur kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬maka Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan
menambah kenikmatan di atas kenikmatan.

ٌ َ َ َ َ َّ ُ َ َ َ ُ َّ َ َ َ ُ َ َ َ
‫لئ ْن شك ْرت ْم أل ِزيدنك ْم َولئ ْن كف ْرت ْم إن عذابي لشديد‬

“Apabila engkau bersyukur (mengakui bahwasanya kenikmatan ini dari Allah,


bersyukur dengan lisannya, menggunakan kenikmatan ini di dalam perkara yang di
َ َ َُ
ridhai oleh Allah ‫)س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ maka Allah menjanjikan akan menambah kenikmatan
tersebut ditambah kenikmatan di atas kenikmatan”
ُ َ َ َ
‫َولئ ْن كف ْرت ْم‬

361
”Dan apabila engkau kufur kepada Allah mendapatkan kenikmatan akan tetapi
َ َ َُ
mengingkari bahwasanya itu dari Allah ‫” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Menganggap bahwasanya kenikmatan itu dari dirinya dari ilmu yang dia miliki dari
َ َ ُ َ
usaha yang dia kerjakan, lupa bahwasanya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yg telah memberikan
kenikmatan tersebut dan memudahkan dia untuk mendapatkan kenikmatan tersebut

ُ َ َ َ
‫َولئ ْن كف ْرت ْم‬

َ َ ُ َ
“Apabila engkau kufur kepada Allah ‫” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ َُ
Maka ketahuilah bahwasanya Adzab Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah adzab yang sangat pedih.

َ َ ُ َ
Ini adalah akibat dari orang yang kufur kepada Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬, ُ seorang ketika
َ َ َُ
diberikan kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kenikmatan maka kewajiban dia adalah bersyukur
َ َ ُ َ
kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ُ َ
Dan Apabila mendapatkan musibah maka hendaklah ia bersabar kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬seseorang tidak lepas dalam kehidupannya terkadang mendapatkan kenikmatan
dan terkadang dia mendapatkan musibah, maka kewajiban dia ketika mendapatkan
musibah adalah bersabar.

َ َ َُ
Beriman bahwasanya ini semua adalah takdir dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬sudah ditulis oleh
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬bahkan sudah sejak lama 50.000 tahun sebelum diciptakan langit dan
bumi.

َ َ ُ َ
Langit dan bumi telah diciptakan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dalam waktu yang sudah cukup
lama dan di tulisnya takdir sebelum diciptakan langit dan bumi 50.000 tahun

َ َ َُ
Telah ditulis oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kenikmatan yang akan diterima oleh seseorang,
Umurnya, Rezekinya, termasuk diantaranya musibah,. dan tidak mungkin apa yang
َ َ ُ َ
sudah ditulis oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬luput dari seseorang.

Oleh karena itu seseorang ketika ditimpa musibah baik didalam dirinya, hartanya,
keluarganya ataupun yg lain bahkan hendaklah dia ingat dan beriman bahwasanya ini
َ َ َُ
semua sudah ditulis oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan harus terjadi

Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, beriman kepada Takdir dan mengetahui
َ َ ُ َ
bahwasanya ini adalah termasuk takdir Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬ketika terjadi musibah, maka
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan memberikan hidayah, memberikan hidayah kepada hatinya,

362
memberikan ketenangan didalam menghadapi musibah tersebut bagaimanapun besar
musibah tersebut

‫ومن يفمن بالله يهد قلبه‬

َ َ ُ َ
“Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah maka Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan memberikan
hidayah atau memberikan petunjuk kepada hatinya”
Halaqah - 05 Makna Istighfar dan Ketaatan
Halaqah yang ke-5 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullaah

Beliau mengatakan

َ َْ َ ‫َوإ َذا َأذ‬


‫نُ ْاستغفر‬
“Dan apabila dia berdosa maka dia beristighfar ”
َ َ ُ َ
Beristighfar kepada Allah, memohon ampun kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬atas dosa yang
telah dilakukan.

Makna Istighfar mengandung dua perkara :

1. Memohon kepada Allah supaya ditutupi dosa tersebut


َ َْ ََ
Karena ‫ ْاستغفر‬berasal dari kata ‫ غف َر‬yang artinya menutupi

ّٰ َْ َ
Ketika seseorang mengatakan ‫ أ ْستغف ُر الله‬berarti dia telah memohon kepada Allah supaya
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menutupi dosanya, ditutupi kemaksiatan yang dia lakukan dari mata
manusia, sehingga tidak diketahui, sehingga tidak terbongkar kemaksiatan tersebut.

ّٰ َ َْ
Seorang yang mengatakan ‫ ْاستغف ُر الله‬maka dia telah memohon kepada Allah supaya
َ َ ُ َ
dosanya ditutupi oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َْ ْ
2. Makna ‫ﺍﺳﺘغفر‬ adalah memohon supaya dosanya dihapus

َ َ ُ َ
sehingga dosa yang sudah ditulis oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬meminta supaya catatan
tersebut dihapus dari catatan amalnya. Sehingga kelak dihari kiamat tidak akan diadzab
َ َ ُ َ
oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan sebab dosanya

َ َّ ُ َ ْ ُ َ َّ ُ َ َّ َ
‫الس َعادة‬ ‫فِإن هفالء الثالث عنوان‬

"Karena sesungguhnya tiga perkara ini adalah alamat atau ciri-ciri dari kebahagiaan"

363
Orang yang bahagia adalah orang yang apabila diberi bersyukur dan apabila
mendapatkan musibah dia bersabar dan apabila dia berdosa dia beristighfar kepada
َ َ َُ
Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Kemudian beliau mengatakan :

َ َ ُ َ َ َ َ َْ
‫اعل ْم أ ْرشدك الله لطاعته‬

َ َ ُ َ
“Ketahuilah semoga Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memberikan petunjuk kepadamu kepada
ketaatan“

Beliau (semoga Allah merahmati beliau) kembali mendoakan kepada kita, supaya Allah
َ َ َُ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memberikan petunjuk kepada kita kepada ketaatan, yaitu mengilmui
kebenaran dan mengamalkan kebenaran tersebut.

Halaqah - 06 Makna Al Hanifiyyah dan Tujuan Diciptakannya Manusia


Halaqah yang ke-6 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullaah

Kemudian beliau mengatakan

ِّ ُ َ ً ْ ُ ُ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ : َ َ ْ ُ َّ َ َّ َ ْ َّ َ
َ ‫الد‬
‫ين‬ ‫أن الحنيفية ملة إبراهيم أن تعبد الله وحده مخلصا له‬

Ketahuilah kata beliau “wahai pembaca, wahai pendengar, bahwasanya Al Hanifiyyah


agamanya Nabi Ibrahim, adalah engkau menyembah Allah semata, mengikhlashkan
untuknya agama ini

Beliau ingin memberikan pengertian kepada kita tentang makna Al Hanifiyyah yaitu
Agamanya Nabi Ibrahim,

َ َ ُ َ
Kenapa demikian, karena didalam Al-Quran Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menyebutkan tentang
َ َ ُ َ
Millahnya Nabi Ibrahim dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah mewajibkan semua manusia baik
orang yahudi, orang nasrani, kaum muslimin untuk mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim
'alayhissallam mengikuti agamanya Nabi Ibrahim, karena Millah maknanya adalah
agama.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

َ َ َ َ ً َ َ َ ْ َ َّ ْ َّ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َّ ُ
َ ‫ان م َن ْال ُم ْشرك‬
‫ين‬ ِ ‫ثم أوحينا إليك أن اتبع ملة إبراهيم حنيفا وما ك‬

“Kemudian kami wahyukan kepadamuwahai Muhammad

364
ً َ ‫َأن َّاتب ْع م َّل َة إ ْب َراه‬
‫يم َحنيفا‬
supaya engkau mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim yang hanif “.
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah mewahyukan kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬dan diantara wahyunya
adalah supaya beliau mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim.

Orang-orang yahudi dan nashrani mengatakan

ً َ ‫ودا َأ ْو َن َص َارى َت ْه َت ُدوا ُق ْل َب ْل م َّل َة إ ْب َراه‬


‫يم َحنيفا‬
ً ُ ُ ُ ُ َ َ
‫وقال كونوا ه‬

"Orang-orang yahudi mendakwahi orang lain supaya ikut masuk didalam agamanya"

َُ َ َ َ ً ُ ُ ُ
‫كونوا هودا أ ْو ن َص َارى ت ْهتدوا‬

“Hendaklah kalian menjadi orang yahudi atau menjadi orang nasrani niscaya kalian
mendapatkan petunjuk”

Kemudian Allah mengatakan:

ً َ ‫ُق ْل َب ْل م َّل َة إ ْب َراه‬


‫يم َحنيفا‬

”Katakanlah wahai Muhammad justru atau bahkan kami mengikuti Millahnya Nabi
Ibrahim yang hanif”.

Menunjukkan kepada kita bahwasanya kita diperintahkan untuk mengikuti Millahnya


Nabi Ibrahim, yang dinamakan dengan Al-Hanifiyyah.

Al-Hanifiyah berasal dari Al-hanif yang artinya adalah Mustaqim yang artinya adalah
Lurus.

ُ َ
Artinya Agama Al Hanifiyyah adalah agama yang lurus hanya kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ َ َ ُ َ
‫ ت َعالى‬berpaling dari selain Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Beliau mengatakan
ِّ ُ َ ً ْ ُ ُ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ
َ ‫الد‬
‫ين‬ ‫أن تعبد الله وحده مخلصا له‬

Yang dimaksud dengan Millahnya Ibrahim yang kita diperintahkan untuk Millah ini
adalah :

َ َ َ َ ُ َ ِّ ُ َ ً ْ ُ
Engkau beribadah kepada Allah (‫)و ْحد ُه‬ َ ‫الد‬
hanya untuk Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan ‫ين‬ ‫مخلصا له‬
َ ََ َ ُ َ َ ْ ُ
mengikhlashkan agama ini hanya untuk Allah ‫سبحانه و تعالى‬

365
Tidak ada yang lain, jadi kita diperintahkan untuk mengikuti Millahnya Nabi Ibrahim
ُ َ
artinya menjadi orang yang hanya mengikhlashkan ibadah kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬tidak menyerahkan setitik pun, sedikit pun dari ibadah-ibadah yang diridhai
َ َ ُ َ َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kepada selain Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Siapapun dia baik itu orang yang
agung, orang yang rendah, seorang Nabi, seorang Malaikat, seorang wali, selain Allah
َ َ َُ
adalah makhluk dan ibadah adalah hak istimewa hanya untuk Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Kemudian beliau mengatakan:

َ ََ َ َّ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ
‫ َوخلق ُهم ل َها‬،‫اس‬
ِ ‫وبذلك أمر الله جميع الن‬
َ َ ُ َ
Dan dengan hal ini pula Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memerintahkan manusia, dengan ibadah ini
َ َ ُ َ ُ َ
(yaitu dengan meng-Esa kan) Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬didalam ibadah ini, Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬memerintahkan manusia

َ َ ُ َ
Sebagaimana firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ ُ َّ َ ُ َّ َ ُ َ ْ ُ َّ َ ُّ َ َ
َ ‫اع ُب ُدوا َرَّب ُكم ُ َّالذي َخ َل َق ُك ْم َو َّالذ‬
‫ين م ْن ق ْبلك ْم ل َعلك ْم تتقون‬ ‫يا أيها الناس‬

”Wahai manusia sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-
orang sebelum kalian, supaya kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa”

Ini adalah perintah pertama didalam Al-Quran yang disebutkan di dalam surat Al-
Baqarah, Perintah pertama didalam Al-Quran yang Allah sebutkan adalah perintah
untuk bertauhid, menyembah Allah semata, menyerahkan ibadah hanya kepada Allah
Semata.

ُ ُ ْ ُ َّ َ ُّ َ َ
‫اس اع ُبدوا َرَّبكم‬‫يا أيها الن‬

“Wahai manusia hendaklah kalian menyembah kepada Rabb kalian”

Siapa Rabb kalian, yang telah menciptakan kalian dan menciptakan orang-orang
sebelum kalian, Dialah Rabb yang berhak untuk disembah.

Kemudian beliau mengatakan :

َ ََ َ
‫َوخلق ُهم ل َها‬

َ َ َُ
Dan Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ ُس ْب َحانه‬telah menciptakan mereka untuk ibadah ini

َ َ ُ َ
manusia dan juga Jin diciptakan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan maksud bukan

366
َ َ ُ َ
diciptakan begitu saja tanpa ada maksud, tanpa ada hikmah dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah
menyebutkan didalam Al-Quran tentang hikmah-Nya.

ُ َّ َ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ َ َ َ : َ َ َ َ َ َ َ
‫نس إَل ل َي ْع ُبدون‬‫كما قال تعالى وما خلقت الجن واإل‬

“Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan juga Manusia kecuali untuk beribadah
kepadaKu“ (Adz-dzariyat : 56)

Ini adalah hikmah diciptakannya jin dan juga manusia, tidak lain dan tidak bukan
َ َ ُ َ
kecuali untuk beribadah kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Halaqah - 07 Tidak Dinamakan Ibadah Kecuali Dengan Tauhid

Halaqah yang ke-7 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh


Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Kemudian beliau mengatakan

َّ َ ُ َ َ ْ َّ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ َ
‫فِإذا ع َرفت أن الله خلقك لع َبادته؛ فاعل ْم أن الع َبادة ال ت َس َّمى ع َبادة إال َم َع الت ْوحيد‬

Beliau mengatakan,

"Apabila engkau wahai pembaca, wahai pendengar mengetahui bahwasanya Allah


َْ َ
menciptakan dirimu untuk beribadah kepada-Nya, (‫اعل ْم‬‫ )ف‬maka ketahuilah bahwasanya
ibadah tidak dinamakan ibadah kecuali dengan Tauhid"

Seseorang tidak dinamakan beribadah kepada Allah, kecuali apabila dia men-Tauhid-
kan Allah meng-Esa-kan Allah didalam ibadah tersebut.

Apabila seseorang mengaku beribadah kepada Allah tetapi dia tidak meng-Esa-kan
Allah dalam ibadah tersebut, artinya selain dia beribadah kepada Allah juga
menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah 'azza wa Jalla maka ini TIDAK
DINAMAKAN dengan ibadah.

Oleh karena itu beliau mengatakan :

Ibadah dinamakan ibadah apabila kita ber Tauhid, hanya meng-Esa-kan Allah didalam
beribadah

Kemudian beliau mengatakan :

َّ َ ُ َ َّ َّ َ َ َ
‫الصالة ال ت َس َّمى َصَلة إال َم َع الط َه َارة‬ ‫كما أن‬

367
"Sebagaimana shalat, tidak dinamakan shalat kecuali apabila ada thaharah (ada
bersuci)"

Apabila seseorang, misalnya melakukan shalat, ruku' sujud berdiri tetapi dia tidak
melakukan thaharah, apakah ini dinamakan shalat? Secara dzhahir orang menyangkal
bahwasanya dia shalat, tetapi karena tidak melakukan thaharah (tidak bersuci)
melakukan shalat tersebut dalam keadaan tidak suci maka ini tidak dinamakan dengan
shalat
َ َّ َ َّ َ َ َ َ ُ َ َ ُ َّ ْ
‫ال َيق َب ُل الله َصالة أ َحدك ْم إذا أ ْحدث َحتى َيت َوضأ‬

َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak menerima shalat salah seorang dari kalian apabila dia berhadats
sampai dia berwudhu

Berthaharah adalah termasuk syarat sah nya shalat, orang yang shalat tanpa
berthaharah maka tidak dinamakan melakukan shalat.

Ini adalah perumpamaan yang beliau bawakan untuk kita supaya kita mudah untuk
memahami ucapan beliau.

Demikian pula ibadah, apabila seseorang tidak bertauhid didalam ibadah tersebut maka
َ َ ُ َ
ini tidak dinamakan ibadah kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬sebagaimana shalat apabila tidak
berthaharah (tidak bersuci) maka tidak dinamakan dengan shalat.

Kemudian beliau mengatakan :

ْ َ َ َ ْ ُ ِّ َ َ َ َ
‫فِإذا دخ َل الش ْرك في الع َبادة ف َسدت‬

"Maka apabila kesyirikan masuk didalam sebuah ibadah, ibadah tersebut akan menjadi
rusak"
َ َّ َ َ َ َ ْ َ
‫كال َحدث إذا دخ َل في الط َها ِرة‬

"Sebagaimana hadats kecil maupun besar apabila masuk didalam thaharah maka akan
merusak thaharah tersebut'

Orang yang dalam keadaan suci apabila ada hadats baik yang kecil maupun yang besar
maka kesucian dia menjadi rusak. Syirik apabila masuk didalam ibadah seseorang
ibadah tersebut akan menjadi rusak, akan menjadi gugur, sebagaimana firman Allah
Ta’ala :

َ ُ َ ُ َّ ُ َْ ْ َ َ َ ُ ُْ ْ ُ َْ َ َ َ َ َّ َ َْ َ ْ ْ َ َ
‫ين عل َٰى أنفسه ْم بالوف ِر ۚ أول َٰ ئك َحبطت أع َمال ُه ْم َوفي الن ِار ه ْم خالدون‬ ‫ين أن َي ْع ُم ُروا َم َساجد الله شاهد‬ ‫َما كان لل ُمش ِرك‬
368
”Tidaklah orang-orang musyirikin mereka memakmurkan masjid-masjid Allah dalam
keadaan mereka bersaksi bahwasanya mereka adalah orang-orang yang kafir
merekalah orang-orang yang gugur dan terhapus Amalan-amalan mereka dan mereka
akan kekal didalam neraka”

Orang-orang musyirikin Quraisy yang ada di zaman Nabi ‫ﷺ‬, mereka mengaku
bahwasanya mereka :

1. Memakmurkan masjidil Haram,


2. Memakmurkan Ka’bah,
3. Menghormati orang-orang yang datang kesana,
4. Memberikan minum kepada Jamaah Haji yang datang kesana.

Ini adalah pengakuan orang-orang musyirikin. Allah mengatakan tidaklah orang-orang


musyirikin mereka yang memakmurkan masjid-masjid Allah sedangkan mereka
bersaksi atas diri mereka sendiri bahwasanya mereka adalah orang-orang yang kufur.

Dan Allah mengabarkan bahwasanya amalan-amalan yang mereka lakukan adalah


amalan-amalan yang batal yang terhapus

َ ُ َ ُ َّ ُ َْ ْ َ َ َ ُ
‫أول َٰ ئك َحبطت أع َمال ُه ْم َوفي الن ِار ه ْم خالدون‬

”Mereka adalah orang-orang yang batal amalan-amalan dan mereka kekal didalam
neraka”
Kenapa batal?

Padahal mereka melakukan amalan yang besar, memberikan penghormatan kepada


orang-orang yang datang untuk beribadah kesana, karena ibadah haji ini sudah ada
semenjak zaman dahulu, bahkan sebelum datangnya Islam yang dibawa oleh Rasulullah
‫ﷺ‬

Ibadah Haji ini termasuk dalam peninggalan dari Nabi Ibrahim 'alayhissalam yang
merupakan nenek moyang dari orang-orang Quraisy itu sendiri, meskipun sudah
dirubah caranya oleh orang-orang Quraisy

Jadi mereka mengaku memakmurkan masjid-masjid Allah akan tetapi mereka adalah
orang-orang yang kufur sehingga Allah batalkan amalan-amalan mereka, menunjukkan
bahwasanya kesyirikan, kekufuran ini bisa membatalkan amalan sebagaimana hadats
ini bisa membatalkan thaharah seseorang
Halaqah - 08 Syirik Bercampur Ibadah Akan Merusak Ibadah

369
Halaqah yang ke-8 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Beliau mengatakan

‫ وصار صاحبه من الخالدين في النار عرفت أن أهم ما‬،‫ وأحبط العمل‬،‫فِإذا عرفت أن الشرك إذا خالط العبادة أفسدها‬
‫عليك معرفة ذلك‬

"Kalau engkau sudah tahu bahwasanya syirik apabila bercampur dengan ibadah, maka
akan merusak ibadah tersebut dan akan membatalkan amalan dan menjadikan
pemiliknya termasuk orang-orang yang kekal didalam neraka"

Beliau mengatakan

"Maka engkau tahu sekarang bahwasanya perkara yang paling wajib engkau lakukan
adalah mengetahui apa itu syirik"

Kalau kita sudah tahu tentang bahaya syirik dan demikian bahayanya, sampai
membatalkan amalan orang yang melakukan amalan sebesar apapun apabila dia
melakukan kesyirikan (asy-syirkul akbar) yang besar, maka ini bisa membatalkan
amalan dia dari awal sampai akhir Seandainya seseorang beribadah semenjak dia
Baligh (shalat nya, puasanya, bershadaqah, ber-silaturrahim) kemudian ketika dia
berumur 50 tahun melakukan sebuah syirik besar maka amalan yang sudah dia
kumpulkan sedikit demi sedikit, meskipun sebesar gunung, seluas lautan maka akan
َ َ َُ
dihapuskan oleh Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ menjadi debu yang berterbangan, tidak dianggap
َ َ ُ َ
oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Sebagaimana firman Allah

َ ُ َ َ َ َ ْ َْ َ َ
‫ِ لئ ْن أش َركت ل َي ْح َبط َّن ع َملك‬

“Seandainya engkau berbuat syirik niscaya akan batal seluruh amalan”

َ ‫ون َّن م َن ْال َخاسر‬


‫ين‬
َ ُ َََ
‫ولتو‬
ِ

”Dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang merugi ”

Bagaimana selama puluhan tahun dengan capai yang sangat, dengan lelah yang sangat,
kemudian dibatalkan amalan tersebut dengan sebuah syirik besar

Dan ini adalah sebuah bahaya, bahaya yang besar bagi seorang muslim didalam
Agamanya

370
Kemudian beliau mengatakan

‫وصار صاحبه من الخالدين في النار‬

"Dan orang yang berbuat syirik bahayanya adalah apabila dia meninggal dunia maka dia
termasuk orang yang kekal didalam neraka"

Sekejap didalam neraka adalah musibah, bagaimana seseorang kekal didalam neraka
dan tidak keluar dari neraka tersebut.

Syirik ini adalah perkara yang sangat bahaya, oleh karena itu beliau mengatakan

“Sekarang engkau tahu bahwasanya perkara yang paling penting yang hendaklah
engkau pelajari adalah tentang mengetahui apa itu kesyirikan”

‫ وهي الشرك بالله‬،‫لعل الله أن يخلصك من هذه الشبكة‬

َ َ ُ َ
”Semoga Allah ‫( ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kata beliau) melepaskan dirimu dari jaringan ini yaitu
kesyirikan kepada Allah”

‫ ذكرها الله تعالى في كتابه‬،‫وذلك بمعرفة أربــع قواعد‬

”Dan untuk mengetahui apa itu kesyirikan maka caranya adalah dengan mengetahui
َ َ ُ َ
empat qa'idah yang disebutkan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬didalam Al-Quran”

Kemudian setelah itu beliau menyebutkan empat Qa'idah yang insya Allah akan kita
pelajari satu persatu.
Halaqah - 09 Qa'idah Pertama Bagian Pertama
Halaqah yang ke-9 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Beliau rahimahullah mengatakan

‫القاعدة األولى‬: ‫ المدبر‬،‫ المحيي المميت‬،‫ الرازق‬،‫ أن الله هو الخالق‬:‫أن تعلم أن الوفار الذين قاتلهم رسول الله مقرون‬
‫لجميع األمور‬
Beliau mengatakan

”Qa'idah yang pertama adalah engkau mengetahui bahwasanya orang-orang kafir yang
diperangi oleh Rasulullah ‫ﷺ‬mereka menyatakan, mereka meyakini, mengakui
bahwasanya Allah Dialah ‫ الخالق‬Yang Maha Pencipta, (‫ )الرازق‬Yang Maha Memberikan
Rezeki, (‫ )المحيي المميت‬Yang Menghidupkan dan Mematikan (‫ )المدبر لجميع األمور‬Dialah
Yang mengatur seluruh perkara”

371
Ini adalah Qa'idah yang pertama yang beliau sampaikan kepada kita semua

Apa itu?

Hendaknya kita mengetahui sebagai seorang muslim bahwasanya orang-orang kafir


yang diperangi oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬siapa mereka? Yaitu orang-orang musyrikin di zaman
beliau diantaranya orang-orang Quraisy (kaum beliau sendiri), engkau mengetahui
bahwasanya mereka yang diperangi oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬bersama para shahabat

Perlu diketahui bahwasanya mereka yaitu orang-orang musyrikin tersebut (‫)مقرون‬


ُ َ
mereka Menyatakan, mereka mengakui, mereka meyakini bahwasanya Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬Dialah Yang Menciptakan, ini diyakini oleh orang-orang Quraisy, orang-orang
َ َ َُ
musyrikin, (‫ )الرازق‬dan bahwasanya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Dialah yang memberikan rezeki,
kemudian beliau mengatakan (‫ )المحيي المميت‬mereka meyakini bahwasanya
َ َ ُ َ
Menghidupkan dan Mematikan adalah Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

(‫ )المدبر لجميع األمور‬yang mengatur seluruh perkara ini, Orang-orang Quraisy juga
meyakini dan mengakui bahwasanya yang mengatur alam semesta ini tidak ada selain
َ َ َُ
Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Kemudian beliau mengatakan

ٌ‫ولم يدخلهم ذلك في اإلسال‬

"Akan tetapi keyakinan dan aqidah orang-orang kaum musyrikin Quraisy yang mereka
meyakini bahwasanya Allah yang mencipta, memberikan rezeki, mengatur alam
semesta, menghidupkan dan mematikan, ternyata ini kata beliau tidak memasukkan
kedalam Agama Islam, keyakinan tersebut tidak memasukkan kedalam Islam"

Seandainya keyakinan ini memasukkan mereka ke dalam agama islam tentunya tidak
akan diperangi oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬seandainya keyakinan bahwasanya Allah itu Pencipta,
Memberikan rezeki, Mengatur alam semesta, Menghidupkan dan Mematikan ini
memasukkan mereka ke dalam agama Islam, menjadikan mereka islam seperti
diinginkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬tentunya tidak akan diperangi oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga
para shahabat

Namun ternyata Rasulullah ‫ ﷺ‬dan para shahabat tetap memerangi mereka,


bahwasanya keyakinan ini tidak memasukkan mereka ke dalam agama islam, dan ini
pengetahuan yang tidak banyak diketahui banyak saudara-saudara kita

Mereka mendengar dari gurunya, orangtuanya, bahwasanya orang-orang Quraisy

372
mereka adalah orang yang menyembah berhala, menyembah ini dan itu seakan akan
َ َ ُ َ
mereka tidak mengenal siapa Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Oleh karena itu disini beliau ingin memberikan nasihat memberikan pengetahuan
kepada kita yang mungkin tidak kita ketahui.

Ketahuilah bahwasanya orang-orang musyrikin ternyata mereka juga mengetahui


bahwa Allah yang mencipta, seperti kita

Dan bahwasanya Allah yang memberikan rezeki dan bahwasanya Allah yang mengatur
alam semesta, namun yang demikian tidak memasukkan mereka ke dalam agama Islam,

Berarti disana harus ada sesuatu yang memasukkan mereka ke dalam agama islam,
ternyata keyakinan ini tidak cukup untuk memasukkan mereka ke dalam agama islam.
Lalu apa yang diinginkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dari mereka. nanti Insya Allah kita akan
sebutkan
Halaqah - 10 Qaidah Pertama Bagian 2
Halaqah yang ke-10 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

َ َ َُ
Beliau mengatakan dan dalilnya adalah firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

‫قل من يرزقُم من السماء واألرض‬

”Katakanlah wahai Muhammad sebagai seorang Rasul katakan kepada mereka tanyakan
kepada mereka (kaummu),

‫من يرزقُم من السماء واألرض‬

Wahai kaumku, wahai orang-orang Quraisy siapakah yang menciptakan,

"Siapakah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit maupun dari bumi"

Siapa yang memberikan rezeki kepada kalian menurunkan hujan, memberikan rezeki
kepada kalian dengan perdagangan, (‫ )واألرض‬dan juga memberikan rezeki kalian dari
bumi, berupa tanam-tanaman, siapakah yang memberikan rezeki kepada kalian dari
langit maupun dari bumi

‫أمن يملك السمع واألبصار‬

"Atau siapakah yang memiliki pendengaran dan juga penglihatan"

373
siapakah yang telah memberikan pendengaran dan penglihatan sehingga kalian bisa
mendengar, sehingga kalian bisa melihat,

‫ومن يخرج الحي من الميت‬

"Dan siapakah yang bisa mengeluarkan dari yang hidup dari yang mati"
‫ويخرج الميت من الحي‬

"Dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup"


tanyakan kepada kaummu siapakah yang menghidupkan mereka dan siapakah yang
mematikan mereka,

‫ومن يدبر األمر‬

"Dan tanyakan kepada mereka siapakah yang mengatur alam semesta"

yang menggerakkan matahari membuat siang, membuat malam,

‫فسيقولون الله‬

"Niscaya mereka akan mengatakan Allah”

Ini adalah jawaban dari orang-orang Quraisy, seandainya kaummu wahai Muhammad
ditanya tentang beberapa pertanyaan ini niscaya mereka akan menjawab dengan satu
jawaban dan tidak ada diantara mereka yang menjawab dengan jawaban lain, semuanya
akan mengatakan "Allah"

Allah yang telah memberikan rezeki kepada kami, Allah yang telah menciptakan kami,
Allah yang telah menghidupkan kami dan menghidupkan orang yang sudah mati dan
telah mengatur alam semesta ini

Ini adalah jawaban orang-orang Quraisy

Mereka tidak mengatakan yang menciptakan kami adalah Latta (salah satu sesembahan
mereka)

Atau mengatakan yang telah menciptakan kami adalah 'Uzza (salah satu sesembahan
mereka)

Atau mengatakan yang telah memberikan rezeki kepada kami adalah Huubal. Mereka
memiliki sesembahan-sesembahan yang banyak tetapi tidak ada diantara mereka yang
meyakini bahwasanya yang menciptakan mereka adalah sesembahan-sesembahan
tersebut

374
Menunjukkan kepada kita kebenaran apa yang dikatakan oleh pengarang disini,

Beliau mengatakan

"engkau mengetahui bahwasanya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah


‫ ﷺ‬mereka meyakini bahwasanya Allah yang mencipta, yang memberikan rezeki dan
juga mengatur alam semesta"

Apa yang beliau ucapkan memiliki dasar, memiliki dalil didalam Al-Quran dan juga
hadits-hadits Rasulullah ‫ﷺ‬

‫فقل أفال تتقون‬

“Maka katakanlah wahai Muhammad apakah kalian tidak bertaqwa? ”

Wahai kaumku Seandainya kalian mengakui ini semua Allah yang menciptakan,
memberi rezeki, mengatur alam semesta,

‫أفال تتقون‬

َ َ ُ َ
”Kenapa kalian tidak takut kepada Allah ‫”س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ

َ َ ُ َ
Kenapa kalian masih berbuat syirik kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Menunjukkan
َ َ ُ َ
bahwasanya keyakinan mereka ini tidak menjaga dari adzab Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬karena
disini Allah mengatakan

‫فقل أفال تتقون‬

Kenapa kalian tidak menjaga diri kalian dari azab Allah.

Menunjukkan bahwasanya keyakinan mereka (bahwasanya Allah yang mencipta,


ُ َ
memberikan rezeki, mengatur alam semesta) ini tidak bisa menjaga adzab Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ت َعالى‬

Ini adalah qa'idah yang pertama yang beliau sampaikan dan ini adalah qa'idah yang
sangat bermanfaat.

Dengan qa'idah ini kita bisa memahami banyak perkara, banyak yang bisa kita pahami
dari qa'idah ini.

Karena sebagian kita meyakini bahwasanya orang-orang musyrikin yang ada di zaman

375
nabi ‫ ﷺ‬itu mereka tidak mengenal Allah sama sekali,

Seakan-akan mereka meyakini yang mencipta adalah berhala mereka, patung yang
mereka sembah, pohon yang mereka sembah, Jin yang mereka sembah, TIDAK!!

Ternyata didalam masalah ini masalah penciptaan, masalah pengaturan alam semesta,
َُ
masalah rezeki keyakinan mereka sama dengan keyakinan kita yaitu Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬yang melakukan ini semua. Jadi ini kata beliau

ٌ‫لم يدخلهم ذلك في اإلسال‬

“Tidak memasukkan mereka kedalam agama Islam”

Oleh karena itu ketika kita melihat di zaman kita apabila kita melihat orang musyrik
ternyata mereka juga mengenal Allah, maka ini bukan sesuatu yang menakjubkan dan
bukan sesuatu yang mengherankan.

َ َ َُ
kalau ada seorang musyrik ternyata dia juga mengenal Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬meyakini
bahwasanya Allah yang telah menciptakan mereka

Dan ini bisa kita buktikan ketika kita melihat orang-orang disekitar kita yang mereka
mungkin adalah orang yang tidak menisbatkan dirinya kepada agama islam

Tetapi ternyata dia ketika ditanya siapakah yang telah menciptakan dia, dia menjawab
َ َ ُ َ
yang menciptakan adalah Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬atau terkadang memberikan isyarat “yang
menciptakan saya adalah yang diatas” atau dengan kalimat-kalimat yang lain yang
intinya dia mengakui bahwasanya yang menciptakan adalah Allah,

ُ َ
Padahal dalam kehidupan sehari-hari dia banyak mengagungkan selain Allah ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ ُ َ
‫ ت َعالى‬bermuamalah dengan Jin, menyembah kepada Jin, meyakini selain Allah ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ
‫ت َعالى‬

Tetapi ketika ditanya tentang siapa yang mengatur alam semesta, siapa yang
ُ َ َ ْ ُ
memberikan rezeki ternyata mereka juga mengakui bahwasanya itu ada Allah ‫َو‬ ‫سبحانه‬
َ َ
‫ ت َعالى‬dan ini tidak memasukkan mereka ke dalam agama Islam.

Halaqah -11 Qa'idah Pertama Bagian 3


Halaqah yang ke-11 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Apa yang memasukan seseorang ke dalam agama Islam?

376
Apa yang membedakan antara orang Islam dengan orang-orang musyrikin tersebut?

Apabila dalam masalah penciptaan, masalah pengaturan rezeki ternyata sama antara
kita dengan mereka. Lalu apa yang membedakan antara diri kita dengan mereka?

Apa yang di inginkan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dari orang-orang musyrikin tersebut?

Yang beliau ingin bukan hanya mereka mengakui bahwasanya Allah Yang Pencipta,
memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta, tetapi yang di inginkan oleh Allah
dan Rasul-Nya dari orang-orang musyrikin tersebut adalah supaya mereka meng-Esa-
َ َ ُ َ
kan ibadah hanya untuk Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Inilah yang di inginkan oleh Allah dan Rasul-
Nya.

Allah dan Rasul-Nya menginginkan dari orang-orang musyrikin tersebut selain mereka
mengakui bahwasanya Allah yang mencipta, mengatur alam semesta dan memberikan
rezeki, diinginkan dari mereka supaya mereka meng-Esa-kan ibadah hanya untuk Allah.

Orang-orang musyrikin tidak meng-Esa-kan Allah didalam ibadahnya, Inilah yang


membedakan antara kita dengan mereka.

Terkadang mereka melakukan ibadah untuk Allah, seperti ketika haji-an karena ibadah
haji, ini sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim 'alayhissallam kemudian dilanjutkan Nabi
Isma'il dan seterusnya dan orang-orang Quraisy mereka adalah keturunan Nabi Ism'ail
ibni Ibrahim.

Ibadah haji masih mereka pegang sampai di zaman Rasulullah ‫ﷺ‬, oleh karena itu setiap
ُ َ
tahun mereka senantiasa melakukan ibadah haji dan ini di lakukan untuk Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬kita membaca di dalam kitab-kitab sirah tentang perjanjian 'Aqabah yang pertama
maupun yang kedua, Bai'at antara Rasulullah dengan kaum Anshar, kapan terjadi?

Ketika musim-musim haji, ketika orang-orang Arab, orang-orang Quraisy dan orang
orang arab yang ada disekitar melakukan ibadah haji menuju ke Mekkah, disanalah
pertemuan Rasulullah ‫ﷺ‬ dengan orang-orang Anshar

Terkadang mereka beribadah kepada Allah dan terkadang mereka beribadah kepada
selain Allah, sehingga ketika terjadi musibah misalnya diantara mereka ada sebagian
yang datang kepada Jin atau ada di antara mereka ketika ingin berperang dan ingin
menang menaruh senjata-senjata mereka di gantungkan di sebuah pohon tertentu
dengan keyakinan bahwasanya itu akan membawakan barakah, terkadang mereka
menyembah kepada Allah beribadah kepada Allah semata dan terkadang mereka
serahkan sebagian ibadah mereka kepada selain Allah.

Inilah yang membedakan antara diri kita (orang Islam) dengan orang-orang musyrikin
377
tersebut. Kalau meyakini bahwasanya Allah yang mencipta satu-satunya, memberikan
rezeki satu-satunya dan mengatur alam semesta satu-satunya.

Seharusnya keyakinan ini menjadikan mereka hanya menyembah kepada Allah.

Bagaimana kita menyembah sesuatu yang tidak mencipta...


Bagaimana seseorang menyembah sesuatu yang tidak memberikan rezeki baik dari
langit maupun dari bumi sedikit pun...
Bagaimana seseorang menyembah sesuatu yang tidak mengatur alam semesta...

ُ َ
Bahkan mereka diciptakan, mereka diberikan rezeki, mereka diatur oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ت َعالى‬, kenapa mereka tidak menyembah saja Dzat yang telah menciptakan benda-benda
tersebut, yang telah menciptakan makhluk-makhluk tersebut.

Oleh karena itu Allah mengatakan :

ُ َّ َ َ َ َ ُ َ
‫فق ْل أفل تتق ْون‬

ُ َ
“Lalu katakan kepada mereka kenapa mereka tidak takut dan takwa kepada Allah ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ
‫" َو ت َعالى‬

Inilah yang diinginkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Ini ditolak dan diingkari oleh orang-
orang Quraisy, ketika mereka di dakwahi

‫ال إله إال الله‬

”Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah”

Mereka semuanya memahami bahwasanya makna kalimat ini berarti saya harus
meninggalkan seluruh sesembahan selain Allah yang selama ini aku sembah, dan hanya
َ َ َُ
menyembah kepada Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

Orang-orang Quraisy dan orang-orang kafir Quraisy, orang-orang musyrikin mereka


semuanya memahami kalimat ini karena mereka adalah orang-orang Arab dan sangat
mengenal makna kalimat (‫ )ال إله إال الله‬ada diantara mereka yang menerima dan langsung
masuk Islam dan ada diantara mereka yang menolak tidak mau mengucapkan ( ‫ال إله إال‬
‫ )الله‬Bahkan mereka sombong

َ ْ َ ُ َّ َّ َ َ َ َ َ َ ُ َ َّ ُ َ َ ُ َ َ َّ َ َ ُ ُ
‫يل ل ُه ْم َّل إل َٰ ه إَّل الله َي ْستوب ُرون‬ ‫َو َيقولون أئنا لت ِاركو آل َهتنا لشاع ٍر َم ْجنون إن ُه ْم كانوا إذا ق‬

378
“Sesungguhnya mereka (kata Allah) apabila dikatakan kepada mereka diajak untuk
mengucapkan (‫ )ال إله إال الله‬mereka sombong, menolak kebenaran tidak mau
mengucapkan (‫)ال إله إال الله‬

Karena mereka tahu tentang tuntutan dari kalimat ini, kalau saya mengucapkan kalimat
ini berarti saya harus masuk Islam, sesembahan yang begitu banyak aku tinggalkan dan
hanya menyembah kepada Allah yang satu, tidak boleh berdoa kepada selain Allah,
tidak boleh aku beristi'anah, beristhigasah kepada selain Allah, oleh karena itu mereka
(‫ )يستكبرون‬mereka sombong dan tidak mau mengucapkan kalimat ini

ُ َ َ ُ َ َ َّ َ َ ُ ُ
‫َو َيقولون أئنا لت ِاركو آل َهتنا لشاع ٍر َم ْجنون‬

“Dan mereka mengatakan, apakah kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan


kami hanya karena seorang tukang syair yang gila”

Selain mereka menolak mereka juga menghina Rasulullah ‫ﷺ‬mengatakan bahwasanya


Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah tukang syair, padahal beliau adalah orang yang tidak mengetahui
tentang syair, dan mengatakan bahwasanya beliau adalah seorang yang gila

Semuanya ini adalah menunjukkan kesombongan mereka, selain menolak dakwah


beliau, mereka juga berusaha untuk merendahkan beliau supaya manusia tidak
mengikuti dakwah beliau

Di dalam ayat yang lain mereka mengatakan

ٌ ‫َأ َج َع َل ْاآلل َه َة إ َل َٰ ًها َواح ًدا إ َّن َه َٰ َذا َل َش ْي ٌء ُع َج‬


‫اب‬

“Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan yang banyak ini hanya menjadi tuhan yang satu,
sesungguhnya ini adalah sesuatu yang sangat mengherankan”

Ini adalah kesombongan orang-orang Quraisy orang-orang musyrikin Quraisy mereka


tidak mau mengatakan kalimat (‫ )ال إله إال الله‬karena inilah yang akan memasukan mereka
ke dalam agama Islam

Inti dari Qa'idah yang sudah kita sampaikan ini :

1. Bahwasanya orang-orang musyrikin yang diperangi Rasulullah ‫ ﷺ‬sama dengan kita

mengakui bahwasanya Allah yang telah menciptakan mereka, memberikan rezeki


kepada mereka, mengatur alam semesta ini, dan sesungguhnya ini tidak memasukkan
mereka ke dalam agama Islam.

379
Kemudian yang kedua Apa sebenarnya yang memasukkan seseorang ke dalam agama
Islam :

2. Apabila seseorang hanya meng-Esa-kan Allah di dalam beribadah,

hanya menyerahkan kepada Allah. Adapun seseorang hanya meyakini Allah yang
mencipta, Allah yang memberikan rezeki, Allah yang mengatur alam semesta, maka ini
belum membedakan antara dia (Islam) dengan orang musyrikin.

3. Hendaknya seseorang didalam berdakwah atau mendakwahi manusia kedalam agama


islam,

tidak mencukupkan diri hanya mengenalkan mereka bahwa Allah yang menciptakan,
memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta, karena ini tidak membedakan
antara kita dengan yang lain.

Karena sebagian, ketika berdakwah dan mengajak orang kepada islam hanya
mengingatkan tentang perkara-perkara ini, padahal disana ada sesuatu yang lebih
penting dari itu, atau yang setelahnya yang harus yang dia sampaikan, bukan hanya
menyampaikan tentang Rububiyah, keyakinan bahwasanya Allah yang mencipta,
memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta. Tapi juga harus di sampaikan
ُ َ
bahwasanya keyakinan ini menuntut kita untuk hanya meng-Esa-kan Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬di dalam ibadah.
Halaqah - 12 Qa'idah Yang Kedua Bagian 1
Halaqah yang ke-12 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Qa'idah yang kedua

Beliau berkata Al-Qa'idatul Tsaniyah (Qa'idah yang kedua) :

‫ والشفاعة‬،‫ إال لطلُ القربة‬،‫ أنهم يقولون ما دعوناهم وتوجهنا إليهم‬:‫القاعدة الثانية‬

“Mereka yaitu orang-orang musyrikin, orang-orang musyrik di zaman Rasulullah ‫ﷺ‬,


mereka berkata diantara ucapan mereka :

َ َ َّ ُْ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ
‫ َوالشفاعة‬،‫ إَّل لطلُ الق ْر َبة‬،‫َما دع ْوناهم َوت َو َج ْهنا إل ْيه ْم‬

“Kami (kata mereka), kami tidaklah menyembah sesembahan-sesembahan kami


(seperti latta, 'uzza, manah, Hubal dan juga sesembahan-sesembahan yang lain),
mereka berkata tidaklah kami berdoa kepada mereka (sesembahan-sesembahan)
َ َ ََ َ
tersebut (‫)وت َو َج ْهنا إل ْيهم‬ dan kami menghadapkan peribadatan kami kepada mereka (‫)إَّل‬

380
َ َ َّ ُْ َ َ
kecuali (‫ َوالشفاعة‬،‫ )لطلُ الق ْر َبة‬tujuannya adalah untuk mencari Al-Qurbah dan mencari
Asy syafa’at”

Tujuan mereka didalam berdoa kepada sesembahan-sesembahan mereka adalah untuk


dua tujuan ini yaitu :

1. Al-Qurbah

Mereka ingin kedekatan kepada Allah bagaimana mereka supaya dekat dengan Allah.
َ َ َُ
Bahwasanya orang-orang musyrikin mereka juga mengenal Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Didalam Qa'idah yang pertama dan bahwasanya mereka meyakini Allah yang mencipta
mereka, memberikan rezeki kepada mereka, mengatur alam semesta, menghidupkan
dan juga mematikan yang menunjukkan bahwasanya orang-orang musyrikin mereka
juga mengenal Allah akan tetapi sebatas Allah yang mencipta, memberikan rezeki,
mengatur alam semesta

Dan disini beliau mengatakan bahwasanya orang-orang musyrikin diantara ucapan


mereka tidaklah kami berdoa kepada patung-patung tersebut (sesembahan-
sesembahan) tersebut kecuali untuk mencari kedekatan,

Mereka merasa dirinya adalah orang yang jauh dari Allah, terlalu banyak kemaksiatan,
terlalu banyak dosa yang di lakukan oleh karena itu, mereka ingin kedekatan kepada
Allah dengan cara memberikan sebagian ibadah kepada sesembahan-sesembahan
tersebut yang mereka adalah orang-orang yang shalih supaya sesembahan-sesembahan
َ َ ُ َ
tersebut mendekatkan diri mereka kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

2. Asy-syafa’ah
Ingin mendapatkan syafa’at dari sesembahan-sesembahan tersebut.
َ َ ُ َ َ
Syafa’at disisi Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan ucapan Beliau rahimahullah disini adalah ucapan
berdasarkan dalil dan setelah ini beliau akan menyebutkan dalilnya.
Halaqah - 13 Qa'idah Yang Kedua Bagian 2
Halaqah yang ke-13 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Beliau mengatakan

‫فدليل القربة‬

381
”Dalil yang menunjukkan bahwasanya orang-orang musyrikin mereka menyembah
kepada sesembahan-sesembahan tersebut tujuannya adalah supaya mendekatkan diri
َ َ َُ
mereka kepada Allah, adalah firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ُ َ ُ َ َّ َّ َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ ُ ُ َ َّ َ َّ َ
‫ين اتخذوا م ْن دونه أ ْول َي َاء َما ن ْع ُبده ْم إَّل ل ُيق ِّر ُبونا إلىالله زلف َٰى إن الله َي ْحُ ُم َب ْين ُه ْم في َما ه ْم فيه‬ ‫ ۚ والذ‬:‫قوله تعالى‬
َّ َ َ ُ ْ ْ َ َ َ َّ َّ َ ُ َ ْ َ
‫يختلفون إن الله َّل يهدي َمن ه َو كاذ ٌب كف ٌار‬

Yang artinya :

“Dan sesungguhnya orang-orang yang telah menjadikan selain Allah sebagai


sesembahan-sesembahan (maksudnya adalah orang-orang kafir Quraisy orang-orang
musyrikin Quraisy) dan sesungguhnya orang-orang yang menjadikan selain Allah
sebagai sesembahan-sesembahan, mereka mengatakan
َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ُ ُ َ
‫َما ن ْع ُبده ْم إَّل ل ُيق ِّر ُبونا إلىالله زلف َٰى‬

(tidaklah kami menyembah mereka, tidaklah kami menyembah sesembahan-


sesembahan tersebut kecuali supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allah
dengan sebenar-benar pendekatan)
َ َ ُ َ
Ini yang mengabarkan kepada kita adalah Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ Allah mengabarkan kepada
kita ucapan orang-orang musyrikin Quraisy, Apa ucapan mereka :

َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ُ ُ َ
‫َما ن ْع ُبده ْم إَّل ل ُيق ِّر ُبونا إلى الله زلفى‬

“Tidaklah kami menyembah mereka, memberikan sebagian ibadah kepada sesembahan-


sesembahan kecuali tujuannya baik supaya orang-orang tersebut, makhluk-makhluk
tersebut, mendekatkan diri kepada Allah”
َّ َ َُ
Ucapan mereka ‫ إلىالله‬menunjukkan bahwasanya mereka mengenal Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬dan ini jelas menunjukkan kepada kita tentang tujuan orang-orang musyrikin
tersebut beribadah kepada berhala-berhala tersebut yaitu untuk mendekatkan diri
mereka kepada Allah.

Kemudian Allah mengatakan :

َ ُ َ ْ ُ َ ُ َ َّ َّ
‫إن الله َي ْحُ ُم َب ْين ُه ْم في َما ه ْم فيه َيختلفون‬

”Sesungguhnya Allah akan menghukumi mereka, mengadili diantara mereka di dalam


apa yang mereka perselisihkan”

Pada hari kiamat, apakah benar ucapan orang-orang musyrikin tersebut, apakah ucapan
mereka

382
َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ُ ُ َ
‫َما ن ْع ُبده ْم إَّل ل ُيق ِّر ُبونا إلى الله زلفى‬

Ini Adalah ucapan yang hak atau hanya sekedar persangkaan dari mereka, maka nanti di
َ َ ُ َ
hari kiamat Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menghukumi dan mengadili diantara siapa mereka yang
benar, apakah orang-orang musyrikin tersebut ataukah Rasulullah ‫ﷺ‬

َّ َ َ ُ َ َ َّ َّ
‫إن الله َّل َي ْهدي َم ْن ه َو كاذ ٌب كف ٌار‬

“Sesungguhnya Allah tidak memberikan petunjuk kepada setiap orang yang berdusta
dan dia sangat kufur ”

Ini menunjukkan bahwasanya apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrikin tersebut
yang pertama adalah kedustaan. Karena Allah mengatakan

َ ُ َ َ َّ َّ
‫إن الله َّل َي ْهدي َم ْن ه َو كاذ ٌب‬

”Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang berdusta ”

Kemudian Allah mengatakan :

َّ َ
‫كف ٌار‬
”yang sangat kufur ”

Kaffar adalah shigah mubalagah dari kafir. Kafir artinya adalah orang yang kafir. Tetapi
orang yang Kaffar berarti orang yang sangat kafir. Menunjukkan bahwasanya apa yang
dilakukan oleh orang-orang musyrikin tersebut adalah ini perbuatan yang sangat kufur
َ َ ُ َ َ
kepada Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

َ َ ُ َ
Selain kedustaan itu adalah sangat kufur disisi Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Jadi ayat ini adalah
dalil yang jelas

bahwasanya tujuan orang-orang musyrikin di dalam menyembah sesembahan-


َُ
sesembahan mereka adalah untuk di antaranya mencari kedekatan kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ت َعالى‬

Bukan meyakini bahwasanya sesembahan-sesembahan tersebut yang memberikan


rezeki kepada mereka atau menciptakan mereka atau mengatur alam semesta, TIDAK
dan sudah disebutkan dalil mereka apabila di tanya siapa yang memberikan rezeki
kepada mereka, mereka mengatakan "Allah"
Halaqah - 14 Qa'idah Yang Kedua Bagian 3

383
Halaqah yang ke-14 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Kemudian Beliau mengatakan

‫ودليل الشفاعة‬

”Dan dalil tentang syafa’at"

Dalil bahwasanya mereka menyembah sesembahan-sesembahan tersebut adalah untuk


mencari syafa’at, apa dalilnya?

‫قوله تعالى‬
َ َ َ َّ َ ُ َ ُ َ ُ َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ َ َ ُ ُ َْ َ ُ ُ َ َّ ُ َ ُ
‫َو َي ْع ُبدون م ْن دون الله َما َّل َيض ُّره ْم َوَّل َينف ُع ُه ْم َو َيقولون ه َٰ فَّلء شف َعاؤنا عند الله ۚ ق ْل أتن ِّبئون الله ب َما َّل َي ْعل ُم في‬
َ ُ ْ َ َ َ َُ َ ْ َ
‫ض ۚ ُس ْب َحانه َوت َعال َٰى ع َّما ُيش ِركون‬ ْ َ َ َ َّ
ِ ‫السماوات وَّل في األر‬

Allah berfirman yang artinya


”Dan mereka (orang-orang Quraisy) menyembah kepada selain Allah, sesuatu yang
tidak memberikan mudharat kepada mereka dan juga tidak memberikan manfaat dan
mereka menyembah kepada selain Allah sesuatu yang tidak memberikan mudharat
kepada mereka dan juga memberikan manfaat“

Seharusnya seseorang apabila ingin menyembah, menyembah sesuatu yang


َ َ ُ َ
memberikan manfaat dan memberikan mudharat yaitu Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬di tangan-Nya
lah manfaat dan juga mudharat. Namun orang-orang musyrikin menyembah kepada
selain Allah sesuatu yang sama sekali tidak memberikan manfaat dan juga tidak bisa
memberikan mudharat.

َ ُ ُ
‫َو َيقولون‬

“Dan mereka mengatakan ”


َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ َ
ۚ ‫ه َٰ فَّلء شف َعاؤنا عند الله‬

Ketika mereka ditanya kenapa mereka menyembah kepada sesembahan-sesembahan


tersebut, mereka mengatakan :
َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ َ
ۚ ‫ه َٰ فَّلء شف َعاؤنا عند الله‬

”Mereka ini adalah orang-orang yang akan memberikan syafa’at kepada kami di sisi
َ َ َُ
Allah ‫”س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ

384
Ini Adalah tujuan kedua mereka menyembah kepada sesembahan-sesembahan
tersebut, supaya sesembahan-sesembahan tersebut memberikan syafa’at kepada
mereka di sisi Allah

Menunjukkan sekali lagi bahwasanya mereka mengenal Allah, dan bahwasanya tujuan
mereka adalah tujuan yang baik akan tetapi apakah cara yang dilakukan oleh mereka
َ َ ُ َ
adalah cara yang di ridhai Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ ُ َ َ
Dengarkanlah firman Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬setelahnya :

‫ض‬ َْ ْ ََ َ َ َّ ُ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ُ ِّ َ ُ َ ْ ُ ۚ
ِ ‫ِ قل أتنبئون الله بما َّل يعلم في السماوات وَّل في األر‬

”Katakanlah wahai Muhammad kepada mereka, apakah kalian (wahai orang-orang


musyrikin) mengabarkan kepada Allah, sesuatu yang Allah tidak ketahui dilangit
maupun di bumi”.

Artinya apa yang di katakan oleh orang-orang musyrikin adalah sesuatu yang tidak
berdasar, Seakan-akan mereka mengabarkan kepada Allah sesuatu yang tidak Allah
ketahui di langit maupun di bumi.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak pernah mengabarkan yang demikian dari mana mereka tahu
bahwasanya orang-orang shaleh yang sudah meninggal tersebut yang mereka sembah
َ َ َُ
memberikan syafa’at di sisi Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬untuk mereka, apakah mereka
mengabarkan kepada Allah sesuatu yang Allah tidak ketahui di langit maupun di bumi.

Kemudian Allah mengatakan

َ ُ ْ َ َ َ ُ َ
‫ُس ْب َحانه َوت َعال َٰى ع َّما ُيش ِركون‬

”Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan”

Di sini Allah mengatakan

َ ُ ْ َ
‫ع َّما ُيش ِركون‬

”Dari apa yang mereka sekutukan”

Menunjukkan bahwasanya apa yang mereka perbuat, apa yang mereka lakukan adalah
termasuk jenis kesyirikan. Oleh karena itu Allah mengatakan

َ ُ ْ َ َ َ ُ َ
‫ُس ْب َحانه َوت َعال َٰى ع َّما ُيش ِركون‬

385
”Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan”

Perbuatan mereka menyembah kepada selain Allah, menyerahkan ibadah kepada selain
ُ َ
Allah dengan tujuan supaya selain Allah tersebut memberikan syafa’at disisi Allah ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ
‫ َو ت َعالى‬untuk mereka, maka ini termasuk kesyirikan.
Halaqah - 15 Qa'idah Yang Kedua Bagian 4
Halaqah yang ke-15 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Muallif (pengarang) ingin menunjukkan kepada kita tentang ucapan beliau diawal,
bahwasanya tujuan orang-orang musyrikin menyembah berhala-berhala mereka adalah
untuk meminta kedekatan kepada Allah dan juga meminta syafa’at.

Dan ini bukan berarti bahwasanya Mualif (pengarang) mengingkari apa yang yang
dinamakan dengan syafa’at

Syafa’at dihari kiamat adalah haq, dan kewajiban bagi seorang mukmin maupun
muminah (yang laki-laki maupun wanita) untuk beriman adanya syafa’at berdasarkan
dalil-dalil didalam Al-Quran maupun didalam Assunah

Wajib bagi seorang muslim untuk beriman dengan adanya syafa’at dihari kiamat, dan
syafa’at dihari kiamat bermacam-macam ada diantara syafa’at tersebut yang
merupakan kekhususan Rasulullah ‫ ﷺ‬diantaranya syafa’atul 'Udzhma (syafa’at yang
paling besar) yang terjadi dipadang Mahsyar dan diantara syafa’at yang khusus bagi
Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah syafa’at untuk masuk ke dalam surga (dibukanya pintu surga)

Demikian pula syafa’at beliau kepada paman beliau yaitu Abu Thalib, Dan disana ada
syafa’at yang umum di miliki oleh beliau ‫ﷺ‬

Demikian pula dilakukan oleh yang lain seperti para Malaikat, para Nabi, Orang-orang
yang beriman, seperti syafa’at bagi orang-orang yang berdosa di antara orang-orang
َ َ ُ َ
yang beriman yang mereka di adzab oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬didalam Neraka dan di sana
ada syafa’at mengangkat derajat di dalam Surga dan ini semua berdasarkan dalil-dalil
yang shahih bukan berarti apa yang beliau ucapkan disini bahwasanya beliau
mengingkari syafa’at tersebut “TIDAK”.

Beliau menjelaskan setelahnya, bahwasanya syafa’at yang ada di dalam Al-Quran


maupun Hadits ini ada 2 macam

Beliau mengatakan :

‫ شفاعتان‬:‫والشفاعة‬

386
“Syafa’at itu ada dua ”

‫ منفية؛ وشفاعة مثبتة‬:‫شفاعة‬

1. Syafa’at manfiyah ‫ ﻣﻨفيﺔ‬:‫شفﺎﻋﺔ‬

َ َ ُ َ
Syafa’at yang di ingkari. di ingkari oleh Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

2. Syafa’at mutsbatah ‫شفﺎﻋﺔ ﻣﺜبﺘﺔ‬

َ َ ُ َ
Syafa’at yang ditetapkan oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ َ ُ َ
Disana ada syafa’at yang di ingkari oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berdasarkan dalil-dalil di
َ َ ُ َ
dalam Al-Quran disana ada syafa’at yang di tetapkan oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Kemudian beliau mengatakan :

‫ فيما ال يقدر عليه إال الله‬،‫ ما كنت تطلُ من غير الله‬،‫فالشفاعة المنفية‬

َ َ َُ
"Apa yang dimaksud dengan syafa’at yang diingkari oleh Allah ‫"س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ

Yang di maksud dengan syafa’at yang diingkari adalah syafa’at yang diminta dari selain
Allah

‫فيما ال يقدر عليه إال الله‬

”Didalam perkara yang tidak mungkin melakukannya kecuali Allah”

ُ َ
Apabila syafa’at ini diminta dari selain Allah maka inilah yang diingkari oleh Allah ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ
‫ َو ت َعالى‬di hari kiamat. Tidak akan bermanfaat yang seperti ini, contohnya seperti yang
dilakukan oleh orang-orang musyrikin Quraisy karena mereka meminta syafa’at bukan
dari Allah tetapi meminta syafa’at dari sesembahan-sesembahan selain Allah.

Oleh karena itu tadi mereka mengatakan :

َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ َ
ۚ ‫ه َٰ فَّلء شف َعاؤنا عند الله‬

Mereka mengharap kepada sesembahan-sesembahan tersebut, takut kepada


sesembahan-sesembahan tersebut, berdoa kepada sesembahan-sesembahan tersebut,
َ َ ُ َ
tujuannya supaya memberikan syafa’at bagi mereka di sisi Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬pada hari
kiamat.

387
ُ َ َ
Apabila syafa’at diminta dari selain Allah maka inilah yang diingkari oleh Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ت َﻌﺎﻟى‬
Halaqah - 16 Qa'idah Yang Kedua Bagian 5
Halaqah yang ke-16 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Kemudian beliau mengatakan:

‫والدليل قوله تعالى‬


َ َّ ُ َ َ ْ ٌ َ َ َ َ ٌ َّ ُ َ َ ْ َْ َ ُ ََْ ُ ْ َ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
‫آمنوا أنفقوا م َّما َرزقناك ْم م ْن ق ْبل أن َيأت َي َي ْو ٌٌ َّل َب ْي ٌع فيه َوَّل خلة َوَّل شفاعة َوالكاف ُرون ه ُم الُال ُمون‬ ‫يا أيها الذين‬

Beliau mengatakan

َ َ ُ َ
Dan dalilnya adalah firman Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ Dalil apa?

