Anda di halaman 1dari 7

http://www.ikhwansunnah.net/2018/01/pengagungan-terhadap-ilmu-bagian-1.

html

PENGAGUNGAN TERHADPA ILMU

Telah berkata Syaikh Dr. Shalih bin Abdillah bin Hamd Al-‘Ushoimiy hafizhahullah di dalam Muqaddimah
kitab “Khulashah Ta’zhimil ‘Ilmi” bahwa “Banyak Sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan
pengagungan dia terhadap ilmu itu sendiri”. “Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan
terhadap ilmu maka hati tersebut pantas menjadi tempat ilmu tersebut”.

Sebaliknya, “Barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu maka akan semakin berkurang
bagiannya”.

Kemudian beliau menyebutkan 20 Perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu:

1. Membersihkan Tempat Ilmu – (yaitu Hati)

Diantara bentuk pengagungan terhadap ilmu adalah memebrsihkan tempat ilmu. Apabila hati kita
bersih maka ilmu akan berkenan masuk, apabila semakin bersih maka semakin mudah menerima
ilmu tersebut. Dan hal yang mengotori hati dan menjadikan ilmu sulit masuk adalah kotoran Syahwat
dan Kotoran Syubhat.

2. Mengikhlaskan Niat

Diantara bentuk pengagungan terhdap ilmu adalah mengikhlaskan niat karena Allah didalam
menuntut nya.

Sesuai dengan keikhlasan seseorang maka dia akan mendapatkan ilmu. Dan Niat yang ikhlas didalam
mencari Ilmu apabila niatnya :

1. Mengangkat kebodohan dari diri sendiri

2. Mengangkat kebodohan dari orang lain

3. Menghidupkan ilmu dan menjaganya supaya tidak punah

4. Mengamalkan ilmu
3. Mengumpulkan Tekad untuk menuntutunya.

Meminta pertolongan kepada Allah dan tidak merasa lemah

Sebagaimana dalam hadist:


َ َ ‫ََْ َ َ ْ َ ْ ه‬ ‫ْ ْ َى‬
ْ ‫اَّلل َوال ت ْع ِجز‬
ِ ‫ص عَل َما ينف ُعك واست ِعن ِب‬ ‫اح ِر‬

“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah pada Allah, dan
jangan malas (patah semangat).” (HR. Muslim no. 2664).

Baca Selengkapnya : https://rumaysho.com/3725-teladan-ulama-terus-semangat-dalam-


belajar.html

“Hendaklah engkau semangat melakukan apa yang bersemangat untuk dirimu dan memohonlah
pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah”. (HR. Muslim)

Dahulu Imam Ahmad Bin Hambal, terkadang ingin keluar dari rumahnya untuk menghadiri majelis
ilmu gurunya sebelum datang waktu subuh, dan sebagian dari mereka membaca sahih AL Bukhori
kepada gurunya dalam 3 masjelis / 3 pertemuan. Ini semua menunjukkan bagaimana semangat dan
tekad para pendahulu kita di dalam menuntut ilmu.

4. Memusatkan semangat untuk mempelajari Al-Qur’an dan AL Hadist, karena inilah asal dar ilmu itu
sendiri.

----HSI 2 ----

5. Menempuh Jalan yang benar didalam menutut ilmu agama

Orang yang salah cara di dalam menuntut ilmu maka dia tidak akan mendapatkan keinginannya, atau
memdapatkan sedikit disertai rasa lelah yang sangat.

Dan cara yang benar didalam mempelajari cabang ilmu:

1. Dengan menghafal sebuah matan kitab yang menyeluruh dan dia mengumpulkan perkara-
perkara yang raajih atau yang dikuatkan menurut para ulama dibidang tersebut.

2. mempelajari ilmu tersebut dari seorang yang ahli yang bisa dijadikan teladan dan dia mampu
mengajar.

6. Mendahulukan ilmu yang paling penting, kemudian yang setelahnya dan setelahnya.

Dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan ibadah seseorang kepada Allah,
dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan Al – Ubudiyah seseorang kepada
Allah Azza wa Jalla, seperti ilmu Akidah, Ilmu tata cara wudhu, tata cara shalat dll
7. Bersegera untuk mendapatkan ilmu, dan memanfaatkan waktu muda, karena waktu muda adalah
waktu yang emas untuk mempelajari ilmu agama

Berkata al hasan al basri rahimuallah


ْ ْ َّ ‫ِّ َ ى‬ ُ ُّ َ َّ
‫ش ِ يف ال َح َج ِر‬
ِ ‫التعلم ِ يف الصغ ِر كالنق‬

Artinya : “Menurut Ilmu diwaktu kecil seperti mengukir di batu”

Adapun apabila sudah tua maka kebanyakan manusia akan memiliki banyak kesibukan, pikiran dan
memiliki banyak koneksi kalau dia bisa mengatasi itu semua maka Insyaa Allah dia akan mendapkan
ilmu”.

