muslim.or.id /29935-penyebab-tidak-berkahnya-ilmu.html
Menuntut ilmu harus ikhlas, bukan untuk sombong dan mendapatkan pujian manusia. Seseorang akan
mendapatkan ganjaran sesuai niatnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إ ﻧ ﻤﺎ ا ﻷ ﻋ ﻤﺎ ل ﺑﺎ ﻟ ﻨ ﯿ ﺔ و إ ﻧ ﻤﺎ ﻟ ﻜ ﻞ ا ﻣ ﺮ ء ﻣﺎ ﻧ ﻮ ى
“Sesungguhnya amal itu sesuai dengan niatnya. Setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia
niatkan.“[1]
Hendaknya kita perbaiki niatkan dan selalu intropeksi diri baik di awal maupun di tengah-tengah amal kita karena
hati dan niat manusia bisa dengan mudah berbolak-balik.
ﻣﺎ ﻋﺎ ﻟ ﺠ ﺖ ﺷ ﯿ ﺌﺎ أ ﺷ ﺪ ﻋ ﻠ ﻲ ﻣ ﻦ ﻧ ﯿ ﺘ ﻲ ؛ ﻷ ﻧ ﻬﺎ ﺗ ﺘ ﻘ ﻠ ﺐ ﻋ ﻠ ﻲ
“Tidaklah aku berusaha untuk mengobati sesuatu yang lebih berat yaitu meluruskan niatku, karena niat itu
senantiasa berbolak-balik.” [2]
1/3
إَذا َﺣَﺪَث َﻟﻚ ِﻋﻠٌْﻢ َﻓﺄَْﺣِﺪْث ِﻓﯿِﻪ ِﻋَﺒﺎَدًة َوَﻻ َﯾُﻜْﻦ َﻫ ُﱠﻤﻚ َأْن ُﺗَﺤِﱠﺪث ِﺑِﻪ اﻟَﻨﱠﺎس
“Apabila kamu mendapat ilmu, maka munculkanlah keinginan ibadah padanya. Jangan sampai keinginanmu hanya
untuk menyampaikan kepada manusia.”[3]
Maaf, berikut contoh praktik menuntut ilmu dengan adab yang kurang baik:
-Terlambat datang dan tidak minta izin dahulu, tetapi kalau gurunya terlambat langsung ditelpon atau SMS: “ustadz
kajiannya jadi tidak?”
-Kalau tidak datang, tidak izin dahulu (untuk kajian yang khusus) dan kajian datang semaunya
-ketika kajian terlalu banyak memainkan HP dan gadget tanpa ada keperluan
-Terlalu Fokus ke Ilmu saja tanpa memperhatikan adab, niatnya hanya ingin memiliki kedudukan yang tinggi di
masyarakat serta lupa memperhatikan dan mencontoh adab dan akhlak gurunya.
Contoh adab dalam menuntut ilmu adalah tenang dan fokus ketika di majelis ilmu. Ahmad bin Sinan menjelaskan
mengenai majelis Abdurrahman bin Mahdi, guru Imam Ahmad, beliau berkata,
“Tidak ada seorangpun berbicara di majelis Abdurrahman bin Mahdi, tidak ada seorangpun yang berdiri, tidak ada
seorangpun yang mengasah/meruncingkan pena, tidak ada yang tersenyum.”[4]
Ilmu itu didatangi, bukan mendatangi kita. Tidak bijak jika secara total kita hanya mengandalkan belajar lewat sosial