Dalil bahwasanya di hari Kiamat ada syafa’at yang tidak bermanfaat, ada syafa’at yang
di ingkari, Allah berfirman yang artinya

Wahai orang-orang yang beriman (wahai orang-orang yang beriman yang mengaku
beriman kepada Allah, kepada Rasul-Nya, kepada Hari Akhir, kepada Malaikat, kepada
takdir)

"Wahai orang-orang yang beriman infaqkanlah dari apa yang telah kami rezekikan
kepada kalian, infaqkanlah bershadaqahlah dari sebagian apa yang telah Kami
rezekikan kepada kalian,
َ َ َُ
perintah dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬bagi orang-orang yang beriman untuk berinfaq, bukan
dengan seluruh hartanya tetapi dari sebagian apa yang Allah berikan kepada mereka,

َ َ َ َ ٌ َّ ُ َ َ ْ َْ َ
‫م ْن ق ْبل أن َيأت َي َي ْو ٌٌ َّل َب ْي ٌع فيه َوَّل خلة َوَّل شفاعة‬

َ َ ُ َ
Sebelum datang suatu hari (kata Allah ‫)س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ dimana hari tersebut tidak ada
ٌ َّ ُ َ َ َ
perdagangan disana, tidak ada jual beli (‫)وَّل خلة‬ demikian pula tidak ada kekasih dan ( ‫َوَّل‬
َ َ َ
‫ )شفاعة‬juga tidak ada syafa’at.

Kita diperintahkan untuk berinfaq, bershadaqah dari apa yang Allah berikan kepada
kita, sebelum datang suatu hari dimana di sana tidak ada jual beli tidak ada menjual
ٌ َّ ُ َ َ
barang, tidak ada membeli barang, (‫)وَّل خلة‬ dan juga tidak ada kekasih tidak bermanfaat
adanya kasih sayang disana, seorang bapak mengurus dirinya sendiri, seorang anak
mengurus dirinya sendiri, seorang teman tidak menanyakan teman yang lain, masing-
ٌ َ َ َ ََ ُ َ
masing memperhatikan dirinya. (‫)وَّل شفاعة‬ dan juga tidak ada syafa’at (kata Allah ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ َ ٌ َ َ َ ََ
‫)و ت َعالى‬, Allah mengatakan (‫)وَّل شفاعة‬ tidak ada syafa’at dihari kiamat, disini Allah

388
mengingkari adanya Syafa’at dihari kiamat,

Apa yang diingkari?

Syafa’at yang diminta dari selain Allah.

Tadi kita sebutkan, bahwasanya syafa’at dihari kiamat ada, tetapi disini Allah
ٌَ َ َ
mengatakan (‫ )وال شفاعة‬tidak ada syafa'at, apa yang dimaksud ?

Yang dimaksud adalah syafa’at yang diminta dari selain Allah, contohnya seperti yang
dilakukan oleh orang-orang musyrikin.

َ َ ُ َ
Ini yang diingkari oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َّ ُ َ َ ْ
‫َوالكاف ُرون ه ُم الُال ُمون‬

”Dan Orang-orang yang kafir, merekalah orang-orang yang Dzhalim” (Al-Baqarah 254)

Ini Adalah termasuk ayat yang menunjukkan bahwasanya di Hari kiamat ada syafa’at
yang diingkari dan tidak bermanfaat
Halaqah yang ke-16 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Kemudian beliau mengatakan:

‫والدليل قوله تعالى‬


َ َّ ُ َ َ ْ ٌ َ َ َ َ ٌ َّ ُ َ َ ْ َْ َ ُ ََْ ُ ْ َ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
‫آمنوا أنفقوا م َّما َرزقناك ْم م ْن ق ْبل أن َيأت َي َي ْو ٌٌ َّل َب ْي ٌع فيه َوَّل خلة َوَّل شفاعة َوالكاف ُرون ه ُم الُال ُمون‬ ‫يا أيها الذين‬

Beliau mengatakan

َ َ ُ َ
Dan dalilnya adalah firman Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬, Dalil apa?

Dalil bahwasanya di hari Kiamat ada syafa’at yang tidak bermanfaat, ada syafa’at yang
di ingkari, Allah berfirman yang artinya

Wahai orang-orang yang beriman (wahai orang-orang yang beriman yang mengaku
beriman kepada Allah, kepada Rasul-Nya, kepada Hari Akhir, kepada Malaikat, kepada
takdir)

"Wahai orang-orang yang beriman infaqkanlah dari apa yang telah kami rezekikan
kepada kalian, infaqkanlah bershadaqahlah dari sebagian apa yang telah Kami
rezekikan kepada kalian,

389
َ َ َُ
perintah dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬bagi orang-orang yang beriman untuk berinfaq, bukan
dengan seluruh hartanya tetapi dari sebagian apa yang Allah berikan kepada mereka,

َ َ َ َ ٌ َّ ُ َ َ ْ َْ َ
‫م ْن ق ْبل أن َيأت َي َي ْو ٌٌ َّل َب ْي ٌع فيه َوَّل خلة َوَّل شفاعة‬

َ َ ُ َ
Sebelum datang suatu hari (kata Allah ‫)س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ dimana hari tersebut tidak ada
ٌ َّ ُ َ َ َ
perdagangan disana, tidak ada jual beli (‫ )وَّل خلة‬demikian pula tidak ada kekasih dan ( ‫َوَّل‬
َ َ َ
‫ )شفاعة‬juga tidak ada syafa’at.

Kita diperintahkan untuk berinfaq, bershadaqah dari apa yang Allah berikan kepada
kita, sebelum datang suatu hari dimana di sana tidak ada jual beli tidak ada menjual
ٌ َّ ُ َ َ
barang, tidak ada membeli barang, (‫)وَّل خلة‬ dan juga tidak ada kekasih tidak bermanfaat
adanya kasih sayang disana, seorang bapak mengurus dirinya sendiri, seorang anak
mengurus dirinya sendiri, seorang teman tidak menanyakan teman yang lain, masing-
ٌ َ َ َ ََ ُ َ
masing memperhatikan dirinya. (‫)وَّل شفاعة‬ dan juga tidak ada syafa’at (kata Allah ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ َ ٌ َ َ َ ََ
‫)و ت َعالى‬, Allah mengatakan (‫)وَّل شفاعة‬ tidak ada syafa’at dihari kiamat, disini Allah
mengingkari adanya Syafa’at dihari kiamat,

Apa yang diingkari?

Syafa’at yang diminta dari selain Allah.

Tadi kita sebutkan, bahwasanya syafa’at dihari kiamat ada, tetapi disini Allah
ٌَ َ َ
mengatakan (‫ )وال شفاعة‬tidak ada syafa'at, apa yang dimaksud ?

Yang dimaksud adalah syafa’at yang diminta dari selain Allah, contohnya seperti yang
dilakukan oleh orang-orang musyrikin.

َ َ ُ َ
Ini yang diingkari oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َّ ُ َ َ ْ
‫َوالكاف ُرون ه ُم الُال ُمون‬

”Dan Orang-orang yang kafir, merekalah orang-orang yang Dzhalim” (Al-Baqarah 254)

Ini Adalah termasuk ayat yang menunjukkan bahwasanya di Hari kiamat ada syafa’at
yang diingkari dan tidak bermanfaat
Halaqah - 17 Qa'idah Yang Kedua Bagian 6
Halaqah yang ke-17 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

َ َ ُ َ
Dan ayat yang lain, contohnya adalah firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

390
َّ ُ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ َ
َ ‫الشافع‬
‫ين‬ ‫فما تنفعهم شفاعة‬

“Maka tidak akan bermanfaat pada hari itu syafa’at orang-orang yang memberikan
syafa’at” (Al-Muddatsir : 48)

Siapa mereka?

Mereka adalah orang-orang yang di dunianya meminta syafa’at kepada selain Allah.

Maka syafa’at di Hari kiamat saat itu bagi mereka adalah syafa’at yang di ingkari. Tidak
ada syafa’at bagi mereka.

َ َ ُ َ
Di dalam ayat yang lain Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menerangkan tentang bagaimana keadaan
orang-orang yang dahulu di dunia mencari syafa’at dari selain Allah dan bagaimana
akhir nasib mereka di hari kiamat.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

َّ َ ُ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ َٰ َ َ َ َ ْ ُ ُ ُ َ َ َ ْ ُ َ ْ َّ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ َّ َ َ َّ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ َٰ َ َ ُ َ ُ ُ ْ ْ َ َ َ
‫ين زع ْمت ْم أن ُه ْم‬ ‫وركم وما نرى معكم شفعاءكم الذ‬ ِ ‫ولقد جئتمونا فرادى كما خلقناكم أول مرة وتركتم ما خولناكم وراء ظه‬
َ ُ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ َّ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َ َ ُ ْ ُ
‫فيُم شركاء ۚ لقد تقطع بينكم وضل عنكم ما كنتم تزعمون‬

َ ُ َ ُْ ْ ََ
‫َولقد جئت ُمونا ف َراد َٰى‬

“Dan sungguh kalian (sekarang) telah datang kepada Kami dalam keadaan sendiri-
sendiri”

Yaitu pada hari kiamat


َ ُ ََْ َ َ
‫ك َما خلقناك ْم أ َّو َل َم َّرة‬

“Sebagaimana Kami telah menciptakan kalian pada saat pertama kali”

Yaitu ketika mereka pertama lahir, datang dalam keadaan sendiri

ُ ُ ُ َ َ َ ْ ُ َ ْ َّ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ
‫وركم‬
ِ ‫وتركتم ما خولناكم وراء ظه‬

”Dan kalian telah meninggalkan dunia yang dahulu Kami berikan kepada kalian
dibelakang kalian, kalian tinggalkan harta kalian, kemudian kalian datang pada hari ini
dalam keadaan sendiri-sendiri”

391
ُ َ ُ ُ َ
‫َو َما ن َر َٰى َم َعك ْم شف َع َاءك ُم‬

”Dan Kami tidak melihat bersama kalian orang-orang (makhluk-makhluk) yang akan
memberikan syafa’at bagi kalian”
َ ُ ُ َّ َ ُ َ َ َ َّ
‫ين زع ْمت ْم أن ُه ْم فيُ ْم ش َرك ُاء‬ ‫الذ‬

َ ُ
”Syufa'a-syufa'a yang kalian menyangka bahwasanya mereka adalah ‫(ش َرك ُاء‬sekutu-
sekutu) bagi kalian ”

Allah mengatakan :

ُ َ
‫َو َما ن َر َٰى َم َعكم‬

”Kami tidak melihat mereka (bersama kalian) ”

Mana makhluk-makhluk (sesembahan-sesembahan) yang dahulu kalian anggap mereka


adalah orang-orang yang akan memberikan syafa’at bagi kalian di sisi Kami (yaitu di sisi
َ َ ُ َ َ ُ
Allah ‫)ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬.

َُ َّ َ َ ْ َ َ
‫لقد تقط َع َب ْينك ْم‬

”Dan sungguh telah terputus diantara kalian ”

Sekarang tidak ada hubungan antara kalian dengan mereka. Kalian adalah makhluk
mereka adalah makhluk dan masing-masing dari kalian akan mempertanggung
َ َ ُ َ
jawabkan amalannya di sisi Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Terputus antara diri kalian dengan orang-orang tersebut.

َ ُ َ ُُْ ُ َْ َ
‫َوض َّل عنك ْم َما كنت ْم ت ْزع ُمون‬

“Dan telah tersesat telah hilang dari kalian apa yang dahulunya kalian sangka” (Surat
Al-An’am 94)

Ini adalah nasib di hari kiamat bagi orang-orang yang di dunianya mencari syafa’at
َ َ ُ َ َ َ ُ َ
bukan dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan tetapi dari selain Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ ُ َ
Dan inilah yang di ingkari oleh Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

Jadi beliau rahimahullah menerangkan tentang qa'idah ini bukan berarti beliau
mengingkari syafa’at secara keseluruhan di hari kiamat.

392
ُ َ
Tapi beliau ingin menerangkan di sana ada syafa’at yang di ingkari oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ َ َ َُ
‫ ت َعالى‬dan di sana ada syafa’at yang di tetapkan oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Ini adalah ilmu yang sangat penting yang hendaknya di ketahui oleh seorang muslim,
karena apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin ternyata itu bukan hilang begitu
saja dan masih dipraktekan oleh sebagian manusia setelah mereka, sebagian meminta
َ َ ُ َ
syafa’at kepada selain Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

ُ َ
Meminta kedekatan kepada Allah dengan cara menyembah kepada selain Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬meskipun namanya berbeda dengan yang di sembah oleh orang-orang musyrikin,
mereka meminta syafa’at kepada orang yang shaleh yang sudah meninggal dunia,
berharap kepada mereka, berdoa kepada mereka, dan ketika di tanya mengatakan
bahwasanya mereka adalah orang-orang yang akan memberikan syafa’at kepada kami
َ َ ُ َ
di sisi Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

Dan ini adalah sesuatu yang perlu di luruskan dan apa yang dilakukan ini sama persis
dengan apa yang dilakukan dengan orang-orang musyrikin Quraisy di zaman Rasulullah
‫ﷺ‬.
Halaqah - 18 Qa'idah Yang Kedua Bagian 7
Halaqah yang ke-18 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Perlu diketahui bahwasanya Laata, salah satu sesembahan orang-orang Quraisy ini
dahulunya adalah orang yang shaleh dan di antara amalannya dahulu sering apabila
datang musim haji memberi makan kepada para jamaah haji, setelah dia meninggal
dunia karena dia adalah orang yang shaleh, oleh orang-orang Quraisy di sembah dan di
َ َ ُ َ
minta syafa’atnya di sisi Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ ُ َ
Demikian pula apa yang diceritakan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬di dalam surat Nuh.

Bagaimana kesyirikan pertama kali terjadi di permukaan bumi, siapa yang disembah
oleh orang-orang (kaumnya Nabi Nuh 'alayhissalam) yang disembah tidak lain kecuali
orang-orang yang shaleh

َ َ َ ُ َ ً َ ًّ َّ َ َ َ ُ َ َّ َ َ َ ُ َ
‫َوقالوا َّل تذ ُرن آل َهتك ْم َوَّل تذ ُرن َودا َوَّل ُس َواعا َوَّل َيغوث َو َي ُعوق َون ْس ًرا‬
َ ُّ َ َ ْ َ
‫َوقد أضلوا كث ًيرا‬

“Mereka (kaumnya Nabi Nuh "alayhissalam) berkata janganlah kalian meninggalkan


sesembahan-sesembahan kalian, ketika Nabi Nuh 'alayhissalam mengajak mereka untuk
bertauhid menyembah kepada Allah semata, mereka mengatakan janganlah kalian

393
tinggalkan sesembahan-sesembahan kalian bersabarlah jangan mengikuti dakwahnya
Nabi Nuh saling berwasiat untuk berpegang teguh denbankebatilan" (QS Nuh 23)

Mereka menyebutkan lima nama

⑴ wad (‫) َودا‬


ً ُ
⑵ suwaa’ (‫)س َواعا‬
َ َُ
⑶ yaghuuts (‫)يغوث‬
َ َ
⑷ Ya’uuq (‫)ي ُعوق‬
ََ
⑸ nasran (‫)ون ْس ًرا‬

Ini Adalah lima nama orang-orang yang shaleh yang ada di zaman Nabi Nuh
'alayhissalam, sebagaimana dikabarkan oleh Abdullah bin Abbas (anak dari paman
Rasulullah ‫ )ﷺ‬dan beliau adalah mufassir nya para sahabat radhiyallahu 'anhu, beliau
mengatakan ketika menafsirkan ayat ini

‫هذه أسماء رجال صالحين من قوٌ نوح‬

Ini adalah nama nama dari orang-orang yang shaleh yang ada di zaman Nabi Nuh
'alayhissalam.
ً
‫فلما هلووا أوحى الشيطان إلى قومهم أن انصبوا إلى مجالسهم التي كانوا يجلسون فيها أنصابا وسموها بأسمائهم‬

“Ketika mereka (orang-orang shaleh) tersebut meninggal dunia datanglah syaitan


kepada kaum Nabi Nuh 'alayhissalam dan mewahyukan kepada mereka (apa yang
mereka wahyukan?) supaya kalian membuat gambar-gambar, membuat patung-patung
yang merupakan simbol bagi mereka dan di pasang patung-patung tersebut di majelis-
majelis kalian kemudian kalian namai patung-patung tersebut dengan nama-nama
mereka”

Ini Adalah patung suwaa’ ُ


(‫)س َواع‬
ini adalah patung wad (‫)ودا‬ َ
َ َُ
Ini adalah patung yaghuuts (‫)يغوث‬
َ َ
Ini adalah patung Ya’uuq (‫)ي ُعوق‬ dan
ََ
Ini adalah patung nasran (‫)ون ْس ًرا‬

Tujuan Ketika suatu saat mereka lemah di dalam beribadah, malas di dalam beribadah
kemudian mereka melihat patung-patung tersebut dan ingat tentang giat nya orang-
orang shaleh tersebut di dalam beribadah maka ini di harapkan bisa menambah
َ َ َُ
semangat untuk beribadah kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Ini adalah termasuk langkah syaitan menyesatkan manusia.

394
Kemudian beliau mengatakan
ُ
‫فلم تعيد‬

Tetapi saat itu belum saat itu belum disembah

ُ ُ
‫فلم هلك أولئك ونسي العلم عبدت‬

“Ketika generasi tersebut meninggal dunia, kemudian ilmu di lupakan maka setelah itu
baru sesembahan-sesembahan tersebut di sembah”

Ketika generasi tersebut meninggal dunia semuanya datang syaitan dan mengatakan
bahwasanya bapak-bapak kalian dahulu membuat patung-patung ini adalah untuk di
ُ
sembah, di mintai syafa’at, baru setelah itu (‫ )عبدت‬di sembahlah patung-patung
tersebut.

Ini dilakukan oleh kaumnya Nabi Nuh 'alayhissalam dan dilakukan oleh orang-orang
Quraisy, sebagaimana yang di sampaikan oleh para ulama orang-orang musyrikin
membuat patung-patung tersebut baik dari kayu maupun dari batu bukanlah tujuannya
untuk menyembah batu tersebut atau kayu tersebut, tapi kayu dan batu tersebut adalah
simbol dari apa yang mereka sembah.

Seperti yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani yang mereka membuat atau
menyembah salib, membuat Salib dan mereka menyembahnya ini adalah simbol dari
Nabi 'Isa 'alayhissalam yang menurut keyakinan mereka adalah mati dalam keadaan di
salib,

Mereka sebenarnya adalah menyembah Nabi 'Isa 'alayhissalam adapun salib yang
mereka sembah itu adalah hanya sekedar simbol.

Demikian pula yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin Quraisy patung yang mereka
buat itu adalah sekedar simbol dari sesuatu yang mereka sembah.

Mereka juga menyembah orang-orang shaleh sebagaimana kaum Nabi Nuh


'alayhissalam, mereka juga menyembah orang-orang shaleh yang sudah meninggal
dunia.

Oleh karena itu hal ini perlu di waspadai karena apa yang di lakukan oleh orang-orang
Quraisy bukan berarti sudah mati dan tidak ada tetapi masih dilakukan oleh sebagian
manusia.
Halaqah - 19 Qa'idah Yang Kedua Bagian 8

395
Halaqah yang ke-19 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Kemudian beliau mengatakan :

ْ ّ ُ
‫ والشافع ُمو َر ٌٌ بالشفاعة‬،‫ التي تطلُ من الله‬:‫المثبتة هي‬
َ ‫والشفاعة‬

Adapun syafa’at yang ada, yang ditetapkan yang akan bermanfaat di hari kiamat adalah
syafa’at yang diminta dari Allah.

Seseorang di dunia mengatakan :

“Ya Allah aku meminta syafa’at para Malaikat di hari kiamat”

Atau mengatakan :

“Ya Allah aku meminta syafa’at Nabi Muhammad di hari kiamat”


َ َ َُ
Berarti dia telah meminta syafa’at dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Berbeda dengan sebagian yang dia datang misalnya ke sebuah kuburan seorang wali
misalnya atau seorang Nabi, kemudian dia mengatakan :

”Wahai Nabi aku meminta syafa’atmu di hari kiamat”

Atau mengatakan:

”Berilah aku syafa’at mu pada hari kiamat”

Lain antara yang pertama tadi atau dengan yang kedua.

Yang pertama memohon kepada Allah (Ya Allah aku meminta syafa’at Nabi mu pada
hari kiamat). Adapun yang kedua dia mengatakan (Wahai Nabi aku meminta syafa’at
mu pada hari kiamat)
َ َ ُ َ
Yang pertama meminta kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan ini adalah cara yang benar dan ini
syafa’at yang bermanfaat di hari kiamat.

َ َ ُ َ
Oleh karena itu Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengatakan

ً ‫اع ُة َجم‬
‫يعا‬
َ َ َّ َّ ُ
‫ق ْل لله الشف‬

396
“Katakanlah wahai Muhammad, bahwasanya syafa’at semuanya adalah milik Allah”
(Surat Az-Zumar 44)

Apabila syafa’at semuanya adalah milik Allah, maka seseorang tidak meminta syafa’at
َ َ ُ َ َ
tersebut kecuali kepada yang memiliki yaitu adalah Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Adapun selain Allah siapapun dia maka dia tidak memiliki

َ ُّ ُ ُ َ َ َ َّ َ
‫ين تخد م ْن دنه الشف َعة‬ ‫والذ‬
َ ُ ْ َ َ َ ً ْ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ َ ُ َّ ُ ُ َ َّ َ
‫أٌ اتخذوا م ْن دون الله شفعاء ۚ قل أولو كانوا َّل يملوون شيئا وَّل يعقلون‬

Apakah mereka menjadikan selain Allah sebagai pemberi syafa’at - pemberi syafa’at

َ ُ َ ً َ َ ُ َ ُ َ َ َ ُ
‫ق ْل أ َول ْو كانوا َّل َي ْملوون ش ْيئا َوَّل َي ْعقلون‬

“Katakanlah apakah kalian tetap meminta syafa’at kepada mereka, padahal mereka
tidak memiliki sesuatu dan mereka tidak berakal ” (Az-Zumar : 43)

Kita meminta syafa’at dari Dzat yang memiliki

ً ‫اع ُة َجم‬
‫يعا‬
َ َ َّ َّ ُ
‫ق ْل لله الشف‬

َ َ َُ
”Katakanlah bahwasanya syafa’at semuanya milik Allah ‫"س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ

Maka inilah syafa’at yang akan bermanfaat di hari kiamat. Orang yang di dunia meminta
َ َ ُ َ
syafa’at nya kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Kemudian beliau mengatakan :

ْ ّ
‫والشافع ُمو َر ٌٌ بالشفاعة‬

Dan orang yang memberikan syafa’at di hari kiamat, berarti dia telah diutamakan
َ َ ُ َ
(dimuliakan) oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan syafa’at tersebut.
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬di hari kiamat mampu untuk mengeluarkan seseorang yang berdosa
dari Neraka dan di masukkan ke dalam Surga,

Tanpa adanya orang yang memberikan syafa’at.


Tanpa adanya Malaikat yang memberikan syafa’at, atau
Nabi yang memberikan syafa’at, atau
Orang shaleh memberikan syafa’at.

397
َ َ َُ
Namun kenapa Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menjadikan di hari kiamat adanya syafa’at, di sini
beliau mengatakan

ْ ّ
‫والشافع ُمو َر ٌٌ بالشفاعة‬

Karena tujuannya adalah untuk memuliakan orang yang memberikan syafa’at tersebut,
ingin menunjukkan kemuliaan dia di sisi Allah di hadapan makhluk-Nya.

Bagaimana keutamaan para Nabi, kemuliaan Rasulullah ‫ﷺ‬, kemuliaan orang-orang


yang beriman.

Allah ingin menunjukkan keutamaan mereka dan kemuliaan mereka di sisi makhluk-
Nya.
Halaqah - 20 Qa'idah Yang Kedua Bagian 9
Halaqah yang ke-20 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Kemudian beliau mengatakan :


ْ ‫َْ ُ ا‬ َ ْ َ َّ َ ْ َ ُ
‫(ﻣﻦ ذﺍ ﺍﻟ ِذي يشف ُع ِﻋﻨﺪه ِﺇَل ِﺑ ِإذ ِﻧ ِﻪ‬ :‫ﺍﻟﻠﻪ قﻮﻟﻪ ﻭﻋمﻠﻪ بﻌﺪ ﺍﻹذﻥ كمﺎ قﺎل تﻌﺎﻟى‬ َ
‫ﺭضﻲ‬ ‫ ﻣﻦ‬:‫ﻭﺍﻟمشفوع ﻟﻪ‬

Al-Baqarah : 255

Siapakah yang berhak untuk mendapatkan syafa’at di hari kiamat, mereka adalah (kata
beliau) :

ُ َ
‫ﺭضﻲ ﺍﻟﻠﻪ قﻮﻟﻪ ﻭﻋمﻠﻪ‬ ‫ﻣﻦ‬

“Orang yang Allah ridhai amalannya dan juga ucapannya”

Inilah orang yang mendapatkan syafa’at di hari kiamat, adapun orang yang tidak Allah
ridhai ucapannya yang tidak Allah ridhai amalannya, maka Allah tidak akan mengizinkan
siapapun untuk memberikan syafa’at kepada dirinya.

َ َ ُ َ َ
Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬meridhai dari kita Tauhid dan Allah tidak ridha kesyirikan, artinya
orang yang akan mendapatkan syafa’at di hari kiamat adalah orang yang bertauhid yang
َ َ ُ َ َ
meng-Esa-kan Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dalam ibadahnya tidak menyerahkan ibadah sedikitpun
َ َ ُ َ َ
kepada selain Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Inilah orang yang akan mendapatkan ridha Allah dan merekalah yang berhak untuk
mendapatkan syafa’at.

398
Suatu hari Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah di tanya oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bertanya
kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬tentang siapa yang paling berbahagia mendapatkan syafa’at dari
Rasulullah ‫ ﷺ‬di hari kiamat.

Abu Hurairah berkata :

َ َ ُ َّ َّ َّ ُ ُ َ َ َ َ َ ‫َ َ َ َ َ ْ َ ق‬ ‫ْ َ ُ ا‬ َّ َ ُ َ َ َ َ ‫َﻋ ْﻦ َﺃﺑﻲ َُ َر ْي َر َة َﺃ اﻧ ُﻪ َق‬


‫ﻮل ﺍﻟﻠ ِﻪ َصﻠى ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠ ْي ِﻪ‬ ‫ﺎس ِبشفﺎﻋ ِﺘك يﻮم ﺍﻟ ِﻘيﺎﻣ ِﺔ قﺎل ﺭﺳ‬ ِ ‫ﻮل ﺍﻟﻠ ِﻪ َﻣﻦ ﺃ ْﺳ َﻌﺪ ﺍﻟﻨ‬ ‫ﺎل ِقيﻞ يﺎ ﺭﺳ‬ ِ
َْ َ ‫ْ َق‬ َ ُ َّ ‫َ َ َ َ ْ َ ق َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ا‬ ‫َ ْ َ ُ ا‬ َ ‫َﻭ َﺳ َّﻠ‬
‫ﺎل َل ِﺇﻟﻪ ِﺇَل ﺍﻟﻠﻪ ﺧ ِﺎﻟ ًصﺎ ِﻣﻦ قﻠ ِب ِﻪ ﺃ ْﻭ ﻧف ِس ِﻪ‬ ‫ﺎس ِبشفﺎﻋ ِﺘﻲ يﻮم ﺍﻟ ِﻘيﺎﻣ ِﺔ ﻣﻦ ق‬ِ ‫ﺍﻟﻨ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻌ‬‫ﺳ‬ ‫ﺃ‬ … ‫م‬
[HR Bukhari, no.99].

‫ق‬ َ َ َ َ َ ‫َ َ َ ُ َ َّ َ ْ َ ْ َ ُ ا‬ َ ‫َﻋ ْﻦ َﺃﺑﻲ َُ َر ْي َر َة َﺃ اﻧ ُﻪ َق‬


‫ﺎس ِبشفﺎﻋ ِﺘك ي ْﻮ َم ﺍﻟ ِﻘ َي َﺎﻣ ِﺔ‬
ِ ‫ﺍﻟﻨ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻌ‬‫ﺳ‬ ‫ﺃ‬ ‫ﻦ‬‫ﻣ‬ ‫ﻪ‬
ِ ‫ﺍﻟﻠ‬ ‫ﻮل‬ ‫ﺳ‬‫ﺭ‬ ‫ﺎ‬ ‫ي‬ ‫يﻞ‬‫ق‬ِ ‫ﺎل‬ ِ

“Ya Rasulullah siapa orang yang paling berbahagia dengan syafa’at mu (yaitu pada hari
kiamat) ”

Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬mengatakan :

َْ َ ‫ْ َق‬ َ ُ َّ ‫َ ْ َ َ َ َ َ ا‬
‫ﺎل َل ِﺇﻟﻪ ِﺇَل ﺍﻟﻠﻪ ﺧ ِﺎﻟ ًصﺎ ِﻣﻦ قﻠ ِب ِﻪ ﺃ ْﻭ ﻧف ِس ِﻪ‬ ‫ﻣﻦ ق‬

ُ َّ ‫َ َ َ ا‬
”Barangsiapa yang mengatakan (‫ )َل ِﺇﻟﻪ ِﺇَل ﺍﻟﻠﻪ‬ikhlas dari hatinya ”

ُ َّ ‫َ َ َ ا‬
Orang yang yang mengatakan (‫ )َل ِﺇﻟﻪ ِﺇَل ﺍﻟﻠﻪ‬berarti dia telah berikrar

”Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah ”

‫ْ َق‬ َ
Dan diamalkan di dalam kehidupan dia (‫ )ﺧ ِﺎﻟ ًصﺎ ِﻣﻦ قﻠ ِب ِﻪ‬ikhlas dari hatinya. Bukan karena di
ُ َّ ‫َ َ َ ا‬
paksa bukan karena sebagai orang yang munafik yang hanya mengucapkan (‫ )َل ِﺇﻟﻪ ِﺇَل ﺍﻟﻠﻪ‬di
ُ َّ ‫َ َ َ ا‬
lisannya bukan dengan hati nya. Dia mengucapkan (‫ )َل ِﺇﻟﻪ ِﺇَل ﺍﻟﻠﻪ‬ikhlas dari hati nya dan
diamalkan di kehidupan dia sehari-hari, tidak berdoa kecuali kepada Allah, tidak
menyembelih kecuali hanya untuk Allah, tidak bernadzar kecuali untuk Allah, tidak
َ َ ُ َ َ
beristighasah, beristi'anah, beristi'adzah kecuali hanya kepada Allah ‫ ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan
ُ َ َ
seluruh ibadah, satupun ibadah tidak ada yang di serahkan kepada selain Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ‬
َ َ
‫ت َﻌﺎﻟى‬

Inilah orang yang akan berbahagia dengan syafa’at nya Rasulullah ‫ﷺ‬.

Dalam hadits yang lain beliau ‫ ﷺ‬mengatakan :

ْ َ ُ ‫ِّ ْ َ ق‬ ُ ً َ َ َ ‫ق‬ َ ْ َ ُ ‫َ ْ َ ُ ِّ ْ َ ق‬ َ ُ ‫َ َ ٌَ ََ ا‬ ٌ ْ َ َ ُ
‫ِﻟك ِّﻞ ﻧ ِﺒ ٍّﻲ دﻋ َﻮة ُﻣ ْسﺘﺠﺎبﺔ ﻓﺘ َﻌﺠ َﻞ ك ُّﻞ ﻧ ِﺒ ٍّﻲ دﻋ َﻮتﻪ َﻭ ِإﻧﻲ ﺍﺧﺘ َبأﺕ دﻋ َﻮ ِتﻲ ي ْﻮ َم ﺍﻟ ِﻘ َي َﺎﻣ ِﺔ شفﺎﻋﺔ ِأل اﻣ ِﺘﻲ َﻭ ِإﻧﻲ ﺍﺧﺘ َبأﺕ دﻋ َﻮ ِتﻲ‬
‫ق‬ َ ُ ً َ َ َ
‫شفﺎﻋﺔ ِأل اﻣ ِﺘﻲ ي ْﻮ َم ﺍﻟ ِﻘ َي َﺎﻣ ِﺔ‬

399
Beliau mengatakan

“Sesungguhnya setiap Nabi memiliki Dakwah yang mustajab, memiliki doa yang mustajab
َ َ ُ َ
(dikabulkan oleh Allah ‫ ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬dan masing-masing dari Nabi telah menyegerakan
doanya (yaitu di dunia, mereka sudah menyegerakan doanya di dunia ini),

Kemudian beliau mengatakan

"Dan sesungguhnya aku telah menyembunyikan doaku, mengakhirkan doaku pada hari
kiamat sebagai syafa’at dariku untuk umatku “.

Jadi doa mustajab yang beliau miliki, yang Allah karuniakan kepada beliau, beliau simpan
dan di tunda sampai hari kiamat dengan maksud sebagai syafa’at bagi umat nya pada hari
kiamat.

Kemudian beliau mengatakan :

ً ْ َ َّ ُ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ ْ ٌَ َ
‫َﻭ َِ َﻲ ﻧ ِﺎﺋﻠﺔ ِﺇﻥ ش َﺎء ﺍﻟﻠﻪ َﻣﻦ َﻣﺎﺕ ِﻣﻦ ﺃ اﻣ ِﺘﻲ َل يش ِرك ِبﺎﻟﻠ ِﻪ شيئﺎ‬

“Dan syafa’at ini (syafa’at ku) akan diterima dan akan didapatkan In syaa Allah oleh
setiap yang meninggal di antara umatku yang dia meninggal tanpa menyekutukan Allah
sedikit pun”

Menunjukkan bahwasanya orang yang berhak untuk mendapatkan syafa’at Rasulullah ‫ﷺ‬,
dan juga syafa’at para Malaikat dan juga syafa’at yang lain pada hari kiamat adalah orang
َ َ ُ َ َ
yang tidak menyekutukan Allah, inilah orang yang di ridhai Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Beliau mengatakan :
‫بﻌﺪ ﺍﻹذﻥ‬

َ َ ُ َ
“Setelah di izinkan oleh Allah ‫”ﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
ُ

Para Nabi, para Malaikat, para syuhada, orang-orang yang beriman paaa hari kiamat
mereka tidak akan bisa memberikan syafa’at kepada orang lain kecuali setelah di izinkan
َ َ ُ َ َ
oleh Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
Kalau Allah mengizinkan maka mereka memberikan syafa’at, tapi kalau Allah tidak
mengizinkan, maka mereka tidak bisa memberikan syafa’at. Tidak mungkin mereka bisa
َ َ ُ َ َ
memberikan syafa’at kecuali setelah diizinkan dan dibolehkan oleh Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Sebagaimana kata beliau :


‫ كم قﺎل ﺍﻟﻠﻪ تﻌﺎﻟى‬:
ْ ‫َْ ُ ا‬ َ ْ َ َّ َ ْ
‫َﻣﻦ ذﺍ ﺍﻟ ِذي يشف ُع ِﻋﻨﺪه ِﺇَل ِﺑ ِإذ ِﻧ ِﻪ‬

400
“Dan tidak ada yang memberikan syafa’at disisiNya (yaitu disisi Allah), kecuali dengan
َ َ ُ َ
izin dari Allāh ‫( ” ُﺳ ْب َحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬Al-Baqarah : 255)

Menunjukkan bahwasanya syafa’at di hari kiamat berbeda dengan syafa’at di dunia. Di


Hari kiamat seorang Nabi tidak mungkin memberikan syafa’at kecuali setelah diizinkan
َ َ ُ َ َ
oleh Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

َ َ َ َ ْ ُ َّ َ َ ‫َ َ َ ُ ُ َ ْ ً ا ْ َ َ ْ َ ق‬ ُْ َ ََ ْ ََْ
‫ﺍﺕ َل تغ ِﻨﻲ شفﺎﻋﺘه ْم شيئﺎ ِﺇَل ِﻣﻦ ب ْﻌ ِﺪ ﺃﻥ يأذﻥ ﺍﻟﻠﻪ ِﻟ َمﻦ يش ُﺎء َﻭي ْرضى‬ َ َ ‫ا‬
ِ ‫ﻭَكم ِﻣﻦ ﻣﻠ ٍك ِﻓﻲ ﺍﻟسمﺎﻭ‬

[Surat An-Najm 26]


"Berapa banyak‫ ق‬Malaikat dilangit yang tidak akan bermanfaat syafa’at mereka disisi Allah
َ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ ‫ا‬ َ َ ُ َ َ ُ
(‫ ِ)ﺇَل ِﻣﻦ بﻌ ِﺪ ﺃﻥ يأذﻥ ﺍﻟﻠﻪ ِﻟمﻦ يشﺎء‬kecuali setelah di izinkan orang Allah ‫”ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬
ُ

Menunjukkan bahwasanya Malaikat pun tidak bisa memberikan syafa’at kecuali setelah
َ َ ُ َ َ
di izinkan oleh Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Oleh karena itu sekali lagi seorang muslim apabila ingin mendapatkan syafa’at di hari
kiamat maka hendaklah ia meminta kepada Allah, Dzat akan mengizinkan syafa’at
tersebut. dan Dialah yang memiliki syafa’at tersebut.

Hendaklah dia menghindari cara mendapatkan syafa’at yang tidak di benarkan dan ini
adalah cara orang-orang musyrikin yang ada di zaman Rasulullah ‫ﷺ‬, demikian pula cara
yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin di zaman Nabi Nuh 'alayhissalam, yaitu
َ َ ُ َ َ
mereka mencari syafa’at dengan cara meminta kepada selain Allah ‫ُﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬

Halaqah - 21 Qa'idah Yang Ketiga Bagian 1


Halaqah yang ke-21 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Beliau berkata :

ّ ّ ُ
‫ أن النبي‬:‫متفرقين في عباداتهم ﷺ القاعدة الثالثة‬ ‫ناس‬
ٍ ‫ظهر لى‬
‫أ‬

Kaidah yang ketiga kata beliau


َ َ ُ َ
Bahwasanya Nabi ‫ﷺ‬muncul dan diutus oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬ditengah-tengah
manusia yang mereka berbeda-beda didalam ibadahnya

artinya bukan satu, bukan satu sesembahan, Beliau mengatakan :

،‫منهم َمن يعبد الشمس والقمر‬

401
Diantara orang-orang musyrikin ada yang menyembah Matahari dan juga Bulan.

Ada sebagian manusia di zaman beliau yang menyembah matahari dan juga bulan

ُ ‫ومنهم َمن‬
،‫يعبد المالئكة‬

Dan ada diantara mereka ada yang menyembah Malaikat

،‫ومنهم من يعبد األنبياء والصالحين‬

Dan ada diantara mereka yang menyembah para Nabi dan juga orang-orang shaleh

،‫ومنهم من يعبد األحجار واألشجار‬

Dan diantara mereka yang menyembah pohon-pohonan demikian pula batu-batuan.

Ini adalah semuanya termasuk orang-orang musyrikin, menyembah kepada selain Allah,
namun apa yang disembah selain Allah tersebut adalah sesuatu yang berbeda-beda, ada
diantara mereka

⇒ yang menyembah Matahari


⇒ ada yang menyembah Bulan
⇒ ada yang menyembah Nabi
⇒ ada yang menyembah orang shaleh
⇒ ada yang menyembah pohon
⇒ ada yang menyembah batu.

َ َ ُ َ
Beliau ‫ ﷺ‬diutus oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬ditengah-tengah manusia yang berbeda didalam
ibadahnya.

Kemudian beliau mengatakan :

‫ﷺ وقاتلهم رسول الله‬

Kemudian Rasulullah ‫ﷺ‬memerangi mereka

ِّ ‫ولم‬
‫يفرق بينهم‬

Dan Beliau ‫ﷺ‬tidak membedakan diantara mereka


َ َ َُ
Beliau ‫ ﷺ‬ketika diutus oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kepada orang-orang musyrikin tersebut,
َ َ ُ َ
mengajak mereka bertauhid mengEsakan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan beliau memerangi

402
mereka semuanya tidak membedakan satu dengan yang lain. Bahkan diperintahkan
َ َ ُ َ
oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬untuk memerangi semua orang yang musyrikin dengan berbagai
jenisnya.

Dalilnya beliau mengatakan

‫والدليل قوله تعالى‬

َ َ َُ
Dan dalilnya adalah firman Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

َّ ُ ُّ ُ ُ ِّ َ ُ َ َ ٌ َ ْ َ ُ َ َ َّ َ ْ ُ ُ َ َ
‫ين كله لله‬ ‫وقاتلوهم حتى َّل توون فتنة ويوون الد‬

"Dan perangilah mereka (perangilah orang-orang musyrikin) sampai kapan?


ٌ َ ْ َ ُ َ َ َّ
‫َحتى َّل توون فتنة‬

Sehingga tidak terjadi Fitnah dipermukaan bumi ini

Yang dimaksud dengan fitnah disini adalah kesyirikan, perangilah mereka sampai tidak
terjadi kesyirikan dipermukaan bumi ini.

َّ ُ ُّ ُ ُ ِّ َ ُ َ َ
‫ين كله لله‬ ‫ويوون الد‬

َ َ ُ َ
Dan sehingga agama ini semuanya hanyalah untuk Allah ‫”س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ (Al-Anfal : 39)

َ َ ُ َ
Perintah dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga para shahabat
radhiyallahu 'anhum untuk memerangi orang-orang musyrikin yang mereka
َ َ ُ َ
menyekutukan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan maksud supaya tidak terjadi fitnah dibumi ini.

Tidak terjadi kesyirikan dibumi ini, sehingga Agama ini (ibadah ini) semuanya hanyalah
َ َ َُ
untuk Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ Allah memerintahkan untuk memerangi mereka semua tanpa
membedakan antara satu dengan yang lain.
Halaqah - 22 Qa'idah Yang Ketiga Bagian 2
Halaqah yang ke-22 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Beliau mengatakan :
‫ودليل الشمس والقمر‬

Dalil bahwasanya di zaman Nabi ‫ ﷺ‬ada yang menyembah matahari dan bulan

‫ قوله تعالى‬:

403
َ َ ُ َ
Adalah firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ُُْ ْ ََ َ َّ َّ ُ َْ َ
‫س َوَّل للق َم ِر َو ْاس ُجدوا لله الذي خلق ُه َّن إن كنت ْم إ َّي ُاه‬
َّ
ْ ‫لش‬
‫م‬ ‫ل‬ ‫وا‬‫د‬
ُ ُ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ ْ َّ َ ُ َ َّ َ ُ ْ َّ
‫ج‬ ‫س‬ ‫ت‬ ‫َّل‬ ‫ر‬ ‫م‬ ‫ق‬‫ال‬‫و‬ ‫س‬ ‫م‬‫الش‬‫و‬ ‫ار‬‫ه‬ ‫الن‬‫و‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫الل‬ ‫ه‬‫ات‬‫ي‬َ ‫َوم ْن َآ‬
َ ُ َ ِ
‫( ت ْع ُبدون‬37) [37/‫]فصلت‬،

Dalil yang menunjukkan bahwasanya dizaman Nabi ‫ ﷺ‬ada yang menyembah Matahari
dan Bulan adalah firman Allāh yang artinya :

َ َ ُ َ
“Dan diantara ayat-ayat Allah yang menunjukkan kekuasaan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah
َ ْ ُ ْ َّ َ ُ َ َّ َ ُ ْ َّ
(‫س َوالق َم ُر‬‫ )الليل والنهار والشم‬malam dan siang dan Matahari dan juga Bulan, ini adalah
َُ
termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah, menunjukkan tentang kekuasaan Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ت َعالى‬, yang menjadikan malam, yang menjadikan siang, tidak ada yang menjadikan itu
َ َ ُ َ
semua kecuali Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Tidak ada selain Allah yang bisa merubah malam menjadi siang atau atau merubah
siang menjadi malam

َ ْ ُ ْ َّ َ
‫س َوالق َم ُر‬ ‫والشم‬

Demikian pula termasuk Matahari dan juga Bulan.

َ َ َُ
Ini termasuk tanda-tanda kekuasaan Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Kemudian Allah mengatakan :

َْ َ ْ َّ ُ ُ ْ َ َ
‫س َوَّل للق َم ِر‬
ِ ‫َّل تسجدوا للشم‬

”Janganlah kalian bersujud kepada Matahari dan juga Bulan”

Karena Matahari dan Bulan adalah termasuk makhluk, dan dia adalah termasuk tanda-
tanda kekuasaan Allah.

Allah mengatakan :
ُ َ َ
‫َّل ت ْس ُجدوا‬

“Janganlah kalian bersujud ”

Kepada Matahari dan bulan.

Larangan Allah supaya manusia jangan bersujud kepada Matahari dan Bulan
menunjukkan bahwasanya pada saat itu ada diantara orang-orang musyrikin yang
menyembah Matahari dan juga Bulan.

404
ُ َ َ
Oleh karena itu Allah melarang mengatakan (‫“ )َّل ت ْس ُجدوا‬Janganlah kalian bersujud”.
Menunjukkan bahwasanya pada saat itu ada diantara manusia yang ada dizaman Nabi
‫ ﷺ‬menyembah kepada Matahari dan juga menyembah kepada Bulan.

Di dalam Al-Quran beberapa kisah yang menunjukkan memang bahwasanya disana ada
sebagian manusia yang menyembah Matahari dan Bulan, seperti Ratu Saba (yang
didakwahi Nabi Sulaiman) dizaman sekarang masih ada yang menyembah Matahari.
Menunjukkan bahwasanya Nabi ‫ ﷺ‬ketika beliau diutus bukan hanya memerangi orang-
orang yang menyembah berhala, yang menyembah patung tapi beliau juga diutus untuk
memerangi semua orang-orang musyrikin dengan berbagai jenis peribadatan mereka,
termasuk diantaranya yang menyembah Matahari maupun Bulan.

َ ُ َ ُْ ُ ْ ََ َ َّ َّ ُ
‫َو ْاس ُجدوا لله الذي خلق ُه َّن إن كنت ْم إ َّي ُاه ت ْع ُبدون‬

“Dan hendaklah kalian bersujud Allah yang telah menciptakan mereka semua jika kalian
َ َ َُ
benar-benar beribadah & menyembah kepada Allah ‫“ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬.
َ َ ُ َ
Setelah Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬melarang bersujud kepada Matahari dan Bulan,
bagaimanapun dia memberikan manfaat bagi manusia, bagaimanapun besarnya dimata
manusia kemudian Allah menyuruh kita untuk bersujud kepada Allah yang telah
menciptakan Matahari dan Bulan dan semua makhluk, yang menciptakan makhluk-
makhluk tersebutlah yang berhak untuk disembah.

Kemudian beliau mengatakan

َ ُ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ َّ ُ ً َ ْ ُ ُ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ
‫ول لل َمَلئكة أهفَّلء إ َّياك ْم كانوا َي ْع ُبدون‬ ‫ ويوٌ يحشرهم جميعا ثم يق‬:‫( ودليل المالئكة قوله تعالى‬40) ‫قالوا ُس ْب َحانك‬
َ ُ ْ ُ ََْ ْ َ ُ ُ َ ُ َ َ َْ
‫( أنت َول ُّينا م ْن دونه ْم َب ْل كانوا َي ْع ُبدون الج َّن أ كث ُره ْم به ْم ُمفمنون‬41) 41 ،40/‫سبأ‬

Dalil yang menunjukkan bahwasanya dizaman Nabi ‫ ﷺ‬ada orang-orang musyrikin yang
menyembah para Malaikat, apa dalilnya, beliau mengatakan ‫ قوله تعالى‬adalah firman
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang artinya.
َ َ ُ َ
“Dan pada hari ketika Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengumpulkan mereka semuanya yaitu di
padang Mahsyar, dikumpulkan manusia dari awal sampai akhir dikumpulkan para Jin
dari awal sampai akhir dan dikumpulkan para Malaikat, bahkan dikumpulkan hewan-
hewan

ً ‫َو َي ْو ٌَ َي ْح ُش ُر ُه ْم َجم‬
‫يعا‬

َ َ ُ َ
"Pada hari dimana Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan mengumpulkan mereka semua"
َ َ ْ ُ ُ َ َّ ُ
‫ول لل َمَلئكة‬‫ثم يق‬

405
"Kemudian Allah berkata kepada Malaikat"

ُ ُ َ ُ َُ َ َ
‫أهفَّلء إ َّياك ْم كانوا َي ْع ُبدون‬

(disana ada manusia baik yang mukmin, yang kafir, yang musyrik yang munafik, ada Jin
dan disana ada Malaikat) maka Allah berkata kepada Malaikat

ُ ُ َ ُ َُ َ َ
‫أهفَّلء إ َّياك ْم كانوا َي ْع ُبدون‬

“Apakah mereka dahulu menyembah kalian”

Allah berkata kepada Malaikat yang sebagian manusia telah menyembah mereka maka
Allah saat itu bertanya kepada para Malaikat, "Apakah mereka dahulu menyembah
kalian wahai para Malaikat? Pertanyaan ini menunjukkan bahwasanya memang didunia
ada diantara manusia yang menyembah kepada Malaikat.

Apa jawaban Malaikat

ُ َ
‫قالوا‬

"Mereka menjawab

َ َ ُ َ
‫قالوا ُس ْب َحانك‬

“Maha Suci Engkau Ya Allah,

ُ َ َ َْ
‫أنت َول ُّينا م ْن دونه ْم‬

Engkau adalah wali Kami selain mereka"


ْ َ ُ ُ َ
‫َب ْل كانوا َي ْع ُبدون الج َّن‬

"Bahkan mereka adalah menyembah para Jin"

َ ُ ْ ُ ََْ
‫أ كث ُره ْم به ْم ُمفمنون‬

"Sebagian besar mereka beriman dengan Jin-Jin tersebut” (Saba 40-41)

Ayat ini menunjukkan kepada kita ada diantara manusia yang menyembah kepada
Malaikat, dan ada diantara mereka yang menyembah kepada Jin
Halaqah - 23 Qa'idah Yang Ketiga Bagian 3

406
Halaqah yang ke-23 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Kemudian beliau mengatakan :

َ ‫الله َق‬
َّ ُ َ ُ ُ َّ َّ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َّ َ َ ْ َ
َ ‫الل ُه َيا ع‬
‫ال‬ ‫اس اتخذوني َوأ ِّم َي إل َه ْي ِن م ْن دون‬ ِ ‫لن‬ ‫يسى ابن مريم أأنت قلت ل‬ ‫ وإذ قال‬:‫ودليل األنبياء قوله تعالى‬
ٍّ‫س لي ب َحق‬ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ ُ َ َ َ َ
َ ‫[ س ْبحانك َما يوون لي أن أقول َما لي‬116/‫المائدة‬ُ

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman
“Dan ketika Allah berkata kepada 'Isa Ibnu Maryam, dan ini juga terjadi di padang
Mahsyar, Allah akan bertanya kepada Malaikat, hamba-hamba Allah yang shaleh yang
diagungkan yang disembah oleh sebagian manusia dan Allah akan bertanya kepada
Nabi 'Isa 'alayhissalam yang disembah dan diagungkan oleh sebagian manusia :

‫يسى ْاب َن َم ْر َي َم‬


َ ‫َيا ع‬

“Wahai 'Isa Ibn Maryam"

َّ ُ َ ُ ُ َّ َّ َ ْ ُ َ ْ َ َ
‫اس اتخذوني َوأ ِّم َي إل َه ْي ِن م ْن دون الله‬
ِ ‫أأنت قلت للن‬

”Apakah engkau dahulu ketika di dunia berkata kepada manusia


َّ ُ َ ُ ُ َّ
‫اتخذوني َوأ ِّم َي إل َه ْي ِن م ْن دون الله‬

Wahai manusia "Jadikanlah aku dan juga ibuku sebagai dua sesembahan selain Allah”

Apakah engkau dahulu ketika didunia pernah pernah mengajak mereka, mendorong
mereka, memerintahkan mereka, untuk menjadikan kamu sebagai seorang Tuhan dan
juga menjadikan ibumu sebagai seorang Tuhan?

َ َ َُ
Pertanyaan ini kelak akan ditanyakan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kepada Nabi 'Isa
'alayhissalam, apa jawaban beliau…

َ َ َ ‫َق‬
‫ال ُس ْب َحانك‬

Beliau berkata ”Maha Suci Engkau ya Allah”

َ َ
Sebagaimana para Malaikat tadi ketika ditanya mereka juga mengatakan ( ‫)س ْب َحانك‬
ُ

Kemudian beliau mengatakan

407
‫س لي ب َح ٍّق‬ َ ‫ون لي َأ ْن َأ ُق‬
َ ‫ول َما َل ْي‬ ُ ُ َ َ
‫ما يو‬

Beliau mengatakan

”Tidak pantas bagiku, tidak boleh bagiku untuk mengatakan sesuatu yang aku tidak
berhak untuk mengatakannya”

Aku adalah seorang hamba, seorang manusia seorang makhluk, tidak pantas bagiku
untuk mengatakan kepada manusia, wahai manusia jadikanlah aku sebagai Tuhan.

Artinya pada hari itu Nabi 'Isa 'alayhissalam berlepas diri dari apa-apa yang dilakukan
oleh orang-orang yang menyembah beliau didunia, dan ini menunjukkan kepada kita
bahwasanya ada diantara manusia yang mereka menyembah para Nabi, disini
diantaranya adalah Nabi 'Isa 'alayhissalam dan ini juga diperangi Rasulullah ‫ﷺ‬,

Beliau memerangi orang-orang yang menyembah atau mengaku menyembah Nabi 'Isa
'alayhisalam, meskipun yang disembah adalah seorang Nabi sekalipun, seorang yang
paling shaleh sekalipun, tapi karena dia menyembah kepada selain Allah dan ini adalah
bentuk kesyirikan maka diperangi oleh Rasulullah ‫ﷺ‬.

Beliau tidak mengatakan apabila menyembah seorang Nabi maka tidak masalah, akan
tetapi beliau ‫ ﷺ‬tetap memerangi mereka, meskipun mereka menyembah para Nabi dan
tidak membedakan antara orang yang menyembah berhala, yang menyembah matahari
maupun menyembah para Nabi.

Kemudian beliau mengatakan

‫ودليل الصالحين‬

Dan dalil bahwasanya disana ada orang yang menyembah orang-orang yang shaleh
َ َ ُ ْ َ ُّ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ ُ ُ َ َ َ َّ ُ ْ ُ : َ ُ ْ َ َّ َ َ ُ
‫ف الض ِّر عنك ْم َوَّل ت ْح ِويَل‬ ‫ين زع ْمت ْم م ْن دونه فَل يملوون كش‬ ‫( قوله تعالى قل ادعوا الذ‬56) ‫ين َيدعون‬ ‫أولئك الذ‬
َ َ َ ِّ َ َ َ َ َّ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ ْ ُ ُّ َ َ َ َ ْ ُ ِّ َ َ َ ُ َ ْ َ
ً‫ان َم ْح ُذورا‬ ‫( يبتغون إلى رب ـهم الوسيلة أيهم أقرب ويرجون رحمته ويخافون عذابه إن عذاب ربك ك‬57
[57 ،56/‫]اإلسراء‬

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :
“Katakanlah Wahai Muhammad, berdoalah kalian kepada orang-orang yang kalian
َ َ ُ َ
sangka sebagai Tuhan selain Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ ُ ْ َ ُّ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ َ
‫ف الض ِّر عنك ْم َوَّل ت ْح ِويَل‬ ‫فَل يملوون كش‬

408
“Niscaya mereka tidak mampu untuk menghilangkan kesusahan dari kalian dan tidak
bisa memindahkan kesusahan tersebut kepada yang lain ”

Ini adalah ancaman bagi mereka, silahkan kalian berdoa kepada orang-orang yang
kalian sangka itu adalah tuhan-tuhan selain Allah niscaya mereka tidak akan memiliki,
tidak akan mampu untuk menghilangkan kesusahan dari kalian,

َ َ َُ
Kalau Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menghendaki kesusahan bagi kalian maka tidak akan ada yang
bisa menghilangkan kesusahan tersebut kecuali Dia, sekalipun segala sesuatu yang
disembah selain Allah menginginkannya tapi kalau Allah ingin menghilangkan
kesusahan tersebut niscaya akan terjadi.

Kemudian Allah mengatakan

ََ ْ َ َ ُ َ َ ُ ْ َ َّ َ َ ُ
‫ين َيدعون َي ْبتغون إلى َ ِّرب ـه ُم ال َوسيلة‬ ‫أولئك الذ‬

“Mereka (orang-orang yang mereka berdoa kepadanya, maksudnya adalah orang-orang


shaleh yang mereka beribadah kepada orang-orang shaleh tersebut) ternyata mereka
juga mencari wasilah kepada Allah ”

Yang dimaksud wasilah didalam ayat ini adalah Al-Qurbah.

Kita melihat buku-buku atau kamus-kamus bahasa arab dan kita mencari makna Al-
Wasilah kita akan mendapatkan bahwa maknanya adalah Al-Qurbah.

Allah mengabarkan didalam ayat ini bahwasanya orang-orang shaleh tersebut yang di
agung-agungkan dan di sembah oleh orang-orang musyrikin ternyata mereka

ََ ْ َ َ َُ
‫َي ْبتغون إلى َ ِّرب ـه ُم ال َوسيلة‬

“Merekapun sendiri berusaha untuk mencari wasilah kepada Allah”

Mereka sendiri ingin mencari kedekatan kepada Allah

َْ َ
‫أ ُّي ُه ْم أق َر ُب‬

َ َ ُ َ
Siapa diantara mereka yang akan lebih dekat kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Orang-orang yang menyembah mereka menyangka apabila menyembah orang-orang


shaleh tersebut maka orang-orang shalih tersebut akan mendekatkan diri mereka
kepada Allah.

409
Padahal di sini Allah menyebutkan mereka sendiri (orang-orang shaleh) sebenarnya
َ َ َُ
juga mencari kedekatan kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Siapa diantara mereka yang lebih
dekat dengan Allah

ُ ََ َ ُ َ َُ َ
‫َو َي ْر ُجون َر ْح َمته َو َيخافون عذ َابه‬

َ َ ُ َ ُ َ
“Dan mereka mengharap rahmat dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan takut dari azab Allah ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ َ
‫”و ت َعالى‬

Mereka sendiri juga keadaannya demikian, dalam keadaan mengharap dan dalam
keadaan takut kepada Allah

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Mengatakan

ً ‫ان َم ْح ُذ‬
‫ورا‬
َ َ َ ِّ َ َ َ َ َّ
‫إن عذاب ربك ك‬

”Dan sesungguhnya adzab Rabb mu adalah sesuatu yang harus diwaspadai”

Ayat ini juga menunjukkan bahwasanya ada diantara orang-orang musyrikin yang
mereka mengagung-agungkan orang-orang yang shaleh.

Padahal orang-orang shaleh tersebut saling berlomba untuk mendekatkan dirinya


َ َ َُ
kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mereka juga takut kepada adzab Allah dan mereka juga
َ َ ُ َ
mengharap rahmat dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Halaqah - 24 Qa'idah Yang Ketiga Bagian 4
Halaqah yang ke-24 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

‫ودليل األشجار واألحجار‬

Dan Dalil bahwasanya disana ada yang menyembah pohon demikian pula batu adalah
َ َ َُ
firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ْ َ َّ ُ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ َّ َ َ
‫ أف َرأ ْيت ْم الَلت َوال ُع َّزى‬:‫( قوله تعالى‬19) ‫َو َمناة الثالثة األخ َرى‬

“Apa pendapat kalian tentang Al-Laata, Al-‘Uzza dan juga Manah” (An-Najm : 19-20)

Ini adalah tiga diantara sesembahan-sesembahan orang-orang musyrikin Quraisy.

1. Al Laata,
2. Al-’Uzza,
3. Manah

410
1. Laata

ini adalah orang yang shaleh yang dahulu diantara amal shalehnya adalah memberi
makan orang-orang yang sedang berhaji, ketika dia meninggal dunia maka di agung-
agungkan oleh orang-orang musyrikin Quraisy

2. ‘Uzza

Maka ini bentuknya adalah sebuah pohon, sebuah pohon yang besar yang di agung-
agungkan oleh orang-orang Quraisy

3. Manah

Sebuah Batu besar, menunjukkan bahwasanya disana ada yang mengagungkan pohon
demikian pula batu, ada diantara orang-orang musyrikin yang menyembah orang
shaleh, dan ada diantara mereka yang menyembah batu dan ada diantara mereka yang
menyembah pohon.

‫وحديث أبي واقد الليثي رضي الله عنه‬

Dan diantara dalilnya adalah Hadits Abu Waqid Al Laitsy radhiyallahu 'anhu, beliau
berkata

ُ
،‫ونحن حدثاء عهد بكفر‬ ‫ خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى ُحنين‬:‫قال‬

“Kami keluar bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬kearah Hunain, dan ini terjadi dibukanya kota
Mekkah pada tahun 8 H, banyak diantara orang-orang musyrikin Quraisy yang masuk
ke dalam agama Islam, yang sebelumnya musyrik ketika dibuka kota Mekkah mereka
masuk agama Islam, setelah dibukanya kota Mekkah maka Rasulullah ‫ ﷺ‬menuju kota
Hunain dan bersama beliau orang-orang Islam baik yang lama maupun yang baru dan
disini Abu Waqid, dia menceritakan “kami keluar bersama Rasulullah ‫ﷺ‬ke arah
Hunaindan kami baru saja masuk ke dalam agama Islam”

Artinya bekas-bekas jahiliyah, bekas-bekas kesyirikan sebagian masih ada didalam diri
mereka

ٌ
‫وللمشركين سدرة‬

“Dan orang-orang musyrikin memiliki sebuah pohon”

‫يعكفون عندها وينوطون بها أسلحتهم‬

411
”Yang mereka beritikaf disekitar pohon tersebut dan menaruh senjata-senjata mereka
dipohon tersebut”

Abu Waqid menceritakan bahwasanya orang-orang musyrikin dahulu mereka memiliki


sebuah pohon, yang mereka sering beritikaf pohon tersebut, berdiam diri disana,
mengagungkan pohon tersebut, mengagungkan selain Allah

Disamping itu mereka juga menaruh senjata-senjata mereka di pohon tersebut


tujuannya mencari barakah supaya senjata tersebut, ketika digunakan untuk berperang
membawa barakah dan membawa kemenangan.

Dan ini menunjukkan bahwasanya perilaku seperti ini adalah termasuk perilaku orang-
orang musyrikin.