Para sahabat nabi sallahualaihi wassalam dahulu mempelajari agama dan mereka sudah berumur

8. Pelan-pelan didalam menuntut ilmu

Karena menuntut ilmu ilmu tidak bisa dilakukan serta merta sekali jalan tetapi diambil ilmu secara
pelan-pelan dengan memulai kitab-kitab yang ringkas, menghafal dan memahami maknanya dan
jangan kita memulai menuntut ilmu dengan membaca kitab – kitab yang panjang.

--- HSI 3 ---

9. Sabar dalam menuntut ilmu dan menyampaikan ilmu

- Menghafal membutuhkan kesabaran


- Memahami membutuhkan kesabaran
- Menhadiri majelis ilmu membutuhkan kesabaran
- Menjaga Hak seorang guru Membutuhkan kesabaran

Berkata Yahya Ibnu Abi Katsirin

َ َ َ ُ ََ ْ ُ
‫الج ْسم‬
ِ ‫ال يستطاع العلم ِبراح ِة‬
“Tidak didapatkan ilmu dengan badan yang berleha-leha”

Demikian pula menyampaikan dan mengajarkan ilmu perlu kesabaran


Memahamkan mereka perlu kesabaran, demikian pula menghadapu kesalahan kesalahan mereka
perlu kesabaran.
10. Memperhatikan adab adab ilmu

Ilmu yang bermanfaat didapatkan deantaranya dengan memperthatikan adab.

Dan adab disini mencakup , Adab terhadap diri di dalam pelajaran , adab terhadap guru dan teman
dll, Orang yang beradab didalam ilmu berarti dia mengaungkan ilmu, maka dia dapat dipandang
sebagai seorang yang berhak untuk mendapatkan ilmu tersebut. Adapun orang yang tidak beradab,
maka dikhawatirkan ilmu akan sia sia bila disampaikan kepadanya.

Berkata ibnu sirin:


ْ َ
‫الهد َي كما يتعلمون العلم‬ ‫كانوا يتعلمون‬
Kanu Yatak al lamuna al hadiyah kama yatak allamuna al ilma

“dahulu mereka mempelajari adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu”,

bahkan sebagian salaf mendahulukan mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu.


Dan banyak diantara penuntut ilmu yang tidak mendapatkan ilmu karena dia menyianyiakan adab

11. Menjaga ilmu dari apa yang menjelekkannya

hendaknya seoran penuntut ilmu menjaga wibawanya.


Karena apabila dia melakukan sesuatu yang merusak waibawanya, sebagai seorang penuntut ilmu,
berarti dia telah merendahkan ilmu, seperti terlalu banyak menoleh di jalan, berteman akrab
dengan oran orang fasik dll

12. Memilih teman yang soleh

Seorang penuntut ilmu perlu teman yang membantu untuk mendapatkan ilmu dan bersungguh
sungguh. Teman yang tidak baik akan memberikan pengaruh yang tidak baik.

Rasullullah sallahu alaihi wassalam bersabda:

‫الرجل عَل دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل‬


“arrajulu ala dinnik kholinihi fal yannur ahadukum mayyu kholil”

“seorang berada diatas agama teman akrabnya, maka hendaklah sala seorang diantara kalian
melihat dengan siapa dia berteman akrab”. (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud, dan At-
Tirmizi).
--- HSI 4 ---

13. Berusaha Keras didalam menghafal ilmu bermuzaakarah dan bertanya.

Belajar dari seorang guru tidak banyak manfaatnya jika tidak menghafal bermudjakarah dan
bertanya.

Menghafal berkaitan dengan diri sendiri,


Bermudjakarah adalah mengulang kembali bersama teman
Bertanya maksuddnya adalah bertanya kepada sang guru

Berkata Syaikh Al-'Utsaimin rahimahullah :

‫حفظنا قليال وقرأنا كثيا فانتفعنا بما حفظنا ر‬


‫أكي من انتفاعنا بما قرأنا‬ ‫ر‬
“hafidz na kolilan,wakarakna khatrian , fan tafakna bima hafidzna, aktsara min intifak ina bima
korokna”

“ kami menghafal sedikit, dan membaca banyak maka kami mengambil manfaat dari apa yang kami
hafal lebih banyak dari pada apa yang kami baca”,

dan dengan bermuzaakarah akan hidup ilmu di dalam jiwa, dan dengan bertanya akan terbuka
perbendaharaan ilmu.

14. Menghormati ahli ilmu

Rasulullah sallallahu alaihi wassalam, bersabda :

‫صغينا ويعرف لعالمنا حقه‬ ‫كبينا ويرحم‬ ّ


‫ر‬ ‫أمت من لم يجل ر‬
‫ليس من ي‬
“laisa min ummati, mallam yu jilla, kabirona wa yrahma, sughirona wayaarif, lialimina hakkohu”

“Bukan termasuk ummatku orang yang tidak menghoramati yang lebih tua dan menyayangi yang
lebih muda dan mengetahui hak bagi seorang alim,” (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Imam Ahmad
di dalam musnad beliau)

Maka seorang murid harus memiliki rasa tawadhu’ kepada gurunya, menghadap beliau dan tidak
menoleh, menjaga adab berbicara, dan tidak berlebihlebihan didalam memuji beliau, mendokan
beliau, mengucapkan terimkasih kepada beliau atas pengaajaran beliau, menampakan rasa
butuhnya terhadap ilmu beliau, tidak menyakiti beliau dgn ucapan dan perbuatan, serta berlemah
lembut ketika mengingatkan kesalahan beliau.
Disana ada 6 perkara yang harus dia jaga apabila melihat kesalahan seorang guru.