media yang ilmu tersebut datang kepada kita dengan sendirinya. Ulama dahulu menjelaskan,
ا ﻟ ﻌ ﻠ ﻢ ﯾ ﺆ ﺗ ﻰ و ﻻ ﯾﺄ ﺗ ﻲ
Yaitu menuntut ilmu agama tidak teratur dan tidak berurutan sesuai arahan guru. Perhatikan nasihat Syaikh
Muhammad Shalih bin Al-‘Utsaimin rahimahullahu berikut:
ﻓﻲ اﻷﺟﺮوﻣﯿﺔ: ﻓﻤﺜًﻼ ﺑﻌﺾ اﻟﻄﻼب ﯾﻘﺮأ ﻓﻲ اﻟﻨﺤﻮ، وﯾﻘﻄﻊ ﻋﻠﯿﻪ اﻷﯾﺎم ﺑﻼ ﻓﺎﺋﺪة، أو ﻣﻦ ﻛﻞ ﻓﻦ ﻗﻄﻌﺔ ﺛﻢ ﯾﺘﺮك؛ ﻷن ﻫﺬا اﻟﺬي ﯾﻀﺮ اﻟﻄﺎﻟﺐ،أﻻ ﯾﺄﺧﺬ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻛﺘﺎب ﻧﺘﻔﺔ
و ﻫ ﻜ ﺬ ا ﻓ ﻲ، و ﻣ ﺮ ة ﻓ ﻲ ﺷ ﺮ ح ا ﻟ ﻤ ﻬ ﺬ ب، و ﻣ ﺮ ة ﻓ ﻲ ا ﻟ ﻤ ﻐ ﻨ ﻲ، و ﻣ ﺮ ة ﻓ ﻲ ﻋ ﻤ ﺪ ة ا ﻟ ﻔ ﻘ ﻪ، ﻣ ﺮ ة ﻓ ﻲ ز ا د ا ﻟ ﻤ ﺴ ﺘ ﻘ ﻨ ﻊ: و ﻛ ﺬ ﻟ ﻚ ﻓ ﻲ ا ﻟ ﻔ ﻘ ﻪ.. . و ﻣ ﺮ ة ﻓ ﻲ ا ﻷ ﻟ ﻔ ﯿ ﺔ، و ﻣ ﺮ ة ﻓ ﻲ ﻣ ﺘ ﻦ ﻗ ﻄ ﺮ ا ﻟ ﻨ ﺪ ي
وﻟﻮ ﺣﺼﻞ ﻋﻠﻤًﺎ ﻓﺈﻧﻪ ﯾﺤﺼﻞ ﻣﺴﺎﺋﻞ ﻻ أﺻﻮًﻻ، ﻫﺬا ﻓﻲ اﻟﻐﺎﻟﺐ ﻻ ﯾﺤﺼُﻞ ﻋﻠﻤًﺎ، وﻫﻠﻢ ﺟﺮا،ﻛﻞ ﻛﺘﺎب
“Janganlah mempelajari buku sedikit-sedikit, atau setiap cabang ilmu sepotong-sepotong kemudian
meninggalkannya, karena ini membahayakan bagi penuntut ilmu dan menghabiskan waktunya tanpa faidah,
2/3
Misalnya:
Sebagian penuntut ilmu memperlajari ilmu nahwu, ia belajar kitab Al-Jurumiyah sebentar kemudian berpindah ke
Matan Qathrun nadyi kemudian berpindah ke Matan Al-Alfiyah. Demikian juga ketika mempelajari fikih, belajar
Zadul mustaqni sebentar, kemudian Umdatul fiqh sebentar kemudian Al-Mughni kemudian Syarh Al-Muhazzab, dan
seterusnya. Cara seperti Ini umumnya tidak mendapatkan ilmu, seandainya ia memperoleh ilmu, maka ia tidak
memperoleh kaidah-kaidah dan dasar-dasar.”[5]
@Yogyakarta Tercinta
Catatan kaki:
Dukung pendidikan Islam yang berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus shalih
dengan mendukung pembangunan SDIT YaaBunayya Yogyakarta http://bit.ly/YaaBunayya
Bidah, Hukum Isbal, Hukum Cadar, Qunut Nazilah, Syarat Puasa, Wahabi Adalah, Puasa Bulan Sya'ban , Wahabi Itu
Apa, Hukum Asuransi Dalam Islam , Cara Adzan , Imam Al Ghazali , Hasad, Shalat Sunnah Fajar , Tayammum, Keutamaan
Membaca Alquran, Islam Itu Indah, Syukur, Ayyamul Bidh, Munafik, Doa Minum Air Zamzam
Kembali ke atas
3/3