Kemudian beliau mengatakan :

،‫ ذات أنواط‬:‫يقال لها‬

pohon tersebut dinamakan Dzatu Anwat

Dikenal dikalangan orang-orang musyrikin dengan nama Dzatu Anwat

‫فمررنا بسدرة‬

Maka ketika kami menuju ke Hunain melalui atau menemui sebuah pohon,

‫ يا رسول الله‬:‫!فقلنا‬

Maka kami berkata kepada Rasulullah ‫ﷺ‬

”Ya Rasulullah"

‫اجعل لنا ذات أنواط كما لهم ذات أنواط؛‬

”Ya Rasulullah buatkanlah untuk kami sebuah Dzatu Anwathin sebagaimana orang-
orang musyrikin memiliki Dzatu Anwath”

Mereka meminta kepada Rasulullah supaya di jadikan sebuah pohon yang disitu mereka
beritikaf dan mereka menaruh dan meletakkan senjata-senjata mereka disitu

Ucapan ini diucapkan oleh mereka, karena mereka baru saja masuk ke dalam agama
Islam
412
Tentunya lain antara orang yang sudah lama masuk dan belajar agama Islam dengan
orang yang baru saja masuk ke dalam agama Islam

Oleh karena itu tidak heran apabila disini sebagian shahabat yang baru saja masuk
agama islam mereka meminta kepada Rasulullah supaya dibuatkan Dzatu Anwath.

Kemudian beliau mengatakan :

،‫ الله أكبر‬: ‫فقال رسول الله‬

“Allah Maha Besar ”

Allah Maha Besar dari apa yang kalian ucapkan, kalian telah mengucapkan sesuatu yang
َ َ ُ َ
besar syirik kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Kemudian beliau mengatakan

َ ُ ٌ َ َ َ َ ََ
‫ قلتم والذي نفسي بيده كما قالت بنو إسرائيل لموسى‬،‫السنن‬ ‫إنها‬: ‫اج َع ْل لنا إل ًها ك َما ل ُه ْم آل َهة‬
ْ

Beliau mengatakan

“Ini Adalah jalan-jalan orang-orang sebelum kalian"

kemudian beliau mengatakan


‫نفسي بيده قلتم والذي‬

"Kalian telah mengatakan “Demi Allah yang Jiwaku berada di tangan-Nya kalian telah
mengatakan sesuatu yang pernah dikatakan oleh banu Israel kepada Musa
'alayhissalam, ucapan kalian ini persis dengan yang dikatakan bani Israel kepada Musa”

Apa yang mereka katakan

ٌ َ َ َ َ ََ
‫اج َع ْل لنا إل ًها ك َما ل ُه ْم آل َهة‬
ْ

Bani Israil ketika diselamatkan oleh Musa 'alayhissalam dari cengkraman Fir’aun dan
tentara nya dikeluarkan dari Mesir dan Allah menyelamatkan mereka dari laut (setelah
menyembrang lautan) mereka mengatakan

ٌ َ َ َ َ ََ
‫اج َع ْل لنا إل ًها ك َما ل ُه ْم آل َهة‬
ْ

“Wahai Musa buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki


sesembahan-sesembahan”
413
Mereka ingin memiliki sesembahan yang bisa di lihat yang bisa mereka sentuh,
sebagaimana mereka melihat ini diantara orang-orang musyrikin, orang-orang bani
Israil tinggal bersama orang-orang musyrikin melihat orang-orang musyrikin yang
mereka menyembah sesuatu yang bisa dilihat, sehingga mereka disini meminta kepada
Nabi Musa untuk membuatkan Tuhan yang mereka akan sembah sebagaimana orang-
orang musyrikin memiliki Tuhan

ٌ َ َ َ َ ََ
‫اج َع ْل لنا إل ًها ك َما ل ُه ْم آل َهة‬
ْ

“Jadikanlah untuk kami seorang Tuhan sebagaimana mereka (orang-orang musyrikin)


memiliki Tuhan” (al-A'raf : 138)

Persis dengan yang di katakan oleh Bani Israel kepada Nabi Musa 'alayhissalam, oleh
karena itu Rasulullah ‫ ﷺ‬mengatakan “Allahu Akbar”

َ ُ
‫ قلتم والذي نفسي بيده كما قالت بنو إسرائيل لموسى‬،‫السنن‬ ‫إنها‬

“Demi Allah apa yang kalian katakan sama dengan yang dikatakan oleh bani Israil
kepada Nabi Musa”

Hadits ini menunjukkan kepada kita bahwasanya ada diantara orang-orang musyrikin
yang mereka menyembah kepada pohon.

Sehingga dengan ini kita mengetahui apa yang dikatakan oleh Al Mualif (pengarang)
semuanya berdasarkan dalil, ketika beliau mengatakan

َّ َّ َ َ ََ َُ َ َ َ َ َ
: ‫اس ُمتف ِّرق ْي َن في ع َباداته ْم ﷺ أن النب َّي‬
ٍ ‫ظهر على أن‬
َ َ ُ َ
“Bahwasanya Nabi ‫ﷺ‬muncul dan diutus oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬ditengah-tengah
manusia yang mereka berbeda-beda di dalam ibadahnya”.

Kenapa hal ini beliau kemukakan kepada kita, supaya kita tahu bahwasanya seseorang
yang menyembah orang shaleh sekalipun maka ini termasuk kesyirikan kepada Allah
َ َ ُ َ
‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Ini termasuk kesyirikan karena sebagian menganggap yang dilarang adalah apabila kita
menyembah berhala atau menyembah batu, atau menyembah Matahari, tapi kalau kita
berdoa kepada orang-orang shaleh, menyembah orang yang shaleh maka ini tidak
masalah.

414
Kita katakan ucapan ini adalah ucapan yang tidak benar dan bertentangan dengan dalil
dari Al-Quran dan juga sunnah Rasulullah ‫ﷺ‬
Halaqah - 25 Qa'idah Yang Keempat
Halaqah yang ke-25 penjelasan kitab Al-Qawa'idul Arba’ karangan Asy-Syaikh
Muhammad Bin Abdul Wahhab At Tamimi rahimahullah

Kaidah yang ke-4 (yang terakhir) dari empat Qa'idah Yang dengannya kita bisa
memahami apa itu kesyirikan.

Beliau mengatakan

ّ ‫ ّأن مشركي زماننا أغلظ ش ًركا من‬:‫القاعدة الرابعة‬


‫األولين‬

Ketahuilah (kata beliau) bahwasanya orang-orang musyrikin di zaman kita ini (beliau
hidup 200 tahun yg lalu)
ّ ‫أغلظ ش ًركا من‬
‫األولين‬

“Lebih keras (lebih dahsyat) kesyirikan nya dari pada orang-orang musyrikin zaman
dahulu”

Kata beliau orang-orang musyrikin di zaman sekarang (di zaman beliau) itu lebih
dahsyat (lebih keras) kesyirikan nya, lebih berat kesyirikan nya dari pada orang-orang
musyrikin zaman dahulu.

Jadi ucapan beliau pada qa'idah yang keempat.

Apa kata beliau :

ّ ُ ‫األولين ُيشركون في الرخاء‬ ّ


ّ ‫ألن‬
‫ويخلصون في الشد‬

Kenapa demikian? Kata beliau,

karena orang-orang musyrikin yang terdahulu mereka menyekutukan Allah ketika


dalam keadaan rakha dalam keadaan senang dalam keadaan bahagia dalam keadaan
tenteram, mereka menyekutukan Allah

ّ ُ
‫ويخلصون في الشدة‬

Tetapi ketika mereka susah mereka meng-ikhlaskan ibadah nya kepada Allah

Ini adalah sifat orang musyrikin zaman dahulu, ketika mereka senang ketika mereka
َ َ َُ
terkena musibah mereka mengikhlaskan ibadahnya hanya untuk Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

415
Kemudian beliau mengatakan

ّ
‫ومشركوا زماننا شركهم دائم؛ في الرخاء والشدة‬

Adapun orang-orang musyrikin di zaman kita (kata beliau) kesyirikan mereka


senantiasa dan selalu baik ketika mereka dalam keadaan senang maupun keadaan susah

mereka menyekutukan Allah, adapun yang dahulu, orang-orang musyrikin yang dahulu
mereka menyekutukan hanya ketika senang tapi dalam keadaan susah mereka
َ َ َُ
mengikhlaskan ibadahnya untuk Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Tentunya orang yang melakukan kesyirikan baik dalam keadaan susah maupun senang
ini lebih keras dan lebih dahsyat dan lebih besar daripada orang yang menyekutukan
Allah ketika dalam keadaan senang dan tidak dalam keadaan susah.

Oleh karena itu beliau mengatakan

“Orang-orang musyrikin di zaman kita lebih dahsyat kesyirikan nya susah senang
mereka berbuat syirik, adapun zaman dahulu melihat keadaan dalam keadaan senang
َ َ ُ َ
menyekutukan Allah dalam keadaan susah baru mereka ingat kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Dalilnya apa?

Beliau mengatakan

َ ُ ْ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ َ ِّ ُ َ َ ْ َ َّ َ َ ُْْ َ َ
‫ين فل َّما ن َّجاه ْم إلى ال َب ِّر إذا ه ْم ُيش ِركون‬ ‫ ?فِإذا َرك ُبوا في الفلك دع ْوا الله ُمخلصين له الد‬:‫والدليل قوله تعالى‬
[65:‫]العنكبوت‬

َ َ ُ َ
Kata Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dalam firmanNya :

”Apabila mereka berada di dalam kapal (artinya mereka sedang dalam perjalanan dilaut
menaiki kapal)

ِّ ُ َ َ
َ ‫الد‬ ْ َ َّ َ َ ُْْ َ َ
‫ين‬ ‫فِإذا َرك ُبوا في الفلك دع ْوا الله ُمخلصين له‬

Mereka berdoa kepada Allah dalam keadaan meng-ikhlaskan agama ini hanya untuk
Allah”
َ َ َُ
Ini yang mengabarkan kepada kita adalah Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengabarkan tentang
keadaan orang musyrikin ketika mereka melakukan bepergian memakai kapal
ditengah-tengah lautan, Allah mengabarkan

416
ِّ ُ َ َ
َ ‫الد‬ ْ َ َّ َ َ
‫ين‬ ‫دع ْوا الله ُمخلص ين له‬

"Mereka berdoa kepada Allah dalam keadaan meng-ikhlaskan agamanya hanya untuk
Allah”
َ َ ُ َ
Kabar dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tentang keadaan orang-orang musyrikin saat itu. Kita tidak
pernah mendengar tidak pernah melihat apa yang mereka lakukan di tengah lautan
َ َ ُ َ
tetapi Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬melihat dan mendengar apa yang mereka lakukan

Allah mengabarkan ternyata mereka mengikhlaskan ibadahnya kepada Allah didalam


ayat yang lain Allah mengabarkan, ketika mereka berada di tengah lautan kemudian
datang angin yang keras dan datang ombak yang sangat besar, mereka meng-ikhlaskan
ibadah nya kepada Allah dan mengatakan

‫لئن انجيتنا من هذه لنكـونن من الشاكرين‬

“Ya Allah seandainya Engkau menyelamatkan kami dari ini semua niscaya kami
termasuk orang-orang yang bersyukur“ (Yunus : 22)

Berjanji kepada Allah ditengah lautan, apabila mereka selamat sampai kedaratan dan
َ َ َُ
diselamatkan oleh Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬niscaya mereka akan menjadi orang-orang yang
bersyukur
✓Lupa mereka dengan Lata
✓Lupa dengan 'Uzza
✓Lupa dengan Manah
َ َ ُ َ
✓Lupa dengan sesembahan-sesembahan lain selain Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ َُ
Yang mereka ingat saat itu adalah Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang hanya bisa menyelamatkan
mereka dari kesusahan saat itu. Oleh karena itu Allah mengatakan

ِّ ُ َ َ
َ ‫الد‬ ْ َ َّ َ َ
‫ين‬ ‫دع ْوا الله ُمخلصين له‬

َ َ َُ
“Dalam keadaan susah tersebut mereka meng-ikhlaskan karena Allah ‫” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Tapi apa kata Allah

َ ُ ْ ُ َ ْ َ ُ َ ََ
‫فل َّما ن َّجاه ْم إلى ال َب ِّر إذا ه ْم ُيش ِركون‬

”Ketika Allah menyelamatkan mereka ke daratan tiba-tiba mereka kembali


َ َ ُ َ
menyekutukan Allah ‫" ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

417
Lupa dengan apa yang sudah dikatakan oleh mereka ketika berada di tengah lautan

َ ُ ْ ُ َ
‫إذا ه ْم ُيش ِركون‬

َ َ ُ َ
”Tiba-tiba mereka kembali menyekutukan Allah ‫” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Ayat ini adalah dalil sebagaimana yang disebutkan oleh pengarang bahwasanya orang-
orang musyrikin mereka mengikhlaskannya ibadah nya ketika susah dan
menyekutukan Allah ketika mereka dalam keadaan senang.

Adapun orang-orang musyrikin di zaman beliau dan ini juga masih ada dizaman kita
َ َ ُ َ
dalam keadaan senang dan susah mereka tetap menyekutukan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak
jarang diantara mereka ketika datang musibah bukan kembali dan meminta kepada
َ َ َُ
Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬akan
ُ tetapi justru meminta kepada selain Allah.

Ketika Gunung berapi akan meletus, atau ketika terjadi tsunami kembalinya bukan
َ َ ُ َ ُ َ
kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan meminta perlindungan dan penjagaan dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬akan tetapi kembali kepada benda-benda menaruh ini dan itu dirumah atau datang
kepada orang yang dinamakan dengan paranormal atau orang yang sakti dengan
harapan mereka bisa menyelamatkan dari musibah-musibah tersebut.

ُ َ
Dalam keadaan susah pun mereka masih bergantung kepada selain Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬dalam keadaan senang juga.

Oleh karena itu apa yang dikatakan oleh beliau pada Qa'idah keempat ini adalah sesuatu
yang berdasar bukan sesuatu yang mengada-ngada, bahwasanya orang-orang
musyrikin di zaman kita lebih dahsyat daripada orang-orang musyrikin yang ada di
zaman dahulu.

Kemudian beliau mengatakan :

‫والله أعلم‬.

َ َ َُ
“Dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬lebih mengetahui ”

Dengan demikian kita sudah menyelesaikan sebuah kitab yang sangat bermanfaat (yang
ringkas) yang dikarang oleh syaikh Muhammad At Tamiimi dan beliau adalah ulama
besar yang meninggal pada tahun 1206 H.

َ َ َُ
Dan semoga Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memberikan manfaat dari apa yang kita baca itulah yang
bisa kita sampaikan, semoga apa yang kita sampaikan bermanfaat.
HSI - NAWAQIDUL ISLAM

418
Halaqah - 01 Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1
Halaqah yang pertama, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh
Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

ُ َ ُ ُ َ َ َ َّ
‫السل ٌُ عل ْيك ْم َو َر ْح َمة الله َو َب َركاته‬, ‫بسم الله الرحمن الرحيم‬

Setelah kita menyelesaikan kitab Al-Qawa'idul Arba' dengan 25 pertemuan dan in syaa
Allah hari ini akan kita mulai dengan kitab yang baru yang juga dikarang oleh Syaikhul
Islam Muhammad bin Abdul Wahhab Ibnu Sulaiman at Tamimi yang berjudul
Nawaqidhul Islam

Sebelum kita memulai mempelajari kitab, maka kita akan memperkenalkan tentang
pengarang kitab ini, Beliau adalah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Ibnu Sulaiman
at Tamimi yang lahir pada tahun 1115 H, disebuah daerah di jazirah Arab yaitu di Al-
'Uyainah dan beliau lahir ditengah-tengah keluarga yang sangat memperhatikan
tentang ilmu Agama dan beliau menghafal Al-Qur’an dan mulai menghafal Al-Qur’an
sejak kecil sehingga beliau menyelesaikan menghafal Al-Qur’an sebelum berumur 10
tahun.

Kemudian memulai menuntut ilmu agama, mempelajari tafsir, mempelajari fiqh dan
diantara gurunya adalah bapak beliau sendiri Syaikh Abdul Wahab Ibnu Sulaiman
kemudian setelah itu beliau rahimahullah mempelajari ilmu Agama dari beberapa guru
yang lain dan melakukan rihlah ilmiah, melakukan perjalanan dalam menuntut ilmu
pergi ke kota Mekkah, ke kota Madinah, pergi ke Baghdad dan juga kota- kota yang lain
dengan bertujuan untuk menuntut ilmu agama.

dan beliau belajar di kota Madinah dan menuntut ilmu dari seorang syaikh al Muhadits
yang terkenal yaitu syaikh Muhammad Hayah As-Sindy dan hampir beliau melakukan
perjalanan ke Syam, akan tetapi karena satu sebab akhirnya beliau tidak bisa pergi
kesana dan beliau menghabiskan waktunya untuk mempelajari ilmu agama dan juga
mengajarkan kepada orang lain dan telah mengarang kitab-kitab yang banyak yang
bermanfaat bagi kaum muslimin, diantaranya adalah

- Kitabut Tauhid
- Kasyfu Syubhaat
- Ushulul Sithah
- A-Ushulul tsalasah
- Mukhtashar Zaadul Ma'ad

dan diantaranya adalah kitab yang sangat ringkas yang In Syaa Allah akan kita pelajari
yang dinamakan Nawaqidhul Islam dan kitab ini hanya 2 halaman tetapi mengandung
faidah faidah yang besar yang hendaknya dipelajari oleh seorang muslim.

419
Dan beliau meninggal dunia pada tahun 1206 H, dan umur beliau saat itu sekitar 91
tahun, setelah menghabiskan waktunya dan juga hidupnya didalam mempelajari ilmu
agama dan juga mengajarkan kepada orang lain.

Ini adalah biografi singkat dari Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Ibnu Sulaiman at
tamimi rahimahullah. Semoga Allah merahmati kita dan juga merahmati beliau
rahimahullah

Kemudian setelah itu tentang kitab beliau yaitu Nawaqidhul Islam

Nawaqidh artinya adalah pembatal, Nawaqidh adalah jamak dari Naqidhun dan dalam
bahasa Arab adalah perusak atau pembatal, Inilah yang dinamakan dengan naqidhun.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

ً َ َْ ُ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ُ ُ َ َ
‫َوَّل توونوا كالتي نقضت غ ْزل َها م ْن َب ْعد ق َّوة أنكاثا‬

“Janganlah kalian seperti seorang wanita yang merusak pintalannya (yang mencerai
beraikan) pintalannya setelah dia kuat” (An-Nahl 92)
َ َ ُ َ َ َ ْ َ ََ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman ‫( نقضت غ ْزل َها‬jangan kalian seperti seorang wanita yang
merusak dan mencerai beraikan pintalannya (memintal kemudian merusaknya)

ْ َ ََ
‫نقضت‬ Artinya merusak atau mencerai beraikan

َ َ ُ َ
Dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

َ َّ َ َ َ ُ ُ ْ َ َّ
‫ين َينقضون ع ْهد الله م ْن َب ْعد ميثاقه‬ ‫الذ‬

Menceritakan tentang sifat orang-orang yang merusak perjanjian mereka dengan Allah.
Berjanji kepada Allah dengan sebuah janji kemudian membatalkannya dan merusaknya.
Allah mengatakan :

َ َّ َ َ َ ُ ُ ْ َ َّ
‫ين َينقضون ع ْهد الله م ْن َب ْعد ميثاقه‬ ‫الذ‬

"orang-orang yang mereka (‫ )ينـقضـون‬merusak dan membatalkan perjanjian mereka


dengan Allah" (Al-Baqarah 27)

‫مـن بـعد مـيثاقه‬

َ َ ُ َ
Setelah mereka berjanji kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

420
‫ينـقض – نـقض‬

Artinya adalah merusak, inilah makna Nawaqidh adalah pembatal-pembatal atau


perusak-perusak.

Sebagaimana “Nawaqidhul Wudhu“ perusak-perusak wudhu artinya adalah amalan-


amalan, perkara-perkara yang membatalkan wudhu seseorang dinamakan “Nawaqidhul
Wudhu“

Nawaqidhul Islam, yang dimaksud dengan Al Islam adalah

َْ ِّ ُ ْ َ َّ ُ َ ُ ْ َّ ُ ‫االست ْس‬
‫الٌ لله بالت ْوحيد َواالنق َياد له بالطاعة َوال َب َر َاءة م َن الش ْرك َوأهله‬ ْ

yang dimaksud dengan Islam adalah

“Penyerahan diri kepada Allah dengan tauhid dan menyerahkan dengan ketaatan dan
berlepas diri dari kesyirikan dan juga para pelaku syirik”
Inilah yang dinamakan Al Islam.

Al Islam dari kata aslama yuslimu

‫اإلسالٌ – أسلم – يسلم‬

Artinya didalam bahasa Arab adalah menyerahkan diri. Aslam Ali fulan adalah
menyerahkan diri kepada si fulan, Aslama (ٌ‫ )ألسال‬yuslimu (‫ )يسلم‬islaman (‫ )إسالما‬artinya
adalah penyerahan diri.

Kenapa islam atau agama islam dinamakan dengan islam, karena orang yang masuk
kedalam agama islam dan mengaku bahwasanya dirinya adalah seorang yang memeluk
agama islam dia telah menyerahkan dirinya hanya kepada Allah, menyerahkan dirinya
dan juga ibadahnya kepada Allah, oleh karena itu dinamakan dengan Islam.

Seorang Nashrani yang dahulunya dia menyembah kepada Allah yang mereka namakan
dengan tuhan bapa dan menyembah kepada Nabi 'Isa yang mereka namakan denga
tuhan anak dan menyembah kepada Maryam ketika dia masuk Islam maka dia harus
menyerahkan ibadahnya hanya kepada Allah. meninggalkan peribadatan kepada Nabi
'Isa alaihi salam, meninggalkan peribadatan kepada ibunya (Maryam) dan hanya
menyerahkan ibadahnya kepada Allah maka dia dinamakan sebagai seorang Muslim,

kenapa?

َ َ ُ َ
Karena dia menyerahkan dirinya dan juga ibadah nya hanya kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Oleh karena itu yang namanya islam adalah
421
َّ ُ ‫االست ْس‬
ْ
‫الٌ لله بالت ْوحيد‬

“Penyerahan diri kepada Allah dengan TAUHID ”


Yaitu meng Esa kan Allah dengan ibadah dan Ini adalah inti ajaran Islam

َ َّ ُ َ ُ ْ
‫َواالنق َياد له بالطاعة‬

َ َ ُ َ
”Dan melaksanakan ketaatan kepada Allah ‫” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
bukan hanya meng-Esa-kan Allah didalam ibadah tetapi juga melaksanakan perintah
meninggalkan larangan. Apabila diperintah oleh Allah dan juga Rasul-Nya
melaksanakan, apabila dilarang dengan sesuatu maka dia meninggalkan maka ini juga
bagian dari Islam
ِ
ِّ ُ ْ
‫َوال َب َر َاءة م َن الش ْرك‬

“Dan berlepas diri dari kesyirikan”


َ َ ُ َ
Yaitu menyekutukan Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َْ
‫َوأهله‬

”Demikian pula berlepas diri dari orang-orang yang melakukan kesyirikan”


Sebagaimana dahulu Nabi Ibrahim 'alayhissalam, beliau dan juga orang-orang yang
beriman bersama beliau berkata kepada kaumnya

َ ُ ْ ُ َّ ً َ َ ْ ْ ُ َ ْ ُ َ ََ َ ُ َ َ َ ُ َ ُ َ ُْ َّ
‫إنا ُب َر ُآء منك ْم َوم َّما ت ْع ُبدون م ْن دون الله كف ْرنا بُ ْم َو َبدا َب ْيننا َو َب ْينك ُم ال َعد َاوة َوال َبغض ُاء أ َبدا َحتى تفمنوا بالله َو ْحد ُه‬

Mereka berkata kepada kaumnya “Sesungguhnya Kami berlepas diri dari kalian (wahai
orang orang musyrikin)
ُ َ َ َ
‫كف ْرنا بُ ْم‬

dan kami mengkufuri kalian

َ ُ ْ ُ َّ ً َ َ ْ ْ ُ َ ْ ُ َ ََ َ
‫َو َبدا َب ْيننا َو َب ْينك ُم ال َعد َاوة َوال َبغض ُاء أ َبدا َحتى تفمنوا بالله َو ْحد ُه‬

Dan akan terus ada permusuhan antara kami dengan kalian selama-lamanya

َ ُ ْ ُ َّ
‫َحتى تفمنوا بالله َو ْحد ُه‬

َ َ ُ َ
Sampai kalian beriman hanya kepada Allah ‫( ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Al Mumtahanah : 4)

422
َْ ِّ ُ ْ
Inilah yang dinamakan dengan ‫َوال َب َر َاءة م َن الش ْرك َوأهله‬

Seorang Muslim menyembah kepada Allah semata dan melaksanakan perintah Allah
menjauhi larangan Allah dan dia harus berlepas diri dari apa yang dinamakan dengan
kesyirikan dan juga orang-orang yang melakukan kesyirikan tersebut

“Nawaqidhul Islam artinya adalah pembatal–pembatal keislaman“


Halaqah - 02 Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2
Halaqah yang ke-2, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh
Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Seseorang masuk kedalam agama islam dengan 2 kalimat syahadat, dengan 2 kalimat
syahadat ini maka dia dianggap sebagai seorang muslim, dijaga darahnya dan
kehormatannya. sebagaimana sabda Nabi ‫ﷺ‬

َ َ ُ َ َ َ َ َ َّ ُ ْ َ َ َّ َّ ُ ُ َ ً َّ َ ُ َّ َ َ ُ َّ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َّ َ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُ ْ ُ
‫الصَلة َو ُيفتوا الزكاة فِإذا ف َعلوا ذلك‬ ُ ‫الله َو ُيق‬
‫يموا‬ ‫أمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن َّل إله إَّل الله وأن محمدا رسول‬
َّ َ َ ْ ُ ُ َ َ َ ْ ْ ِّ َ َّ ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ِّ َ
‫ع َص ُموا مني دماءهم وأموالهم إَّل بحق اإلسَلٌ وحسابهم على الله‬

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengatakan dan


bersyahadat Laa ilaha illallah dan bersyahadat Muhammad Rasulullah, kemudian
mendirikan shalat, membayar zakat, maka apabila mereka melakukan itu semua ( ‫َع َص ُموا‬
ُ ِّ َ ََ
‫ )مني د َم َاءه ْم‬maka sungguh mereka telah menjaga dariku darah mereka (‫)وأ ْم َوال ُه ْم‬ dan
َ ْ ْ ِّ َ َّ َّ َ َ ْ ُ ُ َ َ
harta mereka (ٌ‫ )إَّل بحق اإلسَل‬kecuali dengan hak islam (‫ )وحسابهم على الله‬dan hisab mereka
َ َ ُ َ
adalah atas Allah ‫( ” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Muttafaqun ‘alayhi)

Apabila sudah mengucapkan “Asyhadu an Laa ilaha illallah wa anna Muhammadan


Rasulullah” berarti dia sudah masuk Islam dan di sana ada perkara-perkara yang
apabila dilakukan maka bisa membatalkan keislaman tersebut, ini yang dinamakan
dengan Nawaqidhul Islam.

Seseorang masuk ke dalam agama islam dan apabila dia melakukan salah satu atau
lebih diantara perkara-perkara ini maka bisa membatalkan keislaman dia, dia
dinamakan dengan Nawaqidhul islam (perkara-perkara yang membatalkan keislaman).

Sebagaimana tadi kita sebutkan orang berwudhu dan di sana ada pembatal-pembatal
wudhu, apabila berwudhu dan melakukan salah satu di antara pembatal-pembatal
wudhu maka batal wudhunya.
Demikian pula islam, seseorang mengucapkan 2 kalimat syahadat tapi apabila dia
melakukan salah satu di antara pembatal-pembatal keislaman ini, batal lah 2 kalimat
syahadatnya.

423
Dan pembatal-pembatalan keislaman ada yang berupa ucapan dan ada yang berupa
i’tiqad (keyakinan di dalam hati) dan ini semua dinamakan dengan Nawaqidhul Islam.

Adapun berupa ucapan seperti orang yang mencela Allah dan juga Rasul-Nya atau
berdo’a kepada selain Allah dengan lisannya maka ini adalah pembatal keslaman.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

َ َ ََ ُْ ْ َ َ ُ َ ْ ََ
‫َولقد قالوا كل َمة الوف ِر َوكف ُروا َب ْعد إ ْسَلمه ْم‬

َ َ ََ
“Dan sungguh mereka telah mengucapkan kalimat yang kufur ‫ َوكف ُروا َب ْعد إ ْسَلمه ْم‬dan
mereka telah kufur setelah keislaman mereka.” (At-Tawbah : 74)
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengabarkan bahwasanya mereka telah mengucapkan kalimatal kufr,
menunjukkan bahwasanya di sana ada ucapan yang diucapkan oleh seseorang dan itu
adalah termasuk pembatal keislaman.
Di zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬suatu saat orang-orang munafiq mereka membicarakan
(mencela) Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga para shahabat radhiyallahu ‘anhum, mereka adalah
orang yang banyak makan, yang perutnya paling besar dan bahwasanya mereka adalah
orang yang paling pengecut ketika berperang,

mereka mengucapkan kalimat ini di antara mereka (yaitu di antara orang-orang


munafiq), ada sebagian shahabat yang mendengar kemudian mengabarkan ini kepada
Rasulullah ‫ ﷺ‬kemudian turunlah ayat

ُ َ َ َْ ُْْ َ َ َْ ُ َ َْ َ ُ َ َ ُ ُ َّ َ ُ
‫يمانُ ْم‬ ‫) ال تعتذروا قد كفرتم بعد إ‬٦٠( ‫ق ْل أبالله َو َآياته َو َر ُسوله كنت ْم ت ْست ْه ِزئون‬

“Katakanlah apakah kalian mengejek dan mengolok-olok dengan Allah dan juga ayat-
َ َ ُ َ َ َْ
ayatNya dan juga dengan Rasul-Nya? ‫ال ت ْعتذ ُروا‬janganlah kalian meminta udzur, ‫قد كف ْرت ْم‬
ُ َ َ َْ
‫يمانُ ْم‬ ‫ بعد إ‬sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian…’.” (At-Tawbah : 65-66)

Kufur dengan apa? Dengan ucapan, karena mengejek Allah dan Rasul-Nya, mengejek
ayat-ayatNya.

ُ َ َ ْ َ ْ ُْ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ
‫يمانُ ْم‬ ‫ال تعتذروا قد كفرتم بعد إ‬

“Janganlah kalian meminta udzur, kalian sudah kafir setelah keimanan kalian”

menunjukkan bahwa di sana ada pembatal keIslaman yang berupa ucapan lisan.
Halaqah - 03 Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3
alaqah yang ke-3, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh Muhammad
Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

424
Dan disana ada pembatal keislamaan yang berupa 'aqidah, berupa keyakinan, berupa
i'tiqad.
⇒ Meyakini bahwasanya ada ilah selain Allah,
⇒ Meyakini bahwasanya hukum selain hukum Allah adalah lebih baik dari pada hukum
Allah,
⇒ Meyakini bahwasanya shalat tidak wajib, atau
⇒ Meyakini bahwasanya sesuatu yang diharamkan jelas didalam agama meyakini
bahwasanya itu halal.

Maka ini adalah keyakinan yang bisa membatalkan keislaman seseorang, sebagaimana
orang-orang munafik mereka dahulu mengucapkan kalimat ‫ ال إله إال الله‬dan mengucapkan
ً
‫ محمدا رسول الله‬akan tetapi mereka tidak berkeyakinan dengan dua kalimat syahadat
tersebut, didalam hati mereka, mereka tidak percaya bahwasanya Muhammad adalah
Rasulullah. Ini adalah bentuk kekufuran yang berupa keyakinan meskipun mereka
mengatakan dihadapan Rasulullah ‫ول ﷺ‬ ُ ‫الله إ َّن َك َل َر ُس‬
َّ
“sesungguhnya engkau adalah
rasulullah” tapi mereka tidak meyakini itu didalam hati mereka dan Allah menghukumi
mereka sebagai orang kafir

َ ََ َ َ ْ َّ ُ ْ ُ َّ ُ ُ َ َ َّ َ ُ َّ َّ ُ ُ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ ُ َ ُ ْ َ َ َ َ
‫ين لكاذ ُبون‬ ‫ول الله َوالله َي ْعل ُم إنك ل َر ُسوله َوالله َيش َهد إن ال ُمنافق‬‫إذا جاءك المنافقون قالوا نشهد إنك لرس‬

"Apabila datang kepadamu wahai Muhammad orang orang munafik"


َّ ُ ُ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ
‫ول الله‬‫قالوا نشهد إنك لرس‬

mereka berkata “kami bersaksi bahwasanya engkau adalah Rasulullah


َّ ُ ُ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َ
Ini dikatakan oleh orang-orang munafik ‫ول الله‬‫قالوا نشهد إنك لرس‬
ُ َّ َ ُ ُ ُ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َّ َ
‫والله يعلم إنك لرسوله والله‬

dan Allah tahu bahwasanya engkau adalah rasul-Nya

َ َ َ َ َ ْ َّ ُ ْ ُ َّ
‫ين لكاذ ُبون‬ ‫َوالله َيش َهد إن ال ُمنافق‬

dan Allah bersyahadat (bersaksi) bahwasanya orang-orang munafik adalah


berdusta (Al-Munafiqun : 1)

Berdusta didalam ucapan mereka, mereka mengatakan ”aku bersaksi bahwasanya


engkau adalah Rasulullah “ akan tetapi dusta didalam hati mereka.

ُُ َ ‫ون ب َأ ْلس َنتهم َّما َل ْي‬


ۚ ‫س في قلوب ـه ْم‬
َ ُ َُ
‫يقول‬

425
“Mereka mengucapkan dengan lisan-lisan mereka apa yang tidak ada di dalam hati
mereka”. (Al-Fath : 11)

Hati mereka kufur dan mengingkari meskipun lisan mereka mengucapkan,


menunjukkan kepada kita bahwasanya di sana ada keyakinan yang bisa membatalkan
keIslaman seseorang.

Demikian pula pembatal keIslaman bisa berupa perbuatan anggota badan, seperti:
َ َ ُ َ
• Seseorang yang bersujud kepada selain Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬, atau
َ َ ُ َ
• Menyembelih untuk selain Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Maka ini adalah berupa perbuatan dan ini semua termasuk kufur, ini semua dinamakan
dengan Nawaqidhul Islam, yaitu perkara-perkara yang membatalkan keIslaman
seseorang.
Mengetahui Nawaqidhul Islam (pembatal-pembatal keislaman) merupakan perkara
yang sangat penting.
Seseorang mengetahui kebaikan untuk diamalkan dan mengetahui kejelekan supaya
bisa terhindar dari kejelekan tersebut.
Orang yang hanya mengetahui kebaikan tetapi tidak mengetahui kejelekan,
dikhawatirkan akan terjerumus didalam kejelekan tersebut, disadari atau tidak
disadari.
Mempelajari kejelekan tujuannya adalah untuk supaya kita terjauh dan terhindari dari
kejelekan tersebut.
َ َ َُ
Ibrahim ‘alayhissalam, beliau ‘alayhissalam, berdo’a kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ ْ َ َّ َ ُ ْ َ َّ َ ِّ ً َ َ ْ َ ْ َ َّ ُ َّ ِّ َ
ٌ‫اجن ْبني َو َبن َّي أن ن ْع ُبد األ ْصن َا‬ ‫ و‬,‫اس‬
ِ ‫رب إنهن أضللن كثيرا من الن‬
beliau mengatakan dan berdoa kepada Allah

“Ya Allah, jauhkanlah aku dan anak-anakku dari menyembah berhala” (Ibrahim: 35)

Berdo’a dengan do’a ini, meminta kepada Allah supaya dijauhkan beliau dan juga
keturunan beliau dari menyembah berhala, berlindung kepada Allah dari kesyirikan
karena orang yang terjerumus ke dalam kesyirikan (penyembahan kepada berhala,
penyembahan kepada makhluk) maka dia telah keluar dari Islam. Beliau ‘alayhissalam
takut atas diri beliau, takut terjerumus ke dalam kesyirikan, demikian pula takut apabila
ada keturunan beliau yang terjerumus ke dalam kesyirikan.

َ َ ْ َ َّ َ ُ ْ َ
ٌ‫اجن ْبني َو َبن َّي أن ن ْع ُبد األ ْصن َا‬ ‫و‬

“Ya Allah, jauhkanlah aku, keeluargaku dan juga anak keturunanku dari menyembah
berhala”.

Padahal siapa beliau ‘alayhissalam?


426
✓ Beliau adalah Imamul al-muwahhidin, imamnya orang-orang yang bertauhid kepada
َ َ َُ
Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
✓ Beliaulah yang telah memecah berhala-berhala yang ada di kaumnya dengan tangan
beliau sendiri, dan
✓ Beliau disakiti dan diuji karena mempertahankan 'aqidah beliau, mentauhidkan Allah
َ َ ُ َ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬, dan
✓Beliau mengajak kaumnya, mengajak bapaknya, mengajak raja di zaman beliau untuk
mentauhidkan Allah, dan
✓ Beliau mendapatkan ujian yang berat karena berdakwah kepada Tauhid, dilempar ke
َ َ َُ
dalam api, dan dengan izin Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬api tersebut menjadi dingin.

Dan ini semua adalah ujian yang berat bagi beliau ‘alayhissalam.

Akan tetapi meskipun demikian, beliau sangat takut apabila terjerumus ke dalam
kesyirikan, oleh karena itu beliau berdo’a kepada Allah dan mengatakan:

َ َ ْ َ َّ َ ُ ْ َ
ٌ‫اجن ْبني َو َبن َّي أن ن ْع ُبد األ ْصن َا‬ ‫و‬

Apabila beliau ‘alayhissalam takut dengan kesyirikan tersebut padahal beliau adalah
imamul muwahhidin (imamnya orang-orang yang bertauhid), yang kita diperintahkan
untuk mengikuti millah beliau, Maka bagaimana dengan kita?

Tentunya orang seperti kita harusnya lebih takut terjerumus ke dalam kesyirikan
tersebut.

Halaqah yang ke-4, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Mempelajari Nawaqidhul Islam adalah perkara yang sangat penting

Hudzaifah Ibn Yaman (beliau) mengatakan

َ ْ َْ ََ َ َّ َ ُ َُ َ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َُ َّ ََ ُ َّ َ َ
‫كان أصحاب َر ُس ْو ُل الله َصلى الله عل ْيه َو َسل َم َي ْسأل ْونه ع ِن الخ ْي ِر َو كنت أ ْسأله ع ِن الش ِّر َمخافة أن ُيد ِركني‬

“Dahulu para sahabat Rasulullah ‫ﷺ‬, mereka bertanya kepada Rasulullah ‫ﷺ‬tentang
kebaikan sedangkan aku bertanya kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬tentang kejelekan
َ ْ َْ ََ َ
‫َمخافة أن ُيد ِركني‬

427
"Karena aku takut apabila aku terjerumus didalam kejelekan tersebut” (HR Bukhari
6/615-616 dan 13/35 beserta Fathul Baari. Muslim 12/235-236 beserta Syarh Nawawi.
Baghowi dalam Syarhus Sunnah 14/14. Dan Ibnu Majah 2979)

Hudzaifah Ibnul Yaman bertanya kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬tentang kejelekan-kejelakan,


tujuannya adalah supaya tidak terjerumus ke dalam kejelekan tersebut.

Dilakukan oleh para sahabat radhiyallahu 'anhum, mereka mengetahui kebenaran dan
juga mengetahui kesalahan, mengetahui al-haq dan juga mengetahui kebatilan.

Mengetahui kebenaran supaya bisa di amalkan, dan mereka mengetahui kebatilan


(kesalahan) supaya bisa terhindar dari kesalahan tersebut.

‫ومن لم يعرف الشر من الناس يقع فيه عرفت الشر ال للش ولون لتوقيه‬

Didalam sebuah bait dikatakan

“Aku mengetahui kejelekan bukan untuk kejelekan tersebut (bukan untuk


mengamalkannya), akan tetapi supaya terhindar dari kejelekan tersebut dan
barangsiapa yang tidak mengetahui sebuah kejelekan dari manusia maka
dikhawatirkan dia akan terjerumus kedalam kejelekan tersebut “.

Oleh karena itu para ulama rahimahullahu didalam kitab-kitab mereka didalam kitab
'aqidah atau didalam kitab fiqih menyebutkan tentang masalah bab Ar riddah bab
Tentang perkara-perkara yang bisa menjadikan seseorang murtad dan seseorang keluar
dari agama Islam.

Dan tujuan para ulama membuat masalah riddah (masalah perkara-perkara yang bisa
mengeluarkan dari islam) tujuannya adalah:

✓ supaya kita tahu pembatal-pembatal keislaman, dan


✓ supaya kita waspada jangan sampai kita dan juga keluarga kita dan orang-orang yang
kita cintai dan jugakaum muslimin terjatuh di dalam apa yang dinamakan Nawaqidhul
Islam.

Yang mengeluarkan seseorang dari islam

Dan membatalkan amal seseorang dan apabila dia meninggal dunia dalam keadaan
َ َ ُ َ
riddah maka tidak diterima taubatnya oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan dia kekal didalam
neraka bersama orang-orang yang kafir.

428
Ini adalah akibat yang fatal bagi orang yang keluar dari agama islam dan dia meninggal
dalam keadaan sebagai orang yang kafir, batal amalannya dan dia diakhirat adalah
termasuk penduduk neraka yang kekal didalamnya.
ْ ْ ُّ ُ َْ ْ َ َ َ َُ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ُ َّ َ َ ‫ُ ء‬
‫َواول ِٕٮك ا ۡص َٰح ُُ الن ِار ه ۡم ف ۡي َها َو َم ْن َي ْرتدد منك ْم ع ْن دينه ف َي ُمت َوه َو كاف ٌر فأول َٰ ئك َحبطت أع َمال ُه ْم في الدن َيا َواآلخ َرة‬
َ ُ َٰ
‫خلد ۡون‬
ْ َ
“Dan barangsiapa diantara kalian yang murtad dari agamanya (‫ )ف َي ُمت‬Kemudian dia
َ ُ َ
meninggal dunia (‫)وه َو كاف ٌر‬ Dan dia dalam keadaan kafir (tidak masuk islam kembali),
َ ْ َ َ ْ ُّ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ َٰ َ ُ َ
(ِ ‫ )فأول ئك حبطت أعمالهم في الدنيا واآلخرة‬Maka mereka lah orang orang yang batal amalannya
di dunia maupun di akhirat ”
Halaqah yang ke-5, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh
Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Mengetahui tentang Nawaqidhul Islam adalah perkara yang penting.

Tentunya didalam memahami Nawaqidhul Islam seseorang harus kembali kepada Al-
Quran dan juga hadits-hadits Nabi ‫ ﷺ‬dan kembali kepada pemahaman shahabat
radhiyallahu 'anhum dan menengok kembali ucapan-ucapan para ulama didalam
masalah Nawaqidhul Islam, karena mengatakan sesuatu mengeluarkan seseorang dari
islam atau tidak ini adalah termasuk hukum syar'i

Termasuk hukum syar’i tidak boleh seseorang mengatakan bahwaanya sebuah amalan
atau sebuah ucapan atau sebuah keyakinan “ini adalah kufur, ini adalah syirik, ini
adalah nifaq” kecuali apabila disana ada dalil yang jelas didalam Al-Quran ataupun
didalam Hadits, jangan sampai seseorang mengucapkan sesuatu atas nama Allah
dengan kedustaan, karena ini adalah perbuatan yang besar. Mengucapkan sesuatu atas
َ َ ُ َ
nama Allah padahal tidak pernah dikabarkan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan juga RasulNya

َ ْ َّ َ َ َ َ ْ َ َّ َّ َ َ ْ َّ َ َ ُ َ ْ َ ٌ َ َ َ َٰ َ َ ٌ َ َ َ َٰ َ َ َ ْ ُ ُ ُ َ ْ َ ُ َ َ ُ ُ َ َ َ
‫ين َيفت ُرون على الله الوذ َب‬ ‫وَّل تقولوا لما تصف ألسنتكم الوذب ه ذا حَلل وه ذا حراٌ لتفتروا على الله الوذب ۚ إن الذ‬
َ ُ ُْ َ
‫َّل يفلحون‬

“Janganlah kalian mengatakan dengan ucapan kalian (dengan lisan kalian)


َ َ َ َ َ
ٌ‫ه َٰ ذا َحَل ٌل َوه َٰ ذا َح َرا‬

Ini adalah halal, ini adalah haram


َ ْ َّ َ َ ََْ
‫لتفت ُروا على الله الوذ َب‬

dengan tujuan berdusta atas nama Allah" (An-Nahl : 116)

429
Janganlah kalian ucapkan ini halal atau ini haram dengan tujuan untuk berdusta atas
nama Allah

1. Allah mengatakan halal kemudian kita katakan haram


2. Allah mengatakan Haram kemudian kita katakan halal

َ َ َُ
Maka ini adalah termasuk berdusta atas nama Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ ْ َ َ ْ َّ َ َ َ َ ْ َ َّ َّ
‫ين َيفت ُرون على الله الوذ َب َّل ُيفل ُحون‬ ‫إن الذ‬

“Orang-orang yang berdusta atas nama Allah maka dia tidak akan beruntung" (baik di
dunia maupun di akhirat)

Mengatakan sesuatu ini adalah kufur ini adalah syirik, mengeluarkan seseorang dari
Islam maka ini adalah hukum syar'i yang dikembalikan kepada Allah dan juga
RasulNya.

Dikembalikan kepada dalil, jangan sampai seseorang mengatakan:

⇒ ini adalah kufur padahal Allah dan RasulNya tidak mengatakan demikian, atau
sebaliknya
⇒ mengatakan ini tidak kufur padahal Allah dan RasulNya mengatakan ini adalah
kufur.

Karena disana ada dua kelompok yang tersesat yang didalam masalah ini sebagian
mereka berlebih-lebihan, sehingga mengatakan bahwasanya sesuatu ini adalah kufur
َ َ ُ َ
padahal Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak mengatakan kufur.

Seperti orang yang berkeyakinan bahwasanya orang yang melakukan dosa besar maka
dia keluar dari islam dan ini adalah keyakinan orang-orang khawarij yang sudah ada
sejak zaman shahabat radhiyallahu 'anhum dan sampai sekarang mereka berkeyakinan
bahwasanya orang yang melakukan dosa besar maka dia keluar dari agama Islam.

Dan disana ada kelompok lain yang juga berlebih-lebihan kebalikan dari orang-orang
khawarij, mereka meyakini sebuah amalan yang itu adalah jelas-jelas kufur didalam Al-
Quran maupun didalam Hadits akan tetapi mereka meyakini itu bukan sebuah
kekufuran. Kufur menurut Allah dan RasulNya kemudian dia menganggap ini bukan
kekufuran dan ini juga berlebih-lebihan dan ini dilakukan oleh orang-orang murji'ah
yang mereka menganggap bahwasanya namanya Iman cukuplah dengan keyakinan
didalam hati atau ma’rifah mengenal didalam hati itulah yang dinamakan keimanan,

artinya apa?

430
⇒ Artinya sendainya orang mengucapkan ucapan apa saja atau melakukan amalan apa
saja yang penting hatinya mengenal yang penting hatinya meyakini maka ini tidak kufur
dari agama Islam, karena mereka mengatakan yang namanya iman hanya didalam hati
dan ini juga berlebih-lebihan oleh karena itu mereka tidak masalah bagi mereka
seseorang mengucapkan apa saja baik itu ucapan yang kufur maupun yang syirik yang
nifaq yang penting hatinya tidak demikian.

Terkadang seseorang bisa kufur dengan ucapan lisannya, Ahlus Sunnah wal Jama'ah
bukan termasuk khawarij dan juga bukan termasuk Murj'iah, mereka didalam
pertengahan dan ini adalah taufiq dan karunia dan juga petunjuk yang Allah berikan
kepada mereka didalam masalah kufur dan juga syirik, masalah Islam dan juga Iman
mereka kembali kepada Al-Quran dan juga hadits dengan pemahaman para shahabat
radhiyallahu 'anhum,

apa yang dihukumi oleh Allah dan RasulNya sebagai bentuk kekufuran mereka katakan
ini adalah kufur dan apa yang dikatakan oleh Allah dan RasulNya ini bukan kekufuran
maka mereka tidak mengatakan ini adalah kekufuran.

Dan mereka didalam masalah ini kembali kepada qa'idah-qa'idah yang berdasarkan Al-
Quran juga hadits dan diantara qa'idah yang mereka sebutkan terkadang seseorang
mengucapkan ucapan yang kufur atau melakukan amalan yang kufur yang
mengeluarkan dia dari Islam akan tetapi tidak dihukumi sebagai orang kafir,

apa yang dilakukan adalah kufur akan tetapi tidak langsung dihukumi bahwasanya
orang ini adalah musyrik atau orang ini adalah kafir, Karena para ulama menyebutkan
disana ada syarat-syaratnya, ada syarat-syarat yang harus terpenuhi dan disana ada
penghalang-penghalang yang harus tidak ada sehingga orang dihukumi sebagai orang
yang kafir atau orang yang musyrik.

Halaqah yang ke-6, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Tidak semua orang yang mengucapkan ucapan kekufuran atau mengamalkan amalan
yang kufur kemudian dihukumi sebagai seorang yang musyrik atau kafir, disana ada
syarat-syarat diantaranya disebutkan oleh para ulama :

“Orang yang mengatakan itu adalah orang yang baligh dan berakal.“

Apabila dia belum baligh atau anak kecil (misalnya) mengatakan “aku adalah Tuhan”
ucapan dia adalah ucapan kufur dan tidak diragukan, ini adalah ucapan kufur tapi
karena yang mengucapkan adalah seorang anak kecil yang belum baligh maka tidak
dihukumi dia sebagai seorang yang kafir.

431
‫رفع القلم عن ثالثة‬

Diantaranya adalah dari anak kecil sampai dia dewasa, pena (pencatat) amal diangkat
dari tiga orang diantaranya dari anak kecil sampai dia dewasa

َ
‫و عن الصبي حتى َي ْحتل َم‬

Demikian pula berakal apabila ada seorang muslim yang gila atau tidak waras kemudian
dia mengucapkan ucapan yang kufur maka tidak dianggap dia sebagai orang yang kafir,
karena dia mengucapkan ucapan ini dalam keadaan dia tidak berakal.

Demikian pula orang yang mabuk misalnya dia mengucapkan ucapan yang kufur maka
dia tidak dianggap sebagai orang yang kafir. Ucapan dia adalah ucapan yang kufur tetapi
dia tidak dianggap sebagai orang yang kafir. Ini maksudnya.

Demikian pula diantara syaratnya adalah dia dalam keadaan memiliki kehendak
memiliki pilihan dan bukan sedang dipaksa oleh orang lain, terkadang seseorang
dipaksa untuk mengucapkan ucapan yang kufur atau melakukan perbuatan yang kufur
“padahal didalam hatinya dia mengingkari dan tidak mau dan beriman kepada Allāh dan
beriman kepada Rasul dan dia merasa yakin dengan seyakin yakinnya dengan Islam
tetapi diancam akan dibunuh, akan disiksa, dipaksa untuk mengucapkan kalimat kufur.
Apabila dia mengucapkan dalam keadaan terpaksa dan dipaksa maka ini tidak
mengeluarkan dia dari Islam.“

Ucapan dia adalah ucapan yang kufur akan tetapi tidak dihukumi dia sebagai seorang
yang kafir atau musyrik

ْ ُْ ْ َ َ َ ‫يمانه إ ََّّل َم ْن ُأ ْكر َه َو َق ْل ُب ُه ُم ْط َمئن ب ْاإل‬


‫يمان َولو ْن َم ْن ش َر َح بالوف ِر َصد ًرا‬
َّ َ َ َ ْ َ
َ ‫الله م ْن َب ْعد إ‬‫من كفر ب‬
ِ

yang artinya :
“Barangsiapa yang kufur dengan Allah setelah keimanan dia

َ ‫إَل َم ْن ُأ ْكر َه َو َق ْل ُب ُه ُم ْط َمئن ب ْاإل‬


‫يمان‬
َّ
ِ
ْ
kecuali orang yang dipaksa sedangkan hatinya dalam keadaan ‫ ُم ْط َمئن باإل َيمان‬dalam
keadaan hatinya tenang dan beriman” (An-Nahl : 106)

Dan ayat ini turun ketika Ammar bin Yasir radhiyallahu 'anhu dipaksa oleh orang-orang
musyrikin untuk mengucapkan kalimat yang kufur, disuruh untuk mencela Rasulullah
‫ ﷺ‬dan saat itu beliau dalam keadaan disiksa (diadzab) sehingga beliau terpaksa
mengucapkan ucapan yang kufur padahal didalam hati beliau, beliau tenang dengan
keimanan beliau.
432
َ ‫إَل َم ْن ُأ ْكر َه َو َق ْل ُب ُه ُم ْط َمئن ب ْاإل‬
‫يمان‬
َّ
ِ

Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

ََ ُ ْ ُ َ ِّ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ َّ
‫إن الله ت َـج َاوز ل ْـي ع ْن أ َّمت ْي الـخطأ َوالن ْس َيان َو َما ْاستو ِره ْوا عل ْيه‬

”Sesungguhnya Allah telah memaafkan dari umatku, kesalahan dan juga lupa dab apa
yang mereka dipaksa untuk melakukan “

Terkadang seseorang melakukan perbuatan yang kufur mengucapkan ucapan-ucapan


yang kufur akan tetapi dalam keadaan terpaksa.

Ini adalah diantara qa'idah-qa'idah yang disebutkan oleh para ulama. jadi mereka
sangat berhati-hati sekali didalam masalah ini, tidak mengucapkan ucapan ini atau tidak
meyakini kecuali dengan berdasarkan dalil yang jelas dari al-qur’an dan hadits Nabi ‫ﷺ‬,
apalagi didalam sebuah hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

ُ ُ َ ْ ََ َ َ
‫ فقد َب َاء ب َها أ َحده َما‬,‫ َيا كاف ُر‬: ‫من قال ألخ ْيه‬

“Barangsiapa yang mengatakan kepada saudaranya “wahai orang yang kafir”, maka
sungguh kekafiran ini kembali kepada salah satu diantara keduanya “

Menunjukkan tentang bahayanya hukum ini, yaitu masalah kekufuran, masalah syirik,
masalah nifaq, seseorang hendaklah berhati-hati didalam masalah ini dan menghukumi
dengan jelas bahwasanya ”si Fulan adalah kafir atau si fulan adalah musyrik

ini dilakukan oleh para ulama yang sudah dalam keilmuannya yang terpenuhi
didalamnya syarat-syarat sebagai seorang Mufti.

Maka inilah ulama ulama yang berhak mengatakan ”si fulan adalah kafir, si fulan adalah
musyrik.

Halaqah yang ke-7, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah
Beliau mengatakan,

‫بــسم الله الرحمن الرحيم‬

"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

433
Dan beliau memulai kitab beliau dengan Basmalah, meniru didalam Al-Quran. "Dimana
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memulai Al-Quran dengan Basmalah"

Demikian pula meneladani Rasulullah ‫ ﷺ‬karena dahulu beliau ketika menulis surat-
surat maka beliau memulai dengan Basmalah. Sebagaimana ketika beliau menulis
kepada Raja Romawi, Raja Persia dan juga yang lain, dan didalam Al-Quran ketika Nabi
Sulaiman ‘alayhissalam mengirim surat kepada bilqis, beliau memulai dengan basmalah

َّ ُ َّ َ َ ُ َّ
َّ ‫الر ْح َم َٰ ن‬
‫الرحيم‬ ِ
َّ ‫الله‬ ‫إنه م ْن ُسل ْي َمان َوإنه ب ْسم‬

“kata ratu bilqis ini adalah dari Sulaiman dan isinya ‫( ”بــسم الله الرحمن الرحيم‬An-Naml : 30)

Memulai sebuah risalah memulai sebuah kitab dengan basmalah maka ini meniru apa
yang ada di dalam Al-Quran dan juga dilakukan oleh sebagian Nabi demikian pula
dilakukan Rasulullah ‫ﷺ‬

Dan makna memulai dengan basmalah maksudnya adalah memohon pertolongan


kepada Allah, Karena ‫ ب‬didalam ucapan bismillah ini adalah ‫ ب‬al isti'anah (yang
maknanya isti'anah), Isti'anah artinya memohon pertolongan, (‫ )بــسم الله‬Dengan
menyebut Nama Allah, Maksudnya adalah aku memohon pertolongan kepada Allah,
dengan menyebut nama-Nya (Ismullah) dengan nama Allah. Nama Allah disini
mencakup semua nama Allah, dan didalam bahasa Arab apabila kalimat yang mufrad
atau kata yang mufrad (tunggal) disandarkan maka dia maknanya adalah umum

‫أذكروا نعمة الله‬

"Hendaklah kalian mengingat ni'mat Allah"

Ni'mat disini adalah mufrad (tunggal), tapi maksudnya adalah ”sebutlah atau ingatlah
َ َ ُ َ
ni'mat-ni'mat Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ demikian pula didalam kalimat basmalah

ُ َ
(‫ )بــسم الله‬Dengan menyebut nama Allah maksudnya adalah nama-nama Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ َ َ َُ
‫ت َعالى‬, dimana Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memiliki Al-asmaul husna,
َ ْ َّ َ
ُ ‫األ ْس َم ُاء ْال ُح ْس َن َٰى َف ْاد ُع‬
… ‫وه ب َها‬ ‫ولله‬

"Dan Allah memiliki Al-asmaul Husna hendaklah kalian berdoa dengan-Nya" (Al-A’raf :
180)

Orang yang mengatakan ‫بــسم الله‬, berarti dia telah ber-Isti’anah, dengan menyebut
َ َ ُ َ
seluruh nama Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬baik yang dia maupun yang tidak dia ketahui.

434
Allah adalah lafdzul Jalallah, dan dia adalah nama Allah yang paling A’dzham (Besar),
nama-nama yang lain dsandarkan kepada nama Allah.

Seseorang mengatakan Ar-rahman (‫ )الرحمن‬adalah diantara nama Allah, Ar-rahim adalah


diantara nama Allah, Al-'aziz adalah diantara nama Allah, tetapi tidak mengatakan,
'Allah adalah diantara nama Ar-rahman"

Kenapa demikian?

Karena lafdzul Jalallah yaitu Allah adalah nama Allah yang paling besar.

Disandarkan nama-nama yang lain kepada lafdzul Jalallah yaitu kepada lafadz Allah
َ َ ُ َ
‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Dan makna dari Allah (lafdzul Jalallah) di ambil dari kata Al-uluhah yang artinya adalah
ibadah, "Al-illah artinya adalah Al-Ma’bud (yang disembah)" oleh karena itu makna atau
َ َ ُ َ
nama Allah, ini mengandung makna bahwasanya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Dialah satu-satunya
yang disembah

“Allah berasal dari kata Al-illah dan Al-illah artinya adalah Al-Ma’bud (yang disembah)

Ar-rahman (‫ )الرحمن‬juga termasuk nama Allah dan maknanya adalah yang maha
penyayang diambil dari kata rahmah. Dan nama Allah Ar-rahman mengandung sifat Ar-
rahmah yaitu mengandung sifat kasih sayang.

َ َ ُ َ
dan nama Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah nama yang memiliki makna, oleh karena itu
dinamakan dengan Asmaul Husna yang baik karena dia mengandung makna yang paling
baik berbeda dengan nama makhluk terkadang seseorang memiliki nama yang baik
akan tetapi belum tentu orang yang memiliki nama tersebut adalah orang yang baik,

Terkadang seorang pencuri namanya Muhammad, seorang penjahat namanya


'Abdullah, karena nama yang dimiliki oleh manusia belum tentu dia memiliki sifat
didalam nama tersebut

Adapun Allah maka nama-nama Allah mengandung sifat-sifat, Ar-rahman dia adalah
Maha Penyayang mengandung makna mengandung sifat rahmah, Ar-rahim (‫ )الرحيم‬juga
demikian, berasal dari rahmah dan mengandung makna rahmah yaitu kasih sayang.

Perbedaan antara Ar-rahman dengan Ar-rahim disebutkan oleh para ulama


bahwasanya Ar-rahman adalah kasih sayang Allah yang mencakup seluruh makhluk,
yang beriman maupun yang tidak beriman, orang yang kafir pun didunia mendapatkan

435
sebagian dari rahmat Allah, diberikan rezeki, diberikan kenikmatan dan ini semua
َ َ ُ َ
adalah termasuk rahmat dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Adapun Ar-rahim maka ini adalah kasih sayang Allah yang Allah khususkan bagi orang-
orang yang beriman, berupa hidayah, berupa ketenangan hidup didunia, berupa
kenikmatan dialam kubur, kenikmatan di surga, maka ini adalah rahmat dari Allah yang
Allah khususkan bagi orang-orang yang beriman.

ُ َ
Ini adalah perbedaan antara Ar-rahman dengan Ar-rahim, oleh karena itu Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬berfirman:

َ ‫ان ب ْال ُم ْفمن‬


ً ‫ين َرح‬
…‫يما‬
َ ََ
‫ۚ وك‬

َ َ َُ
"Dan Dia (Allah ‫ ) ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬sangat sayang kepada orang-orang yang beriman" (Al-
Ahzab : 43)

Ar-rahim adalah kasih sayang Allah yang khusus Allah berikan kepada orang yang
beriman

Halaqah yang ke-8, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

‫بــسم الله الرحمن الرحيم‬

ّ
‫آعلم أن من أعُم نواقض اإلسالٌ عشرة‬

Beliau mengatakan, "Ketahuilah sesungguhnya termasuk Nawaqidhul Islam (pembatal-


pembatal keislaman) yang paling besar ada 10″

i'lam (‫ )آعلم‬artinya adalah ketahuilah.