1. meneliti terlebih dahulu apakah benar kesalahan tersebut keluar dari seorang guru
2. meneliti apakah itu memang sebuah kesalahan dan ini tugas ahlul ilmi
3. tidak boleh mengikuti kesalahan tersebut.
4. memberikan udzur kepada sang guru dengan alasan yang benar
5. memberikan nasihat dengan lembut dan rahasia
6. menjaga kehormatan seorang guru, dihadapan kaum muslimin yang lain

15. Mengembalikan sebuah permasalahan kepada Ahlinya,

Orang yang mengagungkan ilmu, mengembalikan permasalahan kepada ahli ilmmu dan tidak
memaksakan dirinya terhadap sesuatu yang dia tidak mampu. Karena dikhawatirkan takut
berbicara tampa ilmu, khususnya peristiwa peristiwa yang besar, yang terjadi yang berkaitan
dengan urusan umat dan orang banyak, mereka para ulama memiliki ilmu dan pengalaman maka
hendaklah kita husnudzon kepada mereka dan apabila ulama berselisih maka lebih hati hatinya
seseorang mengambil ucapan mayoritas mereka.

16. Menghormati majelis ilmu dan kitab

Hendaklah beradab ketika ber majelis, melihat kepada gurunya tidak menoleh tanpa keperluan,
tidak banyak bergerak dan memainkan tangan dan kakinya, tidak bersandar dihadapan seorang
guru, tidak bersandar dengan tangannya, tidak berbicara dengan orang yangdi sampingnya, dan
apabila bersin berusaha untuk merendahkan suaranya,apabila menguap berusaha untuk
meredamnya, atau menutup dengan mulutnya, dan hendaknya juga menjaga kitab dan
memuliakannya, tidak menjadikan kitab sebagai tempat simpanan barang barang, tidak bersandar
diatas kitab, tidak meletakkan kitab dikakinya, dan aapabila dia membaca kitab dihadapan seorang
guru, hendaklah dia mengangkat kitab tersebut, dan tidak meletakkan kitab tersebut di tanah.
--- HSI 5 ---

17. Membela Ilmu dan Menolongnya

Ilmu Memiliki Kehormatan yang mengharuskan penuntutunya dan ahlinya untuk membela dan
menolongnya bila ada yang berusaha untuk merusaknya, oleh karena itu para ulama membantah
orang yang menyimpang bila jelas penyimpangannya dari syariat siapapun dia yang demikian untuk
menjaga agama dan menasehati kaum muslimin, mereka memboikot seorang muktadik yaitu sorang
yang membuat bidah dalam agama, tidak mengambil ilmu dari mereka kecuali dalam keadaan
terpaksa dan lain lain, semuanya dilakukan untuk menjaga ilmu dan membelanya

18. Berhat - hati dalam bertanya kepada para ulama

Seorang penuntut ilmu hendaknya memperhatikan 4 perkara di dalam bertanya:

1. Bertanya untuk belajar bukan Ingin mengeyel, karena orang yang niatnya tidak baik didalam
bertanya akan dijauhkan dari berkah ilmu itu sendiri.
2. Bertanya tentang sesuatu yang bermanfaat,
3. Melihat keadaan gurunya, tidak bertanya kepada sang guru apabila guru dalam keadaan tidak
kondusif untuk menjawab pertanyaan.
4. Memperbaiki cara bertanya, seperti menggunakan kata kata yang baik, mendoakan untuk sang
guru sebelum bertanya, menggunakan panggilan penghormatan dan lain lain.

19. Cinta yang sangat kepada ilmu

Tidak mungkin seseorang mencapai derajat ilmu kecuali apabila kelejatan dia yang paling besar ada
di dalam ilmu, dan kelejatan ilmu bisa didapatkan dengan 3 perkara :

1. mengeluarkan segenap tenaganya, dan kesungguhannya untuk belajar


2. kejujuran didalam belajar
3. keikhlasan niat

20. Menjaga waktu di dalam ilmu

Seorang penuntut ilmu tidak menyianyiakan waktunya sedikit pun, menggunakan waktu untuk
ibadah, dan mendahulukan yang afdhal diantara amalan amalan

Sebagian salaf dahulu ada yang muridnya membaca kitab kepada beliau sedangkan beliau dalam
keadaan makan, yang demikian adalah untuk menjaga waktunya jangan sampe tersia sia dari
menuntut ilmu.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Anda mungkin juga menyukai