Dan kalimat ini digunakan oleh orang arab untuk memberi tahu bahwasanya apa yang
akan dia katakan adalah sesuatu yang penting. Dia mengatakan kepada orang yang
diajak bicara, (‫ )آعلم‬ketahuilah, supaya orang yang mendengar yang diajak bicara
memperhatikan dan dia sadar bahwasanya dia akan mendengar sesuatu yang sangat
penting, sehingga dia mengatakan (‫ )آعلم‬ketahuilah, dan Allah menggunakan kalimat ini
didalam Al-Quran, diantaranya adalah

Firman Allah

436
َ ْ َ َْ ُ َّ َّ َ َ َ ُ َّ َ َ ْ َ
‫…فاعل ْم أنه َّل إل َٰ ه إَّل الله َو ْاستغف ْر لذنبك‬

“Ketahuilah bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali


Allah" (Muhammad: 9)
َ َ ُ َ َْ َ
Digunakan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬didalam Al-Quran menggunakan kalimat (‫)فاعل ْم‬
untuk menunjukkan setelahnya adalah perkara yang besar yang hendaknya kita
seksama didalam mendengarkan perkara yang besar tersebut.

ّ
ٌ‫أن من أعُم نواقض اإلسال‬

Diantara pembatal-pembatal keIslaman yang besar (‫ )عشرة‬ada sepuluh.

Ucapan beliau (‫ )من أعُم‬diantara yang paling besar menunjukkan bahwasanya disana
sebenarnya banyak pembatal-pembatal keIslaman, akan tetapi yang paling besar, yang
paling penting, yang sering terjadi adalah 10 perkara, 10 pembatal yang akan beliau
sebutkan, dan sebenarnya pembatal-pembatal keislaman banyak bukan hanya terbatas
pada apa yang akan beliau sebutkan. bahkan disana ada sebagian ulama yang
menghitung sampai 400 pembatal, tapi disini beliau rahimahullah menyebutkan 10 dan
ini adalah yang paling besar, yang paling penting.

1. Al-awalu (‫)ﺍألﻭل‬
‫ الشرك في عبادة الله تعالى‬:‫االول‬

َ َ
”Syirik didalam beribadah kepada Allah ‫َو ت َعالى‬

‫والدليل قوله تعال‬

َ َ َ َ ُ ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ َّ َّ
ۚ ‫إن الله َّل َيغف ُر أن ُيش َرك به َو َيغف ُر َما دون ذ َٰ لك ل َم ْن َيش ُاء‬

‫ أو القبر‬،‫ الذبَ لغير الله؛ كمن يذبَ للجن‬: ‫ومـنه‬

َ َ ُ َ
Dalilnya adalah firman Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang artinya

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan masih mengampuni dosa yang
lain bagi siapa yang dikehendaki" (An-Nisa : 48)

Dan diantara contohnya

‫ أو القبر‬،‫ الذبَ لغير الله؛ كمن يذبَ للجن‬: ‫ومـنه‬

437
"menyembelih untuk selain Allah, seperti orang yang menyembelih untuk jin atau untuk
kuburan"

Ini adalah pembatal keislaman yang pertama beliau sebutkan secara ringkas dengan
menyebutkan salah satu diantara dalilnya (‫ )األول‬yang pertama adalah syirik didalam
beribadah kepada Allah,

Kenapa beliau disini menyebutkan syirik pada nomor yang pertama? Karena syirik
adalah Dosa yang paling besar. Tidak ada dosa yang Allah dimaksiyati dengannya yang
َ َ ُ َ
lebih besar daripada syirik kepada Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

َ ْ ْ َ ُ ُ َُ
‫أن ِّبئك ْم بأ ك َب ِر الو َبائ ِر‬

َ ْ َْ
“maukah aku kabarkan kepada kalianِ (‫ )أ ك َب ِر الو َبائ ِر‬dosa-dosa besar yang paling besar"

Lebih besar dari berzina, lebih besar dari membunuh, seandainya seseorang berzina
1000 kali dan membunuh 1000 kali, maka dosa syirik ini lebih besar dari pada dosa
tersebut.

َ ْ َْ
Akbarul kabair (‫ )أ ك َب ِر الو َبائ ِر‬kata Rasulullah ‫ ﷺ‬ini adalah dosa yang paling besar tidak ada
dosa yang lebih besar daripada syirik.

Kemudian beliau mengatakan

ُ ْ
‫اإلش َراك بالله‬

َ َ َُ
Diantaranya yang pertama yang paling besar adalah ”menyekutukan Allah ‫”س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ

Di dalam hadits yang lain beliau ditanya oleh sebagian shahabat

َْ َ ْ َ ْ َّ َ
‫أ ُّي الذنُ أعُ ُم عند الله‬: ‫يا رسول الله‬

"Ya Rasulullah, Dosa apa yang paling besar disisi Allah?"

Dosa yang paling besar disisi Allah, apakah dosa tersebut? Beliau bertanya kepada
Rasulullah ‫ﷺ‬, maka Rasulullah ‫ ﷺ‬mengatakan

َ َ َ ُ ًّ ّ َ َْ
‫أن ت ْج َع َل لله ندا َوه َو خلقك‬

"Engkau menjadikan sekutu bagi Allah dan engkau tau bahwasanya Dia-lah yang telah
menciptakan dirimu"

438
َ َ َ َ ُ ًّ ّ َ َْ
‫أن ت ْج َع َل لله ندا َوه َو خلقك‬

"Engkau menjadikan sekutu bagi Allah didalam beribadah kepada-Nya, menyerahkan


ُ َ
ibadah kepada Allah dan juga menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫"ت َعالى‬

‫وهو خلقك‬

"Dan engkau tau bahwasanya Dia (Allah) Dia-lah yang telah menciptakan dirimu"

Seharusnya orang yang sadar dan beriman dengan rububiyyah Allah dan beriman
bahwasanya Allah yang mencipta, menciptakan dia dan orang-orang sebelumnya,
menciptakan langit dan menciptakan bumi dan menciptakan seluruh alam semesta dan
tidak ada yang melakukan itu semua kecuali Allah, seharusnya orang yang demikian
َ َ ُ َ
hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Ini adalah tuntutan keimanan dia, tuntutan keimanan dia bahwasanya Allah satu-
َ َ َُ
satunya yang mencipta. hendaklah dia hanya menyembah kepada Allāh ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ْ َ ْ َ ِّ ُ ُ َ َ ُ َّ َ َٰ َ َ ْ ُ ُّ َ ُ َّ ُ ُ َٰ َ
ُ ‫اع ُب ُد‬
ۚ ‫وه‬ ‫ذ لكم الله ربكم َّل إل ه إَّل هو خالق كل شيء ف‬..

َ
"Itulah Rabb kalian yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia, ( ‫خال ُق‬
َ ُ ْ َ
ُ ‫اع ُب ُد‬
‫ )ك ِّل ش ْيء‬Dia lah yang menciptakan segala sesuatu, (‫وه‬ ‫ )ف‬maka hendaklah kalian
menyembahNya" (Al-An’am : 102)

َ ُ َّ َ ُ َّ َ ُ َ ْ ُ َّ َ ُّ َ َ
َ ‫اع ُب ُدوا َرَّب ُك ُم َّالذي َخ َل َق ُك ْم َو َّالذ‬
‫ين م ْن ق ْبلك ْم ل َعلك ْم تتقون‬ ‫يا أيها الناس‬

ْ ُ ُ
"Wahai manusia sembahlah Rabb kalian (‫)اع ُبدوا َرَّبكم‬ sembahlah Rabb kalian,
Siapa Rabb kalian?

َ ُ َّ َ ُ َّ َ ُ َ َ ‫َّالذي َخ َل َق ُك ْم َو َّالذ‬
‫ين م ْن ق ْبلك ْم ل َعلك ْم تتقون‬

"Rabb kalian yang berhak untuk disembah adalah yang menciptakan kalian dan
menciptakan orang-orang sebelum kalian supaya kalian bertakwa" (Al-Baqarah : 21)

Inilah Dzat yang berhak untuk disembah, yang mencipta, adapun yang tidak mencipta,
seekor lalat pun dia tidak bisa mencipta maka bagaimana dia berhak untuk disembah

َ َ َ َ ُ ًّ ّ َ َْ
‫أن ت ْج َع َل لله ندا َوه َو خلقك‬

439
Dosa yang paling besar adalah engkau menyekutukan atau menjadikan sekutu bagi
Allah, sedangkan engkau tahu bahwasanya Allah yang telah menciptakan kamu, oleh
karena itu disini beliau menyebutkan pada nomor yang pertama

Halaqah yang ke-9, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

َ َ ُ َ
Didalam Al-Quran Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ ketika menyebutkan perkara-perkara yang
ُ َ
diharamkan pertama kali yang Allah sebutkan adalah masalah Syirik kepada Allah ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ
‫َو ت َعالى‬

ً َ ُ ْ ُ َّ َ ُ َ َ ُ َْ َ َ ُ
‫ق ْل ت َعال ْوا أت ُل َما َح َّر ٌَ َرُّبك ْم عل ْيك ْم أَّل تش ِركوا به ش ْيئا‬

"Katakanlah wahai Muhammad. "wahai orang-orang musyrikin kemarilah kalian aku


ُ َ
bacakan kepada kalian perkara yang diharamkan oleh Rabb kalian yaitu Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ت َعالى‬

َ َ َُ
Karena orang-orang musyrikin mereka kadang berdusta atas nama Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
mengharamkan sesuatu yang dihalalkan. maka Allah berkata kepada Nabi-Nya

"Katakanlah wahai Muhammad, "wahai orang-orang musyrikin kemarilah kalian aku


bacakan kepada kalian ssesuatu (perkara-perkara) yang diharamkan Rabb kalian yaitu
َ َ َُ
Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ً َ ُ ْ ُ َّ َ
‫أَّل تش ِركوا به ش ْيئا‬

"Supaya kalian tidak menyekutukan Allah sedikitpun" (Al-An’am : 151)


َ َ َُ
Disebutkan disini yang pertama kali yaitu masalah Syirik, dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬ketika
menyebutkan tentang hak-hak yang 10 didalam surat An-Nisa, Hak yang pertama yang
َ َ ُ َ
Allah sebutkan adalah hak untuk Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬sebelum hak yang lain

ُ ْ ْ ُْ ْ ْ َ ْ ُْ ً َ ْ ً َ ُ ْ ُ َ َّ ُ ْ
ُ‫َواع ُبدوا الله َوال تش ِركوا به ش ْيئا َوبال َوالد ْي ِن إ ْح َسانا َوبذي الق ْر َبى َوال َيت َامى َوال َم َساكي ِن َوال َج ِار ذي الق ْر َبى َوال َج ِار ال ُجن‬
ُ ُ َ ْ َ َ َّ ‫الصاحُ ب ْال َج ْنُ َو ْابن‬
‫السبيل َو َما َملوت أ ْي َمانك ْم‬ ِ
َّ ‫… َو‬

Disebutkan didalam ayat ini 10 hak, "hak untuk Allah , hak untuk keluarga, hak untuk
orang miskin, anak yatim, seorang yang musafir, seorang tetangga, yang pertama kali
َ َ َُ
adalah untuk Allah ‫" ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ً َ ُ ْ ُ َ َّ ُ ْ
‫َواع ُبدوا الله َوال تش ِركوا به ش ْيئا‬

”Hendaklah kalian menyembah kepada Allah”

440
ً َ ُ ْ ُ
‫َوال تش ِركوا به ش ْيئا‬

”Dan janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun”(An-Nisa : 36)

Sehingga tidak heran disini, mualif (pengarang) menjadikan yang nomor satu adalah

‫الشرك في عبادة الله تعالى‬

Pembatal keIslaman yang pertama adalah "syirik didalam beribadah kepada Allah"

"Kenapa bisa menjadi pembatal?" karena Orang yang mengucapkan:

ُ َّ َّ َ َ َ ْ َ ُ ْ
‫الش َهدوا أن َّل إله إَّل الله‬

”Asyhadu an La ilaha illallah”

Maknanya dia telah bersaksi dan berikrar dan bersumpah dan mengabarkan kepada
orang lain bahwasanya "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah"

ُ َّ َّ َ َ َ
‫َّل إله إَّل الله‬
ََ َ
‫ َّل إله‬berarti dia telah menafikan, mengingkari ada sesembahan yang berhak disembah
ُ َّ َّ
selain Allah, ketika dia mengucapkan ‫ إَّل الله‬Kecuali Allah berarti dia telah menetapkan
bahwasanya Allah sebagai satu-satunya sesembahan. orang yang mengatakan

ُ َّ َّ َ َ َ ْ َ ُ ْ
‫الش َهدوا أن َّل إله إَّل الله‬

"Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan diibadahi
kecuali Allah"

Berarti konsekuensinya tidak boleh dia serahkan sebagian ibadah sekecil apapun
َ َ ُ َ
kepada selain Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ siapapun dia, kalau itu adalah selain Allah berarti tidak
halal kita serahkan ibadah kepadanya, selain Allah mencangkup diantaranya :

Jin, pohon, batu atau bahkan nabi sekalipun, dia adalah selain Allah, demikian pula
Malaikat dia adalah selain Allah , selain Allah adalah makhluk dan Al-khaliq hanyalah
َ َ َُ
Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ Seorang yang mengatakan

ُ َّ َّ َ َ َ ْ َ ُ ْ
‫الش َهدوا أن َّل إله إَّل الله‬

441
Janji dari dia, ikrar dari dia, bahwasanya ibadah sekecil apapun tidak akan dia serahkan
ُ َّ َّ َ َ َ
kepada selain Allah, pantang seorang muslim yang sudah mengatakanْ ‫َّل إله إَّل الله‬
َ َ َُ
menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Jika seseorang menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah, baik dengan ucapan
lisan atau dengan perbuatan atau dengan hatinya, karena yang namanya ibadah maka
akan kita sebutkan kadang berupa lisan kadang berupa hati, kadang berupa perbuatan,
Apabila ibadah tersebut diserahkan kepada selain Allah berarti dia telah membatalkan
ُ َّ َّ َ َ َ
ucapannya ‫َّل إله إَّل الله‬
‫الشرك في عبادة الله تعالى‬

"Menyekutukan didalam beribadah kepada Allah"

Yang dimaksud dengan ibadah disebutkan oleh para ulama adalah

‫ من األقوال واألفعال‬،‫الباطنة و الُاهرة اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه‬

Apa yang dimaksud ibadah : yang tidak boleh kita serahkan kepada selain Allah, para
ulama telah menerangkan yang dimaksud dengan ibadah adalah seluruh perkara yang
َ َ ُ َ
dicintai dan diridhai oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬baik berupa ucapan maupun perbuatan
yang dhohir maupun yang batin.

Dan Hendaklah seorang muslim memahami perkara ini jangan sampai dia tidak
mengetahui apa makna ibadah apa perkara yang harus diserahkan hanya kepada Allah
yang berupa ibadah dan apa yang tidak boleh diserahkan kepada selain Allah.

Orang yang tidak mengetahui makna ibadah dikhawatirkan dia akan menyerahkan
sebagian ibadah kepada selain Allah, segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah
itulah yang dinamakan ibadah.

Dari mana kita tahu bahwa itu sesuatu ucapan atau perbuatan dicintai dan diridhai oleh
Allah, tidak ada jalan lain kecuali dari kabar yang Allah kabarkan didalam Al-Quran atau
melewati lisan Rasulullah ‫ﷺ‬, sebagai utusan. itulah sumber dimana kita bisa
mengetahui sesuatu itu ibadah atau tidak, sesuatu itu dicintai oleh Allah.

Kita akan mengetahui disana ibadah baik berupa ucapan maupun perbuatan yang
َ َ ُ َ ُ terkadang Allah ‫ ُس ْب َح َان ُه َو َت َع َالى‬menyebutkan
dicintai dan diridhai oleh Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
didalam Al-Quran, Allah mencintai golongan fulan

‫والله يحُ الصابرين‬

”Allah mencintai orang-orang yang bersabar”

442
Allah mengabarkan disini bahwasanya Allah mencintai orang-orang yang bersabar,
menunjukkan bahwasanya sabar adalah ibadah, kenapa demikian? Karena Allah
mengabarkan Allah mencintai orang-orang yang bersabar.

‫إن الله يحُ المحسنين‬

”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik”

Menunjukkan bahwasanya ihsan, berbuat baik kepada orang lain adalah ibadah, karena
َ َ ُ َ
dia dicintai oleh Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ Dan Allah mengabarkan bahwasanya Allah mencintai
orang-orang yang bertaubat kepada-Nya, menunjukkan bahwasanya taubat adalah
termasuk ibadah.

Dan terkadang Allah mencintai sebuah amalan atau pun ucapan, dari mana kita tahu?
َ َ ُ َ ُ Allah ‫ ُس ْب َح َان ُه َو َت َع َالى‬mengatakan :
Karena diperintahkan oleh Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,

َ َ َّ
‫الزكاة‬
ُ َ َ َ َّ
‫الصَلة َوآتوا‬ ُ ‫َو َأق‬
‫يموا‬

”Dan hendaklah kalian mendirikan shalat, membayar zakat“

Disini Allah tidak mengatakan, Allah mencintai orang-orang yang shalat, tetapi Allah
mengatakan :

َ َ َّ
‫الصَلة‬ ُ ‫َو َأق‬
‫يموا‬

"Dan hendaklah kalian mendirikan shalat"

Dari mana kita tahu bahwasanya shalat adalah ibadah? Karena Allah memerintahkan
dan Allah tidak memerintahkan dengan sesuatu kecuali sesuatu tersebut dicintai dan
َ َ َُ
diridhai oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Berarti kita tahu bahwasanya shalat adalah ibadah karena ibadah diperintahkan oleh
Allah dan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah berarti itu adalah dicintai oleh
Allah dan diridhai, dan kalau dicintai dan diridhai berarti dia adalah ibadah.

َ َ ُ َ
Dan terkadang kita mengetahui ketika Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memuji sebagian orang,
sebagaimana ketika Allah memuji orang yang menunaikan nazarnya

َ َ َ َ َ ُ َ ْ َّ َ ُ
‫ُيوفون بالنذ ِر َو َيخافون َي ْو ًما كان ش ُّر ُه ُم ْستط ًيرا‬

443
”Allah memuji orang-orang yang menyempurnakan Nazarnya” (Al-Insan : 7)

Ketika dia bernazar mewajibkan atas dirinya sesuatu yang sebenarnya tidak wajib,
bernazar dengan keta’atan, kemudian dia menyempurnakan nazarnya maka ini dipuji
َ َ ُ َ
oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adapun orang yang tidak menunaikan nazarnya maka ini adalah
َ َ َُ
tercela. Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memuji, menunjukkan bahwasanya Allah mencintai
perbuatan tersebut

‫اسم جامع لكل ما يحبه الله ويرضاه‬

َ َ ُ َ
"Segala perkara yang dicintai dan diridhai oleh Allah ‫"س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ

‫من األقوال واألفعال‬

"Baik berupa ucapan maupun perbuatan"

Dzikir kepada Allah, membaca Al-Quran, mengucapkan tasbih, tahmid, tahlil, shalawat
َُ
ini semua adalah ibadah yang berupa ucapan dicintai dan diridhai oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ت َعالى‬, Berupa amalan seperti melakukan shalat, atau amalan harta dia melakukan zakat,
bershadaqah maka ini adalah berupa amalan:

‫الُاهرة والباطنة‬

”Yang dzhahir maupun yang batin”

Yang dzhahir artinya kelihatan oleh orang lain, adapun yang batin apa yang ada di
dalam hati manusia, rasa tawakal kepada Allah, rasa cinta kepada Allah, rasa takut
َ َ َُ ُ Al-inabah kepada Allah ‫ ُس ْب َح َان ُه َو َت َع َالى‬Ini adalah amalan-amalan
kepada Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
hati dan semuanya masuk didalam kategori ibadah.

Semua ibadah tersebut harus diserahkan hanya kepada Allah tidak boleh sedikitpun,
َ َ ُ َ
secuil pun diserahkan kepada selain Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

Barang siapa yang menyerahkan sebagian ibadah dari ibadah-ibadah tadi kepada selain
Allah maka dia telah masuk didalam ‫(الشرك في عبادة الله‬menyekutukan didalam beribadah
َ َ ُ َ
kepada selain Allah ‫)س ْب َحانه َو ت َعالى‬dan
ُ ini adalah pembatal keislaman yang paling besar.

Halaqah yang ke-10, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

kesyrikan pembatal keislaman yang paling besar.

444
َ َ ُ َ
Dalilnya adalah firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ َ َ ُ ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ َّ َّ
,‫إن الله َّل َيغف ُر أن ُيش َرك به َو َيغف ُر َما دون ذلك ل َم ْن َيش ُاء‬

Allah sebutkan ayat ini dengan lafadz yang sama dengan dua tempat didalam surat An-
Nisa

َ َ َ َ ُ ْ َ ْ ْ َ ْ َ َ َّ َّ
,‫إن الله َّل َيغف ُر أن ُيش َرك به َو َيغف ُر َما دون ذلك ل َم ْن َيشاء‬

”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik “ (An-Nisa:48)

Allah mengatakan:

ْ َ
‫َّل َيغف ُر‬

Allah tidak akan mengampuni dosa syirik


َ َ َُ
Padahal Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah (Al-Ghafur) Yang Maha Pengampun, Al-Ghafar, Al-
َ َ ُ َ
Ghafir, tapi ketika Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dimaksiati dengan (As-Syirk) dengan
َ َ ُ َ
menyekutukan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬maka Allah tidak akan mengampuni dosa tersebut

َ ْ ْ َ ْ َ َ َّ َّ
‫إن الله َّل َيغف ُر أن ُيش َرك به‬

َ َ ُ َ
“sesungguhnya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak akan mengampuni dosa syirik”
َ َ ُ َ
Orang yang melakukan dosa syirik dan dia bertemu dengan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dalam
keadaan membawa dosa syirik maka dia harus diadzab dan tidak ada ampunan dari
Allah bagi orang yang melakukan dosa syirik.

Yang dimaksud dengan bahwasanya Allah tidak mengampuni dosa syirik ini adalah
َ َ ُ َ
apabila seseorang bertemu dengan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬pada hari kiamat, mati dalam
َ َ ُ َ
keadaan membawa dosa syirik ini dan dia tidak bertaubat kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ ُ َ
Apabila dia bertemu pada hari kiamat dengan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan membawa dosa
syirik ini dan dia tidak bertaubat ketika masih hidup maka inilah dosa yang tidak akan
َ َ ُ َ
diampuni oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Adapun orang yang dimasa hidupnya meskipun dia melakukan dosa syirik yang besar
yang membatalkan keislaman apabila dia bertaubat sebelum dia meninggal dunia maka
Allah akan dosanya.

Yang dimaksud dengan,

445
َ ْ ْ َ ْ َ َ َّ َّ
‫إن الله َّل َيغف ُر أن ُيش َرك به‬

َ َ ُ َ
Adalah apabila seseorang meninggal dunia bertemu kepada Allah ‫( ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬bertemu
dengan Allah) dalam keadaan membawa dosa Syirik besar ini.

Dan yang menjelaskan ini disebutkan didalam hadits,

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengatakan

‫من مات وهو يدعو من دون الله ندا دخل النار‬

َ َ َُ
”Barangsiapa yang mati, dalam keadaan dia menyekutukan Allah ‫"س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ

‫دخل النار‬

”Maka ia masuk kedalam Neraka”

Beliau ‫ ﷺ‬mengatakan

‫من مات وهو يدعو من دون الله ندا‬

”seorang yang yang meninggal dunia dalam keadaan dia berdoa kepada selain Allah,
َ َ َُ
dalam keadaan ia menyekutukan Allah ‫“س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ

Inilah orang yang masuk ke dalam neraka dan dialah yang tidak akan diampuni oleh
َ َ َُ
Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Dalam hadits yang lain beliau mengatakan

َ َّ ْ َ َ ً َ ُ ْ َ َّ َ
‫َم ْن لق َي الله ُيش ِرك به ش ْيئا دخ َل ال َجنة‬

”Barangsiapa yang bertemu dengan Allah”

ً َ ُ ْ
‫ُيش ِرك به ش ْيئا‬

”dalam keadaan dia menyekutukan Allah”


َ َّ ْ َ َ
‫دخ َل ال َجنة‬

”maka dia masuk ke dalam neraka”


َ َ َُ
Menunjukkan bahwasanya maksud firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

446
َ ْ ْ َ ْ َ َ َّ َّ
‫إن الله َّل َيغف ُر أن ُيش َرك به‬

Adalah apabila seseorang meninggal dunia dalam keadaan tidak bertaubat dari
kesyirikan tersebut bertemu dengan Allah dihari Kiamat dalam keadaan membawa dosa
Syirik.

Inilah yang dimaksud dengan tidak akan diampuni. Adapun orang yang sebelum dia
meninggal dunia bertaubat kepada Allah dengan Taubat yang Nashuha sebesar apapun
َ َ ُ َ
dosanya akan diampuni oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬semuanya, baik berupa Syirik, berupa
Kufur, berupa Nifaq kalau dia bertaubat sebelum waktunya, sebelum dia meninggal
َ َ ُ َ
dunia maka akan diampuni oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ ‫يعا إ َّن ُه ُه َو ْال َغ ُف‬ ُّ ُ ْ َ َ َّ َّ َّ َ ْ َّ
َ ‫الذ ُن‬
ً ‫وب َجم‬ ََُْ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َّ َ َ َ ْ ُ
ُ ‫الرح‬
‫يم‬ َّ ‫ور‬ ‫ين أ ْس َرفوا على أنفسه ْم َّل تقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر‬ ‫قل يا عبادي الذ‬

"Katakanlah wahai hamba-hambaKu"


ُ َ َ َ ُ َ َ َّ
‫ين أ ْس َرفوا على أنفسه ْم‬ ‫الذ‬

”yang telah berlebih-lebihan terhadap dirinya sendiri” (yaitu melakukan kemaksiatan.)


َّ ََُْ َ
‫َّل تقنطوا من َّر ْح َمة الله‬

َ َ ُ َ
”Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah ‫“ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ َ ُ َ
Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬melarang hamba-
Nya berputus asa dari rahmat-Nya
ُّ ُ ْ َ َ َّ َّ
َ ‫الذ ُن‬
ً ‫وب َجم‬
‫يعا‬ ‫إن الله يغفر‬

”sesungguhnya Allah mengampuni seluruh dosa”


َ َ ُ َ
Allah mengatakan (‫ )جميعا‬semuanya tidak ada yang dikecualikan oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Maksudnya adalah dosa yang dilakukan dan seseorang yang melakukannya bertaubat
sebelum ia meninggal dunia.

ُّ ُ ْ َ َ َّ َّ
َ ‫الذ ُن‬
ً ‫وب َجم‬
‫يعا‬ ‫إن الله يغفر‬

َُ
Selama dia bertaubat sebelum dia meninggal dunia maka Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ َ َ َُ
‫ ت َعالى‬mengampuni dosanya, meskipun berupa kesyirikan kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ُ ‫إ َّن ُه ُه َو ْال َغ ُف‬


َّ ‫ور‬
‫الرحيم‬

447
”sesungguhnya (Allah) Dia-lah Yang Maha Pengampun dan juga Maha Penyayang” (Az
Zumar : 53)

Maksud dari

َّ َّ
‫إن الله ال يغفر انيكسرت به‬

َ َ ُ َ
Maksudnya adalah apabila seseorang bertemu dengan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dalam keadaan
membawa dosa Syirik.

Halaqah yang ke-11, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

َ َ ُ َ َ ُ
Oleh karena itu seorang muslim jangan dia menunda taubat kepada Allh ‫ﺳ ْبحﺎﻧﻪ َﻭ ت َﻌﺎﻟى‬,
َ َ ُ َ
selama dia masih diberikan kesempatan dan dan nafas oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬maka
hendaklah dia bersegera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang nashuha dari segala
dosa yang besar maupun dosa yang kecil.

Sebelum datang waktunya dimana tidak diterima taubat seseorang, apabila sudah
ُ ُ
datang ajal, tidak bermanfaat ucapan seseorang. ‫“ ت ْبت‬Aku bertaubat kepada Allah”.

َّ ُ ُ َ ُ
ۚ ‫ين َي ُموتون َوه ْم كف ٌار‬ َ ‫الس ِّي َئات َح َّت َٰى إ َذا َح َض َر َأ َح َد ُه ُم ْال َم ْو ُت َق‬
َ ‫ال إ ِّني ُت ْب ُت ْاآل َن َو ََّل َّالذ‬ َ ُ َ ْ َ َ َّ ُ َ ْ َّ
َّ ‫ون‬ َ
‫َول ْي َست التوبة للذين يعمل‬

“Taubat tidak diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang melakukan (dosa-dosa)
kemudian apabila sudah datang ajal kepada salah seorang diantara mereka”

َ ْ ُ ُ ِّ َ َ
‫ال إني ت ْبت اآلن‬‫ق‬

Kemudian baru dia mengatakan “sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah


sekarang” (An Nisa : 18)

Kalau sudah datang ajal atau kematian maka tidak akan bermanfaat taubat seseorang.

َ َ ُ َ
Fira'un bertaubat ketika dia sudah datang ajal, beriman dengan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tapi
َ َ ُ َ
tidak diterima oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ ‫نت م َن ْال ُم ْفسد‬


‫ين‬
َ ُ َ ُ َْ َ ْ َ َ َْ َ َ
‫آآلن وقد عصيت قبل وك‬

“Sekarang engkau bertaubat padahal sebelumnya engkau telah bermaksiat kepada Allah
dan kau termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan” (Yunus : 91)

448
َ َ َ َ ُ ْ
‫َو َيغف ُر َما دون ذلك ل َم ْن َيشاء‬

“Dan Allah masih mengampuni”

َ َ َ ُ
‫َما دون ذلك‬

“Yang lebih rendah dari itu (yang lebih rendah dari syirik)”

َ
‫ل َم ْن َيشاء‬

“Bagi siapa yang dikehendaki”.


َ َ ُ َ
Dosa-dosa yang masih ada dibawah syirik maka diampuni oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬bagi
siapa yang dikehendaki oleh Allah.

● Berzina : Dosa besar


● Riba : Dosa besar
● Membunuh : Dosa besar

Tapi dia (duuna syirk) ini adalah dosa-dosa besar yang dibawah kesyirikan. Orang yang
melakukannya didalam bahaya yang besar memang, akan tetapi tidak sampai kepada
mengeluarkan dia dari Islam.

Orang yang melakukan dosa besar berkurang keimanannya dan semakin banyak dia
melakukan dosa besar semakin banyak imannya yang berkurang dan dikhawatirkan
dosa besar tersebut lama kelamaan bisa membuat dia kepada kekufuran.

Orang yang melakukan dosa besar dalam keadaan bahaya tetapi tidak sampai
mengeluarkan dia dari keislaman.

َ َ َ ُ ْ
‫َو َيغف ُر َما دون ذلك‬

“Dan masih mengampuni yang lebih bawah dari itu”.

Yang lebih rendah dari kesyirikan `bagi orang yang dikehendaki oleh Allah, Berarti
disana ada orang yang dikehendaki di ampuni oleh Allah dari para pelaku dosa besar
dan ada disana ada orang yang dikehendaki tidak diampuni oleh Allah, artinya harus
diazab

Oleh karena itu nanti dihari kiamat ketika kaum muslimin, orang-orang yang beriman
melewati jembatan As-shiroth maka ada diantara mereka yang selamat, menyebrangi
Jahanam diatas jembatan As-shiroth tersebut. Ada diantara mereka yang selamat dan
tidak terkena luka sedikit pun, seperti "para Nabi, para Rasul" dan ada diantara mereka
449
yang selamat sampai kesebrang akan tetapi terdapat luka, karena diatas jembatan As-
shirath atau disekitar shirath ada besi-besi pengait yang akan menyambar orang yang
diperintahkan oleh Allah untuk disambar sesuai dengan dosa yang dia lakukan, ada
diantara orang-orang yang beriman yang sampai kesebrang akan tetapi dalam keadaan
terluka dan ada diantara orang yang beriman yang jatuh kedalam Neraka.

Berarti orang yang jatuh kedalam Neraka inilah yang Allah kehendaki tidak diampuni,
artinya Allah menghendaki untuk di azab, kalau diampuni maka Allah akan selamatkan
dia diatas dari Jahanam dan diselamatkan bisa menyebrangi Jembatan As-shirath, akan
tetapi Allah menghendaki sebagian pelaku dosa besar diantara orang yang beriman
dihendaki untuk tidak diampuni artinya tidak diampuni harus di azab terlebih dahulu
dimasukkan ke dalam Neraka diadzab sesuai dengan hak nya kemudian nanti akhirnya
َ َ ُ َ
akan di masukan oleh Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬ ke dalam surga.

Setiap muslim akan masuk ke dalam surga sampai para pelaku dosa besar, tapi ada
diantara mereka yang langsung dan ada diantara mereka yang di azab terlebih dahulu
karena dosa yang dilakukan.

Pelaku dosa besar sebagaimana "ini adalah aqidah Ahlu Sunnah wal Jamaah di hari
kiamat adalah

‫تحت مشيئة الله‬

َ َ ُ َ
“Dibawah kehendak Allah ‫” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬.

Jika Allah menghendaki maka Allah akan mengampuni dan kalau Allah menghendaki
maka Allah tidak mengampuni.

َ َ َ ُ ْ
‫َو َيغف ُر َما دون ذلك‬

“Dan Allah masih mengampuni yang selain yang dibawah itu ”

َ
‫ل َم ْن َيشاء‬

َ َ َُ
“Bagi siapa yang dikehendaki oleh Allah ‫” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Diantara contoh kesyirikan adalah menyembelih untuk selain Allah, Menyembelih


َ َ ُ َ
adalah ibadah, Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

َ ‫اي َو َم َماتي ل َّله َر ِّب ْال َع َالم‬


‫ين‬ َ ‫يك َل ُه َوب َ َٰذ ل َك ُأم ْر ُت َو َأ َنا َأ َّو ُل ْال ُم ْسلم‬
َ ‫ ُق ْل إ َّن َص ََلتي َو ُن ُسكي َو َم ْح َي‬,‫ين‬ َ َ َ
‫َّل ش ِر‬

450
“Katakanlah sesungguhnya shalatku dan sembelihanku, hidup dan matiku adalah untuk
Allah Rabbul ‘alamin”. (Al-An’am 162-163)

Shalatnya adalah untuk Allah, tidak boleh seseorang melakukan shalat untuk selain
َ َ َُ
Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ُ
‫َون ُسكي‬

ُ
Demikian pula untuk sesembelihannya (‫ )ن ُسكي‬artinya sembelihan, Sebagaimana Sabda
Nabi ‫ﷺ‬
‫ٲ نسك نسيكه‬

"Hendaklah engkau menyembelih sebuah sesembelihan"

َّ
“Katakanlah sesungguhnya shalatku dan sembelihanku, hidup dan matiku ( ‫لله َر ِّب‬
َ ‫)ال َع َالم‬
‫ين‬
ْ
hanya untuk Allah”
َ َ ُ َ
Tidak boleh diserahkan kepada selain Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Orang yang menyerahkan sembelihan kepada selain Allah maka dia telah
menyekutukan Allah didalam ibadah tersebut, demikian pula firman Allah

ْ َ َ
‫ف َص ِّل ل َرِّبك َوان َح ْر‬

“Hendaklah engkau shalat untuk Rabb mu dan hendaklah engkau menyembelih untuk
Rabb”.

َ َ ْ َ
Shalat untuk Allah (‫)ف َص ِّل ل َرِّبك‬, Demikian pula (‫)وان َح ْر‬

َ َ ُ َ
“Hendaklah engkau menyembelih hanya untuk Allah ‫” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬. (Al-Kautsar 2)

Dalam sebuah hadits, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu mengatakan

‫حدثن رسول الله صلى الله عليه وسلم بأربعة كلمة‬

“Rasulullah mengabarkan kepada dengan empat kalimat,

Yang pertama

َ َ ََ َ ُ َ ََ
‫ير الله‬
ِ ‫لعن الله من ذبَ لغ‬
َ َ ُ َ ُ
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah ‫”س ْب َحانه َو ت َعالى‬.

451
"Dilaknat oleh Allah dan di doakan oleh Rasulullah supaya orang tersebut mendapatkan
َ َ َُ
laknat dari Allah ‫" ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Yang dimaksud dengan laknat adalah dijauhkan dari rahmat Allah, diantaranya adalah
orang yang menyembelih untuk selain Allah.

Apa yang dimaksud menyembelih untuk selain Allah?

Menyembelih seekor hewan dengan tujuan bertaqarrub (mendekatkan dirinya) kepada


makhluk tersebut. Kata beliau disini

‫كمن يذبَ للجن‬

Seperti orang yang menyembelih dengan maksud bertaqarub dan mendekatkan diri
kepada Jin
َ َ َُ
Maka ini adalah termasuk syirik kepada Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬.
ُ Dan Jin disini oleh manusia
dinamakan dengan banyak nama, ada yang dinamakan dengan penguasa laut selatan,
dinamakan dengan mbah fulan, kiyai fulan, nyai fulan, mereka semua adalah Jin.
meskipun diberi nama oleh manusia dengan berbagai nama, seperti yang terjadi
misalnya di negara kita.

Terkadang setiap tahun atau setiap waktu tertentu menyembelih seekor kerbau atau
menyembelih seekor hewan kemudian di lempar ke laut atau dilempar ke sungai dan
tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kepada yang menunggu dari sungai ataupun
laut tersebut, supaya tidak terjadi banjir, supaya tidak memudharati orang-orang yang
ُ َ
tinggal di sekitar sungai tersebut. maka ini adalah termasuk syirik kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬dan bahkan ini adalah termasuk syirik besar, yang mengeluarkan seseorang dari
Islam membatalkan amalannya, kalau dia meninggal dunia dalam keadaan berbuat
َ َ ُ َ
syirik ini maka Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak akan mengampuni dosanya.

‫كمن يذبَ للجن أو للقبر‬

“Atau dia menyembelih untuk kuburan”

Maksudnya adalah untuk yang dikuburkan di tempat tersebut, meskipun yg dikuburkan


adalah seorang Nabi, kalau dia menyembelih seekor hewan dengan tujuan untuk
bertaqarub kepada yang dikuburkan baik itu seorang nabi atau seorang wali atau orang
yang shaleh sekalipun maka ini adalah termasuk syirik

‫إن الله ال يغفر أن يشرك به‬

452
“Allah tidak akan mengampuni dosa syirik”

‫واعبدوا الله وال تشركوا به شيئا‬

“Hendaklah kalian menyembah Allah dan janganlah menyekutukan Allah dengan


sesuatu apapun”

Sesuatu apapun masuk didalamnya adalah para nabi, oleh karena itu orang-orang
nashrani, mereka adalah orang-orang musyrik meskipun mereka menyembah seorang
Nabi sekalipun, Nabi 'Isa 'alayhissalam yang disembah oleh orang-orang nashrani
adalah seorang Nabi yang mulia, bahkan termasuk Ulul azmi, termasuk 5 Nabi yang
paling utama (afdhal), disembah oleh orang-orang Nashrani.

Disembah oleh orang-orang Nashrani, apakah berarti mereka bukan orang-orang yang
musyrik?, kita katakan tetap orang musyrik

ُ ْ ُ َ َّ َّ ُ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ
‫ين قالوا إن الله ه َو ال َمسيَ ْاب ُن َم ْر َي َم‬ ‫لقد كفر الذ‬

“Sungguh kafir orang-orang yang mengatakan bahwasanya Al-Masih (Nabi 'Isa) adalah
Allah” (Al-Ma’idah 72)

Dan apa yang beliau sebutkan hanyalah sekedar contoh, disana banyak contoh-contoh
kesyirikan yang tidak beliau sebutkan disini karena ini adalah kitab yang ringkas.

Halaqah yang ke-12, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

"Pembatal Keislaman Yang Kedua"

Beliau rahimahullahu berkata :

َّ ً َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َّ َُ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ َ َ ُ َ
‫الثاني‬: ‫ َو َيت َوك ُل عل ْيه ْم كف َر إ ْج َماعا‬،‫يسأل ُه ْم الشفاعة‬ ‫َم ْن َج َع َل َب ْينه َو َب ْي َن الله وسائط يدعوهم و‬

Yang Kedua kata beliau diantara pembatal-pembatal keIslaman:

“Barangsiapa yang menjadikan antara dia dengan Allah perantara-perantara berdoa


kepada mereka dan meminta kepada mereka syafaat dan bertawakkal kepada mereka
ً َ َ
(‫ )كف َر إ ْج َماعا‬maka dia telah kufur dengan kesepakatan para ulama”.

Ini adalah pembatal keIslaman yang kedua

453
Yang bisa mengeluarkan seseorang dari agamanya, membatalkan amalannya dan
seandainya dia meninggal dalam keadaan dia tidak bertaubat dari perbuatan ini maka
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak akan mengampuni dosanya. Dan ini adalah termasuk kufur,
termasuk kesyirikan sebagaimana nanti akan kita jelaskan.

Beliau mengatakan

“Diantara pembatal-pembatal keIslaman adalah orang yang menjadikan antara dia


dengan Allah perantara-perantara dimana dia berdoa kepada perantara-perantara
tersebut dan meminta kepadanya syafaat dan bergantung kepadanya”.

Maka perbuatan seperti ini adalah perbuatan yang diharamkan didalam agama Islam
َ َ َُ
dan dia adalah termasuk syirik, termasuk kekufuran kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Barangsiapa yang menjadikan antara dia dengan Allah perantara, maksudnya adalah
didalam ibadah menjadikan disana makhluk baik seorang Nabi, atau seorang Malaikat
atau orang yang shalih atau yang lain sebagai perantara didalam ibadah dia kepada
َ َ َُ
Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ mendekatkan dia kepada Allah atau menjadikan dia sebagai syufa'a
yang memberikan syafa’at baginya disisi Allah dan bergantung kepada perantara
tersebut, bertawakal kepada perantara tersebut, maka ini adalah perbuatan yang
diharamkan.

َ َ ُ َ
Betul, Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah mengutus para Rasul, para Nabi sebagai perantara, antara
Allah dengan makhluk-Nya, namun perantara disini maksudnya didalam
menyampaikan risalah. Allah menjadikan disana Malaikat sebagai rasul, Allah
menjadikan disana manusia sebagai rasul yaitu sebagai perantara Allah dengan
manusia.

Allah tidak mewahyukan kepada masing-masing dari kita, memberitahukan kepada


masing-masing dari kita secara langsung akan tetapi Allah mengangkat disana para
rasul menyampaikan risalah dari Allah, menyampaikan Al-Quran, menyampaikan Al-
Kitab, menyampaikan wahyu disampaikan kepada kita, para rasul 'alayhimussalam
adalah perantara di dalam menyampaikan risalah dari Allah kepada manusia.

َّ َ َ ُ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ َّ
ۚ ‫اس‬
ِ ‫الله يصطفي من المَلئكة رسَل ومن الن‬
َ َ َُ
“Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah memilih para utusan dari kalangan malaikat dan juga dari
kalangan manusia”. (Al-Hajj : 75)

Malaikat dan juga para rasul mereka adalah perantara bukan di dalam ibadah kita
َ َ َُ
kepada Allah' akan tetapi di dalam menyampaikan risalah dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kepada
kita. Adapun orang yang didalam ibadahnya menjadikan disana perantara antara dia

454
dengan Allah dan dia berdoa kepada perantara tersebut dan meminta kepadanya
syafa'at, bertawakkal kepadanya maka ini tidak diperbolehkan di dalam agama islam
dan ini adalah termasuk syirik.

Di antara dalilnya Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an tentang agama orang-orang


musyrikin yaitu kaumnya Rasulullah ‫( ﷺ‬orang-orang Quraisy), Allah sebutkan didalam
2 ayat didalam Al-Quran yang menyebutkan diantara kesyirikan yang dilakukan oleh
orang-orang musyrikin quraisy

َ َ ُ َ
1. Firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ َ َّ َ ُ َ ُ َ ُ َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ َ َ ُ ُ َْ َ ُ ُ َ َّ ُ َ ُ
‫َو َي ْع ُبدون م ْن دون الله َما َّل َيض ُّره ْم َوَّل َينف ُع ُه ْم َو َيقولون ه َٰ فَّلء شف َعاؤنا عند الله ۚ ق ْل أتن ِّبئون الله ب َما َّل َي ْعل ُم في‬
َ ُ ْ َ َ َ َُ
‫ض ۚ ُس ْب َحانه َوت َعال َٰى ع َّما ُيش ِركون‬ َْ ْ ََ َ َ َّ
ِ ‫السماوات وَّل في األر‬

“Dan mereka (orang-orang musyrikin quraisy)


َّ ُ َ ُ
‫َي ْع ُبدون م ْن دون الله‬

Menyembah kepada selain Allah


َْ َ ُ ُ َ
‫َما َّل َيض ُّره ْم َوَّل َينف ُع ُهم‬

Yang tidak memberikan mudharat mereka dan juga tidak memberikan manfaat

َ ُ ُ
‫َو َيقولون‬

Kemudian mereka mengatakan


َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ َ
ۚ ‫ه َٰ فَّلء شف َعاؤنا عند الله‬

Mereka ini (orang-orang shalih) kami sembah


َّ َ ْ َ ُ َ ُ
ۚ ‫شف َعاؤنا عند الله‬

Mereka adalah orang-orang yang memberikan syafa’at kepada kami disisi Allah

َ َّ َ ُ َ ُ َ ُ
‫ق ْل أتن ِّبئون الله‬

Apakah kalian memberitahu kepada Allah sesuatu yang tidak Allah ketahui dilangit
maupun dibumi Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
sekutukan" (Yunus : 18)

455
َ َ ُ َ
Dalam ayat ini Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengabarkan kepada kita tentang hakikat dari
peribadatan sebagian orang-orang musyrikin yang ada di zaman nabi ‫ﷺ‬.

Bahwasanya ada diantara mereka yang menjadikan orang-orang yang shalih sebagai
(syufa'a) menjadikan mereka sebagai orang-orang yang memberikan syafa’at bagi
mereka disisi Allah.

Bagaimana caranya?

Caranya adalah menyerahkan sebagian ibadah kepada orang-orang shalih tersebut, baik
dengan berdoa, seperti yang disampaikan disini mengatakan

“Ya fulan berilah aku ini, jauhkanlah aku dari ini”, Atau meminta kepada mereka syafaat
dengan mengatakan: “Ya fulan berilah aku syafa'at disisi Allah”.

Allah berfirman:

َْ َ ُ ُ َ َّ ُ َ ُ
‫َو َي ْع ُبدون م ْن دون الله َما َّل َيض ُّره ْم َوَّل َينف ُع ُه ْم‬

“Dan mereka (orang-orang musyrikin Quraisy) beribadah kepada selain Allah yang
tidak memberikan mudharat kepada mereka dan juga tidak memberikan manfaat”

Di antara ibadahnya kepada orang-orang shalih tersebut berdoa, dan doa adalah ibadah,
mengatakan “Ya fulan” ini adalah permintaan dan ini adalah doa, berdoa kepada selain
Allah yang tidak memberikan mudharat dan juga tidak memberikan manfaat.

Seseorang beribadah harusnya kepada Dzat yang memberikan mudharat dan juga
َ َ ُ َ
memberikan manfaat yaitu Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ َُ
Dialah Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang kebaikan ditangan-Nya, apabila Allah menghendaki
kebaikan bagi seseorang, memberikan manfaat kepada seseorang maka tidak ada yang
bisa menolaknya dan apabila Allah menghendaki mudharat maka tidak ada yang bisa
menolaknya.

‫ور‬ ُ ‫ف َل ُه إ ََّّل ُه َو َوإ ْن ُير ْد َك ب َخ ْير َف ََل َر َّاد ل َف ْضله ۚ ُيص‬


ُ ‫يُ به َم ْن َي َش ُاء م ْن ع َباده ۚ َو ُه َو ْال َغ ُف‬ َ ‫الل ُه ب ُض ٍّر َف ََل َكاش‬
َّ َ ْ َ ْ َ ْ َ
‫وإن يمسسك‬
ٍ ِ
ُ‫الرحيم‬ َّ

“Kita beribadah kepada Dzat yang memberikan manfaat dan juga memberikan
mudharat” (Yunus : 107)

Adapun orang-orang musyrikin Quraisy Allah mengatakan

456
َْ َ ُ ُ َ َّ ُ َ ُ
‫َو َي ْع ُبدون م ْن دون الله َما َّل َيض ُّره ْم َوَّل َينف ُع ُه ْم‬

“Mereka menyembah kepada selain Allah yang tidak memberikan mudharat dan juga
tidak memberikan manfaat”

Yaitu kepada orang-orang yang shalih tersebut yang mereka sudah meninggal dunia,
menolong diri mereka sendiri tidak mampu, bagaimana mereka bisa menolong orang
lain

Halaqah yang ke-13, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Kenapa mereka berdoa kepada orang-orang yang shalih tersebut? Mereka mengatakan,

َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ َ
‫ه َٰ فَّلء شف َعاؤنا عند الله‬

"Kami berdoa kepada mereka bukan berkeyakinan bahwasanya mereka mencipta,


memberikan rizki dan juga mengatur alam semesta akan tetapi, tujuan kami berdoa
kepada mereka adalah

َّ َ ْ َ ُ َ ُ
‫شف َعاؤنا عند الله‬

"Supaya mereka memberikan syafa’at bagi kami disisi Allah"


َ َ ُ َ
Inilah tujuan orang-orang musyrikin dan ini dikabarkan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬didalam
Al-Quran, ini adalah hakikat ibadah sebagian orang-orang musyrikin. Ketika mereka
datang kekuburan Latta ada yang mengatakan Latta ini adalah nama orang shalih yang
dahulu apabila datang musim haji dia sering datang memberi makan kepada orang-
orang yang melakukan ibadah haji, ketika dia meninggal dunia dijadikanlah dia sebagai
salah satu berhala, datang orang-orang musyrikin ke kuburannya dengan maksud untuk
meminta syafa'at.

َّ َ ْ َ ُ َ ُ َ ُ َ
‫ه َٰ فَّلء شف َعاؤنا عند الله‬

“Mereka adalah pemberi syafa’at bagi kami disisi Allah”

Ini adalah ucapan orang-orang musyrikin, beralasan supaya mendapatkan syafa'at disisi
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan cara beribadah kepada orang-orang shalih tersebut,
bergantung kepada mereka, berdoa kepada mereka, beri'tikaf disekitar kuburan
mereka, bertaqarub kepada mereka supaya mereka memberikan syafa’at bagi mereka
َ َ ُ َ
disisi Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

457
َ َ َُ
Kemudian Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬membantah aqidah ini, membantah keyakinan orang-orang
musyrikin, Allah mengatakan
َْ
ْ ‫األ‬ ََ َّ َ ُ ِّ َ ُ َ ْ ُ
َّ ‫الل َه ب َما ََّل َي ْع َل ُم في‬
َ ‫الس َم‬
‫ض‬
ِ ‫ر‬ ‫ي‬‫ف‬ ‫َّل‬‫و‬ ‫ات‬‫او‬ ‫قل أتنبئون‬

“Katakanlah wahai Muhammad kepada orang-orang musyrikin, apakah kalian (wahai


orang-orang musyrikin) mengabarkan kepada Allah sesuatu yang Allah tidak ketahui di
langit maupun di bumi”

Dari mana kalian tahu bahwasanya orang-orang shalih tersebut yang mereka sudah
meninggal dunia, dari mana kalian tahu bahwasanya mereka kelak akan memberikan
syafa’at bagi kalian, dengan cara kalian berdoa kepada mereka yaitu dengan cara seperti
ini.

Apakah kalian mengabarkan kepada Allah, sesuatu yang Allāh tidak ketahui?

Ini adalah bantahan Allah terhadap orang-orang musyrikin, mereka berkata atas nama
َ َ ُ َ
Allah yang tidak mereka ketahui, padahal Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak pernah mengabarkan,
Allah tidak pernah mengabarkan bahwasanya untuk mendapatkan syafa'at dari orang-
orang shalih pada hari kiamat dengan cara mendekatkan diri kepada mereka, beribadah
kepada mereka, berdoa kepada mereka.

َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak pernah mengabarkannya demikian, demikian pula Rasulullah
‫ﷺ‬, lalu dari mana cara seperti ini, cara seperti ini berasal dari diri mereka sendiri,
persangkaan dari mereka, kemudian Allah mengatakan

َ ُ ْ َ َ َ ُ َ
‫ُس ْب َحانه َوت َعال َٰى ع َّما ُيش ِركون‬

“Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang sekutukan”

Allah mengatakan,

َ ُ ْ َ
‫ع َّما ُيش ِركون‬

Allah mengatakan bahwasanya perbuatan ini adalah termasuk syirik, karena Allah
mengatakan

َ ُ ْ َ َ َ ُ َ
‫ُس ْب َحانه َوت َعال َٰى ع َّما ُيش ِركون‬

“Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka sekutukan”

458
Allah memberi nama perbuatan yang mereka lakukan sebagai perbuatan syirik, oleh
karena itu disini beliau mengatakan,

ً َ َ
‫كف َر إ ْج َماعا‬

Ini adalah perbuatan kufur, ini adalah termasuk perbuatan syirik, ini dalil yang pertama

Halaqah yang ke-14, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Dalil yang kedua

َ َ ُ َ
② Firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َّ َّ َ ُ َ ْ ُ َ ُ َ َّ َّ َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ ُ ُ َ َّ َ َّ َ
‫ين اتخذوا م ْن دونه أ ْول َي َاء َما ن ْع ُبده ْم إَّل ل ُيق ِّر ُبونا إلى الله زلف َٰى إن الله َي ْحُ ُم َب ْين ُه ْم في َما ه ْم فيه َيختلفون إن الله‬ ‫والذ‬
ٌ‫ََّل َي ْهدي َم ْن ُه َو َكاذ ٌب َك َّفار‬

“Dan orang-orang yang menjadikan sekutu bagi Allah.

apa yang mereka katakan?

َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ُ ُ َ
‫َما ن ْع ُبده ْم إَّل ل ُيق ِّر ُبونا إلى الله زلف َٰى‬

dan orang-orang yang menjadikan sekutu (tandingan-tandingan) bagi Allah yang


mereka namakan syufa'a, mereka mengatakan

َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ُ ُ َ
‫َما ن ْع ُبده ْم إَّل ل ُيق ِّر ُبونا إلى الله زلف َٰى‬

"Tidaklah kami menyembah kepada mereka, menyerahkan ibadah kepada mereka


berdoa kepada mereka"
َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ
‫إَّل ل ُيق ِّر ُبونا إلى الله زلف َٰى‬

"Supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allah"

Kami adalah orang jauh dari Allah, kami adalah orang yang banyak berbuat maksiat,
banyak melakukan dosa, banyak lalai kepada Allah, sedangkan orang-orang yang shalih
tersebut mereka adalah memiliki derajat yang tinggi disisi Allah.

َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ُ ُ َ
‫َما ن ْع ُبده ْم إَّل ل ُيق ِّر ُبونا إلى الله زلف َٰى‬

459
“Tidaklah kami beribadah kepada mereka, berdoa kepada mereka, meminta syafaat
ُ َ
kepada mereka kecuali supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫”ت َعالى‬.

Ini adalah tujuan orang-orang musyrikin, ingin dekat kepada Allah dengan cara berdoa
kepada orang-orang yang shalih, Kemudian Allah membantah dan mengatakan

َ ُ َ ْ ُ َ ُ َ َّ َّ
‫إن الله َي ْحُ ُم َب ْين ُه ْم في َما ه ْم فيه َيختلفون‬

“Sesungguhnya Allah akan menghukumi diantara mereka”

Yaitu antara Rasulullah ‫ ﷺ‬dan orang-orang musyrikin tersebut, siapa yang benar
diantara mereka, apakah Rasulullah ‫ ﷺ‬yang mengajak kepada tauhid dan
memperingatkan kepada mereka dari kesyirikan ataukah yang benar adalah orang-
orang musyrikin tersebut yang mereka berdoa dan beribadah kepada orang-orang yang
َ َ َُ
shalih dengan maksud mendekatkan diri mereka kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ ُ َ ْ ُ َ ُ َ َّ َّ
‫إن الله َي ْحُ ُم َب ْين ُه ْم في َما ه ْم فيه َيختلفون‬

َ َ َُ
“Sesungguhnya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan menghukumi diantara mereka di dalam apa yang
perselisihkan”
َّ َ َ ُ َ َ َّ َّ
‫إن الله َّل َي ْهدي َم ْن ه َو كاذ ٌب كف ٌار‬

“sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang

‫كاذب كفاف‬

َ َ ُ َ
"Orang yang berdusta dan dia kufur kepada Allah ‫( ” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Az-Zumar : 3)

Ini menunjukkan bahwasanya apa yang diucapkan oleh orang-orang musyrikin tersebut
yang pertama ini adalah kedustaan, karena Allah mengatakan

َ ُ َ َ َّ َّ
‫إن الله َّل َي ْهدي َم ْن ه َو كاذ ٌب‬

“Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang dusta”

Menunjukkan bahwasanya ucapan mereka

َ ْ ُ َّ َ َ َ َّ ُ ُ َ
‫َما ن ْع ُبده ْم إَّل ل ُيق ِّر ُبونا إلى الله زلف َٰى‬

460
Adalah ucapan yang tidak benar, tidak benar bahwasanya orang-orang shalih tersebut
ُ َ
mendekatkan diri mereka (orang-orang yang menyembahNya kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫)ت َعالى‬

Allah katakan ini adalah kedustaan,* kedustaan atas nama Allah dan Allah lebih tahu
tentang hakikat.

Kemudian Allah mensifati sebagai (‫ )كفار‬menunjukkan bahwasanya perbuatan ini


adalah termasuk kekufuran, bahkan kekufuran yang sangat. karena Allah mengatakan
(‫ )كفار‬dan orang-orang Arab membedakan antara kaffar dengan kafir, kafir artinya
adalah orang yang kafir, tapi kalau sudah mengatakan kaffar berarti orang yang sangat
kafir.

َّ َ َ ُ َ َ َّ َّ
‫إن الله َّل َي ْهدي َم ْن ه َو كاذ ٌب كفار‬

“Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang dusta dan dia sangat kufur
َ َ ُ َ
kepada Allah ‫” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬.

Menunjukkan bahwasanya cara seperti ini adalah cara yang tidak dibenarkan secara
َ َ ُ َ
syariat tidak diajarkan oleh Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ tidak diajarkan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬,
demikian pula ini adalah (dien) agama orang-orang musyrikin yang diperangi
Rasulullah ‫ﷺ‬.

Halaqah yang ke-15, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Ada diantara saudara kita yang membolehkan bertawassul dengan cara meminta
kepada orang yang shalih yang sudah meninggal, berdoa kepada mereka, meminta
syafa'at kepada mereka, dengan alasan-alasan diantaranya

Yang pertama

Bahwasanya orang-orang yang shalih tersebut mereka dalam keadaan hidup, apabila
hidup maka dia mendengar, dan apabila dia mendengar maka kita boleh meminta doa
dari mereka,

Sebagaimana seseorang ketika hidupnya (orang yang shalih tersebut hidup) maka boleh
kita meminta doa dari orang yang shalih tersebut.

Kita katakan

461
1. Benar orang-orang yang shalih dan juga para Nabi dalam keadaan hidup dialam
kubur mereka, sebagaimana manusia yang lain, mereka juga dalam keadaan hidup di
alam kubur mereka.

Karena manusia apabila meninggal dunia kemudian di kuburkan akan ada disana azab
kubur dan akan ada disana nikmat kubur, ada diantara manusia yang hidup di alam
kubur dalam keadaan di azab seperti orang-orang munafik, orang-orang kafir, orang-
orang musyrikin, demikian pula sebagian orang-orang beriman yang mereka melakukan
dosa di azab karena dosanya di alam kubur, di azab dalam keadaan hidup

Demikian pula disana ada nikmat kubur para Nabi, para Rasul, orang-orang yang
meninggal fiisabilillah, orang-orang yang shalih, orang-orang yang beriman
mendapatkan kenikmatan di alam kubur, dan mereka dalam keadaan hidup tetapi
kehidupan mereka, kehidupan yang lain dengan kehidupan kita di dunia.

Mereka hidup tetapi di alam yang lain yang dinamakan dengan alam barzakh (alam
kubur), ada diantara mereka yang hidup dalam keadaan baik mendapatkan kenikmatan
dan ada diantara mereka yang hidup dalam keadaan tersiksa, mendapatkan azab kubur.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

َ َ ْ َ ُ َّ ُ ََ َ ُ َ ْ ُ ْ ِّ َ َ ْ ٌ َ ْ َ ْ َ ً َ ْ َ َّ
َ ‫ون َفرح‬ ُ ُ َ َّ َّ َ َ ْ َ َ َ
‫ين ب َما آتاه ُم الله م ْن فضله َو َي ْست ْبش ُرون‬ ِ ‫ين قتلوا في َسبيل الله أمواتا بل أحياء عند رب ـهم يرزق‬ ‫وَّل تحسبن الذ‬
َ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ْ َ َ ٌ ْ َ َّ َ ْ ْ َ ْ ْ ُ َ ْ َ ْ َ َ َّ
‫بالذين لم يلحقوا بهم من خلفهم أَّل خوف عليهم وَّل هم يحزنون‬

Allah mengabarkan tentang orang-orang yang syuhada (syahid fisabilillah)

“Janganlah engkau menyangka bahwasanya orang-orang yang meninggal yang terbunuh


ً َ
fisabilillah mereka adalah (‫ )أ ْم َواتا‬meninggal dunia
َ
‫َب ْل أ ْح َي ٌاء‬

Akan tetapi mereka dalam keadaan hidup

َ َُ َْ
‫عند َ ِّرب ـه ْم ُي ْرزقون‬

Disisi Rabb mereka, mereka mendapatkan rezeki

Allah mengabarkan di dalam ayat ini bahwasanya orang-orang yang terbunuh


fisabilillah, mereka dalam keadaan hidup, maksudnya adalah hidup dengan kehidupan
di alam Barzakh, kehidupan di alam kubur, bukan kehidupan seperti kita

َ َُ َْ
‫عند َ ِّرب ـه ْم ُي ْرزقون‬

462
Disisi Rabb mereka, mereka hidup dan juga mendapatkan rezeki (mendapatkan
َ َ ُ َ
kenikmatan dari Allah ‫) ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ ‫َفرح‬
‫ين‬ ِ

Mereka dalam keadaan bergembira

ْ َ ُ َّ ُ َ َ
‫ب َما آتاه ُم الله م ْن فضله‬

Dengan apa yang Allah berikan kepada mereka berupaya karunia


ْ َ ُ ْ َ َ َّ َ ُ ْ َ ْ َ َ
‫ين ل ْم َيل َحقوا به ْم م ْن خلفه ْم‬ ‫ويستبشرون بالذ‬

Dan mereka memberikan kabar gembira kepada saudara-saudara mereka yang belum
mendapatkan syahadah fisabilillah

َ ُ ُ َ َ َ ٌ َ َّ َ
‫أَّل خ ْوف عل ْيه ْم َوَّل ه ْم َي ْح َزنون‬

Supaya mereka jangan takut dan jangan mereka bersedih” (Al-Imran 169-170)

Demikianlah Allah menggambarkan kehidupan orang-orang syuhada, mereka


mendapatkan rezeki di alam kubur bahkan mereka berkeinginan, mereka memberikan
kabar gembira kepada saudara-saudara mereka yang belum mendapatkan syahadah
fisabilillah, supaya mereka tidak bersedih dan jangan mereka takut

Dan ini yang dimaksud dengan kehidupan Barzakhiyyah, kehidupan di alam Barzakh
yang berbeda dengan kehidupan kita

Halaqah yang ke-16, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Demikian pula Allah mengabarkan dengan lisan Nabi-Nya bahwasanya para Nabi dan
Rasul

‫أحياء في قبورهم يصلون‬

Para nabi dan rasul mereka hidup di dalam kuburan mereka dalam keadaan (‫) يصلون‬
َ َ ُ َ
dalam keadaan mereka shalat kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Para Nabi dan Rasul hidup di alam Barzakh, akan tetapi kehidupan mereka berbeda
dengan kehidupan kita di dunia, kehidupan yang lebih sempurna dari pada kehidupan
para syuhada dari pada kehidupan manusia yang lain

463
Tapi sekali lagi kehidupan mereka lain dengan kehidupan kita. dan mereka tidak
mendengar dan tidak melihat apa yang terjadi di sini, tidak mengharuskan bahwasanya
orang yang hidup di alam yang lain dia mendengar apa yang terjadi di alam yang lain

Dia hidup dan kita hidup di sini tetapi dia hidup di alam yang lain (di alam barzakh)
sedangkan kita di alam dunia, dan tidak ada keharusan dia mendengar apa yang kita
lakukan di sini. Sebagaimana kita disini sama-sama di alam dunia, kita hidup dan orang
yang di mekkah juga hidup akan tetapi tidak ada keharusan mereka mendengar apa
yang kita ucapkan sekarang disini, padahal mereka hidup dan sama-sama di alam dunia,
bagaimana dengan yang hidup di alam yang lain.

Demikian pula seorang bayi yang ada di dalam perut ibunya, dia dalam keadaan hidup
tetapi dia berada di alam yang lain, di alam rahim dan tidak ada keharusan meskipun
dia hidup mendengar apa yang kita ucapkan yaitu orang yang sudah lahir di dunia.
Sama-sama hidup tetapi tidak ada keharusan saling mendengar satu dengan yang lain,
demikian pula para Nabi dan rasul orang-orang yang shalih, mereka hidup di alam
kuburnya akan tetapi tidak ada keharusan mereka mendengar apa yang kita ucapkan.

ُ َ ُ َ ُ ُ َْ ْ
‫إن تدعوه ْم َّل َي ْس َم ُعوا دع َاءك ْم‬

“Kalau kalian meminta kepada mereka (berdoa kepada mereka) niscaya mereka tidak
mendengar apa yang kalian ucapkan” (Fathir : 14)
َ َ ُ َ
Ini adalah kabar dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kabar dari Allah bahwasanya mereka tidak
mendengar apa yang kita ucapkan.

ُ َ َ َ
‫َول ْو َسم ُعوا َما ْاست َج ُابوا لك ْم‬

َُ َ
“Seandainya mereka mendengar sekalipun ( ‫ ) َما ْاست َج ُابوا لك ْم‬niscaya mereka tidak akan
bisa meng-ijabahi (mengabulkan) doa seseorang”.

Seandainya mereka bisa mendengar tidak bisa meng-ijabahi, lalu untuk apa seseorang
berdoa kepada mereka, seandainya mereka mendengar pun tidak bisa mereka
mengabulkan. Jadi mereka hidup di alam Barzakh dan tidak mengharuskan mereka
mendengar apa yang kita ucapkan

Beda antara orang yang shalih dalam keadaan hidup bersama kita di dunia dengan
orang yang shalih yang sudah meninggal dunia. Apabila orang yang shalih tersebut di
dunia hidup bersama kita, berada di dekat kita, mendengar ucapan kita boleh kita
meminta doa darinya namun apabila sudah meninggal dunia maka tidak halal (tidak
boleh) kita meminta kepada orang shaleh tersebut, meskipun hanya meminta doa

464
Rasulullah ‫ ﷺ‬membedakan antara beliau dalam keadaan hidup dan beliau dalam
keadaan meninggal dunia. Dalam keadaan hidup beliau bisa mendoakan tapi ketika
beliau sudah meninggal dunia maka beliau tidak bisa mendoakan

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari di dalam kitabul mardha, 'Aisyah
radhiyallahu 'anha ketika beliau sakit kepala dan mengatakan
ْ
‫َو َارأ َسـاه‬

Kalau dalam bahasa Indonesia kurang lebih “aduh sakit kepalaku” demikian beliau
ْ َ
mengatakan ( ‫)و َارأ َسـاه‬ kemudian Rasulullãh ‫ ﷺ‬mendengar ucapan Aisyah dan dia
merasakan sakit dikepalanya

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

‫ذاك لو كان وأنا حي فأستغفر لك وأدعو لك‬

“Wahai Aisyah seandainya itu terjadi (yaitu) seandainya engkau sakit dan sakitmu ini
menjadikan engkau meninggal dunia (menjadi sebab engkau meninggal dunia sebelum
aku), seandainya itu terjadi (‫ )وأنا حي‬dan aku dalam keadaan masih hidup ( ‫فأستغفر لك‬
‫ )وأدعو لك‬niscaya aku akan memohonkan ampun untukmu dan niscaya aku akan
mendoakan kebaikan untukmu”

Ini adalah ucapan Rasulullah ‫ ﷺ‬dimana beliau membedakan antara beliau dalam
keadaan hidup dan beliau dalam keadaan meninggal dunia. Seandainya beliau masih
hidup niscaya bisa mendoakan, tapi kalau beliau sudah meninggal dunia maka beliau
tidak bisa mendoakan dan tidak bisa memohonkan ampun untuk orang lain bahkan
kepada istrinya sendiri tidak bisa. Ini adalah hiburan Rasulullah ‫ ﷺ‬kepada 'Aisyah

“selama aku masih hidup, niscaya aku akan mendoakan kebaikan untukmu”

Halaqah yang ke-17, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Demikian pula para shahabat radyhiyallahu 'anhum, mereka membedakan antara ketika
Rasulullah ‫ ﷺ‬masih hidup bersama mereka dan setelah Rasulullah ‫ ﷺ‬meninggal dunia.

Di zaman 'Umar bin khaththab radhiyallahu 'anhu terjadi kemarau panjang dan
kemarau yang sangat dahsyat, lama tidak turun hujan sehingga tanaman rusak, hewan-
hewan banyak yang meninggal dunia bahkan karena sangat parahnya keadaan saat itu
banyak terjadi pencurian, orang tidak memiliki makanan dirumah, tidak memiliki rezeki
di rumah, akhirnya terpaksa dia mencuri, karena saking banyaknya pencurian sampai

465
'Umar bin khaththab radhiyallahu 'anhu saat itu memaafkan orang yang mencuri, tidak
memotong tangannya.

Kemudian beliau radhiyallahu 'anhu mengumpulkan para shahabat dan para penduduk
Madinah mengadakan shalat istisqa meminta kepada Allah hujan mengumpulkan
َ َ َُ
mereka melakukan shalat istisqa kemudian beliau berkata kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ ََ َ َ َ َ َ َ َّ ُ َّ َّ َ
‫الل ُه َّم إنا كنا إذا أجدبنا ت َو َّسلنا إل ْيك بنب ِّيك فت ْسق َينا‬

“Ya Allah, dahulu kami ketika kami mendapatkan kemarau yaitu dimasa Rasulullah ‫ﷺ‬
kami dahulu bertawashul kepada nabiMu kemudian engkau memberikan hujan kepada
kami”

Bagaimana bertawashul mereka kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, diterangkan didalam hadits yang
lain dimana sebagian shahabat meminta kepada Rasulullah ‫ﷺ‬supaya berdoa kepada
Allah. Tawashulnya adalah dengan meminta kepada beliau supaya berdoa,.

Sebagaimana dalam hadits seorang baduy Arab yang masuk kedalam masjid dan
Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam keadaan berkhutbah, kemudian orang baduy Arab ini berkata
kepada Rasulullah ‫( ﷺ‬berkata kepada beliau) supaya beliau ‫ﷺ‬berdoa kepada Allah
َ َ ُ َ
dengan hujan, maka Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬mengabulkan.
ُ

Kemudian 'Umar bin khaththab mengatakan

‫وإنا نتوسل إليك بعم نبينا فاسقنا‬

“kemudian sekarang Yaa Allah, kami bertawashul dengan paman NabiMu, maka
hendaklah Engkau memberikan hujan kepada kami”

Saat itu masih hidup Abbas bin Abdul Muthalib yaitu pamannya Rasulullah ‫ ﷺ‬Umar bin
khaththab mengatakan:

‫وإنا نتوسل إليك بعم نبيك‬

“Dan kami sekarang ya Allah, bertawashul kepadaMu dengan paman NabiMu (yaitu
'Abbas bin Abdul Muthalib”.

Bagaimana tawashul beliau dengan 'Abbas bin Abdul Muthalib?

Diterangkan didalam hadits yang lain

َ ُ
‫ق ْم يا ع َّباس فد علنا‬

466
“Wahai 'Abbas berdirilah engkau, maka hendaklah engkau mendoakan untuk kami”

Ini adalah tawashulnya 'Umar bin khaththab dengan 'Abbas, maksudnya adalah dengan
doa beliau

َ ُ
‫ق ْم يا ع َّباس فد علنا‬

“Berdirilah ya Abbas dan doakanlah untuk kami”.

Tawashulnya beliau adalah dengan doa orang yang shalih yang masih hidup dan beliau
radhiyallahu 'anhu (Umar bin khaththab) dalam keadaan demikian parahnya yaitu
kemarau panjang tidak datang ke kuburan Rasulullah ‫ ﷺ‬dan mengatakan:

“Ya Rasulullah, doakan lah untuk kami karena engkau adalah orang yang paling afdhal
(orang yang paling utama)”

Beliau radhiyallahu 'anhu tidak datang kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, tidak datang kepada
kuburan beliau demikian pula para shahabat radhiyallahu 'anhum, karena para
shahabat radhiyallahu 'anhum memahami perbedaan keadaan ketika Rasulullah ‫ﷺ‬
masih hidup dan setelah beliau meninggal dunia, padahal saat itu keadaan sangat parah
dan tentunya orang dalam keadaan sangat genting, sangat parah, mencari sebab
mencari cara yang kira-kira paling manjur untuk keluar dari permasalahan tersebut.

Tapi beliau memilih (meminta doa dari 'Abbas yang masih hidup) akan tetapi dan
beliau tidak meminta doa dari Rasulullah ‫ﷺ‬

Inilah pemahaman para shahabat radhiyallahu 'anhum, maka bagaimana seseorang di


zaman sekarang datang ke kuburan beliau Rasulullah ‫ﷺ‬meminta doa dari beliau atau
meminta syafaat dari beliau ‫ﷺ‬

Ini adalah keterangan dari Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga para shahabat yang menunjukkan
perbedaan antara orang yang shalih yang masih hidup dengan orang yang shalih yang
meninggal dunia. Jadi alasan bahwasanya mereka hidup mereka adalah hidup didalam
kuburan mereka mendengar ucapan kita maka ini adalah alasan yang tidak benar.

Halaqah yang ke-18, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Dan diantara mereka ada yang beralasan:

467
َ َ ُ َ
Kita ini adalah seorang hamba, sementara Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah seorang Al-Khaliq.
Kita di dunia ketika (bertemu) ingin bertemu dengan seorang Presiden, seorang kepala
negara, kita tidak bisa langsung bertemu dengan Presiden tersebut, tidak bisa
menyampaikan permintaan kita secara langsung disana ada Menteri, disana ada Ajudan,
disana ada pembantu-pembantu, sulit untuk seseorang untuk sampai kesana kecuali
dengan melalui perantara-perantara tersebut. Kemudian dia mengatakan demikian pula
َ َ ُ َ
kita kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Kita perlu (wasithah) kita perlu perantara yang
َ َ َُ
menyampaikan hajat kita kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Ini adalah alasan sebagian dan ini adalah alasan yang sangat-sangat lemah, kenapa
demikian?

َ َ ُ َ َ َ َُ
Karena Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬lain dengan makhluk, Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah As Sami’ (Maha
Mendengar), Al Bashir (Maha Melihat), Al Qadir (Maha Mampu melakukan sesuatu),
seandainya manusia semuanya dan juga Jin berada dalam satu tempat, masing-masing
َ َ ُ َ
berdoa kepada Allah dengan bahasanya dengan hajat nya, niscaya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬bisa
َ َ ُ َ
mendengar semuanya dan bisa menunaikan hajat mereka semuanya, Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ ُ ََ
‫عل َٰى ك ِّل ش ْيء قد ٌير‬

"Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu"

Adapun makhluk maka dia adalah lemah tidak bisa dia mendengar beberapa orang
berbicara di depannya dalam satu waktu, apalagi menunaikan hajatnya dalam satu
waktu, dia perlu pembantu, dia perlu ajudan atau menteri apalagi yang diurus adalah
jutaan manusia.

Apabila kita mengatakan “kita dalam beribadah kepada Allāh perlu wasithah/perlu
perantara”

Berarti seakan-akan kita menyamakan antara Allah dengan makhluk dan ini adalah
bahaya yang besar. Menyamakan Allah dengan makhluk adalah bahaya yang besar.

ْ ُ َّ َ ُ َ ٌ ْ َ ْ َ َ ْ َ
‫يع ال َبص ُير‬ ‫ليس كمثله شيء وهو السم‬

“Tidak ada yang serupa dengan Allah dan Dia adalah Maha Mendengar dan juga Maha
Melihat”.

Apabila didalam beribadah, dia menjadikan washitah menjadikan perantara antara dia
dengan Allah dengan alasan seperti ini maka seakan-akan dia telah menyamakan antara
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan makhluk dan ini adalah bahaya yang besar.

468
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah Maha Mendengar, Maha Melihat. Oleh karena itu Allah
menyuruh kita berdoa kepadaNya langsung tanpa adanya perantara

ُ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ
ۚ ‫ال َرُّبك ُم ادعوني أ ْستج ُْ لك ْم‬‫وق‬

“Dan Rabb kalian telah berkata berdoalah kalian kepada Ku (Ghafir : 60)
ُ َ َ َ
‫أ ْستج ُْ لك ْم‬

"Niscaya Aku akan mengabulkan doa kalian”

Allah tidak mengatakan “berdoalah kalian kepada Ku dengan perantara dengan


washithah dengan washilah”. Allāh mengatakan:

َُ َ َ ُ ْ
ۚ ‫ادعوني أ ْستج ُْ لك ْم‬

“Berdoalah kalian kepada Ku niscaya Aku akan mengabulkan”.

َ ُ ُ َّ َ ُ ْ ْ َ َْ َ َ َ َّ َ ْ َ ُ ُ ٌ َ ِّ َ ِّ َ َ ََ َ
‫يُ دع َوة الد ِاع إذا دعان فل َي ْستج ُيبوا لي َول ُيفمنوا بي ل َعل ُه ْم َي ْرشدون‬‫َوإذا َسألك ع َبادي عني فِإني ق ِريُ أج‬

“Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang diriKu (Al-Baqarah 186)

ٌ ‫َفِإ ِّني َقر‬


ُ‫ي‬ ِ

"Maka beritahukanlah kepada mereka sesungguhnya Aku adalah dekat"

َ َ َ َّ َ ْ َ ُ ُ
‫يُ دع َوة الد ِاع إذا دعان‬ ‫أج‬

Aku mengabulkan doa orang yang berdoa apabila berdoa kepadaKu”.


َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memerintahkan kepada kita untuk berdoa tanpa adanya washithah.
Dan diantara mereka beralasan bahwasanya kita adalah berdosa, banyak maksiat,
َ َ ُ َ
apabila kita berdoa nanti tidak dikabulkan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan tidak diampuni
dosa kita

Kita katakan, selama kita masih mau berdoa kepada Allah dan masih mengharap kepada
َ َ َُ
Allah maka itu adalah sebab kita mendapatkan ampunan dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Selama seseorang masih mau berdoa mengangkat tangan kepada Allah dan masih
mengharap kepada Allah maka itu adalah sebab dia diampuni dosanya sebagaimana
didalam hadits Qudsi

469
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berkata

َ َ
‫ض خط َايا‬ ‫ر‬
َْ
ْ ‫األ‬ ‫اب‬
‫ر‬ َ ‫آد ٌَ إ َّن َك َل ْو َأ َت ْي َتني ب ُق‬
َ َ ْ َ
‫يا ابن‬
ِ
َ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ ُ َ
‫ إنك ما دعوتني ورجوتني غفرت لك على ما كان‬، ٌ‫َوَّل أ َبال ْي منك يا ابن آد‬

Di dalam hadits Qudsi Allah berkata


َ َ
“Wahai anak Adam selama engkau masih (‫ )د َع ْوتن ْي‬Berdakwah / berdoa kepada Ku
َ َ Dan engkau masih mengharap kepada Ku (‫)غ َف ْر ُت َلك‬
(‫)و َر َج ْوتن ْي‬
َ
Maka niscaya Aku akan
َ ُ ََ َ َ َ َ َ َ
mengampuni dosamu (‫ )على ما كان منك وَّل أبال ْي‬،Apapun dosa yang kau lakukan dan Aku
tidak akan peduli”

Menunjukkan kepada kita bahwasanya Allah akan mengampuni dosa kita selama kita
َ َ ُ َ
masih mau berdoa kepada Nya dan masih mengharap kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Jadi caranya bukan justru kita menjadikan disana washithah perantara antara kita
َ َ ُ َ
dengan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬didalam ibadah. Ini adalah alasan yang tidak dibenarkan

Demikian pula mereka beralasan dengan alasan-alasan yang lain, yang semuanya adalah
alasan-alasan yang lemah dan seseorang untuk mendapatkan syafa'at di hari kiamat
sudah dijelaskan caranya oleh Allah dan RasulNya dan; untuk dekat kepada Allah,
َ َ ُ َ
menjadikan dekat kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬juga sudah diterangkan oleh Allah dan juga
RasulNya.

Oleh karena itu jangan sampai kita mencari cara yang tidak diterangkan oleh Allah dan
RasulNya, bahkan menjadikan cara orang-orang musyrikin menjadikan cara mereka
َ َ َُ
untuk mendapatkan syafa'at dan juga kedekatan kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Halaqah yang ke-19, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Kenapa kita tidak kembali kepada Al-Qur’an dan juga Hadits untuk mendapatkan
syafaat di hari kiamat, untuk mendapatkan kedekatan kepada Allah.

Untuk mendapatkan syafaat di hari kiamat modalnya satu yaitu mentauhidkan Allah
َ َ َُ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬seseorang apabila meng-Esakan Allah didalam beribadah tidak
menyekutukan Allah sedikitpun maka orang yang seperti ini yang kelak mendapatkan
syafaat di hari kiamat.

Sebagaimana dalam hadits Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:

470
ُ َّ َ ْ ٌَ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ِّ ُ َ ْ َ َ ُ ََ ٌ َ ٌ ْ َ َ ُ
‫لك ِّل نب ٍّى دع َوة ُم ْست َج َابة فت َع َّج َل ك ُّل نب ٍّى دع َوته َوإنى اخت َبأت دع َوتى شفاعة أل َّمتى َي ْو ٌَ الق َي َامة فه َى نائلة إن ش َاء الله َم ْن‬
ً َ َّ ُ ْ َ ُ َ
‫َمات م ْن أ َّمتى َل ُيش ِرك بالله ش ْيئا‬

“Setiap Nabi memiliki doa yang mustajab & masing-masing dari Nabi tersebut telah
menyegerakan doa nya di dunia dan sesungguhnya aku (Rasulullãh) menyimpan doa ku
untuk hari kiamat sebagai syafaat bagi umatku (kemudian beliau mengatakan) maka
syafaat ku tersebut akan diterima akan diberikan kepada siapa?

ً َ َّ ُ ْ َ ُ َ
‫َم ْن َمات م ْن أ َّمتى َل ُيش ِرك بالله ش ْيئا‬

Kepada umatku yang meninggal dunia dan dia dalam keadaan tidak menyekutukan
Allah sedikitpun”.

Mereka lah orang-orang yang akan mendapatkan syafaat.

Dalam hadits yang lain beliau mengatakan, ketika ditanya oleh Abu Hurairah

َ َ َ َ َّ ُ َ ْ َ ْ َ َّ َ ُ َ َ
‫اس بشفاعتك‬
ِ ‫الن‬ ‫يا رسول الله من أسعد‬

“Yaa Rasulullãh siapa yang paling gembira & paling berhak mendapatkan syafaat mu”.

Siapakah mereka?.

Beliau mengatakan

َْ َ ُ َّ َّ َ َ َ َ َ ْ َ
‫ال َّل إله إَّل الله خال ًصا م ْن قلبه‬‫من ق‬

“orang yang mengucapkan Laa ilaahaa illallaah ikhlas dari hatinya”. (HR Bukhari, no.99)
َ َ ُ َ
Maksudnya adalah mentauhidkan Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Ini adalah modal utama untuk mendapatkan *syafaat di hari kiamat

Maka itu masing-masing mempersiapkan diri dan untuk mendapatkan kedekatan


kepada Allah, caranya sudah diterangkan didalam Al-Qur’an dan juga hadits, yaitu
dengan cara bertakarub kepada Allāh dengan amal sholeh. Orang-orang sholeh tersebut
َُ
/para Nabi tersebut para Malaikat, bagaimana mereka bisa deket dengan Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫?ت َعالى‬

Yaitu dengan amal shaleh mereka.

471
َ َ َُ
Kalau kita ingin dekat sebagaimana mereka dekat dengan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬maka kita
mengambil cara mereka yaitu beriman dan juga beramal sholeh.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman didalam hadits Qudsi :

ََ ُ ْ َْ َ َ َ َ َ ََ
‫َما تق َّر َب إل َّي ع ْبدي بش ْيء أ َح َُّ إل َّي م َّما افت َرضت عل ْيه‬

“Hamba-Ku tidak bertaqarrub kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai dari
pada apa yang sudah Aku wajibkan atasnya” (HR. Bukhâri)

Qurba ketaatan ibadah yang paling Allah cintai, yang paling mendekatkan diri kita
kepada Allāh adalah kewajiban-kewajiban.

Apa yang Allāh wajibkan jika kita amalkan maka akan mendekatkan diri kepada Allah,
bahkan ini adalah yang paling mendekatkan diri kita kepada Allah,

✓ Shalat lima waktu


✓ Berpuasa di bulan ramadhan
✓ Zakat yang wajib
✓ Haji yang wajib
✓ Nafkah yang wajib

Ini adalah amalan-amalan yang wajib, ini adalah yang paling mendekatkan diri kita
َ َ ُ َ
kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ُ ُ َّ َّ َ ََ َ ُ ََ َ َ
،‫ال ع ْبد ْي َيتق َّر ُب إل َّـي بالن َوافل َحتى أح َّبه‬‫وما يز‬

“Dan senantiasa hambaKu bertaqarrub kepadaKu dengan sesuatu yang nafilah (yang
dianjurkan) sampai Aku mencintainya”.

Menunjukkan bahwasanya selain dengan kewajiban kita bertaqarrub kepada Allah


dengan sesuatu yang dianjurkan dan di sunnah kan. Ini adalah cara bertaqarrub supaya
َ َ ُ َ
kita dekat dengan Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Amalan orang yang shaleh para nabi adalah untuk dirinya, mendekatkan diri mereka
kepada Allah. Adapun kita kalau kita ingin dekat kepada Allah maka kita juga harus
beriman dan juga beramal shaleh.

Halaqah yang ke-20, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Pembatal Keislaman yang ketiga.

472
Beliau berkata rahimahullah

ً َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َّ َ َ َ ْ ُ ِّ َ َ ُ َّ
‫ْكف َر إ ْج َماعا‬،‫ أ ْو َص َّحَ َمذه َب ُهم‬،‫ين أ ْو شك في كف ِره ْم‬‫المش ِرك‬ ‫ َم ْن ل ْم ُيوف ِر‬: ‫الثالث‬

Yang Ketiga kata beliau

“Siapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrikin, atau dia ragu tentang
kekufuran mereka, atau membenarkan mazhab mereka, dia kafir berdasarkan ijma Para
Ulama”.
Baik Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad dan juga ulama-ulama
yang lain bahwasanya ini adalah sebuah kekufuran.

Seorang Muslim beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, percaya kepada Allah dan Rasul-
Nya membenarkan kabar yang datang dari Allah dan Rasul-Nya, oleh karena itu dia
dinamakan sebagai seorang yang mukmin, seorang yang percaya apa yang datang dari
Allah dan Rasul-Nya dia benarkan.

Tidak boleh ada satu kabar pun, (satu berita) pun yang datang dari Allah dan Rasul-Nya
kemudian di dustakan oleh seorang Muslim. Barangsiapa yang mendustakan apa yang
Allah kabarkan atau mendustakan apa yang datang dari Rasulullah ‫ ﷺ‬maka dia adalah
kufur dari agama islam dan diantara kabar yang datang dari Allah dan Rasul-Nya adalah
kekufuran (kekafiran) orang-orang kafir.

َ َ ُ َ
Di dalam Al-Qur’an Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengkafirkan orang-orang musyrikin dan
mengkafirkan orang-orang ahlul kitab baik yahudi maupun nashrani dan Allah
mengkafirkan orang-orang munafik, kewajiban kita adalah mengkafirkan mereka,
َ َ ُ َ
meyakini bahwasanya mereka adalah kufur karena Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengabarkan
kepada kita dan Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan kepada kita bahwasanya mereka adalah
orang-orang yang kafir.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

ْ َ ُ َ َ ُ َ ‫ين َك َف ُروا م ْن َأ ْهل ْالو َتاب َو ْال ُم ْشرك‬


َ ‫ين في َنار َج َه َّن َم َخالد‬ َ ‫إ َّن َّالذ‬
‫ين ف َيها ۚ أول َٰ ئك ه ْم ش ُّر ال َب ِرَّية‬ ِ ِ

َ ‫ين َك َف ُروا م ْن َأ ْهل ْالو َتاب َو ْال ُم ْشرك‬


‫ين‬ َ ‫إ َّن َّالذ‬
ِ

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan Ahlul kitab dan Musyrikin

َّ َ
‫في ن ِار َج َهن َم‬

473
Mereka didalam Neraka Jahanam

َ ‫َخالد‬
ۚ ‫ين ف َيها‬

Kekal didalamnya
ْ َ ُ َ َ ُ
‫أول َٰ ئك ه ْم ش ُّر ال َب ِرَّية‬

َ َ ُ َ
Dan mereka adalah makhluk yang paling buruk disisi Allah ‫( ” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Al-Bayyinah
6)

Allah mengatakan disini

َ ‫ين َك َف ُروا م ْن َأ ْهل ْالو َتاب َو ْال ُم ْشرك‬


‫ين‬ َ ‫إ َّن َّالذ‬
ِ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, Siapa mereka?


Dari kalangan Ahlul Kitab Maksudnya adalah orang-orang Yahudi dan Nashrani. Yang
mereka telah diturunkan Taurat dan juga Injil mereka dinamakan Ahlul Kitab, karena
diturunkan kepada mereka Taurat dan juga Injil.

Allah mengatakan

َ َ
‫كف ُروا‬

Mereka adalah orang-orang yang kafir.

Tidak boleh seorang Muslim mengatakan bahwasanya Ahlul Kitab mereka adalah sama
dengan kita. Mereka adalah muslim, mereka sama dengan kita kemudian dia tidak
mengkafirkan orang Yahudi dan juga Nashrani. Allah sendiri mengatakan bahwasanya
mereka adalah orang yang kafir

‫َم ْن لم يكفر المشركين‬

Demikian pula orang-orang Musyrik

َ ‫ين َك َف ُروا م ْن َأ ْهل ْالو َتاب َو ْال ُم ْشرك‬


‫ين‬ َ ‫إ َّن َّالذ‬
ِ

Yaitu orang-orang yang menyekutukan Allah, menyembah kepada Allah dan juga
menyembah kepada makhluk, menyembah Allah dan juga menyembah berhala, atau
menyembah Nabi, atau menyembah Malaikat atau menyembah batu atau menyembah
Jin, ini adalah orang-orang Musyrikin. Allah telah menghukumi mereka sebagai orang-
orang yang kafir

474
َ ‫ين َك َف ُروا م ْن َأ ْهل ْالو َتاب َو ْال ُم ْشرك‬
‫ين‬ َ ‫إ َّن َّالذ‬
ِ

Tidak boleh seorang muslim mengatakan bahwasanya mereka bukan orang yang kafir,
kita kafirkan mereka sebagaimana Allah dan RasulNya mengabarkan demikian. Dan
orang-orang Ahlul Kitab, didalam ayat yang lain Allah mengatakan / memberitakan
tentang kekufuran mereka

َ َ َ ُ َ َ َّ َّ ُ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ
‫ين قالوا إن الله ثالث ثَلثة‬ ‫لقد كفر الذ‬

“Dan sungguh telah Kafir orang yang mengatakan bahwasanya Allah adalah satu
diantara tiga Tuhan” (Al-Ma’idah : 73)

Maksudnya adalah orang-orang Nashrani, mengatakan bahwasanya disana ada Tuhan


bapak, ada Tuhan Anak, ada Tuhan Ibu

َ َ َ ُ َ َ َّ َّ ُ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ
‫ين قالوا إن الله ثالث ثَلثة‬ ‫لقد كفر الذ‬

“Sungguh telah Kafir orang yang mengatakan bahwasanya Allah adalah satu diantara
tiga Tuhan”

Dan di dalam ayat yang lain Allah mengatakan:

ُ ْ ُ َ َّ َّ ُ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ
ۚ ‫ين قالوا إن الله ه َو ال َمسيَ ْاب ُن َم ْر َي َم‬ ‫لقد كفر الذ‬

“Dan sungguh telah kafir orang yang mengatakan Al-Masih bahwasanya Allah, dia
adalah Isa Ibn Maryam” (Al-Ma’idah 17)

Halaqah yang ke-21, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Dan Allah mengkafirkan orang-orang yang membedakan diantara para Rasul-Nya,


beriman kepada sebagian Rasul dan mendustakan Rasul yang lain, sebagaimana ini
adalah keadaan orang-orang yahudi dan juga nashrani

Orang-orang Yahudi mengaku beriman dengan Nabi Musa 'alayhissalam dan beliau
adalah Rasulullah, ketika datang Rasulullah ‫ ﷺ‬yaitu Muhammad ‫ﷺ‬mereka kufur
dengan Nabi Muhammad ‫ﷺ‬

Ini namanya membedakan diantara para Rasul, beriman kepada sebagian Rasul dan
kufur kepada Rasul yang lain. dan masuk didalamnya orang-orang nashrani, beriman
kepada Nabi 'Isa 'alayhissalam tetapi mereka kufur dengan Rasulullah ‫ﷺ‬

475
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman:

َ ُ ُ َ َ ُ ُ َ َّ َ ْ َ ُ ِّ َ ُ ْ َ َ ُ ُ َ ُ ُ َ َّ َ ُ ُ ْ َ َ َّ َّ
ْ ‫ون ُن ْفم ُن ب َب ْعض َو َن ْو ُف ُر ب َب‬
‫ض‬
ٍ ‫ع‬ ٍ ‫…إن الذين يوفرون بالله ورسله وي ِريدون أن يفرقوا بين الله ورسله ويقول‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kufur kepada Allah dan para RasulNya dan mereka
ingin membedakan antara Allah dan para RasulNya kemudian mereka mengatakan
ُْ َ َْ ُ ُْ
‫ض َونوف ُر ب َب ْعض‬
ٍ ‫نفمن ببع‬

Kami beriman kepada sebagian mereka (sebagian para Rasul) dan kami kufur dengan
Rasul yang lain”.
ًّ َ َْ ُ َ َ ُ
ۚ ‫…أول َٰ ئك ه ُم الكاف ُرون َحقا‬

“Mereka adalah orang-orang yang benar-benar kekafirannya”. (An-Nisa’ : 150- 151)

Yaitu membedakan diantara para Rasul, beriman dengan sebagian Rasul dan kafir
dengan Rasul yang lain, dan ini adalah keadaan orang-orang yahudi dan juga nashrani,
beriman kepada sebagian Rasul dan kufur dengan Rasulullah ‫ﷺ‬

Allah mengatakan

ًّ َ َْ ُ َ َ ُ
‫أول َٰ ئك ه ُم الكاف ُرون َحقا‬

"Mereka ini benar benar orang yang kafir"

Bagaimana kita mengatakan bahwasanya orang-orang yahudi dan nashrani adalah


bukan orang yang kafir..? dan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
َ َ َّ ُ ْ ُ َّ ْ َ ُ ُ َ َ َ
‫ ث َّم َي ُموت َول ْم ُيفم ْن بالذي أ ْرسلت به إَل كان م ْن أ ْص َحاب النار‬،‫ َوَل ن ْص َراني‬،‫َل َي ْس َم ُع بي أحد من هذه األمة ال َي ُهودي‬

“Tidak mendengar tentang kedatanganku salah seorang dari umat ini baik seorang
yahudi maupun nashrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak beriman dengan apa
yang aku bawa kecuali dia adalah termasuk penduduk Neraka”

Ini adalah kabar dari Rasulullah ‫ﷺ‬, orang yahudi dan juga nashrani yang tidak beriman
dengan beliau ‫ ﷺ‬setelah kedatangan beliau, setelah mereka mendengar kedatangan
beliau kemudian dia mati dan tidak beriman dengan beliau ‫* ﷺ‬maka dia adalah
termasuk penduduk neraka

476
Kabar yang jelas dari Allah dan RasulNya tentang kekufuran orang-orang yahudi dan
nashrani.

Demikian pula orang-orang Munafik, mereka adalah orang-orang yang kafir dan Allah
َ َ َُ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengabarkan bahwasanya orang-orang Munafik berada ditingkat yang
paling bawah didalam neraka

َّ َ َْ َّ َ ‫إ َّن ْال ُم َنافق‬


‫ين في الد ْرك األ ْسفل م َن الن ِار‬

“Sesungguhnya orang Munafik mereka berada di neraka yaitu ditingkat yang paling
bawah”. (An-Nisa’ 145)

Dan Allah mengabarkan tentang kekufuran orang-orang Munafik, firmanNya

َ َ ََ ُْ ْ َ َ ُ َ ْ ََ
‫َولقد قالوا كل َمة الوف ِر َوكف ُروا َب ْعد إ ْسَلمه ْم‬

“Dan sungguh mereka (orang-orang Munafik) telah mengucapkan ucapan yang kufur
dan mereka kafir setelah islam mereka” (At-Tawbah : 74)

Menunjukkan kepada kita tentang kekufuran orang-orang munafik, meskipun mereka


dengan lisan mereka dengan dzhahir mereka menampakkan seakan mereka adalah
orang yang beriman, mengucapkan ‫ ال إله إال الله‬Dengan lisannya, bersaksi bahwasanya
Muhammad adalah Rasulullah dengan lisannya, hidup bersama kaum muslimin,
terkadang mereka melakukan shalat bersama muslimin, akan tetapi hati mereka kufur
َ َ َُ
terhadap itu semua. Maka Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memasukkan mereka termasuk diantara
golongan orang-orang yang kafir

Kewajiban kita adalah meyakini bahwasanya mereka adalah orang-orang yang kafir

ُ ‫َم ْن َل ْم ُي َو ِّفر‬
َ ‫الم ْشرك‬
‫ين‬ ِ ِ

“Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang-orang yang musyrikin ”.


ْ ُ َّ َ َ
‫أ ْو شك في كف ِره ْم‬

“Atau meragukan kekufurannya”.

Mengatakan mungkin mereka kafir dan mungkin mereka muslim, ini namanya ragu-
ragu.

477
Kalau pertama mengatakan mereka muslim tapi, yang kedua meragukan tentang
kekufuran orang-orang musyrikin tersebut, maka ini juga tidak boleh dan diharamkan
dan orang yang meragukan tentang kekufuran orang-orang musyrikin maka dia kafir

Halaqah yang ke-22, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Seorang yang beriman mengucapkan (‫ )ال إله إال الله‬mengucapkan )‫ محمد رسول الل(ه‬,dan dia
yakin tentang maknanya, orang yang mengatakan ‫ ال إله إال الله‬maka harus meyakini
bahwasanya ”Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh” yakin dengan
seyakin yakinnya tidak ada keraguan sedikit pun keraguan didalamnya

Kalau dia yakin bahwasanya ‫”ال إله إال الله‬Tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah” bagaimana dia masih ragu-ragu tentang kekafiran orang yang
menyembah kepada selain Allah.

Orang Nashrani menyembah Nabi 'Isa 'alayhissalam, orang-orang yahudi menyembah


'uzair dan mengatakan bahwasanya dia anak Allah, kalau kita yakin dengan kalimat ‫ال إله‬
‫ إال الله‬Maka kita tidak boleh ragu tentang kekufuran orang-orang yang kafir yang
َ َ َُ
menyembah kepada selain Allāh ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Demikian pula kalau kita yakin bahwasanya ”Muhammad adalah Rasulullah” dan beliau
adalah Nabi yang terakhir, Bagaimana kita masih meragukan orang yang mengingkari
kenabian Rasulullãh ‫ﷺ‬

Orang Yahudi dan Nashrani tidak beriman dengan Rasulullãh ‫ﷺ‬, bagaimana kita masih
meragukan kekufuran mereka, padahal kita sudah bersaksi dan yakin bahwasanya
Rasulullãh “Muhammad adalah Rasulullah ‫“ﷺ‬

ْ ُ َّ َ َ
‫أ ْو شك في كف ِره ْم‬

Atau meragukan kekufuran mereka

َ َ ُ َّ ُ َ َ َّ َ ُ ْ ُ ْ َ َّ
‫آمنوا بالله َو َر ُسوله ث َّم ل ْم َي ْرت ُابوا‬ ‫…إنما المفمنون الذين‬

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya (Al-Hujurat : 15)
َ َ ُ
‫…ث َّم ل ْم َي ْرت ُابوا‬

Dan dia tidak ragu-ragu”.

Beriman dan percaya kepada Allah dan Rasul-Nya dan yakin

478
َ ُ َّ ُ ُ َ َٰ َ ُ
‫الصادقون‬ ‫أول ئك هم‬

“maka mereka lah orang-orang yang jujur didalam keimanannya”.

Kita harus yakin dengan agama kita dan yakin tentang kekufuran orang yang kafir tidak
boleh kita ragu tentang kekufuran mereka

َ ْ َ َ ْ ُ َّ َ َ
‫ أ ْو َص َّحَ َمذه َب ُهم‬،‫أ ْو شك في كف ِره ْم‬

“Atau membenarkan ajaran mereka”

Mengatakan bahwasanya:

◎ Keyakinan orang Nashrani benar


◎ Yang mengatakan bahwasanya Allah adalah salah satu diantara tiga
◎ Atau mengatakan bahwasanya Allah adalah 'Isa Ibn Maryam

Kemudian membenarkan ajaran ini. Meskipun dia shalat bersama kita, meskipun dia
hidup bersama kaum muslimin tapi kalau membenarkan ajaran orang-orang kafir,
kekufuran mereka, maka dia telah kufur dengan kesepakatan para ulama

Atau mengatakan dan membenarkan mazhab dan juga ajaran orang-orang musyrikin
َ َ ُ َ
yang mereka menyekutukan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬maka meskipun orang tersebut mengaku
sebagai orang muslim tapi kalau dia membenarkan ajaran orang-orang musyrikin maka
para ulama telah mengkafirkan orang yang demikian dengan kesepakatan mereka.

ً َ َ َ ْ َ َ
‫أ ْو َص َّحَ َمذه َب ُهم كف َر إ ْج َماعا‬

Maka sungguh dia telah kufur atau yaitu telah keluar dari agama islam atau telah
ً
murtad dari agama Islam (‫)إ ْج َماعا‬ dengan ijma' para ulama.

Artinya tidak ada diantara para ulama yang mengatakan bahwasanya orang yang
demikian muslim, semua ulama dari empat mazhab dan juga yang lain, baik Imam Abu
Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, semuanya mengatakan bahwasanya
orang yang demikian adalah orang yang kufur. Aqidah seorang muslim adalah meyakini
َ َ َُ
tentang kebenaran agama Islāmdan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak menerima kecuali dari
agama ini

Sebagaimana firman Allah

ٌ‫ان الدين عند الله االسال‬

479
Dan Allah berfirman :

َ ‫َو َم ْن َي ْب َتغ َغ ْي َر ْاإل ْس ََلٌ د ًينا َف َل ْن ُي ْق َب َل م ْن ُه َو ُه َو في ْاآلخ َرة م َن ْال َخاسر‬


‫ين‬ ِ ِ

“Dan barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam maka tidak akan diterima
darinya dia diakhirat termasuk orang-orang yang merugi”. (Al-Imran : 85)

Halaqah yang ke-23, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Dan keyakinan kita tentang kekufuran orang-orang yang musyrik dan orang-orang kafir
bukan berarti kita tidak berakhlak kepada mereka, didalam Islam kita meyakini
kekufuran orang-orang musyrikin tetapi disana ada batasan-batasan, boleh seseorang
bermuamalah sesuai dengan batasan-batasan syari'at.

َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬membolehkan kita untuk berbuat baik kepada mereka selama mereka
tidak memerangi kita didalam agama kita dan tidak mengeluarkan kita dari daerah kita,
maka kita diperbolehkan untuk berbuat baik kepada orang-orang kafir sekalipun, dan
berbuat adil.

َّ َّ ْ ْ َ
ُّ ‫الل َه ُيح‬ ُ ُْ ُ َ َْ ُ ُ ْ َ ِّ ُ ُ َ َ َ َّ َ ُ َّ ُ ُ َ ْ َ َ
ُ ‫ين َول ْم ُيخ ِر ُجوك ْم م ْن د َي ِارك ْم أن ت َب ُّروه ْم َوتقسطوا إليهم ۚ إن‬
ِ ‫ين ل ْم ُيقاتلوك ْم في الد‬ ‫َّل ينهاكم الله ع ِن الذ‬
َ‫ْال ُم ْقسطين‬

َ َ ُ َ
“Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak melarang kalian dari orang-orang yang tidak memerangi kalian
didalam agama,
ُ ُ ْ َ
‫َول ْم ُيخ ِر ُجوك ْم م ْن د َي ِارك ْم‬

"Dan mereka tidak mengeluarkan kalian dari daerah kalian, (tidak mengusir kalian)”.

Allah tidak melarang bagi kita semua untuk

ۚ َ ُ ُْ ُ َ َْ
ِ ‫أن ت َب ُّروه ْم َوتقسطوا إل ْيه ْم‬

“berbuat baik kepada mereka dan juga berbuat adil kepada mereka”. (Al-Mumtahanah :
8)

Berbuat baik memberikan hadiah misalnya atau memberikan shadaqah seandainya kita
adalah tetangga dari orang yang kafir / orang Nashrani kemudian kita ingin
memberikan hadiah atau memberikan shadaqah.

480
Maka ini tidak masalah tidak dilarang dalam agama. cuma kita harus meyakini
bahwasanya mereka adalah orang yang kafir tidak boleh kita meyakini bahwasanya
mereka muslim dan tidak boleh kita ragukan bahwasanya mereka adalah orang yang
kafir. Bermuamalah dengan cara ini diperbolehkan.

Demikian pula diperbolehkan jual beli dengan mereka, dan dahulu Rasulullah ‫ ﷺ‬beliau
pernah berhutang kepada orang Yahudi, maka ini diperbolehkan

َ ُ ُْ
‫َوتقسطوا إل ْيه ْم‬

Demikian pula berbuat adil kepada orang-orang kafir maka ini diperbolehkan. dan
seorang muslim diperintahkan untuk berbuat adil kepada siapa saja baik kepada
seorang muslim maupun kepada orang yang kafir.

Demikian pula diperbolehkan untuk membuat perjanjian perdamaian dengan mereka,


sebagaimana Rasulullah ‫ ﷺ‬dahulu membuat perjanjian dengan orang-orang yahudi,
yaitu ketika awal-awal beliau datang sampai ke Madinah dan dikota Madinah telah
tinggal sebelumnya orang-orang yahudi maka beliau membuat perjanjian dengan
orang-orang yahudi.

Demikian pula ketika Hudaibiyah beliau membuat perjanjian perdamaian dengan


orang-orang musyrikin quraish.

Demikian pula seorang anak yang memiliki orang tua yang kafir maka harus meyakini
bahwasanya hal itu adalah kufur dan tidak boleh dia meyakini bahwasanya dia adalah
َ َ َُ
muslim dan tidak boleh ragu tentang kekufuran mereka tetapi Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬masih
memerintahkan seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya, meskipun
orang tuanya adalah seorang yang kafir kecuali apabila diperintahkan untuk berbuat
َ َ ُ َ
maksiat dan menyekutukan Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ apabila diperintahkan untuk berbuat
maksiat, kufur, menyekutukan Allah maka tidak boleh seorang anak mematuhi orang
tua didalam masalah ini.

ُ ََ ْ َ َ َ َْ َ َ ْ ُ َْ ََ َ َ َ ْ
‫س لك به عل ٌم فَل تط ْع ُه َما‬ ‫َوإن َجاهداك عل َٰى أن تش ِرك بي ما لي‬

“Apabila orang tuanya memaksa dia untuk menyekutukan Allah, maka tidak boleh
ditaati”. (Luqman : 15)
ً ْ ُّ
‫َو َصاح ْب ُه َما في الدن َيا َم ْع ُروفا‬

“Akan tetapi pergauli lah mereka di dunia dengan ma’ruf”.

481
Kita masih diperintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua kita, meskipun dia
adalah seorang yang musyrik atau dia adalah seorang yang kafir tetapi apabila sudah
disuruh untuk menyekutukan Allah, melakukan kekufuran, berbuat maksiat maka tidak
halal bagi seorang muslim untuk mentaati orang lain didalam kemaksiatan kepada Allah
َ َ ُ َ
‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Itulah yang bisa kita sampaikan tentang pembatal keislaman yang ketiga.

Halaqah yang ke-24, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Pembatal Keislaman yang Ke-4

Berkata pengarang rahimahullahu

َ ُ ِّ َ ُ َ َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ َّ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ ْ َ َ َّ َ َ َ َ ْ
‫الراب ُع‬:
َّ ‫ون‬ ‫َم ْن اعتقد أنغ ْي َر هدي النب ِّي َصلى الله عليه وسلم أكمل من هديه وأن حُم غي ِره أحسن من حُمه كالذينيفضل‬
َ َ ْ ََ َّ ْ
‫ُحُ َم الط َواغيت على ُحُمه ف ُه َو كاف ٌر‬

Beliau mengatakan:

“pembatal yang ke-4 yaitu pembatal keIslaman ke-4 barangsiapa yang meyakini
bahwasanya selain petunjuk Nabi ‫ ﷺ‬lebih sempurna pada petunjuk beliau ‫ ﷺ‬atau
meyakini bahwasanya hukum selain beliau ‫ ﷺ‬lebih baik daripada hukum beliau ‫ﷺ‬,
seperti orang yang mengutamakan hukum Thogut diatas hukum Rasulullãh ‫“ ﷺ‬fahuwa
َ َ
kafirun” ( ‫ ) ف ُه َو كاف ٌر‬maka orang yang demikian adalah orang yang kafir ”.

Ini adalah pembatal keIslaman yang ke-4 dari sepuluh pembatal keIslaman yang
dibawakan oleh Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhaab. Apa yang dia lakukan
berupa keyakinan ini telah mengeluarkan dia dari keIslaman.

Barangsiapa yang meyakini bahwasanya selain petunjuk Nabi lebih sempurna daripada
َ َ َُ
petunjuk beliau, petunjuk Nabi ‫ ﷺ‬adalah wahyu dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬baik berupa Al-
Qur’an ataupun berupa hadits-hadits beliau

ْ َ ُ ْ َ ‫إ ْن ُه َو إ ََّّل َو ْح ٌي ُي‬
‫ َو َما َينطق ع ِن ال َه َو َٰى‬,‫وح َٰى‬

“Tidaklah apa yang beliau ucapkan wahyu (An-Najm : 3-4)


ْ َ ُ ْ
‫َو َما َينطق ع ِن ال َه َو َٰى‬

Mengucapkan dari hawa nafsunya

482
َ ‫إ ْن ُه َو إ ََّّل َو ْح ٌي ُي‬
‫وح َٰى‬

َ َ َُ
Tidaklah apa yang beliau ucapkan kecuali adalah wahyu dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang di
wahyukan kepada beliau”.

Petunjuk beliau ‫ ﷺ‬adalah wahyu dari Allāh Subhānahu wa Ta’āla, baik berupa Al-Qur’an
maupun hadits² Nabi ‫ﷺ‬, keduanya adalah wahyu.

Di dalam hadits beliau mengatakan

ُ ُ َْ َ ‫َأ ََل إ ِّني ُأت ْي ُت ْالو َت‬


‫اب َو مثله َم َعه‬

“ketahuilah bahwasanya aku diberikan al Kitab (yaitu diberikan Al-Qur’an)

ُ ُ َْ
‫َو مثله َم َعه‬

Dan yang semisalnya”.

Bersama dia yaitu hadits Nabi ‫ﷺ‬, hadits adalah wahyu sebagaimana juga Al-Qur’an
َ َ َُ
adalah wahyu dari Allāh ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan kita harus meyakini bahwasanya apa yang
datang dari Rasulullah ‫ ﷺ‬lebih sempurna daripada petunjuk selain Rasulullah ‫ ﷺ‬danni
َ َ َُ
adalah wahyu dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan Rasulullãh ‫ ﷺ‬ketika beliau berkhutbah Jumat
beliau mengatakan

ْ َ ْ ْ َ ُ ‫َفأ ّن َأ ْص َد َق ْال َحد ْيث ك َت‬


‫ َوخ ْي َر ال َهد ِى هد ُى ُم َح ّمد ﷺ‬،‫اب الله‬

“Sesungguhnya kalam yang paling benar adalah kitabullah

‫ومن أصدق من الله الحديثا‬

َ َ ُ َ ُ
Dan siapa yang lebih benar ucapannya daripada Allah‫ِ ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ ُ َ ْ َ
‫َوخ ْي ُر ال ُهدى هدى ُم َح َّمد ﷺ‬

Dan petunjuk yang lebih baik adalah petunjuk Nabi ‫” ﷺ‬.

َ َ
Beliau mengatakan ‫ خ ْي ُر‬dan makna‫ َخ ْي ُر‬adalah yang paling baik, yang paling ahsan /
yang paling bagus. Kabar dari Nabi ‫ ﷺ‬bahwasanya sebaik baik petunjuk adalah
petunjuk beliau ‫ﷺ‬.

ْ َ ْ ْ َ ُ ‫َفأ ّن َأ ْص َد َق ْال َحد ْيث ك َت‬


‫ َوخ ْي َر ال َهد ِى هد ُى ُم َح ّمد ﷺ‬،‫اب الله‬

483
“Petunjuk yang paling baik yang lebih sempurna /yang paling sempurna adalah
petunjuk Rasulullãh ‫” ﷺ‬.
َ َ ُ َ َ َ ُ َ
Yang asalnya dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah Dzat yang Al-Alim, Al-
Hakim diantara nama Allāh adalah Al-Alim, Al-Hakim (Dia lah Yang Maha Mengetahui)
mengetahui mashlahat, mengetahui mudharat mengetahui apa yang terbaik bagi
hamba-hambanNya, mengetahui apa yang terbaik bagi laki-laki, apa yang terbaik bagi
wanita dan Allah adalah Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana) didalam hukum-hukumNya,
َُ
didalam syariat Nya maupun didalam takdir yang Allāh takdirkan, Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬adalah Al-Alim Al-Hakim (Yang Maha Mengetahui & Dia lah Yang Maha Bijaksana).

Petunjuk dari Allāh adalah petunjuk yang paling sempurna

َ َ َ ُ َ ُ
‫َوالله َيعل ُم َوأنت ْم ال تعل ُمون‬

“Dan Allah mengetahui sedangkan kalian tidak mengetahui”

Allāh yang lebih mengetahui tentang maslahat bagi kita & apa yang me mudharat bagi
kita

َ ْ ُ َّ ُ َ َ َ َ ََ
‫يف الخب ُير‬ ‫أَّل َي ْعل ُم َم ْن خلق َوه َو اللط‬

“Bukankah yang menciptakan Dia lah yang mengetahui ” (Al-Mulk 14)


َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang menciptakan kita dan menciptakan alam semesta dan Dia lah
yang mengetahui apa

yang terbaik bagi hamba-hambaNya. Allah menurunkan syarat yang bijaksana yang
sesuai di setiap tempat setiap zaman

َ َ َ َ ََ
‫أَّل َي ْعل ُم َم ْن خلق‬

"bukankah yang menciptakan Dia lah yang mengetahui"


َ ْ ُ َّ ُ
‫يف الخب ُير‬ ‫َوه َو اللط‬

Kewajiban seorang muslim adalah meyakini bahwasanya petunjuk Allah dan Rasul-Nya
lebih sempurna dan lebih baik daripada petunjuk selain Allah dan juga Rasul-Nya

Halaqah yang ke-25, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

484
َ َ ُ َ
Di dalam Al-Qur’an ketika Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menyebutkan tentang ayat warisan

َ ْ ُ ْ ِّ ْ َ َّ ُ َ َ ُ َّ ُ ُ
ۚ ‫…يوصيُ ُم الله في أ ْوَّلدك ْم للذك ِر مث ُل َحظ األنث َي ْي ِن‬

(An-Nisa’ : 11)

َ َ ُ َ
Disebutkan di dalam ayat ini oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tentang beberapa hal yang
berkaitan dengan hukum waris

Bahwasanya :

✓ Anak laki-laki mendapatkan sekian


✓ Anak perempuan mendapatkan sekian
✓ Seorang ibu apabila ada anaknya maka dia mendapatkan sekian
✓ Dan apabila si mayyit memiliki saudara maka dia mendapatkan sekian.

َ َ َُ
Ketentuan dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kemudian Allah mengatakan

َّ َ َ
‫ف ِريضة م َن الله‬

َ َ َُ
Ini adalah kewajiban dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Maksudnya membagikan warisan sesuai dengan yang sudah Allah bagi adalah sebuah
kewajiban

َ َ َ َّ َّ
ً ‫ان َعل‬
ً ‫يما َحك‬
‫يما‬ ‫إن الله ك‬

“Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana”

Lebih mengetahui daripada kita, kita tidak tahu apa yang terbaik bagi kita, adapun Allah
َ َ ُ َ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬maka Dia menurunkan syari'at, menurunkan hukum-hukum dan Dia lah
Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.

َ َ ُ َ
Demikian pula ketika Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menyebutkan tentang orang-orang yang berhak
َ َ ُ َ
untuk mendapatkan shadaqah, mendapatkan zakat, yaitu firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

‫السبيل‬
َّ
َّ ‫الله َو ْابن‬ َ ‫الر َقاب َو ْال َغارم‬
‫ين َوفي َسبيل‬ ِّ ‫ين َع َل ْي َها َو ْال ُم َف َّل َفة ُق ُلو ُب ـ ُه ْم َوفي‬
َ ‫ات ل ْل ُف َق َراء َو ْال َم َساكين َو ْال َعامل‬
ُ َ َ َّ َ َّ
‫إنما الصدق‬
ِ ِ ِ

Kemudian Allah mengatakan:

َّ َ َّ َ
ٌ ‫الل ُه َعل‬
ٌ ‫يم َحك‬ َ َ
‫يم‬ ‫ف ِريضة من الله و‬

485
“Ini adalah kewajiban dari Allah dan Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui dan
Maha Bijaksana”. (At-Tawbah : 60)

Shadaqah (zakat), baik zakat mal, zakat harta orang-orang yang berhak untuk
َ َ ُ َ
mendapatkan sudah ditentukan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬tidak keluar dari 8 golongan
yang sudah Allah sebutkan dan Allah memberikan syarat ini sesuai dengan ilmu Allah
َ َ ُ َ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan Dia lah Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi kita

َّ َ
ٌ ‫الل ُه َعل‬
ٌ ‫يم َحك‬
‫يم‬ ‫و‬

“Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahui dan juga Maha Bijaksana”.

Kewajiban kita, sekali lagi adalah meyakini petunjuk Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah lebih baik
daripada petunjuk selain beliau ‫ﷺ‬

َ ‫َأ ْو َّأن ُح‬


‫ُم غيره أحسن من حُمه‬

“Atau dia meyakini bahwasanya hukum selain beliau ‫ ﷺ‬adalah lebih baik daripada
hukumnya”

Apabila ada seorang meyakini bahwasanya keputusan dan hukum selain Rasulullah ‫ﷺ‬
adalah lebih baik daripada hukum Rasulullah ‫ﷺ‬, maka orang yang demikian telah
َ َ ُ َ
membatalkan keislaman, Berhukum dengan hukum Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah kewajiban.

َّ َّ ْ ْ
ۚ ‫إن ال ُحُ ُم إَّل لله‬

َ َ َُ
“Tidaklah hukum kecuali untuk Allah ‫”س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ (Yusuf : 40)

Seorang Muslim Berhukum kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬apa yang datang dari beliau harus ada
diterima dan diridhai, tidak boleh dia meyakini bahwasanya hukumnya lebih baik
daripada hukum Rasulullah ‫ ﷺ‬atau meyakini bahwasanya hukum selain beliau ‫ ﷺ‬lebih
baik daripada hukum beliau ‫ﷺ‬

Kewajiban kita adalah meyakini hukum beliau dan keputusan beliau adalah lebih baik
daripada semua keputusan

َ َ َ َ ُ ِّ َ ُ َٰ َّ َ َ ُ ْ ُ َ َ ِّ َ َ َ َ
‫يما ش َج َر َب ْين ُه ْم‬ ‫فَل وربك َّل يفمنون حتى يحُموك ف‬

“Tidak Demi Rabbmu mereka tidak akan beriman sampai mereka menjadikan engkau
sebagai hakim yang memberikan keputusan” (An-Nisa’ : 65)

486
َ َ َ
‫يما ش َج َر َب ْين ُه ْم‬ ‫ف‬

“Di dalam apa yang mereka perselisihkan ”

ً ‫ُث َّم ََّل َيج ُدوا في َأ ْن ُفسه ْم َح َر ًجا م َّما َق َض ْي َت َو ُي َس ِّل ُموا َت ْسل‬
‫يما‬

“Sampai mereka menjadikan engkau sebagai hakim memberi keputusan kemudian


mereka tidak mendapatkan didalam hati mereka didalam jiwa mereka rasa berat ”

ً ‫َو ُي َس ِّل ُموا َت ْسل‬


‫يما‬

“Dan mereka menyerahkan diri mereka dengan sebenar-benar penyerahan ”

Allah mengatakan:

َ ُ ْ َ َ ََ
‫فَل َو َ ِّربك َّل ُيفمنون‬

Tidak beriman, menunjukkan bahwasanya Berhukum dengan hukum beliau ‫ ﷺ‬adalah


kewajiban, karena Allah sampai mengatakan

َ ُ ْ َ
‫َّل ُيفمنون‬

Mereka tidak beriman

tidak akan sempurna keimanannya sampai menjadikan engkau sebagai hakim didalam
apa yang mereka perselisihkan

Orang-orang munafik dahulu mereka tidak mau berhakim kepada Rasulullah ‫ﷺ‬tapi
mereka mencari yang lain didalam memutuskan perselisihan mereka, berhukum
dengan selain hukum Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah diantara sifat orang-orang munafik

َْ ُ َْ ُ َّ َ َ َ َْ َ ُ َ َ ُْ َ َ ُْ ُ َ ْ ُ َّ َ َ ُ ُ ْ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ
‫آمنوا ب َما أن ِز َل إل ْيك َو َما أن ِز َل م ْن ق ْبلك ُي ِريدون أن َيت َحاك ُموا إلى الطاغوت َوقد أم ُروا أن‬ ‫ألم تر إلى الذين يزعمون أنهم‬
ً َ َ َ ْ ُ َّ ُ ْ َ ُ َ ْ َّ ُ ُ َ ُ ُْ َ
‫يوفروا به وي ِريد الشيطان أن يضلهم ضَلَّل بعيدا‬

Mereka ingin Berhukum dengan hukum Thagut (An-Nisa’ 60)


ُْ َْ ُ َْ
‫َوقد أم ُروا أن َيوف ُروا به‬

"padahal mereka sudah diperintahkan untuk mengingkari hukum Thagut"

487
Berhukum dengan hukum Nabi ‫ ﷺ‬dan meyakini bahwasanya hukum beliau dan
keputusan beliau lebih baik daripada hukum yang lain maka ini adalah sebuah
kewajiban.

ْ ََ َّ ْ َ ُ ِّ َ َ َ
‫كالذين ُيفضلون ُحُ َم الط َواغيت على ُحُمه‬

Kemudian beliau memberikan contoh seperti orang yang mengutamakan dan meyakini
bahwasanya hukum yaitu hukum Thagut ini lebih baik daripada hukum Nabi ‫ﷺ‬. Ucapan
beliau

َ ُ ِّ َ َ
‫ِ ُيفضلون‬

Menunjukkan bahwasanya orang ini meyakini bahwasanya hukum selain hukum Allah
lebih baik, didalam hatinya dia meyakini bahwasanya hukum selain hukum Allah lebih
baik

َ َ
‫ف ُه َو كاف ٌر‬

Maka orang yang demikian adalah orang yang kafir.

Ini menunjukkan bahayanya meyakini bahwasanya disana ada hukum yang lebih baik
daripada hukum Allah dan juga RasulNya. Karena ini adalah termasuk pembatal-
pembatal keislaman, ini adalah pembatal keislaman yang keempat yang disebutkan oleh
Syaikh rahimahullah

Halaqah yang ke-26, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Pembatal KeIslaman yang Ke-5 yaitu ucapan beliau

‫ من أبغض شيئا مما جاء به الرسول ﷺ ولو عملبه – كفر‬: ‫ والدليل قوله تعالى ذلك بأنهم كرهوا ما الخامس‬،‫إجماعا‬
‫أنزل الله فأحبط أعمالهم‬

Barangsiapa yang membenci sesuatu dari apa yang datang dari Rasulullah ‫ﷺ‬meskipun
dia mengamalkannya maka dia telah kufur dengan ijma para ulama dan dalilnya adalah
َ َ ُ َ
firman Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang artinya

“Yang demikian karena mereka membenci apa yang diturunkan oleh Allah, maka Allah
membatalkan amalan-mereka mereka ”

Ini adalah yang Ke-5 dari sepuluh pembatal keislaman yang disebutkan oleh pengarang,
apa itu?

488
Orang yang membenci apa yang datang dari Rasulullah ‫ ﷺ‬dan tidak mencintai apa yang
datang Rasulullah ‫ ﷺ‬meskipun itu hanya satu atau (‫ )شيئا‬secuil (‫ )ولو عملبه‬meskipun dia
mengamalkannya (‫ )كفر إجماع‬maka dia telah kufur dengan ijma para ulama.

Dari empat mazhab, baik Mazhab Abu Hanifah, Mazhab Imam Malik, Mazhab Imam
Syafi’i, Mazhab Imam Ahmad

Semuanya sepakat bahwasanya orang yang membenci apa yang datang dari Rasulullah
‫ ﷺ‬maka dia telah kufur, meskipun dia mengamalkannya. Terkadang seseorang
mengamalkan sebuah amalan tetapi dalam hatinya dia benci dengan amalan tersebut
maka dia telah kufur. Seperti yang dilakukan oleh orang-orang munafik, orang-orang
munafik yaitu nifaq yang besar di zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬mereka mengamalkan amalan
didepan orang Islam, seperti jihad, shalat lima waktu, berjamaah di Masjid, berinfaq.

Tetapi mereka benci didalam hatinya, tidak suka dengan syariat Islam, tidak suka
dengan jihad fisabilillah, tidak mencintai shalat, orang yang demikian maka telah kufur
dengan kesepakatan para ulama.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman menceritakan orang-orang munafik

ُ َّ َ ُ ْ َ َ ُ ُ َّ َ َ َّ َ ُ ْ َ َ َ َّ َ َ َّ َ َّ ُ َ ََ ْ ُْ َْ َ
‫الصَلة إَّل َوه ْم ك َسال َٰى َوَّل ُينفقون إَّل َوه ْم‬ ‫َو َما َمن َع ُه ْم أن تق َب َل من ُه ْم نفقات ُه ْم إَّل أن ُه ْم كف ُروا بالله َوب َر ُسوله وَّل يأتون‬
َ ُ َ
‫ك ِارهون‬

“Dan tidaklah mencegah dari menerima shadaqah-shadaqah mereka (orang-orang


munafik)
َّ َ َ َّ َ َّ
‫إَّل أن ُه ْم كف ُروا بالله َوب َر ُسوله‬

"Kecuali karena mereka kufur kepada Allah dan RasulNya,

yang menjadikan shadaqah mereka tidak diterima oleh Allah (yaitu dari orang-orang
munafik) adalah karena kekufuran mereka kepada Allah dan RasulNya

َ ُ ُ َّ َ َ َّ َ ُ ْ َ َ َ
‫الصَلة إَّل َوه ْم ك َسال َٰى‬ ‫وَّل يأتون‬

"Dan mereka tidak melakukan shalat kecuali dalam keadaan (‫ )كسالى‬yaitu malas"

َ ُ َ ُ َّ َ ُ ْ َ
‫َوَّل ُينفقون إَّل َوه ْم ك ِارهون‬

"Dan mereka tidak berinfaq tidak bershadaqah kecuali dalam keadaan mereka benci
dengan shadaqah tersebut” (At-Tawbah : 54)

489
Ini adalah termasuk sifat orang munafik yang dia membenci syariat yang datang dari
Rasulullah ‫ﷺ‬

‫ولو عملبه كفر إجماعا‬

Maka dia telah kufur dengan kesepakatan para ulama

Tidak ada Diantara ulama yang mengatakan bahwasanya dia adalah orang Islam,
seorang muslim ridha dengan apa yang datang dari Allah dan ridha bahwasanya
Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah NabiNya dan ridha menjadikan Islam sebagai agamanya

‫رضي الله عنهم ورضوا عنه‬

َ َ َُ
Allah ridha dengan mereka dan merekapun ridha dengan Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Seorang Muslim mencintai apa yang datang dari Rasulullah ‫ ﷺ‬dan tidak membenci apa
yang datang dari Rasulullah ‫ ﷺ‬berusaha untuk mencintainya dan memerangi segala
bisikan yang membisikan kepada dia untuk membenci apa yang datang dari Rasulullãh
‫ﷺ‬

(‫ )والدليل‬dan dalil bahwasanya orang yang membenci apa yang datang dari Rasulullah ‫ﷺ‬
adalah orang yang kafir adalah firman Allah

‫ذلك بأنهم كرهوا ما أنزل الله فأحبط أعمالهم‬

Ketika Allah menceritakan tentang orang-orang kafir


َ ۡ َ َ َ َ ُ َّ َ ‫َ َ َ َّ َ ُ ْ ء‬ َ ۡ َ َ َ َّ ً۬ َ َ ْ َ َ َ َّ َ
‫) ذٲلك بأن ُه ۡم ك ِرهوا َما أ َنز َل ٱلله فأ ۡح َبط أع َم َٰ ل ُه ۡم‬٨( ‫ين كف ُروا فت ۡعسا ل ُه ۡم َوأض َّل أع َم َٰ ل ُه ۡم‬ ‫(وٱلذ‬٤

"Ketika Allah menceritakan tentang orang-orang kafir, Allah sebutkan diantara


ُ َّ َْ ُ َ ُ َ َ َ ََ
sebabnya (‫ )ك ِرهوا َما أن َز َل الله‬membenci apa yang datang dari Allah ‫فأ ْح َب َط أ ْع َمال ُه ْم) ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ )ت َعالى‬maka Allah membatalkan amalan-amalan mereka" (Muhammad : 8-9)

Kekufuran mereka ini adalah sebab batalnya amalan-amalan mereka. Apabila seseorang
kufur dan keluar dari Islam kemudian dia meninggal dunia dalam keadaan kufur maka
amalan yang dia lakukan meskipun sebesar gunung, seluas lautan akan dibatalkan oleh
َ َ َُ
Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ُ َّ ُ َ ْ َ َ َٰ َ ُ َ َ ْ َ َ ْ ُّ ُ َْ ْ َ َ َ َُ َ ُ ْ َ َ ُْ ْ َ
‫اب الن ِار ه ْم ف َيها‬‫َو َم ْن َي ْرتدد منك ْم ع ْن دينه ف َي ُمت َوه َو كاف ٌر فأول َٰ ئك َحبطت أع َمال ُه ْم في الدنيا واآلخرة وأول ئك أصح‬
َ ُ َ
‫خالدون‬

490
“...Barangsiapa diantara kalian yang murtad dari agamanya kemudian dia meninggal
dunia sedangkan dia dalam keadaan kafir maka batallah amalannya di dunia dan juga di
akhirat” (Al-Baqarah : 217)

Dia termasuk penduduk Neraka mereka kekal didalam Neraka tersebut.

َ َْ َ ََ
‫فأ ْح َبط أع َمال ُهم‬

َ َ ُ َ
“Maka Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬membatalkan amalan mereka”

Menunjukkan tentang kufur nya orang yang membenci dari hukum yang datang dari
Allah dan RasulNya, meskipun dia mengamalkan amalan tersebut.

Dan ini harus dipahami bukan berarti orang yang melanggar sebuah kemaksiatan
berarti dia benci dengan apa yang datang dari Allah dan RasulNya.

Terkadang seseorang melakukan sebuah kemaksiatan melakukan yang diharamkan


َ َ َُ
oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan tetapi didalam hatinya dia mencintai Allah dan RasulNya,
cuma karena hawa nafsu, dan karena bisikan syaitan akhirnya dia melakukan
kemaksiatan tersebut padahal didalam hatinya dia sangat membenci kemaksiatan
tersebut

َّ ْ َّ
Oleh karena itu disana ada (‫س الل َّو َامة‬
ِ ‫ )النف‬jiwa yang sering mencela, maksudnya adalah
jiwa yang ketika dia melakukan kemaksiatan dia mencela dirinya sendiri

َّ ۡ َّ ُ ۡ ُ ٓ َ َ َ َٰ َ ۡ ۡ َ ُ ۡ ُ ٓ َ
٢( ‫س ٱلل َّو َامة‬
ِ ‫) وَل أقسم بٱلنف‬١( ‫َل أقسم بيوٌ ٱلقي مة‬

“yaitu jiwa yang mencela dirinya sendiri ” (Al-Qiyamah 1-2)

Oleh karena itu kita rasakan dalam jiwa kita kebencian dengan kemaksiatan.

Meskipun terkadang kita melakukannya, terjadi penyesalan setelah melakukan


kemaksiatan tersebut, mencela diri kita ketika melakukan kemaksiatan tersebut jadi
tidak ada kelaziman bahwasanya orang yang melakukan kemaksiatan berarti dia telah
membenci apa yang datang dari Allah dan RasulNya.

Terkadang dia melakukan kemaksiatan dan dia mencintai Allah dan RasulNya dan
mencintai apa yang Allah wajibkan dan membenci apa yang Allah haramkan.

Oleh karena itu di zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬ada seorang laki-laki yang dia terkadang duduk
bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬dan menghibur Rasulullah ‫ ﷺ‬tapi ternyata dia minum khamr
bahkan beberapa kali dibawa kehadapan Rasulullah ‫ ﷺ‬karena minum khamr dan di

491
cambuk, sehingga para shahabat Radhiyallahu 'anhum mereka melaknat dia dan
mengatakan

َْ ََْ
‫و َما أ كث َر َما ُيفتى به‬

Melaknat shahabat tersebut, Kemudian mengatakan betapa sering dia datang kesini
maksudnya sering didatangkan karena melanggar larangan sering dihukum, maka
Rasulullah ‫ ﷺ‬mengatakan

ُ ‫ََّل َت ْل َع ُن‬
‫وه‬

Jangan kalian melaknat orang ini

َُ َ َّ ُّ ُ ُ َّ ُ ْ َ َ َّ َ َ
‫ُ الله َو َر ُسوله‬ ‫ِوالله ما علمت إنه يح‬

Rasulullah ‫ ﷺ‬mengatakan

“Janganlah kalian melaknat laki-laki ini demi Allah aku tidak mengetahui kecuali dia
adalah orang yang mencintai Allah dan RasulNya ”

Melakukan dosa besar, yaitu meminum minuman keras, tetapi Rasulullah ‫ﷺ‬
mengabarkan bahwasanya orang ini mencintai Allah dan RasulNya.

Ini menunjukkan bahwasanya tidak ada kelaziman bahwasanya orang yang berbuat
maksiat kemudian kita hukumi dia telah membenci apa yang datang dari Allah dan juga
RasulNya. Kadang seseorang melakukan kemaksiatan dan dia mencintai Allah dan
RasulNya mencintai apa yang Allah wajibkan dan dia membenci apa yang Allah
haramkan tetapi karena hawa nafsu dan juga bisikan dari syaitan akhirnya dia
melakukan kemaksiatan tersebut.

Halaqah yang ke-27, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Pembatal keislaman yang ke-6, berkata pengarang rahimahullah :

َ َ ُُ َ ُ َ َ ََ َ َ َ َ َ ْ ‫ َمن ْاس َت ْه َ َزأ ب َش ْيء م‬: ‫س‬


‫يل ق ْوله ت َعالى‬ ‫ والدل‬،‫ كفر‬،‫ أ ْو عقابه‬،‫ أ ْو ث َوابه‬،‫ين الله‬
ِ ‫د‬ ‫ن‬ ِ
َّ :
ُ ‫الساد‬

ُ َ َ ْ َ ُْ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ُ َْ ْ َ ْ ُ ُ َّ َ ُ
‫يمانُ ْم‬ ‫ق ْل أبالله َو َآياته َو َر ُسوله كنتم تسته ِزؤون َل تعتذروا قد كفرتم بعد إ‬

Ini adalah pembatal keislaman yang ke-6, yang hendaknya diwaspadai oleh seorang
muslim dan juga muslimah.

492
Yaitu tentang masalah menghina dan mengejek agama Allah dan apa yang berkaitan
dengannya. dan bahwasanya ini adalah termasuk kekufuran yang membatalkan
keislaman seseorang

⇒ Mengeluarkan dari islam


⇒ Menjadikan dia murtad
⇒ Membatalkan amalan dia, dan
⇒ Seandainya dia meninggal dalam keadaan tidak bertaubat kepada Allah dari dosa ini
َ َ َُ
maka dia tidak diampuni dosa nya oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Beliau mengatakan (‫س‬ َّ


ُ ‫)الساد‬ yang ke-enam,

maksudnya adalah yang keenam dari pembatal-pembatal keIslaman yang jumlahnya


sepuluh yang beliau sebutkan.
َ
‫ين الله‬ ْ ْ َ َ َْ ْ َ
ِ ‫م ِن استهزأ بشيء من د‬

“Barangsiapa yang mengejek dengan sesuatu diantara agama Allah”

Mengejek sesuatu, menghina sesuatu dan sesuatu tersebut adalah termasuk agama
َ َ ُ َ
Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ ُس ْب َحانه‬baik

َ َ َُ
mengejek Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ ُس ْب َحانه‬atau
mengejek Para Rasul, mengejek Rasulullah ‫ﷺ‬
َ ََ َ ُ َ َ ْ ُ
mengejek ayat-ayat Allah ‫تعالى‬ ‫و‬ ‫سبحانه‬
َ ََ َ ُ َ َ ْ ُ
mengejek syariat Allah ‫ سبحانه و تعالى‬atau hukum-hukumNya atau bahkan diantaranya
mengejek orang-orang yang membawa agama Allah,

baik dari kalangan shahabat atau para ulama, mengejek mereka karena agama yang
َ َ َُ
mereka bawa maka ini termasuk mengejek agama Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ َ َ
‫ أ ْو عقابه‬،‫أ ْو ث َوابه‬

َ َ ُ َ
Atau mengejek pahala dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengejek surga, mengucapkan ucapan-
َ َ َُ
ucapan yang isinya adalah ejekan terhadap pahala dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬baik di dunia
maupun di akhirat

َ َ
‫أ ْو عقابه‬

َ َ َُ
Demikian pula mengejek hukuman dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬atau azabNya, baik azab
didunia maupun azab di akhirat yg berupa Neraka

493
Mengejek itu semua baik dengan lisannya maupun dengan tulisan ataupun dengan
isyarat mata ataupun tangan maka ini semua termasuk bentuk istihza yaitu mengejek
َ َ ُ َ
agama Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ
‫كف َر‬

Maka orang yang demikian telah kafir telah keluar dari agama islam, dan sekarang dia
bukan sebagai seorang muslim, karena seorang muslim apabila didalam hatinya ada
keimanan maka keimanan dia akan mendorong dia untuk mengagungkan itu semua.

َ َ ُ َ
- Mengagungkan Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
- Menghormati para Nabi
- Menghormati para 'ulama, yang mereka membawa agama Allah
َ َ ُ َ
- Menghormati ayat - ayat Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ َ ُ َ
- Menghormati syariat Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ َ ُ َ
- Menghormati agama Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Demikianlah orang yang beriman, iman yang ada didalam hatinya menjadikan dia
َ َ ُ َ
mengagungkan agama Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan dalilnya yaitu dalil bahwasanya orang
ُ ُ َ
yang mengejek agama Allah dan apa yang berkaitan dengannya dia menjadi kafir ‫ق ْوله‬
َ َ َ َ ُ َ
‫ ت َعالى‬adalah firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ُ َ َ ۡ َ ُۡ َ َ ۡ َ ْ ُ َ ۡ َ َ َ َ َ ُ ُ َّ َ ُ
‫يم َٰ نُ ۡم‬ ‫) َّل تعتذروا قد كفرتم بعد إ‬٦٠( ‫ق ۡل أبٱلله َو َء َاي َٰ تهۦ َو َر ُسولهۦكنت ۡم ت ۡست ۡہ ِز ُءون‬

“...Katakanlah wahai Muhammad, apakah kalian dengan Allah dan ayat-ayatNya dan
ْ َ َ َ َ ُ َ َ َْ
RasulNya kalian beristihja (‫ )َل ت ْعتذ ُروا‬Janganlah kalian meminta maaf / udzur ( ‫قد كف ْرتم َب ْعد‬
ُ َ
‫يمانُم‬ ‫ )إ‬Sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian... ”(At-Tawbah : 65-66)

َ َ ُ َ
Di dalam ayat ini Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menceritakan tentang sebuah kisah yang terjadi di
zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬yaitu ketika Rasulullah ‫ﷺ‬dan juga para shahabat pada tahun
kesembilan pergi ke perang tabuk kemudiam disana ada satu majelis dimana salah satu
diantara anggota majelis dia mengatakan

َ ِّ َ ْ َ َ َْ َ ْ َ ً ُ َ َ ُ َ َ ُ ْ ُ َ
‫ َوال أ ْج َب َن عند اللقاء‬، ‫ َوال أ كذ َب ألسنة‬، ‫َما َرأ ْيت مث َل ق َّرائنا هفالء ال أ ْرغ َُ ُبطونا‬

Dia mengatakan
"Aku tidak melihat yang lebih besar perutnya lebih dusta dan lebih pengecut ketika
berperang daripada mereka, dan maksudnya adalah Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga para
shahabat mengucapkan ucapan ini dengan maksud mengejek Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga
ُ َ َ ُ
para shahabat radhiyallahu 'anhum dia mengatakan (‫ )ق َّرائنا هفالء‬yang dimaksud dengan
ُ
(‫ )ق َّرائ‬adalah orang-orang yang membaca Al-quran dan juga mengamalkannya dan dia
maksudkan adalah Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga para shahabat

494
Mengucapkan ucapan ini di majelis tersebut dan dihadiri oleh beberapa orang dan
maksudnya adalah untuk mengejek Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga para shahabat. Salah seorang
shahabat Rasulullah ‫ ﷺ‬mendengar ucapan ini dan dia adalah 'Auf Ibn Malik yang
didalam hatinya ada keimanan ketika mendengar ucapan ini maka dia serentak
mengatakan kepada orang tersebut (‫“ )كذبت‬engkau telah berdusta”

ٌ َ َ َّ َ
‫َولونك ُمنافق‬

Akan tetapi engkau adalah seorang munafik


َّ َ َ ُ َّ َّ َّ َ ُ َ ّ َ ْ ُ
‫ول الله َصلى الله عل ْيه َو َسل َم‬‫ألخبرن رس‬

Sungguh aku akan pergi dan mengabarkan ucapanmu ini kepada Rasulullah ‫ﷺ‬

kemudian dia segera pergi menuju ke Rasulullah ‫ ﷺ‬dan ternyata wahyu telah
َ َ َُ
mendahului, Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah menurunkan ayat ini mengabarkan kepada
Rasulullah ‫ ﷺ‬tentang ucapan laki-laki tersebut

ُ َ َ ۡ َ ُۡ َ َ ۡ َ ْ ُ َ ۡ َ َ َ َ َ ُ ُ َّ َ ُ
‫يم َٰ نُ ۡم‬ ‫) َّل تعتذروا قد كفرتم بعد إ‬٦٠( ‫ق ۡل أبٱلله َو َء َاي َٰ تهۦ َو َر ُسولهۦكنت ۡم ت ۡست ۡہ ِز ُءون‬

“...Apakah kalian mengejek dengan Ayat Allah dengan Allah dan ayat-ayatNya dan juga
RasulNya, janganlah kalian meminta udzur sungguh kalian telah kufur setelah keimanan
kalian...” (At-Tawbah : 65-66)

Ketika orang munafik ini mendengar bahwasanya wahyu telah turun menceritakan
tentang ucapan dia, maka dia segera datang kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬dan meminta maaf
kepada beliau dan meminta udzur kepada beliau dan mengatakan bahwasanya

ْ َ ُ ُ َ َّ ُ َّ
ُُ ‫وض َونل َع‬‫إن كنا نخ‬

“kami hanya bersenda gurau /main-main”

Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬menjawab ucapan dia dengan membaca ayat ini dan tidak
menambah hanya mengatakan

ُ َ َ ۡ َ ُۡ َ َ ۡ َ ْ ُ َ ۡ َ َ َ َ َ ُ ُ َّ َ ُ
‫يم َٰ نُ ۡم‬ ‫) َّل تعتذروا قد كفرتم بعد إ‬٦٠( ‫ق ۡل أبٱلله َو َء َاي َٰ تهۦ َو َر ُسولهۦكنت ۡم ت ۡست ۡہ ِز ُءون‬

Beliau ulang-ulang membaca ayat ini

495
”...Apakah kalian menghina Allah dan ayatNya dan juga RasulNya, janganlah kalian
meminta udzur, sungguh kalian telah kufur dengan keimanan kalian... ” (At-Tawbah :
65-66)

Beliau ulang-ulang ayat ini kepada laki-laki tersebut. Menunjukkan kepada kita tentang
َ َ َُ
bahayanya beristihza (mengejek ngejek) agama Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan apa yang
berkaitan dengannya

َّ َ
‫قل أبالله َو َآياته‬

Katakanlah apakah dengan Allah diantara bentuk pengejekan adalah mengejek Allah
َ َ َُ َ َ َُ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan seorang muslim diperintahkan untuk mengagungkan Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

‫وربك فكبر‬

“Dan Rabb mu hendaklah engkau Agungkan”


َ َ َُ
Mengagungkan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬hanya menyembah kepada Allah, tidak menyekutukan
Allah dengan sesuatu apapun, mengAgungkan Nama dan juga sifat Allah, ini adalah sifat
َ َ ُ َ َ َ ُ َ
seorang muslim. mengAgungkan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

‫وكبروا الله تكبيرا‬

"Dan hendaklah engkau mengagungkan Allah dengan sebenar benar pengagungan"


َ َ ُ َ
Tidak boleh seorang muslim dan tidak halal merendahkan Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ
sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin yang mereka menyekutukan
َ َ َُ
Allah ‫ت َعالى‬ ‫ ُس ْب َحانه َو‬menyembah Allah dan juga menyembah selain Allah

َ َ ُ َ ُ َ
Ini adalah bentuk perendahan terhadap Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬seakan-akan Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬tidak cukup bagi dia dan seakan-akan disana ada makhluk yang memiliki sifat yang
َ َ ُ َ
dimiliki oleh Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

Orang yang menyekutukan Allah, menyembah Allah dan juga menyembah selain Allah
َ َ َُ
pada hakikatnya telah merendahkan Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Halaqah yang ke-28, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

َ َ ُ َ
Dan diantara bentuk perendahan terhadap Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah meyakini
َ َ َُ
bahwasanya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memiliki anak, sebagaimana orang-orang musyrikin

496
َ َ ۡ َ ُ َ َ ۡ َّ َ ُ
٠٧( ‫َو َي ۡج َعلون لله ٱل َبن َٰ ت ُس ۡب َح َٰ نه ۥ َول ُهم َّما َيشت ُہون‬

“Dan mereka menjadikan bagi Allah anak anak wanita, Maha Suci Allah dan mereka
menjadikan bagi diri mereka anak-anak laki-laki” (An-Nahl : 57)

Ini adalah bentuk perendahan yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin, demikian
pula orang-orang yahudi dan nashrani yang mereka mengatakan sebagaimana yang
Allah kabarkan

َّ ُ ْ َّ َ َ َّ ُ ُ ْ َ َ
... ‫َوقالت ال َي ُهود ع َز ْي ٌر ْاب ُن الله َوقالت الن َص َارى ال َمسيَ ْاب ُن الله‬

“Orang-orang yahudi mengatakan ‘Uzair adalah anak Allah dan orang-orang nahsrani
mengatakan 'Isa (yaitu Al-Masih) adalah anak Allah...” (At-Tawbah : 30)
َ َ ُ َ
Ini adalah bentuk perendahan terhadap Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

ُ ْ ُ َ ّ َّ ْ ُ َ َ َّ َ َ َ ْ َ َ
...‫ين قآلوا إن الله ه َو ال َمسيَ ْاب ُن َم ْر َي َم‬ ‫لقد كفر الذ‬

“Sungguh telah kafir orang yang mengatakan bahwasanya Allah adalah Al-Masih Ibnu
Maryam...” (Al-Maidah : 17)

Ini juga termasuk perendahan yang dilakukan oleh orang-orang nashrani kepada Allah
َ َ ُ َ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan orang-orang yahudi, Allah ceritakan bahwasanya mereka mengatakan
bahwasanya Allah fakir

َْ َ َ َ َّ َّ ُ َ َ َّ َ ْ َ ُ َّ َ َ ْ َ َ
...‫ين قالوا إن الله فق ٌير َون ْح ُن أغن َي ُاء‬ ‫لقد سمع الله قول الذ‬

َ َ َ َّ َّ
“Allah telah mendengar ucapan orang-orang (yahudi) yang mengatakan ( ‫إن الله فق ٌير َون ْح ُن‬
َْ َْ َ
‫ )أغن َي ُاء‬Sesungguhnya Allah adalah fakir ( ‫ ) َون ْح ُن أغن َي ُاء‬dan kami adalah orang-orang
kaya...” (Al-Imran : 181)
َ َ ُ َ
Dan ini adalah bentuk ejekan orang-orang yahudi kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬, dan
mereka mengatakan bahwasanya

ٌ َ ُ ْ َّ ُ َ
...‫يد الله َمغلولة‬...

...Mengatakan ”tangan Allah terbelenggu...” (Al-Maidah : 64)


َ َ َُ
Dan ini adalah bentuk perendahan orang-orang Yahudi terhadap Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

497
َّ َ ُ
‫ق ْل أبالله‬

“Katakanlah apakah dengan Allah kalian mengejek ”

‫َو َآياته‬

َ َ ُ َ
Demikian pula ejekan bisa berupa ayat-ayat Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan ayat-ayat Allah
adalah kalamullah dan kalamullah bila dibandingkan dengan kalam makhluk seperti
perbandingan Allah dengan makhlukNya.

َ َ َُ
Kewajiban seorang muslim adalah menghormati ayat-ayat Allah ‫َو ت َعالى‬ ‫ ُس ْب َحانه‬dan tidak
َ َ ُ َ
menghinakannya apabila seseorang menghina ayat-ayat Allah ‫َو ت َعالى‬ ‫ ُس ْب َحانه‬maka dia
telah kafir dari agama islam, telah keluar dari agama islam.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah berfirman :

ُ َّ ُ َّ َ َ َ
...‫وَّل تتخذوا َآيات الله ه ُز ًوا‬...

“...Janganlah kalian menjadikan ayat-ayat allah sebagai senda gurau (untuk bermain-
main)...” (Al-Baqarah : 231)

َ ‫ُس ْب َح َان ُه َو‬


Kewajiban seorang muslim adalah menghormati ayat-ayat Allah ‫)و َر ُسوله‬
َ َ
‫ )ت َعالى‬dan kalian mengejek RasulNya, mengejek Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah termasuk
kekufuran, kewajiban seorang muslim adalah menghormati Beliau

َ ْ ْ ُ َ َ ُ ُ ُْ َّ َ ُّ َّ ُ ُ َ َ َ ُ ُ َّ َ َ ُ َ َ َّ َ
‫ور الذي أن ِز َل َم َعه ۙ أول َٰ ئك ه ُم ال ُمفل ُحون‬‫وه َوات َب ُعوا الن‬‫آمنوا به وعزروه ونصر‬ ‫فالذين‬

ُ ‫)و َع َّز ُر‬


َ dan
“...Maka orang-orang yang beriman dengan beliau, percaya dengan beliau (‫وه‬
ُ ‫)و َن َص ُر‬ َ ُ ُْْ ُ ُ
َ dan menolong beliau (‫ون‬ َ َ ُ
mereka menghormati beliau ( ‫وه‬ ‫هم المفلح‬ ‫ )أول َٰ ئك‬Maka
Merekalah orang-orang yang beruntung” (Al-A’raf :157)

Halaqah yang ke-29, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Diantara sifat orang yang beriman adalah menghormati Rasulullah ‫ ﷺ‬dan diantara
bentuk penghormatan kita kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah menghormati istri-istrinya,
ُ َ
mereka adalah ibu-ibu kita dan juga menghormati para shahabatnya, dan Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬telah memilih wanita-wanita tersebut sebagai istri-istri RasulNya ‫ ﷺ‬demikian pula
menghormati para shahabat radhiyallahu 'anhum, ini adalah termasuk bentuk
penghormatan kita kepada Rasulullah ‫ﷺ‬

‫ورسوله كنتم تستهزؤون‬

498
“kalian beristihza dan mengejek mereka ”
ُ َ َ ْ َ ْ ُْ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ
‫يمانُ ْم‬ ‫ال تعتذروا قد كفرتم بعد إ‬

”Janganlah kalian meminta udzur”


ُ َ َ َْ ُْْ َ َ َْ
‫يمانُ ْم‬ ‫قد كفرتم بعد إ‬

”Janganlah kalian meminta udzur atau beralasan, sungguh kalian telah kufur keluar dari
Islam”
ُ َ َ َْ
‫يمانُ ْم‬ ‫بعد إ‬

“Setelah keimanan kalian”

Ini menunjukkan bahwasanya orang tersebut yang mengejek Allah dan juga ayat-
ayatNya dan juga RasulNya sebelumnya adalah sebagai seorang muslim (seorang
mukmin) kemudian dia melakukan sesuatu yang membatalkan keislaman nya.

ُ َ َ َْ ُ َ َ َْ
Oleh karena itu Allah mengatakan (‫ )قد كف ْرت ْم‬sungguh kalian telah kufur (‫يمانُ ْم‬ ‫)بعد إ‬
Setelah keimanan kalian

Menunjukkan bahwasanya dia dahulunya adalah seorang muslim kemudian dia kufur
karena mengejek Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga para shahabat sehingga dia keluar dari
ُ َ َ
keimanan dia dan disini Allah mengatakan (‫ )كف ْرت ْم‬kalian yaitu jama' padahal saat itu
yang mengucapkan ucapan tadi hanyalah satu orang. yang mengucapkan ”aku tidak
melihat orang lebih besar perutnya, yang lebih pengecut ketika berperang, yang lebih
berdusta ucapannya dari pada mereka (Al-Qura’) yang mengucapkan ucapan ini adalah
satu orang saja,

ُ َ َ َْ
Tapi disini Allah mengatakan (‫“ )قد كف ْرت ْم‬sungguh kalian” yaitu jama' lebih dari satu
orang,

Kenapa demikian? karena orang-orang yang mendengar saat itu mereka tidak
mengingkari ucapan laki-laki tersebut,

Orang yang mendengar duduk bersama orang yang mengejek Allah dan juga RasulNya
dan juga ayat-ayatNya dan ridha dengan ucapan dia yang mengejek Allah dan juga ayat-
ayatNya dan juga RasulNya dan tidak mengingkari maka orang yang demikian juga
termasuk orang yang kufur, meskipun dia tidak mengucapkan tetapi dia ridha dengan
ejekan tersebut.

499
َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

ُ ُ َّ ُ َْ ََ ُ َ َ ْ َّ ُ َ َْ َ ْ ُ ََ َ َْ
‫َوقد ن َّز َل عل ْيك ْم في الوتاب أن إذا َسم ْعت ْم َآيات الله ُيوف ُر ب َها َو ُي ْست ْه َزأ ب َها فَل تق ُعدوا َم َع ُه ْم َحت َٰى َيخوضوا في َحديث‬
َ ‫ين َو ْال َكافر‬
ً ‫ين في َج َه َّن َم َجم‬
‫يعا‬ َ ‫الل َه َجام ُع ْال ُم َنافق‬
َّ َّ ْ ُ ُ ْ ً ْ ُ َّ َ
‫غ ْي ِره ۚ إنكم إذا مثلهم إن‬
ِ

“Dan sungguh telah Allah turunkan didalam Al-Quran

ُ َْ ََ ُ َ َ ْ َّ ُ َ َْ
‫أن إذا َسم ْعت ْم َآيات الله ُيوف ُر ب َها َو ُي ْست ْه َزأ ب َها فَل تق ُعدوا َم َع ُه ْم‬

Apabila kalian mendengar ayat-ayat Allah dikufuri dan di ingkari dan di ejek

ُ َْ ََ
‫فَل تق ُعدوا َم َع ُه ْم‬

Maka janganlah kalian duduk bersama mereka”

Apabila mendengar disana ada ayat Allah dihina, Rasulullah ‫ ﷺ‬dihinakan, para
shahabat dihinakan

ُ َْ ََ
‫فَل تق ُعدوا َم َع ُه ْم‬

“Janganlah kalian duduk bersama mereka”


َ ُ ُ َّ
‫َحت َٰى َيخوضوا في َحديث غ ْي ِره‬

“Sampai mereka merubah tema dari ucapan mereka”

Sampai mereka berbicara didalam masalah yang lain

َ ُ ُ َّ
‫َحت َٰى َيخوضوا في َحديث غ ْي ِره‬

Kemudian Allah mengatakan

ُ ْ ً ُ َّ
‫إنك ْم إذا مثل ُهم‬

“Niscaya kalian termasuk mereka”

Yaitu Apabila kalian tetap duduk bersama mereka dan santai bersama mereka tidak
tergerak hatinya ketika mendengar ayat Allah dihina (ayat-ayat Allah dihina) Rasulullah
‫ ﷺ‬dihina

ُ ْ ً ُ َّ
‫إنك ْم إذا مثل ُهم‬

500
“Niscaya kalian termasuk mereka”

Niscaya kalian semisal dengan mereka

َ ‫ين َو ْال َكافر‬


ً ‫ين في َج َه َّن َم َجم‬
‫يعا‬ َ ‫الل َه َجام ُع ْال ُم َنافق‬
َّ َّ
‫إن‬
ِ

“Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang yang munafik dan orang-orang


yang kafir didalam Jahanam semuanya” (An-Nisa’ : 140)

Menunjukkan kepada kita tentang bahwasanya orang yang bermajlis dan berkumpul
bersama orang-orang yang mengejek Allah dan juga RasulNya dan juga mengejek ayat-
ayatNya maka dia semisal dengan orang tersebut meskipun dia tidak ikut mengucapkan
ucapan yang kufur.

Halaqah yang ke-30, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Pembatal keislaman yang ke-7 yaitu sihir.

Berkata mualif rahimahullah

َّ ‫﴿و َما ُي َع ِّل َمان م ْن َأ َحد َح َّتى‬


‫الساب ُع‬: َ :‫يل َق ْو ُل ُه َت َع َالى‬ َ َ ََ َ
ُ ‫الدل‬ َ َُ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َّ
‫ و‬،‫ ف َم ْن ف َعله أ ْو َرض َي به كفر‬،-‫ف‬
ُ ْ
‫ الصرف والعط‬: ‫الس ْح ُر – َومنه‬
ِّ
ُْ َ َ َ ٌ َْ َ َّ َ ُ
‫َيقوَل إن َما ن ْح ُن فتنة فل توف ْر‬

Beliau mengatakan :

Assaabi’ (‫)الساب ُع‬


َّ yang ketujuh yaitu diantara pembatal-pembatal keislaman

ْ َ َ ُ ْ َّ : ُ ْ َ ُ ْ ِّ
‫العطف‬ ‫السحر ومنه الصرف و‬

Sihir diantaranya atau contohnya adalah sharf dan ‘athf dan insya Allah akan kita
terangkan maknanya

َُ َ َ
‫ف َم ْن ف َعله‬

“Maka barangsiapa yang mengerjakannya (yaitu mengerjakan sihir)”


َ
‫أ ْو َرض َي به‬

“Atau dia meridhai sihir”

501
َ َ
،‫كف َر‬

“Maka dia telah kufur (keluar dari islam)”


َ َ ُُ َ ُ َ َ
‫يل ق ْوله ت َعالى‬‫والدل‬

َ َ
Dalilnya adalah firman Allah ‫ ت َعالى‬yang artinya :

“Dan tidaklah keduanya (yaitu) kedua malaikat tersebut mengajarkan kepada


seseorang (mengerjakan sihir) sampai mereka berkata
ُ ْ َ َ َ ٌَْ َ َّ َ ُ
‫َيقوَل إن َما ن ْح ُن فتنة فل توف ْر‬

Sampai mereka berkata “Sesungguhnya kami adalah fitnah, kami adalah ujian maka
َ َ َُ
jangan engkau kufur kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Ini adalah pembatal keislaman yang ke-7 yaitu sihir dan kalimat Assihr di dalam bahasa
Arab artinya adalah segala hal yang samar sebabnya, waktu orang makan sahur
namanya adalah sahr, dinamakan dengan sahr karena terjadi di akhir malam dan akhir
malam adalah samar, kalimat As-sihr dalam bahasa Arab adalah ghulma khafiya
sababuk : segala sesuatu yang samar sebabnya maka dinamakan dengan sihir.

Ini adalah sihir secara bahasa.

Dan sihir yang dilarang ada dua macam, ada diantaranya yang hakiki yaitu sihir dengan
bantuan syaitan dan jin yang memudharati orang lain, membuat sakit orang lain bahkan
ada Diantaranya yang meninggal dan bisa mempengaruhi pikiran sehingga dia
dikhayalkan kepadanya sesuatu padahal dia tidak melakukan dan juga mempengaruhi
hati menjadikan seorang yang cinta menjadi benci atau sebaliknya menjadikan orang
yang benci menjadi mencintai

Ini adalah bentuk sihir yang hakiki.

Dan disana ada sihir yang takhyili yaitu khayalan dan yang di sihir adalah penglihatan
seseorang sehingga dia melihat sesuatu yang tidak sebenarnya seperti yang terjadi di
zaman Nabi Musa 'alayhissalam, ketika Fir'aun mengumpulkan tukang-tukang sihir
yang mahir di Mesir untuk melawan Nabi Musa 'alayhissalam, maka mereka
menggunakan sihir takhyili mensihir mata mata manusia sehingga melihat tali-tali yang
mereka lempar seakan-akan itu adalah Ular, sebagaimana Allāh menceritakan didalam
Alquran

502
َ ُ َّ َ ‫َ ُ ْ َ َٰ ُ َ َٰٓ َّ ء َ ُ ۡ َ َ َّ ء‬
َ ‫ون َن ۡح ُن ۡٱل ُم ۡلق‬ ُ َ َ ۡ َ َّ ۡ َ ْ ْ َ َۡ ‫َ َ َۡ ُ ْ َ َ ء‬
‫ين‬ ‫( قالوا ي موسى إما أن تلقى وإما أن نو‬١١٠) ‫ٱست ۡره ُبوه ۡم‬‫اس و‬
ِ ‫ال ألقوا فل َّما ألق ۡوا َس َح ُر ٓوا أع ُي َن ٱلن‬‫ق‬
ً۬‫( َو َج ءا ُءو بس ۡحر َعُيم‬١١٦
ٍ
َ َ
َّ ‫“ َعليه‬Wahai Musa silahkan engkau yang
“Mereka berkata kepada Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬
melempar tongkatmu terlebih dahulu atau kami yang melempar”
ُ َْ
Maka Beliau mengatakan (‫ )ألقوا‬silahkan kalian melempar tali-tali kalian

َّ َ ُ ْ َ ُ َ َ ْ َ ْ َ َّ َ َ
‫اس‬
ِ ‫فلما ألقوا سحروا أعين الن‬

َ mereka men-sihir (‫ ) أ ْع ُي َن الناس‬mata- َّ َ


“Ketika mereka melempar tali-tali tersebut (‫)س َح ُروا‬ ِ
ُ َ َ َ
mata manusia” (‫)و ْاست ْره ُبوه ْم‬ dan mereka menjadikan manusia takut”

Ketika mereka melihat dengan mata mereka bahwasanya tali-tali tersebut seakan-akan
berubah menjadi ular

َ
‫َو َج ُاءوا بس ْح ٍر عُيم‬

”Mereka datang dengan sihir yang besar” (Al-A’raf 115-116)


َ َ ُ َ َ َّ ََ
Kemudian Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mewahyukan kepada Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬

َ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َٰ َ ُ َٰ َ َ ْ َ ْ َ َ
ُ ‫اك َفِإ َذا ه َي َت ْل َق‬
‫ف َما َيأفكون‬ ‫وأوحينا إلى موسى أن ألق عص‬

“Maka Kami wahyukan kepada Musa supaya dia melempar tongkatnya”

َ ُ ْ ُ ‫َفِإ َذا ه َي َت ْل َق‬


‫ف َما َيأفكون‬

َ
َّ ‫ ) َعليه‬berubah menjadi َ
”Maka tiba-tiba tongkat (yang di lempar oleh Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬
َ َ ُ َ
ular yang hakiki (dengan izin Allah ‫)س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ ” (Al-A’raf : 117)

َ ُ ْ ُ ‫َفِإ َذا ه َي َت ْل َق‬


‫ف َما َيأفكون‬

Maka ular tersebut (yaitu ular yang (mubin) yang nyata, yang besar) memakan tali-tali
yang di lempar oleh tukang-tukang sihir tersebut

َ َ ُ َ
Dan ini adalah mu’jizat dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬bukan hanya men-sihir mata manusia
sehingga melihat sesuatu yang bukan hakikatnya akan tetapi benar-benar Allah
merubah dari tongkat menjadi seekor ular yang nyata yang bergerak dan hidup bukan
hanya itu bahkan dia memakan tali-tali yang dilempar oleh tukang-tukang sihir.

503
َ ُ ۡ ُ ‫( َفِإ َذا ه َى َت ۡل َق‬١١٧) ‫ون‬
َ ُ َ ۡ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َ ُّ َ ۡ َ َ َ َ ْ ََُ َ َ َُ ْ ُ ُ َ
..‫ف َما َيأفكون‬ ‫( فوقع ٱلحق وبطل ما كانوا يعمل‬١١٨) ‫ين‬ َ ‫وا َص َٰ غر‬
ِ ‫فغلبوا هنالك وٱنقلب‬

"...Maka telah nyata kebenaran dan batal lah apa yang mereka amalkan (diamalkan oleh
tukang-tukang sihir)

َ ‫َف ُغل ُبوا ُه َنال َك َو ْان َق َل ُبوا َصاغر‬


‫ين‬ ِ

“Maka mereka kalah dan mereka kembali dalam keadaan hina ” (Al-A’raf 117-119)

َّ ‫َو ُأ ْلق َي‬


َ ‫الس َح َر ُة َساجد‬
‫ين‬

”Maka tukang-tukang sihir tersebut mereka sujud dan beriman” (Al-A’raf 120)
َ َ ُ َ
Bertaubat kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬setelah melihat apa yang ada didepan mereka
َ َّ ََ
dimana tongkat (yang di lempar oleh Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ )عليه‬berubah benar-benar
menjadi seekor ular. Dan ini bukan sihir, sihir yang mereka lakukan tidak sampai
demikian cuma menipu manusia, men-sihir mata mereka sehingga mereka melihat tali
seakan-akan itu adalah ular. Apabila sudah hilang sihirnya maka mereka akan melihat
pada kenyataannya, tapi ini mereka melihat sebuah tongkat benar-benar menjadi
seekor ular,

ُ َ
Akhirnya mereka percaya bahwasanya ini adalah seorang Rasulullah dan Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬yang telah mengutus beliau dan bahwasanya apa yang terjadi ini adalah diantara
َ َ ُ َ
ayat-ayat Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َّ ‫َو ُأ ْلق َي‬


َ ‫الس َح َر ُة َساجد‬
‫ين‬

“Maka mereka (yaitu tukang-tukang sihir tersebut) mereka bersujud kepada Allah
َ َ ُ َ
‫( ” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Al-A’raf 120)

َ َ
١٢٢( ‫وس َٰى َوه َٰ ُرون‬ َ ‫َق ُال ٓو ْا َء َام َّنا ب َر ِّب ۡٱل َع َٰ َلم‬
َ ‫) َر ِّب ُم‬١٢١( ‫ين‬

“Mereka berkata kami beriman kepada Rabbul’alamin, Rabb nya Nabi Musa dan
Harun” (Al-A’raf 121-22)

Inilah akhir dari tukang-tukang sihir yang mereka mendapatkan petunjuk dari Allah
َ َ ُ َ َ َّ ََ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan beriman kepada Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬

Dan ini dinamakan As-sihr at-takhyili yaitu sihir yang berupa khayalan.

504
Dan keduanya diharamkan didalam agama islam, baik sihir yang pertama (yang hakiki)
yang bisa memudharati, yang bisa menyakiti, bahkan bisa membuat mati seseorang,
menjadikan orang yang benci menjadi mencintai, ataupun mencintai menjadikan
membenci ataupun sihir yang kedua yaitu sihir yang berupa khayalan, keduanya
diharamkan didalam agama islam

Halaqah yang ke-31, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Sihir jenisnya banyak, diantaranya kata beliau adalah Asharf wal ‘athf

Asharf (‫ )الصرف‬di dalam bahasa Arab artinya memalingkan, maksud beliau adalah
memalingkan dari rasa cinta menjadi rasa benci antara seorang suami dengan istri atau
antara seorang kawan dengan kawannya yang sebelumnya ada rasa cinta diantara
keduanya kemudian dengan bantuan syaitan dirubah menjadi rasa benci diantara
keduanya. Maka ini dinamakan dengan Asharf dan ini termasuk sihir dan diharamkan
didalam agama islam.

Demikian pula (‫)العطف‬ini adalah kebalikan dari Asharf yang artinya adalah cinta yaitu
menjadi kan seseorang yang awalnya saling membenci menjadi saling mencintai atau
dengan nama yang lain, sebagaimana datang dalam hadits At-tiwalah.

Sebagaimana beliau ‫ ﷺ‬bersabda

ٌ َ َ ِّ َّ َ ُّ َّ
‫الرقى َوالت َمائ َم َوالت َولة ش ْرك‬ ‫إن‬

“Sesungguhnya mantra-mantra, dan juga jimat-jimat dan juga at-tiwalah semua ini
adalah syirik.” [HR. Ahmad, no. 3615, Abu Daud no. 1776, 3883 dan Ibnu Majah, no.
3530. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Shahih lighairihi,” dan dishahihkan Asy-
Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah, no. 2854]

Yang dimaksud dengan At-tiwalah sesuatu yang digunakan untuk menjadikan


seseorang mencintai orang lain, atau dalam bahasa kita dinamakan dengan pelet, maka
ini termasuk sihir yang diharamkan.

‫ومنه الصرف والعطف‬

Dan diantaranya adalah Asharf wal ‘athf

‫فمن فعله أورضي به‬

505
Maka barangsiapa yang mengamalkan sihir ini, bekerja sama dengan syaitan dengan Jin
untuk mensihir orang lain (‫ )أورضي به‬atau dia ridha dengan sihir tersebut, dia tidak
melakukan dengan tangannya tetapi dia ridha, menyuruh orang lain untuk melakukan
dan dia ridha dengan sihir tersebut (‫ )كفر‬maka dia telah kufur, telah keluar dari agama
islam dan Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda :

َُ ُ َ َ َّ َ ْ َ
‫س منا َم ْن ت َس َّح َر أ ْو تس ِّح َر له‬ ‫لي‬

“Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan sihir atau yang disihirkan ”

Artinya meminta orang lain untuk mensihirkan dia, memohon bantuan kepada dukun
atau tukang sihir atau orang yang dianggap pintar, untuk mensihir orang lain maka dia
adalah orang yang ridha dengan sihir tersebut (‫ )كفر‬maka orang yang demikian adalah
orang yang kufur keluar dari agama islam.

Apa dalil beliau rahimahullah? ‫والدليل‬dan dalil yang menunjukkan bahwasanya sihir ini
adalah kufur dan bisa mengeluarkan seseorang dari islam ‫ قوله تعالى‬adalah firman Allah
yaitu didalam surat Al-Baqarah
ُ ۡ َ َ َ ًٌ۬ َ ۡ ُ ۡ َ َ َّ ٓ َ ُ َ َٰ َّ َ َ َ ۡ ِّ
...‫و َما ُي َعل َمان من أحد حتى يقوَل إنما نحن فتنة فَل توفر‬...
ۡ َ

“...Dan tidaklah keduanya (yaitu dua orang Malaikat Harut dan juga Marut)
mengajarkan kepada orang lain sihir (‫ )حتى يقول‬sampai ia berkata (sampai kedua
malaikat tersebut berkata ) kepada orang yang diajari (‫ )إنما نحن فتنة‬Sesungguhnya kami
adalah fitnah atau kami adalah ujian cobaan bagi kalian (Allah yang mengutus kami) ( ‫فال‬
َ َ ُ َ
‫ )تكفر‬janganlah engkau kufur kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dengan melakukan sihir..." (Al-
Baqarah : 102)

Disini Allah mengatakan atau menceritakan tentang ucapan Harut dan juga Marut,
ketika Allah mengutus keduanya dengan sihir dan mengajarkan kepada manusia maka
dua orang malaikat ini setiap kali mengajarkan Manusia dia mengatakan atau mereka
berdua mengatakan (‫ )فال تكفر‬janganlah engkau kufur, artinya dengan melakukan sihir
ini janganlah engkau kufur.

Menunjukkan kepada kita bahwasanya sihir adalah perbuatan kufur, termasuk


perbuatan kufur yang bisa mengeluarkan dari keislaman.

Ini maksud pendalilan beliau membawakan ayat ini, yang menunjukkan bahwasanya
orang yang melakukan sihir adalah orang yang kufur dan keluar dari agama islam.

َ َ ُ َ
Dan ini adalah ayat yang panjang yang disebutkan oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬didalam Al-
Quran yang menceritakan tentang sebagian manusia yaitu orang-orang yahudi dan
tersebar dikalangan mereka sihir dan didalam hadits disebutkan bahwasanya

506
Rasulullah ‫ ﷺ‬dahulu pernah disihir oleh seorang yahudi yaitu Labid Ibnul ‘Asham dan
hadits yang shahih, dimana beliau ‫ ﷺ‬disihir dan beliau adalah manusia biasa seperti
manusia yang lain, menimpa kepada beliau apa yang menimpa manusia

Beliau ditimpa sakit dan diantaranya beliau pernah disihir oleh seorang yahudi yang
bernama Labid Ibnul’ Asham sehingga saat itu beliau tersihir pikiran beliau dan
ُ َ
dikhayalkan kepada sesuatu padahal beliau tidak melakukannya sampai Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬mengutus dua orang Malaikat yaitu Malaikat Jibril dan satu orang Malaikat yang
lain

Kemudian meruqiyah Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan membacakan surat Al-Falaq dan


َ َ َُ
terbebaslah Rasulullah ‫ ﷺ‬dan beliau sembuh dengan izin Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬setelah
diruqyah dengan surat Al-Falaq kemudian diambilah buhul-buhul yang digunakan
untuk mensihir beliau yang ada di dalam sumur kemudian di hancurkan dan ini
menunjukkan bahwasanya banyaknya sihir diantara orang-orang yahudi.

Allah berfirman di dalam ayat ini

ََ ُْ َّ َ ُ ِّ َ ُ ُ َ َ َ َّ َ ُ َ َ َ َ َ ْ ََ ُ َّ َُْ َّ
‫لس ْح َر َو َما أن ِز َل على‬ ِّ ‫اس ا‬
َ ‫الن‬ ‫ين عل َٰى ُملك ُسل ْي َمان َو َما كف َر ُسل ْي َمان َول َٰ و َّن الش َياطين كفروا يعلمون‬ ‫َوات َب ُعوا َما تتلو الش َياط‬
َ ُ َ ْ َ َّ َ َ ُ ْ َ َ َ ٌ َ ْ َ َّ َ ُ َّ َ ِّ َ َ َ َ َ ْ
‫ال َملو ْي ِن ب َباب َل ه ُاروت َو َم ُاروت ۚ َو َما ُي َعل َمان م ْن أ َحد َحت َٰى َيقوَّل إن َما ن ْح ُن فتنة فَل توف ْر ف َيت َعل ُمون من ُه َما َما ُيف ِّرقون به‬
َ ْ َ َ ْ ََ َْ َ ُ ُ َ َّ َ َّ ْ َّ َ َ ‫َب ْي َن ْال َم ْرء َو َز ْوجه ۚ َو َما ُه ْم ب َض ِّار‬
‫ين به م ْن أ َحد إَّل بإذن الله ۚ َو َيت َعل ُمون َما َيض ُّره ْم َوَّل َينف ُع ُه ْم ۚ َولقد عل ُموا ل َم ِن اشت َر ُاه َما‬
َ َ ُ َ َ ُْ َ َ َ ‫َل ُه في ْاآلخ َرة م ْن َخ ََلق ۚ َو َلب ْئ‬
‫س َما ش َر ْوا به أنف َس ُه ْم ۚ ل ْو كانوا َي ْعل ُمون‬

Allah mengatakan

َ َ ْ ََ ُ َّ َُْ َّ
...‫ين عل َٰى ُملك ُسل ْي َمان‬ ‫َوات َب ُعوا َما تتلو الش َياط‬

"Dan mereka itu (orang-orang) Yahudi mengikuti apa yang di baca oleh syaithan kepada
tukang-tukang sihir di zaman kerajaan Sulaiman..." (Al-Baqarah 102)
َ َّ ََ
Orang-orang yahudi menyangka bahwasanya Nabi Sulaiman ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬bisa
menundukkan Jin dan juga sayathin dengan sihir padahal tidaklah demikian, setanlah
yang telah kufur dan dialah yang telah mengajarkan sihir kepada manusia.

Halaqah yang ke-32, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah
َ َّ ََ
Diceritakan bahwasanya dahulu ketika Nabi Sulaiman ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬meninggal dunia,
syaithan dan juga jin, mereka menaruh sihir dibawah singgasana beliau yang isinya ini
adalah bacaan-bacaan

Kemudian mengabarkan kepada manusia bahwasanya dahulu Sulaiman bisa

507
menundukkan kami (para jin dan juga syaitan) adalah karena membaca sihir ini

Yaitu membaca bacaan ini, padahal ini adalah kedustaan dari syaitan dan juga Jin, Allah
َ َ َُ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Dia-lah yang telah menundukan Jin dan juga syaithan untuk Nabi Sulaiman
َ َّ ََ
ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬menundukan mereka sehingga mereka tunduk ketika diperintah oleh Nabi
َ َّ ََ
Sulaiman ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬

Diperintahkan untuk membangun maka mereka membangun diperintahkan untuk


menyelam kedalam lautan, mengambil apa yang ada didalam laut berupa perhiasan
mereka melakukan dan ada diantaranya ini adalah keutamaan yang Allah berikan
َ َّ ََ
kepada Nabi Sulaiman ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬

َ َۡ َ ‫ين ُم َق َّرن‬ َ َ َ
َ ‫اخر‬ ً۬ ‫ين ُك َّل َب َّن ءا ً۬ء َو َغ َّو‬ َّ َ
َ ‫ٱلش َي َٰ ط‬
‫ين فى ٱأل ۡصفاد‬ ِ ‫) وء‬٦٧( ‫اص‬ٍ ‫و‬

“Dan syaithan-syaithan ada diantara mereka sebagai orang yang membangun dan
diantaranya menyelam dan ada diantara yang dibelenggu” (Shad : 37-38)
َ َ ُ َ ََ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah menundukan Jin dan juga syaithan untuk Nabi Sulaiman ‫عليه‬
َ َّ َ َّ ََ
ٌُ ‫السَل‬ oleh karena itu mereka tunduk kepada Nabi Sulaiman ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬dan Nabi Sulaiman
َ َّ ََ
ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬pernah berdoa kepada Allah
َ ْ َ ً ْ َ
‫َوه ُْ لي ُملكا َّل َين َبغي أل َحد م ْن َب ْعدي‬

“Ya Allah berilah aku kekuasaan yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun
setelahku” (Shad : 35)

Diantaranya adalah menundukan Jin dan juga syaithan tidak diberikan oleh Allah
َ َّ ََ َ ْ َّ ْ َ
kepada orang lain setelah Nabi Sulaiman ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬ini adalah ‫فض ُل الله ُيفتيه َم ْن َيش ُاء‬
keutamaan yang Allah berikan kepada siapa yang dikehendaki.

ََ
Ini adalah sebab kenapa jin dan syaithan tunduk di zaman Nabi Sulaiman ‫عليه‬
َ َّ َ َّ ََ
ٌُ ‫السَل‬ bukan karena Nabi Sulaiman ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬membaca mantra-mantra atau membaca
khalasim (bacaan-bacaan) kemudian syaithan-syaithan tersebut tunduk kepada Nabi
َ َّ ََ َ َ ُ َ
Sulaiman ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬TIDAK, tapi ini semua adalah mu’jizat Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang telah
َ َّ ََ
menundukan mereka untuk Nabi Sulaiman ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬

Adapun yang dilakukan oleh tukang-tukang sihir atau yang semisalnya, bagaimana
mereka bisa menundukan jin, mereka menundukan dengan mantra-mantra dengan
bacaan-bacaan isinya adalah kekufuran kepada Allah, celaan kepada Allah, celaan
َ َ ُ َ
kepada syariat Nya, kesyirikan kepada Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ pemujaan kepada Jin

Ini adalah isi dari mantra-mantra yang diucapkan oleh tukang sihir. Apabila diucapkan

508
oleh tukang sihir maka syaithan akan ridha dan senang karena dia sangat senang
dengan kekufuran, apabila dia ridha maka dengan senang hati dia dan juga pasukannya
membantu apa yang diinginkan oleh tukang sihir

Diperintahkan untuk mengganggu si fulan, diperintahkan untuk menyantet si fulan,


diperintahkan untuk memelet si fulan dengan senang hati mereka membantu dengan
َ َ ُ َ
syarat tukang sihir tersebut kufur kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ ْ ََ ُ َّ َُْ َّ
‫ين عل َٰى ُملك ُسل ْي َمان‬ ‫َوات َب ُعوا َما تتلو الش َياط‬

Kemudian Allah mengatakan :

ُ َ َ َ
‫َو َما كف َر ُسل ْي َمان‬

"...Dan Sulaiman tidak kufur...

Bagaimana seorang Nabi kufur, para Nabi adalah orang-orang yang Ma’sum dijaga oleh
Allah dari dosa-dosa besar dan juga dari kekufuran

َ َ َ َّ َ
‫ين كف ُروا‬ ‫َول َٰ و َّن الش َياط‬

...Akan tetapi Syaitan-syaithan itulah yang kufur...

َّ َ ُ ِّ َ ُ
‫الس ْح َر‬
ِّ ‫اس‬
َ ‫الن‬ ‫يعلمون‬

...Dimana mereka mengajarkan kepada manusia sihir..." (Al-Baqarah :102)

َّ َ ُ ِّ َ
َ ‫الن‬
Syaithan-syaithan itu adalah makhluk yang kufur diantara sebabnya adalah ‫اس‬ ‫علمون‬
ْ ِّ
‫ السح َر‬mereka mengajarkan kepada manusia sihir.

Halaqah yang ke-33, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Bukan hanya mengamalkan bahkan mengajarkan kepada orang lain sihir, ini adalah
termasuk bentuk kekufuran, karena Allah mengatakan :

َ َ َ َ َ ْ ََ ُْ َّ َ ُ ِّ َ ُ
ۚ ‫الس ْح َر َو َما أن ِز َل على ال َملو ْي ِن ب َباب َل ه ُاروت َو َم ُاروت‬
ِّ ‫اس‬
َ ‫الن‬ ‫يعلمون‬

"...Dan apa yang telah diturunkan kepada dua orang Malaikat di Babil yaitu Harut dan
Marut... (Al-Baqarah : 102)

509
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengutus Harut dan juga Marut sebagai fitnah, sebagai ujian bagi
manusia, menurunkan kepada keduanya sihir

ٌَْ َ َّ َ ُ َّ َ ِّ َ َ َ َ َ ْ ََ ُْ
‫َو َما أن ِز َل على ال َملو ْي ِن ب َباب َل ه ُاروت َو َم ُاروت ۚ َو َما ُي َعل َمان م ْن أ َحد َحت َٰى َيقوَّل إن َما ن ْح ُن فتنة‬

"...Dan tidaklah keduanya mengajarkan kepada orang lain, sihir tersebut kecuali setelah
memberikan nasihat, memberikan nasihat, berkata kepada orang yang mau diajari..."
ُْ َ ََ
‫فَل توف ْر‬

"...Janganlah engkau kufur..."


َ َ ُ َ
Kami ini hanyalah fitnah, kami ini hanyalah ujian, Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menurunkan kami
sebagai ujian bagi kalian, kami mengajarkan sihir tetapi janganlah kalian amalkan

ُْ َ ََ
‫فَل توف ْر‬

Menunjukkan bahwasanya mengamalkan sihir ini adalah kekufuran

َ ْ َ ُ َ ْ َ َّ َ َ
ۚ ‫ف َيت َعل ُمون من ُه َما َما ُيف ِّرقون به َب ْي َن ال َم ْرء َوز ْوجه‬

"...Maka manusia mempelajari dari keduanya (yaitu Harut dan Marut) apa yang bisa
memisahkan antara seseorang dengan istrinya..."

Dan ini menunjukkan bahwasanya sihir ini adalah hakiki dan dia ada dan kita harus
meyakini bahwasanya sihir itu adalah ada, diantara dalilnya adalah Allah berfirman

َ ْ َ ُ َ ْ َ َّ َ َ
ۚ ‫ف َيت َعل ُمون من ُه َما َما ُيف ِّرقون به َب ْي َن ال َم ْرء َوز ْوجه‬

Bisa memisahkan antara seseorang dengan istrinya, karena sebagian ada yang
mengingkari adanya sihir tidak percaya dengan adanya sihir, sihir adalah hakiki dan
َ َ ُ َ
bisa memudharati dengan izin Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َّ ْ َّ َ َ ‫َو َما ُه ْم ب َض ِّار‬


ۚ ‫ين به م ْن أ َحد إَّل بإذن الله‬

"...Dan mereka tidak bisa memudharati seseorang dengan sihir tersebut kecuali dengan
َ َ ُ َ
izin dari Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬..."
ُ

Semuanya dengan izin dari Allah dan Izin dari Allah tidak menunjukkan bahwasanya
Allah ridha dengan perbuatan tersebut, disana ada iradah syar’iyyah dan iradah
Qauniyyah

510
َ َ ُ َ
Iradah Qauniyyah adalah kehendak Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan tetapi tidak berkaitan
َ َ ُ َ
dengan mahabbah. dikehendaki oleh Allah belum tentu di cintai oleh Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ
adanya syaithan, adanya maksiat, adanya kesyirikan adalah dengan kehendak Allah
tetapi tidak Allah cintai

ُ ُ َ ُ ُ َ َ ُ َ ْ َ ً ْ َ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ َّ
‫ول له ك ْن ف َيوون‬‫إنما أمره إذا أراد شيئا أن يق‬

"Sesunggunya urusan Allah, perkara Allah apabila menginginkan sesuatu hanyalah


ُ ُ ُ َ
dengan mengatakan “‫ ”ك ْن‬jadilah ”‫ ”ف َيوون‬maka jadilah sesuatu tersebut" (Yasin : 82)

Dan disini ada Iradah syar’iyyah yaitu kehendak Allah yg berkaitan dengan mahabbah
َ َ ُ َ
dan juga kecintaan Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ ُ َ
Seperti Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menurunkan syari'at, memerintahkan manusia beriman, maka
ini adalah kehendak Allah dan keinginan Allah yang syar’iyyah yang berkaitan dengan
َ َ ُ َ
kecintaan Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Halaqah yang ke-34, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

َْ َ ُ ُ َ َّ َ َّ ْ َّ َ َ ‫ِۚ َو َما ُه ْم ب َض ِّار‬


ۚ ‫ين به م ْن أ َحد إَّل بإذن الله ۚ َو َيت َعل ُمون َما َيض ُّره ْم َوَّل َينف ُع ُه ْم‬

"...Mereka mempelajari sihir yang tidak memudharati mereka dab tidak memberikan
manfaat kepada mereka..."

ُ ُ َ َّ َ
‫َو َيت َعل ُمون َما َيض ُّره ْم‬

"...Yang memudharati mereka di dunia maupun di akhirat..."


َْ َ
‫َوَّل َينف ُع ُه ْم‬

"...Dan juga tidak memberikan manfaat kepada mereka..."


َ َ ْ َُ َ ْ َ َ ْ ََ
ۚ ‫َولقد عل ُموا ل َم ِن اشت َر ُاه َما له في اآلخ َرة م ْن خَلق‬

"...Padahal mereka sudah tahu bahwasanya orang yang membeli sihir ini maka dia
diakhirat tidak memiliki bagian..." ( Al-Baqarah : 102)

Menunjukkan kepada kita bahwasanya orang yang melakukan sihir, nanti diakhirat
tidak memiliki bagian artinya tidak memiliki kenikmatan, dan menunjukkan
bahwasanya orang yang melakukan sihir dia adalah orang yang kufur, karena orang

511
yang kafir di akhirat tidak memiliki kenikmatan sedikit pun dan akan mendapat adzab
َ َ ُ َ
dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ َ ُ َ َ ُ َْ َ َ ‫َو َل َق ْد َعل ُموا َل َمن ْاش َت َر ُاه َما َل ُه في ْاآلخ َرة م ْن َخ ََلق ۚ َو َلب ْئ‬
‫س َما ش َر ْوا به أنف َس ُه ْم ۚ ل ْو كانوا َي ْعل ُمون‬ ِ

"...Dan sungguh jelek apa yang mereka beli seandainya mereka mengetahui" ( Al-
Baqarah : 102)

Ayat ini menunjukkan kepada kita dalam beberapa tempat bahwasanya sihir adalah
َ َ ُ َ
sebuah kekufuran kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang bisa mengeluarkan seseorang dari
islam.

Oleh karena itu seorang muslim hendaklah menjauhi apa yang dinamakan dengan sihir
dan menasihati orang lain, saudaranya yang masih melakukan sihir ini dan hendaklah
membersihkan masyarakat dari tukang-tukang sihir dan hukumannya berat didalam
islam bagi orang yang menjadi tukang sihir.

Karena didalam hadits yang diriwayatkan dari Nabi ‫ﷺ‬

َّ ‫الساحر َض ْرَب ٌة ب‬
‫الس ْيف‬ َّ ‫َح ُّد‬
ِ

“Hukuman bagi tukang sihir adalah dipotong dengan pedang”

Kenapa demikian?

Karena kerusakan yang ditimbulkan, menyakiti manusia, memisahkan antara seorang


suami dengan istri, menghancurkan sebuah keluarga, maka hukumannya didalam islam
adalah di potong dengan pedang artinya dibunuh dan hadits ini ada pembicaraan
dikalangan para 'ulama, ada yang mendha'ifkan, namun membunuh tukang sihir dengan
pedang ini telah datang dari beberapa shahabat diantaranya dari Umar bin khaththab
radhiyallahu 'anhu di zaman beliau radhiyallahu 'anhu, beliau memerintahkan untuk
membunuh setiap tukang sihir baik laki-laki maupun wanita dan ini disetujui oleh para
shahabat radhiyallahu anhum

Demikian pula telah shahih dari Hafshah anaknya Umar bin khaththab bahwasanya
pernah ada salah seorang budak Hafshah, ini mensihir Hafshah, kemudian dia mengaku
dan mengeluarkan sihirnya kemudian setelah itu dia dibunuh karena dia telah mensihir
Hafshah radhiyallahu 'anha

Kemudian datang juga dari Jundub radhiyallahu 'anhu dan Jundub adalah salah seorang
shahabat Nabi ‫ ﷺ‬yaitu Jundub Ibn Ka'ab ketika suatu saat beliau berada didepan salah
seorang Amir khalifah Bani Umayah yang saat itu ada seorang laki-laki yang dia
512
melakukan sihir Takhyili (sihir yang berupa khayalan) dia seakan-akan dilihat oleh
manusia saat itu membunuh seseorang dan memotong kepalanya kemudian dia bisa
menghidupkan kembali orang tersebut, ini dilakukan didepan Jundub Ibnu Ka'ab dan
juga salah seorang khalifah di zaman Bani Umayyah

Maka Jundub mendekati orang tersebut kemudian membunuhnya dan sanadnya shahih,
menunjukkan bahwasanya hukuman bagi tukang sihir adalah dibunuh dan yang
melakukan adalah pemerintah yang melakukan adalah yang berwenang yaitu penguasa
pemerintah yang sah, inilah yang berhak untuk menegakkan qishas (hukuman) bagi
orang lain BUKAN dilakukan secara individu seorang menemukan tetangganya ada
tukang sihir kemudian dia datang dan membunuh maka ini tidak diperbolehkan, yang
menegakkan qishas dan juga hukuman yang berhak adalah yang berwenang yaitu para
penguasa (pemerintah) yang sah, merekalah yang berhak untuk menentukan dan
menegakkan hukuman bagi manusia

Halaqah yang ke-35, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Pembatal Keslaman yang ke-8 yaitu tentang menolong orang-orang musyrikin didalam
memerangi orang-orang muslimin.

Berkata pengarang rahimahullah :

َّ َ َ َّ َّ ْ ُ َّ َ ُ َّ َ َ :‫يل َق ْو ُل ُه َت َع َالى‬ َ َ َ ُ ‫ين َو ُم َع َاو َن ُت ُه ْم َع َلى‬ ُ ‫اه َر ُة‬


َ ‫الم ْشرك‬ َ َ ُ
‫الثام ُن‬: ‫﴿و َمن َيت َول ُهم ِّمنُ ْم فِإنه من ُه ْم إن الله َل َي ْهدي‬ ُ ‫الدل‬‫الم ْسلمين و‬ ِ ُ‫م‬
َّ َ ْ َ ْ
‫القوٌ الُالمين‬

yang ke-8 kata beliau : menolong orang-orang musyrikin dan membantu mereka
َ َ ُ َ
didalam memerangi kaum muslimin. dan dalilnya adalah firman Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang
artinya

“Dan barangsiapa siapa yang menolong mereka maka sesungguhnya dia termasuk
mereka sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang
dzhalim ”

Ini adalah pembatal keislaman yang ke-8 yang apabila dilakukan oleh seseorang, maka
dia telah membatalkan islam nya dan apabila dilakukan maka perbuatan ini
mengeluarkan dia dari islam, dan menjadikan dia termasuk orang-orang yang kafir
membatalkan amalannya dan apabila dia meninggal dunia dalam keadaan tidak
َ َ ُ َ
bertaubat dari perbuatan ini, maka tidak akan diampuni oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
dan diakhirat termasuk orang-orang yang kafir masuk kedalam neraka selama-
selamanya

513
Menolong orang-orang musyrikin (orang kafir) dan membantu mereka didalam
memerangi orang-orang muslim. Maksudnya apabila terjadi peperangan antara kaum
muslimin dengan orang-orang kafir perang didalam masalah agama, kemudian
seseorang memihak kepada orang kafir atau orang musyrik memihak mereka
membantu mereka untuk memerangi orang-orang muslimin. memihak mereka dengan
maksud untuk supaya mereka menang

Memihak mereka supaya agama orang-orang kafir menang dan lebih tinggi dari pada
agama kaum muslimin, apabila seseorang keadaannya seperti ini, menolong orang kafir
memerangi kaum muslimin dengan maksud supaya agama orang kafir menjadi agama
yang nampak dan lebih menang dan lebih nampak dari pada agama orang-orang
muslimin dan mencintai agama mereka dan juga ajaran mereka maka orang yang
demikian adalah mengeluarkan seseorang dari islam

Dan seorang muslim mencintai Allah dan juga RasulNya dan menjadikan cinta nya
kepada Allah dan RasulNya lebih dari pada cintanya kepada orang lain (lebih daripada
cintanya kepada bapaknya, kepada anaknya kepada saudaranya kepada istrinya kepada
keluarganya) mencintai Allah dan RasulNya lebih dari hartanya lebih dari bisnisnya ini
adalah sifat seorang muslim dan juga mencintai orang yang beriman kepada Allah dan
RasulNya, mencintai kaum muslimin mencintai orang-orang yang beriman dan juga
َ َ ُ َ
mencintai segala ketaatan kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Mencintai Tauhid mencintai mengikuti Sunnah Rasulullah ‫ﷺ‬, mencintai Al-Qur’an,


mencintai hadits , mencintai para Shahabat radhiyallahu 'anhum, demikianlah sikap
seorang muslim dan benci kemaksiatan dengan berbagai jenisnya dari yang paling
besar membenci kemusyrikan membenci kenifakan, membenci kekufuran, membenci
dosa dosa besar dan dosa dosa kecil

َ َ َ ُ ٌ َ َ
‫ثلث َم ْن ك َّن فيه َو َجد به َّن َحل َوة اإل ْي َمان‬

Kata Rasulullah ‫ﷺ‬tiga perkara apabila ada pada diri seseorang maka dia menemukan
kelezatan keimanan, manisnya keimanan

ُ َ َ ُُ ُ َّ َ َ
،‫َم ْن كان الله َو َر ُسوله أ َح َُّ إل ْيه م َّما س َواه َما‬

Allah dan RasulNya lebih dia cintai daripada selain keduanya


َّ َّ ُ َ ْ َْ
،‫َوأن ُيح َُّ ال َم ْر َء َل ُيح ُّبه إَل لله‬

َ َ َُ
Dan mencintai orang lain tidak mencintainya kecuali karena Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ َ ُ َ
Karena dia taat kepada Allah, karena dia beriman kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

514
َّ َ َ ْ َْ ْ َ ُ ْ ُ َّ َ َ ْ َ ْ َ َ ُْ ْ َ َْ ْ َْ
‫َوأن َيو َر َه أن َي ُعود في الوف ِر َب ْعد أن أنقذ ُه الله منه ك َما َيو َر ُه أن ُيقذف في الن ِار‬
(‫)رواه البخاري ومسلم وهذا لفظ مسلم‬

Dan dia benci untuk kembali kepada kemaksiatan sebagaimana dia benci apabila dia
dilempar kedalam api, demikianlah sifat seorang mukmin, mencintai Allah dan
RasulNya, mencintai orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya dan mencintai
ketaatan, Bukan mencintai kekufuran dan membantu orang-orang yang musyrik di
dalam memerangi orang-orang yang beriman.

Halaqah yang ke-36, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Seorang Muslim senang apabila agama Allah ini tegak diatas permukaan bumi, senang
apabila seluruh manusia beriman kepada Allah, gembira ketika melihat manusia taat
َ َ َُ
kepada Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬sebagaimana
ُ dia gembira apabila dirinya taat kepada Allah
َ ََ ُ َ
‫تعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

Dan dia benci melihat kekufuran dan benci terhadap orang yang melakukan
kemaksiatan dan kekufuran kepada Allah, benci karena kekufuran yang dia lakukan

ِّ ُ ِّ َ َ ُ َ ْ ُ ِّ َ ْ َ ُ َ َ َ َْ
َ ‫ول ُه ب ْال ُه َد َٰى‬ َّ ُ
‫ين كله‬
ِ ‫الد‬ ‫ى‬‫ل‬ ‫ع‬ ‫ه‬‫ر‬ ‫ه‬ ُ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ق‬‫ح‬ ‫ال‬ ‫ين‬
ِ ‫د‬‫و‬ ‫ه َو الذي أرسل رس‬

َ َ ُ َ
“Dia lah Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang mengutus RasulNya dengan petunjuk dan agama yang
benar untuk menampakkan agama ini (agama islam) diatas seluruh agama" (At-Tawbah
: 33)

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan menampakkan agamanya dan seorang muslim senang apabila
agama Allah nampak di atas permukaan bumi. Ketika Allah di Esa kan didalam
ibadahnya, senang apabila Allah di taati, senang apabila agama ini di amalkan didalam
kehidupan sehari-hari oleh manusia, demikianlah sikap seorang muslim

ُ ‫الم ْشرك َين َو ُم َع َاو َن ُت ُه ْم َع َلى‬


َ ‫الم ْسلم‬
‫ين‬ ُ ‫اه َر ُة‬
َ َ ُ : ُ َّ
ُ‫الثامن م‬
ِ

Termasuk diantara perkara yang membatalkan keislaman adalah menolong orang-


orang kafir (orang-orang musyrik) di dalam memerangi orang islam, menolong mereka
dan didalam hatinya dia cinta dengan kekufuran dan senang apabila orang-orang
musyrikin tersebut agamanya lebih nampak dan lebih menang daripada agama kaum
muslimin, maka ini bisa menyebabkan keluar dari islam

Adapun orang yang membantu orang-orang musyrikin dan orang-orang yang kafir
dalam memerangi kaum muslimin bukan karena cinta dengan agama orang-orang kafir

515
dan bukan karena senang apabila agama orang-orang kafir menang diatas agama kaum
muslimin, dia menolong orang-orang musyrikin tersebut (orang-orang kafir tersebut)
karena keinginan duniawi ingin jabatannya tetap atau dia ingin harta dunia atau dia
ingin kekuasaannya tetap, maka dalam keadaan seperti ini dia telah melakukan dosa
besar, bukan keluar dari islam tetapi melakukan dosa besar, (Fisq) termasuk kefasikan

Dan kalau dia meninggal dalam keadaan seperti ini maka dia telah meninggal dunia
dalam keadaan membawa dosa besar, keadaan dia di akhirat adalah seperti pelaku dosa
َ َ َُ
besar yang lain dibawah kehendak Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kalau Allah menghendaki maka
Allah mengampuni dan kalau Allah menghendaki maka Allah akan mengadzab dia di
dalam neraka

Di zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬ada beberapa kaum muslimin yang ketika kaum muslimin hijrah
ke kota Madinah mereka tidak hijrah padahal saat itu melakukan hijrah hukumnya
wajib, meninggalkan daerah yang kufur dan daerah yang syirik yang disitu mereka tidak
bisa beribadah kepada Allah dan diancam ketika beribadah kepada Allah wajib saat itu
mereka untuk melakukan hijrah ke kota Madinah tetapi ada sebagian kaum muslimin
karena cinta dengan daerahnya dengan kota Mekah yang sudah menjadi tanah
kelahiran dan disana banyak bisnis, banyak dagang yang dia lakukan disana, cinta
dengan keluarganya yang terlalu banyak di kota mekkah sehingga dia tidak melakukan
hijrah

Dan ada diantara mereka yang ketika terjadi peperangan yang besar antara kaum
muslimin dengan orang kafir yaitu ketika perang Badr ada diantara kaum muslimin
yang dipaksa oleh orang-orang musyrikin untuk ikut keluar berperang melawan
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan juga para shahabat, padahal dia seorang muslim kemudian dia
meninggal dunia dalam keadaan membawa dosa ini memerangi kaum muslimin
menolong orang-orang musyrikin tetapi bukan karena cinta agama orang-orang
َُ
musyrikin sebabnya adalah karena dia cinta dengan dunia maka Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬menurunkan ayat
ً۬ َّ ُ ۡ َ ۡ ُ َ ۡ َ َ ْ ٓ ُ َ َۡ ْ ُ َ ُۡ ُ َ ْ ُ َ ۡ ُ َ ٓ
َ ‫وا ُك َّنا ُم ۡس َت ۡض َعف‬ َ ُ َ َٓ ۡ َّ َ َ َّ َّ
‫ض ٱلله َوٲس َعة‬ ‫ض قالوا ألم تون أر‬ ِ ‫ر‬ ۡ ‫ٱأل‬ ‫ى‬‫ف‬ ‫ين‬ ‫ين ت َوف َٰٮ ُه ُم ٱل َمل َٰ ِٕٮكة ظالمى أنفسہم قالوا فيم كنتم قال‬ ‫إن ٱلذ‬
َ ُ َ ۡ َ َ َ ۡ ۡ َ ‫َ ِّ َ ء‬ َ ِّ َ َ َ ۡ َ ۡ ُ ۡ َّ ً َ ۡ ُ
ۡ َ ‫َ ُ َ ُ ْ َ َ ْ َ َٰٓ َ َ َ َٰ ُ ۡ َ َ َّ ُ َ َ ء‬
‫) إَّل ٱلمستضعفين من ٱلرجال وٱلنساء وٱل ِولدٲن َّل يستطيعون‬٤٧( ‫فتہاجروا فيہا فأول ِٕٮك مأوٮهم جهنم وساءت مصيرا‬
ً۬ ُ َ ُ َ ُ َّ َ َ َۡ ُ َ ُ َّ َ َ َٓ َُ ً۬ َ ُ َ َ ً۬ َ
‫) فأ ْول َٰ ِٕٮك ع َسى ٱلله أن َي ۡعف َو عن ُہ ۡم َوكان ٱلله عف ًّوا غفورا‬٤٨( ‫حيلة َوَّل َي ۡہتدون َسبيل‬

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh para Malaikat (yaitu oleh Malaikat
maut)...
ُ َْ َ
‫ظالمي أنفسه ْم‬

...Dalam keadaan mereka mendzhalimi dirinya sendiri...

516
ُُْ َ ُ َ
‫يم كنت ْم‬‫قالوا ف‬

ُ ُ َ
(kata Malaikat) Malaikat berkata kepada orang-orang seperti ini (‫يم كنت ْم‬ ‫ )ف‬didalam apa
kalian dahulu? Kalian ini adalah orang-orang muslimin tetapi kenapa kalian berperang
ُ ُ َ ُ َ
bersama orang-orang musyrikin melawan orang-orang muslimin (‫يم كنت ْم‬ ‫ )قالوا ف‬kalian
dulu ini bagaimana?

Apakah kalian ini muslim ataukah kalian ini bersama orang-orang kafir, kalau kalian
muslim kenapa kalian bersama orang-orang musyrikin memerangi kaum muslimin

‫ض‬ َْ ْ َ َ ْ َ ْ ُ َّ ُ ُ َ
ِ ‫قالوا كنا مستضعفين في األر‬

Mereka menjawab “kami dahulu adalah orang-orang yang lemah,

kami dahulu dipaksa keluar untuk memerangi orang-orang muslimin padahal kami
tidak ingin mereka beralasan karena mereka dipaksa

Kemudian malaikat mengatakan

َّ ُ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ َ
‫ض الله َواس َعة‬‫قالوا ألم تون أر‬

...Bukankah bumi Allah ini adalah bumi yang luas...

َُ
‫فت َهاج ُروا ف َيها‬

...Sehingga kalian bisa hijrah...

Kalian dahulu punya kemampuan untuk melakukan hijrah meninggalkan kota Mekkah
bergabung bersama kaum muslimin mengapa tidak kalian lakukan kalian lebih memilih
tinggal didaerah kalian, cinta terhadap harta kalian, cinta terhadap keluarga kalian
sehingga akhirnya kalian dipaksa oleh orang-orang musyrikin untuk memerangi orang-
orang muslimin

ْ َّ ُ ْ َ َ َُ
‫فأول َٰ ئك َمأ َواه ْم َج َهن ُم َو َس َاءت َمص ًيرا‬

...Maka orang yang demikian balasannya (kembalinya adalah Jahanam...

ْ
‫َو َس َاءت َمص ًيرا‬

...Dan ini adalah sejelek jelek tempat kembali" (An-Nisa’ : 97)

517
Dan ini menunjukkan bahwasanya adalah dosa besar, setiap dosa didalam Al-Quran
maupun didalam Hadits yang disitu ada ancaman dengan Jahanam maka itu adalah
termasuk dosa besar di akhirat dibawah kehendak Allah, kalau Allah menghendaki
maka di ampuni kalau Allah menghendaki maka akan dimasukkan kedalam neraka atau
di adzab di dalam neraka

َْ ْ ِّ َ ‫إ ََّّل ْال ُم ْس َت ْض َعف‬


ِّ ‫ين م َن‬
‫الر َجال َوالن َساء َوال ِولدان‬

"Kecuali orang-orang yang lemah dari kalangan laki-laki dan wanita dan juga anak-anak
kecil...

َ َُ َ َ َ ُ َ ْ َ َ
‫يعون حيلة َوَّل َي ْهتدون َسبيَل‬ ‫َّل يستط‬

...yang mereka tidak mampu untuk keluar, tidak memiliki harta, tidak memiliki kekuatan
fisik

َ َُ َ
‫َوَّل َي ْهتدون َسبيَل‬

...dan mereka tidak tahu jalan.. (ingin keluar dari kota Mekkah tetapi tidak tahu gimana
kota Madinah)

ْ َ ُ ْ َ ُ َّ َ َ َ َُ
ۚ ‫فأول َٰ ئك ع َسى الله أن َي ْعف َو عن ُه ْم‬

...Maka orang yang demikian Allah memaafkan mereka...


َّ َ َ َ
ً ‫الل ُه َع ُف ًّوا َغ ُف‬
‫ورا‬ ‫وكان‬

َ َ ُ َ
...Dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Maha memaafkan dan Maha mengampuni. (An-Nisa’ : 98-99)

Termasuk dosa besar menolong orang-orang musyrikin memerangi kaum muslimin dan
sebabnya adalah karena dia cinta terhadap dunia bukan karena cinta terhadap agama
kaum musyrikin tetapi cinta terhadap dunianya, adapun apabila menolong orang-orang
musyrikin karena cinta dengan agama orang-orang musyrikin dan senang apabila
mereka agamanya lebih nampak daripada agama kaum muslimin maka inilah yang bisa
mengeluarkan seseorang dari islam

Halaqah yang ke-37, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

َ َ َُ
Dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬didalam Al-Quran mengabarkan bahwasanya diantara sifat
orang-orang yahudi mereka dahulu menolong dan mencintai orang-orang yang kafir
(orang-orang musyrikin yang menyembah berhala) padahal orang-orang yahudi

518
mereka adalah ahlul kitab yang menisbatkan diri mereka kepada wahyu (kepada kitab
َ َ ُ َ
Allah ‫)س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ tapi diantara sifat mereka yang Allah cela adalah mereka mencintai
َ َ َُ
dan menolong orang-orang musyrikin. Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengatakan

َ ُ َ ُ َ ْ َ َ ُ َّ َ َْ ُ ْ َ َ ْ َّ َ َ ‫ين َك َف ُروا ۚ َلب ْئ‬


َ ‫َت َر َٰى َكث ًيرا م ْن ُه ْم َي َت َو َّل ْو َن َّالذ‬
‫س َما قد َمت ل ُه ْم أنف ُس ُه ْم أن َسخط الله عل ْيه ْم َوفي ال َعذاب ه ْم خالدون‬

“Kamu akan melihat sebagian besar atau banyak diantara mereka (orang-orang
yahudi)...
َ َ َ َّ َ ْ َّ َ َ َ
‫ين كف ُروا‬ ‫يتولون الذ‬

...mereka mencintai dan menolong orang-orang yang kafir, mencintai orang-orang yang
menyembah berhala orang-orang musyrikin...
ُ ْ َ َ ْ َّ َ َ ‫َلب ْئ‬
‫س َما قد َمت ل ُه ْم أنف ُس ُه ْم‬

...sungguh jelek perbuatan tangan mereka...

َ ُ َ ُ َ ْ َ َ ُ َّ َ َْ
‫أن َسخط الله عل ْيه ْم َوفي ال َعذاب ه ْم خالدون‬

َ َ ُ َ
...Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬marah kepada mereka dan didalam neraka mereka akan kekal"

َ ُ َ ْ َ َ َ ُ ُ َ َّ َ ُْ َّ َّ َ ُ ْ ُ َ َ
‫َول ْو كانوا ُيفمنون بالله َوالنب ِّي َو َما أن ِز َل إل ْيه َما اتخذوه ْم أ ْول َي َاء َول َٰ و َّن كث ًيرا من ُه ْم فاسقون‬

"seandainya mereka benar-benar beriman kepada Allah, beriman kepada Rasul dan apa
yang diturunkan kepada Rasul berupa wahyu...
َ ُ ُ َ َّ
‫َما اتخذوه ْم أ ْول َي َاء‬

...tentunya mereka tidak akan menjadikan (orang-orang kafir tersebut) sebagai wali...

sebagai penolong, sebagai orang yang dipintai menjadi teman setia

َ ُ َ ْ َ َ
‫َول َٰ و َّن كث ًيرا من ُه ْم فاسقون‬

...tetapi banyak diantara mereka adalah termasuk orang-orang yang fasik” (Al-Ma’idah :
80-82)

Sifat orang yahudi mereka mencintai dan menolong orang-orang musyrikin, padahal
mereka menisbatkan diri mereka kepada wahyu, kepada kitab dan ini juga termasuk
sifat orang-orang munafik. Selain sifat yahudi menolong dan mencintai orang-orang
َ َ َُ
musyrikin adalah termasuk sifat orang munafik. Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman

519
َّ َ َ ۡ ُ َ َ َُ َ َ ۡ ُۡ
‫ين أ َي ۡبتغون عنده ُم ٱلع َّزة فِإن‬
ُ ‫َّ َ َ َّ ُ َ ۡ َ َٰ َ َ ء‬
‫ين أ ۡول َيا َء من دون ٱلمفمن‬ ً ‫ين ب َأ َّن َل ُه ۡم َع َذ ًابا َأل‬
‫) ٱلذين يتخذون ٱلو ف ِر‬١٦٨( ‫يما‬ َ ‫َب ِّشر ۡٱل ُم َن َٰ فق‬
ً۬ َ َّ َ َّ ۡ ِ
‫(ٱلعزة لله جميعا‬١٦٤

“Kabarkanlah, berilah kabar gembira kepada orang-orang munafik dengan adzab yang
pedih...

(siapa mereka?)

َ ‫ين َأ ْول َي َاء م ْن ُدون ْال ُم ْفمن‬


‫ين‬
َ ُ َّ َ َ َّ
َ ‫ون ْال َكافر‬‫الذين يتخذ‬
ِ

...mereka adalah orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai aulia...

sebagai teman setia, menolong mereka untuk memerangi kaum muslimin mencintai
agama mereka

َ ‫م ْن ُدون ْال ُم ْفمن‬


‫ين‬

...menjadikan mereka sebagai teman setia selain orang-orang yang beriman” (An-Nisa’ :
138-139)

Menunjukkan kepada kita bahwasanya sifat ini adalah sifat yang tercela dan ini adalah
sifat orang-orang yahudi demikian pula sifat orang-orang munafik dan seorang muslim
loyalnya adalah kepada Allah, kepada RasulNya, kepada orang-orang yang beriman

َ ُ َ َ َّ َ ُ ْ ُ َ َ َ َّ َ ُ ُ َ َّ ُ َ َ َّ َ ُ ُ ُ َ َ ُ َّ ُ ُ ُّ َ َ َّ
‫الزكاة َوه ْم َراك ُعون‬ ‫إنما وليكم الله ورسوله والذين آمنوا الذين يقيمون الصَلة ويفتون‬
َ ُ َ ْ ُ ُ َّ َ ْ َّ َ ُ َ َ َّ َ ُ َ ُ َ َ َ َّ َّ َ َ َ ْ َ َ
‫ومن يتول الله ورسوله والذين آمنوا فِإن حزب الله هم الغالبون‬

“Sesungguhnya wali kalian adalah Allah dan RasulNya dan orang-orang yang beriman
yang mendirikan shalat, yang membayar zakat dan mereka dalam keadaan ruku'"

"Dan barangsiapa yang berloyal kepada Allah dan RasulNya dan orang-orang yang
َ َ َُ
beriman, maka sesungguhnya golongan Allah (pasukan Allah ‫ ) ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬merekalah
orang-orang yang menang" (Al-Ma’idah : 55-56)

Inilah sikap orang mukmin loyalnya adalah kepada Allah dan RasulNya dan juga orang-
orang yang beriman

(‫ )والدليل قوله تعالى‬dan dalil bahwasanya orang yang menolong kaum musyrikin didalam
memerangi kaum muslimin karena ingin menampakkan agama orang-orang musyrikin,
dalil bahwasanya ini adalah termasuk kufur dan mengeluarkan seseorang dari islam
adalah firman Allah

520
َّ ْ ‫الل َه ََل َي ْهدي ْال‬
‫قو ٌَ الُالمين‬
َّ َّ ْ ُ ْ ُ َّ َ ْ ُ ِّ ُ َّ َ َ َ َ َ
‫ومن يتولهم منُم فِإنه منهم إن‬
َ
ِ
“Dan barangsiapa yang menolong mereka diantara kalian maka sesungguhnya dia
adalah termasuk mereka"

Firman Allah

ْ ُ َّ َ
‫فِإنه من ُهم‬

ْ
Maka dia adalah (‫ )من ُهم‬termasuk mereka (orang-orang kafir)

Maksud dari pengarang disini menunjukkan bahwasanya yaitu firman Allah

ْ ُ َّ َ
‫فِإنه من ُهم‬

...maka dia adalah termasuk mereka...

menunjukkan bahwasanya orang yang melakukannya adalah termasuk orang yang kafir
telah mengeluarkan dia dari keislaman, yaitu karena dia menolong kaum musyrikin dan
dalam memerangi kaum muslimin dan di dalam hatinya senang dengan agama orang-
orang musyrikin dan senang apabila agama orang musyrikin nampak diatas agama
kaum muslimin

َّ َْ َ َ َّ َّ
‫إن الله َل َي ْهدي الق ْو ٌَ الُالمين‬

...sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang


dzhalim"
َ َ ُ َ
Yaitu orang-orang yang kufur kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Halaqah yang ke-38, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Pembatal keIslaman yang ke-9

Beliau mengatakan

َّ َ َ ُ ُ
‫التاس ُع‬: ‫ َوانه َي َس ُعه الخ ُروج عن شريعة ﷺ ك َما َوس َع الخض َر‬: ‫من اعتقد أن بعض الناس ال يجُ عليه اتباع النبي ﷺ‬
َ َ َ َّ ََ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ ُ
‫ ف ُه َوكاف ٌر‬،ٌُ ‫السَل‬ ‫وسى عليه‬ ‫الخروج عن ش ِريعة م‬

Yang artinya :

521
“Yang kesembilan Barangsiapa yang meyakini bahwasanya sebagian manusia tidak
wajib mengikuti Nabi ‫ ﷺ‬dan bahwasanya dia boleh keluar dari syari'atnya Nabi ‫ﷺ‬
sebagaimana Nabi Khodir keluar dari syari'atnya Nabi Musa 'alayhissallam, Maka orang
yang demikian adalah orang yang kafir “.

Ini adalah pembatal keIslaman yang ke-9 yang disebutkan oleh pengarang rahimahullah
didalam kitab beliau Nawaqidhul Islam.

َّ
Beliau mengatakan ‫ التاس ُع‬perkara yang kesembilan dari sepuluh perkara yang
membatalkan keislaman

‫من اعتقد أن بعض الناس ال يجُ عليه اتباع النبي ﷺ‬

Yaitu barangsiapa yang meyakini (mempercayai) bahwasanya sebagian manusia tidak


wajib untuk mengikuti Nabi ‫ﷺ‬

ُ ُ
‫َوانه َي َس ُعه الخ ُروج عن شريعة ﷺ‬

Dan bahwasanya boleh baginya untuk keluar dari syariat Nabi ‫ﷺ‬

Manusia semuanya semenjak diutusnya Rasulullah ‫ﷺ‬maka wajib bagi mereka semua
untuk taat dan beriman kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬Rasulullah ‫ ﷺ‬diutus untuk oleh Allah
َ َ َُ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬sebagai seorang Rasul untuk seluruh manusia baik termasuk orang arab
maupun diluar orang arab, baik seorang yahudi, seorang nashrani (seorang yang
musyrik) siapa saja yang datang setelah diutusnya Rasulullah ‫ ﷺ‬maka wajib baginya
untuk mengikuti Rasulullah ‫ﷺ‬

Apabila mereka mendengar tentang kedatangan Rasulullah ‫ ﷺ‬kemudian meninggal


dalam keadaan tidak beriman dengan beliau ‫ﷺ‬, maka dia meninggal dalam keadaan
َ َ ُ َ
kufur kepada Allah ‫س ْب َحانه َو ت َعالى‬,
ُ meskipun dia mengaku sebelumnya beriman dengan
Nabi, mengaku sebelumnya beriman dengan Nabi Musa, Nabi Isa 'alayhisallam atau
dengan Nabi yang lain, apabila sudah datang Rasulullah ‫ ﷺ‬dan mendengar kedatangan
beliau maka wajib baginya untuk mengikuti Rasulullah ‫ ﷺ‬karena Rasulullah ‫ ﷺ‬diutus
untuk seluruh alam semesta, sebagaimana firman Allah

َ َ ْ َ َْ َ َ
َ ‫اك إ ََّّل َر ْح َمة ل ْل َع َالم‬
‫ين‬ ‫وما أرسلن‬

“Dan tidaklah kami mengutusmu wahai Muhammad kecuali sebagai rahmat bagi
seluruh alam” (Al-Anbiya’ 107)

Baik orang arab maupun selain orang arab, baik yang kulitnya berwarna putih maupun
yang hitam. di dalam ayat yang lain Allah mengatakan

522
َّ ُ ُ َ ِّ ُ َّ َ ُّ َ َ ْ ُ
ً ‫الله إ َل ْي ُك ْم َجم‬
‫يعا‬ ‫قل يا أيها الناس إني رسول‬

ً ُ َ
“Katakanlah wahai manusia sesungguhnya aku adalah Rasulullah (‫جميعا‬ ‫ )إل ْيك ْم‬Aku adalah
ً
Rasulullah untuk kalian (‫)جميعا‬ semuanya"

Menunjukkan bahwasanya beliau ‫ ﷺ‬diutus untuk seluruh manusia tidak terkecuali dan
ini adalah keistimewaan beliau ‫ ﷺ‬adapun para Nabi sebelum beliau ‫ ﷺ‬maka mereka
diutus untuk kaumnya dan bukan untuk seluruh manusia. Sebagaimana dalam hadits

‫وكان النبي يبعث إلى قومه خاصة وبعثت انا إلى الناس كافه‬

Dahulu Nabi diutus kepada kaumnya secara khusus

َ َّ ََ
Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬diutus kepada Bani Israil
َ َّ ََ
Nabi Isa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬diutus kepada Bani Israil
َ َّ ََ
Nabi Sholeh ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬diutus kepada Tsamud
َ َّ ََ
Nabi Hud ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬diutus kepada ‘Ad
َ َّ ََ
Nabi Syueb ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬diutus kepada Madyan
َ َّ ََ
Nabi Nuh ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬diutus kepada kaumnya

Demikianlah para Nabi dan Rasul sebelum Rasulullah ‫ ﷺ‬diutus kepada kaumnya
ُ َ
masing-masing dengan bahasa mereka, adapun Rasulullah ‫ ﷺ‬maka Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬berikan kelebihan kepada beliau, beliau diutus kepada seluruh manusia

َّ ُ ُ َ ِّ ُ َّ َ ُّ َ َ ْ ُ
ً ‫الله إ َل ْي ُك ْم َجم‬
‫يعا‬ ‫قل يا أيها الناس إني رسول‬

"Katakanlah wahai manusia sesungguhnya aku diutus untuk kalian semuanya"

Halaqah yang ke-39, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Apabila ada seorang yahudi atau nashrani yang mereka mengaku beriman dengan Nabi
َ َّ ََ
Musa atau Nabi 'Isa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬sekarang mendengar tentang kedatangan Rasulullah ‫ﷺ‬
maka tidak halal kecuali harus mengikuti Rasulullah ‫ﷺ‬

Apabila meninggal dalam keadaan sebagai seorang yahudi dan nashrani dan tidak
beriman dengan kenabian Rasulullah ‫ ﷺ‬maka dia meninggal dalam keadaan kufur
َ َ ُ َ
kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda

523
َّ َ َ َ ُ ْ ُ َّ ْ َ ُ ُ َ ُ َ ٌ َ
‫ال َي ْس َم ُع بي أ َحد م ْن هذه األ َّمة َي ُهودي َوال ن ْص َراني ث َّم َي ُموت َول ْم ُيفم ْن بالذي أ ْرسلت به إال كان م ْن أ ْص َحاب الن ِار‬

“Tidaklah mendengar tentang kedatangan seseorang diantara umat ini, baik seorang
yahudi maupun nashrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak beriman apa yang
aku bawa kecuali dia adalah termasuk penghuni neraka” (H.R Muslim 218)

Tidaklah mendengar kedatanganku seorang dari umat ini baik yahudi maupun nashrani
kemudian meninggal dunia dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa ( tidak masuk
kedalam agama islam) kecuali dia akan masuk kedalam neraka

Kabar dari Nabi ‫ ﷺ‬tentang wajibnya orang-orang yahudi dan nashrani untuk mengikuti
Rasulullah ‫ﷺ‬

Bahkan bukan hanya itu seandainya sekarang ada seorang Nabi yang masih hidup baik
Nabi Musa maupun Nabi 'Isa maka diwajibkan bagi Nabi tersebut untuk mengikuti
َ َ ُ َ
Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak boleh dia melaksanakan syari'atnya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mewajibkan
bagi Nabi tersebut untuk mengikuti dan beriman bahkan menolong Rasulullah ‫ﷺ‬
َ َ ُ َ
didalam agamanya dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬telah mengambil perjanjian kepada seluruh
ُ َ
Nabi, seluruh Nabi sebelum Rasulullah ‫ ﷺ‬telah diambil perjanjian oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ت َعالى‬

Apabila datang kepada mereka seorang r(asul, yaitu Rasulullah ‫ ﷺ‬yang membenarkan
apa yang diturunkan kepada mereka (apabila datang beliau) dan mereka masih hidup
diwajibkan mereka untuk mengikuti Rasulullah ‫ﷺ‬, beriman dengan beliau dan
menolong beliau

ُ َ
Dan ini sudah Allah ambil perjanjiannya sebelum kedatangan Rasulullah ‫ ﷺ‬Allah ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ
‫ َو ت َعالى‬berfirman

ُ َّ ُ َ َ َ ُ َُۡ ُ ِّ ًٌ۬ ِّ ًٌ۬ ُ َ ۡ ُ َ ‫َ َٰ ً۬ َ ۡ َ ً۬ ُ َّ َ ء‬ ُ ُ َ ‫َ ء‬ َّ َ َ ُ َّ َ َ َ ۡ


‫نص ُرنه ۥ‬ ‫ول ُّم َصدق ل َما َم َعك ۡم لتفمن َّن بهۦ ولت‬ ‫َوإذ أخذ ٱلله ميث َٰ ق ٱلنب ِّي ۧ َن ل َما َءات ۡيتڪم ِّمن ڪت ُ وحُمة ثم جاءڪم رس‬
َ َ َ َّ َ َ َّ َ ِّ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ َ ۡ َ َ َ َ ۡ َ ۡ َ ْ ٓ ُ َ ُ َ ََ ُۡ ََ ُ َۡ َ َ
‫) ف َمن ت َول َٰى َب ۡعد ذٲلك‬٨١( ‫ين‬ َ ‫ٱلش َٰ هد‬ ‫ال َءأق َر ۡرت ۡم َوأخذت ۡم عل َٰى ذٲلك ۡم إ ۡص ِرى قالوا أقررنا قال فٱشہدوا وأنا معكم من‬‫ق‬
َ ُ َٰ َ ۡ ُ ُ َ َٰٓ َ ْ ُ َ
٨٢( ‫فأول ِٕٮك هم ٱلف سقون‬

َ َ ُ َ
“Ketika Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengambil perjanjian dari para Nabi...

ُ ٌ ِّ ٌ ‫َل َما َآت ْي ُت ُك ْم م ْن ك َتاب َوح ُْ َمة ُث َّم َج َاء ُك ْم َر ُس‬


‫ول ُم َصدق ل َما َم َعك ْم‬

...Aku telah memberikan kepada kalian kitab dan juga hikmah, kemudian datang kepada
kalian seorang Rasul...
ُ ٌ ِّ
‫ُم َصدق ل َما َم َعك ْم‬

524
...Yang membenarkan apa yang kalian bawa...

ُ َّ ْ َ َ ُ َُْ
‫لتفمن َّن به َولتن ُص ُرنه‬

...Kalian harus beriman dengan rasul tersebut yaitu Rasulullah ‫ﷺ‬...

ُ َّ ْ َ َ
‫َولتن ُص ُرنه‬

...Dan kalian harus menolong dia...

Ini janji Allah ambil dari para Nabi

ُ َ َ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ََ َ َ
‫ال أأق َر ْرت ْم َوأخذت ْم عل َٰى ذ َٰ لك ْم إ ْص ِري‬‫ق‬

Kemudian Allah berkata "Apakah kalian mengikrarkan perjanjian ini, apakah kalian
menyetujui perjanjian ini"...
َ َْ ُ َ
ۚ ‫قالوا أق َر ْرنا‬

..Mereka mengatakan kami berikrar..

Para Nabi semuanya berikrar apabila datang Rasulullah ‫ ﷺ‬niscaya mereka akan
beriman kepada Rasulullah ‫ﷺ‬

َّ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ
َ ‫الشاهد‬
‫ين‬ ‫قال فاشهدوا وأنا معكم من‬

...Maka hendaklah kalian bersaksi dan saksikanlah kalian karena sesungguhnya Aku
bersama kalian termasuk orang-orang yang bersaksi"

َ ُ َْ ُ َ َ َُ َ َ َ َّ َ َ
‫ف َم ْن ت َول َٰى َب ْعد ذ َٰ لك فأول َٰ ئك ه ُم الفاسقون‬

"Maka barangsiapa yang berpaling (dari perjanjian ini) maka mereka adalah orang-
orang yang fasik" (Al-Imran : 81-82)

Halaqah yang ke-40, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Seorang Nabi sekalipun seandainya sekarang masih hidup, maka dia wajib untuk
Rasulullah ‫ﷺ‬

525
Di dalam sebuah hadits suatu saat Umar bin khaththab radhiyallahu 'anhu membaca
sebuah kitab yang beliau dapatkan dari Ahlul kitab dan Rasulullah ‫ ﷺ‬melihat Umar bin
khaththab radhiyallahu anhu, maka Rasulullah ‫ ﷺ‬mencela apa yang dilakukan oleh
Umar karena beliau membaca sebuah kitab yang diturunkan kepada Ahlul kitab,
kemudian Rasulullah ‫ﷺ‬mengatakan :

َّ ْ َ َّ ُ ً ّ َ َ َ َْ َّ
‫ ل ْو كان ُم ْو َسى َحيِِا َما َوس َعه إَلأن َيتب َعن ْي‬، ‫َو الذ ْي نفس ْي ب َيده‬

Beliau mengatakan demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya seandainya Musa (yaitu
Nabi Musa 'alayhissalam) sekarang ini hidup, niscaya dia tidak boleh melakukan kecuali
harus mengikuti diriku (beriman dengan diriku)”
َ َّ ََ َ َ ُ َ
Karena Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬telah diambil perjanjiannya oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬oleh
َ َّ ََ
karena itu diakhir zaman ketika Nabi Isa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬turun ke dunia maka beliau
'alayhissalam akan turun sebagai salah satu diantara umat Rasulullah ‫ﷺ‬, mengikuti
syariat Rasulullah ‫ﷺ‬, tidak berhukum dengan Injil tapi berhukum dengan Al-Quran
yang diturunkan kepada Rasulullah ‫ﷺ‬, shalat bersama kaum muslimin, melakukan
umrah, melakukan haji dan akan meninggal dunia, dimandikan, dikafani, dan
dishalatkan oleh kaum muslimin

Beliau turun diakhir zaman sebagai salah satu diantara umat Rasulullah ‫ﷺ‬bukan
sebagai Nabi bagi Bani Israil, Para Nabi pun wajib mengikuti Rasulullah ‫ ﷺ‬apabila
mereka menemui Rasulullah ‫ﷺ‬

Dan risalah beliau, kenabian beliau ‫ ﷺ‬wajib ditaati oleh Jin maupun manusia, beriman
dengan beliau, beriman dengan Al-Quran, mengikuti syariat beliau ‫ ﷺ‬sebagaimana
kaum muslimin dikalangan manusia.

Apabila Jin mendengar kedatangan Rasulullah ‫ ﷺ‬maka diwajibkan mereka untuk


mengikuti Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak ada alasan mereka untuk tidak mengikuti Rasulullah ‫ﷺ‬

َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menceritakan didalam Al-Quran, ada sebagian Jin yang datang kepada
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan mendengar Al-Quran dari beliau ‫ﷺ‬

َ ‫وه َق ُالوا َأ ْنص ُتوا َف َل َّما ُقض َي َو َّل ْوا إ َل َٰى َق ْومه ْم ُم ْنذر‬
‫ين‬ ُ ‫آن َف َل َّما َح َض ُر‬
َ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ِّ ْ َ ً َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ
‫وإذ صرفنا إليك نفرا من الجن يستمعون القر‬
ِ

“Dan ketika Kami palingkan kepadamu (Kami datangkan kepadamu serombongan dari
Jin...

َ ُْ َ َ
‫َي ْستم ُعون الق ْرآن‬

...yang mereka mendengar Al-Quran yang engkau baca...

526
ُ ْ َ ُ َ ُ ُ َ َ َّ َ َ
‫وه قالوا أنصتوا‬‫فلما حضر‬

...ketika mereka datang dan hadir mendengar apa yang dibawakan oleh Rasulullah ‫ﷺ‬
mereka mengatakan...

ُ َْ
‫أنصتوا‬

...hendaklah kalian diam...

(saling menasihati diantara mereka) mengatakan hendaklah kalian diam, mereka ingin
mendengar apa yang dibaca Rasulullah ‫( ﷺ‬ini diucapkan oleh Jin)

َ ‫َف َل َّما ُقض َي َو َّل ْوا إ َل َٰى َق ْومه ْم ُم ْنذر‬


‫ين‬ ِ

...ketika Rasulullah ‫ﷺ‬selesai membaca (Al-Quran tersebut) maka Jin-Jin tersebut pergi
kepada kaum mereka dalam keadaan (‫ين‬ َ ‫)م ْنذر‬
ُ dalam keadaan memberikan
ِ
peringatan” (Al-Ahqaf : 29)

َ َ َ ِّ ْ َ َ ً ِّ َ ‫َق ُالوا َيا َق ْو َم َنا إ َّنا َسم ْع َنا ك َت ًابا ُأ ْنز َل م ْن َب ْعد ُم‬
‫وس َٰى ُم َصدقا ل َما َب ْي َن َيد ْيه َي ْهدي إلى ال َحق َوإل َٰى ط ِريق ُم ْستقيم‬ ِ

“mereka berkata "wahai kaum kami" (wahai Jin wahai kaum kam) Sesungguhnya kami
telah mendengar sebuah kitab yang diturunkan setelah Musa yang membenarkan apa
yang sebelumnya...

ِّ ْ َ
‫َي ْهدي إلى ال َحق‬

...yang memberikan petunjuk kepada kebenaran...

َ َ َ
‫َوإل َٰى ط ِريق ُم ْستقيم‬

...Dan memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus” (Al-Ahqaf : 30)

Para jin tersebut mengetahui bahwasanya Al-Quran apabila dipelajari dan diamalkan
akan membimbing seseorang kepada jalan yang lurus, kemudian mereka mengatakan
َ ََ ُ ُ ُُ َُ ْ ُ َّ َ َ َ َ
‫َيا ق ْو َمنا أج ُيبوا داع َي الله َوآمنوا به َيغف ْر لك ْم م ْن ذنوبُ ْم َو ُيج ْرك ْم م ْن عذاب أليم‬

َ َ َُ
“Wahai kaum kami, hendaklah kalian menjawab dai dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yaitu
Rasulullah ‫ﷺ‬

ُ
‫َوآمنوا به‬

527
َ َ َُ
Hendaklah kalian beriman niscaya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan mengampuni dosa kalian dan
akan menyelamatkan kalian dari azab yang pedih” (Al-Ahqaf : 31)

Menunjukkan kepada kita tentang kewajiban jin beriman dengan Rasulullah ‫ﷺ‬wajib
bagi mereka untuk beribadah kepada Allah dengan syariat Rasulullah ‫ ﷺ‬Inilah
keistimewaan kenabian dan juga kerasulan ‫ﷺ‬

Halaqah yang ke-41, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Apabila ada seseorang di jaman sekarang dia meyakini ada sebagian manusia, boleh dia
tidak mengikuti Rasulullah ‫ﷺ‬, boleh dia untuk tidak beriman dengan Rasulullah ‫ﷺ‬,
boleh dia untuk keluar dari syariat Rasulullah ‫ﷺ‬

Maka kata beliau disini (‫ )فهو كافر‬Maka orang yang demikian telah keluar dari agama
islam. seorang muslim meyakini bahwasanya syariat beliau ‫ﷺ‬adalah untuk seluruh
manusia, bukan untuk orang arab saja dan bukan untuk orang tertentu saja.

Barangsiapa yang meyakini bahwasanya ada sebagian manusia boleh keluar dari syariat
Rasulullah ‫ ﷺ‬maka dia telah keluar dari agama Islam.

Kenapa demikian?

Karena dia telah mendustakan kabar dari Allah, Allah mengabarkan bahwasanya syariat
Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk seluruh manusia. bagaimana dia mengeluarkan dirinya sendiri atau
mengeluarkan sebagian orang dan mengatakan bahwasanya dia tidak wajib untuk
beriman dengan Rasulullah ‫ﷺ‬dan dia mendustakan Rasulullah ‫ ﷺ‬karena Rasulullah
‫ ﷺ‬mengabarkan seperti yang kita sebutkan tadi bahwasanya beliau dia diutus untuk
seluruh manusia.

Dan ini adalah ijma' para Ulama tidak terkecuali, mereka semua berijma' bahwasanya
Rasulullah ‫ﷺ‬diutus untuk seluruh manusia. Maka bagaimana seorang muslim atau
mengaku bahwasanya dirinya adalah seorang muslim meyakini bahwasanya ada
sebagian manusia boleh tidak beriman dan tidak mengikuti syariat Rasulullah ‫ﷺ‬

Seperti sebagian manusia yang mengaku telah mencapai derajat ma’rifah, yang menurut
dirinya adalah derajat yang paling tinggi sudah sampai derajat yaqin, dia mengatakan
apabila sudah sampai derajat ini maka boleh dia tidak mengikuti syariat, meyakini
bahwasanya syariat itu adalah untuk orang awam, Adapun kita (kata dia) sudah sampai
ma’rifah sudah sampai derajat yang tinggi sudah mengenal Allah maka kita sudah tidak
diwajibkan untuk mengikuti syariat tersebut.

528
Ucapan ini adalah ucapan yang kufur, mengeluarkan seseorang dari islam. tidak ada
diantara manusia yang boleh keluar dari syariat nya Rasulullah ‫ﷺ‬. Apabila ada yang
mengaku sudah mencapai derajat tertentu kemudian dia mengatakan kami mengambil
agama langsung dari Allah, tidak perlu kami seorang Rasul, tidak perlu hadits, tidak
َ َ َُ
perlu Al-Quran tapi kami langsung mendengar agama dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Ini adalah ucapan yang kufur, yang mengeluarkan seseorang dari islam, seharusnya
seorang muslim semakin dia mengenal Allah, maka semakin dia rajin beribadah kepada
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬seseorang semakin mengenal Allah, mengenal namaNya, mengenal
sifatNya, mengenal agamaNya, semakin dia yakin dengan agama islam dan semakin dia
َ َ ُ َ
rajin didalam beribadah kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Oleh karena itu orang yang paling mengenal Allah adalah orang yang paling takut
َ َ ُ َ
kepada Allah. Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memuji para 'ulama, karena mereka mengenal Allah
َ َ ُ َ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengenal Allah dan mengenal agamaNya.

َ ْ َ َّ َ ْ َّ
‫إن َما َيخشى الله م ْن ع َباده ال ُعل َم ُاء‬

“Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah adalah para ulama” (Fathir: 28)

Semakin seseorang takut kepada Allah, semakin seseorang mengenal Allah semakin dia
َ َ َُ
takut, semakin dia takut dengan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬semakin takut dengan azabNya,
Rasulullah ‫ ﷺ‬mengatakan

‫أنا أعلمُم بالله وأشدكم له‬

"Sesunggunya aku adalah orang yang paling tahu kepada Allah dan aku orang yang
َ َ ُ َ
paling takut kepada Allah ‫"س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ

Beliau adalah yang paling tahu, dan paling mengenal Allah dan beliau adalah orang yang
paling takut kepada Allah dan rasa takut beliau ilmu yang beliau miliki (ma’rifah yang
beliau miliki) menjadikan beliau semakin rajin dan semangat beribadah kepada Allah
َ َ ُ َ
‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Disebutkam didalam hadits beliau shalat malam sampai pecah-pecah kaki beliau,
kemudian beliau ditanya perkara ini, kemudian beliau mengatakan :

ُ َ ً َ ُ َُ َ ََ
‫أفل أ ك ْون ع ْبدا شك ْو ًرا‬

“Bukankah aku ingin menjadi hamba yang bersyukur”

529
Seseorang semakin mengenal Allah, semakin mengenal agamaNya harusnya semakin
takut kepada Allah dan semakin mendekatkan kepada Allah dengan ibadah. Bukan
seperti keyakinan sebagian orang, apabila seseorang sudah mencapai derajat tertentu
maka dia boleh meninggalkan sebagian syariat atau meninggalkan semua syariat
Rasulullah ‫ﷺ‬

Sekali lagi ini adalah bentuk kekufuran.

Halaqah yang ke-42, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

َ َ َ َّ ََ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َ
‫ ف ُه َوكاف ٌر‬،ٌُ ‫السَل‬ ‫وسى عليه‬‫كما وسع الخضر الخروج عن ش ِريعة م‬

َ َ
َّ ‫) َعليه‬, sebagian
Sebagian mereka beralasan dengan kisah Khodir (yaitu Nabi Khodir ٌُ ‫السَل‬
mengatakan

“boleh kita keluar dari syariat Rasulullah ‫ﷺ‬dengan alasan bahwasanya Nabi Khodir
َ َّ ََ
dahulu beliau keluar dari syari'atnya Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫”عليه‬

Maksudnya adalah kisah yang Allah sebutkan didalam surat Al Kahfi, dimana Nabi Musa
َ َّ ََ
ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬didalam sebuah hadits disebutkan, pernah ditanya oleh Bani Israil

“apakah engkau mengetahui disana ada orang yang lebih ‘alam" (yang lebih tau) pada
َ َّ ََ
dirimu maka Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬menjawab sesuai dengan ilmunya ”tidak ada disana
orang yang lebih tahu dari pada aku”
َ َّ ََ
Maka Allah mewahyukan kepada Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬bahwasanya disana ada hamba
diantara hamba-hamba Allah yang dia memiliki ilmu yang tidak dimiliki oleh Nabi Musa
َ َّ ََ َ َّ ََ
ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬dan beliau (Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ )عليه‬diperintahkan oleh Allah untuk menemui
hamba tersebut

َ َّ ََ َ َّ ََ
Bertemulah Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬dengan Nabi Khodir dan Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬meminta
ijin kepada Nabi Khodir menemani beliau dan Nabi Khodir mensyaratkan boleh
menemani beliau dalam bepergian tetapi harus bersabar, tidak boleh menanyakan
َ َّ ََ
sesuatu sampai dikabarkan oleh Nabi Khodir ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬

Maka terjadilah kisah yang disebutkan di dalam surat Al Kahfi.


َ َّ ََ
Nabi Khodir ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬merusak sebuah kapal, kemudian membunuh seorang anak kecil
kemudian ketika keduanya (Nabi Musa dan Nabi Khodir) mampir kesebuah desa dan
َ َّ ََ
mereka tidak menghormati keduanya tidak menjamu mereka Nabi Khodir ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬

530
mendirikan (memperbaiki ) sebuah dinding dan ini semua secara dzhahir adalah
perkara yang aneh.

Bagaimana seseorang merusak kapal orang lain, bahkan kapal tersebut adalah milik
orang-orang miskin.

Bagaimana seorang muslim membunuh anak kecil yang tidak berdosa.

Bagaimana seseorang ketika dia tidak dijamu dan tidak dihormati justru berbuat baik
kepada mereka (memperbaiki salah satu dinding yang sudah akan roboh)

َ َّ ََ
Maka ini pertanyaan-pertanyaan di ajukan oleh Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬kepada Nabi
َ َّ ََ
Khodir, kemudian dijawab satu per satu oleh Nabi Khodir ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬

Bahwasanya kapal tadi adalah kapal milik orang-orang miskin dan disana ada seorang
Raja yang senang mengambil kapal orang lain dengan tidak hak (dengan dzhalim) Nabi
َ َّ ََ
Khodir ٌُ ‫السَل‬ ‫عليه‬sengaja merusak kapal tersebut maksudnya adalah dilubangi dirusak
sebagian supaya raja tersebut tersebut tidak mengambil kapal orang-orang miskin
tersebut, karena kapal yang rusak tentunya raja tersebut tidak ingin mengambil kapal
yang rusak, Raja ingin mengambil kapal yang bagus (yang masih utuh) adapun kapal
yang sudah berlubang maka dia tidak mengambilnya, sengaja oleh Nabi Khodir
dilubangi supaya tidak diambil oleh raja tersebut.

Demikian pula kenapa beliau membunuh anak kecil tersebut karena beliau diwahyukan
oleh Allah bahwasanya anak kecil ini apabila sudah besar akan durhaka kepada kedua
orang tuanya. Maka Allah ingin menggantikan dengan anak yang lain.

Adapun dinding, maka dinding tersebut adalah milik seorang dua anak yatim dan Allah
ingin memberikan (mengembalikan) kepada keduanya harta yang ditinggalkan oleh
ََ
orang tuanya yang ditaruh dibawah dinding tersebut, baru setelah itu Nabi Musa ‫عليه‬
َ َّ
ٌُ ‫السَل‬ mengetahui, ternyata memang disana ada orang yang lebih tahu dari pada beliau
ٌُ‫الس ََل‬ َّ ‫ َع َليه‬dan Nabi Khodir menurut pendapat yang shahih adalah seorang Nabi diantara
َ َ ُ َ
Nabi-nabi Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬karena disebutkan didalam Alquran beliau mengatakan
َ َ ُ ُْ َ
ۚ ‫َو َما ف َعلته ع ْن أ ْم ِري‬

“...Dan tidaklah aku melakukan itu semua dari diriku sendiri...”


َ َ َُ
Artinya beliau melakukan itu semua adalah dari wahyu Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

531
َ َّ ََ ََ
Mereka mengatakan disini Nabi Khodir ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬keluar dari syariatnya Nabi Musa ‫عليه‬
َ َّ
ٌُ ‫السَل‬ kemudian mereka mengatakan ini menunjukkan bahwasanya kita boleh atau
sebagian manusia boleh keluar dari syariat nya Rasulullah ‫ﷺ‬

Kita katakan ini adalah alasan yang tidak benar dan alasan yang batil karena Nabi
َ َّ ََ َ َّ ََ
Khodir ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬bukan termasuk Bani Israil, sedangkan Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬diutus
kepada Bani Israil.

Oleh karena itu tidak dikatakan bahwasanya Nabi Khodir keluar dari syari'atnya Nabi
Musa, seandainya Nabi Khodir tidak mengikuti syari'atnya Nabi Musa maka ini adalah
jalan yang benar, karena beliau bukan termasuk bani Israil.

Oleh karena itu tidak dikatakan dan tidak benar alasan bolehnya keluar dari syari'atnya
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dengan alasan bahwasanya Nabi Khodir telah keluar dari
syari'atnya Nabi Musa

‫فهو كافر‬

Maka orang yang demikian adalah orang yang kafir keluar dari agama islam, batal
amalannya apabila dia meninggal dunia dalam keadaan tidak bertaubat kepada Allah
ُ َ
dari perbuatan (keyakinan) ini maka dia tidak akan diampuni oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬dan tempat kembalinya adalah neraka, selama-lamanya nya disana dan
َ َ َُ
diharamkan masuk ke dalam surgaNya Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Halaqah yang ke-43, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

PEMBATAL KEISLAMAN KE-10

Beliau mengatakan

ُ ِّ ُ َ َْْ َ َ َ ُ َ ُ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ
َ
‫العاش ُر‬: ‫﴿و َمنأظل ُم م َّمن ذك َر ب َآيات َ ِّربه ث َّم‬ :‫يل ق ْول ُه ت َعالى‬‫ والدل‬،‫ين الله ت َعالى َّل َيت َعل ُمـه َوَّل َي ْع َم ُـل به‬
ِ
َ ُ َ ‫ْع‬
‫اض ع ْن د‬‫اإل ر‬
َ ُ َ ُ َ ْ ُ ْ َ َّ َ َْ َ َْ َ
‫أعرض عنها إنا منالمج ِرمين منتقمون‬

Beliau mengatakan

َ yang ke-10 adalah berpaling dari agama Allah, tidak _mempelajarinya dan tidak
(‫)العاش ُر‬
َ َ ُ َ ُ َ
mengamalkan agama Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan dalilnya adalah firman Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ ت َعالى‬yang artinya :

532
“Dan siapa yang lebih zhalim daripada orang yang diingatkan kepadanya ayat-ayat
Rabb-nya...

ْ َ َ َ ْ َ َّ ُ
‫ض عن َها‬ ‫ثم أعر‬

َ َ ُ َ
...kemudian dia berpaling dari ayat-ayat Allah ‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫س ْب َحانه‬...
ُ

َ َ ْ َ َّ
‫ين ُمنتق ُمون‬ ‫إنا منال ُم ْج ِرم‬

...Sesungguhnya Kami akan mengazab orang-orang Mujrimin (orang-orang yang kufur


َ َ َُ
dan berpaling dari ayat-ayat Allah ‫( ” ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬Q.S As-Sajdah : 22)

Ini adalah pembatal keislaman yang ke10, yang ingin beliau sampaikan yaitu berpaling
dari agama Allah. Seorang muslim apabila dia sudah bersyahadat mengatakan ( ‫أشهد أن ال‬
‫ )إله إال الله‬mengatakan (‫ )وأشهد أن محمد رسول الله‬Aku bersaksi bahwasanya tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan mengatakan aku bersaksi
bahwasanya Muhammad adalah Rasulullah. Maka hendaklah dia mempelajari dua
kalimat ini,

Apa isinya?
Apa makna dari dua kalimat syahadat?

dan apa konsekuensi yang harus di lakukan oleh seseorang ketika mengatakan ( ‫أشهد أن ال‬
‫ )إله إال‬ketika dia mengatakan (‫ )و أشهد أن محمد رسول الله‬kalimat ini adalah kalimat yang
agung, kalimat yang memiliki makna yang memiliki konsekuensi

orang yang mengatakan (‫ )أشهد أن ال إله إال الله‬maka dia diharuskan untuk menyembah
َ َ َُ
hanya kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan meninggalkan segala sesembahan selain Allah,
meninggalkan kesyirikan dengan berbagai jenisnya,

Orang yang mengatakan (‫ )وأشهد أن محمد رسول الله‬maka dia harus konsekuen dengan
kalimat ini, apabila dia yakin dan percaya bahwasanya Muhammad adalah seorang
Rasul, maka dia harus membenarkan apa yang datang dari beliau, menjalankan perintah
beliau, meninggalkan larangan beliau, dan tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan
syariat dan cara yang beliau ajarkan,

Dua kalimat syahadat

‫أشهد أن ال إله إال الله و أن محمد رسول الله‬

adalah dua kalimat yang agung, yang memiliki makna yang memiliki konsekuensi
(memiliki tuntutan)

533
Halaqah yang ke-44, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh
Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Oleh karena itu seorang muslim apabila sudah bersyahadat maka keimanan dia,
syahadah yang dia ucapkan dia, yang dia diyakini dalam hatinya mendorong dia untuk
َ َ ُ َ
mempelajari agama Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Mempelajari isinya dan juga mendorong dia untuk mengamalkannya, mendorong dia
untuk mempelajari agama Allah, dan mendorong dia untuk mengamalkan apa yang ada
َ َ ُ َ
di dalam agama ini dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬didalam Al-Quran, mendorong kita untuk
mempelajari agamanya

‫ين‬
ِّ ُ َّ َ َ َ ٌ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ِّ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ ُ ْ َ َ ُ ْ ُ ْ َ َ َ َ
ِ ‫وما كان المفمنون لينفروا كافة ۚ فلوَّل نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الد‬

“...Hendaknya ada segolongan diantara mereka, yang mereka mempelajari agama Allah
َ َ َُ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬supaya mereka kembali ke kaumnya dalam mengingatkan kaumnya
(memperingatkan kaumnya) tentang agama Allah...” (At-Tawbah : 122)

Dan Allah memuji para Ulama karena mereka adalah orang-orang yang sangat takut
َ َ ُ َ
kepada Allah S‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

َ ْ َ َّ َ ْ َّ
… ‫ إن َما َيخشى الله م ْن ع َباده ال ُعل َم ُاء‬..

َ َ ُ َ
”...Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬adalah para
Ulama...” (Fathir : 28)

Kenapa?

َ َ ُ َ
Karena mereka mempelajari agama Allah, mengenal Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengenal nama-
namaNya, mengenal sifat-Nya, mengenal hari Akhir, mengenal hikmah-hikmah yang
َ َ ُ َ َ َ ُ َ
didalam syariat Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬sehingga mereka takut kepada Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬ini
adalah anjuran bagi seorang muslim dan juga muslimah untuk mempelajari agama Allah

َ َ ُ َ
Semakin kita mengenal agama Allah ‫َو ت َعالى‬ ‫ُس ْب َحانه‬ (semakin kita
ُ َ
mendalami/mempelajari) maka akan semakin tinggi derajat kita disisi Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ
‫ت َعالى‬

َ ْ ْ ُ ُ َ َّ َ ْ ُ ْ ُ َ َ َّ ُ َّ َ ْ َ
.. ۚ ‫ين أوتوا العل َم د َر َجات‬ ‫آمنوا منكم والذ‬ ‫…يرف ِع الله الذين‬

َ َ َُ
“...Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-
orang yang berilmu diantara kalian dalam beberapa derajat...” (Al-Mujadilah : 11)

534
َ َ َُ
Akan diangkat oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬diatas orang-orang yang jahil tentunya. Semakin
َ َ ُ َ
seseorang mengenal agama ini semakin seseorang takut kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ َ َُ
dan semakin dia beramal didalam agama ini maka akan diangkat oleh Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan didalam sebuah hadits

‫من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين‬

“Barangsiapa siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya (maka akan
difaqihkan) maka akan difahamkan di dalam agamanya”

Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan di dunia maupun di akhirat maka
Allah akan jadikan dia faham dan jadikan dia faqih tentang agamanya.

Menunjukkan bahwasanya orang yang tidak demikian, yang tidak dikehendaki kebaikan
oleh Allah maka dijadikan dia bodoh, dijadikan dia jahil terhadap agamanya sendiri.

Ini adalah anjuran bagi seorang muslim dan juga muslimah untuk mempelajari dan juga
mengamalkan agamanya

Halaqah yang ke-45, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Agama islam mendorong kita untuk berilmu dan menuntut Ilmu dan mendorong kita
untuk mengamalkan.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman :

َ ُ ْ ْ َ َ ِّ ُ ِّ
‫ين كله َول ْو ك ِر َه ال ُمش ِركون‬
َ َ ُ َ ْ ُ ِّ َ ْ َ َٰ َ ُ ْ ُ َ ُ َ َ َ ْ َ َّ َ ُ
ِ ‫ين الحق ليُهره على الد‬ ِ ‫هو الذي أرسل رسوله بالهدى ود‬
َ َ َُ ْ َ ُ
“Dia lah Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬yang telah mengutus RasulNya denganِ (‫ )هد َٰى‬Huda dan
(‫ين‬
ِ ‫ )د‬Dinil Haq” (At-Tawbah : 33)

Mengutus RasulNya dengan dua perkara yaitu

① Dengan Petunjuk, yaitu dengan Ilmu, kemudian


② Mengutus RasulNya dengan Dinil Haq yaitu dengan amalan

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬mengutus Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan membawa ilmu dan juga amalan.

535
Orang yang berilmu dan mengamalkan ilmu nya maka dia lah orang yang berada di atas
َ َ َُ
jalan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬diatas jalan yang lurus. Adapun orang yang berilmu tetapi dia
tidak mengamalkan ilmunya maka sifatnya adalah seperti sifat orang yahudi, orang
yang mengamalkan tetapi tidak berdasarkan ilmu maka ini sifatnya adalah seperti
orang Nashrani.

َ َ َُ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berfirman didalam surat Al-fatihah

َّ َ َ ْ ْ َ َ
َ ‫الض ِّال‬ ُ ْ ْ َ
‫ين‬ ‫غ ْي ِر ال َمغضوب عليهم وَّل‬

“berilah kami petunjuk kepada jalan yang lurus”

Kemudian Allah mengatakan

َّ َ َ ْ ْ َ َ
َ ‫الض ِّال‬ ُ ْ ْ َ
‫ين‬ ‫غ ْي ِر ال َمغضوب عليهم وَّل‬

“Bukan jalan orang yang Engkau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat”

Siapa orang yang Allah murkai? orang yang Allah murkai adalah orang-orang yahudi.
sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah ‫ ﷺ‬kenapa demikian?

Karena mereka berilmu memiliki pengetahuan tentang kebenaran hanya mereka tidak
mengamalkan ilmunya

ُ َ َ َ ُ َ َُ ُ
‫َي ْع ِرفونه ك َما َي ْع ِرفون أ ْبن َاءه ْم‬

“Mereka orang-orang yahudi mengenal Rasulullah ‫” ﷺ‬

mengenal sifat-sifatnya, mengenal bahwasanya beliau adalah Rasul yang dikabarkan


َ َّ ََ
oleh Nabi Musa ٌُ ‫السَل‬ ‫ عليه‬yang disebutkan didalam kitab mereka.

ُ َ َ َ ُ َ
‫ك َما َي ْع ِرفون أ ْبن َاءه ْم‬

“Sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka ”

Seseorang mengenal anaknya, kapan lahirnya, dimana, bagaimana sifatnya, mereka


mengenal Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka sendiri,
tetapi mereka tidak beriman dengan Rasulullah ‫ﷺ‬, ilmu mereka tidak bermanfaat
karena tidak diamalkan.

Demikian pula sebaliknya orang yang beramal tetapi tidak berdasarkan ilmu maka ini
َ ‫)الض ِّال‬
adalah termasuk (‫ين‬
َّ
termasuk orang yang sesat. terkadang seseorang bersemangat

536
untuk beramal, bersemangat untuk beribadah tetapi tidak didasarkan oleh ilmu
terkadang dia beribadah dengan ibadah yang tidak ada dasarnya didalam agama islam,
tidak ada dalilnya didalam Al-Quran, tidak ada dalilnya didalam hadits-hadits Nabi ‫ﷺ‬
beribadah dengan modal semangat,

Maka ini juga tercela. Seseorang beribadah tetapi tidak berdasarkan ilmu.

Yang terpuji dan di puji oleh Allah dan RasulNya adalah apabila seseorang yang berilmu
dengan ilmu yang benar kemudian dia mengamalkan ilmunya.

Halaqah yang ke-46, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Jadi seorang muslim dan juga muslimah yang sudah bersyahadat dengan dua kalimat
syahadat maka hendaklah dia memiliki (hirs) memiliki semangat, memiliki keinginan
untuk mempelajari agama Allah dan juga mengamalkan apa yang ada didalamnya.

Disana ada ilmu yang fardhu ‘ain dan disana ada ilmu yang fardhu kifayah.

Ilmu yang fardhu ‘ain ini wajib dipelajari oleh setiap muslim dan juga muslimah, yang
laki-laki maupun yang wanita, yang di kota maupun yang di desa

Apabila dia sudah dewasa maka dia diwajibkan (fardhu ‘ain) untuk mempelajari ilmu
ini, diantaranya adalah :

- Mempelajari tentang Aqidah,


- Mempelajari tentang Tauhid
yang merupakan ushul agama ini, yang merupakan pondasi di dalam agama ini
- Mempelajari makna dari dua kalimat syahadat,
- Mempelajari rukun iman yang enam, bagaimana cara
Beriman kepada Allah, bagaimana
Beriman kepada Malaikat,
Beriman kepada Rasul-Nya,
Beriman kepada Kitab-Nya,
Beriman dengan Takdir, bagaimana
Beriman dengan Hari Akhir.

Ini adalah arkanul iman rukun-rukun Iman yang wajib dipelajari oleh setiap muslim dan
juga muslimah.

Dan juga seluruh perkara yang tidak akan tegak agamanya kecuali dengan perkara
tersebut seperti mempelajari shalat lima waktu (bagaimana caranya, rukun-rukunnya,
kewajiban-kewajibannya) dan juga mempelajari thaharah tata cara berwudhu maka ini
537
hukumnya adalah (fardhu ‘ain) wajib bagi setiap muslim untuk mempelajari perkara-
perkara seperti ini.

Dan disana ada ilmu yang fardhu kifayah yang hanya wajib dipelajari oleh sebagian
kaum muslimin tidak diwajibkan kepada sebagian yang lain, wajib bagi sebagian apabila
sudah dipelajari oleh sebagian orang maka yang lain tidak wajib untuk mempelajari nya,
seperti misalnya:

Tata cara menghitung harta warisan atau tentang (Al Hudud) tentang hukuman-
hukuman maka ini adalah perkara-perkara yang fardhu kifayah wajib dipelajari oleh
sebagian dan bukan merupakan fadhu ‘ain

Jadi seorang muslim hendaklah yang pertama adalah memperhatikan ilmu yang
fardhu’ain apabila ada waktu, apabila ada kemampuan maka silahkan mendalami ilmu
yang lain yaitu ilmu yang hukumnya adalah fardhu kifayah.

Dan disini beliau mengatakan “termasuk hal yang membatalkan keislaman yang ke-10
adalah berpaling dari agama Allah

َ
‫َل يتعلمه وال يعمل به‬

Tidak mau mempelajari agama Allah dan tidak mau mengamalkan agama Allah,

berpaling tidak mau mempelajari, tidak peduli dengan agamanya, tidak mau
mempelajari aqidah, tidak mau mempelajari tauhid berpaling dan tidak mau
mempelajari pondasi agama islam ini.

‫وال يعمل به‬

Dan dia tidak mengamalkan,

mengucapkan dua kalimat syahadat secara dzhahir dengan lisannya tetapi tidak mau
shalat, ketika datang ramadhan tidak berpuasa, ketika wajib melakukan haji tidak mau
melakukan haji, sama sekali tidak mau mengamalkan syariat agama islam.

َ َ ُ َ
Inilah yang dimaksud dengan (‫ )اإلعراض عندين الله‬berpaling dari agama Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
tidak mau menuntut ilmu tidak mau mempelajari pondasi agama Islam, tidak mau
mempelajari Aqidah, tidak mau mempelajari tauhid tidak peduli dengan agamanya dan
tidak mengamalkan sama sekali syariat islam,

Maka orang yang demikian apa yang dilakukan adalah membatalkan keislaman nya,
menunjukkan bahwasanya syahadat yang dia ucapkan dengan lisannya ini adalah

538
sekedar lisan. Tidak diyakini didalam hatinya, tidak dia percayai didalam hatinya hanya
sekedar lisan tetapi dia tidak amalkan.

Seandainya dia memahami dua kalimat syahadat mengucapkan dengan lisan dan
meyakini didalam hatinya tentunya dia akan mempelajari agama Allah, sesuai dengan
kemampuan dia dan akan mengamalkan agama Allah sesuai dengan kemampuan dia.

Tapi seseorang bersyahadat kemudian dia berpaling dari agama Allah, tidak mau
mempelajari agama Allah, tidak mau mengamalkan agama Allah maka inilah yang
mengeluarkan dia dari agama islam.

Halaqah yang ke-47, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Kemudian beliau mengatakan

ْ ُ َّ َ ِّ َ َ َّ
َ ‫الن َواقض َب ْي َن‬ َ َ َْ ََ
‫المو َره‬ ‫الجاد َوالخائف إَّل‬‫اله ِازل و‬ ِ ‫يع هذه‬ َ
ِ ‫وَّل فرق في جم‬

Setelah beliau menyelesaikan sepuluh perkara yang bisa membatalkan keislaman


seseorang beliau mengatakan :

“tidak ada bedanya didalam pembatal-batal keIslaman yang sepuluh ini antara orang
yang bercanda dan orang yang sungguh-sungguh”

Sebagaimana sudah kita sebutkan ketika kita membahas tentang orang yang mengejek
َ َ ُ َ
agama Allah atau mengejek ayat-ayat Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬apakah dia mengejek dengan
maksud bercanda atau bersenda gurau atau dia bersungguh-sungguh dalam ejekanya.
Sama saja apakah dia mengejek dalam keadaan bercanda atau tidak, semuanya
membatalkan keislaman. didalam surat At-Taubah ketika Allah menceritakan tentang
kisah orang-orang munafik

ُ َ َ ْ َ ُْ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ َْ ْ َ ْ ُ ُ َّ َ ُ ُ َ ْ َ َ ُ ُ َ َّ ُ َ َّ َّ ُ ُ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ
‫يمانُ ْم‬‫ُ ۚ ق ْل أبالله َو َآياته َو َر ُسوله كنتم تسته ِزئون َّل تعتذروا قد كفرتم بعد إ‬‫َولئن سألتهم ليقولن إنما كنا نخوض ونلع‬

Ketika orang-orang atausebagian manusia di zaman Rasulullãh ‫ﷺ‬, mengejek Allah,


mengejek RasulNya dan mengejek ayat-ayatNya ditanya oleh Rasulullãh ‫ﷺ‬, kenapa
kalian melakukan demikian?

Mereka mengatakan

ْ َ ُ ُ َ َّ ُ َ َّ
ُ‫وض َونل َع‬‫إنما كنا نخ‬

Kami hanya bersenda gurau

539
Kami hanya bermain-main

Artinya kami mengucapkan ucapan ini /ejekan ini bukan karena kesungguhan tapi
karena hanya bermain.

Maka Allāh berkata kepada RasulNya

ُ َ َ َْ ُْ َ َ َْ ُ َ َْ َ َ ُ َْ ْ َ ُْ ُ َّ َ ُ
‫يمانُ ْم‬ ‫ق ْل أبالله َو َآياته َو َر ُسوله كنتم تسته ِزئون َّل تعتذروا قد كفرتم بعد إ‬

Katakanlah apakah dengan Allāh dan dengan ayat-ayatNya dan dengan RasulNya kalian
mengejek? Janganlah kalian meminta udzur sungguh kalian telah kufur setelah
keimanan kalian

َ َ ُ َ
Dihukumi oleh Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬bahwasanya mereka adalah orang yang kafir karena
mengejek Allah, mengejek ayatNya, mengejek RasulNya. Meskipun mereka beralasan ini
adalah sesuatu yang permainan. Sesuatu permainan atau bersenda gurau tapi Allāh
menghukumi mereka sebagai orang yang kafir.

Menunjukkan kepada kita, orang yang mengejek agama Allah, mengejek ayat-ayat Allah
َ َ َُ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬baik dia bersenda gurau atau sungguh-sungguh maka keduanya
mengeluarkan dari agama islam

Halaqah yang ke-48, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah
َّ َ ‫َو َق ْل ُب ُه ُم ْط َمئن ب ْاإل‬
ٌ ‫يمان َو َل َٰ و ْن َم ْن َش َر َح ب ْال ُو ْفر َص ْد ًرا َف َع َل ْيه ْم َغ َض‬ ُْ َّ َّ َ َ َ ْ َ
‫ُ م َن الله‬ ِ ‫يمانه إَّل َم ْن أ ك ِر َه‬
َ ‫الله م ْن َب ْعد إ‬‫من كفر ب‬
ٌ ُ‫اب َع‬
‫يم‬ ٌ ‫َو َل ُه ْم َع َذ‬

“Barangsiapa yang kufur setelah keimanannya...

َ ‫إ ََّّل َم ْن ُأ ْكر َه َو َق ْل ُب ُه ُم ْط َمئن ب ْاإل‬


‫يمان‬ ِ

...Kecuali orang yang dipaksa, sedangkan hatinya dalam (‫ )مطمئن‬dalam keadaan tenang
keimanan...

Dipaksa oleh orang yang kafir diancam dengan akan ditembak atau akan dibunuh
supaya dia mengucapkan kalimat yang kufur, diperintahkan untuk mencela Rasulullah
‫ ﷺ‬diperintahkan untuk mengucapkan ucapan yang menunjukkan bahwasanya dia
keluar dari agama islam

540
َ ‫إ ََّّل َم ْن ُأ ْكر َه َو َق ْل ُب ُه ُم ْط َمئن ب ْاإل‬
‫يمان‬ ِ

...Kecuali orang yang dipaksa dan hatinya masih tenang dengan keimanan...

Siapa yang tercela?

ْ ُْ ْ َ َ
‫َول َٰ و ْن َم ْن ش َر َح بالوف ِر َصد ًرا‬

Orang yang tercela apabila dia hatinya(dadanya) tenang dalam kekufuran.

Senang dan dia tenang dengan kekufuran tersebut. Mengucapkan dengan lisannya
melakukan dengan amalannya dan hatinya merasa tenang, hatinya merasa senang
dengan kekufuran tersebut

َّ َ َ َ َ
‫ف َعل ْيه ْم غض ٌُ م َن الله‬

َ َ ُ َ
...Maka orang yang demikian, yang mendapatkan amarah dari Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬...

َ ٌ َ َ ْ ََُ
‫اب عُيم‬ ‫ولهم عذ‬

...dan orang yang demikian akan mendapatkan azab yang sangat berat" (An-Nahl : 106)

Menunjukan kepada kita bahwasanya ada keadaan dimana seseorang dimaafkan, yaitu
dimana ketika dia dipaksa oleh orang lain, adapun bukan dalam keadaan terpaksa
seseorang takut dengan orang yang kafir, takut dengan atasan yang kafir, kemudian dia
meninggalkan shalat, meninggalkan agamanya atau ikut merayakan hari raya (hari raya
orang yang kafir) karena ingin dunianya, karena takut dengan atasannya, padahal
dalam keadaan tidak dipaksa maka yang demikian adalah membahayakan agamanya.
Karena Allah didalam ayat ini mengecualikan bagi orang yang terpaksa. Dipaksa
diancam akan dibunuh, diancam akan disiksa dan hatinya dalam keadaan tenang
dengan keimanan, inilah orang yang mendapatkan udzur.

Adapun hanya sekedar takut tidak enak dengan teman atau karena ingin jabatan, ingin
supaya jabatannya tetap atau supaya naik pangkat, kemudian dia meninggalkan
agamanya, maka ini tercela didalam agama islam.

َ ُ ْ َ ْ ُ َ ُّ
‫َودوا ل ْو تده ُن ف ُيدهنون‬

"Orang-orang kafir ingin supaya kalian meninggalkan agama kalian dan mereka pun
akan meninggalkan agamanya" (Al-Qalam : 9)

541
Rasulullah ‫ ﷺ‬dahulu pernah diminta oleh orang-orang kafir Quraisy untuk menyembah
sesembahan orang-orang Quraisy, apabila beliau menyembah apa yang disembah oleh
َ َ ُ َ
orang-orang Quraisy, niscaya mereka pun akan menyembah kepada Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ َ
meminta kepada beliau untuk meninggalkan sebagian keyakinannya, maka Allah ‫ُس ْب َحانه‬
َ َ
‫ َو ت َعالى‬menurunkan Al-Kafirun

َ َْ َ ُ
‫ق ْل َيا أ ُّي َها الكاف ُرون‬
َ ُ َ ُ َْ َ
‫َّل أع ُبد َما ت ْع ُبدون‬
ُ ْ َ َ ُ َ ُ َْ َ
‫َوَّل أنت ْم عابدون َما أع ُبد‬

Wahai orang-orang yang kafir,


aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah
dan kalian tidak akan menyembah apa yang aku sembah.

Tidak boleh seorang muslim meninggalkan agamanya karena orang kafir

ُ ْ َ ٌ َ ََ َ
‫َوَّل أنا عابد َما ع َبدت ْم‬
ُ ْ َ َ ُ َ ُ َْ َ
‫َوَّل أنت ْم عابدون َما أع ُبد‬
‫ين‬ َ َ ُُْ ُْ َ
ِ ‫لكم دينكم ولي د‬

Bagi kalianlah agama kalian dan bagiku lah agamaku (Al-Kafirun : 1- 6)

Tidak boleh meninggalkan sebagian syariat agama islam untuk mencari keridhaan
orang-orang yang kafir

Halaqah yang ke-49, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Kemudian beliau mengatakan :

َ َ ُ ُ َ َْ ُّ ُ
‫َوكل َها م ْن أعُم َما َيوون خط ًرا‬

“dan semuanya ini ada termasuk yang paling berbahaya

ً ُ ُ ُ ََْ
‫َو م ْن أ كث ِر َما َيوون ُوقوعا‬

Sepuluh perkara yang membatalkan keIslaman (yang disebut oleh Syaikh disini) beliau
katakan ini adalah yang berbahaya.

542
Menunjukkan bahwasanya disana ada perkara-perkara yang lain yang beliau tidak
sebutkan disini, yang beliau sebutkan disini adalah sepuluh perkara yang paling
membahayakan.

Kemudian yang kedua dan paling sering terjadi di masyarakat dan ini adalah yang
paling berbahaya yaitu sepuluh perkara yang kita sebutkan secara ringkas

① Syirik (didalam beribadah kepada Allah)


َ َ ُ َ
② Menjadikan adanya perantara (antara seseorang dengan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬berdoa
kepadanya, meminta syafa'at dan bertawakal kepada mereka)
③ Orang yang tidak mengkafirkan orang musyrik atau meragukan kekufuran mereka
atau membenarkan mazhab mereka
④ Orang yang meyakini bahwasanya petunjuk selain Rasulullah ‫ ﷺ‬lebih sempurna
dari pada petunjuk beliau ‫ﷺ‬
⑤ Orang yang membenci apa yang datang dari Rasulullah ‫ﷺ‬, membenci syari'at beliau
‫ﷺ‬
⑥ Mengejek apa yang ada didalam agama Allah.
⑦ Sihir dengan berbagai macamnya.
⑧ Membantu orang-orang musyrikin atau kafir didalam memerangi orang-orang islam
⑨ Meyakini bahwasanya ada sebagian manusia yang boleh tidak mengamalkan agama
islam atau boleh untuk tidak mengikuti Nabi ‫ﷺ‬.
⑩ Berpaling dari agama Allah. Tidak mau Mempelajarinya dan tidak mau
mengamalkannya.

Beliau mengatakan sepuluh perkara ini adalah perkara yang paling berbahaya dan
paling banyak terjadi di masyarakat.

Apabila ini adalah yang paling berbahaya & paling banyak terjadi, kemudian beliau
mengatakan

َْ ََ ْ َ َ َ َ َْ ْ ْ َ
‫ف َين َبغي لل ُم ْسلم أن َي ْحذ َرها َو َيخافمن َها على نفسه‬

Maka wajib seorang muslim untuk waspada dengan sepuluh perkara ini dan hendaklah
dia takut terjatuh didalam sepuluh perkara ini.

Seorang Muslim takut apabila murtad dari agama islam, takut apabila melakukan salah
satu diantara perkara-perkara yang membatalkan keislaman, jangan kita Nabi Ibrahim
َ َّ ََ َ َ ُ َ
ٌُ ‫لسَل‬ ‫ عليه ا‬yang beliau bagaimana Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬menceritakan didalam Al-Qur’an
perjuangan beliau didalam menegakkan agama Allah, didalam menegakkan Tauhid,
beliau memerangi kesyirikan yang ada didalam kaumnya dan beliau lah yang memecah
dan menghancurkan berhala dan beliau dilemparkan kedalam api karena sebab
berpegang teguh dengan Tauhid, berpegang teguh dengan agama Allah, meskipun

543
َ َ ُ َ
keadaan beliau demikian dan beliau adalah kholilullah (kekasih Allah ‫)س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ
beliau berdoa kepada Allāh supaya dijatuhkan dan dihindarkan dari kesyirikan.

Beliau mengatakan

َ َْ َ َ َْ ُ ْ َ
(… ٌ‫اجن ْبني َو َبن َّي أن ن ْع ُبد األ ْصن َا‬ ‫)و‬

[QS Ibrahim 35]

“Ya Allah jauhkanlah aku dan juga anak-anak keturunanku dari menyembah berhala...”

Berdoa kepada Allah, karena setiap manusia tidak merasa aman bahwasanya dia akan
melenceng dan akan menyimpang dari jalan yang lurus.

Sampai Nabi Ibrahim alaihi salam beliau berdoa kepada Allah atau meminta kepada
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬supaya dijauhkan dari kesyirikan, padahal beliau adalah
َ َ َُ
Imamuwahidin (imamnya orang-orang yang mentauhidkan Allah ‫)س ْب َحانه َو ت َعالى‬
ُ yang kita
diperintahkan untuk mengikuti milah beliau alaihi salam tapi beliau mengatakan:

َ َْ َ َ َْ ُ ْ َ
(… ٌ‫اجن ْبني َو َبن َّي أن ن ْع ُبد األ ْصن َا‬ ‫)و‬

[QS Ibrahim 35]

“Ya Allah jauhkanlah aku dan juga ana-anak keturunanku dari menyembah berhala"

Menunjukkan tentang bahayanya kesyirikan

Halaqah yang ke-50, Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam karangan Asy-Syaikh


Muhammad Ibnu Abdul Wahab at Tamimi rahimahullah

Berkata sebagian salaf yaitu Ibrahim At Taimiy:


َ ‫و من يأمن‬
‫البل بعد إبراهيم‬

“Siapa yang aman dari fitnah, siapa yang aman dari menyimpang dari jalan Allah setelah
َ َّ ََ
Nabi Ibrahim ٌُ ‫السَل‬ ‫”عليه‬

Apabila Nabi Ibrahim ‘alayhissalām takut apabila menyimpang dari agama Allah maka
bagaimana dengan kita?

Oleh karena itu beliau mengatakan disini, wajib bagi seorang Muslim untuk waspada
dengan 10 perkara ini dan takut terjerumus didalamnya.

544
َ َ َُ
Diantara bentuk kewaspadaan adalah mau mempelajari agama Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬

√ Mempelajari mana yang benar sehingga bisa mengamalkannya.


√ Mempelajari sehingga tahu mana yang salah. Kemudian dia menjauhkan dirinya dari
perkara yang salah tersebut.

Kemudian beliau mengatakan:


َّ ‫نعوذ‬
‫بالل من موجيبات غضبه واليم عقابه‬

“Kami berlindung atau kita berlindung kepada Allāh dari segala hal yang menjadikan
َ َ ُ َ
kemarahan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬dan menjadikan turunnya siksaan yang pedih dari Allah
َ َ ُ َ
‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫”س ْب َحانه‬
ُ

Ini adalah do’a baik dari pengarang rahimahullah. Beliau mendo’akan beliau sendiri dan
ُ َ
mendo’akan setiap orang yang membaca buku beliau ini, berlindung pada Allah ‫ُس ْب َحانه َو‬
َ َ َ َ ُ َ
‫ ت َعالى‬dari segala hal yang menjadikan marah Allah ‫َو ت َعالى‬ ‫ُس ْب َحانه‬

َ َ ُ َ
Dan Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬membenci kekufuran, membenci kesyirikan, membenci
kenifaqan, dan tidak ada yang bisa menjaga kita dari perkara itu semua kecuali Allah
َ َ ُ َ
‫ت َعالى‬ ‫َو‬ ‫ُس ْب َحانه‬

Oleh karena itu disini beliau menutup kitab beliau ini dengan do’a yang bagus yaitu
َ َ َُ
berlindung kepada Allah dari segala hal yang menjadikan marah Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
ّ ّ ّ
‫محمد و على آله وأصحابه وسلم‬ ‫وصلى الله على النبينا‬

Kemudian beliau mengucapkan shalawat dan salam untuk Rasulullah ‫ ﷺ‬dan semoga
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memberikan shalawat atas Nabi kita Muhammad dan juga kepada
keluarganya dan juga kepada seluruh shahabatnya, ‫ وسلم‬dan juga memberikan salam
kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬

Menggabungkan di dalam kalimat terakhir ini antara shalawat dengan salam, karena
َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memerintahkan kita untuk melakukan shalawat dan salam.

Dua perkara yaitu shalawat, yang pertama, kemudian yang kedua adalah salam.

ُّ َُ َ َ َ َ َ ُّ ََُ َ َ
‫آمنوا َصلوا‬ ‫إ ا ن ا الله َو َم َلِئكته ُي َصلون على الناب ِّي َيا أ ُّي َها االذين‬
ً ‫( َع َل ْيه َو َس ِّل ُموا َت ْسل‬QS Al Ahzāb: 56)
‫يما‬

ََ ُّ ً ‫َت ْسل‬ ِّ
‫عل ْيه‬ ‫َصلوا‬ ini adalah shalawat , ‫يما‬ ‫َو َسل ُموا‬ ini adalah salam.

Kita diperintahkan untuk mengucapkan dua perkara ini yaitu shalawat dan salam untuk
Rasulullah ‫ ﷺ‬Oleh karena itu disini beliau mengatakan:

545
ّ ّ ّ
‫محمد و على آله وأصحابه وسلم‬ ‫وصلى الله على النبينا‬

Dan shalawat Allah untuk Rasulullah ‫ ﷺ‬maksudnya adalah pujian Allah kepada beliau.
َ َ ُ َ
pujian Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kepada Nabi kita Muhammad ‫ ﷺ‬di depan para malāikatNya.
َ ْ َْ ََ ُ ََ
‫ثناؤ ُه عل ْيه عند ال َملَلعل‬

Ini adalah tafsir yang datang dari Abul ‘Aliya, salah seorang tabi’in. Beliau mengatakan
(menafsirkan) tentang makna shalawat Allah untuk RasulNya.
َ َ ُ َ
Maksudnya adalah pujian Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬di depan para
malāikatNya.

Adapun shalawat para malāikat maksudnya adalah permintaan para malaikat tersebut,
permintaan para malāikat supaya Allah memuji kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬di depan para
malāikatNya.

Adapun shalawat yang kita ucapkan maka maksudnya adalah kita meminta kepada
َ َ ُ َ َ َ ُ َ
Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬supaya Allah ‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memuji Rasulullah ‫ ﷺ‬di hadapan para
malaikatNya
Dengan demikian kita sudah menyelesaikan kitab yang mulia ini kitab yang agung
didalam babnya yaitu kitab Nawaqidhul Islam sebuah kitab yang berisi tentang sepuluh
perkara yang paling besar yang bisa membatalkan keislaman seseorang semoga Allah
َ َ َُ
‫ ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬memberikan kita ilmu yang bermanfa'at dan menjadikan ilmu yang kita
dapatkan adalah ilmu yang bisa diamalkan

546
DAFTAR ISI
Halaqah 01 - Muqaddimah Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 1
Halaqah 02 - Muqaddimah Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 2
Halaqah 03 - Muqaddimah Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 3
Halaqah 04 - Muqaddimah Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 4
Halaqah 05 - muqaddimah Pengagungan Terhadap Ilmu Bagian 5
Silsilah Belajar Tauhid

Halaqah-01 Mengapa kita harus belajar tauhid


Halaqah-02 Syarat mutlak masuk surga
Halaqah-03 Bahaya kesyirikan
Halaqah-04 Syirik membatalkan amalan
Halaqah-05 Taubat dari kesyirikan
Halaqah-06 Apa itu tauhid
Halaqah-07 Termasuk syirik memakai jimat
Halaqah-08 Bertabarruk (mencari berkah)
Halaqah-09 Syirik besar menyembelih untuk selain Allah
Halaqah-10 Syirik besar bernadzar untuk selain Allah
Halaqah-11 Ar-Ruqiyyah (jampi-jampi)
Halaqah-12 Syirik besar berdo'a kepada selain Allah
Halaqah-13 Syafa'at
Halaqah-14 Berlebihan terhadap orang shalih pintu kesyirikan
Halaqah-15 Sihir
Halaqah-16 Perdukunan
Halaqah-17 Ath-Tathayyur (merasa sial dengan sesuatu)
Halaqah-18 Meramal nasib dengan bintang
Halaqah-19 Bersumpah dengan selain nama Allah
Halaqah-20 Riya
Halaqah-21 Cinta Kepada Allah Ta’ala
Halaqah-22 Takut kepada Allah
Halaqah-23 Ta’at Ulama Dalam Kebenaran
Halaqah-24 Menyandarkan nikmat kepada Allah
Halaqah-25 Ridho dengan hukum Allah
Silsilah Mengenal Allah, Rasul, Islam
Silsilah Mengenal Allah

Halaqah-01 Pentingnya Mengenal Allah, Rasulullah dan Agama Islam


Halaqah-02 Allah Sebagai Pencipta
Halaqah-03 Allah Sebagai Pemberi Rezeki
Halaqah-04 Allah Sebagai Pengatur Alam Semesta
Halaqah-05 Allah Sebagai Satu Satunya Dzat Yang Berhak Untuk Disembah
Halaqah-06 Allah sebagai Pencipta, Pemberi Rizki, Pengatur Alam Semesta
Halaqah-07 Pengertian Ibadah Dan Macam-Macamnya

547
Halaqah-08 Contoh Kesyirikan Orang-Orang Musyrikin Quraisy
Halaqah-09 Allah Dengan Makhluk-makhlukNya
Halaqah-10 Allah Dengan Nama-Nama Dan SifatNya

Silsilah Mengenal Rasulullah ‫ﷺ‬

Halaqah-01 Pentingnya Mengenal Beliau ‫ﷺ‬


َ َ َُ
Halaqah-02 Membawa Perintah Dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ َ ُ َ
Halaqah-03 Membawa Larangan-larangan Dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ َ َُ
Halaqah-04 Membawa Berita Dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
َ َ ُ َ
Halaqah-05 Membawa Tata Cara Beribadah Dari Allah ‫ُس ْب َحانه َو ت َعالى‬
Halaqah-06 Mengenal Inti Dakwah Rasulullah ‫ﷺ‬
Halaqah-07 Mengenal Beliau sebagai Rasul Terakhir

Silsilah Mengenal Agama Islam

Halaqah-01 Pengertian Islam Secara Bahasa dan Syari’at


Halaqah-02 Agama Para Nabi Adalah Islam
Halaqah-03 Apa Yang Membedakan Di Antara Para Nabi
Halaqah-04 Keutamaan Islam Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad
Halaqah-05 Tingkatan-tingkatan Di Dalam Islam
Halaqah-06 Rukun-Islam
Halaqah-07 Rukun-Iman
Halaqah-08 Ihsan Dan Juga Rukunnya
Halaqah - 01 Makna dan Dalil Beriman Kepada Hari Akhir
Halaqah - 02 Bekal Perjalanan Menuju Negeri Akhirat
Halaqah - 03 Menjalankan Perintah Allah Bekal Menuju Akhirat
Halaqah - 04 Meninggalkan Kemaksiatan Merupakan Bekal Menuju Akhirat
Halaqah - 05 Dosa-dosa Besar dan Dosa-dosa Kecil
Halaqah - 06 Penghapus Dosa
Halaqah - 07 Kematian
Halaqah - 08 Fitnah Kubur
Halaqah - 09 Nikmat dan Azab Kubur Bagian 1
Halaqah - 10 Nikmat dan Azab Kubur Bagian 2
Halaqah - 11 Tanda-tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Telah Berlalu
Halaqah - 12 Tanda-tanda Hari Kiamat Yang Sudah Terjadi Dan Sedang Terjadi
Halaqah - 13 Tanda-tanda Hari Kiamat Yang Belum Terjadi
Halaqah - 14 Tanda-tanda Besar Dekatnya Hari Kiamat
Halaqah - 15 Dajjal Bagian 1
Halaqah - 16 Dajjal Bagian 2
Halaqah - 17 Dajjal Bagian 3
Halaqah - 18 Turunnya Nabi Isa 'Alaihissalam Bagian 1

548
Halaqah - 19 Turunnya Nabi Isa 'Alaihissalam Bagian 2
Halaqah - 20 Ya'juj dan Ma'juj Bagian 1
Halaqah - 21 Ya'juj dan Ma'juj Bagian 2
Halaqah - 22 Keadaan Islam Setelah Meninggalnya Nabi Isa 'alaihissalam
Halaqah - 23 Terbitnya Matahari Dari Barat
Halaqah - 24 Keluarnya Seekor Hewan Melata dari Bumi dan Keluarnya Asap
Halaqah - 25 Meninggalnya Orang Beriman Sebelum Hari Kiamat

Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir Bagian 2

Halaqah - 26 Ditiupnya Sangkakala Yang Pertama


Halaqah - 27 Ditiupnya Sangkakala Yang Kedua
Halaqah - 28 Kebangkitan
Halaqah - 29 Kejadian Yang Dahsyat Di Hari Kiamat
Halaqah - 30 Keadaan Manusia Ketika Melihat Kedahsyatan Hari Kiamat
Halaqah - 31 Al-Hasyr (Pengumpulan) Bagian 1
Halaqah - 32 Al-Hasyr (Pengumpulan) Bagian 2
Halaqah - 33 Orang-orang yang Mendapatkan Teduhan di Hari Kiamat
Halaqah - 34 Keadaan Orang-orang Yang Beriman dan Bertakwa di Hari Kiamat
Halaqah - 35 Keadaan Orang Beriman Yang Berdosa Di Hari Kiamat
Halaqah - 36 Asy-Syafa'atul Udzma (Syafaat Yang Paling Besar)
Halaqah - 37 Datangnya Allah Untuk Memberi Keputusan
Halaqah - 38 Keadaan Manusia Ketika Datangnya Allah
Halaqah - 39 Keadilan Allah Ketika Hisab Bagian 1
Halaqah - 40 Keadilan Allah Ketika Hisab Bagian 2
Halaqah - 41 Memperbanyak Al-Hasanah dan Menghilangkan As-Sayyi'ah 1
Halaqah - 42 Memperbanyak Al-Hasanah dan Menghilangkan As-Sayyi'ah 2
Halaqah - 43 Memperbanyak Al-Hasanah dan Menghilangkan As-Sayyi'ah 3
Halaqah - 44 Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 1
Halaqah - 45 Pertanyaan Ketika Hisab Bagian 2
Halaqah - 46 Keadaan Manusia Ketika Hisab
Halaqah - 47 Orang, Amalan dan Hal Yang Pertama Kali Dihisab
Halaqah - 48 Pemberian Kitab
Halaqah - 49 Penegakan Qishos atau Hukuman Bagi Orang-orang Yang Zhalim
Halaqah - 50 Mizan (Timbangan) dan Penimbangan Amal Bagian 1

Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir Bagian 3

Halaqah - 51 Mizan (Timbangan) dan Penimbangan Amal Bagian 2


Halaqah - 52 Telaga Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wasallam
Halaqah - 53 Beberapa Kejadian di Padang Mahsyar Bagian 1

549
Halaqah - 54 Beberapa Kejadian di Padang Mahsyar Bagian 2
Halaqah - 55 Dikumpulkannya Orang-orang Kafir di Dalam Neraka
Halaqah - 56 Keadaan Orang-orang Kafir di Dalam Neraka
Halaqah - 57 Tinggalnya Orang-orang Beriman dan Orang Munafiq
Halaqah - 58 Perpisahan Orang-orang Beriman dan Orang Munafik
Halaqah - 59 Ash-Shirat
Halaqah - 60 Contoh Dosa Penyebab Seseorang Masuk Neraka Bagian 1
Halaqah - 61 Contoh Dosa Penyebab Seseorang Masuk Neraka Bagian 2
Halaqah - 62 Contoh Dosa Penyebab Seseorang Masuk Neraka Bagian 3
Halaqah - 63 Contoh Dosa Penyebab Seseorang Masuk Neraka Bagian 4
Halaqah - 64 Syafaat Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian 1
Halaqah - 65 Syafaat Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian 2
Halaqah - 66 Syafaat Bagi Para Pelaku Dosa Besar Bagian 3
Halaqah - 67 Al-Qontoroh dan Qisos Antara Orang-orang Yang Beriman
Halaqah - 68 Masuknya Orang-orang Yang Beriman ke Dalam Surga Bagian 1
Halaqah - 69 Masuknya Orang-orang Yang Beriman Ke Dalam Surga Bagian 2
Halaqah - 70 Derajat-derajat Al-jannah atau Surga
Halaqah - 71 Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian 1
Halaqah - 73 Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian 2
Halaqah - 73 Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian 3
Halaqah - 74 Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian 4
Halaqah - 75 Al-Jannah dan Kenikmatannya Bagian 5
Halaqah - 76 An-Naar (Neraka) dan Adzabnya Bagian 1
Halaqah - 77 An-Naar (Neraka) dan Adzabnya Bagian 2
Halaqah - 78 An-Naar (Neraka) dan Adzabnya Bagian 3
Halaqah - 79 Percakapan Penghuni Surga Dan Penghuni Neraka
Halaqah - 80 Manfaat Mempelajari Iman Kepada Hari Akhir
Silsilah Beriman Kepada Malaikat

HSI 06-01 Muqoddimah Iman dengan Malaikat


HSI 06-02 Beriman Dengan Keberadaan Malaikat Allah
HSI 06-03 Beriman Dengan Nama Nama Umum Malaikat
HSI 06-04 Beriman Dengan Nama Nama Khusus Malaikat
HSI 06-05 Nama Nama Yang Tidak Benar Penisbahannya
HSI 06-06 Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian 1
HSI 06-07 Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian 2
HSI 06-08 Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian 3
HSI 06-09 Beriman Dengan Sifat-Sifat Fisik Malaikat Bagian 4
HSI 06-10 Beriman Dengan Sifat-Sifat Akhlaq Bagian 1
HSI 06-11 Beriman Dengan Sifat-Sifat Akhlaq Bagian 2
HSI 06-12 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 1
HSI 06-13 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 2
HSI 06-14 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 3

550
HSI 06-15 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 4
HSI 06-16 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 5
HSI 06-17 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 6
HSI 06-18 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 7
HSI 06-19 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 8
HSI 06-20 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 9
HSI 06-21 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 10
HSI 06-22 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 11
HSI 06-23 Beriman Dengan Amalan-amalan Malaikat Bagian 12
HSI 06-24 Beberapa Penyimpangan Dalam Hal Beriman Dengan Malaikat
HSI 06-25 Buah Beriman Dengan Malaikat-malaikat Allāh
Silsilah Beriman Kepada Kitab - Kitab Allah

Halaqah - 01 Pengertian Kitab Secara Bahasa dan Syariat


Halaqah - 02 Pentingnya Beriman Dengan Kitab-kitab Allah
Halaqah - 03 Wahyu
Halaqah - 04 Beriman Bahwasanya Kitab Ini Benar-benar Turun Dari Allah
Halaqah - 05 Beriman Dengan Nama2, Kitab2 Allah Yang Kita Ketahui Namanya
Halaqah - 06 Shuhuf Ibrahim
Halaqah - 07 Shuhuf Musa dan Kitab Az-Zabur
Halaqah - 08 At-Tauraah (Kitab Taurat) Bagian 1
Halaqah - 09 At-Tauraah (Kitab Taurat) Bagian 2
Halaqah - 10 At-Tauraah (Kitab Taurat) Bagian 3
Halaqah - 11 At-Tauraah (Kitab Taurat) Bagian 4
Halaqah - 12 Kitab Al-Injil Bagian 1
Halaqah - 13 Kitab Al-Injil Bagian 2
Halaqah - 14 Kitab Al-Injil Bagian 3
Halaqah - 15 Kitab Al-Quran Bagian 1
Halaqah - 16 Kitab Al-Quran Bagian 2
Halaqah - 17 Kitab Al-Quran Bagian 3
Halaqah - 18 Kitab Al-Quran Bagian 4
Halaqah - 19 Kitab Al-Quran Bagian 5
Halaqah - 20 Kitab Al-Quran Bagian 6
Halaqah - 21 Membenarkan kabar-kabar yang shahih
Halaqah - 22 Beramal, Ridha Dan Berserah Diri Dengan Hukum-Hukum
Halaqah - 23 Hukum Membaca Kitab-Kitab Sebelum Al Quran
Halaqah - 24 Penyimpangan-Penyimpangan Dalam Hal Iman
Halaqah - 25 Buah beriman dengan kitab-kitab Allah
Silsilah Beriman Kepada Para Rasul

Halaqah-01 Pengertian Rasulullah dan dalil-dalilnya


Halaqah-02 Perbedaan Antara Nabi Dan Rasul
Halaqah-03 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 1

551
Halaqah-04 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 2
Halaqah-05 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 3
Halaqah-06 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 4
Halaqah-07 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 5
Halaqah-08 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 6
Halaqah-09 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 7
Halaqah-10 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 8
Halaqah-11 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 9
Halaqah-12 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 10
Halaqah-13 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 11
Halaqah-14 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 12
Halaqah-15 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 13
Halaqah-16 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 14
Halaqah-17 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 15
Halaqah-18 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 16
Halaqah-19 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 17
Halaqah-20 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 18
Halaqah-21 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 19
Halaqah-22 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 20
Halaqah-23 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 21
Halaqah-24 Cara Beriman kepada Para Rasul Bagian 22
Halaqah-25 Buah Dari Beriman Kepada Para Rasul 'Alayhimussalam
Silsilah Beriman Kepada Takdir

Halaqah-01 Pengertian Al Qadha dan Al Qadar


Halaqah-02 Dalil Wajibnya Beriman Kepada Takdir Allāh
Halaqah-03 Kedudukan Iman Dengan Takdir Di Dalam Agama Islām
Halaqah-04 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 1
Halaqah-05 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 2
Halaqah-06 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 3
Halaqah-07 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 4
Halaqah-08 Cara Beriman Dengan Takdir Allah Bagian 5
Halaqah-09 Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian 1
Halaqah-10 Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian 2
Halaqah-11 Beriman Dengan Takdir dan Mengambil Sebab Bagian 3
Halaqah-12 Aliran Sesat Yang Menyimpang Di Dalam Masalah Takdir
Halaqah-13 Dua Macam Iradah Atau Keinginan Allāh
Halaqah-14 Perbedaan Iradah Kauniyah,Qadariah & Iradah Syar’iyyah Dinniyah
Halaqah-15 Beberapa Contoh Berkaitan Iradah Syar’iyyah dab Iradah Kauniah
Halaqah-16 Aliran Yang Menyimpang Di Dalam Masalah Iradah
Halaqah-17 Peran Doa Didalam Beriman Dengan Takdir Allāh
Halaqah-18 Kapan seseorang boleh beralasan dengan Taqdir
Halaqah-19 Makna Ucapan Rasulullãh ‫“ ﷺ‬Kejelekan Tidak Kepadamu

552
Halaqah-20 Amalan Hamba / Ikhtiariyah Menurut Ahlus Sunnah
Halaqah-21 Hidayah Taufik dan Kesesatan menurut Ahlus Sunnah
Halaqah-22 Aliran Menyimpang Dalam Masalah Hidayatut Taufiq & Penyesatan
Halaqah-23 Buah Beriman Dengan Takdir Bagian 1
Halaqah-24 Buah Beriman Dengan Takdir Bagian 2
Halaqah-25 Buah Beriman Dengan Takdir Bagian 3
Silsilah Sirah Nabawiyyah

Halaqah - 01 Pengertian dan Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyah


Halaqah - 02 Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 1
Halaqah - 03 Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 2
Halaqah - 04 Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 3
Halaqah - 05 Keadaan Kota Mekkah sebelum Nabi diutus Bagian 4
Halaqah - 06 Nasab Nabi ‫ﷺ‬ dan Keluarga Beliau
Halaqah - 07 Kelahiran Nabi ‫&ﷺ‬ Keluarga Beliau
Halaqah - 08 Muhammad ‫ﷺ‬ Disusui
Halaqah - 09 Pembelahan Dada Nabi ‫ﷺ‬,
Halaqah - 10 Muhammad ‫ﷺ‬ Dibawah Tanggungan Abu Thalib
Halaqah - 11 Pernikahan Muhammad ‫ ﷺ‬dengan Khadijah radiallahu anha
Halaqah - 12 Renovasi Ka’bah
Halaqah - 13 Penjagaan Allah Kepada Muhammad ‫ ﷺ‬Sebelum Kenabian Beliau
Halaqah - 14 Kabar Para Nabi Dengan Kedatangan Nabi ‫ﷺ‬
Halaqah - 15 Kenabian Muhammad ‫ﷺ‬
Halaqah - 16 Faedah Dari Hadīts Aisyah ‫عنها‬ ‫الله‬ ‫رضي‬
Halaqah - 17 Terputusnya Wahyu
Halaqah - 18 Bagaimana Wahyu Turun Kepada Rasulullãh ‫ ﷺ‬Bagian 1
Halaqah - 19 Bagaimana Wahyu Turun Kepada Rasulullãh ‫ ﷺ‬Bagian 2
Halaqah - 20 Dakwah Sirriiyyah (Sembunyi-sembunyi)
Halaqah - 21 Hikmah & Tujuan Dakwah Sirriiyyah
Halaqah - 22 Diantara Pelajaran Dakwah Sirriyah yang dilakukan Oleh Nabi ‫ﷺ‬
Halaqah - 23 Memulai Dakwah Jahriyah Atau Terang-terangan
Halaqah - 24 Beberapa Pelajaran Dari Awal Dakwah Jahriyah Bagian 1
Halaqah - 25 Beberapa Pelajaran Dari Awal Dakwah Jahriyah Bagian 2

Halaqah - 26 Beberapa Sebab Gangguan Orang-orang Quraisy


Halaqah - 27 Islamnya Beberapa Shahabat
Halaqah - 28 Ujian Setelah dakwah Jahriyah Bagian 1
Halaqah - 29 Ujian Setelah dakwah Jahriyah Bagian 2
Halaqah - 30 Ujian Bagi Kaum Muslimin Yang Lemah
Halaqah - 31 Perundingan Orang Quraisy kepada Abu Thalib
Halaqah - 32 Orang-orang Quraisy Meminta Mu'jizat
Halaqah - 33 Orang-orang Quraisy mendebat Rasulullah ‫ﷺ‬

553
Halaqah - 34 Berhijrah Ke Habasyah
Halaqah - 35 Setelah di Habasyah
Halaqah - 36 Islamnya Umar
Halaqah - 37 Kaum Muslimin diboikot di Syi’b Abi Thalib
Halaqah - 38 Meninggalnya Abi Thalib dan Khadijah
Halaqah - 39 Perjalanan dan Dakwah Rasulullãh ‫ﷺ‬ Ke Tha'if
Halaqah - 40 Isra’ dan Mi’raj Nabi ‫ﷺ‬
Halaqah - 41 Mendakwahi kabilah-kabilah yg datang berhaji
Halaqah - 42 Mendakwahi Kaum Anshar
Halaqah - 43 Bai’at 'Aqabah Pertama
Halaqah - 44 Bai’at 'Aqabah Kedua Bagian 1
Halaqah - 45 Bai’at 'Aqabah Kedua Bagian 2
Halaqah - 46 Hijrah ke Madinah Bagian 1
Halaqah - 47 Hijrah ke Madinah Bagian 2
Halaqah - 48 Hijrah ke Madinah Bagian 3
Halaqah - 49 Hijrah ke Madinah Bagian 4
Halaqah - 50 Hijrah ke Madinah Bagian 5
Silsilah Qaqwa'idul Arba'

Halaqah - 01 Pengantar dan Penjelasan


Halaqah - 02 Penjelasan Kalimat ْ َّ
‫الرحيـم‬ َ ْ َّ
‫الرحم ِن‬ ‫الله‬ ‫ب ْسـم‬
Halaqah - 03 Penjelasan Kalimat ‫الله‬ ‫أسأل‬
Halaqah - 04 Penjelasan Doa Pengarang
Halaqah - 05 Makna Istighfar dan Ketaatan
Halaqah - 06 Makna Al Hanifiah dan Tujuan Diciptakannya Manusia
Halaqah - 07 Tidak Dinamakan Ibadah Kecuali Dengan Tauhid
Halaqah - 08 Syirik Bercampur Ibadah Akan Merusak Ibadah
Halaqah - 09 Qa'idah Pertama Bagian 1
Halaqah - 10 Qa'idah Pertama Bagian 2
Halaqah - 11 Qa'idah Pertama Bagian 3
Halaqah - 12 Qa'idah Yang Kedua Bagian 1
Halaqah - 13 Qa'idah Yang Kedua Bagian 2
Halaqah - 14 Qa'idah Yang Kedua Bagian 3
Halaqah - 15 Qa'idah Yang Kedua Bagian 4
Halaqah - 16 Qa'idah Yang Kedua Bagian 5
Halaqah - 17 Qa'idah Yang Kedua Bagian 6
Halaqah - 18 Qa'idah Yang Kedua Bagian 7
Halaqah - 19 Qa'idah Yang Kedua Bagian 8
Halaqah - 20 Qa'idah Yang Kedua Bagian 9
Halaqah - 21 Qa'idah Yang Ketiga Bagian 1
Halaqah - 22 Qa'idah Yang Ketiga Bagian 2
Halaqah - 23 Qa'idah Yang Ketiga Bagian 3
Halaqah - 24 Qa'idah Yang Ketiga Bagian 4

554
Halaqah - 25 Qa'idah Yang Keempat
Silsilah Nawaqidhul Islam

Halaqah - 01 Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 1


Halaqah - 02 Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 2
Halaqah - 03 Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 3
Halaqah - 04 Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 4
Halaqah - 05 Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 5
Halaqah - 06 Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 6
Halaqah - 07 Pengantar Penjelasan Kitab Nawaqidhul Islam Bagian 7
Halaqah - 08 Penjelasan Kaidah Yang Pertama Bagian 1
Halaqah - 09 Penjelasan Kaidah Yang Pertama Bagian 2
Halaqah - 10 Penjelasan Kaidah Yang Pertama Bagian 3
Halaqah - 11 Penjelasan Kaidah Yang Pertama Bagian 4
Halaqah - 12 Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 1
Halaqah - 13 Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 2
Halaqah - 14 Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 3
Halaqah - 15 Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 4
Halaqah - 16 Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 5
Halaqah - 17 Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 6
Halaqah - 18 Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 7
Halaqah - 19 Penjelasan Kaidah Yang Kedua Bagian 8
Halaqah - 20 Penjelasan Kaidah Yang Ketiga Bagian 1
Halaqah - 21 Penjelasan Kaidah Yang Ketiga Bagian 2
Halaqah - 22 Penjelasan Kaidah Yang Ketiga Bagian 3
Halaqah - 23 Penjelasan Kaidah Yang Ketiga Bagian 4
Halaqah - 24 Penjelasan Kaidah Yang Keempat Bagian 1
Halaqah - 25 Penjelasan Kaidah Yang Keempat Bagian 2
Halaqah - 26 Penjelasan Kaidah Yang Kelima
Halaqah - 27 Penjelasan Kaidah Yang Keenam Bagian 1
Halaqah - 28 Penjelasan Kaidah Yang Keenam Bagian 2
Halaqah - 29 Penjelasan Kaidah Yang Keenam Bagian 3
Halaqah - 30 Penjelasan Kaidah Yang Ketujuh Bagian 1
Halaqah - 31 Pembatal keislaman yang ke 7 bagian 2
Halaqah - 32 Pembatal keislaman yang ke 7 bagian 3
Halaqah - 33 Pembatal keislaman yang ke 7 bagian 4
Halaqah - 34 Pembatal keislaman yang ke 7 bagian 5
Halaqah - 35 Pembatal keislaman yang ke 8 bagian 1
Halaqah - 36 Pembatal keislaman yang ke 8 bagian 2
Halaqah - 37 Pembatal keislaman yang ke 8 bagian 3
Halaqah - 38 Pembatal keislaman yang ke 9 bagian 1
Halaqah - 39 Pembatal keislaman yang ke 9 bagian 2
Halaqah - 40 Pembatal keislaman yang ke 9 bagian 3

555
Halaqah - 41 Pembatal keislaman yang ke 9 bagian 4
Halaqah - 42 Pembatal keislaman yang ke 9 bagian 5
Halaqah - 43 Pembatal keislaman yang ke 10 bagian 1
Halaqah - 44 Pembatal keislaman yang ke 10 bagian 2
Halaqah - 45 Pembatal keislaman yang ke 10 bagian 2
Halaqah - 46 Pembatal keislaman yang ke 10 bagian 3
Halaqah - 47 Penutup Kitab Pembatal Keislaman bagian 1
Halaqah - 48 Penutup Kitab Pembatal Keislaman bagian 2
Halaqah - 49 Penutup Kitab Pembatal Keislaman bagian 3
Halaqah - 50 Penutup Kitab Pembatal Keislaman bagian 4

556

Anda mungkin juga menyukai